analisis pengaruh stabilitas politik dan indeks...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN INDEKS HARGA
SAHAM SYARIAH INTERNASIONAL TERHADAP RISIKO SAHAM
PROPERTI DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ERIXA NUR MAWARDANI
1113086000051
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
1. Nama : Erixa Nur Mawardani
2. Tempat & Tanggal lahir : Pacitan, 22 Oktober 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Cengkeh IV no. 3 Komplek Kembang
Larangan Kel. Larangan Selatan, Kec.
Larangan Kota Tangerang, Banten
6. No. Hp : 0877 5813 3345
7. Email : [email protected]
B. Pendidikan
1. SD : SDN Plumbungan
2. SMP : SMPN 1 Kebonagung
3. SMA : SMAN 1 Pacitan
C. Data Keluarga
1. Nama Ayah Kandung : Nur Syamsudin
Tempat & Tanggal lahir : Pacitan, 09 Januari 1970
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : RT. 02 RW. 03 Dsn. Tenggar,
Ds. Plumbungan, Kec. Kebonagung,
Kab. Pacitan, Jawa Timur
2. Nama Ibu Kandung : Sri Wasini
Tempat & Tanggal lahir : Gunung Kidul, 13 Juli 1973
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : RT. 02 RW. 03 Dsn. Tenggar,
Ds. Plumbungan, Kec. Kebonagung,
Kab. Pacitan, Jawa Timur
vi
D. Riwayat Organisasi
1. Organisasi : Koperasi Mahasiswa UIN Jakarta
Jabatan : Staff Administrasi (2015)
2. Organisasi : Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi syariah UIN
Jakarta (2014-2015)
Jabatan : Koordinator Kewirausahaan
3. Organisasi : Senat Mahasiswa Universitas UIN Jakarta
Jabatan : Anggota komisi aspirasi dan advokasi (2015-2016)
vii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Indeks Stabilitas
Politik, Dow Jones Islamic Market Index (DJIM), Financial Time Stock Exchange
Bursa Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS), dan Financial Time Stock Exchange
Japan 100 Shariah (FTSEJPN) terhadap risiko saham properti di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) pada tahun 2012–2017. Penelitian ini menggunakan
saham properti yang konsisten di ISSI dalam rentang waktu 2012-2017 sebagai
sample. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Indeks
Stabilitas Politik dan harga saham FTSEJPN mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap risiko saham properti di ISSI, variabel harga FTFBMHS tidak
berpengaruh signifikan, Sedangkan variabel harga DJIM berpengaruh negatif dan
signifikan. Adapun secara simultan, variabel stabilitas politik, DJIM, FTFBMHS,
dan FTSEJPN signifikan terhadap risiko saham properti di ISSI.
Kata kunci : risiko saham properti, ISSI, indeks stabilitas politik, DJIM,
FTFBMHS, FTSEJPN.
viii
ABSTRACT
This research goal is to know the influence of Indeks Stabilitas Politik, Dow
Jones Islamic Market Index (DJIM), Financial Time Stock Exchange Bursa
Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS), dan Financial Time Stock Exchange Japan
100 Shariah (FTSEJPN) toward risk of property stock in Indonesia Sharia Stock
Index (ISSI) during period 2012-2017. Analysis method is done by using data
panel regression analysis.
Research result shows that Political Stability Index and FTSEJPN stock
prices partially have positive and significant influence toward risk of property
stock in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), FTFBMHS price has no significant
effect, and DJIM variable has negative and significant effect. simultaneously,
Indeks Stabilitas Politik, Dow Jones Islamic Market Index (DJIM), Financial
Time Stock Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS), dan Financial
Time Stock Exchange Japan 100 Shariah (FTSEJPN) have significant influence
toward risk of property stock in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI).
Keywords : property stock risk, ISSI, political stability index, DJIM, FTFBMHS,
FTSEJPN.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini memiliki judul “Analisis Pengaruh Stabilitas Politik dan
Indeks Harga Saham Sariah Internasional Terhadap Risiko Saham Properti
di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)”. Penulis berharap skripsi ini
memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta
pengetahuan bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karuniaNya kepada
penulis dan telah memberikan kemudahan dalam kesulitan.
2. Kedua orang tua dan saudara saya, Dimas, selaku keluarga penulis yang
selalu memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Kepada mbah Sukatmi dan om Fauzi yang mempersilakan saya ikut
tinggal bersama selama saya menempuh pendidikan di UIN Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak.,M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku
dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ibu Dr. Titi Dewi Warninda, SE.,
M.Si. selaku Wakil Dekan I bidang akademik, Bapak Dr. Indo Yama
Nasaruddin, SE., MAB selaku Wakil Dekan II bid. Administrasi Umum,
Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si selaku Wakil
x
Dekan II Bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang telah memberikan
jalan bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Erika Amelia, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Syariah.
6. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Lc., M.si selaku pembimbing akademik
yang senantiasa selalu memberikan motivasi dan arahannya setiap
semester, sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan pengarahan,
memberikan ilmu yang bermanfaat dan motivasi kepada penulis selama
penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah senantiasa membalas segala
kebaikan bapak.
8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis.
Serta jajaran karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah melayani dan membantu penulis selama perkuliahan. Semoga
Allah membalas kebaikan bapak dan ibu semua.
9. Wiwit, Sheilla, Tiwik, Cindy, dan Arya yang mau menjadi teman curhat
keluh kesah penulis selama menyelesaikan penelitian ini. serta
Rachman, Amin, Nico juga teman – teman Jurusan Ekonomi Syariah
2013 yang tidak dapat disebut satu persatu dan telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
dan kesalahan, karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan
menyempurnakan penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 24 September 2019
Penulis
Erixa Nur Mawardani
xi
Daftar ISI
Lembar Pengesahan Skripsi......................................................................................i
Lembar pengesahan Ujian Komprehensif................................................................ii
Lembar pengesahan Ujian Skripsi..........................................................................iii
Lembar pernyataan keaslian karya ilmiah...............................................................iv
Daftar riwayat hidup................................................................................................ v
Abstrak...................................................................................................................vii
Kata pengantar.........................................................................................................ix
Daftar isi..................................................................................................................xi
Daftar Tabel...........................................................................................................xiv
Daftar Grafik..........................................................................................................xv
Daftar Gambar.......................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................9
C. Tujuan penelitian..........................................................................................9
D. Manfaat penelitian......................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12
A. Landasan teori............................................................................................12
1. Investasi................................................................................................12
2. Risiko....................................................................................................15
3. Pasar Modal Syariah.............................................................................20
4. Indeks Saham Syariah Indonesia..........................................................21
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Saham Syariah di Indonesia.......23
xii
6. Stabilitas politik....................................................................................26
7. Indeks stabilitas politik.........................................................................26
8. Saham syariah internasioanal...............................................................28
B. Penelitian terdahulu....................................................................................30
C. Keterkaitan antar variabel..........................................................................34
1. Indeks Stabilitas Politik Terhadap Risiko ISSI....................................34
2. Saham Syariah Internasioanal Terhadap Risiko ISSI...........................35
D. Kerangka Pemikiran...................................................................................35
E. Hipotesis Penelitian....................................................................................39
BAB III Metodologi penelitian............................................................................41
A. Ruang Lingkup Penelitian..........................................................................41
B. Metode Penentuan Data..............................................................................41
C. Metode Pengumpulan Data........................................................................42
D. Metode Pengumpulan Sampel....................................................................43
E. Metode Analisis Data.................................................................................44
1. Common Effect Model..........................................................................45
2. Fix Effect Model...................................................................................46
3. Random Effect Model...........................................................................47
F. Metode Pemilihan Model...........................................................................47
1. Uji Chow..............................................................................................48
2. Uji Hausman.........................................................................................48
G. Uji statistik.................................................................................................49
1. Uji t.......................................................................................................49
2. Uji f.......................................................................................................50
xiii
3. Koefisien Determinasi..........................................................................51
H. Model penelitian.........................................................................................52
I. Operasional variabel penelitian..................................................................52
BAB IV Hasil penelitian.......................................................................................56
A. Gambaran Umum Hasil Pembahasan.........................................................56
1. ISSI dan Perusahaan Properti di dalamnya..........................................56
2. Indeks Stabilitas Politik........................................................................66
3. DJIM.....................................................................................................67
4. FTFBMHS............................................................................................68
5. FTSEJPN..............................................................................................70
B. Analisis pembahasan..................................................................................70
1. Pemilihan Regresi Data Panel..............................................................71
2. Pengujian Hipotesis..............................................................................73
3. Model Penelitian...................................................................................76
4. Interpretasi Hasil penelitian..................................................................77
BAB V penutup.....................................................................................................81
A. Kesimpulan.................................................................................................81
B. Saran...........................................................................................................82
Daftar pustaka......................................................................................................84
Lampiran ..............................................................................................................88
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kapitalisasi ISSI periode 2011 – 2017....................................................3
Tabel 1.2 Pergerakan indeks harga saham internasional dan saham syariah di
Indonesia ketika krisis Subprime Mortage 2008..................................6
Tabel 1.3 Indeks Stabilitas Politik dan Indeks ISSI periode 2011 – 2017...............8
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu...............................................................................30
Tabel 3.1 Perusahaan properti yang konsisten di ISSI..........................................43
Tabel 4.1 Hasil regresi data panel dengan berbagai model....................................71
Tabel 4.2 Hasil Uji Chow.......................................................................................72
Tabel 4.3 Hasil Uji Hausman.................................................................................72
Tabel 4.4 Hasil uji t regresi dengan Fixed Effect Model.......................................73
Tabel 4.5 Hasil Uji-F statistik................................................................................74
Tabel 4.6 Uji R-Square...........................................................................................75
Tabel 4.7 Koefisien Variabel..................................................................................76
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan KPR dan KPA 2016-2018..............................................4
Grafik 4.1 Perkembangan ISSI Periode 2012-2017 .............................................56
Grafik 4.2 Indeks Stabilitas Politik Periode 2012-2017 .......................................66
Grafik 4.3 Perkembangan DJIM Periode 2012-2017 ...........................................67
Grafik 4.4 Perkembangan FTFBMHS Periode 2012-2017 ..................................69
Grafik 4.5 Perkembangan FTSEJPN Periode 2012-2017 ....................................70
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian...........................................................................37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan instrument penting dalam berinvestasi di era
modern ini. Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia mempunyai
catatan yang sangat panjang sejak zaman kolonial hingga sekarang. Pada
tanggal 3 Juni 1952 dibuka Bursa Efek Jakarta dan operasionalnya dilakukan
oleh PPUE (Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek) yang beranggotakan
bank negara, bank swasta dan para pialang efek. Kemudian pemerintah pada
tanggal 26 September mengeluarkan undang-undang darurat no. 15 tahun
1952 yang kemudian ditetapkan sebagai undang-undang bursa.
Sejarah baru pasar modal di Indonesia terhitung sejak awal tahun 1997
oleh PT. Dana Reksa Investment Management tepatnya 3 Juli 1997. Kemudian
PT. Dana Reksa bekerjasama degan Bursa Efek Indonesia untuk meluncurkan
Jakarta Islamic Index pada 3 Juli 2000 untuk memandu investor yang ingin
menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut,
maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 18 April 2001, untuk
pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa
Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk
Reksa Dana Syariah.
Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket
Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah.
2
Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor
IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang akad-
akad yang digunakan dalam penerbitan efek syariah di pasar modal.
Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan
Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah
pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007. Pada
tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan terhadap
Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan
II.K.1 tentang kriteria dan penerbitan Daftar Efek Syariah (DES).
Kemudian sebagai ganti DES, Bapepam dan LK menerbitkan ISSI
(Indeks Saham Syariah Indonesia) pada 12 Mei 2011. Saham terdapat di ISSI
ini oleh LK dan Bapepam ini dijadikan acuan bagi yang ingin
menginvestasikan uangnya pada saham yang berbasis syariah. Menurut data
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak di luncurkannya hingga tahun 2017
kapitalisasi pasar ISSI mencapai angka Rp 3.704,5 triliun atau
sekitar 58% dari total kapitalisasi saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan ataupun industri di
Indonesia yang bergerak di sektor halal.
Dalam perkembangannya aset ISSI mengalami peningkatan yang tajam
sebagaimana yang tertera pada tabel 1.1. dalam kurun waktu 7 tahun (2011-
2017) aset isi telah tumbuh senilai 88 % yaitu dari Rp1.968 Triliun ke
Rp3.704.5 Triliun Dengan demikian berarti banyak para investor yang
menginvestasikan uangnya di ISSI.
3
Tabel 1.1 Kapitalisasi ISSI periode 2011 – 2017
Tahun Aset (Miliar)
2011 1.968
2012 2.451
2013 2.557
2014 2.946
2015 2.600
2016 3.175
2017 3.704
Sumber: ojk.go.id (data diolah)
Salah satu indeks sektoral yang terdapat di Indeks Saham Syariah
Indonesia adalah indeks sektor properti. Bisnis properti di Indonesia sangat
diminati investor mengingat harga jual tanah setiap tahunnya mengalami
peningkatan seperti yang dikemukakan oleh Suyanto (2007) harga properti
akan selalu naik seiring bertambahnya jumlah penduduk karena demand
meningkat sedangkan supply yakni lahan bersifat tetap . Selain itu menurut
data kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pada
tahun 2019 masih banyak masyarakat menengah kebawah yang belum
mempunyai rumah atau tempat tinggal sendiri, yakni sebanyak 13,5 juta
keluarga, hal ini menyebabkan pertumbuhan KPR (Kredit Pemilikan Rumah)
dan KPR (Kredit Pemilikan Apartemen Meningkat) dari waktu ke waktu.
4
Grafik 1.1 Pertumbuhan KPR dan KPA 2016-2018
Sumber: cnbcindonesia.com (data diolah)
Grafik diatas menunjukkan bahwa dalam rentang waktu tiga tahun yakni
dari tahun 2016 sampai dengan 2018, grafik KPR dan KPA mengalami tren
peningkatan kecuali ada bebearap kuartal mengalami penurunan yakni kuartal
ke-3 2016, kuartal ke-2 & 3 2017 dan kuartal pertama 2018. Selebihnya
persentase KPR dan KPA mengalami kenaikan.
Namun, dalam membeli saham di ISSI para investor harus berhati-hati
dan penuh pertimbangan karena banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi
saham sebuah perusahaan. Oleh karena itu, investor hendaknya mencari tahu
apa saja yang mempengaruhi, bagaimana imbasnya dan yang terpenting
bagaimana kondisi perekonomian yang sedang terjadi dan beberapa saat
kedepan karena investor dihadapkan pada risiko sebagai volatility yang tidak
mungkin digeneralisir dari asset, bunga maupun utang.
Dalam berinvestasi para investor akan selalu dihadapkan pada berbagai
macam risiko, karena pada dasarnya ada prinsip no risk no return. Risiko
merupakan kemungkinan keuntungan lebih kecil dari keuntungan yang
1,53%
2,39%
0,51%
3,39%
1,89% 1,88%
3,02%
4,17%
2,43%
3,28%
6,45%
MAR2016
JUN2016
SEP2016
DES2016
MAR2017
JUN2017
SEP2017
DES2017
MAR2018
JUN2018
SEP2018
5
diharapkan (Brigham dan Gapenski, 1999). Menurut Werner (2009) secara
garis besar terdapat dua risiko yaitu risiko sistematis dan risiko yang tidak
sistematis. Risiko yang tidak sistematis muncul akibat faktor mikro yang
terbatas pada internal perusahaan tersebut seperti modal, likuiditas, dan
lingkungan kerja yang dapat diatasi dengan cara diversifikasi. sedangkan
Risiko sistematis disebabkan oleh faktor makroekonomi sehingga tidak dapat
diatasi dengan disersivikasi. Sedangkan menurut Wahyudi (2013) mengatakan
bahwa risiko sistematis bisa menyebabkan efek domino yakni mempengaruhi
sektor, institusi atau bahkan negara lain untuk terkena dampak risiko pada
sistem atau keseluruhan pasar, dan kondisi tersebut dipengaruhi oleh variabel
makroekonomi, kondisi geografis, dan indikator pasar lainnya.
Risiko sistematis yang bisa juga disebut risiko pasar ini sangat
memungkinkan terjadi di era globalisasi dan integrasi ekonomi, sebagaimana
perkembangan ekonomi dan pasar modal di negara maju akan berdampak
kepada ekonomi negara dunia ketiga dikarenakan terdapat banyak perusahaan
multinasional berasal dari negara maju dan menanamkan investasi di negara-
negara lain, ini sesui dengan teori Contaigon Effect dimana pasar modal yang
lebih besar akan mempengaruhi pasar modal yang lebih kecil. Contoh nyata
ketika terjadi krisis Subprime Mortage tahun 2008 di Amerika yang direspon
oleh para investor untuk menarik kepemilikan saham guna menghindari
kerugian yang lebih besar sehingga dampaknya adalah saham regional terbesar
yaitu New York Stock Exchange (NYSE) pun ikut turun dan berimbas juga
pada indeks harga saham syariah di negara lain seperti yang tersaji pada tabel
di bawah ini.
6
Tabel 1.2 Pergerakan indeks harga saham internasional dan saham syariah
di Indonesia ketika krisis Subprime Mortage 2008
Bulan NYSE JII DJIM FTFBMHS
Januari 9.126 476 2.213 11.660
Pebruari 8.962 508 2.254 11.332
Maret 8.797 448 2.212 11.229
April 9.229 428 2.334 10.053
Mei 9.401 441 2.415 10.361
Juni 8.660 430 2.281 10.329
Juli 8.438 387 2.181 9.723
Agustus 8.382 356 2.139 8.991
September 7.532 286 1.846 8.363
Oktober 6.061 193 1.509 7.680
Nopember 5.599 195 1.429 6.565
Desember 5.757 216 1.475 6.594
Sumber: duniainvestasi.com (data diolah)
Tabel diatas menunjukkan tren menurun NYSE diikuti juga dengan tren
penurunan pada harga saham syariah negara lain meskipun ada beberapa saat
dimana NYSE mengalami kenaikan sedangkan harga saham syariah di negara
lain turun. Penelitian yang dilakukan oleh Kinie (2016) bahwa DJIM
berpengaruh signifikan terhadap pergerakan pasar modal di indonesia
sedangkan penelitian Beik (2013) dan Aziz (2017) dimana bursa saham
Malaysia dan Jepang berpengaruh signifikan terhadap pergerakan saham
syariah di Indonesia.
