14. keselamatan ketenagalistrikan (k2)

48
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) Keselamatan dan Keamanan Kerja ( K3 ) 1. Penjelasan Umum Setiap pelaksanaan pekerjaan apapun jenisnya tentu diharapkan dapat menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan standar yang di inginkan. Pencapaian hasil kerja yang standar tentunya akan terpenuhi dengan syarat syarat yang di standarkan antara lain : a. Memiliki rencana kerja yang matang ( Siap ) b. Dikerjakan tenaga yang profesional c. Dikerjakan dengan methode yang tepat dan sistimatis d. Didukung fasilitas / peralatan yang memadai e. Dapat dikerjakan dengan aman dan selamat Prosedure Keamanan dan Keselamatan kerja merupakan salah satu procedure yang tidak dapat dipisahkan dari procedure kerja dalam suatu instalasi. Dimana procedure keselamatan kerja berkaitan erat dengan hal hal yang sangat prinsipil yaitu : keamanan dan keselamatan kerja personil, kelayakan peralatan kerja, kelayakan peralatan instalasi dan lingkungan kerja Dari berbagai pengetahuan dan pengalaman kita akan sependapat bahwa pada setiap perusahaan baik perusahaan besar atau perusahaan kecil dan dalam bentuk apapun jika menggunakan manusia sebagai tenaga kerja maka pelaksanaan dan tata laksana Keselamatan dan keamanan Kerja ( K3 ) perlu untuk diperhatikan secara optimum. 1

Upload: bayu-aji

Post on 27-Dec-2015

103 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

Keselamatan dan Keamanan Kerja ( K3 )

1. Penjelasan Umum

Setiap pelaksanaan pekerjaan apapun jenisnya tentu diharapkan dapat menghasilkan suatu

produk yang sesuai dengan standar yang di inginkan. Pencapaian hasil kerja yang standar

tentunya akan terpenuhi dengan syarat syarat yang di standarkan antara lain :

a. Memiliki rencana kerja yang matang ( Siap )

b. Dikerjakan tenaga yang profesional

c. Dikerjakan dengan methode yang tepat dan sistimatis

d. Didukung fasilitas / peralatan yang memadai

e. Dapat dikerjakan dengan aman dan selamat

Prosedure Keamanan dan Keselamatan kerja merupakan salah satu procedure yang tidak

dapat dipisahkan dari procedure kerja dalam suatu instalasi. Dimana procedure keselamatan

kerja berkaitan erat dengan hal hal yang sangat prinsipil yaitu : keamanan dan keselamatan

kerja personil, kelayakan peralatan kerja, kelayakan peralatan instalasi dan lingkungan kerja

Dari berbagai pengetahuan dan pengalaman kita akan sependapat bahwa pada setiap

perusahaan baik perusahaan besar atau perusahaan kecil dan dalam bentuk apapun jika

menggunakan manusia sebagai tenaga kerja maka pelaksanaan dan tata laksana Keselamatan

dan keamanan Kerja ( K3 ) perlu untuk diperhatikan secara optimum.

Kegiatan keselamatan kerja harus terlebih dahulu dipersiapkan / direncanakan sebelum

kegiatan pekerjaan dimulai yang dalam pelaksanaannya merupakan procedure atau langkah

langkah kerja yang disusun sedemikian rupa secara berurutan sehingga pelaksanaan kerja

pada instalasi berjalan dengan aman dan lancar

Segala kegiatan kerja lapangan yang berkaitan dengan instalasi diatur dengan surat ijin kerja

yang diterbitkan sebelumnya oleh yang berwenang dalam menerbitkan surat ijin kerjanya

Kegiatan kerja yang rutin dalam jangka waktu yang lama dan cenderung monoton biasanya

akan memberi kemungkinan yang lebih besar terhadap terjadinya kesalahan kerja (Working

Accident)

Kesalahan yang terjadi mungkin hanya mengakibatkan kerugian dan kecelakaan kecil yang

dapat diabaikan. Namun kesalahan yang kecil bisa juga menyebabkan akibat yang fatal yang

1

Page 2: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

mengakibatkan kerugian buat dirinya juga buat orang lain mungkin sampai terjadinya

kematian dengan demikian Keamanan dan keselamatan Instalasi, kerja dan lingkungan perlu

terus di ingat dan di ingatkan atau saling mengingatkan

Keselamatan dan Keamanan

Adalah suatu usaha penyelamatan dan pengamanan yang ditujukan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan pada manusia dan atau kerusakan pada alat dan benda

Kerja

Adalah perbuatan manusia yang ditujukan terhadap suatu benda yang dikerjakan baik benda

abstrak atau benda kongkrit

Kecelakaan

Adalah kejadian yang tidak direncanakan yang menimbulkan kerugian pada manusia harta

benda atau proses

Insiden

Kejadian yang tidak direncanakan dimana pada kondisi yang berbeda sedikit saja

menimbulkan kecelakaan

Maksud dan tujuan Keamanan dan Keselamatan Kerja

Adalah tindakan untuk menyelamatkan dan mengamankan manusia dari kecelakaan dan

kematian dan menyelamatkan dan mengamankan peralatan / benda dari kerusakan dan

kehancuran

Peranan Keselamatan dan Keamanan Kerja

a. Penyelamatan dan Pengamanan manusia dari kemungkinan terjadinya sakit kecelakaan

dan kematian karena dihadapkan pada sifat-sifat benda dan gangguan terhadap benda

yang dikerjakan (pengaruh benda kerja)

b. Penyelamatan dan pengamanan manusia dari kemungkinan terjadinya sakit, kecelakaan

dan kematian karena perbuatan yang dilakukan manusia waktu bekerja (cara kerja )

c. Penyelamatan dan pengamanan manusia dari kemungkinan terjadinya sakit, kecelakaan

dan kematian karena keadeadaan tempat kerja ( ruang kerja )

d. Pengamanan benda dari kemungkinan terjadi kerusakan, kehancuran dan kehilangan yang

dilakukan oleh / ditimbulkan oleh pekerja (disiplin kerja )

Usaha-usaha Keamanan dan Keselamatan Keja

Usaha-usaha Keamanan dan Keselamatan Keja di fokuskan pada kegiatan-kegiatan :

2

Page 3: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

a. Usaha-usaha yang di arahkan untuk melindungi, mengamankan dan menyelamatkan

pekerja yang mendapat kecelakaan

b. Usaha-usaha yang Keamanan dan Keselamatan Kerja yang diarahkan untuk melindungi

menyelamatkan dan mengamankan benda dari kehilangan kerusakan dan kehancuran

c. Usaha-usaha yang diarahkan untuk membina dan memupuk kesehatan

Dari uraian keamanan dan keselamatan kerja yang telah diuraikan diatas kita dapatkan dua

faktor yang saling berhadapan yaitu faktor manusia dan faktor benda kerja yang masing

masing berbeda baik sifat kepentingannya atau terhadap kebutuhan perlindungannnya yang

diatur sedemikian rupa baik yang bersifat internasional maupun yang bersifat lokal sesuai

dengan kebutuhan masing masing Negara

Manusia sebagai tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya harus mendapatkan perlindungan

hak perikemanusiaannya, keamanan dan keselamatannya

Negara / pemerintahan yang menghargai hak hak perikemanusiaan mengeluarkan berbagai

undang-undang dan peraturan yang memberikan perlindungan kepada para tenaga kerja

Setiap benda mempunyai sifat, fungsi, kondisi kemampuan dan karakteristik tersendiri

sehingga setiap benda mempunyai cara penangananya tersendiri

Sudah banyak penemuan para akhli dari hasil penyelidikannya yang dapat digunakan sebagai

patokan atau pedoman mengenai cara cara penggunaaan, penempatan, pemasangan,

pelayanan, pengaturan, pemeliharaan dan sebagainya untuk keperluan kehidupan

anusia

1. Peraturan yang menyangkut masalah tenaga kerja

a. Undang–undang dan peraturan mengenai ketenaga kerjaaan

b. Undang–undang dan peraturan mengenai Pembinaan dan norma norma keselamatan

kerja

c. Undang–undang dan peraturan mengenai Perlindungan norma norma keamanan

keselamatam kerja

d. Undang-undang dan peraturan mengenai Kecelakaan Dinas

e. Peraturan Perburuhan dan Perjanjian Kerja

2. Peraturan yang menyangkut benda kerja

a. Undang-Undang dan peraturan mengenai Tenaga Listrik

b. Undang-Undang dan peraturan mengenai Perindustrian

3

Page 4: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

c. Undang-Undang dan peraturan mengenai Pertambangan

d. Undang-Undang dan peraturan mengenai perdagangan

e. Undang-Undang dan peratuan mengenai perhubungan

Disamping dilengkapi dengan undang undang dan peraturan sebagai sarana peryaratan

kerja yang baik dalam prakteknya dilapangan akan dihadapkan pada sesuatu yang sangat

penting yang merupakan sarana pelaksanaan kerja antara lain :

a. Kondisi dan persyaratan benda –benda yang akan dikerjakan

b. Tingkat disiplin, kemampuan berfikir, pengetahuan yang dimiliki pekerja

c. Kondisi Kesehatan pekerja

d. Kondisi Peralatan kerja dan pengamannya

e. Kondisi ruang / tempat / lingkungan Kerja

f. Perencanaan dan pengawasan terhadap pekerja

Dengan peraturan perundangan : UU No 1 Th 1970 Tentang Keselamatan Kerja, ditetapkan

syarat syarat keselamatan kerja untuk :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

c. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan

d. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran atau

kejadiankejadian lain yang berbahaya

e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu , kelembaban ,

deebu , kotoran, asap , uap, gas, hembusan angin cuaca sinar matahari, atau radiasi

baik suara maupun getraran

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun

psykis, peracunan infeksi dan penularan

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses

kerjanya

4

Page 5: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanamandanbarang

o. Mengamankan dan memelihara berbagai jenis bangunan

p. Mengamankan dan memperlancarpekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya

kecelakaannya lebih besar.

Kendala usaha Penciptaan Keamanan dan Keselamatan Kerja dari pihak pengusaha

a. Tujuan usaha perusahaan hanya melulu untuk mendapatkan hasil keuntungan semata

sebesar-besarnya.

b. Cara kerja yang ditempuh pengusaha menekankan pekerja untuk mengerahkan

tenaga semaksimal mungkin dengan menekan biaya dan jumlah pegawai sedikit

mungkin

c. Pengusaha berusaha membebaskan diri dari peraturan tenaga kerja dan keselamatan

kerja

d. Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan para pekerja diarahkan untuk memperoleh

keuntungan pengusaha semata

Kendala usaha penciptaan Keamanan dan keselamatan kerja dari pihak pekerja

a. Tidak disiplin

b. Memiliki sikap kerja yang ceroboh

c. Suka penyepelekan pekerjaan yang di hadapi

d. Kurang pengetahuan / perhatian pada pekerjaan dan benda kerja yang sedang

dihadapi

e. Segan menggunakan Alat keselamatan kerja

f. Bekerja pada posisi dan sikap kerja yang tidak aman

g. Bekerja dengan kelengkapan yang dapat membahayakan

h. Kondisi kesehatan Jasmani / Rochani sering terganggu

2. Keselamatan Instalasi , Keselamatan Umum dan Keselamatan Kerja

A. Keselamatan Instalasi di lingkungan

Ketentuan Umum :

5

Page 6: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

Keselamatan Instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi

instalasi , dilaksanakan dengan memberikan perlindungan , pencegahan dan

pengamanan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dan kerusakan pada instalasi

Instalasi adalah instalasi milik Persh terdiri dari :

1. Bangunan dan sarana. Bangunan adalah bangunan tempat kegiatan usaha

ketenaga listrikan yang dilaksanakan oleh Perseroan dan sarana adalah sarana

sebagai penunjang kegiatan yang dilaksanakan oleh Perseroan

Gangguan Instalasi adalah gangguan pada instalasi yang mengakibatkan

terganggunya kelangsungan pelayanan untuk sementara waktu yang dapat disebabkan

dari dalam maupun luar instalasi

Kerusakan Instalasi adalah kerusakan yang mengakibatkan instalasi tidak dapat

berfungsi secara normal atau tidak dapat beroperasi

Maksud dan tujuan Pedoman instalasi

Sebagai pedoman keselamatan instalasi bagi perseroan dalam mewujudkan kondisi

andal dan aman bagi instalasi

Kondisi aman bagi bangunan dan sarana dengan cara memberikan perlindungan,

pencegahan dan pengamanan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dan atau

kerusakan pada instalsi

Ruang lingkup dari pedoman keselamatan instalasi bangunan dan sarana milik Persh

Jenis Gangguan dan Kerusakan Instalasi

1. Gangguan pada instalasi yang mempengaruhi kelangsungan pelayanan untuk

sementara

2. Kerusakan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan sehingga mengurangi

keandalan instalasi

3. kerusakan pada instalsi yang mengakibatkan terputus nya pelayanan ke pelanggan

4. kerusakan pada bangunan / sarana

5. kebakaran pada instalasi / bangunan /sarana

Perilaku / tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari pelaksana pekerjaan :

1. Kelalaian dari pelaksana pekerjaan dalam melaksanakan tugas operasi /

pemeliharaan instalasi / bangunan / sarana seperti:

o Tidak mentaati / mengikuti SOP

o Tidak mentaati/ mengikuti manual / prosedure operasi dan atau pemeliharaan

6

Page 7: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

o Tidak mentaati / mengikuti petunjuk arahan dari pengawas pekerjaan

2. Perbuatan sabotase / perbuatan anarkhis dari pegawai atau outsourcing

Perilaku/ tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari manajemen Perseroan :

1. Tidak memberikan penyuluhan keselamatan, pendidikan dan pelatihan kepada

pelaksana pekerjaan operasi dan pemeliharaan instalasi dan bangunan serta tidak

melengkapi pelaksana pekerjaan dengan sertifikat kompetensi sebagai tenaga

teknik

2. Tidak menyediakan SOP , manual / Prosedure operasi dan atau manual prosedure

pemeliharaan

3. tidak segera mengganti peralatan instalasi yang telah melewati batas umur layan /

tidak laik pakai

4. Tidak menunjuk / menetapkan pengawas pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan

berpotensi bahaya pada instalasi atau pengawas pekerjaan yang ada tidak / kurang

melaksanakan tugas sesuai kompetensinya

Perilaku/ tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari mayarakat umum :

