analisis pemilihan fasilitas penyeberangan pejalan kaki di jalan margonda raya

Upload: fikri-praharseno

Post on 14-Oct-2015

204 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

penulis jiant vialy

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PEMILIHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI DI

    JALAN MARGONDA RAYA DEPOK

    1Jiant Vialy, ST

    2Dr. Ir. Ruswandi Tahrir, MSP.

    1Email: [email protected]

    2Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Berkembangnya suatu daerah akan mempengaruhi meningkatnya mobilitas di daerah

    tersebut, oleh sebab itu pemerintah daerah ialah menyediakan faslitas kepada

    masyarakatnya, termasuk fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki. Di jalan Margonda

    Raya Depok hingga dengan saat ini, sangat minim fasilitas penyeberangan bagi pejalan

    kaki. Oleh sebab itu diharapkan suatu penentuan fasilitas penyeberangan terbaik yang

    digunakan di jalan Margonda Raya yang mampu menjamin keamanan bagi pejalan kaki dan

    juga kenyamanan bagi pengendara kendaraan yang melintas. Fasilitas penyeberangan yang

    dapat dipilih ialah jembatan penyeberangan orang, terowongan pejalan kaki, zebra cross,

    pelican cross. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei ke bentuk fasilitas

    penyeberangan yang sudah ada, dan juga menggunakan software untuk membantu

    pengambilan keputusan, Expert Choice 11 dan juga menggunakan keputusan yang diambil

    oleh ahli didalam mengambil keputusan. Disamping itu juga dilakukan analisis

    mengunakan SWOT dan juga SOAR didalam menentukan fasilitas penyeberangan terbaik.

    Pada akhirnya fasilitas penyeberangan jembatan penyeberangan orang merupakan yang

    terbaik untuk dibangun di Margonda Raya Depok.

    Kata Kunci: Jembatan Penyeberangan Orang, Fasilitas Penyeberangan, Expert Choice

    PENDAHULUAN

    Berkembangnya suatu daerah akan mengakibatkan meningkatnya tingkat mobilitas

    masyarakat yang berada di daerah tersebut, baik dengan frekuensi perjalan kaki yang

  • melakukan penyeberangan maupun jumlah kendaraannya. Demi meningkatkan keselamatan

    pejalan kaki dan menambah kenyamanan pengendara untuk melakukan perjalanan,

    jembatan penyeberangan orang dan penyeberangan bawah tanah / Pedestrian Tunnel

    merupakan solusi terbaik yang dapat digunakan, tapi memerlukan dana yang besar dalam

    pembangunannya1. Solusi lain yang memiliki biaya pembangunan lebih terjangkau ialah

    dengan memilih fasilitas penyeberangan Pelican Cross dan Zebra Cross. Meskipun

    memiliki resiko terjadinya kecelakaan yang lebih besar.

    Kota Depok merupakan kota yang memiliki perkembangan sangat pesat 2, disamping

    daerah industri dan permukiman, Depok memiliki beberapa universitas negeri dan swasta

    didalamnya, namun di kota Depok, sangat minim jumlah jembatan penyeberangan dan

    untuk menunjang aktifitas pejalan kaki dalam melakukan penyeberangan, jantung kota

    Depok, yakni jalan Margonda Raya, memiliki lalu lintas yang padat dan jalan yang lebar,

    namun pemerintah kota Depok nampaknya lebih memilih menggunakan Zebra Cross.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pejalan Kaki

    Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan orang

    yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik dipinggir jalan, trotoar, lintasan khusus bagi

    pejalan kaki ataupun menyeberang jalan. Untuk melindungi pejalan kaki dalam berlalu

    lintas, pejalan kaki wajib berjalan pada bagian jalan dan menyeberang pada tempat

    penyeberangan yang telah disediakan bagi pejalan kaki.