Selain dipengaruhi oleh harga saham luar negeri Investasi pasar modal
sebagai salah satu aktivitas ekonomi tentunya tidak luput dari faktor politik,
seperti yang ditulis oleh Dahlan dan Slamet (2004) menyebutkan bahwa salah
satu sumber yang mempengaruhi risiko pasar adalah kondisi politik, resesi
ekonomi, dan kerusuhan. Kondisi politik di sebuah negara tentunya juga akan
berpengaruh terhadap perekonomian negara tersebut (Mankiw, 200) apalagi di
7
Indonesia momen momen politik hampir terjadi di setiap tingkatan birokrasi
baik di tingkat pusat maupun daerah dikarenakan Indonesia adalah negara
demokrasi dengan multi-partai. Menurut Grindle (2007), iklim politik yang
tidak stabil akan mempengaruhi investasi di sektor produktif sehingga akan
berimbas pada penurunan produksi.
Dari pernyataan Grindle bisa diartikan bahwa para investor dalam
mengambil keputusan tentu juga akan melihat kondisi kestabilan iklim politik
di negara tersebut. Di Indonesia misalnya, gejolak politik terjadi pada saat
sebelum pemilu dan pasca pemilu, pilkada serentak, pemilihan kabinet baru
dan penegakan hukum. Pemerintah terpilih selain mempunyai kontrol terhadap
keuangan dan kebijakan ekonomi mereka juga wajib menjaga gejolak politik di
Indonesia, mengingat faktor yang mempengaruhi iklim investasi di pasar modal
tidak hanya faktor ekonomi namun juga faktor nonekonomi seperti di atas.
Pada Pemilu 2004 misalnya, dalam penelitian yang dilakukan oleh Anwar
(2004) ada perbedaan return saham antara sebelum dan pasca pemilu. Dalam
penelitiannya terdapat penurunan tren saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dikarenakan investor menjual sahamnya ketika terjadi gejolak politik yang
tidak menentu.
Tingkat stabilitas politik dapat diukur melalui indeks stabilitas politik
yang dikeluarkan oleh bank dunia.. Indeks ini diukur dari berbagai macam
aspek yakni pemerintahan yang baik, catatan konstitusional, penghormatan
terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan kekuatan demokrasi secara utuh.
8
Tabel 1.3 Indeks Stabilitas Politik dan Indeks ISSI periode 2011 – 2017
Tahun ISP ISSI
2011 22.27 125,36
2012 27.96 145.00
2013 28.91 143.71
2014 30.00 168.64
2015 24.76 145.06
2016 27.39 172.08
2017 29.05 189.86
Sumber: TheGlobalEconomy.com (data diolah)
Dari sumber yang penulis peroleh yang tergambar pada tabel diatas
menunjukkan bahwa selama periode 2011-2017 indeks stabilitas politik di
indonesia mengalami tren yang meningkat meskipun terjadi penurunan di tahun
2014-2015 yang juga direspon oleh menurunnya nilai indeks ISSI, penurunan
ini kemungkinan disebabkan gejolak politik yang belum stabil pasca pemilu
legislatif dan pilpres. peningkatan tren stabilitas politik selama 7 tahun tersebut
diikuti pula oleh peningkatan nilai indeks ISSI yang artinya iklim investasi di
Indonesia semakin kondusif.
Penelitian oleh Wahid (2018) tentang pengaruh stabilitas politik terhadap
harga saham syariah di Indonesia di JII (Jakarta Islamic Index) menunjukkan
pengaruh positif signifikan, namun pada tabel diatas menunjukkan bahwa tidak
selamanya meningkatnya stabilitas politik juga diiringi oleh peningkatan indeks
ISSI, pada tahun 2013 misalnya, indeks stabilitas politik (ISP) mengalami
kenaikan dari 27.96 ke 28.91 namun ISSI terkoreksi dari 145.00 ke 143.00,
9
inilah yang mendorong penulis untuk meneliti kembali tentang ISP terhadap
saham syariah di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi
risiko saham properti di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Selain itu
belum adanya penelitian yang menganalisis mengenai variabel faktor politik
terhadap risiko saham properti di ISSI juga memperkuat alasan sehingga
penulis memutuskan memberi judul penelitian ini “ANALISIS PENGARUH
STABILITAS POLITIK DAN INDEKS HARGA SAHAM SARIAH
INTERNASIONAL TERHADAP RISIKO SAHAM PROPERTI DI
INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)”. Penelitian tersebut
akan melengkapi dan menyempurnakan penelitian penelitian sebelumnya
sehingga temuan empiris penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi
terkait faktor yang mempengaruhi risiko indeks saham.
B. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang yang sudah penulis tuliskan, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh Indeks Stabilitas Politik
(ISP), Dow Jones Islamic Market Index (DJIM), Financial Time Stock
Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS), dan Financial Time
Stock Exchange Japan 100 Shariah (FTSEJPN) terhadap risiko saham properti
di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)?”.
C. Tujuan Peneltian
Dari perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
10
1. Menganalisi Pengaruh Indeks Stabilitas Politik, Dow Jones Islamic
Market Index (DJIM), Financial Time Stock Exchange Bursa Malaysia
Hijrah Shariah (FTFBMHS), dan Financial Time Stock Exchange Japan
100 Shariah (FTSEJPN) terhadap risiko saham properti di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) secara parsial.
2. Menganalisi Pengaruh Indeks Stabilitas Politik, Dow Jones Islamic
Market Index (DJIM), Financial Time Stock Exchange Bursa Malaysia
Hijrah Shariah (FTFBMHS), dan Financial Time Stock Exchange Japan
100 Shariah (FTSEJPN) terhadap risiko saham properti di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) secara simultan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan masukan bagi
berbagai pihak sebagai berikut:
1. Pemerintah dapat menjadikan penelitian ini sebagai masukan dalam
pengambilan kebijakan khususnya dalam pengembangan pasar modal
syariah di Indonesia.
2. Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan akademisi maupun
praktisi pasar modal syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya untuk
menambah literatur penelitian dalam perencanaan strategi
pengembanganpasar modal syariah dan juga diharapkan dapat menambah
referensi bagi penelitian-penelitian mendatang.
3. Secara praktis penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh parastake holder
pasar modal terutama pasar modal syariah sebagai rujukan dalam
11
mempersiapkan strategi dalam mencapai tujuan dan aspirasi terhadap
pasar modal Syariah
4. Bagi penulis penelitian ini dijadikan sebagai media pembelajaran dan
penerapan teori-teori yang terkait yang sudah didapatkan penulis selama
perkuliahan .
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Investasi
a. Teori Investasi
Investasi adalah menenamkan sejumlah modal dengan harapan
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi bisa
dilakukan dalam suatu bidang tertentu dan dengan cara tertentu
misalnya berinvestasi di saham. Menurut Fahmi dan Hadi (2011),
investasi bisa diartikan sebagai upaya mengelola dana untuk
mendapatkan keuntungan dengan cara mengalokasikan dana pada
sektor yang diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan atau
coumpouding. Sedangkan menurut Downes dan Goodman (2003),
seorang investor menanamkan uangnya dalam bentuk usaha dalam
waktu tertentu dari setiap orang yang ingin memperoleh laba dari
keberhasilan pekerjaannya.
b. Teori Investasi Syariah
Sedangkan dalam islam, Investasi tidak hanya berorientasi pada
keuntungan semata namun juga mengedepankan aspek norma-norma
syariah dalam bermuamalah. Seperti yang ditulis oleh Rodoni, (2009 :
46) adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh
sejumlah keuntungan di masa yang akan datang yang sesuai dengan
syariat islam.
13
Di Al-quran ada beberapa ayat yang berkaitan dengan investasi,
yang pertama yakni surat At-Taubah ayat 34 yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib
Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil
dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,”
Artinya : “...supaya harta itu jangan beredar di antara orang-
orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah, Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh,
Allah sangat keras hukumannya.”(QS. Al-Hasyr : 7)
14
Ayat Al-quran diatas menjadi landasan atau dalil umat islam
dalam berinvestasi secara syariah. Pada ayat pertama dijelaskan orang
yang tidak menafkahkan hartanya di jalan Allah akan mendapatkan
siksaan yang pedih, untuk itu sebagai umat islam hendaknya
berinvestasi tidak hanya untuk kebutuhan hidup di masa tua di dunia
saja namun juga berinvestasi untuk kehidupan kelak di akhirat.
Sedangkan ayat kedua menjelaskan investasi bertujuan supaya
harta yang ada di dunia ini tidak dikuasai oleh segelintir orang saja,
dengan berinvestasi si pemilik modal bisa menolong merka yang
kreatif dan mau menjalankan usaha namun memiliki keterbatasan
modal, dengan demikian si kaya membantu mereka yang miskin untuk
tumbuh ekonominya sehingga tidak terjadi kesenjangan yang jauh dan
mencapai pemerataan pertumbuhan ekonomi di tingkat individu.
Menurut Suprayatno (2005), menyebutkan bahwa investasi di
Negara penganut ekonomi Islam dipengaruhi oleh 3 faktor sebagai
berikut:
1. Terdapat sanksi untuk pemegang aset kurang atau tidak produktif
(hoarding idle assets).
2. Dilarang melakukan berbagai macam bentuk spekulasi dan segala
macam judi (maysir).
3. Tingkat bunga untuk berbagai macam pinjaman adalah nol (0)
dan sebagai gantinya dipakai sistem bagi hasil.
15
2. Risiko
a. Pengertian Risiko
Menurut Martono dan Agus (2008:166) risiko merupakan
penyimpangan hasil (return) dari ekspektasi yang diharapkan.
Pertimbangan investor pada istilah no risk no return dalam
berinvestasi adalah sebuah kepastian dimana semakin tinggi tingkat
risiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembaliannya. Begitu pula
sebaliknya, semakin rendah tingkat risiko maka semakin rendah pula
tingkat pengembaliannya.
b. Sikap Investor Terhadap Risiko
Risiko adalah salah satu faktor yang menjadi pertimbangan para
investor untuk berinvestasi. Tentunya, setiap investor memiliki sikap
yang berbeda-beda dalam menghadapi risiko. Menurut Rodoni (2009)
ada beberapa sikap investor terhadap risiko, antara lain:
1. Investor yang menyukai risiko (risk seeker)
Investor ini merupakan tipe investor yang agresif dan
spekulatif saat mengambil keputusan untuk berinvestasi.
Artinya apabila ia dihadapkan dengan tingkat pengembalian
yang sama diantara risiko yang ada, maka akan mengambil
risiko yang lebih tinggi.
2. Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter)
Adalah tipe investor yang akan memilih tingkat risko yang
dianggap lebih rendah jika terdapat dua pilihan investasi
dengan tingkat pengembalian yang sama
16
3. Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality)
Adalah tipe investor yang berhati-hati dalam mengambil
keputusan investasi. Ia akan mengharapkan pengembalian
yang sama untuk setiap kenaikan tingkat risiko.
c. Jenis-jenis Risiko
Menurut Dahlan Siamet (2004:276) ada beberapa sumber yang
mempengaruhi besarnya risiko yakni:
1. Risiko suku bunga (interest risk)
Risiko ini terjadi akibat pengaruh perubahan tingkat suku
bunga. Perubahan suku bunga berpengaruh negative terhadap
sekuritas. Alasanya jika suku bunga naik maka return
investasi yang berkaitan dengan suku bunga (contohnya
deposito) juga kan naik maka investor akan beralih dari saham
ke deposito.
2. Risiko pasar (market risk)
Risiko ini muncul akibat fluktuasi keseluruhan pasar sehingga
berpengaruh terhadap semua keseluruhan sekuritas. Fluktuasi
pasar biasanya dipengaruhi oleh kondisi politik, resesi
ekonomi, dan kerusuhan.
3. Risiko Bisnis (business risk)
Risiko yang melekat karena melakukan bisnis pada industri
tertentu. Misalnya industry perusahaan konveksi akan
dipengaruhi harga tekstil.
4. Risiko Finansial (financial risk)
17
Risiko yang timbul disebabkan penggunaan utang dalam
pembiayaan modal perusahaan. Semakin besar jumlah
proporsi utang dalampembiayaan modalnya, maka semakin
besar pula risiko yang dihadapi.
5. Risiko Inflasi (Inflation risk)
Terjadinya inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat
pada pendapatan riil. Kenaikan inflasi menyebabkan
para pemilik dana membutuhkan premi risiko atas inflasi
untuk mengganti penurunan daya beli.
6. Risiko likuiditas (liquidity risk)
Risiko ini berhubungan dengan pasar sekunder tempat
sekuritas diperdagangkan. Instrumen investasi bersifat likuid
jika investor mampu memperjualbelikan instrumen tersebut
dengan mudah tanpa penurunan harga yang berarti.
7. Risiko nilai tukar mata uang (exhange risk)
Adalah risiko yang terjadi disebabkan oleh fluktuasi nilai mata
uang asing.
8. Risiko negara (country risk)
Risiko ini diakibatkan oleh kondisi politik suatu negara.
Menurut Werner (2009) secara garis besar terdapat dua risiko
yaitu risiko sistematis dan risiko yang tidak sistematis. Risiko yang
tidak sistematis muncul akibat faktor mikro yang terbatas pada
internal perusahaan tersebut seperti modal, likuiditas, dan lingkungan
kerja yang dapat diatasi dengan cara diversifikasi. sedangkan risiko
18
sistematis disebabkan oleh faktor makroekonomi sehingga tidak dapat
diatasi dengan disersivikasi. Dalam berinvestasi di pasar saham, risiko
sistematis dapat dinyatakan dalam beta saham.
Menurut Brigham dan Wetson (1993) beta saham merupakan
risiko yang dieliminasi atau disebut juga risiko sistematis. Menurut
Haryanto dan Rianto (2007:28) beta merupakan pengukur volatilitas
return suatu sekuritas atau return prtofolio terhadap return pasar.
Volatilitas dapat diartikan sebagi fluktuasi dari return-return
sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Beta juga
dapat diartikan sebagi pengukur sejauh mana tingkat pengembalian
suatu saham berubah karena adanya perusahaan di pasar. Menurut
Husnan (2001) penilaian terhadap beta (β) sendiri dapat dikategorikan
kedalam 3 kondisi yaitu:
1. Saham perusahaan dengan β = 1
Jika suatu saham memiliki beta sama dengan satu, berarti
tingkat keuntungan saham berubah secara proporsional
dengan tingkat keuntungan pasar. Ini menunjukkan risiko
sistematis saham perusahaan tersebut sama dengan risiko
sistematis pasar
2. Saham perusahaan dengan nilai beta >1
Ketika saham emiten memiliki beta lebih dari satu, maka
saham tersebut mempunyai tingkat perubahan atau volatilitas
harga di atas pasar. Ini menandakan risiko sistematis saham
tersebut lebih besar dibandingkan dengan risiko sistematis
19
pasar. Saham ini disebut sebagai saham agresif. Sebagai
contoh, jika suatu saham emiten di Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) mempunyai nilai beta 1.5, maka ketika ISSI
meningkat sebesar 4%, harga saham emiten itu akan menanjak
sebesar 6% (1.5 x 4%). Namun perlu diperhatikan, apabila
ISSI menurun, harga saham emiten dengan beta di atas satu
akan mengalami penurunan harga lebih besar daripada ISSI.
3. Saham perusahaan dengan β < 1
Apabila saham perusahaan kurang dari 1 maka keuntungan
saham tersebut meningkat lebih kecil daripada meningkatnya
keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko
sistematis saham tersebut lebih kecil dibanding risiko
sistematis pasar. Saham ini disebut juga saham defensif.
Misalnya beta saham suatu perusahaan yang terdapat di ISSI
adalah 0.5, maka tingkat fluktuasi harga saham ini adalah
sebesar 50 persen dari ISSI. Sebagai contoh, jika ISSI
menurun sebesar 2%, maka harga saham emiten tersebut akan
ikut terkoreksi sebesar satu persen (0.5 x 2%). Sebaliknya,
apabila ISSI meningkat sebesar 2% maka harga saham akan
naik 1%.
Beta pasar diperoleh dari perhitungan koefisien regresi antara
tingkat pengembalian suatu saham dengan tingkat pengembalian
pasar. Lestari dan cristiani (2005:24) Tingkat pengembalian saham di
hitung
20
Rit = Pit-1 – Pit
Pit
Keterangan:
Rit = tingkat pengembalian
Pit-1 = Harga saham periode sebelum periode t
Pit = Harga saham pada periode t
Tingkat pengembalian pasar untuk Indeks Harga Saham
Syariah Indonesia (ISSI) adalah sebagai berikut:
Rmt = ISSI-1 – ISSIt
ISSIt
Keterangan:
Rit = tingkat pengembalian
ISSI-1 = ISSI pada sebelum periode t
ISSIt = ISSI pada periode t
Sedangkan untuk menghitung beta (β) saham menurut
Muhammad Samsul (2006:102) dengan rumus
Β = __Cov Ri . Rm___
Var Rm
Keterangan :
Ri = Tingkat pengebalian saham
Rm = tingkat pengembalian pasar
3. Pasar Modal Syariah
Pasar modal merupakan instrument penting dalam berinvestasi di
era modern ini yakni tempat untuk menghimpun dana, tempat alternatif
21
investasi melalui penjualan saham dan penerbitan obligasi, maupun
sebagai indikator stabilitas kondisi makro ekonomi. Pasar modal syariah
(Islamic stock exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan
perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya,
dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak
bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah (Rodoni, 2009 : 62).
Tonggak awal Pasar Modal Syariah adalah ketika diterbitkannya
Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3
Juli 1997. Selanjutnya, 3 Juli 2000 Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa
Efek Indonesia) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment
Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada bertujuan untuk
memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah
islam. Di Indonesia, pasar modal menerapkan sistem syariah dalam
operasionalnya dalam bentuk indeks yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan
Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) di Bursa Efek Indonesia.
Dalam pasar modal syariah, jual beli terdiri atas dua pilar, yaitu
objek pertukaran dan waktu pertukaran maka perusahaan haruslah yang
menghasilkan output yang halal baik produk maupun layanan berobjek,
sedangkan secara waktu pasar modal syariah tidak mengenal short
shelling untuk spekulasi namun untuk investasi.
