kul herbal k2

22
Preparasi bahan tumbuhan ekstraksi

Upload: dwitiara-septiani

Post on 08-Jul-2016

263 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

XX

TRANSCRIPT

Page 1: Kul Herbal k2

Preparasi bahan tumbuhan

ekstraksi

Page 2: Kul Herbal k2

Senyawa metabolit sekunder dipisahkan dari tumbuhan dengan cara di ekstraksi sehingga dihasilkan ekstrak.

Cara ektraksi bermacam-macam, masing-masing cara mempunyai keuntungan dan kerugian.

Page 3: Kul Herbal k2

Ektraksi : Proses pemisahan senyawa kimia yang dapat larut agar terpisah dari bahan yang tidak larut dengan menggunakan penyari cair.

Cairan penyari yang digunakan :1. air2. alkohol (etanol)3. eter

Page 4: Kul Herbal k2

Maca-macam cara ekstraksi :1. Infundasi2. Maserasi3. Perkolasi4. Sokhletasi

Page 5: Kul Herbal k2

1. InfundasiAdalah cara ektraksi dengan menggunakan panas, sehingga senyawa kimia yang tidak tahan panas akan rusak.

Serbuk (1 bag) di + air (10 bag) direbus dengan suhu 90 derajad Celcius (dalam panci infus) selama 15 menit, disaring .

Page 6: Kul Herbal k2

2. MaserasiCara ekstraksi dengan perendaman, tidak ada pemanasan

Serbuk direndam dengan penyari selama 3- 10 hari, sesekali diaduk, kemudian disaring dan ampas dicuci dengan penyari

Page 7: Kul Herbal k2

3. PerkolasiEkstraksi dengan cara direndam dan dialiri

Menggunakan perkolator ( wadah di bagian atas terbuka dan bagian bawah ada lubang kecil untuk mengalirkan cairan dilengkapi dengan kran untuk membuka dan menutup aliran.

Page 8: Kul Herbal k2

cara :Serbuk dimasukkan perkolator kemudian ditambah cairan penyari sampai terendam, didiamkan 24 jam kemudian kran dibuka agar cairan mengalir, dan dari atas selalu ditambahkan cairan penyari, sampai semua senyawa kimia yang larut dalam penyari tersebut habis.

Page 9: Kul Herbal k2

4. SokhletasiMenggunakan alat sokhletDengan cara pemanasan, membutuhkan waktu tertentu sampai cairan penyari berubah warna. Senyawa kimia yang tidak tahan panas akan rusak.Serbuk dimasukkan kantung kertas kemudian dimasukkan alat sokhlet dan ditambah penyari, dididihkan.

.

Page 10: Kul Herbal k2

EKSTRAKadalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani dengan menggunakan penyari yang cocok , diluar pengaruh cahaya matahari.

Ekstrak kering sebagai bahan obat dapat diformulasi menjadi kapsul, tablet, sirup, salep

Page 11: Kul Herbal k2

Ekstrak dengan penyari berbeda maka senyawa yang tersari juga berbeda

Penyari air , hasilnya ekstrak air yang tersari senyawa polar seperti glukosida, glikosida-flavonoid, tanin, saponin

Page 12: Kul Herbal k2

Penyari alkohol , hasilnya ekstrak alkohol yang tersari senyawa kurang polar dan senyawa non polar seperti flavonoid, alkaloid

Penyari eter , hasilnya ekstrak eteryang tersari senyawa non polar seperti terpenoid, minyak atsiri

Page 13: Kul Herbal k2

Jumlah atau dosis ekstrak agar mudah diatur maka ekstrak dibuat menjadi kering atau kental.

Prinsip :serbuk ditambah cairan penyari -- ekstrak cair ekstrak cair diuapkan --------------- ekstrak kental ekstrak kental dikeringkan --------- ekstrak kering

Page 14: Kul Herbal k2

• Ekstrak berisi campuran senyawa kimia yang kompleks. Untuk memisahkan campuran tersebut digunakan teknik kromatografi.

• Contoh : ekstrak buah papaver somniverum. senyawa kimia dalam ekstrak tersebut dipisahkan dengan cara kromatografi diperoleh senyawa murni seperti : - morphin- codein- tebain- papaverin

Page 15: Kul Herbal k2

Standardisasi, dan pengawasan mutu ekstrak

Page 16: Kul Herbal k2

Penggunaan obat dari tanaman sangat beragam :1. senyawa murni2. tumbuhan obat yang digunakan secara tradisional3. obat mentah dari bagian tanaman atau serbuk4. ekstrak tidak terstandardisasi5. ekstrak yang distandardisasi

Page 17: Kul Herbal k2

standardisasi

Standardisasi diartikan penetapan mutu dengan cara membandingkan terhadap baku pembandingStandardisasi memungkinkan pembandingan efektivitas klinis, efek farmakologis, dan efek sampingProduk terstandarisasi menjamin keamanan dan meningkatkan kepercayaan terhadap obat herbal

Page 18: Kul Herbal k2

Di bidang fitomedis, standardisasi hanya ditujukan untuk ekstrak

Ekstrak mengandung campuran bahan aktif dan non aktif , tetapi sering tidak diketahui zat mana yang memberikan

aktivitas atau efek farmaklogis dari ekstrakBiasanya , sediaan obat herbal (ekstrak) dianggap sebagai bahan aktif obat.

Page 19: Kul Herbal k2

Untk pengawasan mutu, ada klasifikasi ekstrak menurut farmakope eropa :

1. ekstrak terstandardisasi (sejati) (tipe A)

2. ekstrak terkuantifikasi (tipe B)3. ekstrak lain

Page 20: Kul Herbal k2

1. ekstrak terstandardisasiEkstrak dengan kandungan zat aktif (tunggal /banyak) yang diketahui.Dapat distandardisasi menjadi kandungan aktif yang jelas dan jumlah bahan aktifnya pasti.Contoh ekstrak terstandar ;1. ekstr. Panax ginseng C.A. Meyer (G 115)2. ekstr. Ginkobiloba 40 mg setara ginkoflavoglikosid 9,6 mg3. ekstr. Echinacea (EFLA 894)

Page 21: Kul Herbal k2

2. ekstrak terkuantifikasi• Ekstrak dengan kandungan yang memiliki aktivitas

terapeutik atau farmakologi yang diketahui. Kelompok senyawa yang diperkirakan memiliki aktivitas farmakologi tidak diketahui.

• Mengandung Kelompok senyawa tertentu dan kelompok senyawa yang tidak diinginkan telah dipisahkan . Ekstrak ginkgo biloba mengandung flavonoid (glikosida flavon dan flavanol), biflavonoid

Page 22: Kul Herbal k2

3. Ekstrak lainEkstrak ini umumnya disepakati aktif secara farmakologis. zat yang memberikan aktivitas farmakologi tidak diketahui

• Contoh ekstrak echinacea. Kandungan zat aktif tidak diketahui