analisis potensi, efektivitas dan … potensi, efektivitas dan efisiensi retribusi parkir (studi...
TRANSCRIPT
ANALISIS POTENSI, EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI
RETRIBUSI PARKIR
(Studi Kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Santi Risdiana
Nim: 112114034
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS POTENSI, EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI
RETRIBUSI PARKIR
(Studi Kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Santi Risdiana
Nim: 112114034
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
ANALISIS POTENSI, EFEKTIVITAS DAN EFISIENSIRETRIBUSI PARKIR
Studi Kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing I
Dra. YFM. Gien Agustinawansari MM.,Ak.,CA
ii
Tanggal: 30 Oktober 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
ANALISIS POTENSI, EFEKTIVITAS DAN EFISIENSIRETRIBUSI PARKIR
Studi Kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta
Dipersiapkan dan di tulis oleh:Santi Risdiana
Nim: 112114034
Susunan Dewan Penguji
Telah dipertahankan di depan Dewan PengujiPada Tangga123 November 2015Dan dinyatakan memenuhi syarat
Nama Lengkap Tanda Tangan
Dr. Fr. Reni Retno A, M.Si.,Ak.,CA ~ /
Lisia Apriani S.E., M.Si.,Ak.,QIA.,CA .~:
Dra. YFM. Gien Agustinawansari MM., Ak.,CA "@f.:.-...-.:Jr:;.-.--.-.-.-._._._ .~._._.__..__.
A. Diksa Kuntara S.E.,M.F.A.,Ak.,QIA (?11.'Josephine Wuri S.E.,M.Si
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Tak ada seorangpun yang mencapai kesuksesannya
tanpa berusaha dan berdoa.
Usaha tanpa berdoa tidak ada artinya. Berdoa tanpa
usaha pun tidak ada artinya. Doa dan usaha hendaknya
seimbang. (ORA ET LABORA)
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Kedua orang tuaku, kakakku,
Dan adik-adikku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS POTENSI, EFEKTIVITAS, DAN EFISIENSI RETRIBUSI PARKIR –
Studi Kasus di pemerintah Kota Yogyakarta, akan dimajukan untuk diuji pada tanggal
23 November 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan
ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya
sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin, atau meniru tulisan orang lainseolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 November 2015
Yang membuat pernyataan,
(Santi Risdiana)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Santi Risdiana
NIM : 112114034
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS POTENSI, EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI RETRIBUSI PARKIR
( Studi Kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan hak
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 November 2015
Yang menyatakan
( Santi Risdiana)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, MM., Ak.,CA selaku Dosen Pembimbing
yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
3. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi yang telah membimbing dan
membantu penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak dan Ibu selaku staf di UPT Malioboro.
5. Bapak Lukman dan bapak Azis selaku staf di Dinas perhubungan kota
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Bapak Eko selaku staf di Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota
Yogyakarta .
7. Mama, Papa dan adik-adikku tersayang yang telah memberikan dukungan doa,
semangat serta setia mendengarkan keluhanku selama menyelesaikan skripsi ini.
8. Mas Dedy tersayang yang telah memberikan dukungan doa, semangat, dan
bantuan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Pacarku, Krisna yang telah menemani dan membantu serta memberikan
dukungan dan semangat selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
10. Buat teman-teman Program Studi Akuntansi khususnya Kelas A angkatan 2011,
Universitas Sanata Dharma.
11. Buat teman-temanku, Mimi, Mellinda, Meiliana, Echa, Yuni, Ria dan Albertus
yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 30 November 2015
(Santi Risdiana)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN SUSUNAN DEWAN PENGUJI iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN vi
HALAMAN KATA PENGANTAR vii
HALAMAN DAFTAR ISI viii
HALAMAN DAFTAR TABEL xii
HALAMAN LAMPIRAN xiii
ABSTRAK xv
ABSTRACT xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
E. Sistematika Penulisan 4
BAB II LANDASAN TEORI 6
A. Otonomi Daerah 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
B. Penerimaan Daerah 6
C. Belanja Daerah 9
D. Pendapatan Asli Daerah 13
E. Retribusi Daerah 16
F. Retribusi Parkir 24
G. Efektivitas 29
H. Efisiensi 30
I. Kontribusi 33
J. Laju Pertumbuhan 34
K. Matriks Potensi 35
BAB III METODE PENELITIAN 38
A. Jenis penelitian 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian 38
C. Subjek dan Objek Penelitian 39
D. Variabel Penelitian dan definisi Operasional Variabel 39
E. Jenis dan Sumber Data 40
F. Teknik Pengumpulan Data 41
G. Teknik Analisis Data 42
BAB IV GAMBARAN UMUM 50
A. Sejarah Kota Yogyakarta 50
B. Kondisi Geografis 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C. Gambaran Penerimaan Retribusi parkir 55
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 58
A. Deskripsi data 58
B. Analisis Data 60
C. Pembahasan 87
BAB VI PENUTUP 93
A. Kesimpulan 93
B. Keterbatasan Penelitian 95
C. Saran 95
DAFTAR PUSTAKA 97
LAMPIRAN 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Kriteria Efektivitas Retribusi Parkir 30
Tabel 2. Kriteria Efisiensi Retribusi Parkir 33
Tabel 3. Kriteria Matriks Potensi retribusi Parkir 37
Tabel 4. Kriteria Efektivitas Retribusi Parkir 43
Tabel 5. Kriteria Efisiensi Retribusi Parkir 44
Tabel 6. Kriteria Matriks Potensi retribusi Parkir 49
Tabel 7. Tarif Retribusi Parkir 55
Tabel 8. Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir dari Tahun 2010-2014 58
Tabel 9. Target penerimaan Retribusi Parkir dari Tahun 2010-2014 59
Tabel 10.Biaya Pemungutan retribusi parkir dari Tahun 2010-2014 59
Tabel 11.Insentif Biaya pemungutan Retribusi Parkir dari Tahun 2010-2014 60
Tabel 12.Realisasi penerimaan Retribusi daerah dari Tahun 2010-2014 60
Tabel 13. Perhitungan Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir
dari Tahun 2010-2014 62
Tabel 14. Perhitungan Efisiensi penerimaan retribusi Parkir
dari Tahun 2010-2014 68
Tabel 15. Perhitungan Kontribusi Penerimaan Retribusi parkir
dari Tahun 2010-2014 72
Tabel 16 . Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2010 73
Tabel 17 . Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2011 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Tabel 18 . Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2012 75
Tabel 19 . Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2013 76
Tabel 20 . Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2014 77
Tabel 21 . Perhitungan Rata-rata Kontribusi Retribusi Daerah
dari Tahun 2010-2014 79
Tabel 22 . Perhitungan Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir dari
Tahun 2010-2014 82
Tabel 23 . Matriks Potensi Retribusi Parkir dari Tahun 2010-2014 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman Wawancara 100
Lampiran 2. Hasil Wawancara 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
ANALISIS POTENSI, EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI
RETRIBUSI PARKIR
(Studi Kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta)
Santi Risdiana
Nim:112114034
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: efektivitas dan efisiensi retribusi
parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014, kontribusi retribusi
parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014, Laju pertumbuhan
retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014, dan Potensi
retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014 yang dihitung
dengan matriks potensi retribusi parkir.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan
dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah menghitung
rasio efektivitas, rasio efisiensi, rasio kontribusi, rasio laju pertumbuhan dan matriks
potensi.
Hasil analisis data menunjukkan efektivitas retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta dari tahun 2010-2014 dikatakan efektif, dan efisiensi retribusi parkir di
Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014 dikatakan sangat efisien.
Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota yogyakarta
dari tahun 2010-2014 dikatakan potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir di
Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014 menunjukkan pertumbuhan yang
positif. Potensi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014,
yang dihitung dengan matriks potensi masuk dalam kategori prima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE POTENTIAL, EFFECTIVENESS, AND
EFFICIENCY OF PARKING RETRIBUTION
( A Case Study at Yogyakarta City Government from 2010-2014)
Santi Risdiana
Nim:112114034
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
The aim of the research was to analyze: The effectiveness and efficiency of
parking retribution at Yogyakarta City Government from 2010 up to 2014, the
contribution of the parking retribution at Yogyakarta City Government from 2010 up
to 2014, the development of parking retribution at Yogyakarta City Government from
2010 up to 2014, and the potential of parking retribution at Yogyakarta City
Government from 2010 up to 2014 calculated with potential matrix of parking
retribution.
The type of this research was case study. The data were taken by documentation
and interview. The techniques of the data analysis were calculating effectiveness
ratio, efficiency ratio, contribution ratio, development ratio, and potential matrix.
The data analysis result showed that the effectiveness of parking retribution at
Yogyakarta City Government from 2010 up to 2014 is effective, and the efficiency of
parking retribution at Yogyakarta City Government from 2010 up to 2014 is very
efficient. The contribution of parking retribution toward the retribution at Yogyakarta
City Government from 2010 up to 2014 is potential. The development of parking
retribution at Yogyakarta City Government from 2010 up to 2014 is positive. The
potential of parking retribution at Yogyakarta City Government from 2010 up to 2014
calculated with potential matrix is in prime category.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan pendapatan asli daerah didalam penerimaan pemerintah daerah
tingkat I relatif sangat kecil untuk dapat membiayai pembangun daerah.
Menurut prinsip otonomi daerah penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
daerah secara bertahap akan semakin dilimpahkan pada daerah. Seperti yang
telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, daerah diberi wewenang untuk
mengatur daerahnya sendiri, baik dalam hal mencari pemasukan maupun alokasi
pengeluarannya. Prinsip otonomi daerah ini diharapkan dapat membuat
pemerintah kota maupun kabupaten untuk lebih mandiri dalam mengelola
pembangunan di daerahnya masing-masing dengan mengidentifikasi dan
mengembangkan sumber-sumber dana yang dimiliki melalui Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, PAD adalah
penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Salah satu sumber PAD yang dikelola oleh
pemerintah daerah berasal dari sektor retribusi daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kota Yogyakarta sebagai kota yang kaya akan kebudayaan, wisata, dan
pendidikan memiliki potensi yang besar untuk di kunjungi oleh para wisatawan,
baik wisatawan luar pulau maupun wisatawan asing. Tempat-tempat tersebut
memberikan peluang yang besar bagi Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai
sumber pendapatan asli daerah, khususnya dari sektor retribusi. Penelitian ini
memilih retribusi parkir yang ada di Pemerintah Kota Yogyakarta, dengan alasan
adanya tempat-tempat tersebut membuat wisatawan asing maupun luar pulau
terus berdatangan ke Kota Yogyakarta. Banyak dari wisatawan tersebut
mengunjungi tempat-tempat tersebut dengan menggunakan kendaraan pribadi
mereka, selain itu banyak juga yang menggunakan bus pariwisata. Kendaraan
yang mereka gunakan tersebut, berdampak pada lokasi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta yang terus dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian
tentang “ Analisis Potensi, Efektivitas dan Efisiensi Retribusi Parkir”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dari penelitian ini yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1. Bagaimana efektivitas dan efisiensi retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta dari tahun 2010-2014 ?
2. Bagaimana kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di
Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014 ?
3. Bagaimana laju pertumbuhan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
dari tahun 2010-2014?
4. Bagaimana potensi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun
2010-2014, yang dihitung dengan matriks potensi retribusi parkir?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi retribusi parkir di Pemerintah
Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014.
2. Untuk mengetahui kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di
Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014.
3. Untuk mengetahui laju pertumbuhan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta dari tahun 2010-2014.
4. Untuk mengetahui potensi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
dari tahun 2010-2014, yang dihitung dengan matriks potensi retribusi parkir?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
Hasil yang nanti akan dicapai pada penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah Kota Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kota
Yogyakarta untuk meningkatkan potensi dan pengelolaan retribusi parkir di
Pemerintah Kota Yogyakarta.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan dapat
bermanfaat bagi penelitian selanjutnya maupun sebagai bahan perbandingan.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan dan wawasan penulis
tentang retribusi daerah khususnya retribusi parkir.
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian ini yaitu mengenai otonomi daerah, penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
daerah, belanja daerah, pendapatan asli daerah, retribusi daerah,
retribusi parkir, efektivitas, efisiensi, kontribusi, laju
pertumbuhan dan matriks potensi.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian dan
definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Pemerintah
Bab ini berisi mengenai gambaran umum Pemerintah Kota
Yogyakarta.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan
penulis, yang terdiri dari analisis data dan pembahasan
mengenai efektivitas retribusi parkir, efisiensi retribusi parkir,
kontribusi retribusi parkir, laju pertumbuhan retribusi parkir dan
potensi retribusi parkir.
BAB VI Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis data,
keterbatasan penelitian dan saran yang diberikan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Otonomi Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, yang dimaksut otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dengan
kata lain setiap daerah harus mampu mengatur daerahnya sendiri, baik dalam hal
pemasukan maupun alokasi pengeluarannya. Adanya prinsip otonomi daerah ini
diharapkan pemerintah kota maupun kabupaten akan lebih mandiri dalam
mengelola pembangunan di daerahnya masing-masing dengan mengidentifikasi
dan mengembangkan sumber-sumber daya yang dimiliki melalui PAD.
B. Penerimaan Daerah
1. Definisi Penerimaan Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, penerimaan
daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Sumber Penerimaan Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Penerimaan
daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri dari dua sumber yaitu:
a. Pendapatan daerah, yaitu hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan.
Pendapatan daerah terdiri dari tiga sumber yaitu:
1) Pendapatan asli daerah, yaitu pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2) Dana perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan keungan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
3) Lain-lain pendapatan, yaitu pendapatan yang terdiri atas hibah dan
pendapatan darurat. Hibah adalah penerimaan daerah yang berasal
dari pemerintah negara asing, badan atau lembaga asing, bada atau
lembaga internasional, pemerintah, badan atau lembaga dalam
negeri atau perorangan baik dalam bentuk devisa, rupiah, maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4) barang atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak
perlu dibayar kembali. Dana Darurat adalah dana yang berasal dari
APBN yang dialokasikan kepada daerah yang mengalami bencana
nasional, peristiwa luar biasa, atau krisis solvabilitas yang tidak bisa
ditanggulangi oleh daerah dengan menggunakan sumber Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
b. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan
daerah bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah,
penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan daerah dan hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
Menurut Darise (2009:42), penerimaan daerah dalam pelaksanaan
desentralisasi terdiri dari dua sumber yaitu:
a. Pendapatan daerah, yaitu hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan.
b. Pembiayaan daerah, yaitu semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. Belanja Daerah
1. Definisi Belanja Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, belanja daerah
adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. “Belanja
daerah merupakan semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam
satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
daerah” (Darise 2009: 131).
