anti histamin

12
Pengertian Histamin Histamin adalah senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap berbagai proses fisiologis yang penting. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-heparin dalam sel mast sebagai hasil reaksi antigen-antibodi bila ada rangsangan senyawa allergen. Senyawa allergen dapat berupa spora, debu rumah, sinar UV, cuaca, racun, tripsin, dan enzim proteolitik lain, deterjen, zat warna, obat makanan dan beberapa turunan amina. Histamin merupakan produk dekarboksilasi dari asam amino histidin. Mekanisme kerja histamin Histamin bekerja dengan menduduki reseptor tertentu pada sel yang terdapat pada permukaan membran, terdiri dari 3 jenis histamin H 1, H 2 , dan H 3. Pada otak, reseptor H 1 dan H 2 terletak pada memran pascasinapstik, sedangkan reseptor H 3 terutama prasinapstik. Reseptor H 1 : Terdapat pada endotel, saluran pernafasan, otak dan sel otot polos Menyebabkan kontraksi otot polos Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Meningkatkan sekresi mukus. Menyebabkan bronkokonstriksi. Reseptor H 2 :

Upload: arista

Post on 17-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Anti Histamin

TRANSCRIPT

Page 1: Anti Histamin

Pengertian Histamin

Histamin adalah senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan

sel mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap berbagai proses fisiologis yang

penting. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-heparin

dalam sel mast sebagai hasil reaksi antigen-antibodi bila ada rangsangan senyawa allergen.

Senyawa allergen dapat berupa spora, debu rumah, sinar UV, cuaca, racun, tripsin, dan enzim

proteolitik lain, deterjen, zat warna, obat makanan dan beberapa turunan amina. Histamin

merupakan produk dekarboksilasi dari asam amino histidin.

Mekanisme kerja histamin

Histamin bekerja dengan menduduki reseptor tertentu pada sel yang terdapat pada

permukaan membran, terdiri dari 3 jenis histamin H1, H2, dan H3. Pada otak, reseptor H1 dan

H2 terletak pada memran pascasinapstik, sedangkan reseptor H3 terutama prasinapstik.

Reseptor H1 :

Terdapat pada endotel, saluran pernafasan, otak dan sel otot polos

Menyebabkan kontraksi otot polos

Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.

Meningkatkan sekresi mukus.

Menyebabkan bronkokonstriksi.

Reseptor H2 :

Terdapat pada mukosa lambung, sel otot jantung, dan beberapa sel imun.

Menyebabkan sekresi asam lambung.

Menyebabkan vasodilatasi.

Menyebabkan relaksasi bronkus.

Reseptor H3:

Terdapat di beberapa daerah di otak.

Mengurangi pelepasan transmitter

( histamin , norepinefrin, serotonin,

dan asetilkolin).

Page 2: Anti Histamin

Pengertian Antihistamin

Antihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan kerja histamin

dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada reseptor H1, H2 dan H3. Istilah

antihistamin dapat digunakan untuk menjelaskan antagonis histamin yang mana pun, namun

seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk kepada antihistamin klasik yang bekerja pada

reseptor histamin H1. Efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen antibodi karena tidak

dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang sudah terjadi. Antihistamin pada

umumnya tidak dapat mencegah produksi histamin.

Antihistamin Penghambat Reseptor H1 (AH1)

Mekanisme Kerja Antihistamin

Antihistamin bekerja menghambat secara bersaing (kompetitif) interaksi histamin

dengan reseptor khasnya. AH1 (antagonis reseptor H1) menghambat efek histamin pada

pembuluh darah, bronkus, dan bermacam-macam otot polos, selain itu AH1 bermanfaat

untuk mengobati reaksi hipersensitivitas.

Golongan Antihistamin

(AH1)

Page 3: Anti Histamin

Golongan dan

contoh obat

Dosis

Dewasa

(mg)

Masa

Kerja

(jam)

Aktifitas

anti

kolinergik

Keterangan

Antihistamin Generasi 1

Etanolamin

-karbinoksamin

-difenhidramin

-dimenhidrinat

4-8

25-50

50

3-4

4-6

4-6

+++

+++

+++

Sedasi ringan sampai sedang

Sedasi kuat, anti-motion sickness

Sedasi kuat, anti-motion sickness

Etilenediamin

-pirilamin

-tripelenamin

25-50

25-50

4-6

4-6

+

+

Sedasi sedang

Sedasi sedang

Piperazin

-hidroksizin

-siklizin

-meklizin

25-100

25-50

25-50

6-24

4-6

12-24

?

