analisis strategi pengembangan usaha s usu … · diversifikasi produk (tas = 5,899), melakukan...

167
ANAL (St LISIS STR K tudi Kasus: PROGRA IN RATEGI P KEDELAI PD Mas Ad AGUS A AM STUDI FAKULT NSTITUT P PENGEMB I BUBUK dam Berdas Oleh : SATRIYO A14104072 MANAJEM TAS PERTA PERTANIA 2008 BANGAN INSTAN si, Kec. Rum BUDI MEN AGRI ANIAN AN BOGOR USAHA S mpin, Bogor IBISNIS R SUSU r)

Upload: lykhuong

Post on 07-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

ANAL

(St

LISIS STRK

tudi Kasus:

PROGRA

IN

RATEGI PKEDELAI PD Mas Ad

AGUS A

AM STUDI FAKULT

NSTITUT P

PENGEMBI BUBUK dam Berdas

Oleh : SATRIYO A14104072

MANAJEMTAS PERTAPERTANIA

2008

BANGAN INSTAN

si, Kec. Rum

BUDI

MEN AGRIANIAN

AN BOGOR

USAHA S

mpin, Bogor

IBISNIS

R

SUSU

r)

Page 2: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

RINGKASAN

AGUS SATRIYO BUDI. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Susu Kedelai Bubuk Instan (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor). Di bawah bimbingan YUSALINA.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis yakni dengan melibatkan diri dalam aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal. Pengusaha mikro ini disebut economically active poor atau sebagai orang miskin yang aktif bekerja. Realitas perekonomian Indonesia secara mayoritas dipenuhi oleh pemain usaha mikro ini, yaitu berjumlah 98 persen dari total unit usaha atau sejumlah 39 juta usaha. Di daerah manapun banyak kita temui usaha mikro, terlebih lagi terkait dengan usaha boga, karena dianggap mudah untuk memulai usahanya dan tentu semua orang membutuhkan makanan dan minuman. Dewasa ini salah satu jenis produk yang banyak dikembangkan oleh usaha kecil adalah minuman ringan. Salah satu alternatif pengembangan produk minuman ringan yang memenuhi persyaratan kepraktisan dalam pemakaian adalah produk minuman instan.

Permintaan terhadap minuman instan akhir-akhir ini mulai meningkat setelah krisis ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan persentase alokasi pengeluaran masyarakat terhadap produk minuman instan pada tahun 2006 sebesar 41,52 persen, padahal pada tahun 1999 hanya sebesar 37,06 persen. Produk minuman instan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku diantaranya dengan bahan baku kedelai. Kedelai diolah secara modern menjadi susu dan minuman sari kedelai yang dikemas dalam karton khusus atau botol. Susu kedelai pada umumnya memiliki dua bentuk yaitu cair dan bubuk. Salah satu pelaku bisnis yang memproduksi susu kedelai adalah usaha kecil Mas Adam Berdasi. PD Mas Adam Berdasi memproduksi susu kedelai bubuk dengan merk “Cap Kedelai Mas”.

PD Mas Adam Berdasi ini masih menghadapi kendala internal maupun eksternal dalam proses perkembangan usahanya. Kendala-kendala internal ini antara lain sumberdaya manusia, keuangan, produksi operasi dan pemasaran. Selain faktor internal, perusahaan menghadapi kendala eksternal antara lain, PD Mas Adam Berdasi harus bersaing dengan produk susu kedelai bubuk sejenis yang berasal dari daerah lain. Sebagai produk alternatif pengganti susu sapi, tantangan yang dihadapi produsen susu kedelai bubuk sangat besar. Tingginya persaingan industri ini menuntut manajemen memahami kondisi pasar yang ada. Melihat fenomena tersebut, kendala-kendala tersebut merupakan ancaman yang dapat diminimalisir dengan menyusun rencana strategis yang tepat. Menyusun rencana strategis akan didapatkan variabel kunci dari setiap faktor kemungkinan yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan. Sehingga dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan untuk menentukan keputusan strategis. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal PD Mas

Page 3: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

Adam Berdasi, dan merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan pihak PD Mas Adam Berdasi sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya.

Penelitian ini dilaksanakan di PD Mas Adam Berdasi yang terletak di Desa Cibodas, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa usaha tersebut merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan produk susu kedelai bubuk di wilayah Bogor dan berencana untuk mengembangkan usahanya. Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei. Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer yang didapatkan melalui wawancara langsung dengan pemilik perusahaan, pengisian kuesioner oleh responden, pengamatan langsung di lapangan serta wawancara dengan pegawai Dinas Kesehatan dan pegawai Departemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta wawancara dengan konsumen susu kedelai sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengolahan dan analisis data terdiri atas alisis deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor eksternal dan internal, matriks SWOT dan Matriks QSP.

Berdasarkan analisis lingkungan internal PD Mas Adam Berdasi, perusahaan mempunyai kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan perusahaan antara lain, hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan, pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan, sistem akuntansi keuangan sudah tertata dengan baik, penggunaan mesin produksi modern, produk berkualitas, harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing, terjalin hubungan yang baik dengan distributor, memiliki sertifikasi halal dari MUI dan izin dari Depkes, dan memiliki web. Sedangkan kelemahan perusahaan antara lain, curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas, sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur, modal terbatas, kurangnya inovasi produk, kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil, daerah pemasaran masih terbatas, kegiatan promosi rendah, dan armada distribusi perusahaan terbatas.

Berdasarkan analisis eksternal perusahaan yaitu lingkungan umum dan lingkungan industri, perusahaan mempunyai peluang dan ancaman. Adapun peluang bagi perusahaan antara lain, perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati, peningkatan jumlah penduduk, banyaknya skim kredit bagi usaha kecil menengah, kebijakan tarif impor kedelai 10 persen menjadi 0 persen, mesin produksi spray dryer yang efektif, pasokan bahan baku yang kontinyu, dan hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar. Sedangkan ancaman bagi perusahaan adalah biaya produksi (kedelai, gula, BBM) meningkat, bargaining position pembeli kuat, barang subtitusi tinggi, jaringan distribusi pesaing lebih luas, dan persaingan semakin kuat.

Berdasarkan nilai tertimbang pada matriks IFE sebesar 2,762 dan matriks EFE sebesar 2,396 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam matriks IE. PD Mas Adam Berdasi berada pada sel V, yaitu tahap hold and maintain, dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Berdasarkan hasil analisis SWOT menghasilkan delapan buah strategi yang diurutkan prioritas pelaksanaanya dengan analisis matriks QSP. Urutan prioritas strategi yang dilaksanakan adalah mencari alternatif modal kerja untuk

Page 4: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi pemasaran (TAS 6,031). Kemudian secara berurutan, adalah mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan (TAS = 5,905), melakukan pengembangan atau diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image produk (TAS = 5,876), mempertahankan kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi (TAS = 5,830), optimalisasi sumberdaya yang ada (TAS = 5,784), dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan (TAS = 5,706).

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang berhubungan dengan pengembangan usaha PD Mas Adam Berdasi, yaitu perusahaan sebaiknya membuka diri terhadap kredit yang ditawarkan oleh pihak yang memberikan pinjaman untuk pengembangan usahanya, perusahaan sebaiknya segera mengganti kemasan dalam produk dengan alumunium foil. Hal ini dilakukan untuk menjaga brand image produk agar konsumen lebih percaya. Perusahaan sebaiknya menggunakan alternatif kedelai varietas lokal “Agrobomo” yang telah diteliti oleh LIPI dapat digunakan sebagai bahan baku susu kedelai, mengingat harga kedelai impor mengalami peningkatan.

Page 5: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI BUBUK INSTAN

(Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor)

Oleh : AGUS SATRIYO BUDI

A14104072

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 6: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

Nama : Agus Satriyo Budi

NRP : A14104072

Program Studi : Manajemen Agribisnis

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Susu Kedelai

Bubuk Instan (Studi Kasus: PD. Mas Adam Berdasi, Kec.

Rumpin, Bogor)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan pada Program Sarjana Manajemen

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dra. Yusalina, MSi NIP. 131 914 523

Mengetahuui,

Dekan Fakutas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus :

Page 7: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

”ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI

BUBUK INSTAN (STUDI KASUS: PD MAS ADAM BERDASI, KEC.

RUMPIN, BOGOR)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN

TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN.

Bogor, Mei 2008

Agus Satriyo Budi A14104072

Page 8: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Demak, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 28 Mei

1986, sebagai anak pertama dari lima bersaudara. Penulis lahir dari pasangan

Bapak Samuji dan Ibu Sumarti.

Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat kanak-kanak di TK Prasetyo

Budi di Desa Pasir, Demak (1991-1992), SDN Pasir IV di Desa Pasir, Demak

(1992-1998), SMPN 1 Welahan, Jepara (1998-2001), dan SMAN 1 Bae, Kudus

(2001-2004). Pada tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi

Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Peminat

Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) sebagai staf Departemen Sosial

Ekonomi dan Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) sebagai Ketua Keluarga

Kudus Bogor (KKB) periode 2007-2008. Selain aktif berorganisasi, penulis juga

pernah memperoleh Juara I Karya Tulis Ilmiah PIMAGRIN 2007, Finalis Tingkat

Nasional PPKM tahun 2006, Juara I Futsal U-Cup, Faperta IPB dan penerima

beasiswa dari perusahaan Metrodata.

Page 9: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis Strategi

Pengembangan Usaha Susu Kedelai Bubuk Instan (Studi kasus : PD Mas Adam

Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor)”, disusun berdasarkan hasil penelitian yang penulis

laksanakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor

lingkungan internal dan eksternal PD Mas Adam Berdasi, dan merumuskan

alternatif strategi yang dapat diterapkan pihak PD Mas Adam Berdasi sesuai

dengan kondisi lingkungan usahanya. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya

mengembangkan usaha susu bubuk kedelai PD Mas Adam Berdasi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini hanya karya kecil dihadapan

kebesaran Allah SWT. Namun demikian, penulis berharap skripsi ini bermanfaat

bagi pembaca maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Akhir kata ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Mei 2008

Agus Satriyo Budi

A14104072

Page 10: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai

kemudahan dalam segala hal. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih sebesar-besarnya :

1. Bapak dan Mama tercinta, adik-adik dan seluruh keluarga tersayang atas

segala dukungan, pengorbanan, kasih sayang, dan do’a tulus yang tiada

hentinya selama penulis menempuh pendidikan.

2. Dra. Yusalina, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan dan

bantuan yang telah diberikan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Ir. Joko Purwono, MS atas kesediannya menjadi dosen penguji utama serta

atas masukan-masukannya yang berarti dalam proses penyempurnaan skripsi.

4. Rahmat Yanuar, SP. MSi atas kesediannya menjadi dosen penguji wakil

komisi pendidikan serta atas masukan-masukannya yang berarti dalam proses

penyempurnaan skripsi.

5. Ir. Netty Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menempuh masa perkuliahan.

6. Pihak manajemen PD Mas Adam Berdasi atas kerja sama dan bantuan yang

diberikan selama penulis melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

7. Nurul Ikhmawati yang memberikan semangat, kebaikan, pengertian,

ketulusan, dukungan, bantuan, pengalaman dan kesan indah dalam menjalani

kehidupan.

8. Sahabat-sahabat terbaik ”The Big Four” (Agus, Erna, Yayan, dan Wakid) atas

segala kebaikan, pengertian, ketulusan, dukungan, bantuan, pengalaman dalam

Page 11: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

hubungan persahabatan yang terjalin selama penulis menempuh masa

perkuliahan dan melakukan penelitian serta penyusunan skripsi.

9. Nurmala K. Padjaitan, M. DEA, Suprehatin, SP, Noor Avianto, SP, Yenny

Dudiagunoviani, dan Ayusia Rahajeng Pradesy atas semangat dan dorongan

menjadi seseorang yang dapat memaknai hidup.

10. Teman-teman AGB’41 (Syaifudin Luqman, Trio Kendal, Yanti, Dilla, Sri W,

Vio, Venty) atas kebersamaan, kekompakan dan dukungan yang masih terjalin

sampai saat ini.

11. Rekan-rekan sedaerah yang tergabung dalam KKB (Keluarga Kudus Bogor),

dan adik-adik atas bantuan, perhatian, dan dukungan yang diberikan.

12. Teman-teman KKP (Landes, Fera, Yayu, Ririn, Imat, Ncek, Ardi, Bibib, Jane,

Medina) dan Jalan Cagak Crew atas dukungan, kebersamaan, dan

kekompakan selama KKP.

13. Teman-teman di kost “Pondok 8”, atas bantuan dan perhatian yang diberikan

kepada penulis selama ini serta atas kebersamaan dan canda tawanya selama

masa-masa di kostan.

14. Rekan-rekan yang tergabung dalam HMKS (Himpunan Mahasiswa

Kalimantan Selatan), dan adik-adik (Kiki, Dina, Rara, Nobon, Ophi) atas

bantuan, perhatian, dan dukungan yang diberikan.

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2008

Penulis

Page 12: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Permasalahan ............................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 11 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 12 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 12

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kedelai ......................................................................................... 13 2.1.1 Deskripsi Kedelai ............................................................. 13 2.1.2 Manfaat Kedelai ............................................................... 15

2.2 Konsep Susu ................................................................................. 19 2.3 Susu Kedelai ................................................................................ 21 2.3.1 Metode Pembuatan Susu Kedelai ..................................... 22 2.3.2 Perbandingan Antara Susu Kedelai dengan Susu Sapi .... 26 2.4 Definisi Industri ........................................................................... 28 2.5 Ciri-ciri dan Potensi Industri Kecil .............................................. 30 2.5.1 Ciri-ciri Industri Kecil ........................................................ 30 2.5.2 Potensi Industri Kecil ......................................................... 31 2.6 Penelitian Terdahulu .................................................................... 36

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................... 40 3.1.1 Strategi .............................................................................. 40 3.1.2 Proses Manajemen Strategi ............................................... 42 3.1.2.1 Perumusan Strategi ............................................. 43 3.1.2.2 Lingkungan Eksternal ......................................... 44 3.1.2.3 Lingkungan Internal ............................................ 47 3.2 Kerangka pemikiran Operasional ............................................... 48

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 53

Page 13: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

4.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 53 4.3 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ................................ 54 4.3.1 Analisis Deskriptif ............................................................. 54 4.3.2 Analisis tiga Tahap Formulasi ........................................... 55

4.3.2.1 Tahap Input ........................................................... 55 4.3.2.2 Tahap Pencocokan ................................................ 59 4.3.2.3 Tahap Keputusan .................................................. 61 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Gambaran Umum PD Mas Adam Berdasi ................................... 64 5.1.1 Sejarah Perkembangan PD Mas Adam Berdasi ................. 64 5.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ............................................... 65 5.3 Lokasi Perusahaan ....................................................................... 67 5.4 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................... 67

VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

6.1 Analisis Lingkungan Internal ....................................................... 71 6.1.1 Sumberdaya Manusia dan Karyawan ............................... 71 6.1.2 Keuangan dan Akuntansi ................................................. 73 6.1.3 Produksi dan Operasi ....................................................... 74 6.1.4 Pemasaran ........................................................................ 79 6.2 Analisis Faktor Eksternal Perusahaan ......................................... 82 6.2.1 Lingkungan Umum .......................................................... 83 6.2.2 Lingkungan Industri ......................................................... 89 VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Identifikasi Faktor Internal........................................................... 96 7.2 Identifikasi Faktor Eksternal ........................................................ 104 7.3 Analisis Matriks IFE dan EFE ..................................................... 111 7.4 Analisis Matriks IE dan SWOT ................................................... 114 7.5 Pemilihan Strategi ........................................................................ 120 VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan .................................................................................. 123 8.2 Saran ............................................................................................ 124 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 126 LAMPIRAN ................................................................................................. 129

Page 14: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Profil UMKM di Indonesia pada Tahun 2003 dan Tahun 2006 .... 3 2. Persentase Alokasi Pengeluaran Masyarakat Terhadap Produk Minuman Instan ............................................................................. 4

3. Perbandingan Komposisi Susu Kedelai, Susu Sapi dan Air Susu Ibu ................................................................................... 6

4. Daftar Jumlah Permintaan Susu Kedelai Bubuk Instan Cap Kedelai Mas ............................................................................ 7

5. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan ........ 9 6. Daftar Harga Susu Bubuk Instan Rasa Coklat di Hero Swalayan ........................................................................... 10 7. Komposisi Susu Kedelai dan Susu Sapi Tiap 100 Gram ............... 27 8. Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................... 37 9. Daftar Fenomena yang Memungkinkan Menghasilkan

Peluang dan Ancaman Berdasarkan Alat Analisis PEST .............. 45 10. Penelitian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan .................. 56 11. Penelitian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ............... 56 12. Matriks IFE .................................................................................... 57 13. Matriks EFE ................................................................................... 58 14. Alat Analisis QSPM ....................................................................... 63 15. Penduduk Indonesia Tahun 2001-2005 ......................................... 83 16. Penduduk Kota Bogor Tahun 2001-2006 ...................................... 84 17. Perkembangan Harga Kedelai Bulan November 2007

Sampai Maret 2008 ........................................................................ 86 18. Perkembangan Harga Gula di Indonesia Tahun 2003-2007 .......... 86 19. Perkembangan Impor Kedelai di Indonesia, 2000-2005 ................ 88 20. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan ........ 92 21. Kekuatan dan Kelemahan PD Mas Adam Berdasi ........................ 96 22. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan ........ 99 23. Peluang dan Ancaman PD Mas Adam Berdasi .............................. 110 24. Matriks IFE PD Mas Adam Berdasi .............................................. 111 25. Matriks EFE PD Mas Adam Berdasi ............................................. 113 26. Peringkat Alternatif Strategi .......................................................... 113

Page 15: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Flowchat Susu Kedelai Metode Illinois ......................................... 23 2. Flowchat Susu Kedelai Metode Pusbangtepa-IPB ........................ 24 3. Flowchat Susu Kedelai Metode Sederhana ................................... 25 4. Flowchat Susu Kedelai Bubuk Metode Pusbangtepa-IPB ............. 26 5. Model Komprehensif Manajemen Strategis .................................. 43 6. Model Lima Kekuatan Porter ......................................................... 46 7. Kerangka Penelitian Operasional ................................................... 52 8. Matriks Internal Eksternal (IE Matriks) ......................................... 60 9. Matriks SWOT ............................................................................... 60 10. Stuktur Organisasi PD Mas Adam Berdasi .................................... 68 11. Proses Pengolahan Susu Kedelai Bubuk ........................................ 78 12. Proses Packaging Susu Kedelai Bubuk ......................................... 79 13. Matriks IE PD Mas Adam Berdasi ................................................ 115 14. Analisis Matriks SWOT ................................................................. 116

Page 16: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Gambar web dan Produk dari PD Mas Adam Berdasi ................... 131 2. Pembobotan Terhadap Kekuatan dan Kelemahan serta Peluang dan Ancaman Perusahaan ................................................ 130 3. Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal dan Faktor Strategis Eksternal .............................................................. 135 4. Rating Rata-Rata Faktor Strategis Internal dan Eksternal ............. 137 5. Kuisioner Matriks QSP .................................................................. 145

Page 17: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terlintas dalam benak

hingga saat ini masih dengan ciri khas modal yang kecil, resiko yang tinggi tetapi

dengan return (pengembalian) yang tinggi (Manurung, 2005). Perkembangan

sebelum krisis ekonomi, masih dikenal dengan Usaha Kecil Menengah (UKM)

cenderung mengalami stagnasi dalam arti tidak ada pertumbuhan yang berarti dari

jumlah usaha maupun investasi.

Di masa krisis pada periode 1998–2000, UKM menjadi UMKM (dengan

memasukkan usaha mikro) sebagai salah satu bagian penting dari perekonomian

Indonesia. Krisis ekonomi memberikan efek yang menyulitkan bagi masyarakat

dalam kehidupan sehari-hari. Di masa krisis ekonomi, pengangguran, hilangnya

penghasilan serta sulitnya memenuhi kebutuhan pokok merupakan persoalan-

persoalan sosial yang sangat dirasakan masyarakat sebagai akibat dari krisis ini.

Hasil survei yang dilakukan oleh Bank Dunia bekerjasama dengan Ford

Foundation dan Badan Pusat Statistik (September–Oktober, 1998) menegaskan

bahwa ketiga persoalan itu oleh masyarakat ditempatkan sebagai persoalan

prioritas atau harus segera mendapatkan penyelesaian (Pambudi, 2005). Dengan

kata lain, ketiga hal tersebut merupakan persoalan yang sangat pelik yang

dihadapi masyarakat pada umumnya dan harus segera ditanggulangi.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) boleh dikatakan merupakan

salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis yakni

dengan melibatkan diri dalam aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik

informal. Dengan hal ini maka persoalan pengangguran sedikit banyak dapat

Page 18: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

2

tertolong dan implikasinya juga dalam hal pendapatan. Bagaimana dengan

anjloknya pendapatan masyarakat berpengaruh terhadap daya beli produk yang

sebelumnya disuplai oleh usaha berskala besar? Hal inilah sebuah peluang bagi

produk-produk UMKM yang justru menjadi subtitusi bagi produk-produk usaha

berskala besar yang mengalami kebangkrutan atau setidaknya masa-masa sulit

dalam hal keuangan akibat krisis ekonomi. Selain itu, kemampuan UMKM untuk

menjadi pilar penting bagi perekonomian masyarakat dalam menghadapi terpaan

krisis moneter tidak lepas dari kemampuan UMKM untuk merespon krisis

ekonomi secara cepat dan fleksibel dibandingkan dengan kemampuan usaha besar

(Manurung, 2005).

Jumlah usaha UMKM di Indonesia sebanyak 38,72 juta unit pada tahun

2003 dan bertambah menjadi 42,4 juta unit pada tahun 2006. Angka tersebut

menggambarkan bahwa selama tiga tahun terakhir pertumbuhan UMKM

sebanyak 3,68 juta unit atau pertumbuhan 3,07 persen per tahunnya. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 1. Selain itu, sumbangan UMKM terhadap ekspor non-migas

juga cukup besar sekitar 19,35 persen pada tahun 2003 dan terjadi kenaikan kecil

menjadi 19,9 persen pada tahun 2006. UMKM ini mempunyai porsi terhadap total

kredit sebanyak 44,61 persen pada tahun 2000 menjadi 44,78 persen pada tahun

2006. Dan juga sumbangan UKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Indonesia besarnya melebihi separoh dari PDB Indonesia. Tahun 2003 sumbangan

UMKM terhadap PDB Indonesia sebesar 54,5 persen dan meningkat menjadi 56,7

persen pada tahun 2006. Peningkatan ini menggambarkan bahwa UMKM sangat

besar kontribusinya terhadap pembangunan perekonomian Indonesia (Manurung,

2005).

Page 19: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

3

Tabel 1. Profil UMKM di Indonesia pada Tahun 2003 dan Tahun 2006

Indikator 2003 2006

Jumlah Usaha (juta unit) 38,72 42,40

Tenaga Kerja (juta orang) 70,40 79,03

Nilai Ekspor (Rp Triliun) 75,45 75,86

Porsi terhadap Ekspor Non-Migas (%) 19,35 19,90

Porsi terhadap PDB (%) 54,50 56,70

Porsi terhadap Total Kredit (%) 44,61 44,78

Sumber : Badan Pusat Statistika, 2006 dalam Manurung, 2006

Tambunan, 2002, dalam Ismawan, 2005, menjelaskan terminologi World

Bank akan pengusaha mikro sebagai bagian dari UMKM. Pengusaha mikro ini

disebut economically active poor atau sebagai orang miskin yang aktif bekerja.

Realitas perekonomian Indonesia secara mayoritas dipenuhi oleh pemain usaha

mikro ini, yaitu berjumlah 98 persen dari total unit usaha atau sejumlah 39 juta

usaha. Hal tersebut menunjukkan porsi yang besar dalam struktur konfigurasi

ekonomi Indonesia secara keseluruhan dari 39,72 juta unit usaha yang ada dengan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu sebesar 99,97 persen dari total

usaha atau sejumlah 39,71 juta usaha.

Bagaimanapun keberadan usaha mikro, merupakan fakta semangat jiwa

kewirausahaan di masyarakat pada umumnya. Dimana usaha mikro merupakan

hal yang sangat strategis untuk mewujudkan broad based development atau

development through equity (Ismawan, 2005). Di daerah manapun banyak kita

temui usaha mikro ini, terlebih lagi terkait dengan usaha boga, karena dianggap

mudah untuk memulai usahanya dan tentu semua orang membutuhkan makanan

dan minuman.

Dewasa ini salah satu jenis produk yang banyak dikembangkan oleh usaha

kecil adalah minuman ringan. Salah satu alternatif pengembangan produk

Page 20: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

4

minuman ringan yang memenuhi persyaratan kepraktisan dalam pemakaian

adalah produk minuman instan. Menurut Hartomo dan Widiatmoko (1993),

minuman instan adalah rekonstitusinya seketika dan tanpa bantuan/adukan

mekanik, artinya memerlukan sifat pembasahan bagus, terendam, mudah

terdispersi/menyebar dan terlarut semua komponen dalam cairan.

Aspek kemudahan dalam penyajian, penyimpanan dan transportasi

merupakan nilai tambah yang memiliki produk minuman instan dibandingkan

minuman ringan biasa yang bentuk cair. Keunggulan serbuk minuman instan

adalah kemampuan larut tanpa melibatkan pengadukan secara manual, dengan

syarat semua komponen mudah larut dalam air.

Permintaan terhadap minuman instan akhir-akhir ini mulai meningkat

setelah krisis ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan persentase alokasi pengeluaran

masyarakat terhadap produk minuman instan pada tahun 1987 mencapai 38,72

persen pada tahun 1996 sebesar 44,66 persen. Namun pada tahun 1999 menurun

manjadi 37,06 persen kemudian meningkat pada tahun 2006 menjadi 41,52

persen. Persentase alokasi pengeluaran per tahun masyarakat terhadap produk

minuman instan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Alokasi Pengeluaran Masyarakat Terhadap Produk Minuman Instan

Tipe

Pengeluaran

Tahun

1987

(%)

1990

(%)

1993

(%)

1996

(%)

1999

(%)

2000

(%)

2003

(%)

2006

(%)

Makanan 61,28 60,36 56,86 55,34 62,94 65,81 94,13 58,48

Minuman

Instan 38,72 39,64 43,14 44,66 37,06 34,19 35,87 41,52

Total 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : Berita Resmi Statistik No. 07 Februari 18, 2006 Susenas 2006 dalam Darmawan, 2006

Page 21: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

5

Produk minuman instan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari

berbagai macam bahan baku diantaranya dengan bahan baku kedelai. Dalam

kehidupan masyarakat Indonesia, kedelai telah dikenal sejak lama sebagai salah

satu komoditas agribisnis yang memiliki manfaat ekonomis yang luas dan

strategis, sekaligus berkaitan erat bagi pengembangan subsistem agribisnis hilir.

Kacang kedelai bagi industri pengolahan pangan di Indonesia banyak digunakan

sebagai bahan baku pembuatan makanan, minuman serta penyedap cita rasa

makanan, misalnya yang sudah sangat terkenal adalah tempe, kecap, tauco dan

tauge. Selain itu, kedelai diolah secara modern menjadi susu dan minuman sari

kedelai yang dikemas dalam karton khusus atau botol.

Susu kedelai pada umumnya memiliki dua bentuk yaitu cair dan bubuk.

Bentuk cair lebih banyak dibuat dan diperdagangkan. Susu kedelai dapat disajikan

dalam bentuk murni, artinya tanpa penambahan gula dan cita rasa baru, dapat juga

ditambah gula atau flavor seperti moka, pandan, panili, coklat, strawberi, dan lain-

lain. Susu kedelai bubuk merupakan cara alamiah dalam mendiversifikasi produk

susu kedelai cair agar lebih awet.

Susu kedelai dianjurkan bagi orang yang harus mewaspadai kolesterol,

karena mengandung lemak tidak jenuh yang baik untuk kesehatan dengan

kandungan protein yang tinggi. Komposisi asam amino dalam protein susu

kedelai bila dibandingkan dengan susu sapi, memiliki kekurangan dalam jumlah

asam amino metionin dan sistein. Akan tetapi, karena kandungan asam amino

lisin yang cukup tinggi, maka susu kedelai dapat meningkatkan nilai gizi protein

dari nasi dan makanan sereal lainnya (Deputi Menteri Negara Riset dan

Page 22: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

6

Teknologi, 2000). Pada Tabel 3 menunjukkan komposisi susu kedelai, susu sapi

dan Air Susu Ibu (ASI).

Tabel 3. Perbandingan Komposisi Susu Kedelai, Susu Sapi dan Air Susu Ibu

Komposisi Susu Kedelai (%) Susu Sapi (%) ASI (%) Air 88,60 88,60 88,60 Kalori 52,99 58,00 62,00 Protein 4,40 2,90 1,40 Karbohidrat 3,80 4,50 7,20 Lemak 2,50 0,30 3,10 Vit. B1 0,04 0,04 0,02 Vit. B2 0,02 0,15 0,03 Vit. A 0,02 0,20 0,20

Sumber : Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2000

Tabel 3 menunjukkan bahwa kandungan protein susu kedelai lebih besar

1,52 kali dari susu sapi dan 3,14 kali lebih besar dari ASI. Nilai kalori kedelai

hampir menyerupai susu sapi. ASI memiliki kandungan lemak yang paling besar

bila dibandingkan dengan susu kedelai dan susu sapi. Kandungan lemak susu

kedelai 8,3 kali lebih besar bila dibandingkan susu sapi. Meskipun demikian, susu

kedelai ini lebih aman dari kolesterol karena mengandung lemak tak jenuh.

Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Karena itu, susu

kedelai dapat digunakan sebagai alternatif pengganti susu sapi. Susu ini baik

dikonsumsi oleh mereka yang tidak suka susu sapi atau alergi susu sapi, yaitu

orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran

pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi

(Koswara, 2006).

Salah satu pelaku bisnis yang memproduksi susu kedelai adalah usaha

kecil Mas Adam Berdasi. PD Mas Adam Berdasi memproduksi susu kedelai

bubuk sejak tahun 1999 dengan merk “Cap Kedelai Mas”.

Page 23: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

7

1.2. Perumusan Masalah

PD Mas Adam Berdasi yang ada di Kecamatan Rumpin-Bogor, adalah

salah satu usaha kecil dan menengah yang menghasilkan susu kedelai bubuk.

Produk susu kedelai bubuk tersebut dipasarkan di supermarket dan toko-toko

wilayah Bogor. Susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas baru diproduksi pada tahun

1997 setelah mendapat izin Departemen Kesehatan. Awalnya PD Adam Mas

Berdasi memproduksi susu kedelai cair pada tahun 1991 - 1997. Permintaan susu

kedelai bubuk instan Cap Kedelai Mas mengalami peningkatan, hal ini dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Daftar Jumlah Permintaan Susu Kedelai Bubuk Instan Cap Kedelai Mas

Bulan Tempat pemasaran Jumlah

Produksi (dus)

Jumlah Permintaan

(per dus)

Kelebihan Permintaan

Nov. 07

Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek

semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD

500 490 (10)

Des. 07

Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek

semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD,

Ganation, Mawar

500 530 30

Jan. 08

Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek

semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD,

Ganation, Mawar

500 530 30

Feb. 08

Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek

semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD,

Koperasi Handayani, Ganation, Mawar

500 560 60

Mar. 08

Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek

semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi Handayani,

Ganation, Mawar, Popeye

500 570 70

Sumber: PD AdamMas Berdasi, 2008

Berdasarkan Tabel 4, perusahaan mulai bulan Desember 2007 sampai

bulan Maret 2008 mengalami kelebihan permintaan. Hal ini masih dapat

Page 24: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

8

ditanggulangi perusahaan karena kapasitas tiga mesin produksi mencapai 100 kg

per jam dan tenaga produksi selama ini masih mampu dalam menghadapi

kelebihan produksi tersebut.

Walaupun mempunyai permintaan yang meningkat dapat ditanggulangi,

PD Mas Adam Berdasi ini masih menghadapi berbagai kendala dalam

pengembangan usaha. Sejak tahun berdiri 1991, usaha kecil ini menghadapi

kendala internal maupun eksternal dalam proses perkembangan usahanya.

Kendala-kendala internal ini antara lain sumberdaya manusia, keuangan,

produksi operasi dan pemasaran. Kendala-kendala pada sumberdaya manusia

adalah karena jumlahnya masih sedikit, hanya enam orang yaitu satu orang bagian

pengadaan bahan baku, satu orang bagian produksi yang membawahi tiga

karyawan, dan satu orang bagian pemasaran. Walaupun sudah mempunyai tugas

yang jelas tetapi mereka masih melakukan tugas yang ganda. Hal ini diperparah

dengan curahan waktu yang diberikan masih kurang karena masing-masing kepala

bagian mempunyai pekerjaan di bidang lain. Kendala pada bagian pemasaran

yaitu belum adanya karyawan dibidang pemasaran yang dapat berkonsentrasi

memasarkan, sehingga menyebabkan belum adanya inovasi sistem pemasaran,

sistem distribusi, promosi dan penjualan serta belum adanya armada distribusi

sehingga menyebabkan jangkauan pemasarannya masih terbatas. Sedangkan segi

keuangan, PD Mas Adam Berdasi masih terbatas karena saat ini perusahaan

belum pernah mendapatkan bantuan keuangan dari pihak manapun.

Selain faktor internal, perusahaan menghadapi kendala eksternal antara

lain, PD Mas Adam Berdasi harus bersaing dengan produk susu kedelai bubuk

sejenis yang berasal dari daerah lain. Dewasa ini terdapat perusahaan yang

Page 25: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

9

memproduksi susu bubuk kedelai dengan berbagai merek, yaitu Maureen,

Alamina, MDL-525 dan Melilea yang wilayah pemasarannya berada di wilayah

Bogor sehingga membuat tingkat persaingan semakin ketat. Tingkat persaingan

tersebut dapat dilihat dari strategi harga yang diterapkan oleh masing-masing

perusahaan. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan Merk Dagang Harga (Rp/250 gr)

Alamina 19.166,67 Cap Kedelai Mas 13.250,00 Maureen 13.850,00 Melilea 25.000,00 MDL-525 43.750,00

Sumber : Hero Swalayan Padjajaran, 2008

Berdasarkan Tabel 5 harga susu bubuk kedelai yang paling mahal adalah

MDL-525 dengan harga Rp 43.750,00 per 250 gr. Sedangkan harga susu kedelai

bubuk terjangkau adalah Cap Kedelai Mas dengan harga Rp Rp 13.250,00 per 250

gr. Hal ini memberikan peluang bagi produk susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas

yang merupakan produksi PD Mas Adam Berdasi untuk mengembangkan

usahanya.

Sebagai produk alternatif pengganti susu sapi, tantangan yang dihadapi

produsen susu kedelai bubuk sangat besar. Produk ini selain bersaing dengan

produsen produk susu kedelai bubuk sejenis dan produsen susu bubuk instant.

Tingginya persaingan industri ini menuntut manajemen memahami kondisi pasar

yang ada. Salah satu cara memahami kondisi pasar adalah dengan melihat strategi

harga yang diterapkan oleh pesaing. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 6.

Page 26: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

10

Tabel 6. Daftar Harga Susu Bubuk Instan Rasa Coklat di Hero Swalayan Merk Dagang Harga (Rp/250 gr)

Abbott 23.418,75 Beneeto 18.035,75 Dancow 16.125,00 Frisian flag 15.312,50 HiLo 19.100,00 Indomilk 15.181,25 Milo 15.166,67 Produgen 15.916,67

Sumber : Hero Swalayan Padjajaran, 2008

Berdasarkan Tabel 6 harga susu bubuk instan yang paling mahal adalah

merk dagang Abbott dengan harga Rp 23.418,75 per 250 gr. Sedangkan harga

susu bubuk instan terjangkau adalah milo dengan harga Rp 15.166,67 per 250 gr.

Hal ini memberikan peluang bagi produk susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas

yang diproduksi PD Mas Adam Berdasi, dikarenakan harga jualnya lebih

terjangkau yaitu dijual dengan harga Rp 13.250,00 per 250 gr.

Selain menghadapi persaingan yang ketat, para perusahaan yang

berproduksi dengan bahan baku kedelai mengalami masalah yaitu peningkatan

harga kedelai impor. Tingkat konsumsi 8,1 kg per kapita per tahun pada tahun

2005, produksi kedelai dalam negeri yang baru mencapai 808 ribu hanya mampu

memenuhi 38 persen kebutuhan, sedangkan sisanya harus diimpor. Impor kedelai

pada tahun 2005 telah mencapai 1,2 juta ton, kemudian meningkat pada tahun

2007 karena produksi dalam negeri turun 25 persen menjadi 608 ribu ton. Hal ini

menyebabkan harga kedelai meningkat.1 Peningkatan harga kedelai impor sebagai

bahan baku utama susu kedelai bubuk, membuat pihak manajemen PD Mas Adam

Berdasi harus mampu menyiasatinya.

1 Prof. Dr. Subandi, Kedelai Nasional untuk Pengrajin Tahu-Tempe(Sinartani Edisi 20-26

Februari 2008 N0. 3240 Hal 14)

Page 27: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

11

Melihat fenomena tersebut, kekuatan dan kendala merupakan peluang dan

ancaman yang dapat disusun menjadi rencana strategis yang tepat. Oleh karena

itu, PD Mas Adam Berdasi perlu membuat suatu perencanaan jangka panjang

yang menyeluruh dalam rangka pengembangan usaha untuk dijadikan dasar bagi

perencanaan fungsi-fungsi operasionalisasi perusahaan. Manajemen strategis

memungkinkan suatu organisasi untuk lebih proaktif dalam membentuk masa

depan sendiri. Selain itu dari manajemen strategis didapatkan variabel kunci dari

setiap faktor kemungkinan yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan, dengan

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan dapat

menentukan keputusan strategis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diperinci beberapa permasalahan sebagai

berikut :

1. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang menentukan

keberhasilan pengembangan PD Mas Adam Berdasi?

2. Bagaimana alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan pada pihak PD

Mas Adam Berdasi sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal PD Mas

Adam Berdasi,

2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan pihak PD Mas Adam

Berdasi sesuai dengan kondisi lingkungan usaha.

Page 28: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

12

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna:

1. Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya

mengembangkan usaha susu bubuk kedelai PD Mas Adam Berdasi

2. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dan informasi mengenai usaha susu bubuk kedelai dan sebagai

referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini meliputi

gambaran umum PD Mas Adam Berdasi, analisis faktor-faktor internal dan

eksternal perusahaan, perumusan strategi dan penentuan prioritas strategi yang

dapat diterapkan perusahaan susu bubuk kedelai PD Mas Adam Berdasi di Desa

Cibodas, Kecamatan Rumpin, Bogor.

Penelitian ini hanya sampai pada tahap formulasi dari manajemen

strategis. Sedangkan untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan

wewenang manajemen perusahaan.

Page 29: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kedelai

2.1.1. Deskripsi Kedelai

Sejarah masuknya kedelai ke Indonesia tidak diketahui secara pasti,

namun kemungkinan besar dibawa oleh pedagang Cina pada abad ke 13. Kedelai

merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak

2500 SM. Menurut Romburgh (1892) seperti dikutip oleh Manwan dan Sumarno

(1996), kedelai telah menjadi tanaman pangan penting di samping padi, jagung,

ubi kayu dan ubi jalar, serta merupakan bagian usaha pertanian mantap di Pulau

Jawa pada penghujung abad ke-19. Pada awalnya kedelai dikenal dengan

beberapa nama botani yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun demikian, pada

tahun 1984 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah

ilmiah yaitu Glycine max (L.) Meriil. Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Decotyledoneae

Ordo : Rosales

Famili : Leguminosae

Genus : Glycine

Species : Glycine max (L). Meriil

(Adisarwanto, 2005).

Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio terletak

diantara keping biji. Warna kulit biji bermacam-macam ada yang kuning, hitam,

hijau, dan coklat. Bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong, ada yang

Page 30: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

14

bundar atau bulat agak pipih. Besar biji bervariasi, tergantung varietas. Di

Indonesia besar biji bervariasi dari 6 gram – 30 gram (Suprapto, 2001).

Sistem perakaran kedelai terdiri dari akar tunggang dan akar sekunder

(serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Akar kedelai muncul dari belahan kulit

biji yang muncul sekitar mesofil. Perkembangan batangnya sendiri dibedakan

mnejadi dua tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem

pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang.

Pertumbuhan batang determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh

lagi pada saat tanaman mulai berbunga, sedangkan pertumbuhan batang

indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun,

walaupun tanaman sudah mulai berbunga (Adisarwanto, 2005).

Tanaman kedelai memiliki dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia

kotiledon yang tumbuh saat tanam masih berbentuk kecambah dengan dua helai

daun tunggal dan daun bertangkai tiga yang tumbuh selepas masa perkecambahan.

Umumnya daun memiliki bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi.

Lebat atau tipisnya bulu terkait dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap

serangan jenis hama tertentu. Tangkai bunga kedelai umumnya tumbuh dari ketiak

daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun

sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai

(Adisarwanto, 2005).

Page 31: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

15

2.1.2. Manfaat Kedelai

Popularitas kedelai sebagai komponen pangan diawali dari publikasi hasil

penelitian di berbagai negara seperti di Cina dan Jepang yang dalam studi

epidemologinya menyimpulkan bahwa makanan dari kedelai dapat menurunkan

resiko kanker payudara, kolon dan usus, kanker prostat dan lain-lain. Hal ini

diperkuat dengan adanya penelitian lain yang senada (Hariyadi, 2000).

Berbagai penelitian terakhir menyebutkan bahwa prospek kedelai semakin

cerah dan sangat menjanjikan. Berbagai studi yang telah dilakukan

mengungkapkan bahwa kedelai tidak hanya bergizi, namun juga berkhasiat dalam

mencegah dan mengatasi hipertensi, stroke, arterioclerorisis, jantung koroner,

diabetes dan liver. Kedelai juga diyakini dapat mencegah dan mengatasi anemia

serta terbukti berkhasiat dalam mengurangi berat badan. Kandungan vitamin A,

B1, B2, C dan E mempercepat metabolisme kulit untuk kecantikan sehingga tetap

awet muda (Hembing, 2003).

Hariyadi (2000) menyatakan bahwa, kedelai diketahui mengandung

sejumlah antikarsinogenik, sehingga akhirnya National Cancer Institute

menyatakan pentingnya makanan dari kedelai untuk pencegahan kanker. Berbagai

produk kedelai bermunculan sebagai bahan pangan dengan keistimewaan khusus

antara lain (Koswara, 2005):

a. Serat makanan kedelai (soy dietary fiber), berupa produk tepung dari kulit

kedelai yang tidak hanya mengandung serat makan yang unggul, tetapi

juga mengandung komponen penurun kolesterol.

b. Lestin kedelai (soy lechitin) merupakan bahan pengelmusi yang

mengandung komponen fungsional. Hanya enam gram lesitin disertai

Page 32: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

16

dengan diet rendah lemak dan rendah kolesterol, mampu menurunkan

kolesterol.

c. Saponin kedelai (soy saponin) dipercaya mampu menurunkan kolesterol.

Selain itu saponin juga mampu menahan absorpsi kolesterol sehingga

lebih banyak kolesterol yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

d. Fitosterol merupakan komponen yang menyerupai kolesterol, namun pada

proses metabolisme dalam tubuh fitosterol bersaing dengan kolesterol

makanan untuk diserap oleh usus, sehingga menurunkan kadar kolesterol

darah.

e. Isoflavon merupakan ciri unik bagi kedelai. Isoflavon khususnya; daidzin

[ein], glycet[ein], dan genistin[ein], diyakini merupakan komposisi

fungsional yang penting, dan tidak hanya mampu mencegah kanker, tetapi

juga mampu mengurangi kolesterol.

Produk kedelai yang mengandung isoflavon dapat membantu pengobatan

simptom monopouse. Pada wanita yang memproduksi sedikit estrogen, isoflavon

(phitoestrogen) dapat menghasilkan cukup aktivitas estrogen untuk mengatasi

simptom akibat monopouse, misalnya hot flashes. Suatu penelitian menunjukkan

bahwa wanita yang mengkonsumsi 48 gram tepung kedelai per hari mengalami

gejala hot flashes 40 persen lebih rendah. Berdasarkan segi epidemologi, wanita

Jepang yang konsumsi isoflavon yang tinggi jarang dijumpai simptom post

monopousal (Koswara, 2005).

Peranan isoflavon dalam membantu menurunkan osteoporosis juga telah

diteliti. Konsumsi protein kedelai dengan isoflavon telah terbukti dapat mencegah

kerapuhan tulang pada tikus yang digunakan sebagai model untuk penelitian

Page 33: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

17

osteoporosis. Studi yang lain menunjukkan hasil yang sama pada saat

menggunakan genistein saja. Ipriflavone, obat yang dimetabolisme menjadi

daidzein telah terbukti dapat menghambat kehilangan kalsium melalui urine pada

wanita post monopouse. Isoflavon kedelai juga dapat menurunkan resiko penyakit

jantung dengan membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Protein kedelai

telah terbukti mempunyai efek menurunkan kolesterol, yang dipercaya karena

adanya isaflavon di dalam protein tersebut.

Studi epidemologi juga telah membuktikan bahwa masyarakat yang secara

teratur mengkonsumsi makanan dari kedelai, memiliki kasus kanker payudara,

kolon dan prostat yang lebih rendah. Isoflavon kedelai juga terbukti, melalui

penelitian in vitro dapat menghambat enzim tirosin kinase, oleh karena itu dapat

menghambat perkembangan sel-sel kanker dan angiogenesis. Hal ini berarti suatu

tumor tidak dapat membuat pembuluh darah baru, sehingga tidak dapat tumbuh

(Koswara, 2005).

Makanan yang terbuat dari kedelai mempunyai jumlah isoflavon yang

bervariasi, tergantung bagaimana mereka diproses. Makanan dari kedelai seperti

tahu, susu kedelai, tepung kedelai dan kedelai utuh mempunyai kandungan

isoflavon berkisar antara 130 – 380 mg per 100 gram. Kecap dan minyak kedelai

tidak mengandung isoflavon. Produk kedelai yang digunakan sebagai bahan

tambahan pangan, seperti isalat dan konsentrat protein kedelai mempunyai

kandungan isoflavon yang bervariasi, tergantung bagaimana proses

pengolahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alkohol dalam

proses ekstraksi menghasilkan kadar isoflavon yang rendah (Koswara, 2005).

Page 34: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

18

Di samping hal-hal tersebut terdapat beberapa manfaat lain yang

menerangkan peranan protein kedelai dalam menurunkan kolesterol, misalnya

protein kedelai kaya akan asam amino glisin dan orginin yang mempunyai

kecenderungan dapat menurunkan asam insulin darah yang diikuti dengan

penurunan sintesa kolesterol. Dilain pihak, protein hewani mempunyai kandungan

lisin yang tinggi dan cenderung untuk meningkatkan insulin darah, serta

mendorong sintesis kolesterol. Rasio yang tinggi antara arginin terhadap lisin

dalam protein kedelai akan membuat kadar kolesterol darah hanya sedikit

terpengaruh oleh protein kedelai. Arginin akan menahan efek peningkatan

kolesterol oleh lisin (Koswara, 2005).

Menurut penelitian, efek fisiologis dan manfaat klinis serat kedelai pada

manusia dapat diringkas sebagai berikut: menurunkan kadar kolesterol pada

penderita kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia); memperbaiki toleransi terhadap

glukosa dan respon insulin pada penderita hiperlipidemia (kadar lemak tinggi

dalam darah) dan diabetes; memperbesar bobot dan kadar air tinja, sehingga

mempercepat pengosongan usus; dan hasil penelitian klinis menggunakan 25 – 30

gram serat kedelai sehari tidak mempengaruhi penyerapan mineral atau

mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh. Keistemewaan serat kedelai

lainnya adalah mengandung serat larut maupun serat tidak larut (soluble dan

insoluble dietary fiber), sehingga khasiatnya lengkap untuk kesehatan sistem

peredaran darah dan pencernaan. Serat kedelai juga dapat dengan mudah

digunakan dalam pengolahan makanan dan tidak menimbulkan perubahan sifat

sensori atau organoleptik makanan (Koswara, 2005).

Page 35: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

19

2.2. Konsep Susu

Sumber kalsium banyak terdapat pada bahan pangan hewani, khususnya

pada susu. Tucker (2002) menyatakan bahwa susu sebagai pangan yang berperan

penting pada pencegahan osteoporosis sudah diakui oleh banyak negara. Beberapa

penelitian yang telah dilakukan (Kalkwarf et al. 2003 ; Sandler et al. 1985)

menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi susu pada saat remaja dengan

kejadian osteoporosis pada saat usia lanjut. Hasil-hasil penelitian tersebut

menemukan bahwa konsumsi susu yang rendah saat usia muda dan remaja dapat

dihubungkan dengan peningkatan risiko tulang rapuh sebesar dua kali lipat.

Peneliti memperkirakan bahwa 11 persen kejadian osteoporosis saat usia lanjut

berhubungan dengan rendahnya konsumsi susu pada saat remaja (Khomsan,

2002).

Menurut Sediaoetama (1993) jenis-jenis modifikasi susu dalam

perdagangan, diantaranya adalah:

1. Susu Segar

Susu sapi segar adalah hasil pemerasan sapi secara langsung, tanpa

ditambah zat-zat lain ataupun mengalami pengolahan. Susu ini tidak

terlalu manis dan mengandung protein kira-kira tiga kali konsentrasinya

dalam ASI

2. Susu Asam

Susu asam adalah susu yang diolah dengan diasamkan mempergunakan

bakteri Lactobicillus sp. Para ahli berpendapat bahwa kondisi asam ini

menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri pembusuk di dalam rongga

usus, sehingga produk pembusukan yang lebih merugikan konsumen dapat

Page 36: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

20

dihindari atau setidak-tidaknya dihambat. Susu asam ini lebih dikenal

dengan yoghurt.

3. Susu Skim

Susu ini sebenarnya limbah produksi mentega, setelah lemak dalam susu

tersebut diambil untuk dijadikan mentega. Susu skim mengandung energi

lebih rendah, karena lemaknya sudah diambil. Jenis susu ini masih baik

dikonsumsi sebagai suplemen protein, yang masih berkualitas baik dan

bahkan konsentrasinya meningkat dengan dikuranginya lemak tersebut.

4. Susu Bubuk

Susu bubuk terjadi dengan mengeringkan susu sehingga tertinggal

komponen padat dari susu tersebut. Oleh karena, komponen padat ini

merupakan sekitar 14 persen dari susu asalnya, maka rekonstitusi menjadi

susu cair kembali ialah dengan menambahkan air matang sebanyak tujuh

kali sebanyak susu bubuknya. Pada proses pengeringan ini terjadi

perubahan atau kerusakan pada beberapa zat gizi komponennya,

diantaranya vitamin A dan beberapa anggota B-kompleks. Karena itu pada

susu bubuk ditambahkan zat gizi yang rusak atau berkurang ini.

5. Susu Kental Manis

Susu ini biasanya dikemas dalam kaleng dan dihasilkan dengan

menguapkan sebagian airnya dari susu segar. Kemudian sebagai alat

preservasi ditambahkan gula, sehingga susu ini terlalu manis dan

mengandung energi yang sangat tinggi. Susu ini biasanya dipakai

campuran dalam kopi, air teh, atau coklat. Susu kental manis lebih tahan

bila dibuka kalengnya, karena adanya kadar gula yang tinggi tersebut.

Page 37: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

21

Meskipun demikian, sebaiknya susu ini jangan terlalu lama dibiarkan

setelah dibuka kalengnya, karena lama-lama akan terjadi kerusakan

(pembusukan).

2.3. Susu Kedelai

Kedelai telah menjadi makanan sehari-hari penduduk Asia. Pada sebagian

besar negara Asia, konsumsi isoflavon diperkirakan antara 25 – 45 mg per hari.

Jepang merupakan negara yang mengkonsumsi isoflavon terbesar, diperkirakan

konsumsi harian orang Jepang adalah 200 mg per hari. Di negara-negara Barat

konsumsinya kurang dari 5 mg isoflavon per hari. Kedelai dapat dibuat menjadi

susu kedelai dengan cara penggilingan biji kedelai yang telah direndam dalam air.

Hasil penggilingan kemudian disaring untuk memperoleh filtrat, yang kemudian

dididihkan dan diberi bumbu untuk meningkatkan rasanya (Koswara, 1992).

Definisi susu kedelai menurut SNI 01-3830-1995 adalah produk yang berasal dari

ekstrak biji kacang kedelai dengan air atau larutan tepung kedelai dalam air,

dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain serta bahan tambahan

makanan lainnya yang diizinkan.

Sejak abad II sebelum Masehi, susu kedelai sudah dibuat di negeri Cina.

Kemudian, berkembang ke Jepang dan setelah PD II masuk ke Asia Tenggara. Di

Indonesia, perkembangannya sampai saat ini masih ketinggalan dengan

Singapura, Malaysia, dan Filipina. Di Malaysia dan Filipina susu kedelai dengan

nama dagang "Vitabean" yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral, telah

dikembangkan sejak 1952. Di Filipina juga dikenal susu kedelai yang populer

dengan nama "Philsoy". Sementara di tanah air baru beberapa tahun terakhir

Page 38: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

22

dikenal susu kedelai dalam kemasan kotak karton yang diproduksi oleh beberapa

industri minuman (Koswara, 2006).

2.3.1. Metode Pembuatan Susu Kedelai

Pada prinsipnya terdapat dua bentuk susu kedelai, cair dan bubuk. Bentuk

cair lebih banyak dibuat dan diperdagangkan. Susu kedalai dapat disajikan dalam

bentuk murni, artinya tanpa penambahan gula dan cita rasa baru. Dapat juga

ditambah gula atau flavor seperti moka, pandan, panili, coklat, strawberi, dan lain-

lain. Jumlah gula yang ditambahkan biasanya sekitar 5 – 7 persen dari berat susu.

Untuk meningkatkan selera anak-anak, kandungan gula dapat ditingkatkan

menjadi 5 – 15 persen. Akan tetapi kadar gula yang dianjurkan adalah tujuh

persen. Kadar gula 11 persen atau lebih menyebabkan cepat kenyang (Koswara,

2006).

Susu kedelai cair dapat dibuat dengan menggunakan teknologi dan

peralatan sederhana yang tidak memerlukan keterampilan tinggi, maupun dengan

teknologi modern dalam pabrik. Dewasa ini banyak cara yang dapat digunakan

untuk membuat susu kedelai cair dengan hasil yang baik. Beberapa metode yang

umum digunakan dalam pembuatan susu kedelai untuk minuman manusia antara

lain metode Illinois, metode Pusbangtepa-IPB, dan metode sederhana.

Metode Illinois dikembangkan oleh Nelson, 1979. Tahap-tahap yang

dilakukan dalam pembuatannya dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 39: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

23

Gambar 1. Flowchat Susu Kedelai Metode Illinois.

Metode Pusbangtepa-IPB dikembangkan oleh Pusat Pengembangan

Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, secara garis besar cara pembuatannya

dapat dilihat pada Gambar 2.

NaCHO3 0,25 persen selama 30 menit

suhu 85oC dan dihomogenisasi pada

tekanan 1.500 psi

dihomogenisasi kembali pada

tekanan 1.500 psi

KEDELAI

Bubur Kedelai Encer

Dimasak suhu 90oC - 100oC selama 15 menit

Ditiris dan dicuci

Digiling

Direndam

Susu Kedelai

Diencerkan

Ditambah gula dan bahan penyedap

Dikemas dalm botol atau karton

Page 40: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

24

Gambar 2. Flowchat Susu Kedelai Metode Pusbangtepa-IPB.

Metode sederhana dapat digunakan untuk skala yang lebih kecil dan

peralatan yang lebih sederhana. Cocok bagi skala rumah tangga dan industri kecil.

Tahapan pembuatannya dapat dilihat pada Gambar 3.

KEDELAI

Sortasi

Direbus

Direndam (+ 8 jam)

Dicuci

Digiling dan saring Air Panas (1:8)

Pada Suhu 1210C selama

20 menit

Susu Kedelai

Dibotolkan dan disterilisasi

Ditambahkan gula pasir, esens coklat, garam

Page 41: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

25

Gambar 3. Flowchat Susu Kedelai Metode Sederhana.

Di samping bentuk cair, susu kedelai dapat dibuat dalam bentuk bubuk yang

umumnya dilakukan dengan cara pengeringan semprot (spray drying). Metode

yang dikembangkan oleh Pusbangtepa-IPB. Tahapan pembuatannya dapat dilihat

pada Gambar 4.

Page 42: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

26

Gambar 4. Flowchat Susu Kedelai Bubuk Metode Pusbangtepa-IPB.

2.3.2. Perbandingan Antara Susu Kedelai dengan Susu Sapi

Berdasarkan seluruh karbohidrat dalam susu kedelai, hanya 12-14 persen

yang dapat digunakan tubuh secara biologis. Karbohidratnya terdiri atas golongan

oligosakarida dan golongan polisakarida. Golongan oligosakarida terdiri dari

sukrosa, stakiosa, dan raffinosa yang larut dalam air, sedangkan golongan

KEDELAI

larutan NaOH 0,15% selama 30 menit

larutan NaOH 0,05% selama 8 jam

Suhu 170-185oC

Sortasi dan Cuci

Giling

Rendam

Rendam

Dikupas dan dicuci

Air panas (8:1)

Alirkan ke Pengering Semprot

Ditambah santan kelapa sebanyak 10–20%

Homogenisasi pada tekanan 3.300 psi

Susu Kedelai Bubuk

Tekanan 4,5-5,0 bar

Page 43: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

27

polisakarida terdiri dari erabinogalaktan dan bahan-bahan selulosa yang tidak

larut dalam air dan alkohol, serta tidak dapat dicerna. Secara umum susu kedelai

mempunyai kandungan vitamin B2, B

2 niasin, piridoksin, dan golongan vitamin B

yang tinggi. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah

vitamin E dan K (Koswara, 2006).

Mutu protein dalam susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu

sapi, begitu juga komposisi zat gizi yang terkandung di dalamnya. Komposisi zat

gizi yang terkandung dalam susu kedelai dan susu sapi lebih rinci dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Komposisi Susu Kedelai dan Susu Sapi Tiap 100 Gram

Komponen Susu Kedelai Susu Sapi

Kalori (Kkal) 41,00 61,00

Protein (gram) 3,50 3,20

Lemak (gram) 2,50 3,50

Karbohidrat (gram) 5,00 4,30

Kalsium (mg) 50,00 143,00

Fosfor (gram) 45,00 60,00

Besi (gram) 0,70 1,70

Vitamin A (SI) 200,00 130,00

Vitamin B1 (tamin)(mg) 0,08 0,03

Vitamin C (mg) 2,00 1,00

Air (gram) 87,00 88,33

Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI, dalam Koswara 2006

Protein efisiensi rasio (PER) susu kedelai adalah 2,3, sedangkan PER susu

sapi 2,5. PER 2,3 artinya, setiap gram protein yang dimakan akan menghasilkan

pertambahan berat badan pada hewan percobaan (tikus putih) sebanyak 2,3 g pada

kondisi percobaan baku. Susu kedelai tidak mengandung vitamin B12

dan

Page 44: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

28

kandungan mineralnya terutama kalsium lebih sedikit dibandingkan susu sapi.

Karena itu, dianjurkan penambahan atau fortifikasi mineral dan vitamin pada susu

kedelai yang diproduksi oleh industri besar (Koswara, 2006).

2.4. Definisi Industri

Industri diartikan sebagai sekumpulan perusahaan yang serupa atau

sekelompok produk yang berkaitan erat (Lipsey, et ɑl., 1996). Dumairy (1995),

menjelaskan bahwa industri memiliki dua arti, yang (1) himpunan perusahaan

sejenis, dan (2) Sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif

yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.

Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Definisi

Industri Pengolahan adalah semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang

dan jasa yang bukan tergolong produk primer.

Adapun yang dimaksud produk primer adalah produk yang tergolong

bahan mentah yang dihasilkan oleh kegiatan eksploitasi sumberdaya alam seperti

hasil pertanian, hasil kehutanan, pertambangan, dan lain sebagainya. Adapun

golongan dan jenis industri dapat dibedakan berdasarkan besar kecil modal,

tempat bahan baku, jumlah tenaga kerja dan SK Menteri Perindustrian

No.19/M/I/1986. Beberapa golongan industri sebagai berikut2:

Golongan atau macam industri berdasarkan besar kecil modal.

1. Industri padat modal, adalah industri yang dibangun dengan modal yang

jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.

2 www.organisasi.org. Penggolongan Industri di Indonesia, 3 Maret 2008

Page 45: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

29

2. Industri padat karya, adalah industri yang lebih dititik beratkan pada

sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta

pengoperasiannya.

Jenis atau macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku:

1. Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari

alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,

peternakan, pertambangan, dan lain lain.

2. Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat

lain selain alam sekitar.

3. Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk

jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan,

transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

Jenis-jenis atau macam industri berdasarkan klasifikasi atau

penjenisannya berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 terdiri dari:

1. Industri kimia dasar, contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas,

pupuk, dan sebagainya.

2. Industri mesin dan logam dasar, misalnya seperti industri pesawat terbang,

kendaraan bermotor, tekstil, dan lain-lain.

3. Industri kecil, contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan

ringan, es, minyak goreng curah, dan lain-lain.

4. Aneka industri, misal seperti industri pakaian, industri makanan dan

minuman, dan lain-lain.

Page 46: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

30

Adapun jenis atau macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja:

1. Industri rumah tangga adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga

kerja berjumlah antara 1-4 orang.

2. Industri kecil adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja

berjumlah antara 5-19 orang.

3. Industri sedang atau industri menengah adalah industri yang jumlah

karyawan atau tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.

4. Industri besar adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja

berjumlah antara 100 orang atau lebih.

2.5 Ciri-ciri dan Potensi Industri Kecil

2.5.1 Ciri-ciri Industri Kecil

Industri kecil pada umumnya lebih banyak berkembang di pedesaan.

Industri kecil dapat berkembang dengan mudah karena tidak membutuhkan modal

yang banyak, bahan baku dapat diperoleh dengan mudah, tidak memerlukan

keahlian khusus dalam proses produksinya dan teknologi yang digunakan masih

sederhana. Hal ini dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan

pembangunan pedesaan.

Beberapa ciri-ciri industri kecil adalah sebagai berikut3:

1. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya sekaligus

menjadi pimpinan (single ownership and management) dan memerlukan

bimbingan kewirausahaan.

3 www.nakertrans.go.id. Ciri Industri Kecil, 3 Maret 2008

Page 47: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

31

2. Administrasi perusahaan pada umumnya masih bersifat sederhana, kurang

teratur, belum berbentuk badan hokum.

3. Tidak mampu menyediakan jaminan (coliateral) guna mendapatkan kredit

dari dunia perbankan.

4. Hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja masih lebih bersifat

kekeluargaan.

5. Pembiayaan atau permodalan pada umumnya belum memungkinkan dapat

menyediakan bahan yang cukup untuk kontinuitas produksi.

6. Proses produksinya masih sederhana dan sebagian besar masih bersifat

tradisional.

7. Produksinya pada umumnya belum tetap dan desainnya kurang dapat

mengikuti selera pasar.

2.5.2 Potensi Industri Kecil

Menurut Depperindag (2002) secara umum peranan industri kecil dalam

konteks nasional dan lokal terwujud dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan

nilai tambah dan distribusi pendapatan terutama pada kelompok masyarakat

miskin. Keberadaan industri kecil penting dalam pembangunan suatu wilayah, hal

ini didasarkan pada beberapa pemikiran pokok yaitu:

1. Industri kecil pada umumnya berlokasi di pedesaan sehingga

pengembangan sektor ini diduga merupakan suatu alternatif terbaik dalam

menampung laju pertumbuhan tenaga kerja semakin meningkat di daerah

pedesaan.

Page 48: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

32

2. Industri kecil menggunakan bahan baku yang berasal dari lingkungan

terdekat sehinggga biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin, dan

tingkat upah yang relatif rendah.

3. Harga jual yang relatif rendah dan adanya permintaan dari beberapa jenis

komoditi yang tidak dapat diproduksi dengan mesin secara maksimal

merupakan suatu aspek pendukung kuat.

Industri kecil berpotensi untuk dikembangkan karena masih potensialnya

sumberdaya alam ditiap daerah yang belum didayagunakan secara optimal. Selain

itu adanya dukungan politis dan komitmen pemerintah serta masyarakat untuk

mengembangkan industri kecil (Depperindag, 2002).

PD Mas Adam Berdasi adalah suatu perusahaan yang memproduksi susu

kedelai bubuk. Perusahaan tersebut mempunyai enam tenaga kerja, oleh karena itu

perusahaaan ini dapat dikategorikan ke dalam industri kecil. Potensi dari

perusahaan ini besar, karena dengan berkembangnya perusahaan ini dapat

menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitarnya.

2.6 Penelitian Terdahulu

Produk susu kedelai belum banyak yang meneliti, penelitian mengenai

susu kedelai diantaranya adalah Langitan (1995), meneliti tentang Analisis Nilai

Tambah Pengolahan dan Strategi Pemasaran Produk Minuman Segar Susu

Kedelai (Kasus pada PT Salim Graha Food dan Beverage Industri, Bekasi).

Tujuan dari penelitiannya yaitu (1) mempelajari kegiatan pengolahan susu kedelai

yang dilakukan perusahaan, mengukur besarnya nilai tambah yang diciptakan,

serta menganalisis distribusi susu kedelai, (2) mengidentifikasi kekuatan,

Page 49: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

33

kelemahan, peluang dan ancaman serta dimiliki perusahaan serta menganalisis

strategi pemasaran dalam memasarkan produknya dan (3) menganalisis strategi

pemasaran susu kedelai dengan mengkaji tipe bisnis, posisi produk dan bauran

pemasaran. Metode yang digunakan yaitu analisis nilai tambah dengan metode

Hayami, strategi pemasaran produk dianalisis dengan matrik SWOT, dan untuk

menganalisis tipe bisnis digunakan analisis portofolio produk Boston Consulting

Group. Posisi produk dianalisis dengan menggunakan konsep daur hidup produk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan kedelai menjadi susu

kedelai pada PT Salim Graha memberikan nilai tambah yang meningkat dari

tahun 1992-1993, tetapi imbalan bagi tenaga kerja sangat kecil dibandingkan

dengan imbalan bagi modal dan manajemen. Faktor lingkungan usaha, secara

umum memberikan pengaruh nyata terhadap strategi yang diterapkan PT Salim

Graha dalam memasarkan minuman segar susu kedelai. Strategi pemasaran

produk minuman segar susu kedelai yang dilakukan PT Salim Graha dapat

dikatakan baik.

Arwin (2000), meneliti tentang Analisis Kelayakan Usaha dan

Optimalisasi Produk Susu Kedelai Bubuk Bernal Unifoods, Tenant Pusat

Inkubator Agribisnis dan Agroindustri Institut Pertanian Bogor (PIAA-IPB).

Bernal Unifoods adalah salah satu perusahaan binaan Pusat Inkubator Agribisnis

dan Agroindustri Institut Pertanian Bogor dengan memproduksi susu kedelai

bubuk. Kapasitas produksi 15 kg per pengolahan (dua hari) atau separuh dari

kapasitas produksi maksimum. Kapasitas tersebut juga dihasilkan 81 kotak susu

kedelai per pengolahan dengan tiga jenis rasa yaitu vanilla, coklat dan strowberi.

Page 50: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

34

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan titik impas produksi susu

kedelai bubuk pada kapasitas produksi 15 kg per pengolahan (dua hari) adalah

2.944 kotak per tahun untuk rasa vanili, sedangkan untuk rasa strowberi dan

coklat titk impasnya sama yaitu 3.024 kotak per tahun. Nilai NPV dari tiga jenis

produk susu kedelai bubuk didapat sebesar Rp 36.077.745 selama lima tahun,

dengan tingkat bunga 20 persen. Nilai IRR sebesar 70 persen, Net B/C sebesar

2,72 serta pay back period 2,19 tahun.

Berdasarkan analisis sensitivitas yang dilakukan dapat diketahui bahwa

apabila terjadi penurunan harga jual produk sebesar 10 persen, maka nilai NPV

yang akan dihasilkan yaitu Rp 14.595.089. Begitu pula apabila terjadi kenaikan

harga bahan baku dan bahan pembantu sebesar 10 persen nilai NPV yang

diperoleh sebesar Rp 29.859.819. Usaha susu kedelai bubuk layak untuk

dilanjutkan degan syarat perusahaan mampu memenuhi jumlah produksi yang

digunakan dalam perhitungan yaitu sebesar 12.636 kotak pada tahun pertama,

18.954 kotak pada tahun kedua dan 25.272 untuk tahun ketiga hingga tahun

kelima.

Sayekti (2005), meneliti tentang Analisis Kelayakan Finansial Susu

Kedelai Bubuk Alamina Rasa Natural Pada Perusahaan Dodo-Mis Kecamatan

Margaasih Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan melalui dua

skenario usaha berdasarkan optimalitas kerja mesin terutama unit oven besar (2 x

8 jam per hari efektif) dan optimalitas 26 hari kerja efektif per bulan. Skenario I

tanpa penambahan mesin oven besar, skenario II dilakukan dengan penambahan

satu oven besar. Adapun metode yang digunakan yaitu analisis penerimaan dan

Page 51: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

35

pengeluaran, NPV, IRR, Net B/C, PBP, dengan menggunakan asumsi-asumsi

yang relevan.

Berdasarkan analisis finasial melalui dua skenario dapat disimpulkan layak

untuk dikembangkan. Analisis sensitivitas dan switching value menunjukkan

bahwa kelayakan finasial dari penurunan harga jual output dan jumlah output

produk ini maksimal 21,25 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ini

cenderung kurang begitu peka karena pengaruhnya cukup kecil. Batas kelayakan

finasial dari peningkatan harga input maksimal 44,55 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel harga input cenderung tidak peka. Analisis

sensitifitas yang dilakukan dengan perubahan discount rate sampai 18 persen

dengan pertimbangan discount rate yang mungkin saja terjadi, maka dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi discount rate maka usaha ini masih tetap layak

untuk dikembangkan walaupun keuntungan usaha dan Net B/C nya akan semakin

turun.

Juliantina (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Atribut dan

Rentang Harga Susu Kedelai Bubuk Merek Maureen (Studi Kasus di PD Alam

Lestari Tasikmalaya, dengan menggunakan alat analisis deskriptif, model

multiatribut Fishbein dan analisis sensitivitas harga. Analisis deskriptif digunakan

untuk menjabarkan data-data dalam bentuk tabel dan persentase. Model

multiatribut Fishbein diukur dengan menggunakan skala Likert.

Hasil penilaian atribut produk dengan menggunakan model analisis

multiatribut Fishbein diketahui bahwa susu kedelai bubuk merek Maureen

memiliki keunggulan dalam atribut harga dan rasa kedelai. Keunggulan susu

bubuk merek Alamina yaitu pada atribut ketersediaan, daya tahan produk dan

Page 52: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

36

pilihan rasa, sedangkan susu kedelai merek MDL 525 unggul dalam atribut

promosi dan merek. Atribut lainnya seperti kehalusan serbuk, warna, tingkat

kelanguan dan kemasan merupakan unggulan dari susu kedelai bubuk Malilea.

Perbandingan skor rata-rata sikap responden terhadap susu kedelai bubuk merek

Maureen lebih baik dari pada merek susu bubuk yang lainnya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian lainnya yaitu sama-sama

meneliti produk susu kedelai. Perbedaan penelitian ini adalah Analisis Strategi

Pengembangan Usaha Susu Kedelai Bubuk (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi,

Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor menggunakan matriks Quantitative

Strategic Planning dalam menentukan prioritas alternatif strategi dalam

mengembangkan usaha.

Page 53: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

37

Tabel 8. Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Tahun Judul Masalah Tujuan Alat Analisis Hasil dan Pembahasan

Langitan

1995 Analisis Nilai Tambah Pengolahan dan Strategi Pemasaran Produk Minuman Segar Susu Kedelai (Kasus pada PT Salim Graha Food dan Beverage Industri, Bekasi)

Terjadi persaingan ketat pada industri minuman susu kedelai

Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta dimiliki perusahaan serta menganalisis strategi pemasaran dalam memasarkan produknya

1. Metode Hayami

2. Matriks SWOT

3. Matriks BCG

Pengolahan kedelai menjadi susu kedelai pada PT Salim Graha memberikan nilai tambah yang meningkat dari tahun 1992-1993, tetapi imbalan bagi tenaga kerja sangat kecil dibandingkan dengan imbalan bagi modal dan manajemen. Faktor lingkungan usaha, secara umum memberikan pengaruh nyata terhadap strategi yang diterapkan PT Salim Graha dalam memasarkan minuman segar susu kedelai

Arwin 2000 Analisis Kelayakan Usaha dan Optimalisasi Produk Susu Kedelai Bubuk Bernal Unifoods, Tenant Pusat Inkubator Agribisnis dan Agroindustri Institut Pertanian Bogor (PIAA-IPB)

Kapasitas produksi yang masih rendah yaitu setengah dari kapasitas produksi maksimum.

Mengetahui kelayakan usaha susu kedelai

Analisis sensitivitas harga

Usaha susu kedelai bubuk layak untuk dilanjutkan degan syarat perusahaan mampu memenuhi jumlah produksi yang digunakan dalam perhitungan yaitu sebesar 12.636 kotak pada tahun pertama, 18.954 kotak pada tahun kedua dan 25.272 untuk tahun ketiga hingga tahun kelima.

Page 54: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

38

Sayekti 2005 Analisis Kelayakan Finansial Susu Kedelai Bubuk Alamina Rasa Natural Pada Perusahaan Dodo-Mis Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Optimalisasi kinerja mesin masih dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Menganalisis kelayakan usaha untuk mengembangkan Susu Kedelai Bubuk Alamina Rasa Natural.

Analisis penerimaan, pengeluaran, NPV, IRR, Net B/C, dan PBP.

Berdasarkan analisis finansial dengan menggunakan skenario, dapat disimpulkan layak untuk dikembangkan.

Juliantina 2007 Analisis Atribut dan Rentang Harga Susu Kedelai Bubuk Merek Maureen (Studi Kasus di PD Alam Lestari Tasikmalaya

Persaingan yang semakin kompetitif dan semakin meningkatnya kepekaan masyarakat dalam memilih produk susu kedelai.

Mengetahui keunggulan kompetitif dan rentang harga yang diinginkan konsumen pada Susu Kedelai Bubuk Merek Maureen

Analisis deskriptif model multi atribut Fishbein dan analisis sensitivitas harga

Berdasarkan analisis multiatribut Fishbein diperoleh bahwa susu kedelai bubuk merek Maureen memiliki keunggulan dalm atribut harga dan rasa kedelai.

Page 55: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

39

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Strategi

Strategi adalah istilah yang dapat ditarik dari zaman Yunani kuno, yang

biasa diartikan sebagai komandan militer. Pada millennium berikutnya, konsep

strategi terus difokuskan kepada interpretasi-interpretasi militer. Istilah strategi

mulai diadaptasi dengan konteks bisnis pada masa Revolusi Industri II, dan mulai

banyak digunakan pada abad kedua puluh.

Kata strategi berasal dari kata Yunani, stratègos yang artinya adalah

jenderal (Webster’s Dictionary, 1999). Seorang jenderal merencanakan dan

mengarahkan kekuatan militer yang dimiliki pada posisi atau lokasi penting

sebelum pertempuran dengan musuh dimulai. Kekuatan militer yang dimiliki

merupakan sumberdaya, rencana tentang pendayagunaan kekuatan militer adalah

strategi, sementara tujuan yang ingin dicapai adalah mengalahkan lawan dan

meraih kemenangan. Selama ribuan tahun, konsep tentang strategi teru terfokus

pada bidang militer. Cal von Clausewitz dalam tulisannya mengatakan “…

strategy is use of engagements for the object of war” (Ghemawat, 2001, 2)

Mintzberg (2000), memberikan pendekatan baru dalam mengartikan

strategi. Menurutnya, strategi dengan pendekatan tradisional lebih menekankan

aspek perencanaan dan mengabaikan kenyataan bahwa strategi dapat muncul

dalam suatu organisasi dengan atau tanpa perencanaan sebelumnya. Mitzberg

melengkapi pengertian strategi sebagai “a pattern in a stream of decision or

actions” atau suatu pola menyeluruh dalam membuat keputusan atau tindakan.

Page 56: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

40

Pola ini dapat berupa strategi yang direncanakan (intended and planed strategy)

dan strategi yang tidak direncanakan (emengent or unplanned strategy) (Mitzberg,

2003, 4-5).

Tujuan penerapan strategi dalam setiap kegiatan adalah mencapai

keberhasilan. Terdapat elemen strategi yang harus dipenuhi untuk menjamin

keberhasilan kegiatan. Pertama, tujuan yang diformulasikan secara sederhana,

konsisten dan berjangka panjang. Kedua, pengertian mendalam terhadap

lingkungan persaingan. Ketiga, penilaian objektif terhadap sumberdaya, dan

implementasi yang efektif (David, 2004, 159)

Dalam suatu bisnis, strategi dikelompokkan menjadi empat tipe, yaitu

strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi defensif

(David, 2004). Pemilihan tipe stategi ini didasarkan atas kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman baik dari lingkungan luar maupun lingkungan dalam suatu

bisnis.

a. Strategi Integratif

Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para

distributor, pemasok, dan atau pesaing, terdiri dari:

1. Integrasi ke depan yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas

distributor atau pengecer

2. Integrasi ke belakang yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali

atas perusahaan pemasok.

3. Integrasi horizontal yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali

atas para pesaing.

Page 57: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

41

b. Strategi Intensif

Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi

persaingan perusahaan dengan produk yang ada, terdiri dari:

1. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk

atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih

gencar.

2. Pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah

ada ke wilayah geografi baru.

3. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan

memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang

baru.

c. Strategi Diversifikasi

1. Diversifikasi konsentrik yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi

masih terkait.

2. Diversifikasi konglomerat yaitu menambah produk atau jasa baru, yang

tidak terkait, untuk para pelanggan baru.

3. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak

terkait, untuk pelanggan yang sudah ada

d. Strategi Defensif

1. Rasionalisasi biaya yaitu merestrukturisasi dengan cara mengurangi biaya

dan aset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan.

2. Divestasi yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.

3. Likuidasi yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap

sesuai dengan nilainya yang terlihat.

Page 58: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

42

3.1.2 Proses Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi merupakan serangkaian komitmen, keputusan

dan tindakan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memperoleh strategi

persaingan dalam menghasilkan keuntungan di atas rata-rata. Proses ini

berhubungan erat dengan keunggulan bersaing yang berkesinambungan

(sustainable competitive advantage) dan resiko yang dimiliki oleh perusahaan.

Perusahaan memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan

apabila mampu mengimplementasikan strategi penciptaan nilai (value creating)

dimana perusahaan lain tidak mampu meniru hal yang sama. Resiko adalah

ketidakpastian keuntungan ekonomis jika suatu investasi dilakukan (Hitt, 2005, 5)

David (2004), menyatakan bahwa proses manajemen strategi meliputi tiga

langkah umum. Pertama, penyusunan masukan (input strategy). Kedua, tindakan

strategi (strategy action) yang terdiri dari proses memformulasikan strategi

(strategic formulation). Ketiga, implementasi strategi (strategic implementation)

sehingga diperoleh hasil stategi (strategic outcomes) yang merupakan kemampuan

untuk memperoleh keuntungan di atas rata-rata. Alur proses manajemen strategi

dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 59: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

43

Umpan Balik

Gambar 5. Model Komprehensif Manajemen Strategis. (Sumber : David, 2004)

3.1.2.1 Perumusan Strategi

Langkah awal perumusan strategi adalah memberikan masukan

lingkungan eksternal dan lingkungan internal, sehingga dapat dirumuskan tekad

strategi (strategic intent) dan misi (strategic mission). Tekad strategi adalah

“internally focused”, yakni komitmen menyeluruh untuk memenangkan

persaingan dengan mengidentifikasi dan menggalang kekuatan sumberdaya,

kapabilitas dan kompetensi untuk mencapai tujuan.

Misi strategi merupakan aplikasi tekad strategi, bersifat “externally

focused”, yakni peryataan perusahaan terhadap tujuan yang akan dicapai dan

menyangkut produk serta lingkup kegiatan yang dilakukan. Misi strategi

memberikan gambaran umum apa yang ingin dihasilkan dan siapa yang akan

Mem-buat Per-nyat an

Visi &

Misi

Melakukan Audit Eksternal

Melakukan Audit Internal

Mene-Tapkan Tujuan Jangka Panjang

Melaksanakan Isu-Isu

Manajemen

Melaksanakn Strategi Isu-

Isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi,

Litbang, SIM

Merumuskan,

Menge-valuasi,

dan Memilih Strategi

Mengukur dan

Mengevalu

asi Kiner

ja

Page 60: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

44

dilayani, berdasarkan kompetensi inti yang dimiliki. Dalam bahasa praktis, misi

strategi adalah jawaban pertanyaan “what businesses are we in?”.

Tujuan merupakan pusat dari kegiatan perusahaan yang digunakan sebagai

penilai prestasi perusahaan. Tujuan berperan penting dalam perumusan dan

implementasi strategi perusahaan, karena itu manajemen puncak harus mampu

merumuskan, melembagakan, mengkombinasikan dan menguatkan tujuan

perusahaan melalui perusahaan.

3.1.2.2 Lingkungan Eksternal

Menurut David (2004), analisis terhadap lingkungan eksternal bertujuan

untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu perusahaan,

sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat merumuskan suatu

strategi. Analisis lingkungan eksternal menekankan kepada evaluasi terhadap

peristiwa di luar kendali sebuah perusahaan.

Lingkungan eksternal dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :

1. Lingkungan Umum

Lingkungan umum merupakan lingkungan jauh dari perusahaan dalam

tingkatan operasi perusahaan. Lingkungan umum dipengaruhi oleh faktor politik,

ekonomi, sosial dan teknologi. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh variabel-

variabel yang dapat menjadi peluang maupun ancaman bagi perusahaan. Faktor-

faktor yang mungkin mempengaruhi lingkungan eksternal perusahan terlihat pada

Tabel 9.

Page 61: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

45

Tabel 9. Daftar Fenomena yang Memungkinkan Menghasilkan Peluang dan Ancaman Berdasarkan Alat Analisis PEST

Sumber : David, 2004 2. Lingkungan Industri

Industri adalah sekelompok perusahaan yang menghasilkan produk atau

jasa yang dapat disubtitusikan, sehingga perusahaan di dalam industri yang sama

selalu bersaing dan mempengaruhi. Biasanya di dalam suatu industri memiliki

berbagai ragam strategi bersaing yang digunakan perusahaan untuk mengejar daya

saing strategis dan profitabilitas tinggi.

Porter dalam Kotler (2002) memperkenalkan model lima kekuatan

pembentuk persaingan dalam lingkungan industri (five forces model of

competition), yaitu ancaman masuknya pendatang baru, pemasok, pembeli,

produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing. Secara keseluruhan

interaksi antar kelima faktor ini menentukan besarnya laba yang akan dicapai. Hal

tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.

POLITIK • Situasi politik negara • Kebijakan politik luar negeri • Regulasi dan deregulasi pemerintah • Peraturan pajak • Kebijakan subsidi • Kebijakan fiskal dan moneter • Peraturan tenaga kerja • Peraturan impor, ekspor, dll

SOSIAL, BUDAYA, DEMOGRAFI • Pertumbuhan penduduk • Kepercayaan • Gaya hidup • Sikap terhadap mutu produk • Jumlah penduduk • Tingkat pendidikan rata-rata • Perilaku terhadap pemerintah • Perilaku belanja • Manajemen limbah

EKONOMI • Tingkat Inflasi • Kecenderungan PDB • Ketersediaan kredit • Pola konsumsi • Kurs mata uang • Tingkat pajak • Tren pertumbuhan ekonomi, dll

TEKNOLOGI • Perkembangan teknologi dan informasi • Kecenderungan perkembangan teknologi

yang unik dalam industri • Perkembangan teknologi dasar • Perkembangan perilaku masyarakat terhadap

teknologi

Page 62: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

46

Gambar 6. Model Lima Kekuatan Porter. Sumber : Kotler, 2002

Berdasarkan Gambar 6, lima kekuatan yang menentukan struktur

persaingan dalam industri yang dihadapi perusahaan, yaitu :

1. Pesaing-pesaing industri, dimana semakin banyak pesaing industri maka

persaingan segmen akan makin ketat. Kondisi ini menyebabkan perang harga,

perang iklan dan pengenalan produk.

2. Pendatang baru potensial, dimana bila hambatan masuk rendah maka

perusahaan-perusahaan baru akan mudah masuk dalam industri dan

menyebabkan tingkat persaingan semakin tinggi.

3. Adanya produk pengganti/substitusi, dimana semakin banyak perusahaan lain

yang menawarkan produk substitusi maka persaingan akan semakin tinggi,

dan dapat mengancam laba dan pertumbuhan perusahaan dalam industri.

4. Kekuatan tawar-menawar pembeli, dimana jika pembeli dalam posisi yang

kuat akan dapat memaksa agar harga diturunkan. Hal ini akan mempengaruhi

Pemasok (Kekuatan Pemasok)

Pendatang baru potensial(Ancaman mobilitas)

Pesaing-pesaing industri (Rival segmen) Pembeli

(Kekuatan Pembeli)

Pengganti/Substitusi (Ancaman Substitusi)

Page 63: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

47

profitabilitas perusahaan dan berdampak pada intensitas persaingan dalam

industri.

5. Kekuatan tawar-menawar pemasok, dimana pemasok berada dalam posisi

yang kuat dengan produk yang unik dan penting. Dalam kondisi ini

perusahaan pembeli bukanlah pelanggan penting bagi pemasok, karena

pemasok tidak bersaing dengan produk lain dalam industri.

3.1.2.3 Lingkungan Internal

Analisis lingkungan eksternal adalah proses identifikasi “apa yang harus

kita lakukan” (what we might choose to do), sedangkan analisis lingkungan

internal akan menentukan “apa yang dapat kita lakukan” (what we can do). Pada

tatanan kompetisi masa lalu, faktor-faktor seperti biaya tenaga kerja, akses ke

sumber pembiayaan dan bahan baku, pasar yang diatur atau dilindungi dapat

memberikan keunggulan bersaing.

Menurut David (2004), bidang fungsional yang menjadi variabel dalam

analisis internal adalah :

1. Fungsi Manajemen, dilakukan dan diterapkan pada struktur organisasi

perusahaan secara keseluruhan, mencakup lima aktivitas dasar yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf serta

pengendalian/kontrol.

2. Fungsi Pemasaran, adalah proses mengidentifikasi, mengantisipasi,

menciptakan serta memenuhi kebutuhan pelanggan akan barang atau jasa,

mencakup tujuh fungsi dasar yaitu analisis pelanggan, penjualan produk/jasa,

perencanaan produk/jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dana

analisis peluang.

Page 64: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

48

3. Fungsi Keuangan, merupakan indikator terbaik posisi kompetitif dan daya

tarik perusahaan. Hal ini apat dilihat dari rasio keuangan perusahaan yang

mencakup rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan pertumbuhan.

4. Fungsi Produksi/Operasi, terdiri dari seluruh aktivitas yang mengubah input

menjadi barang atau jasa, mencakup lima fungsi dasar yaitu proses, kapasitas,

persediaan, tenaga kerja dan kualitas.

5. Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang), terdiri dari aktivitas yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kompetitif perusahaan, biasanya

diarahkan pada produk-produk baru.