2. Kelompok Belanja dan Jenis Belanja Daerah
Menurut Darise (2009: 133), belanja daerah dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
a. Belanja langsung, yaitu belanja yang penganggarannya dipengaruhi
secara langsung oleh adanya program atau kegiatan. Program adalah
instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah atau Lembaga atau Masyarakat
yang dikoordinasikan oleh Instansi Pemerintah untuk mencapai sasaran
dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran. Kegiatan adalah bagian
dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja,
sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik yang
berupa personil (Sumber Daya Manuasia), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau
kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang atau jasa. Belanja
langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
1) Belanja pegawai, digunakan untuk pengeluaran honorarium atau
upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah.
2) Belanja barang atau jasa, digunakan untuk menganggarkan
pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari dua
belas bulan dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah
daerah.
3) Belanja modal, digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai
manfaat lebih dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah. Nilai aset tetap berwujud dianggarkan dalam belanja
modal sebesar harga beli atau bangunan aset ditambah seluruh
belanja yang terkait dengan pengadaan atau pembangunan aset
sampai aset tersebut siap digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang penganggarannya
tidak dipengaruhi secara langsung oleh adanya usulan program atau
kegiatan. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan
setiap bulan dalam satu tahun anggaran sebagai konsekuensi dari
kewajiban pemerintah daerah secara periodik kepada pegawai yang
bersifat tetap (pembayaran gaji dan tunjangan) atau kewajiban untuk
pengeluaran belanja lainnya yang umumnya diperlukan secara periodik.
Belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
1) Belanja pegawai, merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji
dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada
pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
2) Belanja bunga, digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga
utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang (principal
outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang.
3) Belanja subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya
produksi kepada perusahaan atau lembaga tertentu yang
menghasilkan produk atau jasa pelayanan umum masyarakat agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
harga jual produksi atau jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh
masyarakat banyak.
4) Belanja hibah, digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah
dalam bentuk uang, barang atau jasa kepada pemerintah atau
pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan
organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya.
5) Bantuan sosial, digunakan untuk menganggarkan pemberian
bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk atau
barang kepada kelompok anggota masyarakat, dan partai politik,
dan pemberian secara selektif, dan tidak terus menerus atau tidak
mengikat serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
6) Belanja bagi hasil, digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil
yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten atau
kota atau pendapatan kabupaten atau kota kepada pemerintah desa
atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah
daerah lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
7) Bantuan keuangan, digunakan untuk menganggarkan bantuan
keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kabupaten atau kota, pemerintah desa dan kepada pemerintah daerah
lainnya atau dari pemerintah kabupaten atau kota kepada pemerintah
desa dan pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan atau
peningkatan kemampuan keuangan.
8) Belanja tidak terduga, merupakan belanja untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
D. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1. Definisi Pendapatan Asli Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pendapatan asli
daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Tentang PAD, Darise (2009: 48) menyatakan sebagai berikut:
PAD yang merupakan sumber penerimaan daerah sendiri perlu terus
ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian beban belanja yang
diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan
pembangunan yang setiap tahun meningkat sehingga kemandirian
otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dapat
dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Sumber Pendapatan Asli Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, PAD berasal dari
empat sumber, yaitu:
a. Pajak daerah, yaitu kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
b. Retribusi daerah, yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan daerah
yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yaitu penerimaan daerah
yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah.
Menurut Darise (2009: 43), PAD berasal dari empat sumber yaitu:
a. Pajak daerah, yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah di daerah dan
pembangunan daerah.
b. Retribusi daerah, yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, yaitu hasil
penyertaan pemerintah daerah kepada Badan Usaha Milik Negara /
Daerah / Swasta dan Kelompok Usaha Masyarakat.
d. Lain-lain PAD yang sah, yaitu PAD yang tidak termasuk pada kelompok
di atas pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan. Jenis lain-lain PAD yang sah terdiri dari hasil
penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan secara tunai atau angsuran,
hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti
rugi, penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat
dari penjualan atau pengadaan barang atau jasa oleh daerah, penerimaan
keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
pendapatan pemda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
pendapatan denda pajak dan retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas
jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, dan
pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
E. Retribusi Daerah
1. Definisi Retribusi Daerah
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta tentang Retribusi Jasa
Umum, retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau badan. “Retribusi daerah merupakan pungutan yang
dilakukan pemerintah daerah kepada wajib retribusi atas pemanfaatan suatu
jasa tertentu yang disediakan pemerintah, jadi dalam hal ini terdapat imbalan
(kontraprestasi) langsung yang dapat dinikmati pembayar retribusi”
(Mahmudi 2009: 25).
2. Objek Retribusi Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, objek retribusi dibagi menjadi 3, yaitu sebagai
berikut:
a. Jasa umum, yaitu berupa pelayanan yang disediakan atau diberikan
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Jasa usaha, yaitu pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:
1) Pelayanan dengan menggunakan atau memanfaatkan kekayaan
daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal.
2) Pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakan
secara memadai oleh pihak swasta.
c. Perizinan tertentu, yaitu kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana, saran, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
3. Subjek Retribusi Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, subjek retribusi dibagi menjadi 3, yaitu
sebagai berikut:
a. Retribusi jasa umum, yaitu orang pribadi atau badan yang menggunakan
atau menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.
Jenis retribusi jasa umum adalah:
1) Retribusi pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan kesehatan di
puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pengobatan, rumah sakit umum daerah, dan tempat pelayanan
kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki atau dikelola oleh
pemerintah daerah, kecuali pelayanan pendaftaran.
2) Retribusi pelayanan persampahan atau kebersihan, yaitu pelayanan
persampahan atau kebersihan yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah, meliputi:
a) Pengambilan atau pengumpulan sampah dari sumbernya ke
lokasi pembuangan sementara.
b) pengangkutan sampah dari sumbernya atau lokasi pembuangan
sementara ke lokasi pembuangan atau pembuangan akhir
sampah.
c) penyediaan lokasi pembuangan atau pemusnahan akhir sampah
3) Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta
catatan sipil, yaitu pelayanan kartu tanda penduduk, kartu
keterangan bertempat tinggal, kartu identitas kerja, kartu penduduk
sementara, kartu identitas penduduk musiman, kartu keluarga, dan
akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian,
akta pengesahan dan pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga
negara asing, dan akta kematian.
4) Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat, yaitu
pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat yang meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a) Pelayanan penguburan atau pemakaman termasuk penggalian
dan pengurukan, pembakaran atau pengabuan mayat.
b) Sewa tempat pemakaman atau pembakaran atau pengabuan
mayat yang dimiliki atau dikelola pemerintah daerah.
5) Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum, yaitu penyediaan
pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6) Retribusi pelayanan pasar, yaitu Penyediaan fasilitas pasar
tradisional atau sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola
pemerintah daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang.
7) Retribusi pengujian kendaraan bermotor, yaitu Pelayanan pengujian
kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan, yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
8) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran, yaitu pelayanan
pemeriksaan atau pengujian alat pemadam kebakaran, alat
penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa oleh
pemerintah daerah terhadap alat-alat pemadam kebakaran, alat
penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang
dimiliki atau dipergunakan oleh masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
9) Retribusi penggantian biaya cetak peta, yaitu penyediaan peta yang
dibuat oleh pemerintah daerah.
10) Retribusi penyediaan atau penyedotan kakus, yaitu pelayanan
penyediaan atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh pemerintah
daerah.
11) Retribusi pengolahan limbah cair, yaitu pelayanan pengolahan
limbah cair rumah tangga, perkantoran, dan industri yang
disediakan, dimiliki, atau dikelola secara khusus oleh pemerintah
daerah dalam bentuk instalasi pengolahan limbah cair.
12) Retribusi pelayanan tera/tera ulang, yaitu:
a) Pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan
perlengkapannya.
b) Pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
13) Retribusi pelayanan pendidikan, yaitu pelayanan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan teknis oleh pemerintah daerah.
14) Retribusi pengendalian menara telekomunikasi, yaitu pemanfaatan
ruang untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek
tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum.
b. Retribusi jasa usaha, yaitu orang pribadi atau badan yang menggunakan
atau menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Jenis retribusi jasa usaha adalah:
1) Retribusi pemakaian kekayaan daerah, yaitu pemakaian kekayaan
daerah.
2) Retribusi pasar grosir atau pertokoan, yaitu penyediaan fasilitas
pasar grosir berbagai jenis barang, dan fasilitas pasar atau pertokoan
yang dikontrakkan, yang disediakan atau diselenggarakan oleh
pemerintah daerah.
3) Retribusi tempat pelelangan, yaitu:
a) Penyediaan tempat pelelangan yang secara khusus disediakan
oleh pemerintah daerah untuk melakukan pelelangan ikan,
ternak, hasil bumi, dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan
serta fasilitas lainnya yang disediakan di tempat pelelangan.
b) Tempat yang dikontrak oleh pemerintah daerah dari pihak lain
untuk dijadikan sebagai tempat pelelangan.
4) Retribusi terminal, yaitu pelayanan penyediaan tempat parkir untuk
kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan
fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki,
atau dikelola oleh pemerintah daerah.
5) Retribusi tempat khusus parkir, yaitu Pelayanan tempat khusus
parkir yang disediakan, dimiliki, atau dikelola oleh pemerintah
daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
6) Retribusi tempat penginapan atau pesanggrahan atau villa, yaitu
pelayanan tempat penginapan atau pesanggrahan atau villa yang
disediakan, dimiliki, atau dikelola oleh pemerintah daerah.
7) Retribusi rumah potong hewan, yaitu pelayanan penyediaan fasilitas
rumah pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan
kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong, yang disediakan,
dimiliki, atau dikelola oleh pemerintah daerah.
8) Retribusi pelayanan ke pelabuhan, yaitu pelayanan jasa ke
pelabuhan, termasuk fasilitas lainnya di lingkungan pelabuhan yang
disediakan, dimiliki, atau dikelola oleh pemerintah daerah.
9) Retribusi tempat rekreasi dan olahraga, yaitu pelayanan tempat
rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki, atau
dikelola oleh pemerintah daerah.
10) Retribusi penyeberangan di air, yaitu Pelayanan penyeberangan
orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di air yang
dimiliki atau dikelola oleh pemerintah daerah.
11) Retribusi penjualan produksi usaha daerah, yaitu penjualan hasil
produksi usaha pemerintah daerah.
c. Retribusi perizinan tertentu, yaitu orang pribadi atau badan yang
memperoleh izin tertentu dari pemerintah daerah.
Jenis retribusi perizinan tertentu adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1) Retribusi izin mendirikan bangunan, yaitu pemberian izin untuk
mendirikan suatu bangunan.
2) Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol, yaitu
pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di
suatu tempat tertentu.
3) Retribusi izin gangguan, yaitu pemberian izin tempat usaha atau
kegiatan kepada orang pribadi atau Badan yang dapat menimbulkan
ancaman bahaya, kerugian atau gangguan, termasuk pengawasan
dan pengendalian kegiatan usaha secara terus-menerus untuk
mencegah terjadinya gangguan ketertiban, keselamatan, atau
kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan, dan memenuhi
norma keselamatan dan kesehatan kerja.
4) Retribusi izin trayek, yaitu pemberian izin kepada orang pribadi atau
Badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum
pada suatu atau beberapa trayek tertentu.
5) Retribusi izin usaha perikanan, yaitu pemberian izin kepada orang
pribadi atau badan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan
dan pembudidayaan ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
F. Retribusi Parkir
1. Definisi Retribusi Parkir
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perparkiran, retribusi parkir yang selanjutnya di
sebut retribusi adalah pembayaran atas penggunaan tempat parkir yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
Berdasarkan Peraturan Walikota yogyakarta Nomor 16 Tahun 2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perparkiran, tempat parkir adalah:
Tempat pemberhentian kendaraan dilokasi yang telah ditentukan, yaitu
di tepi jalan umum atau di badan jalan termasuk tempat parkir tidak
tetap atau parkir kendaraan di badan jalan secara tetap atau rutin
dilokasi yang sama atau tempat diluar badan jalan yang merupakan
fasilitas parkir untuk umum meliputi tempat khusus parkir, dan tempat
penitipan kendaraan yang memungut biaya tertentu.
