analisis pendapatan dan tingkat ...k2=pengeluaran untuk non makanan analisis kesejahteraan rumah...

8
Halaman | 426 ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN Oleh : 1 Asa Alfrida, 2 Trisna Insan Noor 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2 Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 1 (E-mail : [email protected]) Abstrak Penelitian ini dilakukan di Desa Buahdua, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang yang merupakan daerah yang masih mengandalkan padi sebagai komoditas utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui struktur pendapatan dan pengeluaran rumah tangga petani padi sawah berdasarkan luas lahan di Desa Buahdua (2) Mengetahui tingkat kesejahteraan petani padi sawah berdasarkan luas lahan di Desa Buahdua. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan parameter kesejahteraan menurut Sudana (2008) untuk mengetahui Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) serta parameter 11 indikator tingkat kesejahteraan BPS-SUSENAS 2012. Metode yang digunakan adalah Proportional Random Sampling dan diperoleh 39 petani padi responden yang terdiri dari 3 petani padi lahan luas, 12 petani padi lahan sedang dan 24 petani padi lahan sempit.Hasil penelitian menunjukkan semakin luas pemilikan lahan, semakin besar kontribusi pendapatan sektor pertanian terhadap pendapatan total rumah tangga petani. Analisis tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah dengan menggunakan beberapa indikator menunjukkan hasil tingkat kesejahteraan yang berbeda.Tingkat kesejahteraan menggunakan indikator ekonomi menunjukkan adanya rumah tangga petani yang termasuk kategori miskin (tidak sejahtera), namun jika menggunakan indikator ekonomi dan sosial (BPS-SUSENAS 2012) menunjukkan hasil seluruh rumah tangga petani termasuk tingkat sejahtera tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan petani diperlukan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan melalui berbagai aspek yang menunjang peningkatan sektor pertanian dan non pertanian. Kata Kunci: Kesejahteraan, Petani padi, Rumah Tangga Petani PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai sumber pendapatan, pembuka kesempatan kerja, pengentas kemiskinan, dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Pembangunan pertanian suatu daerah tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan pendapatan masyarakat, perluasan lapangan kerja, peningkatan taraf hidup petani serta peningkatan kesejahteraan. Kemampuan sektor pertanian untuk memberikan kontribusi secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga petani tergantung pada tingkat pendapatan usahatani dan surplus yang dihasilkan oleh sektor itu sendiri. Dengan demikian, tingkat pendapatan usahatani, disamping merupakan penentu utama kesejahteraan rumah tangga petani, juga muncul sebagai salah satu faktor penting yang mengkondisikan pertumbuhan ekonomi (Soekartawi, 2003). Desa Buahdua merupakan salah satu desa di Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang mengusahakan tanaman padi sebagai tanaman utama, sehingga menjadi faktor utama dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga petani padi. Upaya peningkatan pendapatan petani secara nyata tidak selalu diikuti dengan peningkatan kesejahteraan petani, karena kesejahteraan petani juga tergantung pada faktor-faktor non- finansial seperti faktor sosial budaya. Fenomena kemiskinan dikalangan petani masih banyak ditemukan walaupun sudah dilakukan upaya upaya pembangunan pertanian untuk meningkatkan pendapatan petani. Rata-rata pemilikan lahan petani yang relatif juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani, pendapatan petani menjadi salah satu tolak ukur dalam melihat tingkat kesejahteraan petani yang selanjutnya merupakan tolak ukur pembangunan pertanian. Peningkatan produktivitas dalam suatu daerah juga merupakan salah satu indikasi terjadinya upaya pembangunan pertanian. Sehingga suatu daerah yang memiliki produktivitas yang

Upload: others

Post on 23-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT ...K2=Pengeluaran untuk non makanan Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Kesejahteraan Petani (Sudana, at.al., 2008) dianalisis menggunakan lima indikator,

Halaman | 426

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGAPETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN

Oleh :1Asa Alfrida, 2Trisna Insan Noor

1Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran2Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

1(E-mail : [email protected])

AbstrakPenelitian ini dilakukan di Desa Buahdua, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang

yang merupakan daerah yang masih mengandalkan padi sebagai komoditas utamanya. Penelitianini bertujuan untuk (1) Mengetahui struktur pendapatan dan pengeluaran rumah tangga petani padisawah berdasarkan luas lahan di Desa Buahdua (2) Mengetahui tingkat kesejahteraan petani padisawah berdasarkan luas lahan di Desa Buahdua. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatifdengan menggunakan parameter kesejahteraan menurut Sudana (2008) untuk mengetahui NilaiTukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) serta parameter 11 indikator tingkatkesejahteraan BPS-SUSENAS 2012. Metode yang digunakan adalah Proportional RandomSampling dan diperoleh 39 petani padi responden yang terdiri dari 3 petani padi lahan luas, 12petani padi lahan sedang dan 24 petani padi lahan sempit.Hasil penelitian menunjukkan semakinluas pemilikan lahan, semakin besar kontribusi pendapatan sektor pertanian terhadap pendapatantotal rumah tangga petani. Analisis tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah denganmenggunakan beberapa indikator menunjukkan hasil tingkat kesejahteraan yang berbeda.Tingkatkesejahteraan menggunakan indikator ekonomi menunjukkan adanya rumah tangga petani yangtermasuk kategori miskin (tidak sejahtera), namun jika menggunakan indikator ekonomi dan sosial(BPS-SUSENAS 2012) menunjukkan hasil seluruh rumah tangga petani termasuk tingkat sejahteratinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan petani diperlukan kebijakan untukmeningkatkan pendapatan melalui berbagai aspek yang menunjang peningkatan sektor pertaniandan non pertanian.

Kata Kunci: Kesejahteraan, Petani padi, Rumah Tangga Petani

PENDAHULUANSektor pertanian merupakan sektor

yang berpengaruh dalam pertumbuhanekonomi nasional. Peranan sektor pertaniandalam pembangunan ekonomi yaitu sebagaisumber pendapatan, pembuka kesempatankerja, pengentas kemiskinan, dan peningkatanketahanan pangan nasional.

Pembangunan pertanian suatu daerahtidak hanya bertujuan untuk meningkatkanproduksi, namun juga mengarah padapeningkatan pendapatan masyarakat, perluasanlapangan kerja, peningkatan taraf hidup petaniserta peningkatan kesejahteraan. Kemampuansektor pertanian untuk memberikan kontribusisecara langsung terhadap pertumbuhanekonomi dan kesejahteraan rumah tanggapetani tergantung pada tingkat pendapatanusahatani dan surplus yang dihasilkan olehsektor itu sendiri. Dengan demikian, tingkatpendapatan usahatani, disamping merupakanpenentu utama kesejahteraan rumah tanggapetani, juga muncul sebagai salah satu faktorpenting yang mengkondisikan pertumbuhanekonomi (Soekartawi, 2003).

Desa Buahdua merupakan salah satudesa di Kecamatan Buah Dua, KabupatenSumedang mengusahakan tanaman padisebagai tanaman utama, sehingga menjadifaktor utama dalam meningkatkan pendapatandan kesejahteraan rumah tangga petani padi.Upaya peningkatan pendapatan petani secaranyata tidak selalu diikuti dengan peningkatankesejahteraan petani, karena kesejahteraanpetani juga tergantung pada faktor-faktor non-finansial seperti faktor sosial budaya.

Fenomena kemiskinan dikalanganpetani masih banyak ditemukan walaupunsudah dilakukan upaya upaya pembangunanpertanian untuk meningkatkan pendapatanpetani. Rata-rata pemilikan lahan petani yangrelatif juga sangat berpengaruh terhadappendapatan petani, pendapatan petani menjadisalah satu tolak ukur dalam melihat tingkatkesejahteraan petani yang selanjutnyamerupakan tolak ukur pembangunan pertanian.Peningkatan produktivitas dalam suatu daerahjuga merupakan salah satu indikasi terjadinyaupaya pembangunan pertanian. Sehingga suatudaerah yang memiliki produktivitas yang

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT ...K2=Pengeluaran untuk non makanan Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Kesejahteraan Petani (Sudana, at.al., 2008) dianalisis menggunakan lima indikator,

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman |427

tinggi, kesejahteraan petani pun seharusnyaakan lebih tinggi dibandingkan daerah-daerahlainnya. Oleh karena itu, penelitian inibertujuan untuk menggali permasalahanmengenai pendapatan dan tingkat kesejahteraanrumah tangga petani padi berdasarkan luaslahan di Desa Buahdua, Kecamatan Buahduayang merupakan salah satu produsen paditerbesar di Kabupaten Sumedang.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di Desa

Buahdua, Kecamatan Buahdua, KabupatenSumedang. Lokasi penelitian ini dilakukansecara sengaja (purposive) denganpertimbangan bahwa daerah tersebutmerupakan salah satu sentra produksi padi diKecamatan Buahdua dan mayoritas masyarakatDesa Buahdua merupakan petani padi.

Teknik pengambilan sampel dilakukandengan metode Proportional RandomSampling. Penentuan jumlah sampelmenggunakan rumus Slovin (Setiawan,2007)yaitu : = + ( )dimana:n : Jumlah sampelN : Ukuran populasie : Batas kekeliruan (dalam penelitianini 15%)

Berdasarkan persamaan diatas, makadiperoleh jumlah sampel sebanyak 39 petanipadi sawah dari total populasi yang berjumlah278 orang petani padi sawah. Selanjutnyapenentuan jumlah sampel pada setiap strataluas lahan ditentukan berdasarkan metodestratified proposional random samplingadapun besar atau jumlah pembagian sampelberdasarkan luas lahan dengan menggunakanrumus menurut Sugiyono (2014).= 1

Keterangan :n : Jumlah sampel yang diinginkan setiap strataN : Jumlah seluruh populasi petani padi sawahdi Desa BuahduaX : Jumlah populasi pada setiap strata.N1 : Sampel

Berdasarkan persamaan dua (2),disapatkan sampel untuk setiap strata adalah 24rumah tangga untuk petani lahan sempit (< 0,5hektar), 12 rumah tangga petani lahan sedang (0,5- 1 hektar) dan 3 rumah tangga petani lahanluas (>1 hektar).

Data yang digunakan dalam penelitianini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh melalui wawancarasecara langsung menggunakan kuesioner. Datasekunder diperoleh dari instalasi dan literaturyangberkaitan dengan penelitian ini.

Metode analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah deskriptifkuantitatif. Tujuan analisis deskriptif adalahuntuk memberikan gambaran umum tentangdata yang diperoleh atau hasil pengamata yangtelah dilakukan.

Analisis Pendapatan Rumah Tangga PetaniDalam penelitian ini, pendapatan

rumah tangga adalah pendapatan rumah tanggayang berasal dari usaha tani padi sawah, usahatani non-padi sawah dan pendapatan dari nonusaha tani. Dian (2014) menyatakanpendapatan rumahtangga merupakanpendapatan yang berasal dari usahatani (onfarm), non usahatani (off farm) dan dari luarusaha pertanian (non farm).

Prt = Pon-farmusahatani padi + P on-farmusahatani

non padi + P off-farm + P non-farm

dimana:Prt = Pendapatan rumahtangga petani padipertahunP on-farmusahatani padi = Pendapatan dariusahatani padiP on-farmusahatani non padi = Pendapatan usahataniselain padiP off-farm = Pendapatan non usahatani padiP non-farm = Pendapatan dari luar pertanian

Pengeluaran KeluargaPengeluaran Keluarga yang dimaksud

adalah biaya yang dikeluarkan untukkebutuhan hidup dalam jangka waktu satutahun yang terdiri dari pengeluaran untukmakanan dan non makanan.

Kt = K1 + K2Keterangan:Kt = Pengeluaran TotalK1 = Pengeluaran untuk makananK2=Pengeluaran untuk non makanan

Analisis Kesejahteraan Rumah TanggaKesejahteraan Petani (Sudana, at.al.,

2008) dianalisis menggunakan lima indikator,yaitu (1) Struktur pendapatan rumah tangga (onfarm, off farm, dan non farm), (2) Strukturpengeluaran rumah tangga, (3) Tingkatsubsistensi pangan rumah tangga, (4) Tingkatdaya beli rumah tangga petani, dan (5) Nilaitukar pendapatan rumah tangga petani

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT ...K2=Pengeluaran untuk non makanan Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Kesejahteraan Petani (Sudana, at.al., 2008) dianalisis menggunakan lima indikator,

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGAPETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN

ASA ALFRIDA DAN TRISNA INSAN NOOR

Halaman | 428

(NTPRP). Namun demikian, makalah ini hanyamelakukan analisis untuk tingkat daya belirumah tangga petani dan nilai tukar pendapatanrumah tangga petani.

Tingkat Daya Beli Rumah Tangga PetaniDaya beli rumah tangga petani dapat

menunjukkan indikator kesejahteraan ekonomipetani. Semakin tinggi tingkat daya beli petani,maka semakin baik juga akses petani untukmendapatkan pangan sehingga tingkatketahanan pangan keluarga manjadi lebih baik.

