anggaran 2012 - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/7328/1/induksi mutasi anggrek 2012...
TRANSCRIPT
LAPORAN HASIL PENELITIANHIBAH BERSAING LANJUTAN
TAHUN ANGGARAN 2012
JUDUL PENELITIANINDUKSI MUTASI DENGAN IRADIASI SINAR GAMMA UNTUK
PENGEMBANGAN KLON UNGGUL DAN UNIK ANGGREKspathogtottis plicata Blume ASAL BENGKULU
PENELITI :
{. Dr.lr. Rustikawati, .M.Si2,. lr. Atra Romeida, M.Si3. Dr. Dewi Sukma, Sp, M.Si
DIBIAYA! OLEH DANA DIPA UNIVERSITAS BENGKULUNoMoR
= oa2402g-o4.2.16togtzo12, Tanggal 9 Desember zoll
SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENUGASANPENELITIAN HIBAH BERSAING LANJUTAN
NoMoR z 2o1'tluN3o.t 0.06.0{/HKt2o12, Tangg at 2 Maret 2o12
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BENGKULUTAHUN ANGGARAN 2012
IIALAMAN PENGESAHANLAPORAN PENELITIAN TIIBAII BERSAING LANJUTAN
1. Judul Penelitian
2. Ketua Peneliti
Induksi Mutasi Dengan Iradiasi SinarGamma Untuk Pengembangan KIonUnggul Anggrek Spathoglottb plicataBlume Asal Bengkulu
Dr. k. Rustikawati, M.Si.Perempuan19650508. 19900r.2.00 1
Leklor Kepala
Pemuliaan TanamanPertanian/Budidaya PertanianUniversitas Bengkulu
a.
b.c.d.e.
f.o
h.i.
Nama LengkapJenis KelaminNIPJabatan FungsionalJabatan StrukmralBidang KeahlianFakultari/JurusanPerguruan TinggiTim Peneliti
No Nama BidangKeahlian Fakultas/Jurusan Perguruan
2.
Dr. Ir. AtraRomeida, M,SiDr-Dewi Sukrna, SP.MSi.
Faperta./BudidayaPertanian
PemuliaanTanamanKultur Jaringar/BioteknologiTanaman
TinssiUNIB
Peranian/Agrono IPBmi danHortikultura
3- Pembiayaana.
b.b.
Jangka waktu Penelitian yang DiusulkanJumlah biaya tahun pertama yang disetujuiJumlah biayatahun kedua yang disetujui
:2tahttn: Rp 49.000.000,00: Rp 39.000.000,00
Bengkulu, Nopember 2012
Ketua Peneliti,
Dr. Ir. flustikawati. M.Si.NIP. 196s0s08 199001 2 o}t
M.It.gl.u' 98603 I 002
is Ei
\
RINGKASAN PENELITIAN
Anggrek spathoglottis plicata merupakan salah satu tanaman anggrek terresterialyang dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang marginal. Tahun pertama penelitianHibah Bersaing telah mampu menghasilkan 9 mutan potensial hasil iradiasi sinar gamma.Mutan yang dihasilkan mempunyai perbedaan bentuk bunga dan wama bungadibandingkan dengan tipe liarnya
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan klon mutan unggulanggrek s' plicota asal Bengkulu melalui induksi mutasi dengan iradiasi sinar gammfl.Tujuan khusus penelitian lanjutan untuk Tahun II adalah (l) Mendapatkan mutan stabilsampai Mlv3 melalui perbanyakan klonal berdasarkan karakter morfologi, e)Mengkarakterisasi anggrek S- plicata dan mutan hasil iradiasi sinar gzrmma pada generasiMlv3 menggunakan karakter morfologi, (3) Menganalisis keragaman genetik secaramolekuler menggunakan penanda ISSR, (4) Memproduksi massal mutan potensihl dan uniksecara in vitro menngunakan teknik meriklon.
Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Laboratorium Kultur Jaringan wing g,lantai 6' Departeman AGH IPB Bogor. Bahan penelitian adalahlini meristem klonalanggrek s' plicata asal Bengkulu dan mutannya. Karakterisasi morfologi tanaman anggeks' plicata dilakukan di rumah kawat dengan naungan 45yo standar pemeliharaan anggrektanah di cibanteng Bogor ' Karakter morfologi sebanyak 70 karakter yang diamati meliputidata akaL kormus, daun, bunga dan buah, menggunakan panduan karakterisasi anggrek(Balithi 2007)' Karakterisasi molekuler menggunakan marka ISSR dilakukan di pgsatKajian Buah-buahan Tropika LPPM IPB. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Nor"Juo20ll - Juni 2012' Perbanyakan tanaman mutan secara in vitrodilakukan mulai dari bulanJuni - Oktober 2012.
Data morforogi dan morekurar dianarisis menggunakan program NTSyS_pc(Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis) versi 2.02i. Metode pengelompokanmenggunakan koefisien dice dari similarity .for eualitative Data (srMeUAL) dansequenlial Agglomerative Hierarchical and Nested (SAHN) - (Jnweighted pcrir.-group
___
method arithmatic average (LIPGMA). Analisis komponen utama menggunakan metode
mul t iv ar i a t e program MINITAB.
Hasil analisis keragaman genetik berdasarkan marka rnorfologi dan marka molekuler
menggunakan ISSR terhadap 9 tanaman mutan anggrek S- plicata hasil iradiasi sebelas
taraf dosis sinar gamma dan 3 kultivar S. plicata sebagai pembandingnya, seita produksi
massal meriklon dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Polimorfisme keragaman morfologi yang berasal dari 70 karakter yang dapat dirfurci
menjadi 177 sub karakter mutan anggrek S. plicata dan pembandingnya dikatagorikan
tinggi yaitu menc apai 89.27%o.
2. Hasil analisis klustering karakter morfologi menggunakan metode UpGMA pada
koefisien kemiripan 0.68 dan analisis komponen utama telah mampu mengelompokkan
9 mutan anggrek S. plicata dan 3 pembandingnja menjadi 5 kelompok utama, dengan:
3- Total pita yang dihasilkan dari l0 primer ISSR sebanyak 360 pita yang tersebar ke
dalam 7l lokus ISSR. Polimorfisme pola pita DNA yang dihasilkan dari l0 primer
ISSR menunjukkan keberhgaman yang sangat tinggi hingga mencapai gl.l4%.
4- Hasil analisis klustering pola pita ISSR menggunakan metode UPGMA pada koefuien
kemiripan 0.68 dan analisis komponen utama terhadap 9 mutan anggrek S- plicatadan 3pembandingnya mampu dibedakan dengan tegas menjadi 5 kelompok utama dengan
nilai goodness of Jit matrik korelasi (r) penanda molekuler mencapai 0.91 (sangat
sesuai).
5- Perkembangan plb menjadi plantlet dan multiplikasi plantlet anggrek S. plicata yang
terbaik dapat menggunakan medium MS vitamin 85 + 75 ml L-r air kelapa atau
menggunakan medium MS + BA 20 pM + 2 yo arang aktif dengan kriteria
menghasilkan multiplikasi plb dan planlet tertinggi dan penampilan visual plb dan
planlet yang prima pada hasil pengamatan pada 6 mst.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
A. LAPORAN HASIL PENELITIAN
RINGKASAN DAN SUMMARY
PRAKATA
DAFTAR ISI ....
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
STUDI PUSTAKA
Pemuliaaan Mutasi.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE PENELITIAN ..
Waktu dan Tempat.
Bahan Tanaman
Analisis Penanda Morfologi.
Anal i si s Pcnanda Molekuler menggunakan IS SR...........-
Pengembangan Mutan Unggul dan Unik secara Massal
Radiosensitivitas........