1. Perbuatan secxara sengaja / tidak sengaja yang dapat mengakibatkan terjadinya

gangguan dan kerusakan pada instalasi seperti :

2. Perbuatan sabotase / huru hara/ anakis dari masyarakat

Kondisi berbahaya ( Unsafe Condition ) dari lingkungan terhadap instalasi

merupakan kelalian / kurangnya antisipasi dari manajemen perseroan seperti :

1. Tidak antisipasi terhadap terdapatnya binatang yang masuk ke daerah instalasi

yang dapat mengakibatkan gangguan / kerusakan instalasi

2. Tidak antisipasi terhadap terjadinya bencana alam seperti banjir longsor yang

dapat mengakibarkan kerusakan pada instalasi / bangunan

3. Tidak antisipasi terhadap terjadinya kerusakan lingkungan akibat penebangan

hutan disekitar instalasi / bangunan oleh masyarakat umum dengan tidak

mengikuti ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku sehingga dapat

menyebabkan erosi dan longsor yang dapat mengancam keselamatran /terjadinya

kerusakan pada instalasi / bangunan dan sebagainya

Akibat gangguan dan kerusakan Instalasi

7

Page 8: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

1. Mempengaruhi kelangsungan operasi instalasi, sehingga mengurangi keandalan

operasi dari instalasi, merugikan Persh dan dapat merugikan pelayanan kepada

masyarakat umum

2. Berkurangnya kemampuan operasi instalasi sehingga mengurangi keandalan

operasi dari instalasi , merugikan Pers dan dapat merugikan pelayananan kepada

masyarakat umum

3. Terputusnya pelayanan ke pelanggan, merugikan Pers dan pelayanan kepada

masyarakat umum

4. Kerusakan /terbakarnya instalasi / bangunan / sarana sehingga tidak dapat

berfungsi secara normal atau tidak dapat beroperasi merugikan perseroan dan

sebagainya

Perlindungan dan Pencegahan terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan Instalasi

setiap persh wajib melaksanakan perlindungan dan pencegahan terhadap kemungkian

terjadinya kerusakan pada instalasi dengan melakukan kegiatan sebagai berikut ;

1. Memberikan penyuluhan keselamatan pendidikan dan pelatihan kepada pelaksana

pekerjaan operasi dan pemeliharaan instalasi serta melengkapi pelaksana

pekerjaan dengan sertifikat kompetensi sebagai tenaga teknik

2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum disekitar instalsi agar mereka

tidak melakukan kegiatan yang membahayakan keselamatan instalasi maupun

keselamatan dirinya

3. pada setiap instalasi wajib dilaksankan indentifikasi bahaya pada instalsi

/bangunan yang rawan ( berpotensi ) bahaya terhadap terjadinya kerusakan dan

atau kebakaran kemudian segera diambil langkah langkah perlindungan dan

pencegahannya

4. menunjuk / menetapkan pengawas pekerjaan pada setiap pelaksana pekerjaan

terutama pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya

5. melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaa instalasi milik perseroan secara

benar dan berdisiplin sesuasi dengan SOP /manual

6. Mengganti peralatan /part dari Instalasi yang telah melewati batas umur layan /

tidak laik pakai

8

Page 9: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

7. Peralatan berpotensi bahaya pada instalasi seperti ketel bejana tekan dan alat

angkat , wajib secara berkala di uji dan memiliki sertifikat laik operasi sesuai

ketentuan perundang undangan yang berlaku

8. Pada bangunan atau bagian dari instalasi yang apabila terjadi kerusakan atau

kebakaran akan dapat mengakibatkan kerugian besarbagi perseroan dan bagi

masyarakat umum seperti runtuhnya bendungan yang dapat mengakibatkan banjir

besar terjadinya kebakaran tangki bahan baker yang dapat mengakibatkan

kebakaran besar dan sebagainya wajib di lengkapi dan dilaksanakan procedure

deteksi bahaya dini serta dilakukan pengendalian bahaya sesuai ketentuan dan

peraturan perundangan undangan

9. Setiap Instalasi sebelum dioperasikan wajib meiliki sertifikat laik operasi .

B. Keselamatan Kerja

Ketentuan Umum :

Keselamatan kerja adalah :

Upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya yang dapat

ditimbulkan oleh kegiatan instalasi /kegiatan lain dari perseroan, dengan memberikan

perlindungan, pencegahan dan penyelesaian thd kemungkinan terjadinya kecelakaan

kerja dan atau penyakit kerja yang timbul karena hubungan kerja yg menimpa pekerja

Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja adalah Kecelakaan yang terjadi

berhubungan dengan pekerjaannya

Penyakit

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah Penyakit yang diderita pekerja

yang disebabkan oleh karena pekerjaan atau lingkungan kerja

Tempat kerja

Tempat kerja yang berpotensi bahaya adalah Tempat kerja yang memiliki kondisi

kerja dan atau lingkungan kerja yang berpotensi bahaya yang apabila tidak

dikendalikan memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dan atau penyakit yang

timbul karena hubungan kerja yang dialami oleh pekerja

9

Page 10: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan pada tempat kerja berpotensi bahaya dan atau memiliki

sifat pekerjaan berpotensi bayaha yang apabila tidak dikendalikan memungkinkan

terjadi kecelakaan kerja / penyakit kerjayang timbul karena hubungan kerja yg

dialami oleh pekerja

PELAKSANAAN PEKERJAAN BERPOTENSI BAHAYA

1. Operator instalasi

2. Pemelihara Instalasi

3. Pelaksana Pelayanan Gangguan Jaringan

4. Dan lainnya

Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan dari pedoman keselamatan kerja dilingkungan PT PLN (persero)

adalah untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya yang dikandung

oleh kegiatan instalasi atau kegiatan lain dari perseroan dengan memberikan

perlindungan pencegahan dan penyelesaian terhadap kemungkinan terjadinya

kecelakaan kerja dan atau penyakit yang timbul karena hubungan kerja sehingga

dapat memberikan rasa aman, rasa nyaman, dan rasa sehat kerja bagi pegawai

Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dari pedoman keselamatan Kerja di lingkungan PT PLN ( Persero )

adalah keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja pada semua tempat kerja baik

dipermukaan tanah diatas permukaan tamah di dalam tanah dipermukaan air didalam

air dan di tempat tempat kerja lainnya di lingkungan perseroan

Kecelakaan kerja dan Penyakit yang timbul karena hubungan kerja

o Kecelakaan pada waktu kerja .

Adalah kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang bersangkutan sedang

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas kewajiban dan tanggung jawab

sehari hari di tempat kerja di tempat kedudukan atau sedang melaksanakan

tugas pekerjaan di luar tempat kedudukan atau sedang melaksnakan

perjalanan dinas( tidak termasuk perjalanan dinas pengobatan atau perjananan

dinas pensiun bagi pegawai ) atau sedang melaksanakan tugas pendidikan

pelatihan Terjadinya kecelakaan pda waktu kerja harus dibuktikan dengan

laporan dari tim pemeriksa kecelakaan dilampiri surat keterangan dari dokter

10

Page 11: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

o Kecelakaan diluar waktu kerja

1. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi padawaktu pekerja yang bersangkutan

dalam perjalanan dari rumah berangkat ketempat kerja atau drai tempat

kerja pulang ke rumah melalui jalan yang biasa dan wajar dilalui atau

dalam perjalanan berangkat ke atau kembali dari tugas diluar tempat

kedudukan atau dalam perjalanan dinas ( kecuali perjalanan dinas

pengobatan atau perjalan dinas pension bagi pegawai) dan atau dalam

perjalanan berangkat ke atau kembali dari tugas pendidikan dan pelatihan

Dalam hal kecelakaan lalu lintas yang menimpa pekerja sebagai

pengemudi merupakian kecelakaan pada waktu kerja

2. Kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang bersangkutan sedang

istirahat antara jam jam kerja di lingkungan tempat kerja atau sedang

istirahat antar jamjam tugas pada waktu melaksanakan tugas diluar tempat

kedudukan atau sedang istirahat antara jam jam tugas pada waktu

melaksanakan perjalanan dinas (kecuali perjalanan dinas pengobatan dan

atau perjalan dinas pension bagi pegawai) dan atau sedang istirahat antara

jam jam tugas waktu melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang

ditugaskan oleh perseroan

3. Kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang bersangkutan sedang

melaksanakan kegiatan olah raga , kesenian dan kegiatan lain yang

ditugaskan oleh perseroan.

Terjadinya kecelakaan diluar waktu kerja yang dialami oleh pekerja harus

dibuktikan dengan laporan dari tim pemeriksa kecelakaan dilampiri surat

keterangan dari dokter dan surat tugas / surat perintah perjalanan dinas (bagi

pekerja yang melaksanakan tugas diluar tempat kedudukannya)

o Penyakit yang timbul karena hubungan kerja

Penyakit yang disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan kerja.

Terdapatnya penyakit yang timbul karena hubungan kerja pada pekeraja harus

dibuktikan dengan laporan dari tim pemeriksa kecelakaan dilampiri surat

keterangan dari majelis penguji kesehatan yang ditunjuk oleh

perseroan.Pekerja yang meninggal mendadak pada waktu kerja di tempat kerja

atau mengalami tidak sadar (koma) pada waktu kerja di tempat kerja sampai

11

Page 12: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

yang bersangkutan meninggal dunia meskipun terjadi pada waktu kerja belum

tentu termasuk dalam pengertian menderita penyakit yang timbul karena

hubungan kerja karena harus diketahui penyebabnya apakah akibat dari

penyakit yang disebabkan / bukan disebabkan karena pekerjaan atau

lingkungan kerja.

Penyebab dasar terjadinya Kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul karena

hubungan kerja.

Penyebab dasar berupa perilaku berbahaya (unsafe act) yang merupakan kelalaian

dari peleksana pekerjaan seperti :

o Melaksanakan pekerjaan tidak sesuai kompetensi yang dimilikinya

o Melaksankana pekerjaan tidak mengikuti persyaratan dan procedure kerja

atau tidak mengikuti standard operation procedure ( SOP )

o Tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja dan atau alat pelindung

diri ( APD ) dalam melaksanakan pekerjaan berpotensi bahaya

o Tidak memperhatikan tanda peringatan dan poster larangan pada waktu

berada dan atau melaksanakan pekerjaan ditempat tempat kerja yang

berpotensi bahaya

o Tidak berdisiplin ( lalai, ogah-ogahan, bersenda gurau / salaing mengejek

dengan teman sekerja ) pada waktu melaksanakan pekerjaan berpotensi

bahaya

o Tidak mengikuti petunjuk dan atau arahan keselamatan yang diberikan

oleh pengawas pekerjaan

o Dengan sengaja melakukan perbuatan yang membahayakan bagi diri

sendiri dan atau bagi teman sekerja yang memungkinkan terjadinya

kecelakaan kerja

Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya ( unsafe condition) yang merupakan

kelalaian dan manajemen perseroan ( Kelalaian dari salah satu atau bersama-sama

dari pengawas pekerjaan, pejabat keselamatan kerja, pejabat penanggungjawab

pekerjaan dan pimpinan unit persh )antara lain :

o Tidak memberikan penyuluhan keselamatan ketenaga listrikan serta

pendidikana dan pelatihan kepada pelaksana pekerjaan

12

Page 13: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

o Mempekerjakan pelaksana pekerjaan tidak memiliki kompetensi / tidak

sesuai kompetensi pada bidang pekerjaannya

o Tidak melaksanakan identifikasi bahaya dan penilaian resiko di empat

kerja

o Tidak melaksanakan pengendalian resiko pada tempat tempat kerja yang

berpotensi bahaya terhadap terjadinya kecelakaan kerja

o Tidak melaksanakan pengendalian resiko pada tempat tempat kerja yang

berpotensi bahaya terhadap terdapatnya penyakit yang timbul karena

hubungan kerja dengan menrapkan nilai ambang batas ( NAB )

o Tidak melaksankan pemasangan tanda peringatan dan poster larangan

pada tempat tempat kerja yang berpotensi bahaya

o Tidak melengkapi pesyaratan dan prosedure kerja serta menyusun SOP

untuk pekerjaan rutin yang berpotensi bahaya

o Tidak melengkapi peralatan keselamatan kerja dan APD bagi pelaksana

pekerjaan yang berpotensi bahaya

o Tidak menyediakan peralatan kerja pemanfaat tenaga listri yang telah di

uji / memiliki tanda keselamatan

o Tidak melakukan pengujian / melengkapi sertifikasi bagi peralatan /

instalasi yang berpotensi bahaya ( ketel, bejana tekan, alat angkat dan

sebagainya )

o Tidak melakukan pengujian / melengkapi sertifikasi laik operasi bagi

instalasi yang dioperasikannya

o Tidak melakukan pemeriksaan kesehatan kerja ( khusus ) secara berkala

bagi pelaksana pekerjaan yang berpotensi bahaya terhadap terjadinya

penyakit yang timbul karena hubungan kerja

o Tiodak memberikan extra voeding kepada pelaksanan pekerjaan

berpotensi bahaya terhadap terjadi penyakit yang timbul karena hubungan

kerja, yang harus dimakan / diminum di tempat kerja

o Tidak melaksanakan inspeksi keselamtan ketenaga listrikan secara berkala

pada tempat tempat kerja berpotensi bahaya,untuk mengetahui

perkembangan kondisi bahaya dan cara mengatasinya

13

Page 14: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

o Tidak menunjuk / mentapkan pengawas pekerjaan yang memiliki

kompetensi di bidang keselamatan

o Pengawas pekerjaan tidak memberikan petunjuk dan arahan keselamatan

(tool box meeting / safety talk meeting / briefing) kepada para pelaksana

pekerjaan sebelum mlaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya.

o Pengawas pekerjaan dengan sengaja memberikan petunjuk / arahan yang

salah yang memungkinkan terjadinya keelakaan kerja

Penyebab perantara terjadinya kecelakaan kerja adalah karena :

o Listrik

o Mekanis

o Terjatuh

o Tertimpa

o Terjepit

o Tertabrak

o Kimia

o Kebakaran / ledakan

o Lalu lintas dan lainnya

Penyebab perantara terdapatnya penyakit yang timbul karena hubungan kerja

adalah karena :

o Faktor fisika :

Terkena pencemaran melebihi NAB dari kebisingan, getaran, tekanan lebih,

suhu iklim kerja, penerangan, radiasi elektro magnetis dan sebagainya.

o Faktor kimia

Terkena pencemaran melebihi NAB dari udara yang mengandung debu

mineral / bahan kimia berbahaya

o Faktor biologis

Seperti kontak/ bersentuhan dengan binatang atau tanaman yang berbahaya

( bagi pekerja lapangan)

o Faktor tidak ergonomis

14

Page 15: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

Yaitu bekerja dengan waktu relatif lama dengan posisi tubuh yang tidak sesuai

dengan kesehatan atau bekerja dalam ruang kerja yang tidak sehat atau

sirkulasi udara tidak sehat

o Faktor psikologis

Seperti penyakit karena faktor faktor psikologis yang berhubungan dengan

pekerjaan

Akibat kecelakaan kerja bagi pegawai dan atau outsourcing dsapat berupa :

o Tanpa luka / luka ( luka ringan / luka parah ) / tewas pada saat terjadi

kecelakaan kerja

a. Luka ringan adalah luka yang memerlukan perawatan medis sehingga

pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan tidak lebih dari 1 ( satu ) hari

b. Luka parah adalah luka yang mengakibatkan cacat tetap yaitu kehilangan

atau tidak berfungsinya salah satu atau bebrapa organ tubuh atau gangguan

jiwa . Termasuk dalam klkasifikasi luka parah adalah apabila pekerja

memerlukan perawatan medis 2 hari atau lebih dan tidak dapat melakukan

pekerjaan meskipun tidak ada akibat cacat tetap

o Meninggal dunia / mengalami cacat kekurangan fungsi karena penyakit yang

timbul karena hubungan kerja

o Meninggal dunia / mengalami cacat total / cacat tetap sebagian / cacat

kekurangan fungsi setelah memperoleh perawatan akibat kecelakaan kerja dan

o Kerusakan harta milik pegawai dan atau outsourching

C. Keselamatan Umum di lingkungan PLN

Ketentuan Umum :

o Keselamatan Umum adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi

masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan persh dari bahaya yang

diakibatkan oleh kegiatan instalasi yang dilaksanakan dengan memberikan

perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap kemungkinan terjadinya

kecelakaan masyarakat umum

15

Page 16: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

o Masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan perseroan adalah :

Masyarakat yang tinggal atau melaksanakan kegiatan di sekitar instalasi atau

masyarakat yang melaksanakan kegiatan berhubungan dengan bangunan

atau sarana atau tamu yang berada diruangan atau dihalaman tempat kerja

milik persh

Pelanggan atau pengguna yang disalurkan / didistribusikan oleh persh

o Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan dari Pedoman Keselamatan Umum adalah untuk mewujudkan

kondisi aman dari bahaya bagi masyarakat umum yang berhubungan dengan

kegiatan persh yang dilaksanakan dengan memberi perlindungan, pencegahan dan

penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum sehingga dapat

memberikan rasa aman bagi masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan

persh

o Ruang lingkup

Ruang lingkup dari pedoman keselamatan umum di lingkungan persh adalah

keselamatan bagi masyarakat umum yang tinggal atau melaksanakan kegiatan

disekitar instalasi masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan bangunan dan

sarana dan masyarakat yang menjadi tamu atau melaksanakan kegiatan yang berada

di ruangan atau di halaman tempat kerja milik persh

o Jenis kecelakaan masyarakat umum

o Penyebab dasar terjadinya kecelakaan masyarakat umum

o Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya (unsafe condition)

yang merupakan kelalaian dari manajemen perseroan :

a. Tidak memberikan penyuluhan keselamatan akan bahaya listrik kepada

masyarakat yang berada dan atau melaksanakan kegiatan milik persh

b. Tidak memberikan penyuluhan keselamatan kepada masyarakat umum yang

berhubungan dengan bangunan /sarana milik persh dan kepada masyarakat

sebagai tamu

c. Tidak melaksanakan pemasangan tanda peringatan dan atau poster larangan

pada instalasi milik persh yang berpotensi bahaya bagi masyarakat umum

16

Page 17: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

d. Tidak melakukan pengujian / melengkapi sertifikat laik operasi bagi instalasi

milik perseroan yang dioperasikan

e. Tidak memastikan bahwa instalasi milik perserh selalu terkendali dan

kondisinya aman dari bahaya listrik (baik dalam keadaan beroperasi maupun

tidak beroperasi atau sedang mengalami kerusakan /perbaikan)

o Penyebab dasar berupa perbuatan berbahaya (unsafe act) yang merupakan kelalaian

dari masayarakat umum

a. Melaksanakan kegiatan tidak aman dengan sengaja / tidak sengaja menyentuh

bagian yang berbahaya dari instalasi milik persh.

b. Melaksanakan kegiatan tidak aman dengan sengaja / tidak sengaja menyentuh

bagian berbahaya dari instalasi milik pelanggan sendiri

o Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya ( unsfe condition ) yang merupakan

kelalaian dari masyarakat umum antara lain ;

o Kurang faham akan bahaya instalasi Penggunaan / pemilkan produk pemanfaat

(peralatan kerja / peralatan rumah tinggal yang tidak memenuhi syarat keselamatan

yang dilengkapi dengan sertifikat tanda keselamatan

o Penggunaan / pemilikan instalasi pemanfaatan (Instalasi pelangggan ) yang tidak

memenuhi syarat keselamatan / tidak dilengkapi dengan sertifikat tanda

keselamatan

o Penyebab perantara terjadinya kecelakaan masyarakat umum

o Penyebab perantara bukan karena

listrik seperti tertimpa bangunan milik perseroan tertabrak kendaraan milik persh

dsb

o Perlindungan dan Pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum

o Pengendalian Teknis untuk mencegah kondisi berbahaya dari instalasi / bangunan /

sarana milik perseroan meliputi :

a. Melaksanakan pemasangan tanda peringatan dan atau poster larangan pada

lokasi-lokasi instalasi / bangunan / sarana milik perseroan yang berpotensi

bahaya yang berada disekitar tempat tinggal atau disekitar tempat kegiatan

masyarakat umum

17

Page 18: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

b. Melaksanakan pengawasan dan patroli jaringan milik persh secara berkala

untuk memastikan kondisi jaringan tersebut agar tetap terkendali dan aman dari

bahaya dan memastikan tidak adanya kegiatan masyarakat umum yang

membahayakan terhadap jaringan tersebut

c. Melengkapi sertifikasi laik operasi bagi instalasi milik perseroan

d. Meningkatkan kemampuan pelaksana pekerjaan sebagai tenaga teknik

ketenagalistrrikan dengan pendidikan dan pelatihan serta melengkapinya dengan

sertifikat kompetensi dalam melaksanakan pekerjaan pemasangan /

pemeliharaan instalasi milik persh

o Pengendalian teknis untuk mencegah kondisi berbahaya pada instalasi pemanfaatan

tenaga listrik dan atau alat pemanfaatan tenaga listrik milik pelanggan :

a. Menganjurkan kepada pelanggan agar instalasi yang dimilkinya dilengkapi

dengan sertifikat kesesuaian dengan standar

b. Menganjurkan kepeda pelanggan / masyarakat agar yang dimilkinya dilengkapi

dengan tanda keselamata

o Pengendalian personil untuk mencegah perilaku berbahaya dari masyrakat umum

meliputi :

a. Memberikan penyuluhan tentang keselamatan akan bahaya kepada pelanggan

dan atau kepada masyarakat yang bertempat tinggal atau melaksanakan kegiatan

disekitar instalasi milik persh

b. Memberikan penyuluhan keselamatan kepada masyarakat yang berhubungan

dengan kegiatan bangunan dan sarana milik perseroan dan kepada masyarakat

sebagai tamu atau melaksanakan kegiatan pada perseroan

c. Memberikan penyuluhan tentang larangan terhadap kegiatan masyarakat yang

dapat membahayakan keselamatan dirinya dan merugikan persh

Bagan Alir laporan kecelakaan Masyarakat Umum

18

Page 19: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

3. NAB ( Nilai Ambang Batas )

KECELAKAAN MASYARAKAT

1. Tim Pemeriksa dan Investigasi mengadakan pemeriksaan , membuat Berta Acara ( Form BAU )

2. Penyelesaian akibar kecelakaan

Mengisi Laporan Form ( LKU )

Unit setingkat Wilayah

4. Mengisi Form LKU 5. Statistik Triwulanan dan Tahunan keselamatan umum pada Unit Setingkat Wilayah

Kantor Pusat6. Statistic triuluanan dan tahunan

Keselamatan umum

Keterangan

1, 2, 3 Proses pada Unit Cabang, Wilayah, Kantor Pusat

4, 5 Proses pada unit Wilayah

6 Proses pad Kantor Pusat

19

Page 20: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

o NAB KEBISINGAN.

Untuk kebisingan di ukur pemajangan bising yang diterima oleh telinga berupa

intensitas bising maksimum dalam decible ( A ) atau db ( A ) yang mampu diterima

oleh telinga normal selama waktu tertentu. Berdasarkan keputusan mentri tenaga

kerja RI no Kep.51/ MEN/1999 dipadu dengan buku TLVs (Threshold Limit

Values) and BELs ( Biological Exposure Indicates) yang diterbitkan oleh ACGIH

( American Conference of Government Industrial Hygienis) dan dengan SPLN no 46

1,2,3 tahun 1981/ 1982 adalah sebagai berikut :

Waktu pemajangan

Intensitas bising maks db (A) yang diperbolehkan

Kriteria pendengaran

Ilustrasi

Jam> 24> 24> 24> 24> 24> 24> 24> 2424168421

010203040506070808285889194

Sangat tenangSuara daun,

berisik

TenangRumah .

percakapan

Sedang Rumah gaduh, kantor

PikukPerusahaan

gaduhJalan hiruk pikuk

Peluit polisi

Menit3015

1,88

97100109

Pikuk

MenulikanMeriamLedakanHalilintar

Detik28. 127.033.521.760.880.440.220.11

115121124127130133138139

Cat tidak boleh terpajang lebih dari 140 dB meskipun sesaat

o NAB GETARANUntuk getaran diukur pemajangan getaran yang diterima oleh lengan dan tangan

manusia berupa nilai percepatan rata-rata dalam satuan m/det2 atau g (gravitasi)

20

Page 21: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

berdasarkan Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No KEP. 51/MEN/1999 dipadu dengan

buku 2000 TLVs and BELs yang diterbitkan ACGIH adalah sebagai berikut :

Jumlah waktu pemaparan perhari kerjaNilai percepatan pada frekwensi dominan ( rata-

rata )M / det2 g

4 jam dan kurang dari 8 jam2 jam dan kurang dari 4 jam1 jam dan kurang dari 2 jamkurang dari 1 jam

46812

0.400.610.811.22

Cat : 1 g = 9.81 m / det2

Untuk getaran diterima seluruh badan diukur pemajangan getaran yang diterima seluruh

badan berupa akselerasi getaran maksimum ( m/det2 )pada frequensi tertentu yang

mampu diterima oleh badan pada kondisi normal selama waktu tertentu baik untuk

manusia yang berdiri pada lantai atau sesuatu yang bergetar ( arah longitudinal dari

kaki ke kepala) maupun untuk manusia yang bersandar pada dinding atau sesuatu yang

bergetar ( arah dari samping ke samping badan atau dari muka ke belakang atau

sebaliknya) berdasarkan buku 2000-TLVs and BELs adalah sebagai berikut

1. Manusia berdiri pada lantai atau sesuatu yang bergetar

2. Manusia bersandar pada dinding atau sesuatu yang bergetar

21

Page 22: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

o NAB SUHU IKLIM KERJA

Untuk suhu iklim kerja diukur indeks suhu basah dan bola (ISBB) dalam derajat

celcius berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja RI No KEP 51 /MEN/ 1999

dipadu dengan buku 2000-TLVs and BELs sebagai berikut:

Pengaturan waktu kerja setiap hariISBB ( derajat celcius )

Beban kerja

Waktu kerja Waktu istirahat Ringan Sedang Berat

Bekerja terus menerus ( 8 jam / hari )75 % jam kerja50 % jam kerja25% jam kerja

25 % istirahat50 % istirahat75 % istirahat

3030.631.432.2

26.728.029.431.1

25.025.927.930.0

Cat : ISBB untuk diluar ruangan dengan panas radiasi := 0.7 suhu basah alami + 0.2 Suhu bola Globe + 0.1 Suhu keringISBB untuk di dalam dan diluar ruangan tanpa panas radiasi = 0.7 suhu basah alami + 0.3 suhu Bola GlobeBeban kerja ringan membutuhkan kalori 100 – 200 kilo kalori /jamBeban keja sedang membutuhkan kalori > 200 – 350 kilo kalori / jamBeban kerja berat membutuhkan kalori .>.500 - 500 kilo kalori / jam

oNAB PENERANGAN

Untuk penerangan diukur pemajangan cahaya yang diterima oleh mata berupa kadar

penerangan yang diukur dengan alat alat pengukur cahaya yang sebaik setinggi

tempat yang sebenarnya atau setinggi perut untuk penerangan umum +/-1 (satu) meter

berdasarkan peraturan mentri perburuhan RI No 7 tahun 1964 tentang syarat syarat

kesehatan, kebersihan serta penerangan ditempat kerja adalah sebagai berikut :

a. Penerangan darurat harus mempunyai kekuatan minimal 5 Lux ( 0,5 kaki lilin )

22

Page 23: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

b. Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan minimal 20

lux

c. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar

(mengerjakan / memisahkan barang besar, arang, abu, tanah, batu, gang dan

tangga di dalam gedung, gudang barang yang besar dan kasar minimal 50 lux

d. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang kecil

secara sepintas lalu (pemasangan kasar, mengerjakan barang besi / baja setengah

selesai, kamar mesin dan uap, alat pengangkut orang / barang penyimpanan

barang sedang / kecil kamar mandi , toilet ) minimal 100 lux

e. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang kecil

yang agak teliti ( pemasangan alat sedang, pekerjaan mesin bubut kasar,

pemeriksaan dan percobaan kasar) minimal 200 lux

f. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang kecil

dan halus ( poekerjaan mesin teliti, pemeriksaan teliti, percobaan teliti, dan halus

pekerjaan kantor yang berganti ganti menulis dan membaca , pekerjaan arsip dan

seleksi surat surat ) minimal 300 lux

g. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang barang

halus dan kontras yang sedang dalam waktu lama (pemasangan halus, pekerjaan

mesin halus, pemeriksaan halus akuntan pemegang buku, steno, mengetik

pekerjaan kantor yang lama dan teliti antara 500 – 1000 lux

h. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang sangat

halus dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu yang lama ( pemasangan

ekstra halus / ampul tukang las) minimal 2000 lux

o NAB RADIASI ELEKTRO MAGNETIK

Untuk medan listrik di ukur medan listrik dalam Kv / m dan kuat medan magnet

dalam mT berdasarkan standar yang direkomendasikan oleh IRPA (International

Radiation Protection Association) dan WHO (World Health Organisation) tahun 1990

adalah sebagai berikut :

Sifat pemajanganKuat medan Listrik

kV / mKuat medan magnet

(mT)Lingkungan tempat kerja :

8 jam kerja / hari2 jam kerja / hari

1030

0.55

23

Page 24: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

Anggota gerak - 25

Masyarakat Umum :

Terus menerusBeberapajam / hari

510

0.11

Tabel jarak jaringan tenaga listrik antara fasa dengan fasa dan fasa dengan tanah

(ground ) berdasarakan guidlins OSHA yang dipublikasikan pada tanggal 31 /1/ 94

dimana jarak-jarak pada table tersebut sudah mempertimbangkan besarnya surja

hubung tertinggi

Jarak minimum pekerjaan dalam bertegangan

Tegangan nominal dalam kVFasa ke fasa

JarakFasa ke tanah Fasa ke fasa

in- ft m in - ft m0.05 sampai 1.0 - - - -

1.1. sampai 15.0 0.64 0.66 15.1 sampai 36.0 0, 72 0.77 36.1 sampai 46.0 0.77 0.85

46.1 sampai 72.5 0.90 1.05 72.6 sampai 121 0.95 1.29

13 8 sampai 145 1.09 1.50 161 sampai 169 1.22 1.71 230 sampai 242 1.59 2.27

345 sampai 362 2.59 3.80 500 sampai 550 3.42 5.50 765 sampai 800 4.53 7,91

4. Bahaya Kejutan Listrik ( Electrical Shock Hazards )

A. Pengertian

Ketika seseorang menjadi konduktor listrik, secara serentak arus listrik akan mengalir

pada tubuh seseorang apabila pada kedua ujungnya terjadi beda potrensial. Pada saat

tangan kita masing masing memegang 2 buah terminal sumber listrik, maka akan

serentak arus listrik akan mengalair pada tubuh kita

Bahaya kejutan listrik (Shock Hazard) adalah suatu keadaan dimana pada kedua

ujung badan kita terdapat beda potensial. Apabila beda potensial tersebut cukup besar

sehingga menyebabkan mengalirnya arus listrik pada tubuh seseorang maka akan

terjadi penahanan fungsi jantung.

24

Page 25: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

Beberapa nilai arus listrik pada frequensi 50 Hz. dan lama waktu kontak dan

akibatnya dapat dilhat pada tabel berikut :

No Besar Arus Lama Kontak Akibat1 1 mA Tidak akan merasakan 2 10 mA 10 - 10.000 ms Sudah terasa sampai terasa sakit3 50 mA 10 - 200 ms Biasanya tidak membahayakan4 50 mA 200 - 400 ms Kadang kadang sampai kejang otot5 50 mA 4000 ms Plus Detak jatung berdebar6 100 mA 10 - 100 ms Biasanya tidak membahayakan7 100 mA 100 - 600 ms Kadang kadang sampai kejang otot8 100 mA 600 – 10.000 ms Detak jatung berdebar9 100 mA 10.000 ms plus Detak jatung berdebar10 500 mA 10 – 40 ms Biasanya tidak membahayakan11 500 mA 40 - 500 ms Detak jatung berdebar12 500 mA 500 ms plus Detak jatung berdebar

25

Page 26: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

Akibat kejutan listrik pada tubuh seseorang dan jaringan saraf tergantung kepada

besarnya arus , lamanya kontak hubung, frequensi dan tahanan tubuh seseorang . Ada

3 efek kemungkinan yang ditimbulkan oleh arus listrik terhadap tubuh manusia /

binatang yaitu :

1. effek kimia

2. effek physiologis

3. effek panas

Sekitar 2/3 tubuh manusia terdiri dari cairan sehingga terjadi proses elektrolisa pada

tubuh manusia sewaktu dialiri arus listrik yang dapat mengakibatkan matinya sel sel

pada tubuh manusia

Pada tubuh manusia terkandung sumber listrik untuk meneruskan ransangan perasaan

pada tubuh manusia ( stimulus ) ke otak dan untuk membawa sinyal perintah atau

control dari otak menuju ujung ujung syaraf otot, dengan adanya tegangan dari luar

akan menimbulkan sistim proses yang berbahaya jatung yang pada normalnya bekerja

80 kali / menit dengan frekuensi 50 Hz seolah olah diperintah menjadi 100 kali

perdetik sehingga tekanan darah menjadi tinggi pernapasan lebih cepat dan dapat di

ikuti oleh gagalnya jantung memompa darah yang disebut gagal jantung

Semua materi termasuk tubuh manuaia yang dialiri listrik dapat menimbulkan panas

sehingga dalam kecelakaan listrik sering ditemukan korban mengalami luka

bakaryang parah yang mengakibatkan pecahnya butir darah merah dan mengentalnya

cairan protein pada jaringan yang terbakar

Tempat dimana terjadinya kontak hubung merupakan faktor yang paling kritis .

Tahanan tubuh seseoang bervariasi pada setiap tempat dan apabila arus listrik

mengalir melalui daerah jantung maka jantung yang tadinya normal akan terpengaruh

detaknya dimana kondisi ini diketahui sebagai ventricular fibrilation detak jatung

yang tidak teratur tidak dapat memperbaiki sirkulasi peredaran darah. Pengembalian

ke ritme yang normal jarang terjadi secara spontan dan bila kondisi ini terjadi dalam

waktu yang lebih lama dari beberapa detik kemungkinan akan menjadi kondisi yang

fatal

Akibat dari kejutan listrik ( Electricl Shock ) pada dasarnya akan sebanding dengan

kuat arus listrik yang mengalir melalui tubuh akibat adanya tegangan pada titik

kontak. Namun demikian hal ini tidak dapat didefinisikan sama persis antara besarnya

26

Page 27: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

arus dengan akibatnya seperti lamanya kontak dengan kondisi pisik dan medis si

korban masing masing memberikan kontribusi kerugian

B. Aspek aspek yang perlu diperhatikan :

a. Arus yang mengalir melalui tubuh paling besar 500 m A selama kurang dari 40

ms tidak akan menyebabkan terjadinya akibat yang mengkhwatirkan

b. Nilai arus yang tinggi dan waktu kontak yang cukup lama memungkinkan

menyebabkan terjadi sesuatu akibat mulai dari terjadinya temporary muscular

paralysis sampai dengan terjadinya ventricular fibrillation dan apabila tanpa

perhatian secara medis memungkinkan sampai terjadi kematian

c. Kejutan akibat listrik yang bertegangan paling besar 230 Volt pada umumnya

menyebabkan ventricular fibrillation dari pada kejutan akibat tegangan tinggi

d. Kejutan listrik tegangan tinggi biasanya disebabkan oleh flash over. Akibatnya

mengalir arus yang sangat besar dan orang yang menerimanya akan mengalami

luka bakar dibeberapa tempat. Kematian seseorang akibat kontak dengan

tegangan tinggi pada umumnya meninggal karena terbakar dibanding dengan

akibat kejutan listrik

e. Arus listrik akan mengalir pada tubuh sesuai dengan luas permukaan kontaknya

dan kondisi kulitnya. Suatu arus mengalir pada suatu tahanan (resistan) tubuh

yang kecil akan mengalirkan arus yang tinggi. Efek ekponensil akan

menyebabkan arus yang tinggi dalam beberapa detik akan mengakibatkan

terjadinya ventricular fibrillation . Besarnya aliran arus listrik yang mengalir pada

tubuh seseorang sesuai dengan hukum ohm dan banyak dipengaruhi oleh tahanan

(resistan) kulit.

C. Beda Potensial ( Tegangan )

Ada beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya beda potensial ( tegangan )

diantaranya :

a. Terjadinya hubungan ke sumber pelayanan tanpa disengaja

b. Induksi dari suatu rangkaian penghubung

c. Induksi dari keadaan atmosphere atau sambaran langsung kilat

d. Tegangan balik dari rangkaian sekunder misalnya melalui trafo tegangan

e. Pembuangan arus dari kapasitor

f. Kontak phasa ke phasa

27

Page 28: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

g. Drop tegangan pada suatu resistan

D. Pencegahan dari bahaya kejutan listrik ( electrick shock )

Dalam beberapa situasi seseorang kebanyakan terlepas dari perhatian terhadap bahaya

atau membuat asumsi terhadap kondisi peralatan.

Peraturan umum, seluruh konduktor semestinya diperlakukan seperti bertegangan

tanpa adanya isolasi, petanahan dan bonded untuk mencegah terjadinya shock hazard

pada beberapa situasi

E. Tegangan Langkah

Tegangan langkah disebabkan adanya tegangan drop yang melalui suatu resistansi

Pada contoh diatas terlihat sebuah kawatmenyentuh tanah sehingga menimbulkan

sifat listrik. Antara kedua kaki seseorang timbul beda potensial sekitar 80 vol yaitu ;

120 – 60 volt . dengan memakai sepatu kerja yang berisolasi kondisi ini tidak akan

menjadi masalah selama tidak ada factor lain yang memulai

F. Tegangan sentuh

28

240 V

120 V

60 V

Page 29: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

Potensial sentuh terjadi apabila suatu perbedaan potensial terdapat antara tangan

seseorang dengan kaki nya atau antara tangan dengan tangan

Contoh yang lainnya yang sering terjadi adalah kontak melalui kepala ke tangan atau

atau kaki seperti bekerja didalam panel

240 V

120 V

60 V

G. P 3 K Akibat Sengatan Listrik

Pertama kali yang harus dilakukan dalam P3 K akibat sengatan listrik adalah

membebaskan korban dari hubungan dengan sumber listrik diantaranya adalah :

a. Matikan sakelar pada sumber listrik atau tarik keluar tusuk kontaknya dari kotak

kontaknya

b. Bila letak saklar / tusuk kontak terlalu jauh dari korban gunaka alat yang

berisolasi seperti tongkat kayu kering/ Plastik / Karet / kertas dll untuk

menyingkirkan kawat / perlatan yang masih bertegangan

c. Bila pegangan tangan korban terhadap peralatan / kawat penghantar sulit dilepas

gunakan sarung tangan isolasi atau penutup tangan dari bahan isolasi seperti kain

sarung untuk menarik korban

29

Page 30: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

d. Jangan memeluk korban bila tidak yakin tubuh anda terisolasi dengan baik lebih

aman bila anda menggunakan alas kaki dari bahan isolasi sepatu karet atau karpet

karet

e. Hubung singkatkan penghantar tersebut

Kedua, setelah mengisolasi / memisahkan korban dari sumber listrik lakukan segera

pemeriksaan :

a. Apakah pernapasan korban normal ?

b. Apakah pernapasan korban berhenti ?

c. Apakah detak jantung korban berhenti ?

Bila pernapasan korban dalam kondisi normal, letakkan korban pada posisi istirahat

( lihat gambar ) posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi korban yang tidak

sadar karena memungkinkan melancarkan pernapasan dan mencegah korban

tersendak oleh barang barang yang di muntahkan oleh korban sendiri . Baringkan

korban dengan posisi seperti ini hanya apabila tidak ada cedera tulang belakang atau

cedera yang parah dan telah memeriksa pernapasan korban keadaan normal.

Bila pernapasan korban berhenti ( Ingat bila pernapasan berhenti selama 2-3 menit

dapat merusakan kondisi otak, dalam waktu 4 – 6 menit dapat menimbulkan

kematian) untuk ini lakukan segera pertolongan pertama dengan melakukan

pernapasan buatan (resusitasi) dari mulut ke mulut dan mintalahorang lain untuk

segera memanggil dokter dan ambulance .

Bila denyut jantung berhenti lakukan pertolongan pertama resusitasi jantung – paru

yang disebut CPR ( Cardio Pulmonory Resuscitation) untuk hal ini perlu pelatihan

yang seksama sehingga tidak menambah cedera pada sikorban akibatterjadi kesalahan

dalam penanganan

Langkah–langkah dalam melakukan resusitasi :

1. baringkan korban terlentang diatas alas yang keras

2. topang lehernya dan tengadahkan kepalanya supaya jalan napasnya lurus

3. buka mulutnya dan keluarkan setiap sumbatan termasuk gigi palsu dengan

menggunakan jari jari anda

30

Page 31: 14. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

4. Pijit hidung sampai lobang hidungnya tertutup

5. Ambil napas panjang

6. Tutup mulut korban dengan mulut anda

7. Hembuskan napas kemulut korban 4 x berturut turutdengan cepat sambil

memeriksa apakah dadanya ikut berkembang

8. Teruskan menghembuskan napas secara kuat dan tetap setiap 5 detik (12 x /

menit) untuk anak kecil 3 x ( 20 x / menit ) jangan berhenti sampai korban

mulai bernapas sendiri atau petugas medis telah datang

===========================================================ajt

31