analisis penentuan potensi ekonomi …/analisis... · analisis penentuan potensi ekonomi kabupaten...

126
1 ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Putri Masita F1107514 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: doankhuong

Post on 27-May-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

1

ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI

KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Putri Masita

F1107514

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

2

Page 3: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

3

Page 4: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

4

MOTTO

Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi

halus, dan dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna

(H.A Ali Mukti)

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Usaha dengan keras adalah

kemenangan yang hakiki

(Mahatma Gandhi)

Jika doamu dikabulkan, tanda Allah menyayangimu

Jika doamu lambat dikabulkan, tanda Allah ingin mengujimu

Jika doamu dikabulkan kembali, tanda Allah merancang yang terbaik

untukmu

(penulis)

Page 5: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

5

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

1. ALLAH SWT dan Nabi Muhammad SAW

2. Ayah dan ibuku tercinta

3. Saudaraku tersayang Imel dan Usi

4. Teman-temanku

5. Almamaterku

Page 6: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

6

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.

Dalam menyusun skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik

materiil maupun non materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini:

1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com., Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin menyusun skripsi.

2. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung

maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut

ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dwi Prasetyani, SE. Msi selaku sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Non Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.

Page 7: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

7

4. Bapak Sumardi SE, selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing

Skripsi yang dengan arif dan bijak telah memberikan bimbingan,

pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak dan ibu dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan

sehingga dapat menunjang terselesaikannya skripsi .

6. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, waktu, biaya,

kasih sayang, doa dan restunya.

7. Adik-adikku Imel dan usi yang telah memberikan keceriaan dan semangat

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Syaiful Annas Wafaqi terimakasih atas kesabaran, doa, cinta dan support

yang tak pernah henti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

9. Teman-teman Wisma Sakinah yang telah memberikan keceriaan,

kehangatan kekeluargaan, terimakasih atas persahabatan yang indah

sampai saat ini dan seterusnya.

10. Teman-teman Segara Community, Love U All...

11. Teman-teman EP Non Reguler ‘07

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan yang dikarenakan keterbatasan waktu dan pikiran.

Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan

ilmu pengetahuan.

Page 8: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

8

Surakarta, Februari 2010

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8

A. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi .............. 8

B. Tujuan Pembangunan Ekonomi ................................................. 12

C. Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah .............................. 14

Page 9: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

9

D. Pembanguan Ekonomi Regional ............................................... 18

E. Teori Pertmbuhan Ekonomi Daerah .......................................... 20

F. Konsep Basis Ekonomi ............................................................. 23

G. Kesenjangan Regional ............................................................... 24

H. Peneliti Sebelumnya yang Relevan ........................................... 26

I. Kerangka Pemikiran .................................................................. 30

J. Hipotesis .................................................................................... 31

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 33

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 33

B. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 33

C. Definisi Operasional .................................................................. 34

D. Metode Analisis Data ................................................................ . 35

1. Tipologi Klassen (Klassen Typology) .................................. 35

2. Analisis Location Quotient (LQ) .......................................... 36

3. Analisis Shift Share (SSA) ................................................... 39

4. Analisis Gabungan LQ-SSA ................................................. 41

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... 43

A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Wonosobo ..................... 42

1. Keadaan Geografis .............................................................. 42

2. Pemerintahan ...................................................................... 44

3. Pendudukan dan Tenaga Kerja ........................................... 47

4. Sosial .................................................................................. 50

Page 10: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

10

5. Pertanian ............................................................................. 52

6. Industri, Pertambangan, Energi, Konstruksi ...................... 55

7. Keuangan dan Harga ........................................................... 58

8. Pendapatan Regional ........................................................... 60

B. Analisis Hipotesis ..................................................................... 62

1. Tipologi Klassen (Klassen Typology) ................................. 63

2. Analisis Location Quotient (LQ) ......................................... 66

3. Analisis Shift Share (SSA) .................................................. 74

4. Analisis Gabungan LQ-SSA ............................................... 91

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 95

A. Kesimpulan ................................................................................ 95

B. Saran .......................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

11

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 PDRB Kabupaten Wonosobo Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2003-2006 (Jutaan Rupiah ......................................... 4

Tabel I.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Wonosobo Atas Dasar

Harga Konstan Tahun 2003-2006 (dalam persen) ................ 5

Tabel IV.1 Pembagian Wilayah Administrasi Menurut Kecamatan di

Kabupaten Wonosobo Tahun 2006 ...................................... 45

Tabel IV.2 Jumlah Desa Menurut Kecamatan dan Tipe Desa di Wonosobo

Tahun 2006 ........................................................................... 46

Tabel IV.3 Banyaknya Pelayanan Akte Pada Kantor Catatan Sipil

di Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2006 ......................... 47

Tabel IV.4 Banyak Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis

Kelamin di Kabupaten Wonosobo Tahun 2006 .................... 48

Tabel IV.5 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah, Padi Gogo Dirinci

Per Kecamatan di Kabupaten Wonosobo .............................. 53

Tabel IV.6 Banyaknya Ternak di Kabupaten Wonosobo Tahun

2002-2006 (ekor) ................................................................... 54

Tabel IV.7 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PDAS)

Page 12: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

12

Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2005-2006 (rupiah) 58

Tabel IV.8 PDRB Kabupaten Wonosobo Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2004-2006 (Jutaan Rupiah) ........................................ 61

Page 13: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

13

Tabel IV.9 PDRB Kabupaten Wonosobo Atas Dasar Konstan Tahun

2004-2006 (Jutaan Rupiah) ................................................... 61

Tabel IV.10 Distribusi Presentase PDRB Kabupaten Wonosobo Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2004-2006 ............................... 62

Tabel IV.11 Hasil Perhitungan Tipologi Klassen Kabupaten Wonosobo .. 65

Tabel IV.12.a Hasil Perhitungan Location Quotient Kabupaten Paten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun 1996-2006

Menggunakan Data PDRB .................................................... 69

Tabel IV.12.b Hasil Perhitungan Location Quotient Kabupaten Paten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun 1996-2006

Menggunakan Data PDRB .................................................... 71

Tabel IV.13 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

1996-1997 Menggunakan Data PDRB .................................. 76

Tabel IV.14 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

1997-1998 Menggunakan Data PDRB .................................. 78

Tabel IV.15 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

1998-1999 Menggunakan Data PDRB .................................. 79

Tabel IV.16 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

1999-2000 Menggunakan Data PDRB .................................. 81

Page 14: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

14

Tabel IV.17 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

2000-2001 Menggunakan Data PDRB .................................. 82

Tabel IV.18 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

2001-2002 Menggunakan Data PDRB .................................. 83

Tabel IV.19 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

2002-2003 Menggunakan Data PDRB .................................. 85

Tabel IV.20 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

2003-2004 Menggunakan Data PDRB .................................. 86

Tabel IV.21 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

2004-2005 Menggunakan Data PDRB .................................. 88

Tabel IV.22 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

2005-2006 Menggunakan Data PDRB .................................. 89

Tabel IV.23 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Rata-Rata Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun

1996-2006 Menggunakan Data PDRB .................................. 90

Tabel IV. 24 Hasil Perhitungan Gabungan Analisis LQ dan SSA

Menggunakan Data PDRB .................................................... 93

Page 15: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

15

ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI

KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006

Putri Masita

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan perekonomian

Kabupaten Wonosobo yang diukur melalui tingkat pertumbuhan dan pendapatan

perkapita dibandingkan dengan perekonomian di Propinsi Jawa Tengah Tahun

1996-2006, sektor mana yang menjadi sektor basis di Kabupaten Wonosobo

dengan menggunakan hasil perhitngan analisis Location Quotient (LQ), sektor

perekonomian yang menjadi sektor potensial yang mempunyai kontribusi tinggi

dalam perekonomian Kabupaten Wonosobo.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu PDRB menurut lapangan

usaha atas dasar harga konstan 1993 selama kurun waktu 1996-2002 dan harga

konstan 2000 selama kurun waktu 2003-2006. Alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi: Analisis Tipologi Klassen, Analisis Shift Share, analisis

Location Quotient (LQ) dan Analisis Gabungan LQ dan Shift Share untuk

mengetahui sektor basis dan potensial.

Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa pada kurun waktu

1996-2006 Kabupaten Wonosobo mengalami perubahan pola struktur

pertumbuhan. Pada tahun 1996, 1998 dan tahun 2000 merupakan daerah dengan

klasifikasi daerah berkembang cepat. Sedangkan pada tahun 1997, 1999,2001

sampai 2006 merupakan daerah relatif tertinggal. Pergeseran struktur ekonomi

dari sektor primer ke sektor sekunder. Sedangkan sektor basis yang mendukung

perekonomian Kabupaten Wonosobo selama kurun waktu 1996-2006 adalah

sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan;

sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan/ konstruksi; sektor angkutan dan

komunikasi; dan sektor bank, lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Dari hasil analisis tersebut maka dapat diajukan beberapa saran untuk

pengembangan lebih lanjut: (1) Pemerintah Kabupaten Wonosobo diharapkan

dapat membuat perencanaan kebijakan pembangunan daerah yang bersifat

strategis.,(2)Berusaha mempromosikan sektor basis ekonomi ke luar daerah guna

menarik investor baru,(3)Perlu melakukan pengembangan setiap sektor dan

memperhatikan urutan pengembangan setiap sektor.

Kata kunci: Tipologi Klassen, LQ, Shift Share, Gabungan LQ dan SSA

Page 16: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan yang berkesinambungan,

berlanjut dan bertahap menuju ke tingkat yang lebih baik. Pembangunan

nasional Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Pembangunan suatu bangsa tidak akan cepat dan merata bila pembangunan

di daerah selalu ditentukan oleh pemerintah pusat. Daerah harus memiliki

kemandirian yang inisiatif bagi pembangunan daerahnya. Masyarakat

daerahlah yang sesungguhnya mengetahui kepentingan serta aspirasi

mereka, maka idealnya mereka jugalah yang tentunya dapat mengatur dan

mengurus kepentingannya secara efektif dan efisien. Sedangkan

pemerintah pusat memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan bila

diperlukan. Dengan demikian daerah dirangsang dan diharapkan untuk

senantiasa mengembangkan kemampuannya agar dapat melaksanakan

pembangunan di daerahnya selaras dengan tuntutan dan kepentingan yang

ada di daerahnya.

Pembangunan daerah diarahkan untuk memacu pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan pendapatan

dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu harus benar-benar diperhatikan

1

Page 17: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

17

sektor mana yang potensi yang dapat kontribusi terbesar terhadap

kesejahteraan rakyat.

Menurut Sitohang (1991) potensi yang dimiliki antara daerah satu

dengan daerah yang lainnya tidak merata dan tidak seragam, oleh karena

itu pertumbuhannyapun berbeda. Untuk dapat tumbuh secara cepat suatu

Negara perlu memiliki satu atau lebih pusat-pusat pertumbuhan regional

yang memiliki potensi paling kuat.

Peranan masyarakat dan swasta dalam pembangunan daerah akan

menentukan tercapainya maksud dan tujuan dari otonomi daerah. Melalui

otonomi, membangun daerah yang kondusif, sehingga muncul kreasi dan

inovasi dengan masyarakat yang dapat bersaing dengan daerah yang lain.

Pembardayaan masyarakat dan swasta dilakukan untuk mengetahui serta

dapat memanfaatkan secara optimal potensi yang dimiliki daerah tersebut,

yang berkaitan dengan proses pembangunan ekonomi daerah.

Otonomi daerah tidak hanya berkaitan dengan pelimpahan urusan

akan tetapi lebih dalam lagi yaitu seberapa jauh kewenangan yang

dilimpahkan itu dapat memberikan kontribusi positif terhadap daerah

dalam berbagai segi yang berkaitan dengan pembangunan di segala

bidang.

Beberapa kebijakan yang ditempuh pemerintah yang merupakan

cerminan undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

diarahkan agar pembangunan daerah dapat meningkatkan perekonomian

daerah. Kebijakan tersebut mencakup lima komponen utama (Halim,2004:

Page 18: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

18

6). Pertama adalah kebijakan di bidang penerimaan daerah yang

diprioritaskan pada penggalian sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Kedua adalah kebijakan di bidang pengeluaran yang berorientasi

pada prinsip desentralisasi dalam perencanaan, penyusunan program,

pengambilan keputusan dalam memilih kegiatan dan proyek-proyek

daerah serta pelaksanaannya. Ketiga adalah peningkatan kemampuan

organisasi pemerintah daerah. Keempat adalah usaha memperkuat sistem

pemantauan dan pengendalian pemerintah daerah yang efektif. Kelima

adalah mendorong partisipasi swasata dalam bidang pelayanan

masyarakat.

Pembangunan suatu wilayah ditunjang oleh beberapa sektor antara

lain sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor pertanian,

sektor jasa, sektor bangunan, sektor transportasi, sektor pertambangan dan

jasa. Masing-masing sektor tersebut memberikan kontribusi yang besarnya

berbeda-beda terhadap perekonomian wilayah. Besarnya kontribusi

masing-masing sektor akan berpengaruh terhadap prioritas pembangunan

tersebut.

Pada tahun 2006, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Wonosobo mencapai 1.621.132,23 juta rupiah dengan tingkat

pertumbuhan 3,34%. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa pembangunan di

Kabupaten Wonosobo mengalami peningkatan dibanding tahun

sebelumnya, 2005 yaitu dengan PDRB sebesar 1.570.347,68 juta rupiah.

Page 19: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

19

Tabel I.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Wonosobo

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2003-2006 (jutaan

rupiah)

Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 1. Pertanian

2. Pertambangan

dan Penggalian.

3. Industri

Pengolahan.

4. Listrik, Gas, dan

Air

Bersih.

5. Bangunan.

6. Perdagangan,

Hotel, dan

Restoran.

7. Angkutan dan

Komunikasi.

8. Bank, Persewaan,

dan Jasa

Perusahaan.

9. Jasa-jasa.

725.056,37

10.427,29

169.434,30

10.770,05

59.481,76

173.027,98

87.787,24

91.557,10

159.502,08

744.675,57

10.797,72

171.598,50

10.914,58

61.425,49

176.510,43

90.310,19

93.397,91

162.176,95

770.044,51

11.265,59

174.839,36

11.347,98

63.502,66

182.891,39

92.465,10

96.584,88

167.406,21

795.766,96

11.729,47

179.686,68

11.384,47

65.443,79

190.268,79

95.011,12

99.172,58

172.668,47

PDRB 1.487.044,17 1.521.807,34 1.570.347,68 1.621.132,33

Sumber: PDRB Kabupaten Wonosobo Tahun 2006

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa sektor pertanian; sektor

perdagangan, hotel, dan restoran; serta sektor industri pengolahan

memiliki kontribusi yang paling tinggi terhadap PDRB bila dibandingkan

sektor-sektor lain. Pada tahun 2006 ketiga sektor tersebut secara

berurutan memiliki kontribusi sebesar 795.766,96 juta rupiah, 190.168,79

juta rupiah, dan 179.686,68 juta rupiah.

Page 20: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

20

Tabel I.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Wonosobo

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2003-2006

(dalam persen)

Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian.

3. Industri Pengolahan.

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih.

5. Bangunan.

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

7. Angkutan dan Komunikasi.

8. Bank, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

9. Jasa-jasa.

1,24

2,26

2,02

0,16

2,27

1,33

3,25

2,18

6,68

2,26

4,12

1,90

1,18

2,35

2,19

2,77

1,87

2,80

3,41

4,33

1,89

3,97

3,38

3,62

2,39

3,41

3,22

3,32

4,12

2,77

0,32

3,06

4,03

2,75

2,68

3,14

PDRB 2,11 2,34 3,19 3,32

Sumber: PDRB Kabupaten Wonosobo Tahun 2006

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa Kabupaten Wonosobo

memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pada tahun

2003-2006 mengalami peningkatan, yaitu tahun 2003 laju pertumbuhan

mencapai 2,11%, tahun 2004 meningkat menjadi 2,34%, tahun 2005

meningkat lagi menjadi 3,19% dan tahun 2006 meningkat menjadi 3,32%.

Produk Regional Domestik Bruto (PDRB) merupakan indikator

ekonomi yang utama untuk mengatur sejauh mana daerah melakukan

pembangunan. Mengingat krisis ekonomi membawa dampak yang

sedemikian besar terhadap perekonomian di Indonesia khususnya di

Kabupaten Wonosobo.

Kabupaten Wonosobo adalah salah satu Kabupaten di Propinsi

Jawa Tengah dengan luas keseluruhan adalah 984,68 Km2.

Kabupaten

Wonosobo merupakan daerah dataran tinggi yang termasuk ke dalam

wilayah Propinsi Jawa Tengah. Keadaan struktur perekonomian pada

Page 21: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

21

masing-masing sektor di Kabupaten Wonosobo diharapkan mampu untuk

dapat menyumbang perekonoian dalam peningkatan pendapatan daerah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka perlu

diadakan studi untuk menganalisis potensi ekonomi di Kabupaten

Wonosobo tahun 1996-2006. Agar secara dini dapat diketahui seberapa

besar keberhasilan pembangunannya dilihat dari sektor basis dan prospek

di masa yang akan datang.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonosobo bila

dibandingkan dengan perekonomian Propinsi Jawa Tengah Tahun

1996-2006?

2. Sektor manakah yang menjadi sektor basis perekonomian di

Kabupaten Wonosobo ditinjau dari sisi PDRB?

3. Sektor-sektor manakah yang merupakan sektor potensial dalam

perekonomian Kabupaten Wonosobo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keadaan perekonomian Kabupaten Wonosobo yang

diukur melalui perbandingan tingkat pertumbuhan dan pendapatan

perkapita dibandingkan dengan perekonomian di Propinsi Jawa

Tengah Tahun 1996-2006.

Page 22: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

22

2. Untuk mengetahui sektor mana yang menjadi sektor basis di

Kabupaten Wonosobo dengan menggunakan hasil perhitungan analisis

Location Question (LQ).

3. Untuk mengetahui sektor perekonomian yang menjadi sektor potensial

yang mempunyai kontribusi tinggi dalam perekonomian Kabupaten

Wonosobo.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan dan evaluasi bagi pemerintah daerah Kabupaten

Wonosobo dalam menerapkan kebijakan di masa yang akan datang

yang berkaitan dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

daerah.

2. Bagi penulis merupakan suatu penerapan terhadap pemahaman teoritis

yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah.

3. Sebagai bahan informasi yang dapat menjadi bahasn studi penelitian

sejenis secara lebih mendalam dan juga sebagai bahan perbandingan

penelitian di masa yang akan datang.

Page 23: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu

proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk

suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem

kelembagaan (Lincolin Arsyad, 1999: 6).

Pembangunan menurut Rostow adalah sebagai suatu proses yang

menyebabkan perubahan dari ciri-ciri penting dalam suatu masyarakat,

yaitu perubahan keadaan politik, struktur kegiatan ekonominya (Sadono

Sukirno,1976: 103).

Menurut Todaro dan Smith (2003: 21) pembangunan harus

dipandang sebagai suatu proses (miltidimensional) yang melibatkan

perubahan-perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping telah mengejar

akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan,

serta pengentasan kemiskinan. Jadi, pada hakekatnya, pembangunan itu

harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian

sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman

kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok

sosial yang ada di dalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kondisi

kehidupan yang serba lebih baik secara material maupun spiritual.

8

Page 24: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

24

Pertumbuhan ekonomi berpokok pada proses [eningkatan produksi

barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat, sedangkan

pembangunan ekonomi mempunyai arti yang lebih luas dan mencakup

perubahan pendapatan, tata susunan ekonomi masyarakat secara

menyaluruh. Pembanguan ekonomi ditandai oleh perubahan struktural,

yaitu pada landasan ekonomi yang bersangkutan. Paham pertumbuhan

telah digunakan dalam teori dinamika sebagaimana hal itu dikembangkan

oleh para pemikir Neo-Klasik (Sumitro Djojohadikusumo, 1994: 1).

Sekitar tahun 1950-an definisi pembangunan ekonomi lebih

menekankan pada peningkatan pendapatan perkapita seperti yang telah

dikemukakan oleh Meier dan Baldwin. Kedua orang tersebut mengartikan

pembangunan okonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan

pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

panjang. Dari definisi tersebut mengandung tiga unsur, yaitu:

pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berarti perubahan yang terus

menerus yang di dalamnya tersebut mengandung unsur-unsur kekuatan

sendiri untuk investasi baru, usaha peningkatan pendapatan perkapita, dan

kenaikan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang

(Meier dan Baldwin dalam Suryana, 2000: 3).