DBPP = TP/(TE – BU)Dimana:DBPP = Daya beli rumah tangga petaniTP = Total pendapatan rumah tangga petani(Rp/th) dari seluruh sumberTE = Total pengeluaran rumah tanggapetani (Rp/th)BU = Biaya usahatani

Nilai Tukar Pendapatan Rumah TanggaPetani

Tingkat kesejahteraan rumahtanggapetani dapat didekati dengan konsep NilaiTukar Petani (NTP) yang merupakan rasioindeks harga yang diterima dan indek hargayang dibayar petani.konsep Nilai Tukar Pendapatan Rumah TanggaPetani (NTPRP) adalah sebagai berikut:

NTPRP = Y/EY = YNP + YNP

E = EP + EK

Dimana :YP = Total pendapaan dari usaha pertanianYNP = Total Pendapatan dari usaha nonpertanianEP = Total pengeluaran untuk usaha pertaianEK = Total pengeluaran untuk usaha nonpertanian

Analisis Tingkat Kesejahteraan BPSPengukuran tingkat kesejahteraan

mengacu pada sebelas kriteria BPS dalamSUSENAS 2012 disesuaikan berdasarkanPendapatan rumah tangga,Konsumsi/pengeluaran rumah tangga, Keadaantempat tinggal,Fasilitas tempat tinggal,Kesehatan anggota rumah tangga, Kemudahanmendapatkan pelayanan kesehatan,Kemudahanmemasukan anak ke jenjang pendidikan,Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi,Kehidupan beragama, Rasa aman dari tindakankejahatan, Kemudahan dalam melakukan olahraga.

Tingkat kesejahteraan dibagi menjaditiga klasifikasi tingkatan, yaitu: tinggi, sedangdan rendah. Ketiga klasifikasi tersebut dihitungberdasarkan perhitungan range score yang didapat dari selisih nilai tertinggi sebelasindikator (35) dan nilai terendah sebelasindikator (11) kemudian selisih tersebut dibagiberdasarkan jumlah kelas yang diinginkan (3)sehingga akan diperoleh nilai 8 sebagai rangescore. Berdasarkan range score tersebut,penentuan tingkat kesejahteraandikelompokkan ke dalam 3 bagian, yaitu:a. Skor antara 27-35(Tingkat kesejahteraan

tinggi)b. Skor antara 19-26 (Tingkat kesejahteraan

sedang)c. Skor antara 11-18 (Tingkat kesejahteraan

rendah)

HASIL DAN PEMBAHASANKarakteristik Responden Petani Padi diDesa Buahdua

Sampel penelitian ini berjmlah 39reponden berdasarkan luasan lahan yangdimiliki. Dalam hal ini, telah dibatasi stratakepemilikan lahan yaitu berkepemilikan sempit(< 0,5 ha), berkepemilikan lahan sedang (0,5-1ha) dan berkepemilikan lahan luas (>1 ha).Jumlah responden berdasarkan strata yaitu 24petani lahan sempit, 12 petani lahan sedang dan3 petani lahan luas.Dalam penelitian inididapat, rata-rata usia petani lahan sempit dansedang 58 tahun sedangkan rata-rata usia petanilahan luas adalah 62 tahun. Hal tersebutmenunjukkan bahwa petani padi di DesaBuahdua rata-rata berusia tua, meskipun adabeberapa responden berusia muda, namunsifatnya minoritas.

Tingkat pendidikan sebagian besarresponden adalah SD yaitu sebesar 53,85% daritotal responden. Namun, ada 10,25%responden yang merupakan lulusan perguruantinggi walaupun persentasinya masih sedikithal ini menunjukkan kemajuan suatu Desa.

Pengalaman usahatani padi respondenmemiliki rata-rata 31,23 tahun. Hal inimenunjukan bahwa usahatani padi sudah lamamenjadi pekerjaan untuk memenuhi kebutuhanrumahtangga responden.

Jumlah anggota rumah tangga dariresponden beragam dari 1 yang merupakanjanda atau duda hingga yang terbanyak ada 4orang. Rata-rata anggota rumah tangga adalah3 orang. Hal ini menunjukan bahwa programKB (Keluarga Berencana) cukup efektifdijalankan di Desa Buahdua.

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT ...K2=Pengeluaran untuk non makanan Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Kesejahteraan Petani (Sudana, at.al., 2008) dianalisis menggunakan lima indikator,

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman |429

Guna mencukupi kebtuhan keluargadan menambah pendapatan keluarga, 54%responden lahan sempit memiliki pekerjaanlain untuk menunjang kebutuhan rumahtangganya. Data ini menunjukkan bahwa hasilusahatani petani yang lahannya sempit kurangmencukupi kebutuhan rumah tangga petanipadi di Desa Buahdua. Berdasarkan data yangdidapatkan, beberapa pekerjaan lainkeseluruhan responden adalah : pedagang,tukag ojek, PNS, wiraswasta, buruh, dan usahabengkel..

