antropologi ke 2

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhlus sosial tidak bisa melepaskan diri dari lingkungan dimana ia tinggal balik dalam hubungannya dengan sesama manusia yang bersifat sosial, politik, ekonomi ataupun budaya. Dalam kehidupan sehari- hari antara individu dengan lingkungan tersebut terjalin keselarahan, keseimbangan dan keharmonisan agar terwujud kehidupan yang aman dan sejahtera. Kodisi-kondisi itu akan tercipta manakala bersumber dan didasari nilai-nilai luhur, sehingga akan menghasilkan buah yang baik. Misalnya, dalam hal ini dimensi budaya yang merupakan produk karsa, rasa dan cipta manusia. Perkembangan teknologi informasi dalam era globalisasi dewasa ini, secara tidak langsung akan mempengaruhi dinamika seni budaya. Tradisi seni budaya merupakan tradisi yang tidak lepas dari ikatan nilai sosio-kultural, mulai terkoyak oleh perkembangan zaman lewat arus teknologi informasi. Ikatan nilai sosio- kultural beralih ke dalam ikatan individu-kultural.

Upload: dina-azzahra-achmad

Post on 24-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

antropologi

TRANSCRIPT

Page 1: Antropologi Ke 2

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhlus sosial tidak bisa melepaskan diri dari lingkungan dimana ia tinggal balik dalam hubungannya dengan sesama manusia yang bersifat sosial, politik, ekonomi ataupun budaya. Dalam kehidupan sehari-hari antara individu dengan lingkungan tersebut terjalin keselarahan, keseimbangan dan keharmonisan agar terwujud kehidupan yang aman dan sejahtera. Kodisi-kondisi itu akan tercipta manakala bersumber dan didasari nilai-nilai luhur, sehingga akan menghasilkan buah yang baik. Misalnya, dalam hal ini dimensi budaya yang merupakan produk karsa, rasa dan cipta manusia.

Perkembangan teknologi informasi dalam era globalisasi dewasa ini, secara tidak langsung akan mempengaruhi dinamika seni budaya. Tradisi seni budaya merupakan tradisi yang tidak lepas dari ikatan nilai sosio-kultural, mulai terkoyak oleh perkembangan zaman lewat arus teknologi informasi. Ikatan nilai sosio-kultural beralih ke dalam ikatan individu-kultural. Orientasi terhadap kepentingan sosial masyarakat beralih menjadi kepentingan individu yang fungsional. Keris (tosan aji) yang dulu merupakan karya tradisi yang punya ikatan sosio-kultural kini bergeser oleh kepentingan individu kultural.

BAB 2Pembahasan

A. Makhluk Manusia di antara Makhluk-makhluk LainDipandang dari sudut biologi, manusia hanya merupakan satu jenis mahkluk di

antara lebih dari sejuta makhluk lain, yang pernah atau masih menduduki alam duni ini. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, diantaranya yang terkenal adalah Charles Darwin, mengumumkan teori mereka tentang proses evolusi biologi. Menurut teori itu, bentuk hidup tertua di muka bumi ini, terdiri dari makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana seperti protoza. Dalam jangka waktu beratus-ratus juta tahun lamanya timbul dan berkembang bentuk-bentuk hidup berupa makhluk-makhluk

Page 2: Antropologi Ke 2

dengan organisme yang makin lama makin kompleks, dan dalam waktu terakhir ini telah berkembang atau berevolusi makhluk-makhluk seperti kera manusia.

Untuk mngetehaui ragam jenis mahkluk hidup yang ada di muka bumi ini, para ahli biologi telah membuat suatu sistem klasifikasi semua makhluk yang telah mendapat tempat sewajarnya berdasarkan atas morfologi dan organismenya, Sama halnya dengan beribu-ribu macam makhluk lain, manusia juga meyusui keturunannya; dan berdasarkan atas ciri itulah manusia dikelaskan bersama makhluk-makhluk lain tersebut kedalam satu golongan, yaitu kelas binatang menyusui, atau mamalia.

B. Evaluasi Ciri-ciri Biologi1. Sumber Ciri-ciri Organisme Fisik

Dalam proses evaluasi itu, bentuk-bentuk makhluk yang baru timbul sebagai proses pencabangan dari bentuk-bentuk makhluk yang lebih tua. Dalam proses tersebut ciri-ciri biologis yang baru berwujud pada organisme suatu makhluk tertentu menyebabkan terjadinya bentuk yang agak berbeda dari dari bentuk organisme induk yang lama. Bentuk baru tadi terus berubah, dan dalam jangka waktu yang cukuplama perbedaan bentuk tersebut makin besar.

