analisis mengenai dampak lingkungan (amdal)

Upload: arif-zulkifli

Post on 19-Oct-2015

145 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    1/37

    1

    ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

    I. Sejarah AMDAL

    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai

    DAMPAK suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang

    diperlukan bagi proses pengambilan keputusan

    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai

    dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan

    pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan

    tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini

    dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan

    pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan

    hidup di sini adalah aspekAbiotik,Biotik,danKultural.

    Bermula dari Amerika Serikat, tahun 1969. The National Enviromental Policy Act

    of 1969 (NEPA 1969) diperkenalkan sebagai sebuah instrumen untuk

    mengendalikan dampak segala macam kegiatan yang bisa merusak kelestarian

    lingkungan. Instrumen tersebut dalam bentuk peraturan. Dalam perkembangan

    selanjutnya, peraturan ini diadopsi oleh banyak negara.

    Tahun 1982, Indonesia mengeluarkan undang-undang (UU) lingkungan hidup. UU

    ini diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 1986, yang

    kemudian diganti PP Nomor 51 Tahun 1993, dan terakhir diganti lagi dalam PP

    Nomor 27 Tahun 1999.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hiduphttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Abiotikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biotikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kultural&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kultural&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Biotikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Abiotikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup
  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    2/37

    2

    Pemerintah membentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup

    (Bapedal) melalui Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 1994 untuk melengkapi

    pelaksanaan peraturan tersebut. Ada tingkat pusat dan daerah, meskipun

    keduanya tidak memiliki hubungan hierarki struktural. Bapedal pusat kini berada di

    bawah Kementerian Lingkungan Hidup.

    Badan-badan lingkungan tersebut menjadi lokomotif pelindung kepentingan

    ekologi. Pada kenyataannya kepentingan lingkungan sering kalah oleh

    kepentingan praktis materialis yang disebut kepentingan ekonomi. Studi amdal

    menjadi formalitas saja.

    II. Pengertian AMDAL

    AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup,

    dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan.

    Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-

    ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi

    kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

    AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan

    keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan

    hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

    penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun

    1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    3/37

    3

    AMDAL digunakan untuk:

    Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah

    Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan

    hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan

    Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha

    dan/atau kegiatan

    Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan

    lingkungan hidup

    Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu

    rencana usaha dan atau kegiatan

    Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

    Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL

    Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu

    rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

    masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala

    bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

    Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

    1. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia

    menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar

    kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan

    wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

    Nomor 11 Tahun 2006

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Badan_hukum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Badan_hukum&action=edit&redlink=1
  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    4/37

    4

    2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib

    menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan

    Hidup Nomor 86 Tahun 2002

    3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai

    dengan Permen LH NO. 08/2006

    4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008

    Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang

    diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan

    pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah

    salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib

    mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan.

    AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/

    pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

    III. JENIS JENIS AMDAL

    AMDAL TUNGGAL adalah hanya satu jenis usaha dan/atau kegiatan yang

    kewenangan pembinaannya di bawah satu instansi yang membidangi usaha

    dan/atau kegiatan

    AMDAL TERPADU/MULTISEKTORAL adalah hasil kajian mengenai dampak

    besar dan penting usaha/kegiatan terpadu yang direncanakan terhadap LH

    dan melibatkan lebih dari 1 instansi yang membidangi kegiatan tersebut

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    5/37

    5

    Kriteria kegiatan terpadu meliputi :

    berbagai usaha/kegiatan tersebut mempunyai keterkaitan dalam

    perencanaan dan proses produksinya

    Usaha dan kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan hamparan

    ekosistem

    AMDAL KAWASAN adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting

    usaha/kegiatan yang direncanakan terhadap LH dalam satu kesatuan hamparan

    ekosistem zona pengembangan wilayah/kawasan sesuai dengan RTRW yang ada

    Kriteria AMDAL KAWASAN :

    berbagai usaha dan/atau kegiatan yang saling terkait perencanaannya

    antar satu dengan lainnya

    berbagai usaha dan/atau kegiatan tersebut terletak dalam/merupakan satu

    kesatuan zona pengembangan wilayah/kawasan sesuai dengan rencana

    tata ruang wilayah atau rencana tata runag kawasan

    Usaha dan/atau kegiatan tersebut terletak pada kesatuan hamparan ekosistem

    Cara penentuan Dampak lingkungan adalah:

    (1). Berdasarkan pengalaman empiris profesional (expert judgement)

    (2). Perubahan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan

    (3). Perubahan dibandingkan dengan sistem nilai, fasilitas, pelayanan sosial

    dan sumberdaya yang diperlukan.

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    6/37

    6

    IV. Prosedur AMDAL

    Prosedur AMDAL terdiri dari :

    Proses penapisan (screening) wajib AMDAL

    Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat

    Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping)

    Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan atau

    kerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu

    menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau

    tidak.

    Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat. Berdasarkan Keputusan Kepala

    BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib mengumumkan rencana

    kegiatannya selama waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut,

    menanggapi masukan yang diberikan, dan kemudian melakukan konsultasi

    kepada masyarakat terlebih dulu sebelum menyusun KA-ANDAL.

    Proses penyusunan KA-ANDAL. Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk

    menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses

    pelingkupan).

    Proses penilaian KA-ANDAL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan

    dokumen KA-ANDAL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan

    peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar

    waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan

    kembali dokumennya.

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    7/37

    7

    Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL

    dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil

    penilaian Komisi AMDAL).

    Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL,

    pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan.

    Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu

    rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

    Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas

    segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan

    antara lain sebagai berikut: kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha

    dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya,

    perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma

    yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat

    dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati.

    Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa

    mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL

    untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian

    ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh

    penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    8/37

    8

    Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan

    untuk menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah

    memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya. Ketentuan standar

    minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala

    Bapedal Nomor 09/2000.

    Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di

    tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat Propinsi

    berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi, dan di

    tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola

    lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang

    berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili

    di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai

    AMDAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara

    anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota

    ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.

    Hasil-hasil dari program pembangunan wilayah yang luas (stasiun pembangkit,

    bendungan, jalan raya, dsb.) harus dievaluasi pada tiga skala waktu.

    (a). Selama Masa Konstruksi, lingkungan terganggu oleh per alatan berat

    pembongkar tanah, kemah-kemah dan jalan-jalan sementara untuk kerja

    proyek. Bagi penduduk setempat, kualitas hidup terganggu oleh adanya debu

    dan kebisingan serta oleh adanya konflik-konflik sosial.

    (b). Setelah selesainya pembangunan proyek, rumput dan pe pohonan dita-

    nam kembali, dan jalan-jalan dipadatkan. Tetapi jelas bahwa lingkungan

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    9/37

    9

    baru telah tercipta sebagai konsekwensi dari penggenangan lembah, diversi

    sungai, relokasi jalur lalulintas atau pelepasan secara rutin bahan polutan ke

    dalam udara dan air.

    (c). Selama periode beberapa dekade, pembangunan proyek dapat menarik

    industri sekunder, dapat menyebabkan peningkatan populasi secara signifi-

    kan, dan dapat menim-bulkan berbagai kegiatan manusia yang tidak dapat

    diantisipasi sebelumnya. Setelah 50 tahun, pada saat struktur-struktur orisinil

    mungkin telah musnah, modifikasi lingkungan regional tampaknya jauh lebih

    penting daripada yang dibayangkan oleh pemrakarsa proyek.

    PROYEK SIPIL WAJIB AMDAL

    1. PROYEK Pekerjaan Umum

    a. Real estate : > 25 ha u/kota

    metropolitan dan > 100 ha u/kota/kab

    b. Jalan tol u/semua besaran

    c. Jalan Propinsi/kabupaten > 25 Km

    d. Pelabuhan dan dermaga : > 300 meter

    e. Bandar Udara : semua besaran

    f. Jembatan : bentang > 500 meter

    g. Terminal type B dan A

    h. Bendungan

    I. TPA luas > 10 ha

    2. DIKNAS : GEDUNG PENDIDIKAN : luas bangunan > 10.000 m2

    3. Diperindag: PUSAT PERDAGANGAN: luas bangunan > 10.000 m2 atau

    luas lahan > 5 ha

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    10/37

    10

    4. Dinas PARIWISATA :

    Hotel : kamar > 200 kamar

    5. Dinas Kesehatan :

    Rumah sakit dengan bed > 200 atau RS type B dan A

    V. AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup

    AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Wajib

    Bagi kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen pengelolaan

    lingkungan hidup (RKL-RPL) sehingga dalam operasionalnya menyalahi peraturan

    perundangan di bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa

    dikenakan kewajiban AMDAL, untuk kasus seperti ini kegiatan tersebut dikenakan

    Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

    Nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan yang

    Diwajibkan.

    Audit Lingkungan Wajib merupakan dokumen lingkungan yang sifatnya spesifik,

    dimana kewajiban yang satu secara otomatis menghapuskan kewajiban lainnya

    kecuali terdapat kondisi-kondisi khusus yang aturan dan kebijakannya ditetapkan

    oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.

    Kegiatan dan/atau usaha yang sudah berjalan yang kemudian diwajibkan

    menyusun Audit Lingkungan tidak membutuhkan AMDAL baru.

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    11/37

    11

    AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Sukarela

    Kegiatan yang telah memiliki AMDAL dan dalam operasionalnya menghendaki

    untuk meningkatkan ketaatan dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat

    melakukan audit lingkungan secara sukarela yang merupakan alat pengelolaan

    dan pemantauan yang bersifat internal. Pelaksanaan Audit Lingkungan tersebut

    dapat mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42

    tahun 1994 tentang Panduan umum pelaksanaan Audit Lingkungan.

    Penerapan perangkat pengelolaan lingkungan sukarela bagi kegiatan-kegiatan

    yang wajib AMDAL tidak secara otomatis membebaskan pemrakarsa dari

    kewajiban penyusunan dokumen AMDAL. Walau demikian dokumen-dokumen

    sukarela ini sangat didorong untuk disusun oleh pemrakarsa karena sifatnya akan

    sangat membantu efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan sekaligus

    dapat memperbaiki ketidaksempurnaan yang ada dalam dokumen AMDAL.

    Dokumen lingkungan yang bersifat sukarela ini sangat bermacam-macam dan

    sangat berguna bagi pemrakarsa, termasuk dalam melancarkan hubungan

    perdagangan dengan luar negeri. Dokumen-dokumen tersebut antara lain adalah

    Audit Lingkungan Sukarela, dokumen-dokumen yang diatur dalam ISO 14000,

    dokumen-dokumen yang dipromosikan penyusunannya oleh asosiasi-asosiasi

    industri/bisnis, dan lainnya.

    VI. Penapisan

    Penapisan (screening) dalam AMDAL merupakan tahap untuk menentukan suatu

    rencana usaha/kegiatan memerlukan AMDAL atau tidak. Apabila berdasarkan

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    12/37

    12

    penapisan rencana kegiatan tidak wajib membuat dokumen AMDAL, maka

    pemrakarsa hanya wajib menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lngkungan Dan

    Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL).

    Menurut Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang AMDAL, setiap

    rencana kegiatan wajib dibuat dokumen AMDAL apabila kegiatan berupa:

    1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.

    2. Eksploitasi SDA baik yang terbarui maupun yang tidak terbarui,

    3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan

    pemborosan, pencemaran dan kerusakan LH serta kemerosotan SDA dan

    pemanfaatannya,

    4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan (alam,

    buatan, sosial dan budaya),

    5. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian

    kawasan konservasi SDA dan atau perlindungan cagar budaya.

    6. Introduksi jenis tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik,

    7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati

    8. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk

    mempengaruhi LH

    9. Kegiatan yang mempunyai resioko tinggi dan/atau mempengaruhi

    pertahanan negara.

    Metode Penapisan Menurut Soemarwoto (1989), penapisan dapat dilakukan

    melalui dua metode:

    1. Metode Satu Langkah

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    13/37

    13

    Dengan membuat daftar berbagai proyek yang diperkirakan menimbulkan dampak

    penting dan proyek-proyek yang tidak menimbulkan dampak penting.

    2. Metode Dua Langkah

    Metode ini digunakan apabila jenis kegiatan belum dapat ditentukan wajib AMDAL

    atau tidak dalam satu langkah, sehingga harus melalui dua langkah

    Jenis Kegiatan yang wajib AMDAL ditentukan berdasarkan:

    a. Jenis Proyek. Menurut Peraturan Menteri LH Nomor 11 Tahun 2006

    tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL

    b. Lokasi Proyek

    Lokasi Proyek yang berada atau berbatasan atau dapat merubah fungsi kawasan

    lindung wajib menyusun AMDAL

    VII. UKL dan UPL

    Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan

    Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan

    lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib

    melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86

    tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan

    Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).

    Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya

    pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.

    Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun

    AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia.

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    14/37

    14

    UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk

    pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan

    atau kegiatan.

    Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan

    menggunakan formulir isian yang berisi :

    Identitas pemrakarsa

    Rencana Usaha dan/atau kegiatan

    Dampak Lingkungan yang akan terjadi

    Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

    Tanda tangan dan cap

    Formulir Isian diajukan pemrakarsa kegiatan kepada :

    Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup

    Kabupaten/Kota untuk kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah

    kabupaten/kota

    Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup

    Propinsi untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu Kabupaten/Kota

    Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup

    dan pengendalian dampak lingkungan untuk kegiatan yang berlokasi lebih

    dari satu propinsi atau lintas batas negara

    Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi

    diwajibkan menyusun UKL-UPL (lihat penapisan Keputusan Menteri LH 17/2001).

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    15/37

    15

    UKL-UPL dikenakan bagi kegiatan yang telah diketahui teknologi dalam

    pengelolaan limbahnya.

    VIII. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

    ANDAL adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting

    suatu kegiatan yang direncanakan.

    Dampak Penting adalah Perubahan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh

    suatu kegiatan. Dampak penting adalah perubahan lingkungan yang sangat

    mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Perubahan mendasar ini meliputi

    tiga kelompok besar, yaitu:

    1. Perubahan akibat suatu kegiatan yang (secara kumulatif) menghilangkan

    identitas rona lingkungan awal secara nyata.

    2. Perubahan akibat suatu kegiatan yang menimbulkan ekses nyata pada

    kegiatan lain di sekitarnya

    3. Perubahan akibat suatu kegiatan yang menyebabkan suatu rencana tata

    ruang (SDA) tidak dapat dilaksanakan secara konsisten lagi.

    IX. Rekomendasi AMDAL Kedepan

    RAKERNAS AMDAL 2011 dibuka oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup dan

    dilanjutkan dengan pemaparan mengenai RPP Amdal, RPP Perizinan

    Lingkungan, dan rancangan Peraturan MENLH tentang Tata Cara Audit

    Lingkungan serta pandangan daerah terhadap implementasi kebijakan lisensi

    komisi penilai AMDAL, sertifikasi dan registrasi penyusun amdal. RAKENAS

    AMDAL 2011 juga membicarakan pengalaman dan mimpi amdal, serta

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    16/37

    16

    memaparkan grand strategi amdal dan pengalaman praktek penilaian AMDAL di

    Belanda.

    Dengan memperhatikan pemaparan para narasumber serta diskusi yang

    berkembang, maka RAKERNAS AMDAL menyimpulkan dan merumuskan hal-hal

    sebagai berikut:

    1. AMDAL merupakan instrumen lingkungan hidup yang sangat dinamis dan

    adaptif di Indonesia. Dalam kurun waktu 25 tahun, sistem AMDAL dengan

    berbagai infrastruktur pendukungnya telah mengalami perubahan dari masa

    ke masa. Selama 25 tahun pelaksanaan AMDAL di Indonesia, banyak

    kemajuan dan prestasi yang sudah berhasil diraih dan tidak sedikit

    permasalahan-permasalahan yang masih mengemuka dan menjadi sorotan.

    Pengalaman berharga selama 25 tahun merupakan modal dan momentum

    yang sangat penting untuk memperbaiki dan mengembangan sistem AMDAL

    yang efektif, efisien dan berwibawa, sehingga Indonesia di masa depan

    menjadi lebih baik.

    2. MENLH memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para

    perintis sistem AMDAL Indonesia dan kepada semua pihak yang telah

    mencurahkan pikiran, energi, tenaga dan pendanaan untuk mengembangan

    sistem AMDAL Indonesia dengan berbagai infrastruktur pendukungnya mulai

    dari aspek kebijakan, teknis-saintifik, sampai dengan kapasitas SDM dan

    kelembagaan serta etika selama 25 tahun ini sehingga menjadi sistem yang

    mapan seperti saat ini.

    3. Kebijakan dan pelaksanaan sertifikasi dan registrasi kompetensi penyusun

    AMDAL menimbulkan ekses akibat ketidakseimbangan supply and demand.

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    17/37

    17

    Perlu ada kebijakan dan program jangka pendek dan menengah untuk

    melakukan percepatan atau akselerasi sistem sertifikasi dan registrasi

    kompetensi agar keseimbangan dapat diciptakan dan ekses dapat

    diminimalisasi disamping itu evaluasi terhadap pelaksanaan standarisasi

    sistem AMDAL yang antara lain mencakup lisensi, sertifikasi dan registrasi

    yang telah berjalan selama ini perlu dilakukan secara periodik/berkala,

    sehingga sistem standarisasi tersebut dapat terus diperbaiki dan

    disempurnakan.

