bab ii a. 1. konsep sistem informasi -...

20
7 BAB II Landasan Teori A. Sistem Informasi 1. Konsep Sistem Informasi Untuk memahami pengertiaan sistem informasi, harus dilihat keterkaitan antara data dan informasi sebagi entitas penting pembentuk sistem informasi . Davis(1995) dalam Al Fatta Hanif (2007 ; 9) mengemukakan bahwa, “Data merupakan nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun. Sementara informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”. Mc Leod (1995) dalam Al Fatta Hanif (2007:9) mengemukakan bahwa, “Inforrmasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti 2. Metodologi Pengembangan Sistem Beberapa ahli membagi proses-proses pengembangan sistem kedalam sejumlah urutan yang berbeda-beda. Tetapi semuanya akan mengacu pada proses-proses standar (Al Fatta Hanif, 2007:25) yaitu: 1. Pengumpulan Informasi Langkah awal pada tahapan analisis adalah mengumpulkan informasi tentang bagaimana proses-proses bisnis yang ada pada sistem lama berjalan. Kemudian ditentukan pada titik-titik mana saja proses bisnis yang mengalami masalah yang bisa diselesaikan dengan sistem informasi.

Upload: hoangduong

Post on 05-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

7

BAB II

Landasan Teori

A. Sistem Informasi

1. Konsep Sistem Informasi

Untuk memahami pengertiaan sistem informasi, harus dilihat keterkaitan

antara data dan informasi sebagi entitas penting pembentuk sistem informasi.

Davis(1995) dalam Al Fatta Hanif (2007 ; 9) mengemukakan bahwa,

“Data merupakan nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri

lepas dari konteks apapun. Sementara informasi adalah data

yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi

penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat

ini atau mendatang”.

Mc Leod (1995) dalam Al Fatta Hanif (2007:9) mengemukakan bahwa,

“Inforrmasi adalah data yang telah diproses, atau data yang

memiliki arti

2. Metodologi Pengembangan Sistem

Beberapa ahli membagi proses-proses pengembangan sistem kedalam

sejumlah urutan yang berbeda-beda. Tetapi semuanya akan mengacu pada

proses-proses standar (Al Fatta Hanif, 2007:25) yaitu:

1. Pengumpulan Informasi

Langkah awal pada tahapan analisis adalah mengumpulkan informasi

tentang bagaimana proses-proses bisnis yang ada pada sistem lama berjalan.

Kemudian ditentukan pada titik-titik mana saja proses bisnis yang mengalami

masalah yang bisa diselesaikan dengan sistem informasi.

Page 2: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

8

2. Mendefinisikan System Requirement

Dari informasi kelemahan yang didapat, analisis sistem kemudian

mendefinisikan apa saja sebenarnya yang dibutuhkan oleh sistem lama untuk

mengatasi masalahnya. Inilah yang disebut sebagai system requirement

(kebutuhan sistem). Sering kali kebutuhan ini akan mengubah total keseluruhan

proses bisnis pada sistem lama, tetapi kadang-kadang hanya perubahan

penambahan beberapa prosedur baru.

3. Menyusun dan Mengevaluasi Alternatif

Suatu hal yang tidak boleh dilupakan analis adalah rencana kedua. Setelah

menyusun dan memprioritaskan kebutuhan, analis harus menyiapkan alternatif

jika seandainya susunan kebutuhan nantinya akan ditolak oleh klien.

4. Mengulas Kebutuhan dengan Pihak Manajemen

Langkah terakhir adalah mengulas kebutuhan yang sudah ada dengan pihak

klien, karena pihak klien lah yang paling tahu kebutuhan sistem mereka.

Pada perkembangannya, proses-proses standar tadi dituangkan dalam

suatu metode yang dikenal dengan nama System Development Life Cycle yang

merupakan metodologi umum dalam pengembangtan sistem yang menandai

kemajuan usaha.

B. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi

1. Konsep Sistem Informasi Akuntansi

Akuntansi menjadi yang terdepan dengan berperan penting dalam

menjalankan ekonomi dan sistem sosial kita. Keputusan-keputusan yang diambil

oleh para individu, pemerintah, dan badan usaha sering kali digunakan oleh

penggunanya berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Tujuan utama

akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses pencatatan,

pelaporan dan penginterpretasian data-data ekonomi yang digunakan sebagai

pengambilan keputusan. Sedangkan sistem dapat diartikan sebagai suatu

kesatuan yang kompleks dan dibentuk dari berbagai komponen yang saling

berkaitan. Karakteristik sistem secara keseluruhan harus memiliki sasaran,

Page 3: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

9

masukan-keluaran, dan lingkungan untuk mencapai target dasar yang telah

ditetapkan (Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B, 2009:3).

