analisis komparasi penerapan prinsip syariah...

122
ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG MEKANISME OPERASIONAL PADA ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DAN ASURANSI SYARIAH ALLIANZ LIFE INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh: DESIANA PUJA ASTUTI NIM: 105046201710 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H / 2010M

Upload: vukhanh

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

MEKANISME OPERASIONAL PADA ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

DAN ASURANSI SYARIAH ALLIANZ LIFE INDONESIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

DESIANA PUJA ASTUTI

NIM: 105046201710

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H / 2010M

Page 2: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG
Page 3: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Analisis Komparasi Penerapan Prinsip Syariah Tentang Mekanisme Operasional Pada Asuransi Takaful Keluarga Dan Asuransi Syariah Allianz Life Indonesia, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 18 Juni 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM (......................................) NIP. 195505051982031012 Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (......................................) NIP. 197407252001121001 Pembimbing I : Ir. Agus Edi Sumanto, MM, M.Si, AAIJ, ASAI, RFA (......................................) Pembimbing II: Yuke Rahmawati, S.Ag, MA (......................................) NIP. 197509032007011016 Penguji I : DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A (......................................) NIP. 195811281994031001

Penguji II : AM. Hasan Ali, MA (......................................)

NIP. 19751201200501105

Page 4: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Analisis Pengembangan Produk Takaful Mikro Sakinah (Studi Kasus Pada Takmin Working Group, Bogor) , telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 18 Juni 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM (......................................) NIP. 195505051982031012 Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (......................................) NIP. 197407252001121001 Pembimbing I : A.M. Hasan Ali, MA (......................................) Nip. 19751201200501105 Penguji I : Dr. Hj. Mesraini, MA (......................................) NIP. 150326895

Penguji II : Ir. Ela Patriana, AAAIJ, MM (......................................)

NIP. 196905282008012010

Page 5: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

MEKANISME OPERASIONAL PADA ASURANSI TAKAFUL

KELUARGA DAN ASURANSI SYARIAH ALLIANZ LIFE INDONESIA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

Desiana Puja Astuti

NIM: 105046201710

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Agus Edi Sumanto, MM, M.Si, AAIJ, ASAI, RFA Yuke Rahmawati, S.Ag.,MA

NIP: 197509032007011016

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H / 2010M

Page 6: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Juni 2010

Desiana Puja Astuti

Page 7: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

ABSTRAK

Desiana Puja Astuti, Analisis Komparasi Penerapan Prinsip Syariah Tentang Mekanisme Operasional Pada Asuransi Takaful Keluarga Dan Asuransi Allianz Life Indonesia. Skripsi strata satu (S1) konsentrasi Asuransi Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan konsep syariah dalam operasional pada tataran riil, dalam hal pada dua perusahaan asuransi syariah yang memiliki perbedaan latar balakang. Perusahaan yang dimaksud adalah Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Allianz Life Indonesia. Setelah mengetahui bagaimana penerapan antara keduanya, selanjutnya akan dibandingkan penerapannya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer, baik melalui wawancara, observasi, maupun penggunaan catatan dan laporan miliki perusahaan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode deskriptif pendekatan kualitatif.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa di dalam mekanisme operasional Asuransi Takaful Keluarga sudah sesuai dengan prinsip syariah, sedangkan mekanisme operasional pada Asuransi Allianz Life Indonesia secara umum sudah sesuai dengan prinsip syariah, namun perlu dilakukan penelitian lebih dalam lagi tentang pembayaran premi tabarru’ pada produk Allisya Protection yang pembayarannya dilakukan mulai bulan ke-13 sementara itu berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional pembayran premi tabarru’ harus dilakukan sejak bulan pertama kepesertaan.

Kata Kunci: Prinsip Syariah, Mekanisme Operasional

Page 8: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

KATA PENGANTAR

نالرحم اهللا بسم الرحيم

Puji syukur bagi Allah SWT senantiasa penulis panjatkan, karena hanya

dengan limpahan cinta kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan pendidikan strata I

pada Universitas Islam Negeri (UIN) “Syarif Hidayatullah” Jakarta.

Shalawat dan salam, yang mengiringi rasa syukur penulis hadiahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan yang paling sempurna dalam

sikap dan tutur katanya.

Rasa bahagia dan haturan terimakasih atas terselesaikannya skripsi yang

berjudul “ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH

TENTANG MEKANISME OPERASIONAL PADA ASURANSI TAKAFUL

KELUARGA DAN ASURANSI SYARIAH ALLIANZ LIFE INDONESIA” penulis

sembahkan khusus untuk Ayahanda Dwi Junarko serta Ibunda tercinta Rohani yang

dengan do’a, perhatian serta kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis juga menghaturkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah

membantu penulis hinggga terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih penulis

haturkan kepada:

1. Bapak Prof. H. Muhammad Amin Suma, MA. SH., Dekan Fakultas Syariah

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., Ketua Program Studi Muamalat.

Page 9: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

3. Bapak Ir. H. Muhamad Nadratuzzaman Hosen, MS, MEc, Ph.D, Pembimbing

Akademik Asuransi Syariah 2005.

4. Bapak Ir. Agus Edi Sumanto, MM, M.Si, AAIJ, ASAI, RFA serta Ibu Yuke

Rahmawati, S.Ag.,MA, selaku pembimbing skripsi yang telah membantu dalam

pemecahan masalah yang dihadapi penulis.

5. PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Pegawai Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kakak ku Nova, serta adik-adik ku Desiani Puji Astuti, S.Si, Ibnu Maulana

Siddiq, Dian Anggraini yang telah memberikan baik support, materi maupun

doanya, serta ponakan ku tersayang Fabian Ananda Syakir yang selalu membuat

ku tertawa akan kelucuannya

8. Abang ku tersayang Ridwan, terimakasih atas pengorbanan mu selama ini yang

tidak henti-hentinya memberikan nasehat dan semangat untuk penulis

9. Sahabat-sahabat terbaik ku (Sarah, Nana, Sukree, Azis) Serta keluarga besar

asuransi syariah 2005. Thanks a lot….

Tentunya segala kebaikan tersebut tidak dapat penulis balas dengan balasan

yang melebihi daripada balasan Allah SWT. Semoga Allah selalu memberikan

kepada kita jalan yang terbaik. Amin.

Jakarta, 21 Juni 2010

Penulis

Page 10: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………………….. iv

ABSTRAK ………………………………………………………………………. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………….... 6

C. Tujuan dan Manfaat ………………………………………….. 8

D. Review Studi Terdahulu ……………………………………… 9

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian ………………………………………….... 10

2. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………... 11

3. Data dan Sumber Data ……………………………………. 12

4. Lokasi Penelitian …………………………………………. 13

5. Teknik Pengumpulan Data

Page 11: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

a. Catatan dan Laporan …………………………………. 13

b. Wawancara …………………………………………… 13

c. Observasi ……………………………………………… 14

6. Metode Analisis Data ……………………………………… 14

F. Sistematika penulisan ………………………………………… 16

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG LEMBAGA KEUANGAN

BERBASIS SYARIAH DAN ASURANSI SYARIAH

A. Prinsip Lembaga Keuangan Berbasis Syariah ……………….. 18

B. Tinjauan Umum Tentang Asuransi

1. Definisi Asuransi …………………………………………… 22

2. Prinsip Dasar Asuransi …………………………………… 24

3. Teori Dasar Asuransi ………………………………………... 27

4. Unsur Operasional Asuransi ……………………………… 28

C. Asuransi dalam Perspektif Islam ………………………………….. 30

D. Asuransi Syariah (Takaful)

1. Definisi dan Jenis Asuransi Syariah ……………………… 32

2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah ……………………………. 34

3. Landasan Operasional Asuransi Syariah di Indonesia …... 36

4. Mekanisme Pengelolaan Dana Asuransi Syariah …………. 40

5. Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Syariah Nasional …. 45

Page 12: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH

A. Sejarah Umum Perusahaan

1. PT. Asuransi Takaful Keluarga …………………………. 48

2. PT. Allianz Life Indonesia …………………………………….. 51

B. Pengertian, Manfaat, dan Mekanisme Operasional Produk

1. Takafulink (Asuransi Takaful Keluarga) ………………… 55

2. Allisya Protection (Allianz Life Indonesia) ……………….. 67

BAB IV MEKANISME OPERASIONAL PADA ASURANSI TAKAFUL

KELUARGA DAN ASURANSI SYARIAH ALLIANZ LIFE

INDONESIA

A. Sistem Operasional asuransi syariah berdasarkan akad

1. Kedudukan akad antara peserta asuransi dan perusahaan

asuransi dalam transaksi………………………………….. 82

2. Konsep pengelolaan dana dalam penetapan dana premi dan

klaim……………………………………………………… 89

3. Pelaksanaan manejemen risiko ………………………….. 93

4. Prosedur dan pelaksanaan konsep bagi hasil (prinsip

mudharabah)…………………………………………….. 98

B. Pengelolaan Dana Investasi ………………………………………… 101

C. Peran Dewan Pengawas Syariah dan Dewan

Syariah Nasional …………………………………………….. 102

Page 13: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………… 103

B. Saran ………………………………………………………………... 105

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan produk keuangan tidak mungkin dihindari pada saat ini, baik

produk keuangan yang berasal dari lembaga keuangan bank ataupun non-bank.

Keduanya menawarkan manfaat-manfaat yang menjanjikan. Selain terciptanya

kemudahan dalam melakukan transaksi dan memberikan fungsi proteksi, lembaga

keuangan juga merupakan sarana investasi yang tepat serta mampu bersifat

fleksibel dalam menghadapi tuntutan masyarakat. Dikatakan bersifat fleksibel

karena lembaga keuangan kini mencoba memasukkan nilai-nilai kerohanian

dalam sistemnya, yaitu nilai-nilai yang dibutuhkan masyarakat dalam

menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat mereka. Di Indonesia, munculnya

berbagai lembaga keuangan berbasis syariah kini tengah menjadi fenomena

kontemporer yang telah memberikan warna dalam perekonomian. Setelah dunia

perbankan yang menerapkan prinsip syariah berkembang cukup pesat, kini giliran

industri perusahaan asuransi yang mencoba melakukan penerapan prinsip syariah

dalam mekanisme operasionalnya.

Asuransi syariah di Indonesia dinilai masih baru dalam dunia

perasuransian Indonesia, dimana asuransi syariah dikenal di Indonesia kurang

lebih 16 tahun yang lalu dan menjadi tren baru lima tahun belakangan.

Diperkirakan permintaan atas asuransi syariah akan membantu peningkatan

1

Page 15: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

2

penetrasi asuransi di Indonesia, hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya

pengetahuan masyarakat atas manfaat dari produk asuransi yang ditawarkan serta

membaiknya keadaan ekonomi1.

Fenomena yang terjadi diawali dengan berdirinya perusahaan asuransi

syariah murni, PT Asuransi Takaful Indonesia (tahun 1994), kemudian asuransi

berbasis syariah mulai digarap oleh beberapa perusahaan asuransi

konvensional dengan pendirian divisi syariah. Hal ini terjadi karena memang

dalam perkembangannya, Asuransi Takaful mengalami pertumbuhan yang cepat

sehingga menarik minat beberapa perusahaan asuransi konvensional untuk

membuka divisi syariah dan menciptakan produk-produk syar’i.

Sampai tahun 2010 sudah ada sekitar 42 lembaga asuransi syariah di

Indonesia, empat diantaranya adalah perusahaan asuransi yang murni secara utuh

berdiri menerapkan prinsip syariah, sementara lainnya adalah perusahaan asuransi

konvensional yang menjadikan asuransi syariah sebagai bagian dari produk dan

layanan mereka.

Menurut survei dari Karim Business Consulting (KBC), potensi pasar

asuransi syariah di Indonesia, setidak-tidaknya dapat digolongkan menjadi tiga

kelompok potensial, yaitu:

1 Jens Reisch, Fokus Kepada Nasabah Mendorong Allianz Life Untuk Luncurkan

Asuransi Syariah Bagi Masyarakat Indonesia Jakarta: Siaran Pers, 2006 diakses melalui www.allianz.co.id, pada tanggal 26 Februari 2010.

Page 16: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

3

1. Pengguna produk keuangan syariah yang menghendaki agar transaksi

asuransinya benar-benar memiliki orientasi syariah. Jumlah pengguna seperti

ini tidak terlalu besar, mengingat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syariah masih belum signifikan.

2. Pengguna produk keuangan syariah yang melakukan perpindahan (switching)

dari model asuransi konvensional. Mereka ini lebih menginginkan profit dan

benefit daripada nilai syariahnya. Jumlahnya sangat dominan dan umumnya

berasal dari kelas menengah.

3. Pengguna produk keuangan syariah yang selama ini setia pada produk

asuransi konvensional dan sulit untuk berpindah ke model lain karena sudah

merasa nyaman dan percaya. Satu-satunya penyebab mereka melakukan

perpindahan adalah karena kualitas model asuransi syariah dianggap sama

atau lebih dari model konvensional yang selama ini mereka preferensikan.

Oleh karenanya baik dari sisi perusahaan maupun nasabahnya, konsep

asuransi berbasis syariah yang ditawarkan perusahaan dan diminati oleh

nasabahnya bukan semata-mata berorientasi pada sisi keislaman-nya saja, akan

tetapi juga mempertimbangkan sisi strategi bisnis dan profit.

Asuransi dalam literatur keislaman lebih banyak bernuansa sosial daripada

bernuansa ekonomi atau profit oriented (keuntungan bisnis). Hal ini dikarenakan

oleh aspek tolong menolong menjadi dasar utama dalam menegakkan praktik

asuransi dalam Islam. Maka ketika konsep asuransi syariah tersebut dikemas

Page 17: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

4

dalam sebuah organisasi perusahaan yang berorientasi kepada profit, akan

berakibat pada penggabungan dua visi yang berbeda, yaitu visi sosial (social

oriented) yang seharusnya menjadi landasan utama dan visi ekonomi yang

menjadi landasan penunjangnya. Yang menjadi dasar pijakan utama dalam

membangun kelembagaan ekonomi Islam dalam tataran riil, semacam perbankan

dan asuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai; pelarangan riba dan bunga bank,

mengutamakan dan mempromosikan perdagangan dan jual-beli, keadilan,

kebersamaan dan tolong menolong, serta saling mendorong untuk meningkatkan

prestasi. Beberapa prinsip utama tersebut harus ada dalam sebuah lembaga

keuangan syariah, khususnya prinsip bebas riba. Maka sebuah lembaga keuangan

belum dikatakan syariah tatkala dalam realitanya masih memakai instrumen

bunga sebagai pijakan operasionalnya2

Seperti dikatakan sebelumnya, bahwa kini ada sekitar 42 lebih perusahaan

asuransi syariah di Indonesia, dimana dalam perindustrian asuransi syariah

tersebut terdiri dari perusahaan asuransi syariah yang murni dan utuh

menawarkan produk- produk syar’i serta perusahaan konvensional yang

mendirikan divisi syariah atau menawarkan produk syariah. Asuransi Takaful

Keluarga, sebagai salah satu perusahaan asuransi yang secara murni berdiri

sebagai perusahaan asuransi yang menerapkan prinsip syariah dalam sistem

operasional dan pengelolaan dananya, kini bersaing dengan perusahaan-

2 Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam : Suatu Tinjauan Analisis Historis,

Teorotis Dan Praktis, Jakarta, Prenada Media, 2004

Page 18: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

5

perusahaan asuransi konvensional yang menawarkan produk dan layanan yang

sejenis. Seperti misalnya Asuransi Allianz Life Indonesia, yang telah

menawarkan produk asuransi jiwa syariah tetapi berada pada satu atap dengan

produk asuransi konvensional yang mereka miliki. Indonesia merupakan negara

pertama dimana Allianz Asia mulai menciptakan dan menawarkan produk-

produk syariah-nya. Hal tersebut sangat menarik, mengingat Allianz adalah

perusahaan asuransi konvensional yang terkemuka pada beberapa negara di

dunia.

Berdasarkan realita tersebut maka diperlukan sebuah kajian dan penelitian

mengenai kesesuaian konsep asuransi syariah dengan praktiknya pada kedua jenis

perusahaan asuransi syariah tersebut, yaitu Asuransi Takaful Keluarga sebagai

perusahaan asuransi syariah murni dan Asuransi Allianz Life Indonesia

sebagai perusahaan asuransi konvensional dengan produk syariah didalamnya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin mengkaji dan

menganalisis tentang sejauh mana konsep syariah benar-benar diterapkan dalam

tataran riil, serta membandingkan hal tersebut pada dua jenis perusahaan asuransi

yang memiliki perbedaan latar belakang, melalui sebuah penelitian yang berjudul:

“ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

MEKANISME OPERASIONAL PADA ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

DAN ASURANSI SYARIAH ALLIANZ LIFE INDONESIA”

Page 19: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Asuransi syariah merupakan sebuah solusi bagi pengguna jasa keuangan

yang sistemnya menekankan pada prinsip dasar keislaman (prinsip tauhid,

keadilan, pertimbangan faktor halal-haram, tolong menolong, saling melindungi,

saling bertanggung jawab, dan saling bekerja sama). Sehingga secara teori,

asuransi syariah harus menerapkan sistem dan operasional yang tidak melanggar

prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam. Adapun kekhususan sistem operasional

asuransi syariah secara garis besar terletak pada dua bidang, yaitu:

1. Dalam hal perjanjian (akad), yang kemudian berdampak pada:

a) Posisi peserta asuransi sepenuhnya sebagai pemilik dana, sementara

perusahaan hanya sebagai fasilitator dan pemegang amanah dalam

menjaga dan mengelola dana mereka.

b) Penetapan biaya premi sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan

peserta asuransi, yang bebas dari keadaan yang sarat akan

ketidakpastian biaya (gharar) serta unsur perjudian (maisir).

c) Adanya pengendalian resiko dalam bentuk risk sharing antara

sesama peserta asuransi sesuai prinsip ta’awun (asas tolong –

menolong), yang diimplementasikan melalui konsep tabarru’

d) Adanya sistem profit and loss sharing (mudharabah)

2. Adanya arahan terhadap investasi dari dana yang tekumpul ke sektor-

sektor investasi yang tidak bertentangan dengan Islam.

Page 20: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

7

3. Adanya pemantauan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan

Syariah Nasional atas kinerja operasional agar tetap berada dalam jalur

syariah.

Oleh karena itu agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka batasan

masalah ditekankan pada mekanisme operasional Asuransi Takaful Keluarga dan

Asuransi Allianz Life Indonesia, dimana mekanisme operasional yang akan

dianalisis terdiri dari:

1. Kedudukan akad antara peserta asuransi dan perusahaan asuransi dalam

transaksi.

2. Konsep pengelolaan dana dalam penetapan dana premi dan klaim.

3. Pelaksanaan manejemen risiko

4. Prosedur dan pelaksanaan konsep bagi hasil (prinsip

mudharabah)

5. Pengelolaan dana investasi

6. Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Syariah

Nasional (DSN)

Disamping itu, perbandingan dapat dilakukan jika objek-objek yang

dibandingkan memiliki kesetaraan. Dalam artian, kedua objek tersebut tidak

memiliki kesenjangan yang sangat mencolok sehingga sulit diperbandingkan.

Maka dari itu, penelitian inipun dibatasi pada dua produk asuransi jiwa / takaful

keluarga yang memiliki kesetaraan jenis, yaitu:

Page 21: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

8

1. Produk Takafulink dari Asuransi Takaful Keluarga

2. Produk Allisya Protection dari Allianz Life Indonesia

Selanjutnya untuk mempermudah alur bahasan ini, penulis merumuskan

permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan prinsip syariah dalam mekanisme operasional

pada Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Syariah Allianz Life

Indonesia?

2. Adakah perbedaan antara Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Syariah

Allianz Life Indonesia dalam menerapkan prinsip syariah pada mekanisme

operasionalnya?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui penerapan prinsip syariah pada mekanisme operasional Asuransi

Takaful Keluarga dan Asuransi Syariah Allianz Life Indonesia.

