analisis pemikiran bambang eko budhiyono tentang kabah universal time

89
ANALISIS PEMIKIRAN BAMBANG EKO BUDHIYONO TENTANG KA’BAH UNIVERSAL TIME S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari’ah Oleh : M AULIA SYAMSUL RIZA NIM : 082 111 079 KONSENTRASI ILMU FALAK JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO S E M A R A N G 2012

Upload: khairul-alonx

Post on 25-Jan-2016

77 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

ANALISIS PEMIKIRAN BAMBANG EKO BUDHIYONO

TENTANG KA’BAH UNIVERSAL TIME

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1)

Dalam Ilmu Syari’ah

Oleh :

M AULIA SYAMSUL RIZA

NIM : 082 111 079

KONSENTRASI ILMU FALAK

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

S E M A R A N G

2012

Page 2: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time
Page 3: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time
Page 4: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time
Page 5: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

M O T T O

Artinya : Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih

berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran

atau orang yang ingin bersyukur.1

1 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Jumanatul Ali Art, 2005. hlm. 365.

Page 6: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Orang nomer Satu di Dunia

Ayahanda dan Ibunda Tercinta

(M. Juraimi dan Siti Zulaikah)

yang selalu berjuang, berdoa dan memberikan restunya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsii ini. Semoga Allah Swt selalu mencurahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita se- Keluarga

Saudara saya di rumah

Kakakku (Anita) dan adik-adikku tersayang (Umam, Shoni, Ana, Shinta),

seluruh keluarga besarku dan untuk dukungan serta doa kalian, semoga Allah

membalas kebaikan kalian semua.

Semua Guru-ku dan Ustadz-ku yang selalu mendidikku, khususnya:

Romo KH. Sirodj Khudlori, KH. Dr. Ahmad Izzuddin, KH. Hanif Muslih LC,

KH. Asnal Matholib, dan yang lain yang tak mungkin sebutkan satu per satu

Teman-teman CSS MoRA IAIN Walisongo Semarang khususnya teman-teman

angkatan 2008, TOGETHER (Semarang dan sekitarnya: Rifqi, Nafis, Imuth),

(Jepara Poenya: Ashud Syailendra, Tukin, Fajar, Adon & mbak Rubi), (Arek-

Arek Jawa Timuran: Cak Lukman D’ Anton, Rijal, Vian, Akang Harier, Olis,

Oink, Dyah, MakCik, Latifah, Saddam, Masruroh, Uul), (Sadulur Jawa Barat:

, Ade, Purkon, Yadi, Ramdany, Jay, Ikhwan), (Pati MinaTani: Mbah Purwanto,

Fernando AmarX, Endang), Dayat (Banjarmasin), Chusnul (Pwd) , Om Dauz

(Jakarta), Arbi (Medan), Silah(Jogja), (Rembang: Hanif, Shofa), Eni (Kendal),

Hesti (Palembang), Teh Yeyen (Banten),). Kakak dan adek kelasku di

Konsentrasi Ilmu Falak.

Page 7: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang pernah ditulis oleh orang

lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini

tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain

kecuali informasi yang terdapat dalam

referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 13 Juni 2012

Deklarator

M Aulia Syamsul Riza

NIM : 0 8 2 1 1 1 0 0 7 9

Page 8: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

ABSTRAK

Skripsi ini bertolak dari problematika awal penghitungan hari yang

berlaku dalam masyarakat Internasional. Dalam perkembangannya, penghitungan

awal pergantian hari terjadi saat Matahari melewati bujur meridian 180o atau

International Date Line yang telah ditetapkan pada perjadian Internasional pada

tahun 1884 Masehi. Berdasarkan sistem waktu Greenwich Mean Time bahwa kota

Greenwich yang berada di Inggris terletak pada bujur 0o dan bujur 180

o sebagai

awal pergantian hari dan itu berlaku sampai saat ini. Menurut Bambang Eko

Budhiyono, umat Islam yang berada diantara bujur 40o BT (kota Mekah) sampai

bujur 180o (International Date Line) termasuk Negara Indonesia telah mendahului

waktu ibadah kota Mekah (Masjidil Haram). Bagaimana pemikiran Bambang Eko

Budhiyono tentang Ka'bah Universal Time? dan bagaimana aplikasi Ka'bah

Universal Time sebagai transformasi Greenwich Mean Time?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka dibutuhkan

metode penelitian yang bersifat kepustakaan (library research), dengan sumber

data primer buku Ka'bah Universal Time: Reinventing the Missing Islamic Time

System. Sedangkan data sekundernya adalah seluruh dokumen berupa buku,

tulisan, hasil wawancara, makalah dan lain sebagainya yang berkaitan dengan

obyek penelitian. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode

analisis isi (content analysis) melalui teknik deskriptif.

Temuan dari skripsi ini adalah sistem Ka'bah Universal Time yang

dipelopori oleh Bambang Eko Budhiyono dengan Interpretasi berdasarkan Al

Qur'an surat Al Hujuraat ayat 1 sehingga menggunakan Ka'bah yang ada di kota

Mekah sebagai transformasi bujur 0o agar umat Islam yang berada diantara bujur

40o BT (kota Mekah) sampai bujur 180

o (International Date Line) termasuk

Negara Indonesia tidak mendahului waktu ibadah kota Mekah (Masjidil Haram).

Sistem waktu ini berafiliasi dengan konstelasi alam raya, sehingga menggunakan

jam Hijriah atau jam thawaf karena perputarannya berlawanan dengan arah jarum

jam (counterclockwise). Menurut hemat penulis, bahwa waktu ibadah tidak

ditandai dengan letak garis bujur International Date Line sistem waktu Ka'bah

Universal Time ataupun berdasarkan jam Hijriah, namun berdasarkan fenomena

alam yang terjadi pada suatu tempat yang merepresentasikan waktu untuk ibadah

dan berlaku secara lokal atau setempat.

Kata kunci : kota Mekah, sistem waktu Ka'bah Universal Time dan Interpretasi

waktu ibadah.

Page 9: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. penulis panjatkan atas

segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pemikiran Bambang Eko

Budhiyono tentang Ka'bah Universal Time dengan baik tanpa banyak menemui

kendala yang berarti.

Shalawat dan Salam Allah SWT. semoga selalu terlimpahkan dan

senantiasa penulis sanjungkan kepada Khotamu Anbiya’ wal Mursalin Rasulullah

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang

telah membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata

hasil dari “jerih payah” penulis secara pribadi. Akan tetapi semua itu terwujud

berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari

berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo Semarang dan Pembantu-Pembantu

Dekan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menulis skripsi

tersebut dan memberikan fasilitas untuk belajar dari awal hingga akhir.

2. Drs. H. Slamet Hambali M.SI., selaku Pembimbing I, atas bimbingan dan

pengarahan yang diberikan dengan sabar dan tulus ikhlas.

3. Rupi‟I M.Ag, selaku Pembimbing II yang selalu menjadi motivator, dan

inspirator untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

4. Dosen Wali yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

arahan dan memberikan ilmunya kepada penulis.

5. Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan al-Ahwal asy-Syakhsiyah Konsetrasi

Ilmu Falak, dosen-dosen dan karyawan Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo

atas segala didikan, bantuan dan kerjasamanya.

Page 10: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

6. Kedua orang tua penulis beserta segenap keluarga, atas segala do‟a, perhatian,

dukungan, kelembutan dan curahan kasih sayang yang tidak dapat penulis

ungkapkan dalam untaian kata-kata.

7. Konseptor Kabah Universal Time Taqiyuddin, Muntasyir Alwi dan anak

kandung almarhum Bambang Eko Budhiyono, Wahyu Filfitria yang bersedia

meluangkan waktunya untuk penulis wawancarai.

8. Terima kasih kepada PD Pontern Kementerian Agama RI yang telah

memberikan beasiswa dari awal sampai selesai perkuliahan.

9. Keluarga Besar Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen khususnya kepada

KH. Hanif Muslih LC dan KH. Asnal Matholib selaku pengasuh dan kepala

sekolah serta dewan asatidz dan asatidzah.

10. Keluarga Besar Pondok Pesantren Daarun Najaah Jerakah Tugu Semarang,

khususnya kepada KH. Sirojd Chudlori dan Ahmad Izzuddin, M.Ag, selaku

pengasuh yang juga menjadi motivator dan inspirator penulis dan yang telah

memberikan ilmu-ilmunya dan juga telah meminjamkan semua buku-buku

falak yang penulis butuhkan serta atas bimbingan dan arahannya.

11. Keluarga besarku dan saudara-saudaraku.

12. Semua teman-teman di lingkungan Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo, teman-

teman di Pondok Pesantren Daarun Najaah, Pondok Pesantren Futuhiyyah

Mranggen.

13. Teman-teman CSS MoRA IAIN Walisongo Semarang khususnya teman-

teman angkatan 2008, TOGETHER (Ashud Syailendra, Tukin, Fajar, Ade,

Purkon, Lukman Anton, Adon, Rijal, Arbi, Vian, Akang Harier, Rifqi,

Saddam, Ikhwan, Amar, Dayat, Chusnul, Daus, Yadi, Ramdany, Mbah

Purwanto, Silah, Hanif, Shofa, Jay, Eni, Uul, Imuth, Masruroh, Hesti, Olis,

Oink, Endang, Dyah, MakCik, Latifah, Rubi, Teh Yeyen, Nafis).

Harapan dan do‟a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari

semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini diterima

Allah SWT. serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.

Page 11: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis

mengharap saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi

ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Semarang, 13 Juni 2012

Penulis

M Aulia Syamsul Riza

Page 12: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SKRIPSI ........................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vii

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 8

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 9

E. Telaah Pustaka ................................................................. 9

F. Kerangka Teoritik ............................................................ 12

G. Metode Penelitian ............................................................. 15

H. Sistematika Penulisan ...................................................... 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SISTEM WAKTU DI

DUNIA

A. Pengertian Sistem Waktu .................................................. 19

B. Sejarah dan Perkembangan Waktu di Dunia ...................... 21

C. Macam-macam Sistem Waktu ......................................... 25

D. Pembagian waktu berdasarkan sistem waktu Greenwich

Mean Time ........................................................................ 38

Page 13: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

BAB III PEMIKIRAN BAMBANG EKO BUDHIYONO TENTANG

KA'BAH UNIVERSAL TIME

A. Biografi Intelektual Bambang Eko Budhiyono ................ 41

B. Karya-karya Ilmiahnya .................................................... 42

C. Pemikiran Bambang Eko Budhiyono tentang Ka'bah

Universal Time ................................................................ 43

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN BAMBANG EKO BUDHIYONO

TENTANG KA'BAH UNIVERSAL TIME

A. Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono

tentang Ka'bah Universal Time ....................................... 54

B. Analisis terhadap Implikasi Ka'bah Universal Time

sebagai Transformasi Greenwich Mean Time ................... 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .. .................................................................... 70

B. Saran-Saran ...................................................................... 72

C. Penutup ............................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan penciptaan manusia yang subtansial adalah untuk beribadah

kepada Allah, sebagaimana ditegaskan dalam surat Al Dzariyat ayat 56.2

Artinya seluruh dimensi ruang dan waktu memiliki nilai yang sakral karena

seluruh makhluk selalu bertasbih dan beribadah hanya kepada Allah. Inilah

salah satu kunci utama ajaran Islam yang diyakini merupakan ajaran final yang

lengkap dan paripurna.

Dimensi waktu merupakan hal yang sistematis dan tidak bisa

terpisahkan dari semua perbuatan manusia. Waktu yang digunakan manusia di

bumi dipengaruhi oleh dua benda angkasa yang dalam, yakni matahari dan

bulan.3 Matahari sebagai pusat tata surya dan sumber utama planet-planet di-

dalamnya, memiliki sinar yang terang (sumber cahaya). Begitu pula dengan

bulan yang bercahaya (menerima pantulan cahaya matahari) pada malam hari.

Bulan memiliki manzilah-manzilah (orbit/ garis edar) yang dimanfaatkan oleh

manusia sebagai patokan waktu, mengetahui hari, bulan, bilangan tahun dan

sebagainya dengan perhitungan-perhitungan tertentu.4

Dalam kajian astronomi atau falakiyyah mengenal waktu matahari

dan waktu menengah. Waktu matahari ialah waktu yang disesuaikan menurut

2 Dalam ayat ini Allah berfirman yang artinya “dan Kami tidak menciptakan manusia dan

jin kecuali untuk beribadah kepada Ku”. (QS. 51 : 56).

3 Moedji Raharto, Matahari dan Bulan Bagi Penghuni Bumi, Hendro Setyanto, Membaca

Langit, Jakarta: Al-Ghurabi, 2008, hlm. ix.

4 Moedji Raharto, Sistem Penanggalan Syamsiyah/Masehi, Bandung: ITB, 2000, hlm. 1.

Page 15: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

2

perjalanan matahari dan ditunjukkan oleh jam matahari (sundial), dalam

bahasa Inggris disebut dengan Solar Time.5 Sedangkan waktu menengah (rata-

rata) ialah waktu yang disesuaikan dengan matahari yang terkadang bisa lebih

cepat atau lebih lambat dari waktu yang sebenarnya.6 Penentuan waktu ini

biasanya berdasarkan bujur yang dijadikan pedoman bagi suatu daerah, dalam

bahasa Inggris disebut Mean Time.7

Satuan-satuan waktu yang diorganisasikan dalam sebuah sistem

disebut dengan kalender.8 Dalam literatur klasik maupun kontemporer istilah

kalender biasa disebut dengan tarikh, takwim, almanak, dan penanggalan.

Kalender dibuat untuk tujuan penandaan serta perhitungan waktu dalam jangka

panjang. Kelender juga berkaitan dengan peradaban manusia, karena berperan

penting dalam penentuan waktu berburu, bertani, bermigrasi, peribadatan dan

perayaan-perayaan.9

Beberapa sistem kalender mengacu pada satu siklus astronomi yang

mengikuti aturan yang tepat. Sistem kalender lainnya mengacu pada sebuah

aturan yang abstrak dan hanya mengikuti sebuah siklus yang berulang tampak

memiliki arti secara astronomis.10

Sejarah mencatat bahwa kalender Gregorian merupakan kalender

yang disempurnakan dari kalender Julian dan Agustan yang telah

5 Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm 28.

6 Sugita, I Made, Ilmu Falak untuk Sekolah Menengah di Indonesia, Jakarta: J.B Wolters,

1951, hlm 90 . 7 Ibid, hlm 28.

8 Susiknan Azhari, op.cit, hlm 115.

9 Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sain Modern),

Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2004, hlm. 81. 10

Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyah dan Hisab, Jakarta: Amaythas Publicita,

2007, hlm. 47.

Page 16: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

3

diperkenalkan oleh Paus Gregorius XIII sejak 24 Februari 1582 M.11

Pada

tahun 1582 M terjadi perubahan siklus musim semi yang lebih cepat dari siklus

sebelumnya. Pada tanggal 4 Oktober 1582 M, Paus Gregorius XIII menetapkan

bahwa keterlambatan penanggalan selama 10 hari tersebut harus dikoreksi.

Pengoreksiannya dengan meniadakan tanggal 5 Oktober sampai 15 Oktober

1582 M.12

Para ahli geografi mendefinisikan garis-garis meridian (bujur)

sebagai garis-garis maya melalui kutub utara dan selatan mengelilingi

bumi. Garis-garis tersebut diberi sebutan sesuai dengan titik lintasannya (timur

atau selatan) dengan mengacu garis meridian Greenwich Observatory di

London sebagai garis meridian 0o. Pada tahun 1884 M pada International

Meridian Conference, di Washington yang dihadiri perwakilan dari 25 negara

(Austria-Hungaria, Brazil, Chile, Kolombia, Costa Rica, Perancis, Jerman,

Inggris, Guatemala, Hawai, Italia, Jepang, Liberia, Meksiko, Belanda,

Paraguay, Rusia, San Domingo, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Amerika

Serikat, Venezuela, dan Salvador), Garis Meridian Greenwich dipakai secara

International sebagai meridian utama yang merupakan basis perhitungan waktu

Greenwich Mean Time (GMT). Berjarak 180° dari garis tersebut didefinisikan

sebagai Garis Tanggal International (International Date Lines).13

Secara teori, tengah hari Greenwich Mean Time adalah saat di mana

matahari melewati Meridian Greenwich (dan mencapai titik tertinggi di langit

11

Ibid, hlm.73. 12

Bambang Eko Budhiyono, Kabah Universal Time, Jakarta: Pilar Press, 2010, hlm 45. 13

Thomasdjamaluddin.wordpress.com dengan judul “Dapatkah Mecca Mean Time

menggantikan GMT ”diakses pada tanggal 29 Februari 2012 pukul 12.36 WIB.

Page 17: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

4

di Greenwich). Bumi memiliki kecepatan yang tidak teratur dalam orbit

lonjongnya, kejadian ini (tengah hari di Greenwich) bisa 16 menit berbeda dari

waktu matahari nyata (apparent solar time) (perbedaan ini dikenal sebagai

persamaan waktu). Namun tengah hari Greenwich ini diambil rata-ratanya

sepanjang tahun, dengan menggunakan waktu matahari atau Solar Time.14

Waktu di bumi dibagi menjadi 24 zona waktu yang berbeda-beda, sesuai letak

daerah tersebut. Waktu universal yang menjadi pautan adalah waktu

Greenwich Mean Time, waktu yang ada di Greenwich, Inggris. Zona waktu

biasanya dipautkan pada Greenwich Mean Time.15

Penetapan Greenwich Mean Time (GMT) juga tidak lepas dari

sejarah ditetapkan kota tersebut oleh Royal Observatory pada tahun 1675 untuk

keperluan navigasi pelayaran kerajaan Inggris. Belum ada keterangan, apakah

negara-negara lain di luar Inggris saat itu juga menggunakan waktu standar ala

Britania Raya. Seiring dengan penguasaan laut oleh kerajaan Inggris, standar

waktu dunia mulai menyebar dan dipakai di beberapa negara. Namun

demikian, kebutuhan mendesak perlunya standar waktu dunia, termasuk di-

Inggris juga berangkat dari berkembangnya jaringan Kereta Api.16

Berdasarkan kesepakatan Internasional pada Oktober 1884 M/1302

H meridian yang melewati Greenwich ini dijadikan sebagai meridian dasar

(bujur 0o). Meridian atau bujur yang berada di sebelah timur Greenwich

14

Wikipedia.com/ Waktu Greenwich diakses pada tanggal 30 Maret 2012 pukul 11.00

WIB. 15

Wikipedia.com/ Zona Waktu diakses pada tanggal 30 Maret 2012 pukul 10.30 WIB. 16

www.vivanews.com/Sejarah-ditetapkannya-gmt-[greenwich-mean-time. diakses pada

tanggal 4 April 2012 pukul 10.30 WIB.

Page 18: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

5

disebut Bujur Timur, sedangkan bujur yang berada di sebelah barat Greenwich

disebut Bujur Barat.17

Garis Tanggal Internasional merupakan meridian pada bujur 180o

Greenwich yang melewati Samudera Pasifik. Dengan perjanjian Internasional,

semua orang yang melintasi garis batas tersebut mengubah tanggal (walau jam

lokal tetap sama). Sebelah barat garis batas, satu hari lebih maju dari pada di

tempat sebelah timurnya. Dengan perkataan lain, pengembara dari timur ke

barat yang melintasi garis tersebut harus memajukan tanggal satu hari.

Sebaliknya, dari barat ke timur harus menghitung hari yang sama dua hari.

Dalam bahasa Inggris Garis Batas Internasional biasa diistilahkan dengan

International Date Line.18

Di Bogor, ada sebuah konsep yang bernama Ka'bah Universal Time.

Konsep Ka'bah Universal Time merupakan konsep waktu dengan melakukan

transformasi waktu rata-rata yang didasarkan pada Greenwich Mean Time

menuju waktu rata-rata pada bujur Ka'bah sehingga disebut konsep Ka'bah

Universal Time. Pencetus konsep ini adalah almarhum Bambang Eko

Budhiyono.

Gagasan sistem waktu Ka'bah Universal Time dimulai sejak bulan

Jumadil Awal 1415 atau Oktober 1994 yaitu ketika Bambang Eko Budhiyono

(alm) bertemu teman lamanya, Harits Abu Ukasyah dan Syafril yang

membawa sebuah jam yang disebut dengan jam hijriyyah. Hal yang lazim di

Indonesia bahwa baik jam dinding atau arloji berputar dari kiri ke kanan

17

Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hlm

73.

18

Ibid, hlm 70.

Page 19: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

6

(clockwise), namun hal ini berbeda dengan Jam Hijriyyah yang berputar mulai

kanan menuju ke kiri (counter clockwise).19

Menurut Bambang Eko Budhiyono, seluruh benda yang ada dalam

konstelasi alam raya jika dilihat dari sudut yang normal maka tidak ada satu

pun yang bergerak clockwise melainkan berputar secara counterclockwise.

Bambang Eko Budhiyono memberikan contoh bahwa arah rotasi bumi, rotasi

bulan, arah thawaf dan alam raya berputar dari kanan ke kiri. Dia juga

menerangkan bahwa jam hijriyyah, jam fitroh atau jam thawaf20

merupakan

jam yang sesuai dengan sunnah rasul karena dalam aplikasinya jam ini

mendahulukan yang kanan dari yang kiri.21

Umat Islam sebenarnya sudah mempunyai sistem waktu tersendiri

yang ada secara fitrah kehidupan di dunia dan bukan rekayasa atau perhitungan

matematika astronomis.22

Di antaranya yaitu kata yaum yang berarti hari dalam

bentuk tunggal akan dijumpai sebanyak 365 kali yang berarti bahwa semua itu

bersumber dari Allah Swt dan bukan hasil perhitungan Julius Caesar atau oleh

Paus Gregorius. Selanjutnya, kata sa’ah yang berarti waktu akan ditemukan di

48 ayat dan khusus bagi kata sa’ah yang di dahului oleh hurf, bukan didahului

oleh isim ataupun fi’il hanya terdapat pada 24 tempat dalam 20 ayat yang

mengandung makna bahwa waktu dalam satu hari adalah 24 jam. Berikut

adalah ayat-ayatnya: Al A’raf ayat 187, At Taubah 117, Yunus 45, Al Hijr 85,

Al Kahfi 21, Maryam 75, Thaahaa 15, Al Anbiya‟ 49, Al Mukminun 7, Al

19

Bambang Eko Budhiyono, op.cit, hlm. 4. 20

Baik jam hijriyyah, jam fitroh atau jam thawaf yang dimaksud adalah jam yang

perputaran jarumnya dari kanan ke kiri. 21

Ibid, hlm. 3. 22

Bambang Eko Budhiyono,loc.cit. hlm. 16.

Page 20: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

7

Furqan 11 (ada dua kata), Al Ahzab 23 dan ayat 63, Al Mukmin 40, Asy Syura

17dan 18, Al Zukhruf 43, Ad Dukhan 32, Al Jasiyah 32, Muhammad 18, Al

Qomar 46 (ada dua kata) dan An Nazi’at 42.23

Bambang Eko Budhiyono dalam bukunya “KUT - Ka’bah Universal

Time: Reinventing the Missing Islamic Time System” juga menyatakan bahwa

konsep Ka’bah Universal Time berdasarkan ayat Al Qur'an yakni QS Al

Hujuraat ayat 1 yang berbunyi:

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah

dan Rasulnya24

dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah

Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.25

Dalam interpretasinya terhadap ayat ini, Bambang Eko Budhiyono

menyatakan bahwa kaum muslimin dilarang menetapkan hukum mengenai

suatu perkara sebelum Allah Swt dan rasulNya menetapkan hukumnya.

Menurutnya, mengikuti konsep waktu Greenwich Mean Time maka Indonesia

yang terletak di belahan bumi sebelah timur dari Mekah yakni antara 95o-141

o

BT meridian Greenwich, telah mendahului hal ibadah syara‟ daripada kota

Mekah. Perlu dilakukan penataan sistem waktu yang tidak melanggar aturan

yang telah ditetapkan oleh Allah.26

Oleh karena itu Bambang Eko Budhiyono(almarhum) mempunyai

konsep Ka'bah Universal Time sebagai ide dasar perpindahan bujur 0o yang

23

Ibid, hlm. 17.

24

Maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada

ketetapan dari Allah dan RasulNya. 25

Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Jumanatul Ali Art, 2005. hlm. 515. 26

Bambang Eko Budhiyono, op.cit, hlm 18.

Page 21: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

8

semula berada di wilayah Greenwich, yang sering disebut juga dengan

Greenwich Mean Time ke bujur Mekah yaitu sekitar bujur 40o dari kota

Greenwich. Perbedaan spesifik antara konsep sistem waktu Greenwich Mean

Time dan Ka’bah Universal Time adalah pergantian awal hari dalam perjalanan

waktunya. Pergantian awal hari pada Greenwich Mean Time terjadi pada pukul

00.00 WIB atau saat matahari melewati Garis Tanggal Internasional,

sedangkan pergantian awal hari dalam konsep Ka’bah Universal Time terjadi

pada waktu matahari terbenam atau pukul 18.00 WIB.

Berdasarkan beberapa argumentasi diatas, penulis sangat tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul Studi Analisis Pemikiran Bambang

Eko Budhiyono Tentang Ka’bah Universal Time

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah di atas, maka

sudahlah tepat apabila pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian berikutnya telah dikemukakan. Adapun permasalahan yang akan

dibahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pemikiran Bambang Eko Budhiyono tentang Ka'bah

Universal Time?

2. Bagaimana implikasi Ka'bah Universal Time sebagai transformasi

Greenwich Mean Time?

Page 22: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

9

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pemikiran Bambang Eko Budhiyono tentang Ka'bah

Universal Time.

2.Mengetahui implikasi Ka'bah Universal Time sebagai transformasi

Greenwich Mean Time.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa diambil dalam penelitian ini antara lain

adalah:

a. Adanya dorongan untuk memperdalam pengetahuan baru agar bisa

menjadi sebuah kreatifitas dalam pengetahuan.

b. Memperdalam pemahaman yang lebih tentang seluk beluk metode ilmu

falak.

c. Mampu membandingkan sistem waktu yang berlaku dan sistem waktu

yang baru.

E. Telaah Pustaka

Banyak sekali penelitian yang berkaitan dengan apa yang nanti

dibahas dalam skripsi ini. Penulis menelusuri penelitian tentang sistem waktu

dan konsep tentang kalender universal.

Page 23: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

10

Penelitian Mohammad Ilyas tentang Kalender Islam Internasional,

menerangkan tentang garis batas tanggal Kamariah antar bangsa yang populer

dengan istilah ILDL (International Lunar Date Line), aplikasi dan juga

ilmpilkasinya dalam penentuan awal bulan Kamariah.

Tulisan dari Khafid yang berjudul „Astronomi Salah Satu Solusi

Penyatuan Kalender Islam‟ yang menegaskan bahwa dalam solusi untuk

mengatasi problematika penyatuan kelender Islam meliputi cakupan yang luas

yang tidak mungkin dilakukan dengan kajian ilmiah atau penggunaan peralatan

mutakhir saja. Namun faktor fiqh dan politik diperlukan untuk meyakinkan

hasil-hasil perhitungan.27

Thomas Djamaluddin dengan tulisannya „Perlukah Menggantikan

Greenwich Mean Time dengan Mecca Mean Time’ yang memaparkan bahwa

konsep Greenwich Mean Time merupakan kesepakatan bersama yang sudah

berlaku universal dan sebagai waktu baku Internasional yang didasarkan pada

kebutuhan manusia yang disinkronkan jadwal aktivitas manusia lintas negara.

Mengganti sistem waktu Greenwich Mean Time yang sudah mapan dengan

konsep sistem waktu Ka'bah Universal Time atau Mecca Mean Time maka

tidak akan mudah untuk diterima dan semua aktivitas sudah bisa terpenuhi

dengan menggunakan sistem waktu Internasional yang telah ada.28

Penelitian dari Syafril dan M. Muntasir Alwy yang berjudul Kabah

Universal Time-KUT, Gagasan Melestarikan Peradaban Nabi Ibrahim yang

27

Khafid, Makalah Astronomi Salah Satu Solusi Penyatuan Kalender Islam diunduh

pada tanggal 1 Mei 2012 pukul 10.30 WIB. 28

Lihat dalam www.tdjamaluddin.wordpress.com artikel berjudul „Perlukah Menggantikan

Greenwich Mean Time dengan Mecca Mean Time’ Diakses pada tanggal 30 Maret 2012, pukul.

22.05 WIB.

Page 24: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

11

memaparkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan

mengembalikan lagi sistem waktu yang Islami dan pernah ada sejak zaman

Nabi. Menurutnya secara umum, argumentasi kebenaran konsepsi yang saat ini

berkembang di masyarakat muslim dunia bersifat ilutif (konseptual) dan tidak

aktual (realisme), sehingga sebagai umat Islam harus menemukan kembali

sistem yang bisa menjadi pedoman bagi umat.29

Tulisan dari Syamsul Anwar yang terbit di website resmi Ormas

Muhammadiyyah pada 10 Mei 2011, menerangkan bahwa Bambang Eko

Budhiyono dalam bukunya „KUT - Ka’bah Universal Time: Reinventing the

Missing Islamic Time System’ akan terjadi paradoks pengeliling bumi

(circumnavigator’s paradox) yaitu orang yang mengelilingi bumi dengan arah

yang berlawanan dan membahas dengan jelas permasalahan perbedaaan garis

tanggal Internasional antara konsep Greenwich Mean Time dan Ka’bah

Universal Time.30

Bashori Alwi dalam tulisannya yang berjudul Almanak Masehi dan

Hijriyah Proses Mendesain dan Perkembangannya, menerangkan bahwa

sejarah penanggalan masehi dimulai saat seorang astronom yang melihat rasi

bintang Aries pada tanggal 24 Maret yang kemudian rasi bintang sudah muncul

pada tanggal 21 Maret 325M. Dalam tulisannya juga diulas susunan dan asal

mula nama-nama bulan pada almanak masehi.31

29

http://www.rimanews.com/read/20101030/4478/kabah-universal-time-kut-gagasan-

melestarikan-peradaban-nabi-ibrahim diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 11:25 WIB. 30

http://www.muhammadiyyah.or.id/id/artikel-kakbah-universal-time-solusi-atau-

masalah---detail-19.html. diakses tanggal 4 April 2012 pukul 11:00 WIB 31

http://syakirman.blogspot.com/2011/12/almanak-masehi-dan-hijriyah-proses.html

diakses pada 3 April 2012 pukul 10:00 WIB

Page 25: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

12

Buku karya E. Darmawan Abdullah yang berjudul Jam Hijriyah:

“Menguak Konsepsi Waktu dalam Islam”, menjelaskan tentang sistem waktu

Islam yang menurut Ka’bah Universal Time.

Dari paparan penelitian-penelitian dan beberapa tulisan terdahulu di

atas diketahui bahwa belum ada penelitian yang mengkaji secara mendetail

pemikiran Bambang Eko Budhiyono tentang Ka’bah Universal Time

F. Kerangka Teoritik

Kajian ilmu falak telah mengalami perkembangan yang signifikan.

Di IAIN Walisongo Semarang terdapat empat kajian ilmu falak di antaranya

arah kiblat, waktu shalat, gerhana bulan dan matahari dan juga awal

penentuan bulan Kamariah. Dari ke empat kajian tersebut untuk memperoleh

data penghitungan kontemporer membutuhkan database yang mengikuti sistem

waktu Greenwich Mean Time.

Sejarah mencatat bahwa sistem waktu Greenwich Mean Time

merupakan sebuah sistem waktu yang berlaku karena adanya kesepakatan

Internasional yang disepakati pada Oktober 1884 M/1302 H.32

Secara teori, tengah hari Greenwich Mean Time adalah saat di mana

matahari melewati Meridian Greenwich (dan mencapai titik tertinggi di langit

di Greenwich). Bumi memiliki kecepatan yang tidak teratur dalam orbit

lonjongnya, kejadian ini (tengah hari di Greenwich) bisa 16 menit berbeda dari

waktu matahari nyata (Apparent Solar Time). Namun tengah hari Greenwich

32

Susiknan Azhari, op.cit, hlm 73.

Page 26: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

13

ini diambil rata-ratanya sepanjang tahun, dengan menggunakan waktu matahari

atau Solar Time.33

Pemahaman umum tentang sistem waktu Greenwich Mean Time

bahwa sistem waktu ini membagi waktu di bumi menjadi 24 zona waktu yang

berbeda-beda, sesuai letak tempat yang berdasarkan bujur dan lintang. Zona

waktu biasanya dipautkan pada Greenwich Mean Time.34

Meridian yang

melewati Greenwich ini dijadikan sebagai meridian dasar (bujur 0o). bujur

180o

dijadikan sebagai International Date Line atau garis tanggal

Internasional. Meridian atau bujur yang berada di sebelah timur Greenwich

disebut Bujur Timur, sedangkan bujur yang berada di sebelah barat

Greenwich disebut Bujur Barat.35

Sistem waktu Ka'bah Universal Time yang menempatkan Ka'bah

sebagai bujur 0o

dan garis tanggal Internasional bagi seluruh dunia. Secara

langsung Bambang Eko Budhiyono menyatakan bahwa perhitungan waktu

Negara Indonesia yang terletak di akan tertinggal kurang lebih 19 jam dari

waktu Greenwich Mean Time.

Sistem waktu Ka'bah Universal Time tidak membagi bumi menjadi

dua bagian seperti Greenwich Mean Time ada Bujur Barat dan Bujur Timur

yang juga terdapat pembagian waktu daerah yang disebut Waktu Indonesia

Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah(WITA) dan Waktu Indonesia Timur

(WIT), namun hanya satu putaran penuh yang senilai dengan 360o

dan kembali

33

Wikipedia.com/ Waktu Greenwich diakses pada tanggal 30 Maret 2012 pukul 11.00

WIB. 34

Wikipedia.com/ Zona Waktu diakses pada tanggal 30 Maret 2012 pukul 10.30 WIB. 35

Susiknan Azhari, loc.cit, hlm 73.

Page 27: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

14

ke kota Mekah kemudian istilah yang digunakan adalah Bujur Ka'bah (BK)

dan Waktu Wilayah Ka'bah (WWK). Indonesia yang terletak di belahan bumi

sebelah timur dari Mekah yakni antara 95o-141

o BT meridian Greenwich maka

akan berada pada bujur Ka'bah antara 259o BK (Sabang) sampai 305

o BK

(Merauke). Secara tidak langsung jika waktu kota Mekah menjadi awal

perhitungan maka Indonesia akan mempunyai selisih waktu yang besar yaitu

sekitar WWK 19 (setara GMT +9 atau WIT ) jam sampai WWK 21 (setara

GMT +7 atau WIB).

Hal yang lazim di Indonesia bahwa baik jam dinding atau arloji

berputar dari kiri ke kanan (clockwise), namun hal ini berbeda sistem waktu

Ka'bah Universal Time yang menggunakan Jam Hijriah dalam menunjukkan

waktu sebagai transformasi waktu Greenwich Mean Time ke sistem waktu

Ka'bah Universal Time. Jam hijriah berputar mulai kanan menuju ke kiri

(counter clockwise).36

Perkiraan waktu pada suatu tempat tergantung pada letak lintang dan

bujur tempat tersebut. Tentunya dengan berubahnya sistem waktu dari

Greenwich Mean Time ke Ka'bah Universal Time akan mengubah nilai dari

lintang dan bujur suatu tempat. Untuk menentukan kepastian waktu daerah

yang berada di Indonesia dengan menggunakan sistem waktu Ka'bah Universal

Time maka diperlukan konversi waktu dan transformasi bujur.

Perhitungan dengan menggunakan sistem waktu Ka'bah Universal

Time harus menetukan lintang dan bujur tempat sesuai dengan Wilayah Waktu

36

Bambang Eko Budhiyono, op.cit, hlm. 4.

Page 28: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

15

Ka’bah yang berdasarkan konsep Ka'bah Universal Time. Maka yang

diperlukan rumus untuk melakukan transformasi bujur tempat dan konversi

waktu Waktu Daerah.

1. Transformasi bujur tempat berdasarkan Bujur Ka'bah/ sistem waktu

Ka'bah Universal Time. Menggunakan rumus transformasi untuk

melakukan konversi bujur tempat yang dalam penghitungannya

menggunakan Ka'bah sebagai bujur 0o atau meridian nol.

2. Waktu Daerah atau Local Standart Time merupakan sistem waktu

yang membagi permukaan bumi menjadi 24 kawasan waktu atau

zona waktu. Tiap zona waktu dibatasi oleh dua buah garis bujur

yang berselisih 15o

dan setiap bujur yang bernilai 15o maka

perbedaan waktunya adalah 1 jam.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang akan penulis pakai adalah sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif37

, karena kejelasan

unsur masih fleksibel yang langkahnya baru diketahui dengan mantap dan jelas

setelah penelitian selesai.

Penelitian ini juga tergolong penelitian kepustakaan (Library

Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan menelaah bahan-bahan

37

. Lihat Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Semarang : Fakultas Syari‟ah,

2008, hlm. 11.

Page 29: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

16

pustaka, baik berupa buku, ensiklopedi, jurnal, majalah dan sumber lainnya

yang relevan dengan topik yang dikaji.

2. Sumber data

Dalam suatu penelitian, sangat diperlukan data primer dan sekunder,

maka penulis menggunakan jenis data tersebut. Dalam hal ini data primer

adalah data yang diperoleh dari buku karya Bambang Eko Budhiyono yang

berjudul Ka'bah Universal Time, sedangkan data sekundernya adalah seluruh

dokumen, buku-buku dan juga hasil wawancara yang berkaitan dengan obyek

penelitian.

3 . Metode Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Diperoleh dari data-data yang telah ada sebelumnya berupa tulisan-

tulisan, buku-buku, hasil penelitian, jurnal, majalah ilmiah, koran, artikel,

sumber dari internet, dan data lain yang ilmiah dan bertautan dengan masalah

penelitian.38

Dengan demikian maka dapat dikumpulkan data-data dengan

kategorisasi dan klasifikasi bahan bahan tertulis yang berhubungan dengan

masalah penelitian, baik dari dokumen buku-buku, website dan lain lain.

b. Wawancara

Selain itu, karena Bambang Eko Budhiyono telah meninggal maka

penulis juga melakukan wawancara kepada konseptor yang membantu

pengarang buku Ka’bah Universal Time ini (baik ahli waris maupun konseptor

38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT

Renika Cipta, Cet. ke-13, 2006, hlm. 231.

Page 30: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

17

lainnya) sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Metode ini hanyalah

sebagai pendukung dalam penelitian.

4 . Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan penulis adalah content analisis (analisis isi).

Melakukan analisis isi yang terdapat pada buku Ka'bah Universal Time.

Selanjutnya, dilihat dengan model analisis evaluation research. Melakukan

studi evaluatif adalah melakukan evaluasi atas berbagai pemikiran para

ahli/ulama.

H. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab,

dengan sistematika penulisan berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan, dalam bab ini akan dijelaskan

beberapa hal yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, manfaat penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab kedua, merupakan kajian terhadap tinjauan umum mengenai

sistem waktu yang meliputi pengertian, sejarah, macam sistem waktu dan

pembagian waktu berdasarkan sistem waktu Greenwich Mean Time.

Bab ketiga, akan membahas pemikiran Bambang Eko Budhiyono

tentang Ka'bah Universal Time, bab ini akan membahas biografi intelektual,

juga karya-karya dan pokok pemikiran Bambang Eko Budhiyono (alm).

Page 31: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

18

Bab keempat, analisis pemikiran Bambang Eko Budhiyono tentang

Ka'bah Universal Time. Dalam bab ini akan melakukan analisis terhadap

pemikiran Bambang Eko Budhiyono tentang Ka'bah Universal Time yang

merupakan pokok pembahasan dalam penelitian ini. Kemudian juga analisis

terhadap implikasi Ka'bah Universal Time sebagai transformasi Greenwich

Mean Time.

Bab kelima, merupakan penutup, akan dilakukan penarikan

kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, saran untuk perbaikan

selanjutnya, dan penutup.

Page 32: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

19

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG SISTEM WAKTU DI DUNIA

Pada bab ini penulis memaparkan teori sebagai landasan keilmuan

dalam permasalahan seputar kajian yang akan penulis teliti, dirangkum dalam

judul Tinjauan Umum Tentang Sistem Waktu di Dunia. Untuk mengetahui

lebih detail, penulis mencoba untuk mengurai definisi dan hal-hal yang

berhubungan dengan sistem waktu sebagai berikut:

A. Pengertian Sistem Waktu

Kata sistem berarti perangkat unsur yang teratur saling berkaitan

sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori

dan asas.39

Kata waktu yang berarti seluruh rangkaian saat ketika proses;

perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung.40

Sistem waktu merupakan

seluruh rangkaian waktu dengan proses yang teratur dan saling berkaitan

sehingga membentuk suatu totalitas.

Sistem waktu diperlukan untuk menghubungkan ukuran waktu yang

biasa digunakan seperti tahun, bulan, jam, menit dan detik dengan fenomena

fisik ataupun geometrik yang diukur atau diamati.41

Sebagai umat Islam, perintah untuk mengetahui waktu secara

prinsipil seperti mengetahui waktu terbitnya matahari, waktu tergelincirnya

matahari, waktu terbenamnya matahari dan waktu ijtima’ tidak ada hukumnya.

39

Lihat Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008,

hlm. 1362. 40

Ibid. hlm. 1614. 41

Lihat makalah Hasanuddin Z Abidin, Modul Sistem Waktu, Bandung: Geodesi

Research Division, 2007. Diunduh pada tanggal 18 April 2012 pkl 14.00 WIB.

Page 33: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

20

Namun jika kemudian dikaitkan dengan aspek ibadah seperti shalat, puasa,

zakat dan haji, maka hukum mengetahuinya menjadi wajib karena pelaksanaan

ibadah tersebut tidak akan dapat terlaksana dengan sempurna jika tidak

mengetahui waktunya. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqh yang mengatakan

bahwa به فهىواجب مااليتم الىاجب اال artinya „sesuatu yang wajib tidak akan

sempurna kecuali dengannya, sesuatu itu hukumnya adalah wajib pula.42

Maksudnya adalah suatu perbuatan yang diwajibkan oleh syara‟ tidak akan

menjadi sempurna, kecuali dengan perbuatan itu disertai atau dilengkapi

dengan perbuatan yang lain, maka perbuatan untuk menyempurnakan

perbuatan yang diwajibkan itu harus ditunaikan atau lebih sempitnya adalah

„segala sesuatu yang menjadi perantara ibadah wajib hukumnya menjadi

wajib‟.

Dalam al-Qur‟an, surat An-Nisa ayat 103 dijelaskan bahwa:

ىت مىواا مإ إ يال إتالاباا من ااال ت ال ال الت م ت إ ن اللن ال ال ال

Artinya: “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya

atas orang-orang yang beriman”. (QS. an-Nisa: 103).

Ayat tersebut di atas mengindikasikan bahwa kewajiban menjalankan

ibadah shalat atas orang muslim disertai kewajiban untuk mengetahui waktu.

Ini berarti belajar tentang waktu di bumi hukumnya adalah wajib.

Jumlah bilangan tahun dan waktu sebagai perhitungan didalam salah

satu ayat kauniyyah Allah Swt43

:

42

Asmuni A. Rahman, Qa’idah-Qa’idah Fiqih (Qawa’idul Fiqhiyah), Jakarta: Bulan

Bintang, 1976, hlm. 114.

43 Muhammad Hatta Al Fattah, Keajaiban Angka dalam Al Qur'an, Jakarta: Penerbit

Mirqat, 2010.

Page 34: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

21

Artinya: “Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami

hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang itu terang, agar

kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui

bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah kami

terangkan dengan jelas”.(Q.S. Al-Isra: 12).44

B. Sejarah dan Perkembangan Waktu di Dunia

Sebelum mengenal waktu, sebagian manusia masih dibingungkan

terhadap perubahan fase bulan dan pergerakan planet. Namun kemudian

beberapa manusia mempergunakan langit bagian utara dan beberapa gugus

bintangnya dapat digunakan sebagai penunjuk waktu.45

Dalam hal ini, jam menjadi bagian utama dalam menunjukkan waktu

dan alat inilah yang kemudian menjadi salah satu penemuan yang paling tua di

dunia.

Berikut ini merupakan sejarah jam sebagai penunjuk waktu yang

pernah ada di dunia, antara lain :

1. Jam Matahari

Jam matahari dilakukan dengan cara mengukur waktu dengan arah

jatuhnya bayangan, sudah digunakan sejak zaman dahulu. Jam matahari yang

dirancang baik dapat mengukur waktu dengan keakuratan menengah dan jam

matahari terus digunakan sampai zaman modern. Namun, karena keterbatasan

44

Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Jumanatul Ali Art, 2005. hlm. 283.

45 Roy Worvill, Waktu Kalender dan Jam, Jakarta: Penerbit Mutiara, 1978, hlm. 10.

Page 35: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

22

matahari harus bersinar dan jam ini sama sekali tidak bekerja pada malam hari

membuat manusia menggunakan cara lain.46

Di India, Raja Jaipur, Jai Singh II membangun banyak instrumen dan

jam matahari di observatorium di Jaipur, Varanasi, Ujjain, Mathura antara

tahun 1724-1730.

2. Jam Bintang

Salah satu di antara gugusan bintang tersebut adalah rasi bintang

yang berbentuk huruf W yang dinamakan Cassiopeia (The Lady In The Chair)

dan rasi beruang kecil (The Little Bear). Gugus-gugus bintang Circumpolar

(bintang-bintang yang mengelilingi kutub) mengelilingi langit sebelah utara

(Pole Star). Dari sekian gugus bintang dari Circumpolar yang paling

cemerlang dan terbesar adalah rasi The Plough atau disebut juga dengan The

Big Dipper. Sebuah jam bintang yang disebut juga dengan nocturnal bisa

menjadi petunjuk waktu jika telah mempelajari letak bintang-bintang The Big

Dipper.47

3. Jam Air

Aliran air yang tetap di sebuah mata air atau sungai sering

dikomparasikan dengan waktu yang sedang berlalu. Sejarah mencatat bahwa

air yang menitik ke sebuah mangkuk pernah dijadikan sebagai pengukur

waktu. Pengukur waktu seperti hal ini disebut dengan klepsidra, yang dalam

bahasa Yunani berarti pencuri air.48

46

Ibid., hlm. 8. 47

Robbin Kerrod, Astronomi, Jakarta: Erlangga, 2005, hlm. 60. 48

http://id.wikipedia.org/wiki/jam_air. Diakses tanggal 25 April 2012 pukul 13.00 WIB.

Page 36: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

23

Salah satu Jam air yang pernah ditemukan pada tahun 1904 di Mesir,

berasal dari tahun 1400 SM. Klepsidra yang terdiri dari mangkuk yang

dilubangi tengahnya diberi mutiara agar saat menetes, air tersebut bisa

konsisten dan mutiara tidak cepat aus.

4. Jam Pasir

Jam pasir sudah dipergunakan selama berabad abad di dunia. Sebuah

jam pasir yang tertua terdapat di Majelis Rendah, Westminster. Pasir sebagai

pilihan pengukur waktu karena pasir hampir disemua tempat ada dan tidak

membeku pada udara dingin. Sekitar 1200 tahun yang lalu, jam pasir mulai

digunakan. Desain bentuk jam pasir yang menyempit pada bagian tengahnya

dan terbuat dari kaca merupakan cara agar kedap air dan dilihat sebagai

visualisasi dari tempo waktu yang ada.49

5. Jam Mekanik Pertama

Penemu jam mekanik yang pertama kali tidak bisa diketahui. Namun

embrio pembuatan jam mekanik yaitu Archimedes yang hidup di Yunani

sekitar tahun 250 SM.

Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1288, sebuah jam dipasang di

Westminster, London disebut dengan nama Great Tom. Setelah peristiwa itu,

pada tahun 1360 sebuah jam yang dibuat untuk raja Perancis, Charles V. jam

mekanik ini ditempatkan di menara istana raja yang jarumnya hanya ada satu

dan digerakkan oleh sebuah beban yang mencapai 500 pon.50

49

http://id.wikipedia.org/wiki/Waktu. Diakses tanggal 27 April 2012 pukul 10.00 WIB. 50

Loc.cit., hlm. 18.

Page 37: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

24

Asal kata „jam‟ sebenarnya berarti sebuah lonceng. Sebuah jam besi

yang di katedral Salisbury merupakan jam mekanik tertua di Inggris. Jam yang

dibuat pada tahun 1386 tidak mempunyai permukaan jarum. Di Katedral Well,

terdapat jam yang menunjukkan fase-fase bulan. Jam mekanik pertama

dijalankan oleh sebuah beban yang jatuh secara perlahan-lahan yang sekarang

disebut dengan bandul.51

Penggunaan bandul sebagai pemberat yang konsisten untuk pengukur

waktu mendapat kritikan dari Galileo, seorang sarjana dan ahli matematika

Italia. Namun sekitar tahun 1660, penggunaan bandul baru diwujudkan oleh

Huygens, Belanda. Pada tahun 1664, setelah penetapan bandul pada pengukur

waktu. Thomas Tompion memulai modifikasi terhadap pembuatan jam

mekanik.52

Sepanjang sejarah alat penunjuk waktu, para penemu, astronom dan

ilmuwan akan selalu melakukan perbaikan dan memberikan inovasi selama

3000 tahun. Akurasi jam yang masih dipertahankan pada saat itu adalah jam

Kristal yang bergetar dengan getaran rata-rata 100.000 per detik. Pada tahun

1429, jam Kristal ini dipergunakan di Royal Observatory, Greenwich.53

51

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Waktu. Diakses tanggal 27 April 2012 pukul

11.00 WIB. 52

Ibid, hlm. 22. 53

www.vivanews.com/Sejarah-ditetapkannya-gmt-[greenwich-mean-time. diakses pada

tanggal 4 April 2012 pukul 10.30 WIB.

Page 38: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

25

C. Macam-macam Sistem Waktu

1. Waktu Hakiki

Waktu Hakiki merupakan waktu yang ditunjukkan oleh matahari

Hakiki dinamakan Waktu Surya Hakiki Setempat (Apparent Solar Time),

disebut Waktu Hakiki Setempat atau Waktu Surya juga Waktu Istiwa‟

Setempat (WIS).54

Waktu Hakiki ini dikarenakan bumi berotasi pada sumbunya dalam

waktu 24 jam untuk sekali putaran sedangkan untuk berevolusi, bumi

memerlukan waktu 1 tahun atau 365,25 hari untuk sekali edar. Lintasan

peredaran bumi dalam mengelilingi matahari tidak berupa lingkaran

melainkan berupa elips dan matahari sebagai pusatnya. Oleh karena itu,

kecepatan bumi mengelilingi matahari dan jarak bumi terhadap matahari

tidak tetap sepanjang tahun. Jarak terdekat antara bumi dan matahari yaitu

pada tanggal 22 Desember sekitar 1,45 x 1011

m, dan jarak terjauhnya pada

tanggal 22 Juni sekitar 1,54 x 1011

m.55

Dalam sistem waktu Apparent Solar Time, saat matahari mencapai

kulminasi untuk suatu tempat, maka saat itu untuk tempat tersebut

didefinisikan sebagai pukul 12.00 tepat.56

2. Waktu Pertengahan

Waktu Pertengahan (WP) disebut juga dengan Mean Time adalah

waktu yang didasarkan kepada peredaran matahari khayal yang seakan-

54

Abdur Rachim, Ilmu Falak, Yogyakarta: Liberty, 1983, hlm. 41. 55

M Dimsiki Hadi, Sains untuk Kesempurnaan Ibadah, Yogyakarta: Prima Pustaka,

2009, hlm. 32. 56

Ibid, hlm. 31

Page 39: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

26

akan perjalanannya stabil, artinya tidak pernah terlalu cepat dan tidak

pernah terlambat.

Lintasan Rotasi bumi yang dalam perjalanannya mengelilingi

matahari tidak bulat. Peredaran bumi berbentuk oval atau lonjong yang

menyebabkan lama waktu pada setiap bulan berbeda. Jarak peredaran bumi

mengelilingi bumi ini yang disebut dengan Aphelium57

dan Perihelium58

.

Untuk mengatasi permasalahan ini, para astronomi menciptakan

sebuah matahari khayalan atau Mean Sun, agar bergerak dengan kecepatan

yang konsisten dengan sebuah pengukur waktu (jam).

Oleh karena itu, Waktu Pertengahan (WP) dengan Waktu Hakiki

(WH) bisa bersamaan dan bisa pula tidak bersamaan. Suatu ketika Waktu

Pertengahan mendahului Waktu Hakiki dan pada saat yang lain Waktu

Pertengahan didahului oleh Waktu Hakiki.

3. Equation of Time

Equation of Time dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan

istilah perata waktu, sedangkan dalam bahasa Arab disebut dengan Ta’dil

al-Syam, yaitu selisih antara waktu kulminasi matahari hakiki dengan

waktu matahari rata-rata. Dalam perhitungan astronomi Equation of Time

biasanya disimbolkan dengan huruf „e‟ kecil dan diperlukan untuk

menghitung waktu shalat, menghitung arah kiblat yang menggunakan

sudut deklinasi matahari, diperlukan juga dalam perhitungan awal bulan.

57

Titik terjauh pada peredaran benda langit dari pusat benda yang diedarinya. Dalam

bahasa Inggris disebut apogee atau aphelion. Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-II, Edisi Revisi, 2008, hlm. 37. 58

Titik terdekat pada peredaran benda langit dari pusat benda yang diedarinya. Dalam

bahasa Inggris disebut perigee atau pherihelion. Ibid, hlm. 163.

