analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk

26
Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi Agung Kurniawan 1 , Tri Lestari 2 , Rohmadi 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1 , Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar 2 ABSTRAK Berdasarkan survey pendahuluan di RSUD dr. Soeroto Ngawi tentang SHRI. Dapat diketahui bahwa penggunaan SHRI tidak maksimal sehingga keberadaannya hanya sebagai pelengkap atau formalitas, yang sebenarnya bila di fungsikan dan dimanfaatkan secara maksimal dapat digunakan untuk pembuatan pelaporan serta indikator pelayanan rumah sakit yang digunakan untuk perencanaan yang akan dilakukan oleh pihak menajemen. Baik dalam hal peningkatan mutu pelayanan, penambahan tenaga medis, kinerja dokter dan perawat, penambahan peralatan medis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan data sensus harian rawat inap yang digunakan untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di RSUD dr. Soeroto Ngawi Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan restropektif dan metode pengumpulan data dengan observasi dan wawancara yang dianalisis secara deskriptif. Obyeknya penelitian adalah kebijakan pemanfaatan data SHRI dan subyeknya petugas analising reporting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemanfaatan data SHRI udah terlampir pada BPPRM RSUD dr. Soeroto Ngawi tetapi tidak ada prosedur tetap tentang pemanfaatan data SHRI. Pihak yang mengolah data SHRI adalah petugas analising reporting. Data yang digunakan oleh petugas analising reporting untuk pembuatan Indikator Pelayanan Rawat Inap hanya Hari Perawatan dan Lama Dirawat Pasien sebagai dasar penghitungan BOR, AvLOS, TOI sedangkan BTO diambil dari register pasien rawat inap. Laporan dibuat dengan perhitungan secara manual dan komputerisasi disajikan berbentuk Tabel, Grafik Trend, Grafik Batang, Grafik Barber Johnson. Pihak yang memanfaatkan informasi indikator pelayanan rawat inap adalah management rumah sakit, dokter/mahasiswa, peneliti, badan akreditasi, dinas kesehatan. Pemanfaatan data SHRI tidak dilaksanakan secara maksimal karena data yang dihasilkan tidak akurat sesuai aslinya, Disebabkan tidak adanya prosedur tetap dan petunjuk tertulis tentang pengisian sensus harian serta sumber data pembuatan pelaporan. Saran dari penelitian ini adalah membuat Prosedur Tetap dan Petunjuk Tertulis (lampiran 6 dan 7) yang jelas khususnya untuk mekanisme pelaksanaan SHRI,sehingga pemanfaatan fungsi SHRI dapat digunakan secara maksimal Kata Kunci : Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Kepustakaan : 14 (1995-2010) PENDAHULUAN Dalam PerMenKes No. 269 MENKES/PER/III/2008 Bab III pasal 7, bahwa sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis. Rekam medis diselenggarakan oleh Unit Rekam Medis. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat inap yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Penyelenggaraan pelaporan merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini diperlukan pencatatan dan pengolahan data secara lengkap dan benar agar menghasilkan 62 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk Pelaporan

Indikator Pelayanan Rawat Inap

Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi

Agung Kurniawan

1, Tri Lestari

2, Rohmadi

2

Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar

2

ABSTRAK Berdasarkan survey pendahuluan di RSUD dr. Soeroto Ngawi tentang SHRI. Dapat diketahui

bahwa penggunaan SHRI tidak maksimal sehingga keberadaannya hanya sebagai pelengkap atau

formalitas, yang sebenarnya bila di fungsikan dan dimanfaatkan secara maksimal dapat digunakan

untuk pembuatan pelaporan serta indikator pelayanan rumah sakit yang digunakan untuk

perencanaan yang akan dilakukan oleh pihak menajemen. Baik dalam hal peningkatan mutu

pelayanan, penambahan tenaga medis, kinerja dokter dan perawat, penambahan peralatan medis.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan data sensus harian rawat inap yang

digunakan untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di RSUD dr. Soeroto Ngawi

Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan restropektif dan metode pengumpulan data

dengan observasi dan wawancara yang dianalisis secara deskriptif. Obyeknya penelitian adalah

kebijakan pemanfaatan data SHRI dan subyeknya petugas analising reporting.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemanfaatan data SHRI udah terlampir pada

BPPRM RSUD dr. Soeroto Ngawi tetapi tidak ada prosedur tetap tentang pemanfaatan data SHRI.

Pihak yang mengolah data SHRI adalah petugas analising reporting. Data yang digunakan oleh

petugas analising reporting untuk pembuatan Indikator Pelayanan Rawat Inap hanya Hari

Perawatan dan Lama Dirawat Pasien sebagai dasar penghitungan BOR, AvLOS, TOI sedangkan

BTO diambil dari register pasien rawat inap. Laporan dibuat dengan perhitungan secara manual

dan komputerisasi disajikan berbentuk Tabel, Grafik Trend, Grafik Batang, Grafik Barber

Johnson. Pihak yang memanfaatkan informasi indikator pelayanan rawat inap adalah management

rumah sakit, dokter/mahasiswa, peneliti, badan akreditasi, dinas kesehatan.

Pemanfaatan data SHRI tidak dilaksanakan secara maksimal karena data yang dihasilkan tidak

akurat sesuai aslinya, Disebabkan tidak adanya prosedur tetap dan petunjuk tertulis tentang

pengisian sensus harian serta sumber data pembuatan pelaporan. Saran dari penelitian ini adalah

membuat Prosedur Tetap dan Petunjuk Tertulis (lampiran 6 dan 7) yang jelas khususnya untuk

mekanisme pelaksanaan SHRI,sehingga pemanfaatan fungsi SHRI dapat digunakan secara

maksimal

Kata Kunci : Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap

Kepustakaan : 14 (1995-2010)

PENDAHULUAN

Dalam PerMenKes No. 269

MENKES/PER/III/2008 Bab III pasal 7,

bahwa sarana pelayanan kesehatan wajib

menyediakan fasilitas yang diperlukan

dalam rangka penyelenggaraan rekam

medis. Rekam medis diselenggarakan oleh

Unit Rekam Medis.

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan

yang menyelenggarakan upaya pelayanan

kesehatan rawat inap yang dikelola oleh

pemerintah maupun swasta.

Penyelenggaraan pelaporan merupakan salah

satu bagian pelayanan kesehatan yang

bertujuan untuk menunjang tercapainya

tertib administrasi dalam meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini

diperlukan pencatatan dan pengolahan data

secara lengkap dan benar agar menghasilkan

62 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 2: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

informasi yang akurat dan

berkesinambungan.

Pemanfaatan data pelaporan ini

berhubungan dengan mekanisme alur

prosedur pelayanan untuk kepentingan

internal dan eksternal rumah sakit terutama

untuk mengetahui indikator-indikator

pelayanan. Pemanfaatan data pelaporan

untuk kepentingan internal rumah sakit

dimanfaatkan bagi kepentingan pihak

pelayanan kesehatan untuk mengetahui

standart mutu pelayanan yang sudah

dilaksanakan. Sedangkan untuk kepentingan

eksternal rumah sakit dimanfaatkan bagi

pihak pendidikan/penelitian, dan pihak

Dinas Kesehatan. Oleh karena itu, perlu

adanya prosedur tetap dalam pemanfaatan

data dan mekanisme unit rekam medis

dengan tujuan mengantisipasi terjadinya

kesulitan dalam pengambilan informasi dan

memutuskan suatu pelayanan medis maupun

penggunaan data pelaporan oleh pihak-pihak

yang membutuhkan untuk pelaporan

statistik, hukum, pendidikan, badan

akreditasi.

Dari penggunaan Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI) yang tidak maksimal sehingga

keberadaan Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) hanya sebagai pelengkap atau

formalitas, yang sebenarnya bila di

fungsikan dan dimanfaatkan secara

maksimal dapat digunakan untuk pembuatan

pelaporan dan mengetahui mutu pelayanan

dengan indikator pelayanan rumah sakit

sehingga mempermudah pekerjaan petugas..

Indikator Rumah Sakit memiliki pengertian

parameter yang menggunakan dan mengolah

sumber data dari pelayanan pelayanan

kesehatan di rumah sakit untuk

menghasilkan informasi, fakta, dan

pengetahuan berkaitan dengan pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit. Berdasarkan latar

belakang tersebut, penulis tertarik untuk

mengambil judul “Analisis Pemanfaatan

Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap

di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi ”.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor.

269/MENKES/PER/III/2008 disebutkan

bahwa rekam medis adalah berkas yang

berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien.

