anggaran dasar foppsi final

95
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH INDONESIA (FOPPSI) Akta Notaris Nomor 2283 Tanggal 29 Desember 2015 Notaris : Iis Anita Puspitasari, SH SK MENKUMHAM NOMOR : AHU-0033876.AH.01.07.TAHUN 2015 Sekretariat : SD Alam Natur Islam, Jln. Raya Pondokgede Permai No. 11A Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi 17424 Telepon : 085215032313

Upload: muhammad-samusi

Post on 12-Feb-2017

416 views

Category:

Presentations & Public Speaking


37 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

ANGGARAN DASAR DAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

FORUM OPERATOR PENDATAAN

PENDIDIKAN SELURUH INDONESIA

(FOPPSI)

Akta Notaris Nomor 2283 Tanggal 29 Desember 2015

Notaris : Iis Anita Puspitasari, SH

SK MENKUMHAM NOMOR : AHU-0033876.AH.01.07.TAHUN 2015

Sekretariat : SD Alam Natur Islam, Jln. Raya Pondokgede Permai No. 11A

Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi 17424 Telepon : 085215032313

Page 2: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

PENGURUS PUSAT

FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH

INDONESIA

(FOPPSI)

Akta Notaris Nomor 2283 Tanggal 29 Desember 2015

Notaris : Iis Anita Puspitasari, SH

SK MENKUMHAM NOMOR : AHU-0033876.AH.01.07.TAHUN 2015 Sekretariat : SD Alam Natur Islam, Jln. Raya Pondokgede Permai No. 11A Jatirasa, Jatiasih, Kota

Bekasi 17424 Telepon : 085215032313

KEPUTUSAN

MUSYAWARAH NASIONAL I

FORUM OPERTATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH

INDONESIA

Nomor : III/MUNAS/I/FOPPSI/2015

TENTANG

PEMBUATAN ANGGARAN DASAR DAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA FOPPSI

Menimbang : 1. bahwa kemajuan pendataan pendidikan dan teknologi di dalam

pendataan telah berkembang sedemikian pesat sesuai perkembangan

dan kemajuan global;

2. bahwa FOPPSI sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi dan

organisasi ketenagakerjaan berperan aktif dalam perkembangan

pendataan pendidikan di Indonesia ;

3. bahwa untuk menyesuaikan dengan semangat dan dinamika

pembangunan serta peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga FOPPSI perlu dibuat;

4. bahwa Musyawarah Nasional I FOPPSI Tahun 2015 yang berlangsung

dari tanggal 12 Oktober s.d. 13 Oktober 2015 di DKI Jakarta adalah

forum tertinggi organisasi yang berwenang menetapkan keputusan-

keputusan strategis dan mendasar sebagai landasan operasional dalam

mencapai tujuan sesuai jati diri, visi, dan misi organisasi;

5. bahwa Komisi-Komisi Kerja Musyawarah Nasional I telah membuat

secara lengkap, terpadu, visioner Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga FOPPSI

6. bahwa berhubung dengan hal tersebut perlu ditetapkan keputusan

Musyawarah Nasional I tentang pembuatan Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga FOPPSI.

Mengingat : 1. Undang-undang RI Nomor: 8 tahun 1985 Tentang Organisasi

Kemasyarakatan.

2. Undang-Undang RI Nomor : 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

3. Keputusan Musyawarah Naional I Forum Operator Pendidikan Seluruh

Indonesia Nomor : I/MUNAS/I/FOPPSI/2015 Tentang Tata Tertib

Peserta Munas I FOPPSI.

4. Keputusan Musyawarah I FOPPSI Nomor : II/MUNAS/I/FOPPSI/2015

tentang Susunan dan Personalia Pengurus Pusat FOPPSI Masa Bakti

2015-2016

Memperhatikan : Saran dan pendapat yang berkembang dalam sidang-sidang Musyawarah

Nasional I FOPPSI.

M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL I FOPPSI TENTANG

PEMBUATAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH

TANGGA FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN

Page 3: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MUSYAWARAH I FOPPSI;

SELURUH INDONESIA (FOPPSI)

Pertama : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FOPPSI yang telah dibuat,

sebagaimana tercantum dalam lampiran yang menjadi bagian tidak

terpisahkan dengan keputusan ini.

Kedua : Menyatakan berlakunya Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga

FOPPSI yang dibuat tersebut di semua tingkat, dan jajaran organisasi

FOPPSI.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di

Pada tanggal

:

:

Jakarta

13 Oktober 2015

PENGURUS PUSAT

SELAKU PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL I FOPPSI

Ketua Umum

Basuki Rakhmad

Sekretrais Jendral

Gunawan

Page 4: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

LAMPIRAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH MUNAS I FOPPSI

Nomor

Tanggal

Tentang

:

:

:

III/MUNAS/I/FOPPSI/2015

13 Oktober 2015

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH

INDONESIA

ANGGARAN DASAR

PEMBUKAAN

Didorong oleh keinginan luhur untuk berperanserta secara aktif menegakkan,

mengamankan, mengisi dan melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 serta usaha mencerdaskan

kehidupan bangsa seperti terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945 dan mewujudkan peningkatan harkat, martabat, dan kesejahteraan Operator

Pendataan Pendidikan khususnya serta tenaga kependidikan pada umumnya, maka

perlu dibentuk suatu organisasi.

Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka pada 12 Oktober 2015

dalam Musyawarah Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia di Jakarta,

telah didirikan satu organisasi Operator Pendataan Pendidikan dengan nama

Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia disingkat FOPPSI

FOPPSI sebagai tempat terhimpunnya segenap Operator Pendataan Pendidikan

semua jenjang satuan pendidikan merupakan organisasi perjuangan, organisasi

profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang berdasarkan Pancasila, bersifat

unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis, secara aktif menjaga,

memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa

yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta

sejahtera lahir batin, dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun

internasional.

FOPPSI beserta seluruh anggotanya secara terus menerus akan berupaya

mewujudkan pengabdiannya melalui pembinaan profesi Operator Pendataan

Pendidikan, membina serta mengembangkan keahlian bagi pembangunan

Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan Pancasila

dan Undang Undang Dasar 1945.

FOPPSI sebagai organisasi perjuangan mengemban amanat cita-cita Proklamasi

17 Agustus 1945, menjamin, menjaga, dan mempertahankan keutuhan dan

kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan membudayakan nilai

nilai luhur Pancasila.

Operator Pendataan Pendidikan sebagai salah satu pilar pelaksana pembangunan

pendidikan dituntut memiliki integritas dan kemampuan profesional yang tinggi

agar mampu melaksanakan darma baktinya dalam mencerdaskan kehidupan

Page 5: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

bangsa. FOPPSI bertujuan dan berupaya membina, mempertahankan, dan

meningkatkan harkat dan martabat Operator Pendataan Pendidikan melalui

peningkatan kemampuan profesionalnya dan kesejahteraan Operator Pendataan

Pendidikan beserta keluarganya.

Atas dasar hal-hal tesebut di atas maka disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga sebagai berikut :

Page 6: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB I

NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Ayat 1

Organisasi ini bernama Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh

Indonesia disingkat FOPPSI.

Ayat 2

Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia didirikan pada 12

Oktober 2015 dalam Musyawarah Nasional di Jakarta untuk waktu yang tidak

ditentukan.

Ayat 3

Organisasi Tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Propinsi yang dekat

dengan Ibu Kota Negara Republik Indonesia atau Ibukota Negara Republik

Indonesia.

Ayat 4

Sekretariat : SD Alam Natur Islam, Jln. Raya Pondokgede Permai No. 11A

Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi 17424 Telepon : 085215032313

BAB II

YURIDIKSI, AZAS, CIRI, DAN SIFAT

Pasal 2

Ayat 1

Organisasi ini tunduk kepada hukum yang berlaku di INDONESIA.

Pasal 3

Ayat 1

Pancasila dan UUD ‘45.

Page 7: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 4

Ayat 1

FOPPSI adalah Organisasi Perjuangan, Organisasi Profesi dan Organisasi

Ketenagakerjaan

Pasal 5

Ayat 1

FOPPSI adalah organisasi yang bersifat :

a. Unitaristik tanpa memandang perbedaan Ijazah, Tempat Kerja, Kedudukan,

Agama, Suku, Golongan, Gender, Dan Asal-Usul.

b. Independen yang berlandaskan pada prinsip kemandirian organisasi dengan

mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak.

c. Non partai politik, bukan merupakan bagian dari dan tidak berafiliasi

kepada partai politik.

Ayat 2

FOPPSI memiliki dan melandasi kegiatannya pada semangat demokrasi,

kekeluargaan, keterbukaan dan tanggung jawab etika, moral serta hukum.

BAB III

VISI, MISI, DAN TUJUAN

Pasal 6

Ayat 1

Visi : Terwujudnya Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia yang

Profesional solid dan sejahtera dalam pelaksanaan administrasi pendidikan

berbasis imtek

Page 8: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 7

Ayat 1

Misi : Mewujudkan Cita-cita Proklamasi

FOPPSI bersama komponen bangsa yang lain berjuang, yaitu berusaha secara

konsisten mempertahankan dan mengisi kemerdekaan sesuai amanat Undang

Undang Dasar 1945.

Ayat 2

Mensukseskan Pembangunan Nasional

FOPPSI bersama komponen bangsa malaksanakan pembangunan bangsa

khususnya di bidang pendataan

Ayat 3

Memajukan Pendataan Nasional

FOPPSI selalu berusaha untuk terlaksananya Sistem Pendataan Nasional,

berusaha selalu memberikan masukan-masukan tentang pendataan kepada

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Ayat 4

Meningkatkan Profesionalisme Operator

FOPPSI berusaha dengan sungguh-sungguh agar operator menjadi profesional

sehingga pendataan pendidikan di Indonesia akurat dan terpercaya

Ayat 5

Meningkatkan Kesejahteraan Operator

Agar operator dapat profesional maka operator harus mendapatkan imbal jasa

yang baik, ada perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sehingga ada

rasa aman, ada pembinaan karir yang jelas. Operator harus sejahtera,

Porfesional, dan terlindungi.

Page 9: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 8

Ayat 1

FOPPSI bertujuan :

a. mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, Berdasarakan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945

b. berperan serta aktif mencapai tujuan Nasional dalam mencerdaskan bangsa

dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya

c. berperan serta dalam mengembangkan sisten dan pelaksanaan pendataan

pendidikan nasional

d. mempertinggi kesadaran dan sikap Operator Pendataan Pendidikan,

meningkatkan mutu dan kemampuan profesi Operator Pendataan

Pendidikan, dan

e. menjaga, memelihara, memperjuangkan, membela serta meningkatkan

harkat dan martabat Operator Pendataan Pendidikan melalui peningkatan

kesejahteraan, serta solidaritas anggota

BAB IV

KEDAULATAN

Pasal 9

Ayat 1

Kedaulatan organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya

oleh badan Musyawarah.

Page 10: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB V

LAMBANG

Pasal 10

Ayat 1

LAMBANG

Ayat 2

4 warna pembentuk lingkaran adalah bentuk lingkaran menunjukan makna

keterikatan (satu kesatuan) yang erat yang tidak bisa dilepas pisahkan, hijau

untuk satuan PAUDNI – DIKMAS, merah untuk Sekolah Dasar, biru untuk

Sekolah Menengah Pertama dan abu untuk Sekolah Menengah Atas/Kejuruan

Ayat 3

Warna merah putih pada tulisan FOPPSI melambangkan (mewakili) semangat

yang tertuang dalam arti bendera kebangsaan

Ayat 4

Tulisan “Data Tepat dan Akurat” adalah moto FOPPI

Page 11: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB VI

TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 11

Ayat 1

Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Ayat 2

Membela, mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila

Ayat 3

Mempertahankan dan melestarikan Negara Kesatuan RI

Ayat 4

Meningkatkan Integritas bangsa serta menjaga tetap terjamin dan

terpeliharanya keutuhan kesatuan dan persatuan bangsa

Ayat 5

Melaksanakan dan mengembangkan sistem Pendataan Nasional

Ayat 6

Membina dan bekerjasama dengan himpunan profesi dan keahlian sejenis

dibidang pendataan yang secara sukarela menyatakan diri bergabung dan atau

bermitra dengan FOPPSI

Ayat 7

Mempersatukan semua Operator Pendataan Pendidikan disemua jenis, jenjang

dan kesatuan pendidikan dan peran serta didalam pembanguna nasional

Ayat 8

Mengupayakan dan mengevaluasi terlaksananya sistem sertifikasi, dan lisensi

bagi pengukuhan kompetensi profesi Operator Pendataan Pendidikan

Page 12: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 9

Menegakkan dan melaksanakan kode etik dan ikrar Operator Pendataan

Pendidikan Indonesia sesuai dengan peraturan organisasi

Ayat 10

Mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan

organisasi yang bergerak dibidang pendidikan dan atau organisasi

kemasyarakatan umumnya dalam rangka peningkatan mutu Pendataan

Ayat 11

Menyelenggarakan dan membina anak lembaga FOPPSI

Ayat 12

Memelihara dan mempertinggi kesadaran Operator Pendataan Pendidikan

akan profesinya untuk, meningkatkan mutu keahlian, kemampuam,

pengabdian prestasi dan kerjasama

Ayat 13

Membina usaha kesejahteraan Operator Pendataan Pendidikan dalam arti yang

luas dan membantu serta memperjuangkan hak-hak anggota dalam bidang

ketenagakerjaan

Ayat 14

Melaksanakan prinsip dan pendekatan ketenagakerjaan dalam upaya

meningkatkan harkat dan martabat Operator Pendataan Pendidikan melalui

peningkatan kesejahteraan anggota

Ayat 15

Memperkuat kedudukan, wibawa, dan martabat Operator Pendataan

Pendidikan serta kesetiakawan organisasi

Ayat 16

Membina dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi Operator

Pendataan Pendidikan luar negeri dengan mengutamakan kepentingan nasional

Page 13: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 17

Melakukan pengawasan sosial dan fungsional atas pelaksanaan Sistem

Pendataan Nasional.

BAB VII

KODE ETIK DAN IKRAR OPERATOR PENDATAAN INDONESIA

Pasal 12

Ayat 1

FOPPSI memiliki dan melaksanakan Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan

Indonesia.

Ayat 2

Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan Indonesia tersebut dalam ayat (1)

pasal ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan tersendiri.

BAB VIII

ATRIBUT

Pasal 13

Ayat 1

FOPPSI memiliki atribut organisasi yang terdiri dari Lambang, Panji, Pakaian

Seragam, Hymne, dan Mars FOPPSI.

Ayat 2

Atribut organisasi tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur dalam ketentuan

tersendiri

BAB IX

KEANGGOTAAN, KEWAJIBAN, DAN HAK

Pasal 14

Ayat 1

Yang dapat diterima menjadi anggota FOPPSI adalah warga negara Republik

Indonesia, yang dengan sukarela mengajukan permohonan menjadi anggota

serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Page 14: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Keanggotaan berakhir atas permintaan sendiri, karena diberhentikan, atau

karena meninggal dunia.

Pasal 15

Ayat 1

Setiap anggota berkewajiban :

a. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi serta Kode Etik dan Ikrar

Operator Pendataan Indonesia.

b. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan dan

disiplin organisasi.

c. Melaksanakan program organisasi secara aktif

Ayat 2

Tatacara melaksanakan kewajiban anggota diatur dalam Anggaran Rumah

Tangga.

Pasal 16

Ayat 1

Setiap anggota mempunyai :

a. hak bicara;

b. hak suara;

c. hak memilih;

d. hak dipilih;

e. hak membela diri;

f. hak untuk memperjuangkan peningkatan harkat dan martabatnya.

g. hak memperoleh pembelaan dan perlindungan hukum.

Ayat 2

Tatacara penggunaan dan pelaksanaan hak anggota diatur dalam Anggaran

Rumah Tangga.

