analisis semiotika pembentukan karakter islami...
TRANSCRIPT
ANALISIS SEMIOTIKA PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI ANAK
PADA IKLAN DETERJEN HALAL TOTAL ALMEERA DI TELEVISI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)
Oleh :
R. Dirgantria Anugrah
NIM: 1113051000077
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M
i
ABSTRAK
R. Dirgantria Anugrah
NIM: 1113051000077
ANALISIS SEMIOTIKA PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI ANAK
PADA IKLAN DETERJEN HALAL TOTAL ALMEERA DI TELEVISI
Dunia periklanan pada televisi terus berkembang dan melakukan inovasi-
inovasi untuk menarik minat masyarakat khususnya di Indonesia. Salah satu iklan
tersebut adalah iklan deterjen halal total almeera. Iklan ini menyuguhkan alur
cerita yang menarik dan menceritakan anak yang harus berbakti kepada orang tua,
sesuai apa yang diajarkan oleh agama. Penggambaran tersebut bisa menjadikan
contoh yang baik bagi masyarakat dan orang tua dalam melihat tayangan iklan
tersebut, karena sangat erat dengan pembentukan karakter anak. Pentingnya
pembentukan karakter ini agar anak memiliki kepribadian yang baik sehingga
ketika anak sudah menginjak masa dewasa, maka anak akan menjadi anak yang
shaleh maupun shalehah.
Untuk menjelaskan masalah yang akan penulis teliti berdasarkan latar
belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut, apa makna Denotasi,
Konotasi, dan Mitos karakter islami anak pada iklan deterjen halal total almeera di
televisi berdasarkan perspektif semiotika Roland Barthes?
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif, dengan menghasilkan data yang tidak dapat ditemukan dengan cara
statistik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer yang diperoleh dari rekaman iklan deterjen halal total almeera, sumber
data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan, dan informasi dari media
massa yang berhubungan dengan objek penulisan ini.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotika Roland
Barthes. Dengan teori tersebut peneliti dapat menganalisis dan memberikan
makna-makna terhadap lambang, pesan, atau teks. Objek penelitian dari penelitian
ini adalah iklan deterjen halal total almeera di televisi yang akan dibahas makna-
makna komunikasi dan aspek sinematografis setiap scene yang mendukung
terbentuknya makna iklan tersebut, sehingga akan diperoleh makna denotasi,
konotasi, dan mitos dari hubungan ketiganya.
Berdasarkan temuan peneliti, ditinjau dari Denotasi, Konotasi dan Mitos
yang ingin disampaikan peneliti mendapatkan hasil bahwa iklan deterjen halal
total almeera di televisi merupakan gambaran keluarga kecil antara ayah dan anak
yang menceritakan konflik emosional keduanya. Dalam empat scene yang diambil
mengandung makna pembentukan karakter terhadap anak diantaranya, pola
pengasuhan, suri tauladan, berkata dengan lemah lembut, dan kewajiban berbakti
kepada orang tua. Dan juga mitos yang menjelaskan bahwa pentingnya orang tua
dalam pembentukan karakter islami khususnya kepada anak. Dalam mengajarkan
anak dari usia dini hingga dewasa sudah seharusnya menerapkan pembentukan
karakter dengan norma agama agar selalu hormat kepada orang tua. Dan
menghadirkan kebaikan hubungan antara orang tua dan anak kelak.
Kata kunci: Semiotika, Roland Barthes, Iklan, Karakter, dan Anak.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamua‟laikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh
Alhamdulillahi Rabbil „alamin, segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang
Maha Sempurna yang senantiasa memberikan dan menyempurnakan kenikmatan
hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
baginda Rasulullah SAW beserta sahabatnya dan keluarganya yang telah
membawa umatnya kepada jalan kebenaran.
Alhamdulillah dengan pertolongan dan petunjuk-Nya, peneliti mampu
menyelesaikan tugas akhir ini. Skripsi dengan judul “Analisis Semiotika
Pembentukan Karakter Islami Anak Pada Iklan Deterjen Halal Total Almeera Di
Televisi” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti menyadari, dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu peneliti sangat menerima koreksi dan
saran dari pembaca agar skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yakni:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih juga
kepada Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
iii
3. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam.
4. Dr. Syamsul Yakin, MA selaku dosen pembimbing penulis yang
senantiasa sabar dalam memberikan arahan yang sangat bermanfaat dan
berharga, dengan keramahannya, dan selalu memberikan dorongan
kepada penulis dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT
memberikan kemudahan dan keberkahan dalam setiap aktivitasnya.
5. Ade Rina Farida, M.Si, selaku Dosen Penasehat Akademik yang
telah memberikan semangat dan motivasi dalam penggarapan skripsi
ini.
6. Kepada seluruh Dosen Fakulltas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya,
memberikan banyak masukan dan nasihat kepada saya selama
menuntut ilmu.
7. Kepada karyawan, serta staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
membantu saya dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan
penelitian skripsi ini.
8. Kepada staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas, yang
telah melayani peminjaman buku-buku sebagai referensi dalam
penulisan skripsi ini.
9. Kepada kedua orang tua, kakak-kakak, dan adik yang saya cintai
terima kasih karena selalu memberikan motivasi dan doa yang tiada
henti untuk saya dan selalu memberikan dukungan kepada saya dalam
iv
segala hal.
10. Kepada Athiya Dista Ramadhani, yang selalu sabar dan selalu
memberikan semangat tiada hentinya kepada saya, rela mengorbankan
waktu untuk membantu saya dalam proses pembuatan skripsi ini dan
selalu mendo’akan saya.
11. Kepada Narasumber yang telah sangat baik meluangkan waktunya
untuk saya dalam melakukan penelitian skripsi ini yakni Mbak Marissa
Puspa Rani selaku Advertising & Promotion Executive dari PT. Total
Chemindo Loka.
12. Kepada kawan seperjuangan skripsi Haidar Hasan, Zhiya Maulana,
dan Fauzi Ardiansyah yang selalu berdebat namun selalu memberikan
motivasi satu sama lain.
13. Kepada teman-teman saya KPI A 2013, saya sangat bahagia dan
beruntung bisa mengenal kalian.
14. Kepada teman-teman seperjuangan saya dari keluarga TEBS
FAMILY yang selalu memberi semangat dan bantuan tiada henti,
Delsha Amanda Pohan, Fiqih, Zhiya, Idang, Ajy, Arga, Uqon,
Gilang, Fauzi, Adam, Kiki, Oki, Muti, Intan, Vicky, Habib, Jamaludin,
Fauzan Kamil, Ayu, Desty, Retsa, Taufiq, Hilman Rais.
15. Kepada semua teman-teman, kakak dan adik-adik dari keluarga LSO
KONTRAS MUSIK FDIKOM yang sangat saya cintai, terima kasih
untuk segalanya.
16. Kepada teman-teman KKN Kencana 140, Santo Harry, Rizky,
Lukem, Agung, Shila, Tika, Anis, Zahra, Ana, dan Aisyah. Semoga
silaturahmi kita tetap selalu terjaga.
v
17. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat,
saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga apa yang
telah dilakukan mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Aamiin.
Demikian ucapan terima kasih yang penulis berikan. Semoga Allah
senantiasa membalas semua kebaikan serta menuntun kita ke jalan yang diridhai-
Nya. Meskipun skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, penulis berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.
Jakarta, 25 Januari 2018
R. Dirgantria Anugrah
1113051000077
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 5
E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 9
G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 12
BAB II .................................................................................................................. 14
KAJIAN TEORI ................................................................................................. 14
A. Iklan ................................................................................................... 14
1. Pengertian Iklan ............................................................................ 14
2. Jenis-Jenis Iklan ............................................................................ 15
3. Teknik Pengambilan Gambar ....................................................... 17
B. Karakter ............................................................................................. 19
1. Pengertian Karakter ....................................................................... 19
2. Pembentukan Karakter Anak Dalam Islam ................................... 20
C. Semiotika ........................................................................................... 23
1. Semiotika Secara Umum ............................................................... 23
2. Semiotika Roland Barthes ............................................................. 24
BAB III ................................................................................................................. 30
GAMBARAN UMUM ........................................................................................ 30
vii
A. Gambaran Umum Iklan Deterjen Halal Total Almeera di Televisi .. 30
1. Narasi iklan Deterjen Halal Total Almeera ................................... 32
2. Visualisasi dan deskripsi iklan Deterjen Halal Total Almeera ..... 33
B. Sejarah dan Perkembangan PT. Total Chemindo Loka..................... 45
C. Profil Perusahaan PT. Total Chemindo Loka .................................... 48
D. Produk Deterjen Halal Total Almeera ............................................... 49
E. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................. 51
BAB IV ................................................................................................................. 52
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 52
A. Analisis Iklan Deterjen Halal Total Almeera di Televisi Dalam ...... 52
Pendekatan Semiotika Roland Barthes ............................................. 52
1. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos pada Scene 1 ..................... 52
2. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos pada Scene 2 ..................... 54
3. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos Pada Scene 3.................... 57
4. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos Pada Scene 4.................... 60
5. Pesan yang terkandung dalam Iklan Deterjen Halal Total Almeera
di Televisi .............................................................................................................. 64
BAB V ................................................................................................................... 68
PENUTUP ............................................................................................................ 68
A. Kesimpulan ........................................................................................ 68
B. Saran ................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 70
LAMPIRAN ......................................................................................................... 73
viii
DAFTAR TABEL
BAB II
Tabel 1.1 ................................................................................................................ 27
BAB IV
Tabel 1.2 ................................................................................................................ 52
Tabel 1.3 ................................................................................................................ 54
Tabel 1.4 ................................................................................................................ 57
Tabel 1.5 ................................................................................................................ 60
ix
DAFTAR GAMBAR
BAB II
Gambar 1.1 ............................................................................................................ 28
BAB III
Gambar 1.2 ............................................................................................................ 33
Gambar 1.3 ............................................................................................................ 34
Gambar 1.4 ............................................................................................................ 34
Gambar 1.5 ............................................................................................................ 35
Gambar 1.6 ............................................................................................................ 35
Gambar 1.7 ............................................................................................................ 36
Gambar 1.8 ............................................................................................................ 36
Gambar 1.9 ............................................................................................................ 37
Gambar 2.1 ............................................................................................................ 37
Gambar 2.2 ............................................................................................................ 38
Gambar 2.3 ............................................................................................................ 38
Gambar 2.4 ............................................................................................................ 39
Gambar 2.5 ............................................................................................................ 39
Gambar 2.6 ............................................................................................................ 40
Gambar 2.7 ............................................................................................................ 40
Gambar 2.8 ............................................................................................................ 41
Gambar 2.9 ............................................................................................................ 41
Gambar 3.1 ............................................................................................................ 42
Gambar 3.2 ............................................................................................................ 42
Gambar 3.3 ............................................................................................................ 43
Gambar 3.4 ............................................................................................................ 43
Gambar 3.5 ............................................................................................................ 44
Gambar 3.6 ............................................................................................................ 44
Gambar 3.7 ............................................................................................................ 45
BAB IV
Gambar 3.8 ............................................................................................................ 49
x
Gambar 3.9 ............................................................................................................ 50
Gambar 4.1 ............................................................................................................ 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap kehidupan manusia tidak pernah bisa terlepas dari
komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan
berhubungan dengan manusia lainnya. Manusia membutuhkan informasi agar
dapat membantu proses berinteraksi. Dalam hal ini informasi-informasi yang
dibutuhkan oleh manusia tersebut dapat diperoleh dari berbagai media yang ada,
khususnya pada zaman modern seperti sekarang. Media komunikasi di zaman
yang serba maju saat ini sudah menjadi sangat berpengaruh dalam kehidupan
setiap manusia modern dan tidak terhindarkan keberadaannya. Sudah menjadi
sebuah kebutuhan dalam memenuhi interaksi berkomunikasi antar manusia di
seluruh dunia. Berkembangnya teknologi media komunikasi membawa pengaruh
yang cukup besar dalam modernisasi.
