pendidikan, generasi muda, kebudayaan ... · web viewdi bidang pertanian kepada generasi muda...

95
PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Upload: trinhphuc

Post on 25-Mar-2018

239 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN

NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAPTUHAN YANG MAHA ESA

BAB XVI

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DANKEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

A. PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

1. Pendahuluan

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan mengenai tugas negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan khusus mengenai pendidikan ditetapkan bahwa: "(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran; (2) Pemerintah mengusaha-kan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-undang".

Sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), pembangunan pendidikan nasional yang berdasarkan atas Panca-sila bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, mem-pertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta menumbuhkan manusia pembangunan. Selanjutnya nilai-nilai Pancasila itulah yang memberi corak khas bagi pendidikan nasional kite.

Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan ke-rangka landasan bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan ber-kembang; selanjutnya kerangka landasan tersebut dimantapkan

XVI/3

dalam Repelita V, sehingga dalam Repelita VI nanti Bangsa In-donesia sudah benar-benar dapat tinggal landas untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan mak-mur berdasarkan Pancasila.

Wujud usaha pembangunan pendidikan menuju tinggal landas tersebut adalah pada satu pihak menyiapkan tenaga-tenaga pem-bangunan dan pada pihak lain meningkatkan kemampuan membangun sistem pendidikan nasional dengan kekuatan sendiri.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Dalam rangka mencapai tujuan Repelita IV sesuai dengan penggarisan GBHN 1983, maka pembangunan bidang Pendidikan dan Generasi Muda dilaksanakan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan pokok antara lain sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila selain diwujudkan dengan meningkatkan kecerdasan dan keteram-pilan, juga meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepriba-dian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar selalu dapat belajar dan berkarya secara mandi-ri yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsanya.

b. Pendidikan Pancasila selain diwujudkan dengan meningkat-kan pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Peng-amalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila, ju-ga diwujudkan dengan menegakkan tata krama yang didasar-kan atas asas kekeluargaan serta bernafaskan keselarasan dan keseimbangan dalam lingkungan sekolah serta kampus. Pendidikan sejarah perjuangan bangsa (PSPB) dilaksanakan di sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta dalam rangka meneruskan dan mengembangkan jiwa dan semangat nilai-nilai 1945.

c. Mutu dan relevansi pendidikan diarahkan pada usaha mewu-judkan kemampuan setiap warga menghadapi masa depan de-ngan kesiapan yang mencukupi untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan tantangan dan harapan lingkungan-nya, termasuk kehidupan yang makin kompleks karena kema-juan ilmu dan teknologi.

d. Pendidikan selain dilaksanakan di sekolah, dilakukan ju-ga dalam lingkungan rumah tangga serta masyarakat.

XVI/4

Selanjutnya pendidikan bukan hanya tanggung jawab peme-rintah melainkan juga tanggung jawab keluarga dan ma-syarakat.

e. Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan di dalam dan di luar sekolah pada tingkat pendidikan dasar dilakukan dalam rangka melaksanakan wajib belajar, sedangkan per-luasan kesempatan belajar pada tingkat pendidikan me-nengah dilakukan dengan meningkatkan daya tampung di da-lam maupun di luar sekolah dan meningkatkan partisipasi perguruan swasta.

f. Pengembangan tenaga kependidikan diarahkan pada pemenuh-an jumlah kebutuhan, peningkatan mutu dan kesejahteraan serta usaha penyusunan persyaratan minimal tenaga kepen-didikan.

g. Pembangunan gedung-gedung sekolah baru dengan memperha-tikan lokasi penyebarannya, pembangunan ruang perpusta-kaan, ruang keterampilan dan latihan praktek, pengadaan buku pelajaran, buku bacaan dan alat-alat peraga serta pemeliharaan seluruh prasarana dan saran pendidikan, ditujukan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pendi-dikan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan.

h. Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia makin diting-katkan pada semua jenis dan jenjang pendidikan di dalam dan luar sekolah.

i. Pembinaan kepustakaan serta penerbitan, penulisan dan penerjemahan buku dan terbitan lainnya dilaksanakan an-tara lain dengan menciptakan iklim yang baik guna mendo-rong penerbitan dan perbukuan.

j. Pendidikan kejuruan dan keterampilan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, diarahkan untuk mengembang-kan suatu mekanisme yang menggerakkan usaha pendidikan kejuruan dan keterampilan dalam suatu sistem yang utuh dan mantap sehingga terdapat kesinambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Berbagai jenis pendidikan kejuruan dan keterampilan akan disesuaikan dengan berba-gai kesempatan kerja sejalan dengan perencanaan tenaga kerja nasional.

k. Perguruan tinggi agar supaya melaksanakan Wawasan Alma-mater dalam upaya menjadikan perguruan tinggi sungguh-

XVI/5

sungguh sebagai lembaga ilmiah dan menjadikan kampus se-bagai masyarakat ilmiah dengan melaksanakan Trikarya, yakni institusionalisasi, profesionalisasi dan transpo-litisasi dalam tata krama pergaulan berdasarkan asas ke-keluargaan serta menjunjung tinggi keselarasan dan ke-seimbangan. Daya tampung perguruan tinggi akan diting-katkan sesuai dengan kemampuan yang ada. Perguruan ting-gi swasta akan ditingkatkan mutu dan daya tampungnya se-cara lebih terarah dan terpadu agar dapat ikut serta da-lam penyelenggaraan pola pendidikan nasional yang mantap.

1. Pembinaan perguruan swasta ditujukan untuk membantu per-tumbuhan dan perkembangannya dengan tetap mengindahkan ciri-ciri khas masing-masing perguruan swasta dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga untuk pembangunan.

m. Pendidikan masyarakat diarahkan agar setiap anggota ma-syarakat sedini mungkin dan sepanjang hidupnya mendapat kesempatan menuntut ilmu yang berguna dan mengarah kepa-da lapangan mata pencaharian dalam bentuk usaha bersama, dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, bekerja dan berusaha.

n. Pendidikan jasmani dan olahraga diarahkan pada usaha membina kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masyarakat serta usaha memasyarakatkan olahraga, meng-olahragakan masyarakat dan meningkatkan prestasi.

o. Penelitian dan pengembangan pendidikan diarahkan teruta-ma kepada penelitian kebijaksanaan dan pengembangan ke-bijaksanaan bidang pendidikan, sesuai dengan laju per-kembangan pendidikan dan laju pembangunan pada umumnya.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan pokok tersebut di atas lebih lanjut dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan umum sebagai ber-ikut:

a. Peningkatan dan Pemerataan Mutu Pendidikan. Dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan selama Repe-lita IV dilaksanakan antara lain kegiatan penataran gu-ru, pembina dan dosen, pengadaan buku pelajaran, buku bacaan dan buku perpustakaan, pengadaan laboratorium, pengadaan peralatan, pengembangan sistem-sistem instruk-sional serta produksi program-program media pendidikan, pengadaan buku statistik persekolahan, pendidikan ting-gi, pendidikan luar sekolah pemuda dan olahraga, serta kebudayaan.

XVI/6

b. Peningkatan Kesempatan Belajar dikaitkan dengan aspek pemerataan peningkatan kesempatan untuk memperoleh pen-didikan, dilakukan dengan mengusahakan keterpaduan pe-ngelolaan sistem pendidikan nasional yang memungkinkan setiap rakyat Indonesia memperoleh pendidikan yang layak sebagai warga negara. Usaha itu dilaksanakan melalui pembangunan gedung sekolah baru, penambahan ruang bela-jar pada sekolah yang ada, rehabilitasi gedung yang su-dah memerlukan, pengangkatan guru baru, dan usaha penun-jang lainnya.

c. Peningkatan Kesesuaian (Relevansi) Pendidikan dan Kebu-tuhan Pembangunan Nasional melalui peningkatan sistem pendidikan agar lebih sesuai dengan kebutuhan pembangun-an nasional dilakukan dengan mengusahakan terwujudnya keterpaduan sistem pendidikan dengan pembangunan nasio-nal. Dengan demikian diharapkan agar sistem pendidikan nasional merupakan usaha penunjang yang efektif bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Usaha untuk me-ningkatkan keserasian pendidikan guna memenuhi tuntutan pembangunan nasional telah dilakukan dalam bentuk ke-giatan-kegiatan yang meliputi penyempurnaan kurikulum, penyempurnaan sistem pendidikan nasional, dan perluasan pendidikan kejuruan dan teknologi pada tingkat SMTA dan Perguruan Tinggi.

d. Persiapan Generasi Muda sebagai Penerus Perjuangan Bang-sa dan Pembangunan Nasional melalui pembinaan dan pe-ngembangan generasi muda dilakukan berbagai usaha yang pada pokoknya ditujukan untuk persiapan generasi muda menjadi kader-kader penerus perjuangan bangsa dan pem-bangunan nasional. Hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan, antara lain penataran dan latihan pemuda, per-tukaran pemuda dengan luar negeri, peningkatan kreativi-tas pemuda, serta kegiatan-kegiatan lain yang diarahkan untuk meningkatkan patriotisme, idealisme, kepribadian, dan budi pekerti luhur.

e. Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Program-program Pembinaan Generasi Muda. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan sistem pendidikan dan pembinaan generasi muda dikaitkan dengan penggunaan dana dan tenaga secara optimal dalam rangka pencapaian sasaran yang telah digariskan. Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut dilakukan penyempurnaan organisasi dan koordinasi, peningkatan kemampuan tenaga non edukatif

XVI/7

dan tenaga teknis kebudayaan, penyempurnaan tata laksana dan sistem perencanaan, pemantapan pembakuan prasarana dan sarana serta peningkatan kegiatan pengendalian, peng-awasan, dan pemeriksaan.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Program-program yang tercakup dalam bidang pendidikan dan generasi muda ialah: (a) pembinaan pendidikan dasar, (b) pembinaan pendidikan menengah tingkat pertama, (c) pembinaan pendidikan menengah tingkat atas, (d) pembinaan pendidikan tinggi, (e) pembinaan bakat dan prestasi, (f) peningkatan pendidikan masyarakat, (g) peranan wanita, (h) generasi muda, (i) keolahragaan, (j) pendidikan kedinasan, dan (k) pengem-bangan sistem pendidikan.

Hasil-hasil pelaksanaan pembangunan masing-masing pro-gram di bidang pendidikan dan generasi muda dalam tahun keli-ma Repelita IV (1988/89) dan Repelita IV, dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Pembinaan Pendidikan Dasar

Tercakup dalam program ini ialah usaha-usaha pembinaan pendidikan prasekolah pada Taman Kanak-kanak (TK), usaha me-ngembangkan kesempatan belajar bagi anak-anak berkelainan (mengalami hambatan fisik atau mental) melalui pembinaan Se-kolah Luar Biasa (SLB), dan usaha-usaha penyediaan fasilitas belajar pada tingkat sekolah dasar bagi semua anak usia 7 - 12 tahun.

Sesuai dengan prioritas program yang ditentukan dalam GBHN maka titik berat pembangunan bidang pendidikan dasar se-lama Repelita IV ditujukan untuk mewujudkan dan memantapkan pelaksanaan wajib belajar.

Perkembangan perluasan kesempatan belajar murid pendi-dikan dasar terlihat pada Tabel XVI-1 dan Grafik XVI-1. Ke-adaan murid pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah Ib-tidaiyah) yang pada tahun 1983 berjumlah 29,108 juta (25,800 juta di SD dan 3,308 juta di Madrasah Ibtidaiyah) telah me-ningkat pada tahun ajaran 1988/89 menjadi sekitar 30,075 juta (26,700 juta di SD dan 3,375 juta di Madrasah Ibtidaiyah). Dengan demikian terdapat kenaikan 0,97 juta murid atau kenaik-an 3,32% terhadap tahun ajaran 1983/84. Dalam pada itu angka partisipasi murni pada akhir Repelita III sebesar 97,2%, yaitu

XVI/8

TABEL XVI – 1

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSANTINGKAT SEKOLAH DASAR, 1)

1983/84 – 1988/89

catatan: 1) Tahun ajaran2) Angka diperbaiki

Jumlah Murid dalam Usia Sekolah yang bersangkutan3) Angka Partisipasi Murni = -------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

Jumlah Murid dari Sekolah yang bersangkutan4) Angka Partisipasi Kasar = -------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

XVI/9

GRAFIK XVI – 1

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSANTINGKAT SEKOLAH DASAR,

1983/84 - 1988/89

XVI/10

86,4% di SD dan 10,8% di Madrasah Ibtidaiyah, telah dapat di-tingkatkan menjadi 99,6% (89,5% di SD dan 10,1% di Madrasah Ibtidaiyah) pada akhir Repelita IV. Hal ini berarti bahwa dari kelompok penduduk usia 7 - 12 tahun yang berjumlah 25,80 juta sebanyak 25,70 juta pada tahun ajaran 1988/89 sudah ter-tampung pada pendidikan dasar. Pencapaian angka partisipasi murni ini masih di bawah target yang ditetapkan dalam Repe-lita IV yaitu 100%, hal ini terutama disebabkan oleh sulitnya menjangkau anak-anak usia 7 - 12 tahun yang tinggal di daerah-daerah terpencil, terdapatnya anak-anak dari keluarga ber-penghasilan rendah yang belum memahami fungsi sekolah serta terdapatnya anak-anak berkelainan yang orang tuanya enggan melepaskannya pergi ke sekolah.

