analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk …... · analisis usaha pada sentra industri...

93
ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK RAMBAK BERKUALITAS SAYUR DARI KULIT KERBAU DI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Oleh : Herlina Putri Amsari H 0305070 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: vuonganh

Post on 25-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL

KERUPUK RAMBAK BERKUALITAS SAYUR

DARI KULIT KERBAU DI KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI

Oleh :

Herlina Putri Amsari

H 0305070

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL

KERUPUK RAMBAK BERKUALITAS SAYUR

DARI KULIT KERBAU DI KABUPATEN BOYOLALI

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh : Herlina Putri Amsari

H 0305070

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

i

Page 3: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL

KERUPUK RAMBAK BERKUALITAS SAYUR

DARI KULIT KERBAU DI KABUPATEN BOYOLALI

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Herlina Putri Amsari

H 0305070

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal 3 Februari 2010

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Surakarta, Februari 2010

Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS

NIP. 19551217 198203 1 003

Ketua

Dr. Ir. Minar Ferichani, MP NIP. 19670331 199303 2 001

Anggota II

R. Kunto Adi, SP, MP NIP. 19731017 200312 1 002

Anggota I

Umi Barokah, SP, MP NIP. 19730129 200604 2 001

ii

Page 4: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat, taufiq, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Usaha Pada Sentra Industri Kecil

Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali”.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak. Untuk itu Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Ir. Agustono, M.Si. selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir. Sugiharti Mulya Handayani, M.P. selaku Ketua Komisi Sarjana

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Ir. Minar Ferichani, M.P. selaku Dosen Pembimbing Utama yang dengan

sabar memberikan nasehat, bimbingan, arahan dan masukan yang sangat

berharga bagi Penulis.

5. Umi Barokah, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan bimbingan, masukan, dan arahan, serta semangat dalam

penulisan skripsi ini.

6. R. Kunto Adi, S.P., M.P. selaku Dosen Penguji Tamu yang telah memberikan

saran, masukan dan arahan.

7. Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali yang telah memberikan ijin

penelitian.

8. Seluruh Perangkat Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali..

9. Seluruh responden pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau di Kabupaten Boyolali yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan informasi kepada Penulis.

iii

Page 5: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

10. Keluarga tercinta: Bapak, Ibu, Mas Ansor serta adikku Bayu dan Fella atas

doa, dukungan, dan kesempatan yang diberikan sehingga Penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman kos tercinta di PI Ladies Com : Mbak Dian, Indah, Siva, dan

Heanny. Terimakasih atas persaudaraan yang terjalin selama ini, dan semoga

kita akan terus menjadi saudara selamanya.

12. Sahabat-sahabat terbaik selama kuliah: Wiwit, Niken, Siti, Triana”Iyem” dan

Devi ”kakakQ”. Terimakasih atas kebersamaan yang indah dan selalu

menemani dalam penulisan skripsi.

13. Seluruh teman-teman Agrobisnis 2005. Terima kasih atas persahabatan,

kebersamaan kita selama ini, dan kenangan indah yang tidak akan pernah

terlupakan.

14. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

semua bantuannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun. Akhirnya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Surakarta, Februari 2010

Penulis

iv

Page 6: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI.................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

RINGKASAN ............................................................................................... xiii

SUMMARY .................................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6 A. Landasan Teori ............................................................................... 6

1. Kulit Kerbau .............................................................................. 6 2. Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau ............ 7 3. Industri ....................................................................................... 8 4. Biaya ......................................................................................... 8 5. Penerimaan ............................................................................... 9 6. Keuntungan ............................................................................... 9 7. Profitabilitas ............................................................................... 10 8. Efisiensi...................................................................................... 11 9. Risiko Usaha .............................................................................. 11

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 14 C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah .............................................. 15 D. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ................ 21 E. Pembatasan Masalah ........................................................................ 23 F. Hipotesis .......................................................................................... 23 G. Asumsi ............................................................................................. 23

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 25 A. Metode Dasar Penelitian .................................................................. 25 B. Metode Penentuan Sampel Penelitian .............................................. 25

1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ....................................... 25 2. Metode Pengambilan Responden .............................................. 25

C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 26 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 26

v

Page 7: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

E. Metode Analisis Data ....................................................................... 27

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN ............................... 33 A. Keadaan Alam ................................................................................ 33 B. Keadaan Penduduk .......................................................................... 35

1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin .......................... 35 2. Komposisi Penduduk Menurut Umur ....................................... 36 3. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian .................... 37 4. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan .............................. 39

C. Keadaan Pertanian ........................................................................... 40 1. Tata Guna Lahan ........................................................................ 40 2. Produksi Tanaman Pangan ......................................................... 41

D. Keadaan Industri ............................................................................. 42 1. Keadaan Industri di Kabupaten Boyolali .................................. 42 2. Keadaan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas

Sayur dari Kulit Kerbau ........................................................... 43 E. Keadaan Sarana Perekonomian ....................................................... 44

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 46 A. Identitas Responden dan Kondisi/ Karakteristik Usaha .................. 46 B. Analisis Usaha Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas

Sayur dari Kulit Kerbau ................................................................... 61 1. Analisis Biaya ............................................................................ 61 2. Penerimaan ................................................................................. 69 3. Keuntungan ................................................................................ 70 4. Profitabilitas ............................................................................... 71 5. Efisiensi...................................................................................... 72 6. Risiko Usaha serta Hubungan Antara Besarnya Risiko

dengan Keuntungan ................................................................... 73 C. Kendala Yang Dihadapi ................................................................... 74 D. Solusi Pemecahan Masalah .............................................................. 75 E. Prospek Usaha ................................................................................ 76

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 78 A. Kesimpulan ...................................................................................... 78 B. Saran ................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81

LAMPIRAN ............................................................................................ 83

vi

Page 8: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Jumlah Industri dan Besarnya Nilai Produksi Usaha Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Tahun 2003-2008.................................................................................. 3

2. Kandungan Gizi pada Kerupuk Rambak Kulit Kerbau ........................ 7

3. Daftar Pengusaha, Jumlah TK, dan Produksi Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 .......................................................... 26

4. Komposisi Penduduk Kabupaten Boyolali Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008 ........................................................................................... 35

5. Komposisi Penduduk Kecamatan Banyudono Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008............................................................................ 35

6. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Boyolali Tahun 2008............................................................................. 36

7. Komposisi Penduduk Kecamatan Banyudono Menurut Kelompok Umur Tahun 2008 ................................................................................. 37

8. Komposisi Penduduk Usia 10 Tahun Keatas menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008 ........................................................................................... 38

9. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono tahun 2008 ................................. 39

10. Tata Guna Lahan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008 ........................................................................................... 40

11. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008 ............................... 41

12. Jumlah Industri di Kabupaten Boyolali Tahun 2008 ............................ 42

13. Jumlah Sarana Perekonomian di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008 ........................................................................ 44

14. Identitas Responden Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali. ............... 46

15. Status Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali ................ 48

16. Alasan Mengusahakan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali ................................... 49

vii

Page 9: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

17. Sumber Modal Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali ............... 50

18. Rata-rata Jumlah Produksi dan Penjualan Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009 .............................................................................................. 60

19. Rata-rata Biaya Tetap Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009 ............................................................................................... 62

20. Rata-rata Biaya Variabel Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009 .................................................................................... 64

21. Rata-rata Biaya Total Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009 ............................................................................................... 68

22. Rata-Rata Penerimaan Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009 ............................................................................................... 69

23. Keuntungan Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009 ............................................................................................... 71

24. Profitabilitas Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009 ............................................................................................... 71

25. Efisiensi Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009 ............................................................................................... 72

26. Risiko Usaha dan Batas Bawah Keuntungan Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009 ............................................... 73

viii

Page 10: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Skema Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah Analisis Usaha pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali .............................................................. 20

2. Proses Produksi Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali.............................................................. 56

ix

Page 11: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Karakteristik Responden Pengusaha Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau ..................................................................... 84

2. Produksi Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau ..... 85

3. Pengadaan Bahan Baku Kulit Kerbau................................................ 85

4. Pemasaran Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau .. 86

5. Perhitungan Biaya Bahan Baku Harian Bulan Juni 2009 Responden 1. ...................................................................................... 87

6. Perhitungan Biaya Bahan Baku Harian Bulan Juni 2009 Responden 2. ...................................................................................... 89

7. Perhitungan Biaya Bahan Baku Harian Bulan Juni 2009 Responden 3. ...................................................................................... 90

8. Perhitungan Biaya Bahan Baku Harian Bulan Juni 2009 Responden 4. ...................................................................................... 91

9. Perhitungan Biaya Bahan Baku Harian Bulan Juni 2009 Responden 5. ...................................................................................... 92

10. Perhitungan Biaya Bahan Baku Harian Bulan Juni 2009 Responden 6. ...................................................................................... 93

11. Rekapitulasi Perhitungan Biaya Bahan Baku .................................... 94

12. Data Produksi Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 1 ................................ 95

13. Data Produksi Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 2 ................................ 97

14. Data Produksi Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 3 ................................ 99

15. Data Produksi Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 4 ................................ 101

16. Data Produksi Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 5 ................................ 103

17. Data Produksi Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 6 ................................ 105

18. Rekapitulasi Data Produksi Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 ...................................... 107

x

Page 12: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

19. Biaya Tenaga Kerja dan Uang Makan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 1 .............................................................................. 108

20. Biaya Tenaga Kerja dan Uang Makan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 2 .............................................................................. 109

21. Biaya Tenaga Kerja dan Uang Makan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 3 .............................................................................. 110

22. Biaya Tenaga Kerja dan Uang Makan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 4 .............................................................................. 111

23. Biaya Tenaga Kerja dan Uang Makan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 5 .............................................................................. 112

24. Biaya Tenaga Kerja dan Uang Makan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Per Hari Bulan Juni 2009 Responden 6 .............................................................................. 113

25. Rekapitulasi Biaya Tenaga Kerja dan Uang Makan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009.................................................................................................... 114

26. Biaya Bahan Baku, Transport Bahan Baku dan Bahan Penolong Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 ..................................................................... 115

27. Biaya Bahan Bakar dan Transportasi Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 ........ 115

28. Biaya Pengemasan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 ......................................... 116

29. Biaya Tenaga Kerja Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 .......................................... 117

30. Biaya Uang Makan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 .......................................... 118

31. Biaya Variabel Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 .................................................... 119

32. Biaya Penyusutan Peralatan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 ....................... 120

33. Biaya Bunga Modal Investasi Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 ....................... 128

34. Biaya Tetap Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 .................................................... 129

xi

Page 13: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

35. Biaya Total Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 .................................................... 129

36. Penerimaan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 .................................................... 130

37. Keuntungan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 .................................................... 130

38. Analisis Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau Bulan Juni 2009 ........................................................... 131

39. Pemeriksaan Hujan Bulan Juni 2009 ................................................. 132

40. Foto Penelitian ................................................................................... 133

41. Surat Rekomendasi Survey/ Research ............................................... 135

xii

Page 14: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK RAMBAK BERKUALITAS SAYUR

DARI KULIT KERBAU DI KABUPATEN BOYOLALI

HERLINA PUTRI AMSARI

H0305070

RINGKASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, efisiensi dan risiko usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Daerah penelitian yang dipilih yaitu Kabupaten Boyolali, karena Kabupaten Boyolali mempunyai lokasi sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit yang masih produktif sampai saat ini yang berlokasi di Kecamatan Banyudono. Pengambilan responden dilakukan dengan cara sensus. Responden adalah seluruh pengusaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali, dengan jumlah responden sebanyak 6 orang yang berada dalam satu Kecamatan yaitu Kecamatan Banyudono dan tersebar di dua desa yaitu Desa Banyudono dan Desa Batan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,dan pencatatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya total rata-rata yang dikeluarkan oleh pengusaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali selama bulan Juni 2009 sebesar Rp 40.311.176,09. Kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau yang dijual ada 2 bentuk yaitu bentuk berasan (setengah matang) dan bentuk gorengan (matang). Penerimaan rata-rata yang diperoleh setiap pengusaha adalah Rp 43.081.113,33 dan keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp 2.769.937,24 per bulan. Usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali tersebut termasuk menguntungkan dengan nilai profitabilitas sebesar 6,87%.

Usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali yang dijalankan selama ini sudah efisien yang ditunjukkan dengan R/C rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,07 yang berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar 1,07 kali dari biaya yang dikeluarkan. Besarnya nilai koefisien variasi 0,48 dan nilai batas bawah keuntungan adalah Rp 100.424,12. Hal ini dapat diartikan bahwa usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali memiliki risiko usaha yang rendah. Kata Kunci : Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau,

Keuntungan, Profitabilitas, Efisiensi, Risiko

xiii

Page 15: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

BUSINESS ANALYSIS ON A SMALL INDUSTRY CENTER OF CRACKLED WATER BUFFALO RINDS THAT HAS VEGETABLES QUALITY IN BOYOLALI REGENCY

HERLINA PUTRI AMSARI H0305070

SUMMARY

The goal of this research is to know the cost, revenue, profit, profitability, efficiency and risk on a small industry center of crackled water buffalo rinds that has vegetables quality in Boyolali Regency.

The basic method of the research is analytical descriptive method. The research location is Boyolali Regency because it has a small industry center of cracked that still productive which is located in Banyudono subdistrict. The respondent taking using a census. The respondent are of businessman on a small industry center of cracked water buffalo rinds that has vegetables quality in Boyolali. The respondent are six persons at Banyudono subdistrict that devided into two village. They are Banyudono and Batan village. The data research uses primary and secondary data. The technique of collecting data uses interview, observation and registration.

The result of this research shows that totaly cost which spend by businessman of that industry in Boyolali since Juny 2009 is Rp 40.311.176,09. There are two kinds of craked that sell, they are crackled berasan (original shape) and fried (ripe). The average income aquired by each businessman is Rp 43.081.113,33 and average the profit is Rp 2.769.937,24 every month. The small industry center in Boyolali that industry give an advantage with profitability of value 6,87%.

That small industry center in Boyolali that going until now is efficient it showed by R/C ratio is 1,07, it means that Rp 1,00 cost that spend will get income 1,07 multiply by the spend cost. The level of coefficient variation (CV) value is 0,48 and the minimal benefit is Rp 100.424,12. It means that small industry center of crackled water buffalo rinds that has vegetables quality in Boyolali Regency has low risk. Key words : Crakled water buffalo rinds that has vegetables quality, profit,

profitability, efficiency, risk

Page 16: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kebutuhan pangan membuat sektor pertanian untuk

menyediakan bahan pangan dalam jumlah besar, kualitas baik dan beragam

jenisnya. Penyediaan bahan pangan yang cukup besar tidak luput dari peranan

industri pengolahan pangan terutama industri kecil yang bergerak dibidang

pangan.

Pengembangan industri pengolahan pangan di Indonesia yang didukung

oleh sumberdaya alam pertanian, baik nabati maupun hewani yang mampu

menghasilkan berbagai produk olahan yang dapat dibuat dan dikembangkan

dari sumber daya alam lokal atau daerah. Saat ini di beberapa negara Asia

banyak produk pangan yang diangkat dari jenis pangan lokal dan diolah secara

tradisional. Dengan berkembangnya produk lokal tersebut, maka jumlah dan

jenis produk pangan menjadi semakin banyak jumlahnya (Soleh, 2003).

Petani dengan segala keterbatasan yang dimiliki seringkali kurang

memperhatikan aspek pengolahan hasil. Seringkali ditemui hasil pertanian

yang langsung dijual karena mereka ingin mendapatkan uang kontan untuk

keperluan yang mendesak, karena kebutuhan yang mendesak ini maka

kegiatan panen yang mereka lakukan juga menjadi kurang sempurna dan

akibatnya nilai tambah hasil pertanian tersebut menjadi rendah

(Soekartawi, 2001).

Sektor peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang

berperan dalam menyediakan kebutuhan pangan bagi masyarakat. Produk-

produk yang dihasilkan oleh sektor peternakan juga sangat memberikan

manfaat dalam pemenuhan gizi masyarakat, khususnya pemenuhan gizi

protein hewani.

Pengolahan hasil peternakan merupakan kegiatan industri, yaitu

menciptakan nilai tambah bagi komoditi peternakan melalui produk olahan

dalam bentuk setengah jadi maupun barang jadi yang bahan bakunya berasal

dari hasil peternakan. Usaha-usaha pengembangan peternakan yang mengarah

1

Page 17: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

pada kegiatan industri yaitu pengolahan hasil peternakan menjadi bahan

makanan. Salah satu produk peternakan yang dapat diolah yaitu kulit kerbau.

Kulit ternak pada dasarnya sama yaitu tersusun dari jaringan yang secara

histologi terdiri dari epidermis, korium atau dermis, dan jaringan-jaringan lain

yang terkandung didalamnya. Komposisi kimia kulit segar terdiri dari air 64%,

protein 33%, lemak 2%, mineral 0,2%, dan substansi lain 0,8%.

(Sharpouse, 1971).

Kulit kerbau merupakan bagian paling luar dari tubuh kerbau. Kulit

kerbau biasanya digunakan untuk membuat kerajinan, seperti bedug. Tapi

dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kulit

kerbau dapat dimanfaatkan sebagai makanan yaitu dibuat kerupuk rambak.

Pengusaha lebih memilih kulit kerbau untuk dijadikan makanan berupa

kerupuk rambak karena keahlian mereka terbatas pada pengolahan kerupuk

rambak yang mereka dapatkan secara turun-temurun dari orang tua atau sanak

saudara dan usaha ini dirasa sudah cukup menguntungkan bagi kehidupan

mereka.

Kerupuk rambak dapat dibuat dari kulit kerbau dan sapi. Para pengusaha

kerupuk rambak lebih memilih menggunakan kulit kerbau karena kulit kerbau

bahan bakunya lebih mudah didapat sehingga produksi bisa kontinyu, selain

itu kulit kerbau kulitnya lebih tebal dari kulit sapi sehingga lebih mudah

dalam proses produksi dan konsumen juga lebih menyukai kerupuk rambak

dari kulit kerbau karena rasanya lebih gurih walaupun harganya lebih mahal

dari kerupuk rambak kulit sapi.

Terdapat 2 macam kualitas kerupuk rambak yaitu rambak kualitas sayur

dan rambak makan. Rambak kualitas sayur adalah yang dalam pengolahannya

tidak menggunakan bumbu, biasanya digunakan untuk campuran pada sayur.

Rambak makan adalah rambak yang langsung bisa dimakan atau untuk

cemilan karena pengolahannya sudah dicampur dengan bumbu seperti bawang

putih dan garam.

