· web viewuntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian...

112
PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Upload: others

Post on 21-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA,KEBUDAYAAN NASIONAL DAN

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHANYANG MAHA ESA

Page 2:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi
Page 3:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

BAB XVI

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAANNASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP

TUHAN YANG MAHA ESA

A. PENDAHULUAN

Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pembangunan bidang pendidikan menduduki peranan yang sangat penting sehingga selalu mendapat prioritas tinggi dalam pem-bangunan nasional. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1988 menyatakan, antara lain, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, ber -kepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani agar menjadi manusia-manusia pembangunan. Sejalan dengan arahan GBHN, pembangunan pendidikan nasional dalam Repelita V dilaksanakan secara terpadu dan serasi sesuai dengan tuntutan pembangunan yang memerlukan berbagai j en i s keterampilan clan keahlian.

XVI/3

Page 4:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Pembangunan pendidikan dalam Repelita V lebih ditekankan pada peningkatan mutu di setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan tanpa mengesampingkan perluasan kesempatan belajar, khususnya untuk jenjang lanjutan tingkat pertama dalam rangka persiapan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tabun. Pendidikan nasional, sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetap diperkaya dengan nilai-nilai moral, budaya dan kemanusiaan, agar mampu menghasilkan manusia berkualitas dan berkepribadian. Sehubungan dengan itu, pendidikan agama dan pendidikan Pancasila, dilanjutkan dan makin ditingkatkan di semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.

Perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi swasta, terus dikembangkan dan diarahkan sebagai lembaga pembaharuan dan pembangunan yang mampu mendidik mahasiswa agar mempunyai daya nalar tinggi dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Tata kehidupan kampus terus dikembangkan menuju masyarakat yang mampu beramal ilmiah dan berilmu amaliah. Untuk itu, peningkatan mutu dosen, sarana dan prasarana kampus termasuk laboratorium dan perpustakaan, terus diupayakan. Seiring dengan itu, kegiatan penelitian di perguruan tinggi terus ditingkatkan jumlah dan mutunya agar bangsa Indonesia lebih mampu berpacu dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat.

Di samping melalui jalur sekolah, diselenggarakan pula pendidikan luar sekolah, termasuk berbagai latihan keterampilan dan pendidikan masyarakat Iainnya, dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk yang tidak mampu mengikuti pendidikan di jalur sekolah. Program ini terutama diarahkan untuk mengembangkan minat dan bakat serta kemampuan anggota masyarakat untuk bekerja atau berusaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan.

XVI/4

Page 5:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Untuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi muda terus ditingkatkan. Selain itu, ditingkatkan pula pendidikan jasmani dan olahraga di lingkungan sekolah, pembinaan olahraga prestasi dan pemasyarakatan olahraga.

Untuk mendukung berbagai program pendidikan di atas, penyediaan sarana dan prasarana seperti gedung sekolah, laboratorium, buku, dan peralatan, serta pembinaan guru dan tenaga kependidikan lainnya, termasuk tenaga pendidikan luar sekolah diperluas dan ditingkatkan. Sementara itu, sarana dan prasarana yang tersedia dipelihara dan lebih didayagunakan melalui program operasi dan perawatan fasilitas.

Dalam pembangunan Kebudayaan Nasional, GBHN 1988, antara lain menggariskan bahwa kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan agar pembangunan nasional tetap merupakan pembangunan yang berbudaya. Dengan demikian, perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari luar yang positif dan yang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan, dan perlu dicegah sikap-sikap feodal dan kedaerahan yang sempit serta pengaruh kebudayaan asing yang negatif. Untuk itu, pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, serta kesenian terus ditingkatkan. Selain itu terus dipelihara dan dibina tradisi dan peninggalan sejarah untuk menumbuhkan kesadaran sejarah, semangat perjuangan, dan cinta tanah air serta memelihara kelestarian budaya dan kesinambungan pembangunan bangsa. Berkenaan dengan pembangunan Keper-cayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, GBHN 1988 menggariskan bahwa Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa tidak merupakan agama, dan pembinaannya tidak diarahkan pada pembentukan agama baru, serta pelaksanaannya benar-benar

XVI/5

Page 6:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Sesuai dengan arahan GBHN tersebut di atas, dalam Repe lita V diupayakan peningkatan pembinaan nilai-nilai budaya yang ditujukan untuk menanamkan dan memantapkan disiplin, pembauran bangsa, tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, tata krama serta nilai-nilai budaya lainnya kepada seluruh anggota masyarakat, dalam rangka pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa tanpa membedakan suku, agama, ras, dan adat istiadat.

Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan, yang diarahkan untukmengusahakan agar bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa negara dan bahasa nasional tumbuh menjadi bahasa modern. Sementara pembinaan perpustakaan diarahkan pada usaha memantapkan sistem nasional perpustakaan dan peningkatan pelayanan per-pustakaan yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sampai ke desa-desa.

Dalam Repelita V pembinaan kesenian diarahkan untuk mendorong dan menumbuhkan kreativitas dan daya cipta seniman untuk memperkuat integritas, identitas, dan kebanggaan nasional. Sementara pembinaan tradisi dan peninggalan sejarah diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran bersejarah, semangat perjuangan, dan cinta tanah air untuk mendukung usaha pengembangan kebudayaan nasional. Pembinaan permuseuman diarahkan pada usaha meningkatkan fungsi museum sebagai lembaga yang melestarikan warisan budaya dan menyajikan kepada masyarakat untuk tujuan-tujuan kultural edukatif dan rekreasi.

Berkenaan dengan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dalam Repelita V pembinaannya diarahkan pada usaha meningkatkan pengungkapan dan penanaman budi luhur budaya spiritual yang sesuai dengan Pancasila tanpa mengarah pada terbentuknya agama barn.

XVI/6

Page 7:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama PJP I telah menunjukkan hasil yang sangat berarti dengan makin banyaknya penduduk yang memperoleh kesempatan belajar. Hal tersebut antara lain dicerminkan dengan peningkatan angka partisipasi pada setiap jenjang pendidikan atau rasio antara jumlah peserta didik di suatu jenjang pendidikan (SD, SLTP, SLTA, PT) terhadap jumlah penduduk kelompok usia untuk jenjang pendidikan yang hersangkutan. Pada akhir Repelita V, angka partisipasi kasar (APK) tingkat SD mencapai sekitar 110 persen dari hanya sekitar 68,7 persen pada tahun 1968. Dalam kurun waktu yang sama, APK tingkat SLTP meningkat menjadi 43,4 persen dari 16,9 persen, APK tingkat SLTA mencapai 30,3 persen dari hanya sekitar 8,6 persen dan APK tingkat pendidikan tinggi mencapai 9,5 persen dari hanya 1,6 persen. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya jumlah peserta didik di setiap jenjang pendidikan. Pada akhir Repelita V, jumlah murid tingkat SD mencapai sekitar 29,6 juta orang dari sekitar 12,3 juta orang pada tahun 1968, sedangkan jumlah murid SLTP meningkat menjadi lebih dari 5,7 juta orang dari sekitar 1,1 juta orang, jumlah murid SLTA menjadi sekitar 3,8 juta orang dari sebanyak 482 ribu orang, dan bahkan jumlah mahasiswa mencapai lebih dari 2,0 juta orang dari hanya sebanyak 156 ribu orang.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan tenaga terampil tingkat menengah untuk mendukung pengembangan industri dan dunia usaha, telah berkembang sekolah-sekolah kejuruan dan teknologi baik negeri maupun swasta di semua propinsi. Jumlah murid SLTA Kejuruan dan Teknologi terus meningkat sehingga pada akhir Repelita V mencapai lebih dari 1,36 juta orang. Sementara itu di tingkat pendidikan tinggi, diselenggarakan pendidikan politeknik, yang mencakup program politeknik pertanian, politeknik keteknikan (engineering), dan politeknik bisnis. Pada akhir Repelita V, sudah ada 20 perguruan tinggi negeri (PTN) yang menyelenggarakan program politeknik, beberapa diantaranya menyelenggarakan lebih dari satu jenis program politeknik, 6 PTN menyelenggarakan program politeknik

XVI/7

Page 8:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

pertanian, 19 PTN menyelenggarakan program politeknik keteknikan, dan 11 PTN menyelenggarakan program politeknik bisnis.

Di samping itu, menggembirakan Pula meningkatnya mutu guru dan dosen, yang dihasilkan antara lain melalui berbagai penataran dan pendidikan lanjutan. Pada akhir Repelita V sudah banyak guru SD yang berkualifikasi D2, guru SLTP berkualifikasi D3, guru SLTA berkualifikasi S1, dan dosen yang berkualifikasi S2 dan S3.

Pembangunan kebudayaan nasional secara keseluruhan telah meningkatkan dan mengembangkan budaya dan semangat membangun di kalangan masyarakat serta inemantapkan semangat kebangsaan yang berwawasan Nusantara. Dalam PJP I, bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa nasional dan bahasa komunikasi resmi telah makin mantap membudaya dan memasya-rakat. Dalam pada itu, bahasa dan sastra daerah juga berkembang sehingga memperkaya perbendaharaan bahasa dan sastra Indonesia serta khazanah kebudayaan nasional sebagai salah satu unsur jati diri dan kepribadian bangsa.

Dalam PJP I telah dibangun perpustakaan yang tersebar sampai ke desa-desa sehingga membangkitkan minat baca dan minat belajar masyarakat. Dalam Repelita V telah dibina 200 perpustakaan keliling, sekitar 300 perpustakaan Daerah Tingkat II, lebih dari 6.400 perpustakaan umum kecamatan/desa, dan sekitar 17,5 ribu perpustakaan sekolah. Dalam rangka melestarikan dan memanfaatkan peninggalan sejarah dan purbakala, selama PJP I telah dilakukan pemugaran candi di 59 lokasi, makam di 73 lokasi, taman purbakala di 10 lokasi, benteng di 26 lokasi, pura di 20 lokasi, istana/puri di 73 lokasi, dan rumah adat di 33 lokasi. Kegiatan tersebut besar artinya dalam upaya mengembangkan kesadaran bersejarah, semangat perjuangan, dan rasa cinta tanah air bangsa Indonesia.

XVI/8

Page 9:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

B.. PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

Sesuai dengan arahan GBHN 1988 dan kebijaksanaan Repe -lita V, pada tahun 1993/94 sebagai kelanjutan tahun-tahun sebe-lumnya, diselenggarakan program-program pembangunan pendi -dikan dan pengembangan generasi muda yang meliputi: (1) pembinaan pendidikan dasar; (2) pembinaan pendidikan menengah tingkat pertama; (3) pembinaan pendidikan menengah tingkat atas; (4) pembinaan pendidikan tinggi; (5) pembinaan tenaga kependidikan; (6) pembinaan pendidikan masyarakat; (7) pembinaan generasi muda; (8) pembinaan keolahragaan; (9) pembinaan peranan wanita; (10) pembinaan pendidikan ke dinasan; (11) pengembangan sistem pendidikan; dan (12) pelaksanaan operasi dan perawatan fasilitas pendidikan.

1. Pembinaan Pendidikan Dasar

Pembinaan pendidikan dasar ditujukan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk menempuh pendidikan lebih lanjut. Kegiatan yang dilakukan dalam program pembinaan pendidikan dasar meliputi : (a) pembinaan pendidikan prasekolah pada Taman Kanak-kanak (TK) dan (b) pembinaan Sekolah Dasar.

a. Pembinaan Pendidikan Prasekolah pada Taman Kanak-kanak (TK)

Pembinaan pendidikan prasekolah diupayakan sebagai salah satu wahana pendidikan dini bagi anak usia 4-6 tahun. Pendidikan prasekolah yang diselenggarakan melalui Taman Kanak-kanak (TK) bertujuan meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, perilaku, keterampilan dan daya cipta yang diper -lukan oleh peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam Repelita V, Taman Kanak-kanak telah berkembang sampai di perdesaan terutama atas prakarsa dan

XVI/9

Page 10:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

partisipasi masyarakat. Dalam pembinaan TK, Pemerintah berperan melalui pembangunan TK Pembina yang berfungsi sebagai TK percontohan yang ada di setiap propinsi. Pada tahun 1993/94 telah berdiri 61 TK Pembina yang tersebar di 27 propinsi. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan TK, diupayakan pembinaan kurikulum, penyelenggaraan penataran guru dan pengadaan peralatan pendidikan.

b. Pembinaan Sekolah Dasar

Peningkatan pendidikan sekolah dasar termasuk madrasah ibtidaiyah (SD-MI) dilaksanakan seiring dengan program Inpres SD yang diselenggarakan sejak tahun 1973, yang kemudian diperkuat dengan program Wajib Belajar Enam Tahun yang dilancarkan sejak tahun 1984. Program-program tersebut telah menghasilkan peningkatan angka partisipasi pendidikan secara mencolok. Pada tahun 1993/94 dari sekitar 26,8 juta penduduk usia 7-12 tahun, tercatat sekitar 25,1 juta orang yang menempuh pendidikan di SD-MI. Dengan perkataan lain, angka partisipasi murni (APM) atau rasio murid SD-MI berusia 7-12 tahun terhadap penduduk kelompok usia 7-12 tahun pada tahun 1993/94 adalah sebesar 93,5 persen, yang berarti meningkat sebesar 2 persen dari APM tahun 1992/93. Pada awal PJP I (tahun 1968) APM SD-MI hanya sebesar 41,4 persen (Tabel XVI-1). Hasil program pendidikan dasar ditunjukkan pula oleh tingginya angka partisipasi kasar (APK) SD-MI yaitu rasio jumlah murid SD terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Pada tahun 1993/94 APK SD-MI mencapai lebih dari 110 persen, dibandingkan tahun 1992/93 se-besar 107,4 persen. Pada tahun 1968 APK SD-MI baru mencapai 68,7 persen. Meskipun demikian sampai dengan akhir Repelita V masih ada sekitar satu juta (3,7 persen) anak usia 7-12 tahun yang belum tertampung di sekolah. Keadaan ini disebabkan oleh kesulitan menjangkau anak-anak di daerah terpencil, penduduk yang berpindah-pindah, dan rendahnya kemampuan ekonomi sebagian anggota masyarakat untuk menyekolahkan anaknya. Selain itu belum semua anak penyandang cacat fisik atau mental

XVI/10

Page 11:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

TABEL X V I - 1PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU, DAN LULUSAN 1)

TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD DAN MI),1968, 1988/89, 1989/90 - 1993/94

Akhir Repelita V

No. Komponen Satuan 1968 Repelita I V

(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/94 .

1. Penduduk Usia 7 – 12 tahun ribu orang 17.897,0 25.802,0 25.906,2 27.590,2 27.570,2 27.558,1 26.810,3

2)2. Murid Baru Kelas I Tingkat

Sekolah Dasarribu orang 1.778,0 5 .116,1 4 .821 ,8 4.853,4 4.874,9 4.861,8 4.8488

a. SD ribu orang - 4.542,2 4.378,2 4.254,7 4.247,3 4.227,4 4.211,2

b. MI ribu orang 573,9 443,6 598,7 627,6 634,4 637,6

3. Murid Tingkat Sekolah Dasar ribu orang 12.300 30 .130,6 29.873,9 29.4286 29.577,7 29.598,8 29.591,9

a. SD ribu orang - 26.725,4 26.528,6 26.348,6 26.325,7 26.340,0 26.319,9b. MI ribu orang 3.405,2 3.345,3 3.060,2 3.252,0 3.258,8 3.272,0

4. Lulusan Tingkat Sekolah Dasar ribu orang 928,6 3 .815,0 3.633,7 3.678,6 3.557,5 3,650,3 3.839,9

a. SD ribu orang 3.389,5 3.355,7 3.336,6 3.213,8 3.283,9 3.471,4b. MI ribu orang 425,5 278,0 342,0 343,7 366,4 368,5

5. Julah Guru Tingkat Sekolah Dasar 2) ribu orang 1 .131.0 1.141,4 1.255,7 1 261,1 1.276,2 1,297,0

a. SD ribu orang 1.136,9 1.141,0 1.153,8 1.172,5b. MI ribu orang 118,8 120,1 122,4 124,5

6. Murid Usia 7 – 12 tahun ribu orang 7.403,0 25.698,3 25.442,3 24.850,4 25.067,1 25.215,2 25.064,5

7. Angka Partisipasi Murni 3)

Tingkat Sekolah Dasar (SD dan MI)% 41,4 99,6 99,6 90,1 90,9 91,5 93,5

8. Angka Partisipasi Kasar 4)

Tingkat Sekolah Dasar (SD dan MI)% 68,7 116,8 115,3 106,6 107,3 107,4 110,4

1) Tahun Ajaran2) Diperbaiki

Jumlah murid dalam usia sekolah yang bersangkulan3) Angka Partisipasi Murn i= . ----------------------------------------------------------------------. -------------------x l ( q %

Jumlah penduduk kelompok usia Sekolah yang bersangkutan

Jumlah murid dari Sekolah yang bersangkutan4) AngkaParlisipasi Kasar =----------------------------------------------------------------------------------------------------x100%

Jumlah penduduk kelompok usia seko l ah yang bersangkufan

XVI/11

Page 12:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

GRAFIK XVI - 1JUMLAH PENDUDUK DAN MURID USIA SEKOLAH

TINGKAT PENDIDIKAN DASAR,1968, 1988/89, 1989/90 - 1993/94

XVI/12

Page 13:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

yang berusia 7-12 tahun mendapat kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah.

Untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil dan kepulauan dilakukan program guru kunjung yang dirintis di Kepulauan Riau dan dilaksanakan sejak awal Repelita V. Upaya peningkatan pelayanan pendidikan bagi penduduk yang berpindahpindah dan di daerah terpencil yang berpenduduk jarang dilakukan dengan mendirikan SD Kecil, yaitu SD dengan jumlah murid terbatas, ruang belajar terbatas (hanya 2-3 ruang) dan guru yang terbatas pula (hanya 2-3 orang). Guru-guru SD Kecil ini mendapat penataran khusus dan modul sebagai sarana untuk mengajar. Selain itu telah dilaksanakan pula program Satuan Bhakti Guru Daerah Terpencil bagi calon guru agar mempunyai bekal dan keterampilan yang lebih baik dan dapat bertahan dalam menjalankan tugas walaupun di daerah yang sulit. Di samping itu juga dikembangkan SD Pamong yaitu SD dengan murid dan guru terbatas seperti SD Kecil tetapi tidak mempunyai gedung atau ruang belajar sendiri. Tempat atau ruang belajar yang biasa digunakan adalah tempat umum seperti balai desa atau tempat lain yang disediakan oleh masyarakat. Sementara itu, untuk meningkatkan kesempatan belajar di tingkat SD bagi anak-anak yang mempunyai kelainan fisik dan mental dilakukan pembinaan dan pengembangan sekolah luar biasa (SLB) dan sekolah dasar terpadu disertai dengan peningkatan mutu guru dan penyediaan sarana belajar berupa buku dan peralatan khusus.

Perluasan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan pada tingkat SD dilakukan melalui penyediaan berbagai fasilitas, yaitu pembangunan unit gedung baru (UGB),

XVI/13

Page 14:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

ruang kelas baru (RKB), rumah guru dan kepala sekolah, serta rumah penjaga; penyediaan alat peraga, buku pelajaran pokok dan buku bacaan; serta penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan (BOP). Pembangunan UGB diprioritaskan pada daerah permukiman baru, daerah transmigrasi dan daerah terpencil, sedangkan pembangunan RKB ditujukan untuk

Page 15:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

meningkatkan Jaya tampung sekolah-sekolah yang terletak di daerah padat penduduk. Bagi SD Inti yaitu SD yang berfungsi melayani SD-SD di sekitarnya, RKB digunakan untuk ruang perpustakaan, ruang KKG (Kelompok Kerja Guru), dan ruang serba guna.

Melalui program Inpres SD, pada tahun 1993/94 dibangun sebanyak 699 UGB dari 1.600 RKB. Bila dibandingkan dengan tahun 1992/93, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan per-kembangan jumlah murid, pembangunan UGB sedikit mengalami penurunan yaitu sebanyak 26 gedung (3,5 persen), sedangkan pembangunan RKB mengalami peningkatan sebanyak 200 ruang (14,3 persen). Jumlah UGB yang dibangun melalui Inpres SD selama 5 tahun dalam Repelita V seluruhnya ada 2.656 unit yang dilengkapi dengan pembangunan rumah kepala sekolah, rumah guru, serta rumah penjaga sekolah, sedangkan pembangunan RKB ada sebanyak 5.450 ruang (Tabel XVI-2). Dengan demikian sejak dimulainya Inpres SD pada tahun 1973/74 sampai dengan akhir PJP I telah dibangun lebih dari 149,3 ribu UGB dan 166,2 ribu RKB yang tersebar di hampir semua desa.

Di samping pembangunan UGB dan RKB, melalui program Inpres SD dilakukan rehabilitasi gedung baik untuk SD Negeri maupun swasta termasuk Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) dalam upaya meningkatkan pendayagunaan gedung-gedung sekolah yang sudah tua. Jumlah gedung SD dan MIS yang direhabilitasi pada tahun 1993/94 mencapai hampir 24 ribu sekolah, dan selama Repelita V mencapai sekitar 120,9 ribu sekolah. Selama PJP I, telah dilakukan rehabilitasi untuk lebih dari 377 ribu gedung, diantaranya ada yang direhabilitasi lebih dari satu kali.

Upaya untuk meningkatkan mutu sekolah dasar dilakukan juga melalui penambahan jumlah dan jenis buku bacaan dan buku pelajaran; serta pengadaan peralatan keterampilan, kesenian, olah raga, dan alat peraga untuk berbagai mata . pelajaran (Tabel XVI-2). Dalam tahun 1993/94 disediakan buku bacaan lebih dari

XVI/14

Page 16:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

TABEL XVI - 2 PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR, 1) 1973/74, 1988/89, 1989/90 - 1993/94

Akhir Akhir Repelita VNo. Jens Kegiatan Satuan Repelita I

(1973/74)Repelita IV(1988/89)

1989/90 1990191

1991/92 1992/93 1993/94

1. Pembangunan Gedung SD unit (3 ruang) 6.000 9.974 140 400 692 725 699

2. Pembangunan Ruang Kelas Baru kelas 35.048 250 1.000 1.200 1.400 1.6003. A. Rehabilitasi Berat dan Ringan Gedung SD: gedung 94.448 6.030 21228 32.752 37.050 23.875

a. SD Negeri gedung 54.420 5.030 18.608 26.049 29.050 16.603b. SD Swasta gedung 12887 600 1360 2225 2.000 1500c. Madrasah Ibtidaiyah Swasta gedung 27.141 400 1.260 4.478 6.000 5.772

B. Bantuan Operesional dan Perawatan(SD Negeri, SD Swasta dan MIS)

sekolah 162.380 163.000 163.065 165569 168.987 169.337

4. Pembangunan Rumah Kepala Sekolah & Guru rumah 134.690 150 1.000 2.905 4.000 1.6025. Pembangunan Rumah Penjaga Sekolah rumah 5.490 110 350 356 350 382

2)6. Pengangkatan Guru dan Tenaga lainnya: orang 57.750 228.744 10.000 10.000 14.000 21.000 10.150

a. Guru Kelas orang 57.750 120.570 9.870 9.600 12.705 20.300 9.386b. Guru Agama orang - 23.595 65 200 949 350 382c. Penjaga Sekolah orang - 84.579 65 200 346 350 382

7. Penataran Guru dan Pembina orang 5.557 487.878 63.798 71.387 76.130 82.554 87.385

2)8. Pengadaan Buku Pelajaran Pokok buku 5.7336.000 50.937.500 600.000 1.021.50

010.446.745 14.455.16

514.882.00

09. Pengadaan Buku Bacaan buku 6.600.000 95.441.210 4.081.300 6.000.00

014.154.625 20.600.00

022.179.20

010. Pengadaan Alat Peraga SD, IPS, IPA, Matematika, perangkat 6.643 453.424 100.018 208.640 259.999 258.606 322.550

Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Pancasila 2)11. Pengadaan Alat Ketemmpilan, Kesenian & Olahraga perangkat - 418.991 1.000 2.000 2.000 7.980 2500

1) Angka kumulatif 5 tahunan untuk setiap kolom yang bertuliskan Akhir Repelita, yang lain adalah angka tahunan2) Angka diperbaiki

XVI/15

Page 17:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

22,1 juta eksemplar dan buku pelajaran pokok lebih dari 14,8 juta eksemplar. Bila dibandingkan dengan tahun 1992/93 pengadaan buku tersebut mengalami peningkatan masing-masing 1,6 juta eksemplar dan 400 ribu eksemplar. Dalam Repelita V pengadaan buku bacaan seluruhnya berjumlah 67,1 juta dan buku pelajaran pokok 41,4 juta eksemplar. Selama PJP I buku yang dicetak dan dibagikan berjumlah 978,7 juta eksemplar, yang terdiri dari 667,5 juta eksemplar buku pelajaran pokok dan 311,2 juta eksemplar buku bacaan.

Pada tahun 1993/94 telah dilakukan pengadaan sarana transportasi roda dua (sepeda motor) dan perahu motor bagi penilik TK/SD guna mendukung kelancaran tugasnya memantau dan mengendalikan SD di wilayah masing-masing. Selain itu, mutu guru SD-MI ditingkatkan melalui berbagai penataran dan penyetaraan Diploma 2 (D2). Program penyetaraan 'D2 ini dilaksanakan melalui program belajar jarak jauh dengan menggunakan modul dan bimbingan oleh tutor dalam pertemuan secara berkala. Hal ini dilakukan sesuai dengan penetapan pendidikan D2 sebagai syarat minimal untuk guru SD-MI. Sejalan dengan kebijaksanaan tersebut, Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Sekolah Guru Olahraga (SGO) dihapuskan dan dialihfungsikan menjadi SMA atau menjadi lembaga pendidikan gun' SD (PGSD) di IKIP/FKIP. Sementara itu, kesejahteraan guru SD secara bertahap dalam Repelita V ditingkatkan terutama bagi guru yang bertugas di daerah-daerah terpencil, antara lain dengan memberikan tunjangan pengabdian yaitu tunjangan khusus yang besarnya adalah sebesar gaji mereka.

Untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar, sejak awal Repelita V disediakan anggaran untuk biaya operasi dan perawatan (BOP). Dana BOP diberikan kepada semua SD Negeri dan sebagian SD Swasta dan MIS, yang pengelolaannya langsung dilakukan oleh Kepala Sekolah. Dana BOP per sekolah pada tahun 1993/94 sama dengan tahun 1992/93 yaitu sebesar Rp700 ribu per tahun, yang telah meningkat dibandingkan tiga tahun sebelumnya

XVI/16

Page 18:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

yaitu Rp400 ribu per tahun pada tahun 1989/90, dan Rp600 ribu per tahun pada tahun 1990/91 dan tahun 1991/92.

2. Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dalam Repelita V diarahkan pada peningkatan mutu dan perluasan daya tampung dalam rangka persiapan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Pada tahun 1993/94 jumlah lulusan SD-MI yang melanjutkan ke SLTP (tidak termasuk Madrasah Tsanawiyah (MTs)) adalah sekitar 2,15 juta orang atau 56,1 persen dari jumlah seluruh lulusan SD-MI. Angka melanjutkan ini meningkat sebesar 0,9 persen dibandingkan tahun 1992/93, dan sebesar 10,1 persen bila dibandingkan tahun 1968 (Tabel XVI-3). Hal ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan serta terbukanya kesempatan yang lebih luas untuk mengikuti pendidikan sembilan tahun.

Pada tahun 1993/94 angka partisipasi kasar (APK) pada tingkat SLTP (tidak termasuk MTs) yaitu rasio antara jumlah murid SLTP dengan jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun adalah sebesar 43,4 persen, atau menurun sebesar 0,5 persen dari 43,9 persen pada tahun 1992/93. Namun apabila murid MTs diperhitungkan, maka APK pada tahun 1993/94 adalah sebesar 52,7 persen, sedangkan pada tahun 1992/93 sebesar 53,0 persen, yang berarti penurunannya relatif lebih kecil. Hal tersebut menunjukkan peranan MTs yang makin besar dalam sistem pendidikan nasional dengan makin banyaknya lulusan SD-MI yang memasuki MTs. Sementara itu, apabila APK tahun 1993/94 (tidak termasuk MTs) dibandingkan dengan APK pada tahun 1968 sebesar 16,9 persen, maka dalam 25 tahun selama PJP I APK untuk SLTP meningkat hampir 3 kali lipat.

Untuk memperluas kesempatan belajar di tingkat SLTP dalam rangka menyiapkan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, fasilitas belajar di SLTP terus diperluas. Pada"

XVI/17

Page 19:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi
Page 20:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

TABEL XVI - 3PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU, DAN LULUSAN 1)

SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA, 1968, 1968, 1988/89, 1989/90 - 1993/94

1) Tahun Ajaran, tidak termasuk madrasah tsanawiyah (MTs)2) Diperbaiki

Jumlah murid dari sekolah yang bersangkutan3) AngkaPartisipasi Kasar = -------------------------------------------------------------------------------------- x100%

Jumlah penduduk kelompok usia sekolah yang bersangkutan4) Termasuk SLTPKejuruan

XVI/18

Page 21:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi
Page 22:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

GRAFIK XVI - 2JUMLAH PENDUDUK DAN MURID USIA SEKOLAH

TINGKAT SLIP,1968, 1988/89, 1989/90 - 1993/94

XVI/19

Page 23:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

tahun 1993/94 telah dibangun sebanyak 205 unit gedung baru (UGB) dan 1.878 ruang kelas baru (RKB). Pembangunan UGB dan RKB pada tahun 1993/94 ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 1992/93 karena pada tahun 1993/94 perhatian lebih ditekankan pada pembangunan ruang laboratorium IPA dan ruang perpustakaan, serta rehabilitasi gedung-gedung sekolah (Tabel XVI-4). Secara keseluruhan selama Repelita V telah dibangun lebih dari 1.400 UGB dan sekitar 9.400 RKB untuk SLTP.

Dalam rangka memberi kesempatan yang lebih luas kepada lulusan SD-MI yang tidak dapat meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) biasa dan MTs, dilakukan pembinaan berbagai jenis pendidikan lainnya seperti SMP Kecil, SMP Terbuka, Pondok Pesantren, dan Kelompok Belajar Paket B.

Pembangunan SMP Kecil dirintis sejak awal Repelita V dalam upaya menjangkau anak usia SLTP di daerah terpencil termasuk daerah kepulauan. SMP Kecil tersebut ditujukan untuk daerah-daerah dengan jumlah murid terbatas dan guru yang terbatas pula. Dengan demikian seorang guru SMP Kecil disiapkan untuk mengajar lebih dari satu bidang studi. Di samping itu, untuk memberi kesempatan kepada anak-anak yang kurang mampu mengikuti pendidikan di SMP umum diselenggarakan SMP Terbuka yang tempat belajarnya disesuaikan dengan keadaan setempat seperti di pondok, balai pertemuan atau sanggar kegiatan belajar (SKB). Murid SMP Terbuka belajar secara mandiri dengan mempelajari materi yang disediakan dalam bentuk modul. Untuk membantu mereka disediakan tutor yang melakukan kunjungan dan tatap muka secara berkala. Pada tahun 1993/94 ada tambahan 26 buah SMP Terbuka di 25 propinsi sehingga dalam Repelita V telah dikembangkan 59 SMP Terbuka yang tersebar di 26 propinsi.

Dalam rangka peningkatan mutt" SLTP pada tahun 1993/94 dilakukan penyediaan buku pelajaran pokok dan buku perpustakaan. Pengadaan buku pelajaran pokok SMP dan SMA

XVI/20

Page 24:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

pada tahun 1993/94 berjumlah 15,6 juta eksemplar dan buku perpustakaan berjumlah 1,5 juta eksemplar. Selama Repelita V telah diadakan 28,2 juta eksemplar buku pelajaran pokok dan 3,5 juta eksemplar buku perpustakaan. Dengan demikian, selama PJP I buku yang dicetak dan dibagikan berjumlah 205,7 juta eksemplar yang terdiri dari 190,7 juta eksemplar buku pelajaran pokok dan 15 juta eksemplar buku perpustakaan.

Selain itu, perhatian ditekankan pula pada peningkatan mutu guru. Tabel XVI-4 menunjukkan bahwa pada tahun 1993/94 guru SLTP dan SLTA yang mengikuti penataran berjumlah lebih dari 88,1 ribu orang atau meningkat hampir 8,0 ribu orang dari jumlah yang ditatar pada tahun 1992/93. Selama Repelita V telah berhasil ditatar hampir 355 ribu orang, yang berarti meningkat menjadi lebih dari dua kali lipat dari jumlah yang ditatar selama Repeli ta IV. Secara keseluruhan sejak Repelita I penataran bagi guru SLTP dan SLTA telah mencapai hampir 600 ribu orang. Selain itu dalam upaya peningkatan kualifikasi guru SLTP, diadakan program penyetaraan Diploma 3 (D3) bagi mereka yang belum mencapai jenjang tersebut. Program ini dilakukan dengan sistem belajar jarak jauh dengan menggunakan modul yang dikombinasikan dengan tatap muka secara berkala yang dibimbing oleh tutor.

Dengan pelaksanaan berbagai program SLTP di atas, maka dalam Repelita V telah disiapkan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tabun sehingga dapat segera dimulai pada awal Repelita VI.

3. Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas XVI/21

Page 25:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

(SLTA)

Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ditujukan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau

Page 26:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

TABEL XVI – 4PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH (SMP DAN SMA) 1)

1973/74, 1988/89, 1989/90 – 1993/94

1) Angka Kumulatif 5 tahunan untuk setiap kolom yang bertuliskan Akhir Repelita, yang lain adalah angka tahunan2) Angka diperbaiki

XVI/22

Page 27:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

pendidikan tinggi. Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ini meliputi : (a) Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan (b) Pembinaan SLTA Kejuruan dan Teknologi.

Perkembangan pendidikan di tingkat SLTA dapat dilihat pada Tabel XVI-5. Dari tabel tersebut tampak bahwa jumlah murid baru SLTA yaitu SMA dan SLTA Kejuruan dan Teknologi, tidak termasuk Madrasah Aliyah (MA), pada tahun 1993/94 tercatat sekitar 1,34 juta atau sedikit meningkat dari sekitar 1,33 juta orang pada tahun 1992/93. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan jumlah lulusan SLTP dari sekitar 1,61 juta menjadi 1,63 juta orang. Dengan demikian, angka melanjutkan ke SLTA atau rasio jumlah murid baru SLTA terhadap jumlah lulusan SLTP juga sedikit meningkat dari 82,1 persen menjadi 82,3 persen. Angka ini hampir sama jika dibandingkan dengan akhir Repelita IV, tetapi meningkat cukup banyak (sekitar 47 persen) dari keadaan pada tahun 1968 yang baru mencapai 35,3 persen.

Berbeda halnya dengan angka melanjutkan, perkembangan angka partisipasi kasar (APK) SLTA dalam Repelita V kurang menggembirakan. Pada tahun 1993/94 tercatat APK sebesar 30,3 persen, atau menurun sekitar 1,4 persen dari 31,7 persen pada tahun 1992/93 dan bahkan menurun sekitar 6,8 persen dari 37,1 persen pada akhir Repelita IV. Namun apabila jumlah murid Madrasah Aliyah (MA) turut diperhitungkan, maka APK SLTA pada tahun 1993/94 menjadi sebesar 33,6 persen, dan pada tahun 1992/93 sebesar 35,1 persen. Hal tersebut menunjukkan peranan MA yang cukup berarti dalam sistem pendidikan nasional. Terjadinya penurunan APK SLTA dalam Repelita V kemungkinan besar disebabkan oleh makin banyaknya penduduk usia 16-18 tahun yang tidak mampu menempuh pendidikan di SLTA terutama karena alasan ekonomi yang membuat mereka terpaksa bekerja. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang terbatas, pada umumnya mereka bekerja di sektor informal yang tidak memerlukan pendidikan dan keterampilan khusus. Walaupun demikian, dibandingkan dengan awal PJP I, pembangunan

XVI/23

Page 28:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

pendidikan di tingkat SLTA selama PJP I menunjukkan kemajuan yang sangat berarti. Pada tahun 1968, APK tingkat SLTA (tidak termasuk MA) hanya sebesar 8,6 persen dengan jumlah murid hanya sekitar 482 ribu, sedangkan pada akhir Repelita V dengan APK sebesar 30,3 persen tercatat lebih dari 3,76 juta orang murid. Jumlah lulusan pada tahun 1968 hanya sekitar 100 ribu, sedangkan pada akhir Repelita V berjumlah lebih dari 1,1 juta orang atau lebih dari 11 kali lipat dari awal PJP I.

a. Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Perkembangan jumlah murid SMA dalam Repelita V kurang menggembirakan. Pada tahun 1993/94 jumlah murid SMA tercatat sebanyak 2,39 juta orang, menurun dari tahun 1992/93 yang tercatat sebanyak 2,48 juta orang, bahkan jauh menurun dibandingkan dengan jumlah murid pada akhir Repelita IV yang tercatat sebanyak 2,76 juta orang. Penurunan jumlah murid tersebut berakibat pada penurunan angka partisipasi kasar (APK) SMA. Pada tahun 1993/94 APK SMA tercatat sebesar 19,3 persen, atau menurun sekitar 1,6 persen dari 20,9 persen pada tahun 1992/93, dan bahkan menurun sekitar 5,0 persen dari 24,3 persen pada akhir Repelita IV. Walaupun jumlah murid SMA menurun, namun jumlah murid SLTA Kejuruan dan'Teknologi dan murid MA terus meningkat (Tabel XVI-5).

Upaya meningkatkan pemerataan pendidikan terus dilakukan, antara lain melalui pembangunan UGB dan RKB. Pada tahun 1993/94 telah dibangun 83 UGB dan 895 RKB sehingga secara kumulatif dalam Repelita V telah dibangun sebanyak 540 UGB dan 3.936 RKB. Pembangunan UGB dan RKB pada tahun 1993/94 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 1992/93, disebabkan karena pembangunan fisik gedung SLTA lebih ditekankan pada pembangunan laboratorium IPA, ruang keterampilan, ruang perpustakaan dan rehabilitasi gedung sekolah. Pada tahun 1993/94 dibangun 235 ruang laboratorium IPA, 90 ruang keterampilan, 224 ruang perpustakaan dan rehabilitasi 192 gedung sekolah. Pada

XVI/24

Page 29:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi
Page 30:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Tbel xvi – 5PERKEMBANGAN MURID, GURU DAN LULUSAN 1)

SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS,1968, 1988/89, 1989/90 – 1993/94

1) Tahun Aja ran, tidak termasuk madrasah aliyah (M A)2) Diperbaikl

Jumlah murid dari sekolah yang bersangkutan3) Angka Partisipasi Kasar =-----------------------------------------------------------------------------------------x 100%

• Jumlah penduduk kelompak usia sekolah yang bersangkutan

XVI/25

Page 31:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

GRAFIK XVI'- 3JUMLAH PENDUDUK DAN MURID USIA SEKOLAH

TINGKAT SLTA,1968, 1988/89,.1989/90 - 1993/94

XVI/26

Page 32:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

tahun 1993/94 disediakan pula sekitar 1.000 perangkat alat kesenian dan olahraga, Iebih dari 4.000 perangkat alat peraga matematika, dan sekitar 3.000 perangkat alat praktik IPA. Secara kumulatif dalam PJP I sejak Repelita II telah dibangun 1.343 UGB dan 12.254 RKB (Tabel XVI-4).

b. Pembinaan SLTA Kejuruan dan Teknologi

Di samping pembinaan SLTA umum, pengembangan dan perluasan SLTA Kejuruan dan Teknologi terus diupayakan untuk menghasilkan lulusan yang dapat memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Dengan demikian para lulusan diharapkan mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri sebagai tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri.

Perkembangan pendidikan di SLTA Kejuruan dan Teknologi mengalami kemajuan yang menggembirakan. Berbeda dengan APK SMA, APK SLTA Kejuruan dan Teknologi terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1993/94 APK SLTA Kejuruan dan Teknologi sebesar 11,0 persen, meningkat dibandingkan tahun 1992/93 yang sebesar 10,8 persen, dan akhir Repelita IV yang baru mencapai 10,4 persen. Sejalan dengan itu, perkembangan jumlah murid di SLTA Kejuruan dan Teknologi juga terus meningkat, meskipun secara kumulatif jumlahnya masih Iebih kecil dari jumlah murid SMA. Pada tahun 1993/94 jumlah murid SLTA Kejuruan dan Teknologi mencapai 1.366 ribu orang, .sementara itu pada tahun 1992/93 baru berjumlah 1.283 ribu orang dan pada akhir Repelita IV baru mencapai 1.178 ribu orang (Tabel XVI-5). Peningkatan jumlah murid tersebut sejalan dengan meningkatnya daya tampung SLTA Kejuruan dan Teknologi. Pada tahun 1993/94 telah ada 3.685 sekolah negeri dan swasta, meningkat dibandingkan tahun 1992/93 yang berjumlah 3.403 sekolah dan akhir Repelita IV (tahun 1988/89) sebanyak 2.567 sekolah.

XVI/27

Page 33:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Pembangunan dan perluasan fasilitas SLTA Kejuruan dan Teknologi dilakukan secara berkelanjutan sebagaimana terlihat pada Tabel XVI-6. Pada tahun 1993/94 dilakukan perluasan dan rehabilitasi berbagai fasilitas SLTA Kejuruan dan Teknologi sebagai lanjutan dari pembangunan tahun sebelumnya, meliputi 8 STM Pembangunan, 149 STM 3 Tabun, 30 STM Pertanian, 10 STM Khusus seperti STM Penerbangan, 307 SMEA dan 137 SMTA Kejuruan dan Teknologi lainnya yang tersebar di semua propinsi.

Di samping itu, untuk meningkatkan mutu SLTA Kejuruan dan Teknologi antara lain telah dilaksanakan pengadaan peralatan praktik yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan program studi, pengadaan buku pelajaran dan peningkatan kemampuan tenaga kependidikan. Pada tahun 1993/94 telah ditatar sebanyak 19,56 ribu orang tenaga kependidikan, yang berarti meningkat lebih dari 50 persen dibandingkan dengan yang ditatar pada tahun 1992/93 yang melibatkan 11,5 ribu orang. Dalam Repelita V jumlah tenaga kependidikan yang ditatar telah mencapai 60,8 ribu orang.

4. Pembinaan Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi yang merupakan kelanjutan pendidikan menengah selama PJP I telah dibina dan dikembangkan untuk menyiapkan serta membekali peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional dalam ragam yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, sehingga dapat menjadi manusia produktif dan kreatif, serta dapat nmenerapkan, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pembinaan dan pengembangan perguruan tinggi termasuk pergu-ruan tinggi swasta diarahkan untuk makin meningkatkan kemampuannya dalam mendidik mahasiswa agar mahasiswa mempunyai daya nalar ilmiah yang tinggi dan semakin besar rasa tanggung jawabnya terhadap masa depan bangsa dan negara. Di

XVI/28

Page 34:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

TABEL XVI — 6PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN TEKNOLOGI, 1)

1973/74, 1988/89, 1989/90 - 1993/94

Akhir Akhir Repelita V

No. Jenis Kegiatan Satuan Repelita I(1973/74)

Repelita IV(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/94

1. Pembinaan SLKTP (ST dan SKKP) sekolah 426 64 30 34 50 51 51

2. Pembinaan SLKTA 2)

a. Pengembangan STM Pembangunan

sekolah — 8 8 8 8 8 8

b. Pengembangan STM 3 Tahun sekolah 60 145 59 63 123 150 149c. Pengembangan STM Pertanian sekolah — 23 17 16 29 29 30d. Pengembangan STM Khusus sekolah — 7 7 10 10 10 10e. Pengembangan SMEA sekolah 277 40 97 267 300 307f. Pengembangan SMTA Kejuruan 4) Dan Teknologi Lainnya sekolah 248 115 32 60 149 137 137

3. Penataran Tenaga Kependidikan orang 2378 71.517 7.410 11.161 11.172 11.500 19.562

3) 4) 4)4. Pengadaan Buku Pelajaran Sekolah buku 12.477.059 20.000 — 206.100 439.266 463.817

1) Angka kumulatif 5 tahunan untuk setiap kolom yang bertuliskan Akhir Repelita, yang lain adaiah angka tahunan2) Kegiatan berkelanjutan dan bertahap.3) Buku pelajaran pokok, praktek dan perpustakaan.4) Angka dipetbaiki

XVI/29

Page 35:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

samping itu fungsi perguruan tinggi sebagai lembaga pengem-bangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus ditingkatkan.

Pada awal PJP I, terdapat 254 buah perguruan tinggi (PT) yang terdiri dari 55 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) termasuk perguruan tinggi agama (PTA) dan 199 Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Jumlah tersebut terus bertambah menjadi 849 buah pada akhir Repelita IV (1988/89), yang terdiri dari 63 PTN dan 786 PTS. Dalam Repelita V, jumlah lembaga pendidikan tinggi meningkat lagi khususnya PTS yaitu menjadi lebih dari 1.000, sementara PTN tetap berjumlah 63 buah.

Perkembangan pendidikan tinggi (Tabel XVI-7) antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya angka melanjutkan ke perguruan tinggi dan angka partisipasi kasar (APK). Angka melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu rasio jumlah mahasiswa baru terhadap jumlah lulusan SLTA meningkat menjadi 36,7 persen pada tahun 1993/94 dari 33,1 persen pada tahun 1992/93. Bila dibandingkan dengan keadaan pada akhir Repelita IV (1988/89) yang baru 'mencapai 28,5 persen meningkat cukup berarti. Meningkatnya angka melanjutkan tersebut, sejalan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa baru yang pada tahun 1993/94 tercatat sebanyak 418,1 ribu orang, meningkat dari 376,0 ribu orang pada tahun 1992/93 dan 336,3 ribu orang pada tahun 1988/89. Bila dibandingkan dengan angka melanjutkan ke perguruan tinggi pada tahun 1968 sebesar 25,7 persen, selama PJP I terjadi peningkatan angka melanjutkan ke perguruan tinggi yang cukup pesat. Jumlah mahasiswa baik dalam Repelita V maupun selama PJP I meningkat pesat. Pada akhir Repelita V jumlah mahasiswa tercatat sekitar 2 juta orang, sementara pada awal PJP I jumlah mahasiswa hanya 156 ribu orang. Dengan demikian selama PJP I jumlah mahasiswa meningkat lebih dari 13 kali lipat.

Dengan meningkatnya jumlah mahasiswa, maka APK pendidikan tinggi atau rasio antara jumlah mahasiswa dengan penduduk kelompok usia 19 - 24 tahun juga mengalami kenaikan,

XVI/30

Page 36:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

TABEL X V I - 7PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA DAN LULUSAN 1)

PERGURUAN TINGGI,1968, 1988/89, 1989/90 - 1993/94

Akhir Repelita V

No. Komponen Satuan 1968 Repelita I V

(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/94 .

1. Penduduk Usia 19 – 24 tahun ribu orang 9.772,2 19.464,7 20.041,1 19.442,5 20.459,0 21.228,1 21.597,0

2. Lulusan SLTA ribu orang 100,3 1.149,7 1.082,4 1.,31,1 1.195,5 1.136,6 1.139,13. Mahasiswa Baru Tingkat I PT ribu orang - 336,3 335,3 373,2 383,0 376,0 418,1

a. Program Gelar (S1) ribu orang - 235,1 249,6 272,4 282,7 279,2 286,6b. Program Non-gelar/Diploma (S0) ribu orang - 101,2 85,7 100,8 100,3 96,8 101,9c. Program Kedinasan ribu orang - -- - - - 29,6

4. Mahasiswa Pendidikan Tinggi ribu orang 156,0 1.663,9 1.621,0 1.590,6 1.895,5 1.905,8 2.057,2a. Program Gelar (S1) ribu orang 156,0 1.339,5 1.331,4 1.282,9 1.427,5 1.430,3 1.537,4b. Program Non-gelar/Diploma (S0) ribu orang - 324,4 289,6 307,7 330,6 365,2 405,3c. Program Kedinasan ribu orang - - - - 137,4 110,3 114,5

5. Lulusan Pendidikan Tinggi ribu orang - 163,9 137,0 148,5 149,4 177,8 199,2

6. Jumlah Dosen ribu orang - 59,5 61,7 73,0 76,2 81,4 88,7

7. Angka Partisipasi Kasar 2) % 1,6 8,5 8,1 8,2 9,3 9,0 9,5

8. Angka Melanjutkan Ke PT % 25,7 28,5 29,2 33,0 32,0 33,1 36,7

1) Tahun Ajaran, tidak termasuk perguruan tinggi agama (PTA)

Jumlah murid dari Sekolah yang bersangkutan2) AngkaParlisipasi Kasar =----------------------------------------------------------------------------------------------------x100%

Jumlah penduduk kelompok usia seko l ah yang bersangkufan

XVI/31

Page 37:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

GRAFIK XVI - 4

JUMLAH PENDUDUK DAN MURID USIA SEKOLAH TINGKATPENDIDIKAN TINGGI,

1968, 1988/89, 1989/90 - 1993/94

XVI/32

Page 38:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

yaitu mencapai 9,5 persen pada tahun 1993/94 dari 9,0 persen pada tahun 1992/93 dan 8,5 persen pada tahun 1988/89. Kenaikan APK tersebut sangat berarti jika dibandingkan dengan APK tahun 1968 yang baru mencapai 1,6 persen. Apabila jumlah mahasiswa perguruan tinggi agama (PTA) juga diperhitungkan, maka APK tersebut menjadi lebih besar, yaitu pada tahun 1993/94 bertambah sebesar 1,27 persen, menjadi 10,77 persen. Hal tersebut menunjukkan peranan PTA yang makin besar dalam sistem pendidikan nasional. Sejalan dengan meningkatnya angka melanjutkan dan APK tersebut di atas, jumlah lulusan pendidikan tinggi juga mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 1993/94 jumlah lulusan pendidikan tinggi mencapai 199,2 ribu orang, meningkat dari sekitar 177,8 ribu orang pada tahun 1992/93 dan sekitar 163,9 ribu orang pada tahun 1988/89.

Dalam rangka meningkatkan daya tampung di perguruan tinggi pada tahun 1993/94 dilanjutkan pembangunan sarana pendidikan, seperti ruang kuliah/kantor seluas 223,3 ribu meter persegi atau meningkat sebesar 48,5 ribu meter persegi (28,0 persen) dari 174,8 ribu meter persegi pada tahun 1992/93. Di samping itu, telah dibangun pula ruang laboratorium seluas 69,6 ribu meter persegi, dan ruang perpustakaan 20,4 ribu meter persegi . Jika dibandingkan dengan tahun 1992/93 terjadi penambahan pembangunan sebesar 3,2 ribu meter persegi ruang laboratorium. Untuk meningkatkan daya guna gedung-gedung pendidikan yang telah rusak, dilanjutkan rehabilitasi gedung, baik gedung kuliah, laboratorium, kantor, maupun gedung penunjang lainnya. Pada tahun 1993/94 telah dilakukan rehabilitasi gedung seluas 386 ribu meter persegi atau meningkat sekitar 143 ribu meter persegi dari tahun 1992/93. Besarnya tambahan gedung yang direhabilitasi tersebut terutama karena pada tahun 1993/94 banyak gedung SPG/SGO yang direhabiltasi dan dialihfungsikan menjadi kampus Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Mutu pendidikan tinggi juga meningkat. Peningkatan mutu pendidikan ini antara lain dapat dilihat dari rasio jumlah mahasiswa

XVI/33

Page 39:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

dengan dosen. Pada tahun 1993/94 jumlah dosen perguruan tinggi telah mencapai 88,7 ribu orang, sehingga rasio jumlah mahasiswa dan dosen mencapai 23:1. Sementara itu pada akhir Repelita IV jumlah dosen baru mencapai 59,5 ribu orang sehingga rasio jumlah mahasiswa dan dosen baru mencapai 28:1. Untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan, dilakukan pula peningkatan mutu dosen melalui berbagai penataran dan pendidikan pasca sarjana di dalam dan di luar negeri. Pada tahun 1993/94 dilaksanakan penataran bagi sekitar 3,5 ribu dosen, sehingga selama Repelita V telah ditatar hamp.ir 18 ribu dosen. Pendidikan pasca sarjana (Magister dan Doltor) di dalam negeri terus ditingkatkan, dan pada tahun 1993/94 tercatat sekitar 5,7 ribu dosen yang mengikuti pendidikan pasca sarjana di dalam negeri, di samping dosen-dosen yang bertugas belajar di luar negeri. Selain itu, pada tahun 1993/94 juga dilaksanakan pengadaan sarana penunjang peningkatan mutu pendidikan, seperti pengadaan buku perpustakaan dan buku teks sebanyak 131,5 ribu buku, serta pengadaan peralatan laboratorium sekitar 2,4 ribu perangkat (Tabel XVI-8).