Usaha perluasan dan pemerataan belajar pada SD dilaksa-nakan melalui dan berpedoman pada Instruksi Presiden tentang Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar (Inpres SD). Pada akhir Re-pelita IV telah dibangun sebanyak 500 gedung SD, pembangunan kelas baru sebanyak 1.000 kelas, rehabilitasi 10.333 gedung SD dan pembangunan rumah kepala sekolah dan rumah guru seba-nyak 2.400 rumah serta rumah penjaga sekolah sebanyak 250 ru-mah. Dengan demikian realisasi sasaran selama Repelita IV me-liputi pembangunan sejumlah 9.504 gedung SD, 35.045 ruang ke-las baru, rehabilitasi 94.448 gedung (gedung SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta), pembangunan 134.690 rumah kepala sekolah dan rumah guru serta 5.490 rumah penjaga sekolah. Mengingat angka partisipasi murni murid SD sudah mencapai 99,6% maka penyediaan fasilitas berupa gedung dan tambahan ruang kelas selama Repelita IV telah memenuhi sasarannya.

Selain itu kepada SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah Ib-tidaiyah Swasta, sejak tahun 1987/88 sampai dengan tahun 1988/89 telah diberikan bantuan penunjang pendidikan sebagai bagian usaha untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan perawatan sekolah pada umumnya.

Perluasan pemerataan dan pemantapan kesempatan belajar pada SD disertai pula dengan usaha peningkatan mutu pendidik-an, antara lain melalui penataran guru, pengadaan buku pela-jaran dan buku bacaan/perpustakaan, penyediaan alat peraga pendidikan, alat keterampilan, alat kesenian dan alat olah-raga. Penataran guru ditujukan bagi guru pembina, guru kelas, guru bidang studi dan guru pendidikan moral Pancasila. Pada akhir Repelita IV telah ditatar sebanyak 9.078 guru. Dengan demikian jumlah guru yang ditatar selama Repelita IV seluruh-nya mencapai 487.878 guru. Realisasi tersebut masih di bawah

XVI/11

target penataran guru dalam Repelita IV yaitu sebanyak 1,9 juta guru. Hal ini terutama disebabkan oleh belum dapat diwu-judkannya suatu sistem yang mantap serta materi penataran yang baik sebagaimana diharapkan.

Pengadaan buku pelajaran pokok pada akhir Repelita IV berjumlah 2.337.500 buku. Dengan demikian selama Repelita IV jumlah buku pelajaran yang dapat disediakan dan didistribusi-kan ke sekolah-sekolah seluruhnya berjumlah 50.937.500 buku. Realisasi tersebut masih di bawah target Repelita IV yaitu sebanyak 96,0 juta buku yang terutama disebabkan oleh sulit-nya mengadakan naskah buku-buku pelajaran di samping masih perlunya naskah yang ada diperbaiki sehubungan dengan adanya penyempurnaan kurikulum yang berlaku. Walaupun demikian buku-buku yang disediakan telah dapat dimanfaatkan sepenuhnya da-lam rangka usaha meningkatkan mutu pendidikan.

Selain buku-buku pelajaran telah disediakan pula buku bacaan anak-anak pada perpustakaan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah sebagai bagian upaya untuk mengembangkan minat ba-ca pada murid pendidikan dasar. Pada akhir Repelita telah da-pat disediakan sebanyak 5.781.510 buku. Dengan demikian jum-lah pengadaan buku bacaan selama Repelita IV seluruhnya men-capai 94.981.510 buku.

Alat-alat peraga pendidikan merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam upaya perbaikan mutu proses belajar-meng-ajar. Pada akhir Repelita IV telah disediakan alat peraga IPS, IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia sebanyak 1.659 pe-rangkat. Dengan demikian pengadaan alat peraga selama Repe-lita IV seluruhnya mencapai 453.424 perangkat (Tabel XVI-2).

Pembinaan pendidikan prasekolah pada Taman Kanak-kanak dilakukan antara lain melalui pengadaan berbagai jenis buku yang diperlukan, penyelenggaraan penataran guru dan pengadaan alat-alat peraga pendidikan. Selama Repelita IV telah dapat disediakan buku pedoman bagi guru, buku perpustakaan dan buku kurikulum TK, seluruhnya berjumlah 2.530.700 buku. Guru-guru TK dan guru pembina yang telah ditatar mencapai jumlah 4.685 guru, sedangkan jumlah alat-alat peraga yang dapat disediakan meliputi jumlah 2.221 perangkat. Di samping itu sebagai upaya meningkatkan mutu TK selama Repelita IV telah dapat dibangun 7 buah Taman Kanak-kanak Pembina di tingkat Kabupaten yang berfungsi sebagai contoh TK yang baik serta bertugas membina sekolah-sekolah TK di sekitarnya.

XVI/12

TABEL XVI - 2

PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR,1983/84 - 1988/89

1) Pada tahun 1987/88 tidak dilakukan rehabilitasi gedung. Prioritas diberikan pada Bantuan Penunjang Pendidikan untuk seluruh SD (Negeri dan Swasta) serta Madrasah Ibtidaiyah Swasta. Bantuan ini dimulai pada tahun 1987/88.

2) Pada tahun 1987/88 tidak diadakan alat keterampilan, kesenian dan olahraga, karena sudah disediakan pada dua tahun sebelumnya untukseluruh SD (Negeri dan Swasta) serta Madrasah Ibtidaiyah Swasta.

XVI/13

Pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB) dilakukan antara lain melalui pengadaan buku-buku pedoman dan buku kurikulum, pena-taran guru dan guru pembina serta pengadaan slat peraga pen-didikan. Selama Repelita IV telah dapat disediakan sebanyak 859.600 buku pedoman guru dan murid serta buku kurikulum, 254.700 buku perpustakaan, penataran guru dan pembina SLB se-banyak 1.350 guru serta pengadaan alat peraga pendidikan se-banyak 1.425 perangkat. Di samping itu telah pula dilakukan rehabilitasi terhadap 16 gedung SLB sebagai upaya meningkat-kan mutu proses belajar mengajar.

b. Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Pertama (SMTP)

Melalui program ini dilakukan usaha untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan keterampilan bagi lulusan pendi-dikan dasar. Bersamaan dengan itu segenap prasarana diting-katkan guna mengimbangi bertambah luasnya kesempatan memper-oleh pendidikan ke sekolah menengah tingkat pertama.

Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dapat dilihat pada Tabel XVI-3 dan Grafik XVI-2. Murid SMTP secara keselu-ruhan (SMP dan SMKTP) yang pada tahun ajaran 1983/84 berjumlah 4.758 ribu murid (4.676 ribu murid SMP dan 82 ribu murid SMKTP) pada tahun ajaran 1988/89 telah meningkat menjadi 6.679,7 ribu murid (6.565,7 ribu murid SMP dan 114 ribu murid SMKTP). Keadaan tersebut menunjukkan kenaikan 1.921,7 ribu murid SMTP atau 40,4% selama lima tahun terakhir. Dari ke-naikan itu khususnya kenaikan murid SMP adalah 1.889,7 ribu murid atau 39,7%. Sedangkan kenaikan jumlah murid SMKTP se-banyak 32 ribu murid atau 0,7%.

Perkiraan semula dalam Repelita IV jumlah murid SMTP akan mencapai sekitar 7.737,7 ribu dan ternyata sudah hampir terlaksana dengan tertampungnya 6.679,7 ribu murid pada tahun 1988/89.

Perkembangan angka partisipasi dapat kita lihat dari jumlah murid SMTP pada tahun ajaran 1988/89 sebanyak 6.679,7 ribu dibandingkan dengan penduduk kelompok usia sekolah 13 - 15 tahun yang diperkirakan berjumlah 12.512 ribu. Dari perbandingan itu dapat dinyatakan bahwa angka partisipasi mencapai 53,4%. Hal ini berarti bahwa angka partisipasi pada SMTP telah meningkat 8,9% selama Repelita IV ini.

Angka melanjutkan ke SMTP dapat dilihat dari data yang menunjukkan bahwa pada tahun ajaran 1988/89 ada sekitar

XVI/14

TABEL XVI – 3

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSANPENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT PERTAMA (SMTP), 1)

1983/84 – 1988/89

Catatan: 1) Tahun ajaran2) Angka diperbaiki3) Digabung dengan guru SMA

Jumlah Murid dari Sekolah yang bersangkutan4) Angka Partisipasi Kasar = -------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan5) Angka Melanjutkan ke SMTP adalah terhadap SD saja

XVI/15

GRAFIK XVI – 2

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSANPENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT PERTAMA (SMTP),

1983/84 – 1988/89

XVI/16

2.594,0 ribu murid baru tingkat I SMTP dari keseluruhan 3.815,1 ribu lulusan Pendidikan Dasar pada tahun sebelumnya. Ini berarti bahwa angka melanjutkan ke SMTP sebesar 68% dari lulusan Pendidikan Dasar pada tahun tersebut dapat ditampung pada SMTP (angka melanjutkan). Bilamana dibandingkan dengan angka melanjutkan pada akhir Repelita III yaitu sebesar 71,4 persen maka terdapat penurunan angka sekitar 3,4%. Penurunan angka melanjutkan ini disebabkan terutama oleh belum cukup tersedianya fasilitas fisik maupun non fisik untuk mampu meng-imbangi ledakan jumlah lulusan pendidikan dasar. Dalam hu-bungan itu perlu diperhatikan bahwa jumlah murid baru pada tahun 1988/89 tersebut adalah 823 ribu lebih banyak bila di-bandingkan dengan jumlah murid baru pada tahun 1983/84 (Tabel XVI-3).

Dalam rangka usaha meningkatkan fasilitas pendidikan se-bagai upaya mengembangkan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan, pada tahun 1988/89 telah dibangun sebanyak 174 gedung SMP, 1.618 ruangan kelas baru dan rehabilitasi 316 ge-dung. Dengan demikian selama Repelita IV seluruhnya telah di-bangun 957 gedung baru SMP, 8.298 ruangan kelas baru dan re-habilitasi untuk 920 gedung SMP (Tabel XVI-4). Realisasi pem-bangunan gedung baru tersebut merupakan 27,3% dari target se-dangkan tambahan ruang kelas baru merupakan 31,5% dari target Repelita IV. Kesulitan untuk memenuhi target Repelita IV ter-sebut terutama disebabkan oleh lambatnya penyelesaian penye-diaan tanah serta kurangnya tenaga perencana dan pelaksana di tingkat daerah.

Bersamaan dengan itu, dalam rangka memperluas kesempatan memperoleh pendidikan, telah dirintis dan dikembangkan sejum-lah SMP Terbuka yang ditunjang dengan penyediaan modul seba-gai satuan pelajaran yang memungkinkan anak didik belajar se-cara mandiri. Rintisan ini telah berjalan dengan baik khusus-nya yang diselenggarakan di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Usaha peningkatan mutu pendidikan SMP terutama telah di-usahakan melalui penataran guru, penyediaan buku pelajaran pokok dan usaha khusus melengkapi SMP yang memerlukan ruang-ruang laboratorium IPA, ruang keterampilan dan ruang perpus-takaan. Di samping itu disediakan pula peralatan praktek la-boratorium IPA, peralatan keterampilan, peralatan kesenian dan olahraga, peralatan pelajaran matematika, dan peralatan peraga ilmu-ilmu sosial (IPS). Dalam rangka pembinaan SMP se-bagai sekolah lanjutan umum, beberapa kegiatan utama telah

XVI/17

diusahakan pelaksanaannya secara terpadu, antara lain dalam hal penataran guru dan pengadaan buku perpustakaan. Untuk me-ningkatkan keahlian guru telah dikembangkan juga sanggar Pe-mantapan Kerja Guru (PKG).

Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan guru baru, khusus-nya untuk SMP dan SMA serta untuk pendidikan tingkat menengah pada umumnya, berbagai usaha telah dilakukan baik melalui program pendidikan guru yang regular maupun program diploma. Guna memenuhi tenaga yang diperlukan pada tahun 1988/89 telah dilakukan pengangkatan dan penempatan tenaga guru baru seba-nyak 12.300 orang. Dengan demikian selama Repelita IV telah diangkat dan ditempatkan sebanyak 162.278 guru baru SMP dan SMA. Pada tahun itu juga diusahakan agar penempatan tenaga guru baru tersebut dapat lebih merata dan mencapai sasaran.

Usaha peningkatan mutu pendidikan SMP juga dilakukan de-ngan melengkapi berbagai sarana belajar mengajar. Selama Re-pelita IV telah dapat dibangun sebanyak 347 ruang laboratori-um IPA, 579 ruang keterampilan, 497 ruang perpustakaan, dan pengadaan alat kesenian dan olahraga 10.497 perangkat, alat pelajaran matematika 3.767 perangkat, 1.189 perangkat ilmu-ilmu sosial (IPS), 14.429 perangkat alat praktek IPA dan 3.064 perangkat alat keterampilan (Tabel )(VI-4).

c. Pembinaan SMTP Kejuruan dan Teknologi

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama di-arahkan agar para siswa tamatan sekolah tersebut dapat meme-nuhi kebutuhan akan tenaga terampil yang ahli sesuai dengan persyaratan tenaga pembangunan setempat.

