pengaruh sosial media terhadap generasi muda bangsa indonesia (bahan)

Download Pengaruh Sosial Media Terhadap Generasi Muda Bangsa Indonesia (Bahan)

If you can't read please download the document

Upload: anggela039

Post on 29-Nov-2015

113 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

p

TRANSCRIPT

PENGARUH SOSIAL MEDIA TERHADAP GENERASI MUDA BANGSA INDONESIA

Disusun oleh: Deni Putra Perdana

NIM: 11.11.5115

Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah pendidikan pancasila

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Tahun 2011

ABSTRAK

Internet dan sosial media memasuki era booming pada tahun 2004 dimana internet sudah terbilang murah, dan mudah untuk digunakan. Sampai sekarang muulai dari warnet sampai internet telepon seluler, semua orang bahkan remaja pun dapat menggunakannya dengan mudah. Entah itu untuk mengakses sosial media ataupun hanya sekedar berselancar di internet.

Pengaruh sosial media Facebook maupun Twitter telah membuat revolusi di Mesir dan Libya, pemerintah China dengan cepat langsung mengantisipasinya. Penculikan dan penipuan paling marak terjadi dimulai lewat Facebook. Pemerintah Indonesia mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan penyaringan informasi dengan UU No. 36 Tahun 1999

tentang telekomunikasi. Peran pemerintah, masyarakat serta orang tua diperlukan untuk membawa generasi

muda bangsa Indonesia menjadi generasi yang hebat dan tidak mudah terprovokasi oleh pengaruh negatif sosial media.

2 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak tahun 2004 silam, sebagian besar rakyat Indonesia telah berkenalan dengan media informasi yang akan menjadi media informasi yang sangat berpengaruh di dunia saat ini, yaitu internet, yang saat itu biaya untuk menikmati layanan internet sudah tergolong murah, bahkan anak-anak sekolah pun bisa menikmatinya dengan mengandalkan uang saku yang diberikan oleh orang tuanya.

Tahun 2004 juga menjadi era booming terhadap layanan internet seperti chatting, sosial media (dikenal sebagai media pertemanan saat itu), sharing video, dan juga layanan jual-beli online yang sempat disalah gunakan. Dikarenakan oleh mudah dan murahnya akses internet saat itu, para remaja bangsa Indonesia paling tidak seminggu sekali mengunjungi warung internet untuk sekedar chatting melalui aplikasi relay chat yang dikenal dengan nama MiRC dan juga browsing menggunakan internet explorer untuk mengakses situs pertemanan favoritnya yaitu Friendster dan Myspace, disinilah dimulainya sosialisasi lewat internet oleh para remaja bangsa ini.

Waktu berselang 3 tahun, Friendster dan Myspace masih merajai riwayat-riwayat web browser tiap-tiap warung internet yang tersebar di seluruh penjuru kota Yogyakarta. Tetapi tahun ini juga mengawali era berselancar internet menggunakan telepon seluler, dikarenakan handphone saat itu harganya sudah sangat terjangkau bagi para pelajar kota Yogyakarta. Mulai dari mengunduh permainan, mencari gambar latar, juga melakukan chatting dengan aplikasi java nimbuzz, mXit, ataupun ebuddy. Saat itu juga diselingi populernya Yahoo! Messenger di kalangan generasi muda maupun tua, dan juga dibarengi menipisnya pengguna MiRC.

Kehidupan sosialisasi generasi muda lewat sosial media saat itu masih tergolong sampingan, hingga sampai di penghujung tahun 2008, tahun dimana Friendster dan Myspace mulai berkurang penggunanya. Tahun 2008, situs sosial media Facebook telah mulai menjamah generasi muda Indonesia. Sampai saat ini, Friendster sudah melakukan pengrombakan website pertemanannya, karena kalah saing dengan Facebook. Begitu juga Myspace, sudah tak terdengar raungannya seperti dulu.

3 Saat ini, Facebook dan social media yang lain telah merajai generasi muda Indonesia, karena mudah dan sangat murahnya biaya internet daripada tahun-tahun sebelumnya dapat diakses dari rumah melalui komputer pribadi ataupun telepon seluler atau mampir ke warung internet dengan uang selembar, sampai setiap menit meluangkan untuk sekedar memperbarui status, menyapa teman, dll. Juga dengan boomingnya gadget bikinan Blackberry yang hampir setiap generasi muda kelas menengah keatas memilikinya, dengan gadget itu, mereka membawa Facebook kemana-mana, bersosialisasi dimanapun dan kapanpun, bagai membawa dunianya didalam saku. Mungkin, sosialisasi langsung sudah tidak terlalu penting jika sudah bersosialisasi melalui media sosial.

Oleh karena mudah dan murahnya akses ke berbagai sosial media seperti Facebook ataupun twitter, semua orang menjadi mudah melakukan komunikasi seperti bertegur sapa secara langsung atau bahkan melakukan rapat atau diskusi. Di sisi lain, sosial media adalah tempat dimana rakyat khususnya remaja untuk melakukan perencanaan pemberontakan, revolusi, bahkan kerusuhan. Dampak sosial media yang merajai para remaja pun juga akan mengubah kebiasaan menjadi kebarat-baratan dengan unsur kebebasan sepenuhnya, yang sangat menyimpang dari pancasila.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah dengan kondisi remaja bangsa Indonesia sekarang ini dapat menyaring

efek negatif dari sosial media? 2. Apakah pancasila saat ini bisa mengatur kebebasan berkomunikasi melalui sosial

media dengan benar? 3. Bagaimanakah cara meminimalisir penyalahgunaan sosial media diindonesia?

4 BAB II PENDEKATAN DAN PEMBAHASAN

A. Pendekatan 1. Pendekatan Historis

Bulan Februari 2011 silam, pemberontakan di Mesir terhadap pemerintahan Hosni Mubarak telah memicu revolusi di beberapa penjuru dunia, termasuk negara tetangganya, yaitu Libya. Dikarenakan koneksi internet di Libya tergolong sangat bebas, para rakyat Libya dapat dengan mudah mengakses internet untuk mengetahui apa saja yang terjadi di Mesir maupun penyebabnya. Karena mereka telah mengetahui revolusi Mesir telah terjadi, mereka melakukan inisiatif juga untuk melakukan pemberontakan terhadap presiden Khadafi karena pemerintahannya dinilai diwarnai dengan korupsi oleh para pemberontak, tak hanya rakyatnya, media-media massa diseluruh dunia pun ikut berkoar-koar meneriakkan untuk segera memburu Khadafi, hidup atau mati. Sampai-sampai NATO pun ikut ambil bagian untuk memburu Khadafi.

Berita revolusi Mesir tersebut memang telah tersiar ke seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali RRC. Akan tetapi, pemerintah RRC dengan sigap langsung memblokir semua akses terhadap kata kunci Egypt (Mesir) agar rakyatnya tidak terpacu untuk melakukan pemberontakan juga, langkah ini diliput dan dikritik oleh media-massa seluruh dunia, tak terkecuali Al-Jazeera, akan tetapi, langkah RRC tersebut tergolong langkah hebat, menyaring seluruh informasi dari internet agar tidak terjadi kacau di negara mereka. Sejak beberapa tahun silam, RRC memang telah memulai melakukan penyaringan atau sensor terhadap konten-konten yang menurut mereka mengganggu dan dapat merusak kelangsungan rumah tangga negara maupun kemakmuran rakyatnya. Langkah ini patut ditiru oleh pemerintah kita untuk menyaring informasi dari dunia luar untuk rakyat Indonesia.

2. Pendekatan Sosiologis

Di Indonesia, penyalahgunaan media sosial sangat beragam, seperti digunakan untuk melakukan penculikan, melakukan penipuan atas nama uang, prostitusi terselubung, dan lainlain. Yang terkena imbasnya otomatis adalah anak-anak yang dapat mengakses internet tanpa pengawasan dan bimbingan terlebih dahulu oleh orang tua, sampai akhirnya mereka diculik lalu dijual ke luar negeri atau dijadikan pengemis. Begitu juga dengan para remaja atau para lajang yang sedang mencari pasangan hidup, dengan iming-iming foto wanita atau laki-laki

5 rupawan, mereka dengan mudahnya dapat ditipu lalu diminta sejumlah uang untuk terus berhubungan atau bahkan menikah, ada juga seorang lajang yang tertipu oleh foto wanita, padahal pelaku justru laki-laki, sungguh menggelikan dan memalukan. Di Indonesia, seharusnya pemerintah melakukan penyuluhan dan pengenalan mengenai internet dan sosial media kepada para penduduk yang khususnya berada di daerah terbelakang atau terpencil agar tidak terjadi penipuan, penculikan, dan kesalahpahaman yang lebih banyak dan tentu saja merugikan masyarakat sendiri.

Tak sedikit pula para remaja pemeluk agama tertentu menjelek-jelekan agama lain, mereka dengan terbuka mencemooh pemeluk lain di sosial media dihadapan berjuta-juta pengguna sosial media lain di seluruh penjuru dunia. Dimanakah sisi toleransi umat beragama yang dibawa oleh pancasila saat ini? Mungkin mereka memang bebas menggunakan internet, tapi ada baiknya orang tua memberi perhatian khusus dan mengajari anak-anak mereka bagaimana berinternet yang baik. Sebaiknya pemerintah melakukan penyuluhan tentang internet yang terbuka untuk siapapun, karena jika oknum tertentu mengetahui agama yang dipeluknya telah disinggung oleh remaja pemeluk agama lain, pasti akan terjadi kerusuhan yang mengerikan dan tidak dapat dihindari.

3. Pendekatan Yuridis

Menurut UU Nomor 36 Tahun 1999 pasal 4 tentang Pembinaan Telekomunikasi yang berisi:

a. Telekomunikasi dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.

b. Pembinaan telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan telekomunikasi yang meliputi penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian.

c. Dalam penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian di bidang telekomunikasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan memperhatikan pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat serta perkembangan global.

6 Serta UU Nomor 36 Tahun 1999 pasal 2 yang berisi Asas dan Tujuan Telekomunikasi:

Telekomunikasi diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika, dan kepercayaan pada diri sendiri.

Maka, pemerintah Indonesia mempunyai kekuasaan untuk melakukan pengaturan terhadap telekomunikasi di seluruh Indonesia, untuk melindungi negara. Juga para pengguna telekomunikasi harus menggunakan sesuai etika dan menjamin tidak mengancam keamanan bagi diri sendiri dan masyarakat.

B. Pembahasan

Kondisi remaja Indonesia saat ini yang masih tergolong sangat labil, ada yang dapat menyaring pengaruh dari sosial media dengan benar, ada juga yang tidak, sebaiknya pemerintah melakukan pengendalian terhadap media telekomunikasi untuk membantu para remaja menyaring pengaruh-pengaruh sosial media. Di dalam UU Nomor 36 Tahun 1999 pasal 4 tertulis bahwa pemerintah memiliki kekuasaan untuk mengatur media telekomunikasi, alangkah baiknya jika pemerintah juga menerapkan penyaringan konten-konten sensitif di internet seperti yang dilakukan pemerintah RRC. Tetapi penyaringann hanya dibatasi untuk konten-konten sensitif, dan informasi yang dianggap dapat merugikan dan membahayakan negara saja. Karena, di internet terdapat banyak sumber informasi yang dapat membina para generasi muda bangsa Indonesia untuk dapat bersaing di kancah regional maupun internasional.

Saat ini pancasila dibantu dengan undang-undang dapat melakukan pembatasan terhadap pengaruh sosial media di Indonesia, hanya saja pemerintah enggan melakukan pembatasan tersebut, entah karena kekurangan finansial atau karena kekurangan ahli untuk melakukan pembatasan konten-konten tersebut.

Cara meminimalisir penyalahgunaan penggunaan sosial media di Indonesia adalah dengan menerapkan pembatasan konten yang telah diterapkan oleh pemerintah RRC atau melakukan penyuluhan-penyuluhan di seluruh pelosok Indonesia tentang internet, sosial media dan pengaruhnya atau dengan melakukan pengawasan terhadap para remaja atau anakanak oleh orang-orang terdekat.

7 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penggunaan baik sosial media maupun teknologi komunikasi di Indonesia perlu dibatasi agar tidak merugikan diri sendiri, masyarakat, maupun bangsa dan negara juga dengan memberikan pengetahuan pokok tentang cara penggunaannya. Peran pemerintah sangat dibutuhkan disini, karena pemerintah mempunyai wewenang untuk melakukan pembatasan tersebut. Tak hanya pemerintah, orang tua dan orang-orang terdekat juga berkewajiban melakukan pengawasan terhadap generasi muda disekitarnya.

B. Saran

Berikut merupakan saran-saran bagi orang tua untuk mendidik anak sejak dini tentang teknologi informasi :

1. Berikan kesempatan pada anak untuk belajar dan berinteraksi dengan komputer sejak dini. Apalagi mengingat penggunaan komputer adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari pada saat ini dan masa yang akan datang.

2. Perhatikan bahwa komputer juga punya efek-efek tertentu, termasuk pada fisik seseorang. Karena perhatikan juga masalah tata ruang dan pencahayaan. Cahaya yang terlalu terang dan jarak pandangan terlalu dekat dapat mengganggu indera penglihatan anak.

3. Pilihlah perangkat lunak tertentu yang memang ditujukan untuk anak-anak.

Sekalipun yang dipilih merupakan program edutainment ataupun games, sesuaikan selalu dengan usia dan kemampuan anak.

4. Perhatikan keamanan anak saat bermain komputer dari bahaya listrik. Jangan

sampai terjadi konsleting atau kemungkinan kesetrum terkena bagian tertentu dari badan Central Processing Unit (CPU) komputer.

5. Carikan anak meja atau kursi yang ergonomis (sesuai dengan bentuk dan ukuran

tubuh anak), yang nyaman bagi anak sehingga anak dapat memakainya dengan

8 mudah. Jangan sampai mousenya terlalu tinggi, atau kepala harus mendongak yang dapat menyebabkan kelelahan. Alat kerja yang tidak ergonomis juga tidak baik bagi anatomi anak untuk jangka panjang.

6. Bermain komputer bukan satu-satunya kegiatan bagi anak. Jangan sampai anak

kehilangan kegiatan yang bersifat sosial bersama teman-teman karena terlalu asik bermain komputer

9 DAFTAR PUSTAKA

Egypt not trending in China. Al Jazeera. 29 Januari 2011. http://english.aljazeera.net/news/asiapacific/2011/01/201112991712140318.html (diakses 28 Oktober, 2011).

Khairimas, Walid. Pengaruh Komputer Terhadap Perkembangan Psikologi !nak. Mas Waled Blog. 16 Januari 2011. http://aceh-maswaled.blogspot.com/2011/01/pengaruh-komputerterhadap-perkembangan.html (diakses 28 Oktober, 2011).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Cet. 1. Jakarta: Sinar Grafika, 1999.

10