2. Pentingnya Sistem Informasi Akuntansi

Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi dapat dijelaskan pada paragraf-

paragraf sebagai berikut :

1. Akuntansi Adalah Sistem

Manajemen, pengguna, dan personal sistem diperlukan dalam

pengembangan sistem. Umumnya, kelompok perancang atau tim proyek

pengembangan sistem meliputi para pemakai sistem, mengembangkan spesifikasi

teknis dan mengimplementasikan sistem baru. Masalah-masalah teknis,

organisasional dan manajemen proyek akan muncul pada saat implementasi

sistem. Sistem informasi yang baru, dapat juga menimbulkan hubungan kerja

yang baru diantara personel yang ada, perubahan pekerjaan bahkan mungkin

perubahan struktur organisasi. Faktor-faktor teknis, perilaku, situasi dan personel

yang berkaitan perlu dipertimbangkan sebelum proyek dilakukan. Kegagalan

untuk melakukan hal tersebut menyebabkan output yang dihasilkan tidak berguna

meskipun sistem yang dirancang merupakan sistem yang baik secara teknis.

Keterlibatan personel perlu dilakukan secara terus menerus setelah sistem

tersebut diimplementasikan (Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B, 2009:5).

Chusing (1990) dalam Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B (2009:4),

mengemukakan bahwa:

“Keterlibatan pemakai perlu dipertimbangkan bahkan pada saat

perencanaan sistem”

Filosofi dari perancangan sistem yang berorientasi pada pemakai,

membantu untuk membentuk prilaku dan pendekatan yang baik dalam

pengembangan sistem dalam kontek organisasional. Disamping itu, dukungan

Page 4: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

10

manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menentukan efektifitas

penerimaan sistem informasi dalam organisasi.

Jacson (1986) dalam Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B (2009:4),

mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan manajemen puncak dalam

pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu:

1. Pengembangan sistem merupakan bagian yang terintekrasi

dengan perencanaan perusahaan. Manajemen puncak

mengetahui rencana perusahaan sehingga sistem yang akan

dikembangkan seharusnya sesuai dengan rencana perusahaan

sehingga sistem yang baru akan mendorong tercapainya

tujuan perusahaan.

2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek

pengembangan sistem.

3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan

dari pada aspek teknisnya.

4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada

kermungkinan manfaat yang akan diperoleh, dan manajemen

puncak mampu untuk menginterpretasikan hal tersebut.

5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan

dan pembuatan keputusan yang lebih baik dalam

pengembangan sistem.

Dukungan manajemen puncak sebenarnya ada pada semua tahap

pengembangan sistem yaitu pada saat perencanaan sistem dan tahap

implementasi. Keterlibatan dalam pengembangan sistem informasi adalah

merupakan bagian integral dari kesuksesan sistem informasi. Keterlibatan

pemakai ini seharusnya ada pada semua tahap yang dinamakan system

development life cycle. Tahapan tersebut adalah perencanaan, implementasi dan

setelah implementasi. Keterlibatan pemakai dalam semua tahap tersebut

merupakan suatu komponen penting dalam menentukan keberhasilan suatu

sistem informasi (Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B, 2009:5).

Ives dan Olson, 1984, dalam Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B

(2009:5) mengemukakan 6 tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan

sistem informasi yaitu:

1. Tidak ada keterlibatan (no-involevement)

2. Keterlibatan simbolis (symbolic involvement)

Page 5: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

11

3. Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice)

4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement

by weak control)

5. Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing)

6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by

strong control)

Hasilnya menunjukan bahwa kerterlibatan dengan melakukan dan

keterlibatan dengan mengendalikan yang kuat akan menghasilkan suatu sistem

informasi yang lebih efektif. Efektifitas sistem informasi ini dinyatakan dengan

kepuasan pemakai (Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B, 2009:5).

2. Akuntansi Adalah Informasi

Selain masalah sistem, akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu

informasi. Suatu fenomena menjadi menarik dengan adanya suatu jargon yang

menyatakan bahwa menguasai informasi, akan menguasai dunia dan siapa yang

menguasai informasi akan memenangkan persaingan. Hal ini tidaklah

mengherankan karena pada era sekarang ini, penguasaan informasi menjadi

sangat dominan bahkan informasi telah diakui sebagai salah satu sumber daya.