Sejak tahun 1984/85 sampai dengan tahun 1988/89 secara bertahap dan berkelanjutan telah dibangun 64 gedung ST dan SKKP disertai dengan pengadaan peralatan praktek sebanyak 485 perangkat dan penyediaan buku pelajaran sebanyak 157,9 ribu buku. Di samping itu dalam rangka usaha meningkatkan mutu proses belajar mengajar telah diselenggarakan pula penataran bagi guru dan guru pembina sebanyak 2.139 orang.

d. Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Atas (SMTA)

Melalui program –ini dilakukan usaha pengembangan kepri-badian, pengetahuan dan keterampilan bagi lulusan pendidikan menengah tingkat pertama. Lingkup pembinaan Pendidikan Mene-ngah Tingkat Atas mencakup pengembangan fasilitas guna me-ningkatkan mutu pendidikan pada sekolah-sekolah SMA, SMTA

XVI/18

Kejuruan dan Teknologi serta SMTA Keguruan. Perkembangan ke-sempatan mendapatkan pendidikan pada berbagai SMTA dapat kita perhatikan pada Tabel XVI-5. Murid SMTA yang berjumlah seba-nyak 2.592 ribu murid pada tahun 1983/84 meningkat menjadi 4.146,9 ribu pada tahun 1988/89. Dengan demikian, selama lima tahun terakhir ini terdapat kenaikan sebesar 1.554,9 ribu atau 60%. Khususnya murid SMA selama tahun-tahun tersebut terdapat peningkatan dari sebanyak 1.774 ribu pada tahun 1983/84 menjadi 2.770 ribu pada tahun 1988/89, yang berarti terjadi kenaikan 56,1%. Dalam jangka waktu yang sama murid SMKTA (kejuruan) meningkat dari 565 ribu menjadi 1.113 ribu, atau ada kenaikan 97%. Sedangkan murid SPG, SGO dan SGPLB me-ningkat 4,3%, yaitu dari 253 ribu menjadi 263,9 ribu.

Angka partisipasi murid SMTA, yang merupakan perbanding-an antara jumlah murid SMTA dengan jumlah penduduk usia 16 - 18 tahun, pada akhir tahun Repelita IV telah mencapai 36,6%. Angka tersebut pada tahun akhir Repelita III adalah 26,1%. Angka-angka tersebut menunjukkan adanya suatu kenaikan yang menggembirakan selama Repelita IV.

Angka melanjutkan ke SMTA, yang merupakan perbandingan antara jumlah murid baru SMTA dengan lulusan dari tingkat pendidikan yang lebih rendah dari tahun sebelumnya, pada akhir tahun Repelita IV mencapai 81,7%. Keadaan tersebut me-nunjukkan suatu penurunan; angka melanjutkan pada akhir tahun Repelita III telah mencapai 84,4%. Penurunan angka melanjut-kan ini disebabkan terutama oleh belum cukup tersedianya fa-silitas fisik maupun non fisik untuk mampu mengimbangi le-dakan jumlah lulusan SLTP. Walaupun demikian perlu diperhati-kan bahwa jumlah murid baru pada tahun 1988/89 tersebut 648 ribu lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah murid baru pada tahun 1983/84.

1) Pembinaan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA)

Dalam rangka usaha mengembangkan fasilitas belajar serta menampung minat murid melanjutkan pendidikan pada sekolah me-nengah tingkat atas maka pada tahun 1988/89 telah dibangun 77 gedung SMA, tambahan ruang kelas baru sebanyak 550 kelas dan rehabilitasi sebanyak 121 gedung SMA. Dengan demikian selama Repelita IV telah dibangun 308 gedung SMA, 3.794 tambahan ru-ang kelas baru dan rehabilitasi 372 gedung SMA (Tabel XVI-4). Pencapaian realisasi tersebut masih di bawah target yang di-tetapkan dalam Repelita IV, terutama disebabkan oleh kesulit-an untuk mendapatkan tanah serta kurangnya tenaga pelaksana dan perencana di daerah.

XVI/19

Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama telah dilakukan melalui penataran guru, penyediaan buku pelajaran pokok dan secara khusus melengkapi sekolah yang memerlukan ruang-ruang laboratorium IPA, ruang keterampilan, ruang per-pustakaan dan menyediakan peralatan praktek laboratorium IPA, peralatan keterampilan, peralatan kesenian dan olahraga, per-alatan pelajaran matematika, dan peralatan peraga ilmu-ilmu sosial (IPS). Dalam rangka pembinaan SMA sebagai sekolah lan-jutan umum, beberapa kegiatan utama telah diusahakan pelaksa-naannya, antara lain dalam hal penataran guru dan pengadaan buku perpustakaan. Hasil yang telah dicapai selama Repelita IV berupa pembangunan 122 ruang laboratorium IPA, 105 ruang keterampilan dan 126 ruang perpustakaan. Di samping itu telah disediakan alat kesenian dan olahraga sebanyak 3.709 perang-kat, alat peraga matematika sebanyak 1.742 perangkat, per-alatan laboratorium IPA 3.970 perangkat dan slat keterampilan sebanyak 1.525 perangkat. Demikian pula selama Repelita IV telah disediakan buku-buku pelajaran dan perpustakaan yang seluruhnya berjumlah 27.101.168 buku pelajaran dan 4.206.938 buku pustaka (termasuk SMP).

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tingkat mene-ngah atas selama Repelita IV juga telah diselenggarakan pena-taran bagi tenaga kependidikan (termasuk SMP). Selama itu berhasil ditatar sebanyak 154.502 orang tenaga kependidikan (Tabel XVI-4).

2) Pembinaan SMKTA (Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi)

Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi di-kembangkan dan diarahkan agar mutu tamatan sekolah tersebut semakin dapat memenuhi persyaratan kerja di berbagai bidang industri dan usaha. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan memantapkan daya tampung pada berbagai Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi, pada tahun 1988/89 dila-kukan banyak usaha untuk membangun, memperluas dan merehabi-litasi berbagai fasilitas pendidikan yang meliputi pengem-bangan 8 sekolah STM Pembangunan, 55 sekolah STM 3 tahun, 23 sekolah SMT Pertanian, 4 sekolah SMT Khusus, 54 Sekolah SMEA, serta 22 sekolah SMKTA dan Teknologi lainnya. Dengan demikian selama Repelita IV telah dilakukan pembangunan, perluasan dan rehabilitasi yang meliputi sekitar 560 sekolah ataupun lemba-ga pendidikan kejuruan dan teknologi, yaitu: 145 STM dan 23 SMT Pertanian, 277 SMEA dan 115 berbagai sekolah kejuruan la-innya. Di samping itu juga telah dapat disediakan buku pela-jaran sekolah sebanyak 12,5 juta buku. Selanjutnya sebagai

XVI/20

TABEL XVI - 4

PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH UMUM (SMP DAN SMA),1983/84 - 1988/89

1) Pada tahun 1986/87 dan 1987/88 tidak dibangun tambahan ruang perpustakaan karena prioritas diberikan untuk pengadaan buku pelajaran dan buku perpustakaan.

2) Digabung dengan talon guru SMA

XVI/21

TABEL XVI – 5

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSANPENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT ATAS (SMTA), 1)

1983/84 - 1988/89

Catatan: 1) Tahun ajaran2) Angka diperbaiki3) Digabung dengan guru SLTP

Jumlah Murid dari Sekolah yang bersangkutan4) Angka Partisipasi Kasar = -------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

Jumlah Pemasukan (Murid baru tk 1) pada suatu tingkat pendidikan dalam tahun tertentu4) Angka Melanjutkan = -------------------------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah lulusan dari tingkat pendidikan yang lebih rendah dari tahun sebelumnya

XVI/22

GRAFIK XVI - 3PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSANPENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT ATAS (SMTA),

1983/84 - 1988/89

XVI/23

upaya untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar telah pula diselenggarakan penataran bagi sebanyak 71.517 orang gu-ru kejuruan dan teknologi (Tabel XVI-6).

3) Pembinaan SMTA Keguruan

Pembinaan SMTA Keguruan dimaksudkan agar lembaga ini mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan sebagai tenaga pendidik yang profesional. Guna menunjang maksud ter-sebut dilakukan usaha untuk mengembangkan serta memantapkan fasilitas pendidikan yang ada, yaitu Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Sekolah Guru Olahraga (SGO) dan Sekolah Guru Pendidik-an Luar Biasa (SGPLB).

Pada tahun 1988/89 dilanjutkan tahapan pembangunan yang mencakup 30 gedung SPG, SGO dan SGPLB beserta pengadaan per-alatannya sebanyak 331 perangkat. Di samping itu juga disedia-kan buku-buku bacaan untuk kelengkapan perpustakaan sebanyak 271.000 buku. Sedangkan upaya peningkatan mutu pendidikan di-lakukan melalui penyelenggaraan penataran tenaga kependidikan sebanyak 6.256 orang. Guna memperlancar kegiatan proses bela-jar mengajar pada lembaga-lembaga tersebut telah diangkat dan ditempatkan tenaga pengajar sebanyak 50 orang. Dengan demiki-an selama Repelita IV telah dikembangkan 172 SPG, SGO dan SGPLB, beserta penyediaan peralatan pendidikan sebanyak 1.063 perangkat, penataran tenaga kependidikan 33.019 orang, peng-angkatan/penempatan guru sebanyak 768 orang, pengadaan buku pelajaran pokok 1.459,8 ribu buku serta penyediaan buku baca-an yang seluruhnya berjumlah 586,9 ribu buku (Tabel XVI-7).

e. Pembinaan Pendidikan Tinggi

Program pembinaan pendidikan tinggi ditujukan untuk me-ningkatkan mutu, efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan tinggi secara menyeluruh.

Dalam tahun 1983/84 (akhir Repelita III) jumlah mahasis-wa adalah 824,4 ribu, terdiri dari 765,0 ribu mahasiswa pro-gram gelar dan 59,4 ribu mahasiswa program diploma. Jumlah mahasiswa meningkat dalam tahun 1988/89 menjadi 1.663,9 ribu yang terdiri dari 1.339,5 ribu mahasiswa program gelar dan 324,4 ribu mahasiswa program diploma. Hal ini berarti bahwa dalam lima tahun Repelita IV jumlah mahasiswa telah meningkat dengan 839,5 ribu atau 101,8% yang terdiri dari 574,5 ribu mahasiswa atau 69,7% mahasiswa program sarjana dan 265,0 ribu mahasiswa atau 32,1% mahasiswa program diploma. Angka parti-sipasi dalam pendidikan tinggi diperoleh dengan membandingkan

XVI/24

TABEL XVI - 6

PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DAN TEKNOLOGI,1983/84 - 1988/89

Repelita IV

No. Jenis Kegiatan Satuan 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89

1. Pembinaan Sekolah MenengahTingkat Pertama (SMTP) Kejuruan

Pengembangan ST dan SKKP Sekolah 150 33 33 53 52 64

2. Pembinaan Sekolah MenengahTingkat Atas (SMTA) Kejuruan 1)a. Pengembangan STM Pembangunan Sekolah 5 8 8 8 8 8b. Pengembangan STM 3 Tahun Sekolah 47 145 35 44 44 55c. Pengembangan SMT Pertanian Sekolah 21 23 15 16 16 23d. Pengembangan SMT Khusus Sekolah 2 2 7 2 5 4e. Pengembangan SMEA Sekolah 233 277 59 70 60 54f . Pengembangan SMTA Kejuruan dan

Teknologi Lainnya Sekolah 112 115 10 49 49 22

3. Penataran Tenaga Kependidikan Orang 27.462 5.694 40.976 3.881 14.777 6.189

4. Pengadaan Buku Pelajaran Sekolah Buku 17.400.182 11.150.000 501.100 443.559 182.400 200.000

1) Kegiatan berkelanjutan dan bertahap

XVI/25

TABEL XVI - 7

PEMBINAAN PENDIDIKAN GURU (SPG, SGO DAN SGPLB),1983/84 - 1988/89

Repelita IV

No. Janie Kegiatan Satuan 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89

1. Pengembangan Sekolah SPG, SGOdan SGPLB / Sekolah 38 56 55 68 44 30

2. Pengangkatan Guru Orang 200 300 250 115 53 50

3. Penataran Tenaga Kependidikan Orang 635 1.996 11.548 12.379 840 6.256

4. Pengadaan Buku Pelajaran Pokok Buku 1.135.000 475.000 409.000 520.000 55 .80 0 -

5. Pengadaan Buku Bacaan/Perpustakaan Buku 11.000 137.500 139.000 29.700 9.700 271.000

6. Pengadaan Peralatan Pendidikan Perangkat 250 188 164 175 205 331

1) Berkelanjutan dan bertahap

XVI/26

jumlah mahasiswa dengan jumlah penduduk usia 19 - 24 tahun. Angka partisipasi tersebut telah meningkat dari 5,3% dalam ta-hun 1983/84 menjadi 8,5% dalam tahun 1988/89 (Tabel XVI-8).

Jumlah lulusan pendidikan tinggi yang terdiri dari lu-lusan program gelar dan lulusan program diploma sejak tahun terakhir Repelita III (1983/84) meningkat dari sebanyak 45,9 ribu mahasiswa pada tahun 1983/84 menjadi 163,9 ribu mahasiswa pada tahun 1988/89, sehingga selama Repelita IV telah di-luluskan sebanyak 575,3 ribu mahasiswa yang terdiri dari lu-lusan program gelar dan lulusan program diploma.