2. Penetapan Lokasi dan Tempat Parkir
Menurut Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan perparkiran, lokasi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta di bagi menjadi dua lokasi yaitu:
a. Kawasan I
Kawasan I meliputi ruas-ruas jalan sebagai berikut:
1) Jl. Laksda Adisucipto; 3) Jl. Dr Wahidin Sudiro Husodo;
2) Jl. Urip Sumoharjo; 4) Jl. Gadjah Mada;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5) Jl. C. Simanjuntak; 22) Jl. Hayam Wuruk;
6) Jl. Jendral Sudirman; 23) Jl. AM Sangaji;
7) Jl. P. Mangkubumi dan 24) Jl. Dr. Sardjito;
sirip-siripnya;
8) Jl. Malioboro dan 25) Jl. Gejayan;
sirip-siripnya;
9) Jl. Ahmad Yani dan 26) Jl. RE Martadinata;
sirip-siripnya;
10) Jl. P. Senopati; 27) Jl. HOS Cokroaminoto;
11) Jl. Mayor Suryotomo 28) Jl. Kapten Piere Tendean;
dan sirip-siripnya;
12) Jl. Mataram; 29) Jl. Letjend MT Haryono;
13) Jl. Gandekan Lor; 30) Jl. Mayjend Sutoyo;
14) Jl. Jogonegaran; 31) Jl. D.I. Panjaitan;
15) Jl. Bhayangkara; 32) Jl. Gedongkuning;
16) Jl. KHA. Dahlan; 33) Jl. Veteran;
17) Jl. Trikora; aw. 34) Jl. Tentara Pelajar;
18) Jl. Ketandan; 35) Jl. Bumijo;
19) Jl. Sriwedani; 36) Jl. Ahmad Jazuli;
20) Jl. Prof. Dr. Yohannes; 37) Jl. Yos Sudarso;
21) Jl. Wachid Hasyim; 38) Jl. Juwadi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
39) Jl. Kusumanegara; 54) Jl. Johar S;
40) Jl. Sultan Agung; 55) Jl. Munggur;
41) Jl. P. Diponegoro dan 56) Jl. Faridan M. Noto;
sirip-siripnya ;
42) Jl. Brigjend Katamso; 57) Jl. Bantul;
43) Jl. Emplasement 58) Jl.Bugisan;
Lempuyangan;
44) Jl. Secodiningratan; 59) Jl. Jlagran Lor;
45) Jl. Kol. Sugiyono; 60) Jl. Kemetiran;
46) Jl. Menteri Supeno; 61) Jl. Ngasem;
47) Jl. Tamansiswa; 62) Jl. Mas Suharto;
48) Jl. Parangtritis; 63) Jl. Kenari;
49) Jl. Magelang; 64) Jl. Gayam;
50) Jl. Kyai Mojo; 65) Jl. Cendana;
51) Jl. Cik Di Tiro; 66) Jl. Melati Wetan;
52) Jl. Kahar Muzakkir; 67) Jl. Ibu Ruswo;
53) Jl. Dr Sutomo;
b. Kawasan II
Menurut Keputusan Walikota Yogyakarta No. 214/KEP/2013
tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Kelasnya di Kota
Yogyakarta, kawasan II terdiri dari empat ratus sembilan puluh satu ruas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
jalan. Peneliti mengambil tiga puluh ruas jalan sebagai contoh dari
kawasan II yaitu:
1) Jl. Sugeng Jeroni 16) Jl. Lokananta
2) Jl. Perintis Kemerdekaan 17) Jl. Pareanom
3) Jl. Gambiran 18) Jl. Tegal Gendu
4) Jl. Ngeksigondo 19) Jl. Kemasan
5) Jl. Sorogenen 20) Jl. Mondorakan
6) Jl. Tegal Turi 21) Jl. Karanglo
7) Jl. Atmo Sukarto 22) Jl. Watu Gilang
8) Jl. Kebon Raya 23) Jl. Purbayan
9) Jl. Ki Penjawi 24) Jl. Widuri
10) Jl. Bung Tarjo 25) Jl. Nuri
11) Jl. Bausasran 26) Jl. Umum Kalipan
12) Jl. Juminahan 27) Jl. Pengok Kidul
13) Jl. Pasar Kembang 28) Jl. Jl. Mawar
14) Jl. Ki Mangun Karsoro 29) Jl. Patimura
15) Jl. Lowano 30) Jl. Mayang
3. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi parkir di tepi jalan umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yang selanjutnya disebut retribusi yaitu pembayaran atas penggunaan tempat
parkir ditepi jalan umum yang ditetapkan oleh Walikota.
Objek retribusi parkir di tepi jalan umum adalah pelayanan penyediaan
tempat parkir di tepi jalan umum. Menurut TmBooks (2013:35), objek
retribusi parkir ditepi jalan umum adalah penyediaan pelayanan parkir ditepi
jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Subyek retribusi parkir di tepi
jalan umum adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tempat
parkir tepi jalan umum. Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum
digolongkan sebagai retribusi jasa umum.
4. Retribusi Tempat Khusus Parkir
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2009
tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir, retribusi tempat khusus parkir yang
selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan
tempat parkir yang khusus dimiliki atau dikelola oleh pemerintah.
Objek retribusi tempat khusus parkir adalah pelayanan penyediaan
tempat parkir di tempat khusus parkir. Menurut TmBooks (2013:30), objek
retribusi tempat khusus parkir adalah pelayanan tempat khusus parkir yang
disediakan, dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah. Subjek retribusi
tempat khusus parkir adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tempat parkir di tempat khusus parkir. Retribusi tempat khusus parkir di
golongkan sebagai retribusi jasa usaha.
G. Efektivitas
Menurut Halim (2008: 234), efektivitas adalah kemampuan pemerintah
daerah dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan
dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.
“Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil
yang sesungguhnya dicapai” (Mahmudi 2015: 86). Efektivitas retribusi parkir
yaitu menggambarkan pencapaian realisasi penerimaan retribusi parkir sesuai
dengan hasil yang ditargetkan.
Efektivitas retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data realisasi
penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu dan data anggaran atau target
retribusi parkir pada tahun tertentu. Rasio efektivitas retribusi parkir dapat
dihitung dengan rumus (Halim 2008: 234):
Rasio efektivitas = parkir retribusi penerimaan target
parkir retribusi penerimaan Realisasix 100%
“Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila
rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar satu atau 100%. Namun demikian
semakin tinggi rasio efektivitas, maka kemampuan daerah pun semakin baik”
(Halim 2008: 234). Rasio efektivitas ditunjukkan pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 1: Kriteria Efektivitas Retribusi Parkir
Rasio efektivitas Kriteria
≥ 100% Efektif
85 s.d. 99% Cukup Efektif
65 s.d. 84% Kurang Efektif
< 65% Tidak efektif Sumber: Mahmudi (2015: 111)
H. Efisiensi
Menurut Halim (2008: 234), “Efisiensi adalah rasio yang menggambarkan
perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima”. “Efisiensi terkait dengan
hubungan antara output berupa barang atau pelayanan yang dihasilkan dengan
sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut” (Mahmudi
2015: 85). Efisiensi retribusi parkir yaitu menggambarkan pencapaian realisasi
penerimaan retribusi parkir dengan menggunakan sumber daya dan biaya
pemungutan retribusi parkir yang terendah. Efisiensi retribusi parkir dapat
diketahui dengan mengambil data biaya pemungutan retribusi parkir dengan data
realisasi penerimaan retribusi parkir.
Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2002 Tentang
Pedoman Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Daerah, biaya pemungutan yaitu
biaya yang diberikan kepada aparat pelaksana pemungutan dan aparat penunjang
dalam rangka kegiatan pemungutan. Biaya pemungutan retribusi parkir adalah
biaya yang dikeluarkan untuk membiayai segala kegiatan yang berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pemungutan retribusi parkir yang diberikan kepada aparat pelaksana pemungutan
dan aparat penunjang dalam rangka kegiatan pemungutan.
Biaya pemungutan retribusi parkir dapat diketahui dengan menjumlahkan
biaya pengadaan karcis dengan biaya rutin. “Biaya pengadaan karcis yaitu
sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mencetak karcis retribusi parkir. Biaya
rutin yaitu biaya yang terdiri dari tunjangan Unit Pelaksana Teknis Dinas Parkir
dan pengadaan seragam parkir” (Noverita 2010: 48). Besarnya biaya insentif
pemungutan retribusi parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima persen)
dari realisasi penerimaan retribusi parkir.
Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perparkiran, prosedur pengadaan karcis retribusi parkir
di tepi jalan umum yaitu:
1. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) melaporkan dan menyerahkan
karcis hasil pengadaan kepada penyimpan atau pengurus barang Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
2. Penyimpan atau pengurus barang SKPD menerima karcis hasil pengadaan
dari PPTK dan mencatat penerimaan karcis ke dalam kartu karcis barang
cetakan.
3. Juru pungut menghitung kebutuhan atau persediaan karcis masing-masing
juru parkir dengan dasar estimasi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
a. Untuk kawasan malioboro dan kawasan pasar berdasarkan jumlah juru
parkir dikalikan potensi parkir per hari dikalikan tiga hari.
b. Untuk kawasan diluar malioboro dan pasar berdasarkan jumlah juru
parkir dikalikan potensi parkir perhari dikalikan tujuh hari.
4. Pembantu bendahara penerimaan mengajukan permintaan proporsi karcis
kepada penyimpan atau pengurus barang (dengan menggunakan form
permintaa porporasi karcis) sebanyak dua kali estimasi kebutuhan karcis
sebagai persediaan awal karcis retribusi parkir di tepi jalan umum.
5. Berdasarkan permintaan dari pembantu bendahara penerimaan, penyimpan
atau pengurus barang barang SKPD mengirim karcis ke DPDPK untuk
diporporasi dan dicatat di kartu barang karcis cetakan.
Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 16 Tahun 2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perparkiran, seragam yang wajib
digunakan juru parkir ditentukan dengan keputusan kepala SKPD yang
berwenang, adapun ketentuan dari seragam tersebut yaitu warna terang atau
jelas, mencerminkan corak budaya kota yogyakarta, dan memiliki daya tarik
wisata.
Rasio efisiensi retribusi parkir dapat dihitung dengan rumus (Halim 2008:
234):
Rasio efisiensi = parkir retribusi penerimaan Realisasi
parkir retribusi Pemungutan BiayaX 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
“Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan
dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari satu atau dibawah
seratus persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah daerah
semakin baik” (Halim 2008: 234). Rasio efisiensi ditunjukkan pada tabel berikut
ini:
Tabel 2: Kriteria Efisiensi Retribusi Parkir
Rasio efisiensi Kriteria
< 90% Sangat Efisien
90 s.d. 99% Efisien
100% Cukup Efisien
> 100% Tidak efisien Sumber: Mahmudi (2015: 111)
I. Kontribusi
Menurut Tim Reality (2008: 384), “Kontribusi adalah sumbangan; uang
iuran kepada organisasi atau perkumpulan”. “Kontribusi retribusi adalah seberapa
besar pengaruh atau peran serta penerimaan retribusi daerah terhadap PAD” (
Halim 2004:163). Kontribusi retribusi parkir yaitu sumbangan atau peran serta
penerimaan retribusi parkir terhadap retribusi daerah.
Kontribusi retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data realisasi
penerimaan retribusi parkir dan realisasi penerimaan retribusi daerah. Rasio
kontribusi retribusi parkir dapat dihitung dengan rumus (Halim 2004: 163):
Kontribusi = Y
X X 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Keterangan:
X : Realisasi penerimaan retribusi parkir
Y : Realisasi penerimaan retribusi daerah
Tujuan perhitungan kontribusi retribusi parkir ini adalah untuk mengetahui
kontribusi penerimaan retribusi parkir tersebut potensial atau tidak potensial.
“Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila kontribusi retribusi parkir
lebih besar dari rata-rata kontribusi seluruh retribusi daerah, dan dikatakan tidak
potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil dari rata-rata kontribusi
seluruh retribusi daerah” (Adi 2013: 59).
J. Laju Pertumbuhan
“Pertumbuhan adalah keadaan tumbuh; perkembangan (kemajuan)” (Tim
reality 2008: 653). Menurut Halim (2004: 291), Rasio pertumbuhan mengukur
seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan
meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode
berikutnya. Laju pertumbuhan retribusi parkir adalah laju perkembangan atau
kemajuan penerimaan retribusi parkir dalam suatu periode tertentu ke periode
berikutnya.
Laju pertumbuhan retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data
realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu dan realisasi penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
retribusi parkir pada tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan retribusi parkir dapat
dihitung dengan rumus (Halim 2004: 163):
Gx = )1(
)1(
t
tt
X
XX X 100%
Keterangan:
Gx : Laju pertumbuhan retribusi parkir
Xt : Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu
X(t-1): Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun sebelumnya
Tujuan perhitungan laju pertumbuhan retribusi parkir adalah untuk
mengetahui laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir tersebut positif atau
negatif. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan
retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012,
dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami
kenaikan, dan dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun
2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun
2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan.
K. Matriks Potensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1096), “Potensi adalah
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan;
kesanggupan; daya”. “Potensi adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada, hanya
belum didapat atau diperoleh di tangan” (Mahmudi 2009:48). Potensi retribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
parkir yaitu kemampuan yang sudah dimiliki retribusi parkir untuk menjadi
sektor andalan bagi pendapatan Pemerintah Kota Yogyakarta apabila dikelola dan
dikembangkan dengan baik.
Potensi retribusi parkir dapat diketahui dengan menggunakan tabel kriteria
matriks potensi. “Kriteria matriks potensi retribusi parkir dikelompokkan
menjadi empat kondisi” (Haning dan Radianto 2005: 71):
1. Prima, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya potensial. Laju
pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi
parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari
tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami
kenaikan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila
kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata kontribusi seluruh
retribusi daerah.
2. Potensial, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya potensial. Laju
pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi
parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari
tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami
penurunan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila
kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata kontribusi seluruh
retribusi daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Berkembang, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya tidak
potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila
penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011
ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun
2014 mengalami kenaikan, dan kontribusi retribusi parkir dikatakan tidak
potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil dari rata-rata seluruh
kontribusi retribusi daerah.
4. Terbelakang, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya tidak
potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila
penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011
ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun
2014 mengalami penurunan, dan kontribusi retribusi parkir dikatakan tidak
potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil dari rata-rata seluruh
kontribusi retribusi daerah.
Kriteria matriks potensi retribusi parkir ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3: Kriteria Matriks Potensi Retribusi Parkir
Pertumbuhan
Kontribusi
Potensial Tidak Potensial
Positif Prima Berkembang
Negatif Potensial Terbelakang Sumber: Haning dan Radianto, 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang
dilakukan terhadap suatu objek yang dilakukan secara utuh dan mendalam
dengan menggunakan berbagai macam sumber data yang berkaitan dengan objek
dan di batasi dengan tempat dan waktu tertentu, sehingga kesimpulan yang
diambil dari hasil penelitian ini hanya berlaku untuk UPT Malioboro, Dinas
Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan
Keuangan Kota Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kantor UPT Malioboro, Dinas Perhubungan Kota
Yogyakarta, Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang atau badan yang berhubungan dengan
objek penelitian, dan dapat memberikan informasi tentang objek penelitian
tersebut. Subjek pada penelitian ini adalah UPT Malioboro, Dinas
Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan
Keuangan Kota Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah hal yang menjadi pokok penelitian. Objek pada
penelitian ini adalah efektivitas retribusi parkir, efisiensi retribusi parkir,
potensi retribusi parkir dan retribusi daerah.
D. Variabel penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Menurut Jogiyanto (2010: 142), Variabel (Variable) adalah “suatu simbol
yang berisi suatu nilai”. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel,
yaitu:
1. Efektivitas Retribusi Parkir, yaitu menggambarkan pencapaian realisasi
penerimaan retribusi parkir sesuai dengan hasil yang ditargetkan.