Dimanakah letak sumber dan ciri-ciri biologi yang menyebabkan berbagai ciri organisme lahir, dan bagaimanakah ciri-ciri biologi itu dapat berubah? Menurut para ahli biologi ciri-ciri biologi itu termaksud di dalam gen, atau dalam bahasa inggris disebut gene. Organisme dari semua mejadi sampai sepuluh triliun (10.000.000.000.000) banyaknya. Bentuk serta macam dari ke-10 sel itu berbeda menurut fungsi dan tugasnya masing-masing dalam organ. Meskipun begitu, setiap sel mempunya inti yang sama. Setiap inti sel manusia misalnya, terdiri dari 46 bagian berupa ulat-ulat kecil yang terdiri dari serat-serat berspiral. Ulat-ulat kecil itu disebut oleh para ahli biologi kromosom; pada kromosom-kromosom inilah terletak beribu-ribu pusat kekuatan dengan berbagai macam struktur biokimia yang khas, yang menjadi sebab dari segala ciri organisme makhluk yang bersangkutan. Satu pusat kekuatan itulah yang disebut gen. Satu gen atau kombinasi dari beberapa gen, menjadi penyebab dari satu ciri lahir dari organisme, sedangkan ada pula satu gen yang menjadi penyebab dari adanya beberapa ciri lahir. Sebenarnya para ahli biologi belum lama berselang mengembangkan alat untuk mengobservasi dan meneliti gen manusia yaitu mikroskop elektron, yang memiliki daya membesarkan hingga dua juta kali kemampuan mata manusia. Pengetahuan para ahli mengenai gen itu mulai berasal dari penelitian terhadap seekor makhluk yang mempunyai suatu susunan inti sel sangat sederhana, yaitu lalat, terkenal dengan nama ilmiah drosophilia melanogaster. Lalat ini hanya memiliki delapan kromoson dalam inti selnya.

Pada waktu konsepsi, apabila sel sperma berpadu dengan sel telur, maka akan terjadi suatu sel buah atau zygote. Seluruh tubuh organisme baru akan timbul dari zygote tadi dengan, suatu proses yang disebut mitosis. Tiap-tiap kromosom akan membelah menjadi dua sehinggal timbul dua sel baru. Kedua sel baru tadi, melalui proses yang sama, akan menjadi empat sel baru, kemudia keempat sel baru tadi, melalui proses sel yang sama akan mejadi delapan sel, dan demikian seterusnya hingga terjadi beberapa triliun sel yang merupakan bahan dan suatu organisme

Page 3: Antropologi Ke 2

lengkap.Proses mitosis bagi semua sel itu sama aja, kecuali pada sel-sel gamete, atau sel-sel kelmain (yaitu sel-sel sperma laki-laki dan sel telur pada wanita). Di sini sel baru tidak timbul karena pembelahan diri tiap kromosom, tetapi karena pemisahan dari ke-46 kromosom menjadi dua golongan, A dan A1 yang masing-masing terdiri dari dari 23 kromosom, dan masuk kedalam dua sel kelamin yang berbeda. Saat ini merupakan saat yang sangat penting karena di sini banyak gen yang menentukan berbagai ciri tertentu dari organisme, yang akan masuk sel kelamin A atau A1, semua terjadi secara kebetulan belaka. Dengan demikian menjadi jelas bahwa hanya sebagian dari ciri-ciri ayah yang secara kebetulan ada dalam sperma akan mebuahi sel telr ibu, dan hanya sebagian dari ciri-ciri ibu yang secara kebetulan berada dalam sel telur akan dibuahi akan mejadi bahan bagi organisme keturunan yang baru. Dari ciri-ciri ayah dan ibu uang kebetulan dibawa oleh sel-sel kelamin tadi, tidak semua akan tampak dalam organisme baru tetapi hanya ciri-ciri pada gen yang kuat saja atau dominan, yang akan tampak, sedangkan ciri-ciri pada gen yang tidak kuat, atau resesif, tidak. Misalnya ayah mempunyai gen ranbur kejur (lurus dan kaku) yang resesif, maka anak akan mempunyai rambut keriting. Dengan demikian anggapan populer yang mnegira bahwa kalu rambur keriting dari ayah bercampur dengan rambut kejur dari ibu maka anak akan mendapat rambut setengah keriting-kejur, adalah sama salah sama sekali. Anggapan populer itu disebabkan karena orang awam yang tidak mengetahui proses penurunan ciri-ciri organisme mengira bahwa ciri-ciri itu diturunkan melalui darah, dan bahwa dua dua macam ciri yang berbeda dari ayah dan ibu juga akan tercampur melalui darah itu. Anggapan bahwa ciri-ciri tubuh tidak diturunkan melalui darah, tetapi melalui saluran lain, sebenarnya telah lebih dari seabad lamanya diajukan oleh seorang pendeta bangsa Austria bernama Gregor Mendel, yang hidup dalam suatu biara di Moravia. 2. Perubahan dalam Proses Keturunan

