editorial peranan obat golongan statin

3
ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 – NOMOR 03 – September 2017] Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana iii EDITORIAL PERANAN OBAT GOLONGAN STATIN Ivana Purnama Dewi, Maria Silvia Merry Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta Email: [email protected] PENGANTAR Abnormalitas pada kadar lipid darah akan meningkatkan angka kejadian penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, dan pembuluh arteri perifer. Jika tidak dikelola, peningkatan kadar lipid darah secara progresif menjadi simptomatik dalam kurun waktu 3–5 tahun. 1 Kadar lipid yang abnormal ini meliputi peningkatan kolesterol total, trigliserida, dan low density lipoprotein (LDL) yang disertai dengan rendahnya kadar high density lipoprotein (HDL). Peningkatan HDL selain juga penurunan kolesterol total, trigliserida, dan LDL menjadi focus dalam pencegahan progresivitas penyakit arteri koroner. Hal tersebut didukung oleh empat penelitian prospektif yaitu the Framingham Heart Study, the Multiple Risk Factor Intervention Trial (MRFIT), the Lipid Research Clinics Prevalence Mortality Follow-up Study, and the Coronary Primary Prevention Trial, yang menyatakan bahwa peningkatan kadar HDL 1mg/dL menurunkan 2-3% risiko penyakit arteri koroner. 2 Pengelolaan kadar lipid yang tinggi ini dilakukan secara non farmakologi misalnya modifikasi gaya hidup, dan farmakologi dengan beberapa golongan obat penurun lipid. Obat penurun lipid direkomendasikan untuk pasien dengan penyakit arteri koroner, pasien dengan faktor multipel rentan terserang penyakit arteri koroner, maupun pasien dengan riwayat dislipidemia familial. Beberapa golongan penurun lipid bekerja dengan titik tangkap metabolisme lipid melalui resin penukar asam empedu, golongan fibrat, asam nikotinat, dan kompetitif koenzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG-CoA) reduktase atau golongan statin. 3,4 PEMBAHASAN Statin adalah salah satu kelas obat penurun lipid generasi terbaru, selain beberapa kelas dengan titik tangkap berbeda. Statin menghambat secara kompetitif koenzim HMG-CoA reduktase, yakni enzim yang berperan pada sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Penghambatan enzim ini menyebabkan penurunan konsentrasi kolesterol seluler sementara, yang kemudian mengaktifkan kaskade sinyal seluler dan berpuncak pada aktivasi protein pengikat elemen regulasi sterol (SREBP), yaitu faktor transkripsi yang mengatur ekspresi gen yang mengkode reseptor low density lipoprotein (LDL). Ekspresi reseptor LDL yang meningkat akan meningkatkan pula penyerapan LDL plasma, sehingga kadar kolesterol LDL dalam plasma akan menurun, seperti digambarkan pada gambar 1. Sekitar 70% reseptor LDL diekspresikan oleh hepatosit dan sisanya diekpresikan oleh berbagai sel di dalam tubuh. 5 Selain sensitif terhadap reseptor LDL, statin juga meningkatkan kadar HDL dan produksi Apolipoprotein AI (apo AI). Penghambatan HMG-CoA reduktase oleh statin menunjukan peningkatkan aktivitas reseptor peroksisom-proliferator aktivator-alfa (PPARα), seperti fibrat, untuk mensintesis apo AI di hati yang dapat meningkatkan pembentukan prekursor HDL partikel. Mekanisme lain, statin

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EDITORIAL PERANAN OBAT GOLONGAN STATIN

ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 – NOMOR 03 – September 2017]

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana iii

EDITORIAL

PERANAN OBAT GOLONGAN STATIN

Ivana Purnama Dewi, Maria Silvia Merry Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta

Email: [email protected]