Berbagai macam media komunikasi mudah dan banyak ditemui saat ini,
dalam bentuk visual maupun nonvisual. Apalagi perkembangan teknologi terus
meningkat dan cukup canggih. Terlebih, media komunikasi bisa dimanfaatkan
banyak masyarakat, khususnya oleh umat islam. Memudahkan dalam berdakwah
dan menyebarluaskan banyak informasi positif untuk umat muslim lainnya,
karena didukung oleh sifatnya yang tidak terbatas ruang dan waktu. Materi
keislaman dan dakwah bisa disebarkan dengan cepat dan efisien. Dari segi biaya
2
pun menjadi sangat murah, informasi yang disebarkan lewat media komunikasi
dapat menjangkau siapapun dan dimanapun.1
Salah satu dari media tersebut adalah televisi, sampai saat ini televisi
merupakan media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran
gambar bergerak beserta suara.2 Televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi
jarak jauh yang menggunakan media visual atau penglihatan. Tidak hanya sebagai
alat tontonan semata, penyiaran yang luas membuat televisi sampai saat ini
menjadi media yang sangat berpengaruh dan menarik bagi para pengiklan. Iklan
merupakan bentuk pesan promosi benda seperti halnya barang, jasa, tempat usaha,
dan ide yang disampaikan melalui media dengan biaya sponsor dan ditunjukan
kepada masyarakat luas.3 Baik iklan komersial maupun iklan layanan masyarakat.
Dunia periklanan pada televisi terus berkembang dan terus melakukan
inovasi-inovasi untuk menarik minat masyarakat khususnya di Indonesia.
Berbagai macam ide kreatif pada iklan senantiasa disuguhkan kepada khalayak
pemirsa dan juga untuk konsumen. Iklan tidak lagi hanya menjadi pelayanan
kepentingan komersial, iklan sudah menjadi strategi bersama yang dipakai setiap
orang di dalam masyarakat untuk membujuk orang lain melalui sesuatu.4 Bukan
merupakan hal yang baru lagi, saat ini sudah cukup banyak sekali iklan komersial
yang bertema atau bernuansa islami.
1 http://www.zamrishabib.web.id/2014/12/peranan-media-sosial-dalam
pengembangan.html, diakses pada 27 November 2017 pukul 18.49 WIB. 2 https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi, diakses pada 27 November 2017 pukul 19.01
WIB. 3 https://id.wikipedia.org/wiki/Iklan, diakses pada 3 Mei 2017 pukul 11.31 WIB.
4 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010)
h. 222.
3
Salah satu yang menjadikan dorongan iklan memasukan nuansa-nuansa
keagaaman adalah karena masyarakat Indonesia yang beragam agama dan budaya,
khususnya bagi umat muslim yang menjadi mayoritas. Maka dari itu iklan
diproduksi dengan menyentuh sedikit cerita-cerita dengan nuansa yang islami dan
keagamaan. Iklan tersebut menjadi sesuatu yang membedakan iklan komersial
lainnya. Iklan-iklan bernuansa islami biasanya banyak hadir disaat bulan
Ramadhan sebagai contohnya adalah iklan susu frisian flag yang bertemakan
kedekatan kakak dan adik yang sedang berpuasa, sebagaimana sang kakak
mengajarkan kebaikan kepada adiknya dalam menjalankan ibadah puasa dan
bagaimana memenuhi nutrisi dengan meminum susu frisian dalam berpuasa.
Iklan Deterjen Halal Total Almeera menyuguhkan alur cerita yang
menarik dan menceritakan anak yang harus berbakti kepada orang tua, sesuai apa
yang diajarkan oleh agama. Pada iklan ini mengenai seorang anak perempuan
yang ketika kecil dirawat oleh ayahnya hingga dewasa, dan setelah beranjak
dewasa sang anak selalu sibuk dengan dunia luar, kurang memperhatikan orang
tuanya yaitu ayahandanya. Pada akhirnya anak tersebut menyadari perbuatannya
dan menemukan jati diri sebagai seorang muslimah, pada akhirnya anak
perempuan tersebut kembali berbakti kepada ayahnya.
Dari penggambaran tersebut bisa menjadi acuan bagi orang tua dalam
mendidik anak saat melihat tayangan iklan tersebut, karena sangat erat dengan
pembentukan karakter anak. Karena pentingnya pembentukan karakter ini agar
anak memiliki kepribadian yang baik sehingga ketika anak sudah menginjak masa
dewasa, maka anak akan menjadi anak yang shaleh maupun shalehah, sehingga
4
akan bisa memberikan manfaat yang banyak untuk sesama di masa yang akan
datang.5 Maka dari itu perlu adanya proses pembentukan karakter anak secara
islami terkait pesan yang disampaikan oleh iklan tersebut.
Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk lebih lanjut meneliti
makna yang terkandung dalam tayangan iklan tersebut di televisi. Maka penulis
ingin melakukan penelitian sekaligus dijadikan sebagai judul skripsi, yaitu :
“ANALISIS SEMIOTIKA PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI ANAK
PADA IKLAN DETERJEN HALAL TOTAL ALMEERA DI TELEVISI”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah penelitian ini pada iklan yang ada di televisi
dan iklan yang diambil adalah iklan komersial. Iklan yang dijadikan penelitian ini
adalah iklan deterjen halal total almeera. Fokus penelitian yang dilakukan peneliti
adalah pada pengambilan cuplikan gambar berupa scene dalam iklan “Deterjen
Halal Total Almeera”. Terutama pada adegan yang mengandung makna
pembentukan karakter islami yang diperankan oleh sang ayah dan sang anak
perempuan dalam iklan tersebut. Peneliti juga membatasi empat scene pada iklan
yang diambil dalam penelitian ini sesuai ukuran atau bentuk-bentuk pembentukan
karakter islami yang dibatasi oleh peneliti. Peneliti akan menganalisa semiotik
Roland Barthes yaitu makna denotasi, konotasi, dan mitos.
5 http://www.al-maghribicendekia.com/2013/05/pendidikan-karakter-anak-dalam-
islam.html, diakses pada 27 November 2017 pukul 19.11 WIB.
5
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apa makna Denotasi karakter islami anak pada iklan deterjen halal total
almeera di televisi berdasarkan perspektif semiotika Roland Barthes?
2. Apa makna Konotasi karakter islami anak pada iklan deterjen halal total
almeera di televisi berdasarkan perspektif semiotika Roland Barthes?
3. Apa makna Mitos karakter islami anak pada iklan deterjen halal total
almeera di televisi berdasarkan perspektif semiotika Roland Barthes?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk memahami dan mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos
pembentukan karakter islami anak yang terdapat pada iklan deterjen halal total
almeera di televisi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan bisa memperkaya kajian-kajian ilmu komunikasi
massa melalui analisis semiotika, terutama untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Juga diharapkan dapat
menambah informasi mengenai dunia periklanan, bahwa bisa menjadi alat
komunikasi dan berfungsi sebagai pengenal sebuah produk, barang atau jasa.
Tetapi disisi lain terdapat banyak pesan dan makna tersendiri didalamnya yang
perlu disadari dan dipahami.
6
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan serta menjadi referensi
bagi pembaca untuk menambah informasi bagi penelitian yang sama dalam suatu
pembahasan mengenai analisis semiotika terhadap iklan. Agar masyarakat atau
penonton televisi dapat mengerti lebih dalam lagi, dan mengetahui makna yang
disampaikan melalui iklan, dilihat dari semiotika.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Pada penelitian ini paradigma yang digunakan adalah paradigma
konstruktivis, yaitu pengetahuan yang digambarkan sebagai konsekuensi dari
aktivitas manusia, pengetahuan merupakan konstruksi manusia, tidak pernah
dipertanggungjawabkan sebagai kebenaran yang tetap, tetapi merupakan
permasalahan dan selalu berubah. Jadi dapat disimpulkan bahwa realitas itu
merupakan hasil konstruksi manusia yang akan terus berkembang.6
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode
kualitatif. Metode yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Penelitian dengan menggunakan kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada objek yang alamiah yang dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci.7 Penelitian ini didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang
diteliti yang rinci, dan dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit.
Bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
6 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2013) h. 49.
7 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, cet.6, 2010) h. 1.
7
penelitian, seperti contoh yaitu, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
sebagainya.8
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu iklan deterjen halal total almeera.
Sedangkan objek dalam penelitian ini yaitu makna pembentukan karakter islami
anak yang terkandung dalam iklan deterjen halal total almeera.
4. Sumber Data
Penelitian ini mengambil iklan deterjen halal total almeera yang
ditayangkan di televisi pada bulan Maret 2017.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, yaitu iklan deterjen halal total almeera.
Peneliti mengambil file dari mesin pencarian. Iklan ini yang dijadikan bahan
untuk menganalisis penelitian. Dalam melengkapi data penelitian ini digunakan
pula studi kepustakaan untuk mencari referensi yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Adapun dalam melaksanakan penelitian ini, teknik pengumpulan data
yang dilakukan yaitu melalui :
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara melihat televisi dan tayangan iklan
deterjen halal total almeera. Observasi itu sendiri berarti aktivitas yang dilakukan
terhadap suatu proses atau suatu objek, dan kemudian memahami pengetahuan
dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
8 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2007) h.6.
8
sebelumnya. Guna mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian tersebut.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data pendukung dengan mengkaji dari sumber-
sumber data yang sesuai dengan materi penelitian yang berupa buku, catatan,
artikel, iklan, youtube, dan internet.
6. Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan semiotika
model Roland Barthes yaitu memahami makna denotasi, konotasi, dan mitos,
untuk menemukan dan memahami makna pembentukan karakter islami anak yang
terkandung pada setiap scene iklan deterjen halal total almeera di televisi.
Roland Barthes menyebutkan “Denotasi” adalah tingkat pertandaan yang
menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda. Konotasi adalah tingkat
pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang
didalamnya beroperasi makna yang tidak langsung. Selain itu Barthes juga
melihat makna yang lebih dalam lagi tingkatnya, bersifat konvensional, yaitu
mitos, pengkodean makna dan nilai-nilai sosial sebagai sesuatu yang dianggap
alamiah.9
7. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan dirumah peneliti, mulai dari tanggal 30 Maret 2017,
melalui media televisi dan juga internet.
9 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) h. viii.
9
8. Pedoman Penulisan
Pada penulisan penelitian ini, penulis mengacu pada “Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Center for Quality Development and
Assurance (CeQDA) 2013/2014.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam membantu proses penyusunan, penulis melakukan studi pustaka,
dengan merujuk kepada hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan mengenai
semiotika, seperti berikut :
1. Analisis Semiotika Film Turtles Can Fly. Diteliti oleh Istianah (KPI,
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2009). Dalam penelitian ini memiliki
perbedaan objek penelitian yaitu, dalam skripsi ini meneliti mengenai film
internasional. Berbeda dengan penulis mengambil objek iklan, namun
menggunakan model semiotik yang sama yaitu model Roland Barthes. Dalam
skripsi ini makna yang ingin diangkat adalah tentang konsep perang yang terdapat
pada film turtles can fly. Hasil dari penelitian ini adalah :
a. Denotasi
Sebagai film yang menyajikan kondisi sebagai rakyat Irak, yaitu
Kurdistan. Sebagai masyarakat paling menderita akibat rezim Saddam karena hak
mereka sebagai warga negara tidak dipenuhi dengan baik.
10
b. Konotasi
Film ini sebagai salah satu film “pesanan” Amerika kepada Bahman untuk
mengubah image buruk Amerika akibat invasi Irak yang dilakukannya dengan
menampilkan wajah Amerika yang seolah menjadi pahlawan.
c. Mitos
Fim ini adalah Saddam Husein digambarkan sebagai presiden yang
diktator dan kejam terhadap rakyatnya sendiri, yaitu suku kurdi.
2. Analisis Semiotik Terhadap Iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan 1430
H di Televisi. Diteliti oleh Siti Sopianah (KPI, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, 2010). Dalam penelitian ini memiliki kesamaan objek penelitian
yaitu, skripsi ini meneliti mengenai iklan komersial yang tayang pada televisi.
Menggunakan model semiotik yang sama yaitu model semiotik Roland Barthes.
Mengungkap makna dan pesan yang terdapat pada iklan susu bendera edisi
Ramadhan. Hasil dari penelitian ini adalah :
a. Denotasi
Makna denotasi yang ditemukan pada keempat scene iklan susu bendera
edisi Ramadhan bagaimana terlihat kebersamaan saling berbagi saling
menguatkan dan saling menghargai antara adik dan kakak yang memberikan
pelajaran saat menjalankan ibadah puasa. Serta ibu yang mengingatkan apa yang
baik dan yang tidak baik.
b. Konotasi
Dengan menggambarkan kedua kakak beradik yang masih sekolah dasar
dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik berkat meminum susu kental manis
11
bendera. Di mana di jelaskan bahwa susu kental manis memenuhi nutrisi yang
cukup.
c. Mitos
Hal-hal yang dapat membatalkan puasa diantarnya, menangis, makan
angin dan buang angin dalam air yang diceritakan dalam iklan ini, sebagaimana
diketahui di masyarakat bahwa menangis dapat membatalkan ibadah puasa yang
sesungguhnya adalah mitos.
3. Analisis Semiotik Kecantikan Wanita Muslimah Pada Iklan Shampo
Sunsilk Clean And Fresh versi Laudya Cintya Bella. Diteliti oleh Rezania
Meidiati (KPI, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2016). Dalam penelitian
ini memiliki persamaan yaitu metode kualitatif dan objek yang diteliti adalah
iklan komersial. Namun memiliki perbedaan pada teori, teori yang digunakan
adalah model Charles S. Pierce. Sedangkan penulis menggunakan model teori
Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini adalah :
a. Ikon
Perpaduan kecantikan pada wajah, kecantikan tubuh, kecantikan hati, dan
kecantikan akan kebersihan kulit kepala. Tanda ikon pada iklan ini juga
menandakan kehadiran wanita muslimah dan produk ini ditujukan untuk wanita
muslimah.
b. Indeks
Terdapat hubungan sebab akibat yang berhubungan dengan tanda ikon
kecantikan wanita muslimah pada iklan ini.
12
c. Simbol
Secara dominan digambarkan melalui keberadaan endoser yang menjadi
tanda dalam iklan-iklan tersebut. Pada iklan ini kecantikan yang digambarkan
adalah wanita dengan sosok muslimah dengan kecantikan wajah, kecantikan
tubuh yang dianggap ideal yang dibalut gaya modern.
G. Sistematika Penulisan
1. BAB I
PENDAHULUAN, pada bab ini meliputi latar belakang masalah dari topik yang
penulis angkat. Pada bab ini pula penulis membatasi masalah agar lebih terfokus
dan tidak melebar. Dan juga penulis menjelaskan rumusan masalah, subjek dan
objek penelitian, metodologi penelitian yang digunakan, menuliskan tujuan
dilakukannya penelitian beserta manfaat penulisannya, tidak lupa penulis
menuliskan tinjauan pustaka. Dan terakhir menuliskan sistematika penulisan agar
lebih sistematis dalam penulisan skripsi ini.
2. BAB II
KAJIAN TEORI, pada bab ini meliputi definisi-definisi, seperti pengertian iklan,
jenis-jenis iklan, definisi karakter, pembentukan karakter dalam islam, dan juga
menjelaskan definisi semiotika secara umum, semiotika Roland Barthes, dan
teknik pengambilan gambar.
3. BAB III
GAMBARAN UMUM, pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum iklan
deterjen halal total almeera di televisi, Sejarah dan Perkembangan PT. Total
13
Chemindo Loka, Profil Perusahaan PT. Total Chemindo Loka, Produk Deterjen
Halal Total Almeera, Visi dan Misi Perusahaan.
4. BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN, pada bab ini menjelaskan tentang hasil
penelitian dari analisis permasalahan yang penulis teliti mengenai Analisis
Semiotika Pembentukan Karakter Islami Anak Pada Iklan Deterjen Halal Total
Almeera di Televisi Dalam Pendekatan Semiotika Roland Barthes.
5. BAB V
PENUTUP, pada bab ini penulis menuliskan kesimpulan dari apa yang telah
didapatkan dalam penelitian, dan memberikan saran untuk penelitian ini.
6. DAFTAR PUSTAKA
PENGURAIAN SUMBER, sumber-sumber yang digunakan penulis dalam
penulisan penelitian ini baik itu sumber online ataupun tidak.
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Iklan
1. Pengertian Iklan
Iklan (Advertising) berasal dari kata kerja bahasa Latin abad pertengahan,
advertere yang artinya “mengarahkan perhatian seseorang kepada”. Menyatakan
satu bentuk atau jenis pengumuman yang dimaksudkan untuk mengenalkan
sebuah penjualan komoditas atau sebuah layanan.10
Iklan (Advertising) adalah suatu proses komunikasi massa yang
melibatkan sponsor tertentu, yaitu si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar
jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya, melalui program
televisi. Adapun iklan itu sendiri biasanya dibuat atas pesanan si pemasang iklan,
oleh sebuah biro iklan. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang sangat
dikenal dan paling banyak digunakan untuk meningkatkan penjualan dan citra
perusahaan.11
Setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan iklan pada dasarnya yaitu
untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu
produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan
publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan.12
10
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010)
h. 222. 11
Andi Fachruddin, Manajemen Pertelevisian Modern, (Yogyakarta: PENERBIT ANDI,
2016) h. 72. 12
http://kuliahkomunikasi.blogspot.co.id/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-
korporat.html, diakses pada 26 Juli 2017 pukul 15.02 WIB.
15
2. Jenis-Jenis Iklan
Jenis iklan pada media massa seperti televisi digolongkan kedalam dua
bagian yaitu :13
1. Iklan Komersial
Iklan komersial merupakan bentuk promosi suatu barang produksi atau
jasa, yang melalui media massa dalam bentuk berupa tayangan visual atau gambar
maupun bahasa yang dikemas melalui film atau berita.
Salah satu contohnya adalah iklan konsumen (Consumer Advertising),
pada dasarnya terdapat dua macam barang yang umum dibeli oleh masyarakat,
yaitu :14
a. Barang Konsumen (consumer goods), seperti bahan-bahan makanan,
sampo, sabun, deterjen dan lainnya. Jenis barang-barang seperti ini merupakan
barang yang penjualannya bisa berulang-ulang karena termasuk barang kebutuhan
sehari-hari. Didalam dunia periklanan, barang-barang seperti ini disebut sebagai
Fast Moving Consumer Goods (FMCGs), yaitu barang-barang konsumen yang
perputarannya cepat.
b. Barang Tahan Lama (durable goods), seperti bahan-bahan bangunan,
kendaraan, dan lainnya. Harga barang-barang seperti ini biasanya lebih mahal dan
jarang dibeli tidak seperti barang konsumen, tetapi sifatnya lebih tahan lama.
Seperti yang ada didalam kehidupan sehari-hari misalnya pakaian, alat-alat dapur,
barang elektronik dan alat-alat lainnya.
13
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis isi Media Televisi), (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1996) h. 81-82. 14
Freddy Rangkuti, Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009) h. 163.
16
Tentunya media yang sesuai untuk barang-barang konsumen ini biasanya
diminati secara luas oleh segala lapisan masyarakat. Media utamanya adalah
dengan lewat koran-koran, radio, iklan televisi, hingga dengan melakukan
penyebaran brosur atau dengan media lainnya.
2. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat merupakan bentuk tayangan gambar baik itu
drama, film, musik maupun bahasa yang mengarahkan khalayak agar berbuat
seperti yang telah dianjurkan oleh iklan tersebut. Misalnya adalah, iklan
kesehatan, iklan sumbangan bencana, dan sebagainya. Pada umumnya iklan
layanan masyarakat. Pengiklannya berasal dari lembaga non komersil yang
bertujuan menyampaikan informasi untuk kepentingan sosial.
Media massa memberikan ruang dan waktu pada iklan layanan masyarakat
secara cuma-cuma. Hal ini sangat sesuai dengan Undang-Undang Penyiaran pasal
33 yang mengatakan bahwa bagi siaran iklan layanan masyarakat wajib diberi
porsi sekurang-kurangnya 10 % dari waktu siaran niaga di lembaga penyiaran
swasta, dan sekurang-kurangnya 20 menit dalam sehari bagi lembaga penyiaran
pemerintah yang disiarkan tersebar sepanjang waktu penyiaran. Hal ini juga
sangat sesuai karena iklan layanan masyarakat menginformasikan masalah-
masalah sosial yang banyak dihadapi masyarakat.15
15
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-iklan-layanan-masyarakat.html,
diakses pada 12 September 2017 pukul 16.00 WIB.
17
3. Teknik Pengambilan Gambar
Terdapat banyak elemen-elemen penting yang perlu diketahui dalam
pengambilan gambar yaitu pengambilan gambar yang dapat menandakan sesuatu.
Misalnya dalam memperjelas makna visualisasi gambar pada iklan deterjen halal
total almeera di televisi. Ukuran pengambilan gambar selalu dikaitkan dengan
ukuran tubuh manusia, namun penerapan ini juga berlaku pada benda lain. Berikut
adalah delapan shot sizes tersebut:16
a. Extreme Long Shot
Extreme long shot atau ELS mengambil ukuran gambar yang
memperlihatkan kekuatan suatu peristiwa dari jarak yang sangat jauh, panjang,
dan berdimensi lebar. Biasa digunakan untuk melihat panorama suatu daerah.
b. Very Long Shot
Very long shot atau VLS tidak sejauh ELS, biasa digunakan untuk
pengambilan gambar-gambar opening scene, contohnya kota metropolitan.
Kamera diletakkan top angle dari helikopter ataupun drone.
c. Long Shot
Long shot atau LS lebih dekat dari VLS. Keseluruhan gambaran daripokok
materi dilihat dari kepala ke kaki atau gambar manusia seutuhnya.
d. Medium Long Shot
Medium long shot atau MLS mengambil gambar dari lutut sampai puncak
kepala pokok materi. Gambar LS di-zoom in sehingga lebih padat, maka masuk
ke MLS. Gambar MLS sering dipakai untuk memperkaya keindahan gambar.
16
Maria Pramaggiore, Wailis Tom, Film: A Critical Introduction. (London: Laurance
King Publishing, 2005), h. 112.
18
e. Medium Shot
Medium shot atau MS mengambil gambar dari pinggul pokok materi atau
objek sampai ke kepala objek. Ukuran MS biasa digunakan sebagai komposisi
gambar terbaik untuk wawancara dimana penonton dapat melihat jelas ekspresi
objek tertentu.
f. Middle Close Up
Middle close up atau MCS mengambil gambar dari dada sampai kepala
objek. Bisa dibilang MCS ini “potret setengah badan” dengan keleluasan
background yang masih bisa dinikmati.
g. Close Up
Close up atau CS sudah terbilang cukup dekat. Gambar yang diambil
meliputi wajah keseluruhan dari objek. Objek menjadi titik perhatian ukuran
dalam pengambilan gambar. Sangat bagus untuk menggambarkan emosi pada
objek.
h. Extreme Close Up
Extreme close up atau ECU adalah teknik pengambilan gambar yang
paling dekat dengan objek. Pengambilan gambar keseluruhan adalah muka objek.
Dipergunakan untuk memperhebat emosi dari objek.
19
B. Karakter
1. Pengertian Karakter
Karakter berasal dari bahasa latin yaitu “kharakter”, dan dalam bahasa
Yunani “charassein” yang berarti membuat tajam. Karakter adalah watak, sifat,
akhlak yang membedakan seorang individu dengan individu lainnya. Karakter
dianggap sama dengan kepribadian, kepribadian dianggap sebagai ciri atau
karakteristik, gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari
bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa
kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.17
Karakter dapat dikatakan juga sebagai keadaan yang sebenarnya dari
dalam diri seorang individu, yang membedakan antara dirinya dengan individu
yang lain.18
Maka dalam hal ini karakter merupakan istilah yang menunjuk kepada
karakter baik atau karakter buruk, namun dalam aplikasinya orang dikatakan
berkarakter jika mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan dalam perilakunya.19
Sejak lahir sampai berusia tiga atau mungkin hingga sekitar lima tahun,
secara alami kemampuan nalar seorang anak belum tumbuh sehingga pikiran
bawah sadar masih terbuka dan menerima apa saja informasi dan stimulus yang
dimasukkan ke dalamnya, tanpa ada penyeleksian, mulai dari orang tua dan
lingkungan keluarga. Maka dari sanalah fondasi awal terbentuknya karakter mulai
terbangun. Seiring berjalannya waktu maka penyaringan terhadap informasi yang
melalui pancaindra tersebut dapat mudah diterima oleh pikiran bawah sadar.
17
Donie Koesoema .A, Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007) h. 80. 18
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012) h. 11. 19
Euis Sunarti, Menggali Kekuatan Cerita, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2005)
h.1.
20
2. Pembentukan Karakter Anak Dalam Islam
Pembentukan pribadi yang berkarakter dengan konsep pendidikan islami
lahir dari keluarga. Oleh karenanya pendidikan islami sangat menekankan
pentingnya pendidikan dan pembentukan karakter anak mulai dari usia dini
hingga dewasa. Dalam Al-quran ataupun Sunnah Nabi, banyak dijabarkan
bagaimana cara membentuk dan mendidik anak sehingga anak kelak bisa menjadi
anak yang berkarakter.
Dalam pembentukan ini haruslah ada yang bisa dijadikan uswah atau
teladan bagi anak, maka inilah yang menjadi penting karena anak memerlukan
figur sehingga ia akan mengikuti jalan yang pernah dilakukan oleh figur tersebut.
Perlu dipahami cara dalam membentuk anak yang berkarakter dalam islam seperti
berikut :20
1. Pola Pengasuhan
Karakter anak dapat dibentuk jika pola pengasuhan dilakukan dengan
benar. Anak-anak memiliki tahapan usia dan dalam tahapan tersebut anak
memerlukan perlakuan yang berbeda. Anak usia dini memerlukan kasih sayang
yang cukup bila dibandingkan mendidik anak yang sudah memasuki usia dewasa.
Penerapan ketegasan anatara anak-anak akan berbeda dengan anak yang berusia
dewasa.
2. Suri Tauladan
Teladan sangatlah penting dalam proses pembentukan karakter anak.
Karena memang biasanya anak akan meniru apa yang ada disekitarnya dan apa
20
http://www.al-maghribicendekia.com/2013/05/pendidikan-karakter-anak-dalam-
islam.html, diakses pada 2 Mei 2017 pukul 13.00 WIB.
21
yang diajarkan kepadanya. Orang tua menjadi teladan anak yang sangat dekat.
Orang tua mengikuti teladan terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW. Maka dalam
pembentukan karakter anak hendaknya orang tua tidak memberikan teladan yang
buruk di depan anak.
3. Berkata Dengan Lemah Lembut
Allah SWT memerintahkan agar senantiasa selalu bersikap lemah lembut
kepada kedua orang tua dan selalu mendoakan keduanya. Mewajibkan selalu
mengeluarkan perkataan yang baik dan lemah lembut kepadanya. Maka dari itu
harus selalu berusaha mengajarkan untuk bersikap dengan baik dan lemah lembut
kepada orang tua dan anak. Mengeluarkan perkataan dan perlakuan yang kasar
dengan cara membentak ataupun hanya dengan berkata “ah” membuat sakit hati
orang tua dan merasa perjuangannya selama ini menjadi sia-sia saja.21
4. Kewajiban Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Berbakti kepada kedua orang tua baik hanya tinggal memiliki ibu atau
hanya memiliki ayah, hukumnya adalah wajib. Bahwa sesungguhnya seorang
anak haruslah memahami hal ini, dan sebaliknya orang tua perlu menanamkan
kepada anak dalam pembentukan karakter pribadinya, maka bertakwalah kepada
Allah SWT, menegakan sholat, membayar zakat, menunaikan haji dan umrah, dan
berbakti kepada kedua orang tua seperti apa yang pernah Rasulullah SAW
sampaikan.22
21
@Kembar3HMI – @Fitriyahanda, Lakukan! Sebab Apa Yang Kau Lakukan, Itulah
Yang Kau Dapatkan, (Jakarta: Qultum Media, 2015) h. 37-38. 22
Ahmad Isa Asyur, Berbakti Kepada Ibu-Bapak, (Jakarta: GEMA INSANI, 2006) h.17.
22
Berbakti kepada orang tua adalah dengan akhlak dan keshalehan.
Keshalehan dengan akhlak yang baik merupakan kunci dari berbakti kepada orang
tua. Anak shaleh/shalehah dan berakhlak baik akan mengharumkan nama kedua
orang tuanya di lingkungan masyarakat, karena baik atau tidaknya seorang anak
akan diidentikan dengan bisa atau tidaknya orang tua dalam mendidik anak.23
Berikut adalah QS. Al-Isra yang termasuk kedalam pendidikan dan
pembentukan karakter anak dalam islam yaitu berbuat baik dan berbakti kepada
kedua orang tua :
23.) Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. (Q.S. Al-Isra‟ :
23)
24.) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Q.S. Al-Isra‟ : 24)
Kedua potongan ayat tersebut mengajarkan untuk selalu menghormati
orang tua, dan sopan santun ketika berbicara pada orang tua. Karena orang tualah
yang telah membesarkan seorang anak dengan penuh kasih sayang dan tidak
23
Anton Ramdan, The Miracle of Jilbab : Himah Cantik dan Sehat Secara Ilmiah Dibalik
Syari‟at Jilbab, (Anton Ramdan: Indonesia, 2014) h. 76.
23
peduli berapa besar pengorbanan demi menyelamatkan kebahagiaan anaknya.
Seorang anak dituntut berbuat baik kepada orang tua dengan berkata secara mulia,
bertingkah laku sopan dan santun, serta memperlakukan orang tua dengan sebaik-
baiknya.
C. Semiotika
1. Semiotika Secara Umum
Semiotika berasal dari bahasa Yunani, semeion merupakan sebuah model
ilmu pengetahuan sosial dalam memahami dunia sebagai sistem hubungan yang
memiliki unit dasar yang disebut “tanda”.24
Secara terminologis, semiotika dapat
diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek,
peristiwa, dan kebudayaan sebagai tanda.25
Pada awalnya tanda dimaknai sebagai
suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain.
Seperti contohnya yaitu, asap menandai adanya api, dan sirene mobil yang
berbunyi keras tanda adanya sebuah kebakaran. Tanda sendiri merupakan sesuatu
yang bersifat fisik, dapat diterima oleh indera manusia. Selalu mengacu pada
sesuatu di luar dirinya dan bergantung kepada pengenalan dari para pengguna
bahwa itu adalah tanda.
“Menurut Van Zoest (1993:52), “tidak ada tanda yang tidak terlebih
dahulu tercakup dalam anggapan. Apabila kita memperlakukan anggapan lebih
dahulu sebagai konteks implisit, dapatlah kita katakan bahwa tidak ada tanda yang
sama sekali bebas konteks.”26
24
Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama, (Malang:
UIN Malang Press, 2007) h. 9. 25
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) Edisi Kedua h. 8. 26
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu pengantar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004) h. 136.
24
Jika diterapkan pada tanda-tanda dalam bahasa, maka huruf, kata, maupun
kalimat, tidak memiliki arti pada dirinya sendiri. Tanda-tanda itu hanya
mengemban arti (Significant) dalam kaitannya dengan pembacanya, maka dari
pembaca itulah yang menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan
(Signifie) sesuai dengan konvensi dalam sistem bahasa yang bersangkutan.27
Dick Hartoko (1984, dalam sentosa, 1993:3) memberi batasan, semiotik
adalah bagaimana suatu karya ditafsirkan oleh para pengamat lewat tanda-tanda
dan simbol-simbol. Batasan yang lebih jelas dikemukakan oleh Preminger
(2001:89). Ia mengatakan “semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini
menganggap bahwa fenomena sosial / masyarakat dan kebudayaan itu merupakan
tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-
konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti”.28
2. Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes lahir pada tahun 1915 dari keluarga kelas menengah
Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, sebuah kota di sebelah barat
daya Perancis. Roland Barthes dikenal sebagai seorang pemikir strukturalis yang
cukup giat mempraktikan model linguistik dan semiologi Saussurean.
Roland Barthes menjadi seorang ahli semiotika yang mengembangkan
kajian-kajian yang punya warna kental strukturalisme pada semiotika teks.
Barthes berpendapat bahasa merupakan sebuah sistem tanda yang mencerminkan
asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.29
27
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 17. 28
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu pengantar, h. 96. 29
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 63.
25
Barthes melontarkan sebuah konsep semiotika dan mengklasifikasikan
semiotika dalam 3 bagian, yaitu Denotasi, Konotasi, dan Mitos, seperti berikut :30
1. Pengertian Makna Denotasi
Denotasi merupakan tahap pertama yang berhubungan antara signifier
(ekspresi) dan signified (content) dalam sebuah tanda terhadap realitas external.
Makna paling nyata dari tanda (sign). Dengan kata lain denotasi adalah apa yang
digambarkan tanda terhadap sebuah objek. Demikian denotasi yang disebut oleh
Barthes, denotasi sendiri sebenarnya merujuk pada apa yang diyakini akal sehat
atau orang banyak (common-sense), makna yang teramati dari sebuah tanda.
Denotasi merujuk pada apa yang diyakini oleh akal sehat manusia, makna
yang teramati dari sebuah tanda. Sebuah foto situasi, sebuah jalan mendenotasikan
jalan tersebut; kata “jalan” mendenotasikan sebuah jalan di perkotaan sebaris
dengan gedung-gedung.31
2. Pengertian Makna Konotasi
Konotasi merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk menjelaskan
salah satu dari tiga cara kerja tanda di tahap kedua, yang digunakan untuk
menunjukan signifikasi tanda. Dari hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi
bila tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca, serta nilai-nilai dari
kebudayaannya. Maka makna akan menjadi “subjektif” atau “intersubjektif”.
Dengan kata lain makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkannya. Hal
30
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi, Kedua h. 21-22. 31
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014)
Edisi Ketiga h. 140.
26
ini terjadi ketika interpretasi (Interpretant) dipengaruhi sama kuatnya antara
penafsir (Interpreter) dan objek atau tanda itu sendiri.
Menurut Roland Barthes, faktor utama dalam konotasi adalah penanda
dalam tatanan pertama. Penanda pada tatanan pertama merupakan tanda konotasi.
Perbedaan antara denotasi dan konotasi akan tampak jelas. Denotasi
adalah mekanisme reproduksi dalam film terhadap objek yang dituju kamera.
Sedangkan konotasi adalah sisi manusia dalam proses pengambilan fotonya, baik
itu fotonya, sudut kamera, kualitas film, dan seterusnya. Denotasi adalah apa yang
difoto sedangkan konotasi adalah bagaimana proses pengambilan fotonya.32
3. Pengertian Makna Mitos
Mitos (myth) merupakan tahap ketiga, suatu wahana dimana suatu
ideologi berwujud. Mitos dapat berangkai menjadi Mitologi yang memainkan
peranan penting dalam kesatuan-kesatuan budaya. Mitos itu sendiri membantu
untuk bisa memaknai pengalaman-pengalaman dalam satu konteks budaya
tertentu. Sejauh ini mitos dipandang sebagai penandaan yang “netral” tidak
berbeda dengan konotasi.
Barthes berpendapat yaitu mitos dapat melayani fungsi ideologis
naturalisasi, artinya mitos itu dapat membuat nila-nilai sejarah, kebiasaan dan
keyakinan yang dominan terlihat objektif dan benar secara apa adanya.33
32
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi Ketiga h. 141. 33
M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi; Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Gitanyali, 2004) h. 60.
27
Tabel 1.1 Peta Tanda Roland Barthes
Dari peta Barthes diatas terlihat bahwa tanda dari denotatif pada nomor (3)
terdiri atas penanda pada nomor (1) dan petanda pada nomor (2). Tetapi pada saat
yang bersamaan, tanda denotatif juga sebagai penanda konotatif pada nomor (4).
Roland Barthes menggunakan sebuah istilah orders of signification. First order of
signification adalah denotasi, sedangkan konotasi adalah second order of
signification.34
Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material; seperti contoh
lain, jika kita mengenal seperti tanda “singa”, konotasinya seperti harga diri, atau
kegarangan.35
34
M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi; Teori dan Aplikasi, h. 56. 35
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) h. 69.
