analisis pelaksanaan fungsi sosial perbankan syariah di

160
1 Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2012 - 2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Iskandar Zulqornain Aljauhary NIM. 1113082000021 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

1

Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan

Syariah di Indonesia Tahun 2012 - 2016

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat

Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Iskandar Zulqornain Aljauhary

NIM. 1113082000021

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

ii

Page 3: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

iii

Page 4: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Senin, 20 November 2017 year telah dilakukan Ujian Skripsi atas

mahasiswa:

Nama : Iskandar Zulqornain Aljauhary

NIM : 1113082000021

Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi : Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah

Di Indonesia Tahun 2012 – 2016.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Senin, 20 November 2017

1. Yessi Fitri, S.E.,M.Si.,Ak.,CA.

NIDN. 2024097601

2. Dr. Rini, M.Si. Ak. CA.

NIDN. 2015037601

3. Atiqah, S.E., MS. Ak

NIDN. 2020018201

Page 5: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Iskandar Zulqornain Aljauhary

NIM : 1113082000021

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakai

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 17 November 2017

(Iskandar Zulqornaian Aljauhary)

Page 6: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Iskandar Zulqornain Aljauhary

2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 24 Mei 1995

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Anak ke- dari : 5 dari 5 bersaudara

6. Alamat : Jl. Raya Bekasi Km. 17, Kp. Jawa RT

03/03 No. 02, Jatinegara, Cakung, Jakarta

Timur 13930

7. Telepon : 08988 331 090

8. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SDN Jatinegara 10 Pagi Tahun 2001 – 2007

2. SMPN 90 Jakarta Tahun 2007 – 2010

3. MAN 3 Jakarta Tahun 2010 – 2013

4. S1 Ekonomi UIN Jakarta Tahun 2013 – 2017

III. PRESTASI

5. Juara 3 Lomba Qiro’atul Qutub Kanwil Kementrian Agama Provinsi

DKI Jakarta, 2013.

6. Juara Harapan Olimpiade akuntansi & Pasar Modal, PNJ UI, 2013.

7. 6 Besar Akademi Sahur Indonesia Ramadhan Al Aksi, Indosiar, 2014.

8. Juara Harapan Pidato Bahasa Indonesia, Kanwil Kemwntrian Agama

Provinsi DKI Jakarta, 2015.

Page 7: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

vii

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. 2008 – 2009 : Ketua Osis SMP Negri 90 Jakarta

2. 2012 – 2013 : Ketua MPK MA Negri 3 Jakarta

3. 2012 – 2014 : Ketua Remaja Masjid Al Arafah

4. 2014 – 2015 : Anggota Himpunan Qori – Qoriah Mahasiswa

UIN Jakarta

5. 2014 – Sekarang : Pembina Majelis Ta’lim Pemuda Al Jauhariyyah

6. 2015 – Sekarang : Pembina Remaja Masjid Jami’ Al Arafah

7. 2016 : Ketua KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8. 2017 – Sekarang : Wakil Ketua Majlis Silaturahmi Se – RW 03 Kel.

Jatinegara, Cakung.

V. LATAR BELAKANG ORANG TUA

1. Nama Ayah : H. R. M. Burhali Jauhari

2. Nama Ibu : Hj. Mardiah Albugis

3. Alamat : Jl. Raya Bekasi Km. 17, Kp. Jawa RT 03 /

03 No. 02, Jatinegara, Cakung, Jakarta

Timur 13930

Page 8: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

viii

ABSTRACT

By taking the concept of sharia, Islamic banks must implement one of the

functions of sharia banks is the social function of sharia banking in which there is

a demand to provide welfare services of the ummah. Islamic banks are based on

Islamic law must meet the rules in implementing the social functions written in the

Qur'an and hadith and regulated by the law of the distribution of zakah and virtue

for the people or called Qardhul hasan funds.

The purpose of this study is to see how the implementation of the social

function of 11 Islamic banks in the form of zakah is channeled to those who are

entitled to receive it in Islamic rules, well as qardh funds to help the economy of

the ummah either in the form of loans or donations to the community. Data

collection techniques used in this study is the financial report publication 11

sharia banks in Bank Indonesia. The result of this research shows that there are 2

banks that have not implemented the source management and the use of zakah

funds, namely BSB and Maybank Syariah, because there are sharia business unit

in conventional bank and 9 other banks have performed their social function.

While the source of funds and the largest use of zakah is BSM and smallest BCA

Sharia. Qardhul hasan 11 sharia banks have performed their social functions.

The largest source of funds and use of Qardhul hasan is BSM and the smallest is

Victoria Sharia and Maybank Sharia.

Keywords: Sharia Bank, social function, Zakah, Qardhul Hasan.

Page 9: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

ix

ABSTRAK

Dengan mengambil konsep syariah, bank syariah harus melaksanakan

salah satu fungsi bank syariah yaitu fungsi sosial perbankan syariah dimana

didalam nya terdapat tuntuntan untuk memberikan pelayanan kesejahteraan umat.

Bank syariah dengan berlandaskan hukum islam ini harus memenuhi aturan dalam

melaksanakan fungsi sosial yang tertulis dalam Al-Qur’an dan hadits serta diatur

oleh undang-undang yaitu penyaluran zakat dan kebajikan untuk umat atau

disebut dengan dana Qardhul hasan.

Tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana pelaksanaan fungsi

sosial 11 bank syariah dalam bentuk zakat disalurkan kepada yang berhak

menerimanya dalam aturan islam, serta dana qardh untuk membantu

perekonomian ummat baik dalam bentuk pinjaman atau sumbangan kepada

masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah laporan keuangan publikasi 11 bank syariah di Bank Indonesia. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa, dari 11 bank syariah yang diteliti ada 2 bank

yang belum melaksanakan pengelolaan sumber dan penggunaan dana zakat yaitu

BSB dan Maybank Syariah, karena ada unit usaha syariah di bank konvensional

dan 9 bank lainnya telah melaksanakan fungsi sosialnya. Sedangkan sumber dana

dan penggunaan zakat terbesar adalah BSM dan terkecil BCA Syariah. Qardhul

hasan 11 bank syariah telah melaksanakan fungsi sosialnya. Sumber dana dan

penggunaan Qardhul hasan terbesar adalah BSM dan terkecil adalah Victoria

Syariah dan Maybank Syariah.

Kata kunci: Bank Syariah, fungsi sosial, Zakat, Qardhul Hasan.

Page 10: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Segala Puji dan syukur Penulis panjatkan

hanya kepada Allah SWT. yang telah memberikan berbagai nikmat dan karunia-

Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012 -

2016” dengan lancar. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga, sahabat dan seluruh

umat manusia yang senantiasa istiqamah di jalan-Nya

Skripsi ini merupakan tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan

rintangan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka segala macam

hambatan dapat teratasi. Pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang secara

langsung maupun tidak langsung telah membantu tersusunnya skripsi ini, kepada :

1. Ayah dan Ummi (KH. R. Muhammad Burhali. J Dan Hj. Mardiah Albugis)

tercinta yang tak henti dan tak pernah lelah memberikan dukungan, baik

moril maupun materiil, serta kasih sayang dan doa yang tiada putus-

putusnya dipanjatkan kepada Alloh SWT untuk penulis.

2. Dr. Rini, M.Si.,Ak.,CA. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan

pikiran dan waktunya kepada penulis.

3. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA. Ketua Program Studi Akuntansi

5. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA, Sekretaris Program Studi Akuntansi

6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen yang telah memberikan banyak ilmu selama

masa perkuliahan.

Page 11: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

xi

7. Seluruh staff Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

telah memberikan fasilitas berupa referensi terkait tema skripsi.

8. Pegawai Bank Indonesia, yang memberikan akses data bank umum syariah

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

9. Nadra Said Albugis, Tante yang selalu mendukung baik dengan moril

maupun materiil agar penulis terus menuntut ilmu dan meraih cita-cita.

10. Kakak-kakak (R. Ahmad Ridho Aljauhary, R. M. Naufal Aljauhary, R.

Rizki Amalia Aljauhary) Juga kakak-kakak ipar yang memberikan semangat

dalam penyusunan skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan Akuntansi A 2013, serta teman-teman

Akuntansi Angkatan 2013 yang saling memberikan semangat dalam

penyusunan skripsi.

12. Dan untuk Kita-kita: Neneng Zakiah, Septiani Maulidina, Dany Andrean,

Dimas Oktavian, David Rohadi, Naufal Wasim, terimakasih atas saran dan

semangat yang diberikan kepada penulis.

13. Pemuda Majelis Ta’lim Al Jauhariyyah, yang memberikan semangat kepada

penulis dalam penyusunan skripsi.

14. Seluruh keluarga besar Al Jauhary dan Al Bugis, terimakasih atas segala

doa, dukungan, dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.

15. Semua pihak lain yang tidak dapat disebut satu persatu dalam skripsi ini.

Ucapan syukur tak henti penulis sampaikan kepada Allah SWT.

Semoga amal shalih yang diberikan, diberikan balasan oleh Allah SWT.

Amin.

Jakarta, 17 November 2017

Iskandar Zulqornain Aljauhary

Page 12: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN ............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF .............................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vi

ABSTRACT ...................................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xviii

BAB. I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 9

BAB. II. LANDASAN TEORI ..................................................................... 11

A. Pengertian Perbankan Syariah ....................................................... 11

B. Landasan Hukum Perbankan Syariah ............................................ 13

C. Karakteristik Bank Syariah ............................................................. 14

D. Fungsi Bank Syariah ...................................................................... 17

Page 13: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

xiii

E. Konsep Fungsi Sosial dan Tanggungjawab dalam

Perspektif Islam .............................................................................. 25

F. Zakat, Infaq, dan Shadaqah ............................................................. 31

1. Penghimpunan dan Sumber Dana Zakat ................................. 33

2. Penyaluran Dana Zakat ........................................................... 35

3. Hikmah Zakat ......................................................................... 38

G. Qardhul Hasan atau Dana Kebajikan ........................................... 39

1. Landasan Hukum Al-qardh hasan ........................................... 41

2. Rukun Al-qardhul hasan ........................................................ 43

3. Sumber Dana Qardhul Hasan ................................................. 44

4. Pembiayaan Dana Qardhul Hasan .......................................... 44

H. Syariah Enterprise Theory ........................................................... 47

I. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 50

BAB. III. METODE PENELITIAN ............................................................ 55

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 55

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 55

C. Objek Penelitian ........................................................................... 56

D. Langkah-langkah Penelitian ......................................................... 56

E. Sumber Data ................................................................................. 57

F. Analsis Data ................................................................................... 57

BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................. 58

A. PT. Bank BNI Syariah ................................................................. 58

B. PT. Bank Mega Syariah ............................................................... 62

Page 14: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

xiv

C. PT. Bank Muamalat Indonesia ..................................................... 66

D. PT. Bank Syariah Mandiri ........................................................... 71

E. PT. Bank BCA Syariah ................................................................. 75

F. PT. Bank BRI Syariah .................................................................. 79

G. PT. Bank Jabar Banten Syariah .................................................... 83

H. PT. Bank Panin Syariah ............................................................... 87

I. PT. Bank Syariah Bukopin ............................................................ 90

J. PT. Bank Victoria Syariah ............................................................. 94

K. PT. Bank Maybank Syariah ......................................................... 98

L. Laporan Keuangan Gabungan Zakat dan Qardhul Hasan 11 Bank

Syariah .......................................................................................... 101

M. Analisis Review Hasil Data ......................................................... 113

N. Trend Zakat dan Qardhul hasan .................................................. 117

BAB. V. PENUTUP ....................................................................................... 120

A. Simpulan ...................................................................................... 120

B. Saran ............................................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 123

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 15: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ......................................................................... 50

Tabel 3.1 Bank Umum Syariah di Indonesia .................................................. 56

Tabel 4.1 Laporan Zakat BNI Syariah 2012 - 2016 (dalam Juta) .................... 59

Tabel 4.2 Laporan Qardhul Hasan BNI Syariah 2012 – 2016 (dalam juta) ..... 60

Tabel 4.3 Laporan Zakat Mega Syariah 2012 - 2016 (dalam Juta) .................. 64

Tabel 4.4 Laporan Qardhul Hasan Mega Syariah 2012 – 2016 (dalam juta) .. 65

Tabel 4.5 Laporan Zakat Muamalat 2012 - 2016 (dalam Juta) ........................ 68

Tabel 4.6 Laporan Qardhul Hasan Muamalat 2012 – 2016 (dalam juta)......... 69

Tabel 4.7 Laporan Zakat Syariah Mandiri 2012 - 2016 (dalam Juta) .............. 73

Tabel 4.8 Laporan Qardhul Hasan Syariah Mandiri

2012 – 2016 (dalam juta) ................................................................. 74

Tabel 4.9 Laporan Zakat BCA Syariah 2012 - 2016 (dalam Juta)................... 77

Tabel 4.10 Laporan Qardhul Hasan BCA Syariah 2012 – 2016 (dalam juta) . 78

Tabel 4.11 Laporan Zakat BRI Syariah 2012 - 2016 (dalam Juta) .................. 81

Tabel 4.12 Laporan Qardhul Hasan BRI Syariah 2012 – 2016 (dalam juta) ... 82

Tabel 4.13 Laporan Zakat BJB Syariah 2012 - 2016 (dalam Juta) .................. 85

Tabel 4.14 Laporan Qardhul Hasan BJB Syariah 2012 – 2016 (dalam juta) ... 86

Tabel 4.15 Laporan Zakat Panin Syariah 2012 - 2016 (dalam Juta) ................ 88

Tabel 4.16 Laporan Qardhul Hasan Panin Syariah 2012 – 2016 (dalam juta) 89

Tabel 4.17 Laporan Zakat Syariah Bukopin 2012 - 2016 (dalam Juta) ........... 92

Tabel 4.18 Laporan Qardhul Hasan Syariah Bukopin

2012 – 2016 (dalam juta) .............................................................. 93

Tabel 4.19 Laporan Zakat Victoria Syariah 2012 - 2016 (dalam Juta) ............ 96

Tabel 4.20 Laporan Qardhul Hasan Victoria Syariah

2012 – 2016 (dalam juta) .............................................................. 96

Tabel 4.21 Laporan Zakat Mybank Syariah 2012 - 2016 (dalam Juta) ........... 99

Tabel 4.22 Laporan Qardhul Hasan Mybank Syariah

Page 16: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

xvi

2012 – 2016 (dalam juta) .............................................................. 100

Tabel 4.23 Laporan Zakat 11 Bank Syariah 2012 – 2016 (dalam juta) ........... 101

Tabel 4.24 Laporan Qardhul Hasan 11 Bank Syariah

2012 – 2016 (dalam juta) .............................................................. 102

Tabel 4.25 Laporan Zakat11 Bank Syariah 2012 – 2016

dalam % (dalam juta) .................................................................... 103

Tabel 4.26 Laporan Qardhul Hasan 11 Bank Syariah 2012 – 2016

dalam % (dalam juta) .................................................................... 104

Page 17: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Manajemen Zakat Bank Syariah ................................................. 39

Gambar 2.2 Manajemen Qardhul Hasan .......................................................... 46

Gambar 2.3 Alur Transaksi Pinjaman Qardhul Hasan ..................................... 47

Page 18: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Sumber Dana Zakat 11 Bank Syariah ............................................ 107

Grafik 4.2 Penggunaan Dana Zakat 11 Bank Syariah ..................................... 109

Grafik 4.3 Sumber Dana Qardhul Hasan 11 Bank Syariah ............................. 110

Grafik 4.4 Penggunaan Dana Qardhul Hasan Bank Syariah ........................... 111

Grafik 4.5 Laporan Gabungan Zakat 11 Bank Syariah ................................... 112

Grafik 4.6 Laporan Gabungan Qardhul Hasan 11 Bank Syariah .................... 113

Page 19: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan Syariah mulai marak bermunculan di Indonesia pada era

1990, terlebih dahulu di luar negeri sudah ada bank–bank berlandaskan prinsip

Islam yang sudah diterapkan di beberapa negara, para ulama terdahulu yang

ahli dalam bidang ekonomi telah mengemukakan gagasan mengenai bank

dengan prinsip non–bunga telah muncul sejak tahun 1940 an, sudah banyak

para penulis dari kalangan ulama Islam, contoh nya Ahmad Qureshi telah

menulis tentang keberadaan bank Syariah di tahun 1946, Mahmud Ahmad di

tahun 1952, dll. (Sudarsono, 2003).

Mulai berkembangnya bank–bank syariah yang ada di dunia sampailah

di Indonesia, berbagai macam pertimbangan dalam penerapan sistem

perbankan Islam hingga akhirnya bank syariah yang berlandaskan prinsip

Islam dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Bank syariah pada dasarnya

telah terlebih dahulu dijelaskan dan diperintahkan oleh Allah SWT di dalam

Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW tentang perdagangan dan

keuangan dalam prinsip islam (Antonio, 2001).

Menurut Syekh Nuh, didukung oleh Syekh Nuh Ali Salman, mufti

Kerajaan Yordania. Bank Syariah jelas lebih baik dari bank konvensional

karena secara filosofis mereka ingin menerapkan syariah Islam dan itu terbukti

dengan adanya fakta bahwa di setiap bank syariah ada pengawas syariah yang

Page 20: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

2

akan mengingatkan pihak bank kalau ada pelanggaran syariah. Dalam Fatawa

Al-Muamalah, fatwa no. 12 ia menyatakan:

“Bank Islam adalah perusahaan bisnis yang operasionalnya terikat dengan

hukum syariah Islam. Ini aturan yang dibuat pihak bank. Pihak bank juga

siap untuk mendengarkan nasihat ahli tentang produk bisnis mereka

apabila ada yang melanggar syariah. Oleh karena itu, maka bank Islam

jelas lebih baik dibanding berbisnis dengan bank konvensional yang jelas

mengandung riba. Namun, orang yang berhati-hati pada agama hendaknya

bertanya pada ahli fikih atas setiap produk jasa yang ditawarkan bank

syariah apabila hendak bertransaksi dengan setiap bank syariah sehingga

tidak terjatuh pada perbuatan haram. Boleh menyimpan uang di bank

syariah dengan cara akad musyarokah (join venture) dan boleh memakan

keuntungan yang diberikan bank karena keuntungan bisnis bukanlah

keuntungan riba”.

Menurut Meutia (2010), bank syariah seharusnya memiliki dimensi

spiritual yang lebih banyak. Dimensi spiritual ini tidak hanya menghendaki

bisnis yang non riba, namun juga mampu memberikan kesejahteraan bagi

masyarakat luas, terutama bagi golongan masyarakat ekonomi lemah. Menurut

Yusuf (2010), posisi bank syariah sebagai lembaga keuangan yang sudah eksis

di tingkat nasional maupun internasional harus menjadi lembaga keuangan

percontohan dalam menggerakkan fungsi sosial bank syariah.

Antonio (2001) menjelaskan bahwa salah satu prinsip dasar

perekonomian Islam adalah keadilan dan persaudaraan menyeluruh. Keadilan

yang dimaksud adalah yang memiliki implikasi pada keadilan sosial, keadilan

ekonomi, keadilan distribusi pendapatan, dan kebebasan individu dalam

konteks kesejahteraan sosial. Dari prinsip ini menunjukan bahwa fungsi sosial

tidak akan terlepas dari bisnis syariah yang menerapkan sistem kesejahteraan

yang merata.

Awal tahun 2003 penerapan akuntansi syariah di Indonesia baru

Page 21: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

3

muncul dan perkembangan lembaga keuangan syariah pada saat itu

menghimbau agar semua sistem yang ada baik secara prinsip ataupun

prakteknya harus sesuai dengan tuntunan syariah tidak terkecuali dalam

pencatatan laporan keuangan yang ditandai dengan berlakunya PSAK 59

tentang akuntansi perbankan syariah. Muhammad (2005) menjelaskan bahwa

yang dimaksud dengan akuntansi syariah adalah “konsep dimana nilai-nilai

Al-Quran harus dijadikan prinsip dasar dalam aplikasi akuntansi”. Bank

syariah disukai para nasabah karena sistem atau prinsip yang berkiblat atau

berpatokan pada agama islam atau Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Bank syariah di Indonesia, berawal pada 1992 kala Bank Muamalat

Indonesia berdiri pertama kalinya. Berlanjut dengan disahkan UU No 21

tentang Perbankan Syariah, berdiri pula Bank Syariah Mandiri di tahun yang

sama. Disusul berdiri pula berbagai Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah

maupun BPRS setelahnya. Hingga Desember 2016, tercatat 13 Bank Umum

Syariah, 21 UUS dan 166 BPRS tersebar di Indonesia. Bank syariah secara

pertumbuhan, naik dengan angka-angka yang cukup positif, terbukti pada

2016 saja aset tumbuh sekitar 6% sedangkan tahun ini diproyeksi tumbuh

11,8%. Itu kinerja yang baik (Karim, 2017).

Antonio (2001), menurutnya bank syariah selain memiliki fungsi

sebagai pengelola investasi dan penyedia jasa-jasa keuangan juga memiliki

jasa sosial. Dalam padangannya, konsep perbankan Islam mengharuskan bank

syariah melaksanakan jasa sosial, bisa melalui dana pinjaman kebaikan

(qardh), zakat, atau dana sosial yang sesuai dengan ajaran Islam. Lebih jauh

Page 22: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

4

lagi menurutnya, konsep perbankan Islam juga mengharuskan bank Islam

memainkan peran dalam pengembangan sumber daya insani dan meyumbang

dana bagi pemeliharaan serta pengembangan lingkungan hidup.

Bank syariah yang menjalankan usahanya tentu mempunya tanggung

jawab atas kegiatan bisnis dan usahanya, perbankan memiliki tanggung jawab

atau fungsi sosial terhadap komunitas yang berkaitan tentang operasional yang

dijalankan (Djodi, 2012), tentu ini menjadi salah satu aspek yang dilihat dalam

syariah tentang kepedulian atas apa yang telah dilakukan untuk kesejahteraan

sosial, memang itulah yang diperintahkan Allah SWT dalam menerapkan

syariah prinsip keadilah, kesejahteraan, dan terhindar dari riba yang

merupakan larangan dari hukum syariah. Bahkan menurut Sofyan (2011)

prinsip maslahah dalam bisnis syariah akan memposisikan sebuah perusahaan

meliputi aspek ekonomi (profit), sosial (people), dan lingkungan (planet) atau

biasa disebut triple bottom line (3P), yang diwujudkan pelaksanaan fungsi

sosial. Fungsi sosial bank syariah juga dapat dilihat dari aspek manajemen

yang meneyertakan keterlibatan Dewan Pengawas Syariah (DPS) maupun

Dewan Syariah Nasional (DSN) sebagai pihak yang ditugasi sekaligus

memegang otoritas dalam menentukan legalitas produk yang akan dikeluarkan

dari aspek syariah.

Fungsi sosial bank syariah berupa pengelola dana zakat, infaq,

shadaqah, wakaf, serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan) (Antonio, 2001).

Dalam Al Qur’an telah terlebih dahulu Allah SWT memberikan penjelasan

Zakat, Infak dan Shadaqah sudah lebih ada karena islam sudah mengatur

Page 23: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

5

sedemikian rupa untuk dimanfaatkan, sebagaimana termaktub dalam Al-

Qur’an surat At-Taubah ayat 60 :

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk

hatinya, untuk budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan

untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan

yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana

.”

Menurut Meutia (2010: 11), bentuk pertanggungjawaban tersebut

adalah diungkapkannya atau dibuatnya suatu laporan pertanggungjawaban

sosial sekaligus bank melakukan fungsi sosialnya. Dan didalam UU RI Pasal 4

No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah ditentukan bahwa:

1. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) wajib menjalankan

fungsi menghimpun dan manyalurkan dana masyarakat.

2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk

lembaga baitul maal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat,

infak, shadaqah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya

kepada organisasi pengelola zakat.

3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal

dari wakaf uang.

4. Pengelola wakaf (nadzir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf

(wakif).

5. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Peran bank syariah sebagai penghimpun dana Zakat dan qardhul hasan

merupakan implementasi dari fungsi sosial.

Page 24: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

6

Fungsi sosial bank syariah yang dimaksud berupa pengelola dana

zakat, infaq, shadaqah, wakaf, serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan).

Fungsi sosial bank syariah makin dipertegas dalam UU No. 21 Tahun 2008

Tentang Perbankan Syariah. Pada pasal 4 dinyatakan, bahwa selain

berkewajiban menjalankan fungsi intermediasi keuangan, bank umum syariah

dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal,

yaitu menghimpun dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau

dana sosial lainnya serta menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

selain itu, bank syariah juga dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari

wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai

dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

Menurut Qardhawi (1999) manajemen pengelola zakat dalam

merealisasikan tujuan-tujuan kemanusiaan dan sosial adalah dengan

membagikan zakat seadil-adilnya dan menegakkan asas-asas yang benar

sehingga zakat tidak jatuh pada orang-orang yang tidak berhak menerimanya.

Pensyariatan zakat merupakan salah satu cara Islam sebagai solusi pemerataan

kekayaan (negasi- pengentasan kemiskinan), menumbuhkan solidaritas sosial

antar sesama anggota masyarakat, mengurangi kesenjangan dan sebagai

peluang investasi modal bagi para mustahik.

Zakat merupakan pengeluaran yang wajib dikeluarkan oleh perorangan

atau badan yang telah diatur oleh para pakar fiqih dalam ekonomi islam

(Muslich, 2010), ini merupakan perintah dari Allah SWT kepada setiap

hambanya dan besar nya juga telah di berikan penjelasan dari Rasulallah SAW

Page 25: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

7

serta ulama fiqih yang ahli serta pakar dalam bidang ekonomi islam. Infaq dan

shadaqah yang diberikan nasabah dan dikumpulkan oleh pihak bank syariah,

menjadikan bahwa pengumpulan ini menjadi manfaat bagi bank syariah

menjalankan fungsi sosial nya di hadapan Allah SWT dan manusia (Sabiq,

1987). Laporan dari zakat bank syariah ini akan menjadi penelitian yang akan

di ungkapkan dalam fungsi syariah dari bank syariah.