PENGANTAR

Abnormalitas pada kadar lipid darah akan meningkatkan angka kejadian penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, dan pembuluh arteri perifer. Jika tidak dikelola, peningkatan kadar lipid darah secara progresif menjadi simptomatik

dalam kurun waktu 3–5 tahun.1 Kadar lipid yang abnormal ini meliputi peningkatan kolesterol total, trigliserida, dan low density lipoprotein (LDL) yang disertai dengan rendahnya kadar high density lipoprotein (HDL). Peningkatan HDL selain juga penurunan kolesterol total, trigliserida, dan LDL menjadi focus dalam pencegahan progresivitas penyakit arteri koroner. Hal tersebut didukung oleh empat penelitian prospektif yaitu the Framingham Heart Study, the Multiple Risk Factor Intervention Trial (MRFIT), the Lipid Research Clinics Prevalence Mortality Follow-up Study, and the Coronary Primary Prevention Trial, yang menyatakan bahwa peningkatan kadar HDL 1mg/dL menurunkan 2-3% risiko penyakit arteri koroner.2 Pengelolaan kadar lipid yang tinggi ini dilakukan secara non farmakologi misalnya modifikasi gaya hidup, dan farmakologi dengan beberapa golongan obat penurun lipid. Obat penurun lipid direkomendasikan untuk pasien dengan penyakit arteri koroner, pasien dengan faktor multipel rentan terserang penyakit arteri koroner, maupun pasien dengan riwayat dislipidemia familial. Beberapa golongan penurun lipid bekerja dengan titik tangkap metabolisme lipid melalui resin penukar asam empedu, golongan fibrat, asam nikotinat, dan kompetitif koenzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG-CoA) reduktase atau golongan statin.3,4

PEMBAHASAN

Statin adalah salah satu kelas obat penurun lipid generasi terbaru, selain beberapa kelas dengan titik tangkap berbeda. Statin menghambat secara kompetitif koenzim HMG-CoA reduktase, yakni enzim yang berperan pada sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Penghambatan enzim ini menyebabkan penurunan konsentrasi kolesterol seluler sementara, yang kemudian mengaktifkan kaskade sinyal seluler dan berpuncak pada aktivasi protein pengikat elemen regulasi sterol (SREBP), yaitu faktor transkripsi yang mengatur ekspresi gen yang mengkode reseptor low density lipoprotein (LDL). Ekspresi reseptor LDL yang meningkat akan meningkatkan pula penyerapan LDL plasma, sehingga kadar kolesterol LDL dalam plasma akan menurun, seperti digambarkan pada gambar 1. Sekitar 70% reseptor LDL diekspresikan oleh hepatosit dan sisanya diekpresikan oleh berbagai sel di dalam tubuh.5 Selain sensitif terhadap reseptor LDL, statin juga meningkatkan kadar HDL dan produksi Apolipoprotein AI (apo AI). Penghambatan HMG-CoA reduktase oleh statin menunjukan peningkatkan aktivitas reseptor peroksisom-proliferator aktivator-alfa (PPARα), seperti fibrat, untuk mensintesis apo AI di hati yang dapat meningkatkan pembentukan prekursor HDL partikel. Mekanisme lain, statin

Page 2: EDITORIAL PERANAN OBAT GOLONGAN STATIN

[VOLUME: 02 – NOMOR 03 – September 2017] ISSN : 2460-9684

iv Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana

mereduksi aktivitas CETP (Cholesterol Ester Transfer Protein). Penghambatan aktivitas tersebut akan menaikkan kadar HDL 3-15% dibandingkan dengan penggunaan obat golongan lain.1,6

Beberapa guidelines merekomendasikan statin sebagai pengobatan farmakologi lini pertama untuk menurunkan kadar LDL pada pasien. Selain menurunkan LDL, statin terbukti bermanfaat dalam pencegahan primer maupun pencegahan sekunder penyakit kardiovaskular, serta menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular bagi pasien yang memiliki faktor risiko tinggi. Beberapa randomized clinical trial, seperti Myocardial Ischemia Reduction with Aggressive Cholesterol Lowering (MIRACL) dan Pravastatin or Atorvastatin Evaluation and Infection Theraphy (PROVE-IT), menunjukkan bahwa statin menurunkan kejadian penyakit kardiovaskular, di mana efek statin sendiri adalah menurunkan progresivitas dari pembentukan plak atherosklerotik.7

