14. keselamatan ketenagalistrikan (k2)
TRANSCRIPT
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Keselamatan dan Keamanan Kerja ( K3 )
1. Penjelasan Umum
Setiap pelaksanaan pekerjaan apapun jenisnya tentu diharapkan dapat menghasilkan suatu
produk yang sesuai dengan standar yang di inginkan. Pencapaian hasil kerja yang standar
tentunya akan terpenuhi dengan syarat syarat yang di standarkan antara lain :
a. Memiliki rencana kerja yang matang ( Siap )
b. Dikerjakan tenaga yang profesional
c. Dikerjakan dengan methode yang tepat dan sistimatis
d. Didukung fasilitas / peralatan yang memadai
e. Dapat dikerjakan dengan aman dan selamat
Prosedure Keamanan dan Keselamatan kerja merupakan salah satu procedure yang tidak
dapat dipisahkan dari procedure kerja dalam suatu instalasi. Dimana procedure keselamatan
kerja berkaitan erat dengan hal hal yang sangat prinsipil yaitu : keamanan dan keselamatan
kerja personil, kelayakan peralatan kerja, kelayakan peralatan instalasi dan lingkungan kerja
Dari berbagai pengetahuan dan pengalaman kita akan sependapat bahwa pada setiap
perusahaan baik perusahaan besar atau perusahaan kecil dan dalam bentuk apapun jika
menggunakan manusia sebagai tenaga kerja maka pelaksanaan dan tata laksana Keselamatan
dan keamanan Kerja ( K3 ) perlu untuk diperhatikan secara optimum.
Kegiatan keselamatan kerja harus terlebih dahulu dipersiapkan / direncanakan sebelum
kegiatan pekerjaan dimulai yang dalam pelaksanaannya merupakan procedure atau langkah
langkah kerja yang disusun sedemikian rupa secara berurutan sehingga pelaksanaan kerja
pada instalasi berjalan dengan aman dan lancar
Segala kegiatan kerja lapangan yang berkaitan dengan instalasi diatur dengan surat ijin kerja
yang diterbitkan sebelumnya oleh yang berwenang dalam menerbitkan surat ijin kerjanya
Kegiatan kerja yang rutin dalam jangka waktu yang lama dan cenderung monoton biasanya
akan memberi kemungkinan yang lebih besar terhadap terjadinya kesalahan kerja (Working
Accident)
Kesalahan yang terjadi mungkin hanya mengakibatkan kerugian dan kecelakaan kecil yang
dapat diabaikan. Namun kesalahan yang kecil bisa juga menyebabkan akibat yang fatal yang
1
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
mengakibatkan kerugian buat dirinya juga buat orang lain mungkin sampai terjadinya
kematian dengan demikian Keamanan dan keselamatan Instalasi, kerja dan lingkungan perlu
terus di ingat dan di ingatkan atau saling mengingatkan
Keselamatan dan Keamanan
Adalah suatu usaha penyelamatan dan pengamanan yang ditujukan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan pada manusia dan atau kerusakan pada alat dan benda
Kerja
Adalah perbuatan manusia yang ditujukan terhadap suatu benda yang dikerjakan baik benda
abstrak atau benda kongkrit
Kecelakaan
Adalah kejadian yang tidak direncanakan yang menimbulkan kerugian pada manusia harta
benda atau proses
Insiden
Kejadian yang tidak direncanakan dimana pada kondisi yang berbeda sedikit saja
menimbulkan kecelakaan
Maksud dan tujuan Keamanan dan Keselamatan Kerja
Adalah tindakan untuk menyelamatkan dan mengamankan manusia dari kecelakaan dan
kematian dan menyelamatkan dan mengamankan peralatan / benda dari kerusakan dan
kehancuran
Peranan Keselamatan dan Keamanan Kerja
a. Penyelamatan dan Pengamanan manusia dari kemungkinan terjadinya sakit kecelakaan
dan kematian karena dihadapkan pada sifat-sifat benda dan gangguan terhadap benda
yang dikerjakan (pengaruh benda kerja)
b. Penyelamatan dan pengamanan manusia dari kemungkinan terjadinya sakit, kecelakaan
dan kematian karena perbuatan yang dilakukan manusia waktu bekerja (cara kerja )
c. Penyelamatan dan pengamanan manusia dari kemungkinan terjadinya sakit, kecelakaan
dan kematian karena keadeadaan tempat kerja ( ruang kerja )
d. Pengamanan benda dari kemungkinan terjadi kerusakan, kehancuran dan kehilangan yang
dilakukan oleh / ditimbulkan oleh pekerja (disiplin kerja )
Usaha-usaha Keamanan dan Keselamatan Keja
Usaha-usaha Keamanan dan Keselamatan Keja di fokuskan pada kegiatan-kegiatan :
2
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
a. Usaha-usaha yang di arahkan untuk melindungi, mengamankan dan menyelamatkan
pekerja yang mendapat kecelakaan
b. Usaha-usaha yang Keamanan dan Keselamatan Kerja yang diarahkan untuk melindungi
menyelamatkan dan mengamankan benda dari kehilangan kerusakan dan kehancuran
c. Usaha-usaha yang diarahkan untuk membina dan memupuk kesehatan
Dari uraian keamanan dan keselamatan kerja yang telah diuraikan diatas kita dapatkan dua
faktor yang saling berhadapan yaitu faktor manusia dan faktor benda kerja yang masing
masing berbeda baik sifat kepentingannya atau terhadap kebutuhan perlindungannnya yang
diatur sedemikian rupa baik yang bersifat internasional maupun yang bersifat lokal sesuai
dengan kebutuhan masing masing Negara
Manusia sebagai tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya harus mendapatkan perlindungan
hak perikemanusiaannya, keamanan dan keselamatannya
Negara / pemerintahan yang menghargai hak hak perikemanusiaan mengeluarkan berbagai
undang-undang dan peraturan yang memberikan perlindungan kepada para tenaga kerja
Setiap benda mempunyai sifat, fungsi, kondisi kemampuan dan karakteristik tersendiri
sehingga setiap benda mempunyai cara penangananya tersendiri
Sudah banyak penemuan para akhli dari hasil penyelidikannya yang dapat digunakan sebagai
patokan atau pedoman mengenai cara cara penggunaaan, penempatan, pemasangan,
pelayanan, pengaturan, pemeliharaan dan sebagainya untuk keperluan kehidupan
anusia
1. Peraturan yang menyangkut masalah tenaga kerja
a. Undang–undang dan peraturan mengenai ketenaga kerjaaan
b. Undang–undang dan peraturan mengenai Pembinaan dan norma norma keselamatan
kerja
c. Undang–undang dan peraturan mengenai Perlindungan norma norma keamanan
keselamatam kerja
d. Undang-undang dan peraturan mengenai Kecelakaan Dinas
e. Peraturan Perburuhan dan Perjanjian Kerja
2. Peraturan yang menyangkut benda kerja
a. Undang-Undang dan peraturan mengenai Tenaga Listrik
b. Undang-Undang dan peraturan mengenai Perindustrian
3
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
c. Undang-Undang dan peraturan mengenai Pertambangan
d. Undang-Undang dan peraturan mengenai perdagangan
e. Undang-Undang dan peratuan mengenai perhubungan
Disamping dilengkapi dengan undang undang dan peraturan sebagai sarana peryaratan
kerja yang baik dalam prakteknya dilapangan akan dihadapkan pada sesuatu yang sangat
penting yang merupakan sarana pelaksanaan kerja antara lain :
a. Kondisi dan persyaratan benda –benda yang akan dikerjakan
b. Tingkat disiplin, kemampuan berfikir, pengetahuan yang dimiliki pekerja
c. Kondisi Kesehatan pekerja
d. Kondisi Peralatan kerja dan pengamannya
e. Kondisi ruang / tempat / lingkungan Kerja
f. Perencanaan dan pengawasan terhadap pekerja
Dengan peraturan perundangan : UU No 1 Th 1970 Tentang Keselamatan Kerja, ditetapkan
syarat syarat keselamatan kerja untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran atau
kejadiankejadian lain yang berbahaya
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu , kelembaban ,
deebu , kotoran, asap , uap, gas, hembusan angin cuaca sinar matahari, atau radiasi
baik suara maupun getraran
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psykis, peracunan infeksi dan penularan
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses
kerjanya
4
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanamandanbarang
o. Mengamankan dan memelihara berbagai jenis bangunan
p. Mengamankan dan memperlancarpekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya
kecelakaannya lebih besar.
Kendala usaha Penciptaan Keamanan dan Keselamatan Kerja dari pihak pengusaha
a. Tujuan usaha perusahaan hanya melulu untuk mendapatkan hasil keuntungan semata
sebesar-besarnya.
b. Cara kerja yang ditempuh pengusaha menekankan pekerja untuk mengerahkan
tenaga semaksimal mungkin dengan menekan biaya dan jumlah pegawai sedikit
mungkin
c. Pengusaha berusaha membebaskan diri dari peraturan tenaga kerja dan keselamatan
kerja
d. Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan para pekerja diarahkan untuk memperoleh
keuntungan pengusaha semata
Kendala usaha penciptaan Keamanan dan keselamatan kerja dari pihak pekerja
a. Tidak disiplin
b. Memiliki sikap kerja yang ceroboh
c. Suka penyepelekan pekerjaan yang di hadapi
d. Kurang pengetahuan / perhatian pada pekerjaan dan benda kerja yang sedang
dihadapi
e. Segan menggunakan Alat keselamatan kerja
f. Bekerja pada posisi dan sikap kerja yang tidak aman
g. Bekerja dengan kelengkapan yang dapat membahayakan
h. Kondisi kesehatan Jasmani / Rochani sering terganggu
2. Keselamatan Instalasi , Keselamatan Umum dan Keselamatan Kerja
A. Keselamatan Instalasi di lingkungan
Ketentuan Umum :
5
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Keselamatan Instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi
instalasi , dilaksanakan dengan memberikan perlindungan , pencegahan dan
pengamanan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dan kerusakan pada instalasi
Instalasi adalah instalasi milik Persh terdiri dari :
1. Bangunan dan sarana. Bangunan adalah bangunan tempat kegiatan usaha
ketenaga listrikan yang dilaksanakan oleh Perseroan dan sarana adalah sarana
sebagai penunjang kegiatan yang dilaksanakan oleh Perseroan
Gangguan Instalasi adalah gangguan pada instalasi yang mengakibatkan
terganggunya kelangsungan pelayanan untuk sementara waktu yang dapat disebabkan
dari dalam maupun luar instalasi
Kerusakan Instalasi adalah kerusakan yang mengakibatkan instalasi tidak dapat
berfungsi secara normal atau tidak dapat beroperasi
Maksud dan tujuan Pedoman instalasi
Sebagai pedoman keselamatan instalasi bagi perseroan dalam mewujudkan kondisi
andal dan aman bagi instalasi
Kondisi aman bagi bangunan dan sarana dengan cara memberikan perlindungan,
pencegahan dan pengamanan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dan atau
kerusakan pada instalsi
Ruang lingkup dari pedoman keselamatan instalasi bangunan dan sarana milik Persh
Jenis Gangguan dan Kerusakan Instalasi
1. Gangguan pada instalasi yang mempengaruhi kelangsungan pelayanan untuk
sementara
2. Kerusakan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan sehingga mengurangi
keandalan instalasi
3. kerusakan pada instalsi yang mengakibatkan terputus nya pelayanan ke pelanggan
4. kerusakan pada bangunan / sarana
5. kebakaran pada instalasi / bangunan /sarana
Perilaku / tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari pelaksana pekerjaan :
1. Kelalaian dari pelaksana pekerjaan dalam melaksanakan tugas operasi /
pemeliharaan instalasi / bangunan / sarana seperti:
o Tidak mentaati / mengikuti SOP
o Tidak mentaati/ mengikuti manual / prosedure operasi dan atau pemeliharaan
6
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
o Tidak mentaati / mengikuti petunjuk arahan dari pengawas pekerjaan
2. Perbuatan sabotase / perbuatan anarkhis dari pegawai atau outsourcing
Perilaku/ tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari manajemen Perseroan :
1. Tidak memberikan penyuluhan keselamatan, pendidikan dan pelatihan kepada
pelaksana pekerjaan operasi dan pemeliharaan instalasi dan bangunan serta tidak
melengkapi pelaksana pekerjaan dengan sertifikat kompetensi sebagai tenaga
teknik
2. Tidak menyediakan SOP , manual / Prosedure operasi dan atau manual prosedure
pemeliharaan
3. tidak segera mengganti peralatan instalasi yang telah melewati batas umur layan /
tidak laik pakai
4. Tidak menunjuk / menetapkan pengawas pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan
berpotensi bahaya pada instalasi atau pengawas pekerjaan yang ada tidak / kurang
melaksanakan tugas sesuai kompetensinya
Perilaku/ tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari mayarakat umum :
1. Perbuatan secxara sengaja / tidak sengaja yang dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan dan kerusakan pada instalasi seperti :
2. Perbuatan sabotase / huru hara/ anakis dari masyarakat
Kondisi berbahaya ( Unsafe Condition ) dari lingkungan terhadap instalasi
merupakan kelalian / kurangnya antisipasi dari manajemen perseroan seperti :
1. Tidak antisipasi terhadap terdapatnya binatang yang masuk ke daerah instalasi
yang dapat mengakibatkan gangguan / kerusakan instalasi
2. Tidak antisipasi terhadap terjadinya bencana alam seperti banjir longsor yang
dapat mengakibarkan kerusakan pada instalasi / bangunan
3. Tidak antisipasi terhadap terjadinya kerusakan lingkungan akibat penebangan
hutan disekitar instalasi / bangunan oleh masyarakat umum dengan tidak
mengikuti ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku sehingga dapat
menyebabkan erosi dan longsor yang dapat mengancam keselamatran /terjadinya
kerusakan pada instalasi / bangunan dan sebagainya
Akibat gangguan dan kerusakan Instalasi
7
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
1. Mempengaruhi kelangsungan operasi instalasi, sehingga mengurangi keandalan
operasi dari instalasi, merugikan Persh dan dapat merugikan pelayanan kepada
masyarakat umum
2. Berkurangnya kemampuan operasi instalasi sehingga mengurangi keandalan
operasi dari instalasi , merugikan Pers dan dapat merugikan pelayananan kepada
masyarakat umum
3. Terputusnya pelayanan ke pelanggan, merugikan Pers dan pelayanan kepada
masyarakat umum
4. Kerusakan /terbakarnya instalasi / bangunan / sarana sehingga tidak dapat
berfungsi secara normal atau tidak dapat beroperasi merugikan perseroan dan
sebagainya
Perlindungan dan Pencegahan terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan Instalasi
setiap persh wajib melaksanakan perlindungan dan pencegahan terhadap kemungkian
terjadinya kerusakan pada instalasi dengan melakukan kegiatan sebagai berikut ;
1. Memberikan penyuluhan keselamatan pendidikan dan pelatihan kepada pelaksana
