amdal. evaluasi dampak lingkungan (2)

26
EVALUASI DAMPAK LINGKUNGAN 1.Lasi Yunita (H1A01005 2.Titin Kartin (H1A010055) 3.Tria Restuani(H1A010056) 4.Winda Sisilia(H1A010057) 5.Adi Primanto (H1A010058)

Upload: adi-primanto-sheva

Post on 27-Dec-2015

280 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

EVALUASI DAMPAK LINGKUNGAN

1. Lasi Yunita (H1A010052. Titin Kartin (H1A010055)3. Tria Restuani (H1A010056)4. Winda Sisilia (H1A010057)5. Adi Primanto (H1A010058)

Page 2: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

PENGERTIAN EVALUASI DAMPAK LINGKUNGAN

Evaluasi dampak lingkungan merupakan tahap terakhir proses analisis dampak lingkungan yang bertujuan untuk mengevaluasi secara holistik (komprehensif) berbagai komponen lingkungan yang diprakirakan mengalami perubahan mendasar (dampak penting); sebagai dasar untuk menilai kelayakan lingkungan dari rencana kegiatan/usaha.

Page 3: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

Environmental Resource Limited (1981) mengemukakan bahwa evaluasi dampak bertujuan untuk menentukan apakah dampak suatu alternatif kegiatan lebih mendasar dibanding alternatif lainnya (untuk proyek yang sama).

Metode evaluasi dampak ini juga dapat membantu menentukan besarnya biaya manfaat yang harus ditanggung oleh masyarakat yang terkena dampak, dan besarnya populasi (masyarakat) yang terkena dampak.

Evaluasi dampak yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (akuntabel), akan sangat menentukan apakah keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan tepat atau tidak.

Page 4: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

MACAM METODE & PEDOMAN MEMILIH METODE EVALUASI DAMPAK

4 metode dasar metode evalusi dampak, yaitu:a. Metode penampalan (overlays),b. Metode daftar uji berskala (scaled checklist),c. Metode matrik,d. Metode bagan alir (network).

Page 5: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

Pedoman umum untuk memilih metode evalusi dampak yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu:1. Analitis serta memenuhi syarat pendekatan secara ilmiah.2. Holistik atau komprehensif3. Fleksibel,4. Dinamis,5. Dapat memberikan arahan bagi pengambilan keputusan.

Dalam hal ini metode yang dipilih harus mampu memberi telaahan terhadap :• Evaluasi terhadap alternatif rencana kegiatan atau proyek yang diusulkan.• Usaha-usaha yang perlu ditempuh untuk mencegah atau

menanggulangi dampak penting negatif.• Efektivitas usulan penanggulangan dampak.

Page 6: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

6. Bila metode yang dipilih menggunakan skala dan/atau bobot, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

• Prosedur amalgamasi, yakni “peleburan” berbagai nilai satuan yang berbeda (misal ppm, ppb,rupiah, kg/ha/thn), dilakukan melalui prosedur yang benar.

• Ukuran verbal (A, B, C,.... Z) relatif lebih baik dibandingkan ukuran numerik (1, 2, 3,...... n), karena beberapa alasan:

a. Ukuran dapat menyebabkan salah tafsir mengenai keakuratan dan obyektivitas evaluasi, padahal sebenarnya angka-angka tersebut hanya konversi dari pertimbangan obyektif para pakar.

b. Ukuran numerik dapat mendorong penyusun untuk melakukan operasi matematik, misalnya: menjumlah atau menghitung. Ini merupakan kesalahan fatal, karena masing-masing skala mempunyai unit satuan (yang sali) yang berbeda-beda.

c. Ukuran numerik mendorong penyusun untuk menghitung skala dampak menjadi suatu totalitas dampak melalui pembobotan.

Page 7: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

METODE PENAMPALAN (OVERLAYS)

Metode penampalan dikembangkan oleh McHarg, I.L (1969). Teknik ini pertama kali digunakan oleh McHarg guna memilih rute jalan raya. McHarg mengidentifikasi faktor-faktor yang penting dalam kontruksi jalan raya, baik faktor fisik maupun faktor biologi dan sosial ekonomi.

Untuk menentukan rute jalan raya yang biayanya terendah digunakan peta-peta tematik yang masing-masing menggambarkan kualitas faktor-faktor lingkungan tertentu yang digambar pada bahan transparan (tembus cahaya). Setiap peta memberikan informasi mengenai tiga zona, yakni :1. Zona 1 (warna tua) : zona dengan “nilai sosial” tertinggi,2. Zona 2 (warna muda) : zona dengan “nilai sosial” sedang,3. Zona 3 (warna putih): zona dengan “nilai sosial” terendah

Page 8: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

Peta-peta tematik dari berbagai komponen lingkungan tersebut selanjutnya ditumpang tindihkan, sehingga diperoleh agregat informasi tentang daerah-daerah dengan “nilai sosial” tertentu. Rute jalan raya ditetapkan di daerah yang mempunyai agregat nilai sosial terendah.