Struktur Pendapatan Rumah TanggaPetani

Sruktur pendapatan rumah tanggapetani padi dibagi menjadi dua kelompok yaitupendapatan sektor pertanian dan non pertanian.Sumber pendapatan di sektor pertanian adalahkontribusi dari pendapatan usaha pertaniandalam penelitian ini mencakup : usahatani padisawah, usahatani non padi (usahatani jagung,kedelai), usaha ternak, dan buruh tani (offfarm). Sedangkan pendapatan diluar pertanianterdiri dari kontribusi pendapatan nonpertanian, dalam penelitian ini terdiri dariusaha dagang, PNS, buruh non pertanian danpendapatan dari sumber lain seperti sumbangananggota keluarga, pensiunan dan lainnya.

Tabel 1. Kontribusi Pendapatan RumahTangga Petani Menurut Luasan Lahan

JenisPendapatan

LahanSempit

LahanSedang

LahanLuas

% % %

Pertanian 41,76 71,76 73,34

UsahataniPadi

38,14 71,31 73,03

UsahataniNon-Padi

2,2 0,45 0,31

Off Farm 1,42 0 0

Non-Pertanian

58,24 28,24 26,66

Total % 100 100 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwakontribusi usahatani padi berpengaruh besarterhadap jumlah pendapatan petani yangberlahan sedang dan luas. Pendapatan yangberasal dari non-usahatani padi merupakanpendapatan yang diperoleh dari usahatanipalawija seperti jagung dan kedelai. Rata-ratapendapatan dari non-usahatani padi ini sangat

sedikit, tidak sampai 1% dari total pendapatanpetani. Hal tersebut dikarenakan hanya sedikitpetani yang berusahatani non-padi, walaupundalam setahun petani hanya menanam padi 2kali bukan alasan petani untuk menanamtanaman lain selain padi. Data kontribusi non-usahatani ini juga menunjukan kurangberhasilnya program pertanian untukkomoditas kedelai, padahal bantuan bibitataupun pupuk untuk usahatani kedelai kerapditerima oleh petani.

Kegiatan sektor pertanian yang palingsedikit berkontribusi dalam pendapatan rumahtangga petani yaitu pendapatan off farmsebagai buruh tani sebesar 0,2% dari totalpendapatan. Kegiatan off farm ini hanyaterdapat pada petani berlahan sempit, hal inidikarenakan pendapatan dari kegiatan on-farmsaja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhankeluarganya sehingga kepala atau anggotakeluarga bekerja sebagai buruh tani. Padaumumnya, petani padi di Desa Buahduamemiliki lahan walau sedikit, sehingga yangbekerja sebagai buruh tani sedikit ditemukan.

Pendapatan yang berasal dari non-pertanian berkontribusi sebanyak 31%.Kontribsi tersebut merupakan kontribusi petanidan atau anggota keluarga dengan matapencaharia diluar usahatani padi. Pada petaniberlahan sempit kontribusi pendapatan darinon-pertanian lebih besar jika dibandingkandengan pendapatan usahatani untuk totalpendapatannya, 59% pendapatan petani lahansempit berasal dari non-pertanian.

Struktur Pengeluaran Rumah TanggaPetani

Pengeluaran rumah tangga dapatdikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :pengeluaran untuk makan dan pengeluaranuntuk bukan makan (non-makan).Strukturpengeluaran rumah tangga dipengaruhi olehperubahan pengeluaran menurut waktu,perbedaan selera, perbedaan pendapatan danlingkungan (Sugiarto,2009). Sehinggapengeluaran bukan makan ini hampir berbedabagi setiap rumah tangga.

Pengeluaran makanan yang dianalisisdalam penelitian ini dikelompokkan menjadisumber karbohidrat (beras dan non beras),pangan hewani (daging sapi, daging ayam,telur), kacang-kacangan (tahu, tempe), sayurdan buah, bahan minuman (gula, kopi),tembakau/ rokok, dan konsumsi lainnya.

Komponen pengeluaran untuk bukanmakanan yang dianalisis dalam penelitian inidikelompokkan kedalam beberapa komponen

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT ...K2=Pengeluaran untuk non makanan Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Kesejahteraan Petani (Sudana, at.al., 2008) dianalisis menggunakan lima indikator,

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGAPETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN

ASA ALFRIDA DAN TRISNA INSAN NOOR

Halaman | 430

yaitu perawatan kesehatan, pendidikan,sandang, kebutuhan papan, kebutuhan sosial,komunikasi, bahan bakar dan kebutuhan bukanmakan lainnya.

