anemia defisiensi fe dan pemeriksaan fep

3
Anemia Defisiensi Fe dan Pemeriksaan FEP (Free erytrocyte Protoporphyrin) Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang disebabkan karena adanya gangguan pada produksi hemoglobin sebagai akibat dari kurangnya besi yang diperlukan untuk sintesis. Kasus anemia defisiensi Fe pada anak dapat menimbulkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan dan sering sakit karena daya tahan tubuh berkurang. Kebutuhan besi untuk anak-anak adalah 0,8-1,5 mg Fe setiap hari. Namun, tingkat absorbsi besi dari makanan maksimal hanya 10%. Oleh karena itu, makanan harus mengandung setidaknya 8-10 mg Fe per hari. Anak yang mendapatkan ASI lebih sedikit mengalami kekurangan Fe karena besi yang didapatkan di Asi lebih mudah diabsorbsi dibandingkan dengan susu sapi. Jumlah zat besi yang diserap oleh tubuh dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu jumlah zat besi dalam makanan, bioavilabilitas besi dalam makanan, dan penyerapan oleh mukosa usus.penyerapan besi dalam usus dilakukan dengan dua cara. Pertama adalah penyerapan dalam bentuk non heme, yang mana 90% berasal dari makanan. Besi non heme pada makanan berupa besi inorganik (feri/Fe 3+ ). Bentuk ini penyerapannya bergantung pada vitamin C, asam lambung dan asam amino untuk kemudian mengalam reduksi menjadi bentuk fero (Fe 2+ ). Melalui cara ini besi diubah menjadi bentuk yang mudah diserap.

Upload: tegar-gemilang

Post on 03-Sep-2015

40 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

fr3fr

TRANSCRIPT

Anemia Defisiensi Fe dan Pemeriksaan FEP (Free erytrocyte Protoporphyrin)Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang disebabkan karena adanya gangguan pada produksi hemoglobin sebagai akibat dari kurangnya besi yang diperlukan untuk sintesis. Kasus anemia defisiensi Fe pada anak dapat menimbulkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan dan sering sakit karena daya tahan tubuh berkurang.Kebutuhan besi untuk anak-anak adalah 0,8-1,5 mg Fe setiap hari. Namun, tingkat absorbsi besi dari makanan maksimal hanya 10%. Oleh karena itu, makanan harus mengandung setidaknya 8-10 mg Fe per hari. Anak yang mendapatkan ASI lebih sedikit mengalami kekurangan Fe karena besi yang didapatkan di Asi lebih mudah diabsorbsi dibandingkan dengan susu sapi.Jumlah zat besi yang diserap oleh tubuh dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu jumlah zat besi dalam makanan, bioavilabilitas besi dalam makanan, dan penyerapan oleh mukosa usus.penyerapan besi dalam usus dilakukan dengan dua cara. Pertama adalah penyerapan dalam bentuk non heme, yang mana 90% berasal dari makanan. Besi non heme pada makanan berupa besi inorganik (feri/Fe3+). Bentuk ini penyerapannya bergantung pada vitamin C, asam lambung dan asam amino untuk kemudian mengalam reduksi menjadi bentuk fero (Fe2+). Melalui cara ini besi diubah menjadi bentuk yang mudah diserap.Besi non heme di lumen usus akan berikatan dengan apottransferin membentuk kompleks transferin besi yang akan masuk ke dalam sel mukosa. Di dalam mukosa, ikatan tersebut akan terlepas. Apotransferin kembali ke lumen usus sedangkan besi bergabung denga apoeritin membentuk feeritin. Besi yang tadinya telah diubah ke dalam bentuk fero kembali diubah menjadi feri untuk bisa berikatan. Besi yang tidak diikat akan ke aliran darah dan berikatan denga apotransferin membentuk transferin serum. Dalam serum, besi diangkut oleh transferin ke jaringan hati, limpa, dan sumsum tulang serta jaringan lain untuk disimpan sebagai cadangan besi tubuh.Di dalam sumsu tulang, sebagian besi dilepaskan ke dalam eritrosit (retikulosit), kemudian bersenyawa engan porrfirin membentuk heme. Heme bersenyawa dengan globulin membentuk hemoglobin. Setelah berumur 120 hari, fungsi eritrosit akan menurun, kemudian dihancurkan di dalam sel retikuloendotelial. Hemoglobin akan didegradasi menjadi biliverdin dan besi. Biliverdin direduksi menjadi bilirubin dan besi akan masuk ke dalam plasma dan kembali mengikuti siklus sepeerti di atas atau tetap disimpan sebagai cadangan tergantung aktifitas ertropoiesis.Kecukupan penyedian besi ke eritroid sumsum tulang dapat diketahui dengan pemeriksaan free erytrocyte protoporphyrin (FEP). Sebelum besi terikat untuk membentuk heme, pada pembentukan erittrosit akan dibentuk cincin porfirin. Oleh karena itu, jika besi tidak adekuat, protoporfirin bebas akan menunmpuk di sel karena tidak digunakan. Nilai FEP > 100 ug/dl eritrosit menunjukkan anemia defisiensi besi. Pemeriksaan FEP bermanfaat untuk mendeteksi adanya anemia defisiensi besi secara lebih dini.