analisis pengaruh investasi, belanja pemerintah dan

82
ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PERIODE 2015-2019 DI SULAWESI SELATAN SKRIPSI Oleh MUSDALIFAH NIM 105711114416 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI PERIODE 2015-2019

DI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Oleh MUSDALIFAH

NIM 105711114416

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

ii

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI PERIODE 2015-2019

DI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Oleh

MUSDALIFAH

NIM 105711114416

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penyelesaian studi Mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Page 3: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

iii

PERSEMBAHAN

Karya Imiah ini kupersembahkan teruntuk kedua orang tuaku tercinta

Terima Kasih Atas Bantuan, Doa dan Motivasi yang telah

Kalian Berikan. . . . .

MOTTO

Semua urusan butuh proses, akhir dari perjuangan tidak akan mengecewakan

jika diselingi dengan usaha dan doa

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

(QS Al Baqoroh: 153)

Page 4: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

iv

Page 5: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

v

Page 6: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

vi

Page 7: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Analisis Pengaruh

Investasi, Belanja Pemerintah dan Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Periode 2015-2019 Di Sulawesi Selatan” dengan

baik. Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para

pengikutnya. Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan

untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya masih

kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun

berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini.

Ucapan terima kasi tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Hj Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pemabngunan

Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Asdar SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Page 8: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

viii

5. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE., MM., selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

6. Bapak A. Nur Achsanuddin UA, SE., M.Si., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

7. Bapak/Ibu asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama ngikuti kulaih

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar

9. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan serta Dinas

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi yang telah memberikan izin melakukan

penelitian dan mengambil data yang bersangkutan mengenai penelitian ini.

10. Kepada orang tua tercinta terima kasih atas segala doa, motivasi dan kasih

sayang baik secara materi dan non materi kepada penulis sehingga penulis

bisa menyelesaikan Skripsi ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Ekonomi

Studi Pembangunan Angkatan 2016 yang tidak sedikit bantuan dan

dorongan dalam aktivitas studi penulis.

12. Terima kasih buat Mujibiarti Rosyida yang membantu dalam penyusunan

Skripsi ini dan memberikan semangat untuk tetap menyelesaikan Skripsi ini.

13. Terima kasih kepada Irmawati yang menjadi teman seperjuangan saya,

hingga semangat saya tidak permah luntur untuk mneyelesaikan karya tulis

ini.

Page 9: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

ix

14. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungnnya

sehinngga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguhpenulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fatabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar 2020

Penulis

Page 10: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

x

ABSTRAK

Musdalifah, 2020. Analisis Pengaruh Investasi, Belanja Pemerintah dan Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2015-2019. Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Moh. Aris Pasigai dan Pembing II A. Nur Achsanuddin UA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penngaruh investasi, belanja pemerintah dan penyerapan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan periode 2015-2019. Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan populasi adalah seluruh data dari investasi, belanja pemerintah dan penyerapan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan pengambilan sampel berdasarkan variabel-variabel yang digunakan yaitu investasi, belanja pemerintah dan penyerapan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan periode 2015-2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel investasi. Berdasarkan hasil penelitian ini dengan analisis regresi berganda diperoleh bahwa investasi berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi, belanja pemerintah berpengaruh signifikan terhadao variabel pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Belanja Pemerintah dan Penyerapan Tenaga Kerja

Page 11: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

xi

ABSTRACT

Musdalifah, 2020. Analysis of the Effect of Investment, Government Expenditures and Labor Absorption on Economic Growth in South Sulawesi Province for the Period of 2015-2019. Thesis Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business. Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Moh. Aris Pasigai and Pembing II A. Nur Achsanuddin UA.

This study aims to analyze the effects of investment, government spending and employment on economic growth in South Sulawesi Province for the period 2015-2019. This type of research used in this research is descriptive quantitative. This study uses secondary data where the population is all data from investment, government spending and employment on economic growth in South Sulawesi Province. While sampling is based on the variables used, namely investment, government spending and employment of economic growth in South Sulawesi Province for the period 2015-2019. The results of this study indicate that the investment variable.

Based on the results of this study with multiple regression analysis, it is

found that investment has a positive but insignificant effect on the economic growth variable, government spending has a significant effect on the economic growth variable, employment has a positive but insignificant effect on the economic growth variable. Keywords : Economic Growth, Investment, Government Expenditures and Labor Absorption

Page 12: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. v

SURAT PERNYATAAN...................................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................... x

ABSTRACK ....................................................................................... xi

DAFTAR ISI ....................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvi

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 7

A. Investasi............................................................................... 7

1. Pengertian Investasi ....................................................... 7

2. Tujuan Investasi .............................................................. 7

Page 13: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

xiii

3. Tipe-tipe Investasi ........................................................... 8

B. Teori Pengeluaran Pemerintah ............................................ 9

C. Belanja Pemerintah ............................................................. 10

D. Penyerapan Tenaga Kerja ................................................... 12

E. Pertumbuhan Ekonomi......................................................... 13

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ................................ 13

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik ............................... 14

3. Teori Schumputer .......................................................... 15

4. Teori Harrod Domar ....................................................... 15

5. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik ....................... 16

6. Teori Pertumbuhan Endogen ......................................... 17

F. Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................ 18

G. Kerangka Pikir ................................................................... 24

H. Hipotesis ............................................................................ 26

BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 27

A. Jenis Penelitian ................................................................ 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 27

C. Jenis dan Sumber Data.................................................... 27

D. Variabel dan Desain Penelitian ........................................ 28

E. Populasi dan Samapel ..................................................... 29

F. Definis Operasional dan Pengukuran Variabel ................. 30

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 31

H. Teknik Analisis Data ........................................................ 31

I. Uji Hipotesis ..................................................................... 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 36

Page 14: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

xiv

A. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan ................... 36

1. Keadaan Geografis Provinsi Sulawesi Selatan ............. 36

2. Keadaan Demografis ................................................... 37

B. Keadaan Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan ... 38

C. Penyajian Data ................................................................ 40

1. Pertumbuhan Ekonomi ................................................. 40

2. Investasi ....................................................................... 42

3. Belanja Pemerintah ...................................................... 44

4. Penyerapan Tenaga Kerja ........................................... 45

5. Regresi Linear Berganda ............................................. 46

D. Analisis dan Interpretasi ................................................... 52

1. Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi . 52

2. Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi ..................................................................... 53

3. Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi ............................................... 54

BAB V. PENUTUP ............................................................................. 55

A. Kesimpulan .............................................................................. 55

B. Saran....... ................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 56

Page 15: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

(Milyar Rp) Sulawesi Selatan tahun 2009-2013 ............................. 4

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................... 18

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut

Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan....................................... 39

Tabel 4.2 Produk Domestik Regional Bruto 2019 Menurut Pengeluaran dan

Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan ................ 41

Tabel 4.3 Nilai Investasi PMDN dan PMA di Provinsi Sulawesi Selatan

Periode 2015-2019 ......................................................................... 43

Tabel 4.4 Pertumbuhan Invsetasi di Provinsi Sulawesi Selatan Periode

2015-2019 ....................................................................................... 43

Tabel 4.5 Belanja Pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan Periode

2015-2019 ....................................................................................... 44

Tabel 4.6 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Sulawesi Selatan

Periode 2015-2019 ......................................................................... 46

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Coefficients .................................................. 47

Tabel 4.8 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 48

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas .......................................................................... 49

Tabel 4.10 Analisis Koefisisen Determinasi (R²) ............................................ 49

Page 16: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

xiii

Tabel 4.11 Uji Statistik F (Uji F) ...................................................................... 50

Tabel 4.12 Uji Statistik T (Uji T) ...................................................................... 51

Page 17: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep .......................................................... 25

Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian ........................................................... 29

Gambar 4.1 Peta Provinsi Sulawesi Selatan .................................................. 36

Page 18: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka

panjang. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan faktor

yang penting bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

juga menerangkan prestasi perkembangan ekonomi suatu negara/daerah dari

periode ke periode berikut. Menurut Sukirno (2011), dalam kegiatan

perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan

produksi barang dan jasa di suatu negara seperti pertambahan jumlah produksi

barang dan jasa di suatu negara seperti pertambahan jumlah produksi barang

industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan

produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Dalam analisis

makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari

perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara.

Investasi sangat berpengaruh terhadap kemajuan pertumbuhan ekonomi

suatu Negara maupun suatu daerah. Dalam pengertian ekonomi investasi

memiliki arti sebagai pengeluaran yang dilakukan untuk meningkatkan stok

barang modal (capital stock) dalam periode tertentu. Investasi sendiri dipengaruhi

investasi asing dan domestik. Investasi yang terjadi di daerah terdiri dari investasi

pemerintah dan investasi swasta. Investasi dari sektor swasta dapat berasal dari

dalam negeri maupun luar negeri (asing) investasi pemerintah dilakukan guna

menyediakan barang publiknya. Besarnya investasi pemerintah dapat dihitung

Page 19: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

2

dari selisih antara total anggaran pemerintah dengan belanja rutinnya (Rustiono,

2008)

Di provinsi Sulawesi Selatan misalnya, investasi terdiri dari investasi

pemerintah dan investasi swasta. Investasi dari sektor pemerintah dilakukan

guna menyediakan barang publik, sedangkan investasi dari sektor investasi

swasta dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri (asing). Tujuan dari

investasi adalah mengharapkan keuntungan di masa depan dan mengantisipasi

tekanan inflasi. Menurut Jhigan (2013), pembentukan modal juga berarti

pembentukan keahlian yang kerap kali berkembang sebagai akibat pembentukan

modal. Dengan demikian, investasi apabila didukung dengan kemampuan

tenaga kerja dan tingkat Pendidikan yang dimiliki oleh tenaga kerja, maka

pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat memajukan perekonomian.