Tabel 2. Kontribusi Pengeluaran RumahTangga Petani Padi Menurut Luasan

Lahan

JenisPengeluaran

LahanSempit

LahanSedang

LahanLuas

Pengeluaranmakan (%)

55 52 51

Pengeluarannon-makan(%)

45 48 49

Total (%) 100 100 100

Presentase pengeluaran rumah tanggauntuk non-makan berbanding lurus dengan luaslahan petani (Tabel2). Semakin luas pemilikanlahan petani, semakin besar juga pengeluaranpetani untuk non-makan. Hal tersebut sesuaidengan pernyataan Sugiarto (2009),semakintinggi pendapatan, maka porsi pengeluaranakan bergeser dari pengeluaran untuk makananke pengeluaran untuk bukan makanan.

Tingkat Kesejahteraan Rumah TanggaPetani PadiTingkat Daya Beli Rumah Tangga Petani

Daya beli rumah tangga petanimerupakan hasil bagi total pendapatan dengantotal pengeluaran rumah tangga selain biayausahatani. Analisis tingkat daya beli rumahtangga petani dapat menunjukkan indikatorkesejahteraan ekonomi petani. Semakin tinggitingkat daya beli petani, maka semakin baikjuga akses petani untuk mendapatkan pangan

sehingga tingkat ketahanan pangan keluargamanjadi lebih baik. Dengan demikian, semakintinggi tingkat daya beli rumah tangga, berartitingkat kesejahteraan keluarga petani yangbersangkutan semakin tinggi, dan juga terjadisebaliknya. Tingkat daya beli rumah tanggapetani berdasarkan strata lahan dapat dilihatpada Tabel 3.

Tabel 3 Tingkat Daya Beli Rumah TanggaPetani Padi Berdasarkan Luas Lahan

DBPP

DBPPPetaniLahanSempit

DBPPPetaniLahanSedang

DBPPPetaniLahanLuas

DBPPSeluruhPetani

Min 1,01 1,02 1,84 1,01

Max 8,27 3,88 7,47 8,27

Rata-rata 1,89 2,14 5,50 2,24

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwadaya beli petani >1 artinya pendapatan petanilebih besar dari pengeluaran yang dikeluarkanpetani. Rata-rata daya beli rumah tangga petanipadi di Desa Buahdua yaitu sebesar 2,24.Berdasarkan Tabel 4.22 Luas pemilikan lahanpetani berbanding lurus dengan daya belirumah tangga petani. Semakin luas lahan yangdimiliki semakin besar daya beli rumah tanggapetaninya. Hal ini menunjukkan semakin luaslahan yang dimiliki petani tingkatkesejahteraan petaninya semakin tinggi.

Nilai Tukar Pendapatan Rumah TanggaPetani

Nilai Tukar Pendapatan RumahTangga Petani (NTPRP) merupakan nisbahantara pendapatan total rumah tangga denganpengeluaran total rumah tangga. NTPRP petaniberdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel4.23.

Tabel 4 Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) Terhadap PengeluaranTotal

NTPRPNTPRP

RespondenLahan Sempit

NTPRPResponden

Lahan Sedang

NTPRPRespondenLahan Luas

NTPRPSeluruh

Responden

Min 0,28 0,87 1,17 0,28

Max 7,13 2,35 3,82 7,13

Rata-rata 1,41 1,48 2,65 1,52

PresentaseNTPRP < 1

37,5 16,7 0 28,21

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT ...K2=Pengeluaran untuk non makanan Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Kesejahteraan Petani (Sudana, at.al., 2008) dianalisis menggunakan lima indikator,

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman |431

Analisis Nilai Tukar PendapatanRumah Tangga Petani (NTPRP) merupakananalisis untuk mengukur tingkat kesejahteraanpetani. Semakin besar nilai NTPRP tingkatkesejakteraan petani semakin tinggi. NilaiNTPRP <1 menunjukkan bahwa totalpengeluaran rumah tangga petani lebih besardibandingkan dengan total pendapatan rumahtangga petani. Artinya, petani belum mampumemenuhi kebutuhan untuk usaha pertaniandan non pertanian. Dilihat dari Tabel 4,presentase paling besar untuk NTPRP < 1 yaitupetani dengan lahan sempit sebesar 37,5% daritotal responden lahan sempit. Namun,

walaupun demikian berdasarkan stratapemilikan lahan, baik rumah tangga berlahansempit, sedang, atau luas nilai rata-rata NTPRP>1.

NTPRP yang dijelaskan diatasmerupakan nilai tukar pendapatan terhadappengeluaran total rumah tangga petani. Selainterhadap pengeluaran total rumah tangga,besarnya NTPRP yang dicari yaitu nilaiNTPRP terhadap biaya produksi, konsumsipangan, konsumsi non pangan dan terhadaptotal konsumsi.

Tabel 5. Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Berdasarkan LuasanLahan

Uraian Lahan SempitLahanSedang Lahan Luas

A Pendapatan (Rp 000) 28.239 46.663 127.553

1. Pertanian 11.792 33.483 93.553

2. Non Pertaniann 16.447 13.180 34.000

B Biaya Produksi (Rp 000) 2.619 6.542 24.667

C Konsumsi (Rp 000) 15.668 22.873 27.763

Pangan 8.563 11.880 14.240

Non Pangan 7.105 10.993 13.528

D Total Pengeluaran (Rp 000) 18.287 29.415 52.435

E Nilai Tukar Pendapatan Terhadap

1. Biaya Produksi 10,7 7,13 5,17

2. Konsumsi Pangan 3,29 3,92 8,95

3. Konsumsi Non Pangan 3,97 4,24 9,42

4. Total Konsumsi 1,8 2,04 4,59

5. Total Pengeluaran 1,54 1,58 2,43

Besarnya NTPRP dari masing-masingstrata lahan terhadap total konsumsi nilainyalebih kecil (NTPRP = 1,8-4,5) dibanding nilaiNTPRP terhadap total biaya produksi(NTPRP= 5-10). Keadaan ini menunjukanbahwa untuk memenuhi tingkat kesejahteraanrumah tangganya, petani pada tiap strata lahanrelative lebih banyak mengalokasikanpendapatannya untuk memenuhi kebutuhankonsumsi dibanding kebutuhan usahanya.Namun demikian nilai NTPRP untukpengeluaran pangan dan non pangan relativeseimbang. Hal ini menunjukan bahwa rumahtangga petani pada setiap strata lahan berusahamenyeimbangkan besarnya pengeluaran kedua

komponen konsumsi terhadap besarnyapendapatan yang mereka peroleh.

Indikator Kesejahteraan Menurut BPSBerdasarkan kriteria BPS (2012),

tingkat kesejahteraan rumah tangga melakukanpengukuran terhadap beberapa indikatorpendapatan, Konsumsi/pengeluaran, keadaantempat tinggal,fasilitas tempat tinggal,kesehatan anggota rumah tangga, kemudahanmendapatkan pelayanan kesehatan,kemudahanmemasukan anak ke jenjang pendidikan,Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi,Kehidupan beragama, Rasa aman dari tindakankejahatan, Kemudahan dalam melakukan olahraga. Kemudian Tingkat kesejahteraan ini

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT ...K2=Pengeluaran untuk non makanan Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Kesejahteraan Petani (Sudana, at.al., 2008) dianalisis menggunakan lima indikator,

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGAPETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN

ASA ALFRIDA DAN TRISNA INSAN NOOR

Halaman | 432

kemudian dikelompokkan dalam tigaklasifikasi yaitu kesejahteraan tinggi,kesejahteraan sedang dan kesejahteraanrendah.Tingkat kesejahteraan rumah tanggapetani padi di Desa Buahdua menurut BPSdapat dilihat pada Tabel 6.

Tingkat kesejahteraan rumah tanggapetani padi pada strata lahan sempit, sedang,dan luas di Desa Buahdua, Kecamatan

Buahdua, Kabupaten Sumedang termasuktinggi. Responden lahan sempit, lahan sedangdan lahan luas masing-masing memiliki skor32,33,dan 34, menurut indikator BPS 2012mengindikasikan petani padi di Desa Buahduamemiliki keadaan ekonomi, kesehatan, tempattinggal, dan fasilitas-fasilitas penunjang untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari yang layak

.

Tabel 6. Tingkat Kesejahteraan Responden Berdasarkan Indikator BPS

Kategori

Petani PadiLahanSempit

Petani PadiLahanSedang

Petani PadiLahan Luas Presentase (%)

(orang) (orang) (orang)

Kesejahteraan Tinggi(Skor 27-35)

24 12 3 100

Kesjahteraan sedang(Skor 19-26)

- - - -

kesejahteraan rendah(Skor 11-18)

- - - -

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Semakin luas kepemilikan lahan,semakin besar kontribusi pendapatan sektorpertanian terhadap pendapatan total rumahtangga petani. Kontribusi sektor pertanianterhadap pendapatan rumah tangga petanipadi di Desa Buahdua pada rumah tanggalahan sempit, lahan sedang dan lahan luasberturut-turut yaitu 42%, 72% dan 74%.

Analisis tingkat kesejahteraanrumah tangga petani padi sawah denganmenggunakan beberapa indikatormenunjukkan haasil tingkat kesejahteraanyang berbeda. Jika menggunkan indikatorekonomi menunjukkan ada rumah tanggapetani yang termasuk kategori miskin (tidaksejahtera), namun jika menggunakanindikator ekonomi dan sosial menunjukkanhasil seluruh rumah tangga petani termasuktingkat sejahtera tinggi.

SaranPemerintah setempat untuk

menghidupkan peran gapoktan di matapetani, agar program pemerintah sebagaiupaya peningkatan pendapatan petani dapatberjalan dengan baik. Pengoptimalanprogram kedelai yang telah berjalan juga

perlu dilakukan untuk meningkatkanpendapatan petani dari komoditas non-padi.

DAFTAR PUSTAKAAksi Agri Kanisius. 2005. Budidaya

Tanaman Padi. Kanisius.Yogyakarta

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta

BPS Jawa Barat. 2015 . Jawa Barat dalamangka 2015. Provinsi Jawa Barat.Bandung. Badan Pusat Statistik.

BPS Kabupaten Sumedang.2014. KabupatenSumedang dalam Angka Tahun2014 : BPS Kabupaten Sumedang.

Faturokhman, Molo dan Marcellinus. 1995.Kemiskinan dan Kependudukan diPedesaan Jawa: Analisis DataSusenas 1992.Yogyakarta: PusatPenelitianKependudukanUniversitas Gajah Mada.

Fenytha. 2013. Analisis Faktor-Faktor YangMempengaruhi Peminjaman KreditMikro Petani Hortikultura. Thesis.

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT ...K2=Pengeluaran untuk non makanan Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Kesejahteraan Petani (Sudana, at.al., 2008) dianalisis menggunakan lima indikator,

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman |433

Fakultas Pertanian. UniversitasSumatera Utara.

Gustiyana, H. 2004. Analisis PendapatanUsahatani untuk Produk Pertanian.Salemba empat. Jakarta.

Hendrik. 2011. Analisis Pendapatan DanTingkat Kesejahteraan MasyarakatNelayan Danau Pulau Besar DanDanau Bawah Di KecamatanDayun Kabupaten Siak PropinsiRiau. Jurnal Perikanan danKelautan 16,1 : 21-32.

Kementrian Pertanian. 2015. RencanaStrategis Kementrian PertanianTahun 2015-2019.http://www.pertanian.go.id. Diakses tanggal 31 Desember2016.

Mubyarto.1995. Pengantar EkonomiPertanian. LP3ES. Jakarta.

Murdani, M.I . 2014. Analisis Pendapatandan Tingkat Kesejahteraan RumahTangga Petani Padi (Oryza sativa)Di Kecamatan GadingrejoKabupaten Pringsewu. Skripsi.Fakultas Pertanian, UniversitasLampung.

Noor, Trisna Insan. 2011. PengaruhAgroindustrialisasi PerberasanTerhadap Pembangunan PertanianBerdasarkan Agroekosistem LahanSawah Irigasi di JawaBarat.Disertasi Program Pasca SarjanaUniversitas Padjadjaran.

Novahadi.R, Ani Muani, dan Imelda .2013.Analisis Tingkat KesejahteraanKeluarga Petani Kebun PlasmaKelapa Sawit Pt. Prakarsa TaniSejati. Jurnal Sains MahasiswaPertanian. Vol. 2, No.3

Purhantara, Wahyu. 2010. Metode PenelitianKualitatif Untuk Bisnis. GrahaIlmu: Yogyakarta.

Sastraatmadja, Entang .2010. Suara Petani.Bandung : Masyarakat GeografiIndoonesia.

Sensus Pertanian. 2013. Kategori TanamanPangan (Padi dan Palawija).

http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php/site/topik?kid=2&kategori=Tanaman-Pangan-(Padi-dan-Palawija). Diakses tanggal 12Januari 2017.

Soekartawi. 2001. Analisis Usahatani. UIPress. Jakarta.

_______. 2003 . Teori Ekonomi Produksi.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiarto.2009. Analisis TingkatKesejahteraan Petani menurut PolaPendapatan dan Pengeluaran diPedesaan. Jurnal Pusat AnalisisSosial Ekonomi dan KebijakanPertanian.

Sugiyono. 2014. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Alfabeta: Bandung.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. MetodePenelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya Offset.

Sukirno. 2005. Pengantar Teori MikroEkonomi. PT Raja GrafindoPersada. Jakarta

Warouw,D.K.G. 2016. Analisis TingkatKesejahteraan Rumah TanggaPetani Ubi Cilembu Kasus di DesaCilembu, Kecamatan Pamulihan,Kabupaten Sumedang. Skripsi.Fakultas Pertanian UniversitasPadjadjaran: tidak diterbitkan.

Winardi. 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi.Edisi IV. Tarsito.Bandung.

Yusuf, A dan Harnowo, D. 2010. TeknologiBudidaya Padi sawah MendukungSl-PTT. BPTP. UniversitasSumatera Utara.