P-emuliaan Mutasi pada Tanaman yang Berbiak secaraVegetatif...Pemuliaan Tanaman Hias dengan Mutasi Induksi..............
Analisis Keragaman_Genetik Menggunakan Int e r S impl eSequence ReBeats (ISSR).........................
Halarnan
i
I
J
J
6
7
9
IO
t2
12
l2
l5
t7
t7
18
2t
26
ll
ll
lll
iv
v
vi
vlt
2.4
2.5
BAB I.
BAB II.
2.1
2.2
2.3
BAB IIL
3.1
J.Z
BAB IV.
4.1
,1 ^-t -z
4.3
4.4
4.5
nrelalui Teknik Meriklon secara In vitro.
BAB V.
5.1
5.25.35.45.5
5.6
5.7r u<At vrus
irrsrarur r trKfirK Meriklon secara In vitro.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
B. DRAFT ARTIKEL ILMIAH
HASIL DAN PEMBAHASAN
i;;;k-;;M;ili;i;;i :
arakter Morfologi.ISSR........rek S. plicata danProfil ISSR.........rek S. plicata danNilai Analisis KornponenR)..... .......I dan Unik secara Massal
26
263lJJ
37
41
42
47
51
53
57
69
H i bah Bers a i ng -II-2 0 t 2
BAB I. PENDAHULU.{N
Karakterisasi tanaman dapat dilakukan menggunakan penanda morfologi maupunpenanda molekuler. Kalakterisasi berdasarkan penanda morfologi biasanya dipengaruhioleh lingkungan makro dan mikro. Kesulitan dapat terjadi apabiladilakukan untuk karakteryang bersifat kuantitatif yang dikendalikan oleh banyak gen. sebaiknya disampingmelakukan karakterisasi morfologi untuk karakter kualitatif, juga dilakukan kapkterisasimenggunakan penanda molekuler. Penanda molekuler dapat memberikan gambaranhubungan kekerabatan yang lebih akurat antarasuatu spesies dengan kerabat dekat maupunkerabat jauhnya serta antara suatu spesies dengan mutannya, karena analisis DNA sebagaimateri genetik tidak dipengaruhi oleh lingkungan (Liu et al. 2006). pengambilan sampelDNA dapat dilakukan pada semua bagian tanaman (Trojanowska dan Bolibok 2004).
Penanda molekuler Inter Simple Sequence Repeats (rSSR) merupakan salah satupenanda dengan motif sekuen berulang. Ada kalanya terdapat penambahan sekuennukleotida baik bagian ujung 3' maupun ujung 5'. ISSR adalah fragmen DNA denganukuran 100-3 000 bp berlokasi diantara wilayah mikrosatelit. wilayah amplifikasi sekuenDNA yaitu IssR bagianflanked genomsecara berlawanan area yang dekat dengan sekuenberulang (Zietkiewicz et ar. rgg4). Area amprifikasi dapat dilihat Gambar r.
INTER-SSR PCR
genomlcDHA
CA repeat > (cA)nt{N rl(cA)n
PGR product3'<nchored prlmer
PCR product5'.anchored prlmer
Garnbar l - wilayah amplifikasi ISSR( Zietkiewic z et ar. rgg4).
\
E
H iba h B ers a ing -l I -20 I 2
Keuntungan penggunaan marker molekuler, khususnya ISSR antara lain (1) tidak
dipengaruhi musim dan lingkungan (Azrai 2005), (2) tidak diperlukannya data sekuen
terlebih dahulu, (3) membutuhlian 5-50 ng templat DNA per reaksi, (4) ISSR tersebar
diseluruh genom (5) dapat menghasilkan pola polimorfisme lebih tinggi dari RAPD pada
beberapa tanaman (Liu et al. 2008), (6) menghasilkan polimorfisme tingkat inter species
(Zietkiewicz et al. 1994), (7) bersifat dominan (Soltis et al. 1998, Kumar et at. 2009), (8)
dapat digunakan untuk analisis keragaman genetik dan analisis kekerabatan (Trojanowska
dan Bo1ibok2004).
Penggunaan zat pengatur tumbuh sitokinin alami maupun sintetik untuk memacu
multiplikasi dan pertumbuhan tunas mikro sudah digunakan secara luas pada berbagai
jenis tanaman, namun jenis dan konsentrasinya berbeda-beda untuk berbagai jenis
tanaman. Penggunaan sitokinin tersebut juga sangat penting untuk perbanyakan in vitro
berbagai jenis anggrek, termasuk anggrek S. plicata. Umumnya anggrek sudah dapat
tumbuh tanpa penambahan sitokinin pada medium tanamnya, namun dengan
penambahan sitokinin dapat memacu multiplikasi plb dan planlet menjadi lebih cepat.
Sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh yang sangat berperan dalam proses proliferasi
sel (Ramirez-Parra 2005), menginduksi pembelahan sel serta pembentukan dan
perkembangan tunas (Mok 1994), mengaktifkan pucuk tunas lateral yang dorman (Napoli
et al. 1999) serta memperlambat senqscence (Gan dan Amasino 1995).
Hibah Bersaing -II-20 I 2
BAB VI. SIMPULATI DAN SARAN
6.1 Simpulan
Hasil analisis keragaman genetik berdasarkan marka morfologi dan marka
molekuler menggunakan ISSR terhadap 9 tanaman mutan anggrek S. plicata hasil
iradiasi sebelas taraf dosis linar garnma dan 3 kultivar ,S. plicata sebagai
pembandingnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
l. Polimorfisme keragaman morfologi yang berasal dari70 karakter yang dafat dirinci
menjadi 177 sub karakter mutan anggrek ,S. plicata dan pembandingnya
dikatagorikar-rtinggiyaitumencapaiS9.2TYo.
2. Hasil analisis klustering karakter morfologi menggunakan metode UPGMA pada
koefisien kemiripan 0.68 dan analisis komponen utama telah rumpu
mengelompokkan 9 mutan anggrek S. plicata dan 3 pembandingnya menjadi 5
kelompok utama, dengan nilai goodness of fit matriks korelasi (r) sebesar 0.89
(sesuai).
3. Total pita yang dihasilkan dari l0 primer ISSR sebanyak 360 pitA yang tersebar ke
dalam 7l lokus ISSR. Polimorfisme pola pita DNA yang dihasilkan dari l0 primer
ISSR menunjukkan keberagaman yang sangat tinggi hingga mencapai 91.14%-
4. Hasil analisis klustering pola pita ISSR menggunakan metode UPGMA pada
koefisien kemiripan 0.68 dan analisis komponen utama terhadap 9 mutan anggrek S-
plicata dan 3 pembandingnya mampu dibedakan dengan tegas menjadi 5 kelompok
utama dengan nilai goodness offit matrik korelasi (r) penanda moiekuier mencapai
0.91 (sangat sesuai).
5- Perkembangan plb menjadi plantlet dan multiplikasi plantlet anggrek S. plicata
yang terbaik dapat menggunakan medium MS vitamin 85 + 75 ml L-l air kelapa
atau menggunakan medium MS + BA 20 pM + 2oh arang aktil' dengan kriteria
menghasilkan multiplikasi plb dan planlet tertinggi dan penampilarr visual plb dan
planlet yang prima pada hasil pengamatan pada 6 mst.
-_
Hibah Bersaing -l I-20 I 2
6.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dilapang dan analisis data yang telah dilakukan maka
dapat disarankan :
l. Untuk mempertahankan bahan tanam dalam bentuk plb maupun plantlet sebaiknp
dilakukan sub kultur secara rutin 6 minggu sekali berselang seling antara medium
yang menggunakan arang aktif dan tanpa arang aktif.
2. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui genotipe tanaman mutan perlu diuji
menggunakan marka co -dominant.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk perbanyakan klonal mutan-mutan
yang sudah stabil menggunakan teknik perbanyakan lini klon plb, tapi
menggunakan bahan tanam meristem tunas tanaman mutan.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan uji selfing tanaman mutan (M1) untuk
mengetahui apakah tanaman mutan sudah seragam atau masih terjadi segregasi.
J.
4.
H iba h B ersaing -I I-20 I 2
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah TL, J Endan, and M Nazir. 2009. Changes in Flower Development, ChlorophyllMutation and Alteration in Plant Morphology of Curcuma alismatiftliaby GammaIrradiation. American Journal of Applied Sciences 6 (7):1436-1439
Ahloowalia BS. 1992. In vitro variation induced mutants in chrysanthemurn. MutationBreeding New'letter 39:6
Aisyah SI, H Aswidinnor, dan A Saefuddin. 2009. Induksi mutasi stek pucuk Anyeiir(Dianthus caryophyllzs Linn.) melalui iradiasi sinar gamma. J. Agron. Indonesia37(t):62-70
Albert B, D Bray, J Lewis, M Raf[, K Robert, and JD Watson. 7994. Molecular Biologl'of Cell. ThirdEddition. pp34l
Az.r:ai M. 2005. Pemanfaatan marka molekuler'dalam proses seleksi pemuliaan tarramarl.Jurnal Agro Biogen l(l):26-37.
Balithi. 2007. Panduan Karakterisasi Tanaman Arggrek Balithi-Segunung. Cipanas.
Banerji BK, and SK Datta. 1992. Gamma Ray indueed flower shape mutation incrisanthemum cv 'Java'. J. Nuclear Agric. Biol.2l(2):73-79
Brock RD. 1979. Mutation of Plant Breeding for Seed Protein Improvement. p. 4345.1nSeed Protein Improvement in Cereals and Grain Legumes. Proc. Symp.IAEA/FAO/GSF, Neuherberg, BRD. 1978., IAEA, Vienna.
Broertjes C, and AM van Harten. 1988. Applied Mutation Breeding for VegetativelyPropagated Crops. Elsevier, Amsterdam. 345 p.
Busey P, and BK Banerji. 1993- Gamma ray induced somatic mutation in chrysanthe-mum cv. "Kalyani Mauve". J. Nuclear Agric. Biol.22(l):!9-27.
Busey P. 1980. Gamma ray dosage and mutation breeding in St. Augustinegrass. Crop Sci,20: 181-184.
Busey P. 2001. Mutation studies on garden chrysanthemum : A review. ScientificHorticulture 7 :l 59-199.
Chahal GS, and SS Gosal. 2003. Principles and Procedures of Plant Breeding.
. Biotechnological and Conventional Approaches. Narosa Publishing House.
Donini B, and A Micke. 1984. Use of Induced mutations in improvement of vegetativelypropagated crop. IAEA-TECDOK-305:79-96
Gan S, Amasino RM. 1995. Inhibition of leaf senescence by autoregulated production ofcytokinin. Science 270:1986-1988
Guo I-lB, Huang KY, Zhou TS, Wu QH, Zhang YJ, Liang Z;5.2009. DNA isolation,optimization of ISSR-PCR system and primers screening of Scutellaria baicalensis.Journal of Medicinal Plants Research 3(11): 898-901.
Gupta PP, O Schieder, and M Gupta. 1984. Intergeneric nuclear gene transfer betweensomatically and sexually incompatible plants through asymmetric protoplas fusion.Molecular and General Genetic 197:30-35
-_
Hibah Berseing -II-20 I 2
Hartatik. 2000. Studi Genetik Plasma Nutfah Tebu (Saccharum spp.) Berdasarkan penandaMorfologi, Agronomi dan Isozim. [Tesis] Program Pascasarjana IPB Bogor. 138pp.
Hee KI{, Loh CS, Yeoh HH- 2009. Early in vitro flowering and seed production in vitroculture in Dendrobium Chao Praya Smile (Orchidaceae). Plant Cell Rep. 26 :2055-2062.
