antibakterial saliva terhadap karies.docx

4
Antibakterial Saliva terhadap Karies Ada beberapa komponen saliva yang mempunyai daya antibakterial. Daya antibakterial ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan serta menghancurkan bakteri. Adapun komponen saliva yang mempunyai daya antibakterial antara lain: a. Lisozim Lisozim saliva berasal dari kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis. Lisozim bersifat bakterisid yang dapat menyebabkan dinding sel bakteri lisis, dimana fungsi dinding sel bakteri adalah untuk memberikan bantuan mekanis pada isi sel dan sebagai pelindung bakteri terhadap lingkungan sekitarnya. Tanpa dinding sel, bakteri akan retak dan terbuka oleh adanya osmotik intraseluler yang tinggi. Efek bakterisid lisozim pada bakteri yaitu interaksi yang cepat dengan dinding sel bakteri mengakibatkan pembocoran cairan sel sehingga sel bakteri mati karena ion-ion dan molekul-molekul bioorganik yang diperlukan bakteri untuk hidup dikeluarkan. Efek bakterisid lisozim pada streptokokus mutan adalah dilepaskannya nikotinamida dan DNA dari sel bakteri, dimana kedua molekul bioorganik ini penting untuk pertumbuhan bakteri tersebut. 1 b. Laktoperoksidase Laktoperoksidase merupakan enzim dalam saliva yang berasal dari kelenjar parotis dan submandibularis. Laktoperoksidase dalam kombinasi dengan tiosianat sebagai kosubtrat dari saliva dan H 2 O 2 dari bakteri, memberi

Upload: mustika-lili-perdani-dkingdomz

Post on 25-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Antibakterial  Saliva terhadap Karies.docx

Antibakterial Saliva terhadap Karies

Ada beberapa komponen saliva yang mempunyai daya antibakterial. Daya

antibakterial ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan serta menghancurkan bakteri.

Adapun komponen saliva yang mempunyai daya antibakterial antara lain:

a. Lisozim

Lisozim saliva berasal dari kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis.

Lisozim bersifat bakterisid yang dapat menyebabkan dinding sel bakteri lisis, dimana

fungsi dinding sel bakteri adalah untuk memberikan bantuan mekanis pada isi sel dan

sebagai pelindung bakteri terhadap lingkungan sekitarnya. Tanpa dinding sel, bakteri

akan retak dan terbuka oleh adanya osmotik intraseluler yang tinggi. Efek bakterisid

lisozim pada bakteri yaitu interaksi yang cepat dengan dinding sel bakteri

mengakibatkan pembocoran cairan sel sehingga sel bakteri mati karena ion-ion dan

molekul-molekul bioorganik yang diperlukan bakteri untuk hidup dikeluarkan. Efek

bakterisid lisozim pada streptokokus mutan adalah dilepaskannya nikotinamida dan

DNA dari sel bakteri, dimana kedua molekul bioorganik ini penting untuk

pertumbuhan bakteri tersebut.1

b. Laktoperoksidase

Laktoperoksidase merupakan enzim dalam saliva yang berasal dari kelenjar

parotis dan submandibularis. Laktoperoksidase dalam kombinasi dengan tiosianat

sebagai kosubtrat dari saliva dan H2O2 dari bakteri, memberi hambatan efektif pada

metabolisme dan pertumbuhan bakteri tertentu seperti laktobasilus, stafilokokus

aureus, sreptokokus mutans dan escheruchia coli. Dalam hal ini yang berperan pokok

dalam kombinasi ini adalah kosubstrat tiosianat, dimana tiosianat dengan pengaruh

laktoperoksidase dioksidasi oleh H2O2 menjadi hipotiosianat.2

Konsentrasi hipotiosianat tinggi di dalam saliva sehingga dapat menyebabkan

hambatan yang hampir sempurna terhadap produksi asam yang dirangsang glukosa

dalam plak, membuktikan bahwa hiptiosianat berpengaruh menghambat metabolisme

bakteri. Hipotiosianat dapat menembus sel bakteri dan menghambat enzim glikolitik

bakteri seperti heksokinase, aldolase, enolase dan piruvatkinase. Semua enzim

glikolitik ini mengandung unit sulfihidril pokok atau histidin yang esensial untuk

aktivasi enzim-enzim tersebut yang diperlukan dalam pertumbuhan bakteri. Bakteri

yang metabolismenya dihambat antara lain adalah L. Acidophilus dan S. Cremoris.2

c. Laktoferin

Page 2: Antibakterial  Saliva terhadap Karies.docx

Laktoferin terdapat dalam kelenjar saliva parotis dan submandibularis terutama

disintesis oleh sel-sel duktus interkalata. Efek bakteriostatik laktoferin disebabkan

oleh mengikatnya laktoferin dengan zat besi yang diperlukan untuk pertumbuhan

bakteri. Bakteri-bakteri yang dihambat pertumbuhannya antara lain Kandida albikan,

E. coli, dan Streptokokus mutans.1

d. Imunoglobulin Saliva

Imunoglobulin yang terdapat di dalam saliva dapat melindungi rongga mulut

terhadap infeksi lokal. IgA merupakan imunoglobulin yang paling banyak dijumpai

dalam saliva yaitu dalam bentuk dimer (dua molekul). Kedua molekul IgA diikat

menjadi satu rantai dan disebut dengan sIgA (sekresi IgA). sIgA bersama bakteri dan

virus terdapat pada lapisan lendir yang melapisi jaringan epitel mulut. Antigen yang

terdapat pada dinding sel bakteri dan virus diikat (diaglutinasi) oleh sIgA kemudian

melalui pembersihan mekanisme saliva, bakteri dan virus yang diaglutinasi diangkut

ke lambung dimana mikroorganisme ini diinaktifkan oleh asam lambung yang sangat

kuat. Mikroorganisme yang diaglutinasi oleh sIgA lebih mudah difagositosis oleh

leukosit.1,2

Molekul sIgA yang terdapat di dalam saliva dapat berinteraksi dengan bakteri

streptokokus dan mengaglutinasi bakteri tersebut sehingga kolonisasi bakteri

dihambat dan tidak dapat menetap pada jaringan mulut. Molekul sIgA terlibat secara

langsung untuk melindungi mukosa mulut dan mukosa ginggiva dari infeksi dan

mencegah kolonisasi bakteri pada permukaan email gigi geligi sehingga mengurangi

jumlah karies gigi.1

Daftar Pustaka

1. Peranan Saliva dalam Melindungi Gigi terhadap Karies. Ratna D Pardede. 2004.

Medan : USU Press. 2004

2. Shafer’s Textbook of Oral Pathology. Ed 6. Rajendran dan Sivapathasundharam .

Elsevier.India. 2009