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu daerah yang memiliki produk

makanan yang cukup banyak dan beraneka ragam jenisnya. Produk makanan

Page 18: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

yang cukup menonjol yaitu kerupuk rambak kulit kerbau. Pemasaran dari

produk ini cukup lancar dan juga kualitasnya dapat bersaing dengan produk

sejenis dari daerah lainnya (Disperindag Boyolali, 2006). Kerupuk rambak

kulit kerbau yang dihasilkan di Kabupaten Boyolali ini berupa kerupuk

rambak sayur, sehingga dalam pengolahannya tidak menggunakan bumbu.

Menurut data Disperindag Boyolali, satu-satunya lokasi sentra industri

kerupuk rambak kulit di Kabupaten Boyolali adalah Kecamatan Banyudono.

Usaha industri kerupuk rambak kulit kerbau ini umumnya bersifat

perseorangan dan berskala kecil sampai menengah. Banyaknya industri dan

besarnya nilai produksi dari usaha ini yaitu :

Tabel 1. Jumlah Industri dan Besarnya Nilai Produksi Usaha Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Tahun 2003 – 2008

Tahun Banyaknya Industri (unit) Nilai Produksi (Rp) 2003 3 250.000.000 2004 39 13.357.000.000 2005 5 750.000.000 2006 6 1.080.000.000 2007 8 1.680.000.000 2008 8 1.680.000.000

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali

Pada tahun 2003 terdapat 3 perusahaan kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau dengan nilai produksi mencapai Rp 250.000.000. Pada

tahun 2004 terdapat lonjakan yang sangat pesat dari usaha ini, yaitu terdapat

39 perusahaan dengan nilai produksi mencapai Rp 13.357.000.000. Hal ini

terjadi karena banyak pengusaha yang merasa tertarik dengan usaha ini yang

dirasa menguntungkan bagi mereka. Pada tahun 2005 usaha ini mengalami

penurunan drastis yaitu hanya terdapat 5 perusahaan dengan nilai produksi Rp

750.000.000, hal ini terjadi karena pada awalnya mereka hanya ikut-ikutan

saja dan belum begitu memahami segala sesuatu tentang usaha ini sehingga

tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain, dan tidak ada generasi

selanjutnya yang melanjutkan usaha ini. Sampai dengan tahun 2008 jumlah

usaha ini menjadi 8 perusahaan dengan nilai produksi Rp 1.680.000.000

Page 19: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Industri ini mampu bertahan di tengah persaingan dengan industri lain

maupun dengan industri sejenis dari daerah lain yang bersaing dalam

memasuki pasar. Kenyataan inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui

lebih lanjut mengenai usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali.

B. Perumusan masalah

Tujuan setiap perusahaan adalah mempertahankan kelestarian

perusahaan dan meraih keuntungan semaksimal mungkin. Begitu juga dengan

sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

sebagai suatu industri akan berusaha memperoleh keuntungan semaksimal

mungkin dan berusaha mempertahankan kelestarian usahanya, sehingga

diharapkan keuntunganya meningkat .

Dalam mengusahakan suatu industri, pengusaha mempunyai tujuan yang

ingin dicapai yaitu bagaimana usaha yang dilakukan tersebut akan dapat

memberikan keuntungan dengan menggunakan sumber daya yang ada.

Pengusaha berusaha untuk mengalokasikan penggunaan sumber daya tersebut

sebaik-baiknya agar diperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Begitu juga

dengan pengusaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau dalam melakukan usahanya menginginkan keuntungan yang

sebesar-besarnya, walaupun banyak risiko yang harus dihadapi. Risiko yang

dimaksud yaitu fluktuasi harga bahan baku, musim hujan yang bisa

memperlambat proses produksi dan fluktuasi harga jual produk.

Analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau sangat penting bagi pengusaha dalam melaksanakan

usahanya dalam rangka meningkatkan keuntungan dan kesejahteraan. Dalam

kenyataannya seringkali pengusaha kurang memperhatikan besarnya biaya,

penerimaan maupun keuntungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas usaha

pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau di Kabupaten Boyolali ?

Page 20: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

2. Berapa besarnya efisiensi usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali ?

3. Berapa besarnya risiko usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tentang analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas

pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau di Kabupaten Boyolali.

2. Mengetahui besarnya efisiensi usaha pada sentra industri kecil kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali.

3. Mengetahui besarnya risiko pada sentra industri kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman

dan merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dari

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pengusaha, hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan

sebagai bahan acuan dalam rangka peningkatan usaha dan mampu

memperbaiki manajemen usaha.

3. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan

pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan yang lebih

baik di masa datang, terutama dalam pengembangan usaha industri

pengolahan pangan.

4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan informasi yang berguna terhadap masalah yang sama.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Page 21: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

A. Landasan Teori

1. Kulit kerbau

Kulit kerbau mentah basah adalah kulit yang diperoleh dari hasil

pemotongan ternak kerbau, dimana kulit tersebut telah dipisahkan dari

seluruh bagian dagingnya, baik yang segar maupun yang digarami.

Kriteria dan spesifikasi kulit kerbau yaitu:

a. Bau

Berbau khas kulit kerbau

b. Warna dan kebersihan

Merata, segar, tidak ada warna yang mencurigakan dan bersih

c. Bulu

Tidak rontok

d. Berat kulit

Berdasarkan berat, kulit kerbau mentah basah dibagi dalam 2 tingkatan

yaitu :

§ Tingkatan A yaitu < 25 kg

§ Tingkatan B yaitu > 25 kg

e. Kandungan air

Kandungan air kulit mentah segar maksimum 66%

f. Cacat

§ Mekanis yaitu luka cambukan, goresan atau potongan pisau

§ Teknis yaitu cap bakar atau terkena api

§ Parasit yaitu diserang caplak, lalat dan lain-lain

(Tim Dewan Standardisasi Nasional, 2008).

Kulit kerbau merupakan kulit yang sangat baik, tebal serta keras jauh

lebih bernilai untuk membuat barang-barang kerajinan yang memakai

kulit. Kulit kerbau setelah diambil selanjutnya dilunakkan dengan

memakai lemak pintal untuk dijadikan lasso yang sangat kuat. Kulit

kerbau bisa dipisahkan dengan mesin modern untuk dijadikan lembaran-

lembaran tipis dan kuat, yang setelah diproses dan dicetak menjadi kulit

yang paling baik dari kulit hewan lainnya (Williamson dan Payne, 1993). 6

Page 22: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

2. Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau

Kerupuk rambak dapat dibuat dari kulit kerbau dan sapi, namun

kebanyakan kerupuk rambak berbahan dasar kulit kerbau. Karena kerupuk

rambak yang terbuat dari kulit kerbau rasanya lebih gurih, kalau kulit sapi

biasanya dijadikan krecek. Kalaupun kulit sapi dibuat kerupuk, rasanya

tidak seenak rambak kulit kerbau. Biasanya konsumen yang suka rambak

kulit lebih memilih yang terbuat dari kulit kerbau. Sehingga permintaan

kerupuk rambak kulit kerbau semakin meningkat, apalagi kalau menjelang

hari raya (Irfan, 2008).

Kerupuk rambak yang enak rasanya dibuat dari kulit kerbau di

beberapa daerah di Thailand, Nepal dan Indonesia. Kulit dipotong menjadi

irisan yang kecil-kecil direbus dalam air selama beberapa lama dan

dikeringkan dibawah sinar matahari. Untuk bisa dimakan, irisan tersebut

digoreng dalam lemak yang banyak agar menjadi kerupuk yang enak.

Dengan publisitas yang memadai adalah mungkin untuk mengekspor

kerupuk kerbau tersebut (Williamson dan Payne, 1993).

Kerupuk rambak kulit kerbau banyak mengandung zat gizi penting

seperti pada tabel berikut :

Tabel 2. Kandungan Gizi pada Kerupuk Rambak Kulit Kerbau

Kandungan gizi Jumlah/100 gram Kalori 422 kal Protein 83 g Lemak 4 g Kalsium 5 mg Fosfor 10 mg Air 15 g Bagian yang dapat dimakan 100 %

Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan (dalam Sunari, 2008)

3. Industri

Page 23: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Menurut BPS (1999), industri dapat digolongkan berdasarkan jumlah

tenaga kerja dan jumlah investasi. Berdasarkan jumlah tenaga kerja,

industri dapat dikategorikan menjadi 4 kelompok, yaitu :

a. Jumlah tenaga kerja 1-4 orang untuk industri rumah tangga

b. Jumlah tenaga kerja 5-19 orang untuk industri kecil

c. Jumlah tenaga kerja 20-99 orang untuk industri menengah

d. Jumlah tenaga kerja lebih atau sama dengan 100 orang untuk industri

besar

Usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat dengan skala kecil

yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih atau total asset paling banyak 200 juta

rupiah.

2. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan.

3. Berbentuk usaha perseorangan.

4. Badan usaha yang tidak berbadan hukum.

5. Menerapkan teknologi lokal.

(Tohar, 2000).

4. Biaya

Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang

digunakan , baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi

berlangsung. Biaya produksi yang digunakan terdiri dari sewa tanah,

bunga modal, biaya sarana produksi serta sejumlah tenaga kerja

(Soekartawi, 1991).

Menurut Soekartawi (1995), Biaya produksi biasanya

diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya

tetap didefinisikan sebagai biaya yang tetap relatif jumlahnya dan terus

dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi

besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang

diperoleh. Sedangkan biaya tidak tetap atau biaya variabel didefinisikan

Page 24: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang

diperoleh. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

TC = TFC + TVC

dimana :

TC = Total Cost (biaya total)

TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap)

TVC = Total Variable Cost (total biaya variabel)

5. Penerimaan

Penerimaan total menurut Nicholson (1994) adalah hasil perkalian

antara jumlah barang yang dijual dengan harga barang tersebut (yang

nilainya tergantung dari jumlah barang), atau secara matematis dapat

ditulis sebagai berikut :

TR = Q x P

dimana :

TR = Total Revenue (penerimaan total)

Q = Quantity (jumlah produk yang dijual)

P = Price (harga jual)

Bentuk penerimaan dapat digolongkan atas dua bagian, yaitu

penerimaan yang berasal dari hasil penjualan barang–barang yang diproses

dan penerimaan yang berasal dari luar barang–barang yang diproses.

Penerimaan yang berasal dari luar kegiatan usaha tapi berhubungan

dengan adanya kegiatan usaha, seperti penerimaan dalam bentuk bonus

karena pembelian barang–barang kebutuhan kegiatan usaha, penerimaan

bunga bank, nilai sisa aset (scrap value), sewa gedung, sewa kendaraan

dan lain sebagainya (Ibrahim, 2003).

6. Keuntungan

Menurut Soekartawi (2003), Keuntungan dapat ditingkatkan dengan

cara meminimumkan biaya dengan mempertahankan tingkat penerimaan

yang diperoleh, dan meningkatkan total penerimaan mempertahankan total

biaya yang tetap. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Page 25: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

π = TR – TC

dimana :

π = Profit (keuntungan)

TR = Total Revenue (total penerimaan)

TC = Total Cost (total biaya)

Keuntungan (profit) adalah tujuan utama dalam pembukaan usaha

yang direncanakan. Semakin besar keuntungan yang diterima, semakin

layak usaha yang dikembangkan. Didasarkan pada perkiraan dan

perencanaan produksi dapat diketahui pada jumlah produksi berapa

perusahaan mendapat keuntungan dan pada jumlah produksi berapa pula

perusahaan mendapat kerugian (Ibrahim, 2003).

7. Profitabilitas

Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang dihasilkan dari usaha

kerupuk rambak kulit kerbau , maka diperlukan suatu analisis keuntungan

atau profitabilitas. Menurut Downey dan Erickson (1992), profitabilitas

merupakan kemampuan usaha untuk menghasilkan keuntungan. Oleh

karena itu istilah profitabilitas merujuk pada beberapa indikator atau rasio

yang berbeda yang bisa digunakan untuk menentukan profitabilitas dan

prestasi kerja perusahaan.

Menurut Riyanto (2001), profitabilitas dimaksud untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha

dalam hubungannya dengan penjualan. Profitabilitas merupakan salah satu

faktor yang menentukan tinggi rendahnya kinerja usaha. Dengan kata lain,

profitabilitas merupakan perbandingan antara keuntungan dari penjualan

dengan biaya total yang dinyatakan dengan prosentase. Secara matematis

dapat ditulis sebagai berikut:

Profitabilitas = %100 xTCp

dimana :

π = Profit (keuntungan)

TC = Total Cost (biaya total)

Page 26: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

8. Efisiensi

Perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak bertahan hidup

harus mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas yang

baik. Hasil produksi yang tinggi akan tercapai apabila perusahaan

memiliki efisiensi produksi yang tinggi. Akan tetapi untuk mencapai

efisiensi produksi yang tinggi tidak mudah, karena banyak faktor yang

mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal perusahaan.

Factor-faktor tersebut antara lain tenaga kerja, bahan baku, mesin, metode

produksi dan pasar (Anonimb, 2008).

Efisiensi mempunyai pengertian yang relatif. Suatu tingkat

pemakaian korbanan dikatakan lebih efisien dari tingkat pemakaian yang

lain apabila memberikan output yang lebih besar. Apabila dalam proses

produksi yang menjadi tujuan utama adalah keuntungan maksimal maka

perlu adanya tindakan yang mampu mempertinggi output karena output

yang tinggi akan membentuk total penerimaan yang tinggi dan laba yang

besar (Soekartawi, 1995).

9. Risiko usaha

Risiko usaha adalah hal yang wajar dalam suatu bisnis. Mengambil

dan mengelola risiko adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh perusahaan

untuk menciptakan laba dan nilai perusahaan. Namun banyak perusahaan

yang gagal dalam mengelola risiko dengan baik maupun tidak memahami

risiko yang mereka ambil sendiri (Prasasto, 2008).

Dalam setiap proses produksi, pengusaha harus selalu

mempertimbangkan berapa risiko yang ditanggungnya dibandingkan

dengan keuntungan yang akan diperoleh. Pada umumnya risiko yang

ditanggung oleh pengusaha dapat dibagi dua macam, yaitu risiko produksi

dan risiko harga. Risiko produksi disebabkan oleh ketidakpastian iklim,

dan faktor-faktor teknis biaya yang berada diluar kontrol petani.

Sedangkan risiko harga disebabkan oleh ketidakpastian harga jual produk

yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pasar

(Hernanto, 1993).

Page 27: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Risiko pasar, yaitu bentuk tekanan yang terjadi ketika ada pergerakan

harga pasar, seperti nilai valuta asing, harga komoditi mapupun tingkat

suku bunga. Risiko pasar adalah potensi kerugian yang disebabkan oleh

perubahan harga-harga pasar. Risiko pasar sangat berkaitan dengan

pinjaman nasabah Bank, deposito, aktivitas perdagangan, dan surat-surat

berharga (Anonim, 2009).

Dalam proses pengambilan keputusan, manusia dapat

dikelompokkan sebagai risk averse, risk neutral, risk lover. Jika seseorang

tidak suka mengambil risiko disebut sebagai risk averter, jika seseorang

indeferens terhadap risiko disebut risk neutral, dan jika seseorang senang

mengambil risiko disebut risk lover (Arsyad, 1993).

Risiko usaha dapat bersumber dari faktor internal maupun eksternal

perusahaan. Contoh risiko internal pada industri kecil antara lain :

1. Sumber Daya Manusia, meliputi pengusaha dan tenaga kerja. Industri

kecil umumnya dikelola oleh pengusaha sendiri yang berperan juga

sebagai pemilik modal sekaligus manajer. Pengusaha mengusahakan

industri kecil secara tradisional dengan kemampuan permodalan yang

terbatas dan bekerja dengan alat-alat sederhana. Selain itu juga

diperlukan peraturan yang memuat kewajiban dan hak-hak tenaga

kerja, sehingga dapat mengantisipasi peluang terjadinya

kesalahpahaman antara pengusaha dengan tenaga kerjanya.

2. Sistem pembukuan usaha. Industri kecil ini belum menerapkan sistem

pembukuan yang baik. Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran

usaha belum dikelola dengan baik, sehingga tidak diketahui

keuntungannya.

3. Pemasaran. Pengusaha berada pada posisi yang lemah dalam

penawaran dan persaingan terutama yang menyangkut penjualan

produk. Hal ini akan berpengaruh pada kepercayaan konsumen

terhadap produk itu sendiri. Biasanya konsumen menghendaki produk

dengan kualitas yang bagus dan rasa yang sesuai dengan selera.

Page 28: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Tuntutan konsumen terhadap produk harus diperhatikan karena akan

berpengaruh terhadap kontinyuitas pemasaran produk.

4. Produksi/ Operasional. Lamanya proses produksi suatu produk industri

kecil dipengaruhi oleh penggunaan teknologi yang masih bersifat

manual dan sederhana, selain itu industri kecil umumnya masih

mengandalkan alam, seperti sinar matahari.

(Mumpuni, 2009).

Menurut Achun (2009), Risiko eksternal pada industri kecil antara

lain :

1. Kontinyuitas bahan baku. Lokasi sumber bahan baku terbesar yang

jauh dari tempat produksi, menyebabkan semua pengusaha industri

kecil sejenis mengandalkan daerah tersebut, sehingga lama kelamaan

akan terjadi kelangkaan bahan baku. Jika hal ini terjadi maka

pengusaha sulit dalam melaksanakan produksi, sehingga diperlukan

alternatif daerah lain agar kontinyuitas bahan baku tetap terjamin.

2. Kondisi perekonomian. Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara

dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu industri. Semakin buruk

kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim agrobisnis. Kondisi

Ekonomi membawa pengaruh yang berarti terhadap jalannya industri

kecil terutama terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Seperti

kenaikan harga-harga berpengaruh terhadap harga bahan baku, sarana

produksi lainnya misalnya bahan bakar, dan juga upah tenaga kerja

sedangkan harga jual produk menjadi turun karena berkurangnya

permintaan.

3. Persaingan usaha. Setiap usaha tidak terlepas dari persaingan bisnis

dengan perusahaan lainnya yang bergerak pada bidang yang sama.

Dalam hal ini setiap pengusaha harus lebih mempertimbangkan

masalah kualitas produk yang ditawarkan, ketepatan waktu supplier,

dan tingkat harga yang ditawarkan dipasaran.

4. Perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi yang pesat dapat

membantu pengusaha dalam hal peningkatan kualitas dan kuantitas

Page 29: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

produksi. Selain masalah produksi, maka masalah ketepatan waktu

pemasaran dan kecepatan pelayanan dapat memberi kepuasan bagi

para konsumen. Apabila pengusaha industri kecil kurang

memanfaatkan perkembangan teknologi, maka akan mempengaruhi

kualitas dan kuantitas produksi, menyebabkan pengusaha akan kalah

dalam persaingan di pasaran.

5. Kondisi politik dan hukum. Arah, kebijakan, dan stabilitas politik

pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk

berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif

bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya.