Oleh karena itu, perusahaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran

informasi ini untuk mencapai tujuannya (Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy

I.B, 2009:6).

3. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus memiliki karakter

seperti akurat dan tepat waktu. Tersedianya informasi secara tepat, relevan, dan

lengkap lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-

masing unit bisnis unttuk mendapatkan posisi keunggulan bersaing. Lewat

seperangkat prosedur dan teknik akuntansi, informasi menjadi lebih dapat

diakses secara cepat, relevan dan lengkap (Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy

I.B, 2009:6). Terkait dengan informasi akuntansi tersebut, beberapa jenis sistem

informasi yang telah berkembang saat ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerosesan Data Elektronik (Electronic Data Processing)

2. Pemerosesan Data (Data Processing)

3. Sistem Inforrmasi Management (Management Information

System)

4. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

Page 6: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

12

5. Sistem Ahli (Expert System)

Sistem Informasi Eksekutif (Executif Information System) dan Sistem

Informasi Akuntansi (Accounting Information System) merupakan bukti bahwa

sistem informasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang semakin

kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat bertahan dan tumbuh, saat ini perusahaan

harus menggunakan sistem informasi sesuai dengan perkembangan lingkungan

bisnisnya. Namun, agar proyek pengembangan sistem informasi tidak sia-sia,

maka perlu dipahami tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem yang terdiri

dari (Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B, 2009:6):

1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan

evaluasi solusi-solusi masalah sistem, penekanannya pada

tujuan keseluruhan sistem.

2. Perancangan sistem yaitu proses menspesifikan rincian solusi

yang dipilih oleh proses analisis sistem.

3. Implementasi sistem yaitu proses menempatkan rancangan

prosedur-prosedur dan metode baru atau revisi kedalam

operasi.

Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut sebagai bahasa

bisnis yang dapat menyediakan atau memberikan informasi penting tentang

kegiatan ekonomi. Dikatakan bahasa sebab akuntansi dapat berperan sebagai

media komunikasi yang mengomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan

pristiwa ekonomi yang terjadi di suatu organisasi bisnis kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dengan fenomena, gejala, dan pristiwa ekonomi tersebut.

Akuntansi menyediakan kerangka konseptual untuk data ekonomi dan bahasa

yang menjadi tolak ukur bagi berbagai macam penggunanya dalam penyusunan

laporan keuangan (Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B, 2009:7).

Bahasa, secara umum dapat diartikan sebagai suatu simbol yang disusun

secara acak atau sembarangan. Simbol-simbol itu disusun dan ditata dengan

menggunakan suatu mekanisme yang telah memiliki standar tersendiri dan telah

baku. Sehingga, simbol-simbol tersebut memberi suatu persepsi, konsepsi, dan

makna tertentu yang telah distandarkan. Simbol-simbol tersebut memberi suatu

Page 7: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

13

persepsi makna dan pemahaman tertentu terhadap yang disimbolkan. Dengan

demikian, sistem informasi akuntansi dibangun di sekitar aktifitas bisnis

perusahaan dengan struktur tertentu dalam suatu organisasi. Desain sistem yang

baik meliputi prosedur untuk mengukur, merekam, dan menyimpulkan peristiwa-

pristiwa ekonomi dalam menyediakan pengawasan intern yang dirancang untuk

mengamankan aktiva dan mempromosikan efisiensi operasional, serta

mengijinkan perolehan kembali data yang relevan untuk pelaporan eksternal

maupun internal (Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B, 2009:7).

C. Sistem Informasi Manajemen

1. Konsep Sistem informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebuah sistem informasi pada

level manajemen yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian,

dan pengambilan keputusan dengan menyediakan resum rutin dan laporan-

laporan tertentu. Sistem informasi manajemen mengambil data mentah dari

pemprosesan data elekronik dan mengubahnya menjadi kumpulan data yang

lebih berarti yang dibutuhkan manajer untuk menjalankan tanggung jawabnya.

Untuk mengembangkan suatu sistem informasi manajemen, diperlukan

pemahaman yang lebih baik tentang informasi apa saja yang dibutuhkan manajer

dan bagaimana mereka menggunakan informasi tersebut (Al Fatta Hanif,

2007:12) (Al Fatta Hanif, 2007:12).

