bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/irma...

20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter Dalam mengkaji pendidikan karakter perlu memahami terlebih dahulu arti dari pendidikan karakter. Karakter merupakan salah satu bentuk ciri khas dari seseorang. Karakter dapat dilihat dari perkataan maupun perbuatan yang dapat mencerminkan diri orang tersebut. Menurut Afandi (2011: 87) menyatakan bahwa istilah karakter berasal dari bahasa Yunani charassein dan “kharax” yang maknanya tool for making atau to engrave yang artinya mengukir, banyak digunakan dalam bahasa Prancis “character” pada abad ke 14 dan masuk dalam bahasa Inggris menjadi “character” dan digunakan dalam bahasa Indonesia menjadi “karakter”. Samani dan Hariyanto (2012: 43) menyatakan bahwa karakter dapat diartikan sebagai nilai dasar yang membangun seseorang yang ditunjukkan pada sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Karakter terbentuk dari pengaruh lingkungan tempat tinggal yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Afandi (2011: 87) menyatakan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang. Karakter terbentuk dari cara pandang, cara 6 Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Upload: others

Post on 08-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Dalam mengkaji pendidikan karakter perlu memahami terlebih

dahulu arti dari pendidikan karakter. Karakter merupakan salah satu

bentuk ciri khas dari seseorang. Karakter dapat dilihat dari perkataan

maupun perbuatan yang dapat mencerminkan diri orang tersebut.

Menurut Afandi (2011: 87) menyatakan bahwa istilah karakter berasal

dari bahasa Yunani charassein dan “kharax” yang maknanya tool for

making atau to engrave yang artinya mengukir, banyak digunakan

dalam bahasa Prancis “character” pada abad ke 14 dan masuk dalam

bahasa Inggris menjadi “character” dan digunakan dalam bahasa

Indonesia menjadi “karakter”.

Samani dan Hariyanto (2012: 43) menyatakan bahwa karakter

dapat diartikan sebagai nilai dasar yang membangun seseorang yang

ditunjukkan pada sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter terbentuk dari pengaruh lingkungan tempat tinggal yang

membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Afandi

(2011: 87) menyatakan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak,

atau kepribadian seseorang. Karakter terbentuk dari cara pandang, cara

6

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

7

berpikir, sikap, dan cara bertindak seseorang dalam kehidupan sehari-

hari yang terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur,

berani bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain.

Afandi (2011: 88) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah

suatu sistem pendidikan dengan penanaman nilai-nilai sesuai dengan

budaya bangsa dengan komponen aspek pengetahuan (cognitive), sikap

perasaan (affection felling), dan tindakan, baik terhadap Tuhan Yang

Maha Esa (YME) baik untuk diri sendiri, masyarakan dan bangsanya.

Saptono (2011: 23) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah

segala upaya yang dilakukan dengan cara sengaja yang bertujuan untuk

mengembangkan karakter-karakter yang baik (good character)

berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara

objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Samani dan Hariyanto

(2012: 45) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses

pemberian tuntunan dan bimbingan untuk menjadi manusia yang lebih

memiliki karakter yang baik dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa

dan karsa kepada peserta didik.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter merupakan usaha atau proses pemberian tuntunan

yang dilakukan secara sengaja dan terencana untuk membentuk

karakter yang baik bagi peserta didik sehingga dapat menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

8

Muslich (2011: 52) menyatakan bahwa pendidikan karakter

merupakan upaya yang dituntut untuk melibatkan semua pihak seperti

keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat luas

untuk menciptakan karakter yang baik bagi seseorang. Muslich (2011:

