analisis potensi penerimaan retribusi parkir di...

106
ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI WILAYAH KOTA TANGERANG SELATAN Oleh: Subhan Irfansyah NIM. 1113084000033 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: lamdan

Post on 02-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR

DI WILAYAH KOTA TANGERANG SELATAN

Oleh:

Subhan Irfansyah

NIM. 1113084000033

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

ii

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR

DI WILAYAH KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Subhan Irfansyah

1113084000033

Di bawah Bimbingan:

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 3: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Hari Rabu, 23 Mei 2018 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

Nama : Subhan Irfansyah

NIM : 1113084000033

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Judul Skripsi : Analisis Potensi Penerimaan Retribusi Parkir Di Wilayah

Kota Tangerang Sekatan.

Setelah mengamati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang Selatan, 23 Mei 2018

1. Drs. Rusdianto, M.Sc ( )

Ketua

2. Arief Fitrijanto, M.Si ( )

Sekertaris

3. Fahmi Wibawa, M.Si ( )

Penguji Ahli

4. Arief Fitrijanto, M.Si ( )

Pembimbing I

Page 4: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPRE

Page 5: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Subhan Irfansyah

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Januari 1994

3. Alamat : Jalan Gelatik Atas No. 28 RT 08/009

Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan

4. Telepon : 08978836741/085888255192

5. Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. SDN Bintaro 012 Pagi Tahun 2000-2006

2. SMPN 177 Jakarta Tahun 2006-2009

3. SMKN 18 Jakarta Tahun 2009-2012

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018

III. Pendidikan Non Formal

1. Student Leadership Developmet Program (SLDP) - YLC 2011

IV. Pengalaman Organisasi

1. Ketua Divisi Kegiatan Ikhwan Rohis SMKN 18 Jakarta Periode 2010.

2. Ketua Rohis SMKN 18 Jakarta Periode 2011.

3. Kordinator Divisi Lapangan Paskibra SMKN 18 Jakarta Periode 2011-

2012.

Page 7: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

vii

4. Koordinator Divisi Olahraga dan Seni Himpunan Mahasiswa Jurusan

Ekonomi Pembangunan (HMJ EP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Jakarta Periode 2014-2015.

5. Kepala Bidang II yang membawahi Bidang Olahraga Seni dan Bidang

Ekonomi Kreatif Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan

(HMJ EP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta Periode 2015-

2016.

V. Seminar dan Workshop

1. Dialog Jurusan & Seminar Konsentrasi “Mengenal Lebih Dekat dengan

Jurusan Sendiri” HMJ IESP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

2. Rembuk Kebangsaan “Sosialisasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai

Sistem Keuangan Baru Melalui Kebudayaan” OJK dan Visi Indonesia,

2013.

3. Company Visit “Road to Bank Indonesia” HMJ IESP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

4. Pelatihan Karya Tulis Ilmiah “Mewujudkan Regenerasi Mahasiswa

Ekonomi yang Berprestasi dalam Bidang Akademik” HMJ IESP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

5. Kuliah Umum “Fungsi Pengawasan Keuangan Negara sebagai

Katalisator Tercapainya Tujuan Memajukan Kesejahteraan Umum” BPK

RI dan HMJ IESP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

6. Rembuk Nasional 2017 “Membangun untuk Kesejahteraan Rakyat”,

anggota Rembuk Nasional, 2017.

Page 8: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

viii

ANALYZE THE POTENTIAL REVENUE OF PARKING RETRIBUTION

IN SOUTH TANGERANG CITY AREA

ABSTRACT

This study aims to analyze the potential revenue of parking retribution in South

Tangerang City area. This research used mixed method with quantitative and

qualitative approach. Quantitative approach is used to calculate the the potential

revenue of parking retribution and the effectiveness of revenue of parking

retribution in South Tangerang City, while the qualitative approach is descriptive

analysis with interview to obtain information which is related to the topic of this

research. The results showed that the retribution potential in South Tangerang

City reached Rp.3.303.408.500,in a year. The effectiveness of revenue retribution

by comparing the potential with realization is still less effective with the value of

79.43%. The constraints and problems which faced are low regulation of

retribution tariff, less profitable cooperation systems, lack of supervision

supervision, parking facilities and infrastructure still not satisfy, many illegal

parking areas.

Keywords: potential, effectiveness, parking retribution.

Page 9: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

ix

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR

DI WILAYAH KOTA TANGERANG SELATAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa potensi penerimaan retribusi

parkir di wilayah Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode

kombinasi dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, Pendekatan kuantitatif

digunakan untuk menghitung potensi penerimaan retribusi parkir dan efektifitas

penerimaan retribusi parkir di wilayah Kota Tangerang Selatan, sedangkan

pendekatan kualitatif bersifat deskriptif analisis dengan wawancara yang

digunakan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan tema penelitian ini.

Hasil Penelitian menunjukkan potensi retribusi di wilayah Kota Tangerang

Selatan mencapai Rp.3.303.408.500,- dalam setahun. Efektifitas penerimaan

retribusi dengan membandingkan potensi dengan realisisasi masih kurang efektif

dengan nilai 79,43%. Kendala dan permasalahan yang dihadapi adalah peraturan

tarif retribusi yang rendah, sistem kerjasama yang kurang menguntungkan,

kurangnya pengawasan, sarana dan prasarana pakir yang belum memadai,

banyaknya parkir tidak resmi.

Kata Kunci: potensi, efektifitas, retribusi parkir.

Page 10: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, Puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala

atas berkat rahmat dan karunia-Nya dengan segala pengetahuan dan kekuasaan-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS

POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI WILAYAH KOTA

TANGERANG SELATAN” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada Nabi Besar Muhammad Shallallah’Alayhi wa Sallam beserta keluarga dan

para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan,

saran, bimbingan, dukungan, semangat dan doa baik langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Sugiadi dan Ibu Sarinah, yang selalu

mendoakan dan memotivasi penulis serta memfasilitasi segala kebutuhan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Adik tercinta, Isnalia Adrin, yang selalu memberikan semangat dan

mendoakan penulis selama proses menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga.

Page 11: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

xi

4. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dan Ibu Najwa Khairina selaku Ketua Jurusan

dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan

arahan serta bimbingan yang berarti dalam penyelesaian perkuliahan ini.

5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, memberikan motivasi dan arahan kepada penulis dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini hingga skripsi ini selesai. Semoga bapak

selalu diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT.

6. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya dosen

Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan ilmu yang sangat

berguna dan bermanfaat bagi penulis selama perkuliahan, serta jajaran

karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani

dan membantu penulis selama perkuliahan.

7. Dinas Perubungan Kota Tangerang Selatan, SAMSAT Kota Tangerang

Selatan dan Badan Penerimaan Daerah Kota Tangerang Selatan yang telah

memberikan bantuan terkait data yang dibutuhkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman Wacana-ers (Luthfan, Gufron, Hery, Mahatir, Alvi, Rival,

Yoga, Ibas, Irfan, Jihad, Zekha) yang saling menolong, memotivasi,

mengingatkan dan memberi solusi satu sama lain selama masa perkuliahan

dan proses penulisan skripsi.

9. Desi Trisnawati yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dan

mendengarkan keluh kesah penulis ketika proses penulisan skirpsi.

Page 12: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

xii

10. Teman-teman alumni SMKN 18 Jakarta Angkatan 2012 (Katam, Dimas,

Rheza, Marsha, Arifin, Aris) yang senantiasa memberikan dukungan

semangat dan hiburan kepada penulis.

11. Teman-teman dikepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusah Ekonomi

Pembangunan yang senantiasa berbagi suka duka serta memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis.

12. Teman-teman KKN 184 Dandelion yang memberikan wadah bagi penulis

untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

13. Seluruh teman-teman jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2013 yang

telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terimakasih

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Untuk itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya

sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan

dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tangerang Selatan, Mei 2018

Subhan Irfansyah

Page 13: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

xiii

DAFTAR ISI

COVER DALAM .................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPRE ..................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR lAMPIRAN ........................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12

A. Landasan Teori .......................................................................................... 12

1. Peran dan Fungsi Pemerintah ............................................................... 12

2. Otonomi Daerah dan Desentralisasi ..................................................... 15

3. Pendapatan Asli Daerah........................................................................ 20

4. Retribusi Daerah ................................................................................... 24

Page 14: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

xiv

5. Retribusi Parkir ..................................................................................... 31

6. Potensi Pendapatan ............................................................................... 33

7. Efektifitas ............................................................................................. 33

B. Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 35

C. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 41

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 41

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 41

C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 45

D. Metode Analisis Data ................................................................................ 47

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 51

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 51

1. Kondisi Geografis dan Administratif Kota Tangerang Selatan ............ 51

2. Perparkiran Di Kota Tangerang Selatan ............................................... 54

B. Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 57

1. Potensi Penerimaan Retribusi Parkir .................................................... 57

2. Efektifitas Penerimaan Retribusi Parkir ............................................... 70

3. Kendala Pemungutan Retribusi Parkir ................................................. 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 74

A. Kesimpulan ................................................................................................ 74

B. Saran .......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 81

Page 15: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

xv

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan ................... 3

Tabel 1.2 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah .................................................. 4

Tabel 1.3 Target dan Realisasi Retribusi Parkir Kota Tangerang Selatan Tahun

2010-2016 ............................................................................................................... 7

Tabel 1.4 Kontribusi Penerimaan Retribusi Parkir terhadap Retribusi Daerah Kota

Tangerang Selatan Tahun 2013-2016 ..................................................................... 8

Tabel 2.1 Lokasi Tempat Parki Di Wilayah Kota Tangerang Selatan Dikelola dan

Bekerjasama dengan Dinas Perhubungan ............................................................. 42

Tabel 2.2 Penentuan Sampel Lokasi Parkir .......................................................... 43

Tabel 2.3 Lokasi Parkir Yang Dijadikan Sampel Penelitian ................................. 44

Tabel 4.1 Kecamatan dan Kelurahan di Kota Tangerang selatan ......................... 52

Tabel 4.2 Hasil Observasi Lingkungan Pasar ....................................................... 59

Tabel 4.3 Hasil Observasi Lingkungan Pusat Bisnis ............................................ 60

Tabel 4.4 Hasil Obeservasi Lingkungan Tempat Makan ...................................... 61

Tabel 4.5 Hasli Observasi Lingkungan Tempat Futsal ......................................... 61

Tabel 4.6 Hasil Observasi Lingkungan Stasiun .................................................... 62

Tabel 4.7Hasil Observasi Lingkungan RUKO/Kantor ......................................... 63

Tabel 4.8 Intensitas Penggunaan SRP ................................................................... 64

Tabel 4.9 Potensi Penerimaan Retribusi Parkir ..................................................... 69

Page 16: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar1.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan ................ 3

Gambar 1.2 Grafik Jumlah kendaraan bermotor di Kota Tangerang Selatan Tahun

2010-2015 ............................................................................................................... 5

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Tangerang Selatan .............................................. 51

Gambar 4.2 Persentase Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan per Kecamatan .. 54

Page 17: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

xvii

DAFTAR lAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Tempat Parkir di Kota Tangerang Selatan ................................ 82

Lampiran 2 Surat-Surat Perizinan ......................................................................... 83

Lampiran 3 Alur Perizinan Parkir ......................................................................... 87

Lampiran 4 Penarikan Retribusi Parkir ................................................................. 88

Lampiran 5 Parkir yang memungut Retribusi Parkir ............................................ 89

Page 18: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia telah melaksanakan sistem desentralisasi dengan memberikan

sebagian kewenangan kepada daerah otonom, dalam hal ini adalah

pemerintah daerah. Otonomi daerah pada dasarnya bertujuan untuk

menyamaratakan pertumbuhan ekonomi disetiap daerah, dengan kata lain

pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengelola sumber-sumber

pendapatan dan keuangan daerahnya sendiri, serta meminimalisir campur

tangan pemerintah pusat di daerah.

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang direvisi menjadi

Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pemberian

otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,

pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi

daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan

prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta

potensi dan keanekaragaman.

Otonomi Daerah merupakan pemindahan sebagian besar kewenangan

yang semula berada di pemerintah pusat diserahkan kepada daerah otonom,

sehingga pemerintah daerah otonom dapat lebih cepat dalam merespon

tuntutan masyarakat daerah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Misi

utama otonomi daerah sendiri adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas

Page 19: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

2

pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, menciptakan efisiensi dan

efektifitas pengelolaan sumber daya daerah, dan memberdayakan serta

menciptakan ruang bagi masyarakat (publik) untuk berpartisipasi dalam

pembangunan (Mardismo, 2002 : 59).

Salah satu bentuk pelimpahan kewenangan yang diberikan Pemerintah

Pusat kepada Pemerintah daerah adalah pelimpahan kewenangan dalam

mengatur kebijakan keuangan daerah, dalam Undang-undang Nomor 23

Tahun 2014 yang juga membahas tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjelaskan sumber penerimaan

daerah terdiri dari pendapatan daerah dan pembiayaan daerah. Pendapatan

daerah yang dimaksud adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan

dan Lain-lain Pendapatan. Sedangakan pembiayaan bersumber dari Sisa

Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana

Cadangan Daerah dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.

Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD)

adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam

daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber Pendapatan Asli

Daerah yang tertulis dalam Undang-Undang di atas adalah Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan dan

Lain-lain PAD yang sah. Pendapatan asli daerah merupakan tulang punggung

pembiayaan daerah, oleh karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi

diukur dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh pendapatan asli daerah

Page 20: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

3

terhadap APBD, semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh

pendapatan asli daerah terhadap APBD berarti semakin kecil ketergantungan

pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat.

Kota Tangerang Selatan dimekarkan pada tahun 2008 merupakan salah

satu kota dengan penerimaan Pedapatan Asli Daerah (PAD) yang selalu

mengalami peningkatan tiap tahun. Tingkat penerimaan PAD suatu daerah

menunjukkan kemampuan daerah tersebut dalam memaksimalkan potensi

yang ada di daerahanya.

Table 1.1

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan

Tahun PAD

2013 Rp.728.965.301.483,-

2014 Rp.1.012.665.441.837,-

2015 Rp.1.225.791.487.473,-

2016 Rp.1.346.240.155.744,-

Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan

Gambar 1.1

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan

Sumber: Data diolah

Rp0

Rp200.000.000.000

Rp400.000.000.000

Rp600.000.000.000

Rp800.000.000.000

Rp1.000.000.000.000

Rp1.200.000.000.000

Rp1.400.000.000.000

Rp1.600.000.000.000

2013 2014 2015 2016

pe

ne

rim

aan

tahun

PAD

Page 21: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

4

Jika dilihat dari Tabel 1.1 di atas, menunjukkan Pendapatan Asli Daerah

di Kota Tangerang Selatan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya,

dimulai dari tahun 2013 sampai tahun 2016. Peningkatan terbesar terjadi pada

tahun 2014, di mana realisasi penerimaan PAD dari tahun sebelumnya

mengalami peningkatan sebesar lebih dari 280 miliar rupiah. Peningkatan

PAD tersebut menujukan masih banyak potensi-potensi pendapatan yang

dapat dikembangkan di Kota Tangerang Selatan.

Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah adalah Retribusi Daerah,

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 9 Tahun 2014

Tentang Retribusi Daerah, Retribusi Daerah adalah Pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan

dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau

orang.

Tabel 1.2

Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah

Tahun Retribusi Daerah

2013 Rp.92.366.248.545,-

2014 Rp.91.545.037.341,-

2015 Rp.103.395.104.070,-

2016 Rp.86.763.986.592,-

Sumber: BAPENDA Kota Tangerang Selatan

Dari Tabel 1.2 di atas, diketahui pendapatan Retribusi Daerah di Kota

Tangerang Selatan pada tahun 2013 sampai tahun 2016. Dapat dilihat pada

tahun 2015 terjadi peningkatan cukup tinggi untuk penerimaan retribusi

daerah sebesar Rp.11.850.066.729,- dan pada tahun 2016 terjadi penurunan

Page 22: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

5

penerimaan dari tahun sebelumnya sebesar Rp.16.631.117.478,-. Hal ini

menunjukkan pendapatan retribusi daerah di Kota Tangerang Selatan masih

dinamis, sedangkan potensi dari obyek retribusi daerah di Kota Tangerang

Selatan cukup banyak dan beragam, salah satunya potensi berasal dari

kendaraan bermotor.

Sehubungan dengan jumlah kendaraan bermotor, grafik berikut akan

menggambarkan jumlah kendaraan bermotor yang ada di wilayah Kota

Tangerang Selatan.

Gambar 1.2

Grafik Jumlah kendaraan bermotor di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010-2015

Sumber: Kantor SAMSAT Kota Tangerang Selatan

Dari gambar 1.2 di atas, menunjukkan jumlah kendaraan bermotor yang

ada di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2010 sampai tahun 2015

mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Sebagaimana yang tergambar dari

grafik di atas pada tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor di Kota Tangerang

Selatan berjumlah 149.802 unit dan pada tahun 2015 berjumlah 301.735 yang

111.226 133.675

149.894 169.630

191.397 208.798

38.576 48.008 58.909 72.065 84.124 92.937

149.802 181.683

208.803 241.686

275.521 301.735

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Roda 2 Roda 4 Jumlah Kendaraan Bermotor

Page 23: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

6

berarti dalam kurun waktu lima tahun pertumbuhan kendaraan bermotor di

Kota Tangerang Selatan mencapai dua kali lipat, dimana rata-rata

pertumbuhan kendaraan bermotor mencapai 1,15%.

Laju pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai angka 301.735

unit di tahun 2015 di sisi lain juga akan meningkatkan kebutuhan fasilitas

tempat parkir yang memadai. Pemerintah daerah sebagai pemilik lahan atas

wilayah kekuasaanya, tentu dapat memanfaatkan momentum ini guna

menggenjot penerimaan kas daerahnya. Dengan membangun fasilitas tempat

parkir di lingkungan yang memiliki potensi parkir yang baik, pemerintah

daerah dapat memungut retribusi atas jasa yang telah mereka keluarkan dalam

pengadaan fasilitas tempat parkir.

Pendapatan Asli Daerah pada pemerintahan daerah tingkat II yaitu

Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan perparkiran salah satunya adalah

retribusi perparkiran, Retribusi Parkir dianggap cukup berpotensi

memberikan kontribusi dalam menunjang penerimaan keuangan daerah.

Pemanfaatan retribusi parkir di daerah diharapkan mampu dimanfaatkan

sebaik-baiknya sehingga dapat dipergunakan secara efisien untuk

memperbaiki sarana dan prasarana kota, khususnya perbaikan fasilitas parkir,

sehingga akan meningkatkan kualitas dari penyelenggaraan fasilitas parkir

(Septianawati, 2012:4).

Pembinaan dan pengelolaan perparkiran merupakan kegiatan yang perlu

dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi di daerah. Hal ini dilakukan

untuk menjamin terselenggaranya pembinaan yang berhasil mewujudkan

Page 24: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

7

penataan lingkungan perkotaan, kelancaran lalu lintas jalan, ketertiban

administrasi pendapatan daerah, serta mampu mengurangi beban sosial

melalui penyerapan tenaga kerja (SK Mendagri No. 34 Tahun 1980).

Pemerintah daerah mempunyai tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam

membina pengelolaan perparkiran di wilayahnya, yang pada hakekatnya

merupakan bagian dari kegiatan pelayanan umum. Sebagai imbalan

penyelenggaraan pelayanan umum dimaksud, pemerintah daerah memiliki

hak menerima dana dari masyarakat berupa retribusi/sewa dan pajak sebagai

salah satu sumber pendapatan asli daerah (Direktorat Jenderal Perhubungan

Darat, 1998;8).

Retribusi Parkir Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang dalam hal ini

dikelola oleh Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan penerimaannya

mengalami peningkatan pada tiap tahunnya, sebagaimana yang terlihat pada

Tabel 1.3 di bawah ini;

Tabel 1.3

Target dan Realisasi Retribusi Parkir

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010-2016

Sumber: Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota

Tangerang Selatan

Tahun Retribusi Parkir

Target Realisasi %

2010 Rp.45.000.000,- Rp.27.714.000,- 61,59%

2011 Rp.45.000.000,- Rp.35.152.000,- 78,12%

2012 Rp.400.000.000,- Rp.94.900.000,- 23,73%

2013 Rp.450.000.000,- Rp.100.150.000,- 22,26%

2014 Rp.450.000.000,- Rp.127.650.000,- 28,37%

2015 Rp.450.000.000,- Rp.606.563.500,- 134,79%

2016 Rp.2.000.000.000,- Rp .2.623.959.607,- 131,20%

Page 25: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

8

Dari Tabel 1.3 di atas, menunjukkan penerimaan retribusi parkir di Kota

Tangerang Selatan mengalami peningkatan di setiap tahun. Kenaikan

penerimaan retribusi parkir terjadi dari tahun 2010 sampai tahun 2016. Pada

tahun 2010 sampai 2014 penerimaan retribusi parkir masih sangat rendah, hal

ini diduga sistem pengelolaan parkir di Kota Tangerang Selatan masih belum

baik. Dilihat dari persentase realisasi dan target yang masih sangat rendah

pada tahun 2012 sampai 2014 yang pencapaian realisasinya dibawah 30%.

Baru terjadi kenaikan cukup signifikan terjadi pada tahun 2015 dimana

penerimaan mencapai Rp.606.563.000,- padahal pada tahun sebelumnya

hanya menerima Rp.127.650.000,-. Sedangkan kenaikan penerimaan paling

signifikan terjadi pada tahun 2016 yang mencapai Rp.2.623.959.607,-.

Penerimaan retribusi parkir di Kota Tangerang Selatan mengalami

peningkatan disetiap tahunnya. Berikut ini adalah kontribusi retribusi parkir

terhadap retribusi daerah di Kota Tangerang Selatan tahun 2013-2016 pada

Tabel 1.4:

Tabel 1.4

Kontribusi Penerimaan Retribusi Parkir terhadap Retribusi Daerah

Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2016

Sumber: Data diolah

Tahun Retribusi Daerah Realisasi Retribusi Parkir %

2013 Rp.92.366.248.545,- Rp.100.150.000,- 0,11%

2014 Rp.91.545.037.341,- Rp.127.650.000,- 0,14%

2015 Rp.103.395.104.070,- Rp.606.563.500,- 0,58%

2016 Rp.86.763.986.592,- Rp.2.623.959.607,- 3,02%

Page 26: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

9

Dari tabel 1.4 di atas, menunjukkan kontribusi retribusi parkir terhadap

retribusi daerah di Kota Tangerang Selatan masih sangat minim. Hal ini dapat

dilihat dari tahun 2013 sampai 2015 kontribusinya masih dibawah 1%,

sedangkan pada tahun 2016 kontribusinya mencapai 3,02%, namun ini

cenderung dikarenakan retribusi daerah yang mengalami penurunan pada

tahun tersebut.

Kebutuhan tempat parkir di Kota Tangerang Selatan sangat besar,

karena pertumbuhan kendaraan bermotor juga terus mengalami peningkatan.

Kondisi parkir pinggir jalan di Kota Tangerang Selatan saat ini juga masih

memprihatinkan, antara lain belum dilengkapi dengan sarana pendukung

seperti rambu parkir, garis marka parkir, papan tarif retribusi, dan lain-lain.

Permasalahan ini yang menyebabkan penerimaan retribusi parkir masih

minim kontribusi terhadap retribusi daerah ataupun PAD.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kontribusi Retrbusi Parkir

masih sangat kecil terhadap Pendapat Asli Daerah, meskipun potensinya

cukup besar. Maka penulis tertarik untuk membuat penelitian yang

membahas masalah tersebut dengan judul “Analisis Potensi Penerimaan

Retribusi Parkir di Wilayah Kota Tangerang Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Realisasi Retribusi di Wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup

relevan untuk ditingkatkan, mengingat besarnya potensi retribusi yang belum

dimanfaatkan secara maksimal. Penggalian potensi retribusi parkir sebagai

salah satu bentuk retribusi daerah didasarkan atas adanya perubahan-

Page 27: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

10

perubahan yang terjadi dalam masyarakat, baik dalam perubahan demografi

seperti pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan ekonomi maupun sosial

dimana kendaran bermotor menjadi kebutuhan yang bersentuhan langsung

dengan kegiatan sehari hari, mempunyai implikasi tertentu kepada sektor

parkir.

Berdasarkan uraian latar belakang tesebut, permasalahan yang akan

diteliti sebagai berikut:

1. Berapa besar potensi penerimaan retribusi parkir di wilayah Kota

Tangerang Selatan?

2. Berapa efektifitas pemungutan retribusi parkir di wilayah Kota

Tangerang Selatan?

3. Apa yang menjadi kendala dan permasalahan dalam proses pemungutan

retribusi parkir?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang

akan dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Menghitung besaran potensi retribusi parkir di wilayah Kota Tangerang

Selatan.

2. Menganalisa efektifitas pemungutan retribusi parkir yang dilaksanakan

Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan selama ini.

3. Menganalisa permasalahan dan kendala dalam pemungutan retribusi

parkir di wilayah Kota Tangerang Selatan.

Page 28: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

11

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

yang berkaitan dengan permasalahan yang diungkap, sehingga dapat

digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan

atau kebijakan sehingga mendapat hasil yang lebih baik. Adapun manfaat dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dapat memberikan wawasan keilmuan bagi akademisi

tentang potensi rertibusi parkir dan untuk mendukung penelitian

selanjutnya.

2. Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi baru untuk

dipertimbangkan kebijakan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam

meningkatkan penerimaan retribusi parkir di wilayahnya.

3. Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat tentang

tarif dan tempat parkir yang dikelola Pemerintah Kota Tangerang

Selatan.

Page 29: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Peran dan Fungsi Pemerintah

Pemerintahan pada awalnya bertujuan untuk menjaga sebuah sistem

ketertiban yang ada di masyarkat. Hal ini memungkinkan masyarakat

dapat hidup dengan baik, sehingga kondisi kehidupan masyarakat berjalan

dengan wajar. Seiring dengan perkembangan pada masyarakat saat ini

ditandai dengan meningkatnya kebutuhan dasar masyarakat, peran

pemerintah juga berubah untuk melayani masyarakat. Secara hakekat

permerintah modern adalah pelayan untuk masyarakat, pemerintah

melayani masyarakat guna mencapai kondisi yang memungkinkan setiap

individu mengembangkan segala potensi dan kreatifitasnya agar

kesejahteraan bersama. (Rasyid, 2000:13)

Hal ini menjelaskan bahwa suatu pemeritahan hadir karena adanya

suatu komitmen bersama yang terjadi antara pemerintah dengan rakyatnya

sebagai pihak yang diperintah yang mana komitmen tersebut hanya dapat

dipegang apabila rakyat dapat merasa bahwa pemerintah itu memang

diperlukan untuk melindungi, memberdayakan dan mensejahterakan

rakyat. Selanjutnya Rasyid (2000 :13) menyebutkan secara umum tugas-

tugas pokok pemerintahan mencakup :

Page 30: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

13

Pertama, menjamin keamanan Negara dari segala kemungkinan

serangan dari luar, dan menjaga agar tidak terjadi pemberontakan

dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan yang sah

melalui cara-cara kekerasan.

Kedua, memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya

kericuhan di antara warga masyarakat, menjamin agar perubahan

apapun yang terjadi di dalam masyarakt dapat berlangsung secara

damai.

Ketiga, menjamin diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap

warga masyarakat tanpa membedakan status apapun yang

melatarbelakangi keberadaan mereka.

Keempat, melakukan pekerjaan umum dan memberikan pelayanan

dalam bidang-bidang yang tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga

non pemerintahan, atau yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh

pemerintah.

Kelima, melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

sosial: membantu orang miskin dan memelihara orang cacat, jompo

dan anak

Menurut teori ekonomi publik, fungsi pemerintah terdiri dari 3

fungsi yaitu (Musgrave, 1984) :

a. Fungsi Alokasi

Fungsi alokasi sangat terkait erat dengan kewenangan utama bagi

pemerintah daerah karena menyangkut alokasi sumber-sumber ekonomi

Page 31: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

14

kepada masyarakat. Alokasi kepada masyarakat tersebut terutama

terhadap barang publik yang nilainya relatif sangat besar tetapi swasta

tidak dapat menyediakan.

b. Fungsi Distribusi

Adalah perang pemerintah dalam perekonomian dalam

mendistribusikan sumber-sumber ekonomi (pendapatan) kepada seluruh

masyarakat. Jadi dalam hal ini pemerintah menjamin bahwa seluruh

golongan masyarakat dapat mengakses sumber-sumber ekonomi

(pendapatan) kepada seluruh masyarakat. dalam hal ini pemerintah

menjamin bahwa seluruh golongan masyrakat dapat mengakses sumber

ekonomi dan mendapatkan penghasilan yang layak.

Fungsi distribusi ini memiliki keterkaitan erat dengan pemerataan

kesejahteraan secara proporsional dalam rangka mendorong tercapainya

pertumbuhan ekonomi yang optimal.

c. Fungsi Stabilisasi

Adalah peran pemerintah dalam menjamin dan menjaga stabilitasi

perekonomian secara makro (agregat) misalnya mengendalikan laju

inflasi, keseimbangan neraca pembayaran, pertumbuhan dan lain-lain.

Oleh karena itu fungsi ini berkaitan erat dengan fungsi variable

ekonomi makro dengan berbagai instrument kebijakan moneter dan

kebijakan fiskal. Dengan demikian fungsi ini lebih banyak dimiliki

pemerintah pusat disbanding pemerintah daerah.

Page 32: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

15

2. Otonomi Daerah dan Desentralisasi

Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

menyatakan pemberian otonomi daerah kepada daerah didasarkan atas

asas desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas dan bertanggung

jawab.

Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu

melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing

dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,

keistimewaan, dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan

hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintah daerah,

potensi dan keanekaragaman daerah. aspek hubungan wewenang

memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Aspek hubungan keuangan, pelayanan

umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya

dilaksanakan secara adil dan selaras. Disamping itu, perlu diperhatikan

Page 33: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

16

pula peluang dan tantangan dalam persaingan global memanfaatkan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Nurlan Darise, 2007).

a. Prinsip otonomi

Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-

luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan

mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan

pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah. Daerah memiliki kewenangan

membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan

peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan

pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip

otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Prinsip otonomi nyata

adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan

dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang nyata

senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup, dan

berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Dengan

demikian isi dan jenis otonomi bagi tiap daerah tidak selalu sama

dengan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi bagi

setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya. Adapun yang

disebut dengan otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang

dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan

dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk

Page 34: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

17

memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

Seiring dengan prinsip itu penyelenggaraan otonomi daerah harus

selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan

selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam

masyarakat. Selain itu penyelenggaraan otonomi daerah juga harus

menjamin keserasian hubungan antara daerah dengan daerah lainnya,

artinya dapat membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatakan

kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah. hal

yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus mampu

membangun hubungan yang serasi antar daerah dan pemerintah, artinya

harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah Negara dan

tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka

mewujudkan tujuan negara.

Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan

yang hendak dicapai, pemerintah harus melakukan pembinaan yang

berupa pemberian pedoman seperti penelitian, pengembangan,

perencanaan, dan pengawasan. Disamping itu diberikan juga standar,

arahan, bimbingan, pelatihan, supervisi, pengendalian, koordinasi,

pemantauan dan evaluasi. Bersamaan dengan itu pemerintah wajib

memberikan fasilitasi yang memberikan peluang kemudahan, bantuan,

dan dorongan kepada daerah agar dalam melaksanakan otonomi dapat

Page 35: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

18

dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

b. Konsep Desentralisasi

Sejalan dengan pertumbuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, desentralisasi secara terus menerus mengalami

perkembangan. Sebagai tonggak awal peraturan perundangan Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang mengatur mengenai keberadaan

Komite Nasional Daerah adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945.

Namun peraturan ini belum menjadi peraturan yang sempurna

mengenai keberadaan Pemerintahan Daerah di Negara Kesatuan

Republik Indonesia karena sifatnya masih sementara.

Seiring dengan tumbangnya orde baru dan munculnya tuntutan

reformasi pemerintahan dalam segala aspeknya, maka mulai tahun 1999

diberlakukan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah dan terakhir diganti dengan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk

memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsan dan

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Hal ini merupakan penjabaran dari prinsip otonomi seluas-

luasnya dimana daerah diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus

semua urusan pemerintahan selain yang menjadi urusan pemerintah

pusat. Penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi

Page 36: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

19

kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan

kepentingan dan aspirasi yang muncul dalam masyarakat. Batasan

mengenai konsep desentralisasi dikemukakan oleh banyak ahli

pemerintahan. Perbedaan sudut pandang para ahli mengakibatkan

batasan yang pasti mengenai konsep desentralisasi sulit diperoleh.

Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagaimana dikutip oleh Koswara (2001)

memberikan batasan bahwa desentralisasi adalah :

Decentralization refers to the transfer of authority away from

the national capital wheter by deconcentration (i.e. delegation)

to field office or by devolution to local authorities or local

bodies.

Dari definisi di atas menjelaskan bahwa terdapat proses

penyerahan (transfer) kekuasaan dari Pemerintah Pusat (National

Capital) dengan dua variasi yaitu (1) melalui dekonsentrasi (delegasi)

kepada pejabat intansi vertikal di daerah atau (2) melalui devolusi

(pengalihan tanggungjawab) kekuasaan pada peemerintah yang

memiliki otoritas pada daerah tertentu atau lembaga-lembaga otonomi

daerah.

Hakekat otonomi daerah adalah adanya kewenangan yang lebih

besar dalam pengurusan maupun pengelolaan daerah termasuk di

dalamnya pengelolaan keuangan. Mardiasmo (2002) memberikan

pendapat bahwa dalam era otonomi daerah tidak lagi sekedar

menjalankan instruksi dari pusat, tetapi benar-benar mempunyai

Page 37: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

20

keleluasaan untuk meningkatkan kreativitas dalam mengembangkan

potensi yang selama era otonomi bisa dikatakan terpasung. Pemerintah

Daerah diharapkan semakin mandiri, mengurangi ketergantungan

terhadap Pemerintah Pusat, bukan hanya terkait dengan pembiayaan,

tetapi juga terkait dengan (kemampuan) pengelola daerah. terkait

dengan hal itu, Pemerintah Daerah diharapkan semakin mendekatkan

diri dalam berbagai kegiatan pelayanan publik guna meningkatkan

tingkat kepercayaan publik. Seiring dengan semakin tingginya tingkat

kepercayaan, diharapkan tingkat partisipasi (dukungan) publik terhadap

Pemerintah Daerah juga semakin tinggi.

Undang-Undang Nomor 23Tahun 2014 memberikan definisi

desentralisasi sebagai penyerahan wewenang pemerintah kepada daerah

otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam

pelaksanaannya, desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan di daerah

dilaksanakan dengan menyerahkan urusan pemerintahan kepada daerah

dengan memperhatikan kemampuan, keadaan dan kebutuhan masing-

masing daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyatanya,

dinamis dan bertanggungjawab.

3. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD adalah

pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundang-perundangan (Nurlan Darise,

2007). Pendapatan Asli Daerah yang merupakan sumber penerimaan

Page 38: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

21

daerah sendiri perlu terus ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian

belanja daerah yang diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan

kegiatan pembangunan yang setiap tahun meningkat sehingga kemandirian

otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab dapat

dilaksanakan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pendapatan

Asli Daerah adalah sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah

daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Dalam hal Pendapatan Asli Daerah (PAD), pemerintah daerah,

provinsi, kabupaten dan kota memiliki wewenang penuh potensi daerah

yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, termasuk didalamnya

membuat peraturan-peraturan daerah yang bertujuan mengoptimalkan

pendapatan bagi daerah. Dalam pengelolaan Pendapatan Asli Daerah harus

ada pemisahan asset daerah secara jelas antara provinsi, kabupaten dan

kota, agar terhindar dari konflik dalam pemungutan pajak dan retribusi

daerah antara provinsi dan kabupaten/kota. (Chalid, 2005 : 26)

Sebagaimana diatur dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun

2004 sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah, dan khusus untuk Pajak

daerah dan retribusi daerah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 terdiri

dari :

a. Pajak daerah

Page 39: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

22

Sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah, yang

dimaksud pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran

wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daaerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dilaksanakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan

pembangunan daerah

b. Retribusi daerah

Menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang retribusi daerah, yang

dimaksud dengan retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus

disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan.

c. Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan

Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan adalah hasil Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD). Jenis penerimaan yang termasuk hasil

pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan antara lain

bagian laba, laba, deviden dan penjualan saham milik daerah.

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Adalah pendapatan daerah yang bukan berasal dari pokok 3 (tiga) hal

sebelumnya, missal penjualan asset daerah dan jasa giro.

Khusus pajak dan retribusi daerah dasar hukum pemungutannya

berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang perubahan

Page 40: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

23

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pajak dan Retribusi

Daerah. Dalam rangka meningkatkan pendapatan asli dareah, pemerintah

daerah dilarang:

a. Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang dapat

menyebabkan ekonomi biaya tinggi.

b. Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat

mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa daerah, dan kegiatan

ekspor/impor.

Dari penjelasan pajak dan retribusi di atas, dapat ditarik kesimpulan

tentang perbedaan antara pajak dengan retribusi. Perbedaan tersebut

sebagaimana berikut: (Munawir dalam M.P. Siahaan, 2010 : 10)

a. Kontra Prestasi (Balas Jasa). Pada retribusi individu atau golongan

yang membayar retribusi dapat menerima balas jasa secara langsung,

sedangkan pada pajak individu atau golongan yang membayar pajak

tidak dapat merasakan balas jasa secara langsung

b. Balas jasa pemerintah. Hal ini berkaitan dengan tujuan pembayaran,

yaitu balas jasa pemerintah dalam pajak bersifat umum. Seluruh rakyat

dapat menikmati balas jasa, baik yang membayar pajak maupun yang

dibebaskan dari pajak. Sebaliknya, balas jasa pemerintah dalam

retribusi bersifat khusus, hanya dinikmati oleh pihak yang telah

melakukan pembayaran retribusi.

c. Sifat pemungutannya. Pajak Bersifat Umum, artinya berlaku untuk

setiap orang yang memenuhi syarat untuk dikenakan pajak. Sementara

Page 41: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

24

retribusi berlaku untuk orang tertentu, yaitu yang menikmati jasa

pemerintah.

d. Sifat pelaksanaan. Pemungutan retribusi didasarkan atas peraturan yang

berlaku umum dan dalam pelaksanaannya dapat dipaksakan, setiap

orang yang ingin mendapatkan suatu jasa tertentu dari pemerintah harus

membayar retribusi. Jadi sifat paksaan pada retribusi bersifat ekonomis

sehingga pada hakikatnya diserahkan kembali kepada yang

bersangkutan untuk membayar atau tidak. Hal ini berbeda dengan

pajak, sifat paksaan pad pajak bersifat yuridis, artinya bahwa setiap

orang yang melanggarnya akan mendapat sanksi hukuman, baik berupa

sanksi pidana ataupun denda.

e. Lembaga atau badan pemungutan. Pajak dapat dipungut oleh

pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah, sedangkan retribusi

hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah.

4. Retribusi Daerah

a. Pengertian Retribusi Daerah

Retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada

negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara kepada

penduduknya secara perorangan. Jasa tersebut dapat dikatakan bersifat

langsung, yaitu hanya pembayar retribusi yang dapat menikmati balas

jasa dari negara. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia, saat ini penarikan retribusi hanya dapat dipungut

oleh pemerintah daerah. (Siahaan, 2010:7)

Page 42: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

25

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 retribusi daerah adalah

pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin

tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah

daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Jasa adalah

kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang

menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya, dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Dengan begitu bila seseorang

ingin menikmati jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah, maka

ia harus membayar retribusi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini

dipungut di Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan

undang-undang dan peraturan daerah yang berkenaan.

2) Hasil penerimaan retribusi masuk ke dalam kas daerah.

3) Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontra prestasi

(balas jasa) secara langsung dari pemerintah daerah atas

pembayaran yang dilakukan.

4) Retribusi terutang apabila ada jaasa yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah yang dinikmati oleh orang atau badan.

5) Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi ekonomis,

yaitu jika tidak membayar retribusi tidak akan memperoleh jasa

yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Page 43: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

26

b. Jenis Retribusi Daerah

Retribusi daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 adalah sebagaimana di bawah ini:

1) Retribusi Jasa Umum, adalah jasa yang disediakan atau diberikan

oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

badan. Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang

disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan

kepentingan dan kemanfaatan umum. Jenis Retribusi Jasa Umun

yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal

120-124 meliputi:

a) Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b) Retribusi Pelayanan Persampahan;

c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk

dan Akta Catatan sipil;

d) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

e) Retribusi Pelayanan Pasar;

f) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

g) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;

h) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

i) Retribusi Penyediaan dan atau Penyedotan Kakus;

j) Retribusi Pengelolahan Limba Cair

k) Retribusi Pelayan Tera/Tera Ulang;

Page 44: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

27

l) Retribusi Pelayan Pendidikan; dan

m) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

2) Retribusi Jasa Usaha, adalah retribusi atas jasa yang disediakan

oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial

karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh

pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial. Kriteria

pelayanan yang yang disediakan pemerintah daerah dengan

menganut prinsip komerisal adalah pelayan dengan

menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum

dimanfaatkan secara optimal dan pelayanan oleh pemerintah

daerah sepanjang belum memadainya pelayan yang disediakan

oleh pihak swasta. Retribusi Jasa Usaha yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 127-138 meliputi:

a) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

b) Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan;

c) Retribusi Tempat Pelelangan;

d) Retribusi Termina;

e) Retribusi Tempat Parkir Khusus;

f) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;

g) Retribusi Rumah Pemotongan Hewan;

h) Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;

i) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;

Page 45: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

28

j) Retribusi Penyebrangan di Air; dan

k) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3) Retribusi Perizinan Tertentu, adalah retribusi atas kegiatan

tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada

orang pribadi atau badan, yang dimaksudkan untuk pembinaan,

pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan

pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,

prasarana, sarana atas fasilitas tertentu guna melindungin

kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Retribusi

Perizinan tertentu yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 Pasal 141-146 meliputi:

a) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

b) Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

c) Retribusi Izin Gangguan;

d) Retribusi Izin Trayek; dan

e) Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Jasa yang menjadi objek retribusi hanyalah jasa yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah secara langsung. Jika jasa

yang diselenggarakan oleh perangkat pemerintahan daerah, tetapi

tidak secara langsung, maka tidak dapat dikenakan retribusi misalnya

seperti BUMD. Jasa yang diselenggaarakan oleh BUMD bukan

merupakan objek retribusi. Jasa yang dikelola secara khusus oleh

BUMD tidak merupakan objek retribusi, melainkan sebagai

Page 46: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

29

penerimaan BUMD sesuai dengan perundang-undangan yang belaku.

Pada dasarnya BUMD merupakan badan usaha yang dimiliki oleh

dareah, tetapi dalam melaksanakan kegiatannya berdiri secara mandiri

dan terlepas dari kegiatan pemerintah daerah. Apabila BUMD

memanfaatkan jasa atau perizinan tertentu yang diberikan oleh

pemerintah daerah, maka BUMD wajib membayar retribusi (Siahaan,

2010).

c. Perhitungan Retribusi

Retribusi yang terutang oleh orang pribadi atau badan pengguna

jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara mengalikan tingkat

penggunaan jasa dengan tarif retribusi.

Tingkat penggunaan jasa adalah jumlah pengguna jasa yang

dijadikan dasar alokasi beban biaya yang dipikul pemerintah daerah

untuk menyelenggarakan jasa yang bersangkutan.

Tarif retribusi adalah rupiah atau persentase tertentu yang

ditetapkan untuk menghitung besarnya retribusi daerah yang terutang.

Tarif retribusi dapat ditentukan seragam atau bervariasi menurut

golongan sesuai dengan prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi.

Tarif retribusi ditinjau kembali secara berkala memerhatikan prinsip

dan sasaran penetapan tarif retribusi. Peninjauan kembali adalah

wewenang daerah yang bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan

Page 47: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

30

perekonomian daerah berkaitan dengan objek retribusi yang

bersangkutan.

Dalam Undang-Undang 28 Tahun 2009 Pasal 155 ditetapkan

jika tarif retribusi ditinjau kembali paling lama tiga tahun sekali.

Peninjauan kembali dilakukan dengan memerhatikan indeks harga dan

perkembangan perekonomian. Penetapan tarif retribusi ditetapkan

dengan peraturan kepala daerah.

d. Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi

Tarif retribusi daerah ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan

memerhatikan prinsip dan sasaran penetapan tarif yang berbeda antar

golongan retribusi daerah. Sesuai dengan Pasal 21 Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2000 dan Pasal 8-10 dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 66 Tahun 2001 (dalam Siahaan, 2010), prinsip dan sasaran

dalam penetapan tarif retribusi daerah ditentukan sebagai berikut.

1) Tarif retribusi jasa umum ditetapkan berdasarkan kebijakan

daerah dengan mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang

bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan.

Dengan ketentuan ini makan daerah mempunyai kewenangan

untuk menetapkan prinsip dan sasaran yang ingin dicapai dalam

menetapkan tarif retribusi jasa umum, seperti menutup sebagian

taun sama dengan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan dan

membantu golongan masyarakat kurang mampu sesuai dengan

jenis pelayanan yang diberikan.

Page 48: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

31

2) Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 153,

prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi jasa usaha

didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang

layak. Keuntungan yang layak adalah keuntungan yang diperoleh

apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan secara efisien dan

berorientasi pada harga pasar.

3) Tarif retribusi perizinan tertentu ditetapkan berdasarkan pada

tujuan hasil retribusinya dapat menutup sebgaian atau seluruh

biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan. Biaya

penyelenggaraan izin yang bersangkutan meliputi penerbitan

dokumen izin, pengawasan dilapangan, penegakan hukum,

penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari pemberian izin

tersebut.

5. Retribusi Parkir

Pada pembahasan sebelumnya mengenai retribusi daerah, sudah di

jelaskan jenis-jenis retribusi daerah. Dalam retribusi daerah terdapat dua

jenis retribusi yang dipungut dari perparkiran, yaitu Retribusi Pelayanan

Parkir di Tepi Jalan Umum pada Retribusi Jasa Umum dan Retribusi

Tempat Parkir Khusus pada Retribusi Jasa Usaha.

a. Retribusi Parkir di Tepi jalan Umum

Retribusi parkir di tepi jalan umum (on the street) adalah

pungutan sebagai pembayaran atas pelayanan parkir di tepi jalan

umum, dalam hal ini badan jalan yang digunakan sebagai tempat

Page 49: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

32

parkir kendaraan. Atas pemanfaatan tempat parkir di badan jalan

tersebut, para pengguna harus membayar dengan jumlah tertentu

sebagai retribusi parkir. Besaran tarif yang dipungut ditetapkan

memalui Peraturan Daerah atau Keputusan Kepala Daerah dengan

memperhatikan ketentuan dan prinsip pengenaan tarif yang berlaku.

Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah

penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh

pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Subjek retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah

orang pribadi atau badan yang menggunakan atau menikmati

pelayanan parkir di tepi jalan umum.

b. Retribusi Tempat Parkir Khusus

Tempat Khusus Parkir adalah kegiatan parkir dengan

mmanfaatkan mendia lahan terbuka ataupun gedung yang secara

khusus dibangun sebagai penunjang atau pokok usaha perparkiran.

Tempat khusus parkir meliputi pelataran lingkungan tempat khusus

parkir, taman tempat khusus parkir dan gedung atau tembok tempat

khusus parkir. Retribusi tempat parkir khusus adalah pungutan sebagai

pembayaranatas pelayanan parkir di tempat khusus parkir. Besaran

tarif yang dipungut ditetapkan memalui Peraturan Daerah atau

Keputusan Kepala Daerah dengan memperhatikan ketentuan dan

prinsip pengenaan tarif yang berlaku.

Page 50: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

33

Objek Retribusi tempat parkir khusus adalah pelayanan tempat

khusus parkir yang disediakan, dimiliki, dan atau dikelola oleh

pemerintah daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi Tempat Khusus

Parkir adalah pelayanan tempat parkir yang disediakan, dimiliki, dan

atau dikelola oleh pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

Subjek retribusi tempat parkir khusus adalah orang pribadi atau badan

yang menggunakan atau menikmati pelayanan parkir tempat parkir

khusus.

6. Potensi Pendapatan

Potensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan;

kekuatan; kesanggupan; daya.

Potensi Pendapatan Retribusi Parkir adalah taksiran pendapatan

retribusi parkir yang diperoleh per hari dapat dihitung dengan mengalikan

volume parkir yang terjadi dengan tarif yang berlaku. Sedangkan untuk

lokasi yang menggunakan tarif progresif, perhitungan taksiran pendapatan

retribusi parkir per hari di lakukan dengan cara mengalikan tarif parkir

yang berlaku tiap jamnya dengan jumlah kendaraan parkir dengan durasi

tertentu (Septianawati, 2012:38).

7. Efektifitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai

arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Menurut

Bayangkara (2014:14), pengertian efektivitas dapat dipahami sebagai

Page 51: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

34

tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Sehingga dapat dikatakan, efektivitas adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah

dicapai oleh organisasi, yang mana target tersebut sudah ditentukan

terlebih dahulu, atau merupakan perbandingan antara realisasi penerimaan

retribusi parkir dengan target penerimaan retribusi parkir, yang dapat

ditulis dengan rumus:

Rumus tersebut menggambarkan kemampuan pemerintah dalam

merealisasikan retribusi parkir yang telah direncanakan dengan target yang

telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Mahmudi (2015:11), tingkat

efektivitas dapat dikategorikan dengan kriteria berikut:

Persentase Kriteria

Diatas 100%

90% - 100%

80% - 90%

60% - 80%

Kurang dari 60%

Sangat Efektif

Efektif

Cukup Efektif

Kurang Efektif

Tidak Efektif

Sumber: Mahmudi (2015:11)

Jika persentase yang dicapai semakin besar, maka dapat diartikan

bahwa semakin efektif suatu organisasi atau kegiatan tersebut berjalan,

dan sebaliknya jika persentase yang dicapai semakin kecil, maka semakin

tidak efektif suatu organisasi atau kegiatan tersebut berjalan. Efektivitas

tidak menyatakan tentang berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk

Page 52: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

35

mencapai tujuan, tetapi efektivitas hanya melihat apakah suatu program

atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Penelitian Sebelumnya

1. (Jufrizen, 2013) Ansalisis Potensi Penerimaan Retribusi Parkir Pada

Pusat-Pusat Perbelanjaan Kota Medan. Analisis ini bertujuan untuk

mengetahui apakah penetapan target penerimaan retribusi parkir sudah

seusai dengan kapasitas retribusi parkir, mengetahui apakah realisasi

penerimaan retribusi parkir sudah sesuai dengan target penerimaan

retribusi parkir dan mengetahui upaya yang harus dilakukan untuk

meningkatkanpenerimaan retribusi parkir di Kecamatan Medan Kota.

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

deskriptif kualitatif. Adapun dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan

bahwa target yang ditetapkan 52,50% dari kapasitas yang sebenarnya, jadi

terdapat 48,50% kapasitas yang hilang.

2. (Reni Septianawati, 2012) Analisis Potensi Dan Efektifitas Pendapatan

Retribusi Parkir Di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui potensi penerimaan retribusi parkir di

wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan pada tahun 2010. Tujuan

penelitian adalah : 1) menghitung besarnya potensi Retribusi Parkir di

wilayah Jakarta Selatan Tahun 2010; 2) menganalisis kendala dan

permasalahan dalam praktek pemungutan retribusi parkir di Jakarta

Selatan; 3) menganalisis efektifitas pemungutan retribusi parkir yang

dilakukan UPT Perparkiran Dishub Provinsi DKI Jakarta. Metode yang

Page 53: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

36

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, pengambilan sampel

menggunakan tehnik Cluster menurut karakteristik lingkungan setempat,

untuk unit pengamatan terkecil sampel satuan ruang parkir menggunakan

tehnik accidental sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 189 SRP

terdiri dari 133 SRP parkir on street dan 56 SRP off street. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa potensi penerimaan retribusi parkir di wilayah Kota

Administrasi Jakarta Selatan adalah sebesar Rp 8.997.669.020,- sedangkan

perhitungan potensi berdasarkan Pergub 110 Tahun 2010 sebesar Rp

5.130.951.000,-. Efetktifitas pemungutan retribusi parkir masih “kurang

efektif”. Permasalahan yang dihadapi ; tidak tersedianya sarana

pendukung, pengelolaan SDM yang masih rendah, lemahnya pengawasan

dan terbatasnya lahan parkir.

3. (Sutri Handayani, 2017) Potensi Retribusi Pasar Terhadap Peningkatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lamongan. Penelitian ini

bertujuan mengetahui potensi retribusi pasar terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Lamongan. Penelitian ini bersifat deskriptif. Jenis data

yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Pengumpulan data

menggunakan teknik pengamatan, wawancara, dan kepustakaan. Data

dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Potensi

retribusi pasar terhadap peningkatan PAD, yang dilihat dari potensi

penerimaan retribusi pasar dari setiap unit pasar, telah menunjukkan hasil

bahwa dibandingkan dengan realisasi Retribusi Pasar tiap tahun yang di

dapat sangat berdeda jauh yaitu selalu dibawah potensi. Sehingga

Page 54: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

37

penerimaan yang seharusnya bisa lebih tinggi menjadi berkurang

dikarenakan pelaksanaan pemunggutan retribusi pasar dirasa masih kurang

maksimal. Jadi kriteria potensi penerimaan retribusi pasar kurang

berpotensi. Dan efektivitas pemungutan retribusi pasar di Kabupaten

Lamongan dengan rata-rata sebesar 105,30%, hal ini menunjukkan bahwa

secara rata-rata pemungutan retribusi pasar sudah berjalan secara efektif.

Kontribusi retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten

Lamongan rata-rata sebesar 1,85% dengan kriteria kurang berkontribusi.

Dari hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah

Kabupaten Lamongan dalam meningkatkan penerimaan retribusi pasar

sehingga mampu menunjang peningkatan pendapatan asli daerah (PAD),

dengan menentukan,menghitung, dan menetapkan target realisasi rertibusi

sesuai potensi yang ada.

4. (Lina Aliany, 2012) Menghitung Potensi Retribusi Parkir Di Kota

Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

potensi retribusi parkir di Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan di

Kantor PD.Parkir Makassar Raya. Metode analisis yang digunakan adalah

metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran

melalui tabel data tentang apakah anggaran yang dikeluarkan sudah sesuai

dengan jumlah yang direalisasikan serta membandingkan jumlah yang

ditargetkan dengan jumlah yang direalisasikan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa target dan realisasi parkir setiap tahunnya mengalami

Page 55: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

38

peningkatan, Potensi Retribusi Parkir yang dihitung lebih besar jika

dibandingkan dengan realisasi pada Tahun 2011.

5. (Cholid Sabana, Catur Ragil Sutrisno, 2011) Potensi Retribusi Parkir Di

Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini mencoba menganalisis kontribusi

dari retribusi parkir terhadap pendapatan daerah, potensi dari retribusi

parkir dan mengidentifikasi factor-faktor yang mendorong dan

menghambat penerimaan retribusi parkir di tempat umum dan tempat

khusus. Penelitian ini menggunakan Mixed Method, dimana metide yang

digunakan adalah metode kuantitafit dan kualitatif. Terdapat 135 titik

parkir umum dan 50 titik parkir khusus. Hasil analisis menunjukkan rata-

rata kontribusi PAD terhadap pendapatan Kabupaten Pekalongan sebesar

7,90%, lebih kecil daripada rata-rata kontribusi PAD terhadap kota lainnya

di Indonesia yang mecapai 12%. Retribusi parkir dapat menjadi sumber

pendapatan yang potensial untuk pembangunan demografi, social ekonomi

dan pertumbuhan kepemilikan jumlah kendaraan bermotor. Kesempatan

untuk meningkatkan pendapatan masih terbuka mengingat subjek retribusi

parkir memiliki pendapatan yang lebuh besar dari UMK Provinsi Jawa

Tengah dan pertumbuhan tempat parkir baru.

Page 56: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

39

C. Kerangka Berfikir

Retribusi parkir adalah pungutan atas pelayanan yang diberikan

pemerintah daerah dalam bentuk penyediaan layanan perparkiran. Objek dari

retribusi parkir adalah tempat parkir yang dimiliki oleh Pemerintah daerah,

baik tempat parkir di tepi jalan umum (on street) maupun tempat khusus

parkir (off street). Subjek retribusi parkir adalah orang pribadi atau badan,

yang dimaksud orang pribadi atau badan dalam hal ini adalah pengguna

kendaraan bermotor baik motor dan atau mobil yang menggunakan layanan

perparkiran milik pemerintah daerah.

Selain dari objek dan subjek retribusi parkir, diperlukan peraturan

daerah yang mengatur tentang besaran tarif retribusi parkir sebagai pungutan

atas pelayanan parkir. Tarif retribusi sebaiknya memperhatikan kondisi sosial

ekonomi suatu daerah dan pembebanan biaya penyelengaraan perparkiran,

agar tarif retribusi parkir tidak membebani pengguna parkir.

Ketiga variabel tersebut (tempat parkir, kendaraan bermotor, dan tarif

retribusi parkir) dapat menjadi acuan pemerintah dalam memperkirakan

potensi penerimaan retribusi parkir, dan dapat menilai efektifitas pemungutan

retribusi parkir. Berdasarkan penjelasan di atas, maka ujuan penelitian ini

dapat dilihat dari kerangka berifikir dibawah ini;

Page 57: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

40

Tempat Parkir

Jalan Umum

Jumlah

Tempat

Parkir

Tempat

Khusus Parkir

Motor

Potensi Retribusi

Parkir

Tarif

Parkir

Kendaraan

Bermotor

yang parkir

Mobil

Efektifitas

Penerimaan

Retribusi Parkir

Peraturan

Daerah

Page 58: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kombinasi (Mixed Method) dengan

pendekatan kuantitaif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

menghitung potensi penerimaan retribusi parkir dan efektifitas penerimaan

retribusi parkir di wilayah Kota Tangerang Selatan. Sedangkan pendekatan

kualitatif bersifat deskriptif analisis dengan wawancara yang digunakan untuk

memperoleh informasi berkaitan dengan tema penelitian ini.

Objek dari penelitian ini adalah seluruh tempat parkir baik parkir di tepi

jalan umum (on street) dan tempat parkir khusus (off street) yang dikelola dan

atau bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi

Kota Tangerang Selatan sebagai sumber langsung untuk penerimaan retribusi

parkir.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1996:115). Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempat parkir yang dikelola dan

atau bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan. Data

populasi penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini;

Page 59: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

42

Tabel 2.1

Lokasi Tempat Parki Di Wilayah Kota Tangerang Selatan

Dikelola dan Bekerjasama dengan Dinas Perhubungan

No Tempat Parkir On Street No Tempat Parkir Off Street

1 Pusat Jajan Plaza Bintaro 1 Sekitar Stasiun Juarng Mangu

2 Pasar ceger 2 Stadiums Futsal

3 Bakmi Japos 3 Sekitar Stasiun Rawa Buntu

4 Pengujian Kendaraan

Bermotor

4 Jl. Kampung Masjid RT

001/RW 003 Kel. Jombang

5 RM. Lubana sengkol 5 Samsat BSD

6 Pasar Ciputat 6 Super Shoot Futsal

7 Ruko Bintaro Baru & Sevel

Zodiak

7 Graha Marcella I dan Rukan

Sektor 3A

8 Ruko Versailes 8 Samping Stasiun Rawa Buntu

9 Sekitar Teras Kota 9 Parkiran Sekitar Rawa Buntu

10 Pergudangan Multiguna 10 Samping Stasiun Sudimara

11 Soto H. Mamat

12 Jln. CBD BSD

13 Depan Hotel Santika, Teras

Kota

14 Pasar Pamulang Permai 2

15 Jalan Bancet Pasar Ciputat

Sumber: Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Tangerang

Selatan

Berdasarkan tabel 2.1 di atas, data yang diperoleh dari Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informasi jumlah tempat parkir yang dikelola

dan bekerja sama dengan PEMDA Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017

berjumlah 25 lokasi, dimana 15 lokasi adalah tempat parkir tepi jalan umum

(on street) dan 10 lokasi adalah tempat parkir khusus (off street).

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi, penelitian ini

menggunakan Stratified Random Sampling. Stratified Random Sampling

adalah metode pengambilan sampel dengan cara memisahkan elemen-elemen

populasi dalam kelompok-kelompok yang disebut Strata, dan kemudian

memilih sampel sebuah sampel dengan acak/random dari setiap strata.

Page 60: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

43

Pengelompokan lokasi parkir berdasarkan karakteristik lingkungan tempat

parkir seperti lingkungan pasar, lingkungan bisnis, lingkungan tempat futsal,

lingkungan stasiun, lingkungan pertokoan atau perkantoran. Tahapan

penentuan sampel sebagai berikut:

1. Melakukan pengelompokan lokasi parkir berdasarkan karakteristik

lingkungan tempat parkir, yaitu:

a. Pasar;

b. Tempat Bisnis;

c. Tempat Makan

d. Tempat Futsal;

e. Stasiun;

f. Rumah toko/perkantoran.

2. Menentukkan lokasi parkir yang akan dipilih sebagai sampel pada

masing masing lingkungan tempat parkir dilakukan secara random.

Tabel 2.2

Penentuan Sampel Lokasi Parkir

No. Pengelompokan Lokasi

Populasi SRP Sampel

1 Pasar 4 410 1

2 Tempat Bisnis 5 820 2

3 Tempat Makan 3 232 1

4 Tempat Futsal 2 73 1

5 Stasiun 5 3011 2

6 Rumah Toko dan Prekantoran 6 740 2

Jumlah Tempat Parkir 25 5380 9

Sumber: data diolah

Page 61: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

44

Dari tabel 2.2 di atas, dapat digambarkan total populasi tempat parkir

yang berjumlah 25, sedangkan sampel yang digunakan untuk penelitian

adalah 9 lokasi tempat parkir.

Tabel 2.3

Lokasi Parkir Yang Dijadikan Sampel Penelitian

Lingkungan Parkir Kode Sampel

Pasar A1 Pasar Pamulang Permai 2

Pusat Bisnis B1 Teras Kota

B2 Pusat Jajan Plaza Bintaro

Tempat Makan C1 RM Lubana Sengkol

Tempat Futsal D1 Super Shoot Futsal

Stasiun E1 Stasiun Rawa Buntu

E2 Stasiun Sudimara

RUKO/Perkantoran F1 Ruko Graha Marcella 1

F2 Ruko Versailes

Karakteristik sampel penelitian:

1. Pasar, lokasi yang dijadikan sampel penelitian adalah pasar yang

memiliki tempat parkir untuk pengunjung atau pembeli pasar.

Umumnya durasi parkir berkisar antara 30-60 menit.

2. Pusat Bisnis, lokasi yang dijadikan sampel adalah lokasi parkir yang

berada di kawasan pusat bisnis. Dengan berada di kawasan bisnis,

maka parkiran akan cukup padat pada jam sibuk.

3. Tempat Makan, Lokasi yang dijadikan Sampel adalah lokasi tempat

makan yang memiliki fasilitas tempat parkir, biasanya diggunakan

untuk pengunjung tempat makan, dengan durasi parkir 20-40 menit.

4. Tempat futsal, lokasi yang dijadikan sampel adalah tempat futsal

memiliki tempat parkir untuk pemilik kendaraan yang akan

menggunakan jasa tempat futsal tersebut.

Page 62: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

45

5. Stasiun, lokasi yang dijadikan sampel adalah tempat parkir yang

berada di sekitar stasiun. Pada umumnya pengguna parkiran adalah

orang yang akan menggunakan jasa kereta api untuk bekerja atau

berpergian.

6. RUKO/ Perkantoran, lokasi yang dijadikan sampel adalah RUKO/

Perkantoran yang memiliki tempat parkir, pada umumnya tempat

parkir digunakan untuk pengunjung atau pembeli yang memiliki

kepentingan serta pegawai di RUKO/ Perkantoran tersebut.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan hal yang penting dan tidak

diperbolehkan adanya manipulasi dalam pengumpulannya, karena data yang

dikumpulkan merupakan data yang akan dianalisis dan akan menjadi hasil

yang diperoleh dari penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber

data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, melainkan lewat orang lain atau lewat dokumen

(Sugiyono, 2011).

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan pengamatan/

observasi langsung di lapangan, dan wawancara kepada pihak-pihak yang

terkait penyelenggaraan perparkiran.

1. Observasi Langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan

mata untuk mengamati hal-hal yang berkaitan dengan penelitian tanpa

Page 63: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

46

ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir,

2014:154). Dalam penelitian ini observasi/pengamatan langsung

digunakan untuk melihat kondisi tempat parkir dan menghitung intensitas

kendaraan yang pakir.

2. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan tanya jawab. Dalam penelitian ini wawancara

digunakan untuk memperoleh informasi yang valid, guna memperkuat

analisis hasil observasi. wawancara dilakukan kepada pihak terkait

perparkiran di Kota Tangerang selatan diantaranya: Kepala Seksi Tata

Teknis Perparkiran dan Terminal dan Juru Parkir.

Pengumpulan data sekunder dalam metode pendekatan kuantitatif

penelitian ini berupa dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto,

1996:148). Data sekunder penelitian ini bersumber dari Badan Pendapatan

Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan, Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi (DISKOMINFO) Kota Tangerang Selatan, buku

dan perundang-perundangan, yang berupa:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tangerang Selatan;

2. Target dan Realisasi Retribusi Parkir Kota Tangerang Selatan;

3. Lokasi Parkir yang dikelola dan bekerja sama dengan Pemerintah

Daerah;

4. Jumlah Penduduk dan Kendaraan Bermotor di JABODETABEK;

Page 64: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

47

5. Undang-Undang terkait Perparkiran di Kota Tangerang Selatan.

D. Metode Analisis Data

1. Menghitung Potensi Retribusi Parkir

Perhitungan potensi penerimaan retribusi parkir dalam satu hari

dapat dilihat dari jumlah kendaraan yang parkir dikalikan dengan tarif

parkir yang berlaku. Potensi penerimaan retribusi parkir dapat dihitung

dengan rumus:

{( ( }

Dimana:

PRP = Potensi Retribusi Parkir

SRP = Satuan Ruang Parkir

Imotor = Rata-rata intensitas motor yang Parkir

Imobil = Rata-rata intensitas mobil yang parkir

t = Tarif parkir yang berlaku

2. Menghitung Efektifitas Penerimaan Retribusi Parkir

Analisis efektivitas menggambarkan kemampuan daerah dalam

merealisasikan retribusi pendapatan parkir sesuai dengan potensi yang ada.

Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikatagorikan efektif apabila

rasio yang dicapai sebesar 90 - 100 %. Namun demikian semakin besar rasio

Page 65: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

48

efektivitas menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik,

Efektivitas pemungutan retribusi parkir dimasudkan untuk mengukur rasio

antara realisasi retribusi dengan potensi retribusi itu sendiri atau dengan

rumus sebagai berikut:

Rumus tersebut menggambarkan kemampuan pemerintah dalam

merealisasikan retribusi parkir yang telah direncanakan dengan target yang

telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Mahmudi (2015:11), tingkat

efektivitas dapat dikategorikan dengan kriteria berikut:

Persentase Kriteria

Diatas 100%

90% - 100%

80% - 90%

60% - 80%

Kurang dari 60%

Sangat Efektif

Efektif

Cukup Efektif

Kurang Efektif

Tidak Efektif

Sumber: Mahmudi (2015:11)

Jika persentase yang dicapai semakin besar, maka dapat diartikan

bahwa semakin efektif suatu organisasi atau kegiatan tersebut berjalan,

dan sebaliknya jika persentase yang dicapai semakin kecil, maka semakin

tidak efektif suatu organisasi atau kegiatan tersebut berjalan. Efektivitas

tidak menyatakan tentang berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk

mencapai tujuan, tetapi efektivitas hanya melihat apakah suatu program

atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Page 66: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

49

E. Operasional Variabel Penelitian

Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada metode analisi data, terdapat

beberapa variabel dalam penelitian ini. Adapun variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tempat Parkir

Tempat Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan di tepi jalan

umum yang ditentukan atau di luar badan Jalan yang meliputi tempat

khusus Parkir, tempat penitipan kendaraan bermotor milik pemerintah

daerah dan atau bekerjasama dengan pemerintah daerah yang memungut

bayaran untuk menutupi sebagian atau seluruh biaya dalam

menyelenggarkan perparkiran.

2. Kendaraan Bermotor

Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakan oleh

peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas

rel. Dalam penelitian ini kendaraan bermotor yang dimaksud adalah

mobil dan motor yang parkir di tempat parkir milik pemerintah daerah.

3. Tarif Retribusi Parkir

Tarif Retribusi Parkir adalah besaran nilai atas pelayanan yang diberikan

dalam menyelenggarakan perparkiran. Besaran tarif yang dipungut

ditetapkan memalui Peraturan Daerah atau Keputusan Kepala Daerah

dengan memperhatikan ketentuan dan prinsip pengenaan tarif yang

berlaku. Peraturan daerah tentang tarif parkir di Kota Tangerang Selatan

tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 6

Page 67: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

50

Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah Pada Bidang Perhubungan,

Komunikasi dan Informasi.

Page 68: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis dan Administratif Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.1

Peta Wilayah Kota Tangerang Selatan

Sumber: BAPEDA Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan kota termuda yang

memishakan diri dari Kabupaten Tangerang, terletak di bagian timur

Provinsi Banten. Secara geografis Kota Tangerang Selatan berada

Page 69: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

52

diantara 6o

39’ – 6o

47’ Lintang Selatan dan 106o 14’ – 106

o 22’ bujur

timur, dengan luas wilayah 147,19 kilometer persegi (km2) atau sebesar

1,63 persen luas wilayah Provinsi Banten. Wilayah Kota Tangerang

Selatan berbatasan langsung dengan beberapa wilayah provinsi lainnya di

Banten, DKI Jakarta, dan juga Jawa Barat. Batas wilayah Kota

Tangerang selatan antara lain;

Sebelah Utara : Kota Tangerang, Banten dan DKI Jakarta

Sebelah Timur : Kota Adm. Jakarta Sekatan, DKI Jakarta

dan Kota Depok, Jawa Barat

Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok, Jawa

Barat

Sebelah Barat : Kabupaten Tangerang, Banten

Kondisi topologi Kota Tangerang Selatan secara keseluruhan

berstruktur dataran rendah, dengan beberapa danau atau situ dan juga

sungai.

Secara administratif Kota Tangerang Selatan yang baru

dimekarkan pada Rabu, 29 Oktober 2008 berdasarkan sidang paripurna

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), memiliki 7

kecamatan dan 54 kelurahan, dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1

Kecamatan dan Kelurahan di Kota Tangerang selatan

Kecamatan Kelurahan

1. Setu 1. Kranggan

2. Muncul

3. Kademangan

4. Bakti Jaya

5. Setu

6. Babakan

2. Serpong 1. Lengkong

Wetan 4. Cilenggang 7. Lengkong

Gudang

Page 70: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

53

2. Ciater

3. Rawa Mekar

Jaya

5. Rawa Buntu

6. Serpong

8. L. Gudang

Timur

9. Buaran

3. Pamulang

1. Pondok Benda

2. Pamulang

Barat

3. Pamulang

Timur

4. Pondok Cabe

Udik

5. Pondok Cabe

Ilir

6. Kedaung

7. Bambu Apus

8. Benda Baru

4. Ciputat 1. Sarua

2. Jombang

3. Ciputat

4. Sawah Baru

5. Sarua Indah

6. Sawah Baru

7. Cipayung

5. Ciputat

Timur

1. Pisangan

2. Cirendeu

3. Cempaka

Putih

4. Rempoa

5. Rengas

6. Pondok Ranji

6. Pondok

Aren

1. Perigi Baru

2. Pdk Kcg

Timur

3. Pdk Kcg Barat

4. Perigi

5. Pondok

Pucung

6. Pondok Jaya

7. Pondok Aren

8. Jurang Mangu

Brt

9. Jurang Mangu

Tmr

10. Pondok Karya

11. Pondok

Betung

7. Serpong

Utara

1. Lengkong

Karya

2. Jelupang

3. Pondok

Jagung

4. Pondok

Jagung Tmr

5. Pakulonan

6. Paku Alam

7. Paku Jaya

Sumber: Kota Tangerang Selatan dalam Angka 2016

Dari tabel di atas, menunjukkan tujuh kecamatan yang ada di

Kota Tangerang Selatan, Kecamatan Pondok Aren yang memiliki jumlah

kelurahan terbanyak yang berjumlah 12 kelurahan, sementara kecamatan

yang memiliki jumlah kelurahan paling sedikit, berjumlah 6 kelurahan

yaitu Kecamatan Setu dan Kecamatan Ciputat Timur.

Luas wilayah Kota Tangerang Selatan 147,19 Km2 dengan

persentase luas wilayah per kecamatan yang ada di wilayah Kota

Tangerang Selatan akan digambarkan dengan diagram di bawah ini.

Page 71: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

54

10,06%

16,33%

18,22%

12,49%

10,48%

12,12%

20,30% Setu

Serpong

Pamulang

Ciputat

Ciputat Timur

Serpong Utara

Pondok Aren

Gambar 4.2

Persentase Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan per Kecamatan

Dari diagram di atas, menunjukkan kecamatan terluas di Kota

Tangerang Selatan adalah Kecamatan Pondok Areng dengan Luas

wilayah mencapai 20,30% dari luas wilayah Kota Tangerang Selatan.

Kecamatan Terluas Kedua adalah Kecamatan Pamulang dengan Luas

Wilayah 18,22%. Sementara kecamatan dengan luas terkecil yaitu

Kecamatan Setu yang luasnya 10,06% dari luas Wilayah Kota Tangerang

Selatan.

2. Perparkiran Di Kota Tangerang Selatan

Pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Tangerang Selatan

cukup tinggi, seperti yang sudah di jabarkan pada BAB I mengenai

pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai rata-rata 1,15% per

tahun, akan berdampak meningkatnya kebutuhan lahan parkir di tempat

tempat umum.

Page 72: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

55

Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah guna

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor parkir. terdapat

dua sumber pendapatan daerah melalui parkir yaitu pajak parkir dan

retribusi parkir. Pajak Parkir diperoleh dari pihak ketiga atau swasta yang

mengelola parkir di wilayah Kota Tangerang Selatan sesuai dengan

Peraturan yang berlaku. Sedangkan Retribusi parkir merupakan pungutan

yang diperoleh dari lingkungan parkir yang dikelola oleh pemerintah

daerah. Pemerintah Kota Tangerang Selatan dapat mendorong

peningkatan pendapatan melalui retribusi parkir dengan menentukan

tempat-tempat strategis untuk membangun lingkugan parkir, hal ini

bertujuan memaksimalkan penerimaan kas daerah dari retribusi parkir.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 6

Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah Pada Bidang Perhubungan,

Komunikasi dan Informasi, terdapat dua jenis retribusi parkir yang dapat

dipungut di Wilayah Kota Tangerang Selatan.

Pertama adalah Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

yang dipungut atas pelayanan parkir di tepi jalan umum yang disediakan

oleh Pemerintah Daerah, retribusi ini digolongkan dalam retribusi jasa

usaha umum. Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi

Pelayanan Parkir di Tepi Jalam Umum ditetapkan berdasarkan

kemampuan masyarakat, aspek keadilan, efektifitas pengendalian atas

pelayanan tersebut dan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan

meliputi biaya operasi dan pemeriharaan, biaya bunga, dan biaya modal.

Page 73: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

56

Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan

jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya. Besarnya tarif

Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 6 Tahun 2012, ditetapkan sebagai berikut:

a. Sedan, Jeep, Minibus, Pick up, dan sejenisnya sebesar Rp.2.000,-/

satu kali parkir;

b. Bus, Truck, dan sejenisnya Rp.3.500,- / satu kali parkir; dan

c. Sepeda Motor sebesar Rp.1.000,- / satu kali parkir.

Retribusi parkir kedua adalah Retribusi Tempat Khusus Parkir

yang dipungut atas pelayanan penyediaan tempat khusu parkir oleh

Pemerintah Daerah, retribusi ini digolongkan sebagai Retribusi Jasa

Usaha. Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi

Tempat Khusus Parkir didasarkan pada tujuan untuk memperoleh

keuntungan yang layak, maksud dari keuntungan yang layak adalah

keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut

dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar. Besarnya tarif

Retribusi Tempat Khusus Parkir di lingkungan/ pelataran parkir

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012, ditetapkan sebagai

berikut:

a. Sedan, Jeep, Minibus, Pick up, dan sejenisnya sebesar Rp.2.000,-

untuk 1 (satu) jam pertama dan Rp.1.000 untuk setiap jam

berikutnya, dan untuk per hari sebesar Rp.15.000,-; dan

Page 74: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

57

b. Sepeda Motor sebesar Rp.1.000,- untuk 1 (satu) jam pertama dan

Rp.500,- untuk setiap jam berikutnya, dan untuk per hariRp.5.000,-.

Berdasarkan observasi dan pengamatan yang penulis lakukan

pada tempat parkir yang dikelola dan bekerja sama dengan Pemerintah

Kota Tangeran Selatan, belum ada tempat parkir yang menggunakan

parkirng meters/ parkiran yang menggunakan mesin untuk menghitung

biaya parkir, sehingga seluruh parkiran menggunakan tarif tetap/flat.

Dalam penelitian ini penulis menentukan menggunakan tarif dasar untuk

parkiran off street tanpa menghitung kelipatan biaya parkir pada jam

berikutnya. Oleh karena itu jenis parkiran on street dan off street,

memiliki tarif yang sama dengan tarif tetap.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Potensi Penerimaan Retribusi Parkir

Penelitian ini memerlukan waktu pengumpulan data selama dua

bulan. Waktu observasi untuk survei lokasi, melakukan pengamatan, dan

mengumpulkan data pada setiap lingkungan parkir memiliki waktu yang

bervariatif, hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi frekuensi

jumlah kendaraan dan intensitas penggunaan setiap ruang parkir.

pemilihan waktu tersebut diharapkan dapat mewakili waktu efektif yang

dapat mewakili satu tahun yaitu 265 hari weekday dan 104 hari weekend.

Adapun perhitungan untuk menghitung potensi penerimaan retribusi

parkir sebagai berikut:

Page 75: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

58

{( ( } (1)

{( ( } (2)

(3)

Dimana:

PRP = Potensi Retribusi Parkir

SRP = Satuan Ruang Parkir

Imotor = Intensitas motor yang Parkir

Imobil = Intensitas mobil yang parkir

t = Tarif parkir yang berlaku

JK = Jumlah Kendaraan Parkir

Setiap lokasi penelitian dihitung terlebih dahulu jumlah

kendaraan yang parkir dalam sehari pada masing-masing lokasi yang

dijadikan sampel. Dari perhitungan jumlah kendaran yang parkir tersebut

dibagi dengan banyaknya jumlah satuan ruang parkir (SRP) pada sampel,

untuk mendapatkan rata-rata pemakaian efektif atau intensitas

penggunaan setiap SRP. Adapun hasil yang didapat sebagai berikut:

a. Intensitas Penggunaan Satuan Ruang Parkir

Pertama tentukan terlebih dahulu intensitas penggunaan satuan

ruang parkir (SRP), dihitung dari jumlah kendaraan yang parkir per

Page 76: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

59

SRP dalam satu hari dengan pengamatan weekday dan weekend.

Lokasi yang diamati berjumlah sembilan tempat, dengan masing

masing sebagai berikut:

1) Pasar

Tabel 4.2

Hasil Observasi Lingkungan Pasar

NO Tipe

Kendraan ∑SRP

Weekday Weekend

∑KEND ∑KEND

A1 Mobil 10 8 14

Motor 90 152 193

Dari pengamatan yang dilakukan pada satu lokasi jumlah SRP

mobil sebanyak 10 dan SRP motor 90. Kendaraan yang parkir

pada hari weekday berjumlah 8 mobil dan 152 motor, pada hari

weekend 14 mobil dan 193 motor, sehingga intensitas penggunaan

SRP pada lokasi Pasar dalam satu hari adalah:

Weekday

0,8

1,69

Weekend

1,4

2,14

Page 77: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

60

2) Pusat Bisnis

Tabel 4.3

Hasil Observasi Lingkungan Pusat Bisnis

NO Tipe

Kendraan ∑SRP

Weekday Weekend

∑KEND ∑KEND

B1 Mobil 10 20 45

Motor 200 376 569

B2 Mobil 10 27 53

Motor 200 692 1087

Dari pengamatan yang dilakukan pada dua lokasi jumlah SRP

mobil sebanyak 20 dan motor sebanyak 400. Jumlah kendaraan

yang parkir pada hari weekday berjumlah 47 mobil dan 1068

motor, pada hari weekend 98 mobil dan 1.656 motor, sehingga

intensitas penggunaan SRP pada lokasi Pusat bisnis dalam satu

hari sebagai berikut:

Weekday

2,35

2,67

Weekend

4,9

4,14

Page 78: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

61

3) Tempat makan

Tabel 4.4

Hasil Obeservasi Lingkungan Tempat Makan

NO Tipe

Kendraan ∑SRP

Weekday Weekend

∑KEND ∑KEND

C1 Mobil 100 13 120

Motor 40 10 30

Dari pengamatan yang dilakukan pada satu lokasi jumlah SPR

mobil sebanyak 100 dan motor sebanyak 40. Jumlah kendaraan

yang parkir pada hari weekday berjumlah 13 mobil dan 10 motor,

pada hari weekend berjumlah 120 mobil dan 30 motor, sehingga

intensitas penggunaan SRP pada lokasi tempat makan dalam satu

hari sebagai berikut:

Weekday

0,13

0,25

Weekend

1,2

0,75

4) Tempat Futsal

Tabel 4.5

Hasli Observasi Lingkungan Tempat Futsal

NO Tipe

Kendraan ∑SRP

Weekday Weekend

∑KEND ∑KEND

D1 Mobil 8 17 24

Motor 30 67 116

Page 79: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

62

Dari pengamatan yang dilakukan pada satu lokasi jumlah SPR

mobil sebanyak 8 dan motor sebanyak 30. Jumlah kendaraan yang

parkir pada hari weekday berjumlah 17 mobil dan 67 motor, pada

hari weekend berjumlah 24 mobil dan 116 motor, sehingga

intensitas penggunaan SRP pada lokasi tempat futsal dalam satu

hari sebagai berikut:

Weekday

2,12

2,23

Weekend

3

3,87

5) Stasiun

Tabel 4.6

Hasil Observasi Lingkungan Stasiun

NO Tipe

Kendraan ∑SRP

Weekday Weekend

∑KEND ∑KEND

E1 Mobil 0 0 0

Motor 700 750 386

E2 Mobil 0 0 0

Motor 100 143 76

Dari pengamatan yang dilakukan pada dua lokasi stasiun hanya

memiliki jumlah SPR untuk motor sebanyak 760. Jumlah

kendaraan yang parkir pada hari weekday berjumlah 839 motor,

pada hari weekend berjumlah 429 motor, sehingga intensitas

Page 80: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

63

penggunaan SRP pada lokasi tempat futsal dalam satu hari

sebagai berikut:

Weekday

1,2

Weekend

0,57

6) Rumah Toko/ Perkantoran

Tabel 4.7

Hasil Observasi Lingkungan RUKO/Kantor

NO Tipe

Kendraan ∑SRP

Weekday Weekend

∑KEND ∑KEND

E1 Mobil 50 89 57

Motor 80 141 92

E2 Mobil 20 53 37

Motor 40 74 46

Dari pengamatan yang dilakukan pada dua lokasi jumlah SPR

mobil sebanyak 70 dan motor sebanyak 120. Jumlah kendaraan

yang parkir pada hari weekday berjumlah 142 mobil dan 215

motor, pada hari weekend berjumlah 94 mobil dan 138 motor,

sehingga intensitas penggunaan SRP pada lokasi

ruko/perkantoran dalam satu hari sebagai berikut:

Weekday

2,03

1,8

Weekend

1,34

1,15

Page 81: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

64

Untuk melihat rata-rata intensitas penggunaan ruang satuan

parkir (SRP) pada setiap klasifikasi penggolongan lingkungan parkir

berdasarkan sampel, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7

berikut ini

Tabel 4.8

Intensitas Penggunaan SRP

NO Penggolongan

Parkir

Weekday Weekend

Imobil Imotor Imobil Imotor

1 Pasar 0,8 1,69 1,4 2,14

2 Pusat Bisnis 2,35 2,67 4,9 4,14

3 Tempat Makan 0,13 0,25 1,2 0,75

4 Tempat Futsal 2,12 2,23 3 3,87

5 Stasiun - 1,2 - 0,57

6 Ruko/Kantor 2,03 1,8 1,34 1,15

Dari tabel di atas dapat dilihat jika intensitas penggunaan SRP

sangat bervariasi.pada hari weekday intensitas terendah ada pada

lingkungan parkir di tempat makan dimana intesitas mobil 0,13 dan

intensitas motor 0,25. Pada hari weekend intensitas terendah adalah

lingkungan parkir di stasiun dengan intensitas 0,56. Intensitas

tertinggi pada hari weekday adalah tenpat futsal dengan intensitas

mobil 2,12 dan motor 2,23, pada saat weekend intensitas tertinggi

adalah pusat bisnis dengan intensitas mobil 3,65 dan motor 3,11.

b. Potensi Penerimaan

Setelah sampel penelitian diketahui intensitas pemakaian ruang

satuan parkir dalam satu hari, maka dapat dihitung bersarnya potensi

penerimaan retribusi parkir berdasarkan hari weekday dan weekend

Page 82: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

65

pada masing-masing penggolongan lingkungan parkir, sebagai

berikut

1) Pasar, lokasi ini diamati mulai pukul 06:00-14:00 dengan

mengambil sampel pada weekday dan weekend. Kapasitas SRP

secara keseluruhan berjumlah 60 mobil dan 350 motor, dengan

intensitas pengunaan mobil 0,8 dan motor 1,69 pada weekday, 1,4

mobil dan 2,14 motor pada weekend. Maka hasil yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

weekday

{( ( }

= 265 × (60 × 0,8 × 2000) + (350 × 1,69 × 1000)

= Rp.182.187.500,-

weekend

{( ( }

= 104 × (60 × 1,4 × 2000) + (350 × 2,14 × 1000)

= Rp.95.368.000,-

Total penerimaan = Rp.277.555.500,-

2) Pusat Bisnis, lokasi ini diamati mulai pukul 10:00-20:00 dengan

mengambil sampel pada weekday dan weekend. Kapasitas SRP

secara keseluruhan berjumlah 115 mobil dan 710 motor, dengan

intensitas pengunaan mobil 2,35 dan motor 2,67 pada weekday,

4,9 mobil dan 4,14 motor pada weekend. Maka hasil yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

Page 83: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

66

weekday

{( ( }

= 265 × (115 × 2,35 × 2000) + (710 × 2,67 × 1000)

= Rp.645.593.000,-

weekend

{( ( }

= 104 × (115 × 4,9 × 2000) + (710 × 4,14 × 1000)

= Rp.422.905.600,-

Total penerimaan = Rp.1.068.498.600,-

3) Tempat Makan, lokasi ini diamati mulai pukul 10:00-20:00

dengan mengambil sampel pada weekday dan weekend. Kapasitas

SRP secara keseluruhan berjumlah 122 mobil dan 110 motor,

dengan intensitas pengunaan mobil 0,13 dan motor 0,25 pada

weekday, 1,2 mobil dan 0,75 motor pada weekend. Maka hasil

yang diperoleh adalah sebagai berikut:

weekday

{( ( }

= 265 × (122 × 0,13 × 2000) + (110 × 0,25 × 1000)

= Rp.15.693,300,-

weekend

{( ( }

= 104 × (122 × 1,2 × 2000) + (110 × 0,75× 1000)

= Rp.39.031.200,-

Page 84: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

67

Total penerimaan = Rp.54.724.500,-

4) Tempat Futsal, lokasi ini diamati mulai pukul 14:00-22:00 dengan

mengambil sampel pada weekday dan weekend. Kapasitas SRP

secara keseluruhan berjumlah 18 mobil dan 55 motor, dengan

intensitas pengunaan mobil 2,12 dan motor 2,23 pada weekday, 3

mobil dan 3,87 motor pada weekend. Maka hasil yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

weekday

{( ( }

= 265 × (18 × 2,12 × 2000) + (55 × 2,23 × 1000)

= Rp.52.727.050,-

weekend

{( ( }

= 104 × (18 × 3 × 2000) + (55 × 3,87× 1000)

= Rp.11.444.850,-

Total penerimaan = Rp.64.171.900,-

5) Stasiun, lokasi ini diamati mulai pukul 08:00-18:00 dengan

mengambil sampel pada weekday dan weekend. Kapasitas SRP

secara keseluruhan berjumlah 3100 motor, dengan intensitas

pengunaan motor 1,2 pada weekday, 0,57 motor pada weekend.

Maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

weekday

Page 85: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

68

{( ( }

= 265 × (0) + (3100 × 1,2 × 1000)

= Rp.985.800.000,-

weekend

{( ( }

= 104 × (0) + (3100 × 0,57× 1000)

= Rp.183.768.000,-

Total penerimaan = Rp.1.169.568.000,-

6) Rumah Toko/ Perkantoran, lokasi ini diamati mulai pukul 08:00-

18:00 dengan mengambil sampel pada weekday dan weekend.

Kapasitas SRP secara keseluruhan berjumlah 300 mobil dan 440

motor, dengan intensitas pengunaan mobil 2,03 dan motor 1,8

pada weekday, 1,34 mobil dan 1,15 motor pada weekend. Maka

hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

weekday

{( ( }

= 265 × (300 × 2,03 × 2000) + (440 × 1,8 × 1000)

= Rp.532.650.000,-

weekend

{( ( }

= 104 × (300 × 1,34 × 2000) + (440 × 1,15× 1000)

= Rp.136.240.000,-

Total penerimaan = Rp.668.890.000,-

Page 86: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

69

Potensi penenerimaan retribusi parkir secara keseluruhan di Kota

Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9

Potensi Penerimaan Retribusi Parkir

NO Penggolongan Parkir Jumlah

1 Pasar Rp.277.555.500

2 Pusat Bisnis Rp.1.068.498.600

3 Tempat Makan Rp.54.724.500

4 Tempat Futsal Rp.65.171.900

5 Stasiun Rp.1.169.568.000

6 Rumah Toko/Perkantor Rp.668.890.000

Potensi Penerimaan Retribusi Parkir Rp.3.303.408.500

Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan estrimasi potensi penerimaan

retribusi parkir di Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan tarif

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012, dalam satu tahun

mencapai Rp.3.303.408.500,-. Dari 6 penggolongan lingkungan parkir,

lingkungan Stasiun menyumbang penerimaan retribusi parkir terbesar

dengan jumlah Rp.1.169.568.000,-. Hal ini tentu saja berkaitan dengan

tingginya pengguna transportasi kereta api di wilayah Kota Tangerang

Selatan, yang pada umumnya menggunakan kereta api untuk bekerja di

wilayah Ibukota DKI Jakarta, mengingat sebagai wilayah penyangga

Ibukota, banyak warga Kota Tangerang Selatan yang bekerja di DKI

Jakarta.

Penerimaan retribusi parkir yang tidak mencapai seratus juta

rupiah adalah lingkungan tempat makan dan futsal, hal ini dikarenakan

lahan parkir yang kecil sehingga tidak mampu menampung banyak

Page 87: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

70

kendaraan yang akan parkir. selain itu kedua tempat ini juga hanya ramai

pada jam jam tertentu seperti jam makan siang pada tempat makan dan

sore hingga malam hari pada tempat futsal. Hal ini yang menyebabkan

penerimaan retribusi parkir dari kedua lingkungan parkir tersebut sangat

rendah.

2. Efektifitas Penerimaan Retribusi Parkir

Efektifitas penerimaan retribusi parkir bertujuan untuk melihat

hubungan antara realisasi penerimaan dengan target yang sudah

ditetapkan. Untuk melihat apakah besarnya sudah seusai dan dapat

dicapai. Tingkat efektifitas dapat dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut:

Hasli dari perhitungan rumus di atas dapat menggambarkan

tingkat efektifitas dari penerimaan retribusi. Apabila hasil perhitungan

menpatakan nilai mendekati 100%, makanpenerimaan retribusi semakin

efektif. Untuk lebih jelas efektifitas penerimaan retribusi dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tahun Retribusi Parkir

Target Realisasi %

2015 Rp 450.000.000 Rp 606.563.500 134,79%

2016 Rp 2.000.000.000 Rp 2.623.959.607 131,20%

Dari tabel di atas dapat dilihat jika pada tahun 2015 dan 2016

capaian realisasi penerimaan menunjukan lebih dari 130%, sangat efektif

Page 88: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

71

jika realisasi dibandingan dengan target retribusi. Jika efektifitas

penerimaan dibandingkan antara potensi dengan realisasi retribusi parkir,

maka haslinya dapat dilihat di bawah ini.

Efektifitas =

× 100%

= 79.43%

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat jika efektifitas yang

dihitung berdasarkan target, nilai persentase mencapai 131,20%. Hai ini

dikarenakan penetapan target ditentukan berdasarkan pengalaman

perolehan pada tahun sebelumnya. Sedangkan jika dihitung berdasarkan

potensi penerimaan retribusi parkir, nilai persentse hanya 79,43% ini

menggambarkan bahwa pemungutan retribusi parkir di Kota Tangerang

Selatan kurang efektif. Terlebih lagi dalam penelitian ini, perhitungan

potensi penerimaan retribusi parkir, menggunakan tarif yang sangat

rendah bedasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012. Jika

perhitungan penelitian ini menggunakan tarif parkir yang lebih tinggi

seperti tarif parkir pada umumnya, maka penerimaan retribusi parkir

akan semakin tidak efektif.

3. Kendala Pemungutan Retribusi Parkir

Berdasarkan proses observasi dan juga pengamatan yang penulis

lakukan dalam dua bulan terakhir di beberapa lokasi parkir, potensi

penerimaan retribusi parkir di wilayah Kota Tangerang Selatan sangat

Page 89: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

72

besar, namun realisasinya masih rendah. Terdapat beberapa

permasalahan dan kendala yang menyebabkan rendahnya penerimaan

retribusi parkir di Kota Tangerang Selatan, antara lain:

a. Perbedaan Tarif Parkir

Berdasarkan pengamatan di lapangan tarif parkir di Kota

Tangerang Selatan sangat bervariasi, untuk kendaraan roda dua

seperti motor, tarif parkirnya mulai dari Rp.2.000,- sampai Rp5.000,-

untuk sekali parkir. Sedangkan untuk kendaraan roda empat tarif

parkirnya mulai Rp.4.000,- sampai Rp.10.000 untuk sekali parkir,

beberapa pengelola parkir yang penulis wawancarai, tarif tersebut

didapat atas kesepakatan oleh pihak Dinas Perhubungan. Hal ini

menunjukkan peraturan yang dibuat mengenai tarif parkir tidak

diimplementasikan di lapangan, tentunya ini juga menunjukkan jika

tarif parkir pada peraturan tersebut sudah tidak relevan dengan

kondisi ekonomi di masyarakat.

b. Parkiran off street dan on street yang tidah sesuai

Dari observasi yang dilakukan ke beberapa tempat parkir,

banyak ditemukan lokasi parkir yang tidak mengguakan badan jalan

atau ruang milik jalan (RUMIJA) yang dinyatakan sebagai parkiran

on street, hal ini dikarenakan ada beberapa persyaratan untuk

mendapatkan izin parkiran off street namun pengelola belum

menyanggupi syarat tersebut, sehingga pengelola lebih memilih

mengurus izin untuk parkiran on street. Kondisi tempat parkir juga

Page 90: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

73

banyak yang tidak memiliki sarana prasarana pendukung seperti

rambu rambu parkir, marka parkir, dan papan tarif retribusi.

c. Kerjasama yang kurang menguntungkan

Tidak semua parkiran yang memungut retribusi di wilayah

Kota Tangerang Selatan di selenggarakan oleh pemerintah daerah,

beberapa parkiran yang bekerjasama juga memungut retribusi dan di

kelola oleh pihak ketiga. Retribusi yang disetorkan ke Dinas

Perhubungan bukan berdasarkan persentase pendapatan perbulan

atau bagi hasil. Namun berdasarkan kesepakatan di awal setelah

pengelola mendapatkan izin mengelola tempat parkir

d. Rendahnya pengawasan

Dengan system kerjasama dimana jumlah setoran retribusi

ditentukan pada awal perizinan, hal ini membuat pengawasan

terhadap tempat parkir berkuran, karena pihak Dinas Perhubungan

hanya menunggu setoran dari pengelola parkir disetiap bulannya,

tanpa mengetahui kondisi tempat parkir, apakah terdapat

peningkatan atau penurunan pengguna.

e. Banyaknya Parkir Ilegal

Masih banyaknya tempat parkir ilegal atau tidak resmi yang

dikuasai oleh oknum preman atau penguasa wilayah parkir tertentu

menyebabkan masih banyak potensi retribusi parkir yang hilang di

wilayah Kota Tangerang Selatan.

Page 91: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi penerimaan retribusi

parkir di wilayah Kota Tangerang Selatan. Setelah penulis melakukan

observasi dan pengamatan terhadap sampel tempat tempat parkir, serta

menganalisis data yang telah di dapat, maka dapat disimpulkan:

1. Potensi Penerimaan Retribusi Parkir

Berdasarkan hasil perhitungan potensi penerimaan retribusi parkir

dengan mengitung jumlah Satuan ruang parkir (SRP) dikalikan dengan

intensitas kendaraan yang parkir di satu SRP dalam sehari, dikalikan

dengan tarif dalam peraturan daerah, akan mendapatkan nilai estimasi

pendapatan dalam sehari. Dengan mengambil sampel pada weekday dan

weekend, maka dapat memperkirakan penerimaan retribusi parkir di Kota

Tangerang Selatan dalam setahun sebesar Rp.3.303.408.500,-.

Penyumbang terbesar adalah lingkungan parkir di sekitar stasiun dan

pusat bisnis yang ada di wilayah Kota Tangerang Selatan.

2. Efektifitas Penerimaan Retribusi Parkir

Efektifitas penerimaan retribusi parkir berdasarkan data Dinas

Perhubungan Kota Tangerang Selatan, perbandingan antara target

penerimaan dan realisasi sebesar (131,20%) atau “sangat efektif”. Hal ini

dikarenakan penentuan target didasari atas pengalaman tahun-tahun

Page 92: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

75

sebelumnya, bukan berdasarkan potensi yang sebenarnya. Berdasarkan

perbandingan potensi penerimaan dalam penelitian ini dengan realisasi

sebesar 79,43% atau “kurang efektif”.

3. Permasalahan dan kendala dalam proses pemungutan retribusi parkir

Terdapat beberapa permasalahan dan kendala dalam proses

pemungutan retribusi parkir di wilayah Kota Tangerang Selatan yang

menyebabkan kurang efektifnya penerimaan retribusi parkir diantaranya:

a. Peraturan tarif retribusi yang rendah menyebabkan tarif parkir

sangat bervariasi dan lebih tinggi dari aturan yang ada.

b. Kerjasama yang kurang menguntungkan juga membuat penerimaan

retribusi kurang maksimal.

c. Rendahnya system pengawasan terhadap tempat parkir resmi

d. Tempat parkir yang tidak sesuai dengan peraturan dan kondisi di

lapangan.

e. Banyak parkir illegal atau tidak resmi yang belum ditertibkan

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis ingin memberikan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan

a. Revisi Peraturan Daerah tentang tarif parkir, hal ini dikarenakan

peraturan tentang tarif retribusi parkir yang ada saat ini sudah sangat

tidak relevan dengan kondisi tingkat inflasi dan kondisi ekonomi

Page 93: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

76

masyarakat. Selain itu dengan adanya peraturan tarif retribusi parkir

yang baru, dapat mengatur dan menyamaratakan tarif parkir di

wilayah Kota Tangerang Selatan.

b. Memperbaiki perjanjian kerjasama, hal ini bertujuan agar penerimaan

retribusi parkir lebih tinggi jika menggunakan sistem persentase

penerimaan, dibandingkan dengan jumlah setoran seusai perjanjian

awal. Dengan begitu dapat melihat fluktuasi penerimaan setiap

bulannya.

c. Meningkatkan pengawasan dan evaluasi bertahap, pengawasan yang

tersistematis dapat memaksimalkan penerimaan retribusi, karena

dengan pengawasa pemerintah mengetahui kondisi riil yang terjadi di

lapangan. Selain itu evaluasi juga diperlukan untuk menilai system

yang dijalankan sudah baik atau perlu perbaikan.

d. Melengkapi sarana dan prasaran tempat parkir, baik rambu parkir,

marka parkir, dan papan tarif retribus. Dengan begitu masyarakat

dapat mengetahui lokasi parkir yang dikelola pemerintah, dan tarif

retribusinya.

e. Membangun lokasi lokasi baru yang potensial untuk meningkatkan

penerimaan retribusi parkir, dengan begitu juga akan membuka

lapangan kerja baru bagi masyarkat di sekitar lokasi parkir dan

menertibkan parkir illegal atau tidak resmi yang ada di wilayah Koata

Tangerang Selatan.

Page 94: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

77

2. Bagi Masyarkat

Dengan adanya penelitian ini masyarakat mendapatkan informasi

mengenai perparkiran dan tarif retribusi parkir di Kota Tangerang

selatan, penulis berharap penelitian ini dapat mendorong masyarakat

untuk peduli dan ikut serta dalam meningkatkan retribusi parkir, dengan

parkir di tempat tempat yang dikelola oleh pemerintah.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penulis sangat sadar penelitian ini masih sangat jauh dari kata

sempurna, karena penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak

menghitung durasi parkir, tidak memiliki data parkir illegal sehingga

tidak dapat menghitung potensi yang hilang, tidak menghitung kendaraan

yang parkir tumpang tindih dalam satuan ruang parkir. Diharapkan

peneliti selanjutnya dapat melakukan:

a. Menghitung potensi yang hilang;

b. Menghitung durasi parkir;

c. Menghitung jumlah orang yang dikenakan tarif lebih tinggi;

d. Memberikan data lokasi baru yang potensial.

Page 95: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

78

DAFTAR PUSTAKA

Aliany, Lina. 2012. Menghitung Potensi Retribusi Parkir Di Kota Makassar.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitin Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chalid, Pheni. 2005. Keuangan Daerah, Investasi, dan Desentralisasi: Tantangan

dan Hambatan. Jakarta: Kemitraan.

Darise, Nurlan. 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Indeks.

Hamid, Abdul. 2012. “Paduan Penulisan Skripsi”. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

Handayani, Sutri. 2017 Potensi Retribusi Pasar Terhadap Peningkatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lamongan.

Jufrizen. 2013. Ansalisis Potensi Penerimaan Retribusi Parkir Pada Pusat-Pusat

Perbelanjaan Kota Medan.

Koswara, E. 2001. Otonomi Daerah Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat.

Jakarta: Yayasan Pariba.

Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi Kedua. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:

ANDI.

Page 96: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

79

Musgrave, Richard and Peggy B. Musgrage. 1984. Public Finance in theory and

Practis. London: Mc. Graw Hill Book Company.

Nazir, Moh. 2014. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rasyid, Muhammad Ryaas. 2000. Makna Pemerintahan – Tinjauan dari segi

Etika dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.

Sabana, Cholid. Sutrisno, Catur Ragil. 2011. Potensi Retribusi Parkir Di

Kabupaten Pekalongan.

Septianawati, Reni. 2012. Analisis Potensi dan Efektifitas Pendapatan Retribusi

Parkir di Wilayah Kota Administratif Jakarta Selatan. Jakarta: Tesis.

Siahaan, Marihot P. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

______________. 1998. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas

Parkir. Dirjen Perhubungan Darat : Jakarta.

______________. 2015. Kota Tangerang Selatan Dalam Angka 2015. Tangerang

Selatan: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan.

______________. 2016. Kota Tangerang Selatan Dalam Angka 2016. Tangerang

Selatan: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan.

Page 97: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

80

PERATURAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah

daerah yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pusat Dan Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2012 Tentang

Retribusi Daerah Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.

Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 3 Tahun 2013 Tentang

Penyelenggaraan Perparkiran.

Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 9 Tahun 2014 Tentang

Retribusi Daerah.

Page 98: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

81

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 99: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

82

Lampiran 1

Foto Tempat Parkir di Kota Tangerang Selatan

Page 100: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

83

Lampiran 2

Surat-Surat Perizinan

Page 101: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

84

Page 102: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

85

Page 103: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

86

Page 104: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

87

Lampiran 3

Alur Perizinan Parkir

Page 105: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

88

Lampiran 4

Penarikan Retribusi Parkir

Page 106: ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40153/1/SUBHAN... · Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

89

Lampiran 5

Parkir yang memungut Retribusi Parkir

No Tempat Parkir On Street kapasitas

No Tempat Parkir Off Street kapasitas

mobil motor mobil motor

1 Pusat Jajan Plaza Bintaro 10 200 1 Sekitar Stasiun Juarng Mangu 150

2 Pasar ceger 30 100 2 Stadiums Futsal 10 25

3 Bakmi Japos 10 40 3 Sekitar Stasiun Rawa Buntu 700

4 Pengujian Kendaraan Bermotor 60 30 4 Jl. Kampung Masjid RT 001/RW 003

Kel. Jombang 10 50

5 RM. Lubana sengkol 100 40 5 Samsat BSD 80 170

6 Pasar Ciputat 20 100 6 Super Shoot Futsal 8 30

7 Ruko Bintaro Baru & Sevel Zodiak 10 20 7 Graha Marcella I dan Rukan Sektor

3A 50 80

8 Ruko Versailes 20 40 8 Samping Stasiun Rawa Buntu 350

9 Sekitar Teras Kota 10 200 9 Parkiran Sekitar Rawa Buntu 1800

10 Pergudangan Multiguna 80 100 10 Samping Stasiun Sudimara 100

11 Soto H. Mamat 12 30

12 Jln. CBD BSD 50 200

13 Depan Hotel Santika, Teras Kota 35 60

14 Pasar Pamulang Permai 2 10 90

15 Jalan Bancet Pasar Ciputat 60