Dari uraian di atas terbukti bahwa suatu ciri yang berasal dari suatu nenek moyang laki-laki atau perempuan tidak pernah dapat “dicampur”, tetapi selalu tetap dapat tersimpan dalam gen yang diturunkan dan disebarkan kepada berpuluh-puluh generasi, bahkan beratus-ratus generasi berikutmya; hanya kekuatan dari gen lain yang dominan akan menyebabkan bahwa ciri0ciri tersebut manusia yang mula-mula berasal dari sepasang nenek moyang, dalam proses berkembang biak selalui mulai juga menunjukkan perbedaan ciri-ciri. Tentu timbil pertanyaan, apakan sebenarnya sumber kekuatan yang menyebabkan proses percabangan (timbulnya ciri-ciri baru dan terjadinya organisme-organisme baru) itu apabila gen dari nenek moyang masing-masing tetap tersimpan? Percabangan itu terjadi karena beberapa proses evaluasi yang menurut analisis para ahli biologi dapat dibagi kedalam tiga golongan: (a) proses mutasi; (b) proses seleksi dan adaptasi; dan (c) proses mengilangnya gen secara kebetulan (random genetic drift).

Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisme. Suatu ketika gen yang telah lama diturunkan dari generasi ke generasi beribu-ribu tahun lamanyan saat terbentuk pada zygote yang baru, dapat berubah sedikit sifatnya. Akoibatnya indiviu baru yang tumbuh dari zygote tadi akan dapat suatu ciri tubuh baru yang tidak ada

Page 4: Antropologi Ke 2

pada nenek moyangnya. Sebab-sebab sebenarnya dari kekuatan evolusi ini rupa-rupanya belum diketahui oleh para ahli biologi. Seleksi dan adaptasi adalah suatu proses evolusi yang berasal dari alam sekitar. Dasar-dasar dari proses ini telah sejak lama diuraikan oleh Charles darwin. Menurut para ahli sekarang, banyak ciri baru yang terjadi karena mutasi pada kelompok-kelompok manusia, sering terbukti lebih cocok dengan alam sekitar yang juga selau berubah-ubah itu. Individu-indivdu dengan ciri-ciri lama lambat laun selalu akan berkurang jumlah kelahirannya, dan akhirnya tidak akan dilahirkan lagi. Dengan tidak adanya lagi individu-individu denhgan ciri-ciri yang lama di dalam suatu kelompok, gen-gen yang menyebabkan ciri-ciri yang lama tadi akan hilang juga. Dalam bahasa populer, makhluk-makhluk tadi telah punah. Sebaliknya, hanya gen baru yang telah diseleksi oleh alam atau telah mengadaptasikan diri dengan alam sekitar yang baru tadi akan terbawa langsung dalam organisme-organisme dari individu-individu dalam kelompok. Dapat kita simpulkan bahwa suatu ras baru dengan ciri-ciri baru telah “bercabang” dari suatu ras yang lama.

B. Evolusi Primata dan Manusia

1. Proses Percabangan Makhluk PrimataManusia merupakan suatu makhluk cabang dari semacam makhluk primate yang

telah melalui proses evolusi. Meurut penelitian paling akhir makhluk pertama dari suku primate muncul di muka bumi sebagai suatu cabang dari makhluk mamalia sudah kira-kira 70 juta tahun yang lalu, di dalam suatu zaman yang oleh para ahli geologi di sebut Kala Paleosen Tula. Dalam masa yang amat lama makhluk primate induk tadi bercabang lebih lanjut ke dalam subsuku dan infrasuku khusus, dan di antaranya telah terjadi proses percabangan antara keluarga kera-kera pongid (kera-kera besar) dari keluarga hominid yang merupakan anggota makhluk nenek moyang manusia.