30) menyatakan bahwa pendidikan karakter di lingkungan sekolah

sangat diperlukan untuk membentuk pribadi yang baik bagi siswa,

walaupun dasar pendidikan karakter adalah dimulai dari dalam

keluarga. Siswa akan memiliki karakter yang baik apabila berada

dilingkungan keluarga yang berkarakter baik. Lickona (2013: 49)

menyatakan bahwa sekolah dapat memperbaiki tingkah laku siswa

dengan menerapkan karakter-karakter yang baik ketika berada di

lingkungan sekolah. Namun, karakter siswa akan hilang apabila nilai-

nilai karakter yang diajarkan di sekolah tidak didukung dari lingkungan

keluarga. Oleh karena itu, sekolah dan keluarga harus bekerja sama

demi mencapai tujuan yang sama untuk menerapkan karakter yang baik

pada diri siswa.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam

pendidikan karakter melibatkan semua pihak meliputi keluarga, sekolah

dan lingkungan masyarakat. Dasar pendidikan karakter siswa adalah

dari lingkungan keluarga. Siswa akan memiliki karakter yang baik

apabila tumbuh di lingkungan yang berkarakter baik. Namun, apabila

siswa tumbuh di lingkungan yang berkarakter kurang baik maka, siswa

akan berkarakter kurang baik pula. Karakter siswa yang kurang baik

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

9

dapat diperbaiki ketika dilingkungan sekolah. namun, perlu adanya

kerjasama yang baik antara keluarga dengan pihak sekolah untuk

menciptakan karakter yang baik pada diri siswa.

b. Fungsi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki fungsi yang perlu diterapkan dalam

dunia pendidikan. Menurut Zubaedi (2013: 18) menyatakan bahwa

pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama diantaranya yaitu:

pertama, fungsi pembentukan dan pengembangan potensi. Pendidikan

karakter berfungsi untuk membentuk dan mengembangkan potensi yang

dimiliki oleh siswa supaya dapat berpikir baik, memiliki hati yang baik,

dan bertingkah laku sesuai dengan falsafah yang ada pada pancasila.

Kedua, fungsi perbaikan dan penguatan. Pendidikan karakter berfungsi

untuk memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan,

masyarakat, dan pemerintah supaya ikut bekerjasama dalam

mengembangkan potensi seluruh warga negara Indonesia untuk menuju

bangsa yang maju dan sejahtera. Ketiga, fungsi penyaring. Pendidikan

karakter berfungsi memilah dan memilih budaya budaya bangsa

Indonesia dengan menyaring budaya yang datang dari bangsa lain yang

dianggap tidak sesuai dengan budaya bangsa sendiri.

Sesuai dengan penjelasan Afandi (2011: 89) menyatakan bahwa

fungsi pendidikan karakter diantaranya yaitu pertama, sebagai wahana

pengembangan dalam membentuk potensi peserta didik yang berupa

sikap maupun tingkah laku yang berkarakter dan diterapkan dalam

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

10

kehidupan sehari-hari. Kedua, sebagai wahana perbaikan dunia

pendidikan untuk lebih bertanggung jawab dalam mengembangkan

potensi peserta didik yang lebih bermartabat. Ketiga, sebagai wahana

penyaring antara budaya-budaya bangsa dengan budaya bangsa lain

yang dianggap tidak sesuai dengan pendidikan karakter.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi

pendidikan karakter ada tiga macam. Fungsi pendidikan karakter

tersebut diantaranya yaitu wahana pengembangan, wahana perbaikan

dan wahana penyaring.

c. Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Salahudin dan Irwanto (2013: 105) menyatakan bahwa

tujuan dengan adanya pendidikan karakter diharapkan mampu

menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter. Pada

prinsipnya, tujuan pendidikan harus selaras dengan tujuan yang menjadi

landasan dan dasar pendidikan. Tujuan pendidikan harus bersifat

universal dan selalu aktual pada segala masa dan jaman.