    4. DELH dan DPLH merupakan kebijakan pemutihan terakhir seperti

    ditegaskan dalam pasal 121 UU 32 Tahun 2009 dan diatur dalam Peraturan

    MENLH No. 14 Tahun 2010. Masa pemutihan ini akan berakhir

    pengesahannya (DPLH dan DELH) pada tanggal 3 Oktober 2011 dan tidak

    dapat diperpanjang lagi. Karena kepada pelaku usaha dan/atau kegiatan

    yang memenuhi syarat dapat segera memanfaatkan kebijakan ini dengan

    sebaik-baiknya. Mengingat waktu yang tersisa sangat terbatas maka

    diperlukan pembinaan yang intensif kepada usaha dan/atau kegiatan yang

    wajib DELH atau DPLH untuk dapat memenuhi tengat waktu ini. Di samping

    itu perlu dukungan dari instansi lingkungan pusat, provinsi, atau

    kabupaten/kota untuk mendukung penuh dan mengambil langkah-langkah

    yang diperlukan untuk mempercepat proses penilaian, pemeriksaan dan

    persetujuan rekomendasi DELH atau DPLH. Kementerian Lingkungan Hidup

    diminta untuk mengambil kebijakan agar pelaksanaan penetapan DELH

    (persyaratan penyusun DELH) dapat mendukung percepatan penyusunan

    DELH. PSL/PPLH dapat dilibatkan dalam melakukan pembinaan kepada

    usaha dan/atau kegiatan yang wajib menyusun DELH atau DPLH.

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    18/37

    18

    5. Penyusun AMDAL sesuai dengan ketentuan pasal 27 UU 32 Tahun 2009

    pada dasarnya dapat dilakukan oleh pemrakarsa dengan meminta bantuan

    pihak lain, yaitu penyusun AMDAL perorangan yang tersertifikasi yang

    menjadi bagian dari pemrakarsa itu sendiri dan penyusun AMDAL yang

    tergabung dalam LPJP yang teregistrasi.

    6. Pelaksanaan AMDAL ke depan diarahkan lebih sederhana (streamline),

    bermutu dan efektif. Pengembangan berbagai kebijakan dan infrastruktur

    sistem AMDAL kedepan harus dapat menciptakan proses AMDAL yang lebih

    sederhana, transparan, cepat, dan rasional, serta menghilangkan kendala-

    kendala birokrasi dan formalitas yang tidak perlu, tanpa mengurangi makna

    AMDAL sebagai kajian ilmiah. Karena itu proses penilaian amdal harus

    dapat memenuhi kaidah-kaidah pelayanan publik yang prima yaitu:

    pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.

    7. PP AMDAL yang baru menuntut profesionalisme dan akuntabilitas serta

    integritas semua pihak terkait dengan pelaksanaan sistem AMDAL:

    pemrakarsa, penyusun AMDAL, penilai AMDAL dan pengambil keputusan

    serta masyarakat.

    8. Peningkatan kapasitas, pengawasan dan penegakan hukum sebagai tindak

    lanjut standarisasi melalui lisensi, sertifikasi dan registrasi harus ditingkatkan

    untuk mencegah deviasi, penyimpangan dan ketidaksesuaian dalam

    pelaksanaan sistem AMDAL. Upaya tersebut memerlukan dukungan semua

    pihak, termasuk Kepala Daerah dan DPRD. Dukungan semua pihak tersebut

    merupakan kunci sukses bagi sistem AMDAL yang efektif, efisien dan

    berwibawa dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    19/37

    19

    9. Perumusan hubungan AMDAL dan instrumen lingkungan hidup lainnya juga

    sangat penting. Efektifitas AMDAL sebagai perangkat pencegahan

    pencemaran dan kerusakan lingkungan perlu didukung oleh pengembangan

    berbagai instrumen lingkungan hidup lainnya.

    10. Sehubungan dengan akan segera diterbitkannya Peraturan Pemerintah

    tentang AMDAL sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun

    1999 serta Peraturan Pemerintah tentang Izin Lingkungan, maka diharapkan

    Kementerian Lingkungan Hidup dapat segera menerbitkan peraturan-

    peraturan pelaksanaannya agar Peraturan Pemerintah yang baru tersebut

    dapat efektif dilaksanakan.

    Peraturan-peraturan yang perlu disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

    yang baru antara lain:

    Pedoman penyusunan dan penilaian AMDAL;

    Pengaturan tentang sertifikasi dan registrasi penyusunan AMDAL;

    Pengaturan tentang lembaga pelatihan kompetensi beserta kurikulum

    diklat penilaian dan penyusunan AMDAL.

    11. Kementerian Lingkungan Hidup akan meningkatkan kegiatan peningkatan

    kapasitas daerah dalam penilaian AMDAL untuk memenuhi persyaratan

    lisensi, khususnya melalui kegiatan diklat AMDAL.

    X. Dokumen AMDAL

    Dokumen AMDAL terdiri dari :

    Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-

    ANDAL)

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    20/37

    20

    Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

    Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

    Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

    Proses Penyusunan AMDAL:

    I. PIL: Penyajian Informasi Lingkungan

    Telaahan secara garis besar tentang rencana kegiatan yang akan

    dilaksanakan, rona lingkungan tempat kegiatan, kemungkinan timbulnya

    dampak lingkungan tempat kegiatan, kemungkinan timbulnya dampak

    lingkungan oleh kegiatan, rencana tindakan pengendalian dampak negatif.