Cabang yang timbul kemudian, pada permulaan kala meosen kira-kira 20 juta tahun yang lalu, adalah kera pongopygmeus atau orang utan. Daerah asal orang utan adalah konon Afrika timur yang ketika itu masih menjadi satu dengan daerah Arab, hingga terletak lebih dekat pada Asia Selatan daripada sekarang. Orang utan memang merupakan makhluk kera yang tinggal di pucuk-pucuk pohon besar dan tinggi, dan hidup dari buah-buahan besar, bebas dari gangguan makhluk hutan rimba lainnya. Orangutan membiak dan menyebar melalui pucuk-pucuk pohon besar di daerah hutan rimba di Asia Barat Daya,Asia Selatan, hingga Asia Tenggara dalam jangka waktu 1-2 juta tahun lamanya.

Cabang ketiga adalah sejenis makhluk yang menurut perkiraan para ahli menjadi nenek moyang manusia. Percabangan ini terjadi kira-kira 10 juta tahun yang lalu pada bagian terakhir dari Kala Miosen. Fosil-fosil makhluk ini menunjukkan sifat yang lain daripada yang lain, yaitu ukuran badan raksasa yang jauh lebih besar daripada kera gorilla yang hidup sekarang. Para ahli memperkirakan bahwa kera-manusia raksasa ini juga hidup dalam kelompok-kelompok seperti halnya jenis-jenis kera besar lainnya, dan dengan demikian dapat tahan hidup, berkembang biak, dan seperti

Page 5: Antropologi Ke 2

orangutan, juga menyebar dari Afrika ke Asia Selatan dan Tenggara. Namun, karena perubahan alam yang terjadi dal;am bagian akhir Kala Miosen, maka seperti halnya dengan orangutan, kera-manusia raksasa ini juga menghilan dari Afrika dan Asia Selatan dan hanya bertahan di Asia Tenggara, hingga akhirnya kandas juga disana karena sebab-sebab yang belum dapat diketahui.

Cabang keempat adalah cabang-cabang kera pongid yang lain,yaitu gorilla dan simpanse, terjadi kira-kira 12 juta tahun yang lalu pada akhir Kala Miosen.kedua makhluk kera dari Afrika ini dapat menyesuaikan diri dengan berevolusi mengembangkan organism yang dapat hidup di pohon maupun di darat. Percabangan khusus atau spesialisasi biologi antar gorilla dan simpanse terjadi karena perkembangan dari dua lingkungan ekologi yang khusus di Afrika Tengah sebelah timur dari Sungai Niger.

Proses percabangan berikut, yang rupa-rupanya terjadi di Afrika Timur, timbul dari evolusi makhluk gigantantrhopus sebelum kera-kera manusia raksasa itu menghilang dari Benua Afrika. Cabang inilah menurut para ahli akan berevolusi menjadi makhluk manusia. Makhluk yang akan menurunkan manusia ini berhasil menyesuaikan diri dengan proses menghilangnya hutan rimba di Afrika Timur proses timbulnya sabana-sabana terbuka dengan hutan-hutan terbatas dan gerombolan-gerombolan berukal tersebar disana-sini.

2. Makhluk Primata Pendahulu ManusiaMakhluk primate yang di anggap menurunkan jenis-jenis kera besar seperti

orangutan, gorilla, dan simpanse, maupun manusia adalah seekor makhluk yang fosilnya berupa rahang bawah ditemukan di Saint-Gaudens,Prancis Selatan, pada pertengahan abad yang lalu. Makhluk yang oleh para ahli di beri namadryopithecus itu hidup dalam akhir Kala Oligosen dan permulaan Kala Miosen, kira-kira 21 juta tahun yang lalu, di hutan-hutan di daerah yang kini menjadi Eropa Selatan dan Afrika Utara.