Menurut Zubaedi (2013: 18) menyatakan bahwa pendidikan

karakter memiliki lima tujuan diantaranya yaitu: pertama,

mengembangkan potensi kalbu/nurani/ afektif yang ada pada

peserta didik supaya memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-

niai pada karakter bangsa. Kedua, mengembangkan kebiasaan dan

perilaku siswa yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai universal

dan tradisi budaya yang religius. Ketiga, menanamkan jiwa

kepemimpinan serta tanggung jawab yang tinggi pada diri siswa

sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat,

mengembangkan kemampuan siswa supaya menjadi manusia

yang mandiri, kreatif dan memiliki wawasan kebangsaan yang

tinggi. Kelima, mengembangkan lingkungan sekolah sebagai

lingkungan yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan.

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

11

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat

empat tujuan pendidikan karakter. Tujuan pendidikan karakter tersebut

diantaranya yaitu mengembangkan potensi kalbu atau nurani,

mengembangkan kebiasaan dan perilaku (habituasi), menanamkan jiwa

kepemimpinan dan tanggungjawab, mengembangkan kemampuan

peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan

kebangsaan.

2. Hemat

a. Pengertian Hemat

Hidup hemat merupakan prinsip utama dalam menerapkan pola

hidup secara berhati-hati dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Zubaedi (2013: 105) menyatakan bahwa hemat (Al- Iqtishad)

ialah menggunakan segala sesuatu yang dimiliki tidak boros baik

berupa harta benda, waktu, dan tenaga menggunakan sesuai dengan

kebutuhan, tidak kurang dan tidak secara berlebihan. Hamzah Ya’Qub

(Sudarsono, 1993: 31) menyatakan bahwa sifat hemat (al-Iqtishad)

ialah menggunakan segala sesuatu yang tersedia berupa harta benda,

waktu, dan tenaga menurut ukuran keperluan, mengambil jalan tengah,

tidak kurang dan tidak berlebihan. Zuriah (2008: 83) menyatakan

bahwa hemat adalah sikap dan perilaku yang menghargai dan

memanfaatkan waktu, dana, dan pikiran sesuai dengan kebutuhan dan

tidak menggunakan sesuatu secara berlebihan.

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

12

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hidup

hemat adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan untuk mengurangi

atau membatasi jumlah pengeluaran supaya tidak berlebihan. Hemat

merupakan sikap berhati-hati dan selalu mempertimbangkan sesuatu

yang akan dilakukan. Hidup hemat berarti Tidak boros dan tidak

menghambur-hamburkan uang secara berlebih dan dapat membedakan

antara keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hidupnya.

b. Macam-Macam Hemat

Zubaedi (2013: 106) menyatakan bahwa adapun macam-macam

penghematan yaitu:

a) Menghemat harta benda dapat dilakukan dengan cara

mendahulukan kepentingan yang paling utama dalam

hidupnya, menghindari perbuatan yang dapat merugikan diri

sendiri dan tidak memberikan manfaat yang baik, menghindari

segala sesuatu yang hanya dapat memberikan manfaat bagi

sendiri namun dapat merugikan orang lain di sekitar, perlunya

pemahaman dan ketelitian dalam menggunakan harta benda

supaya adanya keseimbangan antara pemasukan dan

pengeluaran.

b) Penghematan tenaga. Energi merupakan sumber utama bagi

kehidupan manusia dalam melakukan suatu aktivitas. Akan

tetapi, jumlah energi sangatlah terbatas maka dalam

memanfaatkan energi haruslah dengan sewajarnya dan tidak

menggunakan secara berlebihan.

c) Penghematan waktu artinya yaitu menghemat waktu yang

tersedia dengan perbuatan yang baik dan tidak menyimpang,

efektif, dan efisien dalam penggunaannya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter

hemat merupakan sikap berhati-hati dalam melakukan sesuatu hal yang

akan dikerjakan. Karkter hemat merupakan hal yang penting untuk

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun macam-macam

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

13

penghematan diantaranya yaitu berhemat harta benda, tenaga dan

waktu.

c. Landasan Karakter Hemat

Karakter hemat harus dimiliki oleh seluruh umat manusia sesuai

dengan ajaran agama Islam. Karakter hemat dalam ajaran agama Islam

telah berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Landasan

karakter hemat yang harus dimiliki oleh kaum muslimin dalam agama

Islam baik menurut Al-Quran maupun Hadis tentang berlaku hemat

menurut Samani dan Hariyanto (2012: 84) yaitu:

1) Al-Quran

“Sesungguhnya orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan

setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS Al-Isra: 27).