Page 9: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

Keuntungan metode ini adalah aplikasinya mudah, baik dari segi penilaian dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan tertentu (yang bersifat parsial), maupun mampu menelaah dampak kegiatan secara agregat/totalitas terhadap berbagai komponen lingkungan. Disamping itu, metode ini sangat baik untuk menggambarkan penyebaran dampak secara parsial.

Kelemahan metode ini ialah apabila komponen lingkungan yang digunakan terlalu banyak (lebih dari 12 peta) maka hasil penampalan dari peta-peta menjadi gelap dan potensi dampak lingkungan menjadi tidak terlihat. Kelemahan ini sekarang dapat diatasi dengan menggunakan bantuan komputer, dengan menggunakan perangkat sistem informasi geografi .

Metode ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek pembangunan yang secara fisik berpola linear, seperti pembangunan jalan, pipa transmisi, pelabuhan udara, dan lain sebagainya.

Page 10: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

METODE DAFTAR UJI BERSKALAMetode daftar uji yang dapat digunakan untuk evaluasi dampak adalah daftar uji berskala (scaled checklist) dan daftar uji berskala terbobot (scalling weighted-scale checklist)Metode ini dikembangkan oleh Adkins dan Burke untuk melakukan evaluasi dampak lingkungan dari proyek-proyek transportasi. Dalam metode ini Adkins dan Burke menggunakan ukuran dampak mulai dari (- 5) sampai (+ 5).Komponen lingkungan yang digunakan oleh Adkins dan Burke dikelompokan menjadi parameter sebagai berikut :

1. Transportasi, 3. Sosiologi,2. Lingkungan, 4. Ekonomi.

Keuntungan metode ini dampak berbagai alternatif kegiatan dapat dibandingkan secara mudah, sehingga sangat membantu pengambilan keputusan. Namun metode ini juga memiliki kelemahan, yakni : ukuran bersifat subyektif dan asumsi bahwa segenap dampak sama pentingnya.

Page 11: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

Metode Evaluasi Dampak Menurut Adkins dan Burke Untuk Proyek Jalan.

Page 12: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

Tabel 2 menunjukkan gabungan hasil analisis daftar uji keempat kelompok komponen (transportasi, lingkungan, sosiologi, dan ekonomi) terhadap alternatif-alternatif proyek yang disusun menjadi nilai komprehensif dampak. Dalam perhitungan ini juga dipergunakan operasi aritmatik.

Page 13: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

METODE MATRIKMengacu pada metode yang menampilkan interaksi antara jenis kegiatan proyek (umumnya di kolom), dengan jenis komponen lingkungan (umumnya di baris). Berikut beberapa contoh evaluasi dampak dengan matrik.1. Matrik Leopold ATAU matriks interaksi LeopoldMulai diperkenalkan tahun 1971 dengan mengambil kasus penambangan phosphat. Matrik yang diperkenalkan merupakan matrik interaksi dari 100 jenis aktivitas proyek dengan 88 jenis komponen lingkungan (matrik berdimensi 100 x 88).Seratus jenis aktivitas proyek tersebut merupakan penjabaran dari 11 kelompok kegiatan proyek, yang terdiri atas :1. Modifikasi areal (13 aktivitas),2. Perubahan lahan dan pembuatan lingkungan fisik (10 aktivitas),3. Ekstraksi sumber daya (7 aktivitas),4. Pemrosesan (15 aktivitas),5. Perubahan lahan (6 aktivitas),6. Pembaharuan sumber,daya (5 aktivitas), 7. Perubahan lalu lintas (11 aktivitas),8. Penempatan dan pengolahan limbah 9. Pengolahan bahan kimia(14 aktivitas),10. Kecelakaan (3 aktivitas), 11. Lain-lain.

Page 14: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

88 jenis komponen lingkungan yang terdapat dalam matrik merupakan penjabaran dari 5 kelompok komponen lingkungan sebagai berikut :1. Fisik dan Kimia

a. Bumi (6 parameter),b. Air (7 parameter),c. Atmosfi r (3 parameter),d. Proses alamiah (9 parameter).

2. Keadaan biologia. Flora (9 parameter),b. Fauna (9 parameter).

3. Sosial-budayaa. Tata guna tanah (9 parameter),b. Rekreasi (7 parameter),c. Estetika dan minat masyarakat (10 parameter),d. Status budaya (4 parameter),e. Fasilitas dan aktivitas buatan manusia (6 parameter).