2. Efisiensi Retribusi Parkir, yaitu menggambarkan pencapaian realisasi
penerimaan retribusi parkir dengan menggunakan biaya pemungutan
retribusi parkir yang terendah oleh pemerintah kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Potensi Retribusi Parkir, yaitu kemampuan retribusi parkir untuk menjadi
andalan bagi pemerintah kota Yogyakarta dengan memberikan kontribusi
yang besar bagi retribusi daerah apabila dikelola dan dikembangkan dengan
baik.
4. Retribusi Daerah, yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
E. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder, yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diambil melalui wawancara pada staf
Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari data kepustakaan yang
ada di UPT Malioboro, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas
Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta. Data yang di
butuhkan dalam penelitian ini yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Gambaran umum pemerintah kota Yogyakarta, diambil dari website
Pemerintah Kota Yogyakarta dan Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
b. Data realisasi penerimaan retribusi parkir Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2010-2014, diambil dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan
Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.
c. Data anggaran atau target retribusi parkir Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2010-2014, diambil dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan
Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.
d. Data biaya pemungutan retribusi parkir Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2010-2014, diambil dari UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan
Kota Yogyakarta.
e. Data realisasi penerimaan retribusi daerah Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2010-2014, diambil dari Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan
Keuangan Kota Yogyakarta.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
komunikasi berupa tanya jawab kepada responden atau narasumber yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan data yang
diperlukan. Pihak yang diwawancarai adalah staf Bidang Perparkiran Dinas
Perhubungan Kota Yogyakarta.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data atau arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti, baik berupa sumber tertulis dan gambar (foto), yaitu pada Dinas
Perhubungan Kota Yogyakarta, UPT Malioboro dan Dinas Pajak Daerah dan
Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.
G. Teknik Analisis Data
1. Efektivitas dan Efisiensi
a. Efektivitas
Efektivitas merupakan perbandingan antara target yang ingin
dicapai dengan realisasi yang dihasilkan. Efektivitas retribusi parkir
dapat diketahui dengan mengambil data realisasi penerimaan retribusi
parkir dan data anggaran atau target retribusi parkir. Rasio efektivitas
retribusi parkir, dapat dihitung dengan rumus (Halim 2008: 234):
Rasio efektivitas = parkir retribusi penerimaan target
parkir retribusi penerimaan Realisasix 100%
“Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif
apabila rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar satu atau 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas, maka kemampuan
daerah pun semakin baik” (Halim 2008: 234). Rasio efektivitas retribusi
parkir ditunjukkan pada tabel 1 yang telah dijelaskan sebelumnya di
halaman tiga puluh (30), berikut rasio efektivitas retribusi parkir
tersebut:
Tabel 4: Kriteria Efektivitas Retribusi Parkir
Rasio efektivitas Kriteria
≥ 100% Efektif
85 s.d. 99% Cukup Efektif
65 s.d. 84% Kurang Efektif
< 65% Tidak efektif Sumber: Mahmudi (2015: 111)
b. Efisiensi
Menurut Halim (2008: 234), efisiensi adalah rasio yang
menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang
diterima. Efisiensi retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil
data biaya pemungutan retribusi parkir dengan data realisasi penerimaan
retribusi parkir.
Biaya pemungutan retribusi parkir dapat diketahui dengan
menjumlahkan biaya pengadaan karcis dengan biaya rutin. “Biaya
pengadaan karcis yaitu sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mencetak
karcis retribusi parkir. Biaya rutin yaitu biaya yang terdiri dari tunjangan
Unit Pelaksana Teknis Dinas Parkir dan pengadaan seragam parkir”
(Noverita 2010: 48). Besarnya biaya insentif pemungutan retribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima persen) dari realisasi
penerimaan retribusi parkir. Rasio efisiensi retribusi parkir, dapat
dihitung dengan rumus (Halim 2008: 234):
Rasio efisiensi = parkir retribusi penerimaan Realisasi
parkir retribusi Pemungutan BiayaX 100%
“Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan
pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari
satu atau dibawah seratus persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti
kinerja pemerintah daerah semakin baik” (Halim 2008: 234). Rasio
efisiensi retribusi parkir ditunjukkan pada tabel 2 yang telah dijelaskan
sebelumnya di halaman tiga puluh tiga (33), berikut rasio efisiensi
retribusi parkir tersebut:
Tabel 5: Kriteria Efisiensi Retribusi Parkir
Rasio efisiensi Kriteria
< 90% Sangat Efisien
90 s.d. 99% Efisien
100% Cukup Efisien
> 100% Tidak efisien Sumber: Mahmudi (2015: 111)
2. Kontribusi
Kontribusi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang
dapat disumbangkan dari penerimaan retribusi parkir terhadap retribusi
daerah. Kontribusi retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data
realisasi penerimaan retribusi parkir dan realisasi penerimaan retribus
daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Kontribusi retribusi parkir dapat dihitung dengan rumus (halim 2004: 163):
Kontribusi = Y
X X 100%
Keterangan:
X : Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir
Y : Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah
Dalam menentukan kontribusi retribusi parkir dalam kategori potensial
atau tidak potensial, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Haning dan Radianto (2005). Kategori kontribusi retribusi parkir ditentukan
dengan mengambil rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi daerah
sebagai tolok ukur dan kemudian dibandingkan dengan kontribusi retribusi
parkir. Rata-rata kontribusi retribusi daerah dapat diketahui dengan
mengambil data kontribusi retribusi daerah dari tahun 2010-2014 kemudian
dibagi dengan banyaknya frekuensi retribusi daerah yaitu enam belas
retribusi daerah. Rata-rata kontribusi retribusi daerah dapat diketahui dengan
rumus (Boedijoewono 2007: 75):
N
X X
Keterangan:
X = Notasi dari rata-rata
Jumlah
X = nilai dari data X1....sampai Xn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
N = Jumlah Frekuensi
Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila memberikan
kontribusi lebih besar dari rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi
daerah, dan dikatakan tidak potensial apabila memberikan kontribusi lebih
kecil dari rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi daerah.
3. Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil
data realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu dan data
realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun sebelumnya. Laju
pertumbuhan retribusi parkir dapat dihitung dengan rumus (Halim
2004:163):
Gx = )1(
)1(
t
tt
X
XX X 100%
Keterangan:
Gx : Laju pertumbuhan retribusi parkir
Xt : Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu
X(t-1): Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun sebelumnya
Tujuan perhitungan laju pertumbuhan retribusi parkir tersebut untuk
mengetahui laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir selama lima tahun
terakhir yaitu tahun 2010-2014 positif atau negatif. “Laju pertumbuhan
retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari
tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan
dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke
tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013,
dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan” (Adi 2013: 59).
4. Matriks Potensi
Tujuan menggunakan analisis matriks potensi adalah untuk menentukan
retribusi parkir masuk dalam kategori prima, potensial, berkembang, atau
terbelakang. Peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Haning
dan Radianto (2005), dalam menentukan kriteria retribusi parkir tersebut.
Adapun kriteria matriks potensi tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Prima, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya potensial.
Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan
retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun
2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami kenaikan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial
apabila kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata kontribusi
seluruh retribusi daerah.
b. Potensial, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya potensial.
Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila penerimaan
retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun
2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengalami penurunan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan
potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata
kontribusi seluruh retribusi daerah.
c. Berkembang, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya tidak
potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila
penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun
2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013
ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan kontribusi retribusi parkir
dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil
dari rata-rata seluruh kontribusi retribusi daerah.
d. Terbelakang, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya tidak
potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila
penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun
2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013
ke tahun 2014 mengalami penurunan, dan kontribusi retribusi parkir
dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil
dari rata-rata seluruh kontribusi retribusi daerah.
Setelah data didapatkan, data tersebut dimasukkan kedalam rumus tabel
Kriteria matriks potensi retribusi parkir pada tabel tiga (3) seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya di halaman 37, berikut kriteria matriks
potensi retribusi parkir tersebut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 6: Kriteria Matriks Potensi Retribusi Parkir
Pertumbuhan
Kontribusi
Potensial Tidak Potensial
Positif Prima Berkembang
Negatif Potensial Terbelakang Sumber: Haning dan Radianto, 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Kota Yogyakarta
Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya perjanjian Gianti pada
tanggal 13 februari 1755 yang ditandatangani kompeni Belanda di bawah tanda
tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel.
Isi perjanjian Gianti : Negara Mataram dibagi dua: setengah masih menjadi Hak
Kerajaan Surakarta, setengah lagi menjadi Hak Pangeran Mangkubumi diakui
menjadi Raja atas setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar
Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin
Panatagama Khalifatullah. Daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah
Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede, dan
ditambah daerah mancanegara yaitu: Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh
Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen,
Sela, Kuwu, Wonosari, dan Grobogan.
Setelah selesai Perjanjian pembagian Daerah itu, Pangeran Mangkubumi
yang bergelar Sultan Hamengku buwono I segera menetapkan bahwa Daerah
Mataram yang ada didalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta
Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini
diumumkan pada tanggal 13 Maret 1755. Tempat yang dipilih menjadi ibukota
dan pusat pemerintahan ini ialah hutan yang disebut Beringin, dimana telah ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sebuah desa kecil bernama Pachetokan, dan disana terdapat suatu pesanggrahan
dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II dulu dan
namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Setelah penetapan tersebut
diumumkan, Sultan Hamengku Buwono segera memerintahkan kepada rakyat
membabat hutan tadi untuk didirikan kraton. Sebelum Kraton itu jadi, Sultan
Hamengku Buwono I berkenan menempati Pesanggrahan Ambarketawang daerah
gamping, yang tengah dikerjakan juga. Pesanggrahan tersebut diresmikan pada
tanggal 9 Oktober 1755, dari tempat inilah beliau selalu mengawasi dan
mengatur pembangunan kraton yang sedang dikerjakan. Setahun kemudian
Sultan Hamengku Buwono I berkenan memasuki Istana Baru sebagai
peresmiannya, dengan demikian berdirilah Kota Yogyakarta atau dengan nama
utuhnya ialah Negari Ngayogyakarta Hadiningrat. Pesanggrahan Ambarketawang
ditinggalkan oleh Sultan Hamengku Buwono untuk berpindah menetap di Kraton
yang baru.
Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1755, bersamaan dengan dibangunnya
Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di
Hutan Beringin, suatu kawasan diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana
lokasi tersebut nampak strategi menurut segi pertahanan keamanan pada waktu itu.
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi DIY dari Presiden RI,
selanjutnya pada tanggal 5 September 1945 beliau mengeluarkan amanat yang
menyatakan bahwa daerah Kesultanan dan daerah Pakualaman merupakan Daerah
Istimewa yang menjadi bagian dari Republik Indonesia menurut pasal 18 UUD
1945.
B. Kondisi Geografis
1. Batas Wilayah
Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II
yang berstatus Kota di samping 4 (empat) daerah tingkat II lainnya yang
berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak ditengah-tengah Propinsi DIY,
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kabupaten Sleman
Sebelah timur : Kabupaten Bantul & Sleman
Sebelah selatan: Kabupaten Bantul
Sebelah barat : Kabupaten Bantul & Sleman
Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110o 24
I 19
II sampai
110o 28
I 53
II Bujur Timur dan 7
o 15
I 24
II sampai 7
o 49
I 26
II Lintang Selatan
dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Keadaan Alam
Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah dimana
dari barat ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan memiliki kemiringan
± 1 derajat, serta terdapat 3 (tiga) sungai yang melintas Kota Yogyakarta,
yaitu:
Sebelah timur adalah Sungai Gajah Wong
Bagian tengah adalah Sungai Code
Sebelah barat adalah Sungai Winongo
3. Luas Wilayah
Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan
daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,50 Km² yang berarti 1,025% dari luas
wilayah Propinsi DIY, dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14
Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 RW, dan 2.525 RT.
4. Tipe Tanah
Kondisi tanah Kota Yogyakarta cukup subur dan memungkinkan
ditanami berbagai tanaman pertanian maupun perdagangan, Kondisi ini
disebabkan oleh letaknya yang berada didataran lereng gunung Merapi (fluvia
vulcanic foot plain) yang garis besarnya mengandung tanah regosol atau tanah
vulkanis muda. Sejalan dengan perkembangan Perkotaan dan Pemukiman
yang pesat, lahan pertanian Kota Yogyakarta setiap tahun mengalami
penyusutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
5. Iklim
Tipe iklim Kota Yogyakarta "AM dan AW", curah hujan rata-rata 2.012
mm/thn dengan 119 hari hujan, suhu rata-rata 27,2°C dan kelembaban
rata-rata 24,7%. Angin yang bertiup pada umumnya adalah angin muson dan
pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 220° bersifat basah
dan mendatangkan hujan, sedangkan pada musim kemarau bertiup angin
muson tenggara yang agak kering dengan arah ± 90° - 140° dengan rata-rata
kecepatan 5-16 knot/jam.
6. Demografi
Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, jumlah penduduk
kota Yogyakarta tahun 2010 adalah 402.709 orang yang terdiri dari 195.704
orang laki-laki dan 207.005 orang perempuan. Secara keseluruhan penduduk
kota yogyakarta dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak jika
dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.
Pertambahan penduduk Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun cukup
tinggi, pada tahun 2010 kepadatan penduduk kota Yogyakarta sebesar 11.958
jiwa/km2, tahun 2011 sebesar 12.077 jiwa/km
2, tahun 2012 sebesar 12.234
jiwa/km2, dan sampai tahun 2013 kepadatan penduduk kota Yogyakarta
tercatat sebanyak 12.391 jiwa/km2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
C. Gambaran Penerimaan Retribusi Parkir
1. Sumber Penerimaan Retribusi Parkir
Penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta berasal dari
UPT Maliboro dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta. Penerimaan
retribusi parkir yang dipungut UPT malioboro meliputi lokasi parkir kawasan
I disepanjang jalan malioboro, dan penerimaan retribusi parkir yang dipungut
Dinas Perhubungan meliputi lokasi parkir di lima ratus lima puluh tujuh ruas
jalan di Kota Yogyakarta yang terdiri dari kawasan I dan kawasan II.
