analisis komparasi stabilitas perbankan syariah dan

21
ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIONAL (Bank Umum Devisa Non Go Public di Indonesia) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Bella Myirandasari 115020407111048 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: others

Post on 01-Feb-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN

SYARIAH DAN KONVENSIONAL

(Bank Umum Devisa Non Go Public di Indonesia)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Bella Myirandasari

115020407111048

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

1

Page 3: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

2

Analisis Komparasi Stabilitas Perbankan Syariah dan Konvensional

(Bank Umum Devisa Non Go Public di Indonesia)

Bella Myirandasari

Dr. Asfi Manzilati, SE., ME.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijya Malang

Email: [email protected]

ABSTRAK

Stabilitas perbankan merupakan salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi. Sebagai otoritas

moneter, Bank Indonesia tidak hanya menjaga stabilitas moneter, melaikan juga stabilitas

perbankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Di Indonesia, saat ini

tidak hanya perbankan konvensional akan tetapi perbankan syariah pun ikut berperan dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

perbedaan stabilitas perbankan syariah dan konvensional di Indonesia. Stabilitas sistem

perbankan dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat, dimana perbankan tersebut bebas

dari masalah kebangkrutan. Stabilitas perbankan diukur menggunakan model pengukuran tingkat

kebangkrutan bank yang disebut dengan Z-Score.

Menggunakan uji Mann-Whitney, penelitian ini menunjukkan bahwa stabilitas perbankan

konvensional lebih baik daripada bank syariah. Penelitian ini menggunakan data dari bank umum

devisa non go public di Indonesia. Stabilitas kedua jenis bank tersebut secara umum dapat dilihat

dari rasio likuiditas dan profitabilitasnya. Tingkat likuiditas bank syariah lebih rendah daripada

bank konvensional. Likuiditas yang dicerminkan dengan kepercayaan, masih menjadikan bank

konvensional lebih unggul daripada bank syariah. Lebih daripada itu, pemahaman masyarakat

Indonesia terhadap perbankan syariah saat ini masih kurang sehingga akan berdampak pada

menurunnya profitabilitas bank syariah.

Kata kunci: Stabilitas Perbankan, Bank Syariah, Bank Konvensional, Z-Score, Likuiditas,

Profitabilitas

A. LATAR BELAKANG

Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Sebagai bagian

dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang

mengalami surplus kepada yang mengalami defist. Apabila sistem kuangan tidak stabil dan tidak

berfungsi secara efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi (Bank Indonesia, 2014).

Stabilitas perbankan merupakan salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi nasional saat ini.

Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia tidak hanya menjaga stabilitas moneter, namun juga

stabilitas perbankan. Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti

oleh stabilitas perbankan, tidak akan maksimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan (Otoritas Jasa Keuangan, 2014).

Gambar 1. Hubungan Stabilitas Keuangan dan Stabilitas Moneter

Sumber : Bank Indonesia, 2014

Page 4: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

3

Berdasakan gambar 1, dari sisi moneter BI harus memelihara variabel-variabel makro ekonomi

sedangkan dari sisi stabilitas keuangan, BI harus menjaga stabilitas perbankan sebagai salah satu

pemeran dalam menjaga stabilitas keuangan.

Stabilitas sistem perbankan dan sistem moneter merupakan dua aspek yang saling terkait dan

menentukan satu sama lain. Stabilnya sistem perbankan secara umum dicerminkan dengan kondisi

perbankan yang sehat dan berjalannya fungsi intermediasi perbankan dalam memobilisasi

simpanan masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan lain kepada dunia

usaha. Apabila kondisi ini terpelihara, maka proses perputaran uang dan mekanisme transmisi

kebijakan moneter dalam perekonomian yang sebagian bersar berlangsung melalui sistem

perbankan juga dapat berjalan dengan baik. Stabilnya sistem perbankan akan menentukan

efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter (Warjiyo, 2007:429) dalam (UNIMED, 2014).

Berkaitan dengan stabilnya sistem perbankan secara umum dicerminkan dengan kondisi

perbankan yang sehat, berarti suatu perbankan harus dinyatakan sehat atau bebas dari financial

distress (kesulitan keuangan) agar dapat menjaga stabilitas perbankan itu sendiri.

Stabilitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) diartikan sebagai kemantapan dan

keseimbangan. Maka stabilitas perbankan berarti kondisi yang seimbang dan mantap dari sebuah

perbankan.

Sementara financial distress didefinisikan oleh Platt dan Platt (2002) merupakan suatu kondisi

dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau sedang krisis. Dengan kata lain

financial distress merupakan suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan

untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya (Universitas Atmajaya, 2014).

Di Indonesia ukuran sebuah perbankan sangat berpengaruh dalam mengatasi financial distress,

misalnya saja dalam masalah penyaluran kredit. Semakin besar ukuran perusahaan perbankan

(size) yang ditunjukkan dengan kepemilikan total aset yang besar juga memiliki peluang yang

lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank. Risiko yang

ditanggung ini berupa penyaluran kredit yang semakin besar. Penyaluran kredit ini tidak

mengakibatkan kredit bermasalah jika komposisi dana yang dimiliki mencukupi. Apabila aset

yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan

operasional bank, sehingga bank justru berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih

besar (Syafitri, 2011:36) dalam (Pramudita, 2014).

Haryetti (2010) pada penelitiaannya menyatakan bahwa selama tahun 2004-2007 bank yang

diprediksi akan mengalami financial distress adalah PT. Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT. Bank

Negara Indonesia Tbk (BNI), PT. Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) dan PT. Bank Pennata Tbk

(PRMT).

Hal ini membuktikan bahwa tidak semua bank bahkan dengan ukuran besar sekali pun selalu

dinyatakan stabil. Buktinya PT. Bank Mandiri Tbk (BMRI) menduduki peringkat pertama untuk

bank dengan total aset terbesar yang dinyatakan oleh Bank Indonesia mencapai Rp 371,9 triliun

pada tahun 2010, masih diprediksi akan mengalami financial distress.

Berbeda halnya bagi bank syariah dengan ukuran aset lebih kecil dibanding bank konvensional

yang ternyata pada penelitian Abedifar, Molyneux dan Tarazi (2012) menyatakan bahwa bank

syariah kecil (size) di negara populasi mayoritas Muslim memiliki risiko kredit lebih rendah dari

bank konvensional. Dalam hal ini risiko kebangkrutan bank syariah kecil (size) juga tampak stabil.

Perbankan syariah berkembang tidak hanya di Negara mayoritas Islam saja, melainkan di

seluruh dunia. Perbankan syariah nasional tumbuh pesat dalam tujuh tujuh tahun terakhir ini,

disamping masih tetap eksisnya perbankan konvensional di Indonesia.

Dari data statistik perbankan syariah per April 2013 total aset perbankan syariah telah

menembus angka Rp 207,800 triliun, dibandingkan periode satu tahun sebelumnya, aset perbankan

syariah telah mengalami pertumbuhan aset sebesar 44%. Kemudian, di akhir tahun 2014

diperkiraan pangsa pasar perbankan syariah mencapai angka 5,25%-6,25% (Bank Indonesia,

2014).

Seiring dengan masih tetap dipercayanya perbankan konvensional bagi masyarakat, perbankan

syariah justru dianggap sebagai alternatif lembaga perbankan yang tahan terhadap guncangan

perekonomian. Pada saat terjadi krisis keuangan global tidak hanya menimbulkan keraguan pada

perbankan konvensional, akan tetapi meningkatkan perhatian pada perbankan syariah.

Di Indonesia, kini tidak hanya perbankan konvensional akan tetapi perbankan syariah pun ikut

berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan pertumbuhan perbankan syariah yang

terus meningkat serta ketidakrentanan perbankan syariah pada financial distress, sangat

dimungkinkan jika perbakan syariah justru akan lebih berperan dalam mendukung pertumbuhan

Page 5: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

4

ekonomi nasional saat ini.

Berkaitan dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai stabilitas

kedua perbankan tersebut. Jenis bank yang diambil adalah bank umum devisa yang belum go

public. Penggunaan bank umum devisa karena bank-bank tersebut secara lansung mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kontribusinya melalui lalu lintas pembayaran

Internasional, tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam Negeri, tetapi juga memperluas pasar

Indonesia, menambah devisa negara serta memperluas lapangan kerja, sedangkan pengambilan

bank umum devisa yang belum go public dikarenakan semua bank umum syariah devisa belum go

public.

Dengan penjelasan yang dijabarkan di atas, maka pokok masalah yang dirumusakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perbedaan stabilitas perbankan syariah dengan konvensional (bank umum

devisa non go public di Indonesia)?

B. TINJAUAN PUSTAKA

Stabilitas Perbankan

Menurut Warjiyo (2007:429) mengenai “stabilitas sistem perbankan dan sistem moneter

merupakan dua aspek yang saling terkait dan menentukan satu sama lain. Stabilnya sistem

perbankan secara umum dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat dan berjalannya fungsi

intermediasi perbankan dalam memobilisasi simpanan masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk

kredit dan pembiayaan lain kepada dunia usaha. Apabila kondisi ini terpelihara, maka proses

perputaran uang dan mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam perekonomian yang sebagian

bersar berlangsung melalui sistem perbankan juga dapat berjalan dengan baik. Stabilnya sistem

perbankan akan menentukan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter” (UNIMED, 2014).

Stabilitas perbankan konvensional dan syariah dilihat berdasarkan tingkat kesehatan perbankan

tersebut. Altman (1968) menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk

melihat perbedaan perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Kombinasi lima jenis rasio-

rasio keuangan tersebut dinamakan analisis Z-Score (Christianti, 2013).

Berdasarkan analisis Z-Score, rasio yang digunakan untuk mengetahui potensi kebangkrutan

perbankan dilihat dari:

1) Modal kerja terhadap total aset (working capital to total assets ratio).

2) Laba ditahan terhadap total aset (retained earning to total assets).

3) Laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset (earning before interest and taxes to

total assets).

4) Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku total kewajiban (market value of equity to book

value of total liabilities).

Nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban (book value of equity to total liabilities).

Rasio ini digunakan untuk menggantikan rasio nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku

total kewajiban (market value of equity to book value of total liabilities) untuk perusahaan

yang belum go public.

5) Penjualan terhadap total aset (sales to total assets).

Kebangkrutan

Luciana mengutip Plat dan Plat (2006) mendefinisikan financial distress sebagai tahap

penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangrutan ataupun likuidasi.

Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi

perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau

penutupan perusahaan insolvabilitas. Insolvensi dalam arti kebangkrutan adalah kebangkrutan

didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai

sekarang dan arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban. Insolvensi teknis adalah

perusahaan dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh

tempo (Rosa dan Soenhadji, 2010).

Hubungan Stabilitas Perbankan dan Kebangkrutan

Menurut Warjiyo (2007:429) dalam (UNIMED, 2014) stabilnya perbankan secara umum

dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat.

Hal ini berarti suatu perbankan harus dinyatakan sehat atau bebas dari financial distress

Page 6: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

5

(kesulitan keuangan) agar dapat menjaga stabilitas perbankan itu sendidiri. Ketika sebuah

perbankan dinyatakan tidak sehat atau mengalami financial distress berarti perbankan tersebut

tidak mampu untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo yang mengakibatkan

kebangkrutan. Selain itu, penyebab paling dasar adalah perbankan tidak mampu untuk mengelola

dan menjaga kestabilan kinerja keuangannya.

Z-Score sebagai Alat Ukur untuk Melihat Stabilitas Perbankan

Dalam hal ini tingkat stabilitas perbankan diukur masing-masing menggunakan salah satu

pengukuran kesehatan bank berbasis akuntansi yang disebut Z-Score. Menurut Siti, Hassan dan

Zakaria (2012) Z-Score dan NPL digunakan sebagai proxy untuk stabilitas perbankan.

Menurut Siti, Hassan dan Zakaria (2012) Analisis Z-Score melihat tentang model prediksi

kebangkrutan yang secara umum dikenal sebagai ukuran tekanan financial (financial distress) atau

yang biasa disebut kebangkrutan. Metode analisis berganda yang paling banyak digunakan yang

dikemukakan oleh Edward Altman, telah membuktikan bahwa untuk mengukur stabilitas bank

menggunakan analisis penelitian yang sekarang ini paling sesuai adalah dengan metode Z-Score.

Dalam analisis Z-Score terdapat tiga model analisis, yakni:

1. Model Z-Score untuk perusahaan go public.

Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat

perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Z-Score Altman (1968)

untuk perusahaan perbankan yang telah go public ditentukan dengan menggunakan rumus sebagi

berikut (S. Munawir, 2002: 309) dalam (Kamal, 2012):

Z = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5

Dimana :

X1 : modal kerja terhadap total aset

X2 : laba ditahan terhadap total aset

X3 : laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset

X4 : nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku total kewajiban

X5 : penjualan terhadap total aset

Z : nilai Z-Score

2. Model Z-Score untuk perusahaan non go public.

Dalam kasus perbankan yang belum go public, nilai pasar saham tidak bisa dihitung, maka

Altman dalam revisinya tahun 1997, mengembangkan model alternatif dengan menggantikan X4

yang semula merupakan perbandingan nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku total kewajiban,

menjadi perbandingan nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban.

Berikut model matematisnya:

Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 +0,420X4 + 0,998X5

(Altman, 1997).

Dimana :

X1 : modal kerja terhadap total aset

X2 : laba ditahan terhadap total aset

X3 : laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset

X4 : nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban

X5 : penjualan terhadap total aset

Z : nilai Z-Score

3. Model Z-Score untuk perusahaan non-manufacturing.

Altman berpendapat dalam jurnal revisiannya tahun 1997 bahwa model yang digunakan untuk

perusahaan non-manufacturing berbeda dengan perusahaan manufacturing. Altman melakukan

modifikasi model dengan MDA untuk mendapatkan model alternatif perusahaan non-

manufacturing. Berdasarkan hasil modifikasi tersebut, Altman menghilangkan variabel X5 karena

pada perusahaan non-manufacturing tidak terdapat variabel penjualan melaikan pendapatan.

Model alternatif yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

(Altman, 1997).

Dimana :

X1 : modal kerja terhadap total aset

X2 : laba ditahan terhadap total aset

X3 : laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset

Page 7: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

6

X4 : nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban

Z : nilai Z-Score

C. METODE PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini bertujuan

melihat stabilitas perbankan yang diukur berdasarkan kesehatannya dan bersumber dari laporan

keuangan. Informasi pada laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk angka-angka.

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini berupa data kuantitatif yang bersumber dari data

sekunder. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik/angka (Kuncoro,

2009: 145) dalam (STIKOM Surabaya, 2011). Data sekunder menurut Hanke dan Reitsch adalah

data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada

masyarakat pengguna data (Ainur, 2014). Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini

adalah data laporan keuangan yang diperoleh dari situs resmi objek yang diteliti yakni website

resmi Bank Indonesia (http://www.bi.go.id/). Pemilihan sumber data dari website resmi Bank

Indonesia dikarenakan BI menyediakan publikasi laporan keuangan untuk semua bank di

Indonesia, baik yang go public maupun yang belum. Laporan keuangan yang akan digunakan

adalah laporan keuangan periode triwulan agar dalam melihat volatilitas bank bersangkutan lebih

akurat dibandingkan dengan periode tahunan. Laporan keuangan tersebut mulai dari tahun

dipublikasikannya laporan keuangan bank syariah yakni per bulan Maret 2011 sampai dengan

September 2014.

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan model yang

berasal dari analisis diskriminan yang telah kemukakan oleh Altman untuk mendapatkan nilai Z-

Score dan uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney.

Dari tiga model persamaan Z-Score yang ada, model Z-Score yang digunakan adalah model

untuk perusahaan non-manufacturing karena data pada penelitian ini diambil dari perbankan yang

merupakan perusahaan non-manufacturing. Selain itu, model ini juga dirasa sesuai untuk

perbankan karena tidak menggunakan variabel penjualan.

Tabel 1. Interpretasi Analisis Nilai Z-Score

Nilai Z-Score Interpretasi

Z > 2,99 Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi keuangan.

1,8 < Z < 2,99 Perusahaan mengalami sedikit masalah dengan kondisi keuangan

(meskipun tidak serius).

Z < 1,88 Perusahaan mengalami masalah keuangan yang serius atau mengalami

gagal bayar.

Sumber: (Saunders dan Cornett, 1994: 318)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data pada penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia berupa laporan keuangan yang

kemudian diolah secara manual untuk mendapatkan nilai dari variabel X1, X2 X3, X4 yang

digunakan dalam menentukan nilai Z-Score. Perolehan nilai dari variabel X1, X2 X3, X4.

Setelah mendapatkan nilai variabel X1, X2 X3, X4, selanjutnya memasukkan nilai variabel

tersebut pada model analisis diskriminan prediksi perusahaan non-manufacturing dengan bantuan

perangkat lunak komputer Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai Z-Score, sedangkan hasil uji

hipotesis Mann-Whitney diperoleh dengan bantuan SPSS (Statistical Package for Service

Solution).

Page 8: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

7

Hasil Perolehan Nilai Z-Score

Tabel 2. Perolehan Nilai Z-Score Bank Konvensional

No Nama Bank Periode/Waktu Z score

1

PT BANK ANTARDAERAH

Mar-11 3,122600898

2 Jun-11 4,048190118

3 Sep-11 3,95209031

4 Des-11 5,56433677

5 Mar-12 5,57378279

6 Jun-12 -1,61868738

7 Sep-12 8,281151753

8 Des-12 5,50751282

9 Mar-13 5,90153376

10 Jun-13 5,00519059

11 Sep-13 5,7489766

12 Des-13 5,4290716

13 Mar-14 5,37869362

14 Jun-14 5,39405678

15 Sep-14 5,60346477

16

PT BANK GANESHA

Mar-11 6,38658908

17 Jun-11 5,907814914

18 Sep-11 6,2433904

19 Des-11 5,73234987

20 Mar-12 6,26587527

21 Jun-12 6,32798667

22 Sep-12 6,90286398

23 Des-12 6,30493622

24 Mar-13 6,43988618

25 Jun-13 6,47551626

26 Sep-13 2,16981197

27 Des-13 6,57794597

28 Mar-14 6,59843849

29 Jun-14 6,04717242

30 Sep-14 6,28770867

Page 9: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

8

No Nama Bank Periode/Waktu Z score

31

PT BANK HANA

Mar-11 7,127823015

32 Jun-11 7,39207691

33 Sep-11 8,24380985

34 Des-11 7,9090787

35 Mar-12 7,94469599

36 Jun-12 8,13049419

37 Sep-12 8,15860729

38 Des-12 7,90790081

39 Mar-13 8,24350176

40 Jun-13 8,3614517

41 Sep-13 7,98421068

42 Des-13 8,08713045

43 Mar-14 8,87953569

44 Jun-14 8,80263411

45 Sep-14 9,09503282

46

PT BANK ICBC INDONESIA

Mar-11 5,568321

47 Jun-11 5,36412793

48 Sep-11 6,16812985

49 Des-11 6,19113705

50 Mar-12 5,53552747

51 Jun-12 6,22294903

52 Sep-12 6,2858179

53 Des-12 5,97070232

54 Mar-13 5,90256159

55 Jun-13 6,29402379

56 Sep-13 6,61670007

57 Des-13 6,67909637

58 Mar-14 6,65522585

59 Jun-14 6,53081409

60 Sep-14 6,78940716

Page 10: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

9

No Nama Bank Periode/Waktu Z score

61

PT BANK INDEX SELINDO

Mar-11 6,12618915

62 Jun-11 5,79805827

63 Sep-11 6,46552649

64 Des-11 6,54575821

65 Mar-12 6,25409403

66 Jun-12 6,53943284

67 Sep-12 6,55504716

68 Des-12 6,85626885

69 Mar-13 6,6158124

70 Jun-13 6,58431704

71 Sep-13 6,56811599

72 Des-13 6,70878071

73 Mar-14 7,02335576

74 Jun-14 7,01548611

75 Sep-14 6,74814441

76

PT BANK METRO EXPRESS

Mar-11 7,90734335

77 Jun-11 7,67021349

78 Sep-11 6,82189359

79 Des-11 6,94282924

80 Mar-12 7,00322478

81 Jun-12 7,29314303

82 Sep-12 6,83236505

83 Des-12 6,498795

84 Mar-13 7,18020893

85 Jun-13 7,05102478

86 Sep-13 7,08853333

87 Des-13 7,04717052

88 Mar-14 7,35936835

89 Jun-14 7,58869034

90 Sep-14 6,90819775

Page 11: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

10

No Nama Bank Periode/Waktu Z score

91

PT BANK OCBC NISP, Tbk

Mar-11 6,7304768

92 Jun-11 6,72665562

93 Sep-11 6,62843925

94 Des-11 6,973276145

95 Mar-12 6,885868639

96 Jun-12 6,984246568

97 Sep-12 6,909764783

98 Des-12 6,798118952

99 Mar-13 6,710826925

100 Jun-13 7,03541674

101 Sep-13 6,832152974

102 Des-13 7,203023921

103 Mar-14 7,494940244

104 Jun-14 7,061010321

105 Sep-14 6,668854833

106

PT BANK OF INDIA INDONESIA, Tbk

Mar-11 7,63180491

107 Jun-11 7,4125295

108 Sep-11 7,19822671

109 Des-11 6,96364412

110 Mar-12 6,03629157

111 Jun-12 6,24609505

112 Sep-12 6,33411749

113 Des-12 7,10261954

114 Mar-13 6,57307509

115 Jun-13 6,68009042

116 Sep-13 6,97455085

117 Des-13 7,11214942

118 Mar-14 7,11339697

119 Jun-14 7,27437945

120 Sep-14 7,15440514

Page 12: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

11

No Nama Bank Periode/Waktu Z score

121

PT BANK SBI INDONESIA

Mar-11 7,68039016

122 Jun-11 8,01408395

123 Sep-11 6,76729541

124 Des-11 6,92057629

125 Mar-12 7,11868203

126 Jun-12 7,48706979

127 Sep-12 7,73623942

128 Des-12 7,53418206

129 Mar-13 6,94398601

130 Jun-13 7,50986843

131 Sep-13 7,83261614

132 Des-13 7,80566607

133 Mar-14 7,51875429

134 Jun-14 8,60416793

135 Sep-14 8,64936849

136

PT BANK UOB INDONESIA

Mar-11 7,312622

137 Jun-11 7,53034765

138 Sep-11 7,24012439

139 Des-11 6,85299124

140 Mar-12 7,11805881

141 Jun-12 6,840207842

142 Sep-12 7,019477623

143 Des-12 7,345542477

144 Mar-13 6,875259119

145 Jun-13 7,382594151

146 Sep-13 7,175578419

147 Des-13 7,005589971

148 Mar-14 7,07946661

149 Jun-14 6,949439122

150 Sep-14 6,938081692

Page 13: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

12

No Nama Bank Periode/Waktu Z score

151

PT QNB BANK KESAWAN Tbk

Mar-11 8,00587521

152 Jun-11 7,04160815

153 Sep-11 4,02073724

154 Des-11 7,68762516

155 Mar-12 7,70601387

156 Jun-12 7,75313258

157 Sep-12 7,071059616

158 Des-12 7,62598285

159 Mar-13 7,890840707

160 Jun-13 7,65355604

161 Sep-13 7,62874271

162 Des-13 7,67871149

163 Mar-14 7,26427631

164 Jun-14 7,30937051

165 Sep-14 6,81462279

Sumber: Data laporan keuangan Bank Indonesia (http://www.bi.go.id) diolah

Dari hasil nilai Z-Score bank konvensional yang ditampilkan, PT Bank Antardaerah terindikasi

mengalami financial distress pada bulan Juni 2012 dengan nilai Z-Score kurang dari 1,88 yakni -

1,61868738. Nilai Z-Score PT Bank Antardaerah yang kurang dari 1,88 dikarenakan variabel

modal kerja terhadap total asset (working capital to total assets ratio) sebagai X1 bernilai minus

sebesar -0,30525. Meskipun demikian, PT Bank Antardaerah mampu kembali stabil di bulan

September 2012 dengan meningkatnya variabel modal kerja terhadap total asset (working capital

to total assets ratio) yakni 1,19910813 yang mana menaikkan pula nilai Z-Score menjadi

8,281151753 sehingga terbebas dari kesulitan keuangan/potensi kebangkrutan. Di sisi lain, pada

September 2013 nilai Z-Score PT Bank Ganesha berada pada wilayah bank yang mengalami

sedikit masalah dengan kondisi keuangan (meskipun tidak serius) yakni dengan nilai 2,16981197

(1,8 < Z < 2,99). Hal ini diakibatkan karena menurunnya nilai semua variabel yang digunakan,

khususnya variabel modal kerja terhadap total asset (working capital to total assets ratio) menurun

cukup jauh dibandingkan dengan variabel lainnya dari 0,892815 pada Juni 2013 menjadi 0,23887

di September 2013.

Page 14: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

13

Tabel 3. Perolehan Nilai Z-Score Bank Syariah

No Nama Bank Periode/Waktu Z score

1

PT BANK BNI SYARIAH

Mar-11 6,9014266

2 Jun-11 6,7533881

3 Sep-11 5,0630683

4 Des-11 3,1143011

5 Mar-12 4,246784

6 Jun-12 5,344396

7 Sep-12 5,404065

8 Des-12 4,5496767

9 Mar-13 3,9424828

10 Jun-13 6,3089709

11 Sep-13 7,0008636

12 Des-13 7,7942274

13 Mar-14 7,5952071

14 Jun-14 7,7008634

15 Sep-14 7,4185051

16

PT BANK SYARIAH MANDIRI

Mar-11 4,3796681

17 Jun-11 4,7286077

18 Sep-11 3,959213

19 Des-11 3,7207569

20 Mar-12 4,0698343

21 Jun-12 4,9623219

22 Sep-12 5,5826858

23 Des-12 5,9425549

24 Mar-13 5,9480446

25 Jun-13 5,8924344

26 Sep-13 5,7376481

27 Des-13 5,8006803

28 Mar-14 5,6419526

29 Jun-14 5,6947207

30 Sep-14 5,3194175

Page 15: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

14

No Nama Bank Periode/Waktu Z score

31

PT BANK MEGA SYARIAH

Mar-11 4,0694553

32 Jun-11 4,6636235

33 Sep-11 4,5959493

34 Des-11 4,0152453

35 Mar-12 4,7961192

36 Jun-12 5,791131

37 Sep-12 4,4437285

38 Des-12 4,7823869

39 Mar-13 9,7408199

40 Jun-13 6,846955

41 Sep-13 11,958805

42 Des-13 6,2445357

43 Mar-14 6,8304003

44 Jun-14 6,5718035

45 Sep-14 6,6136999

46

PT BANK MUAMALAT INDONESIA

Mar-11 3,978278

47 Jun-11 4,0651255

48 Sep-11 4,0261772

49 Des-11 2,6605083

50 Mar-12 3,4798898

51 Jun-12 4,554461

52 Sep-12 4,5917716

53 Des-12 4,5757057

54 Mar-13 4,2270147

55 Jun-13 5,0672212

56 Sep-13 5,0534007

57 Des-13 5,482337

58 Mar-14 5,3921025

59 Jun-14 6,6066847

60 Sep-14 4,7749421

Sumber: Data laporan keuangan Bank Indonesia (http://www.bi.go.id) diolah

Dari hasil nilai Z-Score bank syariah yang ditampilkan, semua bank syariah dalam penelitian

ini dinyatakan bebas dari financial distress, meski PT Bank Muamalat Indonesia pada periode

triwulan Desember 2011 berada di wilayah bank yang mengalami sedikit masalah dengan kondisi

keuangan (meskipun tidak serius) yakni dengan Z-Score 2,66051 (1,8< Z < 2,99).

Rasio Likuiditas Bank

Dalam penelitian ini yang dimaksud rasio likuiditas adalah rasio modal kerja terhadap total

asset (working capital to total assets ratio) sebagai X1. Berdasarkan perhitungan secara manual

dari bank konvensional dan bank syariah, diperoleh rata-rata variabel modal kerja terhadap total

asset (working capital to total assets ratio) bank konvensional sebesar 0,955 sedangkan bank

syariah 0,803. Penggunaan nilai rata-rata dianggap sebagai perwakilan yang representatif dari

data-data yang digunakan. Dengan demikian, rata-rata variabel modal kerja terhadap total asset

(working capital to total assets ratio) bank konvensional lebih besar dari bank syariah.

Page 16: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

15

Bila dilihat dari kebutuhan likuiditas, bank syariah seharusnya lebih likuid karena pada bank

syariah Dana Pihak Ketiga (DPK) dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan

investasi pada bank syariah jelas berbeda dengan deposito pada bank konvensional dimana

deposito adalah menlipatgandakan uang atau yang biasa disebut membungakan uang. Konsep dana

titipan berarti jika nasabah sedang membutuhkan uangnya, nasabah tersebut bisa kapan saja

mengambilnya dan bank harus mampu untuk memenuhinya. Hal ini menjadikan dana titipan

basabah tersebut sangat likuid.

Namun demikian, dana lukuid yang dimiliki bank syariah jika tidak disalurkan kepada

masyarakat misalnya melalui pembiayaan maka dana tersebut hanya akan menjadi dana

menganggur dan bank syariah akan mengalami over liquid.

Rasio Profitabilitas Bank

Rata-rata nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban (book value of equity to total liabilities)

dan rata-rata laba ditahan terhadap total aset (retained earning to total assets) bank konvensional

dan syariah yang berbeda mencerminkan bahwa sumber permodalan bank syariah dan

konvensional berbeda, selain itu orientasi dalam menghasilkan keuntungan pun tidak sama.

Selanjutnya rata-rata laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset (earning before interest and

taxes to total assets) bank konvensional dan bank syariah, tidak begitu mencerminkan perbedaan.

Menurut Puspitaningrum dan Triyuwono (2008) ketika tidak ada perbedaan yang signifikan

antara kinerja bank syariah dan konvensional apabila dilihat dari rasio profitabilitas, ini

mengindikasikan bank syariah maupun bank konvensional memiliki kemampuan yang hampir

sama dalam mengelola kegiatan operasional maupun kegiatan non-operasionalnya untuk

menghasilkan laba. Hal ini terjadi karena produk-produk antara bank syariah dan konvensional

relatif sama dan masyarakat masih belum mengetahui keunggulan lebih tentang bank syariah jika

dibandingkan dengan bank konvensional kecuali bahwa bank syariah tidak menggunakan bunga

dalam kegiatan operasionalnya.

Berkaitan dengan hal di atas, Murabahah merupakan produk bank syariah yang dianggap

masyarakat mirip dengan produk konvensional. Murabahah adalah perjanjian pembiayaan berupa

transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang

disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan

kepada pembeli.

Produk yang dirasa hampir sama dengan produk bank konvensional inilah yang mendominasi

komposisi pembiayaan yang diberikan bank syariah di tahun 2013, jauh melebihi mudharabah dan

musyarakah. Pembiayaan murabahah termasuk pembiayaan dengan akad jual beli. Hal ini

mengindikasikan pembiayaan sektor riil selama ini belum sepenuhnya dikuasai bank syariah.

Padahal, sebagai pengembang sektor riil bank syariah seharusnya lebih banyak mengalokasikan

dananya pada pembiayaan produktif berbasis bagi hasil (mudharabah dan musyarakah).

Hasil penelitian mengenai pengaruh pengetahuan pelajar terhadap perbankan syariah oleh Bley

dan Keuhn (2004) menunjukkan bahwa masyarakat memilih bank syariah hanya karena agama dan

tidak tahu tentang konsep dan jenis produknya. Selain itu, penelitian Rismayanti (2005: 78) dalam

Wordpress (2013) melakukan penelitian di Bandung Jawa Barat menunjukkan bahwa nasabah

bank syariah adalah yang memiliki pendidikan tinggi atau paling tidak nasabah tersebut adalah

mahasiswa.

Uji Asumsi Normalitas dan Homogenitas

Pengujian asumsi normalitas dan homogenitas ini menggunakan semua nilai Z-Score sebagai

proxy stabilitas perbankan yang telah diperoleh untuk mengetahui normal tidaknya data stabilitas

bank syariah dan bank konvensional. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai probabilitas lebih besar dari level of significant (α=5%), maka

data stabilitas bank syariah dan konvensional dinyatakan normal.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas

Stabilitas Bank

Kolmogorov-Smirnov Z 1.823

Probabilitas 0.003

Sumber: Nilai Z-Score Bank Konvensional dan Syariah diolah

Page 17: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

16

Pengujian normalitas dilakukan menggunakan uji Levene dengan kriteria nilai probabilitas lebih

besar dari level of significant (α=5%), maka data stabilitas bank syariah dan konvensional

dinyatakan homogen. Perolehannya sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas

Stabilitas Bank

Levene statistic 8.474

Probabilitas 0.004

Sumber: Nilai Z-Score Bank Konvensional dan Syariah diolah

Hasil pengujian kedua asumi ini dinyatakan tidak terpenuhi karena α masing-masing uji lebih

besar dari probabilitas Kolmogorov Smirnov dan uji Levene.

Uji Hipotesis Mann-Whitney

Uji ini digunakan selain karena merupakan uji hipotesis komparasi dua sampel, tetapi juga

sebagai tindak lanjut dari pengujian asumsi normalitas dan homogenitas yang tidak terpenuhi.

Kriteria uji Mann-Whitney yakni apabila nilai probabilitas Mann-Whitney lebih besar dari level of

sigificant (alpha) maka data yang dipakai dinyatakan tidak terdapat perbedaan (Sulistyo, 2010:

113).

Tabel 6. Hasil Uji Mann-Whitney

Media Relation Mean Rank Mann Whitney Probabilitas

Konvensional 131.78 1852 0.000

Syariah 61.37

Sumber: Nilai Z-Score Bank Konvensional dan Syariah diolah

Berdasarkan hasil pengujian yang tertera pada tabel 4 dapat diketahui bahwa statistik uji Mann

Whitney yang dihasilkan sebesar 1852 dengan probabilitas sebesar 0,000. Hal ini berarti

probabilitas < level of significance (=5%). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan stabilitas bank syariah dan bank konvensional.

Ditinjau dari rata-rata ranking, bank konvensional menghasilkan stabilitas dengan rata-rata

ranking sebesar 131,78, sedangkan bank syariah menghasilkan stabilitas dengan rata-rata ranking

sebesar 61,37. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata ranking stabilitas bank konvensional lebih

besar dibandingkan rata-rata ranking stabilitas bank syariah. Hal ini berarti stabilitas bank

konvensional lebih baik dibandingkan stabilitas bank syariah.

Bank Umum Devisa Non Go Public Konvensional lebih stabil daripada Bank Syariah

Stabilitas bank konvensional lebih baik dibandingkan dengan bank syariah karena eksistensi

bank konvensional yang masih belum bisa terkalahkan oleh bank syariah. Masih tingginya

kepercayaan masyarakat kepada bank konvensional serta ketidakfahaman masyarakat tentang

perbadaan kedua kelompok bank ini, akhirnya masih mampu menjatuhkan pilihan masyarakat

pada bank konvensional.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Gamaginta dan Rokhim tahun 2013

yang menyatakan bahwa bank-bank syariah di Indonesia pada umumnya memiliki tingkat

stabilitas lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional, selama periode krisis 2008-2009

bank syariah dan bank konvensional cenderung memiliki tingkat stabilitas yang relatif sama.

Penelitian oleh Gamaginta dan Rokhim tahun 2013 ini menggunakan indikator Z-Score dan t-

statistik.

Namun berbeda dengan penelitian-penelitian di Negara lain, dimana hasil penelitian terdahulu

dominan menunjukkan stabilitas bank syariah lebih baik dari bank konvensional. Terbukti pada

penelitian Abedifar, Molyneux dan Tarazi tahun 2012 di negara-negara OIC (Organization of the

Islamic Coorporation) yang merupakan sebuah organisasi Internasional dengan Negara-negara

anggota, antara lain: Algeria, Bahrain, Bangladesh, Brunei Darussalam, Egypt, Gambia, Indonesia,

Iran, Iraq, Jordan, Kuwait, Lebanon, Malaysia, Mauritania, Pakistan, Qatar, Arab Saudi, Senegal,

Syria, Sudan, Tunisia, Turkey, UAE dan Yaman. Negara-negara tersebut adalah negara yang

memiliki seorang perwakilan tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa bank

syariah kecil (skala/ukuran) di negara populasi mayoritas Muslim memiliki risiko kredit lebih

Page 18: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

17

rendah dari bank konvensional. Dalam hal risiko kebangkrutan, bank syariah kecil juga tampak

lebih stabil.

Selanjutnya pada penelitian oleh Rajhi dan Hassairi tahun 2013 di Negara-negara Asia

Tenggara dan MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) juga menyatakan bahwa berdasarkan nilai

rata-rata Z-Score yang digunakan, perbankan syariah lebih tinggi daripada bank konvensional

kecuali untuk bank syariah dengan skala kecil.

Ada pula penelitian di Negara paling dekat dengan Indonesia yaitu Malaysia oleh Rahim dan

Hassan tahun 2012 mengungkapkan hal yang hampir sama. penelitian ini menggunakan Z-score

dan NPL sebagai proxy untuk stabilitas keuangan dengan hasil bank syariah lebih stabil

dibandingkan bank konvensional.

Perbedaan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sistem bank syariah di Indonesia

berbeda dengan bank-bank syariah yang ada di dunia. Sistem perbankan syariah di Indonesia

memang masih belum dikatakan sepenuhnya syariah. Hal ini dibuktikan melalui penelitian

Ramadhani K.P (2014) mengenai tingkat kesyariahan pembiayaan Murabahah bank syariah yang

masih belum sesuai dengan aturan syariah yang ada. Ditambah lagi dengan bank-bank syariah

yang ada saat ini didominasi oleh bank syariah yang berasal dari dual banking system atau dengan

kata lain bank syariah yang ada di Indonesia belum bisa berdiri sendiri tanpa kontaminasi bank

konvensional.

Lebih daripada itu, pemahaman masyarakat Indonesia terhadap perbankan syariah saat ini

masih tergolong rendah.

Menurut Robbani (2013) persepsi masyarakat tentang kesyariahan bank syariah, riba, bunga

dan bagi hasil masih beragam. Kebanyakan dari masyarakat masih belum paham dan tahu istilah-

istilah tersebut. Hal ini berdampak pada minat masyarakat untuk menabung atau mengambil

pembiayaan di bank syariah turut rendah.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Secara konsep bank syariah seharusnya lebih stabil daripada bank konvensional. Hal ini dapat

dilihat dari likuiditas dan profitabilitas kedua kelompok bank tersebut.

Namun demikian, hasil menunjukkan sebaliknya bahwa bank konvensional lebih stabil dari

bank syariah karena tingkat likuiditas bank syariah lebih rendah daripada bank konvensional.

Likuiditas yang dicerminkan dengan kepercayaan, masih menjadikan bank konvensional lebih

unggul daripada bank syariah. Lebih daripada itu, pemahaman masyarakat Indonesia terhadap

perbankan syariah saat ini masih dikatakan kurang, yang akan secara tidak langsung berdampak

pada menurunnya profitabilitas bank syariah.

Saran

Penemuan dalam penelitian ini adalah bank syariah tidak lebih stabil daripada bank

konvensional. Berkaitan dengan peningkatan stabilitas bank syariah agar semakin menunjang

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai

berikut:

1. Selain sosialisasi yang sudah dilakukan, berkaitan dengan fakta bahwa pemahaman

masyarakat yang masih kurang, bank syariah perlu secara langsung meningkatkan

pemahaman tersebut melalui hal kecil misalnya dengan mengubah istilah-istilah bahasa

Arab dalam prosedur/akad-akad yang ada di bank syariah ke dalam bahasa Indonesia. Hal

ini dikarenakan sebagian masyarakat tidak paham arti dari istilah akad-akad dalam bahasa

Arab tersebut bahkan kesulitan untuk mengingat maupun mengucapkannya.

2. Memanfaatkan dana likuid bank syariah agar tidak terjadi over likuid serta untuk

meningkatkan peran bank syariah sebagai pembangun sektor riil, bank syariah harus lebih

intensif melakukan pendekatan ke sektor pertanian (sub sektor perkebunan, peternakan

dan perikanan) karena akad-akad pada bank syariah lebih sesuai dengan sektor tersebut

dibandingkan dengan bank konvensional.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga

panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu

Ekonomi Universitas Brawijaya khususnya kepada Ibu Dr. Asfi Manzilati, SE., ME. selaku dosen

Page 19: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

18

pembimbing saya atas bimbingan yang diberikan dan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abedifar, Pejman., Molyneux, Philip., Tarazi, Amine. 2012. Risk in Islamic Banking, version 1,

hal-00915115. https://hal.archives-ouvertes.fr/hal-00915115/document

Adiyanti, SK. 2013. Pengaruh Diversifikasi Pendapatan Terhadap Risiko Bank. Semarang:

Program Sarjana FEB UNDIP

Ainur, Novita. 2014. Teknik Pengambilan Data. https://www.scribd.com/doc/242803035/Tekhnik-

Pengambilan-Data diakses pada 04 Desember 2014

Ajija, S. R., Sari, D. W., Setianto, R. H., Primanti, M. R. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews.

Jakarta: Salemba Empat 2011

Altman, Edward I. 1997. Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting the Z-score and

Zeta ® Models. Journal of Banking and Finance, 1

http://iiiglobal.org/component/jdownloads/finish/648/5645.html diakses pada 20 Januari

2015

Andria, Rosa, Agustin., Soenhadji, Iman Murtono,. 2010. Analisis Model Altman Z (Zeta) - Score

untuk Memprediksi Kebangkrutan PT Bank Century Tbk (Periode 2000 – 2008).

Undergraduate Program, Faculty of Economics

Anggraeni, R.T. 2014. Penerapan Model Multiple Discriminant Analysis untuk Memprediksi

Financial Distress. Jurnal Administrasi Bisnis, vol. 8, no. 2

Antonio. 2001. Tinjauan Pustaka.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37121/4/Chapter%20II.pdf Universitas

Sumatra Utara

Arum. 2013. Komparasi Risiko Bank Syariah Vs Bank Konvensional.

http://businesslounge.co/2013/02/23/komparasi-risiko-bank-syariah-versus-bank-

konvensional/ diakses pada 28 Januari 2015

Bank Indonesia. 2014. Outlook Perbankan Syariah. http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-

pers/Documents/BIOutlookPerbankanSyariah2014.pdf diakses pada 19 Januari 2015

Bank Indonesia. 2014. Stabilitas Sistem Keuangan.

http://www.bi.go.id/id/perbankan/ssk/ikhtisar/definisi/Contents/Default.aspx diakses pada

08 Desember 2014

Bappenas. 2014. Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro.

http://www.bappenas.go.id/files/1213/5229/9964/bab-24-pemantapan-stabilitas-ekonomi-

makro.pdf diakses pada 19 Januari 2015

Beck, Thorsten., Demirgüç-Kunt, Asli., Merrouche,Ouarda. 2013. Islamic vs. conventional

banking: Business model, efficiency and stability. Journal of Banking & Finance, Vol.

37, Issue 2, Pages 433-447

Bley, Jorg., Kuehn, Kermit. 2014. Conventional Versus Islamic Finance: Student Knowledge and

Perception in The United Arab Emirates. International Journal of Islamic Financial

Services, vol. 5, No. 4

Brigham, E.F., Houston, J.F. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (edisi 11). Jakarta: Salemba

Empat

Chirstianti, Ari. 2013. Akurasi Prediksi Financial Distress: Perbandingan Model Altman dan

Ohlson. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, vol. 7, (No.2) 77-89

Gamaginta., Rokhim, Rofikoh. 2011. The Stability Comparison between Islamic Banks and

Conventional Banks: Evidence in Indonesia. 8th International Conference on Islamic

Economics and Finance. Qatar Faculty of Islamic Studies, Qatar Foundation.

Gio, 2013. Landasan Teori.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37102/4/Chapter%20II.pdf diakses pada

05 Desember 2014

Greuning, Hennie Van., Bratavonic, S. B. 2011. Analisis Risiko Perbankan (edisi 3). Jakarta:

Salemba Empat

Haryetti. 2010. Analisis Financial Distress untuk Memprediksi Risiko Kebangkrutan Perusahaan

(Studi Kasus pada Industri Perbankan di BEI). Jurnal Ekonomi, vol. 18, (No.2).

http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JE/article/viewFile/757/750

Page 20: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

19

Hayes, S.K., dkk. 2010. A Study of the Efficacy og Altman’s Z to Predict Bankruptcy of Specialty

Retail Firms Doing Business in Cotemporary Times. Economics and Busniss Journal:

Inquiries and Perspectives, vol. 3, no. 1

I Nanik. 2012. Metodelogi Penelitian. http://eprints.uny.ac.id/9790/3/BAB3-%2008108244002.pdf

diakses pada 04 Desember 2014

Kamal, STM. 2012. Analsis Prediksi Kebangkrutan pada Perusahaan Perbankan Go Public di BEI.

Makassar: FEB Universitas Hasanuddin

KBBI. 2014. Stabilitas. http://kbbi.web.id/stabilitas diakses pada 3 Desember 2014

Nugroho, MID. 2012. Analisis Prediksi Financial Distress dengan Menggunakan Model Altman Z-

Score Modifikasi 1995. Semarang: Program Sarjana FEB UNDIP

Nugroho, Muh Rudi. 2010. Stabilitas Keuangan Perbankan dalam Dual Banking System di

Indonesia Tahun 2005;1 – 2009;1.Universitas Gajah Mada

Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Peran Bank Indonesia dalam Stabilitas Keuangan.

http://www.ojk.go.id/peran-bi diakses pada 3 Desember 2014

Pramudita, Aditya. 2014. Pengaruh Ukuran Bank, Manajemen Aset Perusahaan, Kapitalisasi Pasar

dan Profitabilitas terhadap Kredit Bermasalah pada Bank yang Terdaftar di BEI.

Universitas Brawijaya.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=189234&val=6467&title=Pengaruh

%20Ukuran%20Bank,%20Manajemen%20Aset%20Perusahaan,%20Kapitalisasi%20Pasa

r%20danProfitabilitas%20terhadap%20Kredit%20Bermasalah%20pada%20Bank%20yan

g%20terdaftar%20di%20BEI diakses pada 8 Desember 2014

Puryati, Dwi. 2012. Model Financial Distress Vs. Altman Z-Score: Analisa Perbedaan Prediksi

Kebangkrutan di Industri yang Terdaftar di BEI. Finance and Accounting Journal, vol. 1,

(No.1).

Puspitaningrum, Ferry., Triyuwono, Iwan. 2008. Analisis Perbedaan Rasio Likuiditas dan Rasio

Profitabilitas sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan antara Bank Konvensional dan Bank

Syariah. TEMA, Vol. 9, No. 1

Rahim, Siti Rohaya Mat., Hassan, Norsilawati Mohd., Zakaria, Roza Hazli. 2012. Islamic Vs.

Conventional Bank Stability: ‘A Case Study Of Malaysia’. Prosiding Persidangan

Kebangsaan Ekonomi Malaysia Ke VII

Rajhi, Wassim., Hassairi, Slim A. 2013. Islamic Banks and Financial Stability: A Comparative

Empirical Analysis Between MENA and Southeast Asian Countries. Région et

Développement n° 37

Ramadhani, K.P., 2014. Analisis Kesyariahan Penerapan Pembiayaan Murabahah. Jurnal Ilmiah.

Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbani, Shofa. 2013. Analisis Pemahaman Nasabah BNI Syariah tentang Kesyariahan BNI

Syariah (Studi Kasus pada BNI Syariah Godean, Sleman, Yogyakarta). Yogyakarta:

Universitas Gajahmada

Rosa, AA., Soenhadji, IM. 2010. Analysis of Altman Z (Zeta) – Score Method to Predict Bancruptcy

of Century Bank. Undergraduate Program, Faculty of Economics

Saunders, Anthony., Cornett, M.M., 1994. Financial Institution Management: A Risk Management

Approach (sixth edition). New York: McGraw-Hill Companies

Serviens in Lumine Veritatis (Universitas Atma Jaya Yogyakarta). 2014. Financial Distress.

http://e-journal.uajy.ac.id/2156/3/2EA15746.pdf diakses pada 3 Desember 2014

STIKOM Surabaya. 2011. Pemodelan ARIMA. http://sir.stikom.edu/597/6/BAB%20III.pdf diakses

pada 04 Desember 2014

Suciptawati, Niluh P. 2009. Metode Statistika (Nonparametrik). Denpasar: Udayana University

Press

Subramanyam, K.R., Wild, J.J. 2012. Analisis Laporan Keuangan (edisi 10). Jakarta: Salemba

Empat

Sulistyo, Joko. 2010. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala

Universitas Negeri Medan. 2014. Stabilitas Sistem Perbankan, Medan.

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-22542-8106162012%20-

%20BAB%20II.pdf diakses pada 04 Desember 2014

Universitas Pendidikan Indonesia. 2014. Modul 5 Analisis Diskriminan. Halaman 1.

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/MEITRI_HENING/Modul/Modul_Diskri

minan.pdf diakses pada 05 Desember 2014

Page 21: ANALISIS KOMPARASI STABILITAS PERBANKAN SYARIAH DAN

20

Wordpress. 2013. Mengukur Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah.

https://reiyslbs.wordpress.com/2013/05/20/mengukur-tingkat-pengetahuan-masyarakat-

terhadap-perbankan-syariah/ diakses pada 05 Februari 2015