    Suatu rencana KEGIATAN yang mengakibatkan DAMPAK LINGKUNGAN

    wajib dibuatkan PIL nya, apabila kegiatan itu merupakan:

    a. Pengubahan bentuk lahan dan atau bentang alam

    b. Eksploitasi sumberdaya alam, baik yang terbarui maupun yang tidak

    terbarui

    c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan

    pemborosan, kerusakan dan kemerosotan pemanfaatan sumberdaya alam

    d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial

    dan budaya

    e. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian

    kawasan konservasi SDA dan atau perlindungan cagar budaya

    f. Introduksi jenis tumbuhan, hewan dan jasad renik

    g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati

    h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk

    mempengaruhi lingkungan

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    21/37

    21

    KEGIATAN yang berpotensi menimbulkan dampak penting

    a. Pembuatan jalan, bendungan, jalan KA, pembukaan hutan

    b. Pemanfaatan tanah yang tidak diikuti dengan usaha konservasi

    c. Penggunaan energi yang tidak diikuti dengan teknologi yang

    mengefisienkan pemakaiannya

    d. Kegiatan pertambangan dan eksploitasi hutan

    e. Kegiatan yang menimbulkan perubahan atau pergeseran struktur tata nilai,

    pandangan dan/atau cara hidup masyarakat setempat

    f. Kegiatan yang proses dan hasilnya menimbulkan pencemaran, keruskaan

    kawasan konservasi alam dan/atau pencemaran benda cagar budaya

    g. Introduksi jenis tumbuhan baru atau jasad renik yang dapat menimbulkan

    jenis penyakit baru terhadap tanaman, introduksi suatu jenis hewan baru

    yang dapat mempengaruhi kehidupan hewan yang telah ada

    h. Penggunaan bahan hayati dan non-hayati

    i. Penerapan teknologi yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

    kesehatan

    II. Kerangka Acuan bagi penyusunan AMDAL

    Setiap rencana KEGIATAN yang diperkirakan mempunyai dampak penting

    terhadap lingkungan, wajib dilengkapi dengan AMDAL .

    DAMPAK PENTING suatu kegiatan terhadap lingkungan ditentukan oleh:

    a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak

    b. Luas wilayah persebaran dampak

    c. Lamanya dampak berlangsung

    d. Intensitas dampak

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    22/37

    22

    e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak

    f. Sifat kumulatif dampak

    g. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya dampak

    RONA LINGKUNGAN AWAL

    1. IKLIM: Tipe Iklim, Suhu, Curah hujan, keadaan angin, kualitas udara

    2. FISIOGRAFI: Morfologi, Topografi, Struktur Geologi

    3. HIDROLOGI: Sungai, danau, rawa; debit aliran; pola aliran; resapan air,

    sumber air minum-cuci-mandi; peruntukan air lainnya

    4. HIDR0-OSEANOGRAFI: POLA HIDRO-DINAMIKA KELAUTAN

    5. Ruang, Tanah dan Lahan: Jenis tanah, struktur dan tekstur, kestabilan

    lahan, kesesuaian tanah, tata ruang dan landuse, peruntukan lahan

    6. BIOLOGI: Flora dan Fauna: Jenis darat / air, Jenis dilindungi

    7. SOSEK & SOSBUD: Profil penduduk, Sikap & persepsi masyarakat

    terhadap pembangunan, Keadaan & warisan sosial-budaya, Hal lain yang

    dianggap perlu

    Kerangka Acuan AMDAL disusun sebagai berikut:

    BAB I. PENDAHULUAN

    1. Peraturan perundangan yang berlaku

    2. Kebijaksanaan pelaksanaan pengelolaan lingkungan

    3. Kaitan rencana kegiatan dg dampak penting yang mungkin

    ditimbulkan

    4. Uraian mengenai tujuan dan kegunaan rencana kegiatan

    BAB II. TUJUAN STUDI

    1. Maksud dan Tujuan

    2. Kegunaan

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    23/37

    23

    BAB III. RUANG LINGKUP STUDI

    1. Batas Wilayah Studi

    2. Komponen lingkungan yang ditelaah

    3. Rencana kegiatan yang harus ditelaah dampaknya

    BAB IV. METODOLOGI

    BAB V. TIM STUDI ANDAL

    BAB VI. BIAYA

    BAB VII. WAKTU PELAKSANAAN

    BAB VIII. DAFTAR PUSTAKA

    WAWASAN LINGKUNGAN bagi PENYUSUN KA

    1. Studi ANDAL harus dapat memberikan:

    a. Alternatif rencana kegiatan

    b. Rencana Pengelolaan Lingkungan

    c. Rencana Pemantauan Lingkungan

    2. Rencana kegiatan harus bertujuan :

    a. Melestarikan kemampuan sumberdaya alam

    b. Memelihara dan meningkatkan keserasian kualitas LH

    3. Lingkungan mempunyai dua fungsi:

    a. Sebagai tempat sumberdaya alam yang perlu dilestarikan kemampuannya

    b. Sebagai ruang hidup yang harus dipelihara bahkan ditingkatkan kualitasnya

    4. Komponen lingkungan yng mungkin mengalami perubahan:

    a. Komponen Lingkungan yang ingin dipertahankan, dijaga dan dilestarikan

    keberadaannya, : Sumber air, Lahan dan tanah, hutan, kesehatan &

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    24/37

    24

    kenyamanan lingkungan, kualitas udara, daya dukung lingkungan, warisan

    alam & budaya, dll

    b. Komponen lingkungan yang akan berubah oleh rencana kegiatan:

    1) Taraf hidup masyarakat

    2) Lapangan dan kesempatan kerja

    3) Pemanfaatan sumberdaya alam

    4) Hasil produksi dan limbah

    5) Modal pembangunan

    6) Kualitas manusia

    7) Kelembagaan dan citra masa depan kehidupan manusia dan lingkungan

    III. ANDAL

    BAB I. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    2. Tujuan Studi

    a. Maksud dan Tujuan

    b. Kegunaan

    3. Ruang Lingkup Studi

    4. Metodologi

    BAB II. RENCANA KEGIATAN

    1. Maksud dan Tujuan

    2. Kegunaan, Keperluan, dan Alternatif

    3. Rencana Kegiatan dan Komponen Kegiatannya

    Komponen rencana kegiatan yang diperkirakan menimbulkan masalah LH:

    a. Pelongsoran tanah

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    25/37

    25

    b. Ketidak-stabilan lahan / lereng

    c. Bahaya banjir, pencemaran lingkungan

    d. Daya serap tanah terhadap air

    e. Penggundulan vegetasi penutup lahan

    f. Perusakan habitat satwa liar

    g. Gangguan migrasi hewan

    h. Gangguan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

    i. Kesenjangan dalm masyarakat

    j. Perusakan wilayah rawan, situs, dll.

    4. Tahapan Pelaksanaan Rencana KEgiatan:

    1. Tahap Pra-Konstruksi

    2. Tahap Konstruksi

    3. Tahap Pasca Konstruksi

    BAB III. RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

    Komponen LH yang memiliki arti penting antara lain: keadaan sosek dan sosbud

    masyarakat, lahan sengketa, Satwa liar langka, peninggalan arkeologi,

    Data & informasi Rona Lingkungan Hidup Awal:

    1. Iklim

    2. Fisiografi

    3. Hidrologi

    4. Hidro-oseanografi

    5. Ruang, Lahan dan Tanah

    6. Flora dan Fauna

    7. Sosial-Budana dan Sosial-ekonomi

    BAB IV. PERKIRAAN DAMPAK PENTING

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    26/37

    26

    1. Pembahasan mengenai dampak penting

    2. Kategorisasi dampak penting

    Beberapa topic

    1. Iklim: Perubahan iklim dan kualitas udara, gangguan kebisingan dan

    getaran

    2. Fisiografi:

    a. Kestabilan geologis, tanah longsor, dll

    b. Kestabilan lereng: erosi, runoff, banjir

    c. Bentuk lahan yang unik

    d. Modifikasi lahan akibat penggalian, penimbunan, pembuangan sampah

    3. Hidrologi:

    a. Gangguan aliran sungai, perubahan tinggi muka air dan badan air

    b. Perubahan arah aliran dan pola aliran, penambahan aliran air ke zona

    banjir

    c. Perubahan kedalaman perairan

    d. Debit banjir dan efek merusaknya

    e. Pembentukan genangan air

    f. Kualitas air permukaan dan sedimentasi

    g. Kualitas air tanah

    4. Hidro-oseanografi

    a. Perubahan kualitas air laut

    b. Perubahan pola hidro-dinamika kelautan

    c. Pola sedimentasi dan interaksi udara dan laut

    5. Tataruang.

    a. Perubahan dalam pemanfaatan lahan, air, dan SDA lainnya

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    27/37

    27

    b. Keindahan alam dan kesempatan untuk menikmatinya

    c. Lahan peninggalan sejarah alam, ekosistem unik, dll

    d. Perencanaan pengembangan wilayah, tata ruang dan landuse, tata air,

    dan SDA lainnya

    6. Flora dan Fauna

    a. Kerusakan komunitas tumbuhan, hutan lindung, jalur hijau, dll

    b. Arah dan migrasi hewan, tempat hidup satwa, tempat mencari makan, dll

    c. Kematian hewan dan kepunahan satwa langka

    7. SOSEK dan SOSBUD

    a. Keadaan pusat bisnis, infrastruktur ekonomi masyarakat

    b. Struktur penduduk, dan pola mobilitas penduduk

    c. Perikehidupan sehari-hari, adat-istiadat, tata nilai, norma, dll

    d. Distribusi kekuasaan, stratisifikasi sosial, integrasi dan kohesi pokmas,

    dll

    e. Kondisi tatanan kelembagaan sosial masyarakat

    BAB V. EVALUASI DAMPAK PENTING

    1. Hubungan sebab-akibat (kausatif) antara kegiatan dan dampaknya

    2. Ciri dampak penting: Positif-negatif, masa berlangsungnya, hubungan antar

    dampak-penting: antagonistik-sinergistik; Ambang batas dampak penting

    3. POKMAS yang akan terkena dampak, identifikasi perubahan yang

    diinginkan dan perubahan lain mungkin akan terjadi akibat kegiatan

    pembangunan

    4. Kemungkinan daerah sebaran dampak penting

    5. Alternatif pendekatan pengendalian dampak negatif:

    a. Pendekatan ekonomi

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    28/37

    28

    b. Pendekatan Teknologi

    c. Pendekatan ekelembagaan

    6. Alternatif pengelolaan dan pemantauan lingkungan

    7. Analisis bencana dan analisis risiko bencana

    BAB VI. BAHAN PUSTAKA

    BAB VII. LAMPIRAN

    IV. RKL: Rencana Pengelolaan Lingkungan

    Pendekatan Pengelolaan Lingkungan:

    1. Pendekatan Teknologi

    Cara-cara teknologi unt menangani dampak lingkungan, misalnya:

    a. Penanggulangan limbah BBB:

    1) Membatasi atau mengisolasi limbah

    2) Netralisasi limbah dg penambahan zat kimia tertentu

    3) Pengubahan proses unt mencegah /mengurangi volume limbah

    4) Sistem daur ulang limbah

    5) Penggunaan bahan baku/bahan tambahan yang tdk menghasilkan

    6) limbah BBB

    b. Mencegah, mengurangi, dan memperbaiki kerusakan serta menanggulangi

    pemborosan SDA

    1. Pencegahan erosi dengan terasering atau cover-crop

    2. Reklamasi lahan rusak

    3. Pendayagunaan bahan baku unt mengurangi pemborosan SDA

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    29/37

    29

    2. Pendekatan ekonomi

    Bantuan ekonomi yang diperlukan oleh pemrakarsa dari pemerintah unt

    menanggulangi dampak lingkungan, misalnya:

    1. Permintaan bantuan pemerintah untuk menanggulangi DALI

    2. Kemudahan prosedur pengadaan peralatan import

    3. Keringanan bea masuk peralatan pengendali pencemaran

    4. Kemudahan dan keringanan kredit bank untuk pembelian peralatan DALI

    5. Penanggulangan masal SOSEKBUD:

    a. Sistem imbalan atau ganti rugi bagi penduduk yang dipindahkan

    b. Bagi POKMAS yang terkena dampak negatif diprioritaskan unt DIKLAT

    c. Prioritas penggunaan tenagakerja setempat sesuai keahliannya

    d. Mencegah atau mengurangi dampak yang mengakibatkan keterasingan

    e. Pengendalian masalah sosial yang telah ada dan yang akan timbul

    f. Menangani mobilitas vertikal dari kelompok tertentu yang dapat memicu

    kecemburuan sosial

    3. Pendekatan Institusional

    Cara-cara institusional untuk mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan

    terpadu, misalnya:

    1) Kerjasama antar instansi yang relevan dg pengelolaan LH

    2) Pengembangan peraturan-perundangan yang menunjang pengelolaan LH

    3) Pengembangan pengawasan intern dan ekstern yang meliputi pengawasan

    oleh pemerintah dan oleh masyarakat

    4) Kerjasama antar negaraatau antar daerah dalam pengendalian dampak

    lingkungan

    Rencana Pengelolaan Lingkungan, meliputi:

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    30/37

    30

    a. Faktor Lingkungan yang terkena dampak

    Biogeofisik-kimia

    Sosial ekonomi

    Sosial-budaya

    b. Sumber dampak:

    Komponen kegiatan yang dapat menjadi sumber dampak, misalnya: penggunaan

    bahan bakar minyak berkadar belerang tinggi

    c. Bobot dan tolok ukur dampak:

    Dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas yang berlaku

    d. Upaya Pengelolaan Lingkungan: MISALNYA

    1. Penggunaan bahan baku yang tidak menghasilkan limbah BBB

    2. Pembuatan cerobong asap yang cukup tinggi

    3. Meningkatkan dayaguna dampak positif agar diperoleh manfaat yang

    lebih besar

    Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan

    1. Kelembagaan yang akan terkait dg pengelolaan lingkungan, kaitan tugas

    dan job-deskripsi yang ditangani masing-masing

    2. Unit organisasi yang bertanggung-jawab untuk pelaksanaan RKL, yang

    mencakup: Struktur organisasi & personalianya, bidang tugas masing-

    masing, dan tata kerjanya

    3. Pembiayaan unt melaksanakan RKL, meliputi: biaya investasi peralatan,

    biaya personal & operasional, dan biaya pendidikan/pelatihan ketrampilan

    operasional

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    31/37

    31

    Pengawasan Pengelolaan Lingkungan

    Uraian tentang instansi yang akan berperan sbg pengawas bagi terlaksananya

    RKL

    Instansi yang terlibat mungkin lebih dari satu instansi dan masing-masing akan

    bertugas mengawasi sesuai dengan bidang yang menjadi wewenang dan

    tanggung-jawabnya

    V. RPL: Rencana Pemantauan Lingkungan

    Dalam RPL dicantumkan:

    a. Pemantauan oleh pemrakarsa kegiatan

    b. Pemantauan oleh pemerintah daerah

    c. Pemantauan oleh instansi yang bertanggung-jawab

    d. Pemantauan oleh Menteri Lingkungan Hidup

    Pemantauan meliputi Evaluasi Perubahan Lingkungan. Hasil pemantauan dapat

    digunakan untuk merekayasa teknologi baru untuk pengendalian Dampak

    Lingkungan

    PIL: Penyajian Informasi Lingkungan

    PIL disusun sebagai berikut:

    A. Identitas Pemrakarsa

    1. Nama dan alamat lengkap pemrakarsa kegiatan

    2. Nama dan alamat lengkap penyusunan PIL

    B. Uraian singkat Rencana Kegiatan Pembangunan

    C. Uraian Singkat Rona Lingkungan Awal

    D. Evaluasi Dampak Lingkungan dan Penanganannya

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    32/37

    32

    E. Daftar Pustaka

    F. Biodata Penyusun PIL

    Rencana Kegiatan Pembangunan

    1. Jenis Rencana Kegiatan

    2. Rencana Lokasi yang tepat dari Rencana Kegiatan

    3. Perkiraan Umur Kegiatan

    4. Uraian ttg rencana Kegiatan:

    a. Tahap Konstruksi

    1. Rancangan umum kegiatan dan jadwalnya

    2. Cara pelaksanaan kegiatan

    3. Luas area yang digunakan kegiatan

    4. Peralatan yang digunakan

    5. Bahan-bahan yang digunakan

    6. Tenagakerja: Jumlah, asal-usul, keahlian, permukiman, dll

    7. Diklat bagi tenagakerja

    b. Tahap Pasca Konstruksi

    1. Cara proses produksi

    2. Jenis peralatan yang digunakan

    3. Jenis bahan yang digunakan dan Kapasitas produksi

    4. Tenaga kerja

    5. Hubungan dengan kegiatan lain

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    33/37

    33

    Ruang Lingkup RPL:

    1. Jenis Dampak Penting

    Uraian ttg jenis dampak penting dan dampak lain yang akan dipantau,

    misalnya pencemaran udara oleh SOx dan NOx akibat penggunaan bahan bakar

    minyak dg kadar belerang yang tinggi

    2. Faktor Lingkungan yang dipantau

    Pemantauan faktor lingkungan dapat dilakukan terhadap sumber dampak

    lingkungan dan akibat yang ditimbulkan oleh dampak tsb terhadap lingkungan

    Misalnya pencemaran udara akibat SOx dan NOx, pemantauan sumber

    dampak dilakukan terhadap kadar sulfur dan nitrogen pd BBM. Sedangkan

    pemantauan akibat dari dampak lingkungan dapat dilakukan dg mengukur pH air

    (badan air) sbg akibat pencemaran SOx dan NOx

    3. Tolok Ukur Dampak

    Tolok ukur ini dapat meliputi aspek bio-geo-fisik, sosial ekonomi dan sosial-

    budaya.

    Misalnya tolok ukur biogeofisik dari pencemaran udara akibat SOx dan

    NOx adalah penurunan pH air dalam badan perairan sebagai akibat dari adanya

    hujan asam. Sedangkan tolok ukur aspek sosekbud adalah penurunan hasil

    tangkapan ikan oleh petani ikan sbg akibat dari terjadinya hujan asam.

    4. Lokasi

    Lokasi (peta) yang tepat untuk memantau dampak

    5. Periode Pemantauan

    Saat pemantauan dilakukan dan lama waktu yang diperlukan untuk memantau

    suatu jenis dampak

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    34/37

    34

    Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan

    1. Uraian ttg kelembagaan yang akan mengurus pelaksanaan pemantauan

    lingkungan, wewenang dan tanggung-jawabnya

    2. Kelembagaan yang mendaya-gunakan hasil pemantauan , dan melakukan

    pengawasan terhadap pelaksanaan pemantauan lingkungan

    PEL kegiatan yang sudah berjalan: Susunannya

    BAB I. IDENTITAS PeMRAKARSA

    BAB II. URAIAN SINGKAT KEGIATAN

    1. Jenis kegiatan yang sudah berjalan

    2. Lokasi kegiatan

    3. Perkiraan umur kegiatan

    4. Uraian garis besar ttg kegiatan

    a. Tahap Konstruksi

    b. Tahap pasca konstruksi

    5. Hubungan dg kegiatan lain

    1. Jarak lokasi kegiatan terhadap kegiatan lain

    2. Sumber lain yang terkena dampak kegiatan

    3. Kegiatan lainnya di sekitar kegiatan

    4. Pengaruh kegiatan thed aspek sosial-ekonomi, budaya

    masyarakat sekitar

    BAB III. Uraian singkat rona lingkungan

    1. Iklim : Tipe iklim, Suhu udara, curah hujan, keadaan angin, kualitas udara

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    35/37

    35

    2. Fisiografi: Morfologi, topograsi, struktur geologi

    3. Hidrologi:

    4. Hidro-oseanografi

    5. Ruang, Tanah dan Lahan

    6. Flora dan Fauna

    7. SOSEK dan SOSBUD

    BAB IV. EVALUASI DAMPAK LINGKUNGAN DAN PENANGANNYA

    1. Perkiraan dampak terhadap faktor bio-geo-fisik-kimia, sosek, dan sosbud

    masyuarakat sekitar

    2. Evaluasi berat-ringan atau besar-kecilnya DALI serta penanganannya

    BAB V. BAHAN PUSTAKA

    BIODATA PENYUSUN PEL

    KEGIATAN YANG SUDAH BERJALAN

    BAB I. PENDAHULUAN

    Uraian latar belakang dilaksanakannya SEL ditinjau dari:

    1. Peraturan-perundangan yang berlaku

    2. Kebijaksanaan pelaksanaan pengelolaan lingkungan

    3. Kaitan antara kegiatan dengan dampak penting yang mungkin timbul

    dan yang sudah timbul

    4. Uraian singkat mengenai tujuan dan kegunaan

    BAB II. TUJUAN STUDI

    1. Maksud dan Tujuan

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    36/37

    36

    2. Kegunaan

    BAB III. RUANG LINGKUP STUDI

    1. Batas wilayah studi

    Aspek lingkungan yang ditelaah

    BAB IV. METODOLOGI

    BAB V. TIM PENYUSUN SEL

    BAB VI. BIAYA

    BAB VII. WAKTU PELAKSANAAN

    BAB VIII. DAFTAR PUSTAKA

    SEL: STUDI EVALUASI LINGKUNGAN

    KEGIATAN YANG SUDAH BERJALAN

    BAB I. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    2. Tujuan Studi

    3. Ruang Lingkup SEL

    4. Metodologi

    BAB II. KEGIATAN YANG SUDAH BERJALAN

    1. Maksud dan Tujuan

    2. Kegunaan, Keperluan, Alternatif

    3. Uraian kegiatan dan komponen kegiatannya

    BAB III. RONA LINGKUNGAN HIDUP PD SAAT STUDI DILAKUKAN

    Bab IV. DAMPAK PENTING YANG SUDAH ADA DAN YANG MUNGKIN AKAN

  • 7/14/2019 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

    37/37

    TIMBUL

    BAB V. EVALUASI DAMPAK PENTING

    1. Hubungan sebab akibat antara kegiatan yang sudah berjalan dan rona

    lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang timbul dan

    mungkin akan timbul

    2. Ciri-ciri dampak penting: positif atau negatif, terus-menerus atau tidak,

    antagosnistik atau sinergis, ambang batas dampak penting, dll

    3. Luasnya daerah sebaran dampak. Lokal, regional, nasional atau

    internasional

    4. Pendekatan pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak

    positif:

    Pendekatan teknologi, Pendekatan EKonomi, Pendakatan Institusional

    5. Alternatif pengelolaan dan pemantauan lingkungan

    BAB VI. BAHAN PUSTAKA

    BAB VII. LAMPIRAN

    BABA VIII. BIODATA PENYUSUN SEL