Herison C, Rustikawati, SH Sutjahjo dan SI Aisyah. 2008. Induksi mutasi melalui iradiasisinar gamma terhadap benih untuk meningkatkan keragaman populasi dasar jagung(Zeamays L.). J. Akta Agrosia 1l(1):57-61
Ho Y, Hut g TY. 2011. Cladistic relationships within the genus Cinnamomum (Lauraceae)in Taiwan based on analysis of leaf morphology and inter-simple sequence repeat(ISSR) and intemal transcribed spacer (ITS) molecular markers. African .Iournal ofBiotechnol o gy I 0 (24) :4802 - 481 5 .
Human S. 2003. Peran iptek nuklir dalam pemuliaan tanaman untuk mendukung industripertanian. Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan TenagaNuklir Nasional(BATAN), Jakarta.
International Atomic Energy Agency UAEA].edition. Tech. Report Series No.1l9.Energy in Food and Agriculture. 286 p.
Ismachin M. 2007. Ilmu Pemuliaan Mutasi (Materi Diklat) BATAN. JakartaKumar, P.2009- Potential of molecular markers in plant biotechnology. Review Article-
Plant Omic s J . 2(4):l4l -162.
Lamseejan S, P Jompok A Wongpiyasatid, S Deeseepan, and P Kwanthammachart. 2000.Gamma-rays induced morfological change in Crysanthemum (Crysanthemummorifolium). Kasetsart J. (Nat. Sci.) 34:417-422.
KO. 1974- Compact Stella sweet cherry introduced. Mutation Breeding NewsLetter. IAEA,4:8.
Liu JJ, Ekramoddoullah AKM, Hunt R, Zainal A. 2006. Iditifrcation and characterizationof RAPD markers linked to a major gene (Cr2) for resistant to Cronartium ribicola(Fish.) in Pinus monticola (D.Don.). Phytopathology 96:395-399.
Liu LW, Zhao LP, Gong YQ, Wang MX, Chen LM, Yang JL, Wang Y, Yu FM, WangLZ. 2008. DNA fingerprinting and genetic diversity analysis of late-bolting radishcultivars with RAPD, ISSR and SRAP markers. Scientia Horticulturae. 116(3):240-247.
Lu J, Hu X, Liu J, Wang H. 20ll- Genetic diversity and population structure of 151Cymbidium sinense cultivars. .lournal of Horticulture and Forestry 3(4): 104-ll4-
Micke A and B Donini. 1993. Induced mutation. Di dalam : Hayward MD, Bosemark NO,Ronragosa l, ed. Plarft Breeding Principles and prospects. Chapman & Hall. Hlm 52-77.
Milad Sl. Wahba LE, Barakat MN. 2011. Identification of RAPD and ISSR markersassociated with flag leaf senescence under water stressed conditions in wheat(Triticum aestivum L.). A.ICS 5(3):337-343.
1977 - Manual on Mutation Breeding, 2ndJoint FAOIAEA. Vienna: Div. of Atomic
r-
Mok MC. tgg4. Cytokinin: chand prant a. *rop-",,; ;flT::TI#:ff ?*:i %[E rl##5J @ d ) cvtok,nin
Muflrusamy S, Kasystem in 's' 2008' Efficiency of RApD and ISSR markersElectronic tion of rice bean tvrrr"^rilbelata) Iandraces.