Kertahadi (1995) dalam Al Fatta Hanif (2007:9), mengemukakan bahwa

Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat didefinisikan sebagai

“Suatu alat untuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian

rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya”

Murdick dan Ross (1993) dalam Al Fatta Hanif (2007:9), mengemukakan

bahwa tujuan dari Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah:

“Untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada

perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendaliaan

Page 8: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

14

kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan, dan menyajikan

sinergi organisasi pada proses”

Dengan demikian, sistem informasi berdasarkan konsep (input,

processing, output) dapat dilihat pada gambar berikut (Al Fatta Hanif, 2007:9):

Gambar 2.1 Konsep Sistem Informasi

2. Pentingnya Sisitem Informasi Manajemen

Sejak lahirnya ilmu administrasi dalam manajemen, para ilmuan yang

menekuninya telah dan berusaha melakukan berbagai penelitian dalam rangka

akumulasi pengetahuan dan teori tentang proses manajemen, termasuk tentang

unsur-unsur manajerial berbagai klasifikasi unsur-unsur manajerial. Aneka ragam

klasifikasi itu harus dipandang sebagai hal yang positif dalam arti memperkaya

pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang apa saja yang harus

dilakukan oleh para manajer agar kemampuan organisasi mencapai tujuan dan

berbagai sasaran semakin meningkat. Merupakan kenyataan bahwa cara dan gaya

seseorang ilmuan membuat klasifikasi unsur-unsur manajerial dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti:

Filsafat hidup yang dianutnya

Perkembangan pengetahuan yang telah dicapai

Kondisi lingkungan

Perkembangan teknologi dan pemanfaatannya

Kondisi organisasi untuk fungsi-fungsi itu di selenggarakan

Akan tetapi terlepas dari aneka ragam klasifikasi tersebut para ilmuan

telah sepakat bahwa pada dasarnya keseluruhan unsur-unsur manajerial dapat

digolongkan kepada dua jenis utama, yaitu fungsi organik dan fungsi penunjang,

Input

Data Pemprosesan

Output

Data

Page 9: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

15

yang tergolong kepada jenis fungsi organik adalah keseluruhan unsur utama yang

mutlak perlu dilakukan oleh manajer dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi organik

tersebut merupakan menjabarkan kebijaksanaan dasar atau strategi organisasi

yangtelah ditetapkan dan harus digunakan sebagai dasar bertindak. Sedangkan

yang dimaksud dengan fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan yang

diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan-satuan kerja dalam organisasi dan

dimaksudkan mendukung semua fungsi organik manajerial (Siagian, 2005:3-4) .

Berdasarkan faktor-faktor di atas kebutuhan untuk berprestasi yang bisa

diajarkan untuk melahirkan seorang manajer yang berkualitas yaitu berupa

pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi kesempatan bisnis, dan analisis

resiko (Masykur, 2001:9).

1. Kesempatan-kesempatan

Inovasi termasuk cara terbaru dan lebih baik dalam mengerjakan sesuatu dan

hal terbaru dan lebih baik dalam mengerjakannya. Tetapi cara terbaru dan lebih

baik didalam mengerjakan sesuatu secara tidak langsung berarti menyediakan

barang dan jasa yang bermanfaat untuk memenuhi keinginannya dari masyarakat

sebagai konsumen.

2. Analisa Resiko

Pribadi manajer memiliki risiko yang bisa diperhitungkan yang bersifat

menengah dan bisa dikendalikan. Resiko yang bisa diperhitungkan dalam bisnis

adalah keputusan mengenai pengeluaran uang dalam jangka pendek maupun

jangka panjang.

3. Penerapan Unsur-unsur Sistem Manajerial Dalam Usaha Kecil Dan

Menengah

Berdasarkan pada faktor-faktor manajerial diatas, para ahli menemukan

bahwa pengambilan keputusan dan manajer mengidentifikasi biaya manajemen

sebagai suatu input kunci terhadap pengambilan keputusan dan akurasi biaya

Page 10: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

16

informasi sebagai prioritas puncak. Informasi yang tidak akurat memiliki dampak

signifikan pada hasil keputusan yang mengakibatkan rendahnya

pengimplementasian alat-alat manajemen dan sistem manajemen. Oleh karena itu

untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka diperlukan unsur-unsur di dalam

manajerial untuk membantu pemilik usaha untuk pengambilan keputusan. Unsur-

unsur manajemen yang dimaksud adalah seperti sumber daya manusia, modal

usaha, mesin, bahan baku, metode usaha, dan pasar (Ikhsan, Arfan dan

Prianthara, Teddy I.B, 2009:178).