Selain itu, rekam medis adalah

keterangan baik yang tertulis maupun yang

terekam tentang identitas, anamnese,

pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa

serta segala pelayanan dan tindakan medis

yang diberikan kepda pasien dan pengobatan

baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun

yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

(Depkes, RI, 2006)

Sedangkan pengertian rekam medis

menurut pasal 46 ayat (1) UU No. 29 tahun

2004 tentang Praktek Kedokteran, adalah

berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan,

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 63

Page 3: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

yang telah diberikan kepada pasien.

2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

a. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah

menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam upaya

peningkatan pelayanan kesehatan di

rumah sakit.

b. Kegunaan rekam medis

Menurut Gibony tahun 1991

kegunaan rekam medis dikenal

dengan istilah ALFRED, yaitu:

1) Aspek administrasi

(administration), karena isinya

menyangkut tindakan berdasarkan

wewenang dan tanggung jawab

sebagai tenaga medis dan

paramedik dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan.

2) Aspek hukum (legal), karena

isinya menyangkut masalah

adanya jaminan kepastian hukum

atas dasar keadilan, dalam rangka

usaha menegakkan serta

penyediaan bahan tanda bukti

untuk menegakkan keadilan.

3) Aspek keuangan (financial),

karena isinya mengandung data

atau informasi yang dapat

dipergunakan dalam aspek

keuangan, yang berkaitan dengan

pengobatan, terapi serta tindakan-

tindakan yang diberikan pada

pasien selama dirawat di rumah

sakit.

4) Aspek penelitian (research),

karena isinya menyangkut data

atau informasi yang dapat

dipergunakan sebagai aspek

penelitian dan pengembangan

ilmu pengetahuan di bidang

kesehatan.

5) Aspek pendidikan (education),

karena isinya menyangkut data

atau informasi tentang

perkembangan kronologis dan

kegiatan pelayanan medik yang

diberikan kepada pasien,

informasi tersebut dapat

dipergunakan sebagai bahan atau

referensi pengajaran di bidang

kesehatan.

6) Aspek dokumentasi

(documentation), karena isinya

menyangkut sumber ingatan yang

harus didokumentasikan dan

dipakai sebagai bahan

pertanggung jawaban dan

pembuatan laporan rumah sakit.

(DepKes, RI. 2006)

3. Pemanfaatan isi Rekam Medis

Pada hakekatnya rekam medis

merupakan sumber data yang dapat di

manfaatkan untuk berbagai macam

kepentingan. Untuk data dengan identitas

(by name data) perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a. Siapa yang meminta data, yaitu:

1) Pasien

2) Penegak hukum

3) Pihak lain

64 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 4: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

b. Untuk kepentingan apa, yaitu:

1) Kepentingan yang dapat

membantu pihak pasien untuk

kepentingan hukum atau klaim

asuransi.

2) Kepentingan penegak hukum (law

information)

Untuk kepentingan penegak

hukum harus memperhatikan

berita acara yang berlaku dan bila

untuk kepentingan yang dapat

membantu pihak lain harus

terdapat ijin dari pasien yang

bersangkutan.

3) Kepentingan yang dapat

membantu atau menguntungkan

pihak lain.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

No. 269/MenKes/PER/III/2008, pasal 13 bab

V tentang Kepemilikan, Pemanfaatan dan

Penanggungjawab yang berisi:

a. Pemanfaatan rekam medis dapat

dipakai sebagai:

1) Pemeliharaan kesehatan dan

pengobatan pasien.

2) Alat bukti dalam proses

penegakkan hukum, disiplin,

kedokteran dan kedokteran gigi

dan penegakkan etika kedokteran

dan etika kedokteran gigi.

3) Keperluan pendidikan dan

penelitian

4) Dasar pembayar biaya pelayanan

kesehatan, dan

5) Data statistik kesehatan.

b. Pemanfaatan rekam medis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf C yang menyebutkan identitas

pasien harus mendapat persetujuan

secara tertulis dari pasien atau ahli

warisnya dan harus dijaga

kerahasiaannya.

c. Pemanfaatan rekam medis untuk

keperluan pendidikan dan penelitian

tidak diperlukan persetujuan pasien

bila dilakukan untuk kepentingan

negara.

Pemanfaatan dokumen rekam medis

untuk keperluan:

1) Pendidikan dan penelitian

a) Untuk pembuatan makalah,

riset, dan lain-lain oleh

seorang dokter atau tenaga

kesehatan lainnya.

b) Mahasiswa kedokteran.

2) Pasien

Dalam hal peminjaman dokumen

rekam medis bagi pasien untuk

mendapatkan perawatan lanjutan

di rumah sakit lain atau institusi

lain, biasanya dengan

memberikan resume akhir

pelayanan.

3) Asuransi

Rumah sakit harus menyediakan

formulir surat kuasa yaitu tanda

tangan atau persetujuan tertulis

dari pasien saat dirawat.

4) Hukum

Dibutuhkan oleh individu dan

organisasi yang secara hukum

berhak mengetahuinya. Untuk

keperluan pengadilan, maka bukti

pelayanan yang terekam dan

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 65

Page 5: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

tercatat dalam formulir rekam

medis harus dianggap sebagai

dokumen rekam medis resmi dari

suatu kegiatan pemberi pelayanan

yang dapat

dipertanggungjawabkan

kebenaran isinya. Bentuk yang

diberikan berupa salinan rekam

medis yang telah dilegalisasi atas

permintaan pengadilan. Bila

diminta aslinya harus ada

permintaan secara tertulis dan

pada saat diserahkan harus ada

bukti tanda terima dari pengadilan

pada setiap lembar rekam medis

yang diserahkan. (Shofari, B.

2002)

B. Statistik Rumah Sakit

1. Pengertian Statistik

Kata Statistik berasal dari status atau

negara yang mencakup 3 pengertian yaitu

sebagai ilmu, kegiatan dan data (Chandra,

B. 1995). Kata statistik dapat diartikan

dalam berbagai macam arti , salah satu arti

telah disebutkan dan arti lainnya adalah

sebagai ”Angka” yaitugambaran suatu

keadaanyang dituangkan dalam angka.

Statistik dapat juga diartikan sebagai hasil

dari perhitungan seperti rerata, median,

standar deviasi, dan lain-lain.

2. Pengertian Statistik Rumah Sakit

Statistik menurut Undang-Undang RI

No. 7 tahun 1960 adalah keterangan berupa

angka-angka yang memberikan gambaran

yang wajar dari seluruh ciri-ciri kegiatan dan

keadaan masyarakat indonesia.

Secara umum statistik adalah disiplin

ilmu yang mempelajari metode dan prosedur

pengumpulan, penyajian, analisa dan

penyimpulan suatu data mentah, agar

menghasilkan informasi yang lebih jelas

untuk keperluan suatu pendekatan ilmiah

(scientific inferences), dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian yaitu statistik deskriptif

dan statistik inferensial.

Statistik rumah sakit adalah statistik

kesehatan yang bersumber pada data rekam

medik sebagai informasi kesehatan yang

digunakan untuk memperoleh kepastian bagi

praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga

medis dalam pengambilan keputusannya.

Statistik rumah sakit yaitu statistik yang

menggunakan dan mengolah sumber data

dari pelayanan kesehatan di rumah sakit

untuk menghasilkan informasi, fakta, dan

pengetahuan berkaitan dengan pelayanan

kesehatan di rumah sakit.

(Sudra, R I. 2010)

3. Manfaat Statistik Rumah Sakit

Ada beberapa manfaat statistik rumah

sakit diantaranya adalah:

a. Untuk membandingkan kinerja

rumah sakit yang dulu dan yang akan

datang.

b. Perencanaan masa mendatang.

c. Menilai kinerja petugas rumah sakit

(rekam medis, perawat, dokter dan

tenaga lain).

d. Dasar untuk mengajukan

permohonan dana.

e. Riset (Penelitian).

66 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 6: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

4. Statistik dan Pelaporan Rumah Sakit

a. Indikator Statistik Rumah Sakit

Pengumpulan data di rumah sakit

merupakan data yang dikiumpulkan setiap

hari dari pasien rawat inap dan rawat jalan.

Data tersebut berguna untuk memantau

perawatan pasien setiap hari, bulan, dan lain-

lain. Informasi dari statistik rumah sakit

digunakan untuk perencanaan, memantau

pendapatan dan pengeluaran dari pasien oleh

pihak manajemen rumah sakit.

Indikator-indikator pelayanan rumah

sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat

pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan

rumah sakit. Indikator-indikator berikut

bersumber dari sensus harian rawat inap :

1) BOR (Bed Occupancy Rate /

percentage bed occupanpcy)

Bed Occupancy Rate (BOR)

merupakan angka yang menunjukkan

presentase tingkat penggunaan

Tempat Tidur pada satuan waktu

tertentu di Unit Rawat Inap (bangsal).

Standard nilai ideal Barber Johnson

menurut DepKes RI untuk BOR 70

– 85 %.