4. Interaksi Ekologi (7 parameter)5. Lain-lain komponen

Page 15: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

• Langkah pertama adalah melakukan identifi kasi dampak lingkungan, dengan cara mengidentifi kasi jenis aktivitas tertentu dari proyek (kolom), yang berpotensi menimbulkan dampak pada jenis komponen lingkungan tertentu (baris). Apabila suatu aktivitas proyek berpotensi menimbulkan dampak pada komponen lingkungan tertentu, maka pada “kotak” pertemuan lajur tertentu dan baris tertentu dari matrik diberi tanda diagonal.

• Langkah kedua adalah menentukan besar (magnitude) dan tingkat kepentingan (importance) dampak, dengan cara mencantumkan nilai besar dan penting dampak pada “kotak” yang memiliki tanda diagonal.Besar dampak dicantumkan pada bagian atas garis diagonal, sedangkan nilai tingkat penting dampak dicantumkan pada bagian bawah dari diagonal.

Page 16: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

• Langkah ketiga adalah penetapan tingkat penting dampak (importance of impacts).

Besar dampak dinyatakan dalam ukuran ordinal dengan nilai terendah satu (1) dan tertinggi sepuluh (10).

Nilai 1 menunjukkan (besar) dampak yang ditimbulkan oleh suatu aktivitas proyek tergolong sangat kecil atau rendah; nilai 5 menunjukkan (besar) dampak tergolong sedang; sedangkan nilai 10 menunjukkan (besar) dampak tergolong sangat besar atau tinggi.

Beberapa kelemahan pokok dari matrik Leopold ini adalah:(1) tidak adanya kejelasan tentang kriteria besar dan pentingnya

dampak;(2) Para pengguna matrik Leopold (atau yang telah dimodifi kasi)

cenderung untuk melakukan operasi aritmatik pada ukuran ordinal (tambah, kurang, kali, bagi), yang sesungguhnya tidak dapat dibenarkan.

Page 17: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

2. Metode Matrik Fisher dan Davies

Matrik yang dikembangkan oleh Fisher dan Davies (1973) terdiri atas tiga (tahap) matrik, yakni:

1. Tahap pertama : Matriks evaluasi rona lingkungan hidup (Environmental baseline evaluation),

2. Tahap kedua : Matriks dampak lingkungan (Environmental compatibility matrix),

3. Tahap ketiga : Matriks keputusan (Decision matrix).

•Pada tahap pertama dilakukan :

(1) identifikasi komponen lingkungan yang dipandang penting dan saat ini masih terdapat di daerah studi;

(2) evaluasi terhadap kondisi komponen (penting) lingkungan tersebut;

(3) evaluasi atas kepekaan komponen (penting) lingkungan tersebut.

•Pada tahap kedua disusun matrik dampak lingkungan yang menggambarkan interaksi antara jenis kegiatan proyek (kolom), dan jenis komponen lingkungan yang terkena dampak (baris).

Page 18: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)
Page 19: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

Pada tahap ketiga disusun matrik keputusan. Pada matrik keputusan ini diintegrasikan hasil penilaian dari tahap pertama dan kedua, dengan cara memasukkan segenap komponen lingkungan yang berukuran 4 dan 5 baik dari matrik tahap pertama maupun tahap kedua (lihat Tabel 6). Komponen lingkungan dari tahap pertama, yang bernilai 4 dan 5, diklasifi sikan sebagai kondisi tanpa proyek (without project). Sedang komponen lingkungan dari tahap kedua, yang bernilai 4 dan 5, diklasifi kasikan sebagai kondisi dengan proyek (without project). Melalui cara ini diharapkan dapat diambil keputusan atas kelayakan lingkungan proyek pembangunan.Pada metode ini tidak ada upaya amalgamasi dari seluruh nilai skore dampak. Pengambilan keputusan atau evaluasi kelayakan lingkungan dari proyek, ditempuh dengan cara membandingkan perbedaan skor with and without project (dengan dan tanpa proyek).

Page 20: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

3. Metode Matrik AdiwibowoMetode yang menggunakan matrik untuk keperluan evaluasi dampak lingkungan dikembangkan oleh Adiwibowo pada tahun 1988 dengan mengambil Kasus Pengembangan Lapangan Minyak di Riau.

Prosedur analisis matrik Adiwibowo adalah sebagai berikut:1. Komponen atau parameter lingkungan yang bersifat penting (berdasarkan hasil

analisis)dicantumkan pada bagian kolom dari matrik.