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Ungkapan sumber daya manusia yang tepat menunjukan pada individu-

individu dalam organisasi usaha kecil dan menengah yang memberikan

sumbangan yang berharga pada pencapaiaan tujuan sistem organisasi usaha kecil

dan menengah. Tentu saja sumbangan ini adalah hasil dari produktivitas pada

posisi yang mereka pegang. Dilain pihak, sumber daya yang tidak tepat

menunjuk pada anggota organisasi usaha kecil dan menengah yang tidak

memberikan sumbangan yang berarti bagi pencapaian tujuan sistem manajemen.

Pada hakikatnya, individu-individu tersebut tidak efektif dalam jabatan mereka

(Masykur, 2001:123)

Tugas penyediaan sumber daya manusia yang semestinya adalah sangat

penting bagi pengelola usaha kecil dan menengah. Produktivitas pada semua

organisasi usaha kecil dan menengah ditentukan oleh bagaimana sumber daya

manusia berinteraksi dan bergabung untuk menggunakan sumber daya sistem

manajemen. Faktor-faktor seperti latar belakang, umur, pengalaman yang

berhubungan dengan jabatan, dan tingkat pendidikan formal kesemuanya

mempunyai peranan didalam menentukan tingkat ketepatan posisi individu-

individu pada organisasi usaha kecil dan menengah (Masykur, 2001:124).

2. Manajemen Keuangan

Secara historis peranan seorang manajer keuangan mengalami

perkembangan. Semula tugas manajer keuangan hanya terbatas pada proses

pembuatan dan pemeliharaan catatan yang bersangkutan dengan transaksi

Page 11: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

17

keuangan, penyusunan laporan-laporan keuangan secara periodik. Selanjutnya

tugas berkembang pada proses mempertahankan likuiditas usaha maupun

perusahaan, termasuk mencari atau mendapatkan dana serta menggunakan atau

mengalokasikan dana. Kini peran seorang manajer keuangan telah menjadi luas

dan kompleks, sehingga semakin turut serta mempengaruhi maju mundurnya

sebuah perusahaan (Jhon, 1988:1).

Situasi usaha saat ini telah mengharuskan seorang manajer keuangan aktif

turut menentukan pengelolaan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan dalam

arti luas. Manajer keuangan selain menentukan dana yang dibutuhkan dan cara

memperoleh dana tersebut juga harus menentukan jumlah dana yang dibutuhkan

dan cara memperoleh dana tersebut, juga harus menentukan pengalokasian pada

berbagai jenis aktiva. Selanjutnya adalah mengawasi pelaksanaan kegiatan atau

usaha pencarian (pembelanjaan pasif) dan pengalokasian dana (pembelanjaan

aktif) sehingga diperoleh suatu kombinasi sumber serta penggunaan dana atau

modal yang seimbang dan efisien (Jhon, 1988:1).

Peran dan tugas menejer keuangan tersebut sebaiknya dipahami dan

didukung oleh setiap dan antar bagian dalam perusahaan. Dalam kaitannya

dengan pencapaian tujuan perusahaan maka setiap bagian memiliki tugas dan

peranan sesuai dengan tujuan atau bidang masing masing (Jhon, 1988:2).

3. Manajemen Persediaan

Persediaan adalah barang-barang yang ditangani untuk dijual kembali.

Sepertinya, ini akan secara khas di konversi ke dalam kas kurang dari satu tahun

dan dengan demikian persediaan merupakaan aktiva lancar. Pada perusahaan

manufaktur, biasanya persediaan barang dari bahan baku dan dalam proses

ditambahkan terhadap persediaan barang jadi (Ikhsan, Arfan dan Prianthara,

Teddy I.B, 2009:167).

Masalah penentuan atau pengaturan macam dan besarnya persediaan

barang dagang merupakan masalah yang urgen karena mempunyai pengaruh

langsung pada besarnya keuntungan yang akan diterima perusahaan. Pengaturan

tentang persediaan barang dengan ini ditunjukan untuk mengusahakan agar

Page 12: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

18

barang yang ada dalam perusahaan tidak kurang dan tidak berlebihan. Kalau

barang kurang, berarti ada sebagian permintaan langganan yang mungkin tidak

dapat dipenuhi, ini akan berakibat kita akan kehilangan langganan, yang pada

akhirnya akan menurunkan omzet. Sebaliknya bila barangnya terlalu banyak,

disamping ongkos pemeliharaan atau pergudangannya harus kita tanggung, juga

modal yang mati tidak berputar sejumlah kelebihan barang tersebut. Dengan

demikian akan hal ini maka persediaan barang perusahaan baik itu bahan baku,

barang setengah jadi ataupun juga barang jadi harus diatur agar cukup, sehingga

keuntungan yang diharapkan dapat tercapai (Jhon, 1988:32).