Page 15: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB X

SUSUNAN DAN PERANGKAT

KELENGKAPAN ORGANISASI

Pasal 17

Ayat 1

FOPPSI memiliki tata urutan/tingkat organisasi dengan susunan sebagai

berikut :

a. Tingkat Nasional

b. Tingkat Provinsi.

c. Tingkat Kabupaten/Kota.

d. Tingkat Cabang/Cabang khusus.

e. Tingkat Ranting.

Pasal 18

Ayat 1

Organisasi Tingkat Nasional meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia

Pasal 19

Ayat 1

Organisasi Tingkat Provinsi meliputi Wilayah satu Provinsi.

Pasal 20

Ayat 1

Organisasi Tingkat Kabupaten/Kota meliputi wilayah satu Kabupaten/Kota

Page 16: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 21

Ayat 1

FOPPSI Cabang/Cabang Khusus terdiri dari :

a. Cabang yang meliputi wilayah satu Kecamatan.

b. Cabang Khusus yang meliputi satu unit kerja tertentu, baik di dalam

maupun di luar negeri.

Pasal 22

Ayat 1

Organisasi Tingkat Ranting meliputi wilayah satu desa/kelurahan atau satu unit

kerja/satuan pendidikan/gugus sekolah.

Pasal 23

Ayat 1

Perangkat Kelengkapan Organisasi FOPPSI terdiri dari :

a. Badan Pimpinan Organisasi,

b. Anak Lembaga dan Badan khusus,

c. Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis,

d. Badan Penasihat,

e. Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan

Pendidikan Seluruh Indonesia..

BAB XI

BADAN PIMPINAN ORGANISASI

Pasal 24

Ayat 1

Badan pimpinan organisasi terdiri dari :

a. Pengurus Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat FOPPSI.

b. Pengurus Tingkat Provinsi disebut Pengurus FOPPSI Provinsi.

c. Pengurus Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota.

d. Pengurus Tingkat Cabang/Cabang Khusus disebut Pengurus FOPPSI

Cabang/Cabang Khusus.

Page 17: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

e. Pengurus Tingkat Ranting disebut Pengurus FOPPSI Ranting.

Pasal 25

Ayat 1

Susunan, proses pencalonan, dan pemilihan Pengurus Pusat FOPPSI, Pengurus

FOPPSI Provinsi, Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota, Pengurus FOPPSI

Cabang/Cabang Khusus, dan Pengurus Ranting ditetapkan dalam Anggaran

Rumah Tangga.

Ayat 2

Masa Bakti kepengurusan Badan Pimpinan Organisasi ditetapkan 5 (lima)

tahun.

Pasal 26

Ayat 1

Badan Pimpinan Organisasi bertugas melaksanakan program dan kegiatan

organisasi.

Ayat 2

Badan Pimpinan Organisasi sesuai dengan tingkatannya masing-masing

berwenang menetapkan kebijakan organisasi untuk memperlancar pelaksanaan

tugas organisasi serta bertindak ke dalam dan ke luar atas nama organisasi.

Ayat 3

Badan Pengurus Organisasi sesuai dengan tingkatannya masing-masing

berkewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban pada forum organisasi

tertinggi pada tingkatan masing-masing.

Pasal 27

Ayat 1

Sebelum memulai tugasnya, seluruh anggota Badan Pimpinan Organisasi

disahkan dan dilantik oleh Badan Pimpinan Organisasi setingkat lebih tinggi

kecuali seluruh anggota Badan Pimpinan Organisasi Tingkat Nasional yang

mengucapkan janji dihadapan Munas.

Page 18: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Tatacara pelaksanaan pelantikan, pengucapan janji, dan pengesahan Badan

Pimpinan Organisasi tersebut dalam ayat (1) pasal ini diatur dalam Anggaran

Rumah Tangga.

BAB XII

ANAK LEMBAGA DAN BADAN KHUSUS

Pasal 28

Ayat 1

Untuk mengelola bidang dan/atau tugas tertentu dalam upaya mencapai tujuan

organisasi yang bersifat tetap dan jangka panjang dibentuk Anak Lembaga

FOPPSI.

Ayat 2

Jenis, susunan, dan tugas anak lembaga Tingkat Nasional dan pengurusnya

ditetapkan oleh Pengurus Pusat FOPPSI.

Ayat 3

Anak Lembaga FOPPSI dikoordinasikan oleh Badan Pimpinan Organisasi

sesuai tingkatannya masing-masing.

Ayat 4

Masa bakti kepengurusan Anak Lembaga FOPPSI ditetapkan sama dengan

masa bakti Badan Pimpinan Organisasi sesuai tingkatannya.

Ayat 5

Ketentuan mengenai tugas, fungsi dan kegiatan anak lembaga serta susunan

dan tata kerjanya diatur dalam peraturan tersendiri.

Ayat 6

Semua anak lembaga harus tunduk kepada semua peraturan dan keputusan-

keputusan FOPPSI sebagai induk organisasinya.

Page 19: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 29

Ayat 1

Untuk melaksanakan program tertentu dan dalam jangka waktu tertentu yang

ditetapkan Forum Organisasi baik sebagai upaya mencapai sasaran program

organisasi maupun dalam upaya bekerjasama dengan pihak lain, Badan

Pimpinan Organisasi di semua tingkatan dapat membentuk Badan Khusus.

Ayat 2

Badan khusus bertanggungjawab kepada Badan Pimpinan Organisasi yang

membentuknya.

Ayat 3

Ketentuan mengenai tugas, fungsi, dan susunan serta tata kelola Badan Khusus

diatur dalam peraturan tersendiri.

Ayat 4

Badan Khusus yang dibentuk oleh FOPPSI harus tunduk kepada semua

peraturan dan keputusan-keputusan FOPPSI sebagi induk organisasinya

BAB XIII

HIMPUNAN PROFESI DAN

KEAHLIAN SEJENIS

Pasal 30

Ayat 1

Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis di lingkungan

pendataan yang secara sukarela menyatakan bergabung dan/atau berafiliasi

dengan FOPPSI merupakan salah satu Badan Kelengkapan Organisasi

FOPPSI.

Ayat 2

Hak, kewajiban, dan mekanisme hubungan kerja antara FOPPSI dengan

Himpunan/Ikatan/AsosiasiProfesi dan Keahlian Sejenis seperti tersebut dalam

ayat (1) pasal ini diatur dalam peraturan tersendiri.

Page 20: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB XIV

FORUM ORGANISASI

Pasal 31

Ayat 1

Jenis Forum Organisasi :

a. Musyawarah Nasional

b. Musyawarah Nasional Luar Biasa

c. Musyawarah Kerja Nasional (MUSKERNAS)

d. Musyawarah FOPPSI Provinsi (MUSPROV)

e. Musyawarah FOPPSI Provinsi Luar Biasa (MUSPROVLUB)

f. Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi (MUSKERPROV)

g. Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota (MUSKAB/KONKOT)

h. Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota Luar Biasa (MUSKABLUB/

MUSKOTLUB)

i. Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota (MUSKERKAB/

MUSKERKOT)

j. Musyawarah Cabang/Cabang Khusus (MUSCAB/MUSCABSUS)

k. Musyawarah FOPPSI Cabang/Cabang Khusus Luar Biasa

(MUSCABLUB/MUSCABSUSLUB)

l. Musyawarah Kerja FOPPSI Cabang/Cabang Khusus

(MUSKERCAB/MUSKERCABSUS )

m. Rapat Anggota FOPPSI Ranting (RAPRAN)

n. Rapat Pengurus dan Pertemuan lain

BAB XV

BADAN PENASIHAT

Pasal 32

Ayat 1

Badan Pimpinan Organisasi Tingkat Nasional sampai Ranting dibantu oleh

sebuah Badan Penasihat yang diangkat, disahkan dan berhenti bersama-sama

dengan pengurus Badan Pimpinan Organisasi yang bersangkutan oleh forum

organisasi yang memilihnya.

Page 21: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Badan Penasihat bertugas memberikan nasihat, pertimbangan, dan saran

kepada Badan Pimpinan Organisasi baik diminta maupun tidak.

Ayat 3

Badan Penasihat terdiri dari unsur tokoh-tokoh, pendidikan, kebudayaan,

masyarakat, dan para ahli dibidangnya.

Ayat 4

Masa bakti kepengurusan Badan Penasehat ditetapkan sama dengan masa bakti

kepengurusan Badan Pimpinan Organisasi sesuai tingkatannya.

Ayat 5

Ketentuan mengenai susunan, uraian tugas, fungsi dan cara kerja Badan

Penasihat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB XVI

DEWAN KEHORMATAN ORGANISASI

DAN KODE ETIK PROFESI OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN

SELURUH INDONESIA

Pasal 33

Ayat 1

Terkecuali untuk organisasi tingkat cabang dan ranting, Badan Pimpinan

Organisasi dapat membentuk Dewan Kehormatan Organisasi yang terdiri dari

unsur Badan Penasehat, unsur Badan Pimpinan Organisasi, unsur

Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis dan unsur keahlian

sesuai keperluan.

Ayat 2

Dewan Kehormatan Organisasi bertugas memberikan saran, pendapat, dan

pertimbangan tentang pelaksanaan, penegakan, dan pelanggaran disiplin

organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Indonesia.

Page 22: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB XVII

PERBENDAHARAAN

Pasal 34

Ayat 1

Sumber keuangan diperoleh dari :

a. Uang pangkal,

b. Urang Iuran,

c. Sumbangan tetap para donatur,

d. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat,

e. Usaha-usaha lain yang sah.

Ayat 2

Kekayaan Organisasi dibukukan dan diinventarisasikan sebaik-baiknya.

Ayat 3

Ketentuan mengenai tata cara pengelolaan keuangan dan kekayaan organisasi

diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XVIII

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 35

Ayat 1

Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah wewenang

Badan Musyawarah.

Ayat 2

Musyawarah yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini, sah apabila dihadiri lebih

dari ½ (satu perdua) jumlah Kabupaten/Kota yang mewakili lebih dari ½ (satu

perdua) jumlah suara.

Ayat 3

Perubahan AD/ART harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2∕3 (dua pertiga)

dari jumlah suara yang hadir.

Page 23: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB XIX

PEMBUBARAN

Pasal 36

Ayat 1

Pembubaran organisasi diputuskan oleh Munas yang diadakan khusus untuk

keperluan itu.

Ayat 2

Munas yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini, sah apabila dihadiri sekurang-

kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota yang

mewakili lebih dari 2/3 (dua pertiga) jumlah suara.

Ayat 3

Pembubaran wajib disetujui sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah suara

yang hadir.

Ayat 4

Apabila Munas memutuskan pembubaran, maka dalam keputusan tersebut

ditentukan pedoman dan tata kerja organisasi dalam keadaan likuidasi.

BAB XX

U S A H A

Pasal 37

Ayat 1

Untuk mencapai maksud dan tujuannya, organisasi ini akan lebih menggiatkan

anggotanya untuk dapat bersosialisasi. Mengadakan aktifitas / kegiatan yang

bertujuan menggali potensi organisasi dari potensi anggota sendiri.

Page 24: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB XXI

ATURAN PERALIHAN DAN PENUTUP

Pasal 38

Ayat 1

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 39

Ayat 1

Apabila kemudian hari terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam Anggaran

Dasar ini, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya oleh Musyawarah

Anggota.

Pasal 40

Ayat 1

Anggaran Dasar ini dibuat dan dirumuskan oleh Tim Perumus

Pasal 41

Ayat 1

Anggaran Dasar ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Di tetapakan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 Oktober 2015

Pengurus Pusat FOPPSI

Selaku

Pimpinan Munas I FOPPSI

Ketua Umum Sekretaris Jenderal

BASUKI RAKHMAD H. GUNAWAN, S.Pd

Page 25: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

ANGGARAN RUMAH TANGGA

FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN

SELURUH INDONESIA

BAB I

KODE ETIK PROFESI OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN

SELURUH INDONESIA

DAN

IKRAR OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH

INDONESIA

Pasal 1

Ayat 1

Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

merupakan etika jabatan Operator Pendataan Pendidikan yang menjadi

landasan moral dan pedoman tingkah laku profesi yang dijunjung tinggi,

diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota Operator Pendataan Pendidikan

Seluruh Indonesia.

Ayat 3

Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia merupakan penegasan

kebulatan tekad anggota FOPPSI dalam penghayatan dan pengamalan Kode

Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia.

Ayat 4

Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

tercantum dalam naskah tersendiri.

Page 26: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 5

Setiap anggota FOPPSI wajib memahami, menghayati, mengamalkan dan

menjunjung tinggi Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh

Indonesia dan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia.

Ayat 6

Tata cara penggunaan dan pengucapan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan

Seluruh Indonesia diatur lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri.

BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 2

JENIS-JENIS ANGGOTA

Ayat 1

Anggota Inti adalah Anggota yang aktif dan PERNAH Aktif dalam setiap

kegiatan / aktifitas Organisasi dan tercatat sebagai anggota yang dibuktikan

dengan adanya Nomor Induk Anggota (NIA) pada Kartu Tanda Anggota

(KTA).

Ayat 2

Anggota Simpatisan adalah Anggota yang bersimpati dan menjadi penyokong

dari setiap kegiatan

Ayat 3

Anggota Kehormatan adalah orang yang dianggap berjasa terhadap organisasi

atau tokoh-tokoh yang di anggap penting dalam perkembangan Organisasi

yang selanjutnya disebut sebagai Dewan Penasehat / Kehormatan.

Pasal 3

PERSYARATAN KEANGGOTAAN

Ayat 1

Untuk dapat menjadi Anggota Inti atau Anggota Simpatisan, harus mengisi

formulir permohonan untuk menjadi anggota.

Page 27: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Untuk dapat menjadi Anggota Inti dan Simpatisan harus memiliki Kartu Tanda

Anggota (KTA) yang didalamnya terdapat Nomor Induk Anggota ( NIA ) yang

dijelaskan di Ayat 1

Ayat 4

Untuk dapat menjadi Anggota Kehormatan, harus diusulkan oleh Pengurus

pada Musyawarah Anggota dan di putuskan oleh Musyawarah Anggota

melalui Surat Keputusan Pengangkatan.

Ayat 5

Anggota Inti atau Anggota Simpatisan atau Anggota Kehormatan harus

menerima, tunduk dan patuh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Organisasi.

Pasal 4

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

HAK – HAK ANGGOTA

Ayat 1

Anggota Inti, Anggota Simpatisan, serta Anggota Kehormatan berhak

memberikan saran dan pendapat.

Ayat 2

Anggota Inti dan Simpatisan berhak di pilih dan memilih dalam Kepengurusan

Organisasi maupun acara-acara yang di selenggarakan oleh organisasi.

Ayat 3

Anggota Inti dan Simpatisan, serta Anggota Kehormatan berhak menggunakan

fasilitas organisasi, serta mendapatkan pelayanan yang disediakan oleh

Organisasi.

Page 28: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 4

Anggota biasa memiliki :

a. Hak Pilih, yaitu hak untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus

organisasi,

b. Hak Suara, yaitu hak untuk memberikan suaranya pada waktu pemungutan

suara,

c. Hak Bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat baik secara lisan

maupun tertulis,

d. Hak Membela Diri, yaitu hak untuk menyampaikan pembelaan diri atas

tindakan disiplin organisasi yang dijatuhkan kepadanya atau atas

pembatasan hak-hak keanggotaannya, dan

e. Hak memperoleh kesejahteraan, pembelaan dan perlindungan hukum dalam

melaksanakan tugasnya.

Ayat 2

Anggota luar biasa memiliki hak bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan

pendapat baik lisan maupun tertulis.

Ayat 3

Anggota kehormatan memiliki hak bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan

pendapat baik secara lisan maupun tertulis

Pasal 5

Disiplin Organisasi

Ayat 1

Tindakan disiplin dapat dikenakan kepada anggota yang :

a. Dianggap telah melanggar Kode Etik Profesi Operator Pendataan

Pendidikan Seluruh Indonesia, Ikrar Operator Pendataan Pendidikan

Seluruh Indonesia, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, serta disiplin

organisasi.

b. Tidak membayar uang iuran selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dengan

tidak ada alasan yang dapat dibenarkan oleh organisasi.

Page 29: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Tindakan disiplin berupa :

a. Peringatan lisan atau tertulis,

b. Pemberhentian/pembebasan selaku pengurus organisasi,

c. Pemberhentian/pembebasan sementara sebagai anggota, dan

d. Pemberhentian.

Ayat 3

Pemberhentian/pembebasan sementara :

a. Sebagai anggota biasa/luar biasa dilakukan oleh Pengurus FOPPSI

Cabang/Cabang Khusus atau Pengurus FOPPSI yang mengurus

keanggotaannya.

b. Selaku anggota pengurus organisasi dilakukan oleh rapat pleno pengurus

organisasi yang bersangkutan dan dipertanggungjawabkan pada forum

organisasi yang setingkat

c. Sebagai anggota Pengurus Pusat FOPPSI dapat dilakukan oleh keputusan

rapat pleno Pengurus Pusat FOPPSI yang dipertanggungjawabkan kepada

Musyawarah Kerja Nasional.

d. Sebagai anggota FOPPSI berlaku paling lama 6 (enam) bulan dan sesudah

jangka waktu tersebut wajib ditentukan apakah pemberhentian sementara itu

dicabut atau dilanjutkan dengan pemberhentian tetap.

e. Sebagai anggota pengurus berlaku selama-lamanya 1 (satu) tahun dan

sesudah jangka waktu tersebut wajib ditentukan apakah pemberhentian

sementara itu dicabut atau dilanjutkan dengan pemberhentian tetap.

Ayat 4

Sebelum suatu tindakan disiplin dilakukan, pengurus organisasi yang

mempunyai wewenang untuk menegakkan tindakan disiplin wajib mengadakan

penyelidikan yang seksama.

Ayat 5

Sebelum suatu tindakan disiplin dilakukan, anggota yang dianggap bersalah

diberi kesempatan membela diri dengan cukup disertai pembuktian yang sah.

Page 30: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 6

Semua anggota yang terkena tindakan disiplin organisasi mempunyai hak

banding kepada instansi organisasi yang lebih tinggi sampai ke tingkat

Musyawarah.

BAB III

ORGANISASI TINGKAT NASIONAL

Pasal 6

Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi

Ayat 1

Organisasi Tingkat Nasional merupakan institusi tertinggi organisasi yang

meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia termasuk sekolah-sekolah

Indonesia di luar negeri yang memiliki keanggotaan FOPPSI.

Ayat 2

Musyawarah merupakan pemegang kedaulatan tertinggi organisasi.

Ayat 3

Organisasi Tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Propinsi yang dekat

dengan Ibu Kota Negara Republik Indonesia atau Ibukota Negara Republik

Indonesia.

Ayat 4

Perangkat Kelengkapan Organisasi tingkat nasional terdiri dari :

a. Pengurus Pusat.

b. Anak Lembaga dan Badan Khusus Tingkat Nasional.

c. Himpunan/Ikatan/AsosiasiProfesi dan Keahlian

d. Sejenis Tingkat Nasional.

e. Musyawarah, Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah pusat, dan Forum

organisasi lainnya Tingkat Nasional.

f. Badan Penasehat Tingkat Nasional.

g. Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan

Pendidikan Seluruh Indonesia

Page 31: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB IV

ORGANISASI TINGKAT PROVINSI

Pasal 7

Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi

Ayat 1

Organisasi FOPPSI Provinsi meliputi wilayah satu provinsi.

Ayat 2

Dalam wilayah satu provinsi tidak boleh didirikan organisasi FOPPSI provinsi

yang lain yang mempunyai batas wilayah yang sama.

Ayat 3

Jika wilayah satu Provinsi berkembang menjadi lebih dari satu provinsi yang

sederajat, dapat didirikan organisasi FOPPSI Provinsi yang baru dengan tata

cara sebagai berikut

a. Pengurus FOPPSI Provinsi induk mengadakan Musyawarah Khusus.

b. Musyawarah Khusus menetapkan Pengurus FOPPSI Provinsi baru sebagai

penanggung jawab organisasi di provinsi tersebut.

c. Ketentuan tentang tata cara, wewenang dan tanggung jawab

penyelenggaraan Musyawarah provinsi berlaku pula bagi penyelenggaraan

Musyawarah Khusus..

Ayat 4

Perangkat Kelengkapan Organisasi FOPPSI Provinsi terdiri dari :

a. Pengurus FOPPSI Provinsi.

b. Anak Lembaga dan Badan Khusus Provinsi.

c. Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan KeahlianSejenis Provinsi.

d. Musyawarah FOPPSI Provinsi, Musyawarah Luar Biasa Provinsi,

Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi, dan forum organisasi lainnya.

e. Badan Penasihat FOPPSI Provinsi.

f. Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan

Pendidikan Seluruh Indonesia.

Page 32: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 8

Pengesahan dan Penolakan Organisasi FOPPSI Provinsi

Pengesahan Organisasi FOPPSI Provinsi

Ayat 1

Pengesahan Organisasi FOPPSI Provinsi yang baru dilakukan oleh Pengurus

Pusat.

a. Untuk memperoleh pengesahan sebagai Organisasi FOPPSI Provinsi,

Pengurus FOPPSI Provinsi induk mengajukan Surat Permintaan Pengesahan

kepada Pengurus Pusat dengan menjelaskan :

Nama calon Organisasi FOPPSI Provinsi.

Susunan Pengurus FOPPSI Provinsi pertama kali.

Alamat Pengurus/Kantor Organisasi FOPPSI Provinsi.

Laporan/berita acara tentang pembentukan Organisasi FOPPSI Provinsi

yang bersangkutan.

Keadaan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota/dan Organisasi FOPPSI

Cabang/Cabang Khusus di bawahnya

b. Organisasi FOPPSI Provinsi dianggap sah apabila sudah menerima “Surat

Pengesahan” dari Pengurus Pusat.

c. Pengesahan diberikan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Pembentukannya telah sesuai dengan syarat-syarat/prosedur yang telah

ditetapkan

Dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 7 ayat 1, 2, 3 dan 4.

Calon Organisasi FOPPSI Provinsi telah menyelesaikan administrasi

organisasi.

Memperlihatkan kegiatan organisasi.

Ayat 2

Penolakan pengesahan Organisasi FOPPSI Provinsi

a. Penolakan pengesahan Organisasi FOPPSI Provinsi dilakukan oleh

Pengurus Pusat FOPPSI dengan pemberitahuan melalui surat penolakan

kepada yang berkepentingan dengan menjelaskan alasannya.

Page 33: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

b. Calon Organisasi FOPPSI Provinsi yang ditolak permintaan

pengesahannya dapat mengajukan permasalahannya kepada Musyawarah

Kerja Nasional tahun berikutnya yang wajib diagendakan secara khusus

oleh Pengurus Pusat.

Pasal 9

Pembekuan, Pencairan, dan Pembubaran Organisasi FOPPSI Provinsi

Ayat 1

Pembekuan Organisasi FOPPSI Provinsi berarti :

a. Menonaktifkan seluruh kepengurusan Organisasi FOPPSI Provinsi dan

mencabut seluruh hak-haknya untuk mengadakan ikatan- ikatan atas nama

FOPPSI.

b. Pembekuan, dan pencairan kembali Organisasi FOPPSI Provinsi dilakukan

oleh Pengurus Pusat yang kemudian memberikan pertanggungjawabannya

kepada Musyawarah Kerja Nasional dengan mempertimbangkan usul dan

saran Pengurus FOPPSI Provinsi yang bersangkutan.

c. Pembekuan dilakukan karena pengurus:

Melanggar Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh

Indonesia.

Melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan

organisasi lainnya, dan

Tidak memperlihatkan kehidupan/kegiatan organisasi.

a. Pembekuan wajib didahului dengan peringatan tertulis oleh Pengurus Pusat

sekurang-kurangnya tiga kali berturut-turut.

b. Sesudah Organisasi Provinsi dibekukan, segala kegiatan organisasi yang ada

didaerahnya diurus langsung oleh Pengurus Pusat dan segala urusan

Organisasi FOPPSI Provinsi menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat.

Ayat 2

Pencairan Organisasi FOPPSI Provinsi

a. Pengurus Pusat wajib mengidupkan kembali Organisasi FOPPSI Provinsi

antara lain dengan menyelenggarakan Musyawarah FOPPSI Provinsi,

selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah dibekukan.

Page 34: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

b. Pengurus Pusat dapat mencairkan kembali suatu Organisasi FOPPSI

Provinsi yang dibekukan kalau Organisasi FOPPSI Provinsi tersebut telah

dapat melakukan tugasnya secara wajar.

Ayat 3

Pembubaran Organisasi FOPPSI Provinsi:

a. Organisasi FOPPSI dibubarkan oleh Musyawarah Kerja Nasional jika 12

(dua belas) bulan sesudah dibekukan dan setelah berbagai upaya

menghidupkan kembali tidak juga berhasil.

b. Sesudah Organisasi FOPPSI Provinsi dibubarkan, Organisasi FOPPSI

Kabupaten/Kota dan organisasi dibawahnya yang tetap memenuhi syarat

diurus langsung oleh Pengurus Pusat.

c. Kekayaan Organisasi FOPPSI Provinsi, utang-piutang dan urusan lain-lain

dari Organisasi FOPPSI Provinsi yang dibubarkan menjadi tanggungjawab

Pengurus Pusat

d. Pembubaran serta pengalihan segala kekayaan Organisasi FOPPSI Provinsi

oleh Pengurus Pusat wajib diumumkan melalui media massa baik cetak

maupun elektronik setempat.

BAB V

ORGANISASI FOPPSI KABUPATEN/KOTA

Pasal 10

Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan

Ayat 1

Wilayah Organisasi FOPPSI Tingkat Kabupaten/Kota dapat meliputi :

a. Satu Kabupaten, dan/atau

b. Satu Kota

Ayat 2

Dalam wilayah satu Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota tidak boleh didirikan

Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota lain yang mempunyai batas wilayah yang

sama.

Page 35: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 3

Jika wilayah satu Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota berkembang menjadi

lebih dari satu Kabupaten/Kota yang sederajat, dapat didirikan Organisasi

FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru dengan tatacara sebagai berikut :

a. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota mengadakan Musyawarah FOPPSI

Kabupaten/Kota khusus untuk menetapkan pembentukan Organisasi

FOPPSI Kabupaten/Kota baru.

b. Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota tersebut menetapkan Pengurus

FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru sebagai penangungjawab organisasi di

daerah baru tersebut.

c. Ketentuan tentang tata cara, wewenang dan tanggung jawab

penyelenggaraan Musyawarah FOPPSI berlaku pula bagi penyelenggara

Musyawarah tersebut.

Ayat 4

Perangkat Kelengkapan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota terdiri dari :

a. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.

b. Anak Lembaga dan Badan Khusus

c. Kabupaten/Kota.

d. Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis Kabupaten/Kota.

e. Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota, Musyawarah Luar Biasa FOPPSI

Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota dan forum

organisasi lainnya.

f. Badan Penasihat FOPPSI Kabupaten/Kota.

g. Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan

Pendidikan Seluruh Indonesia.

Page 36: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 11

Pengesahan dan Penolakan

Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota

Ayat 1

Pengesahan organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru dilakukan oleh

Pengurus Pusat dengan mempertimbangkan usul dan saran Pengurus FOPPSI

Provinsi yang bersangkutan.

Ayat 2

Untuk memperoleh pengesahan sebagai Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota,

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota mengajukan Surat Permintaan Pengesahan

kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus FOPPSI Provinsi dengan

menjelaskan :

a. Nama Calon Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota.

b. Susunan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota pertama kali.

c. Alamat Pengurus/Kantor Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota.

d. Laporan/Berita Acara tentang pembentukan Organisasi FOPPSI

Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

e. Keadaan Organisasi Cabang/Cabang Khusus dibawahnya.

Ayat 3

Organisasi FOPPSI Kabupaten/kota dianggap sah apabila sudah menerima

surat pengesahan dari Pengurus Pusat.

Ayat 4

Pengesahan diberikan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Pembentukannya telah sesuai dengan syarat dan prosedur yang ditetapkan

dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 10 ayat 1, 2 dan 3

b. Calon Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota telah menyelesaikan

administrasi organisasi.

c. Memperlihatkan kegiatan organisasi.

d. Usul dan saran Pengurus FOPPSI Provinsi yang bersangkutan.

Page 37: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 5

Penolakan pengesahan Organisasi Kabupaten/Kota dilakukan oleh Pengurus

Pusat dengan mempertimbangkan usul dan saran Pengurus FOPPSI Provinsi

yang bersangkutan yang diberitahukan dengan surat penolakan kepada yang

berkepentingan dengan menjelaskan alasannya.

Ayat 6

Calon Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota yang ditolak permintaan

pengesahannya dapat mengajukan permasalahannya kepada Musyawarah Kerja

Nasional tahun berikutnya yang wajib diagendakan secara khusus oleh

Pengurus Pusat.

Pasal 12

Pembekuan, Pencairan, dan Pembubaran

Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota

Ayat 1

Pembekuan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota

a. Pembekuan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota berarti menonaktifkan

seluruh kepengurusan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota dan

b. mencabut seluruh hak-haknya untuk mengadakan ikatan ikatan atas nama

FOPPSI.

c. Pembekuan dilakukan karena Pengurus :

Melanggar Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh

Indonesia.

Melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan

organisasi lainnya, dan

Tidak memperlihatkan kehidupan/kegiatan organisasi.

d. Pembekuan wajib didahului dengan peringatan tertulis oleh Pengurus Pusat

sekurang-kurangnya tiga kali berturut-turut.

e. Sesudah Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota dibekukan, segala kegiatan

organisasi dan segala urusan yang ada didaerahnya diurus langsung oleh

Pengurus Pusat dan menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat.

Page 38: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

f. Pengurusan kegiatan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota yang dibekukan

tersebut dalam ayat (1) butir d pasal ini dapat didelegasikan kepada

Pengurus FOPPSI Provinsi yang berangkutan.

g. Pembekuan dan pencarian kembali Organisasi FOPPSI Kabupaten/kota

dapat dilakukan oleh Pengurus Pusat dengan mempertimbangkan usul dan

saran Pengurus FOPPSI Provinsi yang bersangkutan kemudian wajib

mempertanggungjawabkannya kepada Musyawarah Kerja Nasional.

Ayat 2

Pencairan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota

a. Pengurus Pusat wajib menghidupkan kembali Organisasi FOPPSI

Kabupaten/kota antara lain dengan menyelenggarakan Musyawarah FOPPSI

Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sesudah pembekuan.

b. Pengurus Pusat dapat mencairkan kembali suatu Organisasi FOPPSI

Kabupaten/Kota yang dibekukan kalau Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota

tersebut telah dapat melakukan tugasnya secara wajar dengan

mempertimbangkan usul dan saran Pengurus FOPPSI Provinsi

Ayat 3

Pembubaran Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota

a. Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota dapat dibubarkan oleh Musyawarah

Kerja Nasional jika 12 (dua belas) bulan sesudah dibekukan dan setelah

berbagai upaya untuk menghidupkan kembali tidak juga berhasil

b. Sesudah Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota dibubarkan, Organisasi

Cabang/Cabang Khusus yang tetap memenuhi syarat diurus langsung oleh

Pengurus Pusat yang pelaksanaannya dapat didelegasikan kepada Pengurus

FOPPSI Provinsi yang bersangkutan atau kepada Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota yang berdekatan.

c. Kekayaan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota, utang-piutang, dan urusan

lain-lain dari Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota yang dibubarkan menjadi

tanggung jawab Pengurus Pusat yang pelaksanaannya dapat didelegasikan

kepada Pengurus FOPPSI Provinsi yang bersangkutan.