Apabila nilai BOR lebih dari 85

% maka pelayanan yang dijalankan

oleh dokter, perawat dan tenaga

kesehatan lain kurang efektif, hal

tersebut dapat dikarenakan :

a) Beban kerja tinggi

b) Ruang kerja terbatas namun

penggunaan Tempat Tidur yang

berlangsung secara terus –

menerus.

c) Meningkatnya kualitas pasien

memperoleh perawatan yang

layak dibutuhkannya.

d) Memperpanjangkan masa

penyembuhan pasien.

Adapun rumus Bed Occupancy Rate :

BOR =

x 100%

2) Manfaat penghitungan BOR yaitu

untuk mengetahui tingkat

penggunaan Tempat Tidur suatu

rumah sakit. Angka BOR yang

rendah kurangnya penggunaan

fasilitas perawatan rumah sakit oleh

masyarakat.

3) AvLOS (Average Length Of Stay)

Average Length Of Stay disebut

juga lama dirawat merupakan jumlah

hari kalender dimana pasien

mendapatkan perawatan rawat inap di

rumah sakit, sejak tercatat sebagai

pasien rawat inap (admisi) hingga

keluar dari rumah sakit (discharge).

Kondisi pasien keluar bisa dalam

keadaan hidup maupun mati. Jadi

pasien yang belum keluar dari rumah

sakit belum bisa dihitung hari Lama

dirawatnya. Nilai ideal menurut

DepKes RI untuk AvLOS adalah ± 3

– 12 hari.

Total dari lama hari rawat dapat

diartikan sebagai jumlah hari rawat

yang didapat pada pasien, sampai

pasien keluar hidup atau meninggal.

Rumus Average Length Of Stay :

AvLOS=

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 67

Page 7: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

4) TOI (Turn Over Interval)

Turn Over Interval menunjukkan

rata-rata jumlah hari sebuah Tempat

Tidur tidak ditempati pasien. Hari

“Kosong” ini terjadi antara saat

Tempat Tidur yang ditinggalkan oleh

seorang pasien sehingga digunakan

lagi oleh pasien berikutnya. Nilai

ideal menurut DepKes RI untuk Turn

Over Interval (TOI): 1-3 hari

Rumus Turn Over Interval :

TOI= –

5) BTO (Bed Turn Over)

Bed Turn Over atau Troughput

merupakan rerata jumlah pasien yang

menggunakan setiap Tempat Tidur

dalam periode tertentu. Nilai BTO

sangat membantu dalam menilai

tingkat penggunaan Tempat Tidur

karena dalam dua periode bisa

diperoleh angka BOR yang sama

tetapi angka BTO berbeda. Nilai ideal

menurut DepKes RI Bed Turn Over

(BTO) minimal 30 pasien dalam

periode 1 tahun.

Rumus Bed Turn Over :

BTO =

6) NDR (Net Death Rate)

Net Death Rate merupakan angka

kematian 48 jam setelah dirawat

untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.

Indikator ini dapat memberi

gambaran mutu pelayanan di rumah

sakit. Nilai NDR yang dianggap

masih dapat ditolerir adalah kurang

dari 25 per 1000 pasien keluar.

Rumus Net Death Rate

NDR=

x 1000

7) GDR (Gross Death Rate)

Gross Death Rate merupakan

angka kematian untuk tiap-tiap 1000

penderita keluar. Nilai GDR dapat

ditolerir tidak lebih dari 45 per 1000

pasien keluar.

Rumus Gross Death Rate

GDR =

x 1000

8) Newborn death rate

Untuk Newborn death rate

merupakan kematian yang dihitung

terpisah. Bayi baru lahir termasuk

bayi yang lahir hidup kemudian

meninggal. Kematian bayi baru lahir

ini adalah jumlah bayi lahir yang

meninggal dibagi dengan jumlah bayi

yang keluar (meninggal dan hidup)

pada periode yang sama. Pada

Newborn death rate bayi harus bayi

lahir hidup.

Pada keadaan dimana bayi lahir

meninggal atau stillborn, maka bayi

ini tidak masuk dalam perhitungan

gross death rate, net death reat atau

newborn death rate. Keadaan dimana

bayi lahir meninggal, dimasukan

dalam fetal death rate. Kelahiran

meninggal dapat disebabkan gagal

bernafas, gangguan jantung, terlilit

tali pusar atau otot yang lemah. Fetal

death mempunyai beberapa kategori

didasari pada lama kehamilan dan

berat, seperti:

68 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 8: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

a) Early fetal death: kematian

kurang dari 20 minggu kehamilan

atau berat yang kurang dari 500

gram.

b) Intermediate fetal death: kematian

karena minimal 20-28 minggu

kehamilan atau berat diantara

501-1000 gram.

c) Late fetal death: kematian lebih

dari 28 minggu atau berat lebih

dari 1000 gram.

Perhitungan fetal death rate

adalah

x 100

9) Maternal death rate

Maternal death rate dapat

diklasifikasikan langsung dan tidak

langsung, untuk yang langsung

merupakan kematian karena proses

melahirkan dan terjadi komplikasi.

Pada penyebab kematian langsung

masuk dalam perhitungan maternal

death rate. Untuk penyebab tidak

langsung bisa karena menderita

penyakit yang berkembang selama

kehamilan tersebut, efek psikologis

dari kehamilan yang dapat

bertanggung jawab terhadap

kematian.

Maternal death rate adalah

indikator yang digunakan pada

pengukuran keberadaan layanan

prenatal disuatu komunitas, cara

perhitungannya adalah:

x 100

b. Pelaporan Rumah Sakit

Pelaporan rumah sakit merupakan suatu

alat organisasi yang bertujuan untuk dapat

menghasilkan laporan secara cepat, tepat,

dan akurat yang secara garis besar jenis

pelaporan rumah sakit dapat dibedakan

menjadi 2 kelompok yaitu :

1) Laporan Internal Rumah Sakit

Laporan internal rumah sakit

disesuaikan dengan kebutuhan rumah

sakit. Jenis laporan tersebut meliputi :

a) Pasien rumah sakit

diklasifikasikan menjadi :

(1) Pasien Umum

(2) Pasien Kebidanan

(3) Pasien Anak

(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit

(5) Bayi kiriman dari luar

(6) Pasien keluar rumah sakit

diklasifikasikan menjadi :

(a) Pasien Umum

(b) Pasien Kebidanan

(c) Pasien Anak

(d) Bayi Lahir di Rumah Sakit

(e) Bayi kiriman dari luar

b) Pasien meninggal di rumah sakit

diklasifikasikan menjadi :

(1) Pasien Umum

(2) Pasien meninggal kurang dari

48 jam

(3) Pasien meninggal lebih dari 48

jam

(4) Pasien Death On Arrival

(DOA)

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 69

Page 9: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

(5) Pasien Stillbirth

(6) Net Death Rate (NDR)

(7) Gross Death Rate (GDR)

(8) Maternal Death Rate (MDR)

c) Lamanya pasien dirawat

diklasifikasikan menjadi :

(1) Pasien Umum

(2) Pasien Kebidanan

(3) Pasien Anak

(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit

(5) Bayi kiriman dari luar

d) Hari perawatan pasien (HP)

diklasifikasikan menjadi :

(1) Pasien Umum

(2) Pasien Kebidanan

(3) Pasien Anak

(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit

(5) Bayi kiriman dari luar

e) Persentase pemakaian Tempat

Tidur (Bed Occupancy Rate

(BOR)), diklasifikasikan menjadi:

(1) Pasien Umum

(2) Pasien Kebidanan

(3) Pasien Anak

(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit

(5) Bayi kiriman dari luar

f) Kegiatan persalinan

diklasifikasikan menjadi :

(1) Letak belakang kepala

(2) Vacum Ekstraksi

(3) Sectio Caesarean

(4) Forcep

g) Kegiatan pembedahan dan

tindakan medik lain,

diklasifikasikan menjadi :

(1) Operasi besar

(2) Operasi sedang

(3) Operasi kecil

h) Kegiatan Rawat Jalan meliputi :

(1) Laporan pengunjung pasien

(2) Laporan kunjungan pasien

(3) Laporan konsultasi

(4) Laporan kegiatan imunisasi

(5) Laporan kegiatan keluarga

berencana

(6) Laporan kegiatan penunjang

medis

Sensus harian menjadi dasar dalam

pelaksanaan pembuatan pelaporan rumah

sakit yang kegiatannya dihitung mulai jam

00.00 s/d 24.00 setiap harinya.

