analisis nilai guna ekonomi dampak penambangan pasir di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan...

87
ANALISIS NILAI GUNA EKONOMI DAN DAMPAK PENAMBANGAN PASIR DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR GIAN YUNIARTO WILO HARLAN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: trinhthu

Post on 17-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

ANALISIS NILAI GUNA EKONOMI DAN DAMPAK PENAMBANGAN PASIR DI KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

GIAN YUNIARTO WILO HARLAN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 2: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

ANALISIS NILAI GUNA EKONOMI DAN DAMPAK PENAMBANGAN PASIR DI KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

GIAN YUNIARTO WILO HARLAN

H44052827

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 3: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Nilai Guna

Ekonomi dan Dampak Penambangan Pasir di Kecamatan Tamansari Kabupaten

Bogor adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi

yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2011

Gian Y. Wilo Harlan H44052827

Page 4: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

Judul Skripsi : Analisis Nilai Guna Ekonomi dan Dampak Penambangan Pasir di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor Nama : Gian Yuniarto Wilo Harlan NRP : H44052827

Mengetahui, Pembimbing

Ir. Nindyantoro, MSP NIP: 19620323 199002 1 001

Mengetahui, Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP: 19660717 199203 1 003

Page 5: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

RINGKASAN GIAN YUNIARTO WILO HARLAN. Analisis Nilai Guna Ekonomi dan Dampak Penambangan Pasir di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh NINDYANTORO Barang tambang merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Jumlah penduduk yang semakin tinggi mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam dalam sektor pertambangan merupakan salah satu usaha guna memenuhi kebutuhan tersebut. Stok lahan yang tetap, mengharuskan pemanfaatan untuk pertambangan akan terbatas jumlahnya. Interaksi antara aktivitas ekonomi manusia dan sumberdaya alam yang tidak seimbang menimbulkan masalah lingkungan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah (1) menghitung nilai guna ekonomi dari aktivitas penambangan pasir (2) menelaah dan mengestimasi kerusakan yang diakibatkan kegiatan penambangan pasir. Penelitian ini dilakukan di Desa Sukaresmi Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku potensi desa dan kecamatan, jurnal-jurnal terkait, dan hasil penyusuran data melalui internet. Perhitungan nilai guna ekonomi dan estimasi kerusakan dilakukan dengan menggunakan microsoft excel 2007. Kegiatan penambangan pasir ini memberikan manfaat berupa pendapatan kepada pihak-pihak yang terlibat. Dari 13 pengusaha pasir dan 34 penambang diperoleh nilai manfaat sebesar Rp 1.260.000.000/tahun, dan Rp 487.500.000/ tahun dari rata-rata pendapatan 25 supir dan buruh pengangkut. Diperkirakan pasir habis dalam 2,5 tahun, sehingga total pendapatan sebagai nilai guna dari kegiatan penambangan pasir adalah Rp 4.368.750.000. Lahan sawah yang dikonversikan menjadi lahan untuk kegiatan penambangan pasir mengakibatkan hilangnya fungsi dan multifungsi lahan sawah. Manfaat yang hilang meliputi aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial-budaya. Nilai kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir di desa Sukaresmi seluas 1,064 ha, diperoleh dari nilai kerugian ekologi dan nilai kerugian ekonomi, termasuk hilangnya produksi padi yaitu sebesar Rp 15.604.438.978,6. Berdasarkan total nilai guna dan estimasi nilai kerusakan, diperlukan pengendalian dari kegiatan penambangan pasir tersebut.  

 

 

 

 

 

Page 6: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Sumberdaya alam dan manusia memiliki kaitan yang sangat erat. Interaksi

yang tidak seimbang dan harmonis antara kedua aspek tersebut bisa menyebabkan

terjadinya permasalahan lingkungan. Penentuan nilai ekonomi suatu sumberdaya

alam merupakan hal yang sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam

mengalokasikan sumberdaya alam yang semakin langka.

Tidak ada gading yang tak retak. Skripsi ini masih banyak kekurangannya.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk hal yang

lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT.

Bogor, Mei 2011

Penulis

 

 

 

Page 7: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara

moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Nindyantoro, M.SP sebagai dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi

dan pengarahan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT sebagai dosen penguji utama.

3. Bapak Novindra, SP sebagai dosen penguji wakil departemen.

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, FEM IPB.

5. Pemerintah Kecamatan Tamansari dan Desa Sukaresmi serta pihak-pihak

lainnya yang telah membantu selama penelitian.

6. Para pengusaha dan penambang pasir yang telah memberikan informasi

guna penyelesaian penelitian.

7. Ibunda, Ayah, dan kakak tercinta yang telah memberikan curahan kasih

sayang, inspirasi hidup dan doa yang tulus.

8. Gita Herdiani, atas semua bantuan dan dukungannya.

9. Teman-teman seperjuangan di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan angkatan 42.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam membantu penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.

Page 8: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Juni 1987. Penulis merupakan

anak kedua dari dua bersaudara pasangan Dedi Hendarmawan dan Gede Aswatuti.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Mutiara Bekasi pada

tahun 1993, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Raflesia Raya sampai

kelas 2 SD, dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar nya di SD Negeri

Bangka 3 Bogor. Pada Tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Umum Negeri 3 Bogor, dan masuk dalam program IPA pada tahun

2004. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

USMI dan saat pemilihan jurusan diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya

dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan

kemahasiswaan yaitu sebagai staf divisi Musik Unit Kegiatan Mahasiswa Music

Agriculture Expression (UKM MAX!!) periode 2005/2006 yang kemudian

menjadi Manager divisi Musik Unit Kegiatan Mahasiswa Music Agriculture

Expression (MAX!!) periode 2006/2007, dan staf divisi Coorporate Social

Responsible (CSR), Himpunan Mahasiswa Resources and Environmental

Economic Student Association (REESA) periode 2007/2008.

Page 9: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 3 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 7 1.5 Batasan Penelitian ..................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertambangan, Lingkungan, dan Kesejahteraan Masyarakat ... 8 2.2 Pertambangan Pasir ................................................................... 10 2.3 Dampak Kegiatan Pertambangan Pasir ..................................... 13 2.4 Alih Fungsi Lahan ..................................................................... 15

2.4.1 Faktor Penyebab Konversi Lahan ................................... 16 2.4.2 Dampak Konversi Lahan ................................................ 17 2.4.3 Produktifitas Lahan ......................................................... 17

2.5 Penilaian Ekonomi Sumberdaya Alam ..................................... 18 2.6 Metode Biaya Pengganti ........................................................... 22 2.7 Penelitian Terdahulu ................................................................. 23

III. KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................... 24

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 27 4.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 27 4.3 Pengolahan dan Analisis Data................................................... 28 4.4 Perhitungan Nilai Ekonomi ....................................................... 28

4.4.1 Penilaian Pendapatan dari Kegiatan Penambangan ........ 29 4.4.2 Biaya Kerugian Ekologis ................................................ 29 4.4.3 Biaya Kerugian Ekonomi ................................................ 33 4.4.2 Analisis Hilangnya Produksi Padi .................................. 35

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 36 5.1.1 Kabupaten Bogor ............................................................ 36 5.1.2 Kecamatan Tamansari ..................................................... 37

5.1.2.1 Kondisi Geografis ............................................... 37 5.1.2.2 Kondisi Demografi ............................................. 39 5.1.2.3 Kondisi Sosial Budaya ....................................... 39 5.1.2.4 Kondisi Pendidikan ............................................ 41 5.1.2.5 Kondisi Ekonomi ................................................ 42

5.1.3 Desa Sukaresmi ............................................................... 45

viii

Page 10: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

ix

5.1.3.1 Letak dan Keadaan Geografis ............................ 45 5.1.3.2 Keadaan Demografi ............................................ 46

5.2 Karakteristik Responden ........................................................... 47 5.2.1 Responden Pengusaha Pasir ............................................ 47 5.2.2 Responden Penambang Pasir .......................................... 48

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Identifikasi Proses Pihak-Pihak Terlibat dalam Kegiatan Penambangan Pasir ................................................................... 50 6.2 Identifikasi Dampak Positif dan Negatif dari Kegiatan Penambangan Pasir ................................................................... 56

6.2.1 Identifikasi Manfaat dari Kegiatan Penambangan Pasir . 56 6.2.2 Identifikasi Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir ......................................................... 57

6.3 Penilaian Dampak Positif dan Negatif Kegiatan Penambangan Pasir ................................................................... 60

6.3.1 Penilaian Manfaat dari Kegiatan Penambangan Pasir .... 61 6.3.2 Penilaian Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir ......................................................... 62

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan ................................................................................... 69 7.2 Saran.......................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 71

Page 11: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nama Desa di Kecamatan Tamansari ............................................... 38

2. Jumlah Penduduk Desa di Kecamatan Tamansari ............................ 39

3. Data Jumlah Sekolah ......................................................................... 41

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ........................... 45

5. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan di Desa Sukaresmi ....................... 46

6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 47

7. Karakteristik Responden Pengusaha Pasir ........................................ 48

8. Karakteristik Responden Penambang Pasir ...................................... 49

9. Pendapatan Pengusaha Pasir ............................................................. 61

10. Pendapatan Penambang Pasir ............................................................ 62

Page 12: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Nilai Ekonomi Total ........................................................................... 21

2. Alur Kerangka Operasional................................................................ 26

3. Proses Penambangan Pasir ................................................................. 53

4. Sketsa Relief Dinding Galian yang Disyaratkan ................................ 55

5. Sketsa Relief Dinding Galian pada Lokasi Penelitian ....................... 55

Page 13: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................ 73

2. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 74

Page 14: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam,

baik sumberdaya alam yang dapat diperbaharui maupun sumberdaya alam yang

tidak dapat diperbaharui. Sumberdaya alam meliputi air, udara, tanah, tumbuhan,

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya merupakan sumberdaya yang

tidak saja mencukupi kebutuhan hidup manusia tetapi juga merupakan salah satu

modal dasar dalam pembangunan nasional. Sumberdaya alam tersebut

dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Pengelolaan

sumberdaya alam dengan baik akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia,

dan sebaliknya pengelolaan sumberdaya alam yang tidak baik akan berdampak

buruk bagi umat manusia.

Barang tambang merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat

diperbaharui. Sumberdaya alam tidak dapat terbarukan atau sering juga disebut

dengan sumberdaya terhabiskan (depletable) adalah sumberdaya yang tidak

memiliki kemampuan regenerasi secara biologis. Sumberdaya ini dibentuk

melalui proses geologi yang memerlukan waktu sangat lama untuk dapat

dijadikan sebagai sumberdaya alam yang siap diolah atau siap pakai (Fauzi,

2006).

Sumberdaya yang memiliki jumlah stok yang tetap, seperti lahan,

merupakan sumberdaya yang sangat penting karena merupakan komponen dasar

dari lingkungan alam. Keseimbangan fungsi lahan perlu dilestarikan guna

menjaga keseimbangan ekosistem. Pemanfaatan lahan yang tidak mengindahkan

Page 15: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

2

aspek lingkungan dapat menjadi pendorong terjadinya berbagai bencana yang

akan menimbulkan kerusakan lingkungan (Rani, 2004).

Jumlah penduduk yang semakin tinggi mengakibatkan semakin

meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Peningkatan

penyediaan kebutuhan manusia dipenuhi dengan mengelola sumberdaya yang ada.

Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam dalam sektor pertambangan merupakan

salah satu usaha guna memenuhi kebutuhan tersebut. Stok lahan yang tetap,

mengharuskan pemanfaatan untuk pertambangan akan terbatas jumlahnya.

Banyak konflik mengenai perebutan hak atas lahan menggambarkan berbagai

permasalahan sumberdaya lahan akan timbul seiring pertumbuhan penduduk.

Masalah lingkungan timbul dari hasil interaksi antara aktivitas ekonomi

manusia dan sumberdaya alam, atau adanya mekanisme permintaan akan

lingkungan dan suplai/penawaran lingkungan. Interaksi yang tidak seimbang dan

harmonis antara kedua aspek tersebut bisa menyebabkan terjadinya permasalahan

lingkungan. Tingginya permintaan sumberdaya alam yang tidak bisa didukung

oleh ketersediaan dan suplai sumberdaya alam, akan menyebabkan terjadinya

pengurasan sumberdaya alam yang akhirnya bisa mengakibatkan terjadinya

degradasi lingkungan (Yakin, 1997).

Keuntungan secara ekonomi dari upaya pelestarian dan pengendalian

masalah lingkungan adalah nilai uang dari peningkatan kualitas lingkungan atau

terhindarnya biaya yang besar akibat timbulnya kerusakan lingkungan. Valuasi

ekonomi merupakan komponen penting dalam perencanaan dan pengelolaan

sumberdaya alam yang mengaitkan dimensi-dimensi ekonomi dan lingkungan

secara integratif. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan atau pengelola

Page 16: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

3

sumberdaya perlu mengetahui betapa pentingnya valuasi ekonomi sumberdaya

dan lingkungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi (dalam jangka

panjang) daerahnya dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada dan tetap

menjaga kualitas lingkungan.

Penentuan nilai ekonomi suatu sumberdaya alam merupakan hal yang

sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam mengalokasikan sumberdaya

alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat dalam menciptakan penilaian

yang tepat dalam menentukan keberlanjutannya (Suparmoko 2002 UdalamU Ansahar

2005). Berdasarkan tujuan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam dan

lingkungan yang mampu mencapai efisiensi dan manfaat yang maksimal, maka

penambangan pasir di Kecamatan Tamansari diperlukan suatu valuasi ekonomi.

1.2 Perumusan Masalah

Daya regenerasi setiap jenis sumberdaya adalah berbeda dengan jenis

sumberdaya yang lain. Laju pemanfaatan atau ekstraksi suatu sumberdaya tidak

semestinya melebihi daya regenerasinya, sehingga sumberdaya tersebut dapat

sustainable baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. Perbedaan

daya regenerasi sumberdaya menyebabkan harus adanya perbedaan pula dalam

memperlakukan pengelolaan dan pengambilan manfaatnya. Sumberdaya yang

memiliki waktu regenerasi yang lama atau tidak memiliki daya regerasi secara

biologis disebut sebagai sumberdaya alam yang terhabiskan sehingga tidak boleh

dimanfaatkan secara berlebihan. Belum adanya penegakkan peraturan di

Indonesia yang secara tegas mengatur pemanfaatan sumberdaya terhabiskan ini,

menyebabkan banyak pemanfaatan yang dilakukan secara ilegal oleh orang-orang

yang tidak bertanggung jawab.

Page 17: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

4

Jenis sumberdaya terhabiskan yang banyak dimanfaatkan secara ilegal

adalah barang tambang, salah satunya yaitu pasir. Semakin meningkatnya

kebutuhan bahan galian industri khususnya pasir seiring dengan meningkatnya

laju pembangunan, maka kegiatan penambangan pasir ilegal semakin meluas. Hal

ini juga terjadi di salah satu wilayah di Kabupaten Bogor yaitu di Kecamatan

Tamansari.

Kegiatan penambangan pasir memberikan dampak positif bagi masyarakat

setempat dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, baik itu untuk pekerja

penambangan (secara langsung) maupun sebagai supir kendaraan pengangkut

pasir (secara tidak langsung). Masyarakat tidak memerlukan keahlian khusus dan

hanya dengan menggunakan peralatan penggalian sederhana, mereka dapat

memperoleh pendapatan dari kegiatan ini. Selain dampak positif, kegiatan

pertambangan pasir juga menimbulkan dampak negatif. Pada umumnya, segala

macam kegiatan pertambangan, termasuk penambangan pasir, mengakibatkan

dampak negatif kepada lingkungan. Sifat penambangan yang

mengambil/mengeksploitasi menyebabkan penurunan kualitas lingkungan tidak

terelakkan lagi.

Lahan bekas galian pasir yang dibiarkan terlantar oleh pengusaha menjadi

tidak produktif dan tanahnya rusak. Terlihat perubahan bentang lahan, perubahan

iklim mikro, terutama suhu di sekitar daerah pertambangan yang dirasakan

masyarakat semakin meningkat, terdapat gundukan-gundukan batu dan

bongkahan tanah, terdapat cekungan-cekungan sedalam 5-10 meter, hilangnya

vegetasi, struktur tanah yang rusak, tanah menjadi miskin hara. Produktivitas

lahan di sekitar lahan pasca pertambangan menurun akibat penurunan tingkat

Page 18: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

5

kesuburan tanah (Rani, 2004). Tentu saja hal ini merupakan dampak negatif dari

kegiatan pertambangan pasir yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan

yang harus diterima oleh penduduk sekitar.

Pertambangan pasir dilakukan secara terbuka. Pada tahap awal

pertambangan dilakukan pembersihan lahan (land clearing) yang merupakan

tahap pembersihan lahan dari semak-semak, pepohonan kemudian pembuangan

lapisan top soil. Setelah lahan tersebut selesai digali, lapisan top soil tersebut tidak

dikembalikan lagi ke asalnya. Hal ini menyebabkan tanah menjadi tidak subur.

Tanah berpasir tidak mempunyai kemampuan menyerap air dan hara sehingga

tanah berpasir tidak subur dan mudah kering. Tanah berpasir juga mengandung

liat, kapasitas kation yang rendah dan miskin bahan organik atau humus (Soepardi

1983 UdalamU Rani 2004).

Upaya menjaga kelestarian lingkungan merupakan keuntungan ekonomi,

yang dapat dimoneterkan (diuangkan), dari peningkatan kualitas lingkungan atau

terhindarnya biaya dalam menangani kerusakan lingkungan. Biaya untuk

memperbaiki lingkungan dapat dikatakan sebagai keuntungan yang hilang. Jadi

estimasi keuntungan lingkungan melibatkan penilaian moneter (uang) untuk

menggambarkan nilai sosial dari perbaikan kondisi lingkungan atau biaya sosial

dari kerusakan lingkungan (Ansahar, 2005). Nilai ini adalah jumlah dari nilai-nilai

yang ditentukan oleh seluruh individu baik secara langsung maupun tidak

langsung, namun kebanyakan masyarakat belum dapat menghargai/menilai

sumberdaya alam dan lingkungan secara benar dan semestinya. Nilai yang

diberikan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hanya sebatas nilai pasarnya

dan nilai pasar ini pada umumnya didasarkan atas kegunaan dari sumberdaya alam

Page 19: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

6

dan lingkungan tersebut. Akibatnya sumberdaya alam dan lingkungan yang belum

diapresiasi pasar memiliki nilai yang rendah, bahkan tidak bernilai sama sekali.

Pada akhirnya masyarakat menjadi kurang peduli atas sumberdaya alam beserta

lingkungannya.

Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan secara objektif dan kuantitatif

bahwa sumberdaya alam dan lingkungan merupakan modal yang memberikan

nilai ekonomis. Penilaian ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan sangat

penting karena menyangkut keputusan pengembangan dan pengaturan

pemanfaatannya bagi kepentingan peningkatan ekonomi masyarakat, daerah,

maupun tingkat nasional. Dengan demikian, maka diharapkan upaya-upaya

pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan akan mendapat dukungan dari

berbagai pihak.

Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam uraian di atas kemudian

timbul beberapa rumusan pertanyaan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut,

seperti :

1. Bagaimana proses kegiatan penambangan pasir ilegal di Kecamatan

Tamansari berlangsung?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan penambangan pasir?

3. Berapa nilai guna dan nilai kerusakan lingkungan akibat aktivitas

penambangan pasir?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan proses dan pihak-pihak yang terlibat dengan kegiatan

penambangan pasir.

Page 20: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

7

2. Menelaah dampak positif dan negatif yang terjadi akibat penambangan

pasir.

3. Mengestimasi nilai guna dan nilai kerusakan lingkungan yang terjadi

akibat penambangan pasir.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian mengenai dampak kegiatan

penambangan pasir ini antara lain:

1. Memberikan informasi terhadap masyarakat sekitar serta pihak-pihak lain

yang terkait mengenai dampak kegiatan pertambangan pasir, baik dampak

positif maupun dampak negatif.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukkan bagi pemerintah daerah

setempat dalam menerapkan kebijakan mengenai kegiatan pertambangan

pasir, khususnya penambangan pasir di Kecamatan Tamansari, Kabupaten

Bogor.

3. Sebagai rujukan bagi penelitian-penelitian lain yang sejenis.

1.5 Batasan Penelitian

Hal-hal yang menjadi batasan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Wilayah dan objek penelitian adalah kawasan penambangan pasir di Desa

Sukaresmi Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

2. Kerusakan lingkungan sebagai dampak negatif dari kegiatan penambangan

pasir berupa rusaknya dan hilangnya fungsi dan multifungsi lahan sawah.

3. Nilai kerusakan dilihat dari biaya kerugian ekologis dan biaya kerugian

ekonomis termasuk hilangnya produktifitas lahan sawah.

Page 21: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertambangan, Lingkungan, dan Kesejahteraan Masyarakat

Kegiatan pertambangan adalah secara aman dan menguntungkan

mengambil bahan mineral dari dalam tanah (Acton 1973 UdalamU Rani 2004).

Berdasarkan definisi sumber daya alam tidak terbarukan adalah sumber daya alam

yang tidak memiliki kemampuan regenerasi secara biologis, maka barang

tambang dapat dikatakan sebagai sumber daya tidak terbarukan. Karena sifatnya

yang tidak terbarukan ini, maka dalam kurun waktu tertentu cadangan

sumberdayanya akan habis dan dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan

dan lingkungan sosial. Pada dasarnya kegiatan pertambangan akan menyebabkan

perubahan bentang alam sehingga berpotensi mengubah tatanan ekosistem suatu

wilayah.

Permasalahan pembangunan ekonomi adalah bagaimana pemenuhan

kebutuhan pembangunan dapat dilakukan seiring dengan upaya mempertahankan

kelestarian lingkungan. Pada dasarnya kegiatan pembangunan dan pemanfaatan

sumber daya alam akan mengakibatkan perubahan kondisi lingkungan ke arah

yang lebih buruk, sedangkan lingkungan merupakan fondasi dasar bagi kegiatan

pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan konsep keberlanjutan dalam kegiatan

pembangunan.

Pembangunan yang berkelanjutan merupakan upaya agar generasi saat ini

dapat memenuhi kebutuhannya tanpa harus mengurangi kemampuan dan

kesempatan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Haris

(2000) UdalamU Fauzi (2006) menyatakan bahwa konsep keberlanjutan dapat

diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu:

Page 22: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

9

• Keberlanjutan ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu

menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara

keberlanjutan pemerintahan dan menghindari terjadinya

ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian dan

industri.

• Keberlanjutan lingkungan: Sistem yang berkelanjutan secara lingkungan

harus mampu memelihara sumber daya yang stabil, menghindari

eksploitasi sumber daya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep

ini juga menyangkut pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas

ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori

sumber-sumber ekonomi.

• Keberlanjutan sosial: Keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem

yang mampu mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk

kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.

Lingkungan, sosial, dan ekonomi merupakan suatu kesatuan dan dengan

pemahaman dari ketiga aspek ini maka pembangunan dapat dilakukan secara

berkelanjutan.

Kegiatan pertambangan, sebagai salah satu pendukung dalam

mempertahankan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga perlu

memperhatikan aspek lingkungan. Dengan terjaganya kelestarian lingkungan

kegiatan pertambangan dapat berjalan secara berkelanjutan. Selain itu, pengelola

harus memperhatikan tingkat ekstraksi dalam penambangannya agar kegiatan

pertambangan dapat dilakukan selama mungkin. Menurut Djajadiningrat (2007)

ciri-ciri praktek pertambangan yang baik, secara umum adalah sebagai berikut:

Page 23: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

10

1. Mematuhi kaidah hukum dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

2. Mempunyai perencanaan yang menyeluruh tentang teknik pertambangan

dan mematuhi standar yang telah ditetapkan;

3. Menerapkan teknologi pertambangan yang tepat dan sesuai;

4. Menerapkan prinsip efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan di

lapangan;

5. Menerapkan prinsip konservasi, peningkatan nilai tambah, serta

keterpaduan dengan sektor hulu dan hilir;

6. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi para karyawan;

7. Melindungi dan memelihara fungsi lingkungan hidup;

8. Mengembangkan potensi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

setempat;

9. Menghasilkan tingkat keuntungan yang memadai bagi investor dan

karyawannya;

10. Menjamin keberlanjutan kegiatan pembangunan setelah periode pasca

tambang.

2.2 Pertambangan Pasir

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009

tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, penambangan pasir termasuk salah

satu jenis pertambangan mineral. Pertambangan pasir merupakan pertambangan

kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak, dan

gas bumi, serta air tanah.

Page 24: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

11

Menurut Soedarmo dan Hadiyan (1980), terdapat dua pasir kwarsa, yaitu

pasir kwarsa putih dan pasir kwarsa hitam. Pasir kwarsa putih, yang kita sebut

sehari-hari sebagai pasir putih, adalah batuan yang terbentuk karena pengendapan

dari hasil pelapukan batuan, dan akhirnya dicuci oleh alam misalnya oleh air atau

angin. Oleh karena itu, pasir putih banyak terdapat di tepi sungai, pantai-pantai

laut dan dasar laut. Adanya warna yang abu-abu disebabkan karena adanya

kotoran: seperti oksida logam dan bahan organik. Jenis dan banyaknya kotoran-

kotoran yang melekat pada pasir kwarsa merupakan hal yang penting untuk

menentukan mutu dan tujuan pemakaiannya.

Pasir kwarsa hitam adalah pasir biasa yang kita kenal sehari-hari, yang

berwarna kehitam-hitaman dan biasa dipakai bahan bangunan. Pasir ini terutama

terdiri dari kristal-kristal silikat (SiO2). Terbentuknya pasir ini sama dengan

terbentuknya pasir kwarsa putih akan tetapi berhubung banyaknya berbagai

macam kotoran-kotoran yang melekat padanya, terutama kotoran-kotoran yang

terdiri dari oksida-oksida logam dan bahan organik, maka warnanya tidak putih

bersih lagi, tapi menjadi kehitam-hitaman. Pasir kwarsa hitam yang terdapat di

tepi-tepi sungai, danau dan laut, bentuknya agak bulat dan licin, sedangkan di

daratan umumnya runcing-runcing dengan permukaan yang agak besar. Mutu dari

pasir kwarsa hitam bergantung dari bentuk butiran-butiran dan banyaknya

kotoran-kotoran yang melekat padanya. Kotoran-kotoran yang dianggap

berbahaya untuk keperluan bangunan adalah lempung, bahan-bahan organik, dan

garam sulfat.

Pasir kwarsa digunakan sebagai bahan utama atau bahan pelengkap dalam

industri-industri gelas, barang-barang tahan api, keramik, pengecoran logam,

Page 25: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

12

semen, dan sebagainya. Pasir kwarsa juga digunakan sebagai bahan baku untuk

“fero silicon/silicon karbit” dan bahan baku pembuatan amplas.

Dalam pertambangan umum kita mengenal beberapa macam cara

penambangan yaitu penambangan dalam (under-ground mining), penambangan

terbuka (open-pit mining), penambangan hydrolis (hydraulic mining), dan

pengerukan (dredging), yang dapat dilakukan di darat maupun di laut (Badan

Pembinaan Hukum Nasional, 1976). Shenyakov (1970) UdalamU Rani (2004)

menyatakan bahwa pertambangan bahan bangunan pasir dan batu menggunakan

sistem pertambangan terbuka (open-cut mining). Hal ini dilakukan karena jenis

bahan galian tersebut berada di permukaan tanah atau dalam kedalaman yang

tidak terlalu dalam.

Penambangan pasir dapat dilakukan dengan cara konvensional dan cara

mekanis. Menurut Handoyo et al. (1999) UdalamU Rani (2004), penambangan pasir

dengan alat mekanis menggunakan peralatan Back Hoe, Excavator, Loader, dan

Bulldozer. Penambangan pasir secara mekanis meliputi kegiatan:

1. Pengupasan, yaitu kegiatan memindahkan lapisan tanah penutup (over

burden) yang tebalnya sekitar 0,5-5 meter dengan menggunakan alat berat

Back Hoe dan Excavator.

2. Penggalian dan pemuatan, yaitu kegiatan penggalian lasir dari sumber

lapisan dan sekaligus memuatnya ke dalam truk. Alat yang digunakan

adalah Back Hoe, Excavator, dan Wheel Loader.

3. Pengangkutan, yaitu kegiatan mengangkut/memindahkan bahan galian

pasir dari tempat penggalian ke tempat penimbunan atau langsung kepada

konsumen dengan menggunakan truk berkapasitas ± 6m3.

Page 26: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

13

Cara penambangan konvensional dilakukan dengan menggunakan alat-alat

sederhana seperti linggis, cangkul, dan sekop. Penambangan dilakukan dengan

cara berkelompok terdiri dari 4-5 orang.

2.3 Dampak Kegiatan Penambangan Pasir

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara, usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka

pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan

umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan

pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang. Kegiatan

penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, pengangkutan dan

penjualan tidaklah menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan hidup yang

berarti untuk dipersoalkan. Penambangan, pengolahan dan pemurnian dapat

mengakibatkan gangguan keseimbangan lingkungan hidup yang cukup besar,

apabila tidak dilakukan pengaturan-pengaturan sebagaimana mestinya.

Kegiatan penambangan dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan

permukaan tanah. Usaha pengolahan dan pemurnian dapat mengakibatkan

pencemaran air (sungai, danau, laut) dan pencemaran udara akibat adanya bahan-

bahan kimia atau kotoran-kotoran sisa yang terjadi dalam pengolahan dan

pemurnian atau sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia tertentu dalam

proses pengolahan dan pemurnian.

Beberapa cara penambangan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.

Menurut Barrow (1991) UdalamU Rani (2004), pertambangan permukaan terbuka

(open-cut mining) akan mengakibatkan gangguan seperti menimbulkan lubang

besar pada tanah, penurunan muka tanah atau cekungan pada sisa bahan galian

Page 27: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

14

yang dikembalikan ke dalam lubang galian. Bahan galian apabila

ditumpuk/disimpan dapat mengakibatkan bahaya longsor atau senyawa beracun

tercuci ke daerah hilir, serta kebisingan suara, debu, getaran, dari mesin-mesin dan

ledakan bahan peledak.

Sedangkan BPHN (1976) menyatakan bahwa penambangan dalam dapat

mengakibatkan tanah runtuh apabila pengisian ruang-ruang kosong di bawah

tanah tidak dilakukan. Penambangan dalam dapat juga mengakibatkan turunnya

permukaan air tanah (ground water level). Penambangan terbuka dapat

mengakibatkan tanah longsor, genangan-genangan air, dan mengakibatkan tanah

menjadi gersang sehingga sukar untuk dihijaukan kembali.

Dengan demikian maka masalah lingkungan hidup di pertambangan

terutama berada dalam kegiatan-kegiatan eksploitasi dan pengolahan. Dan

menurut cara penambangannya, masalah yang besar akan timbul pada

penambangan dalam dan penambangan terbuka, termasuk cara pengerukan

(dredging), jika kegiatan penambangan ini dilakukan tanpa menerapkan prinsip

konservasi dan upaya rehabilitasi lahan.

Menurut Wardoyo et al. (1999) UdalamU Rani (2004), dampak fisik akibat

pertambangan pasir adalah:

1. Perubahan bentang alam

Perubahan bentang alam merupakan dampak pertambangan yang terlihat

jelas. Permukaan lahan ini akan mengakibatkan tingginya run off. Kondisi

bentang alam sebelum pertambangan merupakan perbukitan yang rata-rata

Kemiringannya adalah 6°-16°. Setelah adanya kegiatan pertambangan

kemiringan akan mencapai 45°-90° disertai lubang-lubang bekas galian.

Page 28: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

15

2. Perubahan iklim mikro

Kegiatan pertambangan pasir akan mengakibatkan perubahan arah angin,

kecepatan angin, dan suhu.

3. Terganggunya habitat biologi

Perubahan lahan dan hilangnya vegetasi akan mengakibatkan terganggu

dan hilangnya habitat flora dan fauna.

4. Terganggunya jalur akuifer air tanah

Pemotongan bukit akan mengganggu jalur akuifer air tanah. Akuifer air

tanah merupakan sumber air tanah bagi masyarakat.

5. Berkurangnya produktivitas tanah

Penurunan kualitas tanah akibat hilangnya lapisan top soil akan

mengakibatkan kesuburan tanah berkurang.

2.4 Alih Fungsi Lahan

Utomo, et al. (1992) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya

disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh

kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi

lain yang membawa dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi

lahan tersebut. Alih fungsi lahan dalam artian perubahan atau penyesuaian

peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar

meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah

jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.

Sihaloho (2004) menjelaskan bahwa konversi lahan adalah alih fungsi

lahan khususnya dari lahan pertanian ke penggunaan non pertanian atau dari lahan

non pertanian ke lahan pertanian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di

Page 29: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

16

Kelurahan Mulyaharja, Sihalaho (2004) memaparkan bahwa konversi lahan

dipengaruhi dua faktor utama, yakni (1) faktor pada aras makro yang meliputi

pertumbuhan industri, pertumbuhan pemukiman, pertumbuhan penduduk,

intervensi pemerintah, dan ‘marginalisasi’ ekonomi atau kemiskinan ekonomi, (2)

faktor pada aras mikro yang meliputi pola nafkah rumah tangga (struktur ekonomi

rumah tangga), kesejahteraan rumah tangga (orientasi nilai ekonomi rumah

tangga) dan strategi bertahan hidup rumah tangga (tindakan ekonomi).

2.4.1 Faktor Penyebab Konversi Lahan

Konversi lahan pada umumnya dipengaruhi oleh transformasi struktur

ekonomi yang semula bertumpu pada sektor pertanian ke sektor ekonomi yang

lebih bersifat industrial, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang.

Proses transformasi ekonomi tersebut selanjutnya mendorong terjadinya migrasi

penduduk ke daerah-daerah pusat kegiatan bisnis sehingga lahan pertanian yang

lokasinya mendekati pusat kegiatan bisnis dikonversi untuk pembangunan

perumahan. Secara umum, pergeseran atau transformasi struktur ekonomi

merupakan ciri dari suatu daerah atau negara yang sedang berkembang.

Berdasarkan hal tersebut maka konversi lahan pertanian dapat dikatakan sebagai

suatu fenomena pembangunan yang pasti terjadi selama proses pembangunan

masih berlangsung. Begitu pula selama jumlah penduduk terus mengalami

peningkatan dan tekanan penduduk terhadap lahan terus meningkat maka konversi

lahan pertanian sangat sulit dihindari (Kustiawan, 1997).

Konversi lahan erat kaitannya dengan kepadatan penduduk yang semakin

meningkat. Rusli (1995) mengungkapkan bahwa dengan meningkatnya jumlah

penduduk, rasio antara manusia dan lahan menjadi semakin besar, sekalipun

Page 30: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

17

pemanfaatan setiap jengkal lahan sangat dipengaruhi taraf perkembangan

kebudayaan suatu masyarakan. Pertumbuhan penduduk menyebabkan makin

mengecilnya persediaan lahan rata-rata per orang.

2.4.2 Dampak Konversi Lahan

Konversi lahan yang terjadi mengubah status kepemilikan lahan dan

penguasaan lahan. Perubahan dalam penguasaan lahan di pedesaan membawa

implikasi bagi perubahan pendapatan dan kesempatan kerja masyarakat yang

menjadi indicator kesejahteraan masyarakat desa (Furi, 2007). Terbatasnya akses

untuk menguasai lahan menyebabkan terbatas pula akses masyarakat atas manfaat

lahan yang menjadi modal utama mata pencaharian sehingga terjadi pergeseran

kesempatan kerja ke sektor non pertanian (sektor informal).

Menurut Munir (2008), dampak konversi lahan pertanian menjadi

penambangan pasir dan batu di Desa Candimulyo, Wonosobo dapat dilihat pada

berbagai kehidupan masyarakat berupa dampak positif dan negatif. Dampak

positif yang dirasakan oleh masyarakat adalah meningkatnya kesejahteraan rumah

tangga petani, tingkat keamanan yang meningkat, serta berkurangnya tingkat

pengangguran karena banyaknya masyarakat yang pada awalnya menganggur ikut

bekerja menjadi buruh penambangan pasir dan batu. Sedangkan dampak negatif

yang ditimbulkan adalah perubahan sikap sebagian masyarakat selalu ingin

mengambil bagian keuntungan dari orang lain dan dampak lingkungan yang

menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.

2.4.3 Produktifitas Lahan

Produktifitas lahan sawah menentukan pendapatan petani dari

usahataninya. Semakin rendah produktifitas lahan sawah, maka produk yang

Page 31: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

18

dihasilkan oleh lahan sawah tersebut semakin rendah dan selanjutnya pendapatan

yang diterima oleh petani akan semakin rendah. Rendahnya pendapatan petani

yang diakibatkan oleh rendahnya produktifitas lahan sawah akan menyebabkan

petani memutuskan untuk mengkonversi lahan sawahnya dan beralih ke sektor

non pertanian. Hal ini dikarenakan pekerjaan di sektor non pertanian dipandang

dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada pendapatan yang

diperoleh dari hasil lahan sawah yang mempunyai produktifitas rendah (Utama,

2006).

2.5 Penilaian Ekonomi Sumberdaya Alam

Indonesia memilki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, namun

bangsa Indonesia belum dapat menghargai/menilai sumberdaya alam ini secara

benar dan semestinya. Nilai yang diberikan terhadap sumberdaya alam hanya

sebatas nilai pasarnya dan nilai pasar ini pada umumnya didasarkan atas kegunaan

dari sumberdaya alam tersebut. Akibatnya sumberdaya alam yang belum

diapresiasi pasar memiliki nilai yang rendah, bahkan tidak bernilai sama sekali.

Dan pada akhirnya masyarakat Indonesia menjadi kurang peduli atas sumberdaya

alamnya,termasuk kondisi lingkungan.

Pengelolaan sumberdaya alam selalu ditujukan untuk memperoleh

manfaat, baik manfaat nyata (tangible benefits) maupun manfaat tidak nyata

(intangible benefits). Untuk memahami manfaat sumberdaya alam ini, perlu

dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dapat dihasilkan oleh

sumberdaya alam tersebut. Nilai dari suatu barang atau jasa lingkungan sangat

membantu seorang individu, masyarakat atau organisasi dalam mengambil

keputusan (Ansahar, 2005). Sedangkan menurut Kramer et al. (1994) UdalamU

Page 32: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

19

Handayani (2002), penentuan nilai ekonomi sumberdaya alam merupakan hal

yang sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam mengalokasikan

sumberdaya alam yang semakin langka.

Penilaian merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat dari

suatu barang atau jasa untuk kepentingan tertentu manusia atau masyarakat.

Penilaian mencakup kegiatan akademis untuk pengembangan konsep dan

metodologi untuk menduga nilai manfaat. Nilai merupakan persepsi manusia

tentang makna suatu obyek, bagi orang tertentu, pada waktu dan tempat tertentu.

Persepsi tersebut berpadu dengan harapan ataupun norma-norma kehidupan yang

melekat pada individu atau masyarakat itu. Untuk menilai berapa besar nilai

sumberdaya alam ini sangat bergantung pada sistem nilai yang dianut. Sistem nilai

tersebut antara lain mencakup: apa yang dinilai, kapan dinilai, dimana dan

bagaimana menilainya, kelembagaan penilai dan sebagainya (Davis dan Johnson

UdalamU Ansahar 2005).

Terdapat hubungan timbal balik yang erat antara aktivitas

ekonomi/pembangunan dan lingkungan. Kegiatan ekonomi/pembangunan

menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Diperlukan apresiasi terhadap

sumberdaya alam dan lingkungan, agar daya dukung lingkungan terhadap

pembangunan tidak menurun.

Sumberdaya alam dan lingkungan (SDAL) menghasilkan barang yang

dapat dikonsumsi langsung sebagai energi dan merupakan penyedia jasa

lingkungan yang memberi bentuk manfaat lain yang berasal dari fungsi ekologis

sistem lingkungan. Selain itu, SDAL memiliki manfaat potensial yang

kemungkinan baru diketahui di masa yang akan datang dan perlu dipertahankan

Page 33: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

20

keberadaannya agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Dengan kata

lain, sumberdaya alam dan lingkungan memiliki fungsi ekonomis dan ekologis

dan keduanya perlu diapresiasi untuk mencapai kesejahteraan umat manusia. Nilai

dari sumberdaya alam dan lingkungan merupakan total dari barang dan jasa yang

perlu diapresiasi tersebut. Untuk kemudahan dalam menentukan nilai tersebut,

diperlukan tolak ukur yang relatif mudah dan relatif dapat diterima dari berbagai

sudut pandang keilmuan, yaitu harga. Ada tiga langkah yang dikemukakan oleh

Ruitenbeek (1991) UdalamU Wawo (2000) dalam menilai suatu ekosistem secara

ekonomi, yaitu: (1) identifikasi manfaat dan fungsi ekosistem, (2) kuantifikasi

segenap manfaat ke dalam nilai uang, dan (3) pilihan dan evaluasi kebijakan

pemanfaatan sumberdaya alam yang terkandung dalam ekosistem itu.

Seperti dijelaskan sebelumnya, penentuan harga/nilai SDAL ini pada

umumnya didasarkan pada nilai pasar. Nilai pasar untuk SDAL dapat dikatakan

masih terlalu rendah. Oleh karena itu, penilaian ekonomi terhadap pemanfaatan

sumberdaya alam dan lingkungan biasanya dicerminkan dengan nilai ekonomi

total. Nilai ekonomi total dianggap sama dengan manfaat bersih yang diterima

individu dari sumberdaya alam dan lingkungan.

Page 34: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

21

Gambar 1. Nilai ekonomi total

Penjelasan mengenai komponen-komponen nilai ekonomi total:

1. Nilai Kegunaan Konsumtif (use value)

Merupakan nilai yang diperoleh atas pemanfaatan dari sumber daya alam.

Use value, seperti terlihat dalam gambar 1. terdiri dari :

a. Nilai guna langsung (direct use) merupakan nilai yang diperoleh individu

dari pemanfaatan langsung sumberdaya alam dimana individu tersebut

berhubungan langsung dengan sumberdaya alam dan lingkungan.

b. Nilai guna tak langsung (indirect use) merupakan nilai yang didapat atau

dirasakan secara tidak langsung dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh

sumberdaya alam dan lingkungan.

2. Nilai Kegunaan Non Konsumtif ( non-use value)

Merupakan nilai sumberdaya alam dan lingkungan yang muncul karena

keberadaannya meskipun tidak dikonsumsi secara langsung. Nilai ini lebih sulit

untuk diukur karena didasarkan pada preferensi individual terhadap sumberdaya

alam dan lingkungan daripada pemanfaatan langsung. Non-use value, seperti

terlihat dalam gambar terdiri dari:

Nilai Penggunaan

Nilai guna

langsung

Nilai guna tidak

langsung

Nilai pilihan

Nilai keberadaan

Nilai warisan

Nilai Ekonomi Total

Nilai Non-Penggunaan

Page 35: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

22

a. Nilai keberadaan (existence value) merupakan nilai yang didasarkan pada

terpeliharanya SDA tanpa menghiraukan manfaat dari keberadaan SDAL tersebut.

b. Nilai warisan (bequest value) merupakan nilai yang diberikan oleh

generasi saat ini terhadap SDAL agar dapat diwariskan pada generasi mendatang.

Selain kedua manfaat tersebut ada juga nilai lain yaitu nilai pilihan (option

value), yaitu nilai pemeliharaan SDAL untuk kemungkinan dimanfaatkan pada

masa yang akan datang.

Manfaat dari penentuan nilai ekonomi total adalah: (1) apresiasi yang

tinggi terhadap SDAL, (2) merupakan data/informasi penting untuk menentukan

kebijakan pengelolaan SDAL, (3) sebagai bahan analisis dalam menentukan

proyek pemanfaatan SDAL.

2.6 Metode Biaya Pengganti (Replacement Cost Methode)

Menurut Dewi (2006), metode ini didasarkan kepada biaya ganti rugi

asset produktif yang rusak karena penurunan kualitas sumberdaya atau

kesalahan pengelolaan. Biaya ini diperlukan sebagai estimasi minimum dari nilai

peralatan yang dapat mereduksi limbah atau perbaikan cara pengelolaan praktis

sehingga dapat mencegah kerusakan. Nilai minimum ini akan dibandingkan

dengan biaya peralatan yang baru. Contoh yang relevan adalah konversi hutan

bakau menjadi bangunan. Kenyataan menunjukkan perubahan tersebut tidak

hanya menyangkut keseimbangan rantai makanan biota-biota yang hidup dalam

ekosistem tersebut, akan tetapi juga menyangkut aspek lain, misalnya

pengurangan luas hutan berdampak pada pengurangan unsur hara dan penurunan

nilai populasi udang tangkap sebagai akibat :

• Hilangnya tempat bertelur (spaning ground)

Page 36: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

23

• Rusaknya daerah asuhan (nursery ground)

• Penurunan produktivitas primer diperairan.

Setelah dihitung jumlah kerugian, serta kerugian karena unsur hara yang

berkurang akibat berkurangnya luas hutan bakau dalam bentuk nilai uang, maka

hasil perhitungan merupakan jumlah biaya pengganti yang harus dikeluarkan jika

kebijakan pengelolaan hutan bakau tersebut dilaksanakan.

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai penambangan pasir masih relatif sedikit jumlahnya.

Penelitian yang sejenis dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan

oleh Ansahar (2005), mengenai valuasi ekonomi dan dampak lingkungan pada

penambangan pasir darat di Tarakan. Dalam penelitiannya, Ansahar juga mencoba

mengidentifikasi dampak dari kegiatan penambangan pasir darat dan menilainya.

Terdapat perbedaan komponen biaya pengganti yang digunakan sebagai penilaian

kerusakan lingkungan antara penelitian yang dilakukan Ansahar dengan penelitian

ini. Ansahar menggunakan tiga komponen biaya pengganti, yaitu biaya dampak

kualitas udara dan partikel debu; biaya penurunan tanaman produktif; dan biaya

dampak erosi tanah, sedimentasi dan kerusakan lahan. Selain itu, penambangan

pada penelitian Ansahar bersifat legal, sedangkan penambangan pasir di

Kecamatan Tamansari bersifat liar dan tidak memiliki izin. Hasil dari penelitian

Ansahar menunjukan bahwa nilai ekonomi dari aktifitas penambangan pasir lebih

besar dibandingkan nilai kerusakan lingkungannya.

Penelitian yang dilakukan Rani (2004) lebih menunjukan kepada pengaruh

fisik akibat penambangan pasir, yaitu bagaimana kualitas tanah dan produktivitas

lahan. Nilai dampak akibat penambangan pasir tidak diperhitungkan.

Page 37: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

24

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Terdapat hubungan timbal balik yang erat antara aktivitas ekonomi/

pembangunan dan lingkungan. Peningkatan kebutuhan bahan galian industri

khususnya pasir meningkat seiring dengan laju pembangunan dan kebutuhan

ekonomi yang semakin tinggi, menyebabkan kegiatan penambangan pasir

semakin meluas. Walaupun kegiatan pertambangan pasir memberikan dampak

positif terhadap perekonomian daerah dan masyarakat setempat, tetapi dampak

negatif dari kegiatan ini pun tidak bisa diabaikan terutama dampaknya terhadap

penurunan kualitas lingkungan sehingga menimbulkan masalah lingkungan

diantaranya yaitu : 1) berkurangnya atau hilangnya pasir, 2) menurunnya kualitas

udara, 3) menurunnya kualitas air, 4) terjadinya erosi tanah, 5) terjadinya longsor,

6) kerusakan lahan, 7) terganggunya vegetasi dan satwa di sekitar bantaran sungai,

8) kurangnya estetika, 9) terjadi polusi akibat mobilisasi kendaraan pengangkut

pasir. Tentu saja dampak negatif dari kegiatan pertambangan pasir ini harus

diterima oleh penduduk sekitar.

Dalam memahami manfaat sumberdaya alam ini, perlu dilakukan penilaian

terhadap semua manfaat yang dapat dihasilkan oleh sumberdaya alam tersebut.

Nilai dari suatu barang atau jasa lingkungan sangat membantu seorang individu,

masyarakat atau organisasi dalam mengambil keputusan (Ansahar, 2005).

Menurut Kramer et al. 1994 UdalamU Handayani 2002, penentuan nilai ekonomi

sumberdaya alam merupakan hal yang sangat penting sebagai bahan pertimbangan

dalam mengalokasikan sumberdaya alam yang semakin langka. Berdasarkan hal

tersebut, diperlukan penilaian untuk mengetahui manfaat dari kegiatan

penambangan pasir dengan mambandingkan nilai manfaat dari kegiatan

Page 38: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

25

penambangan pasir dan nilai kerusakan yang ditimbulkannya untuk mengetahui

apakah kegiatan penambangan pasir ini lebih banyak memberikan dampak positif

ataukah dampak negatifnya. Jika berdasarkan penelitian yang dilakukan dampak

negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan pasir lebih besar

dibandingkan dengan dampak positifnya maka penelitian ini dapat menjadi

masukan bagi pemerintah daerah setempat sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil keputusan dalam kegiatan pertambangan ini.

Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan secara objektif dan kuantitatif

bahwa sumberdaya alam dan lingkungan merupakan modal yang memberikan

nilai ekonomis. Penilaian ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan sangat

penting karena menyangkut keputusan pengembangan dan pengaturan

pemanfaatannya bagi kepentingan peningkatan ekonomi masyarakat, daerah,

maupun tingkat nasional. Dengan demikian, maka diharapkan upaya-upaya

pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan akan mendapat dukungan dari

berbagai pihak.

Page 39: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

26

Gambar 2. Alur Kerangka Operasional.

Pemanfaatan Sumberdaya Alam

Penambangan Pasir

Dampak terhadap Lingkungan:

- Kerusakan lahan - Hilangnya sumberdaya pasir, batu, dan tanah - Hilangnya fungsi dan multifungsi sawah

Dampak terhadap Ekonomi :

- Penyerapan tenaga kerja - Pemenuhan kebutuhan sumberdaya pasir

Penilaian Ekonomi :

- Nilai Guna Langsung - Nilai Guna Tidak Langsung

Penilaian Dampak Lingkungan:

Nilai Kerusakan Lahan Pertanian - Hilangnya produksi padi - Kerugian ekologi dan kerugian ekonomi

Penentuan kebijakan penambangan pasir

Identifikasi kegiatan dan pihak-pihak dalam

penambangan pasir Tata Niaga:

Produksi-Distribusi-Konsumsi

Page 40: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

27

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April 2010 dan dilaksanakan di Desa

Sukaresmi Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Penentuan lokasi penelitian

dilakukan secara sengaja (purposive) karena belum pernah ada penelitian

sebelumnya mengenai dampak penambangan pasir di lokasi tersebut. Wilayah ini

telah cukup lama menjadi tempat penambangan pasir. Hal ini menarik perhatian

peneliti untuk mencoba melakukan penelitian dan menilai sejauh mana

penambangan pasir di wilayah tesebut dapat memberikan dampak terhadap

perekonomian masyarakat sekitar maupun perekonomian daerah serta dampak

lingkungan yang menyertainya.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak-pihak yang

terkait kegiatan penambangan pasir dan jawaban yang bersumber dari responden

melalui wawancara serta pengukuran langsung di lokasi penelitian. Wawancara

dengan tokoh masyarakat mengenai pengaruh adanya kegiatan penambangan pasir

terhadap kehidupan masyarakat dan terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan

jawaban yang bersumber dari responden melalui wawancara digunakan untuk

memperoleh informasi mengenai nilai guna langsung dan tidak langsung yang

diperoleh responden dengan adanya kegiatan penambangan pasir serta dampak

yang mereka terima (baik dampak positif maupun negatif).

Data sekunder adalah data yang relevan sebagai informasi tambahan untuk

mendukung penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

Page 41: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

28

meliputi data lokasi yang merupakan wilayah penambangan pasir di Kecamatan

Tamansari dan jumlah penambang pasir yang relevan untuk dijadikan responden

dalam penelitian ini.

4.3 Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analasis deskriptif, kuantitatif, dan

kualitatif. Analisis deskriptif dan kualitatif digunakan untuk mengetahui sistem

pengelolaan yang menunjang aktivitas penambangan pasir rakyat (tambang

inkonvensional) baik termasuk lembaga pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

Sementara analisis kuantitatif dilakukan untuk menghitung nilai guna langsung

dan nilai guna tidak langsung serta nilai kerusakan lingkungan akibat kegiatan

penambangan pasir dengan menggunakan microsoft excel 2007.

4.4 Perhitungan Nilai Ekonomi

Nilai ekonomi total merupakan konsep yang sesuai untuk

memperhitungkan manfaat dari peningkatan kualitas sumberdaya alam yang

merupakan barang publik atau kerusakan yang ditimbulkan oleh proyek

pembangunan sebagai dampak lingkungan. Dalam penelitian ini, nilai ekonomi

yang dihitung dibatasi pada nilai penggunaan (use value), yaitu hasil yang dapat

dikonsumsi secara langsung, dan nilai penggunaan tidak langsung, yaitu

keuntungan yang bersifat fungsional. Berdasarkan Panduan Perhitungan Ganti

Kerugian Akibat Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan yang disusun oleh

kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Institut Pertanian Bogor (2006),

perhitungan ganti rugi pada kasus galian C (pertambangan batu, pasir, dan tanah)

yang telah disederhanakan menggunakan dua komponen, yaitu biaya kerugian

ekologis dan biaya kerugian ekonomi.

Page 42: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

29

4.4.1 Penilaian Pendapatan dari Kegiatan Penambangan

Hasil yang didapat dari aktifitas penambangan berupa pasir yang tersedia

dan pasir yang dapat langsung dijual kepada konsumen disebut dengan nilai guna

lansung. Nilai pasir diperoleh dari besarnya pendapatan yang diperoleh pengusaha

dan panambang pasir. Dengan asumsi 300 hari kerja dalam satu tahun, maka

diperoleh persamaan sebagai berikut :

300

Dimana: NP = Nilai pasir/tahun (Rp)

Pp = Pendapatan dari kegiatan penambangan pasir (Rp)

Jp = Jumlah penambang

4.4.2 Biaya Kerugian Ekologis

Berdasarkan KLH (2006), penambangan galian C (penambangan batu,

pasir, dan tanah) mengakibatkan kerusakan ekologis sehingga diperlukan biaya

pengganti yaitu biaya pembuatan reservoir, biaya pengaturan tata air, biaya

pengendalian erosi dan limpasan, biaya pembentukan tanah, biaya pendaur ulang

unsur hara, biaya pengurai limbah, biaya keanekaragaman hayati, biaya

sumberdaya genetik dan biaya pelepasan karbon.

1. Biaya fungsi penampungan air

CR = KA x 2 x 103 (m3/ha) x CR (Rp/m3) x LA (ha) x MR (Rp/100th)

Dimana :

CR : Biaya pembuatan reservoar (Rp/m3)

LA : Lahan yang hilang/tidak berfungsi karena dirusak (ha)

MR : Biaya pemulihan reservoar (Rp/100th)

KA x 2 x 103 : Kadar air x 2 x 103

Page 43: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

30

Biaya pemeliharaan reservoir sampai lahan terdegradasi (lahan terbuka) pulih

selama 100 tahun

CPMR = BPMR x 100 x LA

Dimana :

CPMR : Biaya pemeliharaan reservoar (Rp)

BPMR : Baseline biaya reservoar (Rp 200.000/ha)

LA : Luas lahan yang dirambah (ha)

Biaya yang dibutuhkan untuk membangun dan memelihara reservoar sebesar :

CFPA = CR + CPMR

2. Biaya pengaturan tata air

Biaya pengaturan tata air didasarkan kepada manfaat air untuk keperluan

budi daya dalam ekosistem daerah aliran sungai (DAS) menurut Manan, Wasis,

Rusdiana, Arifjaya, dan Purwowidodo (1999) UdalamU KLH (2006) untuk budidaya

tanaman Rp 19.000.000 / ha dan penyediaan air minum (PAM) Rp 3.710.000 / ha.

CTA = BTA (Rp/ha) x IHK1/IHK99 x LA

CTA : Biaya pengaturan tata air

BTA : Baseline biaya pengaturan tata air (Rp 22.810.000)

IHK1 : Indeks harga konsumen pada tahun terjadi galian C

IHK99 : Indeks harga konsumen baseline (tahun 1999)

3. Biaya pengendalian erosi dan limpasan

Biaya pengendalian erosi dan limpasan dalam daerah aliran sungai (DAS)

menurut Manan, Wasis, Rusdiana, Arifjaya, dan Purwowidodo (1999) UdalamU KLH

(2006) sebesar Rp 6.000.000 / ha.

CEI = BEI (Rp/ha) x IHK1/IHK99 x LA

Page 44: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

31

CEI : Biaya erosi dan limpasan

BEI : Biaya erosi dan limpasan baseline (Rp 6.000.000)

IHK1 : Indeks harga konsumen pada tahun terjadi galian C

IHK99 : Indeks harga konsumen baseline (tahun 1999)

4. Biaya pembentukan tanah

Pembentukan tanah menurut Hardjowigeno (1993) UdalamU KLH (2006)

sebesar 30 ton/ha sehingga biaya pembentukan tanah Rp 1.500.000 / ha dikalikan

dengan solum tanah yang hilang (STH) dibagi 2,5 mm.

CPT = SLH / 2,5 mm x BPT (Rp/ha) x IHK1/IHK93 x LA

CPT : Biaya pembentukan tanah

SLH/2,5 mm : Solum tanah yang hilang

BPT : Biaya pembentukan tanah baseline (Rp 1.500.000 / ha)

IHK1 : Indeks harga konsumen pada tahun terjadi galian C

IHK93 : Indeks harga konsumen baseline (tahun 1993)

5. Biaya hilang unsur hara

Biaya hilangnya unsur hara menurut Wasis (2005) UdalamU KLH (2006)

akibat penambangan galian C Rp 9.548.000 / ha

CUH = BUH (Rp/ha) x IHK1/IHK05 x LA

CUH : Biaya hilangnya unsur hara

BUH : Baseline biaya hilangnya unsur hara (Rp 9.548.000)

IHK1 : Indeks harga konsumen pada tahun terjadi galian C

IHK05 : Indeks harga konsumen baseline (tahun 2005)

Page 45: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

32

6. Biaya fungsi pengurai limbah

Biaya hilangnya fungsi pengurai limbah menurut Pangestu dan Achmad

(1998) UdalamU KLH (2006) yaitu sebesar Rp 435.000

CPL = BPL (Rp/ha) x IHK1/IHK98 x LA

CPL : Biaya pengurai limbah

BPL : Baseline biaya pengurai limbah (Rp 435.000/ha)

IHK1 : Indeks harga konsumen pada tahun terjadi galian C

IHK98 : Indeks harga konsumen baseline (tahun 1998)

7. Biaya pemulihan biodiversity

Biaya pemulihan biodiversity menurut Pangestu dan Achmad (1998)

UdalamU KLH (2006) yaitu sebesar Rp 2.700.000 / ha.

CPB = BPB (Rp/ha) x IHK1/IHK98 x LA

Dimana :

CPB : Biaya pemulihan biodiversity

BPB : Baseline biaya pemulihan biodiversity (Rp 2.700.000/ha)

IHK1 : Indeks harga konsumen pada tahun terjadi galian C

IHK98 : Indeks harga konsumen baseline (tahun 1998)

8. Biaya pemulihan genetik

Biaya pemulihan genetik menurut Pangestu dan Achmad (1998) Udalam U

KLH (2006) adalah sebesar Rp 410.000 / ha.

Cgen = Bgen (Rp/ha) x IHK1/IHK98 x LA

Dimana :

Cgen : Biaya pemulihan genetik

Bgen : Baseline biaya pemulihan genetik (Rp 410.000/ha)

Page 46: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

33

IHK1 : Indeks harga konsumen pada tahun terjadi galian C

IHK98 : Indeks harga konsumen baseline (tahun 1998)

9. Biaya pelepas karbon

Biaya pelepas karbon menurut Pangestu dan Achmad (1998) UdalamU KLH

(2006) adalah sebesar Rp 90.000 / ha.

Ccar = Bcar (Rp/ha) x IHK1/IHK98 x LA

Dimana :

Ccar : Biaya pemulihan carbon

Bcar : Baseline biaya pemulihan carbon (Rp 90.000/ha)

IHK1 : Indeks harga konsumen pada tahun terjadi galian C

IHK98 : Indeks harga konsumen baseline (tahun 1998)

Total kerugian ekologis

CKEg = CFPA + CTA + CEI + CPT + CUH + CPL + CPB + Cgen + Ccar

Dimana :

CKEg : Biaya total kerugian ekologis

4.4.3 Biaya Kerugian Ekonomi

Biaya kerugian ekonomi terdiri atas 2 hal yaitu nilai batu, pasir, dan tanah

dan hilangnya umur pakai lahan.

1. Nilai batu, pasir, dan tanah

Menurut Wasis (2005) UdalamU KLH (2006) nilai batu, pasir, dan tanah

sebesar Rp 50.000/m3

CBPT = BBPT x LTH m / 0,2 m x 2.000 m3/ha x IHK1/IHK05 x LA

Dimana :

CBPT : Biaya batu, pasir, dan tanah

Page 47: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

34

BBPT : Baseline biaya batu, pasir, dan tanah (Rp 50.000/m3)

LTH : Lapisan tanah hilang (m)

IHK1 : Indeks harga konsumen pada tahun terjadi galian C

IHK05 : Indeks harga konsumen baseline (tahun 2005)

2. Umur pakai lahan

Pada bagian kerusakan ekonomi ini terdapat parameter penting yang patut

dipertimbangkan yaitu hilangnya umur pakai lahan selama 100 tahun. Hal ini

disebabkan pemulihan fungsi lahan diperkirakan memerlukan waktu sekitar 100

tahun, walaupun pada kenyataan secara umum tidak akan kembali. Untuk itu

seandainya lahan tersebut digunakan untuk budi daya tanaman. Menurut

penelitian Tim Demfarm IPB (2002) pada 1 ha tanah nilai pakai lahan untuk budi

daya tanaman sebesar Rp 32.000.000 / ha.

CUPL = 100 x BUPL x IHK1/IHK02 x LA

Dimana :

CUPL : Biaya hilangnya umur pakai lahan

BUPL : Baseline biaya hilangnya umur pakai lahan (Rp 32.000.000/ha)

IHK1 : Indeks harga konsumen pada tahun terjadi galian C

IHK02 : Indeks harga konsumen baseline (tahun 2002)

Total kerugian ekonomi

CKEk = CBPT + CUPL

Dimana :

CKEk : Biaya total kerugian ekonomi

Sehingga, biaya total ganti rugi kerusakan lingkungan akibat galian C yaitu :

CTGC = CKEg + CKEk

Page 48: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

35

4.4.4 Analisis Hilangnya Produksi Padi

Salah satu dampak dari konversi lahan pertanian adalah hilangnya

kesempatan memproduksi pangan dari lahan pertanian yang terkonversi dan lahan

pertanian yang terganggu di sekitar lahan pertanian yang terkonversi. Hasil

usahatani yang utama di lokasi penelitian adalah padi. Kehilangan produksi

sebagai dampak kegiatan penambangan pasir diukur dengan menggunakan model

yang digunakan oleh Utama (2006) untuk menjelaskan kehilangan produksi padi

di Kabupaten Cirebon. Model tersebut kemudian diadaptasi oleh penulis dengan

beberapa perubahan yang dapat menggambarkan kondisi yang terjadi pada lokasi

penelitian, model tersebut dituliskan sebagai berikut:

Dimana: Q = Produksi padi per tahun yang hilang (kg)

S = Luas lahan yang terkonversi (m2)

H = Produktifitas lahan rata-rata pada kawasan lahan yang

terkonversi (kg per m2)

Produksi padi yang hilang sebagai dampak kegiatan penambangan pasir dihitung

berdasarkan pada luas lahan dan produktifitas lahan rata-rata dari lahan pertanian

di kawasan tersebut.

Page 49: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sukaresmi Kecamatan Tamansari

Kabupaten Bogor. Penambangan pasir juga dilakukan di beberapa desa di

Kecamatan Tamansari, namun penambangan pasir dengan skala terbesar

dilakukan di Desa Sukaresmi.

5.1.1. Kabupaten Bogor

Kabupaten Bogor adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang

terletak antara 6o18’ – 6o47’10 LS dan 106o23’45 – 107o13’30 BT. Ibukotanya

adalah Cibinong. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

(Banten), Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi di utara; Kabupaten

Karawang di timur; Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi di selatan; serta

Kabupaten Lebak (Banten) di barat.

Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah sebesar 2.237,09 Km2 dan

merupakan salah satu wilayah administratif terluas (ke – 6) di Provinsi Jawa

Barat. Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan dengan jumlah total

desa/kelurahan terbanyak di Provinsi Jawa Barat yaitu berjumlah 428

desa/kelurahan (200 desa/kelurahan termasuk dalam klasifikasi perkotaan

sedangkan 228 desa lainnya berstatus perdesaan. Sumber : BPS Tahun 2008).

Kecamatan-kecamatan tersebut dibagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat

pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di kecamatan Cibinong, yang berada di

sebelah utara Kota Bogor (HUhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bogor UH) diakses

pada 17 Maret 2011.

Page 50: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

37

Wilayah Timur Kabupaten Bogor merupakan kawasan favorit

pengembangan wilayah pemukiman Jakarta saat ini. Alasan utama hal tersebut

adalah karena telah dibukanya jalur jalan baru dari Cibubur menuju Bandung

melewati Gunung Putri dan Cileungsi. Jalur ini belum memiliki nama resmi,

sedangkan nama yang secara umum digunakan masyarakat adalah Jalan Alternatif

Cibubur-Cileungsi. Sejak dibukanya Jalan Alternatif tersebut, kompleks

pemukiman modern dengan skala besar segera bermunculan sehingga harga tanah

di kawasan ini menjadi salah satu yang termahal di daerah Bogor, Depok,

Tangerang, dan Bekasi. Kemunculan kompleks-kompleks pemukiman ini

menyebabkan sangat banyak penduduk Kabupaten Bogor yang memiliki

pekerjaan di Jakarta.

5.1.2 Kecamatan Tamansari

Berdasarkan hasil wawancara, nama Tamasari memiliki arti sebagai

sebuah tempat atau taman yang indah dalam artian kerajaan. Tamansari

merupakan tempat sakral bagi kerajaan Padjajaran dengan legenda gunung Salak.

Dalam geografis kewilayahan, Kecamatan Tamansari merupakan suatu daerah

yang berada di wilayah perbukitan dengan karakteristik wilayah dataran tinggi

yang terkenal dengan keindahan alam serta udaranya yang sangat sejuk. Wilayah

ini merupakan hasil pemekaran dengan Kecamatan Ciomas pada tahun 2001.

5.1.2.1 Kondisi Geografis

Wilayah Kecamatan Tamansari berada pada ketinggian 700 meter diatas

permukaan laut, merupakan kawasan yang berbukit di bawah kaki Gunung Salak,

kondisi ini menyebabkan udara sejuk dengan suhu rata-rata 25oC – 30oC, luas

lahan Wilayah Kecamatan Tamansari 2630,963 Ha. Kecamatan Tamansari

Page 51: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

38

berbatasan dengan Kecamatan Ciomas dan Bogor Selatan di sebelah utara,

Gunung Salak di sebelah selatan, Kecamatan Tenjolaya dan Kecamatan Dramaga

di sebelah barat, dan Kecamatan Cijeruk di sebelah Timur.

Kecamatan Tamansari terdiri dari delapan desa, 25 lingkungan/dusun, 88

RW, 358 RT. Jarak kantor Kecamatan Tamansari ke Ibukota Kabupaten Bogor

adalah 27,5 km, ke Ibukota Provinsi Jawa Barat adalah 130 km, sedangkan ke

Ibukota Negara adalah 65 km.

Tabel 1. Nama Desa di Kecamatan Tamansari No Nama Desa Luas Wilayah (Ha) Persentase (%) 1 Sirnagalih 200,592 7,62 2 Pasireurih 210,88 8,02 3 Sukamantri 639 24,29 4 Sukaresmi 306,31 11,64 5 Tamansari 181,2 6,89 6 Sukaluyu 301 11,44 7 Sukajaya 288,65 10,97 8 Sukajadi 503,304 19,13

Jumlah 2630,936 100 Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Tamansari, 2009

Dalam program Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor dengan

mempertimbangkan wilayah karakteristik dan pola interaksi dan eksternal yang

didukung oleh jaringan infrastruktur pelayanan baik lokal maupun regional,

Kecamatan Tamansari termasuk ke dalam Wilayah Pembangunan selatan (Zona 3)

yang merupakan kawasan penyangga resapan air dan kawasan hijau dengan

mengintensifkan dan melestarikan tanaman tahunan dan mengadakan gerakan

rehabilitasi lahan kritis (penanaman pohon).

Sebagai Wilayah pengembangan pertanian dan wisata Kecamatan

Tamansari yang menonjol produksi pertaniannya adalah padi, jagung, ketela

pohon, ketela rambat, kacang tanah, dan sayur-sayuran, disamping itu juga

Page 52: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

39

sebagai sentra tanaman hias yang pemasarannya telah memasuki pangsa lokal,

regional, dan mancanegara. Pengembangan lainnya adalah industri sedang

berjumlah 27 buah dengan tenaga kerja 77 orang, industri kecil 400 buah dengan

pekerja 1200 orang, dan industri rumah tangga 74 buah dengan pekerja 400 orang.

Masalah perdagangan sangat dipengaruhi oleh perkembangan Kota Bogor karena

berbatasan langsung.

5.1.2.2 Kondisi Demografi

Secara administratif kependudukan per bulan Desember 2009 jumlah

penduduk Kecamatan Tamansari sebanyak 84.539 jiwa yang terdiri dari laik-laki

42.467 jiwa dan perempuan 42.072 jiwa.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa di Kecamatan Tamansari

No Desa Jenis Kelamin Jumlah KK Laki-Laki Perempuan 1 Sukajadi 3.944 3.743 1.786 2 Sukaluyu 4.102 4.304 1.721 3 Sukajaya 4.571 4.519 1.693 4 Sukaresmi 5.437 5.247 2.853 5 Pasireurih 5.525 5.536 2.282 6 Tamansari 5.448 5.410 2.859 7 Sukamantri 6.779 6.697 3.388 8 Sirnagalih 6.661 6.616 3.231

Jumlah 42.467 42.072 19.813 Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Tamansari, 2009

5.1.2.3 Kondisi Sosial Budaya

Pembangunan daerah bidang sosial budaya dan kehidupan beragama

berkaitan dengan kualitas manusia dan masyarakat Kabupaten Bogor. Kondisi

tersebut tercermin pada kuantitas dan kualitas penduduk seperti pendidikan,

kesehatan, pemberdayaan perempuan, pemuda, olah raga, seni budaya, dan

keagamaan.

Page 53: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

40

Berkenaan dengan pembangunan kualitas hidup penduduk Kabupaten

Bogor, perkembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Bogor

menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Hal tersebut antara lain ditunjukan

dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dihitung

berdasarkan tiga indikator, yaitu Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks

Daya Beli. Pada tahun 2007, IPM Kabupetan Bogor meningkat sebesar 2,37 dari

angka 67,81 pada tahun 2003 menjadi 70,18 pada tahun 2009.

Kondisi pemberdayaan perempuan dan penanggulangan masalah sosial di

Kabupaten Bogor sebagai berikut: (1) masih kurangnya pemahaman di semua

kalangan akan konsep dan kesetaraan gender; (2) masih adanya tindak kekerasan

terhadap perempuan, perdagangan dan eksploitasi perempuan dan anak; (3) belum

optimalnya fasilitas dan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar bagi

perempuan lansia, perempuan penyandang cacat, dan Wanita Rawan Sosial

Ekonomi (WRSE) lainnya; (4) masih tingginyajumlah fakir miskin.

Pada bidang olah raga, Kecamatan Tamansari belum memiliki sarana olah

raga terpadu dan memadai. Dalam bidang kebudayaan di Kecamatan Tamansari

ditujukan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah serta

mempertahankan jati diri dan nilai-nilai budaya daerah di tengah-tengah semakin

derasnya arus informasi dan pengaruh negatif budaya global. Pengembangan seni

dan budaya di Kecamatan Tamansari diselenggarakan secara terintegrasi dengan

pembangunan kepariwisataan. Pada tahun 2009 telah dilakukan berbagai macam

kegiatan untuk melestarikan dan mengaktualisasikan seni dan budaya daerah

sebagai upaya mengelola kekayaan dan keragaman budaya serta mempromosikan,

Page 54: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

41

menjalin kemitraan dan mengembangkan destinasi pariwisata di Kecamatan

Tamansari.

5.1.2.4 Kondisi Pendidikan

Minat dan tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan usia sekolah

sudah cukup tinggi. Hal ini ditunjang oleh keberadaan dan peran Program Kejar

Paket, program beasiswa bagi siswa berprestasi, PKBM yang sudah cukup mampu

memberikan andil dalam penanganan masalah pendidikan. Bahkan di beberapa

sekolah, daya tampung murid telah melampaui batas, sehingga ditanggulangi

dengan sistem shift. Namun dari hasil pendataan penduduk yang dilakukan oleh

UPTK Pendidikan diketahui bahwa ternyata angka drop out usia sekolah tingkat

sekolah dasar masih ada. Hal ini cukup menghambat penuntasan Wajar Dikdas 9

Tahun.

Sarana prasarana pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM

mempunyai peran yang cukup penting. Sarana dan prasarana pendidikan di

Kecamatan Tamansari keadaan Desember 2009 dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 3. Data Jumlah Sekolah No Nama Sekolah Jumlah 1 PAUD 17 Buah 2 Taman Kanak-kanak 5 Buah 3 Sekolah Dasar Negeri 29 Buah 4 Sekolah Dasar Swasta 3 Buah 5 SMP Negeri 2 Buah 6 SMP Swasta 5 Buah 7 SMA Negeri 1 Buah 8 SMA/K Swasta 5 Buah 9 Perguruan Tinggi 1 Buah

Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Tamansari, 2009

Page 55: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

42

5.1.2.5 Kondisi Ekonomi

Perekonomian Kecamatan Tamansari didukung oleh saran dan prasarana

wilayah yang ada, yang merupakan aspek pendukung utama dalam pembangunan

yang secara tidak langsung akan berpengaruh kepada tingkat perekonomian

masyarakat. Sarana prasarana tersebut dalam pengembangan pembangunan

berperan sebagai pengarah pembentukan tata ruang kota, pemenuhan kebutuhan

infrastruktur, pemicu pertumbuhan wilayah. Sarana dan prasarana yang

mendukung pengembangan perkotaan diantaranya adalah keterbatasan

transportasi, pengairan, jaringan listrik, telekomunikasi, dan pemukiman.

1. Jaringan Transportasi

Jaringan transportasi di Kecamatan Tamansari cukup baik, kondisi jalan

relatif baik, sebagian besar telah beraspal dan seluruh wilayah dapat dilalui oleh

kendaraan beroda empat. Kondisi lalu lintas di Kecamatan Tamansari cukup padat

pada saat menjelang jam masuk kantor dan sekolah serta pada saat usai kantor dan

sekolah. Titik kemacetan tersebar terutama pada lingkungan sekolah, ditambah

pula adanya ketidak disiplinan para pengguna jalan umum yang sering berhenti

pada tempat rawan macet.

2. Jaringan Air Bersih/Irigasi

Masyarakat Kecamatan Tamansari memanfaatkan air bawah tanah berupa

sumur gali dan pembuatan jet pump dalam pemenuhan kebutuhan air bersih.

Ketersediaan air tanah sejauh ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

3. Jaringan Listrik dan Telekomunikasi

Pelayanan jaringan listrik PLN telah menjangkau seluruh wilayah yang

dimanfaatkan untuk kebutuhan pemukiman, perkantoran, sekolah, industri,

Page 56: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

43

perdagangan dan jasa. Sebagian besar wilayah Tamansari telah dilengkapi dengan

Penerangan Jalan Umum (PJU) dan setiap tahun selalu diadakan penambahan

untuk peningkatan sarana umum perlistrikan. Beberapa lokasi pemukiman dan

perindustrian memanfaatkan jaringan listrik dari genset untuk mengimbangi

tingginya penggunaan daya listrik PLN.

Prasarana telekomunikasi masyarakat mayoritas dilayani oleh PT. Telkom

sebagian dengan sarana handphone yang dimiliki oleh masyarakat. Keperluan pos

dan giro dilayani langsung oleh Kantor Pos dan Giro Ciomas.

4. Perekonomian Masyarakat

Krisisi ekonomi telah membawa dampak yang cukup serius bagi Laju

Pertumbuhan Ekonomi (LPE) masyarakat. Kondisi ini berpengaruh terhadap

perubahan tingkat kesejahteraan masyarakat yang ditandai dari menurunnya

kemampuan menyekolahkan anak usia sekolah, menurunnya derajat kesehatan

masyarakat dan jumlah penduduk miskin meningkat dengan tajam, daya beli

masyarakat menurun dan pengengguran meningkat mewarnai pelaksanaan

penyelenggaraan tugas pemerintah.

Berbagai kebijakan dari pemerintah untuk memberdayakan perekonomian

masyarakat telah banyak dilakukan seperti penciptaan lapangan kerja baru dan

pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT). Selain itu, pembangunan

perekonomian di Kecamatan Tamansari diarahkan secara merata pada setiap

bidang pembangunan penyebarannya. Perencanaan pembangunan yang ditetapkan

dan upaya pengembangan infrastruktur senantiasa diarahkan bagi pemenuhan

kebutuhan masyarakat dengan konsep pengembangan potensi yang dimiliki

wilayah.

Page 57: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

44

Kecamatan Tamansari memiliki wilayah yang sangat potensial untuk

dijadikan sebagai kawasan wisata. Di kawasan tersebut terdapat berbagai objek,

baik wisata alam ataupun wisata lainnya yang tak kalah indahnya dengan objek

wisata Puncak, Cisarua seperti Bumi Perkemahan (Buper) yang berada di Desa

Sukamantri, Kampung Budaya Sunda yang ada di Desa Pasireurih, Pura

Jagatkartta yang berlokasi di Desa Tamansari, dan keberadaan 57 situs

peninggalan kerajaan Padjajaran yang tersebar di seluruh wilayah Tamansari.

Kecamatan Tamansari juga merupakan pintu gerbang bagi wisatawan yang

akan berkunjung ke objek wisata alam Curug Nangka yang masuk dalam teritori

Kecamatan Tenjolaya. Maka dari itu berdasarkan informasi yang diperoleh dari

wawancara pemerintah Tamansari, wilayah ini masuk program visit Bogor 2011.

Hal ini perlu diterapkan, karena wilayah Kecamatan Tamansari berada di kaki

gunung Salak yang kaya akan potensi alamnya.

Sebagai contoh lain, adanya potensi alam berupa situ-situ tentunya akan

mendukung pula potensi pengembangan wilayah Kecamatan Tamansari di bidang

Pariwisata. Potensi alam tersebut adalah Situ Taman di Desa Tamansari (luas 2,4

ha) dan Situ Jadi di Desa Sukajadi (luas 1,5 ha).

Berdasarkan pekerjaan, penduduk Kecamatan Tamansari mempunyai

pekerjaan yang beraneka ragam. Secara garis besar sebagian penduduk bekerja

sebagai petani, peternak, pengusaha/wiraswasta, karyawan swasta, PNS, Polri,

dan buruh. Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kecamatan

Tamansari bermata pencaharian buruh.

Page 58: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

45

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah 1 Karyawan swasta 6.762 2 PNS 1.102 3 TNI/Polri 124 4 Pengusaha/Wiraswasta 2.102 5 Petani/Peternak 5.886 6 Buruh 11.402

Sumber: Data Monografi Kecamatan Tamansari, 2009

Mayoritas perekonomian warga kecamatan Tamansari sekarang ini lebih

cenderung kepada pengrajin sepatu dan petani. Sebagai wilayah hasil pemekaran

dari Kecamatan Ciomas yang terkenal sebagai penghasil sepatu sandal, sebagian

warga Tamansari juga handal membuat sepatu sandal dengan kualitas yang tak

jauh berbeda dengan produk buatan Ciomas, namun keberadaan para perajin

sepatu dan sandal belum terkoordinir dan masih bersifat sendiri-sendiri. Tapi

secara alamiah, para pengrajin membentuk kelompok dengan sendirinya untuk

memenuhi kebutuhan pasar.

5.1.3 Desa Sukaresmi

Penambangan pasir di Kecamatan Tamansari dengan skala terbesar terjadi

di Desa Sukaresmi. Penambangan ini dilakukan diatas lahan pertanian (sawah)

sedangkan penambangan di desa lainnya sebagian besar dilakukan di sungai

dengan skala yang lebih kecil.

5.1.3.1 Letak dan Keadaan Geografis

Desa Sukaresmi merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Tamansari Kabupaten Bogor. Kelurahan Sukaresmi berbatasan dengan

Kecamatan Ciomas di sebelah utara, Kelurahan Tamansari di sebelah selatan,

Kelurahan Sukaluyu di sebelah barat, dan Kelurahan Pasireurih di sebelah Timur.

Kelurahan Sukaresmi memiliki luas areal sebesar 306,310 ha terbagi dalam tiga

Page 59: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

46

dusun, 13 Rukun Warga (RW) dan 52 Rukun Tetangga (RT). Jarak kantor desa ke

Ibukota Kecamatan Tamansari adalah dua km, Ibukota Kabupaten Bogor adalah

29,5 km, Ibukota Provinsi Jawa Barat adalah 132 km, sedangkan Ibukota Negara

adalah 67 km.

Persentase pemanfaatan lahan di Desa Sukaresmi paling banyak terlihat

pada penggunaan ladang (53,21%) dan sawah (26,12%). Hal ini dikarenakan

mayoritas mata pencaharian penduduk Sukaresmi adalah petani. Persentase

penggunaan lahan untuk bangunan pendidikan hanya sebesar 0,65%, ini

merupakan indikasi rendahnya tingkat pendidikan penduduk Sukaresmi.

Tabel 5. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan di Desa Sukaresmi No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1 Pemukiman dan Pekarangan 42 13,71 2 Sawah 80 26,12 3 Ladang/Huma 163 53,21 4 Jalan 8,31 2,71 5 Pemakaman/Kuburan 2 0,65 6 Perkantoran 2 0,65 7 Lapangan Olah Raga 1 0,33 8 Tanah/Bangunan Pendidikan 2 0,65 9 Tanah/Bangunan Peribadatan 3 0,98

10 Kolam 3 0,98 Jumlah 306,31 100 Sumber: Laporan Akhir Tahun Desa Sukaresmi, 2010

5.1.3.2 Keadaan Demografi

Jumlah penduduk desa akhir Desember 2010 tercatat 11467 jiwa terdiri

dari laki-laki 5768 jiwa dan perempuan 5701 jiwa dengan 3203 jumlah kepala

keluarga. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 6.

Page 60: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

47

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

No Kelompok Umur (Tahun)

Jenis Kelamin Total (orang) Laki-Laki Perempuan 1 0-4 581 582 1.163 2 5-9 468 464 932 3 10-14 444 444 888 4 15-19 435 429 864 5 20-24 434 427 861 6 25-29 396 392 788 7 30-34 387 384 771 8 35-39 373 364 737 9 40-44 337 333 670 10 45-49 331 321 652 11 50-54 316 316 632 12 55-59 299 299 598 13 60-64 280 289 569 14 65-69 269 257 526 15 70-74 248 239 487 16 ≥75 168 161 329

Total (orang) 5.766 5.701 11.467 Sumber: Laporan Akhir Tahun Desa Sukaresmi, 2010

5.2 Karakteristik Responden

Responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu responden pengusaha

pasir dan responden penambang pasir. Data responden diperoleh dengan cara

wawancara langsung para penambang dan pangusaha pasir. Data responden

merupakan karakteristik umum seperti jenis kelamin, usia, dan pendidikan formal.

5.2.1 Responden Pengusaha Pasir

Pengusaha pasir adalah orang yang meyewa lahan dari pemilik lahan,

kemudian memanfaatkan lahan tersebut untuk penambangan pasir. Terdapat 13

pengusaha pasir pada lokasi penelitian. Mayoritas pengusaha pasir berjenis

kelamin laki-laki, hanya satu pengusaha pasir berjanis kelamin perempuan.

Berdasarkan tabel terlihat bahwa sebagian besar pengusaha pasir berumur

antara 41-50 tahun (84,62%). Tingkat pendidikan responden pengusaha pasir

Page 61: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

48

bervariasi, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA), tetapi terdapat satu responden yang tidak bersekolah.

Sebagian besar responden menempuh pendidikan sampai jenjang SD yaitu

sebanyak 8 responden (61,54%). Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran mereka

akan pendidikan tergolong rendah, selain itu faktor lemahnya kondisi ekonomi

juga menjadi alasan sehingga tidak ada biaya untuk sekolah.

Mengenai status kepemilikan lahan, hampir seluruh responden pengusaha

pasir menggunakan lahan sewaan sebagai usaha mereka. Berdasarkan hasil

wawancara, pemilik lahan dengan sengaja memyewakan lahannya kepada

beberapa pengusaha dengan alasan pemerataan pembagian karena banyak orang

yang bergantung pada usaha ini untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Tabel 7. Karakteristik Responden Pengusaha Pasir

Karakteristik Responden Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

Usia (tahun) Kurang dari 40 1 7,69

41-50 11 84,62 51-60 1 7,69

Tingkat Pendidikan

Tidak tamat SD 1 7,69 SD 8 61,54

SMP 3 23,08 SMA 1 7,69

Status Lahan Pemilik 1 7,69 Sewa 12 92,31

Sumber: Data Primer, diolah Maret 2011

5.2.2 Responden Penambang Pasir

Penambang pasir merupakan orang yang dipekerjakan oleh pengusaha

pasir. Pada lokasi penelitian terdapat 34 orang penambang yang keseluruhannya

berjenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan ini merupakan

pekerjaan yang tidak cocok dilakukan oleh gender perempuan, karena berdasarkan

Page 62: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

49

observasi lapang, pekerjaan menambang pasir memang tidak memerlukan

keahlian khusus tetapi memerlukan kekuatan fisik.

Berdasarkan tabel, sebagian besar penambang berumur antara 51-60 tahun

(44,12%) dan hanya terdapat 3 orang penambang yang berumur antara 61-70.

Sedikitnya penambang yang berusia lanjut juga menunjukkan bahwa pekerjaan

menambang memerlukan kekuatan fisik. Tingkat pendidikan tertinggi penambang

pasir hanya sebatas jenjang Sekolah Dasar (SD), tetapi sebagian besar responden

penambang tidak tamat SD atau dapat dikatakan tidak menempuh pendidikan

formal. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan ini diminati oleh orang yang

memiliki tingkat pendidikan rendah, karena pekerjaan ini tidak memerlukan

keahlian khusus. Tingkat pendidikan yang rendah dari para penambang juga

menyebabkan kurangnya perhatian mereka terhadap dampak lingkungan akibat

kegiatan penambangan pasir ini.

Tabel 8. Karakteristik Responden Penambang Pasir

Karakteristik Responden Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

Usia (tahun)

Kurang dari 40 7 20,59 41-50 9 26,47 51-60 15 44,12 61-70 3 8,82

Tingkat Pendidikan Tidak tamat SD 25 73,53 Tamat SD 9 26,47

Sumber: Data Primer, diolah Maret 2011

Page 63: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

50

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Identifikasi Proses dan Pihak-Pihak Terlibat dalam Kegiatan Penambangan Pasir Kegiatan penambangan galian C di Kecamatan Tamansari sudah

berlangsung sejak sekitar 50 tahun yang lalu. Pada tahun 1960-an, pembangunan

di daerah Ancol, Jakarta Utara, menggunakan pasir dan batu sebagai bahan dasar

pembangunan yang berasal dari Kecamatan Tamansari. Semakin meningkatnya

kebutuhan akan pasir dan batu sebagai bahan dasar pembangunan, menyebabkan

terus meningkatnya kegiatan penambangan galian C. Saat ini, Desa Sukaresmi

menjadi salah satu lokasi penambangan pasir dengan skala terbesar dibandingkan

dengan lokasi penambangan di desa lainnya di Kecamatan Tamansari.

Penambangan pasir di Desa Sukaresmi sudah dilakukan sejak tahun 1970-an

yang pada awalnya merupakan perusahaan pemecah batu milik swasta. Setelah

perusahaan tersebut ditutup, masyarakat sekitar melanjutkan kegiatan

penambangan pasir dan batu. Penambangan pasir yang dikelola masyarakat ini

merupakan penambangan pasir ilegal karena tidak adanya izin atas kegiatan

tersebut. Lahan yang digunakan untuk usaha ini merupakan lahan milik warga.

Sebagian besar lahan yang dijadikan usaha penambangan pasir pada awalnya

merupakan lahan persawahan. Para penambang tidak mengurus izin usaha dengan

alasan pajak pemerintah yang harus mereka tanggung atas usaha tersebut dapat

mempengaruhi pendapatan.

Pemilik lahan, penyewa lahan/pengusaha pasir, penambang pasir, supir

truk pengangkut pasir, dan buruh pengangkut pasir merupakan pihak yang terlibat

secara langsung dalam kegiatan penambangan pasir ini. Pemerintah sebagai pihak

luar tidak banyak terlibat dalam kegiatan penambangan dikarenakan kegiatan

Page 64: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

51

tersebut bersifat ilegal/tidak memiliki izin. Berdasarkan wawancara dengan

pemerintah setempat, upaya penutupan kegiatan penambangan ini telah dilakukan

namun selalu gagal. Masalah ekonomi selalu dijadikan alasan para penambang

untuk tetap melakukan kegiatannya. Pelatihan dan pembinaan keterampilan

sebagai alternatif pengganti mata pencaharian juga tidak mampu menghentikan

kegiatan penambangan tersebut. Pemberian izin usaha penambangan memang

sengaja tidak diberikan dikarenakan wilayah Kecamatan Tamansari tidak

diperuntukkan sebagai wilayah pertambangan, selain itu untuk menghindari

eksploitasi sumberdaya yang berlebih. Jika izin diberikan, maka

perusahaan/badan/perorangan sebagai pemegang izin usaha cenderung melakukan

kegiatan penambangan dengan orientasi keuntungan semaksimal mungkin yang

berimplikasi pada eksploitasi sumberdaya pasir secara berlebihan, dan pada

akhirnya kerusakan lingkungan menjadi lebih besar. Penambangan pasir ilegal ini

dapat dikategorikan sebagai pertambangan rakyat dengan cara konvensional,

dengan anggapan kerusakan lingkungan lebih minimal sebagai dampak dari

kegiatan penambangan tersebut.

Berikut ini merupakan penjelasan dari pihak-pihak yang terlibat secara

langsung dalam kegiatan penambangan pasir ilegal di Desa Sukaresmi,

Kecamatan Tamansari:

a. Pemilik lahan adalah tuan tanah dimana usaha penambangan pasir ini

dilakukan. Lahan yang mereka miliki berupa lahan sawah dan kebun.

Lahan- lahan dalam lokasi penelitian merupakan milik warga sekitar desa.

Lahan tersebut disewakan dengan harga Rp 40.000/m2 kemudian dialih

fungsikan menjadi lahan untuk usaha penambangan pasir. Masa sewa

Page 65: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

52

habis jika seluruh luasan lahan yang disewa telah digarap sampai

kedalaman dua belas meter.

b. Penyewa lahan dalam penelitian ini merupakan para pengusaha pasir.

Mereka menyewa lahan pertanian kepada pemilik lahan dan

memanfaatkan lahan tersebut dengan cara mengeksploitasi atau

mengambil pasir. Luasan lahan yang disewa para pengusaha pasir

bervariasi, tetapi pada umumnya setiap pengusaha pasir menyewa antara

100 m2 sampai 300 m2 karena alasan saling berbagi dengan pengusaha

pasir lainnya. Kedalaman lahan garapan untuk eksploitasi pasir adalah 12

meter. Dapat disimpulkan, setiap meter persegi lahan yang disewa dengan

harga Rp 40.000 sama dengan 12 m3 lahan garapan dan setiap pengusaha

pasir menyewa lahan sebesar luasan dikalikan kedalaman setinggi 12

meter. Luasan permukaan tebing dengan tinggi 12 meter dan lebar 7 meter

disebut ‘1 kobak’, dan setiap pengusaha pasir memiliki jumlah ‘kobak’

yang bervariasi.

c. Penambang pasir merupakan orang yang dipekerjakan oleh pengusaha

pasir. Tugas mereka adalah mengambil pasir. Satu pengusaha pasir

biasanya mempekerjakan dua penambang. Satu penambang bertugas

mengeruk tanah dengan cara konvensional dengan menggunakan linggis,

penambang yang lain mecuci runtuhan tanah untuk memisahkan pasir dari

batu dan kerikil.

d. Buruh merupakan ‘kenek’ pengangkut pasir atau disebut juga ‘kadal’.

Mereka diberikan upah atas jasanya yaitu menaikan pasir ke dalam truk

pasir.

Page 66: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

53

Penyewa lahan/pengusaha pasir, penambang pasir, dan buruh pengangkut

pasir merupakan pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam kegiatan

produksi pasir. Sedangkan supir pengangkut pasir merupakan pembeli pertama.

Setiap supir datang ke lokasi penelitian untuk membeli pasir. Ukuran truk pasir

terbagi dua yaitu, truk ‘engkel’ berukuran 2,5 m3 dan truk ‘dobel’ berukuran 5 m3.

Pembelian pasir untuk truk ‘engkel’ dikenakan biaya Rp 170.000, sedangkan Truk

‘dobel’ Rp 340.000.

Gambar 3. Proses Penambangan Pasir

Lahan sawah yang telah disewa oleh pengusaha pasir dialih fungsikan

menjadi lahan penambangan pasir dengan bentuk tebingan. Setiap pengusaha

memiliki luasan tebing/’kobak’ yang bervariasi tetapi pada umumnya setiap

pengusaha hanya memiliki 1 ‘kobak’ yaitu luasan tebing dengan lebar 7 meter dan

tinggi 12 meter. Setiap harinya, 1 ‘kobak’ rata-rata menghasilkan 5 m3 pasir

dengan pekerja penambang sebanyak 2 orang. Penambang merupakan orang yang

menghasilkan/memproduksi pasir. Proses produksi pasir dari setiap ‘kobak’

biasanya dilakukan oleh 2 orang penambang dan rata-rata per hari menghasilkan 5

m3 pasir. Setelah pasir terkumpul, buruh pengangkut pasir atau yang mereka sebut

‘kadal’ bertugas memindahkan pasir tersebut kedalam truk pasir. Supir truk

merupakan pembeli pertama. Terdapat dua jenis truk di lokasi penelitian, yaitu

Produksi: pengusaha, panambang pasir

Konsumsi: pembeli kedua

Distribusi: supir truk pengangkut pasir/pembeli pertama

Buruh/’kadal’

Page 67: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

54

truk berukuran 2,5 m3 yang disebut truk ‘engkel’ dan truk berukuran 5 m3 yang

disebut truk ‘dobel’. Supir harus membayar sebesar Rp 170.000 untuk

mendapatkan pasir sebanyak 2,5 m3 atau Rp 340.000 untuk pasir sebanyak 5 m3.

Uang tersebut kemudian dibagikan kepada pengusaha pasir, penambang, dan

buruh pengangkut. Setiap 2,5 m3 pasir, pengusaha mendapatkan bagian sebesar

Rp 60.000, penambang Rp 60.000 (dibagikan dengan jumlah penambang), dan

buruh pengangkut Rp 50.000 (dibagikan dengan jumlah buruh).

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 43 Tahun

1996 mengenai kriteria kerusakan lingkungan bagi usaha atau kegiatan

penambangan bahan galian golongan C jenis lepas di dataran, dinding galian

adalah pinggiran lubang secara menyeluruh dari permukaan sampai dasar lubang

dan untuk menjaga stabilitas dinding galian, kemiringan lereng dinding galian

secara umum dibatasi maksimum 50% dan harus dibuat berteras-teras. Setiap teras

terdiri dari tebing teras dan dasar teras sebagai parameter yang diamati. Batas

tinggi tebing teras adalah maksimun 3 meter sebagai batas toleransi bagi

keamanan lingkungan disekitarnya, sedangkan lebar batas teras minimum 6 meter

untuk mempertahankan agar kemiringan dinding galian tidak lebih curam dari

50%.

Pada lokasi penelitian, batas tinggi tebing maksimun tidak berlaku karena

tinggi tebing teras galian mencapai 12 meter. Hal ini terjadi karena para

penambang tidak mengetahui tata cara dan batas maksimun yang ditetapkan,

selain itu mereka hanya memikirkan keuntungan sebesar-besarnya. Semakin

tinggi tebing galian, semakin besar volume pasir yang diperoleh dan semakin

besar juga keuntungan yang diperoleh.

Page 68: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

55

Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 43, 1996

Gambar 4. Sketsa Relief Dinding Galian yang Disyaratkan

Gambar 5. Sketsa Relief Dinding Galian pada Lokasi Penelitian

Menurut Mangkoesoebroto (2001), terdapat beberapa faktor yang menjadi

sumber timbulnya kegagalan pemerintah:

1. Campur tangan pemerintah terkadang menimbulkan dampak yang tidak

diperkirakan terlebih dahulu.

permukaan tanah

dasar galian

12 M

Page 69: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

56

2. Campur tangan pemerintah memerlukan biaya yang tidak murah, oleh

karena itu campur tangan pemerintah harus dipertimbangkan manfaat dan

biayanya secara cermat.

3. Adanya kegagalan dalam pelaksanaan program pemerintah.

4. Perilaku pemegang kebijakan pemerintah yang bersifat mengejar

keuntungan pribadi atau rent seeking behaviour.

Berdasarkan hal diatas, dapat disimpulkan bahwa pemerintahan Kecamatan

Tamansari mengalami kegagalan dalam menangani kegiatan penambangan pasir.

Program-program penyuluhan untuk menggantikan kegiatan penambangan

tersebut belum berhasil dilakukan.

6.2 Identifikasi Dampak Positif dan Negatif dari Kegiatan Penambangan Pasir Kegiatan penambangan pasir memberikan dampak terhadap masyarakat

dan lingkungan. Dampak yang diterima berupa dampak positif dan negatif.

Penyediaan mata pencaharian dan penyerapan tenaga kerja merupakan manfaat

yang diterima masyarakat yang diidentifikasi sebagai dampak positif. Kerusakan

lingkungan yang terdiri dari hilangnya lahan sawah, pencemaran air sungai,

longsor, estetika lingkungan, rusaknya jalan yang mengakibatkan pencemaran

udara dianggap sebagai dampak negatif.

6.2.1 Identifikasi Manfaat dari Kegiatan Penambangan Pasir

Kegiatan penambangan pasir memberikan dampak positif bagi masyarakat

setempat dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, baik itu untuk pekerja

penambangan (secara langsung) maupun sebagai supir kendaraan pengangkut

pasir (secara tidak langsung). Masyarakat tidak memerlukan keahlian khusus dan

Page 70: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

57

hanya dengan menggunakan peralatan penggalian sederhana, mereka dapat

memperoleh pendapatan dari kegiatan ini.

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penambangan pasir yang merasa

diuntungkan, baik pihak yang terlibat secara langsung dalam proses penambangan

maupun pihak diluar kegiatan penambangan seperti penjaga pos pungutan tidak

resmi sepanjang jalan yang dilewati truk pengangkut pasir. Sumber penghasilan

harian dinikmati oleh masyarakat dengan adanya kegiatan penambangan pasir ini.

Pendapatan harian yang diperoleh penambang, pengusaha pasir, buruh

pengangkut, dan supir truk pengangkut pasir sangat membantu dalam pemenuhan

kebutuhan ekonomi mereka sehari-hari. Pos pintu gerbang tidak resmi di

sepanjang jalan menuju lokasi penambangan secara langsung juga mendapatkan

keuntungan berupa pungutan-pungutan. Berdasarkan wawancara dengan supir

truk pasir, pungutan tidak resmi yang harus mereka bayar mencapai Rp 32.000.

6.2.2 Identifikasi Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Penambangan yang bersifat mengambil atau eksploitatif menyebabkan

penurunan kualitas lingkungan tidak terelakkan lagi. Terutama kegiatan

penambangan pasir yang dilakukan dengan cara mengkonversi lahan pertanian.

Alih fungsi lahan pertanian menjadi penambangan pasir akan memberikan

dampak negatif bagi lingkungan, seperti hilangnya lahan resapan air yang akan

mengakibatkan terjadinya banjir, berkurangnya aliran air dalam tanah, erosi dan

lain sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara responden bahwa dampak

lingkungan seperti banjir dan erosi sering terjadi setelah turun hujan.

Pengalihfungsian lahan pertanian menjadi bentuk lainnya merupakan salah

satu masalah yang dihadapi dalam sektor pertanian. Kegiatan penambangan pasir

Page 71: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

58

yang dilakukan di atas lahan pertanian sawah menyebabkan hilangnya kesempatan

lahan pertanian tersebut untuk memproduksi pangan sebagai komoditas utama.

Lokasi penambangan pasir terletak di perbatasan Kecamatan Tamansari

dan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor yang merupakan daerah pemukiman

warga. Akses untuk menuju lokasi penambangan pasir melewati pemukiman

warga. Perumahan Alam Tirta merupakan salah satu pemukiman penduduk dan

memiliki jarak terdekat dengan lokasi penambangan pasir. Setiap harinya tidak

kurang dari 25 truk pengangkut pasir melintasi jalan perumahan yang

menyebabkan kualitas udara menurun. Kendaraan berukuran besar seperti truk

pengangkut pasir juga menyebabkan rusaknnya jalan perumahan. Kualitas aspal

yang digunakan untuk jalan umum dan jalan perumahan berbeda. Jalan

perumahan tidak seharusnya dilalui oleh kendaraan berukuran besar. Berdasarkan

hasil pengamatan, kerusakan jalan perumahan Alam Tirta sebagian besar

disebabkan oleh truk pengangkut pasir.

Padi merupakan komoditas penting di Indonesia yang mampu

mampengaruhi ekonomi bahkan keadaan politik negara. Pengalihfungsian lahan

pertanian merupakan salah satu masalah yang dihadapi sektor pertanian saat ini.

Konversi lahan pertanian menyebabkan hilangnya kesempatan untuk

memproduksi padi. Setelah terjadi alih fungsi lahan pertanian, hampir tidak

mungkin dilakukan proses pengembalian fungsi lahan tersebut. Kegiatan

penambangan pasir yang dilakukan di lahan persawahan ini menyebabkan

hilangnya fungsi dan multifungsi sawah.

Perubahan paradigma pembangunan yang mengemuka sejak periode 1980-

an telah melahirkan konsep pembangunan berkelanjutan, dimana aspek distribusi

Page 72: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

59

dan kelestarian lingkungan maupun sosial-budaya memperoleh perhatian yang

proporsional seiring dengan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi

(Munasinghe, 1993 UdalamU Rahmanto, 2006). Kaitannya dengan hal itu, berbagai

klasifikasi mengenai nilai ekonomi lahan pertanian telah dikemukakan, di

antaranya oleh Munasinghe (1992), Callaghan (1992), dan Sogo Kenkyu (1998).

Meskipun terdapat beberapa perbedaan mengenai klasifikasi manfaat lahan

pertanian yang dikemukakan oleh narasumber tersebut, tetapi secara garis besar

penilaian ekonomi lahan pertanian harus dilihat berdasarkan manfaat penggunaan

(use values) dan manfaat bawaannya (intrinsic values). Kedua manfaat tersebut

meliputi aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial-budaya.

Manfaat langsung lahan sawah dapat dikaitkan dengan sepuluh unsur

berikut (Nasoetion dan Winoto, 1996 UdalamU Rahmanto, 2006): (1) penghasil

bahan pangan, (2) penyedia kesempatan kerja pertanian, (3) sumber Pendapatan

Asli Daerah (PAD) melalui pajak lahan, (4) sumber PAD melalui pajak lainnya,

(5) mencegah urbanisasi melalui kesempatan kerja yang diciptakan, (6) sebagai

sarana bagi tumbuhnya kebudayaan tradisional, (7) sebagai sarana tumbuhnya

rasa kebersamaan atau gotongroyong, (8) sebagai sumber pendapatan masyarakat,

(9) sebagai sarana refreshing, dan (10) sebagai sarana pariwisata.

Manfaat tidak langsung mencakup fungsi-fungsi pelestarian lingkungan

yang terdiri dari unsur-unsur berikut (Nasoetion dan Winoto, 1996 UdalamU

Rahmanto, 2006): (1) mengurangi peluang banjir, (2) mengurangi peluang erosi,

(3) mengurangi peluang tanah longsor, (4) menjaga keseimbangan sirkulasi air,

terutama di musim kemarau, (5) mengurangi pencemaran udara akibat polusi

industri, dan (6) mengurangi pencemaran lingkungan melalui pengembalian

Page 73: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

60

pupuk organik pada lahan sawah. Sementara itu, manfaat bawaan terdiri dari dua

unsur berikut: (1) sebagai sarana pendidikan, dan (2) sebagai sarana untuk

mempertahankan keragaman hayati.

6.3 Penilaian Dampak Positif dan Negatif Kegiatan Penambangan Pasir

Penilaian merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat dari

suatu barang atau jasa untuk kepentingan tertentu manusia atau masyarakat.

Penilaian mencakup kegiatan akademis untuk pengembangan konsep dan

metodologi untuk menduga nilai manfaat. Nilai merupakan persepsi manusia

tentang makna suatu obyek, bagi orang tertentu, pada waktu dan tempat tertentu.

Persepsi tersebut berpadu dengan harapan ataupun norma-norma kehidupan yang

melekat pada individu atau masyarakat itu. Untuk menilai berapa besar nilai

sumberdaya alam ini sangat bergantung pada sistem nilai yang dianut. Sistem nilai

tersebut antara lain mencakup: apa yang dinilai, kapan dinilai, dimana dan

bagaimana menilainya, kelembagaan penilai dan sebagainya (Davis dan Johnson

UdalamU Ansahar 2005).

Penilaian dampak positif dari kegiatan penambangan merupakan penilaian

manfaat yang diterima pihak-pihak dalam kegiatan penambangan pasir di lokasi

penelitian, yaitu berupa besaran rupiah yang diterima dengan adanya kegiatan

tersebut. Sedangkan penilaian dampak negatif merupakan penilaian kerusakan

lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir. Kerusakan lingkungan dalam

penelitian ini berupa hilangnya fungsi dan multifungsi sawah. Padi yang

merupakan hasil utama dari sawah dinilai uangkan agar diperoleh besaran nilai

yang hilang akibat adanya kegiatan penambangan pasir.

Page 74: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

61

6.3.1 Penilaian Manfaat dari Kegiatan Penambangan Pasir

Hasil dari penelitian menunjukan manfaat atau dampak positif dari

kegiatan penambangan pasir ini berupa penyerapan tenaga kerja dan pemenuhan

kebutuhan sumberdaya pasir sebagai bahan dasar untuk pembangunan. Manfaat

dari kegiatan penambangan pasir ini dapat dievaluasikan kedalam nilai ekonomi

sebagai nilai pendapatan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan

penambangan pasir.

Terdapat 13 responden pengusaha pasir dan 34 penambang pasir dalam

lokasi penelitian. Dari 13 pengusaha pasir, 8 orang yang masing-masing memiliki

1 ‘kobak’ menghasilkan pendapatan sebesar Rp 120.000/orang per hari, 4 orang

masing-masing memiliki 2 ‘kobak’ dan menghasilkan Rp 240.000/orang per hari,

dan 1 orang memiliki 3 ‘kobak’ yang menghasilkan Rp 360.000 per hari.

Diasumsikan 300 hari kerja dalam satu tahun.

Tabel 9. Pendapatan Pengusaha Pasir

Pendapatan (Rp) Jumlah responden (orang)

Pendapatan/hari (Rp)

Pendapatan/tahun (Rp)

120.000 8 960.000 288.000.000240.000 4 960.000 288.000.000360.000 1 360.000 108.000.000

Total 2.280.000 684.000.000Sumber: Data primer, diolah Maret 2011

Dari 34 penambang pasir di lokasi penelitian, 28 penambang masing-

masing memiliki penghasilan Rp 60.000/hari dan 6 penambang lainnya masing-

masing berpenghasilan Rp 40.000/hari. Diasumsikan dalam satu tahun adalah 300

hari kerja. Penghasilan total penambang pasir dapat dilihat pada tabel 10.

Page 75: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

62

Tabel 10. Pendapatan Penambang Pasir

Pendapatan (Rp) Jumlah responden (orang)

Pendapatan/hari (Rp)

Pendapatan/tahun (Rp)

40.000 6 240.000 72.000.00060.000 28 1.680.000 504.000.000

Total 1.920.000 576.000.000Sumber: Data primer, diolah Maret 2011

Berdasarkan pendapatan dari 13 pengusaha pasir dan 34 penambang pasir,

penilaian manfaat dari kegiatan penambangan pasir menghasilkan angka

Rp.1.260.000.000/tahun. Pendapatan pengusaha dan penambang pasir merupakan

nilai guna langsung dari kegiatan penambangan pasir.

Hasil yang didapatkan dari wawancara dan pengamatan lapang, rata-rata

25 supir mendapatkan keuntungan masing-masing Rp 40.000 per harinya sebagai

pembeli pertama. Sementara itu, buruh pengangkut pasir setiap hari memperoleh

pendapatan Rp 25.000. Rata-rata dalam satu hari diperoleh estimasi nilai guna

tidak langsung sebesar Rp 1.625.000. Asumsi hari kerja dalam satu tahun adalah

300 hari kerja, sehingga nilai guna tidak langsung dari kegiatan penambangan

pasir di Desa Sukaresmi Kecamatan Tamansari adalah sebesar Rp 487.500.000

per tahun.

Nilai guna (langsung dan tidak langsung) dari kegiatan penambangan pasir

adalah Rp 1.747.500.000 per tahun. Penambangan pasir di lokasi penelitian

diperkirakan akan habis dalam 2,5 tahun, sehingga total nilai guna dari kegiatan

penambangan pasir adalah sebesar Rp 4.368.750.000.

6.3.2 Penilaian Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Berdasarkan panduan perhitungan ganti kerugian akibat pencemaran dan

atau perusakan lingkungan, terdapat dua komponen konsep ganti rugi pada kasus

Page 76: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

63

galian C (penambangan batu, pasir, dan tanah) yaitu biaya kerugian ekologis dan

biaya kerugian ekonomi. Biaya pada panduan perhitungan merupakan biaya yang

ditetapkan pada tahun 2006, sedangkan penelitian dilakukan pada tahun 2010

sehingga tetapan biaya yang digunakan untuk menilai kerusakan lingkungan

disesuaikan dengan konsep future value.

F = P (1 + i)n

Dimana: F : biaya di tahun 2010

P : tetapan biaya di tahun 2006

i : suku bunga yang digunakan pada saat penelitian, yaitu

6,5%

n : lama waktu, yaitu 4 tahun

1. Biaya kerugian ekologi

a. Biaya pembuatan reservoir

Lahan sawah yang dialih fungsikan menjadi pertambangan pasir

mengakibatkan hilangnya fungsi tanah sebagai penyimpan air. Pembangunan

tempat penyimpanan air buatan diperlukan untuk menggantikan fungsi tanah yang

hilang tersebut. Menurut BPT Bogor (2005) UdalamU KLH (2006), diketahui bahwa

lahan sawah dapat menyerap air sekitar 900 m3 (900 ribu liter) per hektar,

sehingga reservoir tersebut harus memiliki kapasitas air sebanyak 900 m3. Untuk

menampung air sebanyak 900 m3 diperlukan reservoir berukuran lebar 15 m,

panjang 20 m, dan tinggi 3 m. Biaya pembangunan diasumsikan Rp 100.000 per

m2 (pada tahun 2006), dengan konsep future value, asumsi biaya pada tahun 2010

adalah Rp 129.000.

Per hektar lahan sawah yang rusak diperlukan biaya :

Page 77: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

64

= {(2 x 3 x 15) + (2 x 3 x 20) + (15 x 20)} x Rp 129.000/m2

= 510 m2 x Rp 129.000/m2

= Rp 65.790.000

Luas lokasi penambangan adalah 1,064 ha, maka biaya pembuatannya (CR)

adalah :

= 1,064 ha x Rp 65.790.000/ha = Rp 70.000.560

Biaya pemeliharaan reservoir sampai lahan terdegradasi pulih (CPMR) yaitu

selama 100 tahun dengan biaya Rp 200.000 per tahun (pada tahun 2006) atau Rp

258.000 (pada tahun 2010):

= Rp 258.000/th/ha x 100 th x 1,064 ha = Rp 27.451.200

Biaya yang dibutuhkan untuk membangun dan memelihara reservoir buatan untuk

1,064 ha (CFTA) adalah sebesar Rp 97.451.760

b. Pengaturan tata air

Biaya pengaturan tata air didasarkan kepada manfaat air untuk keperluan

budi daya dalam ekosistem daerah aliran sungai (DAS) menurut Manan, Wasis,

Rusdiana, Arifjaya, dan Purwowidodo (1999) UdalamU KLH (2006) untuk tanaman

budidaya Rp 19.100.000/ha (Rp 24.639.000/ha di tahun 2010) dan penyediaan air

minum (PAM) Rp 3.710.000/ha (Rp 4.785.900/ha di tahun 2010), sehingga biaya

yang harus dikeluarkan untuk pengaturan tata air untuk luas 1,064 ha dengan

asumsi perbaikan lahan selama 100 tahun sebesar :

CTA = 1,064 ha x (Rp 24.639.000 + Rp 4.785.900) x 100 th = Rp 3.130.809.400

c. Pengendalian erosi dan limpasan

Biaya pengendalian erosi dan limpasan akibat konversi hutan alam

menjadi hutan sekunder dan tanah terbuka dengan pembuatan teras dan rorak

Page 78: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

65

didasarkan perhitungan Manan et al (1998) UdalamU KLH (2006) yaitu sebesar Rp

6.000.000 per ha (Rp 7.740.000 per ha di tahun 2010). Biaya yang dibutuhkan

untuk pengendalian erosi dan limpasan seluas 1,064 ha adalah :

CEL = 1,064 ha x Rp 7.740.000/ha = Rp 8.235.360

d. Pembentukan tanah

Biaya pembentukan tanah menurut Hardjowigeno (1993) UdalamU KLH

(2006) adalah sebesar Rp 1.500.000/ha (Rp 1.935.000 di tahun 2010) dikalikan

dengan solum tanah yang hilang dibagi 2,5 mm. Tanah yang hilang adalah 50 cm

dan luas lahan penambangan 1,064 ha.

CPT = 500 mm/2,5 mm x Rp 1.935.000/ha x 1,064 ha = Rp 411.768.000

e. Pendaur ulang unsur hara

Biaya hilangnya unsur hara menurut Wasis (2005) UdalamU KLH (2006)

akibat penambangan galian C adalah Rp 9.548.000/ha (Rp 12.316.920 di tahun

2010), sehingga dengan lokasi penambangan seluas 1,064 ha diperlukan biaya

sebesar :

CUH = 1,064 ha x Rp 12.316.920/ha = Rp 13.105.203

f. Pengurai limbah

Biaya pengurai limbah yang hilang karena kerusakan lahan menurut

perhitungan Pangestu dan Ahmad (1998) UdalamU KLH (2006) yaitu sebesar Rp

435.000 per ha (Rp 561.150 di tahun 2010). Biaya yang dibutuhkan untuk

pengurai limbah pada lahan seluas 1,064 ha adalah:

CPL = 1,064 ha x Rp 561.150/ha = Rp 597.063,6

Page 79: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

66

g. Pemulihan biodiversity

Biaya yang dibutuhkan untuk memulihkan keanekaragaman hayati yang

hilang akibat rusaknya lahan karena galian C menurut perhitungan Pangestu dan

Ahmad (1998) UdalamU KLH (2006) yaitu sebesar Rp 2.700.000/ha (Rp 3.483.000

pada tahun 2010), sehingga untuk lahan seluas 1,064 ha adalah :

CPB = 1,064 ha x Rp 3.483.000/ha = Rp 3.705.912

h. Sumberdaya genetik

Biaya pemulihan akibat hilangnya sumberdaya genetik adalah sebesar Rp

410.000/ha (Pangestu dan Ahmad, 1998 UdalamU KLH, 2006), dengan konsep future

value maka pada tahun 2010 biaya pemulihan adalah sebesar Rp 528.900/ha,

sehingga untuk lahan seluas 1,064 ha biaya yang dibutuhkan untuk memulihkan

adalah sebesar:

Cgen = 1,064 ha x Rp 528.900/ha = Rp 562.749,6

i. Pelepasan karbon

Biaya pelepasan karbon menurut Pangestu dan Ahmad (1998) UdalamU KLH

(2006) adalah sebesar Rp 90.000/ha (Rp 116.100/ha di tahun 2010). Biaya yang

dibutuhkan untuk pemulihan lahan seluas 1,064 ha adalah sebagai berikut:

Ccar = 1,064 ha x Rp 116.100/ha = Rp 123.530,4

Total biaya ekologi (CKEg) :

CKEg = CFTA + CTA + CEL + CPT + CUH + CPL + CPB + Cgen + Ccar

= Rp 97.451.760 + Rp 3.130.809.400 + Rp 8.235.360 + Rp 411.768.000 +

Rp 13.105.203 + Rp 597.063,6 + Rp 3.705.912 + Rp 562.749,6 +

Rp 123.530,4

= Rp 3.666.358.978,6

Page 80: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

67

2. Biaya Kerugian Ekonomi

a. Nilai batu, pasir, dan tanah

Akibat adanya pengambilan tanah dan batu di penambangan pasir Desa

Sukaresmi pada lahan seluas 1,064 ha dengan kedalaman 12 m (volume = 127.680

m3), dimana nilai batu, pasir, dan tanah sebesar Rp 50.000/m3 (KLH, 2006) atau

Rp 64.500/m3 pada saat penelitian, maka biaya kerusakan akibat pengambilan

batu dan pasir adalah sebesar :

CBPT = 127.680 m3 x Rp 64.500/m3 = Rp 8.235.360.000

b. Umur pakai lahan

Pada bagian kerusakan ekonomi ini terdapat parameter penting yang patut

dipertimbangkan yaitu hilangnya umur pakai lahan selama 100 tahun. Alih fungsi

lahan dari sawah menjadi penambangan pasir menyebabkan hilangnya fungsi

lahan tersebut dalam memproduksi padi. Penilaian hilangnya produksi padi

dilakukan untuk mengetahui berapa besar kerugian yang diterima akibat alih

fungsi lahan tersebut.

Luas lahan persawahan yang dikonversi menjadi panambangan pasir

adalah sebesar 1,064 ha. Produksi rata-rata padi di lokasi penelitian adalah 12

ton/ha/tahun, sehingga padi yang seharusnya dihasilkan adalah 12,768 ton/tahun.

Harga yang diterima petani setempat adalah Rp 2.900/kg padi. Sehingga

perhitungan hilangnya penerimaan petani akibat hilangnya produksi padi adalah

sebesar Rp 37.027.200/tahun atau selama 100 tahun sebesar Rp 3.702.720.000.

Estimasi biaya total kerugian ekonomi pada lokasi penambangan seluas 1,064 ha

adalah Rp 11.938.080.000.

Page 81: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

68

Dengan menjumlahkan biaya total kerugian ekologi dan biaya total

kerugian ekonomi, maka diperoleh estimasi nilai kerusakan lingkungan akibat

adanya kegiatan penambangan pasir seluas 1,064 ha yaitu Rp 15.604.438.978,6.

Nilai ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nilai guna yang diperoleh dari

kegiatan penambangan pasir. Berdasarkan nilai tersebut maka diperlukan

pengendalian kegiatan penambangan pasir di Desa Sukaresmi. Pengendalian

tersebut seharusnya juga diterapkan di desa-desa lainnya, meskipun kegiatan

penambangan yang dilakukan memiliki skala yang lebih kecil. 

Page 82: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

69

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pengusaha pasir, penambang pasir, supir truk pengangkut pasir, dan buruh

pengangkut pasir merupakan pihak yang terlibat secara langsung dalam

kegiatan penambangan pasir ini. Pemerintah sebagai pihak luar tidak

banyak terlibat dalam kegiatan penambangan dikarenakan kegiatan

tersebut bersifat ilegal/tidak memiliki izin.

2. Lahan sawah yang dikonversikan menjadi lahan untuk kegiatan

penambangan pasir mengakibatkan hilangnya fungsi dan multifungsi lahan

sawah. Manfaat yang hilang meliputi aspek ekonomi, lingkungan, dan

sosial-budaya.

3. Total nilai guna dari kegiatan penambangan pasir adalah sebesar Rp

4.368.750.000. Terdiri dari nilai guna langsung (pendapatan pengusaha

pasir dan penambanga pasir) dan nilai guna tidak langsung (pendapatan

supir dan buruh pengangkut pasir).

4. Nilai kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir diperoleh

dari nilai kerugian ekologi dan nilai kerugian ekonomi, termasuk

hilangnya produksi padi yaitu sebesar Rp 15.604.438.978,6.

Page 83: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

70

7.2 Saran

1. Diperlukan peran pemerintah sebagai pihak yang berwenang dalam

pengendalian kegiatan pasir tersebut.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai penilaian ekonomi total dari

kegiatan penambangan pasir agar estimasi nilai guna dan nilai kerusakan

akibat kegiatan tersebut lebih akurat.

Page 84: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

71

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Geografi Kabupaten Bogor. Uhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_BogorU. diakses pada tanggal 17 Maret 2011.

______. 2010. Laporan Pertanggung Jawaban Akhir Tahun Kepala Desa Sukaresmi Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

______. 2009. Data Monografi Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor Tahun 2009.

______. 2009. Laporan Tahunan Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor Tahun 2009.

______. 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 43 Tahun 1996 Mengenai Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha Penambangan Bahan Galian Golongan C.

Ansahar. 2005. Valuasi Ekonomi dan Dampak Lingkungan pada Penambangan Pasir Darat di Kota Tarakan Propinsi Kalimantan Timur. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badan Pembinaan Hukum Nasional. 1976. Segi-segi Hukum dari Pengelolaan Lingkungan Hidup. Binacipta.

Champ, P. A., K. J. Boyle & T. C. Brown. 2003. A Primer Non-market Valuation. Kluwer Academic Publisher, New York.

Dewi, E. S. 2006. Analisis Ekonomi Manfaat Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Ternate Provinsi Maluku Utara. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Djajadiningrat, S. T. 2007. Paper Seminar Nasional “Pertambangan, Lingkungan, dan Kesejahteraan Masyarakat”. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Fachruddin, K. 2004. Pendekatan Analisa Cost Benefit sebagai Alat Pengambilan Keputusan dalam Menentukan Konservasi Daerah Lahan Basah. Pengantar ke Falsafah Sains Sekolah Pasca Sarjana IPB.

Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Teori dan Aplikasi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Furi, D. R. 2007. Implikasi Konversi Lahan Terhadap Aksesibilitas Lahan dan Kesejahteraan Masyarakat Desa (Kasus Pembangunan Perumahan Dramaga Pratama di Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Skripsi pada Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 85: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

72

Handayani, T. 2002. Nilai Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Taman Nasional Meru Betiri. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kementerian Lingkungan Hidup 2006. Panduan Perhitungan Ganti Kerugian Akibat Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan. KLH, Jakarta.

Kustiawan, I. 1997. Konversi Lahan Pertanian di Pantai Utara dalam Prisma No.1. Pustaka LP3ES, Jakarta.

Mangkoesoebroto, G. 2001. Ekonomi Publik Edisi Ketiga. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta

Munir, M. 2008. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Tingkat Kesejarteraan Rumahtangga Petani (Kasus: Desa Candimulyo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah). Skripsi pada Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rahmanto, B., Irawan B., Agustin N. K. 2006. Persepsi Mengenai Multifungsi Lahan Sawah dan Implikasinya Terhadap Alih Fungsi ke Penggunaan Non Pertanian, Bogor.

Rani, I. 2004. Pengaruh Kegiatan Pertambangan Pasir Terhadap Kualitas Tanah, Produktivitas Lahan, dan Vegetasi serta Upaya Rehabilitasinya. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rusli, S. 1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.

Sihaloho, M. 2004. Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria (Kasus di Kelurahan Mulyaharjo, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat). Tesis Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soedarmo dan Hadiyan. 1980. Petunjuk Bahan Praktek Galian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Utama, D. F. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Sawah di Kabupaten Cirebon. Skripsi pada Departemen Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Utomo, et al. 1992. Pembangunan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan. Universitas Lampung, Lampung.

Wawo, M. 2000. Penilaian Ekonomi Terumbu Karang : Studi Kasus di Desa Ameth Pulau Nusalaut Propinsi Maluku. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yakin, A. 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan : Teori dan Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan. Akademika Presindo, Jakarta.

Page 86: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

73

Page 87: Analisis Nilai Guna Ekonomi Dampak Penambangan Pasir Di ... · meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan. Kegiatan ... alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

74