pekerjaan operasi dan pemeliharaan instalasi serta melengkapi pelaksana
pekerjaan dengan sertifikat kompetensi sebagai tenaga teknik
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum disekitar instalsi agar mereka
tidak melakukan kegiatan yang membahayakan keselamatan instalasi maupun
keselamatan dirinya
3. pada setiap instalasi wajib dilaksankan indentifikasi bahaya pada instalsi
/bangunan yang rawan ( berpotensi ) bahaya terhadap terjadinya kerusakan dan
atau kebakaran kemudian segera diambil langkah langkah perlindungan dan
pencegahannya
4. menunjuk / menetapkan pengawas pekerjaan pada setiap pelaksana pekerjaan
terutama pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya
5. melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaa instalasi milik perseroan secara
benar dan berdisiplin sesuasi dengan SOP /manual
6. Mengganti peralatan /part dari Instalasi yang telah melewati batas umur layan /
tidak laik pakai
8
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
7. Peralatan berpotensi bahaya pada instalasi seperti ketel bejana tekan dan alat
angkat , wajib secara berkala di uji dan memiliki sertifikat laik operasi sesuai
ketentuan perundang undangan yang berlaku
8. Pada bangunan atau bagian dari instalasi yang apabila terjadi kerusakan atau
kebakaran akan dapat mengakibatkan kerugian besarbagi perseroan dan bagi
masyarakat umum seperti runtuhnya bendungan yang dapat mengakibatkan banjir
besar terjadinya kebakaran tangki bahan baker yang dapat mengakibatkan
kebakaran besar dan sebagainya wajib di lengkapi dan dilaksanakan procedure
deteksi bahaya dini serta dilakukan pengendalian bahaya sesuai ketentuan dan
peraturan perundangan undangan
9. Setiap Instalasi sebelum dioperasikan wajib meiliki sertifikat laik operasi .
B. Keselamatan Kerja
Ketentuan Umum :
Keselamatan kerja adalah :
Upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh kegiatan instalasi /kegiatan lain dari perseroan, dengan memberikan
perlindungan, pencegahan dan penyelesaian thd kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja dan atau penyakit kerja yang timbul karena hubungan kerja yg menimpa pekerja
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja adalah Kecelakaan yang terjadi
berhubungan dengan pekerjaannya
Penyakit
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah Penyakit yang diderita pekerja
yang disebabkan oleh karena pekerjaan atau lingkungan kerja
Tempat kerja
Tempat kerja yang berpotensi bahaya adalah Tempat kerja yang memiliki kondisi
kerja dan atau lingkungan kerja yang berpotensi bahaya yang apabila tidak
dikendalikan memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dan atau penyakit yang
timbul karena hubungan kerja yang dialami oleh pekerja
9
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan pada tempat kerja berpotensi bahaya dan atau memiliki
sifat pekerjaan berpotensi bayaha yang apabila tidak dikendalikan memungkinkan
terjadi kecelakaan kerja / penyakit kerjayang timbul karena hubungan kerja yg
dialami oleh pekerja
PELAKSANAAN PEKERJAAN BERPOTENSI BAHAYA
1. Operator instalasi
2. Pemelihara Instalasi
3. Pelaksana Pelayanan Gangguan Jaringan
4. Dan lainnya
Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari pedoman keselamatan kerja dilingkungan PT PLN (persero)
adalah untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya yang dikandung
oleh kegiatan instalasi atau kegiatan lain dari perseroan dengan memberikan
perlindungan pencegahan dan penyelesaian terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja dan atau penyakit yang timbul karena hubungan kerja sehingga
dapat memberikan rasa aman, rasa nyaman, dan rasa sehat kerja bagi pegawai
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dari pedoman keselamatan Kerja di lingkungan PT PLN ( Persero )
adalah keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja pada semua tempat kerja baik
dipermukaan tanah diatas permukaan tamah di dalam tanah dipermukaan air didalam
air dan di tempat tempat kerja lainnya di lingkungan perseroan
Kecelakaan kerja dan Penyakit yang timbul karena hubungan kerja
o Kecelakaan pada waktu kerja .
Adalah kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang bersangkutan sedang
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas kewajiban dan tanggung jawab
sehari hari di tempat kerja di tempat kedudukan atau sedang melaksanakan
tugas pekerjaan di luar tempat kedudukan atau sedang melaksnakan
perjalanan dinas( tidak termasuk perjalanan dinas pengobatan atau perjananan
dinas pensiun bagi pegawai ) atau sedang melaksanakan tugas pendidikan
pelatihan Terjadinya kecelakaan pda waktu kerja harus dibuktikan dengan
laporan dari tim pemeriksa kecelakaan dilampiri surat keterangan dari dokter
10
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
o Kecelakaan diluar waktu kerja
1. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi padawaktu pekerja yang bersangkutan
dalam perjalanan dari rumah berangkat ketempat kerja atau drai tempat
kerja pulang ke rumah melalui jalan yang biasa dan wajar dilalui atau
dalam perjalanan berangkat ke atau kembali dari tugas diluar tempat
kedudukan atau dalam perjalanan dinas ( kecuali perjalanan dinas
pengobatan atau perjalan dinas pension bagi pegawai) dan atau dalam
perjalanan berangkat ke atau kembali dari tugas pendidikan dan pelatihan
Dalam hal kecelakaan lalu lintas yang menimpa pekerja sebagai
pengemudi merupakian kecelakaan pada waktu kerja
2. Kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang bersangkutan sedang
istirahat antara jam jam kerja di lingkungan tempat kerja atau sedang
istirahat antar jamjam tugas pada waktu melaksanakan tugas diluar tempat
kedudukan atau sedang istirahat antara jam jam tugas pada waktu
melaksanakan perjalanan dinas (kecuali perjalanan dinas pengobatan dan
atau perjalan dinas pension bagi pegawai) dan atau sedang istirahat antara
jam jam tugas waktu melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang
ditugaskan oleh perseroan
3. Kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang bersangkutan sedang
melaksanakan kegiatan olah raga , kesenian dan kegiatan lain yang
ditugaskan oleh perseroan.
Terjadinya kecelakaan diluar waktu kerja yang dialami oleh pekerja harus
dibuktikan dengan laporan dari tim pemeriksa kecelakaan dilampiri surat
keterangan dari dokter dan surat tugas / surat perintah perjalanan dinas (bagi
pekerja yang melaksanakan tugas diluar tempat kedudukannya)
o Penyakit yang timbul karena hubungan kerja
Penyakit yang disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan kerja.
Terdapatnya penyakit yang timbul karena hubungan kerja pada pekeraja harus
dibuktikan dengan laporan dari tim pemeriksa kecelakaan dilampiri surat
keterangan dari majelis penguji kesehatan yang ditunjuk oleh
perseroan.Pekerja yang meninggal mendadak pada waktu kerja di tempat kerja
atau mengalami tidak sadar (koma) pada waktu kerja di tempat kerja sampai
11
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
yang bersangkutan meninggal dunia meskipun terjadi pada waktu kerja belum
tentu termasuk dalam pengertian menderita penyakit yang timbul karena
hubungan kerja karena harus diketahui penyebabnya apakah akibat dari
penyakit yang disebabkan / bukan disebabkan karena pekerjaan atau
lingkungan kerja.
Penyebab dasar terjadinya Kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul karena
hubungan kerja.
Penyebab dasar berupa perilaku berbahaya (unsafe act) yang merupakan kelalaian
dari peleksana pekerjaan seperti :
o Melaksanakan pekerjaan tidak sesuai kompetensi yang dimilikinya
o Melaksankana pekerjaan tidak mengikuti persyaratan dan procedure kerja
atau tidak mengikuti standard operation procedure ( SOP )
o Tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja dan atau alat pelindung
diri ( APD ) dalam melaksanakan pekerjaan berpotensi bahaya
o Tidak memperhatikan tanda peringatan dan poster larangan pada waktu
berada dan atau melaksanakan pekerjaan ditempat tempat kerja yang
berpotensi bahaya
o Tidak berdisiplin ( lalai, ogah-ogahan, bersenda gurau / salaing mengejek
dengan teman sekerja ) pada waktu melaksanakan pekerjaan berpotensi
bahaya
o Tidak mengikuti petunjuk dan atau arahan keselamatan yang diberikan
oleh pengawas pekerjaan
o Dengan sengaja melakukan perbuatan yang membahayakan bagi diri
sendiri dan atau bagi teman sekerja yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan kerja
Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya ( unsafe condition) yang merupakan
kelalaian dan manajemen perseroan ( Kelalaian dari salah satu atau bersama-sama
dari pengawas pekerjaan, pejabat keselamatan kerja, pejabat penanggungjawab
pekerjaan dan pimpinan unit persh )antara lain :
o Tidak memberikan penyuluhan keselamatan ketenaga listrikan serta
pendidikana dan pelatihan kepada pelaksana pekerjaan
12
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
o Mempekerjakan pelaksana pekerjaan tidak memiliki kompetensi / tidak
sesuai kompetensi pada bidang pekerjaannya
o Tidak melaksanakan identifikasi bahaya dan penilaian resiko di empat
kerja
o Tidak melaksanakan pengendalian resiko pada tempat tempat kerja yang
berpotensi bahaya terhadap terjadinya kecelakaan kerja
o Tidak melaksanakan pengendalian resiko pada tempat tempat kerja yang
berpotensi bahaya terhadap terdapatnya penyakit yang timbul karena
hubungan kerja dengan menrapkan nilai ambang batas ( NAB )
o Tidak melaksankan pemasangan tanda peringatan dan poster larangan
pada tempat tempat kerja yang berpotensi bahaya
o Tidak melengkapi pesyaratan dan prosedure kerja serta menyusun SOP
untuk pekerjaan rutin yang berpotensi bahaya
o Tidak melengkapi peralatan keselamatan kerja dan APD bagi pelaksana
pekerjaan yang berpotensi bahaya
o Tidak menyediakan peralatan kerja pemanfaat tenaga listri yang telah di
uji / memiliki tanda keselamatan
o Tidak melakukan pengujian / melengkapi sertifikasi bagi peralatan /
instalasi yang berpotensi bahaya ( ketel, bejana tekan, alat angkat dan
sebagainya )
o Tidak melakukan pengujian / melengkapi sertifikasi laik operasi bagi
instalasi yang dioperasikannya
o Tidak melakukan pemeriksaan kesehatan kerja ( khusus ) secara berkala
bagi pelaksana pekerjaan yang berpotensi bahaya terhadap terjadinya
penyakit yang timbul karena hubungan kerja
o Tiodak memberikan extra voeding kepada pelaksanan pekerjaan
berpotensi bahaya terhadap terjadi penyakit yang timbul karena hubungan
kerja, yang harus dimakan / diminum di tempat kerja
o Tidak melaksanakan inspeksi keselamtan ketenaga listrikan secara berkala
pada tempat tempat kerja berpotensi bahaya,untuk mengetahui
perkembangan kondisi bahaya dan cara mengatasinya
13
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
o Tidak menunjuk / mentapkan pengawas pekerjaan yang memiliki
kompetensi di bidang keselamatan
o Pengawas pekerjaan tidak memberikan petunjuk dan arahan keselamatan
(tool box meeting / safety talk meeting / briefing) kepada para pelaksana
pekerjaan sebelum mlaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya.
o Pengawas pekerjaan dengan sengaja memberikan petunjuk / arahan yang
salah yang memungkinkan terjadinya keelakaan kerja
Penyebab perantara terjadinya kecelakaan kerja adalah karena :
o Listrik
o Mekanis
o Terjatuh
o Tertimpa
o Terjepit
o Tertabrak
o Kimia
o Kebakaran / ledakan
o Lalu lintas dan lainnya
Penyebab perantara terdapatnya penyakit yang timbul karena hubungan kerja
adalah karena :
o Faktor fisika :
Terkena pencemaran melebihi NAB dari kebisingan, getaran, tekanan lebih,
suhu iklim kerja, penerangan, radiasi elektro magnetis dan sebagainya.