Makhluk induk kedua adalah gigantantrhopus yang telah di jelaskan sebelumnya, hidup pada akhir Kala Miosen lebih-kurang 10 juta tahun yang lalu. Pengetahuan para ahli mengenai wujud, sifat-sifat, dan penyebaran makhluk kera-raksasa ini masih terlampau sedikit karena terbatasnya jumlah fosil yang di temukan untuk menelitinya.Banyak ahli antropologi terkemuka pernah meneliti dan menganalisis fosil-fosil australophytecus, sedangkan fosil dari oldovai di analisis oleh L.S.B.Leaky dengan menggunakan metode baru untuk menganalisis umur dari lapisan bumi, yaiu metode potassium argon. Hasil analisis itu mendapat kesimpulan bahwa makhluk yang di berinya nama khusus yakni zinjanthropus itu hidup di daerah-daerah Sabana di Afrika Timur lebih-kurang 2 juta tahun lalu, dan makhluk tersebut merupakan makhluk induk manusia jenis Australopithecus yang paling dekat. Pada masa 2 juta tahun lalu, bumi mengalami suatu masalah dalam sejarah perkembangan kulit bumi yang berbeda dengan sekarang, yaitru suatu kala es di daerah-daerah utara dan selatan, dan suatu kala kering di daerah tropis.

Kala es atau kala glacial adalah zaman ketika seluruh eropa utara sampai kira-kira garis pegunungan Alpen di Swiss; sebagian dari Asia Utara; seluruh Kanada dan

Page 6: Antropologi Ke 2

Amerika Utara (sampai kira-kira garis daerah danau-danau di Michigan); dan ujung selatan Amerika Selatan, tertutup lapisan es yang tebal(gletcher). Daerah-daerah tersebut di atas pada Kala Glasial mempunyai iklim yang hamper sama dengan iklim daerah Kutub pada masa sekarang. Pada akhir berlansungnya tiap Kala Glasial, maka bumi mempunyai wujud yang berbeda mengenai garis antara darat dan laut. Hal ini di sebabkan karena pada masa itu muka air laut lebih rendah sehingga banyak daratan yang sekarang tergenag air berada di atas muka laut. Indonesia waktu itu bukan merupakan kepulauan, melainkan suatu daeraah daratan yang menjadi satu dengan Asia.

Selama tiap Kala Glasial, daerah tropis bersifat lebih kering daripada waktu Kala Interglasial, sehingga hutan-hutan rimba tropis berkurang padatnya dan berubah menjadi daerah padang rumput dengan gerombolan-gerombolan hutan yang tersebar.

3. Bentuk-Bentuk Manusia Tertua Sebelum pecah perang Dunia II telah di temukan lebih dari 20 fosil, dan di

antaranya ada suatu rangkaian penemuan yang juga menjadi terkenal sekali, yaitu rangkaian penemuan antara 1931 dan 1934, berupa 14 fosilpithecanthropuserectus yang terdiri dari 12 tengkorak dan dua tibia, di dekat desa Ngandong, juga di lembah Bengawan Solo, di sebelah utara Trinil, oleh seprang ahli geologi Jerman bernama G.H.R.Von Konigswald. Ahli paleoantropologi Indonesia, Teuku Jacob, yang meneliti ke-14 Fosil itu secara mendalam sekali,menyebutnya pithecanthropus soloensis.

Dua buah penemuan lain dalam tahun 1936 di desa Perning dekat Majakerta dan di desa Sangiran di dekat Surakarta, mempunyai arti yang sangat khusus karena kedua fosil tadi terletak sebagai deposit sekunder dalam lapisan pleistosen tetapi di bagian yang sangat tua (lower Pleistocene), dan di perkirakan berumur kira-kira 2 juta tahun. Fosil-fasil itu sekarang di sebut pithecanthropus majakertensis. Sebelum perang Dunia II pecah, di Sangiran masih di temukan lima buah fosil lagi, sedangkan 13 fosil pithecanthropus lainnya di temukan sesudah Indonesia merdeka. Adapun fosil pithecanthropus yang terakhir di temukan dalam tahun 1973 adalah fosil dari desa Sambungmacan di dekat Sragen. Dengan demikian, jumlah fosil pithecanthropus yang di miliki oleh dunia ilmiah seluruhnya berjumlah 41 buah.

