analisis_skripsi

11
Skripsi karya Dwi Nurcahya berjudul “Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Kimia (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat)”. Arikunto berpendapat bahwa, judul sebuah penelitian yang lengkap diharapkan mencakup: 1. Sifat dan jenis penelitian, 2. Objek yang diteliti, 3. Subjek penelitian, 4. Lokasi/daerah penelitian, 5. Tahun/ waktu terjadinya peristiwa. 1 Judul skripsi diatas apabila dianalisis maka dilihat sebagai berikut: Sifat dan jenis penelitian : Penelitian Kuasi Eksperimen, Objek yang diteliti : Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Subjek penelitian : Pembelajaran Kimia, Lokasi/daerah penelitian : SMA Dua Mei Ciputat, Tahun/ waktu terjadinya peristiwa :- Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa judul yang digunakan sudah cukup lengkap mewakili setiap aspek poin-poin analisis. Hanya poin tahun/ waktu terjadinya peristiwa yang tidak disertakan, namun hal tersebut telah dijelasakan (ditambahkan keterangan) pada bagian Metodologi Penelitian 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suartu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 78

Upload: budi-setiyo-utomo

Post on 17-Nov-2015

237 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

Skripsi karya Dwi Nurcahya berjudul Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Kimia (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat). Arikunto berpendapat bahwa, judul sebuah penelitian yang lengkap diharapkan mencakup:1. Sifat dan jenis penelitian,2. Objek yang diteliti,3. Subjek penelitian,4. Lokasi/daerah penelitian,5. Tahun/ waktu terjadinya peristiwa.[footnoteRef:1] [1: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suartu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 78]

Judul skripsi diatas apabila dianalisis maka dilihat sebagai berikut: Sifat dan jenis penelitian: Penelitian Kuasi Eksperimen, Objek yang diteliti: Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Subjek penelitian: Pembelajaran Kimia, Lokasi/daerah penelitian: SMA Dua Mei Ciputat, Tahun/ waktu terjadinya peristiwa:-Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa judul yang digunakan sudah cukup lengkap mewakili setiap aspek poin-poin analisis. Hanya poin tahun/ waktu terjadinya peristiwa yang tidak disertakan, namun hal tersebut telah dijelasakan (ditambahkan keterangan) pada bagian Metodologi Penelitian (halaman 40). Sehingga kekurangan informasi yang ada pada judul tersebut dapat tertutupi.Bab I (pendahuluan) berisi 6 subbab yakni, Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian.Gaya bahasa yang digunakan dalam Latar Belakang, mengemukakan permasalahan dari lingkup umum lalu mengerucut hingga ke permasalahan utama. Dwi Nurcahya (penulis skripsi) berusaha menyajikan gambaran permasalahan dimulai dalam lingkup sebuah bangsa, yang menurutnya penting diadakannya sebuah proses pembelajaran sebagai aplikasi dari salah satu tujuan pendidikan nasional. Lanjutnya, ranah alur pembahasan diperkecil dalam lingkup yang lebih sederhana yakni pembelajaran IPA yang didalamnya terdapat cabang ilmu kimia. Sampai pada ranah materi yang dipilih, yakni materi kesetimbangan.Satu poin yang menjadi titik sentral dalam skripsi ini adalah mengambil sikap kritis dalam belajar kimia sebagai aspek utama yang diperbincangkan. Hal ini berdasarkan dari materi kesetimbangan yang menuntut siswa memiliki sikap ilmiah, seperti sikap kritis. Hal lain yang menjadi sandaran adalah Dwi merasa pembelajaran kimia saat ini masih kurang mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa sehingga menurutnya penting untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa. Dalam proses pembelajarannya tentu saja tidak menggunakan strategi konvesional. Dalam skripsi ini Dwi menggunakan strategi Problem Based Learning (PBL). Metode PBL dipilih karena menurutnya metode ini dapat menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah nyata.Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian.[footnoteRef:2] Dalam skripsi ini terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, secara umum masalah berlatar belakang dari fenomena pembelajaran kimia yang lazim diberlakukan di sekolah (SMA/MA pada khususnya). Penulis merasa pemilihan masalah dalam skripsi ini baik, karena didasari oleh dorongan yang datang dari diri sendiri untuk kebutuhan memeperoleh jawaban serta terdapat upaya melakukan penyelesaian dari masalah yang dihadapai. Bahasan yang dipilih juga baik, karena bercermin dari fenomena yang terjadi, sehingga bahasan dan hasilnya dapat diberlakukan secara langsung (aplikatif) dalam perbaikan pembelajaran di Indonesia. [2: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suartu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 69]