2) Al- Hadis

“Tidak akan menjadi miskin orang yang berlaku hemat”. (HR. Ibnu

Asakir dari Anas).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter

hemat memiliki landasan dalam Agama Islam. Landasan karakter hemat

ada dua yaitu dari Al-Quran dan Al-Hadis. Landasan karakter hemat

dapat dijadikan sebagai tuntunan oleh seluruh umat Islam dalam

kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam menurut Al-Quran

dan Al-Hadis.

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

14

d. Indikator Karakter Hemat

Seseorang dapat memiliki karakter hemat dan menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat terlihat memiliki karakter

hemat yaitu sesuai dengan adanya indikator yang sudah ditetapkan.

Indikator karakter hemat dapat dijadiakan sebagai acuan yang

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang telah memiliki

karakter hemat apabila telah memenuhi beberapa indikator tersebut.

Adapun indikator karakter hemat menurut Wijaya (2014: 39) yaitu:

Tabel: 2.1 Indikator Karakter Hemat

Karakter Indikator

Hemat 1. Berhati-hati dalam

membelanjakan uang

2. Tidak boros

3. Cermat

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator

hemat merupakan acuan bagi seseorang yang memiliki karakter hemat

dalam kehidupan sehari-hari. Indikator karakter hemat ada tiga.

Indikator hemat terdiri dari berhati-hati dalam membelanjakan uang,

tidak boros dan cermat.

3. Jujur

a. Pengertian Jujur

Kesuma (2012: 16) menyatakan bahwa jujur dalam kamus Bahasa

Indonesia dimaknai dengan lurus hati; tidak curang, dalam pandangan

umum, kata jujur sering dimaknai “adanya antara realitas (kenyataan)

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

15

dengan ucapan”, dengan kata lain ‘apa adanya”. Jujur sebagai sebuah

nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam

bentuk perasaan, kata-kata, dan atau perbuatan) bahwa realitas yang ada

tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain

untuk keuntungan dirinya. Elfindri (2012: 96) menyatakan bahwa jujur

berarti lurus hati, tidak berbohong misalnya dalam perkataan berkata

apa adanya, tidak curang (dalam permainan, ujian) dan senantiasa

mengikuti peraturan yang berlaku.

Zuriah (2008: 44) menyatakan bahwa menanamkan nilai

kejujuran dapat dilakukan melalui kegiatan keseharian yang sederhana

dan sebagai suatu kebiasaan, yaitu perilaku yang dapat membedakan

milik pribadi dan milik orang lain. Yaumi (2016: 87) menyatakan

bahwa jujur adalah perilaku sesorang yang menjadikan dirinya menjadi

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan. Wijaya (2014: 112) menyatakan bahwa jujur adalah berkata

dan berbuat apa adanya atau tidak mengada-ada. Kejujuran merupakan

sikap seseorang terhadap sesuatu hal yang terjadi sesuai dengan fakta

yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jujur

adalah perilaku ataupun sikap seseorang yang yang selalu berkata dan

berbuat apa adanya sesuai dengan fakta, dan tidak mengada-ada.

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

16

b. Landasan Karakter Jujur

Landasan karakter dalam agama Islam yang harus dimiliki oleh

kaum muslimin baik menurut Al-Quran maupun Hadis tentang

kejujuran. Menurut Samani dan Hariyanto (2012: 80) landasan karakter

jujur yaitu:

1) Al-Quran

“Celakalah orang-orang yang curang dalam timbangan/takaran”.

