analisis kinerja keuangan pt bank cimb niaga tbk sebelum dan sesudah merger menggunakan konsep...
TRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK CIMB NIAGA, TBK
SEBELUM DAN SESUDAH MERGER
MENGGUNAKAN KONSEP ECONOMIC VALUE ADDED
Disusun oleh
Nico Tantra Hartoyo
NIM. 0910220033
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas merger dan akuisisi semakin meningkat seiring dengan intensnya
perkembangan ekonomi yang makin mengglobal. Di Indonesia merger dan akuisisi
menunjukkan skala peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun (Abdul
Muin, 2004).
Pada 5 Oktober 2006, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan mengenai
kepemilikan tunggal (single presence policy) pada perbankan Indonesia melalui
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/16/PBI/2006. Khazanah Nasional Berhad sebagai
pemilik saham mayoritas PT. Bank Lippo, Tbk dan juga saham pengendali PT. Bank
CIMB Niaga, Tbk (melalui CIMB Group). Maka, merger antara PT. Bank CIMB
Niaga, Tbk dan PT. Bank Lippo, Tbk dilakukan untuk memenuhi aturan tersebut.
Keberhasilan merger diantaranya diukur dari tercapainya peningkatan nilai
perusahaan pasca-merger. Pengukuran tersebut dilakukan melalui analisis kinerja
keuangan. Terdapat berbagai macam cara dalam analisis kinerja keuangan suatu
perusahaan, diantaranya adalah Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).
ROE adalah rasio antara laba bersih perusahaan dibandingkan dengan ekuitas yang
dimiliki. Semakin tinggi ROE, semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan dari
setiap ekuitas yang dimiliki.
Diketahui bahwa keunggulan dari ROE adalah kemudahan perhitungannya,
Tetapi kemudahan tersebut tidak dapat menutupi kekurangannya, yaitu adanya
distorsi akuntansi yang menyebabkan kinerja perusahaan tidak dapat diukur secara
akurat (Zainuddin, 2006).
Pada perkembangannya muncul berbagai ide dan upaya mencari metoda lain
yang melihat sudut pandang yang berbeda dalam pengukuran kinerja perusahaan baik
kualitatif maupun kuantitatif. Pada tahun 1980-an, Stern Stewart & Co., perusahaan
konsultan yang didirikan pada tahun 1982, mengusulkan satu jenis metoda dari
konsep baru ini, yaitu Economic Value Added (EVA). Konsep penilaian kinerja
tersebut dimaksud untuk memperbaiki kelemahan pada metoda penilaian kinerja.
Konsep EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan
kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada
biaya kapitalnya (Zainuddin, 2006).
Dengan menggunakan konsep Economic Value Added, analisis kinerja
keuangan sebelum dan sesudah merger pada PT. Bank CIMB Niaga, Tbk dilakukan
dengan melihat perbedaan dalam penciptaan nilai tambah oleh manajemen. Dari
pertimbangan tersebut, maka diambil judul “Analisis Kinerja Keuangan PT. Bank
CIMB Niaga, Tbk Sebelum dan Sesudah Merger Menggunakan Konsep Economic
Value Added”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk sebelum melakukan
merger?
1.2.3 Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk setelah melakukan
merger?
1.2.3 Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
sebelum dan seudah merger?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Menganalisis kinerja keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk sebelum
melakukan merger.
1.3.2 Menganalisis kinerja keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk sebelum
melakukan merger.
1.3.3 Mengetahui perbedaan kinerja keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk antara
sebelum dan sesudah melakukan merger.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh selama kuliah dan dan sebagai salah satu rujukan referensi yang dapat
digunakan sebagai pembanding serta sumber informasi untuk penelitian yang
terkait.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi bagi manajemen dan pemegang saham terutama terkait
dengan proses penciptaan nilai tambah perusahaan yang berdampak pada
kekayaan pemegang saham.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Merger
Merger berasal dari kata mergere (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama,
menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau
tertelan sesuatu (Abdul Muin, 2004).
Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya
ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya
menghentikan aktivitasnya atau bubar (Abdul Muin, 2004).
Sementara itu, menurut Ross, Westerfield dan Jordan (2009), merger adalah
penyerapan sempurna dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lan, di mana
perusahaan yang mengambil alih mempertahankan identitasnya dan perusahaan yang
diambil alih tidak memperlihatkan diri sebagai bagian yang terpisah.