Selain investasi, sebagai tolok ukur pertumbuhan suatu ekonomi regional

juga tidak bisa lepas dari peran pengeluaran pemerintah di sektor layanan publik.

Pengeluaran pemerintah daerah diukur dari total belanja rutin dan belanja

pembangunan yang dialokasikan dalam anggaran daerah. Semakin besar

pengeluaran pemerintah daerah yang produktif maka semakin memperbesar

tingkat perekonomian suatu daerah.

Pada umumnya pengeluaran pemeintah membawa dampak positif bagi

pertumbuhan ekonomi (Rustiono, 2008)

Belanja pemerintah versi Keynes, pengeluaran pemerintah merupakan

salah satu unsur permintaan agregat, konsep perhitungan pendapatan nasional

dengan pendekatan pengeluaran bahwa Y = C + I + X – M. Formula ini dikenal

sebagai identitas pendapatan nasioanl. Variabel Y melambangkan pendapatan

Page 20: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

3

nasional sekaligus mencerminkan penawaran agregat. Sedangkan variabel

diruas kanan disebut permintaan agregat. Variabel G melambangkan

pengeluaran pemerintah. Dengan membandingkan nilai G terhadap Y serta

mengamati dari waktu ke waktu dapat diketahui sebesar besar konstribusi

pengeluaran pemerintah dalam pembentukan pendapatan nasional.

Tenaga kerja dalam pembangunan nasional merupakan faktor yang

menentukan laju pertumbuhan perekonomian baik dalam kedudukannya sebagai

tenaga kerja produktif maupun konsumen. Ketidakseimbangan dalam

penyebaran tenaga penduduk antar daerah maupun kota mengakibatkan tidak

proporsionalnya pengunaan tenaga kerja secara regional dan maupun daerah.

tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses produksi dari pada sarana

produksi lain (bahan mentah, tanah, airdan sebagainya) dikarenakan manusialah

yang menggerakkan atau mengoperasikan seluruh sumber-sumber tersebut

untuk menghasilkan suatu barang yang bernilai yang nantinya akan berpengaruh

terhadap terhadap besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di suatu

daerah.

Menurut Lewis dalam Todaro (2006:132), pengaruh pertumbuhan

ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja dimulai dari investasi di sektor

industri, dan akumulasi modal secara keseluruhan di sektor modern akan

menimbulkan perluasan output pada sektor modern tersebut.

Pengalihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor modern (industri)

selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan output dan peningkatan

penyerapan tenaga kerja di sektor modern. Menurut Kuncoro (2013:137),

pertumbuhan ekonomi juga tergantung dari besaran nilai investasi yang mampu

menggerakkan perekonomian.

Page 21: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

4

Tabel1.1 : PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha (Milyar Rp) Sulawesi Selatan tahun 2009-2013

Tahun PDRB

(Milyar)

Pertumbuhan

Ekonomi (%)

Investasi Belanja

Pemerintah

(MilyarRp)

AK

PMA (US$) PMDN

(MilyarRp)

2009 47,326.08 6.23 109.172.533 4.506.427,727 13.527.997.909 3.222.256

2010 51,199.90 8.19 25.251,000 3.878.822,321 13.991.292.077 3.272.365

2011 55,093.74 7.61 89.559,254 3.986.302,703 17.265.168.996 3.357.498

2012 59,718.50 8.39 582.579,410 2.318.863,400 18.513.978.056 3.351.908

2013 64,284.43 7.65 462.776 921.017 20.173.625.636 3.291.280

Sumber :Dari BPS Sulawesi Selatan (2020)

Berdasarkan pada table 1.1 terlihat bahwa PDRB Provinsi Sulawesi

Selatan di tahun 2010 dan 2012 laju pertumbuhan ekonomi mengalami

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Tetapi pada tahun 2011

pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan sebesar 7.61% dibandingkan

tahun sebelumnya peningkatan sebesar 8.19%. Hal ini dapat disebabkan oleh

menurunnya tingkat investasi maupun belanja pemerintah Provinsi Sula wesi

Selatan.

Ditinjau dari sumber daya yang dimiliki, Sulawesi Selatan mempunyai

kemungkinan yang saangat besar aktivitas penanaman modal asing (PMA)

Karena banyaknya tersedia berbagai bahan mentah dari berbagai sektor seperti

sektor pertanian, perkebunan, dan juga potensi daerah yang dijadikan objek

wisaata sehingga potensi-potensi daerah ini berdayakan maka saangat besar

manfaatnya daalam menghasilkan devisa Negara dan juga menunjang

Page 22: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

5

terciptanya kegiatan ekonomi di sekitar daerah tersebut yang dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Berkaitan hal-hal tersebut diatas maka salah satu upaya yang dilakukan

untuk meningkatkan kemajuan ekonomi serta mempercepat laju pertumbuhan

ekonomi di Sulawesi Selatan adalah dengan memacu sektor-sektor yang

mempunyai pertumbuhan yang tinggi dan mengupayakan pergeseran sektor

sekunder ke sektor tersier. Strategi perencanaan pembangunan yang

berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktur yang

dimaksudkan adalah dengan memberikan penekanan pada sektor-sektor yang

dianggap penting untuk mendorong perkembangan di sektor lainnya.

Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan berbagai faktor pendukung seperti

sumber daya alam yang tersedia, stabilitas nasional, belanja pemerintah yang

tercantum pada APBD dan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan

demikian dalam meningkatkan pembangunan ekonomi di Sulawesi Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka di

rumuskan masalah pokok yaitu:

1. Apakah Investasi mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi?

2. Apakah Belanja Pemerintah mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi?

3. Apakah Penyerapan Tenaga Kerja mempunyai pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi?

Page 23: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diajukan, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi

Selatan

2. Untuk mengetahui Belanja Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

di Sulawesi Selatan

3. Untuk mengetahui Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Sulawesi Selatan

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah:

1. Manfaat Akademik

a. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini di harapkan dapat menjadi

sumbangan data empiris bagi pengembangan ilmu pengetahuan

terutama ilmu ekonomi dan manfaatnya bagi lembaga akademik.

b. Sebagai informasi bagi rekan-rekan mahasiswa dalam mengadakan

penelitian lebih lanjut mengenai Investasi, Belanja Pemerintah dan

Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna sebagai bahan masukan

bagi:

a. Investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi,

belanja pemerintah dan penyerapan tenaga kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi yang terdapat di Sulawesi Selatan.

b. Penelitian berikutnya dijadikan sebagai bacaan ilmiah dan referensi.

Page 24: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Menurut Herlianto (2013:1) Investasi merupakan penempatan sejumlah

dana pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan

dimasa yang akan datang. Dalam aktivitasnya investasi pada umumnya dikenal

ada dua bentuk, yaitu:

1. Real investment (investasi nyata) secara umum melibatkan asset

berwujud seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik.

2. Financial investment (investasi keuangan) melibatkan kontrak

tertulis, seperti saham biasa, obligasi, dan lain-lain.

Perekonomian primitive hampir semua investasi lebih ke investasi nyata,

sedangkan pada perekonomian modern, lebih banyak dilakukan investasi

keuangan.

Di mana Lembaga-lembaga untuk investasi yang berkembang pesat

memberi fasilitas untuk berinvestasi nyata.

2. Tujuan Investasi

Herlianto (2013:2) “Tujuan orang melakukan investasi pada dasarnya

adalah untuk mengembangkan dana yang dimiliki atau mengharapkan

keuntungan di masa depan”.

Secara umum tujuan investasi memang mencari untung, tetapi bagi perusahaan

tertentu kemumgkinan ada tujuan utama yang lain selain untuk mencari untung.

Page 25: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

8

Pada umumnya tujuan investasi adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara

lain seperti bunga, royalty, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.

2. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan

ekspansi, kepentingan sosial.

3. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui

kepemilikan sebagian ekuitas perusaan tersebut.

4. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk

produk yang di hasilkan.

5. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang

sejenis.

6. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

3. Tipe-Tipe Investasi

a. Direct Investment (investasi langsung)

Investasi langsung adalah mereka yang memiliki dana dapat langsung

berinvestasi dengan membeli secara langsung atau aktiva keuangan dari suatu

perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui para perantara atau berbagai cara

lainnya. Ada dua macam investasi yaitu investai langsung yang tidak dapat

diperjualbelikan seperti tabungan dan deposito, dan investasi langsung yang

dapat diperjualbeli di pasar uang seperti T-bill deposito yang dapat dinegosiasi

dan investasi langsung yang dapat diperjualbelikan di pasar modal seperti T-

bond, future, contrac, saham, waran, opsi put dan lain-lain.

Page 26: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

9

b. Indirect Investment (investasi tidak langsung)

Investasi tidak langsung adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dapat

melakukan keputusan investasi dengan tidak terlibat secara langsung atau

pembelian aktiva keuangan cukup hanya dengan memegang dalam bentuk

saham atau obligasi saja dan sejenisnya. Mereka yang melakukan

indirectinvestment umumnya cenderung tidak terlibat dalam pengambilan

keputusan penting pada suatu perusahaan.

B. Teori Pengeluaran Pemerintah

Pada tahap awal perkembangan ekonomi, presentase investasi

pemerintah terhadap total investasi besar, karena pada tahap ini pemerintah

harus menyediakan prasarana seperti Pendidikan, kesehatan, prasarana

transportasi. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi

pemerintah tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar

dapat tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah

semakin besar. Peranan pemerintah tetap besar pada tahap menengah, oleh

karena peranan swasta semakin besar akan menimbulkan banyak kegagalan

pasar dan juga menyebabkan pemerintah harus menyediakan barang dan jasa

publik dalam jumlah yang lebih banyak. Selain itu pada tahap ini perkembangan

ekonomi menyebabkan terjadinya hubungan antarsektor yang makin komplek.

Misalnya pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan oleh perkembangan sektor

industri akan menimbulkan semakin tingginya pencemaran atau polusi.