Seluruh risiko tersebut kemudian dikelola dengan melakukan

berbagai tindakan manajemen risiko. Pengelolaan risiko bertujuan untuk

meminimalisasi risiko yang berdampak pada pengurangan kemungkinan

terjadinya kerugian sehingga stabilitas keuntungan industri kecil dapat

terjaga.

B. Penelitian Terdahulu

Menurut Usnun (2004), hasil penelitiannya yang berjudul Analisis

Usaha Pembuatan Krupuk Rendeng Puyur Di Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang, menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh produsen krupuk

rendeng puyur selama bulan Oktober 2003 sebesar Rp 2.411.931,00 dengan

biaya total rata–ratanya sebesar Rp 2.095.115,00 sehingga keuntungan rata–

rata yang diperoleh selama bulan Oktober 2003 Rp 316.816,00. Koefisien

Variasi dari usaha ini adalah 0,65, dengan simpangan baku Rp 204.258,00 dan

batas bawah keuntungan sebesar minus Rp 91.700,00. Usaha krupuk rendeng

puyur sudah efisien dengan nilai R/C sebesar 1,15 yang berarti setiap 1

Rupiah biaya yang dikeluarkan akan didapatkan penerimaan 1,15 kali dari

biaya yang dikeluarkan.

Hasil penelitian Kusumaningtyas (2008), yang berjudul Analisis Usaha

Pembuatan Soun di Desa Manjung Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten

menunjukkan bahwa biaya total yang dikeluarkan selama bulan Maret tahun

2008 sebesar Rp 42.925.282,12. Rata-rata produksi soun yang dihasilkan

Page 30: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

sebanyak 8171,81 kg dengan rata-rata per-kg Rp 48.591.212,77 dan

keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp 5.665.930,65 per bulan.

Usaha pembuatan soun ini termasuk menguntungkan dengan nilai

profitabilitas 13%. Efisiensi usaha sebesar 1,13 yang berarti usaha pembuatan

soun ini sudah efisien. Besarnya nilai koefisien variasi 0,58 dan nilai batas

bawah keuntungan adalah Rp 897.785,28. Hal ini dapat diartikan bahwa usaha

pembuatan soun yang dijalankan memiliki resiko usaha yang cukup besar.

Menurut penelitian Suryani (2002) yang berjudul Analisis Usaha

Bawang Goreng (Studi Kasus Usaha Bawang Goreng Milik Bapak Sugeng

Raharjo di Desa Sumber Rejo Kota Batu Malang), menunjukkan bahwa usaha

ini setiap harinya mengolah bawang goreng rata-rata per hari 52 kg dengan

biaya bahan baku rata-rata per hari Rp 173.703,46 dengan total bahan baku

selama penelitian 1352 kg dan biaya total Rp 7.054.788,85. Jumlah produksi

bawang goreng yang diperoleh sebanyak 4052 ons dengan harga per onsnya

rata-rata Rp 21.353,85. Total penerimaan selama penelitian sebesar sebesar

Rp 8.696.000 dengan total pendapatan sebesar Rp 1.639.611,14. Dari hasil

perhitungan nilai R/C ratio adalah 1,233 yang artinya setiap investasi yang

ditanamkan atau biaya produksi yang dikeluarkan, maka diperoleh

penerimaan 1,233 kali dari biaya produksi yang telah dikeluarkan. Sehingga

usaha bawang goreng tersebut telah efisien.

Dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

usaha pembuatan krupuk rendeng puyur, usaha pembuatan soun, dan usaha

pembuatan bawang goreng merupakan usaha yang prospektif, karena dapat

memberikan keuntungan. Besarnya keuntungan tersebut dipengaruhi oleh

besarnya penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Ketiga usaha yang

dijalankan tersebut sudah efisien, meskipun memiliki kemungkinan risiko

usaha yang cukup besar.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

memerlukan modal demi kelangsungan proses produksinya yaitu untuk

membeli bahan baku, peralatan, upah tenaga kerja, serta biaya lainnya. Oleh

Page 31: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

karena itu pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk dapat mengalokasikan

sumber daya yang dimiliki secara efisien sehingga dapat menekan biaya dan

diperoleh keuntungan yang diharapkan.

Biaya adalah nilai korbanan yang dikeluarkan pada proses produksi dan

diperhitungkan sebagai keseluruhan yang digunakan dalam proses produksi

tersebut. Ada dua pengelompokan biaya dalam industri kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau yaitu biaya tetap dan biaya biaya variabel.

Biaya tetap yang dikeluarkan dalam industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau meliputi biaya penyusutan peralatan, dan biaya modal

investasi. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh

kuantitas produksi. Dalam industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau yang termasuk dalam biaya variabel antara lain: biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja, biaya bahan penolong, biaya bahan bakar, biaya

pengemasan, dan biaya transportasi. Biaya total merupakan penjumlahan dari

total biaya tetap dan total biaya variabel.

Proses produksi akan mempengaruhi besarnya penerimaan yang

diterima oleh pengusaha. Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian antara

jumlah produk yang terjual (Q) dengan harga per satuan produk (P). Hasil dari

perhitungan data akan diperoleh keuntungan dan profitabilitas. Keuntungan

merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan.

Tingkat keuntungan atau profitabilitas adalah perbandingan antara keuntungan

dari penjualan dengan biaya total yang dinyatakan dalam prosentase.

Selain berusaha mencapai keuntungan yang besar, satu hal yang

seharusnya diperhatikan pengusaha adalah efisiensi usaha. Suatu usaha dapat

dikatakan efisien apabila rasio antara keluaran dengan masukan lebih

besardaripada satu. Semakin besar rasio keluaran masukan maka semakin

besar efisiensi dan semakin besar keuntungannya. Efisiensi usaha dapat

dihitung dengan menggunakan R/C Rasio, yaitu dengan membandingkan

antara besarnya penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk

berproduksi.

Page 32: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Efisiensi = CR

dimana :

R = penerimaan total

C = biaya total

Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi usaha adalah :

R/C > 1 , berarti usaha sudah efisien

R/C = 1 , berarti usaha belum efisien atau usaha mencapai titik impas (BEP)

R/C < 1 , berarti usaha tidak efisien.

Dalam menjalankan usaha, pengusaha bertujuan untuk memperoleh

keuntungan yang diharapkan. Pengusaha akan menghadapi risiko atas

kegiatan usaha dan produksinya. Risiko usaha pada industri kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau ini bisa terjadi akibat adanya risiko

produksi/pengolahan, risiko harga, dan risiko pemasaran. Risiko produksi

dapat terjadi pada saat adanya musim penghujan yang mengakibatkan kerupuk

rambak kulit tidak bisa dijemur karena usaha ini sangat membutuhkan sinar

matahari untuk mempercepat pengeringan, risiko harga disebabkan oleh

ketidakpastian harga jual produk yang ditentukan oleh kekuatan permintaan

dan penawaran pasar dan fluktuasi harga bahan baku, dan risiko pemasaran

dapat terjadi pada saat pengangkutan dalam melakukan pemasaran.

Untuk mengukur risiko secara statistik, dipakai ukuran ragam atau

simpangan baku. Namun sebelumnya dihitung dulu keuntungan rata-rata

dengan rumus :

n

EiE

n

iå== 1

dimana :

E = keuntungan rata-rata

Ei = keuntungan yang diterima pengusaha

n = jumlah responden

Page 33: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

V2 = )1(

)(1

2

-

-å=

n

EEin

i

dimana :

V = ragam

Ei = keuntungan yang diterima pengusaha

E = keuntungan rata-rata

n = jumlah responden

Sedangkan simpangan baku merupakan akar dari ragam, yaitu :

V= 2V

Hubungan antara simpangan baku dengan keuntungan rata-rata diukur

dengan koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (L).

CV = EV

dimana :

CV = koefisien variasi

V = simpangan baku

E = keuntungan rata-rata

Untuk mengetahui batas bawah keuntungan digunakan rumus :

L = E – 2V

dimana :

L = batas bawah keuntungan

E = keuntungan rata-rata

V = simpangan baku

Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa resiko yang harus

ditanggung semakin besar. Nilai CV ≤ 0,5 atau L ≥ 0 menyatakan bahwa

pengusaha akan selalu terhindar dari kerugian. Nilai CV > 0,5 atau L < 0

berarti ada peluang akan menderita kerugian Secara statistik risiko dapat

dihitung dengan menggunakan ukuran keragaman (variance) atau simpangan

baku (standart deviation). Hubungan antara simpangan baku dengan

keuntungan rata-rata diukur dengan koefisien variasi (CV) dan batas bawah

Page 34: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

keuntungan (L). Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang

harus ditanggung pengusaha dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh

sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi.

Semakin besar nilai koefisien variasi menunjukkan bahwa risiko yang harus

ditanggung oleh pengusaha semakin besar dibanding dengan keuntungannya.

Batas bawah keuntungan (L) menunjukkan nilai normal yang terendah yang

mungkin diterima oleh pengusaha. Apabila nilai ( L) ini sama dengan atau

lebih dari nol, maka pengusaha tidak akan mengalami kerugian. Sebaliknya

jika nilai L kurang dari nol maka dapat disimpulkan bahwa dalam setiap

proses produksi ada peluang kerugian yang akan diderita produsen.

Hubungan antara koefisien variasi (CV) dengan batas bawah

keuntungan adalah apabila nilai CV ≤ 0,5 dan nilai L ≥ 0 pengusaha akan

selalu untung atau impas. Sebaliknya apabila nilai CV > 0,5 dan nilai L < 0

pengusaha akan mengalami kerugian.

Page 35: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 1. berikut ini:

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah Analisis Usaha pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali.

Masukan (input)

Proses Produksi Keluaran (Output)

Biaya Tetap

a. Penyusutan alat b. Bunga modal investasi

Biaya Variabel

a. Bahan baku b. Tenaga kerja c. Uang makan d. Ongkos transport

bahan baku e. Bahan penolong f. Bahan bakar g. Pengemasan h. Transportasi

Biaya Total

Penerimaan

Analisis Usaha

· Keuntungan · Profitabilitas · Efisiensi · Risiko

Teknologi Manajemen

Risiko Produksi

Risiko Harga

Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau

Risiko Harga

Risiko Pemasaran

Page 36: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

D. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau adalah kerupuk

rambak yang terbuat dari kulit kerbau yang didalam pengolahannya tidak

menggunakan bumbu, kerupuk rambak ini ada 2 bentuk yaitu bentuk

berasan (setengah matang) dan bentuk gorengan (matang) yang dinyatakan

dalam satuan kilogram.

2. Industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau adalah

usaha pembuatan kerupuk rambak dari bahan baku kulit kerbau sampai

menjadi kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau serta

pemasarannya. Karakteristik industri kecil ini antara lain: proses

produksinya menggunakan 5-19 orang tenaga kerja, berdiri sendiri atau

bukan merupakan anak perusahaan, berbentuk usaha perseorangan, belum

mempunyai badan hukum, dan kekayaan bersih yang dimiliki paling

banyak 200 juta rupiah.

3. Responden adalah pengusaha kerupuk rambak kulit kerbau berkualitas

sayur di Kabupaten Boyolali yang memproduksi kerupuk rambak kulit

kerbau berkualitas sayur.

4. Teknologi yang digunakan pada perusahaan ini yaitu teknolagi manual,

tidak menggunakan mesin.

5. Manajemen merupakan suatu cara untuk mengelola usaha agar dapat

berjalan dengan baik.

6. Biaya total adalah semua biaya yang dikeluarkan yang terdiri dari biaya

tetap dan biaya variabel, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

7. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang

besarnya tidak dipengaruhi oleh kuantitas produksi. Biaya tetap meliputi

biaya penyusutan alat produksi (arit, tungku, drum perebus, sekop, solet,

ember, alas perajang, pisau, ungkal, karung bagor, tenggok, jrebeng,

wajan, irus, erok-erok, irik, baskom, timbangan, dan streples), dan biaya

bunga modal investasi yang dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).

8. Biaya variabel ialah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

besarnya berubah-ubah secara proporsional terhadap jumlah kuantitas

Page 37: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

produksi yang dihasilkan. Biaya variabel meliputi biaya bahan baku (kulit

kerbau), biaya tenaga kerja, biaya uang makan tenaga kerja, biaya

transport bahan baku, biaya bahan penolong (minyak goreng), biaya bahan

bakar (minyak tanah, kayu bakar, serbuk gergaji), biaya pengemasan

(plastik, tali), dan biaya transportasi yang dinyatakan dalam satuan rupiah

(Rp).

9. Penerimaan diperoleh dengan cara mengalikan jumlah produksi yang

terjual dengan harga per satuan produk yang dinyatakan dalam rupiah

(Rp).

10. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total yang

dikeluarkan dinyatakan dalam rupiah (Rp).

11. Profitabilitas adalah perbandingan antara keuntungan yang diperoleh

dengan biaya total yang dikeluarkan, dinyatakan dalam persen (%).

Kriteria yang digunakan dalam perhitungan profitabilitas yaitu, jika

profitabilitas > 0 maka usaha menguntungkan, jika profitabilitas = 0 maka

usaha mengalami BEP (impas), dan jika profitabilitas < 0 maka usaha

tidak menguntungkan.

12. Efisiensi usaha adalah perbandingan antara penerimaan total dengan total

biaya yang dikeluarkan yang dinyatakan dalam angka. Kriteria yang

digunakan dalam penilaian efisiensi usaha adalah jika R/C > 1 berarti

usaha sudah efisien, jika R/C = 1 berarti usaha belum efisien atau usaha

mencapai titik impas (BEP), dan jika R/C < 1 berarti usaha tidak efisien.

13. Risiko adalah sejumlah kemungkinan terjadinya kerugian yang

probabilitasnya diketahui terlebih dahulu. Untuk menghitung besarnya

risiko dengan menggunakan perhitungan koefisien variasi (CV) dan batas

bawah keuntungan (L). Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai

CV ≤ 0,5 atau L ≥ 0 menyatakan bahwa usaha akan selalu terhindar dari

kerugian, dan apabila nilai CV > 0,5 atau L < 0 berarti ada peluang

kerugian.

Page 38: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

E. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dibatasi pada sentra industri kecil yang mengusahakan

pembuatan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di

Kabupaten Boyolali.

2. Analisis usaha yang dimaksud dalam penelitian ini didasari pada biaya,

penerimaan, keuntungan, profitabilitas, efisiensi, dan risiko usaha pada

sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di

Kabupaten Boyolali.

3. Penelitian ini menggunakan data biaya dan produksi selama periode satu

bulan, yaitu bulan Juni 2009.

4. Frekuensi produksi dalam satu bulan oleh keenam pengusaha, masing-

masing sebanyak 13 kali, 22 kali, 23 kali, 24 kali, 24 kali dan 26 kali.

F. Hipotesis

1. Diduga usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali menguntungkan.

2. Diduga usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali sudah efisien.

3. Diduga usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali berisiko besar.

G. Asumsi

1. Harga input dan output menggunakan harga yang berlaku di daerah

penelitian pada saat penelitian.

2. Faktor produksi berupa tenaga kerja keluarga menerima upah yang

besarnya sama dengan upah tenaga kerja luar keluarga yang berlaku di

daerah penelitian.

3. Semua alat-alat produksi yang digunakan dianggap hanya untuk

memproduksi kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau.

4. Aset rumah dan bangunan tidak diikutsertakan dalam perhitungan biaya

tetap karena mempunyai fungsi ganda.

Page 39: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

5. Keseluruhan input yang digunakan dalam proses produksi berasal dari

pembelian.

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analitis. Menurut Surakhmad (1994) metode ini mempunyai ciri-ciri bahwa

penelitian didasarkan pada pemecahan masalah-masalah aktual yang ada pada

masa sekarang. Data-data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan,

kemudian dianalisis. Metode ini sering disebut dengan metode analitik.

B. Metode Penentuan Sampel Penelitian

1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian yang dipilih yaitu Kabupaten Boyolali, dengan

pertimbangan bahwa di Kabupaten Boyolali terdapat sentra industri

kerupuk rambak kulit yang masih produktif sampai saat ini yang berlokasi

di Kecamatan Banyudono. Jumlah pengusaha yang mengusahakan

kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau ini ada 8 pengusaha,

yang terdiri dari 6 pengusaha industri kecil dan 2 pengusaha industri

menengah.

2. Metode Pengambilan Responden

Metode pengambilan responden dengan menggunakan sensus. Sensus

yaitu salah satu bentuk metode pengumpulan data yang ditempuh dengan

cara mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dari seluruh populasi yang

berhubungan, yang terdapat didalam populasi (Teguh, 2001). Responden

dalam penelitian ini yaitu seluruh pengusaha kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali yang berjumlah

6 pengusaha, yang semuanya berada di Kecamatan Banyudono.

Industri kecil pembuatan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau merupakan usaha yang memproduksi kerupuk rambak berkualitas

Page 40: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

sayur dari kulit kerbau yang dalam proses produksinya menggunakan

tenaga kerja yang berjumlah 5-19 orang. Karakteristik lain dari industri

kecil ini yaitu merupakan usaha yang berdiri sendiri atau bukan

merupakan anak perusahaan, berbentuk usaha perseorangan, belum

mempunyai badan hukum, dan kekayaan bersih yang dimiliki paling

banyak 200 juta rupiah.

Tabel 3. Daftar Pengusaha, Jumlah TK, dan Produksi Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Tahun 2009

No. Nama pemilik usaha

Jumlah tenaga kerja (orang)

Produksi/bulan (kg)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Budi Raharjo Joko Istanto Bambang Hermanto Sudarsono Suwardi Wiro

12 9 8 14 7 5

868 1.006

803 1.369

552 280

Sumber : Data Primer

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (quisioner). Data ini

dapat diperoleh dengan cara wawancara dan dengan pengamatan langsung

di lokasi penelitian

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi atau lembaga

yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut berasal dari Badan Pusat

Statistik Kabupaten Boyolali, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Boyolali, serta instansi-instansi lain yang terkait dengan

penelitian ini. Data tersebut adalah data mengenai keadaan umum daerah

penelitian, keadaan perekonomian, keadaan penduduk, dan data yang

berhubungan dengan tujuan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Page 41: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer melalui

wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan

yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

2. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung

terhadap obyek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang

jelas mengenai obyek yang akan diteliti.

3. Pencatatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yaitu

dengan mencatat data yang ada pada instansi pemerintah atau lembaga

yang terkait dengan penelitian ini

E. Metode Analisis Data

1. Biaya, Penerimaan, Keuntungan dan Profitabilitas Pada Sentra Industri

Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten

Boyolali

a. Nilai total biaya pada industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau adalah penjumlahan dari nilai total biaya tetap (TFC)

dan nilai biaya variabel (TVC) yang digunakan dalam kegiatan

produksi. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

TC = TFC + TVC

dimana :

TC = biaya total industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau (Rupiah)

TFC = total biaya tetap industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau (Rupiah)

TVC= total biaya variabel industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau (Rupiah)

b. Untuk mengetahui penerimaan pada sentra industri kecil kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali yaitu

dengan mengalikan jumlah produksi (terjual) dengan harga. Secara

matematis dirumuskan sebagai berikut :

Page 42: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

TR = Q x P

dimana :

TR = penerimaan total industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau (Rupiah)

Q = jumlah kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

yang terjual (kg)

P = harga kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau per

kg (Rupiah)

c. Keuntungan usaha adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya

total. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

π = TR – TC

dimana :

π = keuntungan industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau (Rupiah)

TR = penerimaan total industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau (Rupiah)

TC = biaya total industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau (Rupiah)

d. Profitabilitas Usaha

Untuk mengetahui nilai profitabilitas pada sentra industri kecil

kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten

Boyolali adalah dengan membandingkan antara keuntungan usaha

yang diperoleh dengan total biaya yang telah dikeluarkan dan

kemudian dikalikan 100%. Secara matematis dirumuskan sebagai

berikut:

Profitabilitas = %100 xTCp

dimana :

π = keuntungan industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau (Rupiah)

Page 43: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

TC = biaya total industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau (Rupiah).

Kriteria yang digunakan dalam perhitungan profitabilitas adalah

sebagai berikut :

Profitabilitas > 0 berarti industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau yang diusahakan menguntungkan

Profitabilitas = 0 berarti industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau yang diusahakan mengalami BEP (impas)

Profitabilitas < 0 berarti industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau yang diusahakan tidak menguntungkan.

2. Efisiensi Usaha

Untuk mengetahui efisiensi usaha pada sentra industri kecil kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali yang

telah dijalankan selama ini dengan menggunakan perhitungan R/C rasio

(Revenue Cost Ratio) atau dikenal dengan nisbah antara penerimaan dan

biaya.

Efisiensi dapat dihitung dengan membandingkan besarnya

penerimaan industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau dengan biaya yang digunakan untuk produksi. Secara matematis

dapat dirumuskan sebagai berikut :

Efisiensi = CR

dimana :

R = penerimaan industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau (Rupiah)

C = biaya total industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau (Rupiah)

Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi usaha adalah :

R/C > 1 , berarti industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau yang dijalankan sudah efisien

Page 44: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

R/C = 1 , berarti industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau yang dijalankan belum efisien atau usaha mencapai

titik impas (BEP)

R/C < 1 , berarti industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau yang dijalankan tidak efisien.

3. Risiko Usaha

Menurut Hernanto (1993), Untuk menghitung besarnya risiko usaha

pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau di Kabupaten Boyolali adalah dengan menggunakan perhitungan

koefisien variasi dan batas bawah keuntungan.

Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus

ditanggung oleh pengusaha industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh,

secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

CV = EV

dimana :

CV = koefisien variasi industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau

V = simpangan baku industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau (Rupiah)

E = keuntungan rata-rata industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau (Rupiah)

Sebelum mengukur koefisien variasi harus mencari keuntungan rata-

rata industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau dan

simpangan bakunya, yang dirumuskan sebagai berikut :

E = n

Ei

n

i 1=S

dimana :

E = keuntungan rata-rata industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau (Rupiah)

Page 45: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Ei = keuntungan industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau yang diterima pengusaha (Rupiah)

N = jumlah pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

(orang)

Setelah mengetahui keuntungan rata-rata industri kecil kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau selanjutnya mencari simpangan

baku dengan menggunakan metode analisis ragam, karena simpangan

baku merupakan akar dari ragam, yaitu :

V= 2V

Adapun dalam perhitungan analisis ragam dirumuskan sebagai berikut:

V2 = )1(

)(1

2

-

-å=

n

EEn

ii

dimana :

V2 = ragam

n = jumlah pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

(orang)

E = keuntungan rata-rata industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau (Rupiah)

Ei = industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

yang diterima pengusaha (Rupiah)

Untuk mengetahui batas bawah keuntungan industri kecil kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau digunakan rumus :

L = E – 2V

dimana :

L = batas bawah keuntungan industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau (Rupiah)

E = keuntungan rata-rata industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau (Rupiah)

V = simpangan baku industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau (Rupiah)

Page 46: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa risiko industri kecil

kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau yang harus ditanggung

pengusaha semakin besar. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai CV

≤ 0,5 atau L ≥ 0 menyatakan bahwa pengusaha industri kecil kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau akan selalu terhindar dari

kerugian, dan apabila nilai CV > 0,5 atau L < 0 berarti ada peluang

kerugian yang akan diderita oleh pengusaha industri kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Lokasi /Daerah Penelitian

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di

Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 101.510,1955 Ha atau sekitar

3,11% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Secara Administrasi,

Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 Kecamatan yang meliputi 267 desa atau

kelurahan. Kabupaten Boyolali terletak antara 110022’-110050’ Bujur

Timur (BT) dan 7036’-7071’ Lintang Selatan (LS), dengan ketinggian

antara 75-1500 meter di atas permukaan laut ( BPS, 2008).

Batas-batas wilayah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan

Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Jogjakarta

Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang

Wilayah Kabupaten Boyolali mempunyai ketinggian minimum

75 mdpl dan ketinggian maksimum 1500 mdpl dan memiliki topografi

yang bervariasi dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Topografi

wilayah Kabupaten Boyolali dapat dibedakan menjadi empat kategori,

yaitu datar, berombak, berbukit dan bergunung. Dengan adanya kondisi

Page 47: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

topografi yang beragam maka Kabupaten Boyolali memiliki potensi untuk

budidaya berbagai jenis tanaman yang sesuai dengan ketinggian tanah.

Sedangkan jenis tanahnya adalah tanah asosiasi litosol dan grumosol,

tanah litosol coklat, tanah regosol kelabu, tanah litosol dan regosol kelabu,

tanah regosol coklat, tanah andosol coklat, tanah kompleks regosol kelabu

tua dan grumosol, tanah grumosol kelabu tua, tanah kompleks andosol

kelabu tua dan litosol, tanah asosiasi grumosol kelabu tua dan litosol serta

tanah mediteran coklat tua.

Iklim di wilayah Kabupaten Boyolali termasuk iklim tropis, seperti

kota-kota lainnya yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan karena letak

Negara Indonesia yang berada di sekitar garis khatulistiwa sehingga akan

mengalami iklim tropis. Rata–rata curah hujan yang ada di Kabupaten

Boyolali tergolong tinggi yaitu sekitar 2000 milimeter/ tahun, oleh karena

itu ketika musim hujan tiba lahan-lahan pertanian yang ada di Kabupaten

Boyolali tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh air.

Kecamatan Banyudono merupakan salah satu Kecamatan dari 19

Kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Sambi

Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Sawit

Sebelah Selatan : Kecamatan Sawit

Sebelah Barat : Kecamatan Teras

Jumlah desa yang terdapat di Kecamatan Banyudono adalah 15 yaitu

desa Dukuh, Jipangan, Jembungan, Sambon, Kuwiran, Cangkringan,

Ngaru-aru, Bendan, Ketaon, Banyudono, Batan, Denggungan, Bangak,

Trayu, dan Tanjungsari.

Kecamatan Banyudono terletak pada ketinggian ± 150 mdpl dengan

luas 2.537,9 Ha. Luas Kecamatan Banyudono dapat dirinci sebagai

berikut:

1. Tanah Sawah : 1.515,4670 Ha

2. Tanah Pekarangan : 759,3130 Ha

Page 48: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

3. Tanah Tegal/ Kebun : 144,0200 Ha

4. Tambak Kolam : 0,0900 Ha

5. Lahan Lainnya : 119,0700 Ha

Kecamatan Banyudono terletak pada ketinggian 154 meter dpl,

dengan suhu maksimum mencapai 340C. Topografi wilayah berupa datar

sampai berombak. Curah hujan mencapai 2.437 mm/tahun dengan jumlah

hari hujan 126 Hh.

B. Keadaan Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data dari Kabupaten Boyolali Dalam Angka Tahun 2008,

jumlah penduduk di Kabupaten Boyolali mencapai 949.594 jiwa.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk

mengetahui jumlah penduduk serta besarnya sex ratio di suatu daerah,

yaitu angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki

dan perempuan. Komposisi penduduk di Kabupaten Boyolali menurut

jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Komposisi Penduduk Kabupaten Boyolali Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) Sex Ratio 1. Laki-laki 464.837 48,95 2. Perempuan 484.757 51,05 Jumlah 949.594 100,00 95,89

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat bahwa penduduk Kabupaten

Boyolali pada tahun 2008 berjumlah 949.594 jiwa, terdiri dari penduduk

laki-laki berjumlah 464.837 jiwa (48,95%) dan penduduk perempuan

berjumlah 484.757 jiwa (51,05%). Sex Ratio di Kabupaten Boyolali pada

tahun 2008 adalah sebesar 95,89 yang berarti bahwa untuk setiap 100

penduduk perempuan terdapat 96 penduduk laki – laki.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan

Banyudono adalah sebagai berikut :

Page 49: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Tabel 5. Komposisi Penduduk Kecamatan Banyudono Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) Sex Ratio 1. Laki-laki 21.777 48,10 2. Perempuan 23.499 51,90 Jumlah 45.276 100,00 92,67

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di

Kecamatan Banyudono sebanyak 45.276 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 21.777 jiwa (48,10%) dan jumlah penduduk perempuan

sebanyak 23.499 jiwa (51,90%) Jumlah penduduk perempuan lebih

banyak daripada jumlah penduduk laki-laki dari keseluruhan jumlah

penduduk di Kecamatan Banyudono.

Besarnya angka sex ratio Kecamatan Banyudono tahun 2008 adalah

92,67. Hal tersebut berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan di

Kecamatan Banyudono terdapat 93 penduduk laki-laki.

2. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Komposisi penduduk menurut umur bagi suatu daerah dapat

digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk yang produktif dan non

produktif. Komposisi penduduk Kabupaten Boyolali dan Kecamatan

Banyudono menurut jenis umur dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Boyolali Tahun 2008

No. Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) 1. 0 – 14 236.733 2. 15 – 64 639.346 3. ≥ 65 73.515

Angka Beban Tanggungan 48,53

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Tabel 6. dapat dihitung Angka Beban Tanggungan

(ABT) di Kabupaten Boyolali. Angka Beban tanggungan (ABT) adalah

rasio antara jumlah penduduk usia non produktif dengan jumlah penduduk

usia produktif. ABT di Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :

Page 50: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

%100)5915(

)60()140(x

tahunPenddkstahunkeataPenddktahunPenddk

ABT-

+-=

ABT Kabupaten Boyolali :

%100346.639

515.73733.236X

+=

= 48,53 %

Berdasarkan Tabel 6. dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di

Kabupaten Boyolali menurut kelompok umur, yang paling banyak adalah

penduduk dengan kelompok umur produktif atau penduduk yang berusia

antara 15-64 tahun. Dan angka beban tanggungan yang didapat adalah

sebesar 48,53 dimana setiap 100 orang kelompok penduduk usia produktif

harus menanggung 49 penduduk yang termasuk ke dalam kelompok usia

yang tidak produktif (penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk

yang berusia lebih dari 65 tahun).

Komposisi penduduk berdasarkan umur di Kecamatan Banyudono

adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Komposisi Penduduk Kecamatan Banyudono Menurut Kelompok Umur Tahun 2008

No. Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) 1. 0 – 14 11.274 2. 15 – 64 30.487 3. ≥ 65 3.515

Angka Beban Tanggungan 48,51

Sumber: BPS Kabupaten Boyolali

ABT Kecamatan Banyudono

%100487.30

515.3274.11X

+=

= 48,51 %

Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di

Kecamatan Banyudono menurut kelompok umur, yang paling banyak

adalah penduduk dengan kelompok umur produktif atau penduduk yang

berusia antara 15-64 tahun. Dan angka beban tanggungan yang didapat

Page 51: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

adalah sebesar 48,51 dimana setiap 100 orang kelompok penduduk usia

produktif harus menanggung 49 penduduk yang termasuk ke dalam

kelompok usia yang tidak produktif (penduduk yang berusia 0-14 tahun

dan penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun).

3. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian digunakan untuk

mengetahui tingkat sosial ekonomi dan karakteristik daerah dengan

melihat mata pencahariaannya yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Komposisi penduduk di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan

Banyudono menurut mata pencahariannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Komposisi Penduduk Usia 10 Tahun Keatas menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008

No. Mata Pencaharian

Kabupaten Boyolali

Kecamatan Banyudono

Jumlah (Jiwa) %

Jumlah (Jiwa) %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Pertanian tanaman pangan Perkebunan Perikanan Peternakan Pertanian lainnya Industri pengolahan Perdagangan Jasa Angkutan Lainnya

243.264 16.733 1.262 51.172 25.126 43.455 51.366 54.015 7.128 307.284

30,38 2,09 0,16 6,39 3,14 5,43 6,41 6,74 0,89 38,37

3.822 518 49 821 4.253 3.781 4.023 6.112 843 13.968

10,01 1,36 0,13 2,15 11,14 9,90 10,53 16,00 2,21 36,57

Total 800.805 100,00 38.190 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Tabel 8. dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten

Boyolali sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu sebanyak

42,16%, yang terdiri dari pertanian tanaman pangan, perkebunan,

perikanan, peternakan dan pertanian lainnya. Hal ini menunjukkan

karakter Kabupaten Boyolali sebagai kabupaten agraris.

Sementara di Kecamatan Banyudono sebanyak 36,57%

penduduknya bekerja di sektor lain selain pertanian, industri,

Page 52: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

perdagangan, jasa, dan angkutan. Sebanyak 16,00% penduduk Kecamatan

Banyudono bekerja di sektor jasa, dan 10,53% penduduk bekerja di sektor

perdagangan. Sektor perdagangan dan jasa di Kecamatan banyudono

mampu menarik minat penduduk untuk bekerja di sektor tersebut, karena

posisi Kecamatan Banyudono yang cukup ramai yaitu terletak di pinggir

jalan utama Solo- Semarang, sehingga bisa memberikan penghasilan yang

cukup tinggi. Sektor industri pengolahan menduduki peringkat keenam

setelah pertanian yaitu sebesar 9,90%, termasuk didalam sektor ini yaitu

industri kerupuk rambak kulit kerbau. Hal ini merupakan tantangan dan

peluang untuk lebih mengembangkan sektor industri pengolahan

khususnya industri kerupuk rambak kulit kerbau.

4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan

untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah tersebut.

Tingkat pendidikan penduduk akan mempengaruhi kemampuan penduduk

dalam menerima teknologi baru dan mengembangkan usaha di daerahnya.

Tingkat pendidikan di suatu daerah dipengaruhi antara lain oleh kesadaran

akan pentingnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi serta

ketersediaan sarana pendidikan yang ada. Keadaan penduduk menurut

tingkat pendidikan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008

No Pendidikan Kabupaten Boyolali

Kecamatan Banyudono

Jumlah (orang)

% Jumlah (orang)

%

1. Tidak/Blm Tamat SD 271.515 30,90 13.066 31,19 2. Tamat SD 303.758 34,58 12.117 28,92 3. Tamat SLTP 118.825 13,52 8.220 19,62 4. Tamat SLTA 3.054 0,35 6.948 16,58 5. Tamat Akademi/D3 10.814 1,23 769 1,84 6. Tamat PT/D4 12.515 1,42 777 1,85 Jumlah 878.605 100,00 41.897 100,00

Page 53: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Tabel 9. dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten

Boyolali paling banyak adalah tamatan SD yaitu sebanyak 303.758 orang

atau 34,58 % sedangkan penduduk di Kecamatan Banyudono paling

banyak adalah tidak/Belum tamat SD yaitu sebanyak 13.066 orang atau

31,19 %. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan

Banyudono memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat pendidikan

yang paling sedikit berhasil ditamatkan penduduk di Kabupaten Boyolali

adalah SLTA yaitu sebanyak 3.054 orang atau 0,35%, sedangkan di

Kecamatan Banyudono tingkat pendidikan yang paling sedikit berhasil

ditamatkan adalah Akademi/D3 yaitu sebanyak 769 orang atau 1,84%.

C. Keadaan Pertanian

1. Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Boyolali dibagi menjadi dua yaitu

lahan sawah dan lahan kering. Lahan sawah terdiri dari irigasi teknis,

irigasi ½ teknis, irigasi sederhana, dan tadah hujan. Sedangkan lahan

kering terdiri dari pekarangan/ bangunan, tegalan/ kebun, padang gembala,

tambak/ kolam, hutan negara, dan lainnya. Tata guna lahan di Kabupaten

Boyolali dan Kecamatan Banyudono dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Tata Guna Lahan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008

No Tata Guna Lahan Kabupaten Boyolali Kecamatan Banyudono Luas (Ha) % Luas (Ha) %

1. 2.

Lahan Sawah a. Irigasi Teknis b. Irigasi ½ Teknis c. Irigasi Sederhana d. Tadah Hujan Lahan Kering a. Pekarangan/Bangunan b. Tegalan/Kebun c. Padang Gembala d. Tambak/Kolam e. Hutan Negara f. Lain-lain

22.869,9164 5.148,8542

4.919,1887 2.627,3525 10.174,5210

78.641,0491 25.189,6469 30.681,3466 983,3315

821,09256 14.835,4964 6.129,3652

22,53 5,07

4,84 2,59 10,02

77,47 24,81 30,22 0,97 0,81 14,61 6,02

1.515,6670 869,5970 499,7100 144,3600

2,0000

1.022,2730 759,3130 144,0200

- 0,0900

- 118,8500

59,72 34,26 19,69

5,69 0,088

40,28 29,92

5,67 -

0,01 -

4,68

Total 101.510,1955 100,0 2.537,9400 100,0

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali

Page 54: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Berdasarkan Tabel 10. dapat diketahui bahwa di Kabupaten Boyolali

luas lahan sawah lebih kecil daripada lahan kering. Luas lahan kering

adalah 78.641,0491 hektar atau 77,47% dan sebagian besar lahan kering

digunakan untuk tegalan/ kebun yaitu sebesar 30.681,3466 hektar atau

sebesar 30,22%. Lahan sawah di Kabupaten Boyolali sebagian besar

adalah lahan sawah tadah hujan yaitu seluas 10.174,5210 hektar atau

10,02%.

Sementara di Kecamatan Banyudono luas lahan sawah lebih besar

daripada lahan kering. Luas lahan sawah adalah 1.515,6670 atau 59,72%

dan sebagian lahan sawah berupa sawah irigasi teknis yaitu sebesar

869,5970 hektar atau 34,26%. Sedangkan sebagian besar lahan kering

digunakan untuk pekarangan/bangunan yaitu sebesar 759,3130 hektar atau

29,92% dan digunakan untuk tegalan/kebun sebesar 144,0200 hektar atau

5,67%. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan jumlah penduduk yang

terus meningkat, sehingga permintaan akan bangunan untuk pemukiman

juga terus meningkat.