2. Membandingkan penerapan prinsip syariah pada mekanisme operasional

antara Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Syariah Allianz Life

Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat mencapai manfaat -

manfaat sebagai berikut:

Page 22: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

9

1. Berdasarkan fenomena terkini, kajian tentang asuransi dilihat dari kacamata

Islam semakin intensif dilakukan. Untuk itu penelitian ini diharapkan agar

dapat menjadi wacana dan referensi tambahan dalam mengembangkan kajian

ekonomi Islam, terlebih mengenai asuransi syariah.

2. Bagi para praktisi perasuransian syariah di Indonesia, diharapkan agar hasil

penelitian ini dijadikan sebagai ajang evaluasi, motivasi, dan instropeksi,

sehingga terjadi perbaikan penerapan prinsip syariah yang sebenar-benarnya

dalam tataran riil. Hal ini perlu dilakukan agar immage syariah yang melekat

pada lembaga keuangan tersebut tidak sekedar perbedaan istilah saja

sementara substansinya masih menggunakan prinsip-prinsip asuransi

konvensional, melainkan secara sungguh-sungguh menerapkan prinsip syariah

yang telah ditawarkan pada masyarakat.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan oleh pengguna

jasa-jasa keuangan, khususnya jasa asuransi, agar lebih kritis dan selektif

dalam menentukan produk keuangan yang digunakan

D. Review Studi Terdahulu

Penelitian tentang aplikasi prinsip syariah dalam mekanisme operasional

perusahaan asuransi syariah memang belum banyak dilakukan, terlebih dengan

membandingkan penerapan konsep syariah pada dua jenis perusahaan

asuransi syariah yang berbeda latar belakang. Namun demikian dalam

Page 23: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

10

penelitiannya, Fatihin (2009) mencoba meneliti tentang Implementasi Nilai-

Nilai Syariah Pada Pengelolaan Hotel Sofyan Betawi Jakarta Pusat. Penelitian

tersebut menjelaskan sejauh mana penerapan nilai-nilai syariah pada pengelolaan

Hotel Sofyan Betawi. Didalam skripsi ini hanya dua variabel yang digunakan

untuk menilai sejauh mana implementasi nilai syariah sudah diterapkan pada

pengelolaan Hotel Sofyan Betawi, yaitu penerapan prinsip Ketuhanan dan prinsip

Aqidah.

Kemudian Yani Haryati (2005) dalam penelitiannya menganalisis Peran

Dewan Pengawas Syariah Terhadap Mekanisme Operasional Asuransi Syariah

studi kasus pada PT. MAA Life Assurance Syariah. Skripsi ini meneliti seputar

peranan Dewan Pengawas Syariah terhadap mekanisme operasional pada PT.

MAA Life Assurance Syariah.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Mengingat penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

penerapan sistem syariah pada operasional Asuransi Takaful dan Asuransi

Syariah Allianz, serta membandingkan antara kedua perusahaan asuransi

tersebut, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Bersifat kualitatif karena penelitian ini

digunakan untuk melihat realitas tidak sekedar sebuah hasil, tetapi bagaimana

Page 24: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

11

sebuah proses berlangsung dan realitas-realitas lain yang melingkupi proses

tersebut tanpa melibatkan perhitungan dengan alat-alat matematis.

Sementara itu penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan berbagai

keunikan yang ada pada individu, kelompok, dan atau organisasi dalam

kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dan dalam. Penelitian

kualitatif diharapkan menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan,

tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari individu, kelompok masyarakat,

dan perilaku suatu organisasi tertentu dalam sebuah setting konteks tertentu

yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistic3.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada dua produk asuransi syariah dari

Asuransi Takaful Kelurga dan Allianz Life Indonesia, dimana keduanya

merupakan produk asuransi syariah yang termasuk dalam jenis asuransi jiwa.

Dua produk tersebut adalah :

a. Takafulink (Produk dari Asuransi Takaful Keluarga)

b. Allisya Protection (Produk dari Allianz Life Indonesia)

Disamping itu, penelitian ini juga dilakukan hanya memfokuskan pada

sisi operasional tertentu pada kedua perusahaan asuransi tersebut. Sisi

operasional yang dimaksud adalah:

3 A. M. Hubberman dan Matthew Miles Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. UI-Press: Jakarta

Page 25: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

12

1) Kedudukan akad antara peserta asuransi dan perusahaan asuransi dalam

transaksi

2) Konsep pengelolaan dana dalam penetapan dana premi dan klaim

3) Pelaksanaan manejemen risiko

4) Prosedur dan pelaksanaan konsep bagi hasil (prinsip mudharabah)

5) Pengelolaan dana investasi

6) Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Syariah Nasional

(DSN)

3. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer.

Data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan

langsung oleh peneliti (Fanani, 2003:5).

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang

berwujud kata- kata dan bukan rangkaian angka. Data primer diperoleh

dengan beberapa instrumen, seperti pengamatan/ wawancara, dan catatan/

laporan dari pihak yang terlibat dalam objek penelitian, dalam hal ini adalah

pihak-pihak yang terkait dengan operasional Perusahaan Asuransi Takaful

Keluarga dan Allianz Life Indonesia.

Page 26: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

13

4. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian skripsi pada dua perusahaan asuransi

berbeda yaitu pada P T . Asuransi Takaful Keluarga (Graha Takaful

Indonesia Jl. Mampang Prapatan Raya No.100, Jakarta 12790 Telp. 799 1234,

799 2345) dan pada P T . A s u r a n s i Allianz Life Indonesia Divisi Syariah

(Jl. Summitmas II, 19th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav.61-62 Jakarta Pusat

12190Telp. 5299 8888)

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan mengumpulkan catatan dan laporan, wawancara, serta pengamatan.

(observasi).

a. Catatan dan Laporan

Perusahaan-perusahaan biasanya menyimpan berbagai catatan dan

membuat laporan untuk alasan pertanggungjawaban berlangsungnya

operasional perusahaan tersebut. Dalam catatan dan laporan tersebut,

memungkinkan adanya data yang penting mengenai operasional

perusahaan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan bertatapan langsung dengan responden, sama seperti penggunaan

Page 27: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

14

daftar pertanyaan yang bersifat semi-struktural4. Wawancara dalam

penelitian ini dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses

operasional, baik dari sisi perusahaan maupun nasabah (peserta asuransi).

c. Pengamatan (observasi)

Teknik pengamatan digunakan dengan cara mengamati dan menerima

informasi serta mengolah informasi yang diperoleh tersebut dengan

menggunakan organ indera peneliti. Dalam hal ini untuk mendapatkan

data, peneliti mencoba mengamati proses operasional yang sebenarnya

terjadi. Metode pengamatan dilakukan sebagai penunjang metode

wawancara, jika metode wawancara dianggap kurang memuaskan.

6. Metode Analisis Data

Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.

Dalam metode ini, analisa dilakukan dengan mendeskripsikan data-data yang

telah diolah secara kualitatif serta mengembangkan data tersebut secara logis.

Analisa dilakukan melalui pemaparan menggunakan bahasa verbal mengenai

permasalahan yang telah diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian

diproses sebelum siap dianalisis melalui pencatatan, pengetikan,

penyuntingan, atau alih tulis. Sehingga data-data yang disajikan secara

kualitatif, dijabarkan dengan menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun

4 Moehar Daniel: 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta :2002, Bumi Aksara,

sh.143

Page 28: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

15

ke dalam teks yang diperluas.

Alur Analisis dilakukan dengan tiga tahapan5, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan- catatan yang diperoleh dari lapangan. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data

dengan cara sedemikian rupa, sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya

dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data, data yang diperoleh

dapat diseleksi. Artinya, data mana yang dikode, mana yang tidak

digunakan, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang

tersebar, atau informasi-informasi apa yang dapat dikembangkan secara

kronologis dan logis.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan kumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penyajian data

yang digunakan dalam tulisan ini adalah bentuk teks naratif, didukung

dengan matriks dan bagan yang menjelaskan proses operasional asuransi

5 A. M. Hubberman dan Matthew Miles Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

Tentang Metode-Metode Baru. UI-Press: Jakarta, h.16

Page 29: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

16

syariah di lapangan.

c. Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan dilakukan sejak pengumpulan data,

dimana dari proses tersebut mulai dicari pola-pola tertentu, penjelasan,

serta alur-alur tertentu yang relevan dengan masalah penelitian. Sehingga

pada akhirnya penarikan kesimpulan final dilakukan setelah data yang

terkumpul dianalisis

F. Sistematika Penulis

Mengenai sistematika penulisan, dalam hal ini penulis membaginya dalam

lima bab yang secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi

terdahulu, metodologi penelitian serta membahas mengenai sistematika

penulisan.

BAB II Kajian Teoritis Tentang Lembaga Keuangan Berbasis Syariah Dan

Asuransi Syariah

Bab ini menguraikan dengan jelas tentang prinsip lembaga keuangan

berbasis syariah, tinjauan umum tentang asuransi mulai dari definisi

asuransi, prinsip dasar asuransi, teori dasar asuransi, unsur operasional

Page 30: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

17

asuransi, serta menguraikan tentang asuransi dalam perspektif islam, dan

menguraikan tentang asuransi asuransi syariah mulai dari definisi dan

jenis asuransi syariah, prinsip dasar asuransi syariah, landasan

operasional asuransi syariah, mekanisme pengelolaan dana asuransi

syariah, dewan pengawas syariah dan dewan syariah nasional,

perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional.

BAB III Gambaran Umum Perusahaan Asuransi Syariah

Bab ini menguraikan tentang sejarah umum perusahaan asuransi syariah

mulai dari sejarah umum PT. Asuransi Syariah Takaful Keluarga dan

PT. Asuransi Allianz Life Indonesia, serta menguraikan tentang

pengertian, manfaat dan mekanisme operasional produk Takafullink

(Asuransi Takaful Keluarga) dan Allisya Protection (Allianz Life

Indonesia)

BABIV Mekanisme Operasional Pada Asuransi Takaful Keluarga Dan Asuransi

Syariah Allianz Life Indonesia

Membahas tentang analisis komparasi penerapan sistem syariah pada

mekanisme operasional Asuransi Takaful Keluarga Dan Asuransi

Allianz Life Indonesia.

BAB V Penutup

Bab ini memberikan penerangan tentang intisari (kesimpulan) dari hasil

pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta saran

Page 31: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

18

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG LEMBAGA KEUANGAN BERBASIS

SYARIAH DAN ASURANSI SYARIAH

A. Prinsip Lembaga Keuangan Berbasis Syariah

Lembaga Keuangan Syariah pada dasarnya menjadikan prinsip - prinsip

pada sistem ekonomi Islam sebagai dasar sistem operasional. Hal yang paling

utama dalam prinsip tersebut adalah tidak diperbolehkannya konsep bunga

uang (riba’) serta tujuan komersial Islam yang tidak mengenal peminjaman uang

tetapi adanya pelaksanaan kemitraan / kerjasama (mudharabah dan musyarakah)

dengan prinsip bagi hasil, sedang peminjaman uang hanya dimungkinkan untuk

tujuan sosial tanpa adanya imbalan apapun.

Didalam menjalankan operasinya, fungsi lembaga keuangan berbasis

syariah6 terdiri dari:

1. Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana

yang dipercayakan oleh pemegang rekening investasi / deposan atas dasar

prinsip bagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi lembaga keuangan.

2. Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik dana

/ sahibul mal sesuai dengan arahan investasi yang dikehendaki oleh

pemilik dana (dalam hal ini lembaga keuangan bertindak sebagai manajer

6 Achmad Baraba. Prinsip Dasar Operasional Perbankan Syariah. Buletin Ekonomi

Moneter dan Perbankan Direktorat Kebijakan Moneter Bank Indonesia diakses melalui www.google.com.

18

Page 32: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

19

investasi.

3. Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa lainnya

sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

4. Sebagai pengelola fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat dan

penerimaan serta penyaluran dana kebajikan

Dari fungsi tersebut, lembaga keuangan memiliki beberapa prinsip

akad terjadinya transaksi, yang terdiri dari :

1. Prinsip mudharabah ( Profit and Loss Sharing) yaitu perjanjian antara

dua pihak, dimana pihak pertama sebagai pemilik dana (sahibul maal) dan

pihak kedua sebagai pengelola dana (mudharib) untuk mengelola suatu

kegiatan ekonomi dengan menyepakati nisbah bagi hasil atas keuntungan

yang akan diperoleh, sedangkan kerugian yang timbul adalah risiko pemilik

dana sepanjang tidak terdapat bukti bahwa mudharib melakukan kecurangan

atau tindakan yang tidak amanah (misconduct). Berdasarkan kewenangan

yang diberikan kepada mudharib, maka mudharabah dibedakan menjadi

mudharabah mutlaqah dimana mudharib diberikan kewenangan sepenuhnya

untuk menentukan pilihan investasi yang dikehendaki, sedangkan jenis yang

lain adalah mudharabah muqayyaddah dimana arahan investasi ditentukan

oleh pemilik dana sedangkan mudharib bertindak sebagai pelaksana/

pengelola.

Page 33: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

20

2. Prinsip Musyarakah yaitu perjanjian antara pihak-pihak untuk

menyertakan modal dalam suatu kegiatan ekonomi dengan pembagian

keuntungan atau kerugian sesuai nisbah yang disepakati musyarakah dapat

bersifat tetap atau bersifat temporer dengan penurunan secara periodik atau

sekaligus diakhir masa proyek.

3. Prinsip Wadiah adalah titipan dimana pihak pertama menitipkan dana atau

benda kepada pihak kedua selaku penerima titipan, dengan konsekuensi

titipan tersebut sewaktu-waktu dapat diambil kembali, dimana penitip dapat

dikenakan biaya penitipan. Berdasarkan kewenangan yang diberikan

maka wadiah dibedakan menjadi wadiah ya dhamanah yang berarti

penerima titipan berhak mempergunakan dana/barang titipan untuk

didayagunakan tanpa ada kewajiban penerima titipan untuk memberikan

imbalan kepada penitip dengan tetap pada kesepakatan dapat diambil setiap

saat diperlukan, sedang disisi lain wadiah amanah tidak memberikan

kewenangan kepada penerima titipan untuk mendayagunakan barang/dana

yang dititipkan.

4. Prinsip Jual Beli (Al Buyu') yaitu terdiri dari :

a. Murabahah, yaitu akad jual beli antara dua belah pihak dimana

pembeli dan penjual menyepakati harga jual yang terdiri dari harga beli

ditambah ongkos pembelian dan keuntungan bagi penjual. Murabahah

dapat dilakukan secara tunai bisa juga secara bayar tangguh atau bayar

Page 34: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

21

dengan angsuran.

b. Salam, yaitu pembelian barang dengan pembayaran dimuka dan barang

diserahkan kemudian.

c. Ishtisna', yaitu pembelian barang melalui pesanan dan diperlukan proses

untuk pembuatannya sesuai dengan pesanan pembeli dan pembayaran

dilakukan dimuka sekaligus atau secara bertahap.

5. Jasa-Jasa terdiri dari :

a. Ijarah, yaitu kegiatan penyewaan suatu barang dengan imbalan

pendapatan sewa, bila terdapat kesepakatan pengalihan pemilikan

pada akhir masa sewa disebut Ijarah mumtahiya bi tamlik (sama dengan

operating lease)

b. Wakalah, yaitu pihak pertama memberikan kuasa kepada pihak

kedua (sebagai wakil) untuk urusan tertentu dimana pihak kedua

mendapat imbalan berupa fee atau komisi.

c. Kafalah, yaitu pihak pertama bersedia menjadi penanggung atas kegiatan

yang dilakukan oleh pihak kedua sepanjang sesuai dengan yang

diperjanjikan dimana pihak pertama menerima imbalan berupa fee atau

komisi (garansi).

d. Sharf, yaitu pertukaran/ jual beli mata uang yang berbeda dengan

penyerahan segera /spot, berdasarkan kesepakatan harga sesuai dengan

harga pasar pada saat pertukaran

Page 35: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

22

6. Prinsip Kebajikan yaitu penerimaan dan penyaluran dana kebajikan dalam

bentuk zakat, infaq, shodaqah dan lainnya, serta penyaluran alqardul hasan ,

yaitu penyaluran dan dalam bentuk pinjaman untuk tujuan menolong

golongan miskin dengan penggunaan produktif tanpa diminta imbalan

kecuali pengembalian pokok hutang.

B. Tinjauan Umum Tentang Asuransi

1. Definisi Asuransi

Definisi Asuransi menurut Undang-Undang republik Indonesia Nomor 2

tahun 1992 tentang usaha perasuransian Bab I Pasal 1:

“ Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,

dengan ketentuan pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung

dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada

tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan

diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau

untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau

hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246

dijelaskan bahwa yang dimaksud asuransi atau pertanggungan adalah:

“ Suatu perjanjian (timbal balik), dengan mana seorang penagggung mengikatkan

diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk

Page 36: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

23

memberikan penggantian kepadanya, karena suatu kerusakan, kerugian,

kerusakan, kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan

dideritanya, karena suatu peristiwa tak tentu (onzeker vooral)”

Sementara itu, definisi asuransi7 dalam berbagai sudut pandang. Dalam

pendangan ekonomi, asuransi merupakan metode untuk mengurangi risiko

dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan ketidakpastian akan adanya

kerugian keuangan (finansial). Dari sudut pandang sosial, asuransi didefinisikan

sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan

mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang

mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Menurut pandangan

bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/

menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan

dengan berbagi risiko (risk sharing) diantara sejumlah nasabahnya. Dari sudut

pandang hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan

risiko antara tertanggung dengan penanggung. Penanggung berjanji akan

membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada

tertanggung, sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik kepada

penanggung. Dalam pandangan matematika, asuransi merupakan aplikasi

matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko,

7 Hasan Ali. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis

Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta 2004: Prenada Media, h.60

Page 37: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

24

dimana hukum probabilitas dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai

hasil yang dapat diramalkan

Perusahaan asuransi secara umum terbagi menjadi dua, yaitu Perusahaan

Asuransi Umum dan Perusahaan Asuransi Jiwa. Perusahaan Asuransi Umum

adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas

kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak

ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti, yang diselenggarakan

berdasarkan prinsip konvensional dan atau prinsip syariah.

Sementara yang dimaksud dengan Perusahaan Asuransi Jiwa adalah

perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang

dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan,

yang diselenggarakan berdasarkan prinsip konvensional dan atau prinsip syariah.

2. Prinsip Dasar Asuransi

Enam prinsip dasar asuransi8, yaitu:

a. Insurable Interest (adanya kepentingan yang dipertanggungkan):

menjelaskan bahwa insurable interest merupakan hak atau adanya

hubungan dengan persoalan pokok dari kontrak, seperti menderita

kerugian finansial sebagai akibat terjadinya kerusakan, kerugian atau

kehancuran suatu harta. Tanpa insurable interest, suatu kontrak akan

menimbulkan niat jahat untuk menyebabkan terjadinya kerugian

8 Hasan Ali. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis

Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta 2004: Prenada Media

Page 38: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

25

dengan tujuan memperoleh santunan. Jika insurable interest itu ada, maka

tidak mungkin mendapatkan keuntungan dari peristiwa tersebut.

b. Utmost Good Faith ( Kejujuran Sempurna): bahwa kita berkewajiban

memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta

penting yang berkaitan dengan objek yang diasuransikan, karena kontrak

asuransi seharusnya dibuat berdasarkan itikad baik. Prinsip ini juga

menjelaskan mengenai risiko-risiko yang dijamin maupun yang

dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas

serta teliti. Kewajiban untuk memberikan fakta-fakta penting tersebut

berlaku:

1) Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai

kontrak asuransi selesai dibuat, yaitu pada saat persetujuan kontrak

tersebut.

