analisis kriminologi meningkatnya pencurian …digilib.unila.ac.id/54987/2/skripsi tanpa bab...

61
ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN OLEH ANAK (Skripsi) Oleh TUBAGUS JAKA PAMUNGKAS NPM: 1412011430 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: phamtruc

Post on 28-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN DENGAN

KEKERASAN OLEH ANAK

(Skripsi)

Oleh

TUBAGUS JAKA PAMUNGKAS

NPM: 1412011430

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

ABSTRAK

ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN DENGAN

KEKERASAN OLEH ANAK

Oleh

TUBAGUS JAKA PAMUNGKAS

Pencurian merupakan tindakan kriminalitas, yang sanga tmengganggu kenyamanan

masyarakat, oleh sebab itu sebuah tindakan konsisten yang dapat menegakkan

hukum, sehingga terjalin kerukunan, dimana dalam hal ini meningkat sekali

pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh anak. Banyak sekali anak di bawah

umur sudah melakukan berbagai tindak pidana seperti, pencurian, pemerkosaan,

penganiayaan dan masih banyak lagi. Oleh karenanya, ada aturan hokum khusus

untuk mengatur pelaku tindak pidana anak ini yaituUndang-Undang Nomor 11 Tahun

2012 Tentang Sistem Peradilan Anak yang dikaji oleh penulis adalah:1) Apakah

factor penyebab meningkatnya pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh

anak?, 2) Bagaimanakah upaya penanggulangan meningkatnya pencurian dengan

kekerasan yang dilakukan oleh anak? dan 3) Apakah factor penghambat

penanggulangan meningkatnya pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh

anak?

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis

normatif dan yuridis empiris. Data yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi

pustaka dan studi lapangan sedangkan prosedur pengolahan data adalah dengan

menyeleksi data, klasifikasi data, dan sistematisasi data. Analisis data dalam

penelitian ini dilakukan dengan analisis kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan dan

menguraikan data dengan kalimat-kalimat yang tersusun secara terperinci, sistematis

dan analisis, sehingga akan mempermudah dalam membuat kesimpulan dari

penelitian.

Hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor

yang menyebabkan meningkatnya pencurian dengan kekerasan oleh anak di

Kabupaten Kabupaten Lampung Timur terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern adalah rendahnya tingkat pendidikan dari pelaku dan perilaku kriminal

Page 3: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

Tubagus Jaka Pamungkas

dari pelaku kejahatan itu sendiri, sedangkan faktor ektstern adalah kondisi ekonomi

yang tidak mendukung pemenuhan kebutuhan hidup pelaku, faktor lingkungan sosial

pelaku, dan faktor penegakan hukum yang belum memberikan kesadaran hukum bagi

pelaku tindak pidana pencurian. Upaya penanggulangan pencurian dengan kekerasan

yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Lampung Timur dilaksanakan Kepolisian

dengan sarana non penal dan penal. Sarana non penal dilaksanakan dengan

mengadakan patroli keliling di Kabupaten Lampung Timur, menempatkan personil

kepolisian di tempat keramaian yang rawan terjadi lokasi pencurian, melaksanakan

sosialisasi dan bekerjasama dengan perlindungan perempuan dan anak dari instansi

terkait, sekolah-sekolah dan kepada orang tua yang memiliki anak yang sudah tidak

bersekolah serta melakukan pendataan terhadap genk-genk motor. Sarana penal

dilaksanakan dengan razia di tempat-tempat perkumpulan anak yang biasa dijadikan

tempat untuk menikmati hasil curiannya dan memproses secara hukum anak yang

terlibat dalam kejahatan pencurian dengan kekerasan. Faktor-faktor penghambat

upaya penanggulangan pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh anak di

Kabupaten Lampung Timur terdiri dari: aparat penegak hukum, yaitu masih

kurangnya kuantitas dan kualitas penyidik kepolisian; Faktor sarana dan prasarana,

yaitu tidak adanya laboratorium forensik pada Polres Lampung Timur, sehingga

penyidikan terkadang mengalami hambatan; Faktor masyarakat, yaitu adanya

masyarakat yang justru melindungi pelaku tindak pidana pencurian dan tidak

bekerjasama dengan petugas; faktor budaya, yaitu masih adanya budaya toleransi

terhadap pelaku kejahatan dan memilih menyelesaikan suatu kasus tindak pidana

tanpa melalui pihak kepolisian.

Penulis menyarankan agar dalam menjalankan fungsi dan peranannya, dimana

dibutuhkan upaya yang lebih dari penegak hukum, khusus nya aparat kepolisian

dalam memberantas pencurian dengan kekerasan yang semakin meningkat,

Sosialisasi/penyuluhan mengenai berbagai modus-modus pelaku tindak pidana

pencurian kepada masyarakat dan cara pencegahannya , dan pemberian sanksi yang

tegas melalui undang-undang atau aturan hukum yang berlaku ketika aturan tersebut

dilanggar, perlu adanya peran para orang tua harus lebih mengontrol anak mereka

setidaknya dengan menjaga ibadahnya penulis sangat yakin dengan ibadah yang

sanga trajin dan ikhlas dapat menghindarkan anak dari perbuatan kejahatan.

Kata Kunci: Analisis, Pencurian, Anak

Page 4: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

i

ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN DENGAN

KEKERASAN OLEH ANAK

Oleh

TUBAGUS JAKA PAMUNGKAS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan
Page 6: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan
Page 7: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan
Page 8: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Tubagus Jaka Pamungkas, dilahirkan di Kota

Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua

bersaudara, putra dari pasangan Bapak Syamsuddin dan Ibu Susi

Mustofa.

Jenjang pendidikan formal yang penulis tempuh dan selesaikan adalah pada Sekolah

Dasar (SD) Negeri 2 Metro lulus pada Tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri 2 Metro lulus pada Tahun 2011, Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)

Negeri 2 Metro lulus pada Tahun 2014. Selanjutnya pada Tahun 2014 penulis

diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. Pada bulan

Januari-Februari 2018 Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Tanjung

Rusia Timur Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu.

Page 9: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

vi

MOTO

Jika kamu tidak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung

pahitnya kebodohan

(Imam Syafi’i)

“Janganlah kamu melihat kepada kecilnya kesalahan, tetapi lihatlah kepada

Maha Besarnya Dzat yang kamu tentang.”

(Bilal bin Sa’ad)

Page 10: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

vii

PERSEMBAHAN

Kedua Orang Tuaku Tecinta

Ayah Syamsuddin dan Ibu Susi Mutofa

yang senantiasa mencintai, menyayangi, dan senantiasa mendoakan

dalam setiap sujudnya kepada Sang Pencipta, memberikan segala pengorbanan

dan kebaikannya, semoga Allah SWT senantiasa merahmati dan memberkahi serta

selalu memberi limpahan kesehatan kepada Ayah dan Ibu

Adikku tersayang: Nyimas Putri Sevila Pamungkas

Terimakasih atas doanya dan dukungan

yang selama ini diberikan kepadaku

Keluarga Besarku

yang selalu mendoakanku dan selalu memberi semangat

dalam hidupku

Almamaterku

Universitas Lampung

Page 11: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

viii

SAN WACANA

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab hanya

dengan rahmat dan izin-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“Analisis Kriminologi Meningkatnya Pencurian dengan Kekerasan oleh Anak”,

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas

Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini banyak mendapatkan

bimbingan dan arahan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karenanya dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Maroni, S.H., M.H selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung

2. Bapak Eko Raharjo, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas

Hukum Universitas Lampung

3. Bapak Prof. Dr. Sunarto DM., S.H., M.H., selaku Pembimbing I, atas bimbingan

dan saran yang diberikan dalam proses penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

4. Ibu Rini Fathonah, S.H., M.H., selaku Pembimbing I, atas bimbingan dan saran

yang diberikan dalam proses penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

5. Ibu Diah Gustiniati S.H., M.H, selaku Penguji Utama, atas masukan dan saran

yang diberikan dalam proses perbaikan skripsi ini.

Page 12: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

ix

6. Bapak Damanhuri Warganegara, S.H., M.H, selaku Pembahas atas masukan dan

saran yang diberikan dalam proses perbaikan skripsi ini.

7. Para narasumber atas bantuan dan informasi serta kebaikan yang diberikan demi

keberhasilan pelaksanaan penelitian ini.

8. Seluruh dosen dan karyawan/i Fakultas Hukum Universitas Lampung, khususnya

bagian Hukum Pidana yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

9. Teman-teman Fakultas Hukum Universitas Lampung, khususnya bagian Hukum

Pidana Angkatan 2014 yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis berdoa, semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis akan

mendapatkan balasan kebaikan yang lebih besar dari Allah SWT, dan akhirnya

penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2018

Penulis

Tubagus Jaka Pamungkas

Page 13: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ..................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 9

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ..................................................................... 10

E. Sitematika Penulisan ........................................................................................ 18

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Krimonologi ..................................................................................... 20

B. Faktor Penyebab Kejahatan ................................................................................ 23

E. Faktor Penyebab Pencurian dengan Kekerasan Oleh Anak ............................... 27

D. Upaya Penanggulanag Pencurian dengan Kekerasan Oleh Aanak .................... 35

III.METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah ........................................................................................... 38

B. Sumber dan Jenis Data ....................................................................................... 38

C. Penentuan Narasumber ....................................................................................... 39

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengelola Data ....................................................... 40

E. Analisis Data ...................................................................................................... 41

Page 14: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Faktor Penyebab Meningkatnya Pencurian dengan Kekerasan

yang Dilakukan Oleh Anak ................................................................................ 42

B. Upaya Penanggulangan Meningkatnya Pencurian dengan Kekerasan

yang Dilakukan Oleh Anak ................................................................................ 56

C. Faktor Penghambat Penanggulangan Meningkatnya Pencurian

dengan Kekerasan Yang Dilakukan Oleh Anak ................................................. 64

V. PENUTUP

A.Simpulan ............................................................................................................. 74

B.Saran .................................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem peradilan pidana di Indonesia khususnya pada Kepolisian, Kejaksaan dan

Pengadilan mengacu kepada Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP), yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 yang disahkan dan

diundangkan pada tanggal 31 Desember 1981, dan ketentuan hukum materiilnya

mengacu kepada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) maupun di luar

KUHP. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana

Anak, Pasal 1 Angka (1) menyatakan, bahwa Sistem Peradilan Pidana Anak

adalah keseluruhan proses penyelesaian perkara Anak yang berhadapan dengan

hukum, mulai tahap penyelidikan sampai dengan tahap pembimbingan setelah

menjalani pidana.

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

melekat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, anak adalah tunas, potensi dan

generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis

dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi

bangsa dan negara pada masa depan.1

Kenakalan anak dan remaja sangat bervariasi, misalnya melanggar pasal-pasal

yang diatur di dalam KUHP atau peraturan pidana lainnya yang tersebar di luar

1Triyanto, Negara Hukum dan HAM, Penerbit Ombak, Yogyakarta, 1997, hlm. 164.

Page 16: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

2

KUHP.2 Anak laki-laki lebih banyak melakukan pelanggaran hukum yang disertai

kekerasan dibandingkan anak perempuan, selanjutnya anak dari golongan

masyarakat bawah lebih banyak melakukan pelanggaran hukum dibandingkan

anak golongan menengah ke atas (karena masalah ekonomi, penegakan hukum

dan statistik). Oleh karena itu, anak membutuhkan pengayoman agar tidak

melakukan tindakan pelanggaran hukum pidana. Terhadap anak nakal tidak dapat

dijatuhkan pidana mati, maupun penjara seumur hidup akan tetapi pidana penjara

bagi anak nakal maksimal 10 tahun.3

Beberapa pakar mengungkapkan bahwa sebab-sebab terjadinya kenakalan anak

karena expectation gap atau tidak ada persesuaian antara cita-cita dengan sarana

yang dapat menunjang tercapainya cita-cita tersebut. Secara teoritis upaya

penanggulangan masalah kejahatan termasuk perilaku kenakalan anak sebagai

suatu fenomenal sosial, sesungguhnya titik berat terarah kepada mengungkapkan

faktor-faktor korelasi terhadap gejala kenakalan anak sebagai faktor kriminogen.

Pembahassan permasalah tersebut merupakan ruang lingkup dari pembahasan

kriminologi. 4 Menurut Kartini Kartono, upaya penaggulangan kejahatan anak

harus dilakukan secara terpadu, dengan tindakan preventif, tindakan

penghukuman dan tindakan kuratif. 5

Hal inilah yang menimbulkan kerawanan di bidang keamanan masyarakat, yaitu

sering terjadinya kejahatan. Adapun Definisi kejahatan menurut para ahli:

2 Darwan Prinst, Hukum Anak Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hlm. 36.

3 Ibid, hlm.37.

4 Nandang Sambas, Pembaruan Sistem Pemidanaan Anak di Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta,

2010, hlm. 119. 5 Kartini Kartono, Pathologi Sosial 2, Kenakalan Remaja, Rajawali Pers, Jakarta, 1992. hlm. 43.

Page 17: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

3

1. Mr. W. A. Bonger menyatakan kejahatan adalah perbuatan yang sangat anti

sosial yang memperoleh tantangan dengan sadar dari Negara berupa pemberian

penderitaan.

2. Dr. J. E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro menyatakan kejahatan adalah

setiap perbuatan (termasuk kelalaian) yang dilarang oleh hukum publik untuk

melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh negara. Perbuatan

tersebut di hukum karena melanggar norma-norma sosial masyarakat, yaitu

adanya tingkah laku yang patut dari seorang warga negarnya.

3. M. A. Elliat menyatakan kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern

atau tingkah laku yang gagal dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi

hukuman yang biasa berupa hukuman penjara, hukuman mati, hukuman denda

dan lainnya.

Pencurian merupakan tindakan kriminalitas, yang sangat mengganggu

kenyamanan masyarakat, oleh sebab itu sebuah tindakan konsisten yang dapat

menegakkan hukum, sehingga terjalin kerukunan. Kemiskinan dan faktor

lingkungan yang banyak mempengaruhi perilaku pencurian adalah kenyataan

yang terjadi di tengah masyarakat, ini dapat dibuktikan dari rasio pencurian yang

makin meningkat di tengah kondisi objektif pelaku di dalam melakukan

aktivitasnya, kondisi ini dapat berdampak pada beberapa aspek, yaitu: ekonomi,

sosial dan lingkungan kehidupan pelaku tersebut, namun sejauh mana aktivitas itu

dapat memberikan nilai positif dalam membangun masyarakat yang taat hukum.

Pergaulan masyarakat, setiap hari terjadi hubungan antara anggota-anggota

masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Pergaulan tersebut menimbulkan

berbagai peristiwa atau kejadian yang dapat menggerakkan peristiwa hukum. 6

Mengenai kejahatan pencurian di atur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) yang dibedakan atas lima macam pencurian, yaitu:

1. Pencurian biasa (Pasal 362 KUHP)

2. Pencurian dengan pemberatan (Pasal 362 KUHP)

6 Chainur Arasjid, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hlm. 133.

Page 18: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

4

3. Pencurian ringan (Pasal 364 KUHP)

4. Pencurian dengan kekerasan (Pasal 365 KUHP)

5. Pencurian dalam keluarga (Pasal 367 KUHP)

Salah satu bentuk kejahatan yang sering terjadi di masyarakat adalah pencurian, di

mana melihat keadaan masyarakat sekarang ini sangat memungkinkan orang

untuk mencari jalan pintas dengan mencuri. Dengan berkembangnya kejahatan

pencurian maka berkembang pula bentuk-bentuk lain dari pencurian. Salah

satunya yang sering dilakukan adalah kejahatan pencurian dengan kekerasan.7

Aparat penegak hukum memiliki peran yang sangat penting sebagai jembatan

pelaksanaan suatu aturan agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sosial,

di mana dalam kenyataan dapat dikaji sejauh manakah pelaksanaan itu diterapkan.

Proses pelaksanaan hukum, timbul dua variabel penting, yaitu hak dan kewajiban.

Pelaksanaan hukum pada masyarakat berlaku secara umum kepada setiap warga

negara, dengan adil, proporsional dan tidak diskriminatif.8

Sanksi pidana yang dapat dikenakan kepada pelaku anak terbagi atas pidana

pokok dan pidana tambahan:

1) Pidana pokok terdiri atas:

a. pidana peringatan

b. pidana dengan syarat yang terdiri atas pembinaan di luar lembaga,

pelayanan masyarakat, atau pengawasan

c. pelatihan kerja

d. pembinaan dalam lembaga

e. penjara

7Ibid

8Budi Rizki H, dan Rini Fathonah. Studi Lembaga Penegak Hukum. Justice Publisher, Bandar

Lampung, 2014, hlm. 19.

Page 19: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

5

2) Pidana tambahan terdiri atas

a. perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana

b. pemenuhan kewajiban adat9

Pengertian pencurian dengan kekerasan atau pemberatan (gequalificeerde diefstal)

diatur dalam Pasal 363 dan Pasal 365 KUHP. Adapun yang dimaksud dengan

pencurian dengan kekerasan atau pemberatan adalah perbuatan pencurian yang

mempunyai unsur-unsur dari perbuatan pencurian di dalam bentuknya yang

pokok, dan karena ditambah dengan lain-lain unsur, sehingga ancaman

hukumannya menjadi diperberat. Pengertian tindak pidana pencurian dengan

kekerasan seperti telah dikemukakan di atas, maka kata "tindak pidana" itu sendiri

merupakan terjemahan dari istilah bahasa Belanda straafbaarfei, namun

pembentuk undang-undang di Indonesia tidak menjelaskan secara rinci mengenai

straafbaarfei. Perkataan feit itu sendiri di dalam bahasa Belanda berarti sebagian

dari suatu kenyataan atau een gedeelte van de werkelijkheid, sedang strafbaar

berarti dapat dihukum, hingga secara harafiah perkataan strafbaar feit itu dapat

diterjemahkan sebagai sebagian dari suatu kenyataan yang dapat dihukum, yang

sudah barang tentu tidak tepat, oleh karena kelak akan diketahui bahwa yang

dapat dihukum itu sebenarnya adalah manusia sebagai pribadi dan bukan

kenyataan, perbuatan ataupun tindakan. 10

Pasal 365 Ayat (4) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mengancam dengan

hukuman yang berat, apabila pencurian dengan kekerasan tersebut menyebabkan

matinya orang, yakni apabila pencurian tersebut dilakukan oleh dua orang atau

lebih secara bersama-sama dengan disertai keadaan-keadaan seperti yang diatur

9 Nikmah Rosidah dan Rini Fathonah, Hukum Peradilan Anak, Zam-Zam Tower, Bandar

Lampung, 2017, hlm. 24. 10

Andi Hamzah, Delik-Delik Tertentu di Dalam KUHP, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm. 78.

Page 20: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

6

didalam Ayat (1) dan (2) dari Pasal yang sama, dengan hukuman mati, hukuman

penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara selama-lamanya dua puluh

tahun. Tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok seperti yang di atur Pasal

362 KHUP terdiri atas unsur Subjektif dan Objektif sebagai berikut:

1. Unsur subjektif:met het oogmerk om het zich wederrechtelijk toe te eigenen.

“dengan maksud menguasai benda tersebut secaramelawan hukum”.

2. Unsur objektif:

1) Hij atau barangsiapa.

2) wegnemen atau mengambil.

3) eenig goed atau sesuatu benda.

4) dat geheel of gedeeltelijk aan een ander toebehoort atau yang sebagian atau

seluruhnyakepunyaan orang lain.

Pencurian yang diatur dalam Pasal 365 KUHP juga merupakan

gequalificeerdediefstal atau suatu pencurian dengan kualifikasi ataupun

merupakan suatu pencurian dengan unsur-unsur memberatkan. Dengan demikian

maka yang diatur dalam Pasal 365 KUHP sesungguhnya hanyalah satu kejahatan,

dan bukan dua kejahatan yang terdiri atas kejahatan pencurian dan kejahatan

pemakaian kekerasan terhadap orang, dari kejahatan pencurian dengan kejahatan

pemakaian kekerasan terhadap orang. Untuk mencapai hasil yang dituju itu

pembuat melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan yang dapat

mengakibatkan matinya orang. Adapun pada delik pembunuhan yang tercantum di

dalam Pasal 339 KUHP, tujuan perbuatan ialah hilangnya nyawa orang lain.

Kemudian yang kedua dalam Pasal 365 ini matinya orang hanya salah satu akibat

yang mungkin timbul. Akibat lain ialah orang luka berat, bahkan mungkin saja

tidak ada akibat Ayat (1).11

11

Andi Hamzah, Op. Cit, hlm. 78.

Page 21: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

7

Ketentuan dalam Pasal 365 KUHP tidak berarti gabungan antara pencurian

dengan delik kekerasan yang lain meskipun dilakukan dengan kekerasan atau

ancaman kekerasan merupakan keadaan yang berkualifikasi. Maksudnya suatu

keadaan yang mengubah kualifikasi pencurian (biasa) menjadi mencurian dengan

kekerasan (sehari-hari disebut perampokan). Maka sudah jelas bahwa pada

hakekatnya, pencurian dengan kekerasan adalah perbuatan yang bertentangan

dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan

bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Ditinjau dari kepentingan nasional, penyelenggaraan pencurian dengan kekerasan

merupakan perilaku yang negatif dan merugikan terhadap moral masyarakat.

Seperti kasus di Lampung, Team TEKAB 308 satuan Reskrim Polres Lampung

Timur, menangkap aksi pencurian dengan kekerasan dengan modus jambret.

Kapolres Lampung Timur AKBP Taufan Dirgantoro, melalui kasat Reskrim AKP

Sandy Galih Putra, pada hari Jumat, 13 April 2017, menjelaskan bahwa inisial

para tersangka, antara lain adalah AH, FR, dan RD warga Kecamatan Batanghari

Nuban. Para tersangka saat ini masih menjalani pemeriksaan, diruang Sat-Reskrim

Polres Lampung Timur.12

Contoh kasus lain adalah pada kasus yang terjadi di Kampung Udik, Desa Bojong,

Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur, pada Rabu, 4 September 2016

dini hari Saat itu, ketiga pelaku masuk ke rumah korban dengan cara mencongkel

pintu rumah. Ketika itu, korban hanya tinggal berdua dengan anaknya yang masih

balita, sementara suaminya bekerja shift malam sebagai satpam. Pada saat pelaku

12

www. lampung1. com. 2017. Diakses Rabu 11 Juli 2018.

Page 22: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

8

masuk korban mengetahuinya, kemudian salah satu pelaku menodong korban

dengan pisau dan mengancam korban. Korban kemudian diikat tali rafia, lalu

dibawa ke kebun belakang rumah. Para pelaku kemudian menjarah sejumlah

perhiasan emas korban.

Berdasarkan kasus di atas mulai tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 di

kejaksaan Negeri Lampung Timur tindak pidana pencurian dengan kekerasan

yang pelakunya anak mengalami peningkatan di mana pada tahun 2016 tindak

pidana pencurian dengan kekerasan yang pelakunya anak sebanyak 12 kasus. Pada

tahun 2017 tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang pelakunya anak

sebanyak 15 kasus.

Pelaku kejahatan pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh anak di

Lampung khususnya di kabupaten Lampung Timur inisangat meresahkan warga

setempat yang ingin beraktivitas. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka

penulis ingin menulis skripsi tentang “Analisis Kriminologis Meningkatnya

Pencurian dengan Kekerasan oleh Anak”.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah faktor penyebab meningkatnya pencurian dengan kekerasan yang

dilakukan oleh anak?

b. Bagaimanakah upaya penanggulangan meningkatnya pencurian dengan

kekerasan yang dilakukan oleh anak?

Page 23: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

9

c. Apakah faktor penghambat penanggulangan meningkatnya pencurian dengan

kekerasan yang dilakukan oleh anak?

2. Ruang Lingkup

a. Ruang lingkup penulisan, terbatas pada ilmu hukum, khususnya hukum pidana,

mengenai kajian kriminologis terhadap terjadinya pencurian dengan kekerasan

oleh anak.

b. Ruang lingkup lokasi penelitian di wilayah hukum Lampung Timur dan

dilakukan di tahun 2015-2017.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, maka tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan meningkatnya pencurian dengan

kekerasan yang dilakukan oleh anak.

b. Untuk mengetahui upaya penanggulangan meningkatnya pencurian dengan

kekerasan yang dilakukan oleh anak.

c. Untuk mengetahui faktor penghambat penanggulangan meningkatnya

pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh anak.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian ilmu

pengetahuan hukum, khususnya di dalam hukum pidana, dalam rangka

memberikan penjelasan mengenai tinjauan kriminologis tindak pidana pencurian

Page 24: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

10

dengan kekerasan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi perkembangan informasi dan keilmuan hukum pada umumnya.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi

rekan-rekan mahasiswa selama mengikuti program perkuliahan hukum pidana

pada Fakultas Hukum Universitas Lampung mengenai kajian kriminologis

terhadap kejahatan pencurian dengan kekerasan.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi

dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk

mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan

oleh penelitian.13

1. Teori Faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan

Hukum pidana secara teori menurut C. S. T Kansil adalah hukum yang mengatur

tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan

umum, perbuatan mana yang diancam dengan hukum yang merupakan suatu

penderitaan atau siksaan14

. Pada dasarnya ada beberapa hal yang menyebabkan

seseorang melakukan suatu tindakan pencurian yang mana hal tersebut sangatlah

13

Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Rajawali Pers, Jakarta, 2004. hlm. 20.

14 C. S. T. Kansil. Pengantar Ilum Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta,

2011, hlm. 23.

Page 25: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

11

merugikan seseorang dan membuat kepanikan serta menimbulkan kesengsaraan

orang lain.

Ada berbagai-bagai faktor penyebab terjadinya suatu tindak kejahatan. Sebagai

kenyataannya bahwa manusia dalam pergaulan hidupnya sering terdapat

penyimpangan terhadap norma-norma, terutama norma hukum. Di dalam

pergaulan manusia, penyimpangan hukum ini disebut sebagai kejahatan atau

pelanggaran di mana kejahatan itu sendiri merupakan masalah sosial yang berada

ditengah-tengah masyarakat, di mana si pelaku dan korbannya adalah anggota

masyarakat. Secara umum ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya

sebuah kejahatan. Pertama adalah faktor yang berasal atau terdapat dalam diri si

pelaku yang mempengaruhinya melakukan sebuah kejahatan. Faktor kedua adalah

faktor yang berasal atau terdapat di luar diri si pelaku. Pada dasarnya ada

beberapa hal yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan pencurian

(penjarahan) yang mana hal tersebut sangatlah merugikan seseorang dan membuat

kepanikan serta menimbulkan kesengsaraan orang lain yakni:

a. Motivasi intrinsik (intern), yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu

itu sendiri, yang meliputi:

1) Faktor intelegence

Intelegensi adalah tingkat kecerdasan seseorang untuk atau kesanggupan

menimbang dan memberikan keputusan. Di mana dalam faktor kecerdasan

seseorang bisa mempengaruhi perilakunya, contoh saja apabila seseorang

yang memiliki intelegensi yang tinggi atau kecerdasan, maka ia akan selalu

terlebih dahulu mempertimbangkan untung dan rugi atau baik buruk yang

dilakukan pada tiap tindakannya. Apabila seseorang yang terpengaruh

Page 26: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

12

melakukan kejahatan, dialah merupakan pelaku dan apabila dia melakukan

kejahatan itu secara sendirian akan dapat dilakukannya sendiri, sehingga

dengan melihatnya orang akan ragu apakah benar ia melakukan kejahatan

tersebut.

2) Faktor usia

Usia atau umur dapat juga mempengaruhi kemampuan untuk berfikir dan

melakukan kemampuan bertindak, semakin bertambah umur atau usia

seseorang maka semakin meningkat kematangan berfikir untuk dapat

membedakan sesuatu berbuatan baik dan buruk. Karena pada umumnya

apabila seseorang yang telah mencapai umur dewasa maka akan bertambah

banyak kebutuhan dan keinginan yang ingin dipenuhi dan didapati.

3) Faktor jenis kelamin

Sifat jahat pada hakikatnya sudaha ada pada manusia semenjak lahir dan

hal ini diperoleh pada keturunannya. Seperti yang kita ketahui bahwa fisik

wanita lebih lemah bila dibandingkan dengan fisik laki-laki, sehingga untuk

melakukan kejahatan lebih banyak dilakukan oleh laki-laki daripada yang

dilakukan oleh wanita. Selain itu juga bentuk-bentuk kejahatan yang

dilakukan baik luasnya, frekwensinya maupun caranya. Hal itu bergantung

dengan perbedaan sifat yang dimiliki wanita dengan sifat-sifat yang

dimiliki laki-laki, yang sudah dimiliki sejak lahir dan berhubungan dengan

kebiasaan kehidupan suatu masyarakat.

4) Faktor kebutuhan ekonomi yang terdesak

Pada fase ini sangatlah berpengaruh pada seseorang atau pelaku pencurian,

di mana pada saat terjadinya pencurian setiap orang pasti butuh makanan

Page 27: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

13

dan kebutuhan hidup lainnya yang harus dipenuhi, maka hal tersebut

mendorong seseorang untuk melakukan pencurian. Faktor ekonomi

merupakan salah satu faktor yang paling dominan sehingga orang dapat

melakukan kejahatan, karena disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang

kian hari kian meningkat. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut

dapat dilakukan dengan mencuri atau menjarah barang orang lain, baik itu

di saat gempa, maupun di saat malam hari.

b. Motivasi Ekstrinsik (Ekstern), yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu

itu sendiri, yang meliputi:

1) Faktor pendidikan

Faktor pendidikan sangatlah menentukan perkembangan jiwa dan

kepribadian seseorang, dengan kurangnya pendidikan maka mempengaruhi

perilaku dan kepribadian seseorang, sehingga bisa menjerumuskan untuk

melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma dan aturan-

aturan hukum yang berlaku. Apabila seseorang tidak pernah mengikuti

pendidikan di sekolah, maka perkembangan jiwa seseorang dan cara

berpikir orang tersebut akan sulit berkembang, sehingga dengan

keterbelakangan dalam berpikir maka dia akan melakukan suatu perbuatan

yang menurut dia baik tetapi belum tentu bagi orang lain itu baik.

Pendidikan adalah merupakan wadah yang sangat baik untuk membentuk

watak dan moral seseorang, yang mana semua itu di dapatkan di dalam

dunia pendidikan. Tapi tidak tertutup kemungkinan seseorang yang

melakukan kejahatan tersebut adalah orang-orang yang mempunyai ilmu

yang tinggi dan mengecap dunia pendidikan yang tinggi pula.

Page 28: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

14

2) Faktor pergaulan

Pada prinsipnya suatu pergaulan tertentu membuat atau menghasilkan

norma-norma tertentu yang terdapat di dalam masyarakat. Pengaruh

pergaulan bagi seseorang di dalam maupun di luar lingkungan rumah

tersebut sangatlah berbeda, sangatlah jauh dari ruang lingkup pergaulannya.

Pergaulan berbeda-beda yang dilakukan oleh seseorang dapat melekat dan

sebagai motivasi bagi seseorang.

3) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan adalah semua benda dan materi yang mempengaruhi

hidup manusia seperti kesehatan jasmani dan kesehatan rohani, ketenangan

lahir dan batin. Perilaku seseorang dapat berubah dipengaruhi oleh faktor

lingkungan.15

Kriminologi ialah kumpulan ilmu pengetahuan mengenai kejahatan yang

bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengertian mengenai gejala

kejahatan dengan jalan mempelajari dan menganalisa secara ilmiah mengenai

keterangan-keterangan, pola-pola, keseragaman-keseragaman dan faktor-faktor

kausal yang berhubungan dengan kejahatan, pelaku kejahatan dan reaksi dari

masyarakat terhadap keduanya. Berdasarkan objeknya studi kriminologi meliputi

perbuatan yang disebut sebagai kejahatan, pelaku kejahatan dan reaksi masyarakat

yang ditujukan baik terhadap perbuatan maupun terhadap pelakunya. Ketiga objek

studi kriminologi ini tidak dapat dipisah-pisahkan.16

15

W. A. Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, PT. Pembangunan Ghalia Indonesia, Jakarta,

1977, hlm. 61-63. 16

Ibid, hlm. 64.

Page 29: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

15

2. Teori Upaya Penanggulangan Kejahatan

Barda Nawawi Arief menyatakan terdapat beberapa upaya penanggulangan

kejahatan, yaitu sebagai berikut:

a. Sarana Penal

Secara umum upaya penanggulangan kejahatan dapat di lakukan melalui

sarana “penal” dan “non penal”. Upaya penanggulangan hukum pidana

melalui sarana penal dalam mengatur masyarakat lewat perundang-undangan

pada hakikatnya merupakan wujud suatu langkah kebijakan (policy). Upaya

penanggulangan kejahatan dengan hukum pidana (sarana penal) lebih

menitikberatkan pada upaya yang bersifat “Represive” atau disebut

penindasan/pemberantasan/penumpasan. Setelah kejahatan atau tindak pidana

terjadi. Selain itu pada hakikatnya sarana penal merupakan bagian dari usaha

penegakan hukum oleh karena itu kebijakan hukum pidana merupakan bagian

dari kebijakan penegak hukum Law Enforcement.

b. Sarana Non Penal

Mengingat upaya penanggulangan kejahatan lewat jalur “non penal” lebih

bersifat tindakan pencegahan untuk terjadinya kejahatan, maka sasaran

utamanya adalah menangani faktor-faktor kondusif penyebab terjadinya

kejahatan. Faktor-faktor kondusif itu antara lain, berpusat pada masalah-

masalah atau kondisi-kondisi sosial yang secara langsung atau tidak langsung

dapat menimbulkan atau menumbuh suburkan kejahatan. Beberapa masalah

dan kondisi sosial yang dapat merupakan faktor kondusif penyebab timbulnya

kejahatan, jelas merupakan masalah yang tidak dapat di atasi semata–mata

dengan “penal”. Di sinilah keterbatasan jalur “penal” dan oleh karena itu,

Page 30: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

16

harus ditunjang oleh jalur “nonpenal”. Salah satu jalur “nonpenal” untuk

mengatasi masalah–masalah sosial seperti di kemukakan di atas adalah lewat

jalur “kebijakan sosial” (social policy).17

3. Teori Faktor-Faktor Penghambat Penegakan Hukum

Masalah pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang

mungkin mempengaruhinya, faktor penanggulangan meningkatnya pencurian

dengan kekerasan oleh anak ini dikaji dari teori faktor-faktor yang menjadi

penghambat penegakan hukum dari Soerjono Soekanto, dapat diklasifikasi dan

dibedakan menjadi 5 (lima) faktor yakni, faktor hukumnya sendiri, faktor penegak

hukum, faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, faktor

masyarakat, dan faktor kebudayaan. Adapun faktor-faktor penghambat dalam

upaya penegakan hukum adalah sebagai berikut:

1) Faktor Perundang-undangan (Substansi hukum)

Praktek menyelenggaraan penegakan hukum di lapangan seringkali terjadi

pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan. Hal ini dikarenakan

konsepsi keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak sedangkan

kepastian hukum merupakan prosedur yang telah ditentukan secara normatif.

Oleh karena itu suatu tindakan atau kebijakan yang tidak sepenuhnya

berdasarkan hukum merupakan suatu yang dapat dibenarkan sepanjang

kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangan dengan hukum.

2) Faktor penegak hukum

Salah satu kunci dari keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas

atau kepribadian dari penegak hukumnya sendiri. Dalam rangka penegakan

17

Barda Nawawi Arif, Kebijakan Hukum Pidana, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2004, hlm. 12

Page 31: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

17

hukum oleh setiap lembaga penegak hukum, keadilan dan kebenaran harus

dinyatakan, terasa, terlihat dan diaktualisasikan.

3) Faktor sarana dan fasilitas

Sarana dan fasilitas yang mendukung mencakup tenaga manusia yang

berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai,

keuangan yang cukup. Tanpa sarana dan fasilitas yang memadai, penegakan

hukum tidak dapat berjalan dengan lancar.

4) Faktor masyarakat

Masyarakat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pelaksanaan penegakan

hukum, sebab penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk

mencapai dalam masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat

maka akan semakin memungkinkan penegakan hukum yang baik.

5) Faktor Kebudayaan

Kebudayaan Indonesia merupakan dasar dari berlakunya hukum adat.

Berlakunya hukum tertulis (perundang-undangan) harus mencerminkan nilai-

nilai yang menjadi dasar hukum adat. Dalam penegakan hukum, semakin

banyak penyesuaian antara peraturan perundang-undangan dengan

kebudayaan masyarakat, maka akan semakin mudah dalam menegakkannya.18

2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara

konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti-arti yang berkaitan

dengan istilah-istilah yang ingin atau akan diteliti. 19

18

Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, Rineka

Cipta, 1983, hlm. 8-10 19

Soerjono Soekanto, Op. Cit, hlm. 22.

Page 32: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

18

Adapun istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Analisis adalah suatu teknik analisis data yang dilakukan dengan cara

menguraikan secara jelas aspek-aspek hukum yang berkaitan dengan suatu

peristiwa. 20

b. Kriminologis adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang bertalian dengan

perbuatan kejahatan sebagai gejala sosial dan mencakup proses-proses

perbuatan hukum, pelanggaran hukum dan reaksi atas pelanggaran hukum.

c. Pencurian adalah pengambilan barang milik orang lain secara tidak sah tanpa

seizin pemilik.

d. Kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang

dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain,

maupun lingkungan.

e. Anak menurut Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014

tentang Perlindungan Anak, adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan

belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan sistematika ini memuat keseluruhan yang akan disajikan dengan tujuan

mempermudah pemahaman konteks skripsi ini, maka penulis menyajikan

penulisan dengan sistematika sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas latar belakang, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan

kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual serta sistematika penulisan.

20

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, hlm. 43.

Page 33: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

19

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mencakup materi-materi yang mempunyai hubungan dan dibutuhkan

dalam membantu, memahami, dan memperjelas permasalahan yang akan di

selidiki. Bab ini berisikan tentang pencurian dengan kekerasan yang dilakukan

oleh anak yang didalamnya memuat tinjauan umum kriminologi, pengertian

pencurian, pengertian anak dan pengertian kekerasan.

III. METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode yang menjelaskan mengenai langkah-langkah yang

digunakan dalam pendekatan masalah, sumber dan jenis data, penentuan

narasumber, metode pengumpulan dan pengolahan data, serta metode analisis

data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan pembahasan dari hasil penelitian yang diperoleh penulis

mengenai faktor penyebab meningkatnya pencurian dengan kekerasan yang

dilakukan oleh anak, upaya penanggulangan meningkatnya pencurian dengan

kekerasan yang dilakukan oleh anak dan faktor penghambat penanggulangan

meningkatnya pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh anak

V. PENUTUP

Bab ini merupakan kesimpulan mengenai skripsi, merekomendasikan saran-saran

yang mengarah kepada penyempurnaan penulisan tentang upaya penanggulangan

pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh anak.

Page 34: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

20

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Kriminologi

1. Pengertian Kriminologi

Kriminologi yaitu suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang penjahat dan

kejahatan, serta mempelajari cara-cara penjahat melakukan kejahatan, kemudian

berusaha semaksimal mungkin untuk mengetahui faktor yang menyebabkan

terjadinya kejahatan dan berupaya pula untuk mencari dan menemukan cara untuk

dapat mencegah dan menanggulangi terjadinya kejahatan. Kriminologi menurut

Sutherland adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang berikatan dengan

perbuatan jahat, yang dikategorikan sebagai gejala sosial, Sutherland mengatakan

bahwa kriminologi mencakup proses-proses perbuatan hukum, pelanggaran

hukum dan reaksi terhadap pelanggaran hukum.21

Kriminoligi menurut S. Susanto adalah sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan

menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya. Kriminologi sebagai ilmu pembantu

dalam hukum pidana yang memberikan pemahaman yang mendalam tentang

fenomena kejahatan, sebab dilakukannya kejahatan dan upaya yang dapat

menanggulangi kejahatan, yang bertujuan untuk menekan laju perkembangan

kejahatan. Seorang antropolog yang berasal dari Prancis, bernama Paul Topinard,

21

S. Susanto, Kejahatan Dari Sisi Kriminologi, Sinar Grafika, Jakarta, 1990, hlm. 10.

Page 35: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

21

mengemukakan bahwa: “Kriminologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari

soal-soal kejahatan. Kata kriminologi itu berdasar etimologinya berasal dari dua

kata, crimen yang berarti kejahatan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. 22

W. A. Bonger menyatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang

bertujuan untuk menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya. Suatu ilmu

pengetahuan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Ilmu pengetahuan harus mempunyai metode tersendiri, artinya suatuprosedur

pemikiran untuk merealisasikan suatu tujuan atau sesuatu cara yang sistematik

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.

2) Ilmu pengetahuan mempunyai sistem, artinya suatu kebulatan dari berbagai

bentuk bagian yang saling berhubungan antara bagian yang satu dengan segi

lainnya, selanjutnya dengan peranan masing-masing segi di dalam hubungan

dan proses perkembangan.

3) Mempunyai obyektivitas, artinya mengejar persesuaian antara pengetahuan dan

diketahuinya, mengejar sesuai isinya dan objeknya (hal yang diketahui).

Kejahatan menurut kriminologi adalah tindakan manusia dalam pertentangannya

dengan beberapa norma yang ditentukan oleh masyarakat di tengah manusia itu

hidup. kejahatan sebagai tindakan manusia dan sebagai gejala sosial. Pengertian

kriminologi menurut para ahli, di mana kriminologi memiliki tujuan yaitu

memberikan petunjuk bagaimana masyarakat dapat memberantas kejahatan

dengan hasil yang baik dan lebih-lebih menghindarinya kriminologi bertujuan

mengantisipasi dan bereaksi terhadap semua kebijaksanaan di lapangan hukum

pidana. Sehingga dengan demikian dapat dicegah kemungkinan timbulnya akibat-

akibat yang merugikan, baik bagi si pelaku, korban, maupun, masyarakat secara

keseluruhan. Kriminologi bertujuan mempelajari kejahatan, sehingga yang

menjadi misi kriminologi adalah, (1) apa yang dirumuskan sebagai kejahatan dan

22

Topo Santoso, Kriminologi, Cetakan Ketiga, Grafindo Persada, Jakarta, 2003. hlm. 9.

Page 36: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

22

fenomenanya yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat, kejahatan apa dan

siapa penjahatnya merupakan bahan penelitian para kriminologi, (2) apakah

faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya atau dilakukannya kejahatan.

Kriminologi juga bertujuan menjabarkan identitas kriminalitas dan kausa

kriminologisnya untuk dimanfaatkan bagi perencanaan pembangunan sosial pada

era pembangunan dewasa ini dan di masa mendatang. 23

Tujuan kriminologi menurut Prkoso adalah untuk mengembangkan kesatuan

dasar-dasar umum dan terinci serta jenis-jenis pengetahuan lain tentang proses

hukum, kejahatan dan reaksi terhadap kejahatan. Pengetahuan ini diharapkan akan

memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial guna memberikan.

sumbangan bagi pemahaman yang lebih mendalam mengenai prilaku sosial.

Manfaat mempelajari kriminologi ialah memberikan sumbangannya dalam

penyususnan perundang-undangan baru, menjelaskan seab-sebab terjadinya

kejahatan yang pada akhirnya menciptakan upaya-upaya pencegahan terjadinya

kejahatan24

.

2. Ruang Lingkup Kriminologi

Berdasarkan pengertian menurut Sutherland kriminologi terdiri dari tiga bagian

utama, yaitu:

a. Etiologi kriminal, yaitu usaha secara ilmiah untuk mencari sebab-sebab

kejahatan;

b. Penologi, yaitu pengetahuan yang mempelajari tentang sejarah lahirnya

hukum, perkembangannya serta arti dan faedahnya;

23

Ibid. 24

Tolib Effendi. Dasar-Dasar Kriminologi, Setara Press, Jakarta, 2016. hlm. 143

Page 37: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

23

c. Sosiologi hukum (pidana), yaitu analisis ilmiah terhadap kondisi- kondisi yang

mempengaruhi perkembangan hukum pidana.

Menurut A. S. Alam, ruang lingkup pembahasan kriminologi mencakup tiga hal

pokok, yakni:

a. Proses pembuatan hukum pidana dan acara pidana (making laws)

b. Etiologi kriminal, yang membahas teori-teori yang menyebabkan

terjadinya kejahatan (breaking of laws)

c. Reaksi terhadap pelanggaran hukum (reacting toward the breaking laws).

Reaksidalam hal ini bukan hanya ditujukan kepada pelanngar hukum berupa

tindakan represif tetapi juga reaksi terhadap calon pelanggar hukum berupa

upaya-upaya pencegahan kejahatan (criminal prevention). 25

Proses pembuatan hukum pidana (process of making laws) maka yang jadi pokok

bahasannya meliputi definisi kejahatan, unsur-unsur kejahatan, relativitas

pengertian kejahatan, penggolongan kejahatan, dan statistik kejahatan. Sedangkan

dalam etiologi kriminal, yang dibahas adalah aliran (mazhab) kriminologi, teori-

teori kriminologi, dan berbagai prespektif kriminologi Selanjutnya yang dibahas

dalam bagian ketiga yaitu reaksi terhadap pelanggaran hukum antara lain teori-

teori pengukuhan dan upaya-upaya penanggulangan pencegahan kejahatan, baik

berupa tindakan pre-emtif, preventif, represif, dan rehabilitatif.

B. Faktor Penyebab Kejahatan

Ada berbagai-bagai faktor penyebab terjadinya suatu tindak kejahatan. Sebagai

kenyataannya bahwa manusia dalam pergaulan hidupnya sering terdapat

penyimpangan terhadap norma-norma, terutama norma hukum. Di dalam

pergaulan manusia, penyimpangan hukum ini disebut sebagai kejahatan atau

25

A. S. Alam, Kriminologi Sebagai Ilmu Pengetahuan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010,

hlm. 2-3.

Page 38: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

24

pelanggaran di mana kejahatan itu sendiri merupakan masalah sosial yang berada

ditengah-tengah masyarakat, di mana si pelaku dan korbannya adalah anggota

masyarakat. Secara umum ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya

sebuah kejahatan. Pertama adalah faktor yang berasal atau terdapat dalam diri si

pelaku yang mempengaruhinya melakukan sebuah kejahatan. Faktor kedua adalah

faktor yang berasal atau terdapat di luar diri si pelaku. Pada dasarnya ada

beberapa hal yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan pencurian

(penjarahan) yang mana hal tersebut sangatlah merugikan seseorang dan membuat

kepanikan serta menimbulkan kesengsaraan orang lain yakni:

1. Motivasi intrinsik (intern), yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu

itu sendiri, yang meliputi:

a. Faktor intelegence

Intelegensi adalah tingkat kecerdasan seseorang untuk atau kesanggupan

menimbang dan memberikan keputusan. Di mana dalam faktor kecerdasan

seseorang bisa mempengaruhi perilakunya, apabila seseorang yang

memiliki intelegensi yang tinggi atau kecerdasan, maka ia akan selalu

terlebih dahulu mempertimbangkan untung dan rugi atau baik buruk yang

dilakukan pada tiap tindakannya. Apabila seseorang yang terpengaruh

melakukan kejahatan, dialah merupakan pelaku dan apabila dia melakukan

kejahatan itu sendirian maka akan dapat dilakukannya sendiri, sehingga

dengan melihatnya orang akan ragu apakah benar ia melakukan kejahatan.

b. Faktor usia

Usia atau umur dapat juga mempengaruhi kemampuan untuk berfikir dan

melakukan kemampuan bertindak, semakin bertambah umur atau usia

Page 39: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

25

seseorang maka semakin meningkat kematangan berfikir untuk dapat

membedakan sesuatu berbuatan baik dan buruk. Karena pada umumnya

apabila seseorang yang telah mencapai umur dewasa maka akan

bertambah banyak kebutuhan dan keinginan yang ingin dipenuhi dan

didapati.

c. Faktor jenis kelamin

Sifat jahat pada hakikatnya sudaha ada pada manusia semenjak lahir dan

hal ini diperoleh pada keturunannya. Seperti yang kita ketahui bahwa fisik

wanita lebih lemah bila dibandingkan dengan fisik laki-laki, sehingga

untuk melakukan kejahatan lebih banyak dilakukan oleh laki-laki daripada

yang dilakukan oleh wanita. Selain itu juga bentuk-bentuk kejahatan yang

dilakukan baik luasnya, frekwensinya maupun caranya. Hal itu bergantung

dengan perbedaan sifat yang dimiliki wanita dengan sifat-sifat yang

dimiliki laki-laki, yang sudah dimiliki sejak lahir dan berhubungan dengan

kebiasaan kehidupan suatu masyarakat.

d. Faktor kebutuhan ekonomi yang terdesak

Pada fase ini sangatlah berpengaruh pada seseorang atau pelaku pencurian,

di mana pada saat terjadinya pencurian setiap orang pasti butuh makanan

dan kebutuhan hidup lainnya yang harus dipenuhi, maka hal tersebut

mendorong seseorang untuk melakukan pencurian. Faktor ekonomi

merupakan salah satu faktor yang paling dominan sehingga orang dapat

melakukan kejahatan, karena disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang

kian hari kian meningkat. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut

Page 40: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

26

dapat dilakukan dengan mencuri atau menjarah barang orang lain, baik itu

di saat gempa, maupun di saat malam hari. 26

2. Motivasi Ekstrinsik (Ekstern), yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu

itu sendiri, yang meliputi:

a. Faktor pendidikan

Faktor pendidikan sangatlah menentukan perkembangan jiwa dan

kepribadian seseorang, dengan kurangnya pendidikan maka

mempengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang, sehingga bisa

menjerumuskan untuk melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan

dengan norma dan aturan-aturan hukum yang berlaku. Apabila seseorang

tidak pernah mengecap yang namanya bangku sekolah, maka

perkembangan jiwa seseorang dan cara berpikir orang tersebut akan sulit

berkembang, sehingga dengan keterbelakangan dalam berpikir maka dia

akan melakukan suatu perbuatan yang menurut dia baik tetapi belum tentu

bagi orang lain itu baik. Pendidikan adalah merupakan wadah yang sangat

baik untuk membentuk watak dan moral seseorang, yang mana semua itu

didapatkan dalam dunia pendidikan. Tapi tidak tertutup kemungkinan

seseorang yang melakukan kejahatan adalah orang-orang yang mempunyai

ilmu yang tinggi dan mengecap dunia pendidikan yang tinggi pula.

b. Faktor pergaulan

Pada prinsipnya suatu pergaulan tertentu membuat atau menghasilkan

norma-norma tertentu yang terdapat di dalam masyarakat. Pengaruh

pergaulan bagi seseorang di dalam maupun di luar lingkungan rumah

26

W. A. Bonger, Op. Cit, hlm. 61.

Page 41: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

27

tersebut sangatlah berbeda, sangatlah jauh dari ruang lingkup

pergaulannya. Pergaulan berbeda-beda yang dilakukan oleh seseorang

dapat melekat dan sebagai motivasi bagi seseorang.

c. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan adalah semua benda dan materi yang mempengaruhi

hidup manusia seperti kesehatan jasmani dan kesehatan rohani, ketenangan

lahir dan batin. Perilaku seseorang dapat berubah dipengaruhi oleh faktor

lingkungan. 27

C. Faktor Penyebab Pencurian dengan Kekerasan Oleh Anak

1. Pengertian Anak

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan anak adalah

keturunan atau manusia yang masih kecil. Anak merupakan generasi penerus

bangsa yang mempunyai hak dan kewajiban ikut serta membangun negara dan

bangsa Indonesia. Anak adalah asset bangsa yang akan menentukan nasib bangsa

di masa depan. Ditinjau dari aspek yuridis, maka pengertian anak di mata hukum

positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa, yang dibawah

umur atau keadaan dibawah umur atau kerap juga disebut sebagai anak yang

dibawah pengawasan wali. Anak merupakan sebuah bagian terpenting dalam

sebuah keluarga karena iasebuah potensi nasib manusia di masa mendatang. Oleh

karena itu pentingnya bagi semua orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik

agar anaktersebut tumbuh menjadi anak yang pintar. Terdapat beberapa

27

W. A. Bonger, Op. Cit, hlm. 62.

Page 42: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

28

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia saat ini yang mengatur tentang

pengertian anak berdasarkan umur.

Batasan umur seseorang masih dalam kategori anak, berdasarkan beberapa

peraturan yang ada di Indonesia cukup beragam, antara lain yaitu:

a. Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak, dalam Pasal 1 Angka (1) menjelaskan “Anak adalah seseorang yang

belum berusia 18 tahun.

b. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak, terdapat pada Pasal 1 Angka (2) sampai Ayat (5) yaitu:

1. Anak yang Berhadapan dengan Hukum adalah anak yang berkonflik dengan

hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi

saksi pidana.

2. Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak

adalah anak yang telah berumur 12 tahun, tetapi belum berumur 18 tahun

yang diduga melakukan tindak pidana.

3. Anak yang Menjadi Korban Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak

Korban adalah anak yang belum berumur 18 tahun yang mengalami

penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang disebabkan oleh

tindak pidana.

4. Anak yang menjadi Saksi Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak

Saksi adalah anak yang belum berumur 18 tahun yang dapat memberikan

keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di

sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang didengar, dilihat,

dan/atau dialaminya sendiri.

Pengertian anak secara sosiologis, psikologis dan yuridis menurut pengetahuan

umum yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang lahir dari hubungan

pria dan wanita. Sedangkan yang diartikan dengan anak-anak atau juvenale,

adalah seseorang yang masih dibawah usia tertentu dan belum dewasa serta belum

kawin. Dipandang dari sudut ilmu pengetahuan yang dijadikan kriteria untuk

Page 43: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

29

menentukan pengertian anak pada umumnya didasarkan kepada batas usia

tertentu. Ditinjau dari aspek psikologis, pertumbuhan manusia mengalami fase-

fase perkembangan kejiwaan yang masing-masing ditandai dengan ciri-ciri

tertentu. Ada fase-fase perkembangan yang dialami dalam kehidupan seorang

anak, memberikan gambaran bahwa dalam pandangan psikologis untuk

menentukan batasan batasan terhadap seorang anak nampak adanya berbagai

macam criteria, baik didasarkan pada segi usia maupun dari perkembangan

pertumbuhan jiwa. Hal tersebut seseorang dikualifikasikan sebagi seorang anak

apabila ia berada pada masa bayi hingga masa remaja awal, anatar usia 16-17

tahun. Sedangkan ketika sudah melewati dari masa tersebut maka seseorang

tersebut sudah termasuk dalam kategori dewasa. Secara yuridis kedudukan

seorang anak menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum keperdataan terhadap

kedudukan seorang anak menyangkut pada persoalan hak dan kewajiban, seperti

masalah kekuasaan orang tua, pengakuan sahnya anak, dan lainnya.

2. Pencurian dan Pencurian dengan Kekerasan

Pencurian diatur dalam Pasal 362 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

dengan rumusan sebagai berikut: “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang

seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki

secara melawan hukum diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling

lama lima tahun atau denda paling banyak Sembilan ratus rupiah. Pasal 362

KUHP merupakan pokok tindak pidana pencurian. Sebab semua unsur dari delik

pencurian dirumuskan secara tegas dan jelas, sedangkan pada pasal-pasal KUHP

lainnya, tidak disebutkan lagi unsur tindak pidana atau delik pencurian, akan

Page 44: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

30

tetapi cukup disebutkan nama kejahatan pencurian tersebut disertai dengan unsur

pemberatan atau unsur peringanan.

Unsur-unsur tindak Pidana pencurian Pasal 362 KUHP sebagaimana tercantum

pada pasal tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Perbuatan mengambil

2. Barang

3. Barang itu seluruhnya atau sebagian milik orang lain

4. Secara melawan hukum dengan maksud untuk memiliki.

Pencurian dengan kekerasan sebagaimana diatur dalam Pasal 365 KUHP, yang

rumusannya sebagai berikut:

1) Diancam dengan pidana penjara maksimum sembilan tahun, pencurian yang di

dahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan,

terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah

pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan

diri sendiri peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri.

2) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun:

a. Jika Perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau

perkarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau dalam kereta

api atau trem yang sedang berjalan;

b. Jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;

c. Jika masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan merusak, memanjat atau

dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu, atau pakai jabatan palsu;

d. Jika perbuatan mengakibatkan luka berat.

Page 45: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

31

3) Jika perbuatan mengakibatkan kematian, maka diancam dengan pidana penjara

paling lama lima belas tahun.

4) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama

waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan

luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan

bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam nomor 1

dan 3. Mengacu pada rumusan di atas, maka dapat dikategorikan dalam

pencurian dengan kekerasan apabila memenuhi unsur-unsur Pasal 365 KUHP.

Kekerasan atau tindakan kekerasan yang diartikan dengan kekerasan adalah setiap

perbuatan yang mempergunakan tenaga badan yang tidak ringan. Banyak

permasalahan sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat. Masalah-masalah

sosial yang sering terjadi di tengah masyarakat, tidak bisa di pungkiri lagi bahwa

yang namanya perkembangan zaman di saat ini, pasti akan menimbulkan beberapa

masalah di tengah masyarakat. Antara lain sering kita perhatikan, masalah sosial

yang sering terjadi adalah kasus pencurian. Kejadiannya pun tidak mengenal

siapa, di mana dan kapan. Jadi setiap ada kesempatan, itu adalah peluang para

pencuri masuk untuk mengambil benda yang ia inginkan.

kekerasan juga merupakan satu masalah sosial yang selalu menarik dan menuntut

perhatian yang serius dari waktu ke waktu. Menurut asumsi umum serta beberapa

hasil pengamatan dan penelitian berbagai pihak, terdapat kecenderungan

perkembangan peningkatan dari bentuk dan jenis kekerasan tertentu, baik secara

kualitas maupun kuantitasnya. berbicara tentang konsep dan pengertian kekerasan

itu sendiri, masih terdapat kesulitan dalam memberikan defenisi yang tegas karena

Page 46: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

32

masih terdapat keterbatasan pengertian yang disetujui secara umum. Kekerasan

juga memiliki arti yang berbeda-beda berdasarkan pendapat para ahli dan para

sarjana yang berbeda. Pengertian kekerasan menurut SueTitus Reid adalahsuatu

aksi atau perbuatan yang didefenisikan secara hukum, kecuali jika unsur-unsur

yang ditetapkan oleh hukum kriminal atau hukum pidana telah diajukan dan

dibuktikan melalui suatu keraguan yang beralasan, bahwa seseorang tidak dapat

dibebani tuduhan telah melakukan suatu aksi atau yang dapat digolongkan sebagai

perbuatan kekerasan.

Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan,

pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk

menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu

tindakan menyakiti binatang dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada

situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap binatang.

Istilah “kekerasan” juga mengandung kecenderungan agresif untuk melakukan

perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil

dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang. Kekerasan adalah suatu

perbuatan yang disengaja atau suatu bentuk aksi atau perbuatan yang merupakan

kelalaian, yang kesemuanya merupakan pelanggaran atas hukum kriminal, yang

dilakukan tanpa suatu pembelaan atau dasar kebenaran dan diberi sanksi oleh

negara sebagai tindak pidana berat atau tindak pelanggaran hukum yang ringan. 28

Pelanggaran atas aturan-aturan hukum pidana baik berupa kejahatan maupun

pelanggaran, adalah salah satu bentuk tingkah laku manusia. Tingkah laku

28

Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Kriminolog, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003. hlm21.

Page 47: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

33

manusia tersebut ditentukan oleh sikap dibentuk oleh kesadaran subyektifnya akan

nilai dan norma dari masyarakat atau kelompoknya. Nilai dan moral diterima oleh

individu dari kebudayaan di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Seorang individu

yang melanggar suatu norma mempunyai sikap tertentu terhadap situasi yang

diatur oleh norma yang bersangkutan. Di dalam masyarakat banyak orang yang

tidak begitu mementingkan moralnya sendiri, oleh karena itu dengan tidak adanya

moral pada diri setiap manusia maka itulah salah satu penyebab lahirnya suatu

kejahatan dalam diri seseorang. Ada beberapa faktor, sehingga seseorang

melakukan kejahatan pencurian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.29

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri tanpa

adanyapaksaan dari luar. Faktor Internal terdiri dari:

a. Faktor Individual yaitu kondisi psikologis erat kaitannya dengan asumsibahwa

kecenderungan setiap manusia berperilaku menyimpang. Faktor inimenitik

beratkan daripada dasar pemikiran yang spontan timbul dalam diri seseorang.

b. Faktor keturunan yaitu faktor yang di mana seseorang dalam melakukan

sesutau perbuatan seringkali mengikuti apa yang biasanya dilakukan oleh

orang tuanya.

c. Faktor keluarga artinya bahwa dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan

berinteraksi dengan lingkungan.

2. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari pengaruh luar yang bukan berasal

dari dirinya sendiri. Faktor eksternal terdiri dari:

29

Nandang Sambas, Op.Cit, hlm. 25.

Page 48: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

34

a. Faktor Ekonomi

Kemiskinan merupakan fenomena yang tidak dapat ditolak sehingga hal ini

dapat memicu seseorang melakukan kejahatan dengan alasan faktor ekonomi.

b. Faktor Pendidikan

Faktor pendidikan adalah salah satu faktor pendorong seseorang untuk

melakukan suatu tindak pidana pencurian. Hal ini disebabkan oleh tingkat

pengetahuan mereka yang kurang terhadap hal-hal seperti aturan dalam hidup

bermasyarakat. Karena dengan adanya pendidikan maka seriap orang dapat

mengetahui mana yang buruk untuk di contoh dan mana yang tidak baik dan

apakah suatu perbuatan yang dilakukan dapat memberikan manfaat pada diriya

ataupun dapat merugikan dirinya sendiri.

c. Faktor Lingkungan dan Pergaulan

Faktor lingkungan dan pergaulan juga merupakan faktor utama seseorang

melakukan perbuatan tindak pidana. Seseorang yang hidup dan tinggal di

sekitaran yang penghuninya kebanyakan melakukan tindak pidana maka

dengan secara tidak langsung mereka yang bergaul dalam lingkungan tersebut

akan ikut dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak pantas untuk dilakukan.

d. Faktor adanya Niat dan Kesempatan

Fakor ini merupakan faktor di mana seseorang melakukan pencurian pada

awalnya sudah ada niat dan adanya kesempatan dalam menjalangkan aksi bagi

pelaku tindak kejahatan. Meskipun sebelumnya tidak ada niat melakukan

kejahatan akan tetapi adanya kesempatan maka hal ini akan memberikan

peluang bagi setiap pelaku kejahatan. 30

30

Ridwan Hasibuan dan Ediwarman, Asas-asas Kriminologi, USU Pers, Medan, 1995 hlm. 25

Page 49: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

35

D. Upaya Penanggulangan Pencurian dengan Kekerasan Oleh Anak

Kejahatan merupakan suatu bentuk penyimpangan yang terjadi di masyarakat.

Anak melakukan kejahatan pastilah dilatarbelakangi oleh beberapa faktor

sehingga mereka melakukan hal tersebut. Negara sebagai organisasi kekuasaan

pastilah akan memberikan sanksi kepada mereka yang melakukan kejahatan.

Sanksi yang diberikan kepada mereka biasanya berupa nestapa (penderitaan)

seperti hilangnya hak kemeredekaan mereka atau dipenjara. Ini merupakan suatu

bentuk penanggulangan kejahatan yang dilakukan oleh negara agar menciptakan

kehidupan yang aman dan tentram. Penggunaan upaya hukum termasuk hukum

pidana, sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah sosial, termasuk

dalambidang kebijaan penegakan hukum. Di samping itu karena tujuannya adalah

untuk mencapai kesejahtraan masyarakat pada umumnya, maka kebijakan

penegakan hukum itupun termasuk dalam bidang kebijakan sosial, yaitu segala

usaha yang rasional untuk mencapai kesejahtraan masyarakat. Sebagai suatu

maslah yang termasuk masalah kebijakan, maka penggunaan hukum pidana

sebenarnya tidak suatu keharusan.31

Secara teori ada beberapa cara dalam melakukan upaya penanggulangan

kejahatan, yaitu:

1. Upaya Preventif (Non Penal)

Preventif adalah upaya pencegahan yang dilakukan agar kejahatan tidak terjadi.

Karena seperti yang kita ketahui bersama kejahatan merupakan suatu fenomena

kompleks yang terjadi disekeliling kita dan sangat meresahkan masyarakat.

31

Muladi dan Barda Nawawi Arief, Op.Cit, hlm. 149.

Page 50: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

36

Dibandingkan upaya represif, upaya preventif jauh lebih baik karena sebelum

terjadinya kejahatan.

Banyak cara yang dilakukan untuk bagaimana kejahatan tersebut tidak terjadi,

salah satunya melakukan sosialisi tentang suatu peraturan perundang-undangan

bahwa apabila seseorang melakukan kejahatan akan diancam dengan sanksi

pidana yang dapat membuat mereka dipenjara. Karena landasan tersebut

masyarakat merasa takut untuk melakukan kejahatan. Penanggulangan kejahatan

dengan kebijakan non penal lebih menitik beratkan pada sifat preventif

(pencegahan/penangkalan/pengendalian) sebelum kejahatan terjadi. Usaha-usaha

non penal ini berupa penyantunan dan pendidikan sosial dalam rangka

mengembangkan tanggung jawab sosial warga masyarakat, penggarapan jiwa

masyarakat melalui pendidikan moral, agama dan sebagainya, peningkatan usaha-

usaha kesejahtraan anak dan remaja. Usaha-usaha non penal ini dapat meliputi

bidang yang sangat luas di seluruh sektor kebijakan sosial. Tujuan utama dari

usaha-usaha non penal adalah memperbaiki kondisi-kondisi sosial tertentu, namun

secara tidak langsung mempunyai pengaruh preventif terhadap kejahatan.

Upaya Penanggulangan kejahatan yang sebaik-baiknya harus memenuhi

persayaratan sebagai berikut:

a. Sistem dan operasi kepolisian yang baik.

b. Peradilan yang efektif.

c. Hukum dan perundang-undangan yang berwibawa.

d. Koordinasi antara penegak hukum dan aparatur pemerintahan yang serasi.

e. Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan kejahatan.

Page 51: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

37

f. Pengawasan dan kesiagaan terhadap kemungkinan timbulnya kejahatan.

g. Pembinaan organisasi kemasyarakat.

2. Upaya Represif (Penal)

Represif biasa disebut dengan upaya tindakan atau penanggulangan, dalam arti

ketika kejahatan itu telah terjadi, upaya yang harus dilakukan agar setelah

seseorang melakukan kejahatan mereka tidak melakukan kejahatan mereka tidak

melakukannya lagi. Hal demikian biasanya dilakukan seperti bagaimana biasanya

dilakukan seperti bagaimana memikirkan untuk menyembuhkan penjahat tersebut.

Orang yang melakukan kejahatan secara tidak langsung akan di penjara atau

dimasukkan dalam rumah tahanan, diharapkan didalam rumah tahanan tersebut

mereka dibina sebaik mungkin agar mereka tidak melakukan kejahatan setelah

melakukan perbuatan tersebut. Penggunaan hukum pidana atau penal sebagai

sarana untuk menanggulangi kejahataan nampaknya tidak menjadi persoalan, hal

ini terlihat dalam praktek perundang-undangan selama ini yang menunjukan

bahwa penegakan hukum pidana atau penal merupakan bagian dari kebijakan atau

politik hukum yang dianut indonesia. Politik kriminal ialah pengaturan atau

penyusunan secara rasional usaha-usaha pengendalian kejahatan oleh

masyarakat.32

32

Barda Nawawi Arief, Op.Cit, hlm. 77.

Page 52: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

38

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan dua

macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis

empiris sebagai berikut:

1. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan

bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-

asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan

penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan,

yakni dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan

dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Pendekatan yuridis empiris merupakan suatu pendekatan penelitian terhadap

identifikasi hukum dan efektivitas hukum yang dilakukan dengan carameneliti

dan mengumpulkan data primer yang diperoleh secara langsung melalui

penelitian dengan cara observasi terhadap permasalahan yang dibahas.33

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

33

Zainuddin Ali. Metode Penelitian Hukum. Jakarta, Sinar Grafika. 2009. hlm. 12

Page 53: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

39

1. Data primer adalah data-data yang didapat secara langsung di lapangan dengan

mendapatkan informasi dari para responden yang dilakukan melalui

wawancara di lapangan.

2. Data sekunder ini bersifat melengkapi hasil penelitian yang dilakukan yaitu

data yang diperoleh dari studi kepustakaan yakni bahan-bahan hukum yang

terdiri:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang memiliki kekuatan

yang mengikat, antara lain:

1. Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Sistem Peradilan Pidana Anak

b. Bahan hukum sekunder, yaitu: bahan hukum yang memberikan penjelasan

yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer. Seperti, sumber yang

diperoleh dari studi kepustakaan yang terdiri dari buku-buku ilmu

pengetahuan yang mencakup dokumen resmi.

c. Bahan hukum tersier, memuat publikasi tentang hukum yang merupakan

dokumen tidak resmi, misalnya: skripsi, tesis, disertasi, jurnal dan kamus-

kamus yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder.

C. Penentuan Narasumber

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini

adalah wawancara terhadap para narasumber. Wawancara ini dilakaukan dengan

metode depth Interview (wawancara langsung secara mendalam). Adapun

narasumber yang diwawancarai adalah sebagai berikut:

Page 54: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

40

1. Kepala Polres Lampung Timur = 1 orang

2. Ketua Kejaksaan Negeri Lampung Timur = 1 orang

3. Tokoh Masyarakat Lampung Timur = 1 orang

4. Dosen Fakultas Hukum Pidana Universitas Lampung = 1 orang+

Jumlah = 4 orang

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder penulisan

menggunakan alat-alat pengumpulan sebagai berikut34

:

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan serangkaian kegiatan studi dokumentasi

dengan cara membaca, mencatat, mengutip, serta menelaah peraturan

perundang-undangan, dokumen serta informasi lainnya yang berhubungan

dengan penelitian yang akan dilakukan.

b. Studi Lapangan

Studi Lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer, dengan

mewawancarai langsung narasumber yang ditunjuk. Dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara langsung dilingkungan dan masyarakat

sekitarnya, serta yang pernah penulis lihat secara alami dalam kehidupan

sehari-hari kemudian penulis menggunakan sistem metode tanya jawab di

mana semua pertanyaan disusun secara sistematis, jelas dan terarah sesuai

34

Soerjono soekanto, Penelitian hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Pers, Jakarta,

1986, hlm. 248.

Page 55: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

41

dengan isu hukum yang di angkat dalam penelitian oleh peneliti guna

mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

3. Prosedur Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul melalui kegiatan pengumpulan data, baik dari data

kepustakaan maupun dari data di lapangan, kemudian diproses melalui

pengelolahan dan pengkajian data. Prosedur pengelolahan data adalah sebagai

berikut:

a. Editing, yaitu data yang diperoleh dari penelitian diperiksa dan diteliti kembali

mengenai kelengkapannya, kejelasan dan kebenarannya sehingga

meminimalkan kesalahan dan kekurangan dalam penulisan untuk dapat

diperbaiki kembali.

b. Interpretasi, yaitu menghubungkan, membandingkan, dan menguraikan data

serta mendeskripsikan data dalam bentuk uraikan, kemudian ditarik

kesimpulan.

c. Sistematika data, yaitu penyusunan data secara sistematika sesuai dengan

pokok permasalahan, sehingga memudahkan analisis data.

E. Analisis Data

Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis yang bersifat deskriptif

kualitatif, yaitu mendeskripsikan dan menggambarkan dari hasil yang didapatkan,

baik dari hasil data kepustakaan maupun dari hasil data di lapangan untuk

selanjutnya diketahui serta diperoleh kesimpulan secara induktif yaitu

pengambilan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus menjadi hal-hal yang

bersifat umum dan selanjutnya diajukan saran sebagai rekomendasi penelitian.

Page 56: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

74

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya pencurian dengan kekerasan

oleh anak di Kabupaten Kabupaten Lampung Timur terdiri dari faktor intern

dan faktor ekstern. Faktor intern adalah rendahnya tingkat pendidikan dari

pelaku dan perilaku kriminal dari pelaku kejahatan itu sendiri, sedangkan

faktor ektstern adalah kondisi ekonomi yang tidak mendukung pemenuhan

kebutuhan hidup pelaku, faktor lingkungan sosial pelaku, dan faktor

penegakan hukum yang belum memberikan kesadaran hukum bagi pelaku

tindak pidana pencurian.

2. Upaya penanggulangan pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh anak

di Kabupaten Lampung Timur dilaksanakan Kepolisian dengan sarana non

penal dan penal. Sarana non penal dilaksanakan dengan patroli keliling di

Kabupaten Lampung Timur, menempatkan personil kepolisian di tempat

keramaian yang rawan terjadi lokasi pencurian, melaksanakan sosialisasi dan

bekerjasama dengan perlindungan perempuan dan anak dari instansi terkait,

sekolah-sekolah dan kepada orang tua yang memiliki anak yang sudah tidak

bersekolah serta melakukan pendataan terhadap genk-genk motor. Sarana

penal dilaksanakan dengan razia di tempat-tempat perkumpulan anak yang

Page 57: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

75

biasa dijadikan tempat untuk menikmati hasil curiannya dan memproses

secara hukum anak yang terlibat dalam kejahatan pencurian dengan kekerasan.

3. Faktor-faktor penghambat upaya penanggulangan pencurian dengan kekerasan

yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Lampung Timur terdiri dari: aparat

penegak hukum, yaitu masih kurangnya kuantitas dan kualitas penyidik

kepolisian; Faktor sarana dan prasarana, yaitu tidak adanya laboratorium

forensik pada Polres Lampung Timur, sehingga penyidikan terkadang

mengalami hambatan; Faktor masyarakat, yaitu adanya masyarakat yang

justru melindungi pelaku tindak pidana pencurian dan tidak bekerjasama

dengan petugas; faktor budaya, yaitu masih adanya budaya toleransi terhadap

pelaku kejahatan dan memilih menyelesaikan suatu kasus tindak pidana tanpa

melalui pihak kepolisian.

B. Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penegak hukum, khususnya aparat kepolisian dalam memberantas tindak

pidana pencurian sepeda motor di Kabupaten Lampung Timur. Sosialisasi

mengenai berbagai modus operandi dari pelaku tindak pidana pencurian

kepada masyarakat dapat menjadi langkah awal untuk pencegahan, dan

pemberian sanksi yang tegas dan upaya pemulihan kembali hak korban dapat

menjadi langkah penanggulangan.

2. Para orang tua harus lebih mengontrol anak mereka setidaknya dengan

menjaga ibadahnya penulis sangat yakin dengan ibadah yang sangat rajin dan

ikhlas dapat menghindarkan anak dari perbuatan kejahatan.

Page 58: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

76

3. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur harus lebih memperhatikan kondisi

ekonomi dan tingkatan pendidikan di Kabupaten Lampung Timur, setidaknya

membuka lebih banyak lagi lapangan pekerjaan mengingat Kabupaten

Lampung Timur kaya akan hasil alam dan memberi bantuan perlengkapan

sekolah kepada mereka yang kurang mampu agar mendapatkan pendidikan

yang layak, hal ini penting untuk menjaga moral anak.

Page 59: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abintoro, Prakoso. 2013. Kriminologi dan Hukum Pidana. Taksbang Grafika.

Yogyakarta.

Alam, A.S.2010. Kriminologi Sebagai Ilmu Pengetahuan. Gramedia. Bandung.

Ali, Z. 2009. Metode Penelitian Hukum. SinarGrafika. Jakarta.

Arasjid, Chainur. 2000, Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Sinar Grafika. Jakarta.

Efendi, T, 2016 Dasar-Dasar Kriminologi, Setara Press, Jakarta

Hamzah, Andi. 2011. Delik-delik Tertentu di dalam KUHP. Sinar Grafika. Jakarta.

Hasibuan, R, dan Ediwarman. 1995. Asas-asas Kriminologi. Penerbit USU Pers.

Medan.

Kansil C, S, T, 2004 Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Rajawali

Pers,

Nawawi, Barda dan Muladi, 1998, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Alumni,

Bandung.

Prinst, Darwan. 1997.Hukum Anak Indonesia. PT.Citra Aditya Bakti. Bandung.

Prakoso, A. 2013. kriminologi dan hukum pidana. laksbang Grafika. Yogyakarta.

Priyanto, A, 2012. Kriminologi.Penerbit Ombak. Yogyakarta.

Rahardjo, Satjipto, 2009, Penegakan Hukum;Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta

Publishing, Jakarta.

Rizki,B. H., dan Fathonah, R. 2014. Studi Lembaga Penegak Hukum. Justice

Publisher. Bandar Lampung.

Page 60: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

Rosidah, N.,dan Fathonah, R. 2017. Hukum Peradilan Anak. Zam-zam Tower.

Bandar Lampung.

Sambas, Nandang 2013. Peradilan Pidana Anak di Indonesia dan Instrumen

Internasiona lPerlindungan Anak serta penerapannya. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Sambas, Nandang. 2010. Pembaharuan Sistem Pemidanaan Anak di Indonesia.

Graha Ilmu. Yogyakarta.

Santoso, T, dan Zulfa, E. A. 2003. Kriminologi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Santoso, T. 2003. Kriminologi, Cetakan Ketiga. PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Soekanto, S. 1984. Pengantar PenelitianHukum. UI Pers. Jakarta.

Soekanto, S. 1986. Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat. Rajawali

Pers. Jakarta.

Soekanto, S. 2004, Pengantar Sosiologi. Rajawali Pers.Jakarta.

Soekanto,S. 2008. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Rajawali

Pers. Jakarta.

Susanto, S. 1990.Kejahatan dari Sisi Kriminologi. Sinar Grafika. Surabaya.

Syani, Abdul, 1987. Sosiologi Kriminalitas, Remaja Rosda Karya, Bandung.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Triyanto, Negara Hukum dan HAM, Yogyakarta: Penerbit Ombak.

B. Undang-Undang:

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang PerlindunganAnak.

Page 61: ANALISIS KRIMINOLOGI MENINGKATNYA PENCURIAN …digilib.unila.ac.id/54987/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Metro pada tanggal 15 Mei 1996, sebagai anak pertama dari dua ... Kenakalan

C. Sumber Lain:

http://nagabiru86.wordpress.com/2009/06/12/data sekunderdan-data primer.

www.lampung1.com.2017.