Penerapan Qardhul hasan yang merupakan fungsi sosial dalam bank

syariah, dimana Qardh hasan itu adalah amal shaleh mutlak yang mana dia

adalah bentuk transaksi pinjaman yang benar-benar bersih dari

tambahan/bunga (Antonio, 2001). Penerapan Qardhul hasan dalam perbankan

syariah lebih strategis karena, sebagi salah satu bentuk kontribusi dalam

membangun perekonomian umat, tentu bukan hanya dari praktek pembiayaan

namun juga dari segi pengembangan usaha (Wiroso, 2009). Dari dua tinjauan

ini laporan Zakat dan dana Qarhul hasan menjadi salah satu landasan penting

dari penerapan fungsi sosial yang dalam pelaksanaannya jika dijalankan secara

ekonomi islam akan meningkatkan kesejahteraan umat karena menerapkan

apa yang Alah SWT perintahkan kepada hamba – hamba Nya. Adapun

penelitian utama yang menjadi rujukan penulis adalah penelitian Virgowati

(2013) dengan judul “Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia

(Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Muamalat

Indonesia)”, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1)

Studi kasus hanya di 3 bank syariah, sedangkan penelitian ini 11 Bank

Syariah, 2) Kinerja atau Fungsi Sosial diukur dengan menggunakan model

Page 26: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

8

Islamic Sosial Responsibility (ISR), dan dengan metode deskriptif komparatif,

sedangkan penelitian ini tidak menggunakan model pengukuran dan dengan

metode analisis deskriptif, 3) penelitian hanya ditahun 2011-2012 sedangkan

penelitian ini di tahun 2012–2016.

Pelaksanaan dari fungsi sosial bank syariah akan bertujuan manfaat

yang besar bagi kemajuan ekonomi, laporan Zakat dari perbankan ini akan di

analisis dari segi sistem akuntansi syariah yang sesuai dengan al qur’an dan

sunnah yang diperintahkan Allah SWT dan rasul Nya (Nazir & Muhammad,

2004), karena melihat dan merujuk kepada sejarah Baitul Mal dibangun

sebagai tempat pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq, shadaqah di zaman

rasulallah SAW menjadikan umat mendapatkan kesejahteraan yang merata

sebagaimana perintah dari Allah SWT. Ada 11 Bank Umum Syariah akan

menjadi objek penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini

mengambil judul “Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Bank Syariah di

Indonesia Tahun 2012 - 2016“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana laporan sumber dan penggunaan dana zakat pada masing-

masing bank syariah dan secara keseluruhan ?

2. Bagaimana laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan pada

masing-masing bank syariah dan secara keseluruhan ?

3. Bagaimana Trend perkembangan Zakat dan Qardhul Hasan selama 5 tahun

Page 27: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

9

(2012-2016) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui laporan sumber dana penggunaan dana zakat masing-

masing bank syariah dan secara keseluruhan.

b. Mengetahui laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan pada

masing-masing bank syariah dan secara keseluruhan.

c. Mengetahui trend perkembangan Zakat dan Qardhul Hasan 5 tahun

terakhir (2012-2016).

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:

a. Manfaat Teoritis

1) Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya di

bidang perbankan syariah tentang Pelaksanaan Fungsi sosial

bank syariah Zakat dan al-qardhul hasan.

2) Menambah literatur keilmuan yang dapat dijadikan sebagai

referensi untuk penelitian selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan

pemerintah sebagai regulator perbankan syariah di Indonesia

dalam merumuskan kebijakan tentang pelaksanaan fungsi

sosial perbankan syariah, agar keputusan pemerintah

Page 28: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

10

menjadikan bank syariah melaksanakan fungsi sosial untuk

masyarakat dan juga sekaligus mendukung perekonomian dan

kesejahteraan masyarakat Indonesia.

2) Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi untuk menambah pengetahuan mengenai fungsi sosial

bank umum syariah di Indonesia.

3) Bagi Perbankan Syariah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja

perusahaan, dan dapat memberikan masukan serta informasi

yang sesuai dengan kebutuhan bagi perusahaan dalam hal

pengungkapan laporan keuangan untuk Zakat dan qardhul

hasan.

Page 29: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Perbankan Syariah

Menurut Sumitro (1999) Bank syariah adalah lembaga keuangan yang

usahanya memberikan pembiayaan dan pelayanan jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuiakan dengan

prinsip syariat Islam. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah Islam yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-

ketentuan Al-Quran dan hadis, sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip

syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasi mengikuti ketentuan-

ketentuan prinsip syariah, khusunya yang menyangkut tata cara bermuamalah

dalam Islam (Perwataatmadja dan Antonio, 1999). Dalam Undang-Undang

nomor 10 tahun 1998 pasal 1 yang merupakan penyempurnaan dari Undang-

undang Nomor 7 tahun 1992, memberikan pengertian bank dengan:

“Bank badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak. Sedangkan pengertian Bank Umum adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran”.

Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip syariah dijelaskan pada

pasal 1 butir 13 Undang-Undang No 7 Tahun 1998 dengan:

“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara

bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan

kegiatan usaha, atau kegiatan lainya yang dinyatakan sesuai dengan

Page 30: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

12

syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musyarakah), prinsip jula-beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa

murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan

kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain

(ijarah wa iqtina)”.

Jadi, dapat disimpulkan Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainya dalam lalu

lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan

dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2005).

Berdasarkan pasal 1 UU No. 21 Tahun 2008 pengertian bank syariah

adalah sebagai berikut:

1. Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank

syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahannya.

2. Bank Syariah adalah bank yag menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah.

3. Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

4. Perbankan Syariah menggunakan prinsip Islam dalam kegiataanya

berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memilikki

wewenang dalam menetapkan fatwa dibidang syariah.

Page 31: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

13

B. Landasan Hukum Perbankan Syariah

Menurut Wiroso (2009) untuk membahas landasan hukum perbankan

syariah di Indonesia tidak lepas dari sejarah perkembangan perbankan di

Indonesia itu sendiri. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia melalui

beberapa tahap periode berikut ini:

1. Periode sebelum tahun 1992 Sebelum tahun 1992 di Indonesia telah

berdiri bank syariah dalam bentuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah

(BPRS). Pada periode ini BPRS didirikan sesuai dengan perundang-

undangan nomer 7 tahun 1992 tentang perbankan yang berlaku saat itu

dan tidak ada ketentuan yang mengatur tentang bank syariah.

2. Periode tahun 1992 sampai dengan tahun 1998 Pada periode ini telah

lahir beberapa BPRS dan satu bank syariah, yaitu Bank Muamalat

Indonesia. Pada periode ini bank syariah didirikan berdasarkan Undang-

Undang Nomor 7 tahun 1992 yang tidak membahas secara langsung

tentang bank syariah. Dalam Undang-undang tersebut tidak dibahas

secara jelas tentang bank syariah, kecuali hanya dalam pasal 6 huruf m

dan pasal 13 huruf c yang menjadi landasan bank syariah. Dalam pasal

tersebut menyatakan bahwa usaha bank umum dapat menyediakan

pembiayaan bagi hasil nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

3. Periode tahun 1998 sampai dengan tahun 2008 Pada tahun 1998

dikeluarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 tentang

Page 32: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

14

perbankan. Undang-Undang ini merupakan amandemen dari Undang-

Undang nomor 7 tahun 1992. Dalam Undang-Undang ini telah dibahas

ketentuan-ketentuan bank syariah. undang-undang ini cukup menjadi

landasan hukum yang kuat bagi bank syariah, sehingga setelah undang-

undang ini muncul, berdiri beberapa bank umum syariah.

4. Periode setelah tahun 2008 Mulai tahun 2008 perbankan syariah di

Indonesia memiliki undang-undang tersendiri, yaitu Undang-Undang

Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Sejak tahun 2008,

bank syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan undang-

undang tersebut, dan ketentuan-ketentuan pada undangundang nomor 7

tahun 1998 tetap diberlakukan selama tidak bertentangan dengan

undang-undang nomor 21 tahun 2008.

C. Karakteristik Bank Syariah

Bank Syariah menurut Amir dan Rukmana (2010) memiliki

karakteristik khas yang membedanya dengan lembaga keuangan konvensional.

Karakteristik bank syariah adalah:

1. Menghindari maghrib. Dalam UU No 21 tahun 2008 dijelaskan bahwa

bank syariah dalam melaksanakan kegiatannya harus menghindari

maghrib, yaitu Maysir, Gharar, Riba, dan Bathil.

2. Paradigma Transaksi Syariah. Dalam KDPPLKS dijelaskan bahwa

dalam melaksanakan transaksi syariah, hendaknya mempergunakan

transaksi sebagai berikut:

a. Transaksi syariah berdasarkan pada paradigma dasar bahwa alam

Page 33: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

15

semesta dicipta oleh Tuhan sebagai amanah dan sarana

kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai

kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual.

b. Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umat manusia

memiliki akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan

perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter baik dan buruk,

bener dan salahnya aktivitas usaha. Paradigma ini akan membentuk

integritas yang membantu terbentuknya karakter tata kelola yang

baik (good gavernance) dan disiplin pasar (market discipline) yang

baik.

c. Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur

aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik

yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan Tuhan

maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk. Prinsip

syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah (transaksi

syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan

stakeholder entitas yang melakukan transaksi syariah. Akhlak

merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam

interaksi sesama makhluk agar hubungan tersebut menjadi saling

menguntungkan, sinergi dan harmonisasi.

3. Asas Transaksi Syariah. Asas-asas transaksi syariah yang harus

dipenuhi oleh bank Syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya

adalah sebagai berikut:

Page 34: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

16

a. Persaudaraan (ukhuwah)

b. Keadilan (‘adalah)

c. Kemashlahatan (mashlahah)

d. Keseimbangan (tawazun); dan

e. Universalisme (syumuliyah).

4. Karakteristik Transaksi Syariah. Transaksi atau kegiatan usaha yang

dilakukan bank syariah harus memenuhi karakteristik syariah sebagai

berikut:

a. Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas

transaksi syariah harus memnuhi karakteristik transaksi syariah

sebagai berikut:

1) Transaksi hanya dilakukan berdasarkan perinsip saling paham

dan saling ridho;

2) Perisip kebebasan bertansaksi diakui seanjang objeknya halal

dan baik (thayib);

3) Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur

nilai, bukan sebagai komoditas;

4) Tidak mengandung unsur riba; khezaliman; masyir; gharar;

haram;

5) Tidak menganut perinsip nilai waktu dari uang (time value is

money) karena keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha

tekait dengan risiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut

sesuai dengan perinsip al-ghunmu bil ghurmi (no gain without

Page 35: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

17

accompanying risk);

6) Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas

dan benar serta untuk keuntungan semua pihak tanpa

merugikan pihak lain sehinggaa tidak diperkenankan

menggunakan dua transaksi bersama yang berkaitan (ta’alluq)

dalam satu akad;

7) Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy),

maupun melalui rekayasa penawaran (ihtikar); dan

8) Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap

(risywah).

b. Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersiifat

komersial dilakukan antara lain berupa: investasi untu

mendapatkan bagihasi; jual beli barang untuk mendapatkan laba;

dan atau pembeerian laanan jasa untuk mendapat imbalan.

c. Transaksi syariah nonkomersial dilakukan antara lain berupa;

pemberian dana pinjaman atau talangan (qardh); penghimpunan

dana penyaluran dana sosial seperti zakat, infak, sedekah, wakaf

dan hibah.

Karakteristik bank syariah yang unik tersebut tidak lepas dari

kebersandaran bank syariah pada prinsip-prinsip syariah (Sumitro, 1999).

D. Fungsi Bank Syariah

Sebagaimana diketahui bahwa fungsi bank secara umum adalah

sebagai intermediary (penghubung) antara pihak yang memiliki kelebihan

Page 36: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

18

dana dan pihak yang membutuhkan dana. Menurut Qardhawi (2002) bank

konvensional pada prinsipnya hanya beroperasi untuk fungsi financial

intermediation (perantara keuangan) dan kegiatan usahanya hanya berkisar

pada memperdagangkan uang, hutang-hutang, kredit, dan jasa garansi. Tugas

pokoknya bukanlah berdagang (membeli dan menjual), bertani atau menanam,

industri atau mendirikan bangunan.

Lebih lanjut Qardhawi (2002) menyatakan bahwa dapat dikatakan

kegiatan utama sebuah bank konvensional adalah menerima simpanan dari A,

B, dan C dengan tingkat bunga tertentu, misalnya 12%, kemudian

meminjamkannya kepada orang lain dengan tingkat bunga yang lebih besar,

misalnya 15%. Spread (selisih) antara kedua tingkat bunga tersebut akan

menjadi keuntugan bank. Inilah fungsi utama dan misi sebuah bank, sehingga

Qardhawi (2002) menarik kesimpulan bahwa bank konvensional merupakan

pelaku “riba akbar”, yang menggantikan posisi pelaku riba “kelas teri” tempo

dulu. Ia juga merupakan “calo riba” yang memakan dan memberi riba.

Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An-Nisa’: 29).

Menurut Merza (2004) sistem ekonomi syariah secara umum

mempunyai konsep yang lengkap dan seimbang dalam segala hal kehidupan,

namun sebagian umat Islam tidak menyadari hal tersebut karena masih

berpikir dengan kerangka ekonomi kapitalis-konvensional, hal ini salah

satunya disebabkan oleh penjajahan selama berabad-abad oleh bangsa barat

Page 37: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

19

sehingga tertanam paradigma bahwa segala sesuatu yang datangnya dari barat

pasti hebat. Padahal tanpa disadari ternyata di dunia barat sendiri telah

dikembangkan sistem perekonomian yang berbasiskan syariah, khususnya

perbankan.

Dalam Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah, pasal 4 dijelaskan fungsi bank syariah sebagai berikut:

1. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat.

2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk

lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,

sedekah, hibah, atau dana sosial lainya dan menyalurkannya kepada

organisasi pengelola zakat.

3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari

dana wakaf uang dan menyalurkanya kepada pengelola wakaf (nadzir)

sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat

(3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bank syariah mempunyai fungsi yang berbeda dengan bank

konvensional. Fungsi bank syariah secara umum terbagi menjadi dua yaitu

fungsi tamwil dan fungsi maal. Fungsi tamwil bank syariah terwujud melalu

fungsi sebagai manajer investasi, investor, dan jasa keuangan, sedangkan

fungsi mall diwujudkan melalui fungsi sosial. Lebih rinci Wiroso (2009)

membagi fungsi bank syariah ke dalam empat fungsi utama yaitu:

Page 38: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

20

1. Fungsi Manajer Investasi

Sebagai manajer investasi, bank syariah berperan dalam

pengelolaan dana yang dihimpun dari nasabah. Bank syariah berkewajiban

mengelola dana yang terhimpun dengan hati-hati, profesional, serta

transparan. Besar kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima oleh

pemilik dana (nasabah/deposan) sangat bergantung pada keahlian, kehati-

hatian, dan profesionalisme dari bank syariah.

Fungsi ini tidak banyak diketahui, dimengerti, atau difahami oleh

para bankir yang bekerja di bank syariah, sehingga kebanyakan

diantaranya masih bekerja dengan paradigma kerja bank konvensional,

padahal fungsi inilah yang menjadi salah satu pembeda antara bank

syariah dengan bank konvensional. Setiap dana yang terhimpun dari

nasabah harus dialokasikan kepada sektor-sektor yang akan memberikan

hasil optimal karena hasil ini akan memberikan implikasi langsung kepada

pemilik dana. Apabila fungsi manajer investasi oleh bank syariah tidak

dilaksanakan secara hati-hati, profesional, dan transfaran maka dampaknya

bisa mengakibatkan penyaluran dana dalam bentuk investasi akan

menghasilkan pendapatan yang kecil bagi nasabah/pemilik dana. Apabila

investasi yang dilakukan oleh bank syariah (umumnya dalam bentuk

pembiayaan) mengalami pembayaran kembali yang tidak lancar atau

bermasalah bahkan macet, dapat mengakibatkan pendapatan bank syariah

menjadi kecil dan akhirnya pendapatan yang diperoleh oleh pemilik dana

(nasabah) juga akan menjadi kecil.

Page 39: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

21

Fungsi manajer investasi ini dilakukan dengan cara menghimpun

dana melalui prinsip wadiah yad dhamanah dan atau prinsip mudharabah

mutlaqah. Prinsip wadiah yad dhamanah bisa dalam bentuk simpanan

giro wadiah atau tabungan mudharabah, sedangkan prinsip mudharabah

mutlaqah bisa dalam bentukta bungan atau deposito mudharabah.

Setiap dana yang terhimpun dari nasabah, khususnya dalam bentuk

dana mudharabah, harus kembali disalurkan dalam bentuk pembiayaan

kepada sektor-sektor yang produktif agar dana yang dihimpun tersebut

dapat menghasilkan bagi pemilik dana/nasabah. Bank syariah tidak

sepantasnya menghimpun dana mudharabah apabila tidak mampu

menyalurkan dana tersebut pada sektor yang produktif karena bagi hasil

yang akan diterima oleh pemilik dana akan semakin mengecil.

2. Fungsi Investor

Bank syariah yang berhasil menghimpun dana dalam

bentuk wadiah yad dhamanah, mudharabah mutlaqah, atau dana lain

(modal sendiri,dsb) kemudian dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk

pooling dana.

Berbagai macam dana yang dihimpun dan dicampur dalam pooling

dana inilah yang kemudian digunakan oleh bank syariah yang berfungsi

sebagai investor untuk disalurkan kepada sektor-sektor yang tidak

bertentangan dengan syariah (Ismail, 2011). Umumnya penyaluran dana

(investasi) oleh bank syariah dilakukan melalui tiga jenis penyaluran:

a. Prinsip Bagi Hasil, yaitu instrumen penyaluran dana kepada sektor-

Page 40: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

22

sektor produktif dengan menggunakan produk–produk

pembiayaan mudharabah atau musyarakah.

b. Prinsip Ujroh, yaitu sarana penyaluran dana melalui produk-produk

pembiayaan dan ijarah muntahiyah bittamlik.

c. Prinsip Jual-beli, yaitu penyaluran pendanaan melalui produk-produk

pembiayaan murabahah, salam dan salam paralel,

istishna dan istishna paralel.

Selain itu investasi bisa juga disalurkan melalui pembentukan

perusahaan atau akuisisi pengendalian atau kepentingan lain dalam rangka

mendirikan perusahaan, memperdagangkan produk dan investasi atau

memperdagangkan saham yang dapat diperjualbelikan. Keuntungan dari

setiap investasi yang dilakukan oleh bank syariah kemudian dibagikan

kepada pemilik dana (nasabah/deposan) berdasarkan akad yang telah

disepakati antara bank syariah dengan pihak pemilik dana.

Penyaluran dana melalui beberapa instrumen dan mekanisme

tersebut menegaskan fungsi bank syariah sebagai investor. Fungsi ini

harus dijalankan dengan maksimal agar bank syariah mendapatkan

keuntungan sehingga keuntungan yang didapat para pemilik dana menjadi

maksimal juga.

3. Fungsi Jasa Keuangan

Fungsi ini tidak jauh berbeda dengan fungsi yang telah dijalankan

oleh bank konvensional (non syariah). Bank syariah juga bisa memberikan

layanan transfer, RTGS (Real Time Gross Settlement), kliring,

Page 41: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

23

inkaso, payroll (pembayaran gaji), jasa pembayaran telpon, listrik, dan lain

sebagainya, namun tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip syariah dan

tidak melanggar kaidah-kaidah syariah yang telah ditetapkan. Hampir

semua layanan jasa bank konvensional bisa juga diberikan oleh bank

syariah, misalnya bank garansi, letter of credit, mobile banking, net

banking, dan lain sebagainya. Ini bisa dilakukan karena secara sistem

teknologi bank syariah juga telah mengadopsi teknologi-teknologi

mutakhir dan maju sesuai dengan perkembangan jaman.

4. Fungsi Sosial

Bank Syariah dan perbankan Islam umumnya diharuskan

memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat, baik berupa penerimaan

dana zakat, infak, dan sadaqah sekaligus penyaluran dana Zakat tersebut

kepada pihak-pihak yang berhak untuk menerimanya dengan cara yang

transparan dan bertanggungjawab. Selain sebagai penerima dan penyalur

dana Zakat, bank syariah juga memberikan pelayanan sosial melalui dana

Qardhul Hasan (pinjaman kebajikan). Pinjaman kebajikan dana Qardhul

Hasan ini murni berdasarkan tujuan sosial atau tolong menolong,

mekanismenya adalah bank syariah meminjamkan uang tanpa meminta

imbalan dalam bentuk apapun.

Selain transaksi Qardhul Hasan (pinjaman kebajikan) tersebut,

bank syariah juga memiliki transaksi Salam yang digunakan untuk

transaksi dengan mekanisme penyerahan barangnya dilakukan dikemudian

hari tetapi pembayarannya dilakukan dimuka pada saat akad. Kedua

Page 42: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

24

transaksi tersebut (Qardh dan Salam) bagi bank konvensional tentulah sulit

dilakukan, karena bagi bank konvensional yang menggunakan prinsip

memperdagangkan uang, tentunya sangat rugi jika memberikan uang tanpa

imbalan apapun atau memberikan uang yang belum ada barangnya.

Selain fungsi-fungsi tersebut, bank syariah dalam menjalankan

usahanya juga memegang beberapa prinsip usaha. Bank syariah dalam

melaksanakan kegiatannya menggunakan beberapa prinsip agar bisa

mendapatkan kepercayaan masyarakat (Ismail, 2011), prinsip-prinsip

tersebut antara lain:

a. Prinsip Keadilan

Dalam kegiatannya penetapan imbalan atas dasar

margin/bagi hasil keuntungan dilakukan atas kesepakatan bersama

antara Bank dengan nasabah. Keuntungan dibagi atas dasar kondisi

riil sesuai kontribusi dan risiko masing-masing pihak. Bank tidak

boleh mendzalimi nasabah dengan menetapkan margin/bagi hasil

secara sepihak, demikian pula sebaliknya dengan nasabah.

b. Prinsip Kemitraan

Posisi nasabah investor (penyimpan dana/penabung),

pengguna dana, serta bank sejajar sebagai mitra usaha yang saling

bersinergi untuk memperoleh keuntungan. Semuanya memiliki

hak, kewajiban, dan beban atas risiko dan keuntungan yang

berimbang. Saling menguntungkan dan tidak ada eksploitasi.

Page 43: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

25

c. Prinsip Universalitas

Bank dalam operasionalnya tidak membedakan suku,

agama, ras, dan golongan dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan

prinsip Islam sebagai “rahmatan lil alamin”(memberi rahmat pada

seluruh penghuni alam). Dengan demikian siapapun dia akan

mendapatkan hak pelayanan yang seimbang dari bank syariah.

d. Prinsip Transparansi

Bank akan memberikan informasi laporan keuangan secara

terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat

mengetahui kondisi dananya. Bank sangat memegang prinsip

keterbukaan antara bank dan nasabah dalam penetapan margin atau

bagi hasi, tidak ada asymetric informasi.

Dengan demikian, jelaslah bagi kita bahwa fungsi, metode, serta

prinsip yang digunakan oleh bank-bank Islam (bank syariah) dalam

melakukan bisnisnya berbeda secara signifikan dari fungsi dan metode

yang digunakan oleh bank-bank konvensional.

E. Konsep Fungsi Sosial dan Tanggung Jawab dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, manusia bertanggung jawab terhadap Allah dalam

melaksanakan aktivitasnya dan segenap aktivitas dijalankan untuk mencapai

ridho-Nya. Sehingga hubungan dan tanggung jawab antara manusia dengan

Allah ini akan melahirkan kontrak relijius (divine contract) yang lebih kuat

dan bukan sekedar kontrak sosial belaka, Fitria dan Hartanti, 2010: melakukan

penelitian.

Page 44: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

26

Islam sebagai agama merupakan konsep yang mengatur kehidupan

manusia secara komprehensif dan universal, ada tiga pilar pokok dalam ajaran

Islam (Amir dan Rukmana, 2010). Yaitu sebagai berikut:

1. Aqidah : Komponen ajaran Islam yang mengatur tentang keyakinan

atas keberadaan dan kekuasaan Allah, sehingga keimanan seorang

muslim manakala melakukan berbagai aktivitas dimuka bumi semata-

mata untuk mendapatkan keridhaan Allah sebagai Khalifah yang

mendapat amanah dari Allah.

2. Syariah : Komponen ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan

seorang muslim baik dalam bidang ibadah (habluminallah) maupun

dalam bidang maumalah (habluminnas) yang merupakan aktualisasi

dari aqidah yang menjadi keyakinannya.

3. Akhlak : Landasan perilaku dan kepribadian yang mencirikan dirinya

sebagai seorang muslim yang taat berdasarkan syariah dan aqidah yang

menjadi pedoman hidupnya sehingga disebut memiliki akhlaq

kharimah sebagaimana hadis Nabi SAW yang menyatakan “Tidaklah

sekiranya Aku diutus kecuali untuk menjadikan akhlaqul karimah”.

Disamping itu, Islam juga mengajarkan bahwa tidak cukup muslim itu

hanya menfokuskan diri beribadah kepada Allah. Sebagaimana kehendakNya

bahwa manusia merupakan Khalifah dimuka bumi, maka mereka juga harus

menyemarakan kebaikan kepada sesama makhluk ciptaannya (Nurhayati,

2009). Oleh karena itu, kesempurnaan seorang muslim tidak hanya dapat

dicapai dengan hubungan vertikal kepada Allah saja (habluminallah), tetapi

juga harus diimbangi dengan hubungan baik kepada sesama makhluk ciptaan

Page 45: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

27

Allah (habluminannas). Hal ini ditegaskan Allah didalam Al-quran surah Al-

Ma’un ayat 1-7:

Artinya :“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, itulah orang

yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan

orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)

orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya,

dan enggan (menolong dengan) barang berguna”.

Tanggung jawab sosial merujuk pada kewajiban-kewajiban sebuah

perusahaan untuk melindungi dan memberikan kontribusi kepada

masyarakat dimana perusahaan itu berada (Yusuf, 2010). Sebuah

perusahaan mengemban tanggung jawab sosial dalam tiga domain yaitu:

1. Pelaku-pelaku organisasi, meliputi:

a. Hubungan perusahan dengan pekerja (Qs. An-Nisa: 149) yaitu:

Artinya: “Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan,

menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain),

maka Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa”.

Ayat di atas menjelaskan para pemilik perusahaan yang

membuat kebijakan harus adil terhadap pegawainya dan apabila

berbuat kesalahan maka maafkanlah, karena Allah juga maha

pemaaf hambanya.

b. Hubungan pekerja dengan perusahaan.

Page 46: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

28

c. Hubungan perusahaan dan pelaku usaha lain: distributor,

konsumen, pesaing.

2. Lingkungan alam (Qs. Al-A’raf: 56), yaitu:

Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi,

setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan

rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang

berbuat baik”.

Ayat di atas menjelaskan larangan untuk berbuat kerusakan

dimuka bumi karena Allah telah menciptakannya dengan sebaik-baik

ciptaan. Dan dianjurkan untuk menjaga lingkungan karena Allah sudah

diciptakan untuk kebaikan manusia.

3. Kesejahteraan sosial masyarakat.

Adapun beberapa prinsip Islam dalam menjalankan bisnis yang

berkaitan dengan Fungsi Sosial atau CSR yaitu:

a) Menjaga lingkungan dan melestarikannya (Qs. Al-Maidah: 32):

Artinya: “Oleh Karena itu, kami tetapkan (suatu hukum)

bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh

seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)

orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka

bumi, maka seakanakan dia telah membunuh manusia

seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan

seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara

kehidupan manusia semuanya. Dan Sesungguhnya telah

Page 47: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

29

datang kepada mereka Rasul-Rasul kami dengan

(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian

banyak diantara mereka sesudah itu, sungguh-sungguh

melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”.

b) Upaya untuk menghapus kemiskinan (Qs. Al-Hasyr: 7):

Artinya: “Apa saja harta rampasan (fa’i) yang diberikan

Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal

dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk

Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin

dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu

jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara

kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka

terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka

tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”.

c) Mendahulukan sesuatu yang bermoral bersih daripada sesuatu yang

secara moral kotor, walaupun mendatangkan keuntungan yang

lebih besar (Qs. Al-Maidah: 103):

Artinya: “Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan

adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi

orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap

Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti”.

4. Jujur dan Amanah (Qs. Al-Anfal: 27) :

Page 48: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

30

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah

kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,

sedang kamu Mengetahui”.

Fungsi Sosial Perbankan Syariah dalam perspektif Islam

menurut AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic

Financial Institutions) yaitu segala kegiatan yang dilakukan institusi

finansial Islam untuk memenuhi kepentingan religius, ekonomi,

hukum, etika dan discretionary responsibilities sebagai lembaga

finansial intermediari baik itu bagi individu maupun bagi institusi.

Tanggung jawab religius yaitu kewajiban bagi institusi

finansial Islam untuk mematuhi hukum Islam pada semua kegiatan

operasionalnya. Tanggung jawab ekonomi yaitu kewajiban bank

syariah untuk mematuhi kelayakan ekonomi secara efisien dan

menguntungkan. Tanggung jawab hukum yaitu kewajiban institusi

finansial Islam untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku di

negara beroperasinya institusi tersebut. Tanggung jawab etika yaitu

menghormati masyarakat, norma agama dan kebiasaan yang tidak

diatur dalam hukum. Discretionary responsibilities mengacu pada

ekspektasi yang diharapkan oleh pemegang saham bahwa institusi

finansial Islam akan melaksanakan peran sosialnya dalam

mengimplementasikan cita-cita Islam (Khoiruddin, 2012) dalam Norti

(2015).

Para pelaku usaha dituntut mempunyai kesadaran mengenai

Page 49: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

31

etika dan moral, karena keduannya merupakan kebutuhan yang harus

dimiliki oleh para pelaku usaha. Perusahaan yang ceroboh dan tidak

menjaga etika, tidak akan berbisnis secara baik sehingga dapat

mengancam hubungan sosial dan merugikan konsumen, bankan diri

sendirinya. Bila dikerucutkan ke dalam Muamalah maka konsep yang

ada sesuai dengan konsep sedekah. Karena sesuatu yang diberikan

tidak berbentuk materi.

F. Zakat, Infaq, Shadaqah

Zakat berasal dari lafaz Az-Zakah yang secara etimologis memiliki

tiga makna, yaitu An-Namaa’ (tumbuh dam berkembang), At-Thaharah (suci

dan bersih) dan Al-Barakah (berkah) (Ahmad, 2011). Menurut istilah zakat

adalah harta yang khusus (wajib) diberikan kepada orang-orang yang tertentu,

dengan syarat-syarat yang tertentu pula (Fahrur Mu’is, 2011).

Infaq secara bahasaberasal dari kata “anfaqa” yang berarti

mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Secara istilah infaq

adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan dan penghasilan

untuk suatu kepentingan yang diajarkan agama Islam (Husin, 2009).

Pengertian shadaqah atau secara bahasa berasal dari kata “shadaqa”

yang artinya “benar”. Adapun secara terminologi syariat shadaqah adalah

pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain,

terutama kebada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak di

tentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya (Mu’is, 2011). Zakat ada dua

macam, yaitu zakat fitrah dan zakat maal (harta):

Page 50: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

32

1. Zakat Fitrah/Zakat Nafs Zakat Fitrah adalah zakat yang harus dikeluarkan

setiap orang muslim laki-laki dan perempuan, baik dewasa maupun anak-

anak serta orang yang merdeka maupun hamba sahaya. Besar zakat yang

dikeluarkan satu sha’, setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan

pokok yang ada di daerah bersangkutan.

2. Zakat Maal/Harta, Zakat harta adalah bagian dari harta kekayaan

seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan

orang-orang tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu dalam

jumlah tertentu pula. Zakat harta antara lain mencakup hasil perniagaan,

pertanian,pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas, dan

perak, serta hasil kerja (profesi). Syarat-syarat kekayaan yang wajib

dizakati yaitu : Baik dan halal, berkembang dan berpotensi untuk

berkembang, mencapai nishab, mencapai haul, lebih dari kebutuhan

pokok, bebas dari hutang dan milik penuh. Syarat-syarat umum wajib

zakat adalah muslim, merdeka, milik sempurna, cukup nishab dan cukup

haul. Allah SWT telah menentukan golongan-golongan tertentu yang

berhak menerima zakat yang terdiri dari delapan asnaf, sebagaimana yang

telah disebutkan dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 60, yang artinya :

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang

dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,

dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”(QS. At-taubah:

60).

Secara umum golongan yang tidak berhak menerima zakat adalah

Page 51: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

33

orang kaya, orang yang kuat/yang mampu bekerja, orang yang tidak

beragama dan orang kafir yang memerangi Islam berdasarkan ijma ulama;

dan kafir zimmi menurut jumhur fuqaha, anak-anak orang yang

mengeluarkan zakat, kedua orang tua, dan istri orang yang mengeluarkan

zakat dan keluarga Nabi SAW yaitu Bani Hasyim (Qardhawi, 1999).

1. Penghimpunan dan Sumber dana Zakat

Penghimpunan sumber Dana Zakat dihimpun oleh bank syariah di

Indonesia berasal dari zakat pendapatan perusahaan, zakat dari nasabah

dan zakat dari karyawan (Ridwan, 2011). Penghimpunan sumber dana

zakat berasal dari:

a. Zakat perusahaan/Bank Zakat bank adalah zakat yang berasal dari

keuntungan bank selama periode satu tahun. Pola perhitungan

zakat perusahaan ini adalah di dasarkan pada neraca (balance

sheet), yaitu aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar (metode

asset netto). Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh

harta kekayaan perusahaan dihitung, kemudian dikeluarkan

zakatnya 2,5 %.

b. Zakat dari nasabah Zakat dari nasabah adalah zakat yang disetor

atau dipotong dari rekening nasabah atas perintah nasabah tersebut.

Zakat nasabah terdiri dari:

1) Nasabah tabungan, Tabungan adalah simpanan pihak ketiga

pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat-syarat dan cara-cara tertentu. Bank diberi wewenang

Page 52: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

34

untuk mengelola uang dari nasabah tersebut, bila bank

mendapatkan keuntungan maka nasabah akan mendapat

athoya/bonus dari keuntungan yang langsung dibukukan pada

rekening tabungan penabung setiap bulan. Dari bonus yang

didapat nasabah tersebut akan dikeluarkan zakatnya tanpa

melihat besar kecilnya bonus yang didapat. Pengeluaran zakat

ini sudah mendapat persetujuan dari nasabah diawal waktu

pembukaaan rekening.

2) Nasabah deposito, Deposito adalah simpanan berupa investasi

tidak terikat pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian

antara nasabah pemilik dana (shahibul maal) dengan bank

(mudharib), jangka waktu tersebut adalah satu, tiga, enam dan

dua belas bulan, dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang

telah disepakati. Deposito (uang simpanan) dikenakan zakat

dari jumlah saldo akhir bila telah mencapai nishab dan berjalan

selama 1 tahun. Besarnya nishab senilai 85 gram emas. Kadar

zakat yang dikeluarkan adalah 2,5%.

Membangun kepercayaan antara pemberi dan penerima zakat.

Artinya tidak memberikan zakat kepada setiap orang yang memintanya

atau setiap orang yang berpenampilan layaknya seorang faqir miskin

ataupun orang yang mengaku gharimin, ibnu sabil ataupun orang yang

sedang berjuang dijalan Allah. Zakat baru bisa diberikan setelah

Page 53: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

35

adanya keyakinan dan juga kepercayaan bahwa penerima adalah orang

yang berhak dengan cara mengetahui atau menanyakan hal tersebut

kepada orang adil yang tinggal di lingkungannya, ataupun yang

mengetahui keadaannya yang sebenarnya.

2. Penyaluran dana Zakat

Kewajiban zakat bagi umat islam adalah menyucikan diri dari

harta yang diperoleh serta untuk berbagi kepada sesamanya, terutama

berbagi kepada para fakir, miskin, amil (petugas zakat), muallaf, para

budak, gharim (orang yang berhutang), dan fisabilillah (orang yang

sedang melakukan perjalanan). Dimana dalam Al-Qur’an Q.S AT-

Taubah ayat 60 disebutkan yang artinya :

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang

dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,

dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S At-Taubah

: 60)

Pada ayat di atas Alloh SWT menjelaskan kriteria dari

penerima dana zakat adalah 8 asnaf yang telah disebutkan dalam Al-

Qur’an yaitu :

1) Orang fakir: orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak

mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

2) Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam

Keadaan kekurangan.

3) Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan

Page 54: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

36

membagikan zakat.

4) Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang

baru masuk Islam yang imannya masih lemah.

5) Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim

yang ditawan oleh orang-orang kafir.

6) Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan

yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun

orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam

dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu

membayarnya.

7) Pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan

Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang

berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-

kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan

lain-lain.

8) Orang yang sedang dalam perjalanan (Ibnu sabil) yang bukan

maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya (Syahatah,

2005).

Adapun bentuk dana zakat yang dihimpun bank syariah akan

disalurkan kepada para mustahik dalam 2 bentuk (Qardhawi. 1999):

1) Zakat konsumtif merupakan zakat yang diberikan kepada 8 asnaf

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi zakat

konsumtif ini kurang begitu membantu untuk kebutuhan jangka

Page 55: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

37

panjang. Hal ini dikarenakan zakat konsumtif hanya memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan akan habis tanpa menghasilkan atau

hanya untuk jangka pendek.

2) Zakat Produktif yaitu memberikan modal atau usaha kepada fakir

miskin pedagang kaki lima demikian adalah pemberian zakat yang

dapat membuat para penerimanya menghasilkan sesuatu secara

terus menerus, dengan harta zakat yang telah diterimanya. Zakat

produktif dengan demikian adalah zakat dimana harta atau dana

zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan akan

tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha

mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi

kebutuhan hidup secara terus-menerus. Dalil yang

memperbolehkan zakat produktif sesuai dengan hadits yang

diriwayatkan oleh Muslim yaitu ketika Rasulullah memberikan

uang zakat kepada Umar bin Al-Khatab yang bertindak sebagai

amil zakat seraya bersabda:

“Ambilah dahulu, setelah itu milikilah (berdayakanlah) dan

sedekahlah kepada orang lain dan apa yang datang kepadamu dari

harta semacam ini sedang engkau tidak membutuhkannya dan

bukan engkau meminta, maka ambillah. Dan mana-mana yang

tidak demikian maka janganlah engkau turutkan nafsumu.”

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pada BAB II Badan Amil

Zakat Nasional bagian kedua pendistribusian pasal 25 dan pasal 26

bahwa zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai syariat

Page 56: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

38

Islam yang dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan

memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan,

serta pada bagian ketiga pendayagunaan pasal 27 bahwa zakat

dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka

penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat dilakukan

apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi sesuai dengan

Peraturan Menteri.

3. Hikmah Zakat

Zakat memiliki banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan

Allah SWT maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara

manusia (Kusyairi 2011), antara lain :

1) Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa

yang lemah dengan materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan

pokok hidupnya. Dengan kondisi tersebut mereka akan mampu

melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT.

2) Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam

distribusi harta (social distribution), dan keseimbangan

tanggungjawab individu dalam masyarakat.

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank

umum syariah. Sedangkan perbankan syariah adalah segala sesuatu

yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya (UU RI Perbankan Syariah: 2008).

Page 57: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

39

Fungsi bank secara umum adalah sebagai intermediary

(penghubung) antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak

yang membutuhkan dana. Sedangkan fungsi sosial bank syariah adalah

memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat, baik berupa

penerimaan dana zakat, infak dan shadaqah sekaligus penyaluran dana

zakat tersebut kepada pihak-pihak yang berhak untuk menerimanya

dengan cara yang transparan dan bertanggungjawab. Selain sebagai

penerima dan penyalur dana zakat, bank syariah juga memberikan

pelayanan sosial melalui dana qard (pinjaman kebajikan). Pinjaman

kebajikan dana qard ini murni berdasarkan tujuan sosial atau tolong

menolong, mekanismenya adalah bank syariah meminjamkan uang

tanpa meminta imbalan dalam bentuk apapun.

Gambar 2.1

Manajemen Zakat Bank Syariah

Sumber: Husin (2009) http://uchinfamiliar.blogspot.com/zakat

G. Qardhul Hasan atau Dana Kebajikan

Al-qardh al-hasan merupakan gabungan dari dua kata, yaitu al-qardh

dan al-hasan. Secara bahasa qardh berasal dari kata qarada yang sinonimnya

Zakat Bank Syariah

Dana ZIS

Pengelolaan &

Distribusi Dana ZIS

Pelaksanaan Fungsi

Sosial Bank syariah

Zakat Nasabah dan

Karyawan

Page 58: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

40

qatha’a yang berarti memotong. Diartikan demikian karena orang yang

memberikan utang memotong sebagian dari hartanya untuk diberikan kepada

orang yang menerima utang (muqtaridh) (Muslich, 2010).

Al-qardh secara bahasa juga bisa diartikan dengan sebagian pinjaman

atau hutang, sedangkan al-hasan artinya baik. Apabila digabungkan maka al-

qardh alhasan dapat diartikan pinjaman yang baik (Nazir dan Hasanuddin,

2004). Dalam menjelaskan al-qardh al-hasan para ahli fiqh muamalah

menggunakan istilah qardh, karena istilah al-qardh al-hasan tidak ditemukan

dalam literatur fiqh muamalah. Namun demikian, maka qardh yang

dimaksudkan oleh mereka itulah al-qardh alhasan. Dalam pengertian istilah,

qardh didefinisikan oleh Hanafiah sebagai berikut:

“Qardh adalah harta yang diberikan kepada orang lain dari mal mitsli

untuk kemudian dibayar atau dikembalikan. Atau dengan ungkapan yang

lain, qardh adalah suatu perjanjian yang khusus untuk menyerahkan harta

(mal mitsli) kepada orang lain untuk kemudian dikembalikan persis seperti

yang diterimanya”.

Sedangkan Sayid Sabiq (1987) memberikan definisi qardh sebagai berikut:

“Al-qardh adalah harta yang diberikan oleh pemberi utang (muqridh)

kepada penerima utang (muqtaridh) untuk kemudian dikembalikan

kepadanya (muqridh) seperti yang diterimanya, ketika ia telah mampu

membayarnya.”

Adapula definisi qardh menurut kalangan Hanabilah sebagai berikut:

“Qardh adalah memberikan harta kepada orang yang memanfaatkannya

dan kemudian mengembalikan penggantinya.”

Kemudian definisi qardh menurut kalangan Syafi’iyah adalah sebagai berikut:

“Qardh dalam istilah syara’ diartikan dengan sesuatu yang diberikan

kepada orang lain (yang pada suatu saat harus dikembalikan).”

Page 59: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

41

Selanjutnya Muhammad Syafi’i Antonio menyebutkan bahwa, al-

qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau

diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan

imbalan (Antonio, 2001). Dalam literatur yang ditulis Ahmad Asy-Syarbani

seorang ulama fiqih klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau

akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Lebih lanjut, dalam

Fatwa DSN MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-qardh diterangkan

bahwa yang dimaksud dengan al-qardh adalah pinjaman yang diberikan

kepada nasabah lembaga keuangan syariah (muqtarid) yang memerlukan.

1. Landasan Hukum Qardhul Hasan

Dasar-dasar hukum yang digunakan dalam pelaksanaan qadhul

hasan adalah berdasarkan beberapa ayat-ayat dari Alqur’an. Diantaranya

seperti Dalam firman Allah yang telah digambarkan secara umum

mengenai pinjam meminjam, yang terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 2.

Artinya: “

Dan tolong menolong kamu dalam berbuat kebaikan dan taqwa

dan janganlah kamu tolong menolong untuk berbuat dosa dan

permusuhan” (Qs. Al-Maidah:2).

Menurut Hamka (1970) dalam Tafsir Al-Azhar mengatakan bahwa

pada ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk saling

tolong menolong dalam hal kebaikan. Karena manusia adalah makhluk

sosial yang selalu membutuhkan satu sama lain, banyak pekerjaan yang

tidak bisa dilakukan seorang diri, dengan konsep tolong menolong semua

pekerjaan akan lancar. Allah SWT memerintahkan untuk hidup saling

Page 60: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

42

tolong menolong dan membina kebajikan yaitu segala ragam maksud yang

baik dan berfaedah, yang didasarkan kepada penegakan taqwa, yaitu

mempererat hubungan dengan Allah dan mencegah tolong-menolong atas

perbuatan dosa serta yang dapat menimbulkan permusuhan yang

menyakiti sesama manusia. Di dalam surat Al-Baqarah ayat 245 Allah

juga berfirman:

”Siapakah yang mau meminjamkan pinjaman kepada Allah,

pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya dijalan Allah), maka

Allah melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan kelipatan

ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan

(rezeki) dan kepadanyalah kamu dikembalikan.” (Q.S Al-

Baqarah:245).

Dalam ayat diatas, Allah SWT menegaskan orang yang memberi

pinjaman ‘al-qardh’’ itu sebenarnya ia memberi pinjaman kepada Allah

SWT, artinya untuk membelanjakan harta dijalan Allah. Selaras

meminjamkan harta kepada Allah, manusia juga diseru untuk

meminjamkan kepada sesamanya, sebagai sebagian kehidupan

bermasyarakat (civil society). Kalimat qardhan hasanan dalam ayat 245

surat Al-Baqarah tersebut berarti pinjaman yang baik, yaitu infak di jalan

Allah. Arti lainnya adalah pemberian nafkah kepada keluarga dan juga

tasbih serta taqdis (pencucian).

Selain itu ayat tersebut dapat diartikan sebuah tawaran dari Allah

SWT, bahwa bagi siapa yang berkehendak membantu meringankan beban

orang lain dengan memberikan pinjaman yang baik maka Allah SWT- lah

yang melipatgandakan. Yang dimaksud dengan memberikan pinjaman

Page 61: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

43

yang baik kepada Allah SWT adalah memberikan pinjaman kepada orang

yang sangat membutuhkan bantuan dengan cara yang baik dan niat ikhlas

karena Allah SWT. Tawaran serupa terulang dengan berupa suruhan

langsung dari Allah setelah suruhan mendirikan shalat dan menunaikan

zakat, ialah: “Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah

pinjaman kepada Allah SWT, berupa pinjaman yang baik”. (Q.S Al-

Muzamil: 20).

Kemudian ditambahkan dengan penegasan Rasulullah SAW dalam

sabdanya: Dari Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW

berkata : "Tidaklah seorang muslim yang meminjamkan muslim (lainnya)

dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sadaqah" (HR. Ibnu Majah

No. 2421, kitab al-Ahkam; Ibnu Hibban dan Baihaqi).

2. Rukun Qardhul Hasan

Salah satu transaksi dalam ekonomi Islam adalah al-qardh al-hasan

dan tentulah memiliki rukun. Rukun adalah sesuatu yang harus ada pada

suatu pekerjaan/amal ibadah dalam waktu pelaksanaan amal/ibadah

tersebut. Adapun rukun yang harus dipenuhi dalam al-qardh al-hasan

adalah sebagai berikut:

1) Pihak yang meminjam (muqtaridh);

2) Pihak yang memberi pinjaman (muqridh);

3) Objek akad merupakan pinjaman yang dipinjamkan oleh pemilik

kepada pihak yang menerima pinjaman (dana/qardh); dan

4) Ijab qabul (sighah) perkataan yang diucapkan oleh pihak yang

Page 62: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

44

menerima pinjaman dari orang yang memberi barang pinjaman atau

ucapan yang mengandung adanya izin yang menunjukkan kebolehan

untuk mengambil manfaat dari pihak yang menerima pinjaman.

3. Sumber Dana Qardhul hasan

Berdasarkan Sifat dari al-qard al-hasan ini ialah tidak memberi

keuntungan finansial kepada pihak bank syariah (Antonio, 2001) maka

sumber dana qardhul hasan menurut PSAK 59 berasal dari pihak eksternal

dan internal. Sumber dana internal meliputi hasil tagihan

pinjaman qardhul hasan. Sedangkan sumber dana eksternal meliputi;

1) Dana qardh yang diterima bank syariah dari pemilik, nasabah, atau

pihak lain: Sumbangan, Infak, Shadaqah.

2) Dana yang disediakan oleh para pemilik bank syariah: hasil

pendapatan nonhalal, denda. (IAI, 2002).

Sedangkan Sumber dana qardhul hasan menurut PSAK 101 adalah

infak dari bank syariah, sedekah, hasil pengelolaan wakaf, pengembalian

dana kebajikan produktif, denda, dan pendapatan nonhalal (IAI, 2011).

4. Pembiayaan dana Qardhul Hasan

Pembiayaan qardhul hasan, Berdasarkan PSAK 59 yaitu berupa

pinjaman dan sumbangan (IAI, 2002) tanpa dibebani biaya apapun bagi

kaum dhuafa yang merupakan 8 asnaf zakat/infak/sedekah dan ingin

berusaha kecil-kecilan. Penggunaan Dana Qardhul Hasan Berdasarkan

PSAK 101 adalah untuk dana kebajikan produktif, sumbangan, dan

penggunaan lainnya untuk kepentingan umum (IAI, 2011). Nasabah hanya

Page 63: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

45

diwajibkan mengembalikan pinjaman pokoknya saja pada waktu jatuh

tempo sesuai dengan kesepakatan dengan membayar biaya-biaya

administrasi yang diperlukan (seperti bea materai, biaya notaris, dan lain-

lain).

Ketentuan mengenai qardhul hasan telah diatur dalam Fatwa DSN

No. 19/DSN-MUI/IX/2000. Dalam Fatwa ini, Ketentuan umum qardh

adalah sebagai berikut:

a. Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh)

yang memerlukan

b. Nasabah Al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima

pada waktu yang telah disepakati bersama.

c. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.

d. Bank dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang

perlu.

e. Nasabah Al-Qardh bisa memberikan tambahan (sumbangan) dengan

sukarela kepada Bank selam tidak diperjanjikan dalam akad.

f. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh

kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan bank telah

memastikan ketidakmampuannya, Bank dapat:

a) Memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau

b) Menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.

Selain ketentuan diatas, Fatwa ini juga mengatur mengenai sanksi,

yaitu sebagai berikut:

Page 64: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

46

1) Dalam hal nasabah tidak dapat menunjukan keinginan

mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan

karena etidakmampuannya, bank dapat menjatuhkan sanksi

kepada nasabah.

2) Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah tersebut dapat berupa

(dana tidak terbatas pada) penjualan barang jaminan.

3) Apabila barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus

memenuhi kewajibannya secara penuh.

Gambar 2.2

Manajemen Qardhul Hasan

Sumber: Husin (2009) http://uchinfamiliar.blogspot.com/ Qardhul hasan

Dana Internal

Bank Syariah

Pembiayaan: Pinjaman

dan Sumbangan

Dana Qardhul hasan

Pelaksanaan

Fungsi Sosial

Bank Syariah

Dana Eksternal:

diterima oleh

Bank

Page 65: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

47

Gambar 2.3

Alur Transaksi Pinjaman Qardh

Sumber: Fatwa DSN MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Al-Qardh.

H. Syariah Enterprise Theory (SET)

Syariah Enterprise Theory merupakan enterprise theory yang telah

diinternalisasi dengan nilai-nilai Islam guna menghasilkan teori yang

transendental dan lebih humanis. Enterprise theory, seperti telah dibahas oleh

Triyuwono (2007), merupakan teori yang mengakui adanya

pertanggungjawaban tidak hanya kepada pemilik perusahaan saja melainkan

kepada kelompok stakeholders yang lebih luas. Enterprise theory mampu

mewadahi kemajemukan masyarakat (stakeholders), hal yang tidak mampu

dilakukan oleh proprietary theory dan entity theory.

Hal ini karena konsep enterprise theory menunjukkan bahwa

kekuasaan ekonomi tidak lagi berada di satu tangan (shareholders), melainkan

berada pada banyak tangan, yaitu stakeholders. Konsep enterprise theory lebih

menyerupai stakeholders theory. Menurut para ahli, enterprise theory ini lebih

tepat untuk suatu sistem ekonomi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai

syariah, karena menekankan akuntabilitas yang lebih luas.

Seleksi dan

Akad Qardh

Menyerahka

n dana Qardh

Mengembalikan

dana Qardh sesuai

yang dipinjam

Page 66: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

48

Hal ini sebagaimana dinyatakan Triyuwono (2007) bahwa

diversifikasi kekuasaan ekonomi ini dalam konsep syari’ah sangat

direkomendasikan, mengingat syariah melarang beredarnya kekayaan hanya di

kalangan tertentu saja. Namun demikian, enterpise theory perlu dikembangkan

lagi agar memiliki bentuk yang lebih dekat lagi dengan syariah. Pengembangan

dilakukan sedemikian rupa, hingga akhirnya diperoleh bentuk teori dikenal

dengan istilah Syariah Enterprise Theory (SET) Triyuwono (2007).

Syariah Enterprise Theory (SET) tidak hanya peduli pada kepentingan

individu (dalam hal ini pemegang saham), tetapi juga pihak pihak lainnya.

Oleh karena itu, SET memiliki kepedulian yang besar pada stakeholders yang

luas. Menurut SET, stakeholders meliputi Allah, manusia, dan alam.

Triyuwono (2007) Allah merupakan pihak paling tinggi dan menjadi satu-

satunya tujuan hidup manusia. Dengan menempatkan Allah sebagai

stakeholder tertinggi, maka tali penghubung agar akuntansi syariah tetap

bertujuan pada “membangkitkan kesadaran ketuhanan” para penggunanya tetap

terjamin. Konsekuensi menetapkan Allah sebagai stakeholder tertinggi adalah

digunakannya sunnatullah sebagai basis bagi konstruksi akuntansi syariah.

Intinya adalah bahwa dengan sunnatullah ini, akuntansi syariah hanya

dibangun berdasarkan pada tata-aturan atau hukum-hukum Allah.

Stakeholder kedua dari SET adalah manusia. Di sini dibedakan menjadi

dua kelompok, yaitu direct-stakeholders dan indirect–stakeholders. Direct-

stakeholders adalah pihak-pihak yang secara langsung memberikan kontribusi

pada perusahaan, baik dalam bentuk kontribusi keuangan (financial

Page 67: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

49

contribution) maupun non-keuangan (nonfinancial contribution). Karena

mereka telah memberikan kontribusi kepada perusahaan, maka mereka

mempunyai hak untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan.

Sementara, yang dimaksud dengan indirect-stakeholders adalah pihak-

pihak yang sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada perusahaan (baik

secara keuangan maupun non-keuangan), tetapi secara syari’ah mereka adalah

pihak yang memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan.

Golongan stakeholder terakhir dari SET adalah alam. Alam adalah pihak yang

memberikan kontribusi bagi mati-hidupnya perusahaan sebagaimana pihak

Allah dan manusia. Perusahaan eksis secara fisik karena didirikan di atas bumi,

menggunakan energi yang tersebar di alam, memproduksi dengan

menggunakan bahan baku dari alam, memberikan jasa kepada pihak lain

dengan menggunakan energi yang tersedia di alam, dan lain-lainnya. Namun

demikian, alam tidak menghendaki distribusi kesejahteraan dari perusahaan

dalam bentuk uang sebagaimana yang diinginkan manusia. Wujud distribusi

kesejahteraan berupa kepedulian perusahaan terhadap kelestarian alam,

pencegahan pencemaran, dan lain-lainnya.

Meutia (2010) menyatakan bahwa teori yang paling tepat untuk

mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan, dalam hal ini bank

syariah, adalah Syariah Enterprise Theory (SET). Hal ini karena dalam syariah

enterprise theory, Allah adalah sumber pemberi amanah utama. Sedangkan

sumber daya yang dimiliki oleh para stakeholders adalah amanah dari Allah

yang di dalamnya melekat sebuah tanggung jawab untuk menggunakan

Page 68: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

50

dengan cara dan tujuan yang ditetapkan oleh Sang Maha Pemberi Amanah.

Dari konsep diatas SET mendorong untuk mewujudkan nilai keadilan

terhadap manusia dan lingkungan alam, karena itulah SET dapat menjadikan

dan membawa nilai kemaslahatan bagi stakeholders, stockholder, masyarakat,

dan laingkungan alam. Kembali pada prinsipnya Syariah Entersprise Theory

memberikan bentuk pertanggungjawaban utamanya hanyalah kepada Allah

SWT yang kemudian dijabarkan dengan bentuk pertanggungjawaban kepada

manusia dan alam.

.

I. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Tedahulu

No Penelitian

Terdahulu Hasil Penelitian Perbedaan

1 Ali Yusuf Nasution dan

Qomaruddin

( 2015 )

MECHANISM OF

MANAGEMENT

ZAKAT, INFAQ, &

SHADAQAH

FUNDINISLAMIC

BANKS

IMPLEMENTATION

OF SOCIALBANK

FUNCTIONS (CASE

STUDY IN BPR

SYARIAH AMANAH

UMMAH)

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

pengelolaan dana ZIS

difokuskan pada

pengumpulan dan

distribusi. Dana ZIS yang

terkumpul di BPR Syariah

Amanah Ummah

bersumber dari

bank/perusahaan, dana

zakat dari luar bank

(termasuk pelanggan

zakat), karyawan dan

administrator.

Objek penelitiannya

menggunakan

BPR Syariah Amanah

Ummah

Sumber: Penelitian terdahulu

Page 69: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

51

Tabel 2.1 Penelitian Tedahulu (Lanjutan)

No Penelitian

Terdahulu

Hasil Penelitian Perbedaan

2 Prehantoro

(2010)

FUNGSI SOSIAL BANK

SYARIAH

Volume XV No. 2 Tahun

2010 Edisi April

Hasil Pelaksanaan fungsi sosial

harus sesuai dengan ketentuan

UU Pengelolaan Zakat dan UU

Wakaf.

Hanya

membahas

teori dari Bank

Syariah dan

Zakat.

3. Virgowati

(2013)

ANALISIS KINERJA

SOSIAL PERBANKAN

SYARIAH DI

INDONESIA (Studi Kasus

pada Bank Syariah

Mandiri, Bank Mega

Syariah, dan Muamalat

Indonesia).

hasil penelitian diketahui bahwa

Informasi yang diungkapkan

Bank Syariah Mandiri, Bank

Mega Syariah, Bank Muamalat

Indonesia dalam Islamic Sosial

Resporting Index bahwa secara

keseluruhan tidak ada bank

syariah di Indonesia dari ketiga

objek tersebut yang

melaksanakan aktivitas

sosialnya secara sempurna

(100%) berdasarkan model

Indeks ISR;

Objek

penelitiannya

menggunakan

BSM, BMS,

dan BMI

4 Syuhada Mansur

(2012)

PELAPORAN

CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY

PERBANKAN SYARIAH

DALAM PERSPEKTIF

SYARIAH ENTERPRISE

THEORY (Studi Kasus

pada Laporan Tahunan PT

Bank Syariah Mandiri)

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pelaporan

tanggung jawab sosial Bank

Syariah Mandiri masih sangat

terbatas, secara sukarela, serta

masih jauh dari sesuai dengan

syariah enterprise theory.

Objek

Penelitiannya

di BSM, dana

bahasan

tentang

tanggung

jawab sosial

perusahaan

melalui

perspektif

SET.

Sumber: Penelitian terdahulu

Page 70: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

52

Tabel 2.1 Penelitian Tedahulu (Lanjutan)

No Penelitian

Terdahulu

Hasil Penelitian Perbedaan

5 Nur Haida

(2015)

MENGUKUR

FUNGSI SOSIAL

DALAM

PERKEMBANGAN

PRODUK

QARDHUL HASAN

PADA

PERBANKAN

SYARIAH DI

INDONESIA

Pada tahun 2005 Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah

menunjukkan tren peningkatan

hingga tahun 2011. Namun setelah

mencapai titik klimaks peningkatan

volume pembiayaan qardhul hasan

pada tahun 2011 kemudian pada

periode-periode berikutnya

mengalami penurunan hingga bulan

Juni 2015. Berbeda halnya dengan

BUS dan UUS, BPRS menunjukkan

tren peningkatan dari tahun 2005

sampai dengan bulan Juni 2015 dan

belum mengalami penurunan sama

sekali.

Pembahasan

hanya sekitar

qardhul hasan

di BUS dan

UUS

6 Sofyani, Ulum,

Syam,

Wahjuni

(2012)

ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX

SEBAGAI MODEL

PENGUKURAN

KINERJA SOSIAL

PERBANKAN

SYARIAH (STUDI

KOMPARASI

INDONESIA DAN

MALAYSIA).

Dan dari hasil penelitian ini,

ditemukan beberapa bukti bahwa

secara umum, perbankan syariah di

Malaysia memiliki tingkat kinerja

sosial yang lebih tinggi

dibandingkan perbankan syariah

yang ada di Indonesia. Kedua kinerja

sosial perbankan syariah di

Indonesia pada tahun 2010

mengalami kenaikan yang cukup

signifikan, yakni sekitar 10% dari

tahun sebelumnya yaitu tahun 2009.

Sedangkan tingkat kinerja sosial

pada perbankan syariah di Malaysia

bisa dikatakan stabil karena tidak

mengalami kenaikan maupun

penurunan.

Objek

penelitiannya

menggunakan

komparasi

perusahaan

Indonesia dan

Malaysia

Sumber: Penelitian terdahulu

Page 71: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

53

Tabel 2.1 Penelitian Tedahulu (Lanjutan)

No Penelitian

Terdahulu

Hasil Penelitian Perbedaan

7 Rania Kamla and

Hussain G. Rammal

(2013)

SOCIAL

REPORTING BY

ISLAMIC BANKS:

DOES SOCIAL

JUSTICE MATTER?

The study concludes that disclosures

by Islamic banks explored in this

study do not indicate that Islamic

banks have serious schemes

targeting poverty elimination or

enhancing social justice in society.

Studi ini menyimpulkan bahwa

pengungkapan oleh bank-bank Islam

yang dieksplorasi dalam penelitian

ini tidak menunjukkan bahwa bank-

bank Islam memiliki skema serius

yang menargetkan penghapusan

kemiskinan atau meningkatkan

keadilan sosial di masyarakat.

Penelitian ini

tentang

laporan sosial

Bank Syariah:

seberapa

pentingnya

keadilan sosial

dalam Bank

Syariah.

8 Resti Ardhanareswari

(2010)

ANALISIS SUMBER

DAN

PENGGUNAAN

DANA ZAKAT

YANG

BERPENGARUH

TERHADAP

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

(Studi Kasus pada

Dompet Peduli

Ummat Daarut

Tauhiid Bandung)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sumber dan penggunaan dana zakat

cukup berpengaruh terhadap

pemberdayaan masyarakat. Adapun

sumber dan penggunaan dana zakat

yang berpengaruh terhadap

pemberdayaan masyarakat adalah

sebesar 51,67% sedangkan sisanya

sebesar 48,33% dipengaruhi faktor

lain diluar sumber dan penggunaan

dana zakat, misalnya sumber dana

infak dan shadaqah. Ini

membuktikan hipotesis penulis yang

mengungkapkan bahwa sumber dan

penggunaan dana zakat berpengaruh

terhadap pemberdayaan masyarakat.

Objek

penelitiannya

pada Dompet

Peduli Ummat

Daarut Tauhiid

Bandung. Dan

hanya

membahas

seputar zakat.

Sumber: Penelitian terdahulu

Page 72: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

54

Tabel 2.1 Penelitian Tedahulu (Lanjutan)

No Penelitian

Terdahulu

Hasil Penelitian Perbedaan

9 Fadilla Purwitasari

(2013)

ANALISIS

PELAPORAN

CORPORATE

SOCIAL

RESPONSIBILITY

PERBANKAN

SYARIAH DALAM

PERSPEKTIF

SHARIAH

ENTERPRISE

THEORY: (Studi Kasus

Pada Laporan Tahunan

BSM & BMI)

Studi ini menunjukkan bahwa

tindakan pelaporan tanggung

jawab sosial oleh BSM dan BMI

masih dipengaruhi oleh

kepentingan mereka sendiri.

Minat terutama dipengaruhi oleh

uang dan kekuasaan. Peran

'prinsip' tidak begitu terlihat

dalam pelaporan tanggung jawab

sosial mereka.

Objek

penelitiannya

hanya di BSM

dan BMI.

10 Muhammad Imam

Purwadi

(2014)

AL-QARDH DAN AL-

QARDHUL HASAN

SEBAGAI WUJUD

PELAKSANAAN

TANGGUNG JAWAB

SOSIAL

PERBANKAN

SYARIAH.

Jurnal Hukum IUS

QUIA IUSTUM NO. 1

VOL. 21 JANUARI

2014: 24 - 42

Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa: pertama, tanggung jawab

korporasi terhadap perbankan

syariah didefinisikan sebagai

instrumen untuk meningkatkan

kinerja dan pelayanan masyarakat.

Implementasi program CSR

bervariasi dalam bentuk bantuan

untuk pendidikan, kesehatan,

pengentasan kemiskinan, sosial,

agama, infrastruktur, dan

lingkungan, serta melalui

pembiayaan produk. Kedua,

dalam pelaksanaannya, tidak ada

ketentuan khusus yang mengatur

pelaksanaan al qardhandal-

qardhul hasanas CSR di

perbankan syariah. PT Bank

Muamalat Tbk belum

merumuskan penerapan dan

penerapan al qardh untuk

mewujudkan kesejahteraan sosial.

Penelitian

hanya melihat

tentang dana

kebajikan (al-

qardh dan

qarhul hasan)

dalam

perbankan

syariah.

Sumber: Penelitian terdahulu

Page 73: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan jenis Penelitian yang akan penulis gunakan adalah

dengan Metode deskriptif analisis. menurut Umar (2009) dapat memberikan

informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, Metode deskriptif analisis adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Tujuannya adalah

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, hubungan antara fenomena yang diselidiki (Gunawan,

2013) serta menganalisis data – data yang sudah didapatkan melalui publikasi

laporan – laporan dana zakat dan qordhul hasan yang telah dibuat oleh bank

syariah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah 11 bank yang terdaftar dalam Bank of

Indonesia (BI) dan Ototitas Jasa Keuangan (OJK), penulis meneliti dengan

menggunakan data – data laporan yang telah dirilis oleh bank syariah yang

mempublikasikan hasil laporan dana zakat dan qardhul hasan.

Waktu penelitian mulai dari bulan Agustus – November 2017.

Page 74: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

56

C. Objek Penelitian

Objek penelitian di dalam penelitian ini adalah hasil dari data laporan

dana zakat dan qordhul hasan yang dipublikasikan oleh bank syariah dan

dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Hasil dari laporan ini akan di olah sehingga

menunjukkan Pelaksanaan dari Fungsi Sosial Bank Syariah, dari laporan dana

ZIS dan Qardhul hasan bank syariah yang telah diterbitkan.

Subjek dari penelitian ini adalah Bank Umum Syariah :

Tebel. 3.1. Bank Umum Syariah di Indonesia

No. Nama Bank Umum Syariah Website

1 PT. Bank BNI Syariah www.bnisyariah.co.id

2 PT. Bank Mega Syariah www.megasyariah.co.id

3 PT. Bank Muamalat Indonesia www.bankmuamalat.co.id

4 PT. Bank Syariah Mandiri www.syariahmandiri.co.id

5 PT. Bank BCA Syariah www.bcasyariah.co.id

6 PT. Bank BRI Syariah www.brisyariah.co.id

7 PT. Bank Jabar Banten Syariah www.bjbsyariah.co.id

8 PT. Bank Panin Syariah www.paninbanksyariah.co.id

9 PT. Bank Syariah Bukopin www.syariahbukopin.co.id

10 PT. Bank Victoria Syariah www.bankvictoriasyariah.co.id

11 PT. Bank Maybank Syariah www.maybanksyariah.co.id

Sumber: Bank Indonesia (http://www.bi.go.id)

D. Langkah – langkah Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data adalah sebagai berikut :

1. Laporan Publikasi dari hasil zakat dan qardhul hasan 5 tahun terakhir

(2012-2016).

2. Dokumentasi Merupakan sebuah metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mempelajari dokumen, catatan dan laporan yang

Page 75: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

57

ada di Bank Umum Syariah.

3. Studi Pustaka, Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan menelaah buku-buku, catatan-catatan, literature-

literatur, dan laporan-laporan mengenai masalah yang dibahas.

E. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

dan informasi yang bersifat kualitatif diperoleh dengan memperkaya bacaan

yang berasal dari berbagai literatur (Gunawan, 2013). Sebagian besar literatur

yang digunakan dalam penelitian ini merupakan buku-buku, jurnal penelitian,

makalah penelitian, dan internet research. Data sekunder berupa data laporan

hasil zakat dan dana qordhul hasan Bank Syariah serta catatan-catatan

manual, laporan keuangan serta bukti-bukti pendukung lainnya.

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis

dimana penulis mencari data dan mengolahnya lalu membandingkan dengan

landasan teori syariah yang ada. Apakah fungsi sosial yang di laksanakan oleh

bank syariah telah dikelola sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan

Republik Indonesia tentang perbankan syariah serta ketentuan Fatwa Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) yang berlandaskan Al

Qur’an dan Hadits.

Page 76: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

58

BAB IV

PEMBAHASAN

A. PT. Bank BNI Syariah

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem

perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil,

transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap

sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha

Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,

Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.

Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang

dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat

menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office

channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah

Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap

memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha

kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun

2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin

off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan

beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi

Page 77: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

59

waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa

aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun

2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun

2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah

terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran

terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat. Juni

2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor

Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment

Point (Bank BNI Syariah, profil perusahaan, diakses pada tanggal 9 september

2017 dari http://www.bnisyariah.co.id).

Laporan Zakat dan Qardhul Hasan PT. Bank BNI Syariah

Tahun 2012 – 2016.

Tabel 4.1. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana awal Zakat

Period Awal

1.659 2.596 4.538 5.524 7.701

2. Sumber Dana ZIS

a. Zakat Dari Bank 3.169 4.538 5.524 7.701 9.329

b. Zakat Dari Pihak Luar

Bank

2.306 5.108 6.355 7.262 8.040

c. Infaq Dan Shadaqah

Total Sumber Dana 5.475 9.646 11.879 14.963 17.369

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 4.538 7.704

a. Lembaga Amil Zakat 10.893 12.786 15.741

b. Badan Amil Zakat

c. Lainnya 4.538 7.704

3.2 Disalurkan Sendiri

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 78: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

60

Tabel 4.1. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

(Lanjutan)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

Total Penggunaan 4.538 7.704 10.893 12.786 15.741

4. Kenaikan (penurunaan)

Sumber Atas Pengunaan

937 1.942 986 2.177 1.628

5. Sumber Dana Zakat Akhir

Periode

2.596 4.538 5.524 7.701 9.329

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.2. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh Pada

Awal Periode

78 428 3

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 79 121 163 143 665

b. Denda 64 240 310 188

c. Sumbangan/Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 254 121 1 274 30

e. Pengembalian Kebijakan

Produktif

f. Lainnya

Total Sumber Dana 397 482 474 605 695

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan

c. Penggunaan Lainnya

Untuk Kepentingan

Umum

319 132 899 608 695

Total Penggunaan 319 132 899 608 695

4. Kenaikan (penurunaan)

Sumber Atas Penggunaan

78 350 -425 -3 -3

5. Sumber Dana Qardh Pada

Akhir Periode

78 428 3

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari hasil diatas dapat dianalisis bahwa total dana zakat tahun 2012

sampai 2016 keseluruhannya mengalami kenaikan. Total dana zakat yang

terkumpul di tahun 2012 sebesar Rp. 5.475.000.000 meningkat tahun ke tahun

Page 79: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

61

puncaknya pada tahun 2016 dana terkumpul sebesar Rp. 17.369.000.000, jadi

sampai dengan tahun 2016 Bank BNI syariah mengalami kenaikan dana zakat

sebesar 68.48 %. Ini menunjukkan keberhasilan bank BNI syariah dalam

menghimpun dan mengumpulkan dana zakat yang dikelola dengan baik oleh

perusahaan dalam memberikan fungsi sosial kepada masyarakat. Penggunaan

dana zakat bank BNI syariah pun meningkat dari tahun ke tahun yaitu dari 2012

sampai 2016 Rp. 4.538.000.000 – Rp 15.741.000.000 meningkat sebesar 71.17 %.

Baik sumber dana dan penyaluran dana zakat yang dilakukan oleh bank BNI

syariah setiap tahunnya mengalami kemajuan yang bagus. Untuk kenaikan atau

penurunan atas penggunaan sumber dana awal dan akhir periode mengalami

perubahan mulai dari 2012 dibandingkan dengan tahun sbelumnya 2011 dari Rp.

1.659.000.000 menjadi Rp. 2.596.000.000 naik 56,47% dari tahun sebelumnya,

dan tahun-tahun selanjutnya stabil, puncaknya di tahun 2015 mengalami kenaikan

Rp. 2.177.000 dari tahun 2014 yang hanya Rp. 986.000.000. Dana zakat setiap

akhir periode dari mulai 2012 sampai dengan 2016 selalu meningkat mulai dari

Rp. 2.596.000.000 sampai pada tahun 2016 sebesar Rp. 9.329.000.000.

Dana Qardhul hasan yang terkumpul di tahun 2012 sebesar 397.000.000

terus mengalami kenaikan sampai dengan 2016, akan tetapi mengalami penurunan

di tahun 2014, namun tidak begitu signifikan hanya sekitar 1,68%, selain itu terus

mengalami peningkatan sampai pada tahun 2016 Rp. 695.000.000, berarti naik

secara keseluruhan 75.06%. untuk penggunaan dana qordh di tahun 2012 sebesar

Rp. 319.000.000 turun di tahun 2013 menjadi Rp. 132.000.000, lalu naik di tahun

2014 sebesar Rp. 899.000.000 di tahun selanjutnya turun dan stabil. Untuk

Page 80: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

62

kenaikan atau penurunan sumber atas penggunaan dana qardh di tahun 2012

sebesar Rp. 78.000.000, ditahun selanjutnya naik sebesar Rp. 350.000.000, pada

tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp. – 425.000.000. terus berlanjut

sampai tahun 2016 mengalami penuruan atas sumber penggunaan sebesar Rp. -

3.000.000. sehingga sumber dana akhir periode di tahun 2016 Rp. 0.

B. PT. Bank Mega Syariah

Sejak awal, para pemegang saham memang ingin mengonversi bank

umum konvensional itu menjadi bank umum syariah. Keinginan tersebut

terlaksana ketika Bank Indonesia mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi

bank syariah melalui Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia

No.6/10/KEP.DpG/2004 menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI)

pada 27 Juli 2004, sesuai dengan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia

No.6/11/KEP.DpG/2004. Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah

perbankan Indonesia sebagai upaya pertama pengonversian bank umum

konvensional menjadi bank umum syariah. Pada 25 Agustus 2004, BSMI

resmi beroperasi. Hampir tiga tahun kemudian, pada 7 November 2007,

pemegang saham memutuskan perubahan bentuk logo BSMI ke bentuk logo

bank umum konvensional yang menjadi sister company-nya, yakni PT Bank

Mega, Tbk., Melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No.12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT. Bank Syariah Mega Indonesia berganti

nama menjadi PT Bank Mega Syariah.

Untuk mewujudkan visi "Tumbuh dan Sejahtera Bersama Bangsa", CT

Page 81: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

63

Corpora sebagai pemegang saham mayoritas memiliki komitmen dan

tanggung jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega Syariah sebagai bank

umum syariah terbaik di industri perbankan syariah nasional. Komitmen

tersebut dibuktikan dengan terus memperkuat modal bank. Dengan demikian,

Bank Mega Syariah akan mampu memberikan pelayanan terbaik dalam

menghadapi persaingan yang semakin ketat dan kompetitif di industri

perbankan nasional. Misalnya, pada 2010, sejalan dengan perkembangan

bisnis, melalui rapat umum pemegang saham (RUPS), pemegang saham

meningkatkan modal dasar dari Rp400 miliar menjadi Rp1,2 triliun dan modal

disetor bertambah dari Rp150,060 miliar menjadi Rp318,864 miliar. Saat ini,

modal disetor telah mencapai Rp787,204 miliar.

Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank

devisa. Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan transaksi devisa dan

terlibat dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu juga telah

memperluas jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak hanya terlibat dalam

bisnis nasional tetapi juga masuk dalam perdagangan internasional (Bank

Mega Syariah, profil perusahaan, diakses pada tanggal 9 september 2017 dari

http://www.megasyariah.co.id).

Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Zakat dan Qardhul Hasan PT.

Bank Mega Syariah Tahun 2012 – 2016

Page 82: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

64

Tabel 4.3. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal

Periode

1.848 5.931 6.481 2.827 2.255

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 6.326 5.121 598 429 3.776

b. Zakat dari pihak luar Bank

c. Infaq dan Shadaqah 4

Total Sumber Dana 6.330 5.121 598 429 3776

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 2.047 4.571 4.252

a. Dompet Duafa Republika 25

b. Dompet Peduli Ummat

Daarut Tauhid

25

c. LAZIS Dewan Da'awah

Islamiyah Indonesia

75 100

d. LAZIS Muhammadiyah 500 2.107 1.650

e. LAZNAS Persis 20

f. Pos Keadilan Peduli Ummat

(PKPU) 50 4

g. Rumah Zakat Indonesia

(DSUQ) 25

h. Lembaga Amil Zakat 1.001 2.126

i. Badan Amil Zakat

j. Lainnya 1.327 2.360 2.602

3.2 Disalurkan sendiri 200

Total Penggunaan 2.247 4.571 4.252 1.001 2.126

4. Kenaikan (penurunaan) sumber

atas penggunaaan 4.083 550 -3.654 -572 1.650

5. Sumber Dana Zakat Pada Akhir

Periode 5.931 6.481 2.827 2.255 3.905

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 83: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

65

Tabel 4.4. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL HASAN Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada awal

periode 37 103 281 625 760

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah

b. Denda

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 53 128 166 374 159

e. Lainnya 26 77 316

Total Sumber Dana 79 205 482 374 159

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 3 9 138 239 394

c. Lainnya 10 18

Total Penggunaan 13 27 138 239 394

4. Kenaikan (penurunan) sumber

atas penggunaan 66 178 344 135 -235

5. Sumber dana Qardh pada akhir

periode 103 281 625 760 525

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari hasil diatas dapat dianalisis bahwa total dana zakat tahun 2012

sampai 2015 keseluruhannya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Total

dana zakat yang terkumpul di tahun 2012 sebesar Rp. 6.330.000.000 lalu menurun

sampai dengan tahun 2015 Rp. 429.000.000; 93,22%, lalu kenaikan terjadi di

tahun 2016 yang cukup signifikan hingga mencapai 88,63% dari sebelumnya

mengalami penurunan yang cukup berdampai pada total sumber dana zakat.

Penggunaan dana zakat bank Mega syariah ditahun 2012 Rp. 2.247.000.000 naik

di tahun 2013 dan turun di tahun 2014, namun tidak terlalu besar dari Rp.

Page 84: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

66

4,571.000.000; ke Rp. 4,252.000. selanjutnya di tahun 2015 dan 2016 menaglami

penurunan sekitar 26,45%. Untuk kenaikan atau penurunan atas penggunaan

sumber dana awal dan akhir periode mengalami perubahan mulai dari 2012 Rp.

4.083.000.000 sampai pada penurunan di tahun 2016 Rp. -1.650.000.000; ini

menunjukkan ketidakstabilan penurunan dan kenaikan dari dana ZIS yang

digunakan dan disalurkan oleh bank Mega Syariah.

Dana Qarhul hasan yang terkumpul di tahun 2012 sebesar 79.000.000

terus mengalami kenaikan sampai dengan 2014 sebesar 83.6% , akan tetapi

mengalami penurunan di tahun 2015, namun tidak begitu signifikan hanya sekitar

1,68%, dan di tahun 2016 pun turun 57,48%. Untuk penggunaan dana qordh di

tahun 2012 sebesar Rp. 13.000.000 terus meningkat sampai dengan tahun 2016

Rp. 394.000.000 bererti naik 96,7% dana qordhul hasan terus meningkat dari

tahun ke tahun untuk sumbangan dan untuk lainnya hanya di tahun 2012 dan

2013. Untuk kenaikan atau penurunan sumber atas penggunaan dana qardh di

tahun 2012 sebesar Rp. 66.000.000 terus meningkat sampai tahun 2014, lalu turun

di tahun 2015 dan 2016. Saldo akhir periode dana qordh di tahun 2016 sebesar

Rp. 525.000.000;.

C. PT. Bank Muamalat Indonesia

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat Indonesia”)

memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia

pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H. Pendirian Bank

Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan

Page 85: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

67

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang

kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia. Sejak

resmi beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H, Pada 27 Oktober

1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin sebagai Bank Devisa dan

terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak listing di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Pada tahun 2003, Bank dengan percaya diri melakukan Penawaran

Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

(HMETD) sebanyak 5 (lima) kali dan merupakan lembaga perbankan pertama

di Indonesia yang mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah. Aksi

korporasi tersebut semakin menegaskan posisi Bank Muamalat Indonesia di

peta industri perbankan Indonesia.

Seiring kapasitas Bank yang semakin diakui, Bank semakin

melebarkan sayap dengan terus menambah jaringan kantor cabangnya di

seluruh Indonesia. Pada tahun 2009, Bank mendapatkan izin untuk membuka

kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia dan menjadi bank pertama di

Indonesia serta satu-satunya yang mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia.

Hingga saat ini, Bank telah memiliki 363 kantor layanan termasuk 1 (satu)

kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank juga didukung oleh jaringan

layanan yang luas berupa 1.337 unit ATM Muamalat, 120.000 jaringan ATM

Bersama dan ATM Prima, 103 Mobil Kas Keliling (mobile branch) serta lebih

dari 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui Malaysia Electronic Payment

(MEPS).

Menginjak usianya yang ke-20 pada tahun 2012, Bank Muamalat

Page 86: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

68

Indonesia melakukan rebranding pada logo Bank untuk semakin

meningkatkan awareness terhadap image sebagai Bank syariah Islami, Modern

dan Profesional. Baitulmaal Muamalat yang memberikan layanan untuk

menyalurkan dana Zakat, Infakdan Sedekah (ZIS). Sejak tahun 2015, Bank

Muamalat Indonesia bermetamorfosa untuk menjadi entitas yang semakin baik

dan meraih pertumbuhan jangka panjang. Dengan strategi bisnis yang terarah

Bank Muamalat Indonesia akan terus melaju mewujudkan visi menjadi “The

Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional

Presence” (Bank Muamalat, profil perusahaan, diakses pada tanggal 9

september 2017 dari http://www.bankmuamalat.co.id).

Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Zakat dan Qardhul Hasan PT.

Bank Muamalat Indonesia Tahun 2012 – 2016

Tabel 4.5. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal

Periode

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 6.840 9.735 11.896 1.429 1.862

b. Zakat dari pihak luar

Bank

3.695 8.774 10.827 11.104 11.140

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana 10.535 18.509 22.723 12.533 13.002

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 10.535 18.509 22.723

a. Dompet Duafa Republika 1.190

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 87: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

69

Tabel 4.5. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

(Lanjutan)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

b. Baitul Maal Hidayatullah 18.509 19.153

c. Baitul Maal Muamalat 10.535

d. Pos Keadilan Peduli

Ummat (PKPU)

1.190

e. Lembaga Amil Zakat 12.533 12.816

f. Badan Amil Zakat 186

g. Lainnya 1.190

3.2 Disalurkan sendiri

Total Penggunaan 10.535 18.509 22.723 12.533 13.002

4. Kenaikan (penurunaan)

sumber atas penggunaaan

5. Sumber Dana Zakat Pada

Akhir Periode

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.6. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada awal

periode

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah

b. Denda 1.531 2.337 4.229 45

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 1.048 1.637 1.461 1.259

e. Lainnya

Total Sumber Dana 2.579 3.974 5.690 1.304

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 2.579 3.974 5.690 1.304

c. Lainnya

Total Penggunaan 2.579 3.974 5.690 1.304

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 88: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

70

Tabel 4.6. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

(Lanjutan)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

4. Kenaikan (penurunan)

sumber atas penggunaan

5. Sumber dana Qardh pada akhir

periode

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari data diatas bank Muamalat Indonesia, sumber dana zakat dari tahun

ke tahun mengalami peningkatan dari 2012 sampai 2014 terus menanjak mulai

dari Rp. 10,535.000.000 sampai ditahun 2014 Rp. 22.723.000.000, naik 53,63%,

lalu turun di tahun 2015 Rp. 12,533.000.000; 44,84%. Di tahun 2016 naik, tetapi

tidak signifikan hanya sebesar 3,60%. Penggunaan dana zakat, semua total sumber

dana zakat yang dihimpun dan dikumpulkan disalurkan oleh bank Muamalat

sehingga saldo akhir periode bank Muamalat mualai dari tahun 2012 sampai 2016

tidak ada saldo awal dan akhir periode, karena dana ZIS pertahun digunakan

untuk 8 asnaf yang berhak menerima baik melalui zakat konsumtif atau produktif.

Sedangkan dana qardhul hasan di tahun 2012 tidak ada dana qardhul hasan

baru ada di tahun 2013 sebesar Rp. 2,579.000.000;, terus meningkat sampai 2015

sebesar 54,67%, dan kembali turun di tahun 2016 dari Rp. 5,690.000.000; ke Rp.

1,304.000.000;. penggunaan dana qardhul hasan setiap tahun selalu di nol kan,

setiap sumber dana qardhul hasan yang terkumpul akan di gunakan semuanya

untuk pnggunaan qardhul hasan, sehingga tidak ada kenaikan atau penurunan

setiap tahun karena saldo yang ada setiap tahun dihabiskan. Dana awal dan akhir

periode pun setiap tahun Rp. 0;.

Page 89: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

71

D. PT. Bank Syariah Mandiri

Kehadiran Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999,

sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan

moneter 1997-1998. Pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat

bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo)

menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31

Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan

menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru

BSB. Sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang

memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking

system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi

bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera

mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB

berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan

prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana

tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September

1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah

Page 90: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

72

dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/

KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi

Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui

perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan

dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai

beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November

1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai

rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri

dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama

membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik (Bank Syariah

Mandiri, profil perusahaan, diakses pada tanggal 9 september 2017 dari

http://www.syariahmandiri.co.id).

Page 91: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

73

Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Zakat dan Qardhul Hasan PT.

Bank Syariah Mandiri Tahun 2012 – 2016

Tabel 4.7. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal

Periode

47.926 48.612 55.406 20.172

11.740

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 28.132 22.662 2.815 9.593 11.146

b. Zakat dari pihak luar

Bank

9.015 8.395 12.745 13.258 13.175

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana 37.282 31.057 15.560 22.851 24.321

3. Penggunaan Dana ZIS

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 36.596 24.263 50.794

a. LAZNAS BSM Ummat 36.596 24.263 50.794

b. Lembaga Amil Zakat 31.283 22.766

c. Badan Amil Zakat

d. Lainnya

3.2 Disalurkan sendiri

Total Penggunaan 36.596 24.263 50.794 31.283 22.766

4. Kenaikan (penurunaan)

sumber atas penggunaaan

686 6.794 -35.234 -8.432 1.555

5. Sumber Dana Zakat Pada

Akhir Periode

48.612 55.406 20.172 11.740 10.185

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 92: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

74

Tabel 4.8. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL HASAN Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada awal

periode

3.161 3.438 31.009 64.112 132.485

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah

b. Denda 831 27.300 30.290 73.107 40.168

c. Sumbangan /Hibah 8

d. Pendapatan Non-Halal 454 191 442 427 428

e. Lainnya 482 608 4.624 204 81

Total Sumber Dana 1.775 28.099 35.355 73.738 40.677

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan

c. Lainnya 1.498 528 2.252 5.365 37.111

Total Penggunaan 1.498 528 2.252 5.365 37.111

4. Kenaikan (penurunan) sumber

atas penggunaan

277 27.571 33.104 68.373 3.566

5. Sumber dana Qardh pada akhir

periode

3.438 31.009 64.112 132.485 136.051

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari data Zakat diatas dapat dianalis bahwa sumber dana zakat pada tahun

2012 Rp. 37.282.000.000 sampai dengan tahun 2014 turun sebesar 58,26 %, lalu

di tahun 2015 dan 2016 mengalami kenaikan Rp. 22.851.000.000 ke Rp.

24.321.000.000. Penggunaan dana zakat di tahun 2012 Rp. 36.596.000.000 lalu

turun di tahun 2013 sebesar 33,7 %, di tahun selanjutnya 2014 naik dengan

tingkat kenaikan 52,23%. Dari tahun 2014 turun sampai dengan tahun 2016

sebesar 55,17 %,. Kenaikan atau penurunan sumber atas penggunaan paling

signifikan pada penurunan di tahun 2014 sebesar Rp -35.234.000.000; dalam

kenaikan dan penurunan ini BSM tidak stabil naik dan turunnya, tetapi paling

signifikan turun di tahun 2014.

Page 93: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

75

Sumber dana qardhul hasan dari mulai 2012 sampai dengan 2015

mengalami kenaikan signifikan sebesar 97.59%. sumber yang terus menurus naik

pada dana qardh di BSM paling siginifikan menyumbang angka paling besar

pendapatan dari denda, selanjutnya turun di tahun 2016 sebesar Rp.

40.677.000.000 dari tahun sebelumnya Rp. 73.738.000.000;. Penggunaan dana

qardh tahun 2012 lebih besar dibandingkan tahun 2013 selisih dari penggunaan

sebesar Rp. 970.000.000. dari 2013 yang hanya Rp. 528.000.000 naik sampai

dengan 2016 Rp. 37.111.000.000; berarti kenaikan signifikan untuk penggunaan

dana qardh sampai dengan 98,57 %. Untuk kenaikan atau penurunan sumber atas

penggunaan dari tahun 2012 sampai 2015 mengalami kenaikan 99,59%, lalu turun

di 2016 sebesar 94,78%.

E. PT. Bank BCA Syariah

Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha

dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari

Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No.

12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2009 dan kemudian resmi

beroperasi sebagai bank syariah pada hari Senin tanggal 5 April 2010. BCA

Syariah mencanangkan untuk menjadi pelopor dalam industri perbankan

syariah Indonesia sebagai bank yang unggul di bidang penyelesaian

pembayaran, penghimpun dana dan pembiayaan bagi nasabah perseorangan,

mikro, kecil dan menengah. Masyarakat yang menginginkan produk dan jasa

perbankan yang berkualitas serta ditunjang oleh kemudahan akses dan

Page 94: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

76

kecepatan transaksi merupakan target dari BCA Syariah. Komposisi

kepemilikan saham PT Bank BCA Syariah adalah sebagai berikut :

PT Bank Central Asia Tbk.: 99.9999%

PT BCA Finance : 0.0001%

Komitmen penuh BCA sebagai perusahaan induk dan pemegang

saham mayoritas terwujud dari berbagai layanan yang bisa dimanfaatkan oleh

nasabah BCA Syariah pada jaringan cabang BCA yaitu setoran (pengiriman

uang) hingga tarik tunai dan debit di seluruh ATM dan mesin EDC (Electronic

Data Capture) milik BCA, semua tanpa dikenakan biaya. Selanjutnya, untuk

mendapatkan informasi maupun menyampaikan pengaduan dan keluhan,

masyarakat dan nasabah khususnya dapat menghubungi HALO BCA di

1500888.

BCA Syariah hingga saat ini memiliki 49 jaringan cabang yang terdiri

dari 9 Kantor Cabang (KC), 3 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 3 Kantor

Cabang Pembantu Mikro Bina Usaha Rakyat (BUR), 8 Kantor Fungsional

(KF) dan 26 Unit Layanan Syariah (ULS) yang tersebar di wilayah DKI

Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi, Surabaya, Semarang, Bandung,

Solo dan Yogyakarta (data per Agustus 2016) (Bank BCASyariah, profil

perusahaan, diakses pada tanggal 9 september 2017 dari

http://www.bcasyariah.co.id).

Page 95: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

77

Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Zakat dan Qardhul Hasan

PT. Bank BCA Syariah Tahun 2012 – 2016

Tabel 4.9. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal Periode 9 26 42 49 55

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank

b. Zakat dari pihak luar Bank 26 26 32 44 50

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana 26 26 32 44 50

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 9 10 25

a. Dompet Duafa Republika

b. Lembaga Amil Zakat 38 55

c. Badan Amil Zakat

d. Lainnya 9 10 25

3.2 Disalurkan sendiri

Total Penggunaan 9 10 25 38 55

4. Kenaikan (penurunaan) sumber atas

penggunaaan

17 16 7 6 -5

5. Sumber Dana Zakat Pada Akhir

Periode

26 42 49 55 50

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 96: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

78

Tabel 4.10. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL HASAN Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada awal

periode

335 737 1.308 1.245 1.448

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 1 4 2 36

b. Denda 479 413 415 485 577

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 1 1 1 35 9

e. Lainnya

Total Sumber Dana 481 418 418 556 586

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 117 353 410

c. Lainnya 79 211

Total Penggunaan 79 117 211 353 410

4. Kenaikan (penurunan) sumber atas

penggunaan

402 301 207 203 176

5. Sumber dana Qardh pada akhir

periode

737 1.308 1.245 1.448 1.624

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari data tersebut sumber dana zakat di tahun 2012 dan 2013 stabil lalu

terus meningkat sampai tahun 2016 Rp. 50.000.000; atau naik sampai dengan 48

%. Penggunaan dana zakat dari tahun 2012 sampai dengan 2016 mengalami

kenaikan terus menerus meningkat sebesar 83,63%. Sedangkan pada kenaikan

atau penurunan sumber atas penggunaan mengalami penurunan mulai dari Rp.

17.000.000 di tahun 2012 sampai pada tahun 2016 sebesar Rp. -5.000.000.

sehingga dana akhir periode tahun 2016 Rp. 50.000.000;.

Sumber dana qardhul hasan pada tahun 2012 Rp. 481.000.000; lalu turun

di tahun 2013 sebesar 13,09%. Terus stabil sampai tahun 2014 dan mengalami

kenaikan di tahun 2015 juga di tahun 2016 sebesar 28,66%. Lalu untuk

Page 97: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

79

penggunaan dana qardhul hasan di tahun 2012 sampai 2016 mengalami kenaikan

sebesar 80,73%. Ini menandakan bahwa penggunaan dialokasikan oleh bank dari

tahun ke taun terus meningkan berupaya untuk implementasi fungsi sosial bank

syariah. Selanjutnya penurunan dan kenaikan sumber atas penggunaan qardh dari

muali tahun 2012 sampai dengan 2016 mengalami penurunan dari mulai Rp.

402.000.000; sampai di tahun 2016 dengan nilai Rp. 176.000.000; presentase

penurunannya sebesar 56.21%. sampai dengan saldo akhir periode qardh ditahun

2016 Rp. 1.624.000.000;.

F. PT. Bank BRI Syariah

Berawal dari akuisisi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan

izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui

suratnyaNo.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November

2008 PT.Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi PT. Bank BRI Syariah.

Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industry perbankan

nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo

perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntunan masyarakat

terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang mampu

melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang

digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang

merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Page 98: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

80

Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19

Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk melebur ke dalam PT. Bank BRI

Syariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 januari 2009.

Penandatangan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT.

Bank BRI (Persero) Tbk dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama

PT. Bank BRI Syariah.

PT. BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan

asset PT. BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi asset, jumlah

pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Fokus pada segmen menengah

bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern

terkemuka dengan berbagai ragam produk dan pelayanan perbankan. Sesuai

dengan visinya, saat ini PT. BRI Syariah merintis sinergi dengan PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan memanfaatkan jaringan kerja PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai Kantor Layanan Syariah dalam

mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana

masyarakat dan kegiatan consumer berdasarkan prinsip Syariah (Bank Rakyat

Indonesia Syariah, profil perusahaan, diakses pada tanggal 9 september 2017

dari http://www.brisyariah.co.id).

Page 99: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

81

Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Zakat dan Qardhul Hasan

PT. Bank BRI Syariah Tahun 2012 – 2016

Tabel 4.11. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal

Periode

274 4 11 38 75

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 2.239 3.239 4.001 7.228

b. Zakat dari pihak luar Bank 3.093 3.383 3.868 278 195

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana 3.093 5.622 7.107 4.279 7.423

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 3.363 5.615 7.080

a. Lembaga Amil Zakat 4.242 6.998

b. Badan Amil Zakat

c. Lainnya BAZNAS 3.363 5.615 7.080

3.2 Disalurkan sendiri

Total Penggunaan 3.363 5.615 7.080 4.242 6.998

4. Kenaikan (penurunaan) sumber

atas penggunaaan

-270 7 27 37 425

5. Sumber Dana Zakat Pada Akhir

Periode

4 11 38 75 500

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 100: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

82

Tabel 4.12. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL HASAN Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada awal

periode

1.292 1.066 834 305 511

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 353 1.992

b. Denda 956 354 83 256 220

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 47 337 161 166 129

e. Lainnya 1.941 1.158 602

Total Sumber Dana 1.356 2.683 2.185 1.580 951

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 1.582 2.915 2.714 1.374 783

c. Lainnya

Total Penggunaan 1.582 2.915 2.174 1.374 783

4. Kenaikan (penurunan) sumber

atas penggunaan

-226 -232 -529 206 168

5. Sumber dana Qardh pada akhir

periode

1.066 834 305 511 679

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari data diatas total sumber dana zakat dari tahun 2012 sampai 2016

mengalami kenaikan sebesar 58,33%. Hanya mengalami penurunan di tahun 2015

sebesar 39,79%. Total sumber dana yang dihimpun oleh BRI Syariah cukup stabil

sampai dengan 2016. Selanjutnya untuk penggunaan zakat mengalami kenaikan

dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 naik sebesar 52,5% lalu turun di tahun

2015 sebesar 40,08% dan kembali naik ditahun 2016 sebesar 39,38%. kenaikan

dan penurunan sumber atas penggunaan zakat hanya ditahun 2012 Rp. -

270.000.000 lalu naik pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 sampai dengan

98,25%. Dana akhir periode zakat di tahun 2016 sebesar Rp. 500.000.000;.

Page 101: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

83

Sumber dana qardhul hasan selama 2012 sampai 2016 hanya sekali

mengalami kenaikan yaitu di tahun 2013 dengan presentase 49,45%, dan terus

turun sampai dengan tahun 2016 sebesar 64,55%. Kenaikan atau penuruanan

sumber atas penggunaan total dari 2012 sampai 2014 Rp. -987.000.000. Dan naik

pada tahun 2015, dan mengalami penurunan lagi di tahun 2016 sebesar 18,44%.

Dan dana akhir periode qardhul hasan 2016 Rp. 679.000.000;.

G. PT. Bank Jabar Banten Syariah

Pendirian bank bjb syariah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit

Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten

Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan

jasa perbankan syariah pada saat itu. Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional

Divisi/Unit Usaha syariah, manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten Tbk. Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

maka pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan bank bjb syariah berdasarkan

Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah

mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.

Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah memulai usahanya, setelah

diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor 12/629/DPbS

tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari

Page 102: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

84

Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk. yang menjadi cikal bakal bank bjb syariah.Pada tanggal 31 Juli

2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal Pelaksanaan Putusan RUPS Lainnya

Tahun 2012, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk dan

PT Banten Global Development menambahkan model disetor sehingga total

modal PT Bank Jabar Banten Syariah menjadi sebesar Rp 609.000.000.000,-

(enam ratus sembilan milyar rupiah), dengan komposisi PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk sebesar Rp

595.000.000.000,- (lima ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT

Banten Global Development sebesar Rp 14.000.000.000,- (empat belas milyar

rupiah).

Akta Pendirian PT. Bank Jabar Banten Syariah terakhir diubah dengan

Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya nomor 03 tanggal 19

Februari 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Maryanti Tirtowijoyo, S.H.,

M.kn, dan disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia nomor AHU-AH-04317.AH.01.10-10438 Hingga saat ini bank bjb

syariah berkedudukan dan berkantor pusat di Kota Bandung, Jalan Braga No

135, dan telah memiliki 8 (delapan) kantor cabang, 44 (empat puluh empat)

kantor cabang pembantu, 54 (empat puluh enam) jaringan Anjungan Tunai

Mandiri (ATM) yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI

Jakarta dan 49.630 jaringan ATM Bersama. Pada tahun 2013 diharapkan bank

bjb semakin memperluas jangkauan pelayanannya yang tersebar di daerah

Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta (Bank BJB Syariah, profil

Page 103: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

85

perusahaan, diakses pada tanggal 9 september 2017 dari

http://www.bjbsyariah.co.id).

Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Zakat dan Qardhul Hasan

PT. Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2012 – 2016

Tabel 4.13. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal Periode 234 375 595 222 587

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 3 230 546 158

b. Zakat dari pihak luar Bank 119 202

c. Infaq dan Shadaqah 92 17

Total Sumber Dana 211 222 230 546 158

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain

a. Dompet Duafa Republika

b. Dompet Peduli Ummat Daarut

Tauhid

c. Pos Keadilan Peduli Ummat

(PKPU)

d. Lembaga Amil Zakat 545 181 494

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 104: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

86

Tabel 4.13. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

(Lanjutan)

e. Badan Amil Zakat

f. Lainnya

3.2 Disalurkan sendiri 70 2

Total Penggunaan 70 2 545 181 494

4. Kenaikan (penurunaan) sumber

atas penggunaaan

141 220 -315 365 -336

5. Sumber Dana Zakat Pada Akhir

Periode

375 595 222 587 251

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.14. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL HASAN Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada awal

periode

54 285 532 188 1.050

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 708 18

b. Denda 227 132 185 689 625

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 4 98 21 98 18

e. Lainnya 25 35 75 55

Total Sumber Dana 231 255 949 862 716

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 8 1.251

c. Lainnya

Total Penggunaan Qardh 8 1.251

4. Kenaikan (penurunan) sumber atas

penggunaan

231 247 -302 862 716

5. Sumber dana Qardh pada akhir

periode

285 532 188 1.050 1.766

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari total sumber dana zakat tahun 2012 sampai 2015 naik, dan puncaknya

di tahun 2015 Rp. 546.000.000; atau sebesar 61,35%. Selanjutnya turun di tahun

2016 sebesar 71,06% penurunan dari tahun 2014. Penggunaan dana ZIS dari tahun

Page 105: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

87

2012 sampai 2016 mengalami 2 kali penurunan di tahun 2013 dan 2015, masing-

masing sebesar 97,14% dan 66,78%, di tahun 2016 mengalami kenaikan dengan

tingkat 63,36%. Kenaikan dan penurunan sumber atas penggunaan mengalami

penuruanan pada 2014 dan 2016, total penurunannya sebesar Rp. -688.000.000;.

Saldo akhir periode 2016 Rp. 251.000.000;.

Sumber dana qardhul hasan dari tahun 2012 terus naik sampai 2014

sebesar 75,65%, lalu terus menurun sampai tahun 2016 sebesar 24,55%.

Penggunaan dana qardh hanya di tahun 2013 dan 2014, ditahun 2012, 2015, dan

2016 tidak ada penggunaan dana qardh. Kenaikan atau penurunan sumber atas

penggunaan mengalami penurunan hanya tahun 2014 sebesar Rp. -67.000.000;.

sehingga dana qardhul hasan bank Jabar Syariah akhir periode 2016 sebesar Rp.

1.766.000.000;.

H. PT. Bank Panin Syariah

PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (“Panin Dubai Syariah Bank”),

berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Panin Life Center, Jl.

Letjend S. Parman Kav. 91, Jakarta Barat.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Panin Dubai Syariah Bank,

ruang lingkup kegiatan Panin Dubai Syariah Bank adalah menjalankan

kegiatan usaha di bidang perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan

syariat Islam. Panin Dubai Syariah Bank mendapat ijin usaha dari Bank

Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai bank umum

Page 106: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

88

berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sebagai Bank Umum Syariah

pada tanggal 2 Desember 2009.

KEPEMILIKAN SAHAM

Posisi 30 Juni 2017, komposisi kepemilikan Saham Panin Dubai

Syariah Bank adalah sebagai berikut :

a. PT Bank Panin Tbk : 50,22%

b. Dubai Islamic Bank : 38,25%

c. Masyarakat : 11,53%

(Bank Panin Syariah, profil perusahaan, diakses pada tanggal 9 september

2017 dari http://www.paninbanksyariah.co.id).

Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Zakat dan Qardhul Hasan

PT. Bank Panin Syariah Tahun 2012 – 2016

Tabel 4.15. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal Periode 167 2.716 2.307

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 2.455 1.933 712

b. Zakat dari pihak luar Bank 322 923 1.455

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana 322 3.378 3.388 712

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 2.455 1.933

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 107: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

89

Tabel 4.15. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

(Lanjutan)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

a. Lembaga Amil Zakat

b. Badan Amil Zakat

c. Lainnya

3.2 Disalurkan sendiri 156 829 1.340 375

Total Penggunaan 156 829 3.795 2.307

4. Kenaikan (penurunaan) sumber

atas penggunaaan

166 2.549 -407 -1.596

5. Sumber Dana Zakat Pada Akhir

Periode

166 2.715 2.307 712

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.16. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL HASAN Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada awal

periode

5 9 13 404 853

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah

b. Denda 5

c. Sumbangan /Hibah 39 20

d. Pendapatan Non-Halal

e. Lainnya 24 2 406

Total Sumber Dana 29 41 426 730 448

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 12 35 129 305

c. Lainnya 25 25 152 336

Total Penggunaan 25 37 35 281 641

4. Kenaikan (penurunan) sumber atas

penggunaan

4 4 391 449 -193

5. Sumber dana Qardh pada akhir

periode

9 13 404 853 660

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari data diatas total sumber dana zakat di tahun 2013 sampai dengan

2015, mengalami kenaikan sebesar 92,29%. Dan turun di tahun 2016 sebesar

78,98%. Penggunaa dana zakat juga ditahun 2013 mengalami kenaikan sampai

Page 108: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

90

tahun 2015 sebesar 95,88%. Lalu menurun di tahun 2016 hanya sebesar 37,18%.

Kenaikan atau penurunan sumber atas dana zakat agak stabil di tahun 2014 dan

2015, lalu turun ditahun 2016 dan pada akhir periode 2016 Rp. 712.000.000;.

Sumber dana qardhul hasan dari tahun 2012 sampai pada puncaknya di

tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 96,02%. Lalu turun di tahun 2016

sebesar 38,63%. Penggunaan dana dari tahun 2012 sampai 2016 terus mengalami

kenaikan sampai pada 96,09%, hanya mengalami sedikit penurunan di tahun 2014

itupun hanya 1,05%. kenaikan dan penurunan sumber atas penggunaan di tahun

2012 sampai pada 2016, terjadi peningkatan kenaikan penggunaan sampai dengan

99,10%, di tahun 2016 turun 56,91%. Dana Qardhul Hasan akhir periode tahun

2016 Rp. 660.000.000;.

I. PT. Bank Syariah Bukopin

PT BANK SYARIAH BUKOPIN (BSB) (selanjutnya disebut

Perseroan) sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula

masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank

Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank Bukopin,

Tbk., PT Bank Persyarikatan Indonesia yang sebelumnya bernama PT Bank

Swansarindo Internasional didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur

berdasarkan Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum

yang memperolah Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/

KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan

Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum

Page 109: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

91

dengan nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan

operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr

tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan

Pemindahan Kantor Bank.

Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi

Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo

Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh

persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003

yang dituangkan ke dalam akta nomor 109 Tanggal 31 Januari 2003. Dalam

perkembangannya kemudian PT Bank Persyarikatan Indonesia melalui

tambahan modal dan asistensi oleh PT Bank Bukopin, Tbk.,

Pada tahun 2008 setelah memperolah izin kegiatan usaha bank umum

yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah melalui Surat Keputusan

Gubernur Bank Indonesia nomor 10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27

Oktober 2008 tentang Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank

Konvensional Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank

Persyarikatan Indonesia Menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana secara

resmi mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008, kegiatan operasional

Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden

Republik Indonesia periode 2004 -2009. Sampai dengan akhir Desember 2014

Perseroan memiliki jaringan kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan

Operasional, 11 (sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu,

4 (empat) Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh puluh

Page 110: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

92

enam) Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh) mesin ATM BSB

dengan jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin (Bank Syariah Bukopin,

profil perusahaan, diakses pada tanggal 9 september 2017 dari

http://www.syariahbukopin.co.id).

Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Zakat dan Qardhul Hasan

PT. Bank Syariah Bukopin Tahun 2012 – 2016

Tabel 4.17. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN Zakat Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal Periode

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank

b. Zakat dari pihak luar Bank

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain

a. Pos Keadilan Peduli Ummat

(PKPU)

b. Yayasan Dana Sosial AL Falah

c. Lembaga Amil Zakat

d. Badan Amil Zakat

e. Lainnya

3.2 Disalurkan sendiri

Total Penggunaan

4. Kenaikan (penurunaan) sumber atas

penggunaaan

5. Sumber Dana Zakat Pada Akhir

Periode

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 111: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

93

Tabel 4.18. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL HASAN Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada awal

periode

936

810 445 350 503

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 3 2

b. Denda 253 167 264 351 264

c. Sumbangan /Hibah 26 26

d. Pengembalian Dana Kebajikan

Produktif

22

e. Pendapatan Non-Halal 75 58 130 223 425

f. Lainnya 3 5 10 1

Total Sumber Dana 360 253 399 606 690

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman 90 278 243

b. Sumbangan 315 224 225 354 364

c. Dana Kebajikan Produktif 89 62

d. Lainnya 81 116 26 10 22

Total Penggunaan 486 618 494 453 448

4. Kenaikan (penurunan) sumber atas

penggunaan

-126 -365 -95 153 242

5. Sumber dana Qardh pada akhir

periode

810 445 350 503 745

Sumber: data sekunder yang diolah

Tidak ada kegiatan Sumber dana dan penggunaan pada zakat di bank

Bukopin Syariah. Menurut Shela bagian Informasi bank Bukopin Syariah

mengatakan “masih terhubungnya kami dengan bank bukopin konvensional dan

mempunyai Unit Usaha Syariah membuat bukopin syariah belum menghimpun

dana zakat sehingga kami juga membayar zakat perusahaan lewat UUS yang

menghimpun dan menyalurkan dana zakat”.

Total sumber dana qardhul hasan 2012 turun di tahun 2013 sebesar

29,72% dan dari tahun 2013 sampai dengan 2016 mengalami kenaikan yang

cukup pesat 63,34 %. Lalu penggunaan dana qardh dari 2013 sampai dengan 2016

Page 112: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

94

mengalami penurunan sebesar 27,5 %. Keniakan atau penurunan sumber atas

penggunaan di tahun 2013 dan 2014 dengan total Rp. – 460.000.000; selanjutanya

naik sampai dengan tahun 2016. Pada akhir periode dana qardhul hasan tahun

2016 Rp. 745.000.000;.

J. PT. Bank Victoria Syariah

PT. Bank Victoria Syariah didirikan untuk pertaman kalinya dengan

nama PT Bank Swaguna berdasarkan Akta Nomor 9 tanggal 15 April 1966.

Akta tersebut kemudian diubah dengan Akta Perubahan Angggaran Dasar

Nomor 4 tanggal 5 September 1967 yang telah memperoleh pengesahan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (d/h Menteri Kehakiman)

berdasarkan Surat Keputusan Nomor: JA.5/79/5 tanggal 7 November 1967

dan telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan di Kantor Panitera Pengadilan

Negeri I di Cirebon masing-masing di bawah Nomor 1/1968 dan Nomor

2/1968 pada tanggal 10 Januari 1968, serta telah diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia Nomor 42 tanggal 24 Mei 1968. Tambahan

Nomor 62.

Selanjutnya, PT Bank Swaguna diubah namanya menjadi PT Bank

Victoria Syariah sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham

Nomor 5 tanggal 6 Agustus 2009 yang dibuat dihadapan Erni Rohainin SH,

MBA, Notaris Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berkedudukan di Jakarta

Selatan. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan Nomor : AHU-

Page 113: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

95

02731.AH.01.02 tahun 2010 tanggal 19 Januari 2010, Serta telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 83 tanggal 15 Oktober 2010.

Tambahan Nomor 31425.

Perubahan kegiatan usaha Bank Victoria Syariah dari Bank Umum

Konvensional menjadi Bank Umum Syariah telah mendapatkan izin dari Bank

Indonesia berdasarkan Keutusan Gubernur Bank Indonesia Nomor :

12/8/KEP.GBI/DpG/2010 tertanggal 10 Februari 2010. Bank Victoria Syariah

mulai beroperasi dengan prinsip syariah sejak tanggal 1 April 2010. Adapun

kepemilikan saham Bank Victoria pada Bank Victoria Syariah adalah sebesar

99.99%. Dukungan penuh dari perusahaan induk PT Bank Victoria

International Tbk telah membantu tumbuh kembang Bank Victoria Syariah

yang selalu terus berkomitmen untuk membangun kepercayaan nasabah dan

masyarakat melalui pelayanan dan penawaran produk yang sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah serta memenuhi kebutuhan nasabah (Bank Victoria

Syariah, profil perusahaan, diakses pada tanggal 9 september 2017 dari

http://www.bankvictoriasyariah.co.id).

Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Zakat dan Qardhul Hasan

PT. Bank Victoria Syariah Tahun 2012 – 2016

Page 114: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

96

Tabel 4.19. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal Periode 25 36 33 40 12

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank

b. Zakat dari pihak luar Bank 91 99 84 68 47

c. Infaq dan Shadaqah 24 19

Total Sumber Dana 115 118 84 68 47

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 82 77

a. Dompet Duafa Republika

b. Lembaga Amil Zakat

c. Badan Amil Zakat 127 96 34

d. Lainnya 82 77

3.2 Disalurkan sendiri 22

Total Penggunaan 104 127 77 96 34

4. Kenaikan (penurunaan) sumber atas

penggunaaan

11 -9 7 -28 13

5. Sumber Dana Zakat Pada Akhir

Periode

36 27 40 12 55

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.20. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL HASAN Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada awal

periode

133 83 34 206 438

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 13 9 11

b. Denda 417

c. Sumbangan /Hibah 103 146 267

d. Pendapatan Non-Halal 1 1

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 115: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

97

Tabel 4.20. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

(Lanjutan)

LAPORAN QARDH Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

e. Lainnya 34 32 2

Total Sumber Dana 137 86 282 428 12

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman 29 3

b. Dana Kebijakan Produktif 12 10 10

c. Sumbangan 148 127 98 183 201

d. Lainnya 3

Total Penggunaan Qardh 177 130 110 196 211

4. Kenaikan (penurunan) sumber atas

penggunaan

-40 -44 172 231 -199

5. Sumber dana Qardh pada akhir

periode

93 39 206 438 239

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari data diatas total sumber dana zakat di tahun 2012 meningkat di tahun

2013 tidak banyak hanya 2,5%, dari 2013 sampai 2016 mengalami penurunan

sebesar 60,16%. Penggunaan dana zakat mengalami kenaikan di tahun 2013

sebasar 18,11%, selanjutnya dari tahun 2013 sampai dengan 2016 mengalami

penurunan sebesar 73,22%. Dan dana akhir periode tahun 2016 Rp. 25.000.000;.

Dana Qardhul Hasan, total sumber dana dari tahun 2012 sampai dengan

2015 mengalami kenaikan sebesar 67,99%, lalu turun di tahun 2016 sebesar

97,19%. Dan penggunaan dana dari mulai tahun 2012 mengalami penurunan di

tahun 2014 37,85% lalu sampai dengan tahun 2016 mengalami kenaikan 47,86%.

Sumber dana akhir periode bank victoria syariah tahun 2016 Rp. 239.000.000;.

Page 116: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

98

K. PT. Bank Maybank Syariah

Sejak beroperasi sebagai bank syariah pada bulan Oktober 2010, PT

Bank Maybank Syariah Indonesia (Maybank Syariah) telah mengembangkan

berbagai layanan dan solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

dan juga peluang di pasar keuangan regional yang terus berkembang. Kini,

Maybank Syariah memposisikan diri sebagai perantara keuangan dan

penghubung antara Malaysia dan Indonesia. Maybank Islamic adalah anak

perusahaan Maybank Group, lembaga layanan keuangan terbesar di Malaysia

dengan total aset lebih dari USD 100 miliar, serta salah satu perusahaan

dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Malaysia (Bursa Efek) "

Beroperasi di jantung ASEAN, Maybank adalah bisnis jasa keuangan

kelompok di Malaysia dengan jaringan internasional yang tersebar di 14

negara. Anak perusahaan dari sektor perbankan syariah Maybank adalah

Maybank Islamic Berhad, bank syariah komersial terbesar di kawasan Asia

Pasifik dan termasuk 20 institusi keuangan Islam teratas di dunia.

Oleh karena itu Maybank Syariah Maybank Group dapat

memanfaatkan keahlian dan pengalamannya di Indonesia selama 15 tahun

untuk memberikan solusi keuangan terbaik bagi pelanggannya (Bank

Maybank Syariah, profil perusahaan, diakses pada tanggal 9 september 2017

dari http://www.maybanksyariah.co.id).

Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Zakat dan Qardhul Hasan

PT. Bank Maybank Syariah Indonesia Tahun 2012 – 2016

Page 117: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

99

Tabel 4.21. Laporan Zakat 2012-2016 (dalam Juta)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal Periode

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank

b. Zakat dari pihak luar Bank

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain

a. Dompet Duafa Republika

b. Baitul Maal Hidayatullah

c. Baitul Maal Muamalat

d. Bamuis BNI

e. Dompet Peduli Ummat Daarut

Tauhid

f. LAZIS Dewan Da'awah

Islamiyah Indonesia

g. LAZIS Muhammadiyah

h. LAZNAS BMT

i. LAZNAS BSM Ummat

j. LAZNAS Persis

k. Pos Keadilan Peduli Ummat

(PKPU)

l. Rumah Zakat Indonesia

(DSUQ)

m. Yaysan Aanah Takaful

n. Yayasan Baitul Maal Bank

Rakyat Indonesia

o. Lembaga Amil Zakat

p. Badan Amil Zakat

q. Lainnya

3.2 Disalurkan sendiri

Total Penggunaan

4. Kenaikan (penurunaan) sumber atas

penggunaaan

5. Sumber Dana ZIS Pada Akhir

Periode

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 118: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

100

Tabel 4.22. Laporan Qardhul Hasan 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL HASAN Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada awal

periode

300 207 26 376 497

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah

b. Denda 7 67 323 157 58

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 11 28 27 18 11

e. Lainnya 18 3

Total Sumber Dana 18 113 350 178 69

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Dana Kebijakan Produktif

c. Sumbangan 111 286 23 90

d. Lainnya 8 34

Total Penggunaan 111 294 57 90

4. Kenaikan (penurunan) sumber atas

penggunaan

-93 -181 350 121 -21

5. Sumber dana Qardh pada akhir

periode

207 26 376 497 476

Sumber: data sekunder yang diolah

Tidak ada kegiatan penghimpunan dana dan penggunaan zakat pada bank

Maybank syariah. Dari hasil perbincangan dengan pihak bank Maybank Syariah,

Menurut Bapak Mulyono bagian informasi bank mengatakan “dikarenakan masih

terhubungnya Bank Maybank syariah dengan Bank Konvensional Maybank, dan

di dalam bank maybank ada unit usaha yang mengurusi zakat, dan di bank

Maybank syariah, belum mengadakan penghimpunan dana zakat, untuk kedepan,

mungkin zakat ini akan langsung diambil alih oleh bank umum syariah maybank

syariah”. Sedangkan Unit Usaha Syariah (UUS) itu sendiri merupakan unit kerja

dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk

dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

Page 119: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

101

syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di

luar negeri, yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang

berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit

syariah (Djodi, 2012: 151-152).

Sumber dana qardhul hasan mengalami kenaikan mulai dari tahun 2012

sampai dengan tagun 2014 sebesar 94,85 %, lalu mengalami penurunan sampai

dengan tahun 2016 sebesar 80,28%. Untuk penggunaan qardh pada tahun 2012

dan 2013 mengalami kenaikan sebesar 62,24 %, tidak digunakan pada tahun 2014.

Dan pada tahun 2014 dan 2015 mengalami kenaikan sebesar 36,66 %. Dan

sumber dana qardhul hasan pada akhir periode tahun 2016 Rp. 476.000.000.

L. Laporan Gabungan Zakat dan Qardhul Hasan Bank Umum Syariah

Tabel. 4.23. Laporan Gabungan Zakat 11 Bank Syariah Tahun 2012 – 2016

(dalam juta)

LAPORAN ZAKAT Catatan 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana awal Zakat

Period Awal

51.975 57.580 67.214 34.302 24.733

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat Dari Bank 44.467 44.298 26.757 25.632 34.211

b. Zakat Dari Pihak Luar Bank 16.039 26.308 34.834 33.469 32.647

c. Infaq Dan Shadaqah 120 36

Total Sumber Dana 60.626 70.642 61.591 59.101 66.858

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 120: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

102

Tabel. 4.23. Laporan Gabungan Zakat 11 Bank Syariah

Tahun 2012 – 2016 (dalam juta) (Lanjutan)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 57.392 60.672 84.951 3.795 2.308

a. Lembaga Amil Zakat 11.438 61.063 61.127

b. Badan Amil Zakat 127 96 89

c. Lainnya 57.392 60.672 84.951

3.2. Disalurkan Sendiri 70 158 829 1.001

Total Penggunaan 57.462 60.957 97.218 65.955 63.524

4. Kenaikan (penurunaan)

Sumber Atas Pengunaan

3.164 9.685 -35.627 -6.854 3..334

5. Sumber Dana Zakat Akhir

Periode

55.139 67.265 31.587 27.448 28.067

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.24. Laporan Gabungan Qardhul Hasan 11 Bank Syariah

Tahun 2012 – 2016 (dalam juta)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh Pada

Awal Periode

6.253 6.816 34.598 67.814 138.545

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 436 2.119 886 188 694

b. Denda 2.822 30.204 34.207 79.879 41.957

c. Sumbangan/Hibah 137 119 287

d. Pendapatan Non-Halal 899 2.010 2.585 3.077 2.469

e. Pengembalian Dana

Kebijakan Produktif

22

f. Lainnya 569 762 7.329 1.450 1.187

Total Sumber Dana 4.863 35.214 45.294 84.616 46.307

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman 119 281 243

b. Sumbangan 2.159 6.277 8.435 8.345 3.851

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 121: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

103

Tabel 4.24. Laporan Gabungan Qardhul Hasan 11 Bank Syariah

Tahun 2012 – 2016 (dalam juta) (Lanjutan)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

c. Dana Kebijakan Produktif 12 99 72

d. Penggunaan Lainnya Untuk

Kepentingan Umum

2.012 827 3.488 6.172 38.164

Total Penggunaan Qardh 4.290 7.385 12.178 14.616 42.087

4. Kenaikan (penurunaan)

Sumber Atas Penggunaan

573 27.829 33.116 70.000 4.220

5. Sumber Dana Qardh Pada

Akhir Periode

6.826 34.645 67.714 137.814 142.765

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel. 4.25. Laporan Gabungan Zakat Bank Syariah dalam % (2012-2016)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana awal Zakat

Period Awal

51.975 57.580 67.214 34.302 24.733

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat Dari Bank 73,35% 62,71% 43,44% 43,37% 51,17%

b. Zakat Dari Pihak Luar

Bank

26,46% 37,24% 56,56% 56,63% 48,83%

c. Infaq Dan Shadaqah 0,20% 0,05%

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 94,67% 85,89% 137,89% 6,42% 3,45%

a. Lembaga Amil Zakat 18,57% 103,32% 91,43%

b. Badan Amil Zakat 0,18% 0,16% 0,13%

c. Lainnya 94,67% 85,89% 0,04%

3.2. Disalurkan Sendiri 0,12% 0,22% 1,35% 1,69%

Total Penggunaan 94,78% 86,29% 157,84% 111,60% 95,01%

4. Kenaikan (penurunaan)

Sumber Atas Pengunaan

5,22% 13,71% -57,84% -11,60% 4,99%

5. Sumber Dana Zakat Akhir

Periode

45.820 51.576 20.613 35.932 30.430

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 122: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

104

Tabel. 4.26. Laporan Gabungan Qardhul Hasan Bank Syariah dalam %

(2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh Pada

Awal Periode

6.253 6.816 34.598 67.814 138.545

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 8,97% 6,02% 1,96% 0,22% 1,50%

b. Denda 58,03% 85,77% 75,52% 94,40% 90,61%

c. Sumbangan/Hibah 2,82% 0,34% 0,63%

d. Pendapatan Non-Halal 18,49% 5,71% 5,71% 3,64% 5,33%

e. Pengembalian Dana

Kebijakan Produktif

0,03%

f. Lainnya 11,70% 2,16% 16,18% 1,71% 2,56%

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman 2,45% 0,80% 0,54%

b. Sumbangan 44,40% 17,83% 18,62% 9,86% 8,32%

c. Dana Kebijakan Produktif 0,03% 0,12% 0,16%

d. Penggunaan Lainnya

Untuk Kepentingan Umum

41,37% 2,35% 7,70% 7,29% 82,42%

Total Penggunaan Qardh 88,22% 20,97% 26,89% 17,27% 90,89%

4. Kenaikan (penurunaan)

Sumber Atas Penggunaan

11,78% 79,03% 73,11% 82,73% 9,11%

5. Sumber Dana Qardh Pada

Akhir Periode

6.826 34.645 67.714 137.814 142.765

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari data laporan Zakat dan Qardhul Hasan 11 Bank Umum Syariah diatas

dapat kita analisis bahwa secara keseluruhan dari 11 Bank Syariah, 2 bank umum

syariah belum melaksanakan fungsi sosial bank syariah karena masih terlibat

kerjasama dengan bank konvensional yang mempunyai unit usaha syariah,

sehingga zakat belum dapat dilaksanakan oleh 2 bank syariah, dan 9 bank yang

lain sudah menerapkan fungsi sosial penghimpunan sumber dana zakat,

sedangkan untuk qardhul hasan 11 bank syariah sudah melaksanakan fungsi

Page 123: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

105

sosialnya. Dan dapat dilihat dari mulai total sumber dana zakat yang terkumpul

dari tahun 2012 sampai dengan 2016, terjadi peningkatan pada tahun 2013 lalu di

tahun selanjutnya terus mengalami penurunan sampai dengan 2015. Dan kenaikan

kembali ditahun 2016 terlihat di tahun 2013 paling banyak sumber dana yang

terkumpul sampai Rp. 70.642.000.000; dan terus mengalami penurunan sampai

Rp. 59.101.000.000; turun 16,33%, ini menandakan bahwa masyarakat kian tahun

menurun dalam menitipkan dana zakat kepada bank syariah, tetapi kembali

mengalami kenaikan ditahun 2016 dengan tingkat 11,60%, disisi lain peningkatan

nasabahpun terus bertambah dikutip dari Statistik Perbankan Syariah OJK. Serta

untuk penggunaan zakat sampai dengan tahun 2014 dari tahun 2012 mengalami

peningkatan sebesar 38,27% walaupun tidak begitu signifikan tetapi jumlah ini

cukup menandakan pertumbuhan penggunaan dana zakat di tahun 2014, lalu di

tahun 2015 turun, dan meningkat kembali di tahun 2016 sebesar 6,03%. Jika

semua bank ditotal maka saldo akhir 11 bank syariah di Indonesia adalah sebesar

Rp. 28.067.000.000;.

Dan pada laporan qardhul hasan dari mulai sumber dana sampai pada

kenaikan atau penurunan sumber atas penggunaan dapat dianalisis. Sumber dana

qardhul hasan terus meningkat amat drastis sampai pada tahun 2015 sampai

dengan 94,25%, peningkatan ini menjadi ukuran qardhul hasan yang sampai pada

tahun 2015 semakin meningkat sumber dana yang terkumpul di 11 bank syariah,

dana yang disebut sebagai dana ta’awun atau kebajikan ini sebagai penolong

orang yang ingin meminjam tetapi dengan pengembalian tanpa bunga, atau zero

interest, tanpa riba. Tetapi tetap ada perjanjian yang berlaku. Lalu dari

peningkatan di tahun 2015 menurun di 2016 sebesar 45,27%. Tetapi pada

Page 124: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

106

penggunaa dana qardh dari tahun 2012 sampai tahun 2016 terus mengalami

peningkatan dari Rp. 4.290.000.000; sampai dengan Rp. 42.087.000.000 berarti

meningkat sampai dengan 89,80%. Dan dapat kita lihat bahwa kenaikan

penurunan sumber atas penggunaan paling besar di tahun 2015 sampai dengan

82,73%. Dan jika sampai dengan tahun 2016 dikumpulkan dana akhir periode,

terkumpul sebesar Rp. 142.765.000.000;. menujukkkan bahwa dana qordh terus

meningkat dan bisa menjalankan fungsi sosial bank syariah dalam peminjaman

zero interest dan sumbangan sukarela dari bank syariah yang menjalankan fungsi

sosialnya sesuai dengan konsep qardh itu sendiri.

Distribusi atau penyaluran zakat, ditahun 2012 sampai dengan 94,30%

disalurkan kepada lembaga penyalur zakat, dan hanya 0,48% disalurkan sendiri.

Sampai dengan 2014 disalurkan ke lembaga penyalur zakat dan juga Lembaga

Amil Zakat melebihi sumber dana yaitu 137,93% dan disalurkan sendiri 1,35%

sehingga terjadi penurunan sampai dengan -75,66% dari total sumber yang

dikumpulkan. Paling banyak dana zakat disalurkan kepada Lembaga amil zakat

yang dipercayai bank syariah untuk menyalurkan sumber dana zakat yang

terkumpul.

Untuk penggunan dana qardhul hasan di tahun 2012 hanya 2,45%

pinjaman sedangkan untuk sumbangan dan penggunaan lainnya untuk

kepentingan umum masing-masing 44,40% dan 41,37%. Untuk sumbangan setiap

tahun semakin menurun sampai dengan 8,32% dari 44,40% itupun sesuai dengan

sumber dana yang terkumpul pada qardhul hasan. Penggunaan paling sering

dialokasikan ke sumbangan dan penggunaan lainnya untuk kepentingan umum.

Penggunaan qardh ini atau dana kebajikan yang intinya tidak mencari keuntungan

Page 125: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

107

dan tidak memberi keuntungan financial bank syariah digunakan untuk yang

benar-benar membutuhkan dan yang telah diatur dalam fatwa DSN MUI bahwa

dana kebajikan harus dipergunakan sebagaimana yang telah diatur dalam undang-

undang bank syariah boleh berupa pinjaman, sumbangan, dana produktif untuk

kemaslahatan masyarakat dan kepentingan umum.

Adapun Grafik dari 11 Bank Syariah yang menjadi penelitian:

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari grafik 4.1 dapat kita analisis bahwa masing-masing bank syariah

mengalami kenaikan dan penurunan sumber dana zakat. Adapun faktor yang

mempengaruhi naik/turunnya sumber dana, yaitu:

1. Faktor internal bank syariah, salah satu sumber dana zakat berasal dari

pihak bank, jika kegiatan usahanya menghasilkan laba yang bagus dan

menguntungkan, bank akan memberikan/mengelurkan zakat yang besar,

Page 126: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

108

tetapi jika keuntungan sedikit, maka pihak bank syariah pun akan

mengeluarkan zakat sesui hukum syariah yang berlaku.

2. Faktor eksternal, dari nasabah, karyawan, pihak lain, masyarakat pun akan

menilai kinerja bank syariah tersebut sehingga masyarakat akan melihat

sampai sejauh mana kepedulian bank tersebut dan turun langsung

kelapangan untuk memberikan sumber dana zakat kepada Mustahik dari

penilaian masyarakat ini juga mempengaruhi naik/turummya total sumber

dana zakat di bank syariah tersebut.

Berdasarkan grafik 4.1 ada 3 bank yang paling banyak mengumpulkan

sumber dana rata-rata selama 2012-2016 adalah Bank Syariah Mandiri (BSM)

40,8%, Muamalat 24,06%, BNI Syariah 18,47%, beroperasi lebih dahulu serta

keuntungan yang besar didapat oleh bank menyebabkan banyaknya sumber dana

yang didapat dan nasabah yang telah percaya kepada bank-bank syariah tersebut,

sehingga menambah sumber dana zakat di bank syariah tersebut. Sedangkan

lainnya BRI Syariah 8,57%, Mega Syariah 5,06%, Panin Syariah 2,43%, dibawah

3 bank tersebut, BJB Syariah, Victoria Syariah, dan BCA Syariah dibawah 1%.

Dan 2 bank belum mengelola dana zakat yaitu BSB dan Maybank Syariah.

Page 127: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

109

Sumber: data sekunder yang diolah

Dalam hal penggunaan dana zakat, masih 3 bank syariah rata-rata tertinggi

yang sumber dananya besar dan penggunaannya juga besar BSM 48,01% , tetapi

dari data tabel 4.5, hanya Bank Muamalat yang sumber dana dan penggunaan

dihabiskan tanpa disisakan untuk saldo awal tahun, rata-rata 22,4%, sedangkan

BSM dan BNI syariah yang rata-ratanya 14,97% masih menyisakan saldo zakat

untuk awal tahun, sumber dana zakat yang didapat tidak semua

didistribusikan/disalurkan. Sedangkan 6 bank lain penggunaan zakat jauh dibawah

3 bank syariah yang total penggunaan nya tinggi. Sehingga dalam grafik 4.2 pun

hampir tidak terlihat, karena memang presentase naik/turunnya sangat jauh dari

bank-bank syariah yang presentasi naik/turunnya terlihat dalam grafik.

Dan BRI Syariah 7,91%, Mega Syariah 4,11%, Panin Syariah 2,05%, dan

BJB Syariah, Victoria Syariah, dan BCA Syariah dibawah 1%.

Page 128: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

110

Sumber: data sekunder yang diolah

Grafik 4.3 yang menyajikan sumber dana Qardh Hasan rata-rata terbesar

masih BSM 82,55% yang pada tahun 2015 sumber dan qardhul hasan nya tembus

melebihi Rp. 70.000.000.000; sedangkan yang lain masih dibawah Rp.

10.000.000.000; tetapi dalam hal pelaksanaan fungsi sosial bank syariah tentu

dana ini harus mendorong kemajuan, pembangunan, dan kesejahteraan

masyarakat sebagaimana dana qardhul hasan ini berlandaskan maslahah,

membawa kebaikan bagi masyarkat.

Muamalat dengan rata-rata 6,22% pun yang biasa tidak jauh perbedaannya

dengan BSM tidak bisa mengikuti banyaknya sumber dana qardh yang diperoleh

oleh BSM. BRI Syariah 4,02%, dan yang hanya mengumpulkan 1% keatas adalah

BJB Syariah, BNI Syariah, BCA Syariah, dan BSB Syariah. Lainnya hanya

sekitar 1% kebawah adalah Panin Syariah, Maybank Syariah, Mega Syariah, dan

Victoria Syariah.

Page 129: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

111

Sumber: data sekunder yang diolah

Dalam grafik 4.4 penggunaan dana qardhul hasan Muamalat hampir rata-

rata bisa menyamai BSM tetapi ditahun 2016, kembali BSM menonjol diantara

yang lain penggunaan tembus sampai di angka Rp. 35.000.000.000 dengan rata-

rata 58,50%, karena kita lihat pula di grafik 4.3 sumber dana yang diperoleh BSM

memang sangat banyak, sehingga untuk penggunaan ditahun 2016 BSM

menggunakan dana qardh dengan selisih di tahun 2015 sampai dengan 85,54%.

Kembali Maumalat 16,95% konsisten dengan peraturan syariahnya, bahwa

semua sumber dana qardhul hasan penggunaannya digunakan semuanya tanpa

menyisakan lagi dana untuk awal tahun. Kisaran rata-rata masing-masing bank

syariah, BRI Syariah 11,05%, BNI Syariah 3,32%, BSB 3,13%, dan lainnya

menyumbang 1% ke atas BCA Syariah, Panin Syariah, Victoria Syariah, Mega

Syariah, BJB Syariah, dan paling kecil adalah Maybank Syariah hanya 0,69%.

Page 130: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

112

60.626 57.462

70.642

60.957 61.591

97.218

59.101

65.955 66.858 63.524

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

Sumber Dana Penggunaan

Grafik 4.5

Laporan Gabungan Zakat 11 Bank Syariah

2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: data sekunder yang diolah

Grafik 4.5 melihat laporan gabungan dari 11 bank syariah jika sumber

dana dan penggunaan zakat digabung secara keseluruhan, hasilnya terjadi

naik/turun tetapi tidak signifikan dalam arti lain, agak stabil jika sumber dana

digabungkan, tidak turun secara drastis, dan tidak naik secara signifikan. Rata-rata

dalam kisaran Rp. 59.000.000.000; sampai dengan Rp. 70.642.000.000;. sumber

dana keseluruhan ini merupakan gambaran perbankan syariah di Indonesia dimana

cukup stabil dalam 5 tahun terakhir.

Sedangkan untuk penggunaan sumber dana zakat kenaikan dari tahun 2012

sampai dengan 2014 sebesar 40,89%, lalu turun di tahun 2015 32,15% dan

kembali naik di tahun 2016 walaupun tidak begiti signifikan hanya selisih Rp.

2.431.000.000;.

Page 131: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

113

Sumber: data sekunder yang diolah

Laporan gabungan qardhul hasan dapat kita lihat sampai dengan tahun

2015 terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan sampai pada tingkat

94,25%, ini cukup menandakan bahwa qardhul hasan cukup membatu masyarakat

sehingga pihak bank dapat mengumpulkan sumber dana yang cukup banyak untuk

menjalankan fungsi sosial bank syariah dalam membantu pembiayaan/pinjaman.

Dan ditahun 2016 turun 45,27%.

Untuk penggunaan sumber dana qardhul hasan dari tahun 2012 samapi

dengan tahun 2016 terus mengalami kenaikan yang cukup pesat sampai 89,80%

tingkat kenaikannya.

M. Analisis dan Review Hasil Data

Dari hasil data diatas menunjukkan bahwa dari 11 Bank Umum

Syariah, sudah 9 bank syariah melaksanakan fungsi sosial sebagai

Page 132: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

114

penghimpun dan penyalur dana zakat atas sumber dana yang terkumpul dari

internal dan eksternal (Muzakki). Sedangkan dengan 2 bank syariah yang

belum melaksanakan fungsi sosial atas penghimpunan dan penyaluran dana

zakat dikarenakan 2 bank syariah tersebut masih terdapat Unit Usaha Syariah

didalam Bank Konvensional dan masih berhubungan, sehingga untuk

pengelolaan zakat di 2 bank syariah belum terealisasikan, dan ada yang

berkilah bahwa dana zakat masuk dalam dana CSR untuk kesejahteraan sosial,

tetapi untuk syariah Islam, dana zakat hanya diperuntukkan 8 asnaf yang

terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah (Kusyairi, 2011). Dari 2 bank syariah

yang belum melaksanakan, mereka berargumen bahwa belum

terealisasikannya tentang penghimpunan dana zakat di bank tersebut, yang

belum terdapat laporan zakat, hanya melaksanakan salah satu fungsi sosial

penggunaan dana kebajikan / Qardhul hasan.

Melihat dari masing-masing bank syariah bahwa zakat mengalami naik

dan turun dalam total sumber dan penggunaan, ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya oleh Nasution dan Qomaruddin (2015) bahwa pengelolaan dana

zakat difokuskan pada pengumpulan dan distribusi, sehingga zakat ini dapat

menjadi solusi pengentas kemiskinan sebagimana dalam ajaran Islam

(Antonio, 2001) dan penelitian yang pernah dilakukan oleh Ardhanareswari

(2010) menunjukkan bahwa sumber dan penggunaan dana zakat cukup

berpengaruh terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. Sumber

yang didapatpun dari setiap bank syariah sama bersumber dari

bank/perusahaan, dana zakat dari luar bank (termasuk pelanggan zakat),

Page 133: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

115

karyawan dan administrator. Bank syariah pun dalam menjalankan Fungsi

sosialnya harus melaksanakan sesuai dengan UU pengelolaan Zakat, ini

dikuatkan dengan penelitian terdahulu Prehantoro (2010) bahwa Hasil

Pelaksanaan fungsi sosial harus sesuai dengan ketentuan UU Pengelolaan

Zakat dan fatwa DSN MUI tentan Qardhul hasan. Serta dalam

pelaksanaannya masih bank syariah yang dirasa kurang dalam memahami

ketentuan zakat ini, karena hanya 8 asnaflah yang berhak menerima bantuan

zakat sesuai hukum Islam.

Dapat dikatakan belum secara 100% Bank syariah menerapkan

aktivitas sosialnya, seperti penelitian terdahulu oleh Virgowati (2013)

diketahui bahwa Informasi yang diungkapkan Bank Syariah Mandiri, Bank

Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia diukur dalam Islamic Sosial

Resporting Index bahwa secara keseluruhan tidak ada bank syariah di

Indonesia dari ketiga objek tersebut yang melaksanakan aktivitas sosialnya

termasuk melaksanakan fungsi sosial secara sempurna (100%) berdasarkan

model Indeks ISR. Bank Syariah Mandiri dalam grafik 4.1 sampai 4.4 sangat

dominan menjadi model bank syariah untuk kemaslahatan ummat tetapi untuk

sumber dana setiap tahun selalu menurun, dalam penelitian terdahulu oleh

Mansur (2012) penelitiannya menunjukkan bahwa pelaporan tanggung jawab

sosial serta fungsi sosial Bank Syariah Mandiri masih sangat terbatas, secara

sukarela, serta masih jauh dari sesuai dengan syariah enterprise theory.

Sedangkan dalam Dana Kebajikan atau Qardhul hasan data diatas

menunjukkan bahwa masih rendahnya sosialisasi bank syariah tentang produk

Page 134: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

116

dana kebajikan ini sehingga tidak banyak masyarakat tahu, tetapi dalam

penelitian lain disebutkan oleh Haida (2015) BUS dan UUS, BPRS

menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan bulan Juni

2015 dan belum mengalami penurunan sama sekali. Dapat kita lihat pada

grafik 4.3 Bank Syariah Mandiri sangat dominan dan banyak dalam mendapat

sumber dana tetapi pada bank-bank syariah lainnya tidak begitu signifikan ada

yang naik dan turun dan ada juga yang stabil dalam jumlah sumber dana yang

tidak begitu besar. Purwadi (2014) melihat al qardh dan qardhul hasan sebagai

wujud pelaksanaan CSR dalam perbankan syariah serta Implementasi yang

bervariatif membuat PT. Bank Muamalat Indonesia belum merumuskannya

untuk kesejahteraan sosial, bukan hanya Muamalat tetapi juga hampir semua

bank syariah belum merumuskan al-qardh untuk benar-benar meratakan

kesejahteraan sosial masyarakat.

Menurut Purwitasari (2013) penelitiannya menunjukkan bahwa

tindakan pelaporan tanggung jawab sosial oleh BSM dan BMI masih

dipengaruhi oleh kepentingan mereka sendiri. Minat terutama dipengaruhi

oleh uang dan kekuasaan. Peran 'prinsip' tidak begitu terlihat dalam pelaporan

tanggung jawab sosial mereka dan juga dalam melaksanakan fungsi sosialnya

dalam cakupan CSR. Inilah yang membuat Indonesia dalam Kinerja dan

pelaksanaan fungsi sosial bank syariah nya mengalami pasang dan surut

karena faktor internal dan eksternal, sebagaimana jika dibanding dengan

Malaysia yang stabil seperti penelitian yang telah dilakukan Sofyani, Ulum,

Syam, Wahjuni (2012) ditemukan beberapa bukti bahwa secara umum,

Page 135: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

117

perbankan syariah di Malaysia memiliki tingkat kinerja sosial yang lebih

tinggi dibandingkan perbankan syariah yang ada di Indonesia. Kedua kinerja

sosial perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2010 mengalami kenaikan

yang cukup signifikan, yakni sekitar 10% dari tahun sebelumnya yaitu tahun

2009. Sedangkan tingkat kinerja sosial pada perbankan syariah di Malaysia

bisa dikatakan stabil karena tidak mengalami kenaikan maupun penurunan.

Penelitian fungsi sosial bank syariah tidak dipungkiri juga zakat dan

dana kebajikan telah banyak ditulis dan diteliti, ini menandakan semakin

berkembang dan terus majunya perbankan syariah di Indonesia. Penelitian

demi penelitian terus dikembangkan guna melihat sampai sejauh mana

masyarakat Islam khususnya menilai bank syariah sebagai sarana untuk

menjalankan kegiatan ekonomi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Fungsi

sosial bank syariah harus menjadikan bank syariah sebagai pemegang amanah

ummat yang menyalurkan zakat nya kepada bank syariah, tanpa memungut

keuntungan dari sumber dana zakat dan qardhul hasan yang terkumpul.

Begitu juga dengan dana kebajikan yang ada dalam perbankan syariah, bank

syariah harus melaksanakan fungsi sosialnya sesuai dengan tuntunan syariah

pada Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IX/2000.

N. Trend Zakat dan Dana Kebajikan (Qardhul hasan) selama 2012-2016

Perkembangan trend Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) sebenarnya sudah

lama semenjak didirikannya baitul mal pada zaman Rasulalllah SAW, ZIS

memang sudah berlaku dalam syariat Islam (Qardhawi, 1999) dalam kurun

Page 136: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

118

waktu 15 abad yang lalu trend zakat terus mengalami perubahan dalam

pengelolaan sumber dan penggunaan dana zakat tersebut dari mulai pemberi

zakat (Muzakki) langsung datang kepada si penerima zakat (Mustahik) sampai

di abad 20 ini mulai lah kemudahan jika masyarakat ingin membayar zakat

cukup dengan online, dan perbankan syariah sudah menerpkan siste

membayar zakat online untuk masyarakat yang ingin membayarkan zakatnya.

Karena survei yang dilakukan oleh lembaga pengelola zakat menuturkan

biasanya, masyarakat membayarkan zakat dengan bertatap muka, mulai

berkembang dari 5 tahun terakhir 2012 sampai 2016 kini mayoritas

masyarakat lebih membayar zakat secara online. Salah satu CEO Pengelola

Zakat, Efendi (2017) mengatakan, pergeseran trend membayar zakat ini telah

terjadi sejak tahun 2015. Rumah Zakat sendiri, kata dia, sebanyak 70 % dana

zakat didapatkan dari masyarakat yang membayar secara online.

Karenanya, masyarakat yang saat ini lebih memilih bergeser ke cara

pembayaran yang dinilai simpel. Tak hanya itu, para wajib zakat atau muzakki

bisa dengan mudah meraih pangsa yang lebih luas. Pembayaran bisa dilakukan

melalui beberapa sistem, misalnya melalui virtual account, e-money, EDC,

atau e-commerce, dan yang ada pada bank syariah yaitu Mobile Banking.

Seiring dengan hal itu, Direktur Koordinasi Purwakanata (2017) mengatakan

pihaknya telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga pengelola zakat yang

mendapatkan dana zakat dengan online.

Dana kebajikan atau Qardhul Hasan sendiri untuk masalah trend ini

Page 137: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

119

tidak begitu mendengung dikalangan masyarakat, tetapi qardhul hasan juga

merupakan salah satu cara mensejahterakan masyarakat dengan program-

program dan produk yang ada didalam dana kebajikan itu. Dilihat dari grafik

4.6 secara keseluruhan qardhul hasan dari tahun ke tahun selama 2012 – 2016

terus mengalami perkembangan yang cukup memuaskan, dan penggunaan

dana qardh ini juga terus mengalami kenaikan. Ini menandakan trend dari

qardhul hasan terus mengalami perkembangan dan diharapkan dana kebajikan

ini dapat mendorong kemajuan masyarakat dan semakin berkembangnya

perbankan syariah di Indonesia.

Page 138: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

120

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian analsis deskriptif yang dilakukan terhadap

11 Laporan Tahunan Bank Umum Syariah dari tahun 2012 sampai 2016 dapat

disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan Fungsi Sosial Bank Syariah untuk laporan Sumber dan

Penggunaan dana zakat, 9 bank syariah melaksanakan penghimpunan

sumber dana zakat sedangkan 2 bank BSB dan Maybank Syariah belum.

pada masing-masing bank syariah dan secara keseluruhan tahun 2012

sampai 2016, menunjukkan bahwa:

a. Laporan Sumber dana zakat bank syariah, dari tahun 2012 sampai

dengan 2016, terjadi peningkatan pada tahun 2013 sebesar 14,17% lalu

di tahun selanjutnya terus mengalami penurunan sampai dengan

16,33% ditahun 2015. Kemudian naik kembali di tahun 2016 sebesar

11,6%.

b. Laporan Penggunaan zakat sampai dengan tahun 2014 dari tahun 2012

mengalami peningkatan sebesar 40,89%, lalu turun sampai tahun 2016

sebesar 34,93%.

c. Distribusi atau penyaluran dana zakat, ditahun 2012 sampai dengan

94,67% disalurkan kepada lembaga penyalur zakat, dan hanya 0,12%

disalurkan sendiri. Di tahun 2016 zakat paling banyak disalurkan ke

Page 139: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

121

lembaga amil zakat sampai 91,43%, sedangkan hanya 0,13% yang

disalurkan ke Badan amil zakat.

2. Pelaksanaan Fungsi Sosial Bank Syariah untuk Sumber dan Penggunaan

dana Qardhul Hasan pada 11 bank syariah tahun 2012 sampai 2016,

menunjukkan bahwa:

a. Sumber dana qardhul hasan terus meningkat sampai pada tahun 2015

sampai dengan 94,25%, lalu dari peningkatan di tahun 2015 menurun

di 2016 sebesar 45,27%.

b. Penggunaan dana qardhul hasan tahun 2012 sampai dengan tahun 2016

terus mengalami kenaikan yang cukup pesat hingga 89,80%.

c. Distribusi untuk penggunan dana qardhul hasan, di tahun 2012 hanya

2,45% pinjaman sedangkan untuk sumbangan dan penggunaan lainnya

untuk kepentingan umum masing-masing 44,40% dan 41,37%. Untuk

sumbangan setiap tahun semakin menurun sampai dengan 8,32% dari

44,40%. Penggunaan paling sering dialokasikan ke sumbangan dan

penggunaan lainnya untuk kepentingan umum.

3. Trend zakat dan qardhul hasan dalam 5 tahun terakhir terhitung dari tahun

2012 sampai 2016 terus mengalami kenaikan. Sedangkat untuk qardhul

hasan juga setiap tahun trend nya semakin meningkat ditandai dengan

terus naiknya penggunaan atas sumber dana.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, pembahasan tentang pelaksanaan fungsi

sosial perbankan syariah, dan merumuskan kesimpulan dari hasil penelitian

Page 140: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

122

ini, maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan

penelitian yang telah dilakukan untuk masukan dan pertimbangan yang

berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi kalangan praktisi

a. Penulis menyarankan agar 11 Bank Syariah lebih memperhatikan

bagaimana konsep pendistribusian dana zakat dan qardh. Karena masih

ada yang belum sesuai dengan prisnsip syariah dalam distribusi zakat,

meski telah melaksanakan fungsi sosial bank syariah.

b. Penulis menyarankan agar 11 Bank Syariah dapat menciptakan

keseimbangan informasi guna meningkatkan kesejahteraan seluruh

stakeholders. Keseimbangan informasi tersebut dapat dilakukan

dengan mengaplikasikan konsep Syariah Enterprise Theory (SET)

untuk melaksanakan fungsi sosial perbankan syariah.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih mempunyai keterbatasan.

Dari 4 fungsi Bank Syariah penulis hanya meneliti 1 fungsi saja yaitu

fungsi mall, sedang fungsi tamwil tidak penulis teliti, sehingga tidak

general dalam pembahasan fungsi bank secara keseluruhan. Penulis

mengharapkan, untuk penelitian selanjutnya fungsi bank secara umum

diteliti sehingga memperluas pengetahuan tentang fungsi bank syariah.

Dan hasil yang diperoleh dari penelitian lebih menggambarkan keadaan

sebenarnya dari fungsi bank syariah.

Page 141: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

123

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Halim. 2011. Membangun Kapasitas dan Memperkuat Kontribusi

Perbankan Syariah dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi. Keynote

speech deputi gubernur Bank Indonesia pada acara seminar akhir tahun

perbankan syariah, (http://www.bi.go.id, diakses 14 September).

Ali. Zainuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah. Sinar Grafika, Jakarta.

Amir, Machmud dan Rukmana. 2010. Bank Syariah Teori, Kebijakan dan Studi

Empiris di Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Gema

Insani Press, Jakarta.

Ardhanareswari, Resti. 2010. Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Zakat

Yang Berpengaruh Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus

pada Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Bandung). Bandung:

Universitas Komputer Indonesia.

Danupranata, Gita. 2012. Manajemen Perbankan Syariah. SelembaEmpat.

Jakarta.

Efendi, Nur. 2017. Wawancara Tribunnews tentang Trend zakat 2017. Jakarta:

Tribunnews, diakses 25 oktober 2017.

Djodi S, Ghozali. 2012. Hukum Perbankan Ed.1 Cet.2. Jakarta: Sinar Grafika.

Dusuki, A.W., dan Dar, H. 2005. Stakeholders perceptions of Corporate Social

Responsibility of Islamic Banks: Evidence From Malaysian Economy. Paper

presented at the 6th International Conference on Islamic Economics and

finance. Jakarta: 21-24 November.

Farrā’. 1994. Al-Ahkām Ibnu Majah. Beirut: Dār al-Fikr.

Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. 2010. Studi Perbandingan Pengungkapan

Berdasarkan Global Reporting Initiative Index Dan Islamic Social

Reporting Index. Simposium Nasional. Purwokerto.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi Edisi 4. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta:

Bumi Aksara.

Page 142: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

124

Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:

Raja grafindo Persada.

Haida, Nur. 2015. Mengukur Fungsi Sosial Dalam Perkembangan Produk

Qardhul Hasan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Cirebon: IAI

Bunga Bangsa.

Hamka. 1970. Tafsir al-Azhar. Jakarta: pembimbing Masa.

Hanbal, Ahmad Ibn. Musnad al-Imam Ahmad Ibn Hanbal. Volume I. Beirut:

Maktbah al-Islami.

Husin, Adnan. 2009. Pengertian Zakat, Infaq dan Shadaqah. diambil dari website

http://uchinfamiliar.blogspot.com/ 2009/03/pengertian-zakat-infaqdan-

shadaqah, Hotml 01 September.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah.

Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. PSAK No. 101 Penyajian Laporan Keuangan

Syariah. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. PSAK No. 109 Akuntansi Zakat dan

Infak/Sedekah. Jakarta: Salemba Empat.

Ismail, Nawawi. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Kamla, Rania dan Hussein G. Rammal. 2013. Social Reporting By Islamic Banks:

Does Social Justice Matter?. UK: The University of Dundee United

Kingdom.

Karim, Adiwarman. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Karim, Adiwarman. 2017. sosialisasi fatwa terbaru antara BNI Syariah dengan

DSN MUI. Jumpa Pers, Jakarta: Sindo News, Selasa (21/3/2017).

Khoiruddin, A. 2012. Coriporate Governance dan Pengungkapan Islamic Sosial

Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia. Accounting Analysis

Jurnal, Volume 2 nomer 2.

Kusyairi, Suhail A, 2011. Zakat Pemberdayaan Umat, majalah gontor edisi 10,

Februari.

Page 143: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

125

Maftukhatusolikkhah dan Muhammad Rusydi. 2008. Riba dan Penyelesaian

Sengketa dalam Perbankan Syariah. Politea Press, Yogyakarta.

Mansur, Syuhada. 2012. Pelaporan Corporate Social Responsibility Perbankan

Syariah Dalam Perspektif Syariah Enterprise Theory (Studi Kasus pada

Laporan Tahunan PT Bank Syariah Mandiri). UNHAS.

Merza, Gamal. 2004. Aktivitas Ekonomi Syariah. Pekanbaru: Unri Press

Meutia, Inten. 2010. Menata Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility di

Bank Islam (Suatu Pendekatan Kritis). Jakarta: Citra Pustaka Indonesia.

Mu’is, Fahrur. 2011. Zakat A-Z Panduan Mudah, Lengkap, dan Praktis Tentang

Zakat. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat.

Muslich, Wardi Ahmad. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: AMZAH.

Musthafa, Ahmad. 1987. Terjemah Tafsir Al Maraghi Juz: XI 11. CV. Toha Putra

Semarang.

Nasution, Ali Yusuf dan Qomaruddin. 2015. Mechanism Of Management Zakat,

Infaq, & Shadaqah Fundinislamic Banks Implementation Of Socialbank

Functions (Case Study In Bpr Syariah Amanah Ummah). Jurnal Syarikah

Vol 1 No.1.

Nazir, Habib dan Muhammad Hasanuddin. 2004. Ensiklopedi Ekonomi dan

Perbankan Syariah. Bandung: Kaki Langit.

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta:

Salemba Empat.

Perwataatmadja, K dan M. Syafi’i Antonio. 1999. Apa dan Bagaimana Bank

Islam. Dana Bhakti Wakaf.

Prehantoro. 2010. Fungsi Sosial Bank Syariah. Volume XV No. 2 Edisi April.

Purwadi, Muhammad Imam. 2014. Al-Qardh Dan Al-Qardhul Hasan Sebagai

Wujud Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah. Jurnal

Hukum IUS QUIA IUSTUM NO. 1 VOL. 21: 24 – 42.

Purwakanata, Muhammad Arifin. 2017. Pengumpulan, Komunikasi, dan

Informasi Badan Amil Zakat Nasional. Jakarta: BAZNAS.

Page 144: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

126

Purwitasari, Fadilla. 2013. Analisis Pelaporan Corporate Social Responsibility

Perbankan Syariah Dalam Perspektif Shariah Enterprise Theory: (Studi

Kasus Pada Laporan Tahunan BSM & BMI).

Qardhawi, Yusuf. 1999. Hukum Zakat, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.

Qardhawi, Yusuf. 2002. Bunga Bank Haram, terj. Setiawan Budi Utomo. Jakarta:

Akbar Media Eka Sarana.

Qardhawi, Yusuf. 2002. Hikmah Pelarangan Riba, terj. Setiawan Budi Utomo.

Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.

Ridwan, Ahmad Hasan. 2011. Manajemen Zakat. Bandung: Humanity Publishing.

Rindawati, Ema 2007. Analisis Perbandingan kinerja keuangan perbankan

Syariah dengan perbankan Konvensional. Yogjakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia.

Sabiq, Sayyid. 1987. Fiqhus Sunnah. cetakan ke-8, vol III.Beirut: Darul Kitab

alArabi.

Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Sofyani, Hafiez, dan Ihyaul Ulum, Daniel Syam, Sri Wahjuni L. 2012. Islamic

Social Reporting Index Sebagai Model Pengukuran Kinerja Sosial

Perbankan Syariah (Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia). Jurnal

Dinamika Akuntansi Vol. 4, No. 1, pp. 36-46.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:

Ekonisia.

Sumitro, W. 1999. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syahatah, Husein. 2005. Pokok-pokok Pikiran Akuntansi Islam. Jakarta: Akbar

Media Eka Sarana.

Triyuwono, Iwan. 2007. Mengangkat ”sing liyan ” untuk Formulasi Nilai

Tambah Syari’ah. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas, 26-28 Juli.

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

Rajawali Press.

Page 145: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

127

Virgowati. 2013. Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi

Kasus Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Dan Muamalat

Indonesia). Publikasi Ilmiah, Surarakarta. UMS.

Wibisono, Yusuf. 2012. Ekonomi Sedekah, Jurnal Ekonomi Islam. Jakarta.

Wiroso. 2009. Produk Perbankan Syariah. Jakarta: LP FE Usakti.

Yusuf, Yasir. 2010. Aplikasi Corporate Sosial Responsibility pada bank syariah:

suatu pendekatan maslahah dan Maqasid syariah. EKSIBISI, Vol 4, No 2,

juni. 98-115.

Akses Data :

Bank Indonesia, 1998. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Bank

Indonesia, Jakarta. (http://www.bi.go.id diakses 16 September 2017).

Bank Indonesia. 2010. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor:7/46/PBI/2005

tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang

Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Bank

Indonesia, Jakarta. (http://www.bi.go.id diakses 16 September 2017).

Bank Indonesia. 2017. Publikasi Laporan Keuangan Bank Umum Syariah. Bank

Indonesia. Jakarta (http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-

keuangan/bank/umum-syariah/default.aspx diakses 16 September 2017).

Bank Indonesia. 2010. Surat Edaran Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010

tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan

prinsip Syariah. (http://www.bi.go.id, diakses tanggal 18 September 2017)”.

Bank Negara Indonesia Syariah, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Bank

Negara Indonesia Syariah, Jakarta, (http://bnisyariah.co.id diakses 16

September 2017).

Bank Mega Syariah, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Bank Mega

Syariah, Jakarta, (http://megasyariah.co.id diakses 16 September 2017).

Bank Muamalat Indonesia, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Bank

Muamalat Indonesia, Jakarta, (http://www.bankmuamalat.co.id diakses 16

September 2017).

Bank Syariah Mandiri, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Bank Syariah

Mandiri, Jakarta. (http://www.syariahmandiri.co.id diakses 16 September

2017).

Page 146: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

128

Bank BCA Syariah, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Bank BCA Syariah,

Jakarta, (http://www.bcasyariah.co.id diakses 16 September 2017).

Bank Rakyat Indonesia Syariah, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Bank

Rakyat Indonesia Syariah, Jakarta, (http://www.brisyariah.co.id diakses 16

September 2017).

Bank Jabar Banten Syariah, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”. Bank Jabar

Banten Syariah, Jakarta (http://www.bjbsyariah.co.id diakses 16 September

2017).

Bank Panin Syariah, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Bank Panian

Syariah, Jakarta, (http://www.paninbanksyariah.co.id diakses 16 September

2017).

Bank Syariah Bukopin, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Bank Syariah

Bukopin, Jakarta, (http://www.syariahbukopin.co.id diakses 16 September

2017).

Bank Victoria Syariah, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Bank Victoria

Bukopin, Jakarta, (http://www.bankvivtoriasyariah.co.id diakses 16

September 2017).

Bank Mybank Syariah, “Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Bank Syariah

Bukopin, Jakarta, (http://www.mybanksyariah.co.id diakses 16 September

2017).

Otoritas Jasa Keuangan, 2017, “Statistik Perbankan Syariah Agustus 2017”.

(www.ojk.go.id diakses 18 Oktober 2017)

Undang-undang dan Fatwa DSN-MUI :

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 dan 17 Tahun 1998. Tentang

Perbankan Syariah.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008. Tentang Perbankan

Syariah.

Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011. Tentang Pengelolaan

Zakat.

Fatwa DSN-MUI. 2003. “Himpunan Fatwa DSN”. Jakarta: PT Intermesa.

Fatwa DSN MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Al-Qardh.

Page 147: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

129

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Laporan Zakat PT. BNI Syariah dalam % (2012-2016) LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana awal Zakat

Period Awal

1.659 2.596 4.538 5.524 7.701

2.Sumber Dana Zakat

a. Zakat Dari Bank 58% 47% 47% 51% 54%

b. Zakat Dari Pihak Luar

Bank

42% 53% 53% 49% 46%

c. Infaq Dan Shadaqah

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3.Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 83% 80%

a. Lembaga Amil Zakat 92% 85% 91%

b. Badan Amil Zakat

c. Lainnya 83% 80%

3.2 Disalurkan Sendiri

Total Penggunaan 83% 80% 92% 85% 91%

4.Kenaikan (penurunaan)

Sumber Atas Pengunaan

17% 20% 8% 15% 9%

5.Sumber Dana Zakat Akhir

Periode

2.596 4.538 5.524 7.701 9.329

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 2 : Laporan Zakat PT. Bank Mega Syariah dalam % (2012-2016)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Zakat Awal

Periode

1.848 5.931 6.481 2.827 2.255

2.Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 100% 100% 100% 100% 100%

b. Zakat dari pihak luar

Bank

c. Infaq dan Shadaqah 0,1%

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3.Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga

lain

32,3% 89,3% 711,0%

Page 148: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

130

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

a. Dompet Duafa

Republika

0,4%

b. Dompet Peduli Ummat

Daarut Tauhid

0,4%

c. LAZIS Dewan Da'awah

Islamiyah Indonesia

1,2% 2,0%

d. LAZIS Muhammadiyah 7,9% 41,1% 275,9%

e. LAZNAS Persis 0,3%

f. Pos Keadilan Peduli

Ummat (PKPU)

0,8% 0,1%

g. Rumah Zakat Indonesia

(DSUQ)

0,4%

h. Lembaga Amil Zakat 233,3% 56,3%

i. Badan Amil Zakat

j. Lainnya 21,0% 46,1% 435,1%

3.2 Disalurkan sendiri 3,2%

Total Penggunaan 35% 89% 711% 233% 56%

4.Kenaikan (penurunaan)

sumber atas penggunaaan

65% 11% -611% -133% 44%

5.Sumber Dana Zakat Pada

Akhir Periode

5.931 6.481 2.827 2.255 3.905

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 3 : Laporan Zakat PT. Bank Muamalat Indonesia dalam % (2012-

2016)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Zakat Awal

Periode

2.Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 65% 53% 52% 11% 14%

b. Zakat dari pihak luar

Bank

35% 47% 48% 89% 86%

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3.Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 100,0% 100,0% 100,0%

a. Dompet Duafa Republika 5,2%

b. Baitul Maal Hidayatullah 100,0% 84,3%

c. Baitul Maal Muamalat 100,0%

d. Pos Ummat (PKPU) 5,2%

Page 149: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

131

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

e. Lembaga Amil Zakat 100,0% 98,6%

f. Badan Amil Zakat 1,4%

g. Lainnya 5,2%

3.2 Disalurkan sendiri

Total Penggunaan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

4.Kenaikan (penurunaan)

sumber atas penggunaaan

5.Sumber Dana Zakat Pada

Akhir Periode

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 4 : Laporan Zakat PT. Bank Syariah Mandiri dalam % (2012-

2016)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Zakat Awal

Periode

47.926 48.612 55.406 20.172 11.740

2.Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 76% 73,0% 18,1% 42,0% 45,8%

b. Zakat dari pihak luar

Bank

24% 27,0% 81,9% 58,0% 54,2%

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana 100% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

3.Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga

lain

98,5% 78,1% 326,4%

a. LAZNAS BSM

Ummat

98,5% 78,1% 326,4%

b. Lembaga Amil Zakat 136,9% 93,6%

c. Badan Amil Zakat

d. Lainnya

3.2 Disalurkan sendiri

Total Penggunaan 98,5% 78,1% 326,4% 136,9% 93,6%

4.Kenaikan (penurunaan)

sumber atas penggunaaan

1,5% 21,9% -226,4% -36,9% 6,4%

5.Sumber Dana Zakat Pada

Akhir Periode

48.612 55.406 20.172 11.740 13.295

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Page 150: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

132

Lampiran 5 : Laporan Zakat PT. Bank BCA Syariah dalam % (2012-2016)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat Awal

Periode

9 26 42 49 55

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank

b. Zakat dari pihak luar Bank 100% 100% 100% 100% 100%

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 35% 38% 78%

a. Dompet Duafa Republika

b. Lembaga Amil Zakat 86% 110%

c. Badan Amil Zakat

d. Lainnya 35% 38% 78%

3.2 Disalurkan sendiri

Total Penggunaan 35% 38% 78% 86% 110%

4. Kenaikan (penurunaan)

sumber atas penggunaaan

65% 62% 22% 14% -10%

5. Sumber Dana Zakat Pada

Akhir Periode

26 42 49 55 50

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 6 : Laporan Zakat PT. Bank BRI Syariah dalam % (2012-2016)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Zakat

Awal Periode

274 4 11 38 75

2. Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 39,8% 45,6% 93,5% 97,4%

b. Zakat dari pihak luar

Bank

100,0% 60,2% 54,4% 6,5% 2,6%

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

3. Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga

lain

108,7% 99,9% 99,6%

a. Lembaga Amil Zakat 99,1% 94,3%

b. Badan Amil Zakat

c. Lainnya BAZNAS 108,7% 99,9% 99,6%

Page 151: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

133

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

3.2 Disalurkan sendiri

Total Penggunaan 108,7% 99,9% 99,6% 99,1% 94,3%

4. Kenaikan (penurunaan)

sumber atas penggunaaan

-8,7% 0,1% 0,4% 0,9% 5,7%

5. Sumber Dana Zakat Pada

Akhir Periode

4 11 38 75 500

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 7 : Laporan Zakat PT. BJB Syariah dalam % (2012-2016)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Zakat Awal

Periode

234 375 537 222 587

2.Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 1% 100% 100% 100%

b. Zakat dari pihak luar

Bank

56% 91%

c. Infaq dan Shadaqah 44% 8%

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3.Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga

lain

a. Dompet Duafa

Republika

b. Dompet Peduli Ummat

Daarut Tauhid

c. Pos Keadilan Peduli

Ummat (PKPU)

d. Lembaga Amil Zakat 237,0% 33,2% 312,7%

e. Badan Amil Zakat

f. Lainnya

3.2 Disalurkan sendiri 33,2% 0,9%

Total Penggunaan 33,2% 0,9% 237,0% 33,2% 312,7%

4.Kenaikan (penurunaan)

sumber atas penggunaaan

66,8% 99,1% -137,0% 66,8% -212,7%

5.Sumber Dana Zakat Pada

Akhir Periode

375 595 222 587 251

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Page 152: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

134

Lampiran 8 : Laporan Zakat PT. Panin Syariah dalam % (2012-2016)

LAPORAN ZAKAT Catatan 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Zakat Awal

Periode

166 2.715 2.308

2.Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank 73% 57% 100%

b. Zakat dari pihak luar

Bank

100% 27% 43%

c. Infaq dan Shadaqah

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100%

3.Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 72,5% 271,5%

a. Yayasan Dana Sosial AL

Falah

b. Lembaga Amil Zakat

c. Badan Amil Zakat

d. Lainnya

3.2 Disalurkan sendiri 48,4% 24,5% 39,6% 52,7%

Total Penggunaan 48,4% 24,5% 112,0% 324,2%

4.Kenaikan (penurunaan)

sumber atas penggunaaan

51,6% 75,5% -12,0% -224,2%

5.Sumber Dana Zakat Pada

Akhir Periode

166 2.715 2.308 712

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 9 : Laporan Zakat PT. Bank Victoria Syariah dalam % (2012-

2016)

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Zakat Awal

Periode

25 36 33 40 12

2.Sumber Dana Zakat

a. Zakat dari Bank

b. Zakat dari pihak luar Bank 79% 84% 100% 100% 100%

c. Infaq dan Shadaqah 21% 16%

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3.Penggunaan Dana Zakat

3.1 Disalurkan ke lembaga lain 71% 92%

a. Dompet Duafa Republika

b. Lembaga Amil Zakat

c. Badan Amil Zakat 108% 141% 72%

Page 153: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

135

LAPORAN ZAKAT Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

d. Lainnya 71% 92%

3.2 Disalurkan sendiri 19%

Total Penggunaan 90% 108% 92% 141% 72%

4.Kenaikan (penurunaan) sumber

atas penggunaaan

10% -8% 8% -41% 28%

5.Sumber Dana Zakat Pada Akhir

Periode

36 27 40 12 25

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 10 : Laporan Qardhul Hasan PT. Bank BNI Syariah dalam %

(2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Catatan 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Qardh Pada

Awal Periode

78 428 3

2.Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 20% 25% 34% 24% 96%

b. Denda 16% 50% 65% 31%

c. Sumbangan/Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 64% 25% 0% 45% 4%

e. Pengembalian Dana

Kebijakan Produktif

f. Lainnya

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3.Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan

c. Penggunaan Lainnya

Untuk Kepentingan

Umum

80% 27% 190% 100% 100%

Total Penggunaan Qardh 80% 27% 190% 100% 100%

4.Kenaikan (penurunaan)

Sumber Atas Penggunaan

19,6% 72,6% -89,7% -0,5% 0,0%

5.Sumber Dana Qardh Pada

Akhir Periode

78 428 3

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Page 154: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

136

Lampiran 11 : Laporan Qardhul Hasan PT. Bank Mega Syariah dalam %

(2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Catatan 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada

awal periode

37 103 281 625 760

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah

b. Denda

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 67% 62% 34% 100% 100%

e. Lainnya 33% 38% 66%

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 3,8% 4,4% 28,6% 63,9% 247,8%

c. Lainnya 12,7% 8,8%

Total Penggunaan Qardh 16,5% 13,2% 28,6% 63,9% 247,8%

4. Kenaikan (penurunan)

sumber atas penggunaan

83,5% 86,8% 71,4% 36,1% -147,8%

5. Sumber dana Qardh pada

akhir periode

103 281 625 760 525

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 12 : Laporan Qardhul Hasan PT. Muamalat Indonesia dalam %

(2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Catatan 2012 2013 2014 2015 2016

1. Sumber Dana Qardh pada

awal periode

2. Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah

b. Denda 59% 59% 74% 3%

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 41% 41% 26% 97%

e. Lainnya

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100%

3. Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 100% 100% 100% 100%

Page 155: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

137

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Catatan 2012 2013 2014 2015 2016

c. Lainnya

Total Penggunaan 100% 100% 100% 100%

4. Kenaikan (penurunan) sumber

atas penggunaan

5. Sumber dana Qardh pada

akhir periode

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 13 : aporan Qardhul Hasan PT. Bank Syariah Mandiri dalam %

(2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Catatan 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Qardh

pada awal periode

3.161 3.438 31.009 64.112 132.485

2.Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah

b. Denda 46,8% 97,2% 85,7% 99,1% 98,7%

c. Sumbangan /Hibah 0,5%

d. Pendapatan Non-

Halal

25,6% 0,7% 1,2% 0,6% 1,1%

e. Lainnya 27,2% 2,2% 13,1% 0,3% 0,2%

Total Sumber Dana 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

3.Penggunaan Dana

Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan

c. Lainnya 84,4% 1,9% 6,4% 7,3% 91,2%

Total Penggunaan 84,4% 1,9% 6,4% 7,3% 91,2%

4.Kenaikan (penurunan)

sumber atas penggunaan

15,6% 98,1% 93,6% 92,7% 8,8%

5.Sumber dana Qardh

pada akhir periode

3.438 31.009 64.112 132.485 136.051

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Page 156: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

138

Lampiran 14 : Laporan Qardhul Hasan PT. Bank BCA Syariah dalam %

(2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Qardh pada

awal periode

335 737 1.038 1.245 1.448

2.Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 0,2% 1,0% 0,5% 6,5%

b. Denda 99,6% 98,8% 99,3% 87,2% 98,5%

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 0,2% 0,2% 0,2% 6,3% 1,5%

e. Lainnya

Total Sumber Dana 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

3.Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 28,0% 63,5% 70,0%

c. Lainnya 16,4% 50,5%

Total Penggunaan 16,4% 28,0% 50,5% 63,5% 70,0%

4.Kenaikan (penurunan)

sumber atas penggunaan

83,6% 72,0% 49,5% 36,5% 30,0%

5.Sumber dana Qardh pada

akhir periode

737 1.038 1.245 1.448 1.624

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 15 : Laporan Qardhul Hasan PT. Bank BRI Syariah dalam %

(2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Qardh pada

awal periode

1.292 1.066 834 305 511

2.Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 26,0% 74,2%

b. Denda 70,5% 13,2% 3,8% 16,2% 23,1%

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 3,5% 12,6% 7,4% 10,5% 13,6%

e. Lainnya 88,8% 73,3% 63,3%

Total Sumber Dana 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

3.Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 116,7% 108,6% 124,2% 87,0% 82,3%

Page 157: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

139

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

c. Lainnya

Total Penggunaan 116,7% 108,6% 124,2% 87,0% 82,3%

4.Kenaikan (penurunan)

sumber atas penggunaan

-16,7% -8,6% -24,2% 13,0% 17,7%

5.Sumber dana Qardh pada

akhir periode

1.066 834 305 511 679

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 16 : Laporan Qardhul Hasan PT. Bank Jabar Banten Syariah

dalam% (2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Qardh pada

awal periode

54 285 490 188 1.050

2.Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 74,6% 2,5%

b. Denda 98,3% 51,8% 19,5% 79,9% 87,3%

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 1,7% 38,4% 2,2% 11,4% 2,5%

e. Lainnya 9,8% 3,7% 8,7% 7,7%

Total Sumber Dana 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

3.Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 3,1% 131,8%

c. Lainnya

Total Penggunaan 3,1% 131,8%

4.Kenaikan (penurunan)

sumber atas penggunaan

100,0% 96,9% -31,8% 100,0% 100,0%

5.Sumber dana Qardh pada

akhir periode

285 532 188 1.050 1.766

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Page 158: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

140

Lampiran 17 : Laporan Qardhul Hasan PT. Bank Panin Syariah dalam %

(2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Qardh pada

awal periode

5 9 13 404 853

2.Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah

b. Denda 17%

c. Sumbangan /Hibah 95% 5%

d. Pendapatan Non-Halal

e. Lainnya 83% 5% 95% 100% 100%

Total Sumber Dana 100% 100% 100% 100% 100%

3.Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Sumbangan 29,3% 8,2% 17,7% 68,1%

c. Lainnya 86,2% 61,0% 20,8% 75,0%

Total Penggunaan 86,2% 90,2% 8,2% 38,5% 143,1%

4.Kenaikan (penurunan)

sumber atas penggunaan

13,8% 9,8% 91,8% 61,5% -43,1%

5.Sumber dana Qardh pada

akhir periode

9 13 404 853 660

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 18 : Laporan Qardhul Hasan PT. Bank Syariah Bukopin dalam %

(2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Qardh pada

awal periode

936 810 445 350 503

2.Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 0,8% 0,8%

b. Denda 70,3% 66,0% 66,2% 57,9% 38,3%

c. Sumbangan /Hibah 7,2% 10,3%

d. Pengembalian Dana

Kebajikan Produktif

3,6%

e. Pendapatan Non-Halal 20,8% 22,9% 32,6% 36,8% 61,6%

f. Lainnya 0,8% 1,3% 1,7% 0,1%

Total Sumber Dana 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

3.Penggunaan Dana Qardh

Page 159: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

141

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

a. Pinjaman 25,0% 109,9% 60,9%

b. Sumbangan 87,5% 88,5% 56,4% 58,4% 52,8%

c. Dana Kebajikan

Produktif

14,7% 9,0%

d. Lainnya 22,5% 45,8% 6,5% 1,7% 3,2%

Total Penggunaan 135,0% 244,3% 123,8% 74,8% 64,9%

4.Kenaikan (penurunan)

sumber atas penggunaan

-35,0% -144,3% -23,8% 25,2% 35,1%

5.Sumber dana Qardh pada

akhir periode

810 445 350 503 745

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Lampiran 19 : Laporan Qardhul Hasan PT. Bank Victoria Syariah dalam %

(2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Qardh pada

awal periode

133 83 34 206 438

2.Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah 4,6% 2,1% 91,7%

b. Denda 97,7%

c. Sumbangan /Hibah 75,2% 62,8% 94,7%

d. Pendapatan Non-Halal 0,2% 8,3%

e. Lainnya 24,8% 37,2% 0,7%

Total Sumber Dana 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

3.Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman 21,2% 3,5%

b. Dana Kebijakan Produktif 4,3% 2,3% 83,3%

c. Sumbangan 108,0% 147,7% 34,8% 42,9% 1675,0%

d. Lainnya 0,7%

Total Penggunaan 129,2% 151,2% 39,0% 45,9% 1758,3%

4.Kenaikan (penurunan)

sumber atas penggunaan

-29,2% -51,2% 61,0% 54,1% -

1658,3%

5.Sumber dana Qardh pada

akhir periode

93 39 206 438 239

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah

Page 160: Analisis Pelaksanaan Fungsi Sosial Perbankan Syariah di

142

Lampiran 20 : Laporan Qardhul Hasan PT. Bank Maybank Syariah dalam

% (2012-2016)

LAPORAN QARDHUL

HASAN

Ket. 2012 2013 2014 2015 2016

1.Sumber Dana Qardh pada

awal periode

300 207 26 376 497

2.Sumber Dana Qardh

a. Infaq Dan Shadaqah

b. Denda 38,9% 59,3% 92,3% 88,2% 84,1%

c. Sumbangan /Hibah

d. Pendapatan Non-Halal 61,1% 24,8% 7,7% 10,1% 15,9%

e. Lainnya 15,9% 1,7%

Total Sumber Dana 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

3.Penggunaan Dana Qardh

a. Pinjaman

b. Dana Kebijakan

Produktif

c. Sumbangan 616,7% 253,1% 12,9% 130,4%

d. Lainnya 7,1% 19,1%

Total Penggunaan 616,7% 260,2% 32,0% 130,4%

4.Kenaikan (penurunan)

sumber atas penggunaan

-516,7% -160,2% 68,0% -30,4%

5.Sumber dana Qardh pada

akhir periode

207 26 376 497 476

Sumber : Data Sekunder diolah yang diolah