    Sirkulasi Pejalan Kaki

    Kelancaran sirkulasi bagi pejalan kaki dan keselamatan dari ancaman kecelakaan oleh

    kendaraan merupakan salah satu tujuan utama. Metode untuk mengurangi konflik antara

    pejalan kaki dengan kendaraan adalah sistem penyekat waktu dan ruang diantara keduanya.

    Sistem penyekat waktu adalah pemisahan kedua jalur pada jam tertentu. Sistem penyekat

    1 Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan, Departemen Pekerjaan

    Umum no.011/T/Bt/1995

    2 Dilihat berdasarkan nilai inflasi kota depok dari tahun ketahun dari Depok Dalam Angka 2012

  • ruang adalah pemisahan kedua jalur tersebut. Sistem penyekat waktu dapat

    mempergunakan rambu - rambu lalu lintas sebagai alat bantu, sedangkan penyekat ruang

    dapat menggunakan jembatan penyeberangan di atas jalan atau di bawah permukaan tanah.

    Hal yang terkait dengan sirkulasi pejalan kaki adalah dimensi jalan dan jalur pedestrian,

    tempat asal sirkulasi dan tepat tujuan sirkulasi pejalan kaki, maksud perjalanan, waktu

    tempuh dan volume pejalan kaki.

    Fasilitas Pejalan Kaki

    Menurut John J. Fruin (1971)3 dalam perencanaan fasilitas bagi pejalan kaki, termasuk

    fasilitas penyeberangan haruslah memperhatikan tujuh sasaran utama yaitu: keselamatan

    (safety), keamanan (security), kemudahan (convenience), kelancaran (continuity),

    kenyamanan (comfort), keterpaduan sistem (system coherence), dan daya tarik

    (attractiveness). Ketujuh faktor tersebut saling berhubungan (inter-related) dan saling

    tumpang tindih (overlapping). Berubahnya salah satu faktor akan mempengaruhi perubahan

    faktor yang lain.

    Fasilitas Penyebrangan yang Ideal

    Idealnya fasilitas penyeberangan jalan memang harus dipisahkan dari arus kendaraan

    berupa jembatan penyeberangan (overpass/ crossingbridge/ footbridge), penyeberangan

    bawah tanah (subway/underpass/pedestrian tunnel), dan jalan layang (skywalk) sehingga

    tidak terjadi konflik antara pejalan kaki dengan kendaraan dan tidak menimbulkan tundaan

    bagi kendaraan (Bruce, 1965)4.

    Meskipun dibutuhkan biaya investasi yang tinggi, fasilitas penyeberangan tidak sebidang

    mampu menjamin keselamatan penyeberang jalan (Braun, 1975)5, namun fasilitas tersebut

    kurang dimanfaatkan karena pejalan kaki cenderung enggan untuk mengubah level

    ketinggian jalur yang dilewatinya (Bruce, 1965)9.

    3 Fruin J John, Pedestrian Planing and Design (Chicago: Metropolitan Association of Urban, Designers and

    Environmental Planners,1981)

    4 Bruce, John A, The Pedestrian (Washington D.C: Institute of Traffic Engineers, 1965).

    5 Braun, Ronald L. and Marc F. Roddin. Benefits of Separating Pedestrians and Vehicles (New York :

    American Society of Civil Engineers, 1975)

  • METODE PENELITIAN

    Langkah awal didalam penelitian ini adalah memahami terlebih dahulu latar belakang,

    perumusan masalah, tujuan dan melakukan survei dilapangan. Didalam penelitian ini,

    dilakukan 2 kali pengamatan, pengamatan yang pertama bertujuan untuk menentukan

    fasilitas transportasi terbaik yang dapat digunakan di jalan Margonda Raya Depok, yang

    memiliki alternatif diantara jembatan penyeberangan orang, terowongan pejalan kaki dan

    zebra cross dan juga pelican cross. Dengan memperhitungkan kriteria efektifitas

    penggunaan, waktu tempuh, kenyamanan, biaya pembangunan, dan durabilitas dari fasilitas

    tersebut dengan pertimbangan ahli di bidangnya.