Makhluk pithecanthropus, termasuk meganthropus palaeojavanicusmrmang oleh para ahli paleoantropologi sekarang di anggap sebagai makhluk pendahulu manusia di kawasan luas Asia, khususnya Asia Tenggara, dalam suatu jangka waktu yang sangat panjang, yaitu dari 2 juta hingga 200.000 tahun yang lalu. Ia hidup dalam kelompok-kelompok berbulu kecil yang terdiri dari 10 hingga 12 individu. Jangka waktu hidupnya rupa-rupanya masih singkat,yaitu rata-rata 20 tahun, sehingga makhluk pithecanthropus yang berumur 10 tahun telah merupakan makhluk dewasa. Sementara itu makhluk pithecanthropus berevolusi terus. Isi otaknya menjadi lebih besar, dan suatu hal yang istimewa adalh bahwa beberapa bagian organnya,seperti tenggorokan, rongga mulut, lidah dan bibir berevolusi sedemikian rupa sehingga ia dapat membuat fariasi suara yang makin lama makin banyak dan kompleks. Pada akhirnya ia bias berbahasa. Rupa-rupanya evolusi organ yang memungkinkan berkembangnya bahasa itu di dorong oleh kebutuhan untuk mempunyai suatu sistim komunikasi yang

Page 7: Antropologi Ke 2

kompleks. Sistim komunikasi yang kompleks itu berkembang karena tergolong oleh kebutuhan untuk melaksanakan suatu sistim pembagian kerja yang kompleks pula.

Bahasa juga menyebabkan otak lebih berkembang, begitu juga sebaliknya. Karena itu Teuku Jakob menganggap bahwa kedua unsure dalam kehidupan manusia, yaitu akal dan bahsa, merupakan landasan yang memungkinkan kebudayaan berevolusi.Makhluk yang mempunyai kebudayaan itulah yang baru dapat di sebut makhluk manusia secara penuh. Makhluk pithecanthropus berevolusi menjadi makhluk semacam itu dalm jangka waktu yang sangat lambat, yaitu lebih dari 1.500.000 tahun lamanya.

4. Bentuk Manusia dari Kala Pleistosen MudaDi luar Eropa, makhluk jenis homo neandertal meninggalkan sisa-sisanya di

palestina, tempat telah di temukan beberapa fosil semacam neandertal yang di sebut homo palestinensis, dalam suatu gua bernama Gua Tabun di dekat Mount Carmel. Fosil-fosil homo neandertal di Eropa sering di temukan bersamaan dengan bekas-bekas api yang menunjukkan bahwa mereka hidup dalm suatu lingkungan iklim yang dingin Kala Glasial terakhir.Sebelum perang Dunia II fosil-fosil yang di temukan di Ngandong malahan juga di anggap sejenis dengan homo neandertal, dank arena itu di sebut homo soloensis,dan terkenal dengan nama itu.

5. Manusia Sekarang atau Homo SapiensMakhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri ras

Astraloid adalah makhluk yang fosilnaya di temukan di dekat desa Wajak di lembah Sungai Brantas, dekat Tulung Agung, jawa timur bagian selatan, dalam lapisan bumi Pleistosen Muda. Fosil tersebut, yang di sebut homo Wajakensis, di perkirakan hidup kira-kira 40.000 tahun yang lalu. Manusia Wajak itu rupa-rupanya terbesar di daerah daratan sunda, ketika daerah itu belum seluruhnya terbenam air.

Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri Ras Mongoloid adalh makhluk yang fosilnya di temukan dekat Chou Koutien, tempat di temukan fosil pithecanthropus pekinensis terurai sebelumnya.Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri Ras Kaukasoid adalah makhlik yang fosilnya di temukan dekat desa Les Eyzies di Prancis.Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri ras Negroid adalah makhluk yang fosilnya di temukan di tengah-tengah Gurun Sahara, di dikat Asselar, kira-kira 400 km sebelah timur laut Timbuktu.

Semua fosil yang di temukan di Benua Amerika adalah fosil homo sapiens dari Ras khusus Mongoloid Amerika. Fosil yang paling terkenal di antaranya adalah fosil dari Tapexpan dan fosil wanita yang di gali di Minnesota, yang umurnya tidak lebih dari 20.000 tahun.

