bab iv komposisi belanja pemerintah....pdf

26
IV. KOMPOSISI BELANJA PEMERINTAH BEBERAPA NEGARA DAN KINERJA PEREKONOMIANNYA Fungsi utama anggaran pemerintah dalam perekonomian suatu negara adalah fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi (Stiglitz, 2000). Fungsi stabilisasi anggaran bisa dilakukan oleh negara dalam kondisi krisis ekonomi dan bisa juga dilakukan tidak dalam krisis ekonomi seperti untuk fine tuning perekonomian. Fine tuning perekonomian dilakukan oleh pemerintah untuk menggerakkan perekonomian sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara ditujukan untuk menciptakan kesejahteraan seluruh warga negara. Penyusunan anggaran harus diarahkan untuk menciptakan kesejahtaraan seluruh warga negara. Komposisi anggaran belanja pemerintah harus benar-benar produktif menciptakan stimulus perekonomian. Fungsi stimulus belanja pemerintah akan tercermin dalam kontribusinya terhadap kinerja perekonomian. Idealnya, semakin besar anggaran belanja pemerintah maka daya stimulus terhadap perekonomian akan semakin besar. Kontribusi belanja pemerintah tidak hanya dilihat dari besar kecilnya atau naik turunnya alokasi anggaran tiap tahun. Efektifitas belanja pemerintah dilihat dari dampaknya terhadap kinerja seluruh variabel makro ekonomi. Untuk melihat efektifitas belanja pemerintah diperlukan ukuran yang obyektif, diantaranya dengan melakukan perbandingan dengan belanja pemerintah negara lain. Perbandingan tidak dilihat dari besaran volume belanja namun dilihat dari proporsi dan komposisinya serta dihubungkan dengan kinerja perekonomiannya. Perbandingan komposisi belanja antar negara sekaligus dapat digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi apakah komposisi belanja pemerintah

Upload: docong

Post on 13-Jan-2017

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

IV. KOMPOSISI BELANJA PEMERINTAH

BEBERAPA NEGARA DAN KINERJA PEREKONOMIANNYA

Fungsi utama anggaran pemerintah dalam perekonomian suatu negara

adalah fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi (Stiglitz, 2000).

Fungsi stabilisasi anggaran bisa dilakukan oleh negara dalam kondisi krisis

ekonomi dan bisa juga dilakukan tidak dalam krisis ekonomi seperti untuk fine

tuning perekonomian. Fine tuning perekonomian dilakukan oleh pemerintah

untuk menggerakkan perekonomian sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara ditujukan

untuk menciptakan kesejahteraan seluruh warga negara. Penyusunan anggaran

harus diarahkan untuk menciptakan kesejahtaraan seluruh warga negara.

Komposisi anggaran belanja pemerintah harus benar-benar produktif menciptakan

stimulus perekonomian. Fungsi stimulus belanja pemerintah akan tercermin dalam

kontribusinya terhadap kinerja perekonomian. Idealnya, semakin besar anggaran

belanja pemerintah maka daya stimulus terhadap perekonomian akan semakin

besar. Kontribusi belanja pemerintah tidak hanya dilihat dari besar kecilnya atau

naik turunnya alokasi anggaran tiap tahun. Efektifitas belanja pemerintah dilihat

dari dampaknya terhadap kinerja seluruh variabel makro ekonomi. Untuk melihat

efektifitas belanja pemerintah diperlukan ukuran yang obyektif, diantaranya

dengan melakukan perbandingan dengan belanja pemerintah negara lain.

Perbandingan tidak dilihat dari besaran volume belanja namun dilihat dari

proporsi dan komposisinya serta dihubungkan dengan kinerja perekonomiannya.

Perbandingan komposisi belanja antar negara sekaligus dapat digunakan

sebagai acuan untuk mengevaluasi apakah komposisi belanja pemerintah

Page 2: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

80

Indonesia sudah proporsional dan cukup efektif menstimulus perekonomian.

Dalam melakukan perbandingan, maka dipilih negara-negara yang memiliki

karakteristik yang hampir sama dengan Indonesia. Selain persamaan karakteristik,

juga diambil negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi untuk

dijadikan acuan. Berikut beberapa komposisi belanja pemerintah negara-negara

ASEAN + China serta kinerja perekonomian masing-masing negara.

4.1. Komposisi Anggaran Pemerintah Thailand

Thailand dikenal sebagai salah satu negara ASEAN yang sekarang sedang

meningkat perekonomiannya, bahkan banyak yang memprediksikan Thailand

berpotensi menjadi macan ASEAN. Thailand telah berhasil keluar dari krisis

ekonomi tahun 1998, padahal Thailand adalah negara pertama yang terkena

dampak krisis ekonomi terparah. Tetapi memasuki tahun 2000 Thailand berhasil

menjadi leader dalam hal negara penghasil komoditi pertanian terbesar di

ASEAN. Beberapa komoditi hasil pertanian tropika lebih terkenal dengan nama

Thailand seperti Durian Montong, Jambu Bangkok, dan Beras Thailand.

Thailand sebagai negara berkembang tentunya memiliki karakteristik

perekonomian yang tidak berbeda jauh dengan Indonesia. Salah satu sektor yang

berhasil dikembangkan oleh Thailand adalah sektor pertanian. Terbukti hampir

setiap tahun Indonesia mengimpor berbagai komoditas pangan dari Thailand,

terutama beras. Thailand yang dulu tertinggal oleh Indonesia saat ini melesat

dengan program unggulannya yaitu sektor pertanian. Padahal potensi sektor

pertanian Indonesia tidak kalah dari Thailand, bahkan Indonesia memiliki sumber

daya alam yang lebih kaya dan melimpah. Permasalahannya adalah Thailand

mampu mengolah dan mengembangkan potensi sumber daya yang dimiliki secara

optimal dan produktif.