Sejak Repelita II telah diupayakan pember.ian beasiswa khususnya bagi mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu tetapi memiliki kemampuan akademik tinggi. Dalam Repelita V, beasiswa tersebut setiap tahunnya diberikan k'epada antara 550 orang sampai 6.400 orang. Pada tahun 1993/94 diberikan beasiswa sebesar Rp600 ribu per orang per tahun kepada 6.400 mahasiswa, atau bertambah sebanyak 1.250 orang dibandingkan tahun 1992/93 yang baru menjangkau sekitar 5,15 ribu mahasiswa.

Kegiatan penelitian di perguruan tinggi juga meningkat. Secara keseluruhan, jumlah penelitian yang dibiayai pada tahun 1993/94 mencapai sekitar 1.500 judul. Jumlah tersebut sedikit menurun dari jumlah penelitian pada tahun 1992/93 (1.600 judul), namun meningkat dari jumlah penelitian pada tahun 1988/89 (578 judul). Terjadinya penurunan jumlah penelitian pada tahun 1993/94 disebabkan karena pada tahun ini kegiatan penelitian lebih

XVI/34

Page 40:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

TABEL XVI - 8 PEMBINAAN PENDIDIKAN TINGGI, 1)

1973/74, 1988/89, 1989/90 - 1993/94

Akhir Akhir Repelita VNo. Jenis Kegiatan Satuan Repelita

I(1973/7

Repelita IV

(1988/89)1989/199

01990/19

911991/1992 1992/19

931993/19

941. Pembangunan Ruang Kuliah/Kantor

m2 53.229 654.205 72.400 96.582 159.471 174.780 223.3002. Pembangunan Ruang Laboratorium

m2 220.167 117.011 48.300 34.597 43.195 66.419 69.600

3. Pembangunan Ruang Perpustakaan

m2 25.753 87.622 45.300 27.335 34.862 24.085 20.400

4. Rehabilitasi Gedung m2 - 34.327 20.700 76.383 85.900 243240 386.0005. Pengadaan Tenaga Kependiditan orang - 179.998 18.900 25.000 30.761 24.060 21.000

6. Penataran Dosen orang 1.975 24.582 1.650 3.411 4.594 4.680 3.4987. Pengadaan Buku Perpustakaan buku/judul 90.976 329.891 24.000 42.828 44.900 170.238 51.508

8. Pengadaan/Penetbitan Buku Teks

buku/judul 69.830 28.500 34.100 22.375 24.400 80.000

9. Penelitian judullthn 1.244 4.929 1.000 1.000 1.000 1.618 1.49810. Pengadaan Peralatan Laboratorium

perangkat - 10.860 800 1.300 1.927 2.504 2.380

11. Pemberian Bea Siswa orang/thn 28.412 550 1.070 4.950 5.153 6.40012. Pend. Diploma Non-Kependidikan

orang - 73.882 2.400 3.988 5.086 20.505 20.12613. Pend. Pasca Sarjana/Doktor orang - 14368 5.100 5.500 7.426 7.461 5.736

14. Pelaksanaan KKN mahasiswa - 162.533 50.800 68.304 62.918 95.891 69.330

1) Angka kumulatif 5 tahunan untuk setiap kolom yang bertuliskan Akhir Repelita, yang lain adalah Angka Tahunan

XVI/35

Page 41:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

ditekankan pada peningkatan mutu penelitian, antara lain lebih diutamakan pada jenis jenis penelitian jangka panjang (multi years) dan berorientasi pada produk (product oriented). Untuk meningkatkan mutu penelitian, pada tahun 1993/94 disediakan anggaran khusus untuk kegiatan penelitian terpilih yang bermutu tinggi yang disebut penelitian Hibah Bersaing dengan menerapkan seleksi yang ketat terhadap usulan penelitian yang masuk dari perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS). Pada tahun 1993/94, dari sebanyak 700 judul penelitian yang diusulkan, hanya 99 judul yang terpilih untuk dibiayai. Selain itu, pada tahun ini dilanjutkan pemberian biaya bagi penelitian lanjutan Hibah Bersaing yang telah dimulai pada tahun 1992/93 sebanyak 128 judul dari hasil seleksi ulang terhadap 131 judul yang telah ditetapkan terpilih pada tahun 1992/93. Di samping penelitian Hibah Bersaing dan penelitian biasa, pada tahun 1993/94 dilanjutkan pemberian dana penelitian melalui program operasi dan perawatan fasilitas (OPF) pendidikan tinggi, yang lebih ditujukan untuk membantu meningkatkan kemampuan meneliti para dosen muda baik dari PTN maupun PTS. Sementara itu juga dilak-sanakan berbagai seminar untuk menyebarluaskan basil penelitian yang telah dilakukan.

Sejalan dengan kegiatan-kegiatan tersebut,,untuk meningkat-kan pemenuhan kebutuhan tenaga profesional'sesuai perkembangan dunia usaha dan industri, sejak Repelita II telah diselenggara-kan pendidikan politeknik. Dalam Repelita V pendidikan politeknik yaitu politeknik pertanian, politeknik bisnis, dan politeknik keteknikan (engineering) terus berkembang. Politeknik pertanian mengelola program studi seperti tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Politeknik bisnis antara lain mengelola program studi akuntansi, kesekretariatan, dan pariwisata, sedangkan politeknik keteknikan antara lain mengelola program studi listrik, mesin, sipil, dan perkapalan. Pada akhir Repelita V terdapat 20 PTN yang menyelenggarakan program politeknik. Dari 20 PTN tersebut, beberapa diantaranya menyelenggarakan lebih dari satu jenis

XVI/36

Page 42:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

politeknik, 6 PTN menyelenggarakan program politeknik per -tanian, 19 PTN menyelenggarakan program politeknik keteknikan, dan 11 PTN menyelenggarakan program politeknik bisnis. Satu diantaranya baru didirikan pada Repelita V (tahun 1990) yaitu Politeknik Dili yang mengelola program politeknik keteknikan dan program politeknik bisnis.

Dalam rangka meningkatkan mutu perguruan tinggi swasta (PTS), pada tahun 1993/94 dilanjutkan pembinaan melalui penataan status (akreditasi). Selain itu dikembangkan pusat pengembangan (growth centre) terutama dalam bidang eksakta di 4 Kopertis Wilayah yaitu di Medan, Semarang, Surabaya dan Ujung Pandang. Dilanjutkan pula pembinaan dalam bidang ilmu-ilmu dasar, ekonomi, dan keteknikan kepada beberapa PTS yang berada di Kopertis Wilayah I Medan dan Kopertis Wilayah XI Banjarmasin. Dalam upaya meningkatkan mutu perguruan tinggi khususnya mutu tenaga pendidiknya, di -lakukan kegiatan pendidikan pasca sarjana, penataran, kursus singkat, dan pelatihan bagi dosen muda. Selain itu dilaksanakan kegiatan pencangkokan atau magang bagi dosen muda ke universitas sumber, yaitu Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Hasanuddin.

Melalui berbagai kegiatan tersebut, pembinaan pendidikan tinggi menunjukkan kemajuan yang cukup menggembirakan, sebagai upaya untuk menyiapkan serta membekali kader-kader pembangunan yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang handal.

5. Pembinaan Tenaga Kependidikan

Pembinaan tenaga kependidikan dan kebudayaan bertujuan untuk mempersiapkan dan meningkatkan mutu serta kesejahteraan tenaga kependidikan dan kebudayaan dalam upaya meningkatkan pemerataan, mutu, kesesuaian, serta efisiensi dan efektivitas pendidikan.

XVI/37

Page 43:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Upaya untuk meningkatkan mutu guru SD dilakukan melalui program penyetaraan Diploma 2 (D2) yang dilaksanakan melalui program belajar jarak jauh (PBJJ) dengan menggunakan modul dan dikombinasikan dengan kegiatan tutorial secara berkala. Program belajar jarak jauh ini juga dilakukan untuk meningkatkan mutu guru SLTP melalui program Diploma 3 (D3). Pada tahun 1993/94, tambahan jumlah guru yang mengikuti penyetaraan D2 adalah sebesar 45 ribu orang, sedangkan tambahan jumlah guru yang mengikuti penyetaraan D3 adalah sebesar 20 ribu orang. Tambahan jumlah tersebut lebih besar dari tahun 1992/93 yaitu sebesar 30 ribu untuk penyetaraan D2 dan 12 ribu untuk penyetaraan D3. Secara kumulatif dalam Repelita V jumlah peserta program penyetaraan D2 dan D3 berturut-turut adalah sebanyak 125 ribu dan 32 ribu orang.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan guru SD, terus diselenggarakan pendidikan Diploma 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (D2 PGSD) di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yaitu di IKIP dan FKIP. Pada tahun 1993/94 tercatat sebanyak 21 ribu orang mahasiswa yang mengikuti pendidikan ini. Lulusan PGSD ini diharapkan dapat membantu program pendidikan dasar dalam memenuhi kebutuhan akan guru yang lebih bermutu. Sementara itu, untuk meningkatkan mutu tenaga kependidikan luar sekolah, pada tahun 1993/94 telah dilakukan penataran dan latihan bagi 52,8 ribu orang tenaga petugas dan pembina pendidikan masyarakat.

Di samping itu, pada tahun 1993/94 dilaksanakan pengembangan sistem informasi kepegawaian, pengembangan sistem profesi guru dan tenaga kependidikani, penyempurnaan sistem pemberian penghargaan guru dan tenaga kependidikan, serta rotasi dan mutasi guru dan tenaga kependidikan pada umumnya.

Guna mendukung kegiatan-kegiatan di atas, dalam Repelita V antara lain telah disempurnakan penyusunan rencana pengangkatan, penempatan guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta dilakukan

XVI/38

Page 44:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

studi pengembangan jabatan tenaga kependidikan serta pengembangan karitr, pengaturan pemberian penghargaan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta pengkajian dan penyempurnaan ketentuan pemberian tugas belajar untuk guru yang bermutu.

6. Pembinaan Pendidikan Masyarakat (PPM)

Sebagian penduduk kelompok usia 7-44 tahun tidak mempunyai kesempatan dan kemarnpuan untuk memperoleh pelayanan pendidikan di sekolah yang terutama disebabkan oleh alasan ekonomi. Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, kepada mereka diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di luar sekolah. Jalur pendidikan luar sekolah tersebut yang dikenal dengan sebutan pendidikan masyarakat terutama ditujukan untuk membebaskan masyarakat dari tiga buta, yaitu buta aksara, buta bahasa Indonesia dan buta pengetahuan dasar. Selain itu kegiatan PPM juga memberikan bantuan pembinaan terhadap kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat agar peserta kursus memilih bekal keterampilan dalam upaya mencari kerja dan meningkatkan pendapatannya. Kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan pendidikan masyarakat antara lain meliputi : (a) pembinaan kegiatan belajar kelompok; (b) pembinaan kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat; dan (c) penataran dan pelatihan petugas.

a. Pembinaan Kegiatan Belajar Kelompok

Kegiatan belajar kelompok terdiri dari : (a) Kelompok Belajar Pendidikan Dasar yang lazim disebut Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, (b) Kejar Paket B, (c) Kejar Usaha, dan (d) Magang. 'Ibjuan dari kegiatan belajar kelompok selain untuk membebaskan masyarakat sasaran dari tiga buta, adalah untuk memberi tambahan keterampilan sehingga mempunyai bekal yang lebih memadai untuk memasuki lapangan kerja, khususnya di sektor informal.

XVI/39

Page 45:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Dalam Kejar Paket A, peserta didik diberi kesempatan untuk belajar membaca dan menulis yang kemudian dikembangkan dan dipadu,an dengan pelajaran bahasa Indonesia, pengetahuan dasar, berhitung dan sebagainya. Setelah selesai mengikuti kegiatan ini, peserta didik tidak saja bebas dari tiga buta, tapi juga memiliki pendidikan setara SD. Pada tahun 1993/94 kegiatan ini menjangkau sekitar 1,65 juta orang. Bila dibandingkan dengan tahun 1992/93 yang menjangkau sekitar 1,35 juta orang, terdapat penarnbahan sekitar 300 ribu orang atau terjadi peningkatan sekitar 20 persen. Selama Repelita V jumlah peserta kegiatan Kejar Paket A selalu meningkat dari tahun ke tahun, seperti terlihat dari angka jumlah peserta Kejar Paket A sebanyak 600 ribu orang pada akhir Repelita IV (tahun 1988/89). Kegiatan ini bersama-sama dengan pendidikan melalui berbagai jenjang, telah menurunkan jumlah penduduk berusia di atas 10 tahun yang buta aksara dari 39,1 persen pada awal PJP I menjadi 15,9 persen pada tahun 1990, dan 14,3 persen pada tahun 1993.

Kegiatan Kelompok Belajar Paket B yang mulai dilaksanakan pada tahun 1990/91 terutama diarahkan pada penguasaan pengetahuan setara SLTP disertai penguasaan keterampilan. Dengan demikian peserta diharapkan dapat mempunyai bekal untuk mencari mata pencaharian sebagai sumber nafkah yang tepat dan layak. Pada tahun 1993/94 kegiatan ini menjangkau hampir 19 ribu orang. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat bila dibandingkan dengan tahun 1992/93 yang baru menjangkau sekitar 10 ribu orang. Sampai akhir Repelita V kegiatan ini secara kumulatif telah menjangkau lebih dari 38 ribu orang.

