analisis peningkatan produktivitas dan kualitas …

101
ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN CAT SOLVENT BASED DENGAN METODE TAGUCHI Studi Kasus di PT. Jotun Indonesia Oleh Mahfud Mufadhol NIM : 004201305018 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Presiden 2017

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

0

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN

KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN CAT

SOLVENT BASED DENGAN METODE TAGUCHI

Studi Kasus di PT. Jotun Indonesia

Oleh

Mahfud Mufadhol

NIM : 004201305018

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik

Mencapai Gelar Strata Satu

pada Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Industri

Universitas Presiden

2017

Page 2: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi berjudul “Analisis Peningkatan Produktivitas dan

Kualitas Pada Proses Pembuatan Cat Solvent Based

Dengan Metode Taguchi Di PT. Jotun Indonesia” yang

disusun dan diajukan oleh Juliana sebagai salah satu persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah

ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh

karena itu, Saya merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, 19 Mei 2017

Ir. Hery H Azwir, MT

Page 3: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Peningkatan

Produktivitas dan Kualitas Pada Proses Pembuatan

Cat Solvent Based Dengan Metode Taguchi Di PT.

Jotun Indonesia” adalah hasil dari pekerjaan saya dan seluruh ide,

pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara

penulisan referensi yang sesuai. Pernyataan ini saya buat dengan

sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan

maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan dikenakan pada

saya.

Cikarang, Indonesia, 19 Mei 2017

Mahfud Mufadhol

Page 4: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN

KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN CAT

SOLVENT BASED DENGAN METODE TAGUCHI

Studi Kasus di PT. Jotun Indonesia

Oleh

Mahfud Mufadhol

ID No. 004201305018

Disetujui Oleh

Ir. Hery H Azwir, MT

Dosen Pembimbing

Ir. Andira, MT.

Kepala Program Studi Teknik Industri

Page 5: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

iv

ABSTRAK

Dalam suatu proses manufacturing, kualitas tidaklah hanya dilihat dari produk akhir

yang dibuat, namun juga proses pembuatannya. Sebaik apapun produk, jika dalam

proses pembuatannya banyak mengalami masalah, maka produk tersebut tidak bisa

dikatakan baik, bahkan dapat dikatakan tidak layak produksi. Oleh karena itu saat

ini perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerja dan produktivitasnya

Untuk meningkatkan produktivitasnya maka PT. Jotun Indonesia menerapkan

projek A3 yaitu Right First Time (RFT). Right First Time (RFT) adalah bagaimana

membuat produk dengan satu kali proses dan menghasilkan produk yang memiliki

kualitas yang baik dalam sekali pengecekan. Penelitian ini dilakukan di PT. Jotun

Indonesia yang terletak di Cikarang. Hasil pengukuran serta analisis data

menyimpulkan bahwa rata- rata persentase jumlah produk RFT pada bulan

September 2016 - bulan Januari 2017 adalah 75.84%. Hasil ini masih dibawah

target perusahaan yaitu 80%. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya jumlah proses

adjustman dilution yaitu 37.92 % yang berhubungan dengan nilai viskositas.

Berdasarkan dari data yang diperoleh kemudian diolah dengan peta kendali X-bar

dan R-bar serta kapabilitas proses Cp dan Cpk diketahui bahwa kriteria tersebut

masih belum terkendali dan kapabilitas proses masih teridentifikasi rendah.

Peningkatan kualitas dilakukan dengan melakukan perbaikan pada proses

pembuatannya dengan menggunakan Metode Taguchi. Dengan penerapan Metode

Taguchi, diperoleh faktor-faktor yang menpengaruhi nilai kualitas viskositas yaitu

Jumlah White Spirit, Jumlah Genekyd, Jumlah Tio2 (kaolin) dan temperatur

mixing, di mana masing-masing faktor memiliki level optimal pada 26.01%,

56.07%, 18.78%, dan 45oC. Kemudian dari analisis ANOVA diperoleh bahwa

semua faktor kontrol tersebut berpengaruh singnifikan terhadap nilai viskositas.

Penerapan Metode Taguchi ini meningkatkan kapabilitas proses menjadi Cp =1.68

dan Cpk = 1.43 dari Cp = 0.29 dan Cpk = 0.18, serta terjadinya peningkatan

persentase RFT sebesar 5.78 % atau menjadi 81.62% selama dua bulan terakhir.

Kata kunci : Kualitas, Right First Time (RFT), Proses Produksi, Metode Taguchi,

Kapabilitas Proses dan Analisis ANOVA.

Page 6: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya dan salam salawat dikirimkan kepada Nabi Muhammad Saw yang

telah membawa kehidupan menjadi kita ke masa kejayaan dan menjadi suri teladan

bagi umatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan

tepat pada waktunya dan

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang harus

dipenuhi oleh mahasiswa Universitas President jurusan Teknik Industri untuk dapat

mencapai gelar Strata Satu Teknik.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Bapak Ir. Hery H Azwir, MT, selaku pembimbing yang membimbing dengan

begitu sabar.

2. Kedua orang tua yang tak henti-hentinya memberikan doa dan kasih sayang, dan

dukungannya hingga penyelesaian skripsi ini dan seterusnya.

3. Ibu Ir. Andira, MT., selaku Kepala Program Studi Teknik Industri Universitas

President

4. Seluruh dosen Universitas President yang telah memberikan ilmu dan

pembelajaran yang sangat berharga selama proses perkuliahan.

5. Bapak Rio Martin selaku pembimbing di perusahaan yang banyak membantu dan

mengarahkan dalam penyusunan laporan ini.

6. Rekan-rekan kerja di PT. Jotun Indonesia dari divisi Quality, Produksi, dan

Process Engineer atas bantuannya dalam menyelesaikan laporan ini.

7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Universitas Presiden Jurusan Teknik

Industri Angkatan 2013 atas kebersamaan dan dorongannya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis

selama mengikuti perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Dan semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan loparan ini yang

tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Page 7: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

vi

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan

skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

guna untuk memperbaiki dan menyempurnakan laporan ke depannya. Dan semoga

laporan ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf atas segala

kekurangannya.

Cikarang, Indonesia, 19 Mei 2017

Mahfud Mufadhol

Page 8: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

vii

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................0

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................i

LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS ......................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................iii

ABSTRAK ..........................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................v

DAFTAR ISI .......................................................................................................vii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................2

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................3

1.4. Batasan Masalah .......................................................................................3

1.5. Asumsi .......................................................................................................3

1.6. Kerangka Penulisan ...................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................6

2.1. Kualitas ......................................................................................................6

2.2. Pengendalian Kualitas ..............................................................................7

2.2.1. Manfaat Pengendalian Kualitas ..........................................................8

2.2.2. Faktor – Faktor Pengendalian Kualitas ..............................................9

2.2.3. Tahapan – Tahapan Pengendalian Kualitas .......................................10

2.3. Bagian – Bagian Dalam Kontro Kualitas On- Line dan Off- Line ...........11

2.4. Total Quality Tools ....................................................................................12

2.5. Kapabilitas Proses ......................................................................................20

2.6. Metode Taguchi ........................................................................................22

2.6.1 Konsep Metode Taguchi .....................................................................24

2.6.2 Langkah- Langkah Percobaan Metode Taguchi .................................25

Page 9: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

viii

2.6.2.1 Penentuan Variabel Tak Bebas .................................................25

2.6.2.2 Identifikasi Variabel Bebas ........................................................26

2.6.2.3 Faktor Kontrol dan Faktor Tidak Terkontrol (Noise) ...............27

2.6.2.4 Jumlah Level dan Nilai Level Fktor ..........................................27

2.6.2.5 Identifikasi Interaksi Faktor Kontrol .........................................28

2.6.2.6 Perhitungan Derajat Kebebasan .................................................28

2.6.2.7 Pemilihan Orthogonal Array .....................................................28

2.6.2.8 Persiapan dan Pelaksanaan Eksperien .......................................29

2.6.2.9 Analisis Data ..............................................................................29

2.6.3. Kelebihan Metode Taguchi ................................................................29

2.6.4. Kelemahan Metode Taguchi ...............................................................30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................31

3.1. Langkah-Langkah Penelitian .....................................................................31

3.2. Observasi Awal ..........................................................................................32

3.3. Identifikasi Masalah...................................................................................32

3.4. Tinjauan Pustaka ........................................................................................32

3.5. Metode Penelitian ......................................................................................33

3.6. Pengumpulan Data .....................................................................................33

3.7. Analisis Data ..............................................................................................34

3.8. Kesimpulan dan Saran ...............................................................................34

BAB IV DATA DAN ANALISIS .....................................................................35

4.1. Gambaran Umum Proses Pembuatan Cat ..................................................35

4.2. Right First Time (RFT) ..............................................................................38

4.3. Data ............................................................................................................39

4.4. Analisis Masalah ........................................................................................40

4.4.1. Peta Kendali (Control Chart) ............................................................43

4.4.2. Kapabilitas Proses Sebelum Perbaikan .............................................49

4.4.3. Penerapan Metode Taguchi ................................................................51

4.5.4.1 Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Nilai Viskositas ........51

4.5.4.2 Pemisahan Faktor Kontrol dan Faktor Tidak Terkontrol ..........54

4.5.4.3 Penentuan Faktor Kontrol dan Level Faktor .............................55

4.5.4.4 Perhitungan Derajat Kebebasan ................................................57

Page 10: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

ix

4.5.4.5 Pemilihan Orthogonal Array.....................................................57

4.5.4.6 Persiapan dan Pelaksanaan Percobaan ......................................58

4.4.4. Analisa Hasil Percobaan Metode Taguchi .......................................60

4.4.5. Pengujian ANOVA ..........................................................................62

4.4.5.1. Perhitungan ANOVA Dua Arah Terhadap Mean .......................62

4.4.5.2. Perhitungan ANOVA Dua Arah Terhadap SN Ratio ..................67

4.4.6. Percobaan Konfirmasi ....................................................................73

4.4.7. Kapabiltas Proses Setelah Perbaikan .............................................77

4.4.8. Persentase Right First Time (RFT) Setelah Perbaikan ..................79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................81

5.1.Kesimpulan ..................................................................................................81

5.2.Saran ............................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................85

LAMPIRAN .......................................................................................................86

Page 11: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Orthogonal Array L9. .......................................................... 28

Tabel 4.1 Data Penyebab Produk Non RFT. .................................................. 42

Tabel 4.2 Data Pengamatan Viskositas Produk Cat Solvent Based ............... 44

Tabel 4.3 Data Nilai X-bar dan R dari Sampel Produk Cat Solvent Based ... 45

Tabel 4.4 Pemisahan Faktor Kontrol dan Faktor Tak Terkontrol .................. 54

Tabel 4.5 Level Variabel Faktor Kontrol ....................................................... 56

Tabel 4.6 Matriks Ortogonal Array ............................................................... 58

Tabel 4.7 Rincian Matriks Orthogonal Array ................................................ 59

Tabel 4.8 Hasil Percobaan dengan Metode Taguchi ..................................... 59

Tabel 4.9 Data Hasil Percobaan dengan Metode Taguchi ............................. 61

Tabel 4.10 Data Respon Nilai Rata - Rata ....................................................... 62

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan ANOVA Terhadap Nilai Mean ........................ 67

Tabel 4.12 Data Respon Nilai SN Ratio .......................................................... 68

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan ANOVA Terhadap Nilai SN Ratio .................. 72

Tabel 4.14 Tabel Hasil Percobaan dengan Metode Taguchi ........................... 73

Tabel 4.15 Level Optimum dari Faktor ........................................................... 73

Tabel 4.16 Tabel Hasil Percobaan Konfirmasi ................................................ 74

Tabel 4.17 Data Nilai X-bar dan R Setelah Perbaikan .................................... 75

Tabel 4.18 Data Presentase Faktor Produk Non RFT ...................................... 79

Tabel 4.19 Data Persentase Produk RFT Setelah Perbaikan ........................... 79

Tabel 5.1 Level Optimum dari Faktor ........................................................... 81

Tabel 5.2 Persentase Produk RFT Sebelum Perbaikan .................................. 82

Tabel 5.3 Persentase Produk RFT Setelah Perbaikan .................................... 82

Page 12: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Pareto ............................................................................ 12

Gambar 2.2 Diagram Sebab Akibat ................................................................ 13

Gambar 2.3 Check Sheet ................................................................................. 14

Gambar 2.4 Histogram .................................................................................... 14

Gambar 2.5 Diagram Sebar ............................................................................. 15

Gambar 2.6 Flow Chart ................................................................................... 16

Gambar 2.7 Peta Kendali................................................................................. 16

Gambar 2.3 Kurva Karakteristik Kualitas ....................................................... 25

Gambar 3.1 Tahapan Penerapan Metode Taguchi .......................................... 31

Gambar 4.1 Flow Diagram Proses Pembuatan Cat ......................................... 35

Gambar 4.2 Quality Control Test .................................................................... 36

Gambar 4.3 Produk RFT dan Produk Non RFT .............................................. 38

Gambar 4.4 Daily Record QC ......................................................................... 40

Gambar 4.5 Diagram Persentase Produk RFT ................................................ 41

Gambar 4.6 Persentase Follow Plan Batch Tahun 2016 ................................. 41

Gambar 4.7 Process Time Solvent Based ....................................................... 42

Gambar 4.8 Data Proses Adjustman Produk Non RFT ................................... 43

Gambar 4.9 Peta Kendali X-bar Sebelum Perbaikan ...................................... 47

Gambar 4.10 Peta Kendali R (Range) Sebelum Perbaikan ............................... 48

Gambar 4.11 Kapabilitas Proses Sebelum Perbaikan ....................................... 51

Gambar 4.12 Diagram Sebab-Akibat Dari Variasi Nilai Viskositas ................. 53

Gambar 4.13 Hasil Percobaan Analisa Taguchi Terhadap Faktor .................... 60

Gambar 4.14 Main Effect Plot For Signal Noise Ratio ..................................... 61

Gambar 4.15 Peta Kendali X-bar Setelah Perbaikan ........................................ 76

Gambar 4.16 Peta Kendali R-Bar Setelah Perbaikan ........................................ 76

Gambar 4.17 Kapabilitas Proses Setelah Perbaikan .......................................... 78

Page 13: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

xii

DAFTAR ISTILAH

Right First Time : bagaimana membuat produk dengan satu kali

proses dan menghasilkan produk yang memiliki

kualitas yang baik dalam sekali pengecekan.

Sehingga tidak perlu dilakukan proses tambahan

(adjustmen) atau proses yang berulang- ulang.

Adjustman : Proses penambahan baik itu penambahan material

ataupun kegiatan.

Water Based : Cat yang terbuat menggunakan bahan baku air.

Solvent Based : Cat yang terbuat menggunakan bahan baku

minyak.

Mixing : Proses pencampuran material-material untuk

pembuatan produk cat.

Taguchi : Salah satu metode desain eksperimen untuk

mendapatkan setting yang optimal.

Page 14: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Di dalam dunia industri saat ini persaingan antar perusahaan semakin ketat. Persaingan

tersebut sering terjadi dalam hal kualitas produk maupun dalam hal pelayanan

perusahaan kepada pelanggannya, di mana kepuasan konsumen menjadi salah satu

parameter dalam mengukur kesuksesan suatu perusahaan. Pada umumnya, semakin

cepat perusahaan dapat memenuhi pesanan dari konsumen, semakin puas juga

konsumen, hal ini karena konsumen dapat semakin cepat memenuhi kebutuhannya.

Dengan memenuhi pesanan seefisien dan seefektif mungkin, perusahaan dapat

memperoleh berbagai keuntungan antara lain mendapat kepercayaan konsumen,

menghemat upah buruh, jam kerja mesin, biaya listrik, dan lain-lain.

Dalam suatu proses manufacturing, kualitas tidaklah hanya dilihat dari produk akhir

yang dibuat, namun juga proses pembuatannya. Sebaik apapun produk, jika dalam

proses pembuatannya banyak mengalami masalah, maka produk tersebut tidak bisa

dikatakan baik, bahkan dapat dikatakan tidak layak produksi. Oleh karena itu saat ini

perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerja dan produktivitasnya. Adapun

cara untuk untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melakukan perbaikan proses

produksi secara berkesinambungan dan terus menerus agar pemborosan material, biaya

dan waktu dapat diperkecil.

PT. Jotun Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur

pembuatan cat yang mencakup hampir semua segmen. Adapun segmen penjualan

utama PT. Jotun Indonesia adalah Decorative (cat water based) dan protective &

Marine (cat solvent based). PT. Jotun Indonesia memilki 6 cabang distribusi untuk

Page 15: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

2

pelayanan terbaik bagi konsumen di seluruh Indonesia yaitu cabang: Medan,

Pekanbaru, Batam, Balikpapan, Makassar dan Surabaya.

Demi memenuhi permintaan konsumen yang semakin banyak serta meningkatkan

produktivitas dan menjaga kualitas produk maka, PT. Jotun Indonesia melakukan

sebuah projek A3 yaitu Right First Time (RFT). Right First Time (RFT) adalah

bagaimana membuat produk dengan satu kali proses dan menghasilkan produk yang

memiliki kualitas yang baik dalam sekali pengecekan. Sehingga tidak perlu dilakukan

proses tambahan (adjustman) atau proses yang berulang- ulang. Rendahnya persentase

produk RFT pada proses pembuatan cat solvent based di PT. Jotun Indonesia membuat

waktu proses produksi menjadi panjang, jumlah produksi yang dihasilkan berkurang,

menambah biaya upah buruh, jam kerja, mesin, biaya listrik dan lain- lain. Hal ini dapat

dilihat dari data rata- rata jumlah persentase produk RFT selama lima bulan terakhir

yaitu dari bulan September 2016 – januari 2017 sebesar 75.84%. Hasil ini menunjukan

bahwa persentase jumlah produk RFT masih berada dibawah target yang diharapkan

perusahaan yaitu 80% setiap bulannya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan

menjadi pokok – pokok penelitian ini adalah :

1. Faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya persentase produk Right First Time

(RFT) dan kualitas pada pembuatan cat solvent based di PT Jotun Indonesia?

2. Bagaimana mendapatkan setting parameter proses yang tepat untuk meningkatkan

persentase produk Right First Time (RFT) dan kualitas pada pembuatan cat solvent

based di PT Jotun Indonesia ?

3. Bagaimana tingkat kapabilitas produksi pada proses pembuatan produk cat solvent

based setelah dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode Taguchi ?

4. Berapa persentase produk Right First Time (RFT) setelah perbaikan pada proses

pembuatan cat solvent based di PT. Jotun Indonesia ?

Page 16: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

3

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di PT. Jotun Indonesia ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui faktor yang menyebabkan rendahnya persentase produk Right First

Time (RFT) dan kualias pada proses pembuatan cat solvent based di PT Jotun

Indonesia.

2. Diperolehnya komposisi material dan setting parameter proses yang lebih optimal

untuk meningkatkan persentase produk Right First Time (RFT) dan kualitas pada

pembuatan cat solvent based di PT Jotun Indonesia.

3. Diperolehnya tingkat kapabilitas proses produksi setelah dilakukan perbaikan

dengaan menggunakan metode Taguchi.

4. Mengetahui jumlah persentase produk Right First Time (RFT) setelah dilakukan

perbaikan pada proses pembuatan cat solvent based di PT. Jotun Indonesia.

1.4. Batasan Masalah

Dalam mencapai tujuan penelitian yang telah dijabarkan diatas, maka dilakukan

pembatasan masalah terlebih dahuluantara lain:

1. Penelitian dilakukan di bagian produksi dan Laboratory di PT. Jotun Indonesia,

Kawasan Industri MM2100.

2. Fokus masalah yang diajukan dianalisa adalah masalah Right First Time (RFT)

dan kualitas pada pembuatan cat solvent based di PT. Jotun Indonesia.

3. Data yang digunakan adalah data history hasil analisa pada bulan September –

Januari 2017.

4. Data yang digunakan untuk uji konfirmasi metode Taguchi adalah hasil analisa

pada bulan Februari – Maret 2017.

1.5. Asumsi

Beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Proses mixing pada proses pembuatan cat solvent based berada dalam kondisi yang

normal.

Page 17: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

4

2. Bahan baku atau raw material yang digunakan telah lulus uji oleh Quality Control.

1.6. Kerangka Penulisan

Pada penelitian ini terdiri dari lima bab pembahasan. Berikut adalah sistematika

penulisan laporan :

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini berisi tentang pembahasn latar belakang masalah

penulis dalam melakukan penelitian dan pengamatan di PT. Jotun

Indonesia, rumusan masalah yang terjadi, bagaimana penyelesaian

masalah yang tepat agar tujuan dari masalah dapat tercapai, batasan

masalah agar masalah yang akan diteliti berjalan sesuai alur, dan asumsi

dari analisa yang dilakukan agar penelitian tidak bercabang dari pokok

permasalahan. Hal itu dilakukan agar mempermudah dalam pengolahan

data serta sistematika laporan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang teori – teori yang akan digunakan dalam

penelitian ini yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang ada di

PT. Jotun Indonesia. Seperti Pengertian kualitas, pengendalian kualitas,

metode taguchi, kapabilitas proses dan lain – lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian, metode

dari penelitian yang akan digunakan di lapangan, bagaimana

penggunaan metode yang digunakan, pengumpulan dan data yang

digunakan.

Page 18: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

5

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Pad bab ini dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, kemudian

dilakukan perhitungan kapabilitas proses, serta dilakukan analisa

perbaikan dengan menggunakan metode taguchi dan dilakukan uji

konfirmasi percobaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi hasil analisa yang dilakukan terhadap pengendalian Right First

Time (RFT) pada proses pembuatan cat solvent based secara

keseluruhan yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Menjelaskan saran- saran yang baik untuk hasil proses produksi yang

lebih baik untuk PT. Jotun Indonesia dan saran – saran yang ditujukan

untuk penelitian selanjutnya.

Page 19: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kualitas

Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas, relative,

berbeda-beda dan berubah-ubah, sehingga definisi dari kualitas memiliki banyak

kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya. Kualitas adalah produk atau jasa yang

dapat memenuhi harapan dan kebutuhan dari konsumen sehingga menghasilkan nilai

jual terhadap produk atau jasa yang diberikan. Dilihat dari sisi penilaian akhir

konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta dari sudut pandang

produsen sebagai pihak yang menciptakan kualitas. Konsumen dan produsen itu

berbeda dan akan merasakan kualitas secara berbeda pula sesuai dengan standar

kualitas yang dimiliki masing-masing.

Para ahli juga memberikan pengertian dari kualitas berbeda – beda. Hal itu dikarenakan

mereka memberikan pengertian dengan sudut pandang yang berbeda – beda. Pada

dasarnya konsep dari kualitas sering dianggap sebagai kesesuaian, keseluruhan ciri-ciri

atau karakteristik suatu produk yang diharapkan oleh konsumen. Berikut beberapa

macam pengertian kualitas menurut para ahli :

a. Dr. W. Edwards Deming (Mitra, Amitava. 2008) mendefinisikan dua tipe kualitas

yang berbeda. “Quality of conformance” adalah sejauh mana suatu perusahaan dan

pemasok – pemasoknya melampaui spesifikasi desain yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan. “Quality of performance” merupakan ukuran

(yang ditentukan melalui riset dan analisis) yang menyatakan seberapa berhasil

produk di pasaran.

b. Philip Crosby (Mitra, Amitava. 2008) mendefinisikan kualitas sebagai

“conformance to requirements”, yaitu suatu produk memiliki kualitas yang sesuai

dengan kebutuhan yang diinginkan.

Page 20: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

7

c. Joseph Juran (Mitra, Amitava. 2008) mendefinisikan kualitas sebagai “fitness for

use”.

d. Armand Feigenbaum (1991) mendefinisikan kualitas sebagai “gabungan

keseluruhan manufaktur dan pemeliharaan yang dapat memenuhi harapan

pelanggan dari penggunaan produk dan jasa tersebut.

Secara umum kualitas adalah superioritas produk secara keseluruhan (Zeithami,V.A.,

1996). Kualitas suatu produk memiliki variabel berupa spesifikasi yang sesuai dengan

permimtaan konsumen, kualitas yang tahan lama dan kualitas yang mendapat

kepercayaan dari konsumen (Song dan Perry, 1997). Kualitas juga dapat diterapkan

dengan membandingkan antara standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan yang

spesifik dengan performa dan kesesuaian aktualnya.

Hasil suatu proses yang yang berhubungan dengan kualitas merupakan salah satu

karakteristik kualitas. Taguchi memberikan 3 katagori karakteristik kualitas yang

terukur (Peace, 1993) yaitu:

1. Nominal Is The Best

Nominal is The best adalah karakteristik kualitas yang mengacu pada suatu nilai

dan standar atau target tertentu.

2. Smaller the Better

Smaller the better adalah karakteristik kualitas yang akan tercapai bila semakin

kecil mendekati nol maka akan semakin baik.

3. Larger the better

Pada karakteristik ini apabila pencapaian karakteristik kualitas semakin tinggi atau

semakin besar semakin baik karena nilai tak terhinnga adalah nilai idealnya.

2.2 Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas dilakukan sebagai pengukuran terhadap kualitas produk atau jasa

yang dihasilkan yang dibandingkan dengan spesifikasi output yang diinginkan oleh

Page 21: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

8

konsumen serta melakukan perbaikan jika terdapat perbedaan (Montgomery, 2004).

Adapun pengertian pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (Assauri, 1998)

suatu kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan mutu / kualitas dari produk yang

dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan

kebijaksanaan pimpinan perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawasan kualitas (quality control) adalah suatu

aktivitas untuk menjaga standarisasi suatu produk atau material serta mengadakan

perbaikan terhadap penyimpangan atau kerusakan yang mungkin terjadi. Penerapan

quality control diharapkan dapat menekan penyimpangan yang terjadi sehingga

kemungkinan timbulnya kerusakan dapat dihilangkan atau diperkecil. Ada tiga aspek

pokok dalam pengendalian kualitas, yaitu: (Juran, 1986).

Perencanaan kualitas

Pada proses ini produsen harus mengidentifikasi kebutuhan konsumen baik

internal maupun eksternal, membuat desain produk sesuai dengan kebutuhan

konsumen, membuat desain proses produksi dan hasil produksi harus sesuai

dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan.

Pengendalian Kualitas

Pada proses ini dilakukan proses identifikasi elemen kritis yang harus dikendalikan

oleh produsen yang mempunyai pengaruh kepada kualitas produk. Untuk

mengembangkan alat dan metode pengukuran kualitas produk dan

mengembangkan standar bagi elemen kritis.

Perbaikan Kualitas

Proses ini dilakukan apabila terjadi ketidak sesuaian antara kondisi aktual dan

standar.

2.2.1 Manfaat Pengendalian Kualitas

Apabila ditinjau dari pihak produsen, maka manfaat yang akan didapatkan adalah :

a. Menghasilkan barang yang memiliki kualitas yang sesuai dengan spesifikasi yang

telah ditetapkan.

Page 22: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

9

b. Mengurangi biaya pengecekan sekecil mungkin.

c. Mengurangi biaya produksi dari sebuah produk dengan meningkatkan kualitas

produksi tertentu agar dapat menjadi semurah mungkin.

d. Mengurangi biaya produksi menjadi serendah mungkin.

Apabila ditinjau dari pihak konsumen, pelaksanaan pengendalian kualitas dapat

mendatangkan keuntungan berupa:

1. Konsumen memperoleh barang sesuai dengan apa yang dikehendaki.

2. Konsumen mendapatkan hasil produksi dengan suatu jaminan kualitas.

3. Konsumen dapat mengurangi kerugian terhadap kemungkinan kerusakan produk

yang diterimanya.

2.2.2 Faktor – Faktor Pengendalian Kualitas

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang ada dalam sebuah

perusahaan menurut Montgomery (2004) adalah :

a. Mengendalikan suatu proses sesuai dengan batas – batas kemampuan proses yang

ada.

b. Spesifikasi yang berlaku harus sesuai dengan kemampuan proses yang ada dan

sesuai dengan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai. Sehingga

dapat diterapkan dalam proses.

c. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima terhadap banyaknya jumlah produk

yang ada dibawah standar untuk diterima.

d. Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam

menghasilkan produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif

dengan terciptanya produk yang berkualitas.

Page 23: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

10

1. Biaya Pencegahan (Prevention Cost).

2. Biaya Deteksi / Penilaian ( Detection / Appraisal Cost ).

3. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost).

4. Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost).

2.2.3 Tahapan Pengendalian Kualitas

Karena tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh

perusahaan, maka diperlukan tahapan – tahapan pengendalian kualitas yang bertujuan

untuk memperoleh hasil pengendalian kualitas yang efektif dan efisien.

Beberapa standar kualitas yang biasa digunakan oleh perusahaan dalam menjaga

kualitas barang output hasil produksi menurut Prawirosentono (2007:72), diantaranya:

a. Standar kualitas bahan baku yang akan digunakan.

b. Standar kualitas proses produksi (mesin dan tenaga kerja yang melaksanakannya

kualitas proses produksi (mesin dan tenaga kerja yang melaksanakannya).

c. Standar kualitas barang setengah jadi.

d. Standar kualitas barang jadi.

e. Standar administrasi, pengepakan dan pengiriman produk akhir tersebut sampai

ke tangan konsumen.

Sedangkan tahapan pengendalian kualitas terdiri dari dua tingkatan, hal ini

disampaikan oleh Assauri (1998) yaitu:

a. Pengawasan selama pengolahan (proses) yaitu dengan mengambil contoh atau

sampel produk pada jarak waktu yang sama, dan dilanjutkan dengan pengecekan

statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau tidak. Apabila

mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini dapat diteruskan kepada

pelaksana semula untuk penyesuaian kembali. Pengawasan yang dilakukan

hanya terhadap sebagian dari proses, mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti

Page 24: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

11

dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan terhadap proses ini termasuk

pengawasan atas bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses.

b. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan

pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat

menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun tercampur

dengan hasil yang baik. Untuk menjaga supaya hasil barang yang cukup baik atau

paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai ke konsumen/

pembeli, maka diperlukan adanya pengawasan atas produk akhir.

2.3 Bagian – Bagian dalam Kontrol Kualitas On- Line dan Off -Line

Off-line Quality Control mengarahkan kepada desain produk dan proses untuk

menghasilkan produk dan proses tersebut. Secara umum, semua ini terlebih dahulu

membutuhkan tempat, sebelum sistem produksi bekerja on-line. Disini terdapat

penekanan yang sungguh-sungguh terhadap usaha membaca secara tepat keinginan dan

kebutuhan konsumen yang dimiliki saat ini dan konsumen-konsumen potensial,

kemudian perencanaan produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan mereka, baru

kemudian merencanakan proses-proses produksi yang diperlukan. Para ahli setuju

bahwa mayoritas ketidakefisienan selama proses produksi barang dan jasa bukan

karena kita kurang memperhatikan fase on-line, tetapi disebabkan karena kita

melakukan pekerjaan yang tidak efisien sepanjang fase off-line. Beberapa ahli

memperkirakan sekitar 60% sampai 80% ketidakefisienan diakibatkan oleh desain

produk atau proses produksinya. Dapat dilihat bahwa ada banyak cara untuk mencegah

permasalahan selama off-line.

On-line Quality Control biasanya dapat diartikan sebagai aktivitas produksi aktual.

Selama proses produksi, perhatian kita terfokus pada pengoperasian proses produksi

dengan cara pencapaian target dan mengurangi variasi. Disini perlu dilakukannya

proses produksi secara stabil, konsisten, dan dapat diprediksi sehingga konsumen tahu

bahwa setiap waktu mereka membeli dari kita, mereka akan mendapatkan produk atau

jasa yang dapat dipertanggung jawabkan. Proses yang stabil adalah proses yang dapat

Page 25: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

12

dikontrol. Proses yang tidak stabil menunjukkan proses yang tidak konsisten, tidak

dapat diperkirakan, atau tidak terkontrol. Jika sebuah proses stabil dan juga mampu

memenuhi keinginan konsumen, dikatakan sebagai proses yang mampu berkerja

dengan baik.

2.4 Total Quality Tools

Total Quality Tools diperkenalkan oleh Ishikawa (1980) yang sering dikenal dengan

istilah 7QC Tools ( The Seven Quality Control Tools) yang dapat dipakai untuk

menganalisis proses produksi, mengidentifikasi masalah utama, fluktuasi control

kualitas produk dan memberikan solusi untuk menghindari cacat produk. Total Quality

Tools adalah Alat yang digunakan untuk memahami dan meningkatkan proses

produksi. 7QC tersebut adalah :

1. Diagram Pareto ( Pareto Chart)

Diagram pareto merupakan kombinasi grafik bar dan garis data yang tersusun

dimana data yang digunakan terkait dengan masalah tertentu. Prinsip pareto juga

dikenal sebagai aturan 80/20 yang artinya 80% permasalahan berasal dari 20%

semua hal yang harus dihadapi. Diagram pareto digunakan untuk mendefinisikan

suatu masalah, menunjukan persoalan atau permasalan utama, menyatakan

perbandingan masing- masing persoalan terhadap keseluruhan , menggambarkan

masalah yang terdeteksi dan menentuan frekuensi masalah yang ada didalam

proses.

Gambar 2.1 Diagram Pareto

Sumber: Ishikawa. Kaoru, Dr (1980)

Page 26: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

13

2. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)

Diagram sebab akibat ini digunakan untuk meringkaskan pengetahuan mengenai

kemungkinan sebab – sebab terjadinya variasi permasalahan lainnya. Diagram tulang

ikan (Fishbone Diagram) adalah diagram yang dipergunakan untuk mempelajari

penyebab suatu maslah tertentu. Sering juga diagram ini disebut disebut diagram sebab

akibat atau cause effect diagram. Dengan adanya diagram fishbone ini sebenarnya

memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia industri. Selain memecahkan masalah

kualitas yang menjadi perhatian penting perusahaan tetapi juga dapat menyelesaikan

masalah – masalah klasik yang terjadi di industri manufaktur.

Gambar 2.2 Diagram Sebab Akibat

Sumber: Ishikawa. Kaoru, Dr (1980)

3. Check Sheet

Adalah lembar pemeriksaan yang dirancang diawal untuk memungkinkan koleksi

dan pengambilan data menjadi mudah. Data dalam check sheet digunakan sebagai

sumber data untuk alat pengendalian kualitas lainnya seperti diagram pareto.

Menurut Ishikawa (1980), check sheet memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Pemeriksaan distribusi proses produksi.

b. Pemeriksaan item cacat (defective item checks).

c. Pemeriksaan penyebab cacat (defective cause checks).

d. Pemeriksaan konfirmasi pemeriksaan.

Page 27: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

14

Gambar 2.3 Check Sheet

Sumber: Ishikawa. Kaoru, Dr (1980)

4. Histogram

Histogram adalah perangkat grafis yang menunjukan distribusi, sebaran dan

bentuk pola data dari proses. Dengan mengambil nilai tengah sebagai standar mutu

produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Histogram merupakan pemetaan

frekuensi bilangan dari deret observasi. Dalam histogram, garis vertical

menunjukan banyaknya observasi tiap – tiap kelas. Untuk menggambarkan

histogram dipakai sumbu mendatar yang menyatakan batas – batas kelas interval

dan sumbu tegak yang menyatakan frekuensi absolut dan frekuensi relatif.

Gambar 2.4 Hiastogram

Sumber: Ishikawa. Kaoru, Dr (1980)

Page 28: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

15

5. Diagram Sebar (Scatter Diagram)

Diagram sebar digunakan untuk menguji hubungan antara dua hal yang

dipasangkan dimana jenis data yang dipergunakan saling berhubungan, seperti

antara tinggi dan berat badan seseorang. Sebuah diagram sebar menyediakan

sarana untuk menemukan apakah dua jenis data saling terkait. Hal ini juga

digunakan untuk menentukan seberapa dekat mereka terkait, untuk

mengidentifikasikan titik maslah yang harus dikendalikan atau diperbaiki.

Pada saat diagram scatter menunjukan adanya hubungan hal ini bukan berarti pasti

menunjukan antara kedua variabel tersebut memiliki hubungan sebab akibat.

Dikarenakan korelasi pada diagram scatter memiliki kecenderungan positif bila

setiap pertambahan faktor X menyebabkan pertambahan faktor Y, sebaliknya

kecenderungan negatif bila setiap pertambahan menyebabkan pengurangan faktor

Y. Diagram scatter juga menjadi dasar pembuatan chart yang sering digunakan

dalam peramalan.

Gambar 2.5 Diagram Sebar

Sumber: Ishikawa. Kaoru, Dr (1980)

6. Flow Chart

Menurut Pahlevy (2010) Flow chart adalah suatu aliran proses suatu pembuatan

produk atau jasa yang penggunaannya sangat membantu untuk memberikan

pemahaman sistem secara logika, terstruktur dan jelas. Flow chart terdiri dari data

yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data tersebut.

Page 29: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

16

Data dan proses dalam sistem flow chart dapat digambarkan secara online ataupun

offline.

Gambar 2.6 Flow Chart

Sumber: Pahlevy (2010)

7. Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali merupakan salah satu alat dari pengendalian kualitas secara statistik

yang penting. Peta kendali bisa dimanfaatkan untuk menentukan suatu proses

terkendali atau tidak dengan penghitungan batas kendali. Selain itu menurut

Gitlow (1989) peta kendali juga dapat digunakan untuk menggambarkan proses

dari waktu ke waktu dan menentukan apakah suatu proses berada dalam kendali

statistik.

Gambar 2.7 Peta Kendali

Sumber: Mitra, Amitava (2008)

Page 30: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

17

Dalam pembuatan peta kendali maka ditetapkan langkah – langkah efektif dan

terstruktur agar peta kendali tersebut dapat digunakan untuk menganalisa proses

apakah terkontrol atau tidak. Adapun garis besar dalam pembuatan peta kendali

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan karakteristik yang akan ditetapkan dengan berpedoman pada

prioritas dan ciri – ciri yang sangat mempengaruhi cacat. Hal ini mungkin

terjadi pada bahan mentah, bahan antara atau bahan jadi. Menentukan faktor

pengubah dan kondisi dalam proses yang besar pengaruhnya terhadap

performa produk.

b. Menentukan bentuk peta kendali yang sesuai.

c. Menentukan subgrup sehingga hasil pengukuran seseragam mungkin

sedangkan antar subgrup keragaman harus sebesar mungkin. Hal ini

dimaksudkan agar peta kendali peka terhadap keragaman. Subgrup dapat

didasarkan berdasarkan lot, serta pengaturan komposisi dan frekuensi

pengambilan subgrup.

d. Ukuran subgrup menentukan besarnya peta kendali.

e. Menetapkan garis tengah dan peta kendali. Garis tengah diambil dari rata –

rata data yang dipetakan atau dari standar yang diinginkan. Sedangkan peta

kendali umumnya berjarak ± 3α dari garis tengah.

Jenis – jenis peta kendali

Secara garis besar peta kendali dapat dibedakan menjadi dua kategori sebagai

berikut :

1. Peta Kendali Atribut (Atribut Control Chart)

Menurut Gitlow (1989) peta kendali atribut merupakan peta kendali yang

digunakan untuk memonitor karakteristik kualitas berdasarkan data atribut

dengan tujuan untuk mencegah cacat sehingga tercapai “zero defects”. Data

atribut merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan

analisis. Contoh data atribut misalnya data kerusakan label pada kemasan,

Page 31: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

18

data banyaknya jenis cacat pada produk, data banyaknya jumlah botol yang

pecah dan lain sebagainya.

2. Peta Kendali Variabel (Atribut Control Chart)

Merupakan peta kendali yang digunakan untuk memonitor karakteristik

kualitas berdasarkan data variabel. Data variabel adalah data kuantitatif yang

diukur menggunakan alat pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan

analisis. Data variabel biasanya bersifat kontinyu, dibuat berdasarkan keadaan

aktual dan diukur secara langsung.

Adapun peta kendali yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kendali variabel

yaitu :

Peta Kendali X-bar dan R

Peta kendali X-bar dan R digunakan bersama dalam menganalisis karakteristik tunggal

yang terukur. Dipilih antara 20 sampai 30 kelompok kecil yang masing-masing

memiliki jumlah pengambilan berukuran n. biasanya ukuran kelompok kecil tersebut

adalah n = 4 atau 5, dipilih secara berurutan dari proses atau dihasilkan dengan kondisi

yang semirip mungkin. Waktu pengambilan di antara kelompok kecil tersebut

tergantung pada penilaian yang digunakan, yang mungkin dapat dilakukan setiap satu

kali per jamnya, dua kali sehari, satu kali dalam setiap giliran kerjanya, dan seterusnya.

Tujuannya adalah untuk memiliki variasi antar kelompok (within subgroup) yang

sekecil mungkin, dan hanya mewakili variasi sebab umum saja. Jika ada perbedaan

proses produksi, akan diperlihatkan setiap waktu antar kelompok (between group) dan

akan menunjukkan variasi dari penyebab-penyebab khusus. Untuk masing-masing sub

kelompok dihitung rata-rata X-bar dan interval R-nya.

Jika m jumlah sub kelompok telah diperiksa, langkah selanjutnya adalah menghitung

interval, R-bar, dari sub kelompok. Ini akan menjadi garis pusat dari peta R. faktor-

faktor yang berada di atas dan di bawah batas kontrol akan diberikan sebagai D4 dan

D3, yang dapat dilihat pada lampiran. persamaan yang digunakan pada peta R yang

berdasarkan pada m sub kelompok adalah sebagai berikut :

Page 32: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

19

Garis Pusat = R = ∑ Ri

mi=1

m (2.1)

Batas Kontrol Atas = UCLR = D4R (2.2)

Batas Kontrol Bawah = LCLR = D3R (2.3)

Perlu dicatat bahwa untuk ukuran sub kelompok yang kecil, tiga kali standar deviasi

akan menyebabkan interval batas kontrol negatif, suatu hal yang tidak mungkin.

Karena itu, jika sub kelompok berjumlah enam atau kurang, D3 diberikan nilai nol.

Sehingga akan menghasilkan LCLR = 0.

Batas dari peta kendali X-bar bergantung pada R-bar, sehingga akan sangat penting

untuk terlebih dahulu membuat peta R. Peta X-bar berasumsi bahwa distribusi normal

sesuai dengan toerema limit sentral. Selain itu, dalam petaa X-bar kita setuju bahwa

distribusi dari rata-rata sub kelompok memiliki variansi :

𝜎2�� =

𝜎2

𝑛 (2.4)

Batas kontrol kita akan diatur pada suatu titik yang sama dengan tiga kali standar

deviasi rata-rata sub kelompok di atas dan di bawah X-double bar. Persamaan untuk

peta X, asumsi dengan menggunakan m sub kelompok, akan diberikan sebagai berikut

:

Garis Pusat = X = ∑ Xi

mi=1

m (2.5)

Batas Kendali Atas = UCLX = X + A2R (2.6)

Batas Kendali Bawah = LCLX = X − A2R (2.7)

Faktor A2, yang nilainya diberikan pada tabel di lampiran… digunakan untuk

menghitung hubungan antara interval R, variansi proses σ2, variansi rata-rata sub

kelompok σ2, dan keinginan kita untuk memiliki batas kontrol ± 3σx dengan

berdasarkan hanya terdapat sebab-sebab umum dan variasi dalam sub kelompok.

Page 33: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

20

Untuk alasan-alasan yang lebih mendetail di luar pembahasan dari laporan ini,sangat

penting untuk menghitung batas kontrol baik itu untuk peta X maupun R dengan

menggunakan persamaan yang telah diberikan di atas dibandingkan dengan melakukan

pendekatan alternative untuk menghitung batas kontrol yang lain.

2.5 Kapabilitas Proses (Process Capability)

Proses Capability adalah proses kualitas dengan menggunakan alat bantu satistik,

dimana parameter yang terukur selama proses perakitan diuji secara statistik (Muis,

2014). Kapabilitas proses membedakan antara kesesuaian dengan batas – batas kendali

dan kesesuaian dengan batas – batas spesifikasi. Batas – batas spesifikasi merupakan

persyaratan desain sedangkan batas – batas kendali berdasarkan pada bagaimana

sesungguhnya proses beroperasi.

Kinerja dari suatu proses yang stabil dapat dievaluasi secara langsung dengan membuat

pengukuran – pengukuran dari proses tersebut dan menghubungkan peta kendali yang

dihasilkan dengan batas spesifikasi atas dan spesifikasi bawah. Dengan melakukan uji

kapabilitas proses maka akan didapatkan keuntungan sebagai berikut :

a. Menciptakan keseragaman output.

b. Peningkatan atau pemeliharaan tingkat kualitas.

c. Memfasilitasi desain produk dan proses.

d. Membantu pengendalian dan pemilihan pemasok

e. Mengurangi biaya kualitas dengan menurunkan biaya kegagalan.

Dua metode yang umumnya digunakan untuk mengukur kapabilitas suatu proses

adalah :

1. Process Potencial Index (Cp)

Process Potencial Index (Cp) digunakan untuk mengetahui lebar penyebaran variasi

hasil produksi terhadap lebar spesifikasi. Adapun rumus untuk menghitung kapabilitas

proses Cp adalah sebagai berikut :

Page 34: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

21

𝐶𝑝 = 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿

6 𝜎

Keterangan : 𝝈 = Standar deviasi proses estimasi

USL = Upper Specification Limit (Batas Spesifikasi Atas)

LSL = Lower Specification Limit (Batas Spesifikasi Bawah)

Dimana rumus untuk standar deviasi adalah

𝝈 = √𝒏 ∑ 𝑿𝒊

𝟐−(∑ 𝑿𝟏𝟐) 𝒏

𝒊=𝟏𝒏𝒊=𝟏

𝒏(𝒏−𝟏) (2.8)

Adapun interpretasi dari dari hasil perhitungannya ialah sebagai berikut :

a. Jika nilai Cp > 1 maka proses dikatakan capable sehingga mampu memenuhi

batas spesifikasi.

b. Jika nilai Cp = 1 maka proses dikatakan capable sehingga tepat mampu

memenuhi batas spesifikasi.

c. Jika nilai Cp < 1 maka proses dikatakan tidak capable sehingga tidak mampu

memenuhi batas spesifikasi.

2. Process Performance Index (Cpk)

Process Performance Index (Cpk) digunakan untuk menilai kemampuan suatu proses

dengan melihat posisi variasi terhadap spesifikasi yang terdekat dibagi setengah lebar

variasi. Berikut rumus untuk menghitung kapabilitas proses Cpk.

𝐶𝑝𝑘 = min [(𝑋 − 𝐿𝑆𝐿)

3 �� ,

(𝑈𝑆𝐿−𝑋 )

3 �� ]

Keterangan : 𝝈 = Standar deviasi proses estimasi

USL = Upper Specification Limit (Batas Spesifikasi Atas)

LSL = Lower Specification Limit (Batas Spesifikasi Bawah)

𝑿 = Rata – rata dari sampel

Page 35: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

22

Adapun interpretasi dari hasil perhitungan indeks kapabilitas proses Cpk adalah

sebagai berikut:

a. Apabila Cpk > 1.0, maka rata – rata proses dan distribusi proses natural adalah

mampu memenuhi batas spesifikasi.

b. Apabila Cpk = 1.0, maka rata – rata proses dan distribusi proses natural adalah

tepat mampu memenuhi batas spesifikasi (batas natural = batas spesifikasi).

c. Apabila Cpk < 1.0, maka rata – rata proses dan distribusi proses natural adalah

tidak mampu memenuhi batas spesifikasi.

d. Nilai negatif Cpk menunjukan bahwa rata – rata berada di luar spesifikasi.

e. Nilai Cpk nol menunjukan bahwa proses sama dengan salah satu batas spesifikasi.

f. Nilai Cpk antara 0 dan 1.0 menunjukan bahwa sebagian six sigma berada di luar

batas spesifikasi.

g. Nilai Cpk sama dengan 1.0 menunjukan bahwa 1 sigma berada dalam batas

spesifikasi.

h. Nilai Cpk lebih besar dari 1.0 menunjukan bahwa batas six sigma seluruhnya

berada dalam batas spesifikasi.

2.6 Metode Taguchi

Pada awal tahun 1920, R.A Fisher memperkenalkan Design of Experiments (DOE)

dalam ilmu pertanian kuno untuk menemukan perawatan atau percobaan yang

menghasilkan tanaman yang terbaik. Fisher memiliki ide untuk mengeluarkan semua

kombinasi dari faktor-faktor yang terlibat dalam eksperimen dan variasi seluruh faktor

secara bersamaan dalam sebuah rancangan faktorial yang lengkap. Tujuan dari desain

eksperimen adalah untuk mempelajari efek dari setiap interaksi antara variabel yang

sebagaian besar telah diabaikan dalam metode trial dan error. Sebuah desain pecahan

akan mengidentifikasi semua kemungkinan kombinasi untuk satu set faktor. Fakta

didunia industri biasanya menuntut sejumlah besar faktor, dengan menggunakan

jumlah faktor sebanyak-banyaknya dalam percobaan. Hal itu membutuhkan waktu

yang sangat lama dan biaya yang sangat mahal. Oleh karena itu, desain faktorial

Page 36: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

23

seminimal mungkin dan efektif diusulkan dengan memilih ekperimen dari semua

kemungkinan yang menghasilkan informasi percobaan yang praktis.

Metode Taguchi (Taguchi, 2005) ini digunakan sebagai alternatif dalam metode

pengukuran biaya kualitas. Adanya kesulitan-kesulitan atau kekurangan dari metode-

metode yang sudah ada, maka Taguchi mengembangkan strategi eksperimental baru

yang biasanya disebut dengan metode Taguchi yang memanfaatkan bentuk modifikasi

dan standar dari DOE.

Penerapan metode Taguchi telah menarik perhatian lebih dalam 20 tahun terakhir dan

saat ini telah banyak digunakan metode Taguchi dalam berbagai bidang, seperti sistem

manufaktur, desain komponen mekanik dan optimasi proses. Popularitas Taguchi

karena metodenya yang sangat parktis dalam merancang sistem yang berkualitas tinggi

yang menyediakan banyak varians untuk eksperimen dengan pengaturan optimal dari

parameter kontrol proses.

Taguchi memiliki pandangan lain tentang kualitas, selain menghubungkan biaya dan

kerugian suatu produk saat proses pembuatan produk, Taguchi juga melimpahkan

kerugian terhadap konsumen pada saat produk atau jasa dalam proses pengiriman.

Ketidakpuasan konsumen merupakan kerugian bagi perusahaan karena akan

menyebabkan buruknya reputasi perusahaan yang bersangkutan.

Berdasarkan pada hasil penelitian W.E Deming, bahwa hanya 15% dari operator atau

pekerja yang menyebabkan kualitas produk buruk sedangkan sisanya yaitu 85%

disebabkan karena proses manufacturing, dari penelitian tersebutlah Taguchi

mengambil konsep bahwa untuk metode ini harus dikembangkan dimana hasil

eksperimen harus dianalisa untuk dapat memenuhi satu atau lebih kondisi berikut ini:

Mencari kondsi yang paling optium pada proses

Merancang seberapa besar kontribusi dari faktor-faktor yang ada.

Memperkirakan sejauh mana respon faktor pada kondisi optimum.

Page 37: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

24

2.6.1 Konsep Metode Taguchi

Taguchi berpendapat bahwa setiap produk yang dihasilkan menyimpang dari nilai

targetnya, meskipun masih berada dalam batas spesifikasi yang telah ditetapkan oleh

perusahaan tetap akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan itu sendiri. Kerugian

akan berdampak dalam jangka waktu yang lama yaitu pada saat pangsa pasar mulai

meninggalkan produk akibat minimnya nilai dari kepuasan pelanggan. Taguchi menilai

ada dua prinsip dasar dari metode yang ia terapkan yaitu lingkungan menderita

kerugian bila performa dari produk tidak tepat pada target dan desain produk serta

proses membutuhkan pengembangan secara sistematis dengan melaksanakan langkah

– langkah melalui system design, parametric design dan finally tolerance design

Desain yang kuat terhadap ketahanan produk adalah rekayasa untuk meningkatkan

produktifitas selama penelitian dan pengembangan sehingga produk yang berkualitas

tinggi dapat diproduksi dengan cepat dan biaya yang rendah (Phadke, 1989). Ide

dibalik desain yang kuat adalah untuk meningkatkan kualitas produk dengan

meminimalkan efek dari variasi tanpa menghilangkan penyebab yang sulit dikontrol

karena membutuhkan biaya yang besar. Dalam Taguchi digunakan metode off line

yang berarti control kualitas pada pada suatu fase produksi yang independen. Terdapat

juga metode yang secara konvensional dimana kontrol pada produk yang dihasilkan

pada proses akhir yang biasa juga disebut dengan metode on line misalnya infeksi

terhadap produk yang akan dikirim kekonsumen.

Dr. Taguchi mendasarkan metodenya pada alat statistik konvensional bersama dengan

beberapa panduan yang sifat statistiknya yang reliable seperti nilai standar deviasi,

daripada menggunakan standar defect dan kriteria batas spesifikasi seperti yang

digunakan pada metode on line. Metode ini memiliki kriteria untuk mencapai target

dan mengurangi jumlah produk yang menyimpang, sehingga produk yang dihasilkan

adalah produk yang paling optimal dari segala aspek. Ini merupakan kriteria yang baru

dan merupakan nilai lebih dari metode ini dibandingkan dengan metode yang lain.

Page 38: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

25

2.6.2 Langkah – Langkah Percobaan Metode Taguchi

2.6.2.1 Penentuan Variabel Tak Bebas (Karakteristik Kualitas)

Didalam percobaan taguchi, merencanakan dan memulai suatu percobaan harus

terlebih dahulu memilih variable tak bebas atau karakteristik kualitas yang dimiliki.

Variabel tak bebas merupakan variabel yang perubahannya tergantung pada variabel –

variabel lain. Dalam eksperimen Taguchi, variabel tak bebas adalah karakteristik

kualitas yang terdiri dari tiga kategori diantaranya adalah :

a. Measurable Characteristic (karakteristik yang dapat diukur) : Semua hasil akhir

yang diamati dapat diukur dengan skala kontinu seperti dimensi, berat, tekanan dan

lain – lain. Dalam karakteristik yang dapat diukur dapat diklarifikasikan atas :

Nominal is best yang berarti karakteristik kualitas dengan nilai yang dapat positif

atau negatif, nilai yang diukur berdasarkan nilai target yang telah ditetapkan dan

pada akhirnya pencapaian nilai yang mendekati nilai target yang telah ditetapkan

maka kualitas semakin baik.

Smaller/lower the better yang berarti karakteristik terukur non negatif dengan nilai

ideal nol pada akhirnya pencapaian nilai mendekati nol maka kualitas akan

semakin baik.

Larger/higher the better yang berarti karakteristik terukur non negatif dengan nilai

tak terhingga pada akhirnya pencapaian nilai mendekati nilai tak terhingga maka

kualitas yang dihasilkan akan semakin baik.

Gambar 2.8 Kurva Karakteristik Kualitas

Page 39: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

26

b. Attribute Characteristic (karakteristik atribut) : Hasil akhir yang diamati tidak dapat

diukur dengan skala kontinu, tetapi tidak dapat diklarifikasikan secara kelompok.

Seperti kelompok kecil, menengah, besar sampai sangat besar.

c. Dynamic Characteristic (karakteristik dinamis) : Merupakan fungsi representasi dari

proses yang diamati. Proses yang diamati digambarkan sebagai signal atau input dan

output sebagai hasil dari signal.

2.6.2.2 Identifikasi Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang perubahannya tidak tergantung pada variabel

lain. Pada tahap ini faktor – faktor yang akan diidentifikasi harus diselidiki terhadap

variabel tak bebas. Faktor yang diidentifikasi hanyalah faktor – faktor yang penting

saja agar eksperimen analisanya tidak menjadi kompleks. Adapun ada beberapa metode

untuk menentukan hasil identifikasi variabel bebas ini diantaranya adalah sebagai

berikut :

a. Brainstorming

Brainstorming menurut Edgar dan Stanley (Freeman S, 2010) adalah metode

pembelajaran dari serangkaian kegiatan yang diarahkan oleh pengajar dan hasilnya

adalah kegiatan belajar. Sedangkan menurut Sutikno (2009) brainstorming berarti

suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi,

pengetahuan dan pengalaman dari beberapa orang yang berkepentingan dalam suatu

kelompok ataupun organisasi. Dalam kaitannya dengan mengidentifikasi variabel

bebas berarti setiap stakeholder yang terkait pada suatu proses pembuatan produk

mengemukakan pendapatnya untuk mengetahui sudut pandang masing – masing

sehingga akan dihasilkan faktor – faktor yang diinginkan. Tentu saja pada tahap ini

perlu dilakukan pembatasan urgensi masalah, masalah teknis hingga kemungkinan

pelaksanaan sehingga akan terfokus pada masalah yang akan diselesaikan.

Page 40: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

27

b. Flowcharting

Pada metode ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor – faktor melalui

flowchart proses pembuatan obyek yang diamati. Dengan melihat pada flowchart

maka untuk masing – masing tahap diidentifikasi faktor – faktor yang mungkin

berpengaruh.

c. Diagram Fishbone

Metode ini yang paling sering digunakan untuk megidentifikasi penyebab – penyebab

yang potensial. Biasanya penyebab utama terdiri dari material, mesin, peralatan,

metode, operator atau penyebab lainnya. Sedangkan akibat biasanya ada disebelah

kanan yang dipengaruhi oleh penyebab – penyebab dan dihubungkan dengan garis

miring penghubung.

2.6.2.3 Faktor Kontrol dan Faktor Gangguan

Menurut Peace (1993) Faktor kontrol adalah faktor yang nilainya dapat dikendalikan

atau dengan kata lain faktor yang nilainya ingin kita kendalikan. sedangkan faktor

gangguan (noise factor) adalah faktor yang nilainya tidak bisa kita kendalikan dengan

kata lain faktor yang nilainya tidak ingin kita kendalikan. Meskipun faktor gangguan

dapat dikendalikan hal tersebut akan mengeluarkan biaya yang mahal.

2.6.2.4 Jumlah Level dan Nilai Level Faktor

Pemilihan jumlah level sangat penting untuk ketelitian hasil percobaan dan ongkos

pelaksanaan percobaan, untuk mendapatkan hasil penelitian yang teliti maka

diperlukan sebanyak mungkin level yang diteliti. Tetapi jumlah level yang terlalu

banyak akan meningkatkan jumlah pengamatan sehingga menaikkan ongkos

percobaan. Level faktor dapat dinyatakan secara kualitatif jika pada skala numeric

tidak digunakan pada level factor tersebut. Dapat juga diyatakan secara kuantitatif

seperti temperatur, kecepatan dan lainnya. Nilai level juga dapat dinyatakan secara

fixed seperti tekanan, temperatur, waktu, dan lain-lain atau dipilih secara random dari

beberapa kemungkinan yang ada seperti pemilihan mesin, operator dan lainnya.

Page 41: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

28

2.6.2.5 Identifikasi Interaksi Faktor Kontrol

Faktor kontrol adalah semua yang dianggap mempengaruhi penurunan kualitas produk

dan jasa. Interaksi faktor kontrol terjadi ketika terdapat dua faktor yang perlakuannya

sama akan tetapi menghasilkan karakteristik yang berbeda (Peace, 1993). Jumlah

interaksi yang terlalu banyak akan meningkatkan biaya percobaan dan tidak efisien

dalam penggunaan waktu. Maka penentuan dilakukan hanya antar faktor yang

mengalami interaksi saja. Ini tergantung pada jenis industri, proses engineering dan

lain-lain.

2.6.2.6 Perhitungan Derajat Kebebasan

Perhitungan derajat kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah minimum

eksperimen yang harus dilakukan untuk mengamati suatu faktor.

2.6.2.7 Pemilihan Orthogonal Array (OA)

Ortogonal Array mempunyai kelebihan untuk mengevaluasi beberapa faktor dengan

jumlah percobaan paling minimum. Misalkan pada percobaan terdapat 4 faktor dan 3

level, jika menggunakan fill factorial akan diperlukan 34 buah percobaan. Penentuan

Ortogonal Array harus seimbang satu dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa

untuk semua tingkatan dari semua faktor dianggap sama. Faktor kontrol maupun faktor

gangguan pada OA yang terpilih akan terlihat penugasan – penugasan dari setiap faktor

melalui grafik linear dan tabel triangular. Berikut adalah contoh dari OA tipe L9.

Tabel 2.1 Tabel Orthogonal Array L9

Runs Level

1 1 1 1 1

2 1 2 2 2

3 1 3 3 3

4 2 1 2 3

5 2 2 3 1

6 2 3 1 2

7 3 1 3 2

8 3 2 1 3

9 3 3 2 1

Page 42: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

29

2.6.2.8 Persiapan dan Pelaksanaan Eksperimen

Eksperimen akan dilaksanakan per kombinasi level dan seluruh eksperimen harus

dilaksanakan. Kolom untuk interaksi dan kolom variabel buatan tidak dijalankan dalam

eksperimen tetapi digunakan untuk analisa efek interaksi. Setelah itu dilakukan analisa

sensitivitas untuk hasil eksperimen. Jumlah replikasi juga diperhatikan agar

menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen dan juga

mengurangi tingkat kesalahan percobaan secara bertahap. Namun jumlah replikasi

perlu dibatasi agar sumber yang ada seperti waktu, biaya, tenaga dan fasilitas menjadi

lebih efisien.

2.6.2.9 Analisis Data

Pada tahap analisis dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yang meliputi

pengumpulan data, perhitungan serta penyajian data yang sesuai dengan suatu

eksperimen yng dipilih. Pada analisis data ini dilakukan dengan menggunakan metode

uji hipotesis 2 proporsi menggunakan minitab13. Selain itu dilakukan analisa sensitif

dengan menggunakan analisa varian (ANOVA) dua arah, agar dapat disimpulkan

apakah ada faktor yang mempengaruhi faktor lain serta kontribusi dari faktor tersebut.

2.6.3 Kelebihan Metode Taguchi

Adapun kelebihan dari penerapan metode taguchi yaitu :

a. Dapat menghemat waktu dan biaya karena jumlah percobaan yang dilakukan dapat

dikurangi.

b. Mempermudah dalam menentukan dan melihat faktor apa saja yang paling

berpengaruh terhadap produk sehinga pada faktor tersebut diberikan perlakukan

dan perhatian khusus. Cara untuk mentukan faktor tersebut dengan menggunakan

perhitungan ANOVA dan Signal to Ratio.

c. Rata-rata dari variasi nilai karakteristik dapat diamati sekaligus sehinnga cakupan

ruanglingkup dalam pemecahan masalah lebih luas.

Page 43: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

30

Kelebihan metode Taguchi bila diterapkan diperusahaan:

a. Mempermudah perusahaan dalam menidentifikasi dan mendeteksi penyimpangan

produk yang dihasilkan.

b. Dalam metode Taguchi produk yang dihasilkan haruslah sesuai dengan keinginan

konsumen karena jika tidak maka perusahaan akan mengalami kerugian untuk

setiap penyimpangan yang terjadi, sehinnga akan menambah motivasi perusahaan

untuk peningkatan kualitas.

2.6.4 Kelemahan Metode Taguchi

Adapun kekurangan metode Taguchi adalah apabila menggunakan banyak level dan

faktor akan mengakibatkan terjadinya interaksi pembauran oleh faktor utama sehingga

berpengaruh terhadap kepalitan hasil penelitian. Adapun kekurang metode ini jika

diterapkan pada perusahaan adalah:

a. Metode ini hanya memberikan metode-metode peningkatan pengendalian kualitas

untuk mencapai target dengan biaya yang murah akan tetapi metode ini tidak

memeberikan motode-metode pengendalian yang akan datang.

b. Metode ini hanya cocok diterapkan untuk perusahaan indutri manufaktur yang

menghasilkan barang dengan tingkat ketelititan yang tinggi. Apabila produk yang

dihasilkan menyimpang dari nilai target maka hanya sedikit penyimpangan yang

akan menyebabkan konsumen tidak puas dan lari ke produk atau merek lainnya.

c. Metode Taguchi menggunakan perhitungan statistik yang sedikit rumit dan

dibutuhkan keahlian khusus dalam pengaplikasian statistik.

Page 44: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah- Langkah Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu tahapan yang berisi tahap- tahap penelitian agar

penelitian yang dilakukan dapat ditulis secara urut, tertata, dan sistematis.

Berikut adalah langkah- langkah dalam penelitian ini :

Observasi Awal

Wawancara manager

produksi, operator, dll

Data kualitas produk

Identifikasi Masalah

Menentukan latar belakang masalah,

rumusan, tujuan dan sistematika dalam

penelitian

Studi Literatur

Kualitas

Kapabilias Proses

Metode Taguchi

Menetapkan tahapan

penelitian

Data dan Analisa

Data Sekunder Data Primer

Peta Kendali

Terkendali

Analisa Data Perhitungan presentase RFT

Faktor yang berpengaruh terhadap RFT

Jenis data (variabel)

Peta kendali X- bar dan R

Penerapan Metode Taguchi

Perhitungan ANOVA

Kesimpulan dan Saran

Penelitian

selanjutnya

?

Selesai Tidak

Gambar 3.1 Tahapan Metode Penelitian

Ya

Masalah Awal

Tidak

Acuan

Ya

Page 45: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

32

3.2 Observasi Awal

Tahap pertama di dalam penelitian ini adalah observasi awal. Hal ini perlu dilakukan

untuk dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi sehingga peneliti mendapatkan

informasi yang cukup untuk mengembangkan masalah tersebut sehingga kita dapat

mendapatkan metode yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk

observasi awal ini, peneliti melakukan wawancara dengan Departemen produksi,

Process Engineer dan Quality untuk mengetahui permasalahan yang terjadi sehingga

kita mendapatkan gambaran mengenai parameter mana dari proses pembuatan cat

solvent based yang sering mengalami ketidakstabilan hasil analisa. Selain itu, peneliti

juga melakukan pengamatan langsung terhadap setiap proses produksi yang dilakukan

sehingga peneliti benar – benar tahu penyebab dari ketidakstabilan hasil analisa yang

diakibatkan oleh proses produksi. Setelah itu sebagai bahan pertimbangan dilakukan

analisa terhadap laporan hasil QC test produksi selama 5 bulan terakhir kemudian

menentukan masalah apa yang sering terjadi.

3.3 Identifikasi Masalah

Identiifikasi masalah dilakukan setelah didapatkannya hasil brainstorming . Setelah itu,

ditentukan perumusan masalah dari latar belakang yang telah dijelaskan. Dari rumusan

masalah tersebut dapat diketahui tujuan dari penelitian yang akan menjawab semua

masalah yang telah dirumuskan. Setelah itu, ditentukan batasan-batasan masalah agar

penelitian tidak keluar dari ruang lingkup yang telah ditetapkan dan beberapa asumsi

guna membantu dalam penyelesaian masalah-masalah yang telah dirumuskan.

3.4 Tinjauan Pustaka

Di dalam sebuah penelitian, tinjauan pustaka dilakukan untuk menunjang secara

teoritis hal – hal yang digunakan di dalam penelitian ini. Pada penelitian ini referensi

yang dikaji adalah referensi yang berkaitan dengan pengendalian dan peningkatan

kualitas, proses produksi, desain eksperimen dengan metode taguchi dan metode

Page 46: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

33

ANOVA (Analysis of Variance). Tinjauan pustaka yang digunakan di dalam penelitian

ini bersumber dari beberapa referensi seperti buku, jurnal, karya ilmiah maupun

laporan hasil penelitian yang berhubungan dengan latar belakang masalah yang diambil

dalam penelitian ini.

3.5 Metode Penelitian

Metode penelitian berisi tentang tahapan – tahapan dalam melakukan penelitian.

Tujuannya agar penelitian dapat dilakukan secara sistematis yang akan

menggambarkan tahapan – tahapan untuk mengidentifikasi, merumuskan,

menganalisa, memecahkan suatu masalah dimana pada akhirnya dapat ditarik suatu

kesimpulan dari masalah yang dijadikan sebagai objek observasi.

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diperlukan hanya data yang terkait dengan penelitian.

Beberapa data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini yaitu :

1. Data Primer

Data yang didapatkan secara langsung dari PT. Jotun Indonesia dengan cara :

a. Wawancara secara langsung terhadap karyawan yang berhubungan dengan

aktifitas proses produksi dan mengetahui kondisi perusahaan untuk mencapai

pokok permasalahan.

b. Pengamatan langsung kelapangan atau lokasi penelitian untuk mengumpulkan

data yang dibutuhkan.

c. Data hasil QC test pada bulan Februari – Maret 2017 sebagai data konfirmasi.

2. Data Sekunder

a. Data internal departemen produksi pada proses mixingcat solvent based pada

bulan September – Januari 2017.

b. Data dari supplier raw material seperti Certificate of Analysis (COA).

c. Data release produk cat solvent based pada bulan September 2016 – Maret

2017.

Page 47: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

34

3.7 Analisis Data

Data yang sudah terkumpul diolah dengan menggunakan metode- metode yang telah

diusulkan untuk memperoleh hasil dan solusi. Setelah dilakukan analisa terhadap faktor

yang paling banyak membuat produk tidak RFT, maka dilakukan analisa terhadap

parameter kualitas yang tidak sesuai standar. Dilakukan uji peta kendali X- bar dan R-

bar, melakukan perhitungan terhadap kapabilitas proses cp dan cpk, membuat diagram

sebab akibat, selanjutnya diolah dengan eksperimen taguchi dan terakhir adalah

perhitungan ANOVA.

3.8 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan berisi tentang hasil penelitian dan eksperimen yaitu faktor – faktor yang

mempengaruhi rendahnya persentase produk RFT, perbandingan proses sebelum dan

sesudah perbaikan, diperolehnya setting level yang paling optimal dan diketahuinya

kapabilitas proses produksi.

Page 48: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

35

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 Proses Pembuatan Cat

Berikut ini adalah gambaran umum proses pembuatan cat solvent based.

Gambar 4.1 Flow Proses Pembuatan Cat

Pada gambar 4.1 terdapat beberapa proses dalam pembuatan cat yaitu:

a. Pre Weighing Raw Material

Pre Weighing Raw Material adalah persiapan dan penimbangan seluruh

material baik cairan ataupun tepung yang akan digunakan dalam pembuatan

cat.

Produk RFT Produk Non RFT

Page 49: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

36

b. Charging Process

Charging Process adalah bagian yang melakukan proses pembuatan cat. Pada

proses charging terdapat 3 proses produksi yaitu:

1. Dispersi / penyebaran (Mill)

adalah suatu proses pencampuran sejumlah material kering bersama – sama

dengan sejumlah material cair dalam urutan tertentu sehingga didapatkan

larutan seperti adonan kue, larutan ini umumnya disebut millbase.

2. Grinding

Grinding adalah proses pengecekan tingkat kehalusan suatu produk.

3. Let Down

Adalah proses penambahan material – material yang tersisa atau belum

dimasukan, kemudian mempertahankan larutan yang optimal sehingga

diperolehnya sifat – sifat cat (paint properties) yang diperlukan.

c. Quality Control (QC) Test

Quality control test adalah suatu proses pengecekan produk yang dilakukan untuk

menganalisa kualitas produk yang sedang diproses. Hasil pada tahap inilah yang

menunjukan apakah produk yang dibuat RFT atau tidak RFT. Adapun beberapa

parameter pengecekan yang dilakukan adalah :

Gambar 4.2 Quality Control Test

Page 50: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

37

1. Viskositas

Viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu zat cair yang bergerak dari

suatu tempat ke tempat lainnya. Viskositas juga dapat diartikan sebagai sifat

kekentalan suatu zat cair yang mempengaruhi daya tahan terhadap suatu gaya

geser. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu zat cair

disebut viskometer.

2. Densitas

Densitas atau massa jenis adalah jumlah suatu zat yang terkandung pada suatu

unit volume.

3. Grinding

Grinding adalah suatu proses pengecekan tingkat kehalusan suatu cat.

4. Sag atau Levelling test

Sag test adalah salah satu pengetesan performance cat yang menetukan kualitas

aplikasi sebuah cat.

5. Drying Time Test

Adalah pengetesan waktu pengeringan yang dibutuhkan sebuah cat.

Berdasarkan tingkat kekeringannya, waktu pengeringan ini dibagi 2 yaitu ;

kering basah dan kering keras.

6. Color Strength

Color Strength (CS) adalah sebuah pengecekan kekuatan warna cat apakah

weekness atau strength dengan cara membandingkannya dengan standar yang

sudah ada. Adapun ranges CS di PT. Jotun Indonesia adalah 100% ± 4.

d. Filling Process

Filling Process adalah proses pengisian produk yang sudah lolos pengecekan

kualitas ke dalam kaleng. Setelah di isi dan di packing kemudian produk finish

good dikirim ke warehouse untuk didistribusikan ke customer.

Page 51: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

38

4.2 Right First Time (RFT)

Right First Time (RFT) adalah bagaimana membuat produk dengan satu kali proses

dan menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik dalam sekali

pengecekan. Sehingga tidak perlu dilakukan proses tambahan (adjustmen) atau

proses yang berulang- ulang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh berbagai

keuntungan antara lain mempercepat waktu proses produksi, menghemat upah

buruh, jam kerja mesin, biaya listrik, dan lain-lain.

Gambar 4.3 Produk RFT (a) dan Produk Non RFT (b)

Produk yang dikatakan RFT adalah produk yang hasil pengecekan QC nya sesuai

dengan standar yang sudah ditetapkan dalam sekali analisa tanpa adanya proses

penambahan (adjustment) atau proses ulang. Sedangkan produk Non RFT adalah

produk yang melakukan proses adjustmen karena hasil pengecekan QC nya ada

yang tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

Berikut adalah beberapa proses penambahan (adjustment) yang dapat

mempengaruhi jumlah persentase produk Right First Time (RFT) pada proses

pembuatan cat solvent based di PT. Jotun Indonesia adalah:

Dillution

Dillution adalah sebuah proses penambahan solvent yang bertujuan untuk

menjaga kekentalan sebuah cat agar tetap cair saat digunakan.

(a) (b)

Page 52: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

39

Adjustment Color Strength (CS)

Bila hasil pengecekan color strength yang didapatkan diluar standar yaitu CS=

100% ± 4, maka akan dilakukan adjustmen berupa penambahan Neutral Based

atau White Based.

Adjustmen Drier

Drier adalah salah satu bahan aditif yang digunakan untuk mengatur tingkat

kecepatan kering pada cat. Biasanya akan dilakukan proses adjustment drier

bila waktu pengeringan cat terlalu panjang sehingga produk ini tidak dikatakan

RFT.

Color Matching (CM)

Color Matching adalah suatu teknik proses pencampuran warna (baik tinta

ataupun cat) untuk menghasilkan suatu warna baru. Adapun dalam proses color

matching tak hanya dibutuhkan pengetahuan teknik tetapi juga feeling yang

kuat. Produk color matching dikatakan RFT bila warna yang dihasilkan

mendekati atau sesuai yang diinginkan dan hanya satu kali proses pemasukan

tinter, bila warna yang dihasilkan tidak sesuai dan dilakukan penambahan tinter

maka produk tersebut dikatakn tidak RFT.

Adjustmen Proses

Terdapat proses tambahan yang dilakukan pada sebuah produk karena hasil

pengecekan QC tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Contoh: proses

putar ulang, proses scrap dinding tanki atau portable, proses giling dan lain-

lain.

4.3 Data

Semua data dan informasi yang dibutuhkan dikumpulkan dan di simpan untuk

mendukung penelitian ini. Data yang dikumpulkan berasal dari daily record QC

setiap harinya. Dimana didalam daily record ini tercantum hasil pengecekan QC

setiap produk dan terdapat keterangan terjadi proses adjustmen atau tidak. Berikut

gambar daily QC PT. Jotun Indonesia.

Page 53: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

40

Gambar 4.4 Daily Record QC

Dari gambar 4.4 dapat dilihat terdapat keterangan nama produk, SO no, batch no,

volume dan hasil pengecekan QC dari setiap produk, serta terdapat kolom remaks

untuk tambahan keterangan. Setelah itu data diinput kedalam komputer dan

dipisahkan anatara data produk water based dan solvent based. Dari data tersebut

kemudian dilakukan perhitungan jumlah persentasase produk solvent base yang

RFT.

4.4 Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sudah dijelaskan pada bab 1 dan

pengumpulan data yang diperoleh maka didapatkan persentase produk RFT pada

proses pembuatan cat solvent based sebagai berikut.

Visco S.GGrinding

(mikron)

Sagging

(mikron)

D.Time

/ PH

Dillutio

n (%)RFT

NON

RFT

457586 DK 4561347 2966 Thinner No 7 0.86

457940 DK 4661507 2912 Alkydprimer Red 380 1.26 40 200 2 1.1 cone= 406 sg= 1.25

457530 DK 4561319 2510 Aluflex 22 0.96 60 5

457124 DK 4461136 352 Coastal Prime QD Red 250 1.35 40 150 1 Disaring 60 mesh

457592 DK 4561530 506 Jotaprime 500 AL CPA 450 1.59 50 500 2.5

457376 DK 4561751 4524 Majestic Perfect Beauty Base A 98 1.2477 40 275 8.37Cs= 105.5% + 9000=75 kg

Cs= 103.3%

457926 DK 4661501 502 Jotafloor TC Base 3 83 1.26 30 200 4

457749 DK 4561424 513 Seaforce 30 M Red 94 1.55 40 350

457491 DK 4561302 3007 Thinner No 17 0.86

457958 DK 4661515 112 Jotafloor Coat CPB 140 1.01

457863 DK 4561576 1461 Jotamastic 87 AL CPA 680 1.48 70 500 6

457948 DK 4661510 2972 Safeguard Uni Es Grey 1.35 50 400 3 1.46 √ + Rework= 200 ltr

457306 DK 4461219 4410 Jotashield Color Extreme Base C 103 1.16 40 275 9.48 1.15

PRODUCT QUALITY CONTROL DAILY RECORD

RESULT CM

REMAKS

Date : 16 - 11 - 2016

SO NO. BATCH NOQUANTITY

(Liter)PRODUCT

Page 54: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

41

Gambar 4.5 Diagram Persentase Produk RFT

Pada gambar (4.5) diatas menunjukan bahwa data persentase produk RFT selama 5

bulan terakhir bila di rata – rata kan adalah 75,84 % sehingga masih berada dibawah

target yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini menjadi permasalahan bagi

perusahaan karena membuat produktivitas perusahaan menurun dan biaya produksi

meningkat.

Gambar 4.6 Persentase Follow Plan Batch Tahun 2016

Rendahnya persentase RFT menyebabkan persentase follow plan batch pada tahun

2016 menjadi rendah, bila dirata – ratakan hanya sekitar 84.24% perbulan. Hal ini

disebabkan oleh delai waktu yang panjang karena produk yang dibuat tidak RFT.

72.99%74.30%

77.66%76.86% 77.31%

68.00%

70.00%

72.00%

74.00%

76.00%

78.00%

80.00%

82.00%

Sept' 16 Okt' 16 Nov' 16 Des' 16 Jan' 17

Persentase RFT Produk Cat Solvent Based

% Produk RFT Rata-rata % RFT Target

75.84%

Page 55: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

42

Sehingga perlu dilakukan pengamatan terhadap waktu proses pembuatan cat solvent

based.

Gambar 4.7 Process Time Solvent Based

Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar 4.7 diketahui jumlah total value time

untuk proses mixing, grinding, fineness check, letdown dan QC adalah 184 menit.

Sedangkan untuk waiting time / waktu delai terpanjang terdapat pada proses

adjustmen yaitu 195 menit. Sehingga perlu dilakukan analisa terhadap faktor- faktor

yang membuat rendahnya persentase produk RFT.

Tabel 4.1 Data Penyebab Produk Non RFT

Dilution CS Drier CM Process

Sept' 16 522 381 141 58 34 8 41

Okt' 16 677 503 174 62 43 4 48 17

Nov' 16 546 424 122 53 27 10 24 8

Des' 16 605 465 140 48 39 13 31 9

Jan' 17 639 494 145 57 32 16 29 11

TOTAL (Batch) 2989 2267 722 278 175 51 173 45

Batch

Non

RFT

ADJUSTMENT

Month Total BatchBatch

RFT

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa ada beberapa faktor yang membuat produk tidak

RFT yaitu dilution, adjust CS, adjust drier, Color Matching (CM), dan adjust

Page 56: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

43

proses. Kemudian dibuat diagram pareto jumlah persentase tiap- tiap faktor agar

mempermudah dalam memahami data tersebut.

Gambar 4.8 Data Proses Adjustmant Produk Non RFT

Diagram pareto diatas (gambar 4.8) menunjukan bahwa jumlah proses adjustment

terbesar yang sering dilakukan pada proses pembuatan cat solvent based adalah

dilution. Proses dilution terjadi karena adanya hasil analisa viskositas yang tidak

sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan. Sebelum menganilasa penyebab

dari cacat viskositas ini maka dibutuhkan data hasil nilai viskositas dari proses

produksi cat solvent based. Untuk mengetahui nilai viskositas tersebut terkendali

atau tidak dan untuk mengetahui tingkat kapabilitas proses dari proses pembuatan

cat solvent based.

4.4.1 Peta Kendali ( Control Chart )

Peta kendali yang berfungsi sebagai pendeteksi suatu proses yang tidak terkendali

secara statistik atau tidak, apabila suatu proses yang tidak terkendali secara statistik

akan menunjukan variasi yang berlebih sesuai dengan perubahan waktu. Di dalam

peta kendali juga dapat kita mengetahui peningkatan berkesinambungan dengan

memodifikasi produk dan proses yang telah ada untuk secara terus menerus

mengurangi variasi antar unit meskipun telah berada di dalam batas spesifikasi.

Adapun data yang digunakan untuk membuat peta kendali adalah nilai viskositas

278

175 173

51 4537.92%

65.84%

86.59%93.89%

100.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

0

50

100

150

200

250

300

Dilution CS CM Drier Process

Grafik Proses Adjustment Produk Non RFT

Jumlah Batch Kum. Persentase

Page 57: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

44

dari hasil proses produksi pembuatan cat. Pada data ini frekuensi pengambilan

sampel dilakukan setiap kali terdapat proses produksi. Untuk setiap batch produk

dilakukan pengambilan sampel pada 2 titik yaitu sampel atas dan bawah tengki

untuk kebutuhan akurasi data. Berikut adalah data nilai viskositas produk cat

solvent based yang diperoleh dari proses mixing pada bulan September 2016 –

Januari 2017.

Tabel 4.2 Data Pengamatan Viskositas Produk Cat Solvent Based

No. Production

Date Batch No.

Quantity

(Liter)

Viscosity ( Cp )

V1 V2

1 2-Sep-16 DK3768763 500 394 412

2 5-Sep-16 DK3868841 2,800 500 476

3 9-Sep-16 DK3768699 4,500 442 438

4 13-Sep-16 DK3868972 2,000 200 231

5 29-Sep-16 DK4060226 500 223 216

6 4-Oct-16 DK4160499 1,000 450 367

7 5-Oct-16 DK4060118 2,500 225 251

8 6-Oct-16 DK4060271 1,500 167 198

9 26-Oct-16 DK4060232 2,800 520 499

10 28-Oct-16 DK4160296 6,000 463 387

11 30-Oct-16 DK4461118 2,800 421 452

12 31-Oct-16 DK4461103 500 232 245

13 16-Nov-16 DK4461067 6,500 450 474

14 17-Nov-16 DK3969233 1,500 668 632

15 18-Nov-16 DK4461236 1,500 688 691

16 21-Nov-16 DK4461134 500 293 289

17 25-Nov-16 DK3969238 1,500 308 293

18 28-Nov-16 DK4761853 2,800 198 217

19 1-Dec-16 DK4761838 2,800 334 365

20 3-Dec-16 DK4761732 4,500 520 458

21 10-Dec-16 DK4962512 800 353 343

22 14-Dec-16 DK0173377 2,000 308 334

23 19-Dec-16 DK5163051 2,800 700 685

24 20-Dec-16 DK5263330 2,800 250 231

25 4-Jan-17 DK0173523 350 263 257

26 6-Jan-17 DK5163053 2,000 368 443

27 9-Jan-17 DK0273768 2,800 225 243

28 15-Jan-17 DK0273719 500 351 439

29 17-Jan-17 DK0373816 2,800 380 364

30 23-Jan-17 DK0273721 2,500 171 206

Page 58: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

45

Setelah dilakukan pengumpulan data seperti pada tabel 4.2 di atas, proses

selanjutnya adalah menghitung nilai X bar dan R bar. Perhitungan X bar dan R bar

bertujuan untuk mengetahui setiap rata – rata sampel dan serta nilai rata – rata dari

setiap nilai rata – rata sehingga dapat memperlihatkan penyimpangan nilai rata –

rata terhadap rata – ratanya, dan pada akhirnya akan memberikan konsistesi proses.

Di dalam pembuatan peta kendali X bar dan R bar maka digunakanlah 3 sigma yaitu

central line ditambah dengan dua batas atas dan batas bawah. Berikut ini adalah

perhitungan untuk memperoleh nilai LCL, CL, dan UCL pada peta kendali X-bar

dan R-bar menggunakan Microsoft Excel dan Minitab.

Tabel 4.3 Data Nilai X- bar dan R dari Produk Cat Solvent Based

No. Batch No. Quantity

(Liter)

Viscosity ( Cp ) X- Bar Range

V1 V2

1 DK3768763 500 394 412 403 18

2 DK3868841 2,800 500 476 488 24

3 DK3768699 4,500 442 438 440 4

4 DK3868972 2,000 200 231 215.5 31

5 DK4060226 500 223 216 219.5 7

6 DK4160499 1,000 450 367 408.5 83

7 DK4060118 2,500 225 251 238 26

8 DK4060271 1,500 167 198 182.5 31

9 DK4060232 2,800 520 499 509.5 21

10 DK4160296 6,000 463 387 425 76

11 DK4461118 2,800 421 452 436.5 31

12 DK4461103 500 232 245 238.5 13

13 DK4461067 6,500 450 474 462 24

14 DK3969233 1,500 668 632 650 36

15 DK4461236 1,500 688 691 689.5 3

16 DK4461134 500 293 289 291 4

17 DK3969238 1,500 308 293 300.5 15

18 DK4761853 2,800 198 217 207.5 19

19 DK4761838 2,800 334 365 349.5 31

20 DK4761732 4,500 520 458 489 62

21 DK4962512 800 353 343 348 10

22 DK0173377 2,000 308 334 321 26

23 DK5163051 2,800 700 685 692.5 15

Page 59: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

46

24 DK5263330 2,800 250 231 240.5 19

25 DK0173523 350 263 257 260 6

26 DK5163053 2,000 368 443 405.5 75

27 DK0273768 2,800 225 243 234 18

28 DK0273719 500 351 439 395 88

29 DK0373816 2,800 380 364 372 16

30 DK0273721 2,500 171 206 188.5 35

TOTAL 11,100.5 867

RATA – RATA 370.02 28.9

Dari tabel 4.3 di atas, maka dapat kita lakukan perhitungan untuk membuat peta

kendali X- bar dan R- bar.

Peta Kendali X - Bar

CL = X

𝐂𝐋�� = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 ��

𝐧

𝐂𝐋�� = 11100.5

30

𝐂𝐋�� = 370.02

𝐋𝐂𝐋�� = �� − 𝐀𝟐 𝐱 ��

𝐋𝐂𝐋�� = 370.02 − (1.880 x 28.9)

𝐋𝐂𝐋�� = 370.02 − 54.33

𝐋𝐂𝐋�� = 315.69

𝐔𝐂𝐋�� = �� + 𝐀𝟐𝐱 ��

𝐋𝐂𝐋�� = 370.02 + (1.880 x 28.9)

𝐔𝐂𝐋�� = 370.02 + 54.33

𝐔𝐂𝐋�� = 424.35

Keterangan :

CL : Garis Tengah (Central Line)

LCL : Batas Kendali Bawah ( Lower Control Line)

UCL : Batas Kendali Atas ( Upper Control Line)

Page 60: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

47

Untuk nilai A2 dapat diperoleh dari tabel pada lampiran “Factors for Constructing

Variables Control Chart”.

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dibuat peta kendali X- bar terhadap nilai

viskositas pada produk cat solvent based.

Gambar 4.9 Peta Kendali X-Bar

Pada peta kendali X-bar (gambar 4.9) diatas menyatakan rata- rata nilai viskositas

yang dihasilkan dalam proses pembuatan cat solvent based. Pada peta kendali

tersebut menunjukan nilai CL adalah 370.017, nilai LCL adalah 315.69, dan nilai

UCL adalah 424.35. Terlihat pada peta kendali X- bar bahwa nilai viskoitas yang

dihasilkan dalam proses pembuatan cat solvent based belum terkendali secara

statistik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya titik yang masih berada diluar batas

kendali UCL dan LCL.

Peta Kendali R

CL = R

𝐂𝐋𝐑 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐑

𝐧

𝐂𝐋𝐑 = 867

30

𝐂𝐋𝐑 = 28.9

Page 61: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

48

𝐋𝐂𝐋𝐑 = 𝐃𝟑 𝐱 ��

𝐋𝐂𝐋𝐑 = 0 x 28.9

𝐋𝐂𝐋𝐑 = 0

𝐔𝐂𝐋𝐑 = 𝐃𝟒 𝐱 ��

𝐔𝐂𝐋𝐑 = 3.276 x 28.9

𝐔𝐂𝐋𝐑 = 94.42

Untuk nilai D3 dan D4 dapat diperoleh dari tabel pada lampiran “Factors for

Constructing Variables Control Chart”.

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat menjadi dasar untuk membuat peta

kendali R-bar seperti pada gambar 4.10 di bawah ini :

Gambar 4.10 Peta Kendali R (Range)

Pada gambar 4.10 di atas dapat disimpulkan bahwa peta kendali R- bar yang

menyatakan variasi atau rentang (range) nilai viskositas pada produk cat solvent

based yang dihasilkan selama proses berlangsung memiliki nilai Center Line (CL)

adalah 30, nilai Upper Control Line (UCL) adalah 94.42 dan nilai Lower Centre

Line (LCL) adalah 0.

Page 62: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

49

Kesimpulan dari peta kendali yang dibuat yaitu X-bar dan R-bar adalah bahwa data

masih belum terkendali secara statistik dikarenakan pada peta kendali X-bar masih

banyak titik yang keluar dari batas – batas UCL dan LCL sehingga pemusatan data

masih belum terkendali. Sedangkan dari peta kendali R-bar yang dibuat dapat

dinyatakan bahwa variabilitas proses ataupun keseragaman data masih terkendali

walaupun terdapat satu titik yang berada di luar kendali. Secara umum data yang

dihasilkan belum teruji secara statistik.

4.4.2 Kapabilitas Proses Sebelum Perbaikan

Pada produk cat solvent based terdapat parameter viskositas yang memiliki batas

spesifikasi yaitu 200 – 450 Cp dengan target nilai viskositas adalah 350 cP.

Indeks Kapabilitas Proses (Cp)

Indeks kapabilitas proses Cp digunakan untuk mengetahui lebar penyebaran variasi

hasil produksi terhadap lebar spesifikasi. Adapun rumus untuk menghitung

kapabilitas proses Cp adalah sebagai berikut.

Cp = USL − LSL

6 σ

Dimana :

USL : Upper Spesification Limit

LSL : Lower Specification Limit

σ : Standar Deviasi (6 menunjukkan enam kali stndar deviasi)

Adapun interpretasi dari hasil perhitungan indeks kapabilitas proses Cp adalah

sebagai berikut :

. a. Jika nilai Cp > 1 maka proses dikatakan capable sehingga mampu memenuhi

batas spesifikasi.

b. Jika nilai Cp = 1 maka proses dikatakan capable sehingga tepat mampu

memenuhi batas spesifikasi.

c. Jika nilai Cp < 1 maka proses dikatakan tidak capable sehingga tidak mampu

memenuhi batas spesifikasi.

Page 63: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

50

Berikut adalah perhitungan indeks kapabilitas proses Cp sebagai berikut :

Cp = USL − LSL

6 σ

Nilai standar deviasi (𝜎) = 143.21(dari perhitungan lampiran 2.1), maka :

Cp = 450 − 200

6 (143.21)

Cp = 250

859.26

Cp = 0.29

Dari hasil perhitungan indeks kapabilitas proses Cp = 0.29 maka dapat disimpulkan

bahwa Cp < 1, proses pembuatan cat solvent based tidak capable karena tidak

mampu memenuhi batas spesifikasi.

Indeks Kapabilitas Proses (Cpk)

Kapabilitas proses Cpk digunakan untuk menilai kemampuan suatu proses dengan

melihat posisi variasi terhadap spesifikasi yang terdekat dibagi setengah lebar

variasi. Berikut rumus untuk menghitung indeks kapabilitas proses Cpk.

Cpk = min {USL − μ

3σ,μ − LSL

3σ}

Keterangan:

USL = Upper Specification Limit

LSL = Lower Specification Limit

𝜇 = �� = Rata- rata dari proses

𝜎 = Deviasi standar proses

Berikut adalah perhitungan indeks kapabilitas proses Cpk :

𝜇 = �� = 370.017

𝜎 = 143.21, maka

Cpk = min { USL − μ

3σ ,

μ − LSL

3σ }

Page 64: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

51

Cpk = min { 450 − 370.017

3(143.21) ,

370.017 − 200

3(143.21) }

Cpk = min { 79.983

429.63 ,

170.017

429.63 }

Cpk = min { 0.18 , 0.39 }

Cpk = 0.18

Dari hasil perhitungan indeks kapabilitas proses Cpk = 0.18 maka dapat

disimpulkan bahwa Cpk < 1, proses pembuatan cat solvent based belum terkendali.

Berikut adalah gambar kapabilitas proses sebelum perbaikan.

Gambar 4.11 Kapabilitas Proses Sebelum Perbaikan

Berdasarkan nilai indeks kapabilitas proses yang didapatkan yaitu Cp dan Cpk < 1,

maka prose pembuatan cat solvent based tidak capable. Karena rata – rata proses

dan distribusi proses natural tidak mampu memenuhi batas spesifikasi dan nilai Cpk

menunjukan bahwa sebagian six sigma berada diluar batas spesifikasi.

4.4.3 Penerapan Metode Taguchi

4.4.3.1 Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Nilai Viskositas

Setelah dilakukan tahapan brainstorming maka dibuatlah diagram fishbone untuk

mempermudah melihat penyebab dan akibatnya terhadap faktor apa saja yang

mempengaruhi nilai viskositas pada proses pembuatan cat solvent based. Diagram

Page 65: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

52

sebab akibat yang dibuat difokuskan pada bagian material dan metode saja karena

faktor-faktor penyebab yang ditemukan semuanya dari material dan metode.

Page 66: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

53

.

Gambar 4.12 Diagram Sebab- Akibat dari Variasi Viskositas

Page 67: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

54

Pada diagram fishbone yang ditunjukan pada gambar 4.12 diatas terdapat dua sumber

faktor yang dianggap menjadi masalah terhadap hasil nilai viskositas yaitu dari material

dan metode. Material terdiri dari material Genekyd, White Spirit dan TIO2 atau Kaolin

sedangkan untuk metode terdiri dari waktu sirkulasi produk, dan material handling.

Tidak semua faktor penyebab yang masuk dalam diagram sebab akibat dimasukkan

kedalam penelitian ini. Dari diagram sebab akibat diatas dapat disimpulkan bahwa

faktor yang dianggap paling mempengaruhi nilai viskositas pada produk cat solvent

based adalah Genekyd, White Spirit dan TIO2 atau Kaolin, itu untuk material

sedangkan dari metodenya adalah temperatur produk saat mixing.

4.4.3.2 Pemisahan Faktor Kontrol dan Faktor Tidak Terkontrol (Noise)

Dari diagram fishbone pada gambar 4.12 maka tahap berikutnya adalah memisahkan

faktor kontrol dan faktor tidak terkontrol. Faktor kontrol adalah faktor yang nilainya

dapat diatur atau dikendalikan atau dapat juga disebut faktor yang nilainya ingin diatur

atau dikendalikan. Sedangkan faktor tidak terkontrol (noise factor) adalah faktor yang

nilainya tidak bisa diatur atau dikendalikan.. Pemisahan faktor- faktor ini ditentukan

berdasarkan hasil survei kelapangan, wawancara kepada orang yang dianggap faham

seperti orang produksi, manager produksi, R&D dan quality. Berikut tabel pemisahan

untuk faktor kontrol dan faktor tidak terkontrol.

Tabel 4.4 Pemisahan Faktor Kontrol dan Faktor Tidak Terkontrol

Faktor Kontrol Faktor Noise

Metode Waktu sirkulasi produk Material Handling saat Mixing

Temperatur Produk

Material

Jumlah White Spirit Viskositas White Spirit

Jumlah Genekyd Viskositas Genekyd

Temperatur Genekyd

Jumlah TIO2

Page 68: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

55

4.4.3.3 Penentuan Faktor Kontrol dan Level Faktor

Pada tahap ini penentuan faktor kontrol ditentukan setelah melakukan brainstorming

dengan stakeholder yang terkait seperti para operator produksi, manager produksi,

Resesarch & Development dan Quality. Selain informasi internal juga dilakukan

pengumpulan informasi eksternal seperti data COA (Certificate Of Analysis) yang

diperoleh dari supplier raw material.

Setelah tahap pengumpulan semua informasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya

adalah memilih faktor yang dianggap paling berpengaruh terhadap nilai viskositas pada

produk cat solvent based. Variabel – variabel faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Pemakaian White Spirit

White Spirit merupakan cairan solvent yang digunakan untuk melarutkan

material yang digunakan dalam pembuatan cat solvent based. Penggunaan

white spirirt juga digunakan untuk membilas sisa – sisa produk dalam tangki

dan memebersihkan peralatan produksi. Penggunaan white spirit yang terlalu

banyak pada proses mixing dapat myebabkan produk semakin encer atau

mempengaruhi nilai viskositas produk. Pada penelitian ini digunakan tiga

tingkatan level yaitu: 23.81%, 24.80% dan 26.01%. Pada tingkatan level

24.80% adalah jumlah aktual white spirit yang digunakan dilapangan.

2. Jumlah Material Genekyd

Genekyd atau Resin merupakan salah satu material yang paling banyak

digunakan dalam pembuatan cat solvent based. Resin berasal dari eksudat

(getah) yang dikeluarkan oleh banyak jenis tumbuh- tumbuhan, terutama oleh

jenis- jenis phon pohon rujung (konifer). Resin bersifat lengket dan kental.

Sehingga penggunaan material genekyd akan mempengaruhi nilai viskositas

produk. Pada penelitian ini digunakan tiga tingkatan level yaitu: 53.35%,

54.44% dan 56.07%. Pada tingkatan level 54.44% adalah jumlah aktual

genekyd atau resin yang digunakan dilapangan.

Page 69: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

56

3. Jumlah Pemakaian TIO2 (Kaolin)

TIO2 atau dikenal dengan Titanium Dioksida adalah oksida titanium yang

terjadi secara alami. Pada proses pembuatan cat, titanium dioksida digunakan

sebagai pigment yang merupakan salah satu bahan baku pembuatan cat.

Titanium dioksida ini bebentuk padat dengan partikel size kecil (tepung).

Jumlah penggunaan material yang berlebih akan mempengaruhi tingkat

kekentalan produk atau nilai viskositas produk. Pada penelitian ini digunakan

tiga tingkatan level yaitu : 17.86%, 18.76% dan 19.51%. Pada tingkatan level

18.76% adalah jumlah aktual yang digunakan dilapangan.

4. Temperatur Produk

Temperatur produk saat proses mixing sangat berpengaruh terhadap nilai

viskositas produk. Karena tinggi atau rendahnya temperatur mempengaruhi

kelarutan material yang diproses. Jadi sangat diperlukan kehati- hatian dalam

menentukan temperatur yang akan digunakan dalam pembuatan cat solvent

based. Pada penelitian ini digunakan tiga tingkatan level temperatur yang

digunakan yaitu: 45 °C, 50 °C dan 55°C. Adapun tingkatan level temperature

yang digunakan dilapangan adalah < 55 °C.

Berikut ini adalah tabel dari beberapa variabel faktor kontrol dan level faktor dari tiap

– tiap variabel yang telah ditetapkan berdasarkan hasil keputusan bersama.

Tabel 4.5 Level Variabel Faktor Kontrol

Variabel Faktor Lambang

Faktor

Level Faktor Satuan

Level 1 Level 2 Level 3

Jumlah White Spirit A 23.81% 24.80% 26.01% Kg

Jumlah Genekyd B 53.35% 54.44% 56.07% Kg

Jumlah TIO2 C 17.86% 18.78% 19.51% Kg

Temperatur D 45 50 55 ° C

Page 70: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

57

4.5.4.4 Perhitungan Derajat Kebebasan (Db)

Perhitungan derajat kebebasan dilakukan untuk mengetahui jumlah minimum

percobaan yang akan dilakukan, kemudian derajat kebebasan digunakan juga sebagai

acuan dalam penentuan orthogonal array (OA). Berikut adalah rumus mengitung

derajat kebebasan:

Db = N (K – 1)

Dimana :

Db = Derajat Kebebasan

N = Jumlah Variabel

K = Jumlah Level

Berikut adalah perhitungan derajat kebebasan:

Db = 4 (3-1)

= 8

Diketahui jumlah percobaan yang harus dilakukan adalah minimum sebanyak 8 kali..

4.5.4.5 Pemilihan Orthogonal Array (OA)

Dalam memulai suatu percobaan, salah satu yang menjadi pertimbangan utama adalah

efisiensi dan biaya yang harus dikeluarkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka

sebaiknya dipilih orthogonal array yang sekecil mungkin yang masih dapat

memberikan informasi yang cukup untuk dilakukan percobaan secara lengkap dan

menghasilkan kesimpulan yang valid. Untuk menentukan orthogonal array yang

diperlukan maka diperlukan data hasil perhitungan derajat kebebasan (Db) dan

menggunakan software Minitab 16. Berikut adalah hasil tabel matriks Orthogonal

Array L9 (34) dengan menggunakan software Minititab:

Page 71: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

58

Tabel 4.6 Matriks Orthogonal Array

No

Percobaan

Variable Factor

Faktor A Faktor B Faktor C Faktor D

1 1 1 1 1

2 1 2 2 2

3 1 3 3 3

4 2 1 2 3

5 2 2 3 1

6 2 3 1 2

7 3 1 3 2

8 3 2 1 3

9 3 3 2 1

4.5.4.6 Persiapan dan Pelaksanaan Percobaan

Agar mempercepat dan mempermudah dalam perolehan hasil yang optimal terhadap

nilai viskositas pada proses pembuatan cat solvent based maka pelu dilakukan

persiapan percobaan, persiapan yang dilakukan dengan membagi beberapa pelaksanan

percobaan dengan kombinasi metode taguchi hasil dari penentuan matriks orthogonal

array diatas.

Matriks orthogonal array pada tabel 4.6 digunakan sebagai acuan dalam percobaan.

Kemudian menterjemahkannya kedalam faktor dan nilai level yang sudah ditentukan

sebelumnya. Terdapat 9 kali percobaan yang akan dilakukan dengan 4 variabel faktor

yaitu variabel faktor 1 adalah jumlah white spirit (kg), variabel faktor 2 adalah jumlah

genekyd (kg), variabel faktor 3 adalah jumlah TIO2 (kg), dan variabel faktor 4 adalah

temperatur (°C).

Page 72: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

59

Tabel 4.7 Rincian Matriks Orthogonal Array

Percobaan

Jumlah

White

Spirit (kg)

Jumlah

Genekyd

(kg)

Jumlah

TIO2 (kg)

Temperatur

(° C)

1 23.81% 53.35% 17.86% 45

2 23.81% 54.44% 18.78% 50

3 23.81% 56.07% 19.51% 55

4 24.80% 53.35% 18.78% 55

5 24.80% 54.44% 19.51% 45

6 24.80% 56.07% 17.86% 50

7 26.01% 53.35% 19.51% 50

8 26.01% 54.44% 17.86% 55

9 26.01% 56.07% 18.78% 45

Dari tabel 4.7 diatas, kemudian trial percobaan dari percobaan pertama sampai

percobaan ke sembilan, trial percobaan ini dilakukan dalam skala kecil atau skala lab

dengan kondisi yang sesuai dilapangan, hal ini dikarenakan pertimbangan biaya.

Setelah dilakukan trial percobaan dengan mengikuti acuan pada tabel 4.7, maka

dilakukan pengambilan sampel pada trial ini sama seperti pengambilan pada proses

existing (aktual dilapnagan). Sehingga diperolehlah hasil percobaan seperti pada tabel

4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8 Hasil Percobaan Dengan Metode Taguchi

Percobaan

Jumlah

White Spirit

(kg)

Jumlah

Genekyd

(kg)

Jumlah

TIO2 (kg)

Temperatur

(° C) V1 V2

1 23.81% 53.35% 17.86% 45 286 291

2 23.81% 54.44% 18.78% 50 332 329

3 23.81% 56.07% 19.51% 55 384 382

4 24.80% 53.35% 18.78% 55 283 290

5 24.80% 54.44% 19.51% 45 315 322

6 24.80% 56.07% 17.86% 50 334 337

7 26.01% 53.35% 19.51% 50 321 320

8 26.01% 54.44% 17.86% 55 280 277

9 26.01% 56.07% 18.78% 45 356 360

Page 73: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

60

4.5.5 Analisis Hasil Percobaan Dengan Metode Taguchi

Dari hasil percobaan pada tabael 4.8, kemudian data hasil tersebut dimasukan kedalam

software Minitab untuk analisa uji taguchi. Pada penelitian ini karakteristik nilai

viskositas produk yang diinginkan adalah Nominal is The best. Berikut adalah hasil

analisis menggunakan software Minitab.

Gambar 4.13 Hasil Percobaan Analisa Taguchi dengan Faktor

Berdasarkan gambar 4.13, dapat dilihat bahwa perubahan level pada faktor B

memberikan perubahan SN ratio paling besar terhadap nilai viskositas dengan level

tertingginya adalah di level 3 dengan nilai 51.08. Urutan ranking faktor selanjutnya

adalah C, A, dan D. Urutan ranking faktor berdasarkan pada nilai delta yaitu selisi

antara SN Ratio antar faktor. Semakin tinggi nilai delta SN Ratio maka semakin besar

juga pengaruh faktor terhadap respon.

Page 74: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

61

Gambar 4.14 Main Effect Plot for SN Ratio

Pada gambar 4.14 dapat dilihat bahwa variabel faktor B mempunyai kemiringan yang

paling besar dibandingkan faktor lainnya. Besarnya kemiringan menunjukan terjadinya

efek yang besar terhadap nilai viskositas produk. Dapat disimpulkan bahwa untuk level

variabel faktor A yag paling tinggi adalah pada level 1, Pada faktor B yang paling tinggi

adalah pada level 3, pada faktor C yang paling tinggi adalah pada level 3, Pada faktor

D yang paling tinggi adalah pada level 2. Pada worksheet Minitab akan muncul

tambahan data SNRA dan Means seperti pada tabel 4.9 berikut..

Tabel 4.9 Data Hasil Percobaan dengan Metode Taguchi

No

Percobaan

Variable Factor

Hasil

Percobaan

(cP) SNRA MEAN

Faktor

A

Faktor

B

Faktor

C

Faktor

D V1 V2

1 1 1 1 1 286 291 49.20194 288.5

2 1 2 2 2 332 329 50.38316 330.5

3 1 3 3 3 384 382 51.66389 383

4 2 1 2 3 283 290 49.14055 286.5

5 2 2 3 1 315 322 50.06062 318.5

Page 75: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

62

6 2 3 1 2 334 337 50.51359 335.5

7 3 1 3 2 321 320 50.11653 320.5

8 3 2 1 3 280 277 48.89613 278.5

9 3 3 2 1 356 360 51.07725 358

Pada tabel 4.9 terdapat nilai SNRA yaitu Signal Noise to Ratio, dan Mean yaitu rata-

rata dari replika hasil percobaan yang telah dilakukan. Selanjutnya nilai tersebut

digunakan untuk menghitung ANOVA.

4.5.6 Perhitungan ANOVA

Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil percobaan dengan metode taguchi diolah

untuk pengujian ANOVA. Pengujian ANOVA bertujuan untuk mencari faktor- faktor

apa saja yang paling berpengaruh terhadap variasi nilai viskositas. Ada dua data yang

akan dihitung dengan pengujian ANOVA yaitu nilai SNRA dan Mean. Pengujian

SNRA dilakukan untuk mencari kombinasi faktor apa saja yang paling optimal,

sedangkan Mean (nilai rata- rata) digunakan untuk mencari faktor apa saja yang

mempengaruhi hasil percobaan.

4.5.6.1 Hasil Perhitungan ANOVA Dua Arah Terhadap Nilai Rata- Rata

Untuk melakukan perh

itungan ANOVA terhadap nilai rata– rata dibutuhkan data respon nilai rata- rata yang

telah didapatkan dari percobaan metode taguchi dengan menggunakan software

Minitab. Berikut adalah tabel respon nilai rata- rata dari hasil percobaan taguchi.

Tabel 4.10 Data Respon Nilai Rata - Rata

Level A B C D

1 334.00 298.50 300.83 321.67

2 313.50 309.17 325.00 328.83

3 319.00 358.83 340.67 316.00

Delta 20.50 60.33 39.83 12.83

Rank 3 1 2 4

Page 76: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

63

Dari hasil tabel diatas, kemudian dapat dilakukan perhitungan ANOVA terhadap nilai

rata- rata respon. Adapun ANOVA yang digunakan yaitu ANOVA dua arah (Two Way

ANOVA) karena data percobaannya terdiri dari dua faktor atau lebih dan dua level atau

lebih. Perhitungan yang perlu dilakukan untuk memperoleh tabel ANOVA adalah

perhitungan jumlah kuadrat (Sum of Square), Derajat kebebasan (Df), rata- rata jumlah

kuadrat (Mean of Square), dan F- Rasio.

Jumlah Kuadrat/Sum of Square (SS)

SStotal = ∑ Y2

SStotal = 2862 + 3322 + 3842 + 2832 + 3152 + 3342 + 3212 + 2802

+ 3562 + 2912 + 3292 + 3822 + 2902 + 3222 + 3372

+ 3202 + 2772 + 3602

SStotal = 1,887,451

�� =∑ 𝑦

�� =

286 + 332 + 384 + 283 + 315 + 334 + 321 + 280 + 356+291 + 329 + 382 + 290 + 322 + 337 + 320 + 277 + 360

18

�� =5799

18= 322.17

�� = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛

𝑚𝑒𝑎𝑛(𝑆𝑚) = 𝑛𝑦2

mean(𝑆𝑚) = 18 ∗ 322.172

𝑚𝑒𝑎𝑛(𝑆𝑚) = 1,868,283.16

𝑆𝑆𝐴 = 𝑛𝐴1 ∗ 𝐴1 2 + 𝑛𝐴2 ∗ 𝐴2 2 + 𝑛𝐴3 ∗ 𝐴3 2 − 𝑆𝑚

𝑆𝑆𝐴 = 6 ∗ 3342 + 6 ∗ 313.52 + 6 ∗ 3192 − 1,868,283.16

𝑆𝑆𝐴 = 1,833,189.95 − 1,868,283.16

𝑆𝑆𝐴 = 1,312.34

Page 77: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

64

𝑆𝑆𝐵 = 𝑛𝐵1 ∗ 𝐵1 2 + 𝑛𝐵2 ∗ 𝐵2 2 + 𝑛𝐵3 ∗ 𝐵3 2 − 𝑆𝑚

𝑆𝑆𝐵 = 6 ∗ 298.52 + 6 ∗ 309.172 + 6 ∗ 358.832 − 1,868,283.16

𝑆𝑆𝐵 = 1,880,683.85 − 1,868,283.16

𝑆𝑆𝐵 = 12,400.69

𝑆𝑆𝐶 = 𝑛𝐶1 ∗ 𝐶1 2 + 𝑛𝐶2 ∗ 𝐶2 2 + 𝑛𝐶3 ∗ 𝐶3 2 − 𝑆𝑚

𝑆𝑆𝐶 = 6 ∗ 300.832 + 6 ∗ 3252 + 6 ∗ 340.672 − 1,868,283.16

𝑆𝑆𝐶 = 1,873,078.43 − 1,868,283.16

𝑆𝑆𝐶 = 4,795.37

𝑆𝑆𝐷 = 𝑛𝐷1 ∗ 𝐷1 2 + 𝑛𝐷2 ∗ 𝐷2 2 + 𝑛𝐷3 ∗ 𝐷3 2 − 𝑆𝑚

𝑆𝑆𝐷 = 6 ∗ 321.672 + 6 ∗ 328.832 + 6 ∗ 3162 − 1,868,283.16

𝑆𝑆𝐷 = 1,868,740.55 − 1,868,283.16

𝑆𝑆𝐷 = 457.39

𝑆𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑆𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑆𝑚 − (𝑆𝑆𝐴 + 𝑆𝑆𝐵 + 𝑆𝑆𝐶 + 𝑆𝑆𝐷)

𝑆𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 1,887,451 − 1,868,283.16 − (1,312.34 + 12,400.69+ 4,795.37 + 457.39)

𝑆𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 202.05

𝑆𝑆𝑡 = 𝑆𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 + (𝑆𝑆𝐴 + 𝑆𝑆𝐵 + 𝑆𝑆𝐶 + 𝑆𝑆𝐷)

𝑆𝑆𝑡 = 202.05 + (1,312.34 + 12,400.69 + 4,795.37 + 457.39)

𝑆𝑆𝑡 = 202.05 + 18,965.79

𝑆𝑆𝑡 = 19,167.84

Derajat Kebebasan (Df)

𝐷𝐹𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 − 1

Maka : 𝐷𝐹𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 − 1

𝐷𝐹𝐴𝐵𝐶𝐷 = 3 − 1

𝐷𝐹𝐴𝐵𝐶𝐷 = 2

𝐷𝐹𝑆𝑆𝑡 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 − 1

𝐷𝐹𝑆𝑆𝑡 = 18 − 1

𝐷𝐹𝑆𝑆𝑡 = 17

Page 78: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

65

𝐷𝐹𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝐷𝐹𝑆𝑆𝑡 − 𝐷𝐹𝐴 − 𝐷𝐹𝐵 − 𝐷𝐹𝐶 − 𝐷𝐹𝐷

𝐷𝐹𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 17 − 2 − 2 − 2 − 2

𝐷𝐹𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 9

Rata-rata Jumlah Kuadrat/Mean of Square (MS)

𝑀𝑆𝐴 =𝑆𝑆𝐴

𝐷𝐹𝐴 𝑀𝑆𝐴 =

1,312.34

2 𝑀𝑆𝐴 = 656.17

𝑀𝑆𝐵 =𝑆𝑆𝐵

𝐷𝐹𝐵 𝑀𝑆𝐵 =

12,400.69

2 𝑀𝑆𝐵 = 6,200.345

𝑀𝑆𝐶 =𝑆𝑆𝐶

𝐷𝐹𝐶 𝑀𝑆𝐶 =

4,795.37

2 𝑀𝑆𝐶 = 2,397.685

𝑀𝑆𝐷 =𝑆𝑆𝐷

𝐷𝐹𝐷 𝑀𝑆𝐷 =

457.39

2 𝑀𝑆𝐷 = 228.695

𝑀𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =𝑆𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟

𝐷𝐹𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑀𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =

202.05

9 𝑀𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 22.45

𝑀𝑆𝑆𝑆𝑡 = 𝑀𝑆𝐴 + 𝑀𝑆𝐵 + 𝑀𝑆𝐶 + 𝑀𝑆𝐷 + 𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑀𝑆𝑆𝑆𝑡 = 656.17 + 6,200.345 + 2,397.685 + 228.695 + 22.45

𝑀𝑆𝑆𝑆𝑡 = 9,505.345

F Ratio

𝐹𝐴 =𝑀𝑆𝐴

𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐹𝐴 =

656.17

22.45 𝐹𝐴 = 29.23

𝐹𝐵 =𝑀𝑆𝐵

𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐹𝐵 =

6,200.345

22.45 𝐹𝐵 = 276.18

𝐹𝐶 =𝑀𝑆𝐶

𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐹𝐶 =

2,397.685

22.45 𝐹𝐶 = 106.80

𝐹𝐷 =𝑀𝑆𝐷

𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐹𝐷 =

228.695

22.45 𝐹𝐷 = 10.19

Page 79: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

66

𝐹𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =𝑀𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐹𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =

22.45

22.45 𝐹𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 1

𝐹𝑆𝑆𝑡 = 𝐹𝐴 + 𝐹𝐵 + 𝐹𝐶 + 𝐹𝐷 + 𝐹𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝐹𝑆𝑆𝑡 = 29.23 + 276.18 + 106.80 + 10.19 + 1

𝐹𝑆𝑆𝑡 = 423.4

Pure Sum of Square (SS’)

𝑆𝑆′𝐴 = 𝑆𝑆𝐴 − 𝐷𝐹𝐴 ∗ 𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑆𝑆′𝐴 = 1,312.34 − (2 ∗ 22.45)

𝑆𝑆′𝐴 = 1,267.44

𝑆𝑆′𝐵 = 𝑆𝑆𝐵 − 𝐷𝐹𝐵 ∗ 𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑆𝑆′𝐵 = 12,400.69 − (2 ∗ 22.45)

𝑆𝑆′𝐵 = 12,355.79

𝑆𝑆′𝐶 = 𝑆𝑆𝐶 − 𝐷𝐹𝐶 ∗ 𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑆𝑆′𝐶 = 4,795.37 − (2 ∗ 22.45)

𝑆𝑆′𝐶 = 4,750.47

𝑆𝑆′𝐷 = 𝑆𝑆𝐷 − 𝐷𝐹𝐷 ∗ 𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑆𝑆′𝐷 = 457.39 − (2 ∗ 22.45)

𝑆𝑆′𝐷 = 412.49

𝑆𝑆′𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑆𝑆𝑡 − (𝑆𝑆′𝐴 + 𝑆𝑆′

𝐵 + 𝑆𝑆′𝐶 + 𝑆𝑆′

𝐷)

𝑆𝑆′𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 19,167.84 − (1,267.44 + 12,355.79 + 4,750.47 + 412.49)

𝑆𝑆′𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 381.65

% Ratio

𝜌𝐴 =𝑆𝑆′𝐴

𝑆𝑆𝑡∗ 100% 𝜌𝐴 =

1,267.44

19,167.84∗ 100% 𝜌𝐴 = 6.61%

𝜌𝐵 =𝑆𝑆′𝐵

𝑆𝑆𝑡∗ 100% 𝜌𝐵 =

12,355.79

19,167.84∗ 100% 𝜌𝐵 = 64.46%

𝜌𝐶 =𝑆𝑆′𝐶

𝑆𝑆𝑡∗ 100% 𝜌𝐶 =

4,750.47

19,167.84∗ 100% 𝜌𝐶 = 24.78%

Page 80: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

67

𝜌𝐷 =𝑆𝑆′𝐷

𝑆𝑆𝑡∗ 100% 𝜌𝐷 =

412.49

19,167.84∗ 100% 𝜌𝐷 = 2.15%

𝜌𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =𝑆𝑆 ′

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑆𝑆𝑡∗ 100% 𝜌𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =

381.65

19,167.84∗ 100%

𝜌𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 1.99%

Dari hasil perhitungan ANOVA dua arah diatas maka diperoleh tabel ANOVA sebagai

berikut :

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan ANOVA Dua Arah Terhadap Mean

SUMBER SS DF MS FHITUNG SS' RATIO

A 1312.34 2 656.17 29.23 1267.44 6.61

B 12400.69 2 6200.345 276.18 12355.79 64.46

C 4795.37 2 2397.685 106.8 4750.47 24.78

D 457.39 2 228.695 10.19 412.49 2.15

ERROR 202.05 9 22.45 1 381.65 1.99

SST 19167.84 17 9505.345 423.4 100

MEAN 1868283.16 1

SS

TOTAL 1887451 18 `

Berdasarkan tabel 4.11 hasil percobaan ANOVA diketahui semua faktor memiliki

pengaruh signifikan terhadap nilai viskositas. Dapat dilihat dari ke empat faktor (A, B,

C, dan D),faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai viskositas adalah faktor B

(jumlah genekyd) yaitu sebesar 64.46 %, dengan presentase eror keseluruhan sebesar

1.99 %.

4.5.6.2 Hasil Perhitungan ANOVA Dua Arah Terhadap Nilai SN Ratio

Sebelum melakukan perhitungan ANOVA terhadap nilai SN Ratio. Berikut adalah

tabel respon nilai SN Ratio dari hasil percobaan taguchi menggunakan Minitab.

Page 81: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

68

Tabel 4.12 Data Respon Nilai SN Ratio

Level A B C D

1 50.42 49.49 49.54 50.11

2 49.90 49.78 50.20 50.34

3 50.03 51.08 50.61 49.90

Delta 0.51 1.60 1.08 0.44

Rank 3 1 2 4

Dari tabel 4.11 diatas, kemudian dilakukan perhitungan ANOVA terhadap nilai SN

Ratio. Adapun langkah- langkah perhitungannya sebagai berikut :

Jumlah Kuadrat/Sum of Square (SS)

𝑆𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∑2

𝑆𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 49.20192 + 50.38322 + 51.66392 + 49.14052 + 50.06062

+ 50.51362 + 50.11652 + 48.89612 + 51.00732

𝑆𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 22612.316

=∑

n

=

49.2019 + 50.3832 + 51.6639 + 49.1405 + 50.0606 + 50.5136+50.1165 + 48.8961 + 51.0073

9

=451.05

9= 50.117

𝑆𝑚 = ∗ 2

𝑆𝑚 = 9 ∗ 50.1172

𝑆𝑚 = 9 ∗ 2,511.714 = 22,605.426

𝑆𝑆𝐴 = 𝑛𝐴1 ∗ 𝐴1 2 + 𝑛𝐴2 ∗ 𝐴2 2 + 𝑛𝐴3 ∗ 𝐴3 2 − 𝑆𝑚

𝑆𝑆𝐴 = (3 ∗ 50.422) + (3 ∗ 49.902) + (3 ∗ 50.032) − 22,605.426

𝑆𝑆𝐴 = 22,605.562 − 22,605.426

𝑆𝑆𝐴 = 0.136

Page 82: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

69

𝑆𝑆𝐵 = 𝑛𝐵1 ∗ 𝐵1 2 + 𝑛𝐵2 ∗ 𝐵2 2 + 𝑛𝐵3 ∗ 𝐵3 2 − 𝑆𝑚

𝑆𝑆𝐵 = (3 ∗ 49.492) + (3 ∗ 49.782) + (3 ∗ 51.082) − 22,605.426

𝑆𝑆𝐵 = 22,609.425 − 22,605.426

𝑆𝑆𝐵 = 3.999

𝑆𝑆𝐶 = 𝑛𝐶1 ∗ 𝐶1 2 + 𝑛𝐶2 ∗ 𝐶2 2 + 𝑛𝐶3 ∗ 𝐶3 2 − 𝑆𝑚

𝑆𝑆𝐶 = (3 ∗ 49.542) + (3 ∗ 50.202) + (3 ∗ 50.612) − 22,605.426

𝑆𝑆𝐶 = 22,606.871 − 22,605.426

𝑆𝑆𝐶 = 1.445

𝑆𝑆𝐷 = 𝑛𝐷1 ∗ 𝐷1 2 + 𝑛𝐷2 ∗ 𝐷2 2 + 𝑛𝐷3 ∗ 𝐷3 2 − 𝑆𝑚

𝑆𝑆𝐷 = (3 ∗ 50.112) + (3 ∗ 50.342) + (3 ∗ 49.902) − 22,605.426

𝑆𝑆𝐷 = 22,605.413 − 22,605.426

𝑆𝑆𝐷 = −0.013

𝑆𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑆𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑆𝑚 − (𝑆𝑆𝐴 + 𝑆𝑆𝐵 + 𝑆𝑆𝐶 + 𝑆𝑆𝐷)

𝑆𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 22612.316 − 22,605.426 − (0.136 + 3.999 + 1.445 + (−0.013))

𝑆𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 1.323

𝑆𝑆𝑡 = 𝑆𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 + (𝑆𝑆𝐴 + 𝑆𝑆𝐵 + 𝑆𝑆𝐶 + 𝑆𝑆𝐷)

𝑆𝑆𝑡 = 1.323 + (0.136 + 3.999 + 1.445 + (−0.013))

𝑆𝑆𝑡 = 6.89

Page 83: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

70

Derajat Kebebasan (Df)

𝐷𝐹𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 − 1

Maka : 𝐷𝐹𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 − 1

𝐷𝐹𝐴𝐵𝐶𝐷 = 3 − 1

𝐷𝐹𝐴𝐵𝐶𝐷 = 2

𝐷𝐹𝑆𝑆𝑡 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 − 1

𝐷𝐹𝑆𝑆𝑡 = 18 − 1

𝐷𝐹𝑆𝑆𝑡 = 17

𝐷𝐹𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝐷𝐹𝑆𝑆𝑡 − 𝐷𝐹𝐴 − 𝐷𝐹𝐵 − 𝐷𝐹𝐶 − 𝐷𝐹𝐷

𝐷𝐹𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 17 − 2 − 2 − 2 − 2

𝐷𝐹𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 9

Rata-rata Jumlah Kuadrat/Mean of Square (MS)

𝑀𝑆𝐴 =𝑆𝑆𝐴

𝐷𝐹𝐴 𝑀𝑆𝐴 =

0.136

2 𝑀𝑆𝐴 = 0.068

𝑀𝑆𝐵 =𝑆𝑆𝐵

𝐷𝐹𝐵 𝑀𝑆𝐵 =

3.999

2 𝑀𝑆𝐵 = 1.9995

𝑀𝑆𝐶 =𝑆𝑆𝐶

𝐷𝐹𝐶 𝑀𝑆𝐶 =

1.445

2 𝑀𝑆𝐶 = 0.7225

𝑀𝑆𝐷 =𝑆𝑆𝐷

𝐷𝐹𝐷 𝑀𝑆𝐷 =

−0.013

2 𝑀𝑆𝐷 = −0.0065

𝑀𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =𝑆𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟

𝐷𝐹𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑀𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =

1.323

9 𝑀𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 0.147

𝑀𝑆𝑆𝑆𝑡 = 𝑀𝑆𝐴 + 𝑀𝑆𝐵 + 𝑀𝑆𝐶 + 𝑀𝑆𝐷 + 𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑀𝑆𝑆𝑆𝑡 = 0.068 + 1.9995 + 0.7225 + (−0.0065) + 0.147

𝑀𝑆𝑆𝑆𝑡 = 0.931

Page 84: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

71

F Ratio

𝐹𝐴 =𝑀𝑆𝐴

𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐹𝐴 =

0.068

0.147 𝐹𝐴 = 0.463

𝐹𝐵 =𝑀𝑆𝐵

𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐹𝐵 =

1.9995

0.147 𝐹𝐵 = 13.602

𝐹𝐶 =𝑀𝑆𝐶

𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐹𝐶 =

0.7225

0.147 𝐹𝐶 = 4.915

𝐹𝐷 =𝑀𝑆𝐷

𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐹𝐷 =

−0.0065

0.147 𝐹𝐷 = −0.044

𝐹𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =𝑀𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐹𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =

0.147

0.147 𝐹𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 1

𝐹𝑆𝑆𝑡 = 𝐹𝐴 + 𝐹𝐵 + 𝐹𝐶 + 𝐹𝐷 + 𝐹𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝐹𝑆𝑆𝑡 = 0.463 + 13.602 + 4.915 + (−0.044) + 1

𝐹𝑆𝑆𝑡 = 19.936

Pure Sum of Square (SS’)

𝑆𝑆′𝐴 = 𝑆𝑆𝐴 − 𝐷𝐹𝐴 ∗ 𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑆𝑆′𝐴 = 0.136 − (2 ∗ 0.147)

𝑆𝑆′𝐴 = −0.158

𝑆𝑆′𝐵 = 𝑆𝑆𝐵 − 𝐷𝐹𝐵 ∗ 𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑆𝑆′𝐵 = 3.999 − (2 ∗ 0.147)

𝑆𝑆′𝐵 = 3.705

𝑆𝑆′𝐶 = 𝑆𝑆𝐶 − 𝐷𝐹𝐶 ∗ 𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑆𝑆′𝐶 = 1.445 − (2 ∗ 0.147)

𝑆𝑆′𝐶 = 1.151

𝑆𝑆′𝐷 = 𝑆𝑆𝐷 − 𝐷𝐹𝐷 ∗ 𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑆𝑆′𝐷 = −0.013 − (2 ∗ 0.147)

𝑆𝑆′𝐷 = −0.307

𝑆𝑆′𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑆𝑆𝑡 − (𝑆𝑆′𝐴 + 𝑆𝑆′

𝐵 + 𝑆𝑆′𝐶 + 𝑆𝑆′

𝐷)

𝑆𝑆′𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 6.89 − (−0.158 + 3.705 + 1.151 + (−0.307))

Page 85: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

72

𝑆𝑆′𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 2.499

% Ratio

𝜌𝐴 =𝑆𝑆′𝐴

𝑆𝑆𝑡∗ 100% 𝜌𝐴 =

−0.158

6.89∗ 100% 𝜌𝐴 = −2.29%

𝜌𝐵 =𝑆𝑆′𝐵

𝑆𝑆𝑡∗ 100% 𝜌𝐵 =

3.705

6.89∗ 100% 𝜌𝐵 = 53.77%

𝜌𝐶 =𝑆𝑆′𝐶

𝑆𝑆𝑡∗ 100% 𝜌𝐶 =

1.151

6.89∗ 100% 𝜌𝐶 = 16.71%

𝜌𝐷 =𝑆𝑆′𝐷

𝑆𝑆𝑡∗ 100% 𝜌𝐷 =

−0.307

6.89∗ 100% 𝜌𝐷 = −4.46%

𝜌𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =𝑆𝑆 ′

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟

𝑆𝑆𝑡∗ 100% 𝜌𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =

2.449

6.89∗ 100%

𝜌𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 35.54%

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan ANOVA Dua Arah Terhadap Nilai SN Ratio

SUMBER SS DF MS F HITUNG SS' RATIO

A 0.136 2 0.068 0.463 -0.158 -2.29

B 3.999 2 1.9995 13.602 3.705 53.77

C 1.445 2 0.7225 4.915 1.151 16.71

D -0.013 2 -0.0065 -0.044 -0.307 -4.46

ERROR 1.323 9 0.147 1 2.499 35.54

SST 6.89 17 0.931 19.936 100

MEAN 22,605.43 1

SS TOTAL 22612.316 18 `

Dari hasil perhitungan ANOVA diatas (tabel 4.13), maka untuk nilai SN Ratio

menunjukan bahwa % kontribusi pada nilai eror sebesar 35.54% yang berarti semua

faktor signifikan mempengaruhi variasi nilai viskositas yang telah dimasukan ke dalam

eksperimen ini, dimana syarat untuk metode taguchi untuk % kontribusi yaitu ≤ 50%.

Persentase kontribusi yang paling besar adalah faktor B (jumlah genekyd) sebesar

Page 86: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

73

53.77%. Sehingga faktor B memberikan pengaruh paling besar terhadap nilai

viskositas pada produk cat solvent based.

4.5.7 Percobaan Konfirmasi

Dari hasil percobaan metode taguchi, diperoleh nilai viskoitas yang paling optimal

yaitu pada percobaan ke Sembilan karena nilai viskositas yang didapatkan paling

mendekati dengan target standar produk cat solent based yaitu 350 Cp. Berikut adalah

tabel percobaan dengan metode taguchi.

Tabel 4.14 Tabel Hasil Percobaan Taguchi

No

Percobaan

Variable Factor Hasil Percobaan (cP) Faktor

A

Faktor

B

Faktor

C

Faktor

D V1 V2

1 1 1 1 1 286 291

2 1 2 2 2 332 329

3 1 3 3 3 384 382

4 2 1 2 3 283 290

5 2 2 3 1 315 322

6 2 3 1 2 334 337

7 3 1 3 2 321 320

8 3 2 1 3 280 277

9 3 3 2 1 356 360

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui pada percobaan ke Sembilan digunakan sebagai nilai

acuan untuk uji konfirmasi. Hal ini disebabkan nilai viskositas pada percobaan ke

Sembilan paling mendekati dengan target standar spesifiksi dari perusahaan. Pada tabel

4.15 dibawah ini merupakan nilai faktor dan level dari eksperimen ke Sembilan.

Tabel 4.15 Level Optimum dari Faktor

Variabel Faktor Lambang

Faktor

Level

Optimum

Lambang

Level Faktor Satuan

Jumlah White Spirit A 26.01% 3 Kg

Jumlah Genekyd B 56.07% 3 Kg

Jumlah TIO2 C 18.78% 2 Kg

Temperatur D 45 1 ° C

Page 87: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

74

Pada tabel 4.15 merupakan faktor dan level yang paling optimal, pada tahap berikutnya

adalah mendapatkan persetujuan dari semua pihak yang terkait untuk

mengaplikasikannya ke dalam proses produksi cat solvent based. Proses konfirmasi

percobaan ini dilakukan bersamaan dengan adanya jadwal produksi. Pada proses

konfirmasi percobaan tahapan serta perlakuan sama dengan existing (aktual yang

berjalan dilapangan) sehingga dapat dipastikan tingkat perbedaan uji konfirmasi dan

produksi existing. Berikut hasil percobaan konfirmasi untuk produk cat solvent based.

Tabel 4.16 Tabel Hasil Percobaan Konfirmasi

No. Production Date Batch No. Quantity

(Liter)

Viscosity ( Cp )

V1 V2

1 24-Feb-17 DK2354182 4,500 336 334

2 27-Feb-17 DK2454467 4,500 348 346

3 27-Feb-17 DK4158111 4,500 354 350

4 28-Feb-17 DK4158248 2,800 375 376

5 6-Mar-17 DK4358478 2,800 350 355

6 7-Mar-17 DK4659272 1,000 322 325

7 9-Mar-17 DK4759517 2,500 312 308

8 9-Mar-17 DK0662246 1,500 319 322

9 10-Mar-17 DK0962745 2,800 334 331

10 14-Mar-17 DK1263472 6,000 346 353

11 16-Mar-17 DK1564240 2,800 355 357

12 17-Mar-17 DK2165585 2,800 336 332

13 20-Mar-17 DK3267577 2,800 350 354

14 21-Mar-17 DK3668467 1,500 347 349

15 23-Mar-17 DK5163054 1,500 386 381

16 24-Mar-17 DK0173483 2,500 387 385

17 27-Mar-17 DK5163055 2,800 368 373

18 29-Mar-17 DK0173383 4,500 350 349

19 30-Mar-17 DK0173385 4,500 300 304

20 31-Mar-17 DK5163057 4,500 305 301

Data hasil percobaan konfirmasi didapatkan dari hasil pengambilan data selama 2 bulan

yaitu dari bulan februari – Maret 2017. Kemudian data tersebut digunakan untuk dibuat

Page 88: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

75

peta kendali X- bar dan R, untuk melihat apakah nilai viskositas pada proses produksi

cat solvent based sudah terkendali secara statistik.

Tabel 4.17 Data Nilai X-Bar dan R Hasil Percobaan Konfirmasi

No. Production

Date Batch No.

Quantity

(Liter)

Viscosity ( Cp ) X- Bar R

V1 V2

1 24-Feb-17 DK2354182 4500 336 334 335 2

2 27-Feb-17 DK2454467 4500 348 346 347 2

3 27-Feb-17 DK4158111 4500 354 350 352 4

4 28-Feb-17 DK4158248 2800 375 376 375.5 1

5 6-Mar-17 DK4358478 2800 350 355 352.5 5

6 7-Mar-17 DK4659272 1000 322 325 323.5 3

7 9-Mar-17 DK4759517 2500 312 308 310 4

8 9-Mar-17 DK0662246 1500 319 322 320.5 3

9 10-Mar-17 DK0962745 2800 334 331 332.5 3

10 14-Mar-17 DK1263472 6000 346 353 349.5 7

11 16-Mar-17 DK1564240 2800 355 357 356 2

12 17-Mar-17 DK2165585 2800 336 332 334 4

13 20-Mar-17 DK3267577 2800 350 354 352 4

14 21-Mar-17 DK3668467 1500 347 349 348 2

15 23-Mar-17 DK5163054 1500 386 381 383.5 5

16 24-Mar-17 DK0173483 2500 387 385 386 2

17 27-Mar-17 DK5163055 2800 368 373 370.5 5

18 29-Mar-17 DK0173383 4500 350 349 349.5 1

19 30-Mar-17 DK0173385 4500 300 304 302 4

20 31-Mar-17 DK5163057 4500 305 301 303 4

,Setelah diperoleh hasil perhitungan X-Bar dan R-Bar selanjutnya adalah membuatkan

peta kendali dengan menggunakan software minitab. Maka didapat hasil sebagai

berikut :

Page 89: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

76

Gambar 4.15 Peta Kendali X- Bar Setelah Perbaikan

Pada peta kendali X-bar (gambar 4.15) dari produk cat solvent based diketahui nilai

CL nya adalah 344.1 cP, nilai LCL adalah 299.5, dan nilai UCL adalah 388.80.

Berdasarkan peta kendali X-bar tersebut menunjukan bahwa nilai viskositas produk cat

solvent based sudah terkendali secara statistik. Karena tidak ada nilai viskositas yang

berada diluar batas UCL dan LCL.

Gambar 4.16 Peta Kendali R Setelah Perbaikan

Page 90: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

77

Peta kendali R- bar pada tabel 4.16 menunjukan CL adalah 2.96, LCL adalah 0, dan

UCL adalah 9.68. Variasi konfirmasi data sudah terkendali secara statistik yang

ditandai pada peta kendali R- bar sudah tidak ada titik yang diluar LCL dan UCL.

4.5.8 Kapabilitas Proses Setelah Perbaikan

Uji kapabilitas proses dilakukan untuk melihat apakah ada peningkatan kapabilitas

proses setelah adanya perbaikan dengan menggunakan metode taguchi. Untuk

melakukan pengujian digunakan data hasil uji konfirmasi nilai viskosita produk cat

solvent based. Dimana telah diketahui sebelumnya bahwa standar nilai viskoitas yaitu

200 cP – 450 cP, dengan target adalah 350 cP. Berikut adalah.

Indeks Kapabilitas Proses (Cp) Setelah Perbaikan

Cp = USL − LSL

6 σ

Nilai standar deviasi (𝜎) = 24.7483 (dari perhitungan lampiran 2.2), maka :

Cp = 450 − 200

6 (24.7483)

Cp = 250

148.4898 Cp = 1.68

Dari hasil perhitungan indeks kapabilitas proses Cp = 1.68 maka dapat disimpulkan

bahwa Cp > 1, proses pembuatan cat solvent based dikatakan capable karena mampu

memenuhi batas spesifikasi.

Indeks Kapabilitas Proses (Cpk)

Cpk = min {USL − μ

3σ,μ − LSL

3σ}

𝜇 = �� = 344.1

𝜎 = 24.7483 , maka

Page 91: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

78

Cpk = min { USL − μ

3σ ,

μ − LSL

3σ }

Cpk = min { 450 − 344.1

3(24.7483 ) ,

344.1 − 200

3(24.7483 ) }

Cpk = min { 105.9

74.2449 ,

144.1

74.2449 }

Cpk = min { 1.43 , 1.94}

Cpk = 1.43

Dari hasil perhitungan indeks kapabilitas proses Cpk = 1.43 maka dapat disimpulkan

bahwa Cp > 1, proses pembuatan cat solvent based dikatakan terkendali. Berikut adalah

gambar kapabilitas proses setelah perbaikan.

Gambar 4.17 Kapabilitas Proses Setelah Perbaikan

Berdasarkan nilai indeks kapabilitas proses yang didapatkan yaitu Cp dan Cpk > 1,

maka proses pembuatan cat solvent based dikatakan capable. Karena rata – rata proses

dan distribusi proses mampu memenuhi batas spesifikasi dan nilai Cpk menunjukan

bahwa batas six sigma seluruhnya berada didalam batas spesifikasi dan juga terdapat

peningkatan kualitas setelah dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode

taguchi.

Page 92: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

79

4.5.9 Persentase RFT Setelah Perbaikan

Setelah dilakukan analisa dan perbaikan terhadap faktor- faktor yang membuat

persentase produk RFT rendah dengan menggunakan metode taguchi, maka didapatkan

data penurunan jumlah faktor yang mempengaruhi produk RFT.

Tabel 4.18 Data Persentase Faktor Produk Non RFT (Setelah Perbaikan)

Month Total

Batch

Batch

RFT

Batch

Non

RFT

ADJUSTMENT

Dilution CS Drier CM Process

Feb'17 567 456 111 21 38 17 31 4

Mar'17 710 588 122 17 42 11 38 14

TOTAL

(Batch) 1277 1044 233 38 80 28 69 18

Persentase fatktor penyebab Produk Tidak

RFT 16.31% 34.33%

12.02

% 29.61% 7.73%

Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah proses adjustman

dillution menjadi 38 batch atau sekitar 16.31% selama dua bulan terakhir. Hal ini

terjadi setelah dilakukannya perbaikan pada fakator – faktor yang mempengaruhi nilai

viskositas dan didapatkannya level optimum untuk setiap faktor. Adpun persentase

produk RFT dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.19 Data Persentase Produk RFT (Setelah Perbaikan)

Month Total Batch Batch

RFT

Batch

Non

RFT

Persesentase

RFT Target

Feb'17 567 456 111 80.42% 80%

Mar'17 710 588 122 82.82% 80%

TOTAL (Batch) 1277 1044 233 81.62% 80%

Page 93: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

80

Besarnya persentase jumlah produk RFT dalam 2 bulan terakhir setelah dilakukan

perbaikan proses yaitu bulan Februari adalah 80.42%, dan bulan Maret adalah 82.82%.

sehingga didapatkan jumlah rata- rata persentase produk RFT selama 2 bulan terakhir

adalah 81.62%. Hasil ini menunjukan bahwa persentase produk RFT setelah dilakukan

perbaikan dapat memenuhi target perusahaan yaitu sebesar 80%. Hal ini disebabkan

karena adanya penurunan jumlah faktor yang mempengaruhi persentase produk RFT

setelah dilakukannya perbaikan. Adapun faktor yang mengalami penurunan adalah

dilution dari yang sebelumnya sebesar 37.92% menjadi 16.31%

Page 94: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa :

a. Beberapa faktor yang membuat produk tidak RFT yaitu dilution, adjust Color

Strength (CS), Color Matching (CM), adjust drier dan adjust proses. Dari ke empat

faktor tersebut, faktor dilution lah yang paling banyak membuat produk cat solvent

based tidak RFT dengan jumlah persentase 37.92%. Proses dilution ini berhubungan

dengan Viskositas. Maka diketahui faktor- faktor yang mempengaruhi nilai

viskositas pada produk cat solvent based adalah faktor B (jumlah genekyd) yang

paling berpengaruh, hasil ini dibuktikan pada hasil perhitungan ANOVA terhadap

mean.

b. Diperoleh setting level optimum untuk masing- masing faktor dengan menggunakan

metode taguchi yaitu :

Tabel 5.1 Level Optimum dari Faktor

Variabel Faktor Lambang Level Optimum Lambang Satuan

Jumlah White

Spirit A 26.01 % 3 Kg

Jumlah Genekyd B 56.07 % 3 Kg

Jumlah TIO2 C 18.78 % 2 Kg

Temperatur D 45 1 ° C

c. Setelah dilakukan perbaikan dan diterapkannya hasil percobaan dengan metode

taguchi. Maka nilai Cp dan Cpk dari proses pembuatan cat solvent based mengalami

peningkatan menjadi 1.68 (Cp) dan 1.43 (Cpk), dimana sebelum ada perbaikan nilai

Cp dan Cpk nya adalah 0.29 dan 0.18.

Page 95: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

82

d. Berdasarkan latar belakang masalah yang dihadapi maka diketahui jumlah

persentase produk RFT sebelum dan sesudah perbaikan yaitu sebagai berikut.

Tabel 5.2 Persentase Produk RFT Sebelum Perbaikan

Month Total Batch Batch

RFT

Batch

Non

RFT

Persesentase

RFT Target

Sept' 16 522 381 141 72.99% 80%

Okt' 16 677 503 174 74.30% 80%

Nov' 16 546 424 122 77.66% 80%

Des' 16 605 465 140 76.86% 80%

Jan' 17 639 494 145 77.31% 80%

TOTAL (Batch) 2989 2267 722 75.84% 80%

Tabel 5.3 Persentase Produk RFT Setelah Perbaikan

Month Total Batch Batch

RFT

Batch

Non

RFT

Persesentase

RFT Target

Feb'17 567 456 111 80.42% 80%

Mar'17 710 588 122 82.82% 80%

TOTAL (Batch) 1277 1044 233 81.62% 80%

Dari tabel 5.1 dan tabel 5.2 diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase produk

RFT sebesar 5.78% yaitu dari sebelumnya sebesar 75.84% setelah dilakukan perbaikan

menjadi 81.62%. Sehingga setelah dilakukan perbaikan target perusahaan dapat

tercapai atau terpenuhi.

Page 96: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

83

5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya adalah dengan melakukan analisa terhadap faktor-

faktor lain yang berpengaruh pada jumlah produk RFT yang belum dilakukan

pada penelitian ini.

2. Pihak perusahaan diharapkan melakukan pengawasan dan mempatenkan hasil

jumlah level optimum yang didapatkan pada formulasi.

Page 97: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

84

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi dan Produksi. Jakarta

Belavendram, N. 1995, Quality by Design: Taguchi Techniques for Industrial Experi -

Mentation, Prentice Hall, Singapore.

Feigenbaum, Armand. V. 1991. Total Quality Control. Third Edition. Mc Grow Hill

Book. Singapore.

Feigenbaum, A. V. 2002. Total Quality Control. Mc Graw-Hill Companies. USA.

Freeman, S dan Allman, Barbara . 2010. Menjadi Guru Kreatif. Jogjakarta: Golden

Book.

Gitlow, H., S. Gitlow, A. Oppenhiem, and R. Oppenheim. 1989. Tools and Methods

For The Improvement of Quality. Homewood. IL, Richard D. Irwin.

Ishikawa, Kaoru, Dr. 1980, Guide to Quality Control. Second Edition. Asian

Productivity Organization. Tokyo.

Juran, J.M. 1986. Juran on Leadership for Quality, The Free Press, MacMillan,Inc. E.

Nugroho (penterjemah). 1995. Kepemimpinan Mutu. Pustaka Binaman

Pressindo, Jakarta.

Mitra, Amitava, 2008. Fundamental of Quality Control and Improvement, Third

Edition , New Jersey.

Montgomery, D.C. 2004. Introduction to Statistical Control Quality Control. 5th

Edition. Hoboken NJ: Wiley.

Muis, Saludin. 2014. Metodologi Six Sigma: Teori dan Aplikasi di Lingkungan

Pabrikasi, Graha Ilmu.

Pahlevy. 2010. Pengertian Flow Chart dan Definisi Data. Jakarta.

Peace, GS. 1993. Taguchi Method a Hands On Approach Massachursetsa. Addision

Wesley Publishing Company.

Phadke, S. M. 1989. Quality Engineering Using Robust Design, Prentice Hall,

Englewood Cliffs, NJ.

Prawirosentono, Suryadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu

Abad 21. Jakarta: Bumi Akasara.

Page 98: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

85

Song, Michal and Parry, Mark E. 1997. A Cross National Comperative Study of New

Product Development Process: Japan & The US.

Sutikno, M Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Prospect. Bandung.

Taguchi, Genichi, Chowdhury, Subir, and Wu Yuin. 2005. Taguchi’s Quality

Engineering Handbook, John Wiley & Sons, Inc, New Jersey.

Zeithami, Valerie A, 1996, Measuring The Quality of Relationship in Customer.

Journal of Marketing.

Page 99: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

86

LAMPIRAN

Page 100: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

87

LAMPIRAN 1

Page 101: ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS …

88

LAMPIRAN 2

2.1 Standar Deviasi Sebelum Perbaikan

𝝈 = √𝑛 ∑ 𝑋𝑖

2−(∑ 𝑋12) 𝑛

𝑖=1𝑛𝑖=1

𝑛(𝑛−1)

Diketahui, n = 30

∑ (𝑋𝑖)2 = 𝑛

𝑖=1 ( 11,100.5 )2 = 123,221,100.25

(∑ X12) = 4,702,157.75

n

i=1

𝝈 = √(30 ∗ 4,702,157.75) − 123,221,100.25

30(30 − 1)

= √17,843,632.5

870= √20509.92 = 143.21

2.2 Standar Deviasi Setelah Perbaikan

𝝈 = √𝒏 ∑ 𝑿𝒊

𝟐−(∑ 𝑿𝟏𝟐) 𝒏

𝒊=𝟏𝒏𝒊=𝟏

𝒏(𝐧−𝟏)

Diketahui, n = 20

∑ (𝑋𝑖)2 = 𝑛

𝑖=1 ( 6,882.5)2 = 47,368,806.25

(∑ X12) = 2,379,775.25

n

i=1

𝝈 = √(20∗ 2,379,775.25)−47,368,806.25

20(20−1)

= √226,697.75

380

= √612.478 = 24.7483