4. Indeks Saham Syariah Indonesia
Tahun 2007 Bapepam dan LK menerbitkan Daftar Efek Syariah
(DES) yang berisi list saham Syariah di Indonesia. Kemudian Bursa Efek
22
Indonesia merespon keberadaan DES tersebut dengan meluncurkan
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011.
Berdasarkan sumber di www.idx.co.id saham konstituen ISSI yang
diupdate per 28 November 2018 terdapat 399 emiten yang terdaftar.
Saham syariah di ISSI diseleksi setiap enam bulan sekali dalam
setahun yaitu pada bulan Mei dan November, oleh karena itu selain ada
indeks saham baru yang masuk, akan ada juga saham yang keluar dari
ISSI jika tidak lolos uji screening. Menurut Bapepam-LK kriteria saham
syariah diantaranya:
a. Saham diterbitkan oleh perusahaan yang secara jelas menyatakan
kegiatannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah .
b. Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang tidak menyatakan
dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan
Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip prinsip
syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Sebagaimana diatur dalam IX.A 13, tidak melakukan usaha
berupa:
(a) Perjudian
(b) Jual beli tanpa penyerahan barang/jasa
(c) Jual beli dengan penawaran/permintaan palsu
(d) Perbankan berbasis bunga
(e) Pembiayaan berbasis bunga
23
(f) Jual beli risiko yang mengandung ketidakpastian (gharar)
dan/atau perjudian (maisir) antara lain asuransi
konvensional.
(g) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan
dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya,
barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram yang
ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang
merusak moral dan bersifat mudarat;
(h) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap
(risywah)
(i) rasio utang berbasis bunga tidak lebih dari 82% dari total
ekuitas, dan
(j) rasio pendapatan bunga atau pendapatan tidak halal lainnya
tidak boleh lebih dari 10% dari total pendapatan usaha dan
total pendapatan usaha lainnya.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Saham Syariah di Indonesia
Indeks harga saham syariah dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu
faktor ekonomi maupun faktor non ekonomi, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Inflasi, sesuai dengan hasil penelitian Yudhistira Ardana (2016),
Aurora Nur Firdausi (2016), Dwi Manggar Asih (2016),
Rowland Bismark (2013), Siti Aisiyah Suciningtias(2015),
Anggardito Antokolaras(2017), Annisa Amalia Fairuz(2017),
Vitra Islami(2018), dan Lailatul Wulan Saputri(2017)
24
b. Nilai Tukar, sesuai dengan hasil penelitian Yudhistira Ardana
(2016), Aurora Nur Firdausi(2016), Dwi Manggar Asih(2016),
Siti Aisiyah Suciningtias(2015), Anggardito Antokolaras (2017),
Annisa Af(2017), Vinna Yuliana(2018), Lailatul Wulan
Saputri(2017), Vitra Islami(2018).
c. Sertifikat Bank Indonesia Syariah, sesuai dengan penelitian
Yudhistira Ardana (2016), Siti Aisiyah Suciningtias(2015),
Anggardito Antokolaras(2017).
d. Bi-Rate, sesuai dengan penelitian Yudhistira Ardana (2016),
Aurora Nur Firdausi(2016), Febrian Wahyu Wibowo(2019),
Rowland Bismark (2013), Antokolaras(2017), Lailatul Wulan
Saputri(2017), dan Vitra Islami(2018).
e. Harga minyak dunia, sesuai dengan penelitian Yudhistira Ardana
(2016), Siti Aisiyah Suciningtias(2015),
f. Debt Equity to Ratio, sesuai dengan penelitian Arif
Budiman(2017), dan Annisa Amalia fairuz(2017).
g. Price to Book Value, sesuai dengan penelitian Annisa Amalia
Fairuz(2017).
h. Earning Per Share, sesuai dengan penelitian Vinna
Yuliana(2018)
i. Price Earning Ratio, sesuai dengan penelitian Vinna
Yuliana(2018)
j. Return on Asset sesuai dengan penelitian Vinna Yuliana(2018)
25
k. Indeks Harga Saham Gabungan, sesuai dengan penelitian Dwi
Manggar Asih(2016), dan Aurora Nur Firdausi(2016).
l. Harga saham internasional, sesuai dengan penelitian Aurora Nur
Firdausi(2016), Febrian Wahyu Wibowo(2019), Syintia A(2018),
Penny Rahmah(2018), dan Lailatul Wulan Saputri(2017)
m. Kondisi Politik, sesuai dengan penelitian Anggarini (2012) dan
Trisnawati (2009).
Penelitian tentang hubungan faktor non ekonomi dan risiko saham
syariah masih jarang dilakukan, utamanya tentang faktor politik. Padahal
menurut Mankiw (2000) perekonomian sebuah negara tidak akan terlepas
dari peranan faktor politik. Situasi politik yang stabil akan menciptakan
iklim ekonomi yang kondusif, dan situasi seperti ini akan meningkatkan
kepercayaan investor dalam menginvestasikan dananya di pasar modal
yang nantinya akan mempengaruhi harga saham.
Pada penelitian sebelumnya (Anggraini, 2012) peneliti hanya
membandingkan kondisi pasar modal antara sebelum dan sesudah
peristiwa politik seperti pemilu. Akan tetapi pada penelitian ini
menggunakan indeks stabilitas politik yang mana masih sangat jarang
dugunakan.
Menurut Beik (2014) kinerja saham syariah di Indonesia dipengaruhi
oleh gejolak yang terjadi di pasar saham internasional. Hal ini terjadi
sebagai akibat semakin terintegrasikannya pasar-pasar saham yang ada di
dunia, sehingga gejolak yang terjadi di suatu negara dapat mempengaruhi
kondisi negara lain secara signifikan.
26
Berdasarkan penjelasan di atas, maka variabel yang akan digunakan
untuk menganalisi faktor yang mempengaruhi risiko saham syariah adalah
variabel stabilitas politik dan variabel saham syariah internasional, yang
dalam hal ini adalah Dow Jones Islamic Market Index (DJIM), Financial
Time Stock Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS), dan
Financial Time Stock Exchange Japan 100 Shariah (FTSEJPN).
6. Stabilitas Politik
Menurut KBBI Stabilitas diartikan sebagai kemantapan dan
keseimbangan. Stabilitas sama dengan tiadanya perubahan yang mendasar
atau kacau di dalam suatu sistem politik, atau perubahan yang terjadi pada
batas-batas yang telah disepakati atau telah ditentukan (Jack, et al : 1989).
Sedangkan kata politik secara etimologis berasal dari bahasa latin
yaitu politikus dan politicos “relating to citizen”.(Ibnu Muchtar, 1999).
Menurut Abdul Mu’in Salim dalam desertasinya, politik kemudian diserap
ke dalam bahasa Indonesia menjadi tiga arti yaitu: Segala urusan dan
tindakan (kebijaksanaan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan
suatu negara atau negara lain, tipu muslihat atau kelicikan dan juga
dipergunakan sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan yaitu ilmu politik.
Menurut Crouch (1982), suatu pemerintahan dikatakan stabil
politiknya apabila mampu menjalankan tugasnya dengan baik melalui
program yang pasti dalam rentang waktu yang lama. Selain itu sistem
pemerintahan juga harus terbuka dalam menyikapi tatanan sosial yang
dinamis tanpa harus megubah sistem yang lama.
27
7. Indeks Stabilitas Politik
Bank dunia (world bank) setiap tahun mengeluarkan Indeks Stabilitas
Politik (ISP) masing-masing negara di dunia. Nilai ISP setiap negara
tentunya berbeda dikarenakan perbedaan sosio-geografis dan permasalahan
tiap-tiap negara. Indikator yang digunakan world bank dalam mengukur
stabilitas politik suatu negara yaitu pemerintahan yang baik, catatan
konstitusional, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta
kekuatan demokrasi secara keseluruahan. ISP ini dihitung berdasarkan
catatan transisi kekuasaan yang berlangsung di suatu negara tertentu,
kecakapan pemerintah dalam mengemban amanah dari cara memutuskan
kebijakan mana yang akan diambilnya.
Indeks ini mengukur dinamika antara kualitas pemerintah suatu
negara dan ancaman yang dapat membahayakan dan melemahkan stabilitas.
Ancaman yang dimaksud di sini di antaranya adalah kudeta, ketidakstabilan,
terorisme, dan lain-lain.
Penghitungan nilai Indeks Stabilitas Politik dilakukan dengan
survei berdasarkan 10 kriteria, yaitu:
a. Catatan transisi kekuasaan (pemilihan umum yang bebas dan
adil kepatuhan terhadap kesepakatan politik).
b. Catatan representasi demokrasi. Penghormatan terhadap Hak
Asasi Manusia (HAM), penghormatan terhadap hak-hak sipil.
c. Kekuatan sistem yurisprudensi, kepatuhan pada
tatanan konstitusional, dan pemerintahan yang baik.
28
d. Kemampuan pemerintah untuk melaksanakan kebijakan
ancaman kudeta, dan pemberontakan.
e. Tingkat kejahatan yang tidak terkendali dan korupsi.
f. Risiko terorisme dan ancaman lain terhadap keamanan nasional.
g. Hubungan dengan kekuatan regional dan komunitas
internasional, catatan kerja sama bilateral atau multilateral.
h. Tingkat perselisihan ekonomi (yaitu tantangan ekonomi
dan keuangan).
Berdasarkan penilaian terhadap 8 kriteria tersebut, dihasilkan
skor indeks dengan rentang 0 sampai 100. Semakin mendekati 0
maka semakin buruk, sebaliknya semakin mendekati 100 berarti
tingkat stabilitas politik negara tersebut semakin bagus. Dengan
demikian, indeks ini memberikan penilaian mulai dari yang
terendah hingga stabilitas yang terbesar (countrywatch.com).
8. Saham Syariah Internasional
Integrasi ekonomi membuat kondisi perekonomian berbagai negara
saling terkait. Hal tersebut berimplikasi bahwa perubahan indikator
makroekonomi pada suatu perekonomian akan berdampak pada
perekonomian negara lainnya. Diantara indikator yang dapat diamati
adalah perkembangan indeks saham. Pada penelitian ini ada beberapa
saham internasional yang penulis gunakan sebagai variabel independen
dikarenakan diduga kuat berpengaruh yakni bursa saham syariah global
(DJIM), bursa saham syariah di Malaysia (FTFBMHS) dan bursa saham
syariah di Jepang (FTSEJPN).
29
Dow Jones Islamic Market World Index (DJIM) adalah indeks yang
mengukur kinerja pasar saham syariah yang ada di dunia (Guide to the
Dow Jones Islamic Market Indexes. Saat ini DJIM family indeks terdiri
dari 636 stock, diantaranya adalah 234 di dalam DJIM US, 32 di dalam
DJIM Kanada, 117 di dalam DJIM Jepang, 127 di dalam DJIM Eropa, 43
di dalam DJIM UK, dan 100 di dalam DJIM Extra Liquid & DJIM
Technology Index.
DJIM hanya menampung perusahaan yang sesuai dengan prinsip
syariah, untuk menjaga integritasnya maka setiap tiga bulan sekali akan
diadakan screening yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah di
Amerika. Perusahaan yang masuk didalamnya harus tidak beroperasi dari
bidang usaha berupa:
a. Alkohol
b. Rokok
c. Keuangan konvensional
d. Persenjataan dan alat pertahanan
e. Hiburan (kasino/hotel/cinema/musik).
FTSE Bursa Malaysia Hijrah Shariah (FTSEBMHS) Index diterbitkan
sebagai dasar produk investasi yang sesuai dengan Syariah yang
memenuhi persyaratan penyaringan investor Islam internasional.
Perusahaan-perusahaan dalam indeks disaring oleh Dewan Penasihat
Syariah Syariah bernama Commission's Shariah Advisory Council (SAC)
dan konsultasn syariah global terkemuka, Yasaar Ltd, terhadap
serangkaian prinsip panduan yang jelas. Metodologi Penyaringan pada
30
FTFBMHS Konstituen dalam indeks tidak diizinkan untuk terlibat dalam
salah satu kegiatan inti berikut:
a. Bank dan lembaga keuangan konvensional,
b. Memproduksi barang berupa alkohol, rokok, game, dan pembuatan
senjata
c. Jasa asuransi jiwa (konvensional)
d. Produksi, pengemasan, dan pemrosesan daging babi dan semua
produk non halal
Sama seperti FTFBMHS, Indeks FTSE Shariah Japan 100
(FTSEJPN) dalam proses screening juga dibantu oleh Yasaar Ltd.guna
memenuhi kebutuhan investor muslim di Jepang dan internasional.
FTSEJPN berisi 100 saham syariah dengan kapitalisasi besar dan
menengah dari FTSE Global Index Series.
Menurut penelitian Beik dan Fatmawati (2014), kinerja pasar
saham syariah sangat dipengaruhi oleh gejolak yang terjadi di pasar
saham internasional. Hal ini terjadi sebagai akibat semakin
terintegrasinya pasar-pasar saham yang ada di dunia, sehingga gejolak
yang terjadi di suatu negara, dapat mempengaruhi kondisi negara lain
secara signifikan.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
NO Peneliti/Judul Variabel yang
digunakan Keterangan
1 Aminul Wahid/ Analisis
Pengaruh Stabilitas Politik dan
Faktor Ekonomi Terhadap
Jakarta Islamic Index (JII)
Var Y : JII
Var X : Inflasi,
Indeks Stabilitas
Politik, dan DJIM
Berdasarkan hasil
analisis data secara
parsial variabel
stabilitas politik
dan DJIM
31
mempunyai
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap Jakarta
Islamic Index.
Sedangkan variabel
inflasi tidak
berpengaruh
signifikan. Adapun
secara simultan,
ketiga variabel
tersebut
berpengaruh
signifikan terhadap
Jakarta Islamic
Index.
2 Abdul Azzis/ Analisis Pengaruh
Variabel Makroekonomi dan
Indeks Saham Syariah Regional
terhadap Risiko Jakarta Islamic
Index (JII)
Var Y : Risiko JII
Var X : BI rate,
Inflasi, Kurs IDR-
USD, DJIUS,
DJIUK, FTSEJP,
dan FTSEMY.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa secara
simultan Semua
variabel memiliki
pengaruh
signifikan terhadap
risiko JII. Secara
parsial hanya
variabel BI rate,
kurs IDR-USD,
indeks DJIUK dan
indeks FTSMY
yang memiliki
pengaruh
signifikan terhadap
risiko JII.
Sedangkan inflasi,
DJIUS, FTSEJP
tidak berpengaruh
terhadap risiko JII.
3 Irfan Syauqi Beik dan
Sri Wulan Fatmawati/ Pengaruh
Indeks Harga Saham Syariah
Internasional dan Variabel
makroekonomi Terhadap
Jakarta Islamic Indeks
Var Y : JII
Var X : DJIEU,
DJIMY, DJIJP,
IMUS, IPI, JUB
dan SBIS.
Hasil penelitian
menunjukkan
DJIEU, DJIMY
dan IPI
berpengaruh secara
signifikan positif
terhadap JII.
sedangkan variabel
DJIJP, IMUS, M2
dan SBIS
berpengaruh
32
signifikan negatif
terhadap JII
4 Ipak Kinine/ Pengaruh Dow
Jones Islmaic Market (DJIM),
Kurs, dan Harga Emas Dunia
Terhadap Jakarta Islamic Index
periode 2012-2016
Var Y : JII
Var X : DJIM,
Kurs, dan Harga
Emas Dunia
Secara parsial
DJIM berpengaruh
signifikan positif
terhadap JII. Harga
Emas Dunia
berpengaruh positif
tidak signifikan,
dan Kurs
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap JII.
Sedangkan secara
simultan semua
variabel X
berpengaruh
signifikan terhadap
JII
5 Ayu Syintia / Analisis Integrasi
Indeks Harga Saham Syariah
Pada Pasar Modal Syariah
Indonesia, Malaysia, China, dan
Jepang (Periode Mei 2011 –
Desember 2016)
Var Y : ISSI
Var X:
DJMY25D,
DJICHKU, DJIJP
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa secara
simultan
DJMY25D,
DJICHKU dan
DJIJP mempunyai
pengaruh terhadap
ISSI. Sedangkan
secara parsial
hanya DJMY25D
yang berpengaruh
signifikan,
sementara
DJICHKU dan
DJIJP berpengaruh
negatif.
6 Kowanda et al/“The Influence
of Foreign Stock Market Index
and Macroeconomic Variables
Toward Jakarta Composite
Index During 2010-2014”.
Var Y : JCI
Var X : DJIA,
STI, SSE,
Inflation rate, BI
Rate, World Oil
Prices, Exchange
Rate
Bursa saham asing
dan variabel
makroekonomi
secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
JCI. Namun,
pengujian secara
parsial hanya bursa
STI Singapore dan
exchange rate yang
berpengaruh
33
terhadap JCI.
7 Purba Perdana Jati/ Analisis
Pengaruh Harga Saham Asing
Terhadap Jakarta Islamic Index
Periode 2012-2015
Var Y : JII
Var X : DJIA,
SSE, STI, FTSEI,
NIKKEI, KOSPI,
KLSE, ASX.
Secara simultan
indeks saham asing
berpengaruh
terhaap JII. Secara
Parsial Indeks STI
berpengaruh positif
signifikan, indeks
KOSPI
berpengaruh
negatif signifikan,
sedangkan indeks
DJIA, SSE, FTSEI,
NIKKEI, KLSE,
dan ASX tidak
berpengaruh
terhadap JII.
8 Aurora Nur Firdausi, Idqan
Fahmi, dan Imam Teguh
Saptono/ Pengaruh Indeks
Harga Saham Regional ASEAN
dan Variabel Makroekonomi
terhadap Indeks Harga Saham
Syariah Indonesia (ISSI)
Var Y : ISSI
Var X : IPI,
Inflasi, Kurs USD-
IDR, BI rate,
IHSG, IPI Strait
Times Index
(STI), Kuala
Lumpur Stock
Exchange
(KLSE), Stock
Exchange of
Thailand (SET),
dan Philippine
Stock Exchange
Index (PSEI)
hasil analisis
VECM
menunjukkan
bahwa pada jangka
pendek, hanya
IHSG dan IPI yang
memengaruhi ISSI
secara signifikan.