Page 3: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

81

Tabel 6. Alokasi Anggaran Belanja Pemerintah Thailand Menurut

Klasifikasi Ekonomi

(juta baht)

GFS Classification FY 2010 FY 2011

Changes Over

the FY 2010

Amount (%) Amount (%) Amount (%)

Budget appropriation 1 700 000 100 2 070 000 100 370 000 21.8

Expenses 1 519 866 89.4 1 776 710 85.8 256 844 16.9

Compensation of employees 598 793 35.2 636 329 30.7 37 536 6.3

Wages and Salaries 571 969 33.6 605 417 29.2 33 448 5.8

Social Contributions 26 824 1.6 30 913 1.5 4 088 15.2

Use of goods and services 286 898 16.9 346 440 16.7 59 542 20.8

Interest payments 158 451 9.3 178 862 8.6 20 410 12.9

Domestic Interest 153 273 9 175 254 8.4 21 981 14.3

Foreign interest 5 178 0.3 3 608 0.2 -1 571 -30.3

Subsidies 23 567 1.4 74 172 3.6 50 604 214.7

To Public Corporations 23 151 1.4 73 375 3.6 50 224 216.9

To non- Financial public

corporations

17 525 1 15 854 0.8 -1 671 -9.5

To Financial public

corporations

5 626 0.4 57 521 2.8 51 895 922.4

To Private Enterprises 416 - 797 - 381 91.4

Grants 275 657 16.2 328 197 15.9 52 540 19.1

To international organizations 1 387 0.1 1 478 0.1 91 6.6

To other government unit 274 270 16.1 326 719 15.8 52 499 19.1

Current 258 300 15.2 301 687 14.6 43 388 16.8

Capital 15 970 0.9 25 031 1.2 9 062 56.7

Social benefits 147 601 8.7 169 320 8.2 21 719 14.7

Other expenses 28 898 1.7 43 391 2.1 14 493 50.2

Current 12 731 0.7 13 185 0.6 454 3.6

Capital 16 167 1 30 206 1.5 14 039 86.8

Acquisition of nonfinancial

assets

141 8.3 251 711 12.2 111 106 79

Purchase of equity 34 - 838 - 804 2

357.2

Principal repayment 39 495 2.3 10 395 0.5 -29 100 -73.7

Account Balance - - 30 346 1.5 30 346 100

Sumber: Bureau of The Budget of Thailand, 2011

Perkembangan ekonomi Thailand tentunya tidak terlepas dari peran

alokasi belanja pemerintah dalam menstimulus perekonomiannya. Tabel 6

memperlihatkan komposisi alokasi belanja pemerintah Thailand tahun 2011

Page 4: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

82

paling besar adalah belanja pegawai yaitu sekitar 30 persen atau sekitar sepertiga

dari total alokasi anggaran belanja pemerintah. Hal ini tidak berbeda jauh dengan

Indonesia di mana salah satu alokasi yang paling besar dalam anggaran

pembiayaan negara adalah belanja pegawai sebesar 21.9 persen dari total seluruh

anggaran belanja pemerintah. Hal yang membedakan dengan Indonesia adalah

alokasi per jenis belanja. Jika alokasi belanja pemerintah Indonesia terbesar kedua

setelah gaji pegawai adalah untuk subsidi, maka subsidi di Thailand sangat kecil,

yaitu hanya sebesar 1.4 persen pada tahun 2010 dan 3.6 persen pada tahun 2011.

Stimulus yang dilakukan Pemerintah Thailand melalui alokasi belanja dalam

bentuk grants yaitu 16.2 persen pada 2010 dan 15.9 persen pada 2011.

Selain dilihat dari per jenis belanja, komposisi belanja pemerintah

Thailand juga dapat dilihat dari sisi fungsi. Tabel 7 menunjukkan perbandingan

komposisi belanja pemerintah Indonesia dan Thailand dimana terdapat perbedaan

yang mencolok antara porsi belanja untuk fungsi ekonomi. Besarnya alokasi

belanja untuk fungsi ekonomi inilah yang menyebabkan fungsi stimulus fiskal di

Thailand lebih optimal dibandingkan Indonesia.

Tabel 7. Perbandingan Belanja Pemerintah Berdasarkan Fungsi antara

Indonesia dan Thailand Tahun 2011

(%)

Alokasi Budget Indonesia Thailand

Pelayanan Umum 63.8 25.1

Pertahanan 5.5 8.1

Ketertiban dan Kemanan 2.4 5.9

Ekonomi 11.6 20.5

Lingkungan Hidup 1.3 0.1

Perumahan & Fasilitas Umum 2.8 2.3

Kesehatan 1.6 10.1

Pariwisata, Budaya, & Agama 0.5 0.8

Pendidikan 10 20.4

Perlindungan Sosial 0.5 6.7

Sumber: Kementerian Keuangan dan Bureau of The Budget of Thailand

Page 5: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

83

Efektifitas stimulus fiskal di Thailand terlihat jelas pada alokasi pada

sektor pertanian yang masuk ke dalam alokasi fungsi ekonomi. Alokasi fungsi

ekonomi untuk sektor pertanian di Indonesia sebesar 1.2 persen dari total 11.6

persen untuk fungsi ekonomi. Hal ini berbeda jauh dengan Thailand di mana dari

fungsi ekonomi besarnya anggaran mencapai 20 persen dari total anggaran tahun

2011. Sedangkan anggaran untuk sektor pertanian sebesar 7.2 persen dari total

anggaran pemerintah Thailand. Oleh karena itu, sektor pertanian di Indonesia

kalah jauh dibandingkan sektor pertanian Thailand. Tabel 8 menunjukkan alokasi

anggaran yang cukup proporsional di Thailand, sehingga menghasilkan kinerja

sektor pertanian yang sangat bagus.

Tabel 8. Komposisi Belanja Pemerintah Thailand di Bidang Ekonomi

(Juta Baht)

No Economic Affairs FY 2010 FY 2011

1 General Economic, commercial and Labour Affairs 28 080.70 36 227.20

2 Agriculture, Forestry, Fishery, and Hunting 77 860.10 149 535.00

3 Fuel and Energy 2 597.60 2 744.40

4 Mining, Manufacturing, and Contruction 8 293.70 11 420.70

5 Transport 61 120.80 89 549.60

6 Communication 1 055.70 1 723.30

7 Other Industries 13 309.80 15 028.10

8 Economic Affairs not elsewhere Classified 95 542.30 118 456.60

Total Economic Affairs 287 860.70 424 684.90

Percentage of the Total Budget 16.90 20.50

Sumber: Bureau of The Budget of Thailand, 2011

Tabel 9 menunjukkan telah terjadi transformasi struktural dalam

perekonomian Thailand, di mana terjadi pergeseran dari sektor sektor pertanian

beralih ke sektor manufaktur. Pada tahun 2010 sektor manufaktur menyumbang

40 persen dari total PDB Thailand sedangkan sektor pertanian hanya 8.3 persen

Page 6: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

84

dari total PDB. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi Thailand selama 10 tahun

terakhir cukup tinggi, rata-rata di atas 5 persen, terkecuali tahun 2009 ketika

terjadi krisis ekonomi. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Thailand mampu

mencapai 7.81 persen.