3. Manajemen Pemasaran

Sistem pemasaran mengidentifikasi komponen yang saling berinteraksi, baik

secara internal maupun eksternal bagi perusahaan, yang memungkinkan

perusahaan menjual produk atau jasa ke pasar. Gambar di bawah ini menunjukan

ringkasan komponen yang menyusun sistem pemasaran (Masykur, 2001:98).

Lingkungan Eksternal

Perekonomian

Kebudayaan

Teknologi

Hukum

Bahan Mentah

Persaingan

Lingkungan Internal

Sumber daya finansial

Pemasok

Sasaran dan tujuan

Manajemen

Gambar 2.4. Sistem Pemasaran

Seperti yang bisa dilihat dari gambar di atas, lingkungan (eksternal dan

internal) memainkan peranan penting dalam pengembangan rencana pemasaran.

Jadi analisa lingkungan akan memberikan pandangan awal terhadap pembuatan

Wiraswastawan

Keputusan Bauran Pasar

Keputusan

Perencanaan

Pasar

Strategi

Pemasaran

Diarahkan

Kepada

Pelanggan

Keputusan

Membeli dari

Pelanggan

Umpan Balik (Feedback)

Page 13: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

19

rencana pemasaran. Rencana pemasaran hendaknya dipahami oleh manajemen

sebagai pedoman penerapan pembuatan keputusan pemasaran.

D. Perusahaan Kecil dan Menengah

1. Konsep Perusahaan Kecil dan Menengah

Adanya perbedaan pandangan pengkajian usaha kecil atau perbedaan

pemakaian kriteria menyebabkan belum ada keseragaman definisi usaha kecil.

Kriteria yang dipakai untuk membedakan kelompok usaha kecil ada bermacam-

macam diantaranya jumlah modal yang digunakan, jumlah tenaga kerja, jumlah

produksi, omzet penjualan, besarnya investasi dan metode administrasi. Kriteria

yang umum digunakan adalah jumlah tenaga kerja, besarnya modal atau

investasi, kapasitas produksi dan jumlah penjualan per periode. Undang-undang

Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan

Menengah dinyatakan bahwa kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) adalah sebagai berikut:

(http://www.depkop.go.id/phocadownload/regulasi/uu/uu%202008%2020%20um

km.pdf)

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

- Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha; atau

- Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

- Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

- Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah).

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

- Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

Page 14: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

20

10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

- Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima

puluh milyar rupiah).

Berdasarkan kriteria usaha mikro kecil dan menengah maka pelaku usaha

mikro kecil dan menengah merupakan pemilik atau pendiri usaha baik secara

perseorangan maupun berkelompok yang memenuhi kriteria usaha mikro kecil

dan menengah sebagaimana diatur dalam undang-undang Republik Indonesia

nomor 20 Tahun 2008.

2. Tujuan Perusahaan

Pada dasarnya tujuan prusahaan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu

yang bersifat ideal dan tujuan yang kedua bersifat komersial. Tujuan yang bersifat

ideal antara lain meningkatkan kesejahteraan karyawan, mengurangi tingkat

pengangguran atau memberi kesempatan kerja, memberikan pelayanan atau

memenuhi kebutuhan kepada mastyarakat, meningkatkan pendapatan pemerintah

melalui pajak. Tujuan ini bersifat ideal dalam kaitannya dengan pertanggung

jawaban perusahaan terhadap masyarakat ataupun kelompok. Tujuan yang bersifat

komersial, antara lain memperoleh keuntungan maksimal dan dilanjutkan

mengembangkan usaha.

