antaginis generasi bangsa

8
Dibalik Peran Antagonis Generasi Bangsa Didalam suatu bangsa menjaga, mempertahankan dan mengembangkan budaya adalah salah satu hal yang sangat dicita-citakan, tak terkecuali bangsa Indonesia. Bahkan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dalam melestarikan budaya, pemerintahan negara Indonesia membentuk suatu peraturan yang dituangkan dalam UUD 1945 pada pasal 32 ayat 1 yang berbunyi, “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.“ Yang secara tidak langsung undang-undang tersebut menyatakan bahwa pemerintah memberikan kesempatan bagi rakyat Indonesia, khusunya generasi bangsa untuk memajukan nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Budaya sendiri memiliki arti sesuatu yang tumbuh secara alami dan bersifat turun temurun. Indonesia adalah salah satu bangsa dengan anugerah beragam budaya, yang berakar dari keanekaragaman suku, ras dan agama. Budaya di Indonesia tak hanya berbentuk performa yang berupa tari, upacara adat ataupun tradisi yang ada dimasyarakat, tak hanya pula sekedar budaya lisan seperti lagu dan bahasa daerah. Budaya juga berupa tulisan yang memiliki makna dalam wujud indahnya, yang dikenal dengan istilah sastra. Menuru Jacob Sumardjo dan Saini K.M. sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, semangat dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat

Upload: afrianto2904

Post on 13-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

antaginis generasi bangsa

TRANSCRIPT

Dibalik Peran Antagonis Generasi BangsaDidalam suatu bangsa menjaga, mempertahankan dan mengembangkan budaya adalah salah satu hal yang sangat dicita-citakan, tak terkecuali bangsa Indonesia. Bahkan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dalam melestarikan budaya, pemerintahan negara Indonesia membentuk suatu peraturan yang dituangkan dalam UUD 1945 pada pasal 32 ayat 1 yang berbunyi, Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Yang secara tidak langsung undang-undang tersebut menyatakan bahwa pemerintah memberikan kesempatan bagi rakyat Indonesia, khusunya generasi bangsa untuk memajukan nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Budaya sendiri memiliki arti sesuatu yang tumbuh secara alami dan bersifat turun temurun. Indonesia adalah salah satu bangsa dengan anugerah beragam budaya, yang berakar dari keanekaragaman suku, ras dan agama. Budaya di Indonesia tak hanya berbentuk performa yang berupa tari, upacara adat ataupun tradisi yang ada dimasyarakat, tak hanya pula sekedar budaya lisan seperti lagu dan bahasa daerah. Budaya juga berupa tulisan yang memiliki makna dalam wujud indahnya, yang dikenal dengan istilah sastra. Menuru Jacob Sumardjo dan Saini K.M. sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, semangat dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sastra bukanlah karya yang dapat berdiri sendiri, melainkan suatu karya yang dalam proses pembuatannya didukung dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti seni, tradisi, budaya dan perekembangan zaman. Seni adalah salah satu hal yang harus dipenuhi dalam pembuatan karya sastra, karena suatu karya tulis dapat dikatakan sebagai sebuah karya sastra jika karya tulis tersebut mengandung unsur seni dan keindahan bahasa. Selain seni, tradisi dan budaya juga memilki pengaruh penting dalam suatu karya sastra. Karya sastra adalah suatu karya yang mencerminkan sebuah kenyataan. Sehingga, secara tidak langsung karya sastra tersebut harus disesuaikan dengan tradisi dan budaya yang ada dimasyarakat dengan tujuan untuk memberikan kesan kehidupan yang sebenarnya serta mengurangi kesan tentang sebuah kisah yang dibuat-buat. Karya sastra juga selalu berkembang seiring dengan berkembang zaman dan pola pikir manusia, baik itu dalam segi isi, gaya bahasa, maupun aturan yang terikat dalam sastra. Perkembangan karya sastra dalam segi isi dapat kita lihat dari kisahkisah yang terkandung dalam karya sastra modern, seperti karya satra yang bertemakan kisah persahabatan, percintaan, dan konflikkonflik yang tercipta dalam kehidupan masyarakat modern, salah satu contohnya adalah karya sastra dengan tema percintaan remaja yang berawal dari jejaring sosial. Kedua, pengaruh perkembangan zaman dalam segi bahasa, perkembagan gaya bahasa dalam sastra dapat kita lihat dari peralihan penggunaan bahasa yang baku atau formal menjadi bahasa yang lebih santai, bahasabahasa gaul dan kalimatkalimat yang terkesan berlebihan atau yang dikenal dengan kalimat alay dan lebay yang tidak jelas makna dan asal usulnya. Namun, penggunaan kalimatkalimat tersebut bertujuan agar pembaca lebih tertarik dengan karya sastra yang disajikan. Kemudian pengaruh pola pikir manusia terhadap aturan pembuatan karya sastra, aturan pembuatan maupun penulisan karya sastra perlahanlahan hilang, salah satu contoh dari peristiwa tersebut adalah terbentuknya puisi baru yang aturan penulisannya berbanding terbalik dengan aturan puisi lama. Puisi lama sangat terikat pada aturan jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, pola persajakan dan irama, sedangkan puisi baru tidak terikat oleh peraturan peraturan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sastra adalah suatu karya yang dinamis dan akan selalu bekembang seiring perkembangnya zaman.Sastra sendiri memiliki bermacammacam jenis yang meliputi prosa, puisi, drama, lirik, syair, pantun, cerpen, fabel, dongeng dan banyak lainnya. Dari sekian banyak jenis sastra, pantun dan puisi adalah karya sastra yang sering dicantumkan dalam materi pembelajaran bidang study Bahasa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia ingin mendidik generasinya untuk menghargai dan melestarikan budaya, namum pada kenyataannya dalam kegiatan pembelajaran tak sedikit siswa yang beranggapan bahwa materi yang diberikan pada bab sastra terkesan membosankan dan materi sastra yang diberikan oleh pengajar pada siswa selalu sama dengan materi sastra yang ditempuh siswa pada jenjang pendidikan yang sebelumnya. Hal hal tersebut menjadi dasar adanya opini bahwa peminat sastra semakin lama semakin menurun. Disamping itu, perkembangan teknologi juga semakin pesat dan barakibat pada berpalingnya perhatian pelajar pada karya sastra ke teknologi khususnya internet, yang menimbulkan rasa ketidakperdulian generasi bangsa terhadap budayanya. Di Indonesia sendiri terdapat 63 juta orang pengguna internet dan 95% mengakses jejaring sosial. Pada tahun 2013, Direktur Pelayanan Informasi Internasional Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) menyatakan bahwa jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter. Tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap jejaring sosial terlihat dari posisi Indonesia yang menempati peringkat ke-4 pengguna terbesar facebook setelah USA, Brazil, Jepang dan Inggris. Webershanwick selaku wakil dari Perusahaan Publik Relations juga menyatakan bahwa mayoritas pengguna internet di Indonesia berusia 15 sampai 35 tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas pengguna internet di Indonesia adalah kaum muda yang sangat rentan terhadap penggesaran norma dan budaya yang mengarah pada hal-hal yang bersifat negatif, seperti hilangnya konsentrasi terhadap aktivitas yang dilakukan, adanya pelanggaran norma seperti pornografi, mempermudah masuknya budaya asing yang sangat bertolak belakang dengan budaya bangsa serta memicu kejahatan-kejahatan jenis baru. Tapi dengan adanya dampak-dampak negatif tersebut, bukan berarti kita harus menolak kemajuan teknologi, apalagi internet dan jejaring sosial. Karena, selain memberi dampak negatif, internet dan jejaring sosial juga memiliki dampak positif sebagai media untuk bersosialisasi antara satu sama lain dan juga sebagai media apresiasi terhadap suatu hal. Namun, banyak pihak yang masih beranggapan bahwa penggunaan internet khususnya jejaring sosial akan lebih berpotensi untuk memberi dampak negatif dari pada memberi manfaat atau dampak positif, anggapan tersebut didasarkan pada kegiatan para pemuda yang seringkali menggunakan jejaring sosial sebagai media untuk mencurahkan perasaannya dan untuk bebagi tentang sesuatu hal pada orang lain adalah kegiatan yang tidak jelas tujuannya dan terkesan buang-buang waktu serta dapat mengakibatkan ketergantungan terhadap jejaring sosial, sehingga lupa akan semua tanggung jawabnya, terutama tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Padahal jika kita teliti lebih dalam, banyak anak-anak remaja Indonesia yang dalam mencurahkan perasaannya pemuda-pemuda Indonesia membuat sebuah tulisan-tulisan yang mengungkapan suasana hatinya pada jejaring sosial yang mereka miliki, contohnya banyak remaja di indonesia yang menulis sebuah karya puisi secara spontan saat menggunakan jejaring sosial. Hal tersebut menandakan bahwa generasi bangsa kita lebih mudah mengahasilkan suatu karya saat ia mencurahkan perasaannya secara spontan, dibanding saat mereka diberi tugas oleh guru mereka di sekolah untuk membuat suatu karya tulis. Kebanyakan karya puisi yang dihasilkan adalah karya puisi yang berjenis puisi baru yang tidak terikat pada berbagai jenis aturan, tak hanya berhenti pada karya sastra puisi, remaja Indonesia juga seringkali menulis lirik lagu yang menandakan suasana hatinya, kita juga sering menjumpai karya sastra berupa syair dan kalimat-kalimat motivasi hidup yang ikut meramaikan jejaring sosial, serta kita juga dapat menjumpai aksi berbalas pantun yang dilantunkan oleh anak-anak remaja yang bersifat lelucon dan guyonan semata.Dengan adanya fakta-fakta tersebut, dapat kita ketahui bahwa generasi bangsa tak sepenuhnya lupa pada budaya yang dimilikinya terutama karya sastra. Kini, anggapan bahwa generasi bangsa memiliki peran antagonis yang membuang, membenci, menyisihkan kebudayaan bangsanya harus kita hapuskan dari pandangan kita, karena pada kenyataannya kita tahu bahwa generasi muda sedang memperjuangkan cita-cita bangsa untuk memajukan kebudayaan bangsa Indonesia. Dan dalam mengokohkan kebudayaan ataupun seni sastra, bangsa Indonesia harus berjuang bersama-sama untuk mewujudkan cita-cita bangsa dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya demi masa depan bangsa.

BIODATA

Nama: Evike Octa ValinaNIS: 5024Alamat: Jln. Arimbi No.11 ( Ds.Ngrimbi,Kec.Bareng,Kab.Jombang Jawa Timur )Telepon: 085646438955Alamat Email: [email protected] Sekolah: SMAN Mojoagung, Jombang Jawa TimurAlamat Sekolah: Jln. Janti No.18 Mojoagung Jombang Jawa TimurTelepon: 0321492107