Pemerintah harus turun tangan mengatur dan mengurangi dampak negatif dari

polusi.

Page 27: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

10

Investasi swasta dalam presentase terhadap PDB semakin besar dan

presentase investasi pemerintah terhadap PDB akan semakin kecil. Pada tingkat

ekonomi lebih lanjut, Rostow mengatakan bahwa aktivitas pemerintah dalam

pembangunan ekonomi beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-

pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti program kesejahteraan hari tua dan

pelayanan kesehatan masyarakat.

C. Belanja Pemerintah

Pendapatan daerah yang diperoleh baik dari pendapatan asli daerah

maupun dana perimbangan tentunya digunakan oleh pemerintah daerah untuk

membiayai belanja daerah. Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah

daerah, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan. Berdasarkan struktur anggaran daerah, elemen-elemen yang

termasuk dalam dalam belanja daerah terdiri dari :

a. Belanja aparatur daerah

b. Belanja pelayanan publik

c. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan

d. Belanja tidak tersangka.

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang

terdiri dari urusan wajib dan pilihan yang ditetapkan berdasarkan pada

Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang pengelolaan Keuangan daerah

dikelompokkan kedalam belanja langsung dan belanja tidak langsung.

Page 28: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

11

1. Belanja Langsung

Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait

secara langsung debgan pelaksanaan program dan kegiatan yaitu belanja

pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal.

2. Belanja Tidak Langsung

Kelompok belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yaitu

belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja

bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja

tidak terduga.

Fenomena yang muncul dalam era otonomi, bahwa transfer pemerintah

khususnya DAU begitu dominan dalam membiayai belanja daerah, dan kurang

berdampak pada PAD daerah diindikasikan sebagai ilusi fiscal (fiscal illusion).

Menurut UU No. 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, belanja

daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang

kekayaan bersih dalam periode anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah

sebagaimana dimaksud dalam peraturan menteri dalam negeri Nomor 52 tahun

2018 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, menyebutkan bahwa

belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan

pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri

dari urusan wajib, urusan pilihan, dan urusan yang penangannya dala bagian

atau bidang tertentu yang dapat dilaksankan bersama antara pemerintah dan

pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan perundang-undangan.

Page 29: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

12

D. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja

yang yang digunakan dalam suatu unit. Penyerapan tenaga kerja merupakan

jumlah Angkatan kerja yang bekerja yang tersedia di suatu daerah.

Penyerapan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu. Permintaan tenaga kerja ini

dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan perubahan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi tingkat permintaan hasil produksi. Antara lain naik turunnya

permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan.

Tercermin melalui besarnya volume produksi, dan harga-harga barang modal

yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam dalam proses produksi. Dengan

demikian apabila mengacu pada pada uraian diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa permintaan tenaga kerja adalah keseluruhan hubungan antara berbagai

tingkat upah dan jumlah tenaga kerja yang diminta untuk di pekerjakan. Jadi

yang dimaksud dengan penyerapan tenaga kerja dalam penelitian ini adalah

jumlah atau banyaknya orang yang bekerja diberbagai sektor dalam hal ini sektor

industri selain itu penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari

tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata

lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam

suatu unit usaha.

Indonesia merupakan negara keempat teratas penduduknya. Hal ini

tentu menunjukkan bahwa jumlah Angkatan kerja di Indonesia cukup besar.

Namun harus disadari bahwa jumlah tenaga kerja yang banyak ini justru menjadi

fenomena yang cukup memprihatinkan bagi negara yang besar ini.

Page 30: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

13

Tenaga kerja yang besar menjadi masalah yang besar karena jumlah Angkatan

kerja yang tidak berimbang dengan jumlah pengangkatan kerja atau kebutuhan

industri akan tenaga kerja. Selain itu karena kebanyakan tenaga kerja Indonesia

yang belum memiliki skill yang memadai untuk kegiatan industri.

E. Pertumbuhan Ekonomi

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Secara ekonomi, ada beberapa cara untuk memperhitungkan pertumbuhan

ekonomi, baik dilihat dari sisi permintaan maupun jika dilihat dari sisi penawaran.

Apabila dari sisi permintaan (demand) yaitu dengan memperhitungkan komponen-

komponen makro ekonomi berupa konsumsi, investasi, ekspor dan impor

sedangkan dari sisi penawaran (supply) dengan memperhitungkan nilai tambah

setiap sektor dalam produksi nasional. Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur

melalui indikator perkembangan PDB atau PNB dari tahun ke tahun. Adapun cara

menghitung laju pertumbuhan dilakukan dengan tiga metode yaitu, cara tahunan,

cara rata-rata setiap tahun, dan cara compounding faktor.

Menurut Mankiw (2012:4), PDB mengkur dua hal sekaligus, yaitu

pendapatan sub total semua orang dala perekonomian dan jumlah untuk membeli

barang dan jasa dari hasil perekonomian. Alasan PDB dapat mengukur

pendapatan total dan pengeluaran secara bersama adalah kedua hal ini pada

dasarnya sama saja. Untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan

total harus sama dengan pengeluaran total.

Page 31: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

14

Pertumbuhan biasanya dihitung dalam nilai riil dengan tujuan untuk

menghilangkan adanya inflasi dalam harga dan jasa yang diproduksi sehingga

PDB riil mencerminkan perubahan kuantitas produksi. Untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi regional, digunakanlah data Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) dimana PDRB dapat didefinisikan sebagai nilai barang dan jasa

akhir yang dihasilkan oleh sistem perekonomian di suatu wilayah atau daerah

dalam kurun waktu tertentu. Sehingga PDRB merupakan suatu ukuran untuk

melihat aktivitas perekonomian suatu daerah.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada 4 faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok

barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi

yang digunakan. Dalam uraian mengenai pertumbuhan klasik telah dapat dilihat

bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk produk marginal adalah lebih

tinggi pendapatan perkapita. Akan tetapi apabila penduduk sudah semakin

banyak, hokum hasil tambahan semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi

produksi, yaitu produksi marginal akan mengalami penurunan. Oleh karenanya

pendapatan nasional dan pendapatan perkapita menjadi semakin lambat

pertumbuhannya. (Sukirno,2011:432)

Persamaannya adalah :

∆Y = f (∆K, ∆L, ∆T)

∆Y = tingkat pertumbuhan ekonomi

∆K = tingkat pertambahan barang modal

∆L = tingkat pertambahan tenaga kerja

Page 32: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

15

∆T = tingkat pertambahan tekhnologi

3. Teori Schumpeter

Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha

dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori Schumpeter ditunjukkan

bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat

pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi

memperkenalkan barang baru, mempertinggi efisiensi cara memproduksi dalam

menghasilkan suatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran-

pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan

mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan

mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan ini akan

memerlukan investasi baru.

4. Teori Harrod Domar

Dalam menganalisis tentang pertumbuhan ekonomi, teori Harrod Domar

bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu

perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady state dalam

jangka Panjang. Analisis Harrod dan Domar menggunakaan asumsi sebagai

berikut.

a. Barang modal telah mencapai kapasitas penuh (full employment).

b. Tabungan adalah proporsional terhadap pendapatan.

c. Rasio antara modal dan produksi (capital output ratio) adalah tetap.

Page 33: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

16

Perekonomian adalah terdiri dari dua sektor. Analisis yang dilakukan oleh Harrod

dan Domar merupakan pelengkap dari analisis yang dilakukan oleh Keynesian.

Dalam analisis yang dilakukan Keynesian adalah persoalan ekonomi jangka

pendek, sedangkan dalam analisis Harrod Domar merupakan analisis ekonomi

jangka Panjang. Dalam analisis Harrod Domar dapat dilihat bahwa:

1). Dalam jangka Panjang pertambahan pengeluaran aggregate yang

berkepanjangan perlu di capai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

2). Pertumbuhan ekonomi yang teguh hanya mungkin di capai apabila I + G (X-

M) terus menerus bertambah dengan tingkat yang tinggi.

5. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Sebagai suatu perluasan dari teori Keynes, teori Harrod dan Domar

melihat persoalan pertumbuhan dari segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi

hanya berlaku apabila pengeluaran agregat melalui kenaikan investasi

bertambah terus menerus pada tingkat pertumbuhan yang ditentukan. Teori

pertumbuhan neoklasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi

penawaran. Menurut teori ini yang dikembangkan oleh Abramovits Solow

pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi.

Dalam model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical

Growth Model) maka fungsi produksi agregat standar adalah sama seperti yang

digunakan dalam persamaan sektor modern Lewis yakni :

Y =Aeµt.K.α.L1 .................................................... (1)

Y = Produk Domestik Bruto

K = stok modal fisik dan modal manusia

L = tenaga kerja non terampil

Page 34: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

17

A= konstanta yang mereflesikan tingkat teknologi dasar

eµt = melambangkan tingkat kemajuan teknologi

α=melambangkan elastisitas output terhadap model, yakni presentase

kenaikan PDB yang bersumber dari 1% penambahan modal fisik dan

modal manusia.

Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan output selalu

bersumber dari satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni kenaikan kualitas dan

kuantitas tenaga kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi) dan

penyempurnaan teknologi (Todaro, 2000)

Sumbangan terpenting dari pertumbuhan ekonomi Neo Klasik bukanlah

menunjukkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,

tetapi dalam sumbangannya untuk menggunakan teori tersebut. Untuk

mengadakan penyelidikan empiris dalam menentukan peranan sebenarnya dari

berbagi faktor produksi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam

penelitian Abramovis dan Solow menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Amerika

Serikat terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi. Antara 80 sampai

dengan 90 persen dari pertumbuhan ekonomi di Amerika disebabkan oleh

perkembangan teknologi.