Sedangkan pada
jangka panjang
beberapa variabel
menunjukan
hubungan
signifikan positif
yaitu inflasi, IPI,
PSEI dan STI.
Variabel yang
mempengaruhi
ISSI secara
signifikan negatif
adalah BI rate, ER,
IHSG, dan KLSE.
9 Febrian Wahyu Wibowo/
Determinan Tingkat Suku
Bunga, Indeks Dow Jones,
NIKKEI 225, dan Straits Time
Terhadap ISSI
Var Y : ISSI
Var X : Tingkat
Suku Bunga,
DJIM, dan
NIKKEI 225
Tingkat Suku
Bunga berpengaruh
negative terhadap
Indeks Saham
Syariah Indonesia,
Dow Jones Islamic
Market
berpengaruh positif
terhadap Indeks
34
Saham Syariah
Indonesia, Nikkei
225 berpengaruh
negatif terhadap
Indeks Saham
Syariah Indonesia,
Straits Times
berpengaruh
negatif terhadap
Indeks Saham
Syariah Indonesia.
C. Keterkaitan Antar Variabel
1. Indeks Stabilitas Politik terhadap Risiko ISSI
Dalam penelitian ini penulis menggunakan stabilitas politik dalam
bentuk indeks (Political Stability Index) yang dikeluarkan oleh bank
dunia. Indeks tersebut menunjukkan stabilitas suatu negara yang diukur
dengan standar pemerintahan yang baik, perlakuan terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM), tatanan konstitusional, dan kekuatan demokratis secara
keseluruhan. Ketika investor ingin berinvestasi tentunya akan
mempertimbangkan nilai indeks stabilitas politik negara tersebut, karena
ini berkaitan dengan perbandingan risiko dan return investasinya makai ia
akan tertarik berinvestasi di negara dengan keamanan dan stabilitas politik
yang baik.
Menurut Barro (1991) dan Grindle (2007), ketidakstabilan politik
dapat menurunkan investasi, sehingga akan berdampak pula pada
penurunan produksi. Negara dengan kondisi politik yang relatif stabil akan
menciptakan iklim pasar yang kondusif, rumah tangga produksi dan
konsumsi menjalankan roda perekonomian dengan aman tanpa gangguan,
sehingga kondisi seperti ini merangsang pertumbuhan investasi, dalam hal
ini termasuk investasi di sektor pasar modal sehingga beimbas pada
35
menguatnya nilai harga saham perusahaan yang ada pada khususnya dan
indeks harga saham secara umumnya. Ini dapat disimpulkan bahwa
stabilitas politik berhubungan positif terhadap tingkat investasi.
2. Saham Syariah Internasional terhadap Risiko ISSI
Simorangkir (2016) menjelaskan bahwa penyebaran kegagalan yang
terjadi pada suatu elemen terhadap elemen lainnya merupakan risiko
sistemik. Wahyudi (2013) mengungkapkan bahwa risiko sistemik adalah
risiko yang dampaknya menyebabkan terjadinya efek domino yakni
menyeret proyek atau institusi atau sektor atau bahkan negara lain untuk
terkena dampak risiko tersebut, atau berdampak pada keseluruhan pasar
atau sistem yang ada. Penelitian Azzis (2017) dan Ayu (2018)
menunjukkan bursa saham di Malaysia berpengaruh signifikan positif
terhadap bursa saham syariah di Indonesia, itu menandakan semakin
terintegrasinya pasar-pasar yang ada di dunia.
Sedangkan penelitian Beik (2014) menunjukkan bahwa pasar modal di
Jepang berperngaruh signifikan negatif terhadap pasar modal di Indonesia,
ini menunjukkan investor menganggap Indonesia sebagai pasar alternatif
sehingga mendorong para investor untuk memindahkan dana investasinya
untuk menghindari kerugian ketika mereka merasa tidak diuntungkan
dengan kondisi pasar modal di luar negeri. Penarikan kepemilikan saham
oleh para investor pada saat krisis terjadi merupakan tindakan yang
rasional guna menghindari kerugian yang besar. Selanjutnya, para investor
36
akan mencari pasar saham di negara yang mempunyai iklim investasi lebih
baik untuk berinvestasi.
D. Kerangka Pemikiran
Menurut Rodoni (2010), kerangka pemikiran merupakan sintesa dari
serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya
merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi
atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka
pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar alur
logika berjalannya sebuah penelitian yang dibuat berdasarkan pertanyaan
penelitian (research question) dan merepresentasikan suatu himpunan dari
beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep tersebut.
37
Objek Penelitian
Variabel Dependen (X) Variabel Dependen (Y)
Uji Hausman
Model Estimasi Data
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Pemilihan Model Regresi Panel
Uji Chow
Pengujian Hipotesis
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
38
Adjusted R2 Uji F Uji t
Interpretasi
Variabel dependen pada penelitian ini adalah risiko saham properti di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi variabel dependen tersebut, baik faktor ekonomi maupun
faktor non ekonomi. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan
adalah stabilitas politik Dow Jones Islamic Market Index (DJIM), Financial
Time Stock Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS), dan
Financial Time Stock Exchange Japan 100 Shariah (FTSEJPN). DJIM,
FTFBMHS, dan FTSEJPN adalah indeks saham syariah internasional yang
diduga mempunyai pengaruh terhadap pasar modal syariah nasional, dan
stabilitas politik adalah faktor non ekonomi yang menjadi bahan pertimbangan
investor dalam berinvestasi.
Langkah pertama yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian
ini adalah dengan meregresikan data tersebut dengan pendekatan Common
Effect (Pooling Least Square). Pada model ini data cross section digabungkan
dengan data time series. Kemudian digunakan metode OLS terhadap data
panel tersebut. Langkah kedua adalah dengan menggunakan pendekatan Efek
Tetap (Fixed Effect). Dalam menganalisis data time series, kita dapat
memakai asumsi berdasarkan kriteria berikut ini: teknik yang paling
sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada menunjukkan
39
kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap berlaku pada
semua objek dan pada semua waktu.
Langkah selanjutnya adalah dengan pendekatan efek acak (Random
Effect). Pendekatan ini digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek
tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami
ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode Random Effect
menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan
antarobjek. Selanjutnya, dilakukan pemilihan model regresi panel dengan
menggunakan dua uji, yaitu uji chow dan uji hausman. Hasil kedua uji
tersebut menentukan apakah hasil olah regresi data panel akan menggunakan
model Fixed Effect, Random Effect, atau Common Effect.
Setelah hasil pengolahan data diperoleh, hasil tersebut diinterpretasi
melalui proses analisa statistik beserta pembahasannya sehingga diperoleh
kesimpulan akhir penelitian serta implikasi dan manfaatnya bagi akademisi
maupun stake holders pasar modal syariah.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam
penelitian. Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0: Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara stabilitas politik,
Dow Jones Islamic Market Index (DJIM), Financial Time Stock
Exchange Malaysia Hijrah Sharia (FTFBMHS), dan, Financial Time
Stock Exchange Japan 100 Shariah (FTSEJPN) terhadap saham
properti di Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.
40
H1: Terdapat pengaruh secara simultan antara stabilitas politik, Dow
Jones Islamic Market Index (DJIM), Financial Time Stock Exchange
Malaysia Hijrah Sharia (FTFBMHS), dan, Financial Time Stock
Exchange Japan 100 Shariah (FTSEJPN) terhadap saham properti di
Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.
2. H0: Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara stabilitas politik
terhadap saham properti di Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.
H1: Terdapat pengaruh secara parsial antara stabilitas politik
terhadap saham properti di Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.
3. H0: Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Dow Jones Islamic
Market Index (DJIM) terhadap saham properti di Indeks Harga
Saham Syariah Indonesia.
H1: Terdapat pengaruh secara parsial antara Dow Jones Islamic
Market Index (DJIM) terhadap saham properti di Indeks Harga
Saham Syariah Indonesia.
4. H0: Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Financial Time
Stock Exchange Malaysia Hijrah Sharia (FTFBMHS) terhadap
saham properti di Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.
H1: Terdapat pengaruh secara parsial antara Financial Time Stock
Exchange Malaysia Hijrah Sharia (FTFBMHS) terhadap saham
properti di Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.
5. H0: Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Financial Time
Stock Exchange Japan 100 Shariah (FTSJPN) terhadap saham
properti di Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.
H1: Terdapat pengaruh secara parsial antara Financial Time Stock
Exchange Japan 100 Shariah (FTSJPN) terhadap saham properti di
Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.
41
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh stabilitas politik dan
indeks saham syariah internasional terhadap harga saham properti di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI). Saham yang diteliti adalah saham properti
yang konsisten berada di ISSI antara periode 2012-2017.
Dalam penelitian ini stabilitas politik menggunakan data Political Stability
Index atau Indeks Stabilitas Politik (ISP) yang dikeluarkan oleh bank dunia
periode 2012-2017 sedangkan Indeks saham syariah Internasional yang
digunakan dalam penelitian ini Dow Jones Islamic Market Index (DJIM),
Financial Time Stock Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS),
dan Financial Time Stock Exchange Japan 100 Shariah (FTSEJPN).
B. Metode Penentuan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham
properti yang konsisten masuk Indeks Saham Syariah Indonesia pada periode
penelitian, yaitu tahun 2012-2017, Dow Jones Islamic Market Index (DJIM),
Financial Time Stock Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS),
dan Financial Time Stock Exchange Japan 100 Shariah (FTSEJPN) dan data
stabilitas politik Indonesia selama periode tahun 2012 – 2017. Data yang
digunakan adalah data tahunan. Alasan pemilihan periode tahun tersebut
adalah untuk melihat pergerakan harga saham properti yang konsisten di
Indeks Saham Syariah Indonesia dan yang mempengaruhinya secara lebih
akurat dan relevan selama enam tahun terakhir, alasan lain adalah karena
Indeks Stabilitas Politik hanya tersedia sampai tahun 2017.
42
Data harga saham syariah internasional yang digunakan antara lain Dow
Jones Islamic Market World Index (DJIM), Financial Time Stock Exchange
Malaysia Hijrah Sharia (FTFBMHS), Financial Time Stock Exchange Japan
100 Shariah (FTSEJPN) diperoleh dari id.investing.com. Adapun data
Stabilitas Politik Indonesia diperoleh dari TheGlobalEconomy.com, The World
Bank.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Field Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yakni data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua
(data eksternal) atau data yang telah dipublikasikan, seperti pusat
referensi Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Library Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
literatur, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan
dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data
yang valid.
3. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang dimiliki atau
tersedia di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau
kadaluarsa, karena ilmu selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan
43
teknologi yang juga berkembang yaitu internet sehingga data yang
diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan
zaman.
D. Metode Penentuan Sampel
Metode sampling yang digunakan adalah metode Judgment Sampling
atau biasa disebut dengan Purposive Sampling yaitu penelitian yang
pengumpulan datanya atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi
semata. Dalam penelitian ini data harga saham yang digunakan adalah data
harga saham properti yang konsisten berada di Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) selama periode penelitian 2012 sampai 2017.
Dalam penelitian ini jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria
berjumlah 13 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut yaitu:
Tabel 3.1 Perusahaan properti yang konsisten di ISSI
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk
2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
4 BKSL Sentul City Tbk
5 CTRA Ciputra Development Tbk
6 DILD Intiland Development Tbk
7 EMDE Megapolitan Developments Tbk
8 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk
9 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk
10 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
11 LPKR Lippo Karawaci Tbk
12 PWON Pakuwon Jati Tbk
13 SMRA Summarecon Agung Tbk
Sumber: idx.co.id yang diolah
44
E. Metode Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan penelitian yang diajukan, maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode analisis regresi data panel dengan
didukung oleh analisis kuantitatif dengan menggunakan model ekonometrik
guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai hubungan antara variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian.
Regresi data panel merupakan penelitian yang menggabungkan antara
cross section (data silang) dengan time series (runtut waktu). Jika setiap unit
cross section memiliki jumlah observasi time series yang sama, maka disebut
sebagai balanced panel (total jumlah observasi = N x T). Sebaliknya apabila
jumlah observasi berbeda untuk setiap unit cross section maka disebut
unbalanced panel.
Dalam menganalisis data menggunakan metode analisis regresi data
panel, diawali dengan melakukan pooling data dalam bentuk workfile.
Menurut Gujarati (2004), keunggulan penggunaan data panel memberikan
banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut:
1. Data panel mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga
dapat memberikan informasi yang lebih lengkap, selanjutnya
diperoleh degree of freedom (df) yang lebih besar sehingga estimasi
data yang dihasilkan lebih baik.
2. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan
cross section, maka masalah yang timbul karena adanya masalah
penghilangan variabel (omitted variable) dapat diatasi.
3. Data panel mampu mengurangi kolinearitas antar variabel.
45
4. Data panel lebih baik dalam mendeteksi dan mengukur efek yang
secara sederhana tidak mampu dilakukan oleh data time series murni
dan cross section murni.
5. Data panel dapat menguji dan membangun model yang lebih
kompleks, contohnya seperti skala ekonomi dan perubahan teknologi.
6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh
agregat individu, karena data yang diobservasi lebih banyak.
Langlah-langkah dalam estimasi regresi data panel ada tiga yaitu:
1. Common Effect Model (CEM)
Model Common Effect merupakan model sederhana yang
menggabungkan seluruh data time series dengan cross section dan
selanjutnya dilakukan estimasi model dengan menggunakan metode
Ordinary Least Square (OLS). Model ini menganggap bahwa
intersep dan slop dari setiap variabel sama untuk setiap objek
observasi. Kelemahan model ini adalah ketidaksesuaian model
dengan keadaan sebenarnya. Kondisi setiap objek pada satu waktu
dengan waktu yang lain dapat berbeda.
Bentuk persamaan model Common Effect dapat ditulis
sebagai berikut:
= α +
+
Keterangan:
= variable dependen di waktu t untuk unit Cross Section i
α = intersep
= parameter untuk variable ke-j
46
= variable bebas j di waktu t untuk unit Cross Section i
= komponen eror di waktu t untuk unit Cross Section i
I = urutan saham yang diobservasi (Cross Section)
t = periode waktu (time series)
j = urutan variabel
2. Fixed Effect Model (FEM)
Model data panel dengan Fixed Effects Model (FEM)
mengasumsikan bahwa perbedaan mendasar antar individu dapat
diakomodasikan melalui perbedaan intersepnya, namun intersep
antarwaktu sama (time invariant). Fixed effect berarti bahwa
koefisien regresi (slope) tetap antarindividu dan antarwaktu.
Intersep setiap individu merupakan parameter yang tidak
diketahui dan akan diestimasi pada umumnya dengan memasukkan
variabel dummy, sehingga FEM sering disebut dengan Least
Square Dummy Variable (LSDV).
= α +
+ + ∑ +
Keterangan:
= variable dependen di waktu t untuk unit Cross Section i
α = intersep yang berubah-ubah antar cross section unit
= parameter untuk variable ke-j
= variable bebas j di waktu t untuk unit Cross Section i
= dummy variable.
= komponen eror di waktu t untuk unit Cross Section i
47
3. Random Effect Model (REM)
Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi
kelemahan model efek tetap yang menggunakan dummy variable,
sehingga model mengalami ketidakpastian. Penggunaan dummy
variable akan mengurangi derajat bebas (degree of freedom) yang
pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang
diestimasi. REM menggunakan residual yang diduga memiliki
hubungan antarwaktu dan antarindividu sehingga REM
mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep
yang merupakan variabel random. Model REM secara umum dapat
diformulasikan sebagai berikut:
= α +
+
= + +
~ N (0, merupakan komponen cross section error
~ N (0, merupakan komponen time series error
~ N (0, merupakan cross section dan time series error
F. Metode Pemilihan Model
Keputusan untuk memilih jenis model yang digunakan dalam analisis
regresi data panel didasarkan pada dua uji, yaitu Uji Chow dan Uji Hausman.
Uji Chow digunakan untuk memutuskan apakah penelitian akan menggunakan
Common Effect atau Fixed Effect Model, sedangkan Uji Hausman digunakan
untuk memilih antara Fixed Effect Model atau Random Effect Model. Prosedur
kedua uji tersebut adalah sebagai berikut:
48
1. Uji Chow
Uji Chow bertujuan untuk memilih model terbaik antara
Common Effect Model dengan Fixed Effect Model. Nilai yang harus
diperhatikan pada uji Chow adalah nilai probabilitas dari F-Statistik.
Hipotesis yang digunakan dalam uji chow adalah sebagai berikut:
H0 : Common Effect Model (CEM)
H1 : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat
signifikasi (5%), maka tolak H0. Begitu pula sebaliknya jika nilai
probabilitas F-statistik lebih besar dari tingkat signifikasi (5%), maka
menerima H0. Dasar penolakan terhadap hipotesis nol adalah dengan
menggunakan F-statistik seperti yang dirumuskan sebagai berikut:
Chow =
Keterangan:
RRSS : Restricted Residual Sum Square ( diperoleh dari
estimasi data panel dengan metode pooled least
square ).
URSS : Unrestricted Residual Sum Square ( diperoleh dari
estimasi data panel dengan metode fixed effect ).
N : Jumlah data cross section
T : Jumlah data time series
K : Jumlah variabel bebas
2. Uji Hausman
Uji Hausman bertujuan untuk memilih antara Fixed Effect
Model (FEM) atau Random Effect Model (REM). Nilai yang harus
49
diperhatikan pada uji Hausman adalah nilai probabilitas dari Cross-
section random. Hipotesis yang digunakan dalam uji Hausman adalah
sebagai berikut:
H0 : Random Effect Model (REM)
H1 : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat
signifikasi (5%), maka menolak H0 Begitu pula sebaliknya jika nilai
probabilitas F-statistik lebih besar dari tingkat signifikasi (5%), maka
menerima H0 Adapun persamaan uji hausman dapat ditulis sebagai
berikut:
Hausman = (βRE- βFE)1(ΣFE– ΣRE)
-1(βRE– βFE)
Keterangan:
βRE :Random Effect Estimator
βFE :Fixed Effect Estimator
ΣFE :Matriks kovarians Fixed Effect
ΣRE: Matriks kovarians Random Effect
G. Uji Statistik
1. Uji t-statistik
Uji t-statistik adalah uji parsial (individu) dimana uji ini dilakukan
untuk menguji apakah setiap variabel bebas (independen) secara masing-
masing parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(dependen) pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan menganggap
variabel bebas bernilai konstan. Menurut Gujarati (2003) Uji t dilakukan
untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu
50
terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel bebas lainnya
adalah konstan.
Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat
signifikansi 5%), maka variabel independen secara satu persatu
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas
lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan
adalah sebagai berikut:
H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
H1 : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel
independen terhadap variabel dependen
2. Uji F-Statistik
Uji F (Uji Fisher) digunakan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel independen secara keseluruhan signifikan secara statistik dalam
mempengaruhi variabel dependen pada tingkat signifikansi 0,05 (5%).
Menurut Sugiyono (2008) uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Selain itu dengan uji
F ini dapat diketahui pula apakah model regresi linier yang digunakan
sudah tepat atau belum. Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-
sama dilakukan dengan uji-F dengan pengujian sebagai berikut (Nachrowi,
2006):
Hipotesis:
51
H0 : β1 = 0 (secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat).
H1: β1≠ 0 (secara bersama-sama terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat).
Apabila probabilitas βi > 0,05 = Tidak signifikan, H0 diterima, H1
ditolak, sedangkan apabila probabilitas βi < 0,05 = signifikan, H0 ditolak,
H1 diterima
3. Koefisisen Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).
Adapun persamaan koefisien determinasi dapat dituliskan
sebagai berikut:
R2 =
Keterangan:
R2 : Koefisien Determinasi
ESS : Explained Sum of Square
TSS : Total Sum of Square
52
H. Model Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh stabilitas politik
(ISP) dan saham Syariah internasional yang terdiri dari Dow Jones Islamic
Market Index (DJIM), Financial Time Stock Exchange Malaysia Hijrah
Sharia (FTFBMHS), Financial Time Stock Exchange Japan 100 Shariah
(FTSEJPN) pada risiko saham properti (yang diukur dengan beta saham) di
Indeks Saham Syariah Indonesia yang secara matematis dapat
digambarkan dalam fungsi sebagai berikut:
RPISSIit = α + β1 ISPt + β2 DJIMt + β3 FTFBMHSt + β4 FTSEJPNt + εit
Keterangan:
RPISSIit : Risiko saham properti di ISSI untuk perusahaan i pada
tahun t
ISPt : Nilai indeks Stabilitas Politik pada tahun t
DJIMt : Nilai Dow Jones Islamic Market World pada tahun t
FTFBMHSt : Nilai Financial Time Stock Exchange Malaysia Hijrah
Sharia Pada tahun t
FTSEJPNt : Nilai Financial Stock Exchange Japan 100 Sharia pada
tahun t
I. Operasionalisai Variabel Penelitian
53
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai
yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun carapengukuran dari variabel
ini adalah dengan menggunakan skala pengukuran rasio. Berikut ini adalah
variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel Dependen atau biasa disebut variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel Independen atau variabel yang tidak terikat.
Dalam penulisan ini objek variabel dependen adalah risiko saham properti
yang terdapat di Indeks Saham Syariah Indonesia ISSI yang konsisten
selama rentang waktu 2012-2017. Saham tersebut antara lain APLN, ASRI,
BAPA, BKSL, CTRA, DILD, EMDE, FMII, GPRA, KIJA, LPKR, PWON,
dan SMRA.
Rumus mencari risiko sistematis dengan beta saham yaitu
1. Menghitung tingkat pengembalian (return) saham properti di ISSI
Rit = Pit-1 – Pit
Pit
Keterangan:
Rit = Tingkat pengembalian properti
Pit-1 = Harga saham properti periode sebelum t
Pit = Harga saham properti pada periode t
2. Menghitung Tingkat pengembalian pasar untuk Indeks Harga
Saham Syariah Indonesia (ISSI)
RMt = ISSI-1 – ISSIt
ISSIt
54
Keterangan:
RMt = tingkat pengembalian pasar
ISSI-1 = ISSI pada sebelum periode t
ISSIt = ISSI pada periode t
3. Sedangkan untuk menghitung beta (β) saham
β = __Cov Ri . Rm___
Var Rm
Keterangan :
Ri = Tingkat pengembalian saham properti
Rm = tingkat pengembalian ISSI
2. Variabel Independen (X)
Variabel Independen adalah atau bisa disebut juga dengan variabel
bebas. Dalam penelitian ini variabel bebas yang diambil tersebut antara lain:
a. Indeks Stabilitas Politik (ISP) (X1)
Adalah Indeks Stabilitas politik nasional berkaitan dengan
menciptakan kondisi dalam negeri yang stabil secara politik,
ekonomi, dan sosial dengan peran aktif pemerintah dalam
melakukan mobilisasi atas sumber daya manusia dan alamnya yang
dapat mendukung modernisasi dan perkembangan politik dan
ekonomi serta kontrol pemerintah atas setiap individu untuk
menciptakan keamanan dan ketertiban bersama (Plano, 1989).
Penulis mengambil data indeks stabilitas politik dari
publikasi World Bank. ISP mengukur kinerja pemerintahan secara
menyeluruh yang mempengaruhi stabilitas dan keamanan nasional
55
melalui catatan tatanan konstitusional, penghormatan terhadap
HAM dan kekutan demokrasi. Data ini berupa indeks dengan range
0 – 100 (semakin mendekati 0 artinya lemah, semakin mendekati
100 artinya kuat. data yang digunakan adalah data tahunan ISP
dalam periode 2012-2017.
b. Dow Jones Islamic Market Index (DJIM) (X2)
DJIM merupakan Indeks saham syariah yang mengukur
kinerja pasar saham syariah secara global. Data DJIM pada
penelitian ini diperoleh dari id.investing.com. data yang digunakan
adalah data tahunan dalam periode 2012-2017.
c. Financial Time Stock Exchange Malaysia Hijrah Sharia
(FTFBMHS) (X3)
Adalah indeks saham syariah yang mengukur kinerja pasar
saham syariah di negara Malaysia. Data FTFBMHS pada penelitian
ini diperoleh dari id.investing.com. data yang digunakan adalah
data tahunan dalam periode 2012-2017.
d. Financial Time Stock Exchange Japan 100 Sharia (FTSEJPN)
Adalah indeks yang mengukur kinerja pasar saham syariah di
negara Jepang. Data operasional yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari id.investing.com. data yang digunakan adalah
data tahunan dalam periode 2012-2017.
56
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Hasil Pembahasan
1. ISSI dan Saham Properti di Dalamnya
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011
ISSI yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI
dan terdaftar dalam DES (Daftar Efek Syariah). Berdasarkan sumber di
www.idx.co.id saham konstituen ISSI yang diupdate per 28 November
2018 terdapat 399 emiten yang terdaftar. Saham yang ada di ISSI
diseleksi setiap enam bulan sekali dalam setahun yaitu pada bulan Mei
dan November, oleh karena itu selain ada indeks saham baru yang masuk
juga akan ada saham yang keluar dari ISSI jika tidak lolos uji screening.
Berikut grafik perkembangan ISSI periode sejak diluncurkannya hingga
tahun 2017:
Grafik 4.1 perkembangan ISSI periode 2012-2017
Sumber: investing.com (data diolah)
145,00 143,71
168,64
145,06
172,08
189,86
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
200,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
ISSI
57
Sejak 2012 sampai dengan tahun 2017 ISSI mengalami tren kenaikan
meskipun beberapa kali mengalami penurunan yakni pada tahun 2013 dan
2015. Pada tahun 2014 ke 2015 di indonesia memang terjadi masa transisi
pemerintahan yang memungkinkan terjadi gejolak ekonomi maka pasar
saham ISSI merespon dengan tren penurunan.
Penulis menggunakan sample perusahaan properti yang terdapat pada
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Berikut adalah perusahaan
properti yang konsisten berada di ISSI selama periode 2012-17
a. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)
PT Agung Podomoro Land Tbk didirikan tanggal 30 Juli
2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004.
merupakan konsorsium dari tujuh pengembang properti. Mereka
dikenal telah membangun delapan proyek prestisius
di Jakarta dan Bandung. Sebelas tahun kemudian setelah
berdirinya, memprakarsai pengembangan rendah-biaya proyek-
proyek perumahan di dekat daerah pusat bisnis di Jakarta. Konsep
lain dalam mengakomodasi terobosan perumahan urgensi dekat
kota yang hidup dikenal sebagai Sertifikasi "Kembali ke Kota"
telah mendapatkan ISO 9001.
Pada tanggal 1 Nopember 2010, APLN memperoleh
pernyataan efektif Bapepam – LK untuk melakukan penawaran
umum perdana saham APLN (IPO) kepada masyarakat sebanyak
6.150.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham
serta harga penawaran Rp365,- per saham. Pada tanggal 11
58
Nopember 2010, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia. (britama.com).
b. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
Perusahaan ini awalnya didirikan dengan nama PT
Adhihutama Manunggal tanggal 3 November 1993 sebelum
akhirnya berganti nama menjadi PT Alam Sutera Realty Tbk
pada 19 September 2007. mulai melakukan kegiatan operasional
dengan pembelian tanah dalam tahun 1999 sekarang menjadi
pengembang properti di banyak kota di Indonesia.
Pada tanggal 7 Desember 2007, ASRI memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham ASRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak
3.142.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan
harga penawaran sebesar Rp105,- per saham. Pada tanggal 18
Desember 2007, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia. (britama.com)
c. PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA)
Merupakan perusahaan pengembang perumahan di wilayah
Bekasi dan Pamulang dengan fokus segmen konsumen pada
golongan menengah untuk perumahan Bumi Serpong Residen dan
golongan bawah untuk perumahan Taman Alamanda dan
Alamanda Regency. Daerah tersebut merupakan daerah industri
sekaligus daerah perumahan sehingga target pasar yang ada telah
sesuai dengan fokus pelanggan yang menjadi target pasar
59
Perseroan. Selain itu dengan masih luasnya lahan di kedua daerah
tersebut membuat Perseroan masih mempunyai potensi yang luas
untuk mengembangkan usahanya di masa mendatang.
Perkembangan sektor perumahan sangat dipengaruhi oleh
tingkat inflasi serta suku bunga terutama suku bunga KPR (Kredit
Pemilikan Rumah). Sebagian besar pembeli rumah Perseroan, yang
merupakan penduduk dengan tingkat pendapatan menengah dan
bawah, bergantung pada fasilitan KPR untuk mendapat rumah
produk Perseroan. (bekasiasripemula.com)
Pada tanggal 19 Desember 2007, BAPA memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham BAPA (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 150.000.000 saham dengan nilai nominal
Rp100,- per saham serta harga penawaran Rp150,- per saham.
Saham-saham tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 14 Januari 2008. (britama.com)
d. PT Sentul City Tbk (BKSL)
Dahulu bernama PT Royal Sentul Highlands, didirikan 16
April 1993 dengan nama PT Sentragriya Kharisma dan memulai
kegiatan komersialnya sejak tahun 1995. PT. Sentul City Tbk.
(BKSL) beroperasi pada pengembangan perkotaan, resor, dan real
estate. Pembangunan utama BKSL adalah perusahaan Kota
Mandiri '(kota satelit mandiri), yang akan terdiri dari perumahan,
60
pertokoan, kantor bangunan, pusat rekreasi, sekolah, dll.
(emis.com)
Pada tanggal 30 Juni 1997, BKSL memperoleh pernyataan
efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham BKSL (IPO) kepada masyarakat sebanyak
400.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan
harga penawaran Rp500,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juli
1997. (britama.com)
e. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Dimulai pada tanggal 22 Oktober 1981, Dr. (HC) Ir.
Ciputra mendirikan perusahaan dengan nama PT Citra Habitat
Indonesia dan pada tahun 1990 mengubah nama perusahaan
menjadi PT Ciputra Development, yang kemudian dikenal sebagai
salah satu perusahaan properti terdepan dan paling terdiversifikasi
di Indonesia. (ciputradevelopment.com).
Pada tanggal 18 Februari 1994, CTRA memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham CTRA (IPO) kepada masyarakat sebanyak
50.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan
harga penawaran Rp5.200,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Maret
1994. (britama.com)
f. PT Intiland Development Tbk (DILD)
61
Adalah sebuah pengembang properti unggulan di Indonesia
dengan fokus utama pada pengembangan, manajemen dan investasi
properti. Portofolio perusahaan ini mencakup township &
kompleks perumahan untuk kelas menengah sampai kelas atas,
pengembangan gedung serbaguna & bertingkat, kompleks
pariwisata & industri di area Jakarta Bogor Depok Tangerang
Bekasi (Jabodetabek), Surabaya dan sejumlah kota-kota lain.
(indonesia-investments.com)
Pada tanggal 02 Agustus 1991, DILD memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham DILD (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 12.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp6.500,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal
04 September 1991. (britama.com)
g. PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE)
Merupakan perusahaan pengembang properti yang berdiri
sejak tahun 1976. Sejak berdirinya, PT Megapolitan Developments
Tbk telah memberikan kontribusi secara luas dalam pembangunan
berbagai kawasan hunian, daerah komersial, dan pusat bisnis.
Pencapaian ini menempatkan PT Megapolitan Developments Tbk
sebagai salah satu pengembang properti mixed-use komersial
paling berpengalaman di Indonesia.
62
Pada tanggal 30 Desember 2010, EMDE memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham EMDE (IPO) kepada masyarakat sebanyak
850.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham
dengan harga penawaran Rp250,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal
12 Januari 2011. (megapolitan-group.com).
h. PT Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII)
PT Fortune Mate Indonesia Tbk didirikan tanggal 24 Juni
1989 dalam rangka Penanaman Modal Asing “PMA” dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1989. Pada awalnya
perusahaan ini bergerak di bidang produksi sepatu Kemudian sejak
pertengahan Maret 2004 FMII menghentikan operasi komersial
produksi sepatu sekarang Kegiatan utama FMII dan anak usaha
(PT Multi Bangun Sarana dan PT Masterin Property) adalah
pembangunan real estat dan jasa konstruksi.
Pada tanggal 15 Mei 2000, FMII memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham FMII (IPO) kepada masyarakat sebanyak
66.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga
penawaran Rp500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juni 2000.
(britama.com)
i. PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA)
63
Perusahaan ini bergerak dalam pengembangan proyek
properti baik dari rumah sederhana, real estat, komersial, hotel dan
proyek campuran di Indonesia. didirikan tanggal 21 Mei 1987
dengan nama PT Perdana Gapura Mas dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1994.
Pada tanggal 02 Oktober 2007, GPRA memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham GPRA (IPO) kepada masyarakat sebanyak
962.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan
harga penawaran Rp310,- per saham dan disertai dengan penerbitan
192.400.000 Waran Seri I. Saham Waram Seri I tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Oktober 2007
(britama.com)
j. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA)
Didirikan tanggal 12 Januari 1989 dan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada tanggal 1989. Perusahaan ini beroperasi
dalam mengembangkan dan mengelola kawasan industri di
Cikarang, Jawa Barat, yang disebut Cikarang Industrial Estate,
termasuk semua fasilitas pendukung, seperti perumahan,
apartemen, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, infrastruktur
dan lain-lain. Selain itu, KIJA juga memiliki kawasan industri di
Cilegon, Banten. (emis.com)
Pada tanggal 05 Desember 1994, KIJA memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
64
Umum Perdana Saham KIJA (IPO) kepada masyarakat sebanyak
47.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan
harga penawaran Rp4.950,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10
Januari 1995. (britama.com)
k. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
PT Lippo Karawaci Tbk didirikan tanggal 15 Oktober 1990
dengan nama PT Tunggal Reksakencana. Selain bergerak di bidang
Properti LPKR juga mengurusi pusat perbelanjaan, pusat sarana
olah raga dan sarana penunjang, termasuk tetapi tidak terbatas pada
lapangan golf, klub-klub, restoran, tempat-tempat hiburan lain
laboratorium medik, apotik beserta fasilitasnya baik secara
langsung maupun melalui penyertaan (investasi) ataupun pelepasan
(divestasi) modal.
Pada tanggal 03 Juni 1996, LPKR memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham LPKR (IPO) kepada masyarakat sebanyak
30.800.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga
penawaran Rp3.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 1996.
(britama.com)
l. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
PT Pakuwon Jati Tbk didirikan tanggal 20 September 1982
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Mei 1986.
65
Pemegangan saham yang memiliki 5% atau lebih saham Pakuwon
Jati Tbk, yaitu: Burgami Invesment Limited (20,90%), PT
Pakuwon Arthaniaga (pengendali) (16,75%), Concord Media
Investment Ltd (7,39%) dan Raylight Investment Limited (7,15%).
Pada tanggal 22 Agustus 1989, PWON memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham (IPO) PWON kepada masyarakat sebanyak
3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp7.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Oktober 1989.
(britama.com)
m. PT Sumarecon Agung Tbk (SMRA)
Sejarah perusahaan ini ditandai dengan dibentuknya
perusahaan PT Summarecon Agung pada tanggal 26 November
1975. Setahun kemudian, perusahaan memulai pengembangan
perumahan di atas lahan seluas 10 hektar. Pada tahun 1978-1980,
perusahaan mulai membangun banyak fasilitas seperti pasar
tradisional dan sekolah. Perusahaan juga melakukan joint venture
untuk mengembangkan perkotaan Gading Serpong yang luasnya
1.500 hektar. Pembangunan terus berlanjut, baik itu apartemen,
kompleks perumahan, bursa mobil, Mall, dan lainnya sampai
sekarang ini. Saat ini Summarecon Agung telah menghasilkan
hampir 20.000 unit rumah, apartemen, pusat perbelanjaan dan
berbagai fasilitas lainnya di Mal Kelapa Gading.
66
Pada tanggal 1 Maret 1990, SMRA memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana SMRA kepada masyarakat sebanyak 6.667.000 saham
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran
Rp6.800 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Mei 1990. (britama.com)
2. Indeks Stabilitas Politik
Kondisi politik di indonesia dari tahun ke tahun bisa diamati melalui
Indeks Stabilitas Politik yang dikeluarkan oleh bank dunia. Indeks
tersebut menunjukkan stabilitas suatu negara yang diukur dengan standar
pemerintahan yang baik, perlakuan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM),
tatanan konstitusional, dan kekuatan demokratis secara keseluruhan.