2) Pada saat perpanjangan kontrak asuransi

3) Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai

hal- hal yang ada kaitannya dengan perubahan-perubahan itu.

c. Indemnity (Indemnitas): merupakan kontrak penggantian kerugian,

dimana penanggung menyediakan penggantian kerugian untuk kerugian

yang nyata diderita tertanggung, dan tidak lebih besar daripada

kerugian ini batas tertinggi kewajiban penanggung berdasarkan prinsip

ini adalah memulihkan tertanggung pada ekonomi yang sama dengan

Page 39: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

26

posisinya sebelum terjadi kerugian.

d. Subrogation (Subrogasi): merupakan prinsip dimana ketika seorang

penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada

tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang

telah menimbulkan kerugian pada tertanggung. Hak subrogasi dibatasi

sampai dengan jumlah kerugian yang dibayarkan oleh penanggung

kepada pihak tertanggung.

e. Contribution (Kontribusi): maksud dari prinsip ini adalah, apabila

penanggung telah membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak

tertanggung, maka penanggung berhak menuntut perusahaan-perusahaan

lain yang terlibat suatu pertanggungan (secara bersama-sama menutup

asuransi harta benda milik tertanggung) untuk membayar bagian kerugian

masing-masing yang besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan

yang ditutupnya.

f. Proximate Cause (Kausa Proksimal): prinsip ini mengandung konsep

tentang arti pentingnya mencari penyebab suatu peristiwa, dengan

menelusuri rangkaian peristiwa sebelumnya tanpa terputus hingga suatu

musibah terjadi melalui klausa proksimal ini akan dapat diketahui apakah

penyebab terjadinya musibah / kecelakaan tersebut dijamin dalam kondisi

polis asuransi atau tidak.

Page 40: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

27

3. Teori Dasar Asuransi

Berbicara masalah asuransi, tentu saja tidak akan terlepas dari masalah

penanggulangan risiko yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

Sementara itu, apa yang terjadi di masa mendatang adalah suatu keadaaan

dimana penuh dengan ketidakpastian (uncertainty). Sehingga dalam hal ini

manusia hanya bisa membuat sebuah perencanaan dengan menggunakan

berbagai prediksi (perkiraan) tentang kejadian di masa yang akan datang,

sedangkan kepastian hanya terlatak di tangan Tuhan.

Teori dasar yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan asuransi

dalam merencanakan dan memperkirakan kejadian dimasa yang akan datang,

dimana teori yang dimaksud adalah Hukum Bilangan Besar (the Law of Large

Number). Konsep penting dari Hukum Bilangan Besar ini mengatakan bahwa,

walaupun peristiwa yang timbul tampaknya tidak beraturan, namun pada

hakikatnya mengikuti suatu pola. Apabila pola itu dikenali melalui observasi

terhadap masa lalu, kemungkinan bahwa peristiwa tersebut akan terjadi

(probabilitas sebuah kejadian) dapat ditentukan. Jadi menurut hukum, ini

makin banyak jumlah observasi yang dilakukan oleh suatu peristiwa, maka

semakin besar kemungkinan observasi tersebut menghasilkan estimasi

probabilita yang benar9.

9 R. Gene Morton. Principles of Life and Health Insurance (terjemahan: Yayasan Dharmaputera). Jakarta: 1995 Yayasan Bumiputera, h.6

Page 41: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

28

Dalam menerapkan hukum ini, perusahaan asuransi mengumpulkan

informasi khusus tentang sekelompok orang, agar dapat mengenali pola

kerugian yang telah dialami. Sehingga dengan menggunakan informasi

tersebut, perusahaan asuransi dapat memprediksi jumlah kerugian yang akan

timbul pada jenis kelompok yang serupa dengan lebih akurat.

4. Unsur Operasional Perusahaan Asuransi

Unsur terpenting dalam hal operasional perusahaan asuransi adalah

unsur pengendalian risiko (manajemen risiko). Cara paling umum yang

digunakan oleh perusahaan asuransi dalam mengendalikan risiko10 adalah :

1. Transfer risiko (risk transfer): risiko dialihkan kepada pihak lain,

dimana risiko yang terjadi pada peserta asuransi dialihkan kepada pihak

perusahaan asuransi dan pihak peserta membayar atas jasa tersebut.

2. Risk sharing: menanggung risiko secara bersama-sama, dimana risiko

ditanggung bersama antara sesama peserta asuransi, dengan tujuan untuk

saling tolong menolong.

Unsur operasional perusahaan asuransi dalam sembilan divisi11,

yaitu:

a. Marketing (pemasaran)

10 Hasan Ali. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis

Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta 2004: Prenada Media, h.84

11 Kenneth Huggins, Operations of Life and Health Insurance Companies (terjemahan: Yayasan Dharmaputera). Jakarta: Yayasan Bumiputera,1992

Page 42: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

29

b. Aktuaria: divisi yang melakukan studi statistik dan finansial pada

jangka panjang melalui prinsip yang diterapkan dalam Hukum

Bilangan Besar.

c. Underwriting: divisi yang melakukan penafsiran dan penggolongan

tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung

d. Customer service: divisi yang menjaga pelanggan tetap puas dan

bersikap positif terhadap perusahaan

e. Administrasi klaim: divisi yang bertanggung jawab untuk memenuhi

pembayaran uang sebagaimana yang dijanjikan oleh perusahaan dalam

polis asuransi

f. Fund manager: divisi yang bertanggung jawab di bagian keuangan

perusahaan untuk menginvestasikan sejumlah besar uang yang

terkumpul untuk pembayaran klaim di masa depan ditambah dana

perusahaan agar tidak ada dana menganggur

g. Administrasi: fungsi akuntansi memberikan informasi yang

paling penting dalam pengelolaan bisnis. Dimana pengumpulan,

penganalisaan dan peringkasan dana keuangan dilakukan untuk

membuat keputusan bisnis dan untuk melengkapi persyaratan-

persyaratan laporan keuangan.

h. Legal formal: Divisi ini mengamati kegiatan-kegiatan perusahaan

dan mengevaluasi apakah perusahaan telah memenuhi tanggung jawab

Page 43: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

30

hukum kepada semua pihak serta melindungi hak-hak perusahaan.

i. Sumber daya manusia : divisi yang mengatur segala sesuatu tentang

pegawai dan karyawan perusahaan.

C. Asuransi Dalam Perspektif Islam

Ada beberapa kalangan Islam yang meragukan kebenaran konsep asuransi

dilihat dari kacamata Islam. Menurut kalangan tersebut, asuransi dianggap

merupakan bentuk usaha yang menentang takdir (qadla dan qadar), karena pada

dasarnya Islam mengakui bahwa musibah, kecelakaan dan kematian

merupakan takdir Allah. Memang alasan tersebut tidak dapat disalahkan, akan

tetapi Islam juga selalu melihat segala sesuatu secara universal. Berbagai

interpretasi mengenai makna ayat-ayat Al- Quran dan hadits yang bersifat

konstan-absolut dapat digunakan menjadi modal utama dalam menjawab

tantangan dan perkembangan jaman yang bersifat positif relatif, termasuk

menanggapi masalah asuransi ini.

Dalam surat Al Hasyr: 18, Allah memerintahkan manusia untuk membuat

perencanaan dalam menghadapi masa depan. Sementara itu dalam Al Qur’an

(Q.S. Yusuf :43-49) Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk

sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk dimasa depan. Secara

ringkas, ayat ini mengandung anjuran agar kita berusaha menjaga kelangsungan

kehidupan dengan memproteksi kemungkinan terjadinya kondisi yang buruk.

Page 44: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

31

Sehingga ayat tersebut dapat dijadikan sebagai dasar bahwa ber-asuransi tidak

bertentangan dengan takdir, bahkan Allah menganjurkan adanya upaya-upaya

menuju kepada perencanaan masa depan dengan sistem proteksi yang dikenal

dalam mekanisme asuransi.

Jadi, sistem proteksi atau asuransi dibenarkan sejauh telah memenuhi

syarat- syarat lain dalam konsep muamalat secara Islami. Dalam konsep

muamalat secara Islami setidaknya ada beberapa hal yang jelas diharamkan,

yaitu: adanya unsur gharar (ketidak jelasan dana), unsur maisir (judi/ gambling),

riba, zhulum (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan perbuatan

maksiat

Sementara itu, Hukum Bilangan Besar yang menjadi teori dasar dari cara

kerja asuransi dalam memperkirakan masa depan, merupakan aplikasi dari kaidah

fiqhiyyah, al-‘adah muhakkamah. Dimana kaidah tersebut menjelaskan bahwa

kebiasaan yang telah berlalu merupakan suatu ketetapan hukum yang dapat

dijadikan landasan hukum bagi peristiwa berikutnya. Interaksi ini mengharuskan

adanya persesuaian dengan nilai dasar yang ada dalam syariah Islam12.

12 Hasan Ali. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis

Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta 2004: Prenada Media.

Page 45: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

32

D. Asuransi Syariah (Takaful)

1. Definisi dan Jenis Asuransi Syariah (Takaful)

Secara etimologi bahasa arab, takaful berasal dari akar kata kafala

atau tafaa’ala yang berarti saling menanggung. Sementara ada yang

mengartikan dengan makna saling menjamin. Dalam bidang muamalah,

Muhammad mengatakan bahwa asuransi syariah (takaful) adalah: “Saling

memikul risiko diantara sesama orang sehingga antara satu dengan yang

lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. Saling pikul risiko itu

dilakukan atas dasar saling tolong dalam kebaikan dengan cara masing-

masing mengeluarkan dana ibadah (tabarru) yang ditunjukkan untuk

menanggung risiko tersebut13.”

Dalam asuransi syariah tidak hanya melibatkan dua pihak yang

bertakaful, yakni orang-orang yang saling mengikatkan dirinya untuk saling

menjamin risiko yang diderita masing-masing, melainkan diperlukan pihak

ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud ini adalah lembaga atau badan hukum

atau perusahaan yang menjamin kegiatan kerja sama atau asuransi ini

terjamin berjalan dengan baik dan tidak termasuk kegiatan yang dilarang

oleh syariat: al-gharar, al-maisir, al-riba. Berkaitan dengan ini, menurut

Praja ada unsur-unsur penting yang mesti ada demi terlaksananya

13 Muhammad. Kebijakan Fiskal & Moneter Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: 2002

Salemba Empat, h.105-106

Page 46: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

33

takaful, yaitu:

a. Beberapa pihak yang berasuransi

b. Pengelola asuransi (Perusahaan Asuransi). Dalam hal ini, perusahaan

asuransi hanya bertindak sebagai fasilitator saling menanggung diantara

para peserta asuransi14

Perusahaan asuransi syariah dapat menawarkan dua jenis

pertanggungan15, yaitu:

1) Takaful keluarga (Asuransi Jiwa): adalah bentuk takaful yang

memberi perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan

kecelakaan atas diri peserta takaful. Sementara itu produk takaful

keluarga dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:

a) Takaful dengan unsur tabungan, meliputi: Takaful berencana/

Dana Investasi, Takaful Dana Haji dan Takaful Pendidikan.

b) Takaful tanpa unsur tabungan, meliputi: Takaful Berjangka,

Takaful majelis Ta’lim, Takaful Khairat Keluarga, Takaful

Pembiayaan, Takaful Kecelakaan Diri, Takaful Wisata dan

Perjalanan, Takaful Kecelakaan Siswa, Takaful Perjalanan Haji

dan Umroh.

14 Gemala.Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian

Syariah di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.,2004 15 Muhammad., Lembaga - Lembaga Keuangan Umat Kontemporer. Yogyakarta: UII

Press, 2004,h.107

Page 47: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

34

2) Takaful Umum (Asuransi umum): adalah bentuk asuransi yang

memberi perlindungan dalam menghadapi bencana atau kecelakaan

atas harta milik peserta takaful, seperti rumah, kendaraan bermotor,

bangunan pabrik dan sebagainya. Jenis produk takaful umum meliputi;

Takaful Kebakaran, Takaful Kendaraan bermotor, Takaful Risiko

Pembangunan, Takaful Pengangkutan Barang, Takaful Risiko Mesin,

dll

2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah

Takaful dalam menjalankan usahanya bertujuan memberikan

perlindungan kepada peserta yang bermaksud menyediakan sejumlah dana

bagi ahli warisnya dan atau penerima hibah, wasiat, bila peserta tersebut

meninggal dunia. Selain itu takaful berfungsi pula sebagai penyedia dana

yang dapat digunakan untuk berjaga-jaga apabila mendapatkan kesulitan

disaat mendatang, akibat sakit, kecelakaan maupun karena sebab lainnya.,

takaful memiliki tiga konsep dasar16, antara lain:

a. Saling bertanggung jawab, dimana sesama peserta mampu merasakan

bahwa antara satu dengan lainnya adalah bersaudara.

b. Saling bekerja sama dan saling membantu, artinya sesama peserta

harus semakin meningkatkan kepeduliannya dalam upaya meringankan

beban saudara yang lain. Jadi dengan bertakaful, diharapkan azas

16 Masyhuril. Khamis, Takaful, Asuransi Syariah, Suatu Solusi. Jakarta, 2000

Page 48: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

35

kebersamaan akan tercipta dengan sendirinya, sehingga komitmen saling

membantu benar-benar tercipta.

c. Saling melindungi, dimana komitmen membela dan saling

mensejahterakan sangat diharapkan tercipta melalui kepesertaannya di

Takaful.

Ketiga konsep ini tidak akan dapat dilaksanakan, bila nilai taqwa dan

iman yang kokoh serta niat ikhlas belum meresap secara mendalam pada

semua peserta dan pengelola Takaful.

Pada dasarnya konsep ini ada pada asuransi konvensional, namun

dalam aplikasinya masih mempunyai kekurangan, di antaranya unsur-unsur

al-gharar, maisir dan ribawi masih ada dalam pelaksanaannya. Karenanya

konsep dasar ini harus bermuara pada operasional pelaksanaannya, sehingga

komitmen saling menolong, melindungi dan bertanggung jawab benar-benar

terlaksana.

Tiga prinsip dasar di atas dengan beberapa prinsip yang tidak kalah

pentingnya17. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1) Tauhid (Unity): merupakan dasar utama dari setiap bentuk

bangunan yang ada dalam syariah Islam, dimana setiap gerak

langkah serta bangunan hukum harus menceminkan nilai-nilai

17 Hasan Ali. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis

Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta 2004: Prenada Media, h.125

Page 49: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

36

Ketuhanan

2) Keadilan (justice): merupakan upaya dalam menempatkan hak

dan kewajiban antara nasabah dan perusahaan asuransi sehingga

terpenuhinya nilai-nilai keadilan antara pihak-pihak yang terikat dalam

akad asuransi.

3) Kerelaan (al-ridha): merupakan prinsip yang harus diterapkan

pada setiap peserta asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk

merelakan sejumlah dana (premi) yang disetorkan ke perusahaan

asuransi untuk difungsikan sebagai dana sosial (tabarru).

4) Larangan riba: tidak diperbolehkannya riba dalam bentuk

apapun, termasuk masalah bunga dalam mengalokasikan dana untuk

investasi.

5) Larangan maisir (judi): tidak diperbolehkannya unsur perjudian

dalam bisnis asuransi.

6) Larangan gharar (ketidakpastian): dengan prinsip ini maka akad

yang dilakukan dalam transaksi asuransi serta kepemilikan dana harus

pasti dan jelas adanya.

3. Landasan Operasional Asuransi Syariah di Indonesia

Secara struktural, landasan operasional asuransi syariah di Indonesia

masih menginduk pada peraturan yang mengatur usaha perasuransian secara

umum (konvensional). Namun kemudian ada peraturan secara khusus

Page 50: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

37

yang mengatur masalah asuransi syariah, yaitu Peraturan Pemerintah nomor

39 tahun 2008 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian, KMK No.

422/KMK/2003 tentang penyelenggaran usaha perusahaan asuransi dan

perusahaan reasuransi, PMK No.18/PMK.010/2010 tentang prinsip dasar

penyelenggaraan usaha asuransi dan usaha reasuransi dengan prinsip syariah,

kemudian Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep 390/

LK/2005 tentang pedoman perhitungan tingkat kesehatan keuangan serta

bentuk dan susunan laporan dan pengumunan laporan keuangan bagi

perusahaan asuransi non PT.

Disamping itu, pedoman mengenai asuransi syariah ini juga

dimantapkan oleh adanya fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia. Dimana pedoman tersebut, khususnya mengenai masalah teknis

operasional, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Akad yang diperbolehkan dalam asuransi syariah adalah akad yang

tidak mengandung unsur gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba,

zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.

2) Akad dalam asuransi:

a) Akad yang dilakukan antara peserta asuransi dengan perusahaan

terdiri atas akad tijarah dan akad tabarru’. Akad tijarah adalah

semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial,

sedangkan akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang

Page 51: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

38

dilakukan untuk tujuan kebajikan.

b) Dalam akad setidak-tidaknya harus dibedakan:

1. Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan

2. Cara dan waktu pembayaran premi

3. Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru’ serta syarat-

syarat yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang

diakadkan.

c) Kedudukan para pihak dalam akad tijarah dan tabarru’:

1. Dalam akad tijarah, perusahaan bertindak sebagai mudharib

(pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul mal

(pemegang polis)

2. Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan hibah yang

akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena

musibah. Sedangkan perusahaan bertindak sebagai pengelola

dana.

d) Ketentuan dalam akad tijarah dan tabarru’:

1. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru’ bila

pihak yang tertahan haknya, dengan sukarela melepaskan

haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum

menunaikan kewajibannya

Page 52: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

39

2. Jenis akad tabarru’ tidak dapat diubah menjadi jenis akad

tijarah.

e) Masalah premi:

1. Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan

jenis akad tabarru.

2. Untuk menentukan besarnya premi, perusahaan asuransi

syariah dapat menggunakan rujukan, misalnya tabel

mortalita untuk asuransi jiwa dan tabel morbidita untuk

asuransi kesehatan.

3. Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat

diinvestasikan dan hasil investasinya dibagihasilkan kepada

peserta.

4. Premi yang berasal dari jenis akad tabarru’ dapat

f) Masalah klaim:

1. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati

pada awal perjanjian

2. Klaim dapat berbeda dalam jumlah sesuai dengan premi

yang dibayarkan.

3. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak

peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan untuk

memenuhinya.

Page 53: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

40

4. Klaim atas akad tabarru, merupakan hak peserta dan

merupakan hak perusahaan, sebatas yang disepakati dalam

akad.

g) Masalah Investasi:

1. Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan

investasi dari dana yang terkumpul.

2. Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah

h) Masalah pengelolaan dana:

1. Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh

suatu lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah.

2. Perusahaan asuransi syariah memperoleh bagi hasil dari

pengelolaan dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah

(mudharabah).

3. Urusan asuransi syariah memperoleh ujrah (fee) dari

pengelolaan dana akad tabarru’ atau hibah.

4. Mekanisme Pengelolaan Dana Asuransi Syariah

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa didalam operasional

asuransi syariah yang seharusnya terjadi adalah saling bertanggung

jawab, saling membantu dan melindungi di antara para peserta sendiri.

Perusahaan asuransi diberi kepercayaan (amanah) oleh para peserta untuk

mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal, memberikan

Page 54: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

41

santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian

tersebut.

Keuntungan perusahaan asuransi syariah diperoleh dari bagian

keuntungan dana dari para peserta, yang dikembangkan dengan prinsip

mudharabah (sistem bagi hasil). Para peserta asuransi syariah berkedudukan

sebagai pemilik modal dan perusahaan asuransi syariah berfungsi sebagai

yang menjalankan modal. Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan

dana itu dibagi antara para peserta dan perusahaan sesuai ketentuan yang

telah disepakati.

Adapun mekanisme pengelolaan dana peserta ( premi) terbagi

menjadi dua sistem yaitu:

a. Sistem yang mengandung unsur tabungan

Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara

teratur kepada perusahaan. Besar premi yang akan dibayarkan tergantung

kepada kemampuan peserta. Akan tetapi perusahaan menetapkan jumlah

minimum premi yang dapat dibayarkan. Setiap peserta dapat membayar

premi tersebut, melalui rekening koran, giro atau membayar langsung.

Peserta dapat memilih cara pembayaran, baik tiap bulan, kuartal, semester

maupun tahunan.

Setiap premi yang dibayar oleh peserta setelah dipotong dengan

fee atau ujrah akan dipisah oleh perusahaan asuransi dalam dua rekening

yang berbeda, yaitu:

Page 55: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

42

1. Rekening Tabungan, yaitu kumpulan dana yang merupakan milik

peserta, yang dibayarkan bila:

a) Perjanjian berakhir

b) Peserta mengundurkan diri

c) Peserta meninggal dunia

2. Rekening Tabarru’, yaitu kumpulan dana yang diniatkan oleh

peserta sebagai iuran kebajikan untuk tujuan saling tolong-menolong

dan saling membantu, yang dibayarkan bila:

a) Peserta meninggal dunia

b) Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)

Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan

syariah Islam. Tiap keuntungan dari hasil investasi, setelah dikurangi

dengan beban asuransi (klaim dan premi re-asuransi), akan dibagi

menurut prinsip Al- Mudharabah. Prosentase pembagian mudharabah

(bagi hasil) dibuat dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian

kerjasama antara perusahaan dengan peserta.

b. Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan

Setiap premi yang dibayar oleh peserta, akan dimasukkan dalam

Rekening Tabarru’, yaitu kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta

sebagai iuran kebajikan untuk tujuan saling tolong-menolong dan saling

membantu, dan dibayarkan bila:

Page 56: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

43

1. Peserta meninggal dunia

2. Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)

Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan

syariah Islam. Keuntungan dari hasil investasi setelah dikurangi dengan

beban asuransi (klaim dan premi re-asuransi), akan dibagi antara

peserta dan perusahaan menurut prinsip Al-Mudharabah dalam suatu

perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerjasama antara perusahaan

dengan peserta (misalnya, 30% untuk perusahaan dan 70% untuk

peserta).

Persentase untuk kedua rekening tersebut ditentukan sesuai

dengan kelompok umur peserta Takaful dan jangka waktu

pertanggungan. Dalam asuransi syariah, semakin tua kelompok umur

tertanggung dan semakin lama jangka waktu pertanggungan, maka

semakin besar jumlah presentasenya. Untuk memberi gambaran lebih

jelas tentang mekanisme atau perhitungan dalam asuransi syariah akan

diilustrasikan sebagai berikut18:

Usia peserta asuransi : 25 tahun

Jangka waktu pertanggungan : 10 tahun

Premi per tahun : Rp. 1.000.000,00

Rekening peserta (98%) : 98% x Rp. 1.000.000

18 Salim Abbas, Asuransi dan Manejemen Resiko, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

2003. Cet-7, ed-2,h.112

Page 57: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

44

= Rp. 980.000,00

Rekening khusus peserta : 2% x Rp. 1.000.000 = Rp. 20.000

Rasio bagi hasil :70% untuk peserta: 30% untuk

perusahaan

Apabila peserta meninggal dunia pada tahun ke 5 masa angsuran,

maka:

- Jumlah rekening peserta Rp. 980.000 x 5 = Rp. 4.900.000

- Keuntungan dari bagi hasil selama 5 tahun = Rp. 400.000

- Sisa premi yang belum dibayar = Rp. 5.000.000

Jumlah santunan yang diterima ahli warisnya = Rp. 10.300.000

Apabila peserta masih hidup hingga berakhirnya masa

pertanggungan (setelah 10 tahun), maka:

- Jumlah rekening peserta Rp. 980.000 x 10 = Rp 9.800.000

- Keuntungan dari bagi hasil selama 10 tahun = Rp 1.800.000

- Rekening khusus peserta (tidak ada) = Rp. 0

Jumlah santunan yang diterima ahli warisnya = Rp.11.600.000

Bila peserta mengundurkan diri pada tahun kelima masa angsuran,

maka:

- Jumlah rekening peserta Rp. 980.000 x 5 = Rp.4.900.000

- Keuntungan dari bagi hasil selama 5 tahun = Rp. 400.000

Jumlah santunan yang diterima ahli warisnya = Rp.5.300.000

Page 58: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

45

5. Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Syariah Nasional (DSN)

Definisi Dewan Pengawas Syariah (DPS) menurut Keputusan Dewan

Pimpinan MUI tentang susunan pengurus DSN-MUI No: Kep-

98/MUI/III/2001 adalah badan yang ada di lembaga keuangan syariah dan

bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan DSN di lembaga keuangan

syariah tersebut. Dewan Pengawas Syariah diangkat dan diberhentikan di

Lembaga Keuangan Syariah melalui RUPS setelah mendapat rekomendasi

dari Dewan Syariah Nasional (DSN).

Berdasarkan keputusan Dewan Pimpinan MUI tentang susunan

pengurus DSN- MUI, No: Kep-98/MUI/III/2001, maka fungsi dari Dewan

Pengawas Syariah dirumuskan sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan

syariah yang berada di bawah pengawasannya.

b. Mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan syariah kepada

pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada DSN.

c. Melaporkan perkembangan produk dan operasional lembaga keuangan

syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya dua kali

dalam satu tahun anggaran.

d. DPS merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan

pembahasan- pembahasan DSN

DPS dalam struktur perusahaan berada setingkat dengan fungsi

Page 59: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

46

komisaris sebagai pengawas / direksi. Jika fungsi komisaris adalah

pengawas dalam kaitan dengan kinerja manajemen, maka DPS melakukan

pengawasan kepada manajemen dalam kaitan dengan implementasi sistem

dan produk-produk agar tetap sesuai dengan syariah Islam. DPS

bertanggung jawab atas pembinaan akhlak seluruh karyawan

berdasarkan sistem pembinaan keislaman yang telah diprogramkan setiap

tahunnya, ikut mengawasi pelanggaran nilai-nilai Islam di lingkungan

perusahaan tersebut, serta bertanggung jawab atas seleksi syariah karyawan

baru yang dilaksanakan oleh sekretaris DPS.

Dewan Pengawas Syariah harus membuat pernyataan secara berkala

(biasanya tiap tahun) bahwa Lembaga Keuangan Syariah yang diawasinya

telah berjalan sesuai dengan ketentuan syariah.

Tugas lain Dewan Pengawas Syariah adalah meneliti dan membuat

rekomendasi produk baru dari Lembaga Keuangan Syariah yang

diawasinya. Dewan Pengawas Syariah bersama komisaris dan direksi

bertugas untuk terus-menerus mengawal dan menjaga penerapan nilai-nilai

Islam dalam setiap aktifitas yang dikerjakan Lembaga Keuangan Syariah.

DPS juga bertugas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat

tentang Lembaga Keuangan Syariah, melalui media-media yang sudah

berjalan dan berlaku di masyarakat, seperti khutbah, majelis ta'lim,

pengajian- pengajian, maupun melalui dialog rutin dengan para tokoh

Page 60: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

47

agama dan tokoh masyarakat

Untuk menyelaraskan fatwa-fatwa yang berbeda antara DPS lembaga

yang satu dengan yang lainnya, maka MUI membentuk Dewan Syariah

Nasional (DSN) yang membawahi seluruh Lembaga Keuangan Syariah.

Dewan Syariah Nasional adalah Dewan yang dibentuk oleh MUI untuk

menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga

keuangan syariah. DSN membantu pihak terkait, seperti Kementrian

Keuangan, BI dan lain-lain dalam menyusun peraturan/ ketentuan untuk

lembaga keuangan syariah. Anggota DSN terdiri dari para ulama, praktisi,

dan para pakar dalam bidang yang terkait dengan muamalah syariah.

Page 61: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

48

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH

A. Sejarah Umum Perusahaan Asuransi

1. Asuransi Takaful Keluarga

PT. Asuransi Takaful Keluarga merupakan anak perusahaan dari PT

Syarikat Takaful Indonesia, dimana perusahaan tersebut merupakan

perusahaan asuransi yang menjadi pelopor asuransi berbasis syariah murni

di Indonesia. PT. Syarikat Takaful Indonesia berdiri pada 24 februari

1994 atas inisiatif Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui

Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia Tbk, PT. Asuransi

Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta beberapa pengusaha

muslim Indonesia. Sementara itu PT Asuransi Takaful Keluarga sendiri

didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994,

dimana dalam sejarahnya PT. Asuransi Takaful Keluarga pernah meraih MUI

Award 2004 sebagai Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia.

Visi dari Takaful Indonesia adalah menjadi grup asuransi terkemuka

yang menawarkan jasa takaful dan keuangan syariah yang komprehensif

dengan jangkauan signifikan diseluruh Indonesia menjelang tahun 2011.

Sedangkan misi dari perusahaan ini adalah kami bertekad memberikan solusi

dan pelayanan terbaik dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan risiko

48

Page 62: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

49

bagi umat dengan menawarkan jasa takaful dan keuangan syariah yang

dikelola secara professional, adil, tulus dan amanah.

Company Profile PT Asuransi Takaful Keluarga adalah sebagai berikut:

Pemegang saham:

• PT Syarikat Takaful Indonesia (99,94%)

• Koperasi Karyawan Takaful (0,06%)

Dewan Komisaris:

• Komisaris Utama: Dato’ Mohamed Hassan Md Kamil

• Komisaris Independen: H.M.U. Suwendi FSAI, FLMI, MBA

• Komisaris: Muhammad Harris, SE

• Komisaris: Saiful Yazan Ahmad

Dewan Pengawas Syariah (DPS):

• Ketua : Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin

• Anggota : Dr. H.M. Syafi’i Antonio, MSc

Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA

Prof. Madya Dr. Shobri Salamon

Dewan Direksi:

• Direktur Utama: Ir. Agus Edi Sumanto, MM, M.Si, AAIJ, ASAI, RFA

• Direktur: Nor Effuandy Pfordten

Page 63: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

50

Walaupun merupakan dua jenis perusahaan asuransi yang memiliki

manajemen berbeda, Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Takaful Umum

berada pada satu kantor yang sama. Asuransi Takaful Keluarga berusaha

menerapkan budaya perusahaan berbasis keislaman, seperti kalimat “salam”

selalu diucapkan jika ada orang baru memasuki ruangan. Ruangan kantor

Asuransi Takaful Keluarga dilengkapi sejumlah interior yang bernuansa

Islam. Selama penelitian, Bpk. Nastain, selaku responden dari Asuransi

Takaful Keluarga senantiasa membagikan pemahamannya kepada peneliti

mengenai Asuransi dipandang dari kacamata Islam, juga mengenai hadist-

hadist yang melatarbelakanginya. Saat menjelaskan segala sesuatu tentang

operasional asuransi syariah, beliau menggunakan istilah-istilah yang tidak

lepas dari bahasa syariah. Bpk. Nastain juga mengatakan bahwa perusahaan-

perusahaan asuransi syariah di Indonesia masih dalam proses menuju kepada

kebaikan Islam yang sempurna, begitupun yang terjadi pada Asuransi

Takaful.

Adapun produk – produk yang ditawarkan oleh Asuransi Takaful

Keluarga diantaranya adalah:

a. Takafulink : Produk yang merupakan sarana berinvestasi sekaligus

ber- asuransi sesuai syariah.

b. Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi): Produk untuk perorangan atau

individu yang ditujukan bagi orang tua, yang merencanakan dana

Page 64: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

51

pendidikan untuk putra- putrinya sampai pendidikan sarjana.

c. Takaful Dana Haji : Bentuk perlindungan untuk perorangan yang

menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana untuk biaya

menjalankan ibadah haji.

d. Takaful Kesehatan: Produk yang diperuntukkan bagi perorangan yang

bermaksud menyediakan dana santunan Rawat Inap dan Operasi bila

peserta sakit dalam masa perjanjian.

2. Asuransi Allianz Life Indonesia

Allianz sebagai perusahaan Asuransi bertaraf internasional didirikan

pada tahun 1890 di Berlin, Jerman. Saat ini Allianz merupakan salah satu

perusahaan asuransi dan jasa keuangan yang hadir di lebih dari 70 negara di

dunia. Untuk wilayah Asia Pasifik, Allianz hadir sejak tahun 1917 dan

beroperasi di 14 negara serta berkantor pusat regional di Singapura.

Kemudian pada tahun 1981 Allianz hadir di Indonesia melalui kantor

representatif yang selanjutnya berdiri sebagai perusahaan asuransi kerugian

joint venture di tahun 1989 yang dikenal sebagai PT Asuransi Allianz

Utama Indonesia. Kemudian tahun 1996 Allianz mengembangkan bisnis di

bidang asuransi jiwa dengan mendirikan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia,

yang hingga kini memiliki 75 kantor pemasaran dan outlet yang berlokasi di

43 kota di seluruh Indonesia, mulai Banda Aceh sampai dengan Jayapura.

Page 65: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

52

Visi dari Allianz Life Indonesia adalah menjadi pilihan pertama dan

utama bagi pelanggan, rekan bisnis, dan karyawan. Disamping itu, Allianz

akan membangun hubungan kerjasama jangka panjang atas dasar saling

percaya. Sementara itu, misi dari Allianz Indonesia adalah menjadi

perusahaan asuransi dan penyedia jasa keuangan nomor satu di tahun 2010.

Bapak Supriyono, Agency Director Allianz Life Indonesia,

menjelaskan bahwa seiring dengan pencapaian visi dan misi-nya, Allianz

Life Indonesia sangat mengutamakan pemenuhan keinginan dan

kebutuhan berbagai kalangan di masyarakat, karena itulah mengapa Allianz

Life Indonesia menawarkan produk asuransi jiwa syariah. Menyadari

meningkatnya permintaan produk asuransi syariah, Allianz Life Indonesia

merespons atas tingginya permintaan tersebut dengan menawarkan produk

asuransi jiwa syariah pada bulan Januari 2006, dimana Indonesia merupakan

negara pertama Allianz Asia memperkenalkan produk-produk syariah.

Menurut kutipan sebuah siaran pers melalui website resmi Allianz, Jens

Reisch, Presiden Direktur Allianz Life Indonesia, mengungkapkan bahwa

dengan menawarkan produk syariah ini Allianz bermaksud memenuhi

kebutuhan masing- masing nasabah yang unik disetiap negara, termasuk di

Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Berdasarkan penjelasan dari Bapak Supriyono, produk konvensional

dan produk syariah yang ditawarkan oleh Allianz Life Indonesia ditangani

oleh dua fund management yang berbeda, tetapi keduanya memiliki link yang

Page 66: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

53

kuat dengan Allianz Life Indonesia. Walaupun demikian, agen dan distributor

untuk produk konvensional tetap merangkap sebagai agen yang

memasarkan produk syariah, tidak ada agen khusus untuk produk syariah.

Sehingga kantor Allianz Life Indonesia yang menawarkan produk- produk

konvensional juga melayani masyarakat yang tertarik dengan produk – produk

syariah.

Berbeda dengan Asuransi Takaful Keluarga, suasana kantor Allianz

Life Indonesia terlihat lebih “hidup”, dimana kesibukan sangat tampak

sepanjang hari. Disamping itu suasana kantor tidak menonjolkan sesuatu yang

ber-nuansakan Islam, hal ini dikarenakan konsep syariah hanya diterapkan

pada produk- produk syariah-nya saja, dimana produk ini dinilai baru dan

merupakan sebagian kecil dari seluruh produk-produk yang ada (termasuk

produk konvensional). Para staff dan karyawan yang terdiri dari sejumlah

laki- laki dan perempuan berpenampilan seperti umumnya para pegawai pada

lembaga keuangan konvensional, karena sama sekali tidak menampilkan

sesuatu yang sarat ke-islaman (untuk pegawai perempuan tidak memakai

jilbab). Keadaan perusahaan yang tidak memunculkan suasana ke-Islaman

juga tercermin dari ucapan yang terlontar dari Bpk. Supriyono, selaku direktur

agen, ketika menjelaskan tentang mekanisme operasional produk syariah,

dimana dengan ramah beliau mengatakan:

Page 67: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

54

“…..intinya mbak, risiko itu tidak ditanggung perusahaan tetapi ditanggung oleh kumpulan peserta melalui sistem tanggung renteng, itu lho…namanya…apa ya bahasa syariah-nya, tahu..?”

Ucapan dari Bpk. Supriyono tersebut menggambarkan bahwa,

walaupun telah memasarkan produk syariah, tetapi mereka belum

mengenal sepenuhnya istilah- istilah syariah yang berhubungan dengan

operasional perusahaan, dimana mereka masih memakai istilah- istilah umum,

seperti istilah “tanggung renteng” untuk konsep tabarru’, konsep penting

dalam asuransi syariah.

Adapun produk-produk syariah yang ditawarkan oleh Allianz Life

Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Allisya Protection : Untuk memenuhi kebutuhan individu dan

keluarga mulai dari perencanaan pendidikan, tabungan dan investasi,

menyediakan dana untuk kebutuhan di masa pensiun.

b. Allisya Invest : Sarana berinvestasi dengan cara pembayaran premi

sekaligus untuk memenuhi kebutuhan financial individu dan keluarga.

c. Allisya Invest Plus : Sarana berinvestasi dengan cara pembayaran

premi sekaligus untuk memenuhi kebutuhan finansial individu selama 5

tahun atau 10 tahun.

Page 68: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

55

B. Pengertian, Manfaat, dan Mekanisme Operasional Takafulink dan Allisya

Protection

1. Takafulink (Asuransi Takaful Keluarga)

Takafulink merupakan salah satu produk Asuransi Takaful Keluarga

yang merupakan sarana berinvestasi sekaligus berasuransi sesuai syariah,

dimana Takafulink ini menawarkan hasil investasi yang optimal dengan

pilihan sesuai preferensi peserta asuransi.

Manfaat yang ditawarkan dari produk ini adalah:

a. Manfaat asuransi (dana santunan) sebesar 800% dari premi tahunan

atau 125% dari premi sekaligus.

b. Peserta asuransi dapat memperluas manfaat asuransi dengan

menambahkan program asuransi Takaful Kecelakaan Diri dan/ atau

Asuransi Kesehatan.

Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip syariah dalam

mekanisme operasional produk Takafulink, maka harus diketahui terlebih

dahulu bagaimana mekanisme operasional dari produk tersebut dilapangan.

Peneliti membagi penjelasan mengenai mekanisme operasional ini dalam tiga

tahap yaitu, masa pra-transaksi, masa transaksi, dan mekanisme operasional

intern perusahaan.

Page 69: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

56

Berikut ulasan lebih lanjut mengenai tiga tahapan tersebut :

a. Masa Pra-Transaksi Produk Takafulink

Masa pra-transaksi terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan

perusahaan dalam proses pemasaran dan tahapan lain yang terjadi antara

perusahaan dan peserta sebelum akad terbentuk. Perlu diketahui bahwa

khusus untuk data yang menjelaskan, bagaimana pihak marketing

Asuransi Takaful Keluarga melakukan proses pemasaran, diperoleh dari

buku panduan untuk agen (pemasar) milik intern perusahaan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari buku panduan untuk agen

(pemasar) milik intern perusahaan, maka hal-hal yang harus dilakukan

oleh agen atau pihak marketing sesuai prosedur perusahaan, adalah

sebagai berikut:

1) Menerangkan manfaat produk dengan jelas dan benar.

2) Menyarankan untuk mengambil produk sesuai kebutuhan.

3) Meyakinkan bahwa aplikasi sudah dipahami dan semua

keterangan yang diberikan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Sehingga bila ternyata tidak benar dapat membatalkan perjanjian

asuransinya.

4) Menginformasikan dan menerangkan isi syarat umum polis.

5) Memberikan kewajiban peserta yang berhubungan dengan premi dan

konsekuensinya jika pembayaran terhenti.

Page 70: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

57

6) Memberikan keterangan yang benar tentang keadaan calon peserta,

hal ini dimantapkan dengan pengisian surat pernyataan penutup oleh

agen yang merupakan salah satu bagian dari lembar aplikasi.

Sebelum mengajukan permohonan asuransi, calon peserta harus

memenuhi ketentuan kepesertaan, dimana calon peserta harus sehat

jasmani dan rohani serta usia masuk minimal 17 tahun dan maksimal 60

tahun. Lamanya masa perjanjian adalah 16 tahun untuk usia 17 s/d 54

tahun, atau masa perjanjian ditambah usia masuk, asal tidak melebihi 70

tahun.

Sebelum mengisi dan menandatangani Surat Pengajuan Asuransi

(SPA/ aplikasi), calon peserta asuransi diharapkan membaca dan

memahami dengan seksama isi dan maksud dari SPA. Lembar isian dalam

SPA tersebut terdiri dari formulir data pribadi, akad tertulis dan pernyatan

calon peserta.

Setelah membaca dan memahami Surat Pengajuan Asuransi (SPA),

calon peserta diwajibkan mengisi dan menandatangani sendiri SPA

tersebut dengan lengkap dan jujur, dimana hal ini merupakan bagian dari

dasar perjanjian yang harus disepakati oleh kedua belah pihak. Bagian-

bagian yang harus diisi oleh calon peserta adalah formulir data pribadi,

yang berisi tentang data-data pribadi calon peserta dan data kepesertaan

tentang program-program yang akan diikuti. Lembar berikutnya dalam

Page 71: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

58

SPA adalah akad tertulis dan pernyataan calon peserta, yang merupakan

pernyataan tertulis dari calon peserta mengenai persetujuan-nya

memberikan kuasa kepada PT.Asuransi Takaful Keluarga untuk

mengikuti program Asuransi Takafulink, serta menyetujui adanya

kewajiban yang timbul dari program tersebut. Disamping itu, terdapat

juga pernyataan calon peserta bahwa dia telah memahami semua

keterangan dalam SPA dan mengisi SPA tersebut dengan benar. Format

dan isi tulisan dalam akad telah ditentukan oleh perusahaan, dan peserta

hanya membaca, memahami, serta menandatanganinya jika ada kata

sepakat.

Calon peserta juga diwajibkan membaca serta memahami secara

seksama akad tertulis mengenai kesanggupannya untuk membayar premi

tabarru’. Dijelaskan juga dalam akad tertulis, bahwa premi tabarru’

nantinya akan dikelola oleh PT Asuransi Takaful Keluarga dalam

rekening khusus sebagai dana kebajikan untuk tolong menolong diantara

peserta yang mengalami musibah. Jumlah premi tabarru’ yang akan

dibayarkan calon peserta ditetapkan pihak perusahaan yang kemudian

ditawarkan kepada calon peserta untuk mendapatkan kesepakatan.

Sebelum menyetujui akad, calon peserta diberikan juga penjelasan

secara detail mengenai biaya premi, biaya-biaya pengelolaan,biaya

tabarru, biaya administrasi, hasil investasi, serta manfaat takaful (dana

Page 72: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

59

klaim) melalui ilustrasi pengembangan dana. Jika calon peserta telah

memahami benar mekanisme pengembangan dananya, maka calon peserta

diwajibkan menandatangani lembar ilustrasi tersebut, sebagai bentuk

pernyataan bahwa calon peserta telah memahami ilustrasi tersebut.

Dengan menandatangani aplikasi, calon peserta telah menyepakati

bahwa transaksi dilakukan berdasarkan prinsip Al-Wakalah bil-Ujrah.

Dengan prinsip tersebut, peserta merupakan pihak pemilik dana yang

mempercayakan dananya kepada perusahaan untuk dikelola melalui

beberapa jenis investasi, dan kemudian peserta memberikan ujrah

(komisi/ biaya pengelolaan) kepada perusahaan. Besar biaya pengelolaan

ditetapkan oleh perusahaan yang kemudian ditawarkan kepada calon

peserta untuk memperoleh kesepakatan.

Jika kemudian ternyata keterangan yang diberikan peserta

kepada perusahaan tidak benar dan atau palsu sedangkan perjanjian telah

berjalan, maka perusahaan mempunyai hak untuk membatalkan perjanjian

tersebut dan mengembalikan nilai tunainya. Namun jika peserta dapat

membuktikan bahwa yang tidak benar itu ternyata tidak dengan sengaja,

maka perjanjian dapat dilanjutkan dengan mengadakan penyesuaian

menurut keadaan yang sebenarnya.

Semua keterangan yang diberikan oleh calon peserta dalam

formulir aplikasi selanjutnya diperiksa oleh underwriter untuk kemudian

Page 73: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

60

dilakukan seleksi resiko. Jika informasi yang diberikan ternyata tidak

memenuhi kriteria sebagai peserta asuransi Takafulink maka perusahaan

berhak menolak calon peserta untuk menjadi peserta. Tetapi jika

calon peserta memenuhi persyaratan, maka diterbitkan polis resmi

untuknya.

b. Masa Transaksi Produk Takafulink

Pada bagian ini dijelaskan tahap- tahap kegiatan antara peserta dan

perusahaan setelah SPA disetujui dan polis resmi telah dikeluarkan

untuk peserta asuransi. Dengan kata lain, calon peserta sudah menjadi

peserta asuransi.

Sejak aplikasi dan akad ditandatangani, serta perusahaan telah

mengeluarkan polis resmi, maka calon peserta telah menjadi peserta

asuransi dan asuransi berlaku mulai tanggal yang tercantum dalam polis.

Peserta membayar premi dasar sesuai kesepakatan yang telah

dilakukan ketika mengisi dan menandatangani formulir permohonan

asuransi Takafulink, dimana ada dua cara membayar premi dasar. Cara

yang pertama adalah dengan pembayaran Premi tahunan, dengan

pembayaran minimum Rp. 1.000.0000 dan maksimum Rp. 8.000.000.

Cara yang kedua adalah dengan cara pembayaran Premi sekaligus, dimana

pembayaran minimum Rp. 8.000.000 dan pembayaran maksimum Rp.

64.000.000.

Page 74: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

61

Peserta memiliki kebebasan untuk memilih jenis investasi, dan

mempercayakan perusahaan sebagai manajer investasi. Atas pilihan

investasi tersebut segala risiko investasi menjadi tanggung jawab peserta

dan perusahaan tidak menjamin kinerja investasinya Pilihan investasi

tersebut menentukan jenis Takafulink yang diikuti peserta asuransi.

Pilihan investasi tersebut terdiri dari:

1) Takaful Dana Istiqomah: menawarkan cara berinvestasi dengan hasil

yang stabil dan risiko yang aman. Pada pilihan ini seluruh dana peserta

asuransi akan ditempatkan pada instrumen investasi berpendapatan

tetap.

2) Takaful Dana Mizan: menawarkan cara berinvetasi dengan hasil

yang optimal dan risiko yang moderat. Pada pilihan ini sebagian dana

akan ditempatkan pada instrumen investasi berpendapatan tetap dan

sebagian lainnya pada saham.

Peserta membayar premi tabarru’ sesuai dengan perjanjian awal

(akad). Besarnya tabarru’ yang dibayarkan adalah 7,5% dari premi dasar

tahunan, maksimum 8 tahun, dan 1,25% dari premi dasar sekaligus,

maksimum juga 8 tahun.

Selama masa polis, peserta dapat melakukan fleksibilitas melalui

fasilitas Top Up, Pengalihan Investasi dan Penarikan Dana. Dengan

fasilitas Top Up, peserta dapat meningkatkan dana investasi sewaktu-

Page 75: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

62

waktu dengan ketentuan minimal sebesar Rp.1000.000.Dan dengan

fasilitas Pengalihan Investasi, peserta dapat menentukan kembali pilihan

investasi yang diinginkan, setelah masa kepesertaan satu tahun. Selain

itu, peserta juga dapat melakukan penarikan dana dengan ketentuan

minimum penarikan Rp.1.000.000 dan harus ada minimum dana

tersisa sebesar Rp. 1000.000, dengan ketentuan setelah masa kepesertaan

satu tahun.

Biaya-biaya yang telah disepakati dan harus dibayarkan oleh

peserta asuransi adalah sebagai berikut:

o Biaya polis (administrasi): Rp. 25.000

o Biaya pengelolaan investasi: 2,5%/ tahun

o Biaya Top Up: 3% dari premi Top Up

o Biaya setiap kali penarikan dana, maksimum Rp.25.000.

o Biaya setiap kali pengalihan investasi: 1% dari dana yang

dialihkan, maksimum Rp. 25.000

o Biaya pengelolaan yang dibebankan hanya pada tahun pertama,

sebesar 32,5% dari premi dasar tahunan atau 3,75% dari premi dasar

sekaligus.

Jika peserta meninggal dunia selama masa perjanjian, maka

besarnya dana santunan yang diperoleh peserta adalah 125% dari premi

sekaligus atau 800% dari premi tahunan.

Page 76: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

63

Selama masa polis sampai polis berakhir, peserta akan

memperoleh manfaat takaful dengan perhitungan yang berbeda-beda

sesuai dengan keadaan yang terjadi pada saat peserta mengajukan

klaim tersebut. Adapun manfaat takaful yang diperoleh peserta ketika

mengajukan klaim tersebut adalah sebagai berikut:

o Jika peserta mengundurkan diri sebelum masa polis berakhir, maka

peserta akan mendapatkan dana investasi yang terkumpul ditambah

hasil investasi sampai tahun peserta mengundurkan diri.

o Jika peserta meninggal dunia dalam masa polis, maka ahli waris

peserta memperoleh dana investasi yang telah terkumpul dan hasil

investasinya ditambah dana santunan

o Jika peserta hidup sampai masa polis berakhir, maka peserta

mendapatkan dana investasi terkumpul ditambah hasil investasi sampai

tahun terakhir perjanjian.

Untuk menjaga prinsip amanah dan transparansi, maka peserta

akan menerima laporan transaksi setiap tahun, dimana laporan tersebut

memuat mutasi transaksi yang terjadi dan jumlah unit yang dimiliki

peserta. Disamping itu, peserta juga dapat melihat perkembangan nilai

unit Takafulink setiap hari Rabu di harian Bisnis Indonesia, atau melalui

telepon ke Customer Care Takaful.

Page 77: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

64

c. Mekanisme Operasional Intern Perusahaan Dalam Produk

Takafulink

Pada bagian ini dijelaskan mengenai kegiatan - kegiatan yang

dilakukan perusahaan untuk penetapan biaya- biaya dan mengelola dana

yang diberlakukan kepada peserta

Penetapan biaya pengelolaan didasarkan atas prinsip Al-Ujrah,

dimana biaya tersebut merupakan bentuk imbalan (komisi) dari pemilik

dana/ peserta kepada perusahaan. Sehingga penetapan biaya disesuaikan

dengan nilai jasa yang diberikan perusahaan dan biaya-biaya administrasi

yang berhubungan dengan kegiatan investasi. Biaya yang telah ditetapkan

selanjutnya ditawarkan kepada peserta untuk memperoleh kesepakatan.

Penetapan premi tabarru’ dilakukan dengan perhitungan berdasarkan

konsep mortalita yang merupakan bentuk khusus dari Hukum Bilangan

Besar. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan keterangan dari

peserta asuransi mengenai umur, kesehatan serta informasi penunjang lain,

yang nantinya akan digunakan utuk memprediksi besar dana santunan

yang akan dikeluarkan dalam periode tertentu. Dana santunan tersebut

diambil dari premi tabarru’ yang telah dimasukkan dalam rekening

khusus.

Premi dasar yang sudah dikurangi biaya pengelolaan dan premi

tabarru’ diinvestasikan keberbagai jenis investasi sesuai dengan

jenis program Takafulink yang dipilih. Jenis investasi untuk program

Page 78: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

65

Takafulink antara lain:

1) Deposito Mudharabah

2) Unit penyertaan Reksadana Syariah

3) Investasi pembiayaan mudharabah

4) Investasi pembiayaan murabahah

Perusahaan juga memperhitungkan zakat maal terhadap investasi

peserta. Namun, ketika peneliti menanyakan tentang prosedur

penetapan zakat maal tersebut, responden dari perusahaan menjawab:

“pokoknya ada-lah…panjang banget…”

Dari jawaban responden tersebut, peneliti menangkap bahwa

responden enggan menjelaskan lebih jauh, sehingga tidak dapat diperoleh

informasi lebih lanjut mengenai bagaimana perusahaan menetapkan zakat

maal.

Page 79: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

66

Mekanisme Pengelolaan Dana Takafulink

Sumber: PT. Asuransi Takaful Keluarga

Pendapatan Perusahaan

Beban Operasional

Profit

Perusahaan

Cadangan Klaim

Nasabah

Ujrah

Total Dana

Tabarru’ nasabah

Investasi

Total Dana

Tabarru’ hasil

investasi

Hasil Investasi

Beban

Asuransi: Re-as, Klaim, Pajak

SU Tabarru’

PREM

I N

ASA

BA

H

Ujrah Akad + Surplus Tabarru’

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan. Nasabah membayar

premi. Pada saat pembayaran premi, nasabah sudah harus mengetahui

berapa besaran ujrah dan besaran dana tabarru’ dari premi yang

dibayarkan. Ujrah akan menjadi milik perusahaan yang akan dialokasikan

untuk biaya pengelolaan perusahaan seperti, pembayaran gaji karyawan,

marketing fee dan sebagainya. Sedangkan dana tabarru’ akan digunakan

sebagai dana tolong-menolong dan tetap menjadi milik nasabah yang kelak

akan dialokasikan kepada nasabah yang tertimpa musibah. Kumpulan dana

tabarru’ akan diinvestasikan pada investasi-investasi syariah. Hasil dari

investasi tersebut akan kembali kekumpulan dana tabarru’ menjadi hak

Page 80: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

67

milik nasabah. Kumpulan dana tabarru’ dan hasil investasinya digunakan

untuk biaya klaim, reasuransi dan sebagainya. Apabila ada surplus dari

dana tabarru’, sebagian dana akan dikembalikan kepada nasabah yang tidak

mengajukan klaim mendapatkan manfaat berupa pengembalian surplus

dana tabarru’. Sebagiannya lagi disisihkan untuk cadangan tabarru’ dan

sebagiannya lagi akan dialokasikan kepada perusahaan asuransi.

2. Allisya Protection (Allianz Life Indonesia)

Allisya Protection merupakan produk untuk memenuhi kebutuhan

finansial individu dan keluarga, berupa tabungan dan investasi yang juga

menyediakan dana untuk kebutuhan dimasa pensiun sesuai dengan

perencanaan keuangan keluarga sejak dari usia dini hingga masa tuanya.

Adapun manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan melaui produk

ini adalah:

a. Menyediakan dana tunai yang dapat diambil kapan saja bila

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan seseorang atau keluarga

b. Menyediakan dana sebesar uang pertanggungan ditambah nilai

investasi apabila peserta mengalami musibah meninggal dunia.

c. Ketika peserta mencapai usia 100 tahun, dibayarkan dana tunai sebesar

hasil investasi dan kontrak polis berhenti.

Page 81: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

68

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa untuk mengetahui

bagaimana prinsip syariah diterapkan dalam operasional produk syariah

Allianz Life Indonesia, maka terlebih dahulu diketahui tahap-tahap

operasional dari produk tersebut, khususnya untuk produk Allisya Protection.

Dalam mekanisme operasional produk Allisya Protection, peneliti juga

membaginya dalam tiga tahapan, yaitu masa pra- transaksi, masa transaksi,

dan mekanisme intern perusahaan. Berikut merupakan tahap-tahap yang

harus dilakukan perusahaan dan peserta asuransi dalam produk Allisya

Protection:

1. Masa Pra-Transaksi Allianz Life Indonesia

Bagian ini menjelaskan tentang kegiatan- kegiatan atau tahapan yang

dilakukan, baik oleh perusahaan maupun peserta asuransi, sebelum akad

atau perjanjian terbentuk.. Khusus untuk data mengenai hal- hal yang

berkaitan dengan proses marketing, diperoleh dari modul presentasi produk

syariah khusus untuk agen (staff marketing) perusahaan. Berikut merupakan

penjelasan detail mengenai tahapan yang dimaksud:

a. Hal- hal yang dilakukan marketing perusahaan kepada calon peserta:

1) Menjelaskan tentang Asuransi Syariah Allianz, dimana asuransi

tersebut merupakan bentuk usaha saling tolong menolong diantara

peserta dalam menghadapi musibah melalui dana kebajikan yang

dikelola Allianz Life Indonesia (perusahaan menyebutnya sebagai

Page 82: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

69

Allianz Life Indonesia Cabang Syariah), sekaligus melakukan

investasi sesuai syariah untuk memenuhi kebutuhan masa depan

calon peserta.

2) Menekankan kepada calon peserta asuransi bahwa Allianz Syariah

akan mengelola dana calon peserta sesuai prinsip-prinsip syariah,

bebas riba, judi, maksiat, ketidakjelasan, dan menempatkan investasi

peserta ke dalam jenis investasi syariah.

3) Menjelaskan kepada calon peserta bahwa dengan asuransi

syariah, setiap peserta asuransi akan saling membantu, bekerja sama

dan saling bertanggung jawab kepada sesama peserta lain melalui

dana kebajikan.

4) Menjelaskan kepada calon peserta bahwa walaupun premi

dibayarkan kepada perusahaan, tetapi perusahaan hanya mengelola

dana premi tersebut dan keuntungannya diberikan kepada peserta

setelah dipotong biaya dan komisi.

5) Mengajukan dan menjelaskan proposal Allianz Syariah, yang

berisi ilustrasi pembayaran premi, biaya-biaya dan ilustrasi manfaat

kepada calon peserta. Dengan kata lain, menjelaskan mengenai hak

dan kewajiban peserta asuransi.

Page 83: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

70

b. Ketentuan kepesertaan yang perlu diperhatikan adalah:

1) Laki-laki dan perempuan dengan usia masuk minimal 1 bulan dan

maksimal 70 tahun berdasarkan ulang tahun terdekat. Untuk calon

tertanggung usia 1 bulan sampai 18 tahun dapat diwakilkan, dan

pihak yang mewakili tersebut merupakan pihak yang memegang

polis.

2) Masa perlindungan Asuransi adalah sejak polis diterbitkan hingga

tertanggung mencapai usia 100 tahun.

3) Masa pembayaran premi hingga peserta berusia 99 tahun.

c. Peserta diwajibkan mengisi surat permintaan Asuransi Jiwa Allianz

Syariah dengan sebenar-benarnya. Surat permintaan tersebut berisi

tentang hal-hal yang terdiri dari:

1) Data pribadi calon tertanggung dan calon pemegang polis

2) Data pekerjaan calon tertanggung dan calon pemegang polis

3) Data termaslahat, yaitu pihak-pihak yang ditunjuk sebagai ahli

waris atau orang yang bertanggung jawab untuk membagikan

manfaat asuransi kepada ahli waris.

4) Perincian pertanggungan dan premi, termasuk jenis investasi yang

diinginkan.

5) Data tentang calon peserta dalam hal keikutsertaannya pada asuransi

lain.

Page 84: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

71

6) Daftar pertanyaan tentang hal-hal yang menunjang untuk keperluan

underwriting. Pertanyaan-pertanyaaan yang diajukan berkaitan

dengan kesehatan calon peserta serta hal- hal yang berkaitan dengan

kebiasaan yang bisa menggambarkan risiko di masa depan.

d. Calon peserta diwajibkan membaca akad yang diajukan pihak

perusahaan untuk kemudian menandatanganinya jika ada kata

sepakat. Akad tersebut berisi tentang:

1) Pernyataan calon peserta untuk menjadi anggota kumpulan

peserta asuransi syariah Allianz bersama dengan peserta

lainnnya untuk saling tolong menolong (ta’awun) terhadap

musibah yang mungkin dialami oleh salah seorang diantara peserta.

2) Kesediaan calon peserta untuk membayar dana tabarru’ sebagai

dana ta’awun peserta.

3) Pernyataan dan persetujuan untuk memberikan kuasa kepada

Asuransi Allianz Life Indonesia untuk mengelola dana, risiko, dan

melakukan transaksi atas nama peserta.

4) Pernyataan kesediaan membayar biaya pengelolaan risiko, biaya

administrasi, dan biaya lainnya sehubungan dengan transaksi polis

sesuai dengan ketentuan yang berlaku, berdasarkan prinsip wakalah

bil-ujrah.

Page 85: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

72

5) Pernyataan calon peserta untuk menunjuk Allianz Syariah

sebagai manajer investasi untuk melakukan transaksi investasi

sesuai jenis investasi yang dipilih peserta.

6) Pernyataan tentang kesediaan peserta untuk menerima hak gratis

biaya administrasi pada tahun pertama dan wajib membayar biaya

tabarru’ mulai bulan ke 13 sejak polis diterbitkan.

7) Pernyataan tentang keikhlasan peserta untuk menyetujui

pembagian surplus underwriting sebesar 70% ke dadalam rekening

tabarru’ dan 30% kepada Allianz Life Indonesia Cabang Syariah.

Sedangkan jika terjadi defisit underwriting, maka kekurangannya

menjadi tanggung jawab para peserta dan PT. Asuransi Allianz

Life Indonesia Syariah berdasarkan prinsip al-qardh akan

meminjamkan sementara untuk membayar manfaat atas musibah

yang terjadi diantara peserta, yang akan dikembalikan dari

surplus underwriting yang akan datang.

8) Calon peserta diwajibkan membaca dan memahami Pernyataan dan

Surat Kuasa untuk kemudian menandatanganinya jika ada kata

sepakat. Adapun isi dari Pernyataan dan Surat Kuasa tersebut adalah

mengenai pernyataan calon peserta tentang:

a) Kebenaran semua informasi yang diberikan.

b) Kesediaan menerima ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam

Page 86: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

73

polis.

c) Kesediaaan untuk memahami dan menyetujui sepenuhnya

bahwa polis menjadi batal jika keterangan yang diberikan tidak

benar/ kurang benar, sehingga Allianz Life Indonesia Cabang

Syariah dibebaskan dari segala kewajiban membayar uang

pertanggungan, segala gugatan atau bagian dari itu.

d) Persetujuan untuk melakukan perubahan polis apabila usia

masuk tertanggung berdasarkan perhitungan sebenarnya harus

diubah karena disesuaikan dengan kondisi sebenarnya.

e) Pertanggungan asuransi akan mulai berlaku jika permohonan

asuransi disetujui dan premi pertama dibayar lunas.

f) Memberikan kuasa kepada pihak-pihak yang mempunyai

catatan atau mengetahui keadaan atau kesehatan calon

tertanggung untuk memberitahukan kepada Allianz Life Cabang

Syariah.

g) Pemberian kuasa tidak dapat ditarik kembali dan mengikat

para pengganti, ahli waris/ termaslahat.

h) Pembayaran semua biaya pemeriksaaan yang timbul kepada

perusahaan, jika peserta membatalkan permintaan asuransi yang

diterima pada tingkat premi yang standar.

Page 87: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

74

i) Pemahaman calon peserta mengenai nilai investasi yang

tidak dijamin perusahaan, risiko investasi yang ditanggung

peserta, dan biaya-biaya yang dikenakan atas polis.

j) Semua informasi dan kondisi yang tertulis dalam surat

permintaan kemudian diperiksa oleh divisi underwriter untuk

kemudian dilakukan seleksi risiko dan untuk menentukan dana

tabarru’ yang wajib dibayarkan oleh peserta. Jika pada akhirnya

calon tertanggung ditolak kepesertaannya, maka seluruh premi

yang sudah dibayarkan akan dikembalikan.

k) Setelah underwriter menyatakan kelayakan calon peserta untuk

menjadi peserta asuransi serta surat permohonan asuransi

disetujui, maka calon peserta resmi menjadi peserta dan

diterbitkan polis untuknya.

2. Masa Transaksi Allianz Life Indonesia

Pada bagian ini dijelaskan mengenai tahap-tahap yang dilakukan peserta

asuransi dan perusahaan setelah akad terbentuk. Berikut merupakan penjelasan

rinci mengenai tahapan yang dimaksud:

a) Peserta membayar premi secara berkala, yaitu secara tahunan, semesteran,

kuartalan, dan bulananan. Untuk premi tahunan, besarnya dana minimum

yang disetor peserta adalah sebesar Rp.1.500.000, untuk cara bayar per-

semester minimum dana sebesar Rp.1.000.000, serta pembayaran secara

Page 88: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

75

kuartalan dan bulanan minimum dana yang disetorkan berturut-turut adalah

Rp.625.000 dan Rp.200.000. Pembayaran premi pertama dan premi lanjutan

dilakukan via transfer atau cash ke bank syariah yang telah bekerja sama

dengan Allianz, yaitu Bank Permata Syariah dan Bank Syariah Mandiri.

b) Apabila calon tertanggung membatalkan/ tidak setuju dengan kondisi

yang diberikan oleh perusahaan, maka premi yang sudah dibayarkan akan

dikembalikan setelah dikurangi biaya pemeriksaan kesehatan (bila ada).

c) Kemudian premi yang disetor peserta dikelola dan diinvestasikan ke

beberapa instrumen keuangan syariah, dimana peserta dapat memilih jenis

investasi yang dikehendaki. Pilihan dari investasi yang ditawarkan adalah

sebagai berikut:

1. Allisya Rupiah Cash Fund: dana diinvestasikan ke dalam

instrumen- instrumen syariah jangka pendek yang berkualitas tinggi.

2. Allisya Rupiah Fixed Income Fund: dana diinvestasikan ke dalam

instrumen- instrumen syariah jangka pendek atau menengah dan

instrumen-instrumen jangka panjang.

3. Allisya Rupiah Balanced Fund: dana diinvestasikan ke dalam

instrumen- insrumen jangka pendek atau menengah dan instrumen-

instrumen syariah jangka panjang dan instrumen-instrumen saham,

termasuk saham yang masuk dalam JII atau reksadana saham syariah.

Page 89: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

76

d) Pembayaran dana tabarru’ oleh peserta dihitung pihak perusahaan

berdasarkan usia, jenis kelamin, dan jumlah uang pertanggungan yang

dipilih, dipotong setiap bulan dari unit yang ada selama polis masih

inforce. Tabarru’ yang digunakan untuk dana kebajikan akan dikurangkan

dari unit setiap bulannya, mulai bulan ke-13 sejak polis diterbitkan hingga

kontrak polis berakhir atau terakhir pada usia 99 tahun 11 bulan.

e) Peserta dapat melakukan fleksibilitas dengan melakukan Top Up, yaitu

penambahan dana Investasi sewaktu-waktu, dimana Top Up tidak

mempengaruhi jumlah pertanggungan dan tetap dapat dilakukan pada masa

Premium Holiday. Fasilitas Top Up dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,

1. Top Up Tunggal : Penambahan dana investasi tunggal yang dilakukan

setiap setiap saat, dimana penyetoran dana minimum yang dibayarkan

adalah sebesar lima kali uang pertanggungan.

2. Top Up Berkala : Penambahan dana investasi yang dilakukan

bersamaan dengan premi berkala. Tabel berikut menjelaskan tentang

ketentuan pembayaran minimum yang harus disetor peserta ketika

mengikuti fasilitas Top Up Berkala.

Page 90: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

77

Penyetoran Minimum Top Up Berkala

No Keterangan Minimum Top Up Berkala:

1 Tahunan Rp. 1.000.000

2 Semester Rp. 500.000

3 Kuartalan Rp. 250.000

4 Bulanan Rp. 100.000

Sumber: Allianz Life Indonesia

f) Peserta juga memperoleh fasilitas fleksibilitas dengan melakukan penarikan

dana investasi (withdrawal) dan pengalihan dana investasi (switching), yang

dapat dilakukan setiap saat.

g) Peserta membayar komisi dengan ketentuan, untuk tahun ke-1 dan ke-2

komisi yang dibayarkan adalah sebesar 30 % dari nilai premi. Sedangkan

untuk tahun ke-3 sampai seterusnya sebesar 5 % dari nilai premi. Untuk

premi tambahan (Top Up) berkala atau tunggal, komisi yang dibayarkan

adalah sebesar Rp. 1,5 % dari nilai premi.

h) Peserta juga membayar sejumlah biaya, dimana antara lain terdiri dari:

1. Biaya pengelolaan risiko sebesar 25% dari dana tabarru’ untuk

membayar biaya pengelolaan risiko, sisanya dimasukkan dalam account

tabarru’ untuk membayar klaim. Dipotong setiap bulan dari unit mulai

bulan ke-13.

2. Biaya administrasi Rp. 26.500 dipotong setiap bulan dari unit yang

ada selama polis masih inforce. Khusus bulan ke-1 sampai bulan ke-12

Page 91: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

78

peserta digratiskan dari biaya administrasi

3. Biaya pengelolaan dana investasi (Management Fee) sebesar 2%.

4. Biaya pengalihan investasi yang dilakukan lebih dari 3 kali dalam

setahun, sebesar 1% dari dana yang dialihkan.

5. Biaya pembatalan polis dalam masa Cooling of Periode (waktu

yang diberikan perusahaan kepada peserta, sejak tanggal polis

diterbitkan sampai selambat- lambatnya 21 hari setelah itu, untuk

membatalkan polis jika tidak menyetujui syarat yang tercantum

didalamnya)

6. Ahli waris (termaslahat) untuk peserta beragama Islam mengikuti

ketentuan Islam. Nama yang dicantumkan dalam Surat Permintaan

Asuransi adalah orang yang ditunjuk untuk menerima atau membagikan

ahli waris. Ahli waris yang non Islam adalah orang yang ditunjuk untuk

menerima manfaat.

i) Pernyataan transaksi diberikan setiap ada perubahan atau transaksi, dan

Laporan tahunan dikirimkan setiap ulang tahun polis, mengenai jumlah unit

yang dimiliki, perkembangan hasil investasi dan semua transaksi dalam

satu tahun.

j) Dana klaim yang diperoleh peserta asuransi merupakan bagian dari

manfaat asuransi, dan berikut manfat- manfaat yang diperoleh peserta

asuransi ketika mengajukan klaim:

Page 92: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

79

1. Peserta dapat mengklaim (mengambil) dana tunai sewaktu-

waktu bila dibutuhkan.

2. Peserta akan mendapatkan dana sebesar uang pertanggungan

ditambah nilai investasi apabila peserta meninggal dunia.

3. Ketika nasabah mencapai usia 100 tahun, dibayarkan dana tunai

sebesar nilai investasi dan kontrak polis berhenti.

3. Mekanisme Operasional Intern Perusahaan

Dalam bagian ini dijelaskan mengenai mekanisme operasional yang

dilakukan perusahaan dalam melakukan penetapan biaya dan mengelola

dana milik peserta asuransi. Berikut merupakan rincian tahapan yang

dimaksud:

a. Premi ditentukan sesuai dengan hasil underwriting, dimana

dalam proses underwriting digunakan tabel usia dan tabel pemeriksaan

kesehatan. Semakin tua usia dan semakin buruk latar belakang

kesehatan calon peserta, maka ketentuan untuk pembayaran premi juga

semakin tinggi, karena risiko yang diperkirakan juga semakin tinggi.

Berdasarkan hasil seleksi risiko tersebut, tertanggung diharuskan

membayarkan sejumlah tambahan premi (ekstra premi) atas kondisi

kesehatan dan pekerjaannya.

b. Perusahaan tidak menetapkan prosentase yang tetap untuk

pembayaran tabarru’ bagi semua produk syariah Allianz Life

Page 93: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

80

Indonesia. Perhitungan tabarru’dilakukan setelah mengetahui hasil

underwriting, khususnya pertimbangan mengenai usia, jenis

kelamin, dan jumlah premi yang dibayarkan. Sehingga setiap

peserta memiliki kewajiban bayar premi tabarru’ dengan jumlah

yang berbeda-beda.

c. Khusus untuk klaim pada tahun pertama polis, tabarru’ milik

peserta dalam posisi minus karena baru dibayarkan mulai bulan ke-13.

Apabila terjadi klaim dalam tahun pertama polis maka dana klaim akan

dibayarkan melalui pinjaman dari PT. Asuransi Allianz Life Indonesia

Cabang Syariah. Perlu diketahui, bahwa istilah “cabang syariah” setelah

kalimat Allianz Life Indonesia merupakan istilah yang tertulis dalam

surat perjanjian (akad). Walaupun dalam kenyataannya tidak ada

Allianz Life Indonesia Cabang Syariah, karena yang ada adalah

produk syariah dari Allianz Life Indonesia. Mengenai hal ini juga

tersirat dari penjelasan Bpk. Supriyono berikut:

“…jika ada kematian diantara peserta, maka yang nanggung resiko kematian tersebut ya sesama peserta juga, yang saya bilang tadi lho mbak…tanggung renteng. Nah, kalau semisal, rekening peserta dalam keadaan minus, maka disini Allianz Life yang meminjami dana kepada rekening peserta, yang nantinya peserta mengembalikan lagi kalau ada surplus rekening peserta. Nah, manajamen konvensional sama manajemen syariah punya link dengan Allianz Life yang memberi suntikan dana tadi…”

Pernyataan responden diatas telah menggambarkan secara eksplisit

bahwa yang memberikan pinjaman dana adalah Allianz Life

Page 94: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

81

Indonesia dan bukan Allianz Life Indonesia Cabang Syariah.

d. Setelah perusahaan menerima premi dari peserta, maka premi

tersebut akan dialokasikan ke sejumlah investasi, dimana jenis investasi

dipilih sendiri oleh peserta dan perusahaan berperan sebagai manajer

investasi. Jenis-jenis investasi tersebut adalah:

1. Allisya Fixed Income: deposito syariah, reksadana pendapatan

tetap syariah, dan obligasi syariah.

2. Allisya Balanced Fund Rupiah: deposito syariah, reksadana

syariah, obligasi syariah, dan reksadana saham syariah.

3. Allisya Cash Fund Rupiah: deposito syariah atau reksadana

syariah dan obligasi syariah dibawah satu tahun

Page 95: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

82

BAB IV

MEKANISME OPERASIONAL PADA ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

DAN ASURANSI SYARIAH ALLIANZ LIFE INDONESIA

A. Sistem Operasional asuransi syariah berdasarkan akad

Dalam bab ini Mekanisme operasional yang ada dilapangan selanjutnya

dianalisis kesesuaiannya dengan prinsip syariah, dimana ada enam hal penting

mengenai mekanisme operasional yang menjadi pembeda antara operasional

perusahaan asuransi syariah dan perusahaan asuransi konvensional. Enam hal

tersebut adalah mengenai; kedudukan akad antara peserta dan perusahaan dalam

transaksi, konsep pengelolaan dana dalam penetapan dana premi dan klaim,

pelaksanaan manejemen risiko, prosedur dan pelaksanaan konsep bagi hasil

(prinsip mudharabah), pengelolaan dana investasi, serta peran Dewan

Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Syariah Nasional (DSN). Sub bab

berikutnya merupakan analisis dari masing- masing mekanisme operasional

tersebut.

1. Kedudukan akad antara peserta asuransi dan perusahaan asuransi

dalam transaksi.

Fungsi dari lembaga keuangan berdasarkan prinsip syariah adalah

sebagai penerima amanah untuk mengelola dana- dana yang dipercayakan

oleh pemilik dana. Sehingga hal ini menentukan posisi peserta asuransi dalam

82

Page 96: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

83

perjanjian (akad), dimana peserta asuransi merupakan pihak yang menjadi

pemilik dana sepenuhnya (shahibul maal), sementara perusahaan hanya

sebagai fasilitator untuk menjaga dan mengelola dana mereka (mudharib). Hal

ini berbeda dengan perusahaan asuransi konvensional yang memposisikan

peserta sebagai pembeli produk berupa polis dan perusahaan sebagai

penjual, berdasarkan akad jual-beli. Polis tersebut merupakan bentuk bukti

bahwa risiko telah dialihkan kepada perusahaan dengan konsekuensi peserta

asuransi harus membayar sejumlah premi kepada perusahaan. Sehingga

seringkali dalam proses pemasarannya, perusahaan asuransi konvensional

bertumpu pada penjualan produk-produk yang dikeluarkan. Berdasarkan hal

tersebut, maka proses marketing perusahaan asuransi syariah seharusnya lebih

berorientasi terhadap penawaran keikutsertaan untuk saling menanggung

dengan peserta lain, pada suatu peristiwa yang belum terjadi dalam jangka

waktu tertentu.

Jika dilihat dari proses pemasarannya, produk PT. Asuransi Takaful

Keluarga, khususnya produk Takafulink, menempatkan peserta dan

perusahaan dalam akad pada posisi yang tepat secara syariah. Hal ini dapat

digambarkan melalui tahap- tahap marketing dan proses terbentuknya akad

pada produk Takafulink. Pada saat masa pra- transaksi, ada hal penting yang

harus dilakukan staf marketing kepada calon peserta asuransi, dimana

marketing perusahaan diharuskan menginformasikan dan menerangkan isi

syarat umum polis secara detail kepada calon peserta. Lebih lanjut lagi, bahwa

Page 97: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

84

dalam Pasal (1) Syarat Umum Polis Individu PT. Asuransi Takaful Keluarga

memuat tentang pengertian istilah- istilah dalam asuransi syariah, termasuk

diantaranya mengenai pengertian peserta dan perusahaan. Dalam pasal

tersebut, yang dimaksud dengan Peserta adalah pemegang polis yang

bertindak sebagai shohibul maal (pemilik dana) yang mengadakan perjanjian.

Sementara itu, yang dimaksud dengan Perusahaan adalah PT. Asuransi

Takaful Keluarga sebagai pemegang amanah. Dengan demikian sebelum

peserta melakukan transaksi, peserta telah diyakinkan terlebih dahulu bahwa

pihaknya bukanlah sebagai pembeli produk yang dijual perusahaan,

melainkan sebagai pemilik dana sepenuhnya. Hal itu juga dimantapkan

dengan adanya dasar-dasar perjanjian (akad) yang harus dibaca, dipahami,

untuk kemudian ditandatangani oleh peserta, jika ada kesepakatan.

Diantara dasar-dasar perjanjian tersebut memuat akad tertulis yang

menyatakan kesediaan peserta untuk memberikan kuasa kepada PT. Asuransi

Takaful Keluarga untuk mengikuti program Asuransi Takafulink, berdasarkan

prinsip wakalah bil- ujrah. Dengan prinsip tersebut, peserta merupakan pihak

pemilik dana yang mempercayakan dananya kepada perusahaan untuk

dikelola melalui berbagai portofolio investasi, dan kemudian peserta

memberikan ujrah (komisi/ biaya pengelolaan) kepada perusahaan.

Disamping itu, dalam proses marketing pihak perusahaan senantiasa

menekankan bahwa risiko kematian ditanggung oleh kumpulan peserta

sendiri atas dasar asas tolong–menolong, melalui pembayaran dana

Page 98: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

85

tabarru’ yang diambil dari dana yang disetor calon peserta dan dikelola oleh

perusahaan. Hal ini berarti akad yang dilakukan telah memposisikan peserta

sebagai muwakil yaitu nasabah yang mewakilkan kepada perusahaan asuransi

syariah untuk mengelola premi dan perusahaan sebagai wakil (pengelola

dana). Hal itu dilakukan tanpa paksaan karena sebelumnya peserta telah

diwajibkan untuk membaca dan memahami secara seksama isi dari akad

tertulis, bahkan terdapat juga surat pernyataan bahwa peserta telah benar-

benar paham akan hal itu, sebelum menandatangani kontrak (akad).

Begitupula yang terjadi dalam fungsi pemasaran dan proses

pembentukan kontrak (akad) produk Allisya Protection dan semua produk

syariah dari Allianz Life Indonesia (dimana mereka menyebut perusahaan

dengan sebutan “Allianz Life Indonesia Cabang Syariah”). Keduanya

mencerminkan kejelasan posisi dalam akad antara peserta dan perusahaan

secara syariah, yaitu peserta merupakan pemilik dana sepenuhnya sementara

perusahaan berkewajiban mengolah dana yang dipercayakan peserta kepada

perusahaan melalui berbagai investasi. Sama dengan PT. Asuransi Takaful

Keluarga, Allianz Life Indonesia dalam usaha pemasaran produk syariahnya,

selalu menekankan kepada calon peserta bahwa Allianz syariah

merupakan pihak yang akan mengelola dana sesuai syariah. Dalam hal ini

agen diwajibkan untuk menjelaskan kepada calon peserta, bahwa walaupun

premi dibayarkan kepada perusahaan, akan tetapi perusahaan hanya

mengelola dana premi tersebut dan keuntungannya diberikan kepada peserta

Page 99: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

86

setelah dipotong biaya dan komisi yang telah disetujui, serta dana tabarru’

yang telah ditetapkan perusahaan. Disamping itu, dalam proses perjanjian

calon peserta diwajibkan membaca akad yang diajukan pihak perusahaan

untuk kemudian menandatanganinya jika telah memahami akad tersebut serta

menyetujuinya. Salah satu isi dari akad tersebut adalah pernyataan dan

persetujuan calon peserta untuk memberikan kuasa kepada Asuransi Allianz

Life Indonesia, untuk mengelola dana dan melakukan transaksi atas nama

peserta, serta bersedia membayar biaya atas jasa- jasa tersebut berdasarkan

prinsip wakalah bil- ujrah . Artinya, perusahaan bukan sebagai pihak yang

menjual polis asuransi yang siap menanggung risiko di masa yang akan

datang, akan tetapi sebagai pengelola dana, yang mana nantinya risiko

yang terjadi tetap ditanggung oleh kumpulan peserta, dalam hal ini risiko

yang dimaksud adalah risiko kematian. Sehingga dilihat dari proses marketing

dan proses terbentuknya akad, produk Allisya Protection telah menempatkan

peserta dan perusahaan pada posisi yang benar secara syariah.

Walaupun demikian, Allianz Life Indonesia memiliki perbedaan

dengan Asuransi Takaful Keluarga dalam hal peran perusahaan. Dalam hal

ini, Allianz Life Indonesia juga berperan sebagai penyuntik dana jika terjadi

kekurangan pembayaran santunan peserta dalam proses ta’awun., dikarenakan

rekening khusus milik seluruh peserta minus. Hal tersebut tidak terjadi dalam

operasional Asuransi Takaful Keluarga karena pembayaran premi untuk

produk Takafulink dilakukan bersamaan pembayaran premi dasar tahun

Page 100: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

87

pertama sampai dengan tahun ke delapan. Berbeda dengan Allianz Life

Indonesia dalam produk Allisya Protection, dimana tabarru’ baru dibayarkan

pada bulan ke-13 pembayaran premi hingga masa polis berakhir,

sehingga jika terjadi klaim pada tahun pertama polis maka dana klaim yang

akan dibayarkan merupakan pinjaman dari PT. Asuransi Allianz Life

Indonesia. Dilihat dari bentuk pinjaman, yaitu didasarkan pada prinsip al-

qardh, hal tersebut masih dibenarkan secara syariah karena pinjaman itu

merupakan bentuk bantuan perusahaan yang dilakukan tanpa unsur riba

dan bantuan tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab mereka untuk

mengelola dana dengan sebaik-baiknya. Kemudian pada akhirnya, secara

bersama- sama para peserta asuransi mengembalikan dana yang dipinjam

dengan menggunakan dana surplus underwriting milik peserta yang akan

datang. Oleh karena itu, jika hanya dilihat dari peran perusahaan sebagai

penyuntik dana, maka operasional ini masih dapat dikatakan sejalan dengan

prinsip syariah.

Perbedaan yang kedua adalah mengenai usia masuk calon tertanggung

yang kemudian membawa dampak ketidakjelasan status peserta, yang pada

akhirnya menciptakan ketidakjelasan akad. Syarat kepesertaan dalam

Asuransi Takaful Keluarga (Takafulink) adalah seseorang yang sehat

jasmani dan rohani dengan usia masuk calon tertanggung 17 s/d 60 tahun,

sedangkan pada Allianz Life Syariah (Allisya Protection) usia masuk calon

tertanggung adalah 1 bulan s/d 70 tahun. Ketentuan untuk produk Allisya

Page 101: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

88

Protection menetapkan bahwa calon tertanggung yang berusia 1 bulan s/d

18 tahun dapat diwakilkan oleh orang tua wali atau oleh pihak yang

ditunjuk sebagai pemegang polis. Dengan demikian pada produk Takafulink,

setiap calon tertanggung merupakan calon pemegang polis (peserta),

sedangkan pada produk Allisya Protection setiap calon tertanggung belum

tentu merupakan calon pemegang polis (peserta). Seperti diketahui

sebelumnya bahwa baik pada produk Takafulink maupun produk Allisya

Protection, akad ditandatangani atas nama peserta asuransi, sehingga semua

pernyataan yang ada dalam akad adalah bentuk persetujuan peserta

asuransi. Hal ini menciptakan ketidakjelasan akad ketika calon tertanggung

bukanlah pemegang polis (peserta), dimana pernyataan untuk menjadi anggota

kumpulan peserta ta’awun dan kesanggupan berbagi risiko dengan peserta

lain dilakukan oleh peserta, sementara pihak yang memiliki risiko sebenarnya

adalah calon tertanggung. Sehingga dapat dikatakan bahwa, penentuan usia

calon tertanggung yang demikian akan menimbulkan ketidakjelasan akad,

dimana kerelaan dan keikhlasan calon tertanggung tidak diketahui. Padahal

kerelaan (al-ridha) merupakan salah satu dari prinsip dasar terbentuknya akad

dalam asuransi syariah. Disamping itu, merujuk pada konsep ta’awun pada

asuransi syariah, maka itikad buruk dan kecurangan sangat mungkin terjadi

ketika perusahaan memperbolehkan calon tertanggung diwakili oleh pihak

lain, dalam hal ini adalah pemegang polis. Konsep ta’awun merupakan

konsep yang tercipta berdasarkan keinginan untuk saling menolong sesama

Page 102: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

89

peserta, dimana setiap peserta menjadi penanggung bagi semua peserta.

Konsep ini secara otomatis mendorong setiap peserta untuk melakukan

pencegahan risiko dan mengelola risiko masing- masing dengan baik. Akan

tetapi jika calon tertanggung bukanlah peserta yang menyetujui akad, maka

moral hazard dalam transaksi akan rawan terjadi, yaitu keadaan dimana ada

pihak- pihak yang dengan sengaja mengambil keuntungan dari terjadinya

risiko peristiwa yang tidak diinginkan terhadap calon tertanggung, mengingat

calon tertanggung yang sebenarnya ditanggung risikonya bukanlah peserta

yang terlibat secara langsung dalam akad.

2. Konsep pengelolaan dana dalam penetapan dana premi dan klaim.

Berikut merupakan analisis bagaimana prinsip syariah diterapkan

dalam hal penetapan biaya premi dan penetapan dana klaim, yang masing-

masing dianalisis dalam dua bagian yang berbeda.

a. Penetapan Biaya Premi

Prinsip- prinsip dasar asuransi syariah dalam menetapkan biaya

premi harus terdapat tiga hal penting yaitu, adanya unsur kerelaan (al-

ridha), kejelasan dana (tidak adanya unsur gharar) dan tidak ada pihak

yang merasa dirugikan (tidak ada unsur maisir). Disamping itu, penetapan

biaya premi menurut prinsip syariah harus memasukkan unsur tabarru’ di

dalamnya.

Page 103: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

90

Dalam menetapkan premi minimum dan premi maksimum produk

Takafulink, Asuransi Takaful Keluarga menggunakan konsep Hukum

Bilangan Besar melalui tabel mortalita, dimana informasi usia, jenis

kelamin dan kesehatan sangat dibutuhkan. Informasi tersebut digunakan

untuk memprediksi dana santunan, yang kemudian digunakan sebagai

dasar perhitungan dana tabarru’ yang menjadi bagian dari premi.

Perhitungan premi dilakukan dan ditetapkan oleh perusahaan, dimana

untuk produk Takafulink ditawarkan minimal premi sebesar Rp. 1.000.000

dan maksimum Rp. 8.000.000 untuk premi tahunan, serta minimum

premi sebesar Rp.8.000.000 dan maksimum Rp. 64.000.000 untuk premi

sekaligus. Ketetapan premi tersebut kemudian ditawarkan kepada calon

peserta untuk kemudian mendapatkan kesepakatan. Pada proses ini,

peserta tidak dilibatkan dalam penetapan premi, sehingga peserta

tidak mengetahui bagaimana angka 7,5% dan 1,25% dari premi untuk

membayar dana tabarru’ ditetapkan. Berkaitan dengan hal ini, ketika

peneliti menanyakan kenapa dana tabarru’ yang dibayarkan peserta

ditetapkan sampai pembayaran premi tahun ke-8 dan apakah peserta

terlibat dalam proses penetapan biaya tersebut, maka Bpk. Nastain selaku

responden menjawab:

“…itu ada prosesnya mbak, dengan menggunakan tabel mortalita, dalam tabel itu ada keterangan-keterangan mengenai usia, jenis kelamin, dan kesehatan peserta, yang bisa digunakan untuk memprediksi risiko dan dana santunan yang dikeluarkan nanti…perusahaan yang menetapkan dan

Page 104: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

91

ditawarkan kepada calon peserta…”

Sama halnya dengan produk Takafulink, Allisya Protection milik

Allianz Life Indonesia juga menetapkan premi minimum dan

premi maksimum dengan menggunakan tabel mortalita, dimana semakin

tinggi usia maka premi dasar yang ditetapkan juga semakin besar, akan

tetapi disini perhitungan dana tabarru’ terpisah dari premi. Pemotongan

dana tabarru’ dilakukan dari nilai unit milik peserta {dana investasi +

hasil investasi- (komisi + biaya}, dan dilakukan mulai bulan ke 13 sejak

premi diterbitkan. Di awal perjanjian dalam produk Allisya Protection ini,

pihak perusahaan juga menawarkan pembayaran premi secara berkala

dengan jumlah minimum yang telah ditetapkan, untuk kemudian

memperoleh kesepakatan dengan calon peserta. Sejauh tahap ini prinsip

al-ridha masih diterapkan, yaitu keikhlasan peserta untuk

menginvestasikan sejumlah dana dengan minimal tertentu.

b. Penetapan Dana Klaim

Hal terpenting dari prosedur biaya klaim yang sesuai syariah adalah

diterapkannya prinsip kejelasan dana atau tidak adanya unsur gharar.

Sehingga konsep dana hangus yang ada dalam asuransi konvensional

tidak diperbolehkan dalam asuransi syariah. Selain itu, klaim atas akad

tijarah dan akad tabarru’ sepenuhnya merupakan hak peserta. Sehingga

kesesuaian prosedur dana klaim dengan prinsip syariah dapat dilihat

Page 105: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

92

melalui manfaat produk yang diberikan, dimana hal itu mencerminkan

hak-hak peserta yang harus dipenuhi perusahaan.

Pada produk Takafulink dari Asuransi Takaful Keluarga, tidak

mengenal konsep dana hangus ketika peserta mengundurkan diri sebelum

masa polis berakhir. Hal ini dikarenakan ketika peserta mengundurkan diri

sebelum masa polis berakhir, maka peserta akan mendapatkan dana

investasi yang terkumpul ditambah hasil investasi sampai tahun peserta

mengundurkan diri. Pada kasus tersebut, dana tabarru’ yang telah

dibayar peserta tidak dikembalikan, karena telah disepakati dan

diikhlaskan di awal perjanjian untuk dimasukkan kedalam rekening

tabarru’ sebagai dana kebajikan. Disamping itu, jika peserta meninggal

dunia dalam masa polis, maka ahli waris peserta memperoleh dana

investasi yang telah terkumpul dan hasil investasinya ditambah dana

santunan yang diambil dari rekening tabarru’ peserta. Dan jika peserta

hidup sampai masa polis berakhir, maka peserta mendapatkan dana

investasi terkumpul ditambah hasil investasi sampai tahun terakhir

perjanjian. Dengan demikian sesuai prinsip syariah, klaim atas akad

tijarah dan akad tabarru’ dalam produk takafulink sepenuhnya

merupakan hak peserta, namun tentu saja setelah dikurangi komisi dan

biaya- biaya transaksi yang telah disepakati.

Pada produk Allisya Protection dari Allianz Life Indonesia juga tidak

mengenal adanya dana hangus, ini dikarenakan adanya fasilitas withdrawl.

Page 106: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

93

Fasilitas tersebut memungkinkan peserta untuk melakukan penarikan dana

investasi yang dapat dilakukan sewaktu-waktu, termasuk ketika peserta

ingin mengundurkan diri sebelum masa polis berakhir. Fasilitas withdrawl

tersebut mencerminkan bahwa klaim atas akad tijarah adalah hak penuh

peserta. Dan hak atas akad tabarru’ dicerminkan melalui manfaat yang

diperoleh nasabah ketika meninggal dunia, yaitu sebesar uang

pertanggungan ditambah nilai investasi, dalam hal ini uang pertanggungan

yang dimaksud terdiri dari dana investasi yang terkumpul dan dana

santunan yang diambil dari rekening tabarru’.

3. Pelaksanaan manejemen risiko

Salah satu prinsip akad dari asuransi berbasis syariah adalah prinsip

ta’awun (tolong menolong) dan bukan prinsip jual- beli. Hal ini berbeda

dengan perusahaan asuransi konvensional yang menerapkan prinsip jual beli

dalam transaksinya, dimana risiko di masa yang akan datang dialihkan dari

peserta kepada perusahaan, dengan kompensasi perusahaan menerima

pembayaran premi dari peserta. Sistem pengendalian risiko semacam ini

disebut dengan sistem risk transfer. Sehubungan dengan itu, untuk

menerapkan prinsip ta’awun dalam asuransi syariah, diterapkan sistem risk

sharing dalam usaha pengendalian risikonya. Sistem risk sharing merupakan

bentuk usaha saling menanggung risiko diantara sesama peserta, dan

sistem ini diimplementasikan melalui akad tabarru’. Penerapan akad tabarru’

Page 107: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

94

harus dilakukan secara tepat sesuai dengan prinsip dasar asuransi syariah,

khususnya mengenai prinsip kerelaan (al-ridha) dari peserta asuransi dan

tidak adanya unsur maisir. Dan yang tidak kalah penting adalah, bahwa dalam

prinsip asuransi syariah, akad tabarru’ tidak boleh diubah menjadi akad

tijarah, sehingga akad harus menerapkan bahwa dana tabarru’ sepenuhnya

adalah untuk kepentingan tolong menolong sesama peserta asuransi.

Asuransi Takaful Keluarga, khususnya untuk produk takafulink, telah

menerapkan adanya akad tabarru’. Sebelum menandatangani kontrak (akad

tertulis), calon peserta diwajibkan membaca dan memahami secara seksama

akad tertulis mengenai kesanggupan peserta untuk membayar premi tabarru’,

yang nantinya premi tabarru’ tersebut akan dikelola oleh PT Asuransi

Takaful Keluarga dalam rekening khusus sebagai dana kebajikan untuk tolong

menolong diantara peserta yang mengalami musibah. Pada tahapan ini,

penerapan akad tabarru’ mencerminkan adanya prinsip kerelaan (al-ridha),

karena peserta telah mengetahui tentang keberadaan akad tabarru’ beserta

hak dan kewajiban yang timbul, sebelum menyetujui dan melaksanakan

akad. Sehingga uang yang disetor oleh peserta asuransi (yang merupakan

kewajiban peserta) merupakan dana tabarru’ yang sengaja diniatkan untuk

melindungi dirinya dan peserta lain ketika terjadi musibah, dan inilah yang

mencerminkan kerelaan peserta untuk melakukan akad tabarru’ tanpa ada

paksaan. Disamping itu, dengan mewajibkan peserta membaca dan

memahami bahwa dana tabarru’ yang dibayarkan pada akhirnya digunakan

Page 108: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

95

untuk menanggung risiko atas dirinya dan peserta lain, dalam hal ini yang

dimaksud adalah risiko kematian, maka sampai tahap ini perusahan telah

berusaha menghilangkan unsur gharar dalam akad. Hal itu dikarenakan setiap

awal transaksi sudah ditekankan adanya kejelasan dana yang digunakan untuk

menanggung risiko yang mungkin terjadi.

Selama masa perjanjian, PT. Asuransi Takaful Keluarga diberi kuasa

oleh peserta asuransi untuk memotong langsung dana investasi peserta sebesar

7,5% dari premi dasar tahunan selama 8 tahun atau 1,25% dari premi dasar

sekaligus, yang kemudian dimasukan dalam rekening khusus sebagai dana

tabarru’. Perhitungan premi tabarru dilakukan perusahaan dengan

menggunakan konsep “Hukum Bilangan Besar” dengan menggunakan tabel

mortalita, untuk memprediksi kemungkinan kerugian di masa depan. Dengan

informasi yang diperoleh dari calon peserta, seperti usia, kesehatan dan

jenis kelamin, perusahaan dapat memprediksi jumlah kerugian yang akan

timbul pada jenis kelompok yang serupa dan lebih akurat. Dari sini bisa

diprediksi berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk dana santunan peserta.

Premi tabarru’ dalam produk takafulink ditentukan terlebih dahulu dalam

prosentase yang sama untuk semua peserta. Sehingga melalui proses

underwriting, calon peserta yang diterima adalah calon peserta yang

memenuhi kriteria yang pantas membayar sejumlah dana tabarru’ yang telah

ditetapkan dalam produk takafulink. Dalam hal ini peserta- peserta dalam

produk Takafulink memiliki latar belakang kesehatan dan cara hidup

Page 109: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

96

yang cenderung sama, serta range usia dari 17 hingga 60 tahun. Pada tahap

ini, perusahaan telah berusaha menegakkan prinsip keadilan, dimana dengan

menetapkan kelompok yang memiliki kesamaan latar belakang sebagai calon

yang diterima sebagai peserta, sementara prosentase pembayaran premi yang

diberlakukan adalah sama untuk semua peserta, maka diharapkan tidak ada

pihak yang merasa dirugikan, karena masing- masing peserta menanggung

tingkat risiko yang hampir sama dengan pembayaran premi tabarru yang

sama pula.

Penerapan akad tabarru’ juga dilakukan di dalam mekanisme

operasional produk Allisya Protection milik Allianz Life Indonesia. Sama

halnya dengan Asuransi Takaful Keluarga, Allianz Life Indonesia Syariah

juga mengharuskan calon peserta untuk membaca dan memahami akad

tertulis yang salah satu isinya adalah bahwa nantinya calon peserta akan

menjadi anggota kumpulan peserta asuransi syariah Allianz bersama dengan

para peserta lainnya untuk saling tolong menolong terhadap musibah yang

mungkin dialami oleh salah seorang diantara peserta dan untuk itu peserta

diwajibkan membayar sejumlah dana tabarru sebagai dana ta’awun. Selain itu

pada saat proses marketing, perusahaan juga menjelaskan kepada calon

peserta asuransi bahwa dengan berasuransi syariah setiap peserta asuransi

akan saling membantu, bekerjasama dan saling bertanggung jawab kepada

sesama peserta lain melalui dana kebajikan (tabarru’). Langkah perusahaan

untuk meyakinkan calon peserta mengenai adanya prinsip tolong menolong

Page 110: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

97

dalam akad serta kewajibannya membayar dana tabarru’ adalah salah satu

bentuk usaha perusahaan untuk mengedepankan prinsip dasar asuransi

syariah, kerelaan (al-ridha), dan menghilangkan unsur paksaan.

Namun ada perbedaan penerapan akad tabarru’ antara Allianz Life

Indonesia Syariah dengan Asuransi Takaful Keluarga. Perbedaan tersebut

terletak pada prosedur penetapan jumlah dan pembayaran premi tabarru’

yang dilakukan oleh peserta. Setiap peserta dalam produk Allisya Protection

dikenakan dana tabarru’ yang berbeda- beda jumlahnya disesuaikan dengan

usia, jenis kelamin, dan jumlah uang pertanggungan, dan dihitung berdasarkan

hasil underwriting. Oleh karena itu, diawal perjanjian atau pada saat

penandatangan kontrak tidak disebutkan jumlah pasti yang harus dibayarkan

peserta untuk dana tabarru’. Hal ini cukup beralasan, karena perusahaan juga

menetapkan perjanjian agar peserta menyetujui dan mengikhlaskan

pembagian surplus underwriting (surplus account tabarru’) sebesar 30%

serta pembayaran fee sebesar 25% dari dana tabarru’ kepada PT. Asuransi

Allianz Life Indonesia, sementara peserta tidak mengetahui secara pasti

berapa jumlah account tabarru di awal perjanjian. Disamping itu, pemotongan

dana tabarru’ untuk keperluan biaya pengelolaan risiko tersebut tentu saja

menyalahi prinsip asuransi syariah, dimana akad tabarru’ tidak boleh diubah

menjadi akad tijarah serta menyalahi aturan dimana seharusnya dana tabarru’

sepenuhnya untuk dana kebajikan yang menjadi hak peserta, yang digunakan

dalam proses ta’awun (saling tolong menolong).

Page 111: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

98

4. Prosedur dan pelaksanaan konsep bagi hasil (prinsip mudharabah)

Prinsip mudharabah adalah salah satu prinsip yang membentuk akad

asuransi berdasarkan syariah. Berdasarkan Fatwa MUI tentang Pedoman

Umum Asuransi Syariah, akad yang terjadi dalam asuransi syariah terdiri dari

dua jenis, yaitu akad yang berdasarkan prinsip tijarah dan akad yang

berdasarkan prinsip tabarru’. Akad tijarah adalah semua akad yang dilakukan

untuk tujuan komersial, dalam hal ini adalah akad mudharabah. Sementara

akad tabarru adalah akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan

tolong menolong, dan tentu saja semua akad tersebut tidak terlepas dari

prinsip-prinsip syariah Dalam akad tijarah (mudharabah), perusahaan

bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai

shahibul maal (pemegang amanah).

PT. Asuransi Takaful Keluarga, dalam produk Takafulink-nya

menerapkan prinsip Wakalah bil Ujrah dalam akad dan proses transaksinya,

bukan prinsip mudharabah. Wakalah bil Ujrah, berasal dari gabungan kata

“Al- wakalah” dan “al- ujrah”. Wakalah merupakan bentuk transaksi

dimana pihak pertama memberikan kuasa kepada pihak kedua (sebagai

wakil) untuk urusan tertentu dimana pihak kedua mendapat imbalan berupa

fee atau komisi, pemberian imbalan berupa fee atau komisi inilah yang disebut

dengan prinsip Al- ujrah. Dalam mekanisme operasional produk Takafulink,

peserta asuransi memberikan kuasa kepada PT. Asuransi Takaful

Keluarga (perusahaan) untuk mengelola dana yang ia miliki, yang berupa

Page 112: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

99

rekening tabarru' dan rekening investasi, dimana peserta asuransi

menunjuk perusahaan sebagai manajer investasi-nya. Untuk itu sebagai

imbalan berdasarkan prinsip al – ujrah, peserta menyatakan kesediaaanya

untuk membayar komisi kepada perusahaan sebesar 3,75% dari Premi Dasar

Sekaligus, 32,5% dari Premi Dasar Tahunan pada tahun pertama, dan atau

3% dari Premi Top Up bila dilakukan penambahan premi Top Up.

Prosentase komisi tersebut ditetapkan perusahaan berdasarkan nilai jasa

yang diberikan perusahaan dalam usaha pengelolaan dana milik peserta, dan

biaya – biaya lain yang timbul akibat proses transaksi.

Sama halnya dengan produk Takafulink, produk Allisya Protection

dari Allianz Life Indonesia juga menerapkan prinsip Wakalah bil Ujrah.

Dalam operasional produk Allisya Protection, peserta memberikan kuasa

kepada PT. Asuransi Allianz Life Indonesia Syariah selaku wakil untuk

mengelola dana, risiko dan melakukan transaksi atas nama peserta. Untuk itu

peserta bersedia membayar komisi kepada perusahaan yang dilakukan secara

berkala, bersamaan dengan pembayaran premi berkala sampai tahun ke-5.

Ketentuan jumlah premi dilakukan oleh perusahaan, kemudian ditawarkan

kepada calon peserta, dimana besar komisi yang ditetapkan adalah sebesar

30% dari premi dasar tahun ke-1 sampai tahun ke-2 serta sebesar 5%dari

premi dasar untuk tahun ke-3 sampai tahun ke-5. Sementara komisi untuk

premi tambahan (premi Top Up) adalah sebesar 1,5% dari premi dasar. Sama

halnya dengan produk Takafulink, pada produk Allisya Protection peserta

Page 113: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

100

juga tidak mempunyai pilihan selain membayar komisi yang telah ditetapkan

oleh perusahaan, meskipun jumlah yang dibayarkan dinilai tidak sesuai

dengan nilai jasa yang diberikan perusahaan kepada peserta.

Dari keadaan tersebut dapat dikatakan bahwa konsep mudharabah

tidak diterapkan dalam operasional kedua perusahaan., baik Asuransi Takaful

Keluarga maupun pada Allianz Life Indonesia. Walaupun konsep wakalah

bil-ujrah merupakan salah satu dari prinsip transaksi berdasarkan syariah,

akan tetapi jika pelaksanaannya masih mengandung unsur-unsur yang

bertentangan dengan syariah, maka hal itu tidak dibenarkan. Konsep tersebut

akan sulit diterapkan dalam usaha asuransi syariah, mengingat sulitnya

menemukan titik kesepakatan antara peserta dan perusahaan mengenai nilai

jasa yang sulit diukur. Konsep wakalah bil ujrah sesuai jika diterapkan

antara individu-individu dalam transaksi tertentu, dan bukan antara

individu dan perusahaan. Maka usaha asuransi syariah seharusnya

menerapkan konsep mudharabah, mengingat transaksi investasi secara

kolektif antara individu dan perusahaan lebih mudah mencapai keadilan

dengan jalan berbagi untung dan rugi. Sehingga adil jika peserta untung

dalam investasinya perusahaan juga mengalami kuntungan, dan sebaliknya.

Berbeda dengan wakalah bil ujrah yang diterapkan oleh Asuransi Takaful

Keluarga dan Allianz Life Indonesia, dimana peserta harus membayar

komisi yang ditetapkan perusahaan meskipun dalam keadaan merugi dalam

kegiatan investasinya.

Page 114: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

101

B. Pengelolaan Dana Investasi

Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi, dimana

berdasarkan prinsip syariah, alokasi investasi harus berada pada sektor-

sektor investasi yang tidak bertantangan dengan Islam, yaitu investasi yang bebas

riba’.

Untuk Asuransi Takaful Keluarga, data terbaru yang diperoleh, yaitu data

tahun 2009, menggambarkan bahwa 60% dari total nilai investasi dari dana

terkumpul ditempatkan pada Deposito Mudharabah, 14% dalam bentuk Tanah

dan Bangunan, 21% dalam bentuk Reksadana Syariah dan Sukuk, serta 5%

dalam bentuk investasi lainnya, termasuk pembiayaan Murabahah dan

Mudharabah. Disini peserta asuransi menentukan sendiri jenis investasinya dan

menunjuk perusahaan sebagai manajer investasi. Hasil investasi yang dibukukan

ke rekening peserta setiap tahun akan diperhitungkan dengan zakat maal atas dana

tersebut.

Sementara untuk Allianz Life Indonesia Syariah, data terbaru yang

diperoleh adalah data bulan Desember tahun 2009 yang menjelaskan tentang

proporsi alokasi investasi dari tiga jenis portofolio yang berbeda, yang dipilih

oleh peserta asuransi. Berikut merupakan rincian pengelolaan dana investasi yang

terdiri dari 3 jenis portofolio tersebut:

a. Allisya Cash Fund, rincian portofolio: Reksadana Syariah (0,00%),

Kas/ Deposito Syariah (100%)

Page 115: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

102

b. Allisya Fixed Income, rincian portofolio: Kas/Deposito Syariah (7,20%),

Reksadana Pendapatan Tetap Syariah (92,80%)

c. Allisya Balanced Fund, rincian portofolio: Reksadana Saham Syariah

(97%), Reksadana Pendapatan Tetap Syariah (0,00%), Obligasi Syariah di

bawah 1 tahun (0,00%), Kas/ Deposito Syariah (3,00%)

Oleh karena itu dengan mengamati rincian portofolio dari Asuransi Takaful

Keluarga dan Allianz Life Indonesia, dapat dikatakan bahwa kedua perusahaan

asuransi tersebut menempatkan dana milik peserta asuransi ke sektor-sektor

investasi yang memenuhi prinsip syariah dan sesuai dengan landasan operasional

Asuransi Syariah di Indonesia.

C. Pemantauan Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Syariah Nasional

Salah satu hal yang tidak terdapat pada Perusahaan Asuransi

Konvensional adalah adanya Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Syariah

Nasional yang bertugas untuk mengawasi dan menjamin agar operasional

perusahaan tetap sesuai dengan prinsip syariah.

Baik pada PT. Asuransi Takaful Keluarga maupun PT. Allianz Life

Indonesia Syariah terdapat pemantauan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan

Dewan Syariah Nasional (DSN). Sehingga Asuransi Takaful Keluarga dan

Asuransi Allianz Life Indonesia Divisi Syariah juga telah memenuhi persyaratan

penting untuk menjadi lembaga keuangan berbasis syariah.

Page 116: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

103

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis data melalui metode analisis deskriptif, dimana

dalam proses analisis telah dilakukan dua tahapan dasar yaitu, reduksi data dan

penyajian data, yang kemudian dianalisis secara deskriptif-kualitatif, pada

akhirnya diperoleh beberapa kesimpulan. Dan berikut merupakan kesimpulan

yang diperoleh dari hasil penelitian ini:

1. Kedudukan akad antara peserta asuransi dan perusahaan asuransi dalam

transaksi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Allianz Life

Indonesia khususnya pada produk Takafulink dan Allisya Protection sudah

sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini terlihat dari akad yang diterapkan pada

kedua produk tersebut, yaitu akad wakalah bil ujrah yang memposisikan

peserta sebagai muwakil yaitu nasabah yang mewakilkan kepada perusahaan

asuransi syariah untuk mengelola premi, sementara perusahaan asuransi

syariah bertindak atas nama wakil nasabah yang disebut sebagai wakil.

2. Penetapan Biaya Premi pada produk Takafulink dan Allisya Protection sudah

sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini terlihat bahwa dalam penetapan biaya

premi tersebut tidak mengandung unsur gharar dan maisir. Tetapi disini

terdapat sedikit kejanggalan dalam pembayaran biaya premi tabarru’ pada

produk Allisya protection, dimana pada produk tersebut pembayaran biaya

103

Page 117: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

104

premi tabarru’ baru dimulai pada bulan ke-13 sejak premi diterbitkan.

3. Penetapan dana klaim dalam produk Takafulink dan Allisya Protection

tidak mengenal adanya “dana hangus”. Disamping itu, peserta juga

memperoleh hak atas manfaat transaksi, berupa klaim dari akad tijarah dan

akad tabarru’ setelah dikurangi komisi dan biaya untuk akad tijarah. Hal ini

telah sesuai dengan prinsip syariah.

4. Pelaksanaan manejemen risiko pada PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT.

Asuransi Syariah Aliianz Life Indonesia, melalui produk Takafulink dan

Allisya Protection telah menerapkan akad tabarru’ sebagai bentuk dari

implementasi konsep risk sharing, konsep yang diperbolehkan menurut

syariah.

5. Prinsip transaksi yang diterapkan dalam prosedur dan pelaksanaan konsep

bagi hasil pada produk Takafulink dan Allisya Protection adalah prinsip

wakalah bil ujrah. Dimana peserta asuransi memberikan kuasa kepada

perusahaan untuk mengelola dana yang ia miliki, yang berupa rekening

tabarru’ dan rekening investasi dimana peserta asuransi merujuk perusahaan

sebagai manejer investasinya. Untuk itu sebagai imbalan berdasarkan prinsip

al-ujrah peserta menyatakan kesediaannya untuk membayar komisi kepada

perusahaan. Hal demikian sudah sesuai dengan prinsip syariah.

6. Pengelolaan dana investasi dilakukan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga

dan PT. Asuransi Syariah Aliianz Life Indonesia dengan mengalokasikan

dana investasi ke berbagai instrumen yang berbasis syariah, seperti Deposito

Page 118: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

105

Mudharabah, Tanah dan Bangunan, Reksadana Syariah dan Sukuk,

pembiayaan Murabahah dan Mudharabah, Kas/ Deposito Syariah, Reksadana

Pendapatan Tetap Syariah, dan Obligasi Syariah.. Hasil investasi yang

dibukukan ke rekening peserta setiap tahun akan diperhitungkan dengan zakat

maal atas dana tersebut. Pemungutan dana tersebut telah sesuai dengan prinsip

syariah.

7. Dewan Pengawas Syariah menjadi bagian intern struktur organisasi PT.

Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Syariah Allianz Life Indonesia,

yang bertugas melakukan meeting secara rutin dengan jajaran manajemen

untuk membahas isi-isi tentang operasional perusahaan serta mengesahkan

laporan keuangan perusahaan. Dan pada PT. Asuransi Syariah Allianz Life

Indonesia, perusahaan membuka akses kepada peserta agar dapat terhubung

dengan Dewan Pengawas Syariah, untuk mengarahkan kinerja perusahaan

agar selalu sejalan dengan prinsip syariah.

Perbandingan mengenai penerapan konsep syariah menurut fatwa Dewan

Syariah Nasional (DSN) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) antara Asuransi

Takaful Keluarga dan Asuransi Syariah Allianz Life Syariah, dapat dilihat

melalui lampiran.

B. Saran

Merujuk pada hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-saran

sebagai berikut:

Page 119: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

106

1. Perusahaan asuransi syariah yang telah menggunakan image syariah

sebaiknya memperbaiki mekanisme operasional-nya agar sesuai dengan

image yang ditawarkan kepada masyarakat.

2. Dan seharusnya masyarakat juga bisa lebih kritis mengkoreksi tentang

penerapan prinsip syariah pada usaha perasuransian syariah, dalam hal ini

sangat bergantung juga pada usaha perusahaan untuk mempublikasikan secara

intensif dan detail mengenai program-program yang ditawarkan serta prosedur

yang menyertainya, kepada publik.

3. Tidak kalah penting adalah perbaikan fungsi dari Dewan Syariah Nasional

dan Dewan Pengawas Syariah, agar pemantauan lebih ketat dilakukan serta

pemberian sanksi kepada perusahaan asuransi yang tidak melakukan kegiatan

sebagaimana mestinya.

Page 120: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

DAFTAR PUSTAKA

, Fatwa Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.

, Surat Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. Kep. 4499/

LK/ 2000 tentang Jenis, Penilaian, dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Dengan Sistem Syariah, dalam http://www.djlk.depkeu.go.id/asuransi/hal_301.htm

, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 tentang

Usaha Perasuransian

Astiwara, Endy M. 2001. Perbedaan Secara Syariah Asuransi Takaful Dengan Asuransi Konvensional. Muamalatuna. Vol. I/Edisi I/Th. I/25 Mei.

Ali, Hasan. 2004. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta : Prenada Media

Antonio, Muhammad Syafi’i. 1994. Prinsip Dasar Asuransi Takaful,

Dalam Arbitrase Islam Di Indonesia. Jakarta: BAMI

Baraba, Achmad. Prinsip Dasar Operasional Perbankan Syariah. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Direktorat Kebijakan Moneter Bank Indonesia diakses melalui www.google.com.

Daniel, Moehar: 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara

Dewi, Gemala. 2004. Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan

Perasuransian Syariah di Indonesia. Jakarta: Prenada Media. Huggins, Kenneth. 1992. Operations of Life and Health Insurance

Companies (terjemahan: Yayasan Dharmaputera). Jakarta: Yayasan Bumiputera.

Khamis, Masyhuril. 2000. Takaful, Asuransi Syariah, Suatu Solusi. Jakarta

Page 121: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

Perbandingan penerapan Konsep Syariah berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) – MUI Antara Operasional Asuransi Takaful keluarga & Asuransi Allianz Life Indonesia

Impelementasi No Konsep Syariah Menurut

Fatwa DSN – MuI Asuransi Takaful Keluarga Alianz Life Indonesia 1. Kedudukan akad antara

peserta asuransi dan perusahaan asuransi dalam transaksi

Produk Takafulink menerapkan prinsip wakalah bil ujrah, peserta sebagai muwakil yaitu nasabah yang mewakilkan kepada perusahaan asuransi untuk mengelola premi dan perusahaan asuransi sebagai wakil yaitu pengelola dana.

Produk Allisya Protection menerapkan prinsip wakalah bil ujrah, peserta sebagai muwakil yaitu nasabah yang mewakilkan kepada perusahaan asuransi untuk mengelola premi dan perusahaan asuransi sebagai wakil yaitu pengelola dana. Tetapi disini perusahaan Allianz Life Indonesia juga berperan sebagai penyuntik dana jika terjadi kekurangan pembayaran dana santunan peserta dalam proses ta’awun.

2. Konsep pengelolaan dana dalam penetapan dana premi dan dana klaim

Premi tabarru’ dibayarkan sejak pembayaran premi dasar tahun pertama hingga tahun ke-8 dan penetapan dana klaim berasal dari akad tijarah dan akad tabarru’ setelah dikurangi komisi dan biaya untuk akad tijarah.

Premi tabarru’ dibayarkan mulai bulan ke-13 sejak premi diterbitkan sedangkan penetapan dana klaim berasal dari akad tijarah dan akad tabarru’ setelah dikurangi komisi dan biaya untuk akad tijarah.

3. Pelaksanaan manejemen risiko

Produk Takafulink telah menerapkan akad tabarru’ sebagai bentuk implementasi konsep risk sharing

Dalam produk Allisya Protection telah diterapkan adanya akad tabarru’ sebagai wujud sistem risk sharing.

4. Prosedur dan pelaksanaan konsep bagi hasil

Peserta asuransi memberikan kuasa kepada perusahaan untuk mengelola dana yang ia miliki, yang berupa rekening tabarru’ dan rekening investasi dimana peserta asuransi merujuk perusahaan sebagai manejer investasinya. Untuk itu sebagai imbalan peserta menyatakan kesediaannya untuk membayar komisi kepada perusahaan

Peserta membayarkan ujrah kepada perusahaan sebagai kompensasi yang telah mengelola dana, risiko dan telah melakukan transaksi atas nama peserta.

Page 122: ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5447/1/Desiana...ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG

Lanjutan

Impelementasi No Konsep Syariah Menurut Fatwa DSN – MuI Asuransi Takaful Keluarga Alianz Life Indonesia

5. Pengelolaan dana investasi Dana investasi dialokasikan ke berbagai instrumen berbasis syariah, seperti Deposito Mudharabah, Tanah dan Bangunan, reksadana syariah dan Sukuk serta Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah

Dana investasi dialokasikan ke berbagai instrumen berbasis syariah, seperti Reksadana Syariah, Kas / Deposito Syariah, Reksadana Pendapatan Tetap Syariah dan Obligasi Syariah

6. Peran Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Syariah Nasional

Dewan Pengawas Syariah menduduki posisi sejajar dengan Dewan Komisaris dan di atas Dewan Direksi. Dewan Pengawas Syariah melakukan meeting secara rutin untuk membahas tentang operasional perusahaan serta mengesahkan laporan keuangan perusahaan.

Manejemen semua produk milik Allianz Life Indonesia dipantau langsung oleh Dewan Pengawas Syariah dan perusahaan juga membuka akses kepada peserta agar dapat terhubung langsung dengan Dewan Pengawas Syariah.