Page 39: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

d. Pembubaran serta pengalihan segala kekayaan Organisasi FOPPSI

Kabupaten kota oleh Pengurus Pusat wajib diumumkan melalui media

massa baik cetak maupun elektronik setempat.

BAB VI

ORGANISASI FOPPSI CABANG/CABANG KHUSUS

Pasal 13

Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi

Ayat 1

Wilayah Organisasi Cabang meliputi wilayah satu kecamatan.

Ayat 2

Wilayah Organisasi Cabang Khusus dapat meliputi satu unit kerja tingkat

nasional atau tingkat provinsi, atau tingkat Kabupaten/Kota atau satu unit kerja

perguruan tinggi.

Ayat 3

Perangkat Kelengkapan Organisasi Cabang/Cabang Khusus terdiri dari :

a. Pengurus Cabang/Cabang Khusus.

b. Anak Lembaga dan Badan Khusus Cabang/Cabang Khusus.

c. Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis Cabang/Cabang

Khusus.

d. Musyawarah Cabang/Cabang Khusus, Musyawarah Cabang/Cabang Khusus

Luar Biasa, Musyawarah Kerja Cabang/Cabang Khusus, dan forum

organisasi lainnya.

e. Badan Penasihat Cabang/Cabang Khusus.

Page 40: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 14

Pengesahan dan Penolakan

Organisasi Cabang/Cabang Khusus

Ayat 1

Anggaran Rumah Tangga pasal 8 dan 11 berlaku pula bagi pengesahan dan

penolakan permintaan pembentukan Cabang/Cabang Khusus, dengan

ketentuan bahwa yang berhak memberikan atau menolak permintaan

pengesahan Cabang/Cabang Khusus adalah Pengurus FOPPSI Provinsi dengan

mempertimbangkan usul dan pendapat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

yang bersangkutan

Pasal 15

Pembekuan, Pencairan, dan Pembubaran

Cabang/Cabang Khusus

Ayat 1

Anggaran Rumah Tangga pasal 9 dan 12 berlaku pula bagi pembekuan,

pencairan dan pembubaran Cabang/Cabang Khusus, dengan ketentuan bahwa

yang berhak menetapkan pembekuan, pencairan, dan pembubaran adalah

Pengurs FOPPSI Provinsi dengan memperhatikan usul dan pendapat Pengurus

FOPPSI Kabupaten/Kota yang bersangkutan

BAB VII

ORGANISASI FOPPSI RANTING

Pasal 16

Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi

Ayat 1

Wilayah Organisasi Ranting dapat meliputi Satu kelurahan/desa, atau Satu unit

kerja tingkat kecamatan /satu satuan pendidikan/gugus sekolah.

Ayat 2

Dalam wilayah satu Organisasi Ranting tidak boleh didirikan Organisasi

Ranting yang lain yang mempunyai batas wilayah yang sama.

Page 41: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 3

Jika wilayah satu Organisasi Ranting berkembang menjadi lebih dari satu

kelurahan/desa atau terdapat satuan pendidikan atau gugus sekolah baru yang

sederajat, dapat didirikan Organisasi Ranting yang baru dengan tata cara

sebagai berikut :

a. Pengurus Ranting mengadakan Rapat Anggota untuk menetapkan

pembentukan Organisasi Ranting yang baru.

b. Rapat Anggota tersebut menetapkan Pengurus Ranting yang baru sebagai

penanggung jawab organisasi di daerah yang baru tersebut.

c. Ketentuan tentang tata cara, wewenang dan tanggungjawab

penyelenggaraan Rapat Anggota FOPPSI berlaku pula bagi

penyelenggaraan Rapat Anggota FOPPSI tersebut.

Ayat 4

Perangkat Kelengkapan Organisasi Ranting terdiri dari :

a. Pengurus Ranting

b. Badan Khusus yang dibentuk Ranting

c. Rapat Pengurus Ranting, Rapat Anggota, dan pertemuan lainnya.

Pasal 17

Pengesahan dan Penolakan Pembentukan Ranting

Anggaran Rumah Tangga pasal 8 dan 11 berlaku pula bagi pengesahan dan

penolakan permintaan pembentukan Ranting, dengan ketentuan bahwa yang

berhak memberikan atau menolak permintaan pengesahan Ranting adalah

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan usul dan

pendapat Pengurus Cabang/Cabang Khusus yang bersangkutan.

Pasal 18

Pembentukan, Pencairan, dan Pembubaran Ranting

Anggaran Rumah Tangga pasal 9 dan 12 berlaku pula bagi pembentukan,

pencairan dan Pembubaran Ranting, dengan ketentuan bahwa yang berhak

memberikan atau menolak permintaan pengesahan Ranting adalah Pengururs

FOPPSI Kabupaten/Kota dengan memperhatikan usul dan pendapat Pengurus

Page 42: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Cabang/Cabang Khusus yang bersangkutan. Cabang/Cabang Khusus yang

bersangkutan.

BAB VIII

SYARAT-SYARAT PENGURUS

Pasal 19

Syarat Umum dan Syarat Khusus

Ayat 1

Semua anggota kepengurusan organisasi FOPPSI di semua jenis dan tingkatan

wajib memenuhi syarat-syarat umum sebagai berikut :

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Berjiwa dan melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

secara murni dan konsekuen.

c. Anggota FOPPSI yang telah membuktikan peran serta aktif dalam

kepengurusan dan atau terhadap organisasi.

d. Bersih, jujur, bermoral tinggi, bertanggung jawab, terbuka, dan berwawasan

luas.

Ayat 2

Anggota Pengurus Pusat, Pengurus FOPPSI Provinsi, Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota, Pengurus Cabang/Cabang Khusus, dan Pengurus Ranting,

disamping memenuhi syarat umum tersebut dalam ayat (1) pasal ini wajib

memenuhi syarat khusus sebagai berikut :

a. Pernah duduk dalam kepengurusan organisasi pada tingkat yang sama atau

paling rendah 2 tingkat dibawahnya, kecuali untuk Pengurus

Cabang/Cabang Khusus dan Ranting.

b. Bekerja dan atau bertempat tinggal di wilayah kerja organisasi

c. Tidak merangkap jabatan Pengurus FOPPSI pada tingkat lainnya.

d. Tidak merangkap jabatan sebagai pengurus partai politik

e. Tidak menduduki jabatan pengurus lebih dari dua kali masa bakti berturut-

turut dalam jabatan yang sama.

Page 43: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB IX

PENGURUS PUSAT

Pasal 20

Susunan Pengurus

Ayat 1

Dalam kepengurusan FOPPSI perlu dilaksanakan kesetaraan gender.

Ayat 2

Pengurus Pusat FOPPSI berjumlah paling banyak 25 orang dengan susunan

sebagai berikut :

a. Pengurus Harian

a) Ketua Umum

b) Ketua 1

c) Ketua 2

d) Ketua 3

e) Ketua 4

f) Ketua 5

g) Sekretaris Jenderal

h) Wakil Sekretaris Jenderal

i) Bendahara

j) Wakil Bendahara

b. Sekretaris Bidang

a) Sekretaris Bidang Organisasi dan Kaderisasi

b) Sekretaris Bidang Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

c) Sekretaris Bidang Informasi dan Komunikasi

d) Sekretaris Bidang Penelitian dan Pengembangan

e) Sekretaris Bidang Pendidikan dan Pelatihan

f) Sekretaris Bidang Hubungan Kerja sama Luar Negeri

g) Sekretaris Bidang Pengembangan Karier dan Profesi

h) Sekretaris Bidang Pemberdayaan Perempuan

i) Sekretaris Bidang Pengembangan Kesenian, Kebudayaan dan Olahraga

j) Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat

Page 44: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

k) Sekretaris Bidang Advokasi dan Perlindungan Hukum

Pasal 21

Pemilihan Pengurus Pusat

Ayat 1

Pada setiap Musyawarah, Pengurus Pusat mengakhiri masa baktinya dan

diselenggarakan pemilihan Pengurus Pusat yang baru.

Ayat 2

Calon Pengurus Pusat wajib tercantum dalam daftar nama calon tetap yang

diusulkan Pengurus FOPPSI Provinsi/ Kabupaten/Kota dan disahkan oleh

Musyawarah.

Ayat 3

Pengurus Pusat FOPPSI dipilih oleh Musyawarah, yang dalam hal ini berturut-

turut memilih Ketua Umum (F1), enam Ketua dalam satu paket (F2), dan

Sekretaris Jenderal (F3) melalui pemungutan suara secara bebas dan rahasia.

Ayat 4

Kedelapan pengurus terpilih tersebut menjadi formatur yang bertugas

melengkapi susunan Pengurus Pusat sesuai dengan pasal 19 dan pasal 20

Anggaran Rumah Tangga yang diambil dari daftar calon Pengurus Pusat

FOPPSI tersebut pada ayat (2) pasal ini dengan memperhatikan keterwakilan

perempuan sekurang-kurangnya 30%.

Ayat 5

Serah terima Pengurus Pusat lama kepada Pengurus Pusat baru dilakukan di

hadapan peserta Musyawarah yang bersangkutan. Hal-hal yang berkaitan

dengan invenrais, kekayaan dan keuangan organisasi masih menjadi

tanggungan Pengurus lama sampai ada penyelesaian dengan pengurus baru

selambat-lambatnya 15 hari setelah Musyawarah.

Ayat 6

Pemilihan Pengurus Pusat dipimpin Panitia Pemilihan Pengurus Pusat FOPPSI

yang susunan dan keanggotaannya disahkan oleh Musyawarah. Sebelum

Page 45: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

memulai tugasnya, seluruh Pengurus Pusat mengucapkan janji di hadapan

peserta Musyawarah yang memilihnya.

Ayat 7

Dalam hal kekosongan anggota Pengurus Pusat, pengisian dilakukan oleh

Rapat Pengurus Pusat dan hasilnya dilaporkan kepada Musyawarah Kerja

Nasional, kecuali untuk jabatan Pengurus Harian terpilih pengisiannya wajib

dilakukan oleh Musyawarah Kerja Nasional dengan tetap mengindahkan pasal

25 dan pasal 26 Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 21

Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Pusat

Ayat 1

Pengurus Pusat FOPPSI bertugas menentukan kebijakan organisasi dan

melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Musyawarah, Musyawarah

Luar Biasa, Musyawarah Kerja Nasional dan Rapat Pengurus Pusat FOPPSI.

Ayat 2

Penjabaran tugas Pengurus Pusat diatur tersendiri dalam ketentuan organisasi

yang menjadi bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Ayat 3

Dalam menjalankan kebijakan tersebut, Pengurus Pusat FOPPSI merupakan

badan pelaksana tertinggi yang bersifat kolektif.

Ayat 4

Pengurus Pusat mewakili FOPPSI di dalam dan di luar pengadilan yang

pelaksanaannya diatur dalam peraturan organisasi.

Ayat 5

Pengurus Pusat bertanggung jawab kepada Musyawarah atas kepengurusan

organisasi untuk masa baktinya.

Page 46: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 6

Pengurus Pusat bertangung jawab atas pelaksanaan Kode Etik Profesi Operator

Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Ikrar Operator Pendataan Pendidikan

Indonesia, Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan

Musyawarah dan Musyawarah Kerja Nasional.

BAB X

PENGURUS FOPPSI PROVINSI

Pasal 22

Susunan Pengurus

Ayat 1

Dalam kepengurusan FOPPSI perlu dilaksanakan kesetaraan gender.

Ayat 2

Pengurus FOPPSI Provinsi berjumlah paling banyak 21 orang dengan susunan

sebagai berikut

a. Pengurus Harian berjumlah 9 orang

a) Ketua

b) Wakil Ketua

c) Wakil Ketua

d) Wakil Ketua

e) Sekretaris Umum

f) Wakil Sekretaris Umum

g) Wakil Sekretaris Umum

h) Bendahara

i) Wakil Bendahara

b. Pengurus FOPPSI Provinsi dapat dilengkapi paling banyak 12 (dua belas)

Ketua Biro yang nama, susunan, serta fungsinya dapat mengacu pada

susunan serta fungsi Sekretaris Bidang di Pengurus Pusat atau berdasar

pada pembagian tugas dan fungsi organisasi yang disesuaikan dengan

kondisi daerah, efektivitas serta efisiensi, dan atau bidang tugas yang terkait

dengan program organisasi.

Page 47: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 23

Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Provinsi

Ayat 1

Pengurus FOPPSI Provinsi bertugas dan berkewajiban :

a. Menentukan kebijakan organisasi dan melaksanakan segala ketentuan dan

kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,

keputusan-keputusan Musyawarah, Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah

Kerja Nasional, Musyawarah FOPPSI Provinsi, Musyawarah Kerja FOPPSI

Provinsi, dan Rapat Pengurus FOPPSI Provinsi di wilayahnya.

b. Melaksanakan program kerja organisasi baik program kerja nasional

maupun program kerja provinsi.

c. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing dan membina aktifitas Pengurus

FOPPSI Kabupaten/Kota.

d. Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran

keuangan Pengurus Pusat dan Pengurus Provinsi.

Ayat 2

Penjabaran tugas Pengurus Provinsi diatur dalam ketentuan organisasi yang

menjadi bagian yang tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Ayat 3

Pengurus FOPPSI Provinsi bertanggungjawab atas terlaksananya segala

ketentuan dalam Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh

Indonesia, Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Anggaran

Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah, Musyawarah Kerja

Nasional, Musyawarah FOPPSI Provinsi serta Musyawarah Kerja FOPPSI

Provinsi.

Ayat 4

Pengurus FOPPSI Provinsi bertanggung jawab kepada Musyawarah FOPPSI

Provinsi atas kepengurusan organisasi untuk masa baktinya.

Page 48: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 5

Dalam menjalankan kebijakan tersebut, pengurus FOPPSI Provinsi merupakan

badan pelaksana tertinggi di wilayahnya yang bersifat kolektif berdasarkan

pada prinsip keterbukaan, tanggung jawab, demokrasi, dan kekeluargaan.

Ayat 6

Pengurus FOPPSI Provinsi berkewajiban mengirimkan laporan kepada

Pengurus Pusat setiap 6 (enam) bulan sekali.

Pasal 24

Pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi

Ayat 1

Pada setiap Musyawarah FOPPSI Provinsi yang diadakan paling lambat 6

(enam) bulan setelah Musyawarah, Pengurus FOPPSI Provisi wajib mengakhiri

masa baktinya dan diselenggarakan pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi yang

baru.

Ayat 2

Bakal Calon Pengurus FOPPSI Provinsi wajib tercantum dalam daftar nama

calon yang diusulkan Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus paling lambat

satu bulan sebelum Musyawarah Provinsi.

Ayat 3

Tata cara dan proses pencalonan diatur sebagai berikut :

a. Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus berhak mencalonkan sebanyak-

banyaknya 18 orang bakal calon yang memenuhi syarat sesuai pasal 19

Anggaran Rumah Tangga.

b. Sebelum diajukan untuk menjadi calon tetap dan disahkan Musyawarah

FOPPSI Provinsi, sebuah Panitia Khusus meneliti semua persyaratan teknis

dan administratif para bakal calon dan menyampaikan rekomendasi kepada

Musyawarah.

c. Panitia Khusus diangkat dan ditetapkan Musyawarah Kerja FOPPSI

Provinsi terakhir yang terdiri dari wakil lima Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota.

Page 49: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 4

Tata cara dan proses pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi diatur sebagai

berikut :

a. Musyawarah memilih secara langsung berturut-turut Ketua (F1), tiga Wakil

Ketua (F2) dalam satu paket, dan Sekretaris Umum (F3).

b. Calon Pengurus harus terdaftar dalam daftar calon yang diusulkan oleh

Pengurus Cabang/Cabang Khusus.

c. Kelima Pengurus Harian terpilih tersebut bertindak selaku formatur dengan

wewenang dari Musyawarah untuk melengkapi susunan Pengurus FOPPSI

Provinsi seperti dimaksud pasal 19 dan pasal 22 dengan memperhatikan

keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%..

d. Formatur wajib melengkapi susunan Pengurus FOPPSI Provinsi dari nama-

nama yang tercantum dalam daftar calon yang diseleksi oleh Musyawarah

FOPPSI Provinsi tersebut.

e. Pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi dipimpin oleh Pengurus Pusat

FOPPSI yang dibantu oleh Panitia Pelaksana Pemilihan Pengurus FOPPSI

Provinsi yang susunan dan keanggotaannya disahkan oleh Musyawarah

FOPPSI Provinsi di antara peserta Musyawarah FOPPSI Provinsi tanpa

mengikutsertakan anggota Pengurus FOPPSI Provinsi yang lama.