Kedua kelompok tujuaan itu harus saling mendukung, namun dalam

situasi pertumbuhan ekonomi, sosial dan bidang-bidang lain seperti sekarang ini,

tentunya tujuan-tujuan tersebut tidaklah mudah untuk mencapainya. Tujuan

perusahaan sulit dicapai apabila perusahaan tersebut tidak bekerja atau beroperasi

secara efisien, sehingga perusahaan tidak mampu baik langsung maupun tidak

langsung bersaing dengtan perusahaan-perusahaan sejenis, oleh karen itu setiap

bagian harus senantiasa berupaya memelihara serta mempertahankan efisiensi

usaha secara optimal. Atau dengan kata lain tujuan perusahaan pada akhirnya

adalah memaksimalkan nilai perusahaan bagi para pemiliknya (Jhon, 1988:7).

Page 15: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

21

E. Sistem Informasi Akuntansi dan Manajemen di dalam Perusahaan

Kecil dan Menengah

1. Konsep Informasi Akuntansi dan Manajemen di dalam Perusahaan

Kecil dan Menengah

Sejak banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang pailit paska krisis

moneter, perusahaan kecil dan menengah menjadi back bone sektor dagang pada

saat ini dinegara kita sorotan terhadap bisnis tingkat menengah dan kecil ini

menjadi perhatian luas bagi publik, hal ini disebabkan semakin banyaknya sektor

dagang dilapisan ini. Oleh karena itu, tercipta suatu persaingan bisnis yang

competitive ditengah-tengah masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan

kompetitif tersebut, lingkungan perusahaan mensyaratkan adanya kemampuan

baru yang harus dimiliki perusahaan-perusahaan (Ikhsan, Arfan dan Prianthara,

Teddy I.B, 2009:179).

Kaplan dan Norton (1996) dalam Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B

(2009:179), mengatakan bahwa

“kemampuan sebuah perusahaan untuk memobilisasi dan

mengeksploitasi aktiva tak berwujud menjadi jauh lerbih

menentukan dari pada melakukan investasi dan mengelola aktiva

fisik yang berwujud”

Alasan ini dikarenakan bahwa aktiva tak berwujud memungkinkan

perusahaan untuk (Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B, 2009:179):

1. Mengembangkan hubungan dengan pelanggan untuk

mempertahankan loyalitas dan memungkinkan berbagai

segmen pelanggan dan wilayah pasar.

2. Memperkenalkan produk dan jasa inovatif yang diinginkan

oleh segmen yang dituju.

3. Memproduksi produk dan jasa bermutu tinggi sesuai dengan

keinginan pelanggan dengan harga yang rendah dan dengan

tenggang waktu (lead time) tyang pendek.

4. Memobilisasi kemampuan dan motivasi pekerja bagi

peningkatan kemampuan proses, mutu, dan waktu tanggap

(response time) yang berkesinambungan.

5. Mengembangkan teknologi informasi, data base, dan sistem.

Page 16: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

22

Subsistem Ekspor

Perusahan memerlukan suatu sistem yang benar-benar membantu dalam

pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, untuk itu sistem

akuntansi manajemen menawarkan sistem terbuka bagi perusahaan kecil dan

menengah dalam upaya pencapaiaan tujuan agar dapat meningkatkan kinerja

perusahaan kecil dan menengah dalam mengembangkan usahanya.

2. Sistem Manajemen Terbuka dalam Usaha Kecil dan Menengah

Sistem terbuka adalah suatu keseluruhan atau unit yang terdiri dari

subsistem yang dinamis, saling bekerja sama, saling mempengaruhi secara

langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu. Secara

sederhana sebuah sistem terbuka paling tidak memiliki subsistem input,

subsistem impor, subsistem transformasi, subsistem ekspor, subsistem output

atau tujuan, seperti tampak dalam gambar berikut ini (Jhon, 1988:2-4):

Gambar 2.2. Sistem Terbuka

Perusahaan sebagai sebuah sistem terbuka, berarti merupakan unit atau

kombinasi dari berbagai kombinasi dari berbagai sumber-sumber ekonomi yang

langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses produksi dan distribusi

barang atau jasa untuk mencapai tujuan tertentu antara lain keuntungan dan

pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pada gambar berikut ini dapat dilihat

Subsistem

Input

Subsistem

Output/tujuan

Subsistem

Transformasi

Subsistem

Impor

Page 17: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

23

berbagai sumber-sumber ekonomi dalam sistem perusahaan yang langsung

maupun tidak langsung mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan.

Gambar 2.3. Perusahaan Sebagai Sistem Terbuka

Perusahaan dalam operasi sehari-hari menjalankan berbagai fungsi atau

kegiatan. Agar kegiatan itu dapat berjalan dengan lancar antara lain dibutuhkan

berbagai sumber-sumber ekonomi atau faktor produksi. Secara terperinci

sumber-sumber ekonomi tersebut antara lain bisa disebut dengan istilah “6M”,

(Jhon, 1988:4) yaitu:

1. Man (SDM)

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling

menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula

yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada

LINGKUNGAN UMUM

LINGKUNGAN

KHUSUS

LINGKUNGAN

KHUSUS

LINGKUNGAN

KHUSUS

Sumber-sumber

Ekonomi:

- Manusia/SDM

- Modal/dana

- Material/bahan

baku

- Mesin

- Metode

- Market/pasar

Kegiatan

Perusahaan

Bidang:

- Produksi

- Keuangan

- Pemasaran

- Personalia

Tujuan antara lain:

- Keuntungan

- Ekspansi

- Kesejahteraan

karyawan

- Pemenuhan

kebutuhan

masyarakat

- Mengurangi

pengangguran

LINGKUNGAN

KHUSUS

LINGKUNGAN

KHUSUS

LINGKUNGAN

KHUSUS

LINGKUNGAN UMUM

Page 18: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

24

manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia

adalah makhluk kerja.

2. Money (uang)

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.

Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-

kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang

beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan

alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala

sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan

berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan

untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan

dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari

suatu organisasi.

3. Materials (bahan)

Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan

bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang

lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga

harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah

satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat

dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang

dikehendaki.

4. Machines (mesin)

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan.

Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau

menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan

efesiensi kerja.

5. Methods (metode)

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja.

Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya

pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan

cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan

berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran,

fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta

uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik,

sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau

tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan

memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam

manajemen tetap manusianya sendiri.

6. Market (pasar)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab

bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi

barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan

berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti

menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan

dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas

Page 19: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

25

dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan

daya beli (kemampuan) konsumen.

Sebagai sebuah sistem terbuka maka perusahaan secara dinamis melalui

subsistemnya memproses faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang atau

jasa. Subsistem tersebut antara lain kegiatan bidang produksi, bidang keuangan,

bidang pemasaran, bidang personalia dan bidang-bidang lain sesuai dengan besar

kecilnya perusahaan. Hasil barang atau jasa akan didistribusikan kepada

lingkungan, khususnya pada konsumen. Melalui penjualan barang dan jasa maka

disamping perusahaan memperoleh keuntungan dan mampu berkembang

(ekspansi), juga meningkatkan kesejahteraan karyawan dan memuaskan

konsumen atau masyarakat.

3. Sistem Informasi Akuntansi dalam Usaha Kecil dan Menengah

Sistem informasi dalam usaha kecil dan menengah dapat berguna bagi

pihak dalam maupun luar usaha, yang dihasilkan dari sistem informasi yang

terdiri dari sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, sistem

pendukung keputusan, sistem informasi eksekutif, dan sistem pakar. Sistem

informasi akuntansi dalam suatu usaha kecil dan menengah berdasarkan

fungsinya yaitu terdiri dari sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi

manajemen. Inti dari akuntansi adalah memberikan informasi ekonomi, oleh

karena itu perusahaan perlu menciptakan suatu metode pencatatan,

pengklasifikasian dan pengendalian transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan,

kemudian melaporkan hasilnya dalam laporan keuangan (Mamik, 2008:15).

Informasi akuntansi dapat digunakan sebagai dasar dalam pembuatan

keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu :

Pemilik Usaha

Pemilik dari suatu usaha perlu mengetahui bagaimana keadaan keuangan

usaha yang dimilikinya serta prospeknya dimasa datang.

Kreditur Pihak

Kreditur perlu mengetahui keadaan keuangan suatu usaha sebelum

memberikan pinjaman. Kreditur harus cermat dalam menilai kemampuan

Page 20: BAB II A. 1. Konsep Sistem Informasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4902/3/T2_162007071_BAB II.pdfSebagai suatu sistem informasi, akuntansi ... Filosofi

26

suatu usaha dalam hal pengembalian pinjaman dan sebagai pertimbangan

apakah akan diberikan pinjaman lagi.

Pemerintah

Pihak pemerintah membutuhkan informasi akuntansi untuk tujuan-tujuan

perpajakan dan peraturan-peraturan lainnya.

Pihak-pihak lain

Pegawai dan serikat pekerja perlu mengetahui mengenai stabilitas dan

profitabilitas tempat mereka bekerja.