2. Produksi Tanaman Pangan

Kabupaten Boyolali memiliki lahan pertanian berupa lahan sawah,

tegal, pekarangan, dan hutan negara sehingga bisa dikatakan daerah

tersebut merupakan daerah yang masih mengandalkan sektor pertanian.

Jumlah produksi tanaman pangan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan

Banyudono dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008

No

Jenis Tanaman Pangan

Kabupaten Boyolali Kecamatan Banyudono Luas Panen

(Ha) Produksi

(Ton) Luas Panen

(Ha) Produksi

(Ton) 1. Padi 42.520 248.189 2.553 17.325 2. Jagung 29.590 145.035 322 2.215 3. Ubi Kayu 6.725 110.005 15 287 4. Ubi Jalar 35 564 0 0 5. Kacang Tanah 5.833 6.876 22 31 6. Kedelai 2.423 3.346 0 0 Total 87.096 514.015 2.912 19.858

Page 55: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Tabel 11. dapat diketahui bahwa produksi tanaman

pangan paling tinggi di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono

adalah tanaman padi yaitu sebanyak 248.189 ton dan 17.325 ton. Produksi

tanaman pangan terbesar kedua di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan

Banyudono adalah jagung yaitu sebanyak 145.035 ton dan 2.215 ton.

Tanaman ubi kayu menempati urutan ketiga di Kabupaten Boyolali dan

Kecamatan Banyudono dengan jumlah produksi sebanyak 110.005 ton dan

287 ton.

D. Keadaan Industri

1. Keadaan Industri di Kabupaten Boyolali

Menurut Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar

Kabupaten Boyolali, industri di Kabupaten Boyolali digolongkan menjadi

industri besar, menengah dan kecil. Sedangkan berdasar kelompok

usahanya dibedakan menjadi Industri Agro, Industri Kimia dan Hasil

Hutan, Industri Tekstil, Logam, dan Perekayasaan, serta Industri

Elektronika dan ANEKA. Jumlah industri di Kabupaten Boyolali menurut

kelompok usahanya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Jumlah Industri di Kabupaten Boyolali Tahun 2008

Jenis Industri Banyaknya Industri

(unit)

Besarnya Investasi (000 Rp)

Nilai Produksi (000 Rp)

1. Industri Agro 3.825 18.988.810 136.117.600 2. Industri Kimia dan Hasil

Hutan 3.200 13.841.300 644.907.340

3. Industri Logam Mesin dan Perekayasaaan

230 2.803.000 20.719.200

4. Industri Elektonika dan Aneka

197 983.500 54.202.500

Sumber: BPS Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Tabel 12. dapat diketahui bahwa industri yang

terbanyak di Kabupaten Boyolali adalah industri agro yaitu sebesar 3.825

unit, dimana industri kecil pengolahan kerupuk rambak kulit kerbau

termasuk didalamnya. Sedangkan diurutan kedua diduduki oleh industri

Page 56: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

kimia dan hasil hutan yaitu sebanyak 3.200 unit. Dan jumlah industri yang

paling sedikit jumlahnya yaitu industri elektronika dan aneka dengan

jumlah 197 unit

2. Keadaan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari

Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali

Industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

yang diproduksi di Kabupaten Boyolali memiliki sentra di Kecamatan

Banyudono. Usaha ini merupakan usaha perseorangan untuk memperoleh

penghasilan dan untuk meningkatkan taraf hidup. Usaha ini ada yang

merupakan pekerjaan utama penduduk, ada juga yang merupakan usaha

sampingan. Adanya usaha ini dapat menyerap banyak tenaga kerja,

sehingga bisa mengurangi pengangguran khususnya di Kecamatan

Banyudono.

Industri kecil kerupuk rambak kulit kerbau berkualitas sayur di

Kecamatan Banyudono ini terdapat di dua desa yaitu desa Banyudono dan

desa Batan. Jumlah pengusaha yang ada yaitu 8 orang yang meliputi 2

industri menengah dan 6 industri kecil.

Bahan baku industri ini berupa kulit kerbau mentah kering yang

didatangkan dari Toraja Sulawesi. Di daerah Sulawesi khususnya Toraja

banyak menghasilkan kulit kerbau karena disana terdapat upacara adat

untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang yang meninggal dunia

menuju alam roh (Upacara Adat Rambu Solo) dengan penyembelihan

kerbau dalam jumlah yang banyak, sehingga kulit kerbau yang dihasilkan

juga banyak. Banyaknya pengusaha industri pengolahan kulit kerbau dan

membutuhkan bahan baku kulit kerbau setiap harinya, maka seringkali

terjadi keterbatasan bahan baku. Cara untuk mendapatkan bahan baku ini

para pengusaha industri kulit kerbau berkualitas sayur di Banyudono harus

memesan terlebih dahulu kepada pengepul kulit kerbau di Toraja,

Page 57: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

selanjutnya para pengusaha tersebut mengambil kulit kerbau dari

pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang dikirimkan lewat ekspedisi

kargo. Bahan baku tersebut dibeli dengan harga Rp 40.000,00/kg.

Kegiatan industri kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

di Kecamatan Banyudono ini masih tergolong sederhana karena hanya

menggunakan teknologi manual dan alat-alat sederhana yaitu tungku dan

drum yang dipotong setengah untuk merebus kulit kerbau, pisau untuk

merajang, wajan untuk menggoreng dan jrebeng yang berbentuk anyaman

bambu untuk menjemur. Proses pengeringan masih menggunakan bantuan

sinar matahari, sehingga pembuatan kerupuk rambak kulit kerbau

berkualitas sayur dilakukan pada pagi hari sampai pukul 4 sore.

Kerupuk rambak sayur yang dijual terdiri dari 2 bentuk yaitu bentuk

berasan dan gorengan. Bentuk berasan yaitu kerupuk rambak sayur yang

setengah matang, kerupuk berasan ini dijual dengan harga Rp 73.000,00–

75.000,00/kg. Bentuk gorengan yaitu kerupuk rambak sayur yang sudah

matang sehingga sudah bisa langsung dikonsumsi, kerupuk yang gorengan

ini dijual dengan harga Rp 62.000,00 – 65.000/kg.

E. Keadaan Sarana Perekonomian

Majunya sentra industri di Kabupaten Boyolali tidak terlepas dari

peranan sarana perekonomian seperti pasar, bank, koperasi dan lembaga lain

yang sejenis. Peranan sarana perekonomian ini adalah membantu sentra

industri kecil dalam hal permodalan untuk keberhasilan usahanya. Sarana

perekonomian di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono terlihat pada

tabel berikut:

Tabel 13. Jumlah Sarana Perekonomian di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008

No Sarana Perekonomian

Kabupaten Boyolali (unit)

Kecamatan Banyudono (unit)

1. 2. 3.

Koperasi Bank BRI Pasar

967 25 44

33 2 6

Jumlah 1.036 41

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali

Page 58: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Berdasarkan Tabel 13. terlihat bahwa sarana perekonomian yang terdapat

di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono adalah koperasi, Bank

BRI, dan pasar. Jumlah koperasi di Kabupaten Boyolali sebanyak 967 unit dan

Kecamatan Banyudono sebanyak 33 unit. Koperasi ini meliputi KUD, Non

KUD, koperasi industri, koperasi peternakan/pertanian, koperasi jasa, koperasi

fungsional dan koperasi simpan pinjam.

Sarana perekonomian yang lainnya adalah lembaga keuangan berupa

bank yaitu BRI, jumlah bank BRI di Kabupaten Boyolali sebanyak 25 unit,

sedangkan di Kecamatan Banyudono sebanyak 2 unit. Bank BRI paling

banyak terdapat di Kabupaten Boyolali daripada bank lainnya karena

mempunyai banyak unit sampai di tingkat Kecamatan. Bank BRI biasanya

yang memberi kredit kepada industri kecil untuk usahanya.

Sarana perekonomian lain yang berada di Kabupaten Boyolali adalah

pasar yang jumlahnya 44 unit yang terdiri dari 39 unit pasar umum/desa dan 5

unit pasar hewan, sedangkan di Kecamatan Banyudono jumlah pasar hanya 6

unit dan yang terdapat di desa yang mengusahakan kerupuk rambak kulit

kerbau hanya terdapat 1 unit pasar akan tetapi pengusaha tidak memasarkan

hasil kerupuk rambak kulit kerbau ke pasar tersebut melainkan keluar daerah

bahkan sampai keluar kota.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden dan Kondisi/ Karakteristik Usaha

1. Identitas Responden

Identitas responden merupakan keadaan yang menggambarkan

kondisi umum dari responden pada sentra industri kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali yang masih aktif

berproduksi pada saat dilakukannya penelitian. Identitas responden dalam

penelitian ini meliputi: umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota

keluarga, jumlah anggota yang aktif dalam usaha, jumlah tenaga kerja luar

dan lama mengusahakan. Identitas responden pada sentra industri kecil

Page 59: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Identitas Responden Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali.

No Uraian Rata–rata 1. Umur responden (tahun) 48,83 2. Tingkat pendidikan (tahun) 9,67 3. Jumlah anggota keluarga (orang) 5 4. Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usaha (orang) 2 5. 6.

Jumlah tenaga kerja luar (orang) Lama mengusahakan (tahun)

8 5,3

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 1

Berdasarkan Tabel 14. dapat diketahui bahwa umur rata–rata

pengusaha adalah 48,83 tahun yang masih termasuk dalam umur produktif

sehingga produktivitas kerja pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau masih cukup tinggi. Umur pengusaha pada usaha ini tidak

terlalu berpengaruh, sebab biasanya pengusaha hanya bertindak sebagai

pengawas saja atau melakukan pekerjaan menjual produk ke pasar,

sedangkan yang menjalankan pekerjaan berat adalah tenaga kerjanya.

Dengan kondisi umur tersebut diharapkan usaha industri kerupuk rambak

kulit kerbau berkualitas sayur masih dapat terus dikembangkan karena

para pengusaha masih memiliki produktivitas dan kemampuan bekerja

yang tinggi.

Sebagian besar pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau pernah mengenyam pendidikan secara formal, walaupun pada

tingkatan yang berbeda–beda. Rata-rata pendidikan formal yang ditempuh

oleh responden adalah 9,67 tahun. Hal itu menunjukkan bahwa hampir

sebagian besar responden sudah mengenyam pendidikan sampai pada

tingkat SLTP/SMP. Dengan demikian wawasan ataupun pengetahuan yang

dimiliki oleh pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau sudah cukup memadai dan paling tidak akan mempengaruhi pola

pikir dan cara kerja mereka dalam mengelola usaha. Semakin tinggi

pendidikan para pengusaha maka mereka lebih bisa berpikir secara

46

Page 60: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

rasional dalam menetapkan strategi usaha yang harus diambil, dan pada

akhirnya akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan diperoleh.

Jumlah rata–rata anggota keluarga yang dimiliki oleh pengusaha

adalah sebanyak 5 orang. Hal ini akan berpengaruh pada ketersediaan

tenaga kerja, terutama tenaga kerja yang berasal dari keluarga yang ikut

dalam proses produksi. Jumlah rata–rata anggota keluarga yang aktif

dalam usaha ini adalah 2 orang. Rata–rata jumlah tenaga kerja luar yang

dipekerjakan oleh masing-masing pengusaha adalah 8 orang. Biasanya

anggota keluarga yang aktif adalah suami dan istri. Anggota keluarga yang

lain bekerja pada sektor lain, masih menempuh pendidikan, atau termasuk

usia non produktif (anak-anak).

Usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali ini belum berlangsung lama,

karena pengalaman usaha yang dimiliki oleh para pengusaha yaitu rata-

rata berkisar 5,3 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden belum

cukup lama dalam menjalankan usahanya. Ada sebagian besar responden

yang sebelum menggeluti usaha ini sudah membantu orang tua atau

saudaranya yang juga mengusahakan industri ini, maka setelah

mempunyai pengalaman tersebut mereka masing-masing mendirikan

usaha ini sendiri. Sebenarnya mereka belum lama mendirikan usaha ini

tetapi sudah mempunyai pengalaman yang cukup mengenai segala sesuatu

tentang usaha ini, sehingga mereka sudah bisa mengatasi berbagai kendala

usaha yang mereka hadapi.

Usaha pembuatan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau ini ada yang termasuk pekerjaan pokok dan ada juga yang

merupakan pekerjaan sampingan pengusaha. Status usaha pada sentra

industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di

Kabupaten Boyolali ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15. Status Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali

No Status Usaha Jumlah (orang) Prosentase(%)

Page 61: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

1. 2.

Pekerjaan Pokok Pekerjaan Sampingan

4 2

66,67 33,33

Total 6 100,00

Sumber: Diadopsi dan diolah dari lampiran 1

Berdasarkan Tabel 15. dapat diketahui bahwa mayoritas status usaha

industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau dijadikan

sebagai pekerjaan pokok yaitu sebanyak 4 orang atau 66,67%, sedangkan

yang dijadikan sebagai pekerjaan sampingan sebanyak 2 orang atau

33,33%. Responden yang menjadikan usaha ini menjadi pekerjaan

sampingan karena sudah memiliki pekerjaan pokok sebagai pedagang dan

petani. Mereka mengusahakan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau sebagai penambah penghasilan dari pekerjaan utama yang telah

dimilikinya.

Ada berbagai macam alasan yang mendasari pengusaha industri kecil

kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau dalam menjalankan

usahanya, diantaranya yaitu pengalaman sebelumnya dari ikut usaha orang

tua dan saudara, faktor lingkungan (ikut-ikutan), dan untuk menambah

penghasilan. Alasan responden dalam menjalankan usahanya sebagai

pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 16. Alasan Mengusahakan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali

No. Alasan Usaha Jumlah (orang)

Prosentase (%)

1. 2 3 4

Pengalaman sebelumnya dari ikut usaha orang tua Pengalaman sebelumnya dari ikut usaha saudara Faktor lingkungan Menambah penghasilan

2

1

1 2

33,33

16,67

16,67 33,33

Total 6 100

Sumber: Diadopsi dan diolah dari lampiran 1

Tabel 16. dapat diketahui bahwa alasan responden mengusahakan

industri kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau karena telah

mempunyai pengalaman dari ikut usaha orang tua yaitu sebanyak 2

Page 62: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

responden (33,33%). Sebelumnya orang tua mereka sudah sukses dalam

mengembangkan usaha ini, kemudian mereka berdiri sendiri dengan

mendirikan usaha baru ini. Alasan yang berikutnya yaitu untuk menambah

penghasilan dari pekerjaan utama yang telah mereka miliki, yaitu

sebanyak 2 responden (33,33%). Alasan lain adalah pengusaha sudah

mempunyai pengalaman dari ikut usaha yang dijalankan oleh saudaranya

sendiri, yaitu ada 1 responden (16,67%). Alasan berikutnya yaitu faktor

lingkungan (ikut-ikutan), ada 1 responden (16,67%). Pengusaha tertarik

untuk ikut-ikutan menjadi pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau karena melihat pengusaha lain yang sudah sukses (secara

materi kehidupanya lebih baik dan usaha yang semakin maju) dalam

menjalankan usaha ini.

2. Modal Industri kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau

Para pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan modal, baik untuk

membeli peralatan maupun bahan-bahan yang dibutuhkan. Modal yang

digunakan dapat berupa modal sendiri maupun modal pinjaman yang

berasal dari luar. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 17. Sumber Modal Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali

No Sumber Modal Jumlah (orang)

Prosentase(%)

1. 2.

Modal sendiri Modal pinjaman

6 0

100 0

Total 6 100

Sumber: Diadopsi dan diolah dari lampiran 1

Berdasarkan Tabel 17. diketahui bahwa semua pengusaha industri

kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau dalam

menjalankan usahanya menggunakan modal sendiri yang berasal dari

modal pribadi. Hal ini dikarenakan belum banyak lembaga yang mau

memberikan pinjaman dengan bunga pinjaman yang cukup ringan. Pada

awalnya pengusaha hanya memiliki sedikit modal, mereka lebih memilih

Page 63: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

menggunakan modal sendiri dengan memproduksi dalam skala kecil dan

dengan menggunakan tenaga kerja yang sedikit. Setelah memperoleh

keuntungan maka pengusaha menambah kapasitas produksinya.

3. Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku utama yang digunakan dalam industri kecil kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau adalah kulit kerbau kering yang

diperoleh dari luar jawa, yaitu dari Toraja Sulawesi. Di daerah Sulawesi

khususnya Toraja banyak menghasilkan kulit kerbau karena disana

terdapat upacara adat untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang

yang meninggal dunia menuju alam roh (Upacara Adat Rambu Solo)

dengan penyembelihan kerbau dalam jumlah yang banyak, sehingga kulit

kerbau yang dihasilkan juga banyak. Cara untuk mendapatkan bahan baku

ini para pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di

Kabupaten Boyolali harus memesan terlebih dahulu kepada pengepul kulit

kerbau di Toraja melalui via telepon. Biasanya mereka sudah mempunyai

langganan pengepul sendiri-sendiri. Cara penyaluran bahan baku oleh

pengusaha yaitu diambil pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang

dikirimkan lewat ekspedisi kargo (2 orang pengusaha). Ada yang diantar

langsung sampai rumah (3 orang pengusaha), selain itu ada juga seorang

pengusaha yang membeli kulit kerbau dari seorang pengepul di Solo Baru.

Keuntungan jika pengusaha mengambil sendiri ke Pelabuhan maka

bisa memilih kulit kerbau yang bagus dengan ciri-ciri kulitnya bersih,

bulunya masih utuh (tidak brodol), tidak ada flek/luka pada kulit dan

baunya masih segar (bau khas kerbau), namun harus mengeluarkan biaya

tambahan untuk ongkos transportasi sekitar Rp 225.000,00–Rp

400.000,00. Harga kulit kerbau tersebut Rp 40.000,00/kg. Bahan baku

yang diantar sampai rumah biasanya kulit kerbau yang diterima ada bagian

yang cacat sehingga harus dibuang karena rasanya pahit. Ada juga

pengusaha yang membeli kulit kerbau dari pengepul di Solo Baru, tetapi

tidak semua kulit kerbau yang diterima dalam kondisi baik.

Page 64: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Dalam sistem pengadaan bahan baku ini biasanya para pengusaha

membeli kulit kerbau untuk digunakan lebih dari satu kali produksi

(penimbunan) dengan membeli dalam jumlah yang banyak. Mereka

melakukan penimbunan untuk mencegah kehabisan stok karena produksi

dilakukan setiap hari, dan untuk menghemat biaya ongkos transportasi

karena letak sumber bahan baku yang jauh. Mereka membeli bahan baku

kulit kerbau setiap 1 sampai 2 bulan sekali, yaitu sekitar 20–40 kuintal

untuk memproduksi kerupuk rambak kulit kerbau 1-2 bulan kedepan.

Bahan baku kulit kerbau ini sudah berbentuk lembaran-lembaran

kulit kering, sehingga bisa disimpan lama. Satu lembar kulit kerbau

beratnya bisa mencapai 15-20 kg, tergantung besar kecilnya ukuran

lembaran. Biasanya untuk 1 kg kulit kerbau mentah bisa menghasilkan 0,8

kg kerupuk rambak kulit kerbau atau sekitar 80%nya. Proses produksi dari

kulit kerbau mentah menjadi kerupuk rambak hasilnya menyusut sampai

20%, karena bulu yang melekat pada kulit kerbau harus dihilangkan dan

menyusut karena penjemuran.

Cara pembayaran dalam melakukan pembelian bahan baku kulit

kerbau ini ada 2 cara yaitu secara kontan dan kredit. Ada 5 orang

pengusaha (83,33%) yang melakukan pembayaran secara kontan. Mereka

melakukan cara ini untuk menghindari adanya hutang kepada pengepul

bahan baku. Namun ada seorang pengusaha (16,67%) yang melakukan

pembayaran secara kredit, jangka waktu pembayaran sesuai perjanjian

yang telah disepakati sebelumnya. Sistem ini harus dilandasi dengan sikap

saling percaya antar pengusaha dengan pengepul bahan baku.

4. Peralatan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit

Kerbau

Pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau selain

membutuhkan bahan baku dan bahan penolong untuk menjalankan

usahanya, juga memerlukan peralatan yang digunakan dalam proses

produksi. Alat-alat yang digunakan dalam proses produksi usaha ini masih

Page 65: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

sederhana, karena menggunakan teknologi manual. Peralatan yang

digunakan meliputi :

a. Arit, digunakan untuk memotong-motong kulit kerbau kering menjadi

bagian yang kecil-kecil agar mudah dimasukkan dalam drum perebus.

b. Tungku, merupakan alat untuk merebus kulit kerbau dengan bahan

bakar kayu. Proses perebusan membutuhkan api yang besar sehingga

tidak bisa direbus memakai kompor. Biasanya tungku ini dibuat sendiri

oleh pengusaha dengan menggunakan pasir dan semen, sehingga

bersifat permanen.

c. Drum perebus, berfungsi untuk merebus kulit kerbau yang terbuat dari

besi. Drum ini biasanya bekas minyak yang kemudian dipotong

menjadi 2 bagian yang sama besar untuk mempermudah proses

pengadukan.

d. Sekop, untuk memperbaiki dan mengambil bara api.

e. Solet, berfungsi untuk mengaduk-aduk kulit kerbau pada waktu

direbus, untuk mengangkat kulit kerbau yang sudah matang dan untuk

membalik-balikan rajangan kulit kerbau pada proses pengungkepan.

Solet ini berupa batang bambu panjang yang sudah dibelah.

f. Ember, digunakan untuk merendam kulit kerbau yang sudah matang

selesai direbus dan untuk mengangkat-angkat kulit tersebut ketempat

perajangan.

g. Alas perajang yang berupa bambu atau bongkok (batang daun) kelapa,

berfungsi sebagai alas untuk merajang kulit kerbau

h. Pisau, digunakan untuk merajang kulit kerbau menjadi ukuran yang

lebih kecil ± 1x5 cm.

i. Ungkal, digunakan untuk mengasah pisau agar selalu tajam

j. Karung bagor, berfungsi sebagai wadah pada saat merajang dan

sebagai tempat untuk menyimpan kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau yang masih mentah.

k. Tenggok, sebagai alat untuk membawa rajangan kulit kerbau sebelum

dijemur.

Page 66: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

l. Jrebeng, alas untuk menjemur rajangan kulit kerbau dibawah sinar

matahari yang berupa anyaman bambu yang berbentuk persegi

panjang, dengan ukuran ± 1x2 m.

m. Wajan, sebagai alat untuk mengungkep dan menggoreng rajangan kulit

kerbau yang masih mentah menjadi kerupuk rambak kulit kerbau.

n. Irus, digunakan untuk mengaduk-aduk pada saat proses penggorengan.

o. Erok-erok, digunakan untuk mengangkat kerupuk rambak kulit kerbau

berkualitas sayur yang sudah matang pada saat penggorengan.

p. Irik, berfungsi sebagai alat untuk meniriskan kerupuk rambak kulit

kerbau berkualitas sayur setelah digoreng . Irik terbuat dari bambu

yang dianyam kasar (bercelah-celah) yang berbentuk lingkaran.

q. Baskom, sebagai alat untuk meniriskan minyak goreng. Baskom ini

diletakkan di bawah irik.

r. Timbangan, digunakan untuk menimbang kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau yang akan dijual. Terdiri dari timbangan besar,

timbangan pasar dan timbangan duduk.

s. Streples, digunakan pada saat pengemasan kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau bentuk berasan (setengah matang).

5. Proses Produksi Pembuatan Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit

Kerbau

Proses produksi pembuatan kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau antara lain :

a. Lembaran kering kulit kerbau mentah dipotong-potong menjadi lebih

kecil dengan menggunakan arit, agar mudah dimasukkan ke dalam

drum perebus pada saat perebusan.

b. Merebus kulit kerbau mentah tersebut sampai empuk ± 4 jam. Ciri kulit

kerbau sudah empuk yaitu bila ditusuk dengan kuku tangan bisa

tembus dan warnanya sudah menjadi agak coklat.

c. Setelah kulit kerbau matang/empuk maka diangkat satu-persatu dengan

menggunakan solet, kemudian ditaruh di bawah.

Page 67: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

d. Mendinginkan kulit kerbau yang sudah matang tersebut dengan cara

merendamnya dalam air dingin, kemudian ditiriskan sampai agak

kering ± 30 menit-1 jam.

e. Setelah kering kulit kerbau dibersihkan dari bulu yang melekat, sampai

kulit kerbau benar-benar bersih tidak ada bulunya.

f. Bila sudah bersih dari bulu, kemudian ditipiskan dengan cara

membelah-belah menjadi 3 bagian, yaitu bagian atas, tengah dan

bawah. Bagian atas atau 1/3 bagian mempunyai kualitas A sedangkan

bagian tengah dan bawah atau 2/3 bagian mempunyai kualitas B.

g. Setelah ditipiskan masing-masing bagian kulit kerbau tersebut dirajang

menjadi ukuran persegi panjang kecil-kecil ± 1x5 cm dengan

menggunakan pisau dan alas perajang yang berupa bongkok (batang

daun) kelapa atau bambu.

h. Setelah dirajang, kemudian potongan kecil kulit kerbau dijemur

dibawah sinar matahari dengan beralaskan jrebeng sampai kering ± 2-

3 hari

i. Kemudian rajangan kulit kerbau yang sudah kering tersebut diungkep

(digoreng dengan menggunakan minyak goreng yang dingin dan nyala

apinya harus kecil, agar kulit kerbau tidak membesar) ± 4-5 jam.

Cirinya bila sudah matang yaitu rajangan kulit kerbau warnanya

menjadi mengkilap karena sudah menyerap minyak goreng.

j. Setelah diungkep kemudian ditiriskan sampai kering. Hasil dari proses

pengungkepan ini adalah kerupuk rambak kulit kerbau berkualitas

sayur setengah matang atau biasanya disebut berasan dan langsung bisa

dijual.

k. Sedangkan bagian kulit dengan kualitas B digoreng sampai menjadi

kerupuk rambak bentuk gorengan. Pada saat penggorengan nyala api

harus selalu besar agar bisa mengembang sempurna. Pada waktu proses

penggorengan ini hendaknya minyak goreng yang digunakan harus

selalu baru agar warna menjadi bagus (kuning bening). Hasil kerupuk

rambak gorengan ini beratnya bisa naik 2 ons (dalam 1 kg) karena

Page 68: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

kerupuk mengembang menyerap minyak goreng. Dan hasil dari

penggorengan ini disebut gorengan.

l. Jika sudah digoreng kemudian kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau tersebut dikemas ukuran 1 kg dengan menggunakan

plastik. Plastik kerupuk rambak kulit kerbau berasan berukuran 20x40

cm. Plastik untuk kerupuk rambak kulit kerbau gorengan berukuran

45x60 cm.

m. Kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau sudah siap dijual.

Biasanya para pengusaha menjual rambak sayur ini dalam 2

bentuk, yaitu bentuk berasan (setengah matang) dan bentuk gorengan.

Bentuk berasan dan gorengan dijual dengan ukuran 1 kg. Bentuk berasan

dijual dengan harga Rp 73.000,00 – 75.000,00, sedangkan bentuk

gorengan dijual dengan harga Rp 62.000,00 – 65.000,00.

Tahapan proses produksi pembuatan kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali dapat digambarkan dalam

skema berikut ini.

Kulit kerbau kering

Dipotong (menjadi agak kecil)

Direbus (± 4 jam)

Didinginkan (dengan air dingin)

Ditiriskan

Membersihkan bulu yang melekat

Page 69: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Ditipiskan (3 belahan: atas, tengah, bawah)

Dirajang (± 1x5 cm)

Dijemur (± 2-3 hari)

Diungkep (± 4-5 jam)

Berasan Digoreng → Gorengan

( 1/3 bagian / grade A) ( 2/3 bagian/ grade B)

Dikemas/ dibungkus

Kerupuk rambak kulit kerbau siap dijual

Gambar 2. Proses Produksi Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali

6. Aspek Sosial

Industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau ini

bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Kabupaten Boyolali khususnya

Kecamatan Banyudono dimana sentra usaha ini berada. Manfaat yang

diperoleh masyarakat yaitu, usaha ini bisa menyerap tenaga kerja yang

lumayan banyak sehingga bisa mengurangi pengangguran. Usaha ini

membutuhkan banyak tenaga kerja karena banyaknya pekerjaan yang

harus dilakukan. Pada usaha ini jumlah tenaga kerja yang digunakan yaitu

10 orang tenaga kerja keluarga dan 45 orang tenaga kerja luar.

Kebanyakan tenaga kerja luar tersebut merupakan ibu-ibu rumah tangga

yang tidak mempunyai pekerjaan, pemuda-pemuda desa yang tidak

mempunyai pekerjaan karena tidak dibekali pendidikan dan ketrampilan

yang cukup, dan beberapa orang bapak-bapak yang sudah bekerja sejak

Page 70: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

usaha ini didirikan. Dengan demikian usaha ini bisa memberikan

pendapatan bagi warga masyarakat. Manfaat lainnya yaitu para tenaga

kerja dan warga desa sekitar juga bisa membeli kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau dengan harga yang lebih murah bila

dibanding membeli sendiri di pasar.

Dampak negatif dari usaha ini yaitu menimbulkan pencemaran udara

di sekitar tempat produksi. Kulit kerbau basah mempunyai bau amis,

apalagi waktu proses perajangan dan penjemuran pertama. Bau amis yang

muncul bisa tercium sampai kemana-mana. Hal itu tidak menjadi masalah

karena usaha ini sudah berlangsung cukup lama sehingga warga

masyarakat juga sudah terbiasa dengan bau amis ini, selain itu warga desa

juga banyak yang bekerja di sektor ini dan mereka mendapatkan

pendapatan dari sektor ini. Selama ini belum ada keluhan masyarakat

tentang adanya bau amis ini.

7. Penanganan Limbah

Setiap usaha pasti menghasilkan limbah, tak terkecuali dengan usaha

ini. Usaha pada industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau di Kabupaten Boyolali ini menghasilkan limbah padat, yaitu berupa

bulu kulit kerbau. Bulu-bulu tersebut dikeringkan dulu 1-2 hari kemudian

bisa laku dijual. Bulu ini biasa dijual Rp 1.000,00 – 1.100,00 per kg.

Dalam satu bulan pengusaha bisa mengumpulkan bulu kulit kerbau ini ±

20–50 kg. Jumlah ini hanya menjadi 1-3 karung bagor saja karena setiap 1

karung bagor memuat 15 kg bulu kering. Bulu ini bisa digunakan untuk

tambahan pakan lele atau diproduksi kembali menjadi makanan camilan

bagi orang yang bisa mengolahnya kembali. Kebanyakan orang yang

membeli bulu ini berasal dari daerah Klaten.

Ada seorang pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau yang juga berprofesi sebagai petani menggunakan bulu kulit

kerbau untuk meningkatkan produktivitas tanaman padinya, karena bisa

mencegah serangan binatang-binatang yang bisa merusak tanaman padi

misalnya tikus dan kambing. Caranya adalah mula-mula bulu kulit kerbau

Page 71: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

dijemur sampai kering ± 2 hari, kemudian bulu tersebut disebar pada lahan

sawah tanaman padi. Jika luas sawah ± 2000 m2 membutuhkan bulu ±10

karung bagor @ 15 kg, tapi syarat penyebaran bulu ke sawah dilakukan

pada musim hujan dan tanaman padi sudah berumur 1 bulan. Penyebaran

bulu pada musim kemarau atau umur tanaman padi kurang dari 1 bulan

maka mengakibatkan tanaman padi bisa kepanasan. Sawah yang sudah

disebari bulu maka selang 2 hari akan menimbulkan bau yang sangat

menyengat dilahan dan sekitarnya, sehingga tidak ada binatang yang

berani mendekat untuk merusak tanaman padi khususnya binatang tikus.

Bau ini baru akan menghilang setelah 6-7 hari kemudian, setelah baunya

menghilang maka lahan sawah bisa disebar bulu lagi tapi cukup pada

pinggir-pinggir sawah saja dengan jumlah yang sedikit juga, hal tersebut

dilakukan seterusnya sampai panen tiba. Dengan demikian tanaman padi

akan terhindar dari serangan binatang-binatang yang bisa merusak

tanaman padi, sehingga produktivitas tanaman padi bisa ditingkatkan.

8. Pemasaran

Kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau yang diproduksi

di Kabupaten Boyolali ini ada yang dipasarkan didalam kota yaitu di

Kabupaten Boyolali, namun ada juga yang dipasarkan diluar kota. Daerah

pemasaran di dalam kota meliputi pasar-pasar yang ada di Kabupaten

Boyolali, yaitu Pasar Ampel, Pasar Sunggingan, Pasar Boyolali Kota,

Pasar Pengging, Pasar Simo, Pasar Klego, Pasar Karanggede dan Pasar

Ngemplak. Sedangkan daerah pemasaran diluar kota meliputi, Pasar Legi,

Pasar Kartasura, Pasar Gawok, daerah Klaten dan daerah Salatiga.

Biasanya para pengusaha memasarkan sendiri produknya dengan

cara mengantarkan langsung kepada para pembelinya di pasar-pasar yang

umumnya adalah para pedagang. Umumnya mereka sudah mempunyai

langganan tetap sendiri-sendiri, sehingga pemasaranya mudah. Para

pembeli biasanya memesan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau melalui telepon atau sudah memesan hari sebelumnya, sehingga

Page 72: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

para pengusaha membawa produk mereka dalam jumlah yang pas agar

tidak ada produk yang dibawa pulang.

Sampai saat ini pemasaran kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau yang diproduksi di Kabupaten Boyolali cukup lancar, karena

setiap saat ada yang membutuhkan. Permintaan produk yang paling

banyak biasanya pada bulan puasa/menjelang lebaran, Ruwah, dan bulan

besar/bulan banyak orang punya hajat. Pada saat-saat tersebut permintaan

produk bisa mencapai 2-3 kali lipat daripada hari-hari biasa seperti

sekarang ini.

Semua produk kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

yang diproduksi oleh pengusaha di Kabupaten Boyolali ini belum

mempunyai label karena produk tersebut hanya dipasarkan di pasar

tradisional yang berupa rambak sayur. Kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau ini penyimpananya bisa tahan lama, bentuk berasan bisa

tahan sampai 4 bulan, sedangkan bentuk gorengan bisa tahan sampai 2

bulan asal kondisi pengemasannya selalu dijaga rapat.

Dalam setiap harinya pengusaha tidak bisa menjual semua produk

yang diproduksi, karena penjualan menyesuaikan permintaan pasar.

Jumlah kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau yang

diproduksi dan yang terjual dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 18. Rata-rata Jumlah Produksi dan Penjualan Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009

No. Keterangan Rata-rata Produksi (kg)

Rata-rata Penjualan (kg)

Rata-rata sisa (kg)

1. Berasan 216,80 186,30 30,50 2. Gorengan 516,46 464,82 51,65

Sumber : Diadopsi dan Diolah dari Lampiran 18

Tabel 18. menunjukkan bahwa dalam satu bulan para pengusaha

rata-rata bisa memproduksi sebanyak 216,80 kg produk berasan dan

516,46 kg produk gorengan. Rata-rata penjualan produk berasan dalam

satu bulan sebanyak 186,30 kg, dan penjualan produk gorengan sebanyak

464,82 kg. Jika produk tidak terjual hari itu juga maka dijual pada hari

Page 73: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

berikutnya, demikian seterusnya. Rata-rata sisa produk berasan dalam

sehari sekitar 10-25%, sedangkan rata-rata sisa produk gorengan dalam

sehari sekitar 10%. Produk gorengan lebih banyak yang terjual karena

harganya lebih murah daripada produk berasan, selain itu konsumen tidak

perlu lagi melakukan penggorengan sehingga tidak perlu mengeluarkan

biaya untuk pembelian minyak goreng. Dalam satu bulan rata-rata ada sisa

produk berasan sebanyak 30,50 kg dan sisa produk gorengan 51,65 kg.

Adanya sisa produk baik berasan maupun gorengan ini mengakibatkan

penerimaan dan keuntungan bulanan yang diperoleh pengusaha bisa

menurun.

Sisa produk ini dipergunakan untuk mengantisipasi apabila

permintaan pasar meningkat, sebagai persediaan apabila sewaktu-waktu

kehabisan bahan baku, sebagai persediaan produk jika ada

konsumen/pedagang yang ingin langsung membeli produk dari pabrik, dan

untuk mengantisipasi atau mengganti apabila produk sudah lama tidak

terjual oleh pedagang. Penggantian ini dilakukan jika kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau khususnya bentuk gorengan sudah 2

bulan tidak laku terjual oleh pedagang, maka pengusaha bisa mengganti

rambak gorengan yang baru secara gratis, tetapi harus ada perjanjian

sebelumnya.

Persaingan industri ini dalam memasuki pasar belum begitu ketat

karena umumnya pengusaha sudah memiliki daerah pemasaran dan

konsumen langganan masing-masing. Yang terpenting dalam usaha ini

adalah bisa memproduksi produk yang berkualitas bagus, dengan begitu

maka pelanggan akan memberikan kepercayaan kepada pengusaha.

B. Analisis Usaha Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari

Kulit Kerbau

1. Analisis Biaya

Biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang

digunakan untuk pembuatan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau, baik yang riil dikeluarkan, maupun yang tidak riil dikeluarkan oleh

Page 74: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

pengusaha. Seluruh biaya yang dikeluarkan tersebut digolongkan kedalam

dua golongan, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

a. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam industri kecil

kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau yang besarnya

tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tetap

dalam usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali meliputi biaya

penyusutan peralatan, dan bunga modal investasi. Biaya penyusutan

peralatan dan biaya bunga investasi sebenarnya tidak benar-benar

dikeluarkan oleh pengusaha, tetapi karena dalam penelitian ini

menggunakan konsep keuntungan, maka biaya ini harus

diperhitungkan. Rata-rata biaya tetap dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 19. Rata-rata Biaya Tetap Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009

No. Jenis Biaya Tetap Rata-rata (Rp/bulan)

Prosentase (%)

1. Penyusutan peralatan 595.349,11 84,57 2. Bunga modal investasi 108.591,98 15,43 Jumlah 703.941,09 100,00

Sumber : Diadopsi dan Diolah dari Lampiran 34

Tabel 19 menunjukkan bahwa rata-rata biaya tetap yang

dikeluarkan pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau di Kabupaten Boyolali selama satu bulan yaitu Rp 703.941,09.

Sumber biaya tetap terbesar berasal dari biaya penyusutan peralatan

yaitu sebesar Rp 595.349,11 atau 84,57%. Pengusaha pasti

menggunakan peralatan dalam pelaksanaan proses produksi kerupuk

rambak kulit kerbau berkualitas sayur. Peralatan yang digunakan

masih sederhana dan alat-alat berat (tungku, wajan, dan timbangan)

Page 75: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

dibeli pada awal mereka mulai menjalankan usaha, namun ada

beberapa alat yang harus cepat diganti karena umur ekonomisnya

relatif pendek (bongkok kelapa, pisau dan drum perebus). Besarnya

biaya penyusutan peralatan dapat dihitung dengan rumus :

Penyusutan/Bulan = )(BulanEkonomisUmur

AkhirInvestasiNilaiAwalInvestasiNilai -

Sedangkan besarnya biaya penyusutan peralatan untuk mesin

(mobil dan motor) dapat dihitung dengan rumus :

Penyusutan = 1- n

CS

Keterangan :

S = Nilai sisa

C = Nilai awal

n = umur ekonomis (tahun)

Besarnya biaya bunga modal investasi lebih kecil dari penyusutan

peralatan yaitu Rp 108.591,98 (15,43%). Menurut Muhdi (dalam

Kurniawan, 2007), untuk menghitung bunga modal investasi

menggunakan rumus :

B = ixt

RN2

)1N()RM(úûù

êëé +

+-

Keterangan:

B = Bunga modal (Rp)

M = Nilai investasi awal (Rp)

R = Nilai investasi akhir (Rp)

N = Masa ekonomis (bulan)

i = Suku bunga

t = Jumlah bulan dalam setahun

Page 76: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Nilai suku bunga diperoleh dari data Bank Indonesia yaitu sebesar

7 % pada bulan Juni 2009, sebab penelitian ini dilakukan pada bulan

tersebut.

b. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah secara

proporsional terhadap kuantitas output yang dihasilkan. Biaya-biaya

yang termasuk dalam biaya variabel industri kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau adalah biaya bahan baku, biaya

transport bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya uang makan tenaga

kerja, biaya bahan penolong, biaya bahan bakar, biaya pengemasan,

dan biaya transportasi yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Rata-rata

biaya variabel industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 20. Rata-rata Biaya Variabel Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009

No. Jenis Biaya Variabel Rata-rata (Rp/bulan)

Prosentase (%)

1. Bahan Baku 32.352.358,33 81,68 2. Transport Bahan Baku 125.000,00 0,31 3. Tenaga Kerja 3.018.333,33 7,61 4. Uang Makan TK 529.000,00 1,33 5. Bahan Penolong 1.956.980,84 4,93 6. Bahan Bakar 776.083,33 1,95 7. Bahan Pengemasan 395.400,00 0,99 8. Transportasi 477.500,00 1,20

Jumlah 39.607.235,01 100,00

Sumber : Diadopsi dan Diolah dari Lampiran 31

Tabel 20. menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel yang

dikeluarkan pengusaha industri kecil kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali selama satu bulan yaitu

Rp 39.607.235,01. Biaya variabel terbesar berasal dari biaya bahan

baku. Rata-rata biaya untuk bahan baku yang dikeluarkan pengusaha

Page 77: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

selama satu bulan sebesar Rp 32.352.358,33 (81,68%). Besarnya

biaya bahan baku karena penggunaan bahan baku yang besar dan

harga bahan baku yang mahal. Kapasitas produksi per bulan dari

usaha pembuatan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

berkisar antara 280–1.369 kg, dengan rata-rata kapasitas produksi per

bulan yaitu sebesar 813 kg.

Biaya variabel terbesar kedua yaitu biaya tenaga kerja sebesar

Rp 3.018.333,33 atau 7,61% selama satu bulan. Upah tenaga kerja

bervariasi antara Rp 12.000,00–Rp 20.000,00 per orang selama satu

hari. Untuk tenaga kerja laki-laki upah per hari antara Rp 17.000,00–

Rp 20.000,00 per orang, sedangkan untuk upah tenaga kerja

perempuan antara Rp 12.000,00–Rp 15.000,00 per orang. Upah tenaga

kerja laki-laki lebih besar karena pada umumnya laki-laki

mengerjakan pekerjaan yang lebih berat, misalnya merebus kulit

kerbau, mengungkep dan menjemur, dimana pekerjaan tersebut

membutuhkan tenaga yang kuat. Tenaga kerja perempuan biasanya

mengerjakan pekerjaan yang lebih ringan, misalnya membersihkan

bulu yang melekat pada kulit kerbau, merajang kulit kerbau dan

pengemasan, sehingga upahnya lebih sedikit.

Tenaga kerja sebagian besar berasal dari tenaga kerja luar

keluarga karena anggota keluarga yang ikut aktif dalam usaha ini

cukup sedikit yaitu suami dengan istri atau anaknya saja, itupun hanya

melakukan pengawasan jalannya pekerjaan yang dilakukan tenaga

kerja atau menjual produk kepasar. Sebenarnya tenaga kerja keluarga

dalam kenyataannya tidak diberi upah, namun konsep yang digunakan

adalah keuntungan sehingga dalam perhitungan tetap dimasukkan.

Biaya variabel terbesar ketiga berasal dari biaya bahan penolong,

yaitu sebesar Rp 1.956.980,84 atau 4,93%. Bahan penolong yang

dimaksud yaitu minyak goreng. Minyak goreng digunakan untuk

mengungkep dan menggoreng kerupuk rambak kulit kerbau.

Penggunaan minyak goreng per bulan berkisar antara 76–367 kg,

Page 78: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

dengan penggunaan rata-rata minyak goreng per bulan 218 kg.

Minyak goreng yang digunakan oleh pengusaha ada 2 macam, yaitu

minyak goreng super (merk Jakarta) dan minyak goreng sawit.

Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

menggunakan minyak goreng super yaitu tidak mengeluarkan busa

(muntuk) sewaktu menggoreng, dan hasil gorengan lebih tahan lama

(tidak cepat tengik) daripada menggunakan minyak goreng sawit.

Kekurangan menggunakan minyak goreng super yaitu harganya lebih

mahal daripada minyak goreng sawit, yaitu antara Rp 8.500,00–

9.700,00 per kg. Harga minyak goreng sawit berkisar antara

Rp 8.000,00–9.100,00 per kg.

Biaya variabel selanjutnya adalah biaya pembelian bahan bakar,

yaitu Rp 776.083,33 atau 1,95%. Biaya ini terdiri dari biaya

pembelian bahan bakar kayu, minyak tanah dan serbuk gergaji. Proses

produksi pembuatan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau ini menggunakan tungku yang biasa dibuat sendiri oleh para

pengusaha, sehingga bahan bakar terbesar adalah kayu. Kapasitas

penggunaan kayu oleh seorang pengusaha dengan pengusaha lain

berbeda-beda. Dalam satu bulan penggunaan kayu berkisar antara 1

colt – 1 truk. Harga kayu 1 colt mencapai Rp 300.000,00–500.000,00,

sedangkan harga 1 truk mencapai Rp 1.000.000,00. Rata-rata biaya

yang dikeluarkan untuk pembelian kayu dalam satu bulan mencapai

Rp 766.666,67. Para pengusaha biasanya menggunakan kayu pohon

karet dan mahoni, karena kayu ini bisa nyala lama sehingga lebih

awet/irit, mudah dicari, dan walaupun masih agak basah sudah bisa

digunakan. Mereka biasa mendapatkan kayu tersebut dari daerah

Nogosari Boyolali, Salatiga dan Semarang. Bahan bakar selain kayu

yang digunakan yaitu serbuk gergaji agar nyala api lebih besar lagi.

Dalam satu bulan penggunaan serbuk gergaji hanya mencapai 4–6

karung bagor, dengan harga Rp 3.000,00 per karung. Untuk

memudahkan dalam membuat api, ada pengusaha yang menggunakan

Page 79: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

minyak tanah, sehingga penggunaan minyak tanah ini relatif sedikit

yaitu 1 liter dalam satu bulan, dengan harga Rp 5.000,00-5.500,00 per

liter.

Biaya variabel berikutnya yaitu untuk biaya uang makan tenaga

kerja yaitu Rp 529.000,00 atau (1,33%) selama satu bulan. Proses

produksi pembuatan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau ini berlangsung dari pukul 07.00 – 16.00 WIB, sehingga

tenaga kerja diberi jatah makan 2 kali sehari. Makan pagi biasanya

dilakukan pada pukul 09.00 WIB dan makan siang pukul 12.00 WIB

sekalian sholat Dhuhur. Biaya uang makan tenaga kerja berkisar

antara Rp 3.500,00 – 4.000,00 per orang. Pemberian jatah makan ini

dilakukan agar para tenaga kerja tetap bertenaga dan berkonsentrasi

dalam bekerja sehingga pekerjaan cepat selesai, serta untuk

menghemat waktu agar para tenaga kerja ketika bekerja tidak perlu

pulang kerumah untuk makan dan menjalankan Sholat.

Biaya variabel berikutnya adalah biaya transportasi, yaitu sebesar

Rp 477.500,00 atau 1,20%. Pengusaha memerlukan transportasi untuk

memasarkan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau ke

pasar. Bagi pengusaha yang produksinya banyak biasanya memakai

mobil dalam memasarkan ke pasar, namun ada pengusaha yang

menggunakan motor dalam menjual produk ke pasar. Besar kecilnya

biaya transportasi dipengaruhi oleh jarak daerah pemasaran dan alat

transportasi yang digunakan. Semakin jauh jarak daerah pemasaran,

semakin besar biaya yang dikeluarkan. Biasanya pemasaran dilakukan

setiap hari karena pengusaha memproduksi kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau setiap hari. Pemasaran produk oleh

pengusaha yang menggunakan mobil maka biaya transportasi yang

dikeluarkan lebih besar karena mobil memerlukan banyak bahan

bakar, namun jika dalam pemasaran pengusaha menggunakan motor

maka biaya transportasi yang dikeluarkan lebih sedikit.

Page 80: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Biaya variabel berikutnya adalah biaya pengemasan, yaitu Rp

395.400,00 atau 0,99%. Biaya pengemasan ini dikeluarkan untuk

membungkus kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau baik

itu bentuk berasan maupun gorengan. Biaya pengemasan ini terdiri

dari pembelian plastik, tali (rafia), dan streples. Ukuran plastik untuk

bentuk berasan berbeda dengan bentuk gorengan. Kemasan berasan

dengan berat 1 kg digunakan plastik berukuran 20x40 cm, biasanya

para pengusaha membeli plastik tersebut sudah dalam bentuk jadi

(sudah dipotong-potong) dengan harga Rp 200,00-250,00 per biji,

tergantung tempat dimana mereka membeli. Agar kemasan tertutup

rapat maka harus distreples. Kemasan gorengan dengan berat 1 kg

digunakan plastik berukuran 45x60 cm, biasanya para pengusaha

membeli plastik tersebut dalam bentuk rol-rolan kemudian

dipotongkan ke tempat pemotongan plastik dengan upah Rp 10.000,00

atau membeli dalam bentuk jadi (sudah dipotong-potong) dengan

harga Rp 650,00-800,00 per biji, tergantung tempat dimana mereka

membeli. Agar kemasan tertutup rapat maka harus diikat dengan tali

rafia.

Biaya variabel berikutnya adalah biaya transport bahan baku,

yaitu sebesar Rp 125.000,00 atau 0,31%. Cara penyaluran bahan baku

kulit kerbau antar pengusaha berbeda-beda. Ada yang mengambilnya

dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, ada yang mengambil dari

pengepul yang ada di Solo Baru, dan ada yang diantar sampai rumah.

c. Biaya Total

Biaya total adalah hasil dari penjumlahan seluruh biaya tetap dan

biaya variabel yang dikeluarkan selama proses produksi. Besarnya

rata-rata biaya total untuk proses produksi kerupuk rambak berkualitas

sayur dari kulit kerbau selama satu bulan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 21. Rata-rata Biaya Total Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009

Page 81: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

No. Jenis Biaya Total Rata-rata Biaya Total

(Rp/bulan) Prosentase

(%) 1. Biaya Tetap 703.941,09 1,75 2. Biaya Variabel 39.607.235,01 98,25

Jumlah 40.311.176,09 100,00

Sumber : Diadopsi dan Diolah dari Lampiran 35

Berdasarkan Tabel 21. dapat diketahui bahwa rata-rata biaya total

yang dikeluarkan pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau di Kabupaten Boyolali selama satu bulan adalah sebesar

Rp 40.311.176,09. Biaya terbesar yang dikeluarkan berasal dari biaya

variabel yaitu sebesar Rp 39.607.235,01 atau 98,25%. Hal ini

disebabkan biaya variabel menyesuaikan dengan produksi kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau dan tingginya harga dari

bahan-bahan seperti bahan baku, bahan penolong dan bahan bakar.

Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan lebih kecil yaitu sebesar Rp

703.941,09 atau 1,75%.

2. Penerimaan

Penerimaan merupakan perkalian antara total produk yang terjual

dengan harga persatuan produk yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

Penerimaan industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau di Kabupaten Boyolali hanya berasal dari hasil penjualan produk.

Penerimaan pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 22. Rata-Rata Penerimaan Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009

No. Uraian

Rata-rata jumlah

produk yang terjual

(kg)

Harga per kg

(Rp)

Rata-rata Penerimaan/

bulan (Rp)

1. Rata-rata penerimaan dari kerupuk rambak berkualitas sayur bentuk berasan

186,30 73.833,33 13.706.206,67

Page 82: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

2. Rata-rata penerimaan dari kerupuk rambak berkualitas sayur bentuk gorengan

464,82 63.666,67 29.374.906,67

Rata-rata Penerimaan Per Pengusaha 43.081.113,33

Sumber : Diadopsi dan Diolah dari Lampiran 36

Berdasarkan Tabel 22. dapat diketahui bahwa penerimaan industri

kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau terdiri dari

penerimaan bentuk berasan dan gorengan. Rata-rata penjualan produk

bentuk berasan dalam satu bulan yaitu 186,30 kg dengan rata-rata harga

jual Rp 73.833,33/kg. Jumlah bentuk berasan lebih sedikit yang dihasilkan

karena produk berasan ini hanya bisa diperoleh dari bagian kulit atas (1/3

bagian) atau yang berkualitas A. Rata-rata penjualan produk bentuk

gorengan dalam satu bulan yaitu 464,82 kg dengan rata-rata harga jual Rp

63.666,67/kg. Bentuk gorengan lebih banyak dihasilkan karena produk

gorengan diperoleh dari bagian kulit tengah dan bawah (2/3 bagian) atau

yang berkualitas B. Hasil dari rata-rata produksi yang terjual dan harga

rata-rata maka dapat diperoleh penerimaan. Total penerimaan rata-rata

yang diperoleh selama satu bulan adalah sebesar Rp 43.081.113,33 per

pengusaha. Penerimaan usaha untuk setiap pengusaha berkisar antara Rp

15.000.000,00–Rp 72.000.000,00 untuk setiap bulannya. Perbedaan

penerimaan ini disebabkan adanya perbedaan jumlah kerupuk rambak kulit

kerbau berkualitas sayur yang dijual oleh setiap pengusaha.

Harga kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau bentuk

berasan lebih mahal daripada gorengan karena berasan lebih praktis dan

lebih ringan sehingga lebih banyak isinya (dalam 1 kg), lebih tahan lama ±

4 bulan sehingga tidak cepat basi (tengik) dan bisa digoreng/ dikonsumsi

sedikit-sedikit sesuai kebutuhan. Bentuk gorengan isinya lebih sedikit

karena lebih berat (dalam 1 kg), dan tidak tahan lama/ cepat basi (tengik)

± 2 bulan.

Penerimaan juga diperoleh dari limbah padat yang berupa bulu

kering dari kulit kerbau. Bulu-bulu ini dijual dengan harga Rp 1.000,00 –

Page 83: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

1.100,00/ kg. Dalam satu bulan pengusaha bisa menghasilkan bulu kulit

kerbau ± 20–50 kg. Penjualan bulu dapat memberikan tambahan

penerimaan Rp 20.000,00 – 50.000/ bulan. Pada saat penelitian ini

dilakukan tidak ada pengusaha yang menjual bulu kulit kerbau karena

biasanya mereka menjual bulu jika jumlahnya sudah menumpuk banyak,

sehingga tidak dihasilkan tambahan penerimaan dari bulu kulit kerbau ini.

3. Keuntungan

Keuntungan usaha merupakan selisih antara penerimaan dengan

biaya total. Untuk mengetahui keuntungan usaha pada sentra industri kecil

kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali

dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 23. Keuntungan Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009

No. Uraian Rata-rata/ bulan (Rp)

1. Rata-rata Penerimaan 43.081.113,33 2. Rata-rata Total biaya 40.311.176,09 Keuntungan 2.769.937,24

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 37

Tabel 23. menunjukkan bahwa keuntungan rata-rata yang diperoleh

pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau dalam satu

bulan berkisar sebesar Rp 2.769.937,24. Keuntungan yang diperoleh

masing-masing pengusaha berkisar antara Rp 1.234.569,86 –

4.643.258,22. Perbedaan keuntungan yang diperoleh masing-masing

pengusaha dipengaruhi oleh besarnya perbedaan jumlah produk yang

dijual, harga jual, dan biaya yang dikeluarkan untuk usaha ini. Keuntungan

Page 84: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

yang diperoleh pengusaha ada yang kecil, tetapi usaha ini tetap dijalankan.