Sedangkan menurut Moh. Arsjad Anwar (1995) dalam Mulyanto

(2004: 13), definisi pembangunan ekonomi adalah suatu proses terus

meningkatnya pendapatan nasional atau regional perkapita secara riil

dalam kurun waktu yang relatif lama yang disertai dengan:

Page 25: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

25

a. Terjadinya transformasi dalam struktur produksi, struktur

perdagangan internasional, dan transformasi bidang demografi

dalam arti luas.

b. Makin berkurangnya jumlah penduduk yang hidup di bawah

garis kemiskinan.

c. Terjadinya distribusi atau pembagian pendapatan secara relatif

tanpa menjadi tambah buruk.

d. Terciptanya kelestarian Sumber Daya Alam dan lingkungan

hidup yang terpelihara.

Pada intinya pembangunan harus menampilkan perubahan yang

menyeluruh yang meliputi usaha penyelarasan keseluruhan sistem sosial

terhadap kebutuhan dasar dan keinginan yang berbeda pada setiap individu

dan kelompok sosial dalam sistem tersebut, berpindah dari suatu kondisi

kehidupan yang ”lebih” secara materiil maupun spiritual. Selain itu

pembangunan juga harus dipandang sebagai suatu proses dimana saling

berkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang

menyababkan terjadinya pembangunan ekonomi tersebut dapat

diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama.

Dari beberapa pengertian di atas maka pembangunan ekonomi

mempunyai pengertian (Lincolin Arsyad, 1999: 6):

a. Suatu proses yang berarti perubahan terus menerus.

b. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita.

Page 26: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

26

c. Kenaikan pendapatan perkapita itu harus terus berlangsung dalam

jangka panjang.

d. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang organisasi

(institusi) dan perbaikan di bidang regulasi (baik formal maupun

informal).

Simon Kuznet dalam kuliahnya pada peringatan Nobel

mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka

panjang dan kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin

banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan

ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, kesesuaian kelembagaan

dan ideologis yang dikemukakannya. Definisi ini mempunyai tiga

komponen dasar, yaitu :

1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya

secara terus menerus persediaan barang.

2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi

yang menentukan derajat pertumbuhan kemampian dalan

penyediaan aneka macam barang kepada pendududuk.

3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya

penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi, sehingga inovasi

yang dihasilkan ilmu pengetahuan oleh umat manusia dapat

dimanfaatkan secara tepat (Kuznets dalam Jingan, 1996: 72).

Simon Kuznets juga menambahkan beberapa karakteristik proses

pertumbuhan ekonomi (Todaro dan Smith, 2003: 99):

Page 27: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

27

1. Tingkat pertumbuhan output perkapita dan pertumbuhan penduduk

yang tinggi.

2. Tingkat kenaikan total produktivitas faktor yang tinggi.

3. Tingkat transformasi struktural yang tinggi.

4. Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi.

5. Adanya kecenderungan negara-negara yang sudah maju

perekonomiannya untuk menambah bagian dunia lainnya sebagai

daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru.

6. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya

mencapai sekitar sepertiga bagian penduduk dunia.

Menurut Todaro dan Smith (2003: 92) ada tiga faktor atau

komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa. Ketiga

faktor tersebut adalah:

1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis

investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik,

dan modal atau sumber daya manusia.

2. Perumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan

memperbanyak jumlah angkatan kerja.

3. Kemajuan teknologi.

B. Tujuan Pembanguanan Ekonomi

Tujuan pembangunan ekonomi dibagi menjadi tiga tujuan utama

atau tujuan primer dan tujuan sampingan atau tujuan sekunder. Tujuan

utama adalah menaikkan atau memperbesar output nasional dan

Page 28: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

28

pendapatan masyarakat. Tujuan ini adalah dalam rangka menunjang

tercapainya tujuan pembangunan secara keseluruhan. Sedangkan tujuan

sampingan adalah mengusahakan distribusi pendapatan yang merata,

tingkat efek yang full employment, memerangi kemiskinan serta

mengurangi tingkat pengangguran (Baldwin Meier dalam Mudrajat

Kuncoro, 1997: 19).

Sedangkan Michael P. Todaro membuat kesimpulan bahwa

pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad

masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian

kombinasi proses sosial, ekonomi, dan institusional demi mencapai

kehidupan yang serba lebih baik. Berupa apapun komponen spesifik atas

kehidupan yang serba lebih baik itu, proses pembangunan di semua

masyarakat paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti seperti di bawah

ini:

1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam

barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan,

kesehatan, dan perlindungan keamanan.

2. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan

pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan

kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas

nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya intu tidak

hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materi melainkan juga

membutuhkan jati diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan.

Page 29: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

29

3. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu

serta bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka

dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya

terhadap orang atau negara atau bangsa lain, namun juga terdapat

setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan

mereka. (Todaro dan Smith, 2003: 28).

Pembanguan ekonomi Indonesia pada masa yang akan datang

harus lebih baik dari perekonomian Indonesia sebelum terjadi krisis.

Wujud perekonomian yang akan dibangun harus lebih adil dan merata,

mencerminkan peran daerah dan pemberdayaran seluruh rakyat, berdaya

saing dengan basis efisiensi, serta menjamin keberlanjutan pemanfaatan

sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

C. Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah

Para ahli banyak memberikan pengertian mengenai pembanguanan

ekonomi daerah, diantaranya adalah: pembanguanan ekonomi daerah

diartikan sebagai suatu proses dimana pemerintah daerah dan

masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor

swasat untuk mensiptakan lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi dalam wilayah

tersebut) (Lincolin Arsyad, 1999: 298).

Page 30: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

30

Bila ditinjau dari aspek ekonomi, daerah memiliki tiga pengertian

yaitu:

1. Suatu daerah dianggap suatu ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi

dan di dalam berbagai pelosok ruang terdapat sifat yang sama.

Kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan

perkapitanya, sosial budayanya, geografisnya, dan lain-lain. Daerah

dengan pengertian ini disebut daerah homogen.

2. Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai

oleh sati atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dengan

pengertian seperti ini dinamakan daerah nodal.

3. Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu

administrasi tertentu seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan, dan

sebagainya. Daerah ini didasarkan pada pembagian administratif suatu

negara. Daerah dengan pengertian ini disebut daerah perencanaan atau

daerah administrasi.

Dalam hal ini pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu

proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber-

sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan

kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam

wilayah tersebut. Sehingga timbul masalah pokok dalam pembangunan

daerah yaitu terletak pada penekanan terhadap kebijakan pembangunan

yang didasarkan pada ke khasan daerah yang bersangkutan (endogeous

Page 31: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

31

development) dengan menggunakan potensi sumber daya manusia,

kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal (daerah) (Lincolin

Arsyad, 1999: 107-108).

Pembangunan daerah merupakan upaya terpadu yang

menggabungkan beberapa dimensi kebijakan dari seluruh faktor yang ada

dengan tujuan mewujudkan masyarakat sejahtera, damai, demokratis,

berkeadilan dan memiliki daya saing. Secara umum pembangunan daerah

mempunyai tujuan untuk :

1. Menciptakan stabilitas perekonomian yang ditempuh dengan cara

menciptakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi

pengembangan kegiatan ekonomi daerah.

2. Mendorong terciptanya pekerjaan yang berkualitas, sehingga akan

mampu berperan aktivitas yang lebih produktif.

3. Meningkatkan standar hidup masyarakat, dimana tidak hanya

peningkatan pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan

lapangan pekerjaan, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan

kualitas kultural, yang semuanya itu akan memperbaiki kesejahteraan

materiil maupun non materiil.

4. Mendorong terciptanya diversifikasi ekonomi yang lebih luas.

5. Meningkatkan ketersediaan dan perluasan distribusi berbagai

kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan). (Todaro,2002: 22-24).

Tujuan pembangunan daerah seperti yang telah tersebut di atas

akan dapat tercapai bila pemerintah daerah dapat melakukannya dengan

Page 32: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

32

baik. Berikut adalah 4 peran pemerintah dalam proses pembangunan

daerah. (Linolyn Arsyad, 1999: 120-121)

1. Enterpreneur

Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk menjalankan

suatu usaha bisnis. Dalam hal ini pemerintah daerah dapat

mengembangkan suatu usaha sendiri (BUMD). Dalam hal ini

pemerintah daerah harus dapat mengelola aset-aset yang dimiliki

dengan baik sehingga secara ekonomis menguntungkan.

2. Koordinator

Pemerintah daerah bertindak sebagai koordinator untuk

menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi

pembangunan daerahnya. Pemerintah daerah dalam menjalankan

perannya ini, dapat melibatkan lembaga-lembaga lainnya, dunia usaha,

maupun masyarakat dalam penyusunan sasaran ekonomis, rencana,

serta strategi kebijakan. Pendekatan yang dilakukan pemerintah daerah

terhadap stakeholder tersebut, dapat menjaga konsistensi

pembangunan daerah pembangunan nasional.

3. Fasilitator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan daerah

melalui perbaikan lingkungan attitudinal (perilaku masyarakat) di

daerahnya. Sehingga akan mempercepat proses pembangunan daerah

yang lebih baik.

Page 33: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

33

4. Stimulator

Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan

pengembangan usaha melalui kebijakan-kebijakan yang diambil guna

mempengaruhi terciptanya kondisis kegiatan ekonomi yang dinamis.

Berdasarkan pembanguna ekonomi, mak bisa dikatakan penertian

pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses. Proses yang dimaksud

disini yaitu: proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi

alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan

produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, ahli ilmu

pengetahuan alam dan pengembangan perusahaan-perusahaan

baru.(Lincolin Arsyad, 1999: 109).

Apabila dibuat suatu ringkasan maka pembangunan daerah bisa

disebut sebagai fungsi dari sumber daya alam, tenaga kerja, investasi,

enterpreneurship, transportasi, komunikasi, komposisi industri,

teknologi,luas daerah, pasar ekspor, situasi ekonomi internasional,

kapasitas pemerintah daerah, pengeluaran pemerintah pusat, dan bantuan-

bantuan pembangunan (Lincolin Arsyad, 1999: 300).

D. Pembangunan Ekonomi Regional

Pembangunan ekonomi daerah merupakan proses dimana

masyarakat daerah dan pemerintah mengelola sumber-sumber daya yang

ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan

sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsa

Page 34: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

34

perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah ekonomi tersebut

(Lincolin Arsyad: 108).

Pembangunan ekonomi regional merupakan pelaksanaan dari

pembangunan nasional pada wilayah tertentu yang disesuaikan dengan

kemampuan fisik, sosial ekonomi regional serta tunduk pada peraturan

tertentu.

Menurut Kuncoro, ada tiga unsur dari perencanaan pembangunan

ekonomi daerah yaitu:

1. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan

pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan

rasional dimana daerah tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan

secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi

tersebut.

2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk

daerah, dan sebaliknya yang baik untuk daerah belum tentu baik secara

nasional.

3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah

biasanya sangat berbeda dengan tingkat daerah dengan yang tersedia

pada tingkat pusat.

Secara teoritis wilayah daerah berbeda dengan wilayah nasional.

Perbedaan yang jelas adalah wilayah daerah lebih terbuka dibandimgkan

wilayah nasional, sehingga sumber-sumber daya lebih mudah antar daerah

daripada antar negara dan tidak adanya rintangan masuk seperti tarif,

Page 35: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

35

quota, kurs, lisesnsi ekspor dan impor dan lain-lain. Namun disisi lain

pengambil keputusan regional tidak memiliki alat-alat yang lengkap

seperti yang dimiliki oleh pengambil kebijakan tingkat nasional.

Selanjutnya pembangunan ekonomi daerah dilihat dari sektoral,

perlu dirumuskan satu sektor atau beberapa sektor kegiatan ekonomi yang

dinyatakan sebagai kegitan ekonomi yang penting. Menghadapi masalah

sektoral tersebut pemerintah daerah harus dapat mengambil sikap tegas,

mengembangkan lebih lanjut, mempertahankan atau membiarkan sektor

kegiatan ekonomi tersebut berkembang sendiri. Sikap semacam itu

dimaksudkan antara lain agar sektor-sektor daerah yang bersangkutan

dapat bersama-sama berkembang secara sinkron yang pada akhirnya

pembanguan ekonomi berjalan seimbang.

E. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pertumbuhan ekonomi daerah adalah proses pertumbuhan dari

pendapatan regional yang terjadi di suatu wilayah dari suatu tahun ke

tahun berikutnya. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan peningkatan

produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

Setiap pertumbuhan ekonomi detentukan oleh adanya sektor basis.

Penempatan kriteria pertumbuhan sebagai dasar penetapan kawasan

andalan yang relevan dengan teori pusat pertumbuhan sebagai dasar

Perroux (1998). Pertumbuhan tidak muncul secara bersamaan dalam suatu

daerah. Menurut Perroux, kota merupakan suatu tempat sentral dan

Page 36: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

36

sekaligus merupakan kutub pertumbuhan. Pertumbuhan hanya terjadi di

beberapa tempat, terutama di daerah perkotaaan yang disebut sebagai

pusat pertumbuhan dengan intensitas berbeda.

Di lain pihak diungkapkan bahwa industri unggulan merupakan

penggerak utama dalam pembangunan daerah. Dengan adanya sektor

unggulan memungkinkan adanya pemusatan industri yang akan

mempercepat pertumbuhan perekonomian. Adanya pemusatan industri

akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah, sehingga

perkembangan industri dalam suatu daerah akan mempengaruhi

perkembangan daerah (Mudrajad Kuncoro, 2002: 28-30)

Beberapa teori yang dapat digunakan untuk menganalisa

pertumbuhan ekonomi daerah atau regional antara lain (Lincolin Arsyad,

1999: 115-118)

a. Teori Ekonomi Neo Klasik

Peranan teori neo klasik tidak terlalu besar dalam menganalisis

pembangunan daerah karena teori ini tidak memiliki dimensi spasial

dan signifikan.Teori ekonomi klasik ini memberikan dua konsep pokok

dalam pembangunan ekonomi daerah, yaitu keseimbangan

(equilibrium) dan keseimbangan alamiahnya jika modal bisa mengalir

tanpa pembatasan oleh karena itu modal akan mengalir dari daerah

yang berubah rendah.

Page 37: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

37

b. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori ini didasarkan pada sudut pandang teori lokasi, yaitu

pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan banyak ditentukan oleh jenis

keuntungan lokasi yang selanjutnya dapat digunakan oleh daerah

tersebut sebagai kekuatan ekspor. Berarti dalam menentukan strategi

pembangunan harus disesuaikan dengan keuntungan lokasi yang

dimiliki guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

c. Teori Lokasi

Teori ini mengemukakan tentang pemilihan lokasi yang dapat

meminimumkan biaya. Lokasi optimum dari suatu perusahaan atau

industri umumnya terletak atau berdekatan dengan pasar atau sumber

bahan baku. Artinya semakin tepat dalam pemilihan lokasi (strategis)

maka semakin kecil ongkos produksi yang akan dikeluarkan.

d. Teori Tempat Sentral

Teori ini menganggap bahwa semacam hierarki tempat. Setiap

sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang

menyediakan sumber daya (industri dan bahan baku). Tempat sentral

tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa bagi

penduduk daerah yang mendukungnya.

e. Teori Kausasi Kumulatif

Kondisi daerah-daerah sekitar kota yang semakin buruk

menunjukkan konsep dasar dari teori kausasi kumulatif, dengan kata

lain kekuatan-kekuatan pasar cenderung memperparah kesenjangan

Page 38: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

38

daerah-daerah tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa daerah yang

mengalami keunggulan kompetitif disbanding .

f. Model Daya Tarik (Attraction)

Teori model daya tarik adalah model pertumbuhan ekonomi-

ekonomi yang banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi

yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki

posisi pasarnya terhadap industrialisai melalui pemberian subsidi dan

insentif.

F. Konsep Basis Ekonomi

Model basis ekonomi menyederhanakan perekonomian menjadi

dua sektor, yaitu sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan sektor basis

adalah kegiatan yang mengekspor barang dan jasa keluar dari basis

perekonomian masyarakat atau memasarkan barang dan jasa kepada

mereka yang datang dari perekonomian masyarakat yang bersangkutan.

Kegiatan sektor basis ini sangat penting dalam menciptakan permintaan

terhadap faktor produksi dan pendapatan wilayah serta menciptakan

permintaan atas produk industri lokal yang dihasilkan terutama digunakan

untuk permintaan pasar di wilayah yang bersangkutan. Dengan demikian

sektor basis berperan sebagai faktor penggerak utama, dimana setiap

perubahan yang terjadi dalam aktivitas ekonomi tersebut akan

menimbulkan dampak multiplier terhadap pertumbuhan perekonomian

suatu wilayah.

Page 39: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

39

Untuk mempelajari apakah sektor ekonomi merupakan sektor basis

atau non basis dari suatu wilayah maka dapat dilakukan melalui dua

metode yaitu metode pengukuran langsung dan metode pengukuran tidak

langsung. Metode pengukuran langsung dilakukan melalui survei secara

langsung dalam mengidentifikasi sektor mana yang basis dan non basis.

Melalui pendekatan ini dapat ditentukan sektor basis dan non basis

secara tepat, tetapi dalam kenyataannya memerlukan dana dan sumber-

sumber daya yang besar. Atas dasar ini para pakar ekonmi regional

merekomendasikan penggunaan metode pegukuran tidak langsung yaitu

menggunakan kuosien lokasi (Location Quotients) atau menggunakan

asumsi sesuai dengan berdasarkan kondisi wilayah tersebut dan ada

kegiatan tertentu yang diasumsikan sebagai kegiatan basis dan kegiatan

lain sebagai kegiatan non basis (Robinson Tarigan, 2004: 31).

G. Kesenjangan Regional

Kesenjangan mengacu pada standar hidup relatif dari seluruh

masyarakat sebab kesenjangan wilayah yaitu adanya perbedaan faktor

anugerah awal (endowment factor). Pebedaan inilah yang menyebabkan

tingkat pembangunan di berbagai wilayah dan daerah berbeda-beda,

sehingga menimbulkan gap atau jurang kesejahteraan di berbagai wilayah

tersebut (Sukirno, 1976).

Page 40: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

40

Menurut Williamson (1965) dalam empirisnya menemukan bahwa

pada tahap awal pembangunan akan terjadi kesenjangan pendpatan

regional. Beberapa penyebab kesenjangan antar daerah adalah:

a. Migrasi Tenaga Kerja

Tenaga kerja di daerah yang terdidik, terampil, memiliki skill dan

produktif akan berpindah dan terserap di daerah yang kaya sehingga

migrasi tenaga kerja ini mengakibatkan ketimpangan spasial.

b. Migrasi Kapital

Keuntungan yang diperoleh dari aglomerasi proyek-proyek kapital

dari daerah yang relatif kaya menyababkan kapital mengalir dari

daerah miskin ke daerah kaya. Hal ini mengakibatkan antar daerah

melebar.

c. Kebijakan Pemerintah

Sasaran kebijakan pemerintah untuk meningkatkan prestasi

pembangunan ekonominya dapat dilakukan dengan mengalokasikan

dana investasinya ke daerah-daerah kaya dan membutuhkan berbagai

sarana publik dan dapat dengan segera mendorong percepatan

pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan mendorong semakin cepatnya laju

pertumbuhan di daerah kaya sehingga cenderung memperbesar

kesenjangan.

d. Keterkaitan Antar Daerah

Williamson menyatakan kesenjangan antar daerah juga dapat

disebabkan oleh kondisi geografis suatu daerah. Semakin luas wilayah

Page 41: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

41

maka efek penyebarannya semakin lambat apalagi bila sarana

transportasinya kurang memadai.

Kurangnya keterkaitan antar daerah dapat menyebabkan kurang

efek penyabaran, perubahan sosial dan penggandaan pendapatan. Apabila

daerah kaya juga mempunyai areal pertanian yang luas dan produktif maka

daerah miskin tidak memperoleh keuntungan dari adanya hubungan antar

daerah dapat menyebabkan input-input untuk seperangkat alat industrinya

(Jhingan, 1994).

H. Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu

yaitu Tri Hartanto (2001) yang menganalisis sektor-sektor prioritas yang

mendukung perekonomian daerah Kota Semarang Propinsi Jawa Tengah

tahun 1993-1999 dengan menggunakan metode Basis Ekonomi serta Shift

Share Analisis. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa kesimpulan

yaitu komposisi struktural yang paling dominan adalah sektor perdagangan

, hotel, dan restoran yang memberikan kontribusi terbesar trhadap PDRB

Kota Semarang dan mengalami peningkatan dari tahun 1993-1999 sebesar

33,32%. Kemudian sektor yang merupakan sektor basis dan memiliki

keunggulan komperatif yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan; sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor pengangkutan dan

komunikasi; sektor perdagangan, hotel, dan restoran; sektor bangunan dan

sektor jasa. Selanjutnya dari penggabungan analisis Location Quotient dan

Page 42: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

42

Shift Share, prioritas pertama (pada sektor perdagangan, hotel, dan

restoran), prioritas kedua (sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas, da

air bersih; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan; dan sektor jasa. Sedangkan prioritas

ketiga, keempat, dan kelima berturut-turut adalah sektor bangunan; sektor

pertambangan dan penggalian; dan yang terakhir sektor pertanian.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Handayani Astuti

(2003) dengan judul ”Analisis Potensi Sektor Ekonomi Kota dan

Kabupaten di Propinsi Yogyakarta Dalam Pelaksanaan Pembangunan di

Era Otonomi Daerah Tahun 1998-2001” terdapat kesimpulan bahwa sektor

ekonomi yang menjadi sektor basis masing-masing di Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta antara lain: Kabupaten Sleman adalah sektor industri

pengolahan; sektor bangunan; dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran;

di Kota Yogyakarta adalah sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor

perdagangan, hotel, dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; di

Kabupaten Bantul adalah sektor pertanian; sektor bangunan; sektor

industri pengolahan; di Kabupaten Gunung Kidul adalah sektor pertanian;

sektor pertambangan dan bahan galian; di Kabupaten Kulon Progo adalah

sektor pertanian dan sektor jasa.

Pada penelitian Thatit Wijayanti (2006) menganalisis sektor-sektor

prioritas yang mendukung perekonomian propinsi DKI Jakarta tahun

1993-2003 dengan menggunakan metode basis ekonomi serta shift share

analysis. Dalam penelitian tersbut terdapat beberapa kesimpulan yaitu:

Page 43: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

43

terdapat 5 sektor yang merupakan sektor basis dalam pemerintahan DKI

Jakarta selama kurun waktu 1993-2003 berturut-turut antara lain: sektor

listrik, gas dan air, sektor bangunan, sektor perdagangan,hotel dan

restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan.

Selain itu sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan proporsional yang

memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian yang lebih tinggi

meliputi sektor industri pengolahan,sektor listrik,gas dan air, dan sektor

pengangkutan dan komunikasi.

Selanjutnya, dari hasil analisis gabungan Location Quotients (LQ)

dan Shift Share Analysis (SSA) dapat disusun sektor-sektor yang memiliki

prospek lebih bagus untuk dikembangkan di propinsi DKI Jakarta. Sektor-

sektor tersebut dibagi menjadi 6 klasifikasi :

1. Pengembangan sektor prioritas pertama tidak ada

2. Pengembangan sektor prioritas kedua meliputi :

a. Sektor listrik, gas dan air

b. Sektor pengangkutan dan komunitas

3. Pengembangan sektor prioritas ketiga meliputi

a. Konstruksi/ bangunan

b. Perdagangan, hotel dan restoran

c. Keuangan

4. Pengembangan sektor prioritas keempat hanya ada 1 sektor yaitu

sektor industri pengolahan

Page 44: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

44

5. Pengembangan sektor prioritas ke lima ada dua sektor meliputi: sektor

pertanian,jasa-jasa.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Taufiqqurrahman (2006)

yang berjudul ”Analisis Perubahan Struktur Ekonomi dan Identifikasi

Struktur Unggulan di Kabupaten Magelang tahun 1998-2003”

menggunakan Analisis Shift Share beserta modifikasinya Analysis

Location Quotient dan Analisis Overlay dengan menggunakan data PDRB

Propinsi Jateng dan PDRB Kab Magelang. Kegiatan ekonomi yang

potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi

Kabupten Magelang pada era sebelum otonomi daerah (1998-2000)

adalah sektor pertambangan dan penggalian sektor jasa, sedangkan era

selama otonomi daerah (2001-2003). Kegiatan ekonomi yang potensial

adalah sektor pertanian,sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor

bangunan.

Page 45: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

45

I. Kerangka Pemikiran

Pada masa otonomi daerah seperti sekarang ini, semua pemerintah

daerah di negara Indonesia baik propinsi maupun kota atau kabupaten

dituntut untuk mengatur rumah tangganya sendiri dalam menjalankan

pembangunan daerahnya, haris dapat mengoptimalkan sumber daya yang

dimiliki suatu daerah meliputi sumber daya alam, manusia, teknologi dan

kelembagan digunakan dalam proses pembangunan daerah.

Berdasarkan data PDRB berdasar harga konstan pada kurun waktu

1996-2006 pada Kabupaten Wonosobo dan Propinsi Jawa Tengah

dilakukan analisa untuk mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi potensial.

Pemerintah harus mengetahui ekonomi sektoral apa yang menjadi

sektor basis ekonomi, sektor potensial yang dapat dioptimalkan dalam

PDRB Propinsi Jawa Tengah PDRB Kab. Wonosobo

Potensi Ekonomi Sektoral

Kab. Wonosobo

Kebijakan Pembangunan

Kab. Wonosobo

Pembangunan Ekonomi Kab. Wonosobo di

Era Otonomi Daerah

Page 46: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

46

pembangunan Kabupaten Wonosobo. Diharapkan pemerintah daerah

Kabupaten Wonosobo tidak salah arah dalam mengambil kebijakan-

kebijakan pembangunan ekonomi. Sehingga pembangunan ekonomi yang

dicita-citakan dapat terwujud.

J. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau pernyataan sementara atas masalah

yang hendak diteliti. Berdasarkan pemaparan di atas maka dalam

penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga kondisi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wonosobo tahun

1996-2006 termasuk dalam kriteria daerah relatif tertinggal. .

Hipotesis di atas berdasarkan pada pertumbuhan PDRB maupun PDRB

Per Kapita Kabupaten Wonosobo rendah.

2. Diduga sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten

Wonosobo.

Hipotesis di atas didasarkan kontribusi sektor pertanian yang cukup

besar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya dalam pembentukan

PDRB.

3. Diduga sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang

potensial di Kabupaten Wonosobo.

Hipotesis berdasarkan pada pertumbuhan sektor yang tinggi tetapi

kontribusi rendah. Apalagi dilihat dari kondisi Kota Wonosobo yang

merupakan daerah pegunungan yang banyak di datangi para

Page 47: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

47

wisatawan, sehingga sektor ini merupakan sektor potensial untuk

dikembangkan dan diharapkan mampu memperkuat pendapatan

Kabupaten Wonosobo.

Page 48: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi daerah Kabupaten

Wonosobo saja, akan tetapi untuk melengkapi penelitian diperlukan suatu

perbandingan dari variabel-variabel ekonomi (khususnya data PDRB) di

tingkat Propinsi Jawa Tengah pada tahun 1996-2006, guna mendapatkan

atau mengetahui pertumbuhan ekonomi, sektor basis dan sektor potensial

di Kabupaten Wonosobo.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan sebagai

data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Wonosobo dengan cara mengambil data-data statistik yang telah ada serta

dokumen-dokumen lain yang masih terkait dan diperlukan. Adapun

beberapa sumber yang dapat digunakan antara lain:

1. Buku Laporan Kabupaten Wonosobo dalam angka tahun 2006.

2. Buku Laporan PDRB Kabupaten Wonosobo tahun 1997-2006.

3. Buku Laporan Propinsi Jawa Tengah dalam angka tahun 2006.

4. Buku Laporan PDRB Propinsi Jawa Tengah tahun 1999-2006.

Beberapa variabel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

33

Page 49: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

49

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Jawa Tengah

berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga konstan dari tahun

1996-2006.

b. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Propinsi Jawa Tengah berdasarkan lapangan usaha atas dasar

harga konstan dari tahun 1996-2006.

c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Wonosobo

berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 1996-

2006.

d. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Wonosobo berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga

konstan dari tahun 1996-2006

C. Definisi Operasional Variabel

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai tambah dari

seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh sektor

ekonomi pada suatu daerah dalam kurun waktu satu tahun terhitung

dalam satuan rupiah.

b. Sektor basis adalah sektor-sektor yang dominan baik dilihat dari

sisi pertumbuhan maupun kontribusunya terhadap PDRB.

c. Sektor potensial adalah sektor ekonomi yang tingkat

pertumbuhannya dominan tetapi dari sisi kontribusi relatif kecil

terhadap PDRB.

Page 50: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

50

D. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah

analisis Tipologi Klassen (Klassen Typologi), Location Quotient (LQ),

Analisis Shift Share/Shift Share Analysis (SSA) dan Analisis Gabungan

LQ-SSA.

1. Tipologi Klasen (Klassen Typologi)

Tipologi Klassen merupakan alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan masing-

masing daerah (Aswandi dan Kuncoro: 2002).

Kriteria yang digunakan dalam Tipologi Klassen adalah:

a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (hight growth and high

income), yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan

ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebuh tinggi

dibandingkan rata-rata wilayah referensi.

b. Daerah maju tetapi tertekan (high income but low growth),

yaitu daerah yang memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi,

tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah

disbanding rata-rata daerah atau wilayah referensi.

c. Daerah berkembang cepat (high growth and low income), yaitu

daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi

pendapatan perkapita lebih rendah disbanding rata-rata daerah

atau wilayah referensi.

Page 51: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

51

d. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income), yaitu

daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan

pendapatan perkapita yang lebih rendah dibandingkan rata-rata

daerah atau wilayah referensi.

Pendapatan

per kapita

Laju

pertumbuhan

Yi > y Yi < y

ri > r Cepat maju dan cepat

tumbuh.

Berkembang

cepat

ri < r Maju tetapi tertekan Relatif

tertinggal

Keterangan:

ri : Laju pertumbuhan ekonomi wilayah studi.

r : Laju pertumbuhan ekonomi wilayah referensi.

yi : Pendapatan perkapita wilayah studi.

y : pendapatan perkapita wilayah referensi.

2. Analisis Location Quotient (LQ)

Teknik Location Quotient berdasar pada teori basis ekonomi

(Economic Base Theory) yang artinya adalah karena industri basis

menghasilkan barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun luar

daerah yang bersangkutan maka penjualan ke luar daerah (ekspor)

Page 52: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

52

akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Terjadinya arus

pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan terjadinya kenaikan

konsumsi dan investasi di daerah tersebut dan pada akhirnya akan

menaikkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja baru.

Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya menaikkan

permintaan terhadap industri non basis. Kenaikan permintaan ini akan

mendorong kenaikan investasi pada industri yang bersangkutan

sehingga modal dalam industri lokal merupakan investasi yang

didorong dari adanya kenaikan industri basis. Oleh karena itu sektor

ekonomi basislah yang patut untuk dikembangkan dalam rangka

meningkatkan pembangunan daerah.

Metode ini digunakan untuk mengukur konsentrasi industri dari

suatu kegiatan (industri) dalam suatu daerah dengan cara

membandingkan peranannya perekonomian daerah itu dengan peranan

kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional atau

nasional.

Adapun rumus rumus perhitungan Locationt Quotient (LQ) dari

Bendavid-Val dalam Lincolin Arsyad adalah sebagai berikut:

tt

ii

ti

ti

VV

vv

VV

vv

/

/

/

/LQ

Keterangan:

vi : Pendapatan dari industri di suatu daerah.

vt : Pendapatan total daerah tersebut.

Page 53: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

53

Vi : Pendapatan dari industri sejenis secara regional/ nasional.

Vt : Pendapatan regional/ nasional.

Sementara itu menururt Isaard, Locationt Qoutient (LQ) dapat

dirumuskan: (Isaard, 1971: 24)

LQ = Si/S

Ni/N

Keterangan :

Si = Pendapatan dari suatu kegiatan di daerah tertentu.

S = Pendapatan total suatu daerah.

Ni = Pendapatan dari suatu kegiatan, sejenis secara nasional.

N = Pendapatan total nasional.

Menurut Bendavid (1991) terdapat tiga kategori hasil analisis LQ

pada suatu daerah :

1. Jika LQ > 1, maka daerah tersebut lebih berspesialisasi

(berpotensi) atas produk sektor tertentu, dibandingkan dengan

wilayah referensi.

2. Jika LQ < 1, maka daerah tersebut kurang berspesialisasi

(berpotensi) atas produk sektor tertentu dibandingkan dengan

wilayah referensi.

3. Jika LQ = 1, maka daerah tersebut mempunyai spesialisasi

(berpotensi) yang sama atas produk tertentu dibandingkan

dengan wilayah referensi.

Page 54: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

54

Penggunaan LQ sangan sederhana , serta dapat dipakai untuk

menganalisis tentang perdagangan suatu daerah. Akan tetapi LQ

mempunyai kelemahan yaitu: 1) Pola konsumsi dari anggota

masyarakat adalah berlainan baik antar daerah maupun dalam daerah;

2) Tingkat konsumsi rata-rata untuk suatu jenis barang untuk setiap

daerah berbeda; 3) Bahan keperluan industri berbeda antar daerah.

3. Analisis Shift Share (Shift Share Analysis = SSA)

Analisis Shift Share ini digunakan untuk menentukan sektor-sektor

mana yang termasuk dalam sektor unggulan, yaitu dirumuskan sebagai

berikut (Lincolin Arsyad, 1999: 140):

V* = (V1/V) + (Vi1/V1/V) + (Yi1/Yi – Vi1/V1)

Keterangan:

V* = Perubahan pendapatan wilayah perencanaan.

V1 = Pendapatan total wilayah referensi pada tahun akhir.

V = Pendapatan total wilayah referensi pada tahun dasar.

Vi1 = Pendapatan sektor i wilayah referensi pada tahun akhir.

Vi = Pendapatan sektor i wilayah referensi pada tahun akhir.

Yi1= Pendapatan sektor i wilayah perencanaan studi pada tahun

akhir

Yi= Pendapatan sektor i wilayah perencanaan studi pada tahun

dasar.

Page 55: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

55

Indikatornya:

1. Apabila komponen pertumbuhan proporsional suatu sektor > 0,

maka sektor yang bersangkutan mengalami pertumbuhan yang

cepat dan memberikan pengaruh yang positif kepada

perekonomian daerah, begitu pula sebaliknya.

2. Apabila komponen daya saing suatu sektor < 0, maka

keunggulan komparatif dari sektor tersebut meningkat dalam

perekonomian yang lebih luas, begitu pula sebaliknya.

Kemampuan teknik analisis shift share untuk memberikan dua

indikator positif yaitu adanya industry mix effect dan competitive

advantage tidak lepas dari adanya kelemahan-kelemahan. Kelemahan

dari analisis shift share dibedakan menjadi dua yaitu kelemahan

teoritikan dan kelemahan empirik. (Houston dalam Prasetyo Soepono,

1993: 45-47)

Kelemahan-kelemahan teoritikal dari analisis shift share adalah:

a. Analisis Shift share tidak lebih dari pada sekedar teknik

pengukuran untuk mengurangi pertumbuhan variabel wilayah

menjadi komponen-komponen. Artinya metode anaisis shift

share mencerminkan suatu sistem akunting.

b. Komponen pertumbuhan nasional secara implisit

mengemukakan bahwa tiap industri di suatu wilayah

hendaknya tumbuh pada laju nasional.

Page 56: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

56

c. Pengertian ekonomi dari dua komponen (industry= mix effect

dan competitive advantage) shift tidak dikembangkan dengan

baik.

d. Teknik analisis Shift Share secara implisit mengambil asumsi

bahwa barang dijual secara nasional.

Kelemahan empirik dari teknik analisis Shift Share adalah:

a. Jumlah dari salah satu komponen shift dengan data yang tidak

agregat belum tentu sama dengan jumlah komponen shift yang

sama menurut angka agregat.

b. Hanya salah satu dari tiga komponen bergantung pada hal yang

sebenarnya terjadi di suatu wilayah selama kurun waktu

tertentu.

c. Adanya kritik mengenai pembobotan yang mengatakan tidak

adanya penjelasan tentang perubahan dalam struktur ekonomi

regional selama periode analisis.

d. Adanya masalah-masalah saling terkait pada pengaruh bauran

industri maupun pengaruh keunggulan kompetitif.

4. Analisis Gabungan LQ-SSA

Penggabungan dua alat analisis ini digunakan untuk menentukan

sektor-sektor yang benar-benar merupakan sektor unggulan suatu

wilayah dari sisi basis maupun non basis nya, keunggulan komparatif,

dan laju pertumbuhannya. Cara penilaiannya adalah dengan

Page 57: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

57

memberikan batasan atau tolok ukur dengan berdasarkan kriteria

sebagai berikut:

Prioritas pertama adalah bilamana suatu sektor merupakan sektor

basis, mempunyai keunggulan komparatif, dan laju pertumbuhan

cepat.

Prioritas kedua adalah bilamana suatu sektor merupakan:

1) Sektor basis dengan mempunyai keunggulan komparatif.

2) Sektor basis dan pertumbuhannya cepat.

3) Sektor basis namun mempunyai keunggulan komparatif dan

pertumbuhan cepat.

Prioritas ketiga adalah bilamana suatu sektor hanya mempunyai

keunggulan komparatif atau merupakan sektor basis.

Prioritas keempat adalah bilamana suatu sektor hanya mempunyai

potensi pertumbuhan saja.

Prioritas kelima adalah apabila sektor tersebut merupakan sektor

basis dan tidak memiliki apa-apa.

Prioritas keenam adalah bilamana suatu sektor atau sub sektor tidak

mempunyai keunggulan apapun dan bukan sektor basis.

Page 58: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

58

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Wonosobo

1. Keadaan Geografis

a) Letak Geografis

Kabupaten Wonosobo Terletak di antara 7011’ dan 7

036’

Lintang Selatan, dan 109043’ dan 110

004’ Bujur Timur. Kabupaten

Wonosobo sejak tahun 2003 di bagi menjadi 15 kecamatan dengan

tambahan 2 kecamatan, yaitu kecamatan Kalibawang dan

Sukoharjo. Sampai tahun 2003 kecamatan-kecamatan tersebut

terdiri dari 236 desa dan 28 kelurahan.

Kabupaten Wonosobo merupakan daerah pegunungan

dengan ketinggian berkisar antara 270 meter sampai dengan 2.250

meter di atas permukaan laut. Luas wilayah 98.468 hektar dengan

tingkat kemiringan 30%. Beberapa wilayah Kabupaten Wonosobo

merupakan daerah yang labil sehingga rawan terjadi tanah longsor.

b) Luas Penggunaan Lahan

Secara administratif Kabupaten Wonosobo terbagi menjadi

15 kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Wonosobo pada tahun

2006 tercatat sebesar 98.468 hektar atau sekitar 3,02 persen dar

luas jawa tengah. Luas yang terdiri dari 17.712,69 hektar (17,99

43

Page 59: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

59

persen lahan sawah dan 80.755,31 hektar (82,01 persen) bukan

lahan sawah. Dibandingkan dengan tahun 2004bluas lahan sawah

tahun 2006 turun sebesar 4,22 persen, sebaliknya luas bukan lahan

sawah naik sebesar 0,98 persen .

c) Keadaan Iklim

Banyaknya hari hujan di Kabupaten Wonosobo pada tahun

2006 sebanyak 121 dengan curah hujan sebanyak 2.546 mm, curah

hujan tertinggi tercatat di Kecamatan Wonosobo sebesar 4.461 mm

dan hari hujan terbanyak tercatat di Kecamatan Selomerto

sebanyak 160 hari.

2. Pemerintahan

a) Pembagian Wilayah Administratif

Setelah adanya pemekaran wilayah kecamatan, saat ini

Kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan, dengan jumlah

desa atau kelurahan yang semula 264 menjadi 265 pada tahun 2005

yang terdiri dari 236 wilayah desa dan 29 wilayah kelurahan.

Page 60: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

60

Tabel IV.1 Pembagian Wilayah Administrasi Menurut Kecamatan Di

Kabupaten Wonosobo tahun 2006

No Kecamatan Luas

(Ha) Persentase Desa Kelurahan

Desa

+

Kelurahan

1 Wadaslintang 12.716 12,91 16 1 17

2 Kepil 9.387 9,57 20 1 21

3 Sapuran 7.772 7,89 16 1 17

4 Kalibawang 4.782 4,86 8 0 8

5 Kaliwiro 10.008 10,16 20 1 21

6 Leksono 4.407 4,48 13 1 14

7 Sukoharjo 5.429 5,51 17 0 17

8 Selomerto 3.971 4,03 22 2 24

9 Kalikajar 8.330 8,46 18 1 19

10 Kertek 6.214 6,31 19 2 21

11 Wonosobo 3.238 3,29 7 13 20

12 Watumalang 6.823 6,93 15 1 16

13 Mojotengah 4.507 4,58 16 3 19

14 Garung 5.122 5,2 14 1 15

15 Kejajar 5.762 5,85 15 1 16

Jumlah 2006 98.468 100 236 29 265

2005 98.468 100 236 29 265

2004 98.468 100 236 28 264

2003 98.468 100 236 28 264

2002 98.468 100 236 28 264

Sumber: Pemda Kabupaten Wonosobo

Menurut survey VSTADES tahun 2006 yang dilakukan

oleh BPS, wilayah desa atau kelurahan dirinci menurut statusnya

berdasarkan beberapa indikator seperti; kepadatan penduduk,

presentase rumah tangga petani, presentase rumah tangga

pelanggan listrik dan sebagainya. Berdasarkan hasil survey tersebut

wilayah desa atau kelurahan dikelompokkan menjadi empat

kelompok yaitu; daerah pedesaan, kota besar, kota sedang, dan

kota kecil. Adapun desa atau kelurahan di Kabupaten Wonosobo

Page 61: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

61

yang berstatus pedesaan sebanyak 237 desa atau kelurahan, status

kota besar 1 desa atau kelurahan, status kota sedang 3 desa atau

kelurahan dan status kota kecil sebanyak 24 desa atau kelurahan.

Tabel IV.2 Jumlah Desa Menurut Kecamatan dan Tipe Desa di

Wonosobo Tahun 2006

No Kecamatan Pedesaan Kota

Besar

Kota

Sedang

Kota

Kecil Jumlah

1 Wadaslintang 17 0 0 0 17

2 Kepil 21 0 0 0 21

3 Sapuran 16 0 0 1 17

4 Kalibawang 8 0 0 0 8

5 Kaliwiro 21 0 0 0 21

6 Leksono 13 0 0 1 14

7 Sukoharjo 17 0 0 0 17

8 Selomerto 21 0 0 3 24

9 Kalikajar 18 0 0 1 19

10 Kertek 18 0 0 3 21

11 Wonosobo 8 1 2 9 20

12 Watumalang 14 0 0 2 16

13 Mojotengah 16 0 1 2 19

14 Garung 14 0 0 1 15

15 Kejajar 15 0 0 1 16

Jumlah 2006 237 1 3 24 265

2005 237 1 3 24 265

2004 237 1 2 24 264

2003 237 1 2 24 264

2002 237 1 2 24 264

Sumber: BPS Jakarta

b) Kepegawaian

Jumlah anggota KORPRI pada tahun 2006 yang tercatat di

kantor KORPRI Kabupaten Wonosobo sebanyak 8.944 orang,

dimana sekitar 1,62 persen adalah golongan I, golongan II 27,74

persen, golongan III 48,81 persen dan 20,83 persen golongan IV.

Page 62: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

62

c) Catatan Sipil

Kegiatan Kantor Catatan Sipil dan kependudukan di

Kabupaten Wonosobo adalah pelayanan kepada masyarakatb

diantaranya dengan menerbitkan akta kelahiran, kematian,

perkawinan, perceraian serta pengakuan dan pengesahan anak.

Pada tahun 2006 jumlah akta yang dikeluarkan sebanyak 28.808

buah, angka kematian 28 buah, perkawinan 51 buah, perceraian 4

buah serta angka pengakuan dan pengesahan anak sebanyak 4

buah.

Tabel IV.3 Banyaknya Pelayanan Akte Pada Kantor Catatan Sipil Di

Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2006

Jenis Pelayanan 2002 2003 2004 2005 2006

1 Akte Kelahiran 13.278 13.066 13.805 20.993 28.808

2 Kematian 29 25 16 27 28

3 Perkawinan 70 80 68 53 51

4 Perceraian 8 3 5 4 4

5 Pengakuan dan 0 1 7 2 4

Pengesahan anak

Jumlah 13.385 13.175 13.901 21.079 28.895

Sumber : Kantor Catatan Sipil Kabupaten

Wonosobo

3. Penduduk dan Tenaga Kerja

a) Kependudukan

Berdasarkan hasil Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2006,

jumlah penduduk Kabupaten Wonosobo adalah sebanyak 773.967

jiwa yang terdiri dari laki-laki 391.289 jiwa dan perempuan

382.676 jiwa dengan rasio jenis kelamin 102,25.

Page 63: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

63

Tabel IV.4 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio

Jenis Kelamin Di Kabupaten Wonosobo Tahun 2006

Kecamatan

Banyaknya Penduduk Rasio

Laki -

Laki Perempuan Jumlah

Jenis

Kelamin

1 Wadaslintang 27.130 27.210 54.340 99,71

2 Kepil 29.529 29.951 59.480 98,59

3 Sapuran 26.908 26.116 53.024 103,03

4 Kalibawang 12.963 12.637 25.600 102,58

5 Kaliwiro 24.312 23.907 48.219 101,69

6 Leksono 20.058 19.383 39.441 103,48

7 Sukoharjo 15.762 14.854 30.616 106,11

8 Selomerto 22.671 22.244 44.915 101,92

9 Kalikajar 32.273 31.553 63.826 102,28

10 Kertek 38.284 37.463 75.747 102,19

11 Wonosobo 38.270 37.684 75.954 101,56

12 Watumalang 26.583 25.504 52.087 104,23

13 Mojotengah 29.864 29.143 59.007 102,47

14 Garung 25.342 24.655 49.997 102,79

15 Kejajar 21.340 20.374 41.714 104,74

Jumlah / Total 2006 391.289 382.678 773.967 102,25

2005 389.272 380.819 770.091 102,22

2004 385.097 377.654 762.751 101,97

2003 382.410 374.930 757.340 102

Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbanyak

adalah Kecamatan Wonosobo yaitu sebanyak 75.954 jiwa (9,81

persen), Kecamatan Kertek 75.747 jiwa (9,79 persen), sedangkan

kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah

Kecamatan Kalibawang yaitu sebanyak 25.600 jiwa (3,31 persen).

Kepadatan penduduk di Kabupaten Wonosobo tahun 2006

sebesar 786 jiwa per Km2. Bila dilihat per kecamatan, angka

kepadatan penduduk cukup bervariasi. Angka kepadatan penduduk

Page 64: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

64

tertinggi terdapat di kecamatan Wonosobo sebesar 2.346 jiwa per

Km2 disusul Kecamatan Mojotengah 1.309 jiwa per Km

2

sedangkan paling rendah di Kecamatan Wadaslintang sebesar 427

jiwa per Km2.

b) Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pada tahun 2006 jumlah pencari kerja sebanyak 10.500

orang, yang terdiri dari 3.628 laki-laki dan 6.8722 perempuan. Bila

dirinci menurut tingkat pendidikan, sebagian esar pencari kerja

tersebut adalah lulusan SMA, disusul Sarjana, selanjutnya DI/DII,

sedangkan sisanya dari tamatan SD, SLTP dan D3. Luar negeri

masih menjadi daya tarik bagi para pencari kerja di Indonesia

khususnya di Kabupaten Wonosobo. Pada tahun 2006 penempatan

tenaga kerja di luar negeri tercatat sebanyak 2.527 orang. Negara

yang paling banyak menerima pekerja dari Wonosobo adalah

Malaysia dengan jumlah 878 pekerja, disusul Singapura 683

pekerja, dan Hongkong 493 pekerja, sedangkan sisanya terdapat di

negara Timur Tengah, Taiwan, dan Kuwait.

Program Transmigrasi pada tahun 2006 di Kabupaten

Wonosobo telah memberangkatkan sebanyak 32 kepala keluarga

atau 122 jiwa dengan tujuan Propinsi Bangka Belitung dan

Kalimantan Barat. Jumlah ini turun sebesar 52, 24 persen

dibandingkan tahun 2005.

Page 65: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

65

4. Sosial

a) Pendidikan

Jumlah murid SD/MI di lingkungan Dinas Pendidikan pada

tahun ajaran 2005/2006 mengalami penurunan dibanding tahun

sebelumnya. Pada tahun 2005/2006 jumlah murid SD/MI tercatat

97.854 siswa. Sementara itu jumlah guru SD/MI pada tahun ajaran

2005/2006 sebanyak 5.474 atau mengalami kenaikan sebesar 4,97

persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah 5.202. Rasio murid

terhadap uru SD/MI pada tahun 2004/2005 sebesar 17,85 naik

menjadi 18,81 pada tahun 2005/2006. Naiknya rasio murid dan

guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar di

kelas.

b) Sosial

Jumlah penyandang cacat di Kabupaten Wonosobo pada

tahun 2006 sebanyak 4.283 jiwa atau sekitar 0,55 persen dari total

jumlah penduduk Wonosobo.

Pada tahun 2006 karang taruna di Kabupaten Wonosobo

berjumlah 264 yang terdiri dari klasifikasi 118 tumbuh, 140

klasifikasi berkembang, dan 6 buah dengan klasifikasi maju.

Kejadian bencana alam pada tahun 2006 tidak

mengakibatkan korban meninggal dunia dan cedera. Sedangkan

jenis bencana alam yang mendera meliputi banjir 1 kali, angin ribut

Page 66: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

66

7 kali, tanah longsor 27 kali, dan kebakaran sebanyak 16 kejadian,

kekeringan 13 kali dan serangan hama tidak pernah dialami.

c) Agama

Jumlah jama’ah haji di Kabupaten Wonosobo pada tahun

2006 mengalami peningkatan sebesar 16,14 persen yaitu dari 508

pada tahun 2005 menjadi 590 pada tahun 2006. Jika dilihat

menurut kecamatan jumlah jama’ah haji paling banyak berasal dari

Kecamatan Wonosobo sebanyak 142 orang, disusul Kecamatan

Kejajar 66 orang kemudian Mojotengah 55 orang. Jika dilihat

menurut jenis kelaminnya, selama 5 tahun terakhir jumlah jama’ah

haji di Kabupaten Wonosobo lebih banyak diikuti oleh kaum laki-

laki daripada perempuan.

Kegiatan keaagamaanyang ada di Kabupaten Wonosobo

berjalan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pondok

pesantren yang terlibat dalam proses belajar mengajar di dalamnya.

Pada tahun 2005 berjumlah 149 buah. Jumlah santri mengalami

penurunan sebesar 9,12 persen, pada tahun 2006 berjumlah 16.660

santri naik menjadi 15.267 santri pada tahun 2006.

d) Kriminalitas

Angka kriminalitas yang tercatat di Polres Wonosobo

meliputi pencurian, pembunuhan penganiayaan, penipuan,

Page 67: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

67

pemalsuan, perkosaan, perjudian, perkelahian dan sebagainya.

Pada tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah kasus kejahatan,

dimana jumlah kasus yang tercatat di Polres Wonosobo sebanyak

152 kasus. Dari jumlah tersebut kasus yang paling menonjol adalah

kasus pencurian berat dan kebakaran atau pembakaran sebanyak 29

kasus.

5. Pertanian

a) Pertanian

Padi masih menjadi tanaman utama penghasil bahan

makanan bagi masyarakat Wonosobo. Setelah pada tahun 2005

produksi padi sawah mengalami penurunan cukup signifikann,

produksi padi sawah kembali mengalami kebaikan sebesar 11,75

persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan padi sawah ini

sangat dipengaruhi oleh bertambahnya areal luas panen yaitu

sebesar 15,65 persen dari 27.216 Ha pada tahun 2005 menjadi

31.476 Ha pada tahun 2006. Sebaliknya pada tanaman padi gogo,

baik luas panen maupun produksinya mengalami penurunan

Page 68: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

68

Tabel IV.5 Luas Panen Dan Produksi Padi Sawah, Padi Gogo Dirinci Per

Kecamatan Di Kabupaten Wonosobo Tahun 2006

Kecamatan

Padi sawah Padi Gogo

Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi

(ha) (ton) (ha) (ton)

1 Wadaslintang 2.466 11.246 135 453

2 Kepil 2.393 11.311 9 29

3 Sapuran 2.730 13.736 41 141

4 Kalibawang 1.730 8.091 0 0

5 Kaliwiro 1.731 15.074 471 608

6 Leksono 3.212 10.403 0 0

7 Sukoharjo 2.335 8.468 0 0

8 Selomerto 3.371 15.636 2 7

9 Kalikajar 2.673 12.772 223 703

10 Kertek 3.057 15.698 12 44

11 Wonosobo 1.786 8.339 0 0

12 Watumalang 1.597 7.480 0 0

13 Mojotengah 1.877 8.726 51 179

14 Garung 480 2.226 0 0

15 Kejajar 0 0 0 0

Jumlah 2006 31.476 149.206 644 2.164

2005 27.216 133.518 1.089 3.932

2004 31.875 143.209 1.007 2.905

2003 27.310 129.790 859 2.465

2002 28.403 140.550 940 2.742

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo

Sedangkan pada tanaman palawija, seperti ubi kayu, ubi

jalar, kacang tanah, dan kacang kedele secara umum terjadi

peningkatan. Seperti halnya padi dan palawija, sayur-sayuran dan

buah-buahan juga terus mengalami kenaikan.

b) Perkebunan

Produksi tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten

Wonosobo seperti kapok, kopi, lada, pala, jahe, kapulogo, dan

cassiavera mengalami peningkatan, bahkan pada tanaman kapok

Page 69: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

69

mengalami peningkatan sebesar 238,67 persen. Adapun tanaman

perkebunan lainnya seperti kelapa, kopi arabica, teh, kakao,

tembakau, klembak, panili dan kayu manis mengalami penurunan

produksi. Penurunan produksi yang cukup besar terjadi pada

tanaman kakao, kelapa deres.

c) Peternakan dan Perikanan

Populasi ternak yang diusahakan di Kabupaten Wonosobo

baik ternak besar, ternak kecil maupaun unggas sebagian

mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada

kelompok unggas, populasi ayam ras mengalami peningkatan

cukup tinggi yaitu sebanyak 208.600 ekor dari tahun sebelumnnya,

diikuti oleh populasi itik manila dan ayam buras. Jenis unggas yang

mengalami penurunan adalah puyuh sebesar 203.419 ekor atau

52,92 persen dari tahun sebelumnya

Tabel IV.6 Banyaknya Ternak Pada Tahun Di Kabupaten Wonosobo

Tahun 2002-2006 (ekor)

No Jenis Ternak Jumlah Ternak Akhir Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1 Kuda 661 581 583 585 570

2 Sapi Perah 91 110 158 161 204

3 Sapi Potong 34.534 33.652 33.681 84.012 33.427

4 Kerbau 3.752 3.666 3.694 3.844 4.041

5 Kambing 105.495 112.536 122.214 123.381 130.820

6 Domba 132.747 132.350 145.320 145.523 139.715

7 Babi 2.155 2.669 2.964 3.032 1.035

8 Kelinci 13.350 15.747 15.612 15.761 18.878

9 Ayam Ras 151.161 160.988 170.324 173.020 381.620

10 Ayam Buras 642.965 612.988 672.142 674.834 715.251

11 Itik 74.503 75.328 76.165 77.935 87.904

12 Itik Manila 43.537 33.748 37.684 37.736 56.557

13 Puyuh 21.780 52.160 380.726 384.419 181.000

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo

Page 70: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

70

Kelompok ternak besar, sapi perah, dan kerbau mengalami

peningkatan populasi, sedangkan kuda dan sapi potong mengalami

penurunan populasi. Sementara pada kelompok ternak kecil,

populasi kambing meningkat tetapi populasi domba dan babi

mengalami penurunan.

Sedangkan untuk usaha perikanan banyak dilakukan di

kolam, karamba, waduk, telaga, dan sungai. Tahun 2006 produksi

perikanan sebanyak 1.226,16 ton.

d) Kehutanan

Tanaman sengon adalah salah satu tanaman kehutanan yang

cukup potensial dikembangkan di Kabupaten Wonosobo. Jika

dilihat produksinys, pada tahun 2005 jumllah penebangan tegakan

sengon menghasilkan kayu sebesar 11.769, 34 m3, pada tahun 2006

bertambah menjadi 759.653,70 m3 atau mengalami peningkatan

sebanyak 747.884,36 m3.

6. Industri, Pertambangan, Energi, dan Konstruksi

a) Industri

Kegiatan industri adalah suatu kegiatan ekonomi untuk

mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan

tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi, dan atau

barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi

Page 71: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

71

nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk

dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan

perakitan (assembling).

Dinas perindustrian membagi kegiatan industri menjadi

lima macam, yaitu meliputi: industri pangan, sandang dan kulit,

kerajinan umum, kimia dan industri serta industri pengolahan

logam.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam

kegiatan industri, maka skala usaha kegiatan industri dibagi

menjadi empat kelompok, yaitu: industri besar dengan tenaga kerja

di atas 100 orang; industri sedang dengan tenaga kerja 20-99

orang; industri kecil dengan tenaga kerja 5-19 orang. dan industri

rumah tangga dengan tenaga kerja 1-4 orang.

b) Listrik

Jumlah desa atau kelurahan yang sudah mendapatkan aliran

listrik dari PLN di Kabupaten Wonosobo sejak tahun 2002

sebanyak 264 desa atau kelurahan, hal ini berarti 100 persen desa

atau kelurahan di Kabupaten Wonosobo sudah dapat menikmati

listrik dari PLN. Namun demikian walaupun seluruh desa atau

kelurahan di Kabupaten Wonosobo sudah mendapatkan aliran

listrik, tidak semua masayarakat di wilayah desa atau kelurahan

tersebut sudah dapat menikmati penerangan listrik secara

Page 72: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

72

keseluruhan. Hal ini disebabkan banyaknya wilayah di desa yang

sulit terjangkau oleh jaringan listrik PLN.

Jumlah pelanggan listrik tahun 2006 sebanyak 97.321

pelanggan yang terdiri dari rumah tangga 94,54 persen, industri

2,08 persen, instansi 0,49 persen dan sosial 2,89 persen.

c) Air Minum

Kebutuhan masyarakat akan adanya air bersih dari waktu

ke waktu terus bertambah. Dalam hal ini pemerintah daerah

melalui Perusahaan Air Minim Daerah (PDAM) terus berusaha

unutk senantiasa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

dengan menyediakan air bersih. Diharapkan dengan semakin

banyaknya masyarakat yang menggunakan air bersih kesehatannya

akan menjadi lebih baik.

Pelanggan PDAM Wonosobo meliputi; rumah tangga,

sosial umum, sosial khusus, lembaga pemerintah niaga kecil niaga

besar, industri kecil dan indistri besar. Pelanggan yang ada tersebut

tidak hanya tersebar di wilayah Wonosobo namun juga sampai di

wilayah Kabupaten Purworejo.

d) Penggalian

Sumber daya alam yang ada di Kabupaten Wonosobo

khususnya bahan galian cukup bervariasi. Bahan galian tersebut

meliputi batu bangunan, pasir dan kerikil. Berdasarkan hasil

sementara pendaftaran sensus Ekonomi 2006, banyaknya usha

Page 73: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

73

galian tercatat 2570 usaha yang terdiri dari 334 galian batu

bangunan, 1951 galian pasir dan 285 galian kerikil.

7. Keuangan dan Harga-harga

a) Keuangan

Realisasi penerimaan pajak daerah mengalami peningkatan

yaitu mencapai 11,48 persen. Pada tahun 2005 pajak daerah

mencapai Rp 4.241.150.559,00 naik menjadi Rp 4.728.121.624,00

pada tahun 2006.

Retribusi barang mengalami peningkatan sebesar 23,08

persen dari Rp 13.683,00 pada tahu 2006. Hasil perusda

mengalami penurunan cukup tinggi uaitu sebasar 39,71 persen dan

realisasi pendapatan lain meningkat sebesar 139,46 persen.

Tabel IV.7 Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PDAS)

Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2005-2006

(rupiah)

No Uraian

TA. 2005 TA. 2006

Target Realisasi Target Realisasi

1 Pajak daerah 4.001.000.000 4.241.150.559 4.052.950.000 4.728.121.624

2 Retribusi Daerah 13.100.304.000 13.682.784.257 16.730.509.000 16.840.551.987

3 Hasil Perusda dan

1.842.747.000 1.873.767.887 1.211.070.900

1. 129.718.778

Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan

4

Lain - Lain

Pendapatan Asli

Daerah 3.614.879.000 3.307.453.684 3.538.821.100 7.920.091.644

yang Sah

Jumlah 22.558.930.000 23.105.156.387 25.533.351.000 29.488.765.255

Sumber : BPKD Kabupaten Wonosobo

Page 74: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

74

b) Harga-harga

Sebagian harga sembilan bahan pokok relatif tidak

mengalami perubahan. Rata-rata harga beras, gula pasir, tekstil,

dan batik relatif stabil. Pada tahun 2005 harga beras kualitas super

IR Super berkisar Rp 4.400/Kg, ikan asin 18.00/Kg, minyak goreng

Rp 7.700/Kg, teksti Rp 27.900/m, dan batik 55.000/pototng. Harga

gula pasir selama tahun 2006 relatif stabil pada harga 6.500/Kg,

garam beriodium Rp 1.200 (garam bata kualitas Ndangdut) dan

minyak tanah Rp 2.750/liter.

c) Inflasi

Laju Inflasi Umum Kota Wonosobo 2002-2006

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Per

sen

Page 75: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

75

Apabila dibanding tahun 2005, inflasi yang terjadi tahun

2006 cukup rendah yaitu sebesar 7,73 persen, turun sebesar 9,4

persen dari tahun 2005, hal ini disebabkan karena adanya

kestabilan harga-harga.

Secara umum inflasi tertinggi terjadi pada bulan Februari

sebesar 1,51 persen. Jika dilihat secara kumulatif, inflasi tertinggi

terjadi pada kelompok sandang kemudian diikuti oleh kelompok

perumahan, bahan makanan, pendidikan.

8. Pendapatan Regional

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

ukuran tingkat keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

sekaligus diperlukan untuk menyusun perencanaan dan evaluasi

pembangunan ekonomi regional. Pada tahun 2006 PDRB Kabupaten

Wonosobo atas harga berlaku sebesar 2.630.137,89 juta rupiah,

sedangkan atas harga konstan sebesar 1.621.123,33 juta rupiah.

Page 76: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

76

Tabel IV.8 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Wonosobo

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2006 ( jutaan rupiah )

Lapangan Usaha 2004 2005 2006

1. Pertanian 930.197,69 1.040.302,50 1.199.559,94

2. Pertambangan & Penggalian 14.413,22 16.015,21 17.854,60

3. Industri Pengolahan 256.608,87 281.090,45 308.176,88

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 21.502,71 24.992,11 26.646,70

5. Bangunan / Konstruksi 84.294,20 93.767,69 105.534,66

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 250.624,11 289.601,97 328.579,39

7. Angkutan dan Komunikasi 137.529,37 154.122,18 174.338,30

8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 127.235,91 142.346,96 162.667,69

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 240.810,32 267.399,79 306.779,73

PDRB 2.063.216,41 2.309.638,86 2.630.137,89

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo.

Tabel IV.9 Produk Pomestik Regional Bruto Kabupaten Wonosobo

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004 - 2006 ( jutaan rupiah )

Lapangan Usaha 2004 2005 2006

1. Pertanian 744.675,57 770.044,51 795.766,96

2. Pertambangan & Penggalian 10.797,72 11.265,59 11.729,47

3. Industri Pengolahan 171.598,50 174.839,36 179.686,68

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 10.914,58 11.347,98 11.384,51

5. Bangunan / Konstruksi 61.425,49 63.502,66 65.443,79

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 176.510,43 182.891,39 190.268,79

7. Angkutan dan Komunikasi 90.310,19 92.465,10 95.011,12

8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 93.397,91 96.584,88 99.172,58

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 162.176,95 167.406,21 172.668,43

PDRB 1.521.807,34 1.570.347,68 1.621.132,33

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo.

Page 77: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

77

Tabel IV.10 Distribusi Presentase PDRB Kabupaten Wonosobo

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2006

Lapangan Usaha 2004 2005 2006

1. Pertanian 45,08 45,04 45,61

2. Pertambangan & Penggalian 0,70 0,69 0,68

3. Industri Pengolahan 12,44 12,17 11,72

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,04 1,08 1,01

5. Bangunan / Konstruksi 4,09 4,06 4,01

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 12,15 12,54 12,49

7. Angkutan dan Komunikasi 6,67 6,67 6,63

8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 6,17 6,16 6,18

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 11,67 11,58 11,66

PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo

Distribusi presentase PDRB berdasarkan harga berlaku sumbangan

sektor pertanian masih sangat besar yaitu sekitar 45,61 persen disusul

perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 12,49 persen. Industri

pengolahan menempati urutan ketiga sebesar 11,72 persen, kemudian

jasa-jasa 11,66 persen, angkutan komunikasi 6,63 persen, bank,

lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,18 persen dan

sektor konstruksi 4,01 persen. Listrik, gas dan air bersih menempati

urutan kedua terkecil ditribusi PDRB Yaitu sebesar 1,01 persen, dan

sektor pertambangan dan penggalian 0,68 persen.

B. Analisis Hipotesis

Setiap daerah pastilah memiliki kondisi yang berbeda jika

dibandingkan dengan kondisi daerah lain. Oleh karana itu terjadi pula

perbedaan kebijakan yang diterapkan oleh pelaksana pembangunan daerah

Page 78: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

78

yaitu pemerintah daerah. Setiap daerah memiliki ciri khusus yang pada

akhirnya akan mempengaruhi perekonomian daerah itu sendiri.

Di sinilah pentingnya posisi pemerintah daerah selaku pengambil

kebijakan di daerah. Pemerintah harus mengetahui secara pasti situasi dan

kondisi daerahnya dalam melaksanakan pembangunan supaya terjadi

keselarasan dalam pembangunan. Tidak ada tumpang tindih dana saling

merugikan antara pemerintah dengan masyarakatnya.

Pada bab ini akan dilakukan perhitungan dalam penentuan potensi

ekonomi daerah, khususnya Kabupaten Wonosobo. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Tipologi Klasen, Analisis Location

Quotient (LQ), dan Analisis Shift Share. Adapun data yang digunakan

adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Laju Pertumbuhan

PDRB Kabupaten Wonosobo, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

dan Laju Pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Tengah. Kesemua data di atas

dikumpulkan dari tahun 1996 sampai tahun 2006.

Dalam kaitan inilah terungkap secara nyata betapa penting dan

perlunya suatu penelitian mengenai potensi-potensi ekonomi unggulan

yang dimiliki suatu daerah. Dari penelitian ini hasilnya akan dibutuhkan

dan berguna dalam proses perencanaan pembangunan ekonomi daerah.

1. Tipologi Klasen (Klassen Typologi)

Tipologi Klasen dapat digunakan untuk mengetahui gambaran

tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah. Menurut

Page 79: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

79

Tipologi Klasen, masing-masing ekonomi di daerah dapat

diklasifikasikan sebagai sektor prima, berkembang, potensial dan

terbelakang. Analisis ini mendasarkan pengelompokkan suatu sektor

dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap

total PDRB suatu daerah. (Widodo Tri, 2006: 120)

Kriteria yang digunakan dalam Tipologi Klassen menurut Aswandi

dan Kuncoro adalah:

a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (hight growth and high

income), yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan

ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebuh tinggi

dibandingkan rata-rata wilayah referensi.

b. Daerah maju tetapi tertekan (high income but low growth),

yaitu daerah yang memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi,

tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah

disbanding rata-rata daerah atau wilayah referensi.

c. Daerah berkembang cepat (high growth and low income), yaitu

daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi

pendapatan perkapita lebih rendah disbanding rata-rata daerah

atau wilayah referensi.

d. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income), yaitu

daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan

pendapatan perkapita yang lebih rendah dibandingkan rata-rata

daerah atau wilayah referensi.

Page 80: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

80

Pendapatan

per kapita

Laju

pertumbuhan

Yi > y Yi < y

ri > r Cepat maju dan cepat

tumbuh.

Berkembang

cepat

ri < r Maju tetapi tertekan Relatif

tertinggal

Keterangan:

ri : Laju pertumbuhan ekonomi wilayah studi.

r : Laju pertumbuhan ekonomi wilayah referensi.

yi : Pendapatan perkapita wilayah studi.

y : pendapatan perkapita wilayah referensi

Tabel IV.11 Hasil Perhitungan Tipologi Klassen

KabupatenWonosobo

Tahun

Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah

Kategori Yi (Rp) ri (%) Y (Rp) ri (%)

1996 803.092,19 10,80 2.490.721,44 0,51 berkembang cepat

1997 789.054,50 -0,77 1.126.876,12 3,03 relatif tertinggal

1998 652.337,12 2,32 3.732.608,79 -11,74 berkembang cepat

1999 679.763,35 1,52 2.336.245,12 3,49 relatif tertinggal

2000 700.988,21 4,42 3.164.206,08 3,93 berkembang cepat

2001 711.699,24 1,02 3.206.366,17 3,33 relatif tertinggal

2002 719.482,95 2,02 3.365.590,06 3,56 relatif tertinggal

2003 1.971.051,68 2,11 4.100.668,16 4,98 relatif tertinggal

2004 2.000.456,59 2,34 4.284.047,89 5,13 relatif tertinggal

2005 2.037.774,41 3,19 4.484.910,42 5,35 relatif tertinggal

2006 2.099.787,23 3,23 4.682.824,26 5,33 relatif tertinggal

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Dalam Tabel IV.11 di atas diketahui bahwa Kabupaten Wonosobo

mengalami perubahan menurut Tipologi Klassen. Pada tahun 1996

Page 81: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

81

termasuk ke dalam klasifikasi daerah berkembang cepat karena laju

pertumbuhan PDRB lebih tinggi dibandingkan dengan daerah referensi

Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun 1997 Kabupaten Wonosobo termasuk

daerah dengan klasifikasi relatif tertinggal (low growth and low income).

Karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB di

Kabupaten Wonosobo lebih kecil dari Propinsi Jawa Tengah sebagai

daerah referensi.

Pada tahun 1998 berubah klasifikasinya menjadi daerah

berkembang cepat yang pada tahun 1997 merupakan daerah relatif

tertinggal. Kemudian pada tahun 1999 berubah lagi menjadi daerah

relatif tertinggal dan pada tahun 2000 kembali menjadi klasifikasi

berkembang cepat.

Sedangkan pada tahun 2000-2006 Kabupaten Wonosobo

merupakan daerah dengan klasifikasi daerah relatif tertinggal mengingat

laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita lebih kecil dari

Propinsi Jawa Tengah.

2. Analisis Location Quotient (LQ)

Setiap daerah pasti mempunyai tujuan untuk terus meningkatkan

pertumbuhan dan perekonomian daerahnya Salah satu usaha yang

dilakukan adalah dengan mempunyai kegiatan produksi yang hasilnya

telah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan sisanya

dapat diekspor ke negara lain. Mengenai kegiatan produksi tersebut

Page 82: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

82

tentunya setiap daerah berbeda-beda satu sama lain. Hal ini disebabkan

setiap daerah mempubya karakteristik yang berlainan.

Untuk menjelaskan perbedaan di atas dapat digunakan Teori Basis

Ekonomi. Dengan teori tersebut, dapat dilakukan mengenai sektor-

sektor yang mempunyai kelebihan produksi sehingga mampu

mengekspor ke daerah lain dalam kerangka perekonomian daerah.

Sektor yang mengekspor ke daerah lain disebut sektor basis.

Sedangkan sektor yang tidak mampu menekspor ke luar negeri disebut

sektor non basis. Sektor basis mempunyai pengaruh terhadap

perkembangan sektor non basis.

Alat pengukuran yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor

basis dan non basis adalah metode Locationt Quotient (LQ) dari

Bendavid-Val dalam Lincolin Arsyad adalah sebagai berikut:

tt

ii

ti

ti

VV

vv

VV

vv

/

/

/

/LQ

Keterangan:

vi : Pendapatan dari industri di suatu daerah.

vt : Pendapatan total daerah tersebut.

Vi : Pendapatan dari industri sejenis secara regional/ nasional.

Vt : Pendapatan regional/ nasional.

Page 83: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

83

Sementara itu menururt Isaard, Locationt Qoutient (LQ) dapat

dirumuskan: (Isaard, 1971: 24)

LQ = Si/S

Ni/N

Keterangan :

Si = Pendapatan dari suatu kegiatan di daerah tertentu.

S = Pendapatan total suatu daerah.

Ni = Pendapatan dari suatu kegiatan, sejenis secara nasional.

N = Pendapatan total nasional.

Menurut Bendavid (1991) terdapat tiga kategori hasil analisis LQ

pada suatu daerah :

1. Jika LQ > 1, maka daerah tersebut lebih berspesialisasi

(berpotensi) atas produk sektor tertentu, dibandingkan dengan

wilayah referensi.

2. Jika LQ < 1, maka daerah tersebut kurang berspesialisasi

(berpotensi) atas produk sektor tertentu dibandingkan dengan

wilayah referensi.

3. Jika LQ = 1, maka daerah tersebut mempunyai spesialisasi

(berpotensi) yang sama atas produk tertentu dibandingkan dengan

wilayah referensi.

Page 84: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

84

Pada penelitian ini, analisis LQ digunakan untuk mengetahui dari

sembilan sektor yang ada, manakah sektor basis dan non basis

Kabupaten Wonosobo.

Berdasarkan perhitungan LQ selama periode waktu 1996-2006

(Tabel IV.9) di Kabupaten Wonosobo dengan menggunakan data

PDRB Kabupaten Wonosobo dan PDRB Propinsi Jawa Tengah, dapat

diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal

ini berarti penentuan suatu sektor itu basis atau non basis didasarkan

atas nilai bruto sektoral atas aktivitas produksinya. Berikut hasil

perhitungan LQ dari tahun 1996-2006.

Tabel IV.12.a Hasil Perhitungan Locational Quotient Kabupaten

Wonosobo

Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun 1996-2006

Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha 1996 1997 1998 1999 2000 2001

1. Pertanian 1,797 2,801 2,794 2,453 2,446 2,358

2. Pertambangan & Penggalian 0,504 0,675 0,701 0,644 0,656 0,677

3. Industri Pengolahan 100,545 0,16 0,215 0,234 0,234 0,278

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 0,763 1,059 1,06 1,197 1,197 1,329

5. Bangunan / Konstruksi 1,307 1,742 2,326 1,361 1,361 1,114

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 0,384 0,548 0,568 0,745 0,745 0,77

7. Angkutan dan Komunikasi 1,036 1,479 1,366 1,274 1,274 1,298

8. Bank, Lembaga Keuangan,

Persewaan 0,685 0,902 1,181 0,951 0,951 1,113

& Jasa Perusahaan

9. Jasa – Jasa 0,487 0,775 0 0,671 0,671 0,726

Page 85: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

85

Lapangan Usaha 2002 2003 2004 2005 2006 Rata-rata

1. Pertanian 2,399 2,298 2,322 2,344 2,384 2,4

2. Pertambangan & Penggalian 0,694 0,938 0,724 0,705 0,649 1,233

3. Industri Pengolahan 0,281 0,352 0,348 0,345 0,346 9,396

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,385 0,945 0,918 0,876 0,841 1,052

5. Bangunan / Konstruksi 1,23 0,741 0,736 0,726 0,719 1,193

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 0,749 0,538 0,555 0,554 0,555 0,61

7. Angkutan dan Komunikasi 1,259 1,214 1,237 1,205 1,184 1,256

8. Bank, Lembaga Keuangan,

Persewaan 1,082 1,694 1,726 1,736 1,729 1,256

& Jasa Perusahaan

9. Jasa – Jasa 0,717 1,06 1,059 1,065 1,038 0,754

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Berdasarkan Tabel IV.12.a di atas dapat diketahui bahwa selama

kurun waktu 1996-2006 ada kecenderungan terjadi fluktuasi dalam

sektor-sektor tersebut. Sektor-sektor tersebut tetap menjadi sektor basis

ataupun masih menjadi sektor non basis. Sebagai contoh, sektor

pertanian pada tahun 1996 nilai LQ adalah 1,797 dan cenderung menjadi

sektor basis sampai pada tahun 2006 dan mengalami kenaikan menjadi

2,384. Demikian juga dengan sektor-sektor yang lain, walaupun ada

perubahan nilai LQ nya, peranannnya tetap menjadi sektor basis ataupun

sektor non basis.

Dari perhitungan tersebut maka dapat dilihat per tahun sektor-

sektor yang mengalami perubahan basis atau non basisnya.

Page 86: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

86

Tabel IV.12.b Hasil Perhitungan Locational Quotient Kabupaten

Wonosobo

Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun 1996-2006

Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha 1996 1997 1998 1999 2000 2001

1. Pertanian B B B B B B

2. Pertambangan & Penggalian NB NB NB NB NB NB

3. Industri Pengolahan B NB NB NB NB NB

4. Listrik, Gas, & Air Bersih NB B B B B B

5. Bangunan / Konstruksi B B B B B B

6. Perdagangan, Hotel, &

Restoran NB NB NB NB NB NB

7. Angkutan dan Komunikasi B B B B B B

8. Bank, Lembaga Keuangan,

Persewaan NB B B NB NB NB

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa NB NB NB NB NB NB

Lapangan Usaha 2002 2003 2004 2005 2006 Rata-rata

1. Pertanian B B B B B B

2. Pertambangan & Penggalian NB B NB NB NB B

3. Industri Pengolahan NB NB NB NB NB B

4. Listrik, Gas, & Air Bersih B NB NB NB NB B

5. Bangunan / Konstruksi B NB NB NB NB B

6. Perdagangan, Hotel, &

Restoran NB NB NB NB NB NB

7. Angkutan dan Komunikasi B B B B B B

8. Bank, Lembaga Keuangan,

Persewaan B B B B B B

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa NB B B B B NB

Keterangan: B= Basis; NB= Non Basis

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Pada sektor pertanian dari tahun 1996 sampai 2006 cenderung

stabil, yaitu menjadi sektor basis. Untuk sektor pertambangan dan

penggalian dari tahun 1996 sampai 2002 menjadi sektor non basis

sedangkan pada tahun 2003 berubah menjadi sektor basis, pada tahun

2004 sampai 2006 kembali sektor non basis, pada rata-rata menjadi

sektor basis. Kemudian di sektor industri pengolaha dapat dilihat

perubahannya dari tahun 1996 yang semula basis menjadi non basis di

Page 87: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

87

tahun 1997 sampai 2006. Sektor listrik, gas dan air bersih tahun 1996

non basis di tahun 1997 sampai 2002 berubah menjadi sektor basis,

berubah menjadi sektor non basis tahun 2003 sampai 2006.

Selanjutnya pada sektor bangunan/konstruksi dari tahun 1996

sampai 2002 menjadi sektor basis tetapi pada tahun 2003 sampai 2006

berubah menjadi non basis. Sektor perdagangan, hotel dan restoran dari

tahun 1996 sampai 2006 tetap menjadi sektor non basis. Sektor angkutan

dan komunikasi tetap stabil menjadi sektor basis dari tahun 1996-2006.

Untuk sektor bank, lembaga keuangan, persewaan menjadi sektor non

basis di tahun 2006 kemudian berubah menjadi basis tahun 1997 sampai

1998, tahun 1999 sampai 2001 menjadi sektor non basis tetapi pada

tahun 2002 sampai 2006 kembali menjadi sektor basis. Kemudian pada

sektor terakhir yaitu sektor jasa dari tahun 1996 sampai 2002 adalah

sektor non basis, berubah di tahun 2003 sampai 2006 menjadi sektor

basis.

Sementara itu, dalam periode waktu 1996-2006 tersebut jika dilihat

secara rata-rata maka dapat diidentifikasikan sektor-sektor yang

merupakan sektor basis, yaitu:

1. Sektor Pertanian (2,4)

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian (1,233)

3. Sektor Industri Pengolahan (9,396)

4. Sektor Listrik, gas dan Air Bersih (1,052)

5. Sektor Bangunan/ Konstruksi (1,193)

Page 88: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

88

6. Sektor Angkutan dan Komunikasi (1,256)

7. Sektor Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan (1,256)

Tujuh sektor inilah yang merupakan sektor yang dikatakan

memiliki keunggulan sehingga mampu memenuhi kebutuhan di

Kabupaten Wonosobo bahkan mampu mengekspornya ke luar

Kabupaten Wonosobo.

Sedangkan sektor-sektor yang termasuk non basis adalah:

1. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (0,610)

2. Sektor Jasa-Jasa (0,754)

Berdasarkan Tabel IV.11 juga dapat diketahui secara rata-rata nilai

LQ yang terbesar adalah Sektor Industri Pengolahan (9,369); sektor

terbesar ke dua adalah Sektor Pertanian (2,4); sedangkan yang berada di

urutan ke tiga adalah sektor Angkutan dan Komunikasi; dan Sektor

Bank, Lembaga Keuangan dan Persewaan yang mempunyai nilai rata-

rata sama yaitu (1,256). Hal ini menunjukkan bahwa pada kurun waktu

tersebut Sektor Industri Pengolahan merupakan sektor yang sangat

menunjang pembangunan ekonomi di Kabupaten Wonosobo, walaupun

Sektor Pertanian; Sektor Angkutan dan Komunikasi; serta Sektor Bank,

Lembaga Keuangan dan Persewaan tidak dapat dikesampingkan.

Page 89: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

89

3. Analisis Shift Share (SSA)

Alat analisis lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Analisis Shift Share/ Shift Share Analysis (SSA). Dengan alat ini maka

pergeseran struktur perekonomian suatu daerah dapat diuji. Metode ini

menganalisis pergeseran struktur perekonomian daerah perencanaan

dalam hubungannya dengan perekonomian yang lebih tinggi

tingkatannya serta mampu mengetahui sektor-sektor apa saja yang

termasuk dalam sektor unggulan.

Kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah kriteria

pertumbuhan yaitu melihat dai suatu kegiatan (terutama melihat

perbedaan pertumbuhan) baik dalam skala lebih luas maupun skala

yang lebih kecil. Kriteria ini diperoleh dengan membandingkan kinerja

sektor-sektor di suatu wilayah relatif terhadap kinerja perekonomian

yang lebih tinggi akan diperoleh pengaruh wilayah perencanaan

kabupaten dengan wilayah propinsi atau wilayah propinsi dengan suatu

wilayah negara (nasional).

Sedangkan secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut

(Lincolin Arsyad, 1999: 140):

V* = (V1/V) + (Vi1/V1/V) + (Yi1/Yi – Vi1/V1)

Keterangan:

V* = Perubahan pendapatan wilayah perencanaan.

V1 = Pendapatan total wilayah referensi pada tahun akhir.

V = Pendapatan total wilayah referensi pada tahun dasar.

Page 90: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

90

Vi1 = Pendapatan sektor i wilayah referensi pada tahun akhir.

Vi = Pendapatan sektor i wilayah referensi pada tahun akhir.

Yi1= Pendapatan sektor i wilayah perencanaan studi pada tahun

akhir

Yi = Pendapatan sektor i wilayah perencanaan studi pada tahun

dasar.

Ruas pertama dari rumus di atas menyatakan kompponen

pertumbuhan wilayah pengamatan (kabupaten), ruas kedua

menyatakan komponen pertumbuhan daya saing Kabupaten

Wonosobo.

Indikatornya:

1. Apabila komponen pertumbuhan proporsional suatu sektor > 0,

maka sektor yang bersangkutan mengalami pertumbuhan yang

cepat dan memberikan pengaruh yang positif kepada perekonomian

daerah, begitu pula sebaliknya.

2. Apabila komponen daya saing suatu sektor < 0, maka keunggulan

komparatif dari sektor tersebut meningkat dalam perekonomian

yang lebih luas, begitu pula sebaliknya.

Berikut perhitungan SSA menggunakan data PDRB.

Page 91: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

91

Tabel IV. 13 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/sektor Tahun

1996-1997 Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,511 -0,543 0,22 0,99

2. Pertambangan &

Penggalian 1,511 -0,397 -0,134 0,978

3. Industri Pengolahan 1,511 1027,205 -1027,64 1,076

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 1,511 -0,376 0 1,033

5. Bangunan /

Konstruksi 1,511 -0,442 -1,33 0,935

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 1,511 -0,447 0,027 0,991

7. Angkutan dan

Komunikasi 1,511 -0,475 -0,064 0,971

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 1,511 -0,431 -0,146 0,933

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,511 -0,484 -1,551 -0,484

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Dari Tabel 1V.13 di atas terlihat bahwa terjadi perubahan

pendapatan yang positif untuk sektor usaha di Kabupaten Wonosobo

kecuali sektor jasa, walaupun besarnya bervariasi dari tiap sektor. Jika

diurutkan perubahan yang terbesar yaitu pada Sektor Industri

Pengolahan (1,076). Berikutnya adalah Sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih (1,033); Sektor Perdagangan, hotel dan restoran (0,991); Sektor

Pertanian (0,99); Sektor Peratambangan dan Penggalian (0,978);

Sektor angkutan dan Komunikasi (0,971); Sektor

Bangunan/Konstruksi (0,935). Selanjutnya Sektor Bank, Lembaga

Keuangan, aPersewaan dan Jasa Perusahaan (0,933) dan yang paling

rendah adalah Sektor Jasa-jasa (-0,484).

Page 92: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

92

Sektor-sektor usaha yang komponen pertumbuhan proporsionalnya

mempunyai nilai positif hanyalah sektor industri pengolahan

(1027,205).

Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor usaha tersebut

pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

sektor-sektor usaha sejenis di Propinsi Jawa Tengah dan memberikan

pengaruh positif terhadap perekonomian wilayahnya. Sedangkan

sektor-sektor usaha yang lainnya mempunyai pertumbuhan yang lebih

lambat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai negatif pada komponen

pertumbuhan proporsional. Hal ini berarti bahwa sektor-sektor usaha

tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor usaha

sejenis di Propinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa struktur

perekonomian Kabupaten Wonosobo pada tahun 1996-1997 didukung

oleh sektor primer dan tersier, tetapi disisni sektor tersier yang lebih

berperan dibandingkan dengan sektor primer.

Page 93: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

93

Tabel IV. 14 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/sektor Tahun

1997-1998 Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 0,882 0,083 0,023 0,989

2. Pertambangan &

Penggalian 0,882 0,046 0,016 0,99

3. Industri Pengolahan 0,882 1027,834 -1027,536 1,18

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 0,882 0,252 0 1,065

5. Bangunan /

Konstruksi 0,882 0,186 -0,138 0,93

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 0,882 0,027 0,058 0,968

7. Angkutan dan

Komunikasi 0,882 0,065 -0,032 -0,084

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 0,882 -0,224 0,226 0,884

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 0,882 0,021 -0,064 0,839

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Tabel IV.14 menunjukkan bahwa terjadi perubahan pendapatan

yang positif untuk sektor-sektor di atas kecuali sektor angkutan dan

komunikasi. Sektor-sektor tersebut yang mempunyai perubahan

pendapatan terbesar adalah Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (1,065).

Selanjutnya Sektor Industri Pengolahan (1,18); Sektor Pertanian

(0,098); Sektor Pertambangan dan Penggalian (0,99); Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran (0,968); Sektor

Bangunan/Konstruksi (0,93); Kemudian Sektor Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (0,884); Sektor Jasa-jasa

(0,839) dan yang terakhir adalah Sektor Angkutan dan Komunikasi (-

0,084).

Page 94: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

94

Untuk sektor-sektor usaha yang pertumbuhan proporsionalnya

mempunyai nilai positif adalah: Sektor Idustri Pengolahan (1027,536);

disusul Sektor Pertanian (0,083); Sektor Bangunan/Konstruksi (0,186);

Sektor Angkutan dan Komunikasi (0,065); Sektor Pertambangan dan

Penggalian (0,046); Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (0,027)

dan Sektor Jasa-jasa (0,021).

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa struktur ekonomi

Kabupaten Wonosobo tahun1997-1998 bergantung pada sektor primer,

sekunder dan tersier. Namun disisni sektor tersier lebih mempunyai

peranan dibandingkan sektor primer dan sekunder.

Tabel IV. 15 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/sektor Tahun

1998-1999 Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,034 -0,004 -0,184 0,846

2. Pertambangan &

Penggalian 1,034 0,019 -0,148 0,906

3. Industri Pengolahan 1,034 0,67 -0,056 1,046

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 1,034 0,68 0,062 1,165

5. Bangunan /

Konstruksi 1,034 0,084 -0,506 0,612

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 1,034 -0,002 0,233 1,265

7. Angkutan dan

Komunikasi 1,034 0,067 -0,141 1,961

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 1,034 0,002 -0,255 0,781

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,034 -0,036 -0,158 0,839

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Dari hasil analisis tahun 1998-1999 pada Tabel IV.15 diketahui

terjadi perubahan pendapatan yang positif untuk semua sektor usaha.

Page 95: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

95

Perubahan pendapatan terjadi pada Sektor Angkutan dan Komunikasi

(1,961). Kemudian Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (1,265);

Sektor Listrik, gas dan Air Bersih (1,365); Sektor Industri Pengolahan

(1,046); selanjutnya Sektor Pertambangan dan Penggalian (0,906);

Sektor Pertanian (0,846); Sektor Jasa0jasa (0,839); Sektor Bank,

Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (0,781) dan yang

paling rendah yaitu pada Sektor Bangunan/Konstruksi (0,612).

Sedangkan unruk pertumbuhan proporsional yang mempunyai nilai

positif terdapat pada beberapa sektor yaitu: Sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih (0,68). Disusul Sektor Industri Pengolahan (0,67); Sektor

Bangunan/Konstruksi (0,084); Sektor Angkutan dan Komunikasi

(0,067); Sektor Pertambangan dan Penggalian (0,017) dan Sektor

Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (0,002).

Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa struktur

perekonomian di Kabupaten Wonosobo tahun 1998-1999 didominasi

oleh sektor sekunder dan tersier saja.

Page 96: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

96

Tabel IV. 16 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/sektor Tahun

1999-2000 Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,039 -0,007 0,002 1,034

2. Pertambangan &

Penggalian 1,039 -0,014 0,024 1,049

3. Industri Pengolahan 1,039 -0,007 0,099 1,131

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 1,039 0,057 0 1,105

5. Bangunan /

Konstruksi 1,039 -0,024 -0,17 0,844

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 1,039 0,027 0,007 1,074

7. Angkutan dan

Komunikasi 1,039 0,015 0 1,055

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 1,039 -0,009 0,078 1,108

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,039 -0,026 0,044 1,057

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Dari Tabel IV.16 dapat diketahui perubahan pendapatan yang

positif untuk semua sektor usaha. Jika diurutkan menurut perubahan

pendapatan terbesar, perubahan itu terjadi pada Sektor Industri

Pengolahan (1,131). Kemudian Sektor Bank, Lembaga Keuangan,

Persewaan dan Jasa Perusahaan (1,108); Sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih (1,105); Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (1,074);

Sektor Jasa-jasa (1,057); selanjutnya Sektor Angkutan dan

Koimunikasi (1,055); Sektor Pertambangan dan Penggalian (1,049)

dan Sektor Bangunan/Konstruksi (0,844).

Sementara itu sektor-sektor usaha yang mempunyai pertumbuhan

proporsional yang positif yaitu: Sektor Listrik, Gas dan air Bersih

Page 97: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

97

(0,057); Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (0,027) dan Sektor

Angkutan dan Komunikasi (0,015).

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa struktur perekonomian

Kabupaten Wonosobo tahun 1999-2000 didominasi oleh sektor-sektor

primer,sekunder dan tersier tetapi yang lebih mempunyai peran adalah

sektor tersier karena hampir semua sektor tersier mempunyai daya

saing yang lebih cepat dibanding sektor di tingkat regional.

Tabel IV. 17 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/sektor Tahun

2000-2001 Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,033 -0,015 -0,058 0,959

2. Pertambangan &

Penggalian 1,033 0,054 0,009 1,097

3. Industri Pengolahan 1,033 -0,001 0,66 1,098

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 1,033 -0,002 0 1,115

5. Bangunan /

Konstruksi 1,033 0,082 -0,123 0,991

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 1,033 0,014 0,009 1,057

7. Angkutan dan

Komunikasi 1,033 0,047 -1,069 1,081

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 1,033 -0,022 0,068 1,078

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,033 -0,016 0,018 1,035

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Dari hasil analisis tahun 2000-2001 pada Tabel IV.17, diketahui

terjadi perubahan yang positif untuk semua sektor usaha. Dimulai dari

sektor yang mengalami perubahan pendapatan paling besar yaitu:

Sektor Listrik, Gas dan Air bersih (1,115). Selanjutnya Sektor Industri

Pengolahan (1,098); Sektor Pertambangan dan penggalian (1,097);

Page 98: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

98

Sektor Angkutan dan Komunikasi (1,081); Sektor Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (1,078); Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran (1,057). Berikutnya adalah Sektor

Jasa-jasa (1,035); Sektor Bangunan/Konstruksi (0,991) dan sektor

Pertanian (0,959).

Sedangkan sektor-sektor usaha yang komponen pertumbuhan

proporsionalnya mempunyai nilai positif adalah: Sektor Bangunan dan

Konstruksi (0,082); Sektor Industri Pengolahan (0,054) dan Sektor

Angkutan dan Komunikasi (0,047).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa struktur

perekonomian Kabupaten Wonosobo tahun 2000-2001 didominasi

oleh sektor tersier dari pada sektor primer dan sekunder.

Tabel IV. 18 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/sektor Tahun

2001-2002 Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,036 -0,026 0,001 1,012

2. Pertambangan &

Penggalian 1,036 -0,031 0,009 1,013

3. Industri Pengolahan 1,036 -0,022 -0,004 1,008

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 1,036 -0,03 0 1,03

5. Bangunan /

Konstruksi 1,036 -0,103 0,08 1,013

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 1,036 0,052 -0,045 1,043

7. Angkutan dan

Komunikasi 1,036 0,003 0 1,039

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 1,036 0,017 -0,045 1,017

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,036 1,015 -0,029 1,015

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Page 99: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

99

Dari Tabel IV.18 di atas menunjukkan bahwa semua sektor usaha

mengalami perubahan pendapatan yang positif. Sektor usaha yang

mengalami perubahan pendapatan paling besar adalah Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran (1,043). Kemudian Sektor Angkutan

dan Komunikasi (1,039); Sektor Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan (1,039); Sektor Jasa-jasa (1,015); Sektor

Bangunan/Konstruksi (1,013); Selanjutnya Sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih (1,013); Sektor Pertanian (1,012); dan yang paling kecil adalah

Sektor Industri pengolahan (1,008).

Sementara itu beberapa sektor usaha yang mempunyai komponen

pertumbuhan proporsionalnya positif adalah: Sektor Jasa-jasa (1,015);

Sektor Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

(0,017); dan Sektor Angkutan dan Komunikasi (0,003).

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa struktur perekonomian

Kabupaten Wonosobo tahun 2001-2002 didominasi oleh sektor primer

dan sekunder.

Page 100: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

100

Tabel IV. 19 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/sektor Tahun

2002-2003 Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 2,92 0,206 -0,294 2,832

2. Pertambangan &

Penggalian 2,92 -2,719 1,695 1,895

3. Industri Pengolahan 2,92 0,263 0,584 3,767

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 2,92 -1,008 -1 1,234

5. Bangunan /

Konstruksi 2,92 1,454 -1,88 2,493

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 2,92 -0,402 -0,8 1,709

7. Angkutan dan

Komunikasi 2,92 -0,345 -0,224 2,349

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 2,92 -0,22 1,297 3,995

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 2,92 0,093 1,204 4,213

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Berdasarkan Tabel IV.19 dapat dilihat perubahan pendapatan untuk

semua sektor usaha mempunyai perubahan yang positif. Perbahan yang

terbesar terjadi pada Sektor Jasa-jasa (4,213). Berikutnya adalah sektor

Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (3,995);

urutan selanjutnya adalah Sektor Industri Pengolahan (3,767); Sektor

Pertanian (2,832); Sektor Bangunan/Konstruksi (2,493); Sektor

Angkutan dan Komunikasi (2,349); Sektor Pertambangan dan

Penggalian (1,895); Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (1,709) dan

sektor yang paling terkecil adalah Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

(1,234).

Page 101: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

101

Untuk sektor usaha yang pertumbuhan proporsionalnya

mempunyai nilai positif adalah: Sektor Bangunan/Konstruksi (1,454);

Sektor Industri Pengolahan (0,263); Sektor Pertanian (0,206).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa struktur

perekonomian Kabupaten Wonosobo tahun 2002-2003 bergantung pada

sektor tersier dari pada sektor primer dan sekunder. Disini sektor tersier

mempunyai daya saing yang lebih cepat dibanding sektor di tingkat

regional.

Tabel IV. 20 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/sektor Tahun

2003-2004 Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,06 -0,007 -0,026 1,027

2. Pertambangan &

Penggalian 1,06 9,226 -9,852 1,035

3. Industri Pengolahan 1,06 0,003 -0,051 1,012

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 1,06 0,025 0 1,013

5. Bangunan /

Konstruksi 1,06 0,07 -0,045 1,032

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 1,06 -0,036 -0,004 1,02

7. Angkutan dan

Komunikasi 1,06 -0,014 -0,017 1,028

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 1,06 -0,023 -0,017 1,02

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,06 -0,005 -0,039 1,016

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Dari hasil analisis tahun 2003-2004 pada Tabel IV.20 terlihat

bahwa terjadi perubahan pendapatan yang positif untuk semua sektor.

Sektor-sektor tersebut apabila diurutkan dari perubahan yang paling

besar adalah: Sektor Pertambangan dan Penggalian (1,035). Berikutnya

Page 102: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

102

Sektor Bangunan/Konstruksi (1,032); Sektor Angkutan dan Komunikasi

(1,028); Sektor Pertanian (1,027); Sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran (1,02); Urutan selanjutnya adalah Sektor Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (1,02); Sektor Jasa-jasa

(1,016); Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (1,013); dan yang terendah

adalah Sektor Industri Pengolahan (0,012).

Sedangkan untuk sektor usaha yang mempunyai komponen

pertumbuhan yang positif adalah: Sektor Pertambangan dan Penggalian

(9,226); Sektor Bangunan/Konstruksi (0,07); Sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih (0,025); dan Sektor Industri Pengolahan (0,003).

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa struktur perekonomian

Kabupaten Wonosobo tahun 2003-2004 didominasi oleh sektor

sekunder, dari pada sektor primer dan tersier. Sektor sekunder tersebut

hanya Sektor Listrik, Gas dan Air minum saja.

Page 103: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

103

Tabel IV. 21 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/sektor Tahun

2004-2005 Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,053 -0,007 -0,012 1,034

2. Pertambangan &

Penggalian 1,053 0,039 -0,049 1,043

3. Industri Pengolahan 1,053 -0,005 -0,029 1,018

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 1,053 0,054 0 1,038

5. Bangunan /

Konstruksi 1,053 0,015 -0,034 1,033

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 1,053 0,006 -0,024 1,036

7. Angkutan dan

Komunikasi 1,053 0,019 -0,049 1,023

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 1,053 -0,003 -0,015 1,034

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,053 -0,005 -0,015 1,032

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Dari Tabel IV.21 dapat dilihat bahwa perubahan pendapatan yang

terjadi pada semua sektor adalah positif. Apabila diurutkan dari sektor

yang mempunyai perubahan pendapatn paling besar adalah; Sektor

Pertambangan dan Penggalian (1,043). Selanjutnya Sektor Listri, Gas

dan Air Bersih (1,038); Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (1,036);

Sektor Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

(1,034); Sektor Pertanian (1,034); Sektor Bangunan/Konstruksi (1,033).

Berikutnya Sektor Jasa-jasa (1,032); Sektor Angkutan dan Komunikasi

(1,023); dan yang terakhir Sektor Industri Pengolahan (1,018).

Sementara itu sektor usaha yang pertumbuhan proposionanya

memiliki nilai positif yaitu; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (0,054);

Sektor Pertambangan dan Penggalian (0,039); Sektor Angkutan dan

Page 104: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

104

Komunikasi (1,032); Sektor Bangunan/Konstruksi (0,015); Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran (0,006).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa struktur

perekonomian Kabupaten Wonosobo tahun 2004-2005 didominasi oleh

sektor sekunder, yaitu hanya Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih.

Tabel IV. 22 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten

Wonosobo Menurut Lapangan Usaha/sektor Tahun

2005-2006 Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,052 -0,016 -0,002 1,033

2. Pertambangan &

Penggalian 1,052 0,101 -0,112 1,041

3. Industri Pengolahan 1,052 -0,007 -0,017 1,027

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 1,052 0,011 0 1,003

5. Bangunan /

Konstruksi 1,052 0,008 -0,03 1,03

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 1,052 0,005 -0,018 1,04

7. Angkutan dan

Komunikasi 1,052 0,013 -0,038 1,027

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 1,052 0 -0,026 1,026

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,052 0,036 -0,047 1,031

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Berdasarkan analisis Tabel IV.22 di atas menunjukkan bahwa

semua sektor usaha memiliki perubahan pendapatan yang positif.

Perubahan pendapatan paling besar terdapat pada sektor Pertambangan

dan Penggalian (1,041). Berikutnya adalah Sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran (1,04). Urutan selanjutnya adalah Sektor Pertanian (1,033);

Sektor Jasa-jasa (1,031); Sektor Bangunan/Konstruksi (1,03); Sektor

Industri Pengolahan (1,027); Sektor Angkutan dan Komunikasi (1,027);

Page 105: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

105

Sektor Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

(1,026); dan yang terakhir adalah Sektor Liastrik, Gas dan Air Bersih

(1,003).

Untuk pertumbuhan proporsional yang mempunyai nilai positif

yaitu terdapat pada Sektor Industri Pengolahan (1,101); Sektor Jasa-jasa

(0,036); Sektor Angkutan dan Komunikasi (0,013); Sektor Listrik, Gas

dan Air Bersih (0,011); Sektor Bangunan/Konstruksi (0,008); dan Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran (0,005).

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa struktur perekonomian

Kabupaten Wonosobo tahun 2005-2006 didominasi oleh sektor sekunder

daripada sektor primer dan tersier.

Tabel IV. 23 Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Rata-Rata

Kabupaten Wonosobo Menurut Lapangan

Usaha/sektor Tahun 1996-2006 Menggunakan Data

PDRB

Lapangan Usaha Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Perubahan

Nasional Proporsional Daya Saing Pendapatan

V1/V (Vi1/Vi)-(V1/V) (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,262 -0,033 -0,052 1,759

2. Pertambangan &

Penggalian 1,262 0,632 -0,789 1,105

3. Industri Pengolahan 1,262 205,532 -205,458 1,336

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 1,262 -0,094 0 1,08

5. Bangunan /

Konstruksi 1,262 0.127 -0,298 1,091

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran 1,262 -0,075 -0,066 1,12

7. Angkutan dan

Komunikasi 1,262 -0,06 -0,156 1,045

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan 1,262 -0,09 -0,116 1,288

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,262 -0,042 -0,059 1,16

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Page 106: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

106

Apabila dilihat secara rata-rata dalam periode waktu 1996-2006

seperti pada Tabel IV.23, dapat dilihat bahwa perubahan pendapatan

rata-rata semua sektor mengalami perubahan yang positif. Perubahan

terbesar terdapat pada Sektor Pertanian (1,759). Selanjutnya adalah

Sektor Industri Pengolahan (1,336). Kemudian secara berurutan adalah

Sektor Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

(1,288); Sektor Angkutan dan Komunikasi (1,045); Sektor Perdagangan,

Hotel dan Restoran (1,120); Sektor Pertambangan dan Penggalian

(1,105); Sektor Bangunan/Konstruksi (1,091); dan yang paling rendah

adalah Sektor Listri, Gas dan Air Bersih (1,080).

Sementara itu untuk komponen pertumbuhan yang mempunyai

nilai positif adalah: Sektor Industri Pengolahan (205,532); Sektor

Pertambangan dan Penggalian (0,632) dan Sektor Bangunan/Konstruksi.

Dari Hasil tersebut dapat diketahui bahwa struktur perekonomian

Kabupaten Wonsobo secara rata-rata dalam periode 1996-2006 masih

didominasi oleh sektor sekunder, tetapi hanya satu jenis sektor saja

yaoitu Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Sektor tersebut mempunyai

daya saing yang lebih tinggi dibanding dengan sektor-sektor yang lain.

4. Analisis Gabungan LQ-SSA

Analisis gabungan ini digunakan untuk menentukan sektor-sektor

yang benar-benar merupakan sektor unggulan di Kbupaten Wonosobo

yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Sektor-sektor tersebut dinilai

Page 107: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

107

dari sisi basis atau nanbasisnya, keunggulan komparatifnya, dan laju

pertumbuhannya. Cara penilaiannya adalah dengan memberikan

kriteria sebagai berikut:

Prioritas pertama adalah bilamana suatu sektor merupakan sektor

basis, mempunyai keunggulan komparatif, dan laju pertumbuhan

cepat.

Prioritas kedua adalah bilamana suatu sektor merupakan:

1. Sektor basis dengan mempunyai keunggulan komparatif.

2. Sektor basis dan pertumbuhannya cepat.

3. Sektor basis namun mempunyai keunggulan komparatif dan

pertumbuhan cepat.

Prioritas ketiga adalah bilamana suatu sektor hanya mempunyai

keunggulan komparatif atau merupakan sektor basis.

Prioritas keempat adalah bilamana suatu sektor hanya mempunyai

potensi pertumbuhan saja.

Prioritas kelima adalah apabila sektor tersebut merupakan sektor

basis dan tidak memiliki apa-apa.

Prioritas keenam adalah suatu sektor atau sub sektor tidak

mempunyai sektor apapun dan bukan sektor basis.

Berdasarkan analisis struktur ekonomi melalui analisis LQ dan

Shift Share di atas yang kemudian disambungkan maka akan diperoleh

hasil sebagai berikut:

Page 108: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

108

Tabel IV.24 Hasil Perhitungan Gabungan Analisis LQ dan SSA

Tahun 1996-2006 Menggunakan data PDRB

Lapangan Usaha LQ SSA Rangking

Tumbuh Unggul Tumbuh Tidak

Cepat Komparatif Lambat Unggul

Komparatif

1. Pertanian B - - V

2. Pertambangan &

Penggalian B + - II

3. Industri Pengolahan B + - II

4. Listrik, Gas, & Air

Bersih B + - III

5. Bangunan /

Konstruksi B + - II

6. Perdagangan, Hotel,

& Restoran NB - - VI

7. Angkutan dan

Komunikasi B - - V

8. Bank, Lembaga

Keuangan, Persewaan B - - V

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa NB - - VI

Ket: B= Basis; NB= Non Basis.

Sumber: BPS Kab. Wonosobo Dalam Angka diolah, lihat lampiran

Berdasarkan Tabel IV.24 dapat dilihat bahwa setelah dilakukan

berbagai pendekatan analisis terhadap perekonomian Kabupaten

Wonosobo dengan menggunakan metode LQ dan SSA, maka hasil dari

gabungan kedua analisis tersebut dapat memberikan usulan alternatif

program pengembangan regional Kabupaten Wonosobo sebagai berikut:

1. Pengembangan sektor proiritas utama tidak ada.

2. Pengembangan sektor prioritas kedua meliputi:

a. Pertambangan dan Penggalian.

b. Industri Pengolahan.

c. Bangunan/Konstruksi

3. Pengembangan sektor prioritas ketiga hanyalah Listrik, Gas dan Air

Bersih.

Page 109: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

109

4. Pengembangan sektor prioritas keempat tidak ada

5. Pengembangan sektor prioritas kelima meliputi:

a. Pertanian.

b. Angkutan dan Komunikasi.

c. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.

6. Pengembangan sektor prioritas keenam meliputi:

a. Perdagangan, Hotel dan Restoran.

b. Jasa-jasa.

Page 110: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

110

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang dianalisis maka Analisis Penentuan

Potensi Ekonomi Kabupaten Wonosobo Tahun 1996-2006 dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis Typology Klassen pada kurun waktu 1996-

2006 Kabupaten Wonosobo mengalami perubahan pola struktur

pertumbuhan. Pada tahun 1996, 1998 dan tahun 2000 merupakan

daerah dengan klasifikasi daerah berkembang cepat. Sedangkan

pada tahun 1997, 1999,2001 sampai 2006 merupakan daerah relatif

tertinggal.

2. Sektor-sektor basis yang mendukung perekonomian Kabupaten

Wonosobo selama kurun waktu 1996-2006 adalah sebagai berikut:

1. Sektor Pertanian (2,4)

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian (1,233)

3. Sektor Industri Pengolahan (9,396)

4. Sektor Listrik, gas dan Air Bersih (1,052)

5. Sektor Bangunan/ Konstruksi (1,193)

6. Sektor Angkutan dan Komunikasi (1,256)

95

Page 111: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

111

7. Sektor Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan (1,256).

3. Sektor-sektor yang termasuk sektor unggulan di Kabupaten

Wonosobo selama kurun waktu 1996-2006 diurutkan menurut

prioritas pengembangannya adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan sektor proiritas utama tidak ada.

2. Pengembangan sektor prioritas kedua meliputi:

a. Pertambangan dan Penggalian.

b. Industri Pengolahan.

c. Bangunan/Konstruksi

3. Pengembangan sektor prioritas ketiga hanyalah Listrik, Gas dan

Air Bersih.

4. Pengembangan sektor prioritas keempat tidak ada

5. Pengembangan sektor prioritas kelima meliputi:

a. Pertanian.

b. Angkutan dan Komunikasi.

c. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.

6. Pengembangan sektor prioritas keenam meliputi:

a. Perdagangan, Hotel dan Restoran.

b. Jasa-jasa.

Page 112: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

112

B. Saran-saran

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan saran-saran sebagai

berikut:

1. Pemerintah Kabupaten Wonosobo diharapkan membuat

perencanaan kebijakan pembangunan daerah yang bersifat

strategis. Peningkatan kegiatan pembangunan dapat dilakukan guna

menunjang laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita

Kabupaten Wonosobo.

2. Sektor-sektor yang termasuk sektor basis perlu dipertahankan agar

sektor-sektor tersebut tetap menjadi penopang dan pendukung

utama perekonomian Kabupaten Wonosobo dan dapat merangsang

ekonomi non basis untuk berkembang menjadi sektor basis. Antara

lain dengan berusaha mempromosikan sektor usaha yang menjadi

basis ekonomi ke luar daerah guna menarik investor baru yang

bersedia mengembangkan sektor usaha tersebut.

3. Pemerintah Kabupaten Wonosobo perlu melakukan pengembangan

setiap sektor serta memperhatikan urutan pengembangan suatu

sektor. Sektor dalam prioritas pertama hendaknya dilakukan

pengembangan terlebih dahulu dibandingkan dengan sektor-sektor

yang masuk ke dalam prioritas-prioritas di bawahnya.

Page 113: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

113

DAFTAR PUSTAKA

Aswandi, Hairul dan Mudrajad Kuncoro.2002. Evaluasi Penetapan Kawasan

Andalan: Studi Empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 17, No.1, 2002. Hal 27-45

Arsyad,Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE UG

Aziz Ahmad, Abdul. 2008. Sektor-Sektor Ekonomi Potensial di Wilayah Papua.

Jurnal Dinamika, Vol. 3 No. 2, Desember 2008

Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo. 2006. Kabupaten Wonosobo Dalam

Angka 2006. BPS Kabupaten Wonosobo

Bendavid Val, Avcom. 1991. Regional and Local Economic Analysis for

Practioners, Fourt Edition. New York: Preager

Djarwanto Ps. 1987. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: BPFE

Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo. 1996. Statistik induktif. Yogyakarta: BPFE

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2003. Buku Pedoman Penulisan

Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Isaard, Walter. 1971. Method of Regional Analysis. MIT Press.Cambridge

Jhingan, ML. 1994. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. PT Raja Grafindo

Persada: Jakarta

Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan (Teori, masalah, dan

kebijakan) Edisi Pertama. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Sihotang, Paul. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Regional. LPFE: Jakarta

Sri Suharsi. 2001. Kinerja dan Potensi Perekonomian Propinsi D.I Yogyakarta.

Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Sukirno, Sadono. 1976. Beberapa Aspek dalam Persoalan Pembangunan Daerah.

LPFE UI: Jakarta

Sumitro, Djojohadikusumo.1994. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan

Ekonomi Pembangunan. LP3S: Jakarta

Page 114: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

114

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan. Salemba

Empat: Jakarta

Taufiqqurrahman. 2006. Analisis Perubahan Struktur Ekonomi dan Identifikasi

Struktur Unggulan di Kabupaten Magelang Tahun 1998-2003. Surakarta.

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Thatit Wijayanti. 2005. Analisis Penentuan Potensi Ekonomi Propinsi DKI

Jakarta. Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Todaro, Michael. 2002. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ke Tiga. Jakarta.

Erlangga

Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era

Otonomi Daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta

www.bps.go.id

Page 115: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan
Page 116: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

Hasil Penghitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Wonosobo

Menurut Lapangan Usaha/Sektor Tahun 1996-2006

Menggunakan Data PDRB

Lapangan Usaha 1996 1997*) 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006*) LQ Rata-rata

1. Pertanian 1,7978528 2,8013952 2,7941416 2,453083 2,4467863 2,3583992 2,3996822 2,2980958 2,3228121 2,3441349 2,3848729 2,40011416

2. Pertambangan & Penggalian 0,5044374 0,6754336 0,7011552 0,6441511 0,6565413 0,6775049 0,694351 6,9385875 0,7240027 0,705694 0,6493528 1,233746498

3. Industri Pengolahan 100,54523 0,1602404 0,21566 0,2346801 0,2561869 0,2788659 0,2819253 0,3527306 0,3480261 0,3454461 0,3464484 9,396858369

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 0,7637112 1,0590138 1,0600933 1,197404 1,2012322 1,3290865 1,3852092 0,9456784 0,9143625 0,876137 0,8418753 1,05216395

5. Bangunan / Konstruksi 1,3078013 1,7422937 2,3261342 1,3613209 1,1273304 1,1146859 1,2300903 0,7412527 0,7358257 0,7266459 0,7198799 1,19393282

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 0,3843169 0,5484222 0,5682764 0,7451465 0,7466415 0,7707847 0,7499331 0,538332 0,5556887 0,5542987 0,5556327 0,610679409

7. Angkutan dan Komunikasi 1,0360032 1,4792049 1,3669629 1,274082 1,2691994 1,2982397 1,2591889 1,2148819 1,237752 1,2052974 1,1846831 1,256863213

8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 0,6855349 0,9020898 1,1811308 0,9517245 1,0193163 1,1132571 1,0823947 1,6945183 1,726668 1,7361887 1,7256551 1,256225281

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 0,487848 0,7759403 0,0000000 0,6713962 0,6978181 0,7265063 0,7170579 1,0608857 1,0591027 1,0654781 1,0388864 0,754629043

Page 117: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten Wonosobo

Menurut Lapangan Usaha/Sektor Per Tahun dari Tahun 1996-2006

1996-1997

Lapangan Usaha V1/V (Vi1/Vi) (Vi1/Vi)-(V1/V) Yi1/Yi (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,511318824 0,967961059 -0,543357765 0,990281627 0,022320568 0,990281627

2. Pertambangan & Penggalian 1,511318824 1,113484636 -0,397834188 0,978904237 -0,1345804 0,978904237

3. Industri Pengolahan 1,511318824 1028,716657 1027,205338 1,076432531 -1027,640224 1,076432531

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,511318824 1,134713469 -0,376605355 1,033092632 -0,101620837 1,033092632

5. Bangunan / Konstruksi 1,511318824 1,0690481 -0,442270724 0,935098675 -0,133949426 0,935098675

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 1,511318824 1,064044657 -0,447274167 0,996933215 -0,072114886 0,991929771

7. Angkutan dan Komunikasi 1,511318824 1,036126461 -0,475192363 0,971316151 -0,06481031 0,971316151 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 1,511318824 1,079900505 -0,431418319 0,933006276 -0,14689423 0,933006276

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,511318824 1,0263596 -0,484959224 0,992285609 -1,511318824 -0,484959224

1997-1998

Lapangan Usaha V1/V (Vi1/Vi) (Vi1/Vi)-(V1/V) Yi1/Yi (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 0,882573975 0,966480855 0,083906881 0,989906497 0,023425641 0,989906497

2. Pertambangan & Penggalian 0,882573975 0,92890362 0,046329645 0,990214074 0,061310455 0,990214074

3. Industri Pengolahan 0,882573975 1028,716657 1027,834083 1,18016463 -1027,536492 1,18016463

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 0,882573975 1,134713469 0,252139494 1,065355338 -0,069358131 1,065355338

5. Bangunan / Konstruksi 0,882573975 1,0690481 0,186474126 0,930915078 -0,138133022 0,930915078

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 0,882573975 0,909951095 0,027377121 0,96825443 0,058303335 0,96825443

7. Angkutan dan Komunikasi 0,882573975 0,94812732 0,065553345 -0,084184183 -1,032311503 -0,084184183 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 0,882573975 0,658047702 -0,224526272 0,88477427 0,226726568 0,88477427

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 0,882573975 0,904045791 0,021471816 0,839151079 -0,064894712 0,839151079

Page 118: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

1998-1999

Lapangan Usaha V1/V (Vi1/Vi) (Vi1/Vi)-(V1/V) Yi1/Yi (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,034920027 1,030732899 -0,004187129 0,846206062 -0,184526837 0,846206062

2. Pertambangan & Penggalian 1,034920027 1,054887803 0,019967775 0,906245849 -0,148641954 0,906245849

3. Industri Pengolahan 1,034920027 1,102908746 0,067988718 1,04625679 -0,056651956 1,04625679

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,034920027 1,103807952 0,068887924 1,165886577 0,062078625 1,165886577

5. Bangunan / Konstruksi 1,034920027 1,119347056 0,084427028 0,612571359 -0,506775697 0,612571359

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 1,034920027 1,031964609 -0,002955418 1,265356949 0,23339234 1,265356949

7. Angkutan dan Komunikasi 1,034920027 1,102908746 0,067988718 0,961272195 -0,14163655 0,961272195 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 1,034920027 1,037692008 0,002771981 0,781894027 -0,255797981 0,781894027

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,034920027 0,997951475 -0,036968553 0,839151079 -0,158800395 0,839151079

1999-2000

Lapangan Usaha V1/V (Vi1/Vi) (Vi1/Vi)-(V1/V) Yi1/Yi (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,03927332 1,031925842 -0,007347478 1,034168383 0,002242541 1,034168383

2. Pertambangan & Penggalian 1,03927332 1,02493123 -0,01434209 1,049610019 0,024678789 1,049610019

3. Industri Pengolahan 1,03927332 1,031948906 -0,007324414 1,131873402 0,099924496 1,131873402

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,03927332 1,096626611 0,057353291 1,105360654 0,008734043 1,105360654

5. Bangunan / Konstruksi 1,03927332 1,01489626 -0,02437706 0,844444879 -0,170451381 0,844444879

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 1,03927332 1,067099823 0,027826503 1,07432196 0,007222137 1,07432196

7. Angkutan dan Komunikasi 1,03927332 1,054491735 0,015218415 1,055442614 0,000950879 1,055442614 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 1,03927332 1,029925549 -0,009347771 1,108313215 0,078387667 1,108313215

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,03927332 1,012726254 -0,026547066 1,057582757 0,044856502 1,057582757

Page 119: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

2000-2001

Lapangan Usaha V1/V (Vi1/Vi) (Vi1/Vi)-(V1/V) Yi1/Yi (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,033303708 1,018114527 -0,015189181 0,959375403 -0,058739124 0,959375403

2. Pertambangan & Penggalian 1,033303708 1,088248408 0,0549447 1,097865417 0,009617009 1,097865417

3. Industri Pengolahan 1,033303708 1,032054987 -0,001248721 1,098277007 0,06622202 1,098277007

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,033303708 1,031158959 -0,002144749 1,115379329 0,08422037 1,115379329

5. Bangunan / Konstruksi 1,033303708 1,115379329 0,082075621 0,991595839 -0,12378349 0,991595839

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 1,033303708 1,047700942 0,014397234 1,057374875 0,009673932 1,057374875

7. Angkutan dan Komunikasi 1,033303708 1,081284307 0,047980599 1,081273614 -1,06928E-05 1,081273614 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 1,033303708 1,010448296 -0,022855412 1,078875354 0,068427059 1,078875354

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,033303708 1,017128625 -0,016175083 1,035246323 0,018117698 1,035246323

2001-2002

Lapangan Usaha V1/V (Vi1/Vi) (Vi1/Vi)-(V1/V) Yi1/Yi (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,036129309 1,010120259 -0,02600905 1,01201947 0,001899211 1,01201947

2. Pertambangan & Penggalian 1,036129309 1,00476807 -0,031361239 1,013938965 0,009170895 1,013938965

3. Industri Pengolahan 1,036129309 1,013180343 -0,022948966 1,008567037 -0,004613307 1,008567037

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,036129309 1,01 -0,03 1,033646355 0,03 1,03

5. Bangunan / Konstruksi 1,036129309 0,932654951 -0,103474357 1,013409206 0,080754255 1,013409206

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 1,036129309 1,088838568 0,05270926 1,043115291 -0,045723277 1,043115291

7. Angkutan dan Komunikasi 1,036129309 1,039324641 0,003195332 1,039324641 0 1,039324641 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 1,036129309 1,062398755 0,026269446 1,017084655 -0,0453141 1,017084655

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,036129309 1,045273586 0,009144277 1,015837376 -0,029436209 1,015837376

Page 120: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

2002-2003

Lapangan Usaha V1/V (Vi1/Vi) (Vi1/Vi)-(V1/V) Yi1/Yi (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 2,920142665 3,126596982 0,206454317 2,832558712 -0,29403827 2,832558712

2. Pertambangan & Penggalian 2,920142665 0,200525162 -2,719617502 1,895629647 1,695104485 1,895629647

3. Industri Pengolahan 2,920142665 3,18335267 0,263210005 3,767788858 0,584436188 3,767788858

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 2,920142665 1,911706243 -1,008436421 1,234644397 -0,677061847 1,234644397