6. Fungsi Sistem Informasi Manajemen (SIM), berguna untuk memperbaiki

kinerja perusahaan melalui perbaikan kualitas keputusan manajerial. SIM

berisi database catatan penting yang sangat berguna bagi perusahaan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Kehidupan masyarakat yang dinamis dan terus berkembang seiring dengan

berkembangnya zaman tanpa disadari memberikan pengaruh bagi kehidupan

manusia termasuk pola makan yang salah. Maraknya berbagai makanan cepat saji

dan instan yang kurang memperhatikan aspek gizi dan kesehatan ternyata banyak

memicu timbulnya penyakit degeneratif. Makanan tersebut kaya lemak dan

kolesterol serta rendah serat dan nutrisi.

Penyakit tidak menular atau degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam

telah menjadi segmentasi permasalahan tersendiri bagi setiap negara di seluruh

dunia. Hingga saat ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian

terbesar di dunia. Saat ini Indonesia menghadapi beban berat dalam

Page 65: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

49

menanggulangi penyakit. Selain harus berjuang menanggulangi penyakit infeksi

yang masih terdapat di masyarakat, Indonesia juga harus menghadapi macam

penyakit degeneratif yang lebih mematikan, seperti kanker, hipertensi, jantung,

stroke, penyakit gula, gagal ginjal, asam urat, liver, alergi, dan rematik.

Sehat adalah kebutuhan manusia. Sehat bukan hanya berdimensi pada

pengobatan penyakit, namun sehat juga terkait dengan upaya preventif, dan

protektif. Tanpa sehat, manusia tidak bisa melakukan bebagai aktivitas

kehidupannya, yang berakibat terganggunya produktivitas. Kesehatan merupakan

salah satu hak bagi tubuh manusia, selain itu kesehatan juga hal terpenting dan

utama dalam kehidupan manusia. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan

menjadi tidak bermakna, oleh karena itulah sehat dan bugar merupakan dambaan

setiap orang.

Peningkatan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat menyebabkan

terjadinya perubahan dalam pola konsumsi pangan. Pola konsumsi masyarakat

telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati. Hal ini

terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan dengan kadar kolesterol

tinggi setelah diketahui adanya korelasi yang positif antara penyakit jantung

koroner dengan kadar kolesterol yang tinggi di dalm serum darah. Bahan makanan

hewani banyak mengandung kolesterol sedangkan bahan makanan nabati tidak

demikian, terutama kacang kedelai.

PD Mas Adam Berdasi yang ada di Kecamatan Rumpin-Bogor, adalah

salah satu usaha kecil dan menengah yang menghasilkan susu kedelai bubuk .

Produk susu kedelai bubuk tersebut dipasarkan di supermarket dan toko-toko di

wilayah Bogor. Produk susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas ini, harus bersaing

Page 66: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

50

dengan produk susu kedelai bubuk sejenis yaitu Maureen, Alamina, MDL-525

dan Melilea. Selain hal itu, harga kedelai sebagai bahan baku susu kedelai bubuk

mengalami peningkatan yaitu dari 3.450 per kg menjadi Rp 7.500 per kg.

Persaingan yang tinggi diantara perusahaan susu kedelai dan harga bahan baku

yang meningkat membuat PD Mas Adam Berdasi perlu melakukan penyusunan

strategi dan tindakan nyata untuk menghadapi situasi tersebut dengan alat analisis

dan teori yang tepat dan sesuai.

Proses perumusan strategi pengembangan diawali dengan penetapan visi,

misi dan tujuan PD Mas Adam Berdasi. Pengenalan akan visi, misi dan tujuan

perusahaan akan membantu fokus dalam mengarahkan proses analisis pada

pencapaian tujuan akhir.

Tahap analisis selanjutnya adalah mengidentifikasi permasalahan yang

dihadapi restora saat ini, kemudian dilakukan analisis lingkungan eksternal dan

internal yang dimiliki oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Analisis

eksternal mencakup lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi.

Analisis lingkungan industri dilakukan dengan model lima kekuatan Porter.

Analisis lingkungan internal mencakup bidang fungsional perusahaan, yaitu

manajemen, pemasaran, produksi/operasi, keuangan, penelitian dan

pengembangan serta sumberdaya manusia.

Variabel-variabel eksternal dan internal yang telah dianalisis kemudian

akan dijabarkan dalam matriks EFE dan IFE. Total skor kedua matriks tersebut

dipadukan ke dalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Kemudian

dengan menggunakan analisis SWOT akan diperoleh alternatif-alternatif strategi

bagi pengembangan bisnis perusahaan.

Page 67: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

51

Tahap terakhir adalah pengambilan keputusan alternatif strategi yang

paling tepat bagi PD Mas Adam Berdasi yang sesuai dengan kondisi internal

perusahaan dengan menggunakan alat analisis QSPM. Hasil yang diperoleh

melalui QSPM akan menghasilkan urutan prioritas strategi-strategi pengembangan

yang dapat dilakukan PD Mas Adam Berdasi.

Berdasarkan hal tersebut diharapkan dapat dijadikan rekomendasi strategi

pengembangan usaha yang tepat bagi PD Mas Adam Berdasi. Dan alur pemikiran

operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 68: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

52

Gambar 7. Kerangka Penelitian Operasional.

Peningkatan prevalensi penyakit degeneratif di

Indonesia

Kebutuhan akan Kesehatan

Alternatif dan Prioritas Strategi (Matriks QSP)

Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Peningkatan kesadaran akan kesehatan

PD Mas Adam Berdasi • Persaingan yang tinggi • Harga kedelai meningkat

Analisis Faktor Internal

Formulasi Strategi

Analisis Lingkungan

Analisis Faktor Eksternal

Matriks IFE Matriks EFE

Analisis Faktor Internal

Analisis Faktor Eksternal

Alternatif Strategi

Page 69: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

53

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus, yang dilakukan pada PD Mas Adam

Berdasi yang terletak di Desa Cibodas, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.

Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

mempertimbangkan bahwa usaha tersebut merupakan salah satu perusahaan yang

menghasilkan produk susu kedelai bubuk di wilayah Bogor dan berencana untuk

mengembangkan usahanya. Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data

dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Data

primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan baik pada

proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penelitian,

wawancara langsung dengan pemilik perusahaan dan pengisian kuesioner oleh

responden, serta wawancara dengan pegawai Dinas Kesehatan dan pegawai

Departemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta dengan

konsumen susu kedelai.

Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Menurut

David (2004), dalam analisis ini untuk menentukan responden, tidak ada jumlah

minimal yang diperlukan, sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli

(expert) dibidangnya. Responden adalah orang-orang yang mengenal betul

Page 70: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

54

dinamika bisnis yang dijalani. Responden dalam penelitian ini ada tiga orang yang

mengetahui dinamika bisnis yaitu pemilik, manajer pemasaran dan manajer

produksi. Responden melakukan pengisian kuisioner tentang alternatif strategi

pengembangan usaha.

Data sekunder diperoleh dari hasil riset atau penelitian terdahulu, dan

berbagai literatur baik dari perpustakaan maupun situs internet yang relevan

dengan masalah penelitian yang dilakukan. Data penunjang dikumpulkan dari

informasi instansi-instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas

Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Kesehatan.

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data terdiri atas alisis deskriptif dan

analisis tiga tahap formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan

dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor eksternal dan

internal, matriks SWOT dan Matriks QSP.

4.3.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan

perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target

penjualan, kegiatan pemasaran, personalia, produksi dan operasi, penelitian dan

pengembangan serta sistem informasi yang digunakan perusahaan. Analisis ini

bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.

Page 71: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

55

4.3.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi

Proses perumusan strategi didasarkan pada kerangka tiga tahap formulasi

strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan dan tahap

keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal (IFE dan EFE), analisis IE,

analisis SWOT dan analisis QSPM.

4.3.2.1 Tahap Input

1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Tahapan identifikasi faktor-faktor internal, yaitu dengan cara

mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dalam

penyajiannya, faktor yang bersifat positif (kekuatan) ditulis sebelum faktor yang

bersifat negatif (kelemahan). Begitu pula dengan tahap identifikasi faktor

eksternal perusahaan.

2. Pemberian Bobot Setiap Faktor

Penentuan bobot pada analisis internal dan eksternal perusahaan dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak manajemen dan ahli strategi

dengan menggunakan metode paired comparison (Kinnear dan Taylor, 2001).

Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap

faktor penentu internal dan eksternal.

Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang

digunakan untuk pengisian kolom adalah:

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Page 72: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

56

Tabel 10. Penelitian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Faktor Strategis Internal A B C D …. Total Bobot

A B C D

…. Total

Sumber: Kinnear dan Taylor (2001) Tabel 11. Penelitian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Faktor Strategis Eksternal A B C D …. Total Bobot

A B C D

…. Total

Sumber: Kinnear dan Taylor (2001)

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap

variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

ɑi = ∑ Keterangan :

ɑi = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai Variabel ke-i

i = 1, 2, 3….. n = Jumlah variabel

Adapun bobot yang diperoleh akan berada pada kisaran antara 0,0 (tidak

penting), sampai 1,0 (terpenting) pada setiap faktor. Tanpa memperdulikan

apakah faktor kunci kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman

perusahaan, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terbesar pada

prestasi perusahaan diberi bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot yang

diberikan harus sama dengan 1,0. Lebih lanjut pemberian bobot berdasarkan pada

keadaan industri yang sedang ditekuni.

Page 73: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

57

3. Penentuan Rating

Penentuan peringkat oleh manajemen atau pakar dari perusahaan

dilakukan terhadap variabel-variabel dari hasil analisis perusahaan. Untuk

mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi perusahaan

digunakan nilai peringkat dengan menggunakan skala 1, 2, 3,, dan 4 terhadap

masing-masing faktor strategis yang menandakan seberapa efektif perusahaan saat

ini. Untuk matrik IFE, skala nilai peringkat yang digunakan, yaitu :

1 = lemah 3 = Kuat

2 =Sangat lemah 4 = Sangat kuat

Tabel 12. Matrik IFE Faktor-faktor Internal Kunci

Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)

Kekuatan : 1. ….. 10. Kelemahan : 1. ….. 10. Total

Sumber: David, 2004

Untuk faktor kelemahan sama dengan faktor kekuatan, dimana skala 1

berarti lemah dan skala 4 berarti sangat kuat. Sedangkan untuk EFE, skala nilai

peringkat yang digunakan sama dengan IFE yaitu 1 sampai 4, masing-masing

faktor:

1 = Rendah, respon kurang 3 = Tinggi, respon diatas rata-rata

2 = Sedang, respon sama dengan rata-rata 4 = Sangat tinggi, respon superior

Page 74: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

58

Tabel 13. Matrik EFE Faktor-faktor

Eksternal Kunci Bobot Rating Skor

(Bobot x Rating)Peluang : 1. ….. 10. Ancaman : 1. ….. 10. Total

Sumber: David, 2004

Selanjutnya, nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada tiap

faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk

memperoleh total skor pembobotan. Hasil pembobotan dan peringkat (rating)

berdasarkan analisis situasi perusahaan dalam matriks.

Total skor pembobotan pada matriks IFE berkisar antara 1 sampai 4

dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE 3,0-4,0 berarti kondisi

internal perusahaan tinggi atau kuat, sedangkan 2,0-2,99 berarti kondisi internal

perusahaan rata-rata atau sedang, dan 1,0-1,99 berarti kondis internal perusahaan

rendah atau lemah.

Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5.

Total skor EFE dikelompokkan dalam kuat (3,0-4,0) berarti perusahaan merespon

Kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Rata-rata

(2,0-2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang atau ancaman

yang ada, dan Lemah (1,0-1,99) berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang

dan ancaman yang ada.

Page 75: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

59

4.3.2.2 Tahap Pencocokan

Tahap yang kedua adalah pemaduan atau pencocokan dengan

memasukkan hasil pembobotan IFE dan EFE ke dalam matriks IE untuk

memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE yang

mempunyai Sembilan sel stretegi dapat dikelompokkan menjadi tiga sel strategi

utama yaitu:

1. Growth and Build (Tumbuh dan Bina) berada dalam sel I, II, atau IV.

Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan

pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke

belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal).

2. Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara) dilakukan untuk sel III,

V, atau VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar dan

pengembangan produk.

3. Harvest or Divest (Panen atau Divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII,

atau IX. Strategi yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi

diversifikasi konglomerat dan strategi likuidasi.

Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 9. Nilai-nilai IFE dikelompokkan

dalam tinggi (3,0-4,0), sedang (2,0-2,99) dan rendah (1,0-1,99). Sedangkan nilai-

nilai EFE dikelompokkan dalam Kuta (3,0-4,0), Rata-rata (2,00-2,99) dan Lemah

(1,00-1,99) (David, 2004).

Page 76: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

60

SKOR TOTAL IFE 4,0 3,0 2,0 1,0 Kuat Rata-rata Lemah Tinggi SKOR TOTAL 3,0

EFE Menengah

2,0

Rendah 1,0

Gambar 8. Matriks Internal Eksternal (IE Matriks). Sumber: David, 2004

Matriks lain yang digunakan untuk mencocokkan hasil yang diperoleh

pada matrik IFE dan EFE adalah matrik SWOT. Hasil yang diperoleh dari SWOT

adalah alternatif strategi yang layak dipakai dalam strategi perusahaan. Matrik ini

dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif startegi, yaitu strategi S-O

(Strenghts-Opportunities), strategi W-O (Weakness- Opportunities), strategi W-T

(Weakness-Threaths), dan strategi S-T (Strenghts-Threaths).

Gambar 9. Matriks SWOT. Sumber : David, 2004

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

Internal

Eksternal

Strenghts – S

Daftar Kekuatan Dari Faktor Internal

Weakness – W

Daftar Kelemahan Dari Faktor Internal

Opportunities – O

Daftar Peluang Dari Faktor Eksternal

Strategi SO

Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Meminimalkan Kelemahan dan memanfaatkan peluang

Threaths – T

Daftar Ancaman Dari Faktor Eksternal

Strategi ST

Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi WT

Meninimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Page 77: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

61

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan matrik

SWOT adalah:

1. Tentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan

2. Tentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan

3. Tentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan

4. Tentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan

5. Sesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan strategi S-O

6. Sesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan strategi W-O

7. Sesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi S-T

8. Sesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi W-T

4.3.2.3 Tahap Keputusan

Tahap terakhir dalam penyusunan strategi adalah menentukan alternatif

strategi yang paling baik atau strategi yang mempunyai prioritas terlebih dahulu

untuk dijalankan oleh perusahaan. Sumber matrik QSP diperoleh dari alternatif

strategi yang layak untuk direkomendasikan melalui analisis SWOT.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan strategi terpilih melalui

Matriks QSP adalah sebagai berikut:

Page 78: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

62

1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Input

datanya diperoleh dari matrik IFE dan EFE yang telah dibuat terlebih

dahulu.

2. Memberi weight pada masing-masing internal dan eksternal key

success factor. Weight tersebut sama dengan yang ada pada IFE dan

EFE.

3. Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis SWOT

yang layak untuk diimplementasikan.

4. Menentukan skor kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi

alternatif yang terpilih. Nilai 1 tidak menarik, 2 agak menarik, 3

menarik, dan 4 sangat menarik.

5. Menghitung Total Attractive Score (TAS) yang diperoleh dari

perkalian Weight dengan Total Attractive Score pada masing-masing

baris. TAS menunjukkan relative attractiveness dari masing-masing

alternatif strategi.

6. Menghitung TAS dengan cara menjumlahkan semua TAS pada

masing-masing kolom Matrik QSP. Nilai TAS yang tertinggilah yang

menunjukkan bahwa strategi tersebut yang paling baik untuk

diimplementasikan.

Page 79: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

63

Tabel 14. Alat Analisis QSPM

Faktor Kunci Nilai Rata-rata

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Peluang

-

-

Ancaman

-

-

Kekuatan

-

-

Kelemahan

-

-

Total Sumber : David, 2004

Page 80: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

64

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1.Gambaran Umum PD Mas Adam Berdasi

PD Mas Adam Berdasi adalah perusahaan susu kedelai bubuk yang

diproduksi menggunakan mesin pengiling dan dikemas secara modern. Usaha ini

didirikan oleh Bapak H. Sadili Bin Undi pada tahun 1991. Pada awal berdirinya,

perusahaan memproduksi susu kedelai cair. Bapak H. Sadili mempunyai gagasan

tersebut dikarenakan beliau mencermati kata-kata Mantan Bupati Bogor yaitu

Bapak Edinyoso Martadipura, yang mengatakan bahwa masyarakat Bogor

minimal harus minum susu satu gelas per hari. Melihat kondisi tersebut, Bapak H.

Sadili merasakan adanya peluang untuk memproduksi susu. Kemudian,

memproduksi susu kedelai cair dan memasarkannya ke toko-toko yang ada di

Bogor, selain itu mempunyai langganan tetap untuk pegawai di Kantor Kabupaten

Bogor sebanyak 160 bungkus per minggu.

Namun pada tahun 1996 setelah Bapak H. Sadili mengikuti pelatihan dari

Pusat Inkubator Institut Pertanian Bogor (IPB) dan sudah memperoleh izin dari

Departemen Kesehatan, Kabupaten Bogor, tentang keamanan produk sehingga

perusahaan mulai memproduksi susu kedelai bubuk. Selain kedua faktor tersebut

yang melatar belakangi memproduksi susu kedelai bubuk, faktor lainnya adalah

susu kedelai bubuk lebih awet atau tingkat kadaluarsanya lebih lama dari susu

kedelai cair.

Akhirnya, pada tahun 1997 PD Mas Adam Berdasi memproduksi susu

kedelai bubuk dengan merk “Cap Kedelai Mas” yang telah dikemas secara

modern karena pemilik telah mengikuti seminar tentang pengemasan makanan

Page 81: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

65

dan minuman. Proses produksi susu kedelai bubuk menggunakan mesin

penggiling 7,6 PK dengan kapasitasnya 20 kg per jam. Mesin tersebut digunakan

sebagai mesin pengiling kering dan penggiling basah. Pada tahun 1998,

perusahaan membeli mesin penggiling 14 PK dengan kapasitas 30 kg per jam. Hal

itu dilakukan karena permintaan susu kedelai bubuk yang semakin meningkat dan

mesin tersebut digunakan sebagai mesin penggiling kering. Kemudian pada tahun

2005, perusahaan membeli mesin penggiling 17 PK dengan kapasitas 50 kg per

jam. Hal itu dilakukan karena permintaan yang semakin meningkat. Pemakaian

mesin produksi yang sudah ada dapat memenuhi permintaan yang dihadapi oleh

perusahaan.

PD Mas Adam Berdasi sudah memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

dengan nomor 102055210771. Selain itu, memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Bogor, sera

mendapatkan Sertifikasi Halal dan izin dari Departemen Kesehatan dengan nomor

RI. No. SP. 276/10-09/97. Pemilik perusahaan juga pernah mengikuti pelatihan

pengemasan makanan dan minuman tradisional yang diadakan oleh Dinas

Pariwisata dan Budaya, Kab. Bogor. Selain itu, mengikuti pameran-pameran yang

bertujuan untuk mempromosikan produk susu kedelai bubuk “Cap Kedelai Mas”

yang selama ini hanya dipasarkan di wilayah Bogor.

5.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

PD Mas Adam Berdasi belum memiliki pernyataan tertulis mengenai visi,

misi dan tujuan perusahaan, namun secara umum ketiga hal tersebut telah ada

secara tersirat dalam wawancara dengan pemilik perusahaan. Perusahaan untuk

Page 82: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

66

dapat bersaing dalam industri, harus memiliki arahan yang jelas dalam

menjalankan usahanya. Arah perusahaan tercermin dari visi, misi dan tujuan yang

dimiliki perusahaan. Secara ringkas, visi adalah keadaan masa depan suatu

organisasi yang mungkin terjadi dan diinginkan, sedangkan misi mencerminkan

bisnis apa yang diusahakan oleh perusahaan. Pernyataan misi mengidentifikasikan

batasan operasi sebuah perusahaan di bidang produk dan pasar. Tujuan merupakan

hasil akhir yang berusaha dicapai oleh organisasi untuk mewujudkan misinya

dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, untuk masa yang akan datang PD

Mas Adam Berdasi diharapkan mampu menyusun secara tertulis pernyataan visi,

misi dan tujuan perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, pernyataan

mengenai visi, misi dan tujuan perusahaan tersirat dalam nama perusahaan. PD

Mas Adam Berdasi, mempunyai kandungan makna filosofi di dalamnya. Mas

Adam Berdasi adalah singkatan dari Masyarakat Adil dan Makmur Berdasarkan

Pancasila, hal itu merupakan ide dari Bapak H. Sadili. Sehingga dapat

digambarkan bahwa visi perusahaan secara umum adalah menjadi perusahaan

penghasil susu kedelai bubuk yang memiliki kualitas terbaik yang dapat

meningkatkan gizi masyarakat.

Misi perusahaan adalah memperkenalkan susu kedelai bubuk sebagai salah

satu alternatif pengganti susu sapi dalam memenuhi gizi masyarakat. Adapun

tujuan perusahaan adalah mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar

sehingga mendapat penghasilan dan masyarakat menjadi makmur. Produk susu

kedelai bubuk yang dipasarkan juga berasal dari alam dan produk ini tidak

Page 83: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

67

ditambah dengan bahan pengawet, sehingga diharapkan makmur bagi perusahaan

maupun masyarakat yang mengkonsumsi susu kedelai ini.

5.3. Lokasi Perusahaan

PD Mas Adam Berdasi terletak di desa Cibodas, Kecamatan Rumpin,

Kabupaten Bogor Barat. Lokasi ini merupakan tempat tinggal pemilik usaha dan

keluarga sekaligus dijadikan sebagai tempat produksi susu kedelai bubuk. Dimana

bangunan kantor usaha seluas 40 m2 dan bangunan tempat usaha seluas 80 m2.

Lokasi PD Mas Adam Berdasi memiliki letak yang kurang strategis,

karena terletak jauh dari kota dan daerah pemasaran. Tetapi perusahaan masih

berada di desa Cibodas sampai sekarang, hal ini dikarenakan Bapak H. Sadili

sebagai pemilik perusahaan masih melaksanakan tugas sebagai guru di Sekolah

Dasar Negeri 1 Rumpin. Pemilik perusahaan masih tiga tahun dalam masa

tugasnya sebagai seorang guru. Oleh karena itu, pemilik sudah mempunyai

rencana untuk memindahkan lokasi perusahaan di desa Rabak yang ledih dekat

dengan jalan raya, hal tersebut dilakukan jika Bapak H. Sadili sudah pensiun

nantinya.

5.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi suatu perusahaan menggambarkan suatu hubungan

tanggungjawab dan wewenang yang ada pada suatu perusahaan. Gambaran

struktur organisasi perusahaan lengkap dapat dilihat pada Gambar 10. Lebih lanjut

struktur organisasi dapat pula menggambarkan tipe organisasi yang digunakan

oleh perusahaan. Berdasarkan Gambar 10. terlihat bahwa tipe organisasi yang

digunakan PD Mas Adam Berdasi adalah tipe organisasi fungsional. Dimana

Page 84: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

68

perusahaan membagi tugas dan wewenang berdasarkan bidang-bidang fungsional

yang terdiri dari unit pengadaan bahan baku, produksi, dan pemasaran.

Gambar 10. Stuktur Organisasi PD Mas Adam Berdasi.

Pemilik dalam perusahaan adalah H. Sadili sebagai pengelola utama yang

bertanggungjawab terhadap setiap keputusan yang diambil dan berwenang untuk

menetapkan kebijakan seluruh aktivitas perusahaan mulai dari hal-hal yang

berhubungan dengan pemasok, proses produksi, pemasaran produk dan

pengelolaan keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Antara pemimpin dan

karyawan mempunyai hubungan kekeluargaan yang harmonis sehingga di dalam

perusahaan sendiri cenderung kearah hubungan yang informal. Pemilik

mempunyai satu wakil yaitu Hj. Mimin Sarmini merupakan istri dari Bapak H.

Sadili yang bertugas untuk membantu dan menggantikan disaat pemilik

berhalangan, selain itu diberi tugas oleh direktur untuk mengelola uang

perusahaan dan memberi masukkan kepada pemilik sebelum memutuskan sesuatu.

Pemilik

Bagian Pengadaan

Bahan Baku

Bagian Produksi

Bagian Pemasaran

Karyawan 3 Karyawan 2 Karyawan 1

Wakil

Page 85: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

69

Masing-masing bidang fungsional yang ada di PD Mas Adam Berdasi

dikepalai oleh satu orang kepala bidang. Dimana Kepala Bidang pengadaan bahan

baku adalah Adam merupakan anak ke dua dari Bapak H. Sadili lulus dari SMA

(Sekolah Menengah Atas), selain itu mempunyai pekerjaan lain sebagai tenaga

bantu di SD Negeri 2 Rumpin. Kepala Bidang Produksi adalah Aditya merupakan

anak ke tiga dari Bapak H. Sadili, yang membawahi tiga orang karyawan. Aditya

lulus dari SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) bidang mesin. Sedangkan Kepala

Bidang Pemasaran adalah Pitriati Insani merupakan anak ke empat dari Bapak H.

Sadili yang baru lulus dari SMA yang akan berencana melanjutkan ke Perguruan

Tinggi.

Adapun tugas dari masing-masing kepala bidang adalah sebagai berikut:

a. Kepala Bidang Pengadaan Bahan Baku

1. Melakukan pembelian bahan baku (kedelai) dengan kualitas terbaik

2. Pencatatan barang masuk

3. Melakukan penyortiran terhadap bahan baku

4. Melakukan pengecekkan terhadap bahan baku (kedelai, plastik, dan

kardus)

5. Bertanggungjawab kepada Pimpinan perusahaan (Pemilik)

b. Kepala Bidang Produksi

1. Melakukan pengawasan terhadap proses produksi

2. Merawat mesin produksi dan memperbaiki mesin produksi jika

rusak

3. Bertanggungjawab kepada Pimpinan perusahaan (Pemilik)

Page 86: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

70

c. Kepala Bidang Pemasaran

1. Melaksanakan penjualan secara langsung baik kepada konsumen

maupun distributor

2. Pencatatan barang yang keluar

3. Melakukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk

4. Mengantarkan barang

5. Bertanggungjawab kepada Pimpinan perusahaan (Pemilik)

Page 87: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

71

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Analisis lingkungan adalah proses awal dalam manajemen strategi yang

bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan

mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan

yang dapat memenuhi kelangsungan pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara

garis besar analisis lingkungan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian besar,

yaitu lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

6.1 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi

tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung pada perusahaan. Analisis

faktor internal perusahaan merupakan proses identifikasi terhadap faktor-faktor

kekuatan dan kelemahan dari dalam perusahaan yang terdiri dari sumberdaya

manusia dan karyawan, kondisi keuangan dan akuntansi, produksi, dan

pemasaran.

6.1.1 Sumberdaya Manusia dan Karyawan

Perusahaan menyadari bahwa sumberdaya manusia dan pekerja

merupakan salah satu aset dan input dari faktor produksi yang berfungsi untuk

melancarkan proses produksi dan turut menentukan pertumbuhan perusahaan.

Sampai saat ini, perusahaan masih menempatkan sistem padat karya dalam

mengelola usahanya, sehingga keharmonisan diantara para karyawan sangat

diperlukan. Hubungan harmonis tersebut terlihat dalam perusahaaan PD Mas

Page 88: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

72

Adam Berdasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya suasana kekeluargaan yang

menjadi budaya perusahaan.

PD Mas Adam Berdasi memiliki tenaga kerja sebanyak enam orang yang

terdiri dari tenaga kerja eksekutif (staf) dan tiga orang tenaga kerja operatif

(harian). Untuk memperoleh tenaga kerja tersebut, perusahaan melibatkan tenaga

kerja yang berasal dari dalam keluarga sebagai tenaga kerja staf dan luar keluarga

sebagai tenaga kerja operatif (harian) tanpa proses seleksi. Sedangkan tenaga staf

yang mempunyai gaji 800.000 per bulan, kepala staf ada yang mempunyai

pekerjaan lain di luar perusahaan menyebabkan curahan waktu yang diberikan

kepada perusahaan cukup terbatas. Hal ini menyebabkan peran ganda akan

dilakukan oleh seorang staf, jika seorang staf yang lain tidak ada di perusahaan.

Sedangkan, tenaga kerja harian diperoleh dari tetangga pemilik perusahaan

dengan tingkat upah sebesar Rp 500.000 per bulan. Walaupun tanpa proses seleksi

tenaga kerja harian, kualitasnya tidak dapat diragukan lagi, karena pekerjaan

tersebut sudah biasa dilakukan menyebabkan para tenaga kerja mahir dalam

melaksanakan tugasnya. Hubungan antara perusahaaan dengan kepala staf dan

tenaga kerja harian sangat baik, sesekali perusahaan memberikan bonus berupa

uang kepada tenaga kerja harian. Selain itu, perusahaan memberikan Tunjangan

Hari Raya (THR) berupa uang, kue, dan pakaian yang diberikan kepada kepala

staf dan tenaga kerja harian.

Kebijakan dan pengambilan keputusan dalam perusahaan lebih dominan

dipegang oleh pemilik yaitu Bapak H. Sadili, tetapi dengan adanya suasana

kekeluargaan karyawan bisa memberi masukan kepada pemilik sebelum

memutuskan. Hal ini menjadi penting ketika terjadi kesalahan pengambilan

Page 89: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

73

keputusan, sebab dapat menyebabkan arah kebijakan perusahaan menjadi tidak

sesuai lagi dengan tujuannya. Lebih lanjut pengaruh dominan pemilik perusahaan

dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan

menjadi kekuatan internal perusahaan, sebab kinerja seperti itu sudah menjadi

budaya perusahaan yang dapat diterima oleh semua staf dan karyawannya.

Kekuatan itu muncul ketika pemilik memberikan spesifikasi pekerjaan, penekanan

kepada karyawan untuk bekerja secara ulet, teliti, dan rapih sehingga tercipta

efisiensi, efektifitas dan disiplin kerja.

Perhatian perusahaan dalam meningkatkan potensi sumberdaya manusia di

PD Mas Adam Berdasi sudah cukup bagus. Hal ini terlihat adanya pelatihan-

pelatihan kepada tenaga kerja tentang keterampilan produksi. Tujuan dari

kegiatan ini adalah supaya pekerja dapat mengetahui dan meningkatkan

keterampilan sekaligus menjaga dan meningkatkan mutu produk.

6.1.2 Keuangan dan Akuntansi

Modal merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha. PD Mas Adam

Berdasi berusaha untuk mengembangkan usaha dan memperluas daerah

pemasarannya. Namun, hal tersebut memerlukan modal yang cukup besar.

Perusahaan belum pernah mendapatkan bantuan dana dari pihak manapun dan

pihak manajemen belum pernah mengajukan pinjaman ke bank walaupun sudah

ditawari pinjaman. Sikap tertutup dari pemilik perusahaan yang menolak

pinjaman dari pihak lain, dikarenakan pemilik merasa terbebani dengan adanya

hutang. Padahal perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang memiliki

keterbatasan modal dalam mengembangkan usahanya. Hal ini dapat dirasakan,

Page 90: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

74

pada saat perusahaan diminta untuk membuat etalase produk oleh salah satu

distributor, perusahaan belum mampu merealisasikannya.

Perusahaan selalu melakukan pencatatan secara akutansi terhadap

pengelolaan keuangan dan modal perusahaan. Manajemen keuangan dari

perusahaan sudah tertata dengan baik, sehingga keuangan perusahaan dengan

keuangan rumah tangga pemilik dapat dibedakan. Perusahaan dapat mengetahui

berapa besarnya laba yang diperoleh. Selain itu, perusahaan menyediakan buku

tamu bagi orang yang berkunjung sebagai dokumentasi perusahaan.

6.1.3 Produksi dan Operasi

PD. Mas Adam Berdasi sudah memproduksi susu kedelai bubuk sejak

tahun 1997. Modal pengalaman yang cukup lama yaitu 17 tahun menjadi

kekuatan bagi perusahaan. Pengalaman tersebut dirasakan oleh Bapak H. Sadili

sebagai pemilik perusahaan yang terlibat langsung dalam pengolahan produksi

susu kedelai bubuk, sehingga beliau dapat mengenal baik keunggulan dan

kelemahan perusahaannya.

Pada proses produksi, PD Mas Adam Berdasi untuk memproduksi susu

kedelai bubuk menggunakan mesin penggiling. Mesin penggiling yang digunakan

perusahaan adalah mesin pengiling basah dan mesin penggling kering. Mesin

penggiling 7,6 PK yang kapasitasnya 20 kg per jam. Mesin tersebut digunakan

sebagai mesin pengiling kering dan penggiling basah. Pada tahun 1998,

perusahaan membeli mesin penggiling 14 PK dengan kapasitas 30 kg per jam dan

digunakan sebagai penggiling kering, selanjutnya mesin penggiling 7,6 PK

digunakan sebagai penggiling basah. Pada tahun 2005, perusahaan membeli mesin

Page 91: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

75

penggiling 17 PK dengan kapasitas 50 kg per jam digunakan sebagai penggiling

kering.

Kegiatan produksi dan operasi, bahan-bahan yang dibutuhkan dalam

pembuatan susu kedelai bubuk adalah :

1. Bahan Baku

Bahan baku untuk pembuatan susu kedelai bubuk adalah kedelai. Varietas

kedelai yang digunakan perusahaan yakni varietas USA No 1. Pemilihan

varietas ini dikarenakan cocok digunakan sebagai bahan baku susu, tidak

banyak kotoran, dan dapat menghasilkan output yang tinggi bila

dibandingkan dengan USA No 2. Pada kedelai varietas USA No 1, tiap 50 kg

dapat menjadi 300 dus per 250 gr, sedangkan kedelai varietas USA No 2

hanya menghasilkan 240 dus per 250 gr. Bahan baku kedelai ini dapt dengan

mudah diperoleh perusahaan dari Koperasi Tahu Tempe Indonesia (KOPTI),

Bogor dan toko-toko langganan di pasar.

2. Bahan Penolong

Gula aren dan jahe merupakan bahan penolong utama yang diperlukan.

Penggunaan gula aren akan memberikan warna dan rasa yang cocok dari pada

gula pasir. Sedangkan jahe digunakan untuk menetralisir langu yang

terkandung dalam kedelai.

3. Bahan Bakar

Bahan bakar berupa minyak tanah yang dipakai untuk merebus kedelai adalah

sebanyak lima liter untuk setiap kompor. Selain itu perusahaan juga

menggunakan kompor gas elpiji untuk mengantisipasi kekurangan pasokan

minyak tanah.

Page 92: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

76

4. Pengemasan

Kemasan terdiri dari dua bagian, yang bagian dalam menggunakan plastik

dan bagian luar menggunakan kardus. Plastik didapat dari toko langganan

dipasar. Sedangkan Kardus dan desainnya, perusahaan melakukan pemesanan

kepada Rahayu printing yang sudah menjadi langganan perusahaan. Pemilik

yang pernah mengikuti pelatihan pengemasan makanan dan minuman

tradisional, sehingga produk susu kedelai bubuk dikemas dalam kardus dan

dibungkus lagi dalam plastik. Pada kemasan tercantum mulai dari merek

dagang, izin dari Departemen Kesehatan dan logo kehalalan makanan, khasiat

susu kedelai dan kandungan gizi susu kedelai.

Perusahaan sangat mengutamakan kebersihan dalam kegiatan produksi

karena hal ini sangat erat kaitannya dengan kualitas susu kedelai bubuk.

Kebersihan dalam proses produksi yang terjaga dengan baik membuat kualitas

rasa dan gizi yang terkandung dalam susu kedelai bubuk tetap terjaga. Susu

kedelai bubuk memiliki daya tahan produk yang lama yaitu satu tahun. Kualitas

produk yang cukup baik, rasa yang enak, kandungan gizi yang tinggi, tidak

menggunakan bahan kimia dan daya tahan produk yang lama merupakan kekuatan

bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya.

6.1.3.1 Proses Produksi Susu Kedelai Bubuk

Proses produksi susu kedelai bubuk yang baik dan layak konsumsi,

diperlukan syarat bebas dari bau dan rasa langu kedelai, bebas antitripsin, dan

mempunyai kestabilan yang mantap (tidak mengendap atau menggumpal) yakni

dengan perebusan hingga mendidih. Selain hal tersebut bau langu dan rasa khas

Page 93: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

77

kedelai dan kacang-kacangan mentah lainnya tidak disukai konsumen. Rasa dan

bau ditimbulkan oleh kerja enzim lipsigenase yang ada dalam biji kedelai. Enzim

itu akan bereaksi dengan lemak pada waktu penggilingan kedelai, terutama jika

digunakan air dingin. Hasil reaksinya paling sedikit berupa delapan senyawa

volatile (mudah menguap) terutama etil-fenil-keton. Tetapi bau dan rasa langu

dapat dihilangkan dengan cara mematikan enzim lipsigenase dengan panas. Cara

yang dapat dilakukan antara lain (1) menggunakan air panas (suhu 80-1000C)

pada penggilingan kedelai, atau (2) merendam kedelai pada air panas selama 10-

15 menit sebelum digiling.

Adapun beberapa tahap yang perlu dilakukan secara umum dalam proses

pembuatan susu kedelai bubuk, meliputi:

a. Sortasi dan perendaman

Kedelai dipilih dari campuran kedelai yang sudah rusak, dicuci untuk

menghilangkan kotoran.

b. Perebusan

Kedelai direbus untuk menghilangkan rasa dan bau langu yang merupakan ciri

khas dari kedelai. Kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam ember.

c. Giling Basah

Kedelai dimasukkan ke dalam mesing giling basah sehingga kedelai menjadi

lembek.

d. Perebusan dan Formula

Tahap ini merupakan tahap yang menentukan dalam penentuan kualitas rasa

susu kedelai bubuk. Karena pada tahap ini saatnya memasukkan gula aren dan

jahe dengan komposisi tertentu.

Page 94: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

78

e. Pengeringan

Proses pengeringan untuk menurunkan kadar air menggunakan oven dengan

estimasi waktu tertentu.

f. Giling Kering

Kedelai yang sudah dioven dimasukkan ke dalam mesin penggiling kering,

sehingga keluar dalam keadaan bubuk yang sangat lembut.

Gambar 11. Proses Pengolahan Susu Kedelai Bubuk. Sumber: PD Mas Adam Berdasi

Sedangkan proses packaging susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas,

sebagai berikut:

a. Masukkan Susu Bubuk ke dalam Plastik

Susu bubuk yang sudah digiling kering, kemudian dimasukkan ke dalam

kemasan dalam yang berupa plastik.

b. Penimbangan Berat Isi

Susu kedelai bubuk yang sudah terbungkus dalam plastik, kemudian ditimbang

dengan berat 250 gr. Hal ini sesuai dengan kemasan kardus yang berbentuk

kotak yang dapat menampung berat 250 gr.

Page 95: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

c

d

6

a

b

b

c. Masukka

Setelah p

sudah dib

menarik.

dan manf

d. Susu Ked

Susu ked

kepada di

6.1.4 Pemas

Aspe

analisis terh

bubuk PD

bidang pema

n ke dalam K

penimbangan

beri tanda t

Kardus ini

faat minum s

delai Bubuk

delai bubuk y

istributor ya

Gamb

saran

ek pemasara

hadap produk

Mas Adam

asaran, strate

Kardus

n susu kedel

tanggal kad

dilengkapi d

susu kedelai

Siap Jual

yang sudah m

aitu susu ked

bar 12. ProsSumbe

an berhubun

k, harga, dis

Berdasi. B

egi pemasara

lai dimasukk

daluarsa dan

dengan logo

bubuk.

masuk ke da

delai dengan

es Packaginr: PD Mas A

ngan dengan

stribusi dan

Berdasarkan

an yang dila

kan ke dalam

n mempunya

halal, izin D

alam kemasa

merek dagan

ng Susu KedAdam Berdas

n bauran pem

promosi dar

hasil wawa

akukan perus

m kardus. K

ai desain y

Depkes, kad

an, siap didi

ng ”Cap Ked

delai Bubuksi

masaran yan

ri produk su

ancara deng

sahaan yaitu

79

ardus yang

ang cukup

dungan gizi

stribusikan

delai Mas”

k.

ng meliputi

usu kedelai

gan kepala

:

Page 96: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

80

a. Produk

PD Mas Adam Berdasi sebagai salah satu perusahaan yang sedang

berkembang, selalu berusaha untuk mempertahankan strategi mutu produk dan

pelayanan. Dimana strategi produk dilakukan melalui penawaran barang yang

berkualitas tinggi. Sedangkan strategi pelayanan yaitu dengan cara membina

hubungan baik dengan distributor dan konsumen melalui peningkatan pelayanan

kepada distributor dan konsumen, yaitu dengan cara memberi jaminan berupa

pengembalian barang kembali atau penggantian terhadap barang yang diterima

dalam keadaan rusak baik kemasan maupun isi. Berdasarkan strategi ini

diharapkan mampu meningkatkan pangsa pasar yang akhirnya akan meningkatkan

angka penjualan produk.

PD Mas Adam Berdasi hanya memproduksi susu kedelai bubuk dengan

merek Cap Kedelai Mas dengan ukuran 250 gr dengan rasa alami. Rasa alami dari

produk susu kedelai ini, tanpa langu dan tanpa bahan pengawet. Produk susu

kedelai bubuk Cap Kedelai Mas, mempunyai tingkat kadaluarsa yang lama yaitu

satu tahun. Tingkat kadaluarsa yang lama tersebut sudah di uji oleh Depkes dan

perusahaan swasta “Nestel” yang merupakan pusat penelitian.

Selain itu, susu bubuk kedelai instan Cap Kedelai Mas mempunyai

kemasan yang menarik. Kemasan tersebut sudah terdapat izin Depkes, sertifikasi

halal, kandungan gizi susu kedelai dan manfaat minum susu kedelai. Tetapi

produk ini mempunyai kelemahan dari segi kualitas pembungkus bubuk susu,

yakni menggunakan plastik bukan alumunium foil. Hal ini patut dikhawatirkan,

karena konsumen bisa mempunyai pandangan buruk terhadap kualitas produk.

Page 97: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

81

b. Harga

Perusahaan menetapkan harga dengan menggunakan cost plus pricing

method yaitu dengan mempertimbangkan biaya produksi, biaya non produksi, dan

persentase mark up. Perusahaan memandang strategi harga sangat penting sebagai

alat untuk mempersepsikan produk menurut penilaian konsumen.

Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan merupakan harga untuk

distributor. Adapun harga yang diterima konsumen ditentukan oleh pengecer atau

distributor, sehingga harga susu kedelai bubuk untuk konsumen dapat berbeda di

tiap pengecer atau distributor.

c. Distribusi

Saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan melalui dua cara, yaitu:

penjualan secara langsung kepada konsumen dan penjualan kepada distributor

atau pengecer. Penjualan langsung ke konsumen dilakukan di perusahaan,

sedangkan penjualan kepada distributor dilakukan di supermarket dan toko-toko

wilayah Bogor, diantaranya Grand, Hero, Popeye, Hero, Pakally, Grand, Sinar

prima, Al-amin, Apotek semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi

DPRD, Ganation, Mawar dan lain-lain.

Pendistribusian langsung kepada konsumen melalui cara pembelian

langsung ke perusahaan pada saat konsumen berkunjung dan lewat telepon yang

sudah tersedia. Adapun pendistribusian ke distributor-distributor menggunakan

alat transportasi berupa sepeda motor (dua buah).

Selama ini distributor-distributor tersebut menunjukkan loyalitasnya

kepada perusahaan. Hal ini terlihat dari permintaan produk yang cukup stabil dan

kontiunitas distributor sebagai pelanggan perusahaan.

Page 98: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

82

d. Promosi

Promosi yang dilakukan oleh PD Mas Adam Berdasi adalah dengan

mengikuti berbagai pameran yang berskala kabupaten. Promosi yang berskala

kabupaten misalnya mengikuti setiap kali perayaan Hari Jadi Kabupaten Bogor.

Berbagai pameran yang telah diikuti perusahaan, sampai sekarang mampu

meningkatkan permintaan konsumen tetapi belum ada distributor yang bersedia

membeli dalam skala besar.

Selain itu, kelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat

proposal untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa di bidang

Kewirausahaan (PKM K) 2007 dengan membuat e-commerce. E-commerce

merupakan salah satu komponen dari sistem informasi berbasis web, yang juga

berkembang dengan adanya internet. E-Commerece merupakan media

pembelajaran On-line dimana pembeli dapat melakukan pembelian secara

langsung tanpa harus datang langsung ke toko ataupun produsen pembuatnya.

Proposal tersebut lolos, sehingga dana dari DIKTI (Direktorat Jenderal Perguruan

Tinggi) digunakan untuk membuat web perusahaan. Hal ini memberikan

keuntungan bagi perusahaan karena mendapat bantuan dan ada harapan

permintaan semakin meningkat dengan adanya web tersebut. Web tersebut

sekarang bisa diakses dengan alamat www.susukedele.com mulai tanggal 1 Mei

2008. Perusahaan juga mendapat pelatihan untuk mengelola web tersebut.

6.2 Analisis Faktor Eksternal Perusahaan

Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan

industri. Analisis faktor eksternal perusahaan dilakukan dengan meninjau faktor-

Page 99: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

83

faktor di luar perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

kecenderungan-kecenderungan yang berada di luar kontrol perusahaan. Analisis

ini terfokus untuk mendapatkan faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan

ancaman bagi perusahaan, sehingga memudahkan perusahaan untuk menentukan

strategi-strategi dalam meraih peluang dan menghindari ancaman.

6.2.1 Lingkungan Umum

Lingkungan umum adalah suatu lingkungan yang berada di luar usaha dan

terlepas dari sistem operasional usaha. Analisis lingkungan umum dapat

menggambarkan lingkungan peluang dan ancaman bagi suatu usaha. Lingkungan

umum dapat dianalisis menggunakan alat analisis PEST (Politik, Ekonomi,

Sosial-Budaya, dan Teknologi) dan Demografi. Alat analisis tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor Sosial-Budaya

Faktor sosial-budaya dapat mempengaruhi perusahaan karena selalu terjadi

perubahan sebagai akibat dari upaya orang untuk memuaskan keinginan dan

kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap lingkungan.

Yusmarini (2004), menyatakan bahwa dewasa ini, pola konsumsi

masyarakat telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati.

Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan kadar kolesterol

tinggi setelah diketahui adanya korelasi positif antara penyakit jantung koroner

dengan kadar kolesterol yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan nabati

tidak demikian, terutama kacang kedelai. Selain itu juga meningkatnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya kesehatan memberikan kesempatan kepada produk-

Page 100: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

84

produk susu kedelai untuk masuk dalam persaingan sebagai minuman dengan

nilai gizi yang tinggi tentunya dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi.

Sehingga perubahan pola konsumsi tersebut dapat memberikan peluang

bagi perusahaan penghasil susu kedelai bubuk. Hal ini dikarenakan susu kedelai

bubuk memiliki kandungan protein nabati yang tinggi dan mengandung zat gizi

yang lain yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

2. Faktor Demografi

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

terbanyak di dunia. Peningkatan jumlah penduduk dapat menciptakan pangsa

pasar bagi setiap bidang usaha. Selama periode tahun 2001-2005 jumlah

penduduk Indonesia setiap tahunnya mengalami pertumbuhan sekitar 2,12 persen

(Tabel 15). Tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar

yaitu 5,37 persen dengan jumlah penduduk sebanyak 214.374.096 jiwa (BPS,

2006). Pertumbuhan jumlah penduduk juga terjadi di Kabupaten Bogor dari tahun

2005 ke tahun 2006 terjadi pertumbuhan penduduk sebanyak 24.053 jiwa atau

2,81 persen (Tabel 16), yaitu 855.085 jiwa pada tahun 2005 menjadi 879.138 jiwa

pada tahun 2006 (BPS Kota Bogor, 2007).

Tabel 15. Penduduk Indonesia Tahun 2001-2005 Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan (%) 2001 201.703.537 - 2002 203.441.676 0,86 2003 214.374.096 5,37 2004 217.854.745 1,62 2005 219.204.724 0,62

Rata-Rata 2,12 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006

Page 101: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

85

Tabel 16 . Penduduk Kota Bogor Tahun 2001-2006 Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan (%) 2001 760.329 - 2002 789.423 3,83 2003 820.707 3,96 2004 831.571 1,32 2005 855.085 2,83 2006 879.138 2,81

Rata-Rata 2,95 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007

Peningkatan jumlah penduduk dapat menjadi peluang bagi pelaku usaha

karena tingkat upah menjadi kecil, hal ini dikarenakan peningkatan jumlah

penduduk yang disertai dengan peningkatan jumlah angkatan kerja yang lebih

besar. Selain itu, pertumbuhan jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan

karena tingkat kebutuhan yang tinggi harga susu bubuk sapi yang mahal, sehingga

menyebabkan konsumen memilih susu kedelai karena harganya relatif terjangkau.

Hal ini dapat dirasakan oleh PD Mas Adam Berdasi, yakni permintaan dari susu

kedelai bubuk instan Cap Kedelai Mas mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 4.

3. Ekonomi

Industri susu kedelai, merupakan industri yang menghasilkan susu kedelai.

Industri yang bergantung bahan baku utama kedelai impor, karena kuantitas

kedelai nasional masih rendah. Terjadinya peningkatan harga kedelai impor akan

mempengaruhi besarnya biaya operasional perusahaan. Perkembangan harga

kedelai dapat dilihat pada Tabel 17. Peningkatan harga kedelai menyebabkan

biaya produksi menjadi meningkat.

Page 102: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

86

Tabel 17. Perkembangan Harga Kedelai Bulan November 2007-Maret 2008

Bulan Harga Kedelai (Rp/Kg) November 2007 3.350 Desember 2007 3.750 Januari 2008 7.490 Februari 2008 6.500 Maret 2008 6.250

Sumber: Departemen Perdagangan, 2008

Selain harga kedelai, industri susu kedelai menggunakan bahan penolong

yakni gula. Begitu juga dengan kedelai, harga gula juga mengalami peningkatan.

Hal ini juga mempengaruhi biaya operasional perusahaan. Perkembangan harga

gula dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Perkembangan Harga Gula di Indonesia Tahun 2003-2007

Tahun Harga Gula (Rp/Kg) 2003 3.822 2004 3.636 2005 4.243 2006 5.744 2007 5.975

Sumber: Departemen Perdagangan, 2007

Industri susu kedelai selain menggunakan kedelai dan gula, juga

menggunakan bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak yang harganya

mengalami peningkatan dikarenakan adanya pemotongan subsidi pemerintah dan

penghematan energi. Harga bahan baku kedelai, gula dan bahan bakar minyak

menyebabkan biaya produksi semakin meningkat dapat menjadi ancaman bagi

kelangsungan proses produksi dan penjualan. Perubahan tersebut harus ditanggapi

dengan bijak oleh perusahaan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin.

Selain peningkatan harga-harga bahan baku, banyaknya skim kredit yang

ditawarkan baik oleh pemerintah atau lembaga keuangan untuk industri kecil juga

merupakan peluang bagi industri kecil untuk meningkatkan modal kerja. Modal

Page 103: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

87

kerja yang selama ini menjadi masalah klasik bagi pengusaha industri kecil untuk

mengembangkan usahanya. Sebagai contohnya skim kredit yang ditawarkan oleh

BNI (Bank Negara Indonesia) adalah Bank BNI menargetkan penyerapan kredit

bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Jawa Barat (Jabar). Pada tahun

2008 penyaluran kredit UMKM di provinsi tersebut ditingkatkan dari Rp 1, 6

miliar menjadi 1, 8 miliar.4 Bank BRI juga mempunyai Kredit Usaha Rakyat

(KUR) yang dapat dinikmati oleh perusahaan kecil. Selain itu pemerintah juga

memberikan berbagai macam kredit untuk usaha kecil KUK seperti (Kredit Usaha

Kecil) serta Undang-undang No 10 tahun 1998, yang didalamnya memuat pasal-

pasal yang memberikan ruang pembiayaan bagi syariah bagi bank umum,

sehingga saat ini banyak bank umum yang membuka divisi syariah denga tujuan

untuk memperluas jangkauan layanan kepada segmentasi yang tidak dapat

dijangkau secara konvensional.

4. Politik

Faktor politik berkenaan dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan

oleh pemerintah, stabilitas politik negara serta secara ekonomis dan politis.

Kedelai merupakan bahan baku bagi industri susu kedelai. Sekarang perusahaan

masih menggunakan kedelai impor dalam memproduksi produknya. Hal ini

dikarenakan produksi kedelai nasional belum mampu mencukupi kebutuhan

dalam negeri.

4 www. republika.com. BNI alokasikan dana kredit UMKM Rp 1, 8 miliar, 28 Maret 2008

Page 104: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

88

Tabel 19. Perkembangan Impor Kedelai di Indonesia, 2000-2005

Tahun Impor

Nilai (juta $) Volume (000 ton) 2000 275,48 1.278 2001 239,32 1.136 2002 299,22 1.365 2003 330,50 1.193 2004 416,93 1.116 2005 308,01 1.086

Sumber: Word Bank, 2005

Berdasarkan Tabel 19, kebutuhan impor Indonesia untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri semakin meningkat. Hal ini memaksa pemerintah

sekarang ini, menetapkan kebijakan tarif impor kedelai menjadi 0 persen yang

semula 10 persen. Kebijakan tersebut dilakukakan karena lonjakan harga kedelai

internasional yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan para pengusaha yang

berbahan baku kedelai ada yang gulung tikar karena tidak mampu berproduksi

lagi.

5. Teknologi

Faktor teknologi dapat memberikan peluang dan ancaman bagi

perusahaan. Teknologi yang terus berkembang dapat mempengaruhi strategi

perusahaan dalam memproduksi dan memasarkan produknya. Kemajuan

teknologi yang semakin berkembang antara lain teknologi di bidang produksi,

informasi, komunikasi dan transportasi. Perusahaan susu kedelai dapat

menggunakan teknologi tradisional maupun teknologi modern. Perbedaan

teknologi ini terletak pada jenis peralatan yang digunakan selama proses produksi.

Perusahaan yang menggunakan teknologi modern, proses produksi akan semakin

cepat dan dapat menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak jika

dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan teknologi sederhana.

Page 105: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

89

Peralatan yang digunakan pada industri susu kedelai dengan teknologi modern

antara lain mesin penggiling basah dan penggiling kering dan mesin pengemasan.

Teknologi yang semakin berkembang dapat dibuktikan lagi, dewasa ini terdapat

alat spray dryer dimana cairan yang dimasukkan kedalam mesin tersebut nantinya

kalau keluar dapat berupa bubuk. Mesin spray dryer dapat menggantikan fungsi

pengiling basah dan penggiling kering.

Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi dapat

menjadi peluang bagi perusahaan untuk mempromosikan dan memasarkan

produknya. Adanya alat komunikasi seperti telepon dan telepon selular dapat

mempercepat proses komunikasi antara prosdusen dengan pembeli dan pemasok.

Media informasi seperti internet dapat digunakan perusahaan untuk

mempromosikan produknya dalam jangkauan yang luas. Sedangkan

perkembangan teknologi di bidang transportasi seperti jasa pengiriman juga

memberikan peluang bagi perusahaan untuk memudahkan kegiatan

pendistribusian barang baik dari pihak pemasok ke perusahaan maupun pihak

perusahaan ke pihak pembeli.

6.2.2 Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah lingkungan yang berada di sekitar usaha yang

mempengaruhi langsung terhadap operasional usaha. Kemampuan untuk

memperoleh laba suatu usaha bukan hanya ditentukan oleh sifat-sifat industrinya

saja, melainkan juga oleh kedudukan usaha didalam industri tersebut. Dengan

demikian, hal-hal seperti ini seharusnya juga dipertimbangkan dalam penentuan

strategi usaha. Mengacu pada teori Porter (1987) menyebutkan bahwa terdapat

Page 106: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

90

lima kekuatan persaingan yang dapat digunakan dalam analisis ini, yaitu: (1)

Kekuatan tawar menawar pembeli, (2) Kekuatan tawar menawar pemasok, (3)

Ancaman produk pengganti, (4) Ancaman pendatang baru dan (5) Persaingan

diantara pesaing-pesaing yang ada, ternyata dapat teridentifikasi juga pada

penelitian ini.

1. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Karena itu, susu

kedelai dapat digunakan sebagai alternatif pengganti susu sapi. Susu ini baik

dikonsumsi oleh mereka yang tidak suka susu sapi atau alergi susu sapi, yaitu

orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran

pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Lebih

lanjut kecenderungan pola hidup masyarakat back to nature dan meningkatnya

pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan khasiat susu kedelai merupakan

peluang bagi pengembangan usaha.

Kekuatan tawar menawar pembeli dikatakan cukup kuat, hal ini

disebabkan (1) Pembeli (distributor) membeli dalam jumlah yang relatif kecil, (2)

Pembeli belum mempunyai informasi yang lengkap dan terperinci tentang produk

dan pasarnya dan (3) Menghadapi biaya pengalihan yang relatif kecil. Kekuatan

tawar menawar pembeli relatif besar dibandingkan dengan permintaan terhadap

produk tersebut. Pembeli mudah pindah ke produk lain sejenis, sehingga biaya

pengalihan pembeli relatif kecil.

2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

PD Mas Adam Berdasi membeli kedelai dari Koperasi Tahu Tempe

Indonesia (KOPTI), Bogor dan toko-toko langganan di pasar. Sedangkan, bahan

Page 107: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

91

baku seperti gula merah, jahe dan bahan penunjang lainnya, perusahaaan membeli

langsung ke toko-toko langganan di pasar. Dalam memperoleh bahan baku

lainnya perusahaan tidak mengalami kesulitan karena mudah didapat di pasar.

Pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang (tidak terlalu kuat)

karena perusahaan tidak bergantung hanya pada satu pemasok tetapi juga

pemasok lain. Artinya, jika bahan baku yang dibeli dari satu pemasok kurang

memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas, maka

perusahaan dapat membelinya dari pemasok lain. Dengan demikian, dalam

industri susu kedelai tidak terlalu sulit untuk mendapat pemasok.

3. Ancaman Produk Pengganti

Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari produk lain

yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Faktor

harga dan kualitas akan menentukan intensitas tekanan dari produk pengganti.

Tekanan persaingan semakin bertambah ketika harga produk pengganti relatif

lebih murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pun rendah.

Pada industri susu kedelai, produk yang dapat digolongkan menjadi

produk pengganti adalah minuman sari kacang-kacangan seperti minuman sari

kacang hijau, susu kambing, susu kuda dan lain-lain. Tingginya barang subtitusi

dari susu kedelai memberikan ancaman bagi perusahaan untuk menguasai pasar

dengan inovasi produk. Walaupun, produk pengganti turut mempengaruhi industri

susu kedelai dalam menarik pasar. Konsumen bebas memilih produk minuman

instan sesuai dengan selera masing-masing. Pada kenyataannya susu kedelai

bubuk yang memiliki nilai gizi tinggi dan cita rasa yang enak dapat bersaing

dengan produk minuman instan lain yang memiliki fungsi sama.

Page 108: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

92

4. Persaingan di Antara Para Pesaing yang Ada

Persaingan diantara pesaing produk susu kedelai bubuk instan cukup ketat.

Hal ini dapat dilihat dari persaingan harga dan promosi yang dilakukan oleh

masing-masing perusahaan. persaingan harga yang ditetapkan oleh masing-

masing perusahaan dengan berbagai merek dagang yang berbeda dapat dilihat

pada Tabel 20.

Tabel 20. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan Merk Dagang Harga (Rp/250 gr)

Alamina 19.166,67 Cap Kedelai Mas 13.250,00 Maureen 13.850,00 Melilea 25.000,00 MDL-525 43.750,00

Sumber: Hero Swalayan Padjajaran, 2008

Berdasarkan Tabel 20, Perbedaan harga yang ditetapkan oleh masing-

masing perusahaan dipengaruhi biaya produksi dan biaya promosi yang

dilakukannya. Seperti halnya susu kedelai bubuk instan dengan merek dagang

MDL-525 mempunyai harga yang paling mahal, dikarenakan mempunyai biaya

promosi yang besar. Promosi yang dilakukan perusahaan tersebut antara lain,

iklan di televisi dan melalui situs internet. Biaya yang dikeluarkan untuk promosi

melalui televisi cukup besar dan pembangunan situs internet untuk media promosi

juga menghabiskan dana yang besar. Selain itu, jaringan distribusi juga dibangun

dengan mendirikan toko, etalase di suatu distributor dan adanya agen-agen penjual

produk untuk meningkatkan pangsa pasar. Sedangkan susu kedelai bubuk merek

dagang Maureen mempunyai harga yang lebih terjangkau dikarenakan biaya

promosi yang dikeluarkan masih cukup kecil, promosi dilakukan dengan cara

mencari distributor-distributor di berbagai daerah sehingga tanpa situs internet dan

promosi melalui televisi, produk ini masih bisa bersaing.

Page 109: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

93

Sedangkan PD Mas Adam Berdasi dengan merek dagang Cap Kedelai

Mas mempunyai harga yang paling rendah, dikarenakan perusahaan tersebut

mendapat bantuan dalam pembangunan situs internet dan belum melakukan

promosi melalui televisi. Hal ini bisa menjadi hambatan masuk bagi pendatang

baru karena perusahaan lama sudah membangun indentitasnya dengan berbagai

promosi.

Selain itu hambatan yang ada dalam industri susu kedelai, dapat berupa

hambatan mutu produk. Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas

baru, keinginan untuk merebut bagian pasar dan bahkan sumberdaya yang lebih

besar. Mengakibatkan harga jual dapat menurun atau biaya perolehan bahan baku

semakin meningkat, sehingga mempengaruhi kemampulabaan. Persaingan dalam

suatu industri adalah hal wajar yang dibutuhkan suatu industri untuk berkreativitas

dalam meningkatkan mutu dan kuantitas produk yang dihasilkan.

5. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat persaingan

yang akan dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin banyak

pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan menimbulkan

sejumlah implikasi bagi perusahaan yang ada, misalnya terjadi perebutan pangsa

pasar yang ada dan perebutan sumberdaya produksi yang terbatas.

Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada

rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah

ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Untuk memulai usaha susu

kedelai bubuk ini membutuhkan investasi yang cukup besar sehingga memberi

hambatan bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri susu kedelai bubuk.

Page 110: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

94

Menurut Porter (1995), terdapat enam faktor yang menjadi peluang atau

penghambat bagi masuknya perusahaan pendatang baru ke dalam industri,

keenam faktor tersebut adalah:

a. Skala Ekonomis

Pendatang baru pada industri susu kedelai pada umumnya masuk dengan skala

usaha yang sama atau lebih dari pesaing. Skala ekonomis menghalangi

masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk pada skala

yang sama dengan pesaing yang ada dan mengambil resiko dengan

menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala

kecil dan beroperasi dengan tingkat yang tidak menguntungkan.

b. Diferensiasi Produk

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan susu kedelai pada umumnya sama

yaitu berupa susu kedelai cair dan susu kedelai bubuk. Diferensiasi produk

banyak dilakukan perusahaan susu kedelai untuk mempunyai identifikasi

merek dan kesetiaan pelanggan, yakni dengan promosi melalui situs internet

perusahaan.

c. Kebutuhan Modal

Besarnya nilai investasi dan besarnya kebutuhan modal menghambat

pendatang baru untuk memasuki industri. Perusahaan susu kedelai umumnya

mengunakan modal sendiri dan pinjaman modal dari pihak perbankan atau

pihak lain sehingga tingkat suku bunga perbankan mempengaruhi perusahaan

yang mendapat pinjaman. Selain itu biaya riset dan pengembangan sendiri

untuk menentukan formula susu kedelai cukup besar sehingga dapat

menghambat pendatang baru untuk masuk ke dalam industri.

Page 111: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

95

d. Biaya Pengalihan

Pendatang baru harus menawarkan penyempurnaan dalam hal biaya atau

prestasi agar pembeli mau pindah dari pemasok lama. Biaya ini meliputi biaya

peralatan dan biaya desain produk. Peralatan dalam memproduksi susu kedelai

bubuk mempunyai harga yang mahal dan perbedaan kemasan pada industri

susu kedelai menyebabkan pendatang baru harus mengeluarkan biaya besar

untuk mempengaruhi pembeli beralih ke produknya.

e. Akses ke Distribusi

Akses ke saluran distribusi merupakan salah satu ancaman yang harus

diperhitungkan dengan adanya pendatang baru. Semakin mudah akses ke

saluran distribusi dikuasai pendatang baru maka ancaman masuknya pendatang

baru semakin kuat. Walaupun pada saat ini, saluran distribusi yang ada

sebagian besar masih dikuasai oleh perusahaan-perusahaan lama dan akses ke

saluran distribusi yang mungkin dilakukan oleh pendatang baru masih rendah,

tetapi pendatang baru dapat dengan mudah mengakses saluran distribusi yang

ada dengan informasi yang tersedia di pasar.

f. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk ke

dalam industri dengan melakukan pengawasan dan pengendalian, seperti

penetapan surat izin usaha dan peraturan. Pemerintah memberikan kemudahan

bagi perusahaan baru untuk mendaftarkan usahanya melalui keringanan biaya

administrasi akan mempengaruhi ancaman pendatang baru. Selain itu, izin

Departemen Kesehatan (Depkes) tentang kelayakan suatu produk untuk layak

dikonsumsi merupakan ancaman bagi pendatang baru karena biayanya mahal.

Page 112: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

96

VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

7.1 Identifikasi Faktor Internal

Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi kekuatan

(strenghts) dan kelemahan (weaknesses) internal perusahaan, antara lain: faktor

sumberdaya manusia, keuangan dan akuntasi, produksi dan pemasaran. Hasil

analisis lingkungan internal perusahaan menunjukkan beberapa hal yang menjadi

kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat

dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Kekuatan dan Kelemahan PD Mas Adam Berdasi

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Sumberdaya Manusia • Hubungan baik antara

karyawan dengan perusahaan

• Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan

• Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas

Keuangan dan Akuntasi • Sistem akuntansi keuangan sudah tertata dengan baik

• Sikap tertutup perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur

• Modal terbatas Produksi dan Operasi • Penggunaan mesin

produksi yang modern • Produk berkualitas • Harga lebih terjangkau

dibandingkan pesaing • Pengalaman usaha selama

17 tahun

• Kurangnya inovasi produk

Pemasaran • Terjalin hubungan yang baik dengan distributor

• Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes

• Memiliki web

• Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil

• Daerah pemasaran masih terbatas

• Kegiatan promosi rendah • Armada distribusi

perusahaan terbatas

Page 113: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

97

Kekuatan Perusahaan

a. Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan

Perusahaan masih menempatkan sistem padat karya dalam mengelola

usahanya, sehingga keharmonisan diantara para karyawan sangat diperlukan.

Hubungan harmonis tersebut terlihat dalam perusahaaan PD Mas Adam Berdasi.

Selain hal itu, sesekali perusahaan memberikan bonus berupa uang kepada

karyawan. Perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang,

kue, dan pakaian yang diberikan kepada karyawan. Perhatian yang diberikan

terhadap karyawan akan membuat karyawan lebih nyaman dan menikmati apa

yang dikerjakan di dalam perusahaan.

b. Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari

bawahan

Suasana kekeluargaan yang menjadi budaya perusahaan dapat terlihat pada

pengambilan keputusan. Keputusan perusahaan dipegang oleh pemilik yaitu

Bapak H. Sadili, tetapi juga mempertimbangkan masukan dari bawahan. Hal ini

menjadi penting ketika terjadi kesalahan pengambilan keputusan, sebab dapat

menyebabkan arah kebijakan perusahaan menjadi tidak sesuai lagi dengan

tujuannya. Lebih lanjut pengambilan keputusan oleh pemilik yang

mempertimbangkan masukan dari bawahan menjadi kekuatan internal perusahaan,

sebab kinerja seperti itu sudah menjadi budaya perusahaan yang dapat diterima

oleh semua staf dan karyawannya. Kekuatan itu muncul ketika pemilik

memberikan spesifikasi pekerjaan, penekanan kepada karyawan untuk bekerja

secara ulet, teliti, dan rapih sehingga tercipta efisiensi, efektifitas dan disiplin

kerja.

Page 114: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

98

c. Sistem akuntansi keuangan sudah tertata dengan baik

Perusahaan selalu melakukan pencatatan secara akutansi terhadap

pengelolaan keuangan dan modal perusahaan. Manajemen keuangan dari

perusahaan sudah tertata dengan baik, sehingga keuangan perusahaan dengan

keuangan rumah tangga pemilik dapat dibedakan. Perusahaan dapat mengetahui

berapa besarnya laba yang diperoleh. Selain itu, perusahaan menyediakan buku

tamu bagi orang yang berkunjung sebagai dokumentasi perusahaan.

d. Penggunaan mesin produksi yang modern

PD Mas Adam Berdasi dalam memproduksi susu kedelai bubuk

menggunakan mesin produksi yang sudah modern.Terdapat tiga mesin penggiling,

yaitu mesin penggiling 7,6 PK yang kapasitasnya 20 kg per jam, mesin penggiling

14 PK dengan kapasitas 30 kg per jam, dan mesin penggiling 17 PK dengan

kapasitas 50 kg per jam. Tiga mesin tersebut difungsikan sebagai mesin

penggiling basah (7,6 PK) dan penggiling kering (14 PK dan 17 PK). Pemakaian

mesin produksi yang mempunyai kapasitas produksi berbeda-beda sudah mampu

memenuhi permintaan konsumen yang selama ini dihadapi oleh perusahaan.

e. Produk berkualitas

PD Mas Adam Berdasi hanya memproduksi susu kedelai bubuk dengan

merek dagang Cap Kedelai Mas dengan ukuran 250 gr dengan rasa alami. Rasa

alami dari produk susu kedelai ini, tanpa langu, tanpa bahan pengawet dan tidak

perlu ditambah gula. Kebersihan dalam proses produksi yang terjaga dengan baik

membuat kualitas rasa dan gizi yang terkandung dalam susu kedelai bubuk tetap

terjaga. Susu kedelai bubuk memiliki daya tahan produk yang lama yaitu satu

tahun. Kualitas produk yang cukup baik, rasa yang enak, kandungan gizi yang

Page 115: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

99

tinggi, tidak menggunakan bahan kimia dan daya tahan produk yang lama

merupakan kekuatan bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya.

Kualitas dari produk ini harus senantiasa dipertahankan oleh perusahaan. Produk

susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas, mempunyai tingkat kadaluarsa dan

kandungan gizinya sudah di uji oleh Depkes dan perusahaan swasta “Nestel” yang

merupakan pusat penelitian.

f. Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing

Perusahaan menetapkan harga dengan menggunakan cost plus pricing

method yaitu dengan mempertimbangkan biaya produksi, biaya non produksi, dan

persentase mark up. Perusahaan memandang strategi harga sangat penting sebagai

alat untuk mempersepsikan produk menurut penilaian konsumen.

Tabel 22. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan

Merk Dagang Harga (Rp/250 gr) Alamina 19.166,67 Cap Kedelai Mas 13.250,00 Maureen 13.850,00 Melilea 25.000,00 MDL-525 43.750,00

Sumber: Hero Swalayan Padjajaran, 2008

Berdasarkan Tabel 22, PD Mas Adam Berdasi yang memproduksi susu

kedelai bubuk instan dengan merek dagang Cap Kedelai Mas mempunyai harga

yang lebih terjangkau apabila dibandingkan pesaingnya. Harga jual susu kedelai

bubuk instan Cap Kedelai Mas sebesar Rp 13.250,00 per 250 gr. Hal tersebut

memberikan kekuatan bagi perusahaan untuk bersaing dalam industri susu

kedelai.

Page 116: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

100

g. Pengalaman usaha selama 17 tahun

Pengalaman usaha selama 17 tahun pada industri susu kedelai menjadi

kekuatan bagi perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan dalam

industri dan mempertahankan pelanggan utamanya diperoleh melalui pengalaman

usaha selama 17 tahun. Pengalaman tersebut dirasakan oleh Bapak H. Sadili

sebagai pemilik perusahaan yang terlibat langsung dalam pengolahan produksi

susu kedelai bubuk, sehingga beliau dapat mengenal baik keunggulan dan

kelemahan perusahaannya.

h. Terjalin hubungan yang baik dengan distributor

Saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan melalui dua cara, yaitu:

penjualan secara langsung kepada konsumen dan penjualan kepada distributor

atau pengecer. Penjualan langsung ke konsumen dilakukan di perusahaan,

sedangkan penjualan kepada distributor dilakukandi supermarket dan toko-toko

wilayah Bogor, diantaranya Grand, Hero, Popeye, Hero, Pakally, Grand, Sinar

prima, Al-amin, Apotek semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi

DPRD, Ganation, Mawar dan lain-lain. Selama ini distributor-distributor tersebut

menunjukkan loyalitasnya kepada perusahaan. Hal ini terlihat dari permintaan

produk yang cukup stabil dan kontiunitas distributor sebagai pelanggan

perusahaan.

i. Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes

PD Mas Adam Berdasi sudah memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

dengan nomor 102055210771. Selain itu juga memiliki Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kab. Bogor,

Perusahaan juga mempunyai Sertifikasi Halal dari MUI dengan No : MUI-JB

Page 117: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

101

01121015660606 dan izin dari Departemen Kesehatan dengan nomor RI. No. SP.

276/10-09/97. Terdapatnya sertifikat halal dan izin Depkes, maka konsumen tidak

khawatir untuk mengkonsumsi susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas.

j. Memiliki web

E-commerce merupakan salah satu komponen dari sistem informasi

berbasis web, yang juga berkembang dengan adanya internet. E-Commerece

merupakan media pembelajaran On-line dimana pembeli dapat melakukan

pembelian secara langsung tanpa harus datang langsung ke toko ataupun produsen

pembuatnya. PD Mas Adam Berdasi mempunyai web, web tersebut sekarang bisa

diakses dengan alamat www.susukedele.com mulai tanggal 1 Mei 2008. Hal ini

memberikan keuntungan bagi perusahaan karena mendapat bantuan dan ada

harapan permintaan semakin meningkat dengan adanya web tersebut. Perusahaan

juga mendapat fasilitas pelatihan agar dapat mengelola web tersebut.

Kelemahan Perusahaan

a. Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas

Kepala staf ada yang mempunyai pekerjaan lain di luar perusahaan

menyebabkan curahan waktu yang diberikan kepada perusahaan cukup terbatas.

Peran ganda akan dilakukan oleh seorang staf, jika seorang staf yang lain tidak

ada di perusahaan. Peran ganda yang dilakukan seorang kepala staf menyebabkan

kurang fokus dalam melaksanakan suatu tugas perusahaan. Hal tersebut dapat

mempengaruhi kinerja kepala staf dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Page 118: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

102

b. Sikap tertutup perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur

Sikap tertutup dari pemilik perusahaan yang menolak pinjaman dari pihak

lain, dikarenakan pemilik merasa terbebani dengan adanya hutang. Padahal

perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang memiliki keterbatasan modal

dalam mengembangkan usahanya. Hal ini dapat dirasakan, pada saat perusahaan

diminta untuk membuat etalase produk oleh salah satu distributor, perusahaan

belum mampu merealisasikannya.

c. Modal terbatas

Modal merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha. PD Mas Adam

Berdasi berusaha untuk mengembangkan usaha dan memperluas daerah

pemasarannya. Namun, hal tersebut memerlukan modal yang cukup besar.

Perusahaan belum pernah mendapatkan bantuan dana dari pihak manapun dan

pihak manajemen belum pernah mengajukan pinjaman ke bank walaupun sudah

ditawari pinjaman. Perusahaan hanya menggunakan modal pribadi dari pemilik

perusahaan yang terbatas dan selama ini belum mampu digunakan untuk

memperluas daerah pemasaran.

d. Kurangnya inovasi produk

PD Mas Adam Berdasi hanya memproduksi susu kedelai bubuk dengan

merek Cap Kedelai Mas dengan ukuran 250 gr dengan rasa alami. Rasa alami dari

produk susu kedelai ini, tanpa langu dan tanpa bahan pengawet. Padahal susu

kedelai dapat disajikan dalam bentuk murni, artinya tanpa penambahan gula dan

cita rasa baru, dapat juga ditambah gula atau flavor seperti moka, pandan, panili,

coklat, strawberi, dan lain-lain.

Page 119: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

103

e. Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium

foil

Susu bubuk kedelai instan Cap Kedelai Mas mempunyai kemasan yang

menarik. Kemasan tersebut sudah terdapat izin Depkes, sertifikasi halal,

kandungan gizi susu kedelai dan manfaat minum susu kedelai. Tetapi produk ini

mempunyai kelemahan dari segi kualitas pembungkus bubuk susu, yakni

menggunakan plastik bukan alumunium foil. Hal ini patut dikhawatirkan, karena

konsumen bisa mempunyai pandangan buruk terhadap kualitas produk.

f. Daerah pemasaran masih terbatas

PD Mas Adam Berdasi yang ada di Kecamatan Rumpin-Bogor, adalah

salah satu usaha kecil dan menengah yang menghasilkan susu kedelai bubuk.

Produk susu kedelai bubuk tersebut dipasarkan di supermarket dan toko-toko

wilayah Bogor. Perusahaan belum melakukan kegiatan pemasaran ke luar wilayah

Bogor, dikarenakan keterbatasan perusahaan dalam kegiatan promosi dan pihak

manajemen belum melakukan negosiasi dengan distributor dari luar Bogor.

g. Kegiatan promosi rendah

Promosi yang dilakukan oleh PD Mas Adam Berdasi adalah dengan

mengikuti berbagai pameran yang berskala kabupaten. Promosi yang berskala

kabupaten misalnya mengikuti setiap kali perayaan Hari Jadi Kabupaten Bogor.

Berbagai pameran yang telah diikuti perusahaan, sampai sekarang mampu

meningkatkan permintaan konsumen tetapi belum ada distributor yang bersedia

membeli dalam skala besar.

Page 120: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

104

h. Armada distribusi perusahaan terbatas

Kegiatan penjualan yang dilakukan adalah penjualan langsung ke

konsumen dilakukan di perusahaan, sedangkan penjualan kepada distributor

dilakukan di supermarket dan toko-toko wilayah Bogor, diantaranya Grand, Hero,

Popeye, Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek semplak, Remaja,

Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD, Ganation, Mawar dan lain-lain.

Pendistribusian langsung kepada konsumen melalui cara pembelian langsung ke

perusahaan pada saat konsumen berkunjung dan lewat telepon yang sudah

tersedia. Adapun pendistribusian ke distributor-distributor menggunakan alat

transportasi berupa sepeda motor (dua buah). Alat transportasi tersebut dirasakan

oleh manajer pemasaran belum cukup, karena pada saat ada pendistribusian

produk yang bersamaan dan berlawanan arah. Hal tersebut menyebabkan

perusahaan akan menyewa angkutan untuk mengantarkan barang ke distributor.

Armada distribusi yang terbatas menjadi kelemahan bagi perusahaan yang

berencana memperluas daerah pemasarannya.

7.2 Identifikasi Faktor Eksternal

Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi peluang

(opportunities) dan ancaman (threats) antara lain: faktor politik, ekonomi, social

budaya, teknologi, faktor pemasok, pendatang baru, produk subtitusi, dan faktor

persaingan diantara pesaing. Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal

perusahaan menunjukkan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) sebagi

berikut :

Page 121: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

105

Peluang Perusahaan

a. Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke

nabati

Yusmarini (2004), menyatakan bahwa dewasa ini, pola konsumsi

masyarakat telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati.

Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan kadar kolesterol

tinggi setelah diketahui adanya korelasi positif antara penyakit jantung koroner

dengan kadar kolesterol yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan nabati

tidak demikian, terutama kacang kedelai. Selain itu juga meningkatnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya kesehatan memberikan kesempatan kepada produk

produk susu kedelai untuk masuk dalam persaingan sebagai minuman dengan

nilai gizi yang tinggi tentunya dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi.

b. Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk

Peningkatan jumlah penduduk dapat menciptakan pangsa pasar bagi setiap

bidang usaha. Selama periode tahun 2001-2005 jumlah penduduk Indonesia setiap

tahunnya mengalami pertumbuhan sekitar 2,12 persen (Tabel 15). Tahun 2003

terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu 5,37 persen dengan

jumlah penduduk sebanyak 214.374.096 jiwa (BPS, 2006). Pertumbuhan jumlah

penduduk juga terjadi di Kabupaten Bogor dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi

pertumbuhan penduduk sebanyak 24.053 jiwa atau 2,81 persen (Tabel 16), yaitu

855.085 jiwa pada tahun 2005 menjadi 879.138 jiwa pada tahun 2006 (BPS Kota

Bogor, 2007). Selain itu, peningkatan jumlah penduduk juga dapat menjadi

peluang bagi pelaku usaha karena tingkat upah menjadi kecil, hal ini dikarenakan

peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan jumlah angkatan

kerja yang lebih besar. Selain itu, pertumbuhan jumlah penduduk dapat

Page 122: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

106

meningkatkan permintaan karena tingkat kebutuhan yang tinggi dan harga susu

bubuk sapi yang mahal. Hal ini dapat dirasakan oleh PD Mas Adam Berdasi yang

mengalami peningkatan permintaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.

c. Banyaknya skim kredit bagi usaha kecil menengah

Banyaknya skim kredit yang ditawarkan baik oleh pemerintah atau lembaga

keuangan untuk industri kecil juga merupakan peluang bagi industri kecil untuk

meningkatkan modal kerja. Modal kerja yang selama ini menjadi masalah klasik

bagi pengusaha industri kecil untuk mengembangkan usahanya. Sebagai

contohnya skim kredit yang ditawarkan oleh BNI (Bank Negara Indonesia) adalah

Bank BNI menargetkan penyerapan kredit bagi usaha mikro kecil menengah

(UMKM) di Jawa Barat (Jabar). Pada tahun 2008 penyaluran kredit UMKM di

provinsi tersebut ditingkatkan dari Rp 1, 6 miliar menjadi 1, 8 miliar. Bank BRI

juga mempunyai Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dinikmati oleh

perusahaan kecil. Selain itu pemerintah juga memberikan berbagai macam kredit

untuk usaha kecil KUK seperti (Kredit Usaha Kecil) serta Undang-undang No 10

tahun 1998, yang didalamnya memuat pasal-pasal yang memberikan ruang

pembiayaan bagi syariah bagi bank umum, sehingga saat ini banyak bank umum

yang membuka divisi syariah denga tujuan untuk memperluas jangkauan layanan

kepada segmentasi yang tidak dapat dijangkau secara konvensional.

d. Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % menjadi 0 %

Pemerintah sekarang ini, menetapkan kebijakan tarif impor kedelai

menjadi 0 persen yang semula 10 persen. Kebijakan tersebut dilakukakan karena

lonjakan harga kedelai internasional yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan

Page 123: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

107

para pengusaha yang berbahan baku kedelai ada yang gulung tikar karena tidak

mampu berproduksi lagi.

e. Mesin produksi spray dryer yang efektif

Peralatan yang digunakan pada industri susu kedelai dengan teknologi

modern antara lain mesin penggiling basah dan penggiling kering dan mesin

pengemasan. Teknologi yang semakin berkembang dapat dibuktikan lagi, dewasa

ini terdapat alat spray dryer dimana cairan yang dimasukkan kedalam mesin

tersebut nantinya kalau keluar dapat berupa bubuk. Mesin spray dryer dapat

menggantikan fungsi pengiling basah dan penggiling kering, sehingga proses

produksi lebih efektif. Selain itu, perkembangan teknologi di bidang informasi

dan komunikasi dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk mempromosikan

dan memasarkan produknya sebagai contohnya adalah web.

f. Pasokan bahan baku kontinyu

Pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang (tidak terlalu kuat)

karena perusahaan tidak bergantung hanya pada satu pemasok tetapi juga

pemasok lain. Artinya, jika bahan baku yang dibeli dari satu pemasok kurang

memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas, maka

perusahaan dapat membelinya dari pemasok lain. Dengan demikian, dalam

industri susu kedelai tidak terlalu sulit untuk mendapat pemasok. Adanya pasokan

bahan baku yang kontinyu dari pemasok akan memperlancar produksi perusahaan

dalam memenuhi permintaan konsumen dan distributor.

g. Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar

Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa

mereka untuk masuk pada skala yang sama dengan pesaing yang ada dan

Page 124: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

108

mengambil resiko dengan menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada

atau masuk dengan skala kecil dan beroperasi dengan tingkat yang tidak

menguntungkan.

Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada

rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah

ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Memulai usaha susu kedelai

bubuk ini membutuhkan investasi yang cukup besar sehingga memberi hambatan

bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri susu kedelai. Biaya investasi

untuk mendapatkan formula susu kedelai yang layak konsumsi cukup besar.

Hambatan lainnya adalah reaksi dari pesaing dengan promosi yang lebih gencar

dan loyalitas distributor terhadap perusahaan lama dalam memasarkan produk,

menyebabkan pendatang baru mencari saluran distribusi yang lain.

Ancaman Perusahaan

a. Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat

Industri susu kedelai menggunakan kedelai dan gula, juga menggunakan

bahan bakar minyak. Harga bahan baku kedelai, gula dan bahan bakar minyak

menyebabkan biaya produksi semakin meningkat dapat menjadi ancaman bagi

kelangsungan proses produksi dan penjualan. Perubahan tersebut harus ditanggapi

dengan bijak oleh perusahaan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin.

b. Bargaining position pembeli kuat

Kekuatan tawar menawar pembeli dikatakan cukup kuat, hal ini

disebabkan (1) Pembeli (distributor) membeli dalam jumlah yang relatif kecil, (2)

Pembeli belum mempunyai informasi yang lengkap dan terperinci tentang produk

Page 125: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

109

dan pasarnya dan (3) Menghadapi biaya pengalihan yang relatif kecil. Kekuatan

tawar menawar pembeli relatif besar dibandingkan dengan permintaan terhadap

produk tersebut. Pembeli mudah pindah ke produk lain sejenis, sehingga biaya

pengalihan pembeli relatif kecil.

c. Barang subtitusi tinggi

Pada industri susu kedelai, produk yang dapat digolongkan menjadi

produk pengganti adalah minuman sari kacang-kacangan seperti minuman sari

kacang hijau, susu kambing, susu kuda dan lain-lain. Tingginya barang subtitusi

dari susu kedelai memberikan ancaman bagi perusahaan untuk menguasai pasar

dengan inovasi produk. Faktor harga dan kualitas akan menentukan intensitas

tekanan dari produk pengganti. Tekanan persaingan semakin bertambah ketika

harga produk pengganti relatif lebih terjangkau dan biaya konsumen untuk beralih

ke produk pun rendah.

d. Jaringan distribusi pesaing lebih luas

Perusahaan melakukan kegiatan promosi dan membangun jaringan

distribusi untuk mempermudah konsumen dalam mendapatkan produk yang akan

dipasarkan. Jaringan distribusi dibangun dengan mendirikan toko, etalase di suatu

distributor dan adanya agen-agen penjual produk untuk meningkatkan pangsa

pasar. Hal itu, sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan yang memproduksi susu

kedelai untuk meningkatkan pangsa pasar produknya.

e. Persaingan semakin ketat

Industri susu kedelai bubuk mempunyai persaingan yang ketat. Persaingan

untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dari persaing, sehingga masing-

masing perusahaan melakukan strategi tertentu. Persaingan yang ketat dalam

Page 126: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

110

terlihat dari harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan dalam menghadapi

pesaing. Persaingan yang ketat juga dapat terlihat dengan banyaknya jumlah

perusahaan di dalam industri susu kedelai yang mengakibatkan harga jual dapat

menurun atau biaya perolehan bahan baku semakin meningkat, sehingga

mempengaruhi kemampulabaan. Persaingan dalam suatu industri adalah hal wajar

yang dibutuhkan suatu industri untuk berkreativitas dalam meningkatkan mutu

dan kuantitas produk yang dihasilkan.

Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan menunjukkan

peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Peluang dan ancaman perusahaan

dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Peluang dan Ancaman PD Mas Adam Berdasi

Faktor Eksternal Peluang Ancaman Sosial-Budaya • Perubahan pola konsumsi

masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati

Demografi • Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk

Ekonomi • Banyak skim kredit bagi usaha kecil menengah

• Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat

Politik • Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 %

Teknologi • Mesin produksi spray dryer yang efektif

Kekuatan tawar menawar pembeli

• Bargaining position pembeli kuat

Kekuatan tawar menawar pemasok

• Pasokan bahan baku kontinyu

Ancaman produk pengganti • Barang subtitusi tinggi Persaingan diantara pesaing yang ada

• Jaringan distribusi pesaing lebih luas

• Persaingan semakin ketat Ancaman pendatang baru • Hambatan bagi pendatang

baru untuk memasuki industri besar

Page 127: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

111

7.3 Analisis Matriks IFE dan EFE

Berdasarkan informasi pada identifikasi faktor internal dan eksternal,

maka disusunlah matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE

(External Factor Evaluation) yang akan dibahas sebagai berikut:

7.3.1 Matriks IFE

Matriks IFE diperoleh dari hasil analisis lingkungan internal perusahaan

yang mengidentifikasi faktor-faktor kunci internal perusahaan berupa kekuatan

dan kelemahan. Kemudian dilakukan pembobotan oleh responden, sehingga

diperoleh bobot dari masing-masing faktor kunci internal perusahaan. Langkah

selanjutnya adalah dengan memberikan peringkat (rating) pada faktor-faktor kunci

internal tersebut, maka dapat diperoleh hasil seperti pada Tabel 24.

Tabel 24. Matriks IFE PD Mas Adam Berdasi

Faktor Kunci Internal Bobot Rating Skor I. Kekuatan Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan 0.062 3.000 0.186Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan

0.063 3.667 0.231

Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik 0.058 3.333 0.193Penggunaan mesin produksi yang modern 0.058 3.333 0.193Produk berkualitas 0.067 4.000 0.268Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing 0.060 3.333 0.200Pengalaman usaha selama 17 tahun 0.055 3.333 0.183Terjalin hubungan yang baik dengan distributor 0.055 3.333 0.183Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes 0.062 4.000 0.248Memiliki web 0.047 3.000 0.141II. Kelemahan Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas

0.046 1.667 0.077

Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur

0.049 2.000 0.098

Modal terbatas 0.053 1.333 0.071Kurangnya inovasi produk 0.054 1.667 0.090Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil

0.053 1.667 0.088

Daerah pemasaran masih terbatas 0.056 1.667 0.093Kegiatan promosi rendah 0.054 1.667 0.090Armada distribusi perusahaan terbatas 0.046 2.000 0.092

Total 1.000 2.726

Page 128: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

112

Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa faktor kunci internal yang

mempunyai skor kekuatan tertinggi adalah produk berkualitas. Hal ini ditunjukkan

oleh nilai bobot sebesar 0,067 dengan rating 4 dan skor sebesar 0,268. Faktor

kunci ini merupakan peluang utama bagi PD Mas Adam Berdasi karena memiliki

tingkat kepentingan terbesar bagi pengembangan usahanya ke depan. Selain

identifikasi terhadap kekuatan internal perusahaan, matriks IFE juga menunjukkan

berbagai kelemahan yang selama ini dimiliki perusahaan. Faktor kunci internal

yang menjadi kelemahan terbesar perusahaan adalah keterbatasan modal, yang

memiliki bobot 0,053 dengan rating 1,333 sehingga skornya adalah 0,071.

Hasil analisis matriks IFE pada PD Mas Adam Berdasi yang meliputi

seluruh faktor kunci internal (kekuatan dan kelemahan) adalah nilai skor sebesar

2,762. Total nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada pada level rata-

rata di dalam kekuatan internal seluruhnya. Sehingga perusahaan dituntut lebih

optimal dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki serta mereduksi kelemahan

yang ada dalam mencapai keberhasilan usahanya.

7.3.2 Matriks EFE

Matriks EFE mengidentifikasi faktor-faktor kunci eksternal berupa

peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan pada kondisi aktual saat ini.

Perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dari

pengaruh lingkungan eksternal untuk keberlanjutan usahanya. Peluang dan

ancaman yang dihadapi PD Mas Adam Berdasi dapat dilihat pada Tabel 25.

Page 129: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

113

Tabel 25. Matriks EFE PD Mas Adam Berdasi

Faktor Kunci Eksternal Bobot Rating Skor I. PELUANG Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati 0.088 2.333 0.205Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk 0.078 3.333 0.260Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah 0.088 2 0.176Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % 0.081 3.333 0.270Mesin produksi spray dryer yang efektif 0.078 3.333 0.260Pasokan bahan baku kontinyu 0.085 3 0.255Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar 0.078 2.667 0.208II. ANCAMAN Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat 0.086 1.333 0.115Bargaining position pembeli kuat 0.081 1.667 0.135Barang subtitusi tinggi 0.083 2.000 0.166Jaringan distribusi pesaing lebih luas 0.087 2.000 0.174Persaingan semakin ketat 0.086 2.000 0.172

Total 2.396

Berdasarkan Tabel 25. menunjukkan bahwa faktor kunci eksternal yang

memberikan peluang terbesar bagi perusahaan adalah perubahan tarif impor

kedelai dari 10 persen menjadi 0 persen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai skor

terbesar yang dimiliki faktor kunci eksternal ini, yaitu sebesar 0,270 dengan bobot

0,081 dan rating 3,333. Rating yang diberikan pada peluang tersebut sebesar 3,333

menunjukkan bahwa sejauh ini perusahaan telah memberikan respon yang baik

terhadap keadaan peluang tersebut.

Sedangkan, faktor kunci eksternal yang memberikan ancaman terbesar

bagi PD Mas Adam Berdasi adalah biaya produksi (kedelai, gula, BBM)

meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,086 dengan rating 1,333

dan skor sebesar 0,115. Kondisi ini menunjukkan bahwa biaya produksi (kedelai,

gula, BBM) meningkat memiliki pengaruh yang signifikan dalam biaya

Page 130: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

114

operasional perusahaan. Biaya operasional yang meningkat memberikan ancaman

bagi keberlangsungan usaha. Perubahan tersebut harus ditanggapi dengan bijak

oleh perusahaan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Sejauh ini

respon perusahaan terhadap ancaman ini berada pada tingkatan dibawah rata-rata,

hal ini terlihat dari besarnya rating yang diberikan.

Hasil analisis matriks EFE pada PD Mas Adam Berdasi yang meliputi

seluruh faktor kunci eksternal (peluang dan ancaman) adalah nilai skor sebesar

2,396. Total nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada pada level

menengah dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan

peluang eksternal atau menghindari ancaman yang ada dalam mencapai

keberhasilan usahanya.

7.4 Matriks IE dan SWOT

Hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan matriks EFE, maka dapat

disusun selanjutnya dalam matriks Internal-Eksternal. Analisis Matriks IE ini

digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini. Matriks IE didasarkan

pada nilai tertimbang yang diperoleh pada matriks EFE dan IFE. Nilai tertimbang

IFE sebesar 2,762 yang menggambarkan perusahaan berada pada kondisi internal

rata-rata, tidak terlalu kuat dan tidah terlalu lemah. Nilai tertimbang EFE sebesar

2,396 menggambarkan respon yang diberikan oleh PD Mas Adam Berdasi kepada

lingkungan eksternalnya tergolong sedang dalam memanfaatkan peluang dan

mengatasi ancaman. Matriks IE dari PD Mas Adam Berdasi dapat terlihat pada

Gambar 13.

Page 131: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

115

TOTAL NILAI TERTIMBANG IFE (2,762) Kuat Rata- Rata Lemah 3,0 – 4,0 2,0 – 2,9 1,0 – 1,99 TOTAL Tinggi NILAI 3,0 – 4,0 TERTIM- BANG Rata-Rata EFE 2,0-2,99 (2,396) Rendah

1,0-1,99

Gambar 13. Matriks IE PD Mas Adam Berdasi.

Berdasarkan Gambar 13 posisi dari PD Mas Adam Berdasi berada pada sel

V (Hold and Maintain). Sehingga strategi yang sebaiknya diterapkan perusahaan

pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk atau jasa

yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.

Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan

memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan maka

dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi

strategi ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis SWOT, yang nantinya

akan menjadi bahan acuan dalam penggunaan Matriks QSP sebagai penentu

prioritas strategi. Formulasi strategi pada PD Mas Adam Berdasi dapat dilihat

pada Gambar 14.

I

II

III

IV

PD Mas Adam Berdasi

(Hold and Maintain)

VI

VII VIII

IX

Page 132: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

116

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strengths-S) 1. Hubungan baik antara karyawan

dengan perusahaan 2. Pengambilan keputusan yang

mempertimbangkan masukan dari bawahan

3. Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik

4. Penggunaan mesin produksi yang modern

5. Produk berkualitas 6. Harga lebih terjangkau

dibandingkan pesaing 7. Pengalaman usaha selama 17

tahun 8. Terjalin hubungan yang baik

dengan distributor 9. Memiliki sertifikasi halal dan

izin Depkes 10. Memiliki web

Kelemahan (Weaknesses-W) 1. Curahan waktu kepala staf terhadap

perusahaan cukup terbatas 2. Sikap tertutup perusahaan yang

menolak pinjaman dari kreditur 3. Modal terbatas 4. Kurangnya inovasi produk 5. Kemasan bagian dalam produk

menggunakan plastik bukan alumunium foil

6. Daerah pemasaran masih terbatas 7. Kegiatan promosi rendah 8. Armada distribusi perusahaan

terbatas

Peluang (Opportunities-O) 1. Perubahan pola konsumsi

masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati

2. Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk

3. Banyaknya skim kredit bagi usaha kecil menengah

4. Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 %

5. Mesin produksi spray dryer yang efektif

6. Pasokan bahan baku kontinyu

7. Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar

Strategi S-O 1. Mempertahankan kualitas

produk susu kedelai bubuk instan yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan susu kedelai bubuk (S1,S2,S3,S4,S5,S6,S7,S8,S9,O1,O2,O3,O4,O6)

2. Mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan untuk menghambat masuknya pendatang baru (S8,S10,O3,O4,O5,O6,O7)

Strategi W-O 1. Mencari alternatif modal kerja

untuk membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi pemasaran (W2,W3,W6,W7,W8,O1, O2,O3,O4,O5,O6,O7)

2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan (W1,W2,W4,W5,O1,O5)

Ancaman (Treaths-T) 1. Biaya produksi (Kedelai,

Gula, BBM) meningkat 2. Bargaining position pembeli

kuat 3. Barang subtitusi tinggi 4. Jaringan distribusi pesaing

lebih luas 5. Persaingan semakin ketat

Strategi S-T 1. Melakukan pengembangan atau

diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi (S1,S4,S5,S7,S8,S9,S10, T2,T3,T4,T5)

2. Optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan yang ketat (S1,S2,S3,S4,S6,S7,S8,S9,S10,T1,T3,T4,T5)

Strategi W-T 1. Melakukan efisiensi biaya

produksi (W1,W3,W4,W5,T1,T3,T4,T5)

2. Memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image produk (W4,W5,W7,T2,T3,T4,T5)

Gambar 14. Analisis Matriks SWOT.

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif strategi yang

dapat diperoleh adalah sebagai berikut:

STRATEGI S-O

1. Mempertahankan kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang berbahan

baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan susu

kedelai bubuk

Page 133: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

117

PD Mas Adam Berdasi yang mempunyai produk susu kedelai bubuk instan

yang berkualitas, yaitu produk susu kedelai ini, tanpa rasa langu, tanpa bahan

pengawet dan tidak perlu ditambah gula pada saat membuat susu kedelai

tersebut. Mempertahankan kualitas produk dapat dilakukan oleh perusahaan

dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki, sebagai salah satu contohnya

perusahaan mempunyai hubungan yang baik dengan karyawan sehingga

perusahaan dalam mempertahankan kualitas produknya, karyawan senantiasa

menjaga kebersihan pada saat proses produksi. Perusahaan harus dapat

mempertahankan kualitas produk tersebut sehingga kepuasan konsumen dapat

terpenuhi.

2. Mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan untuk

menghambat masuknya pendatang baru

PD Mas Adam Berdasi yang mempunyai keinginan untuk membangun

usahanya agar berkembang, harus menjaga hubungan baik dengan stakeholder

perusahaan. Salah satu tindakan yang harus dipertahankan oleh perusahaan

adalah menjaga hubungan baik dengan distributor. Terjalinnya hubungan baik

dengan distributor untuk menjaga saluran distribusi produk agar tidak dimasuki

oleh pesaing.

STRATEGI W-O

1. Mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi dan

memperluas jaringan distribusi pemasaran

PD Mas Adam Berdasi adalah sebuah usaha kecil menengah yang mempunyai

keterbatasan modal. Sehingga dalam mengembangkan usahanya, perusahaan

harus membuka diri untuk berani mengambil pinjaman dari kreditur.

Page 134: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

118

Perusahaan bisa memanfaatkan banyaknya skim kredit yang ditawarkan oleh

lembaga keuangan. Perusahaan mempunyai kekuatan sistem akuntansi yang

tertata dengan baik yang pada umumnya merupakan syarat dalam mengajukan

kredit. Peningkatan modal tersebut, dapat digunakan perusahaan untuk

membuat etalase di tempat distributor sebagai media promosi perusahaan,

membiayai kegiatan promosi perusahaan melalui leaflet, pamphlet dan media

promosi yang lain serta memperluas jaringan distribusi perusahaan di luar

wilayah Bogor.

2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan

Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor

penting yang dapat menunjang keberhasilan perusahaan. Perusahaan harus

memperbaiki kualitas sumberdaya manusia salah satunya melalui pelatihan.

Pelatihan yang dapat diikuti oleh pemilik perusahaan salah satunya melalui

pelatihan yang berhubungan pembiayaan perusahaan yang dilakukan oleh suatu

instansi. Hal ini dikarenakan, selama ini pemilik perusahaan mempunyai

pandangan yang negatif terhadap hutang yang membuat perusahaan terbebani.

Selain itu pemilik perusahaan memberikan suatu masukan kepada kepala staf

untuk mencurahkan tenaga yang lebih banyak kepada perusahaan dan

menjelaskan apa yang telah didapat pada saat mengikuti pelatihan kepada para

karyawan. Sehingga dengan pelatihan dapat mengakses infomasi dan teknologi

yang dapat diterapkan untuk menunjang keberhasilan perusahaan.

STRATEGI S-T

1. Melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang

subtitusi yang tinggi

Page 135: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

119

Pengembangan produk dilakukan agar konsumen mempunyai alternatif untuk

membeli produk-produk perusahaan. Strategi pengembangan produk

mempunyai tujuan agar perusahaan yang ada di dalam suatu industri dapat

meningkatkan penjualan dengan cara mebuat suatu perbedaan atau

memodifikasi produk-produk yang ada. PD Mas Adam Berdasi dapat

mengembangkan produk yang berbahan baku kedelai, yakni dengan membuat

es krim kedelai.

2. Optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan yang ketat

PD Mas Adam Berdasi yang mempunyai sumberdaya yang baik, mulai dari

mesin produksi yang modern, hubungan dengan karyawan yang baik, memiliki

web. Sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan perlu dioptimalkan lagi

sehingga perusahaan dapat menikmati manfaat yang lebih besar. Seperti

halnya, perusahaan memiliki web. Web dari perusahaan dapat dioptimalkan

lagi, dengan memberikan informasi bahwa perusahaan membutuhkan

distributor untuk daerah di luar Bogor. Hal tersebut dapat menambah jaringan

distribusi dari perusahaan.

STRATEGI W-T

1. Melakukan efisiensi biaya produksi

Kenaikan harga kedelai impor, gula dan kenaikan bahan baku minyak (BBM)

membuat perusahaan harus melakukan efisiensi biaya produksi. Melakukan

efisiensi biaya produksi dalam proses produksi dan operasi sehingga

perusahaan mampu bersaing dengan pesaing. Lebih lanjut lagi perusahaan

mampu bertahan dalam persaingan industri yang ketat.

Page 136: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

120

2. Memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam produk untuk menjaga image

produk

Susu bubuk kedelai instan Cap Kedelai Mas mempunyai kemasan yang

menarik. Kemasan tersebut sudah terdapat izin Depkes, sertifikasi halal,

kandungan gizi susu kedelai dan manfaat minum susu kedelai. Tetapi produk

ini mempunyai kelemahan dari segi kualitas pembungkus bubuk susu, yakni

menggunakan plastik bukan alumunium foil. Hal ini patut dikhawatirkan,

karena konsumen bisa mempunyai pandangan buruk terhadap kualitas produk.

Oleh karena itu perusahaan, diharapkan mampu memperbaiki kemasan plastik

tersebut dengan alumunium foil.

7.5 Pemilihan Strategi

Formulasi strategi mempunyai beberapa tahapan, mulai dari tahap

masukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan. Pemilihan strategi ini, masuk ke

dalam tahap pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dengan

menggunakan alat analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix), alat

analisis ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari

matriks QSP adalah dengan set strategi dapat diperiksa secara berurutan atau

bersamaan, tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi,

mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal

yang terkait dalam proses keputusan. Sedangkan kelemahan matriks QSP adalah

memerlukan penilaian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan. Proses pemberian

peringkat dan daya tarik mengharuskan keputusan subjektif, walaupun demikian

harus menggunakan informasi objektif.

Page 137: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

121

Analisis matriks QSP untuk pemilihan strategi prioritas ini dilakukan

berdasarkan delapan alternatif yang ada. Penilaian dilakukan oleh tiga orang

responden yang memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan. Hasil

dari total TAS masing-masing responden untuk setiap strategi kemudian dirata-

ratakan sehingga diperoleh urutan prioritas strategi yang harus diterapkan.

Berdasarkan hasil analisis matriks QSP pada Tabel 26, dapat dilihat bahwa

strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah mencari alternatif modal

kerja untuk membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi

pemasaran. Dengan nilai total TAS tertinggi 6,031. Strategi-strategi tersebut dapat

diperingkatkan sebagai berikut:

1. Mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi dan

memperluas jaringan distribusi pemasaran (TAS = 6,031)

2. Mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan untuk

menghambat masuknya pendatang baru (TAS = 5,905)

3. Melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi

barang subtitusi yang tinggi (TAS = 5,899)

4. Melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886)

5. Memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image produk

(TAS = 5,876)

6. Mempertahankan kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang berbahan

baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan yang

tinggi (TAS = 5,830)

7. Optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan yang ketat

(TAS = 5,784)

Page 138: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

122

8. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan (TAS = 5,706)

Tabel 26. Peringkat Alternatif Strategi

Alternatif Strategi Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Rata-Rata Peringkat Strategi

1 6.175 5.363 5.953 5.830 VI 2 6.171 5.713 5.831 5.905 II 3 6.169 5.969 5.956 6.031 I 4 5.921 5.461 5.735 5.706 VIII 5 6.051 5.902 5.743 5.899 III 6 6.153 5.368 5.831 5.784 VII 7 5.912 6.034 5.711 5.886 IV 8 6.118 5.789 5.722 5.876 V

Keterangan:

Strategi 1 : Mempertahankan kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang

berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi

permintaan susu kedelai bubuk

Strategi 2 : Mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan

untuk menghambat masuknya pendatang baru

Strategi 3 : Mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi

dan memperluas jaringan distribusi pemasaran

Strategi 4 : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan

Strategi 5 : Melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk

menghadapi barang subtitusi yang tinggi

Strategi 6 : Optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan

yang ketat

Strategi 7 : Melakukan efisiensi biaya produksi

Strategi 8 : Memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image

produk

Page 139: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

123

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan analisis lingkungan internal PD Mas Adam Berdasi, perusahaan

mempunyai kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan perusahaan antara lain,

hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan, pengambilan keputusan

yang mempertimbangkan masukan dari bawahan, sistem akuntansi keuangan

sudah tertata dengan baik, penggunaan mesin produksi modern, produk

berkualitas, harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing, terjalin hubungan

yang baik dengan distributor, memiliki sertifikasi halal dari MUI dan izin dari

Depkes, dan memiliki web. Sedangkan kelemahan perusahaan antara lain,

curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas, sikap tertutup

dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur, modal terbatas,

kurangnya inovasi produk, kemasan bagian dalam produk menggunakan

plastik bukan alumunium foil, daerah pemasaran masih terbatas, kegiatan

promosi rendah, dan armada distribusi perusahaan terbatas.

2. Berdasarkan analisis eksternal perusahaan yaitu lingkungan umum dan

lingkungan industri, perusahaan mempunyai peluang dan ancaman. Adapun

peluang bagi perusahaan antara lain, perubahan pola konsumsi masyarakat dari

bahan makanan hewani ke nabati, peningkatan jumlah penduduk, banyaknya

skim kredit bagi usaha kecil menengah, kebijakan tarif impor kedelai 10 persen

menjadi 0 persen, mesin produksi spray dryer yang efektif, pasokan bahan

baku yang kontinyu, dan hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki

industri besar. Sedangkan ancaman bagi perusahaan adalah biaya produksi

(kedelai, gula, BBM) meningkat, bargaining position pembeli kuat, barang

Page 140: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

124

subtitusi tinggi, jaringan distribusi pesaing lebih luas, dan persaingan semakin

kuat.

3. Berdasarkan nilai tertimbang pada matriks IFE sebesar 2,762 dan matriks EFE

sebesar 2,396 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam matriks IE.

PD Mas Adam Berdasi berada pada sel V, yaitu tahap hold and maintain,

dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

4. Berdasarkan hasil analisis SWOT menghasilkan delapan buah strategi yang

diurutkan prioritas pelaksanaanya dengan analisis matriks QSP. Urutan

prioritas strategi yang dilaksanakan adalah mencari alternatif modal kerja

untuk membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi

pemasaran. Kemudian secara berurutan, adalah mempertahankan hubungan

baik dengan stakeholder perusahaan untuk menghambat masuknya pendatang

baru, melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi

barang subtitusi yang tinggi, melakukan efisiensi biaya produksi, memperbaiki

bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image produk, mempertahankan

kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang berbahan baku alami, bermutu

dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan susu kedelai bubuk,

optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan yang ketat,

dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan.

Page 141: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

125

8.2 Saran

1. Perusahaan sebaiknya membuka diri terhadap kredit yang ditawarkan oleh

pihak yang memberikan pinjaman untuk pengembangan usahanya.

2. Perusahaan sebaiknya segera mengganti kemasan dalam produk dengan

alumunium foil. Hal ini dilakukan untuk menjaga brand image produk agar

konsumen lebih percaya.

3. Perusahaan sebaiknya menggunakan alternatif kedelai varietas lokal

“Agrobomo” yang telah diteliti oleh LIPI dapat digunakan sebagai bahan baku

susu kedelai, mengingat harga kedelai impor mengalami peningkatan.

4. Penelitian lanjutan mengenai strategi pemasaran susu kedelai bubuk instan Cap

Kedelai Mas diperlukan mengingat persaingan dalam industri semakin ketat

Page 142: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

126

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2005. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta. Arwin. 2000. Analisis Kelayakan Usaha Dan Optimalisasi Produksi Susu Kedelai

Bubuk di bernal Unifoods, Tenant Pusat Inkubator Agribisnis dan Agroindustri Institut Pertanian Bogor (PIAA-IPB). Skripsi. Departemen Teknologi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian. Bogor.

Badan Standarisasi Nasional (BSN). SNI 01-3830-1995 tentang susu kedelai. BPS. 2006. Persentase Pengeluaran Rata-Rata Perkapita. Edisi 2006. Jakarta. BPS, KemKop & UKM. 2005. Perkembangan Indikator Makro UKM di tahun

2005. http:// www.depkop.go.id. 29 Januari 2008. Brata, A.G. 2003. Distribusi Spasial UKM. http:// www.ekonomirakyat.org. 29

Januari 2008. David, Fred. R. 2004. Manajemen Strategis, Terjemahan: PT. Indeks Kelompok

Gramedia. P.T. Gramedia. Jakarta. Die, J.S. 1949. Soybean Gold From The Soil. The Macmillan company. New

York. Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Komposisi

Susu Kedelai Dan Susu Sapi Tiap 100 Gram. www.gizi.net. [13 februari 2008].

Dumairy. 1995. Definisi Industri. P.T. Kompas, Jakarta. Hariyadi, P. 2000. Segar, Sehat, Mudah dan Cepat Sebagai Kriteria Mutu Utama

Produk Pangan Dari “IFT annual meeting dan food expo 2000”: Buletin Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XI, No.1.

Hartomo dan Widiatmoko. 1993. Minuman Instan. P.T. Penebar Swadaya,

Jakarta. Hitt, Michael A., (2005) Strategic Management: Competitions & Globalization

(Concept and Cases) 6th edition. United States: South Western, Thomson Corporation.

Hembing. 2003. Prospek Kedelai Semakin Cerah. PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Ismawan, B. 2005. Merajut Kebersamaan dan Kemandirian Bangsa. http:// www.

Untag.co.id. 10 Februari 2008.

Page 143: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

127

Juliantina, Dellima Tria. Analisis Atribut dan Rentang Harga Susu Kedelai Bubuk Merek Maureen (Studi Kasus: PD Alam Lestari Tasikmalaya). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian. Bogor.

Kalkwarf dan Sandler. 2003. Osteoporosis Remaja. Republika online. [7 Maret

2008]. Kinnear, T. C dan J. R. Taylor. 2001. Marketing Research: an Applied Approach.

Mc Graw-Hill, Inc. New York. Khomsan, Ali. 2007. Kandungan Susu Kini Semakin Kaya. Banyak Jenis Susu

Yang Kini Sudah Mengalami Penambahan Zat Yang Dibutuhkan Konsumen. Republika online. [18 februari 2008].

Khomsan, Ali. 2002. Susu Minuman Bergizi Untuk Peningkatan Kualitas Sumber

Daya Manusia. Pasific Link.com. [14 Februari 2008]. Koswara, S. 2005. Isoflavon, Senyawa Multi-manfaat dalam Kedelai.

http://ipb.ac.id/tpg/de/pubde_ntrtnhlth_isoflvn.php . [7 Maret 2008] Koswara, S. 2006. Susu Kedelai tak kalah dengan susu sapi. Ebookpangan.com.

[14 februari 2008]. Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai. Pustaka Sinar Harapan.

Jakarta. Kotler, Phillip et al. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: P.T. Indeks. Langitan, R. 1995. Analisis Nilai Tambah Pengolahan dan Strategi Pemasaran

Produk Minuman Segar Susu Kedelai (Studi Kasus pada PT. Halim Graha Food dan Beverages Industry, Bekasi). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian. Bogor.

Lipsey. 1996. Makroekonomi. Jakarta: P.T. Indeks. Manurung, A. Haymans.2005. Wirausaha: Bisnis UKM. Jakarta: Buku Kompas Muchtadi, D. 2005. Kedelai Sumber Protein yang Murah.

http://ipb.ac.id/tpg/de/pubde_ntrtnhlth_kdlaiprotein.php. [7 Maret 2008] Pambudi, Teguh. S. 2005. Perusahaan Darmawan. Dalam SWA 32.

(Desember,26). Jakarta Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis :

Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Page 144: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

128

Saragih, Bungaran. 2001. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Loji Grafika Griya Sarana. Bogor.

Sayekti. 2005. Skripsi. Analisis Kelayakan Finansial Susu Kedelai Bubuk

Alamina Rasa Natural Pada Perusahaan Dodo-Mis Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian. Bogor.

Sediaoetama, A. D. 1993. Ilmu Gizi untuk Mahasisiwa dan Profesi di Indonesia.

Cetakan Kedua. Jilid 2. Dian Rakyat. Jakarta. Tucker, Michael. 2002. Peranan Penting Susu. Jakarta: Buku Kompas. Yusmarini, Raswen Efendi. 2004. Evaluasi Mutu Soygurt yang dibuat dengan

Penambahan beberapa Jenis Gula. Jurnal Natur Indonesia 6(2): 104-110 (2004), ISSN 1410-9379.

Page 145: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

129

Page 146: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

130

Lampiran 1. Gambar web dan Produk dari PD Mas Adam Berdasi Gambar Produk PD Mas Adam Berdasi

Page 147: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

131  

Lampiran 2. Pembobotan Terhadap Kekuatan dan Kelemahan serta Peluang dan Ancaman Perusahaan

I. Pemberian Bobot terhadap Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

• Bagian Pengisian Matriks Berpasangan

Petunjuk pengisian

1. Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha.

2. Cara membaca perbandingan dimulai dari faktor pada baris horisontal terhadap kolom vertikal dan harus konsisten.

Nilai 1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

Nilai 2 = Jika indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal

Nilai 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Pakar 1

Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total %

A 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 40 0.065

B 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 42 0.069

C 2 1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 1 2 3 40 0.065

D 2 2 1 1 1 3 3 1 3 3 3 2 3 2 1 3 3 37 0.060

E 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 44 0.072

F 1 1 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 39 0.064

G 1 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 3 3 1 3 32 0.052

H 2 2 1 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 32 0.052

I 2 1 3 3 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 36 0.059

J 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 2 2 26 0.042

K 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 22 0.036

L 1 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 2 1 3 3 1 1 29 0.047

M 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 3 2 1 1 1 1 1 27 0.044

N 1 1 1 1 1 3 3 2 2 1 3 3 3 1 1 1 1 29 0.047

O 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 35 0.057

P 1 1 3 3 3 3 1 2 2 2 3 1 3 3 2 3 3 39 0.064

Q 2 1 2 1 1 1 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 3 36 0.059

R 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 3 3 1 1 1 27 0.044

Total 612 1.000

 

 

 

Page 148: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

132  

Pakar 2

Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L M N O P Q R TOTAL %

A 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37 0.061 B 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 37 0.061 C 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 35 0.057 D 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 1 3 3 2 36 0.059 E 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 40 0.066 F 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 39 0.064 G 2 1 2 2 1 1 3 1 2 3 3 2 2 2 3 2 3 35 0.057 H 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 3 2 3 34 0.056 I 1 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 40 0.066 J 2 1 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 2 2 1 2 3 30 0.049 K 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 3 1 2 2 1 3 2 29 0.048 L 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 3 1 2 1 26 0.043 M 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 36 0.059 N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 0.056 O 2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 31 0.051 P 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 33 0.054 Q 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 31 0.051 R 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 3 2 1 1 1 27 0.044

Total 610 1.000

Pakar 3

Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L M N O P Q R TOTAL %

A 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2 1 1 2 37 0.060 B 2 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 1 1 2 2 2 36 0.059 C 2 3 3 1 1 2 1 1 3 3 1 2 1 1 3 2 2 32 0.052 D 1 1 1 2 3 3 2 1 3 2 2 1 2 2 3 3 2 34 0.056 E 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 39 0.064 F 2 2 3 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 0.051 G 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 35 0.057 H 2 1 3 2 2 3 2 3 1 1 3 2 2 3 2 2 1 35 0.057 I 2 1 3 3 2 3 2 1 1 2 2 3 2 3 3 2 3 38 0.062 J 1 2 1 1 1 2 1 3 3 2 1 2 1 2 3 3 2 31 0.051 K 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 3 3 33 0.054 L 1 1 3 2 1 2 2 1 2 3 3 1 2 3 2 2 3 34 0.056 M 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 2 2 34 0.056 N 1 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 1 37 0.060 O 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 3 2 1 32 0.052 P 3 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 3 31 0.051 Q 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 32 0.052 R 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 1 1 2 3 3 1 1 31 0.051

Total 612 1.000

Page 149: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

133  

Keterangan:

Kekuatan (Strengths-S) A: Hubungan baik antara karyawan

dengan perusahaan B: Pengambilan keputusan yang

mempertimbangkan masukan dari bawahan

C: Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik

D: Penggunaan mesin produksi yang modern

E : Produk berkualitas F: Harga lebih terjangkau

dibandingkan pesaing G: Pengalaman usaha selama 17 tahun H: Terjalin hubungan yang baik

dengan distributor I : Memiliki sertifikasi halal dan izin

Depkes J : Memiliki web

Kelemahan (Weaknesses-W) K: Curahan waktu kepala staf

terhadap perusahaan cukup terbatas

L: Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur

M: Modal terbatas N: Kurangnya inovasi produk O: Kemasan bagian dalam produk

menggunakan plastik bukan alumunium foil

P: Daerah pemasaran masih terbatas Q: Kegiatan promosi rendah R: Armada distribusi perusahaan terbatas

Page 150: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

134  

II. Pemberian Bobot terhadap Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)

Pakar 1

Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L Total %

A 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 3 22 0.083B 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 17 0.064C 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 1 22 0.083D 2 3 2 1 1 3 1 2 2 3 3 23 0.087E 1 3 2 3 2 2 2 2 1 1 3 22 0.083F 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 26 0.098G 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 20 0.076H 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 24 0.091I 2 3 1 2 2 2 1 1 1 3 3 21 0.080J 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 24 0.091K 2 2 2 1 3 2 3 2 1 3 1 22 0.083L 1 1 3 1 1 2 3 3 1 2 3 21 0.080

Total 264 1.000

Pakar 2

Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L Total %

A 2 2 2 1 3 3 3 2 1 2 2 23 0.087B 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 21 0.080C 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2 24 0.091D 2 2 3 3 1 3 1 2 2 1 2 22 0.083E 3 3 1 1 1 2 2 3 2 1 1 20 0.076F 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 21 0.080G 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 20 0.076H 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 22 0.083I 2 2 2 2 1 2 2 1 3 3 3 23 0.087J 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 22 0.083K 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 23 0.087L 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 23 0.087

Total 264 1.000

Page 151: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

135  

Pakar 3

Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L Total %

A 1 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 25 0.095

B 3 1 1 1 3 2 2 3 2 3 3 24 0.091

C 2 3 3 2 2 3 2 2 1 1 3 24 0.091

D 1 3 1 3 2 1 1 2 3 1 1 19 0.072

E 1 3 2 1 2 1 1 3 3 2 1 20 0.076

F 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 0.076

G 1 2 1 3 3 2 2 3 3 1 1 22 0.083

H 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 22 0.083

I 2 1 2 2 1 2 1 3 2 2 2 20 0.076

J 3 2 3 1 1 2 1 2 2 2 1 20 0.076

K 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2 1 24 0.091

L 1 1 1 3 3 2 3 2 2 3 3 24 0.091

Total 264 1.000

Keterangan:

Peluang (Opportunities-O) A: Perubahan pola konsumsi masyarakat

dari bahan makanan hewani ke nabati B: Peningkatan permintaan susu kedelai

bubuk C: Banyaknya kredit bagi usaha kecil

menengah D: Perubahan tarif impor kedelai dari 10 %

- 0 % E: Mesin produksi spray dryer yang efektif F: Pasokan bahan baku kontinyu G: Hambatan masuk ke dalam industri

tinggi

Ancaman (Treaths-T) H: Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM)

meningkat I : Bargaining position pembeli kuat J : Barang subtitusi tinggi K : Jaringan distribusi pesaing lebih luas L : Persaingan semakin ketat

Page 152: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

136  

Lampiran 3. Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal dan Eksternal

I. Nilai Bobot Faktor Strategis Internal

Faktor Kunci Internal PAKAR 1

PAKAR 2

PAKAR 3 SKOR

I. Kekuatan Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan 0.065 0.061 0.060 0.062

Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan 0.069 0.061 0.059 0.063

Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik 0.065 0.057 0.052 0.058 Penggunaan mesin produksi yang modern 0.060 0.059 0.056 0.058 Produk berkualitas 0.072 0.066 0.064 0.067 Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing 0.064 0.064 0.051 0.060

Pengalaman usaha selama 17 tahun 0.052 0.057 0.057 0.055 Terjalin hubungan yang baik dengan distributor 0.052 0.056 0.057 0.055

Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes 0.059 0.066 0.062 0.062 Memiliki web 0.042 0.049 0.051 0.047 II. Kelemahan Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas 0.036 0.048 0.054 0.046

Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur 0.047 0.043 0.056 0.049

Modal terbatas 0.044 0.059 0.056 0.053 Kurangnya inovasi produk 0.047 0.056 0.06 0.054 Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil 0.057 0.051 0.052 0.053

Daerah pemasaran masih terbatas 0.064 0.054 0.051 0.056 Kegiatan promosi rendah 0.059 0.051 0.052 0.054 Armada distribusi perusahaan terbatas 0.044 0.044 0.051 0.046 Total 1.000 1.000 1.000 1.000

Page 153: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

137  

II. Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal

Faktor Kunci Eksternal PAKAR 1

PAKAR 2

PAKAR 3 SKOR

I. PELUANG Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati 0.083 0.087 0.095 0.088

Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk 0.064 0.080 0.091 0.078 Banyaknya skim kredit bagi usaha kecil menengah 0.083 0.091 0.091 0.088

Perubahan tarif impor kedelai dari 10% -0% 0.087 0.083 0.072 0.081 Mesin produksi spray dryer yang efektif 0.083 0.076 0.076 0.078 Pasokan bahan baku kontinyu 0.098 0.080 0.076 0.085 Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar 0.076 0.076 0.083 0.078

II. ANCAMAN Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat 0.091 0.083 0.083 0.086

Bargaining position pembeli kuat 0.080 0.087 0.076 0.081 Barang subtitusi tinggi 0.091 0.083 0.076 0.083 Jaringan distribusi pesaing lebih luas 0.083 0.087 0.091 0.087 Persaingan semakin ketat 0.080 0.087 0.091 0.086 TOTAL 1.000

Page 154: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

138  

Lampiran 4. Rating Rata-rata Faktor Strategis Internal dan Eksternal I. Rating Rata-rata Faktor Strategis Internal

Petunjuk pengisian

• Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha

dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara

memberikan tanda (X) pada pilihan Bapak.

• Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:

Nilai 4 = Jika faktor kekuatan tersebut merupakan kekuatan utama perusahaan

(kekuatan mayor)

Nilai 3 = Jika faktor kekuatan tersebut bukan merupakan kekuatan utama

perusahaan (kekuatan minor)

Nilai 2 = Jika faktor kelemahan tersebut bukan kelemahan utama

(kelemahan minor)

Nilai 1 = Jika faktor kelemahan tersebut merupakan kelemahan utama

perusahaan (kelemahan mayor)

Pertanyaan

Menurut Bapak/Ibu bagaimana faktor-faktor kekuatan tersebut

mempengaruhi kondisi perusahaan:

Pakar 1

No Kekuatan 3 4

1 Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan √

2 Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan √

3 Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik √ 4 Penggunaan mesin produksi yang modern √ 5 Produk berkualitas √ 6 Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing √ 7 Pengalaman usaha selama 17 tahun √ 8 Terjalin hubungan yang baik dengan distributor √ 9 Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes √ 10 Memiliki web √

Page 155: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

139  

Pakar 2

Pakar 3

No Kekuatan 3 4

1 Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan √

2 Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan √

3 Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik √ 4 Penggunaan mesin produksi yang modern √ 5 Produk berkualitas √ 6 Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing √ 7 Pengalaman usaha selama 17 tahun √ 8 Terjalin hubungan yang baik dengan distributor √ 9 Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes √ 10 Memiliki web √

No Kekuatan 3 4

1 Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan √

2 Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan √

3 Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik √ 4 Penggunaan mesin produksi yang modern √ 5 Produk berkualitas √ 6 Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing √ 7 Pengalaman usaha selama 17 tahun √ 8 Terjalin hubungan yang baik dengan distributor √ 9 Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes √ 10 Memiliki web √

Page 156: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

140  

Menurut Bapak/Ibu bagaimana bagaimana faktor-faktor kelemahan

tersebut mempengaruhi kondisi perusahaan:

Pakar 1

Pakar 2

No Kelemahan 1 2 1 Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan

cukup terbatas √

2 Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur √

3 Modal terbatas √ 4 Kurangnya inovasi produk √ 5 Kemasan bagian dalam produk menggunakan

plastik bukan alumunium foil √

6 Daerah pemasaran masih terbatas √ 7 Kegiatan promosi rendah √ 8 Armada distribusi perusahaan terbatas √

No Kelemahan 1 2 1 Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan

cukup terbatas √

2 Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur √

3 Modal terbatas √ 4 Kurangnya inovasi produk √ 5 Kemasan bagian dalam produk menggunakan

plastik bukan alumunium foil √

6 Daerah pemasaran masih terbatas √ 7 Kegiatan promosi rendah √ 8 Armada distribusi perusahaan terbatas √

Page 157: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

141  

Pakar 3

Rating rata-rata faktor strategis internal

I. Kekuatan Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Rata-rata

Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan 3 3 3 3.000Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan 4 4 3 3.667Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik 3 3 4 3.333Penggunaan mesin produksi yang modern 4 3 3 3.333Produk berkualitas 4 4 4 4.000Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing 4 3 3 3.333Pengalaman usaha selama 17 tahun 4 3 3 3.333Terjalin hubungan yang baik dengan distributor 4 3 3 3.333Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes 4 4 4 4.000Memiliki web 3 3 3 3.000II. Kelemahan Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas 2 2 1 1.667Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur 2 2 2 2.000Modal terbatas 2 1 1 1.333Kurangnya inovasi produk 2 1 2 1.667Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil 2 1 2 1.667Daerah pemasaran masih terbatas 2 2 1 1.667Kegiatan promosi rendah 2 2 1 1.667Armada distribusi perusahaan terbatas 2 2 2 2.000

No Kelemahan 1 2 1 Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan

cukup terbatas √

2 Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur √

3 Modal terbatas √ 4 Kurangnya inovasi produk √ 5 Kemasan bagian dalam produk menggunakan

plastik bukan alumunium foil √

6 Daerah pemasaran masih terbatas √ 7 Kegiatan promosi rendah √ 8 Armada distribusi perusahaan terbatas √

Page 158: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

142  

II. Rating Rata-rata Faktor Strategis Eksternal Petunjuk pengisian

• Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha meraih

peluang yang ada berikut ini dengan cara memberikan tanda (X) pada pilihan

Bapak.

• Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:

Nilai 1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang/ mengatasi ancaman

tersebut rendah

Nilai 2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang / mengatasi ancaman

tersebut sedang (respon sama dengan rata-rata)

Nilai 3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas rata-rata

Nilai 4 = Sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior

Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan PD Mas Adam Berdasi dalam

menanggapi peluang berikut:

Pakar 1

No Peluang 1 2 3 4

1 Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati √

2 Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk √

3 Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah √

4 Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % √ 5 Mesin produksi spray dryer yang efektif √

6 Pasokan bahan baku kontinyu √

7 Hambatan masuk ke dalam industri tinggi √

Page 159: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

143  

Pakar 2

Pakar 3

No Peluang 1 2 3 4

1 Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati √

2 Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk √

3 Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah √

4 Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % √ 5 Mesin produksi spray dryer yang efektif √

6 Pasokan bahan baku kontinyu √

7 Hambatan masuk ke dalam industri tinggi √

No Peluang 1 2 3 4

1 Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati √

2 Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk √

3 Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah √

4 Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % √ 5 Mesin produksi spray dryer yang efektif √

6 Pasokan bahan baku kontinyu √

7 Hambatan masuk ke dalam industri tinggi √

Page 160: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

144  

Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan PD Mas Adam Berdasi dalam

mengatasi ancaman yang ada:

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

No Ancaman 1 2 3 4 1 Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat √ 2 Bargaining position pembeli kuat √ 3 Barang subtitusi tinggi √ 4 Jaringan distribusi pesaing lebih luas √ 5 Persaingan semakin ketat √

No Ancaman 1 2 3 4 1 Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat √ 2 Bargaining position pembeli kuat √ 3 Barang subtitusi tinggi √ 4 Jaringan distribusi pesaing lebih luas √ 5 Persaingan semakin ketat √

No Ancaman 1 2 3 4 1 Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat √ 2 Bargaining position pembeli kuat √ 3 Barang subtitusi tinggi √ 4 Jaringan distribusi pesaing lebih luas √ 5 Persaingan semakin ketat √

Page 161: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

145  

Rating rata-rata strategis eksternal

Faktor Kunci Eksternal Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Rata-rata

I. PELUANG Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati 4 2 1 2.333Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk 3 4 3 3.333Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah 2 2 2 2.000Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % 4 2 4 3.333Mesin produksi spray dryer yang efektif 4 3 3 3.333Pasokan bahan baku kontinyu 3 3 3 3.000Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar 3 2 3 2.667II. ANCAMAN Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat 2 1 1 1.333Bargaining position pembeli kuat 2 1 2 1.667Barang subtitusi tinggi 2 2 2 2.000Jaringan distribusi pesaing lebih luas 2 2 2 2.000Persaingan semakin ketat 2 2 2 2.000

Page 162: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

146  

Lampiran 5. Kuisioner Matriks QSP

Penentuan Alternatif Strategi dengan Matriks QSP

Tujuan :

QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa

jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau

diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana

yang terbaik untuk dilakukan.

Alternatif Strategi :

Strategi 1 : Mempertahankan kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang

berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi

permintaan susu kedelai bubuk

Strategi 2 : Mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan

untuk menghambat masuknya pendatang baru

Strategi 3 : Mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi

dan memperluas jaringan distribusi pemasaran

Strategi 4 : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan

Strategi 5 : Melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk

Menghadapi barang subtitusi yang tinggi

Strategi 6 : Optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan

yang ketat

Strategi 7 : Melakukan efisiensi biaya produksi

Strategi 8 : Memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image

produk

Page 163: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

147  

Petunjuk Pengisian :

Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk

masing-masing alternatif strategi pengembangan sebagaimana disebut diatas.

Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan

strategi yang dibuat. Jika jawabannya ”tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi.

Jika jawabannya ”ya” maka kolom AS diisi dengan :

1= Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif

lain

2= Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif

lain

3= Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif

lain

4= Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif

lain

Page 164: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

148  

PAKAR 1

FAKTOR KUNCI BOBOT Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN

1 0.062 3 0.186 4 0.248 2 0.124 4 0.248 3 0.186 3 0.186 3 0.186 2 0.124 2 0.063 4 0.252 4 0.252 3 0.189 3 0.189 3 0.189 4 0.252 4 0.252 2 0.126 3 0.058 3 0.174 3 0.174 3 0.174 4 0.232 3 0.174 3 0.174 3 0.174 3 0.174 4 0.058 4 0.232 4 0.232 3 0.174 4 0.232 4 0.232 4 0.232 3 0.174 2 0.116 5 0.067 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 3 0.201 4 0.268 6 0.060 4 0.24 4 0.24 3 0.18 3 0.18 4 0.24 3 0.18 4 0.24 4 0.24 7 0.055 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 4 0.22 3 0.165 2 0.11 3 0.165 8 0.055 4 0.22 4 0.22 3 0.165 3 0.165 4 0.22 4 0.22 3 0.165 3 0.165 9 0.062 4 0.248 4 0.248 4 0.248 3 0.186 3 0.186 4 0.248 3 0.186 4 0.248

10 0.047 2 0.094 2 0.094 2 0.094 3 0.141 2 0.094 3 0.141 3 0.141 2 0.094 KELEMAHAN

1 0.046 2 0.092 1 0.046 2 0.092 4 0.184 2 0.092 3 0.138 2 0.092 1 0.046 2 0.049 2 0.098 2 0.098 4 0.196 3 0.147 2 0.098 2 0.098 2 0.098 2 0.098 3 0.053 3 0.159 3 0.159 4 0.212 2 0.106 2 0.106 3 0.159 4 0.212 4 0.212 4 0.054 3 0.162 3 0.162 3 0.162 3 0.162 4 0.216 3 0.162 3 0.162 3 0.162 5 0.053 4 0.212 4 0.212 4 0.212 3 0.159 3 0.159 4 0.212 4 0.212 4 0.212 6 0.056 4 0.224 4 0.224 3 0.168 3 0.168 3 0.168 4 0.224 3 0.168 3 0.168 7 0.054 4 0.216 3 0.162 3 0.162 2 0.108 3 0.162 3 0.162 3 0.162 3 0.162 8 0.046 4 0.184 3 0.138 4 0.184 3 0.138 3 0.138 4 0.184 3 0.138 2 0.092

PELUANG 1 0.088 4 0.352 4 0.352 4 0.352 4 0.352 3 0.264 2 0.176 3 0.264 4 0.352 2 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 4 0.312 3 0.234 2 0.156 2 0.156 4 0.312 3 0.088 3 0.264 3 0.264 4 0.352 3 0.264 2 0.176 3 0.264 2 0.176 3 0.264 4 0.081 3 0.243 3 0.243 3 0.243 2 0.162 4 0.324 3 0.243 4 0.324 3 0.243 5 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 4 0.312 4 0.312 3 0.234 2 0.156 3 0.234 6 0.085 3 0.255 3 0.255 3 0.255 2 0.17 3 0.255 3 0.255 3 0.255 3 0.255 7 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 2 0.156 2 0.156 3 0.234 3 0.234 3 0.234

ANCAMAN 1 0.086 2 0.172 2 0.172 2 0.172 2 0.172 3 0.258 3 0.258 4 0.344 3 0.258 2 0.081 2 0.162 3 0.243 3 0.243 2 0.162 3 0.243 3 0.243 2 0.162 3 0.243 3 0.083 2 0.166 2 0.166 3 0.249 3 0.249 3 0.249 2 0.166 3 0.249 4 0.332 4 0.087 3 0.261 2 0.174 2 0.174 2 0.174 2 0.174 3 0.261 3 0.261 3 0.261 5 0.086 2 0.172 3 0.258 3 0.258 3 0.258 3 0.258 3 0.258 3 0.258 3 0.258

TOTAL 6.175 6.171 6.169 5.921 6.051 6.153 5.912 6.118

Page 165: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

149  

PAKAR 2

FAKTOR KUNCI BOBOT Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN

1 0.062 2 0.124 2 0.124 4 0.248 4 0.248 4 0.248 4 0.248 4 0.248 3 0.186 2 0.063 3 0.189 4 0.252 3 0.189 2 0.126 4 0.252 3 0.189 4 0.252 2 0.126 3 0.058 2 0.116 4 0.232 4 0.232 2 0.116 2 0.116 3 0.174 3 0.174 2 0.116 4 0.058 4 0.232 4 0.232 4 0.232 4 0.232 4 0.232 2 0.116 4 0.232 3 0.174 5 0.067 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 2 0.134 3 0.201 4 0.268 4 0.268 6 0.060 1 0.06 4 0.24 2 0.12 2 0.12 3 0.18 3 0.18 2 0.12 3 0.18 7 0.055 2 0.11 3 0.165 2 0.11 3 0.165 3 0.165 4 0.22 2 0.11 3 0.165 8 0.055 4 0.22 4 0.22 4 0.22 3 0.165 4 0.22 4 0.22 4 0.22 3 0.165 9 0.062 4 0.248 4 0.248 4 0.248 4 0.248 3 0.186 4 0.248 4 0.248 4 0.248

10 0.047 1 0.047 1 0.047 4 0.188 2 0.094 3 0.141 4 0.188 2 0.094 3 0.141 KELEMAHAN

1 0.046 2 0.092 2 0.092 2 0.092 4 0.184 2 0.092 1 0.046 2 0.092 1 0.046 2 0.049 4 0.196 2 0.098 4 0.196 3 0.147 3 0.147 2 0.098 4 0.196 3 0.147 3 0.053 2 0.106 3 0.159 3 0.159 4 0.212 3 0.159 2 0.106 4 0.212 4 0.212 4 0.054 2 0.108 2 0.108 3 0.162 4 0.216 4 0.216 4 0.216 3 0.162 4 0.216 5 0.053 4 0.212 3 0.159 2 0.106 4 0.212 2 0.106 2 0.106 3 0.159 4 0.212 6 0.056 2 0.112 2 0.112 2 0.112 4 0.224 2 0.112 2 0.112 2 0.112 2 0.112 7 0.054 3 0.162 2 0.108 2 0.108 4 0.216 2 0.108 2 0.108 4 0.216 3 0.162 8 0.046 2 0.092 2 0.092 3 0.138 4 0.184 2 0.092 2 0.092 4 0.184 2 0.092

PELUANG 1 0.088 4 0.352 4 0.352 4 0.352 2 0.176 4 0.352 2 0.176 2 0.176 3 0.264 2 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 2 0.156 4 0.312 2 0.156 3 0.234 3 0.234 3 0.088 2 0.176 2 0.176 4 0.352 2 0.176 3 0.264 2 0.176 2 0.176 2 0.176 4 0.081 4 0.324 4 0.324 2 0.162 2 0.162 3 0.243 2 0.162 3 0.243 2 0.162 5 0.078 2 0.156 2 0.156 3 0.234 2 0.156 4 0.312 3 0.234 3 0.234 4 0.312 6 0.085 2 0.17 2 0.17 3 0.255 2 0.17 2 0.17 2 0.17 2 0.17 2 0.17 7 0.078 2 0.156 2 0.156 2 0.156 2 0.156 2 0.156 3 0.234 3 0.234 3 0.234

ANCAMAN 1 0.086 3 0.258 3 0.258 3 0.258 3 0.258 4 0.344 4 0.344 3 0.258 2 0.172 2 0.081 2 0.162 2 0.162 3 0.243 2 0.162 2 0.162 2 0.162 3 0.243 3 0.243 3 0.083 3 0.249 3 0.249 3 0.249 2 0.166 3 0.249 2 0.166 3 0.249 3 0.249 4 0.087 2 0.174 4 0.348 2 0.174 2 0.174 2 0.174 4 0.348 2 0.174 3 0.261 5 0.086 3 0.258 2 0.172 2 0.172 2 0.172 3 0.258 2 0.172 4 0.344 4 0.344

TOTAL 5.363 5.713 5.969 5.461 5.902 5.368 6.034 5.789

Page 166: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

150  

PAKAR 3

FAKTOR KUNCI BOBOT Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN

1 0.062 3 0.186 4 0.248 2 0.124 4 0.248 3 0.186 4 0.248 2 0.124 2 0.124 2 0.063 3 0.189 3 0.189 2 0.126 3 0.189 3 0.189 3 0.189 2 0.126 3 0.189 3 0.058 3 0.174 3 0.174 2 0.116 2 0.116 2 0.116 3 0.174 2 0.116 2 0.116 4 0.058 4 0.232 2 0.116 3 0.174 3 0.174 4 0.232 4 0.232 4 0.232 3 0.174 5 0.067 4 0.268 4 0.268 3 0.201 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 6 0.060 4 0.24 3 0.18 3 0.18 3 0.18 3 0.18 3 0.18 3 0.18 3 0.18 7 0.055 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 2 0.11 3 0.165 8 0.055 3 0.165 4 0.22 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 9 0.062 3 0.186 2 0.124 3 0.186 4 0.248 4 0.248 4 0.248 3 0.186 4 0.248 10 0.047 2 0.094 2 0.094 4 0.188 2 0.094 2 0.094 4 0.188 3 0.141 3 0.141

KELEMAHAN 1 0.046 2 0.092 2 0.092 2 0.092 4 0.184 2 0.092 2 0.092 1 0.046 1 0.046 2 0.049 2 0.098 2 0.098 2 0.098 2 0.098 3 0.147 2 0.098 2 0.098 2 0.098 3 0.053 2 0.106 3 0.159 4 0.212 3 0.159 2 0.106 2 0.106 3 0.159 3 0.159 4 0.054 3 0.162 3 0.162 4 0.216 4 0.216 2 0.108 2 0.108 4 0.216 4 0.216 5 0.053 4 0.212 3 0.159 4 0.212 4 0.212 3 0.159 3 0.159 4 0.212 4 0.212 6 0.056 3 0.168 3 0.168 4 0.224 3 0.168 3 0.168 3 0.168 3 0.168 2 0.112 7 0.054 3 0.162 3 0.162 4 0.216 2 0.108 3 0.162 3 0.162 3 0.162 2 0.108 8 0.046 3 0.138 3 0.138 3 0.138 2 0.092 3 0.138 3 0.138 2 0.092 2 0.092

PELUANG 1 0.088 3 0.264 3 0.264 3 0.264 3 0.264 4 0.352 3 0.264 3 0.264 4 0.352 2 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 4 0.312 3 0.088 3 0.264 3 0.264 4 0.352 2 0.176 2 0.176 2 0.176 2 0.176 2 0.176 4 0.081 3 0.243 3 0.243 2 0.162 3 0.243 3 0.243 2 0.162 3 0.243 2 0.162 5 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 4 0.312 4 0.312 3 0.234 3 0.234 4 0.312 6 0.085 3 0.255 2 0.17 3 0.255 2 0.17 2 0.17 2 0.17 2 0.17 2 0.17 7 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 2 0.156

ANCAMAN 1 0.086 2 0.172 4 0.344 3 0.258 3 0.258 4 0.344 3 0.258 4 0.344 4 0.344 2 0.081 2 0.162 3 0.243 2 0.162 2 0.162 3 0.243 3 0.243 3 0.243 3 0.243 3 0.083 3 0.249 2 0.166 3 0.249 2 0.166 2 0.166 3 0.249 3 0.249 3 0.249 4 0.087 3 0.261 3 0.261 3 0.261 2 0.174 2 0.174 3 0.261 3 0.261 3 0.261 5 0.086 4 0.344 3 0.258 3 0.258 3 0.258 2 0.172 3 0.258 3 0.258 2 0.172

TOTAL 5.953 5.831 5.956 5.735 5.743 5.831 5.711 5.722

Page 167: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA S USU … · diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk

151  

Keterangan:

Kekuatan 1 = Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan 2 = Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan 3 = Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik 4 = Penggunaan mesin produksi yang modern 5 = Produk berkualitas 6 = Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing 7 = Pengalaman usaha selama 17 tahun 8 = Terjalin hubungan yang baik dengan distributor 9 = Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes 10= Memiliki web Kelemahan 1 = Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas 2 = Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur 3 = Modal terbatas 4 = Kurangnya inovasi produk 5 = Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil 6 = Daerah pemasaran masih terbatas 7 = Kegiatan promosi rendah 8 = Armada distribusi perusahaan terbatas Peluang 1 = Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati 2 = Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk 3 = Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah 4 = Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % 5 = Mesin produksi spray dryer yang efektif 6 = Pasokan bahan baku kontinyu 7 = Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar Ancaman 1 = Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat 2 = Bargaining position pembeli kuat 3 = Barang subtitusi tinggi 4 = Jaringan distribusi pesaing lebih luas 5 = Persaingan semakin ketat