-

-

Sedasi kuat

Sedasi ringan, anti-motion sickness

Sedasi ringan, anti-motion sickness

Alkilamin

-klorfeniramin

-bromfeniramin

4-8

4-8

4-6

4-6

+

+

Sedasi ringan, komponen obat flu

Sedasi ringan

Derivat

fenotiazin

-prometazin

10-25 4-6 +++

Sedasi kuat, antiemetik

Lain lain

-siproheptadine

-mebhidrolin

napadisilat

4

50-100

6

4

+

+

Sedasi sedang, antiserotonin

Antihistamin Generasi II

Asetamizol 10 < 24 - Mula kerja lambat

Feksofenadin 60 12-24 - Resiko aritmia lebih rendah

Lain lain

-loratadin

-setirizin

10

5-10

24

12-24

- Masa kerja lebih lama

Farmakodinamik

Otot Polos

Page 4: Anti Histamin

Secara umum AH1 efektif menghambat kerja histamin pada otot polos (usus,

bronkus). Bronkokonstriksi akibat histamin dapat dihambat oleh AH1  pada percoabaan

dengan marmot.

Permeabilitas kapiler

Peninggian permeabilitas kapiler dan udem akibat histamin, dapat dihambat dengan

efektif oleh AH1.

Reaksi anafilaksis dan alergi

Reaksi anafilaksis dan beberapa reaksi alergi refrakter terhadap pemberian AH1.

Efektivitas AH1 melawan reaksi hipersensitivitas berbeda-beda, tergantung beratnya gejala

akibat histamin.

Histamin eksokrin

Efek perangsangan histamin terhadap sekresi cairan lambung tidak dapat dihambat

oleh AH1. AH1 dapat mencegah asfiksi pada marmot akibat histamin, tetapi hewan ini

mungkin mati karena AH1 tidak mencegah perforasi lambung akibat hipersekresi cairan

lambung. AH1 dapat menghambat sekresi saliva dan sekresi kelenjar eksokrin lain akibat

histamin.

Susunan Saraf Pusat

AH1 dapat merangsang maupun menghambat SSP. Efek Perangsangan yang kadang-

kadang terlihat dengan dosis AH1 biasanya ialah insomnia, gelisa, dan eksitasi. Efek

perangsangan ini juga dapat terjadi pada keracunan AH1. Dosis terapi AH1 umunya

menyebabkan penghambatan SSP dengan gejala misalnya kantuk, berkurangnya

kewaspadaan dan waktu reaksi yang lambat. Golongan etanolamin misalnya difenhidramin

paling jelas menimbulkan kantuk, akan tetapi kepekaan pasien berbeda-beda untuk masing-

masing obat.

Antihistamin yang relatif baru misalnya terfenadin, astemizol, tidak atau sedikit

menembus sawar darah otak sehingga pada kebanyakan pasien biasanya tidak menyebabkan

kantuk, gangguan koordinasi atau efek lain pada SSP. Obat-obat tersebut digolongkan

sebagai antihistamin nonsedatif. Dalam golongan ini termasuk juga loratadin, akrivastin,

mequitazin, setirizin, yang data klinisnya masih terbatas. AH1 juga efektif untuk mengobati

mual dan muntah akibat peradangan labirin atau sebab lain.

Page 5: Anti Histamin

Anastesi Lokal

Beberapa AH1 bersifat anestik lokal dengan intensitas berbeda. AH1 yang baik sebagai

anastesi lokal ialah prometazin dan pirilamin. Akan tetapi untuk menimbulkan efek tersebut

dibutuhkan kadar yang beberapa kali lebih tinggi dari pada sebagai antihistamin.

Antikolinergenik

Banyak AH1 bersifat mirip atropin. Efek ini tidak memadai untuk terapi, tetapi efek

antikolinergik ini dapat timbul pada beberapa pasien berupa mulut kering, kesukaran miksi

dan impotensi. Terfenadin dan astemizol tidak berpengaruh terhadap reseptor muskarinik.

Sistem Kardiovaskular

Dalam dosis terapi, AH1 tidak memperlihatkan efek yang berarti pada sistem

kardiovaskular. Beberapa AH1  memperlihatkan sifat seperti kuinidin pada konduksi miokard

berdasarkan sifat anastetik lokalnya.

Farmakokinetik

Setelah pemberian oral atau parenteral, AH1 diabsorpsi secara baik. Efeknya timbul

15-30 menit dan minimal 1-2 jam. Lama kerja AH1 setelah pemberian dosis tunggal kira-kira

4-6jam. Untuk gol. klorsiklizir 8-12 jam, Difenhidramin yang diberikan secara oral akan

mencapai kadar maksimal dalam darah setelah kira-kira 2jam berikutnya. Kadar tertinggi

terdapat pada paru-paru. Tempat utama biotransformasi AH1 adalah hati, tetapi dapat juga

pada paru-paru dan ginjal. AH1 diekskresi melalui urin setelah 24jam, terutama dalam bentuk

metabolitnya.

Efek samping

     Pada dosis terapi, semua AH1 menimbulkan efek samping walaupun jarang bersifat

serius dan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek samping yang paling

sering adalah sedasi, yang justru menguntungkan bagi pasin yang dirawat di RS atau pasien

yang perlu banyak tidur.