    Pengamatan yang kedua digunakan untuk menentukan lokasi terbaik dalam membangun

    fasilitas penyeberangan tersebut, sesuai dengan rencana pemerintah kota Depok serta

    peraturan yang berlaku. Selanjutnya akan dirumuskan, bentuk fasilitas penyeberangan

    terbaik dan juga telah ditentukan posisi potensial untuk dibangun fasilitas tersebut dan

    dapat bermanfaat bagi para pejalan kaki untuk melakukan penyeberangan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Diagram Input Output

    Gambar 1. Diagram Output Input Pemilihan Fasilitas Penyeberangan Bagi Pejalan Kaki

    Sumber:Hasil Analisis

  • Analisis Swot Dalam Menentukan Fasilitas Penyeberangan Terbaik Untuk

    Digunakan

    Pengolahan data dilakukan dengan melakukan perbandingan SWOT (Strength, Weakness,

    Opportunities, Threats) pada masing - masing bentuk fasilitas penyeberangan.

    Dari masing masing fasilitas penyeberangan tersebut akan dikaji aspek Strength,

    Weakness, Opportunities,dan Threats agar mendapatkan pandangan berbeda terhadap suatu

    bentuk sarana penyeberangan.

    Zebra Cross

    Gambar 2.

    Analisis SWOT pada Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki Zebra Cross Sumber: Hasil Analisis

    Pelican Cross

    Gambar 3.

    Analisis SWOT pada Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki Pelican Cross Sumber: Hasil Analisis

  • Jembatan Penyeberangan Orang (Foot Bridge)

    Gambar 4.

    Analisis SWOT pada Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki Jembatan Penyeberangan Sumber: Hasil Analisis

    Terowongan Pejalan Kaki (Pedestrian Tunnel)

    Gambar 5.

    Analisis SWOT pada Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki Terowongan Pejalan Kaki Sumber: Hasil Analisis

    Analisis SOAR

    Analisis SOAR digunakan sebagai perbandingan dari analisis SWOT yang telah

    dilakukan sebelumnya, Analisis SOAR memberikan gambaran lain kepada pemilihan

    fasilitas penyeberangan yang akan digunakan.

  • SOAR merupakan singkatan dari Strengths, opportunities, aspirations, results.

    Analisis SOAR dinilai lebih realistis, karena SWOT hanya membahas hal yang positif dan

    juga hal yang negatif, tanpa memperkirakan hasil akhir dari subjek tersebut.

    Tabel 1.

    Analisis SOAR pada Berbagai Bentuk Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki

    Sumber: Hasil Analisis

    Diagram AHP Dari Penentuan Bentuk Fasilitas Penyeberangan

    Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan

    keputusan yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang

    dapat diambil.

    Tahapan pertama dari AHP adalah Structuring, yaitu menstrukturkan alur pengambilan

    keputusan berdasarkan dua komponen utama; Komponen pertama adalah tujuan dari AHP

    dan variabel yang digunakan, sedangkan komponen kedua adalah alternatif-alternatif yang

    dapat diambil untuk memenuhi tujuan AHP tersebut. Pada tahap Structuring, akan

    Bentuk Strengths Opportunities Aspirations Result

    Zebra Cross

    Membangun bentuk

    fasilitas penyeberangan

    yang memiliki biaya yang

    terjangkau dan muda

    diaplikasikan

    Dana yang lebih rendah,

    serta pembangunan yang

    cepat

    menyediakan fasilitas

    penyeberangan yang

    paling mudah

    direalisasikan

    Pemangunan fasilitas

    penyeberangan yang

    terjangkau, namun

    memiliki tingkat

    keamanan yang rendah

    Pelican Cross

    Membangun bentuk

    fasilitas penyeberangan

    dengan biaya yang tidak

    terlalu mahal, namun

    tingkat kenyamanan

    lebih tinggi dari zebra

    cross

    Biaya pembangunan yang

    lebih terjangkau

    dibandingkan dengan

    fasilitas penyeberangan

    tidak sebidang

    Menyediakan fasilitas

    penyeberangan yang

    aman bagi pejalan kaki

    Fasilitas penyeberangan

    yang aman, terjangkau,

    dan tidak menambah

    jarak tempuh

    Jembatan

    penyeberangan

    orang

    Membangun bentuk

    fasilitas penyeberangan

    yang aman dan tidak

    mengganggu lalu lintas

    Dapat diintegrasikan

    dengan moda

    transportasi,

    pekerjaannya lebih

    mudah dari terowongan

    pejalan kaki

    Menyediakan fasilitas

    penyeberangan tidak

    sebidang dengan biaya

    yang lebih terjangkau

    Membangun fasilitas

    penyeberangan yang

    menjamin keamanan

    pejalan kaki dan tidak

    menghambat lalu lintas

    Terowongan

    pejalan kaki

    Membangun bentuk

    fasilitas penyeberangan

    yang aman dan tidak

    mengganggu lalu lintas

    Dapat diintegrasikan

    dengan moda

    transportasi, maupun

    fasilitas lainnya.

    Membangun fasilitas

    penyeberangan yang

    aman dan masih jarang

    digunakan di Indonesia

    Membangun fasilitas

    penyeberangan yang

    menjamin keamanan

    pejalan kaki dan tidak

    menghambat lalu lintas

  • ditentukan apa tujuan dari AHP, apa saja variabel dan sub-variabel yang digunakan, dan

    apa saja alternatif yang tersedia.

    Gambar 6.

    Struktur Diagram AHP Pada Pemilihan Bentuk Fasilitas Penyeberangan Sumber: Hasil Analisis

    Analisis Menggunakan Program Expert Choice 11

    Dengan menggunakan program pembantu pengambilan keputusan untuk menentukan

    fasilitas penyeberangan terbaik untuk diaplikasikan ke Jalan Margonda Raya Depok.

    Didalam laporan ini menggunakan beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan

    fasilitas penyeberangan tersebut, dimana parameter tersebut didapatkan dengan survei yang

    dilakukan pada lokasi fasilitas penyeberangan yang telah ada.

    Survei dilakukan pada jembatan penyeberangan orang yang berada di depan terminal

    Depok dan Plaza Depok untuk penilaian terhadap jembatan penyeberangan orang, Zebra

    Cross didepan kampus D Universitas Gunadarma, dan terowongan pejalan kaki di depan

    stasiun kota Jakarta, untuk penilaian terhadap fasilitas terowongan pejalan kaki dan juga

    Pelican Cross gang karet, stasiun UI. Dengan parameter berupa waktu tempuh, keefektifan

    penggunaan, keamanan, kenyamanan, biaya pembangunan dan juga durabilitas dari fasilitas

    penyebrangan tersebut.

  • Pembobotan dilakukan dengan meminta bantuan kepada ahli / pakar dibidang jalan. Hasil

    rekap jawaban dari kuesioner, bisa dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2.

    Hasil Jawaban Responden Kuesioner

    Sumber: Hasil Kuesioner

    Langkah selanjutnya ialah melakukan pembobotan, dengan masing masing kriteria yang

    telah ditentukan dan didapatkan dari hasil penelitian dan dari hasil kuisioner hasil tersebut

    dengan menggunakan geomean. Tampilan saat melakukan pembobotan ialah sebagai

    berikut:

    Gambar 7.

    Tampilan Jendela Expert Choice 11 Setelah Proses Pembobotan Sumber: Hasil Analisis

  • Hal yang sama dilakukan terhadap masing masing alternatif dan setelah semua proses

    dilaksanakan, selanjutnya melakukan analisis dengan program tersebut, dengan memilih

    menu Sensitivity Graphs, selanjutnya, Open Four Graph maka akan muncul tampilan dari

    performance sensitivity, gradient sensitivity, dynamic sensitivity serta head to head

    sensitivity sebagai berikut:

    Performance Sensitivity

    Gambar 8.

    Tampilan Performance Sensitivity dari Expert Choice 11 Sumber: Hasil Analisis

    Dynamic Sensitivity

    Gambar 9.

    Tampilan Dynamic Sensitivity dari Expert Choice 11 Sumber: Hasil Analisis

  • Head To Head Sensitivity

    Gambar 10.

    Tampilan Head To Head Sensitivity Antara Fasilitas Penyeberangan Sumber: Hasil Analisis

    Gradient Sensitivity

    Gambar 11.

    Tampilan Gradient Sensitivity Pada Masing Masing Kriteria Sumber: Hasil Analisis

  • Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa bahwa pada keseluruhan, fasilitas

    penyeberangan jembatan penyeberangan orang merupakan fasilitas penyeberangan paling

    efektif untuk digunakan, mengingat dari seluruh kriteria yang digunakan sebagai tolak ukur

    fasilitas penyeberangan jembatan penyeberangan orang lebih tinggi dibandingkan dengan

    fasilitas penyeberangan lainnya.

    Penentuan Lokasi Fasilitas Penyeberangan Di Jalan Margonda Raya Depok

    Setelah melakukan pengamatan di sejumlah titik, dan juga rencana pemerintah kota Depok,

    yakni di

    1. Depok, Di Depan Gang Kober Margonda Raya

    2. Di Depan kampus D Universitas Gunadarma dan Stasiun Pondok Cina

    3. Di Depan Bank Jabar Banten Margonda Raya

    4. Di Depan Pertigaan Juanda

    5. Di Depan Depok Mall

    Lokasi tersebut kemudian dikaji dengan Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan

    Untuk Pejalan Kaki di Perkotaan, yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga No:

    027/T/Bt/1995. Sebagai berikut:

    Tabel 3.

    Analisis Ketentuan Pemilihan Lokasi JPO di Jalan Margonda Raya

    No Persyaratan

    Lokasi

    Gang

    Kober

    Kampus D

    UG

    Depan

    BJB

    Pertigaan

    Juanda

    Depok

    Mall

    1 Mudah dilihat serta dapat

    dijangkau dengan mudah

    dan aman Ya Ya Ya Ya Ya

    2 Jarak Maksimum dari

    pusat-pusat kegiatan, dan

    keramaian adalah 50 m Ya Ya Ya Ya Ya

    3 Jarak Minimun dari

    persimpangan jalan adalah

    50 m Ya Ya Ya Tidak Ya

    Sumber: Hasil Analisis

  • Kesimpulan Dan Saran

    Kesimpulan

    Fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki terbaik yang dapat diaplikasikan di Jalan

    Margonda Raya Depok ialah jembatan penyeberangan orang, hasil tersebut didapatkan dari

    hasil program Expert Choice 11 dan penentuan bobot dilakukan dengan menggunakan

    kuisioner kepada para pakar di bidang transportasi, serta melakukan pengamatan di

    lapangan.

    Mengkaji dari analisis SWOT dan SOAR, yang membuat jembatan penyeberangan orang

    lebih unggul dibandingkan dengan fasilitas penyeberangan lainnya ialah karena fasilitas

    penyeberangan jembatan penyeberangan orang sudah sesuai dengan kriteria keselamatan

    pejalan kaki, dimana menjamin tidak adanya konflik dengan kendaraan yang melintas serta

    dapat diintegrasikan dengan moda transportasi. Meskipun biaya pembangunan yang cukup

    mahal, akan tetapi hal tersebut sebanding dengan keamanan serta kenyamanan yang

    diberikan oleh jembatan penyeberangan orang yang unggul dibandingkan dengan fasilitas

    penyeberangan lainnya.

    Berdasarkan rencana pemerintahan kota Depok, Fasilitas penyeberangan jembatan

    penyeberangan orang tersebut berpotensial untuk dibangun di titik titik sebagai berikut:

    a. Di Depan Gang Kober Margonda Raya

    b. Di Depan kampus D Universitas Gunadarma dan Stasiun Pondok Cina

    c. Di Depan Bank Jabar Banten Margonda Raya

    d. Di Depan Pertigaan Juanda

    e. Di Depan Depok Mall

    Namun pada perencanaanya, jembatan penyeberangan orang di depan pertigaan Juanda,

    harus mengikuti Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di

    Perkotaan, yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga No: 027/T/Bt/1995.

    Dimana jarak minimum jembatan penyeberangan orang dari pertigaan ialah 50 m.

    Saran

    Margonda Raya sudah melakukan pelebaran jalan, akan tetapi tidak diikuti dengan

    penambahan fasilitas bagi para pejalan kaki. Oleh sebab itu haruslah pemerintah kota lebih

  • memperhatikan salah satu aspek dari lalu lintas, yakni pejalan kaki dengan menyediakan

    fasilitas pejalan kaki yang lebih lengkap.

    Fasilitas penyeberangan pejalan kaki zebra cross dan juga pelican cross sudah tidak efektif

    jika diaplikasikan di jalan Margonda Raya, disamping volume lalu lintas yang padat dan

    juga jumlah pejalan kaki yang melakukan aktifitas penyebrangan cukup tinggi. Untuk

    menekan jumlah konflik antara pejalan kaki dan juga penguna jalan. Maka diperlukan suatu

    fasilitas penyeberangan tidak sebidang, dan menurut analisis, fasilitas penyeberangan

    Jembatan Penyeberangan merupakan yang paling efektif untuk digunakan.

    Mengingat banyaknya tingkat kecelakaan di Jalan Margonda Raya Depok yang

    melibatkan pejalan kaki, sebaiknya fasilitas penyeberangan untuk pejalan kaki dibangun

    dalam dalam waktu dekat.

    Bagi yang ingin melakukan penelitian yang lebih lanjut, dapat menambahkan kriteria

    penentuan dari pemilihan fasilitas penyeberangan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Allos, A. E. and A. R. Mohammad. 1983. Usage of Pedestrian Footbridges. Great Britain:

    Traffic Engineering and Control

    Braun, Ronald L. and Marc F. Roddin. 1975. Benefits of Separating Pedestrians and

    Vehicles. New York : American Society of Civil Engineers.

    British Transport and Road Laboratory Standard (United Kingdom: trl.co.uk, 1991)

    Bruce, John A.1965. The Pedestrian. Washington D.C: Institute of Traffic Engineers.

    Department for Transport, The Design of Pedestrian Crossing, Local Transport Note 2/95.

    London. 1995

    Fruin, John J., 1971 Pedestrian Planning and Design. Chicago: Metropolitan Association

    of Urban Designers and Environmental Planners, Inc.

    Hartanto, Budi S., 1986. Betulkah Jembatan-Jembatan Penyeberangan di Bandung Kurang

    Dimanfaatkan. Jakarta: Majalah Teknik Jalan dan Transportasi no.35

    OFlaherty, Coleman A. 1997. Transport Planning and Traffic Engineering. United

    Kingdom: Alnold.

    Rubenstein, Harley M, 1992 Pedestrian Malls, Streetscapes, and Urban Space. New York:

  • Wiley.

    Setiawan, Rudy ST.,MT. 2006. Faktor Faktor yang mempengaruhi Pemanfaatan

    Jembatan Penyeberangan. Simposium IX, Universitas Brawijaya.

    Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. Michigan: Van Nostrand Reinhold

    Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan. Departemen

    Pekerjaan Umum no.011/T/Bt/1995. Jakarta: 1995

    Weisman, Jerry. 1981. Evaluating Arhitectural Legibility, Way-Finding in the Built

    Enviroment. Pennsylvania: Pennsylvania State University.