Page 40: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

27

Dalam Ensiklopedi Hisab Rukyat, Equation of Time adalah perata

waktu atau Ta’dil Al-Waqt / Ta’dil asy-Syam yaitu selisih antara waktu

kulminasi matahari Hakiki dengan waktu matahari rata-rata. Data ini

biasanya dinyatakan dengan huruf „e‟ kecil dan diperlukan dalam

menghisab awal waktu shalat.59

Tidak jauh berbeda, Equation of Time atau Ta’dilul Auqat / Ta’diluz

Zaman yaitu selisih waktu antara waktu matahari hakiki dengan waktu

matahari rata-rata. Dalam astronomi biasa disebut dengan Equation of

Time yang diartikan dengan „perata waktu‟.60

Jika diartikan secara harfiah, Equation of Time berarti Persamaan

Waktu. Namun, Equation of Time tidak dapat dimaknai dengan pengertian

„Persamaan‟. Dalam astronomi, kata Equation merujuk pada adanya

koreksi atau selisih antara nilai rata-rata suatu variabel dengan nilai

sesungguhnya. Dalam hal ini, Equation of Time berarti adanya selisih

antara waktu matahari rata-rata dengan waktu matahari sesungguhnya.

Disini yang dimaksud dengan waktu matahari adalah waktu lokal menurut

pengamat di suatu tempat ketika matahari mencapai transit.61

Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa,

Equation of Time atau perata waktu ialah selisih waktu antara waktu

matahari hakiki dengan matahari rata-rata (pertengahan). Hal tersebut

disebabkan peredaran semu harian matahari dari arah timur ke barat itu

59

Ibid, hlm, 62. 60

Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005.hlm, 79. 61

Rinto Anugraha, mengenal-Equation Of Time.file_html, diunduh tanggal 09 April 2012

pukul 10.53 WIB.

Page 41: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

28

tidaklah konstan, kadang-kadang cepat kadang-kadang lambat. Keadaan ini

diakibatkan oleh percepatan bumi mengelilingi matahari tidak konstan

karena bidang edarnya berbentuk ellips sedangkan matahari berada pada

salah satu titik apinya. Suatu saat bumi dekat dengan matahari (Hadlidl

atau Perihelium) yang menyebabkan gaya gravitasi menjadi kuat, sehingga

perputaran bumi menjadi cepat yang akibatnya sehari-semalam kurang dari

24 jam. Pada saat lain bumi jauh dengan matahari (Auj atau Aphelium)

yang menyebabkan gaya gravitasi menjadi lemah, sehingga perputaran

bumi menjadi lambat yang akibatnya sehari-semalam lebih dari 24 jam.62

Dengan demikian Equation of Time adalah jumlah yang harus

dikurangkan dari Waktu Hakiki, untuk memperoleh Waktu Pertengahan

Equation of Time = Waktu Hakiki ─ Waktu Pertengahan

Dengan persamaan63

Sebagai berikut:

Waktu Pertengahan = Waktu Hakiki ─ Equation of Time

Pada saat matahari hakiki mencapai tempatnya di meridian, matahari

pertengahan masih di sebelah timur meridian. Dalam keadaan demikian,

Waktu Hakiki menunjukkan pukul 12.00, tetapi menurut Waktu

Pertengahan hari belum menunjukkan pukul 12.00, melainkan misalnya

pukul 11.54. perata waktu besarnya 12.00 - 12.06 = -6 menit.64

62

Lihat Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Teori & Praktek, hlm. 69. Bandingkan dengan

Pedoman Hisab Muhammadiyah, hlm. 57. 63

Ibid, hlm.70. 64

Abdur Rachim, op.cit. hlm. 48.

Page 42: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

29

Nilai Equation of Time pun mengalami perubahan dari waktu ke

waktu selama satu tahun. Nilai ini dapat diketahui pada tabel-tabel

astronomis, misalnya Ephemeris, Almanak Nautika.65

Perubahan terjadi empat kali setiap tahunnya, yaitu (tahun 1956) :

tanggal 12 Pebruari: -14m

20d, tanggal 15 Mei +3

m44

d tanggal 26 Juli -

6m

24d, dan tanggal 3 November +16

m23

d. Pada tanggal 12 Pebruari,

matahari berkulminasi pukul 12 - (-14m

20d) = pukul 12

j14

m20

d, dan pada

tanggal 3 November, pukul 12 - (+16m

23d) = pukul 11

j43

m37

d.66

Perata

waktu berjumlah 0 pada tanggal 15 April, 14 Juni, 1 September, dan 25

Desember. Pada tanggal-tanggal tersebut, sudut waktu matahari hakiki

sama besarnya dengan sudut waktu matahari pertengahan.67

Bisa dikatakan, untuk tanggal-bulan yang sama nilai Equation of

Time relatif tetap sepanjang tahun. Misalnya, Equation of Time selalu

mencapai minimum pada sekitar tanggal 11 Februari sebesar sekitar minus

14 menit 17 detik. Jika bergeser pada tahun berikutnya, hanya berkisar satu

hingga beberapa detik saja. Mengingat tetapnya nilai Equation of Time

65

Almanak-almanak astronomis seperti The Nautical Almanac dan American Ephemeris

selalu memuat saat matahari berkulminasi dalam data harian. Dalam The American Ephemeris saat

matahari berkulminasi diistilahkan dengan Ephemeris Transit. Datanya disediakan dalam satu jam,

menit dan detik sampai 2 angka dibelakang koma. Sementara itu, dalam Almanac Nautika

matahari berkulminasi diistilahkan Merr Pass (singkatan Meridian Pass) mempergunakan satuan

jam dan menit. Dalam Almanac Nautika juga disediakan data perata waktu (Equation Of Time /

Ta’dil al-Waqt) untuk jam 00 dan jam 12.00 GMT dalam satuan menit dan detik. Untuk

memperoleh saat matahari berkulminasi dengan menggunakan perata waktu bisa diberi tanda e

yang dapat dirumuskan: Saat Kulminasi = 12j-e. Untuk mengetahui data perata waktu dalam

Almanac Nautika itu bertanda positif atau negatif, perlu dilihat Mer Pass nya. Jika Mer Pass lebih

dari jam 12.00 berarti perata waktu bertanda negatif (-), dan jika Mer Pass nya kurang dari jam

12.00 berarti perata waktu bertanda positif (+). Data perata waktu menentukan saat matahari

berkulminasi setiap hari berubah, namun dari tahun ke tahun relatif sama. Lihat catatan kaki no 19

Susiknan Azhari dalam Hisab Awal Waktu Shalat, Yogyakarta: Modul Pelatihan Hisab Rukyat

Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 2007, hlm. 10. 66

Sayuthi Ali, Ilmu Falak I, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997, hlm. 65. 67

Abdur Rachim, Ilmu Falak, Yogyakarta: Liberty, 1983, hlm. 41.

Page 43: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

30

untuk tanggal yang sama, maka Equation of Time dapat digunakan sebagai

parameter untuk menghitung waktu shalat atau untuk menyusun jadwal

shalat abadi sepanjang tahun.68

Perata Waktu (PW)/ Equation of Time (e) yang membuat jarak antara

Waktu Hakiki dengan Waktu Pertengahan dinyatakan positif jika pada

pukul 12 WP, Waktu Hakiki menunjukkan pukul 12.00 lebih. Sebagai

contoh pukul 12.00 WP, Waktu Hakiki menunjukkan pukul 12.11 berarti

perata waktu (e) = +11 menit. Perata Waktu dinyatakan negatif jika pada

waktu pukul 12.00 WP, Waktu Hakiki belum menunjukkan pukul 12.00.

Sebagai contoh pukul 12 WP, Waktu Hakiki menunjukkan pukul 11.47,

berarti perata waktu = -13 menit.69

Berangkat dari dua contoh tersebut dapat diterapkan rumus sebagai

berikut: WP=WH-PW. Artinya Waktu Pertengahan dapat diperoleh dari

Waktu Hakiki dikurangi perata waktu.

Contoh:

1. Diketahui WH = pukul 12j 2

m 11

d GMT

e = + 02m

11d („e‟ tanggal 27 April 2011)

WP = WH – e

= 12j 2

m 11

d – (+ 2

m 11

d )

= 12j 2

m 11

d – 2

m 11

d

= pukul 12.00

68

http://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/mengenal-equation-of-time.htm, diakses

pada tanggal 13 April 2010, jam 13.22 WIB. 69

Slamet Hambali, Ilmu Falak, Semarang: Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo,

2011, hlm. 94.

Page 44: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

31

2. Diketahui WH = pukul 10j 45

m 00

d GMT

PW = -2m

53d (”e” tanggal 1 April 2010)

WP = WH – PW70

= 10 j 45m

00d – (-2

m 53

d)

= 10 j 45m

00d + 2

m 53

d

= pukul 10j 47

m 53

d

4. Waktu Bintang

Waktu bintang adalah waktu yang diperlukan bumi berotasi satu

putar atau dapat juga dikatakan sebagai waktu yang diperlukan bintang

melewati meridian di suatu tempat ke meridian yang sama lagi.71

Bumi dalam sistem tata surya selain mengelilingi matahari juga

berputar pada sumbunya dengan garis yang menghubungkan kutub utara

dan kutub selatan sebagai sumbu putarnya. Hal demikian ini disebut rotasi

bumi. Terhadap suatu titik di langit (vernal equinox) yang posisinya relatif

tetap, bumi memerlukan waktu 23 jam, 56 menit dan 4,09 detik untuk

melakukan putaran 360o atau satu hari sideris. Rentang waktu ini sedikit

lebih pendek daripada satu hari yang 24 jam. Karena satu putaran vernal

equinox dari meridian ke meridian lagi didefinisikan sebagai 24 jam sideris

maka 1 jam sideris setara dengan perpindahan vernal equinox sejauh 15o.

70

Atau dengan simbol lain dirumuskan LMT = AST-e. LMT (Local mean Time), AST

(Apparent Solar Time), e (Equation Of Time). Lihat Dimsiki Hadi, Perbaiki Waktu Shalat dan

Arah Kiblatmu!, Yogyakarta: Madania, 2010, hlm. 22. 71

http://id.wikipedia.org/wiki/Waktu_Bintang. Diakses tanggal 10 April 2012 pukul

11.00 WIB.

Page 45: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

32

Ketika vernal equinox tepat berada di meridian suatu tempat, saat itu Jam

Sideris Lokalnya adalah 00:00.72

Periode waktu merupakan dasar dari waktu astronomi, yang dalam

hal ini yang diacu sebagai waktu sidereal. Hari sidereal terdiri atas 24 jam

sidereal masing-masing terdiri dari 60 menit sidereal yang lamanya juga 60

detik sidereal. Para astronom menggunakan waktu sidereal secara rutin

karena bintang bintang selalu berada di posisi yang sama pada waktu

sidereal tertentu.73

5. Greenwich Mean Time

Greenwich Mean Time (GMT) atau Waktu Rata-rata Greenwich

adalah rujukan waktu internasional yang pada mulanya didasarkan pada

waktu matahari di Greenwich. Sistem waktu yang mapan ini mempunyai

sejarah panjang yang didukung konvensi internasional dan kajian ilmiah

untuk penyempurnaannya. Sampai pertengahan abad 19, masing-masing

negara menggunakan sistem jam matahari sendiri dengan menggunakan

meridian masing-masing.74

Pembuatan sistem waktu baku antarwilayah sangat diperlukan. Jika

tidak, jadwal kereta api bisa kacau ketika memasuki wilayah yang

menggunakan sistem waktu berbeda. Hal itu terutama dirasakan oleh

jaringan kereta api di Kanada dan Amerika Serikat. Kebutuhan adanya

72

Lihat di http://id.wikipedia.7val.com/wiki/Waktu_sideris diakses tanggal 8 Mei 2012

pukul 11.15 WIB. 73

Robbin Kerrod, Astronomi, Jakarta: Erlangga, 2005, hlm. 63. 74

http://langitselatan.com/2010/08/18/perlukah-menggantikan-gmt-dengan-mecca-mean-

time/ diakses 8 Mei 2012 pukul 11.30 WIB.

Page 46: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

33

sistem waktu baku mendorong Sir Sandford Fleming75

, seorang teknisi dan

perencana perjalanan kereta api Kanada mengusulkan waktu baku

internasional pada akhir tahun 1870. Gagasan itu kemudian dimatangkan

dalam Konferensi Meridian Internasional di Washington DC pada Oktober

1884 yang dihadiri perwakilan 25 negara.76

Adapun kesepakatan pokok (konvensi) pada konferensi tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Bersepakat menggunakan meridian dunia yang tunggal untuk menggantikan

banyak meridian yang telah ada.

2. Meridian yang melalui teropong transit di Observatorium Greenwich

ditetapkan sebagai meridian nol.

3. Semua garis bujur dihitung ke Timur dan ke Barat dari meridian tersebut

sampai 180 derajat.

4. Semua negara menerapkan hari universal.

5. Hari universal adalah hari matahari rata-rata, mulai dari tengah malam di

Greenwich dan dihitung 24 jam.

6. Hari nautika dan astronomi di mana pun mulai dari tengah malam.

7. Semua kajian teknis untuk mengatur dan menerapkan sistem desimal

pembagian waktu dan ruang akan dilakukan.77

Pada butir ke-2 tidak mendapat kesepakatan bulat. San Dominggo

menentang. Perancis dan Brazil abstain. Saat ini sistem waktu telah

ditetapkan dengan 24 waktu baku, secara umum setiap perbedaan 15o garis

bujur, waktunya berbeda 1 jam. Dalam pelaksanaannya, waktu baku

tersebut disesuaikan dengan batas wilayah agar tidak memecah waktu di

75

Sir Sandford Fleming lahir di Kirkcaldy, Skotlandia 7 Januari 1827, dan pada tahun

1845 saat berusia 17 tahun pindah ke Kanada. Ia merupakan seorang insinyur kereta api pada

Canadian Pasific Railway. Di antara jasa terbesarnya adalah menemukan Sistem Waktu Standar

Universal yang berlaku sekarang sehingga ia dijuluki Father of Standard Time. Ia meninggal tahun

1915. Lihat Mary Bellis, “Sir Sandford Fleming (1827-1915),” http://inventors.about.com/od/

fstartinventors/a/ SandfordFleming.htm, diakses 11 April 2012 pukul 12.00 WIB. 76

Austria-Hungaria, Brazil, Chile, Kolombia, Costa Rica, Perancis, Jerman, Inggris,

Guatemala, Hawii, Italia, Jepang, Liberia, Meksiko, Belanda, Paraguay, Rusia, San Domingo,

Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Amerika Serikat, Venezuela, dan Salvador lihat di

http://id.wikipedia.org/wiki/Waktu_Universal. diakses pada tanggal 15 April 2012 pkl 9.30 WIB. 77

Ibid. diakses pada tanggal 15 April 2012 pkl 10.00 WIB.

Page 47: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

34

suatu wilayah. Ada 24 Waktu Daerah yang telah disetujui secara

internasional. Dari Royal Observatory di Sussex, Greenwich.78

Pada tahun 1928, dalam konferensi astronomi internasional,

berdasarkan kajian soal waktu, maka penamaan Greenwich Mean Time

diubah menjadi Universal Time (UT).

Waktu Universal (Universal Time) adalah satuan waktu yang didasari

oleh rotasi bumi. Satuan ini kelanjutan modern dari Greenwich Mean

Time, yaitu waktu rata-rata matahari di meridian di Greenwich, Inggris,

yang secara lazim dianggap sebagai bujur geografis 00o.79

Greenwich

Mean Time merupakan Waktu Pertengahan yang didasarkan kepada garis

bujur yang melalui Greenwich (BB/BT) dan digunakan sebagai standar

Waktu Dunia Internasional.80

Perbedaan Greenwich Mean Time dengan Waktu Pertengahan

setempat di luar Greenwich adalah tergantung besar kecilnya Garis Bujur

(BB/BT) dan dapat dirumuskan sebagai berikut81

:

WP x = GMT + BT, atau GMT = WP x - BT, atau

WP x = GMT – BB GMT = WP x + BB

Contohnya sebagai berikut:

1. Diketahui BT Semarang = 110° 26‟

Pada saat GMT menunjukkan pukul 11.30, maka WP =......

78 Roy Worvill, Waktu Kalender dan Jam, Jakarta: Penerbit Mutiara, 1978.

79 Opcit. diakses pada tanggal 15 April 2012 pkl 09.10 WIB.

80 http://id.wikipedia.org/wiki/ Waktu_Universal. Diakses tanggal 29 April 2012 pukul

12.00 WIB.

81

Slamet Hambali, Ilmu Falak, Semarang: Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo,

2011, hlm. 98.

Page 48: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

35

WP Semarang = 11.30 + 110° 26‟

= 11.30 + 7j 21

m 44

d

= 18j 51

m 44

d

2. Diketahui BT Semarang = 110° 26‟

Pada saat WP Semarang menunjukkan pukul 19.54, GMT = ......

GMT = 19.54 - 110° 26‟

= 19.54 - 7j 21

m 44

d

= 12 j 32

m 16

d

Perbedaan antara Greenwich Mean Time dengan Waktu Hakiki (WH)

di luar Greenwich di samping ditentukan oleh besar kecilnya BT/BB juga

dipengaruhi oleh besar kecilnya perata waktu (e). Untuk itu digunakan

rumus82

sebagai berikut:

GMT = WH x - PW - BT, atau WH x = GMT + PW + BT, atau

GMT = WH x - PW + BB WH x = GMT + PW – BT

Contohnya sebagai berikut:

1. Diketahui WH Semarang = pukul 09.00 WIB

e = 2m

13d (”e” 26 April 2010 pukul 09.00 WIB).

GMT = .......?

GMT = 09.00 - 2m

13d - 110° 26‟

= 09.00 - 2m

13d - 7

j 21

m 44

d

= 1j 36

m 3

d

82

Ibid, hlm. 99.

Page 49: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

36

2. Diketahui GMT menunjukkan pukul 1j 36

m 3

d

e = 2m

7d (”e” 26 April 2010 pukul 1

j 36

m 3

d GMT).

WH Semarang = .......?

WH Semarang = 1j 36

m 3

d + (- 2

m 7

d) +110° 26‟

= 1j 36

m 3

d - 2

m 7

d + 7

j 21

m 44

d

= 8j 55

m40

d

6. Waktu Daerah

Waktu Daerah adalah waktu yang diberlakukan untuk satu wilayah

bujur tempat (meridian) tertentu, sehingga dalam satu wilayah bujur hanya

berlaku satu waktu daerah. Oleh karena itu, daerah dalam satu wilayah ini

disebut Daerah Kesatuan Waktu.83

Waktu yang sesuai dengan satu wilayah bujur ini dibuat untuk

mempermudah umat manusia zaman sekarang. Jika dalam perjalanan jarak

agak jauh orang berpegang kepada pemakaian waktu-waktu setempat akan

timbul kesulitan oleh karena jam yang dibawa dalam perjalanan setiap kali

harus disesuaikan dengan jam di tempat yang dilalui.

Pembagian wilayah daerah kesatuan waktu pada dasarnya

berdasarkan pada kelipatan bujur tempat 15° (360°:24 jam x 1°) yang

dihitung mulai bujur tempat yang melewati kota Greenwich yakni pada

bujur 0°.

83

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak, Yogyakarta: Buana pustaka, 2004, hlm. 69.

Page 50: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

37

Berdasarkan Kep.Pres RI No. 41 Tahun 1987 dan berlaku mulai 1

Januari 1988 jam 00.00 WIB.84

Wilayah Indonesia terbagi atas tiga daerah

waktu, yaitu:

Gambar 01

Tabel Wilayah Waktu

Wilayah Waktu Waktu Tolok Bujur Tolok

Indonesia Barat meliputi :

Daerah Tingkat I di Sumatra, Jawa dan

Madura, Kalimantan Barat dan Kalimantan

Tengah

GMT + 07 jam 105 ° BT

Indonesia Tengah meliputi :

Daerah Tingkat I di Kalimantan Timur,

Kalimantan Selatan, Sulawesi, Bali dan Nusa

Tenggara

GMT + 08 jam 120 ° BT

Indonesia Timur meliputi :

Daerah Tingkat I di Maluku dan Irian Jaya

GMT + 09 jam 135 ° BT

Sumber gambar 01 dan tabel wilayah waktu: Sunarjo dan Sukanto, Riwayat Waktu di

Indonesia dan Perkembangannya, Jakarta: Badan Meteorologi dan Geofisika Bidang

Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, 2007.

Menggunakan Waktu Daerah seperti ini, persoalan perbedaan waktu

antar kota dapat teratasi dengan mudah. Jika sekarang jam 12 WIB, maka

semua kota yang masuk ke dalam Waktu Daerah adalah sama. Contohnya

84

Sunarjo dan Sukanto, Riwayat Waktu di Indonesia dan Perkembangannya, (Jakarta:

Badan Meteorologi dan Geofisika Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, 2007), hlm. 81.

Page 51: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

38

waktu daerah di Semarang, Bandung, ataupun Surabaya adalah sama,

karena sebagai acuannya adalah bujur tempat (meridian) 105° (bukan bujur

tempat masing-masing kota).

D. Pembagian Waktu Bedasarkan Sistem Waktu Greenwich Mean Time.

Sistem waktu Greenwich Mean Time membagi waktu yang ada di-

belahan negara lainnya disebut Waktu Standar Lokal atau dalam istilah Inggris

disebut Local Standart Time. Dalam sistem ini permukaan bumi dibagi

menjadi 24 kawasan waktu atau time zone, dengan kawasan waktu barat dan

kawasan waktu timur. Bedasarkan kesepakatan internasional pada Oktober

1884 M/1302 H bahwa meridian yang melewati Greenwich ini dijadikan

sebagai meridian dasar (bujur 0o). Meridian atau bujur yang berada di sebelah

timur Greenwich disebut Bujur Timur, sedangkan bujur yang berada di sebelah

barat Greenwich disebut Bujur Barat.85

Setiap kawasan waktu dibatasi oleh dua garis bujur yang berselisih

15o. WIB misalnya, dibatasi oleh garis bujur timur 97.5

o BT dan 112.5

o BT.

Garis bujur tepat di tengah antara kedua garis batas ini disebut Meridian

Standar (Standart Meridian). Jadi untuk bujur timur 97.5o BT dan 112.5

o BT,

maka Meridian standarnya adalah 105o.86

Sebagai contoh sistem waktu di Indonesia yang dibagi menjadi tiga

yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan

Waktu Indonesia Timur (WIT), disebut waktu standar lokal dalam bahasa

85

Susiknan Azhari, op.cit, hlm. 73. 86

M Dimsiki Hadi, op.cit, hlm. 29.

Page 52: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

39

Inggris disebut dengan Local Standart Time (LST). Garis bujur tepat di tengah

antara kedua garis batas ini disebut Meridian Standar (Standart Meridian).

WIB dibatasi oleh garis bujur timur (BT) 97.5o dan 112.5

o dengan meridian

standarnya 105o, untuk WITA dibatasi oleh garis bujur 112.5 BT dan 127.5

BT dengan meridian standar 120o BT. WIT antara bujur 127.5

o dan 142.5

o

dengan meridian standar 135o. Meridian standar yang berurutan berselisih 15

o,

dimulai dari 0o yaitu meridian standar yang melalui kota Greenwich di Inggris.

Kawasan waktu yang terkait tersebut disebut Greenwich Mean Time. Fungsi

yang penting dari meridian standar pada setiap kawasan waktu adalah untuk

menentukan hubungan waktu antara satu kawasan dengan kawasan lain.

Di suatu zona waktu, semua tempat mempunyai waktu yang sama,

walaupun lokasinya berbeda. Kota yang masih terletak dalam satu kawasan

waktu menunjukkan waktu yang sama namun kedudukan mataharinya tidak

sama. Kulminasi antar satu kota yang masih dalam kawasan waktu juga

berbeda. Jadi sistem dalam sistem Local Standart Time, jam yang sama untuk

tempat-tempat yang berbeda umumnya tidak menunjukkan kedudukan

matahari yang sama. Oleh karena itu, untuk menentukan kedudukan atau

ketinggian matahari pada suatu saat di suatu tempat, sistem waktu Local

Standart Time tidak dapat diaplikasikan secara langsung. Dalam problematika

ini harus menggunakan sistem waktu yang lain, yaitu sistem waktu matahari

hakiki yang dalam bahasa Inggris disebut Apparent Solar Time atau waktu

matahari mutlak atau Absolute Solar Time.87

87

Ibid, hlm. 30.

Page 53: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

40

Dari gambar peta dunia ini terlihat bahwa adanya pembagian waktu

yang dibagi dari -12 Greenwich Mean Time atau disebut Bujur Barat sampai

+12 Greenwich Mean Time atau Bujur Timur.

Gambar 02

Sumber : wikipedia.org

Berikut pembagian waktu di berbagai belahan dunia yang

dibandingkan dengan waktu pukul 12.00 tengah hari Greenwich Mean Time.88

Kota Waktu Kota Waktu

Auckland 24.00 Kuala Lumpur 20.00

Athena 14.00 Montreal 07.00

Bangkok 19.00 Moscow 15.00

Barcelona 13.00 Munich 13.00

Beijing 20.00 New York 07.00

Berlin 13.00 Paris 13.00

Boston 07.00 Rio de Janeiro 09.00

Buenos Aires 09.00 Roma 13.00

Cairo 14.00 Sydney 22.00

Calcutta 17.30 Tel Aviv 14.00

Dubai 16.00 Tokyo 21.00

Hongkong 20.00 Vancouver 04.00

Johannesburg 14.00 Washington DC 07.00 Tabel 02

Sumber : wikipedia.org

88

http://id.wikipedia.org/wiki/Waktu_Universal. diakses pada tanggal 16 April 2012

pkl 13.45 WIB.

Page 54: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

41

BAB III

PEMIKIRAN BAMBANG EKO BUDHIYONO TENTANG

KA'BAH UNIVERSAL TIME

A. Biografi Intelektual Bambang Eko Budhiyono

Bambang Eko Budhiyono, lahir pada tanggal 13 Maret 1955 di Desa

Tayu Wetan Kabupaten Pati. Bambang Eko Budhiyono hidup dalam keluarga

yang sederhana, ia tumbuh menjadi pribadi yang santun dan cerdas. Hal ini tak

lepas dari peranan kedua orang tuanya sebagai tenaga pengajar yang senantiasa

memberikan perhatian dan mendidiknya sejak dini. Dia menghabiskan

sebagian besar masa kecilnya di Pati. Riwayat pendidikannya diawali Sekolah

Dasar Tayu Wetan yang kemudian SMP N Pati dan SMA N 1 Pati. Setelah

lulus SMA, ia melanjutkan studi ke Institut Pertanian Bogor dengan

mengambil jurusan Kehutanan.89

Pak Bambang –panggilan akrabnya- bertempat tinggal dengan alamat

di Babakan Gunung Gede Rt 01/I No.19 Kecamatan Bogor Tengah, Kota

Bogor dan lahir sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Semua saudara

kandungnya migrasi ke luar kota sehingga sekarang tidak ada saudara yang

berada di Pati.

Bambang adalah seorang yang Master dalam bidang pengelolaan

Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Dia juga seorang insinyur dalam bidang

Kehutanan yang juga menaruh perhatian besar dalam bidang keagamaan.

Dalam keluarganya, ia dikenal sebagai orang yang sangat religius dan idealis

dalam cara berfikirnya.

89

Wawancara dengan Wahyu Filfitria, anak pertama Bambang Eko Budhiyono pada

tanggal 22 Mei 2012 pukul 16.45 WIB melalui telepon genggam.

Page 55: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

42

Almarhum Bambang Eko Budhiyono juga aktif di beberapa

lembaga90

, diantaranya adalah :

1. Staf pengajar di Fakultas Kehutanan

2. Konsultan Kehutanan

3. Yayasan Sumberdaya Islami dan Pusat Pembinaan Iman dan Amal

Shaleh

4. Pengajar dan pengurus di Ponpes Daarun Najaah, Cipining, Bogor

B. Karya-karya Ilmiahnya

Karya ilmiah dalam sepanjang hidup Bambang Eko Budhiyono, ia

pernah membuat buku dan program komputer, antara lain Computer

Simulation Modeling Erosion And Sedimentation Control In Upper Reservoir

Catchment (1982), The Ten Commandents In System Theory (1982), EIASys:

An Integrated Computer Program For Environmental Impact Assessment

(1990).

Sebagian besar karya Bambang Eko Budhiyono merupakan

penelitian yang berada dalam wilayah geografi dan pemeliharaan lingkungan

dan hutan. Karya yang menjadi sebuah buku tidak terlalu banyak ditemukan.

Dia telah menemukan rumus sedimentasi dan laju erosi yang sekarang dipakai

dalam bidang kehutanan.

Perjumpaannya dengan Syafril dan Farid pada tahun 1994, memberi

pengaruh yang sangat besar dalam penyusunan karyanya yang sekaligus

magnum opus-nya : Ka’bah Universal Time: Reinventing the Missing Islamic

90

Wawancara dengan Wahyu Filfitria, anak pertama Bambang Eko Budhiyono dan lihat

juga di Bambang Eko Budhiyono, Ka'bah Universal Time, Jakarta: Pilar Press, hlm. 104.

Page 56: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

43

Time System (1994) yang kemudian direvisi pada tahun 2010 yang isinya

menguraikan tentang problematika perbedaan hari raya baik Idul Fitri atau Idul

Adha dan sistem waktu Islam yaitu Ka'bah Universal Time.91

C. Pemikiran Bambang Eko Budhiyono tentang Ka'bah Universal Time

Pemikiran Bambang Eko Budhiyono berawal saat ada teman yang

bernama Syafril dan Ustad Farid membawa benda berupa jam Hijriah di

rumahnya pada bulan Jumadil Awal 1415 H atau tahun 1994 M. Dari

petemuan inilah kemudian terjadi diskusi panjang tentang bagaimana

perputaran planet, thawaf dan juga bangunan Ka'bah yang nantinya akan

menjadi embrio pada sistem waktu Ka'bah Universal Time dan terbentuknya

Yayasan Meridian Mekah.

Pemikiran Ka'bah Universal Time merupakan karya Bambang Eko

Budhiyono, namun dalam sistem Ka'bah Universal Time yang terdapat

implikasi sinergetik bagi upaya penerapan Konvensi Istanbul secara praktis,

konsekuen dan konsisten. Kesepakatan pada konvensi Istanbul tersebut

ditetapkan oleh Musyawarah Ahli Hisab Rukyat di Istanbul yang dihadiri oleh

19 wakil negara Islam (termasuk Indonesia).92

Setelah ia meninggal dunia pada tanggal 06 Agustus 2006, maka

Syafril dan Farid, kedua temannya itulah yang melanjutkan penulisan dari

pemikirannya sehingga pada tahun 2010 konsep „Ka'bah Universal Time

Reinventing the Missing Islamic Time System’ bisa terwujud dalam buku versi

91

Ibid, hlm. 40. 92

Bambang Eko Budhiyono, Ka'bah Universal Time, Jakarta: 2010. hlm. 34

Page 57: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

44

revisi.93

Setelah Ka'bah Universal Time terbentuk Syafril dan Farid bekerja

sama dengan seorang doktor Maspul Aini Kambry untuk menyusun

terbentuknya Yayasan Meridian Mekah.

Jam Hijriah tersebut mempunyai dua karakteristik yang berbeda dari

jam seperti biasanya, jam ini dimulai saat jarum jam menunjuk angka 12

(tenggelamnya matahari) yang letaknya dibawah dan berputar berlawanan arah

jarum jam (counterclockwise). Dalam aplikasinya, jam hijriah menggunakan

sistem waktu Ka'bah Universal Time yang menjadikan kota Mekah sebagai

awal penghitungan hari yang perputarannya ke arah barat dan kembali ke kota

Mekah lagi.94

Sejarah mencatat dalam Perjanjian Internasional menyatakan bahwa

semua orang yang melintasi garis batas pada meridian bujur 180o Greenwich,

mengubah tanggal (walau jam lokal tetap sama). Seorang yang berjalan dari

timur ke barat yang melintasi garis tersebut harus memajukan satu hari. Dalam

bahasa Inggris, Garis Batas Internasional diistilahkan dengan International

Date Line.95

Penghitungan awal hari yang dimulai di bujur 180º menyebabkan

Indonesia yang terletak di antara Garis Tanggal Internasional (180º BT) dan

kota Mekah (39o49‟39” BT) telah mendahului waktu dari kota Mekah dalam

pelaksanaan ibadah mahdlah harian bagi umat Islam di Indonesia.96

93

Wawancara dengan Wahyu Filfitria, anak pertama Bambang Eko Budhiyono pada

tanggal 22 Mei 2012 pukul 17.00 WIB melalui telepon genggam. 94

Bambang Eko Budhiyono, op.cit. hlm. 4. 95

Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-II,

Edisi Revisi, 2008, hlm. 70. 96 Bambang Eko Budhiyono, op.cit, hlm.19.

Page 58: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

45

Penduduk Indonesia yang berada di lokal waktu barat (WIB)

mendahului Arab Saudi dengan selisih empat jam. Akibatnya salat lima waktu

yang dikerjakan mendahului empat jam dari salat lima waktu serupa di

Masjidil Haram.97

Bambang dibukunya „Ka’bah Universal Time: Reinventing the

Missing Islamic Time System‟ menyatakan bahwa konsep sistem waktu Ka’bah

Universal Time sesuai dengan berdasarkan ayat Al Qur'an yakni QS Al Hujurat

ayat 1 yang berbunyi:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah

dan RasulNya98 dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah

Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.99

Asbabun nuzul dari surat Al Hujurat ayat 1 bahwa Dalam hadits yang

diriwayatkan oleh Bukhari, Ibnu Juraij, Ibnu Mulaikah dari Abdullah bin

Zubair disebutkan bahwa ayat ini turun ketika kafilah Bani Tamim datang

kepada Rasulullah SAW untuk meminta pendapat beliau tentang siapa yang

berhak mengurus kafilah tersebut. Pada saat itu antara Abu Bakar dan Umar

berbeda pendapat tentang siapa yang berhak mengurus kafilah Bani Tamim.

Abu Bakar menghendaki agar Al-Aqra bin Ma‟bad yang mengurusnya, sedang

Umar menghendaki Al-Aqra bin Habis. Perbedaan pendapat antara Abu bakar

97

Ibadah mahdlah yang lain seperti puasa, zakat dan haji.

98

Maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada

ketetapan dari Allah dan RasulNya. 99

Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Jumanatul Ali Art, 2005. hlm. 515.

Page 59: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

46

dan Umar akhirnya dapat diselesaikan setelah dikembalikan keputusan tersebut

kepada Rasulullah SAW.100

Interpretasi Bambang terhadap ayat ini bahwa peringatan bagi kaum

muslimin dilarang menetapkan hukum mengenai suatu perkara sebelum Allah

dan rasul-Nya. Umat Islam juga dilarang melaksanakan atau mengamalkan

ketetapan hukum yang bersifat ibadah mahdhah tertentu sebelum Nabi

Muhammad melaksanakan untuk dirinya sendiri. Menurutnya, jika umat Islam

mengikuti konsep waktu Greenwich Mean Time maka letak kota Mekah 40o

BT dan Indonesia yang terletak di belahan bumi sebelah timur dari Mekah

antara 95o

- 141o BT meridian Greenwich, telah mendahului waktu dalam hal

ibadah daripada yang ada di kota Mekah. Perlu dilakukan penataan sistem

waktu yang tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh Allah.101

Penyelesaian atas permasalahan sistem waktu Berdasarkan Al Qur'an

surat Al Maidah ayat 97, Bambang Eko Budhiyono mendapatkan kota Mekah

yang di dalamnya terdapat bangunan Ka'bah sebagai awal penentuan hari.

Artinya: “Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat

(peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia102

, dan (demikian pula)

100

Abdul Mahali, Asbabun Nuzul, Yogyakarta : Pondok Pesantren Al-Mahali, 1994, hlm.

763. 101

Bambang Eko Budhiyono, op.cit, hlm 18. 102

Ka'bah dan sekitarnya menjadi tempat yang aman bagi manusia untuk mengerjakan

urusan-urusannya yang berhubungan dengan duniawi dan ukhrawi, dan pusat bagi amaln haji.

dengan adanya ka'bah itu, kehidupan manusia menjadi kokoh.

Page 60: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

47

bulan Haram103

, had-ya104

, qalaid105

. (Allah menjadikan yang)

demikian itu agar kamu tahu, bahwa Sesungguhnya Allah

mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan

bahwa Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”106

Bambang menjelaskan sebuah solusi agar tidak mendahului waktu

tersebut maka dengan melakukan transformasi bujur 180o (International Date

Line) ke bujur kota Mekah dan menjadikan garis bujur yang melewati titik

pusat Ka‟bah sebagai garis meridian nol disebut Meridian Nol Ka‟bah.107

Selain itu, Bambang dalam bukunya Ka'bah Universal Time

menyebutkan bahwa sistem waktu ini juga berdasarkan Konferensi Islam

Internasional bertajuk ''Mecca the Center of the Earth, Theory and Practice''

yang berlangsung di Doha, Qatar pada April 2008, ulama terkemuka Syekh

Yusuf Al Qardawi mengatakan:

“Ilmu sains modern telah memiliki bukti bahwa Mekah merupakan

pusat bumi yang sebenarnya. Menurutnya kota Mekah pantas menjadi pusat

nol dunia, karena sejajar tepat dengan Kutub Utara, sehingga menjadikannya

sebagai 'zona magnetisme nol'. Konferensi itu merekomendasikan bahwa

Mekah harus dijadikan patokan waktu bagi umat Islam, sebagaimana kota

Greenwich menjadi patokan waktu Greenwich Mean Time. Kota Mekah

dianggap lebih tepat sebagai episentrum dunia.”108

Garis Meridian Nol Ka‟bah ditetapkan sebagai garis awal

perhitungan hari atau International Date Line yakni awal hari bagi seluruh

103

Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan

Rajab), tanah Haram (Mekah) dan Ihram., Maksudnya Ialah: dilarang melakukan peperangan di

bulan-bulan itu. 104

Ialah: binatang (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk

mendekatkan diri kepada Allah, disembelih ditanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada

fakir miskin dalam rangka ibadat haji. 105

Dengan penyembelihan had-ya dan qalaid, orang yang berkorban mendapat pahala

yang besar dan fakir miskin mendapat bagian dari daging binatang-binatang sembelihan itu. 106

Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Jumanatul Ali Art, 2005. hlm. 124. 107

Budhiyono, Ka'bah Universal Time, hlm. 28. 108

www.republika.co.id/ artikel berjudul “Indonesia Tunggu Konvensi Internasional

Bahas Acuan WaktuMakkah” Diakses tanggal 12 Maret 2012 pukul 12.34 WIB.

Page 61: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

48

muka bumi dimulai dari Meridian Nol Ka‟bah. Sejalan dengan sistem

penanggalan Hijriah, maka permulaan hari juga tidak dihitung dari tengah

malam, sehingga pukul 00:00 bukan pergantian hari melainkan diajukan

setengah hari lebih cepat yakni saat matahari terbenam. 109

Bumi yang berputar pada sumbunya dengan satu putaran 360º selama

rata-rata 24 jam. Setiap bumi berputar 15º, maka lama waktu yang ditempuh

adalah 1 jam.110

Artinya muka bumi dibagi menjadi 24 zona yang lebar

masing-masing zona 15º dan selisih waktu satu zona dengan zona berikutnya

adalah 1 jam.

Menurut Bambang Eko Budhiyono, bujur 0o yang semula terletak di

kota Greenwich ditransformasikan ke kota Mekah yang kemudian untuk

perputaran orbit bumi 15º yang pertama itu harus dihitung dari Ka'bah

sehingga hari bergulir terus ke arah barat yaitu ke Afrika, ke Samudera

Antlantik, daratan benua Amerika, Samudera Pasifik, Kepulauan Solomon, ke

Papua New Guinea, Indonesia, Samudera India hingga kembali lagi ke Ka‟bah.

Ketika putaran itu sampai di Ka‟bah selama satu hari penuh maka saat itu pula

awal pergantian hari ditetapkan.111

Wilayah waktu yang pertama seluas 15º dalam sistem waktu Ka'bah

Universal Time disebut Wilayah Waktu Ka'bah (WWK) dengan Meridian Nol

Ka‟bah berada di tengah-tengahnya. Hal ini berarti bahwa wilayah tersebut

dibelah dua oleh garis bujur 0º atau garis bujur titik pusat Ka‟bah. Wilayah ini

109

Ibid, hlm. 32. 110

Muhammad Hadi Dimsiki, Sains untuk Kesempurnaan Ibadah, Yogyakarta: Prima

Pustaka, 2009.hlm.15. 111

Artinya garis bujur titik pusat dasar Ka‟bah itu diletakkan di tengah-tengah kawasan

15º pertama dari pembagian muka bumi menjadi 24 zona dengan 15º lebarnya itu.

Page 62: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

49

pada saat matahari terbenam (ghurub syamsi) akan mengalami pukul 00:00

atau pergantian hari. Wilayah Waktu Ka'bah yang pertama terbagi menjadi dua

yakni 7,5º sebelah barat Ka‟bah dan 7,5º sebelah timur Ka'bah (WWK 1). Luas

wilayah ini kurang lebih meliputi seluruh Jazirah Arab.112

Perhitungan 0o dimulai dari kota Mekah maka letak Negara

Indonesia yang berada di sebelah timur Ka'bah akan berada pada Wilayah

Waktu Ka'bah 19 – 21. Jadi dengan demikian Indonesia dan seluruh wilayah

yang terletak antara International Date Line dan Ka'bah, tidak lagi mendahului

Mekah.

Proyeksi bola bumi113

antara Greenwich Mean Time dan Ka'bah

Universal Time adalah sebagai berikut:

112

Artinya seluruh Jazirah Arab berada dalam satu zona waktu yang sama, yaitu zona

waktu pertama (zona waktu pangkal). Lihat Bambang Eko Budhiyono, op.cit. hlm.19. 113

Sumber gambar no. 4 dan 5: Bambang Eko Budhiyono, op.cit. hlm.30 dan 31.

Page 63: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

50

Gambar no. 3 Gambar no. 4

Proyeksi bola bumi dari Kutub Utara Proyeksi bola bumi dari Kutub

Utara

Sistem waktu Greenwich Mean Time Sistem waktu Ka'bah Universal

Time

Bambang Eko Budhiyono melakukan konversi waktu daerah

berdasarkan sistem waktu Ka'bah Universal Time, penghitungan waktunya

dengan melakukan transformasi bujur 0o menuju kota Mekah yang kemudian

dilanjutkan dengan penghitungan berdasarkan bujur yang didapatkan.

Misalnya, Bujur kota Jakarta yang terletak pada 106o 58‟ 18” BT dan

bujur kota Mekah 39o 49

o 39

o BT dengan selisih bujur kedua kota tersebut

adalah 67o 08‟ 39”, maka 360

o dikurangi selisih bujur sehingga kota Jakarta

akan terletak pada 292o 51‟ 21” Bujur Ka'bah (BK)

114. Hasil perhitungan

tersebut akan meletakkan Indonesia diantara WWK 19 (WIT) – WWK 21

(WIB).

Contoh:

Diketahui Bujur Jakarta = 106o 58‟ 18” BT

Bujur Mekah = 39o 49

o 39

o BT

Selisih bujur = 67o 08‟ 39”

Bujur 0o ditransformasi ke kota Mekah maka = 360

o - 67

o 08‟ 39”

= 292o 51‟ 21” BK

Penghitungan waktu dalam Ka'bah Universal Time berdasarkan

lingkaran bumi yang senilai 360o yang kemudian dibagi 15

o sehingga menjadi

24 jam waktu.

114

Pada sistem waktu Ka'bah Universal Time tidak mengenal bujur barat dan bujur timur

sehingga dalam penghitungannya langsung bernilai satu lingkaran penuh yaitu 360o.

Page 64: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

51

“Rumus yang digunakan dalam pembagian waktu berdasarkan

Ka'bah Universal Time menggunakan pembagian dari lingkaran bumi 360o

menjadi 24 Wilayah Waktu Ka'bah yang setiap 15o mewakili satu jam.”

115

Gambar no.5

Jam Hijiriah

Sumber: www.sikut.blogspot.com

Konversi waktu terhadap bujur tempat yaitu dibagi 15o dan dikali 1

jam yang kemudian mengubahnya sesuai dengan sistem waktu Ka'bah

Universal Time. Bujur Kota Jakarta adalah 292o 51‟ 21” BK, kemudian

dilakukan konversi waktu 292o 51‟ 21”/15 x 1 jam = 19

jam31

m42

d.

Mendahulukan kota Mekah jika di kota Mekah pada saat itu hari Jum‟at pukul

00.00 WWK maka kota Jakarta adalah hari Kamis pukul 19j 31

m42

d WWK.

116

Contoh:

Diketahui bujur tempat kota Jakarta = 292o 51‟ 21” BK

= 292o 51‟ 21”/15 x 1 jam

= 19jam

31m

42d WWK

Selisih waktu antara kota Jakarta dan kota Mekah adalah 4j 28

m 18

d.

Implikasi dari sistem Ka'bah Universal Time sebagai trasformasi

sistem waktu Greenwich Mean Time adalah dengan menggunakan jam Hijriah

115

Wawancara dengan Kambry, konseptor Ka'bah Universal Time dan teman dari

Bambang Eko Budhiyono yang sekarang menjabat sebagai ketua Yayasan Meridian Mekah

melalui telepon genggam pada tanggal 28 April 2012 pukul 08.00 WIB. 116

Perhitungan ini didasarkan pernyataan untuk tidak mendahului waktu kota Mekah, lihat

Bambang Eko Budhiyono, Kabah Universal Time, Jakarta: Pilar Press, 2010. hlm. 5.

Page 65: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

52

sebagai penunjuk waktu. Telah diketahui selisih waktu kota Mekah dan Jakarta

sebanyak 4j 28

m 18

d, maka jam Hijriah yang dimulai dari tenggelamnya

matahari pukul 12.00 (jam Hijriah) atau 18.00 (dalam jam konvensional) akan

menunjukkan pada jarum 7.30 (jam Hijriah).117

Jam hijriah merupakan penunjuk waktu Ka'bah Universal Time

sebagai transformasi dari sistem waktu Greenwich Mean Time. Menurut sistem

Greenwich Mean Time Jam ini dimulai saat jarum menunjukkan angka 12 yang

berada di bawah. Dengan mengetahui selisih waktu antara kota Mekah dan

kota Jakarta sebesar 4 jam maka Indonesia akan mundur selama 19.30 jam

karena harus mendahulukan kota Mekah.118

Menerima dan mengaplikasikan Ka'bah Universal Time berarti

mengubah wajah perpetaan bola bumi yang selama ini berlaku. Selain

mengubah wajah perpetaan muka bumi, hal ini membawa implikasi terhadap

sistem navigasi pelayaran maupun penerbangan, dan untuk itu perlu dilakukan

pemograman ulang perangkat elektronika. Dalam hal ini jika sepakat dengan

sistem Ka'bah Universal Time maka harus bekerja sama untuk mengubah dan

mereformasi sistem navigasi konvensionalnya.

117

Wawancara dengan Taqyuddin, sebagai konseptor sistem waktu Ka'bah Universal Time,

pada tanggal 9 Mei 2012 pukul 09.00 WIB 118

Wawancara dengan Kambry, konseptor Ka'bah Universal Time dan teman dari

Bambang Eko Budhiyono melalui telepon genggam pada tanggal 28 April 2012 pukul 11.00 WIB.

Page 66: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

53

BAB IV

ANALISIS PEMIKIRAN BAMBANG EKO BUDHIYONO TENTANG

KA'BAH UNIVERSAL TIME

A. Analisis pemikiran Bambang Eko Budhiyono tentang Ka'bah Universal

Time

Sebagaimana yang telah penulis jelaskan pada bab III bahwa

pemikiran Bambang Eko Budhiyono tentang konsep sistem waktu Ka'bah

Universal Time berdasarkan interpretasi terhadap Al Qur'an Surat Al Hujurat

ayat 1 dan surat Al- Maidah ayat 97. Menurutnya umat Islam dalam kegiatan

ibadah tidak boleh mendahului ibadah umat Islam yang berada kota Mekah,

namun berdasarkan sistem waktu Greenwich Mean Time umat Islam yang

berada di sebelah timur kota Mekah, termasuk Indonesia yang terletak antara

95o - 141

o BT meridian Greenwich, telah mendahului dalam waktu ibadah.

Dalam literatur yang lain, interpretasi dalam Al Qur'an surat al

Hujurat ayat 1 merupakan ayat yang berbicara tentang akhlak terhadap

Rasulullah. Berdasarkan riwayat lain dikemukakan bahwa orang-orang

menyembelih kurban sebelum waktu yang ditetapkan oleh rasulullah

memerintahkan berkurban sekali lagi. Ayat 1 ini sebagai larangan kepada kaum

mukminin untuk mendahului ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Diriwayatkan

bahwa orang-orang mendahului puasa sebelum masuk bulan puasa yang

Page 67: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

54

ditetapkan oleh Nabi Muhammad Saw. Ayat 1 ini turun sebagai teguran kepada

mereka.119

Sejarah mencatat bahwa perjanjian Internasional pada Oktober 1884

M menghasilkan ketentuan-ketentuan yang isinya bahwa 0o dimulai di kota

Greenwich dan pada bujur 180o

disebut dengan Garis Batas Internasional120

.

Konsep sistem waktu Greenwich Mean Time yang sedang digunakan oleh

dunia Internasional dengan salah satu isinya bahwa awal penanggalan dimulai

dari garis bujur 180o.

Sebelum konsep Ka'bah Universal Time yang menjadikan kota

Mekah sebagai standard waktu internasional bagi umat Islam juga telah

digagas oleh ulama dan ilmuwan muslim dari berbagai negara. Diantaranya

adalah konsep Mekah Islamic Date Line (MIDL) yang diusulkan oleh Imad

Ad-Dien dari Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA) pada tahun 1986 dan

disetujui oleh Dewan Fiqih Amerika Utara (FCNA).121

Bambang adalah seorang insiyur dalam bidang kehutanan dengan

pemikiran yang idealis dan religius dalam kesehariannya.122

Banyak hal-hal

yang bersifat keagamaan yang diterapkannya baik untuk keluarga atau di

dalam lingkungan bermasyarakat. Meskipun seorang konsultan bidang

119

A. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul: Studi Pendalaman Al Qur'an, Jakarta: Raja

Grafindo persada, 2002. hlm. 762. 120

Garis batas Internasional merupakan garis batas penanggalan yang berdasarkan garis

bujur antar Negara yang disetujui saat perjanjian Internasional. Dalam bahasa Inggris disebut

International Date Line. Lihat Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, Cet. Ke-II, Edisi Revisi, 2008, hlm. 70. 121

www.fiqhcouncil.org/ judul Fiqh Council of North America diakses tanggal 7 Juni 2012

pukul

08.00 WIB 122

Wawancara dengan Wahyu Filfitria, anak pertama Bambang Eko Budhiyono pada

tanggal 22 Mei 2012 pukul 16.00 WIB melalui telepon genggam.

Page 68: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

55

kehutanan, namun Bambang mempunyai perhatian besar terhadap bidang ilmu

di luar bidangnya seperti filsafat, agama dan sebagainya. Setelah berjumpa

dengan Syafril dan Farid, yang memberi pengaruh sangat besar dalam

penyusunan karyanya yang sekaligus magnum opus-nya : Ka’bah Universal

Time: Reinventing the Missing Islamic Time System (1994) yang selanjutnya

pada tahun 2010 direvisi yang isinya menguraikan tentang problematika sistem

waktu Islam yaitu Ka'bah Universal Time.

Pemahamannya tentang Ka'bah Universal Time yang bujur 0o semula

terletak di kota Greenwich ditransformasikan ke kota Mekah yang kemudian

untuk perputaran orbit bumi 15º yang pertama itu harus dihitung dari Ka'bah

sehingga hari bergulir terus ke arah barat yaitu ke Afrika, ke Samudera

Antlantik, daratan benua Amerika, Samudera Pasifik, Kepulauan Solomon, ke

Papua New Guinea, Indonesia, Samudera India hingga kembali lagi ke Ka‟bah.

Ketika putaran itu sampai di Ka‟bah selama satu hari penuh maka saat itu pula

awal pergantian hari ditetapkan.123

Konsep ini berafiliasi dengan konstelasi

alam semesta, termasuk arah rotasi bumi dan rotasi bulan dan arah pergerakan

planet yang perputarannya dalam sistem Tatasurya dilukiskan berawal dari

arah kanan ke arah kiri sehingga membuat sistem waktu Ka'bah Universal

Time menggunakan jam Hijriah atau jam thawaf sehingga perputarannya

berlawanan dengan arah jarum jam (counterclockwise).124

123

Artinya garis bujur titik pusat dasar Ka‟bah itu diletakkan di tengah-tengah kawasan 15º

pertama dari pembagian muka bumi menjadi 24 zona dengan 15º lebarnya itu. 124

Bambang Eko Budhiyono, Ka'bah Universal Time, Jakarta: Pilar Press, hlm. 5.

Page 69: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

56

Gambar no.6

Perpindahan garis International Date Line ke kota Mekah125

Implikasi yang akan terjadi apabila transformasi bujur berdasarkan

sistem waktu Ka'bah Universal Time diterapkan adalah negara yang terletak di

antara garis bujur 180o BT (International Date Line) sampai ke kota Mekah

40o BT termasuk Indonesia maka akan terletak di antara 259

o Bujur Ka'bah

(Merauke) sampai 305o Bujur Ka'bah(Sabang) yang harus mengurangi

waktunya sebanyak 19 jam.

Misalnya penghitungan sistem Ka'bah Universal Time pada bujur

kota Jakarta yang terletak pada 106o 58‟ 18” BT dan bujur kota Mekah 39

o 49

o

39o BT dengan selisih bujur kedua kota tersebut adalah 67

o 08‟ 39”, maka 360

o

dikurangi selisih bujur sehingga kota Jakarta akan terletak pada 292o 51‟ 21”

Bujur Ka'bah (BK).

Contoh:

Diketahui Bujur Jakarta = 106o 58‟ 18” BT

125

Sumber gambar: Ibid, hlm. 96.

Page 70: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

57

Bujur Mekah = 39o 49

‟ 39” BT

Selisih bujur = 67o 08‟ 39”

Bujur 0o ditransformasi ke kota Mekah maka = 360

o - 67

o 08‟ 39”

= 292o 51‟ 21” BK

Kota Jakarta akan berada pada 292o 51‟ 21” BK sehingga kota ini

akan mengalami pengurangan waktu sebanyak 19 jam karena harus

mendahulukan kota Mekah.

Pemikiran sistem waktu Ka'bah Universal Time, termasuk dalam

buku karya Bambang Eko Budhiyono Ka'bah Universal Time: Reinventing the

Missing Islamic Time System dan Jam Hijriah sangat sulit ditemukan

dikarenakan referensi untuk sistem waktu ini hanya beredar pada dunia maya

dan internet sehingga tidak banyak masyarakat luas yang mengetahuinya.

Namun buku dan jam hijriah sebagai referensi ini bisa penulis dapatkan

melalui pemesanan di internet yang langsung dikirim dari Bogor.

Diskursus tentang sistem waktu Ka'bah Universal Time yang isinya

transformasi garis tanggal Internasional ini hampir dengan kalender Islam

Internasional sebagaimana yang telah diusulkan oleh Mohammad Ilyas.

Bambang Eko Budhiyono menekankan bahwa Ka'bah sebagai pusat dunia

yang didasarkan interpretasinya terhadap QS Al Hujurat ayat 1 yang berafiliasi

dengan konstelasi alam semesta yang bergerak seperti pergerakan thawaf yakni

dari kanan ke kiri bahwa kota Mekah yang merupakan pusat waktu dunia dan

awal pergantian hari. Berbeda dengan Mohammad Ilyas seorang pembaharu

dalam pemikiran Kalender Islam berwarganegaraan Malaysia yang mengepalai

Page 71: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

58

Unit Penyelidikan Ilmu Falak/ Astronomy di Universitas Sains Malaysia

memberikan solusi perbedaan perhitungan awal bulan Kamariah dengan

proyeknya International Islamic Calender Programme (IICP).126

Menurut hemat penulis, Bambang Eko Budhiyono dengan konsep

sistem waktu Ka'bah Universal Time telah membuat sebuah problematika

tentang dikotomi keilmuwan yang menurut penulis terjadi dikarenakan sains

masuk ke wilayah studi Islam. Penulis yang mengutip dengan pendapat

Susiknan Azhari tentanp permasalahan ini bahwa, proyek islamisasi ilmu

pengetahuan yang selama ini didengungkan oleh pemikir-pemikir Islam tidak

perlu terjadi jika proses penyambungan (sinkronisasi) ilmu sejak dini

diberikan secara komprehensif dan integratif.127

Prosedur sistem Ka'bah Universal Time yang membuat transformasi

bujur 0o menurut Thomas Djamaluddin, jika garis International Date Line

dipindah ke Ka'bah atau kota Mekah maka akan terjadi perpecahan besar,

karena bagian barat dan bagian timur Ka'bah akan berbeda beda tanggal di

waktu yang bersamaan.128

Penulis mengutip pendapat dari Thomas Djamaluddin yang

menyatakan bahwa, transformasi garis tanggal Internasional ke titik Ka‟bah

dan di tengah kota Mekah akan lebih banyak kekurangannya daripada

126

Konsep Garis Batas Tanggal Kamariah Antar Bangsa atau IIDL. Lihat Susiknan

Azhari, Hisab dan Rukyat: Wacana untuk Membangun Kebersamaan di Tengah Perbedaan,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, Hlm. 29. 127

Ibid, Hlm. 36. 128

Wawancara dengan Thomas Djamaluddin via jejaring sosial pada tanggal 30 April

2012 pukul 15.17 WIB

Page 72: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

59

kelebihannya. Hal yang paling ekstrim adalah sebelah barat dan sebelah timur

kota Mekah akan mengalami hari yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

Penalaran Bambang yang bersifat deduksi (rasionalisme)129

dengan

menafsirkan surat Al Hujurat ayat 1 yang kemudian menghadirkan

transformasi bujur dari bujur 0o yang berada di kota Greenwich dan

transformasi bujur International Date Line ke kota Mekah secara bersamaan

akan menyebabkan perubahan yang besar di masyarakat internasional.

Menurut penulis, pemikiran seperti Ka'bah Universal Time ini bisa

memunculkan hipotesis baru tentang sistem waktu dunia. Namun perlu

diketahui bersama bahwa 0o di kota Greenwich yang selama ini digunakan oleh

masyarakat di seluruh dunia sebagai pedoman dari kebutuhan dari berbagai

fasilitas modern seperti sistem informatika, telekomunikasi, transportasi,

perbankan dan perekonomian global yang benar-benar memerlukan pengaturan

waktu yang sangat akurat.

Sejarah mencatat peristiwa yang terjadi pada tahun 1519-1521M

yaitu saat Ferdinand Magellan (1480-1521)130

yang mengelilingi bumi pertama

129

Rasionalisme, cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk

menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Lihat Abdullah Aly, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta:

Bumi Aksara, Cet. ke-IV, 1994. hlm. 9. 130

Ferdinand Magellan adalah seorang dengan kebangsaan Portugis yang lahir tahun

1480 di Villa de Sabroza, Portugal. Tahun 1509 ia dikirim ke India untuk membantu pengangkatan

Fransisco de Almaeda sebagai wakil raja. Tetapi kemudian ia terlibat perdagangan dengan orang-

orang Muslim yang itu dianggap tidak ilegal sehingga tahun 1514 ia dipecat. Oleh sebab itu

kemudian ia pergi ke Spanyol menemui Raja Spanyol Charles I pada tahun 1518 yang menyetujui

rencana Magellan dan pada tanggal 10 Agustus 1519, satu armada Spanyol dengan 5 kapal

(Concepcion, San Antonio, Santiago, Trinidad, dan Victoria) di bawah pimpinan Ferdinand

Magellan dengan awak berjumlah 270 orang berangkat ke arah barat melalui Atlantik dan

menyusuri pantai timur Amerika Latin hingga sampai ke ujung selatan untuk kemudian

menyeberangi Samudra Pasifik. Bulan Maret 1521 mereka sampai di kepualauan yang kemudian

diberi nama Filipina dengan tiga kapal yang selamat. Di sana Magellan terlibat perang melawan

penduduk setempat dan ia meninggal dalam pertempuran itu pada tanggal 21 April 1521.

Pimpinan armada yang tersisa diambil alih oleh Sebastian del Cano (Kapten Victoria). Satu dari

Page 73: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

60

kali dari tanggal 10 Agustus 1519 dan kembali 07 September 1522 dan ketika

kembali mereka kehilangan satu hari. Sama seperti penjelajah Francesco

Carletti (1574-1636). Ia membuat catatan tentang penyitaan kapalnya, “Ini

(penyitaan) terjadi pada hari Senin 1 November menurut perhitungan kami,

tetapi hari Selasa 2 November menurut perhitungan orang-orang senegeri kami

di sana (Batavia).” 131

Jadi secara tidak langsung penulis dapat memberikan hipotesis

bahwa sebelum garis International Date Line disetujui dan ditetapkan

masyarakat di seluruh dunia pada Oktober tahun 1884 M, masyarakat dunia

telah mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal yang lebih penting adalah problematika tentang mendahului

waktu ibadah yang ada di kota Mekah adalah bagaimana paradigma Bambang

tentang waktu ibadah sendiri. Pada dasarnya ibadah merupakan pelaksanaan

yang tergantung pada dimensi ruang dan waktu di suatu tempat. Dalam Islam

sendiri pelaksanaan ibadah hampir keseluruhannya berkaitan dengan waktu,

sehingga terdapat istilah ibadah muwaqqat seperti ibadah salat, puasa, dan haji.

tiga kapal yang tersisa dibakar dan satu lagi ditangkap Potugis. Hanya satu kapal, Victoria,

dengan 18 awak yang dapat kembali ke Spanyol pada 7 September 1522 menurut perhitungan

mereka atau 8 September menurut hari di Spanyol sendiri. Lihat Amanda Briney, “Biography of

Ferdinand Magellan,” http://geography.about.com/od/ historyofgeography/a/magellan. htm,

diakses tanggal 21 Mei 2012 pukul 10.00 WIB. 131

Anak seorang pedagang Florentino, Carletti lahir di Florence, Italia, tahun 1574. Dua

puluh tahun kemudian, 1594, Carletti bersama ayahnya berangkat ke Kaap Verdische Einlanden

(di Samudra Atlantik sebelah barat benua Afrika) untuk mencari budak guna dibawa dan dijual di

Amerika Selatan. Tertarik oleh cerita-cerita tentang kekayaan di Lima, mereka berangkat ke Peru.

Tetapi kemudian melanjutkan perjalanan ke Mexico, Filipina, Jepang dan Macau. Di sini ayahnya

meninggal dunia dan ia meneruskan perjalanannya ke Melaka dan Goa untuk melalui Tanjung

Pengharapan kembali ke Protugal dan Florence di mana ia meninggal dunia tahun 1636. “Reis om

de wereld, 1594-1606,” http://www.librarything.com/ work/2699452 diakses tanggal 22 Mei 2012

pukul 10.40 WIB.

Page 74: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

61

Ibadah salat diwajibkan bagi umat Islam yang pada suatu tempat yang telah

masuk waktunya untuk melakukan salat.

Padahal bahasan ilmu falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang

ada kaitannya dengan problematika ibadah terkait dengan pelaksanaannya,

sehingga pada dasarnya pokok bahasan ilmu falak meliputi: hisab awal bulan

Kamariah, waktu salat, arah kiblat dan gerhana matahari dan bulan.132

Dalam permasalahan ibadah salat, umat Islam sepakat bahwa

kewajiban salat lima kali sehari, itu juga memilki lima waktu. Waktu-waktu

tersebut juga merupakan syarat sahnya salat yang masuk dalam kategori waktu

yang longgar dan waktu yang darurat.133

Pembahasan waktu salat dalam Firman Allah Swt QS. An Nisa‟ ayat

103:

Artinya: “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya

atas orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisa‟ ayat 103).

Dalam Tafsir Manaar bahwa sesungguhnya salat itu telah diatur

waktunya oleh Allah SWT. berarti wajib mua'kkad yang telah ditetapkan تاباا

waktunya di lauh al-mahfudz. مى ىواا berarti sudah ditentukan batasan-batasan

waktunya.134

Lafadz “kitaban mauquta” bermakna waktu yang

ditentukan.pendapat yang shahih sebagaimana riwayat dari Zaid bin Aslam,

132

Slamet Hambali, Ilmu Falak 1, Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo,

2011, hlm. 5. 133

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Jakarta: Pustaka Amani, 2007, hlm. 200. 134

Rasyid Ridha, Tafsir Manaar, Dar Al Ma‟rifah: Beirut, juz 5, hlm. 383

Page 75: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

62

Ibnu Abbas (pada salah satu riwayatnya) Mujahid, As Suddiy, Ibnu Qatadah

dan Qatadah.135

:" عن ابيه عن زيدبن اسلم في قوله, قال حدثنا ابن ابي جعفر, قال حدثنا إسحاق, حدثني المثني

"كلما مضى نجم جاء نجم اخر, منجما: قال .

.كلما مضى وقت جاء وقت اخر: يقولArtinya: “Mengabari aku Al-Mutsana‟, ia berkata: mengabarkan kami Ishaq, ia

berkata: mengabarkan kami ibnu Abu Ja‟far dari Zaid bin Aslam, ia

berkata: mengenai firman Allah Swt: “Inna as shalata kanat ‘ala al

mu’minina kitaban mauquta”,

Dasar hukum waktu salat juga berdasarkan hadis Nabi:

جل كطوله ما لم هر إذا زالت الشهمس وكان ظل الره قال وقت الظ بن عمرو أنه رسول للاه عن عبد للاه

فق ووقت صلة يحضر العصر ووقت العصر ما لم تصفره الشهمس ووقت صلة المغرب ما لم يغب الشه

بح من طلوع الفجر ما لم تطلع الشهمس العشاء إلى نصف اللهيل الوسط ووقت صلة الص

Artinya :“Dari Abdulloh bin Amr, sesungguhnya Nabi bersabda: “(Batas)

waktu (salat) Zhuhur adalah dari matahari tergelincir sampai

bayangan seseorang sama dengan tingginya, selagi belum datang

waktu Asar; waktu (salat) Asar adalah selama (cahaya) matahari

belum menguning; waktu (salat) Maghrib adalah selama syafaq

(sinar merah setelah matahari tenggelam) belum hilang; waktu (salat)

Isya adalah (dari hilangnya sinar merah) sampai separuh malam

(pertama); dan (batas) waktu (salat) Shubuh adalah dari terbitnya

fajar sampai sebelum terbitnya matahari.” (HR Muslim)136

Representasi waktu salat dhuhur yang dimulai sejak matahari tepat

berada di atas kepala namun sudah agak condong ke barat. Istilah yang sering

digunakan dalam bahasa Indonesia adalah tergelincirnya matahari. Dalam

bahasa Arab disebut sebagai zawalul syamsi. Waktu dhuhur dimulai sejak

matahari tergelincir yaitu sesaat setelah matahari mencapai titik kulminasi

(culmination) dalam peredaran hariannya, sampai tiba waktu asar.137

135

Slamet Hambali, op.cit, hlm. 126. 136

Imam Muslim, Sahih Muslim, Beirut-Libanon : Daar Al-Kutub Al-Illmiah, Jilid II,

1994, hlm 547 137

Susiknan Azhari, Ilmu Falak Teori dan Praktek, Yogyakarta: Penerbit Suara

Muhammadiyah, 2004, hlm. 50.

Page 76: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

63

Secara astronomis kulminasi saat tergelincir matahari adalah saat

setelah matahari mencapai titik kulminasi dalam peredaran hariannya

dinotasikan dengan ϴ=|φ-δ|138 dan dalam bahasa Inggris waktu Dhuhur

diistilahkan dengan Noon Time.139 Ini berarti bahwa problematika ibadah tidak

bisa terlepas dari dimensi ruang dan waktu dimana seseorang itu berada.

Sistem waktu Ka'bah Universal Time sebagai transformasi

Greenwich Mean Time tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan,

kelebihannya antara lain:

a. Tidak mendahului waktu ibadah yang telah ditetapkan dan sesuai

dengan interpretasi pada Al Qur'an surat Al Hujurat ayat 1.

b. Selain sebagai kiblat salat, Umat Islam menjadikan kota Mekah yang

menjadi kota suci umat Islam sebagai sistem waktu dunia menjadi

pusat waktu dari umat Islam di dunia.

Adapun kekurangannya antara lain:

a. Ka'bah Universal Time harus teruji oleh dunia Internasional karena

kebutuhan dunia modern seperti sistem informatika, telekomunikasi,

transportasi, perbankan dan perekonomian global yang benar-benar

memerlukan pengaturan waktu yang sangat akurat sementara

Ka'bah Universal Time belum dilakukan pengujian.

b. Bujur 0o dan bujur 180

o (International Date Line) terletak pada Kota

Mekah sehingga antar penduduk yang berada di sebelah barat dan

138

Dimsiki Hadi, Sains untuk Kesempurnaan Ibadah, Yogyakarta: Penerbit Prima

Pustaka, 2009, hlm. 103. 139

Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar,

2008, hlm. 233.

Page 77: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

64

sebelah timur kota tersebut akan berbeda hari dalam waktu yang

bersamaan.

c. Sesuatu yang telah masif dan berlaku secara universal seperti

Greenwich Mean Time tidak akan mudah diganti sistem waktu

Ka'bah Universal Time.

d. Hal yang menyangkut ibadah itu bersifat lokal dan temporal,

sehingga dalam pelaksanaannya tentu tergantung berdasarkan ruang

dan waktu dengan seseorang yang bersangkutan.

B. Analisis terhadap Implikasi Ka'bah Universal Time sebagai

Transformasi Greenwich Mean Time.

Latar belakang pendidikan dan pemikirannya yang idealis banyak

cara menafsirkan Al Qur'an surat Al Hujurat ayat 1 tentang pelarangan

mendahului hukum Allah dan rasul-Nya. Konsep teknis mengenai sistem

waktu Ka'bah Universal Time banyak diwarnai oleh dunia eksakta seperti

konstelasi alam semesta yang didapatkan dari hasil diskusi yang didalamnya

juga terdapat konsep jam Hijriah.

Pergantian hari dalam Greenwich Mean Time ditandai pada saat

pukul 00.00 maka untuk derah setempat akan berubah waktunya yang

berselisih dengan kota Greenwich sesuai dengan letak bujurnnya. Jam Hijriah

yang merupakan implikasi dari sistem waktu Ka'bah Universal Time

diterapkan sebagai penunjuk waktu ibadah. Perputarannya yang melawan arah

Page 78: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

65

jarum jam menjadikan jam ini disebut juga dengan jam Islam. Menurut

Bambang, Jam hijriah sesuai dengan sunnah Allah dan sunnah rasul-Nya

seperti perputaran planet bumi dalam berevolusi. 140

Jam hijriah yang dijelaskan oleh Bambang Eko Budhiyono berbeda

dengan jam hijriah diperkenalkan oleh Endang Darmawan Abdullah.

Penyebutan waktu dalam konsep Jam hijriah Endang Darmawan Abdullah

disebut dengan kata “Asr” yang artinya masa141

, sedangkan dalam jam hijriah

yang dikonsep oleh Bambang Eko Budhiyono, penyebutannya sama seperti

jam biasa.

Dalam menjelaskan tentang jam Hijriah sebagai implikasi

transformasi dari Greenwich Mean Time, Bambang menggunakan konversi

berdasarkan Waktu Daerah (Local Standart Time) menjadi Waktu Wilayah

Ka'bah (WWK). Dia menjelaskan awal penghitungan hari yang terjadi di

Indonesia dan berlaku secara universal adalah posisi matahari yang melewati

International Date Line atau pada pukul 00.00.142

Konversi waktu terhadap bujur Kota Jakarta adalah 292o 51‟ 21” BK,

kemudian dilakukan konversi waktu 289o 16‟ 39”/15 x 1 jam = 19

jam31

m42

d.

Mendahulukan kota Mekah jika di kota Mekah pada saat itu hari Jum‟at pukul

00.00 WWK maka kota Jakarta adalah hari Kamis pukul 19j 31

m42

d WWK.

Contoh:

Diketahui bujur tempat kota Jakarta = 292o 51‟ 21”BK

140

Bambang Eko Budhiyono, Kabah Universal Time, Jakarta: Pilar Press, 2010. hlm. 5. 141

E. Darmawan Abdullah, Jam Hijriyyah Menguak Konsepsi Waktu Dalam Islam,

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001. hlm. 106. 142

Bambang Eko Budhiyono, op.cit, hlm. 32.

Page 79: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

66

= 292o 51‟ 21”/15 x 1 jam

= 19jam

31m

42d WWK

Selisih waktu antara kota Jakarta dan kota Mekah adalah 4j 28

m 18

d.

berarti untuk daerah waktu WITA akan berselisih sekitar 5 jam WWK dan

daerah WIT akan berselisih 6 jam WWK.

Implikasi dari sistem Ka'bah Universal Time sebagai transformasi

sistem waktu Greenwich Mean Time adalah dengan menggunakan jam Hijriah

sebagai penunjuk waktu. Telah diketahui selisih waktu kota Mekah dan Jakarta

sebanyak 4j 28

m 18

d, maka jam Hijriah yang dimulai dari tenggelamnya

matahari pukul 12.00 (jam Hijriah) atau 18.00 (dalam jam konvensional) akan

menunjukkan pada pukul 7.30 (jam Hijriah).143

Kemungkinan konsep Ka'bah Universal Time diterapkan di dunia

Internasional adalah sangat sulit kecuali untuk kepentingan individual dan

komunitas tersendiri. Sistem waktu Ka'bah Universal Time dengan segala

prosedur penetapannya terlihat mengandung nilai baik (maslahat) dan nilai

negatif (mafsadat) jika diterapkan dalam dunia Internasional. Pertimbangan

untuk menggunakan sistem waktu ini dikarenakan bisa jadi sesuatu hal yang

dinilai baik (maslahat), ternyata berdampak negatif (mafsadat) bagi orang

lain.144

Sebaliknya, terkadang hal yang dinilai sebagai mafsadat ternyata

mengandung banyak maslahat dan manfaat. Oleh karena itu berdasarkan

argumentasi diatas penulis menggunakan kaidah fikih yang lebih

143

Wawancara dengan Taqyuddin, teman almarhum Bambang Eko Budhiyono pada

tanggal 25 Mei 2012 pukul 16.00 WIB. 144

Abdul Haq dkk, Formulasi Nalar Fiqh: Telaah Kaidah Fiqh Konseptual, Surabaya:

Penerbit Khalista, cet V, 2009, hlm. 237.

Page 80: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

67

mendahulukan menolak mafsadat (bahaya) daripada mendapat kebaikan yang

ada yang sesuai dengan kaidah fiqih umum yaitu : الإ إ لال يت جال تبإ الت ال لال مإ ال ت م الت ال الااإ إ الوت

“Mencegah mafsadat (bahaya) lebih utama daripada menarik datangnya sebuah

maslahat (kebaikan)”.

Berangkat dari sistem Ka'bah Universal Time dan jam Hijriah yang

telah dipaparkan oleh Bambang Eko Budhiyono tentang prosedur perhitungan

waktunya, maka penulis memberikan pernyataan bahwa sistem Greenwich

Mean Time yang telah berlaku sesuai dengan diresmikannya kota Greenwich

dan secara masif ditetapkan dalam perjanjian Internasional pada tahun 1884

oleh dunia Internasional dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat

Internasional, maka sistem Ka'bah Universal Time akan sulit untuk diterapkan

dalam masyarakat Internasional. Hal yang terjadi justru sistem waktu Ka'bah

Universal Time membawa ketidak-baikan dalam arti bahwa jika International

Date Line diletakkan di kota Mekah maka kota tersebut akan berbeda hari

dalam waktu yang bersamaan.

Apresiasi penulis tentang konsep ini, bahwa Ka'bah Universal Time

mungkin bisa saja diterapkan namun karena semua alat modern termasuk

sistem informatika, telekomunikasi, transportasi, perbankan, sistem navigasi,

penerbangan dan perekonomian global menggunakan Greenwich Mean Time

sebagai pedoman waktu sehingga jika jam Hijriah diterapkan maka dalam

penghitungannya banyak manusia di berbagai belahan dunia akan kebingungan

dengan dualisme sistem waktu yang ada.

Page 81: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sistem waktu Ka'bah Universal Time merupakan pemikiran orisinil

Bambang Eko Budhiyono yang berupa interpretasi terhadap QS Al

Hujuraat ayat 1 dan Al Maidah ayat 97 yang menurutnya Indonesia

telah mendahului waktu yang ada di kota Mekah dalam hal ibadah.

Sistem waktu ini menjadikan kota Mekah menjadi 0o atau meridian nol

Ka'bah dan awal pergantian hari di dunia. Ka'bah Universal Time

dalam teorinya tidak mengenal Bujur Barat dan Bujur Timur sehingga

penghitungan bujurnya berasal dari kota Mekah ke arah barat dan

kembali ke kota Mekah senilai 360o. Bujur 0

o yang ada pada

Greenwich dan International Date Line yang pada sistem waktu

Greenwich Mean Time terletak 180o ditransformasikan ke kota Mekah

dengan istilah Meridian Nol Ka'bah. Berafiliasi dengan sistem

konstelasi alam semesta yang berputar dari kanan ke kiri sehingga

sistem waktu ini menggunaka jam hijriah sebagai penanda waktunya.

Sistem ini menggunakan istilah Waktu Wilayah Ka'bah (WWK)

sebagai pengganti Waktu Daerah (WD) dan menggunakan istilah

Bujur Ka'bah (BK) sebagai pengganti Bujur Barat dan Bujur Timur.

Selisih antara daerah waktu WIB adalah 4 jam, WITA sekitar 5 jam

dan WIT sekitar 6 jam dengan kota Mekah. Indonesia akan terletak di

antara WWK 19 (WIT) – WWK 21 (WIB) dan kota Jakarta terletak

pada bujur 292o 51‟ 21” Bujur Ka'bah atau selisih 19 jam dihitung dari

Page 82: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

69

kota Mekah sehingga dalam pelaksanaan waktunya tidak mendahului

kota tersebut. Problematika tentang mendahului waktu ibadah yang ada di

kota Mekah adalah bagaimana paradigma Bambang tentang waktu ibadah

sendiri. Pada dasarnya ibadah merupakan pelaksanaan yang tergantung pada

dimensi ruang dan waktu di suatu tempat. Dalam Islam sendiri pelaksanaan

ibadah hampir keseluruhannya berkaitan dengan waktu, sehingga terdapat

istilah ibadah muwaqqat seperti ibadah salat, puasa, dan haji. Ibadah salat

diwajibkan bagi umat Islam yang pada suatu tempat yang telah masuk

waktunya untuk melakukan salat.

2. Implikasi Ka'bah Universal Time sebagai transformasi Greenwich

Mean Time adalah menjadikan kota Mekah menjadi 0

o atau Meridian

Nol Ka'bah dan awal pergantian hari di dunia yang dalam aplikasinya

ditunjukkan dengan melakukan konversi berdasarkan Ka'bah

Universal Time dinilai dengan Waktu Wilayah Ka'bah (WWK) yang

kemudian divisualisasikan dengan jam Hijriah. Perputaran arah jarum

pada jam Hijriah yang berputar dari kiri ke kanan (counterclockwise)

dan awal pergantian hari ditandai dengan tenggelamnya matahari

(ghurub syamsi) pada pukul 18.00. Penghitungan jam Hijriah

disesuaikan dengan selisih antara bujur tempat dan bujur kota Mekah.

Implikasi transformasi sistem waktu Greenwich Mean Time ke Ka'bah

Universal Time akan membawa dampak yang luar biasa bagi alat

modern termasuk sistem informatika, telekomunikasi, transportasi,

perbankan dan perekonomian global. Hampir semua sistem navigasi,

Page 83: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

70

penerbangan dan juga alat GPS menggunakan Greenwich Mean Time

sebagai pedoman waktu yang akurat sehingga jika jam Hijriah yang

diterapkan maka dalam penghitungannya harus diuji tingkat

akurasinya secara Internasional. Namun hal yang akan terjadi justru

dualisme sistem waktu antara Greenwich Mean Time dan Ka'bah

Universal Time sehingga banyak manusia di berbagai belahan dunia

yang harus melakukan penghitungan kembali.

B. Saran-saran

1. Kepada pemerintah, melalui Kementerian Agama dan Lembaga

Penerbangan dan Antariksa perlu memberikan ruang untuk berdiskusi

antara sistem waktu Ka'bah Universal Time dan sistem waktu

Greenwich Mean Time terkait nantinya masyarakat awam agar

mengetahui secara komprehensif tentang sistem waktu, baik sistem

waktu yang berlaku dan yang konseptual.

2. Kepada penggagas sistem waktu Ka'bah Universal Time, termasuk

teman Bambang Eko Budhiyono untuk menghadirkan penelitian

sistem waktu ini secara holistik sehingga dapat di uji kembali agar

dalam pelaksanannya bisa diterima dan bisa dipahami oleh masyarakat

luas.

3. Penulis memberikan apresiasi yang tinggi atas konsep yang dirintis

oleh almarhum Bambang Eko Budhiyono namun Sistem waktu Ka'bah

Page 84: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

71

Universal Time sebaiknya mengkaji ulang tentang penempatan garis

International Date Line agar tidak membelah benua ataupun pulau.

4. Ilmu falak yang dalam kajiannya terdapat penghitungan awal bulan

Kamariah, arah kiblat, penentuan waktu salat dan penghitungan

gerhana bulan dan gerhana matahari menggunakan database yang

telah baku berdasarkan sistem waktu Greenwich Mean Time, sehingga

sistem waktu Ka'bah Universal Time harus bisa diterima secara umum

oleh masyarakat Internasional.

C. Penutup

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt,

yang telah memberikan kemampuan kepada penulis untuk menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad Saw,

yang telah memberikan teladan dalam mengarungi kehidupan. Sukran

jazilan untuk ibu dan bapak yang selalu mendo‟akan.

Meskipun telah berusaha optimal, penulis menyadari dalam skripsi

ini masih banyak kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis nantikan untuk

kemajuan dan kesempurnaan dalam penulisan-punulisan selanjutnya.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat kepada penulis, dan juga pembaca.

بهبات وافرة لي ولكم في درجات االخرة وهللا يقضي

وهللا اعلم بالصىاب

Page 85: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

72

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Muhammad Hamid dan Raja‟i, Muhammad, Ka'bah Rahasia Kiblat

Dunia, Bandung: Penerbit Hikmah, 2009.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktik),

Jakarta: Rineka Cipta.

Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005.

_______, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern,

Yogyakarta: Suara muhammadiyah, 2003.

_______, Ilmu Falak Teori dan Praktek, Yogyakarta: Penerbit Suara

Muhammadiyah, 2004.

_______, Hisab dan Rukyat Wacana untuk Membangun Kebersamaan di

Tengah Perbedaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet-5,

2004.

Badan Hisab Dan Rukyah Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat,

Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981.

Darmawan, Abdullah E, Jam Hijriyah:Menguak Konsepsi Waktu dalam

Islam, Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2011.

Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Jumanatul

Ali Art, 2005.

Departemen Agama RI, Islam Untuk Disiplin Astronomi, Jakarta: Direktorat

Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000.

Dimsiki, Muhammad Hadi, Sains untuk Kesempurnaan Ibadah, Yogyakarta:

Prima Pustaka, 2009.

Djambek, Sa‟adoeddin, Waktu dan Jadwal Penjelasan Populer Mengenai

Perjalanan Bumi, Bulan dan Matahari, Jakarta: Tintamas, 1953.

Eko Budhiyono, Bambang, Ka’bah Universal Time, Jakarta: Pilar Press,

2010.

Echols, John M. et al, Kamus Indonesia Inggris, Edisi ke-3, Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, Cet IX, 2003.

El Saha, Ishom, 55 Ilmuwan Muslim Terkemuka, Jakarta: Darul Ilmi, 2010.

Page 86: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

73

Hambali, Slamet, Ilmu Falak 1, Semarang: Pascasarjana IAIN Walisongo,

2011.

Haq, Abdul dkk, Formulasi Nalar Fiqh: Telaah Kaidah Fiqh Konseptual,

Surabaya: Penerbit Khalista, cet V, 2009.

Hatta, Muhammad Al Fattah, Keajaiban Angka dalam Al Qur'an, Jakarta:

Penerbit Mirqat, 2010.

Hollander, Den, Ilmu Falak untuk Sekolah Menengah di Indonesia. Jakarta: J.

B. Wolters, 1951.

Hidayat, Bambang, et al. Pengikut Planet: Bulan dan Satelit, Jakarta:

Widjaya, Cet III, 1981.

Ibrahim, Salamun, Ilmu Falak, Surabaya: Pustaka Progresif, Cet 1, 1995.

Izzuddin, Ahmad, Ilmu Falak (Metode Hisab-Rukyat dan Solusi

Permasalahannya), Semarang: Komala Grafika, 2006.

Karim, Abdul, Mengenal Ilmu Falak, Semarang Timur: Intra Pustaka Utama,

Cet 1, 2006.

Kerrod, Robbin, Astronomi, Jakarta: Erlangga, 2005

Khazin, Muhyiddin, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005.

______, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka,

2008, Cet III.

Mahali, Abdul, Asbabun Nuzul, Yogyakarta : Pondok Pesantren Al-Mahali,

1994

Microsoft® Encarta® Reference Library 2003. © 1993-2002 Microsoft

Corporation. All rights reserved.

Muslim , Imam, Sahih Muslim, Beirut-Libanon : Daar Al-Kutub Al-Illmiah,

Jilid II, 1994

Pardi, Almanak Nautika, Jakarta: Gita Karja, Cet II, 1968.

Radiman, Iratius, Ensiklopedi – Singkat Astronomi dan Ilmu Yang Bertautan,

Bandung: ITB, 1980.

Ridha, Rasyid, Tafsir Manaar, Dar Al Ma‟rifah: Beirut,tt.

Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid, Jakarta: Pustaka Amani, 2007

Page 87: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

74

Tjasyono, Bayong, Ilmu Kebumian dan Antariksa, Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2009, Cet III hlm 3.

Worvill, Roy, Waktu Kalender dan Jam, Jakarta: Penerbit Mutiara, 1978.

WAWANCARA

Wawancara dengan Wahyu Filfitria, anak pertama Bambang Eko Budhiyono

pada tanggal 22 Mei 2012 pukul 16.00 WIB melalui telepon

genggam.

Wawancara dengan Thomas Djamaluddin via jejaring sosial pada tanggal 30

April 2012 pukul 15.17 WIB

Wawancara dengan Kambry, teman dari Bambang Eko Budhiyono yang

sekarang menjabat sebagai ketua Yayasan Meridian Mekah

melalui telepon genggam pada tanggal 28 April 2012 pukul 08.00

WIB.

Wawancara dengan Taqyuddin, teman almarhum Bambang Eko Budhiyono

pada tanggal 25 Mei 2012 pukul 16.00 WIB.

WEBSITE

www.vivanews.com/Sejarah-ditetapkannya-gmt-[greenwich-mean-time. diakses pada

tanggal 4 April 2012 pukul 10.30 WIB.

Wikipedia.com/ Zona Waktu diakses pada tanggal 30 Maret 2012 pukul

10.30 WIB.

Page 88: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

75

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : M Aulia Syamsul Riza

Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 10 Juni 1990

Alamat Asal : Penggaron Lor 07/I Genuk Semarang 50113

Alamat Domisili : PP. Daarun Najaah Jl. Stasiun No. 275 Jerakah Tugu

Semarang 50151

Jenjang Pendidikan

a. Pendidikan Formal :

1. TK Radhoutul Athfal Kudu Genuk Semarang 1995-1996

2. SD Karangroto 04 Genuk Semarang 1996-2002

3. SMP Negri 20 Semarang 2002-2005

4. MA Futuhiyyah 1 Mranggen Demak 2005-2008

b. Pendidikan Non Formal :

1. Madrasah Diniyah Al Miftakhul Falah Karangroto Genuk 1996-2002

2. Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak 2005-2008

3. Pondok Pesantren Daarun Najaah Jerakah Tugu Semarang 2008-

sekarang

4. Pendidikan Bahasa Inggris Access Pare Kediri 2009

c. Pengalaman-pengalaman:

1. Koordinator Divisi Kominfo HMJ KIF tahun 2010/2011

2. Fasilitator Teleskop Rukyat Kanwil Jateng tahun 2011

3. Anggota Team Pengukur Arah Kiblat se-kota Semarang tahun 2011

4. Ketua Mading Ponpes Futuhiyyah tahun 2007/2008

5. Anggota Komunitas KakiLangit tahun 2009-sekarang

6. Panitia Inti Pemecahan rekor Museum Dunia Indonesia (MURI) Rubu’

Mujayyab terbesar 4x4m tahun 2011

7. Wartawan Majalah Zenith tahun 2010

Page 89: Analisis Pemikiran Bambang Eko Budhiyono Tentang Kabah Universal Time

76

8. Team Bulletin Magesty tahun 2010

9. Divisi Sosial dan Kemasyarakatan PUSKALAFALAK (Pusat Kajian

dan Layanan Falakiyah) IAIN Walisongo Semarang.

10. Amil Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodaqoh Baiturahman

(LAZISBA)

Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenarnya untuk menjadi

maklum dan periksa adanya.

Semarang, 13 Juni 2012

M Aulia Syamsul Riza