2. Tarif Retribusi Parkir
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2012
tentang Retribusi Jasa Umum, tarif retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7: Tarif Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum
No Jenis Kendaraan Tarif
Kawasan I
(Rupiah)
Kawasan II
(Rupiah)
1 Truk gandengan, sumbu III atau lebih 30.000 20.000
2 Truk Besar 20.000 15.000
3 Bus Besar 20.000 15.000
4 Truk sedang atau Box 15.000 10.000
5 Bus sedang 15.000 10.000
6 Sedan, Jeep,Pickup, Station Wagon atau
Box, Kendaraan Bermotor Roda Tiga
2.000 2.000
7 Sepeda Motor 1.000 1.000
8 Sepeda Listrik 500 500
9 Sepeda 500 500 Sumber: Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3. Proses Pemungutan Retribusi Parkir
Proses pemungutan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
berawal dari pengurus atau Penyimpan barang Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) menyerahkan karcis yang sudah diporporasi kepada Pembantu
Bendahara Penerimaan, penerimaan karcis yang sudah diporporasi oleh
Pembantu Bendahara Penerimaan dicatat ke dalam Register Distribusi Karcis
Retribusi Parkir. Juru Pungut setiap awal hari kerja meminta panjar karcis
terporporasi kepada Pembantu Bendahara Penerimaan sesuai dengan estimasi
kebutuhan karcis parkir setiap hari, karcis yang diterima oleh juru pungut
dicatat dalam Buku Distribusi Karcis dan Pemungutan Retribusi Parkir. Juru
pungut menyerahkan buku dua kepada juru parkir.
Juru Parkir menggunakan karcis tersebut untuk memungut retribusi
parkir, pengguna atau pemakai jasa parkir diberi karcis oleh juru parkir
sebagai tanda bukti. Juru Parkir kemudian menghitung jumlah penerimaan
retribusi parkir dan menyerahkan hasil pemungutan retribusi parkir kepada
Juru Pungut. Juru parkir mendapat Tanda Bukti Setor dari Juru Pungut.
4. Proses Penerimaan Retribusi Parkir
Proses penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
berawal dari Juru Parkir menyetorkan uang retribusi parkir yang menjadi hak
Pemerintah Kota Yogyakarta kepada Juru Pungut, uang retribusi parkir oleh
Juru Pungut dicatat di buku rekapitulasi penerimaan harian. Juru Pungut pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
akhir hari kerja menyerahkan uang retribusi parkir kepada Pembantu
Bendahara Penerimaan, hasil retribusi parkir oleh Pembantu Bendahara
Penerimaan dicatat di buku penerimaan dan penyetoran retribusi parkir. Juru
Pungut dibuatkan Tanda Bukti Penerimaan (TKB) oleh Pembantu Bendahara
Penerimaan. Pembantu Bendahara Penerimaan setiap akhir hari kerja
menyetorkan uang ke bank dengan menggunakan Surat Tanda Setoran (STS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan di Pemerintah Kota Yogyakarta adalah untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta dari tahun 2010-2014, Kontribusi retribusi parkir terhadap Retribusi
daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014, laju pertumbuhan
retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014, dan potensi
retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014. Data
tersebut di peroleh dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak
Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.
1. Data Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir
Data realisasi penerimaan retribusi parkir selama lima tahun dari tahun
2010-2014, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8: Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir dari tahun 2010-2014
Tahun Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir di
Tepi Jalan Umum
( dalam Rupiah )
2010 1.907.694.500
2011 1.971.718.000
2012 2.068.743.000
2013 3.296.483.500
2014 9.093.990.000 Sumber: Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Data Target Penerimaan Retribusi Parkir
Data target penerimaan retribusi parkir selama lima tahun dari tahun
2010-2014, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9: Target Penerimaan Retribusi Parkir dari tahun 2010-2014
Tahun Target Penerimaan Retribusi Parkir di
Tepi Jalan Umum
( dalam Rupiah )
2010 1.850.056.000
2011 1.963.800.000
2012 2.038.912.500
2013 3.241.666.000
2014 9.075.425.000 Sumber: Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta
3. Data Biaya Pemungutan Retribusi Parkir
Data biaya pemungutan retribusi parkir selama lima tahun dari tahun
2010-2014, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10: Biaya Pemungutan Retribusi Parkir dari tahun 2010-2014
Tahun Biaya Pemungutan Retribusi Parkir di
Tepi Jalan Umum
( dalam Rupiah )
2010 348.000.000
2011 433.888.000
2012 470.348.500
2013 472.210.000
2014 439.385.000 Sumber: UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta
Data biaya pemungutan retribusi parkir dari tahun 2010-2014 jika
sesuai dengan insentif pemungutan retribusi parkir paling tinggi sebesar lima
persen dari realisasi penerimaan retribusi parkir, dapat dilihat pada tabel
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 11: Biaya Pemungutan Retribusi Parkir dari tahun 2010-2014
Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta
Tahun Biaya Pemungutan Retribusi Parkir di
Tepi Jalan Umum
( dalam Rupiah )
2010 95.384.725
2011 98.585.900
2012 103.437.150
2013 164.824.175
2014 454.699.500 Sumber: Data diolah
4. Data Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah
Data realisasi penerimaan retribusi daerah selama lima tahun dari tahun
2010-2014, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12: Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah dari tahun 2010-2014
Tahun Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah
( dalam Rupiah )
2010 32.214.650.779
2011 34.408.438.184
2012 38.780.600.268
2013 40.338.698.611
2014 56.095.909.175 Sumber: Dinas Pajak Daerah dan pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta
B. Analisis Data
1. Analisis Efektivitas Retribusi Parkir dan Efisiensi Retribusi Parkir
a. Analisis Efektivitas Retribusi Parkir
Analisis efektivitas digunakan untuk mengukur kinerja Pemerintah
Kota Yogyakarta dalam merealisasikan penerimaan retribusi parkir
dengan target yang telah ditentukan. Efektivitas retribusi parkir dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
diketahui dengan mengambil data realisasi penerimaan retribusi parkir
dan data anggaran atau target retribusi parkir.
“Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif
apabila rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar satu atau 100%.
Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas, maka kemampuan
daerah pun semakin baik” (Halim 2008: 234). Rasio efektivitas retribusi
parkir, dapat dihitung dengan rumus (Halim 2008: 234):
Rasio efektivitas = parkir retribusi penerimaan target
parkir retribusi penerimaan Realisasix 100%
Perhitungan efektivitas retribusi parkir adalah sebagai berikut:
1) Efektivitas retribusi parkir tahun 2010
= 000.056.850.1
500.694.907.1x 100%
= 103,12%
2) Efektivitas retribusi parkir tahun 2011
= 000.800.963.1
000.718.971.1x 100%
=100,40%
3) Efektivitas retribusi parkir tahun 2012
= 500.912.038.2
000.743.068.2x 100%
=101,46%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4) Efektivitas retribusi parkir tahun 2013
= 000.666.241.3
500.483.296.3x 100%
=101,69%
5) Efektivitas retribusi parkir tahun 2014
= 000.425.075.9
000.990.093.9x 100%
=100,20%
Efektivitas retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun
2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13: Perhitungan Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir dari tahun
2010-2014
Sumber: Data diolah
Tabel 13 (tiga belas) diatas menunjukkan:
a) Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta pada tahun 2010 dikatakan efektif karena persentase
efektivitasnya lebih dari seratus persen yaitu sebesar 103,12%, Hasil
Tahun Realisasi
Retribusi
Parkir di Tepi
Jalan Umum
(Rupiah)
Target
Retribusi
Parkir di Tepi
Jalan Umum
(Rupiah)
Efektivita
s
(%)
Kriteria
2010 1.907.694.500 1.850.056.000 103,12 Efektif
2011 1.971.718.000 1.963.800.000 100,40 Efektif
2012 2.068.743.000 2.038.912.500 101,46 Efektif
2013 3.296.483.500 3.241.666.000 101,69 Efektif
2014 9.093.990.000 9.075.425.000 100,20 Efektif
Rata-rata 101,38 Efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
ini menunjukkan realisasi penerimaan retribusi parkir melebihi
target yang telah ditentukan sebesar 3,12%. Besarnya target
penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta pada
tahun 2010 sebesar Rp1.850.056.000 dan realisasinya mencapai
Rp1.907.694.500, hal ini menunjukkan adanya kelebihan realisasi
penerimaan retribusi parkir dari target yang telah ditentukan sebesar
Rp57.638.500.
b) Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta pada tahun 2011 sebesar 100,40%. Hasil ini
menunjukkan adanya penurunan penerimaan retribusi parkir sebesar
2,72% pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang
mencapai 103,12%, namun demikian penerimaan retribusi parkir
pada tahun 2011 dapat dikatakan efektif karena persentase
efektivitasnya lebih dari seratus persen, yaitu sebesar 100,40%.
Besarnya target penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta pada tahun 2011 sebesar Rp1.963.800.000 dan
realisasinya mencapai Rp1.971.718.000. Hal ini menunjukkan
adanya kelebihan realisasi penerimaan retribusi parkir dari target
yang telah ditentukan sebesar Rp7.918.000.
c) Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta pada tahun 2012 sebesar 101,46%. Hal ini menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
adanya peningkatan penerimaan retribusi parkir sebesar 1,06% pada
tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya
mencapai 100,40%, dengan demikian penerimaan retribusi parkir di
Pemerintah Kota yogyakarta dikatakan efektif karena persentase
efektivitasnya lebih dari seratus persen, yaitu sebesar 101,46%.
Besarnya target penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta pada tahun 2012 sebesar Rp2.038.912.500 dan
realisasinya mencapai Rp2.068.743.000. Hal ini menunjukkan
adanya kelebihan realisasi penerimaan retribusi parkir dari target
yang telah ditentukan sebesar Rp29.830.500.
d) Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta pada tahun 2013 sebesar 101,69%. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan penerimaan retribusi parkir sebesar 0.23% pada
tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai
101,46%, dengan demikian penerimaan retribusi parkir di
Pemerintah Kota yogyakarta dikatakan efektif karena persentase
efektivitasnya lebih dari seratus persen, yaitu sebesar 101,69%.
Besarnya target penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta pada tahun 2013 sebesar Rp3.241.666.000 dan
realisasinya mencapai Rp3.296.483.500. Hal ini menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
adanya kelebihan realisasi penerimaan retribusi parkir dari target
yang telah ditentukan sebesar Rp54.817.500.
e) Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta pada tahun 2014 sebesar 100,20%. Hal ini menunjukkan
adanya penurunan penerimaan retribusi parkir sebesar 1,49% pada
tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai
101,69%, namun demikian penerimaan retribusi parkir di
Pemerintah Kota Yogyakarta masih dikatakan efektif karena
persentase efektivitasnya lebih dari seratus persen, yaitu sebesar
100,20%. Besarnya target penerimaan retribusi parkir di Pemerintah
Kota Yogyakarta pada tahun 2014 sebesar Rp9.075.425.000 dan
realisasinya mencapai Rp9.093.990.000. Hal ini menunjukkan
adanya kelebihan realisasi penerimaan retribusi parkir dari target
yang telah ditentukan sebesar Rp18.565.000. Kenaikan penerimaan
retribusi parkir yang terjadi pada tahun 2014 yang mencapai hingga
Rp9.093.990.000 dikarenakan pada tahun 2014 terjadi perubahan
dalam hal penyetoran dan pencatatan penerimaan retribusi parkir
oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta
pada tahun 2014 mencatat penerimaan bruto yaitu sebesar seratus
persen (100%) penerimaan retribusi parkir, sedangkan pada tahun
2010 sampai dengan tahun 2013 Pemerintah Kota Yogyakarta hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mencatat penerimaan neto (yang menjadi hak Pemerintah Kota
Yogyakarta ) yaitu 25% dari kawasan I dan 20% dari kawasan II.
Perubahan pada pencatatan tahun 2014 dikarenakan adanya saran
dari BPK kepada Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melakukan
penyetoran dan pencatatan penerimaan retribusi parkir sebesar
bruto.
f) Rata-rata efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
dikatakan efektif karena persentese efektivitasnya lebih dari seratus
persen yaitu sebesar 101,38%. Hasil ini menunjukkan Pemerintah
Kota Yogyakarta khususnya UPT Malioboro dan Dinas
Perhubungan bagian UPT Pengelolaan Perparkiran selama lima
tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 dikatakan baik dalam
menjalankan tugasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b. Analisis Efisiensi Retribusi Parkir
Analisis efisiensi retribusi parkir digunakan untuk mengukur kinerja
Pemerintah Kota Yogyakarta dalam merealisasikan penerimaan retribusi
parkir dengan biaya pemungutan terendah. Rasio efisiensi retribusi
parkir, dapat dihitung dengan rumus (Halim 2008: 234):
Rasio efisiensi = parkir retribusi penerimaan Realisasi
parkir retribusi Pemungutan BiayaX 100%
“Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan
pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari
satu atau dibawah seratus persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti
kinerja pemerintah daerah semakin baik” (Halim 2008: 234).
Perhitungan efisiensi retribusi parkir adalah sebagai berikut:
1) Efisiensi retribusi parkir tahun 2010
= 500.694.907.1
000.000.348X 100%
= 18,24%
2) Efisiensi retribusi parkir tahun 2011
= 000.718.971.1
000.888.433X 100%
= 22,01%
3) Efisiensi retribusi parkir tahun 2012
= 000.743.068.2
500.348.470X 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
= 22,74%
4) Efisiensi retribusi parkir tahun 2013
= 500.483.296.3
000.210.472X 100%
= 14,32%
5) Efisiensi retribusi parkir tahun 2014
= 000.990.093.9
000.385.439X 100%
= 4,83%
Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
dari tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14: Perhitungan Efisiensi Penerimaan Retribusi Parkir dari tahun
2010-2014
Sumber: Data diolah
Tahun Biaya
Pemungutan
Retribusi
Parkir di Tepi
Jalan Umum
(Rupiah)
Realisasi
Penerimaan
Retribusi
Parkir di Tepi
Jalan Umum
(Rupiah)
Efisiensi
(%)
Kriteria
2010 348.000.000 1.907.694.500 18,24 Sangat
Efisien
2011 433.888.000 1.971.718.000 22,01 Sangat
Efisien
2012 470.348.500 2.068.743.000 22,74 Sangat
Efisien
2013 472.210.000 3.296.483.500 14,32 Sangat
Efisien
2014 439.385.000 9.093.990.000 4,83 Sangat
Efisien
Rata-rata 16,43 Sangat
Efisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 14 (empat belas) menunjukkan:
a) Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2010 sebesar 18,24%, ini berarti biaya yang dikeluarkan
untuk memungut retribusi parkir pada tahun 2010 sebesar 18,24%
dari realisasi penerimaan retribusi parkir.
b) Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2011 sebesar 22,01%, ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk
memungut retribusi parkir pada tahun 2011 sebesar 22,01% dari
realisasi penerimaan retribusi parkir.
c) Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2012 sebesar 22,74%, ini berarti biaya yang dikeluarkan
untuk memungut retribusi parkir pada tahun 2012 sebesar 22,74%
dari realisasi penerimaan retribusi parkir.
d) Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2013 sebesar 14,32%, ini berarti biaya yang dikeluarkan
untuk memungut retribusi parkir pada tahun 2013 sebesar 14,32%
dari realisasi penerimaan retribusi parkir.
e) Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2013 sebesar 4,83%, ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk
memungut retribusi parkir pada tahun 2014 yaitu sebesar 4,83% dari
realisasi penerimaan retribusi parkir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
f) Rata-rata efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
sebesar 16,43%, ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk memungut
retribusi parkir selama tahun 2010-2014 sebesar 16,43 dari total
realisasi penerimaan retribusi parkir selama tahun 2010-2014. Hasil
ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta
khususnya UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan bagian UPT
Pengelolaan Perparkiran dikatakan sangat efisien dalam
merealisasikan penerimaan retribusi parkir selama tahun 2010-2014,
karena persentase efisiensinya lebih kecil dari sembilan puluh
persen.
2. Analisis Kontribusi Retribusi Parkir
Analisis kontribusi retribusi parkir digunakan untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan
retribusi parkir terhadap total retribusi daerah. Kontribusi retribusi parkir
dapat dihitung dengan rumus (halim 2004: 163):
Kontribusi = Y
X X 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Keterangan:
X : Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir
Y : Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah
Perhitungan kontribusi retribusi parkir adalah sebagai berikut:
a. Kontribusi retribusi parkir tahun 2010
= 779.650.214.32
500.694.907.1 X 100%
= 5,92%
b. Kontribusi retribusi parkir tahun 2011
= 184.438.408.34
000.718.971.1 X 100%
= 5,73%
c. Kontribusi retribusi parkir tahun 2012
= 268.585.770.38
000.743.068.2 X 100%
= 5,34%
d. Kontribusi retribusi parkir tahun 2013
= 611.698.338.40
500.483.296.3 X 100%
= 8,17%
e. Kontribusi retribusi parkir tahun 2014
= 175.909.095.56
000.990.093.9 X 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
= 16,21%
Kontribusi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun
2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15: Perhitungan Kontribusi Penerimaan Retribusi Parkir dari tahun
2010-2014
Tahun Realisasi Retribusi
Parkir di Tepi
Jalan Umum
(Ribuan)
Realisasi
Retribusi
Daerah
(Ribuan)
Kontribusi
(%)
2010 1.907.694.500 32.214.650.779 5,92
2011 1.971.718.000 34.408.438.184 5,73
2012 2.068.743.000 38.780.600.268 5,33
2013 3.296.483.500 40.338.698.611 8,17
2014 9.093.990.000 56.095.909.175 16,21
Rata-rata 8,27 Sumber: Data diolah
Tabel 15 (lima belas) di atas menunjukkan:
1) Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2010 sebesar 5,92%.
2) Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2011 sebesar 5,73%, hal ini menunjukkan adanya
penurunan sebesar 0,19% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 yang
memberikan kontribusi retribusi parkir sebesar 5,92%.
3) Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2012 sebesar 5,33%, hal ini menunjukkan adanya
penurunan sebesar 0,40% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 yang
memberikan kontribusi retribusi parkir sebesar 5,73%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4) Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2013 sebesar 8,17%, hal ini menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 2,83% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012
yang memberikan kontribusi retribusi parkir sebesar 5,34%.
5) Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2014 sebesar 16,21%, hal ini menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 8,04% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2013
yang memberikan kontribusi retribusi parkir sebesar 8,17%.
6) Rata-rata kontribusi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 sebesar 8,27%.
Kontribusi retribusi daerah dapat diketahui pada tabel berikut:
Tabel 16: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2010
No Jenis Retribusi Daerah Realisasi Retribusi
Daerah
(Rupiah)
Kontribusi
(%)
1 Retribusi Pelayanan Kesehatan 4.803.064.191 14,91
2 Retribusi pelayanan
persampahan atau kebersihan
1.782.001.950 5,53
3 Retribusi penggantian biaya
KTP dan akte catatan sipil
1.160.049.000 3,60
4 Retribusi pemakaman umum 30.265.000 0,09
5 Retribusi parkir ditepi jalan
umum
1.907.694.500 5,92
6 Retribusi pasar 13.006.982.663 40,38
7 Retribusi pengujian kendaraan
bermotor
1.217.108.727 3,78
8 Retribusi pemakaian kekayaan
daerah
31.682.800 0,10
9 Retribusi terminal 1.984.107.050 6,16
10 Retribusi tempat khusus parkir 925.684.500 2,87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 16: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2010 (Lanjutan)
11 Retribusi rumah potong hewan 168.091.000 0,52
12 Retribusi pengolahan air
limbah
367.362.900 1,14
13 Retribusi penjualan produksi
usaha daerah
86.536.500 0,27
14 Retribusi ijin mendirikan
bangunan
4.157.401.737 12,91
15 Retribusi ijin gangguan 561.255.761 1,74
16 Retribusi perijinan usaha di
bidang pariwisata
25.362.500 0,08
Total 32.214.650.779 100
Sumber: Data diolah
Tabel 17: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2011
No Jenis Retribusi Daerah Realisasi Retribusi
Daerah
(Rupiah)
Kontribusi
(%)
1 Retribusi pelayanan kesehatan 6.159.319.395 17,90
2 Retribusi pelayanan
Persampahan atau kebersihan
1.935.061.300 5,62
3 Retribusi Penggantian Biaya
KTP dan akte catatan sipil
1.017.421.500 2,96
4 Retribusi Pemakaman Umum 28.081.000 0,08
5 Retribusi parkir di tepi jalan
umum
1.971.718.000 5,73
6 Retribusi pasar 14.157.620.659 41,15
7 Retribusi pengujian kendaraan
bermotor
1.367.191.522 3,97
8 Retribusi pemakaian kekayaan
daerah
- 0,00
9 Retribusi terminal 1.809.607.150 5,26
10 Retribusi tempat khusus parkir 977.990.050 2,84
11 Retribusi rumah potong hewan 180.006.000 0,52
12 Retribusi pengolahan air
limbah
539.479.100 1,57
13 Retribusi penjualan produksi
usaha daerah
- 0,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 17: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2011 (Lanjutan)
14 Retribusi ijin mendirikan
banguan
3.695.819.588 10,74
15 Retribusi ijin gangguan 569.122.920 1,65
16 Retribusi perijinan usaha di
bidang pariwisata
- 0,00
Total 34.408.438.184 100 Sumber: Data diolah
Tabel 18: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2012
No Jenis Retribusi Daerah Realisasi Retribusi
Daerah
(Rupiah)
Kontribusi
(%)
1 Retribusi pelayanan kesehatan 6.617.727.139 17,06
2 Retribusi pelayanan
persampahan atau kebersihan
1.990.205.700 5,13
3 Retribusi penggantian biaya
KTP dan akte catatan sipil
397.462.000 1,02
4 Retribusi pemakaman umum 59.010.000 0,15
5 Retribusi parkir ditepi jalan
umum
2.068.743.000 5,33
6 Retribusi pasar 13.615.758.571 35,11
7 Retribusi pengujian kendaraan
bermotor
1.326.424.409 3,42
8 Retribusi pemakaian kekayaan
daerah
99.697.000 0,26
9 Retribusi terminal 2.530.898.200 6,53
10 Retribusi tempat khusus parkir 998.511.050 2,57
11 Retribusi rumah potong hewan 263.429.000 0,68
12 Retribusi pengolahan air
limbah
527.178.500 1,36
13 Retribusi penjualan produksi
usaha daerah
76.222.000 0,20
14 Retribusi ijin mendirikan
banguan
7.566.113.606 19,51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 18: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2012 (Lanjutan)
15 Retribusi ijin gangguan 643.220.093 1,66
16 Retribusi perijinan usaha di
bidang pariwisata
- 0,00
Total 38.780.600.268 100 Sumber: Data diolah
Tabel 19: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2013
Sumber: Data diolah
No Jenis Retribusi Daerah Realisasi
Retribusi
Kontribusi
(%)
1 Retribusi Pelayanan Kesehatan 8.327.166.400 20,64
2 Retribusi pelayanan
persampahan atau kebersihan
2.695.029.575 6,68
3 Retribusi penggantian biaya
KTP dan akte catatan sipil
263.945.000 0,65
4 Retribusi pemakaman umum 83.270.000 0,21
5 Retribusi parkir ditepi jalan
umum
3.296.483.500 8,17
6 Retribusi pasar 13.506.244.381 33,48
7 Retribusi pengujian kendaraan
bermotor
1.338.252.830 3,32
8 Retribusi pemakaian kekayaan
daerah
204.479.100 0,51
9 Retribusi terminal 2.901.812.000 7,19
10 Retribusi tempat khusus parkir 1.233.889.075 3,06
11 Retribusi rumah potong hewan 267,565,000 0,66
12 Retribusi pengolahan air
limbah
535.469.700 1,33
13 Retribusi penjualan produksi
usaha daerah
107.142.650 0,27
14 Retribusi ijin mendirikan
bangunan
4.820.298.000 11,95
15 Retribusi ijin gangguan 757.651.400 1,88
16 Retribusi perijinan usaha di
bidang pariwisata
- 0,00
Total 40.338.698.611 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 20: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2014
Sumber: Data diolah
Peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Haning dan
Radianto (2005), dalam menentukan kontribusi retribusi parkir dalam
kategori potensial atau tidak potensial. Kategori kontribusi retribusi parkir
ditentukan dengan mengambil rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi
No Jenis Retribusi Daerah Realisasi
Retribusi
Kontribusi
(%)
1 Retribusi Pelayanan Kesehatan 2.342.236.185 4,18
2 Retribusi pelayanan
persampahan atau kebersihan
2.825.144.050 5,04
3 Retribusi penggantian biaya
KTP dan akte catatan sipil
70.855.000 0,13
4 Retribusi pemakaman umum 83.752.500 0,15
5 Retribusi parkir ditepi jalan
umum
9.093.990.000 16,21
6 Retribusi pasar 14.775.868.390 26,34
7 Retribusi pengujian kendaraan
bermotor
1.352.084.400 2,41
8 Retribusi pemakaian kekayaan
daerah
167.717.000 0,30
9 Retribusi terminal 3.002.437.000 5,35
10 Retribusi tempat khusus parkir 1.809.112.000 3,23
11 Retribusi rumah potong hewan 252.840.000 0,45
12 Retribusi pengolahan air
limbah
540.345.400 0,96
13 Retribusi penjualan produksi
usaha daerah
174.710.450 0,31
14 Retribusi ijin mendirikan
bangunan
18.849.522.050 33,60
15 Retribusi ijin gangguan 755.294.750 1,35
16 Retribusi perijinan usaha di
bidang pariwisata
- 0,00
Total 56.095.909.175 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
daerah sebagai tolok ukur dan kemudian dibandingkan dengan kontribusi
retribusi parkir. Rata-rata kontribusi retribusi daerah dapat diketahui dengan
mengambil data kontribusi retribusi daerah dari tahun 2010-2014 kemudian
dibagi dengan banyaknya frekuensi retribusi daerah yaitu enam belas
retribusi daerah. Rata-rata kontribusi retribusi daerah dapat diketahui dengan
rumus (Boedijoewono 2007: 75):
N
X X
Keterangan:
X = Notasi dari rata-rata
Jumlah
X = nilai dari data X1....sampai Xn
N = Jumlah Frekuensi
Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila memberikan
kontribusi lebih besar dari rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi
daerah, dan dikatakan tidak potensial apabila memberikan kontribusi lebih
kecil dari rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 21: Perhitungan Rata-rata Kontribusi Daerah dari Tahun 2010-2014
Jenis Retribusi
Daerah
Tahun Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014
Retribusi
Pelayanan
Kesehatan
14.91
%
17.90
%
17.06
%
20.64
%
4.18
%
15.00%
Retribusi
Pelayanan
Persampahan atau
Kebersihan
5.53% 5.62% 5.13% 6.68% 5.04
%
5.60%
Retribusi
Penggantian Biaya
KTP dan Akte
Catatan Sipil
3.60% 2.96% 1.02% 0.65% 0.13
%
1.67%
Retribusi
Pemakaman Umum
0.09% 0.08% 0.15% 0.21% 0.15
%
0.14%
Retribusi Parkir
ditepi Jalan Umum
5.92% 5.73% 5.33% 8.17% 16.21
%
8.27%
Retribusi Pasar 40.38
%
41.15
%
35.11
%
33.48
%
26.34
%
35.30%
Retribusi Pengujian
Kendaraan
Bermotor
3.78% 3.97% 3.42% 3.32% 2.41
%
3.38%
Retribusi
Pemakaian
Kekayaan Daerah
0.10% 0.00% 0.26% 0.51% 0.30
%
0.23%
Retribusi Terminal 6.16% 5.26% 6.53% 7.19% 5.35
%
6.19
Retribusi Tempat
Khusus Parkir
2.87% 2.84% 2.57% 3.06% 3.23
%
2.91%
Retribusi Rumah
Potong Hewan
0.52% 0.52% 0.68% 0.66% 0.45
%
0.57%
Retribusi
Pengolahan Air
Limbah
1.14% 1.57% 1.36% 1.33% 0.96
%
1.27%
Retribusi Penjualan
Produksi Usaha
Daerah
0.27% 0.00% 0.20% 0.27% 0.31 0.21
Retribusi Ijin
Mendirikan
Bangunan
12.91
%
10.74
%
19.51
%
11.95
%
33.60
%
17.74%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 21: Perhitungan Rata-rata Kontribusi Daerah dari Tahun 2010-2014
(Lanjutan)
Retribusi Ijin
Gangguan
1.74% 1.65% 1.66% 1.88% 1.35
%
1.66%
Retribusi Ijin
Perizinan Usaha di
Bidang Pariwisata
0.08% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00
%
0,016%
Rata-rata Kontribusi Retribusi Daerah 6.26%
Kontribusi Retribusi Parkir 8.27%
Kategori Retribusi Parkir Potensial Sumber: Data diolah
Tabel 21 (dua puluh satu) diatas menunjukkan jumlah rata-rata
kontribusi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2010-2014
sebesar 8,27% sedangkan rata-rata kontribusi seluruh retribusi daerah di
Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2010-2014 sebesar 6,26%. Hasil ini
berarti kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata seluruh retribusi
daerah sehingga kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial.
3. Analisis Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir
Analisis laju pertumbuhan retribusi parkir digunakan untuk mengetahui
laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir selama lima tahun terakhir
yaitu tahun 2010-2014 positif atau negatif. “Laju pertumbuhan retribusi
parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010
ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun
2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan
dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013,
dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan” (Adi 2013: 59).
Laju pertumbuhan retribusi parkir dapat dihitung dengan rumus (Halim
2004:163):
Gx = )1(
)1(
t
tt
X
XX X 100%
Keterangan:
Gx : Laju pertumbuhan retribusi parkir
Xt : Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu
X(t-1): Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun sebelumnya
Perhitungan laju pertumbuhan retribusi parkir adalah sebagai berikut:
a. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir Tahun 2010
= 500.781.568.1
500.781.568.1500.694.907.1 x 100%
= 21,60%
b. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir Tahun 2011
= 500.694.907.1
500.694.907.1000.718.971.1x 100%
= 3,36%
c. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir Tahun 2012
= 000.781.971.1
000.781.971.1000.743.068.2 x 100%
= 4,92%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
d. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir Tahun 2013
= 000.743.068.2
000.743.068.2500.483.296.3 x 100%
= 59,35%
e. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir Tahun 2014
= 500.483.296.3
500.483.296.3000.990.093.9 x 100%
=175,87%
Laju pertumbuhan retribusi parkir dari tahun 2010-2014 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 22: Perhitungan Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir dari Tahun
2010-2014
Tahun Xt
(Rupiah)
X(t-1)
(Rupiah)
Gx
(%)
Keterangan
2010 1.907.694.500 1.568.781.500 21,60 Positif
2011 1.971.718.000 1.907.694.500 3,36 Positif
2012 2.068.743.000 1.971.718.000 4,92 Positif
2013 3.296.483.500 2.068.743.000 59,35 Positif
2014 9.093.990.000 3.296.483.500 175,87 Positif
Rata-rata 53,02 Positif Sumber: Data diolah
Tabel diatas menunjukkan:
1) Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2010 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar
21,60%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan penerimaan retribusi
parkir sebesar 21,60% dari penerimaan retribusi parkir tahun
sebelumnya yaitu tahun 2009 yang mencapai Rp1.568.781.500.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2) Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2011 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar
3,36%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2011
sebesar 3,36% dari penerimaan retribusi parkir tahun 2010.
3) Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2012 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar
4,92%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2012
sebesar 4,92% dari penerimaan retribusi parkir tahun 2011.
4) Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2013 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar
59,35%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2013
sebesar 59,35% dari penerimaan retribusi parkir tahun 2012.
5) Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2014 menunjukkan pertumbuhan positif yaitu sebesar
175,87%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2014
sebesar 175,87% dari penerimaan retribusi parkir tahun 2013.
6) Rata-rata laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah
Kota Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan rata-rata sebesar
53,02%. Hasil ini menunjukkan penerimaan retribusi parkir di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Pemerintah Kota Yogyakarta mengalami peningkatan selama tahun
2010-2014.
4. Analisis Matriks Potensi Retribusi Parkir
Analisis matriks potensi retribusi parkir digunakan untuk menentukan
retribusi parkir masuk dalam kategori prima, potensial, berkembang atau
terbelakang. Dalam menentukan kriteria retribusi parkir tersebut peneliti
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Haning dan Radianto (2005).
Kriteria matriks potensi tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Prima, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya potensial.
Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan
retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun
2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami kenaikan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial
apabila kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata kontribusi
seluruh retribusi daerah.
b. Potensial, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya potensial.
Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila penerimaan
retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun
2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami penurunan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata
kontribusi seluruh retribusi daerah.
c. Berkembang, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya tidak
potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila
penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun
2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013
ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan kontribusi retribusi parkir
dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil
dari rata-rata seluruh kontribusi retribusi daerah.
d. Terbelakang, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya tidak
potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila
penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun
2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013
ke tahun 2014 mengalami penurunan, dan kontribusi retribusi parkir
dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil
dari rata-rata seluruh kontribusi retribusi daerah.
Apabila retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta masuk dalam
kategori prima berarti retribusi parkir tersebut menjadi sektor andalan bagi
Pemerintah Kota Yogyakarta. Hal tersebut karena retribusi parkir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
memberikan kontribusi yang besar bagi retribusi daerah di Pemerintah Kota
Yogyakarta dan tingkat pertumbuhan yang meningkat atau stabil.
Apabila retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta masuk dalam
kategori potensial berarti retribusi parkir tersebut berpeluang menjadi sektor
andalan bagi Pemerintah Kota Yogyakarta. Hal tersebut karena retribusi
parkir memberikan kontribusi yang besar bagi retribusi daerah di Pemerintah
Kota Yogyakarta namun dengan tingkat pertumbuhan yang tidak stabil.
Apabila retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta masuk dalam
kategori berkembang berarti retribusi parkir tersebut tidak menjadi sektor
andalan bagi Pemerintah Kota Yogyakarta. Hal tersebut karena retribusi
parkir memberikan kontribusi yang sedikit bagi retribusi daerah di
Pemerintah Kota Yogyakarta namun dengan tingkat pertumbuhan yang
meningkat atau stabil.
Apabila retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta masuk dalam
kategori terbelakang berarti retribusi parkir tidak dapat dilaksanakan, dengan
demikian sebaiknya pemungutan retribusi parkir tidak dilakukan, karena
memberikan kontribusi yang sedikit dengan tingkat pertumbuhan yang
menurun atau tidak stabil.
Tabel 23: Matriks Potensi Retribusi Parkir Tahun 2010-2015
Kontribusi Laju Pertumbuhan Kategori
Potensial Positif Prima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 23 (dua puluh tiga) diatas menunjukkan bahwa potensi retribusi
parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2010-2014 dilihat dari matriks
potensi masuk dalam kategori prima dan menjadi sektor andalan bagi
pemerintah kota Yogyakarta. Penerimaan retribusi parkir di pemerintah Kota
Yogyakarta masuk kategori prima karena memberikan kontribusi yang besar
(potensial) dengan tingkat pertumbuhan yang meningkat atau stabil ( positif).
C. Pembahasan
1. Efektivitas Retribusi Parkir dan Efisiensi Retribusi Parkir
a. Efektivitas Retribusi Parkir
Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta pada tahun 2010 sebesar 103,12% dan dikatakan efektif
karena persentase efektivitasnya lebih dari seratus persen, pada tahun
2011 efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta mengalami penurunan menjadi 100,40% dan masih
dikatakan efektif, pada tahun 2012 efektivitas penerimaan retribusi parkir
di Pemerintah Kota Yogyakarta mengalami kenaikan menjadi sebesar
101,46% dan dikatakan efektif, pada tahun 2013 efektivitas penerimaan
retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta mengalami kenaikan
menjadi 101,69% dan dikatakan efektif, dan pada tahun 2014 efektivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta mengalami
penurunan menjadi 100,20%.
Rata-rata efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
dikatakan efektif karena persentese efektivitasnya lebih dari seratus
persen yaitu sebesar 101,38%. Hasil ini menunjukkan Pemerintah Kota
Yogyakarta khususnya UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan bagian
UPT Pengelolaan Perparkiran selama lima tahun terakhir yaitu tahun
2010-2014 dikatakan baik dalam menjalankan tugasnya.
b. Efisiensi Retribusi Parkir
Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2010 sebesar 18,24%, pada tahun 2011 efisiensi penerimaan
retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta sebesar 22,01%, pada
tahun 2012 efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta sebesar 22,74%, pada tahun 2013 efisiensi penerimaan
retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta sebesar 14,32%, dan
pada tahun 2014 efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah
Kota Yogyakarta sebesar 4,83%.
Rata-rata efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 sebesar
16,43%, ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk memungut retribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
parkir selama tahun 2010-2014 sebesar 16,43% dari total realisasi
penerimaan retribusi parkir selama tahun 2010-2014. Hasil ini
menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya
UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan bagian UPT Pengelolaan
Perparkiran dikatakan sangat efisien dalam merealisasikan penerimaan
retribusi parkir selama tahun 2010-2014, karena persentase efisiensinya
lebih kecil dari sembilan puluh persen.
2. Kontribusi Retribusi Parkir
Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2010 sebesar 5,92%, pada tahun 2011 kontribusi retribusi
parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta mengalami
penurunan menjadi 5,73%, pada tahun 2012 kontribusi retribusi parkir
terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta mengalami
penurunan menjadi 5,33%, pada tahun 2013 kontribusi retribusi parkir
terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta mengalami
kenaikan menjadi 8,17%, dan pada tahun 2014 kontribusi retribusi parkir
terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta mengalami
kenaikan menjadi 16,21%. Kenaikan kontribusi retribusi parkir terhadap
retribusi daerah yang terjadi pada tahun 2014 dikarenakan pada tahun 2014
terjadi perubahan dalam hal penyetoran dan pencatatan penerimaan retribusi
parkir oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tahun 2014 mencatat penerimaan bruto yaitu sebesar seratus persen (100%)
penerimaan retribusi parkir, sedangkan pada tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013 Pemerintah Kota Yogyakarta hanya mencatat penerimaan neto
(yang menjadi hak Pemerintah Kota Yogyakarta ) yaitu 25% dari kawasan I
dan 20% dari kawasan II. Perubahan pada pencatatan tahun 2014
dikarenakan adanya saran dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kepada
Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melakukan penyetoran dan pencatatan
penerimaan retribusi parkir sebesar bruto.
Rata-rata kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di
Pemerintah Kota Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun
2010-2014 sebesar 8,27% sedangkan rata-rata kontribusi seluruh retribusi
daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2010-2014 sebesar 6,26%, hal
ini berarti kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata seluruh
retribusi daerah sehingga kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial.
3. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir
Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta tahun 2010 menunjukkan pertumbuhan positif yaitu sebesar
21,60%, pada tahun 2011 laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di
Pemerintah Kota Yogyakarta menunjukkan pertumbuhan positif namun
mengalami penurunan menjadi 3,36%, pada tahun 2012 Laju pertumbuhan
penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
pertumbuhan positif dan mengalami kenaikan menjadi 4,92%, pada tahun
2013 laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta menunjukkan pertumbuhan positif dan mengalami kenaikan
menjadi 59,35%, dan pada tahun 2014 Laju pertumbuhan penerimaan
retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta menunjukkan pertumbuhan
positif dan mengalami kenaikan menjadi 175,87%. Kenaikan yang terjadi
pada tahun 2014 dikarenakan pada tahun 2014 terjadi perubahan dalam hal
penyetoran dan pencatatan penerimaan retribusi parkir oleh Pemerintah Kota
Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2014 mencatat
penerimaan bruto yaitu sebesar seratus persen (100%) penerimaan retribusi
parkir, sedangkan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 Pemerintah
Kota Yogyakarta hanya mencatat penerimaan neto (yang menjadi hak
Pemerintah Kota Yogyakarta ) yaitu 25% dari kawasan I dan 20% dari
kawasan II. Perubahan pada pencatatan tahun 2014 dikarenakan adanya
saran dari BPK kepada Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melakukan
penyetoran dan pencatatan penerimaan retribusi parkir sebesar bruto.
Rata-rata Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah
Kota Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan rata-rata sebesar 53,02%.
Hasil ini menunjukkan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta mengalami peningkatan selama tahun 2010-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4. Potensi Retribusi Parkir
Potensi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta selama tahun
2010-2014 dilihat dari matriks potensi masuk dalam kategori prima dan
menjadi sektor andalan bagi pemerintah kota Yogyakarta. Penerimaan
retribusi parkir di pemerintah Kota Yogyakarta masuk kategori prima karena
memberikan kontribusi yang besar (potensial) dengan tingkat pertumbuhan
yang meningkat atau stabil ( positif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Analisis Potensi, Efektivitas dan Efisiensi Retribusi Parkir
di Pemerintah Kota Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Efektivitas Retribusi Parkir dan Efisiensi Retribusi Parkir
a. Efektivitas Retribusi Parkir
Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
dikatakan efektif. Hasil ini menunjukkan Pemerintah Kota Yogyakarta
khususnya UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan bagian UPT
Pengelolaan Perparkiran selama lima tahun terakhir yaitu tahun
2010-2014 dikatakan baik dalam menjalankan tugasnya.
b. Efisiensi Retribusi Parkir
Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 dikatakan sangat
efisien. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kota
Yogyakarta khususnya UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan bagian
UPT Pengelolaan Perparkiran dikatakan sangat efisien dalam
merealisasikan penerimaan retribusi parkir selama tahun 2010-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
2. Kontribusi Retribusi Parkir
Rata-rata kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di
Pemerintah Kota Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun
2010-2014 sebesar 8,27% sedangkan rata-rata kontribusi seluruh retribusi
daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2010-2014 sebesar 6,26%, hal
ini berarti kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata seluruh
retribusi daerah sehingga kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial.
3. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir
Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 menunjukkan
pertumbuhan yang positif. Hasil ini menunjukkan pertumbuhan penerimaan
retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dikatakan baik.
4. Potensi Retribusi Parkir
Potensi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2010-2014
dilihat dari matriks potensi, masuk dalam kategori prima dan menjadi sektor
andalan bagi pemerintah kota Yogyakarta. Penerimaan retribusi parkir di
pemerintah Kota Yogyakarta masuk kategori prima karena memberikan
kontribusi yang besar (potensial) dengan tingkat pertumbuhan yang
meningkat atau stabil ( positif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian Analisis Potensi Efektivitas dan
Efisiensi Retribusi Parkir memiliki keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini yaitu
data biaya pemungutan retribusi parkir yang diperoleh dari UPT Malioboro dan
Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta tidak disertai dengan rincian
biaya-biayanya, sehingga peneliti tidak dapat mengetahui jumlah biaya
pengadaan karcis, jumlah biaya pengadaan seragam, dan jumlah tunjangan yang
diberikan kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas Parkir.
C. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan diatas, peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data biaya pemungutan
dengan rincian biaya-biayanya, agar hasil penelitiannya lebih relevan.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti penyebab gap antara kriteria
efisiensi di buku Akuntansi Sektor Publik (ASP) dan kenyataan di
lapangan, agar penelitiannya lebih relevan.
2. Bagi Pemerintah Kota Yogyakarta
a. Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya UPT Malioboro dan Dinas
Perhubungan bagian UPT pengelolaan perparkiran diharapkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b. mempertahankan efektivitas Penerimaan retribusi parkir yang sudah
efektif.
c. Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya UPT Malioboro dan Dinas
Perhubungan bagian UPT pengelolaan perparkiran diharapkan dapat
mempertahankan efisiensi penerimaan retribusi parkir yang sudah sangat
efisien.
d. Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya UPT Malioboro dan Dinas
Perhubungan bagian UPT pengelolaan perparkiran diharapkan dapat
mempertahankan Penerimaan retribusi parkir yang sudah masuk dalam
kategori Prima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Andreas Suryo. 2012. “Analisis Potensi Pajak dan Retribusi Daerah”. Skripsi
Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Administrator. 2007. Sejarah Kota Yogyakarta.
www.jogjakota.go.id/about/sejarah-kota-yogyakarta. Diakses tanggal 20
September 2015
Administrator. 2007. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta.
www.jogjakota.go.id/about/kondisi-geografis-kota-yogyakarta. Diakses tanggal
20 September 2015
Boedijoewono, Noegroho. 2007. Pengantar Statistika. Edisi Kelima. UPP STIM
YKPN, Yogyakarta.
Darise, Nurlan. 2009. Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi Kedua. PT Macanan Jaya
Cemerlang, Jakarta.
Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Revisi. UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta.
Halim, Abdul. dan Muhammad Iqbal. 2012. Pengelolaan keuangan daerah. Edisi
Ketiga. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Haning, Dedy dan Wirawan Endro Dwi radianto. 2005. “Analisis potensi Pajak
Daerah di Kota Yogyakarta”. Jurnal aset Akuntansi dan Keuangan. Vol. 1.
(Februari). No. 1: 66-67.
Hasan, Abdul Rachman dan Suratman. 2013. “An Analysis of the Implementation of
Parking management Policies in increasing the Regional Income of Makassar
City”. Journal Of Humanities And Social Science. Vol. 13. (July-August). No. 3:
01-06.
Hendrati, Marta Ignatia dan Hadi Sumarsono. 2009. “Analysis of Effectiveness and
Parking Levy Gap In Malang Regency”. Journal of Economic, Business, and
Accountancy Ventura accreditation. Vol. 15. (April). No. 1: 71-80.
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
35 Tahun 2002 tentang Pedoman Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Jogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Juliansyah, Elvy. 2012. “Analisis retribusi Parkir Sebagai Sumber Pendapatan Daerah
Kota Sintang”. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial. Vol. 4. (Februari). No 1: 55-64.
Mahmudi, 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi Ketiga. UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
Mahmudi, 2009. Manajemen Keuangan Daerah. Erlangga, Yogyakarta.
Mikha, Danied. 2010. “Analisis Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah terhadap
Pendapatan asli Daerah Kabupaten Sleman”. Kajian Akuntansi. Vol.5. (juni). No.
1:1907-1442.
Noverita, Fransiska. 2010. “Efisiensi, Efektivitas, Laju Pertumbuhan serta Kontribusi
Pajak Parkir dan Retribusi Parkir”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Pemerintah Kota Yogyakarta, Peraturan daerah Kota Yogyakarta Nomor 19 Tahun
2009 tentang Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.
Pemerintah Kota Yogyakarta, Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun
2009 tentang Penyelenggaraan Perparkiran.
Pemerintah Kota Yogyakarta, Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun
2012 tentang Retribusi Jasa Umum.
Pemerintah Kota Yogyakarta, Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 87 Tahun 2012
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelaksanaan Pemberian dan Pemanfaatan Insentif
Pemungutan Retribusi terminal, Retribusi Tempat Khusus Parkir, Retribusi
Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dan Pengujian Kendaraan Bermotor.
Daerah Istimewa Yogyakarta. 2014. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka.
Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta.
Presiden Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69
Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Perdana, Dita Krisna. 2012. “Efisiensi, Efektivitas, Laju Pertumbuhan Serta
Kontribusi Pajak Parkir dan Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah”.
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Pusat, Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi keempat.
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Putra, Boby Fandhi, Dwi Atmanto dan Nila Firdausi Nuzula. 2014. “Analisis
Efektivitas Penerimaan dan Kontribusi Retribusi daerah Terhadap Pendapatan
Asli Daerah”. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 10. (Mei). No. 1: 01-09.
Supardiyono, YP., YFM. Gien Agustinawansari dan Yusef Widia Karsana. 2010.
“Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi akuntansi”. Edisi Revisi kedua.
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yogyakarta.
Tim, Reality. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Reality Publisher, Surabaya.
TmBooks. 2013. Perpajakan. Edisi Pertama. C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta.
Walikota Yogyakarta, Peraturan Walikota Yogyakarta nomor 16 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18 tahun 2009
Tentang Penyelenggaraan Perparkiran.
Walikota Yogyakarta, Keputusan Walikota Yogyakarta No. 214/KEP/2013 tentang
Penetapan Ruas-Ruas jalan Menurut Kelasnya Di Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana cara Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menentukan pembagian
lokasi yang masuk dalam kawasan I dan lokasi yang masuk dalam kawasan II ?
2. Dari 87 lokasi parkir yang ada di kawasan I, lokasi mana yang menjadi unggulan
dalam memperoleh pendapatan di Pemerintah Kota Yogyakarta ?
3. Pada setiap lokasi parkir di kota yogyakarta memiliki juru parkir masing-masing.
Bagaimana cara untuk dapat menjadi juru parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
?
4. Apakah ada batasan umur dalam menentukan juru parkir di Pemerintah Kota
Yogyakarta ?
5. Bagaimana cara penagihan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta ?
6. Sanksi apa yang diberikan kepada juru parkir “yang bandel” jika tidak memenuhi
kewajibannya (menyetorkan hasil retribusi parkir) ?
7. Bagaimana cara Pemerintah Kota Yogyakarta melihat potensi retribusi parkir ?
8. Faktor apa saja yang menyebabkan tidak tercapainya jumlah target penerimaan
retribusi parkir ?
9. Upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan pendapatkan atau
pemasukan dari retribusi parkir ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 2
Hasil Wawancara
1. Pemerintah Kota Yogyakarta menentukan pembagian lokasi yang masuk dalam
kawasan I dan lokasi yang masuk dalam kawasan II berdasarkan tingkat
keramaiannya. Kawasan 1 merupakan kawasan yang ramai dan lalu lintas nya
juga ramai. Kawasan 2 merupakan kawasan yang lebih sepi dari kawasan 1.
2. Dari 87 lokasi parkir yang ada di kawasan I, lokasi yang menjadi unggulan dalam
memperoleh pendapatan di pemerintah kota Yogyakarta yaitu lokasi di sepanjang
Jl solo, jl malioboro dan jl. Ahmad yani karena merupakan pusat ekonomi.
3. Cara untuk dapat menjadi juru parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu:
a. Mengajukan surat permohonan menjadi juru parkir, dengan mengisi formulir
dan blangko pendaftaran menjadi juru parkir yang sudah di siapkan oleh
dinas perhubungan.
b. Membawa syarat yang harus dipenuhi yaitu:
1) Identitas diri ktp atau sim,
2) Gambar lokasi dan nama jalan yang akan dijadikan lokasi parkir.
3) Membawa surat tidak keberatan dari pemilik perusahaan atau toko yang
akan dijadikan lokasi parkir.
4. Tidak ada ketentuan menjadi juru parkir berdasarkan umur di Pemerintah Kota
Yogyakarta. Calon juru parkir harus sehat jasmani dan rohani, dan dapat
membaca dan menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
5. Penagihan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu:
a. Penagihan dilakukan oleh koordinator di setiap wilayah, koordinator wilayah
tersebut setiap hari mutar untuk menarik penerimaan retribusi dari juru
parkir, kemudian koordinator wilayah tersebut menyerahkan ke kantor
(bendahara) dan kemudian bendahara menyerahkan ke kas daerah.
b. Ada juru parkir yang langsung datang ke kantor untuk setor penerimaan
retribusi ke seksi bendahara dan bendahara memberikan bukti setor ke juru
parkir tersebut, kemudian bendahara setor ke kas daerah.
6. Sanksi yang diberikan kepada juru parkir “yang bandel ” jika tidak memenuhi
kewajibannya (menyetorkan hasil retribusi parkir) yaitu:
a. Memberikan tegoran secara lisan karena telah melanggar ketentuan yang ada
b. Memberikan surat peringatan jika getoran secara lisan tidak mempan
c. Jika masih melanggar juga, dibawa ke pengadilan dan di berhentikan sebagai
juru parkir.
7. Pemerintah Kota Yogyakarta melihat potensi retribusi parkir dengan melakukan
studi potensi pendapatan. Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki tim yang
melakukan studi potensi pendapatan dan secara berkala melakukan pendataan
penggalian potensi, setelah hasil studi didapatkan Dinas Perhubungan diundang
oleh tim tersebut untuk melakukan diskusi. Hasil final dari diskusi tersebut yang
dijadikan patokan Dinas Perhubungan dalam melihat potensi retribusi parkir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
8. Faktor yang menyebabkan tidak tercapainya jumlah target penerimaan retribusi
parkir yaitu banyaknya juru parkir yang kabur-kaburan saat koordinator wilayah
datang untuk mengambil setoran retribusi parkir dan ujung-ujungnya tidak setor.
9. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam meningkatkan
pendapatan atau pemasukan dari retribusi parkir dengan melakukan pembinaan
setiap tahun kepada para juru parkir. Pembinaan tersebut berupa pemberitahuan
mengenai hak dan kewajiban, sehingga dengan adanya pembinaan tersebut
mereka pahan mengenai kewajian mereka untuk menyetor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel 1
Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta tahun
2010-2014 (Rupiah)
Tahun Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir
( dalam Rupiah )
UPT Malioboro Dinas
Perhubungan
Total
2010 553.065.500 1.354.629.000 1.907.694.500
2011 569.275.000 1.402.443.000 1.971.718.000
2012 584.247.500 1.484.495.500 2.068.743.000
2013 917.028.500 2.379.455.000 3.296.483.500
2014 2.340.000.000 6.753.990.000 9.093.990.000 Sumber: Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan dan Dinas Perhubugan Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel 2
Target Penerimaan Retribusi Parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun
2010-2014 (Rupiah)
Tahun Target Penerimaan Retribusi Parkir
( dalam Rupiah )
UPT Malioboro Dinas
Perhubungan
Total
2010 550.056.000 1.300.000.000 1.850.056.000
2011 563.800.000 1.400.000.000 1.963.800.000
2012 568.856.250 1.470.056.250 2.038.912.500
2013 900.000.000 2.341.666.000 3.241.666.000
2014 2.275.425.000 6.800.000.000 9.075.425.000 Sumber: Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tabel 3
Biaya Pemungutan Retribusi Parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun
2010-2014 (Rupiah)
Tahun Biaya Pemungutan Retribusi Parkir
( dalam Rupiah )
UPT Malioboro Dinas
Perhubungan
Total
2010 - 348.000.000 348.000.000
2011 85.888.000 348.000.000 433.888.000
2012 122.348.500 348.000.000 470.348.500
2013 124.210.000 348.000.000 472.210.000
2014 91.385.000 348.000.000 439.385.000
Sumber: UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta
Catatan: Tahun 2010 biaya pemungutan retribusi parkir dari UPT Malioboro
kosong karena pada tahun 2010 akhir UPT Malioboro masih dalam masa
peralihan, sehingga biaya pemungutan retribusi parkir untuk tahun 2010
masih tergabung dengan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 4
Maksimal Biaya Pemungutan Retribusi Parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta
dari Tahun 2010-2014 Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 87
Tahun 2012 (Rupiah)
Tahun Realisasi
Penerimaan
Retribusi Parkir
Biaya Pemungutan
Retribusi Parkir
Biaya Pemungutan
Retribusi Parkir
2010 1.907.694.500 5% 95.384.725
2011 1.971.718.000 5% 98.585.900
2012 2.068.743.000 5% 103.437.150
2013 3.296.483.500 5% 164.824.175
2014 9.093.990.000 5% 454.699.500 Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 5
Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun
2010-2014 (Ribuan)
Tahun Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah
( dalam Rupiah )
2010 32.214.650.779
2011 34.408.438.184
2012 38.780.600.268
2013 40.338.698.611
2014 56.095.909.175 Sumber: Dinas Pajak Daerah dan pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 6
Time Schedule Penulisan Ilmiah/kerja Praktek Tahun Ajaran 2014/2015
No Keterangan Mei Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal
2 Pengumpulan
Data
3 Analisis Data
dan Pengolahan
Data
4 Penulisan Bab
I, Bab II dan
Bab III
5 Penulisan Bab
IV
6 Penulisan Bab
V dan Bab VI
7 Penyelesaian
Skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel 7
Rancangan Biaya Penelitian
Penulisan Ilmiah/kerja Praktek Tahun Ajaran 2014/2015
No Keterangan Jumlah
Harga
Rp
Total
1 Biaya Beli Buku 3 buah 100.000 300.000
2 Biaya Print 974 lembar 150 146.100
3 Biaya Jilid 3 kali 3.000 9.000
4 Biaya Transportasi (Bensin) 15 kali 9000 135.000
Total Biaya 590.100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI