analisis registers teks editorial the jakarta post

15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST YANG MENGULAS CAPRES JOKO WIDODO DAN PRABOWO SUBIANTO PADA PEMILIHAN UMUM RI 2014 (Pendekatan Systemic Functional Linguistics) TESIS Oleh: Binti Qani‟ah S111308003 PROGRAM STUDI LINGUISTIK MINAT UTAMA LINGUISTIK DESKRIPTIF PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016

Upload: others

Post on 20-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

YANG MENGULAS CAPRES JOKO WIDODO DAN PRABOWO SUBIANTO

PADA PEMILIHAN UMUM RI 2014

(Pendekatan Systemic Functional Linguistics)

TESIS

Oleh:

Binti Qani‟ah

S111308003

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

MINAT UTAMA LINGUISTIK DESKRIPTIF

PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2016

Page 2: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Binti Qani’ah. NIM: S111308003. 2005. ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL

THE JAKARTA POST YANG MENGULAS CAPRES JOKO WIDODO DAN

PRABOWO SUBIANTO ADA PEMILIHAN UMUM RI 2014 (Pendekatan Systemic

Functional Linguistics)”. Tesis. Pembimbing 1: Prof. Dr. Djatmika, MA. Pembimbing

II: Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D. Pascasarjana program Magister Linguistik,

Minat Utama Linguistik Deskriptif. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Penelitian ini menganalisis teks editorial The Jakarta Post. Teks yang mengulas dua

kandidat presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Pendekatan yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah analisis teks yang menggunakan Linguistik Sistemik Fungsional. Tujuan

penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan realisasi makna ideasional, 2)

mendeskripsikan realisasi makna interpersonal, 3) mendeskripsikan realisasi makna tekstual.

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Selain itu, penelitian

ini merupakan studi kasus banyak. Data diperoleh dari dua metode yaitu metode analisis

dokumen dan wawancara dengan seorang informan. Data penelitian ini berupa teks editorial

dari The Jakarta Post, serta didukung oleh hasil wawancara. Data dianalisis menggunakan

teori SFL. Peneliti menggunakan analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema-

budaya.

Penelitian ini fokus pada tiga aspek dalam SFL, makna Ideasional (transitivity),

makna Interpersonal (sistem klausa, struktur mood, polaritas dengan kata emotif, modality,

dan leksis), makna tekstual (tema-rema). Ketiga aspek diatas digunakan untuk menganalis isi

dalam teks editorial The Jakarta Post yang mengulas Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa penemuan, yaitu: (1) terdapat tujuh proses

pada teks mengenai Joko Widodo; perilaku, relational, material, mental, verbal, eksistensial,

dan penyebab ekstra. Terdapat tujuh proses pada teks mengenai Prabowo Subianto; perilaku,

relational, material, mental, verbal, eksistensial, dan, penyebab ekstra. (2) pada teks mengenai

Joko Widodo terdapat dua jenis struktur mood yaitu proposisi dan proposal; terdapat tiga

jenis sistem klausa yaitu deklaratif, interogatif, dan imperatif; terdapat satu jenis polaritas

dengan kata emotif yaitu positif; terdapat dua jenis modalitas yaitu modalisasi dan modulasi;

terdapat empat jenis leksis yaitu deskripsi, atitudinal, nominalisasi, dan istilah teknis. Pada

teks mengenai Prabowo Subianto terdapat dua jenis struktur mood yaitu proposisi dan

proposal; terdapat dua jenis sistem klausa yaitu deklaratif, dan interogatif; terdapat satu jenis

polaritas dengan kata emotif yaitu negatif; terdapat dua jenis modalitas yaitu modalisasi dan

modulasi; terdapat empat jenis leksis yaitu deskripsi, atitudinal, nominalisasi, dan istilah

teknis. (3) Terdapat dua jenis tema-rema pada teks mengenai Joko Widodo yaitu topikal dan

tekstual dan tiga jenis tema-rema pada Prabowo Subianto yaitu topikal, tekstual, dan

interpersonal.

Penemuan menunjukkan bahwa ketiga metafungsi di atas merupakan realisasi bahasa

yang merefleksikan genre dan registres pada teks Joko Widodo dan Prabowo. Kedua teks itu

menggambarkan peran dan tujuan sosial editorial The Jakarta Post. Peran dan tujuan sosial

itu mengarah pada penilaian, disebut sebagai idiologi. Idiologi redaksi The Jakarta Post

menciptakan penilian positif dan negatif. Joko Widodo dinilai positif oleh penulis.

Sebaliknya, Prabowo Subianto dinilai negatif oleh penulis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

editorial The Jakarta Post lebih mendukung Joko Widodo daripada Prabowo Subianto.

Kata kunci: Teks editorial, The Jakarta Post, Linguistik sistemik Fungsional.

Page 3: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Latar Belakang Masalah

Semua kejadian atau isu-isu yang

diangkat oleh editorial mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap

pandangan masyarakat selaku pembaca

teks editorial ini. Masyarakat akan

berpandangan positif bila apa yang

dibacanya mengandung pemberitaan

yang positif. dan begitu pula sebaliknya

bila apa yang dibacanya mengandung

unsur yang negatif maka negatif pula

pandangan yang dimiliki pembaca. Efek

atau pengaruh seperti ini sangat

berperan penting dalam membentuk

opini masyarakat. Masyarakat

diyakinkan dengan pemberitaan yang

rasional dan faktual yaitu dengan

adanya bukti-bukti dan ulasan

sedemikian rupa untuk memperjelas

opininya. Semakin editorial itu bersifat

rasional dan faktual dalam mengulas

pemberitaannya, maka semakin kuatlah

opini masyarakat yang terbentuk

dengan sendirinya.

Sementara itu, beberapa alasan

berikut yang membuat teks ini menarik

untuk diteliti. Pertama, kejadian politik

yang ada dalam teks yaitu pemberitaan

pemilu di editorial The Jakarta Post.

Permasalahan pro dan kontra mengenai

pemilihan umum RI 2014 yang menjadi

„hot news’ di kalangan rakyat

Indonesia. Kedua, di dalam teks

editorial ini terdapat hubungan sosial

antar partisipannya yaitu penulis teks,

pembaca dan partisipan yang ada dalam

teks itu sendiri. Dua kubu yang berbeda

menyebabkan teks editorial ini

merealisasikan ide, gagasan, dan

pandangan yang berbeda pula terhadap

dua tokoh politik tersebut.

Ketiga, editorial The Jakarta Post

merupakan corong kampanye Joko

Widodo maka teks ini memiliki ciri-ciri

penggunaan bahasa tersendiri

sebagaimana telah disebut diatas.

Sementara itu penelitian tentang

tenor juga sudah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, tetapi peneliti tersebut

tidak membahas secara mendalam

tentang tenor yang terdiri dari status,

afek, dan kontak. Dia fokus pada

penyebutan nama-nama partisipan yang

ada dalam teks (Langkameng: 2013).

