analisis pengujian kinerja minyak isolasi pada
TRANSCRIPT
Analisis Pengujian Kinerja Minyak Isolasi Pada Transformator Tenaga
70kV
Stefan Heryanto
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Tel: (021) 78888805. Fax: (021) 78885656
Email: [email protected]
Abstrak
Transformator merupakan salah satu peralatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem tenaga listrik.
Transformator berfungsi untuk mengubah level tegangan dari daya yang dialirkan tanpa merubah frekuensi
tegangan tersebut. Salah satu jenis dari transformator adalah transformator tenaga. Transformator tenaga
merupakan transformator yang berfungsi sebagai penyalur daya dari pembangkit ke sistem tenaga listrik. Disini
penulis mengambil contoh minyak isolasi dari transformator tenaga yang digunakan untuk transmisi tenaga
listrik dengan rating 70 kV. Banyak pengujian yang dapat dilakukan pada minyak transformator untuk
mengetahui karakteristik minyak transformator tersebut. Pengujian-pengujian secara garis besar dibagi menjadi
pengujian karakteristik dan analisis gas terlarut. Pengujian karakteristik yang digunakan penulis antara lain
adalah pengujian tegangan tembus, pengujian tegangan antar muka, pengujian kadar air, pengujian kadar asam
(angka kenetralan), dan pengujian warna. Pengujian yang kedua dilakukan dengan metode analisis gas terlarut.
Metode ini digunakan untuk mengukur berapa banyak gas yang terlarut di dalam minyak transformator tersebut.
Gas-gas yang terdeteksi merupakan indikasi dari terjadinya suatu kerusakan didalam transformator sehingga
dengan melihat gas mana yang jauh melebihi batas kita dapat mengetahui kerusakan apa yang ada pada
transformator. Berdasarkan analisis dari data-data pengujian tersebut akan ditentukan tindakan yang akan
dilakukan pada setiap transformator.
Insulation Oil Performance Testing Analysis on 70 kV Power Transformer
Abstract
Transformer is one of many tools that can not be separated from a power system. Transformer is used to change
the voltage level of the transmitted power without changing its frequency level. One example of transformer is a
power transformer. Power transformer is a transformer that serves as a supplier of power generation to the
power system. Here the authors take the example of the insulating oil of power transformers used for electric
power transmission with a rating of 70 kV. Many tests that can be performed on transformer oil to know the
characteristics of the transformer oil. Oil tests broadly divided into characteristics tests and dissolved gas
analysis. Testing characteristics used by the author, among others, is the breakdown voltage, interfacial tension,
water level, acid levels (neutrality number), and color. The second test was conducted using dissolved gas
analysis. This method is used to measure how much gas is dissolved in the transformer oil. The gases that were
detected point out the occurrence of a fault in the transformer so we can know that there is damage to the
transformer when the detected gas is beyond the limit. Based on the analysis of the test data, we must take
specified action on each transformer.
Keywords: power transformers; transformer oil; characteristics test; dissolved gas analysis
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
Pendahuluan
Pada suatu sistem tenaga listrik, tidak dipungkiri lagi pentingnya kegunaan dari suatu alat
yang dinamakan dengan Transformator. Transformator merupakan alat yang berfungsi untuk
mengubah besar dari tegangan dan arus listrik yang dialirkan ke transformator tersebut tanpa
mengubah daya dan frekuensi listriknya. Salah satu jenis dari transformator adalah
transformator tenaga. Baik transformator ataupun transformator tenaga tidak akan lepas dari
kemungkinan mengalami kondisi abnormal. Pemicu ketidak-normalan tersebut dapat berasal
dari akibat penuaan minyak isolasi dan bagian-bagian di dalam transformator itu sendiri
ataupun akibat dari gangguan yang terjadi pada sistem.
Dari studi yang dilakukan oleh US Inspection and Insurance Companies, 10% kegagalan dari
transformator tenaga disebabkan oleh pengurangan kualitas bahan isolasi dan kegagalan
internal overload dalam lilitan tegangan tinggi yang disebabkan oleh penambahan endapan.
Peralatan isolasi transformator tenaga ini sendiri terdiri dari isolasi cair (minyak) dan isolasi
padat (kertas). Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya kerusakan pada transformator,
diperlukanlah adanya pengujian berbagai macam faktor pada isolasi transformator.
Tinjauan Teoritis
Minyak transformator merupakan sebuah bagian yang penting dari suatu transformator.
Secara garis besar, fungsi dari minyak transformator dibagi menjadi 3, yaitu sebagai isolasi
antar bagian-bagian yang berada di dalam tangki transformator, sebagai pendingin dengan
cara mensirkulasi panas pada bagian tertentu transformator, dan sebagai pemadam busur api
yang terjadi dalam tangki transformator. Oleh karena itu, minyak transformator harus
memenuhi beberapa syarat utama agar dapat memenuhi fungsi-fungsi diatas, antara lain
adalah mempunyai tegangan tembus yang tinggi, memiliki berat jenis rendah, memiliki
viskositas rendah, memiliki titik nyala yang tinggi, tidak bersifat asam, dan yang terakhir
adalah memiliki sifat kimia yang stabil. Minyak transformator terdiri dari dua jenis, yaitu
mineral dan sintetis. Minyak mineral merupakan minyak yang berbahan dasar dari hasil
pengolahan minyak bumi. Sedangkan minyak sintetis merupakan minyak isolasi buatan yang
lebih bagus secara kualitas daripada minyak mineral, namun minyak sintetis beracun dan
dapat melukai manusia. Berikut adalah contoh minyak transformator berdasarkan jenisnya.
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
Tabel 1. Contoh Minyak Transformator berdasarkan jenisnya
Minyak Mineral Minyak Sintetis
Diala C, B (USA) Aroclor (USA)
Univolt (Esso) Clopen (Jerman)
Nynas (Swedia) Phenoclor (Prancis)
Mictrans (Jepang) Pyroclor (UK)
Sun Ohm-MU (Korea) Fenclor (Italia)
Petromin (Dubai) Pyralene (Prancis)
BP-Energol (UK) Pyranol (USA)
Metode Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, eksperimen, dan analisis.
Analisis dilakukan dengan cara membandingkan data yang diambil dengan eksperimen
dengan standar yang umum dipakai, lalu menganalisanya dengan dasar teori yang telah
dikumpulkan. Eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pengujian. Berikut
adalah pengujian minyak transformator yang dilaksanakan dalam penelitian ini.
1. Warna
Warna minyak isolasi trafo akan berubah seiring penuaan yang terjadi pada minyak dan
dipengaruhi oleh material material pengotor seperti karbon. Pengujian minyak pada dasarnya
membandingkan warna minyak terpakai dengan minyak yang baru. Warna dilihat untuk
mendeteksi kecepatan penurunan atau kontaminasi yang serius.
Tabel 2. Parameter Warna Minyak Transformator menurut S. D. Myers
Warna
Bagus Buruk
< 3,5 > 3,5
2. Kadar Air
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai kandungan air dalam minyak isolasi.
Kandungan air dan oksigen yang tinggi akan mengakibatkan korosi, menghasilkan asam,
endapan dan cepat menurunkan usia transformator. Adapun satuan dari hasil pengujian ini
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
adalah ppm (part per million) yang didapat dari perbandingan antara banyaknya kadar air
dalam mg terhadap 1 kg minyak.
Tabel 3. Parameter Kadar Air Minyak Transformator berdasarkan IEC 60422
3. Tegangan Antar Muka
Pengujian ini mengukur tegangan antar permukaan minyak dengan air. Nilai IFT ini
dipengaruhi oleh banyaknya partikel-partikel kecil hasil oksidasi minyak dan kertas. Oksidasi
akan menghasilkan air dalam minyak, meningkatkan nilai keasaman minyak dan pada kondisi
tertentu akan menyebabkan pengendapan.
Tabel 4. Parameter Tegangan Antar Muka Minyak Transformator berdasarkan IEC 60422
4. Kadar asam
Minyak yang rusak akibat oksidasi akan menghasilkan senyawa asam yang akan menurunkan
kualitas kertas isolasi pada trafo. Asam ini juga dapat menjadi penyebab proses korosi pada
tembaga dan bagian trafo yang terbuat dari bahan metal. Proses oksidasi pada kertas dan
minyak akan menghasilkan asam. Kadar asam dipresentasikan dengan angka kenetralan.
Angka kenetralan itu sendiri merepresentasikan jumlah kalium hidroksida (KOH) yang
dibutuhkan (dalam mg) untuk menetralkan 1 gram minyak sample. Semakin banyak KOH
yang dibutuhkan, maka semakin asam minyak dan semakin besar pula angka kenetralannya.
Kategori
tegangan
Kadar air (ppm)
Bagus Cukup Buruk
500 kV < 5 5 – 10 > 10
150 kV < 5 5 – 15 > 15
70 kV < 10 10 - 25 > 25
Tegangan antar muka (mN/m)
Bagus Cukup Buruk
> 28 22 - 28 < 22
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
Tabel 5. Parameter Kadar Asam Minyak Transformator berdasarkan IEC 60422
5. Tegangan tembus
Pengujian tegangan tembus dilakukan untuk mengetahui kemampuan minyak isolasi dalam
menahan stress tegangan. Minyak yang jernih dan kering akan menunjukan nilai tegangan
tembus yang tinggi. Oleh karena itu, pengujian ini juga berhubungan dengan warna minyak
transformator. Air dan partikel solid, apalagi gabungan antara keduanya dapat menurunkan
tegangan tembus secara dramatis. Dengan kata lain pengujian ini dapat menjadi indikasi
keberadaan kontaminan seperti kadar air dan partikel. Rendahnya nilai tegangan tembus
dapat mengindikasikan keberadaan salah satu kontaminan tersebut, dan tingginya tegangan
tembus belum tentu juga mengindikasikan bebasnya minyak dari semua jenis kontaminan.
Tabel 6. Parameter Tegangan Tembus Minyak Transformator berdasarkan IEC 60422
6. Analisis gas terlarut
DGA merupakan salah satu metode analisis yang melihat perubahan unsur dari minyak
transformator. Saat terjadi ketidak-normalan, maka minyak isolasi yang merupakan rantai
hidrokarbon akan terurai akibat energi yang dihasilkan dari ketidak-normalan tersebut dan
membentuk gas-gas hidrokarbon yang terlarut dalam minyak transformator itu sendiri. DGA
ini pada dasarnya adalah proses menghitung kadar dari gas-gas hidrokarbon yang telah
disebutkan sebelumnya. Dari kadar gas yang telah didapat inilahdapat kita prediksi dampak
apakah yang akan timbul akibat ketidak-normalan yang terjadi.
Kategori
tegangan
Angka kenetralan (mg KOH/gr)
Bagus Cukup Buruk
500 kV < 0,1 0,1 - 0,15 > 0,15
150 kV < 0,1 0,1 - 0,2 > 0,2
70 kV < 0,15 0,15 - 0,3 > 0,3
Kategori
tegangan
Tegangan Tembus Minyak (kV)
Bagus Cukup Buruk
500 kV > 60 50 - 60 < 50
150 kV > 50 40 - 50 < 40
70 kV > 40 30 - 40 < 30
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
Interpretasi data dari analisis gas terlarut yang paling mudah adalah dengan menggunakan
metode key gas dan metode TDCG (Total Dissolved Combustible Gas). Analisa dengan
metode TDCG dilakukan dengan melihat jumlah (ppm) dari gas-gas kunci yang terlarut di
dalam minyak transformator. Gas-gas kunci tersebut adalah H2 (Hidrogen), CO (Carbon
monoksida), CH4 (Methane), C2H2 (Acetylene), C2H4 (Ethylene), dan C2H6 (Ethane).
Standar Pengujian Dissolved Gas Analysis ditentukan dalam IEEE Std C57.104-2008.
Tabel 7. Batasan Gas Terlarut dalam Minyak Transformator berdasarkan IEEE C57.104
Jenis Gas Batasan (ppm)
hidrogen (H2) 100
metana (CH4) 120
karbon monoksida (CO) 350
etilen (C2H4) 50
etana (C2H6) 65
asetilen (C2H2) 35
TDCG normal 720
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
Mulai
Pengambilan
Sampel
Minyak
Pengujian
Sampel
Minyak
6. Analisis
Gas
Terlarut
Data
Primer
Analisis Data
Primer
Minyak memenuhi
standar
1. Warna 2. Kadar Air 3. Kadar Asam4. Tegangan
Antar muka
5. Tegangan
Tembus
Transformator
dapat beroperasi
normal
Uji ulang
Minyak
dibawah
standar
Transformator di
maintenance
Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Pengujian dan Analisis Minyak Transformator
7. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam melakukan pengambilan minyak dengan botol, ada beberapa tahapan penting yang
harus diperhatikan agar sampel minyak yang diuji tidak berubah karakteristiknya.
1. Buang beberapa mL minyak pada bagian ujung kran pengambilan contoh.
2. Bilas botol contoh minyak dengan minyak dari tangki transformator.
3. Isi botol dengan contoh minyak, dan jangan sampai terkontaminasi oleh kotoran.
4. Lindungi contoh minyak dari sinar matahari.
5. Segera bawa sampel minyak ke laboratorium.
Pada laboratoium pengujian minyak PT PLN (Persero) APP Cawang ini, sampel minyak
sudah diambil dari transformator-transformator yang terdapat pada GI yang merupakan
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
bagian dari unit APP Cawang, sehingga penulis dan petugas laboratorium hanya melakukan
pengujian saja dan tidak ikut serta dalam pengambilan minyak transformator.
8. Data Sampel
Sampel minyak yang digunakan pada pengujian dan analisa berasal dari 3 transformator
berbeda, yaitu :
1. Transformator 1
Gardu induk : Gandaria
Merek : ALSTHOM
Tipe : THCVE
No. Seri : 217253-06
Rasio tegangan : 70/20
MVA : 30
Kap. Minyak : 27.700 kg
Keterangan : Kondisi Operasi
2. Transformator 2
Gardu induk : Gandaria
Merek : UNINDO
Tipe : TTUB 70/30000
No. Seri : A9270141
Rasio tegangan : 70/20
MVA : 30
Kap. Minyak : 15.000 kg
Keterangan : Kondisi Operasi
3. Transformator 3
Gardu induk : Gandaria
Merek : ABB
Tipe : SDOR 30000/72,5
No. Seri : 12135189
Rasio tegangan : 70/20
MVA : 30
Kap. Minyak : 11.300 kg
Keterangan : Kondisi Operasi
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
Hasil Penelitian
1. Pengujian Warna
Pada pengujian ini, sampel minyak transformator yang telah diambil akan diuji intensitas
warnanya. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Pengujian Warna Minyak Transformator
Hasil Pengujian Parameter Warna
Transformator 1 2,8
Transformator 2 3,8
Transformator 3 5,3
2. Pengujian Kadar Air
Pada pengujian ini, sampel minyak transformator yang telah diambil akan dilihat berapa
kadar air yang ada didalamnya. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan data
sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Pengujian Kadar Air Minyak Transformator
Hasil Pengujian Kadar air (ppm)
Transformator 1 8,12
Transformator 2 7,22
Transformator 3 3,15
3. Pengujian Tegangan Antar Muka
Pada pengujian ini, sampel minyak transformator yang telah diambil akan diukur besar
tegangan antar mukanya terhadap air murni (aquades). Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan, didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Pengujian Tegangan Antar Muka Minyak Transformator
Hasil Pengujian Tegangan antar muka (mN/m)
Transformator 1 26
Transformator 2 24,4
Transformator 3 16,1
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
4. Pengujian Kadar Asam
Pada pengujian ini, sampel minyak transformator yang telah diambil akan diukur banyaknya
kadar asam yang terkandung di dalam minyak. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan,
didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Pengujian Kadar Asam Minyak Transformator
Hasil Pengujian Angka kenetralan (mg KOH/gr)
Transformator 1 0,104
Transformator 2 0,138
Transformator 3 0,14
5. Pengujian Tegangan Tembus
Pada pengujian ini, sampel minyak transformator yang telah diambil akan dilihat seberapa
besar batas kekuatan minyak terhadap tegangan yang berlebih. Dari hasil pengujian yang
telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Transformator
Hasil Pengujian Tegangan Tembus (kV/2,5mm)
Transformator 1 30,2
Transformator 2 32,6
Transformator 3 87,9
6. Analisis Gas Terlarut menggunakan Gas Kromatografi
Pada pengujian ini, gas-gas yang telah terlarut di dalam sampel minyak transformator yang
telah diambil akan di ekstrak dan diukur banyaknya. Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan, didapatkan data sebagai berikut:
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
Tabel 13. Hasil Pengujian Analisis Gas Terlarut Minyak Transformator
Analisis Penelitian
1. Pengujian Warna
Warna bukanlah suatu poin kritis untuk menilai kondisi suatu minyak transformator, tetapi
warna dari minyak transformator dapat digunakan untuk membuat asumsi awal keadaan
transformator, dimana warna minyak yang semakin menghitam menunjukkan minyak
transformator yang telah terkontaminasi baik itu oleh partikel (pengotor) eksternal maupun
oleh akibat oksidasi dari minyak itu sendiri. Data diatas menunjukkan bahwa hanya minyak
dari transformator 1 yang masih dalam standar baik, sedangkan minyak transformator 2 dan 3
masuk ke dalam kategori buruk. Seperti yang telah dijelaskan diatas, warna minyak bukanlah
parameter utama dalam menganalisis kondisi minyak transformator sehingga data warna
minyak ini dapat diabaikan, tetapi bisa juga dijadikan sebagai pengetahuan tentang gambaran
minyak transformator yang diuji.
2. Pengujian Kadar Air
Air dalam minyak isolasi dapat berasal dari dua hal, yaitu dekomposisi minyak dan kertas
ataupun akibat minyak yang terkena udara luar. Kadar air yang berlebihan dapat mengurangi
tegangan tembus pada minyak dan mengurangi usia dari minyak transformator tersebut.
Tabel diatas merupakan hasil pengujian kadar air dari ke-3 minyak transformator. Kita dapat
melihat bahwa minyak pada transformator 1, 2 dan 3 memiliki kadar air dengan kategori
baik. Hal ini menunjukkan bahwa ke-3 minyak masih dalam kondisi yang baik dan tidak
terkena udara dari luar. Data kadar air pada sampel minyak transformator 3 juga sangat kecil.
Jenis Gas Hasil Uji (ppm)
Trafo 1 Trafo 2 Trafo 3
hidrogen (H2) 668,2 576,8 105,1
metana (CH4) 104,5 18,1 21,2
karbon monoksida (CO) 1777 621,3 1402,2
etilen (C2H4) 52,1 3,8 4,6
etana (C2H6) 29 103,1 0
asetilen (C2H2) 0 0 0
TDCG 2630,8 1323,1 1533,1
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
Hal ini menunjukkan korelasi antara kadar air yang kecil (3,15 ppm) dengan tegangan tembus
sampel minyak 3 yang besar, yaitu 87,9 kV/2,5mm.
3. Pengujian Tegangan Antar Muka
Pengujian tegangan antar muka dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kontaminasi
yang sudah terjadi pada minyak. Dari data hasil pengujian diatas, dapat kita liat bahwa
minyak pada transformator 1 dan 2 masih memenuhi standar, sedangkan minyak pada
transformator 3 memiliki tegangan antar muka yang buruk. Tegangan antar muka yang buruk
pada sampel minyak transformator 3 menunnjukkan sudah terjadinya kontaminasi yang
cukup besar pada minyak tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan oleh ketidakcocokan minyak
dengan bagian dari transformator itu sendiri, seperti pernis dari metal atau sambungan pada
transformator yang bersangkutan. Hal yang menarik disini adalah walaupun tegangan antar
muka minyak dari transformator 3 termasuk dalam kategori buruk, minyak tersebut memiliki
nilai tegangan tembus yang baik seperti yang kita dapat lihat pada Tabel 10. Hal ini
menunjukkan bahwa kontaminan yang ada di dalam minyak transformator tersebut bukan
merupakan kontaminan yang dapat menyebabkan kerusakan pada minyak transformator.
4. Pengujian Kadar Asam
Asam yang ada pada minyak merupakan hasil dari oksidasi minyak itu sendiri. Kadar asam
dapat kita gunakan sebagai indicator umur minyak isolasi. Kadar asam ditunjukkan dengan
angka kenetralan, yaitu banyaknya KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam yang ada
dalm minyak. Data diatas menunjukkan bahwa ke-3 minyak transformator memiliki kadar
asam yang sedikit sehingga dapat dikatergorikan masih bagus. Walaupun demikian, kadar
asam yang dimiliki oleh sampe minyak transformator 1 dan 2 sudah hampir mendekati batas
cukup. Data kadar asam tersebut menunjukkan minyak transformator ini menunjukkan bahwa
minyak transformator yang dipakai sudah dipakai agak lama sehingga mengalami oksidasi.
5. Pengujian Tegangan Tembus
Besarnya tegangan tembus minyak menunjukkan seberapa besar kemampuan minyak
berfungsi sebagai suatu bahan isolasi. Kita dapat melihat pada tabel bahwa tegangan tembus
yang dimiliki oleh minyak transformator pada transformator 1 dan 2 memiliki hasil yang
cukup. Hal ini menunjukkan bahwa sudah terdapat kontaminan di dalam minyak
transformator tersebut, baik berupa air ataupun partikel-partikel pengotor yang menyebabkan
berkurangnya tegangan tembus minyak. Sebaliknya, minyak pada transformator 3 memiliki
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
tegangan tembus yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa minyak tersebut tidak memiliki
banyak kontaminan didalamnya.
6. Analisis Gas Terlarut
Data yang ditulis diatas merupakan gas-gas mudah terbakar yang terdeteksi. Berikut adalah
analisis yang bisa dilakukan dengan melihat jumlah total gas-gas yang mudah terbakar
(TDCG) sesuai dengan standar IEEE C57.104-1991.
• 0-720 ppm : transformator berjalan normal
• 721-1920 ppm : terjadi sedikit dekomposisi pada sistem isolasi
• 1921-4630 ppm : dekomposisi tingkat tinggi pada sistem isolasi
• > 4630 ppm : dekomposisi sebagian besar dari sistem isolasi
Dapat kita lihat bahwa minyak transformator 1 masuk dalam kategori 3. Hal ini menunjukkan
bahwa sudah terjadi dekomposisi tingkat tinggi pada minyak. Sedangkan minyak
transformator 2 dan 3 masuk dalam kategori 2 yang mengindikasikan bahwa sudah terjadi
dekomposisi pada minyak. Dekomposisi minyak transformator itu sendiri sebenarnya terjadi
akibat oksidasi yang disebabkan oleh overheating.
Metode lain yang biasa digunakan untuk menganalisis kecacatan pada transformator adalah
metode gas kunci berdasarkan IEEE C57.104-2008. Dengan melihat terdeteksinya gas-gas
tertentu, kita dapat mengetahui kecacatan yang terjadi pada transformator. Jika data dari gas-
gas tersebut dilihat secara individual, maka dapat kita lihat bahwa ada beberapa kandungan
gas yang melebihi batasan standar, seperti hidrogen, karbon monoksida, dan etilen pada
sampel minyak transformator 1, lalu hidrogen, karbon monoksida, dan etana pada sampel
minyak transformator 2, dan pada sampel minyak transformator 3, terdapat hidrogen dan
karbon monoksida yang jumlahnya melebihi batas. Dapat kita lihat bahwa gas yang melewati
batas paling jauh adalah karbon monoksida. Gas ini dihasilkan oleh isolasi kertas yang rusak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa isolasi kertas pada ke-3 transformator sudah mulai rusak.
Kemudian yang terlihat melewati batas adalah hidrogen. Gas hidrogen sebenarnya muncul
karena pada minyak terjadi partial discharge berenergi rendah yang disebabkan oleh minyak
yang diberi paparan listrik. Dan yang terakhir adalah gas etilen pada sampel minyak
transformator 1 dan gas etana pada sampel minyak transformator 2. Kedua gas ini
menunjukkan hal yang sama, yaitu ada sebagian kecil dari minyak transformator yang sudah
mengalami breakdown. Namun karena jumlahnya tidak terlalu besar, berarti hal ini tidak
akan terlalu mengganggu kerja dari transformator yang bersangkutan. [IEEE C57.104-2008
pg. 12]
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
Gambar 2. Indikator kegagalan dengan menggunakan metode gas kunci
7. Analisis Kondisi Transformator
Dari data-data diatas kita dapat menganalisa kondisi dari setiap transformator. Transformator
1 masih bisa beroperasi dengan normal, tetapi harus dilakukan pengujian minyak isolasi yang
lebih sering, karena struktur minyak yang sudah banyak mengalami dekomposisi sehingga
dapat merusak transformator itu sendiri jika dibiarkan terus-menerus. Minyak transformator 1
masih dalam keadaan baik jika dilihat dari pengujian karakteristiknya, dengan tegangan
tembus 30,2 kV/2,5mm, kadar air 8,12 ppm, kadar asam 0,104 mgKOH/gr, tegangan antar
muka 26 mN/m. Data-data tersebut masih ada didalam transformator yang berjalan dengan
normal dengan tidak ada data yang melewati batasan berdasarkan IEC 60422:2005. Namun,
saat melihat data gas terlarut yang ada didalam minyak, cukup banyak data yang melewati
batasan normal minyak transformator, yaitu pada gas hidrogen (668,2 ppm), karbon
monoksida (1.777 ppm), dan etilen (52,1 ppm). Berdasarkan analisis dengan menggunakan
TDCG, transformator 1 membutuhkan perawatan secepatnya karena sudah banyak minyak
isolasi yang mengalami dekomposisi.
Transformator 2 GI Gandaria juga masih bisa beroperasi dengan normal, tetapi juga harus
diberikan pemantauan lebih lanjut agar minyak isolasi transformator tidak merusak bagian-
bagian transformator yang berada di dalam tangki transformator. Mirip halnya dengan
minyak transformator 1, minyak transformator 2 juga menunjukkan hasil yang cukup baik
jika dilihat dari pengujian karakteristiknya, dengan tegangan tembus 32,6 kV/2,5mm, kadar
air 7,22 ppm, kadar asam 0,138 mgKOH/gr, tegangan antar muka 24,4 mN/m. Tetapi TDCG-
nya menunjukkan hal yang berbeda. Dengan TDCG sebesar 1323,1 ppm, maka minyak
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
transformator 2 sudah mengalami dekomposisi, walaupun tidak separah minyak
transformator 1. Namun, perawatan juga dibutuhkan agar transformator dapat berjalan
kembali normal.
Transformator 3 juga masih dapat berjalan dengan normal. Hal ini dapat dilihat dari
pengujian karakteristiknya dengan tegangan tembus yang sangat besar 87,9 kV/2,5mm, lalu
kadar air yang rendah 3,15 ppm, kadar asam 0,14 mgKOH/gr, dan tegangan antar muka 16,1
mN/m. Namun lagi-lagi yang bermasalah adalah pada TDCG-nya yaitu sebesar 1.533,2 ppm.
TDCG minyak transformator 3 ini didominasi oleh karbon monoksida (CO) sebanyak 1.402,2
ppm dan hidrogen (H2) sebanyak 105,1 ppm sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
transformator tersebut terjadi overheating pada kertas isolasi dan juga pada minyak
isolasinya.
Kesimpulan
Berdasarkan perngujian dan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Transformator 1 GI Gandaria masih bisa beroperasi dengan normal. Namun, berdasarkan
analisis TDCG, minyak isolasi dari transformator harus terus di periksa kadar gas
terlarutnya karena struktur minyak yang sudah banyak mengalami dekomposisi dapat
merusak transformator itu sendiri jika dibiarkan terus-menerus.Data hasil penggabungan
merupakan data yang mewakili data-data sebelum digabung.
2. Transformator 2 GI Gandaria juga masih bisa beroperasi dengan normal, tetapi juga harus
diberikan pemantauan lebih lanjut agar minyak isolasi transformator tidak merusak
bagian-bagian transformator yang berada di dalam tangki transformator.
3. Transformator 3 juga masih dapat berjalan dengan normal dengan hasil uji karakteristik
yang baik dan analisis gas terlarut dengan metode TDCG minyak masih tergolong dalam
kategori 2 (1533,1 ppm).
4. Pengujian minyak transformator pada transformator yang beroperasi diperlukan agar kita
dapat mengetahui sampai kapan transformator tersebut dapat beroperasi sebelum
dilakukan maintenance.
5. Data hasil pengujian minyak transformator dengan berbagai metode saling menunjang,
sehingga semua pengujian dibutuhkan walaupun pengujian tidak dilakukan dengan
jangka waktu yang sama.
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014
6. Untuk mencegah terjadinya diskontuinitas pada sistem, diperlukan adanya pengujian rutin
terhadap minyak transformator, karena minyak transformator yang sudah rusak dapat
menyebabkan kerusakan pada transformator.
Daftar Referensi
[1] Transformer Maintenance Guide, J.J. Kelly, S.D. Myers, M. Horning, 2001.
[2] Reference Book on Insulating Liquids and Gases, Doble Engineering Company’s.
[3] IEEE Guide for Diagnostic Field Testing of Electrical Power Apparatus. IEEE Standard
62-1995.
[4] Guide for the Interpretation of Gases Generated in Oil-Immersed Transformers, IEEE
Standard C57.104™.
[5] Transformer Maintenance, FIST Vol 3-30, Bureau of Reclamation Colorado, 2000.
[6] Transformer Diagnostics, FIST Vol 3-31, Bureau of Reclamation Colorado, 2003.
[7] A Guide to Transformer Maintenance, J.J. Kelly, S.D. Myers, R.H. Parrish, 1981.
[8] Pengujian Kualitas Isolasi, PLN-RJKB.
[9] Pengujian Karakteristik Minyak Isolasi, diakses 17 Desember 2013 dari
http://panellistrikindo.blogspot.com/2010/05/pengujian-karakteristik-minyak-isolasi.html
[10] Dissolved Gas Analysis (DGA) Trafo Tenaga, diakses 10 Desember 2013 dari
http://ilmulistrik.com/dissolved-gas-analysis-dga-trafo-tenaga.html
[11] Transformator Tenaga, diakses 10 Desember 2013 dari http://general-
electrical.blogspot.com/
[12] Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga
Listrik. Transformator Tenaga. SK114 No 1-22/HARLUR-PST/2009. PLN.
[13] Deteksi dan Analisis Indikasi Kegagalan Transformator dengan Metode Analisis Gas
Terlarut, Rahmat Hardityo, Skripsi, 2008.
[14] Pedoman O&M Transformator Tenaga, PT PLN (Persero).
[15] DGA Diagnostic Methods, Serveron Corporation.
Analisis pengujian..., Stefan Heryanto, FT UI, 2014