anggoro.pdf

2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cairan volatil adalah cairan yang mudah menguap, terdiri dari molekul molekul yang mempunyai gaya antar molekul yang lemah dan cenderung tercerai berai oleh molekul masing-masing. Cairan volatil menguap dibawah titik didih air (contoh: dietil eter, kloroform, aseton, metanol, etanol dan lain-lain). Berdasarkan teori kinetik gas, cairan volatil dianggap sebagai kelanjutan dari fase gas, di mana fase cairan molekul-molekulnya mempunyai gaya tarik-menarik yang relatif lebih besar dibandingkan dengan gas, sehingga jarak antara partikel- partikel jauh lebih lengkap. Hal inilah yang menyebabkan permukaan cairan dapat menahan volume yang tepat. Cairan yang mudah menguap, gaya tarik-menarik antara molekul-molekulnya rendah. Partikel-partikelnya cenderung untuk tercerai berai oleh gerakannya masing-masing. Penguapan cairan terjadi karena molekul- molekul cairan meninggalkan cairan. Bila suatu cairan volatil dipanaskan maka cairan volatil itu akan menguap pada temperatur dibawah titik didih air 100 o C karena yang dimaksud dengan penguapan itu terjadi karena kita melakukan pemanasan (penambahan temperatur) ke suatu cairan sehingga energi kinetik partikelnya pun bertambah, karena energi kinetik berbanding lurus dengan kenaikan temperatur. Untuk percobaan penentuan Berat Molekul (BM) banyak menggunakan hukum-hukum gas ideal seperti hukum gas Boyle, hukum Charles (Gay Lussac), hukum Boyle-Gay Lussac, hukum Dalton, hukum Amagat, hukum Avogadro, dan hukum Graham. Alasan dilakukan percobaan ini karena pengukuran berat molekul suatu cairan volatil tidak akan akurat bila dihitung berdasarkan viskositas atau konsentrasinya karena cairan dapat menguap pada suhu kamar sehingga sebagian zat cair akan menguap dan menyebabkan analisa tidak tepat. Untuk mengatasi hal itu maka digunakan metode yang paling sesuai untuk menghitung berat molekul cairan volatil yaitu metode limiting density.

Upload: novitawahyunidly

Post on 16-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANGGORO.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cairan volatil adalah cairan yang mudah menguap, terdiri dari molekul

molekul yang mempunyai gaya antar molekul yang lemah dan cenderung tercerai

berai oleh molekul masing-masing. Cairan volatil menguap dibawah titik didih air

(contoh: dietil eter, kloroform, aseton, metanol, etanol dan lain-lain).

Berdasarkan teori kinetik gas, cairan volatil dianggap sebagai kelanjutan dari

fase gas, di mana fase cairan molekul-molekulnya mempunyai gaya tarik-menarik

yang relatif lebih besar dibandingkan dengan gas, sehingga jarak antara partikel-

partikel jauh lebih lengkap. Hal inilah yang menyebabkan permukaan cairan dapat

menahan volume yang tepat. Cairan yang mudah menguap, gaya tarik-menarik

antara molekul-molekulnya rendah. Partikel-partikelnya cenderung untuk tercerai

berai oleh gerakannya masing-masing. Penguapan cairan terjadi karena molekul-

molekul cairan meninggalkan cairan.

Bila suatu cairan volatil dipanaskan maka cairan volatil itu akan menguap

pada temperatur dibawah titik didih air 100oC karena yang dimaksud dengan

penguapan itu terjadi karena kita melakukan pemanasan (penambahan temperatur) ke

suatu cairan sehingga energi kinetik partikelnya pun bertambah, karena energi

kinetik berbanding lurus dengan kenaikan temperatur.

Untuk percobaan penentuan Berat Molekul (BM) banyak menggunakan

hukum-hukum gas ideal seperti hukum gas Boyle, hukum Charles (Gay Lussac),

hukum Boyle-Gay Lussac, hukum Dalton, hukum Amagat, hukum Avogadro, dan

hukum Graham.

Alasan dilakukan percobaan ini karena pengukuran berat molekul suatu

cairan volatil tidak akan akurat bila dihitung berdasarkan viskositas atau

konsentrasinya karena cairan dapat menguap pada suhu kamar sehingga sebagian zat

cair akan menguap dan menyebabkan analisa tidak tepat. Untuk mengatasi hal itu

maka digunakan metode yang paling sesuai untuk menghitung berat molekul cairan

volatil yaitu metode limiting density.

Page 2: ANGGORO.pdf

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang timbul pada percobaan berat molekul volatil ini antara

lain:

1. Bagaimana cara menentukan berat molekul dari senyawa volatil.

2. Bagaimana menghitung dan menentukan berat molekul dari sampel senyawa

volatil.

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan berat molekul volatil adalah:

1. Mengetahui berat molekul dari senyawa volatil.

2. Menentukan berat molekul senyawa volatil.

3. Mempelajari cara penentuan berat molekul dari senyawa volatil.

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini antara lain :

1. Praktikan dapat memahami prinsip dan cara pengukuran berat molekul cairan

volatil yang sederhana dan dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam

industri.

2. Praktikan dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis cairan volatil.

3. Praktikan dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai prinsip-prinsip

hukum gas ideal.

4. Praktikan dapat mengetahui aplikasi cairan volatil dalam industri.

1.5 Ruang Lingkup Percobaan

Percobaan ini dilakukan dalam Laboratorium Kimia Fisika, Departemen

Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, dengan keadaan

ruangan :

- Temperatur ruangan : 30oC

- Tekanan udara : 760 mmHg

Bahan yang digunakan yaitu dietil eter dan kloroform. Alat-alat yang

digunakan adalah erlenmeyer, alumunium foil, pipet tetes, karet gelang, gelas ukur,

penangas air, neraca elektrik, jarum, penjepit tabung, termometer, dan desikator.