Peningkatan daya tampung dan produktivitas tersebut ber-kaitan dengan usaha-usaha serta hasil-hasil pelaksanaan pem-bangunan pada program pembinaan pendidikan tinggi dalam Repe-lita IV.

Selama Repelita IV telah dilakukan berbagai kegiatan pembangunan pada 49 perguruan tinggi negeri, termasuk 4 aka-demi kesenian dan pemberian bantuan kepada perguruan tinggi swasta. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain meliputi hal-hal sebagai di bawah ini.

Dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan pembangunan ruang kuliah dan kantor seluas 140.157 m2, pembangunan ruang labo-ratorium 18.633 m2, pembangunan ruang perpustakaan 21.726 m2, dan rehabilitasi gedung seluas 800 m2. Dengan demikian selama Repelita IV telah dilaksanakan pembangunan ruang kuliah dan kantor seluas 654.205 m2, pembangunan ruang laboratorium 117.011 m2, pembangunan ruang perpustakaan 87.622 m2, serta rehabilitasi gedung seluas 34.327 m2.

Dalam usaha peningkatan sarana pendidikan dan kampus da-lam tahun 1988/89 dilakukan pengadaan buku perpustakaan se-banyak 36.930 buku, penerbitan buku sebanyak 11.630 buku, serta pengadaan peralatan laboratorium sebanyak 3.052 perang-kat. Dengan pengadaan yang dilakukan sebelumnya hal ini ber-arti selama Repelita IV telah dilakukan pengadaan buku per-pustakaan sebanyak 329.891 buku, penerbitan buku sebanyak 69.830 buku, dan pengadaan peralatan laboratorium sebanyak 10.860 perangkat.

Pada tahun anggaran 1988/89 telah dilanjutkan pengem-bangan bagi 10 perguruan tinggi yang meliputi: UNHAS, UNSRI, USU, UI, UNPAD, UNDIP, UNAIR, UNTAN, UNLAM, dan UNSRAT.

XVI/27

TABEL XVI - 8

PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA DAN LULUSAN

PENDIDIKAN TINGGI,

1983/84 - 1988/89

Catatan: 1) Tahun ajaran Jumlah Murid dari Sekolah yang bersangkutan

2) Angka Partisipasi Kasar = -------------------------------------------------------- X 100% Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

Jumlah Pemasukan (Murid baru tk 1) pada suatu tingkat pendidikan dalam tahun tertentu3) Angka Melanjutkan = -------------------------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah lulusan dari tingkat pendidikan yang lebih rendah dari tahun sebelumnya

XVI/28

GRAFIK XVI - 4

PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA DAN LULUSAN

PENDIDIKAN TINGGI,

1983/84 - 1988/89

XVI/29

TABEL XVI - 9

PEMBINAAN PENDIDIKAN TINGGI,1983/84 - 1988/89

Repelita IV

No. Jenis Kegiatan Satuan 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89

1. Pembangunan Ruang Kuliah/Kantor M2 193.662 132.884 102.207 190.627 88.330 140.157

2. Pembangunan Ruang Laboratorium M2 50.577 30.870 31.660 28.059 7.789 18.633

3. Pembangunan Ruang Perpustakaan M2 29.803 13.792 11.551 33.809 6.744 21.7262)

4. Rehabi l i tas i Gedung M2 46.684 12.664 1.800 19.063 - 8005. Pengadaan Tenaga Kependidikan Orang 36.144 37.005 48.034 59.736 14.815 20.408

1)6. Penataran Dosen Orang 3.759 3.120 5.115 6.778 9.569 -7. Pengadaan Buku Perpustakaan Buku 45.836 75.516 110.545 31.900 75.000 36.930

8. Pengadaan/Penerbitan Buku Buku 9.376 22.000 12.000 9.200 15.000 11.630

9. Pene l i t ian Judul 1.163 1.484 1.766 1.085 16 578

10. Pengadaan Peralatan Laboratorium Perangkat 798 1.048 892 2.868 3.000 3.052

11. Pemberian Beasiswa Orang 8.100 8.035 7.054 2.680 3.500 7.143

12. Pendidikan Diploma Non Kependidikan Orang 10.732 10.145 13.676 12.902 23.585 13.574

13. Pendidikan Pasca Sarjana/Doktor Orang 2.174 2.831 2.335 3.663 2.104 3.435

14. Pengembangan Kampus Kampus 11 11 11 11 10 10

15. Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa 14.995 19.254 19.725 56.142 60.000 7.412

1) Angka diperbaiki2) Digabung dengan pembangunan ruang kuliah/kantor

XVI/30

Pengembangan tersebut dilaksanakan dengan pembangunan yang menyeluruh, meliputi: pengembangan akademik, pembangunan ge-dung pendidikan, pengadaan peralatan pendidikan, pengadaan buku perpustakaan, pengembangan sumber daya manusia, dan pem-bangunan sistem.

Dalam usaha peningkatan mutu tenaga akademis atau dosen selama Repelita IV telah dilaksanakan penataran yang telah diikuti oleh 24.582 orang dosen. Di samping itu usaha terse-but dilakukan pula melalui pendidikan Pascasarjana atau Dok-tor yang dalam tahun 1988/89 diikuti oleh 3.435 orang. Se-hingga selama Repelita IV pendidikan Pascasarjana ini diikuti oleh 14.368 orang.

Dalam Repelita IV telah pula diberikan perhatian khusus kepada pengadaan tenaga kependidikan untuk memenuhi kebutuhan guru sekolah menengah yang berjumlah 179.998 orang. Di sam-ping itu program pendidikan diploma non kependidikan dalam tahun 1988/89 diikuti oleh 13.574 orang dan dalam Repelita IV diikuti oleh 73.882 orang.

Dalam rangka pembinaan untuk mengembangkan serta memper-dalam kemampuan masyarakat akademik, dalam tahun 1988/89 te-lah dilakukan penelitian sebanyak 578 judul dan selama Repe-lita IV sebanyak 4.929 judul. Pelaksanaan pengabdian pada ma-syarakat melalui Kuliah Kerja Nyata yang bertujuan untuk tu-rut berperan serta di dalam pembangunan masyarakat pedesaan dalam tahun 1988/89 telah diikuti oleh 7.412 mahasiswa dan selama Repelita IV telah diikuti oleh 162.533 mahasiswa.

Peningkatan bakat dan prestasi mahasiswa dilaksanakan melalui pemberian beasiswa kepada 7.143 mahasiswa dalam tahun 1988/89 dan selama Repelita IV kepada 28.412 mahasiswa.

Di samping itu sedang dibangun dan dilanjutkan perluasan serta pengembangan sejumlah politeknik dan program yang seje-nis yang tersebar di berbagai propinsi, baik dalam bentuk pe-ningkatan dan perluasan sarana fisiknya maupun peningkatan kurikulumnya.

Sejak tahun anggaran 1988/89 telah mulai dilakukan ke-giatan Operasi dan Perawatan untuk meningkatkan daya tampung setiap jenjang pendidikan tinggi dan mutu lulusannya, yaitu dengan meningkatkan pemanfaatan asset di perguruan tinggi agar dapat berfungsi secara optimal. Kegiatan tersebut meli-puti: operasional pendidikan dan pengajaran, operasional pe-nelitian, operasional pengabdian pada masyarakat, operasional

XVI/31

manajemen perguruan tinggi, pemeliharaan gedung pendidikan, peralatan laboratorium, buku perpustakaan, dan fasilitas pen-dukung pendidikan lainnya.

Dalam Repelita IV juga dilakukan usaha-usaha memantapkan pengembangan dan pembinaan Perguruan Tinggi Swasta melalui penataan, penilaian kembali terhadap status dan pemberian bantuan prasarana serta sarana, secara selektif. Dalam tahun 1988/89 mulai dirintis pembangunan 4 buah Pusat Pengembangan di Kopertis Wilayah I Medan, Kopertis Wilayah VI Semarang, Kopertis Wilayah VII Surabaya, dan Kopertis Wilayah IX Ujung Pandang. Pusat-pusat Pengembangan itu berfungsi untuk memban-tu peningkatan mutu perguruan tinggi swasta, khususnya dalam bidang eksakta, dengan menyediakan fasilitas-fasilitas tertentu. Fasilitas utama yang disediakan dalam Pusat-pusat Pengembangan (Growth Centre) tersebut adalah laboratorium da-sar, seperti laboratorium fisika, kimia dasar, biologi dan laboratorium bahasa. Di samping itu juga akan disediakan sa-rana pendukung lain seperti perpustakaan, fasilitas komputa-si, dan sebagainya.

f. Peningkatan Pendidikan Masyarakat

Program ini merupakan kegiatan pendidikan di luar seko-lah yang diarahkan pada usaha memberikan kesempatan belajar bagi warga masyarakat agar mampu memiliki keterampilan untuk memperoleh mats pencarian yang layak.

Pelaksanaan program ini antara lain meliputi: (1) ke-giatan pemberantasan buta huruf gaya baru atau pemberantasan tiga buta, yaitu buta aksara latin dan angka, buta bahasa In-donesia dan pendidikan dasar; (2) memantapkan pembinaan ke-lompok belajar, paguyuban, organisasi dan lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah, sebagai bagian dari sistem pendidik-an nasional.

Kegiatan pemberantasan buta huruf gaya baru dilakukan melalui Kelompok Belajar Pendidikan Dasar (Kejar Paket A) yang dipadukan dengan pendidikan mata pencaharian (upajiwa).

Untuk memanfaatkan kemampuan membaca, menulis dan berhi-tung serta pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh mereka yang telah menyelesaikan Paket Al - A20, maka dikem-bangkan kegiatan Kelompok Belajar Usaha (Kejar Usaha) dalam rangka memberikan keterampilan berusaha untuk meningkatkan pendapatan.

XVI/32

Di samping itu, untuk membantu warga masyarakat yang pu-tus sekolah, diselenggarakan pula program magang dan pembina-an melalui lembaga Pendidikan Luar Sekolah yang Diselenggara-kan oleh Masyarakat (Diklusemas).

Dalam tahun 1988/89 kegiatan pendidikan masyarakat anta-ra lain telah membelajarkan 1.469.775 orang melalui program Paket A yang dipadukan dengan mata pencaharian, serta memben-tuk Kelompok Belajar Usaha (Kejar Usaha) yang melibatkan 65,380 orang. Agar supaya kegiatan-kegiatan di atas ini dapat berhasil sebagaimana diharapkan, untuk pelaksanaannya diper-lukan tenaga-tenaga yang kemampuannya memadai. Dalam usaha meningkatkan mutu petugas Dikmas yang meliputi petugas Balai Dikmas, petugas Sanggar Kegiatan Belajar, Kasi Dikmas, Peni-lik Dikmas, Tutor dan Monitor, Satgas Desa, telah dilatih se-banyak 135.442 orang.

Adapun hasil yang dicapai selama Repelita IV dari pro-gram Peningkatan Pendidikan Masyarakat antara lain adalah te-lah membelajarkan 9.865.294 orang penduduk buta huruf melalui program Kejar Paket A yang dipadukan dengan mata pencaharian serta membentuk kelompok belajar usaha (Kejar Usaha) yang me-libatkan 308.034 orang.

Dalam usaha meningkatkan mutu petugas Pendidikan Masya-rakat (Dikmas) yang meliputi Petugas Balai Dikmas, petugas Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Kasi Dikmas, Penilik Dikmas, Tutor dan Monitor, Satgas Desa, telah dilatih sebanyak 424.562 orang.

Di bidang sarana dan prasarana Pendidikan Masyarakat te-lah dibangun gedung SKB dan Balai Pendidikan Masyarakat (BPM) sebanyak 65 buah, serta rehabilitasi dan perluasan gedung SKB dan BPM sebanyak 80 buah.

Untuk pengadaan buku Paket A dan pedomannya seluruhnya telah dicetak sebanyak 135.333.835 eksemplar.

g. Peranan Wanita

Melalui program ini dilakukan berbagai usaha yang ber-kaitan dengan bidang pendidikan masyarakat, yang dimaksudkan untuk memberikan berbagai keterampilan dan pengetahuan kepada kaum wanita agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif da-lam pembangunan dengan dijiwai oleh rasa percaya akan kemam-puan sendiri.

XVI/33

Dalam tahun 1988/89 kegiatan pembinaan peranan wanita meliputi antara lain penyelenggaraan pelatihan Kepemimpinan Wanita tingkat Propinsi dengan peserta sebanyak 540 orang. Kegiatan itu ditunjang dengan diadakannya sarana belajar yang terdiri dari modul latihan Kepemimpinan dalam Pembangunan se-banyak 1.350 eksemplar, buku penunjang Pendidikan Mata Penca-harian sebanyak 46.500 eksemplar dan buku pelajaran P2W se-banyak 40.000 eksemplar.