Page 6: Anti Histamin

     Efek samping yang berhubungan dengan efek sentral AH1 ialah vertigo, tinitus, lelah,

penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euforia, gelisah, insimnia dan tremor. Efek

samping yang termasuk sering juga ditemukan ialah nafsu makan berkurang, mual, muntah,

keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare. Efek samping ini akan berkurang bila AH1

diberikan sewaktu makan.

     Efek samping yang mungkin timbul oleh AH1 ialah mulut kering, disuria, palpitasi,

hipotensi, sakit kepala, rasa berat dan lemah pada tangan. Insidens efek samping karena efek

antikolinergenik tersebut kurang pada pasien yang mendapat antihistamin nonsedatif.

    AH1 bisa menimbulkan alergi pada pemberian oral, tetapi lebih sering terjadi akibat

penggunaan lokal berupa dermatitis alergik. Demam dan fotosentivitas juga pernah

dilaporkan terjadi. AH1 sangat jarang menimbulkan komplikasi berupa leukopenia dan

agranulositosis.

Intoksikasi akut AH1

Page 7: Anti Histamin

     Keracunan akut AH1 terjadi karena obat golongan ini sering terdapat sebagai obat

persediaan rumah tangga. Pada anak, keracunan terjadi karena kecelakaan, sedangkan pada

orang dewasa akibat usaha bunuh diri. Dosis 20-30 tablet AH1 sudah bersifat letal bagi anak.

     Efek sentral AH1 merupakan efek yang berbahaya. Pada anak kecil efek yang dominan

ialah perangsangan dengan manifestasi halusinasi, eksitasi, ataksia, inkoordinasi, atetosis dan

kejang. Kejang ini kadang-kadang disertai tremor dan pergerakan atetoid yang bersifat tonik-

klonik yang sukar dikontrol. Gejala lain mirip gejala keracunan atropin misalnya midriasis,

kemerahan dimuka dan sering timbul demam. Akhirnya terjadi koma dalam dengan kolaps

kardiorespiratoar yang disusul kematian dalam 2-18 jam. Pada orang dewasa, manifestasi

keracunan biasanya berupa depresi pada pemulaan, kemudian eksitasi dan akhirnya depresi

SSP lebih lanjut. 

Pengobatan

Pengobatan diberikan secara simtomatik dan suportif karena tidak ada antidotum

spesifik. Depresi SSP oleh AH1 tidak sedalam yang ditimbulkan oleh barbiturat. Pernafasan

biasanya tidak mengalami gangguan yang berat dan tekanan darah dapat dipertahankan

secara baik. Bila terjadi gagal nafas, maka dilakukan nafas buatan, tindakan ini lebih baik

daripada memberikan analeptik yang justru akan mempermudah timbulnya konvulsi. Bila

terjadi konvulsi, maka diberikan tiopental atau diazepam.

Perhatian 

Sopir atau pekerja yang memerlukan kewaspadaan yang menggunakan AH1 harus

diperingatkan tentang kemungkinan timbulnya kantuk. Juga AH1 sebagai campuran pada

resep, harus digunakan dengan hati-hati karena efek AH1 bersifat aditif dengan alkohol, obat

penenang atau hipnotik sedatif.

Penyakit Alergi

     AH1 berguna untuk mengobati alergi tipe eksudatif akut mislnya pada polinosis dan

urtikaria.Sifatnya bersifat paliatif membatasi dan menghambat efek histamin yang dilepaskan

sewaktu reaksi antigen-antibodi terjadi. AH1 tidak berpengaruh terhadap itensitas reaksi

antigen-antibodi yang merupakan penyebab berbagai gangguan alergik. Keadaan ini dapat

diatasi hanya dengan menghindari alergen, desentitasi atau menekan reaksi tersebut dengan

kortikosteroid. AH1 tidak dapat melawan reaksi alergi akibat peranan autakoid lain. Asma

bronkial terutama disebabkan oleh SRS-A atau leukotrien sehingga AH1  saja tidak efektif.

Page 8: Anti Histamin

AH1 dapat mengatasi asma bronkial ringan bila diberikan sebagai profilaksis. Untuk asma

bronkial berat, aminofilin epinefrin, dan isoproterenol merupakan pilihan utama.Epinefrin

merupakan obat terpilih untuk mengatasi krisis alergi karena epinefrin : lebih efektoh

daripada AH1, efeknya lebih cepat, merupakan antagonis fisiologik dari histamin dan

autakoid lainnya. 

       AH1 dapat menghilangkan bersin, rinore dan gagal pada mata, hidung dan

tenggorokan pada pasien seasonal hay fever. AH1 efektif terhadap alergi yang disebabkan

debu, tapi kurang efektif bila jumlah debu banyak dan kontraknya lama, AH1 tidak efektif

pada rinitis vasomotor. Manfaat AH1 untuk mengobati batuk pada anak dengan asma

diragukan karena AH1 mengentalkan sekresi bronkus sehingga dapat menyulitkan

ekspektorasi. Kadang-kadang AH1 dapat mengatasi dermatitis kontak, dan gigitan serangga.