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Merger
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tidak terlepas adanya kelebihan
dan kekurangan. Begitu juga dengan merger. Abdul Muin (2004) menyebutkan
beberapa kelebihan dan kekurangan merger.
Secara spesifik, keunggulan dan manfaat merger dan akuisisi antara lain adalah:
1. Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas.
2. Memperoleh kemudahan dana/ pembiayaan karena kreditor lebih percaya
dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan.
3. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.
4. Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal.
5. Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan.
6. Mengurangi risiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru.
7. Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru.
8. Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat.
Disamping memperoleh berbagai manfaat, merger dan akuisisi juga memiliki
kelemahan sebagai berikut:
1. Proses integrasi yang tidak mudah.
2. Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.
3. Biaya konsultan yang mahal.
4. Meningkatnya kompleksitas birokrasi.
5. Biaya koordinasi yang mahal.
6. Seringkali menurunkan moral organisasi.
7. Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.
8. Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.
Terdapat beberapa manfaat dan kerugian bila menggunakan merger untuk
mengambil alih sebuah perusahaan (Ross et. al., 2009):
1. Manfaat utama adalah bahwa merger secara hukum mudah dan biayanya tidak
sebesar bentuk akuisisi yang lain. Alasannya adalah karena perusahaan dapat
dengan mudah setuju untuk menggabungkan kegiatan operasional mereka
secara keseluruhan.
2. Kerugian utamanya adalah bahwa merger harus disetujui oleh hasil
pengambilan suara pemegang saham dari setiap perusahaan. Biasanya dua per
tiga (bahkan lebih) dari hak suara harus setuju. Untuk mendapatkan hasil
pemilihan suara yang diinginlan akan menghabiskan waktu dan sulit.
2.3 Economic Value Added
Nilai tambah ekonomi (economic value added–EVA) adalah laba bersih (laba
operasi dikurangi pajak) dikurangi total biaya modal tahunan (Ross et. al., 2009).
Economic Value Added merupakan sebuah ukuran laba ekonomis yang dapat
ditentukan dari selisih antara Laba Bersih Operasional Setelah Pajak (Net Operating
Profit After Tax) dengan biaya Modal. Biaya modal ini ditentukan melalui biaya rata-
rata tertimbang dari Hutang dan Ekuitas (Weighted Average Cost of Debt and Equity
Capital – “WACC") dan jumlah dari modal yang digunakan (Stern Stewart & Co.,
2011).
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Konsep EVA
Seperti halnya dengan konsep pengukuran kinerja keuangan yang lain, konsep
EVA juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Zainuddin (2006), beberapa
hal berikut adalah kelebihan dan kekurangan konsep EVA.
Kelebihan konsep EVA:
1. Diperhitungkannya biaya modal yang timbul akibat kegiatan investasi.
2. Dapat menghilangkan distorsi akuntansi yang berasal dari standar pengukuran
akuntansi.
3. Dapat digunakan untuk melihat penciptaan nilai dari suatu divisi atau
perusahaan secara keseluruhan.
4. Dapat digunakan secara mandiri tanpa perlu memerlukan data pembanding.
5. Dapat menyatukan kepentingan manajer dengan pemegang sahamnya.
Kelemahan konsep EVA:
1. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu.
2. Penggunaan EVA mendorong perusahaan untuk menghindari investasi yang
besar.
3. Untuk melakukan perhitungan EVA yang sangat akurat akan sangat sulit
dilakukan.
2.5 Perhitungan EVA
Perhitungan EVA akan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Young dan
O’Byrne (2001) dalam Zainuddin (2006), rumus tersebut adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih
- Biaya operasi
= Laba operasi atau pendapatan sebelum bunga dan pajak, EBIT
- Pajak
= Laba operasi bersih setelah pajak, NOPAT
- Capital charges (invested capital × cost of capital)
= Economic Value Added
When implementing EVA®, companies make several adjustment to the
operating income and asset numbers reported under generally accepted accounting
principles (GAAP). The goal of these adjustments is to obtain a better representation
of the economic assets, particularly intangible assets, used to earn income (Horngren,
Foster dan Datar, 2000).