Untuk menghindari pembahasan yang terlampau luas, maka Dwi melakukan pembatasan masalah, yakni:1. Model Problem Based Learning (PBL) menurut Richard I Arends.2. Kemampuan berpikir kritis menurut Ennis dengan indikator mencari persamaan dan perbedaan, memberi alasan, membuat kesimpulan dan hipotesis, mengklasifikasi dan memberi contoh, serta menerapkan prinsip-prinsip.[footnoteRef:3] [3: Dwi Nurcahya, Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Kimia (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat), (Jakarta: ttt, 2012), h.5]

Pembatasan masalah diberlakukan karena dalam melakukan penelitian, harus ada pedoman definisi yang dipegang/ dianut. Tujuannya menghindari perbedaan konsepsi, yang berakibat kerancuan dalam melakukan penelitian. Pedoman definisi ini selanjutnya dijadikan sebagai definisi operasional.Dalam bagian Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian, terdapat korelasi yang baik artinya dalam penelitian ini berusaha untuk dapat menyelesaikan masalah yang telah dirumuskan.Bab II berisi subbab Deskripsi Teoritis, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis.Sumadi dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D karangan Sugiono berkata, setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisai hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian.[footnoteRef:4] Sugiono menambahkan dalam buku yang sama, landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.[footnoteRef:5] [4: Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), h.52] [5: Ibid.]

Dalam Landasan Teori (selanjutnya menggukan kata Deskripsi Teoritis), Dwi Nurcahya menyusun Deskripsi Teoritis secara bertahap. Mulai dari deskripsi pendekatan yang cakupan pembahasannya luas, mengerucut hingga ke pembahasan yang sederhana seperti langkah-langkah menjadi pemikir kritis. Memulai pemberian informasi dari ranah yang luas dimaksudkan agar pembaca dapat ikut membuka seluas-luasnya wawasan dan paradigma pembaca sehingga tidak adanya dikotomi ilmu yang membuat ranah informasinya menjadi sempit. Hal lain yang menjadi alasan adalah menunjukkan bahwa skripsi ini merupakan bagian dari penelitian dunia (dalam hal ini dunia pendidikan). Artinya dengan mengaitkan hasil skripsi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan di Indonesia pada khususnya.Secara umum bahasa penyampaian yang digunakan jelas dan mudah dimengerti. Penggunaan kutipan dalam struktur tulisan juga baik. Dwi secara konsisten menggunakan footnote dalam teknik mengutip. Kekonsistenan juga ditunjukkan dalam penggunaan multilevel list. Dari skripsi ini terlihat Dwi menggunakan urutan I-A-1-a. dalam memisahkan tingkat bahasan.Namun ada beberapa bagian yang dapat dikritisi. Contohnya pada bagian Pembelajaran Kimia (halaman 32), banyak definisi para ahli yang dikemukakan namun tidak ada definisi operasional yang menjadi rujukan atau pembatasan. Dwi tidak melakukan analisis terhadap definisi yang ditulis. Sebaiknya dari banyak definisi yang dikemukakan, ambil satu benang merah yang menjadi kesimpulan berdasarkan hasil analisis individu, sehingga dapat dijadikan landasan operasional atau definisi operasional.Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti di dunia pendidikan dengan menggunakan tema yang sama dengan skripsi ini. Sehingga dalam pengerjaannya Dwi merasa terbantu dari hasil penelitian yang relevan sebelumnya. Mengenai manfaat studi pendahuluan Dr. Winarno dalam buku Prosedur Penelitian karangan Arikunto menjelaskan bahwa, setelah studi eksploratoris ini peneliti menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi, dari aspek historis, hubungannya dengan ilmu yang lebih luas, situasi dewasa ini, dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain-lainnya.[footnoteRef:6] [6: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suartu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 83-84]

Uma Sekarna dalam Sugiono (2010) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai fakor yang telah diindentifikasi sebagai masalah yang penting.[footnoteRef:7] Dalam penelitian ini sekiranya ada alur masalah yang digambarkan. [7: Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), h.60]

Berfikir Kritis(Variabel y)PBL(Variabel x)Sikap yang perlu di kembangkanMetode yang mengantarkanHipotesis

Dalam kerangka berfikir skirpsi ini pemaparan tautan antar variabel yang akan diteliti jelas. Dwi secara sederhana memaparkan runutan masalah dengan penggunaan bahasa yang mudah dimengerti sehingga dapat pula memberikan penggambaran tentang hipotesis yang akan diajukan.Ha : Terdapat pengaruh positif Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran kimia.[footnoteRef:8] [8: Dwi Nurcahya, Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Kimia (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat), (Jakarta: ttt, 2012), h.39]

Hipotesis dalam penelitian ini merupakan jenis hipotesis assosiatif, yakni jawaban sementara terhadap rumusan masalah assosiatif, yaitu yang menyatakan hungungan antara dua variabel atau lebih.[footnoteRef:9] [9: Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), h.69]

Bab III secara khusus membahas Metodologi Penelitian.Untuk mengetahui metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini dapat dilihat dari beberapa aspek seperti kejelasan unsur, langkah penelitian, penggunaan sampel, hipotesis, dan desain yang digunakan.[footnoteRef:10] Dalam skripsi ini kejelasan unsur seperti tujuan, subjek, dan sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal. Langkah penelitiannya telah direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan sampel dan populasi. Penelitian ini juga mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian (telah dibahas pada bab sebelumnya). Desain yang digunakan jelas langkah-langkah dan hasil yang diharapkannya. [10: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suartu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 28]

Dari bahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.Metode penelitian kualitatif dikenal juga sebagai metode penelitian eksperimen. Sugiono menjelaskan bahwa, metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.[footnoteRef:11] Dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen Quasi Experimental atau eksperimen semu (dijelaskan pada halaman 40). [11: Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), h.72]

Sugiono menjelaskan dalam buku yang sama mengenai Quasi Experimental Design, bentik desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true-experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi-experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulin mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian[footnoteRef:12] [12: Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), h.77]

Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest one group design. Pada awal kegiatan penelitian siswa akan dikenakan tes awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian siswa akan diberi perlakuan dengan menggunakan strategi PBL. Pada akhir penelitian siswa akan dikenakan tes akhir (posttest). Terdapat ketidaksesuaian terhadap metode dengan desain penelitian yang digunakan. Pretest-posttest one group design merupakan ranah atau bagian dari Pre-experimental design (nondesign) bukan bagian dari Quasi-experimental design.[footnoteRef:13] [13: Ibid, h. 74]

Dalam penelitian ini populasi dan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:1. Populasi target yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Dua Mei Ciputat,2. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Dua Mei Ciputat,3. Sampel yang diambil sebanyak satu kelas XI IPA di SMA Dua Mei Ciputat yang akan menjadi kelas eksperimen;Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik ini merupakan bagian dari nonprobability sampling yakni, teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.[footnoteRef:14] Purposive sampling sendiri berarti teknik penenttuan sampel dengan pertimbangan tertentu.[footnoteRef:15] Pertimbangan yang Dwi lakukan didasari oleh kenyataan bahwa di SMA yang bersangkutan hanya terdapat satu kelas XI IPA yang kemudian dijadikan kelas eksperimen. [14: Ibid, h. 84] [15: Ibid, h. 85]

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari dua jenis, yakni tes dan observasi.Tes dilakukan untuk mengetahui hasil akhir kemampuan berpikir kritis siswa setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan Problem Based Learning yang dilaksanakan setelah akhir pembelajaran yang meliputi tes pretes dan posttes. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran. Pernyataan tersebuat diperkuat oleh tanggapan Sugiono yang mengatakan, teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak selalu benar.[footnoteRef:16] Secara spesifik observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan sikap kritis siswa terhadap pembelajaran kimia. [16: Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), h.145]

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas yaitu Problem Based Learning (X) dan variabel terikat yaitu kemampuan berpikir kritis (Y). Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable, sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variable.[footnoteRef:17] Dalam bahasa berbeda dapat dikatakan bahwa Problem Based Learning adalah gejala yang akan mempengaruhi kemampuan berfikir kritis. Baik atau buruknya tergantung dari treatment yang diberikan. [17: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suartu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 162]

Untuk dapat menerapkan metode penelitian dan mendapatkan data yang baik maka diperlukan instrumen (alat) penelitian yang baik pula. Pada teknik pengumpulan data, tes, digunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya pembeda untuk menjadi kalibrasi dalam menentukan hasil data. Pada teknik pengukuran data, observasi, dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu:1. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan,2. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.[footnoteRef:18] [18: Ibid, h. 200]

Pada penelitian ini digunakan jenis observasi sistematik, karena sudah ada tabel pedoman dan indikator (halaman 45) yang berisi daftar langkah kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suartu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Nurcahya, Dwi. 2012. Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Kimia (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat). Jakarta: ttp Sugiono. 2009 Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta