analisis registers teks editorial the jakarta post
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL THE JAKARTA POST
YANG MENGULAS CAPRES JOKO WIDODO DAN PRABOWO SUBIANTO
PADA PEMILIHAN UMUM RI 2014
(Pendekatan Systemic Functional Linguistics)
TESIS
Oleh:
Binti Qani‟ah
S111308003
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
MINAT UTAMA LINGUISTIK DESKRIPTIF
PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2016
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Binti Qani’ah. NIM: S111308003. 2005. ANALISIS REGISTERS TEKS EDITORIAL
THE JAKARTA POST YANG MENGULAS CAPRES JOKO WIDODO DAN
PRABOWO SUBIANTO ADA PEMILIHAN UMUM RI 2014 (Pendekatan Systemic
Functional Linguistics)”. Tesis. Pembimbing 1: Prof. Dr. Djatmika, MA. Pembimbing
II: Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D. Pascasarjana program Magister Linguistik,
Minat Utama Linguistik Deskriptif. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Penelitian ini menganalisis teks editorial The Jakarta Post. Teks yang mengulas dua
kandidat presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah analisis teks yang menggunakan Linguistik Sistemik Fungsional. Tujuan
penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan realisasi makna ideasional, 2)
mendeskripsikan realisasi makna interpersonal, 3) mendeskripsikan realisasi makna tekstual.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Selain itu, penelitian
ini merupakan studi kasus banyak. Data diperoleh dari dua metode yaitu metode analisis
dokumen dan wawancara dengan seorang informan. Data penelitian ini berupa teks editorial
dari The Jakarta Post, serta didukung oleh hasil wawancara. Data dianalisis menggunakan
teori SFL. Peneliti menggunakan analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema-
budaya.
Penelitian ini fokus pada tiga aspek dalam SFL, makna Ideasional (transitivity),
makna Interpersonal (sistem klausa, struktur mood, polaritas dengan kata emotif, modality,
dan leksis), makna tekstual (tema-rema). Ketiga aspek diatas digunakan untuk menganalis isi
dalam teks editorial The Jakarta Post yang mengulas Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa penemuan, yaitu: (1) terdapat tujuh proses
pada teks mengenai Joko Widodo; perilaku, relational, material, mental, verbal, eksistensial,
dan penyebab ekstra. Terdapat tujuh proses pada teks mengenai Prabowo Subianto; perilaku,
relational, material, mental, verbal, eksistensial, dan, penyebab ekstra. (2) pada teks mengenai
Joko Widodo terdapat dua jenis struktur mood yaitu proposisi dan proposal; terdapat tiga
jenis sistem klausa yaitu deklaratif, interogatif, dan imperatif; terdapat satu jenis polaritas
dengan kata emotif yaitu positif; terdapat dua jenis modalitas yaitu modalisasi dan modulasi;
terdapat empat jenis leksis yaitu deskripsi, atitudinal, nominalisasi, dan istilah teknis. Pada
teks mengenai Prabowo Subianto terdapat dua jenis struktur mood yaitu proposisi dan
proposal; terdapat dua jenis sistem klausa yaitu deklaratif, dan interogatif; terdapat satu jenis
polaritas dengan kata emotif yaitu negatif; terdapat dua jenis modalitas yaitu modalisasi dan
modulasi; terdapat empat jenis leksis yaitu deskripsi, atitudinal, nominalisasi, dan istilah
teknis. (3) Terdapat dua jenis tema-rema pada teks mengenai Joko Widodo yaitu topikal dan
tekstual dan tiga jenis tema-rema pada Prabowo Subianto yaitu topikal, tekstual, dan
interpersonal.
Penemuan menunjukkan bahwa ketiga metafungsi di atas merupakan realisasi bahasa
yang merefleksikan genre dan registres pada teks Joko Widodo dan Prabowo. Kedua teks itu
menggambarkan peran dan tujuan sosial editorial The Jakarta Post. Peran dan tujuan sosial
itu mengarah pada penilaian, disebut sebagai idiologi. Idiologi redaksi The Jakarta Post
menciptakan penilian positif dan negatif. Joko Widodo dinilai positif oleh penulis.
Sebaliknya, Prabowo Subianto dinilai negatif oleh penulis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
editorial The Jakarta Post lebih mendukung Joko Widodo daripada Prabowo Subianto.
Kata kunci: Teks editorial, The Jakarta Post, Linguistik sistemik Fungsional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Latar Belakang Masalah
Semua kejadian atau isu-isu yang
diangkat oleh editorial mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap
pandangan masyarakat selaku pembaca
teks editorial ini. Masyarakat akan
berpandangan positif bila apa yang
dibacanya mengandung pemberitaan
yang positif. dan begitu pula sebaliknya
bila apa yang dibacanya mengandung
unsur yang negatif maka negatif pula
pandangan yang dimiliki pembaca. Efek
atau pengaruh seperti ini sangat
berperan penting dalam membentuk
opini masyarakat. Masyarakat
diyakinkan dengan pemberitaan yang
rasional dan faktual yaitu dengan
adanya bukti-bukti dan ulasan
sedemikian rupa untuk memperjelas
opininya. Semakin editorial itu bersifat
rasional dan faktual dalam mengulas
pemberitaannya, maka semakin kuatlah
opini masyarakat yang terbentuk
dengan sendirinya.
Sementara itu, beberapa alasan
berikut yang membuat teks ini menarik
untuk diteliti. Pertama, kejadian politik
yang ada dalam teks yaitu pemberitaan
pemilu di editorial The Jakarta Post.
Permasalahan pro dan kontra mengenai
pemilihan umum RI 2014 yang menjadi
„hot news’ di kalangan rakyat
Indonesia. Kedua, di dalam teks
editorial ini terdapat hubungan sosial
antar partisipannya yaitu penulis teks,
pembaca dan partisipan yang ada dalam
teks itu sendiri. Dua kubu yang berbeda
menyebabkan teks editorial ini
merealisasikan ide, gagasan, dan
pandangan yang berbeda pula terhadap
dua tokoh politik tersebut.
Ketiga, editorial The Jakarta Post
merupakan corong kampanye Joko
Widodo maka teks ini memiliki ciri-ciri
penggunaan bahasa tersendiri
sebagaimana telah disebut diatas.
Sementara itu penelitian tentang
tenor juga sudah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, tetapi peneliti tersebut
tidak membahas secara mendalam
tentang tenor yang terdiri dari status,
afek, dan kontak. Dia fokus pada
penyebutan nama-nama partisipan yang
ada dalam teks (Langkameng: 2013).
Penelitian yang juga membahas
tentang metafungsi, dilakukan oleh
Danang Tri Purnomo (2014) yang
berjudul Makna Metafungsi pada
Opini: (Studi Komparatif Pemberitaan
Krisis Mesir Pascapelengseran Mursi
dari Kursi Presiden pada Surat Kabar
Nasional Berdasarkan Linguistik
Sistemik Fungsional). Danang fokus
membahas tentang satu tokoh politik
yaitu Mursi dari Mesir.
Tujuan penelitian yang terdapat pada
penelitian ini adalah (1)
mendeskripsikan realisasi makna
ideasional teks editorial The Jakarta
Post yang memuat cawapres Joko
Widodo dan Prabowo Subianto pada
pemilihan umum Presiden RITahun
2014. (2) mendeskripsikan realisasi
makna interpersonal teks editorial The
Jakarta Post yang memuat cawapres
Joko Widodo dan Prabowo Subianto
pada pemilihan umum Presiden RI
Tahun 2014. (3) mendeskripsikan
realisasi makna tekstual teks editorial
The Jakarta Post yang memuat
cawapres Joko Widodo dan Prabowo
Subianto pada pemilihan umum
Presiden RI Tahun 2014.
LANDASAN TEORI
Sistemik Fungsional Linguistik (SFL)
Linguistik Sistemik Fungsional
(Systemic Functional Linguistics) yang
kemudian disingkat dengan SFL adalah
teori linguistik dengan pendekatan
sistem dan fungsi. Teori ini dipelopori
oleh Michael Alexander Kirkwood
Halliday (MAK Halliday) pada tahun
1960 yang merupakan pengembangan
teori dari J. R. Firth, seorang guru besar
di universitas London. Selanjutnya teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ini dikembangkan oleh Martin (1997),
Eggins (1994), Matthiessen (1992),
Bloor & Bloor (2004), dan Gerot &
Wignell (1995).
Register merupakan rangkaian
makna dan konfigurasi pola-pola
semantik yang secara khas dimunculkan
dari kondisi-kondisi khusus dalam
bentuk penggunaan kata-kata dan
struktur bahasa yang merupakan
realisasi makna-makna itu (Djatmika,
2012: 31). Variasi pilihan bahasa tidak terlepas dari konteks situasi yaitu field (medan), tenor (pelibat), dan mode (sarana). Berikut penjelasan mengenai ketiga jenis register:
Berkenaan dengan penggunaan
bahasa Halliday membagi makna
metafungsi menjadi 3 bagian yaitu
makna interpersonal, makna ideasional,
dan makna tekstual.
Ideasional: eksperiensial Di dalam suatu pengalaman,
terdapat material, mental, verbal,
perilaku, relasional, maupun
eksistensial. Masih menurut Santosa
(2003:78), setiap jenis proses akan
menentukan jenis partisipannya, yang
meliputi pelaku proses, sesuatu yang
dikenai proses, fenomena, atau sesuatu
yang dikatakan, dan lain sebagainya,
tergantung jenis prosesnya. Sementara
itu, sirkumstan adalah lingkungan baik
fisik maupun non fisik di dalam
kejadian tersebut.
Dalam tata bahasa fungsional
yang dikembangkan Halliday (2004:
170), ada enam jenis proses yang
berbeda, yaitu proses material, proses
mental, proses perilaku, proses verbal,
proses eksistensial, dan proses
relasional.
Makna Interpersonal. Pada dasarnya makna
Interpersonal ini menggambarkan
hubungan sosial antar partisipan yaitu
speaker (pembicara) atau writer
(penulis), dan audience
(pendengar).Sebagaimana yang
dinyatakan oleh Halliday (1985:68),
bahwa klausa juga dibentuk sebagai
suatu kejadian yang melibatkan
pembicara, penulis, dan pendengar.
Senada dengan itu Santosa (2003)
menjelaskan bahwa metafungsi
interpersonal ini berhubungan dengan
realisasi hubungan atau interaksi antar
partisipan.
Makna Tekstual,
Pada level klausa makna tekstual
yang disebut juga dengan tema, tema
(theme) adalah suatu elemen dalam
susunan struktural yang menyusun
sebuah klausa dan berfungsi sebagai
tujuan dari titik awal suatu pesan
(thestarting point of the message) yang
terealisasi dalam klausa. Sementara itu,
bagian lain yang tersisa setelah tema
disebut sebagai rema atau rheme
(Lih.Halliday, 1985; 1994; Eggins,
1994; Leckie-Tarry, 1995).
Leksis
Yang dimaksud dengan leksis
adalah kata yang dipergunakan untuk
merealisasikan makna (Santosa,
2003: 121). Leksis merupakan
realisasi makna ideasional,
interpersonal, maupun
tekstual.Leksis itu sendiri terbagi
menjadi dua yaitu Sistim Kongruensi
dan Inkongruensi Leksis; dan Leksis
Deskriptif dan Atitudinal.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif.
Sumber data yang pertama, teks
editorial The Jakarta Post yang memuat
Cawapres Joko Widodo dan Prabowo
Subianto pada pemilihan umum
presiden tahun 2014. Maka data dalam
penelitian ini adalah struktur teks,
klausa, kelompok kata, dan leksis pada
teks editorial The Jakarta Post yang
memuat Cawapres Joko Widodo dan
Prabowo Subianto pada pemilihan
umum presiden tahun 2014.
Menurut Lincoln & Guba (1985)
dan Patton (1980) menyebutkan ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
empat teknik triangulasi, diantaranya:
triangulasi data (triangulasi sumber),
triangulasi peneliti, triangulasi metode
dan triangulasi teori. Terdapat dua
teknik pengumpulan data yaitu analisis
dokumen, dan interview.
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan model analisis etnografi
sebagaimana yang diperkenalkan oleh
Spradley (1980). Analisis tersebut
mempunyai keterkaitan antar bagiannya
yaitu: domain, taksonomi, dan
komponensial, dan tema budaya. seperti
gambar berikut:
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Jokowi
Pada genre teks yang mengulas
tentang Jokowi terdapat dua jenis genre
teks yaitu eksposisi dan diskusi. Kedua
genre teks yang mengulas tentang
Jokowi pada dasarnya memiliki fungsi
yang sama yaitu lebih mengedepankan
sudut pandang positif penulis terhadap
Jokowi dibanding dengan Prabowo. Hal
ini dapat dilihat dari sebaran metafungsi
dan leksis dalam tahapan genre teks.
Tahapan genre teks eksposisi mengenai
Jokowi terdiri dari issue, argumentation
of different point of views, dan
conclusion. Sebaran metafungsi
terbanyak terdapat pada tahapan kedua
argumentation of different point of
views, 12 data proses relational, 26 data
struktur proposisi, 26 klausa deklaratif,
1 data polar dengan kata emotif, 4 data
modalisasi, 13 data teknikalitas, dan
150 data leksis deskriptif. 20 data tema
topikal, 14 data tekstual. Tahapan kedua
merupakan jantung bagi penulis, penulis
memberikan argumentasi yang berbeda
mengenai pelaksanaan debat pemilu RI
2014 putaran pertama. Penulis
mengangap bahwa debat capres dan
cawapres merupakan program yang
tidak bisa dijadikan patokan untuk
mencitrakan para kandidatnya.
Deskripsi mengenai pelaksanaan debat
putaran pertama diperkuat oleh penulis
dengan penggunaan leksis deskriptif
sebanyak 102 data. Selanjutnya,
tahapan genre teks diskusi mengenai
Jokowi terdiri dari issue, supporting
argument, countering argument, dan
conclusion. Sebaran metafungsi
terbanyak terdapat pada tahapan kedua
supporting argument, 13 data proses
perilaku, 27 data struktur preposisi, 27
klausa deklaratif, 1 polar dengan kata
emotif positif, 4 data modalisasi, 12
data teknikalitas, dan 115 data leksis
deskriptif. Terdapat juga 17 data tema
topikal, Tahapan supporting argument
merupakan tahapan yang penting karena
didalamnya terdapat komentar-
komentar yang mendukung statemen
penulis terhadap Jokowi. Penulis
mendeskripsikan bahwa Jokowi
memfokuskan salah satu rencana
programnya yaitu menjalankan
administrasi yang ramah bisnis.
Progaram ini dihaharapkan mampu
mempercepat lajunya perekonomian
bangsa Indonesia. Beberapa kemudahan
yang akan didapat oleh para investor
dan pengusaha. Salah satunya adalah
kemudahan pemberian izin usaha yang
tidak memakan waktu yang cukup lama.
Penelitian ini sejalan dengan apa
yang diungkapkan Wignell (1995)
bahwa proses yang ada dalam teks
eksposisi adalah proses relational. Pada
genre teks eksposisi, penulis telah
berhasil meyakinkan pembaca dengan
menggambarkan dan menjelaskan
segala sesuatu yang terjadi pada saat
debat pemilu capres RI 2014.
Sebaliknya, genre teks diskusi
mengenai Jokowi sangat bertentangan
dengan pernyataan Wignell (1995) yang
mengatakan bahwa proses yang ada
dalam genre teks diskusi adalah proses
material, relational, dan mental.
Kenyatannya, proses yang ada dalam
genre teks diskusi ini adalah 16 data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
proses perilaku dengan proses perilaku
mental terbanyak 12 data. Proses
perilaku mental yang ada, mengindikasi
bahwa argumentasi yang dilakukan oleh
penulis tidak hanya menggunakan
tindakan saja, tapi juga banyak
mengandung fikiran, rasa, dan sikap.
Adanya pro dan kontra terhadap isu,
menjadikan penguatan argumentasi
positif penulis terhadap Jokowi semakin
utuh dan faktual. Penulis berusaha
menekankan bahwa sosok Jokowi
merupakan sosok yang mempunyai
kapabilitas yang tinggi dalam bisnis.
Jokowi senantiasa mudah memahami
apa yang dibutuhkan oleh para
pengusaha dan investor pada umumnya,
serta rakyat Indonesia pada khususnya .
Berdasarkan realisasi makna
ideasional diatas, maka didapatkan
peristiwa (medan) yang ada dalam teks
editorial The Jakarta Post yang bertopik
Jokowi. Sebelum pemilu dilaksanakan
tepatnya tanggal 9 Juli 2014, penulis
gencar mengeksploitasi beritanya
terhadap kedua sosok capres.
Pengungkapan karakter dan sisi positif
dari Jokowi secara tidak langsung
menunjukkan bagaimana sudut pandang
penulis terhadap Jokowi. Meskipun ada
gambaran yang negatif terhadap
Jokowi, penulis tetap mengimbanginya
dengan penjelasan yang faktual, tajam
dan valid. Ditambah lagi dengan adanya
muatan mental si penulis dalam
memaparkan argumennya. Pembaca
semakin dibuat yakin akan apa yang
diberitakan penulis. Semakin positif
Jokowi diberitakan oleh penulis, maka
semakin positiflah anggapan dan
pandangan pembaca terhadap Jokowi.
Penelitian ini berbeda dengan
(Purnomo: 2014) yang fokus membahas
tentang satu tokoh politik yaitu Mursi
dari Mesir. Pembahasan topik mengenai
tokoh tersebut dibandingkan dengan
empat surat kabar yang berbeda,
sedangkan penelitian ini menunjukkan
perbedaan dua tokoh politik yang
sekaligus memilki penilaian yang
berbeda pula dalam pemilu RI 2014.
Realisasasi makna interpersonal yang
didapat dari fitur kebahasaan akan
dideskripsikan melalui tiga aspek tenor
yang meliputi status, afek, dan kontak.
Pada tataran status, penulis
menempatkan posisinya tidak sejajar
atau tidak sama dengan pembaca. Hal
ini dibuktikan dengan adanya klausa
interogatif 1 data dan 2 data klausa
imperatif pada teks FGFR. Pada teks
BFC penulis memposisikan sejajar atau
sama dengan pembaca. Kesejajaran
posisi tersebut dibuktikan oleh sistem
klausa secara keseluruhan sebanyak 39
data berupa klausa deklaratif.
Penempatan penulis sebagai pihak yang
tidak sejajar dengan pembaca juga
ditunjukkan oleh struktur mood
proposal sebanyak 3 data pada teks
FGFR. Pada teks BFC tidak ditemukan
struktur mood proposal. Semua data
sejumlah 39 data berupa struktur mood
proposisi. Berdasarkan kedua data
tersebut maka jelaslah bahwa posisi
penulis tidak sejajar atau tidak sama
dengan pembaca. Sementara itu,
penemuaan data kalusa deklaratif
merupakan kelaziman sebuah surat
kabar. Sebagai salah satu media cetak,
teks editorial ini telah
menginformasikan secara jelas dan
faktual mengenai debat calon presiden
RI teks editorial The Jakarta Post yang
bertopik Jokowi. Selanjutnya, penilaian
dan pandangan penulis terhadap Jokowi
direalisasikan oleh aspek afek. Aspek
afek meliputi polaritas dengan kata
emotif, modalitas, dan leksis atitudinal.
Polaritas dengan kata emotif yang
terdapat pada teks FGFR menunjukkan
penilaian positif terhadap Jokowi. Pada
teks BFC, polaritas dengan kata emotif
menunjukkan penilaian positif penulis
terhadap Jokowi. Partisipan Jokowi
menduduki jumlah terbanyak 3 data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dibanding partisipan yang lain. Sikap
dan pendirian penulis teks juga terlihat
pada data modalisasi terbanyak 5 data
pada teks FGFR dan 6 data pada teks
BFC. Penilaian positif penulis juga
terlihat pada penggunaan leksis
atitudinal sebanyak 32 data pada teks
FGFR dan 19 data pada teks BFC.
Penulis memberikan pandangannya
terhadap sosok Jokowi dengan penilaian
yang baik, mulia, dan hormat. Artinya,
Jokowi adalah calon kandidat yang baik
yang tepat untuk menjadi presiden
selanjutnya. Jokowi mempunyai sifat
yang mulia, rendah hati terhadap semua
kalangan masyarakat tanpa sekat
sedikitpun. Sebuah kehormatan bila
pembaca menjadikan Jokowi sebagai
presiden yang akan datang, karena
jokowi memang sosok yang pantas
untuk dihormati. Ditambah lagi Jokowi
tidak pernah memiliki track record
yang jelek baik di mata hukum dan di
mata masyarakat. Hal ini sejalan dengan
pernyataan penulis yang bernama Rendi
A Witular selaku manager editor di
editorial The Jakarta Post. Selanjutnya
pada aspek kontak, diekspresikan oleh
penulis melalui penggunaan
nominalisasi dan istilah teknis.
Penggunaan nominalisasi yang cukup
banyak menunjukkan bahwa teks
editorial ini tidak familiar atau sulit
difahami. Hal ini dibuktikan pada teks
FGFR 13 data dan teks BFC 12 data.
Ditambah lagi penggunaan istilah teknis
tentang politik dan ekonomi 17 data
pada teks FGFR dan 19 data pada teks
BFC yang memperkuat bahwa teks
mengenai Jokowi ini tidak familiar atau
sulit difahami oleh pembaca.
Realisasi makna tekstual dalam teks
editorial The Jakarta Post
dideskripsikan melalui sistem tematisasi
yang meliputi tema topikal tak
bermarkah, tema topikal bermarkah, dan
tema tekstual. Dalam genre teks
eksposisi dan diskusi terdapat tema
yang mendominasi yaitu tema topikal
tak bermarkah 27 data dan 26 data.
Artinya, informasi utama terletak
diposisi awal dalam pemberitaan. Hal
ini mempermudah pembaca dalam
memahami sebuah isu atau persoalan
yang sedang diinformasikan.
Kemudahan pemahaman ini
menunjukkan bahwa tingkat
keterbacaan teks editorial The Jakarta
Post tergolong sangat tinggi. Informasi
utama mengenai pemilu capres RI 2014
diulas oleh penulis secara jelas, singkat,
dan padat.
Prabowo
Dalam teks editorial yang mengulas
Prabowo ditemukan dua genre teks
yang sama yaitu genre teks eksposisi.
Dalam penelitian ini penulis berusaha
keras untuk meyakinkan pembaca
mengenai isu Prabowo yang sesuai
dengan pandangannya. Tahapan struktur
teks dalam Prabowo berbeda dengan
tahapan struktur teks Jokowi, meskipun
genre teksnya sama yaitu eksposisi. Hal
ini sejalan dengan Wignell (1995),
Martin dan Rose (2003), dan Santosa
(2003) bahwa tahapan struktur teks
yang berbeda akan mempunyai fungsi
sosial yang berbeda pula. Tahapan
struktur teks ekposisi mengenai
Prabowo meliputi introduction, thesis,
argumentation, dan reiteration. Sebaran
metafungsi dan leksis terbanyak
terdapat pada tahapan ketiga
argumentation di kedua teks mengenai
Prabowo. Sebaran data pada genre teks
eksposisi yang pertama meliputi 11 data
proses perilaku, 38 data struktur
preposisi, 37 data klausa deklaratif, 35
data polar positif, 5 data modulasi, 11
data teknikalitas, 28 data tema topikal
dan 1 data tema topikal bermarkah, dan
181 data leksis deskriptif. Tahap ketiga
merupakan tahapan yang cukup penting,
penulis berargumen mengenai
ulasannya terhadap Prabowo
berdasarkan pandangannya. Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menegaskan kepada pembaca agar
mengetahui siapa sosok Prabowo
sesungguhnya. Prabowo mempunyai
rekam jejak militer yang kurang patut
selama dia menjadi militer beberapa
tahun kebelakang. Pelanggaran HAM
yang dilakukan terhadap beberapa
aktivis telah mencoreng nama baik
kesatuannya Infanteri – Baret Merah.
Pendeskripsian terhadap Prabowo
dikuatkan oleh penulisnya dengan
penggunaan leksis deskriptif sebanyak
181 data. Penulis telah berhasil
meyakinkan pembaca dengan
menggambarkan dan menjelaskan sosok
Prabowo sebagai karakter yang
bermental buruk. Karakter Prabowo di
deskripsikan sebagai sosok yang
bertemperamental tinggi dan mudah
marah.Bahkan, lebih dalam disinggung
mengenai kasus pelanggaran HAM
yang diisukan pernah dilakukan oleh
Prabowo. Hal ini sejalan dengan apa
yang dikatakan oleh penulisnya sendiri.
Selanjutnya, sebaran data pada genre
teks eksposisi yang kedua meliputi 18
data proses perilaku, 31 data struktur
preposisi, 34 data klausa deklaratif, 32
polar positif, 6 data modalisasi, 13
datya teknikalitas, 26 data tema topikal,
dan 159 data leksis deskriptif . Sama
halnya dengan genre teks eksposisi
yang pertama, tahapan ketiga sangat
penting bagi penulis untuk berargumen
mengenai ulasannya terhadap Prabowo
berdasarkan pandangannya. Ada
beberapa tahapan yang tidak ada di teks
eksposisi mengenai Jokowi misalnya
introduction, thesis, dan reiteration.
Adanya introduction,dan thesis
menunjukkan bahwa genre teks ini
mempunyai tujuan sosial tertentu.
Tujuan tersebut tidak hanya
mempermudah pembaca dalam
memahami isu tentang Prabowo, tapi
juga mempermudah penulis untuk dapat
menggiring pembaca pada sudut
pandangnya mengenai sosok Prabowo.
Selanjutnya, reiteration berfungsi untuk
lebih meyakinkan pembaca dengan
penegasan-penegasan tertentu dari
penulis. Penegasan itu berupa
pertanyaan, namun fungsinya tidak
untuk dijawab. Peranannya hanya untuk
menegaskan keraguan penulis terhadap
kompetensi Prabowo jika kelak dia
sebagai presiden terpilih.
Keraguan penulis terhadap prabowo,
secara otomatis telah menunjukkan
sudut pandang negatif penulis terhadap
figur prabowo. Hal ini juga tampak
pada proses transitivitasnya. Proses
transitivitas terbanyak dalam teks
Prabowo yaitu 22 data proses perilaku
dengan perilaku mental yang
mendominasi 13 data. Penelitian ini
bertentangan dengan Wignell (1995)
yang mengungkapkan bahwa proses
yang ada dalam teks eksposisi adalah
proses relational. Jadi, penulis tidak
hanya menggunakan perilaku dalam
mengulas beritanya, tapi juga
mengandung rasa, fikiran dan sikap.
Pada genre teks eksposisi, penulis telah
berhasil meyakinkan pembaca dengan
menggambarkan dan menjelaskan sosok
Prabowo. Penulis memaparkan dengan
jelas mengenai keputusan Prabowo
yang menolak hasil akhir keputusan
KPU. Keputusan Prabowo itu
membawa dampak negatif terhadap
kelangsungan hidup rakyat Indonesia.
Rakyat akan dibuat yakin akan
kecacatan kepribadian Prabowo bila
Prabowo terus melanjutkan tuduhannya
ke mahkamah institusi. Rakyatpun akan
meragukan kredibilitasnya sebagai
sosok yang demokratis.
Berdasarkan realisasi makna
ideasional diatas, maka didapatkan
peristiwa (medan) yang ada dalam teks
editorial The Jakarta Post yang bertopik
prabowo. Sebelum pemilu
dilaksanakan, penulis gencar
memberitakan kedua sosok capres.
Pengungkapan karakter dan sisi negatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari prabowo secara tidak langsung
menunjukkan bagaimana sudut pandang
penulis terhadap Prabowo. Ditambah
lagi dengan adanya muatan mental si
penulis dalam memaparkan
argumennya. Pembaca semakin dibuat
yakin akan apa yang diberitakan
penulis. Semakin negatif Prabowo
diberitakan oleh penulis, maka semakin
negatiflah anggapan dan pandangan
pembaca terhadap prabowo.
Pada tataran status, penulis
memposisikan dirinya stidak sejajar
atau tidak sama dengan pembaca. Hal
ini ditunjukkan oleh pemakaian klausa
interogatif sebanyak 3 data pada teks
VRK. Pada teks PC, penulis
memposisikan sejajar atau sama
dengan pembaca. Kesejajaran posisi
tersebut dibuktikan oleh adanya sistem
klausa deklaratif secara keseluruhan
sebanyak 43 data Penempatan posisi
penulis sebagai pihak yang tidak sejajar
dengan pembaca juga ditunjukkan oleh
struktur mood proposal sebanyak 3 data
pada teks VRK. Penggunaan klausa
deklaratif 41 data pada teks eksposisi
VRK dan 43 data pada teks eksposisi
PC, merupakan tugas yang normal bagi
surat kabar untuk memberikan ulasan
berita yang seluas-luasnya. Hal ini juga
ditunjukkan oleh penulis melalui
penggunaan struktur mood preposisi
sebanyak 42 data pada teks VRK dan 40
data pada teks PC. Berdasarkan kedua
data tersebut maka jelaslah bahwa
penulis telah memberikan informasi
secara rinci mengenai siapa dan
bagaimana Prabowo dalam mengyikapi
hasil pemilu RI 2014. Sementara itu
penulis menempatkan kedua sosok
capres RI 2014 dengan kedudukan yang
tidak seimbang. Sosok Prabowo
diposisikan lebih rendah dibanding
Jokowi. Dilihat dengan adanya 3 data
struktur mood proposal yang sama pada
teks mengenai Jokowi dan Prabowo.
Struktur mood proposal mengandung
makna negatif terhadap Prabowo,
karena berfungsi untuk meminta jasa
kepada pembaca dalam penjelasan
tentang sosok Prabowo di mata
pembaca. Terutama mengenai apa saja
yang akan dilakukan Prabowo bila dia
terpilih sebagai presiden. Demikian pula
pada aspek afek, teks editorial The
Jakarta Post menyiratkan bahwa sosok
prabowo berada pada penilaian yang
tidak baik, tidak mulia, dan tidak
hormat. Realisasi afek dapat diketahui
melalui polaritas dengan kata emotif,
modalitas, dan leksis atitudinal.
Polaritas dengan kata emotif yang
terdapat pada teks VRK sebanyak 2
data, menunjukkan penilaian negatif
penulis terhadap Prabowo. Pada teks
PC, polaritas dengan kata emotif
menunjukkan penilaian negatif penulis
terhadap Prabowo. Partisipan Prabowo
menduduki jumlah terbanyak 5 data
dibanding partisipan yang lain.
Penilaian negatif penulis ini diperkuat
dengan adanya 38 data leksis atitudinal
pada teks VRK dan 30 data leksis
atitudinal pada teks PC. Artinya,
prabowo adalah calon kandidat yang
yang tidak pantas dan tidak tepat untuk
menjadi presiden. Hal ini dikarenakan
bahwa Prabowo juga mempunyai sifat
yang tidak mulia, keras kepala, dan
mudah marah. Penulis juga
memperlihatkan sikap dan pandangan
negatifnya terhadap Prabowo yang
ditunjukkan oleh sistim modalitas.
modalitas baik modalisasi dan modulasi
mendominasi dikedua teks mengenai
Prabowo. Modulasi obligasi menduduki
tingkat tertinggi pada teks VRK
sebanyak 5 data dan modalisasi
terbanyak 7 data pada teks PC. Penulis
menggunakan modulasi obligasi tinggi
bertujuan untuk memberi keyakinan
pada pembaca mengenai apa saja yang
harus dilakukan oleh sosok Prabowo.
Selanjutnya, penggunaan modalisasi
yang digunakan oleh penulis yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk memberi penegasan tentang
keraguan penulis kepada pembaca
mengenai apa saja yang akan dilakukan
oleh Prabowo. Aspek ketiga yang
terdapat pada tenor yaitu aspek kontak.
Pada aspek kontak, penulis
mengekspresikan melalui penggunaan
nominalisasi dan istilah teknis. Semakin
banyak penggunaan nominalisasi dan
istilah teknis, maka semakin tidak
familiar atau sulit teks itu bagi
pembaca. Hal ini dibuktikan adanya
penggunaan nominalisasi yang relatif
banyak 9 data pada teks VRK dan 8
data pada teks PC. Ditambah lagi
penggunaan istilah teknis di bidang
politik 15 data pada teks VRK dan 18
data pada teks PC yang memperkuat
bahwa teks mengenai Prabowo ini
tergolong sulit difahami oleh pembaca.
Realisasi makna tekstual dalam teks
editorial The Jakarta Post
dideskripsikan melalui sistem tematisasi
yang meliputi tema topikal tak
bermarkah, tema topikal bermarkah,
tema tekstual, dan tema interpersonal.
Kedua teks eksposisi ini terdapat tema
yang mendominasi yaitu tema topikal
tak bermarkah yaitu 34 data dan 33
data. Subyek yang diletakkan diawal
klausa mengidentifikasi bahwa teks ini
memiliki tingkat keterbacaan yang
tinggi. Informasi utama yang terletak
diposisi awal menunjukkan bahwa
pembaca dibuat mudah pemahamannya
oleh penulis dalam menggambarkan
Prabowo.
Selanjutnya penelitian ini akan
memaparkan keberpihakan redaksi The
Jakarta Post terhadap Jokowi.
Berdasarkan penjelasan kedua capres di
atas, telah menguatkan anggapan
Prabowo yang mengatakan bahwa
Jakarta Post sudah anti Prabowo
(Merdeka.com). Pada dasarnya tidak
ada koran atau surat kabar yang netral.
Ketidaknetralan redaksi The Jakarta
post ini dikuatkan oleh penjelasan
penulis sendiri yang mengatakan bahwa
Editorial itu bukan berita tapi sikap
koran yang bersifat subyektif, editorial
lebih pada sikap dan posisi koran.
Dipertegas lagi oleh penulis bahwa
editorial itu condong ke salah satu
kandidat. Editorial The Jakarta Post
lebih condong mendukung Jokowi
dibanding Prabowo.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Realisasi makna ideasional teks
editorial The Jakarta Post yang
mengulas tentang Jokowi pada
pemilihan umum RI 2014, terdapat
ketujuh jenis proses transitivitas. Proses
tersebut meliputi proses perilaku,
relasional, material, mental, verbal,
eksistensial, dan penyebab ekstra.
Ketujuh proses diatas menggambarkan
bagaimana ekspresi penulis terhadap
Jokowi. Proses perilaku baik itu verbal
maupun mental menunjukkan bahwa
penulis lebih cenderung menggunakan
tindakan, perkataan dan persaaan dalam
mengekspresikan isu mengenai Jokowi.
Semua ualasan yang diinformasikan
merujuk pada tindakan, perkataan, dan
perasaan yang positif. Hal ini
mencerminkan bahwa perilaku penulis
sangat baik, sopan, dan santun terutama
kepada Jokowi. Proses relasional
atributif menunjukkan bahwa secara
ekperensial penulis memberikan atribut
atau gambaran isu mengenai Jokowi
dalam pemilihan umum RI 2014 dengan
struktur eksperensial carrier-proses
atribut. Kemudian proses relational
identifikasi menunjukkan bahwa penulis
memberikan penilaian terhadap Jokowi
melalui struktur eksperensial Token-
proses-Value. Secara keseluruhan,
Carier dan token memberikan penilaian
yang positif. Penggambaran ini
menunjukkan bagaimana watak penulis
yang sebenarnya dalam memberikan
dukungan terhadap kandidat calon
162
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
presiden Jokowi melalui
keberpihakannya.
Makna ideasional teks editorial The
Jakarta Post yang mengulas tentang
Prabowo pada pemilihan umum RI
2014, juga terdapat ketujuh jenis proses
transitivitas. Proses tersebut meliputi
proses perilaku, relasional, material,
mental, verbal, eksistensial, dan
penyebab ekstra. Proses perilaku baik
itu verbal maupun mental
mengekspresikan bahwa penulis lebih
cenderung menggunakan tindakan,
perkataan dan perasaan dalam
mengekspresikan isu mengenai
Prabowo. Penggunaan tindakan,
perkataan dan perasaan negatif
menyiratkan bagaimana perilaku
penulis terhadap Prabowo. Perilaku
penulis kurang begitu baik, kurang
begitu sopan, dan kurang begitu santun
terhadap satu-satunya pesaing Jokowi
ini.
Realisasi makna interpersonal teks
editorial The Jakarta Post yang
mengulas tentang Jokowi pada
pemilihan umum RI 2014,
memperlihatkan hubungan interaksi
antar partisipan wacana. Yang
dimaksud dengan partisipan disini yaitu
penulis (media), pembaca, dan
partisipan yang ada dalam teks yaitu
Jokowi. Melalui fitur-fitur
leksikogramatikannya makna ini
direalisasikan oleh sistem klausa,
struktur mood, polaritas dengan kata
emotif, modalitas, dan leksis. Kesemua
fitur-fitur leksikogramatika tersebut
terangkum dalam unsur Tenor yang
meliputi tiga aspek yaitu status, afek,
dan kontak. Pada aspek status, penulis
memposisikan dirinya tidak sejajar
dengan pembaca. Posisi penulis lebih
tinggi dibanding pembaca. Tanpa
disadari oleh pembaca, penulis
menyisipkan keberpihakannya kepada
Jokowi dalam setiap ulasannya.
Pembaca diajak oleh penulis untuk lebih
memahami sisi baik dari sosok Jokowi.
Pada aspek afek, penulis memberikan
penilaian positif kepada Jokowi.
Penilaian positif itu tidak hanya
diberikan kepada Jokowi saja, tapi juga
kepada pasangannya yaitu Yusuf Kalla.
Pada aspek kontak, teks mengenai
Jokowi tergolong tidak familiar.
Ketidakfamiliaran itu menyebabkan
teks ini sulit untuk dipahami.
Realisasi makna interpersonal teks
editorial The Jakarta Post yang
mengulas tentang Prabowo pada
pemilihan umum RI 2014, juga
memaparkan hubungan interaksi antar
partisipan wacana penulis (media),
pembaca, dan partisipan yang ada dalam
teks yaitu Prabowo. Makna
interpersonal ini direalisasikan oleh
fitur-fitur leksikogramatikannya yaitu
sistem klausa, struktur mood, polaritas
dengan kata emotif, modalitas, dan
leksis. Fitur-fitur leksikogramatika
tersebut menyatu dalam unsure Tenor
yang meliputi tiga aspek yaitu status,
afek, dan kontak. Pada aspek status,
penulis memposisikan dirinya tidak
sejajar dengan pembaca. Posisi penulis
lebih tinggi dibanding pembaca. Tanpa
disadari oleh pembaca, penulis
menyisipkan ketidakberpihakannya
kepada Prabowo dalam setiap
ulasannya. Pembaca diajak oleh penulis
untuk lebih memahami sisi buruk atau
negatif dari sosok Prabowo. Pada aspek
afek, penulis memberikan penilaian
negatif kepada Prabowo. Penilaian
positif itu tidak hanya diberikan kepada
Prabowo saja, tapi juga kepada
pasangannya yaitu Hatta Rajasa dan
partisipan yang mendukungnya. Pada
aspek kontak, teks mengenai Prabowo
tergolong tidak familiar.
Ketidakfamiliaran itu menyebabkan
teks ini sulit untuk dipahami
Realisasi makna tekstual teks editorial
The Jakarta Post yang mengulas
tentang Jokowi pada pemilihan umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
RI 2014, didesripsikan melalui sistem
tematisasi yang mencakup dua jenis
tema yaitu Tema Topikal yang terdiri
dari tema Topikal Takbermarkah dan
tema Topikal Bermarkah, dan tema
Tekstual. Kedua teks mengenai Jokowi
didominasi oleh penggunaan tema
Topikal Takbermarkah. Hal ini
menunjukkan bahwa konfigurasi klausa
yang menempatkan Subjek sebagai
pokok persoalan yang dibicarakan.
Pokok persoalan yang ada di teks
Jokowi memaparkan kejadian yang
selalu ada hubungannya dengan Jokowi
itu sendiri. Tema Topikal Bermarkah
pada teks mengenai Jokowi
mnggunakan aspek tempat. Penggunaan
tema Topikal Bermarkah dalam teks ini
menunjukkan kejadian isu pemilu yang
menyangkut Prabowo. Dengan
demikian pembaca dipermudah dalam
mengidentifikasi tempat kejadian
dengan mudah. Hal ini dapat dipahami
bahwa teks berita harus menjelaskan
tempat dimana topik pembicaraan itu
terjadi dengan sebenarnya. Sementara
itu Tema Tekstual menampung
hubungan antar unit klausa yang
direalisasikan ke dalam fungsi
hubungan konjungtif.
Realisasi makna tekstual teks editorial
The Jakarta Post yang mengulas
tentang Prabowo pada pemilihan umum
RI 2014, didesripsikan melalui sistem
tematisasi yang mencakup dua jenis
tema yaitu Tema Topikal yang terdiri
dari tema Topikal Takbermarkah dan
tema Topikal Bermarkah, tema
Tekstual, dan tema Interpersonal. Kedua
teks mengenai Jokowi didominasi oleh
penggunaan tema Topikal
Takbermarkah. Hal ini menunjukkan
bahwa konfigurasi klausa yang
menempatkan Subjek sebagai pokok
persoalan yang dibicarakan. Pokok
persoalan yang ada di teks Prabowo
memaparkan kejadian yang selalu ada
hubungannya dengan Prabowo itu
sendiri. Tema Topikal Bermarkah pada
teks mengenai Prabowo menggunakan
aspek kala atu waktu sebagai pokok
persoalan. Penggunaan tema Topikal
Bermarkah dalam teks ini menunjukkan
secara jelas waktu kejadian isu pemilu
yang menyangkut Prabowo. Dengan
demikian pembaca dipermudah dalam
mengidentifikasi waktu kejadian. Hal
ini dapat dipahami bahwa teks berita
harus menjelaskan waktu secara jelas
dimana isu itu terjadi dengan
sebenarnya. Sementara itu Tema
Tekstual menampung hubungan antar
unit klausa yang direalisasikan ke dalam
fungsi hubungan konjungtif. Pada teks
mengenai Prabowo yang diteliti,
sebagian besar ditemukan hubungan
konjungsi penambahan. Konjungsi
penambahan atau aditif berfungsi untuk
menghubungkan secara koordinatif
antara klausa satu dengan lainnya. Hal
ini menandakan bahwa teks mengenai
prabowo telah memaparkan ulasan yang
padat akan argumentasi pendukung.
Sama halnya dengan teks mengenai
Jokowi, yang dimaksud dengan
argumentasi tambahan disini yaitu
penulis memberikan pemaparan
sedemikian rupa berdasarkan bukti dan
keterangan yang valid agar pembaca
dapat dengan mudah memahami apa
yang disampaikan oleh penulis
berdasarkan sudut pandangnya. Sudut
pandang penulis itu secara tidak
langsung tercermin dalam
argumentasinya yang lebih memberikan
penilaian negatif kepada Prabowo
dibanding Jokowi.
Kesemuanya itu mengacu pada satu
tataran nilai yaitu penilaian, sikap, dan
pandangan yang positif terhadap
Jokowi. Sebaliknya, penilaian, sikap,
dan pandangan penulis atau media cetak
terhadap prabowo cenderung lebih
negatif. Kecenderungan tersebut tampak
pada struktur teks serta tahapannya,
proses transitivitas, struktur mood,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sistem klausa, polar dengan kata emotif,
modalitas, tematisasi, dan leksis.
Kesimpulannya, penulis/media cetak
lebih cenderung berpihak kepada
Jokowi sebagai calon presiden RI 2014
dibandingkan dengan Prabowo.
Saran
Pada penelitian ini hanya terfokus pada
teks editorial pada salah satu Surat
Kabar yang berbahasa Inggris. Peneliti
berikutnya diharapkan dapat melakukan
penelitian pada jenis teks lain seperti
teks pada novel, cerita anak, lagu, film
dan lain-lain baik itu yang berbahasa
inggris maupun bahasa yang lain.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
mampu meneliti lebih mendalam
mengenai penilaian tokoh. Penilaian
tokoh bisa dibahas secara detail dengan
menggunakan appraisal. Appraisal
merupakan salah satu kajian yang ada
dalam teori SFL.
Bagi para pemilik media cetak/redaksi
hendaknya lebih akurat, adil, dan
berimbang dalam mengulas sebuah
berita tanpa dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi dengan
memberikan penilaian positif atau
negatif. Ulasan terhadap berbagai topik
berita harus disajikan secara adil dan
berimbang.
Bagi para pembaca harus lebih seksama
dan bijaksana dalam membaca ulasan
sebuah Surat Kabar. Pembaca
hendaknya tidak menelan mentah-
mentah sebuah berita, sehingga tidak
mudah untuk dipengaruhi oleh
pemberitaan media yang sepihak. Untuk
mendapatkan informasi yang obyektif,
pembaca seharusnya membaca sebuah
topik yang sama melalui beberapa
media yang berbeda. Hal ini untuk
menghindari efek dari unsur
kesubyektifitasan media cetak/redaksi
terhadap suatu permasalahan.
REFERENSI
Abdurrahman, dan Soejono. 1999.
Metode Penelitian: Suatu Pemikiran
dan Penerapan Jakarta: Rineka Cipta.
Arif, Ahmad Nur. 2013. The Analysis of
Interpersonal Meaning on English
Teacher’s Utterances in EFL
Classroom. Institut Walisongo.
Semarang.
Auliyah, Sufil. 2013. Tindak Tutur
Direktif dalam Rubrik Reader’s Forum
di The Jakarta post. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
Bloor, Thomas dan Meril Bloor. 2004.
The Functional Analysis of English. Ed.
Kedua. London: Arnold.
Creswell, J.W. 1998. Qualitative
Inquiry and Research Design.
California: Sage Publications, Inc.
Djatmika. 2008. Genre dan Register
Teks Kontrak: Sebuah Studi Evaluatif
Akta Notaris dan PPAT Berbahasa
Indonesia Berdasarkan Linguistik
Sistemik Fungsional. Surakarta: UNS.
Djatmika. 2012. Perilaku Bahasa
Indonesia di dalam Teks Kontrak: dari
kacamata Linguistik Sistemik
Fungsional. Surakarta: UNS Press.
Eggins, S. 1994. An Introduction to
Systemic Functional Linguistics.
London: Printer Publisher.
Goets, J. P., & LeComte, M. D. 1984.
Etnography and quqlitqtive design in
Educational
Gerot, L & Wignell, P. 1995. Making
Sense of Functional Grammar. Gerd
Stabler. Sydney.
Halliday, M.A.K. 1978. Language as
Social Semiotic: The Social
Interpretation of Language and
Meaning. London: Edward Arnold.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Halliday, M.A.K. 1985. Spoken and
Written Language. Australia: Deakin
University Press.
Halliday, M.A.K. 1994. An Introduction
to Functional Grammar. London:
Arnold.
Halliday, M.A.K. 2004. An Introduction
to Functional Grammar. London:
Edward Arnold.
Halliday, M.A.K. dan Hassan R. 1985.
Language Context and Text: Aspect of
Language in a Social Semiotic
Perspective. Australia: Deakin
University Press.
Halliday, M.A.K. dan Ruqaiyah Hasan.
1992. Bahasa, Konteks, dan Teks:
Aspek-aspek Bahasa dalam pandangan
Semiotik Sosial. Penerjemah: Asruddin
Barori Tou dan penyunting: M. Ramlan.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
1.
Halliday, M.K.A dan J.R. Martin (ed).
1993. Writing Science: Literacy and
Discoursive Power. London: The
Falmer Press.
Irianti, Yesi. 2010. Theme and Rheme in
Editorial Texts of The Jakarta Post.
Tesis. Universitas Medan.
Kismiantini. 2007. Pengumpulan Data
dengan Quick Count dan Exit Pol 1.
Yogyakarta: UNY.
Langkameng, Oche A. 2013. Teks
Ritual Gasakda (Kematian) Masyarakat
Adat Alor: Kajian Linguistik
Fungsional. Tesis. Universitas Udayana
Denpasar. Bali.
Leckie-Tarry, Helen and Birch, David.
1995. Language and Context: A
Functional Linguistic Theory of
Register. London and New York: Pinter
Lincoln, Y.S., & Guba, E.G. 1985.
Naturalistic Inquiry. Beverly Hills:
Sage
Publication.
Madsen, Aage Hill. 2014. Derivation
and Transformation: Strategies in Lay-
oriented Intralingual Translation.
Martin, JR. 1992. English Texs: System
and Structure. John Benjamin.
Amsterdam.
Martin, J.R. , Matthiessen , C.M.I.M. &
Painter, C. 1997. Working with
Functional Grammar. London. Edward
Arnold.
Martin, JR dan Veel, R. 1998. Reading
Science: Critical & Functional
Prespective on Discourse of Science.
Routhledge. London
Matthiessen, C. 1992.
Lexicogrammatical Cartography:
English System, Draft. University of
Sydney Press. Sydney.
Moleong, L.J. 2007. Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Rosda karya.
Neezhad, M R.P. dan Farzaneh H.T.
2013. The Surveying of The Polarity by
Mood Adjuncts in Persian language
Based On Functional Grammar
Approach. Universitas Mashhad. Iran.
Olusanya, Ayoola M. 2013. An
Interpersonal Metafunction Analysis of
Some Selected political Adsvertisements
in Some Nigerian Newspaper.
International Journal of Humanities and
Social science: Vol. 3 No.8.
Patton, M. Q. (1980). Qualitative
Evaluation methods. Beverly Hills:
Sage publication.
Purnomo, Danang Tri. 2014. Makna
Metafungsi pada Teks Opini: Studi
Evaluasi dan Komparatif Pemberitaan
Krisis Mesir Pascapelengseran Mursi
dari kursi Presiden pada Surat Kabar
Nasional Berdasarkan Linguistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sistemik Fungsional. Tesis. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Rasna, I Wayan, 2010. “Transitivitas
Pangiwa Teks Aji Blegodawa”.
Jurnal
Linguistika. Universitas Udayana.
Rolnicki , Tom E. 2008. Pengantara
Dasar Jurnalisme (Scholastic
Jurnalism). Jakarta: Kencana.
Santosa, Riyadi, 2003. Semiotika
Sosial: Pandangan Terhadap Bahasa.
Pustaka Eureka.
Santosa, Riyadi, 2011. Logika Wacana:
Analisis Hubungan Konjungtif dengan
Pendekatan Linguistik Sistemik
Fungsional. Surakarta. UNS Press.
Santosa, Riyadi, 2012. Metode
Penelitian Kualitatif Kebahasaan: Draf
Buku Fakultas Sastra dan Senirupa.
Universitas Sebelas Maret.
Spradely, J.P. 1980. Participants
Observation. New York. Hold, Rinehart
and Winston.
Strauss, A., & Corbin, J. 2003. Dasar-
dasar penelitian qualitatif: Tata
langkah dan dan teknik- teknik
teoritisasi data (M. Shodiq & I.
Muttaqien, Trans). Yogyakarta. Pustaka
pelajar.
Sujatna, Eva Tuckyta Sari. 2013. Mood
System and Transitivity of the Airlines
Slogan A Comparison of National and
Regional Airlines. International
Journal of English Linguistics: Vol. 3
No. 3. Canadian Center of Science and
Education.
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan
Penerapannya dalam penelitian.
Surakarta: UNS Press.
Sutopo, H.B. 2006. Penelitian
Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya
dalam penelitian. Surakarta: UNS
Press.
Tambunan, Heny Andriani. 2009. The
Analysis of lexical and structural
Ambiguity Your Letters of the Jakarta
Post. Universitas Medan. Medan
Taufikur Rohman. 2014. The Analysis
of Mood Type in The Speech Scripts of
Mohammad Nuh, Heng Swee Keat, and
Barrack Obama.
Wardhaugh, Ronald. 2006. An
Introduction to sociolinguistics.
Cambridge: Blackwell
Wiratno, T. 2009. Makna
Metafungsional Teks Ilmiah dalam
Bahasa Indonesia pada Jurnal Ilmiah:
Sebuah Analisis Sistemik Fungsional.
Disertasi. Surakarta: UNS.
Zulkarnaen, Ahmad Ivan. 2014. An
Analysis on Deixis Used in Editor’s
Choice of the Jakrta Post online
Edition. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Website References
http://id.wikipedia.org/wiki/The_Jakarta
_Post
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_
umum_Presiden_Indonesia_2014
http://www.kpu.go.id/index.php/post/re
ad/2014/3433/KPU-Tetapkan-Hasil-
Pemilu-Presiden-dan-Wakil-Presiden-
2014
http://www.kompasiana.com/fadlizonto
r/hot-news-prabowo-tolak-hasil-pilpres-
2014