D. Aneka Ragam Manusia1. Salah Paham mengenai Konsep Ras

Page 8: Antropologi Ke 2

Makhluk manusia yang hidup dalam berbagai macam lingkungan alam di seluruh muka bumi menunjukkan beragam ciri-ciri fisik yang tampak nyata. Ciri-ciri lahir seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk bagian-bagian wajah, dsb menyebabkan timbulnya pengertian"ras" atau golongan manusia yang berdasarkan berbagai ciri fisik secara umum. Salah Paham itu mengacaukan ciri-ciri ras (yang sebenarnya harus dikhususkan pada ciri-ciri jasmani semata-mata), dengan ciri-ciri rohani; dan lebih dari itu, salah paham tadi memberikan penilaian tinggi rendah kepada ras-ras berdasarkan perbedaan tinggi rendah dari ras-ras itu. Anggapan mengenai keunggulan jasmani dan rohani ras-ras kulit putih terhadap ras-ras lain tersebut, kemudian malah dikuatkan lagi oleh teori-teori yang bersifat sok ilmiah, yang berasal dari sarjana-sarjana reaksioner, dan merupakan suatu reaksi terhadap pergolakan-pergolakan rakyat yang mulai menggoncangkan banyak sistem kekuasaan di negara-negara Eropa Barat, serta yang pada akhir abad ke-18 menyiarkan pendirian-pendirian tentang persamaan semua manusia.

2. Metode-metode untuk Mengkelaskan Aneka Ras Manusia Untuk suatu waktu yang lama masalah bagaimana caranya pengklasifikasian atau penggolongan beragam ras manusia di dunia menjadi pusat perhatian yang terpenting bagi ilmu antropologi fisik. Dalam hal itu para sarjana terutama memperhatikan ciri-ciri lahir, atau ciri-ciri morfologi pada tubuh individu-individu berbagai bangsa di dunia. Ciri-ciri morfologi itu yang dalam praktik merupakan ciri-ciri fenotipe, terdiri dari dua golongan, yaitu : a) ciri-ciri kualitatif (warna kulit, bentuk rambut dsb), b) ciri-ciri kuantitatif (berat badan, ukuran badan, index cephalicus dsb). Untuk membangun suatu klasifikasi serupa itu, pengetahuan mengenai ciri-ciri genotipe amat penting. Ciri-ciri genotipe dapat diketahui pada gen yang tidak mudah diubah oleh pengaruh proses-proses mutasi, seleksi dsb. Gen ini misalnya gen untuk golongan darah A-B-C; gen untuk tipe darah MN, gen untuk kemampuan mencium bau zat phenylthio-carbomide dsb. Metode-metode klasifikasi serupa inilah yang sekarang mulai banyak dipergunakan dalam ilmu antropologi, walaupun masih banyak dikritik.

3. Salah Satu Klasifikasi dari Beragam Ras Manusia Adanya berbagai sistem klasifikasi itu disebabkan karena tiap sarjana menggunakan salah satu ciri tertentu sebagai dasar klasifikasinya, sehingga ada, misalnya : klasifikasi Carolus Linnaeus (1725) yang mempergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam sistemnya; klasifikasi J.F. Blumenbach (1755) yang mengombinasikan ciri-ciri morfologi dengan geografi dalam sistemnya; klasifikasi J. Deniker (1889) yang memakai warna dan bentuk rambut sebagai ciri-ciri terpenting dalam sistemnya;

Berikut ini suatu klasifikasi yang berasal dari A.L. Kroeber, tampak secara jelas garis besar penggolongan ras-ras yang terpenting di dunia dan hubungan sat sama

Page 9: Antropologi Ke 2

lain.1) AUSTRALOID : Penduduk Asli Australia2) MONGOLOID : a) Asiatic Mongoloid b) Malayan Mongoloid c) American Mongoloid3) CAUCASOID : a) Nordic b) Alpine c) Mediterranean d) Indic4) NEGROID a) African Negroid b) Negrito c) Melanesian5) RAS-RAS KHUSUSTidak dapat diklasifikasikan ke dalam ke empat ras pokok a) Bushman b) Veddoid c) Polynesian d) Ainu

E. Organ Manusia1. Perbedaan organ manusia dan organ binatang

Makhluk manusia adalah makhluk yang hidup dalam kelompok, dan mempunyai organ yang secara biologis sangatlah kuat kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis binatang berkelompok lain. Walaupun demikian otak manusia telah berevolusi paling jauh jika dibandingkan dengan makhluk lain. Otak manusia yang telah dikembangan oleh bahasa, tetapi juga mengembangkan bahasa mengandung kemampuan akal, yaitu kemampuan untuk membentuk gagasan-gagasan dan mkonsep-konsep yang makin lama makin tajam, untuk memlih manusia.