Indeks tersebut merupakan rata-rata dari beberapa indeks lainnya,
antara lain dari Economist Intelligence Unit, World Economic Forum, dan
Political Risk Services. Skalaindeks ini dikukur dari angka 0 – 100.
Dimana semakin mendekat 0 semakin buruk sebaliknya semakin
mendekati 100 maka semakin baik. Berikut adalah grafik perkembangan
ISP di Indonesia:
Grafik 4.2 indeks stabilitas politik periode 2012-2017
27,96 28,91 30,00
24,76 27,39
29,05
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8
ISP
67
Sumber: TheGlobalEconomy.com (data diolah)
Tingkat stabilitas politik Indonesia pada periode tahun 2012-2017
mengalami fluktuatsi. Pada tahun 2012, tingkat stabilitas politik Indonesia
berada pada poin 27.96, dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 29.05.
Tingkat stabilitas politik tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan nilai
sebesar 30.00 poin, yang berarti bahwa situasi politik yang paling stabil
pada periode tersebut adalah pada tahun 2014. Sedangkan nilai terendah
terdapat pada tahun 2015 sebesar 24.76 poin hal ini disebabkan masa
transisi pemerintahan setelah pilpres dan pileg di 2014.
3. Dow Jones Islamic Market Index (DJIM)
DJIM diluncurkan pada bulan Februari 1999 di Bahrain, Dow Jones
meluncurkan indeks pasar syariah yang pertama, yaitu Dow Jones Islamic
Market Index (DJIM) yang merupakan bagian dari kelompok indeks-
indeks global Dow Jones (Huda dan Nasution, 2008). Dow Jones Islamic
Market Index meliputi saham-saham syariah yang tersebar di 44 negara.
Beberapa yang terbesar diantaranya adalah DJIMY (Dow Jones Islamic
Market Malaysia), DJIEU (Dow Jones Islamic Market Index Europe),
DJIJP (Dow Jones Islamic Market Index Japan), dan di Amerika ada
IMUS (Dow Jones Islamic Market Index US). Berikut adalah grafik
perkembangan DJIM periode 2012-2017
68
2298
2740 2863 2800 2906
3638
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
DJIM
Grafik 4.3 Perkembangan DJIM periode 2012-2017
Sumber: investing.com (data diolah)
Grafik diatas menunjukkan bahwa dalam periode 2012 sampai tahun
2016 nilai Dow Jones Islamic Market World Index (DJIM) selalu
mengalami peningkatan yang signifikan kecuali pada tahun 2015. Tapi di
tahun berikutnya nilai DJIM kembali mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa saham-saham syariah global
mempunyai tingkat recovery yang baik.
4. Financial Time Stock Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah
(FTFBMHS)
Financial Time Stock Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah
(FTSEBMHS) adalah indeks yang diterbitkan sebagai dasar produk
investasi yang sesuai dengan Syariah yang memenuhi persyaratan
penyaringan investor Islam internasional. Perusahaan-perusahaan dalam
indeks disaring oleh Dewan Penasihat Syariah Syariah bernama
Commission's Shariah Advisory Council (SAC) dan konsultasn syariah
69
12674
14323 14468
14332
13427
14528
12500
13000
13500
14000
14500
15000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
FTFBMHS
global terkemuka, Yasaar Ltd. Dibawah ini merupakan perkembangan
indeks FTFBMHS periode 2012-2017:
Grafik 4.4 Perkembangan indeks saham FTFBMHS periode 2012
2017
Sumber: investing.com (data diolah)
Berdasarkan informasi grafis tersebut, FTFBMHS mengalami
fluktuasi dari periode 2012-2017 mengalami fluktuasi. Indeks FTFBMHS
mengalami penurunan drastis sejak 2014 sampai 2016. Itu tidak terlepas
dari kondisi kesetabilan politik di malaysia selama dipimpin oleh Najib
Razak, pada tahun 2015 mahasiswa dan masyarakat di Malaysia
70
871
1310 1522
1657 1634
1992
0
500
1000
1500
2000
2500
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
FTSEJPN
demonstrasi besar-besaran menuntut reformasi karena pemerintahan saat
itu dianggap korup.
5. Financial Time Stock Exchange Japan 100 Shariah (FTSEJPN)
Indeks FTSE Shariah Japan 100 didesain untuk digunakan sebagai
produk investasi dengan dasar kepatuhan terhadap syariah Islam untuk
memenuhi kebutuhan investor muslim di Jepang dan internasional.
Indeks tersebut terdiri dari 100 saham dengan kapitalisasi pasar besar dan
menengah dengan sharia compliance. Grafik perkembangan indeks
FTSEJPN bisa di lihat pada grafik berikut:
Grafik 4.5 perkembangan indeks FTSEJPN periode 2012-
2017
Sumber: investing.com (data diolah)
Pada kurun waktu 2012 hingga 2017 Indeks FTSEJPN mengalami
tren kenaikan dan hanya sekali mengalami penurunan, itu pun hanya
sebesar 23 poin. Ini menandakan Jepang mempunyai iklim investasi yang
stabil serta pasar modal syariah di Jepang cepat mengalami recovery.
B. Analisis Pembahasan
71
Penelitian ini membahas tentang pengaruh Indeks Stabilitas Politik (ISP)
dan indeks harga saham syariah internasional yang terdiri dari Dow Jones
Islamic Market World Index (DJIM), FTSE Malaysia Hijrah Sharia
(FTFBMHS), dan FTSE Japan 100 Sharia (FTSEJPN) terhadap risiko harga
saham properti di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Seperti yang telah
dijelaskan pada Bab III, metode analisis data pada penelitian ini adalah regresi
data panel. Untuk mempermudah dan mempercepat proses pengolahan data
serta mendapatkan hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang akan
diteliti, penulis menggunakan alat bantu berupa aplikasi Eviews versi 9.0.
1. Pemilihan regresi data panel
Regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga model yaitu
common effect, fixed effect, dan random effect. Masing-masing model
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan model
tergantung pada asumsi yang dipakai peneliti dan pemenuhan syarat-
syarat pengolahan data statistik yang benar, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara statistik. Oleh karena itu langkah pertama
yang harus dilakukan adalah memiliki ketiga model yang tersedia.
Tabel 4.1 Hasil regresi data panel dengan berbagai model
Model
Variabel
Common Effect Fixed Effect Random Efect
t-Statistic Prob. t-Statistic Prob. t-Statistic Prob.
C 0.27533 0.9781 0.29067 0.9769 0.29067 0.9769
ISP 3.874909 0.0002 4.090836 0.0001 4.090836 0.0000
DJIM -4.816842 0.0000 -5.085258 0.0000 -5.085258 0.0755
FTFBMHS 1.696229 0.0941 1.790750 0.0783 1.790750 0.0026
FTSEJPN 2.955169 0.0042 3.119844 0.0028 3.119844 0.9769
72
S
umber: olah data eviews 9.0 (2019)
Tabel 4.1 di atas hasil regresi data Panel dengan menggunakan
model common effect, fixed effect, dan random effect. Langkah
selanjutnya adalah memilih model terbaik yang akan digunakan.
Pemilihan model dilakukan dengan dua tahap yaitu pertama uji chow
dan kedua uji hausman. Adapun hasil dari uji chow adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Chow
Effect Test Statistic d.f Prob.
Cross-section F 1.696870 (12,61) 0.0897
Cross-section Chi-square 22.467106 12 0.0326
Sumber: olah data eviews 9.0 (2019)
Hasil output di atas menunjukkan nilai probabilitas sebesar
0.0326 untuk cross section F, yang berarti nilainya < 0,05. Karena
hasil tersebut menunjukan bahwa H0 ditolak, maka dapat dikatakan
bahwa Fixed Effect Model (FEM). lebih tepat digunakan daripada
Common Effect Model (CEM).
Setelah tahapan ujian signifikansi antara Common Effect Model
(CEM) dengan Fixed Effect Model (FEM) yang diperoleh adalah
Fixed Effect Model (FEM) lebih baik daripada model Common Effect
Model (CEM). Kemudian dilakukan pengujian kembali dengan
menggunakan Uji hausman. Berikut adalah hasil uji hausman:
Tabel 4.3 Hasil Uji Hausman
R-squared 0.345250 0.509113 0.370160
F-statistic 9.623253 3.954061 10.72563
Prob. (F-statistic) 0.000003 0.000048 0.000001
73
Test Summary Chi-sq. Statistic Chi-sq
d.f Prob.
Cross-section Random 0.000000 4 1.0000 * Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero
Sumber: olah data eviews 9.0 (2019)
Hasil uji hausman pada Tabel 4.3 menunjukkan cross-section
test variance yang tidak valid sehingga hasil tersebut tidak dapat
digunakan. Maka penentuan model mengacu pada hasil uji chow,
yaitu model yang dipilih adalah Fixed Effect Model (FEM).
2. Pengujian Hipotesis penelitian
a. Uji-t (Uji Signifikansi Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam
menerangkan variabel dependen. Jika nilai probabilitas lebih kecil
daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi 5%), maka variabel
independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05
maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Dibawah adalah tabel uji-t sekaligus
hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil uji t regresi dengan Fixed Effect Model
Model
Variabel
Fixed Effect
t-Statistic Prob.
C 0.29067 0.9769
74
Sumber: olah data eviews 9.0 (2019)
Tabel 4.4 merupakan hasil dari pengujian variabel independen
yaitu Indeks Stabilitas Politik (ISP), Dow Jones Islamic Market World
Index (DJIM), Financial Time Stock Exchange Bursa Malaysia Hijrah
Shariah (FTFBMHS) dan Financial Time Stock Exchange Japan 100
Shariah (FTSEJPN) risiko saham properti di Indeks Saham Syariah
Indonesia secara parsial menggunakan fixed effect model. Dari Tabel
4.4 dapat dilihat nilai probabilitas dari masing-masing variabel bebas
yang digunakan, yaitu variabel FTFBMHS sebesar 0.0783, yaitu lebih
besar dari alfa (0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
FTFBMHS tidak berpengaruh terhadap variabel Y (risiko saham
properti). Adapun variabel ISP nilai probabilitasnya sebesar 0.0001,
variabel DJIM sebesar 0.0000 dan FTSEJPN sebesar 0.0028. ketiga
variabel X tersebut nilai probabilitasnya lebih kecil dari alfa (0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ISP, DJIM, dan FTSEJPN
berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (risiko saham properti)
b. Uji-f (Secara Simultan)
Uji-f digunakan bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen (X) secara simultan bersama-sama pempunyai
ISP 4.090836 0.0001
DJIM -5.085258 0.0000
FTFBMHS 1.790750 0.0783
FTSEJPN 3.119844 0.0028
R-squared 0.509113
F-statistic 3.954061
Prob. (F-statistic) 0.000048
75
pengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika nilai probabilitas lebih
kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi 5%), maka variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05
maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen. Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.5 Uji-f Statistik
Sumber: olah data eviews 9.0 (2019)
Berdasarkan tabel diatas nilai probabilitas F-statistik sebesar
3.954061 dengan menggunakan tingkat keyakinan = 5%, dimana
tingkat signifikansi Prob. (F-statistic) sebesar 0.000048 berarti
ditemukan siginifikasi antara variabel independen ISP, DJIM,
FTFBMHS, dan FTSEJPN terhadap variabel dependen (risiko saham
properti di ISSI).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen ISP, DJIM, FTFBMHS, dan FTSEJPN secara
simultan atau secara bersama-sama terhadap variabel dependen (risiko
saham properti di ISSI).
c. Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
F-statistic 3.954061
Prob. (F-statistic) 0.000048
76
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013).
Tabel 4.6 Uji R-Square
Sumber: Olah data eviews 9.0 (2019)
Berdasarkan tabel 4.6 besarnya nilai koefisien determinasi R-
squared sebesar 0.509113 atau 50,09%. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh variabel independen (ISP, DJIM, FTFBMHS, dan
FTSEJPN) adalah sebesar 50,09% terhadap variabel dependen Risiko
Saham Properti di ISSI. Sisanya sebesar 49,91% variabel Risiko
Saham Properti di ISSI dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
terdapat pada model penelitian.
3. Model Penelitian
Tabel 4.7 Koefisien Variabel
Sumber: Olah data eviews 9.0 (2019)
R-squared 0.509113
Variabel Koefisien
C 1.241506
ISP 0.465642
DJIM -16.86272
FTFBMHS 8.070592
FTSEJPN 6.087611
77
Dari hasil analisis regresi data panel dengan menggunakan Fixed
Effect Model yang bisa di lihat pada tabel diatas, maka diperoleh
persamaan model regresi antara variabel dependen dan variabel
independen sebagai berikut :
RPISSI = 1.241506 + 0.465642 ISPt -16.86272 DJIMt +
8.070592 FTFBMHSt + 6.087611 FTSEJPNt + εit
Berdasarkan persamaan regresi di atas maka dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 1.241506 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ISP, DJIM, FTFBMHS, dan FTSEJPN) sebesar nol,
maka beta saham properti di ISSI adalah sebesar 1.241506.
b. Variabel ISP dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.465642 yang
berarti peningkatan ISP sebesar 1 maka akan meningkatkan beta
saham properti di ISSI sebesar 0.465642.
c. Variabel DJIM dengan nilai koefisien regresi sebesar -16.86272
yang berarti peningkatan DJIM sebesar 1 maka tingkat beta saham
properti di ISSI akan turun sebesar sebesar 16.86272.
d. Variabel FTFBMHS dengan nilai koefisien regresi sebesar
8.070592 yang berarti peningkatan FTFBMHS sebesar 1 maka
menyebabkan beta saham properti di ISSI naik sebesar 8.070592.
e. Variabel FTEJPN dengan nilai koefisien regresi sebesar 6.087611
yang berarti peningkatan FTSEJPN sebesar 1 maka akan
meningkatkan beta saham properti di ISSI sebesar 6.087611.
4. Interpretasi Hasil Penelitian
78
a. Hubungan Stabilitas Politik (ISP) terhadap Risiko Saham
Properti di ISSI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stabilitas politik
nasional mempunyai pengaruh secara signifikan pada taraf nyata 5%
dengan nilai probabilitas 0.0001 dan berhubungan positif dengan
nilai koefisien 0.465642 yang berarti bahwa jika stabilitas politik
naik sebesar 1 , maka beta (tingkat risiko) saham properti di ISSI
akan naik sebesar 0.465642.
Hal ini serupa dengan penelitain sebelumnya yaitu Wahid
(2018) bahwa Indeks Stabilitas Politik berpengaruh signifikan
kepada harga saham di indonesia dan juga penelitian Trisnawati
(2012) bahwa peristiwa politik mengakibatkan adanya perubahan
rata-rata yang tidak normal ketika pemilu dan pasca pemilu 2009.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor pasar saham sangat
mempertimbangkan kondisi politik nasional dalam memutuskan
investasinya karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar,
keuntungan yang lebih besar tersebut dibarengi dengan tingkat risiko
yang dihadapinya.
b. Hubungan Dow Jones Islamic Market Index (DJIM) terhadap
Risiko Saham Properti di ISSI
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dow Jones Islamic
Market World Index mempunyai pengaruh secara signifikan pada
taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0.0000 dan berhubungan
negatif dengan nilai koefisien -16.86272 yang berarti bahwa jika
79
stabilitas politik naik sebesar 1, maka beta (tingkat risiko) saham
properti di ISSI akan turun sebesar 16.86272..
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Wahid (2018) bahwa
pasar saham syariah internasional yakni DJIM memiliki hubungan
positif terhadap pasar modal syariah di Indonesia. Kenaikan harga
saham pada pasar modal syariah di luar negeri akan menyebabkan
harga saham di pasar Indonesia mengalami penurunan. Demikian
pula sebaliknya jika harga saham pada pasar modal syariah di luar
negeri mengalami penurunan.
Wardhana (2009) menjelaskan bahwa negara berkembang
seperti Indonesia adalah pasar alternatif bagi para investor saham,
seiring terjadinya krisis global investor akan memindahkan
investasinya ke negara-negara tersebut guna menghindari kerugian
yang lebih besar. Demikianlah alasan mengapa terjadi hubungan
negatif antara kedua pasar tersebut.
c. Hubungan Financial Time Stock Exchange Bursa Malaysia
Hijrah Shariah (FTFBMHS) terhadap Risiko Saham Properti di
ISSI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Financial Time Stock
Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS) pada taraf
nyata 5% dengan nilai probabilitas 0.0783 dan berhubungan positif
dengan nilai koefisien 8.070592, dari penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel FTFBMHS berpengaruh tidak signifikan terhadap
beta (tingkat risiko) saham properti di ISSI.
80
Sama halnya dengan hasil penelitian Azzis (2017) dan Ayu
(2018) bahwa pasar saham syariah di negara Malaysia memiliki
hubungan positif terhadap pasar modal syariah di Indonesia. harga
saham pada pasar modal syariah di Malaysia naik pada saat itu pula
saham di pasar Indonesia sedang mengalami tren kenaikan. namun
ini tidak berpengaruh secara signifikan. Wardhana (2011)
menjelaskan bahwa Amerika Serikat merupakan pasar utama
investor saham. Sementara negara-negara di Asean seperti Indonesia
dan Malaysia merupakan pasar alternatif. Pasar yang lebih besar
akan mempengaruhi kinerja pasar yang lebih kecil namun karena
baik Indonesia dan Malaysia sama-sama pasar investasi alternatif
maka besar kapitalisasi marketnya sama, sehingga pasar malaysia
dan indonesia bersifat komplementer dan tidak mempengaruhi secara
signifikan.
d. Hubungan Financial Time Stock Exchange Japan 100 Shariah
terhadap Risiko Saham Properti di ISSI
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Financial Time Stock
Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS) mempunyai
pengaruh secara signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai
probabilitas 0.0028 dan berhubungan positif dengan nilai koefisien
6.087611 yang berarti bahwa jika stabilitas politik naik sebesar 1 ,
maka beta (tingkat risiko) saham properti di ISSI akan naik sebesar
6.087611.