Napoli CA, Beveri r l1(3):l--l-0 e--- B'rr
and the co 999. Reevaluating concept of apical dominanceowrh. Curr. Top. b"". eiof. 44:t2T_169.***Tf,f;i3"Y#[1HI;;:1ffi
"','"H:r;hll",,:{,:;;;uirradiariondoseonParab GV, Khrisnan ,. ,r,r. - ;"""""_:rtra'
Kad. Res.62:79-96
*rui,;.rit,Ht#;rrlt-'ffit?:{,:#,ffi ,,.,,r.;H!fr *x.ffiH
Ramirez-p*u I:.,
resvoyes ,, o1rrr"1r", c.-2005.- p"ruT: between ce, division andno,,,.i#ftfH,;; a*irg p*ia"r"r"p_Ir,..r?,] i. Dev. Biol. qg :+eTit tThampomas Dendrobium ev.Aktifsecara i BAp a*_ar*g
Sd OJ, pereira A, Banalysis ofAr ,"lto::l9IA exrraction for RApD and ISSRSanjay LS, Mirrry KN, Shah SD, Thuk
,t.J- Mor. Sci. 12: qsa-iiei.assessment in nine cultivars ofthrough RAPD, ISSR
""J Sin _Shaw
trff:*" " A5: 2[[g.Assessment of genetic diversity in a highlyBreeding ff:ffi;1:;:;:* ,.ini.otJi".'.*r".,
cropShen J, Ding X,repeats (ISS .2006- Inter-simpre sequenceDendrobium auth_enticating
fopulations ofSim GE' Goh CJ, Loh.cs. 2008. Induction of in vitro u"r*Ijrl;',i.?f#:;:tr;;:rhong-rn seedrings i' "r.""#ia *t,r, j, ;;*, ;g:g_iy, rvi_fa)_ir"pentenyr)_?j;;:r.,,r, a", No_ialisljentenyr>,a.,r*ir.
i,ool. prant cfiiRep 27: t2B1_Simmonds W. 1979. principles of Crop Inrprovement. LorSoltis ED, Sortis Sp,
. D_oyre ,0. ,rrr_ Contributior_;i?:t;"J:"ililll; . o,rr,
, +, r sl;r""T:,":r uj,ffj:*11'm-;#[futir:i:r,,cs or p,an,s rr DNASutiahi
Hiboh Bersqing _II_20 t 2r
Sutf ah.l ^:;:':. r\rLrwEr Academrc Publishers.
k iTd SI Aisyah. 2007. perakita
L i in vitro riruta, iradiasi ,,ru, '1.111-ar,unggul Jagu,g toleran
ffi:;;';.'-,,:Dendrobium cv. Sonia f Z. el"[*ia plarrrarrn 52(4):723_726.
Hibah Bersa ing -ll-20 I 2
Trojanowska MR, Bolibok H. 2004. Characteristics and comparison of tfuee classes ofmicrosatellite-based markers and their application in plants. Cellular and Mol. Biol.Letters 9 :221-238.
Van Harten AM. 1998. Mutation Breeding, Theory and Practical Application. press.Syndicate of the Univ. of Cambridge. UK. 353 p.
. 2002- Mutation breeding of vegetatively propagated ornamentals- rn Avainstein (ed). Breeding for Ornamentals: classical ind Molecular Approaches.Kluwer Academic Press., Boston
Waluyo R- 2001- Induksi mutasi krisan (Dendranthema grandiJlora Tzvelev.;.melaluiiradiasi planlet. Skripsi Jurusan Budidaya Pertanian, Institut pertanian Bogor 3ghal. (tidak dipublikasikan).
Wang H7', Feng SG, Lu JJ, Shi NN, Liu JJ. 2OOg. Phylogenetic studi and molecularidentification of 3l Dendrobium species using inter-simpel sequent repeat (ISSR)markers. Scientia Horticultur a 122:440-447 .
Yam TW. 1994- Breeding with Paraphlaenopsis. American Orchid Society Bulletin.63(12):1359-136s.
Yasodha R, Kathirvel M, Sumathi R, Gurumurthi K, Archak S, Nagaraju J. 2}O4.Geneticanalyses of Casuarinas using ISSR and FISSR markers. Genetica 122: l6l-t72.
Zietkiewicz E, Rafalski A, Labuda D. 1994. Genome fingerprinting by simple sequencerepeat (SSR) anchored pol;rmerase chain reaction amplifrcation Genomics(20):1 76-183.
_______--___