Kelompok Belajar Usaha yang dimulai pada Repelita III ditujukan kepada para pedagang kecil yang tidak pernah bersekolah dengan kegiatan yang sama seperti Kelompok Belajar Paket A. Pada tahun 1993/94 kegiatan ini menjangkau sekitar 15 ribu orang.

Bagi lulusan SLTP dan SLTA yang menganggur, dikembang-kan kegiatan magang yang dirintis sejak Repelita IV. Kegiatan

XVI/40

Page 46:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

magang ini dimaksudkan untuk memberikan keterampilan kepada peserta didik, agar mampu mengelola usaha kecil atau dapat langsung bekerja pada lembaga atau perusahaan tempat magang. Kegiatan magang diharapkan dapat memperluas kesempatan memperoleh pekerjaan. Pada tahun 1993/94 sekitar 15 ribu orang telah mengikuti kegiatan magang. Jika dibandingkan dengan jumlah peserta pada tahun 1992/93 sebanyak 6.000 orang terjadi kenaikan Iebih dari dua kali lipat.

b. Pembinaan Kursus-kursus yang diselenggarakan oleh Masyarakat.

Di samping pendidikan luar sekolah (PLS) yang diselengga-rakan oleh pemerintah, terdapat pula kegiatan yang diselenggara-kan oleh masyarakat. Kegiatan ini umumnya berbentuk kursus-kursus keterampilan, seperti jahit-menjahit, mengemudikan mobil, perbengkelan, mengetik, komputer, las, kecantikan, dan sebagai-nya. Dalam rangka pemeliharaaan dan peningkatan mutu, dilakukan pembinaan kepada kursus-kursus tersebut. Pada 1993/94 telah dibina lebih dari 19,7 ribu kursus, sedikit lebih banyak dari jumlah kursus yang dibina pada tahun 1992/93 (19,5 ribu). Kegiatan yang diberikan untuk kursus-kursus tersebut antara lain berupa pembinaan kemampuan manajerial serta peningkatan mutu guru dan instruktur melalui ujian negara.

c. Penataran dan Petatihan bagi Petugas

Keberhasilan penyelenggaraan dan keterjaminan mutu pen-didikan pada masyarakat antara lain ditentukan oleh kemampuan para petugas. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, mereka diberi kesempatan untuk mengikuti penataran dan pelatihan. Pada tahun 1993/94 penataran dan pelatihan telah diikuti &leh sekitar 53 ribu orang. Jika dibandingkan dengan jumlah peserta tahun 1992/93 sebesar sekitar 22 ribu orang berarti terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat. Kelompok sasaran kegiatan ini adalah para petugas sanggar kegiatan belajar, para Kepala

XVI/41

Page 47:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Seksi Pendidikan Masyarakat, serta para Pembina Kelompok Belajar. Kegiatan ini melibatkan tutor dan fasilitator yang berpengalaman.

Dengan dilaksanakannya berbagai kegiatan dalam program PPM, masyarakat yang tidak mampu mengikuti pendidikan di jalur sekolah dapat ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya, sehingga di samping terbebaskan dari tiga buta mereka juga memiliki bekal yang lebih memadai untuk bekerja atau berusaha.

7. Pembinaan Generasi Muda

Pembinaan generasi muda diarahkan untuk meningkatkan kualitas generasi muda sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan sebagai manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila. Melalui program ini diharapkan generasi muda sebagai potensi bangsa,akan berkembang sebagai generasi muda yang sehat, tangguh dan bertanggung jawab, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta cinta Tanah Air dan cinta persatuan bangsa.

Selama PJP I pembinaan generasi muda dilakukan melalui berbagai kegiatan yang antara lain mencakup pembinaan organisasi pemuda (KNPI dan Pramuka), pertukaran pemuda antar propinsi dan antar bangsa, napak tilas jejak pahlawan, serta penataran P4. Sejak Repelita IV diselenggarakan Program Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (SP3), yang ditujukan untuk melatih para sarjana agar mempunyai bekal tambahan pengalaman berupa kemampuan berwiraswasta. Selain itu mereka diharapkan pula dapat membantu percepatan pembangunan di perdesaan melalui pembentukan kader-kader wiraswasta dan kader penggerak yang mampu mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya di perdesaan. Pada tahun 1993/94 melalui program SP3 telah dilatih dan ditempatkan sebanyak 800 orang sarjana di 160 desa. Dengan demikian secara kumulatif pada akhir Repe lita V telah ada 3.100 orang tenaga SP3 yang tersebar di semua propinsi. Tenaga SP3 telah turut mendorong motivasi dan mem-

XVI/42

Page 48:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

bantu masyarakat perdesaan dalam pengembangan usaha terutama di bidang pertanian termasuk usaha perikanan dan peternakan.

Sementara itu, dalam rangka meningkatkan rasa cinta tanah air serta persatuan dan persaudaraan antar pemuda, dilakukan kegiatan pertukaran pemuda antar propinsi. Pada tahun 1993/94 kegiatan ini diikuti oleh sekitar 1.400 orang pemuda yang berasal dari semua propinsi. Jumlah peserta pada tahun 1993/94 ini tidak berbeda dengan tahun 1992/93, namun meningkat dua kali dibandingkan akhir Repelita IV. Secara kumulatif dalam Repe lita V, kegiatan ini telah melibatkan tidak kurang dari 5 ribu orang pemuda. Kegiatan pertukaran pemuda dilakukan juga dengan luar negeri yaitu Jepang, Canada, dan Australia yang pada tahun 1993/94 diikuti oleh 132 orang pemuda yang dipilih melalui seleksi yang cukup ketat. Kegiatan pertukaran pemuda dengan luar negeri ini dalam Repelita V terns ditingkatkan, sehingga rata-rata setiap tahunnya melibatkan peserta sekitar 2 kali dari tahun terakhir Repelita IV. Secara keseluruhan, dalam Repelita V kegiatan ini telah diikuti sekitar 660 orang pemuda.

Kegiatan lain dalam pembinaan generasi mUda yang cukup menonjol adalah napak tilas jejak pahlawan. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan semangat juang pemuda melalui penelusuran tempat-tempat yang bersejarah dalam perjuangan bangsa. Pada tahun 1993/94 kegiatan ini telah diikuti oleh sekitar 3 ribu orang pemuda, dan selama 5 tahun dalam Repelita V telah melibatkan sekitar 21 ribu orang pemuda.

Pembinaan organisasi pemuda melalui KNPI dan Pramuka diselenggarakan dalam rangka memperkukuh dan meningkatkan kemandirian pemuda dalam berorganisasi. Di samping itu, dalam rangka meningkatkan keterampilan pemuda, pada tahun 1993/94 tel'ah diselenggarakan pelatihan keterampilan dalam bidang-bidang pertukangan, industri otomotif dan aneka usaha tani bagi lebih dari 16 ribu orang, termasuk kegiatan di Rajabasalama-Lampung yang mengikutsertakan 165 orang pemuda.

XVI/43

Page 49:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Pembinaan generasi muda di bidang kesejahteraan sosial terutama ditujukan untuk meningkatkan kegiatan Karang Taruna, yaitu organisasi sosial kepemudaan di tingkat desa yang dipandang cukup potensial sebagai tenaga pelopor dan penggerak pelaksanaan pembangunan di perdesaan. Dalam tahun 1993/94 telah diberikan paket prasarana dan sarana usaha berupa modal peralatan usaha dan kerja kepada sekitar 3 ribu Karang Taruna yang tersebar di setiap kabupaten. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah bantuan yang diberikan pada tahun 1992/93.

Pembinaan generasi muda di bidang agama bertujuan agar melalui pembinaan dan pendekatan keagamaan, kualitas generasi muda akan meningkat dan aktivitas mereka. dapat lebih bermakna dan berdaya guna bagi pembangunan dirinya, masyarakat, bangsa, Negara dan agama. Dalam rangka memupuk rasa kerukunan antar agamawan muda pada tahun 1993/94 dilaksanakan pelatihan keterampilan bagi 120 orang dai muda yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berdakwah, disertai dengan pemberian 1.600 eksemplar buku materi dakwah. Selain itu dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman keagamaan, kepada organisasi-organisasi pemuda di 27 propinsi diberikan bantuan 600 paket buku keagamaan. Kegiatan tersebut sama volumenya dibandingkan dengan tahun 1992/93.

Program generasi muda dalam pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan budaya hidup sehat generasi muda guna membina kesehatan diri dan lingkungannya sebagai salah satu bentuk peran aktifnya dalam pembangunan nasional. Sasaran program ini adalah organisasi pemuda seperti KNPI, Karang Taruna, Pramuka (Saka Bakti Husada), OSIS, organisasi mahasiswa dan pondok pesantren (Santri Husada). Kegiatan yang dilakukan pada tahun 1993/94 sebagai kelanjutan dari tahun- tahun sebelumnya antara lain meliputi pelatihan kader kesehatan

XVI/44

Page 50:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

(seperti penanggulangan bahaya narkotika), pengembangan forum komunikasi kesehatan, dan lomba gerakan hidup sehat.

Di bidang koperasi, dilakukan pembinaan kegiatan usaha untuk mengembangkan kader-kader koperasi melalui pendidikan dan pelatihan pemuda. Dalam tahun 1993/94 telah dilaksanakan antara lain pelatihan untuk meningkatkan kemampuan para pemuda dalam membangun dirinya sendiri melalui kegiatan koperasi dan memberikan dorongan pada mereka untuk turut berpartisipasi aktif dalam koperasi, baik sebagai anggota, pengurus, badan pemeriksa, manajer, maupun karyawan koperasi. Pelatihan kader koperasi di lingkungan generasi muda telah dilaksanakan bagi 1.675 orang atau sedikit meningkat dari 1.500 orang pada tahun 1992/93.

Tujuan program pembinaan generasi muda di bidang per-dagangan antara lain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemuda di bidang kewiraswastaan serta untuk menumbuhkan kewiraswastaan dan motivasi berusaha, agar dapat berusaha mandiri dalam mewujudkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahun 1993/94 antara lain adalah penataran pemuda di bidang perdagangan dan temu wicara yang masing-masing diikuti oleh 630 orang dan diselenggarakan di 9 propinsi.

Dalam bidang perindustrian diselenggarakan pendidikan dan pelatihan bidang industri terutamabidang industri kecil dan industri rumah tangga. Dalam pendidikan dan pelatihan ini para peserta diarahkan agar mereka siap berwiraswasta. Pada tahun 1993/94 telah diselenggarakan pendidikan dan pelatihan tenaga terampil sektor industri bagi 60 orang (diserap BUMN dan Swasta), pendidikan dan pelatihan wirausahawan muda bagi 124 orang, pendidikan motivator kewiraswastaan bagi 50 orang serta pendidikan magang bagi pemuda Timor Timur sebanyak 35 orang. Peserta pelatihan tenaga terampil sektor industri dilaporkan telah dapat diserap oleh BUMN dan perusahaan swasta.

XVI/45

Page 51:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Dalam bidang hukum ditekankan pembinaan kesadaran hukum di kalangan generasi muda dan pembinaan generasi muda di berbagai lembaga pemasyarakatan anak negara, pemuda dan wanita. Pada tahun 1993/94, telah diupayakan peningkatan bimbingan kemasyarakatan dan pemberian keterampilan ber-wiraswasta kepada para penghuni lembaga pemasyarakatan (LP) anak dan pemuda. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi peningkatan ketaqwaan pemuda penghuni LP, pelatihan kepramukaan, dan pelatihan keterampilan. Selain itu kegiatan keluarga sadar hukum (kadarkum) bagi pemuda di tingkat propinsi telah diselenggarakan 4 kali dan di tingkat nasional 2 kali.

Pembinaan geperasi muda di bidang penerangan dilaksanakan antara lain dalam bentuk pembinaan Pemuda Penyuluh Swakarsa bagi Kelompencapir, PKK, Karang Taruna, dan KNPI yang utamanya ditujukan untuk menanamkan disiplin. Pembinaan melalui pelatihan diberikan dalam bentuk saresehan, simulasi dan orientasi lapangan. Dalam tahun 1993/94 kegiatan ini dilaksanakan di Propinsi Kalimantan Barat.

Di bidang kehutanan pembinaan generasi muda dilakukan dalam bentuk penyuluhan, pendidikan dan pelatihan agar generasi muda memiliki kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya lingkungan hidup dan pelestarian hutan. Dengan demikian pemuda dapat berpartisipasi dalam upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dalam rangka pembinaan cinta alam telah dilakukan pelatihan bagi 44 orang pemuda calon pemandu wisata alam dan pembentukan 1.276 orang kader konservasi.

Di bidang ketenagakerjaan, pada tahun 1993/94 telah dilak-sanakan penyuluhan dan bimbingan jabatan di sekolah-sekolah lanjutan tingkat atas khususnya bagi pelajar tingkat terakhir sekolah kejuruan dan lulusan BLK yang akan memasuki pasaran kerja. Selain itu pada tahun 1993/94 telah dilatih 190 orang pemandu bimbingan jabatan yang terdiri dari guru-guru sekolah lanjutan

XVI/46

Page 52:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

guna memberikan bimbingan dan penyuluhan pada sekitar 2 ribu murid yang dilaksanakan di 8 propinsi. Dari jumlah tersebut telah disalurkan sebanyak 750 orang ke berbagai lapangan kerja. Selain itu dilakukan pula pengiriman Tenaga Kerja Sukarela Terdidik (TKST) ke seluruh tanah air sebagai motivator koperasi perdesaan dan kewirausahaan.

