skill lab. pemeriksaan fisik - hidung dan thorax - fak. kedokteran univ. mulawarman

37
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG DAN SINUS PARANASALIS PENDAHULUAN Pada ketrampilan pemeriksaan fisik hidung dan sunis paranasalis ini, yang ingin dicapai adalah: Standar kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik hidung dan sinus paranasalis secara lengkap dan benar. Kompentensi dasar: 1. Mahasiswa mampu mengenal dan menjelaskan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pemeriksaan struktur jalan napas bagian atas. 2. Mahasiswa mampu mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisis jalan napas bagian atas. 3. Mahasiswa dapat melakukan inspeksi hidung bagian luar dan rongga hidung secara baik dan benar. 4. Mahasiswa dapat melakukan palpasi hidung bagian luar secara baik dan benar. 5. Mahasiswa dapat melakukan palpasi sinus paranasalis secara baik dan benar. 6. Mahasiswa dapat menggunakan instrumen pemeriksaan dengan baik dan benar. Untuk dapat melakukan pemeriksaan tersebut, maka pengetahuan dan pemahaman tentang anatomi dan fungsi organ- organ sistem respirasi harus dicapai dengan baik. STRUKTUR ANATOMI HIDUNG A. Hidung Bagian Eksternal (luar) 1

Upload: cg-ersedyabhakti

Post on 07-Aug-2015

1.136 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

untuk mahasiswa2 yang membutuhka bacaan lebih, selamat membaca

TRANSCRIPT

Page 1: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG DAN SINUS PARANASALIS

PENDAHULUAN

Pada ketrampilan pemeriksaan fisik hidung dan sunis paranasalis ini,

yang ingin dicapai adalah:

Standar kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik

hidung dan sinus paranasalis secara lengkap dan benar.

Kompentensi dasar:

1. Mahasiswa mampu mengenal dan menjelaskan alat dan bahan yang

akan digunakan dalam pemeriksaan struktur jalan napas bagian atas.

2. Mahasiswa mampu mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan

fisis jalan napas bagian atas.

3. Mahasiswa dapat melakukan inspeksi hidung bagian luar dan rongga

hidung secara baik dan benar.

4. Mahasiswa dapat melakukan palpasi hidung bagian luar secara baik dan

benar.

5. Mahasiswa dapat melakukan palpasi sinus paranasalis secara baik dan

benar.

6. Mahasiswa dapat menggunakan instrumen pemeriksaan dengan baik

dan benar.

Untuk dapat melakukan pemeriksaan tersebut, maka pengetahuan dan

pemahaman tentang anatomi dan fungsi organ-organ sistem respirasi harus

dicapai dengan baik.

STRUKTUR ANATOMI HIDUNG

A. Hidung Bagian Eksternal (luar)

Rangka hidung luar terdiri dari tulang-tulang nasal, bagian maksila dan

tulang rawan. Sepertiga atas rangka tersebut terdiri dari tulang hidung, yang

membentuk persendian dengan maksila dan tulang frontal. Dua pertiga bagian

bawah terdiri dari tulang rawan. (gambar 1).

Struktur tulang tersebut membentuk bangunan hidung seperti piramid yang

terdiri dari :(gambar 2)

pangkal hidung (bridge)

dorsum nasi (dorsum=punggung)

1

Page 2: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

puncak hidung

ala nasi (alae=sayap)

kolumela

lubang hidung (nares anterior)

Gambar 1. Tulang penyusun hidung

Gambar 2. Struktur hidung bagian luar

B. Rongga Hidung

Bagian dalam hidung terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh

septum nasal, yang membentuk dinding medial rongga hidung. Menonjol dari

dinding lateral, ada tiga turbinatum, atau konka. Konka inferior adalah yang

terbesar dan mengandung jaringan semierektil. Di bagian bawah tiap konka

terdapat rnuara untuk sinus paranasalis, tiap muara dikenal sebagai meatus.

2

Page 3: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Tiap meatus dinamakan menurut konka di atasnya. Duktus nasolakrimalis

bermuara ke dalam meatus inferior. Meatus media, di bawah konka media,

mempunyai muara untuk sinus-sinus frontalis, maksilaris, dan etmoidalis

anterior. (gambar 3 dan 4 )

Gambar 3. Potongan Sagital Rongga Hidung

Fungsi hidung adalah untuk :

1. jalan napas

2. alat pengatur kondisi udara (mengatur suhu dan kelembaban udara)

3. penyaring udara

4. sebagai indra penghidu (penciuman)

5. untuk resonansi udara

6. membantu proses bicara

7. refleks nasal

C. Sinus Paranasalis

Merupakan rongga-rongga yang berisi udara yang dilapisi dengan

membran mukosa. Ada empat sinus paranasalis yang terdiri dari sinus

maksilaris, etmoidalis, frontalis dan spenoidalis. Sinus maksilaris merupakan

yang terbesar yang dibatasi oleh mata, pipi, rongga hidung, dan palatum durum.

Sinis etmoidalis terdapat dalam tulang etmoid, yang terletak medial dari orbita

dan memanjang sampai ke fossa hipofisis. Sinus frontalis terletak di atas sinus

3

Konka Superior

Sinus Frontalis

Konka Medial

Konka Inferior

Meatus inferior

Sinus Ethmoidalis

Page 4: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

etmoidalis dan dibatasi oleh dahi, orbita, dan fossa canalis anterior. Di belakang

sinus etmoidalis terletak sinus spenoidalis. (Gambar 4)

Gambar 4. Letak Sinus Paranasalis

TEKNIK PEMERIKSAAN HIDUNG DAN SINUS PARANASALIS

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik hidung dan sinus paranasalis ada

beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain :

1. Persiapan alat dan bahan

Lampu kepala

Speculum hidung dengan berbagai ukuran

Flash Light

Kapas alkohol/Kasa steril

2. Pemasangan lampu kepala

Sebelum diletakkan di kepala, ikatan lampu kepala dilonggarkan dengan

memutar pengunci kearah kiri. Posisi lampu diletakkan tepat pada daerah

glabella atau sedikit rniring kearah mata yang lebih dominant. Bila lampu

kepala sudah berada pada posisi yang benar, ikatan lampu dieratkan

dengan memutar kunci kearah kanan. Pengunci ikatan lampu kepala harus

berada disebelah kanan kepala.

Fokus cahaya lampu diatur dengan memfokuskan cahaya kearah telapak

tangan yang diletakkan kurang lebih 30 cm dari lampu kepala. Besar

kecilnya focus cahaya diatur dengan memutar penutup lampu kepala

4

Page 5: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

kearah luar sampai diperoleh fokus cahaya lampu yang kecil, bulat dengan

tingkat pencahayaan yang maksimal. Diusahakan agar sudut yang dibentuk

oleh jatuhnya sumber cahaya kearah obyek yang berjarak kurang lebih 30

cm dengan aksis bola mata, sebesar 15 derajat, dan diameter proyeksi

cahaya ± 1 cm

3. Posisi duduk antara pemeriksa dengan pasien

Pemeriksa dan pasien masing-masing duduk berhadapan dengan sedikit

menyerong, kedua lutut pemeriksa dirapatkan dan ditempatkan

berdampingan dengan kaki pasien. Bila diperlukan posisi-posisi tertentu

pasien dapat diarahkan ke kiri atau kanan. Kepala pasien difiksasi dengan

bantuan seorang perawat. Pada anak kecil yang belum koperatif selain

diperlukan fiksasi keepala, sebaiknya anak dipangku oleh orang tuanya

pada saat dilakukan pemeriksaan. Kedua tangan dipeluk oleh orang tua

sementara itu, kaki anak difiksasi diantara kedua paha orang tua.

PEMERIKSAAN HIDUNG

Pemeriksaan hidung terdiri dari :

Pemeriksaan luar

Pemeriksaan rongga hidung

Pemeriksaan Luar

Inspeksi

Pemeriksaan hidung diawali dengan melakukan inspeksi hidung bagian

luar dan daerah sekitarnya. Inspeksi dilakukan dengan mengamati :

Simetrisitas lobang hidung kanan dan kiri

Apakah hidungnya lurus

Apakah ada deviasi septum nasi, apakah deviasinya melibatkan

bagian atas, yang terdiri dari tulang, atau bagian bawah, yang terdiri

dari tulang rawan

ada tidaknya kelainan bentuk hidung atau anomali kongenital

tanda-tanda infeksi dan pembengkakan

tanda – tanda trauma

adanya sekret yang keluar dari rongga hidung.

Palpasi

5

Page 6: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Palpasi dilakukan dengan penekanan jari-jari telunjuk mulai dari pangkal

hidung sampai apeks untuk mengetahui ada tidaknya nyeri, massa tumor atau

tanda-tanda krepitasi.

Pemeriksaan patensi masing-masing lobang hidung dengan cara menutup satu

lobang hidung dengan meletakkan jari pemeriksa secara perlahan-lahan pada

lobang tersebut. Mintalah pasien untuk menarik napas. Jangan menekan lobang

hidung kontralateral secara berlebihan

Pemeriksaan Rongga Hidung

Pemeriksaan rongga hidung dilakukan secara inspeksi melalui lubang

hidung yang disebut dengan rhinoskopi anterior dan yang melalui rongga mulut

dengan menggunakan cermin nasofaring yang disebut dengan rhinoskopi

posterior. Untuk pemeriksaan rhinoskopi posterior belum dilakukan.

Kunci untuk berhasilnya pemeriksaan rongga hidung adalah posisi kepala yang

tepat.

Langkah-langkah pemeriksaan :

1. Mintalah pasien untuk menengadahkan kepalanya secara maksimal.

2. Letakkan jari 2,3,4 dan 5 tangan kiri pemeriksa pada regio frontalis kepala

pasien, pakailah ibu jari kiri untuk mengangkat ujung hidung pasien.

Dengan cara ini pemeriksa dapat mengubah-ubah posisi kepala pasien

untuk melihat struktur-struktur intranasal.

3. Arahkan sumber cahaya pada struktur yang akan diperiksa

4. Periksalah seluruh struktur yang ada dalam rongga hidung secara

bergantian kiri dan kanan :

Dasar rongga hidung

Konka dan meatus nasi

Posisi septum terhadap tulang rawan lateral pada tiap sisi

Deviasi septum atau perforasi

Warna membran mukosa hidung (normal berwarna merah pudar,

lembab, dan mempunyai permukaan halus dan bersih).

Tanda-tanda peradangan, pembengkakan atau infeksi

Eksudat atau sekret

Massa tumor /polip ( kebanyakan ditemukan pada meatus media)

6

Page 7: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Gambar 5. Cara Memeriksa Hidung Bagian Dalam

Pemeriksaan dengan Menggunakan Spekulum Hidung

Pemeriksaan Rhinoskopi anterior dapat juga dilakukan dengan

menggunakan speculum hidung yang disesuaikan dengan besarnya lubang

hidung.

Langkah – Langkah Pemeriksaan :

Kepala pasien sedikit diekstensikan

Gunakan Lampu Kepala

Pegang spekulum hidung dengan tangan kiri, posisi spekulum horizontal.

Tangkai Spekulum digenggam sedemikian rupa sehingga tangkai bawah

dapat digerakkan bebas dengan menggunakan jari tengah, jari manis dan

jari kelingking. Jari telunjuk digunakan sebagai fiksasi disekitar hidung.

Lidah speculum dimasukkan dengan hati-hati dan dalam keadaan tertutup

ke dalam rongga hidung. Di dalam rongga hidung lidah speculum dibuka.

Jangan memasukkan lidah speculum terlalu dalam atau membuka lidah

spaculum terlalu lebar. Pada saat mengeluarkan lidah speculum dari

rongga hidung, lidah speculum dirapatkan tetapi tidak terlalu rapat untuk

menghindari terjepitnya bulu hidung.

Periksalah seluruh struktur yang ada dalam rongga hidung dengan

mengubah arah spekulum kearah lateral, medial, superior atau inferior.

Periksa rongga hidung kiri dan kanan secara bergantian :

7

Page 8: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Dasar rongga hidung

Konka dan meatus nasi

Posisi septum terhadap tulang rawan lateral pada tiap sisi

Deviasi septum atau perforasi

Warna membran mukosa hidung (normal berwarna merah pudar,

lembab, dan mempunyai permukaan halus dan bersih).

Tanda-tanda peradangan, pembengkakan atau infeksi

Eksudat atau sekret

Massa tumor /polip ( kebanyakan ditemukan pada meatus media)

Gambar 6. Cara Memeriksa Hidung Bagian Dalam Dengan Spekulum

Bila ingin melihat konka medius dan superior pasien diminta untuk

tengadahkan kepala.

Pada pemeriksaan RA dapat pula dinilai Fenomena Palatum Molle yaitu

pergerakan palatum molle pada saat pasien diminta untuk mengucapkan huruf

" i ". Pada waktu melakukan penilaian fenomena palatum molle usahakan agar

arah pandang mata sejajar dengan dasar rongga hidung bagian belakang.

Pandangan mata tertuju pada daerah nasofaring sambil mengamati turun naiknya

palatum molle pada saat pasien mengucapkan huruf " i ". Fenomena Palatum

Molle akan negatif bila terdapat massa di dalam rongga nasofaring yang

menghalangi pergerakan palatum molle, atau terdapat kelumpuhan otot-otot

levator dan tensor velli palatini.

Bila rongga hidung sulit diamati oleh adanya edema mukosa dapat digunakan

tampon kapas efedrin yang dicampur dengan lidokain yang dimasukkan ke dalam

rongga hidung untuk mengurangi edema mukosa.

8

Page 9: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

PEMERIKSAAN SINUS PARANASALIS

Inspeksi dilakukan dengan melihat ada tidaknya pembengkakan pada

wajah. Pembengkakan dan kemerahan pada pipi, kelopak mata bawah

menunjukkan kemungkinan adanya sinusitis maksilaris akut. Pembengkakan

pada kelopak mata atas kemungkinan sinusitis frontalis akut. Nyeri tekan pada

pipi dan nyeri ketuk gigi bagian atas menunjukkan adanya sinusitis maksilaris.

Nyeri tekan pada medial atap orbita menunjukkan adanya sinusitis frontalis.

Nyeri tekan di daerah kantus medius menunjukkan adanya kemungkinan

sinusitis etmoidalis.

Gambar 7. Daerah Penekanan Pada Palpasi Sinus

TRANSILUMINASI SINUS

Jika pasien mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah

sinu, lakukanlah transiluminasi sinus. Pemeriksaan ini dilakukan di dalam kamar

gelap, dimana sumber cahaya yang terang diletakkan di mulut pasien pada

salah satu sisi palatum durum. Cahaya tersebut dihantarkan melalui rongga

sinus maksilaris dan terlihat sebagai sinar samar-samar berbentuk sabit di

bawah mata. Kemudian periksalah sisi lainnya. (Gambar 8)

Dalam keadaan normal, sinar pada tiap sisi harus sama. Jika satu sinus

mengandung cairan, berisi massa, atau mengalami penebalan mukosa, sinarnya

akan berkurang, yang menunjukkan hilangnya aerasi pada sisi tersebut. Metode

alternatif untuk memeriksa sinus maksilaris dengan mengarahkan lampu senter

ke bawah dari bagian bawah aspek bagian medial mata. Pasien diminta untuk

membuka mulutny, dan sinarnya dilihat pada palatum durum. Sinus frontalis

dapat diperiksa dengan cara serupa dengan mengarahkan lampu senter ke atas

9

Page 10: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

dari bagian bawah aspek medial alis mata dan mengamati sinarnya di atas

mata. Sinus etmoidalis dan spenoidalis tidak dapat diperiksa dengan

transiluminasi.

Gambar 8. Pemeriksaan Transiluminasi Sinus Maksillaris

10

Page 11: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

CHECK LIST Pemeriksaan Hidung dan Sinus Paranasalis

No Aspek Yang DinilaiNilai

0 1 2

A. Persiapan Umum

1Meminta izin dan menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan pada pasien

2 Mempersiapkan alat – alat yang akan digunakan

3Mengatur posisi duduk pasien sesuai dengan pemeriksaan

B. Pemeriksaan Hidung Bagian Luar

4Melakukan Inspeksi pada struktur hidung bagian luar dan daerah sekitarnya

5 Melakukan palpasi pada struktur hidung bagian luar dan daerah sekitarnya

C. Pemeriksaan Struktur Rongga Hidung

Tanpa Menggunakan Spekulum Hidung

6 Memposisikan tangan kiri pemeriksa dengan benar

7Menggunakan dan mengarahkan sumber cahaya dengan benar

8 Memeriksa dan menilai seluruh struktur intranasal

9 Memeriksa rongga hidung bergantian kanan dan kiri

Menggunakan Spekulum Hidung

10 Memasang dan memfokuskan cahaya lampu kepala

11 Memilih spekulum hidung yang tepat

12Memegang dan memasukkan spekulum ke dalam rongga hidung

13Mengarahkan sorotan lampu kepala ke dalam rongga hidung

14Memeriksa dan menilai seluruh struktur dalam rongga hidung dengan cara mengubah-ubah arah spekulum

15 Memeriksa Fenomena palatum molle

16 Mengeluarkan spekulum dari rongga hidung

No Aspek Yang Dinilai Nilai

D. Pemeriksaan Sinus Paranasalis

17Melakukan palpasi lantai dan dinding muka sinus Frontalis

11

Page 12: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

No Aspek Yang Dinilai Nilai

18 Melakukan palpasi sinus maksillaris pada fossa kanina

19 Melakukan pemeriksaan transiluminasi sinus frontalis

20 Melakukan pemeriksaan transiluminasi sinus maksillaris

21 Melaporkan dan mencatat seluruh hasil pemeriksaan

Keterangan: Nilai 0 : Tidak dilakukanNilai 1 : Melakukan tetapi tidak sempurnaNilai 2 : Melakukan dengan sempurna

Skor : Nilai X 100% 21

KETRAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK PERMUKAAN THORAX DAN PARU

12

Page 13: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

I. PENDAHULUAN

Pelatihan pemeriksaan fisik permukaan thorax dan proyeksi organ-

organ di dalam rongga thorax bertujuan melatih mahasiswa untuk mampu:

1. Melakukan inspeksi dari depan, dan dari belakang daerah thorax

2. Melakukan Pemeriksaan Palpasi

- Mampu meraba trakea.

- Mampu merasakan perbandingan gerakan nafas kanan-kiri pasien

- Mampu membandingkan ruang sela iga kanan dan kiri

- Mampu membandingkan fremitus raba suara kanan dan kiri

3. Melakukan Pemeriksaan Perkusi

- Mampu melakukan perkusi dari atas kebawah secara sistematis, baik

- dari depan dan belakang.

- Mampu melakukan perkusi untuk mengetahui batas paru-hati

- Mampu melakukan perkusi untuk mengetahui batas jantung

- Mampu melakukan perkusi batas pengembangan paru

4. Melakukan pemeriksaan auskultasi

- Mampu meminta pasien untuk menarik nafas pelan-pelan

- Melakukan pemeriksaan auskultasi secara sistematis

- Mampu mendengarkan suara nafas saat inspirasi dan

ekspirasi pada tiap tempat yang diperiksa

- Mampu melakukan auskultasi pada dinding punggung

dengan urutan yang benar.

5. Mencatat hasil yang didapat

Untuk dapat melakukan hal di atas dengan baik, maka peserta didik

terlebih dahulu harus mampu melakukan dasar-dasar pemeriksaan fisik

yang telah dilatihkan pada blok sebelumnya serta memahami dengan baik

anatomi dan fisiologi thorax.

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI THORAX

13

Page 14: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Pelajarilah kembali anatomi dinding dada dan kenalilah

struktur-struktur yang terdapat pada gambar di bawah ini (Gambar

1).

Gambar 1: Skema dinding thorax anterior dan proyeksi organ (sumber: Netter Interactive Anatomy Atlas)

Dalam mendiskripsi hasil pemeriksaan thorax, anda perlu dapat menghitung

costa beserta spatium interkostalis dengan benar. Angulus strenalis adalah

petunjuk yang baik. Untuk menemukannya, temukanlah dahulu fossa

suprasternalis, kemudian gerakkan jari anda ke bawah sejauh kurang lebih 5

cm, untuk sampai pada tonjolan tulang horisontal yang menghubungkan antara

manubrium sterni dengan korpus sterni. Kemudian gerakkan jari anda ke lateral

untuk menemukan kosta kedua. Spatium interkostalis yang langsung berada di

bawahnya adalah spatium interkostalis ke dua. Dari sini, dengan menggunakan

dua jari anda dapat menyelusuri kostae ke bawah, secara miring ke lateral

sesuai dengan garis merah pada gambar. Jangan menyelusuri tepi sternum,

karena didaerah ini kostae sangat rapat. Kenalilah bahwa hanya 7 buah

kartilago kosta yang melekat pada sternum. Kartilago kosta ke 8, 9 dan ke 10

menempel pada kartilago kosta di atasnva sedangkan kartilago kosta ke 11 dan

ke 12 berujung bebas (Gambar 2).

14

Page 15: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Gambar 2: Dinding thorax anterior

Pada dinding posterior dada, kosta ke 11 dan ke 12 dapat menjadi titik awal

untuk menghitung kosta dan spatium interkostalis. Biasanya ini menolong untuk

mendiskripsi kelainan pada dada bagian bawah, tetapi dapat menolong juga

apabila penghitungan dari depan tidak memuaskan atau meragukan. Mula-mula

dengan satu jari tangan, tekanlah tepi bawah kosta ke arah dalam dan atas,

temukanlah kosta ke 12. Kemudian merambatlah ke atas pada spatium

interkostalis secara miring ke atas dan melingkar ke dinding depan dada.

15

Page 16: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Gambar 3: dinding Thorax Posterior

Selain itu, ada juga tanda-tanda tulang lain yang dapat dipakai sebagai

patokan. Angulus inferior scapulae biasanya terletak pada level yang sama

dengan kosta ke-7. Lokasi kelainan dapat juga disebutkan dengan

menggunakan letak prosesus spinosus dari vertebrae. Pada waktu seseorang

menundukkan kepala, maka prosesus spinosus yang paling menonjol adalah

prosesus yang;sama menonjol, mereka adalah milik vertebra servikal 7 dan

torakal. 1. Prosesus spinalis di bawahnya dapat dikenali dan dihitung terutama

apabila vertebra dalam keadaan fleksi.

Selain itu, hasil pemeriksaan dapat dilokatisir menurut garis imajiner yang ditarik

pada dinding dada (Gambar 4).

16

Page 17: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Gambar 4: Garis-Garis Imajiner Penting Di Dinding Thorax

Selain itu terdapat terminologi lain yang biasa dipakai misalnya

supraklavikuler (di atas klavikula), infraklavikuler (di bawah klavikula),

interskapula (di antara dua skapula), dan infra skapula. Pada waktu memeriksa

thorax, ingatlah akan lokasi paru beserta lobus-lobusnya. Lokasi ini dapat

diproyeksikan pada dinding dada. Kunci proyeksi lokasi ini terletak pada antara

lain :

- Apex paru terletak kurang lebih 2-4 cm di atas sepertiga medial klavikula

- Batas bawah paru menyilang kosta ke 6 pada linea midclavikula, dan

menyilang kosta ke 8 pada linea midaxilaris.

- Pada dinding belakang, batas bawah adalah pada level prosesus

spinosus vertebra thorakalis ke 10.

- Batas ini dapat turun sampai ke vertebra thorakalis ke 12 pada inspirasi

dalam (Gambar 5).

17

Page 18: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Gambar 5 : Proyeksi Organ Paru Pada Dinding Thorax Anterior

Tiap paru secara garis besar dibagi dua oleh fisura yang oblique, menjadi

lobus superior dan lobus inferior. Pada dinding dada posterior, lokasi fisura

oblique ini kira-kira sesuai dengan garis oblique yang ditarik dari prosesus

spinosus thorakalis ke 3 ke bawah lateral. Garis ini berdekatan dengan batas

bawah skapula ketika lengan diangkat ke atas kepala (Gambar 6 ).

Gambar 6.: Proyeksi Fissura Lobus Paru Pada Dinding Thorax Posterior

Paru kanan dibagi lagi oleh fisura horisontal menjadi lobus superior dan

lobus medius, Fisura ini melintang dari linea mid axilaris kanan setinggi costa ke

5 ke medial setinggi costa ke 4 (Gambar 7).

18

Page 19: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Gambar 7: Proyeksi fissura lobus paru pada dinding thorax anterior dan lateral

Biasanya, anda harus mendiskripsi hasil pemeriksaan dengan istilah:

daerah paru atas, tengah, atau bawah. Suatu kelainan pada daerah paru kanan

atas, misalnya, berarti berasal dari lobus kanan atas, sedangkan kelainan pada

daerah paru kiri bawah berasal dari lobus inferior kiri. Sedangkan pada

pemeriksaan dinding dada sisi lateral kanan, kelainan dapat berasal dari 3 lobi

paru kanan.

Oleh karena hasil pemeriksaan thorax dipengaruhi oleh jarak antara dinding

dada dengan trakhea dan bronchi yang besar, maka lokasi dari organ-organ

tersebut harus dikenali. Perhatikan bahwa trakhea bercabang di daerah setinggi

angulus strenalis (di depan) atau prosesus spinalis vertebra thorakalis ke 4 (di

belakang).

Bernafas adalah suatu aksi otomatik yang diatur oleh batang otak dan

dilakukan oleh otot-otot respirasi. Selama inspirasi, diafragma dan otot-otot

interkostales berkontraksi, membesarkan volume rongga thorax, dan

memekarkan paru di dalam rongga pleura. Dinding dada bergerak ke atas,

depan, dan ke lateral. Selama diafragma bergerak turun. Setelah inspirasi

berhenti, paru mengempis, diafragma secara pasif akan naik dan dinding dada

19

Page 20: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

akan relax seperti semula. Apabila nafas terpacu oleh karena olahraga atau

penyakit, maka ada otot lain yang ikut bekerja, yaitu otot trapezius,

sternomastoid, dan otot scalenus di leher selama inspirasi, dan otot-otot

abdominal selama expirasi. Amatilah otot-otot leher anda di depan cermin pada

waktu anda menarik nafas sedalam mungkin,

II. PEMERIKSAAN DADA (THORAX)

Tujuan :

Mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi dari thorax dan organ-organ

dalam rongga dada dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

1. Penderita diminta menanggalkan baju

2. Posisi penderita dapat duduk, berdiri atau berbaring sesuai dengan

pemeriksaan yang akan dilakukan.

3. Berikan penerangan kepada penderita apa yang akan anda lakukan

4. Setiap catatan yang dibuat harus diterangkan, pemeriksaan dilakukan dari

depan, samping atau belakang.

5. Pemeriksaan meliputi : - dinding dada

- paru dan pernapasan

INSPEKSI

a. Perhatikan bentuk dada (iga, sternum dan kolumna vertebralis)

b. Cari adanya deviasi (kelainan

bentuk Gambar 10 dan 11)

c. Perhatikan ruangan interkostal,

mencembung, mencekung atau

adanya retraksi pada saai

inspirasi

d. Cari adanya pulsasi (iktus kordis)

Dari depan (Gambar 8/samping)

a. Perhatikan klavikula

b. Fosa supra dan infraklavikular

c. Lokasi iga ke 2 pada kedua sisi

d. Catat adanya kelainan jumlah dan bentuk iga

Dari belakang (Gambar 9/samping)

20

Page 21: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

a. Cari contoh

vertebrata servikalis

ke-7

b. Ujung bawah

scapula terletak

setinggi VT VIII

c. Perhatikan letak dan

bentuk scapula

d. Perhatikan jalan dan

bentuk kolumna

vertebralis (catat

adanya kifosis,

scoliosis dan

lordosis)

Gambar 10

Gambar 11

21

Page 22: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

PALPASI

a. Letakkan jari telunjuk di supra sternal notch, menilai trakea di mid-line

b. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian dada depan (Gambar 12)

Gambar 12. Teknik Palpasi Dinding Thorax Anterior

c. Penderita diminta menarik nafas, kepala menoleh

d. Dokter berdiri di depan penderita, letakkan telapak tangan seperti Gambar

12, rasakan dan bandingkan gerakan nafas kanan dan kiri. disebut normal

bila simetris.

e. Vokal fremitus dapat dirasakan dengan palpasi dengan telapak tangan disisi

ulnaer

f. Penderita diminta untuk mengatakan delapan-delapan atau "satu-satu-satu"

dengan suara dalam; teraba simetris.

g. Kemudian letakkan kedua telapak tangan pada bagian belakang dada

(Gambar 13) dan bandingkan baik gerakan pernafasan maupun fremitus

suara antara kanan dan kiri.

Gambar 13. Teknik Palpasi di Dinding Thorax Posterior

22

Page 23: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

PERKUSI

Tujuan :

a. Untuk mendapatkan informasi batas-batas, ukuran, posisi dan kualitas

jaringan atau alat (paru, jantung) yang berada di dalamnya.

b. Dengan perkusi kita dapat mengetahui apakah organ yang kita perkusi

berisi udara, cairan, atau masa padat. Walaupun demikian, perkusi hanya

menembus sedalam 5-7 cm saja, sehingga tidak dapat mendeteksi lesi

yang letaknya dalam.

Gambar 14. Teknik Perkusi

Teknik perkusi dapat dilatih pada permukaan apa saja, prinsipnya adalah :

- Hiperekstensikan jari tengah tangan kanan anda, tekankan sendi

interfalangeal kuat-kuat pada permukaan yang di perkusi, hindarkan kontak

dengan bagian tangan yang lain, karena akan mengganggu suara yang

dihasilkan. Dengan kuat, tajam, clan dengan gerakan pergelangan yang

santai, ketoklah ujung jari tengah kiri dengan ujung jari tengah kanan anda.

- Dengan demikian anda meneruskan getaran dari tulang jari tengah anda ke

jaringan yang anda perkusi. Gunakanlah ujung jari anda, dengan posisi

yang sedapat mungkin tegak lurus dengan jari yang diketok. Sesudah

mengetok, cepat angkat lagi tangan kanan anda, agar tidak mengganggu

getaran yang telah anda ciptakan.

23

Page 24: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Perkusi Dinding thorax anterior

(Penderita berbaring)

- Bandingkan kanan dan kiri

- Perkusi secara sistematis dari

atas ke bawah seperti petunjuk

pada gambar.

- Perhatikan posisi dari jantung,

dan bandingkan hasil

perkusinya

- Perkusi secara dalam daerah

fosa supra klavikula.

- Kemudian mintalah penderita

untuk mengangkat kedua

belah lengan dan lakukan

perkusi mulai dari ketiak

- Tentukan garis tepi hati (liver).

Menentukan batas paru dan hepar

- Penderita tetap berbaring dari

atas ke bawah seperti pada

gambar di samping

- Di daerah mana merupakan

batas paru dan hati, suara

sonor akan berubah menjadi

redup/ pekak.

- Berilah tanda pada batas

tersebut Pada orang normal

sehat, batas ini terletak antara

kosta ke 5 dan 6.

24

Page 25: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Perkusi Dinding Thorax Posterior

- Penderita diminta duduk tegak

- Mulailah dari atas ke bawah

secara sistematis

- Bandingkan kanan dan kiri

(biasanya daerah perkusi paru

kanan lebih tinggi hilangnya

dari daerah kiri, karena adanya

hati),

- Tepi bawah paru umumnya

didapatkan pada setinggi

presesus spinosus VT ke 10

atau 11

- Tentukan pula gerakan

pernapasan.

Gerakan pernapasan dan pengembangan paru

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan kesan batas-batas

pengembangan paru dan derajat elastisitas paru serta pleura.

Gerakan pernapasan paling baik

diperiksa pada daerah belakang

(Gambar samping) :

a. Lakukan perkusi dari atas ke

bawah

b. Lanjutkan perkusi sampai

suara sonor hilang

c. Letakkan di tempat tersebut

jari tengah anda.

d. Lanjutkan perkusi ke bawah

25

Page 26: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

e. Pada penderita sehat, batas

hilangnya suara sonor akan

bergeser ke bawah

f. Perbedaan daerah hilangnya

suara sonor merupakan

besarnya pengembangan

paru.

AUSKULTASI PARU Tujuan :

Menentukan ada tidaknya perubahan bunyi dalam saluran pernapasan Auskultasi paru pada dinding thorax anteriorLangkah-langkah :a. Penderita diminta

menarik napas pelan-pelan dengan mulut terbuka

b. Lakukan auskultasisecara

sistematis (Gambar samping). Dengarkan tiap kali secara lengkap satu periode inspirasi dan ekspirasi

c. Bandingkan kanan dan kiri.

d. Mulailah di daerah depan di atas klavikula (Gambar samping).

e. Setelah mendengarkan daerah ini, teruskan auskultasi ke sisi-sisi dinding dada sesuai gambar samping.

Auskultasi paru pada dinding thorax posterior

a. Kemudian lakukan auskultasi di bagian belakang dada, mulai dari atas ke bawah sesuai

26

Page 27: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

gambar di samping (Gambar samping)

b. Perhatikan apabila ada perubahan suara

c. Tentukan secara pasti lokasi perubahan suara

d. Catat suara-suara yang didapatkan pada waktu auskultasi.

.

CHECK LIST PENILAIAN KETRAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK THORAX (PARU)

No

ASPEK YANG DINILAI SKOR1 2 3

1 Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan dan tujuannya kepada pasien

2 Meminta penderita melepaskan pakaian, mempersilahkan duduk / berbaring di tempat tidur

Pemeriksaan dinding thorax anteriorInspeksi 3 Perhatikan bentuk dada (bandingkan kiri dan

kanan)4 Menentukan garis-garis imajiner dan

proyeksi batas-batas lobus paru pada dinding dada dengan baik

5 Perhatikan ruang interkostal (adanya retraksi saat inspirasi)

6 Perhatikan klavikula (bandingkan kiri dan kanan)

7 Perhatikan fossa supra dan infraklavikular (bandingkan kiri dan kanan)

27

Page 28: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

Palpasi8 Meletakkan jari di sternal notch untuk

menilai letak trakea9 Menentukan letak costae II dan costae-

costae lainnya 10 Merasakan perbandingan gerakan nafas

kanan & kiri dengan meletakkan kedua telapak tangan di dinding thorax anterior

11 Membandingkan fremitus dengan meletakkan telapak tangan pada sisi kanan dan kiri dinding thorax penderita dan meminta penderita mengucapkan ”88”

12 Membandingkan fremitus suara kanan-kiri dengan meletakkan kedua sisi ulnar telapak tangan pada punggung penderita di kanan dan kiri tulang belakang dan meminta penderita mengucapkan ”88”

Perkusi 13 Melakukan perkusi secara sistematis dari

atas ke bawah, membandingkan kanan-kiri pada dinding thorax depan

14 Melakukan perkusi untuk mencari dan menentukan batas paru-hati

Auskultasi15 Melakukan auskultasi dengan meletakkan

membran stetoskop pada tempat yang sesuai dengan urutan yang benar

16 Mendengarkan dan menyebutkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi pada tiap tempat yang diperiksa

17 Mendengarkan bunyi pernafasan pada ekspirasi dan inspirasi dalam

Pemeriksaan dinding thorax posteriorInspeksi 18 Pasien diminta duduk19 Pemeriksa berdiri di belakang penderita20 Menentukan garis imajiner dan proyeksi bats

lobus paru di dinding thorax posterior21 Memperhatikan bentuk scapulae. Bandingkan

kiri dan kananPalpasi22 Membandingkan fremitus dengan

meletakkan telapak tangan pada sisi kanan dan kiri dinding thorax penderita dan meminta penderita mengucapkan ”88”

23 Membandingkan fremitus suara kanan-kiri dengan meletakkan kedua sisi ulnar telapak tangan pada punggung penderita di kanan dan kiri tulang belakang dan meminta penderita mengucapkan ”88”

Perkusi 24 Melakukan perkusi dari atas ke bawah

dengan sistmatis dan membandingkan

28

Page 29: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

kanan-kiri25 Menentukan batas pengembangan paru26 Mencatat hasil pemeriksaanAuskultasi27 Melakukan auskultasi dengan meletakkan

membran stetoskop pada tempat yang sesuai dengan urutan yang benar

28 Mendengarkan dan menyebutkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi pada tiap tempat yang diperiksa

29 Mendengarkan bunyi pernafasan pada ekspirasi dan inspirasi dalam

30 Mencatat hasil yang didapatKeterangan :0 : tidak dilakukan1 : dilakukan tetapi kurang benar2 : dilakukan dengan benar

Skor : Nilai X 100% 30

DAFTAR PUSTAKA

1. Barbara Bates., A Guide to Physical Examination and History Taking. JB.Lippincott Company Philadelphia. 4 th ed.1987.pp 221-310.

2. Brewis R.A.L., Lecture Notes on Respiratory Disease Black Well Scientific Publications. PG Asian Economy Edition. 3 rd ed.1986.pp45-59.

29

Page 30: Skill lab. pemeriksaan fisik -  HIDUNG dan THORAX - fak. kedokteran Univ. Mulawarman

30