Dalam Repelita IV telah dilakukan berbagai kegiatan, an-tara lain pendidikan kewiraswastaan bagi wanita sebanyak 810 orang, pembentukan kelompok belajar (Kejar) Paket A dan Kejar Usaha untuk wanita sejumlah 8.219 Kejar, orientasi program P2WKSS tingkat propinsi dan tingkat Kabupaten/Kotamadya 540 orang, pengadaan alat praktek 48 set, dan pengadaan buku pe-nunjang pendidikan mata pencaharian, buku menuju keluarga se-hat sejahtera serta buku pelajaran berjumlah 258.160 eksem-plar. Pengadaan buku Paket A beserta kelengkapannya, khusus untuk keterampilan wanita melebihi sasaran. Dari sasaran Re-pelita IV sebesar 89.000.000 eksemplar, realisasinya mencapai 119.920.235 eksemplar. Kelebihan target ini disebabkan karena partisipasi masyarakat dalam rangka pemberantasan tiga buta sangat aktif.

h. Generasi Muda

Program Pembinaan Generasi Muda diarahkan pada usaha-usaha untuk mewujudkan kesadaran akan kewajiban mereka seba-gai warga negara usia muda, yaitu sebagai kader penerus per-juangan bangsa untuk mencapai tujuan nasional. Dengan demiki-an generasi muda sebagai potensi bangsa akan berkembang seba-gai generasi muda yang sehat, tangguh dan bertanggung jawab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta cinta pada tanah air dan persatuan bangsa. Dalam tahun 1988/89 pembinaan generasi muda antara lain meliputi kegiatan-kegiatan sebagai di bawah ini.

Pertukaran remaja Indonesia - Jepang diikuti oleh 27 orang remaja putra-putri, pertukaran pemuda Indonesia - Kanada diikuti 50 orang, terdiri dari 26 putra 24 putri, dan pertukaran pemuda Indonesia - Australia diikuti 16 orang. Di samping itu telah diselenggarakan pula kegiatan kapal pemuda Asia Tenggara - Jepang dengan peserta 36 orang.

Selain pertukaran pemuda antar negara tersebut telah di-selenggarakan pula pertukaran pemuda antar propinsi dari

XVI/34

TABEL XVI – 10

PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT,1983/84 – 1988/89

1) Mulai tahun 1984/85 kegiatan a, b dan c telah dipadukan

XVI/35

seluruh Indonesia dengan peserta sebanyak 650 orang. Selan-jutnya telah diselenggarakan pula kegiatan napak tilas jejak pahlawan yang diikuti oleh 1.380 orang peserta dan pembinaan Purna Program Generasi Muda yang diikuti 780 orang. Dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka untuk bekerja, pada ta-hun 1988/89 telah diselenggarakan pelatihan keterampilan per-tukangan dan industri. Pesertanya terdiri dari 28 orang pemu-da berpendidikan SLTP/SLTA dan pemuda putus sekolah. Pelatih-an itu diselenggarakan di Lampung. Bersamaan dengan penye-lenggaraan pelatihan kepemimpinan juga diselenggarakan pela-tihan keterampilan pemuda di Balai Latihan Keterampilan Pemu-da (BLKP) di Solok dan Pandeglang dengan peserta masing-ma-sing 30 orang.

Dalam lima tahun Repelita IV pembinaan generasi muda te-lah dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan kepemudaan, seperti pelatihan kepemimpinan dan keterampilan, pertukaran pemuda antar bangsa dan napak tilas jejak pahlawan. Seluruh kegiatan tersebut telah mengikutsertakan sebanyak 557.395 pe-muda. Melalui gerakan kepramukaan telah dibina sekitar 1.000.000 orang. Juga telah dilaksanakan pemberian bantuan kepada KNPI yang meliputi kegiatan pemantapan dan peningkatan aktivitas organisasi DPD KNPI tingkat I dan tingkat II, peng-adaan peralatan latihan 305 unit, pengadaan fasilitas pem-binaan kepemudaan di Jakarta, Pandeglang, Solok, serta pem-bangunan pusat pelatihan keterampilan pemuda di Lampung.

Selain itu melalui pembinaan generasi muda telah dise-lenggarakan penataran P4 bagi pemuda (Pendidikan Politik tingkat Kader Nasional) yang diikuti oleh 2.398 orang pemuda dan mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta, terbagi da-lam 20 angkatan. Demikian pula telah ditatar P4 sejumlah 7.909.251 siswa SMTP, 4.728.581 siswa SMTA dan 1.332.877 ma-hasiswa. Untuk pemuda dan mahasiswa Indonesia di luar negeri telah ditatar P4 sebanyak 2.008 orang. Untuk penataran Kewas-padaan Nasional (TARPADNAS) bagi pemuda telah diselenggarakan tiga angkatan yang diikuti 250 orang pemuda, sedangkan pela-tihan kepemimpinan dan keterampilan pemuda telah dilatih se-kitar 6.200 orang, sedangkan sebanyak 20.300 orang pemuda di-arahkan untuk dapat mandiri melalui Kejar Usaha Pemuda.

Untuk meningkatkan mutu teknis pembinaan generasi muda telah dilaksanakan Pendidikan dan Latihan Tenaga Teknis dan Tenaga Pembina dan Pelatih Pramuka yang melibatkan 8.215 orang.

XVI/36

Selain kegiatan yang telah dilakukan dalam bidang kepra-mukaan, telah diselenggarakan pula Jambore Nasional Reimuna Pramuka, perkemahan wirakarya dan partisipasi dalam Jambore sedunia.

Dalam pada itu pembinaan dan pengembangan generasi muda diintegrasikan pula dalam berbagai bidang pembangunan lain-nya, seluruhnya mencakup antara lain kegiatan-kegiatan seba-gaimana diuraikan di bawah ini.

Di bidang kesejahteraan sosial kegiatan generasi muda meliputi dua kegiatan, yaitu Pembinaan Karang Taruna dan Pem-binaan Kesejahteraan Sosial Remaja. Pembinaan Karang Taruna dilaksanakan melalui kegiatan penumbuhan dan pengembangan Ka-rang Taruna sehingga dihasilkan Karang Taruna yang mampu me-laksanakan tugas dan fungsinya sebagai wadah pembinaan gene-rasi muda dalam bidang kesejahteraan sosial di tingkat desa. Pelaksanaan pembinaan Karang Taruna dikaitkan dengan program Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dan terutama di-arahkan pada penanaman pengertian dan kesadaran akan P4, pen-cegahan kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika serta pengembangan pembauran bangsa di kalangan generasi muda.

Sampai dengan tahun 1988/89 secara kumulatif terdapat sekitar 64.480 Karang Taruna yang tersebar di desa-desa di seluruh wilayah tanah air. Dengan jumlah tersebut sasaran pembinaan Karang Taruna dalam Repelita IV sebanyak 30.000 Ka-rang Taruna telah jauh dilampaui.

Adapun pembinaan Kesejahteraan Sosial Remaja antara lain bertujuan untuk menangani masalah remaja yang mengalami ham-batan dalam kehidupan sosial atau dalam proses sosialisasinya sebagai akibat dari permasalahan sosial di lingkungan keluar-ganya. Kegiatan yang dilaksanakan diarahkan untuk mengembali-kan fungsi sosial para remaja yang bersangkutan dan mening-katkan kesejahteraan sosial mereka. Selama lima tahun Repeli-ta IV telah dapat dibina sebanyak 8.415 orang remaja.

Di bidang agama pembinaan generasi muda bertujuan agar melalui pembinaan dan pendekatan keagamaan, kreativitas dan aktivitas pemuda dapat diarahkan kepada hal-hal yang berguna bagi pembangunan negara, bangsa dan agama.

Dalam tahun 1988/89 telah dilanjutkan penataran tenaga pembina tingkat pusat dan daerah, pelatihan keterampilan dan kewiraswastaan bagi 320 orang, penyediaan paket pembinaan

XVI/37

sebanyak 4.850 perangkat, dan darmabakti kemasyarakatan serta pergelaran di RRI atau TVRI.

Selanjutnya dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut dalam Repelita IV telah ditatar 6.258 orang tenaga pembina, diberikan pelatihan keterampilan dan kewiraswastaan bagi 2.138 orang, dilaksanakan kegiatan darmabakti kemasyarakatan oleh 2.730 orang, diadakan penyediaan 1.500 buah buku bagi perpustakaan remaja, dan diselenggarakan pergelaran di RRI dan TVRI.

Di bidang pertanian kepada generasi muda diberikan pe-nyuluhan pertanian. Kegiatan penyuluhan pertanian melalui ke-lompok taruna tani nelayan dititikberatkan pada pemberian be-kal kepemimpinan, kemampuan dan keterampilan di bidang perta-nian dan industri guna menunjang pembangunan pertanian. Untuk itu telah dilaksanakan kegiatan berupa penumbuhan dan pengem-bangan kelompok taruna tani nelayan, pelatihan pembina kelom-pok taruna tani nelayan, penyelenggaraan kursus-kursus dan magang, serta pengembangan pamong taruna tani. Dalam tahun 1988/89 terdapat penambahan 12.047 kelompok taruna tani se-hingga selama Repelita IV jumlah kelompok tani menjadi 253.582 kelompok.

Di bidang perkoperasian kegiatan pembinaan generasi muda terutama ditujukan untuk meningkatkan kemampuan para pemuda dalam membangun dirinya sendiri melalui kegiatan koperasi. Di samping itu kepada mereka diberikan dorongan untuk turut ber-partisipasi aktif dalam koperasi, sebagai anggota pengurus, badan pemeriksa, manajer ataupun sebagai karyawan koperasi. Sasaran pembinaan adalah pemuda-pemuda potensial, pemuda te-rampil, mahasiswa ataupun pemuda lainnya yang berminat untuk berpartisipasi dalam koperasi. Para pemuda yang telah memper-oleh kesempatan untuk mendapatkan pelatihan di bidang perko-perasian berumur antara 15 sampai 30 tahun. Selama Repe-lita IV telah dilatih sebanyak 7.971 orang, sedang dalam ta-hun 1988/89 telah dilatih sebanyak 860 orang.

i. Keolahragaan

Program keolahragaan diarahkan pada usaha melaksanakan panji olahraga, yaitu "memasyarakatkan olahraga dan mengolah-ragakan masyarakat", dengan memberikan kesempatan seluas-lu-asnya kepada seluruh lapisan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan olahraga melalui proses pemahaman, penyadaran serta penghayatan tentang arti, fungsi dan nilai olahraga dalam

XVI/38

rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai budaya bangsa. Usaha-usaha yang dilaksanakan dalam me-wujudkan Panji Olahraga antara lain adalah pembinaan dan pe-ningkatan prestasi olahraga, peningkatan pendidikan jasmani dan olahraga, serta pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana olahraga.

Dalam tahun 1988/89 kegiatan keolahragaan yang dilakukan antara lain berbentuk pembinaan sebanyak 102 orang olahraga-wan berbakat di SMP/SMA Ragunan. Pembinaan yang diberikan me-liputi cabang atletik, bola voli, bulu tangkis, basket, pana-han, loncat indah, renang, sepak bola, tenis serta tenis me-ja. Selain itu kegiatan olahraga pada tahun tersebut juga me-liputi keikutsertaan pelajar olahragawan kita dalam kejuaraan tenis pelajar ASEAN, senam pelajar ASEAN, kejuaraan atletik ASEAN, serta kejuaraan. sepak bola pelajar Asia.

Dalam rangka pelaksanaan program ini telah diberikan pembinaan kepada 108.169 orang pelajar di 27 propinsi dan di-adakan penataran bagi 30 orang wasit tingkat nasional. Selain itu dilaksanakan pencetakan dan penyebarluasan sebanyak 11.250 eksemplar buku pedoman pelaksanaan olahraga pedesaan serta penyelesaian pembangunan stadion mini di Kupang. Selan-jutnya telah diselenggarakan pembinaan atlit di Pusat Pendi-dikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) di Medan (sepak-bola), Padang (sepakbola), Palembang (sepakbola), Jambi (bulu tangkis), Salatiga (sepakbola), Ujung Pandang (sepakbola dan takraw) dan di Jayapura (sepakbola); seluruhnya diikuti oleh 294 orang.

Hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program ini selama Repelita IV antara lain adalah sebagai berikut: ke-giatan pemasyarakatan olahraga yang kurang lebih telah men-jangkau sebanyak lebih dari 45 juta orang anggota masyarakat, termasuk masyarakat penyandang cacat; pembinaan dan pening-katan prestasi olahraga pelajar dan mahasiswa serta olahraga-wan berbakat meliputi lebih dari 11,8 juta orang pelajar dan mahasiswa; penataran tenaga wasit dan juri olahraga bagi se-kitar 222 ribu orang; pengadaan lapangan olahraga (lapangan keras, lapangan rumput, taman bermain) seluas 5.577.851 m2; pengadaan alat olahraga untuk pedesaan sebanyak 11,6 ribu pa-ket; penelitian kesegaran jasmani dan rekreasi dengan meli-batkan 250.000 orang; pengadaan sarana diklat Unit Pelaksana Teknik sebanyak 150 paket; dan pengadaan publikasi panji olahraga.

XVI/39

Selain itu kepada KONI telah diberikan bantuan untuk me-ningkatkan kemampuan administrasinya dan untuk penyelenggara-an PON XI 1985.

J. Pendidikan Kedinasan

Program ini dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pen-didikan dan pelatihan bagi para tenaga teknis administratif dan edukatif.

Selama Repelita IV antara lain telah dilaksanakan ke-giatan-kegiatan: pendidikan dan pelatihan SESPA, SEPADYA, SEPADA, dan pelatihan perencanaan bagi sebanyak 3.963 orang, penataran tenaga pendidikan dan pelatihan bagi sebanyak 909 orang dan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis kebudayaan bagi sebanyak 1.828 orang. Untuk menunjang pendidikan dan pe-latihan bidang kegrafikaan telah dilaksanakan pencetakan buku grafika dan penerbitan majalah grafika sebanyak 70.000 ek-semplar.

k. Pengembangan Sistem Pendidikan

Dalam tahun 1988/89 Rancangan Undang-undang Sistem Pen-didikan Nasional telah disahkan oleh DPR menjadi Undang-un-dang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan telah adanya undang-undang tersebut diharapkan akan dapat diselenggarakan dan di-kembangkan sistem pendidikan nasional semesta yang menyeluruh dan terpadu.

Dalam rangka menunjang usaha penyempurnaan sistem pendi-dikan nasional dalam Repelita IV juga dilaksanakan penelitian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Penelitian tersebut antara lain mengenai pemerataan kualitas pendidikan khususnya pada kelas III SMP, putus sekolah dan mengulang kelas siswa SD, kaitan pendidikan dengan kebudayaan nasional, kaitan an-tara pendidikan dan lapangan kerja, pembiayaan pendidikan dan kesahihan sistem seleksi masuk perguruan tinggi. Untuk me-ningkatkan daya guna dan hasil guna kegiatan penelitian sela-ma Repelita IV telah dikembangkan pula jaringan penelitian pendidikan dan kebudayaan di Sembilan propinsi.

Dalam upaya meningkatkan kesempatan belajar yang dikait-kan dengan aspek pemerataan, kegiatan penelitian dan pengem-bangan diarahkan kepada pencarian bentuk-bentuk bare pelayan-an pendidikan serta sistem penyajian metode pendidikan yang inovatif.

XVI/40

Di samping itu dalam rangka usaha meningkatkan mutu pen-didikan, telah dilaksanakan antara lain kegiatan-kegiatan: evaluasi terhadap kurikulum tahun 1975, 1976, dan 1977 untuk pendidikan dasar dan menengah; pengembangan sumber-sumber be-lajar dengan menggunakan media elektronik; penataran terbatas bagi guru-guru dan calon guru SD melalui siaran radio pendi-dikan; dan pengembangan tenaga di bidang media instruksional untuk pendidikan.

Penelitian kebijaksanaan yang telah dilaksanakan antara lain meliputi masalah-masalah: pemerataan kualitas pendidik-an, kaitan pendidikan dengan kebudayaan nasional, pendidikan di daerah-daerah terpencil, seleksi masuk ke perguruan ting-gi, kesesuaian sistem dan isi kurikulum nasional dengan kebu-tuhan dan kondisi di daerah, dan masalah kesenjangan antara buku pelajaran dan kurikulum.

Dalam rangka pengembangan kebijaksanaan antara lain telah dilaksanakan usaha-usaha: penyebarluasan model pelayanan pendidikan melalui SD Pamong dan SD Kecil, pengembangan pen-didikan terpadu bagi anak tuna netra, tuna rungu, dan terbe-lakang mental, penyesuaian dan perbaikan kurikulum pendidikan (laser dan menengah, pengembangan kurikulum muatan lokal, pe-ngembangan metodologi pengajaran berbagai mata pelajaran, pe-ngembangan berbagai sumber belajar dengan menggunakan media cetak dan elektronik, pengembangan berbagai sarana pendidik-an, pengembangan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), dan pening-katan pelayanan pendidikan melalui media televisi dan film.

Untuk menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan ke-bijaksanaan tersebut di atas, dalam Repelita IV telah dikem-bangkan pula jaringan penelitian pendidikan dan kebudayaan di sembilan propinsi, yaitu di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Te-ngah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Su-matera Barat, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Di samping itu untuk menunjang pengembangan kebijaksanaan pendi-dikan dan kebudayaan telah dipersiapkan berbagai naskah aka-demik sebagai bahan penyusunan naskah peraturan perundang-un-dangan yang berkenaan dengan pelaksanaan UU Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam kaitan dengan pengembangan dan penyediaan data dan informasi tentang pendidikan dan kebudayaan telah dikembang-kan komputerisasi suatu sistem pengelolaan informasi secara terpadu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi mu-takhir. Pengembangan sistem tersebut mencakup pengembangan

XVI/41

perangkat keras dan perangkat lunak termasuk pengembangan te-naga manusianya.

Selain itu telah dilaksanakan pula pengembangan bank da-ta, penyediaan data mengenai semua tingkat pendidikan dan da-ta kebudayaan. Demikian pula telah dilaksanakan pengadaan bu-ku statistik tahunan untuk persekolahan, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga, dan kebudayaan.

B. KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

1. Pendahuluan

Dalam rangka usaha pengembangan kebudayaan nasional, Ga-ris-garis Besar Haluan Negara (GBHN 1983) mengarahkan antara lain sebagai berikut:

Nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai luhur bangsa harus dibina dan dikembangkan guna memperkuat pengha-yatan dan pengamalan Pancasila, memperkuat kepribadian bang-sa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa kesatuan. Selanjutnya kebudayaan nasional terus dibina dan diarahkan pada penerapan nilai-nilai kepri-badian bangsa yang berlandaskan Pancasila.

Sehubungan dengan tumbuhnya kebudayaan bangsa yang ber-kepribadian dan berkesadaran nasional maka sekaligus dapat dicegah nilai-nilai sosial budaya yang bersifat feodal dan kedaerahan yang sempit. Di samping itu ditanggulangi pengaruh kebudayaan acing yang negatif, antara lain dengan menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk menyaring dan menyerap nilai-nilai dari luar yang positif dan diperlukan bagi pembangunan.

Usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dilak-sanakan dengan mewajibkan penggunaannya secara baik dan be-nar. Pembinaan bahasa daerah dilakukan dalam rangka pengem-bangan bahasa Indonesia dan untuk memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia dan khasanah kebudayaan nasional sebagai sa-lah satu sarana identitas nasional.

Usaha ke arah pembauran bangsa lebih ditingkatkan di se-gala bidang kehidupan baik di bidang ekonomi maupun sosial budaya, dalam rangka usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta memantapkan ketahanan nasional.

XVI/42

Usaha pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional an-tara lain memperhatikan: keanekaragaman masyarakat Indonesia yang terdiri dari beraneka-ragam suku bangsa, agama, budaya dan bahasa menyatu dalam perkembangan sejarahnya. Di samping itu ditekankan pula peranan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Selanjutnya keanekaragaman latar belakang budaya juga mengalami pergeseran nilai-nilai sebagai akibat pemba-ngunan. Hal ini memberikan petunjuk adanya pembauran nilai dalam berbagai segi kehidupan bangsa Indonesia. Selain itu telah dirasakan pula adanya pengaruh kebudayaan asing yang masuk dengan cepat sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan terutama di bidang komunikasi dan transportasi yang memper-lancar hubungan kebudayaan antar bangsa.

Selanjutnya berkenaan dengan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, GBHN menggariskan antara lain sebagai berikut:

Atas dasar kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka perikehidupan beragama dan perikehidupan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, adalah selaras dengan pengha-yatan dan pengamalan Pancasila. Kehidupan keagamaan dan ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan, sehingga terbina hidup rukun di antara sesama penganut keper-cayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan antara semua umat beragama dan semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh kesatuan dan persatuan bang-sa serta meningkatkan anal untuk bersama-sama membangun ma-syarakat.

Selain itu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tidak merupakan agama. Pembinaannya didasarkan pada pedoman yang tidak mengarah pada pembentukan agama baru serta meng-efektifkan pengambilan langkah yang perlu agar pelaksanaan ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa benar-benar sesuai de-ngan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Sesuai dengan pengarahan GBHN, maka kebijaksanaan dan langkah-langkah pengembangan kebudayaan nasional dalam Repe-lita IV digariskan lebih lanjut sebagai berikut.

a. Dalam rangka memajukan kebudayaan nasional, ditingkatkan perlindungan dan pembinaan atas peninggalan sejarah dan

XVI/43

purbakala beserta situs-situsnya. Usaha tersebut dilak-sanakan dengan menggali, memugar, memelihara dan meng-amankan serta mengumpulkan informasi pelbagai peninggalan sejarah dan purbakala beserta situs-situsnya. Untuk itu peraturan perundang-undangan tentang kepurbakalaan akan disempurnakan. Di bidang permuseuman, kegiatan-kegiatan-nya diarahkan agar museum berfungsi; sebagai sarana kul-tural-edukatif. Melalui kegiatan permuseuman dapat di-kembangkan kesadaran nasional, pemantapan pengembangan budaya nasional, serta didorong penalaran dan sikap po-sitif terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, sesuai dengan kepribadian bangsa.

b. Nilai-nilai budaya Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 akan terus diwujudkan dengan jalan terus melakukan inventarisasi dan pemasyarakatan nilai-nilai tersebut. Diharapkan masyarakat akan makin tanggap terhadap perubahan zaman, mampu menyaring, menerapkan atau menolak pengaruh kebudayaan asing yang tidak sesuai atau bertentangan dengan pembangunan dan kepribadian bangsa. Selain itu masyarakat juga diharapkan makin memiliki rasa toleransi terhadap keragaman agama, budaya, ras, dan kemasyarakatan bangsa Indonesia.

c. Guna memungkinkan tumbuhnya kreativitas seniman serta penghargaan atas hasil karya seni, pembinaan dan pengem-bangan kesenian juga terus ditingkatkan. Pembinaan kese-nian antara lain dilaksanakan dengan memberikan penghar-gaan atas hasil karya seni para seniman beserta organi-sasinya. Sedangkan peningkatan pengembangan seni dilak-sanakan melalui pemeliharaan, penyebarluasan dan peman-faatan seni daerah, pembinaan organisasi profesi seni dan peningkatan kesejahteraan hidup para seniman. Selain itu dilaksanakan pengembangan seni daerah melalui peningkatan fungsi Taman Budaya.

d. Sebagai bahasa negara dan sarana komunikasi nasional, bahasa Indonesia terus dibina dan dikembangkan. Dengan demikian bahasa Indonesia makin dapat berfungsi sebagai unsur kebudayaan yang dinamis dan sebagai sarana pendu-kung pengembangan ilmu dan teknologi. Pengembangan baha-sa dan sastra Indonesia dilaksanakan dengan memasyara-katkan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar serta melakukan penelitian-penelitian mengenai bahasa dan sastra. Peningkatan mutu penggunaan bahasa dengan baik dan benar, antara lain dilaksanakan melalui pema-

XVI/44

syarakatan dan penyempurnaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), serta penyusunan pedoman pembentukan istilah pem-bakuan bahasa Indonesia dalam berbagai ilmu pengetahuan. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa dan sas-tra daerah, dilaksanakan kegiatan pembakuan bahasa mela-lui penyusunan kamus bahasa daerah, penerjemahan karya sastra daerah ke dalam bahasa Indonesia dan penyusunan buku acuan bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia.

e. Dalam rangka pemantapan sistem nasional perpustakaan dan perbukuan dilaksanakan peningkatan pelayanan bahan pus-taka dan pengembangan perbukuan nasional secara menyelu-ruh. Dengan demikian pelayanan perpustakaan makin mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sampai ke desa-de-sa.

f. Pembinaan bagi para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilanjutkan karena hal itu merupakan buda-ya yang hidup dan dihayati oleh sebagian bangsa Indone-sia. Pembinaan ini terutama diarahkan kepada pembinaan budi luhur bangsa yang sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

a. Program Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman

Program ini terutama bertujuan untuk menjaga kelestarian warisan budaya sebagai salah satu sarana pembinaan bangsa. Upaya penyelamatan warisan budaya dilakukan melalui inventa-risasi, pemeliharaan, pemugaran, pengamanan, penghayatan, pendokumentasian serta penerbitan hasil-hasil warisan budaya nasional dan budaya daerah. Di samping itu dilaksanakan pula peningkatan fungsi museum sebagai sarana sosial kultural edu-katif untuk mengembangkan kesadaran dan memantapkan pengem-bangan budaya nasional. Dalam Repelita IV program di bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman meliputi kegiatan: (1) pemugaran bangunan yang berupa baik monumen hidup maupun monumen mati, seperti candi, istana, taman purbakala, masjid, gereja, rumah adat, benteng, pura, puri dan istana, (2) peme-liharaan, penggalian, penyelamatan dan pengamanan benda-benda purbakala, (3) pendokumentasian warisan budaya, (4) pemberian tunjangan kepada juru pelihara benda-benda purbakala, (5) pe-ningkatan kerja lama dengan negara-negara asing khususnya di lingkungan ASEAN, (6) penambahan koleksi museum antara lain mengenai etnografi, arkeologika, historika, naskah kuno, re-plika, dan miniatur, (7) pembangunan dan pemeliharaan gedung

XVI/45

museum negeri propinsi, (8) pemberian bantuan kepada museum swasta dan (9) peningkatan fungsi museum melalui pameran te-tap, pameran keliling, dan ceramah.

Dalam Repelita IV kegiatan pemugaran dan pemeliharaan peninggalan sejarah dan benda-benda purbakala yang telah di-laksanakan meliputi: pemugaran candi di 24 lokasi, makam di 73 lokasi, taman purbakala di 8 lokasi, benteng di 12 lokasi, pura di 10 lokasi, istana di 16 lokasi, rumah adat di 8 loka-si, dan pemeliharaan peninggalan sejarah dan purbakala seba-nyak 1.594 situs. Di samping itu dilaksanakan studi kelayakan kepurbakalaan di 27 lokasi dan studi teknis di 13 lokasi.

Kegiatan pemugaran tersebut di atas antara lain termasuk pemugaran kompleks percandian Muara Jambi di Jambi, pemugaran kompleks percandian Muara Takus di Riau, candi Prambanan dan kraton Ratu Boko di Yogyakarta, candi Sewu di Jawa Tengah, bekas Kota Lama Banten di Jawa Barat, bekas kota Kerajaan Mo-jopahit di Jawa Timur, dan pemugaran Monumen Nasional (Monas) di Jakarta.

Dalam Repelita IV juga telah diresmikan purna pugar Masjid Agung Demak, purna pugar Masjid Syu'ada di Kalimantan Selatan dan purna pugar makam Arosbaya di Madura, pura Menge-ning di Bali, candi Sambisari di Yogyakarta, dan Taman Purba-kala Gua Prasejarah Sumpang Bitta di Sulawesi Selatan.

Dalam tahun 1988/89 kegiatan pemugaran dan pemeliharaan meliputi: pemugaran candi Tikus dan candi Bajang Ratu di Mo-jokerto, pemugaran benteng Surosowan dan benteng Speelwijk di Banten, pemugaran situs di 27 propinsi antara lain meliputi pemugaran masjid di 2 lokasi, gereja di 3 lokasi, kraton di 3 lokasi, istana di 2 lokasi, site Museum di 4 lokasi, makam di 5 lokasi, benteng di 4 lokasi, komplek megalith di 5 lo-kasi, pura di 1 lokasi, dan pemugaran gedung bersejarah di 2 lokasi. Pada tahun itu juga dilaksanakan pembuatan 2 naskah rencana induk komplek percandian Muara Jambi dan Pulau Penye-ngat, serta konservasi batu dan kayu di 4 lokasi, yaitu pra-sasti Banjong di Bali, cungkup makam Sendang Duwur di Jawa Timur, goa prasejarah Maros/Pangkep di Sulawesi Selatan, dan konservasi situs makam Madegan Kalpayung Laut Sampang di Pa-mekasan Madura. Di samping itu dilaksanakan pemeliharaan pe-ninggalan sejarah dan purbakala sebanyak 900 situs dan peng-adaan perlengkapan penjagaan peninggalan sejarah dan purbakala sebanyak 180 set.

XVI/46

Dalam rangka pengembangan permuseuman selama Repelita IV antara lain telah dilaksanakan pengadaan koleksi museum se-banyak 14.500 buah, meliputi jenis arkeologika, numismatika, etnografika, replika, naskah kuno dan anthropologika. Juga telah dilaksanakan penataan koleksi, penerbitan 8.000 eksem-plar hasil inventarisasi dan dokumentasi koleksi, pameran se-banyak 114 kali dan pelatihan tenaga teknis permuseuman bagi 985 orang. Di samping itu telah diresmikan delapan buah mu-seum negeri propinsi dan pemberian bantuan kepada 60 buah mu-seum daerah dan museum swasta.

Dalam tahun 1988/89 kegiatan pengembangan permuseuman meliputi: pengadaan koleksi museum 6 jenis terdiri dari jenis arkeologika, numismatika, etnografika, replika, naskah kuno dan anthropologika di 27 propinsi, katalogisasi dan dokumen-tasi koleksi museum sebanyak 580 buah, pameran khusus dan pa-meran keliling sebanyak 19 kali. Selain itu telah diberikan bantuan kepada 8 buah museum daerah dan museum swasta, serta studi pendirian museum di Timor Timur.

Khusus dalam kegiatan Museum Nasional selama Repelita IV antara lain telah dilaksanakan: perawatan koleksi sebanyak 1.000 buah, heregistrasi atau reinventarisasi koleksi seba-nyak 10.000 buah yang meliputi jenis arkeologika, numismatic-ka, etnografika, replika, naskah kuno dan anthropologika, do-kumentasi foto koleksi sebanyak 1.000 buah, pameran khusus 1 kali di bidang etnografi perhiasan ASEAN dan penyempurnaan tata pameran. Di samping itu dilaksanakan pelatihan tenaga teknis permuseuman bagi 200 orang.

b. Pengembangan Seni Budaya

Pengembangan seni budaya dalam Repelita IV terutama di-lakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (1) inven-tarisasi, penggalian, pembinaan kesenian tradisional yang hampir punah dan mengadakan penilaian terhadap pengaruh kebu-dayaan asing yang negatif, (2) peningkatan apresiasi dan daya kreativitas seni budaya melalui pameran, pementasan, duta se-ni tingkat daerah dan nasional, sayembara dan perlombaan, ce-ramah seni, studi perbandingan dan penyuluhan seni budaya, (3) pemberian penghargaan kepada seniman yang berprestasi tinggi, (4) peningkatan peran serta masyarakat dalam pembina-an dan pengembangan kesenian, (5) pembinaan organisasi pro-fesi dan memberikan bantuan peralatan kesenian kepada daerah transmigrasi, organisasi kesenian, kecamatan, kabupaten dan

XVI/47

propinsi, (6) pelanjutan pembangunan Taman Budaya, (7) pe-ningkatan kerja sama antar negara khususnya ASEAN dalam ber-bagai cabang seni dan (8) pelanjutan usaha pendirian Wisma Seni Nasional.

Selama Repelita IV telah dilaksanakan inventarisasi pe-ngaruh kesenian asing, revitalisasi kesenian di 27 propinsi dan penggalian kesenian. Juga dilaksanakan pengadaan peralat-an kesenian untuk Pemerintah-pemerintah Daerah Tingkat I 388 unit, Tingkat II dan Kotamadya 289 unit, dan Kecamatan 2.131 unit. Kemudian juga diberikan bantuan peralatan kesenian ke-pada Taman Budaya, organisasi kesenian dan masyarakat di dae-rah transmigrasi masing-masing 264 unit, 407 unit dan 119 unit. Di samping itu telah diresmikan sebuah Taman Budaya di Lampung.

Dalam rangka peningkatan apresiasi dan daya kreativitas seni budaya selama Repelita IV telah dilaksanakan 8 kali lom-ba kesenian tingkat Nasional, 156 kali tingkat Propinsi, 687 kali tingkat Kabupaten atau Kotamadya dan 47 kali pergelaran kesenian di TMII. Selain itu dalam rangka peningkatan kerja sama seni budaya antar negara, khususnya antar negara ASEAN, telah dilaksanakan kegiatan kesenian Luar Negeri, termasuk ASEAN sebanyak 32 kali terdiri dari: (1) ASEAN Youth Music Workshop 3 kali, (2) ASEAN Festival of the Performing Arts 6 kali, (3) dukungan kegiatan Festival Hongkong 4 kali, (4) ASEAN Sculpture Symposium 2 kali, (5) pameran kesenian Indo-nesia di Luar Negeri 13 kali, (6) dukungan pada Festival Seni di Mexico, (7) dukungan pada ASEAN Traveling Exhibition Pa-inting Photography and Children Arts Indonesia, (8) dukungan pada The Sixth ASEAN Square Sculpture Symposium di Manila dan (9) ASEAN Teeter Festival di Manila.

Dalam tahun 1988/89 untuk meningkatkan peran serta ma-syarakat dalam pengembangan kesenian antara lain telah dise-lenggarakan pagelaran seni di Kabupaten atau Kotamadya seba-nyak 5 kali, pagelaran seni di Taman Budaya sebanyak 52 ka-li, kegiatan kesenian yang bersifat nasional 4 kali, pameran lukisan dalam negeri, pagelaran kesenian di TMII 2 kali, sa-yembara seni lukis, paket apresiasi seni 79 kali, pameran se-ni di Taman Budaya 31 kali.

Dalam rangka kerja sama seni budaya antar negara, khu-susnya antar negara ASEAN, dalam tahun 1988/89 telah diadakan pula beberapa kegiatan berupa: pameran seni rupa luar negeri

XVI/48

yang diikuti 5 negara, dukungan kepada ASEAN Traveling Exhi-bition Painting, Photography, and Children Arts Indonesia, dan dukungan kepada The Sixth ASEAN Square Sculpture Symposi-um di Manila dan ASEAN Teater Festival di Manila.

Untuk membina organisasi profesi kesenian dan kegiatan kesenian di daerah, dalam tahun 1988/89 telah diberikan ban-tuan peralatan kesenian sebanyak 26 unit kepada organisasi profesi kesenian, 2 unit kepada Pemerintah Daerah Tingkat I, 10 unit kepada Taman Budaya, 3 unit kepada daerah transmigra-si dan 1 unit kepada daerah perbatasan.

Dalam rangka pengembangan Wisma Seni Nasional selama Re-pelita IV telah dilaksanakan rehabilitasi gedung Wisma Seni menjadi Gedung Pameran Temporer dan pengadaan peralatan se-banyak 22 unit. Di samping itu dilaksanakan pencetakan kata-logus sebanyak 2.200 eksemplar, penyusunan master program, dan pameran seni sebanyak 7 kali.

Adapun kegiatan Wisma Seni Nasional dalam tahun 1988/89 antara lain meliputi: perawatan dan pengamanan gedung Pameran Seni Rupa, perbaikan dan perawatan koleksi seni sebanyak 240 buah dan pengadaan alat perawatan dan pengamanan gedung 13 unit. Di samping itu diselenggarakan pameran sebanyak 6 kali dan diterbitkan katalog koleksi Wisma Seni Nasional (Indone-sia - Inggris) sebanyak 2.200 eksemplar.

c. Kebahasaan, Kesastraan, Perbukuan dan Perpustakaan

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam Repe-lita IV di bidang kebahasaan, kesastraan, perbukuan dan per-pustakaan antara lain meliputi: (1) peningkatan mutu penggu-naan bahasa Indonesia dengan baik dan benar; (2) peningkatan pembinaan bahasa daerah dalam rangka pengembangan bahasa Indonesia, memperkaya perbendaharaan dan khasanah kebudayaan nasional; (3) peningkatan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan; (4) penyusunan kamus besar bahasa Indonesia, kamus bahasa daerah dan kamus istilah; (5) penyusunan tata bahasa baku bahasa Indonesia; (6) peningkatan bimbingan dan penyuluhan melalui TVRI-RRI dan media cetak; (7) pengadaan bahan pustaka untuk Perpustakaan Wilayah, Per-pustakaan Umum, Perpustakaan Keliling, Sekolah, Kecamatan, dan Desa; (8) pengadaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat; (9) penyusunan pedoman pengelo-laan perpustakaan; (10) pemantapan sistem nasional perpustaka-an dan perbukuan; (11) peningkatan gairah dan minat membaca di kalangan masyarakat; (12) pemberian penghargaan kepada mereka

XVI/49

yang berprestasi menonjol di bidang perbukuan; (13) penyebar-luasan hasil pembinaan dan pengembangan kebudayaan melalui pembuatan film, video, slide, album seni budaya, pustaka wi-sata budaya dan cerita bergambar.

Selama Repelita IV sebagai hasil dari kegiatan kebahasa-an dan kesastraan antara lain telah tersusunnya Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku Tata Bahasa baku Bahasa Indonesia ta-hap II, Kamus Bahasa Daerah sebanyak 6 judul, Kamus Istilah sebanyak 9 judul, Daftar Istilah sebanyak 12 judul, serta pencetakan 70 naskah dan penyebarluasan buku dan kamus seba-nyak 140.000 eksemplar. Di samping itu juga telah dilaksana-kan sayembara mengarang kesastraan sebanyak 500 naskah, pem-berian beasiswa, kerja sama kebahasaan Indonesia - Malaysia dan sidang-sidang kebahasaan yang membahas 146 naskah, serta pembinaan bahasa Indonesia di TVRI dan RRI sebanyak 220 kali. Selain itu dilaksanakan penerjemahan karya sastra daerah se-banyak 6 naskah dan pertemuan kebahasaan di Wilayah Timur In-donesia. Juga diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V dan pameran buku kebahasaan.

Khususnya dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan pemba-kuan kebahasaan sebanyak 12 judul, penyelenggaraan Kongres Bahasa Indonesia V yang disertai pameran buku, penyelenggara-an pembinaan bahasa Indonesia melalui RRI dan TVRI sebanyak 104 kali, serta penerbitan dan penyebarluasan 3 judul buku sebanyak 3.000 eksemplar.

Selain itu dalam kegiatan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah antara lain telah dilaksanakan: peneli-tian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah sebanyak 28 jenis penelitian, evaluasi hasil penelitian 38 naskah, penyuntingan 30 naskah hasil penelitian, pencetakan dan penyebarluasan naskah hasil penelitian sebanyak 10.000 eksemplar, dan penyu-luhan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah sebanyak 20 kali.

Selama Repelita IV di bidang perpustakaan antara lain telah dilaksanakan pengadaan 22 naskah buku pemandu pustaka-wan sebanyak 62.500 eksemplar, pengadaan buku untuk Pusat Pembinaan Perpustakaan sebanyak 6.320 eksemplar, dan pengada-an buku asing untuk Perpustakaan Nasional sebanyak 200 judul. Juga dilaksanakan penyebarluasan informasi perpustakaan mela-lui RRI sebanyak 36 kali, melalui TVRI 18 kali dan melalui pameran 16 kali. Di samping itu diselenggarakan 3 kali lomba mint baca tingkat nasional dan 1 kali pertemuan organisasi profesi.

XVI/50

Selanjutnya melalui kegiatan Badan Pertimbangan Pengem-bangan Buku Nasional (BPPBN) antara lain telah disusun saran-saran kebijaksanaan tentang pengembangan perbukuan secara na-sional. Juga telah dilaksanakan persiapan pembangunan jaringan perpustakaan umum dan sekolah, serta pengembangan sistem nasional jaringan perpustakaan dan informasi. Selanjutnya te-lah diterbitkan buku informasi bahan baru 750 entri, katalog induk nasional 1.500 entri, indeks berita dan artikel surat kabar 2.000 entri, bibliografi nasional Indonesia 2.000 entri, bibliografi tentang ASEAN untuk Indonesia 400 entri, dan pembuatan mikro film serta fumigasi dan konservasi bahan pus-taka yang rusak.

Dalam tahun 1988/89 kegiatan pengembangan perpustakaan antara lain meliputi: pengadaan buku pemandu pustakawan se-banyak 2.500 eksemplar, penyebarluasan informasi perpustakaan melalui RRI sebanyak 4 kali, melalui TVRI 2 kali dan melalui pameran 1 kali. Di samping itu dilaksanakan peningkatan la-yanan informasi perpustakaan dan penataan jaringan perpusta-kaan dan informasi.

Adapun hasil yang telah dicapai melalui kegiatan Perpus-takaan Nasional dalam tahun 1988/89 antara lain pengadaan ba-han pustaka Indonesia dan asing sebanyak 1.475 judul, penyu-sunan 5 judul informasi perpustakaan yang diterbitkan menjadi sebanyak 4.000 eksemplar buku, serta konservasi bahan pustaka rusak sebanyak 3.000 eksemplar.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan perpustakaan wi-layah selama Repelita IV antara lain telah dilaksanakan peng-adaan buku perpustakaan sebanyak 798.139 eksemplar dan pe-nyusunan bibliografi daerah sebanyak 29.500 eksemplar. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat telah dilakukan lomba minat baca tingkat propinsi sebanyak 90 kali di 27 propinsi. Demikian pula telah dibangun 23 gedung perpustakaan wilayah lengkap dengan peralatan teknis perpustakaan serta 13 rumah jabatan. Selain itu dilaksanakan pengadaan 149 unit mobil perpustakaan keliling dan pengoperasian 172 buah perpustakaan keliling di 27 propinsi.

Dalam tahun 1988/89 kegiatan pengembangan perpustakaan wilayah meliputi: pengadaan buku perpustakaan sebanyak 24.725 eksemplar untuk 27 propinsi. Selain itu juga dilaksanakan pengoperasian mobil unit perpustakaan keliling sebanyak 177 unit di pedesaan dan pembangunan gedung baru di 5 lokasi.

XVI/51

Kegiatan penerbitan buku sastra Indonesia dan Daerah da-lam tahun 1988/89 antara lain meliputi: pengadaan dan pengum-pulan 14 naskah sastra, pengolahan 14 judul naskah sastra serta pencetakan dan distribusi naskah sastra sebanyak 3.150 eksemplar. Dengan demikian selama Repelita IV telah dilaksa-nakan pengadaan, pengumpulan dan pengolahan naskah sebanyak 285 judul, pencetakan sebanyak 117 judul buku sastra Indone-sia dan Daerah dan penyebarluasannya di 27 propinsi. Di sam-ping itu dilaksanakan pengadaan 4 jenis majalah pengetahuan umum sebanyak 351.000 eksemplar, penerbitan naskah buku baca-an populer sebanyak 126.500 eksemplar, dan sayembara menga-rang bacaan populer 24 naskah.

Selanjutnya kegiatan pengembangan media kebudayaan yang telah dilaksanakan selama Repelita IV antara lain berbentuk pengenalan kepada masyarakat dan penyebarluasan berbagai in-formasi kebudayaan sebanyak 85 judul melalui pembuatan film dan copy film kebudayaan, album seni budaya, pustaka budaya, siaran TVRI dan pameran seni budaya. Selain itu telah disele-saikan pula pembuatan cerita bergambar, video cassette, pem-buatan slide seni dan penerbitan Khasanah Budaya melalui me-dia massa 48 kali.

Dalam tahun 1988/89 kegiatan pengembangan media kebuda-yaan antara lain meliputi: penyusunan buku pembinaan dan pengembangan wisata budaya 1 naskah, penerbitan leaflet baha-sa Inggris dan bahasa Indonesia sebanyak 9.000 eksemplar, pustaka wisata budaya sebanyak 1.000 eksemplar, pembuatan 10 copy film dan copy master video cassette 10 buah serta booklet budaya sebanyak 1.000 eksemplar. Selain itu telah di-laksanakan pula pengenalan khasanah budaya melalui media massa cetak sebanyak 48 kali, dan evaluasi penyebarluasan berbagai aspek budaya Indonesia.

d. Inventarisasi Kebudayaan

Dalam rangka inventarisasi kebudayaan dan pembinaan wa-wasan nusantara, dalam Repelita IV dilaksanakan kegiatan-ke-giatan sebagai berikut: (1) inventarisasi dan dokumentasi ke-budayaan daerah dan sejarah nasional di seluruh propinsi, termasuk tradisi lisan yang diwariskan turun temurun; (2) pe-nulisan biografi pahlawan dan tokoh nasional; (3) pengkajian kebudayaan daerah melalui seminar, diskusi dan sarasehan; (4) penyelenggaraan seminar kesejarahan nasional; (5) penyelamat-an, penerjemahan dan penerbitan kembali naskah kuno; (6) pe-nelitian kepurbakalaan dan peningkatan sarana dan prasarana

XVI/52

untuk balai penelitian arkeologi; (7) penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan Daerah, termasuk sastra lisan; dan (8) pembinaan teknik dan kebijaksanaan kebudayaan melalui kegiat-an koordinasi perencanaan dan pelaksanaan serta penulisan sumber informasi kebudayaan.

Selama Repelita IV kegiatan inventarisasi kebudayaan an-tara lain meliputi: inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah di 27 propinsi, penelitian kebudayaan daerah sebanyak 495 naskah di 26 propinsi, perekaman peristiwa kesejarahan dan upacara tradisional sebanyak 42 naskah, pencetakan naskah hasil penelitian sebanyak 766 naskah, seminar kesejarahan 3 kali, penelitian dan pengkajian kebudayaan nusantara sebanyak 9 naskah dan ceramah tentang kebudayaan sebanyak 32. kali. Selain itu telah disusun naskah konsepsi pembinaan kesadaran dan penjernihan sejarah, dan penerbitan 2 naskah penyusunan hasil penelitian. Selanjutnya telah pula dilaksa-nakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan Daerah se-banyak 330 judul, penerbitan dan penyebarluasan 43 judul hasil penelitian sebanyak 70.000 eksemplar.

Dalam tahun 1988/89 kegiatan Inventarisasi Kebudayaan antara lain meliputi: penelitian, perekaman, penganalisaan berbagai aspek perkembangan kebudayaan nasional sebanyak 11 naskah, pemantapan persiapan Kongres Kebudayaan, perekaman upacara kesejarahan dan nilai tradisional, perbanyakan hasil perekaman 33 naskah, penganalisaan dan perekaman kebudayaan daerah 30 naskah, temu budaya daerah di 27 propinsi. Di sam-ping itu dilaksanakan penyelesaian pembangunan Balai Kajian dan Informasi Kebudayaan di Kalimantan Barat. Selanjutnya ke-giatan Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional juga meliputi: penelitian aspek-aspek kesejarahan sebanyak 4 nas-kah, evaluasi hasil penelitian dan penyuntingan naskah untuk diterbitkan sebanyak 12 judul. Di samping itu dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan peringatan 80 tahun Kebangkitan Nasional.

Untuk kegiatan penelitian dan pengkajian Kebudayaan Nu-santara dalam tahun 1988/89 antara lain telah dilakukan pene-litian dan pengkajian kebudayaan nusantara sebanyak 21 nas-kah, penilaian hasil kajian sebanyak 16 naskah dan penerbitan hasil penelitian sebanyak 12 naskah.

Di bidang penelitian purbakala, selama Repelita IV anta-ra lain telah dilaksanakan penelitian terhadap 143 situs, analisis hasil penelitian 18 situs serta penerbitan dan pe-nyebarluasan hasil penelitian sebanyak 148 naskah. Juga telah

XVI/53

dilaksanakan magang tenaga peneliti arkeologi sebanyak 29 orang dan pengadaan peralatan teknis sebanyak 45 unit. Dalam tahun 1988/89 kegiatan penelitian purbakala antara lain meli-puti: penelitian terhadap 18 situs disertai dengan analisis hasil penelitian, serta dokumentasi dan penerbitan hasil pe-nelitian sebanyak 2.000 eksemplar. Di samping itu magang te-naga peneliti arkeologi sebanyak 12 orang dan pengadaan per-alatan teknis laboratorium sebanyak 5 unit.

Dalam rangka peningkatan dan pengendalian pelaksanaan program kebudayaan selama Repelita IV antara lain telah di-laksanakan: pemantapan dan pengembangan kebijaksanaan serta penyusunan program kebudayaan sebanyak 30 naskah, bimbingan pelaksanaan, pengkajian dan pelayanan data kebudayaan 40 nas-kah, serta penanggulangan kasus di 27 propinsi. Adapun ke-giatan penyusunan program pengendalian pelaksanaan proyek ke-budayaan dalam tahun 1988/89 antara lain meliputi: penyajian informasi kebudayaan 25 naskah, evaluasi pelaksanaan rencana dan program Repelita IV, penyusunan naskah Rancangan Repe-lita V dalam bidang Kebudayaan Nasional, kajian efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program. Di samping itu dilaksanakan penataan ruang data Ditjen Kebudayaan.

e. Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Mafia Esa

Dalam rangka Program Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Repelita IV telah dilaksa-nakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (1) inventarisasi dan dokumentasi serta evaluasi tentang permasalahan para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di berba-gai daerah; (2) penyusunan kebijaksanaan pembinaan bagi para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasar-kan GBHN; (3) penyusunan program kerja dan langkah-langkah kegiatan yang sesuai dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; dan (4) pemaparan budaya spiritual bekerja sama dengan berbagai instansi yang terkait.

Selama Repelita IV telah dilaksanakan penyusunan 28 nas-kah hasil inventarisasi dan dokumentasi permasalahan para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk 11 naskah di antaranya telah dievaluasi. Di samping itu dilak-sanakan peningkatan komunikasi antar para penghayat Keperca-yaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan antar instansi yang terkait sebanyak 130 kali. Telah dilaksanakan pula pemaparan

XVI/54

budaya spiritual di 17 propinsi dan penyebarluasan informasi melalui RRI atau TVRI dan media cetak sebanyak 236 naskah.

Dalam tahun 1988/89 kegiatan Pembinaan Kepercayaan ter-hadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain meliputi: inventarisasi dan dokumentasi permasalahan para penghayat kepercayaan ter-hadap Tuhan Yang Maha Esa di Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat; pendalaman budaya spiritual di DKI Jakarta yang diikuti 5 organisasi, di Jawa Tengah diikuti 5 organisasi dan di Jawa Timur; pemaparan budaya spiritual oleh 7 organisasi yang dilaksanakan di Jawa Tengah, Jawa Ti-mur dan DKI Jakarta; penyebarluasan informasi melalui RRI se-banyak 30 naskah; komunikasi antar instansi di DI Yogyakarta, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Jawa Barat; dan penerbitan dan penyebarluasan 3 naskah hasil penelitian. Demikian pula telah dilaksanakan bimbingan bagi tenaga pembina yang diikuti oleh 50 peserta.

f. Pendidikan Kedinasan Tenaga Kebudayaan

Guna menunjang keberhasilan program di Sektor Kebudaya-an, peranan keterampilan tenaga teknis kebudayaan sangat pen-ting. Oleh karena itu dalam Repelita IV telah ditatar seba-nyak 1.828 orang tenaga teknis kebudayaan, termasuk 150 orang yang ditatar pada tahun 1988/89. Tenaga teknis kebudayaan tersebut antara lain terdiri dari penilik kebudayaan, tenaga-tenaga seksi kebudayaan, sejarawan nilai tradisional, permu-seuman, kesenian, kepurbakalaan, bahasa dan sastra, perpusta-kaan, perencanaan dan pamong kebudayaan serta bendaharawan.

Dalam pembinaan kegrafikaan, oleh Pusat Grafika Indone-sia telah diselenggarakan pendidikan dan pelatihan atau pena-taran bidang grafika dan penerbitan. Peserta penataran ber-asal dari instansi pemerintah dan perusahaan swasta bidang percetakan dan penerbitan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam tahun 1988/89 telah ditatar sebanyak 335 orang, terdiri dari 292 orang peserta penataran reguler dan 41 orang non re-guler. Dengan demikian selama Repelita IV telah ditatar se-banyak 1.758 orang tenaga kegrafikaan, terdiri dari 1.467 orang peserta penataran reguler dan 281 orang non reguler. Jenis penataran yang dilakukan antara lain meliputi: penatar-an perwajahan, photo repro, cetak ofset besar, cetak ofset kecil, susun huruf photo, penyelesaian grafika, perawatan me-sin dan elektro, penataran pengelolaan usaha grafika dan pengujian bahan grafika.

XVI/55