81
Jika pada penelitian Azzis (2017) ada variabel DJIUS atau
pasar saham Amerika yang berpengaruh negatif terhadap pasar
modal syariah di Indonesia yang di jelaskan bahwa Amerika
mempunyai grade A++ untuk investasi, dan pasar modal syariah
Jepang belum semaju di amerika karena jepang hanya mempunyai
grade A+ sehingga iklim investasi indonesia dan jepang relatif sama
dan menyebabkan adanya hubungan positif antara bursa saham di
Jepang dan di Indonesia.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini menganalisa seberapa besar pengaruh variabel indeks
stabilitas politik dan indeks saham syariah internasional sebagai variabel
independen terhadap risiko saham properti di ISSI. Variabel indeks saham
syariah regional yang digunakan adalah Dow Jones Islamic Market
(DJIM), Financial Time Stock Exchange Bursa Malaysia Hijrah Shariah
(FTFBMHS), dan Financial Time Stock Exchange Shariah Japan 100
(FTSEJPN). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab IV, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel independen yaitu Indeks Stabilitas Politik (ISP), Dow Jones
Islamic Market (DJIM), Financial Time Stock Exchange Bursa
Malaysia Hijrah Shariah (FTFBMHS), dan Financial Time Stock
Exchange Shariah Japan 100 (FTSEJPN) secara simultan
berpengaruh terhadap risiko saham properti di ISSI.
2. Variabel Indeks Stabilitas Politik (ISP) secara parsial berpengaruh
positif signifikan terhadap risiko saham properti di ISSI.
3. Variabel Dow Jones Islamic Market (DJIM) secara parsial berpengaruh
negatif signifikan terhadap risiko saham properti di ISSI.
4. Variabel Financial Time Stock Exchange Bursa Malaysia Hijrah
Shariah (FTFBMHS) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap risiko saham properti di ISSI.
82
5. Financial Time Stock Exchange Shariah Japan 100 (FTSEJPN) secara
parsial berpengaruh positif signifikan terhadap risiko saham properti di
ISSI.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ditulis diatas, penulis memberikan
beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat, antara lain:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan indeks saham
syariah internasional lainnya di luar wilayah regional Asia supaya
penelitian tersebut dapat meningkatkan akurasi hasil penelitian.
2. Pada penelitian selanjutnya pada bidang yang sama, peneliti
mengharapkan penelitian dilakukan dengan metode analisis yang
berbeda dari metode analisis yang digunakan pada penelitian ini.
3. Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah variabel
eksternal perusahaan sebaiknya pada penelitian berikutnya
menggunakan juga faktor internal perusahaan seperti rasio keuangan
dan lain-lain supaya hasil penelitian lebih komprehensif.
4. Pemerintah Indonesia senantiasa menjalankan kebijakan sebaik
baiknya guna menciptakan kondisi politik yang stabil sehingga tercipta
iklim investasi yang kondusif dan memicu investor untuk berinvestasi.
5. Investor yang ingin berinvestasi di sektor properti yang terdapat di
ISSI sebaiknya memperhatikan kondisi pasar modal internasional
mengingat di era globalisasi ini Indonesia terintegrasi dengan pasar
global sehingga gejolak yang dialami oleh negara lain bisa berdampak
pada kondisi bursa saham di Indonesia.
83
6. Selain memperhatikan faktor ekonomi, investor hendaknya
memperhatikan juga faktor non ekonomi, dalam hal ini adalah
stabilitas politik. Karena hasil dari penelitian ini menunjukkan ISP
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko sistemik saham.
84
Daftar Pustaka
Agus, Harjito, Martono. 2008. Manajemen Keuangan, edisi 1. Yogyakarta:
Ekonisia.
Anwar, Chairul. 2004. Studi Peristiwa Reaksi Pasar Modal Terhadap Pemilihan
Umum Tanggal 5 April 2004 pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis.
Anggaraini, Diany Ayudana. 2012. Analisis Pengaruh Kondisi Politik Dalam
Negeri Terhadap Abnormal Return Indeks LQ 45 (Studi Kasus
PergantianKepemimpinan di Indonesia Tahun 1999, 2001, 2004, dan
2009). Tesis tidak dipublikasikan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Ariefianto, Moch Doddy. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan
menggunakan EVIEWS. Jakarta: Erlangga.
Ayu Syintia. 2018. Analisis Integrasi Indeks Harga Saham Syariah Pada Pasar
Modal Syariah Indonesia, Malaysia, China, dan Jepang (Periode Mei
2011 – Desember 2016). Skripsi. Lampung: UIN Raden Intan.
Azzis, Abdul. 2017. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Indeks
Saham Syariah Regional terhadap Risiko Jakarta Islamic Index (JII).
Skripsi. Jakarta : UIN Jakarta.
Beik, I.S & W. Wardhana. 2011. The Relationship between Jakarta Islamic
Indexand Other Selected Markets: Evidence from Impulse Response
Function. Vol.XXI No.2.
Brigham, Eugene; Louis C. Gapenski dan Philip R. Daves. 1999. Intermediate
Financial Management. New Jersey-USA: Prentice-Hall.
Christiani dan Lestari. 2005. Analisa Pengaruh Nilai Saham beredar, Struktur
Modal, Risiko pasar dan suku bunga terhadap return saham BEJ, dengan
pendekatan model dinamis (study kasus pada sektor aneka industri tahun
1996-2002) Jurnal Riset akuntansi keuangan vol. 1, no.1
Crouch Harold. 1982. perkembangan ekonomi dan modernisasi, Jakarta: yayasan
pengkhidmatan.
Dahlan Siamat, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia
Fahmi, Irham dan Yovi L Hadi. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Bandung: Alfabeta.
85
Firdausi, Nur Aurora Nur, dkk. 2016. Pengaruh Indeks Harga Saham Regional
ASEAN dan Variabel Makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham
Syariah Indonesia (ISSI). Jurnal Al-Muzara’ah Vol.4, No.2, 2016 Bogor:
ITB
Ghazali, I. 2013. “Analisis Multivariat dan Ekonometrika”. Semarang: UNDIP.
Grindle, Merilee S. 2007. Good Enough Governance Revisited. Development
Policy Review.
Gujarati, Damodar N. 2004. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi 3. Jilid 2.
Terjemahan oleh Julius A. Mulyadi. Jakarta: Erlangga.
Heinz Frick. 1984. Rumah Sederhana Kebijakan, Perencanaan dan Konstruksi.
Yogyakarta: Kanisius.
Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin, 2008. Investasi pada Pasar Modal
Syariah. Ed. Revisi. Cet.2, Jakarta: Penerbit Kencana
Husnan, Suad. 2001. Dasar Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta. UPP AMP YKPN.
Ipak Kinine.2017. Pengaruh Dow Jones Islmaic Market (DJIM), Kurs, dan Harga
Emas Dunia Terhadap Jakarta Islamic Index periode 2012-2016. Skripsi.
Jakarta : UIN Jakarta.
John Downes, Jordan Elliot Goodman. 2003. Dictionary Of Finance And.
Investment Terms. United States Of America : Barron's.
Kowanda, Dionysia, Rowland Fernando Pasaribu, dan Ahmad Fajri Shauti. 2015.
“The Influence of Foreign Stock Market Index and Macroeconomic
Variables Toward Jakarta Composite Index During 2010-2014”. Jurnal
Manajemen Indonesia, Vol. 15 - No. 3
Muchtar, Ibnu. 1999. partai kuning. Yayasan Bina Dakwah. Jurnal politik, no.
228.
Murhadi, Werner R. 2009. Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta :
Indeks
Nachrowi, Nachrowi D. 2006. Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan
Keuangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Jati Purba Perdana. 2016. Analisis Pengaruh Harga Saham Asing Terhadap
Jakarta Islamic Index Periode 2012-2015. Skripsi. Yogyakarta: UIN
Sunan Kali Jaga
Plano, Jack C. et al. 1989. Kamus Analisa Politik. Terjemahan Edi S. Siregar.
Jakarta: Rajawali Press.
86
Harianto, M.Y.Dedi. Riyanto. 1998. Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank
Indonesia dan Nilai Kurs Terhadap Risiko Sistematik Saham Perusahaan
di BEJ. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Vol.5,No.1, Maret, hal.24-40.
Jurnal keuangan.
Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN
Jakarta
Rodoni, Ahmad dan Ali, Herni. 2014. Manajemen Keuangan Modern.Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Salim, Abdul Muin. 2000. Konsepsi kekuasaan politik dalam Al-quran. disertasi,
Jakarta: UIN Jakarta.
Samsul, Muhammad. 2006. Pasar modal dan manajemen portofolio. Surabaya:
Erlangga.
Sawidji Widoatmodjo. 2012. Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan Bagi
Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Simorangir, Iskandar. 2014. Pengantar Kebanksentralan : Teori dan Praktik di
Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers
Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Edisi Keenam. Bandung: CV.
Alfabeta.
Suprayatno, Eko. 2005. “Ekonomi Islam” : Pendekatan Ekonomi Makro Islam
dan Konvensional. Jakarta: Graha Ilmu.
Suyanto, M. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: Andi
Offset.
Trisnawati, Fenny. 2011. Pengaruh Peristiwa Politik Terhadap Perubahan Harga
Saham. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Riau: Universitas Riau.
Utama I Wayan Agus Budi dan Luh Gede Sri Artini.2013. Pengaruh Indeks Bursa
Dunia Pada Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ekonomi. Bali: Universitas Udayana.
Wahid Muhammad A. 2018. Analisis Pengaruh Stabilitas Politik dan Faktor
Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Skripsi. Jakarta: UIN
Jakarta.
Wahyudi, Imam dkk. 2013. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta : Salemba
Empat.
Weston, J. Fred. dan Eugene F. Brigham.1993. Manajemen Keuangan. Edisi
Kesembilan. Jilid 1dan 2. Alih Bahasa: Alfonsus Sirait. Jakarta:
Erlangga,
87
Wibowo, Wahyu Febrian. 2019. Determinan Tingkat Suku Bunga, Indeks Dow
Jones, NIKKEI 225, dan Straits Time Terhadap ISSI. Jurnal keuangan
dan perbankan syariah. Yogyakarta: UIN Sunan Kali Jaga.
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
britama.com
bekasiasripemula.com
cnbcindonesia.com
ciputradevelopment.com
idx.co.id
id.investing.com
emis.com
megapolitan-group.com
ojk.go.id
seputarforex.com
TheGlobalEconomy.com
Yahoo.finance.com
88
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data return variabel dependen
Data return saham APLN
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
-5.41%
-15.27%
-6.43%
18.64%
5.36%
19.79%
2.19%
-12.86%
-3.67%
-3.54%
2.73%
4.76%
-11.02%
-18.06%
0.00%
-0.69%
-2.03%
13.85%
7.44%
-4.72%
-15.05%
-8.00%
4.84%
-7.19%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
3.76%
-0.82%
4.89%
-5.57%
-7.89%
-2.17%
-5.48%
3.31%
-7.12%
-0.13%
1.64%
1.70%
1.53%
1.65%
-2.01%
-1.31%
0.98%
4.75%
-0.83%
1.42%
0.94%
2.92%
4.10%
2.19%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
0.48%
-5.47%
4.24%
0.86%
-6.67%
-6.11%
-3.28%
1.74%
2.63%
3.17%
6.87%
1.73%
0.77%
-2.63%
2.65%
5.88%
-1.38%
4.75%
2.72%
-8.47%
0.89%
3.96%
2.07%
4.29%
Data return saham ASRI
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
-3.78%
-8.87%
7.41%
5.59%
11.18%
1.26%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
1.18%
-12.85%
23.10%
-10.73%
-29.90%
-12.17%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
-9.47%
-22.13%
1.67%
9.09%
-21.43%
-6.67%
89
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
-4.79%
-4.02%
-3.87%
-2.69%
-2.62%
8.52%
-7.37%
-15.18%
-3.03%
-6.10%
-6.29%
9.38%
24.35%
-2.53%
6.45%
8.14%
7.17%
-6.41%
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
-4.17%
-2.44%
10.81%
-17.16%
12.61%
6.25%
0.00%
20.69%
1.98%
-10.78%
-2.86%
18.78%
-11.60%
-5.66%
-10.92%
3.48%
12.75%
18.60%
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
70654.72%
0.95%
-1.87%
-99.88%
20.78%
28.33%
-1.64%
5.17%
17.17%
12.50%
-4.35%
-6.12%
-9.26%
-10.00%
-3.23%
8.77%
17.53%
5.43%
Data return saham BAPA
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
-11.11%
-1.00%
-1.00%
-4.76%
-18.70%
-22.79%
-8.21%
44.68%
63.41%
10.59%
64.00%
66.67%
0.00%
2.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
-1.96%
0.00%
2.00%
-1.96%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
-1.96%
0.00%
2.00%
0.00%
0.00%
0.00%
-3.85%
-3.85%
-5.45%
-3.70%
3.77%
1.89%
-1.85%
-10.17%
-11.48%
-1.67%
7.02%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
-23.26%
-10.59%
6.17%
-6.59%
-18.18%
-23.53%
-18.85%
-7.03%
-8.27%
-7.25%
-4.32%
-4.83%
-6.08%
-12.65%
-17.78%
-16.16%
-10.00%
-32.88%
-41.18%
84.38%
129.73%
8.11%
90
Feb '16
Jan '16
0.00%
2.00%
Feb '14
Jan '14
-9.09%
-25.00%
Feb '12
Jan '12
-1.33%
Data return saham BKSL
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
-16.67%
9.09%
-4.03%
-0.67%
63.04%
24.32%
-1.33%
-14.77%
-8.33%
-7.69%
15.56%
-2.17%
-3.16%
4.40%
-2.15%
-4.12%
4.30%
5.68%
3.53%
6.25%
14.29%
22.81%
1.79%
-3.45%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
-6.45%
-16.22%
-1.33%
22.95%
-29.89%
-9.38%
-3.03%
2.06%
-19.83%
-16.55%
26.09%
10.58%
-9.57%
29.21%
-11.88%
-15.13%
0.00%
12.26%
-27.89%
-14.53%
-4.97%
6.47%
9.68%
-1.27%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
-9.25%
-19.53%
4.88%
5.13%
-22.00%
2.04%
-19.67%
7.02%
-8.06%
5.08%
15.69%
34.92%
-0.53%
-1.55%
-8.10%
9.95%
-13.18%
-4.35%
-8.00%
-20.63%
26.00%
4.17%
-2.04%
-7.55%
Data return saham CTRA
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
-3.27%
1.24%
1.26%
2.14%
13.04%
-11.54%
4.46%
-12.50%
4.07%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
26.96%
5.99%
33.13%
-4.79%
-17.61%
-16.95%
-11.59%
4.04%
-6.79%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
2.77%
-29.15%
5.16%
20.97%
-29.61%
-14.76%
-12.86%
12.23%
27.81%
91
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
-10.22%
3.79%
-1.12%
-1.11%
-14.56%
-0.63%
2.91%
9.96%
-2.50%
5.03%
10.91%
-5.21%
1.95%
0.79%
-13.01%
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
-0.68%
3.09%
15.20%
-4.55%
14.39%
12.85%
-16.47%
5.16%
24.92%
-12.36%
3.98%
-12.54%
20.08%
13.00%
14.02%
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
-2.73%
20.66%
15.04%
9.56%
7.28%
-4.13%
14.52%
-4.67%
0.00%
-7.08%
-7.98%
5.62%
12.48%
12.23%
5.62%
Data return saham DILD
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
-6.91%
-3.09%
-5.83%
0.49%
1.99%
-4.29%
-0.94%
-3.64%
5.77%
-9.57%
0.44%
-8.40%
0.00%
-13.04%
-4.17%
0.84%
2.59%
-0.85%
8.33%
5.88%
-2.86%
3.96%
7.45%
-3.89%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
-2.20%
-0.99%
-13.68%
17.47%
-11.86%
-0.88%
-8.06%
-4.62%
13.04%
-2.54%
-4.84%
-4.62%
0.78%
8.40%
2.59%
-0.85%
22.64%
9.15%
-12.07%
9.47%
0.22%
27.61%
9.57%
2.86%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
-1.56%
-13.51%
15.63%
3.23%
-22.50%
-21.57%
-20.31%
8.47%
1.72%
13.73%
52.24%
0.00%
6.35%
0.00%
-4.55%
20.00%
-19.12%
0.00%
1.49%
-22.09%
34.38%
14.29%
12.00%
-1.96%
92
Data return saham EMDE
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
-3.70%
-10.60%
-3.82%
-0.63%
17.91%
10.74%
0.00%
-3.20%
0.00%
26.26%
37.50%
2.86%
-3.45%
-3.33%
0.00%
-0.66%
-1.31%
-3.16%
0.00%
-9.20%
-7.94%
26.85%
6.43%
-2.78%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
-8.28%
-9.25%
-5.46%
4.57%
12.90%
4.03%
