analisis pemeriksaan lab (pbl 1)

3
1. CKMB CK-MB adalah isoenzim CK yang spesifik untuk sel otot jantung, karena itu kenaikan aktivitas CK-MB lebih mencerminkan kerusakan otot jantung. Kadar CK-MB seperti CK (total) mulai naik 6 jam setelah mulainya MCI, mencapai kadar tertinggi lebih kurang 12 jam kemudian dan biasanya lebih cepat mencapai kadar normal daripada CPK, yaitu 12-48 jam. Sensitivitas tes CK-MB sangat baik (hampir 100%) dengan spesifitas agak rendah. Untuk meningkatkan ketelitian penentuan diagnosis MCI dapat digunakan rasio antara CK-MB terhadap CK total. Apabila kadar CK-MB dalam serum melampaui 6-10% dari CK total, dan tes-tes tersebut diperiksa selama 36 jam pertama setelah onset penyakit maka diagnosis MCI dapat dianggap hampir pasti. Kadar normal dari CKMB adalah < 16 U/L atau < 6% dari CK Total, jika dilihat dari kasus, kadar CKMB pasien normal, hal ini terdapat 2 kemungkinan, yaitu tidak terjadi kerusakan otot jantung atau terjadi kerusakan tetapi onsetnya belum 6 jam ( Kosasih, 2008 ) 2. Troponin Troponin à dibedakan 3 tipe yaitu : C, I, dan T di mana I dan T lebih spesifik untuk otot jantung. Troponin adalah protein spesifik berasal dari miokard (otot jantung), kadarnya dalam darah naik bila terjadi kerusakan otot jantung. Kadar troponin dalam darah mulai naik dalam waktu 4 jam setelah permulaan MCI, selanjutnya meningkat terus dan dapat diukur sampai satu minggu. Tes troponin sebaiknya disertai dengan pemeriksaan lain seperti CK-MB, CK, CRP, hs- CRP, dan AST. Kadar normal dari troponin adalah 0,1--0,2

Upload: faqih-alam-ruqmana

Post on 11-Dec-2014

117 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pemeriksaan Lab (PBL 1)

1. CKMB

CK-MB adalah isoenzim CK yang spesifik untuk sel otot jantung, karena itu

kenaikan aktivitas CK-MB lebih mencerminkan kerusakan otot jantung. Kadar CK-MB

seperti CK (total) mulai naik 6 jam setelah mulainya MCI, mencapai kadar tertinggi lebih

kurang 12 jam kemudian dan biasanya lebih cepat mencapai kadar normal daripada CPK,

yaitu 12-48 jam. Sensitivitas tes CK-MB sangat baik (hampir 100%) dengan spesifitas

agak rendah. Untuk meningkatkan ketelitian penentuan diagnosis MCI dapat digunakan

rasio antara CK-MB terhadap CK total. Apabila kadar CK-MB dalam serum melampaui 6-

10% dari CK total, dan tes-tes tersebut diperiksa selama 36 jam pertama setelah onset

penyakit maka diagnosis MCI dapat dianggap hampir pasti. Kadar normal dari CKMB

adalah < 16 U/L atau < 6% dari CK Total, jika dilihat dari kasus, kadar CKMB pasien

normal, hal ini terdapat 2 kemungkinan, yaitu tidak terjadi kerusakan otot jantung atau

terjadi kerusakan tetapi onsetnya belum 6 jam ( Kosasih, 2008 )

2. Troponin

Troponin à dibedakan 3 tipe yaitu : C, I, dan T di mana I dan T lebih spesifik untuk

otot jantung. Troponin adalah protein spesifik berasal dari miokard (otot jantung),

kadarnya dalam darah naik bila terjadi kerusakan otot jantung. Kadar troponin dalam

darah mulai naik dalam waktu 4 jam setelah permulaan MCI, selanjutnya meningkat terus

dan dapat diukur sampai satu minggu. Tes troponin sebaiknya disertai dengan

pemeriksaan lain seperti CK-MB, CK, CRP, hs-CRP, dan AST. Kadar normal dari

troponin adalah  0,1--0,2 ng/dl, dan dianggap positif bila > 0,2 ng/dl, jika dilihat dari

kasus, kadar Troponin I pasien normal, hal ini terdapat 2 kemungkinan, yaitu tidak terjadi

kerusakan otot jantung atau terjadi kerusakan tetapi onsetnya belum 4 jam ( Kosasih, 2008

)

3. LDL ( Low density Lipoprotein )

LDL merupakan lemak jenuh yang berperan dalam timbulnya plak arteroskeloris,

pada pasien ini, kadar LDL tinggi sehingga pada pasien ini LDL termasuk dalam faktor

risiko terjadinya angin yang dideritanya. ( Kosasih, 2008 )

4. LDH ( High Density Lipoprotein )

HDL merupakan kebalikan dari LDL yaitu lemak yang berperan untuk

membersihkan LDL yang menempel pada dinding pembuluh darah, terapi pada pasien ini

kadar HDL rendah. ( Kosasih, 2008 )

5. GDS ( Gula Darah Sewaktu )

Page 2: Analisis Pemeriksaan Lab (PBL 1)

Kadar gula Darah berperan cukup penting dalam pertimbangan pemeriksaan lab pada

kasus angin pektoris, kadar gula dalam Darah berpengaruh kepada sifat dari kolesterol

dam tubuh yang abnormal, pada kadar gula Darah yang tinggi, LDL akan terglikasi

sehingga nantinya LDL akan mudah menempel pada dinding pembuluh darah yang

nantinya akan menyebabkan arteriosklerosis. Pada pasien ini, kadar gula darah sewaktu

normal. ( Kosasih, 2008 )

DAFTAR PUSTAKA

Kosasih EN, Kosasih AS. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Edisi ke-2.

Tangerang : Karisma Publishing Group; 2008. p.283-6 dan p.326-9.