(QS. Tathfif: 1)

2) Al-Hadis

“Hendaklah kamu sekalian menjamin kepada saya untuk

mengerjakan enam perkara, pasti aku menjamin kepadamu surga,

ialah: jujurlah bila bicara, tepatilah bila berjanji, tunaikanlah apabila

diamati, jagalah kehormatan, jagalah pendengaranmu, kendalikan

tanganmu”. (HR. Ahmad dari Ubaidah bin Shamit)

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter

jujur memiliki landasan dalam Agama Islam. Landasan karakter jujur

ada dua yaitu dari Al-Quran dan Al-Hadis. Landasan karakter jujur

dapat memberikan manfaat bagi seseorang yang memiliki karakter jujur

dalam hidupnya.

c. Indikator Karakter Jujur

Jujur merupakan faktor utama yang harus terpenuhi dalam dunia

pendidikan. Jujur apabila dibawa kepada dimensi pendidikan, maka

siswa yang jujur dapat dilihat dari beberapa indikator. Indikator jujur

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

17

merupakan acuan bagi seseorang untuk memiliki karakter jujur dalam

kehidupan sehari-hari baik dalam perkataan maupun perbuatan.

Indikator jujur menurut Wijaya (2014: 87) yaitu:

Tabel: 2.2 Indikator Karakter Jujur

Karakter Indikator

Jujur 1. Selalu berbicara dan

berbuat sesuai dengan

fakta (konsisten)

2. Tidak melakukan

perbuatan curang

3. Tidak berbohong

4. Tidak mengakui milik

orang lain sebagai

miliknya

Kesimpulannya bahwa indikator karakter jujur ada empat.

Indikator karakter jujur diantaranya yaitu selalu berbicara dan berbuat

sesuai dengan fakta (konsisten), tidak melakukan perbuatan curang,

tidak berbohong, dan tidak mengakui milik orang lain sebagai miliknya.

4. Pembatasan Uang Jajan

Qusyairi (2013: 70) menyatakan bahwa makanan ringan adalah salah

satu makanan utama untuk kalangan anak-anak usia sekolah, terutama

makanan yang banyak mengandung zat pewarna dan pengawet. Makanan

berwarna serta makanan yang mengandung zat pengawet seperti sodium

benzoate dapat menyebabkan berbagai macam gangguan, yang diantaranya

adalah hiperaktif dan bahkan kanker. Damayanti (Kurniawati, 2017: 3)

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

18

menyatakan bahwa orang tua harus mewaspadai makanan yang

dikonsumsi anak. Makanan tersebut diantaranya makanan tidak sehat,

yaitu berupa snacks yang kurang bergizi dan makanan jajanan yang dijual

di sekolah. Makanan tersebut kebanyakan kurang higienis dan

mengandung zat-zat yang berbahaya seperti zat pewarna bukan makanan

atau zat pengawet seperti boraks atau formalin. Menurut FAO (Andriyani,

2015: 3) menyatakan bahwa menyediakan makanan sehat dan makanan

ringan di sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan kesehatan dan gizi

anak-anak, serta memungkinkan anak untuk tumbuh dengan baik dan

belajar dengan baik. program pemberian makanan di sekolah membantu

mengatasi kekurangan gizi dan membantu menjaga anak-anak di sekolah.

Sekolah memastikan bahwa semua makanan, minuman dan makanan

ringan tersedia di sekolah yang bergizi cukup dan sesuai untuk anak usia

sekolah.

Nuraini (Kurniawati, 2017: 3) menyatakan bahwa makanan sehat

merupakan makanan yang bergizi seimbang sesuai dengan kebutuhan

tubuh yang telah dijabarkan dalam pedoman umum gizi seimbang dan

diantaranya adalah tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh.

Secret (Kurniawati, 2017: 3) menyatakan bahwa memilih makanan

hendaknya memilih produk sesuai dengan aspek gizi dan keamanan

pangan. Empat sehat lima sempurna terdiri atas (1) makanan pokok, (2)

lauk-pauk, (3) sayur-sayuran, (4) buah-buahan, dan (5) susu.