Penelitian yang juga membahas

tentang metafungsi, dilakukan oleh

Danang Tri Purnomo (2014) yang

berjudul Makna Metafungsi pada

Opini: (Studi Komparatif Pemberitaan

Krisis Mesir Pascapelengseran Mursi

dari Kursi Presiden pada Surat Kabar

Nasional Berdasarkan Linguistik

Sistemik Fungsional). Danang fokus

membahas tentang satu tokoh politik

yaitu Mursi dari Mesir.

Tujuan penelitian yang terdapat pada

penelitian ini adalah (1)

mendeskripsikan realisasi makna

ideasional teks editorial The Jakarta

Post yang memuat cawapres Joko

Widodo dan Prabowo Subianto pada

pemilihan umum Presiden RITahun

2014. (2) mendeskripsikan realisasi

makna interpersonal teks editorial The

Jakarta Post yang memuat cawapres

Joko Widodo dan Prabowo Subianto

pada pemilihan umum Presiden RI

Tahun 2014. (3) mendeskripsikan

realisasi makna tekstual teks editorial

The Jakarta Post yang memuat

cawapres Joko Widodo dan Prabowo

Subianto pada pemilihan umum

Presiden RI Tahun 2014.

LANDASAN TEORI

Sistemik Fungsional Linguistik (SFL)

Linguistik Sistemik Fungsional

(Systemic Functional Linguistics) yang

kemudian disingkat dengan SFL adalah

teori linguistik dengan pendekatan

sistem dan fungsi. Teori ini dipelopori

oleh Michael Alexander Kirkwood

Halliday (MAK Halliday) pada tahun

1960 yang merupakan pengembangan

teori dari J. R. Firth, seorang guru besar

di universitas London. Selanjutnya teori

Page 4: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ini dikembangkan oleh Martin (1997),

Eggins (1994), Matthiessen (1992),

Bloor & Bloor (2004), dan Gerot &

Wignell (1995).

Register merupakan rangkaian

makna dan konfigurasi pola-pola

semantik yang secara khas dimunculkan

dari kondisi-kondisi khusus dalam

bentuk penggunaan kata-kata dan

struktur bahasa yang merupakan

realisasi makna-makna itu (Djatmika,

2012: 31). Variasi pilihan bahasa tidak terlepas dari konteks situasi yaitu field (medan), tenor (pelibat), dan mode (sarana). Berikut penjelasan mengenai ketiga jenis register:

Berkenaan dengan penggunaan

bahasa Halliday membagi makna

metafungsi menjadi 3 bagian yaitu

makna interpersonal, makna ideasional,

dan makna tekstual.

Ideasional: eksperiensial Di dalam suatu pengalaman,

terdapat material, mental, verbal,

perilaku, relasional, maupun

eksistensial. Masih menurut Santosa

(2003:78), setiap jenis proses akan

menentukan jenis partisipannya, yang

meliputi pelaku proses, sesuatu yang

dikenai proses, fenomena, atau sesuatu

yang dikatakan, dan lain sebagainya,

tergantung jenis prosesnya. Sementara

itu, sirkumstan adalah lingkungan baik

fisik maupun non fisik di dalam

kejadian tersebut.

Dalam tata bahasa fungsional

yang dikembangkan Halliday (2004:

170), ada enam jenis proses yang

berbeda, yaitu proses material, proses

mental, proses perilaku, proses verbal,

proses eksistensial, dan proses

relasional.

Makna Interpersonal. Pada dasarnya makna

Interpersonal ini menggambarkan

hubungan sosial antar partisipan yaitu

speaker (pembicara) atau writer

(penulis), dan audience

(pendengar).Sebagaimana yang

dinyatakan oleh Halliday (1985:68),

bahwa klausa juga dibentuk sebagai

suatu kejadian yang melibatkan

pembicara, penulis, dan pendengar.

Senada dengan itu Santosa (2003)

menjelaskan bahwa metafungsi

interpersonal ini berhubungan dengan

realisasi hubungan atau interaksi antar

partisipan.

Makna Tekstual,

Pada level klausa makna tekstual

yang disebut juga dengan tema, tema

(theme) adalah suatu elemen dalam

susunan struktural yang menyusun

sebuah klausa dan berfungsi sebagai

tujuan dari titik awal suatu pesan

(thestarting point of the message) yang

terealisasi dalam klausa. Sementara itu,

bagian lain yang tersisa setelah tema

disebut sebagai rema atau rheme

(Lih.Halliday, 1985; 1994; Eggins,

1994; Leckie-Tarry, 1995).

Leksis

Yang dimaksud dengan leksis

adalah kata yang dipergunakan untuk

merealisasikan makna (Santosa,

2003: 121). Leksis merupakan

realisasi makna ideasional,

interpersonal, maupun

tekstual.Leksis itu sendiri terbagi

menjadi dua yaitu Sistim Kongruensi

dan Inkongruensi Leksis; dan Leksis

Deskriptif dan Atitudinal.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif.

Sumber data yang pertama, teks

editorial The Jakarta Post yang memuat

Cawapres Joko Widodo dan Prabowo

Subianto pada pemilihan umum

presiden tahun 2014. Maka data dalam

penelitian ini adalah struktur teks,

klausa, kelompok kata, dan leksis pada

teks editorial The Jakarta Post yang

memuat Cawapres Joko Widodo dan

Prabowo Subianto pada pemilihan

umum presiden tahun 2014.

Menurut Lincoln & Guba (1985)

dan Patton (1980) menyebutkan ada

Page 5: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

empat teknik triangulasi, diantaranya:

triangulasi data (triangulasi sumber),

triangulasi peneliti, triangulasi metode

dan triangulasi teori. Terdapat dua

teknik pengumpulan data yaitu analisis

dokumen, dan interview.

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan model analisis etnografi

sebagaimana yang diperkenalkan oleh

Spradley (1980). Analisis tersebut

mempunyai keterkaitan antar bagiannya

yaitu: domain, taksonomi, dan

komponensial, dan tema budaya. seperti

gambar berikut:

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Jokowi

Pada genre teks yang mengulas

tentang Jokowi terdapat dua jenis genre

teks yaitu eksposisi dan diskusi. Kedua

genre teks yang mengulas tentang

Jokowi pada dasarnya memiliki fungsi

yang sama yaitu lebih mengedepankan

sudut pandang positif penulis terhadap

Jokowi dibanding dengan Prabowo. Hal

ini dapat dilihat dari sebaran metafungsi

dan leksis dalam tahapan genre teks.

Tahapan genre teks eksposisi mengenai

Jokowi terdiri dari issue, argumentation

of different point of views, dan

conclusion. Sebaran metafungsi

terbanyak terdapat pada tahapan kedua

argumentation of different point of

views, 12 data proses relational, 26 data

struktur proposisi, 26 klausa deklaratif,

1 data polar dengan kata emotif, 4 data

modalisasi, 13 data teknikalitas, dan

150 data leksis deskriptif. 20 data tema

topikal, 14 data tekstual. Tahapan kedua

merupakan jantung bagi penulis, penulis

memberikan argumentasi yang berbeda

mengenai pelaksanaan debat pemilu RI

2014 putaran pertama. Penulis

mengangap bahwa debat capres dan

cawapres merupakan program yang

tidak bisa dijadikan patokan untuk

mencitrakan para kandidatnya.

Deskripsi mengenai pelaksanaan debat

putaran pertama diperkuat oleh penulis

dengan penggunaan leksis deskriptif

sebanyak 102 data. Selanjutnya,

tahapan genre teks diskusi mengenai

Jokowi terdiri dari issue, supporting

argument, countering argument, dan

conclusion. Sebaran metafungsi

terbanyak terdapat pada tahapan kedua

supporting argument, 13 data proses

perilaku, 27 data struktur preposisi, 27

klausa deklaratif, 1 polar dengan kata

emotif positif, 4 data modalisasi, 12

data teknikalitas, dan 115 data leksis

deskriptif. Terdapat juga 17 data tema

topikal, Tahapan supporting argument

merupakan tahapan yang penting karena

didalamnya terdapat komentar-

komentar yang mendukung statemen

penulis terhadap Jokowi. Penulis

mendeskripsikan bahwa Jokowi

memfokuskan salah satu rencana

programnya yaitu menjalankan

administrasi yang ramah bisnis.

Progaram ini dihaharapkan mampu

mempercepat lajunya perekonomian

bangsa Indonesia. Beberapa kemudahan

yang akan didapat oleh para investor

dan pengusaha. Salah satunya adalah

kemudahan pemberian izin usaha yang

tidak memakan waktu yang cukup lama.

Penelitian ini sejalan dengan apa

yang diungkapkan Wignell (1995)

bahwa proses yang ada dalam teks

eksposisi adalah proses relational. Pada

genre teks eksposisi, penulis telah

berhasil meyakinkan pembaca dengan

menggambarkan dan menjelaskan

segala sesuatu yang terjadi pada saat

debat pemilu capres RI 2014.

Sebaliknya, genre teks diskusi

mengenai Jokowi sangat bertentangan

dengan pernyataan Wignell (1995) yang

mengatakan bahwa proses yang ada

dalam genre teks diskusi adalah proses

material, relational, dan mental.

Kenyatannya, proses yang ada dalam

genre teks diskusi ini adalah 16 data

Page 6: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

proses perilaku dengan proses perilaku

mental terbanyak 12 data. Proses

perilaku mental yang ada, mengindikasi

bahwa argumentasi yang dilakukan oleh

penulis tidak hanya menggunakan

tindakan saja, tapi juga banyak

mengandung fikiran, rasa, dan sikap.

Adanya pro dan kontra terhadap isu,

menjadikan penguatan argumentasi

positif penulis terhadap Jokowi semakin

utuh dan faktual. Penulis berusaha

menekankan bahwa sosok Jokowi

merupakan sosok yang mempunyai

kapabilitas yang tinggi dalam bisnis.

Jokowi senantiasa mudah memahami

apa yang dibutuhkan oleh para

pengusaha dan investor pada umumnya,

serta rakyat Indonesia pada khususnya .

Berdasarkan realisasi makna

ideasional diatas, maka didapatkan

peristiwa (medan) yang ada dalam teks

editorial The Jakarta Post yang bertopik

Jokowi. Sebelum pemilu dilaksanakan

tepatnya tanggal 9 Juli 2014, penulis

gencar mengeksploitasi beritanya

terhadap kedua sosok capres.

Pengungkapan karakter dan sisi positif

dari Jokowi secara tidak langsung

menunjukkan bagaimana sudut pandang

penulis terhadap Jokowi. Meskipun ada

gambaran yang negatif terhadap

Jokowi, penulis tetap mengimbanginya

dengan penjelasan yang faktual, tajam

dan valid. Ditambah lagi dengan adanya

muatan mental si penulis dalam

memaparkan argumennya. Pembaca

semakin dibuat yakin akan apa yang

diberitakan penulis. Semakin positif

Jokowi diberitakan oleh penulis, maka

semakin positiflah anggapan dan

pandangan pembaca terhadap Jokowi.

Penelitian ini berbeda dengan

(Purnomo: 2014) yang fokus membahas

tentang satu tokoh politik yaitu Mursi

dari Mesir. Pembahasan topik mengenai

tokoh tersebut dibandingkan dengan

empat surat kabar yang berbeda,

sedangkan penelitian ini menunjukkan

perbedaan dua tokoh politik yang

sekaligus memilki penilaian yang

berbeda pula dalam pemilu RI 2014.

Realisasasi makna interpersonal yang

didapat dari fitur kebahasaan akan

dideskripsikan melalui tiga aspek tenor

yang meliputi status, afek, dan kontak.

Pada tataran status, penulis

menempatkan posisinya tidak sejajar

atau tidak sama dengan pembaca. Hal

ini dibuktikan dengan adanya klausa

interogatif 1 data dan 2 data klausa

imperatif pada teks FGFR. Pada teks

BFC penulis memposisikan sejajar atau

sama dengan pembaca. Kesejajaran

posisi tersebut dibuktikan oleh sistem

klausa secara keseluruhan sebanyak 39

data berupa klausa deklaratif.

Penempatan penulis sebagai pihak yang

tidak sejajar dengan pembaca juga

ditunjukkan oleh struktur mood

proposal sebanyak 3 data pada teks

FGFR. Pada teks BFC tidak ditemukan

struktur mood proposal. Semua data

sejumlah 39 data berupa struktur mood

proposisi. Berdasarkan kedua data

tersebut maka jelaslah bahwa posisi

penulis tidak sejajar atau tidak sama

dengan pembaca. Sementara itu,

penemuaan data kalusa deklaratif

merupakan kelaziman sebuah surat

kabar. Sebagai salah satu media cetak,

teks editorial ini telah

menginformasikan secara jelas dan

faktual mengenai debat calon presiden

RI teks editorial The Jakarta Post yang

bertopik Jokowi. Selanjutnya, penilaian

dan pandangan penulis terhadap Jokowi

direalisasikan oleh aspek afek. Aspek

afek meliputi polaritas dengan kata

emotif, modalitas, dan leksis atitudinal.

Polaritas dengan kata emotif yang

terdapat pada teks FGFR menunjukkan

penilaian positif terhadap Jokowi. Pada

teks BFC, polaritas dengan kata emotif

menunjukkan penilaian positif penulis

terhadap Jokowi. Partisipan Jokowi

menduduki jumlah terbanyak 3 data

Page 7: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibanding partisipan yang lain. Sikap

dan pendirian penulis teks juga terlihat

pada data modalisasi terbanyak 5 data

pada teks FGFR dan 6 data pada teks

BFC. Penilaian positif penulis juga

terlihat pada penggunaan leksis

atitudinal sebanyak 32 data pada teks

FGFR dan 19 data pada teks BFC.

Penulis memberikan pandangannya

terhadap sosok Jokowi dengan penilaian

yang baik, mulia, dan hormat. Artinya,

Jokowi adalah calon kandidat yang baik

yang tepat untuk menjadi presiden

selanjutnya. Jokowi mempunyai sifat

yang mulia, rendah hati terhadap semua

kalangan masyarakat tanpa sekat

sedikitpun. Sebuah kehormatan bila

pembaca menjadikan Jokowi sebagai

presiden yang akan datang, karena

jokowi memang sosok yang pantas

untuk dihormati. Ditambah lagi Jokowi

tidak pernah memiliki track record

yang jelek baik di mata hukum dan di

mata masyarakat. Hal ini sejalan dengan

pernyataan penulis yang bernama Rendi

A Witular selaku manager editor di

editorial The Jakarta Post. Selanjutnya

pada aspek kontak, diekspresikan oleh

penulis melalui penggunaan

nominalisasi dan istilah teknis.

Penggunaan nominalisasi yang cukup

banyak menunjukkan bahwa teks

editorial ini tidak familiar atau sulit

difahami. Hal ini dibuktikan pada teks

FGFR 13 data dan teks BFC 12 data.

Ditambah lagi penggunaan istilah teknis

tentang politik dan ekonomi 17 data

pada teks FGFR dan 19 data pada teks

BFC yang memperkuat bahwa teks

mengenai Jokowi ini tidak familiar atau

sulit difahami oleh pembaca.

Realisasi makna tekstual dalam teks

editorial The Jakarta Post

dideskripsikan melalui sistem tematisasi

yang meliputi tema topikal tak

bermarkah, tema topikal bermarkah, dan

tema tekstual. Dalam genre teks

eksposisi dan diskusi terdapat tema

yang mendominasi yaitu tema topikal

tak bermarkah 27 data dan 26 data.

Artinya, informasi utama terletak

diposisi awal dalam pemberitaan. Hal

ini mempermudah pembaca dalam

memahami sebuah isu atau persoalan

yang sedang diinformasikan.

Kemudahan pemahaman ini

menunjukkan bahwa tingkat

keterbacaan teks editorial The Jakarta

Post tergolong sangat tinggi. Informasi

utama mengenai pemilu capres RI 2014

diulas oleh penulis secara jelas, singkat,

dan padat.

Prabowo

Dalam teks editorial yang mengulas

Prabowo ditemukan dua genre teks

yang sama yaitu genre teks eksposisi.

Dalam penelitian ini penulis berusaha

keras untuk meyakinkan pembaca

mengenai isu Prabowo yang sesuai

dengan pandangannya. Tahapan struktur

teks dalam Prabowo berbeda dengan

tahapan struktur teks Jokowi, meskipun

genre teksnya sama yaitu eksposisi. Hal

ini sejalan dengan Wignell (1995),

Martin dan Rose (2003), dan Santosa

(2003) bahwa tahapan struktur teks

yang berbeda akan mempunyai fungsi

sosial yang berbeda pula. Tahapan

struktur teks ekposisi mengenai

Prabowo meliputi introduction, thesis,

argumentation, dan reiteration. Sebaran

metafungsi dan leksis terbanyak

terdapat pada tahapan ketiga

argumentation di kedua teks mengenai

Prabowo. Sebaran data pada genre teks

eksposisi yang pertama meliputi 11 data

proses perilaku, 38 data struktur

preposisi, 37 data klausa deklaratif, 35

data polar positif, 5 data modulasi, 11

data teknikalitas, 28 data tema topikal

dan 1 data tema topikal bermarkah, dan

181 data leksis deskriptif. Tahap ketiga

merupakan tahapan yang cukup penting,

penulis berargumen mengenai

ulasannya terhadap Prabowo

berdasarkan pandangannya. Penulis

Page 8: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menegaskan kepada pembaca agar

mengetahui siapa sosok Prabowo

sesungguhnya. Prabowo mempunyai

rekam jejak militer yang kurang patut

selama dia menjadi militer beberapa

tahun kebelakang. Pelanggaran HAM

yang dilakukan terhadap beberapa

aktivis telah mencoreng nama baik

kesatuannya Infanteri – Baret Merah.

Pendeskripsian terhadap Prabowo

dikuatkan oleh penulisnya dengan

penggunaan leksis deskriptif sebanyak

181 data. Penulis telah berhasil

meyakinkan pembaca dengan

menggambarkan dan menjelaskan sosok

Prabowo sebagai karakter yang

bermental buruk. Karakter Prabowo di

deskripsikan sebagai sosok yang

bertemperamental tinggi dan mudah

marah.Bahkan, lebih dalam disinggung

mengenai kasus pelanggaran HAM

yang diisukan pernah dilakukan oleh

Prabowo. Hal ini sejalan dengan apa

yang dikatakan oleh penulisnya sendiri.

Selanjutnya, sebaran data pada genre

teks eksposisi yang kedua meliputi 18

data proses perilaku, 31 data struktur

preposisi, 34 data klausa deklaratif, 32

polar positif, 6 data modalisasi, 13

datya teknikalitas, 26 data tema topikal,

dan 159 data leksis deskriptif . Sama

halnya dengan genre teks eksposisi

yang pertama, tahapan ketiga sangat

penting bagi penulis untuk berargumen

mengenai ulasannya terhadap Prabowo

berdasarkan pandangannya. Ada

beberapa tahapan yang tidak ada di teks

eksposisi mengenai Jokowi misalnya

introduction, thesis, dan reiteration.

Adanya introduction,dan thesis

menunjukkan bahwa genre teks ini

mempunyai tujuan sosial tertentu.

Tujuan tersebut tidak hanya

mempermudah pembaca dalam

memahami isu tentang Prabowo, tapi

juga mempermudah penulis untuk dapat

menggiring pembaca pada sudut

pandangnya mengenai sosok Prabowo.

Selanjutnya, reiteration berfungsi untuk

lebih meyakinkan pembaca dengan

penegasan-penegasan tertentu dari

penulis. Penegasan itu berupa

pertanyaan, namun fungsinya tidak

untuk dijawab. Peranannya hanya untuk

menegaskan keraguan penulis terhadap

kompetensi Prabowo jika kelak dia

sebagai presiden terpilih.

Keraguan penulis terhadap prabowo,

secara otomatis telah menunjukkan

sudut pandang negatif penulis terhadap

figur prabowo. Hal ini juga tampak

pada proses transitivitasnya. Proses

transitivitas terbanyak dalam teks

Prabowo yaitu 22 data proses perilaku

dengan perilaku mental yang

mendominasi 13 data. Penelitian ini

bertentangan dengan Wignell (1995)

yang mengungkapkan bahwa proses

yang ada dalam teks eksposisi adalah

proses relational. Jadi, penulis tidak

hanya menggunakan perilaku dalam

mengulas beritanya, tapi juga

mengandung rasa, fikiran dan sikap.

Pada genre teks eksposisi, penulis telah

berhasil meyakinkan pembaca dengan

menggambarkan dan menjelaskan sosok

Prabowo. Penulis memaparkan dengan

jelas mengenai keputusan Prabowo

yang menolak hasil akhir keputusan

KPU. Keputusan Prabowo itu

membawa dampak negatif terhadap

kelangsungan hidup rakyat Indonesia.

Rakyat akan dibuat yakin akan

kecacatan kepribadian Prabowo bila

Prabowo terus melanjutkan tuduhannya

ke mahkamah institusi. Rakyatpun akan

meragukan kredibilitasnya sebagai

sosok yang demokratis.

Berdasarkan realisasi makna

ideasional diatas, maka didapatkan

peristiwa (medan) yang ada dalam teks

editorial The Jakarta Post yang bertopik

prabowo. Sebelum pemilu

dilaksanakan, penulis gencar

memberitakan kedua sosok capres.

Pengungkapan karakter dan sisi negatif

Page 9: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari prabowo secara tidak langsung

menunjukkan bagaimana sudut pandang

penulis terhadap Prabowo. Ditambah

lagi dengan adanya muatan mental si

penulis dalam memaparkan

argumennya. Pembaca semakin dibuat

yakin akan apa yang diberitakan

penulis. Semakin negatif Prabowo

diberitakan oleh penulis, maka semakin

negatiflah anggapan dan pandangan

pembaca terhadap prabowo.

Pada tataran status, penulis

memposisikan dirinya stidak sejajar

atau tidak sama dengan pembaca. Hal

ini ditunjukkan oleh pemakaian klausa

interogatif sebanyak 3 data pada teks

VRK. Pada teks PC, penulis

memposisikan sejajar atau sama

dengan pembaca. Kesejajaran posisi

tersebut dibuktikan oleh adanya sistem

klausa deklaratif secara keseluruhan

sebanyak 43 data Penempatan posisi

penulis sebagai pihak yang tidak sejajar

dengan pembaca juga ditunjukkan oleh

struktur mood proposal sebanyak 3 data

pada teks VRK. Penggunaan klausa

deklaratif 41 data pada teks eksposisi

VRK dan 43 data pada teks eksposisi

PC, merupakan tugas yang normal bagi

surat kabar untuk memberikan ulasan

berita yang seluas-luasnya. Hal ini juga

ditunjukkan oleh penulis melalui

penggunaan struktur mood preposisi

sebanyak 42 data pada teks VRK dan 40

data pada teks PC. Berdasarkan kedua

data tersebut maka jelaslah bahwa

penulis telah memberikan informasi

secara rinci mengenai siapa dan

bagaimana Prabowo dalam mengyikapi

hasil pemilu RI 2014. Sementara itu

penulis menempatkan kedua sosok

capres RI 2014 dengan kedudukan yang

tidak seimbang. Sosok Prabowo

diposisikan lebih rendah dibanding

Jokowi. Dilihat dengan adanya 3 data

struktur mood proposal yang sama pada

teks mengenai Jokowi dan Prabowo.

Struktur mood proposal mengandung

makna negatif terhadap Prabowo,

karena berfungsi untuk meminta jasa

kepada pembaca dalam penjelasan

tentang sosok Prabowo di mata

pembaca. Terutama mengenai apa saja

yang akan dilakukan Prabowo bila dia

terpilih sebagai presiden. Demikian pula

pada aspek afek, teks editorial The

Jakarta Post menyiratkan bahwa sosok

prabowo berada pada penilaian yang

tidak baik, tidak mulia, dan tidak

hormat. Realisasi afek dapat diketahui

melalui polaritas dengan kata emotif,

modalitas, dan leksis atitudinal.

Polaritas dengan kata emotif yang

terdapat pada teks VRK sebanyak 2

data, menunjukkan penilaian negatif

penulis terhadap Prabowo. Pada teks

PC, polaritas dengan kata emotif

menunjukkan penilaian negatif penulis

terhadap Prabowo. Partisipan Prabowo

menduduki jumlah terbanyak 5 data

dibanding partisipan yang lain.

Penilaian negatif penulis ini diperkuat

dengan adanya 38 data leksis atitudinal

pada teks VRK dan 30 data leksis

atitudinal pada teks PC. Artinya,

prabowo adalah calon kandidat yang

yang tidak pantas dan tidak tepat untuk

menjadi presiden. Hal ini dikarenakan

bahwa Prabowo juga mempunyai sifat

yang tidak mulia, keras kepala, dan

mudah marah. Penulis juga

memperlihatkan sikap dan pandangan

negatifnya terhadap Prabowo yang

ditunjukkan oleh sistim modalitas.

modalitas baik modalisasi dan modulasi

mendominasi dikedua teks mengenai

Prabowo. Modulasi obligasi menduduki

tingkat tertinggi pada teks VRK

sebanyak 5 data dan modalisasi

terbanyak 7 data pada teks PC. Penulis

menggunakan modulasi obligasi tinggi

bertujuan untuk memberi keyakinan

pada pembaca mengenai apa saja yang

harus dilakukan oleh sosok Prabowo.

Selanjutnya, penggunaan modalisasi

yang digunakan oleh penulis yaitu

Page 10: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk memberi penegasan tentang

keraguan penulis kepada pembaca

mengenai apa saja yang akan dilakukan

oleh Prabowo. Aspek ketiga yang

terdapat pada tenor yaitu aspek kontak.

Pada aspek kontak, penulis

mengekspresikan melalui penggunaan

nominalisasi dan istilah teknis. Semakin

banyak penggunaan nominalisasi dan

istilah teknis, maka semakin tidak

familiar atau sulit teks itu bagi

pembaca. Hal ini dibuktikan adanya

penggunaan nominalisasi yang relatif

banyak 9 data pada teks VRK dan 8

data pada teks PC. Ditambah lagi

penggunaan istilah teknis di bidang

politik 15 data pada teks VRK dan 18

data pada teks PC yang memperkuat

bahwa teks mengenai Prabowo ini

tergolong sulit difahami oleh pembaca.

Realisasi makna tekstual dalam teks

editorial The Jakarta Post

dideskripsikan melalui sistem tematisasi

yang meliputi tema topikal tak

bermarkah, tema topikal bermarkah,

tema tekstual, dan tema interpersonal.

Kedua teks eksposisi ini terdapat tema

yang mendominasi yaitu tema topikal

tak bermarkah yaitu 34 data dan 33

data. Subyek yang diletakkan diawal

klausa mengidentifikasi bahwa teks ini

memiliki tingkat keterbacaan yang

tinggi. Informasi utama yang terletak

diposisi awal menunjukkan bahwa

pembaca dibuat mudah pemahamannya

oleh penulis dalam menggambarkan

Prabowo.

Selanjutnya penelitian ini akan

memaparkan keberpihakan redaksi The

Jakarta Post terhadap Jokowi.

Berdasarkan penjelasan kedua capres di

atas, telah menguatkan anggapan

Prabowo yang mengatakan bahwa

Jakarta Post sudah anti Prabowo

(Merdeka.com). Pada dasarnya tidak

ada koran atau surat kabar yang netral.

Ketidaknetralan redaksi The Jakarta

post ini dikuatkan oleh penjelasan

penulis sendiri yang mengatakan bahwa

Editorial itu bukan berita tapi sikap

koran yang bersifat subyektif, editorial

lebih pada sikap dan posisi koran.

Dipertegas lagi oleh penulis bahwa

editorial itu condong ke salah satu

kandidat. Editorial The Jakarta Post

lebih condong mendukung Jokowi

dibanding Prabowo.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Realisasi makna ideasional teks

editorial The Jakarta Post yang

mengulas tentang Jokowi pada

pemilihan umum RI 2014, terdapat

ketujuh jenis proses transitivitas. Proses

tersebut meliputi proses perilaku,

relasional, material, mental, verbal,

eksistensial, dan penyebab ekstra.

Ketujuh proses diatas menggambarkan

bagaimana ekspresi penulis terhadap

Jokowi. Proses perilaku baik itu verbal

maupun mental menunjukkan bahwa

penulis lebih cenderung menggunakan

tindakan, perkataan dan persaaan dalam

mengekspresikan isu mengenai Jokowi.

Semua ualasan yang diinformasikan

merujuk pada tindakan, perkataan, dan

perasaan yang positif. Hal ini

mencerminkan bahwa perilaku penulis

sangat baik, sopan, dan santun terutama

kepada Jokowi. Proses relasional

atributif menunjukkan bahwa secara

ekperensial penulis memberikan atribut

atau gambaran isu mengenai Jokowi

dalam pemilihan umum RI 2014 dengan

struktur eksperensial carrier-proses

atribut. Kemudian proses relational

identifikasi menunjukkan bahwa penulis

memberikan penilaian terhadap Jokowi

melalui struktur eksperensial Token-

proses-Value. Secara keseluruhan,

Carier dan token memberikan penilaian

yang positif. Penggambaran ini

menunjukkan bagaimana watak penulis

yang sebenarnya dalam memberikan

dukungan terhadap kandidat calon

162

Page 11: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

presiden Jokowi melalui

keberpihakannya.

Makna ideasional teks editorial The

Jakarta Post yang mengulas tentang

Prabowo pada pemilihan umum RI

2014, juga terdapat ketujuh jenis proses

transitivitas. Proses tersebut meliputi

proses perilaku, relasional, material,

mental, verbal, eksistensial, dan

penyebab ekstra. Proses perilaku baik

itu verbal maupun mental

mengekspresikan bahwa penulis lebih

cenderung menggunakan tindakan,

perkataan dan perasaan dalam

mengekspresikan isu mengenai

Prabowo. Penggunaan tindakan,

perkataan dan perasaan negatif

menyiratkan bagaimana perilaku

penulis terhadap Prabowo. Perilaku

penulis kurang begitu baik, kurang

begitu sopan, dan kurang begitu santun

terhadap satu-satunya pesaing Jokowi

ini.

Realisasi makna interpersonal teks

editorial The Jakarta Post yang

mengulas tentang Jokowi pada

pemilihan umum RI 2014,

memperlihatkan hubungan interaksi

antar partisipan wacana. Yang

dimaksud dengan partisipan disini yaitu

penulis (media), pembaca, dan

partisipan yang ada dalam teks yaitu

Jokowi. Melalui fitur-fitur

leksikogramatikannya makna ini

direalisasikan oleh sistem klausa,

struktur mood, polaritas dengan kata

emotif, modalitas, dan leksis. Kesemua

fitur-fitur leksikogramatika tersebut

terangkum dalam unsur Tenor yang

meliputi tiga aspek yaitu status, afek,

dan kontak. Pada aspek status, penulis

memposisikan dirinya tidak sejajar

dengan pembaca. Posisi penulis lebih

tinggi dibanding pembaca. Tanpa

disadari oleh pembaca, penulis

menyisipkan keberpihakannya kepada

Jokowi dalam setiap ulasannya.

Pembaca diajak oleh penulis untuk lebih

memahami sisi baik dari sosok Jokowi.

Pada aspek afek, penulis memberikan

penilaian positif kepada Jokowi.

Penilaian positif itu tidak hanya

diberikan kepada Jokowi saja, tapi juga

kepada pasangannya yaitu Yusuf Kalla.

Pada aspek kontak, teks mengenai

Jokowi tergolong tidak familiar.

Ketidakfamiliaran itu menyebabkan

teks ini sulit untuk dipahami.

Realisasi makna interpersonal teks

editorial The Jakarta Post yang

mengulas tentang Prabowo pada

pemilihan umum RI 2014, juga

memaparkan hubungan interaksi antar

partisipan wacana penulis (media),

pembaca, dan partisipan yang ada dalam

teks yaitu Prabowo. Makna

interpersonal ini direalisasikan oleh

fitur-fitur leksikogramatikannya yaitu

sistem klausa, struktur mood, polaritas

dengan kata emotif, modalitas, dan

leksis. Fitur-fitur leksikogramatika

tersebut menyatu dalam unsure Tenor

yang meliputi tiga aspek yaitu status,

afek, dan kontak. Pada aspek status,

penulis memposisikan dirinya tidak

sejajar dengan pembaca. Posisi penulis

lebih tinggi dibanding pembaca. Tanpa

disadari oleh pembaca, penulis

menyisipkan ketidakberpihakannya

kepada Prabowo dalam setiap

ulasannya. Pembaca diajak oleh penulis

untuk lebih memahami sisi buruk atau

negatif dari sosok Prabowo. Pada aspek

afek, penulis memberikan penilaian

negatif kepada Prabowo. Penilaian

positif itu tidak hanya diberikan kepada

Prabowo saja, tapi juga kepada

pasangannya yaitu Hatta Rajasa dan

partisipan yang mendukungnya. Pada

aspek kontak, teks mengenai Prabowo

tergolong tidak familiar.

Ketidakfamiliaran itu menyebabkan

teks ini sulit untuk dipahami

Realisasi makna tekstual teks editorial

The Jakarta Post yang mengulas

tentang Jokowi pada pemilihan umum

Page 12: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RI 2014, didesripsikan melalui sistem

tematisasi yang mencakup dua jenis

tema yaitu Tema Topikal yang terdiri

dari tema Topikal Takbermarkah dan

tema Topikal Bermarkah, dan tema

Tekstual. Kedua teks mengenai Jokowi

didominasi oleh penggunaan tema

Topikal Takbermarkah. Hal ini

menunjukkan bahwa konfigurasi klausa

yang menempatkan Subjek sebagai

pokok persoalan yang dibicarakan.