1. Signifier
(penanda)
2. Signified
(petanda)
3. Denotative sign
(tanda denotatif)
4. Connotative signifier
(penanda konotatif)
5. Connotative signified
(petanda konotatif)
6. Connotative sign (tanda konotatif)
28
Gambar 1.1 Signifikasi Dua Tahap Barthes36
First order Second order
Reality Signs Culture
Form
Content
Pada gambar diatas, seperti dikutip oleh Fiske, menjelaskan bahwa
signifikasi pada tahap pertama adalah hubungan antara signifier dan signified di
dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutkan bahwa
denotasi adalah makna paling nyata dari tanda. Sedangkan konotasi digunakan
oleh Barthes ditujukan untuk menunjukan signifikasi tahap kedua. Hal tersebut
menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau
emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya.
Konotasi memiliki makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif.
Dengan kata lain, denotasi merupakan apa yang digambarkan oleh tanda terhadap
sebuah objek; sedangkan konotasi merupakan bagaimana menggambarkannya
(Fiske, 1990:88).37
Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi,
tanda bekerja melalui mitos (myth). Dalam gambar tersebut, tanda panah dari
36
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu pengantar, h. 127. 37
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu pengantar, h. 128.
Connotation Denotation
Signifier
------------
Signified
Myth
29
Signified mengarah pada mitos. Ini berarti mitos muncul pada tatanan konsep
mental suatu tanda. Mitos ini bisa dikatakan sebagai ideologi dominan pada waktu
tertentu. Denotasi dan konotasi memiliki potensi untuk menjadi ideologi yang bisa
dikategorikan sebagai third order of signification (istilah tersebut bukan dari
Barthes), Barthes menyebut konsep tersebut sebagai mitos (myth).38
Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami
beberapa aspek mengenai realitas atau gejala alam. Mitos primitif adalah
mengenai hidup dan mati, manusia dan Tuhan, baik dan buruk. Mitos terkini
adalah soal maskulinitas dan feminitas, keluarga, kesuksesan, dan lain-lain. Mitos
tradisional tentang polisi Inggris mencakup konsep persahabatan, soliditas, tidak
agresif, dan tidak bersenjata. Foto klise tentang seorang polisi jenaka menepuk
kepala seorang gadis kecil menjadi dasar untuk tatanan kedua pada fakta polisi ini
adalah kelaziman di dalam kebudayaan.
38
Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi; Teori dan Aplikasi, h. 58
30
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Iklan Deterjen Halal Total Almeera di Televisi
Iklan yang menjadi penelitian oleh penulis yaitu iklan deterjen halal total
almeera yang ditayangkan di televisi. Iklan halal total almeera ini berdurasi 2
menit, yang diproduksi pada tanggal 3 Maret 2017, dan PT. Total Chemindo Loka
bekerjasama dengan Agency periklanan Owl & Foxes. Iklan ini berkisah
mengenai hubungan kasih sayang dan berbakti seorang anak kepada orang tuanya
yaitu khususnya dalam iklan ini kepada seorang ayah. Dimulai pada scene
pertama dengan adegan sang anak perempuan yang sudah dewasa sedang
melakukan shalat sambil meneteskan air mata karena mengingat masa kecilnya
dimana sang ayah selalu ada untuk dirinya. Kembali pada cerita masa lalu di masa
kecil sang anak, ayah mengantar anak ke sekolah, dan terdapat adegan ketika sang
anak sakit demam sambil tertidur, lalu ayah merawatnya dengan penuh kasih
sayang, hingga ayah ikut tertidur di sofa ruang tamu. Dilanjutkan dengan scene
berikutnya yang menceritakan dimana sang anak sudah beranjak remaja, adegan
sang anak mengangkat cucian didalam sebuah ember cucian yang ternyata cucian
didalamnya luntur, karena didalam ember tersebut terdapat kemeja putih ayah
yang luntur berwarna merah terkena celana rok sekolah sang anak. Keesokan
harinya sang anak merasa takut dan bersalah kepada ayah karena membuat kemeja
ayah menjadi luntur. Pada saat hari ulang tahun sang anak, ayah menghubungi
putrinya dengan menelfonnya, tetapi sang anak menutup telfonnya dan tidak
mengangkatnya karena sedang asyik berkumpul dengan teman-teman sebayanya.
31
Ayahnya sudah mempersiapkan kue ulang tahun untuk putrinya, sang ayah tetap
menunggu namun hingga larut malam sang anak belum juga pulang. Di saat pagi
harinya, ayah sedang membaca koran dan sang anak ingin pergi, tak sengaja ayah
menumpahkan secangkir kopi di mejanya. Sang anak melihat kepada ayahnya,
merasa kesal kepada sang ayah karena melakukan kesahalan kecil yaitu tidak
sengaja menumpahkan secangkir kopi, lalu ayah hanya bisa terdiam dan menatap
sang anak. Kembali pada adegan sang anak yang sedang shalat dan menangis
tampak menyesali apa yang telah ia perbuat kepada orang tuanya yaitu ayahnya
yang selama ini selalu sabar dengannya dan tidak pernah bosan memperhatikan
dan menyayangi sang anak. Lalu terdapat adegan dimana sang anak mulai
berhijrah dan memakai kerudung menutupi auratnya untuk menjadi bersih
kembali dan menjadi yang lebih baik. Sang anak akhirnya menghampiri kerumah
sang ayah yang sudah tinggal sendiri. Terlihat ayahnya sedang duduk melihat
fotonya dengan anaknya dengan wajah yang sedih dan haru karena sudah merasa
jauh dengan anaknya. Saat itu akhirnya datanglah sang anak dihadapannya dan
sang anak langsung menangis meminta maaf dan mencium tangan ayahandanya
sambil bertekuk lutut dihadapan ayahnya dan memeluknya, menyadari kesalahan
yang telah diperbuat olehnya selama ini kepada orang tuanya yang selalu
menyayanginya, sebagaimana ayahnya menyayanginya sewaktu sang anak masih
kecil.
Iklan ini sangat menyentuh hati dan cukup emosional karena sangat
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari didalam keluarga, yaitu khusunya
mengenai konflik dan kedekatan yang terjadi didalam hubungan, antara anak dan
32
orang tua. Orang tua selalu mengajarkan kebaikan dari masa kecil hingga saat
dewasa, mendidik dan membentuk karakter anak menjadi pribadi yang lebih baik
untuk masa depan.
1. Narasi iklan Deterjen Halal Total Almeera
Dalam iklan deterjen halal total almeera terdapat narasi iklan yang
dibawakan oleh monolog yaitu karakter yang menjadi seorang anak perempuan
dalam iklan tersebut. Berikut narasi yang terdapat pada iklan tersebut :
Monolog (Anak) : Ternyata..ibadahku selama ini..belum
sempurna..
Monolog (Anak) : Kata ayah..ibadah itu harus dimulai dari
hati yang bersih..
Monolog (Anak) pada scene 2 : Dan tutur kata yang lembut..
Monolog (Anak) : Bukan sikap yang kasar..
Monolog (Anak) pada scene 3 : Bukan niat yang kotor..
Monolog (Anak) : Tampil segar dan cantik..
Monolog (Anak) pada scene 4 : Tanpa dilebihkan..
Monolog (Anak) pada scene 4 : Kini saatnya hijrah..dengan yang
halal sempurna..
Monolog (Anak) ending : Total almeera deterjen pertama di
Indonesia.. halal itu harus total..
33
2. Visualisasi dan deskripsi iklan Deterjen Halal Total Almeera
Narasi iklan deterjen halal total almeera menceritakan tentang sebuah
keluarga kecil yaitu ayah dan seorang anak perempuan dengan alur cerita yang
maju dan mundur, ketika dari kecil sang ayah selalu menyanginya dan
merawatnya hingga sang anak tumbuh kembang menjadi dewasa. Hubungan
antara seorang ayah dengan anak perempuannya menjadi renggang, tetapi
akhirnya menjadi dekat kembali setelah sang anak melakukan hijrah dengan
memakai hijab secara total untuk memperbaiki sikapnya kepada ayahandanya.
Dalam iklan ini anak perempuan berperan juga sebagai monolog, dan ayah
berperan sebagai sosok yang baik hati dan penyayang.
Berikut visualisasi iklan deterjen halal total almeera di televisi :39
a. Gambar 1.2
Monolog (Anak) : Ternyata..ibadahku selama ini..belum Sempurna..
Visualisasi iklan deterjen halal total almeera ini di awali dengan
memperlihatkan seorang anak perempuan yang tengah melakukan shalat di
kamarnya pada waktu malam hari terlihat sambil meneteskan air matanya.
39
https://www.youtube.com/watch?v=dYGspKBLvq0, dipublikasi oleh Owl Foxes pada
3 Maret 2017, dan diakses pada 22 Januari 2018 pukul 20.42 WIB.
34
b. Gambar 1.3
Monolog (Anak) : kata ayah..ibadah itu harus dimulai dari hati yang
bersih..
Pada gambar 2, diperlihatkan visualisasi sang anak saat shalat mengingat
kembali masa lalu dimana saat itu sang ayah yang selalu mengantar sekolah anak
perempuannya dengan memperlihatkan rasa yang penuh kasih sayang.
c. Gambar 1.4
Pada gambar 3, diperlihatkan visualisasi ayah yang penuh perhatian dan
kasih sayang sedang merawat anaknya ketika sakit demam mau mengompres
anaknya yang sakit, terlihat sang anak sambil tertidur dipangkuan ayahnya di sofa
ruangan rumah.
35
d. Gambar 1.5
Pada gambar 4, diperlihatkan visualisasi sang anak yang telah beranjak
remaja, terlihat sang anak tampak kesal dan takut karena merendam cucian yang
berisi celana rok sekolahnya berwarna merah dan kemeja ayahnya di dalam cucian
tersebut, namun kemeja sang ayah menjadi luntur karenanya.
e. Gambar 1.6
Pada gambar 5, diperlihatkan visualisasi sang ayah memanggil anaknya
ketika pagi harinya, tampak wajah sang anak yang terlihat takut dan meminta
maaf kepada ayahnya karena telah melunturkan kemeja sang ayah yang menjadi
berwarna merah muda.
36
f. Gambar 1.7
Monolog (Anak) : dan tutur kata yang lembut..
Pada gambar 6, diperlihatkan visualisasi sang ayah yang mulai beranjak
tua, terlihat tersenyum dan mengusap kepala putrinya. Sang ayah terlihat sangat
sabar dan memaklumi apa yang telah dilakukan oleh ketidaksengajaan anaknya
melunturkan kemeja sang ayah.
g. Gambar 1.8
Pada gambar 7, diperlihatkan visualisasi sang ayah yang sudah mulai
masuk masa tuanya, tampak wajah sang ayah yang terlihat cemas dirumah dan
mencoba menghubungi sang anak dimalam hari dengan menelfonnya.
37
h. Gambar 1.9
Monolog (Anak) : bukan sikap yang kasar..
Pada gambar 8, diperlihatkan visualisasi sang anak yang sudah beranjak
dewasa sedang berada diluar dan sedang berkumpul bersama teman-teman
sebayanya, ekspresi wajah sang anak terlihat kesal karena ayahnya
menghubunginya dan langsung menutup telefon dari ayahnya.
i. Gambar 2.1
Pada gambar 9, diperlihatkan visualisasi sang anak yang tampak tidak
peduli dengan ayahnya yang menghubunginya. Sang anak lebih memilih
berbincang-bincang kembali dengan teman-temannya malam itu.
38
j. Gambar 2.2
Pada gambar 10, diperlihatkan visualisasi kue coklat diatas meja
bertuliskan “Happy Birthday Putriku” dengan lilin angka 23 berwarna merah
ditujukan untuk sang anak yang sedang berulang tahun malam itu.
k. Gambar 2.3
Pada gambar 11, diperlihatkan visualisasi sang ayah yang telah
mendekorasi tembok ruangan makan dengan bertuliskan “Happy Birthday”,
karena telah berniat untuk membuat kejutan untuk anaknya. Pada akhirnya sang
ayah meniup sendiri lilin dari kue ulang tahun untuk putrinya. Sang ayah tampak
terlihat mengantuk sambil duduk di kursi meja makan karena telah menunggu
lama sang anak yang tak kunjung pulang.
39
l. Gambar 2.4
Pada gambar 12, diperlihatkan visualisasi di pagi harinya. Terlihat ayah
dan anak didalam satu ruangan didalam rumah, ayah yang sedang membaca koran
dengan segelas cangkir kopi didepannya, dan sang anak yang terlihat sedang
bersiap-siap mau berangkat ke suatu tempat.
m. Gambar 2.5
Pada gambar 13, diperlihatkan visualisasi ayah yang mau meminum
secangkir kopi tetapi tidak sengaja menumpahkan segelas cangkir kopinya di atas
meja.
40
n. Gambar 2.6
Monolog (Anak) : Bukan niat yang kotor..
Pada gambar 14, diperlihatkan visualisasi sang anak yang tampak kesal
dan jengkel dengan ekspresi sedikit membentak kepada ayahnya karena melihat
sang ayah menumpahkan kopinya datas meja, yang menggambarkan seakan-akan
sang anak menjadi repot untuk membersihkannya, karena sang anak ingin
berangkat dan sudah dalam keadaan rapih.
o. Gambar 2.7
Pada gambar 15, diperlihatkan visualisasi sang ayah yang tampak diam
dan sedikit tercengang, tidak tahu harus berkata apa melihat kejengkelan sang
anak terhadap dirinya ditambah pula karena ketidaksengajaannya menumpahkan
secangkir kopi.
41
p. Gambar 2.8
Pada gambar 16, diperlihatkan visualisasi alur cerita yang kembali di masa
dewasa sang anak. Terlihat sang anak dalam keadaan selesai ibadah shalat dan
sedang berdoa kepada Allah SWT dengan sangat khusyuk. Sang anak
berinterospeksi diri mengingat kesalahan dan perbuatan yang kurang baik
terhadap ayahnya hingga meneteskan air mata. Sang anak juga mengingat apa
yang telah dilakukan kebaikan dan kesabaran sang ayah ketika sang anak dirawat
dari usia kecil hingga dimasa dewasanya.
q. Gambar 2.9
Pada gambar 17, diperlihatkan visualisasi sang anak yang tampak ekspresi
yang ceria dan tersenyum, sedang berada diantara jemuran-jemuran baju dan kain
yang dicuci dengan deterjen halal total almeera.
42
r. Gambar 3.1
Monolog (Anak) : Tampil segar dan cantik..
Pada gambar 18, diperlihatkan visualisasi sang anak yang mencium wangi
dari salah satu jemuran kain yang seakan terlihat telah dicuci dengan deterjen
halal total almeera. Pada gambar ini terlihat sang anak menunjukan perubahan
pada dirinya, terlihat dari wajahnya yang menjadi murah senyum.
s. Gambar 3.2
Monolog (Anak) : Tanpa dilebihkan..
Pada gambar 19, diperlihatkan visualisasi sang anak yang berhijrah dengan
memakai hijab, selain untuk menutupi auratnya sang anak berhijab karena ingin
memperbaiki hati dan dirinya yang selama ini pernah berbuat dosa kepada orang
tua dan masih belum sepenuhnya suci. Dengan menggunakan hijab sang anak
merasa bisa menambah kecantikannya tanpa dilebih-lebihkan.
43
t. Gambar 3.3
Pada gambar 20, diperlihatkan visualisasi sang ayah yang sedang berada di
teras sedang duduk sendiri sambil melihat foto kenangan masa lalu dimasa sang
ayah muda selalu bersama sang anak yang masih kecil.
u. Gambar 3.4
Monolog (Anak) : Kini saatnya hijrah..dengan yang halal sempurna..
Pada gambar 21, diperlihatkan visualisasi sang anak dengan matanya yang
tampak berkaca-kaca datang kerumah mencari sang ayah dan ternyata sang anak
melihat sang ayah sedang duduk sendiri di teras sebelah rumah sambil melihat
foto mereka bersama.
44
v. Gambar 3.5
Pada gambar 22, diperlihatkan visualisasi sang anak yang menghampiri
ayahnya dan langsung mengambil tangan sang ayah dan sang anak berlutut
menangis dihadapan sang ayah sambil mencium tangan sang ayah dan
memperlihatkan keadaan sang anak yang menyesali perbuatannya dan meminta
maaf atas apa yang telah diperbuatnya selama ini kepada sang ayah.
x. Gambar 3.6
Pada gambar 23, diperlihatkan visualisasi antara ayah dan anak yang
akhirnya menyatu kembali karena sang anak telah menyadari kesalahannya dan
berhijrah secara total, dan pada akhirnya mendatangkan sebuah kebaikan dan
kebaikan itu mempersatukan hubungan anak dan orang tua menjadi saling
mengasihi kembali. Terlihat mata sang ayah yang juga tampak berkaca-kaca
melepas kesedihan sambil memeluk sang anak yang sangat dicintainya.
45
y. Gambar 3.7
Monolog (Anak) : Total almeera deterjen halal pertama di Indonesia..
halal itu harus total..
Pada gambar 24, diperlihatkan visualisasi ending dari iklan deterjen halal
total almeera yang memperlihatkan produk deterjen halal yang serba berwarna
hijau menunjukan warna yang islami.
B. Sejarah dan Perkembangan PT. Total Chemindo Loka
PT. Total Chemindo Loka adalah sebuah divisi dari Salim Detergent
Group (SDG). Pemilik Salim Detergent Group yang saat ini dipimpin oleh
Anthony Salim menggantikan pemilik sebelumnya yaitu ayahnya Sudono Salim.40
PT.Total Chemindo Loka memiliki operasi produksi di tiga negara,
Singapore, Malaysia dan Indonesia. PT. Total Chemindo Loka berdomisili di
Indonesia, bertanggung jawab memproduksi dan mendistribusikan dua
merek deterjen pencuci baju, Bukrim dan Total, serta satu merek pembersih lantai
Kliny. BuKrim pertama kali diluncurkan ke pasar di Jakarta pada tahun 2004
dengan produk andalan pertamanya, Deterjen Krim BuKrim Reguler, yang
40
https://id.wikipedia.org/wiki/Anthony_Salim, diakses pada 8 Maret 2018 pukul 22.55
WIB.
46
kemudian dilanjutkan dengan produksi deterjen bubuk BuKrim setahun
setelahnya. Dalam upaya untuk merebut pangsa pasar yang lebih luas, BuKrim
bercita-cita untuk meluncurkan serangkaian beberapa sub-merek disesuaikan
untuk segmentasi pasar yang berbeda. Menyadari kebutuhan untuk memperluas
kapasitas produksi, BuKrim mengambil keputusan mengakuisisi PT. Total
Chemindo Loka, produsen dari produk serupa di bawah merek deterjen TOTAL
pada bulan Juli 2005.
Brand TOTAL sendiri sudah ada sejak tahun 1985. TOTAL adalah salah
satu merek deterjen cuci baju lokal pertama dan terbaik di Indonesia. Dalam
perjalanannya, TOTAL banyak mengalami guncangan. Di tahun 2005, TOTAL
diambil alih oleh manajemen baru dari PT. Total Chemindo Loka. Manajemen
baru tersebut berhasil membuat TOTAL menjadi lebih sukses, baik dalam
menambah kapasitas output dan memperbesar porsi pasar merk ini. Hari ini,
TOTAL adalah merk favorit untuk mencuci baju yang peduli kebutuhan
konsumennya, yang datang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. BuKrim
dan TOTAL telah menjadi aset bisnis yang handal dari PT. Total Chemindo baru
Loka saling melengkapi dalam aspek fungsi dan substitusi. Sejak akuisisi,
Deterjen TOTAL dan BuKrim terus memperbaharui dalam inovasi produk dan
peremajaan strategi branding sampai hari ini.
Di tahun 2011, BuKrim memperlengkapi varian merek mereka dengan
menambah inovasi terbaru, BuKrim Gel. Selain itu, TOTAL juga menciptakan
47
produk deterjen cair terbaru yang tersedia di seluruh provinsi di Indonesia di
tahun yang sama.41
Sejak April 2016, PT. Total Chemindo Loka juga memperluas produknya
dengan meluncurkan produk pembersih lantai pertamanya, Kliny. Dengan inovasi
dan formula baru, Kliny muncul sebagai wajah segar di pasar produk pembersih
lantai Indonesia dan juga sebagai solusi efektif untuk lantai rumah keluarga
Indonesia. Kliny hadir dalam 3 varian aroma berbeda yang semuanya terinspirasi
dari alam. Dilengkapi dengan kekuatan logistik yang kompeten, aliansi strategi
dengan pengecer, dan jaringan distribusi yang luas, produk Total tersedia luas di
seluruh daerah di Indonesia. Sampai saat ini, PT. Total Chemindo Loka
mengoperasikan 3 pabrik pengolahan yang memproduksi hingga 20.000 ton
output perbulannya.42
PT. Total Chemindo Loka sendiri memiliki beberapa cabang yang
tersebar di seluruh Indonesia, yaitu :43
1.) Medan 2.) Pekanbaru 7.) Bandar Lampung
3.) Padang 4.) Jambi 8.) Pontianak
5.) Palembang 6.) Bengkulu 9.) Jakarta I
10.) Jakarta II 11.) Jakarta III 12.) Bekasi
13.) Tangerang 14.) Bogor 15.) Bandung
16.) Cirebon 17.) Semarang 18.) Yogyakarta
41
Wawancara peneliti dengan Marisa Puspa Rani, Advertising & Promotion Executive
PT. Total Chemindo Loka, pada 15 September 2017 pukul 17.34 WIB, melalui instagram. 42
http://www.totalchemindo.com/index.php/about, diakses pada 21 Desember 2017 pukul
21.19 WIB. 43
Wawancara peneliti dengan Marisa Puspa Rani, Advertising & Promotion Executive
PT. Total Chemindo Loka, pada 15 September 2017 pukul 17.34 WIB, melalui instagram.
48
19.) Surabaya 20.) Malang 21.) Jember
22.) Denpasar 23.) Samarinda 24.) Banjarmasin
25.) Makassar 26.) Manado
C. Profil Perusahaan PT. Total Chemindo Loka
Company Name : Total Chemindo Loka, PT
Busisness Type : Manufacturer
Company Address : Blok S No. 27, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jl.
Pulo Ayang II, RT.II/RW.9, Jatinegara, Kota
Jakarta Timur, 13930
Menara Kadin, Level 19 E, JL. H. R. Rasuna Said,
RT.1/RW.2, Kuningan Tim, Jakarta Selatan, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
12950.44
Phone Number : (021) 4613669
(021) 57903791
Company Logo :
Company Website : www.totalchemindo.com
44
https://www.google.co.id/maps/place/PT.+Total+Chemindo+Loka, diakses pada 21
Desember 2017 pukul 21.19 WIB.
49
Company Intro : PT. Total Chemindo Loka adalah sebuah divisi
dari Salim Detergent Group (SDG) memproduksi
dan mendistribusikan dua merek deterjen pencuci
baju, Bukrim dan Total.
Year Established : 1985
D. Produk Deterjen Halal Total Almeera
Berikut ini adalah produk-produk Halal Total Almeera :45
a.) Total Almeera Liquid
Gambar 3.8
Liquid Detergent
Fashion Care Detergent
Berat: 800ml / 40ml / 20ml
45
http://www.totalchemindo.com/produk, diakses pada 21 Desember 2017 pukul 21.19
WIB.
50
b.) Total Almeera Powder
Gambar 3.9
Powder Detergent
Fashion Care Detergent
Berat: 900g / 500g / 50g
c.) Total Almeera Bottle
Gambar 4.1
Bottle Detergent
Fashion Care Detergent
Berat: 1000 ml
51
E. Visi dan Misi Perusahaan
Berikut adalah visi dan misi PT.Total Chemindo Loka :46
1.) Visi PT. Total Chemindo Loka
Untuk menjadi yang terbaik di bidang industri home care di Asia
Tenggara.
2.) Misi PT. Total Chemindo Loka
Kami siap menjadi yang terdepan untuk secara proaktif melayani dan
memenuhi kebutuhan home care products – memproduksi produk-produk
berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau.
46
Wawancara peneliti dengan Marisa Puspa Rani, Advertising & Promotion Executive
PT. Total Chemindo Loka, pada 15 September 2017 pukul 17.34 WIB, melalui instagram.