6.Teori Pertumbuhan Endogen

Teori pertumbuhan Endogen merupakan awal kebangkitan dari

pemahaman baru mengenai faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan

ekonomi dalam jangka Panjang. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi

modern yang digunakan dalam proses produksi. Sehingga permasalahan dalam

pertumbuhan ekonomi tidak bisa dijelaskan secara baik oleh teori Neoklasik,

seperti penjelasaan mengenai descreasing return to capital, persaingan

Page 35: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

18

sempurna dan eksogenitas teknologi dalam model pertumbuhan ekonomi. Teori

Pertumbuhan endogen merupakan suatu teori pertumbuhan yang menjelaskan

bahwa pertumbuhan dalam jangka Panjang ditentukan dari dalam model dari

pada oleh beberapa variabel pertumbuhan yang dianggap eksogen.

Teori pertumbuhan endogen muncul sebagai kritik terhadap teori

pertumbuhan Neoklasik mengenai diminishing marginal productivity of capital

dan konvergenitas pendapatan di berbagai negara. mengembangkan model

pertumbuhan endogen sebagai akibat dari adanya knowledge extrenality. Suatu

perusahaan tersebut mempunyai rata-rata stock knowledge yang lebih tinggi

daripada perusahaan lainnya.

Berdasarkan model tersebut dapat dijelaskan bahwa tingkat output

perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh faktor knowledge capital. Faktor

produksi ini dalam implementasinya dapat berkembang menjadi faktor produksi

perusahaan lain melalui mekanisme learning by doing atau spillovers.

F. Ringkasan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul

Penelitian

Tahun variabel Hasil Penelitian

1. Deddy

Rustiono

Analisis

Pengaruh

Investasi,

Tenaga Kerja,

dan

2008 X1 : investasi

X2: tenaga

kerja

X3:

pengeluaran

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pertumbuhan

ekonomi Provinsi

Page 36: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

19

Pengeluaran

Pemerintah

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Di

Provinsi Jawa

Tengah

pemerintah

Y :

pertumbuhan

ekonomi

Jawa Tengah

selama tahun

pengamatan

1985-2006

adalah realisasi

nilai Penanaman

Modal Asing

(PMA) realisasi

Penanaman

Modal Dalam

Negeri (PMDM),

Angkatan Kerja

(AK), dan

Pengeluaran

Pemerintah

Daerah (EXPD).

Hasil analisis

mengenai

pengaruh PMA,

PMDM,

Angkatan Kerja

dan Pengeluaran

Pemerintah

daerah terhadap

Pertumbuhan

Page 37: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

20

ekonomi Provinsi

Jawa Tengah

menunjukkan

hubungan yang

positif signifikan.

2. Heidy

Menajang

Pengaruh

Investasi dan

Tenaga Kerja

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Kota

Manado

2009 X1 : Investasi

X2 : Tenaga

Kerja

Y :

pertumbuhan

ekonomi

Pengaruh

investasi

terhadap

pertumbuhan

ekonomi kota

manado adalah

signifikan,

pengaruh tenaga

kerja terhadap

pertumbuhan

ekonomi kota

manado adalah

signifikan,

hubungan antara

investasi dengan

pertumbuhan

ekonomi adalah

sangat erat,

hubungan antara

Page 38: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

21

tenaga kerja

dengan

pertumbuhan

ekonomi adalah

sangat erat,

secara simultan

pengaruh

investasi dan

tenaga kerja

terhadap

pertumbuhan

ekonomi kota

manado adalah

signifikan,

besarnya

konstribusi

perkembangan

variabel investasi

dengan variabel

tenaga kerja

terhadap variasi

naik-turunnya

pertumbuhan

ekonomi adalah

sebesar 96,2%

Page 39: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

22

sedangkan

sisanya

sebesaar 3,8%

3. Junaedi Analisis

Pengaruh

Investasi,

Belanja

Pemerintah,

Penyerapan

Tenaga Kerja

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di

Sulawesi

Selatan.

2016 X1 : investasi

X2 : belanja

pemerintah

X3 :

penyerapan

tenaga kerja

Y :

pertumbuhan

ekonomi

Penanaman

modal dalam

negeri (PMDM)

Belanja

Pemerintah dan

Penyerapan

Tenaga Kerja

secara Bersama-

sama

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

pertumbuhan

Ekonomi di

Sulawesi

Selatan.

Sedangkan

Penanaman

Modal Asing

berpengaruh

Page 40: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

23

tidak signifikan

terhadap

pertumbuhan

Ekonomi di

Sulawesi Selatan

priode 2003-

2013.

4. Chairul Nizar Pengaruh

Investasi dan

Tenaga Kerja

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Serta

Hubungannya

Terhadap

Tingkat

Kemiskinan di

Indonesia

2013 X1 : investasi

X2 : tenaga

kerja

Y1 :

pertumbuhan

ekonomi

Y2 : tingkat

kemiskinan

Pengaruh

pertumbuhan

ekonomi (PDB)

terhadap tingkat

kemiskinan

secara langsung

sangat kecil

namun

hubungannya

negative dan

signifikan. FDI,

investasi

pemerintah dan

tenaga kerja

berpengaruh

positif dan

signifikan

Page 41: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

24

terhadap

pertumbuhan

ekonomi.

5. Mohammad.

Rizal

Mubaroq

Pengaruh

Investasi

Pemerintah,

Tenaga Kerja

dan

Desentralisasi

Fisikal

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi

Kabupaten di

Indonesia

Tahun 2007-

2010

2013 X1 : investasi

pemerintah

X2 : tenaga

kerja

X3 :

desentralisasi

fisikal

Y :

pertumbuhan

ekonomi

Investasi

pemerintah,

tenaga kerja dan

desentralisasi

fiskal sama-

sama

berpengaruh

positif terhadap

pertumbuhan

ekonomi dengan

tingkat

kepercayaan

90%

G. Kerangka Pikir

Pembangunan daerah dengan sistem ekonomi daerah ditunjukkan demi

terwujudnya pertumbuhan ekonomi (PDRB) dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan dengan

peningkatan nilai PDRB, dibutuhkan sumber dana maupun sumber daya

manusia untuk mencapai hal itu, Provinsi Sulawesi Selatan menggali dana dari

Page 42: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

25

investasi yang ada dan menggali potensi daerahnya. Untuk melihat pengaruh

tingkat Investasi, Belanja Pemerintah dan Tenaga Kerja Terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) maka digunakan analisis regresi berganda.

Investasi pada hakekatnya merupakan awal kegiatan pembangunan ekonomi,

investasi dapat dilakukan oleh swasta, pemerintah atau kerjasama antara

pemerintah dan swasta.

Belanja pemerintah merupakan sumber dana yang diperoleh pemerintah

daerah dari pemanfaatan dan pengelolahan sumber-sumber daya yang dimiliki

oleh daerah tersebut yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan

daerah. Tenaga kerja merupakan sumber daya potensial sebagai pengerak,

penggagas dan pelaksana daripada pembangunan didaerah tersebut, sehingga

dapat memajukan daerah tersebut. Ketiga aspek tersebut diharapkan menjadi

pendorong untuk tumbuh dan berkembangnya suatu perekonomian di daerah

tersebut. Dengan demikian tingkat investasi, belanja pemerintah dan tenaga

kerja dapat dijadikan indikator dalam peningkatan produk domestic regional

Bruto.

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Konsep

Investasi (X1)

Belanja Pemerintah (X2)

Penyerapan Tenaga Kerja (X3)

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Page 43: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

26

H. Hipotesis

Untuk dapat mengarahkan hasil penelitian, disampaikan suatu hipotesis

penelitian. Hipotesis ini akan diuji kebenarannya dan hasil ujian ini akan dapat

dipakai sebagai masukan dalam menetukan kebijakan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang dikemukakan

dan masih lemah kebenarannya. Hipotesis juga dipandang sebagai konklusi

yang sifatnya sementara. Sesuai dengan masalah diatas dapat diambil hipotesis,

diduga bahwa investasi, belanja pemerintah dan tingkat partisipasi Angkatan

kerja berpengaruh terhdap Pertumbuhan Ekonomi.

Berikut ini Hipotesis dari pembahasan diatas, yaitu:

a. H1: Diduga bahwa investasi berpengaruh positif signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

b. H2: Diduga bahwa belanja pemerintah berpengaruh positif signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi.

c. H3:Diduga bahwa penyerapan tenaga kerja berpengaruh positif signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 44: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Karena dalam teknik analisisnya

menggunakan angka-angka, mulai dari mengumpulkan data, penafsiran

terhadap data, serta penampilan dari hasil data pengola data tersebut. Penelitian

ini bertujuan untuk memaparkan gambaran mengenai nilai saham, pengeluaran

daerah dan tenaga kerja. Dimana penilaian dilakukan melalui data-data dokumen

tahunan Badan Pusat Statistik (BPS) dengan menggunakan analisis pengaruh

investasi, belanja pemerintah dan penyerapan tenaga kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Daerah Penelitian adalah Provinsi Sulawesi Selatan dan waktu penelitian

dilakukan selama 2 (dua) bulan.

C. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan jenis data time series

yang diambil dari periode 2015 sampai dengan tahun 2019 untuk data PMDM,

PMA, Belanja Pemerintah dan Angkatan Kerja di Sulawesi Selatan. Data tersebut

diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Ketenagakerjaan dan

Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan (DISNAKERS) serta instansi terkait

lainnya yang berhubungan dengan penelitian

Page 45: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

28

b. Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adaalah

data sekunder. Dimana data sekunder itu sendiri merupakan data yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah

jadi, telah dikumpulkan dan diolah pihak lain.Data sekunder dalam penelitian ini

berupa dokumen tahunan setiap data. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS) dan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi

Selatan serta instansi terkait lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

D. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan indikator penting yang menentukan berhasil atau

tidaknya penelitian. Variabel adalah objek penelitian atau hal-hal yang menjadi

pusat perhatian pada suatu penelitian. Berdasarkan judul yang diajukan maka

yang menjadi variabel dalam ini adalah Investasi (X1), Belanja Pemerintah (X2),

dan Tenaga Kerja (X3) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) di Sulawesi Selatan.

2. Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian. Di dalam desain penelitian dapat memberikan gambaran tentang

prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan menjawab

pertanyaan penelitian.

Pada saat penelitian berlangsung,maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

cara pengumpulan data dan informasi yang diperoleh betul-betul objektif dan

Page 46: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

29

akurat. Untuk memperoleh data yang objektif dan akurat, diperlukan

pengumpulan data yang baik.

Gambar 3.1 : Skema Desain Penelitian

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah data Investasi, Belanja Pemerintah dan

Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Selatan

yang diambil dari instansi pemerintah BPS Sulawesi Selatan dan Dinas

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

Penelitian

Tinjauan Pustaka

1. Investasi

2. Belanja Pemerintah

3. Penyerapan Tenaga Kerja

4. Pertumbuhan Ekonomi

5. Ringkasan Penelitian Terdahulu

6. Kerangka Konsep

7. Hipotesis

Lapangan

Dokumentasi

Analisis Data

Hasil penelitian

Page 47: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

30

2. Sampel Penelitian

Penentuan sampel dengan mempertimbangkan investasi, belanja pemerintah

dan penyerapan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi periode 2015-

2019 di Sulawesi Selatan, dan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi

Sulawesi Selatan.

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memperoleh data gambaran yang jelas mengenai variabel-variabel

yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka secara operasional di berikan

Batasan sebagai berikut:

1. Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y)

Pertumbuhan Ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian

suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama

periode 2015-2019 di Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Investasi (X1)

Investasi adalah kegiatan menanam modal untuk melaukan usaha di negara

Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan

menggunakan modal dalam negeri selama periode 2015-2019 yang diukur dalam

satuan rupiah.

3. Belanja Pemerintah (X2)

Belanja Pemerintah adalah salah satu aspek penggunaan sumber daya

ekonomi yang secara langsung dikuasai oleh pemerintah dan secara tidak

langsung dimiliki oleh masyarakat melalui pembayaran pajak selama periode

2015-2019 yang diukur dalam satuan rupiah.

Page 48: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

31

4. Penyerapan Tenaga Kerja (X3)

Angkatan Kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik

yang sudah bekerja maupun belum kerja atau sedang mencari pekerjaan selama

periode 2015-2019 yang diukur dalam satuan jiwa.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni dokumentasi dan

lapangan, dimana penelitian mencari, memperoleh, mengumpulkan,

mempelajari, dan menggunakan data berupa catatan, dan dokumen yang terkait

dengan topik penelitian untuk di analisis.

H. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui besarnya pengaruh Investasi, Belanja Pemerintah, dan

Penyerapan Tenaga Kerja PDRB di Provinsi Sulawesi Selatan. Digunakan rumus

persamaan Regresi Linear Berganda adalah sebagai berikut:

Y=ꞵ0+X1 ᵝ¹+X2β2+X3

β3+μe…………………………………….(1)

Untuk memodelkan perhitungan dari persamaan tersebut maka di gunakan

analisi tersebut:

Ln Y=Ln ꞵ0 + ꞵ1Ln X1 + ꞵ2Ln X2 + ꞵ3Ln X3 + μe…(2)

Dimana:

Y = Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Rupiah)

X1 = Investasi (Rupiah)

X2 = Belanja Pemerintah (Rupiah)

X3 = Penyerapan Tenaga Kerja (Jiwa)

Page 49: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

32

ꞵ0 =Konstanta ꞵ1-

ꞵ4 =Parameter

μ=error term

I. Uji Hipotesis

Agar hasil yang diperoleh dapat menjelaskan hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat, maka hasil regresi persamaan diatas menggunakan

uji statistic berikut ini:

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik

untuk melihat apakah data terbebas dari masalah multikolinearitas, dan

autokorelasi. Uji asumsi klasik penting dilakukan ntuk menghasilkan estimator

yang linear tidak bias dengan varian yang minimum (Best linier Unbiased

Estimator=BLUE) yang berarti model regresi tidak mengandung masalah.

2. Uji Multikolinearitas

Pengujian Multikolinearitas digunakan pada tujuan penelitian pertama dan

kedua (Rahim, 2013) mengemukakan bahwa multikolinearitas (multicollinearity)

atau kolinearitas ganda merupakan kejadian yang menginformasikan terjadinya

hubungan antara variabel bebas yang terdapat dalam model. Penyimpangan

asumsi klasik dapat dideteksi dengan berbagai cara melihat hasil koefisien

korelasi antara variabel. Penelitian ini menggunakan VIF yang terdapat pada

program Statistical program for service solution (SPSS) statistic 17.

R²j diperoleh dari regresi auxiliary antara variabel independent (Rahim, 2013)

atau koefisien determinasi antara variabel bebas ke-j dengan variabel bebas

Page 50: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

33

lainnya. Selanjutnya jika nilai VIF lebih dari 10 maka tidak terdapat

multikolinearitas.

Tindakan perbaikan multikolinearitas dapat dilakujan dengan berbagai cara, yaitu

mengeluarkan salah satu variabel yang berkolerasi tetapi perlu memperhitungkan

bias spesifikasi dalam model, cara lain menambah variabel dummy.

3. Analisis Koefisien Determinasi (R²)

R² menjelaskan seberapa besar peranan variabel independent terhadap

variabel dependen, semakin besar R² semakin besar peranan variabel dalam

menjelaskan variabel dependen. Nilai R² berkisar antara 0 sampai 1.

4. Uji Statistik f (Uji F)

Untuk pengujian hipotesis, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah

seluruh variabel bebasnya secara Bersama-sama mempunyai pengaruh yang

bermakna terhadap variabel tergantungnya. Kemudian dilakukan dengan

membandingkan F hitung F tabel pada derajat kesalahan 0,05. Apabila nilai F

hitung˃ dari nilai F tabel maka berarti variabel bebasnya secara serempak

memberikan pengaruh yang bermakna terhadap variabel tergantung, atau

hipotesis diterima.

5. Uji Statistik t (Uji t)

Uji ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel tergantungnya bermakna atau tidak. Pengujian

deilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung masing-masing variabel

bebas dengan nilai t tabel dengan derajat kesalahn 0,05. Apabila nilai t hitung ˃ t

tabel, variabel bebasnya memberikan pengaruh yang bermakna terhadap

variabel tergantungnya.

Page 51: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

34

Berdasarkan nilai-nilai tersebut, maka dapat diketahui variabel bebas mana yang

mempunyai pengaruh yang paling bermakna atau dominan mempengaruhi

variabel tergantung.

Page 52: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan

1. Keadaan Geografis Provinsi Sulawesi Selatan

Penelitian ini di laksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan, Secara astronomis,

Sulawesi Selatan terletak antara 0˚ 12̍ Lintang Selatan dan 8˚ Lintang Selatan

dan antara 116˚ 48̍ - 122˚ 36̍ Bujur Timur dan dilalui oleh garis ekuator atau garis

khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 00`

Berdasarkan posisi geografisnya, provinsi Sulawesi Selatan memiliki batas-

batas: Utara - Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah; Selatan - Laut

Flores; Barat – Selat Makassar; Timur – Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi

Tenggara.

Berdasarkan letak geografisnya, Sulawesi Selatan mempunyai dua

kabupaten kepulauan, yaitu Kepulauan Selayar dan Pangkajene dan Kepulauan

(Pangkep).

Gambar 4.1 : Peta Provinsi Sulawesi Selatan

Page 53: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

37

Sulawesi Selatan terdiri dari 24 kabupaten/kota yang terdiri dari 21

kabupaten dan 3 kota, yaitu: Kepulauan Selayar, Bulukumba, Bantaeng,

Jeneponto, Takalar, Gowa, Sinjai, Maros, Pangkep, Barru, Bone, Soppeng,

Wajo, Sidrap, Pinrang, Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Luwu Utara, Luwu Timur,

Toraja Utara, Kota Makassar, Kota Pare-pare dan Kota Palopo.

Desa/kelurahan Tepi Laut adalah desa/kelurahan yang sebagian atau seluruh

wilayahnya bersinggungan langsung dengan laut, baik berupa pantai maupun

tebing karang.

Desa/kelurahan bukan tepi laut adalah desa/kelurahan yang wilayahnya

tidak bersinggungan langsung dengan laut.

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 46.717,48 km persegi yang

meliputi 21 Kabupaten dan 3 kota. Kabupaten Luwu Utara kabupaten terluas

dengan luas 7.502,58 km persegi atau luas kabupaten tersebut merupakan 16,06

persen dari seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Sementara itu Kota Pare-pare

merupakan kabupaten dengan luas wilayah terkecil dengan luas 99,33 km

persegi atau 0,21 persen dari wilayah Sulawesi Selatan.

Berdasarkan pengamatan selama tahun 2019 rata-rata suhu udara 27,10 ˚C

di Kota Makassar dan sekitarnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Suhu udara maksimum di kota Makassar 32,20 ˚C. Kelembaban udara di kota

Makassar rata-rata 80 persen dan minimum 71 persen.

2. Keadaan Demografis

Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Badan Pusat Statistik

(BPS) Provinsi Sulawesi Selatan pada Tahun 2019 berjumlah 8.851.240 jiwa

yang tersebar 24 kabupaten/kota yang terdiri dari 21 kabupaten dan 3 kota.

Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih

Page 54: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

38

banyak dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk

perempuan sebanyak 4.524.831 jiwa sedangkan jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 4.326.509 jiwa.