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

19

Orang tua dan pihak sekolah sangat berperan penting dalam

mengatur jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh siswa supaya

terhindar dari penyakit. Oleh karena itu, sekolah telah mengadakan

program tentang pembatasan uang jajan bagi siswa yang bertujuan untuk

mengurangi jumlah jajanan yang tidak sehat bagi siswa sehingga dapat

terhindar dari penyakit. Pembatasan uang jajan merupakan program yang

telah diterapkan bagi seluruh siswa di MIM Kedungwuluh Lor.

Uang jajan merupakan uang yang diberikan orang tua kepada

anaknya untuk membeli jajan. Uang jajan diberikan biasanya ketika

anak akan berangkat ke sekolah. Orang tua memberikan uang jajan

tentu memiliki tujuan. Sesuai dengan pendapat Setyanti (2011: 12)

menyatakan bahwa tujuan orang tua memberikan uang jajan adalah

supaya anak tidak kelaparan di sekolah. Menurut Setyanti (2014: 19)

menyatakan bahwa ada beberapa komponen pemberian uang jajan

yang harus diperhatikan orang tua seperti: pertama, uang saku

memiliki komponen untuk dibelanjakan (uang jajan), uang untuk

ditabung dan uang untuk didermakan. Kedua, besarnya uang jajan

anak disesuaikan dengan standar hidup keluarga. Ketiga, lebihkan

20-30 persen untuk digunakan sebagai tabungan dan juga untuk aksi

sosial di sekolah anak.

Pembatasan merupakan suatu proses atau cara untuk membatasi

jumlah uang ataupun segala sesuatu supaya tidak menggunakan secara

berlebihan. Nopirin (2011: 119) menyatakan bahwa uang adalah segala

sesuatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan pembayaran

baik barang, jasa maupun utang.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian

dari pembatasan uang jajan adalah segala proses atau cara untuk

membatasi jumlah uang jajan yang diberikan oleh orang tua kepada

anaknya supaya tidak menggunakan secara berlebihan. Pemberian uang

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

20

jajan bertujuan supaya anak tidak merasa kelaparan ketika berada di

sekolah. Oleh karena itu, uang jajan dapat digunakan untuk membeli jajan

atau makanan ketika siswa berada disekolah supaya tidak merasa lapar.

Menurut Kak Seto (dalam Wijaya, 2014: 3-4) menyatakan bahwa

ada lima cara anak mendapatkan uang yaitu:

a) Uang jajan. Uang jajan merupakan uang yang diberikan oleh

orang tua kepada anaknya yang digunakan hanya untuk membeli

jajan atau makanan. Waktu pemberian uang jajan yaitu setiap hari

pada saat anak berangkat sekolah maupun waktu dirumah.

b) Uang hadiah. Uang hadiah merupakan uang yang diberikan oleh

orang terdekat (anggota keluarga ). Uang hadiah hanya diberikan

pada saat waktu-waktu tertentu saja. Uang jajan diberikan pada

saat anak merayakan ulang tahun, hari besar ataupun kenaikan

kelas. Uang hadiah hanya diberikan pada saat waktu-waktu

tertentu saja.

c) Uang pinjaman. Uang pinjaman merupakan uang yang

dipinjamkan oleh orang tua ataupun orang lain kepada anak untuk

suatu kepentingan/kebutuhan.

d) Upah bekerja di rumah. Upah bekerja di rumah merupakan uang

yang diperoleh dari hasil melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah

yang ditugaskan oleh orang tua kepada anaknya.

e) Uang saku. Uang saku merupakan uang yang diberikan oleh

orang tua kepada anaknya untuk keperluan sekolah seperti untuk

membeli perlengkapan sekolah, membayar angkot dan lain-lain.

uang saku diberikan orang tua kepada anaknya setiap seminggu

sekali ataupun sebulan sekali.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa lima macam cara anak untuk mendapatkan uang. Cara anak

mendapatkan uang yaitu melalui uang jajan, uang hadiah, uang pinjaman,

upah bekerja di rumah dan uang saku.

B. Penelitian yang Relevan

Rahmawati, (2016: 80) penelitian ini berjudul Pendidikan Karakter

Hemat dan Hidup Sederhana melalui Gerakan Menabung di Sekolah.

Penelitian ini mengguanakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

21

menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup

sederhana melalui gerakan menabung di sekoah dasar dilakukan dengan

pembiasaan. Penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan karakter hemat

dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar.

Pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan

menabung di sekolah dasar SDN 1 PKL dijadwalkan setiap hari, pertama

siswa menyetorkan ke guru kelas, kemudian guru kelas menyetorkan ke guru

bendahara tabungan siswa, selanjutnya guru bendahara tabungan siswa

menyetorkan ke bank dengan rekening tabungan atas nama sekolah.

Pala, (2011: 23) penelitian ini dari jurnal Internasional yang berjudul

The Need for Character Education. Penelitian ini mengungkapkan bahwa

pendidikan karakter adalah gerakan nasional menciptakan sekolah yang

mampu membina etika, bertanggung jawab dan peduli orang-orang terhadap

orang lain. Pendidikan karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai

universal. Nilai-nilai etika inti seperti kepedulian, kejujuran, keadilan,

tanggung jawab dan menghormati diri dan orang lain. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk memberikan pedoman supaya lebih efektif dan pendidikan

karakter yang komprehensif dan untuk menekankan perlunya pendidikan

karakter untuk membantu siswa mengembangkan karakter yang baik,

mengetahui, peduli dan bertindak atas nilai-nilai etika inti seperti hormat,

tanggungjawab, kejujuran, keadilan dan kasih sayang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengembangan keterampilan sosialisasi dan integrasi

pendidikan karakter adalah bagian penting dari kesuksesan akademik anak.

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

22

Pendidikan karakter dapat berjalan secara efektif apabila diterapkan secara

ketat dan dengan landasan ilmiah. Sekolah harus fokus pada pengajaran

karakter dalam kurikulum reguler.

Mardianto, (2015: 4) penelitian ini dari jurnal Internasional yang

berjudul The Effect of Fairytale Interactive Method for Improving The Honest

Character on Children Ages 7-8 Years of Elementary Students at Mis

Mutiara Aulia Deli Serdang District of Nort Sumatera. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian Kualitatif. Penelitian ini berfokus pada anak

pada usia muda sangat potensial untuk dididik. Pendidikan dilakukan baik di

rumah atau di sekolah harus menanamkan nilai-nilai karakter yang baik. salah

satu karakter yang harus ditanamkan pada anak-anak sekolah dasar adalah

perilaku jujur. Salah satu metode yang dianggap dari perilaku jujur adalah

dengan menerapkan metode bercerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sekolah dasar memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan dan

membangun karakter jujur untuk siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di

sekolah, rumah dan masyarakat. Kejujuran adalah hal yang sangat penting

untuk dibudidayakan, dan dikembangkan untuk kehidupan di masa depan.

Usia dini adalah saat yang tepat untuk menanamkan pendidikan karakter.

Apabila berhasil menanamkan karakter pada usianya, besar kemungkinan

generasi mendatang akan memiliki karakter jujur. Penelitian ini

mengungkapkan bahwa metode dongeng adalah metode yang bagus untuk

membangun nilai karakter jujur pada siswa SD MIS Mutiara Aulia. Oleh

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

23

karena itu, sekolah diharapkan untuk mengembangkan lebih berbagai metode

menarik pembelajaran, tidak hanya metode bercerita dongeng.