o Faktor kimia
Terkena pencemaran melebihi NAB dari udara yang mengandung debu
mineral / bahan kimia berbahaya
o Faktor biologis
Seperti kontak/ bersentuhan dengan binatang atau tanaman yang berbahaya
( bagi pekerja lapangan)
o Faktor tidak ergonomis
14
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Yaitu bekerja dengan waktu relatif lama dengan posisi tubuh yang tidak sesuai
dengan kesehatan atau bekerja dalam ruang kerja yang tidak sehat atau
sirkulasi udara tidak sehat
o Faktor psikologis
Seperti penyakit karena faktor faktor psikologis yang berhubungan dengan
pekerjaan
Akibat kecelakaan kerja bagi pegawai dan atau outsourcing dsapat berupa :
o Tanpa luka / luka ( luka ringan / luka parah ) / tewas pada saat terjadi
kecelakaan kerja
a. Luka ringan adalah luka yang memerlukan perawatan medis sehingga
pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan tidak lebih dari 1 ( satu ) hari
b. Luka parah adalah luka yang mengakibatkan cacat tetap yaitu kehilangan
atau tidak berfungsinya salah satu atau bebrapa organ tubuh atau gangguan
jiwa . Termasuk dalam klkasifikasi luka parah adalah apabila pekerja
memerlukan perawatan medis 2 hari atau lebih dan tidak dapat melakukan
pekerjaan meskipun tidak ada akibat cacat tetap
o Meninggal dunia / mengalami cacat kekurangan fungsi karena penyakit yang
timbul karena hubungan kerja
o Meninggal dunia / mengalami cacat total / cacat tetap sebagian / cacat
kekurangan fungsi setelah memperoleh perawatan akibat kecelakaan kerja dan
o Kerusakan harta milik pegawai dan atau outsourching
C. Keselamatan Umum di lingkungan PLN
Ketentuan Umum :
o Keselamatan Umum adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi
masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan persh dari bahaya yang
diakibatkan oleh kegiatan instalasi yang dilaksanakan dengan memberikan
perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan masyarakat umum
15
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
o Masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan perseroan adalah :
Masyarakat yang tinggal atau melaksanakan kegiatan di sekitar instalasi atau
masyarakat yang melaksanakan kegiatan berhubungan dengan bangunan
atau sarana atau tamu yang berada diruangan atau dihalaman tempat kerja
milik persh
Pelanggan atau pengguna yang disalurkan / didistribusikan oleh persh
o Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari Pedoman Keselamatan Umum adalah untuk mewujudkan
kondisi aman dari bahaya bagi masyarakat umum yang berhubungan dengan
kegiatan persh yang dilaksanakan dengan memberi perlindungan, pencegahan dan
penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum sehingga dapat
memberikan rasa aman bagi masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan
persh
o Ruang lingkup
Ruang lingkup dari pedoman keselamatan umum di lingkungan persh adalah
keselamatan bagi masyarakat umum yang tinggal atau melaksanakan kegiatan
disekitar instalasi masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan bangunan dan
sarana dan masyarakat yang menjadi tamu atau melaksanakan kegiatan yang berada
di ruangan atau di halaman tempat kerja milik persh
o Jenis kecelakaan masyarakat umum
o Penyebab dasar terjadinya kecelakaan masyarakat umum
o Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya (unsafe condition)
yang merupakan kelalaian dari manajemen perseroan :
a. Tidak memberikan penyuluhan keselamatan akan bahaya listrik kepada
masyarakat yang berada dan atau melaksanakan kegiatan milik persh
b. Tidak memberikan penyuluhan keselamatan kepada masyarakat umum yang
berhubungan dengan bangunan /sarana milik persh dan kepada masyarakat
sebagai tamu
c. Tidak melaksanakan pemasangan tanda peringatan dan atau poster larangan
pada instalasi milik persh yang berpotensi bahaya bagi masyarakat umum
16
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
d. Tidak melakukan pengujian / melengkapi sertifikat laik operasi bagi instalasi
milik perseroan yang dioperasikan
e. Tidak memastikan bahwa instalasi milik perserh selalu terkendali dan
kondisinya aman dari bahaya listrik (baik dalam keadaan beroperasi maupun
tidak beroperasi atau sedang mengalami kerusakan /perbaikan)
o Penyebab dasar berupa perbuatan berbahaya (unsafe act) yang merupakan kelalaian
dari masayarakat umum
a. Melaksanakan kegiatan tidak aman dengan sengaja / tidak sengaja menyentuh
bagian yang berbahaya dari instalasi milik persh.
b. Melaksanakan kegiatan tidak aman dengan sengaja / tidak sengaja menyentuh
bagian berbahaya dari instalasi milik pelanggan sendiri
o Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya ( unsfe condition ) yang merupakan
kelalaian dari masyarakat umum antara lain ;
o Kurang faham akan bahaya instalasi Penggunaan / pemilkan produk pemanfaat
(peralatan kerja / peralatan rumah tinggal yang tidak memenuhi syarat keselamatan
yang dilengkapi dengan sertifikat tanda keselamatan
o Penggunaan / pemilikan instalasi pemanfaatan (Instalasi pelangggan ) yang tidak
memenuhi syarat keselamatan / tidak dilengkapi dengan sertifikat tanda
keselamatan
o Penyebab perantara terjadinya kecelakaan masyarakat umum
o Penyebab perantara bukan karena
listrik seperti tertimpa bangunan milik perseroan tertabrak kendaraan milik persh
dsb
o Perlindungan dan Pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum
o Pengendalian Teknis untuk mencegah kondisi berbahaya dari instalasi / bangunan /
sarana milik perseroan meliputi :
a. Melaksanakan pemasangan tanda peringatan dan atau poster larangan pada
lokasi-lokasi instalasi / bangunan / sarana milik perseroan yang berpotensi
bahaya yang berada disekitar tempat tinggal atau disekitar tempat kegiatan
masyarakat umum
17
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
b. Melaksanakan pengawasan dan patroli jaringan milik persh secara berkala
untuk memastikan kondisi jaringan tersebut agar tetap terkendali dan aman dari
bahaya dan memastikan tidak adanya kegiatan masyarakat umum yang
membahayakan terhadap jaringan tersebut
c. Melengkapi sertifikasi laik operasi bagi instalasi milik perseroan
d. Meningkatkan kemampuan pelaksana pekerjaan sebagai tenaga teknik
ketenagalistrrikan dengan pendidikan dan pelatihan serta melengkapinya dengan
sertifikat kompetensi dalam melaksanakan pekerjaan pemasangan /
pemeliharaan instalasi milik persh
o Pengendalian teknis untuk mencegah kondisi berbahaya pada instalasi pemanfaatan
tenaga listrik dan atau alat pemanfaatan tenaga listrik milik pelanggan :
a. Menganjurkan kepada pelanggan agar instalasi yang dimilkinya dilengkapi
dengan sertifikat kesesuaian dengan standar
b. Menganjurkan kepeda pelanggan / masyarakat agar yang dimilkinya dilengkapi
dengan tanda keselamata
o Pengendalian personil untuk mencegah perilaku berbahaya dari masyrakat umum
meliputi :
a. Memberikan penyuluhan tentang keselamatan akan bahaya kepada pelanggan
dan atau kepada masyarakat yang bertempat tinggal atau melaksanakan kegiatan
disekitar instalasi milik persh
b. Memberikan penyuluhan keselamatan kepada masyarakat yang berhubungan
dengan kegiatan bangunan dan sarana milik perseroan dan kepada masyarakat
sebagai tamu atau melaksanakan kegiatan pada perseroan
c. Memberikan penyuluhan tentang larangan terhadap kegiatan masyarakat yang
dapat membahayakan keselamatan dirinya dan merugikan persh
Bagan Alir laporan kecelakaan Masyarakat Umum
18
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
3. NAB ( Nilai Ambang Batas )
KECELAKAAN MASYARAKAT
1. Tim Pemeriksa dan Investigasi mengadakan pemeriksaan , membuat Berta Acara ( Form BAU )
2. Penyelesaian akibar kecelakaan
Mengisi Laporan Form ( LKU )
Unit setingkat Wilayah
4. Mengisi Form LKU 5. Statistik Triwulanan dan Tahunan keselamatan umum pada Unit Setingkat Wilayah
Kantor Pusat6. Statistic triuluanan dan tahunan
Keselamatan umum
Keterangan
1, 2, 3 Proses pada Unit Cabang, Wilayah, Kantor Pusat
4, 5 Proses pada unit Wilayah
6 Proses pad Kantor Pusat
19
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
o NAB KEBISINGAN.
Untuk kebisingan di ukur pemajangan bising yang diterima oleh telinga berupa
intensitas bising maksimum dalam decible ( A ) atau db ( A ) yang mampu diterima
oleh telinga normal selama waktu tertentu. Berdasarkan keputusan mentri tenaga
kerja RI no Kep.51/ MEN/1999 dipadu dengan buku TLVs (Threshold Limit
Values) and BELs ( Biological Exposure Indicates) yang diterbitkan oleh ACGIH
( American Conference of Government Industrial Hygienis) dan dengan SPLN no 46
1,2,3 tahun 1981/ 1982 adalah sebagai berikut :
Waktu pemajangan
Intensitas bising maks db (A) yang diperbolehkan
Kriteria pendengaran
Ilustrasi
Jam> 24> 24> 24> 24> 24> 24> 24> 2424168421
010203040506070808285889194
Sangat tenangSuara daun,
berisik
TenangRumah .
percakapan
Sedang Rumah gaduh, kantor
PikukPerusahaan
gaduhJalan hiruk pikuk
Peluit polisi
Menit3015
1,88
97100109
Pikuk
MenulikanMeriamLedakanHalilintar
Detik28. 127.033.521.760.880.440.220.11
115121124127130133138139
Cat tidak boleh terpajang lebih dari 140 dB meskipun sesaat
o NAB GETARANUntuk getaran diukur pemajangan getaran yang diterima oleh lengan dan tangan
manusia berupa nilai percepatan rata-rata dalam satuan m/det2 atau g (gravitasi)
20
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
berdasarkan Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No KEP. 51/MEN/1999 dipadu dengan
buku 2000 TLVs and BELs yang diterbitkan ACGIH adalah sebagai berikut :
Jumlah waktu pemaparan perhari kerjaNilai percepatan pada frekwensi dominan ( rata-
rata )M / det2 g
4 jam dan kurang dari 8 jam2 jam dan kurang dari 4 jam1 jam dan kurang dari 2 jamkurang dari 1 jam
46812
0.400.610.811.22
Cat : 1 g = 9.81 m / det2
Untuk getaran diterima seluruh badan diukur pemajangan getaran yang diterima seluruh
badan berupa akselerasi getaran maksimum ( m/det2 )pada frequensi tertentu yang
mampu diterima oleh badan pada kondisi normal selama waktu tertentu baik untuk
manusia yang berdiri pada lantai atau sesuatu yang bergetar ( arah longitudinal dari
kaki ke kepala) maupun untuk manusia yang bersandar pada dinding atau sesuatu yang
bergetar ( arah dari samping ke samping badan atau dari muka ke belakang atau
sebaliknya) berdasarkan buku 2000-TLVs and BELs adalah sebagai berikut
1. Manusia berdiri pada lantai atau sesuatu yang bergetar
2. Manusia bersandar pada dinding atau sesuatu yang bergetar
21
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
o NAB SUHU IKLIM KERJA
Untuk suhu iklim kerja diukur indeks suhu basah dan bola (ISBB) dalam derajat
celcius berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja RI No KEP 51 /MEN/ 1999
dipadu dengan buku 2000-TLVs and BELs sebagai berikut:
Pengaturan waktu kerja setiap hariISBB ( derajat celcius )
Beban kerja
Waktu kerja Waktu istirahat Ringan Sedang Berat
Bekerja terus menerus ( 8 jam / hari )75 % jam kerja50 % jam kerja25% jam kerja
25 % istirahat50 % istirahat75 % istirahat
3030.631.432.2
26.728.029.431.1
25.025.927.930.0
Cat : ISBB untuk diluar ruangan dengan panas radiasi := 0.7 suhu basah alami + 0.2 Suhu bola Globe + 0.1 Suhu keringISBB untuk di dalam dan diluar ruangan tanpa panas radiasi = 0.7 suhu basah alami + 0.3 suhu Bola GlobeBeban kerja ringan membutuhkan kalori 100 – 200 kilo kalori /jamBeban keja sedang membutuhkan kalori > 200 – 350 kilo kalori / jamBeban kerja berat membutuhkan kalori .>.500 - 500 kilo kalori / jam
oNAB PENERANGAN
Untuk penerangan diukur pemajangan cahaya yang diterima oleh mata berupa kadar
penerangan yang diukur dengan alat alat pengukur cahaya yang sebaik setinggi
tempat yang sebenarnya atau setinggi perut untuk penerangan umum +/-1 (satu) meter
berdasarkan peraturan mentri perburuhan RI No 7 tahun 1964 tentang syarat syarat
kesehatan, kebersihan serta penerangan ditempat kerja adalah sebagai berikut :
a. Penerangan darurat harus mempunyai kekuatan minimal 5 Lux ( 0,5 kaki lilin )
22
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
b. Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan minimal 20
lux
c. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar
(mengerjakan / memisahkan barang besar, arang, abu, tanah, batu, gang dan
tangga di dalam gedung, gudang barang yang besar dan kasar minimal 50 lux
d. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang kecil
secara sepintas lalu (pemasangan kasar, mengerjakan barang besi / baja setengah
selesai, kamar mesin dan uap, alat pengangkut orang / barang penyimpanan
barang sedang / kecil kamar mandi , toilet ) minimal 100 lux
e. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang kecil
yang agak teliti ( pemasangan alat sedang, pekerjaan mesin bubut kasar,
pemeriksaan dan percobaan kasar) minimal 200 lux
f. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang kecil
dan halus ( poekerjaan mesin teliti, pemeriksaan teliti, percobaan teliti, dan halus
pekerjaan kantor yang berganti ganti menulis dan membaca , pekerjaan arsip dan
seleksi surat surat ) minimal 300 lux
g. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang barang
halus dan kontras yang sedang dalam waktu lama (pemasangan halus, pekerjaan
mesin halus, pemeriksaan halus akuntan pemegang buku, steno, mengetik
pekerjaan kantor yang lama dan teliti antara 500 – 1000 lux
h. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan barang sangat
halus dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu yang lama ( pemasangan
ekstra halus / ampul tukang las) minimal 2000 lux
o NAB RADIASI ELEKTRO MAGNETIK
Untuk medan listrik di ukur medan listrik dalam Kv / m dan kuat medan magnet
dalam mT berdasarkan standar yang direkomendasikan oleh IRPA (International
Radiation Protection Association) dan WHO (World Health Organisation) tahun 1990
adalah sebagai berikut :
Sifat pemajanganKuat medan Listrik
kV / mKuat medan magnet
(mT)Lingkungan tempat kerja :
8 jam kerja / hari2 jam kerja / hari
1030
0.55
23
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Anggota gerak - 25
Masyarakat Umum :
Terus menerusBeberapajam / hari
510
0.11
Tabel jarak jaringan tenaga listrik antara fasa dengan fasa dan fasa dengan tanah
(ground ) berdasarakan guidlins OSHA yang dipublikasikan pada tanggal 31 /1/ 94
dimana jarak-jarak pada table tersebut sudah mempertimbangkan besarnya surja
hubung tertinggi
Jarak minimum pekerjaan dalam bertegangan
Tegangan nominal dalam kVFasa ke fasa
JarakFasa ke tanah Fasa ke fasa
in- ft m in - ft m0.05 sampai 1.0 - - - -
1.1. sampai 15.0 0.64 0.66 15.1 sampai 36.0 0, 72 0.77 36.1 sampai 46.0 0.77 0.85
46.1 sampai 72.5 0.90 1.05 72.6 sampai 121 0.95 1.29
13 8 sampai 145 1.09 1.50 161 sampai 169 1.22 1.71 230 sampai 242 1.59 2.27
345 sampai 362 2.59 3.80 500 sampai 550 3.42 5.50 765 sampai 800 4.53 7,91
4. Bahaya Kejutan Listrik ( Electrical Shock Hazards )
A. Pengertian
Ketika seseorang menjadi konduktor listrik, secara serentak arus listrik akan mengalir
pada tubuh seseorang apabila pada kedua ujungnya terjadi beda potrensial. Pada saat
tangan kita masing masing memegang 2 buah terminal sumber listrik, maka akan
serentak arus listrik akan mengalair pada tubuh kita
Bahaya kejutan listrik (Shock Hazard) adalah suatu keadaan dimana pada kedua
ujung badan kita terdapat beda potensial. Apabila beda potensial tersebut cukup besar
sehingga menyebabkan mengalirnya arus listrik pada tubuh seseorang maka akan
terjadi penahanan fungsi jantung.
24
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Beberapa nilai arus listrik pada frequensi 50 Hz. dan lama waktu kontak dan
akibatnya dapat dilhat pada tabel berikut :
No Besar Arus Lama Kontak Akibat1 1 mA Tidak akan merasakan 2 10 mA 10 - 10.000 ms Sudah terasa sampai terasa sakit3 50 mA 10 - 200 ms Biasanya tidak membahayakan4 50 mA 200 - 400 ms Kadang kadang sampai kejang otot5 50 mA 4000 ms Plus Detak jatung berdebar6 100 mA 10 - 100 ms Biasanya tidak membahayakan7 100 mA 100 - 600 ms Kadang kadang sampai kejang otot8 100 mA 600 – 10.000 ms Detak jatung berdebar9 100 mA 10.000 ms plus Detak jatung berdebar10 500 mA 10 – 40 ms Biasanya tidak membahayakan11 500 mA 40 - 500 ms Detak jatung berdebar12 500 mA 500 ms plus Detak jatung berdebar
25
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Akibat kejutan listrik pada tubuh seseorang dan jaringan saraf tergantung kepada
besarnya arus , lamanya kontak hubung, frequensi dan tahanan tubuh seseorang . Ada
3 efek kemungkinan yang ditimbulkan oleh arus listrik terhadap tubuh manusia /
binatang yaitu :
1. effek kimia
2. effek physiologis
3. effek panas
Sekitar 2/3 tubuh manusia terdiri dari cairan sehingga terjadi proses elektrolisa pada
tubuh manusia sewaktu dialiri arus listrik yang dapat mengakibatkan matinya sel sel
pada tubuh manusia
Pada tubuh manusia terkandung sumber listrik untuk meneruskan ransangan perasaan
pada tubuh manusia ( stimulus ) ke otak dan untuk membawa sinyal perintah atau
control dari otak menuju ujung ujung syaraf otot, dengan adanya tegangan dari luar
akan menimbulkan sistim proses yang berbahaya jatung yang pada normalnya bekerja
80 kali / menit dengan frekuensi 50 Hz seolah olah diperintah menjadi 100 kali
perdetik sehingga tekanan darah menjadi tinggi pernapasan lebih cepat dan dapat di
ikuti oleh gagalnya jantung memompa darah yang disebut gagal jantung
Semua materi termasuk tubuh manuaia yang dialiri listrik dapat menimbulkan panas
sehingga dalam kecelakaan listrik sering ditemukan korban mengalami luka
bakaryang parah yang mengakibatkan pecahnya butir darah merah dan mengentalnya
cairan protein pada jaringan yang terbakar
Tempat dimana terjadinya kontak hubung merupakan faktor yang paling kritis .
Tahanan tubuh seseoang bervariasi pada setiap tempat dan apabila arus listrik
mengalir melalui daerah jantung maka jantung yang tadinya normal akan terpengaruh
detaknya dimana kondisi ini diketahui sebagai ventricular fibrilation detak jatung
yang tidak teratur tidak dapat memperbaiki sirkulasi peredaran darah. Pengembalian
ke ritme yang normal jarang terjadi secara spontan dan bila kondisi ini terjadi dalam
waktu yang lebih lama dari beberapa detik kemungkinan akan menjadi kondisi yang
fatal
Akibat dari kejutan listrik ( Electricl Shock ) pada dasarnya akan sebanding dengan
kuat arus listrik yang mengalir melalui tubuh akibat adanya tegangan pada titik
kontak. Namun demikian hal ini tidak dapat didefinisikan sama persis antara besarnya
26
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
arus dengan akibatnya seperti lamanya kontak dengan kondisi pisik dan medis si
korban masing masing memberikan kontribusi kerugian
B. Aspek aspek yang perlu diperhatikan :
a. Arus yang mengalir melalui tubuh paling besar 500 m A selama kurang dari 40
ms tidak akan menyebabkan terjadinya akibat yang mengkhwatirkan
b. Nilai arus yang tinggi dan waktu kontak yang cukup lama memungkinkan
menyebabkan terjadi sesuatu akibat mulai dari terjadinya temporary muscular
paralysis sampai dengan terjadinya ventricular fibrillation dan apabila tanpa
perhatian secara medis memungkinkan sampai terjadi kematian
c. Kejutan akibat listrik yang bertegangan paling besar 230 Volt pada umumnya
menyebabkan ventricular fibrillation dari pada kejutan akibat tegangan tinggi
d. Kejutan listrik tegangan tinggi biasanya disebabkan oleh flash over. Akibatnya
mengalir arus yang sangat besar dan orang yang menerimanya akan mengalami
luka bakar dibeberapa tempat. Kematian seseorang akibat kontak dengan
tegangan tinggi pada umumnya meninggal karena terbakar dibanding dengan
akibat kejutan listrik
e. Arus listrik akan mengalir pada tubuh sesuai dengan luas permukaan kontaknya
dan kondisi kulitnya. Suatu arus mengalir pada suatu tahanan (resistan) tubuh
yang kecil akan mengalirkan arus yang tinggi. Efek ekponensil akan
menyebabkan arus yang tinggi dalam beberapa detik akan mengakibatkan
terjadinya ventricular fibrillation . Besarnya aliran arus listrik yang mengalir pada
tubuh seseorang sesuai dengan hukum ohm dan banyak dipengaruhi oleh tahanan
(resistan) kulit.
C. Beda Potensial ( Tegangan )
Ada beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya beda potensial ( tegangan )
diantaranya :
a. Terjadinya hubungan ke sumber pelayanan tanpa disengaja
b. Induksi dari suatu rangkaian penghubung
c. Induksi dari keadaan atmosphere atau sambaran langsung kilat
d. Tegangan balik dari rangkaian sekunder misalnya melalui trafo tegangan
e. Pembuangan arus dari kapasitor
f. Kontak phasa ke phasa
27
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
g. Drop tegangan pada suatu resistan
D. Pencegahan dari bahaya kejutan listrik ( electrick shock )
Dalam beberapa situasi seseorang kebanyakan terlepas dari perhatian terhadap bahaya
atau membuat asumsi terhadap kondisi peralatan.
Peraturan umum, seluruh konduktor semestinya diperlakukan seperti bertegangan
tanpa adanya isolasi, petanahan dan bonded untuk mencegah terjadinya shock hazard
pada beberapa situasi
E. Tegangan Langkah
Tegangan langkah disebabkan adanya tegangan drop yang melalui suatu resistansi
Pada contoh diatas terlihat sebuah kawatmenyentuh tanah sehingga menimbulkan
sifat listrik. Antara kedua kaki seseorang timbul beda potensial sekitar 80 vol yaitu ;
120 – 60 volt . dengan memakai sepatu kerja yang berisolasi kondisi ini tidak akan
menjadi masalah selama tidak ada factor lain yang memulai
F. Tegangan sentuh
28
240 V
120 V
60 V
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Potensial sentuh terjadi apabila suatu perbedaan potensial terdapat antara tangan
seseorang dengan kaki nya atau antara tangan dengan tangan
Contoh yang lainnya yang sering terjadi adalah kontak melalui kepala ke tangan atau
atau kaki seperti bekerja didalam panel
240 V
120 V
60 V
G. P 3 K Akibat Sengatan Listrik
Pertama kali yang harus dilakukan dalam P3 K akibat sengatan listrik adalah
membebaskan korban dari hubungan dengan sumber listrik diantaranya adalah :
a. Matikan sakelar pada sumber listrik atau tarik keluar tusuk kontaknya dari kotak
kontaknya
b. Bila letak saklar / tusuk kontak terlalu jauh dari korban gunaka alat yang
berisolasi seperti tongkat kayu kering/ Plastik / Karet / kertas dll untuk
menyingkirkan kawat / perlatan yang masih bertegangan
c. Bila pegangan tangan korban terhadap peralatan / kawat penghantar sulit dilepas
gunakan sarung tangan isolasi atau penutup tangan dari bahan isolasi seperti kain
sarung untuk menarik korban
29
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
d. Jangan memeluk korban bila tidak yakin tubuh anda terisolasi dengan baik lebih
aman bila anda menggunakan alas kaki dari bahan isolasi sepatu karet atau karpet
karet
e. Hubung singkatkan penghantar tersebut
Kedua, setelah mengisolasi / memisahkan korban dari sumber listrik lakukan segera
pemeriksaan :
a. Apakah pernapasan korban normal ?
b. Apakah pernapasan korban berhenti ?
c. Apakah detak jantung korban berhenti ?
Bila pernapasan korban dalam kondisi normal, letakkan korban pada posisi istirahat
( lihat gambar ) posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi korban yang tidak
sadar karena memungkinkan melancarkan pernapasan dan mencegah korban
tersendak oleh barang barang yang di muntahkan oleh korban sendiri . Baringkan
korban dengan posisi seperti ini hanya apabila tidak ada cedera tulang belakang atau
cedera yang parah dan telah memeriksa pernapasan korban keadaan normal.
Bila pernapasan korban berhenti ( Ingat bila pernapasan berhenti selama 2-3 menit
dapat merusakan kondisi otak, dalam waktu 4 – 6 menit dapat menimbulkan
kematian) untuk ini lakukan segera pertolongan pertama dengan melakukan
pernapasan buatan (resusitasi) dari mulut ke mulut dan mintalahorang lain untuk
segera memanggil dokter dan ambulance .
Bila denyut jantung berhenti lakukan pertolongan pertama resusitasi jantung – paru
yang disebut CPR ( Cardio Pulmonory Resuscitation) untuk hal ini perlu pelatihan
yang seksama sehingga tidak menambah cedera pada sikorban akibatterjadi kesalahan
dalam penanganan
Langkah–langkah dalam melakukan resusitasi :
1. baringkan korban terlentang diatas alas yang keras
2. topang lehernya dan tengadahkan kepalanya supaya jalan napasnya lurus
3. buka mulutnya dan keluarkan setiap sumbatan termasuk gigi palsu dengan
menggunakan jari jari anda
30
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
4. Pijit hidung sampai lobang hidungnya tertutup
5. Ambil napas panjang
6. Tutup mulut korban dengan mulut anda
7. Hembuskan napas kemulut korban 4 x berturut turutdengan cepat sambil
memeriksa apakah dadanya ikut berkembang
8. Teruskan menghembuskan napas secara kuat dan tetap setiap 5 detik (12 x /
menit) untuk anak kecil 3 x ( 20 x / menit ) jangan berhenti sampai korban
mulai bernapas sendiri atau petugas medis telah datang
===========================================================ajt
31