2. Faktor penentu atau sifat dampak penting dicantumkan pada bagian baris dari matrik, dan diletakkan pada sisi kanan matrik. Faktor penentu dampak penting yang digunakan dalam matrik mengacu pada PP 27 Tahun 1999, yakni meliputi :

• Jumlah manusia yang akan terkena dampak,• Luas wilayah persebaran dampak,• Intensitas dan lamanya dampak berlangsung,• Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak,• Sifat kumulatif dampak,• Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

3. Sumber dampak lingkungan (proyek) dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni pra-konstruksi, konstruksi, dan operasi. Sumber dampak diletakkan terpisah dari tubuh matrik.

Page 21: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

4. Pada kolom matrik cantumkan pentingnya dampak menurut sifat dan ukurannya dengan mengacu pada Pedoman Ukuran Dampak Penting (Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056 Tahun 1994).

Evaluasi sifat penting dampak disimbolkan dalam ukuran sebagai berikut :1 : Dampak Penting0 : Dampak Tidak Penting5. Sifat dan ukuran penting dampak yang dicantumkan pada matrik pada dasarnya

diperoleh dari hasil telaahan sebelumnya yakni pada evaluasi sifat penting dampak

Page 22: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

PENILAIAN KELAYAKANLINGKUNGAN

Penilaian kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan didasarkan atas hasil telaahan terhadap dampak penting, pemilihan alternatif terbaik, dan telaahan sebagai dasar pengelolaan, termasuk rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RKL dan RPL).Pemeriksaan terhadap rekomendasi penilaian kelayakan lingkungan dilakukan untuk memastikan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Dalam pasal 22PP 27/1999 dinyatakan bahwa suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dinyatakan tidak layak lingkunganapabila:

a. Dampak besar dan negatif penting yang akan ditimbulkan oleh usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia, atau

b. Biaya penanggulangan dampak besar dan negatif penting lebih besar daripada manfaat dampak besar dan penting positif yang akan ditimbulkan oleh usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.

Page 23: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

Disamping 2 (dua) hal yang diatur dalam Pasal 22 PP 27/1999 tersebut di atas, maka beberapa hal penting yang turut dipertimbangkan dalam melakukan penilaian kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan adalah:a. Bahwa daya dukung lingkungan dari rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan

tidak dilampaui. Daya dukung lingkungan dapat diketahui dengan menghitung daya dukung dari rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan, atau dapat digunakan merujuk pada baku mutu ambien untuk air, udara, tanah dan laut.

b. Bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengubah kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

c. Bahwa nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view) tidak terganggu akibat adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Nilai sosial dapat berupa kebiasaan gotong-royong, dan pandangan masyarakat dapat berupa keyakinan akan kekeramatan suatu tempat atau menilai penting terhadap suatu sumber daya alam tertentu.

d. Bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan entitas dan/atau spesies kunci (key species) dan/atau memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance).

Page 24: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

e. Bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance).

f. Bahwa lokasi dan/atau pemanfaatan ruang yang akan dilakukan oleh rencana usaha dan/atau kegiatan tidak mempengaruhi dan/atau menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan, termasuk gangguan terhadap tata ruang atau kawasan lindung (protected and spatial planing signifi cance).

g. Bahwa akibat emisi dan/atau buangan dari rencana usaha dan/atau kegiatan berpotensi melampaui baku mutu ambien untuk air, udara, tanah dan laut.

h. Bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan berpotensi mengganggu entitas ekologis yang memiliki nilai penting ilmiah (scientifi c importance).

i. Bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan berpotensi memberikan berbagai dampak turunan yang tidak dapat diprakirakan sebelumnya (induced impact).

Page 25: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)

KesimpulanEvaluasi dampak lingkungan merupakan tahap terakhir proses analisis dampak lingkungan yang bertujuan untuk mengevaluasi secara holistik (komprehensif) berbagai komponen lingkungan yang diprakirakan mengalami perubahan mendasar (dampak penting); sebagai dasar untuk menilai kelayakan lingkungandari rencana kegiatan/usaha.4 metode dasar evaluasi dampak, yaitu metode penampalan (overlays), metode daftar uji berskala (scaled checklist), metode matrik, dan metode bagan alir (network). Pada Evaluasi dampak lingkungan perlu dilakukan juga penilaian terhadap kelayakan lingkungan. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Penilaian kelayakan lingkungan tersebut didasarkan atas hasil telaahan terhadap dampak penting, pemilihan alternatif terbaik, dan telaahan sebagai dasar pengelolaan, termasuk rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RKL dan RPL).

Page 26: Amdal. Evaluasi Dampak Lingkungan (2)