anti pire tika
TRANSCRIPT
ANTIPIRETIKA
Landasan Teori
Obat antipiretik adalah adalah obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh
yang tinggi). Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik (Anonim
A, 2011). Parasetamol, aspirin, dan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) lainnya adalah
antipiretik yang efektif. Bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin E2 di
hipotalamus anterior (yang meningkat sebagai respon adanya pirogen endogen) (Jumiarti,
2007).
Suhu normal tubuh manusia berkisar antara 36,6 – 36,9ºC (37 ºC), meskipun pada
kondisi fisiologis tertentu dapat sedikit berubah. Suhu yang relaatif tetap ini diupayakan
sedemikian rupa oleh sistem pengendali tubuh yang terdapat di hipotalamus. Pada kondisi
patologis, suhu tubuh dapat meningkat tak terkendali sehingga membahayakan jiwa. Tersedia
berbagai macam obat antipiretika dan umumnya bekerja mempengaruhi sintesa protaglandin,
suatu autokoid. Sehubung dengan mekanisme kerjanya itu, maka penggunaan obat-obat
antipiretika terutama dalam waktu lama dapat menimbulkan efek-efek yang tidak diinginkan.
Tujuan Percobaan
1. Memahami kerja dan efek obat-obat antipiretika melalui percobaan.
2. Memahami dan terampil melakukan evaluasi obat antipiretika secara in-vivo.
Bahan dan Alat Percobaan
- Hewan percobaan : Mencit
- Larutan NaCl fisiologis
- Pepton atau vaksin kotifa
- Obat antipiretika (aspirin, paracetamol, asam mefenamat, antalgin)
- Jarum suntik
- Termometer
- Stopwatch
- Alat-alat gelas
Prosedur Percobaan
1. Masing masing kelompok mendapatkan 3 ekor mencit, satu untuk kontrol positif dan
2 ekor untuk perlakuan.
2. Timbang mencit dan beri tanda.
3. Hitung dosis dan volume pemberian yang digunakan untuk hewan.
4. Injeksi mencit perlakuan dengan obat pada dosis yang berbeda sedangkan kontrol
hanya diinjeksi dengan larutan NaCl fisiologis secara ip.
5. 15 menit kemudian injeksi mencit dengan larutan pepton atau vaksin kotiva.
6. Ukur suhu tubuh mencit sebelum penyuntikan dan 5, 10, 15, 30, dan 60 menit setelah
penyuntikan pepton atau vaksin kotiva.
7. Bahaslah percobaan saudara.
8. Buatlah kesimpulan.
Hasil Percobaan
KELOMPOK 1 15 30 45 60 75
I
Asam Mafenamat 0,5 ml38,80C
37,80C 37,80C 35,70C 37,10C 36,50C
II
Paracetamol 0,5 ml38,90C
37,90C 37,30C 37,10C 36,30C 35,30C
III
Asam Mafenamat 1 ml37,80C
370C 360C 360C 35,70C 350C
IV
Paracetamol 1 ml38,30C
35,70C 35,30C 36,70C 36,70C 35,60C
V
Tidak di beri apa-apa38,10C
38,00C 380C 37,20C 36,90C 35,50C
Kesimpulan Percobaan
Dalam pratikum kita kita memakai tikus yang telah dalam keadaan demam di dalam
percobaam menaikan suhu tubuh tikus dengan pepton, dan suhu awal dan suhu akhir terjadi
penurunan.
Dari percobaan Diatas Dapat kita simpulkan Asam Mafenamat 0,1 ml terjadi
penurunan suhu 2,30C , Paracetamol 0,5 ml terjadi penurunan suhu 2,60C , asam Mafenamat 1
ml terjadi penurunan suhu 2,80C , Paracetamol 1 ml terjadi penurunan suhu 2,7 , dan tanpa
tanpa pemberian obat 1,1 . Jadi Obat yang Reaksinya lebih cepat As Manfentamat karena
Pernurunan suhunya lebih cepat 2,80C.
Petanyaan
1. Jelaskan mekanisme pengaturan suhu tubuh pada keadaan normal dan patologis!
Keadaan normal : Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan
fungsi dari organ-organ tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu
tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor
dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling (penerima di luar) dan jaringan
inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat yang diterima
langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf motorik
yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung,
paru-paru dan seluruh tubuh.
Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh sensor
panas dan sensor dingin melalui peredaran darah. Sebagian panas hilang melalui
proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi
menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit.
Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah
salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh.
Hipotalamus bertugas mempertahankan suhu tubuh agar senantiasa konstan,
berkisar pada suhu 37°C. Itu sebabnya, di mana pun manusia berada, di kutub atau di
padang pasir, suhu tubuh harus selalu diupayakan stabil, sehingga manusia disebut
sebagai makhluk yang mampu beradaptasi. Termostat hipotalamus bekerja
berdasarkan asupan dari ujung saraf dan suhu darah yang beredar di tubuh. Di udara
dingin hipotalamus akan membuat program agar tubuh tidak kedinginan, dengan
menaikkan set point alias menaikkan suhu tubuh. Caranya dengan mengerutkan
pembuluh darah, badan menggigil dan tampak pucat.
Sedangkan di udara panas, hipotalamus tentu saja harus menurunkan suhu
tubuh untuk mencegah heatstroke. Caranya dengan mengeluarkan panas melalui
penguapan. Pembuluh darah melebar, pernapasan pun menjadi lebih cepat. Karena itu,
pada saat kepanasan, selain berkeringat, kulit kita juga tampak kemerahan (flushing).
Keadaan patologis :
2. Jelaskan mekanisme obat antipiretika yang digunakan dalam percobaan!
3. Sebutkan pembagian obat antipiretika dan sebutkan contoh masing-masing golongan
tersebut!
4. Untuk mengobati apa saja obat antipiretika ini digunakan secara klinik?