Pertumbuhan penduduk yang relatif besar terjadi di daerah perkotaan

beserta Kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini sudah wajar

karena ekonomi masyarakat berpusat di daerah perkotaan. Daerah yang

mengalami pertumbuhan cukup pesat dapat disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain, faktor kesempatan kerja yang lebih luas, melanjutkan pendidikan

yang lebih tinggi, sejumlah fasilitas di kota lebih memadai.

B. Keadan Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan

Sesuai dengan data yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah

penduduk sampai dengan akhir tahun 2019 tercatat sebanyak 8 851,2 dengan

laju pertumbuha penduduk sebesar 0,94% dari tahun sebelumnya. Penduduk

tersebut tersebar dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk lebih jelasnya

tentang jumlah penduduk menurut kabupaten dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut

ini:

Page 55: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

39

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuha Penduduk Menurut Kabupaten

Di Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2019

No Nama Kabupaten Jumlah Penduduk (Ribu)

Laju Pertumbuhan Penduduk

Tahun (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.

Kepulauan Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tana Toraja Luwu Utara Luwu Timur Toraja Utara Kota Makassar Kota Pare-pare Kota Palopo

135,6 420,6 187,6 363,8 298,7 772,7 244,1 353,1 335,1 174,3 758,6 227,0 397,8 302,0 377,1 206,4 362,0 234,0 312,9 299,7 231,2 1526,7 145,2 184,6

1,15 0,68 0,63 0,63 1,11 1,85 0,68 1,10 1,00 0,51 0,58 0,12 0,33 1,13 0,76 0,87 0,92 0,60 0,91 2,32 0,68 1,44 1,26 2,46

Jumlah 8 851,2 1,05

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka 2020, BPS Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 21 Kabupaten dan 3 Kota yang ada di

Provinsi Sulawesi Selatan yang padat penduduknya adalah Kota Makassar

dengan kepadatan penduduk 1526,7 jiwa dan yang paling sedikit penduduknya

adalah Kota Palopo yaitu sebanyak 184,6 jiwa.

Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Makassar bukan hanya

disebabkan tingginya tingkat kelahiran, tapi juga karena semakin banyaknya

pendatang luar atau besarnya urbanisasi, dimana Provinsi Sulawesi Selatan

Page 56: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

40

merupakan Provinsi sasaran urbanisasi penduduk baik yang berasal dari Provinsi

Sulawesi Selatan sendiri maupun yang berasal dari luar Provinsi Sulawesi

Selatan.

C. Penyajian Data

Penelitian ini secara keseluruhan menggunakan data sekunder, data

sekunder tersebut diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Provinsi

Sulawesi Selatan (BPS) dan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi

Sulawesi Selatan. Data time series dalam penelitian ini meliputi data selama 5

tahun yaitu dari tahun 2015-2019. Variabel terikat pada penelitian ini adalah

pertumbuhan ekonomi sedangkan variabel bebas pada penelitian ini adalah

Investasi, Belanja Pemerintah dan Penyerapan Tenaga Kerja. Di bawah ini akan

disajikan deskripsi data dari tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat

kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah . pertumbuhan ekonomi dapat

di pandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh

semua sektor kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun waktu

setahun.

Page 57: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

41

Tabel 4.2 Produk Domestik Regional Bruto 2019 Menurut Pengeluaran dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2015-2019

No Tahun PDRB (Miliar) Laju Pertumbuhan (%)

1. 2015 233.988,05 7,19

2. 2016 250.802,99 7,42

3. 2017 269.401,31 7,21

4. 2018 288.814,17 7,06

5. 2019 309.243,63 6,92

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka 2020, BPS Provinsi Sulawesi Selatan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), di pandang sebagai suatu yang

sangat penting karena memiliki banyak manfaat yang menggambarkan kemajuan

dan perkembangan ekonomi, keunggulan, dan kelemahan diberbagai sektor

dalam struktur perekonomian dan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi

dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB (atas dasar konstan) yang berhasil

diciptakan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya,

penggunaan atas dasar harga konsta ini dimaksudkan untuk mengihndari

pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan

perubahan riil ekonomi. Mulai tahun 2015, pertumbuhan riil ekonomi baik

nasional maupun regional dihitung dengn menggunakan harga konstan tahun

2019 sebagai tahun dasar.

Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas tahun 2015 sampai tahun 2016 relatif

stabil dengan pertumbuhan 7,42% pertahun. Namun dari tahun ke tahun tampak

terjadi penurunan yang cukup signifikan hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan

ekonomi sulawesi selatan yang semkain memburuk yakni pada tahun 2017. Dari

tahun 2017 sampai 2019. Dengan nilai PDRB di tahun 2019 yaitu 309.243,63

Miliar dengan perkembang 6,92% dari tahun sebelumnya.

Page 58: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

42

Perkembangan perekonomian Sulawesi Selatan akan berdampak pada

peningkatan PDRB perkapita. Namun angka tersebut belum menggambarkan

penerimaan penduduk secara nyata dan merata, karena angka itu merupakan

angka rata-rata tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah.

2. Investasi

Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk

pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi (seperti pendapatan,

bunga, royalty, deviden, pendapatan sewa dan lain-lain) untuk apresiasi nilai

investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti

manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang. Dengan demikian investasi

dibedakan sumber modallnya, yaitu PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)

dan PMA (Penanaman Modal Asing) investasi ditujukan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanaman

modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang

dilakukan oleh penanaman modal dalam negeri dengan menggunakan moda

dalam negeri, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah kegiatan

menanaman modal untuk melakukan usaha usaha di wilayah Negara Republik

Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing dengan menggunakan

modal asing (luar negeri).

Page 59: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

43

Tabel 4.3 Nilai Investasi PMDN dan PMA di Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2015-2019

Tahun Investasi

Proyek PMDN (Miliar) Proyek PMA (Miliar)

2015 58 4.101,91 48 4.949,50

2016 165 3.407,55 244 9.215,33

2017 309 5.439,52 365 3.334,60

2018 196 10.408,84 242 1.969,40

2019 191 9.012,67 318 3.275,88

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka 2020, BPS Provinsi Sulawesi Selatan

Berdasarkan tabel 4.2 dilihat bahwa Proyek PMDN dan PMA terbesar

terjadi 2017 dengan total proyek PMDN sebanyak 365 dan total proyek PMA

sebesar 309. Jika dilihat dari sisi besaran nilai investasi, dapat dilihat bahwa

ditahun 2016 investasi mencapai Rp.9.215,33 Miliar pada PMDN dan ditahun

2018 PMA mencatat Rp. 10.408,84

Berdasarkan hasil data investasi PMDN dan PMA Provinsi Sulawesi

Selatan periode 2015-2019 diatas, maka diperoleh perkembangan investasi di

Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Pertumbuhan Investasi di Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2015-2019

Tahun Total Investasi (Miliar) Pertumbuhan (persen)

2015 9.051,41 0,3414

2016 12.622,88 0,3946

2017 8.774,12 -1,129

2018 12.378,24 0,6626

2019 12.288,55 -0,009

Sumber : Data diolah 2020

Page 60: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

44

Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan peningkatan investasi di

Provinsi Sulawesi Selatan tidak stabil di setiap tahunnya. Dari tahun 2015-2019,

presentase perkembangan investasi yang tercatat adalah 0,34%, 0,39%,

(1,129)%, 0,66, (0,009). Jumlah peningkatan investasi yang paling tinggi terjadi

pada tahun 2018 yaitu sebesar 0,66% dengan nominal investasi mencapai 12

Triliyun (12.378,24 Miliar). Sedangkan investasi di Provinsi Sulawesi Selatan

pernah mencatatkan penurunan signifikan terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar

(-1.129) % dari yang sebelumya mencapai 12 Triliyun turun menjadi 8,7 Triliyun.

3. Belanja Pemerintah

Belanja Pemerintah merupakan salah satu ukuran yang mempengaruhi

perekonomian dan bentuk stimulus yang dilakukan pemerintah pada tahap awal

perkembangan. Hal ini terikat bahwa belanja pemerintah mempunyai peranan

sebagai instrumen fiskal melalui fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi

Pertumbuha suatu perekonomian tidak bisa lepas dari peran pemerintah, belanja

pemerintah sangatlah berperan penting dalam peningkatan pertumbuhan

ekonomi. Sehinngga sejalan dengan perkembangan Provinsi Sulawesi Selatan

akan memperlihatkan pengeluaran pemerintah yang kemudian akan menopang

system perekonomian daerah.

Tabel 4.5 Belanja Pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2015-2019

Tahun Belanja Pemerintah (Miliar) Pertumbuhan (persen)

2015 36.396,62 4.518

2016 37.399,17 1.002

2017 39.393,17 1.994

2018 44.827,51 5.434

2019 49.429,29 -44,778

Sumber : Data diolah 2020

Page 61: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

45

Berdasarkan pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada sisi Penerimaan

Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar mengalami peningkatan tiap

tahunnya, dimana pertumbuhan positif mencapai 36.396,62 pada tahun 2015

dengan perkembangan 4.518% engan tahun sebelumnya. Pada tahun tahun

berikutnya belanja pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus mengalami

peningkatan secara perlahan hingga pada tahun 2019 belanja pemeintah ada di

kisaran 49.429,29 Miliar.

4. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja merupakan modal bagi geraknya roda bagi

geraknya roda pembangunan, jumlah dan komposisi penyerapan tenaga kerja

akan mengalami perubahan seiring dengan berlanngsungnya proses demografi.

Apabila kemampuan suatu daerah dalam proses memproduksi barang dan jasa

terjadi peningkatan maka kebutuhan input pemyerapan tenaga kerja juga

meningkat, sehingga akan memperluas kesempatan kerja.

Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan penyerapan tenaga kerja, dimana dengan semakin bertambahnya

jumlah penduduk akan memperbanyak jumlah penyerapan tenaga kerja yang

tersedia. Jumlah penyerapan tenaga kerja di suatu daerha merupakan factor

yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan semakin

banyak jumlah penyerapan tenaga kerja tersebut semakin produktif yang pada

akhirnya bisa meningkatkan output daerah. Berdasarkan hasil dari Dinas

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan (DISNAKERS)

periode 2015-2019.

Page 62: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

46

Tabel 4.6 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Suslawesi Selatan periode 2015-2019

Tahun Penyerapan Tenaga Kerja (jiwa) Pertumbuhan (persen)

2015 127,677 127

2016 120,034 -7,64

2017 109,235 -10,7

2018 894,60 785

2019 376,06 -518

Sumber : Data diolah 2020

Berdasarkan pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada sisi penyerapan

tenaga kerja Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penaikan dan penurunan

pada tiap tahunnya. Pada tahun 2015 tercatat ada 127,677 jiwa dengan

perkembangan 127% dengan tahun sebelumnya tetapi di tahun 2016 sampai

2019 mengalami penurunan yang sangat jauh seperti di tahun 2017 berjumlah

109,235 jiwa dengan perkembangan -10,7% tetapi di 2019 mengalami

penurunan yng sangat jauh yaitu 376,06 jiwa.

5.Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui besarnya pengaruh Investasi, Belanja Pemerintah dan

Penyerapan Tenaga Kerja PDRB di Provinsi Sulawesi Selatan. Digunakan

persamaan Regresi Linear Berganda adalah sebagai berikut:

Page 63: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

47

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Coeffisients

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9903816.371 752427.367 13.162 .048

Investasi -2.217 .497 -.144 -4.461 .140

Belanja Pemerintah 4.819 .168 .889 28.762 .022

Penyerapan Tenaga

Kerja

-1.596E-5 .000 -.305 -9.606 .066

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Untuk memodelkan perhitungan dari persamaan tersebut maka di gunakan

analisi tersebut:

Ln Y=Ln ꞵ0 + ꞵ1Ln X1 + ꞵ2Ln X2 + ꞵ3Ln X3 + μe…(2)

Y = 9903816,371 – 2,217 X1 + 4.819 X2 – 1.596 X3 + μe

Dimana:

Y = Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Rupiah)

X1 = Investasi (Rupiah)

X2 = Belanja Pemerintah (Rupiah)

X3 = Penyerapan Tenaga Kerja (Jiwa)

ꞵ0 =Konstanta ꞵ1-

ꞵ4 =Parameter

μ=error term

Page 64: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

48

1. Nilai Konstanta sebesar 9903816,371, jika variabel investasi (X1), belanja

pemerintah (X2), dan Penyerapan Tenaga Kerja (X3), konstan atau X = 0,

maka pertumbuhan ekonomi sebesar 9903816,371

2. Nilai Koefisien investasi sebesar -2,217, artinya terjadi hubungan negatif

antara investasi dan pertumbuhan ekonomi karena semakin naik investasi

maka pertumbuhan ekonomi semakin menurun.

3. Nilai Koefisien belanja pemerintah sebesar 4.819, artinya terjadi hubungan

positif antara belanja pemerintah dan pertumbuhan ekonomi karena semakin

naik belanja pemerintah maka pertumbuhan ekonomi semakin meningkat.

4. Nilai Koefisien penyerapan tenaga kerja sebesar -1.596, artinya terjadi

hubungan negatif antara penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan

ekonomi karena semakin naik penyerapan tenaga kerja maka pertumbuhan

ekonomi semakin menurun.

Tabel 4.8

Uji Asumsi Klasik

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 1.000a .999 .998 148344.200

a. Predictors: (Constant), Penyerapan Tenaga Kerja (X3), Investasi (X1),

Belanja Pemerintah (X2)

b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y)

Sumber : Olahan data SPSS, 2020

Koefisien korelasi (R) = 1.000 menunjukkan bahwa korelasi variabel

Independen dengan variabel dependen erat kaitannya dengan variabel X1, X2

dan X3 serta bernilai positif dan bernilai 1.

Koefisien determinasi (R2) = 1.000 yang menunjukkan bahwa variasi dari

dari variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X1, X2 dan X3 sebesar 100%.

Page 65: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

49

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) 9903816.3

71

752427.3

67

13.162 .048

Investasi -2.217 .497 -.144 -4.461 .140 .596 1.677

Belanja Pemerintah 4.819 .168 .889 28.762 .022 .647 1.547

Penyerapan Tenaga

Kerja

-1.596E-5 .000 -.305 -9.606 .066 .612 1.634

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Sumber : Olahan data SPSS, 2020

Tabel di atas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF). VIF

Variabel X1 lebih kecil dari 5 dan VIF variabel X2 dan X3 adalah lebih besar dari

5, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara variabel independen tidak terjadi

personal anmultikolinearitas.

Tabel 4.10

Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Hubungan Variabel X1,X2,X3 dengan Y

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 1.000a .999 .998 148344.200

a. Predictors: (Constant), Penyerapan Tenaga Kerja, Belanja

Pemerintah, Investasi

Sumber : Olahan data SPSS, 2020

Page 66: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

50

Koefisien korelasi (R) = 1.000 menunjukkan bahwa korelasi variabel

Independen dengan variabel dependen erat kaitannya dengan variabel X1, X2

dan X3 serta bernilai positif dan bernilai 1.

Koefisien determinasi (R2) = 1.000 yang menunjukkan bahwa variasi dari

dari variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X1, X2 dan X3 sebesar 100%.

Tabel 4.11

Uji Statistik F (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 3556566419000

0.000

3 1185522140000

0.000

538.727 .032b

Residual 22006001710.0

00

1 22006001710.0

00

Total 3558767019000

0.000

4

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

b. Predictors: (Constant), Penyerapan Tenaga Kerja, Belanja Pemerintah, Investasi

Sumber : Olahan data SPSS, 2020

Berdasarkan hasil uji F test terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 538.727

dengan nilai signifikansi sebesar 0,032, karena probabilitas atau nilai sig

menunjukkan 0,032 < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi investasi, belanja pemerintah, dan penyerapan tenaga kerja

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 67: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

51

Tabel 4.12

Uji Statistik t (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9903816.371 752427.367

13.162 .048

Investasi -2.217 .497 -.144 -4.461 .140

Belanja Pemerintah 4.819 .168 .889 28.762 .022

Penyerapan Tenaga Kerja -1.596E-5 .000 -.305 -9.606 .066

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Sumber : Olahan data SPSS, 2020

a. Nilai t-hitung variabel X1 yaitu -4.461 yang berarti bahwa variabel X1 tidak

berpengaruh terhadap variabel Y karena nilai t-hitung negatif dengan

tingkat probabilitas signifikan 0,053 > 0,05.

b. Nilai t-hitung variabel X2 yaitu 28.762 yang berarti bahwa variabel X2

berpengaruh terhadap variabel Y karena nilai t-hitung positif dengan

tingkat probabilitas signifikan 0,042 < 0,05.

c. Nilai t-hitung variabel X3 yaitu yang -9.606 berarti bahwa variabel X3

tidak berpengaruh terhadap variabel Y karena nilai t-hitung positif dengan

tingkat probabilitas signifikan 0,132 > 0,05.

Page 68: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

52

D. Analisis dan Interpretasi

Hasil analisis yang telah dilakukan melalui analisis regresi linear

berganda, menunjukkan terhadap variabel independent atau Investasi, Belanja

Pemerintah dan Penyerapan Tenaga Kerja terhadap variabel dependen atau

pertumbuhan ekonomi. Bisa ditunjukkan dengan melihat pada Uji T.

1. Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan ekonomi

Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis pertama

yakni variabel Investasi ditolak. Hal ini berdasarkan hasil uji regresi linear

berganda variabel investasi adalah 0,140 > 0,05 hasil Uji T menunjukkan adanya

pengaruh variabel investasi secara positif namun tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Pengaruh positif mengartikan bahwa investasi searah

dengan pertumbuhan ekonomi yang dimana apabila investasi meningkat maka

pertumbuhan ekonomi meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa investasi memiliki

peranan dalam pertumbuhan ekonomi, meskipun dalam jumlah terbatas. Adanya

investasi yang dicapai oleh Provinsi Sulawesi Selatan maka akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan walaupun

pengaruhnya hanya sedikit.

Sebagaimana terlihat pada PDRB dari tahun ke tahunnya terus meningkat dari

periode 2015-2019 dan Investasi di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami grafik

yang fluktuatif.

Sejalan dengan penelitian Yesika Resianna Barimbing dan Ni Luh Karmini (2015)

dengan judul “Pengaruh PAD, Tenaga Kerja dan Investasi terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali” dimana dikatakan bahwa antara investasi

dengan pertumbuhan ekonomi adalah positif, dimana jika investaasi tinggi maka

Page 69: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

53

pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat. Penyebab investasi tidak

berpengaruh signifikan adalah karena investasi yang ditanamkan di Provinsi

Sulawesi Selatan lebih mengarah kepada proyek pembangunan infrastruktur

jalan dan pengadaan sarana transportasi dan untuk saat ini belum memberikan

konstribusi secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi karena

pembangunan dilakukan dalam jangka panjang.

2. Pengaruh Belanja Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis kedua

dditerima yaitu Variabel Belanja Pemerintah memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien Belanja Pemerintah adalah

sebesar 28.762 artinya setiap kenaikan 1 persen maka akan meningkat

pertumbuhan ekonomi sebesar 28.762 atau setiap kai Kenaikan Belanja

Pemerintah sebesar 1 Miliar, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat

dengan signifikansi sebesar 0,022<0,05 Bahwa Variabel Belanja Pemerintah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Sulawesi Selatan. Penelitian yang sama juga yang pernah dilakukan Rustiono

(2008) dimana Pengeluaran Pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jawa Tengah menunjukkan hubungan yang positif signifikan. Hal ini

sesaui teori yang dikemukakan oleh Wagner bahwa dalam suatu perekonomian

apabila pendapatan perkapita meeningkat secara relatif pengeluaran pemerintah

pun akan meningkat terutama disebabkan karena pemerinath harus mengatur

hubungan yang timbl dala masyarakat, hukum, pendidikan kebudayaan dan lain

sebagainya.

Page 70: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

54

3. Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Variabel penyerapan tenaga kerja adalah setiap penduduk yang berusia

15 tahun keatas yang memiliki keampuan untuk mengahsilkan suatu barang

untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Penyerapan tenaga kerja merupakan banyaknya orang yang dapat terserap

untuk bekerja pada suatu perusahaan atau instansi. Penyerapan tenaga kerja ini

akan menampung semua tenaga kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan

yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang

tersedia. Pertumbuhan penduduk yang besar memiliki kecenderungan membawa

pertumbuhan ekonomi lambat apabila tidak dapat menagtasi angkatan kerja

yang tidak dapat teserap kedalam lapangan pekerjaan.

Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis ketiga

yakni variabel Penyerapan Tenaga Kerja di tolak hal ini berdasarkan hasil dari

penelitian diperoleh didapat nilai tidak signifikansi yaitu -9.606 yang berarti

bahwa variabel Penyerapan Tenaga Kerja tidak berpengaruh terhadap variabel

pertumbuhan ekonomi karena T hitung positif dengan tingkat probabilitas

signifikan 0,066>0,05 maka H0 ditolak sehingga variabel Penyerapan Tenaga

Kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal

ini sejalan dengan penelitian Devi Rusalia (2017) Pengaruh Penyerapan Tenaga

Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dalam Persektif Islam (Studi di

Kabupaten Lampung Tengah Periode tahun 2015-2017) menunjukkan bahwa

tidak signifikan Pernyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah tingkat produksi,

Page 71: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

55

sedangka pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran Produk

Domestik Regional Bruto lebih besar.

Page 72: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Pembahasan dan analisis data penelitian pengaruh Investasi,

Belanja Pemerintah dan Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Periode 2015-2019 di Provinsi Sulawesi Selatan.

1. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis pertama

yakni variabel Investasi ditolak. Hal ini berdasarkan hasil uji regresi linear

berganda variabel investasi adalah 0.140 > 0,05 hasil Uji T menunjukkan adanya

pengaruh variabel investasi secara positif namun tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Pengaruh positif mengartikan bahwa investasi searah

dengan pertumbuhan ekonomi yang dimana apabila investasi meningkat maka

pertumbuhan ekonomi meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa investasi memiliki

peranan dalam pertumbuhan ekonomi, meskipun dalam jumlah terbatas. Adanya

investasi yang dicapai oleh Provinsi Sulawesi Selatan maka akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan walaupun

pengaruhnya hanya sedikit.

2. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis kedua

diterima yaitu Variabel Belanja Pemerintah memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien Belanja Pemerintah adalah

sebesar 28.762 artinya setiap kenaikan 1 persen maka akan meningkat

pertumbuhan ekonomi sebesar 28.762 atau setiap kai Kenaikan Belanja

Pemerintah sebesar 1 Miliar, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat

Page 73: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

56

dengan signifikansi sebesar 0,022<0,05 Bahwa Variabel Belanja Pemerintah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Sulawesi Selatan.

3. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis ketiga

yakni variabel Penyerapan Tenaga Kerja di tolak hal ini berdasarkan hasil dari

penelitian diperoleh didapat nilai tidak signifikansi yaitu -9.606 yang berarti

bahwa variabel Penyerapan Tenaga Kerja tidak berpengaruh terhadap variabel

pertumbuhan ekonomi karena T hitung positif dengan tingkat probabilitas

signifikan 0,066>0,05 maka H0 ditolak sehingga variabel Penyerapan Tenaga

Kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

B. Saran

1. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan diharapkan mengalokasikan

Belanja Daerah proporsional sehingga mampu memberikan efek positif

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan produktivitas Penyerapan

Tenaga Kerja guna mempertinggi kualitas tenaga kerja. Memberikan latihan

keterampilan bagi penyerapan tenaga kerja serta memperluas kesempatan

kerja sehingga mampu memberikan efek positif terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Dianggap perlu mengkaji kembali penelitian ini atas (masalah yang sama)

dengan menggunakan metode pendekatan, serta konsep peninjauan yang

berbeda agar dapat mendukung temuan-temuan baru.

Page 74: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

56

DAFTAR PUSTAKA

Ab. Rahim, R, dkk. 2013. Efficiency Perfomance of Malaysian Islamic Banks.

Journal MPRA Paper No. 46238 Posted 18, April 2013 03. 46.

Barimbing, Yesika R., Karmini, Ni Luh. 2015. Pengaruh PAD, Tenaga Kerja dan

Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali. E-Jurnal

Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol 4(5) Hal 434-450.

ISSN:2303-0178

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan, data Investasi, Belanja

Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Chairul Nizar. 2013. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Indonesia. Fakultas Ekonomi. Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh

Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (DISNAKERS) Provinsi Sulwesi

Selatan, data Penyerapan Tenaga Kerja

Devi Rusalia. 2017. Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Dalam Persektif Islam (Studi di Kabupaten

Lampung Tengah Periode 2015-107). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Herlianto, Didit, (2013). Manajemen Investasi Plus Jurusan Mendeteksi Investasi

Bodong. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Page 75: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

57

Heidy Menajang. 2009. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Kota Manado. Fakultas Ekonomi. Universitas Sam

Ratulangi

Jhigan, M.L. 2013 Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta Rajawali

Pers

Junaedi. 2016. Analisis Pengaruh Investasi, Belanja Pemerintah dan Penyerapan

Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Selatan.

Universitas Negeri Makassar

Mankiw N,Gregory, dkk. 2012. Pengantar Ekonomi Makro . Jakarta: Salemba

Empat

Mudrajat Kuncoro, (2013). Metode Riset untuk Bisnis Ekonomi edisi 4. Jakarta:

Erlangga

Mohammad Rizal Mubaroq. 2013. Pengaruh Investasi Pemerintah, Tenaga Kerja

dan Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten di

Indonesia Tahun 2007-2010. Fakultas Ilmu Ekonomi. Universitas

Padjajaran. Bandung

Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Dikelompokkan Dalam Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung

Rustiono, Deddy. 2008. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Jawa Tengah. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang

Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar edisi Ketiga. Rajawali

Pers. Jakarta

Page 76: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

58

Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006 Pembangunan Ekonomi (edisi

kesembilan. Jilid I). Jakarta: Erlangga

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Page 77: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

59

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 78: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

60

Hasil Analisis Regresi Coeffisients

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9903816.371 752427.367 13.162 .048

Investasi -2.217 .497 -.144 -4.461 .140

Belanja Pemerintah 4.819 .168 .889 28.762 .022

Penyerapan Tenaga

Kerja

-1.596E-5 .000 -.305 -9.606 .066

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 5

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 74172.1000600

0

Most Extreme Differences Absolute .300

Positive .300

Negative -.159

Test Statistic .300

Asymp. Sig. (2-tailed) .162c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 79: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

61

Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -1252.09102

Cases < Test Value 2

Cases >= Test Value 3

Total Cases 5

Number of Runs 4

Z .109

Asymp. Sig. (2-tailed) .913

a. Median

Uji Asumsi Klasik

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 1.000a .999 .998 148344.200

a. Predictors: (Constant), Penyerapan Tenaga Kerja, Belanja

Pemerintah, Investasi

Page 80: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

62

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardi

zed

Coefficie

nts

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Tolera

nce VIF

1 (Constant) 9903816.

371

752427.

367

13.16

2

.048

Investasi -2.217 .497 -.144 -

4.461

.140 .596 1.677

Belanja

Pemerintah

4.819 .168 .889 28.76

2

.022 .647 1.547

Penyerapan

Tenaga Kerja

-1.596E-

5

.000 -.305 -

9.606

.066 .612 1.634

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Hubungan Variabel X1,X2,X3 dengan Y

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 1.000a .999 .998 148344.200

a. Predictors: (Constant), Penyerapan Tenaga Kerja, Belanja

Pemerintah, Investasi

Page 81: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

63

Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3556566419000

0.000

3 1185522140000

0.000

538.727 .032b

Residual 22006001710.0

00

1 22006001710.0

00

Total 3558767019000

0.000

4

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

b. Predictors: (Constant), Penyerapan Tenaga Kerja, Belanja Pemerintah, Investasi

Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9903816.371 752427.367 13.162 .048

Investasi -2.217 .497 -.144 -4.461 .140

Belanja Pemerintah 4.819 .168 .889 28.762 .022

Penyerapan Tenaga

Kerja

-1.596E-5 .000 -.305 -9.606 .066

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Page 82: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH DAN

64

BIOGRAFI PENULIS

Musdalifah dilhahirkan di Sungguminasa pada tanggal

30 maret 1998, dari pasangan Ayahanda Dado dan

Ibunda Fatima.Penulis merupakan anak ketiga dari tiga

bersaudara. Penulis mulai masuk jenjang pendidikan

SD Negeri Biring Kaloro pada tahun 2004 dan tamat

pada tahun 2010, pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Pallangga dan

tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan jenjang

pendidikan di SMA Negeri 1 Pallangga dan tamat pada tahun 2016. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikannya pada tahun 2016 dan terdaftar sebagai

mahasiswa di Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Strata 1 (S1) di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat Rahmat Tuhan yang Maha Kuasa dan iringan doa restu dari orang

tua dan saudara, kerabat serta teman-teman seperjuangan di bangku kuliah,

terutama dosen Ekonomi Pembangunan. Perjuangan panjang penulis dalam

mengikuti perguruan tinggi dapat berhasil dengan tersusunnya Skripsi yang

berjudul “Analisis Pengaruh Investasi, Belanja Pemerintah dan Penyerapan

Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Periode 2015-2019”.