Ayat 5

Serah terima Pengurus FOPPSI Provinsi lama kepada Pengurus FOPPSI

Provinsi baru dilakukan di hadapan peserta Musyawarah yang bersangkutan.

Hal-hal yang berkaitan dengan inventaris, kekayaan dan keuangan organisasi

masih menjadi tanggungan Pengurus FOPPSI Provinsi yang lama sampai ada

penyelesaian dengan FOPPSI Provinsi yang baru selambat-lambatnya15 hari

setelah Musyawarah.

Ayat 6

Sebelum memulai tugasnya, seluruh anggota Pengurus FOPPSI Provinsi

dilantik oleh Pengurus Pusat dan mengucapkan janji di hadapan peserta

Musyawarah yang memilihnya.

Page 50: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 7

Dalam hal terjadi kekosongan anggota Pengurus FOPPSI Provinsi,

pengisiannya dilakukan oleh Rapat Pengurus FOPPSI Provinsi dan hasilnya

dilaporkan kepada Musyawarah Kerja Provinsi kecuali untuk jabatan Pengurus

Harian terpilih, pengisiannya wajib dilakukan oleh Musyawarah Kerja FOPPSI

Provinsi dengan tetap mengindahkan pasal 22, 23, dan pasal 24 ayat (2)

Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI

PENGURUS FOPPSI KABUPATEN/KOTA

Pasal 25

Susunan Pengurus

Ayat 1

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota berjumlah paling banyak 19 orang dengan

susunan sebagai berikut :

a. Pengurus Harian berjumlah 7 orang terdiri dari :

a) Ketua

b) Wakil Ketua

c) Wakil Ketua

d) Sekretaris

e) Wakil Sekretaris

f) Bendahara

g) Wakil Bendahara

b. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dapat dilengkapi dengan paling banyak

12 (dua belas) Bidang yang susunan serta fungsinya dapat mengacu pada

susunan serta fungsi biro pada Pengurus FOPPSI Provinsi atau disesuaikan

dengan kebutuhan FOPPSI Kabupaten/Kota.

Ayat 2

Pembagian tugas dan fungsi sekretaris bidang dapat dilaksanakan berdasar

pada acuan pembagian tugas dan fungsi sekretaris bidang di Pengurus FOPPSI

Page 51: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Provinsi yang disesuaikan dengan kondisi daerah, efektifitas serta efisiensi,

dan/atau bidang tugas yang terkait dengan program organisasi.

Pasal 26

Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

Ayat 1

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota bertugas dan berkewajiban :

a. Menentukan kebijakan Organisasi dan melaksanakan segala ketentuan dan

kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,

Keputusan-keputusan Musyawarah, Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah

Kerja Nasional, Musyawarah FOPPSI Provinsi dan Kabupaten/Kota,

Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi dan Kabupaten/Kota dan Rapat

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota di wilayahnya.

b. Melaksanakan program kerja nasional di wilayahnya, program kerja

provinsi di wilayahnya, dan program kerja FOPPSI Kabupaten/Kota.

c. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing dan membina aktifitas Pengurus

Cabang.

d. Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran

keuangan Pengurus Pusat, Pengurus FOPPSI Provinsi dan Pengurus

FOPPSI Kabupaten/Kota.

Ayat 2

Penjabaran tugas Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota diatur dalam ketentuan

organisasi yang menjadi bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Ayat 3

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota bertanggungjawab atas terlaksananya

segala ketentuan dalam Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan

Seluruh Indonesia, Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia,

Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah,

Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah FOPPSI Provinsi dan

Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi dan Kabupaten/Kota

dan Rapat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota di wilayahnya.

Page 52: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 4

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota bertanggung jawab kepada Musyawarah

FOPPSI Kabupaten/Kota atas kepengurusan organisasi untuk masa baktinya.

Ayat 5

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota merupakan badan pelaksana organisasi

tertinggi di wilayahnya yang bersifat kolektif dengan berlandaskan pada

prinsip keterbukaan, demokrasi, tanggung jawab, dan kekeluargaan.

Ayat 6

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota berkewajibanmengirimkan laporan kepada

Pengurus FOPPSI Provinsi dengan tembusan kepada Pengurus Pusat setiap 6

(enam) bulan sekali.

Pasal 27

Pemilihan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

Ayat 1

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dipilih oleh Musyawarah FOPPSI

Kabupaten/Kota yang wajib diadakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah

Musyawarah FOPPSI Provinsi.

Ayat 2

Bakal calon Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota harus terdaftar dalam daftar

calon yang diusulkan oleh Pengurus Ranting dan/atau perwakilan anggota.

Ayat 3

Tata cara dan proses pencalonan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

dilaksanakan sebagai berikut :

a. Pengurus FOPPSI baik ranting unit kerja maupun ranting desa dan/atau

perwakilan anggota sekurang-kurangnya 25 anggota yang tidak termasuk

ranting berhak mencalonkan sebanyak-banyaknya 13 orang bakal calon

yang memenuhi syarat sesuai pasal 19.

b. Sebelum diajukan untuk menjadi calon tetap dan disahkan Musyawarah

FOPPSI Kabupaten/Kota, sebuah Panitia Khusus meneliti semua

Page 53: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

c. persyaratan teknis dan administratif para bakal calon dan menyampaikan

rekomendasinya kepada Musyawarah.

d. Panitia Khusus diangkat dan ditetapkan Musyawarah Kerja FOPPSI

Kabupaten/Kota terakhir yang terdiri dari wakil lima Pengurus FOPPSI

Cabang/Cabang Khusus.

e. Jika Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus kurang dari lima, Panitia

Khusus dapat dilengkapi hingga berjumlah lima dari Pengrus FOPPSI

Ranting dari ibukota Kabupaten/Kota.

Ayat 4

Tata cara dan proses pemilihan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota diatur

sebagai berikut :

a. Musyawarah memilih secara berturut-turut Ketua (F1), dua Wakil Ketua

(F2) dalam satu paket, Sekretaris (F3), melalui pemungutan suara secara

bebas dan rahasia.

b. Calon Pengurus harus terdaftar dalam daftar calon yang diusulkan oleh

Pengurus Ranting dan/atau perwakilan anggota.

c. Keempat Pengurus Harian terpilih tersebut bertindak selaku formatur

dengan wewenang dari Musyawarah untuk melengkapi susunan Pengurus

FOPPSI Kabupaten/ Kota seperti termaksud pasal 22 dan 24 dengan

memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% .

d. Formatur wajib melengkapi susunan Pengurus Kabupaten/Kota dari nama-

nama yang tercantum dalam daftar calon yang disahkan oleh Musyawarah

FOPPSI Kabupaten/Kota tersebut.

e. Pemilihan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dipimpin oleh Pengurus

FOPPSI Provinsi yang dibantu oleh Panitia Pelaksana Pemilihan Pengurus

FOPPSI Kabupaten/ Kota yang susunan dan keanggotaannya disahkan oleh

Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota di antara peserta Musyawarah

FOPPSI Kabupaten/Kota tanpa mengikutsertakan anggota Pengurus

FOPPSI Kabupaten/Kota yang lama.

Page 54: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 5

Serah terima Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota yang lama kepada Pengurus

FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru dilakukan di hadapan peserta Musyawarah

Kabupaten/Kota yang memilihnya. Hal-hal yang berkaitan dengan inventaris,

kekayaan dan keuangan organisasi masih menjadi tanggungan Pengurus

FOPPSI Kabupaten/Kota yang lama sampai ada penyelesaian dengan Pengurus

FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari

setelah Musyawarah.

Ayat 6

Sebelum memulai tugasnya, seluruh anggota Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota dilantik oleh Pengurus FOPPSI Provinsi dan mengucapkan

janji dihadapan peserta Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota yang

memilihnya.

Ayat 7

Dalam hal terjadi kekosongan anggota Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota,

pengisiannya dilakukan oleh Rapat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dan

hasilnya dilaporkan kepada Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota

kecuali untuk jabatan Pengurus Harian Terpilih, pengisiannya wajib dilakukan

oleh Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota dengan tetap mengindahkan

pasal 22, 23, dan pasal 24 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga.

BAB XII

PENGURUS FOPPSI CABANG/CABANG KHUSUS

Pasal 28

Susunan Pengurus

Ayat 1

Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus terdiri dari 17 orang dengan

susunan sebagai berikut :

a. Pengurus Harian sebanyak 5 orang yang terdiri dari :

a) Ketua

Page 55: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

b) Wakil Ketua

c) Sekretaris

d) Wakil Sekretaris

e) Bendahara

b. Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus dapat dilengkapi paling banyak

12 (duabelas) seksi, yang nama, susunan serta fungsinya dapat mengacu

pada nama, susunan serta fungsi bagian pada Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota atau disesuaikan dengan kondisi daerah.

Pasal 29

Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Cabang

Ayat 1

Pengurus Cabang bertugas menentukan kebijakan organisasi dan berkewajiban

untuk melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran

Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Musyawarah,

Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah FOPPSI

Provinsi, Kabupaten/Kota dan Cabang, Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi,

Kabupaten/Kota dan Cabang, Rapat Pengurus Cabang di wilayahnya.

Ayat 2

Penjabaran tugas Pengurus Cabang dan Cabang Khusus diatur dalam ketentuan

organisasi yang menjadi bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Ayat 3

Tugas pokok Pengurus Cabang meliputi antara lain :

a. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing, dan membina aktifitas

Pengurus Ranting dan Anggota.

b. Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran

keuangan Pengurus Pusat, Pengurus FOPPSI Provinsi, Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota dan Pengurus Cabang.

Ayat 4

Pengurus Cabang bertanggungjawab atas terlaksananya segala ketentuan dalam

Kode Etik Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Ikrar Operator

Page 56: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah

Tangga, Keputusan Musyawarah, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah

FOPPSI Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Musyawarah Kerja

Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Ayat 5

Pengurus Cabang bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang atas

kepengurusan organisasi untuk masa baktinya.

Ayat 6

Dalam menjalankan kebijakan tersebut, Pengurus Cabang merupakan badan

pelaksana tertinggi di wilayahnya yang bersifat kolektif.

Ayat 7

Pengurus Cabang berkewajiban mengirimkan laporan kepada Pengurus

FOPPSI Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Pengurus FOPPSI Provinsi

setiap 6 (enam) bulan sekali.

Pasal 30

Pemilihan Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus

Ayat 1

Pengurus Cabang dipilih oleh Musyawarah FOPPSI Cabang/Cabang Khusus

yang diadakan setelah masa baktinya berakhir.

Ayat 2

Pemilihan Pengurus Cabang dapat dilaksanakan secara langsung dan/atau

perwakilan.

Ayat 3

Musyawarah FOPPSI Cabang memilih berturut-turut Ketua (F1), seorang

Wakil Ketua (F2), dan Sekretaris (F3), melalui pemungutan suara secara bebas

dan rahasia.

Ayat 4

Ketiga Pengurus tersebut bertindak selaku formatur dengan wewenang dari

Musyawarah untuk melengkapi susunan Pengurus Cabang seperti yang

termaksud dalam pasal 22 dan pasal 24.

Page 57: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 5

Formatur melengkapi susunan Pengurus FOPPSI Cabang dari nama-nama yang

tercantum dalam daftar calon Pengurus Cabang yang disahkan oleh rapat

Pengurus Cabang tersebut.

Ayat 6

Pencalonan Pengurus Cabang dilaksanakan oleh Musyawarah Cabang.

Ayat 7

Serah terima Pengurus FOPPSI Cabang/cabang Khusus yang lama kepada

Pengurus FOPPSI Cabang/cabang Khusus yang baru dilakukan di hadapan

peserta Musyawarah Cabang/cabang Khusus yang memilihnya. Hal-hal yang

berkaitan dengan inventaris, kekayaan dan keuangan organisasi masih menjadi

tanggungan Pengurus FOPPSI Cabang/cabang Khusus yang lama sampai ada

penyelesaian dengan Pengurus FOPPSI Cabang/cabang Khusus yang baru

selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah Musyawarah.

Ayat 8

Dalam hal terjadi kekosongan anggota pengurus, pengisiannya dilakukan oleh

Rapat Pleno Pengurus Cabang, kecuali untuk jabatan Pengurus Harian terpilih

pengisiannya wajib dilakukan Musyawarah Kerja Cabang FOPPSI dengan

tetap mengindahkan pasal 22, 23 dan pasal 24 ayat (2) Anggaran Rumah

Tangga.

Ayat 7

Pemilihan Pengurus Cabang/Cabang Khusus dipimpin oleh Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota.

Ayat 8

Sebelum memulai tugasnya, Pengurus Cabang mengucapkan janji dan dilantik

oleh Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dihadapan peserta Musyawarah

Cabang yang memilihnya.

Page 58: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB XIII

PENGURUS RANTING

Pasal 31

Susunan Pengurus Ranting

Ayat 1

Susunan Pengurus Ranting terdiri dari :

a) Ketua

b) Wakil Ketua

c) Sekretaris

d) Bendahara

e) Sebanyak-banyaknya empat orang anggota pengurus.

Pasal 32

Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Ranting

Ayat 1

Pengurus Rating bertugas melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai

dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan

Forum Organisasi yang lebih tinggi, Rapat Anggota, dan Rapat Pengurus

Ranting di wilayahnya.

Ayat 2

Penjabaran tugas Pengurus Ranting diatur dalam ketentuan organisasi menjadi

bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah

Tangga.

Ayat 3

Tugas pokok Pengurus Ranting meliputi antara lain:

a) Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing, dan membina aktifitas para

anggota.

b) Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran

iuran anggota serta penyelurannya sesuai ketentuan organisasi.

Page 59: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 4

Pengurus Ranting bertanggungjawab atas terlaksananya ketentuan dalam Kode

Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Ikrar Operator

Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah

Tangga, Keputusan-keputusan Forum Organisasi yang lebih tinggi, Rapat

Anggota, dan Rapat Pengurus Ranting di wilayahnya.

Ayat 5

Dalam menjalankan kebijakan tersebut, Pengurus Ranting merupakan badan

pelaksana di wilayahnya yang bersifat kolektif.

Ayat 6

Pengurus Ranting bertanggungjawab kepada Rapat Anggota atas kepengurusan

organisasi untuk masa baktinya.

Ayat 7

Pengurus Ranting berkewajiban mengirimkan laporan kepada Pengurus

Cabang dengan tembusan kepada Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota setiap 6

(enam) bulan sekali.

Pasal 33

Pemilhan Pengurus Ranting

Ayat 1

Pengurus Ranting dipilih oleh Rapat Anggota yang diadakan setelah masa

baktinya berakhir.

Ayat 2

Rapat Anggota memilih secara langsung berturut-turut seorang Ketua, seorang

Wakil Ketua, seorang Sekretaris, seorang Bendahara, dan sebanyak-banyaknya 4

orang Anggota Pengurus melalui pemungutan suara secara bebas dan rahasia.

Ayat 3

Pencalonan Pengurus Ranting dilaksanakan oleh Rapat Anggota dan Pengurus

Ranting wajib dipilih dari daftar calon yang disahkan dalam Rapat Anggota

tersebut.

Page 60: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 4

Serah terima Pengurus Ranting lama kepada Pengurus Ranting baru dilakukan

langsung dalam Rapat Anggota itu juga.

Ayat 5

Dalam hal terjadi kekosongan Anggota Pengurus, pengisiannya dilakukan oleh

Rapat Pengurus Ranting yang kemudian mempertanggungjawabkannya pada

Rapat Anggota.

Ayat 6

Pemilihan Pengurus Ranting dipimpin oleh Pengurus Cabang.

Ayat 7

Sebelum memulai tugasnya, Pengurus Ranting dilantik oleh Pengurus Cabang dan

mengucapkan janji dihadapan peserta Rapat Anggota yang memilihnya.

BAB XIV

ANAK LEMBAGA DAN BADAN KHUSUS FOPPSI

Pasal 34

Anak Lembaga

Ayat 1

Untuk membantu mencapai tujuan organisasi Pengurus Pusat FOPPSI membentuk

Anak Lembaga FOPPSI yang bertugas mengelola bidang-bidang kedudukan,

tugas, wewenang, dan pimpinannya ditetapkan oleh dan bertanggungjawab

kepada Pengurus Pusat FOPPSI.

Ayat 2

Pengurus Anak Lembaga FOPPSI di tingkat daerah ditetapkan diangkat dan

bertanggungjawab kepada badan organisasi sesuai tingkatannya.

Ayat 3

Fungsi-fungsi anak lembaga menyangkut pelaksanaan, teknis edukatif dan teknis

administratif menjadi kewenangan anak lembaga yang bersangkutan.

Page 61: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 4

Salah seorang anggota Badan Pimpinan Organisasi kecuali Ketua Umum, Ketua

FOPPSI Provinsi/Kabupaten/Kota, Sekretaris Jendral, Sekretaris Umum,

Sekretaris dan Bendahara diangkat menjadi ketua anak lembaga sesuai

tingkatannya.

Ayat 5

Pengurus FOPPSI Provinsi, Kabupaten/Kota menjadi pembina Anak Lembaga

FOPPSI sejalan dengan ketentuan dan kebijakan Pengurus Pusat FOPPSI serta

Pimpinan Anak Lembaga Tingkat Nasional yang bersangkutan.

Ayat 6

Masa bakti Pengurus Anak Lembaga FOPPSI sama dengan masa bakti Pengurus

sesuai tingkatannya di tempatnya masing-masing.

Ayat 7

Terkecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan negara, akte

pendirian sebagai badan hukum sebuah Anak Lembaga dibuat dan

diselenggarakan ditingkat nasional yang berlaku dan dapat digunakan oleh semua

Anak Lembaga yang sama di daerahnya.

Ayat 8

Semua ketentuan mengenai kedudukan, tugas. wewenang, struktur, dan

mekanisme kerja Anak Lembaga FOPPSI baik yang sudah ada maupun yang

disusun dalam AD dan ART serta ketentuan Anak Lembaga tersebut wajib sejalan

dan tidak boleh bertentangan dengan AD dan ART serta peraturan organisasi

FOPPSI.

Pasal 35

Badan Khusus

Ayat 1

Pengurus FOPPSI di setiap tingkatan dapat membentuk badan khusus yang

berfungsi melaksanakan sebagian tugas organisasi untuk mencapai tujuan tertentu

dalam kurun waktu tertentu.

Page 62: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Kedudukan, tugas dan fungsi badan khusus diatur dan ditetapkan pengurus

organisasi di tingkatannya masing-masing.

Ayat 3

Badan Khusus dapat dibentuk antara lain; kelompok kerja, tim verifikasi

keuangan, koperasi guru/karyawan FOPPSI, Bank Guru Indonesia, dana

kesejahteraan, dana kematian dan dana sosial.

BAB XV

HIMPUNAN PROFESI DAN KEAHLIAN SEJENIS

Pasal 36

Ayat 1

Dalam upaya peningkatan mutu profesi Operator Pendataan Pendidikan, perlu

didayagunakan berbagai ikatan Operator Pendataan Pendidikan sejenis.

Ayat 2

Untuk menguatkan serta memperlancar mekanisme kerja dalam jaringan

organisasi Departemen/Biro/Bidang Pengembangan Karier dan Profesi menjadi

tugas dan tanggung jawab Departemen himpunan/Ikatan/Asosiasi profesi dan

keahlian sejenis

Ayat 3

Terhadap organisasi profesi di bidang pendidikan lainnya perlu dilakukan kerja

sama atas dasar kemitrasejajaran dalam rangka peningkatan mutu profesi serta

kesejahteraan Operator Pendataan Pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya.

Ayat 4

Ketentuan tentang status, struktur, kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan

kerja Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis dengan FOPPSI

diatur dalam peraturan tersendiri.

Page 63: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB XVI

FORUM ORGANISASI

Pasal 37

Jenis Forum Organisasi

Jenis Forum Organisasi :

a) Musyawarah

b) Musyawarah Luar Biasa

c) Musyawarah Kerja Nasional (MUSKERNAS)

d) Musyawarah FOPPSI Provinsi (MUSPROV)

e) Musyawarah FOPPSI Provinsi Luar Biasa (MUSPROVLUB)

f) Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi (MUSKERPROV)

g) Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota (MUSKAB/MUSKOT)

h) Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota Luar Biasa (MUSKABLUB/

MUSKOTLUB)

i) Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota (MUSKERKAB/

MUSKERKOT)

j) Musyawarah Cabang/Cabang Khusus (MUSCAB/MUSCABSUS)

k) Musyawarah FOPPSI Cabang/Cabang Khusus Luar Biasa

(MUSCABLUB/MUSCABSUSLUB)

l) Musyawarah Kerja FOPPSI Cabang/Cabang Khusus

(MUSKERCAB/MUSKERCABSUS)

m) Rapat Anggota FOPPSI Ranting (RAPRAN)

n) Rapat Pengurus dan Pertemuan lain

Pasal 38

K u o r u m

Ayat 1

Musyawarah dianggap sah apabila jumlah Kabupaten/Kota yang hadir lebih dari

½ (seperdua) dan mewakili lebih dari ½ (seperdua) jumlah suara.

Ayat 2

Musyawarah dianggap sah jika jumlah FOPPSI Provinsi yang yang hadir lebih

dari ½ (seperdua) dan mewakili lebih dari ½ (seperdua) jumlah suara.

Page 64: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 3

Musyawarah FOPPSI Provinsi dan Kabupaten/Kota dianggap sah jika jumlah

Cabang yang hadir lebih dari ½ (seperdua) dan mewakili lebih dari ½ (seperdua)

jumlah suara.

Ayat 4

Rapat Anggota dan Rapat Pengurus dianggap sah jika jumlah yang hadir lebih

dari ½ (seperdua) jumlah suara.

Ayat 5

Jika suatu rapat terpaksa ditunda karena tidak memenuhi kuorum maka rapat

berikutnya diadakan secepatnya 1 (satu) hari dan selambat-lambatnya 10

(sepuluh) hari dengan undangan dan acara yang sama tanpa harus memenuhi

persyaratan kuorum.

Pasal 39

Pengambilan Keputusan

Ayat 1

Keputusan diambil dengan cara musyawarah mufakat.

Ayat 40

Apabila upaya untuk mencapai mufakat tidak berhasil maka diputuskan dengan

suara terbanyak.

K O N G R E S

Pasal 41

Waktu dan Sifat

Ayat 1

Musyawarah diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat setiap 5 (lima)

tahun sekali.

Page 65: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Musyawarah Luar Biasa diadakan :

a. Jika Musyawarah Kerja Nasional menganggap perlu, atas dasar keputusan

yang disetujui paling sedikit ²∕3 (duapertiga) jumlah suara yang hadir.

b. Atas permintaan lebih dari ½ (seperdua) jumlah Kabupaten/Kota yang

mewakili lebih dari ½ (seperdua) jumlah suara.

c. Bila dipandang perlu oleh Pengurus Pusat dan disetujui Musyawarah Kerja

Nasional.

Ayat 3

Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sesudah keputusan atau

permintaan tersebut ayat (2) (a), (b) atau (c) pasal ini diterima, Pengurus Pusat

wajib menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa.

Ayat 4

Musyawarah Luar Biasa Khusus yang membicarakan pembubaran organisasi

dapat dilaksanakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) jumlah

Kabupaten/Kota yang mewakili sedikitnya 2/3 (duapertiga) jumlah suara.

Pasal 42

Peserta Musyawarah

Ayat 1

Peserta Musyawarah terdiri dari :

a. Pengurus Pusat FOPPSI

b. Para Penasihat FOPPSI

c. Utusan Pengurus Anak Lembaga tingkat nasional

d. Utusan Pengurus Badan Khusus tingkat nasional

e. Utusan Pengurus Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis

tingkat nasional

f. Utusan FOPPSI Provinsi

g. Utusan Kabupaten/Kota

h. Peninjau serta undangan lain yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.

Page 66: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 43

Hak Bicara dan Hak Suara

Ayat 1

Tiap peserta mempunyai hak bicara.

Ayat 2

Hak suara hanya ada pada utusan Kabupaten/Kota.

Ayat 3

Tiap-tiap Kabupaten/Kota mempunyai 1 (satu) suara untuk jumlah sampai dengan

2.000 (dua ribu) anggota.

Ayat 4

Jumlah suara Kabupaten/ Kota paling sedikit 1 (satu) dan paling banyak 5 (lima)

suara.

Ayat 5

Satu Kabupaten/Kota boleh mewakili hanya 1 (satu ) Kabupaten/Kota lain yang

berhalangan menghadiri Musyawarah dengan mandat yang sah.

Ayat 6

Mandat untuk mewakili Kabupaten/Kota yang dimaksud dalam ayat (5) pasal ini

tidak boleh diberikan kepada Pengurus FOPPSI Provinsi, Pengurus Pusat, dan

Anggota Penasihat.

Pasal 44

Acara Musyawarah

Ayat 1

Acara Pokok Musyawarah paling sedikit wajib membahas dan menetapkan hal-

hal sebagai berikut :

a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat, mengenai hal-hal :

Kegiatan pelaksanaan program organisasi selama satu masa bakti,

Kebijakan keuangan organisasi, inventaris, dan kekayaan organisasi, dan

Kegiatan dan perkembangan Anak Lembaga, Badan Khusus, dan

Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis.

Page 67: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

b. Penetapan Program Kerja termasuk rencana anggaran keuangan untuk masa

bakti yang akan datang.

c. Pemilihan Pengurus Pusat.

Ayat 2

Acara lainnya yang ditetapkan dan disahkan Musyawarah sesuai kewenangan

yang diatur dalam AD dan ART serta peraturan organisasi

Pasal 45

Panitia Pemeriksa Keuangan

Ayat 1

Untuk memeriksa keuangan dan kekayaan yang menjadi tanggung jawab

Pengurus Pusat dilaksanakan oleh Panitia Pemeriksa Keuangan yang dibentuk

oleh Musyawarah Kerja Nasional terakhir sebelum Musyawarah.

Ayat 2

Panitia tersebut terdiri atas 5 (lima) FOPPSI Provinsi.

Ayat 3

Panitia memulai tugasnya paling lambat 3 (tiga) minggu sebelum sidang pertama

Musyawarah bertempat di Pengurus Pusat.

Ayat 4

Panitia memilih Ketua, Sekretaris dan Pelapor, serta melaporkan hasil pekerjaan

Panitia kepada Musyawarah.

Ayat 5

Seluruh pembiayaan panitia menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat dan

dimasukkan dalam anggaran Musyawarah.

Page 68: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 46

Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara

Ayat 1

Pengurus Pusat membentuk Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara, yang

bertugas :

a. Memeriksa mandat dan hak suara Pengurus Kabupaten/Kota yang

mengirimkan utusan ke Musyawarah.

b. melaporkan hasilnya kepada Musyawarah.

Ayat 2

Panitia beranggotakan sebanyak 12 (dua belas) orang mewakili 12 Provinsi yang

tidak merangkap Panitia Pemeriksa Keuangan.

Ayat 3

Panitia pemeriksa Mandat dan Hak Suara wajib menyelesaikan tugasnya sebelum

sidang pertama Musyawarah dimulai.

Ayat 4

Panitia memilih Ketua, Sekretaris dan Pelapor serta melaporkan hasil

pekerjaannya kepada Musyawarah.

Ayat 5

Jumlah suara Kabupaten/Kota dalam Musyawarah ditetapkan berdasarkan daftar

anggota Kabupaten/Kota di Pengurus Pusat yang ditutup 2 (dua) bulan sebelum

Musyawarah di mulai.

Pasal 47

Panitia Pemilihan Pengurus Pusat

Ayat 1

Panitia Pemilihan Pengurus Pusat terdiri atas utusan Pengurus FOPPSI Provinsi

masing-masing 1 (satu) orang wakil.

Ayat 2

Panitia bertugas mempersiapkan dan melaksanakan pemilihan pengurus serta

menyusun berita acara hasil pemilihan yang dilaporkan kepada Musyawarah.

Page 69: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 3

Panitia Pemilihan memilih Ketua, Sekretaris, dan Pelapor serta melaporkan hasil

pekerjaanya kepada Musyawarah.

BAB XVII

MUSYAWARAH KERJA NASIONAL

Pasal 48

S t a t u s

Ayat 1

Musyawarah Kerja Nasional adalah rapat antar Pengurus FOPPSI Provinsi yang

diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusatdan merupakan instansi

tertinggi di bawah Musyawarah.

Ayat 2

Tugas Musyawarah Kerja Nasional ialah menetapkan garis kebijakan yang belum

ada dalam Keputusan Musyawarah selama masa antara Musyawarah.

Ayat 3

Pengurus FOPPSI Provinsi ikut bertanggungjawab tentang Keputusan

Musyawarah Kerja Nasional kepada Musyawarah.

Pasal 49

W a k t u

Ayat 1

Musyawarah Kerja Nasional diadakan 1 (satu) tahun sekali.

Ayat 2

Musyawarah Kerja Nasional pertama dalam masa bakti yang baru diadakan

selambat-lambatnya 7 (tujuh) bulan sesudah Musyawarah.

Ayat 3

Musyawarah Kerja Nasional terakhir dalam masa bakti itu diadakan selambat-

lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Musyawarah.

Page 70: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 4

Musyawarah Kerja Nasional dapat diadakan :

a. Jika Pengurus Pusatmenganggap perlu.

b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah Pengurus FOPPSI Provinsi dan dalam

jangka waktu 2 (dua) bulan sesudah permintaan tersebut, Pengurus

Pusatwajib menyelenggarakannya.

Pasal 50

Peserta Musyawarah Kerja Nasional

Ayat 1

Peserta Musyawarah Kerja Nasional terdiri dari :

a. Pengurus PusatFOPPSI

b. Badan Penasihat PB FOPPSI

c. Pengurus Anak Lembaga FOPPSI tingkat Nasional

d. Pengurus Badan Khusus FOPPSI tingkat Nasional

e. Pengurus Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis FOPPSI

tingkat Nasional

f. Utusan Pengurus FOPPSI Provinsi

g. Peninjau serta undangan lain yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.

Pasal 51

Hak Bicara dan Hak Suara

Ayat 1

Dalam Musyawarah Kerja Nasional semua peserta mempunyai hak bicara.

Ayat 2

Hak Suara ada pada utusan-utusan Pengurus FOPPSI Provinsi dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Tiap FOPPSI Provinsi memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) suara dan

sebanyak-banyaknya 5 (lima) suara.

b. Tiap 30.000 (tiga puluh ribu) anggota berhak 1 (satu) suara.

Page 71: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 52

Kewajiban Musyawarah Kerja Nasional

Ayat 1

Membahas dan menilai cara pelaksanaan Keputusan Musyawarah oleh Pengurus

Pusat.

Menetapkan ketentuan-ketentuan umum, rencana kerja tahunan dan kebijakan

yang bersifat nasional yang belum ditetapkan dalam Musyawarah baik ke dalam

maupun ke luar yang tidak bertentangan dengan Keputusan Musyawarah.

Ayat 2

Menentukan penggantian anggota Pengurus Harian terpilih Pengurus Pusatyang

berhalangan tetap, berhenti dan/atau diberhentikan sebelum masa jabatan

berakhir.

Ayat 3

Membahas dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Organisasi (RAPBO) Pengurus Pusat untuk tahun mendatang.

Membicarakan dan mengesahkan laporan Pengurus Pusat untuk disampaikan

kepada Musyawarah dan membicarakan persidangan-persidangan lain untuk

Musyawarah.

Ayat 4

Musyawarah Kerja Nasional pertama masa bakti kepengurusan wajib menetapkan

program kerja Pengurus Pusat selama lima tahunan.

Ayat 5

Musyawarah Kerja Nasional terakhir dari masa bakti kepengurusan wajib

menetapkan Panitia Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat dan Panitia Pemeriksa

Mandat dan Hak Suara untuk Musyawarah yang akan datang.

Page 72: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB XVIII

MUSYAWARAH FOPPSI PROVINSI

Pasal 53

W a k t u

Ayat 1

Musyawarah FOPPSI Provinsi diadakan dan dipimpin oleh Pengurus FOPPSI

Provinsi tiap 5 (lima) tahun sekali.

Ayat 2

Musyawarah FOPPSI Provinsi Luar Biasa dapat diadakan :

a. Atas permintaan Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi berdasarkan

keputusan 2/3 (dua pertiga) suara dari yang hadir.

b. Atas permintaan lebih dari 1/2 (seperdua) jumlah cabang yang mewakili

lebih dari 1/2 (seperdua) jumlah suara.

c. Jika Pengurus Provinsi menganggap perlu dan disetujui Musyawarah Kerja

Provinsi.

d. Atas permintaan Pengurus Pusat.

Ayat 3

Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sesudah salah satu dan atau semua

permintaan tersebut ayat (2) butir a, b, c, atau d diterima. Pengurus FOPPSI

Provinsi wajib menyelenggarakan Musyawarah tersebut.

Pasal 54

Peserta

Ayat 1

Peserta Musyawarah FOPPSI Provinsi terdiri dari :

a. Utusan Pengurus FOPPSI Cabang dan Cabang Khusus

b. Utusan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

c. Pengurus Provinsi

d. Utusan Pengurus Pusat

e. Wakil Pimpinan Anak Lembaga dan Badan Khusus Provinsi

Page 73: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

f. Wakil Pimpinan Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis

Provinsi

g. Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Provinsi

h. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Provinsi

Pasal 55

Hak Bicara dan Hak Suara

Ayat 1

Dalam Musyawarah FOPPSI Provinsi semua peserta mempunyai hak bicara.

Ayat 2

Hak suara hanya ada pada utusan Cabang/Cabang Khusus.

Ayat 3

Tiap Cabang mempunyai 1 (satu) suara untuk 200 (dua ratus) orang anggota.

Ayat 4

Jumlah suara 1 (satu) cabang sedikitnya 1 (satu) dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga)

suara.

Ayat 5

Cabang boleh mewakili 1 (satu) Cabang lain yang berhalangan menghadiri

Musyawarah FOPPSI dengan mandat yang sah.

Ayat 6

Hak suara Cabang Khusus hanya 1 (satu) suara

Page 74: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 56

Acara Musyawarah FOPPSI Provinsi

Ayat 1

Acara Pokok Musyawarah FOPPSI Provinsi paling sedikit wajib membahas dan

menetapkan hal-hal sebagai berikut :

a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus FOPPSI Provinsi mengenai hal-hal

:

b. Kegiatan pelaksanaan program organisasi selama satu masa bakti.

c. Kebijakan keuangan, inventaris, dan kekayaan Organisasi FOPPSI

Provinsi.

d. Kegiatan dan Perkembangan Anak Lembaga, Badan Khusus, dan

Himpunan/Ikatan/ Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis Provinsi.

e. Penetapan Program Kerja termasuk rencana anggaran keuangan dan untuk

masa bakti yang akan datang. Pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi masa

bakti berikutnya. .

Ayat 2

Acara lainnya ditetapkan dan disahkan dalam Musyawarah tersebut.

Ayat 3

Pada dasarnya ketentuan pasal 45 Anggaran Rumah Tanggga berlaku pula bagi

pasal ini yang disesuaikan dengan tingkatannya.

Pasal 57

Panitia Pemeriksa Keuangan

Ayat 1

Pada dasarnya Pasal 51 Anggaran Rumah Tangga berlaku juga bagi pasal ini dan

disesuaikan dengan tingkatannya.

Ayat 2

Panitia beranggotakan sedikitnya 3 (tiga) orang mewakili dari 3 (tiga)

Kabupaten/Kota.

Page 75: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 58

Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara

Ayat 1

Panitia pemeriksa Mandat dan Hak Suara, bertugas :

a. Memeriksa Mandat dan Hak Suara Cabang yang mengirim utusan ke

Musyawarah FOPPSI Provinsi.

b. Melaporkan hasil tugasnya kepada Musyawarah FOPPSI Provinsi.

Ayat 2

Panitia terdiri sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang dan sedikit-dikitnya 3 (tiga)

orang yang mewakili seluruh Kabupaten/Kota, yang tidak merangkap dengan

Panitia Pemeriksa Keuangan.

Ayat 3

Jika jumlah Kabupaten/Kota kurang dari enam, maka ketentuan ayat (2) pasal ini

dapat diwakili oleh Pengurus Kabupaten/Kota yang sama dengan Panitia

Pemeriksa Keuangan.

Ayat 4

Pada dasarnya ketentuan pasal 52 Anggaran Rumah Tangga berlaku pula bagi

pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.

Pasal 59

Panitia Pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi

Pada dasarnya pasal 46 Anggaran Rumah Tangga berlaku juga bagi pasal ini yang

disesuaikan dengan tingkatannya

Page 76: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB XIX

MUSYAWARAH KERJA FOPPSI PROVINSI

Pasal 60

Status, Tugas, dan Kewajiban

Ayat 1

Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi adalah rapat antar Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota yang diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus FOPPSI

Provinsi dan merupakan instansi tertinggi di bawah Musyawarah FOPPSI

Provinsi.

Ayat 2

Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi bertugas menetapkan program tahunan dan

kebijakan organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan Musyawarah

FOPPSI Provinsi.

Ayat 3

Pada dasarnya ketentuan pasal 48 Anggaran Rumah Tangga berlaku pula bagi

pasal ini yang disesuaikan dengan tingkatannya.

Pasal 61

W a k t u

Ayat 1

Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi diadakan 1 (satu) tahun sekali.

Ayat 2

Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi yang pertama masa bakti FOPPSI Provinsi

yang baru diadakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sesudah Musyawarah

FOPPSI Provinsi dan Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi terakhir

diselenggarakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Musyawarah FOPPSI

Provinsi.

Ayat 3

Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi dapat juga diadakan :

a. Jika Pengurus FOPPSI Provinsi menganggap perlu.

Page 77: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah FOPPSI Provinsi yang mewakili lebih

½ (seperdua) jumlah suara.

c. Atas permintaan Pengurus Pusat.

Ayat 4

Dalam waktu 2 (dua) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan

tersebut dalam ayat 3 pasal ini diterima, Pengurus FOPPSI Provinsi wajib

menyelenggarakannya.

Pasal 62

Peserta

Ayat 1

Peserta Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi terdiri dari:

a. Utusan Pengurus FOPPSI Cabang Khusus

b. Utusan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

c. Pengurus Provinsi

d. Utusan Pengurus Pusat

e. Wakil Pimpinan Anak Lembaga dan Badan Khusus Provinsi

f. Wakil Pimpinan Himpunan Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis

Provinsi

g. Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Provinsi

h. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Provinsi

Pasal 63

Hak Bicara dan Hak Suara

Ayat 1

Tiap peserta Musyawarah Kerja mempunyai hak bicara.

Ayat 2

Hak suara hanya ada pada utusan Pengurus Kabupaten/Kota.

Ayat 3

Tiap-tiap Kabupaten/Kota mempunyai 1 (satu) suara untuk jumlah sampai dengan

2.000 (dua ribu) anggota.

Page 78: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 4

Jumlah suara Kabupaten/Kota sedikitnya 1 (satu) dan sebanyak-banyaknya 5

(lima) suara.

Ayat 5

Ketentuan pada pasal 55 dan 63 Anggaran Rumah Tangga pada dasarnya berlaku

juga bagi pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.

Pasal 64

Kewajiban Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi

Ayat 1

Membahas dan menilai pelaksanaan keputusan Musyawarah FOPPSI Provinsi.

Ayat 2

Menetapkan rencana kerja tahunan dan kebijakan yang belum ditetapkan

sepanjang tidak bertentangan dengan putusan Musyawarah FOPPSI Provinsi.

Ayat 3

Menentukan penggantian anggota Pengurus Harian terpilih antar waktu apabila

terjadi kekosongan.

Ayat 4

Membahas dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Organisasi (RAPBO) Pengurus FOPPSI Provinsi untuk tahun mendatang.

Ayat 5

Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi menjelang Musyawarah sedikitnya

menetapkan calon-calon Anggota Panitia Pemilihan Pengurus Pusat.

BAB XX

MUSYAWARAH KABUPATEN/KOTA

Pasal 65

W a k t u

Ayat 1

Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota diadakan dan dipimpin oleh Pengurus

FOPPSI Kabupaten/Kota tiap 5 (lima) tahun sekali.

Page 79: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota Luar Biasa dapat juga diadakan :

a. Kalau Pengurus FOPPSI Provinsi menganggap perlu dan disetujui

Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota.

b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah Cabang dan mewakili lebih ½

(seperdua) jumlah suara.

c. Atas permintaan Pengurus Provinsi.

Ayat 3

Dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan

tersebut diterima, Pengurus FOPPSI kabupaten/Kota wajib menyelenggarakannya.

Pasal 66

P e s e r t a

Ayat 1

Peserta Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota terdiri dari :

a. Utusan Pengurus Ranting

b. Utusan Pengurus Cabang

c. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

d. Utusan Pengurus FOPPSI Provinsi

e. Wakil Anak Lembaga dan Badan Khusus tingkat Kabupaten/Kota

f. Wakil Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis tingkat

Kabupaten/Kota

g. Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

h. Peninjau yang diundang oleh Pengurus FOPPSI kabupaten/Kota

Pasal 67

Hak Bicara dan Hak Suara

Ayat 1

Ketentuan pasal 55 dan 63 Anggaran Rumah Tangga pada dasarnya berlaku juga

bagi pasal ini yang disesuaikan dengan tingkatannya.

Page 80: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Hak bicara ada pada semua peserta Musyawarah Kabupaten/Kota.

Ayat 3

Hak suara hanya ada pada utusan ranting dan/atau utusan perwakilan anggota

berdasar wilayah desa/kelurahan/satu unit kerja/gugus sekolah.

Ayat 4

Setiap Ranting paling sedikit memiliki 1 (satu) suara dan paling banyak 5 (lima)

suara.

Ayat 5

Jumlah seluruh anggota di Kabupaten/Kota diwakili menjadi jumlah hak suara

dengan pembagi 20 (dua puluh).

Ayat 6

Jumlah suara tersebut dibagi ke seluruh Ranting dan/atau desa/Kelurahan/satuan

pendidikan, gugus sekolah secara proporsional dengan pertimbangan setiap 20

(dua puluh) anggota dari setiap Ranting dan/atau desa/kelurahan/satu unit

kerja/gugus sekolah memiliki1 (satu) suara.

Pasal 68

Acara Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota

Ayat 1

Pada dasarnya pasal 50 dan pasal 62 Anggaran Rumah Tangga secara mutatis dan

mutandis berlaku pula bagi pasal ini yang disesuaikan dengan tingkatannya.

Pasal 69

Panitia Pemeriksa Keuangan

Ayat 1

Pada dasarnya ketentuan pasal 51 dan 63 Anggaran Rumah Tangga secara mutatis

dan mutandis berlaku juga bagi pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.

Page 81: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 70

Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara

Ayat 1

Pada dasarnya pasal 58 dan 70 Anggaran Rumah Tangga secara mutatis dan

mutandis berlaku juga bagi pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.

Ayat 2

Jumlah anggota Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara dapat disesuaikan

dengan jumlah Cabang.

Pasal 71

Panitia Pemilihan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

Ayat 1

Pada dasarnya pasal 59 dan 71 Anggaran Rumah Tangga secara mutatis mutandis

berlaku juga bagi pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.

Ayat 2

Panitia Pemilihan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota diambil dari utusan Cabang

dengan jumlah sedikitnya 7 (tujuh) orang dan sebanyak-banyaknya 11 (sebelas)

orang.

Ayat 3

Jika jumlah Cabang kurang dari 7 (tujuh), anggota Panitia Pemilihan dapat

dilengkapi keanggotaannya dari peserta yang mewakili unsur nonCabang

sehingga mencapai jumlah yang diperlukan akan tetapi anggota pelengkap

tersebut tidak boleh menjadi pimpinan Panitia.

BAB XXI

MUSYAWARAH KERJA FOPPSI KABUPATEN/KOTA

Pasal 72

Status dan Tugas

Ayat 1

Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota adalah Rapat antar Pengurus

FOPPSI Cabang yang diselenggarakan dan dipimpin oleh FOPPSI

Page 82: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Kabupaten/Kota, dan merupakan instansi tertinggi di bawah Musyawarah

Kabupaten/Kota.

Ayat 2

Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota bertugas menetapkan program

tahunan dan kebijakan organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan

Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota.

Ayat 3

Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota dapat menentukan pergantian

anggota pengurus harian terpilih antar waktu apabila terjadi kekosongan

Pasal 73

W a k t u

Ayat 1

Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota diadakan 1 (satu) tahun sekali.

Ayat 2

Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota yang pertama pada masa bakti

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru diadakan selambat-lambatnya 6

(enam) bulan sesudah Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota, dan yang terakhir

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Musyawarah Kabupaten/Kota.

Ayat 3

Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota dapat juga diadakan :

a. Jika Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota menganggap perlu.

b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah Cabang yang mewakili lebih ½

(seperdua) jumlah suara.

c. Atas permintaan Pengurus FOPPSI Provinsi.

d. Atas permintaan Pengurus Pusat.

Ayat 4

Dalam waktu 2 (dua) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan

tersebut diterima, Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota wajib

menyelenggarakannya.

Page 83: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 74

P e s e r t a

Ayat 1

Peserta Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota terdiri dari :

a. Utusan Pengurus Cabang

b. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

c. Utusan Pengurus Provinsi

d. Wakil Pimpinan Anak Lembaga dan Badan Khusus Kabupaten/Kota

e. Wakil Pimpinan Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis

Kabupaten/Kota

f. Badan Penasihat Kabupaten/Kota

g. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Kabupaten/Kota

Pasal 75

Hak Bicara dan Hak Suara

Ayat 1

Pada dasarnya ketentuan pasal 55 dan pasal 65 Anggaran Rumah Tangga berlaku

bagi pasal ini yang disesuaikan dengan tingkatannya.

Ayat 2

Hak bicara ada pada semua peserta Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota.

Ayat 3

Hak suara hanya ada pada utusan Cabang dengan ketentuan setiap Cabang

sedikitnya memiliki 1 (satu) suara dan sebanyak-bannyaknya 5 (lima) suara.

Pasal 76

Kewajiban Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota

Ayat 1

Membahas dan menilai pelaksanaan keputusan Musyawarah FOPPSI

Kabupaten/Kota.

Page 84: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Menetapkan rencana kerja tahunan dan kebijakan yang belum ditetapkan

sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan Musyawarah FOPPSI

Kabupaten/Kota.

Ayat 3

Menentukan penggantian anggota Pengurus antar waktu apabila terjadi

kekosongan.

Ayat 4

Membahas dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Organisasi (RAPBO) Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota untuk tahun mendatang.

Ayat 5

Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota menjelang Musyawarah sedikitnya

menetapkan calon anggota Panitia Pemilihan Pengurus Provinsi.

BAB XXII

MUSYAWARAH FOPPSI CABANG,

KONFERESI KERJA FOPPSI CABANG,

DAN RAPAT ANGGOTA FOPPSI RANTING

Pasal 77

Musyawarah FOPPSI Cabang

Ayat 1

Musyawarah FOPPSI Cabang diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus

FOPPSI Cabang tiap 5 (lima) tahun sekali pada akhir masa bakti Pengurus

FOPPSI Cabang.

