analisis vegetasi dengan metode kuadrat pada plot yang ditentukan secara random di kawasan hutan...

Download Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat Pada Plot Yang Ditentukan Secara Random Di Kawasan Hutan Edukasi

If you can't read please download the document

Upload: muhammad-luqman-hakim

Post on 13-Oct-2015

108 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

When a new island forms, species begin to colonize. As more and more species accumulate, the colonization rate begins to decline. The extinction rate, on the other hand, begins to increase with increasing diversity.

TRANSCRIPT

TUGAS INDIVIDU

ANALISIS VEGETASI DENGAN METODE KUADRAT PADA PLOT YANG DITENTUKAN SECARA RANDOM DI KAWASAN HUTAN EDUKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Oleh:Muhammad Luqman Hakim 24020111130036JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui komposisijenis, peranan, penyebaran dan struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati.

B. TINJAUAN PUSTAKAAnalisa Vegetasi

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan (Marpaung, 2009).

Berbeda dengan inventaris hutan titik beratnya terletak pada komposisi jenis pohon. Dari segi floristis ekologi untuk daerah yang homogen dapat digunakan random sampling, sedangkan untuk penelitian ekologi lebih tepat digunakan sistematik sampling, bahkan purposive sampling pun juga dibolehkan (Dedy, 2009).

Random Sampling

Cara peletakan petak contoh ada dua, yaitu cara acak (random sampling) dan cara sistematik (systematic sampling), random samping hanya mungkin digunakan jika vegetasi homogen, misalnya hutan tanaman atau padang rumput (artinya, kita bebas menempatkan petak contoh dimana saja, karena peluang menemukan jenis bebeda tiap petak contoh relatif kecil). Sedangkan untuk penelitian dianjurkan untuk menggunakan sistematik sampling, karena lebih mudah dalam pelaksanaannya dan data yang dihasilkan dapat bersifat representative. Bahkan dalam keadaan tertentu, dapat digunakanpurposive sampling.Teknik Sampling Kuadrat

Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan infoanasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling.Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi sampling pola penyebarannya. Misalnya, untuk vegetasi rendah, petak contoh berbentuk lingkaran lebih menguntungkan karena pembuatan petaknya dapat dilakukan secara mudah dengan mengaitkan seutas tali pada titik pusat petak. Selain itu, petak contoh berbentuk lingkaran akan mcmberikan kesalahan sampling yang lebih kecil daripada bentuk petak lainnya, karena perbandingan panjang tepi dengan luasnya lebih kecil. Tetapi dari segi pola distribusi vegetasi, petak berbentuk lingkaran ini kurang efisien dibanding bentuk segiempat. Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk segiempat memberikan data komposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak berbentuk bujur sangkar yang berukuran sama, terutama bila sumbu panjang dari petak tersebut sejajar dengan arah perobahan keadaan lingkungan/habitat.

Untuk memudahkan perisalahan vegetasi dan pengukuran parametemya, petak contoh biasanya dibagi-bagi ke dalam kuadrat-kuadrat berukuran lebih kecil. Ukuran kuadrat-kuadrat tersebut disesuaikan dengan bentuk morfologis jenis dan lapisan distribusi vegetasi secara vertikal (stratifikasi). Dalam hal ini Oosting (1956) menyarankan penggunaan kuadrat berukuran 10 x 10 m untuk lapisan pohon, 4 x 4 m untuk lapisan vegetasi berkayu tingkat bawah (undergrowth) sampai tinggi 3 m, dan 1 x 1 m untuk vegetasi bawah/lapisan herba. Tetapi, umtmmya para peneliti di bidang ekologi hutan membedakan potion ke dalam beberapa tingkat pertumbuhan, yaitu: semai (permudaan tingkat kecambah sampai setinggi < 1,5 m), pancang (permudaan dengan > 1,5 m sampai pohon muda yang berdiame[er < 10 cm), tiang (pohon muda berdiameter 10 s/d 20 cm), dan pohon dewasa (diameter > 20 cm). Untuk memudahkan pelaksanaannya ukuran kuadrat disesuaikan dengan tingkat pertunbuhan tersebut, yaitu umumnya 20 x 20 m (pohon dewasa), 10 x 10 m (tiang), 5 x 5 m (pancang), dan lxl m atau 2 x 2 m (semai dan tumbuhan bawah).

C. Metode PenelitianWaktu dan Tempat

Penelitian diadakan pada 16 Mei 2014 di Hutan Edukasi Universitas Diponegoro, Semarang.Alat dan Bahan

Alat :

Tali raffia Meteran Pancang Hand Counter ATK Buku identifikasiBahan :

Komunitas tertentuProsedur Kerja

1. Tentukan suatu areal tipe vegetasi yang menjadi objek untuk dianalisis.2. Luas petak contoh ditentukan dari hasil pembuatan Kurva Species Area dan banyaknya petak contoh tergantung dari biaya, waktu dan tenaga. Tetapi dari berbagai pengalaman, pada dasarnya ukuran petak contoh seluas 1 x 1 m2 dibuat untuk analisis tumbuhan herba.5 x 5 m2 untuk vegetasi tingkat bawah dan 10 x 10 m2 untuk lapisan pohon.3. Penentuan awal petak contoh dapat dilakukan secara acak Dalam setiap petak contoh dicatat data setiap individu jenis yang ada.4. Hitung data (lihat penghitungan).5. Tentukan besarnya Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis dengan menjumlahkan parameter masing-masing jenis tersebut.Teknik Analisis Data

D. HASIL PENGAMATANPOHON STASIUN I

POHON STASIUN II

Nilai kerapatan paling tinggi adalah Angsana, dan kerapatan yang paling rendah adalah sengon. Nilai frekuensi yang besar untuk jenis pohon pada stasiun 1 sama yaitu 0,33. Mengacu pada Tabel pohon INP paling tinggi yaitu Angsana (stasiun 1) dan Jambu (stasiun2). Indeks Nilai penting yang ditunjukkan pada Tabel secara ekologi Angsana dan Jambu yang paling dominan menguasai habitat di setiap plot. Indeks keanekaragaman (H) herba rendah karena tingkat atau indeks keanekaragamannya H(0,48)