Hal ini dikarenakan pada kondisi yang nyata ada biaya yang sebenarnya

tidak dikeluarkan oleh pengusaha. Contoh biaya ini yaitu biaya penyusutan

alat, biaya bunga modal investasi dan biaya tenaga kerja keluarganya.

Biaya-biaya tersebut hanya sebagai imbalan atau ganti rugi atas

penggunaan input (modal, peralatan dan curahan waktu kerja).

4. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan hasil bagi antara keuntungan usaha dengan

biaya total yang dinyatakan dalam persen. Untuk mengetahui besarnya

profitabilitas pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 24. Profitabilitas Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009

No. Uraian Rata-rata Per Pengusaha 1. Rata-rata total biaya (Rp) 40.311.176,09 2. Rata-rata keuntungan (Rp) 2.769.937,24 Profitabilitas (%) 6,87

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 37

Tabel 24. menunjukkan bahwa profitabilitas atau tingkat keuntungan

pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau di Kabupaten Boyolali pada bulan Juni 2009 adalah sebesar 6,87%.

Hal ini berarti setiap modal sebesar Rp 1,00 yang diinvestasikan akan

diperoleh keuntungan Rp 6,87. Misal, awalnya pengusaha mengeluarkan

modal sebesar Rp 100.000,00 maka pengusaha akan memperoleh

keuntungan sebesar Rp 6.870,00. Industri kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau ini termasuk dalam kriteria

menguntungkan karena memiliki nilai profitabilitas lebih dari nol.

5. Efisiensi

Efisiensi usaha merupakan perbandingan antara rata-rata total

penerimaan yang diperoleh pengusaha dengan rata-rata total biaya yang

telah dikeluarkan, atau lebih dikenal dengan istilah R/C Rasio. Untuk

mengetahui efisiensi usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak

Page 85: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 25. Efisiensi Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009

No Uraian Rata-rata Per Pengusaha 1 Penerimaan (Rp) 43.081.113,33 2 Biaya Total (Rp) 40.311.176,09

Efisiensi Usaha 1,07

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 37

Berdasarkan Tabel 25. dapat diketahui bahwa nilai efisiensi usaha

pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau di Kabupaten Boyolali sebesar 1,07. Berdasarkan kriteria yang

digunakan, maka usaha ini sudah efisien karena nilai efisiensi lebih dari 1.

Nilai efisiensi usaha 1,07 berarti bahwa setiap 1 rupiah biaya yang

dikeluarkan oleh pengusaha akan didapatkan penerimaan 1,07 kali biaya

yang telah dikeluarkan tersebut. Efisiensi yang dilakukan yaitu pada waktu

proses pengungkepan para pengusaha menggunakan minyak goreng dari

bekas menggoreng sebelumnya, sehingga biaya pembelian minyak goreng

bisa dihemat, tetapi minyak goreng tersebut harus disaring dahulu agar

tidak ada kotorannya. Minyak goreng dari bekas penggorengan

sebelumnya bisa digunakan maksimal 3 kali lagi untuk proses

pengungkepan. Sisa minyak goreng untuk pengungkepan tersebut bisa

dimasukkan kedalam tungku untuk memperbesar nyala api.

6. Risiko Usaha serta Hubungan Antara Besarnya Risiko dengan Keuntungan

Untuk mengetahui besarnya risiko usaha dan hubungan antara

besarnya risiko dengan keuntungan usaha pada sentra industri kecil

kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 26. Risiko Usaha dan Batas Bawah Keuntungan Usaha Pada Sentra Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali Bulan Juni 2009

No. Uraian Rata-rata Per Pengusaha 1. Keuntungan (Rupiah) 2.769.937,24

Page 86: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

2. Simpangan baku (Rupiah) 1.334.756,56 3. Koefisien Variasi 0,48 4. Batas bawah keuntungan (Rupiah) 100.424,12

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 38

Tabel 26. diatas menunjukkan bahwa keuntungan rata-rata dalam

satu bulan yang diterima pengusaha sebesar Rp 2.769.937,24. Hasil dari

perhitungan keuntungan tersebut, maka dapat diketahui besarnya

simpangan baku sebesar Rp 1.334.756,56. Koefisien variasi dapat dihitung

dengan cara membandingan antara besarnya simpangan baku dengan

keuntungan rata-rata yang diperoleh. Koefisien variasi yang diperoleh

sebesar 0,48. Hal ini menujukkan bahwa usaha industri kecil kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau tersebut mempunyai risiko yang

rendah, karena nilai koefisien variasi yang diperoleh lebih kecil dari

standar koefisien variasi 0,5.

Risiko usaha yang rendah pada usaha ini dipengaruhi oleh harga

bahan baku yang cenderung stabil menyebabkan harga jual juga stabil

sehingga risiko harga bisa dicegah; penelitian ini dilakukan pada saat

musim kemarau pada bulan Juni 2009 dimana tidak terjadi hujan (Menurut

data dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Boyolali) dan sifat dari kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau

baik bentuk berasan maupun gorengan yang tidak mudah rusak/remuk

sehingga risiko produksi bisa dicegah; proses produksi yang menggunakan

teknologi manual sehingga peralatan yang digunakan masih

tradisional/sederhana dan berharga murah; dan pada pemasaran ini para

pengusaha sudah mempunyai langganan pembeli tetap masing-masing

sehingga dalam membawa produk yang akan dijualnya para pengusaha

selalu membawa jumlah produk yang pas sesuai pesanan pembeli (15-50

kg/hari) agar tidak ada produk yang dibawa pulang, dengan demikian

risiko pasar bisa dicegah. Batas bawah keuntungan adalah sebesar Rp

100.424,12 yang berarti pengusaha akan terhindar dari kerugian.

C. Kendala Yang Dihadapi

Page 87: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Setiap usaha memiliki kendala yang dapat menghambat kelancaran

dalam mengembangkan usahanya. Kendala yang dihadapi oleh pengusaha

kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau ini yaitu kendala tenaga

kerja dan terbatasnya modal yang dimiliki pengusaha untuk mengembangkan

usahanya.

Kendala tenaga kerja yang dihadapi yaitu hampir semua tenaga kerja

yang bekerja di perusahaan kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau merupakan para tetangga satu desa. Jika ada seorang tenaga kerja atau

warga desa yang mempunyai hajat (pernikahan, khitanan) maka banyak

tenaga kerja atau hampir semuanya tidak bisa masuk kerja karena membantu

tetangga tersebut, sehingga para pengusaha terpaksa harus meliburkan

usahanya. Hal ini bisa merugikan pengusaha karena tidak bisa berproduksi,

sehingga bisa mengurangi penerimaan usahanya.

Kendala selanjutnya adalah terbatasnya modal yang dimiliki oleh para

pengusaha. Modal awal minimal yang harus dikeluarkan sekitar Rp

15.000.000,00, modal ini bisa digunakan untuk memproduksi 250 kg kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau. Modal tersebut digunakan untuk

membiayai seluruh kegiatan proses produksi, terutama untuk membiayai

seluruh biaya variabel. Dengan terbatasnya modal yang dimiliki maka

pengusaha hanya bisa mempertahankan usahanya agar tetap berjalan karena

tidak bisa mengembangkan usahanya menjadi lebih maju lagi sehingga

produksi yang dilakukan belum bisa maksimal dan keuntungan yang

diperoleh juga belum bisa maksimal, sedangkan pinjaman modal dari bank

masih memberatkan pengusaha karena bunga yang ditetapkan cukup tinggi.

Hal inilah yang membuat pengusaha merasa enggan untuk menambah modal

dengan meminjam di bank.

D. Solusi Pemecahan Masalah

Adanya kendala-kendala yang bisa menghambat kelancaran proses

produksi menyebabkan para pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau harus mengupayakan suatu solusi pemecahan masalah yang

dihadapinya. Jika tenaga kerja ada yang tidak masuk karena ada hajatan maka

Page 88: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

kelancaran produksi akan terhambat. Untuk mengatasinya, para pengusaha

memberikan kebijakan kepada tenaga kerja dengan cara mengurangi jam

kerja. Pada saat ada hajatan di desa maka jam kerja dimulai pukul 10.00 WIB.

Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan kepada tenaga kerja agar bisa

bantu-bantu dahulu di tempat hajatan, lagipula pengusaha juga harus turut

hadir atau bantu-bantu di tempat hajatan tetangga itu. Dengan demikian maka

proses produksi bisa tetap berlangsung walaupun harus mengurangi jumlah

produksi yang dihasilkan.

Terbatasnya modal yang dimiliki oleh para pengusaha menyebabkan

mereka tidak bisa memproduksi produk yang diharapkan sehingga para

pengusaha kesulitan untuk mengembangkan usaha yang lebih maju lagi.

Akhirnya penerimaan dan keuntungan yang didapat tidak bisa maksimal.

Mereka sangat mengharapkan adanya bantuan modal dengan bunga rendah

dari pemerintah guna memajukan usahanya. Kenyataan yang ada selama ini

perhatian pemerintah terhadap adanya keberadaan industri kecil kerupuk

rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau masih sangat kurang walaupun

usaha ini bisa menyerap tenaga kerja khususnya Kecamatan Banyudono.

E. Prospek Usaha

Usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau di Kabupaten Boyolali ini membeli bahan baku kulit kerbau dari

luar pulau, yaitu Toraja Sulawesi. Daerah ini merupakan salah satu daerah

penghasil kulit kerbau terbesar, sehingga banyak pengusaha kerupuk rambak

kulit kerbau yang membeli kulit kerbau. Jika sewaktu-waktu terjadi

kelangkaan kulit kerbau maka pengusaha tidak bisa berproduksi. Pengusaha

harus bisa mencari alternatif daerah lain sebagai sumber bahan baku kulit

kerbau, agar kontinyuitas bahan baku tetap terjamin.

Selama ini para pengusaha kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau di Kabupaten Boyolali melakukan proses produksi dengan

menggunakan teknologi manual dan sangat mengandalkan sinar matahari

dalam pengeringan. Jika keadaan ini berlangsung terus-menerus maka proses

produksi akan berjalan lambat dan kapasitas produksi yang dihasilkan sedikit.

Page 89: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Adanya perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat pada saat ini

diharapkan adanya suatu alat atau mesin modern untuk membantu

mempercepat proses produksi kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit

kerbau, misalnya mesin untuk merajang kulit kerbau menjadi bagian kecil-

kecil, dan mesin untuk mempercepat pengeringan kulit kerbau setelah

dirajang. Dengan adanya alat/ mesin modern yang canggih maka bisa

membantu mempercepat proses produksi dan bisa meningkatkan kapasitas

produksi.

Daerah pemasaran produk ini hanya meliputi pasar di Boyolali dan pasar

di Surakarta saja. Pengusaha harus berani untuk memperluas pasar ke daerah

lain, seperti daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Yogyakarta. Jika

daerah pemasaran bisa sangat luas maka penerimaan dan keuntungan yang

diperoleh akan lebih besar, tetapi pengusaha harus tetap bisa menjaga kualitas

produk agar konsumen yang membeli bisa percaya dan bisa menjadi

langganan.

Dengan adanya sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali, yang berlokasi di Kecamatan

Boyolali ini diharapkan ada perhatian dari pemerintah daerah agar industri ini

semakin berkembang dan bisa menarik daerah lain di Kabupaten Boyolali

untuk ikut memproduksi kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau.

Dengan demikian, diharapkan suatu saat nanti produk kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau menjadi salah satu produk unggulan dari

Kabupaten Boyolali.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Biaya total rata-rata usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten Boyolali adalah sebesar

Page 90: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Rp 40.311.176,09 per bulan. Penerimaan rata-rata yang diperoleh sebesar

Rp 43.081.113,33 per bulan sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh

pengusaha adalah sebesar Rp 2.769.937,24 per bulan. Sedangkan

profitabilitas usaha adalah sebesar 6,87%, yang berarti usaha ini

menguntungkan. Apabila pada saat awal usaha para pengusaha

mengeluarkan modal sebesar Rp 100.000,00 maka pengusaha akan

memperoleh keuntungan sebesar Rp 6.870,00.

2. Usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau di Kabupaten Boyolali mempunyai nilai efisiensi lebih dari

satu yaitu sebesar 1,07. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang

dikeluarkan pengusaha pada awal kegiatan usaha akan mendapatkan

penerimaan 1,07 kali dari biaya yang dikeluarkan pada akhir kegiatan

usaha tersebut. Apabila pengusaha pada awal kegiatan mengeluarkan

biaya Rp 100.000,00 maka pengusaha akan memperoleh penerimaan

sebesar Rp 107.000,00.

3. Usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari

kulit kerbau di Kabupaten Boyolali memiliki nilai koefisien variasi (CV)

kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,48 dan nilai batas bawah keuntungan (L)

sebesar Rp 100.424,12 sehingga usaha ini memiliki risiko yang rendah

dengan kemungkinan keuntungan sebesar Rp 100.424,12 per bulan.

B. Saran

1. Untuk Pengusaha Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau

a. Sebaiknya para pengusaha memperluas pasar ke daerah lain agar

penjualan produk bisa meningkat, sehingga keuntungan juga

meningkat.

b. Sebaiknya para pengusaha melakukan inovasi pengemasan terutama

dari segi ukuran plastik dan pemberian label agar produk lebih menarik

78

Page 91: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

sehingga jumlah produk yang dijual bisa meningkat dan keuntungan

juga meningkat.

c. Sebaiknya para pengusaha berusaha untuk mencari sumber bahan baku

ke daerah lain, terutama di Pulau Jawa agar kontinyuitas produksi tetap

terjamin dan lebih efisien dalam biaya transportasi bahan baku.

d. Sebaiknya para pengusaha melakukan kreasi dengan menambahkan

rasa pada produk, agar kualitas produk bisa meningkat dan tidak kalah

bersaing dengan pengusaha sejenis dari daerah lain.

e. Sebaiknya para pengusaha menggunakan alat pengering semacam

oven agar proses produksi berlangsung cepat dan untuk mengurangi

risiko pada waktu musim penghujan.

2. Untuk Pemerintah

a. Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Dinas Perindustrian dan

Perdagangan maupun dinas-dinas lain yang terkait hendaknya

berupaya membantu mengembangkan usaha kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau dengan jalan memberikan bantuan

pinjaman modal dengan bunga rendah kepada para pengusaha industri

kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kabupaten

Boyolali.

b. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Boyolali memberikan penyuluhan

kepada para pengusaha mengenai produksi kerupuk rambak

berkualitas sayur dari kulit kerbau yang aman dan higienis serta

manajemen usaha yang baik.

c. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Boyolali mengadakan pameran

daerah dan memfasilitasi pameran di luar daerah tentang hasil produksi

olahan pangan industri kecil untuk mempromosikan produk olahan

pangan pengusaha kecil, terutama kerupuk rambak berkualitas sayur

dari kulit kerbau.

d. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Boyolali memfasilitasi peternak

dengan memberikan bantuan permodalan, bibit, dan penyuluhan

Page 92: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

mengenai peternakan kerbau untuk menjamin kontinyuitas bahan baku

kulit kerbau.

DAFTAR PUSTAKA

Achun. 2009. Analisa Risiko dan Lingkungan Usaha. http//: zulidamel.wordpress.com. Diakses tanggal 10 Februari 2010

_______a. 2008. Efisiensi Perusahaan. http//: jurnal skripsi.com. Diakses tanggal 25 Oktober 2008

_______.b 2009. Risiko Pasar. http//: www.kamushukum.com. Diakses tanggal 25 Mei 2009

Arsyad, L. 1993. Ekonomi Manajerial: Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen Bisnis. BPFE. Yogyakarta

Badan Pusat Statistik a. 1999. Indikator Tingkat Hidup Pekerja. Badan Pusat Statistik. Jakarta

__________________b. 2008. Boyolali Dalam Angka Tahun 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

__________________c.2008. Kecamatan Banyudono Dalam Angka Tahun 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

Disperindag Boyolali. 2006. Profil Usaha Kecil di Kabupaten Boyolali. Kabupaten Boyolali

Downey, W.D dan Erickson, S.P. 1992. Manajemen Agrobisnis. Erlangga. Jakarta

Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT Rineka Cipta. Jakarta

Irfan, S. 2008. Rambak Paling Enak Terbuat dari Kulit Kerbau. http//: slbsrimujinab.net. Diakses tanggal 25 Oktober 2008

Kurniawan, Y. 2007. Analisis Usaha Agroindustri Makanan Wingko di Kabupaten Kulon Progo. Skripsi Fakultas Pertanian. UNS. Surakarta

Kusumaningtyas, A. 2008. Analisis Usaha Pembuatan Soun di Desa Manjung Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten. Skripsi Fakultas Pertanian. UNS. Surakarta

Mumpuni, AK. 2009. Strategi Pengembangan Pada Sentra Industri Kecil Emping Garut di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Skripsi Fakultas Pertanian. UNS. Surakarta

Nicholson, W. Teori Ekonomi Mikro I. 1994. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Page 93: ANALISIS USAHA PADA SENTRA INDUSTRI KECIL KERUPUK …... · analisis usaha pada sentra industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di kabupaten boyolali skripsi

Prasasto. 2009. Manajemen Pemasaran : Risiko Pasar http://prasasto.blogspot.com. Diakses tanggal 25 Mei 2009

Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta

Sharphouse, JH. 1971. Types of Skin and Principle Use. Assigiation 955 Thomas Street. London

Soeharto, P. 1990. Ilmu Usaha Tani. BPFE. Yogyakarta

Soekartawi. 1991. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta

Soekartawi. 2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Soleh, M. 2003. Perbaikan Mutu dan Keamanan Pangan Produk Olahan Hasil Industri Kecil Melalui Analisa Bahaya dan Penentuan Titik Kendali Dalam Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian Vol 6 Januari 2003. Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP). Jawa Timur

Sunari. 2008. Beternak Kerbau. http//: google.com. Diakses tanggal 25 Oktober 2008

Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar, Metode dan Teknik. Edisi Revisi. Tarsito. Bandung

Suryani. 2002. Analisis Usaha Bawang Goreng (Studi Kasus Usaha Bawang Goreng Milik Bapak Sugeng Raharjo di Desa Sumber Rejo Kota Batu Malang). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 1 nomor 4. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor

Teguh, M. 2001. Metode Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Tim Dewan Standardisasi Nasional. 2008. Kulit Kerbau Mentah Basah. http//: google.com. Diakses tanggal 25 Oktober 2008

Tohar, M. 2000. Membuka Usaha Kecil. Kanisius. Yogyakarta

Usnun, M. K. I. 2004. Analisis Usaha Pembuatan Krupuk Rendeng Puyur di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi FP UNS. Surakarta

Williamson dan Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gadjah Mada University. Yogyakarta

xiv