pemikiran nietzsche by nur astika

3
FRIEDRICH WILHELM NIETZSCHE (1844-1900) Pemikiran Nietzsche 1. Landasan Ontologi Dalam bidang ontologi Nietzsche, baginya kenyataan itu adalah apa yang nyata yang dapat ditangkap subjek. Benda atau objek itulah kenyataannya. Kenyataan adalah apa yang ada di dunia ini, yang nyata, faktual, yang dapat ditangkap subjek. Konsep ontologi Nietzsche ini mempunyai implikasi dalam ajaran tentang manusia. Manusia untuk menjadi manusia menghadirkan diri lewat budaya. Dimana hakikat manusia itu adalah tubuhnya. Hal ini sangat jelas diungkap oleh Zarathustra : “Aku adalah tubuh dan jiwa demikian dikatakan sang anak. Apa salahnya berbicara seperti seorang anak? Tapi mereka telah bangun, dan mereka yang tahu berkata : “aku adalah tubuh seluruhnya. Tidak ada yang lain, jiwa adalah sesuatu dari tubuh” (Nietzsche, 1969:146)

Upload: tieckatkj

Post on 17-Aug-2015

51 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemikiran nietzsche by Nur Astika

FRIEDRICH WILHELM NIETZSCHE(1844-1900)

Pemikiran Nietzsche

1. Landasan Ontologi

Dalam bidang ontologi Nietzsche, baginya kenyataan itu adalah apa yang nyata yang dapat ditangkap subjek. Benda atau objek itulah kenyataannya. Kenyataan adalah apa yang ada di dunia ini, yang nyata, faktual, yang dapat ditangkap subjek.

Konsep ontologi Nietzsche ini mempunyai implikasi dalam ajaran tentang manusia. Manusia untuk menjadi manusia menghadirkan diri lewat budaya. Dimana hakikat manusia itu adalah tubuhnya. Hal ini sangat jelas diungkap oleh Zarathustra :

“Aku adalah tubuh dan jiwa demikian dikatakan sang anak. Apa salahnya berbicara seperti seorang anak? Tapi mereka telah bangun, dan mereka yang tahu berkata : “aku adalah tubuh seluruhnya. Tidak ada yang lain, jiwa adalah sesuatu dari tubuh” (Nietzsche, 1969:146)

Page 2: Pemikiran nietzsche by Nur Astika

2. The Will to Power sebagai titik pusat ajarannya

Konsep kehendak untuk berkuasa atau the will to power adalah titik pusat dari filsafat Nitzsche. Dalam bukunya Aporishma, ia menemukan kehendak untuk berkuasa, berkarya dalam tingkah laku dan penilaian manusia. Dan dalam Zarathustra, ia mengungkapkan bahwa kehendak untuk berkuasa merupakan motif dasar dan mengatakan bahwa kehendak itu terdapat pada semua makhluk hidup.

Nietzsche melihat pengetahuan itu dalam kerangka yang lebih luas dan menyeluruh, hal ini dalam rangka memahami manusia secara utuh. Ia memasukkan unsur yang tidak dibahas dengan pemikiran epistemologi sebelumnya, yaitu unsur motif kegiatan mengetahui. Nietzsche mencoba melangkah lebih jauh dari filsadat sebelumnya, dimana filsafat ilmu yang pada masa itu belum mendapatkan perhatian.

Page 3: Pemikiran nietzsche by Nur Astika

3. Vitalisme dan Nihilisme

Vitalisme ini mengandung makna semangat hidup. Hidup itu sangat berharga. Kecintaan yang luar biasa terhadap hidup bukan berarti takut mati justru hidup itu harus dihadapi dengan keberanian dan juga tidak mudah menyerah. Tantangan dan bahaya hidup mampu membuat manusia menjadi lebih besar.

Aktivitas pemikiran harus diletakkan pada landasan keberanian, yang berasal dari keinginan untuk maju dan menentang penghalang. Manusia itu harus terus berkreasi dan menciptakan hal-hal yang baru, meski harus bertentangan dengan pemikiran orang terdahulu. Dari sinilah Nietzsche mencapai nihilisme. Dimana ia berusaha untuk mengkritik dan menolak terhadap epistemologi tradisional untuk berusaha memperoleh kebenaran bukan semata-mata kerena semangat nihilismenya. Selama teori yang sudah ada sebelumnya selalu dianggap benar, maka tidak akan muncul pengetahuan yang baru. Dengan sendirinya tidak ada kemajuan. Baginya, “kebeneran adalah semacam kesalahan, dimana tanpa kebeneran spesies makhluk hidup tertentu tidak dapat hidup” (Nietzsche, 1968: 493).