Seperti bidang-bidang lain, di bidang transmigrasi pembinaan generasi muda dimaksudkan untuk mengembangkan potensi pemuda sebagai pelopor dalam pembangunan daerah transmigrasi. Pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan pelatihan pemuda transmigrasi dalam bidang keterampilan khusus seperti las, per-bengkelan, peternakan unggas, dan pertukangan kayu. Pemuda transmigran yang mengikuti berbagai keterampilan pada tahun 1993/94 tercatat sebanyak 210 orang, sama dengan jumlah tahun sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan di tujuh daerah transmigrasi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Irian Jaya, dan Timor Timur.

Selain kegiatan-kegiatan yang dilakukan di berbagai sektor di atas, pembinaan generasi muda juga dilaksanakan olelr organisasi -organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan lainnya, antara lain berupa kegiatan kirab remaja, kesenian, dan olahraga. Kegiatan kirab remaja diikuti oleh pemuda dari seluruh propinsi, bahkan dalam dua tahun terakhir Repelita V kegiatan ini diikuti oleh pemuda yang berasal dari luar negeri. Kegiatan di bidang kesenian juga makin berkembang antara lain ditunjukkan oleh makin banyaknya pemuda yang terlibat dalam bidang kesenian, seperti seni musik, seni taxi, dan seni drama. demikian pula di bidang olahraga, kesadaran pemuda untuk berolahraga makin meningkat, sehingga makin banyak pemuda yang melakukan kegiatan olahraga prestasi.

Melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sejak Repelita I, pembinaan generasi muda telah berhasil meningkatkan peranan pemuda sebagai kader dan penerus cita-cita perjuangan bangsa.

XVI/47

Page 53:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Para pemuda telah menunjukkan kepeloporannya dalam penegasan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berorganisasi. Selain itu para pemuda telah pula menunjukkan kepeloporannya sebagai penggerak pembangunan terutama di perdesaan.

8. Pembinaan Keolahragaan

Pembinaan keolahragaan diarahkan pada usaha untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia. Pelaksanaannya diwujudkan melalui pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga, peningkatan pendidikan jasmani dan olahraga, serta pengadaan dan peningkatan prasarana olahraga.

Dalam rangka memasyarakatkan olahraga dan mengolah-ragakan masyarakat, program pembinaan olahraga untuk masyarakat lebih digalakkan. Pada tahun 1993/94 telah dilak-sanakan pembinaan olahraga masyarakat bagi sekitar 250 ribu orang, sehingga secara kumulatif selama Repelita V telah melibatkan sekitar satu juta orang. Pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan pengadaan paket pendidikan jasmani dan olahraga sebanyak lebih dari 1.000 paket. SeLama Repelita V kegiatan tersebut telah mencakup sekitar 4.000 paket. Kegiatan pembinaan olahraga pelajar dan mahasiswa pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan bagi 277 ribu orang, sehingga secara kumulatif selama Repelita V telah mencakup sekitar 1,1 juta orang. Selain itu guna lebih meningkatkan prestasi di bidang olahraga telah dilakukan penataran guru olahraga bagi sekitar 3.025 orang, yang jika dibandingkan dengan peserta penataran tahun 1992/93 bagi sebanyak 1.995 orang mengalami kenaikan sebesar 50 persen. Selama Repelita V penataran guru olahraga melibatkan sekitar 8.000 orang. Selain itu diselenggarakan pula pendidikan dan pelatihan olahragawan berbakat bagi 150 orang. Selama Repelita V pelatihan olahragawan berbakat telah melibatkan sekitar 900 orang. Sejalan dengan itu dilanjutkan dan ditingkatkan•pula penelitian dan pengembangan kesegaran jasmani dan rekreasi dalam rangka peningkatan prestasi.

XVI/48

Page 54:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Sejak Repelita I sampai akhir Repelita V telah dilakukan pelatihan dan pertandingan di kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat. Untuk menambah pengetahuan dan kecintaan berolahraga telah diadakan buku-buku olahraga untuk sekolah -sekolah, yang dalam Repelita V berjumlah antara 14,0 ribu sampai 19,2 ribu eksemplar setiap tahun.

Tahun 1993/94 merupakan tahun prestasi di bidang olahraga. Dalam kejuaraan tennis lapangan yang berlangsung di Jakarta, Indonesia menjadi juara zone Asia Pasific, di cabang tinju dalam Presiden Cup Indonesia berhasil menjadi juara umum, dan di cabang dayung yang diselenggarakan di Singapura Indonesia berhasil menjadi juara Asia Tenggara. Selain itu, pada kejuaraan dunia selancar angin di Penang (Malaysia), Indonesia berhasil memenangkan salah satu nomor yang dilombakan.

Dalam Repelita V, tercatat prestasi internasional yang menonjol dengan diraihnya 2 medali emas, 2 medali perak, dan 1 medali perunggu dalam cabang bulu tangkis pada Olimpiade Barcelona tahun 1992, dan diraihnya 1 medali perunggu di cabang panahan dalam Olimpiade Seoul tahun 1988. Secara menyeluruh kegiatan pemasyarakatan olahraga selama P.JP I, telah meningkat -kan kesadaran masyarakat untuk berolahraga, sehingga makin banyak anggota masyarakat yang melakukan kegiatan olahraga dalam kehidupan sehari-hari.

9. Pembinaan Peranan Wanita

Di sektor Pendidikan dan Kebudayaan, program ini dituju kan antara lain untuk mempercepat tercapainya pembebasan wanita dari tiga buta dan menyiapkan berbagai upaya guna mem-perbesar peluang bagi wanita untuk memperoleh pekerjaan dan berpar t is ipasi ak t i f dalam kegiatan-kegiatan pembangunan masyarakat.

XVI/49

Page 55:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Dalam rangka meningkatkan kemampuan wanita dalam peningkatan kesejahteraan keluarga, pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan berbagai pelatihan keterampilan praktis bagi wanita di tingkat kecamatan dan melibatkan 3,6 ribu orang. Selama Repelita V, telah diselenggarakan latihan keterampilan praktis bagi wanita sebanyak 13,6 ribu orang. Di samping itu pada tahun itu juga diselenggarakan pelatihan kepemimpinan wanita di berbagai kabupaten/kotamadya melibatkan sekitar 2,6 ribu orang. Selama Repelita V, telah diselenggarakan pelatihan kepemimpinan wanita sekitar 8,6 ribu orang. Kegiatan-kegiatan tersebut di atas ditunjang dengan penyediaan sarana belajar berupa buku pendidikan kesejahteraan keluarga dan teknologi. Pada tahun 1993/94 telah disediakan sekitar 57 ribu eksemplar, sehingga selama Repelita V buku yang disediakan telah mencapai 464 ribu eksemplar.

10. Pembinaan Pendidikan Kedinasan

Pendidikan kedinasan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap karyawan aparatur pemerintah sesuai dengan prioritas bidang-bidang pem-bangunan. Usaha tersebut dimaksudkan untuk lebih menyiapkan dan menyesuaikan mutu tenaga dengan bidang tugasnya agar dapat terus menerus mengikuti dan menguasai cara-cara pengelolaan dan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan teknologi.

Pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan pendidikan dan latihan (diklat) teknis fungsional berupa latihan kemampuan manajemen, organisasi manajemen, penataran kewaspadaan nasional, penataran tenaga edukatif (Kepala SLTP dan SLTA), penataran tenaga teknis kebudayaan, serta penataran tenaga pengawas dan pemeriksa bagi sekitar 6,0 ribu orang. Pendidikan tenaga teknis grafika telah dilaksanakan bagi sekitar 1,63 ribu orang, penataran instruktur teknologi grafika bagi 100 orang, penataran guru STM grafika bagi 20 orang, dan penataran pemuda putus sekolah bagi 20 orang.

XVI/50

Page 56:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

11. Pengembangan Sistem Pendidikan

Program pengembangan sistem pendidikan meliputi kegiatan penelitian, pengembangan kebijaksanan, penyediaan informasi, dan pengembangan kurikulum yang ditujukan untuk menyempurna-kan sistem dan penyelenggaraan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan.

Pada tahun 1993/94 telah dilakukan penelitian mengenai peningkatan kemampuan guru bidang studi matematika di SMA, sistem pembinaan profesional guru, dan cara belajar siswa aktif di sekolah dasar. Dalam upaya menunjang usaha pemerataan dan perluasan kesempatan belajar untuk pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun telah dilakukan penelitian tentang kemampuan daerah. Kegiatan pengembangan yang dilakukan meliputi antara lain pengembangan model sistem karier pegawai, pengembangan model penuntasan anak usia pendidikan dasar untuk mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, pengembangan sistem informasi melalui penyediaan data pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga, serta kebudayaan.

Dalam Repelita V, telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 mengenai sistem pendidikan nasional berikut berbagai peraturan perundang-undangan pelaksanaannya, sehingga diharap-kan penyelenggaraan pendidikan nasional dapat dilaksanakan dengan lebih terarah. Selain itu telah berhasil pula disusun kurikulum pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang dikenal dengan Kurikulum 1994. Struktur kurikulum ini lebih memungkinkan pengembangan materi sesuai dengan kebutuhan daerah melalui pengisian muatan lokal. Melalui pengembangan sistem informasi pendidikan, setiap tahun dapat disediakan data pendidikan yang dapat digunakan sebagai indikator mutu dan keberhasilan pembangunan pendidikan.

XVI/51

Page 57:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

12. Pelaksanaan Operasi dan Perawatan Fasilitas Pendidikan

Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pemanfaatan segenap sarana dan prasarana yang ada dan agar pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja dapat berjalan dengan baik, mulai awal Repelita V telah dilaksanakan program operasi dan perawatan fasilitas. Program ini diarahkan untuk merawat dan meningkatkan daya guna segenap sarana dan prasarana yang ada agar proses belajar mengajar dan pelaksanaan setiap unit kerja dapat berjalan dengan baik.

Melalui dana Inpres SD sejak tahun 1987/88 pada tingkat SD, telah disediakan biaya untuk kegiatan operasi dan perawatan (BOP). Dana BOP untuk SD tidak hanya disediakan untuk SD Negeri saja tetapi juga untuk SD Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS). Sejak tahun 1992/93 besarnya dana BOP yang disediakan per sekolah adalah sebesar Rp700 ribu. Di samping dana BOP untuk SD, dana BOP juga disediakan untuk 61 TK Pembina, 23 SLB, 8.226 SMP, 2.650 SMA, 971 SLTA Kejuruan dan Teknologi, 27 BPG dan 12 PPPG.

Biaya operasional dan perawatan fasilitas pendidikan tinggi diberikan kepada 124 eks SPG/SGO yang diintegrasikan ke Perguruan Tinggi, 49 Perguruan Tinggi Negeri, 25 politeknik, 12 Kopertis, dan BIOTROP. Biaya ini selain digu.nakan untuk merawat fasilitas pendidikan, juga digunakan untuk melaksanakan rehabilitasi gedung pendidikan baik rehabilitasi ringan maupun rehabilitasi sedang. Dengan disediakannya BOP sejak 5 tahun terakhir ini, keadaan fisik gedung, ruangan dan lingkungan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi telah lebih terawat.

Selain itu BOP diberikan juga kepada lembaga-lembaga Pendidikan Luar Sekolah yaitu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB), Balai Pendidikan Masyarakat (BPM), Unit Pelaksana Teknis Museum Negeri Propinsi, Taman Budaya, Pusat Teknologi dan Komunikasi,

XVI/52

Page 58:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Pusat Kurikulum, Pusat Kesenian, dan Pusat Perbukuan. Sementara itu, dalam rangka mengoptimalkan fasi li tas kebudayaan di pusat dan daerah pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan perawatan fasilitas kebudayaan sebanyak 24.896 meter persegi di 61 unit kerja.

C. KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Sesuai dengan arahan GBHN 1988 dan kebijaksanaan Repe-lita V, pada tahun 1993/94 sebagai kelanjutan tahun-tahun sebelumnya diselenggarakan program-program pembangunan Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang meliputi : (1) Inventarisasi dan Pembinaan Nilai -nilai Budaya, (2) Pembinaan Kebahasaan, Kesusastraan dan Perpustakaan, (3) Pembinaan Kesenian, (4) Pembinaan Tradisi, Peninggalan Sejarah dan Permuseuman, (5) Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu dilaksanakan juga kegiatan pembinaan tenaga kebudayaan dan kegiatan operasi dan perawatan fasilitas kebudayaan.

1. Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya

Kegiatan inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya antara lain diarahkan untuk mengungkapkan dan menanamkan nilai-nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai luhur bangsa yang sesuai dengan tuntutan pembangunan agar dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Pada tahun 1993/94, melalui kegiatan inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya antara lain telah dilakukan penelitian dan pengkajian sebanyak 85 judul mengenai kebudayaan daerah seperti tentang arsitektur daerah, adat istiadat, makanan khas daerah, dan cerita rakyat. Hasilnya telah dicetak dan disebarluaskan sebanyak 27 ribu eksemplar ke berbagai perpusta -

XVI/53

Page 59:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

kaan, taman budaya, dan lembaga-lembaga pendidikan. Selain itu, hasil penelitian tersebut telah disebarluaskan melalui media massa baik media cetak maupun elektronik seperti Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Radio Republik Indonesia (RRI). Kegiatan penelitian tahun 1993/94 ini tidak sebanyak tahun 1992/93 karena lebih mengutamakan pencetakan dan penyebarluasan hasilnya agar menjangkau ma,syarakat secara lebih luas. Selama Repelita V, kegiatan inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya telah menghasilkan hampir 400 naskah kebudayaan daerah yang telah disebarluaskan melalui sekitar 155 ribu eksemplar. Dalam PJP I, telah dihasilkan sekitar 900 naskah kebudayaan daerah yang telah disebarluaskan ke masyarakat luas.

Pada tahun 1993/94 dilanjutkan pembangunan gedung Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional (BKSNT) di Jawa Barat dan Sulawesi Utara. Pembangunan gedung baru BKSNT dilaksanakan di Daerah Istimewa Aceh dan Maluku. Dengan demikian, dalam Repelita V telah dibangun 8 gedung BKSNT propinsi yang 6 diantaranya telah diresmikan menjadi unit pelaksana teknis (UPT) kebudayaan.

2. Pembinaan Kebahasaan, Kesusastraan, dan Perpustakaan

Pada tahun 1993/94 pembinaan kebahasaan lebih ditingkatkan dalam upaya untuk menanamkan sikap positip dan meningkatkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, serta untuk meningkatkan mutu pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar. Melalui kegiatan ini telah dilakukan penyuluhan bahasa Indonesia sebanyak 20 kali melalui berbagai media massa dan ceramah di lembaga pendidikan dan berbagai instansi baik di pusat maupun daerah. Dalam Repelita V secara keseluruhan telah dilakukan lebih dari 120 kali penyuluhan kebahasaan. Sejak Repelita I sampai dengan akhir Repelita V melalui pelaksanaan program pembinaan kebahasaan, kesusasteraan, dan perpustakaan antara lain telah disusun kamus besar bahasa Indonesia, kamus bahasa daerah, dan kamus istilah..

XVI/54

Page 60:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

Dalam hal pembinaan kesusastraan, pada tahun 1993/94 telah dikumpulkan dan diterbitkan 16 naskah sastra lama Indonesia yang bermutu dan langka. Naskah-naskah tersebut telah dicetak dan disebarluaskan sebanyak 1,5 ribu eksemplar. Selama 5 tahun dalam Repelita V telah berhasil dikumpulkan 86 naskah sastra lama yang disebarluaskan sebanyak lebih dari 46 ribu eksemplar. Selain itu pada tahun 1993/94 telah berhasil disusun 17 naskah sastra anak-anak. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan anak-anak terhadap sastra, pada tahun 1993/94, naskah tersebut telah disebarluaskan sebanyak 17 ribu eksemplar terutama ke sekolah-sekolah dan perpustakaan daerah. Dalam Repelita V, telah berhasil disusun 58 naskah sastra anak-anak yang kemudian disebarluaskan sebanyak 58 ribu eksemplar.

Dalam rangka pemantapan sistem perpustakaan nasional dan pelayanan perpustakaan masyarakat sampai ke desa-desa, terus dilanjutkan penambahan koleksi buku dan bahan bacaan lainnya. Pada tahun 1993/94 sekitar 404 ribu eksemplar buku disebarkan yakni untuk koleksi Perpustakaan Nasional sekitar 23 ribu eksemplar, perpustakaan daerah sekitar 273 ribu eksemplar, perpustakaan keliling sekitar 48 ribu eksemplar, perpustakaan propinsi Dati II sekitar 15 ribu eksemplar, perpustakaan sekolah sekitar 15 ribu eksemplar, perpustakaan kecamatan dan desa sekitar 25 ribu eksemplar, dan perpustakaan masjid sekitar 5 ribu eksemplar. Jika dibandingkan dengan tahun 1992/93 secara keseluruhan terdapat penambahan koleksi sekitar 24 ribu eksemplar buku. Penambahan yang cukup berarti ini terutama karena adanya kegiatan baru yaitu penambahan koleksi untuk perpustakaan kecamatan dan desa serta bantuan untuk perpustakaan masjid, dalam rangka meningkatkan minat dan kesempatan baca bagi generasi muda di perdesaan. Pembinaan perpustakaan dalam Repelita V telah dilakukan antara lain bagi 200 perpustakaan keliling, sekitar 300 perpustakaan Dati II, lebih dari 6.400 perpustakaan umum kecamatan/desa, dan sekitar 17,5 ribu perpustakaan sekolah. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan tenaga teknis perpustakaan pada tahun 1993/94 telah dilatih

XVI/55

Page 61:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

sebanyak 332 orang, yang berarti bertambah sekitar 80 orang dari tahun 1992/93.

3. Pembinaan Kesenian

Pembinaan kesenian ditujukan antara lain untuk menumbuhkan daya cipta para seniman, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni, dan memperluas kesempatan masyarakat untuk menghayati seni budaya bangsa.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan kesenian, pada tahun 1993/94 telah diberikan bantuan sebanyak 104 unit peralatan kesenian terutama untuk kabupaten/kotamadya, daerah transmigrasi dan taman budaya. Jumlah bantuan peralatan yang diberikan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan tahun 1992/93, namun jauh lebih banyak dari tahun 1988/89 yang hanya menyediakan bantuan sebanyak 42 unit peralatan. Selain itu telah dilaksanakan pergelaran seni di taman-taman budaya di tingkat propinsi sebanyak 182 kali dan tingkat kabupaten/kotamadya sebanyak 203 kali. Dibandingkan dengan tahun 1992/93 kegiatan pergelaran seni di taman budaya di tingkat propinsi mengalami kenaikan sebanyak 10 kali lipat. Pameran seni rupa selama tahun 1993/94 telah diselenggarakan 8 kali dan pengiriman misi kesenian ke luar negeri telah dilakukan sebanyak 43 kali. Untuk lebih mendorong kegiatan kesenian yang dilakukan oleh masyarakat, pada tahun 1993/94 dilanjutkan pula bimbingan dan penyuluhan kepada sanggar-sanggar kesenian dan pemberian bantuan peralatan kesenian kepada organisasi kesenian secara selektif.

Selama Repelita V, secara keseluruhan telah diberikan bantuan peralatan kesenian sebanyak 584 unit kepada museum propinsi dan taman budaya, diselenggarakan pergelaran seni di taman budaya propinsi sebanyak 523 kali, dan pergelaran seni di kabupaten/ kotamadya sebanyak 589 kali, serta pameran seni rupa sebanyak 36 kali.

XVI/56

Page 62:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

4. Pembinaan Trad i s i , Peningga lan Sejarah dan Permuseuman

Pembinaan tradisi, peninggalan sejarah dan permuseuman diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran sejarah, semangat perjuangan, dan cinta tanah air serta dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional.

Dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah dan purbakala, dalam tahun 1993/94 dilanjutkan kegiatan konservasi candi Borobudur melalui observasi stabilitas batu candi dan lingkungan, evaluasi struktur candi dan bukit, konservasi batu candi, serta dokumentasi dan pengamanan candi Borobudur. Sementara itu telah diselesaikan pemugaran Masjid Kasimuddin (Kalimantan Timur), Masjid Bungku (Sulawesi Tengah), Penjara Tua Kema (Sulawesi Utara), Kraton Buton dan Goa Muna (Sulawesi Tenggara), Astana Nur Sari (Kalimantan Tengah) dan kompleks Megalith Doyolama (Irian Jaya). Selain itu dilanjutkan pemugaran di 48 lokasi, yang jika dibandingkan dengan tahun 1992/93 bertambah dengan 5 lokasi. Pemugaran tersebut antara lain dilaksanakan di Benteng/masjid Indrapuri di Aceh, candi Bahal II di Sumatera Utara, candi Tua, candi Kembar Batu, megalith Gerincing, candi Sewu, Ratu Boko, candi Jedong, bekas Kraton Sambaliung dan penjara Boven Digul. Di camping itu pada tahun 1993/94 telah dilakukan pemeliharaan terhadap sekitar 1.500 situs yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai kelanjutan dari kegiatan tahun 1992/93. Jumlah situs yang dipelihara tersebut jauh lebih banyak dibandingkan dengan tahun 1988/89 yang hanya mencakup 900 situs.

Selama PJP I, telah dilakukan pemugaran candi di 59 lokasi, inakam di 73 lokasi, taman purbakala di 10 lokasi, benteng di 26 lokasi, pura di 20 lokasi, istana/puri di 73 lokasi, dan rumah adat di 33 lokasi.

Pada tahun 1993/94 dilanjutkan kegiatan pengembangan

XVI/57

Page 63:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

permuseuman melalui penyelenggaraan pameran khusus dan pameran keliling sebanyak 50 kali. Dibandingkan dengan tahun 1988/89, kegiatan pameran pada akhir Repelita V ini meningkat hampir tiga kali lipat dari 19 kali pameran. Pada tahun 1993/94 juga dilakukan pengadaan 64 unit peralatan museum, dan pemberian bantuan kepada 15 museum swasta dan museum Daerah Tingkat II. Selama Repelita V secara keseluruhan telah diberikan bantuan kepada 84 buah museum swasta dan museum Daerah Tingkat II.

Untuk lebih meningkatkan fungsi Museum Nasional pada tahun 1993/94 telah dilanjutkan penambahan bangunan seluas 500 meter persegi, penyempurnaan tata pameran tetap seluas 400 meter persegi, penerbitan folder dan brosur yang berisi informasi mengenai berbagai koleksi museum sebanyak 6 ribu eksemplar, serta penyelenggaraan pameran khusus 2 kali. Dengan demikian, untuk Museum Nasional selama Repelita V telah dilakukan penambahan gedung seluas 1.500 meter persegi, penyempurnaan tata pameran seluas 4.500 meter persegi. Pameran khusus di Museum Nasional telah dilakukan sebanyak 27 kali yang antara lain menyajikan hasil penemuan benda purbakala berupa emas dan patung-patung bersejarah.

Di samping kegiatan-kegiatan tersebut di atas, dilanjutkan pula penelitian arkeologi untuk mengungkapkan nilai-nilai budaya luhur yang terkandung dalam peninggalan sejarah. Pada tahun 1993/94 telah dihasilkan naskah penelitian arkeologi untuk 54 situs yang meliputi situs prasejarah, arkeologi klasik, arkeologi Islam, dan arkeometri. Sejalan dengan itu dilakukan pula penelitian terapan arkeologi dan analisis laboratorium hasil-hasil penemuan arkeologi. Jika dibandingkan dengan tahun 1992/93 lokasi penelitian arkeologi bertambah dengan 14 situs dan jika dibandingkan penelitian arkeologi yang dilakukan tahun 1988/89 sebanyak 18 situs, meningkat 3 kali lipat. Selama Repelita V telah dilakukan penelitian arkeologi yang mencakup 175 situs di 27 propinsi.

XVI/58

Page 64:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

5. Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain bertujuan untuk mengungkapkan dan menanamkan budi luhur budaya spiritual yang sesuai dengan Pancasila dan tidak mengarah pada terbentuknya agama baru.

Pada tahun 1993/94 telah dilanjutkan penyebaran informasi tentang budaya spiritual dan budi luhur melalui media massa, khususnya TVRI dan RRI sebanyak 60 kali. Jika dibandingkan tahun 1988/89 yang kegiatannya dilakukan sebanyak 30 kali, kegiatan tahunan tersebut meningkat 2 kali lipat. Selama Repe lita V telah dilakukan penyebaran informasi budaya spiritual sebanyak 206 kali. Di samping pemaparan budaya spiritual di semua propinsi, dan penyebaran informasi budaya spiritual melalui TVRI dan RRI, kegiatan yang dilakukan selama PJP I juga meliputi peningkatan komunikasi antara para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan para tokoh alim ulama, ilmuwan, dan instansi yang terkait.

6. Pembinaan Tenaga Kebudayaan

Dalam rangka meningkatkan mutu para petugas di bidang kebudayaan, dilaksanakan pelatihan bagi tenaga-tenaga permuseuman, kepurbakalaan, kebahasaan, kesejarahan, kesenian, dan penyuluh Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada tahun 1993/94 telah dilatih lebih dari 400 orang tenaga teknis kebudayaan dan selama Repelita V telah dilatih lebih dari 2.000 orang.

7. Operasi dan Perawatan Fasilitas Kebudayaan

Kegiatan operasi dan perawatan fasilitas (OPF) kebudayaan melalui anggaran pembangunan mulai dilakukan sejak tahun pertama Repelita V. Pada tahun 1993/94 kegiatan ini dilanjutkan

XVI/59

Page 65:  · Web viewUntuk menyiapkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara, pembinaan dan pengembangan generasi

terutama untuk perawatan dan pengamanan museum, serta perawatan taman budaya. Di camping itu disediakan pula bantuan biaya operasional bagi para penilik kebudayaan di tingkat kecamatan untuk memperlancar pelaksanaan tugas. Sistem pengaman museum terus disempurnakan dengan menyediakan alarm yang peka dan dilengkapi dengan monitor terpusat. Dengan demikian maka.keamanan museum berikut koleksinya dapat lebih terjamin.

XVI/60