Penyesuaian dilakukan untuk menghilangkan distorsi yang ada dalam laporan
keuangan. Beberapa penyesuaian yang termasuk dalam equity equivalent seperti yang
disebutkan oleh Stewart (2001) dalam Zainuddin (2006) adalah sebagai berikut:
1. Successful efforts to full cost
2. Intangible asset
3. Deferred income tax reserve
4. Provisi untuk jaminan dan piutang ragu-ragu/piutang tidak tertagih
5. LIFO reserve
6. Penyusutan
7. Akumulasi amortisasi goodwill
8. Unrecorded goodwill
9. Sewa guna operasi
10. Beban restrukturisasi
11. Other equity equivalent reserve
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang sama menggunakan konsep EVA dilakukan oleh
Zainuddin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif walaupun bukan komparasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen menciptakan nilai ekonomi yang
meningkat tiap tahunnya selama periode penelitian, yaitu tahun 2001 sampai dengan
2005.
Penelitian lainnya adalah penelitian komparasi kinerja keuangan sebelum dan
sesudah merger yang dilakukan oleh Rangkuti. Penelitian tersebut tidak
menggunakan konsep EVA, melainkan rasio-rasio umum yang digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan perbankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio
CAR, NPL, NPM, ROA dan LDR cenderung mengalami penurunan sesudah merger.
Tetapi hal tersebut mungkin disebabkan karena adanya penyesuaian pada awal
merger.
Judul (Tahun) Peneliti Variabel Kesimpulan Penelitian
Penilaian Kinerja PT.
Bank Niaga, Tbk dengan
Menggunakan Konsep
Economic Value Added
(2006)
Lyza Raessy Zainuddin Kinerja
Keuangan
(EVA)
Secara keseluruhan penilaian kinerja perusahaan PT. Bank
Niaga, Tbk melalui metoda EVA dapat dikatakan semakin
baik tiap tahunnya karena terjadi peningkatan nilai EVA
terus menerus pada tahun 2001-2005 (periode penelitian)
Analisis Perbandingan
Kinerja Keuangan Bank
Sebelum dan Setelah
Merger Pada Bank CIMB
Niaga (2010)
Rinaldi Akbar Rangkuti Kinerja
Keuangan
(CAR
NPL
NPM
ROA
LDR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) setelah merger tidak lebih
besar dari pada sebelum merger, Non Performing Loan
(NPL) setelah merger lebih kecil dari pada setelah merger,
Net Profit Margin (NPM) setelah merger tidak lebih besar
dari pada sebelum merger, Return On Assets (ROA) setelah
merger tidak lebih besar dari pada sebelum merger, dan
Loan to Deposit Ratio (LDR) setelah merger tidak lebih
besar dari pada sebelum merger. Sebagian besar rasio
tersebut mengalami penurunan, sehingga dapat dikatakan
kinerja Bank CIMB Niaga setelah merger mengalami
penurunan tetapi perubahan itu tidak terlalu signifikan, dan
ada kemungkinan bahwa penurunan tersebut adalah dampak
penyesuain pada awal merger
2.7 Kerangka Pikir
Laporan keuangan tahunanPT. Bank CIMB Niaga, Tbk
Kinerja keuangan sebelum akuisisi
Penyesuaian terhadap equity equivalent
Kinerja keuangan sesudah akuisisi
Menghitung:Capital
Cost of debtCost of equity
WACCCapital charge
Menghitung:Capital
Cost of debtCost of equity
WACCCapital charge
Menghitung EVA Menghitung EVA
Analisis statistik:Paired-samples t test
Hasil analisis
Kesimulan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian adalah usaha manusia yang sistematis dan empiris untuk mencari
solusi atau jawaban dari keingintahuannya. Menurut Kerlinger (1986) Penelitian
adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi
hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena. Jenis penelitian menurut
Mudrajad Kuncoro (2003) dapat dilihat berdasarkan tujuan dan metode.
Berdasarkan tujuannya penelitian ini merupakan penelitian murni, karena
penelitian ini dilakukan untuk memahami permasalahan secara lebih mendalam.
Dilihat dari metodenya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, karena
menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Mudrajad
Kuncoro, 2003). Penelitian ini bersifat kuantitatif karena menggunakan analisis
statistik dalam teknik analisis datanya.
Penelitian ini bersifat replikasi, karena selain berdasarkan teori yang ada,
penelitian ini dilakuka berdasarkan penelitian terdahulu oleh Zainuddin (2006) dan
Rangkuti (2010) yaitu penelitian mengenai kinerja keuangan PT. Bank CIMB Niaga,
Tbk. Persamaan dari penelitian sebelumnya adalah kinerja keuangan PT Bank CIMB
Niaga, Tbk, menggunakan konsep EVA yang dilakukan oleh Zainuddin dan
membandingkan kinerja keuangan yang dilakukan oleh Rangkuti.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, biasanya berupa orang, objek,
atau peristiwa dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek
peneltian (Mudrajad Kuncoro, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk yang dipublikasikan di website resmi.
Jumlah populasi ini adalah sebanyak 9 laporan keuangan tahunan.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria tertentu untuk
dijadikan objek penelitian. Menurut Sudjana (2005), alasan mengapa dilakukan
pengambilan sampel antara lain karena faktor ukuran populasi, masalah biaya,
masalah waktu, percobaan yang sifatnya merusak, masalah ketelitian dan faktor
ekonomis.
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara sampling pertimbangan
atau purposif. Sampling purposif dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi
apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan peroranga atau
pertimbangan peneliti (Sudjana, 2005).
Laporan keuangan yang dijadikan sampel adalah laporan keuangan sebelum
dan sesudah legal merger dengan proporsi jumlah yang sama. Aktivitas legal merger
dilakukan pada 1 November 2008. Berdasarkan kriteria tersebut, laporan keuangan
tahunan sesudah legal merger yang dijadikan sampel adalah tahun 2008, 2009 dan
2010. Sementara itu, laporan keuangan tahunan sebelum legal merger yang dijadikan
sampel adalah tahun 2005, 2006 dan 2007.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Menurut
Mudrajat Kuncoro (2003), data kuantitatif merupakan data yang terukur dan biasanya
dinyatakan dalam suatu skala numerik (angka). Data yang digunakan adalah Laporan
Keuangan Tahunan bagian Neraca dan Laporan Laba/Rugi PT. Bank CIMB Niaga,
Tbk periode 2005-2010.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh (Nur Indriantoro dan
Bambang Supomo, 2002). Sumber data dalam penelitian ini berupa data sekunder.
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Dalam
penelitian ini, data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari website
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan teknik
dokumentasi. Dengan menggunakan teknik ini maka data diperoleh dari laporan
keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk periode 2005-2010 dan data-data yang relevan
berupa sejarah PT. Bank CIMB Niaga, Tbk yang didapatkan dari website.
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan adalah
ukuran prestasi yang dapat dicapai oleh perusahaan yang mencerminkan kondisi
kesehatan dari suatu perusahaan dalam periode tertentu (Munawir, 2002).
3.4.2 Alat Analisis Variabel Penelitian
Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menghitung EVA selain
menggunakan analisis rasio keuangan. Nilai tambah ekonomi (economic value
added–EVA) adalah laba bersih (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi total biaya
modal tahunan (Ross et. al., 2009).
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Alat
uji statistik yang digunakan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
3.5.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode statistik yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah
informasi (Mudrajad Kuncoro, 2003). Analisis deskriptif mencakup ukuran gejala
pusat yang berupa mean atau rata-rata hitung (median dan modus tidak digunakan)
serta ukuran simpangan yang berupa standar deviasi.
3.5.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis
memiliki distribusi yang normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal, akan
memberi hasil dari analisis yang dapat digunakan untuk mewakili sampel. Uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uii Kolmogorov-Smirnov
(Imam Ghozali, 2007). Sedangkan kriteria data dikatakan berdistribusi normal atau
tidak adalah:
a) Jika probabilitas > 0.05, maka data berdistribusi normal.
b) Jika probabilitas < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.
Data yang berdistribusi tidak normal akan menggunakan alat statistik non-
parametrik (untuk penelitian seperti ini, menggunakan uji wilcoxon's singed rank
test). Sedangkan data yang berdistribusi normal, akan menggunakan alat statistik
parametrik (untuk penelitian seperti ini menggunakan paired- samples t test).
3.5.3 Paired-Samples t Test
Paired-samples t test atau uji t berpasangan yang juga disebut sebagai pre-post
design adalah analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subyek yang sama
terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Pengukuran pertama dilakukan
sebelum diberi perlakuan tertentu dan pengukuran kedua dilakukan sesudahnya
(Cornelius Trihendradi, 2005). Penggunaan metode analisis ini adalah untuk
mengukur signifikansi data sehingga diketahui apakah terdapat perbedaan kinerja
keuangan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Perumusan hipotesis
yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
sebelum dan sesudah melakukan merger.
H1 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk sebelum
dan sesudah melakukan merger.