aliran kriminologi

26
KRIMINOLOGI : ALIRAN PEMIKIRAN KRIMINOLOGI TAUFIKKURRAHMAN, S.HI., M.H. PRODI PPKN STKIP PGRI SUMENEP Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Upload: taufikkurrahman-taufikkurrahman

Post on 16-Apr-2017

498 views

Category:

Law


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: aliran kriminologi

KRIMINOLOGI :ALIRAN PEMIKIRAN KRIMINOLOGITAUFIKKURRAHMAN, S.HI., M.H.PRODI PPKN STKIP PGRI SUMENEP

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 2: aliran kriminologi

Aliran Pemikiran Kriminologi aliran pemikiran adalah cara pandang

(kerangka acuan, paradigma, perspektif) yang digunakan oleh para kriminolog dalam melihat, menafsirkan, menanggapi dan menjelaskan fenomena kejahatan.

Di dalam sejarah intelektual, terhadap masalah "penjelasan" ini secara umum dapat dibedakan dua cara pendekatan yang mendasar yakni: 1. Pendekatan SPIRITISTIK/DEMONOLOGIK 2. Pendekatan NATURALISTIK

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 3: aliran kriminologi

Pendekatan Spritistik/Demonologik Demonologik mendasarkan pada adanya

kekuasaan lain atau spirit (roh). Unsur utama dalam penjelasan spiritistik adalah sifatnya yang melampaui dunia empirik; dia tidak terikat oleh batasan-batasan kebendaan atau fisik, dan beroperasi dalam cara-cara yang bukan menjadi subyek dari kontrol atau pengetahuan manusia yang bersifat terbatas

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 4: aliran kriminologi

Pendekatan Naturalistik Penjelasan yang diberikan lebih terinci dan

bersifat khusus, serta melihatnya dari segi obyek dan kejadian-kejadian dunia kebendaan dan fisik.

Dengan demikian penjelasannya berada pada apayang diketahui atau dianggap benar menurut fakta fisik atau empirik dan dunia kebendaan.

Pendekatan Naturalistik terbagi dalam 3 aliran:1. Klasik2. Positivis3. Kritis

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 5: aliran kriminologi

1. Aliran Klasik Tokoh CESARE BECCARIA (1738-1794).

Ahli matematika berkebangsaan Italia. Aliran ini timbul di inggris pada pertengahan abad ke-19 dan tersebar di Eropa dan Amerika.

Teori Hedonistic. Ajaran Hedonistic Psychology. filsafat hedonistis bahwa manusia mempunyai kebebasan memilih perbuatan yang dapat memberikan kebahagiaan dan menghindari perbuatan-perbuatan yang akan memberikan penderitaannya

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 6: aliran kriminologi

Dasar Pemikiran manusia memiliki akal disertai dengan

kehendak bebas untuk menentukan pilihannya, kehendak bebas tersebut tidak terlepas dari pengaruh lingkungan.

Faktor lingkungan, ada 2 hal :1. faktor intern dan humoral (berperikemanusiaan dan netral), yaitu mengenai sistem syaraf sentral.2. faktor ekstern (luar), yaitu mengenai lingkungan individu.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 7: aliran kriminologi

Dasar Pemikiran Pemikiran klasik ini mendasarkan

pandangannya bahwa intelegensi dan rasionalitas merupakan ciri fundamental manusia dan menjadi dasar bagi penjelasan perilaku manusia, baik yang bersifat perorangan maupun yang bersifat kelompok. Intelegensi mampu mengarahkan dirinya sendiri, dalam arti manusia adalah penguasa dalam dirinya, nasibnya, pemimpin dari jiwanya, makhluk yang mampu bertindak bagi dirinya dan bertindak untuk mencapai kepentingan dan kehendaknya.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 8: aliran kriminologi

Dasar Pemikiran Kejahatan dipandang sebagai hasil

pilihan bebas dari individu dan menilai untung ruginya melakukan kejahatan . meningkatkan kerugian yang harus di bayar dan menurunkan keuntungan yang diperoleh dari kejahatan agar orang-orang tidak memilih untuk melakukan kejahatan

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 9: aliran kriminologi

Ciri Aliran Klasik 1. Manusia dilahirkan dengan kehendak

bebas (free will) untuk menentukan pilihannya sendiri.

2. Manusia memiliki hak asasi di antaranya hak untuk hidup, kebebasan serta memiliki kekayaan.

3. Pemerintah Negara dibentuk untuk melindungi hak-hak tersebut dan muncul sebagai hasil perjanjian sosial antara yang diperintah dan yang memerintah.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 10: aliran kriminologi

4. Setiap warga Negara henya menyerahkan sebagian dari hak asasinya kepada Negara sepanjang diperlukan oleh Negara untuk mengatur masyarakat dan demi kepentingan sebagian terbesar dari masyarakat.

5. Kejahatan merupakan pelanggaran terhadap perjanjian sosial. Oleh karena itu, kejahatan merupakan kejahatan moral.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 11: aliran kriminologi

6. Hukuman hanya dibenarkan selama hukuman itu ditujukan untuk memelihara perjanjian sosial. Oleh karena itu tujuan hukuman adalah untuk mencegah kejahatan pada kemudian hari.

7. Setiap orang dianggap sama di muka hukum. Oleh karena itu, seharusnya setiap orang diperlakukan sama. Equality before the law.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 12: aliran kriminologi

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

PELANGGARAN

UU

KETAATAN

HUKUMAN

MANUSIA

Page 13: aliran kriminologi

2. Aliran Positivisme Tokoh Cesare Lombroso (1835-1909)

Aliran positif berkembang pada abad ke-19 yang dihasilkan oleh perkembangan filsafat Empirisme di Inggris

Aliran ini beralaskan paham Determinisme yang menyatakan bahwa seseorang melakukan kejahatan bukan berdasarkan kehendaknya karena manusia tidak mempunyai kehendak bebas dan dibatasi oleh berbagai factor, baik watak pribadinya, biologis, maupun factor lingkungan

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 14: aliran kriminologi

kejahatan tidak dapat dipersalahkan dan dipidana, melainkan harus diberikan perlakuan (treatment) untuk re-sosialisasi dan perbaikan pelaku

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 15: aliran kriminologi

Dasar Pemikiran kejahatan bukan dari sudut pandang

perbuatannya, melainkan pelakunya sendiri yang harus dilihat dan didekati secara nyata dan persuasif.

Tujuan pendekatan pada pelaku ini adalah untuk memengaruhi pelaku kejahatan secara positif sepanjang masih dapat dibina dan diperbaiki

pemidanaan (publishment) bertentangan dengan perbaikan (rehabilitation)

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 16: aliran kriminologi

manusia bukan mahkluk yang bebas untuk menuruti dorongan keinginannya dan intelegensinya, akan tetapi mahkluk yang dibatasi atau ditentukan perangkat biologiknya dan situasi kulturalnya. Manusia berkembang bukan semata-mata kerena intelegensinya, akan tetapi melalui proses yang berjalan secara perlahan-lahan dari aspek biologiknya atau evolusi kultural

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 17: aliran kriminologi

Klasifikasi Aliran Positivisme Determinis Biologik

menganggap bahwa organisasi sosial berkembang sebagai hasil individu dan perilakunya dipahami dan sebagai pencerminan umum dan warisan biologik.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 18: aliran kriminologi

Determinis Kultural menganggap perlikau manusia dalam segala aspeknya selalu berkaitan dan mencerminkan ciri-ciri dunia sosio kultural secara relatif tidak tergantung pada dunia biologik, dalam arti perubahan pada yang satu tidak berarti sesuai atau segera menghasilkan perubahan pada lainnya.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 19: aliran kriminologi

Klasifikasi Aliran Positivisme Biologi Positivis (Cesare Lombrosso)

Pelaku kejahatan memiliki perbedaan karakterisitik secara fisik dibandingkan manusia yang lain.

Psikologi Positivis (Sigmund Freud)Kejahatan terjadi karena perbedaan tingkat psikologis manusia.

Sosiologi Positiviskejahatn terjadi karena faktor lingkungan, keadaan masyarakat disekitarnya yang mempengaruhi terjadinya kejahatan

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 20: aliran kriminologi

3. Aliran Kritis Mead (1863-1931) Aliran pemikiran kritis tidak berusaha menjawab

pertanyaan "apakah perilaku manusia itu bebas atau ditentukan", akan tetapi lebih mengarah pada "mempelajari proses-proses manusia dalam membangun dunianya dimana dia hidup".

Bahwa fenomena kejahatan sebagai konstruksi sosial, artinya manakala masyarakat mendefiniskan tindakan tertentu sebagai kejahatan, maka orang-orang tertentu memenuhi batasan sebagai kejahatan

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 21: aliran kriminologi

Kejahatan dan Penjahat bukanlah fenomena yang berdiri sendiri yang dapat diidentifikasikan dan dipelajari secara obyektif oleh ilmuwan sosial, sebab dia ada hanya karena hal itu dinyatakan oleh masyarakat. Oleh karenanya kriminologi kritis mempelajari proses-proses di mana kumpulan tertentu dari orang-orang dan tindakan-tindakan ditunjuk sebagai kriminal pada waktu dan tempat tertentu.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 22: aliran kriminologi

Klasifikasi Pendekatan Kritis PENDEKATAN INTERKASIONIS

Untuk menetukan mengapa tindakan-tindkan dan orang-orang tertentu didefinisikan sebagai kriminal oleh masyarakat tertentu dengan cara mempelajari persepsi makna kejahatan yang dimiliki oleh agen kontrol sosial dan orng-orang yang diberi baatsan sebagai penjahat. Di samping itu juga dipelajari makna proses sosial yang dimiliki kelompok yang bersangkutan dalam mendefinisikan seseorang sebagai penjahat.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 23: aliran kriminologi

PENDEKATAN KONFLIK mengatakan bahwa orang berbeda karena memilki perbedaan kekuasaan dalam mempengaruhi perbuatannya dan bekerjanya hokum dan mengasumsikan bahwa manusia merupakan makhluk yang terlibat kelompok kumpulannya

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 24: aliran kriminologi

orang berbeda karena memiliki perbedaan kekuasaan dalam mempengaruhi perbuatannya dan bekerjanya hukum.

Secara umum dikatakan bahwa mereka yang mempunyai tingkat kekuasaan yang lebih besar mempunyai kedudukan yang lebih baik (menguntungkan) dalam mendefinisikan perbuatan - perbuatan yang bertentangan dengan nilai - nilai dan kepentingannya sebagai kejahatan.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 25: aliran kriminologi

kejahatan merupakan kebalikan dari kekuasaan :

semakin besar kekuasaan yang dimiliki seseorang atau kelompok orang - orang, semakin kecil kemungkinannya untuk dijadikan sebagai kejahatan.

Semakin kecil kekuasaan yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk dijadikan sebagai kejahatan.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.

Page 26: aliran kriminologi

Orientasi sosio - psikologis teori konflik terletak pada teori - teori interaksi sosial mengenai pembentukan kepribadian dan konsep "proses sosial" dari perilaku kolektif.

Masyarakat merupakan kumpulan kelompok - kelompok yang bersama - sama memikul perubahan, namun mampu menjaga keseimbangan dalam menghadapi kepentingan - kepentingan dan usaha-usaha dari kelompok yang bertentangan.

Taufikkurrahman, S.HI., M.H.