39.25%
15.05%
-23.14%
0.83%
-1.64%
-10.95%
3.79%
2.33%
-3.73%
-6.94%
0.00%
5.88%
-4.90%
21.19%
3.51%
1.79%
-0.88%
1.80%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
-9.02%
-6.87%
0.77%
12.07%
-5.69%
0.82%
-6.15%
4.84%
-2.36%
-0.78%
-1.54%
-7.14%
27.27%
-15.38%
-10.96%
-2.01%
-3.25%
-1.28%
2.63%
-17.84%
25.85%
-3.29%
-0.65%
-4.38%
Data return saham FMII
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
-6.36%
1.85%
-2.70%
-5.13%
0.00%
-2.50%
-2.44%
0.00%
-1.60%
-0.79%
23.53%
2.00%
4.17%
-2.04%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
98.02%
4.66%
-2.03%
-5.52%
-3.02%
-3.37%
0.00%
-0.22%
-1.11%
-0.66%
2.02%
-0.89%
-0.44%
-0.44%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
14.93%
11.67%
0.00%
-1.64%
-3.17%
3.28%
0.00%
32.61%
-2.13%
0.00%
2.17%
-6.12%
49.39%
0.61%
93
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
-26.87%
1.52%
3.94%
4.10%
32.61%
-23.33%
29.03%
23.34%
-39.19%
-22.50%
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
0.00%
1.12%
1.82%
0.23%
-0.45%
-0.45%
0.23%
2.79%
2.38%
9.09%
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
1.88%
1.91%
1.29%
-7.19%
-12.11%
0.00%
11.76%
15.65%
8.89%
31.07%
Data return saham GPRA
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
-8.85%
-17.52%
-2.14%
0.00%
4.48%
5.51%
-9.93%
28.18%
-26.17%
-12.87%
-19.34%
15.85%
-2.66%
-2.08%
-14.29%
13.71%
-5.29%
-2.80%
1.90%
12.90%
-8.82%
5.70%
7.22%
-9.55%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
0.00%
-5.69%
-6.22%
-11.76%
-4.49%
0.75%
1.92%
-3.70%
-2.88%
-3.81%
7.04%
-9.70%
37.79%
-19.63%
-9.70%
-19.41%
20.06%
66.13%
29.17%
1.41%
-16.47%
11.84%
1.33%
-0.66%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
-2.58%
-9.88%
20.28%
-1.38%
-16.67%
-5.43%
-21.70%
76.69%
0.76%
18.92%
4.72%
6.00%
-9.91%
-9.02%
1.67%
-2.44%
-20.65%
-8.28%
14.19%
-15.91%
43.09%
6.03%
5.45%
-5.98%
Data return saham KIJA
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
-4.67%
-1.32%
Des '15
Nov '15
18.36%
2.99%
Des '13
Nov '13
-6.06%
-16.46%
94
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
-0.65%
-1.29%
-2.52%
-2.45%
2.52%
-2.75%
0.00%
6.86%
6.25%
-0.69%
1.40%
-4.03%
2.05%
-7.59%
1.28%
10.64%
12.80%
-3.85%
0.78%
12.17%
-0.86%
-5.31%
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
26.42%
-18.46%
-23.83%
0.39%
-3.77%
-3.99%
-14.29%
-8.52%
19.32%
2.79%
-6.21%
15.91%
10.46%
-13.09%
8.27%
17.59%
-9.62%
-2.85%
-0.40%
15.42%
8.63%
5.91%
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
-2.07%
0.00%
-13.57%
-17.16%
-13.33%
36.84%
0.00%
15.38%
10.76%
17.37%
0.53%
-3.08%
-4.41%
16.57%
0.57%
-1.14%
-9.74%
-10.96%
18.38%
5.71%
0.00%
-3.31%
Data return saham LPKR
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
-15.13%
-16.79%
-4.70%
-7.70%
9.88%
8.21%
-2.96%
-13.88%
9.04%
-1.37%
0.00%
2.10%
-5.93%
-15.46%
-8.65%
-9.97%
-3.11%
-0.88%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
-19.51%
8.05%
5.24%
5.65%
-7.42%
-2.03%
-9.30%
9.79%
-12.23%
14.42%
3.88%
11.37%
-12.54%
8.95%
13.81%
-12.13%
-2.75%
14.57%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
0.00%
-19.51%
3.70%
-5.26%
-10.14%
-15.75%
-17.40%
36.32%
-1.47%
21.18%
9.79%
2.90%
-6.48%
15.04%
-6.11%
13.91%
-2.27%
11.18%
95
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
19.92%
-5.84%
-2.90%
1.97%
-2.87%
1.95%
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
-7.19%
-3.30%
-1.39%
15.42%
-1.06%
4.43%
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
1.28%
-4.86%
3.78%
14.41%
4.32%
1.53%
Data return saham PWON
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
10.48%
-1.59%
3.28%
-8.96%
-5.63%
15.45%
0.82%
-2.40%
1.63%
4.24%
5.36%
-0.88%
-17.52%
-4.86%
6.67%
13.45%
-8.46%
5.69%
11.82%
4.76%
8.47%
5.68%
2.23%
-9.68%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
7.59%
8.22%
28.70%
-12.89%
-8.43%
-3.49%
-2.71%
0.91%
-14.95%
-6.36%
10.22%
-3.11%
0.00%
14.44%
11.39%
-7.13%
4.82%
18.91%
-14.46%
15.91%
0.57%
6.06%
7.49%
13.70%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
8.00%
-19.35%
8.77%
-1.72%
-23.68%
10.14%
-17.86%
3.70%
5.19%
6.94%
30.91%
22.22%
-2.17%
-17.86%
3.70%
20.00%
0.00%
15.98%
3.19%
-8.29%
0.00%
0.00%
3.54%
5.32%
Data return saham SMRA
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
9.88%
-16.91%
-2.82%
1.91%
6.63%
-24.03%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
6.45%
11.11%
24.55%
-30.86%
-6.90%
6.42%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
-13.33%
-14.29%
12.90%
19.23%
-22.00%
-22.48%
96
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
-2.27%
-2.94%
1.49%
-2.19%
4.58%
-1.13%
-6.36%
-14.24%
-5.98%
0.29%
3.24%
-6.35%
13.13%
2.24%
-1.26%
-0.63%
10.38%
-12.42%
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
Feb '14
Jan '14
-17.22%
10.96%
3.49%
-5.23%
10.00%
8.55%
4.11%
15.87%
3.28%
-8.96%
-0.74%
18.94%
-9.56%
13.06%
4.23%
5.97%
5.24%
22.44%
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
Feb '12
Jan '12
-7.86%
7.69%
5.01%
6.45%
23.07%
-0.53%
-1.04%
9.71%
4.17%
14.29%
-9.26%
0.00%
14.08%
-17.92%
10.19%
21.71%
7.50%
-3.23%
Lampiran 2 Data return saham ISSI
PERIOD RETURN PERIOD RETURN PERIOD RETURN
Des '17
Nov '17
Okt '17
Sep '17
Ags '17
Jul '17
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
5.38%
-3.06%
0.88%
-1.00%
0.84%
-0.37%
1.15%
-0.85%
2.33%
3.28%
1.32%
0.23%
1.22%
-5.14%
1.29%
-0.97%
2.83%
4.71%
6.13%
-0.70%
0.99%
3.15%
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
Jun '14
Mei '14
Apr '14
Mar '14
3.76%
-0.82%
4.89%
-5.57%
-7.89%
-2.17%
-5.48%
3.31%
-7.12%
-0.13%
1.64%
1.70%
1.53%
1.65%
-2.01%
-1.31%
0.98%
4.75%
-0.83%
1.42%
0.94%
2.92%
Des '13
Nov '13
Okt '13
Sep '13
Ags '13
Jul '13
Jun '13
Mei '13
Apr '13
Mar '13
Feb '13
Jan '13
Des '12
Nov '12
Okt '12
Sep '12
Ags '12
Jul '12
Jun '12
Mei '12
Apr '12
Mar '12
0.48%
-5.47%
4.24%
0.86%
-6.67%
-6.11%
-3.28%
1.74%
2.63%
3.17%
6.87%
1.73%
0.77%
-2.63%
2.65%
5.88%
-1.38%
4.75%
2.72%
-8.47%
0.89%
3.96%
97
Feb '16
Jan '16
4.33%
-0.12%
Feb '14
Jan '14
4.10%
2.19%
Feb '12
Jan '12
2.07%
4.29%
Lampiran 3 Data historis variabel dependen dan independen
PERUSAHAAN TAHUN RISIKO ISP DJIM FTFBMHS FTSEJPN
APLN 2012 1.11 27.96 7.74 9.45 6.77
APLN 2013 1.25 28.91 7.92 9.57 7.18
APLN 2014 2.50 30.00 7.96 9.58 7.33
APLN 2015 1.16 24.76 7.94 9.57 7.41
APLN 2016 2.25 27.39 7.97 9.51 7.40
APLN 2017 -0.32 29.05 8.20 9.58 7.60
ASRI 2012 1.11 27.96 7.74 9.45 6.77
ASRI 2013 3.06 28.91 7.92 9.57 7.18
ASRI 2014 3.89 30.00 7.96 9.58 7.33
ASRI 2015 1.75 24.76 7.94 9.57 7.41
ASRI 2016 2.93 27.39 7.97 9.51 7.40
ASRI 2017 -0.14 29.05 8.20 9.58 7.60
BAPA 2012 0.21 27.96 7.74 9.45 6.77
BAPA 2013 0.90 28.91 7.92 9.57 7.18
BAPA 2014 0.50 30.00 7.96 9.58 7.33
BAPA 2015 0.08 24.76 7.94 9.57 7.41
BAPA 2016 -0.18 27.39 7.97 9.51 7.40
BAPA 2017 0.31 29.05 8.20 9.58 7.60
BKSL 2012 1.32 27.96 7.74 9.45 6.77
BKSL 2013 2.37 28.91 7.92 9.57 7.18
BKSL 2014 4.94 30.00 7.96 9.58 7.33
BKSL 2015 1.34 24.76 7.94 9.57 7.41
BKSL 2016 0.50 27.39 7.97 9.51 7.40
BKSL 2017 -2.62 29.05 8.20 9.58 7.60
CTRA 2012 0.96 27.96 7.74 9.45 6.77
CTRA 2013 3.71 28.91 7.92 9.57 7.18
CTRA 2014 4.31 30.00 7.96 9.58 7.33
CTRA 2015 2.99 24.76 7.94 9.57 7.41
CTRA 2016 1.21 27.39 7.97 9.51 7.40
CTRA 2017 -0.07 29.05 8.20 9.58 7.60
DILD 2012 2.20 27.96 7.74 9.45 6.77
DILD 2013 4.31 28.91 7.92 9.57 7.18
DILD 2014 2.55 30.00 7.96 9.58 7.33
DILD 2015 -0.84 24.76 7.94 9.57 7.41
DILD 2016 1.44 27.39 7.97 9.51 7.40
98
DILD 2017 -0.36 29.05 8.20 9.58 7.60
EMDE 2012 1.00 27.96 7.74 9.45 6.77
EMDE 2013 0.36 28.91 7.92 9.57 7.18
EMDE 2014 1.41 30.00 7.96 9.58 7.33
EMDE 2015 -0.86 24.76 7.94 9.57 7.41
EMDE 2016 1.02 27.39 7.97 9.51 7.40
EMDE 2017 1.87 29.05 8.20 9.58 7.60
FMII 2012 0.43 27.96 7.74 9.45 6.77
FMII 2013 -0.01 28.91 7.92 9.57 7.18
FMII 2014 0.35 30.00 7.96 9.58 7.33
FMII 2015 2.42 24.76 7.94 9.57 7.41
FMII 2016 1.80 27.39 7.97 9.51 7.40
FMII 2017 -0.36 29.05 8.20 9.58 7.60
GPRA 2012 1.27 27.96 7.74 9.45 6.77
GPRA 2013 2.79 28.91 7.92 9.57 7.18
GPRA 2014 5.82 30.00 7.96 9.58 7.33
GPRA 2015 0.10 24.76 7.94 9.57 7.41
GPRA 2016 -0.02 27.39 7.97 9.51 7.40
GPRA 2017 -2.26 29.05 8.20 9.58 7.60
KIJA 2012 0.97 27.96 7.74 9.45 6.77
KIJA 2013 2.52 28.91 7.92 9.57 7.18
KIJA 2014 2.91 30.00 7.96 9.58 7.33
KIJA 2015 2.89 24.76 7.94 9.57 7.41
KIJA 2016 1.71 27.39 7.97 9.51 7.40
KIJA 2017 0.28 29.05 8.20 9.58 7.60
LPKR 2012 0.81 27.96 7.74 9.45 6.77
LPKR 2013 2.54 28.91 7.92 9.57 7.18
LPKR 2014 1.70 30.00 7.96 9.58 7.33
LPKR 2015 0.83 24.76 7.94 9.57 7.41
LPKR 2016 2.17 27.39 7.97 9.51 7.40
LPKR 2017 0.62 29.05 8.20 9.58 7.60
PWON 2012 1.90 27.96 7.74 9.45 6.77
PWON 2013 2.80 28.91 7.92 9.57 7.18
PWON 2014 2.63 30.00 7.96 9.58 7.33
PWON 2015 2.06 24.76 7.94 9.57 7.41
PWON 2016 0.80 27.39 7.97 9.51 7.40
PWON 2017 1.37 29.05 8.20 9.58 7.60
SMRA 2012 1.77 27.96 7.74 9.45 6.77
SMRA 2013 3.11 28.91 7.92 9.57 7.18
SMRA 2014 3.16 30.00 7.96 9.58 7.33
SMRA 2015 2.34 24.76 7.94 9.57 7.41
SMRA 2016 1.81 27.39 7.97 9.51 7.40
SMRA 2017 2.68 29.05 8.20 9.58 7.60
99
Lampiran 4 Hasil uji Common effect model
Dependent Variable: RISIKO
Method: Panel Least Squares
Date: 09/24/19 Time: 22:57
Sample: 2012 2017
Periods included: 6
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 78 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ISP 0.465642 0.120169 3.874909 0.0002
DJIM -16.86272 3.500784 -4.816842 0.0000
FTFBMHS 8.070592 4.757962 1.696229 0.0941
FTSEJPN 6.087611 2.059987 2.955169 0.0042
C 1.241506 45.09201 0.027533 0.9781 R-squared 0.345250 Mean dependent var 1.488974
Adjusted R-squared 0.309374 S.D. dependent var 1.492371
S.E. of regression 1.240219 Akaike info criterion 3.330408
Sum squared resid 112.2844 Schwarz criterion 3.481479
Log likelihood -124.8859 Hannan-Quinn criter. 3.390885
F-statistic 9.623253 Durbin-Watson stat 1.310279
Prob(F-statistic) 0.000003
100
Lampiiran 5 Hasil uji fix effect model
Dependent Variable: RISIKO
Method: Panel Least Squares
Date: 09/24/19 Time: 22:55
Sample: 2012 2017
Periods included: 6
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 78 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ISP 0.465642 0.113826 4.090836 0.0001
DJIM -16.86272 3.316002 -5.085258 0.0000
FTFBMHS 8.070592 4.506823 1.790750 0.0783
FTSEJPN 6.087611 1.951255 3.119844 0.0028
C 1.241506 42.71192 0.029067 0.9769 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.509113 Mean dependent var 1.488974
Adjusted R-squared 0.380356 S.D. dependent var 1.492371
S.E. of regression 1.174756 Akaike info criterion 3.350061
Sum squared resid 84.18317 Schwarz criterion 3.863702
Log likelihood -113.6524 Hannan-Quinn criter. 3.555681
F-statistic 3.954061 Durbin-Watson stat 1.747663
Prob(F-statistic) 0.000048
101
Lampiran 6 Hasil uji random effect model
Dependent Variable: RISIKO
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/24/19 Time: 22:57
Sample: 2012 2017
Periods included: 6
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 78
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ISP 0.465642 0.113826 4.090836 0.0001
DJIM -16.86272 3.316002 -5.085258 0.0000
FTFBMHS 8.070592 4.506823 1.790750 0.0775
FTSEJPN 6.087611 1.951255 3.119844 0.0026
C 1.241506 42.71206 0.029067 0.9769 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.400357 0.1041
Idiosyncratic random 1.174756 0.8959 Weighted Statistics R-squared 0.370160 Mean dependent var 1.143044
Adjusted R-squared 0.335649 S.D. dependent var 1.441282
S.E. of regression 1.174756 Sum squared resid 100.7438
F-statistic 10.72563 Durbin-Watson stat 1.460376
Prob(F-statistic) 0.000001 Unweighted Statistics R-squared 0.345250 Mean dependent var 1.488974
Sum squared resid 112.2844 Durbin-Watson stat 1.310279
102
Lampiran 7 Hasil uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 1.696870 (12,61) 0.0897
Cross-section Chi-square 22.467106 12 0.0326
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: RISIKO
Method: Panel Least Squares
Date: 09/24/19 Time: 22:58
Sample: 2012 2017
Periods included: 6
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 78 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ISP 0.465642 0.120169 3.874909 0.0002
DJIM -16.86272 3.500784 -4.816842 0.0000
FTFBMHS 8.070592 4.757962 1.696229 0.0941
FTSEJPN 6.087611 2.059987 2.955169 0.0042
C 1.241506 45.09201 0.027533 0.9781 R-squared 0.345250 Mean dependent var 1.488974
Adjusted R-squared 0.309374 S.D. dependent var 1.492371
S.E. of regression 1.240219 Akaike info criterion 3.330408
Sum squared resid 112.2844 Schwarz criterion 3.481479
Log likelihood -124.8859 Hannan-Quinn criter. 3.390885
F-statistic 9.623253 Durbin-Watson stat 1.310279
Prob(F-statistic) 0.000003
103
Lampiran 8 Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 4 1.0000 * Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. ISP 0.465642 0.465642 0.000000 1.0000
DJIM -16.862724 -16.862724 -0.000000 NA
FTFBMHS 8.070592 8.070592 0.000000 1.0000
FTSEJPN 6.087611 6.087611 0.000000 1.0000
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: RISIKO
Method: Panel Least Squares
Date: 09/24/19 Time: 23:03
Sample: 2012 2017
Periods included: 6
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 78 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.241506 42.71192 0.029067 0.9769
ISP 0.465642 0.113826 4.090836 0.0001
DJIM -16.86272 3.316002 -5.085258 0.0000
FTFBMHS 8.070592 4.506823 1.790750 0.0783
FTSEJPN 6.087611 1.951255 3.119844 0.0028 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.509113 Mean dependent var 1.488974
Adjusted R-squared 0.380356 S.D. dependent var 1.492371
S.E. of regression 1.174756 Akaike info criterion 3.350061
Sum squared resid 84.18317 Schwarz criterion 3.863702
Log likelihood -113.6524 Hannan-Quinn criter. 3.555681
F-statistic 3.954061 Durbin-Watson stat 1.747663
Prob(F-statistic) 0.000048
104
Lampiran 9 Uji-t
Dependent Variable: RISIKO
Method: Panel Least Squares
Date: 09/24/19 Time: 22:55
Sample: 2012 2017
Periods included: 6
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 78 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ISP 0.465642 0.113826 4.090836 0.0001
DJIM -16.86272 3.316002 -5.085258 0.0000
FTFBMHS 8.070592 4.506823 1.790750 0.0783
FTSEJPN 6.087611 1.951255 3.119844 0.0028
C 1.241506 42.71192 0.029067 0.9769
105
Lampiran 10 Uji-f
Dependent Variable: RISIKO
Method: Panel Least Squares
Date: 09/24/19 Time: 22:55
Sample: 2012 2017
Periods included: 6
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 78 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ISP 0.465642 0.113826 4.090836 0.0001
DJIM -16.86272 3.316002 -5.085258 0.0000
FTFBMHS 8.070592 4.506823 1.790750 0.0783
FTSEJPN 6.087611 1.951255 3.119844 0.0028
C 1.241506 42.71192 0.029067 0.9769