52
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Iklan Deterjen Halal Total Almeera di Televisi Dalam
Pendekatan Semiotika Roland Barthes
1. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos pada Scene 1
(Pola Pengasuhan)
Tabel 1.2
Visual Dialog/Suara Type of Shot
*suara musik piano*
*suara musik piano*
*suara musik piano*
Over the shoulder
shot, pengambilan
gambar ini dilakukan
untuk menampilkan
dua subjek, namun
pengambilan gambar
diambil dari belakang
bahu salah satu
subjek.
Long Shot yaitu
pengambilan gambar
secara keseluruhan,
dan gambar diambil
dari jarak jauh,
seluruh objek terkena
hingga latar belakang
objek.
Medium Close Up yaitu pengambilan
gambar yang hampir
sama dengan Medium
Shot, jika objeknya
orang maka diambil
gambar dari dada
keatas.
53
*suara musik piano*
Two Shot (2S) yaitu
pengambilan gambar
kepada dua objek
manusia.
Denotasi
Dalam Scene 1 terdapat adegan sang anak tidur disofa
dengan ekspresi wajah gelisah sambil ditemani oleh ayahnya
yang memeras handuk kecil untuk sang anak, hingga
keduanya sama-sama terlihat tertidur di sofa pada waktu
malam didalam rumah.
Konotasi
Frame Size dari gambar diatas menggunakan over the
shoulder top, long shot, medium close up, two shot. Frame
sizes yang digunakan scene diatas untuk menggambarkan
konotasi dimana sang anak sedang sakit dan tampak gelisah
beristirahat dan berbaring disofa. Sang ayah mengkompres
demam sang anak dengan handuk kecil tampak cemas dan
terlihat cukup lelah sambil menjaga sang anak.
54
Mitos
Memperlihatkan peran sang ayah yang bertanggung jawab
terhadap anaknya yang sedang sakit untuk merawatnya
dengan penuh perhatian dan selalu menjaga sang anak selelah
apapun sang ayah.
Mitos yang tergambar dari adegan ini adalah Pola
Pengasuhan. Sang ayah yang setia dan rela merawat dan
menjaga sang anak yang sedang sakit demam merupakan
tanda dari kasih sayang orang tua dalam mengasuh anaknya
yang tak pernah mengenal rasa lelah, dan selalu peduli
sepenuhnya untuk sang anak. Karena Anak usia dini
memerlukan kasih sayang yang dan perawatan yang cukup di
usianya dari orang tua.
2. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos pada Scene 2
(Suri Tauladan)
Tabel 1.3
Visual Dialog/Suara Type of Shot
*suara musik piano*
Medium Shot (MS)
yaitu, pengambilan
dari jarak sedang, jika
objeknya orang maka
yang terlihat hanya
separuh badannya saja
(dari perut/pinggang
keatas).
55
*suara musik piano*
*suara musik piano*
Over the shoulder shot,
pengambilan gambar
ini dilakukan untuk
menampilkan dua
subjek, namun
pengambilan gambar
diambil dari belakang
bahu salah satu subjek.
Over the shoulder shot,
pengambilan gambar
ini dilakukan untuk
menampilkan dua
subjek, namun
pengambilan gambar
diambil dari belakang
bahu salah satu subjek.
Monolog (Anak) :
Dan tutur kata yang lembut..
Over the shoulder shot,
pengambilan gambar
ini dilakukan untuk
menampilkan dua
subjek, namun
pengambilan gambar
diambil dari belakang
bahu salah satu subjek.
Denotasi
Kemeja milik sang ayah didalam ember menjadi luntur
berwarna merah karena dicampur dengan cucian celana rok
sekolah sang anak yang berwarna merah. Lalu sang ayah
memakai kemejanya yang luntur berwarna merah muda
sambil melambaikan tangan ke arah sang anak, dan sang
anak dengan memakai seragam sekolah datang menghampiri
56
Konotasi
Mitos
sang ayah dengan wajah sambil menunduk hingga dekat
dihadapan sang ayah sambil meminta maaf. Dan ternyata
sang ayah tersenyum dan tidak marah kepada sang anak dan
membelai rambut sang anak.
Frame Size dari gambar diatas menggunakan medium
shot, over the shoulder shot, over the shoulder shot, dan over
the shoulder shot. Frame sizes yang digunakan scene diatas
untuk menggambarkan keadaan sang ayah yang terlihat
marah, ayah melambaikan tangan kepada sang anak
menandakan bahwa sang ayah menyuruh menghampirinya,
terlihat sang anak yang sudah beranjak remaja dengan
menunjukkan wajah yang tampak cemas dan takut. Sang
anak menghampiri sang ayah dengan menunduk karena takut
dimarahi oleh sang ayah yang terlihat kesal kepadanya,
namun ternyata sang ayah mengerti kesalahan sang anak
yang tak sengaja, sang ayah tersenyum dan membelai kepala
sang anak menandakan bahwa sang ayah sangat sabar juga
memaafkan dan sangat menyayanginya.
Mitos yang tergambar dari adegan ini adalah suri
tauladan. Teladan sangatlah penting dalam proses
pembentukan karakter seorang anak. Karena memang
57
biasanya anak akan meniru apa yang ada disekitarnya dan
apa yang diajarkan kepadanya, karena orang tua menjadi
teladan anak yang sangat dekat. Sudah seharusnya bagi orang
tua mengikuti teladan terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW,
dan tidak memberikan teladan yang buruk di hadapan
seorang anak. Khususnya dalam adegan ini sang ayah yang
tampak tersenyum dan tidak marah kepada sang anak yang
melakukan sebuah kesalahan.
3. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos Pada Scene 3
(Berkata Dengan Lemah Lembut)
Tabel 1.4
Visual Dialog/Suara Type of Shot
*suara musik piano*
*suara musik piano*
One Shot (1S) yaitu
Pengambilan gambar
satu objek.
Over the shoulder shot,
pengambilan gambar
ini dilakukan untuk
menampilkan dua
subjek, namun
pengambilan gambar
diambil dari belakang
bahu salah satu subjek.
58
Monolog (Anak) :
Bukan niat yang kotor..
*suara musik piano*
Over the shoulder shot,
pengambilan gambar
ini dilakukan untuk
menampilkan dua
subjek, namun
pengambilan gambar
diambil dari belakang
bahu salah satu subjek.
Medium Close Up yaitu
pengambilan gambar
yang hampir sama
dengan Medium Shot,
jika objeknya orang
maka diambil gambar
dari dada keatas.
Denotasi
Dipagi hari sang ayah sedang membaca koran sambil
ditemani secangkir kopi. Ketika ingin mengambil cangkir
sang ayah menumpahkannya. Sang anak yang melihat
akhirnya kesal dan merasa jengkel sambil meneriaki
“Papah!”. Sang ayah terdiam melihat putrinya dengan nada
yang sedikit membentak kepadanya.
59
Konotasi
Mitos
Frame Size dari gambar diatas menggunakan one shot,
over the shoulder shot, over the shoulder shot, dan medium
close up. Frame sizes yang digunakan scene diatas untuk
menggambarkan sang ayah yang terlihat sudah tua, terlihat
sedang membaca koran dipagi hari ditemani dengan
secangkir kopi, namun tak sengaja ayah menumpahkan kopi
di meja. Sang anak yang saat itu dalam keadaan rapih dan
ingin berangkat ke suatu tempat melihat sang ayah
menumpahkan kopi, akhirnya menjadi kesal dan menunjukan
sang anak membentak ayah, terlihat dengan nada yang kesal
dan jengkel. Sang ayah hanya tertegun dan hanya melihat
kekesalan sang anak kepada dirinya.
Mitos yang tergambar dari adegan ini adalah berkata
dengan lemah lembut. Allah SWT memerintahkan agar
senantiasa selalu bersikap lemah lembut baik kepada kedua
orang tua ataupun kepada anak. Dalam adegan tersebut sang
anak tampak kesal dan terlihat seperti membentak sang ayah
karena hanya sebuah kesalahan kecil dengan
mmenumpahkan segelas kopi. Walaupun mengeluarkan
perkataan dengan sedikit membentak ataupun hanya dengan
berkata “ah” membuat sakit hati orang tua dan merasa
60
perjuangannya selama ini menjadi sia-sia saja.
4. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos Pada Scene 4
(Berbakti Kepada Orang Tua)
Tabel 1.5
Visual Dialog/Suara Type of Shot
Monolog (Anak) :
Tanpa dilebihkan..
Over the shoulder shot,
pengambilan gambar
ini dilakukan untuk
menampilkan dua
subjek, namun
pengambilan gambar
diambil dari belakang
bahu salah satu subjek.
*suara musik piano*
*suara musik piano*
Medium Long Shot
(MLS) mengambil
gambar dari lutut
sampai puncak kepala.
Gambar LS di-zoom in
sehingga lebih padat,
maka masuk ke MLS.
Gambar MLS sering
dipakai untuk
memperkaya
keindahan gambar.
One Shot (1S) yaitu
Pengambilan gambar
satu objek.
61
*suara musik piano*
Monolog (Anak) :
Kini saatnya hijrah..dengan
yang halal sempurna..
*suara musik piano*
*suara musik piano*
Medium Close Up yaitu
pengambilan gambar
yang hampir sama
dengan Medium Shot,
jika objeknya orang
maka diambil gambar
dari dada keatas.
Medium Close Up yaitu
pengambilan gambar
yang hampir sama
dengan Medium Shot,
jika objeknya orang
maka diambil gambar
dari dada keatas.
Two Shot (2S) yaitu
pengambilan gambar
dua orang.
Two Shot (2S) yaitu
pengambilan gambar
dua orang.
62
Denotasi
Konotasi
Sang anak mulai merubah penampilannya dengan
berhijab dan tampak cantik dengan kamera yang terfokus
padanya. Di teras rumah ada sang ayah sedang duduk sendiri
melihat foto saat sang ayah masih muda dan sang anak masih
kecil, sambil bersedih duduk diteras samping rumahnya.
Lalu sang anak datang mencari sang ayah dan langsung
menghampiri sang ayah dengan mata yang berkaca-kaca
sambil bertekuk lutut di hadapannya, sambil mencium tangan
dan memeluk sang ayah.
Frame Size dari gambar diatas menggunakan one shot,
medium close up, medium close up, two shot, dan two shot.
Frame sizes yang digunakan scene diatas untuk
menggambarkan dimana sang anak yang mulai berhijrah dan
kembali datang kepada sang ayah. Sang anak datang
kerumah terlihat mencari sang ayah, menunjukkan bahwa ada
niatan yang baik untuk datang kepada orang tuanya. Ternyata
saat itu sang ayah sedang merasa sedih karena merasa tidak
memiliki siapa-siapa lagi sambil melihat foto kenangan
mereka bersama di teras rumahnya, tetapi sang anak akhirnya
datang kepadanya dalam keadaan yang sudah berhijrah
dengan memakai hijab, dengan mata yang berkaca-kaca
63
Mitos
menahan sedih yang dalam.
Sang anak menghampiri ayah yang sedang duduk, lalu
bertekuk lutut dan mencium tangan sang ayah menunjukan
sikap hormat anak kepada orang tua dan sebagai tanda maaf
yang sangat dalam oleh sang anak kepada ayahnya,
kemudian sang anak memeluk sang ayah yang juga tampak
sedih dan juga tampak bahagia karena sang anak tidak lagi
seperti dulu, sang anak yang sudah berubah kembali menjadi
lebih menyayangi dan berbakti kepada ayahnya.
Mitos yang tergambar dari adegan ini adalah kewajiban
berbakti kepada kedua orang tua. Sesungguhnya seorang
anak haruslah memahami hal ini, dan sebaliknya orang tua
perlu menanamkan kepada anak dalam pembentukan karakter
pribadinya, maka bertakwalah kepada Allah SWT,
menegakkan sholat, membayar zakat, menunaikan haji dan
umrah, dan berbakti kepada kedua orang tua seperti apa yang
pernah Rasulullah SAW sampaikan.
64
5. Pesan yang terkandung dalam Iklan Deterjen Halal Total Almeera di
Televisi
Setiap iklan yang disampaikan di media massa pasti memiliki sebuah
pesan tersendiri. Melalui penggambaran secara visual maupun verbal dari
berbagai macam ekspresi dan karakter pemeran dalam iklan, maka akan
memberikan sebuah pesan kepada khalayaknya baik secara tersirat ataupun
tersurat. Isi pesan dari iklan kadang pula tidak lepas dari nilai-nilai tertentu,
seperti mengenai nilai agama, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya. Lalu
pesan yang terkandung dalam iklan deterjen halal total almeera yang ingin
disampaikan kepada khalayak adalah pesan untuk keluarga antara orang tua dan
anak. Membentuk sebuah pendidikan karakter seorang anak dan juga berbaktinya
seorang anak kepada orang tua dalam kehidupan sehari-hari.
Peran orang tua dalam mendidik dalam kebaikan dan merawat anak dari
kecil dengan penuh kesabaran dan penuh perhatian yang tak pernah lepas hingga
anak tumbuh pada masa dewasa, maka akan membuat anak menjadi mengingat
kebaikan dan rasa kasih sayang tua saat dimana orang tua merawat dan mengajari
segala dalam kebaikan dan tidak melupakan, tidak mengurangi rasa sayang anak
kepada orang tua disaat orang tua sudah menuju masa tua. Tema iklan ini memang
mengarah kepada jalinan orang tua dan anak.
Iklan ini mengemas secara tersirat melihat fenomena yang ada dalam
masyarakat terlebih yang ada di dalam keluarga, bagaimana anak menjadi
mengingat akan dosa dan kesalahan kecil atau besar yang telah diperbuat kepada
orang tua sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Islam bahwa tidak boleh
65
menyakiti perasaan orang tua atau membuat orang tua mejadi sakit hati karena
perkataan atau perbuatan yang dilakukan anak kepada orang tua, maka dari itu
pesan iklan tersebut juga mengajak untuk berhijrah menjadi pribadi yang lebih
baik menjadi anak shaleh dan shalehah.
a. Pesan yang terkandung dalam iklan pada scene 1
Pesan yang terkandung dalam scene pertama dalam iklan deterjen halal
total almeera di televisi ini yaitu pola pengasuhan orang tua terhadap anak. Betapa
orang tua sangat sayang kepada sang anak dan tidak akan bisa dibalas segala jasa-
jasanya. Merawat anak dari usia dini dengan penuh rasa kasih sayang, penuh
perhatian, dan tak mengenal rasa lelah.
b. Pesan yang terkandung dalam iklan pada scene 2
Pesan yang terkandung dalam scene kedua dalam iklan deterjen halal total
almeera di televisi ini yaitu suri tauladan seorang ayah. Ketika sang anak
merendam cucian yang didalamnya terdapat kemeja sang ayah namun menjadi
luntur karena ketidaksengajaannya. Sang anak merasa takut, dan berfikir bahwa
akan dimarahi sang ayah karena kesalahannya. Tetapi dalam scene ini justru
sebaliknya sebagaimana orang tua yang selalu berkata baik kepada anak agar
menjadi contoh yang baik dalam hidup dan sebagai tauladan anak. Sang ayah
berperilaku lemah lembut dan bertutur kata baik kepada sang anak dengan penuh
senyum dan memaafkan. Begitupun maksud dari scene ini, maka haruslah
berperilaku dan bertutur kata yang baik kepada orang tua maupun anak.
66
c. Pesan yang terkandung dalam iklan pada scene 3
Pesan yang terkandung dalam scene ketiga dalam iklan deterjen halal total
almeera di televisi ini yaitu bahwa sikap yang kasar mendatangkan keburukan
pada diri seseorang. Allah SWT memerintahkan agar senantiasa selalu bersikap
lemah lembut baik kepada kedua orang tua ataupun kepada anak. Maka dari itu
jangan sampai seorang anak berlaku kurang ajar kepada orang tua dengan
meninggikan bahasa, apalagi sampai membentak orang tua. Sesungguhnya orang
tua haruslah mengejarkan sikap sayang dan lemah lembut kepada anak dari usia
dini hingga dewasa. Kelak seorang anak akan terbiasa dengan perilaku tersebut di
dalam keluarga maupun di masyarakat.
d. Pesan yang terkandung dalam iklan pada scene 4
Pesan yang terkandung dalam scene kelima dalam iklan deterjen halal total
almeera di televisi ini yaitu mengarah kepada seorang anak yang melakukan
sebuah keburukan seperti hal tersebut kepada orang tuanya maka sesungguhnya
dosa besar yang akan didapati, dan kemurkaan Allah, walaupun hanya dengan
nada yang sedikit membentak atau dengan wajah yang tampak kesal dihadapkan
pada orang tua, itu tetap suatu dosa terhadap orang tua. Maka dari itu sudah
seharusnya menghindari perbuatan tersebut di dalam kehidupan sehari-hari
keluarga. Seperti dalam scene ini, kekesalan sang anak mulai tumbuh kepada sang
ayah karena hal-hal kecil yang dilakukan sang ayah, kejengkelan sang anak
menunjukan ketidakbaikan dalam hubungan anak dan orang tua.
67
e. Pesan yang terkandung dalam iklan pada scene 5
Pesan yang terkandung dalam scene kelima dalam iklan deterjen halal total
almeera di televisi ini yaitu mengarah kepada sang anak yang mulai merenungkan
untuk berhijrah untuk menutup segala kesalahan yang diperbuat agar dimasa
depan menjadi pribadi yang lebih baik. Lalu pada adegan dimana sang anak
menemui sang ayah yang sedang sendiri bersedih, merupakan momen sang anak
untuk menebus semua kesalahannya pada sang ayah, meminta maaf atas apa yang
telah sang anak perbuat dan menyakiti hati sang ayah.
Bahwa sebaiknya setiap anak harus menghormati, mencintai dan berbakti
kepada kedua orang tua yaitu ayah dan ibu, begitu juga dalam hal kedekatan, apa
yang kita berikan dan lakukan kepada ibu sebaiknya begitu pula kepada ayah.
Seorang anak tumbuh dewasa dan pintar karena pengorbanan tanpa pamrih dari
orangtua, maka sudah menjadi kewajiban sang anak berbakti dan menyayangi
orang tua, sebagaimana orang tua menyayangi kita dari kecil.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, kesimpulan yang
diperoleh dari keempat scene dalam iklan deterjen halal total almeera yang
ditayangkan pada bulan Maret tahun 2017, adalah sebagai berikut :
1. Makna Denotasi
Makna denotasi dari penelitian ini adalah gambaran keluarga kecil terdiri
dari ayah dan seorang anak perempuan yang terlihat renggangnya hubungan satu
sama lain, dengan dimulainya cerita dari masa mudanya sang ayah dan anak yang
masih kecil hingga sang ayah menjadi tua dan sang anak sudah dalam usia
dewasa. Alur cerita menceritakan konflik-konflik emosional antara sang anak
dengan ayahnya yang terjadi didalam setiap scene. Hingga pada akhirnya sang
anak kembali menyadari perbuatannya kepada sang ayah dan kembali berbakti
kepada sang ayah.
2. Makna Konotasi
Makna konotasi yang tergambar adalah adanya faktor-faktor pembentukan
karakter dalam setiap adegan yang bisa diaplikasikan didalam keluarga. Terdapat
4 macam pembentukan karakter secara islami yang tergambar dari iklan ini yaitu,
pola pengasuhan pada scene malam hari didalam rumah, suri tauladan pada scene
didalam rumah pada pagi hari, berkata dengan lemah lembut pada saat scene sang
ayah menumpahkan secangkir kopi didalam rumah dan sang anak terlihat
membentak sang ayah, lalu kewajiban berbakti kepada kedua orang tua pada
69
scene di teras belakang halaman rumah pada pagi hari, sang anak mengahimpiri
sang ayah menyesali kesalahan dan memeluk sang ayah sambil menangis.
3. Mitos
Makna mitos pada iklan ini adalah mengajarkan tentang pentingnya orang
tua dalam pembentukan karakter islami khususnya kepada anak kita. Dalam
mengajarkan anak dari usia dini hingga dewasa sudah seharusnya menerapkan
pembentukan karakter dengan norma agama agar selalu hormat kepada orang tua
dan menghadirkan kebaikan hubungan antara orang tua dan anak kelak.
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan mengenai iklan ini,
yaitu :
1. Ketika menyaksikan atau menonton sebuah iklan, sebaiknya kita
sebagai masyarakat tidak menjadi pasif dengan apa yang disampaikan oleh iklan
kepada kita. Sebaiknya bersikap lebih kritis dan mengambil nilai-nilai positif dari
pesan yang sebenarnya, yang ingin disampaikan oleh produsen produk iklan
tersebut.
2. Cerita dalam iklan ini cukup detail, menampilkan alur cerita yang
emosional dan dalam menyampaikan pesan iklan tersebut cukup jelas. Namun
dalam iklan ini seharusnya dibuat dialog antar pemain dalam iklan tersebut, tidak
hanya diisi monolog, karena agar cerita tersebut lebih terasa seperti di kehidupan
sehari-hari dan lebih mudah menafsirkan pesan yang dimaksud.
70
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Al-Qur’anul Karim. 2005. Jakarta: penerbit Syamil, 30 September.
Birowo M, Antonius. 2004. Metode Penelitian Komunikasi; Teori dan Aplikasi,
Yogyakarta: Gitanyali.
Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta:
Jalasutra.
Fiske, John. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, Edisi Ketiga.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kembar3HMI dkk. 2015. Lakukan!Sebab Apa Yang Kau Lakukan, Itulah Yang
Kau Dapatkan, Jakarta: Qultum Media.
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis isi Media
Televisi), Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Majid Abdul dan Andayani. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong J, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muzakki, Akhmad. 2007. Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama,
Malang: UIN Malang Press.
Ramdan, Anton. 2014. The Miracle of Jilbab : Hikmah Cantik dan Sehat Secara
Ilmiah Dibalik Syari‟at Jilbab, Anton Ramdan: Indonesia.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus
Integrated Marketing Communication, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Seto Wahyu Wibowo, Indiwan. 2013. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis
Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikas, Jakarta: Mitra Wacana Media, Edisi
Kedua.
71
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, cet.6.
Sumber Internet:
“Anthony Salim”, diakses pada 8 Maret 2018 pukul 22.55 WIB dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Anthony_Salim
“Definisi Iklan Efek dan Iklan Korporat”, diakses pada 26 Juli 2017 pukul 15.02
WIB dari http://kuliahkomunikasi.blogspot.co.id/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-
iklan-korporat.html
“Iklan”, diakses pada 3 Mei 2017 pukul 11.31 WIB dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Iklan
“Pengertian Iklan Layanan Masyarakat”, diakses pada 12 September 2017 pukul
16.00 WIB dari http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-iklan-layanan-
masyarakat.html
“Pendidikan Karakter Anak Dalam Islam”, diakses pada 27 November 2017 pukul
19.11 WIB dari http://www.al-maghribicendekia.com/2013/05/pendidikan-
karakter-anak-dalam-islam.html
“Peranan Media Sosial Dalam Pengembangan”, diakses pada 27 November 2017
pukul 18.49 WIB dari http://www.zamrishabib.web.id/2014/12/peranan-media-
sosial-dalam pengembangan.html
“Produk”, diakses pada 21 Desember 2017 pukul 21.19 WIB dari
http://www.totalchemindo.com/produk
“Teknik Pengambilan Gambar”, diakses pada 11 September 2017 pukul 13.44
WIB dari https://thinktep.wordpress.com/2008/11/12/teknik-pengambilan-gambar
“Televisi”, diakses pada 27 November 2017 pukul 19.01 WIB dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
“Total Chemindo”, diakses pada 21 Desember 2017 pukul 21.19 WIB dari
http://www.totalchemindo.com/index.php/about
72
Sumber E-BOOK:
Asyur, Ahmad Isa. 2006. Berbakti Kepada Ibu-Bapak, Jakarta: GEMA INSANI.
Koesoema, Donie. 2005. Pendidikan Karakter, Jakarta: PT. Grasindo
Komputindo.
Pramaggiore Maria dan Wailis. 2005. Film : A Critical Introduction. London:
Laurance King Publishing.
Sunarti, Eeuis. 2005. Menggali Kekuatan Cerita, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Sumber Wawancara:
Wawancara peneliti dengan Marisa Puspa Rani, Advertising & Promotion
Executive PT. Total Chemindo Loka, pada 15 September 2017 pukul 17.34 WIB,
via instagram.
73
LAMPIRAN
74
75
76
WAWANCARA
77
78