Studi lain menyatakan bahwa penggunaan statin bermanfaat menurunkan risiko mortalitas serta memberikan luaran status fungsional yang lebih baik setelah mendapat serangan stroke. Penggunaan statin dengan segera menurunkan kadar lipid sehingga dapat meningkatkan outcome dan mengurangi risiko terjadinya stroke. Hal ini dikarenakan adanya efek pleiotropik dari statin. Efek pleiotropik statin antara lain meningkatkan fungsi endotel melalui penambahan produksi oksida nitrit dan anti oksidan serta efek antikoagulan. Melalui mekanisme inilah peningkatan outcome setelah penggunaan statin dapat terjadi. Selain efek yang disebut di atas ternyata terdapat efek statin yang lain, dimana statin juga memiliki efek imunnomodulator yang dianggap dapat meningkatkan outcome setelah stroke iskemik akut.5 Pada edisi ini, terdapat studi mengenai efek statin pada luaran fungsional stroke berulang. Studi ini menggunakan metode retrospective cohort, dimana kelebihan dengan metode ini adalah efek dari sebuah paparan dapat diamati secara lebih jelas. Beberapa studi mengenai efek pemberian statin dan stroke pernah dilakukan oleh beberapa peneliti di beberapa negara, namun, studi mengenai efek pemberian statin terhadap luaran pasien stroke iskemik berulang belum pernah dilakukan sebelumnya. Studi ini berfokus untuk melihat efek penurunan LDL≤100 mg/dL dengan atau tanpa menggunakan statin terhadap luaran status fungsional. Didapatkan dari hasil studi ini, penggunaan statin pada pasien stroke iskemik berulang dapat memberikan luaran status fungsional yang lebih baik (p=0,022; RR=1,56; IK 95%=1,056-2,305). Hal ini sesuai dengan studi lain oleh Heart Protection Study yang menunjukan bahwa pemberian simvastatin 40 mg/hari menurunkan risiko stroke 25% pada pasien dengan penyerta koroner jantung, diabetes dan penyakit arteri oklusif lain. Dalam studi Stroke Prevention by Aggressive Reduction in Cholesterol Levels (SPARCL), pemberian atorvastatin 80 mg/hari memiliki penurunan risiko relatif 16% yang signifikan terhadap stroke dan pengurangan 35 persen pada kejadian koroner mayor dibandingkan dengan plasebo.8 Oleh karena itu dengan adanya studi mengenai efek statin pada luaran fungsional stroke berulang, pemberian statin secara rutin dapat dilakukan untuk mendapatkan outcome yang lebih baik.

PENUTUP

Penggunaan statin memberikan efek luaran yang lebih baik pada pasien stroke. Penggunaan statin ini disarankan kepada pasien dengan memperhatikan efek kerja seperti yang telah dijabarkan. Selain itu, pertimbangan pemberian statin adalah karena dosis kuat monoterapi yang meningkatkan kepatuhan pasien dan tentunya lebih ekonomis.

Page 3: EDITORIAL PERANAN OBAT GOLONGAN STATIN

ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 – NOMOR 03 – September 2017]

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana v

DAFTAR PUSTAKA

1. World Heart Organisation. The 10 leading cause of death in the world, 2000 and 2011 [internet]; 2014 [updated 2013 July; cited 2014 Mar 1]. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/

2. Chapman, MJ. Are the effects of statins on HDL-cholesterol clinically relevant? European Heart Journal Supplements. 2004; 6 (Supplement C), C58–C63.

3. Neal, M.J, At Glance Farmakologi Medis, ed.5, Penerbit Erlangga: Jakarta, 2006, halaman: 46-47.

4. Suyatana FD. Farmakologi dan Terapi: Hipolipidemik. Edisi 5. Jakarta: Balaipenerbit FKUI. 2007; 373-88.

5. Vauthey C, de Freitas GR, Van MG, Devuyst G, Bogousslavsky, J. ‘Better outcome after stroke with higher serum cholesterol levels’. Neurology. 2000; 23:1944-9.

6. McTaggart F, Jones P. Effects of Statins on High-Density Lipoproteins: A

Potential Contribution to Cardiovascular Benefit. Cardiovascular Drugs and Therapy. 2008; 22(4):321-338. doi:10.1007/s10557-008-6113-z.

7. Waters D, Schwartz GG, Olsson AG. The Myocardial Ischemia Reduction with Acute Cholesterol Lowering (MIRACL) trial: a new frontier for statins? Current Controlled Trials in Cardiovascular Medicine. 2001; 2(3):111-114. doi:10.1186/cvm-2-3-111.

8. Goldstein LB, Amarenco P, Zivin J, Messig M, Altafullah I, et al. Statin Treatment and Stroke Outcome in the Stroke Prevention by Aggressive Reduction in Cholesterol Levels (SPARCL) Trial. Stroke. 2009; 40:3526-3531.