Tabel 9. Kontribusi Sektoral terhadap PDB Thailand, Tahun 2005-2010

(%) Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Agriculture 9.0 9.0 8.7 8.8 9.2 8.3

Mining 2.3 2.3 2.2 2.2 2.3 2.2

Manufacturing 38.9 39.2 39.6 40.1 38.6 40.8

Electricity, gas, and water 3.3 3.3 3.3 3.4 3.5 3.6

Construction 2.4 2.4 2.4 2.2 2.2 2.2

Trade 14.0 13.8 13.9 13.7 14.0 13.3

Transport and communications 10.0 10.1 10.1 9.8 9.7 9.4

Finance 7.5 7.4 7.4 7.6 7.9 7.8

Public administration 3.0 2.8 2.8 2.8 2.9 2.8

Others 9.6 9.7 9.6 9.4 9.8 9.8

Sumber: Bureau of The Budget of Thailand, 2011

Thailand menyadari bahwa sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki

nilai tambah tinggi. Oleh karenanya kebijakan ekonomi Thailand sangat

mendukung untuk terjadinya industrialisasi. Sumbangan sektor manufaktur

Thailand terhadap PDB mencapai 40.8 persen, yang didukung dengan berbagai

program pemerintah untuk mendorong industri manufaktur antara lain melalui

pembangunan infrastruktur dan pembiayaan. Anggaran yang dialokasikan

langsung untuk sektor industri manufaktur relatif kecil, yaitu hanya sekitar 0.55

persen. Namun dukungan pemerintah diberikan melalui alokasi anggaran yang

cukup besar terhadap pembangunan infrastruktur ekonomi yang mendukung

terjadinya industrialisasi. Industri hilir berkembang pesat di Thailand, termasuk

Page 7: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

85

industri yang berbasis tehnologi, seperti industri elektronika, komputer serta

komponennya. Output industri elektronika Thailand diekspor ke berbagai negara,

termasuk yang membanjiri pasar Indonesia.

Hal lain yang menarik dari perekonomian Thailand adalah jika pada krisis

ekonomi tahun 1998 Thailand merupakan negara menjadi pemicu krisis, namun

justru Thailand negara pertama yang lepas dari krisis ekonomi. Krisis baht telah

memberikan pelajaran yang sangat berguna bagi Thailand untuk melakukan

efisiensi dan pembenahan. Gambar 14 menunjukkan pada tahun 2003

perekonomian Thailand sudah mampu tumbuh 7.14 persen. Walaupun selama

2005-2008 terjadi penurunan, bahkan puncaknya pada saat krisis global 2009

Thailand tumbuh minus 3.33 persen, namun pada tahun 2010 Thailand mampu

bangkit tumbuh 7.8 persen.

Sumber: World Bank, 2011

Gambar 14. Pertumbuhan GDP Thailand, Tahun 2000 -2010

Dukungan pertumbuhan sektor tradeable membuat konfigurasi

perekonomian Thailand berbeda dengan Indonesia, meskipun ekonomi kedua

negara ini sama-sama berbasis sumber daya alam. Hal ini terlihat dari Gambar 15

2,17

5,32

7,14 6,34

4,60 5,09 5,04

2,48

(2,33)

7,80

-4

-2

0

2

4

6

8

10

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pertumbuhan GDP Thailand (%)

Page 8: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

86

di mana perkembangan PDB Thailand sangat dipengaruhi oleh kinerja 3 sektor

yang memproduksi barang-barang tradeable dan jasa, yaitu industri manufaktur,

perhotelan, dan transportasi.

Sumber: Worldbank, 2010

Gambar 15. Perkembangan Sektor Tradeable, Non-tradeable dan PDB

Thailand

4.2. Komposisi Belanja Pemerintah Malaysia

Seperti negara berkembang pada umumnya pos untuk gaji pegawai di

Malaysia menempati pos paling besar. Proporsi untuk gaji pegawai mencapai 28

persen dari total pengeluaran negara. Walaupun porsi untuk gaji pegawai

menempati urutan pertama, besarnya porsi untuk gaji pegawai sebenarnya telah

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 30.6 persen dari

total pengeluaran negara.

Hal yang menarik dari postur anggaran di Malaysia adalah penurunan

persentase untuk pos subsidi antara tahun 2010 dan 2011. Tabel 10 menunjukkan

Page 9: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

87

pada tahun 2010 pemerintah Malaysia mengalokasikan subsidi sebesar 16.4

persen dari belanja pemerintah, tetapi pada 2011 turun menjadi 14.6 persen atau

turun 1.8 persen. Padahal sebagaimana di negara berkembang pada umumnya pos

subsidi merupakan pos yang paling sensitif dan mengandung risiko dan biaya

politik yang sangat besar.

Peningkatan subsidi pada tahun 2010 sama seperti yang terjadi di

Indonesia yaitu disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia. Malaysia

mengakomodasi kenaikan harga minyak dunia tersebut dan tetap mempertahankan

harga eceran bahan bakar minyak untuk masyarakatnya. Tetapi untuk tahun 2011

subsidi tersebut dikurangi dengan asumsi harga minyak dunia tidak akan

mengalami kenaikan seperti pada tahun 2010.

Tabel 10. Alokasi Belanja Pemerintah Malaysia menurut Jenis

Details RM million Share (%)

2009 2010 2011 2009 2010 2011

Emoluments 42 778 46 626 45 562 27.2 30.6 28.0

Debt service charges 14 222 15 886 18 517 9.1 10.4 11.4

Grants to state goverments 4 895 4 856 5 510 3.1 3.2 3.4

Pensions and service 10 146 10 810 12 296 6.5 7.1 7.6

Supplies and Services 26 372 23 590 28 232 16.8 15.5 17.3

Subsidies 20 345 24 933 23 704 13.0 16.4 14.6

grants to statutory bodies 12 024 11 891 13 165 7.7 7.8 8.1

Refunds and write-off 555 1 115 1 083 0.4 0.7 0.7

Others 25 731 12 453 14 736 16.4 8.2 9.1

total 157 067 152 158 162 805 100.0 100.0 100.0

% of GDP 23.1 19.6 19.4

Sumber: Ministry of Finance Malaysia

Jika dilihat pengeluaran negara secara sektoral maka sektor pengembangan

ekonomi menempati urutan pertama dengan 57.6 persen dari total anggaran

negara. Anggaran ini naik dari tahun sebelumnya sebesar 50.2 persen. Walaupun

anggaran untuk pengembangan ekonomi mengalami peningkatan sebesar 7.4

Page 10: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

88

persen, anggaran untuk sektor pertanian dan pengembangan perdesaan mengalami

pengurangan yang cukup signifikan. Anggaran untuk sektor pertanian terus

mengalami penurunan dari tahun 2009. Tahun 2009 anggaran untuk sektor

pertanian sebesar 11,1 persen dari total anggaran kemudian pada tahun 2010

berkurang menjadi 5.8 persen dan turun lagi pada tahun 2011 menjadi hanya 1.7

persen. Pada tahun 2010 anggaran sebesar 5,8 persen dari total anggaran belanja

pemerintah digunakan untuk mengintensifkan modernisasi dan komesialisasi

sektor pertanian dengan mengadopsi sistem pertanian modern dan mengadopsi

aplikasi terbaik dengan melakukan value-added untuk setiap komoditas hasil

pertanian. Dengan adanya modernisasi sektor pertanian pada tahun 2010

diharapkan sektor pertanian menjadi lebih produktif sehingga anggaran

pengembangan sektor pertanian bisa dikurangi pada tahun 2011 menjadi hanya

1.7 persen saja.

Tabel 11. Alokasi Belanja Pemerintah Malaysia menurut Sektor, Tahun

2009-2011

Details RM million Share (%)

2009 2010 2011 2009 2010 2011

Economic services 26 428 27 123 28 315 53.4 50.2 57.6

of which:

Agriculture and rural development 5 508 3 136 836 11.1 5.8 1.7

Trade and industry 5 592 4 711 9 621 11.3 8.7 19.6

Transport 8 531 1 904 9 644 17.2 14.6 19.6

Social Services 17 381 21 197 15 539 35.1 39.2 31.6

of which:

Education and training 10 840 11 702 10 363 21.9 21.7 21.1

Health 2 575 3 594 2 212 5.2 6.7 4.5

Housing 1 420 1 181 903 2.9 2.2 1.8

Security 3 956 3 914 4 373 8.0 7.2 8.9

General Administration 1 749 1 809 955 3.5 3.3 1.9

Total 49 515 54 042 49 182 100.0 100.0 100.0

% of GDP 7.3 7.0 5.9

Sumber: Ministry of Finance Malaysia

Page 11: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

89

Hal yang sebaliknya ditunjukkan Tabel 11, dimana proporsi untuk sektor

perdagangan mengalami peningkatan yang cukup besar dari 8.7 persen pada tahun

2010 menjadi 19.6 persen pada tahun 2011, atau meningkat 10.9 persen. Hal ini

merupakan tindak lanjut dari kebijakan sektor pertanian pada tahun 2010. Setelah

pemerintah mengadopsi sistem dan metode pertanian modern maka fokus utama

dari pengembangan ekonomi dari hasil komoditas pertanian adalah

mendistribusikannya ke dalam pasar. Oleh karena itu, pemerintah Malaysia

menaikkan anggaran untuk sektor perdagangan menjadi 19.6 persen guna

mendukung hasil komoditas pertanian yang dihasilkan.

Anggaran untuk sektor jasa sosial mengalami penurunan pada tahun 2011

yaitu hanya sekitar 31.6 persen, padahal pada tahun 2010 anggaran untuk jasa

sosial ini mencapai 39.2 persen. Sektor jasa sosial ini terdiri dari tiga sub sektor

utama yaitu sektor pendidikan dan pelatihan, sub sektor kesehatan, dan sub sektor

perumahan. Sub sektor pendidikan hampir sama persis dengan Indonesia di mana

proporsi untuk sektor pendidikan lebih dari 20 persen dari total anggaran belanja

pemerintah dan hampir tidak mengalami perubahan yang berarti. Sub sektor yang

mengalami perubahan signifikan adalah sub sektor kesehatan dan perumahan. Sub

sektor kesehatan mengalami penurunan yang paling besar yaitu sebesar 2.2 persen

dari yang tadinya 6.7 pada tahun 2010 menjadi 4.5 pada tahun 2011. Penurunan

ini sebenarnya cukup masuk akal karena anggaran sebesar 6.7 persen pada tahun

2010 dipergunakan untuk membangun rumah sakit, pembelian peralatan rumah

sakit, pelatihan tenaga medis, pembelian obat dan peralatan kesehatan, dan

perawatan bangunan rumah sakit dan klinik. Oleh karena itu, pada tahun 2011

Page 12: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

90

pembangunan rumah sakit sudah selesai dan anggaran tahun 2011 sudah tidak ada

lagi untuk pembangunan rumah sakit.

Program perumahan Rakyat (PPR) pada tahun 2010 dipergunakan untuk

membangun rumah terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan. Selain program

PPR, program perumahan juga digunakan untuk rehabilitas beberapa projek

perumahan yang ditinggalkan. Program pembangunan PPR ini diproyeksikan

akan selesai pada akhir tahun 2010 sehingga anggaran perumahan untuk anggaran

tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Anggaran untuk sektor keamanan mengalami peningkatan dari 7.2 persen

pada tahun 2010 menjadi 8.9 persen pada tahun 2011. Anggaran sektor kemanan

ini terdiri dari dua sub sektor yaitu sub sektor pertahanan dan sub sektor

keamanan dalam negeri. Porsi untuk sub sektor pertahanan jauh lebih besar dari

sub sektor keamanan dalam negeri. Prosi untuk sub sektor pertahanan negara

mencapai 69 persen dari porsi untuk sektor kemanan dan sub sektor keamanan

dalam negeri hanya 31 persen dari total anggaran untuk sektor kemanan. Hal ini

memperlihatkan keseriusan pemerintah Malaysia dalam menciptakan

perlindungan dari bahaya luar negeri. Sedangkan untuk keamanan dalam negeri

selama ini dirasa tenang sehingga tidak ada anggaran besar yang harus

dikeluarkan.

Anggaran untuk sektor administrasi umum juga mengalami penurunan

sebesar 1.4 persen, dari 3.3 persen pada tahun 2010 menjadi 1.9 persen pada tahun

2011. Anggaran pada tahun 2010 dipergunakan untuk meningkatkan produktivitas

dan kualitas dari sistem sektor publik. Program yang diprioritaskan adalah sistem

komputerisasi di seluruh departemen pemerintah yaitu pembuatan aplikasi baru

Page 13: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

91

dan pengembangan aplikasi lama untuk e-government. Selain itu, anggaran pada

tahun 2010 juga digunakan untuk pengadaan tanah, pembangunan gedung,

renovasi, dan perawatan gedung dan fasilitas pemerintah serta pelatihan tenaga

peradilan. Pada tahun 2011 diproyeksikan pengadaan tanah dan pembangunan

gedung baru sudah tidak ada oleh karena itu anggaran untuk sektor administrasi

umum mengalami penurunan.

Jika alokasi anggaran di atas dibandingkan dengan GDP tahun 2010

berdasarkan sektor ekonomi maka terlihat bahwa ada tiga sektor ekonomi yang

paling besar memberikan share terhadap GDP yaitu, manufaktur (26.9 persen),

finance (16.7 persen), dan perdagangan (15.6 persen) sebagaimana ditunjukkan

Tabel 12.

Tabel 12. Produk Domestik Bruto Malaysia, Tahun 2005-2010

(Juta RM) Details 2005 2006 2007 2008 2009 2010

GDP by industrial origin at

1987 2000 market prices 449 .250 475 .526 506 .341 530 .683 522 .001 559 .554

Agriculture 35 .835 37 .701 38 .177 39 .825 40 .083 40 .916

Mining 42 .472 42 .030 42 .881 41 .831 39 .209 39 .270

Manufacturing 137 .940 147 .154 151 .257 153 .078 138 .784 154 .640

Electricity, gas, and water 13 .851 14 .523 15 .106 15 .475 15 .604 16 .879

Construction 14 .685 14 .639 15 .707 16 .365 17 .329 18 .220

Trade 61 .346 65 .492 74 .380 82 .040 83 .472 89 .779

Transport and communications 32 .870 35 .185 38 .191 40 .974 41 .713 44 .944

Finance a 65 .541 71 .253 80 .893 85 .996 90 .004 96 .194

Public administration 30 .371 33 .412 35 .099 38 .335 39 .671 41 .981

Others b 26 .064 27 .234 28 .737 30 .252 31 .580 32 .833

Less: Imputed bank service

charges 17 .742 18 .385 19 .607 20 .412 21 .897 23 .171

Plus: Taxes on imports 6 .017 5 .287 5 .521 6 .924 6 .449 7 .068

Net factor income from abroad (24 .956) (19 .742) (23 .522) (36 .360) (24 .565) (42 .721)

GNI 424 .295 455 .784 482 .819 494 .323 497 .436 516 .833

Sumber : world bank, 2011

Page 14: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

92

Sektor perdagangan memberikan kontribusi 15.6 persen terhadap PDB,

dan anggaran pemerintah untuk sektor perdagangan dan industri adalah 8.7 persen

dari total anggaran pemerintah Malaysia. Hal ini mununjukkan produktivitas

pemerintah dalam meningkatkan sektor perdagangan di mana hanya 8.7 persen

anggaran bisa menaikkan 15.6 persen dari total PDB Malaysia.

4.3 Komposisi Anggaran Pemerintah Singapura

Perekonomian singapura telah mencapai kondisi matang dengan tingkat

pertumbuhan yang tinggi. Singapura masuk pada kategori negara-negara yang

berpenghasilan tinggi. Jika dibandingkan dengan Singapura, Indonesia jauh lebih

tertinggal. Potensi sumber daya Singapura tidak melimpah seperti Indonesia,

namun perekonomian Singapura maju pesat dengan mengandalkan sektor jasa dan

perdagangan. Kemajuan perekonomian Singapura didukung kemajuan teknologi

dan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah Singapura berperan sebagai

regulator dan penyedia layanan publik secara optimal. Kepastian hukum dan

kemudahan berinvestasi di Singapura merupakan daya tarik utama bagi investor.

Dukungan Pemerintah Singapura terhadap iklim usaha yang kondusif

terlihat dalam komposisi belanja pemerintah. Struktur anggaran belanja

pemerintah Singapura cukup sederhana, hanya terbagi ke dalam 4 fungsi utama

yaitu Social Development, Security and External Relation, Economic

Development, dan Government Administration. Dari struktur ini terlihat jelas

posisi dan peranan pemerintah, yaitu pemerintah sebagai regulator dan pelayan

kepentingan publik, termasuk menciptakan keamanan dan ketertiban. Sementara

jalannya roda perekonomian lebih banyak dilakukan oleh swasta. Melalui

kebijakan seperti ini Singapura telah masuk ke dalam jajaran negara maju.

Page 15: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

93

Dalam menyusun belanja pemerintah, sejak awal komposisi pengalokasian

anggaran masing-masing bidang sudah jelas antara belanja yang bersifat untuk

kepentingan operasional atau rutin (operating) dengan anggaran yang digunakan

untuk pembangunan (development). Tabel 13 menunjukkan bahwa setiap kegiatan

dan program jelas output dan sasarannya, termasuk pengalokasian anggarannya.

Porsi anggaran belanja yang bersifat operasional cukup besar mengingat

perekonomian Singapura berbasis pada penyediaan sektor jasa.

Tabel 13. Total Pengeluaran Pemerintah Singapura menurut Sektor

Tahun 2011

(S$ juta)

Sector/ Ministry

Operating Development Total

$ % $ % $ %

Social Development 17 384 48.4 3 707 33.1 21 091 44.8

Education 9 767 27.2 1 144 10.2 10 911 23.2

Health 3 580 10.0 497 4.4 4 077 8.7

Nasional Development 1 031 2.9 1 539 13.7 2 570 5.5

Community Development Youth and

sport 1 775 4.9 57 0.5 1 832 3.9

The Environment and Water Resources 727 2.0 411 3.7 1 138 2.4

Information, Comunications and the Art 504 1.4 59 0.5 563 1.2

Security & External Relations 14 986 41.7 789 7.0 15 775 33.5

Defence 11 595 32.3 480 4.3 12 075 25.6

Home Affairs 3 029 8.4 264 2.4 3 293 7.0

Foreign Affairs 362 1.0 45 0.4 407 0.9

Economic Development 2 133 5.9 6 410 57.2 8 544 18.1

Transport 476 1.3 3 592 32.1 4 068 8.6

Trade and Industriy 655 1.8 2 484 22.2 3 139 6.7

Manpower 854 2.4 69 0.6 922 2.0

Information, Comunications and the

Arts 149 0.4 266 2.4 415 0.9

Government Administration 1 398 3.9 292 2.6 1 690 3.6

Finance 613 1.7 145 1.3 757 1.6

Organs of State 336 0.9 23 0.2 359 0.8

Prime Ministers Office 313 0.9 35 0.3 348 0.7

Law 137 0.4 89 0.8 226 0.5

TOTAL EXPENDITURE 35 902 100.0 11 198 100.0 47 100 100.0

Sumber: Statistics Singapore, 2011

Page 16: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

94

Jika dilihat dari klasifikasi anggaran menurut ekonomi, Tabel 14

menunjukkan porsi terbesar belanja pemerintah Singapura adalah untuk

membiayai belanja operasional, yaitu 48.31 persen. Sementara belanja pemerintah

yang bersifat bansos/bantuan sosial (grant) dan pengeluaran modal relatif kecil.

Hal ini bisa dipahami karena keberadaan Singapura sebagai negara yang sudah

maju di mana penyediaan infrastruktur sudah relatif lengkap.

Tabel 14. Alokasi Anggaran Singapura menurut Klasifikasi Ekonomi, Tahun

2011

Uraian Jumlah

( $)

%

Main Estimates Outlays 60 399 952 757 74.52

- Operating Expenditure 39 160 188 757 48.31

a. Expenditure on Manpower 5 750 593 617 7.09

b. Other Operating Expenditure 15 504 851 440 19.13

c. Grants, Subventions & Capital Injections to

Organisations 6 246 060 100 7.71

- Other Consolidated Fundoutlays 21 239 764 000 26.20

Development estimatesoutlays 20 656 869 000 25.48

TOTAL 81 056 821 757 100.00

Sumber: Statistics Singapore, 2011

Jika dilihat kontribusi sektoral terhadap GDP Singapura, Tabel 15

menunjukkan bahwa pada tahun 2010 subsektor yang paling memberikan

kontribusi besar adalah manufaktur (27.6 persen), finance (23.8 persen), dan

perdagangan (18.5 persen). Alokasi anggaran pemerintah untuk subsektor

perdagangan dan industri Singapura hanya 6.7 persen atau sekitar 3.1 miliar dollar

Singapura tetapi dari anggaran sebesar itu Singapura dapat menghasilkan 18.5

persen share terhadap PDB negara tersebut, atau sekitar 50 miliar dollar

Singapura.

Page 17: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

95

Tabel 15. Produk Domestik Bruto Singapura, Tahun 2005-2010

(juta dollar) At Constant Prices i 2005 2006 2007 2008 2009 2010

GDP by industrial origin

at 2005 market prices

208

763.7

2 269

32.9

2 468

45.5

2 505

16.1

248

587.0

284

560.7

Agriculture d 106.6 110.3 111.7 107.0 105.2 105.1

Mining

Manufacturing 53 463.9 59 838.0 63 393.0 60 738.5 58 217.8 75 479.4

Electricity, gas, and water 3 237.0 3 445.1 3 590.6 3 672.0 3 658.8 3 897.1

Construction 6 275.3 6 446.7 7 498.5 9 008.2 10 544.6 11 187.9

Trade e 38 586.4 42 147.0 45 377.9 46 710.6 44 117.6 50 503.1

Transport and communications f 28 809.8 30 214.3 32 757.4 34 212.6 32 082.4 33 708.7

Finance g 42 178.2 47 126.8 53 895.4 57 046.7 59 490.1 64 910.1

Public administration 26 610.3 27 393.5 28 078.6 28 704.6 29 899.1 33 222.4

Taxes on products 9 496.2 10 211.2 12 142.4 10 315.9 10 471.4 11 546.9

Sumber : World bank, 2011

Selain itu, kekuatan ekonomi Singapura dapat dikatakan sudah mapan dan

kuat. Ini terbukti dari cepatnya recovery yang dialami Singapura setelah krisis

ekonomi global tahun 2009 sebagai ditunjukkan Gambar 16. Setelah sempat

terperosok pada pertumbuhan yang negatif, pada tahun 2010 Singapura tumbuh

positif 14.5 persen. Indonesia cukup aman dari dampak krisis global tahun 2009

tetapi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 tidak begitu besar.

Sumber: World Bank, 2011

Gambar 16. Pertumbuhan GDP Singapura, Tahun 2000 -2010

8,7 8,8

1,5

-0,8

14,5

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

2006 2007 2008 2009 2010

Pertumbuhan GDP Singapura (%)

Page 18: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

96

4.4. Komposisi Belanja Pemerintah China

China sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia

tentunya memiliki permasalahan perekonomian yang tidak sederhana. Jumlah

penduduk yang sangat banyak tersebut menjadi permasalahan pemerintahan China

dalam upaya melakukan distribusi kesejahteraan ekonomi. Luasnya wilayah

China dan besarnya jumlah penduduk di China mengakibatkan tidak meratanya

distribusi pendapatan di beberapa wilayah. Tetapi bila dibandingkan dengan

Indonesia, kemajuan China jauh melebihi kemajuan Indonesia. Beberapa tahun

terakhir ini neraca perdagangan Indonesia dengan China selalu mengalami defisit

sehingga China lebih banyak mengambil manfaat ekonomi dari Indonesia.

Tabel 16 memperlihatkan alokasi belanja pemerintah China berdasarkan

fungsi alokasi. Alokasi belanja pemerintah untuk sektor pertanian cukup tinggi di

mana alokasinya mencapai 7.9 persen dan hal ini sangat jauh dengan Indonesia di

mana alokasi belanja APBN tahun 2011 untuk sektor pertanian hanya 1.2 persen.

Oleh karena itu, sangat masuk akal jika perkembangan sektor pertanian China

sangat pesat dan hasil pertaniannya “membanjiri” pasar di Indonesia. Pemerintah

China sangat concern terhadap sektor pertanian di negaranya sehingga

pertumbuhan sektor pertanian di China sangat tinggi.

Hal lain yang cukup menarik adalah alokasi anggaran untuk pendidikan di

China tidak sebesar di Indonesia. Anggaran pendidikan Indonesia wajib mencapai

20 persen dari total APBN tetapi di China hanya sebesar 4.5 persen. Tetapi

dengan anggaran pendidikan yang relatif lebih kecil, pendidikan di China lebih

berkualitas dan bisa disejajarkan dengan negara maju. Banyak mahasiswa yang

berasal dari ASEAN termasuk Indonesia yang belajar di China. Ini membuktikan

Page 19: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

97

bahwa dengan anggaran yang tidak terlalu besar tersebut China mampu

membangun peradaban yang jauh lebih baik daripada Indonesia yang

anggarannya jauh lebih besar. China jauh lebih produktif dalam memanfaatkan

anggaran.

Tabel 16. Alokasi Anggaran China Tahun 2009 Menurut Fungsi

Description Amount %

Agriculture, fisheries, others 344.7 7.9

Social security 335.1 7.6

Social services 131.4 3.0

Health care 118.1 2.7

Education 198.1 4.5

Public housing 49.3 1.1

Transportation 188.7 4.3

Environmental protection 123.7 2.8

Culture 28 0.6

Science and Technology 146.1 3.3

Military spending 472.9 10.8

Public security 116.1 2.6

Debt servicing 137.2 3.1

Others 1 997.3 45.5

Total 4 386.7 100.0

Sumber: The government's budget statement Hang Seng Bank, 2009

Tabel 16 menunjukkan anggaran untuk pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi juga tidak terlalu besar, yaitu hanya sekitar 3.3 persen dari total

anggaran pemerintah. Tetapi dengan anggaran yang relatif kecil tersebut China

sudah mampu menduplikasi berbagai produk yang dibuat oleh negara-negara

maju. Bahkan banyak sekali produk teknologi China yang membanjiri pasar

Indonesia dengan harga yang jauh lebih murah.

Hal ini yang harus menjadi perhatian dan pembelajaran pemerintah

Indonesia supaya bisa meniru apa yang bisa dilakukan China. Besar kecilnya

anggaran belanja pemerintah tidak berpengaruh signifikan jika produktivitas dan

Page 20: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

98

keseriusan pemerintah tidak ada. Anggaran yang besar belum tentu mampu

meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia untuk bersaing pada level

internasional. Sangat banyak kemungkinan yang menyebabkan hal ini, tetapi

korupsi dan kebocoran anggaran ditenggarai sebagai penyebab utama dari

kegagalan pemerintah memanfaatkan anggaran APBN yang tersedia.

Dengan alokasi anggaran Pemerintah China untuk sektor ekonomi yang

relatif lebih besar, China menghasilkan pertumbuhan GDP yang sangat tinggi.

Gambar 17 menunjukkan pertumbuhan ekonomi China rata-rata diatas 9 persen

setiap tahunnya, jauh melebihi pertumbuhan GDP Indonesia. Dengan demikian

alokasi anggaran Pemerintah China dapat disimpulkan lebih produktif dibanding

Indonesia. selalu Keseriusan pemerintah China dalam menumbuhkan ekonominya

patut dicontoh oleh pemerintah Indonesia. Bahkan sektor manufaktur

menyumbang 40 persen dari total PDB China yang mencapai 31 414.3 miliar

CNY.

Sumber: World Bank, 2011

Gambar 17. Pertumbuhan GDP China, Tahun 2000 -2010

8,3 9,1 10,0 10,1

30,3

12,714,2

9,6 9,2 10,3

0

5

10

15

20

25

30

35

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pertumbuhan GDP China (%)

Page 21: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

99

4.5. Perbandingan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan

Kemiskinan Beberapa Negara

Perbaikan kinerja perekonomian suatu negara akan berdampak pada

kemakmuran masyarakat. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara,

seharusnya kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Indikator kesejahteraan

antara lain ditunjukkan oleh peningkatan pendapatan perkapita, tingkat

pengangguran dan tingkat kemiskinan yang menurun. Tabel 17 menunjukkan

pertumbuhan ekonomi di berbagai negara telah berdampak signifikan terhadap

pertumbuhan pendapatan perkapitanya.

Malaysia pada tahun 2008 memiliki angka pertumbuhan ekonomi sebesar

4.81 persen menghasilakn pendapatan perkapita sebesar US$5 155. Diantara

negara ASEAN pendapatan perkapita Indonesia yang paling rendah. PDB per

kapita Indonesia berdasarkan harga konstan tahun 2000 memang menunjukkan

peningkatan dari US$397 pada 1980 menjadi US$1 083 pada 2008. Namun, jika

dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN, terlihat bahwa pendapatan per

kapita Indonesia merupakan yang terendah, masih jauh di bawah Singapura,

Malaysia, dan Thailand seperti yang terlihat pada Tabel 17. Padahal, sebelum

krisis ekonomi Indonesia mempunyai angka pertumbuhan rata-rata diatas 7

persen. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki angka pertumbuhan penduduk

yang cukup besar.

Tabel 17. Pendapatan Per Kapita Negara ASEAN, Tahun 2000-2008

(US$)

Country 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Indonesia 800 818 844 872 904 943 983 1 033 1 083

Malaysia 4 030 3 965 4 096 4 251 4 455 4 609 4 789 5 009 5 155

Singapore 23 019 21 869 22 571 23 704 25 651 26 886 28 234 29 185 27 991

Thailand 1 968 1 991 2 072 2 193 2 305 2 387 2 490 2 594 2 645

Sumber: World Development Indicators, The World Bank, 2010

Page 22: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

100

Sementara itu, Tabel 18 menunjukkan pertumbuhan rata-rata PDB riil per

kapita beberapa negara ASEAN antar periode waktu selama periode 1951-2008.

Pendapatan per kapita Indonesia dan Malaysia mengalami pertumbuhan tertinggi

pada periode 1971-1980. Thailand mengalami rata-rata pertumbuhan pendapatan

per kapita tertinggi pada 1981-1990, sementara Singapura pada 1961-1970.

Namun secara rata-rata pertumbuhan pendapatan perkapita Indonesia mengalami

pertumbuhan terendah diantara negara-negara ASEAN. Rendahnya pendapatan

perkapita Indonesia sekaligus menunjukkan rendahnya produktifitas

perekonomian domestik. Pendapatan perkapita merupakan ukuran yang relatif

obyektif untuk membandingkan prestasi kenerja perekonomian antara negara.

Tabel 18. Perbandingan Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita antar

Negara ASEAN

(%)

Periode Indonesia Malaysia Singapore Thailand

1951–1960 4.0 3.6 5.4 5.7

1961–1970 1.9 3.5 7.4 5.0

1971–1980 5.4 5.3 7.2 4.4

1981–1990 4.5 3.2 5.0 6.0

1991–2000 2.9 4.6 4.7 3.6

2001–2008 3.9 3.1 2.6 3.8

Sumber: World Development Indicators, The World Bank, 2010

Ketertinggalan Indonesia tidak hanya dari sisi pendapatan per kapita,

namun juga dalam hal tingkat kemiskinan dan pengangguran. Kondisi ini tentunya

kontras dengan posisi perekonomian Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara.

Gambar 18 menunjukkan tingkat kemiskinan di Indonesia justru paling buruk

diantara negara-negara di Asia Tenggara. Berdasarkan data publikasi Asian

Development Bank (ADB) pada 2010, dengan menggunakan garis biaya hidup

Page 23: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

101

US$1.25 per hari masih terdapat 29 persen penduduk Indonesia hidup di bawah

standar tersebut. Negara yang ditampilkan dalam Gambar 18 hanya negara yang

memiliki tingkat kemiskinan diatas 10 persen. Posisi kemiskinan di Indonesia

masih lebih buruk dibandingkan Myanmar, Kamboja, Philipina, dan Vietnam.

Sumber: Asian Development Bank, 2010

Gambar 18. Perbandingan Tingkat Kemiskinan antar Negara, Tahun 2010

Ironi lainnya terlihat dari data tingkat pengangguran, di mana

dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tingkat

pengangguran tertinggi, sebesar 8.1 persen pada 2009. Sementara itu, Thailand

yang pada tahun 2009 mengalami penjalaran krisis global masih dapat menjaga

tingkat penganggurannya pada level 1.5 persen. Singapura sebagai negara yang

pada 2009 mengalami dampak krisis global yang sangat parah masih dapat

menjaga tingkat pengangguran sebesar 4.1 persen. Namun, Indonesia yang

berhasil menjaga momentum pertumbuhan ekonomi positif pada 2009 justru tidak

Page 24: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

102

mampu berbuat banyak untuk menekan tingkat pengangguran. Gambar 19

menunjukkan tingkat pengangguran Indonesia tertinggi diantara negara ASEAN.

Sumber: Asean Development Bank, 2010

Gambar 19. Tingkat Pengangguran Beberapa Negara Tahun 2009

Tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia menjadi

sebuah paradok. Indonesia yang merupakan negara terbesar di ASEAN justru

paling tertinggal tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Kondisi ini menuntut

dilakukannya berbagai perbaikan, utamanya melihat peran negara dalam

mengelola perekonomian yang fokus pada upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

kualitas pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai. Salah satunya terkait

dengan kemampuan pertumbuhan dalam mengurangi tingkat kemiskinan.

Semakin banyak penduduk miskin yang keluar dari kemiskinan berarti semakin

berkualitas pertumbuhan ekonomi suatu negara. Demikian pula sebaliknya,

4,34,0

8,1

3,7

7,5

4,1

1,5

2,4

China India Indonesia Malaysia Philipina Singapura Thailand Viet Nam

Page 25: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

103

semakin sedikit tingkat kemiskinan yang dapat diturunkan, semakin tidak

berkualitas pertumbuhan ekonomi tersebut.

Wan dan Sebastian (2011) meneliti tentang kemiskinan di Asia Pasifik

dengan menggunakan garis kemiskinan US$1.25 per hari dan US$2 per hari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa elastisitas kemiskinan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan negara-

negara lain (Tabel 19). Dengan garis kemiskinan US$1.25 per hari nilai elastisitas

kemiskinan Indonesia sebesar -0.88 artinya jika pertumbuhan ekonomi naik

sebesar 1 persen maka tingkat kemiskinan akan berkurang sebesar 0.88 persen,

ceteris paribus. Jika garis kemiskinan dinaikkan menjadi US$2 per hari maka

setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen hanya akan menurunkan

tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 0.34 persen.

Tabel 19. Elastisitas Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Negara Garis Kemiskinan

US$1,25 Per Hari US$2 Per Hari

China –0.92 –0.48

Indonesia –0.88 –0.34

Malaysia –2.99 –2.59

Philipina –1.08 –0.57

Thailand –5.62 –1.28

Viet Nam –0.98 –0.48

Sumber: Wan dan Sebastian, 2011

Kualitas pertumbuhan ekonomi dalam mengurangi kemiskinan di beberapa

negara lain justru lebih baik dibanding Indonesia. Tabel 19 menunjukkan hasil

perhitungan Wan dan Sebastian (2011) dengan garis kemiskinan US$2 per hari,

setiap kenaikan 1 persen pertumbuhan ekonomi Malaysia mampu menurunkan

tingkat kemiskinan sebesar 2.59 persen. Demikian pula Thailand, di mana setiap 1

Page 26: BAB IV Komposisi Belanja Pemerintah....pdf

104

persen pertumbuhan ekonominya mampu menurunkan tingkat kemiskinan sebesar

1.28 persen, ceteris paribus. Baik dihitung dengan US$1.25 maupun US$2 per

hari, kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam menurunkan tingkat

kemiskinan masih kalah dibandingkan Viet Nam maupun Philipina, apalagi

terhadap Malaysia, Thailand dan China. Kualitas pertumbuhan ekonomi beberapa

negara tersebut tidak lepas dari efektifitas alokasi anggaran negara dan

keberpihakan kebijakan ekonomi pada sektor yang memiliki dampak besar dalam

pengurangan tingkat kemiskinan.