Pokok persoalan yang ada di teks

Jokowi memaparkan kejadian yang

selalu ada hubungannya dengan Jokowi

itu sendiri. Tema Topikal Bermarkah

pada teks mengenai Jokowi

mnggunakan aspek tempat. Penggunaan

tema Topikal Bermarkah dalam teks ini

menunjukkan kejadian isu pemilu yang

menyangkut Prabowo. Dengan

demikian pembaca dipermudah dalam

mengidentifikasi tempat kejadian

dengan mudah. Hal ini dapat dipahami

bahwa teks berita harus menjelaskan

tempat dimana topik pembicaraan itu

terjadi dengan sebenarnya. Sementara

itu Tema Tekstual menampung

hubungan antar unit klausa yang

direalisasikan ke dalam fungsi

hubungan konjungtif.

Realisasi makna tekstual teks editorial

The Jakarta Post yang mengulas

tentang Prabowo pada pemilihan umum

RI 2014, didesripsikan melalui sistem

tematisasi yang mencakup dua jenis

tema yaitu Tema Topikal yang terdiri

dari tema Topikal Takbermarkah dan

tema Topikal Bermarkah, tema

Tekstual, dan tema Interpersonal. Kedua

teks mengenai Jokowi didominasi oleh

penggunaan tema Topikal

Takbermarkah. Hal ini menunjukkan

bahwa konfigurasi klausa yang

menempatkan Subjek sebagai pokok

persoalan yang dibicarakan. Pokok

persoalan yang ada di teks Prabowo

memaparkan kejadian yang selalu ada

hubungannya dengan Prabowo itu

sendiri. Tema Topikal Bermarkah pada

teks mengenai Prabowo menggunakan

aspek kala atu waktu sebagai pokok

persoalan. Penggunaan tema Topikal

Bermarkah dalam teks ini menunjukkan

secara jelas waktu kejadian isu pemilu

yang menyangkut Prabowo. Dengan

demikian pembaca dipermudah dalam

mengidentifikasi waktu kejadian. Hal

ini dapat dipahami bahwa teks berita

harus menjelaskan waktu secara jelas

dimana isu itu terjadi dengan

sebenarnya. Sementara itu Tema

Tekstual menampung hubungan antar

unit klausa yang direalisasikan ke dalam

fungsi hubungan konjungtif. Pada teks

mengenai Prabowo yang diteliti,

sebagian besar ditemukan hubungan

konjungsi penambahan. Konjungsi

penambahan atau aditif berfungsi untuk

menghubungkan secara koordinatif

antara klausa satu dengan lainnya. Hal

ini menandakan bahwa teks mengenai

prabowo telah memaparkan ulasan yang

padat akan argumentasi pendukung.

Sama halnya dengan teks mengenai

Jokowi, yang dimaksud dengan

argumentasi tambahan disini yaitu

penulis memberikan pemaparan

sedemikian rupa berdasarkan bukti dan

keterangan yang valid agar pembaca

dapat dengan mudah memahami apa

yang disampaikan oleh penulis

berdasarkan sudut pandangnya. Sudut

pandang penulis itu secara tidak

langsung tercermin dalam

argumentasinya yang lebih memberikan

penilaian negatif kepada Prabowo

dibanding Jokowi.

Kesemuanya itu mengacu pada satu

tataran nilai yaitu penilaian, sikap, dan

pandangan yang positif terhadap

Jokowi. Sebaliknya, penilaian, sikap,

dan pandangan penulis atau media cetak

terhadap prabowo cenderung lebih

negatif. Kecenderungan tersebut tampak

pada struktur teks serta tahapannya,

proses transitivitas, struktur mood,

Page 13: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sistem klausa, polar dengan kata emotif,

modalitas, tematisasi, dan leksis.

Kesimpulannya, penulis/media cetak

lebih cenderung berpihak kepada

Jokowi sebagai calon presiden RI 2014

dibandingkan dengan Prabowo.

Saran

Pada penelitian ini hanya terfokus pada

teks editorial pada salah satu Surat

Kabar yang berbahasa Inggris. Peneliti

berikutnya diharapkan dapat melakukan

penelitian pada jenis teks lain seperti

teks pada novel, cerita anak, lagu, film

dan lain-lain baik itu yang berbahasa

inggris maupun bahasa yang lain.

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan

mampu meneliti lebih mendalam

mengenai penilaian tokoh. Penilaian

tokoh bisa dibahas secara detail dengan

menggunakan appraisal. Appraisal

merupakan salah satu kajian yang ada

dalam teori SFL.

Bagi para pemilik media cetak/redaksi

hendaknya lebih akurat, adil, dan

berimbang dalam mengulas sebuah

berita tanpa dipengaruhi oleh

kepentingan pribadi dengan

memberikan penilaian positif atau

negatif. Ulasan terhadap berbagai topik

berita harus disajikan secara adil dan

berimbang.

Bagi para pembaca harus lebih seksama

dan bijaksana dalam membaca ulasan

sebuah Surat Kabar. Pembaca

hendaknya tidak menelan mentah-

mentah sebuah berita, sehingga tidak

mudah untuk dipengaruhi oleh

pemberitaan media yang sepihak. Untuk

mendapatkan informasi yang obyektif,

pembaca seharusnya membaca sebuah

topik yang sama melalui beberapa

media yang berbeda. Hal ini untuk

menghindari efek dari unsur

kesubyektifitasan media cetak/redaksi

terhadap suatu permasalahan.

REFERENSI

Abdurrahman, dan Soejono. 1999.

Metode Penelitian: Suatu Pemikiran

dan Penerapan Jakarta: Rineka Cipta.

Arif, Ahmad Nur. 2013. The Analysis of

Interpersonal Meaning on English

Teacher’s Utterances in EFL

Classroom. Institut Walisongo.

Semarang.

Auliyah, Sufil. 2013. Tindak Tutur

Direktif dalam Rubrik Reader’s Forum

di The Jakarta post. Universitas Gajah

Mada. Yogyakarta.

Bloor, Thomas dan Meril Bloor. 2004.

The Functional Analysis of English. Ed.

Kedua. London: Arnold.

Creswell, J.W. 1998. Qualitative

Inquiry and Research Design.

California: Sage Publications, Inc.

Djatmika. 2008. Genre dan Register

Teks Kontrak: Sebuah Studi Evaluatif

Akta Notaris dan PPAT Berbahasa

Indonesia Berdasarkan Linguistik

Sistemik Fungsional. Surakarta: UNS.

Djatmika. 2012. Perilaku Bahasa

Indonesia di dalam Teks Kontrak: dari

kacamata Linguistik Sistemik

Fungsional. Surakarta: UNS Press.

Eggins, S. 1994. An Introduction to

Systemic Functional Linguistics.

London: Printer Publisher.

Goets, J. P., & LeComte, M. D. 1984.

Etnography and quqlitqtive design in

Educational

Gerot, L & Wignell, P. 1995. Making

Sense of Functional Grammar. Gerd

Stabler. Sydney.

Halliday, M.A.K. 1978. Language as

Social Semiotic: The Social

Interpretation of Language and

Meaning. London: Edward Arnold.

Page 14: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halliday, M.A.K. 1985. Spoken and

Written Language. Australia: Deakin

University Press.

Halliday, M.A.K. 1994. An Introduction

to Functional Grammar. London:

Arnold.

Halliday, M.A.K. 2004. An Introduction

to Functional Grammar. London:

Edward Arnold.

Halliday, M.A.K. dan Hassan R. 1985.

Language Context and Text: Aspect of

Language in a Social Semiotic

Perspective. Australia: Deakin

University Press.

Halliday, M.A.K. dan Ruqaiyah Hasan.

1992. Bahasa, Konteks, dan Teks:

Aspek-aspek Bahasa dalam pandangan

Semiotik Sosial. Penerjemah: Asruddin

Barori Tou dan penyunting: M. Ramlan.

Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

1.

Halliday, M.K.A dan J.R. Martin (ed).

1993. Writing Science: Literacy and

Discoursive Power. London: The

Falmer Press.

Irianti, Yesi. 2010. Theme and Rheme in

Editorial Texts of The Jakarta Post.

Tesis. Universitas Medan.

Kismiantini. 2007. Pengumpulan Data

dengan Quick Count dan Exit Pol 1.

Yogyakarta: UNY.

Langkameng, Oche A. 2013. Teks

Ritual Gasakda (Kematian) Masyarakat

Adat Alor: Kajian Linguistik

Fungsional. Tesis. Universitas Udayana

Denpasar. Bali.

Leckie-Tarry, Helen and Birch, David.

1995. Language and Context: A

Functional Linguistic Theory of

Register. London and New York: Pinter

Lincoln, Y.S., & Guba, E.G. 1985.

Naturalistic Inquiry. Beverly Hills:

Sage

Publication.

Madsen, Aage Hill. 2014. Derivation

and Transformation: Strategies in Lay-

oriented Intralingual Translation.

Martin, JR. 1992. English Texs: System

and Structure. John Benjamin.

Amsterdam.

Martin, J.R. , Matthiessen , C.M.I.M. &

Painter, C. 1997. Working with

Functional Grammar. London. Edward

Arnold.

Martin, JR dan Veel, R. 1998. Reading

Science: Critical & Functional

Prespective on Discourse of Science.

Routhledge. London

Matthiessen, C. 1992.

Lexicogrammatical Cartography:

English System, Draft. University of

Sydney Press. Sydney.

Moleong, L.J. 2007. Metode Penelitian

Kualitatif. Jakarta: Rosda karya.

Neezhad, M R.P. dan Farzaneh H.T.

2013. The Surveying of The Polarity by

Mood Adjuncts in Persian language

Based On Functional Grammar

Approach. Universitas Mashhad. Iran.

Olusanya, Ayoola M. 2013. An

Interpersonal Metafunction Analysis of

Some Selected political Adsvertisements

in Some Nigerian Newspaper.

International Journal of Humanities and

Social science: Vol. 3 No.8.

Patton, M. Q. (1980). Qualitative

Evaluation methods. Beverly Hills:

Sage publication.

Purnomo, Danang Tri. 2014. Makna

Metafungsi pada Teks Opini: Studi

Evaluasi dan Komparatif Pemberitaan

Krisis Mesir Pascapelengseran Mursi

dari kursi Presiden pada Surat Kabar

Nasional Berdasarkan Linguistik

Page 15: ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sistemik Fungsional. Tesis. Universitas

Sebelas Maret. Surakarta.

Rasna, I Wayan, 2010. “Transitivitas

Pangiwa Teks Aji Blegodawa”.

Jurnal

Linguistika. Universitas Udayana.

Rolnicki , Tom E. 2008. Pengantara

Dasar Jurnalisme (Scholastic

Jurnalism). Jakarta: Kencana.

Santosa, Riyadi, 2003. Semiotika

Sosial: Pandangan Terhadap Bahasa.

Pustaka Eureka.

Santosa, Riyadi, 2011. Logika Wacana:

Analisis Hubungan Konjungtif dengan

Pendekatan Linguistik Sistemik

Fungsional. Surakarta. UNS Press.

Santosa, Riyadi, 2012. Metode

Penelitian Kualitatif Kebahasaan: Draf

Buku Fakultas Sastra dan Senirupa.

Universitas Sebelas Maret.

Spradely, J.P. 1980. Participants

Observation. New York. Hold, Rinehart

and Winston.

Strauss, A., & Corbin, J. 2003. Dasar-

dasar penelitian qualitatif: Tata

langkah dan dan teknik- teknik

teoritisasi data (M. Shodiq & I.

Muttaqien, Trans). Yogyakarta. Pustaka

pelajar.

Sujatna, Eva Tuckyta Sari. 2013. Mood

System and Transitivity of the Airlines

Slogan A Comparison of National and

Regional Airlines. International

Journal of English Linguistics: Vol. 3

No. 3. Canadian Center of Science and

Education.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi

Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan

Penerapannya dalam penelitian.

Surakarta: UNS Press.

Sutopo, H.B. 2006. Penelitian

Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya

dalam penelitian. Surakarta: UNS

Press.

Tambunan, Heny Andriani. 2009. The

Analysis of lexical and structural

Ambiguity Your Letters of the Jakarta

Post. Universitas Medan. Medan

Taufikur Rohman. 2014. The Analysis

of Mood Type in The Speech Scripts of

Mohammad Nuh, Heng Swee Keat, and

Barrack Obama.

Wardhaugh, Ronald. 2006. An

Introduction to sociolinguistics.

Cambridge: Blackwell

Wiratno, T. 2009. Makna

Metafungsional Teks Ilmiah dalam

Bahasa Indonesia pada Jurnal Ilmiah:

Sebuah Analisis Sistemik Fungsional.

Disertasi. Surakarta: UNS.

Zulkarnaen, Ahmad Ivan. 2014. An

Analysis on Deixis Used in Editor’s

Choice of the Jakrta Post online

Edition. Universitas Airlangga.

Surabaya.

Website References

http://id.wikipedia.org/wiki/The_Jakarta

_Post

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_

umum_Presiden_Indonesia_2014

http://www.kpu.go.id/index.php/post/re

ad/2014/3433/KPU-Tetapkan-Hasil-

Pemilu-Presiden-dan-Wakil-Presiden-

2014

http://www.kompasiana.com/fadlizonto

r/hot-news-prabowo-tolak-hasil-pilpres-

2014