2) Laporan Eksternal Rumah Sakit

Laporan eksternal rumah sakit ditujukan

kepada Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

Medik Departemen Kesehatan Republik

Indonesia (DITJEN YANMED), Dinas

Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan

Kabupaten/ Kota berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1410/Menkes/SK/X/2003 Tentang

Penetapan Penggunaan Sistem Informasi

Rumah Sakit di Indonesia (Sistem Pelaporan

Rumah Sakit) Revisi V. Pelaporan eksternal

rumah sakit dibuat sesuai dengan kebutuhan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

yang meliputi :

a) Data Kegiatan Rumah Sakit

(RL1)

b) Data Keadaan Morbiditas Pasien

Rawat Inap Rumah Sakit (RL 2a)

c) Data Keadaan Morbiditas Pasien

Rawat Inap Survailans Terpadu

Rumah Sakit (RL 2a.1)

70 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 10: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

d) Data Keadaan Morbiditas Pasien

Rawat Jalan Rumah Sakit (RL 2b)

e) Data Keadaan Morbiditas Pasien

Rawat Jalan Survailans Terpadu

Rumah Sakit (RL 2b.1)

f) Data Status Imunisasi (RL 2c)

g) Data Individual Morbiditas Pasien

Rawat Inap, terdiri dari :

h) Data Dasar Rumah Sakit (RL 3)

i) Data Ketenagaan Rumah Sakit

(RL 4)

j) Data Ketenagaan Individual

Rumah Sakit (RS Vertikal

DepKes) (RL 4a)

k) Data Peralatan Medik Rumah

Sakit (RL 5)

l) Data Kegiatan Kesehatan

Lingkungan (RL 5)

m) Data Infeksi Nosokomial Rumah

Sakit (RL 6)(Depkes, 2006)

5. Data dan Informasi

Data adalah kumpulan angka atau fakta

hasil pengukuran atau keterangan mengenai

suatu kejadian. Data belum dapat

memberikan arti ataupun manfaat dalam

menunjang sistem manajemen apakah sudah

dilakukan pengolahan data. Data adalah

sebagai bahan baku yang dalam suatu

pengolahan statistik, akan dapat dirubah

menjadi informasi. Informasi adalah sesuatu

yang secara potensial dapat memberikan

makna dan bermanfaat sebagai bahan

pengambilan keputusan bagi para manajer.

(Davis, G. B. 1999).

C. Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

1. Pengertian Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI)

Sensus harian pasien rawat inap adalah

kegiatan pencacahan/ penghitungan pasien

yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang

rawat inap. Berisi tentang mutasi keluar

masuk pasien selama 24 jam mulai dari

pukul 00.00 sampai dengan 24.00

2. Tujuan

Untuk memperoleh informasi semua

pasien yang masuk dan keluar Rumah Sakit

selama 24 jam.

3. Kegunaan

a. Untuk mengetahui jumlah pasien

masuk, pasien keluar Rumah Sakit,

meninggal di Rumah Sakit .

b. Untuk mengetahui tingkat

penggunaan tempat tidur.

c. Untuk mengitung penyediaan sarana

atau fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Tanggung Jawab Pelaksanaan

a. Kepala perawat pada masing-masing

ruang rawat inap bertanggungjawab

dalam pengisian sensus harian.

b. Perawat atau Bidan yang

memutasikan pasien atau petugas

yang ditunjuk oleh kepala perawat

ruang rawat inap melaksanakan

pengisian sensus harian sesuai

petunjuk yang telah ditetapkan.

c. Formulir sensus harian disediakan

oleh unit pencatatan medik Rumah

Sakit.

5. Mekanisme Pengisian

a. Sensus harian diisi segera setelah

pasien masuk ruang rawat, pindah

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 71

Page 11: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

intern Rumah Sakit dan keluar

Rumah Sakit.

b. Sensus Harian untuk satu hari ditutup

jam 24.00 dan sesudah itu dibuat

resume sensus harian untuk hari yang

bersangkutan.

c. Jika ada pasien masuk Rumah Sakit

atau keluar atau meninggal sesudah

jam 24.00 maka harus dicatat pada

formulir sensus harian berikutnya.

d. Sensus harian dibuat rangkap tiga

1) 1 lembar untuk subbagian catatan

medik

2) 1 lembar untuk P2RI

3) 1 lembar untuk arsip ruang rawat

e. Sensus harian dikirimkan pukul 08.00

setiap pagi.

f. Lain-lain

Untuk Rumah Sakit kecil mekanisme

pembuatan Sensus Harian

disesuaikan dengan kebutuhan

(Depkes, 2005)

D. Rekapitulasi Sensus Harian Rawat

Inap

1. Pengertian Rekapitulasi Sensus Harian

Rawat Inap

Formulir perantara untuk menghitung

dan merekap jumlah pasien rawat inap

selam satu bulan yang diterima dari

masing-masing ruang rawat inap.

2. Tujuan

Untuk memperoleh informasi semua

pasien yang dirawat di Rumah Sakit

selama satu bulan secara keseluruhan

maupun pada masing-masing ruang

rawat inap yang diperlukan bagi

perencanaan, pengawasan atau penilaian

kinerja.

3. Kegunaan

a. Untuk mengetahui jumlah pasien

dirawat selama satu bulan atau satu

triwulan.

b. Untuk mengetahui tingkat

penggunaan tempat tidur selama

periode bulanan dan triwulan.

c. Merupakan data dasar mengenai

pasien rawat inap yang perlu

dilaporkan kepada Departemen

Kesehatan setiap triwulan pada

formulir RL_1 hal 1.

4. Tanggung Jawab

a. Kepala unit pencatatan medik Rumah

Sakit bertanggung jawab dalam

pengisian Rekapitulasi Sensus Harian

pasien Rawat Inap.

b. Staff Unit Perekam Medis yang

ditunjuk oleh Kepala Unit Pencatatan

Medik Rumah Sakit, melaksanakan

pengisian rekapitulasi bulanan pasien

Rawat Inap.

c. Formulir Unit Perekam Medik

Rumah Sakit sesuai dengan format

yang telah ditetapkan.

5. Mekanisme

a. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1

merupakan formulir standard untuk

membuat rekapitulasi pasien Rawat

Inap setiap bulan yang kemudian

dijumlahkan untuk setiap triwulan.

b. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1

dibuat satu lembar untuk masing-

masing jenis pelayanan Rawat Inap

72 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 12: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

dan satu lembar untuk Rumah Sakit

secara keseluruhan.

c. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1

diisi segera setelah Formulir

Rekapitulasi Sensus Harian selesai

diisi secara lengkap.

d. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1

diisi sesuai dengan data yang terdapat

pada Rekapitulasi Sensus Harian

menurut jenis pelayanan yang ada.

e. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1

diisi setiap hari untuk setiap lembar

formulir RP.1 yang harus dibuat

masing-masing Rumah Sakit.

Formulir RP.1 harus selesai setiap

hari untuk setiap tanggal laporan.

(Depkes, 2005)

E. Analising/ Reporting

1. Bagian Analising/ Reporting adalah salah

satu bagian dalam unit rekam medis yang

mempunyai tugas pokok :

a. Mengumpulkan data kegiatan rumah

sakit dari sensus harian yang dicatat

oleh unit pelanyanan pencatatan data

kegiatan rumah sakit, sensus harian

sebagai dasar penyusunan laporan

kegiatan rumah sakit.

b. Merekap sensus harian sebagai dasar

laporan kegiatan rumah sakit (RL_1).

c. Mengumpulkan dan mengolah data

penyakit pasien rawat jalan dan rawat

inap sebagai dasar laporan morbiditas

(RL_2) yang meliputi :

1) RL_2a

Memuat data morbiditas pasien

rawat inap yang dikelompokkan

menurut daftar tabulasi dasar.

Untuk masing-masing kelompok

penyakit dilaporkan mengenai

jumlah pasien keluar menurut

golongan umur dan menurut jenis

kelamin, serta jumlah pasien mati

untuk masing-masing kelompok

penyakit.

2) RL_2b

Memuat data morbiditas pasien

rawat jalan yang dikelompokkan

menurut daftar tabulasi dasar.

Untuk masing-masing kelompok

penyakit dilaporkan mengenai

jumlah kasus baru menurut

golongan umur dan menurut jenis

kelamin dari kasus baru tersebut

dan jumlah kunjungan.

3) RL_2a1 yaitu laporan keadaan

morbiditas survailans tepadu

pasien rawat inap rumah sakit.

4) RL_2b1 yaitu laporan keadaan

morbiditas survailans terpadu

pasien rawat jalan rumah sakit.

5) RL_2c yaitu laporan yang

memuat status imunisasi.

d. Mengumpulkan dan mengolah

data sebab kematian sebagai dasar

laporan mortalitas.

e. Mengumpulkan dan mengolah data

inventaris rumah sakit sebagai dasar

laporan inventaris rumah sakit

(RL_3).

f. Mengumpulkan dan mengolah data

ketenagaan sebagai dasar laporan

ketenagaan (RL_4).

g. Mengumpulkan dan mengolah data

inventaris peralatan medis sebagai

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 73

Page 13: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

dasar laporan inventaris peralatan

medis (RL_5).

h. Memuat data infeksi nosokomial

rumah sakit (RL_6).

i. Mengolah data rekam medis untuk

analisis statistik.