Ayat 2

Musyawarah FOPPSI Cabang Luar Biasa dapat juga diadakan :

a. Kalau Pengurus Cabang menganggap perlu.

b. Atas permintaan sekuran-kurangnya ½ (seperdua) jumlah Ranting dan/atau

jumlah anggota.

c. Atas Permintaan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.

d. Atas Permintaan Pengurus FOPPSI Provinsi.

Page 85: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 3

Peserta Musyawarah FOPPSI Cabang

a. Utusan Ranting dan/atau seluruh anggota

b. Pengurus Cabang

c. Wakil Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

d. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Cabang

Ayat 4

Semua anggota/utusan Ranting berdasarkan undangannya mempunyai hak bicara.

Ayat 5

Hak suara hanya ada pada Ranting dan/atau perwakilan anggota berdasar wilayah

desa/kelurahan/satu unit kerja/ gugus sekolah dimana setiap 20 anggota

memiliki 1 (satu) suara dan/atau seluruh anggota cabang.

Ayat 6

Setiap Ranting dan/atau wilayah desa/kelurahan/satu unit kerja/gugus sekolah

memiliki sedikitnya 1 (satu) suara dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) suara.

Ayat 7

Acara pokok Musyawarah FOPPSI Cabang membahas dan menetapkan antara

lain :

a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang termasuk kebijakan

keuangan dalam masa baktinya.

b. Rencana kerja termasuk anggaran keuangan dalam masa bakti yang akan

datang.

c. Pemilihan Pengurus Cabang

Ayat 8

Pada dasarnya segala ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah FOPPSI

Kabupaten/Kota berlaku juga bagi penyelenggaraan Musyawarah FOPPSI Cabang

dengan disesuaikan berdasar ruang lingkup dan tingkatannya.

Page 86: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Pasal 78

Musyawarah Kerja FOPPSI Cabang

Ayat 1

Jika Organisasi Cabang terdiri dari Ranting-Ranting maka diadakan Musyawarah

FOPPSI Cabang yang diselenggarakan setiap tahun dan dipimpin oleh Pengurus

Cabang.

Ayat 2

Musyawarah Kerja FOPPSI Cabang dapat juga diadakan :

a. Kalau Pengurus Cabang menganggap perlu.

b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah Ranting yang mewakili lebih dari ½

(seperdua) jumlah anggota.

c. Atas permintaan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.

d. Atas permintaan Pengurus FOPPSI Provinsi.

Ayat 3

Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan

tersebut dalam ayat (2) pasal ini diterima. Pengurus FOPPSI Cabang wajib

menyelenggarakannya

Ayat 4

Peserta Musyawarah Kerja FOPPSI Cabang :

a. Utusan Ranting

b. Pengurus Cabang

c. Wakil Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

d. Wakil Pengurus Anak Lembaga dan Badan Khusus tingkat Cabang

e. Wakil Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahilan Sejenis tingkat

Cabang

f. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Cabang.

Ayat 5

Utusan Ranting mempunyai hak bicara dan hak suara sedang peserta lainnya

hanya mempunyai hak bicara.

Page 87: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 6

Jumlah suara yang ditetapkan sebagai berikut :

a. Setiap Ranting mempunyai hak suara sekurang-kurangnya 1 (satu) suara

sebanyak-banyaknya 5 (lima) suara

b. Setiap 20 (duapuluh) anggota berhak 1 (satu) suara.

Ayat 7

Jika Cabang tersebut tidak mempunyai Ranting maka Musyawarah Kerja FOPPSI

Cabang diganti dengan rapat kerja anggota yang dihadiri oleh perutusan anggota

berdasar permakilan wilayah desa/kelurahan/satu unit kerja/gugus sekolah.

Ayat 8

Segala ketentuan tentang Musyawarah Kerja secara mutatis dan mutandis berlaku

juga bagi rapat kerja anggota seperti tersebut dalam ayat (7) pasal ini dengan

disesuaikan berdasar ruang lingkup dan tingkatannya.

Pasal 79

Rapat Anggota FOPPSI Ranting

Ayat 1

Rapat anggota FOPPSI Ranting diadakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan

sekali dipimpin oleh Pengurus Ranting.

Ayat 2

Rapat anggota FOPPSI Ranting dapat juga diadakan apabila :

a. Pengurus Ranting menganggap perlu.

b. Atas permintaan ½ (seperdua) anggota Ranting atau lebih.

c. Atas Permintaan Pengurus FOPPSI Cabang

d. Atas permintaan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.

Ayat 3

Pada akhir masa bakti Pengurus FOPPSI Ranting, rapat anggota diupayakan agar

dihadiri oleh seluruh anggota dan rapat anggota tersebut berfungsi sebagai forum

tertinggi organisasi di tingkat Ranting.

Page 88: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 4

Hak bicara dan hak suara ada pada semua anggota yang hadir.

Ayat 5

Anggota yang tidak hadir dianggap tidak menggunakan hak bicara dan hak

suaranya.

Ayat 6

Segala ketentuan tentang Musyawarah Kabupaten/Kota secara mutatis dan

mutandis berlaku juga bagi rapat anggota tersebut dalam ayat (3) pasal ini dengan

disesuaikan berdasar ruang lingkup dan tingkatannya.

BAB XXIII

RAPAT PENGURUS DAN PERTEMUAN LAIN

Pasal 80

Rapat Pengurus

Ayat 1

Rapat Pengurus/Pengurus Harian disetiap tingkatan diadakan sesuai keperluan dan

sekurang-kurangnya diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali.

Ayat 2

Rapat Pengurus Lengkap Pimpinan Organisasi diselenggarakan sekurang-

kurangnya 2 (dua) bulan sekali.

Ayat 3

Rapat Pleno Lengkap Organisasi yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Organisasi,

Badan Penasihat, Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis,

Pimpinan Anak Lembaga, dan Pimpinan Badan Khusus diadakan sekurang-

kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.

Ayat 4

Rapat Pengurus dapat juga diadakan atas permintaan ½ (seperdua) jumlah

anggota Pengurus Lengkap dan/atau ada hal-hal yang mendesak.

Page 89: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 5

Pertemuan khusus antara berbagai pihak secara terpisah dapat diadakan sesuai

keperluan.

Ayat 6

Dalam rapat tersebut semua anggota yang hadir mempunyai hak bicara dan hak

suara yang sama.

Pasal 81

Pertemuan Lain

Ayat 1

Pertemuan lain dapat diselenggarakan oleh Pengurus Organisasi di semua

tingkatan apabila diperlukan dalam upaya kelancaran pelaksanaan misi organisasi.

Ayat 2

Rapat Koordinasi Pimpinan FOPPSI Kabupaten/Kota Tingkat Nasional

dilaksanakan setiap 2 tahun sekali oleh Pengurus Pusat (PP) FOPPSI

Ayat 3

Rapat Koordinasi Pimpinan FOPPSI Cabang/Cabang Khusus Tingkat Provinsi

dilaksanakan setiap 2 (dua tahun sekali oleh Pengurus FOPPSI Provinsi

Ayat 4

Rapat Koordinasi Pimpinan FOPPSI Ranting Tingkat Kabupaten/Kota

dilaksanakan setiap 2 (dua) tahun oleh Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.

BAB XXIV

BADAN PENASIHAT

Pasal 82

Badan Penasihat Pengurus Pusat

Ayat 1

Atas usul Pengurus Pusat Musyawarah menetapkan susunan dan keanggotaan

Badan Penasihat Pengurus Pusat yang sedikitnya berjumlah 9 (sembilan) orang

dan terdiri atas tokoh-tokoh di bidang pendidikan, kebudayaan, Kemasyarakatan

dan para ahli yang berkaitan dengan pendidikan, keprofesian dan ketenagakerjaan.

Page 90: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Badan Penasihat baik diminta atau tidak bertugas memberi nasihat dan saran-

saran kepada Pengurus Pusat.

Ayat 3

Masa bakti Badan Penasihat Pengurus Pusatsama dengan masa bakti Pengurus

Pusat.

Pasal 83

Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Provinsi

Ayat 1

Atas usul Pengurus FOPPSI Provinsi yang baru, Musyawarah FOPPSI Provinsi

menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Penasihat Pengurus FOPPSI

Provinsi yang sedikitnya berjumlah 7 (tujuh) orang dan terdiri atas tokoh-tokoh di

bidang pendidikan, kebudayaan, kemasyarakatan, dan para ahli yang berkaitan

dengan pendidikan, keprofesian, dan ketenagakerjaan.

Ayat 2

Badan Penasihat baik diminta atau tidak bertugas memberi nasihat dan saran-

saran kepada Pengurus FOPPSI Provinsi.

Ayat 3

Masa bakti Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Provinsi sama dengan masa

jabatan Pengrus FOPPSI Provinsi.

Pasal 84

Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota

Ayat 1

Atas usul Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota, Musyawarah FOPPSI

Kabupaten/Kota menetapkan Badan Penasihat Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota yang sedikitnya berjumlah 5 (lima) orang dan terdiri atas tokoh-

tokoh pendidikan, kebudayaan, kemasyarakatan, dan para ahli.

Page 91: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Badan Penasihat baik diminta atau tidak bertugas memberi nasihat dan saran-

saran kepada Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.

Ayat 3

Masa bakti Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota sama dengan

masa bakti Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.

Pasal 85

Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus

Ayat 1

Atas usul Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus, Musyawarah FOPPSI

Cabang menetapkan Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang khusus

yang sedikitnya berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari tokoh-tokoh

pendidikan, kebudayaan, dan kemasyarakatan.

Ayat 2

Badan Penasihat baik diminta atau tidak bertugas memberi nasihat dan saran-

saran kepada Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus.

Ayat 3

Masa bakti Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus sama

dengan masa bakti Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus.

BAB XXV

DEWAN KEHORMATAN ORGANISASI DAN KODE ETIK PROFESI

OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH INDONESIA

Pasal 86

Status, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang

Ayat 1

Jika dianggap perlu, Badan Pimpinan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota dapat

membentuk Dewan Kehormatan Organisasi sesuai dengan tingkatannya.

Page 92: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 2

Fungsi dan tugas Dewan Kehormatan Organisasi di tingkat Cabang/Cabang

Khusus dan Ranting menjadi tanggungjawab pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.

a. Dewan Kehormatan Organisasi bertugas memberikan saran, pendapat, dan

pertimbangan kepada Badan Pimpinan Organisasi yang membentuknya

tentang elaksanaan bimbingan , pengawasan, penilaian dalam pelaksanaan

disiplin organisasi serta Kode Etik Operator Pendataan Pendidikan Seluruh

Indonesia.

b. Pelaksanaan, penegakkan, dan pelanggaran disiplin organisasi yang terjadi

di wilayah kewenangannya.

c. Pelanggaran kode etik Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

yang dilakukan baik oleh pengurus maupun oleh anggota serta saran dan

pendapat tentang tindakan yang selayaknya dijatuhkan terhadap pelanggaran

kode etik tersebut.

d. Pelaksanaan dan cara menegakkan disiplin organisasi dan Kode Etik

Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, dan

e. Pembinaan hubungan dengan mitra organisasi dibidang penegakkan serta

pelanggaran disiplin organisasi serta kode etik Operator Pendataan

Pendidikan Seluruh Indonesia.

Ayat 3

Susunan keanggotaan Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi

Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia terdiri dari unsur Badan

Penasihat, unsur Badan Pimpinan Organisasi, unsur Himpunan/Ikatan/Asosiasi

Profesi dan Keahlian Sejenis, dan unsur-unsur keahlian lainnya sesuai dengan

keperluan.

Ayat 4

Tata cara, tugas, wewenang, dan mekanisme kerja Dewan Kehormatan Organisasi

dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia diatur

lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri.

Page 93: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

BAB XXVI

PERBENDAHARAAN

Pasal 87

Keuangan Organisasi

Ayat 1

Setiap anggota wajib membayar uang pangkal dan uang iuran sebagai berikut :

a. Uang Pangkal sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) bagi anggota

baru dan diserahkan ke Pengurus FOPPSI Kabupaten /Kota

b. Uang iuran anggota ditetapkan oleh Musyawarah FOPPSI Provinsi,

minimal Rp. 5.000,00 (dua ribu rupiah) setiap bulan

c. Rincian Pendistribusian uang pangkal dan iuran adalah sebagai berikut :

a) 10% Pengurus Pusat FOPPSI

b) 20% Pengurus FOPPSI Provinsi sebesar

c) 30% Pengurus Kabupaten/Kota sebesar

d) 40% Cabang dan Ranting sebesar

Ayat 2

Ketentuan pembayaran iuran anggota sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf b

mulai dilaksanakan 6 (enam) bulan setelah Musyawarah.

Ayat 3

Pelaksanaan pengumpulan uang iuran untuk Pengurus Pusat dan Pengurus

Provinsi diberikan tugas dan tanggung jawab kepada Pengurus FOPPSI

Kabupaten/Kota.

Ayat 4

Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota menyetorkan iuran untuk Pengurus Pusat

bersama dengan

Ayat 5

iuran untuk Pengurus FOPPSI Propivinsi kepada Pengurus FOPPSI Propivinsi.

Page 94: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 6

Setiap 3 (tiga) bulan, semua pengurus di semua tingkatan wajib menyampaikan

catatan penerimaan iuran anggota dan disampaikan kepada Badan Pimpinan

Organisasi yang lebih tinggi kecuali Pengurus Pusat yang akan menyampaikannya

kepada seluruh Pengurus FOPPSI Provinsi.

Ayat 7

Setiap tahun kondisi keuangan diverifikasi :

a. Pengurus Pusat(PP) FOPPSI diperiksa oleh Badan Verifikasi Keuangan

yang dibentuk oleh KONKERNAS oleh sebanyak-banyaknya 5 orang yang

mewakili FOPPSI Provinsi.

b. Pengurus FOPPSI Provinsi oleh Pengurus Pusat(PP) FOPPSI

c. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota oleh Pengurus FOPPSI Provinsi

d. Pengurus Cabang FOPPSI oleh Pengurus Kabupaten/Kota

Pasal 88

Kekayaan Organisasi

Ayat 1

Pengurus di semua tingkatan wajib mencatat dan menginventarisasikan kekayaan

organisasi.

Ayat 2

Semua pemindahan hak, pelepasan dan pemutasian kekayaan organisasi baik

berupa barang tidak bergerak, barang bergerak, surat-surat berharga yang bernilai

diatas Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) untuk tingkat Pusat serta Provinsi dan

di atas Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk Kabupaten/Kota ke bawah, wajib

mendapat persetujuan Rapat Pengurus dan wajib dipertanggungjawabkan pada

forum organisasi di wilayahnya.

Ayat 3

Ketentuan yang tertuang dalam ayat (2) pasal ini tidak menghapus kewajiban

pengurus untuk mempertanggung-jawabkan semua keuangan dan kekayaan

organisasi.

Page 95: Anggaran Dasar FOPPSI final

AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia

Ayat 4

Inventarisasi kekayaan organisasi menjadi bagian pertanggungjawaban Pengurus.

BAB XXVII

P E N U T U P

Pasal 89

Ayat 1

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dan

ditetapkan dalam peraturan organisasi oleh Pengurus Pusatdan

dipertanggungjawabkan kepada Musyawarah.

Ayat 2

Apabila terjadi perbedaan penafsiran atas materi Anggaran Dasar/Anggaran

Rumah Tangga, maka penafsiran yang berlaku dan sah adalah penafsiran yang

dilakukan oleh Pengurus Pusatsampai ada penafsiran lain dalam Musyawarah

berikutnya.

Ayat 3

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di

Pada tanggal

:

:

Jakarta

13 Oktober 2015

PENGURUS PUSAT FOPPSI

SELAKU PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL

Ketua Umum

BASUKI RAKHMAD

Sekretrais Jendral

H. GUNAWAN, S.Pd