Bahasa menyebabkan manusia tidak hanya dapat belajar mengenai keadaaan sekitarnya dengan mengalami secara konkrit perisriwa yang berkaitan dengan keadaan-keadaan tadi, juga secara abstrak tanpa menyelami sendiri peristiwa tersebut. Contohnya sebagai manusia kita tahu bahwa gigitan ular berbisa membawa maut, walaupun kita mungkin belum pernah mengalami peristiwa digigit ular, atau secara konkret nelihat manusia lain digigit ular berbisa. Pengetahuan tadi kita miliki mkarena manusia lain pernah menceritakan pengetahuannya kepada kita itu sudah tentu dengan menggunakan bahasa.

Dengan demikian bahasa manusia itu mengabstrasikan dan menyimpan tiap pengetahuan baru ke dalam lambang vokal atau kata-kata baru, yang makin lama nakin banyak jumlahnya. Dengan bahasa, maka pengetahuan manusia selama berpuluh-puluh ribu generasi sejak zaman makhluk induk australopthecus berkeliaran di daerah-daerah sabana afrika selatan hingga sekarang itu, telah berakumulasi yaitu

Page 10: Antropologi Ke 2

bertimbun mambanyak menjadi himpunan pengetahuan akal manusia yang merupakan dasar dari yang disebut kebudayaaan manusia.

Dengan demikian terjadi benih-benih bagi sistem pembagian keahlian, yang sebaliknya merupakan benih bagi sistem diferinsiasi atau sistem pembagian kerja, sedangkan sistem pembagian itu memerlukan suatu pengaturan dan organisasi. Walaupun sifatnya memang masih amat aelemnter dan sederhana, kesatruan-kesatuan makhluk manusia dalam zaman pithecanthropus, atau homo neandertal, dapat kita perkirakan sudah terarturdalam sistem-sistem organisasi sosial yang pada masa sekarang dapat kita jumpai secara universal dalam semua masyarakat di dunia.

Dengan ada nya pengetauran natara individu-individu dalam kelompok dan dengan adanya peralatan hidup, maka cara makhluk manusia mencari dan memproduksi pangannya dilakuukan juga dengan sistem-sistem tertentu dimana terdapat pembagian kerja antara berbagai tau teknik memproduksi pangan dan peralatan hidupnya itu. Dengan demikian, kelompok manusia sejak dahulu kala telah memilikisistem dalam hal mata pencarian hidupnya, yaitu sistem ekonomi. Kemampuan otak manusia untuk membentuk gagasan-gagsan dari konsep-konsep dalam akalnya menyebabkan manusia dapat membayangkan dirinya sendiri sebagai suatu identitas tersendiri, lepas dari lingkungan dan alam sekelilingnya.Walaupun organ manusia memang kalah kemampuannya dengan banyak jenis binatang berkelompok lainnya, namun kemampuan otaknya yang kita sebut akal budi itu, telah menyebabkan berkembangnya sistem-sistem yang dapat membantu menyambung keterbatasan kemampuan organnya itu. Keseluruhan dari sistem-sistem itu, yaitu ; (a) sistem perlambanga vokal atau bahasa, (b) sistem pengetahuan, (c) organisasi sosial, (d) sisitem peralatan hidup dan teknologi, (e) sistem mata pencarian hidup, (f) sistem religi dan (g) kesenian adalah yang disebut kebudayaan manusia.Kebudayaan manusia tidakterkandung dalam kepastian organnya. Artinya tidak ditentukan dalam sistem gennya, berbeda dengan kemampuan-kemampuan organ binatang. Kemampuan berbagai jenis serangga untuk membuat berbagai macam sarang yang berpola pindah misalnya, telah ditentukan oleh gen serangga bersangkutan. Sebaliknya manusia harus mempelajari kebudayaannya sejak ia lahir, selama seluruh jangka waktu hidupnya, hingga saatnya ia mati semuanya dengan jerih payah. Walaupun demikian dengan kebudayaanya manusia dapat menjadi makhluk yang paling berkuasa dan berkembang biak dengan paling luas dimuka bumi ini.