2. Informasi yang dihasilkan fungsi

analising reporting dalam pelayanan

rekam medis :

a. Data dan informasi kegiatan-kegiatan

rumah sakit pada setiap unit

pelayanan.

b. Data dan informasi morbiditas rawat

inap.

c. Data dan informsi morbiditas rawat

jalan.

d. Data dan informasi mortalitas rawat

inap.

e. Data dan informasi mortalitas rawat

jalan.

f. Data dan informasi imunisasi.

g. Data dan informasi ketenagaan.

h. Data dan informasi inventaris umum

dan peralatan medis.

i. Hasil analisis statistik rumah sakit..

(DepKes, 2003)

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif yaitu

penelitian yang hasilnya berupa diskripsi

(penggambaran) keadaan objek penelitian

tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku

umum (generalisasi).

Sedangkan metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode observasi

yaitu metode penelitian pengumpulan data

dengan cara pengamatan secara langsung

terhadap objek penelitian. Pendekatan yang

digunakan adalah secara retrospektif yaitu

penelitian pada tingkat penggunaan

dokumen rekam medis (berdasarkan data

masa lampau). (Arief, M.2003)

B. Definisi Istilah

1. Sensus harian rawat inap adalah kegiatan

pencacahan/ penghitungan pasien yang

dilakukan setiap hari pada suatu ruang

rawat inap.

2. Prosedur tetap adalah kebijakan rumah

sakit dalam mekanisme pelayanan, suatu

petunjuk pelaksanaan prosedur yang

tertulis sebagai panduan standarisasi

dalam menjalani suatu kegiatan.

3. Pemanfaatan data sensus harian rawat

inap adalah proses, cara dan perbuatan

yang menjadikan data medis memiliki

nilai guna atau faedah untuk digunakan

dan di laporkan seperti indikator

pelayanan, jumlah sarana dan prasarana.

4. Indikator rawat inap adalah parameter-

parameter yang digunakan dalam

mengetahui perolehan, kinerja pelayanan

rawat inap yaitu BOR, AVLos, TOI,

BTO, NDR, GDR (Hatta, G.2008).

C. Obyek dan Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan Objek

penelitian adalah kebijakan dan mekanisme

pemanfaatan data rekam medis Sensus

Harian Rawat Inap (SHRI). Subyek petugas

analisisng reporting unit rekam medis

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi.

74 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 14: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

D. Instrumen dan Cara Pengolahan Data

1. Instrumen Penelitian

a. Pedoman Observasi

Observasi yaitu pengumpulan

data dengan cara mengamati objek

yang diteliti secara langsung pada

saat penelitian, digunakan untuk

mendapatkan data:

1) Mengetahui Kebijakan rumah

sakit tentang sumber data

pelaporan Indikator Pelayanan

Rawat Inap

2) Pihak yang mengolah data Sensus

Harian Rawat Inap (SHRI).

3) Pengolahan data Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) untuk

pelaporan indikator pelayanan

rawat inap.

4) Penyajian dan manfaat indikator

pelayanan rawat inap untuk

rumah sakit

5) Pihak yang memanfaatkan data

indikator pelayanan rawat inap

b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yaitu

pengumpulan data dengan cara tanya

jawab langsung dengan nara sumber

untuk mendapatkan data mengenai

prosedur pengunaan dan pemanfaatan

data medis Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI). Nara sumber dalam

penelitian ini adalah petugas

analising & reporting dan petugas

rawat inap.

2. Cara pengumpulan data

a. Observasi

Observasi dilakukan, dengan

mengamati secara langsung terhadap

obyek penelitian khususnya

pemanfaatan data rekam medis

sensus harian rawat inap di Rumah

Sakit Umum Daerah dr.Soeroto

Ngawi.

b. Wawancara

Wawancara yaitu cara yang

digunakan jika sumber atau

responden penelitian adalah manusia

yang dilakukan secara langsung.

Dengan diajukannya pertanyaan-

pertanyaan untuk dijawab oleh

responden.

E. Teknik dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan setelah data

dikumpulkan adalah sebagai berikut:

a. Collecting :Melakukan pengumpulan

data mengenai pemanfaatan data

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

b. Penyajian : Memaparkan atau

menyajikan hasil penelitian dalam

bentuk narasi kemudian dilakukan

interpretasi data.

2. Analisis Data

Analisis yang digunakan adalah

deskriptif yaitu memaparkan hasil-hasil

penelitian yang sesuai dengan keadaan

sebenarnya dengan membandingkan

teori-teori yang terkait dan selanjutnya

ditarik suatu kesimpulan tanpa

melakukan uji statistik (Arief, M. 2003)

.

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 75

Page 15: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelayanan rawat inap terdapat 202

tempat tidur dengan pembagian kelas

sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Tempat Tidur di Rumah

Sakit Umum Daerah dr.Soeroto Ngawi No Bangsal Keterangan Jumlah Tempat

Tidur

Jumlah

Pav VIP I II III

1 Cendana Umum 12 12

2 Anggrek Umum 5 12 17

3 Mawar Penyakit

Dalam

wanita

6 34 40

4 Melati Penyakit

Dalam pria

3 28 31

5 Flamboyan Bedah 4 22 26

6 Teratai Jiwa 16 16

7 Wijaya

Kusuma

Bersalin 6 16 8 30

9 Bougenfil Anak 3 27 30

Jumlah total 12 5 24 32 135 202

a. Fasilitas pemeriksaan penunjang

antara lain :

1) Laboratorium

2) Farmasi/apotik

3) Radiologi

4) Pemulasaraan jenazah

5) USG (Ultra Sono Graphy)

6) EEG (Electro Encephalo Graphy)

7) ECG (Electro Cardio Graphy)

8) Slit Lamp (pemeriksaan dalam

bola mata)

9) Audiometri Fungsi (pemeriksaan

fungsi pendengaran)

10) Elektro Cauterisasi

11) Brain Mapping dan EMG

12) Treadmill

13) Infant incubator

14) Mobile X ray

15) Ventilator

16) Mammografi

2. Kebijakan rumah sakit tentang sumber

data pelaporan Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI).

Sesuai dengan Buku Pedoman

Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah

Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi

disebutkan bahwa “Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Soeroto Ngawi melaksanakan

pelaporan rumah sakit adalah merupakan

suatu alat organisasi yang bertujuan untuk

menghasilkan laporan secara cepat, tepat,

dan akurat“. Dilaporkan setiap tiga bulan

sekali ke Direktur Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Soeroto Ngawi serta semua unit

yang terkait, sensus harian dan register

pasien rawat jalan dan rawat inap merupakan

dasar dalam pelaksanaan pembuatan laporan

rumah sakit.

Ada pun laporan menurut Buku Pedoman

Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah

Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi

yang berdasarkan sensus harian dan register

pasien rawat jalan dan rawat inap adalah :

a. Data Kunjungan Per Tribulan

b. Perbandingan Data Kunjungan Per

Bagian Pelayanan

c. Data Indikator Pelayanan Per Bulan

Rawat Inap

d. Grafik Barber Johnson

e. Analisa Data Indikator Pelayanan

f. Kesimpulan Analisis Efisiensi BOR

76 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 16: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

g. Indikator Pasien Rawat Jalan Per

Poliklinik

h. Indikator Pelayanan Rawat Inap Per

Ruang

i. Sepuluh Besar Penyakit

j. Lima Belas Penyakit Terbesar

Penyebab Kematian

k. Sepuluh Besar Tindakan / Operasi

l. Kegiatan Instalasi Bedah Sentral

(OK)

m. Data Kematian Per Ruangan

n. Presentase Kunjungan Rawat Jalan

o. Presentase Kunjungan Rawat Inap

p. Presentase Kunjungan UGD

q. Perbandingan Kunjungan Pasien

Umum, Askes, Maskin

3. Pihak yang mengelola data sensus harian

rawat inap (SHRI)

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi dikelola dan diisi oleh unit rekam

medis dan ruang rawat inap. Ruang rawat

inap/bangsal adalah sebagai pihak yang

mengisi Sensus Harian Rawat Inap (SHRI).

Menurut Prosedur Tetap Rumah Sakit

Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi No.

Dokumen 445/005/P.RM/1/2011 tentang

Pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap

(lampiran 4), observasi di lapangan dan

wawancara pada petugas ruang rawat inap

serta analising reporting , yang mengelola

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) adalah

unit rekam medis/analising reporting

adapun kegiatannya sebagai berikut :

a. Menyediakan formulir Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI)

b. Petugas analising reporting menerima

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

dari petugas rawat inap yang telah

ditunjuk.

c. Melakukan perekapan Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) pada formulir

RP.1.

d. Mengolah data Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI) menjadi beberapa

indikator pelayanan.

4. Pengolahan data Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator

pelayanan rawat inap

Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi diperoleh dari setiap bangsal

perawatan setelah itu dilanjutkan dengan

rekapitulasi ke dalam formulir RP.1 dan

dijadikan sebagai dasar pembuatan indikator

pelayanan rawat inap. Adapun

pengolahannya diproses dengan mekanisme

sebagai berikut :

Gambar 1. Flow Chart Mekanisme

Pengolahan Data Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah

dr.Soeroto Ngawi

a. Sensus

Harian

Rawat

Inap

(SHRI)

b. Formulir

Rekapitulas

i RP1

c. Indikator Pelayanan

Rawat Inap

Pelaporan

Bulanan, Tribulanan,

Tahunan

Formulir

RL1

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 77

Page 17: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

Penjelasan flow chart sebagai berikut :

a. Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

Menurut Prosedur Tetap Rumah Sakit

Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi

No.Dokumen 445/005/P.RM/1/2011

(Lampiran 3) tentang Pengumpulan Sensus

Harian Rawat Inap, sensus harian pasien

rawat inap adalah kegiatan pencacahan/

penghitungan pasien yang dilakukan setiap

hari pada suatu ruang rawat inap. Berisi

tentang mutasi keluar, masuk, pindahan,

dipindahkan, meninggal, jumlah lama

dirawat dan sisa pasien yang dirawat dalam

24 jam.

b. Tata cara pengisian formulir Sensus

Harian Rawat Inap (SHRI)

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi belum ada Petunjuk Teknis pengisian

formulir. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara kepada petugas analising

reporting tentang pengisian Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Soeroto Ngawi pada form

keluar, masuk, penderita yang dipindahkan

ke ruang lain, penderita pindahan dari ruang

lain, meninggal < 48 jam, meninggal ≥ 48

jam, berisi sama yaitu nomor register, nama

penderita, bagian atau kelas perawatan.

Adapun resume di (lampiran 5)

c. Manfaat pengisian

Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara pada petugas analising

reporting, dan ruang rawat inap, manfaat

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah

Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi

sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui jumlah pasien

masuk, pasien keluar Rumah Sakit,

meninggal di Rumah Sakit.

2) Untuk mengetahui tingkat

penggunaan tempat tidur.

3) Untuk mengitung penyediaan sarana

atau fasilitas pelayanan kesehatan.

4) Data yang terdapat dalam Sensus

Harian Rawat Inap (SHRI)

Berdasarkan wawancara dengan petugas

analising reporting diketahui data yang

digunakan sebagai dasar pembuatan

indikator rawat inap sebagai berikut :

1) Jumlah pasien awal per bangsal dan

kelas perawatan

2) Jumlah pasien masuk per bangsal dan

kelas perawatan

3) Jumlah pasien keluar per bangsal dan

kelas perawatan

4) Jumlah pasien pindahan per bangsal

dan kelas perawatan

5) Jumlah pasien dipindahkan per

bangsal dan kelas perawatan

6) Jumlah hari perawatan per bangsal

dan kelas perawatan

7) Jumlah lama dirawat per bangsal dan

kelas perawatan

8) Jumlah pasien sisa per bangsal dan

kelas perawatan

d. Rekapitulasi RP.1

Dari data Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) selanjutnya di rekap ke dalam

Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1

(lampiran 7) oleh petugas analising

reporting yang bertujuan untuk menghitung

dan merekap jumlah pasien rawat inap

selama satu bulan yang diterima dari

78 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 18: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

masing-masing ruang rawat inap. Dengan

tujuan untuk memperoleh informasi semua

pasien yang dirawat di Rumah Sakit selama

satu bulan yang dilaporkan dalam laporan

triwulan secara keseluruhan maupun pada

masing-masing ruang rawat inap, yang

diperlukan bagi perencanaan, pengawasan,

pelaporan atau penilaian kinerja Rumah

Sakit Umum Daerah Ngawi dr. Soeroto.

Dari RP.1 kemudian data diolah dalam

bentuk statistik rumah sakit yang terdiri dari

beberapa parameter indikator pelayanan

untuk dilaporkan sesuai dengan kebutuhan

pelaporan Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Soeroto Ngawi.

e. Pelaporan indikator pelayanan rawat inap

Berdasarkan hasil pengolahan dari data

yang dihasilkan Formulir Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) yang direkapitulasi pada

Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 yang

dilakukan perhitungan secara manual dan

komputerisasi dapat dilaporkan beberapa

parameter dan pengolahan statistik yang

digunakan untuk indikator pelayaanan rawat

inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi, adapun data yang digunakan oleh

petugas analising reporting yang diambil

dari Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

untuk pembuatan Indikator Pelayanan Rawat

Inap per ruang (Lampiran 11) hanya Hari

Perawatan dan Lama Dirawat, selanjutnya

hari perawatan digunakan sebagai dasar

pembuatan :

1) BOR (Bed Occupancy Rate),

2) AvLOS (Average Length Of Stay),

3) TOI (Turn Over Interval),

5. Penyajian dan manfaat indikator

pelayanan rawat inap untuk rumah sakit

Dari hasil pengolahan data Sensus

Harian Rawat Inap (SHRI) yang di hitung

sesuai parameter indikator pelayanan rawat

inap yang digunakan Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Soeroto Ngawi, dapat dibuat

pelaporan dengan perhitungan secara manual

dan komputerisasi disajikan dengan

menggunakan aplikasi microsoft word dan

excel, adapun grafik barber johson dibuat

dengan menggunakan software pada aplikasi

microsoft excel, dan dapat disajikan data

yang berbentuk :

a. Tabel, (lampiran 11)

b. Grafik trend, (lampiran 12)

c. Grafik batang, (lampiran 11)

d. Grafik Barber Johnson, (lampiran 13)

Data yang sudah diolah tersebut

kemudian direkap pada tabel dan grafik

berdasarkan bulan dan tahun sesuai ruang

atau keseluruhan ruang rawat inap. Data

tersebut dibuat secara berkesinambungan

dari tahun sebelumnya.

Manfaat dari pembuatan indikator

pelayanan rawat inap, menurut observasi dan

wawancara dengan petugas analising

reporting adalah:

a. Sebagai dasar pengambilan

keputusan

b. Mengukur tingkat pelayanan petugas

kesehatan

c. Perencanaan pengembangan alat dan

sarana kesehatan

d. Untuk mengetahui tingkat kematian

dan kepuasan pasien rawat inap

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 79

Page 19: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

6. Pihak yang memanfaatkan indikator

pelayanan rawat inap

Pihak yang memanfaatkan indikator

pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Soeroto Ngawi adalah :

a. Dinas kesehatan

b. Peneliti (mahasiswa atau dokter

muda)

c. Pihak manajemen Rumah Sakit

Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi

d. Badan akreditasi

B. Pembahasan

1. Kebijakan rumah sakit tentang sumber

data pelaporan Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI).).

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi sudah memiliki kebijakan tentang

pemanfaatan data Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) yang tertulis dalam Buku Pedoman

Penyelenggaraan Rekam Medis yang dibuat

oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Soeroto Ngawi yang menyatakan bahwa “

…… sensus harian dan register pasien rawat

jalan dan rawat inap merupakan dasar dalam

pelaksanaan pembuatan laporan rumah

sakit“.

Dari petunjuk kebijakan yang tertulis

dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan

Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah

dr. Soeroto Ngawi semua pelaporan sudah

dibuat dan dilaksanakan oleh pihak rumah

sakit.

2. Pihak yang mengelola data Sensus

Harian Rawat Inap (SHRI)

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto

Ngawi dikelola oleh petugas analising

reporting. Hal itu sudah sesuai dengan

Prosedur Tetap Rumah Sakit Umum Daerah

dr. Soeroto Ngawi tentang Pengumpulan

Sensus Harian Rawat Inap (lampiran 3),

yang menyatakan bahwa, “Dilakukan proses

rekapitulasi pasien rawat inap harian dan

bulanan oleh petugas rekam medis kemudian

dikumpulkan untuk bahan pelaporan

kegiatan rumah sakit“, tetapi pada kutipan

tersebut tidak menyatakan unit kerja

analising reporting yang melakukan

pengelolaan. Menurut observasi di lapangan

dan wawancara pada petugas analising

reporting hal tersebut diserahkan kepada

Kepala Bagian Rekam Medis untuk

menunjuk anggotanya sesuai tugas pokok

masing-masing dalam pelaksanaan

kegiatannya.

Menurut DepKes, 2006 tentang bahwa

tugas pokok analising reporting salah

satunya adalah mengumpulkan data kegiatan

rumah sakit dari sensus harian yang dicatat

oleh unit pelanyanan pencatatan data

kegiatan rumah sakit, sensus harian sebagai

dasar penyusunan laporan kegiatan rumah

sakit.

3. Pengolahan data Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator

pelayanan rawat inap

Ada pun Prosedur Tetap Rumah Sakit

Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi tentang

Pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap

(lampiran 3) hanya memuat tentang teknis

pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI), dalam prosedur tersebut isinya juga

belum memuat seluruh teknis mekanisme

80 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 20: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

pengisian Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI).

Prosedur Tetap sendiri adalah suatu

petunjuk pelaksanaan prosedur yang tertulis

sebagai panduan standarisasi dalam

menjalani suatu kegiatan. Prosedur Tetap

akan sangat membantu suatu unit pelaksana

kegiatan pelayanan untuk menjalankan

segala aktifitas pelayanan agar tetap dapat

menjaga mutu pelayanannya. Agar lebih

baik lagi kalau adanya prosedur tetap

memuat seluruh mekanisme dan tujuan,

manfaat, pelaksana, penanggung jawab,

pengertian, kebijakan, prosedur teknis yang

runtun dan jelas sehingga dapat menjadi

pedoman/ panduan dalam melaksanakan

pengisian untuk memperoleh data yang valid

dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Usulan Prosedur Tetap dan Petunjuk

Tertrulis trntang Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) (lampiran 4 dan 6) .

Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi diolah melalui beberapa tahapan.

Sesuai hasil kegiatan data Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) diterima oleh petugas

analising reporting lalu dilakukan perekapan

pada formulir RP.1 setelah itu dilakukan

pengolahan data sesuai kebutuhan

pembuatan indikator pelayanan rawat inap.

Adapun data yang digunakan oleh petugas

analising reporting yang diambil dari

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk

pembuatan Indikator Pelayanan Rawat Inap

hanya Hari Perawatan dan Lama Dirawat

yang selanjutnya digunakan sebagai dasar

penghitungan BOR (Bed Occupancy Rate),

AvLOS (Average Length Of Stay), TOI

(Turn Over Interval).

Adapun BTO (Bed Turn Over) tidak

bersumber dari Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) melainkan dari register pasien rawat

inap dan data ruang rawat inap. Dari 3

parameter diatas BOR (Bed Occupancy

Rate), AvLOS (Average Length Of Stay),

TOI (Turn Over Interva), diolah dengan

menggunakan rumus berdasar pada buku

Ery R. 2009. Statistik Rumah Sakit Untuk

Pengambilan Keputusan dengan dasar buku

Dep Kes

Menurut observasi di lapangan dan

wawancara pada petugas analising reporting

pemanfaatan data sensus harian tidak

dilakukan secara maksimal dikarenakan

tidak disiplinnya pengisian dan penyerahan

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

dikarenakan tidak adanya prosedur tetap dan

petuntuk teknis pengisian yang

menyebabkan isi dari sensus harian tidak

sesuai dengan keadaan sebenarnya seperti

contoh :

a. Data jumlah pasien keluar mati yang

dicatat pada Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI) dengan dokumen pasien

yang meninggal tidak sama, sehingga

menyulitkan penghitungan NDR (Net

Death Rate) dan GDR (Gross Death

Rate)

b. Pasien yang dipindahkan tidak

langsung ditulis sehingga jumlah

pasien pada ruang rawat inap

berbeda, menyulitkan pembuatan

laporan kunjungan pasien rawat inap

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 81

Page 21: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

c. Jumlah tempat tidur jika terjadi

perubahan tidak lansung ditulis pada

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI),

sehingga petugas analising reporting

harus menanyakan ke ruang rawat

inap/bangsal tentang jumlah tempat

tidur hal menyulitkan penghitungan

efisiensi tempat tidur

Petugas harus mencari sumber data lain

seperti register pasien rawat inap untuk

menjadi dasar sumber data pelaporan untuk

dicocokkan dengan Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI), hal ini mendorong petugas

analising reporting lebih memanfaatkan data

di dalam register pasien rawat inap dari pada

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) karena

data register pasien rawat inap lebih sesuai

dengan keadaan sebenarnya.

Semua data Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) di isi dan di hitung semua tapi

beberapa data diisi tidak sesuai keadaan

aslinya. Maka pada pelaksanaannya semua

hasil data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

tidak dimanfaatkan maksimal. Maka perlu

diadakannya sosialisasi petunjuk teknis

penulisan/pengisian dan prosedur tetap

tentang Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

untuk petugas rawat inap utamanya perawat

atau bidan dalam mekanisme

pelaksanaannya. Sehingga pembuatan,

penyerahan, perekapan, Sensus Harian

Rawat Inap dilaksanakan petugas setiap hari

dan sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu

lagi mencocok kan data dengan register

pasien rawat inap dan tidak menambah

beban kerja petugas, sesuai kebijakan

Rumah Sakit dan prosedur tetap yang ada.

4. Penyajian dan manfaat indikator

pelayanan rawat inap untuk rumah sakit

Menurut observasi dan wawancara pada

petugas analising reporting Rumah Sakit

Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi, membuat

pelaporan dengan perhitungan secara manual

dan komputerisasi disajikan dengan

menggunakan aplikasi microsoft word dan

excel, adapun grafik barber johnson dibuat

dengan menggunakan software pada aplikasi

microsoft excel, dan dapat disajikan data

yang berbentuk :

a. Tabel

Tabel bermanfaat untuk

memperlihatkan pola,

kecenderungan, kekhususan,

perbedaan dan hubungan lainyang

ada pada data dan tabel dapat pula

merupakan dasar untuk membuat

tampilan yang lain, seperti grafik.

Tabel harus bersifat menerangkan

dirinya sendiri (self explanatory).

Jika tabel dipisahkan dari teks yang

menyertainya, ia harus tetap bisa

memberikan informasi yang

diperlukan kepada pembaca. (Hatta

G, 2010)

b. Grafik Trend

Grafik trend merupakan grafik yang

digunakan untuk menampilkan data

berupa garis yang dibentuk dari titik-

titik yang mewakili setiap kategori

yang yang dihubungkan dengan garis

dari titik satu dengan yang lain yang

berfungsi untuk mendapatkan

gambaran perolehan dari setiap

kategori. (Hatta G, 2008)

82 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 22: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

c. Grafik Batang/Balok

Grafik Batang/Balok (bar chart)

merupakan grafik yang digunakan

untuk menampilkan data dari tabel

satu variabel atau lebih. Tiap kategori

tabel diwakili oleh satu balok.

Panjang balok sebanding dengan

jumlah subyek atau kejadian pada

kategori tersebut.(Hatta G, 2010)

d. Grafik Barber Johnson

Rumusan dan paduan empat

parameter untuk memantau dan

menilai tingkat efisiensi penggunaan

Tempat Tidur untuk bangsal

perawatan pasien. Keempat

parameter yang dipadukan tersebut

BOR (Bed Occupancy Rate), AvLOS

(Average Length Of Stay), TOI (Turn

Over Interval), dan BTO (Bed Turn

Over). Perpaduan keempat parameter

tersebut diwujudkan dalam bentuk

Grafik Barber Johnson (BJ).

Manfaat Grafik Barber Johnson :

1) Membandingkan tinngkat

efisiensi pemggunaan tempat

tidursuatu unit (Rimah Sakit atau

bangsal) dari waktu ke waktu

dalam periode tertentu

2) Memonitor perkembangan

pencapaian target efisiensi

penggunaan tempat tidur yang

telah ditentukan dalam suatu

periode tertentu

3) Membandingkan tingkat efisiensi

penggunaan tempat tidur antar

unit (misalnya antar bangsal di

suatu Rumah Sakit) dalam

periode tertentu memantai

dampak dari suatu penerapan

kebijakan terhadap efisiensi

penggunaan tempat tidur (Sudra,

R I.2010)

Bentuk penyajian ini dilakukan sesuai

kebutuhan pelaporan dan permintaan dari

management Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Soeroto Ngawi dan dinas terkait, tidak ada

prosedur tetap atau kebijakan rumah sakit

mengenai bentuk penyajian pelaporan

Manfaat dari pembuatan indikator

pelayanan rawat inap, menurut observasi dan

wawancara pada petugas analising

reporting sudah sesuai dengan fungsi

indikator pelayanan rawat inap yaitu untuk

memantau perawatan pasien setiap hari,

bulan, dan lain-lain. Informasi dari statistik

rumah sakit digunakan untuk perencanaan,

memantau pendapatan dan pengeluaran dari

pasien oleh pihak manajemen rumah sakit.

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit

dapat dipakai untuk mengetahui tingkat

pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan

rumah sakit. (Hatta, G.2010)

Menurut Hatta G,2010 Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) dapat dijadikan sebagai

sumber data penghitungan

a) AvLOS (Average Length Of Stay)

b) BOR (Bed Occupancy Rate)

c) BTO (Bed Turn Over)

d) TOI (Turn Over Interval)

e) NDR (Net Death Rate)

f) GDR (Gross Death Rate)

g) Newborn death rate

h) Maternal death rate

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 83

Page 23: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

Tetapi data Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Soeroto Ngawi hanya digunakan sebagai

dasar penghitungan BOR (Bed Occupancy

Rate), AvLOS (Average Length Of Stay),

TOI (Turn Over Interval).

5. Pihak yang memanfaatkan indikator

pelayanan rawat inap

Pihak yang berwenang dalam

memanfaatkan dokumen rekam medis

adalah pihak yang bersedia memenuhi

persyaratan dan prosedur yang telah

disahkan oleh pihak Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Soeroto Ngawi. Selain itu, pihak

yang memanfaatkan informasi indikator

pelayanan rawat inap dari eksternal Rumah

Sakit seperti dokter muda /mahasiswa,

peneliti, dinas kesehatan, harus

sepengetahuan dan mendapat ijin yang

diperkuat dengan tanda tangan dari kepala

rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah

dr. Soeroto Ngawi, adapun pihak-pihak

eksternal dan internal tersebut adalah:

a) Dinas kesehatan, memanfaatkan

indikator pelayanan rawat inap untuk

bahan pelaporan ke tingkat lanjutan

atas sebagai pengukur tingkat kinerja

pelayanan rumah sakit.

b) Peneliti, memanfaatkan indikator

pelayanan rawat inap untuk penelitian

atau pembuatan skripsi. Peneliti ini

termasuk mahasiswa, calon dokter

ataupun dokter yang mengikuti

pendidikan lanjutan.

c) Pihak menagement, yang

memanfaatkan indikator pelayanan

rawat inap salah satunya adalah

Direktur rumah sakit dan pihak

perencanaan, direktur rumah sakit

memanfaatkan informasi rekam

medis antara lain sebagai

perencanaan pengembangan rumah

sakit, perencanaan pengembangan

alat dan sarana kesehatan dan untuk

mengetahui tingkat kematian serta

tingkat kinerja pelayanan rawat inap.

d) Badan akreditasi, memanfaatkan

indikator pelayanan rawat inap untuk

bahan pertimbangan pemberian

akreditasi rumah sakit.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kebijakan rumah sakit tentang sumber

data pelaporan Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI).

Kebijakan sudah terlampir pada Buku

Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis

yang dibuat oleh pihak Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Soeroto Ngawi yang

melampirkan sensus harian adalah sebagai

dasar bahan pelaporan.

2. Pihak yang mengolah data Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI)

Pihak yang mengolah data sensus harian

rawat inap (SHRI) di serahkan kepada

Kepala Bagian Rekam Medis yang

menunjuk petugas analising reporting atau

anggotanya sesuai tugas pokok masing-

masing dalam pelaksanaan kegiatannya.

3. Pengolahan data Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator

pelayanan rawat inap

84 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 24: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

Pengolahan data Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah

dr. Soeroto Ngawi dapat menghasilkan

pelaporan indikator rawat inap yaitu BOR

(Bed Occupancy Rate), AvLOS (Average

Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval).

Untuk BTO (Bed Turn Over) dan

indikator pelayanan rawat inap yang lain

tidak di hitung berdasarkan Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) karena data sensus

harian belum dimanfaatkan secara maksimal

dikarenakan kurang disiplinnya pengisian

dan penyerahan Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) serta tidak ada adanya petunjuk

pengisian Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

4. Penyajian dan manfaat indikator

pelayanan rawat inap untuk rumah sakit

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi, membuat pelaporan dengan

perhitungan secara manual dan

komputerisasi disajikan data yang berbentuk

Tabel, Grafik Trend, Grafik Batang, Grafik

Barber Johnson (lampiran 11-13). Dari

penyajian data tersebut rumah sakit dapat

mengetahui perolehan hasil pelayanan dari

tahun ke tahun dan dapat mengetahui

intregrasi data antar unit pelayanan, dengan

Grafik Barber Johnson rumah sakit dapat

mengetahui efisiensi penggunaan tempat

tidur,

Manfaat dari pembuatan indikator

pelayanan rawat inap untuk rumah sakit,

adalah:

a) Sebagai dasar pengambilan

keputusan

b) Mengukur tingkat pelayanan petugas

kesehatan

c) Perencanaan pengembangan alat dan

sarana kesehatan

d) Untuk mengetahui tingkat kematian

dan kepuasan pasien rawat inap

5. Pihak yang memanfaatkan data indikator

pelayanan rawat inap

Pihak yang memanfaatkan informasi

indikator pelayanan rawat inap adalah pihak

eksternal dokter/mahasiswa, peneliti, dinas

kesehatan pihak internal manajemen rumah

sakit, badan akreditasi.

B. Saran

1. Sebaiknya membuat Prosedur Tetap dan

Petunjuk Tertulis tentang mekanisme

pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI),sehingga petugas bangsal/ruang

rawat inap dapat melaksanakan

pembuatan Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) secara benar dan menghasilkan

data yang akurat untuk dimanfaatkan

dalam penghitungan indikator pelayanan

rawat inap ( Usulan prosedur tetap pada

pengisian Sensus Harian Rawat Inap

pada lampiran ).

2. Perlu diadakannya sosialisasi petunjuk

teknis penulisan/pengisian dan prosedur

tetap tentang Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) untuk petugas rawat inap

utamanya perawat atau bidan dalam

mekanisme pelaksanaannya.

3. Sebaiknya pembuatan, penyerahan,

perekapan, Sensus Harian Rawat Inap

dilaksanakan petugas setiap hari dan

sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu

lagi mencocok kan data dengan register

pasien rawat inap dan tidak menambah

beban kerja petugas, sesuai kebijakan

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 85

Page 25: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk

Rumah Sakit dan prosedur tetap yang

ada.

4. Sebaiknya petugas rawat inap/bangsal

(perawat/bidan) memasukkan data secara

benar sehingga petugas analising

reporting bisa memanfaatkan data

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk

di jadikan sebagai sumber data dan

mempermudah pembuatan pelaporan

indikator pelayanan rawat inapseperti :

a) AvLOS (Average Length Of Stay)

b) BOR (Bed Occupancy Rate)

c) BTO (Bed Turn Over)

d) TOI (Turn Over Interval)

e) NDR (Net Death Rate)

f) GDR (Gross Death Rate)

g) Newborn death rate

h) Maternal death rate

DAFTAR PUSTAKA

Arief, M. 2003. Pengantar Metodologi

Penelitian untuk Ilmu Kesehatan.

Surakarta: Sebelas Maret University

Press. Hal 8, 43, 53-4

Chandra, B. 1995. Pengantar Administrasi

Kesehatan, cetakan I, Palembang.

Davis, G. B. 1999. Sistem Informasi

Komputer, Bandung

Depkes. RI. 2003. Sistem Informasi Rumah

Sakit di Indonesia (sistem Pelaporan

Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah

Sakit Revisi V)

Depkes RI. 2005. Buku Petunjuk Pengisian,

Pengolahan Dan Penyajian Data

Rumah Sakit. Jakarta:

DITJENYANMED

DepKes RI. 2006. Pedoman

Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam

Medis Rumah Sakit di Indonesia.

Revisi 2. Jakarta: Dirjen Bina

Pelayanan Medik Departemen

Kesehatan RI.

Ery R. 2009. Statistik Rumah Sakit Untuk

Pengambilan Keputusan. Yogyakarta :

Graha Ilmu. Hal 56 – 58

Hatta, G. 2008. Pedoman Manajemen

Informasi Kesehatan di Sarana

Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI

Press.

Hatta, G. 2010. Pedoman Manajemen

Informasi Kesehatan di Sarana

Pelayanan Kesehatan. edisi revisi

Jakarta: UI Press.

PerMenKes RI. 2006. No.

1405/MENKES/PER/XI. Pedoman

Organisasi Rumah Sakit Di

Lingkungan Departemen Kesehatan.

Hal 4-7

PerMenKes. No. 269/MenKes/Per/III/2008

tertanggal 12 Maret 2008. hal. 2 dari 12

Shofari, B. 2002. Modul Pembelajaran

Pengelolaan Rekam Medis dan

Dokumentasi Rekam Medis. PSRK_01.

Semarang: PORMIKI. (Tidak

dipublikasikan).

Sudra R I. 2010. Statistik Rumah Sakit.

Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 2 – 57

Undang – Undang Praktik Kedokteran RI

No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1),

Penjelasan

86 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Page 26: Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk