analisis pelaksanaan program diare di puskesmas medan … astika... · pendekatan manajemen terpadu...

133
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN DELI KECAMATAN MEDAN DELI TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : RIRI ASTIKA INDRIANI NIM . 101000026 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Upload: ngohanh

Post on 20-Aug-2019

240 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS

MEDAN DELI KECAMATAN MEDAN DELI

TAHUN 2014

SKRIPSI

Oleh :

RIRI ASTIKA INDRIANI

NIM . 101000026

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS

MEDAN DELI KECAMATAN MEDAN DELI

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

RIRI ASTIKA INDRIANI

NIM.101000026

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 3: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

i

Page 4: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

ii

ABSTRAK

Penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi program

pemerintah adalah program pengendalian penyakit diare yang bertujuan untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare secara lintas program

dan lintas sektor. Di Kota Medan tahun 2013 jumlah kunjungan kasus diare

sebesar 26.427 kunjungan kasus, dan kunjungan kasus tertingggi terdapat di

Puskesmas Medan Deli dengan jumlah 1.729 kunjungan kasus.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitataif yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang

pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli

tahun 2014. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang, yang terdiri

dari 1 informan petugas Dinas Kesehatan Kota Medan, 1 informan kepala

Puskesmas Medan Deli, 1 informan dokter puskesmas, 1 informan petugas

diare puskesmas, 1 informan petugas Kecamatan Medan Deli, 1 informan

Lurah, 1 informan anggota PKK, 1 informan kader posyandu, 1 informan

tokoh masyarakat, 1 informan ibu balita yang anaknya menderita diare tanpa

dehidrasi dan 1 informan ibu balita yang anaknya menderita diare dengan

dehidrasi ringan/sedang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program diare di

Puskesmas Medan Deli belum berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan

kurangnya sarana kesehatan yang tersedia, tidak rutinnya penyuluhan diare di

masyarakat, tidak maksimalnya penatalaksanaan diare yang standar di sarana

kesehatan melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE),

pengawasan dan pembinaan dari Dinas Kesehatan kurang berjalan dengan

baik dan partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program diare

masih rendah.

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada Dinas Kesehatan

Kota Medan agar meningkatkan pengawasan, pembinaan dan evaluasi

terhadap pelaksanaan program diare, kepada Puskesmas Medan Deli agar

meningkatkan penyuluhan diare, melaksanakan tatalaksana diare dengan

pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada

masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan dan melaksanakan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS).

Kata kunci : Pelaksanaan, Diare, Puskesmas Medan Deli

Page 5: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

iii

ABSTRACT

Infectious diseases which until now still being a government program

is a diarrhea control program that aimed to reduce the number of morbidity

and mortality of diarrhea in program and sector cross. In Medan City 2013

total visits cases of diarrhea reached 26.427 visits cases, and the most visits

cases are found in Puskesmas Medan Deli with a total of 1.729 visits cases.

This research was a qualitative research to know clearly and deeply

about implementation diarrhea program in Puskesmas Medan Deli, Medan

Deli Subdistrict, in 2014. Informants in this study are totaled of 11 persons,

consisting of 1 officer of District Health Office, 1 head of Health Center, 1

doctor of Health Center, 1 diarrhea officer of Health Center, 1 officer of

subdistrict, 1 officer of village, 1 PKK members, 1 of Maternal and Child

cadre, 1 of Community Leader, 1 informant of Toddler Mother Whose

Children Suffer From Diarrhea Without Dehydration and 1 informant of

Toddler Mother Whose Children Suffer From Diarrhea With Dehydration

Mild/Medium.

The results showed that implementation of diarrhea program in

Puskesmas Medan Deli was not going well, is characterized by the lack of

health facilities, was not routine the counseling of diarrhea, was not optimally

implementation of the standard management of diarrhea patients in health

facilities through five-step completes the diarrhea (LINTAS DIARE),

controlling and founding from District Health Office was not going well and

participation of the people to support the implementation diarrhea was still

low.

Based on the result of the research, expected to District Health Office

to increase the controlling, founding, and evaluating of diarrhea program, for

Puskesmas Medan Deli to increase counseling about diarrhea, implemented

diarhea with approach IMCI, and for the people to keep the environmental

health and do the personal hygiene sanitation behavior (PHBS).

Key words : Implementation, Diarrhea, Puskesmas Medan Deli.

Page 6: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Riri Astika Indriani

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/30 April 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 5 dari 5 bersaudara

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jl. Bunga Kardiol No.49A Kelurahan Baru Ladang

Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1998 - 2004 : SD Negeri 106820 Pancur Batu Deli Serdang

2. Tahun 2004 - 2007 : SMP Negeri 1 Pancur Batu Deli Serdang

3. Tahun 2007 - 2010 : SMA Negeri 17 Medan

4. Tahun 2010 - 2014 : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Riwayat Organisasi

1. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FKM USU

Page 7: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat

dan karunia–Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli

Tahun 2014” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat.

Dalam penyusunan skripsi ini mulai dari awal hingga akhir penulis banyak

memperoleh bimbingan, dukungan, bantuan, saran dan kritik dari berbagai pihak,

oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Drs.Surya Utama,MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Heldy B.Z., MPH, selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara sekaligus Dosen Pembimbing I skripsi dan Ketua Penguji yang telah

banyak membimbing dan meluangkan waktu, memberikan saran, dukungan,

nasihat, serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Siti Khadijah Nasution, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak meluangkan waktu, bimbingan, pengarahan, dan saran untuk

kesempurnaan skripsi ini serta memberikan dukungan dan bimbingan selama

penulis menjalani pendidikan.

Page 8: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

vi

4. Ibu Dr. Juanita, SE, M.Kes, selaku Dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan kritik, saran dan pengarahan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak dr. Fauzi, SKM, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan

kritik, saran dan pengarahan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU, terutama Departemen AKK yang telah

memberikan ilmu, bimbingan serta dukungan moral selama perkuliahan.

7. Ibu drg. Nuriah Hartati selaku Pegawai Dinas Kesehatan Kota Medan yang

telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Ibu dr. Nurlelin Sinaga selaku Kepala Puskesmas, Ibu dr. Budiarti dan Ibu

Saramlah, Amkeb selaku tenaga kesehatan di Puskesmas Medan Deli yang telah

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Bapak Irfan Asardi Siregar, S.Sos, selaku Sekretaris Camat Kecamatan Medan

Deli yang telah banyak membantu dan berbagi pengalaman kepada penulis

selama masa penelitian.

10. Seluruh pihak yang menjadi informan dalam penelitian ini yang telah

memberikan informasi kepada penulis selama melaksanakan penelitian.

11. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda Ir.H.Syammaun Usman,

M.Si dan Ibunda HJ. Juartini, BA yang selalu memberikan kasih sayang, doa,

kesabaran dan dukungan baik secara moral maupun materil yang tidak pernah

putus.

12. Abang dan kakak ku tersayang Bang Dedek, Kak Dilla, Kak Ika, Kak Novi,

Kak Lia, serta seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi selama ini.

Page 9: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

vii

13. Teman-teman seperjuangan di Departemen AKK FKM USU, Hanif, Eela,

Ashela, Ayu, Anggi, Magda, Arnis, Reni, Nensi, Martin dan Siti.

14. Teman-teman tersayang di FKM USU, Adel, Tasya, Tika, Ira, Wican, Fiko,

Pipit, Nina, Kak Ema dan Kak Sika.

15. Seluruh Alumni dan Senior FKM USU serta Teman-Teman seperjuangan di

FKM USU angkatan 2010.

16. Keluarga besar HMI FKM USU, yang selama ini menjadi wadah bagi penulis

untuk banyak belajar dalam berorganisasi.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu, memberikan semangat, dukungan, dan do’a selama ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2014

Penulis,

Riri Astika Indriani

Page 10: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan i

Abstrak ii

Abstract iii

Daftar Riwayat Hidup iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi viii

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 9

1.3 Tujuan Penelitian 9

1.4 Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1 Puskesmas 10

2.1.1 Definisi Puskesmas 10

2.1.2 Wilayah Kerja 10

2.1.3 Visi dan Misi Puskesmas 10

2.1.4 Fungsi dan Kedudukan Puskesmas 11

2.2 Diare 12

2.2.1 Pengertian Diare 12

2.2.2 Pembagian Diare 12

2.2.3 Penyebab Diare 13

2.2.4 Tanda-Tanda Diare 15

2.3 Program Pengendalian Penyakit Diare 15

2.3.1 Tujuan 15

2.3.2 Kebijakan 16

2.3.3 Strategi 16

2.3.4 Kegiatan Program 17

2.3.5 Tatalaksana Penderita Diare 17

2.3.5.1 Prosedur Tata Laksana Penderita Diare 22

2.3.5.2 Sarana Rehidrasi 30

2.3.6 Surveilans Epidemiologi 34

2.3.6.1 Prosedur Surveilans 35

2.3.7 Promosi Kesehatan 37

2.3.7.1 Strategi Promosi Kesehatan 38

2.3.8 Tindakan Pencegahan 43

2.4 Fokus Penelitian 50

Page 11: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

ix

BAB III METODE PENELITIAN 52

3.1 Jenis Penelitian 52

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 52

3.2.1 Lokasi Penelitian 52

3.2.2 Waktu Penelitian 52

3.3 Informan Penelitian 52

3.4 Metode Pengumpulan Data 53

3.5 Triangulasi 54

3.6 Analisa Data 54

BAB IV HASIL PENELITIAN 55

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Medan Deli 55

4.2 Karakteristik Informan 56

4.3 Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan Deli 52

4.3 Alur Pengobatan Diare di Puskesmas Medan Deli 58

4.3.1 Alur Pengobatan Diare Yang Diterima Oleh Balita Tanpa

Dehidrasi di Puskesmas Medan Deli 58

4.3.2 Alur Pengobatan Diare Yang Diterima Oleh Balita Dengan

Dehidrasi Ringan/Sedang di Puskesmas Medan Deli 59

4.4 Verbatim Wawancara Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas

Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2014 60

4.4.1 Pernyataan Informan Tentang Tenaga Kesehatan yang

Terlibat dalam Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas

Medan Deli 60

4.4.2 Pernyataan Informan Tentang Sarana Kesehatan yang

Tersedia dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare di

Puskesmas Medan Deli 61

4.4.3 Pernyataan Informan Tentang Proses Pengobatan Diare di

Puskesmas Medan Deli 62

4.4.4 Pernyataan Informan Tentang Kegiatan Surveilans

Epidemiologi Diare 65

4.4.5 Pernyataan Informan Tentang Penyuluhan Diare 66

4.4.6 Pernyataan Informan Tentang Kebijakan Pemerintah Terkait

Diare 68

4.4.7 Pernyataan Informan Tentang Kerjasama Lintas Sektor

Dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare 69

4.4.8 Pernyataan Informan Tentang Keterlibatan Masyarakat

dalam Pelaksanaan Program Diare 70

4.4.9 Pernyataan Informan Tentang Kegiatan yang Dilakukan

dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan 72

4.4.10 Pernyataan Informan Tentang Pengawasan dan Evaluasi

yang Dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan Terhadap

Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan Deli 74

Page 12: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

x

4.4.11 Pernyataan Informan Tentang Hambatan dalam Pelaksanaan

Program Diare 75

4.4.12 Pernyataan Informan Tentang Output Pelaksanaan Program

Diare di Puskesmas Medan Deli 76

4.4.13 Pernyataan Informan Tentang Saran dalam Pelaksanaan

Program Diare 78

BAB V PEMBAHASAN 80

5.1 Masukan (input) 80

5.1.1 Tenaga Kesehatan 80

5.1.2 Sarana Kesehatan 82

5.2 Proses (process) 85

5.2.1 Upaya Pencegahan 85

5.2.2 Upaya Pengobatan 96

5.3 Keluaran (output) 99

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 101

6.1 Kesimpulan 101

6.2 Saran 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari FKM USU

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Pemerintah Kota Medan

Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Puskesmas Medan Deli

Lampiran 6 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kecamatan Medan Deli

Lampiran 7 Surat Instruksi Tentang Pengendalian Penyakit Diare dari Dinas

Kesehatan Kota Medan Kepada Seluruh Puskesmas di Kota Medan

Page 13: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Kasus Diare di Puskesmas Tahun 2013 4

Tabel 1.2. Distribusi Kunjungan Kasus Diare di Puskesmas Medan Deli

Per Kelurahan Tahun 2013 6

Tabel 2.1. Perbedaan Antara Oralit Lama dan Oralit Baru 18

Tabel 2.2. Tabel Penilaian Derajat Dehidrasi 23

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli

Tahun 2013 55

Tabel 4.2. Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli

Tahun 2014 56

Tabel 4.3. Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Deli Tahun 2013 56

Tabel 4.4. Karakteristik Informan 57

Tabel 4.5. Matriks Pernyataan Informan Tentang Tenaga Kesehatan yang

Terlibat dalam Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan

Deli 60

Tabel 4.6. Matriks Pernyataan Informan Tentang Sarana Kesehatan yang

Tersedia dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare di

Puskesmas Medan Deli 61

Tabel 4.7. Matriks Pernyataan Informan Tentang Proses Pengobatan Diare di

Puskesmas Medan Deli 62

Tabel 4.8. Matriks Pernyataan Informan Tentang Kegiatan Surveilans

Epidemiologi Diare 65

Tabel 4.9. Matriks Pernyataan Informan Tentang Penyuluhan Diare 66

Tabel 4.10. Matriks Pernyataan Informan Tentang Kebijakan Pemerintah

Terkait Diare 68

Page 14: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

xii

Tabel 4.11. Matriks Pernyataan Informan Tentang Kerjasama Lintas Sektor

Dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare 69

Tabel 4.12. Matriks Pernyataan Informan Tentang Keterlibatan Masyarakat

dalam Pelaksanaan Program Diare 71

Tabel 4.13. Matriks Pernyataan Informan Tentang Kegiatan yang Dilakukan dalam

Menjaga Kebersihan Lingkungan 72

Tabel 4.14. Matriks Pernyataan Informan Tentang Pengawasan dan Evaluasi

yang Dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan 74

Tabel 4.15. Matriks Pernyataan Informan Tentang Hambatan dalam Pelaksanaan

Program Diare 75

Tabel 4.16. Matriks Pernyataan Informan Tentang Output Pelaksanaan Program

Diare di Puskesmas Medan Deli 76

Tabel 4.17. Matriks Pernyataan Informan Tentang Saran Untuk Perbaikan

Pelaksanaan Program Diare 78

Tabel 5.1. Data Jumlah Kunjungan Kasus Diare di Puskesmas Medan Deli

Tahun 2011 s/d 2013 87

Page 15: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Grafik Case Fatality Rate (CFR) KLB Diare Tahun 2006-2010 3

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Terapi C 29

Gambar 2.2 Fokus Penelitian 50

Gambar 4.1 Alur Pengobatan Diare Yang Diterima Oleh Balita Tanpa Dehidrasi

di Puskesmas Medan Deli 58

Gambar 4.2 Alur Pengobatan Diare Yang Diterima Oleh Balita Dengan Dehidrasi

Ringan/Sedang di Puskesmas Medan Deli 59

Gambar 5.1 Prosedur Surveilans Epidemiologi Diare 86

Page 16: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

dalam menentukan kesejahteraan suatu bangsa di samping ekonomi dan sosial. Hal

ini ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 28 H ayat 1, yang

menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu

Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan juga menjelaskan dengan

tegas tentang hak dan kewajiban pemerintah maupun masyarakat yang berkenaan

dengan pemenuhan akan kesehatan.

Pelaksanaan pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan

pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan upaya kesehatan dalam bentuk

pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan

kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu,

terintregasi dan berkesinambungan.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilakukan upaya-

upaya kesehatan. Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah dalam

meningkatkan derajat kesehatan yang optimal adalah program pencegahan dan

Page 17: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

2

pengendalian penyakit menular. Penyakit menular yang sampai saat ini masih

menjadi program pemerintah di antaranya adalah program pengendalian penyakit

diare yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare

bersama lintas program dan sektor terkait (Kemenkes RI, 2011).

Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses

selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses

lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air

besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Kemenkes RI, 2011).

Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2009, Secara

global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1.5

juta pertahun. Di negara berkembang, rata-rata anak usia di bawah 3 tahun

mengalami episode diare 3 kali dalam setahun. Setiap episodenya diare akan

menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare

merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak.

Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

diare dari tahun ke tahun. Hasil survei Subdit Diare, angka kesakitan diare semua

umur tahun 2000 adalah 301/1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk,

tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk dan tahun 2010 adalah 411/1000 penduduk.

Diare merupakan penyebab kematian nomor 4 (13,2%) pada semua umur dalam

Page 18: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

3

kelompok penyakit menular. Proporsi diare sebagai penyebab kematian nomor 1 pada

bayi postneonatal (31,4%) dan pada anak balita (25,2%) (Kemenkes RI, 2011).

Diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab

utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah

tangga maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu

tata laksana yang cepat dan tepat (Kemenkes RI, 2011).

Pada tahun 2010 Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare terjadi di 11 provinsi

dengan jumlah penderita sebanyak 4.204 orang, jumlah kematian sebanyak 73 orang

dengan CFR sebesar 1,74%. Nilai CFR tersebut sama dengan CFR tahun 2009.

Kecenderungan CFR Diare pada periode tahun 2006-2010 dapat dilihat dari grafik

1.1 dibawah ini,

Gambar 1.1 Grafik Case Fatality Rate (CFR) KLB Diare Tahun 2006-2010

Page 19: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

4

Pada gambar di atas terlihat adanya peningkatan CFR yang cukup signifikan

pada tahun 2007-2008, dari 1,79% menjadi 2,94%. Angka ini turun menjadi 1,74%

pada tahun 2009 dan 2010.

Di Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2012, jumlah kasus diare yang

ditemukan dan ditangani adalah sebanyak 38,67%, dengan Incidence Rate (IR) diare

per 1.000 penduduk mencapai 16,36%. Angka ini mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2011 yaitu 19,35% dan 2010 yaitu 18,73%. Pencapaian IR ini

jauh di bawah target program yaitu 220 per 1.000 penduduk. Rendahnya IR

dikhawatirkan bukan merefleksikan menurunnya kejadian penyakit diare pada

masyarakat tetapi lebih dikarenakan banyaknya kasus yang tidak terdata (under-

reporting cases) (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2012).

Kota Medan merupakan daerah endemis penyakit diare. Data dari Dinas

Kesehatan Kota Medan mengenai jumlah kunjungan kasus diare di Puskesmas tahun

2013 secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.1. berikut ini :

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Kasus Diare di Puskesmas Tahun 2013

Puskesmas Jumlah Kunjungan Kasus

Petisah

Darussalam

Rantang

Glugur Kota

Sei Agul

Pulo Brayan

P. Bulan

Polonia

Kp. Baru

Tuntungan

Simalingkar

Kedai Durian

206

823

209

329

744

422

406

237

348

259

824

397

Page 20: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

5

Medan Johor

Desa Lalang

PB. Selayang

Sunggal

Helvetia

Medan Deli

Titi Papan

Medan Labuhan

Pekan Labuhan

Terjun

Belawan

Medan Denai

Tegal Sari

Bromo

Desa Binjei

Mandala

Sering

S. Limun

Teladan

Kota Matsum

Pasar Merah

Sukaramai

M. Area Selatan

Sentosa Baru

Glugur Darat

Martubung

Amplas

555

452

325

539

1684

1729

621

802

887

1477

1157

449

761

1081

506

838

465

183

719

403

466

488

775

1180

390

1143

1148

Jumlah 26427

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2013

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 jumlah kunjungan

kasus diare tertinggi terdapat di Puskesmas Medan Deli yaitu sebanyak 1729

kunjungan kasus. Di Puskesmas Medan Deli jumlah kunjungan kasus diare pada

tahun 2011-2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu 1561

kunjungan kasus pada tahun 2011 menjadi 2415 kunjungan kasus pada tahun 2012

dan mengalami penurunan menjadi 1729 kunjungan kasus pada tahun 2013.

Page 21: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

6

Di wilayah kerja Puskesmas Medan Deli, diare tersebar di 5 kelurahan. IR

diare tertinggi terdapat di Kelurahan Kota Bangun sebanyak 434 kunjungan kasus

dengan IR 4,00 per 100 penduduk. Data mengenai distribusi kunjungan kasus diare

tiap kelurahan dapat dilihat secara rinci pada tabel 1.2. berikut ini.

Tabel 1.2 Distribusi Kunjungan Kasus Diare di Puskesmas Medan Deli Per

Kelurahan Tahun 2013

No Kelurahan Kunjungan

Kasus Diare

Jumlah Penduduk %

1

2

3

4

5

Kota Bangun

Mabar

Mabar Hilir

Tanjung Mulia

Tanjung Mulia Hilir

434

406

274

310

305

10.841

33.225

26.811

34.644

34.321

4,00

1,22

1,02

0,90

0,89

Jumlah Kasus 1729 139.842

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Medan Deli Tahun 2013

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Medan Deli tahun 2013.

Persediaan air bersih (PAB) di wilayah kerja Puskesmas Medan Deli menggunakan

Perusahaan Air Minum (PAM) dan sumur gali (SGL), dari 34.082 Kepala Keluarga

(KK) yang diperiksa PAB nya, sebesar 29,84% (10.171 KK) menggunakan PAM,

sebesar 70,16% (23.911 KK) menggunakan sumur gali (SGL) dan dari 33.175 KK

yang diperiksa Jamban Keluarga (JAGA), sebesar 88,75% (29.441 KK)

menggunakan jamban leher angsa, sebesar 11,26% (3.734 KK) menggunakan Water

Closet (WC) cemplung.

Adapun upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Medan

Deli untuk mengatasi peningkatan kasus diare yaitu melaksanakan pengobatan diare,

penyuluhan diare dan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) diare (Laporan

Page 22: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

7

Tahunan Puskesmas Medan Deli, 2013). Berdasarkan hasil wawancara peneliti

dengan petugas puskesmas dapat diketahui bahwa puskesmas sudah menjalin

kerjasama dengan lintas sektoral yaitu Dinas Kesehatan Kota Medan dan pemerintah

setempat untuk mengatasi peningkatan kasus diare. Bentuk kerjasama yang dilakukan

oleh Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu penyediaan obat-obatan untuk penderita

diare. Kerjasama dengan pemerintah setempat yaitu melalui kegiatan gotong royong

untuk membersihkan lingkungan yang rutin dilaksanakan pada hari minggu setiap

pekannya. Selain itu pula dalam mendukung pelaksanaan program diare Pihak

Puskesmas Medan Deli juga mendapatkan dukungan dari Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) luar negeri yaitu High Five melalui kegiatan Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat (STBM) melalui 5 pilar yaitu stop buang air besar sembarangan,

cuci tangan pakai sabun, pengolahan makanan dan minuman, pengelolaan sampah

rumah tangga dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.

Dalam pelaksanaan program pengendalian penyakit diare dibutuhkan adanya

kerjasama lintas program dan sektor terkait. Melalui kerjasama tersebut diharapkan

pelaksanaan program pengendalian penyakit diare akan mendapat dukungan baik

politis maupun operasional dari institusi lain sesuai dengan porsi masing-masing

(Kemenkes RI, 2011).

Puskesmas memegang peranan penting sebagai unit pelayanan kesehatan

terdepan dalam upaya pengendalian penyakit menular yang salah satunya adalah

penyakit diare. Puskesmas diharapkan dapat melakukan pencegahan penularan

Page 23: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

8

penyakit serta mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat diare baik dengan

penanganan aktif maupun dengan penyuluhan.

Penelitian Nuri (2009), tentang pengaruh persepsi ibu tentang program

pemberantasan diare terhadap tindakan pemberantasan penyakit diare pada balita di

Kelurahan Pasar Belakang Kota Sibolga, menyatakan bahwa program pemberantasan

diare cenderung belum sepenuhnya diketahui dan dipahami masyarakat, pelaksanaan

program pemberantasan diare belum sepenuhnya dapat menggerakkan masyarakat

untuk bertindak sesuai ketentuan program.

Penelitian Rendita (2009), tentang pengaruh faktor lingkungan dan

karakteristik ibu terhadap tindakan penanganan diare pada balita di Kelurahan Kota

Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan, menyatakan bahwa umur, pendidikan

dan pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap tindakan penanganan diare.

Penelitian Sitinjak (2011), tentang hubungan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) dengan kejadian diare di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige, menyatakan

bahwa adanya hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu menggunakan

air bersih, menggunakan air minum, menggunakan jamban dan cuci tangan pakai

sabun dengan kejadian diare.

Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis ingin

melakukan penelitian untuk menganalisis pelaksanaan program diare di Puskesmas

Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2014.

Page 24: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

9

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dipaparkan di atas, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan program

diare di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli ”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program diare

di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan Kota Medan

mengenai pelaksanaan program diare, sehingga dapat meningkatkan

pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program diare.

2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Medan Deli mengenai pelaksanaan

program diare.

3. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penelitian yang berhubungan

dengan pelaksanaan program diare.

4. Sebagai tambahan informasi yang akan memperkaya kajian dalam ilmu

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

Page 25: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

2.1.1 Definisi Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI,

2004).

2.1.2 Wilayah Kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,

tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka

tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan

keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas

tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2004).

2.1.3 Visi dan Misi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya

Indonesia Sehat. Indikator utama kecamatan yang sehat yaitu :

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku sehat

3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan (Depkes RI, 2004).

Page 26: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

11

Misi puskesmas, yaitu :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat serta lingkungannya (Depkes RI, 2004).

2.1.4 Fungsi dan Kedudukan Puskesmas

Terdapat tiga fungsi utama puskesmas, yaitu :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

2. Pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar (Depkes RI, 2004)

Fungsi pelayanan kesehatan tersebut dapat dikelompokkan dalam upaya

kesehatan perorangan strata pertama yang bersifat private goods seperti

penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan perorangan, dan upaya kesehatan

masyarakat yang bersifat public goods seperti promosi kesehatan dan penyehatan

lingkungan (Depkes RI, 2004)

Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :

1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang mengutamakan pelayanan promotif dan

preventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan

bersama masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas

Page 27: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

12

2. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan

rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui

upaya rawat jalan dan rujukan (Depkes RI, 2004).

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional merupakan fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services). Dalam sistem

pemerintahan daerah, puskesmas merupakan organisasi struktural dan berkedudukan

sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang bertanggung jawab terhadap

kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2004).

2.2 Diare

2.2.1 Pengertian Diare

Menurut Kemenkes RI (2011) diare adalah buang air besar dengan konsistensi

lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari

biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari.

2.2.2 Pembagian Diare

Pembagian diare menurut Kemenkes RI, 2011, adalah :

1. Diare Akut Cair

Diare akut adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari

biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih) perhari dengan konsistensi cair

dan berlangsung kurang dari 7 hari.

Page 28: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

13

2. Diare Bermasalah

a. Diare berdarah

b. Kolera

c. Diare berkepanjangan (Prolonged Diarrhea)

d. Diare persisten/Diare Kronik

e. Diare dengan gizi buruk

f. Diare dengan penyakit penyerta

2.2.3 Penyebab Diare

Secara klinis penyebab diare dibagi dalam 4 kelompok, tetapi yang sering

ditemukan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi terutama infeksi virus.

Penyebab penyakit diare adalah sebagai berikut, (Kemenkes RI, 2011) :

1. Faktor Infeksi

a. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk + Norwalk Like Agent

b. Bakteri

1) Shigella, Salmonella, Escheria Coli (E.Coli), Golongan Vibrio

2) Bacillus cerecus, clostridium botulinum, Staphylococcus aureus,

Camphylobacter, Aeromonas

c. Parasit

1) Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia Lamblia, Balantidium Coli,

Cryptosporidium

2) Cacing perut, Ascaris, Trichiuris, Strongyloides, Blastissistis hominis

Page 29: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

14

2. Malabsorpsi

3. Keracunan Makanan

a. Keracunan Bahan-bahan kimia

b. Keracunan oleh racun yang dikandung dan diproduksi

1) Jasad Renik

2) Ikan

3) Buah-buahan

4) Sayur-sayuran

4. Diare Terkait Penggunaan Antibiotik (Dta/Aad)

Infeksi masih merupakan penyebab utama diare. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN) dan

Litbangkes pada pasien anak di 6 Rumah Sakit, penyebab infeksi terutama

disebabkan oleh Rotavirus dan Adenovirus (70%) sedangkan infeksi karena

bakteri hanya 8,4%. Kerusakan vili usus karena infeksi virus (rotavirus)

mengakibatkan berkurangnya produksi enzim laktase sehingga menyebabkan

malabsorpsi laktosa.

Diare karena keracunan makanan disebabkan karena kontaminasi

makanan oleh mikroba misalnya : Clostridium botulinum, Stap. Aureus dll.

Sedangkan diare terkait penggunaan antibiotika (DTA) terjadi karena

penggunaan antibiotika selama 3 sampai 5 hari yang menyebabkan

berkurangnya flora normal usus sehingga ekosistem flora usus didominasi

Page 30: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

15

oleh kuman pathogen khususnya Clostridium difficile. Angka kejadian DTA

berkisar 20-25%.

2.2.4 Tanda-Tanda Diare

Tanda-Tanda diare adalah buang air besar cair lebih sering dari biasanya (tiga

kali atau lebih) dalam satu hari, yang kadang disertai dengan muntah berulang-ulang,

rasa haus yang nyata, makan atau minum sedikit, demam dan tinja berdarah (Depkes

RI, 2007).

2.3 Program Pengendalian Penyakit Diare

2.3.1 Tujuan

Tujuan Umum :

Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas

program dan sektor terkait.

Tujuan Khusus :

1. Tercapainya penurunan angka kesakitan

2. Terlaksananya tatalaksana diare sesuai standar

3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di

masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan,

penanggulangan maupun pemberantasannya pada semua jenjang pelayanan.

4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan

hidup sehat melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga

kesakitan dan kematian karena diare dapat dicegah.

Page 31: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

16

5. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di suatu wilayah

kerja yang meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaanya (Kemenkes

RI, 2011).

2.3.2 Kebijakan

1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar, baik di sarana

kesehatan maupun masyarakat/rumah tangga

2. Melaksanakan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan KLB Diare

3. Mengembangkan pedoman pengendalian penyakit diare

4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam pengelolaan

program yang meliputi aspek manajerial dan teknis medis

5. Mengembangkan jejaring lintas program dan sektor di pusat, propinsi dan

kabupaten/kota

6. Meningkatkan pembinaan teknis dan monitoring untuk mencapai kualitas

pelaksanaan pengendalian penyakit diare secara maksimal

7. Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui hasil kegiatan program dan sebagai

dasar perencanaan selanjutnya (Kemenkes RI, 2011).

2.3.3 Strategi

1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana kesehatan

melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE)

2. Meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan

benar

Page 32: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

17

3. Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB Diare

4. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif

5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi (Kemenkes RI, 2011).

2.3.4 Kegiatan Program

1. Tatalaksana penderita diare

2. Surveilans epidemiologi

3. Promosi kesehatan

4. Pencegahan diare

5. Pengelolaan logistik

6. Pemantauan dan evaluasi (Kemenkes RI, 2011).

2.3.5 Tata Laksana Penderita Diare

Prinsip tatalaksana penderita diare adalah LINTAS Diare (Lima Langkah

Tuntaskan Diare), yang terdiri atas (Kemenkes RI, 2011) :

1. Berikan Oralit

Oralit merupakan campuran garam elektrolszit seperti natrium klorida (NaCl),

kalium klorida (KCI), trisodium sitrat hidrat dan glukosa anhidrat. Oralit

diberikan segera bila menderita diare, sampai diare berhenti.

Oralit bermanfaat untuk mengganti cairan dan elektolit dalam tubuh yang

terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air

minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk

mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Campuran glukosa dan

Page 33: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

18

garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus

penderita diare.

Oralit diberikan segera bila anak diare sampai diare berhenti. Cara pemberian

oralit yaitu satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air matang.

a. Anak kurang dari 1 tahun diberi 50-100 cc cairan oralit setiap kali buang air

besar

b. Anak lebih dari 1 tahun diberi 100-200 cc cairan oralit setiap kali buang air

besar

Oralit dapat diperoleh di Posyandu, Polindes, Puskesmas Pembantu,

Puskesmas, rumah sakit atau ditempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya. Oralit

saat ini tersedia dalam formula baru dengan tingkat osmolaritas yang berbeda

dibandingkan oralit lama, yaitu :

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Oralit Lama dan Oralit Baru

No Oralit lama

(WHO/INICEF 1978)

Oralit Formula Baru

(WHO/UNICEF 2004)

Dengan Osmolaritas

1

2

3

4

5

Na+ : 90 mEq/l

K+ : 20 mEq/l

HCO3 : 30 mEq/l

Cl- : 80 mEq/l

Glucose : 111 mmol/l

Na+ : 75 mEq/l

K+ : 20 mEq/l

Citrate : 10 mmol/l

Cl- : 65 mEq/l

Glucose : 75 mmol/l

Osmolar : 331 mmol/l Osmolar : 245 mmol/l

Perbedaan oralit lama dengan oralit baru yaitu terdapat pada tingkat

osmolaritas. Osmolaritas oralit baru lebih rendah yaitu 245 mmol/l dibanding

Page 34: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

19

total osmolaritas oralit lama yaitu 331 mmol/l. Penelitian menunjukkan bahwa

oralit formula baru mampu :

a. Mengurangi volume tinja hingga 25%

b. Mengurangi mual-muntah hingga 30%

c. Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena

Anak yang tidak menjalani terapi intravena, tidak harus dirawat di rumah

sakit. Sehingga risiko anak terkena infeksi di rumah sakit dapat berkurang,

pemberian ASI tidak terganggu dan orangtua dapat menghemat biaya. WHO dan

UNICEF merekomendasikan Negara-negara di dunia untuk menggunakan dan

memproduksi oralit dengan osmolaritas rendah (oralit baru).

2. Berikan Zinc Selama 10 Hari Berturut-Turut

Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan

pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar

ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare,

anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga

agar anak tetap sehat.

Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF menandatangani kebijakan bersama

dalam hal pengobatan diare yaitu pemberian oralit dan Zinc selama 10-14 hari.

Hal ini didasarkan pada penelitian selama 20 tahun (1983-2003) yang

menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan pemberian oralit disertai zinc lebih

Page 35: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

20

efektif dan terbukti menurunkan angka kematian akibat diare pada anak-anak

sampai 40%.

Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc

mampu menggantikan kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan

mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan

tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah

anak sembuh dari diare.

Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zinc

harus tetap dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan

untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare

pada 2-3 bulan ke depan.

Obat zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam waktu sekitar 30

detik. Zinc diberikan dengan dosis sebagai berikut :

- Balita umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg)/hari

- Balita umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg)/hari

Zinc diberikan dengan cara dilarutkan dalam satu sendok air matang atau ASI.

Untuk anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah. Zinc aman dikonsumsi dengan

oralit. Zinc diberikan satu kali sehari sampai semua tablet habis (selama 10 hari)

sedangkan oralit diberikan setiap kali anak buang air besar sampai diare berhenti.

Pemberian zinc selama 10 hari terbukti membantu memperbaiki mucosa usus

yang rusak dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara keseluruhan. Ketika

Page 36: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

21

memberikan konseling pada ibu, petugas kesehatan harus menekankan

pentingnya pemberian dosis penuh selama 10 hari dengan menyampaikan pada

ibu tentang manfaat jangka pendek dan panjang zinc, termasuk mengurangi

lamanya diare, menurunkan keparahan diare, membantu anak melawan episode

diare dalam 2-3 bulan selanjutnya setelah perawatan. Selama itu juga zinc dapat

membantu pertumbuhan anak lebih baik dan meningkatkan nafsu makan.

3. Teruskan ASI Dan Pemberian Makan

Bayi dibawah usia 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah

diare dan meningkatkan sistem imunitas tubuh bayi. Jika anak menderita diare

teruskan pemberian ASI sebanyak yang anak inginkan. Pemberian makan selama

anak diare juga harus ditingkatkan sampai dua minggu setelah anak berhenti

diare, karena lebih banyak makan akan membantu mempercepat penyembuhan,

pemulihan dan mencegah malnutrisi.

Anak yang berusia kurang dari 2 tahun, dianjurkan untuk mengurangi susu

formula dan menggantinya dengan ASI sedangkan untuk anak yang berusia lebih

dari 2 tahun dianjurkan untuk meneruskan pemberian susu formula dan dipastikan

agar anak mendapat oralit dan air matang.

4. Berikan Antibiotik Secara Selektif

Pemberian antibiotik tidak diberikan kepada semua kasus diare. Antibiotik

hanya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare karena kolera,

Page 37: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

22

atau diare dengan disertai penyakit lain. Tanpa indikasi tersebut tidak perlu

pemberian antibiotik.

Penggunaan antibiotik juga harus sesuai dosis yang dianjurkan oleh tenaga

kesehatan. Pemberian antibiotik yang tidak tepat sangat berbahaya karena dapat

menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik dan dapat membunuh flora

normal yang justru dibutuhkan tubuh. Efek samping dari penggunaan antibiotik

yang tidak rasional dapat menimbulkan gangguan fungsi ginjal, hati dan diare

yang disebabkan oleh antibiotik. Hal ini juga akan mengeluarkan biaya

pengobatan yang seharusnya tidak diperlukan.

5. Berikan Nasihat Pada Ibu/Pengasuh

Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian

oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anak ke

petugas kesehatan jika mengalami tanda-tanda sebagai berikut : Buang air besar

cair lebih sering, Muntah berulang-ulang, Mengalami rasa haus yang nyata,

Makan atau minum sedikit, Demam, Tinjanya berdarah dan Tidak membaik

dalam 3 hari.

2.3.5.1 Prosedur Tata Laksana Penderita Diare

1. Riwayat Penyakit

a. Berapa lama anak diare ?

b. Berapa kali diare dalam sehari ?

c. Adakah darah dalam tinjanya ?

Page 38: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

23

d. Apakah ada muntah ? berapa kali ?

e. Apakah ada demam ?

f. Makanan apa yang diberikan sebelum diare ?

g. Jenis makanan dan minuman apa yang diberikan selama sakit ?

h. Obat apa yang sudah diberikan ?

i. Imunisasi apa saja yang sudah didapat ?

j. Apakah ada keluhan lain ?

2. Menilai Derajat Dehidrasi

Tabel 2.2 Tabel Penilaian Derajat Dehidrasi

PENILAIAN A B C

Bila ada 2 tanda atau lebih

Lihat :

Keadaan umum

Mata

Rasa haus (beri air

minum)

Baik, sadar

Normal

Minum biasa,

Tidak haus

Gelisah, rewel

cekung

Haus, ingin minum

banyak

Lesu, lunglai /

tidak sadar

cekung

Malas minum atau

tidak bisa minum

Raba/Periksa :

Turgor kulit

Kembali cepat

Kembali lambat

Kembali sangat

lambat (lebih dari

2 detik)

Tentukan Derajat

Dehidrasi

Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Ringan-

Sedang

Dehidrasi Berat

Rencana

Pengobatan

Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C

3. Menentukan Rencana Pengobatan

Berdasarkan hasil penilaian derajat dehidrasi gunakan bagan rencana

pengobatan yang sesuai :

Page 39: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

24

1. Rencana terapi A untuk penderita diare tanpa dehidrasi di rumah

2. Rencana terapi B untuk penderita diare dengan dehidrasi ringan-sedang di

Sarana Kesehatan untuk diberikan pengobatan selama 3 jam

3. Rencana terapi C untuk penderita diare dengan dehidrasi berat di Sarana

Kesehatan dengan pemberian cairan Intra Vena.

RENCANA TERAPI A

UNTUK TERAPI DIARE TANPA DEHIDRASI

MENERANGKAN 5 LANGKAH TERAPI DIARE DI RUMAH

1. BERI CAIRAN LEBIH BANYAK DARI BIASANYA

a. Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama

b. Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai

tambahan

c. Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan

oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air

matang, dsb)

d. Beri oralit sampai diare berhenti. Bila muntah tunggu 10 menit dan dianjurkan

sedikit demi sedikit :

Umur <1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak

Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak

e. Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) dirumah bila :

Page 40: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

25

Telah diobati dengan rencana terapi B atau C

Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk

f. Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit

2. BERI OBAT ZINC

Beri Zinc 10 hari berurut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan

dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI.

a. Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari

b. Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari

3. BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI

a. Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat

b. Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan

c. Beri makanan kaya kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa hijau

d. Beri makanan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4

jam)

e. Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan

selama 2 minggu

4. ANTIBIOTIK HANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI

MISAL : DISENTRI, KOLERA, DLL

5. NASIHAT IBU / PENGASUH

Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila :

a. Berak cair lebih sering

Page 41: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

26

b. Muntah berulang

c. Sangat haus

d. Makan dan minum sangat sedikit

e. Timbul demam

f. Berak berdarah

g. Tidak membaik dalam 3 hari.

RENCANA TERAPI B

UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG

1. JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA DI

SARANA KESEHATAN

Oralit Yang Diberikan = 75 ml x BERAT BADAN anak

a. Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel dibawah ini :

Umur <1 Th 1-4 Th >5 Th

Jumlah Oralit 300 ml 600 ml 1.200ml

b. Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah

c. Bujuk ibu untuk meneruskan ASI

d. Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air

masak selama masa ini.

e. Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan

oralit

Page 42: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

27

f. Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

2. AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN

ORALIT

a. Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan

b. Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas

c. Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah

d. Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air

masak atau ASI. Beri oralit sesuai Rencana Terapi A bila pembengkakan telah

hilang

3. SETELAH 3-4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN

PENILAIAN, KEMUDIAN PILIH RENCANA TERAPI A, B ATAU C UNTUK

MELANJUTKAN TERAPI

a. Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah

hilang, anak biasanya kencing kemudian mengantuk dan tidur

b. Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang, ulangi Rencana Terapi B

c. Anak mulai diberi makanan, susu dan sari buah.

d. Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C

4. BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA TERAPI B

a. Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah

b. Berikan oralit 6 bungkus untuk persediaan dirumah

c. Jelaskan 5 langkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah

Page 43: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

28

RENCANA TERAPI C

UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI BERAT DI

SARANA KESEHATAN

Ikuti tanda panah . Jika jawaban “YA” lanjutkan ke Kanan . Jika “TIDAK” lanjutkan

ke Bawah

Dapatkah saudara

memberikan

cairan intravena ?

Ya

1. Beri cairan intravena segera.

Ringer Laktat atau NaCl 0,9% (bila RL tidak

tersedia) 100 ml/kg BB, dibagi sebagai berikut :

Umur Pemberian I

30 ml/kg BB

Kemudian

70 ml/kg

BB

Bayi < 1

tahun

1 jam* 5 jam

Anak > 1

tahun

30 menit* 2 ½ jam

* Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau

tidak teraba

2. Nilai kembali tiap 15-30 menit. Bila nadi belum

teraba, beri tetesan lebih cepat.