Setelah mengkaji dari beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa terdapat beberapa cara untuk menanamkan karakter dalam kehidupan

seseorang. Tujuan penelitian adalah untuk menggali lebih dalam mengenai

pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang berfokus pada penelitian ini

adalah tentang pendidikan karakter hemat dan jujur. Salah satu kegiatan yang

dapat mendukung tercapainya pendidikan karakter hemat dan jujur yaitu

dengan melalui pembatasan uang jajan di MIM Kedungwuluh Lor.

C. Kerangka Pikir

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa adanya pendidikan manusia sulit

dapat hidup berkembang sesuai dengan cita-cita untuk lebih maju dan

sejahtera. Pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam

terbentuknya manusia yang berkarakter. Manusia yang berkarakter

merupakan manusia yang dapat menerapkan nilai-nilai karakter yang baik

dalam perkatan maupun perbuatan yang tercermin dalam kehidupan sehari-

hari. Pendidikan karakter sangat berpengaruh terhadap lingkungan yang

berkarakter pula. Memerlukan usaha sadar dalam mengembangkan

pendidikan karakter diantaranya yaitu di lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Pendidikan karakter bagi siswa perlu dikembangkan di sekolah

terutama melalui program pembatasan uang jajan yang ada di MIM

Kedungwuluh Lor. Pembatasan uang jajan dapat mengembangkan karakter

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

24

disekolah diantaranya yaitu karakter hemat dan jujur bagi siswa. Penelitian

ini terkait pembatasan uang jajan sebagai model untuk mengembangkan

karakter hemat dan jujur di MIM Kedungwuluh Lor. Untuk lebih jelas,

kerangka pikir dapat dilihat gambar berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan gambar kerangka pikir tersebut dapat dijelaskan bahwa

pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam

pembentukan karakter pada diri siswa. Pendidikan karakter merupakan wadah

untuk mencetak generasi penerus bangsa supaya menjadi pribadi yang

berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai karakter yang baik dalam

perkataan maupun perbuatan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter dalam penelitian ini yaitu melalui program pembatasan

uang jajan di MIM Kedungwuluh Lor. Pembatasan uang jajan dapat

Pendidikan di Sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam

pembentukan karakter melalui pembatasan uang jajan.

Pelaksanaan pembatasan uang jajan sebagai model untuk

mengembangkan karakter hemat dan jujur di MIM Kedungwuluh Lor.

Pembatasan uang jajan sebagai model untuk mengembangkan karakter

hemat dan jujur di MIM Kedungwuluh Lor.

Banyaknya siswa yang membeli jajan secara berlebihan dan membawa

uang jajan dalam jumlah yang banyak sehingga timbulnya sifat boros

dan tidak jujur.

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/Irma Pratyningsih_BAB II.pdfsebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat, mengembangkan kemampuan

25

mengembangkan karakter hemat dan jujur bagi siswa di MIM Kedungwuluh

Lor.

Pembatasan uang jajan merupakan salah satu cara ataupun proses

membatasi banyaknya jumlah uang jajan siswa yang dibawa ke sekolah.

Banyaknya siswa yang membeli jajan secara berlebihan dan membawa uang

jajan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan sifat boros dan tidak

jujur. Siswa akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan

sesuatu yang diinginkan. Selain itu, banyaknya siswa yang tidak jujur

terhadap jumlah uang jajan yang dibawa setiap hari sehingga dapat

melakukan kebohongan baik dalam perkataan maupun perbuatan serta dapat

melakukan perbuatan curang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya

sehingga perlu adanya pendidikan karakter hemat dan jujur di sekolah.

Sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam menerapkan

karakter hemat dan jujur pada diri siswa. Penerapan karakter hemat dan jujur

dapat melalui program yang ada di sekolah. Program yang sudah diterapkan

di sekolah yaitu melaui pembatasan uang jajan di MIM Kedungwuluh Lor.

Oleh karena itu, peneliti mengkaji rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu tentang pelaksanaan pembatasan uang jajan sebagai model untuk

mengembangkan karakter hemat dan jujur di MIM Kedungwuluh Lor.

Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017