5. Bangunan / Konstruksi 2,920142665 4,374371039 1,454228375 2,493661642 -1,880709397 2,493661642

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 2,920142665 2,51773062 -0,402412044 1,709737982 -0,807992638 1,709737982

7. Angkutan dan Komunikasi 2,920142665 2,574639195 -0,345503469 2,349915225 -0,22472397 2,349915225 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 2,920142665 2,697707524 -0,22243514 3,995288064 1,29758054 3,995288064

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 2,920142665 3,014093365 0,0939507 4,218554787 1,204461422 4,218554787

2003-2004

Lapangan Usaha V1/V (Vi1/Vi) (Vi1/Vi)-(V1/V) Yi1/Yi (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,060854545 1,053342044 -0,007512501 1,027058862 -0,026283182 1,027058862

2. Pertambangan & Penggalian 1,060854545 10,28754023 9,226685681 1,03552505 -9,252015176 1,03552505

3. Industri Pengolahan 1,060854545 1,064053708 0,003199164 1,012773093 -0,051280616 1,012773093

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,060854545 1,086511756 0,025657211 1,013419622 -0,073092134 1,013419622

5. Bangunan / Konstruksi 1,060854545 1,078390807 0,017536263 1,032677749 -0,045713059 1,032677749

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 1,060854545 1,024454626 -0,036399919 1,020126514 -0,004328113 1,020126514

7. Angkutan dan Komunikasi 1,060854545 1,046708721 -0,014145823 1,02873937 -0,017969351 1,02873937 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 1,060854545 1,037773554 -0,023080991 1,020105595 -0,017667959 1,020105595

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,060854545 1,055779743 -0,005074802 1,016770126 -0,039009617 1,016770126

Page 121: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

2004-2005

Lapangan Usaha V1/V (Vi1/Vi) (Vi1/Vi)-(V1/V) Yi1/Yi (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,053474839 1,046088025 -0,007386814 1,034067104 -0,012020921 1,034067104

2. Pertambangan & Penggalian 1,053474839 1,092782357 0,039307518 1,043330444 -0,049451913 1,043330444

3. Industri Pengolahan 1,053474839 1,047961481 -0,005513358 1,018886296 -0,029075185 1,018886296

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,053474839 1,107760613 0,054285774 1,039708353 -0,06805226 1,039708353

5. Bangunan / Konstruksi 1,053474839 1,068767977 0,015293138 1,033816092 -0,034951885 1,033816092

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 1,053474839 1,060470479 0,006995639 1,036150612 -0,024319867 1,036150612

7. Angkutan dan Komunikasi 1,053474839 1,073417123 0,019942284 1,023861205 -0,049555918 1,023861205 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 1,053474839 1,049957993 -0,003516846 1,034122498 -0,015835495 1,034122498

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,053474839 1,047524064 -0,005950776 1,032244163 -0,015279901 1,032244163

2005-2006

Lapangan Usaha V1/V (Vi1/Vi) (Vi1/Vi)-(V1/V) Yi1/Yi (Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) V*

1. Pertanian 1,052928183 1,036009014 -0,016919169 1,033403848 -0,002605166 1,033403848

2. Pertambangan & Penggalian 1,052928183 1,154080805 0,101152622 1,041176716 -0,112904089 1,041176716

3. Industri Pengolahan 1,052928183 1,04518808 -0,007740103 1,027724421 -0,017463659 1,027724421

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,052928183 1,064868955 0,011940772 1,003219075 -0,06164988 1,003219075

5. Bangunan / Konstruksi 1,052928183 1,061 0,008071817 1,030567696 -0,030432304 1,030567696

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 1,052928183 1,058538154 0,00560997 1,040337601 -0,018200552 1,040337601

7. Angkutan dan Komunikasi 1,052928183 1,066263918 0,013335735 1,027534929 -0,038728988 1,027534929 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan 1,052928183 1,05366238 0,000734196 1,026791978 -0,026870401 1,026791978

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 1,052928183 1,078931627 0,026003444 1,03143384 -0,047497787 1,03143384

Page 122: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

Perhitungan Shift Share Analisis (SSA) Kabupaten Wonosobo

Menurut Lapangan Usaha/Sektor Secara Rata-Rata Tahun 1996-2006

Perubahan Pendapatan

V* tahun 96-97

97-98

98-99

99-00

00-01

2001-

2002

2002-

2003

2003-

2004

2004-

2005

2005-

2006

RATA-RATA

1. Pertanian

0,9902816

27

0,9899064

97

0,846206062

1,034168383

0,959375403

1,012019

47

2,832558712

1,027058862

1,034067104

1,033403848

1,175904597

2. Pertambangan & Penggalian

0,9789042

37

0,9902140

74

0,906245849

1,049610019

1,097865417

1,013938965

1,895629647

1,035525

05

1,043330444

1,041176716

1,105244042

3. Industri Pengolahan

1,0764325

31

1,1801646

3

1,046256

79

1,131873402

1,098277007

1,008567037

3,767788858

1,012773093

1,018886296

1,027724421

1,336874406

4. Listrik, Gas, & Air Bersih

1,0330926

32

1,0653553

38

1,165886577

1,105360654

1,115379329

1,033646355

1,234644397

1,013419622

1,039708353

1,003219075

1,080971233

5. Bangunan / Konstruksi

0,9350986

75

0,9309150

78

0,612571359

0,844444879

0,991595839

1,013409206

2,493661642

1,032677749

1,033816092

1,030567696

1,091875821

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran

0,9919297

71

0,9682544

3

1,265356949

1,074321

96

1,057374875

1,043115291

1,709737982

1,020126514

1,036150612

1,040337601

1,120670599

7. Angkutan dan Komunikasi

0,9713161

51

-0,0841841

83

0,961272195

1,055442614

1,081273614

1,039324641

2,349915225

1,028739

37

1,023861205

1,027534929

1,045449576

8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

0,9330062

76

0,8847742

7

0,781894027

1,108313215

1,078875354

1,017084655

3,995288064

1,020105595

1,034122498

1,026791978

1,288025593

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa

-0,4849592

24

0,8391510

79

0,839151079

1,057582757

1,035246323

1,015837376

4,218554787

1,016770126

1,032244163

1,031433

84

1,160101231

Perubahan Nasional

V1/V 96-97

97-98

98-99

99-00

00-01

2001-

2002

2002-

2003

2003-

2004

2004-

2005

2005-

2006

RATA-

RATA

1. Pertanian

1,5113188

24

0,8825739

75

1,034920027

1,039273

32

1,033303708

1,036129309

2,920142665

1,060854545

1,053474839

1,052928183

1,262491939

2. Pertambangan & Penggalian

1,5113188

24

0,8825739

75

1,034920027

1,039273

32

1,033303708

1,036129309

2,920142665

1,060854545

1,053474839

1,052928183

1,262491939

3. Industri Pengolahan

1,5113188

24

0,8825739

75

1,034920027

1,039273

32

1,033303708

1,036129309

2,920142665

1,060854545

1,053474839

1,052928183

1,262491939

4. Listrik, Gas, & Air Bersih

1,5113188

24

0,8825739

75

1,034920027

1,039273

32

1,033303708

1,036129309

2,920142665

1,060854545

1,053474839

1,052928183

1,262491939

5. Bangunan / Konstruksi

1,5113188

24

0,8825739

75

1,034920027

1,039273

32

1,033303708

1,036129309

2,920142665

1,060854545

1,053474839

1,052928183

1,262491939

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran

1,5113188

0,8825739

1,034920

1,039273

1,033303

1,036129

2,920142

1,060854

1,053474

1,052928

1,262491

Page 123: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

ii

24 75 027 32 708 309 665 545 839 183 939

7. Angkutan dan Komunikasi

1,5113188

24

0,8825739

75

1,034920027

1,039273

32

1,033303708

1,036129309

2,920142665

1,060854545

1,053474839

1,052928183

1,262491939

8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

1,5113188

24

0,8825739

75

1,034920027

1,039273

32

1,033303708

1,036129309

2,920142665

1,060854545

1,053474839

1,052928183

1,262491939

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa

1,5113188

24

0,8825739

75

1,034920027

1,039273

32

1,033303708

1,036129309

2,920142665

1,060854545

1,053474839

1,052928183

1,262491939

Pertumbuhan Proporsional

(Vi1/Vi)-(V1/V) 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 RATA-RATA

1. Pertanian -

0,543357765 0,083906881 -

0,004187129 -

0,007347478 -0,01518918 -0,02600905 0,206454317 -

0,007512501 -

0,007386814 -0,01691917 -

0,033754789

2. Pertambangan & Penggalian -

0,397834188 0,046329645 0,019967775 -0,01434209 0,0549447 -

0,031361239 -

2,719617502 9,226685681 0,039307518 0,101152622 0,632523292

3. Industri Pengolahan 1027,205338 1027,834083 0,067988718 -

0,007324414 -0,00124872 -

0,022948966 0,263210005 0,003199164 -

0,005513358 -0,0077401 205,5329043

4. Listrik, Gas, & Air Bersih -

0,376605355 0,252139494 0,068887924 0,057353291 -0,00214475 -

0,028895054 -

1,008436421 0,025657211 0,054285774 0,011940772 -

0,094581711

5. Bangunan / Konstruksi -

0,442270724 0,186474126 0,084427028 -0,02437706 0,082075621 -

0,103474357 1,454228375 0,017536263 0,015293138 0,008071817 0,127798423

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran -

0,447274167 0,027377121 -

0,002955418 0,027826503 0,014397234 0,05270926 -

0,402412044 -

0,036399919 0,006995639 0,00560997 -

0,075412582

7. Angkutan dan Komunikasi -

0,475192363 0,065553345 0,067988718 0,015218415 0,047980599 0,003195332 -

0,345503469 -

0,014145823 0,019942284 0,013335735 -

0,060162723 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

-0,431418319

-0,224526272 0,002771981

-0,009347771 -0,02285541 0,026269446 -0,22243514

-0,023080991

-0,003516846 0,000734196

-0,090740513

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa -

0,484959224 0,021471816 -

0,036968553 -

0,026547066 -0,01617508 0,009144277 0,0939507 -

0,005074802 -

0,005950776 0,026003444 -

0,042510526

Pertumbuhan Daya Saing

(Yi1/Yi)-(Vi1/Vi) 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 RATA-RATA

1. Pertanian 0,022320568 0,023425641 -

0,184526837 0,002242541 -0,05873912 0,001899211 -0,29403827 -

0,026283182 -

0,012020921 -0,00260517 -

0,052832554

2. Pertambangan & Penggalian -0,1345804 0,061310455 -

0,148641954 0,024678789 0,009617009 0,009170895 1,695104485 -

9,252015176 -

0,049451913 -0,11290409 -0,78977119

3. Industri Pengolahan -

1027,640224 -

1027,536492 -

0,056651956 0,099924496 0,06622202 -

0,004613307 0,584436188 -

0,051280616 -

0,029075185 -0,01746366 -

205,4585218

4. Listrik, Gas, & Air Bersih -

0,101620837 -

0,069358131 0,062078625 0,008734043 0,08422037 0,0264121 -

0,677061847 -

0,073092134 -0,06805226 -0,06164988 -

0,086938995

5. Bangunan / Konstruksi -

0,133949426 -

0,138133022 -

0,506775697 -

0,170451381 -0,12378349 0,080754255 -

1,880709397 -

0,045713059 -

0,034951885 -0,0304323 -

0,298414541

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran -

0,072114886 0,058303335 0,23339234 0,007222137 0,009673932 -

0,045723277 -

0,807992638 -

0,004328113 -

0,024319867 -0,01820055 -

0,066408759

7. Angkutan dan Komunikasi -0,06481031 -

1,032311503 -0,14163655 0,000950879 -1,0693E-05 0 -0,22472397 -

0,017969351 -

0,049555918 -0,03872899 -0,15687964 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan -0,14689423 0,226726568

-0,255797981 0,078387667 0,068427059 -0,0453141 1,29758054

-0,017667959

-0,015835495 -0,0268704 0,116274167

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa -

1,511318824 -

0,064894712 -

0,158800395 0,044856502 0,018117698 -

0,029436209 1,204461422 -

0,039009617 -

0,015279901 -0,04749779 -

0,059880182

Page 124: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

iii

Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1996 - 2006 ( Jutaan Rupiah )

Lapangan Usaha Tahun dasar 1993 Tahun dasar 2000

1996 1997 1998 1999 2000

*) 2001

*) 2002 2003 2004 2005 2006

1. Pertanian

8,487,971.83

8,216,026.20

7,940,632.03

8,184,670.67

8,445,973.17

8,598,967.98

8,685,991.76

33,813,526

.67

38,492,121

.60

44,806,485

.33

57,364,981

.87

2. Pertambangan & Penggalian

527,557.

05

587,426.

67

545,662.

76

575,612.

99

589,963.

73

642,027.

09

645,088.

32

1,668,788.

52

1,855,129.

61

2,276,913.

64

2,869,481.

96

3. Industri Pengolahan

13,327.0

5

13,709,758.3

2

11.707.062.0

6

12,036,861.6

8

12,421,426.2

4

12,819,594.9

0

12,988,561.5

6

56,032,110

.15

63,136,583

.39

79,073,442

.65

92,646,434

.53

4. Listrik, Gas, & Air Bersih

346,833.

47

393,556.

61

407,879.

93

450,221.

11 493,724

509,108.

39

512,791.

41

2,009,245.

97

2,361,913.

35

2,815,653.

83

3,153,227.

05

5. Bangunan / Konstruksi

2,001,485.33

2,139,684.09

1,452,845.56

1,626,238.40

1,650,463.27

1,693,045.33

1,579,027.11

8,891,130.

37

10,899,131

.66

13,517,731

.95

15,962,321

.08

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran

9,034,329.60

9,612,930.14

8,747,296.31

9,026,900.22

9,632,603.63

10,092,087.9

0

10,988,654.5

4

35,660,587

.41

38,870,547

.20

46,694,123

.55

55,362,794

.99

7. Angkutan dan Komunikasi

1,705,241.76

1,766,846.11

1,765,265.71

1,946,926.99

2,053,018.42

2,219,896.60

2,415,842.50

9,899,168.

21

10,959,329

.41

13,852,018

.07

16,801,494

.45 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

2,114,567.23

2,283,522.22

1,502,666.55

1,559,305.07

1,605,968.13

1,622,747.76

1,724,005.20

6,448,270.

23

7,212,976.

80

8,339,491.

61

9,592,396.

78 & Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa

4,306,569.10

4,420,088.54

3,995,962.44

3,987,776.61

4,038,526.07

4,107,700.47

4293670.

8

17459049.

51

19,647,530

.03

23,095,462

.68

28,243,576

.40

PDRB

28,537,882.4

2

43,129,838.9

0

38,065,273.3

5

39,394,513.7

4

40,941,667.0

9

42,305,176.4

2

43,833,633.2

0

171,881,877.04

193,435,263.05

234,471,323.31

281,996,709.11

Keterangan: *) Angka sementara

sumber: PDRB Propinsi Jawa Tengah

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Wonosobo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1996 - 2006 ( Jutaan Rupiah )

Page 125: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

iv

Lapangan Usaha Tahun dasar 1993 Tahun dasar 2000

1996 1997

*) 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006*

)

1. Pertanian

307,323.

04

304,336.

36

301,264.

54

254,931.

88

263,642.

49

252,932.

12

255,972.

23 873,716.60

930,197.69

1,040,302.

50

1,199,559.

94 2. Pertambangan & Penggalian

5,359.37

5,246.31

5,194.97

4,707.92

4,941.48

5,425.08

5,500.70

12,579.92

14,413.22

16,015.21

17,854.60

3. Industri Pengolahan

26,985.6

3

29,048.2

1

34,281.6

7

35,867.4

3

40,597.3

9

44,587.1

8

44,969.1

6 230,898.64

256,608.87

281,090.45

308,176.88

4. Listrik, Gas, & Air Bersih

5,334.42

5,510.95

5,871.12

6,845.06

7,566

8,439.25

8,723.20

18,597.07

21,502.71

24,992.11

26,646.70

5. Bangunan / Konstruksi

52,714.6

4

49,293.3

9

45,887.9

6

28,109.6

5

23,737.0

5

23,537.5

6

23,853.1

8 75,500.20

84,294.20

93,767.69

105,534.66

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran

69,923.3

8

69,708.9

4

67,495.9

9

85,406.5

2

91,754.1

0

97,018.4

8

101,201.

46 235,382.27

250,624.11

289,601.97

328,579.39

7. Angkutan dan Komunikasi

35,578.2

1

34,557.6

9

32,765.0

9

31,496.1

7

33,242.4

0

35,944.1

3

37,357.6

2 115,591.11

137,529.37

154,122.18

174,338.30

8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

29,193.6

3

27,237.8

4

24,099.3

4

18,843.1

3

20,884.0

9

22,531.3

3

22,916.2

7 116,661.44

127,235.91

142,346.96

162,667.69

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa

42,310.9

7

45,349.9

6

33,995.4

2

35,952.9

7

37,220.1

8 37809.65

217792.93

240,810.32

267,399.79

306,779.73

PDRB

574,723.

29

570,289.

65

516,860.

68

500,203.

18

522,318.

23

527,635.

31

538,303.

47

1,896,720.

18

2,063,216.

40

2,309,638.

86

2,630,137.

89

Keterangan: *) Angka sementara

Sumber: PDRB Kabupaten Wonosobo

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Wonosobo

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1996 - 2006 ( Persen )

Lapangan Usaha Tahun dasar 1993 Tahun dasar 2000

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

1. Pertanian 16.80 -0.97 -0.61 -0.30 3.24 -4.06 1.20 1.24 2.26 3.41 3.34

2. Pertambangan & Penggalian 0.15 -2.11 -3.12 -5.95 4.96 9.97 1.39 2.26 4.12 4.33 4.12

3. Industri Pengolahan 1.69 7.64 14.97 17.92 13.19 9.83 0.86 2.02 1.90 1.89 2.77

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 9.10 3.31 9.72 14.97 11 11.54 3.36 0.16 1.18 3.97 0.32

5. Bangunan / Konstruksi 2.40 -6.49 -9.60 -17.47 -15.56 -0.84 1.34 2.27 2.35 3.38 3.06

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 6.30 -0.31 3.90 7.10 7.43 5.74 4.31 1.33 2.19 3.62 4.03

7. Angkutan dan Komunikasi 6.45 -2.81 -4.93 -6.22 5.54 8.13 3.93 3.25 2.77 2.39 2.75 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

3.32 -6.70 -2.78 -0.72 10.83 7.89 1.71 2.18 1.87 3.41 2.68

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 6.11 7.18 13.40 16.25 5.76 3.52 1.58 6.68 2.80 3.22 3.14

Page 126: ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI …/Analisis... · ANALISIS PENENTUAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1996-2006 Putri Masita ... direncanakan dan rangkaian kegiatan-kegiatan

v

PDRB 10.80 -0.77 2.32 1.52 4.42 1.02 2.02 2.11 2.34 3.19 3.23

Sumber: PDRB Kabupaten Wonosobo

Laju Pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Tengah

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1996 - 2006 ( Persen )

Lapangan Usaha Tahun dasar 1993 Tahun dasar 2000

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

1. Pertanian 1.17 -3.20 -3.35 3.07 3.31 1.69 2.41 -2.05 5.33 4.61 3.60

2. Pertambangan & Penggalian 5.96 11.35 -7.11 5.49 2.49 8.82 6.35 5.51 2.73 9.28 15.41

3. Industri Pengolahan 2.11 2.87 -14.62 2.82 3.19 3.21 3.33 5.49 6.41 4.80 4.52

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 3.21 13.47 3.64 10.38 10 3.12 3.00 0.45 8.65 10.78 6.49

5. Bangunan / Konstruksi 7.06 6.37 -32.10 11.93 1.49 2.58 1.56 12.92 7.84 6.88 6.10

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 8.03 6.40 -9.00 3.20 6.71 5.21 4.21 5.24 2.45 6.05 5.85

7. Angkutan dan Komunikasi 3.12 3.61 -0.09 10.29 5.45 8.13 6.09 5.91 4.67 7.34 6.63 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

6.55 7.99 -34.20 3.77 2.99 1.04 2.00 2.80 3.78 5.00 6.55

& Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa 2.01 2.64 -9.60 -0.20 1.27 1.71 2.43 16.46 5.58 4.75 7.89

PDRB 3.25 3.03 -11.74 3.49 3.93 3.33 3.56 4.98 5.13 5.35 5.33

Sumber: PDRB Propinsi Jawa Tengah