3. Juga beri oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa

minum; biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2

jam (anak)

4. Berikan obat Zinc selama 10 hari berturut turut

5. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi

derajat dehidrasi. Kemudian pilihlah rencana

terapi yang sesuai (A,B atau C) untuk

melanjutkan terapi

T

I

D

A

K

Adakah terapi

terdekat

( dalam 30 menit) ? Ya

1. Rujuk penderita untuk terapi intravena

2. Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan

tunjukkan cara memberikannya selama di

perjalanan.

Tidak

Page 44: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

29

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Terapi C

Apakah saudara

dapat menggunakan

pipa nasogastrik /

orogastrik untuk

rehidrasi ?

Ya

1. Mulai rehidrasi dengan oralit melalui Nasogastrik/Orogastrik. Berikan sedikit

demi sedikit, 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam

2. Nilai setiap 1-2 jam : a. Bila muntah atau perut kembung berikan

cairan lebih lambat.

b. Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam

rujuk untuk terapi intravena.

3. Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi yang sesuai (A, B atau C).

Tidak

Apakah penderita

bisa minum ? Ya 1. Mulai rehidrasi dengan oralit melalui mulut.

Berikan sedikit demi sedikit, 20 ml/kg

BB/jam selama 6 jam

2. Nilai setiap 1-2 jam :

a. Bila muntah atau perut kembung berikan

cairan lebih lambat.

b. Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam

rujuk untuk terapi intravena.

3. Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana

terapi yang sesuai.

T

I

D

A

K

Segera rujuk anak

untuk rehidrasi

melalui Nasogastrik

/ Orogastrik atau

Intravena.

Catatan :

1. Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6

jam setelah rehidrasi untuk memastikan

bahwa ibu dapat menjaga mengembalikan

cairan yang hilang dengan memberi oralit.

2. Bila umur anak di atas 2 tahun dan kolera

baru saja berjangkit di daerah Saudara,

pikirkan kemungkinan kolera dan beri

antibiotika yang tepat secara oral begitu anak

sadar

Page 45: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

30

2.3.5.2 Sarana Rehidrasi

Sarana rehidrasi di Puskesmas disebut pojok Upaya Rehidrasi Oral (URO)

atau lebih dikenal nama pojok oralit.

1. Pojok Oralit

Pojok oralit didirikan sebagai upaya terobosan untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat/ibu rumah tangga, kader, petugas

kesehatan dalam tatalaksana penderita diare. Pojok oralit juga merupakan sarana

untuk observasi penderita diare, baik yang berasal dari kader maupun masyarakat.

melalui pojok oralit diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan

petugas terhadap tatalaksana penderita diare, khususnya dengan upaya rehidrasi

oral.

a. Fungsi

1) Mempromosikan upaya-upaya rehidrasi oral

2) Memberi pelayanan penderita diare

3) Memberikan pelatihan kader (Posyandu)

b. Tempat

Pojok oralit adalah bagian dari suatu ruangan di Puskesmas (ruangan tunggu

pasien) dengan 1-2 meja kecil. Seorang petugas puskesmas dapat

mempromosikan rehidrasi oral pada ibu-ibu yang sedang menunggu giliran untuk

suatu pemeriksaan. Bagi penderita diare yang mengalami dehidrasi Ringan-

Sedang diobservasi di Pojok Oralit selama 3 jam. Ibu/keluarganya akan

Page 46: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

31

dianjurkan bagaimana cara menyiapkan oralit dan berapa banyak oralit yang

harus diminum oleh penderita.

c. Sarana Pendukung

1) Tenaga pelaksana : dokter dan paramedis terlatih

2) Prasarana :

a) Tempat pendaftaran

b) Ruangan yang dilengkapi dengan meja, ceret, oralit 200 ml, gelas, sendok,

lap bersih, sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun (wastafel),

poster untuk penyuluhan dan tatalaksana penderita diare.

3) Cara membuat pojok oralit

a) Pilihan lokasi untuk “Pojok Oralit” :

- Dekat tempat tunggu (ruang tunggu), ruang periksa, serambi muka

yang tidak berdesakan

- Dekat dengan toilet atau kamar mandi

- Nyaman dan baik ventilasinya

b) Pengaturan model di Pojok Oralit

- Sebuah meja untuk mencampur larutan oralit dan menyiapkan larutan

- Kursi atau bangku dengan sandaran, dimana ibu dapat duduk dengan

nyaman saat memangku anaknya

- Sebuah meja kecil dimana ibu dapat menempatkan gelas yang berisi

larutan oralit

Page 47: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

32

- Oralit paling sedikit 1 kotak (100 bungkus)

- Botol susu/gelas ukur

- Gelas

- Sendok

- Lembar balik yang menerangkan pada ibu, bagaimana mengobati atau

merawat anak diare

- Leaflet untuk dibawa pulang ke rumah

Media penyuluhan tentang pengobatan dan pencegahan diare perlu

disampaikan pada ibu selama berada di Pojok Oralit. Selain itu pojok oralit sangat

bermanfaat bagi ibu untuk belajar mengenai upaya rehidrasi oral serta hal-hal

penting lainnya, seperti pemberian ASI, pemberian makanan tambahan,

penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,

penggunaan jamban, serta poster tentang imunisasi.

d. Kegiatan Pojok Oralit

1) Penyuluhan upaya rehidrasi oral

a) Memberikan demonstrasi tentang bagaimana mencampur larutan oralit

dan bagaimana cara memberikannya

b) Menjelaskan cara mengatasi kesulitan dalam memberikan larutan oralit

bila ada muntah

Page 48: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

33

c) Memberikan dorongan pada ibu untuk memulai memberikan makanan

pada anak atau ASI pada bayi (Puskesmas perlu memberikan makanan

pada anak yang tinggal sementara di fasilitas pelayanan).

d) Mengajari ibu mengenai bagaimana meneruskan pengobatan selama

anaknya di rumah dan menentukan indikasi kapan anaknya dibawa

kembali ke Puskesmas.

e) Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan pada pengunjung

Puskesmas dengan menjelaskan tatalaksana penderita diare di rumah serta

cara pencegahan diare.

2) Pelayanan Penderita

Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosis dan derajat rehidrasi di

ruang pengobatan, tentukan jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam

selanjutnya dan bawalah ibu ke Pojok URO untuk menunggu selama

diobservasi serta :

a) Jelaskan manfaat oralit dan ajari ibu membuat larutan oralit

b) Perhatikan ibu waktu memberikan oralit

c) Perhatikan penderita secara periodic dan catat keadaanya setiap 1-2 jam

sampai penderita teratasi rehidrasinya (3-6 jam)

d) Catat/hitung jumlah oralit yang diberikan

e) Berikan pengobatan terhadap gejala lainnya seperti penurunan panas dan

antibiotika untuk mengobati disentri dan kolera.

Page 49: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

34

2.3.6 Surveilans Epidemiologi

Surveilans epidemiologi penyakit diare adalah kegiatan analisis secara

sistematis dan terus menerus terhadap penyakit diare dan kondisi yang

mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit diare agar dapat

melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses

pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada

penyelenggara program kesehatan.

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada

keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan

malapetaka.

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah

dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada

terjadinya wabah.

Kriteria KLB Diare (sesuai dengan Permenkes RI No. 1501 / MENKES / PER

/ X / 2010 ), sebagai berikut :

1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 Permenkes RI No. 1501/MENKES/PER/X/2010 yang sebelumnya

tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah

Page 50: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

35

2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu

dalam jam, hari atau minggu berturut-turut

3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan

periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu

4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan

kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan

dalam tahun sebelumnya.

5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun

menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata

jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya

6. Angka kematian kasus (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu

tertentu menunjukkan kematian 50% (lima puluh persen) atau lebih

dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode

sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

2.3.6.1 Prosedur Surveilans

1. Cara Pengumpulan Data Diare

Ada tiga cara pengumpulan data diare, yaitu melalui (Kemenkes RI, 2011) :

a. Laporan Rutin

Dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit melalui SP2TP (LB),

SPRS (RL), STP dan rekapitulasi diare. Karena diare termasuk penyakit yang

dapat menimbulkan wabah maka perlu dibuat laporan mingguan (W2). Untuk

Page 51: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

36

dapat membuat laporan rutin perlu pencatatan setiap hari (register) penderita

diare yang datang ke sarana kesehatan, posyandu atau kader agar dapat

dideteksi tanda-tanda akan terjadinya KLB/wabah sehingga dapat segera

dilakukan tindakan penanggulangan secepatnya. Laporan rutin ini dikompilasi

oleh petugas RR/Diare di Puskesmas kemudian dilaporkan ke Tingkat

Kabupaten/Kota melalui laporan bulanan (LB) dan STP setiap bulan.

Petugas/Pengelola Diare Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi dari

masing-masing Puskesmas dan secara rutin (bulanan) dikirim ke tingkat

Propinsi dengan menggunakan formulir rekapitulasi diare. Dari tingkat

Propinsi direkap berdasarkan kabupaten/kota secara rutin (bulanan) dan

dikirim ke Pusat (Subdit Diare, & ISPL) dengan menggunakan formulir

rekapitulasi diare.

b. Laporan KLB/Wabah

Setiap terjadi KLB/wabah harus dilaporkan dalam periode 24 jam (W1)

dan dilanjutkan dengan laporan khusus yang meliputi :

1) Kronologi terjadinya KLB

2) Cara penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya

3) Keadaan epidemiologis penderita

4) Hasil penyelidikan yang telah dilakukan

5) Hasil penanggulangan KLB dan rencana tindak lanjut

Page 52: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

37

c. Pengumpulan data melalui studi kasus

Pengumpulan data ini dapat dilakukan satu tahun sekali, misalnya pada

pertengahan atau akhir tahun. Tujuannya untuk mengetahui “base line data”

sebelum atau setelah program dilaksanakan dan hasil penilaian tersebut dapat

digunakan untuk perencanaan di tahun yang akan datang.

2. Pengolahan, Analisis dan Interpretasi

Data-data yang telah dikumpulkan diolah dan ditampilkan dalam bentuk

tabel-tabel atau grafik, kemudian dianalisis dan diinterpretasi. Analisis ini

sebaiknya dilakukan berjenjang dari Puskesmas hingga Pusat, sehingga apabila

terdapat permasalahan segera dapat diketahui dan diambil tindakan

pemecahannya.

3. Penyebarluasan Hasil Interpretasi

Hasil analisis dan interpretasi data yang telah dikumpulkan, diumpan balikkan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada pimpinan di daerah

(kecamatan hingga Dinkes Propinsi) untuk mendapatkan tanggapan dan

dukungan penanganannya.

2.3.7 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar mereka dapat

menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya

Page 53: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

38

masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan.

Tujuan dari promosi kesehatan adalah terwujudnya masyarakat yang

mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui komunikasi, informasi

dan edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan kematian karena diare dapat dicegah.

2.3.7.1 Strategi Promosi Kesehatan

Terdapat 3 strategi komunikasi dalam promosi kesehatan yaitu : Advokasi,

Bina Suasana dan Gerakan Masyarakat.

1. Advokasi ( Pendekatan Pimpinan / Pengambil Keputusan )

Advokasi merupakan upaya yang sistematis dan terorganisir untuk

memperoleh dukungan kebijakan pemerintah Pusat dan Daerah, Publik, atau

pengambil Keputusan dan berbagai pihak dalam pengendalian Penyakit Diare

agar dapat dilaksanakan secara konsisten dan terus menerus.

Tujuan dari Advokasi adalah diperolehnya dukungan dari pimpinan,

pengambil keputusan serta penyandang dana untuk mencapai kesepakatan dan

rencana tindak lanjut pengendalian penyakit Diare.

Langkah kegiatan dalam advokasi, meliputi :

a. Menentukan dan menetapkan bentuk dukungan yang diharapkan dari para

pengambil keputusan

b. Menentukan sasaran advokasi, yang meliputi :

Page 54: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

39

1) Gubernur, Bupati, Walikota

2) DPRD

3) Bappeda

4) Media Informasi

5) LSM

6) Dunia Usaha

7) Swasta

8) Penyandang Dana

c. Menentukan materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang hendak

di capai

d. Menentukan metode dan teknis yang disesuaikan dengan segmen sasaran

Advokasi, antara lain : Pendekatan langsung, seminar, rapat kerja,

lokakarya, sarasehan, pertemuan lintas sektor.

e. Menentukan media yang disesuaikan dengan segmen sasaran dan metode

serta tehnik penyampaian, missal : proposal, buku pedoman, makalah dan

leaflet.

f. Menentukan kesepakatan dan rencana tindak lanjut, seperti :

1) Terbentuknya komitmen integrasi pelaksanaan kegiatan

2) Dukungan politis berupa SK, SE, Kesepakatan, Perda, dan lain-lain.

3) Dukungan sumber daya

Page 55: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

40

2. Bina Suasana

Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang

mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku

dalam pengendalian penyakit diare. Tujuan dari bina suasana adalah

terciptanya opini positif atau suasana yang mendukung untuk

penyelenggaraan pengendalian penyakit diare.

Langkah kegiatan bina suasana adalah :

a. Menentukan dan menetapkan bentuk kerjasama yang diharapkan

b. Menentukan sasaran

Kelompok sasaran lebih ke tingkat teknis operasional secara berjenjang,

antara lain :

1) Wartawan media massa & elektronik

2) Organisasi keagamaan

3) Organisasi kepemudaan

4) LSM

5) PKK

6) Petugas Kesehatan

7) Kelompok Professi

8) Tokoh Masyarakat

c. Menentukan materi yang lebih ke arah operasional misalnya SKD,

pencegahan penyakit diare, tatalaksana diare, dll.

Page 56: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

41

d. Menentukan metode yang digunakan, yaitu : orientasi, pelatihan,

kunjungan lapangan, jumpa pers, dialog terbuka/interaktif TV, Media

elektronik, Penulisan artikel

e. Hasil yang diharapkan

1) Opini positif berkembang di masyarakat tentang pentingnya

pengendalian penyakit diare

2) Semua kelompok potensial di masyarakat sudah menyuarakan dan

mendukung tentang pentingnya pencegahan dengan berperilaku hidup

bersih dan sehat serta melakukan pengobatan

3) Adanya dukungan sumberdaya dari kelompok potensial di masyarakat

3. Gerakan / Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus

dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses

membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu,

mau, mampu dalam melaksanakan upaya pengendalian penyakit diare, dengan

mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat terutama

dalam tatalaksana penderita di rumah tangga dan pencegahan diare. Tujuan

dari gerakan/pemberdayaan masyarakat adalah agar masyarakat tahu, mau dan

mampu melaksanakan upaya pengendalian penyakit diare.

Page 57: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

42

Langkah kegiatan gerakan/pemberdayaan masyarakat, adalah :

a. Menentukan sasaran

Sebagai sasaran utama adalah masyarakat. Secara aktif masyarakat

terutama ibu yang mempunyai balita dapat melaksanakan tatalaksana diare

dengan benar dan kegiatan pencegahan yang efektif.

b. Menentukan materi pesan

1) Tatalaksana diare di rumah tangga yaitu :

a) Beri lebih banyak minum cairan rumah tangga, yaitu air tajin, air

teh, air kuah sayur, air sup, oralit

b) Teruskan pemberian makanan sesuai dengan umur

c) Bawa anak ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pertolongan

lanjutan, bila anak tidak membaik selama 3 hari atau ada salah satu

tanda berikut :

- Diare terus menerus

- Muntah berulang-ulang

- Rasa haus yang nyata

- Tidak bisa makan/minum

- Demam

- Ada darah dalam tinja

2) Pencegahan penyakit diare, yaitu :

a) Pemakaian air bersih yang cukup

Page 58: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

43

b) Minum air yang sudah dimasak

c) Buang air besar dijamban, termasuk membuang kotoran bayi

d) Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air

besar

e) Memperbaiki makanan pendamping ASI

f) Memberikan ASI

g) Memberikan imunisasi campak

c. Menentukan metode dan teknik

Metode dan teknik disesuaikan sasaran dan diupayakan berlangsung

dinamis, misalnya : tatap muka, simulasi, demostrasi, penyuluhan

kelompok.

d. Media saluran komunikasi

Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan segmen sasaran, yaitu

menggunakan perpaduan media cetak dan elektronika.

2.3.8 Tindakan Pencegahan

Tujuan pencegahan adalah untuk tercapainya penurunan angka kesakitan diare

dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi. Kegiatan

pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah

(Kemenkes RI, 2011):

Page 59: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

44

1. Perilaku Sehat

a. Pemberian ASI

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan

tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap

secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan

sampai umur 6 bulan. Tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa

ini.

ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula

atau cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan yang dapat

terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau

makanan lain dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya

bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare. Keadaan seperti ini

disebut disusui secara penuh (memberikan ASI Eksklusif). Bayi harus disusui

secara penuh sampai mereka berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan dari

kehidupannya, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan dengan

makanan lain (proses menyapih).

ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya

antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan

perlindungan terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara

penuh mempunyai daya lindung 4 x lebih besar terhadap diare daripada

Page 60: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

45

pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi-bayi

yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab diare.

Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama

kehidupan, mempunyai resiko mendapat diare 30 x lebih besar. Pemberian

susu formula merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk

susu formula, berisiko tinggi menyebabkan diare yang dapat mengakibatkan

terjadinya gizi buruk.

b. Makanan Pendamping ASI

Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap

mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Pada masa tersebut

merupakan masa yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian

makanan pendamping ASI dapat menyebabkan meningkatnya resiko

terjadinya diare ataupun penyakit lain yang menyebabkan kematian. Perilaku

pemberian makanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap

kapan, apa dan bagaimana makanan pendamping ASI diberikan.

Beberapa hal yang dapat meningkatkan cara pemberian makanan

pendamping ASI yang lebih baik, yaitu :

1) Memperkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat

teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan setelah anak

berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4 x sehari).

Page 61: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

46

Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak

dengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan pemberian ASI.

2) Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi/bubur dan biji-bijian

untuk energy. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacang-

kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke dalam makananya.

3) Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak. Suapi

anak dengan sendok yang bersih.

4) Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin

dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak.

c. Menggunakan Air Bersih yang Cukup

Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Fecal-

oral. kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui

makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari

tangan, makanan yang wadahnya atau tempat makan-minum yang dicuci

dengan air tercemar.

Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih

mempunyai risiko menderita diare lebih kecil di banding dengan masyarakat

yang tidak mendapatkan air bersih.

Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan

menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi

Page 62: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

47

mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah. Beberapa hal yang

harus diperhatikan oleh keluarga, yaitu :

1) Ambil air dari sumber air yang bersih

2) Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung

khusus untuk mengambil air

3) Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk

mandi anak-anak

4) Minum air yang sudah matang

5) Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan

cukup.

d. Mencuci Tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting

dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan

sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak,

sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum

makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.

e. Menggunakan Jamban

Pengalaman di beberapa Negara membuktikan bahwa upaya penggunaan

jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap

penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat

Page 63: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

48

jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban. Beberapa hal yang

harus diperhatikan oleh keluarga, yaitu:

1) Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai

oleh seluruh anggota keluarga

2) Membersihkan jamban secara teratur

3) Menggunakan alas kaki bila akan buang air besar

f. Membuang Tinja Bayi yang Benar

Tinja bayi berbahaya oleh karena itu tinja bayi harus dibuang secara benar

karena dapat menularkan penyakit pada anak-anak dan orangtuanya. Beberapa

hal yang harus diperhatikan oleh keluarga, yaitu :

1) Kumpulkan segera tinja bayi dan membuangnya ke jamban

2) Bantu anak-anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah

dijangkau olehnya.

3) Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja anak seperti di

dalam lubang atau dikebun kemudian ditimbun.

4) Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan

sabun.

g. Pemberian Imunisasi Campak

Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah

agar bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit campak sering

disertai diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah

Page 64: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

49

diare. Oleh karena itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9

bulan.

2. Penyehatan Lingkungan

a. Penyediaan Air Bersih

Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain adalah

diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit mata dll, maka

penyediaan air bersih baik secara kuantitas dan kualitas mutlak diperlukan

dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari termasuk untuk menjaga

kebersihan diri dan lingkungan.

b. Pengelolaan Sampah

Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang biaknya

vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa, dsb. Selain itu sampah

dapat mencemari tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika

seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat. Oleh

karena itu pengelolaan sampah sangat penting, untuk mencegah penularan

penyakit tersebut. Tempat sampah harus disediakan, sampah harus

dikumpulkan setiap hari dan dibuang ke tempat penampungan sementara. Bila

tidak terjangkau oleh pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan

akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau

dibakar.

Page 65: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

50

c. Sarana Pembuangan Air Limbah

Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola

sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana

pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau,

mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan

bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti

leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria.

2.4 Fokus Penelitian

Pada prinsipnya keberhasilan pelaksanaan program diare dapat diukur melalui

indikator masukan (input), proses (process), dan luaran (output). Oleh karena itu

fokus penelitian dapat disusun sebagai berikut :

Gambar 2.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan gambar diatas, dapat dirumuskan definisi fokus penelitian

sebagai berikut :

Output :

1. Penurunan

Kasus Diare

Proses :

1. Upaya Pencegahan

2. Upaya Pengobatan

Input :

1. Tenaga

2. Sarana

Page 66: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

51

1. Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat

melaksanakan program diare dengan baik, meliputi : tenaga dan sarana, dengan

definisi sebagai berikut :

a. Tenaga adalah tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan program

diare di Puskesmas Medan Deli.

b. Sarana adalah seluruh bahan, peralatan, serta fasilitas yang digunakan dalam

pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli.

