makalah generasi muda

21

Click here to load reader

Upload: lakidende-university

Post on 05-Jul-2015

3.055 views

Category:

Documents


93 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah generasi muda

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Salah satu kebijakan pendidikan nasional di Indonesia terbaru adalah dengan

melaksanakan pendidikan berkarakter nilai nilai bangsa pada sekolah sekolah yang

ada di Indonesia. Berdasarkan UU Sistem Pendidikan nasional No 20 tahun 2003

pasal 3 yang menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi: Mengembangkan

kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pelaksanaannya di mulai tahun pelajaran 2010/2011, merupakan Salah satu

tindakan dalam mencapai prioritas dalam pembangunan nasional pada sektor

pendidikan seperti tertuang dalam Inpres No. 1 Tahun 2010 : 4 tentang

“Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai‐nilai

budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang

tangguh,kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa

patriotik,berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan

Pancasila.

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah

teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan

pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5)

Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10)

Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12)Menghargai Prestasi, (13)

Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca,(16) Peduli

Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab.

Untuk membentuk bangsa tangguh yang mempunyai 18 nilai sumber dari

agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional, dimulai dari pendidikan

dan pembentukan karakter generasi muda sebagai generasi penerus perjuangan

bangsa. Salah satu cara untuk pembentukan karakter generasi muda yaitu dengan

“Pendidikan Kewarganegaraan”

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :

1. Apa itu Pendidikan yang berkarakter bangsa?

2. Apa Peran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana pembentuk

karakter generasi muda?

BAB I

1

1

Page 2: Makalah generasi muda

1.3 Tujuan

Setelah kita membahas mengenai makalah ini diharapkan kita akan

mengetahui mengenai pendidikan yang berkarakter, Poin peran Pendidikan

Kewarganegaraan sebagai wahana pembentuk karakter generasi muda.

2

Page 3: Makalah generasi muda

PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan yang berkarakter bangsa

Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter

bangsa yang dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat

pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam

proses pendidikannya.

18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:

a) Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

b) Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

c) Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,

sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

d) Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

e) Kerja Keras

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

f) Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari

sesuatu yang telah dimiliki.

g) Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

h) Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dan orang lain.

i) Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam

dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

BAB II

3

1

Page 4: Makalah generasi muda

j) Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

k) Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

l) Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

m) Bersahabat/Komunikatif

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

n) Cinta Damai

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

o) Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

p) Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

q) Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan.

r) Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,

yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Karakter warga negara yang baik merupakan tujuan universal yang ingin

dicapai dari pendidikan kewarganegaraan di negara-negara mana pun di

dunia.Sebagai contoh,di kanada pembentukan karakter warga negara yang baik

melalui pendidikan kewarganegaraan diserahkan kepada pemerintah negara-negara

bagian.Dalam konteks indonesia,di era orde baru pembentukan karakter warga negara

tampak ditekankan kepada mata pelajaran seperti pendidikan moral pancasila (PMP),

4

1

Page 5: Makalah generasi muda

maupun pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) bahkan pendidikan

sejarah perjuangan bangsa (PSPB).Di era pasca orde baru,kebijakan pendidikan

karakter pun ada upaya untuk menitipkanya melalui pendidikan agama di samping

pendidikan kewarganegaraan.

Persoalan apakah nilai-nilai pembangunan karakter yang di ajarkan dalam

setiap mata pelajaran harus bersifat ekplisit atau kah implisit saja,ini perlu dilakukan

agar dapat dipahami betapa pentingnya pendidikan kewarganegaraan di setiap periode

kehidupan bernegara di indonesia untuk membangun warga negara yang baik

meskipun dengan aksentuasi yang berbeda.

2.2 Pembangunan Karakter Berbasis Pendidikan Kewarganegraan

Perkembangan pendidikan kewarganegaraan di indonesia mengalami

perubahan naik turun dari nama pelajaran,muatan,isi kurikulum,maupun buku teks

serta inivasi pembelajarannya.

Ada beberapa konsep tentang pendidikan kewarganegaraan,Cogan (1998:5)

mengartikan pendidikan kewarganegaraan berperan penting sebagai penyiapan

generasi muda (siswa) untuk menjadi warga negara yang memiliki identitas dan

kebangaan nasional,serta memiliki pengetahuan dan kecakapan serta nilai-nilai yang

diperlukan untuk menjalankan hak dan kewajibannya.

Penelitian IEA terhadap implementasi pendidikan kewarganegraan di 28

negara secara umum ditemukan bahwa komponen pendidikan kewarganegaraan

meliputi aspek civiv knowledge,civic engagement dan civic attitudes serta konsep

lainnya (Torney-purta,et.al,2001:179).

Pada tahun 1990-an,pendidikan kewarganegaraan di sejumlah negara di

pahami secara berbeda-beda.Dari kajian Print (1999;2000) terhadap pelaksanaan

pendidikan kewarganegraan di asia dan pasifik,ditemukan ada yang menyebut

pendidikan kewarganegaraan sebagai civic education yang mencakup kajian tentang

pemerintahan,konstitusi,rule of law,serta hak dan tanggung jawab warga

negara.Untuk lainnya,pendidikan kewargenegaraan disebut dengan citizenship

education dengan cakupan dan penekanan meliputi proses demokrasi,parisipasi aktif

warga negara dan keterlibatan warga negara dalam suatu civil society.Namun kajian

civic education memasikan pembelajaran yang berhubungan dengan institusi-institusi

dan sistem yang melibatkan pemerintah,budaya politik,proses demokrasi,hak &

tanggung jawab warga negara,administrasi publik dan sistem peradilan (Print,

1999;2000).

A. Pembentukan Karakter Warga Negara Era Orde Baru

5

1

Page 6: Makalah generasi muda

Dalam kasus rezim orde baru di indonesia,pembentukan karakter warga

negara secara eksplisit dimuat dalam produk politik tertinggi lembaga

negara,MPR ,berupa GBHN yang pada gilirannya diterjemahkan ke dalam

produk policy operasional bidang pendidikan oleh kementrian pendidikan dalam

setiap kabinet pembangunan di bawah presiden soeharto.

Hal menarik dari tujuan pendidikan nasional selam orde baru ialah

bagaimana pendidikan nasional mampu melahirkan manusia-manusia

pembangunan,memiliki karakter diantaranya adalah:sehat jasmani dan

rohani,memiliki pengetahuan dan keterampilan,sikap demokrasi dan penuh

dengan tenggang rasa,cerdas,berbudi pekerti yang luhur,bekerja keras,inovatif

dan kreatif,berkepribadian,dll.

Selama periode orde baru,pendidikan sebagai instrumen pembentukan

karakter warga negara menampakan wujudnya dalam standarisasi karakter warga

negara.Standarisasi itu mencerminkan civic virtues (kebijakan-kebijakan warga

negara) yang disajikan dalam mata pelajaran PMP dan atau PPKn denan

memasukan tafsir pancasila menurut P4 sebagai kontennya.Dibidang

pendidikan,konsekuensi P4 sebagai keharusan pedoman atau arah tingkah laku

warga negara sangat membebani misi pendidikan kewarganegaraan dalam PMP

maupun PPKn.

Dari gambaran tersebut,nilai-nilai yang menjadi materi pokok buku

pembelajaran PMP dan PPKn berasal dari atas (rezim yang sedang

berkuasa),bukan dari kehendak masyarakat pendidikan (arus

bawah).Konsekuensinya nilai-nilai yang menjadi meteri pembelajaran pun

cenderung distortif dan jauh dari aspirasi ilmiah (keilmuan),sehingga PMP

ataupun PPKn terkesan tidak jjauh beda dengan mata pelajarab civics atau pun

kewargaan negara pada masa rezim soekarno 1960an yang cenderung

indoktrinatif.

Di indonesia pendidikan nilai yang mengejawantahkan civic virtues

dalam proses pembelajaran datang dari atas (top down) pengalaman indonesia

tersebut memperkuat anggapan bahwa pendidikan kewarganegaraan sangat kuat

dipengaruhi oleh kepentingan politik.

B. Pembentukan Karakter Warga Negara Era Reformasi

Di masa transisi setelah ketetapan MPR tentang P4 dicabut pada sidang

istimewa MPR November 1998,pendidikan kewarganegaraan sebagaimana mata

pelajaran lainnya pun mengalami reposisi dan revitalisasi.Reposisi yang

dimaksud ialah penyempurnaan beban pembelajaran dan struktur kurikulum

untuk semua satuan pendidikan.Revitalisasi tampak dengan digulirkanya

6

1

Page 7: Makalah generasi muda

kurikulum berbasis kompetensi sebagai penganti model kurikulum sebelumnya

yang sarat dengan beban meteri pelajaran.

Kajian pendidikan kewarganegraan pada awal reformasi di indonesia

mulai diperkenalkan menjelang 2004 dikenal sebagai KBK .Oleh banyak

kalangan,pendidikan kewarganegaraan Dinilai sangat kering dengan muatan nilai

moral,khususnya nilai moral pancasila,namun sangat erat dengan kajian konsep-

konsep politik dan hukum.Cakupan substasi kajian dan kompetensi

kewarganegraan yang diharapkan dari PKN itu sendiri yaitu upaya pembentukan

warga negara yang baik (good citizen) dalam warga negara demokratis yang

bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan sistem politik

negaranya,direduksi hanya menjadi semata-mata menghapal nilai-nilai moral.

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan secara normatif

dimaksudkan untuk membentuk warga negara yang cerdas,terampil,dan

berkarakter baik,serta setia kepada bangsa dan negara indonesia berdasarkan

pada pancasila dan UUD 1945.Sedangkan tujuan mata pelajaran PPKn ialah

untuk membentuk kemampuan:

1. Berfikir secara kritis,rasional,dan kreatif dalam menaggapi isu

kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab.

3. Pembentukan diri yang didasarkan karekter-karakter positif yang

demokratis.

Secara internal,perubahan politik melalui gerakan reformasi nasional

telah mendorong pembaharuan pendidikan kewarganegraan sebagai bagian dari

gerakan reformasi pendidikan nasional secara keseluruhan.Pilihan reformasi

pendidikan kewarganegaraan tidak semata-mata merubah paradigma kajian yang

menekankan kepada penguasaan subject matters yang dominan aspek

afektif.Tetapi reformasi berarti juga bergeser (berganti) kepada paradigma kajian

yang menekankan kepada penguasaan kompetensi kewarganegaraan bagi siswa

meliputi aspek pengetahuan,aspek keterampilan/kecakapan dan perilaku

(Samsuri,2010).

C. Pengembangan Karakter Warga Negara Demokratis

Bagaimanapun pada hakekatnya,pendidikan kewarganegaraan di negara

manapun di dunia,yang menjadi great ought-nya ialah dasar sistem politik dari

negara yang bersangkutan.Indonesia sudah pasti bahwa dasar kehidupan

berbangsa bernegaranya ialah pancasila,yang dengan sendirinya pendidikan

kewarganegaraan sebagai upaya pembentukan warga negara yang akan

mendasarkan diri kepada pancasila sebagai dasar negara.Sebagaimana diketahui

7

1

Page 8: Makalah generasi muda

P4 merupakan materi pokok dari pendidikan kewarganegaraan selama orde

baru.Penjelasan ini memperlihatkan bahwa reformasi pendidikan khususnya

pendidikan kewarganegaraan tidak dapat dilepaskan dari kepentingan politik

nasional.Dengan demikian,sistem politik sangat kuat mempengaruhi arah politik

pendidikan. (Samsuri,2010:204-205).

Mengikuti rumusan john J.Patrick (1999),peran warga negara baik secara

individual maupun kelompok seperti di lembaga-lembaga kemasyarakatan,dalam

perumusan dan pengambilan keputusan untuk kebijakan publik merupakan salah

satu karakteristik dari sebuah negara demokrasi.Melalui keterlibatan warga

dalam partisipasi publik,warga negara mengembangkan

pengetahuan,kecakapan,kebijakan dan kebiasaan yang membuat demokrasi dapat

bekarja.

Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) atau dengan model

portofolio merupakan pilihan model pembelajaran yang sekarang sering dipilih

sebagai model pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.Dalam model

portofolio yang dalam praktik merupakan penerjemahan model project citizen

banyak melatih dan menumbuhkan karakter warga negara tang ideal

(demokratis).Nilai-nilai demokratis,partisipatif,kerjasama,peduli dan peka

terhadap persoalan publik di sekitar siswa,serta belajar otentik terhadap persolan

kewargaan dan publik merupakan sesuatu yang dikembangkan dalam project

citizen

2.3 Peran Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan politik

yang fokus materinya berupa peranan warga negara dalam kehidupan bernegara yang

kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai

dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara (Prewitt & Dawson, dan Aziz dkk dalam Cholisin,

2004:10). Pendidikan Kewarganegaraan lebih merupakan bentuk pengajaran politik

atau pendidikan politik. Sebagai pendidikan politik berarti fokusnya lebih

menekankan bagaimana membina warga Negara terutama generasi muda yang lebih

baik (memiliki kesadaran politik dan hukum) lewat suatu proses belajar mengajar

(Cholisin, 2004:11). Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai wahana

untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

A. Tujuan dan hal-hal yang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan Pendidikan

Kewarganegaraan pada generasi muda.

9

1

Page 9: Makalah generasi muda

Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan menurut Kurikulum 2004 adalah

untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut:

a) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan;

b) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara;

c) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainnya;

d) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi (Standar Kompetensi Kewarganegaraan SMA/Aliyah Tahun

2003).

Selain itu, dari sisi teori dan implementasinya mata pelajaran PKn mempunyai

peran yang sangat penting dalam pendidikan untuk mengembangkan pembangunan

karakter melalui peran guru PKn. Sesuai dengan salah satu misi mata pelajaran PKn

paradigma baru yaitu sebagai pendidikan karakter.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang perlu didukung dengan baik

dan nyata, dengan pendidikan karakter yang tepat akan dihasilkan output generasi

muda yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas secara lahir maupun

batin.

PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki muatan dalam

pendidikan moral dan nasioalisme, merupakan sebuah mata pelajaran yang wajib

mengambil bagian dalam proses pendidikan karakter melalui peran guru PKn.

Dengan menerapkan metode pengajaran yang tepat dan didukung oleh semua jajaran

personel dilembaga pendidikan tersebut, maka guru PKn dapat mengambil inisiatif

untuk menjadi pendorong berlangsungnya program pembelajaran karakter tersebut.

Sebagai output dari pembelajaran PKn ini akan diperoleh generasi yang memiliki

sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional.

Untuk mewujudkan pendidikan PKn sebagai bagian dari pendidikan karakter

yang mengandung moral, nilai, demokrasi serta Pancasila, maka ada beberapa hal

yang perlu dilakukan guru PKn, yakni sebagai berikut:

a) Dalam pembelajaran PKn sebaiknya dilakukan dengan pendekatan

komprehensif, baik komprehensif dalam isi, metode, maupun dalam

keseluruhan proses pendidikan. Isi pendidikan PKn hendaknya meliputi

semua permasalahan yang berkaitan dengan pilihan nilai pribadi sampai nilai-

8

1

Page 10: Makalah generasi muda

nilai etika yang bersifat umum. Selain itu, guru PKn juga perlu memahami

dengan baik mengenai konsep dan indikator karakter yang hendak

diinternalisasikan kepada peserta didik supaya guru PKn dapat membuat

silabus dan RPP dengan baik sehingga dapat melaksanakan pembelajaran

secara efektif.

b) Metode pembelajaran PKn yang digunakan oleh guru PKn, harus

mengembangkan pembelajaran aktif dengan menggunakan banyak metode

belajar seperti penanaman nilai melalui studi pustaka, klarifikasi nilai melalui

mengamati/mengobservasi, analisis nilai melalui pemecahan masalah/kasus,

maupun diskusi kelas untuk menanamkan nilai berpikir logis, kritis, kreatif

dan inovatif.

c) Guru PKn hendaknya menjadi model atau contoh bagi peserta didik sebagai

guru yang berkarakter. Jadi dalam setiap sikap dan tindakan guru PKn harus

menggambarkan karakter yang diinternalisasikan kepada peserta didiknya.

d) Untuk mewujudkan PKn sebagai bagian dari pendidikan karakter maka harus

menciptakan kultur sekolah yang kondusif bagi pengembangan karakter

peserta didik. Sehingga, kultur sekolah yang berupa norma-norma, nilai-nilai,

sikap, harapan-harapan, dan tradisi yang ada di sekolah yang telah diwariskan

dan dipegang bersama yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan pola

tindakan seluruh warga sekolah. Karena kultur sekolah yang positif dan sehat

akan berdampak pada motivasi, prestasi, produktivitas, kepuasan serta

kesuksesan siswa dan guru.

Dalam mencapai tujuan ini tentunya Pendidikan PKn tidak dapat berdiri

sendiri, tetapi harus bisa berkolaborasi dengan mata pelajaran yang lain, seperti mata

pelajaran agama. Pekerjaan ini memang bukan hanya bertumpu pada mata pelajaran

PKn tetapi mata pelajaran PKn akan menjadi dasar dan motor dalam setiap kegiatan

dan aktivitas yang ada, dan guru PKn akan menjadi pengontrol dan pembimbing

dalam pelaksanaannya. Tentu saja, untuk mewujudkan tujuan ini, guru PKn harus

didukung dan dibantu oleh semua warga sekolah melalui kerjasama yang baik antara

semua pihak, baik oleh kepala sekolah, guru, siswa, serta komite sekolah.

Karakter suatu masyarakat khususnya generasi muda adalah identitas

masyarakat itu sendiri, dan eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter

yang dimiliki. Pemerintah telah sering mengkampanyekan pembentukan karakter

bangsa terutama bagi generasi muda karena di tangan merekalah nasib bangsa

Indonesia di masa depan. Fenomena globalisasi sebagai ancaman yang berpotensi

melunturkan nilai-nilai karakter bangsa. Semua perilaku negatif generasi muda jelas

menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan

oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping

karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Pendidikan merupakan wahana

10

7

1

Page 11: Makalah generasi muda

yang tepat untuk menumbuhkembangkan karakter bangsa yang baik. Melalui

Pendidikan dapat membangun karakter generasi muda dalam menghadapi era

globalisasi. Karena di dalam pendidikan ada proses pembelajaran yang pada akhirnya

diharapkan terjadi transformasi yang dapat menumbuhkembangkan karakter positif,

serta mengubah watak dari yang tidak baik menjadi baik. Peran penting dari generasi

muda dalam menghadapi berbagai permasalahan di era globalisasi ini adalah sebagai

pembangun kembali karakter (character enabler), Pemberdaya karakter (character

builders) dan Perekayasa karakter (character enginee).

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa masih

terlihat kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ada kecenderungan

ketidaktertarikan siswa pada pelajaran PKn yang dianggap sebagai pelajaran yang

hanya mementingkan hapalan, kurang menekankan aspek penalaran sehingga

menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah.

Penyebab rendahnya hasil belajar PKn dapat dibagi atas faktor internal dan

eksternal siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan

rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa, seperti;

guru sebagai pembina kegiatan belajar, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana,

kurikulum dan lingkungan.

Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru

dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang

mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (focus on

learners), memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan

kontekstual dalam kehidupan nyata dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat

pada siswa.

B. Strategi Pembelajaran generasi muda

1. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk

belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta

memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran. Pemikiran

yang mendasari penggunaan pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran

yang efektif tidak hanya menekankan pada penguasaan materi secara hapalan.

11

71

Page 12: Makalah generasi muda

Siswa harus terlibat secara psikologis dalam mencerna secara bermakna apa yang

dipelajari.

Untuk merangsang siswa berfikir, mereka perlu diorientasikan pada

situasi bermasalah yang nyata, termasuk bagaimana belajar dengan menggunakan

fenomena di dunia nyata sekitar.

Pembelajaran berbasis masalah dapat ditempuh melalui lima tahap sebagai

berikut:

Tahap 1: orientasi siswa kepada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

dan bahan-bahan yang dibutuhkan, serta memotivasi siswa terlibat

pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap 2: mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa

mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut.

Tahap 3: membimbing penyelidikan, baik yang dilakukan secara individual

maupun yang dilakukan secara kelompok. Guru mendorong siswa

untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalahnya.

Tahap 4: mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan,

video, dan model, serta membantu mereka membagi tugas dan

bekerjasama dengan temannya.

Tahap 5: menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru

membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan dari proses yang mereka gunakan.

2. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) dalam PKn untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memecahkan

Masalah

Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk

mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis

dan bertanggung jawab.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka

“nation and character building”:

1. PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai

disiplin ilmu yang releven, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi,

12

7

1

Page 13: Makalah generasi muda

psokoliogi dan disiplin ilmu lainnya yang digunakan sebagai landasan untuk

melakukan kajian-kajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai dan

perilaku demokrasi warganegara.

2. PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik.

Pengembangan karakter bangsa merupakan proses pengembangan

warganegara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan

perhatiannya pada pengembangan kecerdasan warga negara (civic

intelegence) sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.

3. PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang

digunakan adalah yang lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan

pelatihan penggunaan logika dan pealaran. Untuk menfasilitasi pembelajaran

PKn yang efektif dikembangkan bahan pembelajaran yang interaktif yang

dikemas dalam berbagai paket seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar,

elektronik, dan bahan belajar yang digali dari ligkungan masyarakat sebagai

pengalaman langsung (hand of experience).

4. Kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap

dan perilaku demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui „mengajar

demokrasi” (teaching democracy), tetapi melalui model pembelajaran yang

secara langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing democracy).

Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat kedali mutu tetapi

juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga

dapat lebih berhasil di masa depan. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh

termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas.

Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, diperlukan model pembelajaran

interaktif, menarik, di mana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa

sebagai subjek belajar, dan lebih mengutamakan proses daripada hasil. Selain itu,

diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan

siswa secara aktif, baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam

proses belajar mengajar.

Pembelajaran yang dapat digunakan untuk melibatkan siswa secara

totalitas adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Model

pembelajaran ini berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja

dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah bersama temannya

serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke

siswa. Lebih jauh lagi, melalui model pembelajaran tersebut, siswa mengerti

makna belajar, manfaatnya, dan bagaimana mencapainya. Muncul kesadaran

bahwa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidup mereka nantinya.

Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) tugas

guru adalah mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan

13

7

1

Page 14: Makalah generasi muda

lama dengan pengetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak memahami

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Siswa terbiasa

memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan penuh

dengan ide-ide.

Pembelajaran model Problem Based Learning dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, karena model pembelajaran

tersebut memungkinkan siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya,

menemukan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya,

kerja kelompok, belajar dari model yang sebenarnya, serta merefleksikan apa

yang diperolehnya. Dengan demikian peningkatan hasil belajar yang didapat

bukan hanya sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi melakukan sesuatu

seperti mencari, memecahkan kasus dan diskusi sehingga hal yang didapatkan

jauh lebih bermakna.

14

7

1

Page 15: Makalah generasi muda

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun karakter bangsa,

semakin urgen seiring dengan merosotnya nilai, moralitas dan karakter bangsa

saat ini. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai program kurikuler di lembaga

pendidikan formal, berperan sebagai wahana penanaman karakter bangsa pada

siswa sebagai generasi muda. Penyiapan dan pembekalan siswa sesuai dengan

potensinya agar menjadi warganegara yang cerdas dan baik (smart and good

citizen). Pemikiran ini didasari oleh asumsi bahwa untuk mendidik anak menjadi

warganegara yang cerdas dan baik harus dilakukan secara sadar dan terencana

dalam suatu proses pembelajaran agar mereka secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai gerakan sosio-kultural yang

berperan sebagai wahana aktualisasi diri warganegara baik secara perorangan

maupun kelompok sesuai dengan hak, kewajiban, dan konteks sosial budayanya,

melalui partisipasi aktif secara cerdas dan bertanggung jawab. Kewarganegaraan

bertalian dengan masyarakat, karena disamping secara historis konsep tersebut

tumbuh bersamaan dengan perkembangan identitas manusia sebagai makhluk

sosial politik, juga disebabkan oleh adanya usaha mewujudkan sikap sosial yang

baik dan diharapkan (desirable) melalui penguatan nilai dan norma dalam

masyarakat. Karena yang dibangun dalam gerakan sosio-kultural itu pranata

sosial yang berunsurkan sistem nilai dan norma, maka masyarakat dan komunitas

dalam hal ini perlu menyediakan ruang publik bagi warganegara untuk

berkarakter.

