makalah polimer usu
DESCRIPTION
MAKALAH POLIMER USU TEKNIK MESIN BY RAHMAN GANTENG MAKALAH POLIMER USU TEKNIK MESIN BY RAHMAN GANTENG MAKALAH POLIMER USU TEKNIK MESIN BY RAHMAN GANTENGTRANSCRIPT
0
TUGAS I
POLIMER THERMOSETTING DAN
POLIMER PLASTIK
OLEH
RAHMAN SONOWIJOYO
130421036
PROGRAM STUDI EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN 2013/2014
1
ww
Solulosa;
Polytera;
Polypropila;
Polyehlen;
Polysucfona;
(ABS) ;
Polyimide;
Nylon;
Alcrilic;
Vinil.
ww
Resin Amino;
Fenol-formaldehida (Resin Phenol);
Resin Furan;
Resin Epoksida;
Silikon polimer
Klasifikasi Bahan
Logam Keramik Polimer
Plastik
Thermosetting Thermoplastik
Komposit Semikonduktor
Bagan Klasifikasi Bahan
2
POLIMER
Polimer disebut juga dengan makromolekul merupakan molekul besar yang dibangun
dengan pengulangan oleh molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer merupakan
molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang ratusan bahkan ribuan
molekul sederhana yang disebut monomer. Oleh karena itu polimer mempunyai massa
molekul relatif yang sangat basar.Polimer (polymer) berasal dari dua kata, yaitu poly (banyak)
dan meros (bagian – bagian).
karakteristik polimer secara umum yaitu sebagai berikut :
• Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam dan keramik.
• Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang baik untuk beberapa jenis
polimer.
• Ketahanan korosi yang tinggi.
• Konduktivitas listrik dan panas yang rendah
Klasifikasi polimer dapat dibedakan berdasarkan ketahanan terhadap panas (termal) dan
berdasarkan asalnya.
1. Polimer berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan. Polimer
alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet,
wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis.
Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat
sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari
molekul sederhana (monomer) dalam pabrik
2. Polimer berdasarkan ketahan terhadap panas
polimer termoplastik
polimer termoseting
3
A. POLIMER THERMO SETTING
1. PENDAHULUAN POLIMER THERMOSETTING
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika
polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang
kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat
pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.
Polimer ini terdiri dari molekul rantai lurus dengan ikatan yang kuat antarsesamanya
Atau bisa dikatakan Polimer thermosetting adalah polimer network. Polimer ini
menjadi keras secara permanen selama pembentukannya dan tidak melunak ketika
dipanaskan. Polimer network mempunyai crosslink kovalen di antara rantai polimer yang
berdekatan. Selama pemanasan, ikatan ini mengikat rantai polimer menjadi satu untuk
menahan gerakan vibrasi dan rotasi rantai pada temperature tinggi. Hal inilah yang menjadi
penyebab mengapa material tidak melunak ketika dipanaskan.
Plomer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang
pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk
kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai
polimer. Hanya pemanasan yang berlebih yang akan menyebabkan beberapa ikatan crosslink
dan polimer itu sendiri mengalami degradasi. Polimer termoset biasanya lebih keras dan kuat
daripada termoplastik dan mempunyai stabilitas dimensional yang lebih baik. Kebanyakan
polimer crosslink dan network termasuk vulcanized rubbers, epoxies, dan phenolics and
beberapa resin polyester adalah termosetting
Tidak dapat menerima siklus pemanasan-pendinginan seperti termoplastik:
• Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu mengalir di dalam
cetakan.
• Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang mengeraskan material
sehingga akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible
solid).
4
• Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali melainkan akan terdegradasi
menghasilkan arang.
Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut:
2. SIFAT POLIMER THERMOSETTING
Sifat polimer termoseting sebagai berikut.
Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu mengalir di dalam
cetakan.
Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang mengeraskan material
sehingga akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible
solid).
Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali melainkan akan terdegradasi
menghasilkan arang.
Keras dan kaku (tidak fleksibel)
Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
Tahan terhadap asam basa.
Mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.
5
6
3. JENIS-JENIS THERMOSETTING
3.1 Resin Urea formaldehid (Resin Amino)
Resin Urea formaldehid adalah hasil polimerisasi kondensasi urea dengan formaldehid.
Resin ini termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan terhadap
asam ,basa , tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Karena sifat-sifat tersebut, aplikasi
resin urea-formaldehid yang sangat luas sehingga industri urea-formaldehid berkembang
pesat. Resin urea ini dapat dicetak tekan, memiliki permukaan yang keras dan mempunyai
nilai dielektrik yang tinggi dan dapat diberi berbagai warna. Contoh industri yang
menggunakan industri formaldehid adalah laminating, coating, tekstil resin finishing. Jenis
resin ini banyak juga digunakan untuk mencegah berkerut dan kusut nya kain katun dan untuk
mencegah menyusutnya kayu.
3.2 Fenol-formaldehida/bakelit (Resin Phenol)
Merupakan resin sintetik yang dibuat dengan mereaksikan phenol denganformaldehida,
wujud nya keras, kuat, awet dan dapat dicetak pada berbegai kondisi.Bahan ini mempunyai
daya tahan panas dan air yang baik dan dapat diberi macam-macam warna,sering digunakan
sebagai bahan pelapis dan laminating, pengikat batu gerinda, pengikat logam ataugelas, dapat
dicetak menjadi kotak, isolator listrik, tutup botol dan tangkai pisau, plastik yang digunakan
untuk peralatan listrik seperti fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio,
perekat plywo.
3.3 Melamin-formaldehida.(Resin Amino)
Resin melamin-formaldehida diperkenalkan di Jerman oleh Henkel pada tahun 1935.
Resin ini termasuk dalam golongan resin amino yang diproduksi melalui reaksi
polikondensasi antara melamin dan formaldehida. Dibandingkan dengan resin urea-
formaldehida, resin ini mempunyai kelebihan yakni transparan; kekerasan(hardeness) yang
lebih baik; stabilitas termal yang tinggi; tahan terhadap air, bahan kimia, dan goresan. Dari
kelebihan ini, penggunaan resin ini sangat luas, seperti pada industri perekat, tekstil, laminasi,
kertas, pelapisaan permukaan ( surface coatings) dan sebagainya.
3.4 Polyesters
Poliester di industri digunakan dalam penguatan ban, tali, kain buat sabuk mesin
pengantar (konveyor), sabuk pengaman, kain berlapis dan penguatan plastik dengan tingkat
7
penyerapan energi yang tinggi.Serat-serat poliester juga bisa dicampur dengan serat-serat
katun, wol, rayon dan sutera. Sifat-sifat serat poliester adalah sebagai berikut:
o Tahan kusut, baik untuk pakaian wanita maupun pria.
o Tahan cuci dan tidak kusut kalau dicuci.
o Lebih tahan sinar matahari dari pada nylon.
o Dapat ditekan dengan setrika panas (150° C), hingga terjadi lipatan tetapi dapat
dihilangkan dengan panas yang sama
3.5 Resin Furan
Resin ini berasal dari hasil pengolahan limbah pertanian, seperti: tongkol jagung dan
bijikapas. Warna produk nya agak tua, tahan air dan mempunyai sifat-sifat listrik yang baik.
3.6 Resin Epoksida
Resin jenis ini banyak dipakai untuk keperluan: pengecoran, pelapisan, protektor alat-alat
listrik, campuran cat dan sebagai adhesif (perekat/lem).Karena alasan resin ini tahan terhadap
aus dan beban kejut, maka sering juga digunakan untuk membuat cetakan tekan (metalurgi
serbuk), panel sirkuit listrik, tangki dan jig.
3.7 Silikon polimer dengan silikon sebagai bahan dasar
Mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan bahan dasar plastik (atom karbon) lain nya.
Sifat-sifat spesifik nya adalah: stabilitas (tahan terhadapsuhu tinggi), kedap air, oleh karena
itu sering digunakan untuk membuat: minyak gemuk (fat), resin, perekat dan karet
sintetis.Contoh polimer termoplastik ialah Selulosa yang dibuat dari serat kapas dan kayu,
namun sangat kuat dan ulet serta dapat diberi ber- bagai warna.
4. PROSES PENGERJAAN THERMOSETTING
4.1 Cetak Tekan
Prinsip cetak tekan dibambarkan pada gambar di bawah ini. Sejumlah bahan dimasukan
dalam cetakan logam yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Pada waktu cetakan ditutup,
bahan yang telah lunak tertekan sehingga mengalir mengisi rongga cetakan. Bahan yang
8
digunakan dapat berbentuk serbuk atau tablet prabentuk. Tekanan yang lazim digunakan
berkisar antara 0,7 sampai 55 Mpa, tergantung pada bahan yang digunakan dan bentuk
produk. Suhunya berkisara antara 120 hingga 205˚C. Panas sangat penting bagi resin
termosetting, karena pertama-tama diperlukan untuk plastisasi, kemudian untuk polimerisasi
atau untuk pengerasan. Serbuk perlu dipanaskan secara merata, suatu hal yang cukup sulit
karena daya hantar panas bahan tidak baik. Beberapa jenis bahan diolah dengan penekanan,
akan tetapi siklus pemanasan dan pendinginan cetakan yang cepat akan menimbulkan
kesulitan. Produk mungkin cacat sewaktu dikeluarkan bila pendonginan cetakan tidak
sempurna.
Proses cetak tekan
4.2 Cetak Transfer
Pada proses cetak transfer, serbuk termosetting atau benda prabentuk diletakkan pada
tempat tersendiri atau alam ruang tekanan di atas rongga cetakan, seperti tampak pada gambar
di bawah ini. Di sini bahan mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan dan diinjeksikan ke
dalam rongga cetakan, sebagai cairan panas, di sini bahan tersebut kemudian mengalami
pengerasan. Waktu reaksi pengerasan untuk cetak-transfer lebih singkat dibandingkan proses
cetak-tekan. Waktu pengisian pun lebih singkat karena digunakan bahan pembentuk yang
lebih besar yang dapat dipanaskan lebih cepat. Proses ini sangat cocok untuk membuat
bagian-bagian yang memerlukan sisipan logam yang keecil, karena bahan plastik yang panas
memasuki rongga cetakan secara bertahap tanpa tekanan yang tinggi. Bentuk yang rumit dan
bentuk dengan variasi penampang yang besar dapat juga duhasilkan dengan cara cetak
transfer. Keterbatasan dari proses ini ialah: kehilangan bahan dalam saluran pengalir, spru dan
harga cetakan yang lebih mahal dibandingkan dengan cetakan pada proses cetak-tekan.
9
Proses cetak transfer
4.3 Cara Injeksi Bahan Thermosett
Bahan termosett dalam batas-batas tertentu dapat dibentuk dengan cara cetak-jet. Setelah
dimodifikasi mesin cetak-injeksi untuk bahan termoplastik, dapat diubah untuk keprluan cetak
jet. Nosel, yang merupakan bahan terpenting dari mesin harus dapat dipanaskan dan
didinginkan selama siklus injeksi. Mula-mula resin dipanaskan dalam silinder yang
menglilingi penekanan, sampai lunak namun belum terpolimerisasi. Pada waktu penekan
menekan resin melalui nosel ke dalam cetakan, terjadi panas tambahan. Pada saat cetakan
penuh, nosel didinginkan dengan cepat dengan mengalirkan air untuk mencegah polimerisasi
bahan yang tersisa.
Mesin ulir umpan balik kini mulai digantikan dengan mesin cetak-jet seperti tampak pada
gambar di bawah ini. Bahan masuk, (di bawah pengaruh gravitasi), sementara didorong oleh
ulir yang berputar, bahan sekaligus dipanaskan. Pada waktu ulir berputar, bahan terplastisasi
di muka ulir, dan masih terhalang oleh plunyer sampai terkumpul sejumlah bahan tertentu.
Plunyer kemudian turun, dan ulir memaksa bahan memasuki ruang transfer. Bahan kemudian
ditekan memasuki rongga cetakan.
10
Proses dengan reaction injection
4.4 Spraying
Pengerjaan plastik dengan spraying menggunakan suatu alat penyemprot yang
dikendalikan seorang operator atau control computer. Dan hal ini merupakan paling cukup
populer sejak pertengahan abad 21. Pembuatan produk dengan cara spraying sering digunakan
sebagai komponen pendukung untuk struktur solid dan aplikasi lainnya. Alat penyemprot itu
sendiri biasanya dilengkapi dengan mekanisme yang dapat memotong serat fiber menjadi
helaian-helaian dan kemudian di distribusikan sepanjang permukaan cetakan.
Kemajuan teknologi dengan cara spraying telah terbukti lebih efisien dan merupakan
sistem penyemprotan yang lebih bersih, dengan mengurani emisi stirena, kapasitas
penyemprotan yang lebih besar dan keseragaman lebih baik diantara pola penyemprotan. Alat
penyemprot dihasilkan dengan konfigurasi yang bemaca-macam, masingmasing dengan
kemampuan yang berbeda-beda.
Proses dengan spraying
11
4.5 Pengecoran
Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol, polyester, epoksi dan resinalyl.
Yang terakhir ini sangat cocok untuk lensa optik dan penggunaan lainnya yangmemerlukan
plastik yang sangat jernih. Resin ini mudah dicor karena memiliki sifatfluiditas yang baik.
Akrilik digunakan untuk mengecor benda yang tembus cahaya danlembaranPlastik di cor
apabila jumlah tidak seberapa. Sering kali dibuat cetakan terbukadari timah hitam dengan
menceluokan mandril baja dengan bentuk tertentu dalam timahhitam cair yang kemudian
dilepaskan setelah membeku.Dapat digunakan inti timah hitam, adukan semen atau karet bila
diperlukan.Cetakan yang kosong dibuat dengan cara pengecoran ‘slush-casting’ :yaitu bahan
bakudituang dalam cetakan, lalu kelebihannya dikeluarkan kembali.Benda padat dapat dibuat
dengan menggunakan cetakan dari adukan semen,gelas,kayu, logam, atau karet sintetis
.
12
POLIMER THERMOPLASTIK
A. PENDAHULUAN
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika
polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras.
Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai
bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru.
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini
tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul
linear atau bercabang. Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.
Bentuk struktur bercabang termoplastik.
Polimer termoplastik memiliki sifat – sifat khusus sebagai berikut.
- Berat molekul kecil
- Tidak tahan terhadap panas.
- Jika dipanaskan akan melunak.
- Jika didinginkan akan mengeras.
- Mudah untuk diregangkan.
- Fleksibel.
- Titik leleh rendah.
13
- Dapat dibentuk ulang (daur ulang).
- Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.
- Memiliki struktur molekul linear/bercabang.
Contoh plastik termoplastik sebagai berikut.
- Polietilena (PE) = Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran,
isolasi kawat dan kabel, kantong plastik dan jas hujan.
- Polivinilklorida (PVC) = pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis, ubin
plastik, piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol detergen.
- Polipropena (PP) = karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik,
alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan permadani.
- Polistirena = Insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju.
B. PROSES PENGERJAAN
Proses pengerjaan bahan plastik banyak ragamnya, tetapi pengerjaan tersebut belum
tentu bisa masuk pada jenis plastik yaitu thermosetting atau thermoplastik. Jadi pada
prinsipnya ada pengerjaan hanya untuk thermosetting, pengerjaan hanya untuk jenis
thermoplastik dan adapula yang bisa digunakan oleh keduanya.
Metode-metode yang digunakan untuk mengkonversi bahan plastik dalam bentuk pellet,
butiran, serbuk, lembaran, cairan, atau dibentuk preforms ke bentuk atau bagian. Bahan
plastik mungkin mengandung berbagai zat aditif yang mempengaruhi sifat serta processability
dari plastik.
Setelah membentuk, bagian tadi dapat dilanjutkan untuk berbagai operasi tambahan
seperti pengelasan, perekat ikatan, permesinan, dan permukaan dekorasi (lukisan,
Metallizing).
Beberapa proses pengerjaan termoplastik adalah sebagai berikut :
14
Pengerjaan Permesinan
Pengelasan
Pengeleman
Pengerolan/Calendering
Ekstrusi
Injeksi
Cetak tiup/Blowing
Thermoforming/vacum forming
Pengerjaan bahan plastik dengan penguat serat.
Rotate casting
Expanding foming
Spinning
Blow film
C. LANGKAH – LANGKAH PENGERJAAN TERMOPLASTIK
1. Pengerjaan permesinan
Pada prinsipnya pengerjaan plastik dengan permesinan dapat dikerjakan dengan
pengerjaan logam/kayu yang biasa, hanya harus mengadakan perubahan pada alat potong.
Hal yang harus diperhatikan adalah sifat plastik yang sensitif terhadap panas dibanding
logam. Dapat melakukan proses pemotongan sedikit-sedikit dengan kecepatan potong yang
tinggi dan pemakanan rendah.
Beberapa pengerjaan yang termasuk pengerjaan permesinan,
Menggores dan memotong
Kikir
Bor
15
Gergaji
Pembuatan ulir
Gerinda dan poles
Bubut
Frais
2. Pengelasan
Pada prinsipnya hanya thermoplastik yang dapat di las, itupun harus bahan yang
sama, ini karena setiap jenis plastik mempunyai berat molekul yang berbeda.
Adapun bahan thermoplastik yang dapat dikerjakan dengan las adalah :
PVC –keras
PVC – lunak
HDPE
LDPE
SAN
ABS
POM
PC
PP
PMMA
Jenis-jenis Pengelasan
a. Pengelasan dengan elemen panas
b. Pengelasan dengan gas panas
b. Las gesek
c. Las frekuensi tinggi
16
d. Las ultrasonic
3. Pengeleman
Pengeleman adalah suatu sistem penyambungan modern. Dengan pengeleman bahan
yang akan disambung tidak perlu dilelehkan seperti pada pengelasan, oleh karena itu
pengeleman lebih baik beberapa segi dari pengelasan.
Pengeleman bisa dipakai untuk menyambung plastik yang tidak bisa atau tidak
baik untuk di las. Misal : acrylglass
Pengeleman bisa dipakai untuk penyambungan bahan yang berbeda-beda, yang
mana hanya dengan pengeleman saja bisa dibuatnya. Misal pengerjaan teknik anti
korosi
Pengeleman juga sangat ekonomis untuk pekerjaan assembling. Misal
penyambungan pipa.
4. Calendering / Pembuatan roll
Calendaring adalah sebuah proses dimana lembaran – lembaran dari material
thermoplastik dibuat dengan cara melewatkan polimer halus yang dipanaskan diantara dua
buah rol atau lebih. Biasanya roll untuk pengerjaan lembaran ini terdiri dari 4 – 5 roll utama.
Susunan roll tersebut ada bermacam-macam yaitu susunan I,L,F, dan Z.
Dalam proses calendering, plastik dibuat menjadi gulungan antara dua rol yang
membuatnya ke sebuah yang kemudian lewat sekitar satu atau lebih tambahan gulungan
sebelum melepas sebagai film berkelanjutan. Kain atau kertas dapat diberi umpan melalui
gulungan yang terakhir, sehingga mereka menjadi diresapi dengan plastik.
Prinsip kerja mesin Roll
Thermoplastik dilelehkan pada ekstruder kemudian di ekstruksi keluar. Plastik dalam
keadaan leleh ditempatkan diantara bantalan rol dan dirol untuk membentuk menjadi
lembaran. Plastik yang diektrusi ini dipindahkan pada ban berjalan dan di roll awal. Bantalan
rol tersebut dalam keadaan panas, dan menjaga keadaan plastik dalam keadaan bentuk yang
semi-leleh sehingga memungkinkan untuk di rol dalam bentuk yang lebih tipis sebagaimana
dihasilkan dari roller tersebut yang posisinya semakin dekat dan semakin dekat satu sama
17
lainnya. Dari roll ini dipindahkan pada ban berjalan lagi, dibawa pada alat pengaduk, keluar
dari alat ini, dipindahkan lagi dengan ban berjalan ke mesin rollnya.
Di mesin ini thermoplastik di roll sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan
dilakukan pada roll penarik. . Apabila ketebalan lembaran sudah sesuai dengan kriteria,
kemudian didinginkan pada roll pendingin dan kemudian digulung.
Contoh Produk dengan proses Calendering :
Pembuatan lembaran untuk jas hujan; lembaran palstik untuk alas tidur bayi ;
lembaran plastic yang digunakan di rumah-rumah; cover seat plastik.
5. Ekstrusi
Ekstrusion moulding adalah suatu proses pembuatan plastik (termoplastik) yang
berbentuk profil atau bentukan yang sama dengan ukuran panjangnya yang cukup besar.
Proses ini digunakan untuk membuat pipa, selang, sedotan, dsb. Teknik ini merupakan
metode tertua dalam pencetakan plastik, dan saat ini masih digunakan untuk mencetak
plastik termoset.
Dalam proses ini, plastik atau butiran yang homogen, dan dengan terus-menerus
terbentuk. Produk yang dibuat dengan cara ini termasuk tabung, pipa, lembaran, kawat dan
substrat pelapisan, dan bentuk profil. Proses ini digunakan untuk membentuk bentuk yang
sangat panjang dengan jumlah besar, lalu dapat dipotong-potong dengan bentuk menjadi
kecil-kecil. Ekstrusi dapat menghasilkan tingkat output tertinggi dari setiap proses plastik
misalnya, pipa telah dibentuk di tekanan 2000 lb / h (900 kg / jam).
Prinsip kerja mesin Ekstrusi
1) Thermoplastik baik berupa tepung atau granula dilelehkan pada ekstruder.
2) Kemudian diinjeksikan melalui cetakan
18
3) Setelah keluar dari cetakan yang sesuai dengan profil yang diinginkan
dimasukkan dalam alat kalibrasi.
4) Keluar dari alat kalibrasi masuk ke tangki air untuk didinginkan.
5) Setelah dingin dimasukkan ke ban penarik
6) Kemudian dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diminta pada alat potong
dan kemudian disusun pada alat penyusun.
Bahan baku yang sering digunakan untuk proses Cetak Ekstrusi adalah :
Polyvinylchlorid (PVC)
Polyethylene (PE)
Polypropylene (PP)
Polystyrene (PS)
Contoh Produk dengan proses Ektrusi :
Pipa ; Batang ; Cetakan Bantalan ekstrusi; Kanvas; Ram; Roda gigi ; tangki air ;
Profil U,L ; Rangka Pintu.
6. Injeksi
Proses pembentukan produk berbahan plastik dengan cara menginjeksikan atau
menyuntikan plastik cair kedalam sebuah rongga cetak yang kemudian didinginkan dan
dikeluarkan dari rongga cetak. Material dari proses ini adalah plastik dengan bentuk granula (
butiran kecil ), powder ataupun larutan. Pengerjaan ini menggunakan cetakan tertutup.
19
Injection unit terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
o motor dan transmission gear unit
bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk memutar screw
pada barel, sedangkan transmisi unit berfungsi untuk memindahkan daya dari putaran
motor ke dalam secrew, selain itu transmission unit juga berfungsi untuk mengatur
tenaga yang di salurkan sehingga tidak pembebanan yang terlalu besar.
o Cylinder screw ram
bagian ini berfungsi untuk mempermudah gerakan screw dengan menggunakan momen
enersia sekaligus menjaga perputaran screw tetap konstan, sehingga di dapat di hasilkan
kecepatan dan tekanan yang konstan saat proses injeksi plastik dilakukan.
o Hopper
adalah tempat untuk menempatkan material plastik, sebelum masuk ke barel, biasanya
untuk menjaga kelembapan material plastik, digunakan tempat penyimpanan khusus yang
dapat mengatur kelembapan, sebab apabila kandungan air terlalu besar pada udara, dapat
menyebabkan hasil injeksi yang tidak bagus.
o Barrel
adalah tempat screw, dan selubung yang menjaga aliran plastik ketika di panasi oleh
heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk memanaskan plastik sebelum masuk ke
nozzle.
o Screw
reciprocating screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hopper ke nozzle, ketika
screw berputar material dari hopper akan tertarik mengisi screw yang selanjutnya di
panasi lalu di dorong ke arah nozzle.
o Nonreturn valve
valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah meleleh agar tidak kembali
saat screw berhenti berputar.
o Injection Process Mechanism
perhatikan gambar 3 diatas, bahan baku untuk plastik injeksi berupa plastik raw material
yang berupa butiran – butiran kecil plastik tersebut di masukkan dalam hopper, setelah
pressure, kecepatan dan parameter lainya di setting, plastik raw material (material kasar)
20
akan di panaskan dalam barrel, selanjutnya screw berputar dan mengalirkan plastik yang
mulai meleleh, saat plastic akan di injeksikan oleh nozzle, molding unit di tutup oleh
clamping unit, setelah di tutup dan di tekan oleh clamping unit plastik di masukkan ke
dalam mold unit melalui nozzle.
Setelah plastik di masukkan ke dalam molding unit, screw berhenti berputar, lalu
clamping unit menarik core mold, sehingga mold terbuka, di lanjutkan dengan melepas
produk plastik yang telah di cetak dengan menekan ejektor pada molding unit.
o Mold Unit
mold unit adalah bagian terpenting untuk mencetak plastik, bentuk benda plastik sangat
tergantung dari bentuk mold, karena setelah plastik masuk ke dalam mold, di dinginkan
maka terbentuklah bentuk plastik sesuai dengan bentuk mold, ada berbagai tipe mold, di
sesuaikan dengan bentuk benda yang akan dibuat, untuk mengenal lebih jauh tentang
mold perlu pembahasan tersendiri. (http://mould-technology.blogspot.com/2007/12/
injection-molds-classification.html). Mold yang paling simple atau biasa di sebut dengan
stadrad mold, secara umum terdiri dari :
o Sprue dan runner system
bagian ini yang menerima plastik dari nozzle lalu oleh runner akan di masukkan ke dalam
cavity mold.
o Cavity side
bagian ini merupakan salah satu sisi yang membentuk bentuk plastik, cavity side terletak
pada stationary plate, yaitu plate yang tidak bergerak saat prosses ejecting produk plastik.
o Core side
bagian ini juga merupakan bagian yang ikut andil memberikan bentuk pada produk
plastik yang di cetak, bedanya core side berada pada moving plate, dan bagian ini selalu
di hubungkan dengan ejektor. Secara umum dua bagian inilah yang membentuk produk
plastik.
o Ejector system
setiap jenis mold selalu mempunyai sistem untuk melepas produk yang selesai di cetak
dari cavity mold, bagian inilah yang disebut dengan ejektor, walau jenis ejektor
bermacam-macam.
21
7. Blowing
Blow molding atau blow forming adalah suatu proses pembuatan plastik
(termoplastik) yang bentuknya memiliki rongga – rongga pada bagian tengah dari produk.
Plastik cair pada proses ini berbentuk pipa kemudian dimasukan kedalam cetakan lalu ditiup
hingga menempel pada dinding cetakan. Pada hasil cetakanya, proses ini cenderung memiliki
ketebalan dinding yang tidak merata dan umumnya produk berupa silinder.
Proses ini terdiri dari pembentukan sebuah tabung (disebut parison) dan memasukkan
udara atau gas lain yang menyebabkan tabung tersebut mengembang menjadi berongga,
tertiup bebas sesuai cetakan untuk membentuk menjadi produk dengan ukuran dan bentuk
tertentu. Parison secara tradisional dibuat oleh proses ekstrusi.
Prinsip kerja mesin Blowing
Untuk pengerjaan blowing dibutuhkan mesin ekstruksi dan cetakan. Melalui mesin
ekstruksi ini thermoplastic diekstruksi menjadi sebuah pipa seperti selang ( dalam kondisi
panas ), selang dijepit dengan cetakan dan dipotong. Cetakan ini bisa bergerak dari mulut
ekstruksi ke mulut peniup. Setelah selang panas ada dalam cetakan, cetakan ini bergerak ke
tempat mulut peniup untuk ditiup dengan udara bertekanan. Tekanan ini akan menekan plastic
hingga membentuk sesuai dengan bentuk cetakan. Pengerjaan blowing biasanya digunakan
untuk membuat botol-botol kemasan dan eirigen atau tangki air dari kapasitas kecil sampai
besar.
Contoh Produk dengan proses Blowing :
Botol-botol minuman; segala produk yang berbentuk botol/silinder.
22
8. Thermoforming / Vacum Forming
Thermoforming adalah salah satu metode dan banyak dipakai dalam memproses
material plastik. Produk dari proses Vacuum Forming sangat banyak dan memegang peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari.
Thermoforming adalah pembentukan lembaran plastik menjadi bagian-bagian
melalui aplikasi panas dan tekanan. Tooling untuk proses ini adalah yang paling murah
dibandingkan dengan proses plastik lainnya. Juga dapat menampung bagian lembaran yang
sangat besar serta bagian-bagian kecil.
23
Prinsip kerja mesin Thermoforming
Dengan memanaskan plastik berbentuk lembaran (sheet) hingga melunak / soft lalu
meletakannya diatas mold. Lalu Vacuum mulai menyedot material tersebut ke dalam mold /
cetakan. Lalu material tadi dikeluarkan dari mold. Pada pembentukkan singkat ini, proses
Vacuum Forming memanfaatkan pneumatic, hydraulic dan pengontrol panas yang
memungkinkan lebih singkatnya waktu produksi.
Contoh Produk dengan proses Thermoforming :
Baths & Shower Trays
Tempat minuman (Gelas plastik)
Tempat cetakan agar-agar
Plastik untuk mengepak mainan anak-anak
Wadah tempat makanan.
9. Pengerjaan bahan plastik dengan penguat serat.
Plastic dengan penguat serat ini adalah resin dengan rambahan penguat dari serat,
contohnya resin polyster dan Resin Epoxid, sedang penguatnya misalnya dari seart gelas.
Dimana untuk memprosesnya ada beberapa cara antara lain :
o Laminasi dengan tangan
o Pengerjaan serat semprot
o Press dingin
o Press panas
o Laminasi kotinyu
o Sentrifugal
o Pengerjaan Elektrostatik
10. Rotate casting
Rotational Molding Process adalah salah satu proses pembentukan plastic. Biasa juga
disebut rotomoulding biasanya menggunakan temperature yang tinggi, tekanan rendah (low
24
pressure) dalam metode manufakturingnya yang mengkombinasikan panas dan perputaran bi-
axial (bi-axial rotation).
Dalam proses ini, bubuk digilas halus dan dipanaskan dalam cetakan yang berputar
sampai meleleh. Jika bahan cair yang digunakan, proses ini sering disebut lumpur salju
molding. Resin yang melebur akan seragam dalam melapisi permukaan dalam cetakan.
Tujuan dari Rotational Molding Process adalah untuk mengurangi ongkos produksi dan
membuat design possibilities yang lebih luas / tak terbatas. Hal ini memberikan kesempatan
bagi seorang designer untuk membuat parts dengan ketebalan dinding yang sama dan bentuk
yang rumit. Proses ini dapat menjadi alternative bagi proses blow molding, thermoforming
dan plastic injection molding.
Keuntungan dari proses pembuatan plastic memakai Rotational Molding Process
adalah :
- Lebih hemat ongkos produksi.
- Memberikan flexibility yang lebih baik dalam mendesain produk.
- Ketebalan dinding produk yang dihasilkan akan seragam.
- Produk tidak ada parting line .
Contoh produk dengan Rotating Molding :
Bola plastic dengan permukaan yang tidak keras / lunak.
25
Pompa pada alat deteksi tekanan darah / tensimeter.
11. Expanding foming
Dalam proses expanding/foaming matrial plastik dapat dikembangkan/ diperpanjang/
dipeluas. Campuran resin yang mengandung katalis dan bahan kimia yang dapat membantu
proses perpanjangan (expanding) ditempatkan pada sebuah cetakn dimana ia akan memanjang
kestruktur yang berbentuk sel. Polyurethanes, polyethers, ureaformaldehida, polyvinys, dan
phenoliks adalah bahan-bahan yang sering dikerjakan dengan cara ini. Perlengkapan flotasi,
spoges, kasur-kasur, dan bantalan pengamanan adalah contoh dari yang sering dibuat dengan
cara ini.
12. Spinning
Spining dari plastic bisa dipanaskan dimulurkan, ditark, menjadi serabut, kemudian
dipintal menjadi benang bisa lebih kuat.
Contoh: kain tas, jaring, gelasan,jala ikan
26
13. Blow film
Proses blown film adalah proses pembentukan plastik berongga dengan cara
meniupkan udara bertekanan ke material plastik hasil ekstrusi melalui cincin udara (air ring).
Material plastik yang digunakan biasanya adalah PE (LDPE & HDPE).
27
D. PENGUJIAN
Pengujian termoplastik dapat mengambil berbagai bentuk.
tes tarik-ISO 527 -1/-2 dan ASTM D 638 menetapkan metode uji standar. Standar-standar
ini secara teknis setara. Namun mereka tidak sepenuhnya sebanding karena perbedaan dalam
kecepatan pengujian. Penentuan modulus membutuhkan ketelitian tinggi ± 1 mikrometer
untuk Dilatometer .
Lentur tes-3-poin tes lentur antara umum dan metode yang paling klasik untuk plastik semi
kaku dan kaku.
Pendulum dampak-dampak tes tes digunakan untuk mengukur perilaku materi pada kecepatan
deformasi yang lebih tinggi. penguji dampak Pendulum digunakan untuk menentukan energi
yang dibutuhkan untuk istirahat spesimen standar dengan mengukur tinggi yang pendulum
palu naik setelah berdampak pada potongan uji.
28
DAFTAR PUSTAKA
.http://www.lgschemistry.org.uk/PDF/Thermosoftening_and_thermosetting_plastics.pdf
http://www.facebook.com/pages/Poliester/111934102156768
http://www.authorstream.com/Presentation/aninditays-594658-anindita-reggie-xii-ipa-2/
Baeurle SA, Hotta A, Gusev AA (2006). "Pada fase kaca dari multifasa dan bahan polimer
murni":. Polymer 47 6243-6253. DOI : 10.1016/j.polymer.2006.05.076 .
http://hadiyantokimia.guru-indonesia.net/artikel_detail-21224.html
http://www.chem-is-try.org/kategori/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/
\ Varzaneh HA Karimi, P Carbone, Mueller-Plathe F (2008). "Hydrogen Bonding dan
Crossover Dinamis dalam Poliamida-66: Sebuah Studi Simulasi Dinamika Molekuler"..
Makromolekul 41: 7211-7218 DOI : 10.1021/ma8010685 .
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/polimer-
termoplastik-dan-termosetting/
http://www.blogger-index.com/perbedaan%20termoset%20dan%20termoplastik.html
29
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................... i
BAGAN KLASIFIKASI BAHAN ................................................................................... 1
POLIMER ......................................................................................................................... 1
A. POLIMER THERMO SETTING .............................................................................. 3
1. PENDAHULUAN POLIMER THERMOSETTING ........................................... 3
2. SIFAT POLIMER THERMOSETTING .............................................................. 4
3. JENIS-JENIS THERMOSETTING ..................................................................... 5
a. Resin Urea formaldehid (Resin Amino) .......................................................... 5
b. Fenol-formaldehida/bakelit (Resin Phenol) ..................................................... 5
c. Melamin-formaldehida.(Resin Amino) ............................................................ 5
d. Polyesters ......................................................................................................... 5
e. Resin Furan ...................................................................................................... 6
f. Resin Epoksida ................................................................................................. 6
g. Silikon polimer dengan silikon sebagai bahan dasar ....................................... 6
5. PROSES PENGERJAAN THERMOSETTING .................................................. 6
B. POLIMER THERMOPLASTIK ............................................................................... 11
1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 11
2. PROSES PENGERJAAN .................................................................................... 12
3. LANGKAH – LANGKAH PENGERJAAN TERMOPLASTIK ........................ 13
4. PENGUJIAN ....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 27
i