2. Proses (process) adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, meliputi: upaya pencegahan dan upaya pengobatan,

dengan definisi sebagai berikut :

a. Upaya Pencegahan adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencegah

terjadinya penyakit diare meliputi: Surveilans epidemiologi diare,

Peningkatan kesehatan lingkungan dan penyuluhan kesehatan.

b. Upaya pengobatan adalah kegiatan yang dilakukan dalam memberikan

pengobatan diare sesuai dengan prosedur tatalaksana diare meliputi : Riwayat

penyakit, menilai derajat dehidrasi, menentukan tindakan dan memberi

pengobatan.

3. Keluaran (output) adalah hasil dari pelaksanaan program diare yaitu menurunya

jumlah kasus diare di Puskesmas Medan Deli yang dinilai dari kegiatan yang

telah dilakukan.

Page 67: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

52

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode pendekatan

kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang

pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli tahun

2014.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Medan Deli, dengan

pertimbangan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2013

kunjungan kasus diare tertinggi terdapat di Puskesmas Medan Deli yaitu sebanyak

1729 kunjungan kasus.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada Bulan Januari-Juni Tahun 2014 (Survei

pendahuluan dan penelitian).

3.3 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik

purposive, yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang bersedia dan

mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu

Page 68: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

53

pelaksanaan program diare di wilayah kerja Puskesmas Medan Deli, berjumlah 11

orang yang terdiri dari :

A. Pegawai bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan

Kota Medan

B. Kepala Puskesmas Medan Deli

C. Dokter Puskesmas Medan Deli

D. Penanggungjawab Program Diare Puskesmas Medan Deli

E. Pegawai Kecamatan Medan Deli

F. Lurah Kelurahan Kota Bangun

G. Anggota PKK

H. Kader posyandu

I. Tokoh masyarakat

J. Ibu balita yang anaknya menderita diare tanpa dehidrasi

K. Ibu balita yang anaknya menderita diare dengan dehidrasi ringan/sedang

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan dua sumber data yaitu :

1. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada

para informan dengan berpedoman pada panduan wawancara yang telah

dipersiapkan.

Page 69: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

54

2. Data sekunder diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,

Profil Dinas Kesehatan Kota Medan, Laporan Tahunan Puskesmas Medan Deli

dan instansi yang terkait dengan penelitian ini.

3.5 Triangulasi

Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber,

yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama, yakni

dengan memilih informan yang dianggap dapat memberikan jawaban sesuai dengan

pertanyaan yang diajukan (Sugiyono, 2011).

3.6 Analisa Data

Analisa data kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan

data, interpretasi data dan dibuat matriks untuk mempermudah dalam melihat data

secara lebih sistematis (Miles dan Huberman dalam Herdiansyah, 2012).

Page 70: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Medan Deli

Puskesmas Medan Deli terletak di jalan Yos Sudarso Km. 11,1 Lingkungan

III Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli. Dengan luas wilayah 1900 Ha,

adapun yang menjadi batas wilayah Puskesmas Medan Deli adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Medan Labuhan

Sebelah Timur : Percut Sei Tuan

Sebelah Barat : Labuhan Deli

Sebelah Selatan : Medan Timur dan Medan Barat

Wilayah kerja Puskesmas Medan Deli terdiri dari 5 kelurahan yaitu : Kelurahan

Kota Bangun, Kelurahan Mabar, Kelurahan Mabar Hilir, Kelurahan Tanjung Mulia,

Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Jumlah lingkungan adalah sebesar 89 lingkungan

dengan jumlah penduduk adalah 139.842 jiwa.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun

2013

No Kelurahan Jumlah

Penduduk

Jumlah

Lingkungan

Luas

Wilayah/Ha

1

2

3

4

5

Kota Bangun

Mabar

Mabar Hilir

Tanjung Mulia

Tanjung Mulia Hilir

10841

33225

26811

34644

34321

8

19

12

28

22

250

465

318,9

541

325

Jumlah 139842 89 1900

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Medan Deli Tahun 2013

Page 71: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

56

Tabel 4.2 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli

Tahun 2014

No Sarana Kesehatan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Balai Pengobatan

Laboratorium

Apotik

Puskesmas Pembantu

Praktek Dokter Umum Swasta

Praktek Dokter Gigi Swasta

Puskesmas Perawatan

Praktek Bidan Swasta

Toko Obat Berizin

Tukang Gigi

Dukun Patah Tulang

18

1

6

4

5

1

1

37

8

3

1

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Medan Deli Tahun 2013

Tabel 4.3 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Deli Tahun 2014

No Tenaga Kesehatan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Dokter Umum

Dokter Gigi

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Sarjana Keperawatan

D3 Keperawatan

D3 Kebidanan

Perawat Gigi

Analisa Kesehatan

Apoteker

3

2

1

3

2

6

1

1

1

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Medan Deli Tahun 2013

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 informan yaitu Pegawai bidang

Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan, Kepala

Puskesmas Medan Deli, Dokter Puskesmas Medan Deli, Penanggungjawab Program

Diare Puskesmas Medan Deli, Pegawai Kecamatan Medan Deli, Lurah Kota Bangun,

Anggota PKK, Kader Posyandu, Tokoh Masyarakat, Ibu Balita yang Anaknya

Menderita Diare Tanpa Dehidrasi dan Ibu Balita yang anaknya Menderita Diare

Page 72: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

57

Dengan Dehidrasi Ringan/Sedang. Karakteristik dari masing-masing informan pada

penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Karakteristik Informan

No Informan Jenis

Kelamin

Umur

(tahun)

Pendidikan Jabatan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

drg. Nuriah Hartati

dr. Nurlelin Sinaga

dr. Budiarti

Saramlah, Amkeb

Irfan Asardi Siregar,

S.Sos

Chairul Amin, S.Sos

Suci Rahma Dani

Latifah

Yus Ashary

Nurzannah

Riska

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

40

49

35

50

43

45

29

43

43

30

27

S1

S1

S1

D3

S1

S1

SMA

SMA

SMA

SMA

SMA

Pegawai bidang

PMK Dinas

Kesehatan Kota

Medan

Kepala Puskesmas

Dokter Puskesmas

Penanggungjawab

program Diare

Sekretaris Camat

Lurah

Anggota PKK

Kader Posyandu

Tokoh Masyarakat

Ibu balita yang

anaknya menderita

diare tanpa

dehidrasi

Ibu balita yang

anaknya menderita

diare dengan

dehidrasi

ringan/sedang

Page 73: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

58

4.3 Alur Pengobatan Diare di Puskesmas Medan Deli

4.3.1 Alur Pengobatan Diare Yang Diterima Oleh Balita Tanpa Dehidrasi di

Puskesmas Medan Deli

Gambar 4.1 Alur Pengobatan Diare yang Diterima oleh

Balita Tanpa Dehidrasi di Puskesmas Medan Deli

Datang Pendaftaran

di Loket

Pemeriksaan Status gizi

(oleh tenaga gizi)

Pengukuran berat badan

dan tinggi badan

Tindakan Pengobatan di

Ruang Poli Umum

(oleh Dokter)

Bertanya tentang riwayat

penyakit diare

Melakukan pemeriksaan

Terapi

Konseling

Penulisan resep

Pengambilan

obat Pulang

Page 74: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

59

4.3.2 Alur Pengobatan Diare Yang Diterima Oleh Balita Dengan Dehidrasi

Ringan/Sedang di Puskesmas Medan Deli

Gambar 4.2 Alur Pengobatan Diare yang Diterima oleh Balita Dengan

Dehidrasi Ringan/Sedang di Puskesmas Medan Deli

Dari alur tatalaksana diare di Puskesmas Medan Deli yang diterima oleh

kedua balita menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengobatan diare kepada

balita tanpa dehidrasi (informan 10) dan balita dengan dehidrasi ringan/sedang

(informan 11).

Datang Pendaftaran

di Loket

Pemeriksaan Status gizi

(oleh tenaga gizi)

Pengukuran berat badan

dan tinggi badan

Tindakan Pengobatan di

Ruang Poli Umum

(oleh Dokter)

Bertanya tentang riwayat

penyakit diare

Melakukan pemeriksaan

Terapi

Konseling

Penulisan resep

Pengambilan

obat Pulang

Page 75: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

60

4.4 Verbatim Wawancara Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan

Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2014

4.4.1 Pernyataan Informan Tentang Tenaga Kesehatan yang Terlibat dalam

Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan Deli

Hasil penelitian yang dilakukan tentang tenaga kesehatan yang terlibat dalam

pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli dapat dilihat dari tabel 4.5

berikut ini :

Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan Tentang Tenaga Kesehatan yang

Terlibat dalam Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan

Deli

Informan Pernyataan

Informan 1 Yang terlibat itu bukan hanya tanggung jawab pemegang program

diare saja, tetapi yang terlibat itu juga kepala puskesmas nya, dokter,

pemegang program diare, tenaga UKS, tenaga kesehatan lingkungan

dan surveilans epidemiologi, jadi semua itu terlibat, bukan hanya 1

program tapi multiprogram, dimana nanti masing-masing program itu

akan melakukan tugasnya masing-masing, seperti kepala puskesmas

ya mereka menanggungjawabi staf-staf nya, dokter tugasnya

menangani pasien, kalau pemegang program diare itu tugasnya

melakukan penyuluhan diare dan merekap data diare dalam bentuk

mingguan baik kasus yang ada di puskesmas ataupun temuan kader di

posyandu jadi setiap minggunya direkap dan dikirim ke Dinas

Kesehatan, kalau surveilans epidemiologi tugasnya mendata jangan

sampai ada KLB, sedangkan Tenaga UKS mereka memberikan

penyuluhan PHBS ke sekolah-sekolah.

Informan 2 Yang terlibat itu kepala puskesmas, Petugas diare dan petugas lain ya

seperti petugas surveilans, petugas kesehatan lingkungan, petugas

gizi, petugas SP2TP dan dokter, jadi semua petugas kesehatan saling

bekerjasama.

Informan 3 Ya semua tenaga kesehatan terlibat. Pertama pemegang program

diare, kedua petugas kesehatan di poliklinik kemudian petugas gizi

yang tugasnya menimbang berat badan anak jadi kalau ada anak yang

gizi buruk dan sakit diare petugas gizi cepat lapor.

Informan 4 Ada dokter, saya sebagai penanggung jawab program diare, tenaga

kesling dan tenaga kesehatan lain juga ikut terlibat.

Page 76: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

61

Dari pernyataan informan di atas diketahui bahwa tenaga kesehatan yang

terlibat dalam pelaksanaan program diare bukan hanya pemegang program diare saja

tetapi tenaga kesehatan lain juga ikut terlibat seperti Kepala Puskesmas, Dokter,

Tenaga UKS, tenaga Kesehatan Lingkungan, Tenaga Surveilans Epidemiologi dan

Tenaga Gizi.

4.4.2 Pernyataan Informan Tentang Sarana Kesehatan yang Tersedia dalam

Mendukung Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan Deli

Hasil penelitian yang dilakukan tentang sarana kesehatan yang tersedia dalam

mendukung pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli dapat dilihat dari

tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan Tentang Sarana Kesehatan yang

Tersedia dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare di

Puskesmas Medan Deli

Informan Pernyataan

Informan 1 Sarana yang tersedia itu kita mengadakan pojok oralit di setiap

puskesmas, karena pertolongan pertama dari diare itu adalah

pemberian oralit kemudian menyediakan obat-obatan seperti

pengadaan tablet zinc. Tablet zinc ini penting diberikan karena tablet

zinc ini membantu penyembuhan diare dan menjaga agar anak tetap

sehat. Walaupun sudah selesai diare nya tablet zinc ini harus tetap

diberikan.

Informan 2 Obat-obatan seperti oralit, tablet zinc, cairan infuse, dll.

Informan 3 Tahun 2014 ini kalau obat-obatan tablet zinc tidak ada ya, kalau

persediaan oralit ada, tapi biasanya kalau tidak ada tablet zinc di

puskesmas saya resepkan agar pasien bisa beli di luar kalau poster-

poster diare ada, peralatan lain yang mendukung juga lengkap tapi

kalau pojok oralit tidak ada.

Informan 4 Sarana di puskesmas kita buat pojok oralit, obat-obatan seperti zinc,

oralit, antibiotik, kalau ada muntah dan demamnya dikasih obat anti

muntah dan paracetamol. Ruangan poli dan poster diare juga tersedia.

Informan 5 Untuk sarana kesehatan yang tersedia di puskesmas sudah cukup

lengkap namun perlu ditingkatkan lagi.

Informan 6 Menurut kebutuhan sarana yang tersedia sudah cukup lengkap,

Page 77: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

62

namun untuk memberikan pelayanan perlu ditingkatkan lagi.

Informan 7 Perlengkapannya cukup lengkap lah ya kayak wastafel untuk cuci

tangan aja di Puskesmas Medan Deli tersedia, untuk di halamannya

aja sampah organik dan non organik tempat sampahnya sudah

terpisah.

Informan 8 Sarana yang tersedia sudah cukup lengkap lah.

Informan 9 Yah sudah lengkaplah ya alat-alat di puskesmas kayak di ruangan

poli itu ada timbangan, wastafel, poster diare, dll.

Informan 10 Lengkap juga tergantung dari sakitnya kalau penyakitnya ringan

kayak diare cukup memadai.

Informan 11 Kayaknya sih udah lengkap lah yang ada di puskesmas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, 9 informan menyatakan bahwa

sarana kesehatan yang tersedia dalam mendukung pelaksanaan program diare di

puskesmas sudah lengkap, 1 informan menyatakan bahwa pojok oralit dan obat-

obatan seperti oralit dan tablet zinc merupakan sarana kesehatan yang harus tersedia

di setiap puskesmas, sedangkan 1 informan menyatakan bahwa tablet zinc tidak

tersedia dan pojok oralit tidak berjalan di puskesmas.

4.4.3 Pernyataan Informan Tentang Proses Pengobatan Diare di Puskesmas

Medan Deli

Hasil penelitian yang dilakukan tentang proses pengobatan diare di

Puskesmas Medan Deli dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan Tentang Proses Pengobatan Diare

di Puskesmas Medan Deli

Informan Pernyataan

Informan 1 Prinsip tatalaksana diare yang sekarang digalakkan adalah “LINTAS

DIARE” atau lima langkah tuntaskan diare yaitu pemberian oralit,

zinc, pemberian ASI/makan, pemberian antibiotik untuk indikasi

tertentu, dan pemberian nasihat. Langkah-langkah tatalaksana diare

dimulai dari menanyakan riwayat penyakit diare seperti : sudah

berapa lama anak diare, berapa kali diare dalam sehari, ada muntah,

darah, dsb. Setelah itu menilai derajat dehidrasi anak seperti: melihat

keadaan umum anak, melihat mata, rasa haus anak dan periksa turgor

Page 78: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

63

kulit anak. Setelah melakukan pemeriksaan itu tentukan rencana

pengobatan apakah anak tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan/sedang

atau bahkan dehidrasi berat. Setelah itu dilakukan tindakan, kalau

anak tanpa dehidrasi diterangkan kepada ibunya tentang 5 langkah

terapi diare di rumah, kalau dehidrasi ringan/sedang itu seharusnya

diberikan pengobatan di puskesmas yaitu diberikan oralit selama 3

jam dan diterangkan kepada ibu balita tentang pemberian oralit dan

pencegahan diare jadi penderita dehidrasi ringan/sedang itu sebaiknya

harus diobservasi di puskesmas ya, kalau dehidrasi berat anak-anak

harus cepat diberikan cairan infus jika sarana kesehatan yang tersedia

di puskesmas terbatas dianjurkan untuk cepat dirujuk ke rumah sakit

terdekat agar anak tidak kehabisan cairan.

Informan 2 Pelaksanaanya itu setiap balita yang sakit diare dilakukan

pemeriksaan oleh dokter, diterapi dan diberikan nasihat tentang

pencegahan diare. Kalau diare nya sudah berat jarang dilakukan di

puskesmas biasanya kita cepat langsung rujuk ke rumah sakit.

Informan 3 Alurnya mulai dari pendaftaran di loket pendaftaran, balita ditimbang

berat badannya di ruang gizi, dan setelah itu balita diperiksa di

ruangan poli umum. Saya tanya sudah berapa kali diare dalam sehari,

apakah ada muntah, darah? Setelah itu diperiksalah mata, kulit, dan

keadaan si anak apakah normal atau lemas ya kan. Kita kasih

konseling juga ke ibu balita agar obatnya diminum, anaknya banyak

minum air putih, jangan malas makan. Yaudah siap itu saya resepkan

obatnya. Balita dengan dehidrasi berat jarang ya biasanya masyarakat

langsung ke rumah sakit, kalau pun dibawa ke puskesmas kalau

kondisinya sudah berat kita rujuk.

Informan 4 Langkah-langkah tatalaksana diare itu dimulai dari bertanya kepada

ibu balita tentang diare si anak seperti : sudah berapa hari diare nya?

Apa ada muntah dan demam? Ada darah dalam tinja tidak?, setelah

itu kita lihat apakah anak gelisah tidak? biasanya kalau sudah

dehidrasi berat, perut anak lembek itu, lihat mata nya cekung atau

tidak cekung? anak mau minum tidak? biasanya kalau sudah lemas

kali anak tidak mau minum lagi dan lihat apa ada demam? Setelah itu

ditentukan rencana pengobatan kalau tanpa dehidrasi anaknya dikasih

banyak minum aja, kita kasih tau anak nya mencretnya belum parah

kali jadi kasih banyak minum dan makan teratur. Dehidrasi ringan

kasih banyak minum, kasih oralit dan zinc, makan teratur, kasih

bubur, jangan kasih makan yang manis-manis, kalau dehidrasi ringan

ga pala kita kasih infus. Dehidrasi berat kita sarankan untuk langsung

ke rumah sakit aja biar cepat dapat cairan, nanti dari puskesmas kita

kasih surat rujukan ke Rumah Sakit Mitra Medika atau Rumah Sakit

Imelda.

Page 79: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

64

Informan 5 Pelayanan dari tenaga kesehatan sudah cukup baik, hal ini terlihat

dari banyaknya masyarakat yang berobat ke puskesmas setiap hari

nya. Kesadaran masyarakat untung berobat ke puskesmas sudah

tinggi lah.

Informan 6 Yang Bapak lihat, masyarakat disini kalau sakit berobatnya ke

puskesmas. kepercayaan masyarakat berobat ke puskesmas sudah

baik. Nah itu tidak terlepas dari pelayanan petugas kan, berarti selama

ini petugas sudah baik melayani masyarakat.

Informan 7 Kalau di puskesmas sudah baik lah dek pelayanannya. Disana kan

ada dokter nya jadi kalau ada balita sakit diare pasti diperiksa dan

diobati. Dikasih oralit tentunya kan. Kalau di posyandu juga gitu,

kalau ada yang sakit diare dikasih oralit.

Informan 8 Kalau ada balita sakit diare di puskesmas pastinya cepat ditangani

sama petugas yah. Kalau di posyandu stok oralit kan selalu ada, jadi

kalau ada anak yang sakit diare pasti ibuk kasih oralit. Ibuk kasih tau

juga cara buat larutan gula garam kalau stok dirumah pasien tidak

ada. Kalau penanganan diare itulah yang kami lakukan dek, kalau

pelatihan dari puskesmas khusus belum pernah. Cuma sebelum

pelaksanaan posyandu pasti kita diarahkan dan diberi bimbingan yah

sama orang puskesmas.

Informan 9 Kalau di Puskesmas itu sudah bagus dek, dokternya ramah, baik lagi.

Kalau anak-anak sakit diare ditanya tanya sama dokter kenapa kok

bisa sakit, diperiksa, trus kita dikasih penyuluhan lah gimana

pencegahan diare dinasehati juga untuk banyak minum dan istirahat

yang cukup. Sudah cukup aktif lah petugas kesehatan selama ini ya

dek.

Informan 10 Pengobatannya biasa aja sama lah seperti berobat di rumah sakit.

Tadi dokter ada tanya-tanya juga tentang diare si adik, diperiksa siap

itu disarankan sama dokter untuk banyak minum, obatnya juga

diminum. Yah lumayan bagus lah. Dokter nya ramah.

Informan 11 Ya tadi kayak adek liat sendiri kan, diperiksa sama dokter, siap itu

ditanya-tanya udah berapa lama anak sakit diare? ada muntah ga?

Cukup bagus lah ya menurut ibu pelayanan dari dokternya. Kalau

pengobatannya udah bagus lah menurut ibuk.

Dari pernyataan informan diatas diketahui bahwa proses pengobatan diare di

Puskesmas Medan Deli dimulai dari pasien mendaftar di loket pendaftaran kemudian

dilakukan penimbangan berat badan anak di ruang gizi dan dilanjutkan ke poli umum

untuk dilakukan pemeriksaan. Dalam alur pengobatan diare terlihat bahwa tidak

Page 80: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

65

adanya perbedaan pengobatan yang diterima oleh balita tanpa dehidrasi maupun

balita dengan dehidrasi ringan/sedang. Sedangkan untuk balita dengan dehidrasi berat

segera dirujuk oleh tenaga kesehatan ke Rumah Sakit terdekat.

4.4.4 Pernyataan Informan Tentang Kegiatan Surveilans Epidemiologi Diare

Hasil penelitian yang dilakukan tentang kegiatan surveilans epidemiologi

diare dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kegiatan Surveilans

Epidemiologi Diare

Informan Pernyataan

Informan 1 Surveilans epidemiologi diare dilakukan untuk memantau jumlah

penderita diare, apakah mengalami peningkatan 3 atau 4 x lipat, tapi

alhamdulilah beberapa tahun ini tidak ada yang KLB, sejak saya di

dinas kesehatan mulai tahun 2008 tidak ada kasus KLB.

Informan 2 Surveilans epidemiologi diare dilakukan untuk melihat apakah ada

wabah/KLB diare, dilihat dari laporan bulanan apakah kasus diare

meningkat/mengalami trend, apabila mengalami peningkatan

dilakukan tindakan. Dalam mewaspadai peningkatan kasus diare,

penanggung jawab program diare melakukan home visit 2 x dalam

sebulan.

Informan 3 Ada petugas surveilans turun ke masyarakat.

Informan 4 Kalau ada kasus diare kita turun ke lapangan, misalnya dalam 1 gang

itu ada 5 orang yang mencret, kita turun kita cari tau kenapa kok bisa

banyak yang mencret. Kalau KLB insyaalah belum pernah lah terjadi

di Puskesmas Medan Deli.

Informan 5 Tenaga kesehatan pernah melakukan kegiatan pengamatan penyakit

diare di masyarakat.

Informan 6 Ada petugas turun ke lapangan.

Informan 7 iya pernah petugas turun ke masyarakat.

Informan 8 Iya ada juga petugas turun ke lapangan untuk mantau diare.

Informan 9 Adalah pokoknya mereka turun ke masyarakat kasih penyuluhan.

Informan 10 Kurang tau yah dek kayaknya ga pernah lah.

Informan 11 Kayaknya sih belum pernah lah.

Page 81: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

66

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, 9 informan menyatakan bahwa

kegiatan surveilans epidemiologi diare ada dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk

mewaspadai timbulnya KLB di masyarakat, sedangkan 2 informan lainnya

menyatakan bahwa kegiatan surveilans epidemiologi diare belum pernah dilakukan

oleh tenaga kesehatan di masyarakat.

4.4.5 Pernyataan Informan Tentang Penyuluhan Diare

Hasil penelitian yang dilakukan tentang penyuluhan diare dapat dilihat dari

tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan Tentang Penyuluhan Diare

Informan Pernyataan

Informan 1 Penyuluhan diare ini harus ditingkatkan. Sebaiknya rutin dilakukan di

masyarakat, ke sekolah-sekolah dan saat posyandu.

Informan 2 Promosi kesehatan/penyuluhan dilakukan kepada pasien diare di

puskesmas maupun secara kelompok seperti di posyandu.

Informan 3 Penyuluhan diare ada dilakukan di posyandu.

Informan 4

Kita kasih penyuluhan di puskesmas dan kalau ada kasus diare kita

turun ke lapangan/home visit, kalau tidak ada kasus ya tidak turun.

Kadang-kadang saya ajak anak PKL untuk buat penyuluhan di

Posyandu. Saya sering menasehati masyarakat agar anaknya jangan

jajan sembarangan, botol susu anak harus dicuci bersih dan direbus,

kalau anaknya mendapatkan ASI dan sedang mencret, ASI itu harus

diteruskan jangan ASI itu diberhentikan, makanan mamaknya juga

harus dijaga jangan makan sembarangan itulah untuk mencegah

mencret, air galon itu kita anjurkan juga untuk dimasak, karena anak-

anak banyak yang tidak tahan minum aqua galon yang 3500 itu. Kita

beri nasihat kepada Ibu kalau anak mencret dikasih pisang, air tajin,

kuah sayur, kebersihan anak juga harus dijaga, karena anak yang

jorok mudah kena diare, kalau tidak ada oralit buat oralit sendiri

dirumah caranya sesendok gula dan seujung sendok garam dicampur

air hangat dan langsung diminumkan, kalau kondisi anak makin parah

ada muntah dan BAB nya tidak kurang kita anjurkan untuk segera di

bawa ke puskesmas atau rumah sakit. Kalau saya datangi dari rumah

ke rumah biasanya ga ada bawa media penyuluhan.

Informan 5 Puskesmas cukup sering melakukan upaya penyuluhan penyakit diare

Page 82: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

67

pada masyarakat di Kecamatan Medan Deli yang bekerjasama dengan

TP-PKK Kelurahan dan TP-PKK Kecamatan Medan Deli melalui

kegiatan posyandu, bila ada balita diare langsung ditangani di

posyandu atau dirujuk ke Puskesmas Medan Deli dan melakukan

penyuluhan PHBS di sekolah-sekolah yang menekankan pentingnya

menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Informan 6 Penyuluhan tentang pencegahan diare itu ada dilakukan di posyandu

sebulan sekali yang bekerjasama dengan puskesmas untuk melihat

perkembangan bayi, gizi, imunisasi dan keluhan penyakit nya.

Penyuluhan sudah bagus yang selama ini berjalan, namun perlu

ditingkatkan lagi. Kita aktifkan lah masyarakat itu untuk

pencegahannya, termasuk cuci tangan pakai sabun, jangan buang

hajat dan sampah ke sungai.

Informan 7 Banyak lah yang dilakukan kalau tentang diare, seperti di posyandu

kader bekerjasama dengan puskesmas, tugas kader lah yang

menghayo-hayo kan masyarakat untuk datang posyandu dan ikut

penyuluhan. Tapi itu tadi lah penyuluhan tidak rutin juga dilakukan di

posyandu. kalau di Kelurahan Kota Bangun ini juga ada kegiatan dari

High Five tentang STBM yang terdiri dari 5 pilar yaitu cuci tangan

pakai sabun, tidak buang sampah dan BAB sembarangan,

Informan 8 Penyuluhan khusus ga pernah ya dek, paling kalau ada anak

mahasiwa PKL aja yang datang kemari kasih penyuluhan. Kalau

setiap bulannya di posyandu kalau ada yang sakit diare kita kasihkan

oralit aja. Kita nasehati juga ibuknya suruh si anak kasih banyak

cairan biar ga dehidrasi. Kita kasih tau lah kalau anak diare

pertolongan pertama yang dibuat. Kita ajarkan buat larutan gula

garam. Paling itu aja dek. Kalau penyuluhan khusus ga pernah paling

dari anak mahasiswa kesehatan yang datang ke posyandu. Itu pun ga

rutin.

Informan 9 Penyuluhan ada dilakukan di posyandu dan petugas itu keliling dari

rumah ke rumah. Tapi itu pun ga sering dan tidak efektif yah karena

tidak menjangkau banyak masyarakat. Yang bapak nilai masyarakat

disini kurang sadar akan kesehatan, kalau udah sakit aja baru berobat,

kalau sebelum sakit yang enggak perduli dengan kebersihan

lingkungan. Padahal kan lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Informan 10 Kalau di masyarakat kemarin ada kegiatan Fogging dan pemeriksaan

air sumur, kalau penyuluhan diare selama ini belum ada.

Informan 11 Ada penyuluhan di posyandu kalau di puskesmas juga dikasih

penyuluhan.

Page 83: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

68

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa kegiatan penyuluhan diare

ada dilakukan di Puskesmas, di posyandu dan dari LSM High Five tentang STBM,

sedangkan 1 informan lainnya menyatakan bahwa penyuluhan diare di masyarakat

selama ini belum ada, kegiatan yang ada di masyarakat hanya berupa kegiatan

fogging dan pemeriksaan air sumur.

4.4.6 Pernyataan Informan Tentang Kebijakan Pemerintah Terkait Diare

Hasil penelitian yang dilakukan tentang kebijakan pemerintah terkait diare

dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kebijakan Pemerintah

Terkait Diare

Informan Pernyataan

Informan 1 Kebijakan pemerintah secara langsung tidak ada yang berupa

peraturan perundangan, cuma biasanya kita memantapkan dengan

penatalaksanaan diare itu aja. Tahun 2011 dari provinsi ada berupa

Surat Edaran (SE) langsung ke Dinas Kesehatan Kota Medan supaya

setiap puskesmas melaksanakan prinsip tatalaksana diare.

Informan 2 Iya pasti adalah himbauan untuk gotongroyong.

Informan 3 Ada, kayak himbauan untuk kegiatan gotong royong.

Informan 4 Ada lah himbauan tentang diare seperti melaksanakan tatalaksana

diare.

Informan 5 Ada instruksi dari PEMKO Medan untuk melakukan kegiatan gotong

seminggu sekali dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan, hal

ini sudah kami lakukan di wilayah Kecamatan Medan Deli ada

kegiatan gotong royong massal setiap hari sabtu dan gotong royong

di kelurahan setiap hari minggu.

Informan 6 Iya ada lah. Untuk gotong royong ada itu surat dari Pemko Medan.

Informan 7 Kalau itu kakak belum tau ya, kakak rasa belum ada.

Informan 8 Kebijakan terkait diare ini ibuk kurang begitu paham ya dek.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, 4 informan menyatakan bahwa terdapat

instruksi kegiatan gotong royong dari PEMKO Medan dalam rangka menjaga

kebersihan lingkungan, 2 informan menyatakan bahwa kebijakan diare dalam bentuk

Page 84: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

69

perda tidak ada, tetapi terdapat Surat Edaran (SE) dari Dinas Kesehatan ke seluruh

puskesmas untuk melaksanakan tatalaksana diare, sedangkan 2 informan lainnya

menyatakan bahwa tidak tahu apakah ada peraturan ataupun instruksi terkait diare.

4.4.7 Pernyataan Informan Tentang Kerjasama Lintas Sektor Dalam

Mendukung Pelaksanaan Program Diare

Hasil penelitian yang dilakukan tentang kerjasama lintas sektor dalam

mendukung pelaksanaan program diare dapat dilihat dari tabel 4.11 berikut ini :

Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kerjasama Lintas Sektor

Dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare

Informan Pernyataan

Informan 1 Kerjasama Lintas Sektor ini biasanya kalau di puskesmas kita

berhubungan dengan pendidikan, kecamatan, kelurahan dan kader

posyandu, kalau pendidikan kita ke sekolah-sekolah, kita berikanlah

penyuluhan kepada anak-anak tentang PHBS seperti kebersihan kuku

dan cuci tangan sebelum makan, kalau di kecamatan dan kelurahan

kita kasih penyuluhan-penyuluhan, karena diare ini tidak berdiri

sendiri, dia berhubungan dengan kebersihan lingkungan, kalau di

posyandu kita harapkan kader bisa melakukan penyuluhan tentang

tatalaksana diare, karena kita ada kasih pelatihan ke kader di

posyandu.

Informan 2 Kita melakukan kerjasama dengan kecamatan, kelurahan Pokja IV

dan kader di posyandu. Petugas puskesmas juga sudah membekali

kader untuk menangani pasien diare tanpa dehidrasi seperti

memberikan cairan gula garam, selain itu pula kita melakukan

kerjasama dengan pendidikan seperti melakukan penyuluhan di

sekolah dan melatih dokter kecil.

Informan 3 Ada kerjasama dengan kader di posyandu dan kelurahan untuk

gotong royong.

Informan 4 Ya bekerjasamalah dengan lurah, kepling, kader dan tokoh

masyarakat, kalau ada yang mencret di lingkungan kepling dan tokoh

masyarakat yang lapor setelah itu kita datang ke lapangan, kalau di

posyandu kita suruh kader yang kasih penyuluhan tentang pemberian

oralit dan tatalaksana diare.

Informan 5 Kerjasama cukup baik antara kecamatan dengan puskesmas dalam

kegiatan program diare. Rapat koordinasi antara kecamatan dengan

puskesmas dilakukan 1 x seminggu dan kecamatan juga cukup aktif

Page 85: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

70

dalam mendukung pelaksanaan program diare baik melalui

penyuluhan-penyuluhan kesehatan seperti PHBS di sekolah dan

kegiatan PKK.

Informan 6 Kita mengadakan pertemuan dengan puskesmas, kelurahan, kepala

lingkungan. Rapat koordinasi kita adakan sekali sebulan. Baru-baru

ini ada juga kerjasama kita dengan High Five di Kelurahan Kota

Bangun, fokusnya itulah tentang PHBS.

Informan 7 Kalau dari pemerintah yang saya lihat sudah cukup bagus, kegiatan

dari High Five juga sudah sangat bagus, tinggal masyarakatnya aja

yang perlu ditingkatkan lagi kesadarannya.

Informan 8 Sudah baik lah, kalau dari pemerintah sudah bagus, dari High Five

juga sudah bagus, kalau masalah keberhasilannya kadang-kadang

sudah kita kasih penyuluhan sudah buat kegiatan, perubahan perilaku

dari masyarakat itu yang sulit.

Informan 9 Sudah terjalin dengan baik, kalau disini bapak yang sering lapor ke

puskesmas kalau ada warga yang anaknya gizi kurang atau sakit diare

sudah menyebar, pokoknya kalau ada kegiatan dari kecamatan,

kelurahan dan puskesmas kita turut sertalah, ada juga kegiatan STBM

di Kota Bangun Dalam, mereka ada buat rumah kompos juga, diajari

cuci tangan pakai sabun, bagus lah kegiatannya.

Informan 10 Ada, kayak di kegiatan gotong royong ada lurah dan kader ikut

gotong royong.

Informan 11 Pasti ada, kayak penyuluhan sama gotong royong pastinya saling

bekerjasama.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, kerjasama lintas sektor dalam

mendukung pelaksanaan program diare telah berjalan dengan baik yang melibatkan

Pendidikan, pemerintah setempat seperti kecamatan, kelurahan juga melibatkan

kepala lingkungan, kader posyandu, tokoh masyarakat dan LSM luar negeri yaitu

High Five.

4.4.8 Pernyataan Informan Tentang Keterlibatan Masyarakat dalam

Pelaksanaan Program Diare

Hasil penelitian yang dilakukan tentang keterlibatan masyarakat dalam

pelaksanaan program diare dapat dilihat dari tabel 4.12 berikut ini :

Page 86: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

71

Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Tentang Keterlibatan Masyarakat

dalam Pelaksanaan Program Diare

Informan Pernyataan

Informan 1 Terlibat aktif dibilang iya, walaupun secara tidak langsung mereka

menurunkan angka kesakitan diare. Mereka terlibat langsung dalam

kegiatan gotong royong, dimana mereka ikut membantu

membersihkan lingkungan.

Informan 2 Kesadaran masyarakat masih kurang karena disini rata-rata tingkat

ekonomi masyarakatnya menengah kebawah.

Informan 3 Kalau di daerah Kota Bangun ini masyarakatnya rata-rata

kebersihanya kurang.

Informan 4 Kalau kita nasehatin masyarakat udah ngerti, tolonglah kebersihan

lingkungan dijaga, sampah jangan buang sembarangan, parit jangan

sumbat, mereka udah ngerti itu.

Informan 5 Peranan masyarakat cukup baik dan positif dalam mendukung

kegiatan-kegiatan tersebut.

Informan 6 Kita buat kelompok kerja yang melibatkan masyarakat. Kita buat

pertemuan dengan masyarakat di lingkungan, seperti di lingkungan 5

keplingnya menyediakan lahan untuk buat kompos. Kita beritahu

masyarakat bahwa kebersihan ini bukan hanya tanggung jawab

kelurahan saja, tetapi masyarakat juga ikut bertanggung jawab.

Informan 7 Kadang masyarakatnya cuek, kita sering ya sosialisasi di posyandu

mereka hanya mendengarkan setelah itu tidak melakukan, gimana

yah kalau kakak bilang sih mungkin dasar orangnya cuek ya., kalau

sudah kejadian baru nyesal, kayak di posyandu aja kita menghayo-

hayokan masyarakat nanti anaknya kena diare buk, kena polio

ternyata masyarakatnya membantah.

Informan 8 Sebagian ada yang aktif, sebagian ada yang tidak aktif, dari sekian

banyak masyarakat di Kelurahan Kota Bangun yang aktif paling

cuma 35 orang, di Kelurahan Kota Bangun dekat pinggiran rel kereta

api masih kurang kali kebersihan lingkungan nya, tingkat kesadaran

masyarakat masih kurang, masyarakat tidak begitu peduli, setelah

diare baru merasakan.

Informan 9 Memang ga begitu besar lah, karena mereka merasa buang waktu aja,

tapi ada juga masyarakat yang ikut serta ga semuanya cuek, istilahnya

kayak bapak tahu bapak sampaikan sama yang lain, kayak gitulah

tongkat estafetnya ga bisa dikumpulkan semuanya karena sulit sekali.

Informan 10 Kalau anak saya diare biasanya ASI lebih sering saya kasih. Banyak

kasih minum dulu, kalau udah makin parah baru ke puskesmas.

Informan 11 Ikut berpartisipasi. Anak saya minum ASI sampe usia 6 bulan. Kalau

diare si adik kasih oralit besoknya kalau ga kurang saya bawa aja ke

puskesmas.

Page 87: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

72

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, beberapa informan menyatakan

bahwa keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program diare masih rendah, hal

tersebut dikarenakan kesadaran masyarakat tentang kesehatan masih rendah,

masyarakat tidak peduli dan merasa ikut kegiatan hanya buang waktu saja.

Sedangkan informan dari Ibu Bayi/Balita menyatakan bahwa keterlibatan mereka

yaitu cepat dalam melakukan pertolongan pertama saat anak diare.

4.4.9 Pernyataan Informan Tentang Kegiatan yang Dilakukan Dalam Menjaga

Kebersihan Lingkungan

Hasil penelitian yang dilakukan tentang kegiatan yang dilakukan dalam

menjaga kebersihan lingkungan dapat dilihat dari tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kegiatan yang Dilakukan

Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan

Informan Pernyataan

Informan 1 Penyakit diare ini kan berkaitan dengan kebersihan lingkungan.

Kegiatan yang dilakukan itu ada gotong royong yang melibatkan

lurah dan kepling setempat.

Informan 2 Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam melakukan kegiatan

gotong royong seminggu sekali.

Informan 3 Kegiatan yang dilakukan ada kegiatan gotong royong.

Informan 4 Ini sekarang ada kegiatan gotong royong masal setiap hari sabtu,

yang melibatkan lurah, kader, petugas puskesmas dan masyarakat

semua ikut terlibat. Ya alhamdulilahnya kasus diare udah lumayan

berkurang lah sekarang.

Informan 5 Dalam menjaga kebersihan lingkungan di wilayah Kecamatan Medan

Deli, kita melakukan kegiatan gotong royong, setiap hari sabtu kita

lakukan gotong royong massal dan setiap hari minggu khusus gotong

royong di kelurahan, jadi kegiatan ini rutin dilakukan.

Informan 6 Kegiatan gotong royong rutin dilakukan, sekarang kita melakukan

gotong royong massal dan gotong royong di kelurahan, kalau di

kelurahan kita adakan setiap hari minggu yang melibatkan

masyarakat dan kader-kader yah.

Informan 7 Ada kegiatan gotong royong, tapi masyarakat disini sama sekali ga

aktif ikut gotong royong, yah kader nya lah yang ikut, pernah waktu

Page 88: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

73

gotong royong di lingkungan kita datangi dari rumah ke rumah

lumayan banyak masyarakat yang mau ikut gotong royong, tapi

sekarang ini belum tau lagi lah gimana, kalau di medan kan setiap

minggu nya harus gotong royong kan sekarang.

Informan 8 Ya melakukan kegiatan gotong royong. Tapi masyarakat disini

banyak yang malas ikut gotong royong dek. Kalau di Kelurahan Kota

Bangun yah khususnya, kebersihan lingkungan masih kurang lah dek.

Di deket pinggiran rel kereta api itu masyarakatnya masih ada yang

BAS (buang air besar sembarangan). Mereka BAB diparit,

dipekarangan rumah, atau numpang dirumah tetangga sebelah.

Sampah pun banyak berserakan. Susah lah dek ngaturnya. Karena

mereka disana nyewa itu masih tanah PJKA dek, jadi mereka ga

terlalu perduli ada jamban atau enggak. Tapi selama ada kerjasama

dengan High Five ini udah mulai berkuranglah masyarakat yang

buang air besar sembarangan. Kalau air, untuk minum hampir semua

masyarakat disini beli air aqua gallon. Air sumur udah ga bisa untuk

minum dek. Warnanya kuning ga layak minum lah. Paling kita cuma

pake untuk nyuci sama mandi aja. Untuk minum kita ga berani.

Informan 9 Gotong royong ada dilakukan setiap gotong royong kita umumkan di

musholla. Masyarakatnya disini lumayan juga banyak yang ikut

gotong royong. Ada juga yang membantah ga mau ikut gotong

royong. Bapak sebagai tokoh masyarakat disini apa yang terbaik buat

masyarakat pasti bapak himbau. Kalau masyarakat juga tidak mau

atau membantah ya itu hak mereka. Kalau untuk penggunaan jamban,

kalau di lingkungan bapak aja yah dek, hampir semua udah pake

jamban. Kalau air kita pake aqua gallon. Disamping rumah ini kan

ada pabrik sabun. Mungkin udah tercemar lah sama limbah pabrik

jadi airnya warnanya kuning, kadang pun kalau dipake mandi terasa

di kuku kita ini agak berminyak. Makanya kami kalau minum beli

aqua gallon aja dek.

Informan 10 Iya ada kegiatan gotong royong, suami rutin ikut gotong royong.

Informan 11 Ada kegiatan gotong royong supaya ga ada nyamuk, tiap gotong

royong bersihkan parit sama sampah-sampah.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa, kegiatan yang dilakukan

dalam menjaga kebersihan lingkungan adalah melalui kegiatan gotong royong yang

dilakukan 2 kali dalam seminggu yaitu gotong royong massal pada hari sabtu dan

gotong royong di kelurahan setiap hari minggu. Namun dari hasil wawancara dengan

Page 89: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

74

beberapa informan didapatkan bahwa masyarakat sama sekali tidak aktif mengikuti

kegiatan gotong royong, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Medan Deli khususnya Kelurahan Kota Bangun juga

tergolong rendah.

4.4.10 Pernyataan Informan Tentang Pengawasan dan Evaluasi yang

Dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan Terhadap Pelaksanaan

Program Diare di Puskesmas Medan Deli

Hasil penelitian yang dilakukan tentang pengawasan dan evaluasi yang

dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan terhadap pelaksanaan program diare di

Puskesmas Medan Deli dapat dilihat dari tabel 4.14 berikut ini :

Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pengawasan dan Evaluasi

yang Dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan Terhadap

Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan Deli

Informan Pernyataan

Informan 1 Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan DKK terhadap pelaksanaan

program diare ya kita lihat dari laporan mingguan dengan tujuan

untuk memonitoring/memantau apakah ada KLB di suatu puskesmas.

Kita lihat dari laporan mingguanya, minggu pertama ke minggu

kedua tidak boleh lebih dari 3 x lipat. Kita misalkan jika kasus diare

minggu pertama di puskesmas A 10, kemudian minggu kedua pada

puskesmas yang sama kasus diare nya 40, itu kan udah termasuk

KLB, jadi kita langsung turun kita lihat apa penyebabnya, kenapa itu

bisa terjadi ? biasanya kita turun bersamaan dengan orang surveilans

dan orang kesling, memang untuk kami di dinas ini melakukan rapat

pemegang program diare sebulan sekali. Kita tanya apakah ada KLB?

dan kita tanya bagaimana dengan obat-obatan? Jadi selalu kita

ingatkan oralit dan zinc jangan sempat ada kekurangan di puskesmas

kadang-kadang untuk infuse RL kalau memungkinkan disediakan

saja di Puskesmas, untuk ketersediaan obat-obatan puskesmas

berhubungan dengan gudang farmasi DKK, jadi perlu juga kerjasama

pemegang program dengan orang di gudang farmasi untuk

ketersediaan obat-obatan diare.

Informan 2 Pengawasan dan evaluasi terhadap beberapa kasus dilakukan setiap

bulan. Pengiriman laporan kasus diare juga dilakukan ke Dinas

Page 90: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

75

Kesehatan rutin setiap minggunya.

Informan 3 Pengawasan dan evaluasi tentulah dilakukan oleh DKK Medan ya.

Informan 4 Saya rutin kasih laporan diare ke DKK Medan setiap minggunya dan

melakukan rapat bulanan pemegang program diare setiap hari selasa

minggu kedua.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, pengawasan dan evaluasi yang

dilakukan oleh dinas kesehatan berdasarkan laporan diare dan disaat rapat pemegang

program diare yang dilakukan setiap hari selasa minggu kedua setiap bulannya.

4.4.11 Pernyataan Informan Tentang Hambatan dalam Pelaksanaan Program

Diare

Hasil penelitian yang dilakukan tentang hambatan dalam pelaksanaan

program diare dapat dilihat dari tabel 4.15 berikut ini :

Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan Tentang Hambatan dalam

Pelaksanaan Program Diare

Informan Pernyataan

Informan 1 Kalau hambatan tidak ada.

Informan 2 Kesadaran masyarakat untuk PHBS yang masih kurang, peran serta

masyarakat di setiap kegiatan juga rendah, kalau untuk kerjasama

lintas sektor tidak ada masalah.

Informan 3 Masyarakat yang datang ke puskesmas ini kebersihannya kurang.

Informan 4 Hambatannya tidak ada biasa aja.

Informan 5 Hambatan-hambatan tidak ada yang signifikan, semua dapat kita

selesaikan melalui rapat-rapat koordinasi.

Informan 6 Hambatannya yang kita miliki masyarakat ini kadang-kadang kurang

bertanggung jawab terhadap fasilitas yang dimiliki, seperti parit yang

sudah kita bangun, tempat sampah sudah kita sediakan agar

dipelihara dan bertanggung jawab.

Informan 7 Gimanalah masyarakatnya betul-betul mau berubah terutama tentang

5 pilar ini, itu aja sih hambatannya susah untuk mengajak masyarakat.

Selain itu hambatannya kader posyandu nya cuek, masyarakat datang

ke posyandu dimarahi sama kader, seharusnya kan tidak boleh ya,

Informan 8 Yang ibuk rasakan kalau di posyandu sendiri kadang-kadang orang-

orang yang disuruh datang ke posyandu susah, sudah bolak-balik

dikasih tau tetap aja payah tapi kita tetap berusaha aja. Hambatanya

manusia kurang sadar dan kurang peduli.

Page 91: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

76

Informan 9 Hambatanya itu masyarakat tidak satu watak yang kita hadapi, ada

yang menerima kita itu baik, ada yang kurang senang. Hambatan-

hambatanya itu masyarakatnya sendiri kurang menyadari kalau sehat

itu mahal, tapi payah kita memberi pengertianya. Masyarakat perduli

kesehatan kalau sudah jatuh sakit. Kalau sebelum sakit ga perduli

mereka. Padahal kan mencegah lebih baik kan dek daripada

mengobati.

Informan 10 Kalau hambatan paling kalau di puskesmas agak lama ditangani ya.

Ngantrinya lama. Ibu kan bawa anak kecil sakit. Kan rewel, menangis

terus dari tadi. Tapi mau gimana lagi ya dek yang berobat pun juga

banyak.

Informan 11 Hambatannya puskesmas cukup jauh ya dek dari rumah. Tapi mau

gimana lagi kan. Kalau sakit diare terpaksalah harus dibawa kemari.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, hambatan dalam pelaksanaan

program diare yaitu peran serta masyarakat dalam setiap kegiatan masih rendah,

rendahnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat, masyarakat kurang

bertanggungjawab dalam memelihara fasilitas yang disediakan oleh pemerintah

seperti parit dan tempat sampah. Sedangkan Ibu balita mengatakan yang menjadi

hambatan adalah waktu tunggu yang terlalu lama dan jarak dari rumah ke puskesmas

yang terlalu jauh.

4.4.12 Pernyataan Informan Tentang Output Pelaksanaan Program Diare di

Puskesmas Medan Deli

Hasil penelitian yang dilakukan tentang output pelaksanaan program diare di

Puskesmas Medan Deli dapat dilihat dari tabel 4.16 berikut ini :

Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan Tentang Output Pelaksanaan

Program Diare di Puskesmas Medan Deli

Informan Pernyataan

Informan 1 Yang saya harapkan supaya penderita diare ini kita bisa mengatasinya

bersama terutama pada bayi dan balita karena diare ini dapat

menyebabkan kematian pada bayi dan balita, jadi diharapkan

masyarakat terutama ibu nya harus mengerti pertolongan pertama saat

Page 92: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

77

anak diare, jadi bukan kita menghentikan diarenya tapi mencegah

dehidrasinya. Kita lakukan penyuluhan ke kader-kader di posyandu

jangan sampai anak itu dibiarkan sampai dehidrasi berat.

Informan 2 Menurun lah angka kesakitan/kematian diare, peran serta masyarakat

meningkat dan dengan adanya kegiatan surveilans tanggaplah untuk

mewaspadai peningkatan kasus diare.

Informan 3 Pengetahuan masyarakat meningkat dan PHBS juga meningkat, kalau

ada yang sakit diare segera beri oralit, kalau tidak ada oralit buat

sendiri dirumah.

Informan 4 Masyarakat mengerti tentang kebersihan dan mengasuh anak yang

baik dan bagaimana cara penanggulangan diare.

Informan 5 Output yang diharapkan adalah meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat yang dimulai dari kesadaran warga dalam melaksanakan

perilaku hidup bersih dan sehat, baik jasmani dan rohani serta

menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga yang teratur.

Informan 6 Masyarakat bisa lebih bertanggung jawab, kalau bisa kasus diare di

kota bangun ini berangsur-angsur berkurang.

Informan 7 Harapannya kalau bisa ya kasus diare ini tidak seperti tahun tahun

lalu, kalau bisa tahun ini diare bisa berkurang. Kami pun karena kita

punya janji ke High Five kita mau mewujudkan mimpi kita di tahun

2019 jangan ada lagi anak-anak yang sakit diare.

Informan 8 Yang jelas diharapkan ya diarenya bisa menurun, kalau bisa tidak ada

lagi lah diarenya tapi itu kan ga mungkin, kalau diare bisa menurun

aja udah alhamdulilah, harapannya juga lingkungan bisa bersih.

Informan 9 Kepengennya Medan Deli ini jangan terbesar lah kasus diare nya,

menurunlah lah kasus diare karena kan anak-anak yang banyak

terkena diare, berharap lingkungan disini bisa bersih dan terhindar

dari penyakit-penyakit seperti diare.

Informan 10 Kasus diare berkurang dan masyarakat terutama ibu paham tentang

pencegahan diare.

Informan 11 Berkuranglah penyakit diare di masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, output dalam pelaksanaan

program diare adalah menurunya kasus diare di masyarakat, meningkatnya

pemahaman masyarakat tentang PHBS, lingkungan bersih dan meningkatnya peran

serta masyarakat.

Page 93: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

78

4.4.13 Pernyataan Informan Tentang Saran untuk Perbaikan Pelaksanaan

Program Diare

Hasil penelitian yang dilakukan tentang saran untuk perbaikan pelaksanaan

program diare dapat dilihat dari tabel 4.17 berikut ini :

Tabel 4.17 Matriks Pernyataan Informan Tentang Saran Untuk Perbaikan

Pelaksanaan Program Diare

Informan Pernyataan

Informan 1 Saya harapkan laporan diare dikirimkan tepat waktu oleh pemegang

program diare, jangan sampai sudah KLB baru melaporkan.

Informan 2 Kepada Dinas Kesehatan perlu lah bimbingan dan pelatihan kepada

petugas diare untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

dalam menangani diare. Persediaan obat zinc diharapkan stock nya di

puskesmas selalu tersedia dan memberikan reward/penghargaan

kepada pemegang program diare di puskesmas.

Informan 3 Kepada masyarakat agar PHBS ditingkatkan, kalau ada anak yang

sakit diare ibu tau apa yang harus dilakukan. Saran untuk DKK

Medan dan Puskesmas yah obat-obatan yang kosong segera

dilengkapi lah seperti tablet Zinc.

Informan 4 Makanan anak dijaga, aqua galon dimasak sampai mendidih, kalau

anak mencret dikasih pisang, anak bayi jangan cepat dikasih makan

karena bisa mengakibatkan mencret, mamaknya harus banyak makan

karena mamak sehat anaknya sehat.

Informan 5 Saran untuk perbaikan pelaksanaan program diare kedepannya yaitu

perlu diikutsertakan peranan tokoh-tokoh informal (ulama,tokoh

masyarakat, dll) dalam mensosialisasikan program diare.

Informan 6 Saya sebagai lurah, saya tetap menghimbau ke masyarakat ini lebih

baik kita mencegah dari pada mengobati untuk itu marilah kita

bersama-sama bertanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan,

karena kebersihan itu merupakan kebutuhan hidup.

Informan 7 Harapannya kepada pemerintah dan puskesmas agar kader posyandu

ini dipantau dan perlu binaan lagi bagaimana cara pendekatan ke

masyarakat untuk menghayo-hayo kan masyarakat datang ke

posyandu, perlu lah dibuat pelatihan dan dibina kader posyandu nya

agar masyarakatnya tidak bosan datang ke posyandu.

Informan 8 Kalau ibuk sih sarannya untuk masyarakat yang belum ada fasilitas

BAB nya dibantu karena saat ini untuk pencemaran lingkungan yang

paling besar karena buang air besar sembarangan. Di setiap rumah

dikasih tong sampah yang organik dan non organik.

Informan 9 Yah harapannya petugas puskesmas membuat penyuluhan yang

Page 94: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

79

mengumpulkan masyarakat di suatu tempat jangan mendatangi dari

rumah ke rumah, lagian kan ga efektif, mereka tidak menjangkau

semua kepala keluarga. Saran dari saya rutinlah dibuat penyuluhan di

masyarakat kalau sebulan 1 kali ditambah jadi sebulan 2 kali.

Informan 10 Rutinlah dibuat penyuluhan tentang diare setiap bulan jadi

masyarakat bisa tau bagaimana penanganan diare dan pencegahan

tentang diare.

Informan 11 Bersih-bersih lah supaya ga ada lagi penyakit diare, soalnya penyakit

diare sekarang udah dimana-mana, jadi susah lah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, saran dalam pelaksanaan program

diare adalah rutin melakukan penyuluhan diare di masyarakat, masyarakat dapat

menjaga kebersihan lingkungan, PHBS di masyarakat meningkat, ibu tanggap dalam

menangani anak yang sakit diare, kepada DKK Medan agar menyediakan obat-obatan

yang tidak tersedia di puskesmas seperti tablet zinc, tenaga kesehatan mengirimkan

laporan diare tepat waktu, perlunya pelatihan dan pembinaan kepada kader posyandu

dan masyarakat yang tidak memiliki fasilitas BAB dan tempat sampah agar dibantu

oleh pemerintah.

Page 95: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

80

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Masukan (input)

Terdapat beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan (input) dalam

pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli yaitu : tenaga kesehatan dan

sarana kesehatan.

5.1.1 Tenaga Kesehatan

Menurut Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tenaga kesehatan

adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Agar program diare dapat berjalan secara optimal, peran dari tenaga kesehatan

sangat dibutuhkan. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan program diare

bukan hanya tanggung jawab petugas diare saja tetapi tenaga kesehatan lain juga ikut

terlibat. Petugas diare tidak akan mampu mengatasi permasalahan diare tanpa adanya

kerjasama/koordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Dalam mencapai tujuannya,

sebuah organisasi memerlukan koordinasi. Tanpa koordinasi, individu-individu dan

departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam

organisasi (Handoko, 2003).

Page 96: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

81

Dalam mencegah terjadinya peningkatan kasus diare, petugas diare berperan

dalam melakukan penyuluhan dan membuat laporan rutin diare. Penyuluhan dilakukan

di puskesmas maupun di luar puskesmas yaitu di posyandu melalui kader posyandu dan

kunjungan rumah penderita diare/home visit. Petugas diare juga rutin membuat laporan

diare dalam bentuk mingguan (W2) dan bulanan (LB) yang selanjutnya akan

dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Medan.

Dalam mendukung pelaksanaan program diare dibutuhkan adanya kerjasama

dengan lintas program lainnya. Di Puskesmas Medan Deli dalam mewaspadai

peningkatan kasus diare, petugas diare telah menjalin kerjasama dengan tenaga

kesehatan lingkungan. Tenaga kesehatan lingkungan berperan dalam memantau

sanitasi dasar masyarakat, seperti : Persediaan air bersih (PAB), Jamban Keluarga

(JAGA), Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan tempat sampah. Apabila di

masyarakat terjadi peningkatan kasus diare karena pengaruh lingkungan yang buruk,

maka petugas diare bersama dengan tenaga kesehatan lingkungan segera turun ke

masyarakat untuk melakukan tindakan penanggulangan.

Di Puskesmas Medan Deli, pengobatan diare dilakukan oleh dokter umum.

Dokter berperan dalam melakukan pemeriksaan, melakukan tindakan pengobatan diare,

dan melakukan rujukan bila perlu. Dalam pemberian pengobatan diare di masyarakat,

tenaga kesehatan dibantu oleh peran dari kader-kader posyandu. Apabila terdapat balita

yang sakit diare di posyandu, maka kader segera memberikan oralit. Kader posyandu

juga mengajari ibu balita tentang pertolongan pertama saat anak diare yaitu dengan

membuat larutan gula garam untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Pengetahuan dan

Page 97: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

82

keterampilan kader dalam menangani balita yang sakit diare di posyandu dinilai sudah

baik. Dari hasil wawancara dengan kader diketahui bahwa pelatihan diare secara

khusus belum pernah dilakukan, namun tenaga kesehatan selalu memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada kader sebelum pelaksanaan posyandu.

Wawasan dan motivasi kerja kader sebaiknya dapat terus dibina agar tugas yang

dibebankan kepada mereka dapat dikerjakan secara optimal. Mereka harus disadarkan

bahwa tugas mereka sangat penting artinya bagi pembangunan kesehatan warga,

sehingga tugas mereka bukan semata-mata untuk kepentingan program kesehatan

(Muninjaya, 2004).

5.1.2 Sarana Kesehatan

Sarana adalah seluruh bahan, peralatan, serta fasilitas yang digunakan dalam

pelaksanaan suatu program. Dalam mendukung pelaksanaan program diare di

puskesmas sarana yang dibutuhkan adalah logistik, pojok oralit, peralatan kesehatan

dan media penyuluhan. Hasil penelitian Mursyid (2003) menyatakan bahwa

pelaksanaan suatu program selalu membutuhkan berbagai sarana dan prasarana yang

mendukung sehingga program tersebut dapat terlaksana sesuai dengan yang telah

direncanakan.

Dalam pengendalian penyakit diare, Logistik yang dibutuhkan adalah oralit,

tablet zinc dan obat paket KLB Diare. Kemasan obat yang disediakan adalah oralit 200

ml, tablet zinc 20 mg, untuk obat paket KLB Diare adalah oralit, Ringer Laktat 500 ml,

giving set dan wing needle ukuran anak dan dewasa, I.V. catheter dengan ukuran sesuai

kebutuhan dan Tetrasiklin 500 mg (Kemenkes RI, 2011).

Page 98: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

83

Logistik yang ada di Puskesmas Medan Deli cukup tersedia, walaupun ada

beberapa logistik yang tidak tersedia. Adapun logistik yang sudah tersedia yaitu obat-

obatan seperti oralit 200 ml, Ringer Laktat 500 ml, dan Tetrasiklin 500 mg. Sedangkan

logistik yang tidak tersedia yaitu tablet Zinc 20 mg. Pemberian tablet zinc penting

diberikan segera setelah anak mengalami diare. Pemberian zinc selama diare terbukti

mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air

besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3

bulan berikutnya (Kemenkes RI, 2011).

Sarana kesehatan lainnya yang mendukung dalam pelaksanaan program diare

adalah Pojok Oralit. Pojok oralit didirikan sebagai upaya terobosan untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat/ibu rumah tangga, kader,

petugas kesehatan dalam tatalaksana penderita diare. Pojok oralit juga merupakan

sarana untuk observasi penderita diare, baik yang berasal dari kader maupun

masyarakat (Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas Medan Deli, pojok oralit sebagai

sarana konsultasi diare dan pelayanan penderita diare tidak berjalan. Padahal sarana

pendukung pojok oralit sudah tersedia seperti meja, kursi, ceret, oralit, gelas, dan

sendok. Yang menjadi kendala adalah tenaga pelaksana dalam hal ini petugas diare

merangkap tugas lain yang mengakibatkan pojok oralit di puskesmas tidak berjalan.

Menurut Gibson, dkk (1996) kinerja seseorang karyawan dipengaruhi oleh 2 faktor,

yaitu faktor internal (dalam diri seseorang) dan eksternal. Salah satu faktor eksternal

yaitu beban kerja yang terlalu banyak.

Page 99: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

84

Dalam memberikan penyuluhan dibutuhkan adanya media promosi kesehatan.

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan

atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,

elektronika (TV, Radio, komputer, dll) dan media luar ruang. Sehingga sasaran dapat

meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke

arah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Media penyuluhan yang ada di puskesmas hanya tersedia 1 yaitu berupa poster

diare yang diletakkan di ruangan tunggu pasien, pasien yang menunggu giliran

pengobatan dapat dengan mudah membaca informasi tentang diare dan penanganannya.

Namun dalam pemberian konseling kepada penderita diare di puskesmas tenaga

kesehatan tidak ada menggunakan media penyuluhan apapun. Konseling hanya

dilakukan dengan komunikasi dua arah saja yaitu antara tenaga kesehatan dan pasien.

Di Puskesmas Medan Deli, ruangan untuk pengobatan balita sakit diare adalah

ruangan poli umum. Ruangan khusus untuk pengobatan balita sakit (Ruangan khusus

MTBS) tidak tersedia di puskesmas, sehingga penanganan balita sakit digabungkan

dengan pasien lainnya di ruangan poli umum. Hal ini mengakibatkan pelayanan

menjadi tidak efisien karena waktu tunggu balita yang terlalu lama. Dari hasil

penelitian, waktu tunggu yang lama menjadi salah satu hambatan yang dirasakan ibu

balita. Waktu tunggu yang lama seringkali mengakibatkan anak yang menunggu giliran

menjadi bosan dan menangis. Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan pasien

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai masuk ke

ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu identik dengan kebosanan, kecemasan dan

Page 100: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

85

stress. Waktu tunggu yang lama berisiko menurunkan kepuasan pasien dan dapat

menurunkan mutu pelayanan kesehatan (Febriani, 2012).

5.2 Proses (process)

Aspek yang terdapat dalam proses pelaksanaan program diare di Puskesmas

Medan Deli adalah terdiri dari : upaya pencegahan dan upaya pengobatan.

5.2.1 Upaya Pencegahan

Upaya pencegahan diare meliputi : Surveilans Epidemiologi Diare, Penyehatan

Lingkungan, dan Penyuluhan Kesehatan. Hasil analisis dari kegiatan tersebut adalah :

1. Surveilans Epidemiologi Diare

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan wabah,

oleh karena itu pelaksanaan surveilans epidemiologi diare merupakan salah satu upaya

pencegahan dalam mewaspadai timbulnya wabah diare. Sesuai dengan surat instruksi

dari Kemenkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan No.PM.01.09/0/III;/223/2011 tentang Pengendalian penyakit diare,

menegaskan bahwa untuk mewaspadai terjadinya KLB Diare, perlu dilakukan

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) secara terus-menerus, melalui laporan mingguan

(W2), dan membuat laporan secara berjenjang. Selain itu pada lokasi yang rawan KLB

Diare, yaitu wilayah yang cakupan faktor resiko rendah seperti cakupan air bersih,

penggunaan jamban keluarga, SPAL, tempat pembuangan sampah, dan PHBS perlu

diberikan intervensi yang lebih baik.

Page 101: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

86

Tujuan dari surveilans epidemiologi adalah agar diketahuinya situasi

epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di masyarakat, sehingga dapat

dibuat perencanaan untuk pencegahan, penanggulangan maupun pengendaliannya di

semua jenjang pelayanan. Prosedur dari surveilans epidemiologi diare adalah :

Gambar 5.1 Prosedur Surveilans Epidemiologi Diare

Pengumpulan data diare sudah berjalan dengan baik mulai dari Puskesmas

hingga Pusat. Di Puskesmas Medan Deli pemegang program diare rutin melakukan

pencatatan setiap hari (register) penderita diare yang datang ke sarana kesehatan

maupun temuan kader di poyandu. Laporan rutin ini selanjutnya dikompilasi oleh

penanggungjawab program diare di puskesmas kemudian dilaporkan ke Dinas

Kesehatan Kota Medan melalui laporan bulanan (LB) setiap bulannya. Selanjutnya

petugas diare Dinas Kesehatan Kota Medan membuat rekapitulasi dari masing-masing

Puskesmas dan secara rutin (bulanan) dikirim ke tingkat Propinsi. Dari tingkat propinsi

direkap berdasarkan Kabupaten/Kota secara rutin (bulanan) dan dikirm ke Pusat

dengan menggunakan Formulir Rekapitulasi Diare.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tenaga kesehatan rutin dan tepat waktu

melaporkan kasus diare kepada Dinas Kesehatan Kota Medan. Laporan tersebut berupa

laporan mingguan, bulanan dan tahunan. Data jumlah kunjungan kasus diare di

Pengumpulan

Data Diare

Pengolahan, Analisis

dan Interpretasi

Penyebarluasan

Hasil Interpretasi

Page 102: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

87

Puskesmas Medan Deli dalam 3 tahun terakhir (2011 s/d 2013), dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5.1. Data Jumlah Kunjungan Kasus Diare di Puskesmas Medan Deli Tahun

2011 s/d 2013

No Bulan 2011 2012 2013

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

128

128

128

128

138

128

128

127

134

124

177

93

157

203

175

194

244

208

195

222

179

214

185

239

135

146

143

131

182

154

152

145

165

146

119

111

Jumlah 1561 2415 1729

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Medan

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah kasus diare di Puskesmas

Medan Deli dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun

2011 jumlah kunjungan kasus diare dalam setahun berjumlah 1561 kunjungan kasus,

pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu berjumlah 2415

kunjungan kasus dan pada tahun 2013 mengalami penurunan yaitu menjadi 1729

kunjungan kasus.

Dari hasil wawancara dengan Pemegang Program Diare diperoleh keterangan

bahwa belum pernah terjadi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di Puskesmas

Medan Deli. Adapun upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Medan

Page 103: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

88

Deli untuk mengatasi peningkatan kasus diare setiap tahunnya yaitu : penyuluhan diare,

pemberian oralit, penyelidikan epidemiologi (PE) diare, dan home visit.

Di tingkat Dinas Kesehatan Kota Medan, surveilans epidemiologi hanya

dipantau dari rekapitulasi laporan diare dari seluruh puskesmas setiap bulannya.

Apabila terjadi peningkatan kasus diare hingga tiga kali lipat, Petugas Diare Dinas

Kesehatan Kota Medan bersama dengan Petugas Surveilans dan Petugas Kesehatan

Lingkungan segera turun ke lapangan untuk melihat penyebab terjadinya KLB Diare

dan cepat melakukan tindakan penanggulangan. Apabila tidak terjadi peningkatan

kasus yang mencolok, maka pemantauan hanya berdasarkan laporan diare tiap bulan

saja, tidak ada tindakan khusus yang dilakukan.

Wuryanto, 2008 menyatakan bahwa surveilans epidemiologi merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting dalam mendukung pengendalian dan penanggulangan

penyakit menular. Pelaksanaan suveilans epidemiologi yang belum berjalan dengan

baik, tentunya akan berdampak pada proses penularan yang terus berlangsung di

masyarakat.

2. Peningkatan Kesehatan Lingkungan

Penelitian Kamaruddin (2004) menunjukkan bahwa ada hubungan kejadian

diare dengan faktor lingkungan yaitu ketersediaan jamban, sumber air bersih, tempat

pembuangan sampah dan hygiene perorangan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Medan Deli tahun 2013,

Persediaan Air bersih (PAB) masyarakat sebagian besar menggunakan air sumur gali

(70,16%). Dari hasil wawancara dengan masyarakat diketahui bahwa sebagian besar air

Page 104: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

89

sumur gali yang digunakan oleh masyarakat kualitas airnya tidak baik karena telah

tercemar dengan limbah pabrik yang berada dekat dengan pemukiman warga. Sehingga

untuk kebutuhan air minum sehari-hari sebagian besar masyarakat menggunakan air

kemasan isi ulang. Menggunakan air minum adalah air yang kita pergunakan sehari-

hari untuk minum haruslah air bersih, agar tidak terkena atau terhindar dari penyakit

(Depkes RI, 2007).

Penggunaan jamban oleh masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas

Medan Deli sudah baik (88,75%), walaupun masih ada beberapa masyarakat yang tidak

memiliki fasilitas jamban. Berdasarkan wawancara dengan kader posyandu dan kader

PKK diketahui bahwa penduduk yang bertempat tinggal di Kelurahan Kota Bangun,

tepatnya di daerah pinggiran rel kereta api masih ada yang buang air besar (BAB)

sembarangan seperti di parit, pekarangan rumah, sungai, dll. Hal tersebut tentunya akan

meningkatkan pencemaran lingkungan. Menurut Soekidjo (2007), untuk mencegah atau

sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi kotoran manusia terhadap lingkungan

maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya

pembuangan kotoran manusia harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.

Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dinilai masih

rendah, Dari hasil wawancara dengan kader diketahui bahwa pengelolaan sampah tidak

terkelola dengan baik, masyarakat masih ada yang buang sampah sembarangan ke

sungai, ke parit dan di pekarangan rumah.

Tingkat pendidikan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Medan Deli

sebagian besar menengah kebawah sehingga pengetahuan terhadap kesehatan masih

Page 105: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

90

rendah. Sander, 2005 menyatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting

dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Pendidikan masyarakat yang rendah

menjadikan mereka sulit diberi tahu mengenai pentingnya kebersihan perorangan dan

sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular, yang salah

satunya adalah penyakit diare.

Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam hal penyehatan

lingkungan meliputi: pemeriksaan sanitasi rumah penduduk, pemeriksaan bakteriologis

perusahaan air minum isi ulang, penyuluhan PHBS dan menjalin kerjasama dengan

lintas sektor yaitu Pihak Kecamatan dan Pihak Kelurahan. Kegiatan yang dilakukan

adalah melalui kegiatan gotong royong. Di Kecamatan Medan Deli gotong royong

dilakukan 2 kali setiap minggunya yaitu gotong royong massal setiap hari sabtu dan

gotong royong di kelurahan setiap hari minggu.

Hambatan dalam kegiatan penyehatan lingkungan adalah rendahnya peran serta

masyarakat untuk ikut bertanggungjawab menjaga kebersihan lingkungan. Masyarakat

banyak yang tidak perduli dan beranggapan bahwa kebersihan lingkungan hanya

merupakan tanggungjawab pemerintah setempat saja yaitu : Camat, lurah dan kepala

lingkungan. Padahal kegiatan royong sangat membutuhkan keterlibatan masyarakat.

Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini hanya berupa

himbauan dan mengajak masyarakat untuk terlibat aktif. Tidak ada sanksi atau teguran

yang tegas kepada masyarakat yang tidak rutin ikut gotong royong dan tidak menjaga

fasilitas umum yang telah disediakan oleh pemerintah seperti parit yang sudah

dibangun dan tempat sampah yang sudah disediakan.

Page 106: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

91

Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di bidang

kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat

bukanlah sebagai objek tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada

hakikatnya, kesehatan dipolakan mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan

bertanggung jawab (Efendi, 2009).

Rendahnya partisipasi masyarakat dikarenakan rendahnya pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan selama ini. Masyarakat hanya sekedar tahu bahwa

lingkungan yang kotor dapat menimbulkan penyakit tanpa mau dan mampu untuk

berbuat. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh

pemerintah. Pemerintah harus lebih dekat dengan masyarakat dan menanamkan

kesadaran masyarakat bahwa kebersihan itu penting untuk mencegah penularan

penyakit dan keterlibatan masyarakat dalam hal itu sangat dibutuhkan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Friedmann (1992), peningkatan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan akan memengaruhi masyarakat dalam mengambil

keputusan atau bertindak positif. Partisipasi masyarakat dapat berupa pemberdayaan

masyarakat atau peran serta melaksanakan kegiatan program, seperti gotong royong

dan penyuluhan yang ditanggungjawabi oleh masyarakat sendiri.

3. Penyuluhan Kesehatan

Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau

usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.

Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok

atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.

Page 107: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

92

pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku.

Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat

membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran (Notoatmodjo,

2010).

Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Medan

Deli, pemberian informasi tentang diare dan penanganan terjadinya diare dilakukan

melalui penyuluhan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sehingga

mampu untuk mengatasi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan penyuluhan

dilakukan dengan kunjungan ke rumah penderita diare/Home Visit oleh petugas diare

dan di posyandu dengan bantuan kader posyandu.

Berdasarkan penelitian kegiatan penyuluhan diare yang dilakukan di posyandu

dan kunjungan ke rumah penderita diare/home visit tidak terprogram dengan baik.

Kegiatan dilakukan secara insidentil apabila ditemukan masalah atau ada kegiatan

tertentu bukan kegiatan yang direncanakan dari awal baik dalam hal materi, waktu

pelaksanaan maupun pelaksana kegiatan.

Terkait dengan diare, informasi yang diterima masyarakat lebih dominan pada

kegiatan kuratif sementara informasi tentang tindakan yang harus dilakukan untuk

upaya preventif terjadinya diare kurang mendapat perhatian dari petugas kesehatan dan

masyarakat. Masyarakat kurang memahami peranan lingkungan dalam terjadinya

penyakit sehingga tidak ada usaha untuk meningkatkan kebersihan lingkungan untuk

mencegah terjadinya diare.

Page 108: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

93

Dalam hal penanganan diare pemahaman masyarakat sudah cukup baik

dibandingkan dengan pengetahuan tentang pencegahan diare. Masyarakat sudah

mengetahui tentang gejala diare, penanganan yang pertama yang bisa dilakukan sendiri,

sampai dengan tanda-tanda yang harus diwaspadai untuk dilakukan tindakan lanjutan.

Ibu balita sudah tahu pertolongan pertama yang dilakukan jika anak diare yaitu

membuat larutan gula garam dan memberikan cairan yang lebih banyak dan membawa

balita ke sarana kesehatan jika kondisi semakin memburuk. Pengetahuan dan tindakan

masyarakat sebagian besar sudah tepat.

Hal ini dipengaruhi oleh sikap masyarakat dalam menerima suatu informasi

yaitu masyarakat lebih tertarik dengan penanganan diare karena informasi tersebut

membantu masyarakat untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan akan menimbulkan

akibat yang merugikan apabila tindakan penanganan tidak dilakukan.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Leventhal cit. Azwar (2007) bahwa

persuasi dapat diperkaya dengan pesan-pesan yang membangkitkan emosi yang kuat

dalam diri seseorang. Apalagi bila pesan berisi rekomendasi mengenai bagaimana

perubahan sikap dapat mencegah konsekuensi negatif dari pesan yang hendak diubah.

Cara ini sangat efektif untuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan sehingga dapat

dipahami apabila pesan mengenai penanganan diare lebih diterima masyarakat.

Kurang berhasilnya promosi kesehatan di masyarakat dipengaruhi oleh kegiatan

yang dilakukan selama ini. Informasi yang diberikan kepada masyarakat selama ini

lebih menonjolkan sisi kuratif. Masyarakat lebih banyak menerima informasi mengenai

Page 109: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

94

penanganan diare. Selain itu dipengaruhi juga oleh frekuensi penyuluhan dan tehnik

komunikasi yang digunakan. Teknik komunikasi yang digunakan lebih banyak

menggunakan konseling tanpa menggunakan media lain.

Sejalan dengan hal tersebut Ewles (1994) menyatakan bahwa media bukan

merupakan satu-satunya strategi promosi kesehatan tetapi seringkali harus disertai

dengan pemberdayaan masyarakat dan organisasi masyarakat. Untuk itu dalam

melakukan promosi pencegahan diare sebaiknya dilakukan sesuai dengan tahapan

tahapan dalam perencanaan dan pelaksanaan program sehingga kegiatan yang

dilakukan adalah kegiatan yang berdasar pada analisis masalah dan kebutuhan

masyarakat bukan sekedar kebutuhan program.

Pemahaman masyarakat mengenai faktor risiko terjadinya diare dari sisi

lingkungan masih kurang sehingga kebutuhan masyarakat untuk mengetahui peranan

lingkungan dalam pencegahan diare belum ada. Padahal berdasarkan hasil observasi

diketahui bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam memengaruhi terjadinya diare

di daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak terbiasa untuk

melakukan pencegahan akan tetapi masyarakat terbiasa untuk melakukan tindakan

setelah masalah muncul.

Promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang

menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within

people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti

perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama.

Page 110: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

95

Oleh sebab itu, promosi kesehatan bukan sekedar mengubah perilaku saja tetapi juga

mengupayakan perubahan lingkungan, sistem, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

Dari hasil penelitian, masyarakat mengharapkan agar penyuluhan diare

dilakukan rutin setiap bulan dan dilakukan dengan mengumpulkan masyarakat di suatu

tempat tidak dengan mengunjungi dari rumah ke rumah/home visit. Masyarakat menilai

kunjungan dari rumah ke rumah selama ini tidak efektif karena tidak menjangkau

seluruh masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Ester (2000), kualitas interaksi

antara profesional kesehatan dan pasien/masyarakat merupakan bagian yang penting

dalam menentukan tercapai atau tidaknya tujuan.

Untuk itu peran kader kesehatan dapat ditingkatkan sehingga dapat menjadi

sumber pesan yang dipercayai dan dianggap mampu memberikan informasi. Usaha

yang dapat dilakukan antara lain dengan pelatihan kader kesehatan dan pembinaan

rutin sehingga kader mampu menjadi penyuluh kesehatan yang handal.

Kader yang sebagian besar merupakan anggota PKK, mempunyai tugas yang

mulia. Kader diharapkan dapat berperan sebagai pemberi informasi kesehatan kepada

masyarakat, penggerak masyarakat untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan seperti

mendatangi posyandu dan melaksanakan hidup bersih dan sehat. Disamping itu kader

juga dapat berperan sebagai orang yang pertama kali menemukan jika ada masalah

kesehatan di daerahnya dan segera melaporkan ke tenaga kesehatan setempat. Kader

merupakan penghubung antara masyarakat dengan tenaga kesehatan karena kader

selalu berada di tengah-tengah masyarakat (Kemenkes RI, 2010).

Page 111: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

96

5.2.2 Upaya Pengobatan

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS). Seluruh balita sakit yang datang ke puskesmas

diharapkan ditangani dengan pendekatan MTBS, termasuk penyakit diare. MTBS

adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan

fokus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh (Depkes RI,

2008).

Kementrian Kesehatan RI Tahun 2011 mengeluarkan kebijakan tatalaksana

diare yaitu LINTAS diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang terdiri atas:

pemberian oralit, pemberian tablet zinc selama 10 hari berturut-turut, meneruskan ASI-

Makan, pemberian antibiotik secara selektif dan pemberian nasihat pada ibu/keluarga.

Di Puskesmas Medan Deli seluruh balita sakit diare yang datang ke puskesmas

tidak ditangani dengan pendekatan MTBS. Hal tersebut dikarenakan jumlah balita sakit

yang datang ke puskesmas setiap harinya cukup banyak jika dibandingkan dengan

tenaga kesehatan yang telah dilatih MTBS. Tidak tersedianya tim MTBS dan ruangan

khusus MTBS mengakibatkan proses pengobatan dilakukan di Ruangan Poli oleh

Dokter Umum.

Depkes RI, 2008 menegaskan bahwa seluruh balita sakit yang datang ke

puskesmas diharapkan ditangani dengan pendekatan MTBS, bila jumlah kunjungannya

tidak banyak (kurang dari 10 kasus per hari). Akan tetapi bila perbandingan jumlah

tenaga kesehatan yang telah dilatih MTBS dan jumlah kunjungan balita sakit per hari

cukup besar maka penerapan MTBS di puskesmas dilakukan secara bertahap, hal ini

Page 112: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

97

tergantung kepada apakah tenaga tersebut juga dibebani untuk menangani pasien yang

bukan balita, kegiatan ke posyandu, dan lain-lain.

Di puskesmas Medan Deli, seluruh balita yang sakit diare ditangani di ruangan

poli umum oleh dokter. Langkah-langkah yang dilakukan oleh dokter yaitu

menanyakan keluhan balita dan melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan

tersebut dilakukan tindakan pengobatan yang sesuai yaitu memberikan konseling,

meresepkan obat, dan merujuk anak bila perlu.

Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Medan Deli menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan alur pengobatan pada balita tanpa dehidrasi (Terapi A) dan balita

dengan dehidrasi Ringan-Sedang (Terapi B). Pada balita dengan dehidrasi ringan-

sedang tidak ada diberikan oralit dalam 3 jam pertama di sarana kesehatan.

Ibu/keluarganya tidak ada diajarkan bagaimana cara menyiapkan oralit dan berapa

banyak oralit yang harus diminum oleh penderita. Hal tersebut tidak dilakukan

mengingat pojok oralit yang ada di puskesmas tidak berjalan.

Puskesmas Medan Deli merupakan puskesmas perawatan yang melayani pasien

berobat jalan dan rujukan juga pasien rawat inap. Pasien yang memerlukan perawatan

lebih lanjut dan memerlukan rawat inap akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat. Dalam

penanganan balita dengan dehidrasi berat (Terapi C), tenaga kesehatan segera merujuk

balita ke rumah sakit terdekat yaitu Rumah Sakit Mitra Medika dan Rumah Sakit

Imelda agar anak segera mendapatkan terapi intravena. Upaya rujukan dilakukan

karena sarana dan prasarana yang tersedia di puskesmas terbatas.

Page 113: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

98

Sistem rujukan merupakan suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan

yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus

penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam artian dari unit yang

berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu, atau secara horizontal dalam

arti antar unit-unit yang setingkat kemampuanya (Trihino, 2005).

Secara umum pelaksanaan tatalaksana diare di Puskesmas Medan Deli belum

berjalan dengan maksimal, hal ini diakibatkan kurangnya pengetahuan dan

keterampilan tenaga kesehatan dalam tatalaksana diare. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan kepada tenaga kesehatan diketahui bahwa pelatihan tatalaksana diare belum

pernah dilakukan. Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan

selama ini hanya dalam bentuk pengumpulan laporan diare tiap bulan dan saat rapat

pemegang program diare yang dilakukan setiap bulannya.

Menurut Kemenkes RI, 2011 Pemantauan program diare harus dilakukan secara

berjenjang dan berkesinambungan (Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas).

Pemantauan bertujuan untuk melihat kinerja petugas kesehatan dan memberikan

bimbingan dalam pengelolaan program P2 Diare di wilayah kerja masing-masing dan

memberikan umpan balik atau alternatif pemecahan masalah yang ditemukan pada saat

pemantauan. Kegiatan yang dipantau dalam tatalaksana diare meliputi:

Klasifikasi/diagnosis diare termasuk derajat dehidrasi, Tindakan : rencana terapi A,

Terapi B atau Terapi C, Obat, Kualitas tatalaksana standar sebagai simpulan dari

klasifikasi, tindakan dan pemberian obat, Pojok oralit dan Pengetahuan petugas tentang

tatalaksana diare.

Page 114: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

99

5.3 Keluaran (output)

Tujuan umum pengendalian penyakit diare adalah menurunkan angka kesakitan

dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor terkait. Keluaran (output)

dalam pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli dapat dinilai dari upaya

pencegahan dan upaya pengobatan yang telah dilakukan.

Upaya pencegahan diare yang telah dilakukan di Puskesmas Medan Deli belum

berjalan dengan maksimal. Penyuluhan diare yang dilakukan selama ini tidak

terprogram dengan baik. Kegiatan hanya dilakukan secara insidentil apabila ditemukan

masalah bukan kegiatan yang direncanakan dari awal baik dalam hal materi, waktu

pelaksanaan maupun pelaksana kegiatan. Dalam penyehatan lingkungan tidak ada

intervensi lebih yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat yang

mempunyai sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Tidak berjalannya Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas

Medan Deli mengakibatkan Pelaksanaan tatalaksana diare yang standar di sarana

kesehatan melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE) tidak berjalan

dengan maksimal. Hal ini tentunya tidak terlepas dari pengawasan kepala puskesmas

dan Dinas Kesehatan Kota Medan. Pengawasan dan pembinaan perlu ditingkatkan agar

pelaksanaan program diare dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang

terakhir dari proses manajemen. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standar

keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan

sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang

Page 115: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

100

mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan yang terjadi

harus segera diatasi. Penyimpangannya harus dapat dideteksi secara dini, dicegah,

dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi pengawasan dan pengendalian

bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih diefisienkan, dan tugas-tugas staf

untuk mencapai tujuan program dapat lebih diefektifkan (Muninjaya, 2004).

Page 116: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

101

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan

Deli dapat disimpulkan bahwa :

1. Peran dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan agar program diare dapat

berjalan secara optimal. Di Puskesmas Medan Deli, tenaga kesehatan yang

terlibat dalam mendukung pelaksanaan program diare tidak hanya petugas diare

saja, tetapi tenaga kesehatan yang lain juga ikut terlibat seperti : dokter dan

tenaga kesehatan lingkungan.

2. Kegiatan Surveilans epidemiologi diare di Puskesmas Medan Deli sudah

berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari rutinnya pencatatan diare dalam

bentuk mingguan, bulanan dan tahunan serta pelaporan diare yang tepat waktu

ke Dinas Kesehatan Kota Medan setiap bulannya.

3. Penyuluhan diare tidak rutin dilakukan oleh tenaga kesehatan. Penyuluhan diare

hanya dilakukan secara insidentil apabila ditemukan masalah atau ada kegiatan-

kegiatan tertentu. Bukan merupakan kegiatan yang sudah terprogram dengan

baik.

4. Tidak berjalannya pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di

Puskesmas Medan Deli mengakibatkan pelaksanaan tatalaksana diare yang

Page 117: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

102

standar di sarana kesehatan melalui melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare

(LINTAS DIARE) tidak berjalan dengan maksimal

5. Pengawasan dan pembinaan dari Dinas Kesehatan Kota Medan kurang berjalan

dengan baik. Hal tersebut dikarenakan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan hanya berupa pengumpulan laporan diare saja, tidak ada pengawasan

langsung terhadap kegiatan penyuluhan diare dan pelaksanaan tatalaksana diare

di puskesmas.

6. Partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program diare masih

rendah hal ini diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat serta kurangnya

pengawasan pemerintah setempat terhadap keterlibatan masyarakat.

6.2 Saran

1. Diharapkan adanya instruksi yang jelas dan tegas serta pengawasan, pembinaan

dan evaluasi yang jelas dari Dinas Kesehatan Kota Medan kepada puskesmas

terhadap pelaksanaan program diare.

2. Mengingat pentingnya kelengkapan dan ketersediaan sarana dalam mendukung

pelaksanaan program diare, maka perlu melengkapi ketersediaan obat-obatan

khususnya tablet zinc dan menjalankan pojok oralit sebagai sarana rehidrasi oral

di Puskesmas Medan Deli.

3. Diharapkan kepada Puskesmas Medan Deli agar penyuluhan diare direncanakan

dengan baik secara rutin dan berlanjut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya ibu balita, sehingga ibu

Page 118: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

103

balita dapat mencegah penyakit diare dan melakukan pertolongan pertama saat

anak diare.

4. Diharapkan kepada Puskesmas Medan Deli agar melakukan pendekatan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) kepada seluruh balita sakit diare

yang datang ke puskesmas. Puskesmas juga diharapkan agar membentuk tim

MTBS dan ruangan khusus MTBS agar balita sakit diare dapat diobati dengan

efektif dan efisien.

5. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan untuk melakukan pelatihan

tatalaksana diare agar pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dapat

meningkat. Kepada Puskesmas Medan Deli juga diharapkan untuk melakukan

pelatihan dan pembinaan kader posyandu secara intensif.

6. Agar pelaksanaan program diare mendapatkan dukungan yang baik di

masyarakat, Puskesmas Medan Deli diharapkan untuk lebih meningkatkan

kerjasama/koordinasi dengan lintas sektoral.

7. Diharapkan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Medan Deli agar

dapat menjaga kebersihan lingkungan dan dapat melaksanakan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) khususnya tidak buang sampah sembarangan dan tidak

buang air besar (BAB) sembarangan.

Page 119: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

104

DAFTAR PUSTAKA

Astati, Indah. 2012. Pengaruh Persepsi Ibu Bayi/Balita Tentang Penyakit Diare

Dan Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahannya Di

Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012. Skripsi.

Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Aswat, Nur. 2012. Kajian Pelaksanaan Program Pos Kesehatan Pesantren

(POSKESTREN) Di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Azwar, Saifudin. 2007. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, Edisi ke-2.

Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Menkes/Sk/II/2004

tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

2007. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh

Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta.

2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

216/Menkes/Sk/XI/2001 tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit

Diare. Edisi ke 5. Jakarta.

2008. Pengantar Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Medan 2013. 2013. Medan.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2012. Profil Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2012. Medan.

Efendi, F. dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas, Penerbit

Salemba Medika.

Ester, Monica. 2000. Psikologi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

Ewles, L, Simnett. 1994. Promosi Kesehatan. Edisi Kedua, Gadjah Mada University

Pers. Yogyakarta.

Page 120: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

105

Fauziah. 2010. Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Diare Di

Kabupaten Pidie Tahun 1995-1999. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Febriani, Nelly. 2012. Pemanfaatan Waktu Tunggu Dengan Edukasi Kesehatan

Melalui Smart Phones. Tesis. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan,

Universitas Indonesia.

Friedmann. 1992. Teaching Planning Theory. Massachussetts.

Gibson, dkk. 1996. Organisasi. Erlangga. Jakarta.

Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen. Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosial. Salemba Humanika. Jakarta.

Kamaruddin. 2004. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare

Di Desa Rhing Blang Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Nad Tahun

2004. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera

Utara.

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak.

2011. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare.

2011. Buku Saku Petugas Kesehatan tentang Lima Langkah

Tuntaskan Diare (Lintas Diare).

2011. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan tentang

Situasi Diare Di Indonesia.

2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. (http://depkes.go.id). (05

Desember 2013).

2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011.

(http://depkes.go.id). (30 Oktober 2013).

Laporan Tahunan Puskesmas Medan Deli, 2013.

Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta.

Page 121: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

106

Mursyid, H. 2003. Pelaksanaan Program Usaha Sekolah di Dinas Kesehatan

Pemerintah Kota Medan Tahun 2003. http;//library.usu.ac.id. Tanggal 01

Maret 2014.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit

Rineka Cipta. Jakarta.

2010. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Penerbit Rineka Cipta.

Jakarta.

Nuri, Rafiqoh. 2009. Pengaruh Persepsi Ibu Tentang Program Pemberantasan

Diare Terhadap Tindakan Pemberantasan Penyakit Diare Pada Balita Di

Kelurahan Pasar Belakang Kota Sibolga Tahun 2009. Skripsi. Medan:

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Rendita. 2009. Pengaruh Faktor Lingkungan Dan Karakteristik Ibu Terhadap

Tindakan Penanganan Diare Pada Balita Di Kelurahan Kota Bangun

Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2009. Skripsi. Medan:

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Sander, M.A., 2005. Hubungan Faktor Sosio Budaya dengan Kejadian Diare di

Desa Candinegoro Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.

Sitinjak, Lely Herlina. 2011. Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Dengan Kejadian Diare Di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige Tahun

2011. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera

Utara.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Bandung.

Trihino. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat, CV. Sagung

Seto. Jakarta.

Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Wuryanto,Arie. 2008. Surveilans Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Dan

Permasalahannya Di Kota Semarang. Seminar Nasional Mewujudkan

Kemandirian Kesehatan Masyarakat Berbasis Preventif dan Promotif.

Page 122: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE

DI PUSKESMAS MEDAN DELI KECAMATAN MEDAN DELI

TAHUN 2014

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

A. Pertanyaan untuk Petugas Dinas Kesehatan Kota Medan

1. Menurut Bapak/Ibu, Siapa saja tenaga kesehatan yang terlibat dalam

pelaksanaan program diare di puskesmas? bagaimana peran masing-masing

pihak tersebut ?

2. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang tersedia dalam mendukung

pelaksanaan program diare di Puskesmas ?

3. Sesuai dengan jabatan yang Ibu emban, bagaimana proses pengobatan diare di

puskesmas ?

4. Bagaimana dengan pelaksanaan surveilans epidemiologi diare yang selama ini

berjalan ?

5. Bagaimana penyuluhan diare yang seharusnya dilakukan?

6. Apakah ada kebijakan pemerintah terkait diare? bagaimana bentuk

kebijakannya ?

7. Bagaimana kerjasama lintas sektor dalam mendukung pelaksanaan program

diare ?

8. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam mendukung pelaksanaan program

diare? bagaimana bentuk keterlibatannya ?

9. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

10. Bagaimana sistem monitoring dan evaluasi yang dilakukan DKK terhadap

pelaksanaan program diare ?

Page 123: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

11. Terkait dengan pelaksanaan program diare, apa saja hambatan yang dirasakan

selama ini ?

12. Keluaran (output) apa yang Bapak/Ibu harapkan dalam pelaksanaan program

diare ?

13. Apa saja saran yang dapat Bapak/Ibu ajukan untuk perbaikan pelaksanaan

program diare kedepannya?

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

B. Daftar Pertanyaan untuk Kepala Puskesmas Medan Deli

1. Menurut Bapak/Ibu, Siapa saja tenaga kesehatan yang terlibat dalam

pelaksanaan program diare di puskesmas? bagaimana peran masing-masing

pihak tersebut ?

2. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang tersedia dalam mendukung

pelaksanaan program diare di Puskesmas ?

3. Sesuai dengan jabatan yang Ibu emban, bagaimana proses pengobatan diare di

puskesmas ?

4. Bagaimana dengan pelaksanaan surveilans epidemiologi diare yang selama ini

berjalan ?

5. Bagaimana penyuluhan diare yang telah dilakukan ?

6. Apakah ada kebijakan pemerintah terkait diare? bagaimana bentuk

kebijakannya ?

7. Bagaimana kerjasama lintas sektor dalam mendukung pelaksanaan program

diare ?

Page 124: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

8. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam mendukung pelaksanaan program

diare? bagaimana bentuk keterlibatannya ?

9. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

10. Bagaimana sistem monitoring dan evaluasi yang dilakukan DKK terhadap

pelaksanaan program diare ?

11. Terkait dengan pelaksanaan program diare, Apa saja hambatan yang dirasakan

selama ini ?

12. Keluaran (output) apa yang Bapak/Ibu harapkan dalam pelaksanaan program

diare ?

13. Apa saja saran yang dapat Bapak/Ibu ajukan untuk perbaikan pelaksanaan

program diare kedepannya?

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

C. Daftar Pertanyaan untuk Dokter di Puskesmas Medan Deli

1. Menurut Bapak/Ibu, Siapa saja tenaga kesehatan yang terlibat dalam

pelaksanaan program diare di puskesmas? bagaimana peran masing-masing

pihak tersebut ?

2. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang tersedia dalam mendukung

pelaksanaan program diare di Puskesmas ?

3. Sesuai dengan jabatan yang Ibu emban, bagaimana proses pengobatan diare di

puskesmas ?

4. Bagaimana dengan pelaksanaan surveilans epidemiologi diare yang selama ini

berjalan ?

5. Bagaimana intensitas penyuluhan diare yang telah dilakukan ?

Page 125: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

6. Apakah ada kebijakan pemerintah terkait diare? bagaimana bentuk

kebijakannya ?

7. Bagaimana kerjasama lintas sektor dalam mendukung pelaksanaan program

diare ?

8. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam mendukung pelaksanaan program

diare? bagaimana bentuk keterlibatannya ?

9. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

10. Bagaimana sistem monitoring dan evaluasi yang dilakukan DKK terhadap

pelaksanaan program diare ?

11. Terkait dengan pelaksanaan program diare, Apa saja hambatan yang dirasakan

selama ini ?

12. Keluaran (output) apa yang Bapak/Ibu harapkan dalam pelaksanaan program

diare ?

13. Apa saja saran yang dapat Bapak/Ibu ajukan untuk perbaikan pelaksanaan

program diare kedepannya?

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

D. Daftar Pertanyaan untuk Penanggung Jawab Program Diare di Puskesmas

Medan Deli

1. Menurut Bapak/Ibu, Siapa saja tenaga kesehatan yang terlibat dalam

pelaksanaan program diare di puskesmas? bagaimana peran masing-masing

pihak tersebut ?

2. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang tersedia dalam mendukung

pelaksanaan program diare di Puskesmas ?

Page 126: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

3. Sesuai dengan jabatan yang Ibu emban, bagaimana proses pengobatan diare di

puskesmas ?

4. Bagaimana dengan pelaksanaan surveilans epidemiologi diare yang selama ini

berjalan ?

5. Bagaimana intensitas penyuluhan diare yang telah dilakukan ?

6. Apakah ada kebijakan pemerintah terkait diare? bagaimana bentuk

kebijakannya ?

7. Bagaimana kerjasama lintas sektor dalam mendukung pelaksanaan program

diare ?

8. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam mendukung pelaksanaan program

diare? bagaimana bentuk keterlibatannya ?

9. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

10. Bagaimana sistem monitoring dan evaluasi yang dilakukan DKK terhadap

pelaksanaan program diare ?

11. Terkait dengan pelaksanaan program diare, Apa saja hambatan yang dirasakan

selama ini ?

12. Keluaran (output) apa yang Bapak/Ibu harapkan dalam pelaksanaan program

diare ?

13. Apa saja saran yang dapat Bapak/Ibu ajukan untuk perbaikan pelaksanaan

program diare kedepannya?

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

Page 127: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

II. Daftar Pertanyaan

E. Daftar Pertanyaan untuk Ibu balita yang anaknya menderita diare tanpa

dehidrasi

1. Menurut Ibu, bagaimana pemeriksaan dan pengobatan diare yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Medan Deli ?

2. Bagaimana dengan kelengkapan sarana kesehatan yang tersedia di puskesmas

ini?

3. Menurut Ibu, Bagaimana penyuluhan diare yang selama ini berjalan di

masyarakat?

4. Sepengetahuan Ibu, apakah tenaga kesehatan ada melakukan pengamatan

penyakit diare di masyarakat?

5. Menurut Ibu, apakah ada kerjasama lintas sektor dalam mendukung

pelaksanaan program diare di masyarakat ?

6. Bagaimana upaya yang telah dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

7. Bagaimana tingkat partisipasi Ibu dalam mendukung pelaksanaan program

diare ?

8. Menurut Ibu, Keluaran (output) apa yang diharapkan dalam pelaksanaan

program diare di masyarakat ?

9. Apa saja saran yang dapat Ibu ajukan untuk perbaikan pelaksanaan program

diare kedepannya?

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

Page 128: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

II. Daftar Pertanyaan

F. Daftar Pertanyaan untuk Ibu balita yang anaknya menderita diare dengan

dehidrasi ringan/sedang

1. Menurut Ibu, bagaimana pemeriksaan dan pengobatan diare yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Medan Deli ?

2. Bagaimana dengan kelengkapan sarana kesehatan yang tersedia di puskesmas

ini?

3. Menurut Ibu, Bagaimana penyuluhan diare yang selama ini berjalan di

masyarakat?

4. Sepengetahuan Ibu, apakah tenaga kesehatan ada melakukan pengamatan

penyakit diare di masyarakat?

5. Menurut Ibu, apakah ada kerjasama lintas sektor dalam mendukung

pelaksanaan program diare di masyarakat ?

6. Bagaimana upaya yang telah dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

7. Bagaimana tingkat partisipasi Ibu dalam mendukung pelaksanaan program

diare ?

8. Menurut Ibu, Keluaran (output) apa yang diharapkan dalam pelaksanaan

program diare di masyarakat ?

9. Apa saja saran yang dapat Ibu ajukan untuk perbaikan pelaksanaan program

diare kedepannya?

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

Page 129: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

II. Data Pertanyaan

G. Daftar Pertanyaan untuk Pegawai di Kecamatan Medan Deli

1. Menurut Bapak, bagaimana pelayanan dari tenaga kesehatan di Puskesmas

Medan Deli ?

2. Bagaimana dengan kelengkapan sarana kesehatan yang tersedia di puskesmas

ini?

3. Menurut Bapak, Bagaimana penyuluhan diare yang selama ini berjalan di

masyarakat?

4. Sepengetahuan Bapak, apakah tenaga kesehatan ada melakukan pengamatan

penyakit diare di masyarakat?

5. Menurut Bapak, apakah ada kerjasama lintas sektor dalam mendukung

pelaksanaan program diare di masyarakat ?

6. Bagaimana upaya yang telah dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

7. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan

program diare ?

8. Menurut Bapak, Keluaran (output) apa yang diharapkan dalam pelaksanaan

program diare di masyarakat ?

9. Apa saja saran yang dapat Bapak ajukan untuk perbaikan pelaksanaan

program diare kedepannya?

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

Page 130: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

II. Daftar Pertanyaan

H. Daftar Pertanyaan untuk Pegawai di Kelurahan Kota Bangun

1. Menurut Bapak, bagaimana pelayanan dari tenaga kesehatan di Puskesmas

Medan Deli ?

2. Bagaimana dengan kelengkapan sarana kesehatan yang tersedia di puskesmas

ini?

3. Menurut Bapak, Bagaimana penyuluhan diare yang selama ini berjalan di

masyarakat?

4. Sepengetahuan Bapak, apakah tenaga kesehatan ada melakukan pengamatan

penyakit diare di masyarakat?

5. Menurut Bapak, apakah ada kerjasama lintas sektor dalam mendukung

pelaksanaan program diare di masyarakat ?

6. Bagaimana upaya yang telah dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

7. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan

program diare ?

8. Menurut Bapak, Keluaran (output) apa yang diharapkan dalam pelaksanaan

program diare di masyarakat ?

9. Apa saja saran yang dapat Bapak ajukan untuk perbaikan pelaksanaan

program diare kedepannya?

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

1. Daftar Pertanyaan untuk Anggota PKK

1. Menurut Ibu, bagaimana proses pengobatan diare di Puskesmas Medan Deli ?

Page 131: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

2. Bagaimana dengan kelengkapan sarana kesehatan yang tersedia di puskesmas

ini?

3. Menurut Ibu, Bagaimana penyuluhan diare yang selama ini berjalan di

masyarakat?

4. Sepengetahuan Ibu, apakah tenaga kesehatan ada melakukan pengamatan

penyakit diare di masyarakat?

5. Menurut Ibu, apakah ada kerjasama lintas sektor dalam mendukung

pelaksanaan program diare di masyarakat ?

6. Bagaimana upaya yang telah dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

7. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan

program diare ?

8. Menurut Ibu, Keluaran (output) apa yang diharapkan dalam pelaksanaan

program diare di masyarakat ?

9. Apa saja saran yang dapat Ibu ajukan untuk perbaikan pelaksanaan program

diare kedepannya?

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

J. Daftar Pertanyaan untuk Kader Posyandu

1. Menurut Ibu, bagaimana proses pengobatan diare di Puskesmas Medan Deli ?

2. Bagaimana dengan kelengkapan sarana kesehatan yang tersedia di puskesmas

ini?

3. Menurut Ibu, Bagaimana penyuluhan diare yang selama ini berjalan di

masyarakat?

Page 132: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

4. Sepengetahuan Ibu, apakah tenaga kesehatan ada melakukan pengamatan

penyakit diare di masyarakat?

5. Menurut Ibu, apakah ada kerjasama lintas sektor dalam mendukung

pelaksanaan program diare di masyarakat ?

6. Bagaimana upaya yang telah dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

7. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan

program diare ?

8. Menurut Ibu, Keluaran (output) apa yang diharapkan dalam pelaksanaan

program diare di masyarakat ?

9. Apa saja saran yang dapat Ibu ajukan untuk perbaikan pelaksanaan program

diare kedepannya?

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

K. Daftar Pertanyaan untuk Tokoh Masyarakat

1. Menurut Ibu/Bapak, bagaimana proses pengobatan diare di Puskesmas Medan

Deli ?

2. Bagaimana dengan kelengkapan sarana kesehatan yang tersedia di puskesmas

ini?

3. Menurut Ibu/Bapak, Bagaimana penyuluhan diare yang selama ini berjalan di

masyarakat?

4. Sepengetahuan Ibu/Bapak, apakah tenaga kesehatan ada melakukan

pengamatan penyakit diare di masyarakat?

5. Menurut Ibu/Bapak, apakah ada kerjasama lintas sektor dalam mendukung

pelaksanaan program diare di masyarakat ?

Page 133: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN … ASTIKA... · pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan

6. Bagaimana upaya yang telah dilakukan dalam penyehatan lingkungan ?

7. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan

program diare ?

8. Menurut Ibu/Bapak, Keluaran (output) apa yang diharapkan dalam

pelaksanaan program diare di masyarakat ?

9. Apa saja saran yang dapat Ibu/Bapak ajukan untuk perbaikan pelaksanaan

program diare kedepannya?