Perkembangan masyarakat dewasa ini menunjukkan bahwa akar dari

berbagai masalah karakter bangsa ini terkait dengan masalah kekeluargaan,

kerukunan, kepedulian, kemandirian, dan demokrasi. Proses pembinaan karakter

generasi muda diharapkan dapat memperkecil ataupun mempermudah

penyelesaian masalah karakter bangsa dengan meningkatkan kualitas karakter

diri. Karakter bangsa sangat tergantung dengan karakter generasi muda yang

terbentuk sejak dini, jika karakter generasi muda tidak mempunyai 18 nilai moral,

maka karakter bangsa akan terjadi ketidak seimbangan dalam membentuk

kekeluargaan, kerukunan, kepedulian, kemandirian, dan demokrasi dikemudian

hari.

BAB III

15

7

1

Page 16: Makalah generasi muda

3.2 Saran

Sebaiknya sebagai pendidik menerapkan 18 poin karakter bangsa dan

membimbing peserta didik untuk menerapkan 18 poin tersebut karena pada

dasarnya karakter bangsa yang berupa penjabaran dari segala aspek kehidupan

merupakan suatu hal yang sangat penting bagi generasi muda

16

71

Page 17: Makalah generasi muda

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SEBAGAI WAHANA PEMBENTUK

KARAKTER GENERASI MUDA

Yang berkarakter bangsa

OLEH :

GITA DWI AYU

LEONARD ERAWAN

FREDI BATAUGA

AYU LESTARI

ISMAIL

SARTINI

KADEK GEGEL

ARLIZA AUZY

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAKIDENDE

T.A 2012/2013

Page 18: Makalah generasi muda

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah

memberikan Rahmat, Hidayah, dan KaruniaNya sehingga makalah ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini berisi tentang penjelasan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai

wahana pembentuk karakter generasi muda.

Kami dari semua anggota kelompok 2 (dua) Mahasiswa Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (FKIP) program studi pendidikan matematika, mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Dan

kami juga mengaharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga meningkatkan

kualitas makalah ini dimasa mendatang. Semoga bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan penyusun pada khususnya.

Wawotobi, 16 Desember 2012

Penyusun

i

Page 19: Makalah generasi muda

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ..i

DAFTAR ISI ..ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………..……………….……1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….………………..1-2

1.3 Tujuan……………………………………………………………..………….….2

BAB II PEMBAHASAN

2.2 Pendidikan Yang Berkarakter Bangsa…………………………………….........3-4

2.3 Pembangunan Karakter Berbasis Pendidikan Kewarganegraan ………………...5

A. Pembentukan Karakter Warga Negara Era Orde Baru………………6

B. Pembentukan Karakter Warga Negara Era Reformasi………………7

C. Pengembangan Karakter Warga Negara Demokratis………………..8

2.4 Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembentukan……………….8

karakter generasi muda.

A. Tujuan dan hal-hal yang perlu dilaksanakan untuk ……………….9-11

mewujudkan Pendidikan Kewarganegaraan pada generasi muda.

B. Strategi Pembelajaran generasi muda…………………………….12-14

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………….…15-16

3.2 SARAN……………………………………………………………….…....16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….……...iii

ii

Page 20: Makalah generasi muda

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Maryonis. Pendidikan Berkarakter.

http://kebijakanpendidikankaraktr.blogspot.com/ (diakses tanggal 31 Maret 2012)

Dian, Mizan. 18 poin pendidikan karakter.

http://mizandsjogja.blogspot.com/2011/11/18-poin-pendidikan-karakter.html (diakses

tanggal 31 Maret 2012)

Subroto, Waspodo Tjipto. Peran pendidikan ips dalam membangun budaya dan

karakter bangsa di tengah arus globalisasi.

http://elearning.unesa.ac.id/myblog/waspodo-tjipto-subroto/peran-pendidikan-ips-

dalam-membangun-budaya-dan-karakter-bangsa-di-tengah-arus-globalisasi#id

(diakses tanggal 31 Maret 2012).

http:// Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pembangunan Karakter Bangsa (Prospek

dan Tantangan di Tengah Masyarakat yang Multikultural)May 19, 2011 by Dikdik

Baehaqi Arif

http:// Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Pembelajaran (Building

Character Of Young Generation Through Learning Education) Weni Lestari, SP

Membangun Karakter Generasi Muda. http://www.beritaindonesia.co.id (diakses

tanggal 6 Juli 2011)

Peranan Pendidikan Nasional dalam Pembangunan Karakter Bangsa.

www.kemdiknas.go.id (diakses tanggal 28 Juni 2011)

iii

Page 21: Makalah generasi muda